Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar...
-
Upload
epul-saepullah -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar...
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 1/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
1
Perikanan Untirta 08
PENGARUH PENAMBAHAN BIJI PICUNG (Pangium edule Reinw) SEBAGAI PENGAWET
ALAMI IKAN KEMBUNG BANJAR (Rastrelliger Brachysoma) SEGAR SELAMA
PENYIMPANAN SUHU RUANG
Oleh :
Epul Saepullah
4443 080930
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ABSTRAK
Penelitian ini di laksanakan pada hari Senin,tanggal 13 - 24 Juni 2011 di laboratorium
pengolahan hasil perikanan, lantai 3 gedung Laboratorium Fak Pertanian, Jurusan
Perikanan, Universitas Sultan Agung Tirtayasa. Penelitian ini tertujuan untuk mengetahuipengaruh penambahan biji picung (Pangium edule Reinw) sebagai pengawet alami ikan
kembung banjar (Rastrelliger Brachysoma) segar selama penyimpanan suhu ruang,di tinjau
dari segi uji organoleptik.
Metode yang di lakukan di penelitian ini Metoda penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda eksperimen,yaitu dengan enam perlakuan dan akan di amati
perubahan pada mata ,daging dan konsistensi daging ikan selama penyimpanan suhu
ruang, variatif konsentrasi biji Picung (Pangium edule Reinw) yang di gunakan terhadap
Ikan Kembung Banjar (Rastrelliger Brachysoma) adalah 0%,1%,1,5%,2%,2,5% dan 3%
dari berat sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter pertama yaitu mata ikan dilihat
tingkat kesegaran ikan banjar yang diberikan penambahan biji picung yang paling baik,terdapat pada penambahan biji picung sebesar 2,5% dari total bobot ikan (A5),pada
parameter daging ikan penambahan 1.5 % biji picung dari bobot ikan (A3)merupakan yang
paling baik pada tekstur ikan dan pada parameter terakhir yaitu parameter konsistensi
terdapat pada perlakuan A2 dengan penambahan biji picung sebesar 1% dari bobot ikan.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu pemberian biji picung dapat mengawetkan ikan
Kembung Banjar (Rastrelliger Brachysoma) lebih baik pada suhu ruang jika di banding
dengan ikan yang tidak di beri biji picung.
Kata Kunci : Biji Picung, Organoleptik, Ikan Kembung Banjar, Pengawetan Ikan
PENDAHULUANBahan makanan sumber protein hewani daging dan ikan merupakan bahan makanan
yang mudah mengalami kerusakan (highly perishable).Oleh karena itu perlu upaya untuk
mengawetkan bahan makanan tersebut sehingga dapat diterima konsumen dalam keadaan
yang masih layak dikonsumsi. Untuk media pengawetan metode pengawetan yang
dianggap paling handal adalah dengan cara penggunaan suhu rendah, baik dengan metode
teknik refrigerasi ataupun dengan penggunaan es. Dalam penerapan teknik refrigerasi
inipun juga mengalami kendala, yaitu masih minimnya sarana refrigerator yang tersedia di
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 2/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
2
Perikanan Untirta 08
daerah kita, terutama untuk hasil tangkapan dalam skala besar. Usaha pengawetan yang
bisa dilakukan sebenarnya cukup beragam mulai penggunaan pendingin sampai dengan
radiasi, tetapi hasil dari beberapa temuan di lapang.
Selain itu formalin banyak digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan.
Pemakaian formalin didalam makanan sangat tidak dianjurkan karena didalam formalin
terkandung zat formaldehid yang didalam tubuh bersifat racun. Kandungan formalin yangtinggi didalam tubuh akan menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan
bersifat mutagen serta orang yang mengkonsumsinya akan muntah, diare dan kencing
bercampur darah dan apabila terhirup akan merangsang terjadinya iritasi hidung,
tenggorokan dan mata (Winarno, 2004).
