Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai...

27
i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti: Febrian Gultom (702010118) Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs. Angela Atik Setiyanti, S.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Mei 2015

Transcript of Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai...

Page 1: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN

SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN

KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN

2014/2015

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Febrian Gultom (702010118)

Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Mei 2015

Page 2: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

ii

Page 3: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

iii

Page 4: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

iv

Page 5: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

v

Page 6: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

vi

Page 7: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

vii

Page 8: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

1

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan Komputer Di

SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun Ajaran 2014/2015

1)

Febrian Gultom, 2)

, Frederik Samuel Papilaya

3)Angela Atik Setyanti

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected] 3)

[email protected]

Abstract

This research is aimed to determine the effect of Cooperative Learning model

type Team Assisted Individualization (TAI) with assisted Cisco IT Essentials Virtual

Desktop simulator on learning outcomes of students on the subjects of computer

assembly SMK Bina Nusantara Ungaran. This study used a quasi-experimental research

instrument in the form of test and interviews. The results showed an increase in cognitive

learning outcomes control class and experimental class 85.44 73.67. Completeness

psychomotor learning outcomes in the control class reached an average of 74.16 and

experimental class is 86.26. Besides the use of the model type of team assisted

individualization cooperative get a positive response from teachers and students.

Keywords : Team Assisted Individualization , Cisco IT Essentials Virtual Desktop , learning outcomes.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan simulator Cisco IT

Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan

komputer SMK Bina Nusantara Ungaran. Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen

dengan instrument penelitian berupa tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan terjadi

peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol 73,67 dan kelas eksperimen 85,44.

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol mencapai rata-rata 74,16

dan kelas eksperimen adalah 86,26. Selain itu penggunaan model kooperatif tipe team

assisted individualization mendapatkan respon yang positif dari guru dan siswa. Kata kunci : Team assisted Individualization, Cisco IT Essentials Virtual Desktop,

hasil belajar.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 9: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

2

1. Pendahuluan

Berdasarkan hasil observasi di SMK Bina Nusantara Ungaran, pada mata

pelajaran perakitan komputer pembelajaran yang dipakai masih menggunakan cara

konvensional sehingga banyak siswa yang merasa bosan untuk mengikuti pelajaran.

Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat PC yang bisa digunakan untuk

praktik hanya berjumlah 4 buah saja. Dari hasil observasi ini sudah terlihat bahwa

model serta kekurangan jumlah perangkat komputer menjadi salah satu hambatan

dalam proses pembelajaran perakitan komputer. Bahkan jika dibandingkan dengan

kelas X TKJ yang berjumlah 6 kelas dengan rata-rata kelas diisi dengan 30 siswa

maka jumlah komputer untuk melakukan praktik dapat dikatakan sangat kurang.

Untuk menutupi kekurangan tersebut terkadang guru menggunakan pembelajaran

berkelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tujuh sampai delapan orang

siswa. Dari hasil pengamatan selama observasi Pada pembelajaran berkelompok,

kebanyakan siswa tidak mau ikut membantu kelompoknya dalam proses

pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hanya ada beberapa orang siswa saja yang

mengerti materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sehingga

menyebabkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya tidak tuntas. Dari data

ketuntasan belajar siswa diketahui tingkat ketuntasan siswa pada mata pelajaran

perakitan komputer tahun ajaran 2013/2014 kelas X TKJ hanya mencapai rata-rata

68. Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan model dan teknologi

tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat diterapkan guna

mengatasi kekurangan yang ditemukan selama observasi.

Salah satu pembelajaran model kooperatif yang sangat menarik adalah TAI

(Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran model TAI siswa dalam

kelompok yang diacak secara heterogen akan saling membantu satu sama lain

terhadap teman kelompoknya yang kurang mampu dalam pembelajaran untuk

mencapai suatu keberhasilan kelompok maupun individu dalam proses pembelajaran

yang diukur melalu hasil tes diakhir pembelajaran. TAI merupakan sebuah program

pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan

individual siswa secara akademik, pengembangan TAI dapat mendukung praktik-

praktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan

dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer [1].

