PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

117
PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM : STUDI TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Tadzkira Nadiya Tsauri 1112112000063 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

Page 1: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM

PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM : STUDI TENTANG

TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Tadzkira Nadiya Tsauri

1112112000063

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

l

l

l.

2.

3.

PER}$YATAAI$ BEBAS PLAGIARI S}IE

Skripci yang berjudul:

PENGART}H PEMIKIRAN MUIIAMMAD ASAD DA,LAMPEMBENTUKAITI NEGARA ISLAM : STUDI TENTAI{G

TERBDNTUKNYA NEGARA PAKISTAN

Merupakan karya asli sa5ra yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri rufN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari diternrkan bahwa karya saya ini bukan hasil karya

asli saya atau merupakan hasil jiplakart tlari karya o_rang lain,'maka saya.;a;.,

bersedia menerirna sanksi yangberlalo di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, lAMei2017

Tad*iraNadiya Tsauri

Page 3: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

PERSSTUJUAI\I PEMtsIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembirnbing Skrips rneqratakan bahwa mahasiswa:

Nasra

NIM

Program Studi

: Tdzkira }ladiya Tsa_uri

:112112m0063

: Ihnu Politik

Telah menyelesaikan penulisan *ripsi yangberjudut:

PENGARUII PEMIKIRAN MUIIAM}IADPEMBENTUKAN NEGARA ISLAM :

ASAD DALAMSTUDI TENTANG

TERBENTUIfi{YA NEGARA PAKISTAFI

dan telah dilalcukan pengpjian.

a

J*ertq 10 Mei 2017

Menggtahui

Kepala Program Strrdi

Menyetujui

Ponbimbing

Dr. Iding Ro.s\rjdin M.$jNrP. 19701 01 3200501 1003

ill

Dr. Sya'ban MulramrrxldNIP. I 962081 920ml2l 00r

Page 4: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

PENGESAHAN PANITIA UJIAI\T SKRIPSI

Skripsi

PENGARUII PEMIKIRAN MUHAMMAD A$AD DALAMPEMBENTUKAN NEGARA ISLAM : STUDI TENTANG

TERBENTUIG.IYA NE GARA PAKISTAN

Oleh:

Tadzkira Nadiya Tsaurit112112000063

Telatr dipertahankan dalam sidurg ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 April2017. Skripsi ini diterima sebag3i salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial (S. Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Kepala Sekretaris

'-Jk, fl,,'Dr. Iding Rosyidin Hasan

NrP. 1970101 3200501 1003

Penguji I,

Dr. Sirajpddin Aly. MANIP. I 9540605200r r 21001

Suryani. M Si

NIP. l 9770424200? 1 02003

Pengqii,II,

NIP. 197201052001 121 003

Diterima dan dinyatakan mememuhi syarat kelulusan pada tanggal 25 April2OlT

Kepala Program Studi Ilmu PolitikFISIP UIN Jakarta

\-7fr-Dr. Iding Rosyidin Hasan

NIP. I 9701 0r 320050r r 003

tv

Page 5: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

i

ABSTRAKSI

Skripsi ini mendeskripsikan pemikiran pemikir Islam modern bernama

Muhammad Asad seorang Yahudi yang kemudian menjadi pemeluk Agama

Islam. Perjalanan hidup Asad dengan berbagai pembelajaran dari pemikirannya

merupakan sebuah proses yang panjang yang kemudian menempatkan yang

bersangkutan melahirkan pemikiran tentang Negara Islam. Pemikiran Asad begitu

modern namun tetap menekankan bahwa perlunya basis. Asad juga menjadi salah

satu tokoh yang ikut serta dalam penyusunan konsep Negara Islam dalam

pembentukan ideologi Islam di Pakistan.

Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan metode kualitatif yang mengutamakan kepada pendekatan

penelitian analisis. Pendekatan penelitian analisis kualitatif ini dimaksudkan agar

dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh, jelas dan mendalam. Adapun

teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dokumen dan

sumber dan jenis data dari penelitian didapatkan melalui studi kepustakaan

melalui buku, jurnal, artikel serta website.

Muhammad Asad dan pemikirannya mengenai Negara Islam menerapkan

dan mengedepankan prinsip moral yang telah di ajarkan dalam Al-Quran dan

Sunnah. Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali dan mengacu pada

sumber asli syari’at Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Karena akhir dari semua

yang dilakukan oleh manusia adalah ketaatan kepada penciptanya, sama seperti

halnya manusia yang mencoba menegakan sistem Islam dalam negara, tujuan

akhir dari penegakan sistem pemerintahan tersebut adalah ketaatan kepada

pencipta. Meskipun pada akhirnya Asad mengakui bahwa gagasan ide-ide yang

telah di susun dan diberikan kepada Pakistan mengenai Negara Islam hanya

diletakan pada Pembukaan konstitusi Republik Islam Pakistan. Selanjutnya

konstitusi yang digunakan tersebut tidak berlaku lagi, karena dalam sejarahnya

Negara Pakistan telah berkali-kali mengganti konstitusi

Kata kunci: Muhammad Asad, Negara Islam, Pakistan.

Page 6: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan pada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya-

Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH PEMIKIRAN

MUHAMMAD ASAD DALAM PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM : STUDI

TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN” dapat selesai. Skripsi

ini disusun selain dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, juga sebagai

kesempatan untuk menuangkan pengetahuan yang telah didapatkan selama

menempuh pendidikan Sarjana Strata 1 (S1). Proses penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

diucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zulkifli, MA., selaku Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakata.

2. Dr. Iding Rosyidin, M.Si. dan Suryani, M.Si., selaku Ketua Prodi dan

Sekertaris Prodi Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Sya’ban, selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

pemahaman dan pengarahan demi hasil yang terbaik pada penulisan

skripsi.

4. Dra. Gefarina Djohan, MA., yang telah mengarahkan saya dalam

memahami tata cara penulisan skripsi yang benar dan sistematis.

Page 7: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

iii

5. Prof. Dr. Idzam Fautanu, MA. dan Drs. M. Tabah Rosyadi, MA., yang

telah memberikan inspirasi kepada saya dalam pembuatan skripsi ini.

6. Jajaran Dosen dan Staff di Prodi Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman yang bermanfaat selama pelaksanaan studi S1.

7. Ayah, Ibu, Ayu, Teteh, Auvi, Kak Dekur, De Jusuf dan keluarga besar

lainnya yang telah memberikan dukungan moral dan doa untuk kelancaran

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Alan Bastian Sianturi yang telah memberikan semangat dan dukungan

yang besar kepada saya.

9. Pihak yang terlibat dari awal hingga penulisan skripsi selesai, mulai dari

sahabat saya Putri Mulyaningsih dan Hervi Nindya Destiana yang terus

mendorong saya agar cepat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Teman selama perkuliahan, Denayu Swami, Robiatul Adawiyah, Putri

Nurafifah, Putri Lalla Tanjung, Fajar Fachrian, Rizki Ahmad Zainuri,

Irsan Ardiyansah, Eko Aji, Sofyan Hadi, Rizki Ramadhan, Syahrizal

Ahmad, Ahmad Setiadi, Rahmat Saputra, Alridho Satria dan teman-teman

Ilmu Politik A dan B tahun 2012 lainnya yang senantiasa menjadi teman

berbagi cerita dan ilmu pengetahuan.

11. Kakak-kakak dan teman-teman dari HMI KOMFISIP, Kak Sopian, Kak

Oye, Kak Fadhil, Kak Dona, Kak Hijri, Kak Gerry, Kak Afdal, Kak

Panda, Kak Roni, Kak Haiqal, Galih, sebagai teman bertukar pikiran.

12. Adik-Adik dari HMI KOMFISIP, Eza, Najem, Yasser, Harumbi, Hammar,

Bimo, Indra, Fahmil, Hendri, Syahid, dan adik-adik lainnya.

Page 8: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

iv

13. Untuk teman-teman, Rifkoh, Nur, Chandra, Rifqi Dwi, Fenny, Oktarina,

Teh IIn, dan teman-teman lainnya yang telah menyemangati saya dalam

menyelesaikan skripsi serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Akhir kata, diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sebagai bentuk

dukungan kedepannya mengingat dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kesalahan serta kekurangan.

Jakarta, 10 Mei 2017

Penulis

Tadzkira Nadiya Tsauri

Page 9: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Pernyataan Masalah .................................................................... 1

B. Pertanyaan Masalah .................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 10

I. Tujuan Penelitian ............................................................... 10

II. Manfaat Penelitian ............................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11

E. Metode Penelitian ..................................................................... 12

I. Pendekatan Penelitian ........................................................ 12

II. Teknik Analisa Data .......................................................... 13

III. Sumber dan Jenis Data....................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 14

BAB II TEORI DAN KONSEP ................................................................. 16

A. Teori Negara ............................................................................16

B. Teori Terbentuknya Negara ...................................................... 20

C. Konsep Negara Islam ................................................................ 22

I. Konsep Negara Islam Menurut Abu al-A’la

al-Maududi ......................................................................... 26

II. Konsep Negara Islam Menurut Muhammad Iqbal ............ 29

BAB III BIOGRAFI MUHAMMAD ASAD DAN AWAL MULA

BERDIRINYA NEGARA DAN PEMERINTAHAN ISLAM

PAKISTAN ..................................................................................... 31

A. Biografi Muhammad Asad ....................................................... 31

B. Persentuhan Pemikiran Asad dan Iqbal .................................... 39

C. Berdirinya Negara Pakistan ...................................................... 46

D. Sistem Pemerintahan Di Awal Terbentuknya Pakistan ............ 52

BAB IV MUHAMMAD ASAD DAN KONTRIBUSINYA PADA

PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM PAKISTAN .................... 60

A. Pemikiran Asad Tentang Negara Islam Pakistan ...................... 60

B. Negara dan Pemerintahan Islam Menurut Muhammad Asad .. 65

I. Asas-Asas Untuk Membentuk Suatu Pemerintahan

Islam ........................................................................... 70

II. Sumber Kedaulatan Dalam Negara Islam.......................... 74

III. Kepala Negara Dalam Pemerintahan Islam ....................... 75

IV. Kepala Negara Berasal Dari Muslim ................................. 76

V. Penyebutan Untuk Kepala Negara ..................................... 77

Page 10: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

vi

VI. Asas Musyawarah dan Majelis Perwakilan Dalam

Pemerintahan Islam ........................................................... 78

VII. Konstitusi Islam ................................................................. 81

VIII. Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.................................... 83

IX. Masyarakat dan Pemerintahan ........................................... 86

C. Pengaruh Asad Pada Konsep Negara Islam di Awal

Terbentuknya Pakistan. ............................................................. 89

D. Gagalnya Penegakan Hukum Islam Di Negara Pakistan .......... 94

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 100

A. Kesimpulan ......................................................................... 100

B. Saran ......................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103

Page 11: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin artinya Islam hadir sebagai

agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi setiap umatnya. Rahmat

dari agama Islam yang disebarkan di dunia ini mencangkup seluruh aspek

kehidupan, salah satunya adalah kehidupan politik. Kehidupan politik telah

dimulai sejak masa Nabi Muhammad dengan diterapkannya piagam Madinah.

Piagam Madinah dibuat sebagai peraturan dari kebijakan-kebijakan atas

kesepakatan para penduduk yang bertempat tinggal di kawasan Madinah agar

tetap terjalin perdamaian walaupun terdapat perbedaan diantara kalangan

masyarakat. Kehadiran piagam Madinah ini sampai sekarang masih menjadi

sejarah perpolitikan Islam yang sangat baik yang di susun oleh Nabi Muhammad.

Setelah masa Nabi Muhammad ternyata politik Islam tidak berhenti atau

stagnan begitu saja, tetapi semakin berkembang dan dikembangkan oleh para

pengikut nabi Muhammad. Seiring berkembangnya peradaban Islam yang

semakin meluas, politik Islampun semakin dipergunakan dan dikembangkan

hingga Islam pernah mencapai masa kejayaannya. Penyebaran perluasan wilayah

peradaban Islampun mencapai masa kejayaannya yang dicatat sejarah dengan

sebutan The Golden Of Age. Di masa ini Islam mempunyai pengaruh besar di

segala bidang baik ekonomi, sosial budaya dan politik, bahkan masa keemasan

Page 12: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

2

Islam inipun mempunyai pengaruh terhadap tercapainya kemajuan dan peradaban

modern di Barat sekarang. Christoper Dawson juga mengungkapkan bahwa

periode keemajuan Islam bersamaan masanya dengan abad kegelapan Barat.1

Meskipun demikian Islam juga akhirnya mengalami pasang surut

kemunduran dan kejayaannya. Pada periode pertengahan sekitar tahun 1250-1800

pintu ijtihad di tutup.2 Dalam praktek para Sahabat pengertian ijtihad adalah

penelitian dan pemikiran agar mendapatkan sesuatu penafsiran yang paling dekat

dengan kitab Allah dan Sunnah Rasul S.A.W., baik dengan cara nash atau qiyas

maupun melalui maslahat.3 Namun kenyataannya di masa kemunduran Islam ini

ijtihad mulai tidak dikembangkan lagi. Pemikiran bertumpu kepada para ulama

dan tidak munculnya kembali sosok dari masarakat yang mencoba menafsirkan

kembali Al-Quran dan Sunnah. Di masa itu pemikiran Islam stagnan dan hanya

hidup dalam pemikiran ulama terdahulu tanpa berusaha membuka pemikiran baru

untuk Islam agar dapat sesuai dengan perkembangan zaman. Masa kejayaan

Islampun mengalami kemunduran yang cukup mengecewakan jika dibandingkan

dengan masa kejayaannya dulu.

Pada fase terakhir tahun 1700-1800, Islam mengalami kemunduran dalam

segala aspek. Kekuatan politik dan militer umat Islam menurun, begitupun dengan

perdagangan dan ekonomi umat Islam dengan hilangnya monopoli dagang antara

Timur dengan Barat dari tangan umat Islam. Selain itu perkembangan ilmu

1 Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Malang: UIN

MALANG PRESS, 2008), iv. 2 Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, iv.

