PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI...

16
1 PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA DAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNGPINANG n 2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penagihan Pajak dengan surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tanjungpinang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari KPP Pratama Tanjungpinang dalam bentuk laporan kinerja bagian penagihan, laporan penerimaan pajak dan data terkait lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Tanjungpinang dengan observasi 3 tahun (2014-2016). Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan SPSS versi 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak, baik secara parsial maupun simultan Kata kunci : Surat teguran, Surat Paksa, Jumlah Wajib Pajak Terdaftar, Penerimaan Pajak.

Transcript of PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI...

Page 1: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

1

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT

PAKSA DAN JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)

PRATAMA TANJUNGPINANG

n 2

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH),

Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penagihan Pajak dengan surat

teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tanjungpinang. Data yang digunakan adalah data

sekunder yang diperoleh langsung dari KPP Pratama Tanjungpinang dalam bentuk

laporan kinerja bagian penagihan, laporan penerimaan pajak dan data terkait lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama

Tanjungpinang dengan observasi 3 tahun (2014-2016). Teknik analisis data

menggunakan analisis regresi berganda dengan SPSS versi 21.0. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar tidak

berpengaruh terhadap penerimaan pajak, baik secara parsial maupun simultan

Kata kunci : Surat teguran, Surat Paksa, Jumlah Wajib Pajak Terdaftar, Penerimaan

Pajak.

Page 2: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

2

PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang melaksanakan kegiatan

pembangunan. Salah satu kegiatan pembangunan yang dilakukan adalah

pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

secara terus-menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara

adil, makmur dan merata. Agar tujuan tersebut dapat terwujud maka dibutuhkan dana.

Dana ini salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

Pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial untuk dapat

mencapai keberhasilan pembangunan. Penerimaan dari sector pajak ternyata salah

satu sumber penerimaan terbesar negara. Dari tahun ke tahun terlihat bahwa

penerimaan pajak terus meningkat dan memberi andil besar dalam penerimaan

negara. Penerimaan dari sektor pajak selalu dikatakan merupakan primadona dalam

membiayai pembangunan nasional. Peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban di

bidang perpajakan perlu diungkapkan dengan mendorong kesadaran dan pemahaman

bahwa pajak adalah sumber utama pembiayaan negara dan pembangunan nasional

serta merupakan salah satu kewajiban kenegaraan sehingga setiap anggota

masyarakat wajib berperan aktif dalam melaksanakan sendiri kewajiban

perpajakannya karena pajak dipungut dari warga negara Indonesia dan menjadi salah

satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Sedangkan pemerintah dan

aparatur pajak hanya berkewajiban membina, meneliti, mengawasi dan memeriksa

proses pembayaran yang telah ditetapkan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar

terhadap penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) pratama Tanjungpinang

baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa dan

jumlah wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Pajak

Pajak merupakan salah satu perwujudan dan kewajiban kenegaraan yang

merupakan sarana peran serta masyarakat dalam pembiyaan negara dan pembangunan

nasional. Dalam hal ini pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk

menjalankan roda pemrintahan demi menjamin kelangsungan hidup serta

meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-

undang 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta dalam melaksanakan ketertiban

dunia. Fungsi-fungsi pajak yaitu sebagai penerimaan dan sebagai alat untuk mengatur

kebijakan di bidang social dan ekonomi.

Page 3: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

3

Penagihan Pajak

Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan

akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam

membayarkan hutang pajaknya. Hal ini merupakan posisi strategis dalam

meningkatkan penerimaan Negara dari sector pajak sehingga tindakan penagihan

pajak tersebut dapat menyelamatkan penerimaan pajak yang tertunda.

Kegiatan penagihan pajak merupakan ujung tombak dalam menyelamatkan

penerimaan Negara yang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan merupakan seksi

produksi yang paling dibanggakan oleh Direktorat Jendral Pajak. Dalam

pelaksanaannya penagihan pajak haruslah dilindaskan pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum baik bagi Wajib Pajak

maupun apatur pajaknya.

Dasar hukum melakukan tindakan penagihan pajak adalah Undang-undang

no.19 tahun 2009 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Undang-undang ini

mulai berlaku tanggal 23 Mei 2009. Undang-undang ini kemudian diubah dengan

Undang-undang no.19 tahun 2011 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012.

