PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL …digilib.unila.ac.id/54702/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL …digilib.unila.ac.id/54702/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASILBELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA
KELAS IV DI SDN SRIWAYLANGSEPKECAMATAN KALIREJO
(Skripsi)
Oleh
NURUL KHOTIMAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASILBELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
SISWA KELAS IV SDN SRIWAYLANGSEPKECAMATAN KALIREJO
Oleh
NURUL KHOTIMAH
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa
kelas IV SDN Sriwaylangsep. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media realia terhadap hasil belajar matematika. Metode
penelitian ini adalah the non equivalent control group design dengan jenis
penelitian yaitu penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV dengan jumlah 48 orang siswa. Penentuan sampel
penelitian menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes. Hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus independent
sample t-test diperoleh data thitung > ttabel (2,06>2,02) berarti Ha diterima. Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan pada media realia terhadap hasil belajar
matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo.
Kata kunci: hasil belajar, matematika, media realia
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASLBELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
SISWA KELAS IV DI SDN SRIWAYLANGSEPKECAMATAN KALIREJO
Oleh
NURUL KHOTIMAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Nurul Khotimah, dilahirkan di
Sriwaylangsep, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten
Lampung Tengah pada tanggal 10 Oktober 1996.
Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara, putri
pasangan Bapak Suyono dan Ibu Eko Sulistianingsih. Pendidikan formal yang
telah diselesaikan peneliti sebagai berikut:
1. SD Negeri 2 Sriwaylangsep lulus pada tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Sendangagung lulus pada tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Kalirejo lulus pada tahun 2014
Pada bulan Mei 2014, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa FKIP Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
MOTTO
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagaicobaan”
(Q.S. Al-Anbiya : 35)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini
kepada orang-orang yang menyayangi insan sepertiku.
Terima kasih untuk orangtuaku tercinta, Ayahku bapak Suyono sertaIbuku ibu Eko Sulistianinngsih atas segala yang telah dilakukan demianakmu. Terimakasih atas cinta, yang terpancar dalam setiap doa dan
restumu yang selalu mengiringi langkah anakmu dan untuk setiapdukungan, serta lantunan doa yang selalu diutarakan kepadaku
Terima kasih kepada Adikku Ibnu Kusnaidi tersayang, untuk semuadukungan, senyuman, canda tawa, dan kasih sayang yang membuat
diriku tetap semangat dan optimis menyelesaikan karya ini.
Terimakasih kepada Keluarga besarku yang selalu mendoakan danmendorongku agar menjadi seseorang yang sukses, semoga semua usahaku
mampu menjadi kebahagiaan dan kebanggaan untuk keluarga.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas IV SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Skripsi dapat diselesaikan dengan dukungan dari berbagai pihak, pada kesempatan
ini dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung
5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Dosen penguji utama sekaligus Koordinator
kampus B FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan saran dan
masukan yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
xii
6. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., Dosen ketua penguji sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dengan bijaksana,
membimbing dengan penuh kesabaran dan telaten serta memberikan banyak
motivasi dan saran-saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Dosen sekretaris penguji yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dan telaten serta memberikan banyak
motivasi dan saran-saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Wiji, S.Pd., Kepala SD Negeri 2 Kalidadi yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan uji instrumen.
10. Bapak Muhjahidin, S.Pd., Kepala sekolah SDN Sriwaylangsep yang telah
memberi kepada izin peneliti melaksanakan penelitian.
11. Bapak Purwanto, S.Pd.dan Bapak Syaifudin, S.Pd., teman sejawat sekaligus
guru kelas V A dan V B yang telah membantu peneliti dalam kelancaran dan
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di
kelas tersebut untuk penyusunan skripsi.
12. Siswa-siswi SDN Sriwaylangsep terkhusus kelas IV yang telah bekerjasama
dalam kelancaran penelitian skripsi ini.
13. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Maulida, Yuni, Rizki Nur,
Septi, Ejaa, Tika, dan Mbak Desti. Terimakasih atas doa, dorongan dan
motivasi yang kalian berikan kepada peneliti.
xiii
14. Tim Hore: Leli, Septa, Puspita, Nur Asiah, Rohmalena, Kukuh, Novian,
Murdo, Tata, dan Mbak Tia. Terimakasih atas doa dan bantuan kalian selama
peneliti menyusun skripsi.
15. Seluruh rekan-rekan S-1 PGSD angkatan 2014 terkhusus Kelas B, yang kini
sibuk dengan skripsinya masing-masing, terima kasih untuk 4 tahun yang luar
biasa, bersama kalian aku lewati perjuangan menempuh gelar Sarjana
Pendidikan.
16. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah Swt. melindungi dan membalas semua kebaikan orang-orang yang
telah membantu peneliti. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Metro, 2018Peneliti
Nurul KhotimahNPM 1413053087
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 61.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 71.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 71.5 Tujuan Penelitian.................................................................................. 81.6 Manfaat Penelitian................................................................................ 81.7 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... ... 10A. Belajar.............................................................................................. 10
1. Pengertian Belajar....................................................................... 102. Tujuan Belajar............................................................................. 113. Teori Belajar ............................................................................... 134. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................ 15
B. Hasil Belajar .................................................................................... 161. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 162. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ................................................... 173. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 184. Evaluasi Hasil Belajar................................................................. 20
C. Model Pembelajaran Quantum ........................................................ 21D. Media Pembelajaran ........................................................................ 23
1. Pengertian Media ........................................................................ 232. Pengertian Media Pembelajaran ................................................ 243. Fungsi Media .............................................................................. 254. Jenis-jenis Media ........................................................................ 275. Kriteria Pemilihan Media............................................................ 29
E. Media Realia.................................................................................... 311. Pengertian Media Realia ............................................................. 312. Jenis-jenis Media Realia ............................................................. 323. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran 334. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia.................................... 34
xiii
HalamanF. Matematika ...................................................................................... 36
1. Pengertian Matematika SD ......................................................... 362. Tujuan Pembelajaran Matematika .............................................. 373. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Matematika .. 384. Ruang Lingkup Matematika SD ................................................. 40
G. Penelitian yang Relevan .................................................................. 412.2 Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 42
A. Kerangka Pikir................................................................................. 42B. Paradigma Penelitian ...................................................................... 43
2.3 Hipotesis............................................................................................... 44
III. METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian.................................................................................. 453.2 Setting Penelitian .............................................................................. 47
A. Tempat Penelitian.......................................................................... 47B. Waktu Penelitian ........................................................................... 47C. Subjek Penelitian........................................................................... 47
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 473.4 Populasi dan Sampel .......................................................................... 49
A. Populasi ......................................................................................... 49B. Sampel........................................................................................... 49
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................................... 51A. Variabel Penelitian ........................................................................ 51B. Definisi Operasional...................................................................... 52
3.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data ..................................................... 53A. Dokumentasi ................................................................................ 53B. Observasi...................................................................................... 54C. Tes................................................................................................ 54
3.7 Uji Kemantapan Alat Pengumpulan Data.......................................... 54A. Penyusunan Kisi-kisi Soal Tes..................................................... 55B. Uji Coba Instrumen Tes ............................................................... 55C. Uji Validitas ................................................................................. 56D. Reliabilitas ................................................................................... 57E. Uji Taraf Kesukaran Soal............................................................. 58F. Uji Daya Pembeda ....................................................................... 58
3.8 Teknik Analisis Data ......................................................................... 59A. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Siswa ................................... 60
1. Nilai Hasil Belajar Secara Individu.......................................... 602. Nilai Rata-rata Belajar Siswa ................................................... 603. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal.... 60
B. Uji Persyaratan Analisis Data ...................................................... 611. Uji Normalitas .......................................................................... 612. Uji Homogenitas....................................................................... 613. Pengujian Hipotesis .................................................................. 62
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ................................................... 64
A. Visi dan Misi ................................................................................. 641. Visi ........................................................................................... 64
xiv
Halaman2. Misi........................................................................................... 64
B. Keadaan Prasarana ........................................................................ 65C. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan............................... 66
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 67A. Persiapan Penelitian ...................................................................... 67B. Uji Prayarat Instrumen .................................................................. 67
1. Validitas.................................................................................... 672. Reliabilitas................................................................................ 693. Taraf Kesukaran ....................................................................... 694. Daya Pembeda .......................................................................... 715. Rekapitulasi Keputusan Akhir Penggunaan Soal Tes .............. 72
C. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 72D. Pengambilan Data Penelitian ........................................................ 73E. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 73F. Analisis Data Penelitian ................................................................ 73G. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 76
1. Uji Normalitas .......................................................................... 762. Uji Homogenitas....................................................................... 78
H. Uji Hipotesis.................................................................................. 794.3 Pembahasan........................................................................................ 804.4 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 82
V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 835.2 Saran .................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85
LAMPIRAN.................................................................................................... 88
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil rekapitulasi nilai mid semester ganjil siswa kelas IV SDNSriwaylangsep Kecamatan Kalirejo........................................................ 4
2. SK dan KD mata pelajaran matematika kelas IV semester dua ............. 403. Jumlah populasi siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo .................................................................................................. . 494. Kisi-kisi instrumen tes ............................................................................ 555. Interpretasi koefisien korelasi nilai r. ..................................................... 576. Koefisien reliabilitas .............................................................................. 577. Koefisien indeks kesukaran .................................................................... 588. Klasifikasi daya pembeda ....................................................................... 599. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa. .............................................. 60
10. Keadaan prasarana SDN Sriwaylangsep ................................................ 6511. Daftar urut kepangkatan tenaga pendidik SDN Sriwaylangsep ............. 6612. Analisis validitas butir soal instrumen tes .............................................. 6813. Rekapitulasi uji taraf kesukaran.............................................................. 7014. Rekapitulasi uji daya pembeda butir soal ............................................... 7115. Rekapitulasi keputusan akhir penggunaan soal tes................................. 7216. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................... 7317. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.................... 7418. Klasifikasi nilai N-Gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol....... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian .............................................................................. 442. Desain Eksperimen ................................................................................. 463. Denah Letak Bangunan SDN Sriwaylangsep ......................................... 654. Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest ..................................................... 745. Perbandingan Nilai Rata-rata Posttest .................................................... 756. Perbandingan Nilai Rata-rata N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.................................................................................................... 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Surat-surat Penelitian1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas......................................... 902. Surat Izin Uji Instrumen....................................................................... 913. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ....................................................... 924. Surat Keterangan dari Fakultas ............................................................ 935. Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah............................................ 946. Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas Eksperimen........................... 957. Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas Kontrol ................................ 968. Surat Keterangan Penelitian................................................................. 97
Perangkat Pembelajaran9. Pemetaan SK dan KD........................................................................... 99
10. Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................. 10011. RPP Kelas Eksperimen......................................................................... 10212. LKS Kelas Eksperimen ........................................................................ 10713. Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol.................................................... 11514. RPP Kelas Kontrol ............................................................................... 11715. Soal Uji Coba Instrumen Tes ............................................................... 12116. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes...................................... 129
Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen17. Hasil Uji Validitas................................................................................ 13118. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 13219. Hasil Uji Taraf Kesukaran ................................................................... 13320. Hasil Uji Daya Pembeda ...................................................................... 13421. Soal Pretest dan Posttest...................................................................... 135
Perhitungan Analisis Data22. Rekapitilasi Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen........................ 16823. Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol.............................. 16924. Uji Normalitas...................................................................................... 17025. Uji Homogenitas .................................................................................. 176
Tabel Statistik26. Tabel Luas di Bawah Lengkungan Kurva Normal dari 0-Z ................ 17927. Tabel Distribusi F................................................................................. 18028. Tabel Nilai Distribusi t......................................................................... 18129. Tabel Nilai Chi Kuadrat ....................................................................... 182
xviii
Halaman30. Tabel Nilai r ......................................................................................... 183
Dokumentasi31. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................... 18532. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol .......................................... 187
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar oleh manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan segala potensi-potensi yang
dibawa sejak lahir sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan disekitarnya. Pendidikan juga mengacu pada perkembangan
antara pengembangan intelektual, afektif, dan psikomotor siswa. Hal inilah
yang menyebabkan pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek
penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk karakter bangsa.
Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 1 (UU Sisdiknas 2013: 2) menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan Undang-undang tersebut berarti pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting dalam pengembangan potensi siswa, maka pendidikan
harus menjadi prioritas utama bagi seluruh komponen bangsa. Sekolah
sebagai institusi pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan
siswa menghadapi kehidupan dimasa depan, dengan cara mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sekolah di
Indonesia harus mengacu pada kurikulum. Undang-undang No.20 Tahun
2
2003 pasal 1 (UU Sisdiknas 2013: 4) menyatakan bahwa: kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan undang-undang tersebut kurikulum yang dilaksanakan harus
diseragamkan, supaya tidak terjadi perbedaan tujuan, isi, dan bahan pelajaran
antara satu daerah dengan daerah yang lain. Kurikulum yang berlaku di
sekolah dasar saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan KTSP di sekolah dasar menekankan pada
5 mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu matematika. Matematika
merupakan bidang studi yang diajarkan disemua jenjang pendidikan, mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan matematika
diajarkan di taman kanak-kanak secara informal.
Susanto (2016:185) matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja
serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (Tim Penyusun 2006) tentang
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah khususnya pada
pembelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari
sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pembelajaran matematika dikatakan sudah sesuai dengan tuntunan
3
kurikulum apabila pembelajaran tersebut telah berhasil mencapai
tujuannya.
Tingkat ketercapaian pembelajaran matematika dapat dilihat dari hasil belajar
dan kemampuan siswa dalam mengomunikasikan gagasan maupun
memecahkan masalah menggunakan konsep yang telah diterimanya selama
proses pembelajaran. Materi pembelajaran matematika diajarkan secara
bertahap yaitu mulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep-
konsep yang lebih sulit. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa
yang masih berpikir konkret, sehingga sangat diharapkan dalam pembelajaran
matematika yang bersifat abstrak menggunakan media sebagai alat bantu
untuk memperjelas materi terutama materi bangun ruang yang disampaikan
oleh guru dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran.
Dilihat dari skala Internasional menurut Okti (2014 ) hasil survei empat
tahunan Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS )
dalam pelajaran matematika, pada keikutsertaan pertama kali tahun 1999
Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003
Indonesia berada pada peringkat 34 dari 46 negara. Peringkat Indonesia pada
TIMSS tahun 2007 turun menjadi peringkat 36 dari 48 negara. Adapun hasil
tes dan evaluasi untuk bidang matematika dari pada Programme for
International Student Assessment (PISA) 2012 berada di peringkat 64 dari 65
negara yang dievaluasi dan pada PISA 2015 berturut-turut rata-rata skor
pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk sains, membaca, dan matematika
berada di peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara yang dievaluasi.
4
Menurut Okti (2014) menyatakan bahwa hasil yang rendah pada pelajaran
matematika dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
penyebabnya karena siswa di Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan
soal-soal kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam
meyelesaikannya. Hal tersebut disebabkan oleh kurang bervariasinya metode
pembelajaran yang dilakukan guru dan kurangnya minat siswa pada pelajaran
matematika, sehingga hal tersebut menyebabkan tujuan pembelajaran
matematika yang ingin dicapai dari proses pembelajaran tidak tercapai secara
optimal, yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa rendah
Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
November 2017 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di SDN
Sriwaylangsep banyak yang belum mencapai KKM. Berikut data hasil belajar
siswa kelas IV.
Tabel 1. Hasil rekapitulasi nilai mid semester ganjil siswa kelas IV SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo
Kelas
Interval nilai
Matematika IPA Bahasa
Indonesia IPS
<65 ≥65 <70 ≥70 <75 ≥75 <70 ≥70
IV A 18 6 5 19 6 18 10 14
IV B 17 7 7 17 4 20 12 12
Jumlah
siswa 35 13 12 36 10 38 22 26
Persentase
(%) 72,92 27,08 25 75 20,83 79,17 45,83 54,17
(Sumber: Dokumentasi wali siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo tahun pelajaran 2017/2018)
Berdasarkan tabel di atas, hasil mid semester ganjil kelas IV pada pelajaran
matematika menunjukkan tingkat ketuntasan siswa yang masih rendah. Hasil
5
pencapaian ketuntasan pada pelajaran matematika juga masih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti IPA, Bahasa Indonesia,
dan IPS. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yang ditetapkan sekolah dan
guru mata pelajaran matematika adalah 65, dapat dilihat bahwa persentase
siswa yang belum mencapai KKM 72,92% dan yang mencapai KKM hanya
27,08%.
Selain itu, peneliti juga melakukan observasi pada November 2017
memperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar siswa karena proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum menerapkan
sepenuhnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru jarang
menggunakan media realia dalam proses pembelajaran matematika sehingga
menjadikan pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, selain itu metode
pembelajaran yang digunakan guru seperti ceramah dan penugasan membuat
siswa tidak aktif, serta rendahnya kemampuan siswa untuk memahami
pelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa pun rendah.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, proses pembelajaran yang
kurang berhasil disebabkan oleh kurangnya variasi metode dan media
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk siswa belajar matematika. Oleh
karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki masalah-masalah
tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta memotivasi
siswa untuk berpikir kreatif dan bersikap aktif dalam belajar. Salah satu
media yang dapat digunakan guru adalah media realia.
6
Sanjaya (2014: 61) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan
untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan
keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya. Ibrahim dan Syaodih
(2013: 119) menggungkapkan bahwa media realia dapat memberikan
kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu
ataupun melaksanakan tugas dalam situasi nyata dengan menggunakan
sebanyak mungkin alat indera mereka. Menggunakan media realia maka hasil
belajar dapat tercapai secara optimal. Kehadiran alat peraga atau media dalam
proses pembelajaran matematika dapat mewakili dan membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran melalui kata-kata atau kalimat tertentu yang
tidak bisa diungkapkan guru kepada siswa. Ibrahim dan Syaodih (2013: 118)
mengemukakan bahwa untuk mencapai hasil yang optimum dari proses
pembelajaran, salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya
media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata dan realia.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Hasil
Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas IV di SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan
yang berhubungan dengan hasil belajar matematika siswa sebagai berikut.
7
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV pada mid semester
ganjil.
2. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum menerapkan
sepenuhnya media pembelajaran.
3. Guru jarang menggunakan media realia dalam proses pembelajaran
matematika.
4. Metode pembelajaran yang digunakan guru seperti ceramah dan
penugasan membuat siswa tidak aktif.
5. Asumsi peneliti bahwa terdapat pengaruh antara media realia dengan hasil
belajar matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini
dibatasi pada : (1) Media realia dan (2) Hasil belajar matematika materi
bangun ruang
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian yakni, “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
penggunaan media realia terhadap hasil belajar matematika materi bangun
ruang siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo.?”
8
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang positif dan
signifikan dari penggunaan media realia terhadap hasil belajar matematika
materi bangun ruang siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan
penggunaan media realia dengan hasil belajar matematika siswa.
2. Manfaat praktis dalam penelitian ini diantaranya:
a. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
terutama pada mata pelajaran matematika serta memberikan
pengalaman belajar bermakna melalui media realia.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan
pengalaman guru mengenai media pembelajaran yang tepat pada mata
pelajaran matematika agar dapat meningkatkan kemampuan
profesional guru.
c. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif
bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
9
d. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan tentang penelitian eksperimen dan media realia, sehingga
dimasa mendatang ketika sudah menjadi seorang guru SD mampu
menjalankan tugas secara profesional.
e. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lainya.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo.
3. Objek dalam penelitian ini adalah media realia dan hasil belajar
matematika materi bangun ruang.
4. Tempat penelitian ini adalah SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo.
5. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2017/2018.
10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Istilah belajar bukan sesuatu yang baru karena sudah dikenal secara luas.