Mengingat akan bahaya penggunaan formalin tersebut diatas maka perlu usaha untuk
menemukan bahan pengawet dari bahan yang alami. Bahan pengawet alami yang telah
ditemukan diantaranya adalah chitosan dan asap cair. Akan tetapi dewasa ini kedua jenis
pengawet tersebut harganya relative mahal sehingga perlu usaha untuk menemukan bahan
pengawet alami lain yang lebih murah dan mudah pengaplikasiannya. Sedangkan metode
pengasapan tradisional yang biasa diterapkan oleh masyarakat mempunyai kekurangan
yaitu terbentuknya nitrosamin, merupakan zat yang bersifat karsinogenik. Hasil beberapapenelitian menunjukkan bahwa rempah-rempah dan bumbu asli Indonesia ternyata
banyak mengandung zat aktif anti mikroba yang berpotensi untuk dijadikan sebagai
pengawet alami. Diantaranya adalah kluwak/picung. Senyawa flavonoid (asam sianida,
asam hidrokarpat, asam khaulmograt, asam glorat) pada kluwak terbukti mampu
memperpanjang masa simpan ikan selama 6 hari (Widyasari, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu penelitian yang mempelajari
efek pengawet alami sebagai alternatif pengganti formalin terhadap sifat fisik, daya terima
dan daya simpan bahan makanan hewani (daging dan ikan) sehingga dapat diketahui
bahan alami yang paling baik digunakan untuk proses pengawetan daging dan ikan serta
disukai konsumen. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:1. Apakah picung dapat berpengaruh terhadap sifat organoleptik meliputi sifat fisik dan
daya terima pada daging dan ikan?
2. Apakah terdapat efek penggunaan pengawet alami kluwak terhadap masa simpan
daging dan ikan?
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efek penggunaan pengawet alami
kluwak/picung terhadap sifat organoleptik meliputi sifat fisik dan daya terima serta masa
simpan daging dan ikan. Sedangkan tujuan khususnya adalah
1. Mendeskripsikan dan menganalisis efek penggunaan pengawet alami kluwak
kluwak/picung terhadap sifat fisik daging dan ikan meliputi kesegaran dan tekstur.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis efek penggunaan pengawet alami
3. kluwak/picung terhadap daya terima daging dan ikan meliputi aroma, warna, rasa dantekstur.
Manfaat dalam penelitian ini adalah peroleh formula pengawet alami yang bisa
digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan segar, meningkatkan nilai guna rempah-
rempah khususnya kluwak/picung sebagai bahan pengawet pada daging dan ikan segar,
diperoleh pengawet untuk daging dan ikan segar yang aman terhadap kesehatan manusia
dan menjadi acuan untuk penelitian sejenis, sehingga bisa dikembangkan mengenai efek
pengawetnya.
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 3/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
3
Perikanan Untirta 08
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pengaruh penambahan biji Picung (Pangium edule Reinw ) sebagai
pengawet alami Ikan Kembung Banjar (Rastrelliger Brachysoma) segar selama
penyimpanan suhu ruang di laksanakan pada hari Senin,tanggal 13 - 24 juni 2011 dilaboratorium pengolahan hasil perikanan,lantai 3 gedung Laboratorium Fak Pertanian,
Jurusan Perikanan, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Material Penelitian
Bahan dasar yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Ikan Kembung Banjar
(Rastrelliger Brachysoma) segar dengan berat sekitar 216 gr, garam (2 % dari berat ikan )
dan Biji Picung (Pangium edule Reinw).
Alat Penelitian
Alat yang di gunakan dalam persiapan penelitian ini adalah timbangan analitik.alat
pemecah biji picung (palu), pisau (alat pencacah), alat penghalus biji picung(cobek),baskom/ember (tempat menyimpan ikan)
Metode Penelitian
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda
eksperimen,yaitu dengan pemberian biji Picung pada Ikan Kembung Banjar (Rastrelliger
Brachysoma) dengan enam perlakuan dan akan di amati perubahan pada mata ,daging dan
konsistensi daging ikan selama penyimpanan suhu ruang.