3 Haidar Bagir dan Syafiq Basri, Ijtihad Dalam Sorotan (Bandung: Mizan, 1996),

23.

Page 13: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

3

pengetahuan dalam Islam mengalami stagnasi. Tarikat-Tarikat diliputi oleh

suasana khurafat dan superstisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis dan

dunia Islam pun dalam keadaan mundur dan statsis. Berbanding terbalik pada

keadaan Barat dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba

yang timbul dari dagang langsung dengan Timur. Akhirnya Eropa jauh bertambah

kaya dan maju. Islam semakin terpuruk dan pada akhirnya Napoleon dapat

menduduki salah satu pusat Islam yaitu Mesir pada tahun 1798 M.4

Kemunduran Islam justru beriringan dengan kemajuan Barat dari segala

bidang baik ekonomi, sosial maupun budaya yang pada akhirnya menyadarkan

umat Islam bahwa di Barat telah muncul peradaban yang lebih tinggi dari

peradaban Islam dan akan menjadi ancaman bagi kehidupan umat Islam.5 Islam

berusaha mengejar ketertinggalannya dengan cara membuka kembali pintu ijtihad

bagi para pemikir Islam. Pada dasarnya sumber hukum Islam laksana air yang tak

pernah kering, apabila umat muslim dapat membuat trobosan-trobosan baru

dengan membukanya pintu ijtihad seluas-luasnya untuk setiap muslim sesuai

dengan kesanggupannya maka Al-Quran dan Sunnah sanggup menghadapi

tantagan zaman dan seluruh bentuk kebutuhan manusia secara global.6 Zaman

modern sekarang ini telah memberikan sejumlah persoalan besar kehadapan umat

4 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek (Jakarta: UI-Press, 1919),

85. 5 Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, 85.

6 Zufran Rahman, Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam (

Jawaban Terhadap Aliran Ingkar Sunnah) (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1995), 202.

Page 14: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

4

Islam dan umat Islampun perlu sadar bahwa Al-Quran dan Sunnah memberikan

landasan kongkrit dimana jawaban atas persoalan tersebut dapat ditemukan.7

Tahun 1800 M para pemuka Islam terutama di Turki dan Mesir mulai

berfikir dan mencari jalan kembali agar dapat mengembalikan keseimbangaan

bagi kemunduran umat Islam. Dimasa ini Islam mulai membuka diri untuk belajar

dari Barat. Ketika itu bermunculannya pemikiran dan aliran pembaharuan atau

modernisasi dalam Islam yang mencoba belajar dari kemajuan Barat. Para

pembaharu ini mulai berfikir bagaimana caranya agar Islam dapat maju kembali

seperti sediakala, masa inipun dikenal dengan Zaman Kebangkitan Islam.8

Pada masa kebangkitan Islam ini munculah tokoh-tokoh Islam, seperti

pembaharu Islam kontemporer yang mementingkan pemikiran rasional seperti

Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani. Dalam pandangan Muhammad

Abduh mengenai tertutupnya pintu Ijtihad mengatakan bahwa : “kita tidak

menemukan manfaat apa pun dari penutupan pintu ijtihad.” Bahkan penutupan

pintu ijtihad ini membahayakan umat Islam karena membuat terbengkalainya

akal, terputusnya penyeimbangan ilmu dan terhalangnya umat Islam dari

kemajuan berfikir. Umat Muslim terpuruk karena meninggalkan Ijtihad sehingga

mengalami fase kemunduran.9

7 Ahmad Hasan, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup (Bandung: PUSTAKA, 1984),

211. 8 Harun Nasution, Ditinjau Dari Berbagai Aspek, 86.

9 Jalaluddin Rakhmat, “Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah,” [artikel

on-line]; tersedia di

luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Paramadina/Konteks/SejarahFiqh06.html; Internet; diunduh

pada 24 Februari 2016.

Page 15: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

5

Selain kedua tokoh tersebut muncul juga tokoh baru Islam sekitar abad 19

bernama Muhammad Asad yang merupakan seorang dari keluarga Yahudi dan

keluarganya telah turun temurun menjadi pemuka Yahudi, kecuali ayahnya yang

menjadi seorang pengacara. Karena berkat pengembaraannya di Timur Tengah

pada tahun 1926 akhirnya Asad memeluk ajaran Islam.10

Asad lantas mengatakan

mengenai Islam :

Dalam pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang

sempurna. Semua elemen di dalamnya secara harmonis saling melengkapi dan

mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang, hasilnya adalah

sebuah struktur dengan keseimbangan sempurna dan komposisi yang kuat.11

Muahmmad Asad memperhatikan konsepsi kehidupan umat Islam

merupakan konsepsi kehidupan yang lebih damai dibandingkan dengan mode

hidup yang tergesa-gesa dan mekanis seperti bangsa Eropa. Ketertarikan

Muhammad Asad terhadap Islam membawanya kepada rasa simpati terhadap

kemunduran umat Islam baginya kemunduran sosio-kultural Umat Islam

dikarenakan kaum muslimin secara berangsur-angsur melalaikan jiwa ajaran-

ajaran dalam Islam. Islam masih ada pada diri umat muslim namun tinggal jasad

tanpa jiwanya. Islam yang dahulunya dibangun kokoh berdiri tegak atas

permulaan dasar agamawi kini Islam sendirilah yang menjadi sebab

10

Muhammad Yasin, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line];

tersedia di http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-mecca.html; Internet;

diunduh pada 25 Februari 2016. 11

Yasin, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line]; tersedia di

http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-mecca.html; Internet; diunduh pada

25 Februari 2016.

Page 16: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

6

kelemahannya dan kelemahan itu melemahkan struktur kultural dan bahkan

mungkin akan menyebabkan kemusnahan.12

Ketertarikan Asad kepada Islam inilah yang membuat Asad memeluk

Islam, yang membuatnya menjadi salah satu tokoh pemuka Islam dengan karya-

karyanya yang terkenal diantaranya Islam in the Cross Roads dan Road to Mecca.

Selain itu Muhammad Asad juga menerjemahkan Al-Quran secara modern

dengan judul The Massage of the Qur’an.

Dari pengembaraannya di Timur Tengah membuat Asad pada akhirnya

memiliki pemikiran yang luas mengenai Islam. Selain itu pemikiran-pemikiran

Asad mengenai Islam membuat Asad menjadi salah satu konseptor politik Islam.

Asad dipanggil oleh Muhammad Iqbal untuk membantu masuarakat muslim di

India dalam pembentukan Negara Pakistan. Iqballah yang akhirnya membujuk

Assad untuk mengurungkan diri dari rencana awalnya yang ingin melakukan

perjalanan ke Turkestan Timur, Cina dan Indonesia. Iqbal menganjurkan agar

Assad tinggal di India membantu memperteguh dasar-dasar pemikiran bagi hari

depan Negara Islam.13

Dengan berpedoman terhadap Al-Quran, Sunnah dan Ijtihad, Asad pada

akhirnya memberikan gambaran secara terperinci mengenai konsep Negara Islam

dan sistem pemerintahan Islam yang baik. Islam sangat mengedepankan moral

sehingga Asad mengambil kesimpulan, seperti yang tercantum dalam surat Ali

Imran ayat 103-104 sebagai tujuan negara menurut Islam. Karena menurut

12

Muhammad Asad, Islam at the Crossroads (Bandung: Pustaka, 1981), 3. 13

Muhammad Asad, Jalan Ke Makkah (Bandung: Mizan, 1993), 12.

Page 17: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

7

Muhammad Asad inti dari negara menurut Islam adalah menyiapkan perangkat

politik bagi terwujudnya persatuan dan tolong-menolong di kalanagan

masyarakat. Kedua ayat ini telah menjelaskan bahwa masyarakat seharusnya

mengamalkan kebajikan dan menghindarkan kebatilan dan dapat hidup sesuai

dengan hukum fitrah dari Allah SWT.14

Ketika Assad ikut serta dalam pembentukan Negara Pakistan. Assad

melihat fenomerna yang terjadi bahwa satu kesatuan politik rakyat yang bersatu

ketika itu bukan karena mempunyai leluhur yang sama akan tetapi karena telah

menganut ideologi yang sama yaitu ideologi Islam.15

Negara Pakistan merupakan

negara yang sebelumnya bersatu dengan India, namun Islam kini menjadi kaum

minoritas di India. Islam di India dulunya pernah menjadi kekuatan politik sejak

abad 16 hingga abad 19 dengan berdirinya Kerajaan Mughal yang didirikan oleh

Zahiruddin Babur atau Babur Syah tahun 1526.16

Kesuskesan Islam di India

ketika itu ternyata tidak dapat terus menguasai Negara India yang pada akhirnya

kekuasaaan Negara India dikuasai oleh mayoritas pemeluk agama Hindu.

Walaupun Hindu dan Islam hidup berdampingan namun kultur dari agama

diantara keduanya sangatlah berbeda inilah penyebab munculnya pemikiran untuk

memisahkan perbedaan kedua kultur tersebut.

Perbedaan kultur yang menonjol antara Hindu dan Muslim adalah

perbedaan konsep theologi, Hindu memiliki banyak Tuhan sedangkan Muslim

14

Muhammad Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam

(Bandug: Pustaka, 1985), 59-60. 15

Asad, Jalan Ke Makkah, h. 12. 16

Idzam Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara

Islam Muhammad Asad (Jakarta: Gaung Press, 2012 ), 171.

Page 18: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

8

hanya satu. Hindu menetapkan sistem kasta sedangkan Islam memproklamasikan

adanya persamaan dan persaudaraan. Hindu menyembah sapi sedangkan Muslim

memakannya.17

Kultur yang berbeda inilah yang pada akhirnya tidak terjalin

persaudaraan antar kedua agama ini walaupun Hindu dan Muslim hidup

berdampingan di satu negara.

Dengan jatuhnya kerajaan Mughal akhirnya Islam menjadi kaum

minoritas. Setelah India merdeka dari jajahan Negara Inggris akhirnya Islam

memfokuskan mengenai posisinya di India. Namun pada akhirnya Islam tidak

menemukan jalan agar terus berdampingan dengan Hindu, yang ketika itu di

pimpin oleh Ali Jinna dan Liga Muslim lainnya, karena banyak faktor yang tidak

memungkinkan antara Hindu dan Muslim bersatu pada akhirnya Mountbatten

(Gubernur Jendral Inggris atau Viceroy di India saat itu) merekomendasikan

pemisahan.18

Sehingga terbagilah India menjadi dua negara yaitu India dan

Pakistan.

Terbentuknya Negara Pakistan dengan beberapa tokoh besar Islam

membuat Negara Pakistan terbentuk atas dasar konsep Negara Islam. Muhammad

Iqbal dan Muhammad Ali Jina merupakan tokoh-tokoh besar Islam yang sangat

dikenal karena kontribusinya dalam pembentukan Negara Pakistan. Selain kedua

tokoh tersebut ada salah satu tokoh intelektual yang turut serta diminta untuk

17

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 173. 18

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 174-175.

Page 19: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

9

membantu menuangkan pemikirannya mengenai konsep Negara Islam demi

terciptanya Negara Pakistan.

Asad dari keturunan Yahudi yang bersimpati kepada Islam pada akhirnya

memutuskan untuk memeluk agama Islam. Tidak hanya mencari tahu mengenai

Islam Asadpun lama melakukan perjalanan di Timur Tengah, sehingga membuat

pemikirannya mengenai Islam semakin matang. Muhammad Asad ikut

berkontribusi dalam pembentukan Negara Pakistan dengan pemikirannya

mengenai sistem negara dan pemerintaan dalam Islam. Inilah yang menjadi

ketertarikan bagi peneliti untuk mengkaji penelitian yang berjudul “PERAN

MUHAMMAD ASAD DALAM PEMBENTUKAN NEGARA ISLAM :

STUDI TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA PAKISTAN”

B. Pertanyaan Masalah

Penulisan skripsi ini secara umum ingin memberikan analisa mengenai

Peran Muhammad Asad Dalam Pembentukan Negara Islam Studi Tentang

Terbentuknya Negara Pakistan. Oleh karena itu penulis menyimpulkan dalam dua

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pemikiran Muhammad Asad mengenai sistem negara dan

pemerintahan sesuai konsep Islam?

2. Bagaimana kontribusi Muhammad Asad terhadap terbentuknya Negara

Pakistan?

Page 20: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

mengungkap hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Muhammad Asad

mengenai sistem negara dan pemerintahan sesuai konsep Islam.

2. Untuk mengetahui kontribusi pemikiran politik Muhammad Asad

bagi terbentuknya Negara Pakistan

II. Manfaat Penelitian

Sebagai sebuah penelitian yang berorientasi atas asas manfaat, penulis

membagi manfaat penelitian kedalam beberapa aspek.

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan studi mengenai terbentuknya negara, khususnya

pembentukan negara Pakistan yang menerapkan syariat islam.

2. Secara Praktis

Penulis mengharapkan dari hasil penelitian yang penulis kaji dapat

menjadi sebuah sumbangan pemikiran dalam khasanah keilmuan

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 21: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

11

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melaksanakan penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan

studi kepustakaan terhadap beberapa referensi skirpsi yang mempunyai hubungan

dengan judul skripsi yang penulis susun. Skrpisi yang berjudul Pakistan Di bawah

kepemimpinan Zia Ul-Haq (Analisis Terhadap Reformasi Politik dan Hukum

Islam di Pakistan) disusun oleh Noer Azizah mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Usuluddin dan Filsafat Jurusan Pemikiran Politik Islam.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di tulis oleh Noer Azizah adalah

pembahsaan mengenai Negara Islam Pakistan. Penelitian ini lebih membahas

kepada pembentukan negara menurut teori politik yang ada yang diaplikasikan

pada terbentuknya Negara Islam di Pakistan. Selain itu penelitian ini juga lebih

fokus kepada salah satu tokoh yang merumuskan Negara Pakistan yaitu

Muhammad Assad, berbeda dengan skrpisi Noer Azizah yang memfokuskan

penelitiannya kepada tokoh Zia Ul-Haq.