Kegiatan penagihan pajak dilakukan oleh bagian penagihan (seksi penagihan)

di Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Penagihan pajak adalah

tindakan penagihan yang dilaksanakan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada

penanggung pajak tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh

utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penagihan pajak

adalah perbuatan yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak atau fiskus karena Wajib

Pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-undang pajak, khususnya mengenai

pembayaran pajak dengan melaksanakan pengiriman surat peringatan, surat teguran,

penyitaan dan pelelangan.

Surat Teguran

Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh KPP untuk menegur atau

memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

Variabel surat teguran yang diterbitkan dilihat dari banyaknya jumlah surat teguran

yang diterbitkan.

Surat Paksa

Surat Paksa adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh KPP dan dilakukan

oleh juru sita untuk memaksa Wajib Pajak melunasi utang pajak dalam jangka waktu

tertentu. Penagihan pajak dengan surat paksa, dalam hal ini dilihat dari jumlah surat

paksa yang diterbitkan.

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Wajib Pajak Terdaftar adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang

terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Dalam rangka meningkatkan

kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh dan Pengamanan penerimaan pajak serta

Page 4: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

4

Surat Paksa (X2)

tindak lanjut dari Rencana Strategis 2008-2012 dan Kontrak Kinerja Direktorat

Jenderal Pajak tahun 2009, telah ditetapkan target secara nasional penyampaian SPT

Tahunan PPh terhadap Wajib Pajak Terdaftar untuk Tahun 2009 sebesar 45%.

Kerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh surat teguran terhadap penerimaan pajak

Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sesuai dengan Pasal

1 angka 10 (UU Penagihan Pajak) adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat pajak

untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang

pajaknya. Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan

apabila penanggung pajak tidak melunasi uutang pajaknya sampai dengan tanggal

jatuh tempo pembayaran.

Sesuai pasal 5 Keputusan Menteri Keuangan No.561/KMK04/2000 bahwa

tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan surat teguran, surat peringatan

atau surat lain yang sejenis oleh pejabat atau kuasa pejabat setelah 7 hari sejak saat

jatuh tempo pembayaran. Penerbitan surat teguran, surat peringatan atau surat lain

yang sejenis merupakan tindakan awal dari pelaksanaan penagihan pajak dan

pelaksanaanya harus dilakukan sebelum dilanjutkan dengan penerbitan surat paksa.

Surat teguran merpuakan surat peringatan awal kepada wajib pajakyang jatuh tempo

untuk segera melunasi kewajiban perpajakannya atau utang pajaknya. Jadi semakin

tinggi penerbitan surat teguran, maka akan meningkatkan penerimaan tunggakan

pajak yang akan berimbas pada meningkatnya penerimaan pajak. Berdasarkan uraian

di atas, maka hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga surat teguran berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Surat Teguran (X1)

Jumlah Wajib Pajak

Terdaftar (X3)

H1

Penerimaan Pajak

(Y)

H2

H3

H4

Page 5: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

5

Pengaruh surat paksa terhadap penerimaan pajak.

Surat paksa memiliki kekuatan eksekutorial serta memberi kedudukan hukum

yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, surat paksa langsung dapat

dilaksanakan tanpa bantuan putusan pengadilan. Tujuan diterbitkannya surat paksa

sebagaimana pengertian dicantumkan dalam undang-undang adalah untuk menagih

utang pajak. Setelah diterbitkan surat paksa, diharapkan penanggung pajak segera

melunasi utang pajaknya. Jika kepada wajib pajak yang telah diterbitkan surat paksa

belum juga melunasi utang pajaknya dalam waktu 2 x 24 jam, maka akan dilakukan

penyitaan. Biasanya wajib pajak akan merasa takut, sehingga mereka akan melunasi

tunggakan pajaknya baik secara langsung maupun angsuran yang tentunya akan

mempengaruuhi pencairan tunggakan pajak.

Penerimaan tunggakan pajak dengan surat paksa pada umumnya mengalami

pengingkatan baik dari jumlah lembar surat paksa maupun jumlah nominal yang

tertera dalam surat paksa (Novian, 2015). Jadi semakin tinggi penerbitan surat paksa,

maka akan meningkatkan penerimaan tunggakan pajak yang akan berimbas pada

meningkatnya penerimaan pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang

terbentuk adalah sebagai berikut :

H2 : Diduga surat paksa berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Pengaruh jumlah wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak.

Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Direktorat Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan,

pembinaan/ penyuluhan, dan penerapan sanksi pajak. Pengawasan dan pembinaan

yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak bertujuan untuk meminimalisir

kelalaian Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

Wajib Pajak efektif baik orang pribadi maupun badan mendaftarkan diri untuk

mendapatkan NPWP serta melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kewajiban

perpajakan berupa kewajiban menghitung, membayar dan melaporkan Pajak

Penghasilan yang terutang. Semakin banyak jumlah Wajib Pajak terdaftar maka akan

semakin menambah penerimaan Pajak Penghasilan. Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut :

H3 : Diduga jumlah wajib pajak terdaftar berpengaruh terhadap penerimaan

pajak.

Page 6: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

6

Pengaruh surat teguran, surat paksa, surat sita dan jumlah wajib pajak

terdaftar terhadap penerimaan pajak.

Berdasarkan teori, penjelasan hubungan antara variabel dan pengembangan

hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

H4 : Diduga surat teguran, surat paksa, dan jumlah wajib pajak terdaftar

berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Tanjungpinang. Tempat penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa baik

data maupun informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh serta relevan dengan pokok

permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

penekanan pada pengujian empiris melalui pengukuran variabel-variabel penelitian

dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Peneliti menggunakan analisis

statistik deskriptif untuk menguji dan memberikan gambaran bagaimana pengaruh

surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak.

Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2013:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh penerimaan pajak yang ada di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Metode yang digunakan untuk penentuan

sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85). Sampel

yang diambil oleh peneliti adalah penerimaan pajak selama 3 tahun terakhir (2014-

2016) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Cara pemilihan sampel

y ng g n n p n l l p po v mpl ng y “p ngambilan sampel

secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Syarat sampel

yaitu sebagai berikut.

1. Data penerimaan pajak wajib pajak tersedia

2. memiliki data lengkap dan pernah dikirimi surat teguran

3. pernah dikirimi surat paksa dan surat sita

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Dengan bantuan SPSS 20.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik deskriptif, uji

Page 7: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

7

asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas),

dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi). Metode ini digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebas. Dalam

penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

penagihan pajak dengan surat teguran, surat paksa dan jumlah wajib pajak terdaftar

terhadap penerimaan pajak dikantor pelayanan pajak (KPP) Tanjungpinang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, (Ghozali,

2013:19).

Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2013:164)

untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji non parametrik

kolmogorov-smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dibuat dengan melihat

signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Tabel Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 28 Normal Parameters

a,b Mean .0000000

Std. Deviation .37427089 Most Extreme Differences Absolute .246

Positive .246 Negative -.124

Test Statistic .246 Asymp. Sig. (2-tailed) .000

c

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Surat teguran yang terbit

36 0 909 161.36 203.265

Surat paksa yang terbit

35 0 405 94.54 125.555

Wajib pajak terdaftar

36 218 756 427.22 124.637

Penerimaan pajak

36 31904357997 161839341219 62354073555.33 29141401110.945

Valid N (listwise) 35

Page 8: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

8

b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.

Adapun hasil pengujian normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat

dilihat pada bahwa nilai signifikansi (Asym. Sig 2-tailed) sebesar 0.000. karena

signifikansi kurang dari 0.05 maka residual terdistribusi tidak normal. Dalam hal ini,

peneliti sudah melakukan langkah Log dan Ln, akan tetapi data masih berdistribusi

tidak normal

Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas

dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF).

Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,

2013:105).

Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e VIF

1 (Constant) 26.552 1.819 14.599 .000 Ln_x1 -.021 .050 -.088 -.426 .674 .928 1.078

Ln_x2 .020 .047 .085 .419 .679 .954 1.048

Ln_x3 -.289 .309 -.189 -.935 .359 .967 1.034

a. Dependent Variable: Ln_Y

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat

bahwa dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu surat teguran,

surat paksa, wajib pajak terdaftar yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai

tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance inflation factor) di bawah 10 yang

berarti model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Untuk melihat ada atau tidaknya gejala

autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat Durbin-Watson berada

diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ D ≤ +2 (S nyo o 2011:91).

