PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE ...
Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE ...
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
CERAMAH DAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN KADER
TENTANG SADARI DI KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
YESI FERANICHA EMI SAPUTRI
J 410 100 018
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/tugas akhir :
Pembimbing I
Nama : Bejo Raharjo, SKM., M.KM
NIP/NIK : 19710611199403004
Pembimbing II
Nama : Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes (Epid)
NIP/NIK : 863
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Yesi Feranicha Emi Saputri
NIM : J 410 100 018
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi :
“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
CERAMAH DAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN KADER
TENTANG SADARI DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN
SUKOHARJO”
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Desember 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Bejo Raharjo, SKM., M.KM Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes (Eipid)
NIK. 197106111994031004 NIK. 863
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : YESI FERANICHA EMI SAPUTRI
NIM : J 410 100 018
Fak/ Prodi : FIK/Kesehatan Masyarakat
Jenis : Skripsi
Judul :
“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
CERAMAH DAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN KADER
TENTANG SADARI DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN
SUKOHARJO”
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan
sertamenampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang
timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Desember 2014
Yang Menyatakan
Yesi Feranicha Emi Saputri
J 410 100 018
1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
CERAMAH DAN AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN KADER
TENTANG SADARI DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
Yesi Feranicha Emi Saputri*, Bejo Raharjo**, Yuli Kusumawati***
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan
Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
ABSTRAK
SADARI merupakan deteksi dini yang bertujuan untuk mendeteksi sel kanker
yang tumbuh di payudara, namun banyak wanita yang belum paham mengenai
SADARI. Wanita diatas 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI satu
bulan sekali setelah menstruasi. Insiden kanker payudara akan meningkat pada
sekitar usia 35 tahun keatas. Program penapisan di Indonesia difokuskan pada
perempuan usia 30-50 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan audio visual terhadap
pengetahuan kader tentang SADARI di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan rancangan two group pretest
posttest. Subjek penelitian kader di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo yang
dipilih dengan sample random sampling dengan perolehan sample sebanyak 90
kader. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji paired t
test dan independent. Hasil perbedaan skor pengetahuan pada kader sebelum
diberikan pendidikan metode ceramah rerata (11,76) setelah diberikan pendidikan
meningkat menjadi (14,51), (p=0,000) dan pada kader sebelum diberikan
pendidikan audio visual rerata (10,33) setelah diberikan pendidikan meningkat
menjadi (17,04), (p=0,000) sehingga ada perbedaan skor pengetahuan kader
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan
audio visual tentang SADARI. Perbandingan skor pengetahuan kader
menggunakan audio visual dan ceramah, audio visual dengan rerata (6,71) lebih
besar daripada kelompok ceramah (2,80), (p=0,000) sehingga audio visual dan
ceramah sama-sama mampu meningkatkan skor pengetahuan pada kader.
Kata kunci : SADARI, Metode ceramah, Audio visual, Kader
ABSTRACT
BSE is early detection which aims to detect the cancer cells grow in the breast,
but many women who do not understand about BSE. Women over 20 years are
advised to do a breast self-exam once a month after menstruation. The incidence
of breast cancer will increase at about the age of 35 years and above. Screening
program in Indonesia focused on women aged 30-50 years. This study aims to
determine the effect of health education lectures and audio-visual methods of
knowledge about BSE (Breast Self Examination) to cadre in the BAKI district
Sukoharjo regency. This research is a quasi experimentak design with two group
pretest posttest. Subjects were cadres of Baki disrict Sukoharjo selected by simple
random sampling with the acquisition of a samlpe 90 cadres. The analisis is used
2
univariate and bivariate to test paired t-test and independent. The results indicate
there are differences in knowledge scores in the cadre before being given a lecture
by the average education (11.76) after being given education increased to (14.51),
(p = 0.000) and the cadres before the given audio-visual education with a mean
(10.33 ) after administration of education increased to (17.04), (p = 0.000) so that
there are differences in knowledge scores cadres before and after health education
lectures and audio-visual method of BSE. Comparison of knowledge score cadres
using visual and audio lectures, audio-visual with a mean (6.71) is greater than
the lecture group (2.80), (p = 0.000) so that the visual and audio lectures are
equally able to enhance the knowledge score on cadres.