Skrpisi lainnya berjudul Peran Muhammad Ali Jinna Dalam Mendirikan

Negara Republik Islam Pakistan yang disusun oleh Musyrifa mahasiswi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas Usuluddin dan Filsafat Jurusan Pemikiran

Politik Islam. Skripsi yang ditulis oleh Musyrifa sama-sama membahas mengenai

pendirian Negara Pakistan namun penelitian ini lebih mengangkat tokoh

Muhammad Ali Jinna yang berperan aktif dalam pendirian Negara Pakistan,

sedangkan penelitian tokoh yang ingin peneliti angkat dalam skripsi ini adalah

Muhammad Assad yang juga salah satu tokoh akademis yang tidak sedikit

Page 22: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

12

membicarakan mengenai politik yang pada akhirnya ikut berperan dalam

penyusunan pendirian Negara Pakistan.

E. Metode Penelitian

I. Pendekatan Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif dengan teknik analisis kualitatif. Pendekatan analisis

kualitatif dimaksudkan agar dapat memperoleh gambaran secara

menyeluruh, jelas dan mendalam mengenai hal-hal yang diteliti. Penelitian

kualitatif ini juga digunakan agar mengetahui makna dibalik fenomena

yang ada.

Penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan mengungkap gejala

holistik-kontekstual menjadi pengumpulan data dengan memanfaatkan

peneliti sebagai kunci utama dari pengumpulan data. Penelitian kualitatif

ini bersifat deskriptif dan lebih menonjolkan proses dan makna,

pendekatan yang digunakan juga cenderung pendekatan induktif. Ciri

pendekatan kualitatif.Ciri penulisan dalam metode kualitatif disusun dalam

bentuk narasi sehingga menunjukkan nilai otentik.19

Maksud dari holistic dari penelitian kualitatif ini adalah

menyeluruh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Sehingga fokus penelitian

tidak hanya menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian,

19

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat., Metodologi Penelitian (Bandung: CV.

Mandar Maju, 2011), 200.

Page 23: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

13

melainkan juga fokus penelitian ini akan secara keseluruhan situasi sosial

yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku (aktor), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis.20

II. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang akan digunakan penulis adalah observasi

dokumen. Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, yang tersusun dari berbagai peroses seperti proses biologis dan

psikologis dan yang terpenting diantaranya adalah proses pengamatan dan

ingatan.21

Berbeda dengan teknik wawancara dan kuesioner karena ruang

lingkup obesrvasi yang tidak terbatas, tidak hanya dengan manusia tetapi

juga dengan alam-alam yang ada di sekitarnya.

III. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang diperoleh oleh peneliti yaitu melalui

Studi Kepustakaan (Library Research). Studi Kepustakaan merupakan

proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian

yang akan diteliti. Pengumpulan data dan informasi ini dikumpulkan

melalui literatur-literatur kepustakaan, buku, majalah, koran, artikel,

jurnal, serta website.22

Tujuan Studi Kepustakaan adalah untuk

20

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta

Bandung, 2006), 233. 21

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, 162. 22

Muhammad al-Banna, Ali Syari’ati Tentang Islam dan Modernitas (Ciputat:

UIN Syarif Hidayatullah, 2010), 8.

Page 24: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

14

memperoleh data melalui sumber bacaan yang meliputi buku, majalah,

koran, artikel, jurnal, serta website mengenai Muhammad Asad.23

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti akan menyusun pembahsan yang

menjadi beberapa bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, Dalam bab ini peneliti akan memaparkan

permasalahan yang melatarbelakangi pembahasan dan perumusan masalah serta

tujuan terkait dalam penelitian tentang Peran Muhammad Assad Dalam

Pembentukan Negara Islam Studi Tentang Terbentuknya Negara Pakistan.

BAB II : Dalam bab ini akan difokuskan pada teori dan konsep.

Membahas tori-teori negara, ideologi negara hingga terbentuknya Negara Islam

menurut pemikir politik lainnya. Selain itu bab ini juga akan membahas konsep-

konsep tentang Negara Islam yang juga dibahas dan dikemukakan oleh para

pemikir politik Islam lainnya.

BAB III : Dalam bab ini akan difokuskan pada biografi muhammad asad

dan awal mula berdirinya negara dan pemerintahan islam pakistan. Biografi

Muhammad Asad, tentunya tidak lepas dari ketertarikannya terhadap Islam

sehingga seorang keturunan Yahudi ini menetapkan dirinya sebagai Muslim

dengan karya-karyanya mengenai Islam yang sangat menarik perhatian tokoh

Islam di Pakistan dan membuat Asad dipercaya dalam pembuatan konsep Negara

23

Rif’at, Pemikiran Politik Islam Fachry Ali (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah,

2011), 4.

Page 25: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

15

Pakistan. Kemudian sejarah terbentuknya Negara Pakistan yang berpisah dari

Negara India. Serta sistem pemerintahan dan undang-undang yang berlaku pada

awal pemerintahan berdirinya Negara Pakistan.

BAB IV : Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang Muhammad Asad

dan kontribusinya pada pembentukan Negara Pakistan. Secara rinci bab ini akan

menjelaskan mengenai pemikiran Muhammad Asad mengenai Negara Islam

Pakistan. Pengaruh Asad pada konsep Negara Islam Pakistan, karena pada

dasarnya bab ini menjadi pembanding ada atau tidaknya serta digunakan atau

tidaknya sistem politik Islam dalam pemikiran Muhammad Asad dengan sistem

politik yang telah diterapkan dalam Negara Pakistan, ketika negara tersebut

berdiri. Selain itu bab ini juga akan memaparkan kegagalan penegakan hukum

Islam di Negara Pakistan dan Pemikiran Asad.

BAB V : Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan mengenai

skripsi ini, sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan Peran

Muhammad Asad Dalam Pembentukan Negara Islam Studi Tentang Terbentuknya

Negara Pakistan.

Page 26: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

16

BAB II

TEORI DAN KONSEP

A. Teori Negara

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara merupakan alat

dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar

manusia dalam masyarakat, serta menertibkan gejala kekuasaan yang ada dalam

masyarakat.24

Dalam satu negara rakyat diperintah oleh sejumlah pejabat yang

berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-

undangan melalui kontrol monopolitis dari kekuasaan yang sah.25

Thomas Aquinas seorang pemikir klasik mendefiniskan negara sebagai

lembaga sosial manusia yang paling tinggi dan luas, yang fungsinya adalah

menjamin manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya yang

melampaui kemampuan lingkungan sosial yang lebih kecil seperti desa dan kota.26

Manusia bergantung pada manusia lainnya, tidak mungkin manusia dapat

mencapai kebahagiaan hidup tanpa manusia lain, ini merupakan hukum alamiah

dari setiap manusia. Menurut Thomas Aquinas hukum alam inilah yang mendasari

manusia berfikir untuk membentuk suatau negara. Hukum alam menurut Thomas

Aquinas merupakan partisipasi mahluk rasional dalam hukum abadi. Menurut

24

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2010), 47. 25

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan (Bandung:

Alvabeta, 2013), 48. 26

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 42

Page 27: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

17

Aquinas manusia merupakan satu-satunya mahkhluk rasional yang dianugerahi

Tuhan penalaran, intelegensia dan akal budi, sehingga ekstitensi negara

bersumber dari sifat alami manusia. Menurut Aquinas salah satu sifat alamiah

manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan politis.27

Al-Mawardi merupakan pemikir Islam berpendapat bahwa asal mula

negara terjadi karena perbedaan bakat dalam diri manusialah yang pada akhirnya

mendorong sesamanya untuk saling membantu. Karena pada dasarnya manusia

mempunyai kelemahan, sehingga untuk memenuhi semua kebutuhan umat

manusia maka perlu adanya persatuan dan saling membantu, hingga akhirnya

terdapat kesepakatan untuk mendirikan negara. Al-Mawardi mengemukakakan

bahwa negara terjadi juga karena kontrak sosial, dengan perjanjian dasar sukarela.

Ketika Al-Mawardi mengemukakakn teori kontrak sosialnya pada abad sebelas, di

Eropa teori kontrak sosial muncul untuk pertama kalinya pada abad ke enam

belas.28

Menurut Hobbes yang merupakan seorang filsuf zaman modern

berpendapat bahwa asal mula terbentuknya negara atau kedaulatan pada

hakikatnya merupakan sebuah kontrak atau perjanjian sosial, dikenal dalam istilah

covenant. Dalam perjanjian ini manusia ataupun individu secara sukarela

27

Kabul Budiyono, Teori dan Filsafat Ilmu Politik (Bandung: Alfabeta, 2012),

120-122. 28

Ni’matul Huda, Ilmu Negara (Jakarta: PT RadzjaGrafindo Persada, 2010), 49-

50.

Page 28: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

18

menyerahkan hak-haknya serta kebebasan kepada seorang penguasa negara atau

semacam dewan rakyat.29

Dalam pandangan Hobbes kondisi alamiah manusia pada awalnya bukan

merupakan keadaan yang aman dan adil, namun kondisi manusia sangatlah kacau.

Keadaan kacau ini mengakibatkan manusia selalu dalam keadaan bermusuhan dan

merasa terancam oleh sesamanya yang mengakibatkan terjadinya perang antar

sesama, dikenal dengan kondisi homo homini lupus dan bellum omnium contra

omnes. Kondisi ini terjadi dikarenakan belum adanya hukum dan pemerintahan

yang dibuat oleh manusia, manusia hidup tanpa adanya ikatan sosial antar

individu. Makadari itu demi terciptanya kedamaian, ketertiban dan adanya

kebebasan seseorang untuk mempertahankan haknya maka perlu dihapuskannya

benih-benih penyebab kekacauan terjadi, yaitu dengan dilakukannya perjanjian

bersama. Perjanjian bersama yang dilakukan secara sadar oleh manusia inilah

yang pada akhirnya memunculkan keadaan dalam bernegara, karena setiap

individu pada akhirnya berjanji melepaskan hak-hak kodart dan menyerahkan

pada seseorang atau sebuah badan yang berada di luar dan di atas para anggotanya

dan dianggap dapat menjamin tata kehidupan bersama.30

Negara hadir sebagai satu organisasi kekuasaan, dan dengan

kehadiraannya negara menjadi suatu alat untuk mengatur tingkah laku manusia

secara terikat dalam peraturan. Peraturan-peraturan dan kehidupan manusiapun

dipengaruhi atau ditentukan oleh kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh negara.

29

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 42. 30

Budiyono, Teori dan Filsafat Ilmu Politik, 93-94.

Page 29: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

19

Negara menyusun sejumlah aturan-aturan dan memaksa setiap orang mematuhi

peraturan tersebut yang telah disusun menurut sudut pandang negara itu sendiri.31

Negara berdasarkan strukturnya dapat dibedakan menjadi suprastruktur

politik dan infrastruktur politik. Pengertian suprastruktur politik adalah segala

sesuatu yang bersangkutan dengan alat kelengakapan negara, termasuk

diantaranya berhubungan dengan hal mengenai kedudukan, kekuasaan,

wewenang, tugas pembentukan, hal-hal tersebut berhubungan satu sama lainnya.

Ketentuan dalam suprastruktur politik tersebut diatur dalam Undang-Undang

Dasar (UUD). Sedangkan Infrastruktur politik merupakan hal-hal yang

berhubungan dengan partai, golongan kepentingan, kelompok penekan,

komunikasi politik, pemilu dan sebagainya. Antara suprastruktur dan infrastruktur

mempunyai hubungan timbale balik, yang artinya suprastruktur dapat mengatur

segala ketentuan yang ada di dalam infrastruktur dan infrastruktur dapat

mempengaruhi serta menentukan berjalannya suprastruktur.32

31

P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 109-

110. 32

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 47-48.

Page 30: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

20

B. Teori Terbentuknya Negara

Negara terbentuk tidak terjadi begitu saja, namun negara terbentuk dengan

adanya tujuan, unsur dan konsep yang mendasari negara tersebut hadir. Dengan

adanya tujuan, unsur dan konsep tersebut negara akan hadir menjadi negara yang

mencapai kesempurnaan. Jika ketentuan terbentuknya negara terpenuhi maka

negara tersebut akan hadir tanpa adanya keraguan dan dalam pandangan

politikpun tidak diragukan.

Negara terbentuk memiliki tujuannya masing-masing, namun secara

umum tujuan terbentuknya negara menurut Wilford Garner terbagi menjadi tiga,

pertama, tujuan asli atau tujuan utama yaitu untuk melakukan pemeliharaan,

ketertiban, keamanan, dan keadilan. Tujuan ini mengutamakan kebahagiaan

individu, maka jika tujuan ini tidak dipenuhi maka hadirnya negara tidak

dibenarkan. Kedua, tujuan sekunder, mengutamakan kesejahteraan kepentingan

bersama dari seluruh individu. Ketiga, tujuan negara dalam bidang peradaban,

maksud tujuan ini adalah memajukan peradaban dan meningkatkan kemajuan

negara.33

Terbentuknya negara berdasarkan unsur-unsur yang dipenuhi diantaranya :

1. Adanya wilayah, kekuasaan negara tersebut berlaku harus memiliki batas

wilayah.

2. Adanya rakyat, sekumpulan orang yang telah menempati suatu tempat dan

telah sadar untuk bernegara.

33

Rudi Salam Sinaga, Pengantar Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),

13-14.

Page 31: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

21

3. Adanya pemerintah (unsur primer), suatu badan yang dibentuk untuk

mengurus dan memimpin Negara

4. Adanya kedaulatan (unsur primer), kekuasaan tertinggi yang berwenang

membuat UU dan melaksanakannya dengan semua cara termasuk secara

paksa.