Penelitian ini dilakukan dengan variatif konsentrasi biji Picung (Pangium edule
Reinw) yang paling baik sebagai pengawet alami terhadap Ikan Kembung Banjar
(Rastrelliger Brachysoma) berdasarka uji organoleptik yang di lakukan pada ikan yang di
simpan pada suhu ruang selama enam hari. Pada penelitian ini variatif konsentrasi bijiPicung (Pangium edule Reinw) yang di gunakan terhadap Ikan Kembung Banjar
(Rastrelliger Brachysoma) adalah 0%,1%,1,5%,2%,2,5% dan 3% dari berat sampel.
HASIL ANALISA ORGANOLEPTIK
Pengujian organoleptik terhadap ikan Banjar (Rastrelliger brachysoma) yang
diawetkan dengan biji picung, dilakukan dengan uji organoleptik kesegaran ikan. Pegujian
dilakukan dengan 25 panelis dengan kategori penilaian 1-9.
1. MATA
Mata dapat digunakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kesegaran ikan. Ciri fisik ikan yang masih segar yaitu memiliki kornea yang jernih,cembung dan cerah. Sedangkan mata ikan yang telah mengalami pembusukan yaitu
memiliki kornea keruh dan cekung kedalam.
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 4/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
4
Perikanan Untirta 08
Tabel 1. Nilai rata-rata organoleptik pada mata ikan Kembung Banjar (Rastrelliger
brachysoma)
Perlakuan Lama Penyimpanan
0 1 2 3 4 5
A1 7.66 5.73 3.6 1 1 1
A2 6.86 5.53 4.13 3.33 2.2 1
A3 8.26 5.86 4 2.6 2.26 1
A4 8.06 5.66 4.73 2.2 1 1
A5 7.33 5.8 4.13 4.06 2 1
A6 7.6 4.73 4.33 3.8 1.46 1
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat tingkat kesegaran ikan banjar yang
diberikan penambahan biji picung yang paling baik, terdapat pada penambahan biji picung
sebesar 2,5% dari total bobot ikan (A5). Ditinjau dari uji organoleptik yang masih dapat
diterima pada hari ketiga dan keempat. Hal ini menunjukan bahwa ikan yang diberikan biji
picung masih dalam keadaan segar, dengan kondisi mata kornea tidak terlalu keruh.Pada penambahan biji picung dengan konsentrasi sebesar 3% (A6) pada hari pertama
sudah mengalami penurunan kesegaran yang drastis yaitu nilai 4-5. Hal ini bisa disebabkan
karena pada saat penyimpanan tidak dilakukan secara baik, sehingga menimbulkan
aktifitas bakteri dan mikroba. Seharusnya pemberian biji picung dengan konsentrasi tinggi
dapat meningkatkan kesegaran mutu ikan. Ditinjau dari uji organoleptik, ikan Banjar
dengan konsentrasi 3% yang sudah tidak dapat diterima semenjak hari pertama sampai
hari ke lima, yang ditunjukkam dengan kornea mata yang mulai keruh dan agak cekung.
Pada perlakuan A2 dan A3 dengan konsentrasi pemberian picung sebesar (1%-1,5%)
tidak dapat mempertahankan tingkat kesegaran ikan dengan optimal, dan mulai
mengalami pembusukan pada hari ke pertama secara bertahap sampai pada hari ke lima.
Pemberian konsentrasi picung yang rendah belum mampu mempertahankan mutu ikanBanjar. Hal ini ditunjukkan dengan kornea mata yang cekung dan mulai keruh.
Pada pemberian biji picung sebesar 2% (A4) seharusnya mampu mempertahankan
kesegaran mutu ikan sampai dengan 6 hari, namun berdasarkan tabel diatas sudah
mengalami kemunduran mutu pada hari pertama yaitu dengan nilai 5. Hal ini dapat
disebabkan karena penyimpanan yang tidak baik, sehingga pada saat pengamatan
ditemukan larva lalat. Pada uji organoleptik ditunjukkan dengan kondisi mata yang cekung,
keruh, bahkan pada hari ke dua sampai ke lima kornea mata sudah hampir tenggelam.
