Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir...

34
ISSN 0215 - 8250 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF PADA PELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA oleh Ida Bagus Putu Arnyana Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”. Tujuan penelitian ini adalah menemukan strategi-strategi pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir kreatif. Dalam penelitian ini dibandingkan strategi pembelajaran inovatif (Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri) dengan model pembelajaran tradisional (DI). Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Singaraja. Hasil penelitian ini adalah kelompok siswa yang belajar dengan strategi kooperarif GI, PBL, dan Inkuiri, memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006 496

Transcript of Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir...

Page 1: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF PADA PELAJARAN BIOLOGI TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

olehIda Bagus Putu Arnyana

Jurusan Pendidikan BiologiFakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”. Tujuan penelitian ini adalah menemukan strategi-strategi pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir kreatif. Dalam penelitian ini dibandingkan strategi pembelajaran inovatif (Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri) dengan model pembelajaran tradisional (DI). Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Singaraja. Hasil penelitian ini adalah kelompok siswa yang belajar dengan strategi kooperarif GI, PBL, dan Inkuiri, memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model DI.

Kata kunci : strategi pembelajaran inovatif, berpikir kreatif

ABSTRACT

The research has been conducted about, Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design. The effect of the implementation of Inovative Learning Strategy to Creative Thinking Capability of the SMA Students in Biology. The purpose of this research was to discover learning

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

496

Page 2: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

strategy which could train students high thinking capability especially creative thinking. In this research there was a comparation between inovative learning strategies (GI cooperative, PBL, and Inquiry) and DI teaching model. The subjects were the first year students of SMAN 3 Singaraja. The results of this research showed that students groups who learned by implementing GI cooperative strategy, PBL, and Inquiry had a better creative thinking skill than those who learned by DI teaching model.

Key Words: Inovative learning strategy, creative thinking

1. Pendahuluan

Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

sudah dilaksanakan di SMA di Singaraja sejak tahun pelajaran 2003/2004

sebagai pengganti Kurikulum 1994. Kurikulum 2004 menuntut agar,

setelah proses belajar, siswa memiliki suatu kompetensi sesuai dengan yang

ditetapkan dalam suatu mata pelajaran. Kurikulum 2004 menuntut siswa

agar memiliki kecakapan hidup. Salah satu kecakapan yang harus dikuasai

siswa adalah kecakapan berpikir.

Pada abad pengetahuan, yaitu abad 21, diperlukan sumber daya

manusia dengan kualitas tinggi yang memiliki keahlian, yaitu mampu

bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil, memahami berbagai

budaya, mampu berkomunikasi, dan mampu belajar sepanjang hayat (life

long leaning) (Trilling and Hood, 1999). Galbreath (1999) mengemukakan

bahwa, pada abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan

berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), merupakan kebutuhan

sebagai tenaga kerja yang handal. Degeng (2003) mengemukakan para

lulusan sekolah sampai perguruan tinggi, di samping memiliki kemampuan

vokasional (vocasional skills), juga harus memiliki kecakapan berpikir

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

497

Page 3: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

(thinking skills) sehingga Bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa “buruh”.

Semua pendapat para ahli ini mendukung pendapat John Dewey (1916,

dalam Johnson, 2002) yang sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan

kecakapan berpikir. Namun, sampai saat ini, kecakapan berpikir ini belum

ditangani secara sungguh-sunguh oleh para guru di sekolah. Hal ini

mendukung penemuan Rofi’udin (2000) menyatakan bahwa terjadi keluhan

tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh

lulusan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi karena pendidikan

berpikir belum ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penanganan

kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting diintegrasikan dalam setiap

mata pelajaran.

Johnson (2002), Krulik dan Rudnick (1996) menyatakan berpikir

tingkat tinggi dibedakan menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif.

Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang melibatkan aktivitas mental

seperti dalam peecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan

(decision making), analisis asumsi (analyzing asumption), dan inkuiri sains

(scientific inquiry). Krulik dan Rudnick (1996) mengemukakan bahwa

berpikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi oleh seseorang. Agar mampu memecahkan masalah dengan baik

dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi,

membandingkan, mendeduksi, mengklasifikasi informasi, menyimpulkan,

dan mengambil keputusan.