Bahkan sejak kecil, manusia telah belajar tentang segala sesuatu dari
pengalaman saat berada di sekitar lingkungannya. Morgan (dalam
Fathurrohmah dan Sutikno, 2011: 6) belajar adalah proses perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman dan
latihan.
Siregar dan Nara (dalam Susanto, 2016: 2) menegaskan bahwa belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif), dan keterampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif).
Susanto (2016: 4) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Karwono
dan Mularsih (2012 : 16) mengemukakan belajar adalah upaya yang
11
dilakukan individu agar terjadi perubahan dalam dirinya baik berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap, perolehan perubahan tersebut
bukan sebagai akibat dari kematangan (maturity).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa belajar adalah segala aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja untuk mendapatkan pengetahuan, konsep, dan pemahaman
melalui pelatihan atau pengalaman yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku yang bersifat permanen kearah yang lebih baik pada aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Selain itu belajar adalah suatu
proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan
tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan
daya pikir.
2. Tujuan Belajar
Tujuan belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai
seseorang. Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan belajar, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh
Sardiman (2011: 26-28) bahwa tujuan belajar pada umumnya ada tiga
macam, yaitu.
a. Mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir, karena antara
kemampuan berpikir dan pemilihan pengetahuan tidak dapat
dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa
adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan
jasmani maupun keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah
keterampilan yang dapat diamati sehingga akan menitikberatkan
12
pada keterampilan penampilan atau gerak dari seseorang yang
sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik atau
pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena
lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, keterampilan
berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu konsep.
c. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai,
anak didik akan dapat menumbuhkan kesadaran dan kemampuan
untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Taksonomi Bloom dan Simpson (dalam Syaodih, 2007: 180 – 182)
menyusun suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang
belajar, sehingga terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada
tiga ranah, yaitu :
a. Ranah Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi.
b. Ranah Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan
perasaan sikap, minat, dan nilai. Terdiri dari penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti ketrampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Terdiri
dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,
gerakan yang komplek; dan kreativitas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan tujuan pembelajaran adalah
perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik,
13
aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
3. Teori Belajar
Setiap teori memiliki kekhasan tersendiri dalam mempersoalkan belajar.
Sani (2013: 3) menjelaskan teori-teori belajar sebagai berikut.
a. Teori Behavioristik
Teori behavioristik menganggap bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku yang dapat dilakukan melalui manipulasi
lingkungan yang mempengaruhi siswa. Teori ini menekankan pada
“hasil” proses belajar, di mana seseorang dianggap telah belajar
jika dia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
b. Teori Kognitivisme
Teori ini menganggap bahwa belajar adalah proses mental dalam
mengolah informasi dengan menggunakan strategi kognitif. Teori
ini menekankan pada “proses” belajar, karena pada teori ini belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman, di mana pengetahuan
dan pengalaman tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut
teori kognitivisme, pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan
indra siswa agar memperoleh pemahaman. Pengaktifan indra dapat
dilaksanakan dengan menggunakan media/ alat bantu melalui
berbagai metode.
c. Teori Humanistik
Teori ini menganggap bahwa belajar adalah proses pengembangan
diri siswa. Teori ini menekankan pada “isi” yang dipelajari. Teori
ini fokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka miliki dan mengembangkan kemampuan
yang mereka miliki.
d. Teori Sibernetik
Teori ini menganggap bahwa belajar adalah pengolahan informasi
dan yang terpenting adalah “sistem informasi” dari apa yang
dipelajarinya. Proses belajar yang berlangsung sangat ditentukan
oleh sistem informasi yang dipelajarinnya.
Riyanto (2012: 6) menjelaskan teori-teori belajar sebagai berikut.
a. Teori Behaviorisme
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respon. Menurut behavorisme reaksi yang begitu kompleks
akan menimbulkan tingkah laku.
14
b. Teori Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
c. Teori Humanistik
Teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal daripada belajar secara apa adanya, seperti apa yang
biasa kita amati dalam dunia keseharian.
d. Teori Sibernetika
Teori sibernetika adalah teori belajar yang dianggap paling baru.
Menurut teori ini, belajar adalah ilmu informasi. Sekilas teori ini
mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan
proses, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang
diproses itu.
Suprijono (2015: 16) menjabarkan teori-teori belajar sebagai berikut.
a. Teori Perilaku
Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam
perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses
pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas
(respon).
b. Teori Belajar Kognitif
Perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental,
bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat
behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa
belajar. Perilaku individu bukan semata-mata respon terhadap yang
ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang
diatur oleh otaknya.
c. Teori Kontruktivisme
Teori ini menganggap pemikiran filsafat konstruktivisme mengenai
hakikat pengetahuan memberikan sumbangan terhadap usaha
mendekonstruksi pembelajaran mekanis.
Menurut pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
teori yang mendukung dalam pembelajaran menggunakan media realia
adalah teori belajar kognitivisme menurut Sani (2013:3), karena teori
kognitivisme menganggap bahwa pembelajaran terjadi dengan
mengaktifkan indra siswa agar memperoleh pemahaman. Pengaktifan
indra tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media
pembelajaran/ alat bantu seperti media realia.
15
4. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan
dalam pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Menurut Anurrahman
(2014: 114) beberapa prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran yaitu:
(1) prinsip perhatian dan motivasi, (2) prinsip transfer dan retensi, (3)
prinsip keaktifan, (4) prinsip keterlibatan langsung (5) prinsip tantangan,
(6) prinsip balikan dan penguatan, (7) prinsip perbedaan individual, dan
(8) prinsip pengulangan.
Menurut Hamdani (2011: 22) beberapa prinsip-prinsip belajar, yaitu (1)
kesiapan belajar, (2) perhatian, (3) motivasi, (4) keaktifan siswa, (5)
mengalami sendiri, (6) pengulangan, (7) materi pelajaran yang
menantang, (8) balikan dan penguatan, (9) perbedaan individu.
Selanjutnya menurut Susanto (2016: 87-88) prinsip-prinsip belajar dalam
pembelajaran yaitu:
a. Prinsip motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan
belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga
anak belajar seoptimal mugkin sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
b. Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar
mengajar memerhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang
membosankan.
c. Prinsip pemusatan perhatian adalah usaha untuk memusatkan
perhatian anak dengan cara mengajukan masalah yang hendak
dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai.
d. Prinsip keterpaduan adalah guru dalam menyampaikan materi
hendaknya mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok
bahasan lain agar anak mendapatkan gambaran keterpaduan dalam
proses pemerolehan hasil belajar.
e. Prinsip pemecahan masalah adalah situasi belajar yang dihadapkan
pada masalah- masalah.
16
f. Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang
dimiliki anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya
dalam bentuk fakta dan informasi.
g. Prinsip belajar sambil bekerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh
pengalaman baru.
h. Prinsip belajar sambil bermain adalah kegiatan yang dapat
menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar.
i. Prinsip perbedaan individu adalah upaya guru dalam proses belajar
mengajar yang memerhatikan perbedaan individu dari tingkat
kecerdasan, sifat, dan atau latar belakang keluarga.
j. Prinsip hubungan sosial adalah sosialisasi pada masa anak sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Berdasarkan uraian para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa dalam suatu
proses belajar tidak terlepas dari prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar
adalah hubungan yang terjadi antara siswa dengan guru agar siswa
mendapat motivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Salah satu proses yang dominan untuk dipertimbangkan dalam
melakukan proses belajar adalah hasil belajar yang dianggap sebagai
evaluasi ketercapain suatu pembelajaran. Hasil belajar adalah terjadinya
perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk
berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan
motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang
dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Keller (dalam Nashar, 2004: 77) seseorang dapat dikatakan telah belajar
sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak
semua perubahan yang terjadi. Hasil belajar juga merupakan kemampuan
17
yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Susanto (2016 :
5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan- perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai haasil dari kegiatan belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa
untuk mencapai tujuan sebagai produk dari proses belajar. Perubahan
yang terjadi selama pembelajaran yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Namun dalam penelitian yang dilakukan peneliti berfokus
pada aspek kognitif.
2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran tanpa tujuan, begitu pula
penilaian hasil belajar. Sudjana (2012) mengutarakan tujuan penilaian
hasil belajar sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau
mata pelajaran yang ditempuhnya. Pendeskripsian kecakapan
tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
18
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012:22-23) yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yaitu :
a. Ranah Kognitif (Intelektual)
Pembelajaran ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah Afektif (Sikap)
Pembelajaran ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri
dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotoris (Keterampilan dan Kemampuan Bertindak)
Pembelajaran ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotoris, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif atau interpretatif.
Menurut uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa tujuan
penilaian hasil belajar tidak hanya dalam aspek kognitif saja namun
dalam aspek afektif dan psikomotor siswa. Pada penelitian ini peneliti
berfokus pada aspek kognitif siswa.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Menurut
Dalyono (2012:55) berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar
disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar (internal) meliputi
kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar
serta ada pula dari luar dirinya (eksternal) meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
19
Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi dua, yaitu.
a. Faktor intern, yaitu faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor intern terdiri dari.
1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan).
3) Faktor kelelahan.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern
terdiri dari.
1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan).
2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah).
3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman
bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut,
diketahui bahwa faktor-faktor tersebut berkontribusi besar dalam
pencapaian hasil belajar siswa. Peneliti menarik kesimpulan bahwa
terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor intern
dan ekstren. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam pencapaian
20
hasil belajar siswa dan juga menjadi penunjang keberhasilan siswa dalam
belajar, sehingga untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang
guru haruslah mampu mensinergikan semua faktor di atas dalam
pembelajaran di kelas.
4. Evaluasi Hasil Belajar
Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun
sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran.
Menurut Faturrohman dan Sutikno (2011: 77-87) mengemukakan bahwa
pada umumnya ada dua tenik evaluasi yaitu:
a. Teknik tes, yaitu alat penguku berupa pertanyaan, perintah, dan
petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon
sesuai dengan petunjuk itu.