Pada ikan Banjar yang tidak diberi penambahan biji picung atau kontrol (A1) sudah
mengalami pembusukan pada hari ketiga, hal ini menunjukan bahwa picung cukup efektif
untuk pengawetan ikan. Pada hari ke tiga sampai hari kelima rata-rata nilai organoleptik
ikan berkisar antara 3 sampai 1, hal ini menunjukan ikan yang diawetkan tidak segar(mengalami kemunduran mutu) dengan keadaan bola mata cekung, pupil berwarna putih
susu, kornea keruh. Hal ini dikarenakan ikan tersebut tidak diberi bahan tambahan picung
yang dapat memperlambat proses kemunduran mutu ikan. Selain itu cepatnya
pembusukan ikan saat pengamatan dikarenakan bahan baku yang digunakan untuk
pengamatan kurang segar sehingga dapat mempercepat proses kemunduran mutunya. Hal
ini dapat dilihat pada grafik 1.
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 5/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
5
Perikanan Untirta 08
Grafik 1. Nilai rata-rata organoleptik mata ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma)
dengan berbagai macam perlakuan (%)
2. DAGINGDaging juga dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan tingkat
kesegaran ikan. Pada uji organoleptik daging ikan yang segar yang telah disayat, masih
dalam keadaan cemerlang sedangkan ikan yang telah mengalami pembusukan sayatan
daging berwarna kusam.
Tabel.2 Nilai rata-rata organoleptik daging ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma)
PerlakuanWaktu penyimpanan (hari)
0 1 2 3 4 5
A1 8 4.73 4.26 1 1 1A2 7.73 5.93 4.66 3.2 2.13 1
A3 7.73 6.33 5.13 2.86 2.2 1
A4 8.06 6.46 5.26 2.46 1 1
A5 7.53 5.86 5 3.93 1.93 1
A6 7.73 5.33 4.6 3.53 1.53 1
Berdasarkan pada tabel. 2 diatas diperoleh tingkat kesegaran ikan dengan
penambahan biji picung pada tekstur yang paling baik, terdapat pada pemberian biji
picung sebesar 1,5% dari bobot ikan (A3). Ditinjau dari uji organoleptik kesegaran ikan
masih dapat diterima panelis sampai hari kedua dengan kisaran antara 5-4 dengan kondisi
tekstur sudah Namun pada hari ke-3 sampai hari ke-5 keadaan ikan sudah tidak segar,
karena nilai organoleptik ikan berkisar antara 1-3, yang menunjukan bahwa ikan sudah
tidak segar dengan Sayatan daging tidak cemerlang, pemerahan sepanjang tulang. Dan
pada hari ke -5 ikan sudah mengalami pembusukan. Pada ikan yang tidak dilakukan
penambahan biji picung (kontrol) sudah mengalami pembusukan pada hari ke 3, hal ini
menunjukan bahwa picung cukup efektif untuk pengawetan ikan.
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 6/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
6
Perikanan Untirta 08
Pada perlakuan A4 (penambahan biji picung 2%) pada hari ke tiga sudah mengalami
pembusukan, hal ini dilihat dengan keadaan sayatan daging ikan yang berwarna kusam
serta terdapat investasi lalat pada daging ikan. Biasanya pemberian biji picung dengan
konsentrasi sekitar 2% mampu mengawetkan kesegaran ikan selama ± 6 hari. Pembusukan
yang terjadi pada penelitian ini bias saja karena penanganan yang tidak baik pada saat
penyimpanan. Sehingga terjadi pembusukan akibat aktivitas mikroba.
Grafik 2. Nilai rata-rata organoleptik daging ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma
dengan berbagai macam perlakuan (%)
3. KONSISTENSI
Konsistensi adalah tingkat kelenturan dan kekenyalan yang menunjukan kondisi
perut dan sayatan daging ikan yang sering dijadikan parameter kesegaran ikan.
