PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

102
PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP UNISMUH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar NURALFINA 105331103916 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

Page 1: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP

MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII

SMP UNISMUH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

NURALFINA

105331103916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …
Page 3: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …
Page 4: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuralfina

NIM : 105331103916

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode fun Learning Terhadap

Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP Unismuh

Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya

sendiri, bukan merupakan jiplakan atau dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 202

Yang Membuat Pernyataan,

Nuralfina

Page 5: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuralfina

NIM : 105331103916

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode fun Learning Terhadap

Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP Unismuh

Makassar.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat dalam penyusunan skripsi

saya).

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020

Yang Membuat Perjanjian,

Nuralfina

Page 6: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …
Page 7: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …
Page 8: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

Moto

“ Berangkatlah dengan penuh keyakinan, berjalanlah dengan penuh

keikhlasan,istiqomah dalam menghadapi cobaan, jadilah barang kuat

yang dihantam ombak dan kerjakanlah yang bermanfaat bagi diri

sendiri dan orang lain”.

Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini buat kedua orang tua dan keluargaku atas

kerja keras dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan

beberapa harapan menjadi kenyataan.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

ABSTRAK

Nuralfina. 2020. “ Pengaruh Penerapan Metode Fun Learning Terhadap

Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar.” Skripsi.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sitti Aida Azis

dan Pembimbing II Besse Syukroni B.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan metode

fun learning terhadap pembelajaran menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP

Unismuh Makassar. Untuk menguji pengaruh penerapan metode fun leraning

terhadap menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar

dilakukan penelitian eksperimen dengan sampel 45 peserta didik. 21 peserta didik

kelas eksperimen dan 24 peserta didik kelas kontrol.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar sebelum

diberikan perlakuan metode fun learning 72,95 dengan perolehan skor minimal 65

dan skor maksimal 95. Kemudian mengalami peningkatan setelah diberikan

perlakuan metode fun learning dengan perolehan skor minimal 75, skor maksimal

97dengan rata-rata nilai 83,38. Oleh karena itu pengaruh penerapan metode fun

learning terhadap menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar

dinyatakan ada pengaruh dalam pembelajaran di SMP Unismuh Makassar.

Disarankan bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya kelas VII SMP

Unismuh Makassar berusaha memperkaya metode pembelajaran menulis cerita

pendek dan selalu memberikan pelatihan kepada siswa dalam pembelajaran

menulis cerita pendek.

Kata kunci : Pengaruh, Metode Fun Learning, dan Menulis Cerita Pendek

Page 10: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih, demikian kata untuk

mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid

atas anugrah pada titik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio

pada-Mu Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari berkah-Mu.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya hingga kepada umatnya

yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran sunnahnya hingga akhir zaman.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan akan tetapi,

kadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendakhati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

tulus dan sedalam-dalamnya kepada orang tuaku yang tercinta Ayahanda Zaenal

dan Ibunda Kasmawati yang selalu memberikan dukungan baik secara moril

maupun material, doa restu, pengorbanan tulus dan ikhlas serta motivasi yang

Page 11: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

sangat luar biasa yang selalu mengiringi langkah penulis dalam menjalani hidup

meniti masa depan yang cerah.

Penulis mendapatkan begitu banyak arahan, bimbingan serta bantuan dari

banyak pihak untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang sebesar-besarnya kepada dosen

pembimbing I Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd, dan dosen pembimbing II Besse

Syukroni B, S.Pd.,M.Pd, yang telah meluangkan waktu guna memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D., Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Kepada Kepala Sekolah, Guru, Staf Sekolah SMP

Unismuh Makassar yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melaksanakan

penelitian.

Kepada teman-teman kelas B dan seluruh angakatan 2016 Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi. Teman-teman seperjuangan Magang 1,2,3 dan P2K SMAN 9 Sidrap yang

telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi Sahabat serta teman-

teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan

doanya.

Tak ada gading yang tak retak, itulah peribahasa yag tepat untuk

menggambarkan skripsi ini, yang penulis sadari masih banyak kekurangan. Untuk

Page 12: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

itu, tegur sapa, ktritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan guna

perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap, agar skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca.

Makassar, September 2020

Penulis

Page 13: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................

SURAT PERNYATAAN ...............................................................................

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................

KARTU KONTROL BIMBINGANG SKRIPSI I ......................................

KARTU KONTROL PEMBIMBING SKRIPSI II .....................................

MOTO .............................................................................................................

ABSTRAK ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR BAGAN ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6

1. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 6

Page 14: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

2. Keterampilan Menulis .................................................................... 8

3. Hakikat Cerita Pendek.................................................................... 10

4. Fun Learning .................................................................................. 16

5. Penerapan Metode Fun Learning ................................................... 17

6. Langkah-langkah Pembelajaran Fun Learning .............................. 18

7. Dasar dan Tujuan Fun Learning .................................................... 23

B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25

C. Hipotesis ............................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29

A. Rancagan Penelitian ............................................................................. 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 30

C. Instrumen Penelitian............................................................................. 31

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 34

E. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 34

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 39

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 39

B. Pembahasan .......................................................................................... 49

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 52

A. Simpulan .............................................................................................. 52

B. Saran ..................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

Page 15: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………… 58

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 82

Page 16: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Populasi Penelitian .................................................................... 31

Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Cerita Pendek ................ 32

Tabel 3.3. Aspek Penilaian Menulis Cerita Pendek ................................... 32

Tabel.3.4. Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Cerita Pendek .... 34

Tabel 4.1. Perolehan Nilai Hasil Belajar Menulis Cerita Pendek Kelas

Eksperimen ................................................................................ 40

Tabel 4.2. Perolehan Nilai Hasil Belajar Menulis Cerita Pendek Kelas

Kontrol ...................................................................................... 41

Tabel 4.3. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pre Test Kelas

Eksperimen ................................................................................ 42

Tabel 4.4. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post Test Kelas

Eksperimen .............................................................................. 43

Tabel 4.5. Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen ............... 43

Tabel 4.6. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pre Test Kelas

Kontrol ...................................................................................... 44

Tabel 4.7. Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pre Test Kelas

Kontrol ..................................................................................... 44

Tabel 4.8. Ketuntasan Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol ...................... 45

Tabel 4.9. Data Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ........................................................................... 45

Tabel 4.10. Analisis Data Uji Normalitas .................................................... 46

Tabel 4.11. Analisis Data Uji Homogenitas ................................................. 48

Tabel 4.12. Analisis Independent Samples Test........................................... 49

Page 17: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

Bagan 2.1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 27

Page 18: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(Sudrajat, 2008).

Proses belajar mengajar di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik

dengan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang

sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik

adalah seseorang atau sekelompok yang berprofesi sebagai pengelola

kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang

memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Oleh

karena itu, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang merupakan inti aktivitas

pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius agar dapat melibatkan

siswa secara aktif dan dapat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, begitu

pula antara siswa atau multi interaksi.

Untuk dapat menciptakan multi interaksi dalam proses pembelajaran

sehingga berlangsung efektif, maka guru harus menguasai berbagai metode

pembelajaran. Guru juga harus memilih metode yang tepat sesuai dengan

Page 19: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

2

materi pelajaran, tingkat kemampuan peserta didik, serta lingkungan dan

kondisi sekolah.

Penerapan metode pembelajaran yang tepat akan memberikan hasil yang

lebih baik. Oleh karena itu, sangat perlu diupayakan metode pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehubungan metode pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia maka ada

beberapa metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran. (Risnawati, 2010).

Salah satu metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran adalah metode fun learning. Metode pembelajaran fun learning

dikembangkan oleh Bobby De Porter dengan memberikan sugesti positif.

Bobby De Porter menyatakan bahwa strategi pembelajaran menyenangkan

atau fun learning adalah strategi yang digunakan untuk menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menerapkan kurikulum, menyampaikan

materi, memudahkan proses belajar yang mengakibatkan prestasi belajar

peserta didik mengalami perbaikan. (Darmansyah, 2011).

Fun learning yakni dua kata yang berbeda arti yang dipadukan. Fun

berarti kegembiraan atau kesenangan sedangkan learn berarti belajar atau

mempelajari. Sesuai dengan artinya metode fun learning adalah metode yang

dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam proses

pembelajaran sebagai upaya perubahan tingkah laku individu. Suasana yang

dirasa hangat dan akrab tersebut kemudian memungkinkan terciptanya suatu

bentuk proses pembelajaran yang efektif dan partisipatif. (Tarigan,2008).

Page 20: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

3

Berdasarkan observasi awal yang saya lakukan pada siswa kelas VII SMP

Unismuh Makassar, Saya menemukan bahwa kemampuan menulis cerita

pendek siswa masih kurang baik dan belum memenuhi standar. Oleh karena

itu, sebagai calon peneliti saya berdiskusi dengan guru mata pelajaran untuk

menemukan solusi agar kemampuan menulis cerita pendek siswa dapat

memenuhi standar. Salah satu penyebab siswa kurang mampu menulis cerita

pendek karena kurangnya pemahaman tentang unsur intrinsik cerita pendek.

Tugas utama guru adalah mengelola proses pembelajaran, sehingga terjadi

interaksi aktif antara guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan

peserta didik yang lain. Interaksi tersebut sudah tentu akan mengoptimalkan

pencapaian tujuan yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Dimyati dan Mudjiono yang mengatakan bahwa keaktifan siswa dapat

didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan kepada

siswa untuk aktif mencari, memproses, dan mengolah perolehan belajarnya.

(Erni, 2013).

Sebagaimana keterampilan berbahasa, aspek menulis tidak kalah

pentingnya dengan aspek menyimak, berbicara dan membaca. Menulis yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis cerita pendek. Cerita pendek

adalah cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ukuran

panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya

cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau

setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500 - 5.000 kata. Oleh karena itu, cerita

pendek sering diungkapkan sebagai cerita yang dapat dibaca dalam sekali

Page 21: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

4

duduk. (Kosasih, 2008). Unsur intrinsik cerpen yaitu tema, alur, latar,

penokohan, sudut pandang dan amanat. Tema adalah gagasan yang menjalin

struktur isi cerita menyangkut segala persoalan yaitu persoalan kemanusiaan,

kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Alur merupakan

pola pengembangan cerita yang berbentuk oleh sebab akibat. Latar meliputi

latar waktu, tempat dan suasana. Penokohan adalah cara pengarang

menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh dalam cerita. Sudut

pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Amanat

merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Dalam cerita penggunaan

bahasa berfungsi untuk menciptakan nada atau suasana persuasif dan

merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi

antar tokoh. (Kosasih,2008).

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Fun

Learning Terhadap Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP

Unismuh Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini yaitu,

bagaimanakah pengaruh penerapan metode fun learning terhadap

menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar ?

Page 22: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode fun learning terhadap menulis cerita pendek siswa kelas

VII SMP Unismuh Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat

secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang adanya pengaruh

penerapan metode pembelajaran menyenangkan (fun learning)

terhadap menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh

Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

baru dalam menentukan suatu model pembelajaran yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.

b. Bagi sekolah agar hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

bagi peningkatan proses belajar mengajar di sekolah dan dapat

dijadikan sebagai perbandingan pembelajaran yang sebelumnya

digunakan untuk perbaikan pembelajaran.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan adalah suatu penelitian yang sebelumnya pernah

dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan

judul atau topik yang diteliti. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya

pengulangan penelitian dengan pokok yang sama. Penelitian relevan dalam

penelitian ini juga bermakna sebagai referensi yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dibahas. Penelitian ini mengenai pengaruh penerapan

metode fun learning terhadap menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP

Unismuh Makassar. Berdasarkan eksplorasi peneliti maka ditemukan

beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

Syahrul 2015 dalam penelitiannya yang berjudul penerapan metode

fun learning untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil

observasi selama berlangsungnya penelitian dari siklus I dan siklus II

tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada sikap siswa terhadap bahan

pembelajaran Bahasa Indonesia perubahan tersebut merupakan data yang

diperoleh dari lembar observasi siswa pada setiap pertemuan yang dicatat

oleh peneliti. Kehadiran siswa pada siklus I masih kurang antusias dalam

mengikuti. Siklus II Kehadiran siswa semakin meningkat dan antusias

Page 24: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

7

memperhatikan pelajaran, walaupun masih ada beberapa siswa yang

melakukan kegiatan lain pada saat menjelaskan .

