PENGARUH PENAMBAHAN %Vf PARTIKEL NANO SiC TERHADAP …
Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN %Vf PARTIKEL NANO SiC TERHADAP …
1 Universitas Indonesia
PENGARUH PENAMBAHAN %Vf PARTIKEL NANO SiC TERHADAP SIFAT
MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT Al6061 PRODUK STIR CASTING
Karlina Oktaviana1 dan Anne Zulfia1
1. Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
Email: [email protected]
Abstrak
Penambahan partikel nano SiC kedalam matriks Al6061 menghasilkan material komposit dengan kekuatan mekanis yang tinggi namun tetap mampu mempertahankan sifat ulet. Magnesium sebesar 10% Vf juga ditambahkan sebagai agen pembasah agar didapatkan ikatan yang kuat pada daerah antarmuka. Pada penelitian ini digunakan variasi penambahan partikel nano SiC sebesar 0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% dan 0,30% untuk mengetahui titik optimal penambahan penguat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan partikel nano SiC optimal di komposisi 0,15%, dengan kekuatan tarik 263,43 MPa, presentase elongasi 7,67%, kekerasan 56,5 HRB, dan harga impak sebesar 0,0550 J/mm2. Peningkatan kekuatan mekanis pada komposit dihasilkan dari kehadiran fasa penguat Mg2Si, distribusi partikel nano SiC yang merata, serta pembasahan yang baik antara matriks dan partikel penguat.
Effect of %Vf nano-particles SiC on Mechanical Properties and Microstructure of Al6061 Composite Produced by Stir Casting
Abstract
The addition of nano SiC particles to Al6061 matrix has enhancing the mechanical properties of metal matrix composite while the ductility properties still maintained. 10% Vf of magnesium were used as wetting agent to achieve strong interface bonding. In the present work, Al6061 reinforced with various amounts (0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% and 0,30%) of nano SiC were prepared. Results of this study shows the optimum content of nano SiC in Al6061 matrix were 0,15% Vf, with UTS (Ultimate Tensile Strength) reached 263,43 MPa, 7,67% elongation, hardness up to 56,5 HRB, and 0,0550 J/mm2 impact value. The enhancement of mechanical properties of Al6061/SiC composite were influenced by the presence of Mg2Si phase, good distribution of nano SiC particles, and also good interface bonding between matrix and reinforce.
Keywords: Al 6061, nano SiC, mechanical properties, Stir Casting
1. Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya teknologi, material juga dituntut untuk terus
berkembang agar dapat menyeimbangkan perkembangan teknologi. Material dengan
weight to strength ratio yang tinggi terus dikembangkan demi efisiensi energi dan
mengurangi dampak emisi bahan bakar terhadap lingkungan.[1] Bidang otomotif,
pertambangan, kedirgantaraan, peralatan luar angkasa, dan pertahanan adalah beberapa
bidang membutuhkan material dengan kekuatan tinggi namun ringan dan tetap
ekonomis(Muley, Aravindan, and Singh 2015). Oleh karena itu, penelitian dan modifikasi
terkait material terus dilakukan. Salah satu material yang terus dikembangkan adalah
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
Metal Matrix Composite (MMC) atau komposit bermatriks logam. Komposit bermatriks
logam telah dibuktikan mampu menyediakan kombinasi sifat mekanis dan fisika seperti
yang diperlukan dalam berbagai aplikasi. Beberapa kombinasi sifat mekanis dan fisika ini
meliputi: kekuatan tinggi, koefisien ekspansi termal rendah, tahan temperatur tinggi,
kapasitas redam yang baik, ketahanan aus tinggi, kekakuan spesifik yang tinggi dan juga
ketahanan korosi yang sangat baik. (Bodunrin, Alaneme, and Chown 2015)
Fokus utama dalam material komposit adalah matriks dan penguatnya, serta
hubungan antara keduanya. Dalam komposit bermatriks logam, Aluminium, Magnesium,
Titanium, dan Tembaga adalah beberapa logam yang umum digunakan sebagai matriks
dalam komposit. Sedangkan penguat yang digunakan umumnya adalah material keramik
seperti SiC dan Al2O3. Berkaitan dengan hal ini, penulis melakukan penelitian dengan
fokus kepada komposit dengan matriks aluminium dan penguat keramik berupa Silikon
Karbida yang berukuran nano. Aluminium sendiri dipilih karena memiliki kekuatan yang
baik, ringan, dan temperatur leleh yang rendah sehingga akan mempermudah proses
pembuatan. Dari banyak seri aluminium, penulis memilih untuk menggunakan aluminium
seri 6 yaitu seri 6061 dengan kandungan Aluminium, Silikon, Besi, Tembaga, Mangan,
Magnesium, Chromium dan beberapa unsur lainnya(Sanders 2001). Aluminium seri 6061
dipilih karena kekuatan nya tinggi dan juga ketahanan korosinya yang sangat baik(Sanders
2001). Sementara silikon karbida diharapkan dapat menambah kekerasan, ketahanan aus,
dan kekuatan tarik dari matriks aluminium(Rahman and Rashed 2014). Dalam penelitian
ini, digunakan silikon karbida berukuran nano, karena penguat berukuran nano telah
dinyatakan mampu meningkatkan sifat mekanik dari matriks Al lebih baik dari penguat
berukuran mikro(Muley, Aravindan, and Singh 2015). Sedangkan untuk memperkuat
ikatan antara matriks dan penguatnya, ditambahkan Magnesium sebagai agen pembasah.