1) Tes kepribadian, terdiri atas: pengukuran sikap, minat, bakat, dan
tes intelegensi.
2) Tes hasil belajar, ditinjau dari fungsinya terdiri atas: tes
penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif. Ditinjau dari
bentuknya terdiri atas: tes tertulis, lisan, dan perbuatan.
b. Teknik non tes, yang termasuk dalam teknik non tes adalah observasi,
wawancara, skala sikap, angket, check list, dan ranting scale.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (dalam Faturrohman dan Sutikno, 2011:
18) pada dasarnya evaluasi hasil belajar memiliki fungsi yaitu :
a. Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pengajaran serta pengadaan perbaikan
program bagi siswa.
21
b. Memberi angka yang tepat terhadap kemajuan atau hasil belajar
setiap siswa.
c. Menentukan posisi siswa di dalam situasi belajar mengajar agar
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing siswa.
d. Mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan
belajar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti menarik kesimpulan
bahwa evaluasi hasil belajar merupakan perbaikan untuk mengetahui
perkembangan, kemajuan, serta keberhasilan siswa setelah melakukan
proses pembelajaran.
C. Model Pembelajaran Quantum
Proses pembelajaran memiliki kendala yang terkadang mampu mengganggu
aktivitas pembelajaran itu sendiri. Munculnya berbagai masalah dalam
setiap proses pembelajaran, telah mendorong beberapa praktisi pendidikan
untuk menciptakan berbagai model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Quantum. Menurut
Shoimin (2014: 138) menyatakan bahwa pembelajaran Quantum adalah
pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Sutrisno (dalam
Shoimin, 2014: 139) mengemukakan bahwa pembelajaran Quantum berisi
prinsip-prinsip sistem rancangan pembelajaran yang efektif, efisien, dan
progresif. Pembelajaran Quantum dalam praktik berstandar pada asas utama
“bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita ke
dalam dunia mereka”
22
DePorter (dalam Shoimin, 2014: 139) pembelajaran Quantum memiliki
kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan)
a. Tumbuhkan: tahap menumbuhkan minat siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan.bisa dilakukan untuk menggali
permasalahan yang terkait denga materi yang akan dipelajari,
menampilkan suau gambaran atau benda nyataa, cerita pendek atau
video.
b. Alami: tahap ketika guru menciptakan atau mendatangkan
pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa. Bisa dilakukan
dengan mengadakan pengamatan.
c. Namai: tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus, atau
strategi atas pengalaman yang telah dipeoleh siswa.
d. Demonstrasi: tahap memberikan kesempatan untuk menerapkan
pengetahuan ke dalam pembelajaran yang lain ke dalam kehidupan
mereka. Bisa dilakukan dengan penyajian ke depan kelas,
permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil
pekerjaan.
e. Ulangi: pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga
menguatkan struktur kognitif siswa.
f. Rayakan: rayakan merupakan wujud pegakuan untuk
menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan dala ilmu
pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, dan
bernyanyi bersama.
Menurut Shoimin (2014: 145-146) menyatakan kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran Quantum sebagai berikut.
a. Kelebihan pembelajaran Quantum
1) Dapat membimbing siswa ke arah pikiran yang sama.
2) Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang penting.
4) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
5) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
6) Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan teori dengan
kenyataan.
7) Merangsang kreativitas siswa dan guru.
8) Pelajaran yang diberikan guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
b. Kekurangan pembelajaran Quantum
1) Memerlukan fasilitas belajar yang memadai.
2) Membutuhkan waktu yang cukup banyak.
3) Memerlukan keterampilan dan kesiapan mengajar.
23
Berdasarkan pendapat ahli, peneliti menyimpulkan bahwa langkah-
langkah atau kerangkan rancangan belajar adalah TANDUR yaitu
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi dan rayakan. Tahapan-
tahapan model pembelajaran Quantum memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif selama pembelajaran.
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari guru kepada siswa. Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 121)
mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin yang
merupakan betuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti
“perantara atau pengantar”. Menurut Sanjaya (2014, 57) media adalah
perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video,
televisi, komputer, dan lain-lain.
Menurut Faturrohman dan Sutikno (2011: 65) media dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara guru dengan siswa. Sadiman dkk
(dalam Mudlofir dan Rusydiyah 2016: 122) media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Menurut beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
media adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
24
menyampaikan informasi dari sumber ke penerima. Media dapat
berbentuk berupa cetak maupun non-cetak.
2. Pengertian Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses pembelajaran. Gerlach dan Ely (dalam Sanjaya, 2014: 60)
secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang, bahan, peralatan,
atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menurut Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 124) menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah sebagai perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima agar penerima mempunyai motivasi untuk
belajar sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih memuaskan, sedangkan bentuknya bisa berbentuk cetak maupun
non-cetak.
Menurut Hermawan dkk (2007 : 7) media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran
(messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima
pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap
dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Menurut Anglin (dalam
Mudlofir dan Rusydiyah, 2016: 122) National Education Association
(NEA) memberikan definisi media pembelajaran adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Menurut uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
25
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau
keterampilan siswa. Sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran yang efektif dan efesien.
3. Fungsi Media
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa
melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi
pelajaran. Sehingga media dalam proses pembelajaran memiliki fungsi
yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2014: 73-75) menyatakan bahwa penguasaan media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi komunikatif, media pembelajaran digunakan untuk
memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima
pesan.
2. Fungsi motivasi, memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3. Fungsi kebermaknaan, meningkatkan kemampuan siswa untuk aspek
kognitif tingkat tinggi, afektif dan psikomotor.
4. Fungsi penyamaan persepsi, dengan adanya media pembelajaran
diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga setiap
siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang
diberikan.
5. Fungsi individualitas, dengan adanya media pembelajaran diharapkan
dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan
gaya belajar yang berbeda.
26
Menurut Degeng (dalam Mudlofir dan Rusydiyah, 2016: 128) secara
garis besar fungsi media adalah :
a. Menghindari terjadinya verbalisme
b. Membangkitkan minat/motivasi
c. Menarik perhatian siswa
d. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan ukuran
e. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
f. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Menurut Faturrohman dan Sutikno (2011: 67) mengemukakan fungsi
media yaitu :
a. Menarik perhatian siswa
b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
d. Mengatasi keterbatasan ruang
e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
g. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
h. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/
menimbulkan gairah belajar
i. Melayani gaya belajar yang beraneka ragam
j. Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran
Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
media adalah sebagai alat bantu guru untuk menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi untuk belajar. Metode
pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru harus mengajar untuk
setiap jam pelajaran.
27
4. Jenis-jenis Media
Media pembelajaran memiliki banyak sekali jenis dan macamnnya.
Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang
canggih mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri,
ada juga media yang diproduksi pabrik maupun yang dapat dimanfaatkan
di lingkungan sekitar. Menurut Hermawan dkk (2007: 22) media
pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis
yaitu :
a. Media visual, media yang hanya dapat dilihat menggunakan indera
penglihatan.
1) Media visual yang diproyeksikan, berbentuk media proyeksi
diam dan bergerak
2) Media visual yang tidak diproyeksikan, mencakup gambar
fotografik, grafis, dan tiga dimensi
b. Media audio, media yang hanya dapat didengar menggunakan
indera pendengar. Mencakup kaset audio, radio, dan CD audio
c. Media audio-visual, kombinasi antara media audio dan visual.
Menurut Hamzah (2011:26) berdasarkan jenisnya, media dapat
dibedakan atas :
a Media audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau
suara, contoh : cassette, tape recorder dan radio
b Media visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau
bentuk, yang kita kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau
alat-alat peraga ini terbagi atas :
1) Media visual dua dimensi. Media visual dua dimensi pada
bidang yang tidak transparan, contoh : gambar di atas kertas atau
karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque-projector,
lembaran balik wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster,
gambar hasil cetak saring dan foto.
2) Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan, contoh :
slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk overhead projector.
3) Media visual tiga dimensi disebut tiga demensi karena
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh : benda
asli (realia), contoh barang atau speciment, alat tiruan sederhana
atau mock-up. Termasuk di dalamnya diorama, pameran dan
bak pasir.
28
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2013:
35) dibagi dalam dua kategori luas, yaitu :
a. Pilihan Media Tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan
a) Proyeksi opaque (tak-tembus pandang)
b) Proyeksi overhead
c) Slide
d) Filmstrips
2) Visual yang tak diproyeksikan
a) Gambar, poster
b) Foto
c) Charts, grafik, diagram
d) Pameran, papan info, papan-bulu
3) Audio
a) Rekaman piringan
b) Pita kaset, reel, cartridge
4) Penyajian Multimedia
a) Slide plus suara (tape)
b) Multi-image
5) Visual dinamis yang diproyeksikan
a) Film
b) Televisi
c) Video
6) Cetak
a) Buku teks
b) Modul, teks terprogram
c) Workbook
d) Majalah ilmiah, berkala
e) Lembaran lepas (hand-out)
7) Permainan
a) Teka-teki
b) Simulasi
c) Permainan papan
8) Realia
a) Model
b) Specimen (contoh)
c) Manipulative (peta, boneka)
d) Alat Peraga Matematika
b. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
4) Media berbasis telekomunikasi
a) Telekonferen
b) Kuliah jarak jauh
5) Media berbasis mikroprosesor
a) Computer-assisted instruction
29
b) Permainan komputer
c) System tutor intelijen
d) Interaktif
e) Hypermedia
f) Compact (video) disc
Berdasarkan jenis-jenis media di atas, maka peneliti memilih meneliti
jenis media menurut Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2013: 35) yaitu
media realia (media asli). Salah satu media yang memiliki kelebihan
yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran matematika yang
memerlukan pengalaman langsung adalah media realia.