Afritayani, Zulkifli, Hamizi, 2015 dalam penelitiannya yang

berjudul penerapan model fun learning untuk meningkatkan hasil belajar

IPA peserta didik kelas IA SD Negeri 76 Pekanbaru. Hal ini menunjukkan

adanya pengaruh antara metode fun learning dengan hasil belajar peserta

didik.

Nurfitriana, 2016 dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

penerapan metode fun learning terhadap minat belajar siswa kelas V di MI

Bahrul Ulum Pallangga Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian yang

dilakukan oleh Nurfitriana ialah untuk mengetahui penerapan metode

pembelajaran fun learning, tujuan selanjutnya adalah mengetahui seberapa

besar peningkatan minat belajar siswa apabila menggunakan metode fun

learning dan tujuan ketiga dalam penelitiannya adalah untuk mengetahui

seberapa besar keterkaitan siswa terhadap mata pelajaran setelah

menggunakan metode fun learning. Adapun hasil dalam penelitiannya

adalah dilihat dari hasil analisis data kuantitatif, diketahui bahwa terjadi

peningkatan nilai rata-rata minat belajar peserta didik dari siklus I yakni

58,7 menjadi 73,91 pada siklus II.

Yuliasni 2019 dalam penelitiannya yang berjudul penerapan

metode fun learning dalam peningkatan kemampuan menulis narasi siswa

kelas VII SMP Negeri Liliriaja Kabupaten Soppeng. Tujuan penelitian

yang dilakukan oleh Yuliasni ialah untuk meningkatkan pemahaman

Page 25: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

8

menulis narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Liliriaja Kabupaten Soppeng

melalui penerapan metode fun learning. Berdasarkan data tersebut

dinyatakan hasil belajar menulis karangan narasi meningkat dari siklus I

ke siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari keaktifan belajar siswa pada

siklus I 54,7% meningkat pada siklus II menjadi 76, 1%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang menjadi pembeda pada

penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah difokuskan pada pengaruh

penerapan metode fun learning terhadap menulis cerita pendek siswa kelas

VII SMP Unismuh Makassar.

2. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Menulis

Kamus besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis

berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf dan angka yang dibuat

(digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya).

Menulis adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena,

pensil, cat, yang melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang,

membuat surat, dengan tulisan. (Munirah, 2018).

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.

(Rafi, 2016).

Menulis adalah keterampilan berkomunikasi secara tidak langsung

antara pembaca dengan penulis. Menulis pada dasarnya adalah sebuah

proses dimana produk yang dihasilkan seseorang produksi melalui

Page 26: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

9

tahapan. Tahapan tersebut dimulai dari tahap pemerolehan ide,

pengolahan ide hingga tahap memproduksi ide. (Abidin, 2012:181).

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.

(Tarigan, 2008:21).

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.

(Suparno dan Yunus, 2008:1.3).

b. Tujuan Menulis

Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Hartig ditulis oleh

Tarigan (2008:25) adalah:

1) Tujuan penugasan (Assignment Purpose). Tujuan penugasan ini

sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis

sesuatu karena ditugaskan bukan karena kemauan sendiri misalnya

para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris ditugaskan

untuk membuat laporan atau notulen rapat.

2) Tujuan altruistik (Altruistik purpose). Penulis bertujuan untuk

menyenangkan para pembaca, menghargai perasaan dan

penalarannya, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai

perasaan, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci

keterbacaan suatu tulisan.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

10

3) Tujuan persuasif (persuasive purpose). Tulisan yang bertujuan

meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan penerapan (Information purpose). Tulisan yang bertujuan

memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca.

5) Tujuan pernyataan diri (Self-expressive purpose). Tulisan yang

bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri kepada pembaca

melalui tulisannya agar pembaca dapat memahami sang penulis.

6) Tujuan kreatif (creative Purpose). Tujuan ini erat hubungannya

dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif di sini

melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan

mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan

ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Dalam

tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan pikiran dan gagasannya

sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

3. Hakikat Cerita Pendek

a. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya

berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang

relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis

dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar

500 - 5.000 kata. Oleh karena itu, cerita pendek sering diungkapkan

sebagai cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. (Kosasih, 2008:53).

Page 28: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

11

Cerpen adalah kisah yang diemban oleh pelaku tertentu dengan

peranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak

dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

(Kurniawanti, 2009 : 20).

Cerpen atau singkatan dari cerita pendek merupakan cerita yang berisi

gagasan, pikiran, pengalaman kepada pembacanya. Cerpen biasanya

ditulis secara bebas (prosa) dan merupakan karya rekaan (fiksi) dari

pengarangnya. (Paryati, 2008:263).

Cerpen adalah sebuah cerita selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-

kira berkisar setengah sampai dua. Nurgiyantoro (Agustara, 2013:19).

Cerita pendek merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, padat,

dengan unsur cerita berpusat pada satu peristiwa pokok sehingga jumlah

dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan ceritanya

memberikan kesan tunggal. (Haslinda, 2018:50).

Suminto A. Sayuti dalam Wicaksono (2014:56) menyatakan cerita

pendek menunjukkan kualitas yang bersifat pemadatan (compression),

pemusatan (concentration), dan pendalaman (intensity) yang semuanya

berkaitan dengan panjangnya cerita dan kualitas struktural yang

disyaratkan oleh panjang cerita.

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

cerita pendek adalah sebuah karangan fiksi berbentuk prosa yang tidak

terlalu panjang, cerita pendek biasanya bercerita tentang pengalaman

seseorang atau berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Seorang

Page 29: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

12

penulis akan menceritakan sebuah gambaran atau peristiwa yang seolah-

olah terjadi seperti kejadian yang benar-benar terjadi, yang mampu

membuat pembacanya masuk ke dalam cerita tersebut.

b. Unsur Intrinsik Cerita Pendek

Menurut Nurgiyantoro (2007:23) Unsur intrinsik merupakan unsur-

unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam hal

ini dikutip dari buku (Kosasih, 2008: 55-64).

1) Tema

Tema adalah gagasan utama atau pokok pikiran. Tema suatu karya

sastra imajinatif merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap

pembaca yang cermat sebagai akibat membaca karya tersebut.

(Tarigan, 2008:166).

Tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita.

(Nurgiyantoro, 2007:67).

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita hingga berperan juga

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang

diciptakannya. (Aminuddin, 2004:91).

2) Alur

Alur dalam cerpen atau karya sastra fiksi pada umumnya adalah

rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan peristiwa sehingga

menjalani suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita.

(Aminuddin, 2004:83).

Page 30: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

13

Alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian namun, tiap

kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang

satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain.

Unsur-unsur alur terbagi atas lima Bagan, iaitu pengarang mulai

melukiskan suatu keadaan atau situasi (situation), peristiwa yang

bersangkut paut, yang berkaitan mulai bergerak (generating

circumstances), keadaan mulai memuncak (riding action), peristiwa-

peristiwa mencapai klimaks (climax), dan pengarang memberikan

pemecatan sosial dari semua peristiwa (denouement). (Tarian,

2008:156).

Jalannya peristiwa yang membentuk sebuah cerita terjadi dalam

sebuah struktur atau uruta waktu. Dalam mengurutkan susunan

tersebut dikenal tiga jenis alur, yakni alur maju (kronologis) yaitu alur

yang apabila pengarang dalam mengurutkan peristiwa itu

menggunakan urutan waktu maju dan lurus. Alur mundur (flashback )

yaitu apabila pengarang mengurutkan peristiwa itu tidak dimulai dari

peristiwa awal, melainkan mungkin dari perisiwa tengah dan akhir.

Alur campuran atau gabungan yaitu apabila cerita berjalan secara

kronologis namun sering terdapat adegan sorot balik. (Nurgiyantoro,

2007: 154-156).

Page 31: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

14

3) Latar atau Setting

Latar atau setting adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa yang diceritakannya. (Nurgiyantoro, 2007:216).

Setting adalah latar peristiwa dalam karya musik, baik berupa

tempat, waktu maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan

fungsi psikologis. (Aminuddin, 2004:67).

Latar atau setting adalah tempat, hubungan waktu, atau peristiwa

yang terjadi di dalam sebuah karya fiksi. (Tarigan, 2008:164).

Unsur latar atau setting meliputi latar tempat, latar waktu, latar

suasana atau sosial. (Nurgiyantoro, 2007: 227).

4) Penokohan dan Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi

sehingga peristiwa dalam cerita fiksi itu menjalin suatu cerita.

(Aminuddin, 2004:79).

Tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. (Nurgiyantoro, 2007:

165).

Penokohan atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan

oleh seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya.

(Tarigan, 2008:147).

Page 32: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

15

5) Point of View atau Sudut Pandang

Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat,

yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan

ceritanya. (Nurgiyantoro, 2007:248).

Selanjutnya disebutkan bahwa ada berbagai ragam yang terpenting

diantaranya adalah sudut pandang yang berpusat pada orang pertama

artinya persona yang bertindak sebagai juru bicara menceritakan

kisahnya dengan menggunakan kata “aku atau saya” dengan kata lain,

dia membatasi pada apa yang dapat diketahuinya dan yang ingin

dikemukakannya saja (Tarigan, 2008:248). Dalam sudut pandang “dia”

terbatas, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami,

dipikirkan, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada

seorang tokoh saja. (Nurgiyantoro, 2007:259).

6) Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Tidak

jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat dalam cerpen akan

kusimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi

cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya, tidak cukup dengan

membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus menghabiskannya

sampai tuntas. ( Kosasih, 2008:64).

Page 33: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

16

4. Fun learning (Pembelajaran menyenangkan)

Fun learning yakni dua kata yang berbeda arti yang dipadukan. Fun

berarti kegembiraan, kesenangan, sedangkan learn berarti belajar,

mempelajari. Sesuai dengan artinya metode fun learning adalah metode

yang dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam proses

pembelajaran sebagai upaya perubahan tingkah laku individu. Suasana

yang dirasa hangat, akrab tersebut kemudian memungkinkan terciptanya

suatu bentuk proses pembelajaran yang efektif dan partisipatif. (Tarigan,

2008).

Strategi pembelajaran menyenangkan (fun learning) adalah strategi

yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

menerapkan kurikulum, menyampaikan materi, memudahkan proses belajar

yang mengakibatkan prestasi belajar peserta didik mengalami perbaikan.

Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain

sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh keceriaan,

menyenangkan dan yang paling utama tidak membosankan. Dengan kata

lain, pembelajaran yang menyenangkan adalah adanya pola hubungan

yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

(Layyinah, 2017).

Ditinjau dari kegiatan peserta didik, pembelajaran yang

menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membuat peserta didik

berani mencoba, berbuat, bertanya, dan berani mengemukakan pendapat.

Ditinjau dari kegiatan guru, pembelajaran yang menyenangkan adalah

Page 34: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

17

pembelajaran yang menuntut guru agar dapat membuat suasana belajar

yang menyenangkan dalam arti peserta didik tidak takut salah dalam

mencoba atau bereksperimen, peserta didik tidak khawatir ditertawakan

kemampuannya, dan peserta didik tidak takut dianggap sepele. (Aqib,

2010:23).