Berpikir kreatif adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk

mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli (orisinil), estetis,

konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang

penekanannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya

dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

498

Page 4: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir. Parkin (1995)

mengemukakan berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk

menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinil. Baer (1993)

mengemukakan, berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen.

Ada 4 indikator berpikir divergen, yaitu (1) fluence (kemampuan

menghasilkan banyak ide), (2) flexibility (kemampuan menghasilkan ide-

ide yang bervariasi), (3) originality (kemapuan menghasilkan ide baru atau

ide yang sebelumnya tidak ada), dan (4) elaboration (kemampuan

mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang

rinci atau detail). Lebih lanjut, Baer mengemukakan bahwa kreativitas

seseorang ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap,

pembawaan atau keperibadian, atau kecakapan dalam memecahkan

masalah.

Marzano, et al. (1988) mengemukakan 5 aspek berpikir kreatif

berikut ini. (1) Dalam kreativitas, berkait erat keinginan dan usaha. Untuk

menghasilkan sesuatu yang kreatif diperlukan usaha. (2) Kreativitas

menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada. Orang yang kreatif

berusaha mencari sesuatu yang baru dan memberikan alternatif terhadap

sesuatu yang talah ada. Pemikir kreatif tidak pernah puas terhadap apa yang

telah ada atau ditemukan sebelumnya. Mereka selalu ingin menemukan

sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien. (3) Kreativitas lebih memerlukan

evaluasi internal dibandingkan eksternal. Pemikir kreatif harus percaya

pada standar yang telah ditentukan sendiri. (4) Kreativitas meliputi ide yang

tidak dibatasi. Pemikir kreatif harus bisa melihat suatu masalah dari

berbagai aspek (sudut pandang) dan menghasilkan solusi yang baru dan

tepat. (5) Kreativitas sering muncul pada saat sedang melakukan sesuatu,

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

499

Page 5: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

seperti Mendeleyev menemukan susunan berkala unsur-unsur pada saat

mimpi, dan Arcimedes menemukan hukumnya saat sedang mandi.

Marzano dkk. (1988) menyarankan kepada guru beberapa cara

mengajarkan berpikir kritis-kreatif, yaitu (1) mempersiapkan materi

pelajaran dengan baik, (2) mendiskusikan materi pelajaran yang

kontropersi, (3) mengemukakan masalah yang menimbulkan konflik

kognitif, (4) menugaskan siswa menemukan pandangan-pandangan yang

bervariasi terhadap suatu masalah, (5) menugaskan siswa menulis artikel

untuk diterbitkan dalam suatu jurnal, (6) menganalisis artikel dari koran

atau media lain untuk menemukan gagasan-gagasan baru, (7) memberikan

masalah untuk menemukan solusi yang berbeda-beda, (8) memberikan

bacaan yang berbeda dengan tradisi siswa untuk diperdebatkan atau

didiskusikan, dan (9) Mengundang orang yang memiliki pandangan-

pandangan yang kontroversial.

Dalam uraian di atas, tampak betapa pentingnya penerapan strategi-

startegi pembelajaran yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir kreatif

siswa. Sesuai dengan tuntutan kurikulum ini, strategi pembelajaran yang

diharapkan adalah strategi-startegi pembelajaran inovatif, yaitu startegi-

strategi pembelajaran yang dasar filosofinya konstruktivisme.

Strategi-strategi pembelajaran inovatif yang dipilih dalam penelitian

ini adalah Strategi Kooperatif Kelompok Penelitian (Group

Investigation/GI), Strategi Belajar Berdasarkan Masalah atau Problem-

Based Learning (PBL), dan Strategi Inkuiri. Sebagai pembanding, dipilih

Model Pengajaran Langsung atau Direct Instruction (DI), yaitu model

pengajaran yang pada saat ini selalu digunakan oleh para guru biologi di

Singaraja.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

500

Page 6: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Strategi Kooperatif GI merupakan strategi yang dasar filosofinya

konstruktivisme karena, dalam pembelajarannya, siswa membangun sendiri

pengetahuannya dan guru berperan sebagai fasilitator (Slavin, 1995).

