PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

23
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019 72 PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN Riza Syahputera Universitas Tridinanti Palembang Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman dan keahlian terhadap mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai variabel intervening pada Kantor Akuntan (KAP) Publik di medan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang terdapat pada KAP di Medan yang berjumlah 45 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus dimana seluruh data populasi dijadikan sampel yang berjumlah 45 sampel dan sampel yang diperoleh 42 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuisioner. Teknik analisis datanya menggunakan analisis Jalur. Hasil penelitian analisis jalur substruktural pertama membuktikan bahwa Pengalaman tidak berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Keahlian berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Intuisi berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan Pengalaman, Keahlian, dan Intuisi berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Hasil penelitian analisis jalur substruktural kedua membuktikan bahwa Pengalaman berpengaruh tidak langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi. Keahlian tidak berpengaruh tidak langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi. Kata Kunci : Pengalaman, Keahlian, Intuisi dan Mendeteksi Kekeliruan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor memiliki peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik terkait dengan bidang keuangan. .Adanya perubahan akun-akun selain akun-akun yang telah disebutkan diatas dan perubahan karena kesalahan akuntansi menunjukkan adanya indikasi awal ketidakbenaran dalam proses audit (pekerjaan lapangan). Ketidakbenaran tersebut dapat disebabkan antara lain: (1) auditor dilapangan tidak menjalankan tugasnya dengan cermat dan seksama dan proses supervisi tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan penghitungan matematis (2) auditor dilapangan salah dalam menginterprestasikan sebuah fakta transaksi sehingga menyebabkan laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi (3) auditor melakukan audit berdasarkan materialitas dan sampel. Meskipun hal ini diperbolehkan oleh standar, tetapi terdapat suatu resiko tidak terdeteksinya fakta transaksi yang tidak material untuk periode yang lalu tetapi material periode berjalan sehingga saat fakta tersebut ditemukan pada periode berjalan, menuntut auditor untuk mengoreksi atau menyajikan kembali laporan keuangan periode sebelumnya (4) adanya kesengajaan dari auditor dan manajemen untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan dengan cara melakukan reklasifikasi akun laporan keuangan tahun sebelumnya pada saat disajikan sebagai perbandingan dengan laporan keuangan

Transcript of PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

Page 1: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

72

PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP MENDETEKSI KEKELIRUAN

DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN

Riza Syahputera

Universitas Tridinanti Palembang

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman dan keahlian terhadap

mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai variabel intervening pada Kantor Akuntan (KAP) Publik di medan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang terdapat pada KAP di Medan yang

berjumlah 45 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus dimana seluruh data

populasi dijadikan sampel yang berjumlah 45 sampel dan sampel yang diperoleh 42 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuisioner. Teknik

analisis datanya menggunakan analisis Jalur. Hasil penelitian analisis jalur substruktural pertama

membuktikan bahwa Pengalaman tidak berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Keahlian berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Intuisi berpengaruh langsung terhadap

Mendeteksi Kekeliruan Pengalaman, Keahlian, dan Intuisi berpengaruh langsung terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Hasil penelitian analisis jalur substruktural kedua membuktikan bahwa Pengalaman

berpengaruh tidak langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi. Keahlian tidak berpengaruh tidak langsung terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi.

Kata Kunci : Pengalaman, Keahlian, Intuisi dan Mendeteksi Kekeliruan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Auditor memiliki peran sebagai

pengontrol dan penjaga kepentingan publik

terkait dengan bidang keuangan. .Adanya perubahan akun-akun selain akun-akun yang

telah disebutkan diatas dan perubahan karena

kesalahan akuntansi menunjukkan adanya indikasi awal ketidakbenaran dalam proses audit

(pekerjaan lapangan). Ketidakbenaran tersebut

dapat disebabkan antara lain: (1) auditor

dilapangan tidak menjalankan tugasnya dengan cermat dan seksama dan proses supervisi tidak

berjalan dengan baik sehingga menyebabkan

laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan penghitungan matematis (2) auditor dilapangan

salah dalam menginterprestasikan sebuah fakta

transaksi sehingga menyebabkan laporan keuangan yang disusun terjadi kesalahan dalam

penerapan prinsip akuntansi (3) auditor

melakukan audit berdasarkan materialitas dan

sampel. Meskipun hal ini diperbolehkan oleh standar, tetapi terdapat suatu resiko tidak

terdeteksinya fakta transaksi yang tidak material

untuk periode yang lalu tetapi material periode berjalan sehingga saat fakta tersebut ditemukan

pada periode berjalan, menuntut auditor untuk

mengoreksi atau menyajikan kembali laporan

keuangan periode sebelumnya (4) adanya kesengajaan dari auditor dan manajemen untuk

menyesatkan pemakai laporan keuangan dengan

cara melakukan reklasifikasi akun laporan keuangan tahun sebelumnya pada saat disajikan

sebagai perbandingan dengan laporan keuangan

Page 2: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

73

tahun berjalan.

Fenomena yang terlihat dari masalah

kekeliruan yang timbul yaitu maraknya skandal

akuntansi yang terjadi, motifnya tidak lain pihak manajemen perusahan melakukan mark up

terhadap pendapatan dan laba perusahaan. Selain

itu, banyak perusahaan yang melakukan pencatatan penjualan yang tidak wajar. Kondisi

tersebut seakan diiyakan saja oleh internal

auditor. Sementara eksternal auditornya sendiri gagal dalam mendeteksi apa yang dilakukan

pihak manajemen karena minimnya pengalaman

dan keahlian yang memadai, sehingga data dan

informasi laporan keuangan yang keluar sangat menyesatkan investor dalam pengambilan

keputusan. Kepercayaan masyarakat terhadap

profesi akuntan perlu dipulihkan, dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional

yang dijalankan oleh para akuntan, terutama

mereka yang membuka praktek sebagai Kantor Akuntan Publik. Dimana berbeda dengan profesi

lainnya, auditor independent (KAP) bertanggung

jawab memberikan assurance service. Sementara

manjemen, dibantu oleh para pengacara, penasehat keuangan, dan konsultan, dalam

menyajikan informasi keuangan, akuntan publik

bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya

informasi tentang kinerja suatu perusahaan

sangat tergantung pada hasil penilaian akuntan

publik. Kata “publik” yang menyertai akuntan menunjukan bahwa otoritasnya diberikan oleh

publik dan karena itu tanggung jawabnya pun

kepada publik (guarding publik interest). Sementara itu kata “wajar tanpa pengecualian”,

yang menjadi pendapat akuntan publik,

mengandung makna bahwa informasi yang diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung

keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan

audit, akuntan publik bertanggung jawab

mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material (Sumber Majalah

Solusi no.2 Vol 3. 2012, hal 3-4).

