PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR YANG TIDAK JELAS...
Transcript of PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR YANG TIDAK JELAS...
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
436
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR YANG TIDAK JELAS
DAN KETIDAKPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN
UNTUK BERPINDAH DENGAN STRES KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi empiris: PT. Honda Prospect Motor)
David Londong 1, Henilia Yulita 2
1Universitas Bunda Mulia, Jakarta, [email protected]
2Universitas Bunda Mulia, Jakarta, [email protected]
ABSTRAK: Tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negative bagi organisasi, hal ini menimbulkan
organisasi kehilangan karyawan yang berpengalaman dan juga harus melakukan perekrutan kembali serta
memberikan pelatihan untuk karyawan yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel
pengaruh pengembangan karir yang tidak jelas dan Ketidakpuasan Kerja terhadap keinginan untuk
berpindah dengan stres kerja sebagai variabel intervening. Jumlah sampel didalam penelitian ini sebanyak
82 karyawan human resource departemen PT Honda Prospect Motor. Analisis data dengan menggunakan
Structural Equation Model (SEM) program SmartPLS (Partial Least Squares).
Hasil pengujian terhadap hipotesis, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pengembangan karir yang tidak jelas terhadap Ketidakpuasan Kerja. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Ketidakpuasan Kerja terhadap stres kerja. Tetapi tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel pengembangan karir yang tidak jelas terhadap stres kerja. Terdapat pengaruh
antara yang signifikan variabel Ketidakpuasan Kerja dan pengembangan karir yang tidak jelas terhadap
keinginan untuk berpindah dengan stres kerja sebagai variabel intervening.
Kata Kunci: Pengembangan karir yang tidak jelas, Ketidakpuasan Kerja, stres kerja, dan keinginan untuk
berpindah
ABSTRACT: A high turnover rate will have a negative impact on the organization, causing the organization to lose
experienced employees and also having to recruit and provide training for new employees. This study
aims to analyze the variable of the influence of unclear career development and Job Dissatisfaction with
the desire to move with work stress as intervening variable. The number of samples in this study as many
as 82 employees’ human resource department of PT Honda Prospect Motor. Data analysis using
Structural Equation Model (SEM) SmartPLS (Partial Least Squares) program. The results of testing on
the hypothesis, showed that there is a significant influence between careers developments variables are
not clear on Job Dissatisfaction. There is a significant influence between the variables of Job
Dissatisfaction with work stress. But there is no significant influence between career development
variables that are not clear on job stress. There is an influence between the significant variables of Job
Dissatisfaction and unclear career development on the desire to move with work stress as an intervening
variable.
Keywords: Unclear career development, Job Dissatisfaction, job stress, and turnover intention
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014, di Indonesia
ada 9,5 persen (688.660 orang) dari total penganggur yang merupakan lulusan
perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau ijazah strata satu (S-1). Dari
jumlah itu, penganggur paling tinggi merupakan lulusan universitas bergelar S-1
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
437
sebanyak 495.143 orang. Angka pengangguran terdidik pada 2014 itu meningkat
dibandingkan angka pada 2013 yang hanya 8,36 persen (619.288 orang) dan pada 2012
sebesar 8,79 persen (645.866 orang). Keterbatasan sumber daya manusia memengaruhi
laju pergerakan bisnis. Sebab, karyawan sering punya keinginan berpindah kerja
(turnover retention). Selain itu terungkap fakta bahwa generasi milenial atau kelompok
usia 15-34 tahun adalah kelompok usia pekerja yang miliki keinginan untuk berpindah
kerja yang tinggi. (https://beritagar.id)
Kemajuan dari suatu organisasi sangat berpengaruh dari sumber daya manusia
yang dimiliki oleh organisasi tersebut karena dalam organisasi pasti ada tujuan yang
harus dicapai oleh organisasi, keberhasilan dalam pencapaian tujuan akan tergantung
kepada seluruh anggota organisasi atau sumber daya manusia yang dimiliki. Sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan juga harus dikelola atau diarahkan untuk dapat
mencapai tujuan organisasi yang sudah direncanakan sebelumnya, karena sumber
manusia sangat penting dalam keberhasilan atau kegagalan bagi organisasinya.
Manajemen sumber daya manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan
(asset) utama organisasi yang harus dikelola dengan baik, (Isyanto, 2013).