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok permasalahan yang

menjadi dasar dilakukan penelitian ini adalah kurang maksimalnya pemakaian model

pembelajaran serta terbatasnya jumlah peralatan belajar yang digunakan, sehingga

menyebabkan rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi

permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul “pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer di SMK Bina Nusantara

Ungaran tahun ajaran 2014/2015”.

Page 10: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

3

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengaruh penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization

berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar pada

mata pelajaran perakitan komputer pada kelas X TKJ di SMK Bina Nusantara

Ungaran.

2. Tinjauan Pustaka

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan. dalam penelitian Heri

Sutarno yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sementara desain penelitian yang digunakan

adalah The Nonequivalent Control Group Design. Dari penelitian ini menunjukan

bahwa Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI lebih

besar daripada hasil belajar dengan metode konvensional hal tersebut dapat dilihat

dari peningkatan rata-rata indeks gain sebesar 0,63 pada kelas eksperimen.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TAI

lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode konvensional. Sikap

siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan

metode TAI. Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan

menggunakan metode team assisted individualization, sedangkan kelas kontrol

menggunakan metode konvensional ceramah. Sedangkan persamaan antara penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak pada metode

pembelajaran team assisted individualization, dan perbedaannya terletak pada hasil

belajar yang dicari. Jika pada penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada hasil

belajar kognitif, pada penelitian yang akan dilaksanakan hasil belajar yang ingin

dicari adalah kognitif dan psikomotorik [2].

Penelitian Ni Made Wiwit Suarnovitarini dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1

Sukasada Tahun Ajaran 2011/2012 “.Penelitian ini merupakan penelitian kelas

(PTK). Penelitian ini mengumpulkan data berupa nilai hasil belajar siswa yang

meliputi nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor serta respon siswa

terhadap penerapan model pembelajaran TAI dalam proses pembelajaran TIK. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini

terlihat dari ketuntasan klasikal siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 64,29%,

dan pada siklus II sebesar 82,14%. Hasil belajar ini mengalami peningkatan sebanyak

17,85%. Jumlah rata-rata respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran TAI

tergolong positif yaitu sebesar 44,96. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran TAI pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar dan

mendapatkan respon positif dari siswa. Pada penelitian ini terdapat persamaan pada

model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya, dimana model

Page 11: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

4

team assisted individualization diberlakukan pada kelas eksperimen. Sedangkan

perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian selanjutnya adalah pada metode

penelitian yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan

menggunakan kuasi eksperimen [3].

Penelitian M. Wahid Syaifuddin dengan judul “Eksperimentasi Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Pokok

Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa”. Penelitian ini

menggunakan metodologi penelitian eksperimental semu, dengan sampel seluruh

siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Klaten kelas VIII. Sedangkan

sampel dipilih dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan data prestasi pelajar. Hasil

penelitian menunjukan bahwa Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan

adalah terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu team assisted

individualization. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilaksanakan adalah terletak pada materi pelajaran dan cara pengambilan sampel

[4].

Kemudian berikut ini penelitian tentang penggunaan simulator Cisco IT

Essentials Virtual Desktop sebagai media pembelajaran. penelitian Singih (2013)

dengan judul “Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It Essentials

Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras Komputer Di

SMKN 1 Jetis Mojokerto”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa modul dan media

pembelajaran berpengaruh terhadap uji kompetensi, dan mendapatkan respon yang

baik dari siswa. Sebanyak 86,8% respon positif dari siswa terhadap penggunaan

modul dan 85,6% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan media

pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan

adalah pada media yang diggunakan untuk pembelajaran, dan perbedaannya adalah

adanya pengunaan modul sebagai penunjang pembelajaran [5].