Masalah keahlian menjadi sorotan penting terhadap auditor-auditor yang

melakukan tugas auditnya. Skandal di dalam

negeri menunjukan keahlian dan pengalaman

auditor belum menunjukan fungsi dan tanggung jawabnya secara benar. Hal ini terlihat dari akan

diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10

kantor Akuntan Publik yang melakukan

pelanggaran, menyusul keberatan pemerintah atas sanksi berupa peringatan plus yang telah

diberikan. Sepuluh Kantor Akuntan Publik

tersebut diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi

pada tahun 1998. Selain itu terdapat kasus

keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang

menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam

(Sumber Majalah Solusi no.2 Vol 3. 2012, hal

4). Pada kasus pertama, seorang akuntan

publik (Biasa Sitepu) sudah melanggar prinsip

kode etik yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Biasa Sitepu telah melanggar

beberapa prinsip kode etik diantaranya (1)

Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya dia (Biasa Sitepu) tidak

mempertimbangkan moral dan

profesionalismenya sebagai seorang akuntan

sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat ketidakpercayaan

terhadap masyarakat. (2) Prinsip integritas :

Awalnya dia tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan

dikonfrontir keterangannya dengan para saksi.

(3) Prinsip obyektivitas : Dia telah bersikap tidak

jujur, mudah dipengaruhi oleh pihak lain. (4) Prinsip perilaku profesional : Dia tidak konsisten

dalam menjalankan tugasnya sebagai akuntan

publik telah melanggar etika profesi. (5) Prinsip standar teknis : Dia tidak mengikuti undang-

undang yang berlaku sehingga tidak

menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang

relevan.

Kasus kedua menunjukkan bahwa

KPMG telah melanggar prinsip integritas karena tidak memenuhi tanggungjawab profesionalnya

sebagai Kantor Akuntan Publik sehingga

memungkinkan KPMG kehilangan kepercayaan publik. KPMG juga telah melanggar prinsip

objektivitas karena telah memihak kepada

kliennya dan melakukan kecurangan dengan

menyogok aparat pajak di Indonesia. Kasus ketiga memperlihatkan Mulyana W Kusuma

Page 3: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

74

sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap

anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit

keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic

pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara,

tinta, dan teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah

yang ada maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh langsung

Pengalaman, Keahlian dan Intuisi

terhadap Mendeteksi Kekeliruan ?

2. Apakah ada pengaruh tidak langsung

Pengalaman dan Keahlian melalui Intuisi

terhadap Mendeteksi Kekeliruan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan

batasan permasalahan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh

langsung Pengalaman, Keahlian dan

Intuisi terhadap Mendeteksi Kekeliruan.

2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh

tidak langsung Pengalaman dan Keahlian

melalui Intuisi terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menambah ilmu

pengetahuan, wawasan serta pemahaman

penulis mengenai pengaruh pengalaman

dan keahlian terhadap mendeteksi

kekeliruan melalui intuisi yang dimiliki

auditor.

2. Bagi pihak lain, penulis berharap

penelitian ini dapat sebagai referensi bagi

mereka yang berminat mempelajari

tentang pengaruh pengalaman dan

keahlian terhadap mendeteksi kekeliruan

melalui intuisi yang dimiliki auditor.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Mendeteksi Kekeliruan

Pengertian Kekeliruan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam

standar Profesional Akuntan Publik/SPAP

(2004:316.2&3) memberikan definisi tentang kekeliruan dan ketidak beresan sebagai berikut

ini :

Kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau

pengungkapan dalam laporan keuangan yang

tidak disengaja.

Kekeliruan dapat berupa hal-hal berikut ini. a. Kekeliruan dalam pengumpulan atau

pengolahan data akuntansi yang dipakai

sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.

b. Estimasi akuntansi salah yang timbul

sebagai akibat dari kekhilafan atau penafsiran salah terhadap prinsip

akuntansi yang menyangkut jumlah,

klasifikasi, cara penyajian atau

pengungkapan

Sularso (2009:36);

a. Auditor harus menentukan resiko bahwa suatu kekeliruan dan ketidakberesan

kemungkinan menyebabkan laporan

pemeriksaan atas laporan keuangan berisi

salah saji material. b. Auditor harus memahami karakteristik

kekeliruan dan ketidakberesan agar bisa

menentukan resiko salah saji laporan keuangan.

2.2 Intuisi Pengertian Intuisi

Sularso (2009:36) mengatakan “Intuisi

adalah daya atau kemampuan mengetahui atau

mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati”.

Bindoni (2014) mengatakan :

1. Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal.

Page 4: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

75

2. Intuisi adalah kemampuan untuk

mengetahui dan merasakan peristiwa

yang akan terjadi.

3. Intuisi diartikan sebagai suatu proses datangnya pengetahuan secara langsung

atau tiba-tiba tanpa disertai penjelasan

sebelumnya.

2.3 Pengalaman Auditor

Pengertian Pengalaman Auditor Pengalaman merupakan suatu proses

pembelajaran dan pertambahan perkembangan

potensi bertingkah laku baik dari pendidikan

formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.

Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan

pengalaman, pemahaman dan praktek (Knoers &

Haditono, 2009). Mulyadi (2002:24) mendefinisikan

bahwa “Pengalaman auditor merupakan

akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh

melalui interaksi”. Sedangkan Ashton (2003) mengatakan “Pengalaman auditor merupakan

kemampuan yang dimiliki auditor atau akuntan

pemeriksa untuk belajar dari kejadian-kejadian masalalu yang berkaitan dengan seluk-beluk

audit atau pemeriksaan”.

Herliansyah dan Ilyas (2006)

mengatakan bahwa “pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam

memprediksi kinerja akuntan publik sehingga

faktor pengalaman sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik”.

2.4 Keahlian Auditor Pengertian Keahlian Auditor

Menurut Jaafar dan Sumiyati (2005),

mengatakan :

Pengertian keahlian audit meliputi keahlian mengenai pemeriksaan maupun penguasaan

masalah yang diperiksanya ataupun

pengetahuan yang dapat menunjang tugas pemeriksaan. Keahlian tersebut mencakup:

merencanakan pemeriksaan, menyusun

Program Kerja Pemeriksaan (PKP),

melaksanakan Program Kerja Pemeriksaan, menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP),

menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP),

mendistribusikan Laporan Hasil Pemeriksaan,

memonitor Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP). Auditor harus memiliki keahlian yang

diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi

keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan,

menyusun program kerja pemeriksaan,

melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun

berita pemeriksaan, dan laporan hasil

pemeriksaan (Praptomo,2007).

2.5 Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian sebelumnya dapat

digambarkan dalam kerangka penelitian sebagai berikut:

Page 5: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

76

Gambar 1.

Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian sebelumnya,

maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengalaman, Keahlian dan Intuisi berpengaruh langsung terhadap

Mendeteksi Kekeliruan.

2. Pengalaman dan Keahlian melalui Intuisi berpengaruh tidak langsung

terhadap Mendeteksi Kekeliruan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berdimensi hubungan

kausal (causal effect), yaitu suatu penelitian

dilakukan terhadap fakta – fakta untuk membuktikan secara empiris tentang

pengaruh suatu variabel dengan variabel

lain. Analisis dilakukan dengan pendekatan

analisis jalur (path analysis).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada

Kantor Akuntan Publik di Medan Provinsi

Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Sugiyono (2008, hal 35) : “Populasi

(population) adalah sekelompok orang,

kejadian atau segala sesuatu yang memiliki

karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang

terdapat pada KAP di Medan yang

berjumlah 45 orang.