5. Adanya pengakuan (unsur sekunder), unsur tambahan yang menguatkan

keberadaan sebuah negara. Pengakuan dari dalam dan luar negeri,

pengakuan dari dalam negeri yaitu kerelaan warga negara untuk diperintah

oleh pemerintah yang sah, pengakuan dari luar negeri yaitu pengakuan

ekstitensi sebuah pemerintahan yang sah dan berdaulat dari negara

tetangga.34

Negara terbentuk biasanya mempunyai konsep ideologi yang berbeda atau

sesuai dari kesepakatan negara tersebut. Ideologi hadir sebagai pemersatu rakyat

di suatu negara dan ideologi juga merupakan satu pedoman untuk memilih

kebijakan dan perilaku politik sehingga masyarakat yang menerapkan ideologi

tertentu yakin akan arti keberadaannya dan tujuan tindakannya. Kaberhasilan

suatu ideologi merupakan masalah kepercayaan rasional yang lahir dari setiap

individu.35

Ideologi merupakan suatu sistem nilai atau kepercayaan yang diterima

sebagai suatau fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu. Ideologi yang

merupakan satu sistem inilah maka ideologi merupakan hasil pemikiran yang

34

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 50-51. 35

Carlton Clymer Rodee, dkk., Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2009), 105.

Page 32: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

22

matang yang mungkn berasal dari pemikiran seseorang ataupun pemikiran dari

sekelompok orang.36

Ideologi menurut Ramlan Subakti:

Suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam

tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan

mengenai cara-cara yang paling dianggap baik untuk mencapai tujuan.

Tujuan dan cara itu sebagai moral dianggap paling baik dan adil bagi

penghayatannya untuk mengatur perilaku sosial warga masyarakat dalam

berbagai segi kehidupan ini.37

Ada banyak ideologi yang digunakan di beberapa negara diantaranya:

nasionalisme, liberalism, konservatisme, sosialisme, komunisme, kapitalisme,

radikalisme, fasisme, demokrasi, dan islam.38

Dalam hal ini Negara Pakistan

berdiri sebagai negara yang berideologi Islam, dan Pakistan juga dikenal sebagai

Negara Islam dengan nama Republik Islam Pakistan.

C. Konsep Negara Islam

Negara Islam merupakan negara yang hidup dengan tujuan membawa

nama Allah, yaitu memiliki rakyat yang manusiawi serta tanah air yang harus di

lindungi sebagai amanat yang harus dijaga. Hukumnya merata didalam satu

undang-undang. Hak diberikan menurut ketentuan begitupun kewajiban yang

dilakukan dengan penuh perhatian. Segala sesuatu juga diatur atas dasar

musyawarah para ahli dan cendikiawan, jujur memikirkan nasib bersama.39

Negara Islam ditegakkan dalam hukum dan peraturan yang ditumbuhkan

atas sendi akidah Islam, sehingga Negara Islam bukanlah negara yang dibatasi

36

Sitepu, Studi Ilmu Politik, 50. 37

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 85. 38

Efriza, Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan, 89. 39

Fuad Mohd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam (Jakarta: CV Pedoman Ilmu

Jaya, 1988), 217.

Page 33: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

23

dengan kedaerahan seperti ras atau suku. Begitupun dengan tujuan negara yang

ada didalamnya, selama negara didirikan atas dasar Islam maka secara alami

tujuan-tujuannya adalah tujuan dari Islam.40

Dalam kajian dan konsep Islam ada beberapa istilah negara, yang hampir

semua istilahnya pernah dipraktikan oleh umat Islam, diantaranya:

1. Daulah, merupakan kelompok sosial yang menetap pada suatu wilayah

tertentu dan diorganisasi oleh suatu pemerintah yang mengatur

kepentingan dan kemaslahatan. Istilah ini pertama kali digunakan ketika

masa kekhalifahan dinasti Abbasiyah pada pertengahan abad ke 8.

2. Khalifah, dalam perspektif politik sunni, khalifah didasarkan pada dua

rukun yaitu consensus elite politik (ijma) dan pemberian legitimasi

(bay’ah). Menurut Bernard Lewis stilah ini dipergunakan pertama kali

muncul di Arabia pra-Islam dalam suatu prasasti arab abad ke-6 Masehi.

3. Hukumah, hukumah berbeda dengan konsep khalifah dan imamah, sebab

kedua konsep ini lebih berhubungan dengan format politik atau kekuasaan,

sedangkan hukumah lebih berhubungan dengan sistem pemerintahan.

4. Imamah, menurut Al-Mawardi imamah adalah khalifah, raja, sultan atau

kepala negara.

5. Kesultanan, diartikan sebagai wewenang. Menurut Lewis kata ini muncul

berkali-kali di dalam Al-Quran dengan arti kekuasaan, bukti, dan yang

lebih khusus lagi adalah kekuasaan yang efektif.41

40

Abd. Aziz, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam (Jakarta: Yayasan

AL AMIN, 1984), 13-14.

Page 34: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

24

Negara Islam menurut Hasan al-Banna adalah negara yang merdeka, tegak diatas

syariat Islam, bekerja dalam rangka menerapkan sistem sosialnya,

memproklamasikan prinsip-prinsip yang lurus, dan melakukan dakwah yang bijak

ke segenap umat manusia. Negara Islam berbentuk khalifah. Khalifah adalah

kekuasaan umum yang paling tinggi dalam agama Islam. Khalifah Islam didahului

oleh berdirinya pemerintahan Islam di Negara Islam.42

Negara Islam menurut Fazlur Rahman adalah organisasi yang dibentuk

oleh masyarakat muslim dalam rangka memenuhi keinginan mereka dan tidak

untuk kepentingan lain. Maksud dari kepentingan mereka disini adalah untuk

melaksanakan kehendak Allah yang telah tecantum di dalam wahyu Allah. Jadi

Negara Islam ini didirikan oleh umat Islam dalam rangka memenuhi keinginan

umat Islam untuk melaksanakan perintah Allah melalui wahyu-Nya.43

Terbentuknya Negara Islam menurut Hasan al-Banna yaitu bersumber dari

prinsip dasar ajaran Islam sendiri, yaitu Al-Quran dan Sunnah. Hasan al-Banna

menegaskan bahwa Islam merupakan tata aturan yang sangat lengkap karena satu

sama lainnya saling melengkapi, seperti halnya moral dan kekuasaan, rahmat dan

keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum, materi

41

Huda, Ilmu Negara, 13-16. 42

Iman Munandar, “Agama dan Politik, Islam dan Negara,” Wordpress, 2013

[artikel on-line]; tersedia di https://imannumberone.wordpress.com/2013/06/19/islam-

dan-negara/; Internet; diunduh pada 14 November 2016. 43

Hasbi Amiruddin, Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman (Yogyakarta:

UII Press, 2000), 83-84.

Page 35: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

25

atau kerja dan harta, kekuatan senjata dan konsep, yang dapat menyempurnakan

kehidupan bernegara.44

Dalam Islam, negara didirikan atas prinsip yang di tetapkan oleh Al-

Quran dan Sunnah nabi Muhammad. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya, pertama

ialah bahwa seluruh kekuasaan di alam semesta ada pada Allah karena Allahlah

yang telah menciptakannya. Menurut keimanan umat Muslim hanya Allah yang

dapat ditaati bila Allah memerintahkannya. Prinsip kedua adalah bahwa hukum

Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran dan Sunnah nabi, sedangkan Sunnah

nabi merupakan penjelasan otoritatif tentang Al-Quran yang di turunkan kepada

Nabi Muhammad untuk membimbing umat manusia. Allah juga menempatkan

pengetahuan mengenai kebaikan dan keburukan dalam sifat manusia dan lalu

menjelaskannya dalam Al-Quran.45

Jika dilihat secara seksama istilah negara sebenarnya memang tidak

disinggung dalam Quran maupun sunah, namun unsur-unsur esensial yang

menjadi dasar negara dapat ditemukan didalam kitab suci. Sepertihalnya

menjelaskan seperangkat prinsip atau fungsi yang dapat diterjemahkan dengan

adanya tata tertib sosio politik untuk komponen-komponen yang dibutuhkan bagi

44

Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari

Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer (Jakarta: Perdana Media Group, 2010), 198. 45

Mumtaz Ahmad, Masalah-Masalah Teori Politik Islam (Bandung: Mizan,

1996), 57.

Page 36: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

26

tegaknya sebuah negara misalnya keadilan, persaudaraan, ketahanan, kepatuhan

dan kehakiman.46

Menurut pandangan Islam pada dasarnya Negara Sekuler tidak bisa

memberi keputusan yang kuat jika ada pertentangan pikiran yang bertentantangan

dengan konsepsi masyarakat. Karena sesungguhnya konsep kemanusiaan tidak

dapat diselesaikan dengan paham sekuler yang hakekatnya sekuler merelatifkan

semua pandangan hidup. Sehingga sekuler tidak akan memberikan dasar yang

kuat bagi kehidupan masyarakat, malah sebaliknya akan menggoyahkan sendi-

sendi hidup orang dan masyarakat.47

I. Konsep Negara Islam Menurut Abu al-A’la al-

Maududi

Negara Islam menurut Abu al-A’la al-Maududi memempunyai

sistem tersendiri yang pada hakikatnya jika dilihat dari segi karakteristik

maupun tujuannya sangatlah berbeda dengan Negara Sekuler, karena

Islam merupakan antitesis dari demokrasi Barat yang memberikan

kekuasaan sepenuhnya kepada rakyat dalam penentuan norma-norma dan

prilaku dalam satu negara. Menurut al-Maududi Islam memberikan

kedaulatan yang terbatas kepada rakyat.48

46

Khalid Ibrahim Jindan, Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), 49. 47

Natsir, Agama dan Negara dalam Perspektif Islam (Jakarta: Media Da’wah,

2001), 212-213. 48

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 176-177.

Page 37: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

27

Konsep negara al-Maududi yaitu negara terbentuk dari misi Islam

yang agung dan membangun negara merupakan suatu kewajiban agama.

Al-Maududi mengungkapkan bahwa Negara Islam yang berlandaskan

syariah harus berlandaskan kepada empat prinsip yaitu: mengakui

kedaulatan Tuhan, menerima otoritas Nabi Muhammad, memiliki wakil

tuhan, dan menerapkan prinsip musyawarah konsep dasar dari Negara

Islam bahwa kedaulatan berada ditangan Tuhan, bukan seperti konsepsi

Barat yang menganggap bahwa kedaulatan berada di tangan Rakyat.49

Menurut al-Maududi asas terpenting dalam Islam adalah tauhid,

karena dalam ajarannya tauhid mempunyai pengaruh yang besar dalam

mengubah tata sosial, tata politik, tata ekonomi. Tauhid akan selalu

menentang tirani dan kekuasaan yang tidak adil. Asas utama tauhid inilah

yang pada akhirnya memunculkan konsep negara yang dikenal dengan

theokrasi. Perlu ditekankan konsep theokrasi ini berbeda dengan konsep

Eropa yang mengunggulkan sekelompok masyarakat dan mendominasi

yaitu kelompok pendeta. Menurut al-Maududi konsep theokrasi yang

dibangun Islam tidak dikuasai oleh kelompok keagamaan tetapi seluruh

masyarakat Islam yang menyelenggarakan pemerintahan sejalan dengan

49

“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012

[artikel on-line]; tersedia di https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-

negara-menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14

November 2016.

Page 38: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

28

Al-Quran dan Sunnah Rasul. Konsep Theokrasi digunkan al-Maududi

dengan nama Teo-demokrasi, yaitu sistem pemerintahan demokrasi Ilahi.50

Menurut Al-Maududi Negara Islam harus berlandaskan ideologi

dan bertujuan untuk menegakan ideologi tersebut, dengan demikian hanya

masyarakat yang meyakini ideologi itulah yang diperkenankan untuk

mempimpin. Akan tetapi prinsip ini tidak bermaksud untuk membedakan

golongan Muslim dan non-Muslim. Karena sesungguhnya Negara Islam

memberikan jaminan perlindungan, kehidupan, kebudayaan, keimanan dan

martabat warga non muslim.51

Selain itu Maududi juga menjelaskan upaya-upaya yang harus

dicapai atau syarat-syarat dari Negara Islam yang telah diisyaratkan dalam

Al-Quran adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya eksploitasi antar manusia, antar kelompok atau

kelas dalam masyarakat.

2. Memelihara kebebasan dalam ekonomi, politik, pendidikan dan

agama bagi para warga serta melindunginya dari invasi bangsa

asing.

3. Menegakkan sistem keadilan yang seimbang seusai dengan Al-

Quran.

50

“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012

[artikel on-line]; tersedia di https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-

negara-menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14

November 2016. 51

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 179-180.

Page 39: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

29

4. Memberantas kejahatan dan mengedepankan kebajikan sesuai

ajaran Al-Quran.

5. Sebagai tempat tinggal yang dapat mengayomi setiap warga

negaranya dengan menegakkan hukum tanpa diskriminasi.52

II. Konsep Negara Islam Menurut Muhammad Iqbal

Hampir sama dengan al-Maududi Konsep kenegaraan yang

dikemukakan oleh Muhammad Iqbal yaitu dasar utama pembentukan

negara berdasarkan konsep tauhid. Prinsip tauhid akan melahirkan rasa

kebangsaan dan kesetiaan kepada saudara seakidah tanpa adanya ikatan

keluarga. Negara Islam menurut Iqbal berorientasikan kepada Tuhan yang

menjadi sumber utama kehidupan. negara sebagai refleksi dari kedaulatan

Tuhan yang berpedoman kepada Al-Quran. Syariat Islam sebagai sumber

hukum dan etika, sehingga pemimpin dan rakyat memiliki kedudukan

yang sama di hadapan hukum. Kebebasan setiap individu menurut Iqbal

diatur berdasarkan hukum sehingga memunculkan prinsip toleransi setiap

golongan dan kelompok.53

Bagi Iqbal tidak ada pemisahan antara spiritual dan matertil,

begitupun dengan agama dan negara. Iqbal menyimpulkan bahwa

demokrasi merupakan cita-cita politik Islam. Ada lima prinsip dasar atas

52

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 180. 53

Abdullah Firdaus,“Konsep Negara Islam Dalam Pemikiran Politik Muhammad

Iqbal,” Media Akademika, vol.29 no.1, 2014 [jurnal on-line]; tersedia di

http://portalgaruda.org/article.php/article=321578&val=6803&title=Konsep%20Negara%

20IslaI%20dalam%20Pemikiran%20Politik%20Muhammad%20Iqbal; Internet; diunduh

pada 14 November 2016.