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas terkait

penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya maka akan dilakukan

penelitian penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization

berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop di SMK Bina Nusantara

Ungaran dengan harapan dapat mengatasi masalah yang menjadi latar belakang

penelitian ini.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dalam tutorial [6]. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan

pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

mengkonstruksi konsep, menyelesaikan permasalahan, atau inkuiri [7]. Dalam

Page 12: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

5

kooperatif terdapat lima unsur yang membedakan pembelajaran kelompok dengan

kooperatif, yaitu: 1) positive interdepence, hubungan timbal balik yang didasari

adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya; 2)

interaction face to face, interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya

perantara serta tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola

interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh

adanya saling hugbungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat

mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran; 3) tanggung jawab pribadi, dengan

adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok

sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman lainnya; 4) membutuhkan

keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan

kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif; 5) proses kelompok, siswa

belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan dalam kelompok [8].

TAI adalah suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif

dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang

berbeda [9]. Pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization

(TAI) memiliki 6 fitur dalam pelaksanaannya, yaitu : 1) kelompok, guru membentuk

kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan, etnis, dan gender; 2)

Ujian penempatan, pemberian tes untuk menempatkan siswa berdasarkan nilai

tertentu; 3) Materi kurikulum, guru memberikan pelajaran kepada tiap kelompok.

Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa; 4) Belajar

kelompok, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan tugas

tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong untuk menanyakan

kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru; 5) Skor kelompok dan

penghargaan kelompok, guru menghitung skor kelompok berdasarkan satuan yang

berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok. Kemudian dibuat kriteria prestasi

kelompok; 6) Ujian mata pelajaran, guru memberikan tes untuk melihat tingkat

kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran [10].

Keunggulan menggunakan model kooperatif team assisted individualization

adalah : 1) Mengurangi beban guru dalam mengoreksi tugas-tugas siswa dan dalam

menangani siswa yang lambat; 2) guru masih punya waktu untuk mendistribusikan

waktunya pada setiap kelas dengan berkurangnya waktu untuk “corrective

instruction” dan mengoreksi tugas-tugas siswa; 3) Sistem pemberian rewards pada

tim akan memotivasi kerjasama siswa dalam kelompok untuk bekerja secara cepat

dan tepat [11] .

Simulator adalah program yang berfungsi untuk menyimulasikan suatu

peralatan [12]. Keuntungan menggunakan simulator dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut : 1) tugas pembelajaran dapat dibuat jauh lebih komplek dari keadaan

yang sebenarnya; 2) simulator mengizinkan siswa untuk belajar dari umpan balik

yang dihasilkan [13].

Page 13: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat
Page 14: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

7

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [16]. Hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar [17]. Hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang

bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi

hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial, keterampilan-keterampilan

motorik, dan pengetahuan prosedural [18].

3. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

kuasi eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah non-equivalent control

group design, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel yang

digunakan merupakan sampel yang sudah terbentuk sejak awal dengan tujuan agar

penelitian menghasilkan data yang lebih beragam. Populasi pada penelitian ini adalah

SMK Bina Nusantara Ungaran, sedangkan kelas yang menjadi sampel penelitian

adalah kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa dan kelas X TKJ 4

sebagai kelas kontrol dengan 30 siswa.

Tabel 1. Desain Kelas [19]

Grup Pengukuran

Pre-test

Perlakuan Pengukuran

Posttest

Eksperimen 01 X 02

Kontrol 03 04

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 01 merupakan tes awal pada kelas

eksperimen sebelum diberikan treatment dan 02 adalah tes akhir pada kelas

eksperimen setelah diberikan treatment dengan model kooperatif tipe team assisted

individualization (TAI). 03 adalah tes awal yang dilakukan pada kelas kontrol dan 04

adalah tes akhir pada kelas kontrol. Untuk rencana penelitian dibuat dengan tahapan

untuk memperjelas alur penelitian agar penelitian dapat lebih terstruktur dengan rapi.

Page 15: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

8

Gambar 3 tahapan penelitian

Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi di

lingkungan sekolah dengan cara melihat model pembelajaran yang diterapkan,

kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan cara bertanya kepada guru

dan siswa. Dari hasil observasi ditemukan bahwa model pembelajaran yang

diterapkan masih belum maksimal dan masih kurangnya jumlah peralatan yang

digunakan pada saat praktik. Jumlah komputer yang dipergunakan untuk melakukan

praktik sangat kurang, yaitu berjumlah 4 buah. Sedangkan jumlah siswa pada tiap-

tiap kelas mencapai 30 orang. Hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya

proses pembelajaran dan juga kurang maksimalnya hasil belajar siswa.