3.3.2 Sampel Sugiyono (2008, hal 73), “Sampel

adalah bagian dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel

jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan

sampel karena jumlahnya < 100.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

menggunakan metode kuisioner dan data berupa data primer.

3.5 Definisi Operasional Berikut ini adalah ringkasan defenisi operasional dan pengukuran variabel.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi Dimensi Sub Indikator Skala

1 Pengalaman (X1) (Sumber : Fakhri Hilmi, 2011)

Pengalaman auditor merupakan kemampuan yang dimiliki auditor atau akuntan pemeriksa

untuk belajar dari kejadian-kejadian masalalu yang berkaitan dengan seluk-beluk audit atau pemeriksaan

1. Lamanya bekerja

2. Intensitas tugas dan

pengembangan karir

a. lamanya bekerja sebagai auditor

b. Lamanya membuka jasa audit.

a. Dapat mengembangkan

karir b. Seringnya melakukan

tugas audit

Interval

Page 6: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

77

3. Kemampuan kerja

4. Membuat keputusan

5. Pembelajaran dari pengalaman orang lain.

a. Mampu mengetahui kekeliruan dan kecurangan

b. Mampu mengatasi permasalahan

a. Mampu membuat keputusan

b. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan

a. Mempelajari

pengalaman auditor lain

b. Peningkatan kompetensi auditor dari pengalaman auditor lain.

2

Keahlian (X2) (sumber, Nurhayati 2007)

Keahlian adalah kompetensi sebagai seseorang yang

memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit

1. Komponen Pengetahuan

2. Ciri-ciri

Psikologis

3. Kemampuan

berfikir

4. Strategi penentuan keputusan.

l

5. Analisis Tugas

a. pengetahuan mengenai prinsip akuntansi dan standar audit

b. pengetahuan mengenai kondisi umum perusahaan klien

c. Lama bekerja sebagai auditor di KAP

d. Tingkat pendidikan auditor

e. Pelatihan yang pernah

diikuti auditor f. keahlian khusus

a. Bertanggung jawab b. kemampuan

berkomunikasi auditor c. kemampuan untuk

bekerja sama

a. kemampuan

mengakumulasi dan mengolah informasi

b. tingkat kecerdasan tinggi

c. kemampuan beradaptasi

a. strategi penentuan

keputusan auditor b. Bantuan rekan auditor c.

a. lama bekerja b. pengalaman kerja

Interval

3 Intuisi (Z) (Sumber, Sahat 2009)

Intuisi adalah daya atau kemampuan mengetahui atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau

1. Tahap persiapan.

a. mengetahui latar belakang entitas

b. telaah prosedur pemeriksaan

Interval

Page 7: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

78

dipelajari; bisikan hati; gerak hati.

2. Tahap inkubasi

3. Tahap iluminasi.

4. Tahap verifikasi.

a. imajinasi dan perenungan

b. melakukan program pemeriksaan

a. penalaran individu

b. kecakapan dalam melakukan pekerjaan

a. pelaksanaan

pemeriksaan b. mengambil keputusan

sesuai naluri

4 Kekeliruan (Y) (Sumber, Noviyani dan bandi ( 2002)

Kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang tidak disengaja

1. Kekeliruan dalam suatu organisasi badan usaha

2. Kekeliruan dalam system otorisasi dan prosedur pencatatan

3. Kemungkinan terjadinya praktik yang tidak sehat

a. kekeliruan prosedur kerja

b. kekeliruan material c. kekeliruan bertentangan

dengan hukum dan standar Akuntansi

a. kekeliruan sistem akuntansi

b. kekeliruan pencatatan transaksi

a. Kekeliruan atas temuan

audit b. Kekeliruan atas praktek

kerja yang melanggar peraturan

Interval

Sumber: Data diolah 2016

3.5 Teknik Analisis

Pengujian variabel intervening menggunakan model analisis jalur (Path

Analisys) yang bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel-variabel dependen baik secara langsung maupun

tidak langsung. Model penelitian adalah:

Y = a + β1X1Z + β 2X2Z + e Dalam hal ini:

a = Konstanta

β = Koefisien

Y = Mendeteksi Kekeliruan

X1Z = Pengalaman melalui Intuisi

X2Z = Keahlian melalui Intuisi

e = Error

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Validitas dan Reabilitas Data

1 Pengujian Validitas Data Uji validitas dilakukan dengan

metode sekali ukur (One Shot Methode),

dimana pengukur dengan metode ini cukup

dilakukan satu kali dengan criteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

- Jika rhitung > rtabel, maka butir

pertanyaan tersebut valid.

- Jika rhitung ≤ rtabel, maka butiran

pertanyaan tersebut tidak valid

Page 8: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

79

Nilai rtabel untuk uji dua sisi pada

taraf signifikansi 5% (p = 0,05) dengan

jumlah N = 42 adalah 0,297. Berikut ini

ditampilkan hasil pengujian validitas data

kuisioner variabel Pengalaman Auditor.

Tabel 3.2. Uji Validitas Variabel Pengalaman

rhitung rtabel Keterangan

pernyataan 1 0,666 0,297 Valid

pernyataan 2 0,510 0,297 Valid

pernyataan 3 0,726 0,297 Valid

pernyataan 4 0,569 0,297 Valid

pernyataan 5 0,493 0,297 Valid

pernyataan 6 0,635 0,297 Valid

pernyataan 7 0,499 0,297 Valid

pernyataan 8 0,661 0,297 Valid

pernyataan 9 0,493 0,297 Valid

pernyataan 10 0,459 0,297 Valid Sumber: data primer diolah, 2016

Butir pertanyaan dinyatakan valid

jika nilai rhitung > rtabel. Dari hasil out put di

atas bahwa seluruh butir pertanyaan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh butir kuisioner

dinyatakan valid dan layak untuk di analisis

lebih lanjut.

Tabel 3.3. Uji Validitas Variabel Keahlian

rhitung rtabel Keterangan

pernyataan 1 0,550 0,297 Valid

pernyataan 2 0,436 0,297 Valid

pernyataan 3 0,307 0,297 Valid

pernyataan 4 0,429 0,297 Valid

pernyataan 5 0,376 0,297 Valid

pernyataan 6 0,394 0,297 Valid

pernyataan 7 0,340 0,297 Valid

pernyataan 8 0,298 0,297 Valid

pernyataan 9 0,322 0,297 Valid

pernyataan 10 0,363 0,297 Valid

pernyataan 11 0,557 0,297 Valid

pernyataan 12 0,466 0,297 Valid

pernyataan 13 0,465 0,297 Valid

pernyataan 14 0,399 0,297 Valid

pernyataan 15 0,458 0,297 Valid

pernyataan 16 0,440 0,297 Valid Sumber: data primer diolah, 2016

Butir pertanyaan dinyatakan valid

jika nilai rhitung > rtabel. Dari hasil out put di

atas bahwa seluruh butir pertanyaan memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh butir kuisioner

dinyatakan valid dan layak untuk di analisis

lebih lanjut.