Bobbi DePorter (dalam Darmansyah, 2011:45) menyatakan bahwa

strategi pembelajaran menyenangkan (fun learning) adalah strategi yang

digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

menerapkan kurikulum, menyampaikan materi, memudahkan proses

belajar yang mengakibatkan prestasi belajar peserta didik mengalami

perbaikan.

5. Penerapan Metode Fun Learning

Penerapan metode fun learning pada suatu pembelajaran diharapkan

dilaksanakan dengan cara menyenangkan tanpa unsur paksaan, sehingga

proses belajar mengajar dilakukan bermain sambil belajar.

Menurut Lestari (2013:26) penyajian fun learning disesuaikan dengan

kemampuan daya nalar anak. Fun learning memiliki dua macam kegiatan

yaitu:

a. Permainan ketangkasan fisik dan mental

b. Permainan kecerdasan dan pengetahuan

Ada banyak cara untuk menciptakan fun learning atau suasana yang

menyenangkan. Tapi secara umum ada dua hal yang harus diperhatikan

yaitu:

Page 35: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

18

1) Kegiatan belajar itu harus sesuai dengan perkembangan.

2) Fun learning hanya bisa diciptakan melalui beragam kreativitas,

baik dalam penelitian, tempat, penataan suasana hingga pemakaian

metode pembelajaran.

Dave Meirer (dalam Indrawati, 2009) memberikan pengertian

menyenangkan atau fun learning sebagai suasana belajar dalam keadaan

gembira. Suasana gembira disini bukan suasana ribut, hura-hura,

kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri suasana

belajar menyenangkan yang dimaksud yaitu (1) rileks, (2) bebas dari

tekanan, (3) aman, (4) menarik, (5) bangkitkan minat belajar, (7) perhatian

peserta didik tercurah, (8) lingkungan belajar yang menarik, (9)

bersemangat, (10) perasaan gembira dan, (11) konsentrasi tinggi.

6. Langkah - Langkah Pembelajaran Fun Learning

Adapun langkah-langkah metode fun learning yang di kemukakan oleh

Muhaemin (2011:23) adalah sebagai berikut:

a. Bermain

Belajar tidak selalu berurusan dengan hal-hal yang bersifat serius,

kemampuan bermain merupakan unsur penting dalam banyak hal dan

dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan .

b. Bercerita

Bercerita adalah sebuah cara untuk menyampaikan informasi atau

pengetahuan secara lisan.

Page 36: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

19

c. Bernyanyi

Bernyanyi merupakan strategi yang paling gampang dalam proses

transformasi ilmu kepada murid.

d. Humor

Suasana yang menarik bisa menghilangkan kejenuhan yang sering

dialami oleh peserta didik.

e. Tebak-tebakan

Tebak-tebakan dapat melatih daya ingat dan konsentrasi peserta

didik selama pembelajaran.

Menurut De Porter (2003:19) Ada beberapa cara membangun suasana

belajar yang menyenangkan yaitu:

a. Membangun Kekuatan Niat

Pendidik harus memahami perasaan dan sikap siswa yang terlibat

dan berpengaruh penuh pada proses pembelajaran, sehingga pendidik bisa

mengajar sesuai dengan kondisi peserta didik, maka terjalin sebuah

hubungan emosional yang tinggi antara siswa dan pendidik juga mampu

menyingkirkan segala tekanan dan ancaman psikis dari suasana belajar.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk mengenal emosi

siswa adalah:

1) Memberikan kebebasan anak untuk mengungkapkan suka cita dan

kegemaran meraka disaat belajar.

2) Menggunakan tulisan atau gambar untuk meluapkan emosi.

Page 37: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

20

3) Membaca perasaan.

Dengan demikian, salah satu langkah dalam menerapkan fun learning

adalah dengan membangun kekuatan niat. Seorang guru harus mengerti

perasaan dan cara sikap peserta didiknya dalam mengikuti pembelajaran

dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk

mengekspresikan dirinya.

b. Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian

Siswa harus mampu menjalin sebuah hubungan berupa rasa simpati

dan saling pengertian dengan peserta didik, kerana dengan adanya

hubungan atau saling mengenal antara pendidik dan peserta didik akan

menciptakan suasana yang terbuka dan efektif. Cara untuk membangun

hubungan dengan murid yaitu:

1) Perlakuan murid sebagai manusia sederajat.

2) Ketahui lah apa yang disukai murid, cara fikir mereka dan perasaan

mereka mengenai halal yang terjadi dalam kehidupan mereka.

3) Bayangkan apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal

yang benar-benar mereka inginkan jika guru tidak tahu maka wajib

untuk menanyakannya.

4) Berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara yang

membuat mereka mendengarnya dengan jelas dan halus.

5) Bersenang-senanglah dengan mereka.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

21

c. Keriangan dan Ketakjuban

Rasa gembira dalam diri memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap perkembangan sikap mental seseorang untuk menerima sesuatu

diluar dirinya. Sehingga sangat dibutuhkan suasana yang menyenangkan

di ruang kelas ketika proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk bisa meraih

kegembiraan itu adalah afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan,

dan perayaan.

d. Pengambilan Resiko

Saat memasukkan unsur risiko ke dalam situasi belajar anda

membangkitkan kesukaan berpetualang alami dari pelajar. Hal ini akan

membawa mereka melampaui batas mereka sebelumnya, dan menambah

dampak pengalaman mereka, sebagian menjadi pelajar yang baik dengan

menjadi pengambil resiko yang berani. Lebih dari yang mereka ketahui,

anak-anak kita menghabiskan waktu setiap harinya mengambil risiko.

Dengan demikian, pengambilan risiko yang dimasukkan dalam

pembelajaran akan membangkitkan rasa ingin tahu dan keberanian peserta

didik dalam menyelesaikan sebuah masalah sehingga dapat menambah

pengalaman belajar bagi peserta didik

e. Rasa Saling Memiliki

Rasa saling memiliki ini membuat para pemain merasa mereka

menambah nilai bagi timnya. Mereka merasa berdaya dan diterima apa

adanya. Jika seorang guru membangun rasa saling memiliki ini, dia juga

Page 39: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

22

menyingkirkan ancaman, mengizinkan otak siswa untuk bersantai, emosi

merekam untuk terlibat, dan proses belajar untuk memuncak. Rasa saling

memiliki menciptakan rasa saling kebersamaan, kesatuan, kesepakatan,

dan dukungan dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses mengajar

dan meningkatkan kepemilikan pelajar.

Dengan demikian, membangun rasa saling memiliki akan

mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab

peserta didik.

f. Keteladanan

Keteladanan membangun hubungan memperbaiki kredibilitas dan

meningkatkan pengaruh. Adapun cara untuk itu adalah:

1) Teladankan komunikasi yang jelas.

2) Akui setiap usaha.

3) Senyum.

4) Gunakan energi untuk menciptakan lebih banyak energi.

5) Jadilah pendengar yang baik.

6) Ungkapkan pikiran mereka dengan kata-kata anda sendiri.

7) Keluarlah dari kebiasaan yang menyenangkan secara teratur dan

menyampaikan bahwa anda dan mereka bersama-sama melakukannya.

8) Nyatakan kembali situasi negatif untuk menemukan hal-hal positif.

Dengan demikian, membangun keteladanan sangat penting dilakukan oleh

seorang guru, karena guru akan selalu dipercaya dan ditiru.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

23

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti akan menggunakan

langkah-langkah yang diungkapkan oleh Muhaemin dalam menyusun langkah

pembelajaran. Alasanya karena langkah-langkah yang dikemukakan oleh

Muhaemin sederhana dan dapat diterapkan di semua mata pelajaran, baik pada

kelas tinggi maupun kelas rendah.

7. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Fun Learning

Fun learning merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa

sehingga memberi Suasana penuh keceriaan, menyenangkan dan yang paling

utama tidak membosankan. Dengan kata lain, pembelajaran fun learning

adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup bila proses

pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai

peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan menerapkan metode fun learning adalah menumbuhkan minat

belajar siswa. Jadi, anak mau melakukan kegiatan belajar karena keinginan

atau kemauannya sendiri, bukan karena dipaksa ataupun terpaksa. Adapun

tujuan khusus dan tujuan umum dalam pembelajaran fun learning yaitu :

1. Tujuan Umum

Pada dasarnya tujuan utama metode pembelajaran menyenangkan

adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan siswa secara

individu sehingga mampu menyelesaikan masalahnya. Adapun beberapa

tujuan metode fun learning adalah sebagai berikut:

Page 41: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

24

a. Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan individunya

sehingga dapat mengatasi permasalahannya dengan terobosan solusi

alternatif.

b. Untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan dengan cara terbaik.

c. Untuk membantu menemukan, menguji, dan menyusun data yang

dibutuhkan dalam upaya pengembangan disiplin suatu ilmu.

d. Untuk memudahkan proses pembelajaran dengan hasil yang baik

sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.

e. Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal dengan

tepat, cepat, dan sesuai dengan yang diharapkan.

f. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana menyenangkan

dan penuh motivasi sehingga materi pembelajaran lebih mudah

dimengerti oleh siswa.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari pembelajaran fun learning adalah menciptakan suasana

menyenangkan sehingga peserta didik termotivasi dalam belajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menciptakan suasana gembira atau menyenangkan dalam proses

belajar mengajar, hal ini berdampak bagi peserta didik untuk lebih siap

dan lebih mudah belajar, bahkan dapat mengubah sikap negatif.

Menghilangkan suasana membosankan memperkenalkan ketakjuban dan

kegembiraan belajar merupakan hal yang harus dilakukan dengan cara

Page 42: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

25

penguatan atau penegasan prestasi siswa, mengakuinya dan kemudian

merayakannya. Membangun rasa saling memiliki akan mempercepat

proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik.

(Nurfitriana, 2016).

B. Kerangka Pikir

Sebagaimana aspek keterampilan berbahasa, aspek keterampilan menulis

tidak kalah pentingnya dengan aspek keterampilan menyimak, berbicara, dan

membaca. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang keterampilan

menulis khususnya pada pembelajaran menulis cerita pendek, yang menjadi

fokus dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik cerita pendek seperti tema,

alur, latar, penokohan, sudut pandang dan amanat. Pada dasarnya pengajaran

menulis cerita pendek bertujuan untuk melatih keterampilan menulis cerita

pendek peserta didik

Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan

menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata dapat disusun

menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis

adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui

kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran

tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua kelas, kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kedua kelas tersebut di tes terlebih dahulu (pre test) untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik mengenai cerita pendek.

Selanjutnya diberi perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen berupa

Page 43: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

26

pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan metode fun

learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran tanpa menggunakan

metode fun learning. Setelah itu, peneliti memberikan tes akhir (post test)

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil akhir

penerapan metode fun learning terhadap menulis cerita pendek.

Berikut diuraikan kerangka pikir yang melandasi penelitian ini. Kerangka

pikir penelitian dapat dilihat di bawah ini.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

27

Bagan Kerangka Pikir

Keterampilan Menulis

Cerita Pendek

Unsur intrinsik

Pre test

Kelas kontrol Kelas eksperimen

Pembelajaran menulis cerpen tanpa

menggunakan metode fun learning

Pembelajaran menulis cerpen

dengan metode fun learning

Post test

Analisis Hasil Penelitian

Hasil

Ada Pengaruh Tidak Ada Pengaruh

Page 45: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

28

C. Hipotesis Penelitian

Dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan hipotesis statistik dengan

H0 : Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan metode fun learning

dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan metode fun learning

pada kelas VII SMP Unismuh Makassar.