Tabel.3 Nilai rata-rata organoleptik konsistensi ikan Kembung Banjar (Rastrelliger Brachysoma)
PerlakuanLama Penyimpanan (Hari)
0 1 2 3 4 5
A1 7.06 5.13 4.26 1 1 1
A2 7.26 6.73 5.6 3.93 2.26 1
A3 6.8 6.46 5.33 3.13 2.06 1
A4 7.73 6.26 5.6 2.66 1 1
A5 6.8 6.8 5.2 4.6 1.8 1
A6 7.66 6.6 5.2 3.93 1.6 1
Berdasarkan tabel.2 tingkat kesegaran ikan yang diawetkan dengan biji picung yang
paling baik untuk parameter konsistensi terdapat pada perlakuan A2 dengan penambahan
biji picung sebesar 1% dari bobot ikan. Di tinjau dari uji oraganoleptik yang dapat diterima
panelis sampai hari kedua. Hal ini menunjukan bahwa ikan masih dalam keadaan sedikit
masih segar. Namun pada hari ketiga sampai hari kelima, keadaan ikan sudah mengalami
pembusukan, dengan konsistensi lunak, bekas jari terlihat apabila lama ditekan, mudah
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 7/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
7
Perikanan Untirta 08
menyobek daging dari tulang belakang. Pada perlakuan A1 dengan tidak penambahan biji
picung (kontrol) sudah mengalami pembusukan pada hari ke 3, hal ini menunjukan bahwa
biji picung cukup efektif untuk pengawetan ikan. Pada perlakuan A4 (pemberian biji picung
sebesar 2% dari bobot ikan) masih dapat diterima panelis sampai hari kedua, namun pada
hari ketiga sampai hari ke lima telah mengalami pembusukan, dengan kondisi daging
lunak, bekas jari terlihat apabila ditekan dengan jari, mudah menyobek daging dari tulangbelakang, warna daging kusam, serta terdapat larva lalat.
Grafik.3 Nilai rata-rata organoleptik konsistensi ikan Kembung Banjar (Rastrelliger
brachysoma) dengan berbagai macam perlakuan (%)
KESIMPULAN
a. Penambahan biji picung sebesar 2,5% dari total bobot ikan (A5) sangat baik pada
kesegaran mata, ditinjau dari uji organoleptik yang masih dapat diterima pada hari
ketiga dan keempat. Hal ini menunjukan bahwa ikan yang diberikan biji picung
masih dalam keadaan segar, dengan kondisi mata kornea tidak terlalu keruh.
b. Namun uji organoleptik pada daging dan konsistensi daging yang paling baik
terdapat pada pemberian biji picung dengan konsentrasi pemberian 1% - 1,5%.
c. Biji picung memang efektif untuk mempertahankan kesegaran mutu ikan. Semakin
besar pemberian konsentrasi biji picung, semakin rendah pula laju kemunduran
mutu ikan. Namun pada praktikum kali ini pemberian biji picung 2% lebih cepat
mengalami pembusukan, hal ini disebabkan karena penyimpanan yang kurang baik.
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 8/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
8
Perikanan Untirta 08
DAFTAR PUSTAKA
Widyasari, H.E. 2005. Teknologi Pengawetan Ikan Nila Segar denganMenggunakan Bahan
Alami Biju Picung (Pangium edule Reinw). Iadibimbing Prof Dr Jhon Haluan dari
Departemen PemanfaatanSumberdaya Perikanan (PSP) Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan(FPIK) IPB)dan Dr Endang Sri Heruwati, dari Badan Riset danKelautan Perikanan.
Winarno, F.G. 1996. Pengantar teknologi pangan . Penerbit.Jakarta
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Kanisius. Jakarta
Anonim, 2011. Pengawet Alami Pengganti Formalin Sudah Ada Sejak Dulu.www.gizi.net. 27
Juni 2011.