Magnesium akan menurunkan tekanan permukaan pada material, sehingga akan mudah
terjadi pencampuran antara penguat dan matriks(Surappa 2003). Semakin kuat ikatan
antara matriks dan penguatnya, maka akan semakin tinggi sifat mekanik yang dapat
dicapai.
Untuk proses pembentukan komposit bermatriks aluminium ini, penulis
menggunakan metode pengecoran aduk. Cara ini digunakan karena biaya yang relatif
murah dan prosesnya yang cukup sederhana. Diharapkan, lewat penelitian ini, akan
dihasilkan material yang memiliki kekerasan dan ketangguhan yang baik, ketahanan
korosi, ketahanan fatik yang tinggi, serta tetap memperhatikan sisi ekonomisnya.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
3
• Perumusan Masalah
Penelitian ini akan membahas pengaruh penambahan %Vf nano SiC sebanyak
0,05, 0,1, 0,15, 0,2, dan 0,3 % kedalam matriks aluminium 6061, dengan penambahan
10 wt% Mg untuk meningkatkan sifat mekanis dari Al A6061 lewat metode
pengecoran aduk. Berikut perumusan masalah pada penelitian ini :
1. Bagaimana pengaruh penambahan %Vf nano SiC kedalam matriks Al A6061
terhadap sifat mekanisnya ?
2. Bagaimana mekanisme penguatan nano SiC pada komposit Al A6061/SiC ?
3. Bagaimana mikrostruktur hasil pengecoran komposit Al A6061/SiC ?
4. Bagaimana distribusi partikel SiC di dalam matriks Al A6061 lewat metode
pengecoran aduk ?
• Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat komposit dengan matriks Al A6061 dengan penguat 0,05, 0,1, 0,15,
0,2, dan 0,3 Vf % nano SiC ditambah dengan Mg sebanyak 10 wt% lewat metode
pengecoran aduk
2. Mengkarakterisasi matriks komposit Al A6061 dengan penguat 0.05, 0,1, 0,15,
0,2, dan 0,3 Vf % nano SiC ditambah dengan Mg sebanyak 10 wt% lewat metode
pengecoran aduk agar diketahui sifat mekanisnya
3. Mengamati dan meneliti mikrostruktur komposit Al A6061/SiC dengan variasi
Vf% nano SiC lewat metode pengecoran aduk
4. Mendapatkan komposisi penambahan optimal dari nano SiC ke dalam matriks Al
A6061 yang memberikan sifat mekanis terbaik
2. Tinjauan Teoritis
2.1 Nano Partikel SiC
Silikon karbida merupakan material keramik yang memiliki kekerasan dan ketahanan
terhadap perubahan suhu mendadak yang sangat tinggi. Selain itu SiC juga tidak dapat
diserang oleh asam dan basa hingga temperatur 8000C (Dwi Rahmalina et al. 2012). Di
atmosfer, SiC membentuk lapisan pelindung silikon oksida pada 12000C yang
membuatnya dapat digunakan hingga temperatur 16000C. Konduktivitas thermal yang
tinggi dikombinasikan dengan ekspansi termal yang rendah dan kekuatan yang tinggi
menjadikan material ini memiliki ketahanan thermal shock yang sangat baik (Fan and Chu
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
4
2014). Semakin banyak %Vf SiC yang ditambahkan maka kekerasan dari material akan
semakin meningkat, begitu juga dengan kekuatan tariknya. Namun, seiring bertambahnya
jumlah SiC, waktu pengadukan yang dilakukan akan semakin lama, menyebabkan lelehan
logam terkontaminasi dengan udara, dan menyebabkan timbulnya void. (Dwi Rahmalina
et al. 2012)
Partikel SiC didalam matriks logam menghambat pergerakan dislokasi. Disamping itu,
partikel SiC dapat merubah struktur dendritik matriks aluminium menjadi struktur yang
lebih bulat dan halus, sehingga membuatnya juga berfungsi sebagai penghalus butir