H1 : Secara keseluruhan terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa

yang diajar dengan menggunakan metode fun learning dengan

siswa yang diajar tanpa menggunakan metode fun learning pada

kelas VII SMP Unismuh Makassar.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

true experimental design (eksperimen yang sebenarnya atau betul-betul).

Pemilihan eksperimen ini berdasarkan karena peneliti ingin mengetahui

secara pasti pengaruh penerapan metode fun learning terhadap menulis cerpen

siswa di dua kelompok sampel yang dijadikan penelitian. Penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian

dengan metode posttest-only control group design. Dalam desain ini Sugiyono

(2017:76), menyatakan terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random. Kelompok yang diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak.

Kelompok pertama yang diberi perlakuan metode fun learning disebut

kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan

disebut kelompok kontrol.

Pengaruh adanya perlakuan (treatment) disimbolkan dengan (O2 : O4) dan

selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikansinya

adalah dengan analisis uji beda menggunakan statistik ttes. Jika terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk

Page 47: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

30

lebih jelas tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,

dapat dilihat gambar dibawah ini:

Keterangan:

R = Kelompok dipilih secara random

X = Perlakuan atau sesuatu yang diujikan

O2 = Hasil post test kelas eksperimen

O4 = Hasil post test kelas kontrol

(Sugiyono, 2017:76).

Dengan menggunakan metode fun learning diharapkan dapat membantu

meningkatkan menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

(Riduwan dan Akdon, 2010:237). Adapun rincian populasi dalam

penelitian ini sebagai berikut:

R X O2

R O4

Page 48: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

31

Tabel 3.1.Populasi Penelitian

NO KELAS JUMLAH SISWA

1 VII.A 34

2 VII.B1 21

3 VII.B2 24

JUMLAH SISWA 79

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Unismuh

Makassar sebanyak 79 siswa.

2. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan teknik simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel

dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan

strata tingkatan. (Riduwan dan Akdon, 2010). Berdasarkan populasi

sebanyak 79 peserta didik diperoleh 45 peserta didik untuk menjadi

sampel penelitian. 21 peserta didik sebagai sampel penelitian kelas

eksperimen dan 24 peserta didik sebagai sampel kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes tertulis.

Tes tertulis digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes

tertulis tersebut berupa bacaan cerita pendek yang dibagikan oleh peneliti

kemudian peserta didik menentukan unsur intrinsik cerpen seperti tema,

alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Berikut aspek penilaian

Page 49: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

32

menulis cerita pendek.

Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Cerpen

NO Aspek Penilaian Skor Maksimal

1 Menentukan tema dengan dengan tepat 4

2 Penentuan alur atau plot 4

3 Pendeskripsian latar 4

4 Penggambaran tokoh dan penokohan 4

5 Penentuan sudut pandang dalam cerita 4

6 Amanat 4

Skor Maksimal 24

Untuk menghitung kemampuan menulis cerita pendek dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Tingkat kemampuan = 𝑋

𝑁𝑆𝑋 100%

Keterangan :

X = Perolehan skor

NS = Jumlah skor maksimal.

Tabel 3.3 Aspek Penilaian Menulis Cerita Pendek

Aspek Kriteria Skor

Tema Menentukan tema dengan sangat tepat dan

sesuai dengan topik yang dibahas dalam cerpen

yang dijadikan sebagai tugas.

4

Menentukan tema dengan tepat dan sesuai

dengan topik yang dibahas dalam cerpen yang

dijadikan sebagai tugas.

3

Page 50: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

33

Menentukan tema dengan kurang tepat dan

kurang sesuai dengan topik yang dibahas dalam

cerpen yang dijadikan sebagai tugas.

2

Tidak dapat menentukan tema dengan tepat dan

sesuai dengan topik yang dibahas dalam cerpen

yang dijadikan sebagai tugas.

1

Alur Sangat mampu menentukan alur cerpen 4

Mampu menentukan alur cerpen 3

Cukup mampu menentukan alur cerpen 2

Kurang mampu menentukan alur cerpen 1

Latar Penentuan tempat, waktu dan suasana yang

terjadi dalam cerita pendek sangat tepat

4

Penentuan tempat, waktu dan suasana yang

terjadi dalam cerita pendek tepat

3

Penentuan tempat, waktu dan suasana yang

terjadi dalam cerita pendek kurang tepat

2

Penentuan tempat, waktu dan suasana yang

terjadi dalam cerita pendek tidak tepat

1

Penokohan

Penggambaran watak tokoh dan kesesuaian

karakter tokoh dalam cerita sangat jelas

4

Penggambaran watak tokoh dan kesesuaian

karakter tokoh dalam cerita jelas

3

Penggambaran watak tokoh dan kesesuaian

karakter tokoh dalam cerita kurang jelas

2

Penggambaran watak tokoh dan kesesuaian

karakter tokoh dalam cerita tidak jelas

1

Sudut Pandang Sangat mampu menentukan sudut pandang

cerpen

4

Mampu menentukan sudut pandang cerpen 3

Page 51: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

34

Cukup mampu menentukan sudut pandang

cerpen

2

Tidak mampu menentukan sudut pandang

cerpen

1

Amanat Penentuan amanat yang sangat sesuai dengan

tema cerpen

4

Penentuan amanat yang sangat sesuai dengan

tema cerpen

3

Penentuan amanat yang sangat sesuai dengan

tema cerpen

2

Penentuan amanat yang sangat sesuai dengan

tema cerpen

1

Tabel 3. 4 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Cerita Pendek

No Nilai Kategori

1 85-100% Sangat baik

2 75-84% Baik

3 60-74% Cukup

4 50-59% Kurang

5 0-49% Sangat kurang

Nurgiyantoro (2001:399)

D. Variabel Penelitian

Arikunto (2002:104) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi

objek penelitian.

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode fun learning (X).

Page 52: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

35

2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan menulis

cerita pendek (Y).

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel

dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas tentang definisi

operasional variabel sebagai berikut:

1. Fun Learning

Fun learning adalah metode pembelajaran yang menuntut seorang

guru dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam

pembelajaran karena dengan suasana yang hangat dan menyenangkan

apapun yang kita ajarkan akan mudah diterima dengan senang hati dan

ketika sesuatu itu mudah diterima maka peserta didik akan mudah

melakukan suatu perubahan. Pembelajaran yang menyenangkan akan

menghasilkan peserta didik yang riang penuh tanggung jawab dalam

mencapai tujuan belajar.

Adapun langkah-langkah metode fun learning adalah sebagai berikut:

a. Bermain

b. Bercerita

c. Bernyanyi

d. Humor

e. Tebak-tebakan.

2. Cerita Pendek (cerpen)

Page 53: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

36

Cerita pendek merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang

singkat, padat, dengan unsur cerita berpusat pada satu peristiwa pokok

sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan

ceritanya memberikan kesan tunggal. Dalam hal ini siswa menulis cerita

pendek dengan memerhatikan unsur intrinsik cerpen yaitu tema, alur, latar,

penokohan, sudut pandang, dan amanat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes. Tes

yang dimaksud ialah menulis cerita pendek kemudian menentukan unsur

intrinsik seperti tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang dan amanat.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan berdasarkan langkah-langkah

berikut ini:

1. Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas atau kelompok yang diberi

perlakuan metode fun learning. Pengumpulan data dalam kelas

eksperimen terdiri atas dua bagian yaitu pengumpulan data pre test

dan pengumpulan data post test. Pre test merupakan tes awal yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa

sebelum diterapkan metode pembelajaran fun learning. Sedangkan

post test merupakan tes akhir yang dimaksudkan untuk mengetahui

apakah terdapat pengaruh terhadap menulis cerpen setelah diterapkan

metode fun learning.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

37

2. Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas atau kelompok yang tidak diberi

perlakuan metode fun learning. Sama halnya dengan kelas

eksperimen pengumpulan data dalam kelas kontrol yang dilakukan

peneliti terdiri atas dua bagian yaitu pengumpulan data pre test dan

pengumpulan data post test. Akan tetapi, dalam pengumpulan data

kelas kontrol baik pada bagian pre test dan post test sama-sama tidak

diterapkan metode fun learning.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji deskripsi Statistik

Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik

distribusi responden penelitian dari data yang diperoleh berupa hasil

belajar pada masing-masing kelompok. Statistik yang digunakan berupa

rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan varians. Dengan

perhitungan persentase menggunakan program SPSS versi 24. Rumus

Arikunto (2013) yaitu.

Nilai =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas. Analisis statistik inferensial diuji menggunakan program

SPSS versi 24.

Page 55: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

38

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov smirnov untuk

mengetahui apakah data yang mengikuti populasi berdistribusi normal.

Kriteria yang digunakan adalah data hasil belajar dikatakan mengikuti

populasi yang berdistribusi normal jika nilai f hitung < f tabel, artinya

apabila f hitung lebih kecil dari f tabel maka data dinyatakan berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan uji f sebagai berikut:

𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝐾𝑒𝑐𝑖𝑙

Riduwan, (2007:12)

Kriteria pengujian menurut Riduwan (2008:121) “ Jika f hitung ≤

f tabel, berarti data homogen dan jika f hitung ≥ f tabel, berarti data tidak

homogen.

c. Uji Hipotesis

hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji t

(t-test) .

H1 : Jika f hitung ≤ f tabel

H0 : Jika f hitung > f tabel

(Santoso:2018)

Page 56: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

39

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika f hitung< f tabel maka h1 diterima

Jika f hitung> f tabel maka h1 ditolak

H0 : Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan metode fun learning

dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan metode fun

learning pada kelas VII SMP Unismuh Makassar.

H1 : Secara keseluruhan terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa

yang diajar dengan menggunakan metode fun learning dengan

siswa yang diajar tanpa menggunakan metode fun learning pada

kelas VII SMP Unismuh Makassar.

Page 57: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data kuantitatif dari hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VII B1

dan VIT B2 SMP Unismuh Makassar yang dilakukan secara terperinci.

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya telah dijabarkan bahwa

penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimental design, hasil

dari penelitian ini berupa angka atau data kuantitatif yang diperoleh untuk

mengetahui berpengaruh atau tidaknya penggunaan metode fun learning

terhadap menulis cerpen kelas VII B1 SMP Unismuh Makassar. Penelitian

yang dilakukan merupakan hasil kuantitatif yang dinyatakan dengan angka

dan diolah dengan teknik analisis data.

Pada kelas eksperimen, yaitu VII B1 proses pembelajaran

menggunakan metode fun learning, sedangkan pada kelas kontrol VII B2

tidak menggunakan metode fun learning. Pada pelaksanaan pembelajaran

peneliti bertindak sebagai pengajar. Pelaksanaan pre test dan post test diikuti

oleh sebagian besar siswa. Data hasil post test setelah mendapat perlakuan

yang berbeda dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi cerpen.

1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini meliputi data hasil tes menulis

cerita pendek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah

dilakukan perlakuan pada kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dengan

Page 58: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

41

menggunakan perlakuan metode fun learning dan kelas kontrol tidak

menggunakan metode fun learning.

Bentuk tes yang diberikan yaitu tes menulis cerita pendek dengan

menentukan unsur intrinsik. Adapun hasil tes menulis cerpen pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Belajar Menulis Cerpen Kelas Eksperimen

NO Kode Siswa Nilai Pretest Nilai Post-Test

1 01 70 83

2 02 83 95

3 03 79 83

4 04 75 91

5 05 70 91

6 06 70 75

7 07 66 75

8 08 70 79

9 09 70 75

10 10 70 75

11 011 95 97

12 012 66 75

13 013 66 91

14 014 65 76

15 015 79 85

16 016 70 85

17 017 70 85

Page 59: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

42

18 018 83 95

19 019 70 75

20 020 75 91

21 021 70 75

Jumlah 1532 1751

Keterangan:

Tes hasil menulis cerita pendek dinyatakan tuntas apabila

memiliki skor hasil 75 sesuai dengan KKM mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas VII SMP Unismuh Makassar. Untuk memperoleh nilai

pada tabel 4.1 digunakan rumus sebagai berikut.