Depkes-RI, 2011. www.gizi.net. 27 Juni 20
LAMPIRAN
Tabel.1 Data organoleptik mata ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma)
FK = (2055)2 = 7820,41
540
JK Contoh = 1152+1312+………+152 – 7820,41
15
=10801 - 7820,41
= 2980,59
JK Panelis = 1652+1312+….…….+1392 - 7820,41
36
elis
Perlakuan
A1 (P.651) A2 (P.633) A3 (P.624) A4 (P.671) A5 (P.615) A6 (P.642
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3
1 7 7 5 - - - 8 6 5 5 4 - 9 7 5 4 4 - 8 6 6 4 - - 8 6 5 5 4 - 8 6 5 6
2 8 5 3 - - - 7 6 4 2 3 - 8 6 3 1 3 - 7 6 4 1 - - 7 7 4 2 1 - 8 6 4 5
3 6 6 6 - - - 4 7 5 2 2 - 9 7 5 2 2 - 8 5 5 2 - - 6 7 5 4 2 - 8 5 5 3
4 7 6 4 - - - 7 5 5 2 3 - 9 7 5 1 3 - 8 5 5 1 - - 7 5 5 4 2 - 7 6 5 3
5 8 6 4 - - - 6 2 1 3 1 - 9 3 5 1 1 - 8 6 1 1 - - 8 1 1 3 3 - 7 1 1 5
6 6 5 4 - - - 6 7 5 4 4 - 7 6 5 3 3 - 6 6 5 1 - - 8 6 5 5 2 - 6 5 5 5
7 8 7 4 - - - 8 6 4 3 3 - 7 6 5 1 1 - 9 7 5 2 - - 8 7 5 3 1 - 8 5 4 2
8 9 6 1 - - - 7 4 2 1 2 - 9 3 1 4 3 - 8 5 7 1 - - 6 6 1 2 2 - 8 2 4 2
9 8 6 5 - - - 8 7 6 5 2 - 8 7 5 7 1 - 8 7 7 5 - - 8 7 7 6 2 - 8 7 7 5
0 8 5 3 - - - 7 6 5 4 2 - 8 8 4 4 3 - 8 6 6 2 - - 8 7 5 3 2 - 6 7 5 2
1 8 7 2 - - - 7 8 6 5 1 - 9 7 3 2 3 - 9 6 7 2 - - 7 8 7 6 2 - 9 5 6 5
2 8 4 4 - - - 8 4 3 4 2 - 8 4 3 3 1 - 8 4 3 3 - - 7 4 2 6 1 - 8 4 3 4
3 6 4 1 - - - 5 4 3 2 1 - 8 4 3 1 2 - 8 4 2 2 - - 6 5 2 4 2 - 6 1 2 3
4 9 7 4 - - - 7 6 4 4 1 - 8 7 4 2 2 - 9 6 5 3 - - 8 6 4 4 2 - 9 6 5 3
5 9 5 4 - - - 8 5 4 4 2 - 8 6 4 3 2 - 9 6 3 3 - - 8 5 4 4 2 - 8 5 4 4
7/23/2019 Pengaruh Penambahan Biji Picung (Pangium Edule Reinw) Sebagai Pengawet Alami Ikan Kembung Banjar (Rastrell…
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-penambahan-biji-picung-pangium-edule-reinw-sebagai-pengawet-alami 9/9
Jurnal Teknologi Produksi Hasil Perikanan
01 (2011) 01-09
9
Perikanan Untirta 08
= 7966,19 – 7820,41
= 145,78
JK Total = 72+72+52………+12 - 7820,41
= 11441 – 7820,41
= 3620,59
Tabel 2. Analisis Sidik RagamSumber
Keragaman
db JK KT F Hitung F table
5% 1%
Contoh 35 2980,59 85,15 8,17 1,45 168
Panelis 14 145,78 10,41
Galat 490 494,22 1,00
Total 539 3620,59
F hit > F tab 1% berpengaruh sangat nyata
Uji lanjut:
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) = t (0,05/2;V2) √ 2.KTG
r
= 1,984 √ 2.(1,00)
15
=1,984 .(0,09) = 0,17
Tabel Uji lanjut BNT
Grafik. 2 Nilai rata-rata organoleptik mata ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma)
dengan berbagai macam perlakuan (%)
Gambar 1 ikan Kembung Banjar (Rastrelliger brachysoma)