pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

127
PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S Oleh HASLINDA LUBIS 077017014/Akt S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Transcript of pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

Page 1: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK

TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI

SUMATERA UTARA

T E S I S

Oleh

HASLINDA LUBIS 077017014/Akt

S

EK O L A

H

PA

SC A S A R JANA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2009

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 2: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK

TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI

SUMATERA UTARA

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HASLINDA LUBIS 077017014/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 3: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

Judul Tesis : PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Haslinda Lubis Nomor Pokok : 077 017 014 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)

Tanggal lulus : 30 Maret 2009

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 4: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

Telah diuji pada Tanggal : 30 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak.

2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak.

3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 5: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

“Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik

terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara

benar dan jelas.

Medan, April 2009

Yang Membuat Pernyataan :

(Haslinda Lubis)

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 6: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai dengan tingkat Pusat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik. Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda, analisis ini didasarkan pada data dari 73 responden yang penelitiannya melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi.

Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan

pada Kode Etik, dan Kualitas Auditor.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 7: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

ABSTRACT This research is aimed to identify, analyze, and obtain the empirical data in relation to the effect of proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics for the auditor’s quality in the Inspectorate of North Sumatera Province. The supervising of local government implementation is performed gradually initiate from regency/city, Province until to the center levels. The independent variables in this research are proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics. The dependent variable, on the other hand, in this research is the auditor’s quality. Data of this research is primer data obtained from questionnaires circulated to all auditors in Inspectorate of North Sumatera Province directly. Analysis model that used is multiple linear regression, these analysis based on valid questionnaires taken from 73 respondents. These research outcomes represent the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics that have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province simultaneously. Partially, the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics are have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province ; however, the independency has the bigger impact to the auditor’s quality than others. Keywords : Proficiency, Independency, Due Professional Care, Act Upon Code of

Ethics and Auditor’s quality.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 8: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’ Alamin

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan

studi dan menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Keahlian,

Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap

Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara” sebagai salah satu

persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi

Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah

penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan,

serta dorongan moral serta spiritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik dan tepat waktu kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu

dan mengarahkan, membimbing serta memberikan saran kepada penulis

dalam penyusunan tesis ini.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 9: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing

Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan

penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan

saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak, Bapak Drs. Rasdianto MA, Ak, dan

Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang

telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Hasanuddin Lubis dan

Ibunda Rosma Nasution, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan

kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.

8. Suamiku tercinta Khozali Mar’i Manurung S.Ag, yang juga telah

memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya

kepada penulis.

9. Yang tersayang anak-anakku (Sayid Hafiz Parlindungan Manurung,

Muqaffi Arrazy Manurung dan Faatih Mundzir Aulia Manurung) yang

telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak-anak

yang sholeh, dan rajin belajar agar tercapai cita-citanya.

10. Saudaraku, Abangda Drs. Herizal Lubis, dan Adinda Irwansyah Lubis yang

selalu memberikan dukungan moral dan spiritual sehingga penulis dapat

menyelesaikan program Pascasarjana ini.

11. Kepada uak dan tanteku, Asmah Nasution, Dra, Hj. Deliana Nasution dan

Masnun Nasution, yang telah memberikan perhatiannya selama ini kepada

penulis.

12. Bapak H. Nurdin Lubis, SH, MM, selaku Inspektur Provinsi Sumatera

Utara yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk

melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 10: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

13. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang telah

mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian

kuesioner dalam penelitian ini.

14. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran

yang berarti bagi penulis.

Akhirnya semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-

NYA, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan

kebaikan dan amal sholeh. Amin.

Medan, April 2009

Penulis,

Haslinda Lubis

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 11: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Haslinda Lubis

2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 September 1972

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

5. Suami : Khozali Mar’i Manurung, S.Ag

6. Anak-anak : 1. Sayid Hafiz Parlindungan Manurung

2. Muqaffi Arrazy Manurung

3. Faatih Mundzir Aulia Manurung

7. Orang Tua

a. Ayah : Hasanuddin Lubis

b. Ibu : Rosma Nasution

8. Alamat : Jl. Puyuh XI No. 219 Perumnas Mandala Medan

9. Pendidikan

a. SD : SD Inpres Medan, Lulus Tahun 1985

b. SMP : SMP Negeri 25 Medan, Lulus Tahun 1988

c. SMA : SMA Swasta Tunas Kartika-1 Medan,

Lulus Tahun 1991

d. S1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU-

Jurusan Administrasi Negara, Lulus Tahun 2001.

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 12: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 10

1.5 Originalitas Penelitian.................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 12

2.1 Landasan Teori............................................................... 12

2.1.1 Kualitas Auditor ................................................... 12

2.1.2 Keahlian ............................................................... 14

2.1.3 Independensi ........................................................ 17

2.1.4 Kecermatan Profesional ........................................ 19

2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik .................................. 20

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................... 21

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 13: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................... 26

3.1 Kerangka Konseptual .................................................... 26

3.2 Hipotesis Penelitian ....................................................... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 29

4.1 Jenis Penelitian .............................................................. 29

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 29

4.3 Populasi dan Sampel ........................................................ 30

4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................ 31

4.5 Instrumen Penelitian......................................................... 32

4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 32

4.7 Model dan Teknik Analisis Data ....................................... 36

4.7.1 Model Analisis Data ................................................ 36

4.7.2 Teknik Analisis Data ............................................... 37

4.7.3 Uji Kualitas Data .................................................... 38

4.7.4 Uji Asumsi Klasik .................................................. 39

4.7.5 Statistik Deskriptif .................................................. 41

4.7.6 Uji Hipotesis ........................................................... 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 45

5.1 Deskripsi Data ............................................................... 45

5.1.1 Deskripsi Lokasi .................................................. 45

5.1.2 Karakteristik Responden ..................................... 46

5.2 Hasil Analisis Data ........................................................ 48

5.2.1 Uji Kualitas Data .................................................. 48

5.2.1.1 Uji Validitas ............................................. 48

5.2.1.2 Uji Reliabilitas .......................................... 51

5.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................ 52

5.2.2.1 Uji Normalitas Data ................................. 52

5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ................................ 54

5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................ 55

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 14: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian................. 56

5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1) .............................. 56

5.2.3.2 Variabel Independensi (X2) ....................... 58

5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3) ...... 59

5.2.3.4 Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik (X4) . 60

5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y) ................... 61

5.3. Pengujian Hipotesis........................................................ 62

5.3.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F......................... 62

5.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t.......................... 63

5.4. Hasil Persamaan Regresi................................................ 65

5.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) .................... 66

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 67

5.5.1 Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor .... 69

5.5.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas

Auditor .................................................................. 69

5.5.3 Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap

Kualitas Auditor .................................................... 70

5.5.4 Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas

Auditor .................................................................. 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 72

6.1 Kesimpulan ....................................................................... 72

6.2 Keterbatasan Penelitian..................................................... 73

6.3 S a r a n ............................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 15: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ................................................ 24

4.1. Defenisi Operasional Variabel ........................................................ 35

5.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 45

5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 46

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.......................... 46

5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 47

5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............. 47

5.6. Uji Validitas Variabel Penelitian ..................................................... 49

5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian.................................................. 51

5.8. Uji Multikolinieritas......................................................................... 54

5.9. Deskripsi Variabel Keahlian (X1)..................................................... 56

5.10. Deskripsi Variabel Independensi (X2).............................................. 58

5.11. Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3)............................. 59

5.12. Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) ........................ 60

5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) .......................................... 61

5.14. Hasil Uji F........................................................................................ 62

5.15. Nilai t hitung .................................................................................... 64

5.16. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 67

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 16: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konseptual ....................................................................... 26

5.1. Grafik Uji Normalitas ...................................................................... 53

5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 55

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 17: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Kuesioner Penelitian ....................................................................... 78

II Data Hasil Penelitian Pada Inpektorat Provinsi Sumatera Utara ..... 82

III Frekuensi Jawaban Responden ........................................................ 88

IV Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ......................................... 97

V Regression ........................................................................................ 105

VI Waktu Penelitian .............................................................................. 111

VII Tabel t dan r Product Moment dengan signifikan 5%...................... 112

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

Page 18: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum

kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi

seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing,

dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan.

Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh :

1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan,

keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat

pendidikann formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, memiliki

kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan

komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA)

dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

professional education).

2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan

tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak

bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan

Page 19: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

3. dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas

terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut

harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

4. Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan

keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan

seecara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan, dengan kriterianya

menentukan formulasi tujuan audit (KKP), penentuan ruang lingkup audit,

termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan

jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan

lain-lain.

5. Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan

kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan

sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan

auditor dengan masyarakat.

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien

(dalam Deis dan Giroux, 1992). Deis dan Giroux (1992) menjelaskan bahwa

probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor.

Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian (expertise) dan faktor

independensi auditor.

12

Page 20: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

13

 

Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang

melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja

pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak

lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan (1997) menunjukkan bahwa

kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan

mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran

perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang

dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang

semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah.

Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)

berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.

Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk

mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP

tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang

berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor

beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen

mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah

kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.