PENDAHULUAN
Pola penyakit berubah dari waktu ke waktu dan berbeda pula dari satu
wilayah ke wilayah yang lain, mulai dari penyakit menular dan penyakit tidak
menular (Achmadi, 2010). Menurut WHO kanker termasuk kedalam empat jenis
Penyakit Tidak Menular, kanker berada di nomor dua setelah penyakit
kardiovaskular (Kemenkes, 2013). Kanker dapat dibagi menjadi empat karsinoma,
kanker yang tumbuh dan berkembang di sel epitel, sarkoma kanker yang tumbuh
dan berkembang di jaringan penunjang seperti payudara, leukemia, dan limpoma
(Mangan, 2003).
Berdasarkan data American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita
terdiagnosis menderita kanker payudara, dan setiap tahunnya 465.000 wanita
meninggal karena payudara (Rasjidi, 2009). Kejadian kanker payudara sebanyak
1.677.00 kasus. Kanker payudara lebih banyak ditemukan di negara berkembang
dibanding dengan di negara maju dengan jumlah kasus 883.000 di negara
berkembang dan 794.000 di negara maju. Di negara berkembang kanker payudara
merupakan penyebab kematian pada wanita sebanyak 324.000 kematian dan
3
penyebab kematian kedua di negara maju dengan jumlah kematian 198.000
(WHO, 2012).
Kanker payudara di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua
setelah kanker mulut rahim, kanker payudara banyak menyerang wanita yang
telah berumur lebih dari 40 tahun (Mardiana, 2004). Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara
menempati urutan pertama pasien rawat inap 16,85% dan pasien rawat jalan
21,69% (Kemenkes, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oemiati,
dkk, (2011) prevalensi kasus tumor di Indonesia sebanyak 5,03 %. Provinsi
tertinggi yaitu Yogyakarta 9,66% dan Jawa Tenggah 8,06%. Menurut jenis dan
lokasi tumor, kanker payudara menunjukan nilai risiko 15,6% (95% CI : 14,2 –
17,1%).
Jumlah kasus kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah baik kasus baru
maupun lama pada tahun 2011 sebanyak 910 kasus, tahun 2012 sebanyak 1781
kasus dan tahun 2013 sebanyak 4077 kasus. Kejadian kanker payudara mengalami
kenaikan setiap tahun. Jika dibandingkan dengan kanker jenis lain kanker
payudara menduduki peringkat pertama dengan jumlah kasus terbanyak 44,9%
(Dinkes, 2013).
Kasus kanker payudara di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2011-2013
mengalami penurunan. Pada tahun 2011 sebanyak 1236 kasus dengan jumlah
kematian 5 orang (CFR = 0,40%). Tahun 2012 jumlah kasus kanker payudara 281
dengan jumlah kematian 5 orang (CFR = 1,76%). Sedang tahun 2013 mengalami
penurunan jumlah kasus dengan jumlah kasus sebanyak 256 kasus akan tetapi
4
mengalami peningkatan jumlah kematian 9 kasus (CFR = 3,51%). Dari 13
Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Baki merupakan Kecamatan
dengan jumlah kasus kanker payudara terbanyak 42 kasus (Dinkes, 2013).
Deteksi dini merupakan upaya yang harus dilakukan agar kanker payudara
tidak terlambat ditangani. Pada wanita usia lebih dari 20 tahun harus
membiasakan perilaku SADARI setiap bulan sekali (Rasjidi, 2009). Insiden
kanker payudara sangat sedikit pada perempuan dengan umur dibawah 25 tahun,
insiden akan meningkat sekitar usia 35 tahun keatas dan menurun pada usia
menopause. Program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan usia 30-
50 tahun (Kemenkes, 2010). SADARI bertujuan untuk mendeteksi sel kanker
yang tumbuh di payudara. Untuk menurunkan angka kejadian kanker payudara
dapat dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan dapat
berupa promosi tentang deteksi dini kanker payudara dengan metode ceramah
maupun dengan menggunakan audio visual.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2012), mengenai pengaruh
penyuluhan kesehatan menggunakan video dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) terhadap perubahan pengetahuan dan sikap remaja putri di SMAN 9
Balikpapan mengalami peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan. Pada penelitian yang dilakukan Suastina (2013) mengenai pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI sebagai
deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Manado ada pengaruh peningkatan
pengetahuan siswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara setelah
diberikan pendidikan kesehatan.