Page 9: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

9

Tabel Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .227a .051 -.067 .39697 1.399

a. Predictors: (Constant), Ln_x3, Ln_x2, Ln_x1 b. Dependent Variable: Ln_Y

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel di atas dapat dilihat bahwa

hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai 1,399 , atau

berada diantara angka -2 sampai dengan +2. Hal ini menunjukkan bahwa pada model

regresi tidak terdapat autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik tidak mengandung heteroskedastisitas.

Berdasarkan gambar grafik scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

Page 10: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

10

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta

Lower Bound Upper Bound

1 (Constant)

26.552 1.819

14.599 .000 22.798 30.306

Ln_x1 -.021 .050 -.088 -.426 .674 -.125 .082

Ln_x2 .020 .047 .085 .419 .679 -.077 .116

Ln_x3 -.289 .309 -.189 -.935 .359 -.926 .349

Berdasarkan tabel di atas, adapun persamaan regresi berganda dari data di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 26.552 – 0.021X1 + 0.020X2 – 0.289X3 = e

Dari persamaan regresi linier berganda di atas tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Konstanta (a)

Nilai konstanta (a) sebesar 26.552 artinya apabila variabel surat teguran (X1),

surat paksa (X2) dan jumlah wajib pajak terdaftar (X3) konstan bernilai 0, maka

penerimaan pajak (Y) adalah 26.552 %.

2. Nilai koefisien regresi variabel surat teguran (X1) sebesar -0.021. Nilai X1 yang

negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara varibel

penerimaan pajak dengan surat teguran, yang artinya jika surat teguran

mengalami peningkatan sebesar 1% maka tidak terjadi peningkatan penerimaan

pajak sebesar 0.021% dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan.

3. Nilai koefisien regresi variabel surat paksa (X2) sebesar 0.020. Nilai X2 yang

positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara varibel penerimaan

pajak dengan surat teguran, yang artinya jika surat paksa mengalami peningkatan

sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan penerimaan pajak sebesar 0.020%

dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya konstan.

4. Nilai koefisien regresi variabel jumlah wajib pajak terdaftar (X3) sebesar -0.289.

Nilai X3 yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah

antara varibel penerimaan pajak dengan jumlah wajib pajak terdaftar, yang

artinya jika jumlah wajib pajak terdafar mengalami peningkatan sebesar 1%

maka tidak terjadi peningkatan penerimaan pajak sebesar 0.021% dengan asumsi

bahwa variabel bebas lainnya konstan.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen.

Page 11: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

11

Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai Fhitung < Ftabel

dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).

Tabel Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .205 3 .068 .433 .731b

Residual 3.782 24 .158 Total 3.987 27

a. Dependent Variable: Ln_Y b. Predictors: (Constant), Ln_x3, Ln_x2, Ln_x1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi hasil uji F adalah 0.731,

yang mana lebih besar dari 0.05, disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel

independen yaitu surat teguran, surat paksa dan wajib pajak terdaftar tidak

mempengaruhi variabel dependen (penerimaan pajak) di dalam penelitian ini.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan menentukan taraf

signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < - Ttabel dan nilai sig < 0,05

maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung < Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan

nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013:99).

Tabel Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

1 (Constant)

26.552 1.819

14.599 .000 22.798 30.306

Ln_x1 -.021 .050 -.088 -.426 .674 -.125 .082

Ln_x2 .020 .047 .085 .419 .679 -.077 .116

Ln_x3 -.289 .309 -.189 -.935 .359 -.926 .349

Dari data tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengaruh surat teguran terhadap penerimaan pajak.

Variabel surat teguran memiliki nilai signifikansi 0.674 yang lebih besar dari

0.05, ini berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwan

variabel independen yang berupa surat teguran tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan pajak. Hal ini dimungkinkan terjadi karena

Page 12: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

12

rendahnya tingkat efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran menunjukkan

adanya kelemahan dalam sistem penegakan hukum di DJP. Banyaknya

permasalahan yang timbul baik dari pihak DJP maupun pihak wajib pajak

mengakibatkan kegiatan penagihan pajak tidak efektif atau tidak mencapai sasaran

yang diharapkan (Paseleng et al, 203).