Nilai =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Belajar Menulis Cerpen Kelas Kontrol

NO Kode Siswa Nilai Pretest Nilai Post-Test

1 01 65 75

2 02 65 75

3 03 75 80

4 04 45 60

5 05 68 75

6 06 65 70

7 07 66 75

8 08 70 79

9 09 70 75

Page 60: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

43

10 010 75 77

11 011 60 70

12 012 71 71

13 013 45 60

14 014 70 75

15 015 55 65

16 016 55 60

17 017 50 58

18 018 55 60

19 019 70 80

20 020 50 60

21 021 70 80

22 022 55 60

23 023 65 65

24 024 70 72

Jumlah 1505 1677

Keterangan:

Tes hasil menulis cerita pendek dinyatakan tuntas

apabila memiliki skor hasil 75 sesuai dengan KKM mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII SMP Unismuh Makassar.

Untuk memperoleh nilai pada tabel 4.1 digunakan rumus

Page 61: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

44

sebagai berikut.

Nilai =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

Tabel 4.3 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pretest

Kelas Eksperimen

Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

85-100%

75-84%

60-74%

50-59%

0-49

1

6

14

-

-

5%

28%

67%

-

-

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah 21 100%

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 1 peserta didik

dalam kategori sangat baik dengan persentase 5%. 6 peserta didik dalam

kategori baik dengan persentase 28%, dan 14 peserta didik dalam kategori

cukup dengan persentase sebesar 67%.

Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 di atas menunjukkan

bahwa terdapat peningkatan pembelajaran dengan menggunakan metode

fun learning hal tersebut dibuktikan melalui distribusi dan persentase skor

hasil belajar pre test dan post test kelas eksperimen.

Page 62: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

45

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post Test Kelas

Eksperimen

Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

85-100%

75-84%

60-74%

50-59%

0-49

10

11

-

-

-

48%

52%

-

-

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah 21 100%

Pada tabel 4.4 diketahui bahwa terdapat 10 peserta didik dalam

kategori sangat baik dengan persentase 48%. 11 peserta didik dalam

kategori baik dengan persentase 52 %.

Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post test Kelas Eksperimen

Nilai

Belajar

Post

Test

KKM

Frekuensi Ketuntasan

Persentase ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak

tuntas

75

21

-

100%

-

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa seluruh

peserta didik kelas eksperimen dalam kategori tuntas dengan persentase

Page 63: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

46

100%.

Tabel 4.6 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Pretest Kelas

Kontrol

Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

85-100%

75-84%

60-74%

50-59%

0-49

-

2

14

6

2

8%

59%

25%

8%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah 24 100%

Pada tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat 2 peserta didik dalam

kategori baik dengan presentase 8%. 14 peserta didik dalam kategori

cukup dengan persentase 59%. 6 peserta didik dalam kategori kurang

dengan persentase 25%, dan 2 peserta didik dalam kategori sangat kurang

dengan presentase 8%.

Tabel 4.7 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post Test Kelas

Kontrol

Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan

85-100%

75-84%

60-74%

50-59%

0-49

-

11

12

1

-

46%

50%

4%

-

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah 24 100%

Page 64: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

47

Pada tabel 4.7 diketahui bahwa terdapat 11 peserta didik dalam

kategori baik dengan persentase 46%. 12 peserta didik dalam kategori

cukup dengan persentase 50 %, dan 1 peserta didik dalam kategori sangat

kurang dengan presentase 4%.

Tabel 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar atau Post test Kelas Kontrol

Nilai

Belajar

Post Test

KKM

Frekuensi Ketuntasan

Persentase ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak

tuntas

75 11 13 46% 54%

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa 11 peserta

didik kelas kontrol dalam kategori tuntas dengan persentase 46%

sedangkan 14 peserta didik dalam kategori tidak tuntas dengan persentase

54%.

2. Analisis Data Statistik Deskriptif

Setelah dilakukan pengolahan data hasil pre test dan post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol maka diperoleh statistik deskriptif yang

terdiri dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, simpangan

baku dan varians. Dibawah ini disajikan statistik deskriptif dan hasil

pretest (tes awal) dan data hasil post test (tes akhir) pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol menggunakan Software SPSS 24 For

windows.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

48

Tabel 4.9 Data Statistik Deskriptif Pre test dan Post test

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

Pre-Test Eksperimen 21 65 95 72.95 7.297

Post-Test Eksperimen 21 75 97 83.38 7.990

Pre-Test Kontrol 24 45 75 62.71 9.196

Post-Test Kontrol 24 58 80 69.88 7.742

Valid N (listwise) 21

3. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum dilakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas

a. Uji Normalitas

Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan

untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal

atau tidak. Seluruh perhitungannya dilakukan dengan menggunakan

bantuan program komputer yaitu statistical package for social

science (SPSS) versi 24 dengan uji kolmogorov smirnov. dikatakan

berdistribusi normal jika f hitung < f tabel, artinya apabila f hitung lebih

kecil dari f tabel maka data dinyatakan berdistribusi normal. Setelah

Page 66: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

49

dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.10 Analisis Data Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statis

tic Df Sig.

Statis

tic Df Sig.

Hasil Belajar

Siswa

Pre-Test

Eksperimen

0,324 21 .000 .806 21 .001

Post-Test

Eksperimen

0,234 21 .004 .854 21 .005

Pre-Test Kontrol 0,223 24 .003 .896 24 .018

Post-Test

Kontrol

0,204 24 .011 .873 24 .006

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.10 dengan

menggunakan uji kolmogorov smirnov maka f hitung diperoleh nilai pre

test kelas eksperimen = 0,324 dan nilai post test kelas eksperimen =

0,234. Selanjutnya nilai pada pre test kelas kontrol = 0,223 dan

diperoleh nilai post test kelas kontrol = 0,204 sedangkan f tabel = 1,720

dengan kriteria jika nilai f hitung < f tabel, artinya apabila f hitung lebih

kecil dari f tabel maka data dinyatakan berdistribusi normal.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kedua data tersebut merupakan data yang berdistribusi normal karena

perolehan nilai f hitung baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Page 67: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

50

lebih kecil dari f tabel.

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan uji normalitas distribusi data pre test dan post

test kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga analisis dilanjutkan

dengan menguji homogenitas. Uji homogenitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji statistik inferensial test of homogeneity of

variance dengan menggunakan program SPSS 24 for windows dengan

kriteria jika kriteria jika nilai f hitung < f tabel maka data dinyatakan

homogen, namun jika f hitung > f tabel maka data dinyatakan tidak

homogen. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat

dilihat pada tabel berikut.

Table 4.11 Analisis Data Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Belajar

Siswa

Based on Mean .015 1 43 .902

Based on Median .038 1 43 .846

Based on Median and

with adjusted df

.038 1 42.782 .846

Based on trimmed

mean

.017 1 43 .898

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil uji homogenitas variansi,

maka diperoleh nilai f hitung = 015 sedangkan f tabel = 1,720 dengan

kriteria jika nilai f hitung < f tabel, artinya apabila f hitung lebih kecil dari f

tabel maka data dinyatakan homogen.

Page 68: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

51

Berdasarkan hasil uji homogenitas variansi pada tabel 4.11

tersebut, dinyatakan bahwa uji homogenitas variansi adalah sama

(homogen) karena f hitung < f tabel ( 015< 1,720).

c. Uji Hipotesis (t-test)

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

statistik inferensial (t-test) independent samples test dengan

menggunakan program SPSS 24 For Windows dengan kriteria

pengujian, hipotesis, hipotesis alternatif H1 diterima apabila nilai f

hitung < nilai f tabel. Sebaliknya, H1 ditolak apabila Jika fhitung > ftabel,

maka H1 ditolak.

Untuk menghitung t tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t

dengan taraf signifikan α = 0,05 dan d.b = N-1= 21-1=20 maka

diperoleh nilai t = 1,720.

Dengan kata lain, hipotesis diterima apabila nilai f hitung lebih kecil

dari f tabel pada taraf signifikan 0,05%. Hasil uji t-test dan tes menulis

cerita pendek menggunakan model pembelajaran fun learning pada

siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar dapat dilihat pada tabel

independent samples test.

Tabel 4.12 Analisis Independent Samples test

Page 69: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

52

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai f hitung yang diperoleh adalah

0,15. Sedangkan, f tabel dengan taraf signifikan 0,05 adalah 1,720.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan statistik inferensial (t-test)

menggunakan independent sample test tersebut dinyatakan bahwa

hipotesis penelitian diterima karena nilai f hitung > nilai f tabel ( 0,15 >

1,720 ).

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai

bagaimanakah pengaruh penerapan metode fun learning terhadap

menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian adapun pengaruh penerapan metode fun

learning terhadap menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Unismuh

Makassar dapat dilihat dari perolehan data dalam penelitian ini berupa nilai

hasil belajar pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dalam hal ini, kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran fun learning

dan kelas kontrol tidak diterapkan metode fun learning. Sebelum diterapkan

Page 70: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

53

metode fun learning terlebih dahulu peneliti memberikan pre test untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai cerita pendek. Dalam

proses pembelajaran sebelum diterapkan metode fun learning (pre test),

pengetahuan peserta didik mengenai cerita pendek masih kurang, juga belum

terampil dalam menulis cerita pendek karena pendidik hanya berkesan

memberikan penjelasan setelah itu memberikan tugas. Pembelajaran hanya

berpusat pada penjelasan semata sehingga peserta didik tidak dapat aktif dan

merasa bosan. Pada saat diberikan tes mengenai cerita pendek, kebanyakan

siswa belum mampu membedakan beberapa unsur intrinsik cerpen.

Kegiatan pembelajaran menulis cerita pendek setelah diterapkan metode

fun learning (post test) pada kelas eksperimen, proses pembelajaran peserta

ddik mengalami peningkatan dan sudah cukup mampu mengerjakan tes yang

diberikan hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata- rata nilai sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan metode fun learning. Rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen sebelum diterapkan metode fun learning 72,95, dengan perolehan

skor minimal 65 dan skor maksimal 95, kemudian mengalami peningkatan

setelah diterapkan metode fun learning dengan perolehan nilai minimal 75,

nilai maksimal 97 dengan rata-rata nilai 83,38. Sedangkan pemerolehan nilai

pada kelas kontrol pre test dengan rata-rata nilai 62,71 dengan perolehan skor

minimal 45 dan skor maksimal 75, juga mengalami peningkatan pemerolehan

nilai pada saat post test dengan perolehan nilai minimal 58, nilai maksimal 80

serta rata-rata nilai 69,88. Jika dilihat dari nilai minimal, nilai maksimal, dan

rata-rata nilai baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka, kelas

Page 71: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

54

eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol. hal ini dibuktikan melalui pemerolehan data statistik deskriptif

menggunakan program komputer SPSS 24 yang disajikan pada tabel 4.7.

Selanjutnya jika dilihat dari persentase ketuntasan belajar post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol, maka seluruh peserta didik kelas eksperimen

dalam kategori tuntas dengan persentase 100% Berdasarkan tabel 4.5.

Sedangkan kelas kontrol Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa 11

peserta didik kelas kontrol dalam kategori tuntas dengan persentase 46%

sedangkan 14 peserta didik dalam kategori tidak tuntas dengan persentase

54%. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang diberikan perlakuan metode fun

learning memperoleh ketuntasan yang lebih besar jika dibandingkan dengan

kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan fun learning.