Page 40: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

30

konsep demokrasi dalam pandangan Iqbal yaitu: Pertama, asas utama

adalah tauhid adapun kekuasaan kepala negara hanyalah melaksanakan

kehendak Tuhan. Kedua, kepatuhan kepada hukum yang telah

disempurnakan oleh Nabi Muhammad. Ketiga, toleransi. Keempat,

demokrasi Islam yang tidak dibatasi oleh wilayah geografis, ras, ataupun

warna kulit. Kelima, diadakannya pengembangan hukum Tuhan melalui

Ijtihad.54

Perlu diingat bahwa demokrasi yang ditanamkan Iqbal berdasarkan

prinsip tauhid dan kenabian Muhammad. Iqbal sangat menentang

demokrasi Barat, karena menurutnya demokrasi Barat tidak mempunyai

landasan spiritual. Baginya gagasan dan institusi masyarakat yang tidak

didukung oleh semangat moral dan spiritual akan menghancurkan

kehidupan sosial itu sendiri.55

54

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer,101-103. 55

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 99.

Page 41: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

31

BAB III

BIOGRAFI MUHAMMAD ASAD DAN AWAL MULA BERDIRINYA

NEGARA DAN PEMERINTAHAN ISLAM PAKISTAN

A. Biografi Muhammad Asad

Pada musim panas tahun 1900 Muhammad Asad lahir, di Livow Eropa

Tengah sebuah kota di Polandia.56

Asad lahir dengan nama Leopold Weiss.57

Nama Muhammad Asad merupakan nama yang digunakan setelah Asad memeluk

Agama Islam.58

Pada awalnya ayahnya menginginkan Asad menjadi ahli ilmu

pengetahuan namun gagal dikarenakan Asad tidak terkarik menjadi seorang ahli

ilmu pengetahuan. Ayahnypun akhirnya harus menerima kenyataan bahwa Asad

lebih menyukai sastra dan sejarah. Guru-guru Asad merasa sangat puas karena

kecerdasan Asad dibidang tersebut. Sesuai tradisi dari keluarga Asad,

pembelajaran dilakukan di rumah dengan menerima guru-guru pribadi di rumah.

Guru-guru pribadi tersebut juga mengajarkan seluruh dasar kebiasaan Yahudi.59

Asad telah mempelajari bahasa Jerman dari ayahnya dan juga bahasa

Polandia dari Ibunya. Karena kegemarannya membaca pada usia tiga belas tahun

Asad telah selesai membaca karya-karya besar dalam bahasa Jerman dan Polandia

seperti karya Sienkiewics, Karl Marx, Nietzsche dan Rilke. Kecermelangannya

56

Asad, Jalan Ke Makkah, 71-72. 57

“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,

[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-

gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November

2016. 58

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 158. 59

Asad, Jalan Ke Makkah, 72-73.

Page 42: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

32

dalam berbahasa inilah yang pada akhirnya menjadi modal awal Asad lebih

mudah mempelajari Bahasa dan Sastra Arab.60

Diusia ke empat belas bertepatan dengan perang Eropa di akhir tahun

1914, karena postur tubuhnya yang tinggi menjadikan Asad mudah memasuki

angkatan darat Austria dengan menggunakan nama palsu. Setelah sepekan

Ayahnya dengan bantuan polisi menggiringnya pulang ke Wina. Asad tetap

bertekad menjadi anggota angkatan perang, empat tahun berlangsung Asad

mencoba kembali ke angkatan perang Austria, namun impiannya harus lenyap

karena pada akhirnya revolusi meletus dan perang berakhir dengan tenggelamnya

kekaisaran Austria.61

Dua tahun setelah perang berakhir Asad memulai belajar di fakultas

sejarah dan falsafah Universitas di Wina.62

Namun pada usia sembilan belas tahun

Asad akhirnya memutuskan untuk meninggalkan studinya di bidang tersebut.

Keputusan dalam hal ini Asad katakan kepada ayahnya, namun pada akhirnya

Asad memutuskan untuk memulai hidupnya sendiri dengan terjun ke dunia

teater.63

Perjalanan hidup Asad mengalami pasang surut, akan tetapi ada saat

keberuntungan bermula, di tahun 1921 saat kisah tragis Uni Soviet yang diserang

becana kelaparan yang belum pernah terjadi sehebat ini. Asad dengan

60

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 20. 61

Asad, Jalan Ke Makkah, 74. 62

Asad, Jalan Ke Makkah, 74-75. 63

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 158.

Page 43: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

33

bermodalkan informasi temannya, Asad akhirnya dapat mewawancarai istri dari

Maxim Gorky seorang kepala di daerah tersebut. Ketika wartawan Eropa sibuk

mencari tahu keadaan bencana tersebut, Asad yang mampu menggambarkan

bencana tersebut melalui wawancara ekslusifnya. Wawancara tersebut dituliskan

kembali oleh Asad, dan segera dikirimkan ke segenap langganan. Berkat

kepiawaianmya dalam menulis, berita tersebut tanpa penyaringan lolos di muat di

surat kabar dan tersebar luas, Asad akhirnya diangkat menjadi wartawan.

Keinginanan Asad selama ini tercapai. Pada akhirnya Asad sekarang menjadi

seorang jurnalis.64

Pekerjaannya sebagai jurnalis di United Telegraph membuka jalan Asad

kearah karir yang lebih luas. Penguasannya dalam berbahasa menjadikannya

sebagai pembantu redaksi dinas pekabaran untuk pers Skandinavia. Pada musim

semi tahun 1922 Dorian paman dari Muhammad Asad mengirimkan sepucuk surat

yang mengajak Asad agar dapat berkunjung ke daerah Timur dan menetap disana

selama sepekan. Asad menyetujui dan akhirnya secepatnya mengambil cuti agar

segera berangkat ke Timur. Selama perjalanannya ke Palestina kekaguman Asad

kepada bangsa Arab mulai tumbuh. Asad menghabiskan waktunya di rumah

Paman Dorin di Yarussalem.65

Disini kemudian Asad tertarik dengan Islam dan

memutuskan untuk bermukim.

Asad memutuskan untuk melepaskan pekerjaannya sebagai wartawan di

United Telegraph dan mencoba menjadi wartawan luar negeri. Akhir tahun 1922

64

Asad, Jalan Ke Makkah, 83-86. 65

Asad, Jalan Ke Makkah, 94-109.

Page 44: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

34

Asad menuliskan artikel dan mengirimkannya ke surat kabar yang berada di

Jerman. Surat kabar Frankfurter Zeitung akhirnya menerima dan menunjuk Asad

sebagai wartawan keliling istimewa untuk daerah Timur.66

Pada usia dua puluh

dua tahun Asad resmi menjadi koresponden harian surat kabar Frankfurter

Zeitung yang merupakan surat kabar harian Jerman terkenal pada masa itu.67

Perhatian Asad kepada Islam awalnya hanya sebagai perhatian orang asing

yang sedang bertugas di Timur Tengah. Tetapi lambat laun Asad melihat

masyarakat Islam dengan tata masyarakat yang secara fundamental berbeda

dengan pandangan hidup Eropa. Rasa simpati Asad muncul karena kehidupan

Islam yang lebih insani dan konsepsi hidup yang lebih damai dibandingkan

dengan hidup yang tergesa-gesa dan mekanis di Eropa. Rasa simpat ini

berangsur-angsur membawa Asad untuk mencari tahu sebab-sebeb perbedaan

mode hidup semacam itu.68

Asad memulai mencari tahu Islam melalui buku-buku dan menelitinya

dengan cara mengunjungi Mesir dan mencari tahunya sendiri. Asad melakukan

banyak perjalanan dan bertemu dengan banyak guru dan tokoh di sana. Dari

banyak perjalanan dan perkenalan yang Asad alami di daerah Timur Tengah

membuat Asad semakin tertarik dengan Islam dan peradabannya.

66

Asad, Jalan Ke Makkah, 120-122. 67

“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,

[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-

gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November

2016. 68

Muhammad Asad, Islam at the Crossroads, 2-3.

Page 45: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

35

Pada musim bunga tahun 1924 Frankfuter Zeitung mengutus kembali

Asad untuk melakukan perjalanan kembali ke Timur Tengah,69

Perjalanan

keduakalinya ini ke Timur Tengah dengan Islam yang mulai tertanam dalam

pikirannya. Asad menyadari bahwa kali ini Asad menghabiskan waktu di Timur

Tengah selama dua tahun bukan hanya tugas sebagai seorang wartawan, namun

perjalannya kali ini Asad sedang mengadakan perjalanan mengejar suatu

penemuan.

Asad mengakui kehendaknya semakin kuat untuk memeluk agama Islam

muncul pada tahun 1925 di musim semi daerah pegunungan Afghanistan. Dalam

persinggahannya di daerah tersebut, seorang gubernur provinsi berkata kepada

Asad “tetapi anda adalah seorang muslim, hanya anda sendiri tidak

mengetahuinya”. Asad mangatakan bahwa Asad bukanlah seorang muslim

namun Asad mulai menampak kebesaran Islam. Akan tetapi perkataan gubernur

tersebut membuat Asad terkejut dan berdiam diri.70

Di tahun 1926 menjelang akhir musim dingin Asad kembali ke Eropa

meninggalkan Herat. Nama Asad menjadi tenar dan telah di anggap sebagai

wartawan yang paling terkemuka di seluruh Eropa Tengah. Beberapa artikelnya

diperbanyak dan telah dicetak ulang hampir tiga puluh kali yaitu artikel mengenai

psikologi agama yang ruwet dari bangsa Iran. Artikel Asad menjadi perhatian

sarjana-sarjana orientalis terkemuka dan memperoleh lebih daripada sekedar

pengakuan kuliah-kuliah pada akademi Geopolitik di Berlin namun dikatakan

69

Asad, Jalan Ke Makkah, 224. 70

Asad, Islam at the Crossroads, 3.

Page 46: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

36

pula bahwa belum ada sebelumnya orang seusia Asad mempunyai ketegasan

seperti itu.71

Kembalinya ke Eropa Asad menikah dengan Elsa. Karena pertanyaannya

mengenai Islam semakin besar akhirnya Asad mulai tidak tertarik untuk menulis

di Frankfurter Zeitung. Asad mengundurkan diri dan pindah ke Berlin dengan

Isterinya. Di berlin Asad melakukan persetujuan dengan tiga surat kabar harian

yaitu Neuen Zurrher Zeitung di Zurich, Telegraf di Amsterdam, dan Kolnische

Zeitung di Cologne. Asad juga mulai menyempurnakan serentetan kuliah pada

akademi Geopolitik melanjutkan studi-studi mengenai Islam.72

Asad semakin

sering memikirkan Islam, pemikiran Asad terus diselimuti rasa ingin tahu

mengenai Islam. Asad sadar bahwa Asad bukan hanya tertarik kepada Islam

namun Asad ingin memeluk agama Islam. Keinginan itu masih Asad urungkan,

karena ada konsekuensi yang harus dijalani jika Asad memeluk Islam yaitu

memutuskan hubungan dengan tempat Asad dibesarkan.

Tahun 1926 di bulan September, Asad mulai memantapkan diri untuk

memeluk agama Islam. Ketika itu Asad pergi dengan istrinya menggunakan

kereta. Asad melihat seorang lelaki kaya, namun kekayaannya tidak dapat

menutupi ketidakbahagiaan di wajahnya. Elsapun menyetujui apa yang telah

dilihat Asad. Setibanya di rumah Asad melirik Al-Quran dalam keadaan terbuka

di atas meja. Asad mengambilnya dan hendak menutupnya namun Asad terdiam

di bagian yang sedang terbuka. Asadpun membacanya “Bermegah-megahan telah

71

Asad, Jalan Ke Makkah, 353-354. 72

Asad, Jalan Ke Makkah, 361.

Page 47: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

37

melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu kelak

kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatanmu)”. Asad terpaku dan gemetar,

ternyata itulah jawaban dari segala keraguannya. Asad akhirnya mengakui bahwa

Asad insaf, karena yang sedang Asad pegang adalah wahyu Tuhan. Kitab ini telah

diletakkan di hadapan manusia lebih dari seribu tiga ratus tahun silam, namun

dengan jelas menyinggung sesuatu yang sebenarnya hanya dapat di jawab oleh

kebenaran zaman sekarang yang di penuhi dengan mesin.73

Asad menyadari

bahwa satu-satunya konsekuensi yang logis dari sikapnya yaitu memeluk agama

Islam.74

Asad mencari seorang sahabat Muslim India yang memimpin masyarakat

kecil Muslimin di kota Berlin. Asad mengatakan kepadanya bahwa ingin

memeluk agama Islam. Kemudian Asad mulai berjabat tangan sambil

mengucapkan dua kalimat syahadat. Beberapa pekan kemudian Elsa juga

melakukan hal yang sama. Asad menerangkan kepada ayahnya bahwa Asad telah

menjadi seorang muslim. Beberapa bulan kemudian balasan tersebut mengatakan

bahwa menganggap Asad telah mati. Assad membalas penerimaan Islam Asad

tidak akan merubah sikap Asad kepada ayahnya karena Islam mewajibkan

umatnya untuk mencintai dan menghormati orang tua melebihi orang lain. Di

tahun 1927, Asad bersama Istri dan anak tirinya melakukan perjalanan haji.

Dalam perjalanan haji tersebut istrinya meninggal, kemudian dimakamkan di

Makkah, di tahun 1935 melalui surat akhirnya Asad mulai melakukan hubungan

kembali dengan ayahnya. Hubungan itu berakhir tahun 1942 ketika Ayah dan

73

Asad, Jalan Ke Makkah, 363-365. 74

Asad, Islam at the Crossroads, 4.