(Moses, Dinaharan, and Sekhar 2014). Hal inilah yang dapat meningkatkan sifat mekanis
dari komposit. Peningkatan sifat mekanis ini dapat dicapai apabila ikatan antarmuka
matriks dan penguat bersih dan kompak, tanpa kehadiran produk hasil reaksi ataupun
void. (Moses, Dinaharan, and Sekhar 2014)
Dalam penelitian kali ini, penulis memilih untuk menggunakan partikel SiC berukuran
nano. Partikel SiC berukuran nano mampu meningkatkan sifat mekanis dari komposit
dibandingkan dengan partikel SiC yang berukuran mikro. Hal ini dikarenakan semakin
kecil ukuran partikel SiC, maka akan semakin tinggi luas permukaan yang dihasilkan dan
akan seiring dengan meningkatnya energi permukaan. Hal ini menyebabkan semakin
banyak dan semakin baik ikatan yang terbentuk antara matriks dengan partikel SiC. (Fan
and Chu 2014)
2.2 Aluminium 6061
Aluminium seri 6061 adalah paduan aluminium yang paling banyak digunakan
dibandingkan dengan paduan aluminium seri 6xxx lainnya. Aluminium 6061 dapat
menerima perlakuan panas dengan kekuatan menengah sampai tinggi. Selain itu,
aluminium 6061 memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi, kekuatan fatik menengah,
serta memiliki kemampulasan yang baik (Kaufman and Rooy 2004). Berikut adalah tabel
komposisi dari aluminium 6061 berdasarkan pengujian OES yang dilakukan di
Departemen Teknik Metalurgi dan Material Tabel 1. Komposisi Kimia Al A6061
Unsur Persentase (%)
Si 0,819
Fe 0,161
Cu 0,217
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
5
Mn 0,0169
Mg 2,69
Zn <0.0050
Ni <0,0050
Cr 0,0577
Al Sisa
2.3 Magnesium
Magnesium adalah unsur kedelapan yang paling banyak terkandung dalam kerak
bumi. Dalam tabel periodik unsur ini menduduki golongan alkali tanah dengan nomor
atom 12 dan massa atom sebesar 24,305 amu. Magnesium memiliki densitas sebesar
1,738 g/cm3, titik lebur 9230K, dan titik didih 13630K. Densitas magnesium hanya sekitar
2/3 dari densitas aluminium, hal ini menjadikannya logam ringan yang luas
pengaplikasiannya. Magnesium dalam komposit diketahui dapat meningkatkan sifat
mekanik dari komposit. Hal ini disebabkan karena Mg merupakan agen pembasah yang
dapat meningkatkan kemampubasahan antara matriks dan penguat dalam komposit.
Seiring dengan meningkatnya kemampubasahan, maka partikel penguat dapat terdispersi
lebih merata dan ikatan antarmuka yang terbentuk antara matriks dan penguat akan
menjadi lebih kuat dan kompak (Syahrial n.d.). Dalam beberapa penelitian disebutkan
bahwa magnesium akan bersegregasi pada daerah antarmuka dari matriks dan penguat,
kemudian akan menghasilkan ikatan yang kuat berupa fasa MgAl2O4 melalui suatu reaksi
kimia. Selain itu, peningkatan kemampubasahan juga disebabkan penambahan magnesium
akan menurunkan tegangan permukaan dari cairan lelehan. Namun penambahan Mg yang
tinggi dalam aluminium paduan tidak disarankan karena dapat menurunkan ketahanan
korosi dari paduan dan membuat material menjadi lebih getas karena terbentuknya
senyawa Al3Mg2 yang menyebabkan penurunan sifat mekanik dari paduan (Geng et al.
2010), sehingga pada penelitian ini penambahan Mg akan dibatasi pada 10 wt% supaya
hasil penambahannya optimum.
2.4 Pengecoran Aduk
Proses pengecoran aduk merupakan proses yang ekonomis untuk memproduksi
komposit bermatriks aluminium atau aluminum matrix composites (Geng et al. 2010).