Dalam strategi ini, siswa merencanakan sendiri topik yang akan diselidiki

dari tema umum yang diberikan oleh guru. Selanjutnya siswa

merencanakan dan melaksanakan sendiri penyelidikannya. Strategi

Kooperatif GI sangat baik diterapkan untuk melatih siswa mengumpulkan

informasi untuk memecahkan masalah serta melatih kecakapan berpikir

tingkat tinggi siswa (Tejada, 2002; Dumas, 2003; Konberg dan Grifin,

2000; Arnyana, 2005)

Belajar berdasarkan masalah atau PBL adalah startegi pembelajaran

yang dasar filosofinya konstruktivisme. PBL dirancang berdasarkan

masalah riil kehidupan yang bersifat ill-structured, terbuka, dan mendua

(Forgaty, 1997; Jones, 1996). PBL dapat membangkitkan minat siswa,

nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual. Rindell

(1999); Wheeler (2002); Arnyana (2005) menemukan, bahwa PBL dapat

melatih kecakapan berpikir tingkat tinggi siswa.

Strategi Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang dasar

filosofinya konstruktivisme karena, melalui strategi ini, siswa membangun

sediri pengetahuannya. Dalam strategi inkuiri, siswa dilatih memecahkan

masalah akademik, meningkatkan pemahaman terhadap sains,

mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains (Keefer,

1998; German, 1991; Oates, 2002). Lawson (2000) mengemukakan

kegiatan inkuiri dapat melatih kecakapan berpikir siswa dan meningkatkan

kererampilannya dalam memecahkan masalah.

Pada kenyataannya, strategi-strategi pembelajaran inovatif seperti

inkuiri, PBL, dan strategi kooperatif GI tidak banyak diterapkan di sekolah.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

501

Page 7: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Para guru umumnya lebih banyak menerapkan Model Pengajaran Langsung

atau DI. Model DI ini merupakan salah satu model pengajaran tradisional

(Arends, 2004). Model pengajaran DI ini merupakan model pengajaran

yang umum digunakan oleh guru-guru biologi SMA di Singaraja (Arnyana,

2005). Model pengajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar

kogntif atau pengetahuan deklaratif (mastery of-structured knowledge) dan

meningkatkan suatu keterampilan atau pengetahuan prosedural (skill

mastery) (Arends, 2004). Arends (1997) mengemukakan bahwa model

pengajaran langsung ini paling banyak didasari oleh teori belajar sosial

yang dikembangkan oleh Bandura (1977, dalam Arends, 1997) yang oleh

Arends (1997) disebut sebagai teori pemodelan tingkah laku. Dalam

pembelajaran langsung, kegiatan guru adalah menyampaikan tujuan,

mendemostrasikan pengetahuan, dan membimbing pelatihan.

Tujuan penelitian ini adalah menemukan pengaruh strategi-strategi

pembelajaran inovatif (kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri) dibandingkan

dengan model pengajaran langsung atau DI terhadap kemampuan berpikir

kreatif pada pelajaran biologi siswa SMA.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Rancangan

penelitian yang diterapkan adalah Rancangan Eksperimen Semu (Quasi),

yaitu Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design (Tucman,

1999), dengan pola seperti pada Gambar 1.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

502

Page 8: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Gambar 1. Prosedur Penelitian Eksperimental Semu Pretest-Postest Nonequivalent Control Group Design (Tukman, 1999:172)

Keterangan : simbul X menyatakan perlakuan, yaitu X1 adalah strategi kooperatif GI, X2 adalah startegi PBL, X3 adalah strategi inkuiri, dan X4

adalah model pengajaran tradisional. Simbul O dengan indek 1, 3, 5, 7 (ganjil) menunjukkan pengukuran awal. O dengan indeks 2, 4, 6, 8 (genap) menunjukkan pengkuran setelah proses pembelajaran.

Hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan dalam Gambar 2.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2: Hubungan Antar Variabel Penelitian

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

503

Model Pengajaran Tradisional

Strategi PBL

Strategi Kooperatif GI

Strategi Inkuiri

Kemampuan Berpikir Kreatif

O1 X1 O2

-------------------------O3 X2 O4

-------------------------O5 X3 O6

------------------------O7 X4 O8

Page 9: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri yang ada

di Kota Singaraja, yaitu siswa SMA Negeri 1, siswa SMA Negeri 2, siswa

SMA Negeri 3, dan siswa SMA Negeri 4. Siswa SMA Negeri yang

digunakan sebagai sampel penelitian ini ditentukan secara acak. Dari hasil

pengacakan, diperoleh siswa SMA Negeri 3 sebagai sampel penelitian ini.

Sebagai sampel penelitian, ditetapkan dengan memilih kelas-kelas yang

kemampuan akademisnya relatif homogen, yaitu siswa kelas X2, X3, X4,

X5, dan siswa kelas X6. Dari hasil pengacakan ditetapkan siswa kelas X3

belajar dengan strategi Inkuiri, siswa kelas X4 belajar dengan model DI

(tradisional), siswa kelas X5 belajar dengan strategi PBL, dan siswa kelas

X6 belajar dengan strategi kooperatif GI.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi biologi SMA

semester 1 kelas X Kurikulum 2004, dengan standar kompetensi siswa

mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengkomunikasikan hasil

penelitian ilmiah dengan menerapakan sikap ilmiah dalam bidang biologi.

Instrumen penelitian yang disusun dalam penelitian ini meliputi (1)

rencana pembelajaran yang di dalamnya memuat skenario pembelajaran,

(2) lembar kegiatan siswa (LKS), dan (3) alat evaluasi Rencana

pembelajaran, dan LKS disusun masing-masing sesuai dengan model dan

startegi pembelajaran yang diteliti dalam penelitian ini. LKS untuk

pembelajaran inovatif menyajikan masalah-masalah yang harus dipecahkan

oleh siswa melalui kegiatan investigasi.

Penelitian eksperimental semu ini dilaksanakan dengan prosedur

seperti pada Tabel 1.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

504

Page 10: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Tabel 1. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran

Kelas X2 dengan Model Pengajaran Tradisional (DI)

Kelas X3 dengan Startegi Inkuiri

Kelas X5 dengan Strategi PBL

Kelas X6 dengan Strategi Kooperatif

GI

Menyampaikan tujuan dan meniapkan

siswa

Guru mendemostra-sikan pengetahuan atau ketarampilan

Guru membimbing pelatihan

Guru mengecek pemahaman dan

memberi umpan kalik

Guru memberikan kesempatan

penerapan melakukan latihan lanjut

Siswa merumuskan ma-salah yang akan

dikaji

Merumuskan jawaban sementara terhadap

masalah

Menguji hipotresis

Merencanakan dan melakukan

penyelidikan

Membuat simpulan

Memberlakukan simpulan

Guru menyampaikan masalah ill dan

autentik

Guru mengorgaisasi siswa dalam belajar,

membantu siswa dalam menemukan masalah

dan merancang kegiatan penyelidikan

Guru membantu susiswa secara individual atau

kelompok dalam melak-sanankan

penyelidikan

Siswa mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Siswa melakukan refleksi dan evaluasi proses pemecahan

masalah

Kelompok siswa mengidentifikasi

topik-topik yang akan dilakukan

investigasinya

Kelompok siswa merancang kegiatan

investigasi

kelompok siswa melakukan kegiatan

investigasi

Perencanaan laporan

Presentasi laporan

Evaluasi

Untuk melatih kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran GI,

PBL, dan Inkuiri, siswa dilatih untuk mengemukakan ide-ide inovatif dan

orisinil yang dituangkan dalam bentuk-bentuk mengangkat masalah,

memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap masalah yang ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

505

Page 11: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

diangkat, menyusun rencana investigasi maupun dalam melaksanakan

investigasi guna memecahkan masalah-masalah, dan menyajikan data.