5. Kriteria Pemilihan Media
Mendapatkan kualitas media pembelajaran yang baik agar dapat
memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran, maka diperlukan
pemilihan dan perencanaan penggunaan media pembelajaran yang baik
dan tepat. Sudjana dan Rivai (dalam Faturrohman dan Sutikno, 2011: 71-
72) mengemukakan rumusan pemilihan media dengan kriteria-kriteria,
yaitu :
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media
pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pelajaran
yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru menggunakan dalam proses
pembelajaran.
e. Sesuai dengan taraf berpikir siswa
30
Menurut Hermawan dkk (2007: 63) kriteria umum pemilihan media,
yaitu :
a. Kesesuaian dengan tujuan
b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa
d. Kesesuaian dengan teori
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan
waktu yang tersedia.
Menurut Marisa dkk (2013: 2.24-2.25) mengemukakan bahwa kriteria
pemilihan media adalah model ACTIONS, yaitu :
a. Access (akses), mudah atau tidak sebuah media dimiliki atau dibuat.
b. Cost (biaya), berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam membuat
media.
c. Teaching (mampu membelajarkan), kemampuan media pembelajaran
untuk menjadi jembatan/perantara pesan yang akan disampaikan.
d. Interactivity & Friendliness (interaktif dan ramah), tingkat
kemudahan penggunaan media oleh guru dan siswa.
e. Organizational issues (masalah organisasi sekolah), dampak yang
ditimbulkan oleh media terhadap sekolah.
f. Novelty (kebaruan), media yang baru biasanya akan menarik perhatian
siswa.
g. Speed (kecepatan), kecepatan media menjadi perantara pesan dari
guru ke siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru
31
untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat digunakan dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran, sifat materi yang akan disampaikan,
strategi yang digunakan, serta evaluasinya. Peneliti memilih
menggunakan media realia untuk mempermudah siswa memahami
matematika materi bangun ruang.
D. Media Realia
1. Pengertian Media Realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan oleh guru sebagai bahan
atau sumber belajar. Menurut Hamzah (2011:117) media realia atau
benda asli adalah alat visual tiga dimensi yang memiliki ukuran panjang,
lebar, dan tinggi. Menurut Hermawan dkk (2007:31) media realia
merupakan model atau objek nyata dari suatu benda dalam pembelajaran
yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa.
Sanjaya (2012: 14) menyatakan bahwa media realia adalah benda nyata
yang digunakan sebaga bahan ajar atau yang biasa disebut benda yang
sebenarnya. Benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian
informasi yang berupa benda atau objek yang sebenarnya atau asli dan
tidak mengalami perubahan yang berarti.
Menurut beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
media realia adalah benda nyata yang dapat digunakan untuk keperluan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran semakin menarik perhatian
siswa, terutama dalam pelajaran matematika materi bangun ruang.
32
2. Jenis-jenis Media Realia
Media realia dapat berwujud sebagai benda asli hidup maupun mati dan
dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili benda aslinya. Jika
benda aslinya sulit untuk dibawa ke dalam kelas atau kelas tidak
mungkin dihadapkan langsung ke tempat dimana benda itu berada, maka
benda tiruan dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang
efektif dan efesien. Adapun jenis-jenis media realia menurut Daryanto
(2016: 29-36) sebagai berikut.
1. Widyawisata yaitu kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui
kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian intergal dari
seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.
2. Media tiruan (model), belajar melalui media model dilakukan melalui
pengalaman langsung. Ditinjau dari cara membuat bentuk dan tujuan
penggunaan model dapat dibedakan atas: model perbandingan (globe),
yang disederhanakan, irisan, susunan, terbuka, utuh, boneka, dan
topeng.
3. Specimen (contoh), ada juga benda asli tidak alami atau benda asli
buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh
manusia. Contoh specimen benda yang masih hidup adalah: akuarium,
terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh
specimen benda yang sudah mati adalah herbarium, teksidermi,
awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik. Contoh specimen
33
benda yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan
dan mineral.
4. Peta timbul, peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya
permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar, dan
dalam, dengan melihat peta timbul siswa dapat memperoleh gambaran
yang jelas tentang perbedaan letak.
5. Boneka yaitu benda tiruan dari bentuk manusia dan binatang. Sebagai
media pembelajaran, dalam penggunaannya boneka dimainkan dalam
bentuk sandiwara boneka.
6. Alat peraga matematika adalah benda atau alat yang digunakan untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip tertetu agar tampak lebih nyata.
Berdasarkan jenis media realia yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
memilih meneliti pengaruh penggunaan media realia alat peraga
matematika. Sehingga siswa dapat memahami matematika yang bersifat
abstrak secara konkret, terutama matematika materi bangun ruang.
3. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran
Pemanfaatan media realia sebagai media pembelajaran dan bagian dari
upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran akan semakin efektif
dan efesien. Menggunakan media realia tidak boleh asal-asalan, harus
menggunakan cara yang sistematis. Fathurrohman dan Sutikno (2011:
72) mengemukakan bahawa secara umum ada enam langkah yang bisa
ditempuh guru dalam menggunakan media, yaitu :
34
a. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.
b. Guru memilih dan menetapkan media yang akan dimanfaatkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Persiapan kelas. Guru menyiapkan siswa dan kelas sebelum media
dihadirkan.
d. Penyajian pembelajaran dan pemanfaatan media.
e. Siswa mempraktekkan media pembelajaran yang dibawa oleh guru.
f. Evaluasi pembelajaran.
Menurut Sadiman (2012: 198) mengemukakan bahwa secara khusus ada
empat langkah yang perlu diikuti guru dalam menggunakan media realia,
yaitu :
a. Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan bahan
ajar agar dapat dimanfaatkan di kelas dengan efesien.
b. Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses
pembelajaran di kelas. Siswa dapat pengalaman langsung dari
benda-benda tersebut.
c. Mengajak siswa mengamati secara langsung, kemudian bersama
temannya berdiskusi tentang materi yang telah disampaikan.
d. Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari guru, siswa
dapat menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Berdasarkan langkah-langkah penggunaan media realia yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti menggunakan langkah-langkah menurut
Sadiman (2012:198) karena lebih efektif dan efesien jika diterapkan
dalam pembelajaran matematika terutama materi bangun ruang. Sehingga
siswa dapat memahami materi matematika yang bersifat abstrak.
4. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia
Penggunaan media dalam pembelajaran pastilah ada kelebihan dan
kelemahannya yang perlu diperhatikan ketika seorang guru memutuskan
untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran. Ibrahim
dan Syaodih (2013: 119) mengungkapkan bahwa ada beberapa kelebihan
dan kelemahan menggunakan objek nyata ini, yaitu :
35
a. Kelebihan
1) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas
dalam situasi nyata.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri
situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka
dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
b. Kelemahan
1) Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah, kadang-
kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan
sejenisnya.
2) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata
tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan
dalam menggunakannya.
3) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran objek yang
sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar
bagian demi bagian, sehingga pembelajaran harus didukung pula
dengan media lain.
Pujita (2008: 18) mengungkapkan kelebihan dan kelemahan media realia
secara khusus yaitu :
a. Kelebihan
1) Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui
karena merupakan benda nyata yang ada di lingkungan sekitar.
2) Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda
realia merupakan benda nyata, maka penjelasan yang berkaitan
dengan benda tersebut menjadi lebih jelas dan akurat.
b. Kelemahan
1) Ukuran yang terlalu besar untuk menghadirkan media relia ke
dalam ruang kelas. Apabila kegiatan pembelajaran dilakukan di
dalam kelas, media yang berukuran besar akan sulit untuk
dibawa ke dalam ruangan.
2) Benda nyata yang berharga mahal. Misalnya batu-batuan
berharga.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa
media realia dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
dalam suatu pembelajaran. Media realia memiliki kelebihan, namun juga
memiliki kelemahan yaitu dari segi biaya yang diperlukan terkadang
tidak sedikit.
36
E. Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, bahkan matematika diajarkan secara informal di TK. Susanto
(2016: 184) bidang studi matematika merupakan salah satu komponen
pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran. Bidang studi
matematika diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir
yang sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Johnsco dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2012: 201) menyatakan
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Muhsetyo (2008: 26) pembelajaran matematika adalah proses pemberian
pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan
matematika yang dipelajari.
Hal tersebut juga diperkuat oleh teori Piaget (dalam Susanto, 2016: 183)
berpendapat bahwa siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12/13 tahun ),
termasuk pada tahap operasional konkret, pada tahap ini siswa sekolah
dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika
yang bersifat abstrak.
37
Menurut uraian beberapa ahli, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa
matematika adalah salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-
bidang pengajaran. Studi matematika yang diperlukan untuk proses
perhitungan dan proses berpikir yang sangat dibutuhkan orang dalam
menyelesaikan berbagai masalah.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah
agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika dan
bermanfaat dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupannya
sehari-hari yang berhubungan dengan proses menghitung yang
membutuhkan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkannya.
Tujuan pembelajaran matematika harus dijabarkan secara rinci agar apa
yang akan dicapai tidak menyimpang dengan yang diharapkan.
Depdiknas (dalam Susanto, 2016: 189), tujuan pembelajaran matematika
di sekolah dasar sebagai berikut:
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, beserta operasi campurannya, termasuk yang
melibatkan pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun
ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan
volume.
c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan
penaksiran pengukuran.
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran
tertinggi, ukuran terrendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan
menyajikannya.
f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan
mengomunikasikan gagasan secara matematika.
38
Menurut Adjie dan Maulana (2006: 35) tujuan pembelajaran matematika
yaitu:
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan, grafik, peta, diagram dan menjelaskan gagasan.
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah diuraikan di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan matematika memiliki
tujuan untuk membentuk kemampuan siswa dalam mengembangkan pola
berpikir kreatif, memahami konsep matematika, daya nalar,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan menyampaikan informasi melalui lisan maupun tulisan.