Berdasarkan hasil uji statistik inferensial (t-test) independent samples test

dengan kriteria pengujian hipotesis yaitu hipotesis alternatif (H1) diterima

apabila nilai f hitung < nilai f tabel. Sebaliknya H1 ditolak apabila nilai f hitung >

nilai t tabel pada taraf signifikan 0,05%. Hasil uji t-test menulis cerita pendek

menggunakan metode fun learning siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar

menunjukkan bahwa nilai f hitung yang diperoleh adalah = 1,720. Maka hasil

uji statistik inferensial (t-test) independent samples test tersebut dinyatakan

bahwa hipotesis penelitian diterima karena nilai t hitung > nilai t tabel (0,05>

1,720).

Page 72: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penerapan metode fun learning terhadap menulis cerita pendek

siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar. Kegiatan pembelajaran menulis

cerita pendek setelah diterapkan metode fun learning (post test) pada kelas

eksperimen proses pembelajaran peserta didik mengalami peningkatan dan

sudah cukup mampu mengerjakan tes yang diberikan hal ini dibuktikan

dengan peningkatan rata- rata nilai sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

metode fun learning. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebelum

diterapkan metode fun learning 72,95, dengan perolehan skor minimal 65 dan

skor maksimal 95, kemudian mengalami peningkatan setelah diterapkan

metode fun learning dengan perolehan nilai minimal 75, nilai maksimal 97

dengan rata-rata nilai 83,38. Sedangkan pemerolehan nilai pada kelas kontrol

pre test dengan rata-rata nilai 62,71 dengan perolehan skor minimal 45 dan

skor maksimal 75, juga mengalami peningkatan pemerolehan nilai pada saat

post test dengan perolehan nilai minimal 58, nilai maksimal 80 serta rata-rata

nilai 69,88. Jika dilihat dari nilai minimal, nilai maksimal, dan rata-rata nilai

baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka kelas eksperimen

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini

dibuktikan melalui pemerolehan data statistik deskriptif menggunakan

program komputer SPSS 24 yang disajikan pada tabel 4.7.

Page 73: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

56

Selanjutnya jika dilihat dari tabel 4.5 persentase ketuntasan belajar post

test kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka seluruh peserta didik kelas

eksperimen dalam kategori tuntas dengan persentase 100%. Sedangkan kelas

kontrol berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa 11 peserta didik kelas

kontrol dalam kategori tuntas dengan persentase 46% sedangkan 14 peserta

didik dalam kategori tidak tuntas dengan persentase 54%. Hal ini

menunjukkan bahwa kelas yang diberikan perlakuan metode fun learning

memperoleh ketuntasan yang lebih besar jika dibandingkan dengan kelas

kontrol yang tidak diberikan perlakuan fun learning.

Berdasarkan hasil uji statistik inferensial (t-test) independent samples test

dengan kriteria pengujian hipotesis yaitu hipotesis alternatif H1 diterima

apabila nilai f hitung < nilai f tabel. Sebaliknya H1 ditolak apabila nilai f hitung >

nilai f tabel pada taraf signifikan 0,05%. Dengan kata lain, hipotesis diterima

apabila nilai f hitung lebih kecil dari nilai f tabel sebaliknya H1 ditolak apabila

nilai f hitung lebih besar dari f tabel. Hasil uji t-test menulis cerita pendek

menggunakan metode fun learning siswa kelas VII SMP Unismuh Makassar

menunjukkan bahwa nilai f hitung yang diperoleh adalah = 1,720. Maka hasil

uji statistik inferensial (t-test) independent samples test tersebut dinyatakan

bahwa hipotesis penelitian diterima karena nilai f hitung < nilai f tabel (0,05 >

1,720).

Page 74: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

57

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Siswa perlu diperkaya dengan wawasan dan pengetahuan tentang metode

pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas.

2. Penerapan metode fun learning dapat menjadi salah satu metode yang

dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek dan tidak

menutup kemungkinan model ini dapat diterapkan dalam pembelajaran

lainnya.

3. Pendidik dapat menggunakan metode pembelajaran yang lain agar nilai

rata-rata siswa bisa memperoleh kategori sangat baik dalam pembelajaran

menulis cerita pendek.

Page 75: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

58

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pendidikan

Karakter Bandung: Refika Aditama.

Afriyani, dkk. 2015. Penerapan Model Fun Learning untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas IA SD Negeri 76 Pekanbaru. Jurnal Pendidikan

Guru Sekolah Dasar. 1:1-10.

Agustara. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui

Penerapan Media Human Interest Feature pada SIswa Kelas X MA Ali

Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. Yrama Widya:

Bandung.

Aminuddin, 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra Bandung: Sinar Baru

Algensindo Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktek Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktek Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Darmansyah. 2011. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan

Humor.Jakarta: Bumi Aksara.

Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan

Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Erni. 2013. Peningkatan Keterlibatan Siswa Secara Aktif Dalam Pembelajaran

IPA Menggunakan Metode Experimen Di Kelas IV.

Haslinda. 2018. Kajian dan Apresiasi Prosa Fiksi Teori dan Aplikasinya. LPP

Unismuh Makassar.

Indrawati. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk

Guru SD. PPPPTK IPA. Jakarta.

Kurniawanti, Ika. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan

Pengalaman Pribadi dengan Teknik Pengembangan Kerangka Karangan

Siswa Kelas XB MA NU 05 Gemuh-Kendal. Skripsi.Semarang. Universitas

Negeri Semarang.

Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Nobel Edumedia.

Page 76: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

59

Layyinah, L. 2017. Menciptakan Pembelajaran Fun Learning Based On Scientific

Approach Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Pada

Pembelajaran PAI. Tarbawi : Indonesian Journal of Islamic Education,

(https://doi.org/10.17509/t.v4i1.6987 diakses 12 Desember 2019).

Lestari. Budi.2013. Keefektifan Strategi Fun Learning dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Godean

Sleman (skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Muhaemin. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap Hasil

Belajar Matematika.(skripsi). UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Munirah. 2018. Evaluasi Keterampilan Berbahasa Indonesia. CV.

Berkah Utami.

Nurfitriana, N. 2016. Pengaruh Penerapan Metode Fun Learning terhadap

Minat Belajar Ipa Bagi Siswa Kelas V di MI Bahrul Ulum Pallangga

Kabupaten Gowa (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar) .

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPPE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Hanindita

Graha.

Paryati, Sudarman. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rafi, A. 2016, Menulis Menurut Para Ahli. (http://ahmadrapi01.blogspot.com,

diakses 15 Desember).

Ridwan. 2007. Pengantar Statistik Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.

Bandung:Alfabeta.

Risnawati. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Arus Media

Santoso, L, V. 2018. Analisis Pengaruh Price, Overall Satisfaction dan Trusts

Terhadap Intention To Return Pada Online Store Lazada, (Online),

Vol.6. No.1,(https://laurenciaveronikasantoso.com , diakses 20 Desember

2019).

Page 77: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

60

Sudrajat, Ahmad. 2008. Hakikat Pendidikan. (https://akhmad

sudrajat.wordpress.com, diakses 15 Desember 2019).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Suparno dan Mohamad Yunus.2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta

Universitas Terbuka.

Syahrul. Syamsiar. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Fun Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Negeri 1

Tompobulu Kabupaten Gowa. Jurnal Konfiks 1: 63-70.

Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa Bandung.

Uno H.B. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara.

Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model

Pembelajarannya. Yogyakarta:Garudhawaca.

Yuliasni. 2019. Penerapan Metode Fun Learning dalam Peningkatan Menulis

Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri Liliriaja Kabupaten Soppeng.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

61

L

A

M

P

I

R

A

n

Page 79: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

62

Lampiran 1

DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN

DI SMP UNISMUH MAKASSAR

Page 80: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

63

Page 81: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

64

Page 82: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

65

Lampiran 2

HASIL BELAJAR SISWA KELAS EKPERIMEN DAN KELAS KONTROL

1. Hasil pre test kelas eksperimen

Page 83: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

66

Page 84: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

67

1. Hasil post test kelas eksperimen

Page 85: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

68

Page 86: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

69

2. Hasil pre test kelas kontrol

Page 87: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

70

3. Hasil post test kelas kontrol

Page 88: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

71

Lampiran 3.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar Kelas/Semester : VII/Ganjil

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran : 2020-2021

Materi :Teks Cerita Pendek Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran peserta didik dapat:

Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek yang berjudul “Bangkit” yang dibaca

Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan

1. Pendidik mengucapkan salam, menyapa peserta didik, dan doa.

2. Peserta didik mengisi daftar hadir dan menginformasikan kondisi fisik peserta didik dengan berbagai

cara misalnya antara lain dengan mengisi daftar ceklist disertai emoticon pada WhatsApp Grup atau

dapat juga mengisi tautan Googleform yang dibagikan guru serta bisa melalui googleclassroom.

3. Peserta didik membaca cerita pendek yang berjudul “Bangkit” melalui dokumen yang telah di

bagikan pada WhatsApp Group atau https://umma.id/article/share/id/1005/396068

4. Peserta didik merespons pertanyaan-pertanyaan membangun konteks berkaitan dengan cerita pendek

a. Apakah sebelumnya kamu pernah membaca cerita pendek seperti di atas?

b. Apa yang dimaksud dengan cerita pendek?

c. Apa yang membedakan cerita pendek dengan cerita lainnya?

5. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Pertemuan

1

Pre test merupakan tes yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa

dalam menentukan unsur intrinsik sebelum kegiatan pengajaran diberikan.

1. Peserta didik menyimak dan memahami materi melalui dokumen yang telah di bagikan di

group WhatsApp Group atau https://umma.id/article/share/id/1005/396068

2. Peserta didik membaca cerita pendek yang berjudul “Bangkit”

3. Peserta didik membaca dan mengidentifikasi unsur intrinsik pada teks cerita pendek yang

dibagikan pendidik melalui WhatsApp Group atau

https://umma.id/article/share/id/1005/396068 dan melaporkannya melalui WhatsApp

Group, bagi yang tidak mempunyai perangkat gawai tugas dikerjakan di buku latihan dan

dikirimkan ke sekolah.

Penutup

1. Peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Peserta didik merefleksi kegiatan.

3. Peserta didik memperoleh informasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya.

4. Pendidik memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.

Page 89: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

72

Makassar, Agustus 2020

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Maria Ulviani, S.Pd., M.Pd. Nuralfina

Penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Melalui pengamatan:

1. Keaktifan peserta didik dalam

mengerjakan tugas.

2. Keaktifan peserta didik dalam

bertanya

Tes tertulis dengan bentuk

pilihan ganda

Soal dalam bentuk uraian

Page 90: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

73

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Unismuh Makassar Kelas/Semester : VII/Ganjil

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran : 2020-2021

Materi : Teks Cerita Pendek Alokasi Waktu : 1x

pertemuan

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran peserta didik dapat:

Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek yang berjudul “Menunggu Jumat Pagi” yang dibaca

Kegiatan pembelajaran

Pendahuluan

6. Pendidik mengucapkan salam, menyapa peserta didik, dan berdoa.

7. Peserta didik mengisi daftar hadir dan menginformasikan kondisi fisik peserta didik dengan berbagai

cara misalnya antara lain dengan mengisi daftar ceklist disertai emoticon pada WhatsApp Grup atau

dapat juga mengisi tautan Googleform yang dibagikan guru serta bisa melalui aplikasi zoom

8. Peserta didik membaca cerita pendek yang berjudul “Menunggu Jumat Pagi” melalui dokumen yang

telah di bagikan pada WhatsApp Group atau https://umma.id/article/share/id/1005/396068

9. Peserta didik merespons pertanyaan-pertanyaan membangun konteks berkaitan dengan cerita pendek

d. Apakah sebelumnya kamu pernah membaca cerita pendek seperti di atas?

e. Apa yang dimaksud dengan cerita pendek?

f. Apa yang membedakan cerita pendek dengan cerita lainnya?

10. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Pertemuan

2

posttest merupakan tes yang dimaksudkan untuk mengetahui ada pengaruh menulis cerpen

kemudian menentukan unsur intrinsik siswa sesudah diterapkan metode fun learning.

1. Peserta didik menyimak dan memahami video berisi materi yang telah dibagikan di zoom

2. Peserta didik membaca kembali cerita pendek yang telah dibagikan oleh pendidik melalui

WhatsApp Group atau https://umma.id/article/share/id/1005/396068

3. Peserta didik mengideintifikasi unsur intrinsik teks cerita pendek dan melaporkan tugasnya

melalui WhatsApp Group.

Penutup

5. Peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

6. Peserta didik merefleksi kegiatan.

7. Peserta didik memperoleh informasi kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya.

8. Pendidik memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.

Page 91: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

74

Makassar, Agustus 2020

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Maria Ulviani, S.Pd., M.Pd. Nuralfina

Penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Melalui pengamatan:

1.Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan

tugas

2.Keaktifan siswa dalam bertanya

Tes tertulis dalam bentuk

uraian

Soal dalam bentuk esai dan

unjuk kerja

Page 92: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

75

Lampiran 4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (PRE TEST)

3.1 Mengidentifikasi Unsur Intrinsik cerita pendek

Tujuan

1. Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek yang

dibaca

Petunjuk Kerja

1. Masing-masing peserta didik membaca teks cerita

pedek.

2. Setiap peserta didik mengidentifikasi unsur intrinsik

cerita pendek.

Ikutilah instruksi berikut!

1. Bacalah dengan seksama teks cerita pendek di bawah ini!

BANGKIT

Cahaya bulan malam begitu terang, bintang pun berkelap kelip

memamerkan keindahannya. Aku berjalan menyusuri sebuah lorong nan sepi,

taka ada satu orang pun disana. Hatiku teras sepi dan gundah dengan segala

kekacauan yang terjadi hari ini. Sebuah hari dimana seharusnya kebahagiaan ku

dapati. Namun apa yang terjadi? Hal buruk justru menimpaku bertubi-tubi,

konflik dengan orang tua karena ketidak lulusanku, perayaan ulang tahun yang

terpaksa gagal, hadiah sepeda motor yang gagal kudapat, adik yang

menyebalkan dan sorak-sorai teman- teman yang merayakan kelulusannya.

Hari-hari yag keras, kisah cinta pahitku. Hingga indahnya mala mini

seakan tak mampu membuatku tersenyum lagi. Tetesan air mata mulai mengalir

di pipiku dan perlahan ku usap. Ya, sakit memang putus cinta. Rasanya

beberapa menit yang lalu kata-kata terakhirnya masih bisa kurasakan merobek-

robek hatiku. Ahh Sudah sana..pergilah jika itu yang kamu inginkan! Kamu

kira aku tidak bisa menemukan yang lebih baik darimu. Semoga kamu tak

menyesali keputusanmu yang telah menyia-nyiakan cinta suciku! Kutipan

pesan yang masuk ke ponselku. Beberapa telephone masuk pun sengaja kutolak

karena sudah begitu muaknya. Air mata terus mengalir di pipiku diikuti sakit

kepala yang mulai terasa. Seakan tak mampu bangkit, aku terus duduk

termenung di pinggir jalan.

“ Halo mba… lagi sedih banget nih kayaknya, bisa bagi uangnya dong,

ucap seorang pemuda yang sedang mabuk menghampiriku. Karena tak

meresponnya, pemuda itupun mengancamku dengan sebuah pisau lipat yang

dikeluarkan dari sebuah saku celana jeansnya. Tanpa berpikir panjang, kuambil

sebuah tas di sebelahku dan kuserahkan semua uang yang kumiliki.

“ Ambil semua ini da pergilah menjauh!”.

Kembali kususuri jalan hingga sampailah ke sebuah jembatan tua

dengan jurang tinggi dibawahnya. Kakiku mulai melangkah maju dan kuangkat

kaki kananku. Selangah lagi tubuhku akan jatuh kedalam jurang, semua

kekacauan dihatiku seakan menghilangkan rasa takutku terhadap ketinggian.

Namun, tiba-tiba seorang menarik bajuku. Ternyata pria tadilah yang

Page 93: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

76

menarikku menjauh dar pinggir jembatan. “kenapa kamu lakukan ini, kenapa

kamu menolongku? Tanpa berkata apa-apa ia pergi meninggalkanku lalu

kukejar dia, setlah beberapa saat ia mulai berbicara. “aku sangat membenci

orang-orang lemah sepertimu. Maaf jika aku menarikmu “ucapannya sembari

tajam dan menjulurkan tangannya. Kaget bukan main ternyata sisa dua jari saja.

“Kaget ya, ini adalah bukti kerasnya kehidupan dijalan. Jariku yang lain

hilang dipotong preman karena persaingan”. Karena tak kusabut jabatan

tangannya, ia pun meletakkan kembali tangannya dan melanjutkan ceritanya.

“Maaf kuambil tasmu sudah tiga hari aku tak makan. Biasanya aku

makan dari sisa makanan di tong sampah. Namun, karena hujan deras kemarin,

semua makanan yang kuanggap layak sudah berbau membusuk”.

Memang jika dilihat dari tubuhnya, ia sangat kurus. Sembari menahan

aroma alkohol yang begitu menyengat dari mulutnya, ku berikan kembali tasku

padanya , “ambillah ini mungkin kau lebih membutuhkannya.”

Dari percakapan singkat denganya, hatiku mulai kembali kuat. Tak bisa

kubayangkan jika aku yang berada di posisinya. Ya meski hidupku selalu

kecukupan, namun tak pernah ada rasa syukur di hati. Pria yang selama ini

kuperjuankan ternyata Selma ini selalu membuatku kecewa pun seakan tak lagi

membebaniku. “pulangla masih banyak yang menanti kepulanganmu!”

ucapannya sembari beranjak menjauh dariku.

Malam semakin sunyi, ku susuri jalan ke arah rumah. Ketika sampai di

persimpangan jalan, ku dapati kekasihku berdiri dengan segemgam bunga di

tangannya. Tiga orang yang ku kenal juga ikut berdiri menantiku, ya kedua

orang tua dan adikku pun ikut mencariku. “maaf saying, aku telah banyak

mengecewakanmu dan salah menilaimu” pelukan erat mendarat dibadanku. Tak

kuasa menahan tangis haru, ku peluk balik kekasihku. Beberapa saat berlalu ia

kemudian menyerahkan bunga ditangannya dan sebuah buku kecil yang

ternyata diaryku.dibuku kecil itulah aku menuliskan keluh kesah dan rasa

banggaku pada sosok pria yang sedang menggenggam erat tanganku ini.

Dibalik sana keluargaku tersenyum melihatku kembali. Kami pun masuk ke

dalam mobil dan pergi ke mall untuk merayakan ulang tahunku. Ya eskipun

hadiah motor tetap tak kudapat karena aku gagal ujian.

2. Setelah membaca teks tersebut, tentukan unsur intrinsik cerita pendek

diantaranya:

a. Tema

b. Alur

c. Latar

d. Penokohan

e. Sudut pandang

f. Amanat

Page 94: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

77

Penilaian

NO Aspek Penilaian Skor Maksimal

1 Menentukan tema dengan dengan tepat 4

2 Penentuan alur atau plot 4

3 Pendeskripsian latar 4

4 Penggambaran tokoh dan penokohan 4

5 Penentuan sudut pandang dalam cerita 4

6 Amanat 4

Skor Maksimal 24

Pedoman Penilaian

Tingkat kemampuan= 𝑋

𝑁𝑆 x 100%

Page 95: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

78

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (POST TEST)

3.1 Mengidentifikasi Unsur Intrinsik cerita pendek

Tujuan

2. Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek yang

dibaca

Petunjuk Kerja

3. Masing-masing peserta didik membaca teks cerita

pedek.

4. Setiap peserta didik mengidentifikasi unsur intrinsik

cerita pendek.

Ikutilah instruksi berikut!

3. Bacalah dengan seksama teks cerita pendek di bawah ini!

MenuNggu Jumat Pagi

Air mata medina menitik diatas telapak tangannya yang menengadah,

Hafalan doa dari mulutnya mengalir bersama gerimis yang turun disepertiga

malam. Sementara, dari balik celah-celah jendela kamar, angina merasuk dan

menggoyang-goyangkan cahaya lilin kecil yang menyaladisamping tempat dia

bersipuh. Melalui hebusan angin itu, dia seolah merasakan kekuatan Tuhan

mengaliri seluruh ruang-ruang jiwanya dan memberi ketenangan.Hampir

semalaman, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Setiap kali matanya mau

terpejam selalu saja wajah lelaki itu membayang dan membuat dia gelisah.

Madina merasa tak sabar menanti hari esok. Sebab, pada pagi hari

sebelum panggilan shalat jumat jumat berkumandang dari masjid-masjid, laki-

laki yang dia cintai sudah berjanji akan datang membawa kabar. Dia berharap,

kabar baiklah yang tiba. Yaitu bahwa orang tua si lelaki merestui rencana

pernikahan mereka berdua. Dalam remang cahaya lilin, Madina melaksanakan

shalat tahajud di kamarnya. Listrik sedang mati karena sebab yang tidak begitu

jelas. Gerimis telah turun sejak sore dan seolah abadi dalam keteraturan yang

monoton. Madina menyuki keadaan semacam ini. Bahkan dia jadi makin giat

untuk shalat tahajjud. Lebih-lebih malam ini. Sebuah waktu panjang yang harus

ia lewati sebelum pagi tiba dan segalanya akan berubah begitu laki-laki itu

datang.

Namanya Rizal Ibnu Wathon, tapi orang-orang karib memanggilnya gus

ijal saja. Mereka sama-sama kuliah di jurusan pendidikan Agama Islam dan

keakraban diantara kedua orang itu telah terpupuk sejak kuliah semester

pertama. Gus Ijal sering membantu Madina dalam memahami materi-materi

kuliah dan mereka sering satu tim jika ada tugas yang sifatnya kelompok.

Gus Ijal pemuda yang cerdas dimata Madina. Terutama dalam urusan

fikih, Bahasa Arab dan kajian-kajian Islami. Tentu saja, hal tersebut tidak

mengherangkan. Sebab, Gus Ijal adalah putra seorang kiai dan dia pernah

mondok dipesantren di Jawa Timur. Jadi, soal keilmuan agama, Gus Ijal

termasuk yang sangat mumpuni dikelas perkuliahan. Madina tidak tahu apakah

Gus Ijal juga memiliki semacam kekaguman terhadap dirinya. Gus Ijal bukan

Page 96: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

79

tipikal pemuda yang pandai menebar pesona. Dia agak pemalu jika bicara

dengan perempuan, meski tidak dalam taraf yang mengkhawatirkan. Oleh

karenanya, Madina merasa terkejut buka main ketika tiba-tiba Gus Ijal berkata

ingin menikahinya setelah wisudah sarjana.

Pada mulanya Medina tidak ragu mempertimbangkan apakah

hendak menerima ajakn Gus Ijal atau justru menolaknya. Namun, harus Madina

akui, semua gambaran mengenai suami ideal ada pada sosok Gus Ijal, lulusan

pesantren, berwawasan luas, dan jago urusan agama. Sebagai perempuan yang

sejak belia di didik dalam keluarga yang taat beragama, tentu sulit bagi Madina

menolak pesona Gus Ijal. Maka, setelah mempertimbangkannya matang-

matang, Madina pun memutuskan untuk menyetujui ajakan laki-laki itu.