Dalam model pembelajaran tradisional (DI), LKS yang diberikan adalah

LKS dengan bentuk yang biasa diberikan oleh guru saat ini, yaitu LKS

yang berupa “resep” yang harus diikuti oleh siswa tahap demi tahap.

Ada dua alat evaluasi (alat pengumpul data) yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut. Yang

pertama adalah poprtofolio. Melalui portofolio diukur kemampuan

berkreasi siswa melalui penulisan jurnal belajar, kemampuan mengangkat

masalah, kemampuan memberikan jawaban sementara (hipotesis),

merencanakan kegiatan penyelidikan, melaksanakan penyelidikan, dan cara

menyajikan data hasil penyelidikan. Untuk memberikan skor terhadap

komponen-komponen tersebut dibuatkan rubrik. Yang kedua adalah tes

tulis dengan bentuk tes Structured of the Observed Learning Outcome

(SOLO) Taxonomy dari Collis and Davey (1986). Dalam tes ini, kreativitas

siswa dinilai melalui kemampuannya dalam mengangkat masalah, dan

merencanakan kegiatan pemecaham masalah yang diajukan. Untuk

memberikan skor terhadap tes tulis ini dibuatkan rubrik. Pengumpulan data

dilakukan melalui pretes, yaitu dengan tes tulis, postes, dan portofolio.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan

analisis kovarian univariat (Anacova), dilanjutkan dengan uji beda LSD.

Kovariat dalam analisis ini adalah hasil pretes. Sebelum dilakukan analisis

data dengan stratistik Anacova, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

sebagai persyaratan uji Anacova, yaitu uji normalitas data dan uji

homogenitas varian antarkelompok. Analisis data dibantu dengan program

SPSS for Windows pada taraf signifikansi 5%.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

506

Page 12: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Deskripsi umum rata-rata skor semua variabel terikat ini

menggunakan pedoman konversi skor absolut skala lima, yaitu A, B, C, D,

dan E. Pedoman konversi nilai ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Pedoman Konversi Skor Rata-Rata Hasil Penelitian No. Tingkat Penguasaan Nilai Katagori

1. 85% - 100% A Sangat Baik

2. 70% - 84% B Baik

3. 55% - 69% C Sedang

4. 40% - 45% D Kurang

5. 0% - 39% E Sangat kurang

Diadaptasi dari Buku Pedoman Studi IKIP Negeri Singaraja (2002: 32)

3. Hasil Dan Pembahasan

Rata-rata persentase keberhasilan kemampuan berpikir kreatif

disajikan dalam Tabel 3 dan dituangkan dalam histogram pada Gambar 3.

Tabel 3. Rata-Rata Prosentase Keberhasilan Semua Kelompok Siswa

Variabel Rata-rata prosentase keberhasilan

Kelompok GI Kelompok

PBL

Kelompok

Inkuiri

Kelompok

DI

Kemampuan

berpikir kreatif

73,57% 75,03% 74,48% 55,05%

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

507

Page 13: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Gambar 1. Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Keterangan : A: Strategi Kooperatif GI, B: Strategi PBL, C: Strategi Inkuiri, dan