Page 9: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

80

Tabel 3.4. Uji Validitas Variabel Intuisi

rhitung rtabel Keterangan

pernyataan 1 0,610 0,297 Valid

pernyataan 2 0,500 0,297 Valid

pernyataan 3 0,592 0,297 Valid

pernyataan 4 0,666 0,297 Valid

pernyataan 5 0,764 0,297 Valid

pernyataan 6 0,654 0,297 Valid

pernyataan 7 0,505 0,297 Valid

pernyataan 8 0,510 0,297 Valid

Sumber: data primer diolah, 2016

Butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Dari hasil out put di

atas bahwa seluruh butir pertanyaan

memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis

lebih lanjut.

Tabel 3.5. Uji Validitas Variabel Kekeliruan

rhitung rtabel Keterangan

pernyataan 1 0,812 0,297 Valid

pernyataan 2 0,653 0,297 Valid

pernyataan 3 0,537 0,297 Valid

pernyataan 4 0,530 0,297 Valid

pernyataan 5 0,504 0,297 Valid

pernyataan 6 0,567 0,297 Valid

pernyataan 7 0,581 0,297 Valid

Sumber: data primer diolah, 2016

Butir pertanyaan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Dari hasil out put di

atas bahwa seluruh butir pertanyaan

memiliki nilai rhitung > rtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh butir kuisioner dinyatakan valid dan layak untuk di analisis

lebih lanjut.

2 Pengujian Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis

dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik

yang digunakan adalah teknik Cronbach

Alpha (α) Suatu variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2006, hal 42). Berikut ini

adalah hasil uji reliabilitas.

Tabel 3.6. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai Kritis Keterangan

Pengalaman 0,749 0,60 Reliabel

Keahlian 0,663 0,60 Reliabel

Intuisi 0,705 0,60 Reliabel

Kekeliruan 0,700 0,60 Reliabel Sumber : data primer diolah, 2016

Page 10: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

81

Berdasarkan uji reliabilitas pada semua variabel diketahui nilai Alpha pada kolom

Cronbach’s Alpha > 0,60 sehingga dinyatakan reliabel.

4.1.2 Statistik Deskriptif

Jumlah kuesioner yang didistribusikan

secara keseluruhan kepada responden

sebanyak 45 eksemplar. Setelah kuisioner disebar sebanyak 45 eksemplar, ternyata

yang diperoleh sebanyak 42 eksampler.

Penelitian ini memiliki tingkat

pengembalian responden (response rate)

sebesar 93,33%. Rincian distribusi dan

pengembalian kuesioner ditampilkan pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Sampel dan Tingkat Pengembalian

Kuesioner Jumlah Kuesioner Persentase

Kuisioner yang sebar ke responden 45 100%

Kuisioner yang tidak kembali (3) 6,67%

Kuisioner yang kembali 42 93,33%

Sumber: data primer diolah (2016)

1. Karakteristik Responden Berdasarkan

Gender Sebelum melakukan pembahasan

mengenai data secara statistik harus terlebih

dahulu memperhatikan data responden yang

telah ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini atau yang menjadi responden

adalah 42 orang terdiri dari:

Tabel 4.2. Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Proporsi

1 laki-laki 33 78,57%

2 Perempuan 9 21,43%

Jumlah 42 100%

Sumber : data primer diolah, 2016

Dari hasil responden penelitian ini berdasarkan jenis kelamin Auditor dapat kita

lihat dari tabel diatas jumlah sampel atau

responden laki-laki Auditor KAP Medan ada

33 orang, Jumlah perempuan ada 9 orang atau persentase bahwa persentase laki-laki

78.57% dan persentase perempuan 21.43%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur

Umur responden Auditor Kota

Medan juga dapat terlihat pada penjelasan

tabel di bawah ini:

Tabel 4.3. Responden Menurut Umur

No Umur Jumlah Proporsi

1 25 – 35 Tahun 6 14,29%

2 >35 Tahun 36 85,71%

Jumlah 42 100%

Sumber : data primer diolah, 2016

Dari hasil responden penilitian ini

berdasarkan umur Auditor KAP Medan. Dan

dapat kita lihat dari tabel di atas dengan

persentase pada usia 25-35 tahun berjumlah

6 orang atau 14,29% dan > 35 tahun

berjumlah 36 orang atau 85,71 %.

Page 11: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

82

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden yang bekerja Auditor KAP Medan juga dapat terlihat

pada penjelasan tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4. Propersi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Proporsi

1 S1 9 21,43%

2 S2 28 66,67%

3 S3 5 11,9%

Jumlah 42 100% Sumber: data primer diolah, 2016.

Dari hasil responden berdasarkan

pendidikan Auditor kota Medan. Dari tabel

di atas dengan persentase pada S-1 berjumlah 9 orang atau 21,43%, S-2

berjumlah 28 orang atau 66.67%, S-3

berjumlah 5 orang atau 11,9%. Maka mayoritas jumlah Auditor KAP Medan

adalah responden yang berpendidikan S-2.

4.1.3 Pengujian Analisis

1. Analisis Jalur Pertama Analisis jalur kedua digunakan

untuk mengetahui hubungan dari

pengalaman, keahlian dan intuisi terhadap

mendeteksi kekeliruan. Berikut ini pengujian analisis.jalur.kedua.

Tabel 4.5. Analisis Jalur Pertama

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.225 6.947 -.752 .457

Pengalaman .283 .084 .422 3.355 .002

Keahlian .214 .083 .310 2.593 .013

Intuisi .268 .118 .281 2.261 .030

Sumber: Lampiran Output SPSS

Informasi yang ditampilkan pada

analisis jalur kedua antara variabel

independen (X) dan Intervening (Z) terhadap

variabel dependen (Y) yang dapat

diformulasikan dalam bentuk persamaan

berikut ini:

Sub struktural 1 :

Gambar 4.1. Diagram Jalur Sub Struktural Pertama

Page 12: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

83

Y = -5,225+ 0,283X1 + 0,214 X2 + 0,268Z

Berdasarkan persamaan analisis

jalur terlihat bahwa : a. Nilai konstanta sebesar -5,225 artinya

jika variabel Mendeteksi Kekeliruan

tidak dipengaruhi oleh variabel Pengalaman, Keahlian dan Intuisi maka

Mendeteksi Kekeliruan dinilai sebesar -

5,225 kali. b. Nilai koefesien Beta untuk variabel

Pengalaman adalah sebesar 0,283 artinya

setiap kenaikan variabel Pengalaman

sebesar 1 maka Mendeteksi Kekeliruan meningkat sebesar 0,283 kali dengan

asumsi variabel lainnya dianggap

konstan. c. Nilai koefesien Beta untuk variabel

Keahlian adalah sebesar 0,2143 artinya

setiap kenaikan variabel Keahlian sebesar

1 maka Mendeteksi Kekeliruan

meningkat sebesar 0,214 kali dengan

asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

d. Nilai koefesien Beta untuk variabel

Intuisi adalah sebesar 0,268 artinya setiap kenaikan variabel Intuisi sebesar 1 maka