Pada pengecoran aduk, partikel penguat dimasukkan dan didistribusikan ke dalam matriks
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
6
lelehan lewat pengadukan secara mekanik. Setelah partikel penguat dimasukkan kedalam
matriks, gas inert diinjeksikan kedalam lelehan komposit untuk mencegah terjadinya
oksidasi. Proses pengadukan dilakukan terus menerus hingga seluruh partikel paduan
telah selesai dicampurkan. Kemudian lelehan komposit siap dituang kedalam cetakan.
(Moses, Dinaharan, and Sekhar 2014)
Permasalahan utama yang sering terjadi pada pengecoran aduk adalah segregasi dari
partikel penguat, yang disebabkan oleh pengendapan partikel penguat selama proses
pelelehan dan pencampuran berlangsung. Maka dari itu proses pelelehan dan
pencampuran harus selalu dikontrol agar tercapai hasil yang diinginkan. Kecepatan
pengadukan, temperatur pengadukan, temperatur preheat penguat, temperatur preheat
cetakan, temperatur penuangan, dan degassing merupakan beberapa parameter yang perlu
diperhatikan dalam proses pengecoran aduk.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar didapatkan material yang memiliki sifat mekanis
menyerupai baja namun dengan densitas rendah supaya optimal dalam aplikasinya
sebagai badan roket. Untuk pengujian yang dilakukan meliputi karakteristik material,
yaitu: Pengujian Tarik, pengujian tarik dilakukan berdasarkan standar ASTM E8 dengan
menggunakan alat Gotech AL-7000 LA 10, pengujian kekerasan dilakukan berdasarkan
standar ASTM E18-11, yaitu metode Rockwell B. Metode ini menggunakan indentor
bola baja berdiameter 1/16” dengan beban 100 Kgf, pengujian impak dilakukan dengan
menggunakan metode Charpy bertakik V, dengan standar pengujian ASTM E23,
pengamatan metalografi dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop optic dengan
standar ASTM E3 – 11, pengujian porositas dan densitas menggunakan perhitungan
hokum campuran, dan pengamatan TEM, SEM, serta EDX untuk pengamatan
fraktrografi dari perpatahan sampel dan mengecek kandungan kimia pada fasa atau titik
tertentu.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
7
0
4
8
12
16
20
Al 0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.30%
%
VfNanoSiC
4. Hasil Penelitian 4.1 Hasil pengujian Tarik dan Elongasi
Grafik 1. Grafik Nilai UTS (atas) dan Elongasi (bawah)
4.2 Hasil Kekerasan
Grafik 2. Grafik Kekerasan
150
175
200
225
250
275
300
Al 0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.30%
Mpa
VfNanoSiC
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0
55.0
60.0
Al 0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.30%
HRB
VfNanoSiC
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
8
0.0300
0.0350
0.0400
0.0450
0.0500
0.0550
0.0600
0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.30%
Joule/mm2
VfNanoSiC
2.252.32.352.42.452.52.552.62.65
gr/cm
3
VfNanoSiC
DensitasAktual
DensitasTeori;s
6.846.20 5.77
10.8212.14
4
6
8
10
12
14
0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.30%
%
VfNanoSiC
4.3 Hasil Harga Impak
Grafik 3. Grafik Harga Impak
4.4 Hasil Porositas dan Densitas
Grafik 4. Grafik Porositas (atas) dan Densitas (bawah)
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
9
4.5 Hasil Mikrostruktur
Gambar 1. Mikroskop optikal dengan perbesaran 200x: (a) Al-Mg-Si tanpa penguat; (b) 0,05 %vf; (c) 0,10 %vf; (d) 0,15 %vf; (e) 0,20 %vf; dan (f) 0,30 %vf.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
10
4.6 Hasil Fraktografi
4.7 Hasil Uji SEM/EDS
Gambar 3. Lokasi pengamatan kandungan unsur dengan EDS pada perbesaran 500x terhadap Komposit
Al6061/SiC 0,15%Vf partikel penguat
Tabel 2. Hasil Komposisi Unsur Uji EDS pada Komposit Al6061/SiC untuk Gambar 3
Titik Unsur (%)
Fasa yang Mungkin Al Mg Si O
a 91,68 8,23 - - Porositas (hanya