D: Strategi DI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siswa yang

belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi

Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri menunjukkan kemampuan berpikir kreatif

berada pada katagori baik, sementara kelompok siswa yang belajar dengan

model DI berda pada katagori sedang. Hasil uji statistik kelompok siswa

yang belajar dengan strategi Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam meningkatklan kemampuan

berpikir kreatif siswa. Kelompok siswa yang belajar dengan strategi

Koopearif GI, PBL, dan Inkuiri, secara signifikan memiliki kemampuan

berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang

diajarkan dengan model DI.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

508

Page 14: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Strategi pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam penelitian ini,

yaitu Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri, dasarnya adalah inkuiri. Kegiatan

belajar siswa dalam pembelajaran ini adalah, siswa mengangkat masalah,

merumuskan masalah, mengajukan jawaban sementara, merancang

kegiatan investigasi untuk menjawab masalah atau menguji hipoetsis,

melakukan investigasi, menyusun laporan, dan diakusi kelas, sehingga

ketiga strategi ini tidak tidak mengakibatkan ada perbedaan dalam melatih

kemampuan berpikir kreatif siswa. Peranan guru dalam pembelajaran ini

adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan membatu siswa dalam belajar.

Kegiatan belajar sepenuhnya dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan

pembelajarannya, siswa dituntut dan dilatih untuk berkreasi, memunculkan

ide-ide yang orisinil dalam merancang dan melaksanakan penyelidikan

sesuai materi pelajaran yang dipelajarinya.

Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam melatih keterampilan

berpikir kreatif, adalah berikut ini. (1) Dalam menetapkan masalah, siswa

dituntut untuk mengangkat masalah yang spesifk, menarik, dan dapat

dilakukan penyelidikannya. (2) Pada saat siswa merancang tahap-tahap

pelaksanaan penyelidikannya, siswa berkreasi menyusun langkah-langkah

penyelidikan, yakni langkah-langkah yang disusun ini memenuhi kreteria:

orisinil hasil kerasi kelompok belajarnya, memenuhi syarat ilmiah, harus

dapat dilaksanakan, disesuaikan dengan fasilitas, sumberdaya, dan waktu

yang tersedia. Menyusun rancangan pelaksanaan penyelidikan seperti itu

bukan merupakan sesautu yang mudah. Kegiatan ini benar-benar

memerlukan pemikiran yang kreatif. (3) Dalam melaksanakan

penyelidikan, siswa dituntut mengembangkan teknik dan taktik agar

penyelidikannya dapat dilaksanakan dengan baik. Tentu dalam hal ini

diperlukan keterampilan berpikir. (4) Pada awal pembelajaran, guru tidak

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

509

Page 15: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah. Siswa diberikan

kebebasan menggali sendiri konsep-konsep yang ada di dalam buku untuk

menunjang penyelidikannya. Guru menjelaskan konsep-konsep yang sulit,

memperbaiki miskonsepsi, dan meberikan pengayaan pada saat diakusi

kelas. (5) Siswa dituntut menyajikan hasil penyelidikannya, seperti dengan

berbagai bentuk tabel, grafik, dan lain-lainnya.

Apa yang ditemukan dalam penelitian ini mendukung apa yang

dikemukakan atau ditemukan sebelumnya oleh para pakar berikut ini. (1)

Rofi’udin (2000) menemukan dalam penelitiannya melatih kemampuan

berpikir kritis-kreatif siswa SD, bahwa kegiatan pembelajaran yang

memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan topik/masalah

yang dibahas yang terkait dengan materi yang dipelajari, mengajukan

gagasan-gagasan dalam suasana saling menghargai dan saling menerima

dapat mendorong siswa untuk berpikir divergen, dan melakukan eksplorasi,

Semua ini dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. (2) Baer (1993)

menemukan proses pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan

masalah (problem solving) dapat meningkatkan kecakapan berpikir kreatif

siswa. (3) Tien (1999) menemukan dalam penelitiannya pada mahasiswa

kimia dalam kegiatan laboratorium, bahwa strategi inkuiri dengan metode

eksperimen dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa.