Tahap kedua yaitu menentukan model dan media pembelajaran yang akan

digunakan, kemudian menyusun rencana pembelajaran yaitu membuat RPP dan

materi ajar. Setelah itu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penilaian.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan disekolah, maka dibuat desain

pembelajaran. Pada kedua kelas desain pembelajaran yang digunakan berbeda,

dimana pada kelas kontrol desain pembelajaran yang digunakan adalah desain

pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran konvensional,

sedangkan untuk desain kelas eksperimen menggunakan desain pembanding dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

(TAI) seperti pada tabel 2.

Observasi

Penentuan model,media,

instrument, dan perangkat

pembelajaran

pelaksanaan

Pengolahan Data dan analisis

serta penulisan laporan

Page 16: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

9

Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen

Fitur kegiatan

Ujian penempatan

a) Guru menggunakan nilai harian

siswa untuk membagi kelompok

kelompok

a) Guru membentuk kelompok

heterogen yang terdiri dari 5-6

orang siswa berdasarkan nilai

ujian penempatan.

Materi kurikulum

a) Guru menjelaskan materi

pembelajaran prosedur bongkar

pasang komputer.

b) Menjelaskan cara pemasangan

komponen komputer.

c) Guru mendemonstrasikan cara

penggunaan simulator CISCO IT

Essentials Virtual Desktop.

Belajar kelompok

a) Guru membagikan tugas kepada

setiap kelompok.

b) Siswa mengerjakan tugas

kelompok melakukan praktik

bongkar pasang komponen

komputer dengan software Cisco

IT Essentials Virtual desktop.

c) Setiap siswa terlibat dalam

kelompok dan saling membantu

menyelesaikan tugasnya.

d) Guru membimbing siswa untuk

menyelesaikan tugas kelompok.

Skor kelompok dan penghargaan

kelompok

a) Guru melakukan penilaian kinerja

kelompok.

b) Guru bersama siswa memberikan

ucapan selamat kepada kelompok

terbaik.

Ujian mata pelajaran

a) Guru memberikan tes

psikomotorik kepada siswa secara

individu.

Pada tahap ketiga adalah pelaksanaan penelitian dengan penerapan desain

non equivalent control group design. Pada tahap ini kelompok penelitian dibagi

menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol, kedua kelas tersebut merupakan kelas yang sudah terbentuk sejak awal.

Kedua kelas tersebut kemudian diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal

Page 17: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

10

siswa tentang prosedur bongkar dan pasang komputer. Setelah diadakan pretest, kelas

eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe team

assisted individualization (TAI) dengan bantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual

Desktop dan kelas kontrol dengan menggunakan komputer perakitan yang telah

disediakan oleh sekolah. Pada proses pembelajaran, materi prosedur bongkar pasang

komputer diajarkan menggunakan media yang digunakan masing-masing kelas.

Setelah materi diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan

posttest untuk mengetahui kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang

diberikan guru pada masing-masing kelas.

Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis hasil

penelitian serta penulisan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Tes merupakan salah satu alat untuk

melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu

objek [20]. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes ranah kognitif dan

psikomotorik. Tes yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa

menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan untuk mengukur ranah psikomotorik

siswa digunakan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda digunakan untuk

mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami prosedur dan

tahapan dalam membongkar dan memasang komponen komputer. Sedangkan tes

psikomotorik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan

prosedur bongkar dan pasang komputer dengan menggunakan software Cisco IT

Essentials Virtual Desktop.