matriks)
b - 74,09 25,91 - Mg2Si Primer
c 87,38 9,19 3,43 - Mg2Si Biner
Gambar 2. Permukaan patahan komposit paduan Al-Mg-Si berpenguatan 0,30 % Fraksi volume nano partikel SiC
dimplemicrocrack
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
11
4.8 Hasil Uji TEM/EDS
Gambar 4. Pengamatan TEM (a) dan lokasi pengujian EDS (b) terhadap Komposit Al6061/SiC
dengan 0,15%Vf partikel penguat
Gambar 5. Hasil EDS pada aaerah antarmuka matriks dan penguat Komposit Al6061/SiC
dengan 0,15%Vf partikel penguat
Gambar 6. Hasil EDS mapping pada lokasi partikel penguat Komposit Al6061/SiC dengan
dengan 0,15%Vf partikel penguat
a b
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
12
5. Pembahasan
5.1 Pengujian Tarik dan Elongasi
Berdasarkan Grafik 1 (atas), nilai kekuatan tarik (UTS) sampel komposit lebih tinggi
dibandingan Al 6061 tanpa penguat. Kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada komposisi
0,15 % nano SiC, kemudian nilai kekuatan mengalami penurunan kembali pada
komposisi SiC lebih dari 0,15 %. Kenaikan yang terjadi dikarenkan adanya mekanisme
transfer beban dan mekanisme penguatan Orowan yang merupakan interaksi antara
partikel nano dan dislokasi (Casati and Vedani 2014). Pada komposit berukuran nano,
mekanisme penguatan Orowan berkontribusi lebih besar dibandingkan mekanisme
transfer beban. Sementara pada komposisi partikel penguat diatas 0,15% terjadi
penurunan kekuatan tarik. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan porositas.
Peningkatan fraksi volum partikel penguat menyebabkan pembentukan cluster partikel
penguat dan meningkatkan porositas. Daerah dimana partikel penguat yang membentuk
cluster merupakan daerah dengan konsentrasi tegangan yang tinggi, sehingga dapat
menjadi daerah awal kegagalan material. Sementara peningkatan porositas yang
terbentuk dapat membatasi elongasi sehingga akan menurunkan kekuatan material.
(Ahmad 2005)
Berdasarkan Grafik 1 (bawah), terlihat penambahan partikel nano SiC sebagai
penguat menurunkan presentase elongasi yang menandakan terjadinya penurunan
keuletan pada material komposit Al6061/SiC. Hal ini disebabkan adanya partikel penguat
didalam matriks yang menghambat pergerakan dislokasi sehingga menahan laju
deformasi (Banerjee and Manna 2013) . Sementara elongasi tertinggi didapatkan pada
0,15%Vf nano SiC yang juga merupakan komposisi UTS tertinggi. Hal ini dikarenakan
pendistribusian partikel nano SiC yang merata. Clustering partikel penguat akan
menyebabkan penumpukan dislokasi, yang mengakibatkan elongasi menjadi terbatas.
Sementara pada pendistribusian partikel nano SiC yang merata, dicapai keseimbangan
yang baik antara efek penguatan (penghambatan dislokasi) dan pergerakan dislokasi,
sehingga kekuatan luluh dan keuletan dapat dipertahankan. (Banerjee and Manna 2013)
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
13
5.2 Pengujian Kekerasan
Pada data kekerasan Grafik 2, menunjukkan bahwa kekerasan sampel komposit
lebih tinggi dibandingan Al 6061 tanpa penguat. Kekerasan tertinggi didapatkan pada
komposit dengan komposisi 0,15% nano SiC, kemudian nilai kekerasan mengalami
penurunan kembali pada komposisi SiC lebih dari 0,15%. Peningkatan nilai kekerasan
yang signifikan pada komposit dibandingkan dengan Al 6061 tanpa partikel penguat
disebabkan oleh peran partikel nano SiC sebagai penghalang pergerakan dislokasi,
sehingga deformasi lebih sulit terjadi (Sajjadi, Ezatpour, and Torabi Parizi 2012).
Sementara penurunan kekerasan yang terjadi pada komposisi 0,20% dan 0,30% nano SiC
diakibatkan oleh peningkatan porositas. Porositas yang terbentuk akan menurunkan
kemampuan partikel penguat untuk menghalangi pergerakan dislokasi sehingga
menurunkan kekerasan dari material komposit.