 

Page 21: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

14

 

Sarundajang (2004) mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)

pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan

kota. Pada masa lalu (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaan aparat-

aparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga

auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali

(kurang dari 1 %). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap

laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk

mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang

akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor.

Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi

kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari

kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan

dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007

tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum

pemeriksaan yaitu :

1. Persyaratan kemampuan/keahlian

2. Independensi

3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama.

Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang

dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit,

untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan

keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan

 

Page 22: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

15

 

auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional

auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak

secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi

pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah.

Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah :

1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen

2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas

pengendalian manajemen.

3. Melakukan audit berbasis resiko.

Penelitian mengenai pengalaman/keahlian telah dilakukan Abdomohammadi

(1991) yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang

kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.

Penelitian yang dilakukan oleh Alia (2001) menyatakan ternyata pengalaman

tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh

pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan

membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman (1991) menyatakan

auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum

(atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan

paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi

daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22

tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi

 

Page 23: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

16

 

pengawasan secara berjenjang dengan adanya pemahanan otonomi pada

Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman

bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi

hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan

internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat

masukan dari aspek pengawasan.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 800/1060/2004

tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para

auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah

pembinaan BPKP melalui beberapa pelatihan dan pendidikan yang

berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya

untuk melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan

Kota.

Independensi dalam fakta yang diperoleh (independence in fact) adalah

independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh

rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap

pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya

auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan

auditnya.

 

Page 24: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

17

 

Independensi dalam penampilan (independence in appearance) atau

independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor

dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas.

Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi.

Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh

Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian

mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor

penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut

dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

independensi auditor.

Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas

Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai

tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota.

Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan

fungsi :

a. Perencanaan program pengawasan

b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

 

Page 25: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

18

 

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada

Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris

Daerah.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang

merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap

kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti

lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang

signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara

pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan

mengenai pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al.,

1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (bonner, 1990).

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007

tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam

ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah

adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas

pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan.

Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan

dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap

dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud

meliputi :

a. Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern

b. Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas

 

Page 26: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

19

 

c. Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksa/auditor

d. Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik

e. Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan

f. Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat

Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola

pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat

mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcome/hasil pengawasan

yang diharapkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat

Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat

sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada

Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,

peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah keahlian,

independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh

secara simultan dan parsial terhadap kualitas audior pada Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara?

 

Page 27: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

20

 

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian untuk

mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian,

independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan

dan parsial terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,

kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan

profesional, kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor.

2. Bagi Inspektorat Provinsi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor, pelatihan, tuntutan kecakapan

profesional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja auditor

Inspektorat Provinsi di masa yang akan datang.

3. Bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, khususnya Provinsi Sumatera

Utara penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam

memahami fungsi, peran, tanggungjawab dan tugas Inspektorat Prop/Kab/Kota.

4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan

sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.

 

Page 28: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

21

 

1.5 Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rizal Iskandar Batubara

tahun 2008 dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan

Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap

Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan), namun peneliti

menambah satu variabel penelitian yaitu kepatuhan pada kode etik berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan

Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, serta berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008

tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

 

Page 29: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

22

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kualitas Auditor

Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai auditing antara lain

sebagai berikut :

Menurut Committee of Auditing Concepts (2005) auditing adalah suatu

proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif

mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk

menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditentukan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Menurut Arrens and Loebbecke (2005) auditing adalah suatu kegiatan

pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi

kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauhmana kesesuaian

antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit

harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen.

Menurut Leo Hebert (2005) auditing adalah suatu proses kegiatan selain

bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan

simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap

Page 30: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi

dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.

Hasil penelitian Deis dan Giroux (1992) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih

besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Mereka melakukan penelitian tentang

empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu

auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin

lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit

yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien

maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang

banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) Kesehatan keuangan klien, semakin

sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk

menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga,

kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil

pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas auditor

oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien.

Terdapat 12 (dua belas) atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1)

pengalaman melakukan audit, 2) memahami industri klien, 3) responsiff atas

kebutuhan klien, 4) taat pada standar umum, 5) independensi, 6) sikap hati-hati, 7)

komitmen terhadap kualitas audit, 8) keterlibatan pimpinan KAP, 9) melakukan

26

Page 31: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

27

 

pekerjaan lapangan dengan tepat, 10) keterlibatan komite audit, 11) standar etika

yang tinggi, dan 12) tidak mudah percaya.

Hasil penelitian Widagdo (2002) menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas

auditor yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman

melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada

standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit.

Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan

lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak

berpengaruh terhadap kepuasan klien.

2.1.2. Keahlian

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan Auditor harus mempunyai

pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya.

Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis

auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu,

pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan

pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP.

Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata

Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus

mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit,

mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik

 

Page 32: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

28

 

dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang

dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum

tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang

tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi

secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit

yang dilayani oleh APIP.

Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing,

akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki

keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, auditor

harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor

melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan,

maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang

akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas

auditi. APIP pada dasarnya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan,

sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi

pemerintahan.

Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum

dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya

kecurangan (fraud). Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam

berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama

dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan

 

Page 33: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

29

 

dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal

seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya.

Auditor harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan

mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan APIP wajib

memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi

sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan

pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada

formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan

dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya.

Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam

standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit. Pendidikan profesional berkelanjutan

dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi,

pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus,

program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang

memiliki substansi di bidang audit.

APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai

keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan.

Pimpinan APIP harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten

dalam hal auditor tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain

kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan.

 

Page 34: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

30

 

Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara,

insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga

ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal

penggunaan tenaga ahli, auditor harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan

pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga

ahli tersebut, sebelum menerima penugasan audit.

2.1.3 Independensi

Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan

para auditornya harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya.

Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil

pekerjaan APIP meningkat.

Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut :

1. Status APIP dalam organisasi

2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit.

Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar

tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.

Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan

memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga

dapat bekerjasama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa.

Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi

terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing lembaga.

 

Page 35: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

31

 

Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari

konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan

yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip

obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak

mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan

auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan

berdasarkan pertimbangan profesionalnya.

Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun

penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau

interpretasi adanya konflik kepentingan, ketidakindependenan atau bias. Pimpinan

APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor

lainnya yang bebas dari situasi tersebut.

Auditor yang mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti

hubungan sosial, kekeluargaan atau hubungan lainnya yang dapat mengurangi

obyektifitasnya, harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas

tersebut.

Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi

guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi, maka auditor tidak

boleh terlibat dalam pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan

tanggung jawab auditi.

 

Page 36: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

32

 

Independensi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sangat berbeda

dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik.

Inspektorat Provinsi merupakan bagian dari SKPD pada Pemerintah Provinsi. Hasil

pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi hanya dapat memberikan saran

kepada Kepala Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi

dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemerintah Provinsi.

Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan

pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak

melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi auditor di Inspektorat

Provinsi.

2.1.4 Kecermatan Profesional

Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan

seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap

penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional

(professional judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan yang

tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama.

Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :

a. formulasi tujuan audit;

b. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;

c. pemilihan pengujian dan hasilnya;

 

Page 37: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

33

 

d. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan

audit;

e. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan

efek/dampaknya;

f. pengumpulan bukti audit;

g. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain

yang berkaitan dengan penugasan audit.

2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik

Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus

mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.

Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :

1. Auditor dengan rekan sekerjanya

2. Auditor dengan atasannya

3. Auditor dengan objek pemeriksanya

4. Auditor dengan masyarakat.

Pengertian Etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral

atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat

diungkapkan secara eksplisit.

 

Page 38: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

34

 

Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian

besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji,

loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi

warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik, dan ketanggunggugatan

(Firdaus, 2005, 38).

Sejumlah besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam

undang-undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan. Sebagian

besar orang mendefinisikan perilaku tidak beretika sebagai perilaku yang berbeda

dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing orang menentukan apa yang

dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Penting untuk

memahami mengapa orang bertindak tidak beretika menurut kita.

Terdapat penyebab orang tidak beretika atau standar etika seseorang berbeda

dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang memutuskan untuk bertindak

semaunya yaitu : standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum, dan

seseorang memilih bertindak semaunya.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian

yang telah dilakukan antara lain yaitu :

Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)

berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.

Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk

 

Page 39: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

35

 

mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP

tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang

berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor

beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen

mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah

kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.

Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi

terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. Penelitian ini

berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

auditor. Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris

bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.

Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan

kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat

perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini

disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi

asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah.

Alia (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi auditor terhadap

kualitas audit mengungkapkan bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh

terhadap kualitas auditor, pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan

kontribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, berarti pengalaman tidak pula

berpengaruh terhadap kualitas auditor. Hasil penelitiannya juga menunjukkan

 

Page 40: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

36

 

pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak

berpengaruh pula terhadap kualitas auditor, jumlah klien yang banyak dan jenis

perusahaan (go publik atau belum go publik) tidak dapat memperbaiki atau

meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor.

Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran

waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas auditor.

Penelitian yang dilakukan di Jokjakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu

memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku

premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior

namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas auditor.

Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif

terhadap kualitas auditor.