Page 48: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

38

saudaranya dikeluarkan dari Wina oleh kaum Nazi dan sesudah itu meninggal

dalam sebuah kamp konsentrasi.75

Muhammad Asad tinggal di Hejaz dan Najd Saudi Arabia dari tahun 1926

sampai tahun 1932, dalam perjalanannya di wilayah negeri Islam Asad

bersahabat dengan tokoh-tokoh Islam, termasuk Raja Abdul Aziz, Ibnu Saud.76

Di

tahun 1947 Asad diberikan kepercayaan untuk memimpin sebuah departemen

Rekontruksi Islam oleh Pemerintah Pakistan.77

Asad menjabat sebagai pembantu

menteri luar negeri untuk urusan Timur Dekat dan Asad dikirim ke New York

sebagai perwakilan tetap Pakistan di PBB. Muhammad Asad juga mengepalai

bagian Timur Tengah Kementrian Luar Negeri Pakistan dan menjadi duta tetap

untuk PBB. Asad diangkat sebagai warga negara kehormatan di berbagai negeri

Islam, dan terakhir di Maroko.78

Akhir tahun 1952 Asad meletakkan jabatan dinas

luar negeri Pakistan dan mulai menulis buku yang berjudul Road To Mecca.79

Buku-buku lainnya juga ditulis oleh Asad dan menjadi pengaruh Umat

Islam ketika itu yaitu buku The Massage Of Quran, merupakan buku tafsir Al-

Quran yang berpengaruh pada akhir 1920. Buku Islam at the Crossroads

merupakan buku yang menceritakan nasib umat Islam di tengah peradaban barat.

75

Asad, Jalan Ke Makkah, 366-367. 76

“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library

[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-

gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November

2016. 77

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer,159. 78

“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library,

[artikel on-line]; tersedia di http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-

gdl-s1-2006-denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November

2016. 79

Asad, Jalan Ke Makkah, 19.

Page 49: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

39

Asad juga mengumpulkan beberapa hadist Nabi dan dikutip dalam bukunya yaitu

Terjemahan Shahih al-Bukhari. Selain itu buku yang berpengaruh dalam

kenegaran dan lengkap membahas mengenai konsep Negara Islam yaitu berjudul

The Principels of State and Government in Islam, buku ini kemudian

dikembangkan dengan judul Minhaj al-Islam fi al-Hukm. Asad meninggal dunia

pada usia delapan puluh tahun tepatnya pada tahun 1900.80

B. Persentuhan Pemikiran Asad dan Iqbal

Muhammad Asad merupakan seorang penulis, dari karya-karyanya Asad

menjadi penulis yang dikenal oleh banyak kalangan. Asad beragama Yahudi dan

menetapkan dirinya untuk mencari tahu banyak mengenai Islam dan peradaban

Islam di Timur. Asad yang awalnya hanya ditugaskan oleh salah satu media berita

yang terkemuka di Eropa, tetapi pada akhirnya Asad malah tertarik dengan

kehidupan yang berada di Timur sehingga menetapkan dirinya untuk tinggal lebih

lama di Arab. Keingintahuan Asad mengenai Islam membuatnya mempelajari

banyak hal tentang Islam, hingga akhirnya Asad memutuskan untuk memeluk

agama Islam.

Setelah masuk Islam Asad memutuskan untuk menetap lebih lama dan

melakukan banyak perjalanan ke beberapa Negara Muslim, mulai dari Afrika

Utara sampai Afganistan, dan Asad juga bersahabat dengan tokoh-tokoh Islam

terkemuka di Mesir dan Timur Tengah.81

Dalam perjalanan panjangnya ketika

80

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 158-160. 81

Tabah Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad (Jakarta: Iris

Press, 2011), 30.

Page 50: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

40

sedang berada di Madinnah Asad mendapatkan beberapa surat diantaranya dari

para sahabatnya di Madinnah, surat dari penerbit Neue Zuecher Zeitung di Swiss,

sepucuk surat dari Teheran sahabat karibnya Ali Agha, dan yang terakhir adalah

surat dari India yang mendesak agar Asad datang kesana dan berkecimpung dalam

masyarakat kaum Muslimin terbesar di dunia.82

Pada akhirnya Asad memutuskan

untuk berkunjung ke India untuk bertemu dengan Muhamamd Iqbal.

Iqbal merupakan tokoh perumusan baru modern itikad Islam,,

pemikirannya lain dari kaum modern terdahulu. Iqbal mengambil alih pelajaran

dari Ilmu pengetahuan Barat modern dan melanjutkan warisan perdabannya

sendiri. Dasar-dasar Islam ilmu ketuhanan Iqbal diambil dari filsafat Sufi. Iqbal

juga merupakan seorang penulis, yang pada akhirnya filsafat Iqbal sendiri

dituangkannya dalam serangakian syair Persia dan Urdu. Dari syair-syairnya

tersebut akhirnya Iqbal menjadi penyumbang timbulnya Pakistan sebagai suatu

negara Islam merdeka di tahun 1947.83

Menurut Wilfred Cantwell Smith ada tiga hal yang turut mempengaruhi

perkembangan pemikiran keislaman Muhammad Iqbal ketika masih berada di

Eropa. Pemikiran ini pada akhirnya semakin mempengaruhinya dalam aktivitas

dan gerakannya setelah Iqbal kembali ke India, agar menyadarkan umat Islam

yang sedang terlena. Pertama, vitalitas dan aktivitas kehidupan orang Eropa yang

luar biasa; kedua, masih berhubungan dengan yang pertama Iqbal menangkap visi

yang dapat dikembangkan dalam kehidupan bangsa Timur yaitu potensi diri yang

82

Asad, Jalan Ke Makkah, 302. 83

Hamilton, Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,

1983), 136.

Page 51: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

41

begitu luas dikembangkan oleh orang Barat; ketiga, adalah kehidupan Barat di

bagian tertentu yang melahirkan manusia yang terpecah kepribadiannya. Iqbal

dalam hal ini menerima vitalitas dan dinamika masyarakatnya yang begitu tinggi

dalam menjalankan kehidupan, karena baginya ini tidak bertentangan dengan

Islam. Akan tetapi hal-hal selain itu menurutnya bertentangan dengan semangat

ajaran Islam dan Iqbal sangat mengecamnya.84

Menurut Iqbal kehidupan Barat sangatlah jauh dari nilai spiritual

keagamaan. Iqbal mengungkapkan bahwa peradaban Barat sebenarnya merupakan

lembah kegelapan, karena kehidupan Barat terlalu menumpukkan segala

permasalahan pada akal rasio dan lebih kepada materi, sehingga semangat

spiritual dalam kehidupan Barat menghilang.85

Dalam pandangan Muhammad

Asad sebelum masuk Islam, menyadari hal yang demikian serupa. Ketika Asad

ditugaskan menjadi wartawan Timur Tengah, Asad melihat bahwa kehidupan

orang-orang Arab mempunyai pertalian hidup organik antara pikiran dan perasaan

yang menurut Asad telah lama lenyap dari orang-orang Eropa. Keadaan orang

Arab dan keamanan emosional yang terjadi pada rakyat Arab telah menjadi suatu

panggilan pribadi dengan semakin bertambah sadarnya akan adanya sesuatu

kehendak yang ingin diketahui Asad karena demikian berlainannya dengan

Bangsa Eropa.86

84

Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari

Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, 89-90. 85

Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari

Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, 90. 86

Asad, Jalan Ke Makkah, 124-125.

Page 52: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

42

Pemikiran Iqbal dan Muhammad Asad pada intinya memiliki pemikiran

yang sama dalam membandingkan peradaban Barat dan Timur. Bagi keduanya

kehidupan di peradaban Barat dan Timur begitu berbeda. Kehidupan di Timur

mempunyai semangat spiritual yang tinggi dan hal ini sangat berbeda dengan

peradaban Barat yang tidak milikinya. Kehidupan di peradaban Barat hanya fokus

kepada pengayaan materi tanpa adanya ketenangan hati yang dibentengi dengan

agama.

Beberapa pemikiran Iqbal dipengaruhi oleh pemikiran Barat, karena dalam

pendidikannya Iqbal pernah sempat meneruskan studinya di Inggris, namun

pemikiran Barat yang Iqbal ambil tidak semata-mata dituangkan langsung

kedalam pemikirannya. Iqbal menuangkan pemikirannya terhadap peradaban

Islam atas dasar ilmu-ilmu ketuhanan, sehingga Iqbal menjadi pemikir Islam

modern dan pemikirannya dituangkan kedalam tulisan-tulisannya. Sama halnya

dengan Muhammad Asad yang merupakan seorang Yahudi dan banyak

menjalanni kehidupan dan pendidikannya di Barat, namun karena kecerdasannya

dalam menulis pada akhirnya membuat Asad menjadi wartawan Timur Tengah

selama bertahun-tahun dan membuatnya tertarik dengan Islam hingga akhirnya

Asad memutuskan untuk memeluk Islam. Pemikirannya mengenai Islam Asad

tuangkan pula dalam tulisan-tulisannya, sehingga Asad juga menjadi pemikir

Islam modern.

Walaupun pemikiran Iqbal dipengaruhi oleh pemikiran Barat, namun

dalam konsep ideologi negara yang di ciptakan oleh Barat, seperti halnya

demokrasi Barat atau nasionalisme sangatlah tidak disukai olehnya. Menurut Iqbal

Page 53: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

43

demokrasi Barat tidak mempunyai landasan spiritual. Baginya gagasan dan

institusi masyarakat yang tidak didukung oleh semangat moral dan spiritual akan

menghancurkan kehidupan sosial itu sendiri.87

Ideologi-ideologi yang dirumuskan oleh Barat memiliki konsep yang

tidak berlandaskan moral agama bagi Iqbal sangat tidak sesuai dengan peradaban

Islam yang harus memasukan sendi-sendi agama di dalam politik. Respond Iqbal

dalam menolak ideologi Barat sama dengan pemikiran Muhammad Asad yang

sangat tidak menyetujui ideologi-ideologi Barat. Bagi Asad ideologi yang

dirumusakan semata-mata hanya untuk mengatur tata kehidupan masyarakat agar

sedikit lebih tertata dari sebelumnya.

Iqbal percaya bahwa pada dasarnya Barat tidak memiliki suatu ideologi

yang luas bagi umat manusia. Akan tetapi Iqbal sangat percaya bahwa kaum

muslimin telah dianugerahi ideologi semacam itu, untuk itu Iqbal menyatakan

bahwa kaum muslimin agar mengelakkan diri dari kecenderungan isme-isme dari

Barat.88

Asadpun berpandangan demikian, dari istilah-istilah yang sering

dipergunakan pada konsep Negara Barat yaitu Negara yang dibangun atas asas

ekonomi liberal, komunisme, sosialis-nasionalisme, sosialis demokratis, maupun

sistem lainnya yang ditemukan, pada dasarnya memiliki konsep yang berbeda

dengan kosep Islam. Dikemukakan oleh Asad bahwa istilah-istilah Barat yang

diterapkan akan memunculkan kekaburan karena hanya merupakan permainan

87

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 99. 88

Ali Khameni, Ali Syariati, dan Muthahhari, Muhammad Iqbal Dalam

Pandangan Para Pemikir Syi’ah (Jakarta: Islamic Center Jakarta, 2002), 29-30.

Page 54: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

44

istilah belaka. Kosepsi Islam memiliki satu sistem sosial khusus yang berbeda

dengan semua sistem yang berlaku di Barat.89

Dalam merumuskan konsep negara, Iqbal memiliki pandangan bahwa

akan lebih teratur dan memiliki moral jika dilandaskan dengan Al-Quran dan

Sunnah. Pemikiran ini juga merupakan pemikiran yang sama dengan Muhammad

Asad yang melihat bahwa tujuan akhir manusia adalah untuk beribadah kepada

Allah untuk itu dalam kehidupan bernegara perlu pengaturan yang baik yang

berlandaskan Al-Quran dan Sunah.

Konsep demokrasi yang disebutkan oleh Muhammad Iqbal dalam

pemikirannya sebagai tokoh modernis merupakan aplikasi dari konsep ijtihad.90

Persentuhan pemikiran Iqbal dan Asad juga dapat terlihat dalam pemikiran antar

keduanya yang membuka peluang bagi konsep Ijtihad. Bagi keduanya sistem

pemerintahan selain diatur berdasarkan Al-Quran dan Sunnah juga setelahnya

akan diatur seusai dengan kesepakatan bersama yang pastinya telah diijtihadkan.

Beberapa pemikiran Iqbal dan Asad yang memiliki kesamaan pada

akhirnya mempersatukan keduanya dalam suatu kondisi yaitu mendirikan Negara

Islam di Pakistan. Iqbal yang merupakan tokoh Islam di India mengundang Asad

untuk Ikut serta dan membantunya dalam mendirikan negara Islam di Pakistan.

Pada tahun 1933 dalam kunjungan Asad ke India, Asad berjumpa dengan

Muhammad Iqbal yang merupakan seorang filusuf dan bapak spiritual Islam di

89

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 40-43. 90

Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam

(Jakarta: Paramadina, 1999), 16.

Page 55: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

45

India. Iqbal memunyai gagasan untuk memisahkan diri dan membentuk

komunitas muslim yang independen dan terpisah dari komunitas Hindu di anak

benua India. Sejak pertemuannya dengan Muhammad Iqbal, Asad memang sudah

dikenal di dunia Islam sebagai seorang pemikir , penulis, dan diplomat yang

menonjol di pertengahan abad ke 20. Petualangan Asad dan keterlibatannya

dengan budaya Islam merupakan petualangan yang melelebihi jangkauan

geografis, akan tetapi juga spiritual.91

Setelah pertemuan antara Asad dan Iqbal, pada akhirnya Iqbal membujuk

Asad untuk mengurungkan diri dari rencana awalnya yang ingin melakukan

perjalanan ke Turkestan Timur, Cina dan Indonesia. Iqbal menganjurkan agar

Asad tinggal di India membantu memperteguh dasar-dasar pemikiran bagi hari

depan Negara Islam. Asadpun akhirnya memutuskan untuk menetap di India dan

mengabdikan diri dengan belajar, menulis serta meberikan kuliah-kuliah yang

selama itu memberikan penafsiran hukum dan kebudayaan Islam.92

Setelah Asad diajak oleh Muhammad Iqbal untuk berkontribusi dalam

pembuatan Negara Pakistan Asad mulai memperdalam pengetahuannya mengenai

politik Islam. Pemikiran Asad yang begitu luas karena latar belakangnya seorang

wartawan dan pengalamannya yang sudah berkelana di berbagai Negara Islam

membuat Asad menjadi sosok intelektual dengan pemikiran politiknya yang

berasaskan Al-Quran, Sunnah dan Ijtihad.