5.3 Pengujian Impak
Hasil pengujian impak pada sampel komposit Al 6061/SiC dengan lima variasi fraksi
volum partikel penguat nano SiC diberikan pada Grafik 3, menunjukkan bahwa harga
impak tertinggi diperoleh pada komposisi 0,20% volum fraksi nano SiC. Penambahan
partikel penguat kedalam matriks logam akan menurunkan harga impak dari material
tersebut. Namun penambahan partikel penguat berukuran nano akan meningkatkan
kekuatan material namun tetap dapat mempertahankan keuletannya (Mazahery and
Shabani 2012). Hal ini dikarenakan pada komposit berpenguat partikel berukuran nano,
fraksi volum partikel penguat yang digunakan tidak sebanyak partikel berukuran mikro,
namun jumlah partikel yang tersebar dimatriks lebih banyak dibandingkan dengan
partikel berukuran mikro, hal ini membuat dislokasi tetap bisa bergerak karena ukuran
partikel penguat yang sangat kecil, namun pergerakannya tetap terhalang oleh banyaknya
partikel penguat nano yang tersebar dimatriks logam. (Casati and Vedani 2014)
5.4 Pengujian Porositas dan Densitas
Grafik 4 menunjukkan bahwa densitas aktual dari komposit berada dibawah densitas
teoritisnya, hal ini menjelaskan adanya porositas yang terbentuk didalam komposit.
Porositas komposit mengalami penurunan pada fraksi volum partikel penguat sebesar
0,05% hingga 0,15%, kemudian jumlah porositas naik secara signifikan pada fraksi
volum partikel penguat diatas 0,15%.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
14
Jumlah porositas yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh fraksi volum partikel
penguat serta proses pengecoran (Sajjadi, Ezatpour, and Torabi Parizi 2012). Gas yang
terperangkap diantara partikel akan masuk kedalam lelehan logam yang kemudian akan
mengakibatkan terbentuknya porositas. Proses deggasing dan pengadukan yang kurang
efektif serta proses penuangan yang kurang tepat dapat meningkatkan pembentukan
porositas dari komposit. (Valdes et al. 2006)
Peningkatan porositas yang signifikan pada komposit dengan fraksi volum partikel
penguat diatas 0,15% menjelaskan penurunan sifat mekanis komposit pada komposisi
tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Viktor Malau et al., porositas pada
komposit Al-SiC dapat menurunkan kekuatan mekanisnya. (Sadi, Wildan, and Suyitno
n.d.)
5.5 Pengamatan Mikrostruktur
Berdasarkan hasil mikrostruktur pada Gambar 1, terlihat bahwa porositas pada
mikrostruktur komposit Al6061/SiC dengan fraksi volum partikel penguat 0,20% dan
0,30% berukuran besar dan terdistribusi secara merata. Sementara pada komposit dengan
volum fraksi partikel penguat 0,05%, 0,10%, dan 0,15% porositas berukuran kecil
sehingga akumulasi presentase porositasnya rendah. Hal ini dapat menjelaskan
penurunan sifat mekanis yang terjadi pada komposit dengan volum fraksi partikel
penguat diatas 0,15%. Selain porositas, terlihat matriks Al dan fasa Mg2Si akibat
penambahan 10% Mg (Jing Qingxiu, Zhang Caixia, and Huang Xiaodong n.d.). Fasa
Mg2Si yang tersebar di matriks Al terdiri dari Mg2Si primer yang berbentuk tak beraturan
dan Mg2Si biner (Al+Mg2Si) yang berbentuk chinese script (lamellar) (Jing Qingxiu,
Zhang Caixia, and Huang Xiaodong n.d.). Fasa Mg2Si terner (Al+ Mg2Si+Si) tidak
terbentuk karena kandungan Si pada paduan Al 6061 hanya 0.8%, sementara kandungan
magnesiumnya tinggi. Hal ini menyebabkan seluruh Si akan bereaksi dengan magnesium
dan tidak menyisakan Si bebas didalam matriks. Fasa Mg2Si merupakan fasa
intermetallic dengan sifat mekanis yang tinggi. Fasa Mg2Si memiliki densitas rendah
(1,90 g/cm3 ), temperatur leleh yang tinggi (1087 °C), kekerasan tinggi (4,5×109 N/m2 ),
serta modulus elastisitas yang tinggi (120 GPa), sehingga fasa Mg2Si yang terdistribusi
dengan baik diseluruh matriks akan meningkatkan sifat mekanis komposit secara
signifikan. (Geng et al. 2010)
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
15
5.6 Pengamatan Fraktografi
Pada gambar 2, panah berwarna merah menunjukkan dimple, sementara panah
berwarna biru menunjukkan microcrack. Pembentukan dimple disebabkan oleh
penggabungan void-void pada saat pembebanan. Semakin tinggi regangan yang dialami
material, maka void-void tersebut bergabung karena adanya mekanisme necking internal
yang menghasilkan dimple yang merupakan karakteristik dari perpatahan ulet (Farahany
et al. 2016). Sementara keberadaan mikro crack pada permukaan patahan yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.11 (ditandai oleh A) mengindikasikan mode perpatahan
getas. Hal ini dikarenakan adanya fasa getas Mg2Si didalam material komposit. Fasa
Mg2Si dalam bentuk chinese script memiliki ujung fasa yang tajam sehingga dapat
tegangan dapat terkonsetrasi didaerah tersebut dan menjadi inisiasi mikro crack.