Jika karyawan merasa sangat puas terhadap pekerjaan atau hasil yang diberikan
oleh perusahaan, secara langsung karyawan akan memberikan kinerja dan produktivitas
yang baik untuk perusahaannya. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan
memperlihatkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja memiliki
dampak terhadap produktivitas, ketidakhadiran, keluarnya pegawai, dan dampaknya
terhadap kesehatan. Dalam bekerja orang-orang memerlukan rasa aman, rasa puas, atau
rasa senang (Utomo, 2010).
Menurut Rivai (2012) pengembangan karir adalah proses peningkatan
kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yagn diinginkan.
Pengembangan karir yang tidak jelas adalah tanggung jawab perusahaan yang akan
membuat karyawan merasa tidak dapat berkembang dan tidak memiliki jenjang karir,
pengembangan karir buka semata-mata untuk memberikan kesempatan untuk karyawan
memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi tetapi untuk memberikan tanggung jawab
lebih dan penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan oleh karyawan. Perusahaan
yang tidak memiliki rencana pengembangan karir untuk karyawan adalah perusahaan
yang tidak menilai karyawan sebagai aset penting bagi perusahaan, karena karyawan
juga memiliki kesempatan untuk mengembangkar karir.
Faktor-faktor yang muncul dari sulitnya dalam pengelolaan sumber daya
manusia, pengembangan karir yang tidak jelas di dalam organisasi, Ketidakpuasan
Kerja dan stres kerja dapat mengakibatkan keinginan untuk berpindah dari perusahaan.
Tingginya angka turnover disuatu organisasi sangat sulit untuk dibendung jika hal-hal
yang berpengaruh kepada turnover tidak dikelola dengan baik oleh organisasi maka
akan menyebabkan dampak Keinginan Berpindah bagi para anggota organisasi (Harter
et al, 2011).
Adapun identifikasi permasalahannya adalah apakah terdapat pengaruh
pengembangan karir yang tidak jelas dan Ketidakpuasan Kerja terhadap Ketidakpuasan
Kerja melalui stress kerja sebagai variabel intervening. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengembangan karir yang tidak jelas dan
Ketidakpuasan Kerja terhadap Ketidakpuasan Kerja melalui stress kerja sebagai
variabel intervening.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
438
TINJAUAN LITERATUR
Keinginan Untuk Berpindah
Faktor-faktor yang menyebabkan turnover yaitu pengembangan karir, stress
kerja, kondisi kerja, gaji, geografi, dan alasan pribadi dan keluarga. Karyawan yang
merasa puas dengan terhadap pekerjaannya akan tetap tinggal dalam perusahaan lebih lama,dan dapat menurunkan angka keluar masuknya karyawan. Sebaliknya karyawan
yang merasa tidak puas akan berpikir untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
(Busch et al., 1998 dalam Huang, 2016)
Stres Kerja
Stres kerja adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis
seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Adapun menurut Robbins (2013) stres juga
dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam
mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat
batasan atau penghalang.
Baron, (2001); Hamid, (2012) mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi
emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat
halangan dan tidak bisa mengatasinya. Ketika karyawan merasa dirinya tidak memiliki
peluang karir atau pengembangan karir yang tidak jelas, pasti karyawan akan merasakan
ketidakjelasan masa depannya di dalam organisasi,secara langsung dapat menimbulkan
atau mempengaruhi tingkat stress.
Ketidakpuasan Kerja
Judge (1993); Winata (2015) mengemukakan apabila seorang karyawan merasa
puas atas pekerjaannya maka karyawan tersebut akan merasa senang dan terbebas dari
rasa tertekan sehingga akan timbul rasa aman untuk tetap bekerja pada lingkungan
kerjanya. Dalam penelitian ini yang membahas Ketidakpuasan Kerja, penulis merujukan
teori kepuasan kerja. Karyawan yang memiliki kepuasan dalam pekerjaannya akan
memberikan dampak yang positif terhadap organisasinya. Robbins (2013)
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya.
Herzberg (1998); Arifin (2013) menemukan perbedaan antara kepuasan kerja
dan Ketidakpuasan Kerja. Karyawan yang memiliki perasaan terpuaskan dengan
pekerjaannya cenderung bertahan dalam organisasi, Sedangkan karyawan yang tidak
terpuaskan dengan pekerjaannya cenderung akan keluar dari organisasinya. Sedangkan
individu yang merasa kurang terpuaskandengan pekerjaannya akan memilih untuk
keluar dan organisasi. Masuk-keluar (turnover) tenaga kerja berhubungan dengan
Ketidakpuasan Kerja.