91

Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 31. 92

Asad, Jalan Ke Makkah, 12.

Page 56: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

46

C. Berdirinya Negara Pakistan

Pakistan berdiri tahun 14 Agustus 1947, Pakistan muncul sebagai Negara

Islam yang baru di bagian anak benua Asia setelah kurang lebih seratus sampai

dua ratus tahun lamanya berada di bawah kekuasaan Inggris. Nama Pakistan

berarti tanah yang murni.93

Jika ditelusuri dalam kasus politik di Asia Selatan,

lahirnya Negara Pakistan pada dasarnya merupakan kegagalan bangsa India dalam

mewujudkan integrasi nasional. Kegagalan integrasi ini memunculkan keinginan

kalangan Muslim di India untuk memisahkan diri dan membentuk negara baru

yang bernama Pakistan dengan sistem pemerintahan yang berasaskan Islam.94

Sebelum menjadi Negara Pakistan, Islam awalnya merupakan agama yang

masuk di wilayah India berawal dari saudagar-saudagar dan pelajar Arab yang

telah berabad-abad lamanya kenal dengan pelabuhan-pelabuhan di India Barat.

Selain itu Islam di India juga datang dari Utara India, melalui penyerangan yang

di lakukan umat muslim bertujuan untuk daerah kekuasaan dan menegakkan

Islam. Kedatangan Islam di India menjadi karunia untuk beberapa rakyat di India.

Islam mengajarkan persamaan dan tidak menerapkan sistem kasta seperti Hindu.

Sehingga sebagian orang-orang seperti nelayan, perompak, pembajak tanah yang

berasal dari kasta rendah rela memeluk agama Islam.95

93

Noer Azizah, “Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis

Terhadap Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan),” (Skripsi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), 7. 94

Dhurorudin Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di

India) (Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999), 1. 95

Richard Symonds, Pembinaan Pakistan (Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1964),

17-19.

Page 57: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

47

Walaupun muslim di India tidak cukup banyak bahkan kurang dari dua

puluh lima persen dari jumlah penduduk di India namun Islam telah mampu

mendirikan kesultanan Moghul pada abad ke 15 Masehi. Di masa itu hindu dan

muslim berjalan harmonis. Agama diterapkan sebagai falsafah hidup personal

sambil mengembangkan toleransi dari berbagai keyakinan yang berlainan untuk

hidup berdampingan secara damai. Hingga tahun 1857, pada peristiwa perang

untuk kemerdekaan India yang dikenal dengan sepoy. Gerakan nasionalis India

yang beranggotakan rakyat hindu berperan aktif mendukung gerakan yang

dikomandani penguasa Moghul untuk melawan kolonial Inggris. Namun akhirnya

kolonial Inggris dapat menindas Moghul dengan menjadikan Moghul sebagai

kelompok yang harus bertanggung jawab atas meletusnya gerakan nasionalisme.

Akibatnya pasca perang sepoy Moghul dilucuti dan merosot tajam, Inggris

semakin kuat di bidang sosio ekonomi dan menanamkan budayanya termasuk

nilai demokrasi yang berasaskan suara mayoritas. Muslim yang minoritas

akhirnya semakin tersisih.96

Selain itu konflik antara Hindu dan Muslim pada akhirnya dijadikan

Inggris sebagai narasi utama kepentingan Inggris untuk memecah belah

keduanya.97

Inggris dengan gencarnya berusaha menyapu bersih pemerintahan

muslim, dilihat dari jabatan-jabatan pemerintahan dari tahun 1852-1869 dari dua

96

Dhurorudin Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di

India) (Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999), 43-44. 97

Ashutosh Varshney, Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil (Jakarta:

Departemen Agama, 2009), 41.

Page 58: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

48

ratus empat puluh penduduk muslim yang dimasukan dalam jabatan pengadilan

tinggi hanya ada satu dari kaum muslim yang di terima.98

Ketidakcocokan antara Hindu dan Islam bukan hanya dalam agama,

namun tata aturan dalam kehidupan keduanyapun berbeda. Hindu menyembah

sapi, sementara Islam memakannya. Hindu menyembah banyak Tuhan, sementara

Islam hanya menyembah satu Tuhan. Selain itu sistem kasta yang sangat terlihat

dalam kebudayaan Hindu, sedangkan Muslim sangat mengedepankan asas

persamaan dan persaudaraaan. Secara ekonomis para borjuis muslim di Indiapun

selalu berada di bawah imperialisme Hindu.99

Demi keberlangsungan proses politik di India gagasan sekulerisme mulai

dibangun, namun itupun tidak membuahkan hasil. Partai Kongers yang di bentuk

sejak 1887 akhirnya dipenuhi oleh kelompok Hindu sehingga secara jelas nampak

hasil kebijakan-kebijakan akhirnya diwarnai aspirasi Hindu yang kental. Islam

yang merasa termarginalkan akhirnya mencoba untuk menuntut diberikannya hak

yang sama dengan mengutus perwakilan terpisah untuk muslim di parlemen yang

di pelopori oleh Syed Ahmad Khan. 100

Pada tahun 1906 muslim di India membentuk Liga Muslim India agar

dapat mengimbangi Partai Kongres India. Liga Muslim juga dibentuk untuk

menuntut jika kolonial Inggris telah meninggalkan India maka umat Hindu dan

98

Sitti Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan

(Solo: Foreign Ministery Government of Pakistan, 1956), 10. 99

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 173-175. 100

Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di India), 41-45.

Page 59: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

49

Muslim dapat memimpin negara dengan hak yang sama. Pengajuan Muslim

akhirnya di tolak oleh mayoritas Hindu, sehingga tuntutan Muslim semakin besar,

yaitu menuntut negara merdeka terpisah dari India. Tuntutan tersebut dipelopori

oleh Mohamad Iqbal dan dilanjutkan oleh Mohamad Ali Jinnah.101

Berdirinya Negara Pakistan sebenarnya melalui proses yang amat panjang

sederetan tokoh sebagai pelopor berdirinya Negara Pakistan muncul. Dimulai dari

Sayyid Ahmad Khan dengan pengamatannya di India yang memiliki tiga

kelompok besar yaitu Islam sebagai kaum minoritas, Hindu sebagai mayoritas,

dan Inggris yang mempunyai kekuatan politik dan ilmu pengetahuan. Menurut

Ahmad Khan Islam sebagai kaum minoritas perlu membentuk satu kelompok

yang berdiri sendiri. Pada akhirnya umat Islam membuat perumusan sendiri dalam

artian sebuah negara sendiri yang berasaskan Islam yang pada awal mula di

cetuskan oleh Muhammad Iqbal dalam pidatonya pada sidang tahunan Liga

Muslim India tahun 1930. Iqbal berkata “saya ingin melihat Punjab, Profinsi

Perbatasan Barat Laut, Sind, dan Baluchistan digabung menjadi satu negara.”

Negara Pakistan yang dicetuskan oleh Iqbal kemudian direalisasikan oleh

Muhammad Ali Jinnah.102

Pada tahun 1937 Nehru menyatakan bahwa di India hanya ada dua

golongan Pemerintah Inggris dan Kongres yang sebagian besar dikuasai oleh

Hindu. Pernyataan inilah yang membuat masyarakat muslim di bawah pimpinan

Muhammad Ali Jinnah yang ketika itu menjabat sebagai presiden dari Liga

101

Mashad, Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di India), 45. 102

Ensiklopedi Islam Jilid 4 (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994), 72.

Page 60: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

50

Muslim akhirnya bersatu. Hingga pada Maret 1040 ketika rapat Liga di Lahore

resolusi Pakistan bersejarah diterima yang menuntut pembagian India.103

Pemisahan ini berasaskan sistem pemerintahan yang berbeda. India berdiri

sebagai Negara Sekuler walaupun mayoritas Hindu namun Hindu mengakui

pemerintahan tidak berasaskan Hindu. Sedangakan Pakistan dibangun atas dasar

keagamaan demikian pula sistem pemerintahan yang berasaskan Islam.104

Pembentukan Pakistan tidak lain merupakan satu ungkapan keagamaan dan

politik yang utama dengan kebangkitan Islam melalui seruan gerakan Pakistan

untuk tanah air yang terpisah bagi umat Islam. Tuntutan Pakistan adalah sebagai

bangsa yang berdiri sendiri dengan memungkinkan masyarakatnya hidup secara

individual maupun kolektif yang tidak terganggu dengan mayoritas Hindu.105

Pada 15 Agustus 1947 kemerdekaan Pakistan akhirnya dikumandangkan.

Pada saat itulah Pakistan diperbolehkan mengembangkan politik, ekonomi dan

kebudayaannya menurut konsepsi sendiri sebagai negara modern yang

demokratis. Akhirnya Pakistan dapat memiliki ekonomi industri yang seimbang

dan menghasilakan taraf kehidupan yang tinggi bagi kehidupan penduduk yang

ketika itu sebanyak tujuh puluh lima juta jiwa.106

Meskipun kemerdekaan Pakistan baru di peroleh pada tahun 1947 namun

Pakistan telah lama dipopulerkan oleh Pekumuplan Mahasiswa Muslim India di

103

Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan, 41. 104

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 175. 105

Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap

Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 12. 106

Sjamsijah, Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan, 60.

Page 61: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

51

Inggris sejak tahun 1933, yang dikepalai oleh Khaudri Rahmat Ali. Ada satu versi

yang mengatakan bahwa nama Pakistan adalah singkatan dari Punjab, Afghan,

Kasmir, Sind, dan Baulchistan. Versi lain juga menyebutkan bahwa nama

Pakistan bukan hanya sekedar singkatan melainkan berasal dari bahasa Parsi

yang terbagi dari dua kata yaitu Pak dan Stan, Pak yang berarti suci dan Stan yang

berarti negara.107

Negara Pakistan berbatasan dengan Uni Soviet di bagian Utara, Cina di

bagian Timur laut, India di Timur, di Selatan Berbatasan dengan laut Arab, Iran

di Barat, dan di Barat Laut berbatasan dengan Afghanistan. Ibukota Pakistan

berada di Islamabad yang merupakan kota kecil dengan penduduk kurang lebih

dua juta jiwa sedangkan kota terbesar Pakistan dengan penduduk kurang lebih

sebanyak lima juta dua ratus ribu jiwa berada di Kharaci.108

Pakistan memproklamasikan dirinya sebagai Republik Pakistan dan Ibu

kota yang diberi nama Islambad. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan ajaran

dan tuntutan Islam sebagaimana yang telah dikemukakan dalam kitab suci Al-

Quran dan Sunnah yang menyatakan bahwa kekuasaan atas seluruh alam semesta

berada di tangan Allah SWT, sehingga Pakistan melaksanakan kekuasaan hanya

sesuai batas-batas yang telah di tentukan.109

107

Ensiklopedi Islam Jilid 4, 70. 108

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7(Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989),

39. 109

Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap

Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 8-9.

Page 62: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

52

Pakistan merupakan negara modern pertama yang berdiri dan dibangun

atas dasar agama. Para pendiri Pakistan yakin bahwa Islam yang akan

diimplementasikan di Negara Pakistan merupakan Islam yang berdiri dengan

semangat di zaman modern. Meskipun para pemimpin muslim tradisionlais-

fundamentalis memberikan persepsi bahwa pendirian sitem pemerintahan Islam di

Pakistan berorientasi ke belakang dalam rumusan-rumusan Islam Sejarah.110

Konsep mengenai pemerintahan yang berasaskan Islam dicoba terus

menerus untuk direalisasikan. Dari masyarakat muslim sampai para pemikir baik

yang berlatar belakang ilmuan Barat maupun para ulama terus memperdebatkan

persoalan sistem negara terbaik yang berasaskan Islam. Sistem pemerintahan

akhirnya diajukan oleh majelis nasional dengan pedoman rancangan undang-

undang dari hasil sidang Liga Muslim yang berasaskan Al-Quran dan Hadist pada

Maret tahun 1940. Dalam interaksi agama dan politik sangatlah unik, sebab

hubungan mengenai gagasan tanah air di Pakistan sangat terpisah bagi umat Islam

India yang muncul pada akhir tahun 1930. Namun perkembangan politiknya

bagaimanapun dipengaruhi oleh Islam.111

D. Sistem Pemerintahan Di Awal Terbentuknya Pakistan

Sistem pemerintahan sangatlah dibutuhkan dalam satu negara. Sistem

pemerintahan dibuat dengan tujuan agar kestabilan dalam negara tetap terjaga

secara luas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,

110

Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap

Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 10. 111

Azizah, Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap

Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan), 9-10.

Page 63: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

53

ekonomi dan keamanan. Selain itu sistem pemerintahan dalam suatu negara

dibuat pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara tersebut.112

Contoh seperti halnya Negara Pakistan yang berpisah dari India karena mencita-

citakan sistem pemerintahan atas dasar syariah Islam. Maka disusunlah sistem

negara atas dasar konsep Islam.

Menurut Pasal 8 Undang-Undang Kemerdekaan India yang menjadi

konstitusi yang digunakan di Pakistan, yang ditetapkan dengan beberapa

perubahan. Majelis Konstituante merupakan majelis yang berfungsi sebagai

pembuat Undang-Undang dan juga sebagai Majelis Perwakilan Federal atau

Parlemen hingga konstitusi terwujud. Gubernur Jendral yang merupakan kepala

negara secara formil diangkat oleh raja, namun juga ditunjuk oleh Kabinet

Pakistan.113

Ketua atau presiden dari Majelis konstituante yang terpilih adalah

Muhammad Ali Jinnah yang tidak hanya sebagai presiden majelis konstituante

tetapi juga merupakan gubernur jenderal dan presiden dari liga muslim. Namun,

dalam waktu kurang dari tigabelas bulan kekuasaannya Muhammad Ali Jinnah

meninggal.114

Pada tanggal 12 Maret 1949 dibentuklah komite yang bertugas membuat

asas Negara Pakistan. Untuk pertamakalinya pada tanggal 28 September 1950

112

Sumardi, “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem

Pemerintahan Indonesia,” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2 (April 2013):

176-177. 113

Symonds, Pembinaan Pakistan, 103. 114

Ian Stephens, Pakistan Old Country New Nation (England: Penguin Books,

1964), 279.