(Farahany et al. 2016)
Keberadaan dua mode perpatahan dalam permukaan patahan material komposit
Al6061/SiC tersebut mengindikasikan adanya gabungan antara sifat ulet dan getas dalam
komposit Al6061/SiC, dengan dominasi sifat getas yang terlihat dari sedikitnya dimple
yang terbentuk.
5.7 Hasil Uji SEM dan EDS
Sesuai yang terlihat pada Gambar 4a dan 4b, Titik (a) menunjukkan porositas karena
pada saat dilakukan pengujian pada titik yang terlihat seperti lubang, hanya didapat unsur
Al dan Mg yang merupakan matriks komposit Al6061/SiC. Sementara titik (b) dan (c)
berturut-turut menunjukkan Mg2Si primer yang berbentuk tak beraturan dan Mg2Si biner
yang berbentuk chinese script. Terlihat porositas dalam jumlah sedikit dan berukuran
kecil, serta distribusi partikel Mg2Si yang merata pada struktur mikro komposit
Al6061/SiC, sehingga menghasilkan sifat mekanis yang tinggi.
5.8 Hasil Uji TEM/EDS
Hasil pengamatan interface pada komposit Al6061/SiC dengan EDS spotting
ditunjukkan pada Gambar 5, menunjukkan bahwa terbentuk fasa Mg2AlO4 sebagai fasa
antarmuka. Hal ini mengindikasikan sudah terjadi pembasahanyang baik antara matriks
dan partikel nano SiC. Sementara pada hasil pemetaan unsur TEM/EDS yang
ditunjukkan oleh Gambar 6, terlihat distribusi partikel nano SiC didalam matriks.
Terdapat partikel yang beraglomerasi, namun secara keseluruhan partikel sudah
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
16
terdistribusi secara individual dengan baik. Pendistribusian partikel penguat yang baik
serta terbentuknya fasa antarmuka pada komposit Al6061/SiC menghasilkan material
komposit dengan kekuatan mekanis yang tinggi.
6 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai pembuatan komposit
bermatriks paduan Aluminium dengan variasi penambahan nano partikel SiC sebanyak
0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% dan 0,30% fraksi volume menggunakan metoda
pengecoran aduk, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan partikel nano SiC dapat meningkatkan kekuatan mekanis dari paduan
Al 6061 dengan tetap menjaga sifat keuletan
2. Kekuatan mekanis optimum dicapai pada penambahan 0,15% Vf nano SiC,
dengan kekuatan tarik tertinggi sebesar 263,43 MPa, elongasi tertinggi dengan
presentase sebesar 7,67%, dan kekerasan tertinggi sebesar 56,5 HRB. Sementara
harga impak tertinggi dicapai pada 0.,20% Vf nano SiC sebesar 0,20% dengan
nilai 0,0563 J/mm2
3. Penambahan partikel nano SiC diatas 0,15% fraksi volum penguat meningkatkan
porositas dalam komposit sehingga menyebabkan penurunan kekuatan mekanis
4. Hasil dari pengamatan metalografi menunjukkan terbentuknya 2 jenis fasa Mg2Si,
yaitu fasa Mg2Si primer dan Mg2Si biner (Al + Mg2Si) berbentuk chinese script
5. Hasil dari pengujian fraktografi menunjukkan adanya kombinasi sifat getas dan
ulet pada material, dengan dominasi sifat getas
6. Peningkatan sifat mekanis pada komposit Al6061/SiC disebabkan karena
kehadiran fasa Mg2Si, distribusi partikel nano SiC yang merata, dan pembasahan
yang baik oleh senyawa antarmuka MgAl2O4
7. Saran
1. Mengukur temperatur cetakan saat keluar dari pre-heat supaya tidak terjadi
misrun/coldshut pada hasil coran.