Sedangkan teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara non structural dengan tujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa

tentang pembelajaran team assisted individualization. Tabel 3 indikator soal tes

Indikator Jumlah Butir Soal

Memahami fungsi komponen komputer 5

Mengetahui letak komponen komputer 7

Memahami prosedur bongkar pasang

komputer 8

Untuk melakukan penilaian terhadap hasil tes, maka digunakan rumus pada

persamaan berikut ini:

Skor =

X 100

Keterangan:

B: Butir soal yang dijawab benar

N: Banyaknya butir soal

Page 18: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

11

Setelah melakukan pengolahan nilai pretest dan posttest, maka tahap

berikutnya adalah melakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilks dan uji

homogenitas. Shapiro-Wilks merupakan uji normalitas untuk sampel kecil sampai

dengan jumlah 2000 [21]. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka

dilakukan uji t.

Pada penelitian ini rubrik psikomotorik digunakan untuk menilai kegiatan

yang berhubungan dengan aspek psikomotorik siswa. Indicator psikomotorik disusun

menurut Silverius Suke (1991), yaitu : keterampilan motorik, manipulasi benda-

benda, dan koordinasi neuromuscular [22].

Tabel 4 indikator psikomotorik

indikator aspek kriteria

Keterampilan

motorik

memasang komponen

komputer sesuai pada

posisinya

0. Tidak dilakukan

1. Memasang komponen komputer

sesuai posisi namun tidak secara

keseluruhan

2. Memasang komponen komputer

sesuai pada posisinya secara

keseluruhan

Manipulasi

benda-benda

Kelengkapan dalam

menyusun komponen

komputer

0. Tidak dilakukan

1. Menyusun komponen komputer

tidak secara keseluruhan

2. Menyusun komponen komputer

secara lengkap

Koordinasi

neuromuscular

menghubungkan

komponen komputer

sesuai urutan

0. Tidak dilakukan

1. Menghubungkan komponen

komputer sesuai urutan namun

tidak secara keseluruhan

2. Menghubungkan komponen

komputer sesuai urutan secara

keseluruhan

Page 19: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

12

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada masing-masing

kelas. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setiap pertemuan mempunyai alokasi

waktu yang sama yaitu 4x45 menit. Pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan

cara konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model kooperatif

tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan aplikasi simulator Cisco IT

Essentials Virtual Desktop. Pada kelas eksperimen kelompok dibagi berdasarkan

hasil nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian siswa dan

berdasarkan jenis kelamin. Pembagian kelompok dalam kelas eksperimen dapat

dilihat dari tabel 5.

Tabel 5 desain kelompok kelas eksperimen

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Siswa 6 Siswa 18 Siswi 8

Siswa 15 Siswi 3 Siswi 26

Siswi 22 Siswa 13 Siswa 20

Siswa 10 Siswa 34 Siswa 19

Siswi 28 Siswa 27 Siswi 24

Siswi 11 Siswa 16 Siswa 33

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Siswa 1 Siswa 2 Siswi 5

Siswa 4 Siswa 9 Siswa 7

Siswa 14 Siswi 12 Siswa 17

Siswi 21 Siswi 23 Siswa 25

Siswi 30 Siswi 31 Siswi 29

Siswa 32

Pada proses pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan data hasil ulangan harian siswa. Siswa yang mempunyai nilai ulangan

harian diatas rata-rata disebar pada tiap-tiap kelompok yang berbeda dengan tujuan

agar siswa yang hasil belajarnya baik bisa membantu anggota kelompok lain dalam

proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar setiap anggota kelompok.

Pada pertemuan pertama kelas eksperimen tanggal 6 November 2014 jam ke 4

sampai 8 diawali dengan perkenalan diri kepada siswa, setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan.

Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran. Setelah menyampaikan materi

pembelajaran, guru memperkenalkan aplikasi yang akan digunakan untuk melakukan

praktik pembelajaran yaitu Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Pada proses

pengenalan aplikasi pembelajaran, guru menjelaskan menu-menu yang terdapat pada

aplikasi serta cara menggunakannya. Setelah itu guru membentuk kelompok

heterogen berdasarkan nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan harian

Page 20: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

13

siswa. Setelah itu guru membagikan tugas kelompok dimana setiap kelompok

diberikan 1 buah laptop yang sudah dipasang aplikasi Cisco IT Essentials Virtual

Desktop, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk berlatih menggunakan

aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Untuk mengetahui

kesiapan siswa dalam menggunakan aplikasi pembelajaran guru mempersilahkan

siswa bertanya mengenai hal-hal yang masih membingungkan siswa. Setelah siswa

dinilai siap menggunakan aplikasi, guru kemudian menginstruksikan siswa untuk

melakukan simulasi dengan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop bersama

kelompok. Pada proses belajar kelompok guru bertugas membimbing dan mengawasi

kegiatan siswa.