H1 : Surat teguran tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

2. Pengaruh surat paksa terhadap penerimaan pajak.

Variabel surat paksa memiliki nilai signifikansi 0.679 yang lebih besar dari

0.05, ini berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwan

variabel independen yang berupa surat paksa tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

ketika KPP Tanjungpinang mengeluarkan surat paksa, belum tentu akan

meningkatkan penerimaan pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Fitriani (2013), bila surat paksa yang diterbitkan bertambah maka

penerimaan pajak penghasilan akan menurun dan sebaliknya, jika surat paksa yang

diterbitkan berkurang maka penerimaan pajak penghasilan akan bertambah. Hal ini

dapat disebabkan karena saat diterbitkan surat paksa, wajib pajak tidak diketahui

keberadaannya. Sebab lainnya adalah usaha sudah tidak lagi beroperasi/ dilikuidasi

atau Wajib Pajak tidak memiliki aset untuk disita sehingga pajak yang terutang

tidak dapat ditagih oleh Juru Sita.

H2 : Surat paksa tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

3. Pengaruh wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak.

Variabel wajib pajak terdaftar memiliki nilai signifikansi 0.359 yang lebih

besar dari 0.05, ini berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa variabel independen yang berupa wajib pajak terdaftar tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak. Bila wajib pajak terdaftar

semakin banyak maka penerimaan pajak semakin sedikit, ini dimungkinkan karena

banyak wajib pajak yang mendaftar hanya untuk mendapatkan NPWP dan tidak

mengerti prosedur pelaporan pajak sehingga berpengaruh pada penerimaan pajak.

H3 : Wajib pajak terdaftar tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Page 13: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) dalam

penelitian ini adalah -0.067 atau sebesar -6.7%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh surat teguran terhadap penerimaan pajak.

Variabel surat teguran memiliki nilai signifikansi 0.674 yang lebih besar dari 0.05, ini

berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwan variabel

independen yang berupa surat teguran tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan pajak. Hal ini dimungkinkan terjadi karena rendahnya tingkat

efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran menunjukkan adanya kelemahan

dalam sistem penegakan hukum di DJP. Banyaknya permasalahan yang timbul baik

dari pihak DJP maupun pihak wajib pajak mengakibatkan kegiatan penagihan pajak

tidak efektif atau tidak mencapai sasaran yang diharapkan (Paseleng et al, 203).

Pengaruh surat paksa terhadap penerimaan pajak.

Variabel surat paksa memiliki nilai signifikansi 0.679 yang lebih besar dari 0.05, ini

berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwan variabel

independen yang berupa surat paksa tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika KPP

Tanjungpinang mengeluarkan surat paksa, belum tentu akan meningkatkan

penerimaan pajak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Fitriani (2013), bila surat paksa yang diterbitkan bertambah maka penerimaan pajak

penghasilan akan menurun dan sebaliknya, jika surat paksa yang diterbitkan

berkurang maka penerimaan pajak penghasilan akan bertambah. Hal ini dapat

disebabkan karena saat diterbitkan surat paksa, wajib pajak tidak diketahui

keberadaannya. Sebab lainnya adalah usaha sudah tidak lagi beroperasi/ dilikuidasi

atau Wajib Pajak tidak memiliki aset untuk disita sehingga pajak yang terutang tidak

dapat ditagih oleh Juru Sita.

Pengaruh wajib pajak terdaftar terhadap penerimaan pajak.

Variabel wajib pajak terdaftar memiliki nilai signifikansi 0.359 yang lebih besar dari

0.05, ini berarti Hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .227a .051 -.067 .39697 1.399

a. Predictors: (Constant), Ln_x3, Ln_x2, Ln_x1

b. Dependent Variable: Ln_Y

Page 14: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

14

independen yang berupa wajib pajak terdaftar tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan pajak. Bila wajib pajak terdaftar semakin banyak

maka penerimaan pajak semakin sedikit, ini dimungkinkan karena banyak wajib

pajak yang mendaftar hanya untuk mendapatkan NPWP dan tidak mengerti prosedur

pelaporan pajak sehingga berpengaruh pada penerimaan pajak.