Pengembangan Karir yang Tidak Jelas Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang
dicapai dalam rangka memcapai karir yang diinginkan. Menurut Rivai (2009);
Marwansyah (2014) pengembangan karir merupakan kegiatan-kegiatan pengembangan
diri yang ditempuh oleh seseorang untuk mewujudkan rencana karir pribadinya. Sadili
Samsudin (2006); Isyanto dkk, (2013) mendefinisikan pengembangan karir adalah suatu
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
439
usaha meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Penelitian Terdahulu
No. Nama/Tahun
Peneliti
Judul Hasil
1. Sondang Lestari
Mariana dan Laksmi Sito Dwi
Irvianti (2012)
Pengaruh Kompensasi
dan Pengambangan Karir Terhadap
Keinginan Berpindah
pada PT. APL
Indonesia
Terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengembangan karir terhadap Keinginan Berpindah
2. Adeline
Stephanie
Winata, Amelia
Rosalin, Endo
Wijaya Kartika
(2015)
Analisis Hubungan
Stres Kerja dengan
Kepuasan Kerja Serta
Keinginan Berpindah
Stres kerja memiliki hubungan
negatif dan tidak signifikan
terhadap kepuasan kerja dan
kepuasan kerja memiliki hubungan
negative dan tidak signifikan
terhadap Keinginan Berpindah
3. Adi Wibowo dan
Erni Masdupi
(2015)
Pengaruh Kepuasan
Kerja, Kompensasi
dan Pengembangan
Karir Terhadap
Keinginan Berpindah
Karyawan Bank
Syariah Mandiri
Cabang Padang
Pengembangan karir memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja, pengembangan
karir tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Keinginan
Berpindah dan kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
intention turnover
4. Agung AWS
Waspodo, Nurul
Chotimah
Handayani dan
Widya Paramita
(2013)
Pengaruh Kepuasan
Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Keinginan
Berpindah pada
Karyawan PT Unitex
Bogor
Kepuasan kerja memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap
Keinginan Berpindah dan Stres
kerja memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Keinginan
Berpindah pada karyawan PT
Unitex di Bogor.
Paradigma Penelitian
Sumber: Wibowo (2015)
Hipotesis Penelitian
Ketidakpuasan
Kerja (X2)
Pengembangan
Karir yang Tidak
Jelas (X1)
Stres Kerja (Z) Keinginan untuk
Berpindah (Y)
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
440
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya
maka perlu dilakukan uji untuk membuktikannya atau dengan kata lain hipotesis
merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih yang harus diuji
kebenarannya (Siregar, 2014).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pengembangan karir yang tidak
jelas terhadap Ketidakpuasan Kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor. Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari pengembangan karir yang tidak jelas
terhadap Ketidakpuasan Kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Ketidakpuasan Kerja terhadap
stres kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari Ketidakpuasan Kerja terhadap stres
kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pengembangan karir yang tidak
jelas terhadap stres kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari pengembangan karir yang tidak jelas
terhadap stres kerja pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari stres kerja terhadap keinginan
untuk berpindah pada karyawan PT Honda Prospect Motor.
Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari stres kerja terhadap keinginan untuk
berpindah pada karyawan PT Honda Prospect Motor
METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti
dalam ruang lingkup & waktu yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan Human Resources Department PT Honda Prospect Motor yang
berjumlah 103 orang.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2010). Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan salah satu metode
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin.
= Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)
= 81,90 dibulatkan menjadi 82
Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2015) subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat
penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus didata sebelum
peneliti siap untuk mengumpulkan data. Subjek dalam penelitian ini.adalah karyawan
Human Resources Department PT Honda Prospect Motor.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan
penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu dengan sasaran penelitian (Sugiyono
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
441
2013). Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan karir yang tidak jelas,
Ketidakpuasan Kerja, keinginan untuk berpindah, serta stres kerja.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu di mana pada
metode ini diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Teknik pengumpulan data wawancara dan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada
karyawan Human Resources Department PT Honda Prospect Motor.
Tahap Pengolahan Data Menurut Sugiyono (2013), untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban itu
dapat diberi skor misalnya 1-5 di antaranya:
- Sangat Tidak Setuju (STS) : diberikan skor atau bobot 1
- Tidak Setuju (TS) : diberikan skor atau bobot 2
- Netral (N) : diberikan skor atau bobot 3
- Setuju (S) : diberikan skor atau bobot 4
- Sangat Setuju (SS) : diberikan skor atau bobot 5
Uji Validitas
Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan
loading factor (korelasi antara skor item atau skor komponen dengan skor konstruk).