Dalam tahap pembelajaran kelompok guru membagikan tugas yang sama pada

setiap kelompok, yaitu melakukan simulasi pemasangan komponen komputer dengan

menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Tiap tugas kelompok

terdapat perintah untuk memasang komponen power supply, motherboard, LAN card,

Video card, RAM, dan Central Processing Unit. Pada saat melakukan simulasi setiap

anggota kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi pemasangan

komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual

Desktop. jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, maka anggota

kelompok yang lainnya wajib membantu agar setiap anggota kelompok mendapatkan

pengalaman dalam melakukan simulasi pemasangan komponen komputer. Jika masih

ada kesulitan lagi dan anggota kelompok tidak bisa menyelesaikannya maka

kelompok dapat menanyakannya pada guru.

Tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap kinerja

kelompok.kelompok terbaik dinilai berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru beserta siswa

memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada kelompok terbaik.

Setelah itu guru memberikan tes berupa praktik secara individu kepada semua siswa.

Pada saat yang bersamaan guru mengawasi kegiatan siswa selama praktik, dan

kemudian guru pengampu mata pelajaran melakukan penilaian psikomotorik terhadap

siswa.

Pertemuan kedua kelas eksperimen diadakan pada tanggal 12 November 2014

jam ke 4 sampai 8 dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan kedua diawali

dengan memberikan salam kepada siswa, Kemudian guru bertanya mengenai materi

yang telah dipelajarai pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan kedua. Setelah

itu guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan kedua. Setelah materi

selesai disampaikan, guru menginstruksikan siswa berkumpul bersama kelompok

sesuai dengan pertemuan pertama. Kemudian siswa melakukan simulasi dengan

aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian. Dalam proses praktik

pembongkaran komponen komputer guru melakukan pengawasan terhadap

kelompok.

Page 21: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat
Page 22: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

15

Gambar 4. a) guru memperkenalkan aplikasi yang akan dipergunakan un tuk

pembelajaran dengan menggunakan proyektor, dengan tujuan agar siswa dapat

mengenal menu dan cara penggunaan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

b) merupakan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe team assisted

individualization (TAI), dimana siswa melakukan pembelajaran bersama kelompok.

c) adalah proses penilaian psikomotorik oleh guru pengampu mata pelajaran terhadap

masing-masing individu. d) merupakan kegiatan siswa mengerjakan soal posttest.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini maka

perlu dilihat berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa. Hasil pretest yang diperoleh

siswa merupakan gambaran tentang kemampuan awal siswa baik pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Hasil deskriptif kemampuan awal siswa dapat dilihat dari nilai

rata-rata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum siswa.

Tabel 6 hasil belajar pretest

Kelas N Mean Standar Deviasi Min Max

Eksperimen 34 61,18 8.354 40 80

Kontrol 30 62,67 7.279 45 80

Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen

adalah 61.18, dengan standar deviasi 8.354 sedangkan nilai terendah untuk kelas

eksperimen adalah 40, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan pada kelas kontrol

nilai terendah adalaha 45, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan nilai rata-rata

kelas kontrol adalah 62.67, dengan standar deviasi 7.279.