Sedangkan Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan

independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada

Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan,

dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

 

Page 41: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

37

 

Meier dan Fuglister (1992) melakukan penelitian tentang How to improve

audit quality perception of auditors and clients, dalam penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak

yang signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil wawancara yang dilakukan Meier dan

Fuglister (1992) terhadap auditor dan klien menunjukkan bahwa klien dan auditor

setuju bahwa pelatihan dan supervisi akan meningkatkan kualitas auditor.

Tabel 2.1 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Alim (2007)

Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi

Kompetensi dan independensi sebagai variabel independen. Kualitas auditor sebagai variabel dependen, dan etika auditor sebagai variabel moderasi

Kompetensi berpengaruh signifkan terhadap kualitas auditor. Interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.

Sososutikno (2003)

Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Auditor

Variabel Independen: Tekanan Anggaran Waktu Variabel Dependen: Kualitas Auditor

Tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas auditor.

Meier dan Fuglister (1992)

How to improve audit quality: perception of auditors and clients”

Perception of auditors, perceptions of clients, audit quality

Pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas audit.

 

Page 42: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

38

 Lanjutan Tabel 2.1

Alia Ariesanti (2001)

Persepsi auditor terhadap kualitas auditor

variabel independen : Pengalaman Variabel Dependen : Kualitas Auditor Variabel Intervening Keahlian auditor

Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior.

Batubara (2008)

Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan).

Variabel Independen: Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa. Variabel Dependen : Kualitas Hasil Pemeriksaan.

Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

 

 

Page 43: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

39

 

 

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual sebagaimana yang tergambar di atas, untuk variabel

Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3), dan Kualitas Auditor

(Y) berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, menyatakan ada empat faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas auditor yaitu keahlian, independensi, kecermatan

profesional, sedangkan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) berdasarkan Permendagri

Kualitas Auditor (Y)

Keahlian (X1)

Independensi (X2)

Kecermatan Profesional (X3)

Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

Page 44: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode

Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.

Jika auditor memiliki keahlian akan melaksanakan tupoksi dengan efektif,

mempersiapkan KKP, melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit sehingga akan

berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Auditor yang memiliki independensi memiliki tingkat pendidikan formal strata

satu (S1), mengikuti pelatihan dibidang auditing, akuntansi sektor publik, keuangan

daerah, serta telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) sehingga

akan berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Bahwa auditor bila memiliki kecermatan profesional akan menggunakan

keahlian secara cermat dan seksama, hati-hati dan menerapkan pertimbangan

profesional dalam mengambil kesimpulan sehingga akan berpengaruh terhadap

kualitas auditor.

Apabila auditor memiliki kepatuhan pada kode etik akan mentaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku secara bertanggungjawab, berperilaku sesuai

dengan kode etik organisasi, baik terhadap auditi maupun masyarakat sehingga akan

berpengaruh terhadap kualitas auditor.

29

Page 45: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

30

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian

dan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis

penelitian ini adalah bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan

kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas

auditor.

 

Page 46: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

31

 

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain kausal

berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain,

dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel

independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya

pada variabel dependennya secara langsung.

Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan

menganalisis keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada

kode etik sebagai variabel independen dan kualitas auditor sebagai variabel dependen

pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang

beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Jangka waktu penelitian dari

bulan November 2008 sampai dengan bulan Pebruari 2009.

Page 47: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

4. 3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang berdasarkan Keputusan

Gubernur Sumatera Utara nomor 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004 terdiri dari :

No. Jurusan Jumlah 1 Ekonomi Akuntansi 4 orang 2 Ekonomi Manajemen 18 orang 3 Tehnik Sipil 2 orang 4 Pertanian 12 orang 5 Hukum 14 orang 6 Sosial Politik 19 orang 7 Kedokteran Hewan 1orang 8 Sarjana Muda (D-III) 1 orang 9 S L T A 2 orang Jumlah ......................................... 73 orang

Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika

peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut

sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.

Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006)

yaitu merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli.

45 

Page 48: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

46 

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam

penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh Auditor

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang.

Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua

tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh

auditor Inspektorat Provinsi, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut.

Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara untuk dilakukan pengolahan data.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban

respoden atas kuesioner yang dikirim, sedangkan sumber data berasal dari jawaban

para auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh

Peneliti, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti

ambil berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Pemeriksaan Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun

2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat

Pengawas Pemerintah.

 

Page 49: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

47 

Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest

(uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)

setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan

pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.

4.5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang dirancang

sendiri berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28

Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat

Pengawas Pemerintah.

4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu Keahlian (X1),

Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

yang merupakan faktor-faktor dari kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara dan satu variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y). Keahlian

(X1) dalam penelitian ini adalah auditor yang mempunyai tingkat pendidikan formal

minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan,

dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya,

dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi,

 

Page 50: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

48 

administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan

fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional

berkelanjutan (continuing professional education). Pengukuran variabel dalam

penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang

dikemukakan Erlina dan Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran

yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak

menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka awal

absolut.

Independensi (X2) dalam penelitian ini adalah Auditor harus memiliki sikap

yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam

merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor

harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar

auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran

interval. Kecermatan Profesional (X3) dalam penelitian ini adalah auditor harus

menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional

care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care

dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), yang

dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :

1. formulasi tujuan audit;

2. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;

3. pemilihan pengujian dan hasilnya;

 

Page 51: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

49 

4. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan

audit;

5. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan

efek/dampaknya;

6. pengumpulan bukti audit;

7. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain

yang berkaitan dengan penugasan audit. Pengukuran variabel dalam penelitian

ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

Kepatuhan pada Kode Etik (X4) dalam penelitian ini adalah auditor harus

mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada

standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari standar audit.

Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :

1. Auditor dengan rekan sekerjanya

2. Auditor dengan atasannya

3. Auditor dengan objek pemeriksanya

4. Auditor dengan masyarakat.

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran

interval.

 

Page 52: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

50 

Kualitas Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi

dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan

perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut pemeriksaan, serta

konsistensi laporan audit (Menpan 2008).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Variabel Dependen

Kualitas Auditor

(Y)

adalah auditor yang melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit

1. Melaksanakan tupoksi dengan efektif

2. Mempersiapkan KKP 3. Melaksanakan

perencanaan dan koordinasi audit

4. Menilai efektifitas tindak lanjut hasil audit

5. Konsistensi penyajian laporan hasil audit

Interval

Variabel Independen Keahlian.

(X1) Auditor harus mem- punyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya

1. Latar belakang pendidikan 2. Memiliki kompetensi teknis 3. Memiliki sertifikasi JFA dan mengikuti pendidikandan pelatihan berkelanjutan

Interval

Indepedensi (X2)

Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya

1. Memiliki objektifitas 2. Memiliki kejujuran 3. Tidak mengkompromikan kualitas

Interval

 

Page 53: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

51 

Lanjutan Tabel 4.1

Kecermatan Profesional

(X3)

Auditor harus meng- gunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.

1. Formulasi tujuan audit 2. Penentuan ruang lingkup

audit, termasuk evaluasi risiko audit;

3. Pemilihan pengujian dan hasilnya

4. Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit

5. Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya

6. Pengumpulan bukti audit 7. Penentuan kompetensi,

integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit.

Interval

Kepatuhan pada Kode

Etik (X4)

Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.

1. Auditor dengan rekan sekerjanya

2. Auditor dengan atasannya

3. Auditor dengan objek pemeriksanya 4. Auditor dengan masyarakat.

Interval

4.7. Model dan Teknik Analisis Data

4.7.1. Model Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis

regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu

 

Page 54: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

52 

variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda

adalah sebagai berikut :

1 1 2 2 3 3 4 4Y X X X X eα β β β β= + + + + +

Keterangan :

Y : Kualitas Auditor

X1 : Keahlian

X2 : Independensi

X3 : Kecermatan Profesional

X4 : Kepatuhan terhadap Kode Etik

α : Konstanta.

β : Koefisien Regresi.

e : Eror.

4.7.2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model

regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang

dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik

yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji

statistik untuk pengujian hipotesis.

 

Page 55: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

53 

4.7.3. Uji Kualitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas

data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

1. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden

atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian

reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini

kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden

yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian

tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan software SPSS.

Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih

dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu

instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.

2. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang

telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2000)

uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas

 

Page 56: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

54 

dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan

kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda

(Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan

korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat

tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen

dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih

besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut

dikatakan valid.

4.7.4. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

bermanfaat. Menurut Lubis (2007) dalam membuat uji asumsi klasik harus

menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik

meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.

Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji

Heteroskedastisitas sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data

penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan

dengan model data yang memakai rentang waktu.

1. Uji Normalitas

Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal

 

Page 57: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

55 

atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan 2 metode pengujian yaitu

Normal p_plot dan diagram histogram.

Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk

model-model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi

normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data

melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2007) data dalam keadaan

normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal.

Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram histogram dimana

keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik histogram tidak condong

ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi

yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika

terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.

Menurut Singgih Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas yaitu :

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

 

Page 58: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

56 

multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau

0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda

disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik

adalah model yang heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah :

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis, 2007).

4.7.5. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan

diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data

dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk

memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama

dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).