Untuk uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan
konstruknya. Metode lain yang digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah
dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antar
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Berikut tabulasi parameter uji validitas
dalam PLS.
Uji Reliabilitas
Menurut Abdillah (2015) uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua
metode yaitu Cronbach Alpha dan Composite Reliability.
Uji Korelasi
Menurut Neolaka (2014), koefisien korelasi adalah korelasi yang didapat dari
pengukuran statistic kovarian atau asosiasi antara dua variabel, besarnya koefisien
korelasi adalah berkisar antara +1 sampai dengan -1, berikut adalah tabel mengenai
kekuatan hubungan antar variabel dalam menentukan korelasi pada uji korelasi.
Uji Koefisien Determinasi ( )
Hubungan dalam adanya korelasi ini maka merupakan kuadrat dari koefisien
korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas dan variabel terikat.
Uji t-Tabel (Uji Hipotesis)
Nilai koefisien path atau inner model menunjukan tingkat signifikansi dalam
pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukan oleh nilai t-
statistic, harus diatas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan diatas 1,64 untuk
hipotesis satu ekor (one-tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5% dan power
80% (Hair et al., 2008) dalam Abdillah (2015).
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
442
Uji Efek Mediasi
Pada pengujian efek mediasi, output parameter uji signifikansi dilihat pada tabel
total effect. Karena pada efek mediasi tidak hanya dilakukan pengujian efek langsung
variabel independen ke variabel dependen, tetapi juga hubungan tidak langsung antara
variabel independen dengan variabel dependen (indirect effect) melalui variabel
mediasi. Karena itu total effect digunakan untuk melihat efek total prediksi (direct and
indirect effect).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Responden
Total kuesioner yang disebesar sebanyak 82 kuesioner, kuesioner yang kembali
dan sesuai kriteria sebanyak 82. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan Human Resource Department PT Honda Prospect Motor, Jakarta Utara. Jenis
kelamin responden laki-laki (83%) lebih mendominasi dibandingkan dengan responden
wanita hanya (17%). Usia responden 17-24 tahun (44%) dan 25-32 tahun (43%) lebih
mendominasi dibandingkan dengan 33-40 tahun (12%) dan >40 tahun (1%). Pendidikan
responden S-1 (95%) lebih mendominasi dibandingkan dengan SMA/Sederajat (0%).
Masa kerja responden <3 tahun (40%) lebih mendominasi, sedangkan 3-5 tahun (27%)
serta 6-10 tahun (31%). Lama responden dalam menduduki jabatan terakhir lebih
didominasi 1-2 tahun (60%) sedangkan 3-4 tahun (30%) diurutan ke 2 paling besar,
serta 5-6 tahun (6%) dan >6 tahun (4%).
Uji Validitas
Dalam uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SmartPLS (v.
3.2.3), dengan menggunakan metode Validitas Konstruk , Diskriminan, dan Konvergen.
Dibawah ini adalah hasil intrepetasi data output yang dibuat menggunakan SmartPLS.
Gambar Outer Model_1 Gambar Outer Model_2
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3)
Berdasarkan Gambar Outer Model_1 didapatkan indikator yang tidak valid yaitu
TI5 dengan perolehan hasil 0.314 sedangkan indikator harus diatas 0.5 untuk dapat
dinyatakan valid. Untuk itu, indikator yang tidak valid yaitu TI5 dihapus dan dilakukan
penghitungan kembali. Hasilnya tertera pada Gambar Outer Model_2.
Uji Validitas Konstruk
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator pada
setiap variabel sudah signifikan, karena Factor Loading semua berada di atas 0,5. Maka
dapat dikatakan bahwa validitas konstruk telah terpenuhi.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
443
Validitas Konvergen
Tabel AVE AVE
Keinginan Berpindah 0.523
Ketidakpuasan Kerja 0.552
Pengembangan karir yang tidak jelas 0.512
Stres Kerja 0.513
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3) Berdasarkan tabel AVE diatas dapat disimpulkan telah memenuhi syarat
validitas konvergen. AVE > 0,5 dan skor pada masing-masing variabel atau indikator
memiliki nilai diatas 0,5.