Mendeteksi Kekeliruan meningkat

sebesar 0,268 kali dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

1) Uji Signifikansi Simultan

H2.1 : Pengaruh Langsung Pengalaman,

Keahlian dan Intuisi Terhadap

Kekeliruan Hasil pengujian statistik F (uji

simultan) pada Pengalaman, Keahlian dan

Intuisi terhadap Mendeteksi Kekeliruan

dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Uji F

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regression 166.272 3 55.424 11.281 .000a

Residual 186.704 38 4.913

Total 352.976 41

Sumber: Lampiran Output SPSS

Untuk kriteria uji F dilakukan pada

tingkat α = 5% dengan dua arah (0,025). Nilai F pada dk = 4 – 1 = 3 dan untuk N =

42 – 1 = 41 adalah 2,63 maka dapat diambil

keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut :

Fhitung = 273.392, Fabel = 2,63 dari kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika : -2,63 ≤ thitung ≤ 2,63

Ha diterima jika : 1. thitung ≥ 2,63

2. -thitung ≤ -2,63

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis pengaruh secara simultan pengaruh Pengalaman, Keahlian dan Intuisi terhadap

Mendeteksi Kekeliruan diperoleh nilai

Fhitung (11,281) lebih besar dari F-tabel

(2,63) dengan signifikansi 0,000 (Sig.< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya

Pengalaman, Keahlian dan Intuisi secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap

Mendeteksi Kekeliruan Auditor Kota

Medan.

2) Uji Signifikansi Parsial Hasil pengujian statistik t (uji

parsial) pada Pengalaman, Keahlian dan Intuisi terhadap Mendeteksi Kekeliruan

dapat dilihat pada tabel 4.18.

Page 13: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

84

Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik t – Hipotesis Parsial

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5.225 6.947 -.752 .457

Pengalaman .283 .084 .422 3.355 .002

Keahlian .214 .083 .310 2.593 .013

Intuisi .268 .118 .281 2.261 .030

Sumber: Lampiran Output SPSS

H2.2 : Pengaruh Langsung Pengalaman

Terhadap Mendeteksi Kekeliruan Kriteria pengambilan keputusan

menggunakan taraf nyata 5% untuk uji dua

arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan derajat bebas (df) = 42 – 3 = 39. Nilai t tabel dengan

taraf nyata α/2 = 0,025 dan df = 39 adalah

2,023. - Jika t hitung > t tabel (2,023) atau -t hitung < t

tabel (-2,023), maka Ha dapat diterima

(berpengaruh).

- Jika t tabel (-2,023) ≤ t hitung ≤ t tabel (2,023) maka Ha tidak diterima (tidak

berpengaruh).

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil

pengujian hipotesis pengaruh Pengalaman

terhadap Mendeteksi Kekeliruan diperoleh nilai t-hitung (3,355) lebih besar dari t-tabel

(2,023) dengan signifikansi 0,002 (Sig.<

0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Artinya Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap Mendeteksi Kekeliruan Auditor

Kota Medan.

H2.3: Pengaruh Langsung Keahlian

Terhadap Mendeteksi Kekeliruan

Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% untuk uji dua

arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan derajat

bebas (df) = 42 – 3 = 39. Nilai t tabel dengan taraf nyata α/2 = 0,025 dan df = 39 adalah

2,023.

- Jika t hitung > t tabel (2,023) atau -t hitung < t

tabel (-2,023), maka Ha dapat diterima

(berpengaruh).

- Jika t tabel (-2,023) ≤ t hitung ≤ t tabel

(2,023) maka Ha tidak diterima (tidak

berpengaruh). Berdasarkan Tabel 4.7 hasil

pengujian hipotesis pengaruh Keahlian

terhadap Mendeteksi Kekeliruan diperoleh nilai t-hitung (2,593) lebih besar dari t-tabel

(2,023) dengan signifikansi 0,013 (Sig.<

0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya Keahlian berpengaruh signifikan

terhadap Mendeteksi Kekeliruan Auditor

Kota Medan.

H2.4: Pengaruh Langsung Intuisi

Terhadap Mendeteksi

Kekeliruan

Kriteria pengambilan keputusan

menggunakan taraf nyata 5% untuk uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan derajat

bebas (df) = 42 – 3 = 39. Nilai t tabel dengan

taraf nyata α/2 = 0,025 dan df = 39 adalah

2,023. - Jika t hitung > t tabel (2,023) atau -t hitung < t

tabel (-2,023), maka Ha dapat diterima

(berpengaruh). - Jika t tabel (-2,023) ≤ t hitung ≤ t tabel (2,023)

maka Ha tidak diterima (tidak

berpengaruh).

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil

pengujian hipotesis pengaruh Intuisi

terhadap Mendeteksi Kekeliruan diperoleh nilai t-hitung (2,261) lebih besar dari t-tabel

(2,023) dengan signifikansi 0,030 (Sig.<

0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Intuisi berpengaruh signifikan

terhadap Mendeteksi Kekeliruan Auditor

Kota Medan.

Page 14: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

85

3) Koefesien Determinasi Uji Statistik koefisien determinasi

pada penelitian ini tujuannya adalah untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Uji statistik koefisien determinasi

dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8. Koefisien Determinasi – Hipotesis Kedua

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .686a .471 .429 2.21659

Sumber: Lampiran Output SPSS

Tabel 4.8. memperlihatkan bahwa

nilai R Square sebesar 0,471 atau 47,1%

yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen (Pengalaman, Keahlian

dan Intuisi) terhadap Mendeteksi Kekeliruan

adalah sebesar nilai koefisien determinasi

atau 47,1%. Sedangkan sisanya 52,9%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini.

2. Analisis Jalur Kedua

Tabel 4.9. Analisis Jalur Kedua

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 15.101 3.435 4.396 .000

Pengalam Melalui Intuisi .005 .002 .409 2.516 .016

Keahlian Melalui Intuisi .003 .002 .290 1.787 .082

a. Dependent Variable: Kekeliruan

Sumber: Lampiran Output SPSS

Informasi yang ditampilkan pada

analisis jalur kedua antara variabel independen (X) dan Intervening (Z) terhadap

variabel dependen (Y) yang dapat

diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut ini

Sub struktural 2 :

Gambar 4.2. Diagram Jalur Sub Struktural Kedua Y = 15.101 + 0,005X1Z + 0,003X2Z

Page 15: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

86

Berdasarkan persamaan analisis

jalur terlihat bahwa :

a. Nilai konstanta sebesar 15.101 artinya jika variabel Mendeteksi Kekeliruan

tidak dipengaruhi oleh variabel

Pengalaman dan Keahlian melalui Intuisi maka Mendeteksi Kekeliruan dinilai

sebesar 15.101 kali.

b. Nilai koefesien Beta untuk variabel

Pengalaman melalui intuisi adalah sebesar 0,005 artinya setiap kenaikan

variabel Pengalaman sebesar 1 maka

Mendeteksi Kekeliruan meningkat sebesar 0,005 kali dengan asumsi

variabel lainnya dianggap konstan.

c. Nilai koefesien Beta untuk variabel Keahlian melalui intuisi adalah sebesar

0,003 artinya setiap kenaikan variabel

Keahlian sebesar 1 maka Mendeteksi

Kekeliruan meningkat sebesar 0,003 kali dengan asumsi variabel lainnya dianggap

konstan.