 

Page 59: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

57 

4.7.6. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata

nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.

Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5

merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah

sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, independensi,

kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial

terhadap kualitas auditor digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F,

dan secara parsial dengan uji t.

1. Uji F

Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F

adalah sebagai berikut :

Ho : β = 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

kode etik tidak berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.

Ha : β ≠ 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

pada kode etik berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.

Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang

akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat

keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk

 

Page 60: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

58 

mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan

berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :

a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

2. Uji t

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji

pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen,

dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah

dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :

Ho : β = 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan

pada kode etik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor.

Ha : β ≠ 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan

pada kode etik berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor .

Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 % dapat dengan

menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan

tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah :

a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak

 

Page 61: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

59 

b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan

berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :

a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

 

Page 62: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

60 

 

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Data

5.1.1 Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang

beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh

puluh tiga) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 73

orang auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Namun, dari 73 eksemplar yang

dibagikan yang kembali berjumlah 65 eksemplar. Adapun 8 eksemplar lagi yang

tidak kembali karena alasan melaksanakan diklat sebanyak 4 (empat) orang, dan sakit

4 (empat) orang. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian

ini.

Tabel 5.1 Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah PersentaseKuesioner yang dikirim berjumlah 73 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian

73 8 65 65

100 % 11 % 89 % 89 %

Page 63: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

5.1.2 Karakteristik Responden

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa

auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak berjenis kelamin pria

sebanyak 45 orang ( 69,24 %) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 20 orang

(30,76 %).

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Pria 45 69,24 Wanita 20 30,76

Total 65 100,0

Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa

auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mempunyai masa kerja paling banyak

16-20 tahun sebanyak 37 orang atau (56,92 %), lalu 11-15 tahun sebanyak 20 orang

atau (30,77 %) dan yang paling sedikit 6-10 tahun sebanyak 3 orang atau (4,6 %).

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persen ≤ 5 Tahun - - 6-10 Tahun 3 4,6 11-15 Tahun 20 30,77 16-20 Tahun 37 56,92 > 20 Tahun 5 7,7 Total 65 100,0

72 

Page 64: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

73 

Hasil penelitian berdasarkan umur (Tabel 5.4) menunjukkan bahwa auditor

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki usia antara 41-50 tahun sebanyak 53

orang atau (81,54 %), lalu 31- 40 tahun sebanyak 10 orang atau (15,40 %) dan yang

paling sedikit berusia 51- 60 tahun sebanyak 2 orang atau (3,0 %).

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persen

20-30 Tahun - - 31-40 Tahun 10 15,40 41-50 Tahun 53 81,54 51-60 Tahun 2 3,0 Total 65 100,0

Hasil penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan (Tabel 5.5) menunjukkan

bahwa auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat pendidikan

tertinggi Sarjana (S1) sebanyak 54 orang atau (83,1 %), lalu Pascasarjana (S2)

sebanyak 9 orang atau (13,84 %) dan yang paling sedikit berpendidikan SMA

sebanyak 2 orang atau (3,0 %).

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen

SMA Sederajat 2 3,0 Sarjana Muda - - Sarjana (S1) 54 83,1 S2 atau S3 9 13,84 Total 65 100,0

 

Page 65: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

74 

5.2 Hasil Analisis Data

5.2.1 Uji Kualitas Data

Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu

diuji coba terlebih dahulu. Uji Pratest telah dilakukan terhadap instrumen penelitian

ini dan telah memenuhi syarat untuk dijadikan kuesioner namun tidak ditampilkan

dalam penelitian ini.

5.2.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai

validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka

korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka

instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2 = 65-

2 = 63 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada

penelitian adalah 0,244. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected

item-total correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,244 yang artinya

semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kualitas

Auditor (Y), Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan

Kepatuhan pada Kode Etik (X4) adalah sebagai berikut :

 

Page 66: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

75 

Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Penelitian

Instrumen Variabel

Butir Instrumen r hitung

R tabel

Ket

Kualitas Auditor (Y)

a. Melaksanakan Tupoksi dengan efektif

b. Menyediakan kertas kerja pemeriksaan

c. Melaksanakan koordinasi audit d. Melaksanakan perencanaan audit e. Melakukan penilaian efektifitas

tindak lanjut hasil pemeriksaan dan konsistensi penyajian laporan hasil audit

0,526 0,841 0,499 0,800 0,735

0,244 0,244 0,244 0,244 0,244

Valid Valid Valid Valid Valid

Keahlian (X1) a. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1 )

b. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah

0,371

0,335

0,244

0,244

Valid

Valid

c. Memiliki keahlian di bidang Auditing

d. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan lain-lain

e. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum.

f. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan.

g. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi.

0,412 0,451

0,673

0,540

0,474

0,244

0,244

0,244

0,244

0,244

Valid Valid

Valid Valid

Valid

 

Page 67: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

76 

Independensi (X2)

a. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi

b. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias

c. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit.

d. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya.

e. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan

f. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan

0,825

0,751 0,764

0,422

0,699

0,788

0,244

0,244 0,244

0,244

0,244

0,244

Valid

Valid Valid

Valid

Valid

Valid

Kecermatan Profesional (X3)

a. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan

c. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya

0,732

0,745

0,658

0,244

0,244

0,244

Valid

Valid

Valid

Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

a. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab

b. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern

c. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi

d. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat

0,394

0,444

0,470

0,613

0,244

0,244

0,244

0,244

Valid

Valid

Valid

Valid

 

Page 68: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

77 

5.2.1.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden

atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas

berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat

digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000).

Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien

cronbach’s alpha dengan bantuan program software SPSS. Cronbach’s Alpha

merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut

Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika

memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.

Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Alpha Cronbach’s

Batas Reliabilitas

Keterangan

Kualitas Auditor (Y) Keahlian (X1) Independensi (X2) Kecermatan Profesional (X3) Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

0,856 0,736 0,887 0,842 0,680

0,6 0,6 0,6 0,6 0,6

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas

menunjukkan cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen

tersebut reliabel.

 

Page 69: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

78 

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi

dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan

dalam menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3

alat uji ini sebab data yang peneliti gunakan merupakan data primer dalam bentuk

kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu.

Pengujian asumsi klasik ini meliputi :

5.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara

variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot

dan Diagram Histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data dalam

keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal. Grafiknya

sebagai berikut :

 

Page 70: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

79 

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted C

um Pr

ob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kualitas Auditor

Regression Standardized Residual3210-1-2-3

Freq

uenc

y

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Kualitas Auditor

Mean =1.48E-15�Std. Dev. =0.968�

N =65

Gambar 5.1 Grafik Uji Normalitas

 

Page 71: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

80 

Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal,

dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang

tidak condong kekiri dan kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.

5.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)

saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah

persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat

ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi,

maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai

VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 5.8 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF 1 (Constant) Keahlian ,652 1,535 Independensi ,201 4,970 Kecermatan Profesional ,508 1,969 Kepatuhan pada Kode Etik ,178 5,625

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

 

Page 72: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

81 

Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari keempat variabel independen

dengan nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah

multikolinieritas.

5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat gambar seperti berikut ini:

Regression Studentized Residual3210-1-2-3

Regres

sion S

tandar

dized

Predic

ted

Value

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Auditor

Gambar 5.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas

 

Page 73: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

82 

Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dari grafik 5.2 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan

menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan

demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan

terpenuhi.

5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Keahlian (X1) dapat dilihat pada tabel

5.7 berikut ini:

Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Keahlian (X1)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max Kuesioner-1 4,28 4 ,740 ,547 2 5 Kuesioner-2 4,31 4 ,465 ,216 4 5 Kuesioner-3 4,17 4 ,378 ,143 4 5 Kuesioner-4 4,34 4 ,509 ,259 3 5 Kuesioner-5 4,26 4 ,509 ,259 3 5 Kuesioner-6 4,23 4 ,523 ,274 3 5 Kuesioner-7 4,25 4 ,434 ,188 4 5

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

 

Page 74: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

83 

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) : jawaban

responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 4,28 dan standar

deviasi 0,740.

2. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor

publik, dan keuangan daerah : jawaban responden maksimum 5 dan minimum

4, dengan rata-rata 4,31 dan standar deviasi 0,465.

3. Memiliki keahlian di bidang auditing : jawaban responden maksimum 5 dan

minimum 4, dengan rata-rata 4,17 dan standar deviasi 0,378.

4. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan

lain-lain : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata

4,34 dan standar deviasi 0,509.

5. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum : jawaban

responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,26 dan standar

deviasi 0,509.

6. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti

pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan : jawaban responden

maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi 0,523.

7. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu

berkomunikasi secara efektif dengan auditi : jawaban responden maksimum 5

dan minimum 4, dengan rata-rata 4,25 dan standar deviasi 0,434.

 

Page 75: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

84 

5.2.3.2 Variabel Independensi (X2)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Independensi (X2) dapat dilihat pada

tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.10 Deskripsi Variabel Independensi (X2)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min MaxKuesioner-1 3,63 4 ,601 ,362 3 5 Kuesioner-2 3,63 3 ,675 ,455 3 5 Kuesioner-3 3,66 4 ,619 ,384 3 5 Kuesioner-4 3,77 4 ,656 ,430 3 5 Kuesioner-5 3,52 3 ,615 ,378 3 5 Kuesioner-6 3,74 4 ,691 ,477 3 5

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi :

jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan

standar deviasi 0,601.

2. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias : jawaban responden maksimum 5

minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,455.

3. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan

melaporkan hasil audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan

rata-rata 3,66 dan standar deviasi 0,619.

4. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan

sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya : jawaban responden maksimum

5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,656.

 

Page 76: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

85 

5. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau

objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan : jawaban

responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,52 dan standar deviasi

0,615.

6. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan

terhadap konflik kepentingan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3,

dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,691.

5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kecermatan Profesional (X3) dapat

dilihat pada tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.11 Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max

Kuesioner-1 3,71 4 ,655 ,429 3 5

Kuesioner-2 3,77 4 ,679 ,462 3 5

Kuesioner-3 3,66 3 ,776 ,602 3 5

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :.

1. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama : jawaban

responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar

deviasi 0,655.

 

Page 77: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

86 

2. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap

penugasan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77

dan standar deviasi 0,679.

3. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian

profesionalnya : jawaban responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata

3,66 dan standar deviasi 0,776.

5.2.3.4 Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kepatuhan Terhadap Kode Etik (X4)

dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini:

Tabel 5.12 Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max

Kuesioner-1 4,05 4 ,276 ,076 3 5

Kuesioner-2 4,40 4 ,524 ,275 3 5

Kuesioner-3 3,77 4 ,493 ,243 3 5

Kuesioner-4 3,62 4 ,578 ,334 3 5

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:

1. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh

pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab : jawaban responden maksimum 5 dan

minimum 3, dengan rata-rata 4,05 dan standar deviasi 0,276.

 

Page 78: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

87 

2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern :

jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,40 dan standar

deviasi 0,524.

3. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi : jawaban

responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi

0,493.

4. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat : jawaban

responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,62 dan standar deviasi

0,578. .

5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y)

Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kualitas Auditor (Y) dapat dilihat

pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y)

Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Variance Min Max

Kuesioner-1 4,43 4 ,529 ,280 3 5

Kuesioner-2 3,77 4 ,553 ,305 3 5

Kuesioner-3 4,02 4 ,330 ,109 3 5

Kuesioner-4 3,88 4 ,600 ,360 3 5

Kuesioner-5 4,02 4 ,545 ,297 3 5

Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)

 

Page 79: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

88 

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Melakukan Tupoksi dengan efektif : jawaban responden maksimum 5

minimum 3, dengan rata-rata 4,43 dan standar deviasi 0,529.

2. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit :

jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan

standar deviasi 0,553.

3. Melaksanakan koordinasi audit : jawaban responden maksimum 5 minimum

3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,330.

4. Melaksanakan perencanaan audit : jawaban responden maksimum 5 minimum

3, dengan rata-rata 3,88 dan standar deviasi 0,600.

5. Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil pengawasan dan

konsistensi penyajian laporan hasil audit : jawaban respoden maksimum 5

minimum 3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,545.

5.3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis bahwa keahlian, independensi, kecermatan

profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas auditor

secara simultan dengan uji F dan uji parsial dengan uji t.

 

Page 80: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

89 

5.3.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F

Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen

dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai

F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih

kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap

variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

5.12 di bawah ini:

Tabel 5.14 Hasil Uji F

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 9,911 4 2,478

140,419

,000(a)

Residual 1,059 60 ,018

Total 10,970 64

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar

140,419 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih

kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

terhadap kualitas auditor (Y). Hal tersebut berarti jika keahlian (X1), independensi (X2)

kecermatan profesional (X3) dan kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama

 

Page 81: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

90 

mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan kualitas auditor (Y),

sebaliknya jika keahlian (X1), independensi (X2) kecermatan profesional (X3) dan

kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama mengalami penurunan maka

akan berdampak pada penurunan kualitas auditor (Y)

5.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan

dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi

tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Dengan

syarat apabila nilai variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka

terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan

apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui

apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat

signifikan 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=65-5-1=59), sehingga didapat

nilai t tabel sebesar 2,00 disajikan dalam tabel 5.11. sebagai berikut:

 

Page 82: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

91 

Tabel 5.15 Nilai t hitung

Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan

Keahlian (X1) 2,162 2,00 0,035 Hipotesis Terbukti

Independensi (X2) 6,456 2,00 0,000 Hipotesis Terbukti

Kecermatan Profesional (X3)

4,474 2,00 0,000 Hipotesis Terbukti

Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

2,104 2,00 0,040 Hipotesis Terbukti

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

Dari tabel 5.11 di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel

independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel.

Karena t hitung dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, dengan

kata lain keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode

etik berpengaruh terhadap kualitas auditor.

Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai

signifikansi dimana nilai signifikansi berada dibawah 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada

tingkat alpha 5%.

 

Page 83: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

92 

5.4. Hasil Persamaan Regresi

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka

digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan

koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah

dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan

bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir

sebagai berikut :

1 2 30,154 0,138 0,464 0,170 0,241Y X X X X= + + + + 4

Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,154 dapat

diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-

rata variabel diluar model tetap akan meningkatkan kualitas auditor sebesar 0,154

satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 1β sebesar 0,138 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel keahlian (X1) berpengaruh positif terhadap kualitas

auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika keahlian mengalami peningkatan

sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,138

satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 2β sebesar 0,464 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel independensi (X2) berpengaruh positif terhadap kualitas

auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika independensi mengalami peningkatan

 

Page 84: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

93 

sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,464

satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 3β sebesar 0,170 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel kecermatan profesional (X3) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kecermatan profesional

mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami

peningkatan sebesar 0,170 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi 4β sebesar 0,241 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa variabel kepatuhan pada kode etik (X4) berpengaruh positif terhadap

kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kepatuhan pada kode etik

mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami

peningkatan sebesar 0,241 satuan.

5.4.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi dapat menjelaskan variabel dependen apabila

(R2) > 50 %. Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,903

(90,3%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 90,38% variasi variabel terikat yaitu

kualitas auditor (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel

keahlian (X1), independensi (X2), kecermatan profesional (X3), dan kepatuhan pada

kode etik (X4) sedangkan sisanya sebesar 9,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar

model. Demikian juga jika dilihat dari nilai adjusted R2 yang bernilai = 0, 897 yang

 

Page 85: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

94 

artinya nilai R2 yang disesuaikan terhadap variabel bebas yang ada. Berarti 89,7 %

variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya sedangkan sisa 10,3 %

dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,951(a) ,903 ,897 ,13284 1,698

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)

5.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan

bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik

berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor baik secara simultan maupun parsial

telah terbukti (H0 ditolak). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi

keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik

tentunya memberikan kontribusi yang baik/tinggi terhadap kualitas auditor dalam

melaksanakan tugasnya.

 

Page 86: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

95 

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian

tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional,

pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil

pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Hal ini sejalan disebabkan karena

penelitian dilakukan pada instansi pemerintah serta menggunakan peraturan yang

sama berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan

independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Alia (2001) yang

berjudul Persepsi auditor terhadap kualitas auditor dimana hasilnya menunjukkan

bahwa Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga

pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior. Perbedaan tersebut

disebabkan penelitian yang dilakukan Alia pada perusahaan swasta sedangkan

peneliti melakukan penelitian pada instansi pemerintah.

 

Page 87: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

96 

Sedangkan dalam penelitian saya menyatakan : Secara parsial keahlian,

independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh

terbesar terhadap kualitas auditor Inspektorat adalah independensi.

Fenomena yang terjadi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

menggambarkan bahwa auditor memiliki kualitas yang baik jika adanya independensi

dalam melaksanakan pemeriksaan, sedangkan keahlian, kecermatan profesional dan

kepatuhan pada kode etik merupakan unsur penunjang dalam pelaksanaan tugas,

sehingga independensilah yang paling utama dalam melakukan pemeriksaan, karena

auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara belum sepenuhnya independen dalam

melaksanakan tugas.

5.5.1. Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh keahlian terhadap kualitas

auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi keahlian

sebesar 0,138 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,162 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah

dengan kualitas auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan

berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila

keahlian rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan

 

Page 88: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

97 

menunjukkan bahwa keahlian mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan

kualitas auditor.

5.5.2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Auditor

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh independensi terhadap

kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi

independensi sebesar 0,464 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (6,456 >

2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh independensi adalah searah

dengan kualitas auditor atau dengan kata lain independensi yang baik/tinggi akan

berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila

independensi rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh

signifikan menunjukkan bahwa independensi mempunyai peranan yang penting

dalam meningkatkan kualitas auditor.

5.5.3. Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Auditor

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kecermatan profesional

terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien

regresi kecermatan profesional sebesar 0,170 dan signifikan karena nilai t hitung > t

tabel (4,474 > 2,00).

 

Page 89: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

98 

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kecermatan profesional

adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kecermatan profesional

yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi,

demikian sebaliknya bila kecermatan profesional rendah/buruk maka kualitas auditor

akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kecermatan profesional

mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor.