Uji Reliabilitas
Tabel Quality Criteria Composite Reliability Cronbachs Alpha
Ketidakpuasan Kerja 0.867 0.816
Keinginan Berpindah 0.827 0.731
Pengembangan karir yang tidak jelas 0.861 0.806
Stres Kerja 0.862 0.808
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Composite Reliability pada masing-
masing variabel atau indikator memiliki nilai > 0,7 dan Cronbach’s Alpha memiliki
nilai >0,6. Maka, dapat disimpulkan bahwa data konstruk diatas reliabel.
Uji Korelasi Tabel Latent Variable Correlations
Ketidakpuasan
Kerja
Keinginan
Berpindah
Pengembangan karir yang
tidak jelas
Stres
Kerja
Ketidakpuasan Kerja 1.000
Keinginan Berpindah 0.674 1.000
Pengembangan karir yang tidak
jelas
0.846 0.583 1.000
Stres Kerja 0.739 0.728 0.692 1.000
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3)
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa pada variabel Job
Dissatisfaciton berkorelasi sedang terhadap Keinginan Berpindah sebesar 0,674. Pada
variabel Ketidakpuasan Kerja berkorelasi sangat kuat terhadap Pengembangan karir
yang tidak jelas sebesar 0.846. Pada variabel Ketidakpuasan Kerja berkorelasi sedang
terhadap Stres Kerja sebesar 0.739. Pada variabel Keinginan Berpindah berkorelasi
sedang terhadap Pengembangan karir yang tidak jelas sebesar 0.583. Pada variabel
Turnover Intetion berkorelasi kuat terhadap Stres Kerja sebesar 0.728. Pada variabel
Pengembangan karir yang tidak jelas berkorelasi sedang terhadap Stres Kerja sebesar
0.692.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
444
Uji Koefisien Determinasi
Tabel R Square R Square
Ketidakpuasan Kerja 0.716
Keinginan Berpindah 0.530
Pengembangan karir yang tidak jelas
Stres Kerja 0.562
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3) Berdasarkan data pada tabel, dapat diketahui bahwa variabel Pengembangan
karir yang tidak jelas berkontribusi terhadap Ketidakpuasan Kerja sebesar 71.6%,
sedangkan variabel Pengembangan karir yang tidak jelas berpengaruh terhadap variabel
Keinginan Berpindah sebesar 53.0% dan variabel Pengembangan karir yang tidak jelas
berpengaruh terhadap Stres Kerja sebesar 56.2%.
Uji t-Tabel
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) T Statistics (|O/ STERR|)
JD → JS 4.198
UCD → JD 30.839
UCD → JS 1.870
JS → TI 13.344
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3)
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hasil pengujian t-statistics pada
variabel Ketidakpuasan Kerja terhadap variabel Stres Kerja memiliki nilai sebesar 4.198
yang artinya hipotesis tersebut dapat diterima karena memiliki nilai lebih tinggi dari t-
tabel sebesar ≥1,96. Begitu pula dengan variabel Pengembangan karir yang tidak jelas
terhadap Ketidakpuasan Kerja dengan nilai 30.839, variabel Stres Kerja terhadap
Keinginan Berpindah dengan nilai 13.344. Sedangkan hasil pengujian t-statistics pada
variabel Pengembangan karir yang tidak jelas terhadap Stres Kerja memiliki nilai 1.870
yang artinya hipotesis tersebut tidak dapat diterima atau ditolak karena memiliki nilai
kurang dari 1,96. Berdasarkan hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel pengembangan karir yang tidak jelas terhadap
Ketidakpuasan Kerja. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Ketidakpuasan
Kerja terhadap stres kerja. Tetapi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pengembangan karir yang tidak jelas terhadap stres kerja.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
445
Uji Efek Mediasi Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)
T Statistics (|O/ STERR|)
JD → TI 3.633
JD → JS 4.198
UCD → JD 30.839
UCD → TI 6.829
UCD → JS 10.450
JS → TI 13.344
Sumber : Hasil data olahan peneliti menggunakan PLS (v. 3.2.3)
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam uji t-statistics, pada
variabel Ketidakpuasan Kerja terhadap Keinginan Berpindah sebesar 3.633, pada
variabel Ketidakpuasan Kerja terhadap Stres Kerja sebesar 4.198, pada variabel
Pengembangan karir yang tidak jelas terhadap Ketidakpuasan Kerja sebesar 30.839,
pada variabel Pengembangan karir yang tidak jelas terhadap Keinginan Berpindah
sebesar 6.829, pada variabel Pengembangan karir yang tidak jelas terhadap Stres Kerja
sebesar 10.450, pada variabel Stres Kerja terhadap Keinginan Berpindah sebesar
13.344. Dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh antara yang signifikan variabel
Ketidakpuasan Kerja dan pengembangan karir yang tidak jelas terhadap keinginan
untuk berpindah dengan stres kerja sebagai variabel intervening.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
446
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dari hasil yang telah diuraikan dan dibahas dalam bab-bab sebelumnya, bahwa dapat
diambil kesimpulan berdasarkan hasil yang dilakukan pada PT Honda Prospect Motor,
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengembangan karir yang tidak
jelas terhadap Ketidakpuasan Kerja karena nilai t-statistics 30.839 lebih besar dari nilai t-tabel 1,96. Hasil ini penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Javed Ahmed Chandio, Ashique Ali Jhatial, Rafia Mallah (2013).
