Pengaruh Pencabutan Gigi Pada Penyakit Jantung
-
Upload
winfrey2207 -
Category
Documents
-
view
187 -
download
18
Transcript of Pengaruh Pencabutan Gigi Pada Penyakit Jantung
![Page 1: Pengaruh Pencabutan Gigi Pada Penyakit Jantung](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/548b821bb4795921658b4571/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGARUH PENCABUTAN GIGI PADA
PENYAKIT JANTUNG, HIPERTENSI, DAN DIABETES MELITUS
A. PENYAKIT JANTUNG
Pada pencabutan gigi terjadi pendarahan pada gingiva gigi yang dicabut dan ada jaringan yang
terbuka. Di dalam rongga mulut terdapat banyak bakteri yang potensial menimbulkan penyakit
gigi dan mulut oleh karena kebersihan mulut yang kurang terjaga, antara lain P. Gingivalis, B.
Intermedius, dan A. Actinomycetemcommitans. Bakteri-bakteri ini dominan pada radang gusi
dan radang sekitar ujung akar gigi sampai terjadi bengkak bernanah (abses).
Bakteri rongga mulut dapat menyebar melalui aliran darah, disebut bakteriemia. Yang
menyebar bisa bakteri itu sendiri maupun racun yang dihasilkannya (endotoxin/exotoxin). Pada
beberapa penelitian, bakteriemia diamati pada 100% pasien setelah cabut gigi,70% setelah
pembersihan karang gigi, pada 55% setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20% setelah
perawatan akar gigi. Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri
fakultatif dan tidak membahayakan masuk ke dalam aliran darah. Namun, pada kondisi
kebersihan mulut buruk, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat 2 - 10 kali lipat,
sehingga peluang terjadinya bakteriemia juga lebih besar.
Beberapa penanganan gigi dapat menyebabkan bakteri dalam mulut masuk kedalam peredaran
darah dan menyebabkan infeksi pada bagian tubuh lain. Infeksi berat bila bakteri, virus, atau
jamur masuk melalui pembuluh darah ke organ jantung, sehingga jantung terinfeksi sehingga
jantung mengalami infeksi dan tidak dapat bekerja dengan baik, maka gangguan jantung akan
d derita oleh pasien gigi dan mulut tersebut.
Akibat dari masuknya kuman melalui luka akibat pencabutan tersebut, kuman masuk ke
peredaran darah melalui pembuluh darah, dan tubuh dapat mengalami bakteriemia. Kuman
dapat masuk ke semua organ. Namun bila jantung yang terinfeksi akan mengakibatkan
kegawatdaruratan medis yang dapat mengancam hidup pasien. Sehingga kita dapat menyadari
pentingnya menanyakan status pasien sebelum melakukan tindakan. Berbeda bila organ lain
yang terinfeksi, gejala dan akibat tidak seberat bila infeksi pada jantung.
Bila pasien dengan riwayat jantung tidak disarankan untuk segera melakukan pencabutan gigi
karena dapat berdampak buruk bagi pasien. Namun bila keadaan pasien stabil dan kebersihan
mulut baik, maka dapat dilakukan pencabutan gigi dengan mengerti dampaknya. Disarankan
agar melakukan pencabutan di rumah sakit, bila terjadi bakteriemia dapat segera diberikan
antibiotik yang adekuat sehingga tidak mengancam hidup pasien tersebut.
1
![Page 2: Pengaruh Pencabutan Gigi Pada Penyakit Jantung](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/548b821bb4795921658b4571/html5/thumbnails/2.jpg)
Dalam tindakan pencabutan gigi biasa menggunakan anestesi lokal yang umumnya
mengandung adrenalin yang menyebabkan vasokontriksi sehingga dapat menyebabkan
penyempitan kapiler di jantung yang dapat mengakibatkan stroke iskemik jaringan otot
jantung.
B. HIPERTENSI
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah secara persisten yang disebabkan dari kenaikan
resistensi arteriolar perifer. Kondisi ini juga dikenal sebagai "hypertensive cardiovascular
disease" dan "hypertensive heart disease". Penyebab dari hipertensi sendiri masih tidak
diketahui secara pasti pada kebanyakan kasus maka dari itu sering disebut sebagai hipertensi
esensial.
Dalam tindakan pencabutan gigi umumnya menggunakan anestesi lokal yang biasanya
mengandung adrenalin yang menyebabkan vasokontriksi sehingga dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah, bila pendarahan terjadi di otak dapat mengakibatkan stroke.
Pada kasus yang berhubungan dengan insisi dan drainage pada tindakan di bagian gigi dan
mulut, hipertensi dapat menyebabkan pendarahan yang berlebihan, dan dapat mempertinggi
resiko syok.
Tidak ada tanda yang dapat dipakai untuk mengenali hipertensi dari pemeriksaan oral, namun
ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa pasien tersebut menggunakan obat anti-
hipertensi seperti :
- xerostomia
- pertumbuhan yang berlebihan dari gusi
- Pembengkakan kelenjar liur atau sakit
- erythema multiforme
Hal yang perlu diperhatikan adalah siklus dari hipertensi itu sendiri yang mempunyai puncak
pada siang hari dan menurun sampai akhir sore hari. sehingga dapat digunakan untuk membuat
jam kunjungan. Sore hari lebih disarankan daripada pagi hari.
Beberapa obat yang dapat membantu mengatasi hipertensi pada dental chair:
- Diuretics
- Beta-Adrenergic Blockers
- Central Acting Inhibitors
- Peripheral-Acting Adrenergic Inhibitors
2
![Page 3: Pengaruh Pencabutan Gigi Pada Penyakit Jantung](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/548b821bb4795921658b4571/html5/thumbnails/3.jpg)
- Non Selective Alpha and Beta Adrenergic Blockers
- Vasodilators
- Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
C. DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana hormon insulin tidak
bekerja sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas
dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat, lemak
dan protein menjadi energi.
Pada penderita diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga
jumlah insulin beredar dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan. Lain halnya pada diabetes
tipe 2, hormon insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik.
Pada penderita DM tidak terkontrol, terjadi gangguan mikrosirkulasi perifer yang dapat
menganggu sirkulasi darah termasuk sel-sel PMN yang berfungsi untuk pertahanan tubuh
terutama bagian yang sedang terinfeksi akibat menebalnya pembuluh darah sehingga
memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Di sisi lain, seperti kita ketahui di
dalam darah orang diabet, kandungan plasma darah adalah air dengan adanya gula berlebih
pada darah maka air pada plasma akan diserap oleh gula, ini akan mengakibatkan darah
menjadi mengental sehingga aliran darah menjadi lambat.
Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi. Apabila
terjadi perlukaan, dalam hal ini adalah pencabutan gigi maka dengan keadaan diabetes yang
memiliki kandungan glukosa yang tinggi dalam darah merupakan media yang sangat baik
untuk pertumbuhan kuman sehingga dapat mempersulit proses penyembuhan luka. Adanya
kesulitan pembekuan luka tersebut juga diperberat dengan kurangnya suplai trombosit dan sel-
sel pembekuan darah karena adanya gangguan mikrosirkulasi sehingga dapat memperburuk
proses hemostasis. Oleh karena itu, pasien dengan penyakit diabetes mellitus memiliki resiko
perdarahan lebih tinggi dalam ekstraksi gigi.
3