H3.1: Pengaruh Tidak Langsung

Pengalaman Terhadap

Mendeteksi Kekeliruan Melalui

Intuisi Agar dapat membuktikan bahwa

variabel Intuisi mampu menjadi variabel

yang memediasi antara Pengalaman

terhadap Mendeteksi Kekeliruan, maka akan

dilakukan perhitungan pengaruh langsung. Apabila pengaruh tidak langsung

Pengalaman terhadap Mendeteksi

Kekeliruan melalui Intuisi lebih besar dibanding pengaruh secara langsung, maka

Intuisi bisa menjadi variabel yang

memediasi (intervening). Terlebih dahulu dihitung nilai pengaruh tidak langsung/

Indirect Effect (IE) pada variabel

Pengalaman terhadap Mendeteksi

Kekeliruan melalui Intuisi sebagai berikut :

Tabel 4.10. Koefisien Korelasi Variabel Intervening

Keterangan Koefesien

Jalur T sig R.Square

PZX1 0,319 2,072 0,045 0.288

PYX1 0,422

PyZ 0,281

Sumber: Lampiran Output SPSS

Besarnya pengaruh tidak langsung/ Indirect Effect (IE) Pengalaman terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi yaitu :

Indirect Effect (IE) = (PZX1) (PyZ) = 0.319 x 0.281 = 0.090

X1 ➔Z ➔ Y = (PYX1) + (IE)

= 0.422 + 0.090

= 0.512

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil

pengujian hipotesis pengaruh Pengalaman terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui

Intuisi lebih besar dibanding pengaruh

langsung yaitu 0.512 > 0,422 dengan nilai F-

hitung (11.823) lebih besar dari F-tabel

(2,023) dengan signifikansi 0,000 (Sig.<

0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Pengalaman berpengaruh signifikan

terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui

Intuisi sebagai variabel intervening pada

Auditor Kota Medan.

Page 16: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

87

Gambar. 4.3. Analisis Jalur Pengalaman Terhadap Mendeteksi Kekeliruan

Melalui Intuisi

Hasil analisis jalur menunjukkan

bahwa Pengalaman dapat berpengaruh

langsung ke Mendeteksi Kekeliruan dan

dapat juga berpengaruh tidak langsung

yaitu dari Intuisi (sebagai variabel

intervening) terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Besarnya pengaruh langsung

adalah 0,422 sedangkan besar pengaruh

tidak langsung yaitu 0,512. Oleh karena

nilai (X1ZY > PX1) maka Intuisi

berfungsi sebagai variabel intervening.

H3. 2: Pengaruh Tidak Langsung

Keahlian Terhadap Mendeteksi

Kekeliruan Melalui Intuisi

Nilai pengaruh tidak langsung/

Indirect Effect (IE) pada variabel

Keahlian terhadap Mendeteksi

Kekeliruan melalui Intuisi :

Tabel 4.11. Koefisien Korelasi Variabel Intervening

Keterangan Koefesien

Jalur T sig R.Square

PZX2 -0,034 2,072 0,045 0.288

PYX2 0,310

PyZ 0,281

Sumber: Lampiran Output SPSS

Besarnya pengaruh tidak langsung/ Indirect Effect (IE) Keahlian terhadap

Mendeteksi Kekeliruan melalui Intuisi yaitu :

Indirect Effect (IE) = (PZX2) (PyZ)

= -0.034 x 0.281 = -0.010

X1 ➔Z ➔ Y = (PYX1) + (IE) = 0.310 - 0.010

= 0.300

Berdasarkan Tabel 4.11 hasil

pengujian hipotesis pengaruh Keahlian

terhadap Mendeteksi Kekeliruan melalui

Intuisi lebih besar dibanding pengaruh

langsung yaitu 0.300 < 0,310 dengan

nilai F-hitung (8.941) lebih besar dari F-

tabel (2,023) dengan signifikansi 0,001

(Sig.< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya Keahlian berpengaruh

signifikan terhadap Mendeteksi

Page 17: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

88

Kekeliruan melalui Intuisi sebagai

variabel intervening pada Auditor Kota

Medan.

Gambar. 4.4. Analisis Jalur Keahlian Terhadap Mendeteksi Kekeliruan

Melalui Intuisi

Hasil analisis jalur

menunjukkan bahwa Keahlian dapat

berpengaruh langsung ke Mendeteksi

Kekeliruan dan dapat juga berpengaruh

tidak langsung yaitu dari Intuisi (sebagai

variabel intervening) terhadap

Mendeteksi Kekeliruan. Besarnya

pengaruh langsung adalah 0,310

sedangkan besar pengaruh tidak

langsung yaitu 0,300. Oleh karena nilai

(X2ZY < PX1) maka Intuisi belum

berfungsi sebagai variabel intervening.

Pengaruh Pengalaman dan Keahlian

Melalui Intuisi terhadap Mendeteksi

Kekeliruan dijelaskan pada gambar

diagram jalur berikut ini :

Diagram Jalur

Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa Intuisi dapat menjelaskan atau

memediasi pengaruh Pengalaman dan

Keahlian terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

Page 18: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

89

4.2. Pembahasan

4.2 1 Pembahasan Analisis Jalur

Substruktural Pertama

1) Pengaruh Langsung Pengalaman

Terhadap Mendeteksi Kekeliruan Hasil analisis analisis jalur

menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur

variabel Pengalaman adalah 0,051

artinya setiap kenaikan variabel

Pengalaman sebesar 1% maka

Mendeteksi Kekeliruan akan meningkat

sebesar 5,1% dengan asumsi variabel

lainnya dianggap konstan. Hasil

penelitian di atas belum dapat digunakan

sebagai dasar untuk menerima hipotesis.

Dari temuan ini diharapkan pelaksana

tugas Auditor KAP Medan tetap

mewaspadai adanya Pengalaman guna

menunjang pelaporan keuangan yang

berkualitas.