Guru dapat memanfaatkan media realia sebagai media dalam mencapai
tujuan pembelajaran matematika.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Matematika
Setiap kegiatan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kegiatan tersebut dalam mencapai tujuannya. demikian
halnya dengan pembelajaran matematika. Menurut Sofyani (2011) ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu:
a. Faktor guru, meliputi latar belakang pendidikan guru, pengalaman
mengajar dan pemanfaatan waktu oleh guru.
b. Faktor siswa, meliputi minat dan perhatian, kebiasaan belajar
siswa, pengetahuan tambahan dan latar belakang pendidikan siswa.
c. Faktor fasilitas pendidikan, meliputi perpustakaan sekolah, buku-
buku pelajaran.
39
d. Faktor lingkungan, meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi matematika sekolah adalah faktor
yang berkaitan dengan tujuan matematika diajarkan di sekolah dan
peranan matematika sekolah. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi
matematika yang diajarkan di sekolah. Untuk dapat memenuhi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, matematika
yang diajarkan di sekolah pun harus sejalan dengan perkembangan
tersebut.
b. Perkembangan intelektual dan kognitif siswa.
Sejalan dengan perkembangan intelektual dan kognitif siswa, maka
pengajaran matematika sekolah pun harus mengalami perkembangan.
Hal ini ditujukan agar siswa dapat memenuhi peranan dari matematika
sekolah tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi pembelajaran matematika tidak hanya dipengaruhi
oleh siswa saja, tetapi ada faktor lain seperti faktor dari guru, fasilitas
pendidikan dan lingkungan pendidikan. Faktor-faktor yang mmpengaruhi
pembelajaran matematika berasal dari dalam diri siswa dan luar diri
siswa
40
4. Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ruang
lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut : (1) Bilangan, (2) Geometri, dan
pengukuran (3) Pengolahan data. Adapun SK dan KD Matematika kelas
IV SD adalah sebagai berikut :
Tabel 2. SK dan KD Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Semester Dua
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat
5.1 Mengurutkan bilangan bulat
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
5.3 Mengurangkan bilangan bulat
5.4 Melakukan operasi hitung campuran
6. Menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah
6.1 Menjelaskan arti pecahan dan
urutannya
6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk
pecahan
6.3 Menjumlahkan pecahan
6.4 Mengurangkan pecahan
6.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pecahan
7. Menggunakan lambang
bilangan romawi
7.1 Mengenal lambang bilangan
Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai
bilangan Romawi dan sebaliknya
8. Memahami bangun ruang
sederhana dan hubungan antar
bangun datar
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang
sederhana
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan
kubus
8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan
bangun datar simetris.
8.4 Menentukan hasil pencerminan
suatu bangun datar
Sumber : (Tim direktorat pembinaan sekolah dasar, 2011: 20)
Depdiknas (2006: 1) menyatakan bahwa ruang lingkup atau kemampuan
umum pembelajaran Matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a. Bilangan, Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah.
41
b. Geometri dan pengukuran, Memahami sifat bagun ruang dan
hubungan antar bangun datar.
c. Pengolahan data, Mengumpulkan dan mengolah data,
mengumpulkan dan membaca data, mengolah dan menyajikan
data dalam tabel, dan menafsirkan sajian data.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ruang
lingkup metematika di sekolah dasar adalah bilangan, geometri dan
pengolahan data. Peneliti menggunakan SK 8. Memahami bangun ruang
sederhana dan hubungan antar bangun datar , dan KD 8.2. menentukan
jaring-jaring balok dan kubus
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam
melakukan kajian penelitian. Penelitian yang dijadikan pembanding atau
acuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Alvionita (2014) “Penggunaan media realia dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan melakukan operasi hitung
di SD” Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai nilai rata-rata 65,00;
siklus II dengan nilai rata-rata 76,2; siklus III dengan nilai rata-rata
90,00. Hal menunjukkan bahwa penggunaan media realia dapat
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika di kelas II
SDN 06 Karangan.
Persamaan adalah terletak pada variabel bebas (media realia) dan
variabel terikat (hasil belajar matematika). Perbedaannya terletak pada
jenis penelitian yang digunakan Alvionita adalah PTK dan peneliti
42
menggunakan jenis penelitian eksperimen, sampel penelitin yang diteliti
Alvionita siswa kelas 2 SDN 06 Karangan Kecamatan Mempawah Hulu
dan peneliti siswa kelas 4 SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo, serta
waktu penelitian di atas pada tahun 2014 sedangkan peneliti pada tahun
2018.
2. Syuriansyah dan Mahriati (2014) “Menigkatkan hasil belajar konsep sifat
sifat bangun ruang dengan model pembelajaran two stay two stray dan
media realia siswa kelas V SDN Pengambangan 8 Kota Banjarmasin”.
Hasil penelitian dengan menerapkan model two stay two stray da media
realia dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar.
Persamaan penelitian di atas dengan peneliti terletak pada variabel
bebasnya yaitu media realia, dan variabel terikatnya hasil belajar.
Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan
di atas adalah PTK dan peneliti menggunakan jenis penelitian
eksperimen, peneliti di atas menggunakan dua variabel bebas sedangkan
peneliti hanya satu variabel bebas, serta sampel penelitian siswa kelas V
SDN Pengambangan 8 Kota Banjarmasin dan peneliti siswa kelas 4 SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo
2.2. Kerangka Pikir Penelitian
A. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar
variabel yang akan diteliti, yaitu hbungan antara variabel bebas dan terikat.
43
Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan tergantung
dari pelaksanaan atau proses kegiatan tersebut. Pencapaian hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh faktor yang dari dalam diri orang yang belajar
(internal) serta ada pula yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Satu
diantara faktor enternal tersebut adalah metode mengajar.
Penunjang keberhasilan siswa dalam bidang akademik yaitu meningkatkan
hasil belajar siswa secara maksimal dan menumbuhkan motivasi belajar
pada diri siswa, maka dari itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang
membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Media realia
adalah salah satu media yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan media memiliki manfaat yaitu untuk memberikan informasi
yang jelas dan akurat, mengingat benda realia merupakan benda nyata,
maka penjelasan yang berkaitan dengan benda tersebut menjadi lebih jelas
dan akurat.
Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada pengaruh media realia terhadap
hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo.
B. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan suatu alur atau pola pikir yang akan
menunjukkan ke arah mana tujuan penelitian berdasarkan pengaruh antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Menurut Sugiyono (2010: 66)
paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
44
hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis yang digunakan.
Jadi paradigma penelitian adalah suatu gambaran dalam pola dari hubungan
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan timbal balik antara variabel X dan Y. Berdasarkan
penjabaran dan kerangka berpikir di atas, maka paradigma penelitian ini
sebagai berikut :
Gambar 1 Paradigma penelitian
Keterangan:
X = Variabel bebas (media realia)
Y = Variabel terikat (hasil belajar matematika)
→ = Pengaruh
(Sumber : Sugiyono (2010 : 70))
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka peneliti
menetapkan hipotesis yaitu, “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari penggunaan media realia terhadap hasil belajar matematika materi
bangun ruang siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo”
X Y
45
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen. Sugiyono (2010 :107) menyatakan bahwa metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Sanjaya (2014 :85) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan
atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi
tertentu. Objek penelitiannya adalah media realia (X) dan hasil belajar
matematika siswa materi bangun ruang (Y). Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV SDN Sriwaylanglep Kecamatan Kalirejo. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah non-equivalen control group design.
Desain non-equivalen control group design menggunakan 2 kelompok,
yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kelas
eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan berupa penerapan
penggunaan media realia, sedangkan kelas kontrol adalah kelas pengendali
46
yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan atau kelas yang menggunakan
model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Hal ini, kelas IV A
dijadikan kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan menggunakan
media realia, sedangkan kelas IV B dijadikan kelas kontrol yang tidak
mendapat perlakuan.
Desain penelitian non-equivalen control group design dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 2. Desain eksperimen
Keterangan:
O1 = Nilai pretest kelompok eksperimen
X = Perlakuan penggunaan media realia
O2 = Nilai posttest kelompok eksperimen
O3 = Nilai prestest kelompok kontrol
O4 = Nilai posttest kelompok kontrol
(Sumber: Sugiyono, 2010: 116)
Berdasarkan gambar 2 di atas, mengilustrasikan bahwa desain ini
menggunakan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pelaksanaan pretest yang dilakukan sebelum perlakuan, baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (O1 , O3 ) dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Pemberian posttest
pada akhir perlakuan akan menunjukkan seberapa jauh akibat dari perlakuan
(O2 , O4 ). Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai (O2 – O1)
dan (O4 – O3), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan.
O1 X O2
O3 O4
47
Setelah diketahui tes awal dan tes akhir maka dihitung selisihnya yaitu:
O2 – O1 = Y1
O4 – O3 = Y2
Keterangan:
Y1 = Hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan penggunaan media realia
Y2 = Hasil belajar siswa tanpa perlakuan. Kemudian gain score tersebut
dianalisis menggunakan ttest
3.2 Setting Penelitian
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sriwaylangsep Desa Sriwaylangsep
Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah Lampung. Sekolah tersebut
merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan observasi dan dokumentasi pada bulan
November 2017. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2017/2018.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep
Kecamatan Kalirejo.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu.
48
1. Melaksanakan penelitian pendahuluan, seperti observasi dan studi
dokumentasi.
2. Memilih dua kelompok subjek untuk dijadikan kelas eksperimen (kelas
IV A) dan kontrol (Kelas IV B) di SDN Sriwaylangsep.
3. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data yang berupa tes
pilihan jamak.
4. Menguji coba instrumen tes kepada subjek uji coba soal, yaitu siswa
kelas IV B SDN 2 Kalidadi.
5. Menganalisis data uji coba untuk mengetahui apakah instrumen valid dan
reliabel.
6. Memberikan pretest pada siswa eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
7. Melakukan pembelajaran dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dengan menggunakan media realia, sedangkan pada kelas
kontrol menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh
guru.
8. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
9. Menganalisis data hasil tes dengan menghitug perbedaan antara hasil
pretest dan postest untuk masing-masing kelas.