(4) Underbakke (1993) menemukan dalam pembelajaran sains, bahwa

pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dalam pemecahan masalah

melalui mengajukan masalah, menyajikan hipotesis, dan menguji hipotesis

dapat melatih kecakapan berpikir tingkat tinggi siswa. (5) Fogarty and

McTighe (1993) menemukan bahwa strategi kooperatif dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis-kreatif siswa, karena melalui kerja sama yang

baik dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk menggali ide-ide

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

510

Page 16: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

baru yang keratif, membahas berbagai informasi, dan saling berbagi

informasi. (6) Gagne (1980) mengemukakan kegiatan pemecahan masalah

(problem solving) dalam proses belajar dapat melatih kecakapan berpikir,

karena proses belajar ini memungkinkan menghasilkan cara pemecahan

yang baru, berpikir tidak konvensional, dan masalah yang diangkat dari

masalah yang ill-defined.

Hal yang berbeda terjadi dalam pembelajaran tradisional. Disini,

siswa selalu difasilitasi, diarahkan, dan yang lebih membunuh kreativitas

adalah bahwa LKS yang diberikan berupa “resep”, sehingga siswa secara

sambil bernyayi melakukan kegiatan dengan hanya mengikuti tuntunan

yang ada dalam resep tersebut. Dalam LKS tersebut telah secara rinci

dimuat tahapan-tahapan pelaksanaan penyedikan. Dengan mengikuti

tuntunan itu, siswa akan mencapai hasil sesuai harapan LKS. Guru

menyajikan konsep-konsep sebelum penyelidikan, sehingga penyelidikan

yang dilakukan oleh siswa lebih merupakan kegiatan untuk menguji

konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya. Proses belajar yang terjadi

adalah proses penuangan informasi dari guru kepada siswa, bukan siswa

menemukan apa yang dipelajari dan bukan pula siswa membangun

pengetahuannya. Dalam pembelajaran tradisional, kreativitas siswa sama

sekali tidak dikembangkan. Yang lebih dipentingkan adalah bagaimana

informasi itu sebanyak-banyaknya disampaikan kepada siswa.

4. Penutup

Dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa hal. Kelompok siswa

yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi

Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri menunjukkan kemampuan berpikir kreatif

berada pada katagori baik, sementara kelompok siswa yang belajar dengan

model DI berada pada katagori sedang. Kelompok siswa yang belajar ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

511

Page 17: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

dengan strategi Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa. Kelompok siswa yang belajar dengan strategi Kooperarif GI,

PBL, dan Inkuiri, memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik

dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model DI.

Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah berikut ini.

(1) Para peneliti lain diharapkan untuk menggali dan mengembangkan

bentuk-bentuk strategi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa, khususnya kecakapan berpikir kreatif. (2)

Peneliti lain diharapkan menggali dan mengembangkan bentuk-bentuk

asesment untuk mengukur kemampuan atau kecakapan berpikir tingkat

tinggi, khususnya berpikir kritis dan kreatif siswa. (3) Para guru hendaknya

merencanakan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,

khususnya berpikir kreatif melalui strategi-strategi pembelajaran inovatif,

antara lain dengan strategi Kooperatif GI, PBL, dan Inkuiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: McGraw-Hill.

Arends, R.I. 2004. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill.

Arnyana, I.B.P. 2005. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif serta Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi (Tidak Dipublikasi). Malang: Universitas Negeri Malang.

Baer, J. 1993. Craetivity and Divergent Thinking: A Task Spesific Approach. London: Lawrence Elbaum Associates Publisher.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

512

Page 18: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Collis, K.F., and Davey, H.A. 1986. A Technique for Evaluating Skills in High School Science. Journal of Research in Science Teaching. 23(7): 651-663.

Degeng, N. S. 5 September 2003. Bisa Ciptakan Bangsa “Buruh”. Harian Jawa Post. hlm. 30.

Dumas.A. 2003. Cooperative Learning Response to Diversity. California Departemen of Education. (Online) http://www.cde.ca.gov/iasa/cooplrng2.html. Diakses 26 April 2003.

Fogarty, R. 1997. Problem Based Learning and Other Curicular Models for Multiple Intellegences Classroom. New York: IRI/Skyligt Training and Publishing, Inc.

Fogarty, R. and McTighe, J. 1993. Educating Teacher for Higer Order Thinking: The Three-Story Intellect. Teory into Practice. 32(3); 161-169.