2. Memperpendek jalur antara pre-heat furnace dan melting furnace agar partikel SiC
yang telah di pre-heat tidak mengalami penurunan temperatur yang signifikan
sehingga pembasahan dapat terjadi dengan baik.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
17
7 Daftar Pustaka Ahmad, S. N. 2005 The Effects of Porosity on Mechanical Properties of Cast Discontinuous Reinforced Metal-Matrix Composite. Journal of Composite Materials 39(5): 451–466. Banerjee, Rajat, and Indranil Manna 2013 Ceramic Nanocomposites. http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&scope=site&db=nlebk&db=nlabk&AN=671047, accessed May 18, 2016. Bodunrin, Michael Oluwatosin, Kenneth Kanayo Alaneme, and Lesley Heath Chown 2015 Aluminium Matrix Hybrid Composites: A Review of Reinforcement Philosophies; Mechanical, Corrosion and Tribological Characteristics. Journal of Materials Research and Technology 4(4): 434–445. Casati, Riccardo, and Maurizio Vedani 2014 Metal Matrix Composites Reinforced by Nano-Particles—A Review. Metals 4(1): 65–83. Dwi Rahmalina, Bondan T.Sofyan, Bambang Suharno, and Eddy S.Siradj 2012 Pengaruh Fraksi Volum Penguat Silikon Karbida Terhadap Karakteristik Balistik Komposit Matriks Aluminium. M.P.I 6: 51–56. Fan, Jiyang, and Paul K Chu 2014 Silicon Carbide Nanostructures: Fabrication, Structure, and Properties. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-08726-9, accessed December 19, 2015. Farahany, Saeed, Hamidreza Ghandvar, Nur Azmah Nordin, Ali Ourdjini, and Mohd Hasbullah Idris 2016 Effect of Primary and Eutectic Mg2Si Crystal Modifications on the Mechanical Properties and Sliding Wear Behaviour of an Al–20Mg2Si–2Cu–xBi Composite. Journal of Materials Science & Technology. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1005030216000190, accessed May 29, 2016. Geng, Lin, Hong-wei Zhang, Hao-ze Li, Li-na Guan, and Lu-jun Huang 2010 Effects of Mg Content on Microstructure and Mechanical Properties of SiCp/Al-Mg Composites Fabricated by Semi-Solid Stirring Technique. Transactions of Nonferrous Metals Society of China 20(10): 1851–1855. Jing Qingxiu, Zhang Caixia, and Huang Xiaodong N.d. Study on in-Situ Mg2Si/Al-Si Composites with Different Compositions. Kaufman, J. G., and Elwin L. Rooy 2004 Aluminum Alloy Castings: Properties, Processes, and Applications. Materials Park, OH: ASM International. Mazahery, Ali, and Mohsen Ostad Shabani 2012 Characterization of Cast A356 Alloy Reinforced with Nano SiC Composites. Transactions of Nonferrous Metals Society of China 22(2): 275–280.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016
18
Moses, J. Jebeen, I. Dinaharan, and S. Joseph Sekhar 2014 Characterization of Silicon Carbide Particulate Reinforced AA6061 Aluminum Alloy Composites Produced via Stir Casting. Procedia Materials Science 5: 106–112. Muley, Aniruddha V., S. Aravindan, and I.P. Singh 2015 Nano and Hybrid Aluminum Based Metal Matrix Composites: An Overview. Manufacturing Review 2: 15. Rahman, Md. Habibur, and H. M. Mamun Al Rashed 2014 Characterization of Silicon Carbide Reinforced Aluminum Matrix Composites. Procedia Engineering 90: 103–109. Sadi, Viktor Malau, M.Waziz Wildan, and Suyitno N.d. Analisis Pengaruh Kandungan SiC, Temperatur Cairan, Kecepatan Putar Dan Durasi Waktu Pengadukan Pada Kekuatan Tarik Komposit AL-SIC. Sajjadi, S.A., H.R. Ezatpour, and M. Torabi Parizi 2012 Comparison of Microstructure and Mechanical Properties of A356 Aluminum alloy/Al2O3 Composites Fabricated by Stir and Compo-Casting Processes. Materials & Design 34: 106–111. Sanders, Robert E. 2001 Technology Innovation in Aluminum Products. JOM 53(2): 21–25. Surappa, M. K. 2003 Aluminium Matrix Composites: Challenges and Opportunities. Sadhana 28(1–2): 319–334. Syahrial, Anne Zulfia N.d. Composite Interface. 2015. Valdes, R., A. Freulon, J.-B. Deschamps, Ma Qian, and Jacques Lacaze 2006 Phase Equilibria and Solidification of Mg-Rich Al-Mg-Si Alloys. Materials Science Forum 508: 621–628.
Pengaruh penambahan ..., Karlina Oktaviana Istiqomah, FT UI, 2016