5.5.4. Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas Auditor

Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kepatuhan pada kode etik

terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien

regresi kepatuhan kode etik sebesar 0,241 dan signifikan karena nilai t hitung > t

tabel (2,104 > 2,00).

Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kepatuhan kode etik adalah

searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kepatuhan kode etik yang

baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian

sebaliknya bila kepatuhan kode etik rendah/buruk maka kualitas auditor akan

rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kepatuhan kode etik

mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. Dan variabel

bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap kualitas auditor adalah variabel

independensi.

 

Page 90: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

99 

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Secara simultan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

pada kode etik secara bersama berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.

2. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

pada kode etik masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor,

tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah

independensi.

3. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alim (2007) penelitiannya berjudul

pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika

editor sebagai variabel moderasi.

4. Sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis

pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan

berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan

(studi empiris pada Bawasko Medan).

Page 91: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

 

6.2. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya melibatkan pada satu Institusi saja, yaitu Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian masih kurang, dan

kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se Indonesia.

2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada

kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang tidak

cermat, tidak serius dan responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur,

serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden.

3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap kualitas auditor

pada penelitian ini, hanya sebatas pengaruh keahlian, independensi, kecermatan

profesional dan kepatuhan pada kode etik berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret

2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),

sehingga masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas auditor.

75

Page 92: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

 

6.3. Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka

peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya :

1. Menambah jumlah sampel yang diteliti dan memperluas lokasi penelitian

sehingga diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.

2. Menambah variabel – variabel lain seperti moderating, intervening,

maupun variabel independen seperti kinerja, loyalitas, program kerja

pemeriksaan (PKP) dan kecukupan waktu yang memiliki kemungkinan

untuk berpengaruh terhadap kualitas auditor.

3. Agar peneliti selanjutnya menggunakan data sekunder sebagai data

penelitian seperti data tupoksi, KKP dan konsistensi atas laporan hasil

audit.

76

Page 93: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

 

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, Mohammad. dan Arnold Wright., (1987), An Examination Journal of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgements, The Accounting Review (January), pp 1-13.

Alim, M. Nizarul 2007, Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika auditor sebagai variabel moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X.

Arens, Alvin A., and J.K. Loebecke, 1996, Auditing : Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu Salemba Empat, Jakarta.

Ariesanti, Alia. (2001). Persepsi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan.

Ashton, Alison Hubbard. (1991). Experience and Error Frequency Knowledge as

Potential Determinants of Audit Expertise, The Accounting Review (April), pp. 218-239.

Hebert, Arens, (2005) Auditing II : Modul oleh Pusdiklatwas BPKP Edisi ke Empat,

Jakarta. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2007). Peraturan BPK-RI Nomor 1

tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Batubara, Rizal Iskandar, 2008, Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). (Tesis)

Choo, Freddie dan Ken T. Trotman. (1991). The Relationship Between Knowledge Structure and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors. The Accounting Review, pp. 462-479.

De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling” and Disclosure

Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. pp. 113-127. Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants

Page 94: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

Elim, John, (2006), Implementasi Risk-Based in Audit, Diklat Teknis Substansi Bawasda, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP, Jakarta.

Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan.

Firdaus. 2005. Auditing. Pendekatan Pemahaman Secara Konprehensif. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Fogarty, Timothy J. (1996). The Imagery and Reality of Peer Review in The US:

Insights from Institutional Theory, Accounting, Organizations, and Society, 21, pp. 243-267.

Hogan, Chris E. (1997). Cost and benefits of Audit Quality in IPO Market: A Self-

Selection Analysis, The Accounting Review, pp. 67-86. Hogarth, Robin M. (1991). A Perspective on Cognitive Research in Accounting, The

Accounting Review, pp. 67-86.

Harahap, Sofyan Syafri, (1991), Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya.

Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.

Komalasari, Agrianti. (2003) Analisis pengaruh Kualitas Auditor dan proxi going concern terhadap opini audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan.

Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis

Lubis dan Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

Meier, Heidi Hylton, dan Jayne Fuglister. (1992). “How to Improve Audit Quality;

Perceptions of Auditors amd Clients” The Ohio CPA Journal, pp. 21-24. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2008). “Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah”.

78

Page 95: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

79

 

Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang tugas pokok dan fungsi Lembaga Teknis Daerah

Salim, Peter. (1989). The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Edisi

Empat, Modern English Press. Sawyer, Dittenhofer, Scheiner. (2006). Internal Auditing Buku 3. Edisi 5. Salemba

Empat. Jakarta. Schmidt, Frank L., Alice N. Outerbridge, dan John E. Hunter. (1986). Impact of Job

Experience and Ability on Job Knowledge, Work Sample Performance, and Supervisory Ratings on Job Performance, Journal of Applied Psychology, pp. 432-439.

Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur.

Sarundajang, (2004), Pembukaan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengawasan, Jakarta.

Supriyono, R.A. (1988). Pemeriksaan Akuntan; Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Edisi Pertama, BPFE.

Sososutikno, (2003), Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya.

Tubbs, Richard M, (1992), The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801.

Umar, Husein, (2000). Riset & Pemasaran Perilaku Konsumen, Jakarta. PT Gramedia Utama bekerja sama dengan Jakarta Business Research Center (JRBC).

Widagdo, (2002), Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Auditor terhadap Kepuasan

Klien pada Kantor Akuntan Publik. (Tesis.)

  79

Page 96: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

80

 

  80

LAMPIRAN I Daftar Pertanyaan/Kuesioner

DAFTAR PERTANYAAN : KUESIONER

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL, DAN KE-PATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA.

I. Identitas Responden : II. A. Nama Responden : ______________________________

B. Jenis Kelamin :

Lk Pr

C. Umur : 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun

D. Pendidikan : SMA Sederajat Sarjana Muda S1 atau S2

E. Masa Kerja : < 5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun > 20 tahun

Page 97: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

88

 

Daftar Pertanyaan

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan jawaban yang sesuai atas pernyataan-

pernyataan berkenaan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan memilih

skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada

jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling

mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut :

Skor 1 Sangat tidak Setuju (STS)

Skor 2 Tidak Setuju (TS)

Skor 3 Netral (N)

Skor 4 Setuju (S)

Skor 5 Sangat Setuju (SS)

No Pertanyaan STS TS N S SS 

KUALITAS AUDITOR (Y)  

1  Melakukan Tupoksi dengan efektif          

2  Mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan (KKP)

         

3  Melaksanakan koordinasi audit          

4  Melaksanakan perencanaan audit          

5  Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil audit dan konsistensi penyajian laporan hasil audit.

         

  KEAHLIAN (X1)          

1  Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1).

         

2  Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah

         

3  Memiliki keahlian di bidang auditing.           

88 

Page 98: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

89

 

4  Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan dan lain-lain

         

5  Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum

         

6  Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan.

         

7  Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi

         

  INDEPENDENSI (X2)          

1 Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi

         

2 Harus memiliki sikap netral dan tidak bias          

3 Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit

         

4 Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya.

         

5 Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan

         

6 Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan

         

KECERMATAN PROFESIONAL (X3)          

1  Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.  

         

89 

Page 99: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

90

 

2  Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan  

         

3  Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya

         

  KEPATUHAN PADA KODE ETIK (X4)

         

1.  Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab

2.  Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern

3.  Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi

4  Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat

Komentar Bapak/Ibu terhadap kuesioner ini : ......................................................................................................................................... Terima kasih atas waktu dan bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan untuk mengisi kuesioner ini.

 

 

 

90 

Page 100: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

91

 

91 

LAMPIRAN III FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN

FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN Frequencies Statistics

Kualitas Auditor-

1

Kualitas Auditor-

2

Kualitas Auditor-

3

Kualitas Auditor-

4

Kualitas Auditor-

5 Valid 65 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0 0

Mean 4,43 3,77 4,02 3,88 4,02Mode 4 4 4 4 4Std. Deviation ,529 ,553 ,330 ,600 ,545Variance ,280 ,305 ,109 ,360 ,297Minimum 3 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5 5

Frequency Table Kualitas Auditor-1

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 35 53,8 53,8 55,4 Sangat Setuju 29 44,6 44,6 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

Page 101: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

97

 

Kualitas Auditor-2

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 19 29,2 29,2 29,2 Setuju 42 64,6 64,6 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-3

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 3 4,6 4,6 4,6 Setuju 58 89,2 89,2 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-4

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 16 24,6 24,6 24,6 Setuju 41 63,1 63,1 87,7 Sangat Setuju 8 12,3 12,3 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Kualitas Auditor-5

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 9 13,8 13,8 13,8 Setuju 46 70,8 70,8 84,6 Sangat Setuju 10 15,4 15,4 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

97 

Page 102: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

98

 