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Ketidakpuasan Kerja terhadap stres kerja
karena nilai t-statistics 4.198 lebih besar dari nilai t-tabel 1,96. Hasil ini penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Javed Ahmed Chandio,
Ashique Ali Jhatial, Rafia Mallah (2013).).
3. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengembangan karir yang
tidak jelas terhadap stres kerja karena nilai t-statistics 1.870 tidak lebih besar dari
nilai t-tabel 1,96. Hasil ini penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Javed Ahmed Chandio, Ashique Ali Jhatial, Rafia Mallah
(2013).
4. Terdapat pengaruh antara yang signifikan variabel stres kerja terhadap keinginan
untuk berpindah karena nilai t-statistics 13.344 lebih besar dari nilai t-tabel 1,96.
Hasil ini penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Javed Ahmed Chandio, Ashique Ali Jhatial, Rafia Mallah (2013).
Berdasarkan hasil analisa di atas, maka saran-saran dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perbaikan dalam pengambangan karir dengan cara memberikan informasi tentang
rencana pengembangan karir didalam organisasi kepada karyawan baru agar
karyawan mendapatkan informasi yang jelas dari rencana pengambangan karir yang
ada didalam perusahaan dan beban kerja yang diberikan dirasakan oleh karyawan
terasa terlalu membenanin karyawan yang akan membuat karyawan merasa stres
karena beban kerja yang berlebihan. Perusahaan juga harus membuat karyawan
merasa puas di dalam bekerja agar karyawan dapat memberikan kinerja yang
optimal bagi perusahaan.
2. Karena keterbatasan penelitian yang telah saya lakukan, maka disarankan bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel lain dalam
melakukan penelitiannya yaitu seperti komitmen organisasi, gaya kepemimpinan,
produktivitas kerja, budaya organisasi, dan kinerja karyawan pada PT Honda
Prospect Motor.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
447
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Samsul & Haryono. 2013. Analisis Pengaruh Manajemen Karir Organisasi dan
Manajemen Karir Individu Terhadap Komitmen Organiasi Karyawan dengan
Pendekatan Structural Equation Modeling. Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol.2, No.2
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, Nurdjanah, 2012, Motivasi, dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Makasar, Jurnal Analisis , VOL 1 NO
1:87-93 ISSN 2303-1001
Harter, J. K. & Stone, A. A. (2011). Engaging and disengaging work conditions,
momentary experiences, and cortisol response. Motivation and Emotion, 36 (2),
104-113.
Huang, H-H, dan T. Chung. (2016). Building Competitive Advantages and Restructure
Resources: A Case of Taiwan’s Exhibition Industry. International Journal of Organizational Innovation, 8 (3), 112-124.
Isyanto,Sungkono, Desriani. 2013.”Pengaruh pengembangan karir terhadap motivasi
kerja karyawan pada PT.Excel Utama Indonesia Karawang”. Jurnal Manajemen
Vol.10 No.3 April 2013.
Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 6 No. 3 Juni 2010. h. 376–393.
Marwansyah. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:ALFABETA
Neolaka, Amos (2014). Metode Penelitian dan Statistik. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Organisasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku
Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. 2013. Organizational Behavior Edition 15.
New Jersey: Pearson Education
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: ALFABETA
Utomo, Sulistyo Budi. 2010. Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan CV Berkat Cipta Karya Nusantara, Surabaya. Jurnal Akuntansi,
Website Pendukung:
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/kepiawaian-yang-dicari-perusahaan-pada-2021