2) Pengaruh Langsung Keahlian

Terhadap Mendeteksi Kekeliruan Hipotesis yang menyatakan bahwa

Keahlian berpengaruh signifikan

terhadap Mendeteksi Kekeliruan. Hasil

pengujian hipotesis pengaruh Keahlian

terhadap Mendeteksi Kekeliruan

diperoleh nilai t-hitung (4.426) lebih

besar dari t-tabel (2,021) dengan

signifikansi 0,000 (Sig.< 0,05) maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya

Keahlian berpengaruh signifikan

terhadap Mendeteksi Kekeliruan KAP

Kota Medan. Hasil analisis analisis jalur

menunjukkan bahwa nilai koefisien

analisis jalur variabel Pengalaman

adalah 0,203 artinya setiap kenaikan

variabel Keahlian sebesar 1% maka

Mendeteksi Kekeliruan akan meningkat

sebesar 20,3% dengan asumsi variabel

lainnya dianggap konstan. Hasil

penelitian di atas belum dapat digunakan

sebagai dasar untuk menerima hipotesis.

Dari temuan ini diharapkan pelaksana

tugas Auditor KAP Medan tetap

mewaspadai adanya Keahlian guna

menunjang pelaporan keuangan yang

berkualitas.

Secara spesifik, temuan penelitian

menyimpulkan bahwa Keahlian (X2)

dalam hal ini adalah kompetensi yang

dimiliki Auditor KAP Medan yang dapat

disebabkan adanya pengaruh dari luar

KAP Medan, seperti sering terjadinya

perubahan peraturan, tidak match-nya

antara peraturan yang satu dengan yang

lain, terjadinya mutasi staf KAP yang

cepat, dan lain sebagainya. Auditor

dituntut untuk menyesuaikan diri dengan

kondisi dengan kondisi yang ada, baik

dalam praktik maupun operasionalnya.

Praktik yang dimaksud dalam penelitian

ini dikhususkan pada penerapan Intuisi.

Hasil penelitian ini dapat menjadi

dasar kesimpulan secara statistik

dilapangan dimana Keahlian

berpengaruh terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Hal ini dikarenakan,

organisasi biasanya telah memprediksi

dan melakukan penyesuaian terlebih

dahulu terhadap kondisi lingkungan

disekitarnya. Kemampuan memprediksi

keadaan di masa datang pada kondisi

Keahlian rendah dapat juga terjadi pada

individu yang berpartisipasi dalam

pelaporan keuangan agar memudahkan

memperoleh informasi dari bawahannya.

Jadi, hal ini dapat menguntungkan

organisasi dalam pelaporan keuangan

apabila terjalinnya kerjasama yang baik

antara atasan dengan bawahan.

3) Pengaruh Langsung Intuisi

Terhadap Mendeteksi Kekeliruan

Hipotesis yang menyatakan bahwa

Intuisi berpengaruh signifikan terhadap

Mendeteksi Kekeliruan. hasil pengujian

hipotesis pengaruh Intuisi terhadap

Mendeteksi Kekeliruan diketahui

hipotesis diterima. Artinya Intuisi

berpengaruh signifikan terhadap

Mendeteksi Kekeliruan Auditor KAP di

Medan. Hasil analisis analisis jalur

menunjukkan bahwa nilai koefisien

Page 19: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

90

analisis jalur variabel Pengalaman

adalah 0,143 artinya setiap kenaikan

variabel Intuisi sebesar 1% maka

Mendeteksi Kekeliruan akan meningkat

sebesar 14,3% dengan asumsi variabel

lainnya dianggap konstan.

Hasil penelitian ini belum dapat

dibandingkan dengan penelitian

terdahulu karena memiliki perbedaan

variabel terikatnya sehingga hasil

penelitian ini belum dapat menjadi dasar

secara umum (generalisasi) dalam

pengambilan kesimpulan. Namun hasil

penelitian ini dapat menjadi dasar

kesimpulan secara statistik dilapangan

bahwa Intuisi berpengaruh terhadap

Mendeteksi Kekeliruan. Temuan ini

diharapkan pelaksana tugas Auditor

KAP Medan haruslah memiliki Intuisi

yang baik guna menunjang tinggi

keterbukaan sehingga Mendeteksi

Kekeliruan akan semakin lebih baik lagi.

4.2.2 Pembahasan Analisis Jalur

Substruktural Kedua

Hasil analisis jalur dapat

diketahui pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung masing –

masing variabel seperti yang terlihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.21. Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung

Variabel Pengaruh

Langsung

Pengaruh Tidak

Langsung

Kesimpulan

Pengalaman 0.422 0.512 Intuisi Sebagai Variabel

Intervening Pengalaman

Keahlian 0.310 0.300 Intuisi Bukan Variabel

Intervening Keahlian

Hasil pengujian analisis jalur dapat

diketahui bahwa intuisi dapat dikatakan

sebagai variabel intervening

pengalaman terhadap mendeteksi

kekeliruan, sedangkan intuisi bukan

variabel intervening keahlian terhadap

mendeteksi kekeliruan.

1) Pengaruh Tidak Langsung

Pengalaman Terhadap Mendeteksi

Kekeliruan Melalui Intuisi Hasil analisis jalur menunjukkan

bahwa Pengalaman dapat berpengaruh

langsung ke Mendeteksi Kekeliruan dan

dapat juga berpengaruh tidak langsung

yaitu dari Intuisi (sebagai variabel

intervening) terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Besarnya pengaruh langsung

adalah 0,452 sedangkan besar pengaruh

tidak langsung yaitu 0,784. Oleh karena

nilai (P1 x P2 > P1) maka Intuisi

berfungsi sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian ini belum dapat

dibandingkan dengan penelitian

terdahulu karena memiliki perbedaan

variabel, dimana belum ditemukan

penelitian terdahulu yang menggunakan

variabel intervening tranparansi

pelaporan keuangan sehingga hasil

penelitian ini belum dapat menjadi dasar

secara umum (generalisasi) dalam

pengambilan kesimpulan. Namun hasil

penelitian ini dapat menjadi dasar

kesimpulan secara statistik dilapangan

bahwa Pengalaman dapat mempengaruhi

Mendeteksi Kekeliruan melalui adanya

Intuisi. Hal ini menunjukkan bahwa

Intuisi dapat menjembatani pengaruh

Pengalaman terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Semakin baik Intuisi yang

ada maka semakin kuat pula pengaruh

Pengalaman terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

2) Pengaruh Tidak Langsung

Keahlian Terhadap Mendeteksi

Kekeliruan Melalui Intuisi Hasil analisis jalur menunjukkan

Page 20: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

91

bahwa Keahlian dapat berpengaruh

langsung ke Mendeteksi Kekeliruan dan

dapat juga berpengaruh tidak langsung

yaitu dari Intuisi (sebagai variabel

intervening) terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Besarnya pengaruh langsung

adalah 0,213 sedangkan besar pengaruh

tidak langsung yaitu 0,787. Oleh karena

nilai (P1 x P2 > P1) maka Intuisi

berfungsi sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian ini belum dapat

dibandingkan dengan penelitian

terdahulu karena memiliki perbedaan

variabel, dimana belum ditemukan

penelitian terdahulu yang menggunakan

variabel intervening tranparansi

pelaporan keuangan sehingga hasil

penelitian ini belum dapat menjadi dasar

secara umum (generalisasi) dalam

pengambilan kesimpulan. Namun hasil

penelitian ini dapat menjadi dasar

kesimpulan secara statistik dilapangan

bahwa Keahlian dapat mempengaruhi

Mendeteksi Kekeliruan melalui adanya

Intuisi. Hal ini menunjukkan bahwa

Intuisi dapat menjembatani pengaruh

Keahlian terhadap Mendeteksi

Kekeliruan. Semakin baik Intuisi yang

ada maka semakin kuat pula pengaruh

Keahlian terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis, simpulan yang dapat ditarik

dari masing-masing pengujian hipotesis

tersebut seperti berikut :