10. Menggunakan perhitungan manual statistik dengan bantuan Ms. Office
Excel 2010 untuk mencari perbedaan hasil penelitian, sehingga dapat
diketahui pengaruh menggunakan media realia terhadap hasil belajar
49
matematika materi bangun ruang siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep
Kecamatan Kalirejo.
11. Interpretasi hasil perhitungan data
3.4 Populasi dan Sampel
A. Populasi
Kata populasi sangat tidak asing dipakai dalam penelitian untuk
menyebutkan suatu objek. Sugiyono (2010: 117) menyatakan bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi, objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep
Kecamatan Kalirejo, terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IV A dan IV B.
Masing-masing kelas memiliki jumlah siswa 24 orang siswa, sehingga
jumlah total populasi 48 siswa. Data populasi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.Jumlah populasi siswa kelas IV SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo.
No. Kelas ∑ Siswa
1. VA 24
2. VB 24
∑ 48
Sumber: Dokumentasi guru kelas IV A dan IV B SDN Sriwaylangsep
kecamatan Kalirejo tahun .pelajaran 2017/2018.
B. Sampel
Sampel berarti contoh benda yang diambil dari sejumlah benda atau yang
mewakilinya. Sugiyono (2010: 118) menyatakan bahwa sampel adalah
50
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Arikunto (2012: 134) mendefinisikan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
nonprobability sampling dan purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2010: 122) nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Menurut Sugiyono
(2010: 124) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Purposive sampling digunakan untuk penentuan kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang dilihat berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar
matematika siswa. Kelas eksperimen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kelas IV A sebanyak 24 siswa dengan menggunakan media
realia. Alasan kelas IV A digunakan sebagai kelas eksperimen adalah
peneliti melihat nilai mid semester ganjil mata pelajaran matematika
kelas IV A lebih rendah dari pada kelas IV B. Sedangkan kelas IV B
sebanyak 24 siswa dijadikan sebagai kelas kontrol dengan metode yang
biasa guru gunakan pada mata pelajaran matematika. Alasan kelas IV B
dijadikan sebagai kelas kontrol adalah peneliti melihat nilai mid
semester ganjil pada mata pelajaran matematika kelas IV B lebih tinggi
51
dibanding kelas IV A. Sehingga total sampel pada penelitian ini adalah
48 siswa.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
A. Variabel Penelitian
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian adalah penentuan
variabel. Sugiyono (2010: 60) menyatakan bahwa variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan. Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media realia (X). Jadi
media realia merupakan variabel yang menentukan hubungan antara
fenomena yang diamati.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika materi bangun ruang
siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo (Y). Jadi
hasil belajar matematika adalah faktor yang diamati peneliti untuk
menentukan adanya pengaruh dari penggunaan media realia.
52
B. Definisi Operasional
Penelitian kuantitatif harus mampu memberikan penafsiran yang sama
terhadap variabel yang diteliti. Hal tersebut untuk menghindari perbedaan
penafsiran dalam memahami variabel penelitian, maka variabel-variabel
penelitian harus didefinisikan sejelas mungkin dalam bentuk definisi
operasional. Widoyoko (2015: 130) menyatakan bahwa definisi
operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-sifat yang
didefinisikan yang dapat diamati. Pada konsep yang diamati maksudnya
konsep itu terbuka untuk orang lain melakukan penelitian sehingga
penelitian yang telah dilakukan dapat diuji kembali oleh orang lain.
Berikut akan dijelaskan definisi operasional dalam variabel penelitian.
1. Media Realia (X)
Media realia merupakan benda nyata yang dapat digunakan untuk
keperluan proses pembelajaran. Media realia dalam penelitian ini
adalah benda sebenarnya yang dapat dipandang dari segala arah secara
jelas dan nyata, dimana benda tersebut dapat mewujudkan konsep-
konsep yang bersifat abstrak menjadi konkret yang digunakan sebagai
bahan ajar. Adapun langkah-langkah penggunaan media realia dalam
pembelajaran menurut Sadiman (2012 :198) sebagai berikut.
a. Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan
bahan ajar agar dapat dimanfaatkan di kelas dengan efesien.
b. Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses
pembelajaran di kelas. Siswa dapat pengalaman langsung dari
benda-benda tersebut.
c. Mengajak siswa mengamati secara langsung, kemudian bersama
temannya berdiskusi tentang materi yang telah disampaikan.
d. Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari guru,
siswa dapat menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
53
2. Hasil Belajar Matematika (Y)
Hasil belajar merupakan salah satu dari proses pembelajaran meliputi
kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemampuan
tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil
belajar yang diamati pada penelitian ini difokuskan pada ranah
kognitif dengan kata kerja operasional yaitu tingkatan pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Nilai yang diperoleh
siswa dalam ranah kognitif didapat setelah mengikuti tes pada akhir
pembelajaran.
3.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan dari
penelitian karena hakekat penelitian adalah mengumpulkan data yang
sesungguhnya secara objektif. Teknik dan alat yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan keseluruhan data yang berkaitan dengan penelitian ini
yaitu:
A. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen, berupa dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik untuk memperkuat data penelitian. Teknik
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai mid semester
ganjil siswa. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk memperoleh
54
gambar/foto peristiwa saat kegiatan penelitian berlangsung dan untuk
mendapatkan data empiris lainnya.
B. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau
sampel). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang penilaian kinerja guru, kondisi sekolah di SDN
Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo.
C. Tes
Teknik tes, digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat penguasaan siswa dalam pembelajaran matematika. Alat
pengumpul data yang digunakan berupa soal tes dengan bentuk tes yang
diberikan berupa soal pilihan ganda, setiap jawaban benar diberi skor 1
dan jawaban salah diberi skor 0. Tes dilaksanakan diawal pembelajaran
sebelum siswa mendapatkan materi (pretest) dan di akhir pembelajaran
setelah siswa mendapat materi (postest).
3.7. Uji Kemantapan Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian haruslah mampu
menjamin bahwa instrumen tes yang digunakan berkualitas. Untuk itu, maka
tes yang akan digunakan mengikuti langkah-langkah penyusunan soal,
yaitu:
55
A. Penyusunan Kisi-kisi Soal Tes
Kisi-kisi soal tes yang digunakan disusun berdasarkan materi
pembelajaran yang telah ditentukan. Kisi-kisi soal tes ini digunakan
untuk memudahkan dalam penyusunan instrumen soal tes. Berikut ini
disajikan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar ranah kognitif siswa.
Tabel 4. Kisi- kisi instrumen tes
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Ranah Nomor
Soal
8. Memahami
sifat bangun
ruang sederhana
dan hubungan
antar bangu
datar
8.2.
menentukan
jaring-jaring
balok dan
kubus
8.2.1.
menyebutkan
dan
menggambar
bangun sesuai
sifat-sifat
bangun ruang
yang diberikan
C1
1, 4, 7,
10, 13,
16, 19,
22, 25,
28, 31,
32
8.2.2.
Membedakan
berbagai
jaring-jaring
kubus dan
balok
C2
2, 5, 8,
11, 14,
17, 20,
23, 26,
29, 33,
34, 35,
36, 37,
38
8.2.3.
Menentukan
berbagai
jaring-jaring
kubus dan
balok
C3
3, 6, 9,
12, 15,
18, 21,
24, 27,
30, 39,
40
Jumlah 40
B. Uji Coba Instrumen Tes
Setelah instrumen tes tersusun, kemudian diujicobakan kepada siswa
yang tidak termasuk dalam sampel. Tes uji coba ini dilakukan untuk
mendapatkan persyaratan tes yaitu validitas dan reliabilitas. Tes uji coba
56
ini dilakukan pada kelas IV SDN 2 Kalidadi karena sama-sama
menggunakan KTSP, akreditasi yang sama yaitu akreditasi B, strata guru
kelas IV sama-sama S1, dan KKM pada mata pelajaran matematika kelas
IV sama-sama 65.
C. Uji Validitas
Setelah diadakan uji coba instrumen, selanjutnya yaitu menganalisis hasil
uji coba instrumen. Sugiyono (2010: 173) valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid.
Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Yusuf (2014: 235) menjelaskan validitas isi modal dasar dalam suatu
instrumen penelitian, sebab kesahihan/validitas isi akan menyatakan
keterwakilan aspek yang diukur dalam instrumen. Teknis pengujian
validitas ini ini menggunakan rumus korelasi point biserial dengan
bantuan program microsoft office excel 2010. Arikunto (2013: 93)
menjelaskan bahwa untuk mengukur validitas soal tes pilihan jamak,
digunakan rumus korelasi Point Biserial sebagai berikut.
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi point biserial
Mp = Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validitasnya
Mt = Rata-rata skor total
St = Standar deviasi dari skor total proporsi
p = Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
q = Proporsi siswa yang menjawab salah (1-P)
57
Tabel 5.Interpretasi koefisien korelasi nilai r.
Besar Koefisien Korelasi Interprestasi
0.80-1.00 Sangat kuat
0.60-0.79 Kuat
0.40-0.59 Sedang
0.20-0.39 Rendah
0.00-0.19 Sangat rendah
Sumber: Adopsi dari Sugiyono (2010: 257)
Kriteria pengujian apabila rhitung> rtabel dengan α= 0,05, maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung< rtabel, maka alat
ukur tersebut tidak valid..
D. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila instrumen itu dicobakan kepada
subjek yang sama secara berulang-ulang namun hasilnya tetap sama atau
relatif sama. Untuk menghitung reliabilitas soal tes maka digunakan
rumus KR. 20 (Kuder Richardson) sebagai berikut.
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya/jumlah item
S = standar deviasi dari tes
(Sumber: Arikunto, 2012: 115)
Tabel 6. Koefisien reliabilitas
No Koefisien reliabilitas Tingkat reliabilitas
1 0,80 – 1,00 Sangat kuat
2 0,60 – 0,79 Kuat
3 0,40 – 0,59 Sedang
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 0,00 –0,19 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2012: 276)
58
E. Uji Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Menurut Arikunto (2013: 222) menyatakan bahwa soal yang
terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa karena di luar jangkauannya. Untuk mengukur
taraf kesukaran soal maka dapat menggunakan rumus berikut.