Frequencies

Statistics

65 65 65 65 65 65 650 0 0 0 0 0 0

4,28 4,31 4,17 4,34 4,26 4,23 4,254 4 4 4 4 4 4

,740 ,465 ,378 ,509 ,509 ,523 ,434,547 ,216 ,143 ,259 ,259 ,274 ,188

2 4 4 3 3 3 45 5 5 5 5 5 5

ValidMissing

N

MeanModeStd. DeviationVarianceMinimumMaximum

Keahlian-1 Keahlian-2 Keahlian-3 Keahlian-4 Keahlian-5 Keahlian-6 Keahlian-7

Frequency Table Keahlian-1

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Tidak Setuju 2 3,1 3,1 3,1 Netral 5 7,7 7,7 10,8 Setuju 31 47,7 47,7 58,5 Sangat Setuju 27 41,5 41,5 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Keahlian-2

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Setuju 45 69,2 69,2 69,2 Sangat Setuju 20 30,8 30,8 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Keahlian-3

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Setuju 54 83,1 83,1 83,1 Sangat Setuju 11 16,9 16,9 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

98 

Page 103: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

99

 

Keahlian-4

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 41 63,1 63,1 64,6 Sangat Setuju 23 35,4 35,4 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Keahlian-5

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 2 3,1 3,1 3,1 Setuju 44 67,7 67,7 70,8 Sangat Setuju 19 29,2 29,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Keahlian-6

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 3 4,6 4,6 4,6 Setuju 44 67,7 67,7 72,3 Sangat Setuju 18 27,7 27,7 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Keahlian-7

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Setuju 49 75,4 75,4 75,4 Sangat Setuju 16 24,6 24,6 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

99 

Page 104: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

100

 

Frequencies Statistics

Independensi-1

Independensi-2

Independensi-3

Independensi-4

Independensi-5

Independensi-6

Valid 65 65 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 3,63 3,63 3,66 3,77 3,52 3,74Mode 4 3 4 4 3 4Std. Deviation ,601 ,675 ,619 ,656 ,615 ,691Variance ,362 ,455 ,384 ,430 ,378 ,477Minimum 3 3 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5 5 5

Frequency Table Independensi-1

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 28 43,1 43,1 43,1 Setuju 33 50,8 50,8 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Independensi-2

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 31 47,7 47,7 47,7 Setuju 27 41,5 41,5 89,2 Sangat Setuju 7 10,8 10,8 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

100 

Page 105: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

101

 

Independensi-3

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 27 41,5 41,5 41,5 Setuju 33 50,8 50,8 92,3 Sangat Setuju 5 7,7 7,7 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Independensi-4

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 23 35,4 35,4 35,4 Setuju 34 52,3 52,3 87,7 Sangat Setuju 8 12,3 12,3 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Independensi-5

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 35 53,8 53,8 53,8 Setuju 26 40,0 40,0 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Independensi-6

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 26 40,0 40,0 40,0 Setuju 30 46,2 46,2 86,2 Sangat Setuju 9 13,8 13,8 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

101 

Page 106: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

102

 

Frequencies Statistics

Kecermatan Profesional-

1

Kecermatan Profesional-

2

Kecermatan Profesional-

3 Valid 65 65 65 N Missing 0 0 0

Mean 3,71 3,77 3,66 Mode 4 4 3 Std. Deviation ,655 ,679 ,776 Variance ,429 ,462 ,602 Minimum 3 3 3 Maximum 5 5 5

Frequency Table Kecermatan Profesional-1

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 26 40,0 40,0 40,0 Setuju 32 49,2 49,2 89,2 Sangat Setuju 7 10,8 10,8 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

Kecermatan Profesional-2

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 24 36,9 36,9 36,9 Setuju 32 49,2 49,2 86,2 Sangat Setuju 9 13,8 13,8 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

102 

Page 107: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

103

 

Kecermatan Profesional-3

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 34 52,3 52,3 52,3 Setuju 19 29,2 29,2 81,5 Sangat Setuju 12 18,5 18,5 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Frequencies Statistics

Kepatuhan Terhadap

Kode Etik-1

Kepatuhan Terhadap

Kode Etik-2

Kepatuhan Terhadap

Kode Etik-3

Kepatuhan Terhadap

Kode Etik-4

Valid 65 65 65 65N Missing 0 0 0 0

Mean 4,05 4,40 3,77 3,62Mode 4 4 4 4Std. Deviation ,276 ,524 ,493 ,578Variance ,076 ,275 ,243 ,334Minimum 3 3 3 3Maximum 5 5 5 5

Frequency Table Kepatuhan pada Kode Etik-1

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 60 92,3 92,3 93,8 Sangat Setuju 4 6,2 6,2 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

103 

Page 108: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

104

 

Kepatuhan pada Kode Etik-2

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 1 1,5 1,5 1,5 Setuju 37 56,9 56,9 58,5 Sangat Setuju 27 41,5 41,5 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Kepatuhan pada Kode Etik-3

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 17 26,2 26,2 26,2 Setuju 46 70,8 70,8 96,9 Sangat Setuju 2 3,1 3,1 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0 Kepatuhan pada Kode Etik-4

Frequenc

y Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Netral 28 43,1 43,1 43,1 Setuju 34 52,3 52,3 95,4 Sangat Setuju 3 4,6 4,6 100,0

Valid

Total 65 100,0 100,0

104 

Page 109: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

105

 

105 

LAMPIRAN IV UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Reliability Scale : ALL VARIABLES Case Processing Summary N %

Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0

Cases

Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,856 5 Item Statistics

Mean Std.

Deviation N Kualitas Auditor-1 4,43 ,529 65

Kualitas Auditor-2 3,77 ,553 65

Kualitas Auditor-3 4,02 ,330 65

Kualitas Auditor-4 3,88 ,600 65

Kualitas Auditor-5 4,02 ,545 65

Page 110: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

 

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Kualitas Auditor-1 15,68 3,035 ,526 ,863

Kualitas Auditor-2 16,34 2,509 ,841 ,778

Kualitas Auditor-3 16,09 3,554 ,499 ,867

Kualitas Auditor-4 16,23 2,430 ,800 ,789

Kualitas Auditor-5 16,09 2,679 ,735 ,809

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

20,11 4,285 2,070 5 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %

Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0

Cases

Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

105 

Page 111: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

106 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,736 7 Item Statistics

Mean Std.

Deviation N Keahlian-1 4,28 ,740 65

Keahlian-2 4,31 ,465 65

Keahlian-3 4,17 ,378 65

Keahlian-4 4,34 ,509 65

Keahlian-5 4,26 ,509 65

Keahlian-6 4,23 ,523 65

Keahlian-7 4,25 ,434 65

 

Page 112: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

107 

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Keahlian-1 25,55 3,532 ,371 ,745

Keahlian-2 25,52 4,253 ,335 ,729

Keahlian-3 25,66 4,321 ,412 ,716

Keahlian-4 25,49 3,941 ,451 ,705

Keahlian-5 25,57 3,562 ,673 ,652

Keahlian-6 25,60 3,744 ,540 ,683

Keahlian-7 25,58 4,090 ,474 ,702

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

29,83 5,112 2,261 7 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %

Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0

Cases

Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

 

Page 113: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

108 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,887 6 Item Statistics

Mean Std.

Deviation N Independensi-1 3,63 ,601 65

Independensi-2 3,63 ,675 65

Independensi-3 3,66 ,619 65

Independensi-4 3,77 ,656 65

Independensi-5 3,52 ,615 65

Independensi-6 3,74 ,691 65

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Independensi-1 18,32 6,628 ,825 ,849

Independensi-2 18,32 6,503 ,751 ,860

Independensi-3 18,29 6,710 ,764 ,858

Independensi-4 18,18 7,590 ,422 ,911

Independensi-5 18,43 6,905 ,699 ,868

Independensi-6 18,22 6,328 ,788 ,853

 

Page 114: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

109 

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

21,95 9,545 3,089 6 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %

Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0

Cases

Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,842 3 Item Statistics

Mean Std.

Deviation N Kecermatan Profesional-1 3,71 ,655 65

Kecermatan Profesional-2 3,77 ,679 65

Kecermatan Profesional-3 3,66 ,776 65

Item-Total Statistics

 

Page 115: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

110 

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Kecermatan Profesional-1 7,43 1,718 ,732 ,761

Kecermatan Profesional-2 7,37 1,643 ,745 ,745

Kecermatan Profesional-3 7,48 1,535 ,658 ,840

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

11,14 3,402 1,845 3 Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N %

Valid 65 100,0Excluded (a) 0 ,0

Cases

Total 65 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,680 4 Item Statistics

 

Page 116: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

111 

Mean Std.