1. Pengujian analisis jalur

substruktural kedua membuktikan

bahwa :

a) Pengalaman tidak berpengaruh

langsung terhadap Mendeteksi

Kekeliruan

b) Keahlian berpengaruh langsung

terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

c) Intuisi berpengaruh langsung

terhadap Mendeteksi Kekeliruan

d) Pengalaman, Keahlian, dan

Intuisi berpengaruh langsung

terhadap Mendeteksi

Kekeliruan.

2. Pengujian analisis jalur

substruktural ketiga membuktikan

bahwa :

a) Pengalaman berpengaruh tidak

langsung terhadap Mendeteksi

Kekeliruan melalui Intuisi. Hasil

ini menyimpulkan bahwa Intuisi

dapat memediasi (intervening)

hubungan Pengalaman terhadap

Mendeteksi Kekeliruan.

b) Keahlian tidak berpengaruh

tidak langsung terhadap

Mendeteksi Kekeliruan melalui

Intuisi. Hasil ini menyimpulkan

bahwa Intuisi belum dapat

memediasi (intervening)

hubungan Keahlian terhadap

Mendeteksi Kekeliruan.

c) Pengalaman dan Keahlian

berpengaruh tidak langsung

terhadap Mendeteksi Kekeliruan

melalui Intuisi.

5.2. Saran

Ada beberapa saran yang

dapat dijadikan sebagai rekomendasi

untuk penelitian ini adalah: 1. Bagi KAP yang ada di Kota Medan

disarankan untuk dapat meningkatkan pengalaman dan keahlian Auditornya

karena terbukti dapat mempengaruhi

mendeteksi kekeliruan yang ada.

2. Peneliti berikutnya dapat meningkatkan

data penelitian setidaknya dapat

menambah jumlah sampel penelitian. Hal ini penting mengingat Auditor

Akuntan Publik saat ini banyak menjadi

sorotan karena kasus penyelewengan

yang terjadi. Sehingga, mendeteksi

yang berkualitas dengan tingkat

intuisi yang tinggi menjadi penting

bagi kepentingan masyarakat luas.

3. Peneliti berikutnya dapat menguji

Page 21: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

92

penelitian serupa dengan menambah

variable independent yang belum

dibahas oleh peneliti seperti

kecermatan dan keseksamaan

professional, penguasaan standar

akuntansi, etika Auditor, dan faktor

lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Retno Widayanti. 2001. Analisis

keahlian auditor BPK-RI

menuju pelaksanaan

kekeliruan auditing. Jurnal

Ekonomi & Bisnis Vol.6

No.21

Arens, Alvin A., James K. Lobbecke,

2000. Auditing: an Integreted

Approch, 8th Edition,

Prentice Hall International,

Inc, Upper Saddle River,

New Jersey.

Bindoni. 2014. Presepsi Auditor

Terhadap Kualitas Audit,

Universitas Gadjah Mada.

Tesis

Caecilia Sri Haryanti (2013). Pengaruh

Pengalaman dan Pelatihan

Auditor Terhadap Struktur

Pengetahuan Tentang

Kekeliruan Auditor. Jurnal

Ilmiah Dinamika Ekonomi &

Bisnis Vol.1 No.1

Fakhri Hilmi. 2011. Pengaruh

Pengalaman, Pelatihan dan

Skeptisme Profesional

Auditor Terhadap Mendeteksi

Kecurangan- Studi Empiris

Pada Kantor Akuntan Publik

di Wilayah Jakarta. Jurnal

UIN Jakarta

Hartoko. 2007. Pengaruh pengalaman

pada struktur pengetahuan

auditor tentang kekeliruan.

Jurnal Ekonomi & Bisnis

Vol.4 No.11

IAI (2001)”Standar Profesional Akuntan

Publik”, Jakarta, Salemba

Empat.

Jaafar dan Sumiyati. 2005. Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi

Audit Judgment Auditor

Pemerintah. Jurnal Dinamika

Akuntansi Vol. 4, No. 2,

September 2012, pp. 72-82

Kieso, D.E, Weygandt, J.J, Warfield,

T.D. (2001). Intermediate

Accounting, 10th Edition,

John Wiley & Sons, Inc,

United State of America.

Loehoer. 2005. Modern Auditing. Edisi

Ketujuh. Jilid I Jakarta,

Penerbit Erlangga

Marcellin Widiyastut dan Sugeng

Pamudji. 2009. Pengaruh

Kompetensi, Independensi

dan Profesionalisme

Terhadap Kemampuan

Auditor Dalam Mendeteksi

Kecurangan (Fraud). Jurnal

FE Univ. Diponegoro

Semarang Vol..5. No.2

Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan

(ed.3) Yogyakarta: Bagian

Penerbitan Sekolah Tinggi

Ekonomi YKPN.

Nurhayati. 2007. Analisis beberapa

faktor keahlian dan

independensi auditor yang

mempengaruhi kualitas audit.

Jurnal Auditing Vol..1. No.12

Noviyani, Putri dan Bandi (2002),

“Pengaruh Pengalaman dan

Pelatihan Terhadap Struktur

Pengetahuan Auditor Tentang

Kekeliruan” Jurnal FE Univ.

Negeri Semarang Vpl.3 No.4.

Page 22: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

93

Praptomo. 2007. Pemeriksaan Akuntan;

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Indipendensi

Penampilan Akuntan Publik,

Edisi Pertama, BPFE

Sembiring, Sahat. 2009. Pengaruh

Pengalaman, Pengetahuan

dan Intuisi Auditor

Perwakilan BPK-RI di

Medan Terhadap Kekeliruan.

Jurnal FE.SPS.USU

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian

Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sri Sularso dan Ainun Na’im (2009),

Analisis Pengaruh

Pengalaman Akuntan pada

Pengetahuan dan Penggunaan

Intuisi dalam Mendeteksi

Kekeliruan”, Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia Vol 2,

Juli 1999.

Sumber majalah : Solusi. 2012. Majalah

Pengawasan – Tindak Lanjut

Hasil Pemeriksaan. No.3.

Vol.2 September 2012.

Sumber website : Contoh Kasus

Pelanggaran Etika Profesi

Akuntan. Yonayoa.blogspot.

di akses Maret 2015.

Page 23: PENGARUH PENGALAMAN DAN KEAHLIAN TERHADAP …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 5 , No. 1, Januari - Juni 2019

94