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest, diperoleh

hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi normal dan berasal

dari varian yang homogen. Dari hasil tersebut, maka dilakukan uji t dengan bantuan

aplikasi pengolahan data statistik. hasil yang diperoleh dari uji t menunjukan bahwa

kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen relatif sama. Hasil posttest

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 7 hasil belajar posttest

Kelas N Mean Standar

Deviasi Min Max

Eksperimen 34 85.44 6.89 70 95

Kontrol 30 73.67 7.06 60 90

Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata posttest menunjukan perbedaan

kemampuan akhir yang cukup berarti. Setelah dilakukan uji normalitas dan

homogenitas diketahui data posttest mempunyai distribusi yang normal dan homogen.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan atau tidak pada hasil posttest. Pada uji t yang dilakukan,

diperoleh nilai signifikasi (P) menunjukkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingan

Page 23: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

16

dengan nilai taraf signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan bahwa signifikansi

lebih kecil dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05 (α). Uji hipotesis ini

merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan akhir dari

hasil penelitian ini. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:

H0: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop tidak

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

H1: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis penelitian

yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf signifikansi (α), maka H0 ditolak.

Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai signifikansi (P), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara skor rata-

rata pada nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen. Dan hasil uji hipotesis

yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization

(TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data

hasil psikomotorik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 persentase hasil belajar psikomotorik siswa

Aspek Kontrol Eksperimen

memasang komponen

komputer sesuai pada

posisinya

77,50 87.49

Kelengkapan dalam

menyusun komponen

komputer

70,83 91,17

menghubungkan

komponen komputer

sesuai urutan

74,16 80.13

Rata-rata 74,16 86,26

Pada penilaian aspek satu, yaitu memasang komponen komputer sesuai pada

posisinya kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77,50. Dari hasil pengamatan selama

pembelajaran hal ini bisa terjadi disebabkan karena masih adanya sebagian siswa

yang tidak mau ikut mengerjakan tugas, tetapi lebih memilih untuk mengabaikannya.

Sedangkan pada kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata 87,49. Dari hasil

Page 24: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

17

pengamatan saat pembelajaran, pada kelas eksperimen masih ada siswa yang masih

kurang mengerti dalam menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop.

Pada penilaian aspek dua, yaitu Kelengkapan dalam menyusun komponen

komputer kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 70,83 dan kelas eksperimen

mendapatkan nilai rata-rata 91,17. Dari hasil pengamatan selama proses

pembelajaran, kebanyakan komputer yang diggunakan untuk pembelajaran di kelas

kontrol tidak semua komponennya lengkap. Sedangkan pada kelas eksperimen saat

melakukan praktik dengan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop masih ada

sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas praktinya secara keseluruhan,

sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 91.17 atau lebih tinggi dari kelas

kontrol.

Selanjutnya pada penilaian aspek tiga yaitu, menghubungkan komponen

komputer sesuai urutan kelas control mendapatkan nilai rata-rata 74.16 dan kelas

eksperimen mendapat nilai 80.13. dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran,

pada kelas kontrol sebagian siswa tidak menghubungkan komponen komputer sesuai

urutan yang telah diberikan berdasarkan materi pembelajaran. Sedangkan pada kelas

eksperimen masih ada sebagian siswa yang tidak menghubungkan komponen

komputer secara keseluruhan. Dari hasil akhir penilaian diperoleh nilai rata-rata pada

kelas kontrol sebesar 74,16, sedangkan pada kelas eksperimen mencapai 86,26.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas

eksperimen, pengunaan model kooperatif tipe TAI (team assited individualization)

berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapat tangapan yang

positif. Dari hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran diperoleh hasil bahwa

dengan menerapkan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization)

sangat membantu guru dalam mengatur jumlah siswa dikelas, dan guru lebih mudah

mengawasi kegiatan siswa. Sedangkan penggunaan simulator Cisco IT Essentials

Virtual Desktop dalam pembelajaran dinilai dapat menghemat biaya dan waktu

pembelajaran karena dengan menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual

Desktop waktu pembelajaran dapat lebih singkat dan praktis. Sedangkan dari hasil

wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa siswa sangat tertarik

menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop karena lebih praktis, dan

animasi yang ditampilkan cukup mudah untuk dipahami.

Adapun kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini adalah kurang

maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop yang akan

digunakan untuk pembelajaran, kemudian ruangan yang digunakan untuk

pembelajaran kelas eksperimen masih dalam tahap perbaikan. Selain itu masih

banyak siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI, namun

hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama.