FPMIPA. 2002. Buku Pedoman Studi. Singaraja. IKIP Negeri Singaraja.

Gagne, R. M. 1980. Learnabel Aspect of Human Thinking. In A.E. Lawson (Ed). Science Education Information Report. (hal. 1-28). New York: The Eric Science, Mathematic, and Environmetal Education Clearni House.

Germann, P. J. 1999. Developing Science Process Skils Through Direct Inquiry. The American Biology Theacher. 53(4): 243-247.

Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational Technology. Desember: 14-22.

Hastings, David. 2001. Case Study: Problem-Based Learning and the Active Classroom (Online). http://www.cstudies.ubc.ca/facdev/services/newsletter/index/html. Diakses 9 Maret 2003.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. Califorenia: Corwin Press, Inc.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

513

Page 19: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Jones, D. 1996. What Is Problem-Based Learning? The Californis State University. (Online). http://edweb.sdsu.edu/clirt/learningtree/PBL/PBLedvantages.html. Diakses 9 Maret 2003.

Keefer, R. 1999. Criteria for Designing Inquiry Activities that Are Effective for Teaching and Learning Science Concepts. Journal College Science Teacher. Januari: 159-165

Konberg, J.K. and Griffin, M. S. 2000. Analysis Problem--- A Means to Developing Student’ Critical-Thinking Skills: Pushing the Boundaries of Higher-Oder Thinking. Journal College Science Teacher (JCST). 24(5): 348-352.

Krulik, S. and Rudnik, J. A. 1996. The New Source Book Teaching Reasioning and Pbroblem Solving in Junior and Senior Hig School. Massachusets: Allyn & Bacon.

Lawson, A. E. 2000. The Generality of Hypotetico-Deductive Reasoning: Making Scientific Thinking Explicit. The American Biology Teacher. 62(7) September 2000. p. 482-495.

Marzano, R. J. et al. 1988. Dimention of Thinking A Frame Work for Curriculum and Instruction. Virginia: Assosiation for Supervision and Curriculum Development.

Oates, K.K. (2002). Inquiry Science: Case Study in Antibiotic Prospecting. The American Biology Teacher 64(3): 184-187.

Parkins, D.N. 1995. What Creative Thinking Is. Costa, A.L. (Ed). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. (hlm. 58-61) Alexandra, Virginia: Assosiation for Supervisions and Curriculum Development (ASCD).

Rindell, A. J. A. 1999. Applying Inquiry-Based and Cooperative Group Learning Strategies to Promote Critical Thinking. Journal of College Science Teaching (JCST) 28(3): 203-207.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

514

Page 20: Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sma

ISSN 0215 - 8250

Rofi’uddin, A. 2000. Model Pendidikan Berpikir Kritis-Kreatif Untuk Siswa Sekolah Dasar. Majalah Bahasa dan Seni 1(28) Pebruari : 72-94.

Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. 2nd Ed. London: Allyn and Bacon.

Tejada, C. 2002. Define and Describe Cooperative Learning. (Online). http://condor.admin.ccny.cuny.edu /-eg9306candy%20research.htm. Diakses 26 April 2003.

Tien, L. T. et al. 1999. The More Thinking Frame: Guiding Students’ Thinking in The Laboratory. Journal College Teacher. March/April. 28(5): 318-324.

Trilling, B. and Paul Hood. 1999. Learning, Technilogy, and Education Reform in the Kowledge Age. Educational Technology. Juni-Mei: 5-18.

Tuckman, B. W. 1999. Conducting Educational Research. 5th Edition. New York: Harcourt Brace College Publeshers.

Underbakke, M. et al. 1993. Researching and Developing The Knowledge Based for Teaching Higer Order Thinking. Teory Into Pactce. 32(3): 138-146.

Wheeler, S. 2002. Dual-Mode Delivery of Problem-Based Learning: A Constructivist Persfektif. (Online) http://searchyahoo.com/search?p=problem+based+learning. Diakses 9 Maret 2003.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

515