Sayangnya, masalah justru mendera setelah Gus Ijal dan Madina sudah

sama-sama hendak menganal lebih dalam. Masalah dimulai lantaran keluarga

Gus IJal menentang habis-habisan hubungan mereka dengan dalih keluarga

Madina berbeda aliran dalam beragama Islam. Orang tua Gus Ijal berafilasi

dengan salah satu organisasi masyarakat (ormas)Islam terbesar di negeri ini.

Sedangkan, orang tua Madina bisa dibilang merupakan simpatisan sebuah

komunitas dakwah yang agak berbeda dengan ormas tersebut. Madina

memandang penolakan orang tua Gus Ijal tersebut tidak adil. Apa salahnya

berbeda dalam memahami agama? Bukanka yang terpenting, keluarga kami

masih sama-sama Islam? Demkian pertanyaan-pertanyaan tersebut terus

menggeluti pikiran Madina. Bagi Madina, Tuhan adalah kebenaran sejati dan

setiap orang memiliki jalur masing-masinguntuk menuju kepada-Nya, ibarat

mendaki gunung, ada banyak jalur yang bisa ditempuh. Tentu dia mengerti,

bukan perkara gampang menggapai puncak. Sebab, sesorang harus pintar

memili jalur agar tidak mudah tersesat dan musti menyiapkan perbekalan yang

sesuai supaya selamat sampai tujuan.

Madina melihat orang tuanya tidak sedang mengambil jalan yang sesat

atau tidak beres, sehingga pantas untuk ditolak oleh keluarga Gus Ijal. Memang

komunitas dakwah yang diikuti keluarganya memiliki metode yang berbeda

dalam menyampaikan ajaran islam. Misalnya sebulan sekali, sang bapak harus

bepergian ke suatu tempat bersama kouitas yang dia ikuti unttuk berdakwah

selama miimal tiga hari. Kadang, biasanya tergantung agenda keagamaan

dengan kominatas tersebut. Sebelum pergi berdakwah ke suatu daerah, sang

bapak akan memeberikan uang dengan jumlah yang sekiranya cukup untuk

kebutuhan Madina dan Ibunya selama ditinggalkan. Selain itu, sang bapak juga

harus membebaskan dirinya dari utang atau tagihan pembayaran apapu terlebih

dahulu. Kemudian selama pergi dia juga tidak boleh menghubungi keluarganya

sama sekali. Madina melihat kepergian bapak saat mengikuti agenda komitas

itu sebagai agenda mengolah jiwa. Semacam ikhtiar menjauhkan diri dari

kehidupan duniawi sebelum menuju keharibaan Tuhan yang abadi. Bila sang

bapak pergi, ibunya yang akan mengambil alih seluruh tanggung jawab.

Kadang jika perginya agak lama, beberapa teman komunitas akan berkunjung

ke rumah memberi kebar perihal bapak kepada Madina dan Ibunya. Mesti tak

jarang pula, mereka membantu dalam hal keuangan. Jika ibuya ikut sang bapak

berdakwah, Madina biasanya akan dititipakan kekerabat terdekat.

Page 97: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

80

Madina ingat, sang bapak pernah berkata bahwa ketika seseorang keluar

dijalan Allah, maka Allah lah yang akan menjaga menjaga dia, keluarganya,

serta harta bendanya, sehingga dia tidak perlu cemas. Karenanya,sang bapak

tidak perlu berat hati jika harus meninggalkan istri dan anaknya untuk waktu

yag cukup lama. Tidak ada yang salah dengan cara beragama keluargaku, batin

Madina. Bapaknya tak pernah mengujat mereka yang berasala dari omas yang

sama dengan keluarga Gus Ijal, meskipun amaliah berbeda seperti tahlil dan

segala macamnya. Memang di satu sisi, sang bapak sebetulnya tidak begitu

kuat pijakan ilmu agamanya. Sebab dia cuman belajar menggunakan buku dan

bukan kitab dengan Arab gundul, seperti Gus Ijal. Itupun tidak banyak

referensi, hanya diterbitkan oleh petinggi komunitas sebagai rujukan. Pada titik

inilah kadang-kadang Madina merasa bapaknya tidak pantas untuk berdakwah.

Krena, semestinya, orang memperkuat pijakan dasar agamanya lebih dulu

sebelum terjun berdakwah ke tengah masyarakat, Demikian pikir

Madina.meskipun begitu dia tidak tega mematahkan semangat sang bapak yang

senantiasa meluap-luap tiap kali hendak mengikuti kegiatan rutin komunitas

tersebut.

Madina mengusap air mata dipipinya kemudian bangun dan melepas

mukena.jarum jam sudah menunjuk pukul tiga lebih seperempat. Itu berarti,

subh akan berlabuh sekitar satu jam lagi. Setelah melipat mukena, Madina

beranjak ke kasur. Tapi, bayangan Gus Ijal masih saja belum lingsir dari

pandangannya. Ketika Madina menatap kearah depan, dia melihat Gus Ijal.

Ketika Madina mengalihkan pandangan kesamping kanan dia juga melihat Gus

Ijal. Bahkan, Mdina pun melihat dia ketika memandang Galon, tumpukan

piring kotor,laptop, baju-baju, rak buku, sehingga cahaya api lilin yang

temaram. Pendek kata, Gus Ijal seolah polah hadir dimana-mana.

Madina ingat tiga hari yang lalu Gus Ijal menemuinya dan

menyampaikan soal sikap keberatan keluarganya. Kata Gus Ijal, salah seorang

pamannya pernah berhaluanke komunitas yang sama dengan orang tua Madina.

Sekarang si Paman kerap menantang tradisi amaliah yang dianut keluarga Gus

Ijal. Mengatakan bahwa tahlilan itu bid’ah dan ziarah kubur sama dengan

perbuatan syirik. Karena itu, boleh dibilang kalau keluarga Gus Ijal merasa

kecewa melihat perunahan si paman tersebut dan mereka menuding komuita

dakwah tempat orang tua Madina aktif berkegiatan sebagai biang keladinya.

Tidak emua yang berada dikomunitas itu jadi seperti pamanmu, sangkal

Madina.

“Aku belum pernah melihat dan mendengar bapak ibuku menghujat

tradisi-tradisi amaliah ormas yang diikuti keluargamu. Salain itu, kau pun tahu

sendiri, bahwa aku secara pribadi bahkan mengikuti beberapa tradisi amaliah

ormas yang kau ikuti. Aku ini islam dan bagiku semua golongan memeliki sisi

kebenarannya dalam beragama. Kau sendiri juga yakin seperti itu, bukan?”

Masalahnya, Gus Ijal tak kuasa memandang wajah Madina, kita mesti

terima kenyataan bahkan menikah bukan hanya mempersatukan dua orang,

tetapi juga mempersatukan keluarga. Mungkin bapak atau ibumu tidak begitu

ketat, tetapi bagaimana dengan anggota komunitas lainnya? Yang tak sealiran

dengan kami dalam beramaliah?

Page 98: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

81

“Aku sudah meyakinkan bapak dan ibuku. Mereka bersedia

meneriamu”, kata Madina. “Jadi sekarang giliranmu membujuk orang tuamu

agar bersedia menerimaku.Yakinkan mereka bahwa bapak dan ibuku memang

ikut komunitas itu, tetapi mereka tidak suka menyalahkan atau bahkan

mengafirkan kelompok lain. Anggota komunitas itu banyak dan orangnya

beragam.”

“Tapi bapak dan ibu termasuk rukun dengan tetangga-tetanggaku yang

sebagian besar ikut dalam ormas, seperti keluargamu. Maka, kau mesti

membuat bapak ibumu yakin. Itu jika kau memang betul-betul ingin menikah

denganku.”

“Baiklah, beri aku waktu,”kata Gus ijal,”akan kutemui lagi orang

tuaku.”

“sampai kapan aku harus menunggu?”

“Jumat pagi, aku akan datang dengan membawa kabar. Aku janji”.

Demikianlah pembicaraan antara Gus Ijal dengan Madina. Kini, Madina

mesti bersiap menerima apapun kabar yang Gus Ijal bawa besok. Madina

berusaha memejamkan matanya yang masih sembap.

Sembari menanti jumat pagi tiba,dia memikirkan kenapa antara

golongan salin mempertikaikan kebenaran menurut mereka keberbagai lini

kehidupan, bukan malah meyaakini kebenaran itu dalam sunyi dan perlahan

mewujudkannya dalam cinta, rasa kasi saying kepada sesame, atau minimal

menyediakan ruang-ruang untuk melebur perbedaan.

4. Setelah membaca teks tersebut, tentukan unsur intrinsik cerita pendek

diantaranya:

a. Tema

b. Alur

c. Latar

d. Penokohan

e. Sudut pandang

f. Amanat

Penilaian

NO Aspek Penilaian Skor Maksimal

1 Menentukan tema dengan dengan tepat 4

2 Penentuan alur atau plot 4

3 Pendeskripsian latar 4

4 Penggambaran tokoh dan penokohan 4

5 Penentuan sudut pandang dalam cerita 4

6 Amanat 4

Skor Maksimal 24

Tingkat kemampuan= 𝑋

𝑁𝑆 x 100%

Page 99: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

82

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII B1 DAN VII B2

SMP UNISMUH MAKASSAR

NO. KELAS VII B2 (KONTROL) KELAS VII B1 (EKSPERIMEN)

1 AHMAD FATIR A. RADITYA GHIFARI

2 AIMAN NAUFAL ANDI MUHAMMAD MUADDIL

3 AMRILLAH FEBRIADI ASLAM KHAIRUL ANAM

4 ANDI ASHABUL FACHRI MUHAMMAD

5 ATHA RESKY RASIYD ZAINUDDIN FARID SYAWAL HABIBI

6 AZLAR FAIRUS PRATAMA ZAS FITRAH ALIF FIRMANSYAH

7 DZAKY ICHARY AHMAD HABIB ALI MUSLIH

8 FARHAN PRATAMA IHSANUL MUHAMMAD AT TABRANI

9 GIFARI MAULANA YUNIAR M RAIHAN DWI ANDIKA

10 HAEKAL CAESAR MALLARANGI MUH ALIF TEGUH WIRATAMA Y

11 HAFIDZ MEDUTAR DAHLAN MUH ARSY AL GHIFARI

12 HAYKAL AL-FARABY NURFAN MUH ATHAR RIZQULLAH HARRYS

13 M AGUNG PRASETIYO MUH FAYZUL HAQ M

14 MUH ADITYA FIRMANSYAH MUH FIKRA SHADIQ

15 MUH ALDO PRATAMA MUH IKRAM RAMADHAN

16 MUH AIKAT ABDUL FATIR MUH MUAYYAD NUZUL

17 MUH DIZAR ALGIFARY ADY MUH RAIYAN ASSYURAH L

18 MUH FARSYA FAIZAL MUHAMMAD AWWAL

19 MUH LUKMAN NURHAKIM MUH NUR AKRAM

20 MUH SULTAN RIZAL NUR RESKY BADARUDDIN

21 MUH SYUKRI RAYHANSYAH PUTRA

22 MUH THORIQ AL-FARABI

23 MUHAMMAD RAUSYANFIKR ARSAN

24 M RIFQI FADHILS

Page 100: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

83

Page 101: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

84

Page 102: PENGARUH PENERAPAN METODE FUN LEARNING TERHADAP …

85

RIWAYAT HIDUP

NURALFINA, 2020. Lahir di Lemoa pada tanggal 26

Juli 1998. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara, merupakan buah kasih dari pasangan

Ayahanda Zaenal dan Ibunda Kasmawati. Penulis

memulai jenjang pendidikan formal di SD Inpres

Pattallikang pada tahun 2005 dan tamat pada tahun

2010 tepatnya di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.

Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di

SMP Negeri 1 Manuju Kabupaten Gowa dan tamat

pada tahun 2013. Pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bontomarannu Kabupaten

Gowa dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun yang sama penulis

mendaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.