5
Penggunaan metode ceramah merupakan metode yang sering dipakai
dalam penyampaiaan materi maupun penyuluhan kesehatan dan dapat digunakan
untuk audience yang cukup banyak. Audio visual mampu memberikan gambaran
secara jelas tentang apa yang sedang dijelaskan kepada audience yang
ditayangkan dengan menggunakan video. Pelatihan kader kesehatan merupakan
kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader kesehatan agar mau dan mampu
berperan serta dalam mengembangkan program kesehatan di desanya (Mubarak,
2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode ceramah dan audio visual terhadap pengetahuaan kader tentang
kanker payudara dan SADARI di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
METODE
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen kuasi (Quasi experiment)
dengan rancangan penelitian Two Group Pretest Posttest. Lokasi penelitian ini
adalah di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo, yang dilaksanakan pada bulan
September 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Kecamatan
Baki Kabupaten Sukoharjo sebesar 553 orang. Besar sampel yang digunakan
sebanyak 90 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan simple random dengan menggunakan tekhnik lottry technique
sampling (Notoatmodjo, 2010). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis Univariat untuk menggambarkan karakteristik responden dan
Analisis Bivariat menggunakan uji Independent dan uji Pairet t test dengan
6
tingkat kepercayaan 95%. Untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap
pengetahuan dengan melihat perbedaan pengetahuan kader sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan SADARI menggunkan metode ceramah dan audio visual
HASIL
A. Karakteristik Responden
Pada tabel 1 menunjukkan responden paling banyak pada kelompok
umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 56 orang (62,2%), dengan umur kader
paling muda 25 tahun dan tertua 60 tahun dengan Standar deviasi 6,672.
Pendidikan terakhir kader paling banyak SMA/Sederajat yaitu 54 orang
(60,0%), dan hanya ada 5 orang (5,6%) yang tamatan Akademik/Sederajat.
Mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga/tidak bekerja yaitu
sebanyak 66 orang (73,3%) dan terdapat 2 orang (2,2%) bekerja sebagai
petani. Rata-rata lama menjadi kader, paling baru menjadi kader 1 tahun
sebanyak 5 orang (5,6%) dan yang paling lama 9 tahun sebanyak 3 orang
(3,3%) dengan Standar deviasi 1,789. Berdasarkan katogori banyak yang
menjabat sebagai kader lebih dari 5 tahun yaitu 80 kader (88,9%).
Keseluruhan kader belum pernah mendapat pelatihan tentang SADARI
(100%). Kebanyakan kader belum pernah mendapatkan informasi mengenai
SADARI yaitu 66 orang (73,3%) dan 24 orang (26,7%) pernah memperoleh
informasi mengenai SADARI. Dari 24 responden (26,7%) yang pernah
mendapatkan informasi SADARI, sebanyak 10 orang (11,1%) memperoleh
dari televisi, dua orang (2,2%) memperoleh dari surat kabar, 6 orang (6,7%)
7
memperoleh dari kader dan 6 orang (6,7%) memperoleh dari dokter.