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa itu menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Sumber: Arikunto, 2013: 223)
Tabel 7. Koefisien indeks kesukaran
No Koefisien indeks
kesukaran Tingkat kesukaran
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,31 – 0,70 Sedang
3 0,71 – 1,00 Mudah
(Sumber: Arikunto, 2013: 225)
F. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang kurang
pandai (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi yaitu.
59
keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA= banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB= banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks
kesukaran)
Pb = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
(Sumber: Arikunto, 2013: 228)
Tabel 8. Klasifikasi daya pembeda
No Koefisien daya pembeda Tingkat daya
pembeda
1 0,00 – 0,20 Jelek
2 0,21 – 0,40 Cukup
3 0,41 – 0,70 Baik
4 0,71 – 1,00 Baik sekali
D: negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
(Sumber: Arikunto, 2013: 232)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif.
Teknik analisis tersebut digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media realia terhadap hasil belajar matematika siswa. Setelah
melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
data berupa hasil pretest, postest, dan peningkatan pengetahuan (N-Gain).
Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, menurut Melzeer (dalam
Khasanah, 2014 :39) dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
G =
Dengan kategori sebagai berikut:
Tinggi : 0,7 ≤ N-Gain ≤ 1
Sedang : 0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7
Rendah : N-Gain < 0,3
60
A. Teknik Analisis Data Hasil Belajar
1. Nilai Hasil Belajar Secara Individu
Untuk menghitung nilai hasil belajar siswa ranah kognitif secara
individu dengan rumus sebagai berikut.
NP =
Keterangan:
NP = Nilai pengetahuan
R = Skor yang diperoleh/item yang dijawab benar
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2008: 102)
2. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa dapat dihitung dengan
rumus:
X =
Keterangan:
X = nilai rata-rata seluruh siswa
X = total nilai yang diperoleh siswa
N = jumlah siswa
(Sumber: Aqib,dkk., 2010: 40)
3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal
Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal
dapat digunakan rumus berikut.
P =
x 100 %
Tabel 9. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa.
No Persentase Kriteria
1 >85% Sangat tinggi
2 65-84% Tinggi
3 45-64% Sedang
4 25-44% Rendah
5 < 24% Sangat rendah
(Modifikasi dari Aqib, dkk., 2010: 41)
61
B. Uji Persyaratan Analisi Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kenormalan
variabel dalam penelitian.
1) Pengujian normalitas diawali dengan menentukan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif, yaitu:
H0 : Data berdistribusi normal
Hi : Data tidak berdistribusi normal
2) Pengujian dengan rumus chi-kuadrat, yaitu:
∑
Keterangan:
: Nilai Chi Kuadrat hitung
Fo : Frekuensi yang diobservasi
Fh : Frekuensi yang diharapkan
k : Banyaknya kelas interval
(Sumber: Sugiyono, 2010: 107)
2. Uji Homogenitas
Jika sampel berasal dari distribusi normal, maka selanjutnya akan diuji
kesamaan dua varians atau disebut uji homogenitas. Uji homogenitas
dimaksudkan untuk memperlihatkan kedua atau lebih kelompok data
sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama atau tidak.
Berikut langkah-langkah uji homogenitas.
1) Menentukan hipotesis dalam bentuk kalimat
H0: Tidak ada persamaan variansi dari beberapa kelompok data
Ha: Ada persamaan varian dari beberapa kelompok data
62
2) Menentukan taraf signifikan, dalam penelitian ini taraf
signifikannya adalah α = 5% atau 0,05.
3) Uji homogenitas menggunakan uji-F dengan rumus
F =
(Sumber dari Muncarno, 2015: 57)
4) Keputusan uji jika Fhitung < Ftabel maka homogen, sedangkan jika
Fhitung > Ftabel maka tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Peneliti menggunakan jenis uji hipotesis komparatif rata-rata dua
sampel, karena peneliti membuktikan apakah terdapat perbedaan
berarti antara Ha dan H0. Adapun rumus uji t (t-test) adalah, sebagai
berikut (Muncarno, 2015: 56):
√
(
)
Keterangan:
: Nilai rata- rata kelompok eksperimen
: Nilai rata- rata kelompok kontrol
: Varians eksperimen
: Varians kontrol
: Jumlah siswa sampel kelompok eksperimen
: Jumlah sampel kelompok kontrol
Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan proses
analisis data dengan kriteria uji sebagai berikut.
a. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
63
Rumusan hipotesis sebagai berikut:
Ha = Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penggunaan media
realia terhadap hasil belajar matematika materi bangun ruang
siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo”
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang positif signifikan dari penggunaan
media realia terhadap hasil belajar matematika materi bangun
ruang siswa kelas IV di SDN Sriwaylangsep Kecamatan
Kalirejo”
83
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan media realia terhadap hasil belajar
matematika materi bangun ruang siswa kelas IV. Pengaruhnya dapat dilihat
dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai
rata-rata pretest kelas eksperimen adalah 46,88 sedangkan rata-rata pretest
kelas kontrol adalah 52,92. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah
68,08 sedangkan kelas kontrol adalah 62,08. Perbandingan rata-rata N-Gain
kelas eksperimen adalah 0,38 dengan kategori sedang, sedangkan rata-rata N-
Gain kelas kontrol adalah 0,20 dengan kategori rendah. Selisih N-Gain kedua
kelas tersebut adalah 0,18.
Hasil uji F pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh F hitung : 1,05
< Ftabel :2,04, berarti Ho diterima, uji F posttest kelaas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh F hitung : 1,03 < Ftabel :2,04, berarti Ho diterima. Artinya
varian homogen. Hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test pooled
varians diperoleh data thitung sebesar 2,06 sedangkan ttabel sebesar 2,02,
perbandingan tersebut menunjukkan (2,06 > 2,02) berarti Ha diterima. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pada penggunaan media realia
84
terhadap hasil belajar matematika materi bangun ruang siswa kelas IV di
SDN Sriwaylangsep Kecamatan Kalirejo
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan media
realia maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti, antara
lain.
1. Siswa
Diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada mata
pelajaran matematika serta memberikan pengalaman belajar bermakna
melalui media realia.
2. Guru
Diharapkan memperluas pengetahuan dan pengalaman guru mengenai
media pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran matematika agar
dapat meningkatkan kemampuan profesional guru.
3. Sekolah
Memberikan konstribusi positif bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
4. Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan tentang penelitian eksperimen
media realia, sehingga dimasa mendatang ketika sudah menjadi seorang
guru SD mampu menjalankan tugas secara profesional.
5. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut bagi peneliti lainya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta
Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI Press.
Bandung
Alvionita. 2014. Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran Matematika
untuk Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Hitung di SD
(Jurnal). Diakses di pada alamat
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5585 pada tanggal 1
Mei 2018 pukul 15.00
Anurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. Yrama
Widya. Bandung.
Arikunto, Suharismi. 2012. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
_____.2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.
Fathurrohman, Pupuh, dan Sutikno, Sobry. 2011. Strategi Belajar Mengajar
melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. PT Refika Aditama.
Bandung.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung.
Hamzah. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hemawan, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI. Bandung
Ibrahim,R dan Syaodih, Nana. 2013. Rencana Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta
86
Karwono dan Mularsih, Heni. 2012. Belajar dan Pembelajaran. PT Rajagrafindo
Persada. Jakarta.
Marisa, dkk. 2013. Komputer dan Media Pembelajaran. Universitas Terbuka.
Banten.
Mudlofir, Ali dan Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2016. Desain pembelajaran Inovatif
dari Teori ke Praktek. PT Rajagrafindo Pesada. Jakarta
Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Muncarno. 2015. Statistik Pendidikan. Hamim Group. Lampung
Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan
pembelajaran. Delia press. Jakarta.
Okti.Wuli.2014. TIMSS Trends International Mathematics. Diakses pada alamat
http://wulieokti.blogspot.co.id/2014/04/timss-trends-international-
mathematics.html pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 07.19
Pujita. 2008. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Purwanto. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, untuk Administrasi Publik, dan
Masalah-masalah Sosial. Gaya media. Yogyakarta.
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Guru/ Pendidikan dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana. Jakarta
Sadiman, Arief dkk. 2012. Media Pendidikan. Pustekom Dikbud dan PT
Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Sani, R. Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
_____. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana. Jakarta.
_____. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Ar-Ruuzz Media, Yogyakarta.
87
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sofyani. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Matemtika.
Diakses pada alamat idr.uin-antasari.ac.id/3449/2/BAB%20II.pdf pada
tanggal 4 Maret 2018 pukul 16.00
Sudjana, Nana. 2012. Dasar-dasar Proses Belajar. Sinar Baru. Bandung
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Tarsito. Bandung
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. PT.
Fajar Interpratama Mandiri. Jakarta.
Syaodih, Sukmadinata Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda
Karya. Bandung
Syuriansyah dan Mahriati. 2014. Menigkatkan Hasil Belajar Konsep Sifat Sifat
Bangun Ruang dengan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Media
Realia Siswa Kelas V SDN Pengambangan 8 Kota Banjarmasin (jurnal).
Diakses pada alamat
ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/paradigma/article/viewFile/2689/2342
pada tanggal 1 Mei 2018 pukul 15.00
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2011. Model Bahan Ajar Matematika
Sekolah Dasar.Kemendiknas. Jakarta
Tim Penyusun. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tetang Standar Isi.
Debdiknas. Jakarta
Undang-Undang Sisdiknas. 2013. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2003.
Fokusmedia. Bandung
Universitas Lampung. 2017. Format Penulisan Karya Ilmiah. Unversitas
Lampung Press. Bandar Lampung.
Widoyoko, EP. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian 4th
ed. Pusaka
Belajar. Yogyakarta
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Prenadamedia Group. Jakarta.