Berdasarkan uraian hasil penelitian, Pada kelas eksperimen nilai rata-rata

posttest mencapai 85,44 sedangkan pada kelas kontrol mencapai 73,67. dari hasil tes

psikomotorik siswa disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai ranah

psikomotorik yang lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol hal ini dapat dilihat

dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa, dimana nilai rata-rata tiap indikator kelas

Page 25: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

18

eksperimen jauh lebih baik dari kelas kontrol. Melalui hasil wawancara siswa dan

guru diperoleh respon yang positif, dimana penggunaan model kooperatif tipe team

assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

lebih memudahkan guru dalam mengatur jumlah dan pengawasan siswa dikelas serta

lebih menghemat waktu pembelajaran. Dan melalui pengolahan data statisik lebih

lanjut, diperoleh kesimpulan akhir bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe team assisted individualization berbantuan

simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan simulator

Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah

kognitif pada mata pelajaran Perakitan Komputer materi prosedur bongkar pasang

komputer di mana dari hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan

simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop berpengaruh terhadap hasil belajar

ranah psikomotorik siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata

ketuntasan belajar ranah psikomotorik. Penggunaan model kooperatif tipe TAI (team

assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop

dapat membuat kesempatan belajar siswa jadi bertambah dikarenakan setiap anggota

kelompok diberikan kesempatan yang sama dalam proses belajar. Kemudian

penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) berbantuan

simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapatkan respon yang positif baik

dari guru dan siswa.

Saran bagi sekolah adalah model kooperatif tipe team assisted individualization

dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam kelas yang mempunyai jumlah siswa

yang banyak. Kemudian simulator Cisco IT Esssentials Virtual Desktop dapat

dipertimbangkan untuk digunakan sebagai alternatif media pembelajaran perakitan

komputer bagi SMK Bina Nusantara Ungaran. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah

untuk lebih memperhatikan kegiatan siswa selama belajar bersama kelompok.

Page 26: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

19

6. Tinjauan Pustaka

[1] Huda, Miftahul., 2013. Model Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[2] Sutarno, Heri., 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted

Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal. 2010. UPI

[3] Ni Made Wiwit., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan

Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran

2011/2012. Jurnal. Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012. KARMAPATI

[4] Wahid, Syaifuddin., 2013, Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan Relasi Dan

Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal . Magistra 83

[5] Sanjaya., 2013, Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis Cisco It

Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras

Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

[6] Trianto., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[7] Ngalimun.,2012, Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja

Pressindo.

[8] Isjoni., 2013, Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok.

Bandung: Alfabeta.

[9] Sharan, Shlomo., 2012, The Handbook of Cooperative Learning, Yogyakarta:

Istana Media: cetakan 1.

[10] Sharan Shlomo.,2014, The Handbook Of Cooperative Learning, Yogyakarta:

Istana Media : cetakan 2.

[11] Alsa, Asmadi., 2011, Pengaruh Metode Belajar Team Assited

Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa

Psikologi. Jurnal. Volume 38, nomor 1. Universitas Gadjah Mada.

[12] Kamus bahasa Indonesia Online, http://kbbi.web.id/simulator. Diakses tanggal

15 agustus 2014

[13] Joyce dan Weild., 1998. Model Of Teaching. New York: Needham Heights

Page 27: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13987/2/T1_702010118_Full... · Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat

20

[14] http://clbtinhoc.dntu.edu.vn/index.php/phan-mem-hoc-rap-may-tinh-it-

essentials-virtual-desktop-cua-cisco/ diakses tanggal 15 agustus 2014.

[15] Siswati., 2013. Perakitan Komputer. Malang: Kementerian Pendidikan &

Kebudayaan.

[16] Rusman., 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung:

Alfabeta

[17] Devi, Utari, 2014, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Berbantuan

Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar PKN SD, Jurusan PGSD Volume

2: 2.

[18] Suprijono, Agus, 2010, Cooperative dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

[19] Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan 16.

[20] Widoyoko., eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

[21] Pramesti, Getut., 2013 Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan SPSS 12.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

[22] Silverius, Suke., 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta:

Grasindo.