Responden yang melakukan SADARI setiap bulan sebanyak 29 orang
(32,2%), sedangkan 61 orang (67,8%) tidak melakukan SADARI setiap
bulan. Dari 29 orang (32,2%) hanya 10 orang (11,1%) yang melakukan
SADARI secara teratur setiap bulan.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Kader Di Kecamtan
Baki Kabupaten Sukoharjo Karakteristik N % Min Max Sd
Umur Kader
20-30 3 3,3 25 60 6,672
31-40 56 62,2
41-50 25 27,8
51-60 6 6,7
Jumlah 90 100
Pendidikan Kader
Tamat SD/Tidak Tamat SD 8 8,9
Tamat SMP 23 25,6
Tamat SMA/Sederajat 54 60,0
Tamat Akademik/Sarjan 5 5,6
Jumlah 90 100
Pekerjaan Kader
Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga 66 73,3
Petani 2 2,2
Pegawai Swasta/Wiraswasta 22 24,4
Jumlah 90 100
Lama Menjadi Kader
< 5 tahun 10 11,1 1 9 1,789
> 5 tahun 80 88,9
Jumlah 90 100
Pelatihan SADARI
Ya 0 0
Tidak 90 100
Jumlah 90 100
Pernah Mendapat Informasi Tentang
SADARI
Ya 24 26,7
Tidak 66 73,3
Jumlah 90 100
Pelaksanaan SADARI Setiap Bulan
Ya 29 32,2
Tidak 61 67,8
Jumlah 90 100
Melakukan SADARI Teratur
Setiabp Bulan
Ya 10 11,1
Tidak 19 21,1
Jumlah 90 100
8
B. Analisis Univariat
Skor Pengetahuan Kader Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan
Tentang SADARI Dengan Metode Ceramah Dan Audio Visual
Tabel 2. Skor Pengetahuan Kader Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Pendidikan Tentang SADARI Dengan Metode Ceramah Dan
Audio Visual Karakteristik Pengetahuan Sebelum Sesudah Min Max Sd
n (%) n (%)
Baik 5(11,1%) 30 (66,7%) 9 16 1,721
Metode
Ceramah Cukup 11 (24,4%)
12 (26,7%) 12 19 14,51
Kurang 29(64,4%) 3 (6,7%)
Jumlah 45 (100%) 45 (100%)
Baik 4 (8,9%) 44 (97,8%) 5 16 2,296
Audio Visual Cukup 5 (11,1%) 1 (2,2%) 13 20 1,821
Kurang 36 (80%)
Jumlah 45 (100%) 45 (100%)
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pre test pada ceramah menunjukkan
rata-rata skor terendah sebesar 9 dan skor tertinggi 16 dengan Standar deviasi
1,721. Pada posttest rata-rata skor terendah 12 dan skor tertinggi 19 dengan
Stander deviasi 1,561. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan responden
memiliki pengetahuan baik hanya 5 orang (11,1%). Setelah diberikan
pedidikan kesehatan menunjukkan kader yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 30 (66,7%) orang dan yang memiliki pengetahuan kurang 3 orang
(6,7%). Hasil pre test pada audio visual menunjukkan nilai rata-rata skor
terendah sebesar 5 dan skor tertinggi 16 dengan Standar deviasi 10,33. Pada
nilai post test rata-rata skor terendah 13 dan skor tertinggi 20 denganStandar
deviasi 1,821. sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI
menggunakan audio visual responden yang memiliki pengetahuan baik hanya
4 orang (8,9%), dan sebagian besar kader pengetahuan kurang sebanyak 36
orang (80%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan kader
9
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 orang (97,8%), dan memiliki
pengetahuan cukup hanya 1 orang (2,2%).
C. Analisi Bivariat
1. Pengetahuan Kader Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Tentang SADARI Menggunakan Audio Visual Dan Metode
Ceramah
Tabel 3 menunjukkan Pada metode ceramah nilai t test sebesar 9,670
dan p-value = 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah terhadap tingkat
pengetahuan kader tentang SADARI di Puskesmas Baki Sukoharjo. Pada
audio visual nilai ttest sebesar 17,891 dan p-value = 0,000. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan audio
visual terhadap tingkat pengetahuan kader tentang SADARI di Puskesmas
Baki Sukoharjo.