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Tanjungpinang. Tempat penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa baik

data maupun informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh serta relevan dengan pokok

permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian.

Dalam penelitian ini, variabel adalah penerimaan pajak selama 3 tahun terakhir

(2014-2016) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjungpinang. Cara pemilihan

mp l y ng g n n p n l l p po v mpl ng y “p ng mb l n

sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Syarat

sampel yaitu sebagai berikut.

1. Data penerimaan pajak wajib pajak tersedia

2. memiliki data lengkap dan pernah dikirimi surat teguran

3. pernah dikirimi surat paksa dan surat sita

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka berikut adalah kesimpulan yang

diberikan :

1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda memberikan

bukti empiris bahwa variabel independen surat teguran tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak di kantor Pelayanan Pajak

Tanjungpinang.

2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda memberikan

bukti empiris bahwa variabel independen surat paksa tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak di kantor Pelayanan Pajak

Tanjungpinang.

3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda memberikan

bukti empiris bahwa variabel independen wajib pajak terdaftar tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak di kantor Pelayanan Pajak

Tanjungpinang.

4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda memberikan

bukti empiris bahwa variabel independen surat teguran, surat paksa dan wajib

pajak terdaftar tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

penerimaan pajak di kantor Pelayanan Pajak Tanjungpinang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Memasukkan variabel tambahan seperti surat sita.

2. Jumlah tahun pengamatan lebih diperpanjang.

Page 15: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

15

DAFTAR PUSTAKA

Andi Marduati. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat

Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Makassar Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Hasanuddin.

Anggraeni et al. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Semarang

tengah satu. Diponerogo journal of social and politic.

Erwis, Nana Adriana. 2012. Efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan

surat paksa terhadap penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak

pratama Makassar Selatan. SKRIPSI. Universitas Hasanudin.

Fitriani, Nanik. 2013. Pengaruh jumlah wajib pajak terdaftar dan penerbitan surat

paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Bantul.

Jurnal Akuntansi Vol 1 No 2.

Gunardi. 2002. Ketentuan Pajak Penghasilan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Heryanto, Marisa dan Agus Arianto. 2013. Pengaruh kesadaran wajib pajak,

kegiatan sosialisasi perpajakan dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan

pajak penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Tax and Accounting

review. Vol 1 No 1 2013.

Hidayat, Taufik. 2016. Pengaruh Penagihan pajak dengan surat teguran dan surat

paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bintan (Periode 2013 – 2015). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Kardianti et al. 2017. Efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan surat

paksa terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kuala Tungkal. Jurnal

Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini Vol 8 No. 02.

Kurniasari, Putri dan Suharyono. 2016. Efektivitas penagihan pajak dengan surat

teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama di

Balik Papan. Jurnal Ekonomi dan keuangan vol.13.

Majid, Olvi dan Lintje Kalangi. 2015. Efektivitas penagihan pajak dengan surat

teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP

Pratama Bitung. Jurnal EMBA Vol.3 No.4.

Page 16: PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT …repository.umrah.ac.id/1936/1/TESSA PUTRI WANDIRA... · proses pembayaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian

16

Marjunianto, Achmad. 2015. Pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan

surat paksa terhadap penerimaan pencairan tunggakan pajak. SKRIPSI.

Universitas Mercu Buana.

Meiliawati, Anastasia dan Waluyo. 2013. Pengaruh pemeriksaan dan penagihan

pajak terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kosambi. Ultima

Accounting. Vol 5 No.1 Juni 2013.

Paseleng et al. 2013. Efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan surat

paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Manado. Jurnal

EMBA Vol 1 No.4

R. Saupadang, Fadmawati. 2012. Pengaruh Penagihan pajak dengan surat paksa

terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara.

Rusdji. 2005. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

Saputra, Novan. 2015. Pengaruh surat penerbitan dan surat paksa terhadap

penerimaan pajak (Studi kasus pada KPP Pratama Bandung Karees).

SKRIPSI. Universitas Widyatama.

Sari, Ratna Puspita dan Adang. 2013. Pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa

terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Depok.

Suandy, Erly. 2005. Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat

Wijoyanti, Mayang. 2010. Pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap

kepatuhan waji pajak di KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan.

SKRIPSI. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.