Deviation N Kepatuhan pada Kode Etik-1 4,05 ,276 65

Kepatuhan pada Kode Etik-2 4,40 ,524 65

Kepatuhan pada Kode Etik-3 3,77 ,493 65

Kepatuhan pada Kode Etik-4 3,62 ,578 65

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Kepatuhan pada Kode Etik-1 11,78 1,547 ,394 ,674

Kepatuhan pada Kode Etik-2 11,43 1,124 ,444 ,629

Kepatuhan pada Kode Etik-3 12,06 1,152 ,470 ,608

Kepatuhan pada Kode Etik-4 12,22 ,890 ,613 ,500

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

15,83 1,893 1,376 4

 

Page 117: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

112 

 

LAMPIRAN V Regression Regression

UJI ANALISA DESKRIPTIF Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N Kualitas Auditor 4,0215 ,41401 65Keahlian 4,2615 ,32298 65Independensi 3,6590 ,51491 65Kecermatan Profesional 3,7128 ,61485 65

Kepatuhan pada Kode Etik 3,9577 ,34395 65

Variables Entered/Removed(b) Model

Variables Entered

Variables Removed Method

1 Kepatuhan pada Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kualitas Auditor

Page 118: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

113 

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,951(a) ,903 ,897 ,13284 1,698 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor ANOVA(b) Model

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Regression 9,911 4 2,478 140,419 ,000(a)

Residual 1,059 60 ,018

1

Total 10,970 64 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor

 

Page 119: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

114 

 

Correlations

Kualitas

Auditor

Keahlian

Independensi

Kecermatan

Profesional

Kepatuhan

Terhadap Kode Etik

Pearson Correlation

Kualitas Auditor 1,000 ,111 ,910 ,757 ,879

Keahlian ,111 1,000 -,048 -,080 ,257 Independensi ,910 -,048 1,000 ,667 ,847 Kecermatan

Profesional ,757 -,080 ,667 1,000 ,644

Kepatuhan pada Kode Etik ,879 ,257 ,847 ,644 1,000

Sig. (1-tailed)

Kualitas Auditor . ,190 ,000 ,000 ,000

Keahlian ,190 . ,352 ,262 ,019 Independensi ,000 ,352 . ,000 ,000 Kecermatan

Profesional ,000 ,262 ,000 . ,000

Kepatuhan pada Kode Etik ,000 ,019 ,000 ,000 .

N Kualitas Auditor 65 65 65 65 65 Keahlian 65 65 65 65 65 Independensi 65 65 65 65 65 Kecermatan

Profesional 65 65 65 65 65

Kepatuhan pada Kode Etik 65 65 65 65 65

Page 120: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

2

Coefficientsa

,154 ,262 ,587 ,559 -,370 ,678,138 ,064 ,107 2,162 ,035 ,010 ,265 ,652 1,535,464 ,072 ,577 6,456 ,000 ,320 ,608 ,201 4,970,170 ,038 ,252 4,474 ,000 ,094 ,245 ,508 1,969

,241 ,115 ,200 2,104 ,040 ,012 ,470 ,178 5,625

(Constant)KeahlianIndependensiKecermatan ProfesionalKepatuhan TerhadapKode Etik

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Kualitas Auditora.

Collinearity Diagnosticsa

4,967 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00,022 15,042 ,03 ,05 ,02 ,24 ,00,008 25,413 ,01 ,01 ,25 ,70 ,01,003 43,835 ,96 ,45 ,00 ,01 ,02,001 72,561 ,00 ,48 ,73 ,05 ,97

Dimension12345

Model1

EigenvalueCondition

Index (Constant) Keahlian IndependensiKecermatanProfesional

KepatuhanTerhadapKode Etik

Variance Proportions

Dependent Variable: Kualitas Auditora.

Residuals Statistics (a)

Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation N Predicted Value 3,4093 5,0563 4,0215 ,39352 65Std. Predicted Value -1,556 2,630 ,000 1,000 65Standard Error of Predicted Value ,019 ,066 ,036 ,009 65

Adjusted Predicted Value 3,4103 5,0644 4,0200 ,39336 65

Residual -,35346 ,32395 ,00000 ,12862 65Std. Residual -2,661 2,439 ,000 ,968 65Stud. Residual -2,699 2,519 ,006 1,003 65Deleted Residual -,36358 ,34553 ,00159 ,13833 65Stud. Deleted Residual -2,855 2,641 ,007 1,023 65

Mahal. Distance ,382 14,789 3,938 2,655 65Cook's Distance ,000 ,115 ,015 ,023 65Centered Leverage Value ,006 ,231 ,062 ,041 65

a Dependent Variable: Kualitas Auditor

 

Page 121: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

3

Charts

Regression Standardized Residual3210-1-2-3

Freq

uenc

y

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Kualitas Auditor

Mean =1.48E-15�Std. Dev. =0.968�

N =65

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted C

um Pr

ob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kualitas Auditor

 

Page 122: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

4

 

Regression Studentized Residual3210-1-2-3

Regr

essio

n St

anda

rdize

d Pr

edict

ed

Valu

e

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Auditor

Page 123: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

2

Lampiran VI WAKTU PENELITIAN

WAKTU PENELITIAN

November 

2008

Desember 2008

Januari 2009

Februari 2009

Maret 2009 No Uraian Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1.

Penyusunan Proposal

 

2.

Kolokium

3.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.

Penyusunan Laporan Seminar

5.

Seminar Hasil

6.

Perbaikan Seminar Hasil

7.

Ujian Tesis

 

Page 124: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

2

Lampiran VI WAKTU PENELITIAN

WAKTU PENELITIAN

November 

2008

Desember 2008

Januari 2009

Februari 2009

Maret 2009 No Uraian Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1.

Penyusunan Proposal

 

2.

Kolokium

3.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.

Penyusunan Laporan Seminar

5.

Seminar Hasil

6.

Perbaikan Seminar Hasil

7.

Ujian Tesis

 

Page 125: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

112

Lampiran VII Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 % Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 %

df Tabel t one tail

Tabel t two tail

Tabel r one tail

Tabel r two tail

1 6,3138 12,7062 0,9877 0,9969 2 2,9200 4,3027 0,9000 0,9500 3 2,3534 3,1824 0,8054 0,8783 4 2,1318 2,7764 0,7293 0,8114 5 2,0150 2,5706 0,6694 0,7545 6 1,9432 2,4469 0,6215 0,7067 7 1,8946 2,3646 0,5822 0,6664 8 1,8595 2,3060 0,5494 0,6319 9 1,8331 2,2622 0,5214 0,6021 10 1,8125 2,2281 0,4973 0,5760 11 1,7959 2,2010 0,4762 0,5529 12 1,7823 2,1788 0,4575 0,5324 13 1,7709 2,1604 0,4409 0,5140 14 1,7613 2,1448 0,4259 0,4973 15 1,7531 2,1314 0,4124 0,4821 16 1,7459 2,1199 0,4000 0,4683 17 1,7396 2,1098 0,3887 0,4555 18 1,7341 2,1009 0,3783 0,4438 19 1,7291 2,0930 0,3678 0,4329 20 1,7247 2,0860 0,3598 0,4227 21 1,7207 2,0796 0,3515 0,4413 22 1,7171 2,0739 0,3438 0,4044 23 1,7139 2,0687 0,3365 0,3961 24 1,7109 2,0639 0,3297 0,3882 25 1,7081 2,0595 0,3233 0,3809 26 1,7056 2,0555 0,3172 0,3739 27 1,7033 2,0518 0,3115 0,3673 28 1,7011 2,0484 0,3061 0,3610 29 1,6991 2,0452 0,3009 0,3550 30 1,6973 2,0423 0,2960 0,3494 31 1,6955 2,0395 0,2913 0,3440 32 1,6939 2,0369 0,2869 0,3388

112 

Page 126: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

2

33 1,6924 2,0345 0,2826 0,3338 34 1,6909 2,0322 0,2785 0,3291 35 1,6896 2,0301 0,2746 0,3246 36 1,6883 2,0281 0,2709 0,3202 37 1,6871 2,0262 0,2673 0,3160

38 1,6860 2,0244 0,2638 0,3120 39 1,6849 2,0227 0,2605 0,3081 40 1,6839 2,0211 0,2573 0,3044 41 1,6829 2,0195 0,2542 0,3006 42 1,6820 2,0181 0,2512 0,2973 43 1,6811 2,0167 0,2483 0,2940 44 1,6802 2,0154 0,2455 0,2907 45 1,6794 2,0141 0,2429 0,2876 46 1,6787 2,0129 0,2403 0,2845 47 1,6779 2,0117 0,2377 0,2816 48 1,6772 2,0106 0,2353 0,2783 49 1,6766 2,0096 0,2329 0,2759 50 1,6759 2,0086 0,2306 0,2732 51 1,6753 2,0076 0,2284 0,2706 52 1,6747 2,0066 0,2262 0,2681 53 1,6741 2,0057 0,2241 0,2656 54 1,6736 2,0049 0,2221 0,2632 55 1,6730 2,0040 0,2201 0,2609 56 1,6725 2,0032 0,2181 0,2586 57 1,6720 2,0025 0,2162 0,2564 58 1,6716 2,0017 0,2144 0,2542 59 1,6711 2,0010 0,2123 0,2521 60 1,6706 2,0003 0,2108 0,2500 61 1,6702 1,9996 0,2091 0,2480 62 1,6698 1,9990 0,2075 0,2461 63 1,6694 1,9983 0,2058 0,2441 64 1,6690 1,9977 0,2042 0,2423 65 1,6686 1,9971 0,2027 0,2404 66 1,6683 1,9966 0,2012 0,2387 67 1,6679 1,9960 0,1997 0,2369 68 1,6676 1,9955 0,1982 0,2352 69 1,6672 1,9949 0,1968 0,2335

Lanjutan Lampiran VII 

Page 127: pengaruh keahlian, independen dan standar pelaporan

3

70 1,6669 1,9944 0,1954 0,2319 71 1,6666 1,9939 0,1940 0,2303 72 1,6663 1,9935 0,1927 0,2287 73 1,6660 1,9930 0,1914 0,2272

Lanjutan Lampiran VII