Tabel 3. Pengetahuan Kader Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI
Menggunakan Audio Visual Dan Metode Ceramah
Skor pengetahuan Mean t- hitung P
Pre test Metode ceramah
Post test Metode ceramah
11,76
14,51
-13,189 0,000
Skor pengetahuan
Pre test Audio visual
Post test Audio visual
10,33
17,04
-20,450 0,000
2. Perbandingan Skor Tingkat Pengetahuan Kader Yang Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Dengan Audio Visual Dan
Metode Ceramah
Tabel 4 menunjukkan hasil uji t test menujukan ada peningkatan
skor pengetahuan kader baik yang menggunakan metode ceramah maupun
10
audio visual, dengan rata-rata pada audio visual 6,71 lebih tinggi
dibandingkan metode ceramah dengan rata-rata 2,80 (p=0,000).
Tabel 4. Uji Perbandingan Skor Pengetahuan Kader di
Puskesmas Baki dengan Menggunakan Metode
Ceramah Dan Audio Visual Skor pengetahuan Mean t- hitung P
Metode ceramah
Audio visual
2,80
6,71
10,074 0,000
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang SADARI Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah
Hasil statistik menujukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI
dengan metode ceramah dengan (p=0,000). Sebelum diberikan pendidikan
kesehatan banyak kader yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang
mengenai SADARI. dari seluruh pertanyaan yang ada di kuesioner semuanya
mengalami peningkatan antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan
dengan metode ceramah dan sesudah diberikan pendidikan dengan metode
ceramah. Hal ini disebabkan karena metode ceramah dapat dipakai dalan
audiens yang banyak, materi yang disampaikan disertai dengan gambar-
gambar mengenai langkah-langkah SADARI dan gejala dari kanker
payudara, sehingga kader dapat melihat secara langsung gambaran dari
langkah-langkah SADARI dan gejala dari kanker payudara.
11
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Susanti
(2013) yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan WUS
(Wanita Usia Subur) sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
yang dari berpengetahuan kurang menjadi berpengetahuan baik dari 66,7%
menjadi 77,8%. Hasil penelitian Solehati (2011) juga menyebutkan bahwa
pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI berpengaruh pada tingkat
pengetahuan kader sebelum dan sesudah diberikan pendidikan. Sebagian para
kader memiliki pengetahuan baik setelah diberikan pedidikan kesehatan
tentang SADARI. Penelitian yang dilakukan Simanullang (2012) juga
menyatakan terjadi peningkatan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI.
B. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang SADARI Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Dengan Audio Vidual
Hasil statistik menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan
kader sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI
menggunakan audio visual dengan (p=0,000). Sebelum diberikan pendidikan
kesehatan menggunakan audio visual banyak kader yang mempunyai
pengetahuan kurang setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan
audio visual pengetahuan kader meningkat menjadi berpengetahuan baik. Hal
ini karena audio visual yang digunakan dalam penyampaian materi
pendidikan kesehatan mampu menarik perhatian kader, para kader dapat
melihat secara jelas langkah-langkah SADARI yang diperagakan oleh model
12
dalam video, manfaat melakukan SADARI, waktu melakukan SADARI, serta
penjelasan tentang gejala, dan faktor risiko penyebab kanker payudara. Hasil
penelitian yang dilakukan Shorea dkk (2013) bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan siswa pada kelompok eksperimen setelah diberikan promosi
kesehatan tentang SADARI dengan selisih nilai pengetahuan sebesar 4,28.
C. Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Kader Tetang SADARI Antara
Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Dan Audio Visual
Perbandingan pendidikan kesehatan tentang SADARI menggunakan
audio visual dan metode ceramah, bahwa antara kader yang diberikan materi
menggunakan audio visual dan kader yang diberi pendidikan dengan metode
ceramah sama-sama terjadi peningkatan pengetahuan kader sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan dengan nilai p=0,000. Metode ceramah dan
audio visual baik digunakan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Baki dalam
menyampaikan materi pendidikan kesehatan pada para kader karena sama-
sama dapat meningkatkan tingkat pengetahuan pada kader. Akan tetapi
peningkatan skor pengetahuan paling rendah adalah pada kader yang
menggunakan metode ceramah karena dalam penyampaiaan materi dirasakan
kurang menarik, sering digunakan oleh para petugas kesehatan di Puskesmas
Baki, materi ceramah hanya dilengkapi dengan gambar dan disertai peragaan
dari langkah-langkah SADARI oleh penyaji. Tingkat skor pengetahuan paling
tinggi adalah pada kader yang diberikan pendidikan SADARI menggunakan
audio visual, karena kader dapat melihat langkah-langkah SADARI secara
langsung yang diperagakan oleh model melalui video, dapat menarik
13
perhatian kader untuk tetap fokus, materinya lebih menarik, sehingga kader
tidak akan merasa bosan dan kehilangan konsentrasinya. Dapat disimpulkan
bahwa pendidikan kesehatan dengan audio visual lebih berpengaruh terhadap
peningkatan skor pengetahuan kader tentang SADARI di Puskesmas Baki
Kabupaten Sukoharjo.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Ada perbedaan tingkat pengetahuan kader tentang SADARI sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah.
2. Ada perbedaan tingkat pengetahuan kader tentang SADARI sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan audio visual.
3. Ada perbedaan peningkatan pengetahuan kader tentang SADARI antara
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan audio visual.
B. SARAN
1. Bagi Kader
Mencari tahu informasi tentang SADARI kepada petugas
kesehatan, mengikuti pelatihan, seminar kesehatan, dan melakukan
SADARI secara rutin setiap bulan sekali sehabis manstruasi untuk upaya
pencegahan kanker payudara secara dini.
14
2. Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo
Puskesmas Baki memberikan pendidikan kesehatan tentang
SADARI kepada kader di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo menggunakan audio visual dan dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab.
3. Bagi peneliti lain
Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya menambahkan
kategori sikap, karena pengetahuan yang dimiliki kader akan
mempengaruhi sikap untuk melakukan SADARI secara teratur setiap
bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Acmadi UF. 2010. Manajemen Penyakit. Jakarta: UIP.
DINKES. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011. Sukoharjo:
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
DINKES. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. Sukoharjo:
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
DINKES. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013. Sukoharjo:
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
DINKES. 2014. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2013. Semarang: DINKES Provinsi Jawa Tenggah.
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/MENKES/SK/VII/2010 Tentang Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
Mangan Y. 2003. Cara Bijak Menaklukkan Kanker.Jakarta: Agromedia Pustaka.
15
Mubarak WI. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep Dan Aplikasi Dalam
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
.
Nursalam. 2004. Konsep dan Metode Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Oemiati R., Rahajeng E,. Kristanto AY,.2011. Prefalensi Tumor dan Beberapa
Faktor Yang Mempengaruhinya Di Indonesia. Buletin Peneliti
Kesehatan. 26 – 9 – 2011 Review 21 – 10 – 2014 Revisi 21 – 11 – 2011
page 190 - 204.
Rasjidi I. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: CV
Sangung Seto.
Shorea R., Agrina., Wofers R., 2013. Efektifitas Promosi Kesehatan Melalui Audio
Visual Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Tahun 2013. Diakses 1 Oktober
2014. http://www.unri.ac.id
Simanullang P. 2012. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Melaksanaan Sadari Di Dusun 1 Desa
Namorambe Kecamatan Namorambe Tahun 2012. Diakses 26 Oktober
2014. http://www.uda.ac.id
Solehati T. 2011. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap
Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan Di Desa Gunung Sari Dan Sidang
Sari Kecamatan Cianjur Tahun 2011. Diakses 1 Oktober 2014. http://www.unpad.ac.id
Sulastri. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Video Dalam
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Perubahan
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di SMA 9 Balikpapan Tahun
2012. Jurnal Promosi Kesehatan Nusantara Indonesia. No.10. Edisi 10
Juli-Desember 2012.
Susanti A. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap pengetahuan Dan Sikap Deteksi
Dini Kanker Payudara Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kelurahan
Candirejo Tahun 2013. Diakses 29 Oktober 2014. http://www.stikesnw.ac.id
World Health Organization. 2013. Breast Cancer Estimated Incidence, Mortality
and Prevalence Worldwide in 2012. GLOBACAN 2012 (IARC).