Page 64: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

54

komite mengeluarkan pernyataan agar Pakistan dipertimbangkan untuk menjadi

federasi dengan legislatif bikameral. Di majelis tinggi, semua provinsi yang ada

harus diberi perlakuan yang sama, sementara di majelis rendah para calon

mewakili daerahnya berdasarkan penduduk, sedangkan untuk legislatif provinsi

diplihlah sistem unikameral. Kekuatan legislatif dibagi antara pusat dan provinsi

tetapi kekuatan sepenuhnya berada di pusat.115

Setiap provinsi terdiri atas beberapa bagian, yang selanjutnya dibagi atas

beberapa distrik, dimana kepala komisi bagian (divisional commissioner) dan

magistraat district (district magistrate) yang juga disebut deputy commissioner

atau collector. Keduanya memiliki fungsi menyimpan penghasilan negara dan

kehakiman. Pemerintahan setempat berjalan di bawah urusan distrik dan

kotapradja. Berbagai sistem dan lembaga demokrasi juga sedang dimasukkan

kedalam negara-negara yang sudah masuk Pakistan.116

Negara Pakistan memulai sistem pemerintahannya dengan sistem

parelementar. Sistem ini merupakan sistem pemerintahan dari Negara Inggirs,

karena India dan Pakistan merupakan negara jajahan Inggris.117

Negara Inggris

merupakan negara yang pertama kali menerapkan model sistem parlementer,

bahkan Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut

115

Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 14-15. 116

B. Rangkuti, Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan (Jakarta: Kedutaan Pakistan,

t.th), 24. 117

Safrina Nina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” Docslide, 2015 [artikel on-

line]; tersedia di http://documents.tips/documents/sistem-pemerintahan-pakistan-

56245d0daf0d4.html; Internet; diunduh pada 15 November 2016.

Page 65: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

55

sistem pemerintahan parlemen, dan disebut sebagai Mother of Parliaments (induk

parlemen).118

Pemerintahan Pakistan dijalankan oleh kabinet yang bertanggung jawab

secara kolektif kepada Majelis Konstituante dengan perantaraan perdana mentri.

Perdana mentri ditunjuk oleh kepala negara sedangkan para mentri yang lain

diangkat atas nasehat dari perdana mentri. Urusan pemerintahan dibagi dalam

kementrian-kementrian, yaitu : Pertahanan, Luar Negeri dan Hubungan

Commonwealth, Keuangan dan Ekonomi, Perdagangan dan Pendidikan, Makanan

Pertanian Kesehatan Hukum dan Buruh, Dalam Negeri Penerangan dan Penyiaran

Radio, Urusan Kashmir, Perindustrian, Hubungan dan Pekerjaan Umum, Negara-

Negara dan daerah-daerah Tapal Batas (Frontiers), Kaum Pengungsi dan

Rehabilitasi.119

Gubernur Jendral tidak mempunyai kekuasaan sendiri namun tak

selamanya harus bertindak atas nasehat menteri-menteri, gubernur jendral boleh

mengeluarkan aturan-aturan dan aturan tersebut dapat dibatalkan oleh Majelis

Konstituante. Pengadilan pusat terdiri dari Mahkamah Federal Pakistan yang

berkewajiban untuk mengadili, menimbang dan memberikan nasihat. Hakimnya

diangkat oleh Gubernur Jendral.120

118

Sumardi, “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem

Pemerintahan Indonesia,” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2 (April 2013):

180. 119

Rangkuti, Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan, 23. 120

Symonds, Pembinaan Pakistan, 103-104.

Page 66: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

56

Sejarah Pakistan menyebutkan bahwa pemerintahan Pakistan pertama kali

dipimpin oleh Perdana Menteri Liaquat Ali Khan bersama dengan Muhammad Ali

Jinnah yang menjadi gubernur jenderal hingga meninggal pada 1948.

Pemerintahan Pakistan dari tahun 1947 hingga 1951, berada dalam kondisi tidak

stabil. Setelah Liaquat terbunuh pada 1951, Khwaja Nazimuddin dari Pakistan

Timur menggantikannya sebagai perdana menteri.121

Pada Desember 1952, Perdana Menteri Khwaja Nazimuddin

mengeluarkan pernyataan yang memperkenalkan prinsip persamaan antara dua

sayap Pakistan, dimana yang dipertimbangkan adalah pusat legislatif bikameral.122

Untuk setiap unit telah disediakan unikameral legislatif.123

Selanjutnya adalah

legislatif harus memberlakukan beberapa aturan yang sesuai dengan Al-Quran dan

Sunnah. Ditambah lagi dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas untuk memberi

121

Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-

line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-

pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017. 122

Menurut Arend Lijphart, bikameralisme merupakan suatu dikotomi dari

kategori sistem parlemen di dunia yang ditandai oleh adanya dua kamar (chambers) yang

memiliki nama masing-masing. Kamar pertama atau biasa disebut majelis rendah (lower

house) biasanya lebih pentig dari kamar kedua atau majelis tinggi (upper house). Hal ini

dikatakan Toni Andrianus., dkk, Mengenl Teori-Teori Politik : Dari Sistem Politik

Sampai Korupsi (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), 118. Di Pakistan sendiri

diantaranya terdapat majelis tinggi yang terdiri dari 120 anggota, 60 dari setiap sayap,

sementara majelis rendah terdiri dari 400 anggota 200 terpilih dari Pakistan Timur

melalui anggota tunggal daerah pemilihan dan 200 lainnya terpilih dari Pakistan Barat.

Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 15-16. 123

Menurut jimly Asshidiqie, dalam struktur parlemen tipe unikameral atau satu

kamar tidak dikenal adanya dua badan yang terpisah seperti adanya Senat dan DPR,

ataupun majelis tinggi dan majelis rendah. Andrianus., dkk, Mengenl Teori-Teori Politik,

114. Di Pakistan sendiri orang-orang yang terpilih untuk mengisi struktur anggota dalam

lembaga ini ialah terdiri dari anggota yang terpilih melalui pemilihan langsung. Ten Years

Of Pakistan: 1947-1957, 15-16.

Page 67: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

57

saran kepada kepala negara apakah undang-undang sudah sesuai dengan Islam,

demikiran untuk selanjutnya berlaku juga di tingkat Provinsi.124

Pada tahun 1956 Pakistan dideklarasikan namanya menjadi Republik

Islam Pakistan dengan 234 pasal yang menetapkan konsistensi ideologi Pakistan

dari awal kemunculannya. Juga sebagai negara demokarsi dan negara modern

yang maju secara bertahap. Selain itu juga menunjukan sebagai negara federal

yang dapat mengalokasi subyek antara pusat dan provinsi, konsisten dengan

kebijakan membuat provinsi otonom. Pakistan juga memberikan pengamanan

hak-hak dasar dan kelompok, memegang teguh integritas dan solidaritas terhadap

negara.125

Ketika Pakistan di deklarasikan sebagai Republik Islam Paksitan,

Iskander Mirza diangkat menjadi presiden pertama, sementara Huseyn Shaheed

Suhrawardy menjadi perdana menteri kelima.126

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Islam Pakistan, didahului

dengan pernyataan “Bismillahirrahmanirrohim” dan dinyatakan dengan tegas

bahwa Negara Pakistan sangatlah memperhatikan prinsip demokrasi, kebebasan,

keamanan , toleransi dan keadilan sosial yang wajib di jalankan semua orang

sesuai ajaran agama Islam. Masyarakat juga memiliki kebebasan menyatakan

pendapat, kebebasan menganut agama atau kepercayaan dan kebebasan berserikat

124

Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 15-16. 125

Ten Years Of Pakistan: 1947-1957, 27 126

Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-

line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-

pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.

Page 68: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

58

serta keadilan sosial, ekonomi, dan politik, serta semua manusia mempunyai hak

yang sama di hadapan hukum.127

Pemerintahan Pakistan yang dimulai dengan sistem pemerintahan

parelementer pada akhirnya pada masa pemerintahan Presiden Mohammad Ayub

Khan merubah konstitusi pada tanggal 1 Maret 1962. Konstitusi diumumkan

berdasarkan mandat yang diberikan padanya oleh rakyat Pakistan, dengan

ketentuan suatu susunan legislatif unikameral dan federal serta satu bentuk

pemerintahan presidensil.128

Undang-Undang dasar tahun 1962 memerintahkan

pembentukan dua lembaga yaitu Dewan Penasihat tentang Ideologi Islam dan

Lembaga Penelitian Islam. Tugas Dewan Penasihat tentang Ideologi Islam adalah

memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintaah mengenai cara

mendorong agar umat Islam dapat mengikuti pola hidup yang sesuai dengan

ajaran Islam, memberikan nasihat kepada pemerintah apakah satu rancangan

undang-undang itu bertentangan atau tidak dengan Islam. Status kedua lembaga

tersebut adalah sebagai dewan penasihat, sehingga ketentuannya tidak harus

diikuti oleh pemerintah. Dua lembaga tersebut di bentuk namun kata Islam

dihapuskan, tetapi karena desakan kata Islam kembali digunakan.129

Penerapan sistem presidensil berlaku sampai tahun 1969. Dalam UUD yag

berlaku, badan eksekutif terdiri atas presiden yang beragama islam beserta materi-

127

Roibin, “Perbandingan Perundang-Undangan Di Negara Islam,” UIN Malang,

2012 [artikel on-line]; tersedia di http://syariah.uin-

malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/perbandingan-perundang-

undangan-di-negara-negara-islam; Internet; diunduh pada 15 November 2016. 128

Symonds, Pembinaan Pakistan, 265. 129

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran

(Jakarta: UI Press, 1990), 228.

Page 69: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

59

materi. Para menteri adalah pembantu presiden yang tidak boleh merangkap

anggota legislatif. Presiden mempunyai wewenang untuk menjatuhkan veto atas

rancangan UU yang telah diterima oleh badan legislatif. Namun veto dapat

dibatalkan, jika rancangan UU tersebut diterima oleh mayoritas 2/3 suara.

Presiden menjalankan pemerintahan bersama dengan perdana menteri, dengan

peran dan pembagian tugas masing-masing yaitu presiden yang mengelola urusan

luar negeri dan perdana menteri yang mengurus persoalan dalam negeri.130

130

Septian Eko Susilo, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-

line]; tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-negara-

pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.

Page 70: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

60

BAB IV

MUHAMMAD ASAD DAN KONTRIBUSINYA PADA PEMBENTUKAN

NEGARA ISLAM PAKISTAN

A. Pemikiran Asad Tentang Negara Islam Pakistan

Pada dasarnya keterkaitan antara Islam dan politik sudah berlangsung

sejak masa awal Islam. Pertama kali Islam didakwahkan kehadiran politik sudah

turut menyertai perjalanan bagi agama yang sedang dibawa Nabi Muhammad.131

Walaupun banyak perdebatan tentang Islam dan politik mengenai keterkaitan

antara keduanya, yang salah satunya menyebutkan bahwa agama seharusnya tidak

dibawa dalam ranah politik. Akan tetapi ada beberapa pemikir politik Islam

lainnya juga mencoba merealisasikan sistem politik berjalan sejajar dengan

perintah agama. Para intelektual tersebut salah satunya adalah Muhammad Asad.

Asad mempelajari banyak mengenai politik dan Islam melalui perkelanaannya di

berbagai Negara Islam, hingga akhirnya Asadpun ikut berontribusi dalam

pembentukan Negara Islam dengan maskud untuk mencapai tujuan yang baik.

Salah satu teori negara menyatakan bahwa negara hadir dengan berbagai

peraturan yang telah ditetapkan oleh negara dan disusun dalam satu undang-

undang, yang tujuannya adalah untuk mengatur tingkah laku manusia agar

mematuhi peraturan tersebut.132

Dalam pandangan Asad negara hadir sebagai

131

Bahtiar Effendy, Jalan Tengah Politik Islam (Kaitan Islam, Demokrasi, dan

Negara yang Tidak Mudah) (Jakarta: Ushul Press, 2005), 3. 132

Sitepu, Studi Ilmu Politik, 109-110.

Page 71: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

61

pengatur aspek kehidupan manusia agar masyarakat dapat hidup dalam

keharmonisan, kedamaian, keseraisan. Untuk itu dalam mewujudkan negara

tersebut maka perlu adanya moral yang mengatur muat manusia. Menurut Asad

agama merupakan salah satu jawaban yang dapat memunculkan moral di

kehidupan manusia, sehingga manusia dapat membedakan baik dan buruk dalam

kehidupan individu dan kehidupan bermasyarakat.

Pada dasarnya inti dari teori tentang Negara Islam adalah penegakan

hukum yang dibuat berdasarkan Al-Quran dan Sunnah dengan tujuan membawa

nama Allah.133

Dalam hali ini Asad juga memiliki pandangan yang sama, bahwa

Negara Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali mengacu pada Al-Quran

dan Sunnah yang merupakan sumber asli syariat Islam.134

Menurut pendapat Asad, negara yang sebagian besar penduduknya atau

bahkan seluruhnya memeluk agama Islam bukan berarti otomatis identik dengan

Negara Islam, dan menurutnya suatu negara dapat dikatakan sebagai Negara Islam

apabila kehidupan sosial politik dalam satu wilayah secara sadar telah dibangun

diatas asas dan prinsip-prinsip Islam yang dituangkan dalam dustur negaranya.135

Karena pada dasarnya negara terbentuk memiliki tujuannya masing-masing.

Menurut Wilford Garner beberapa tujuan penting dalam terbentuknya negara

133

Fachruddin, Pemikiran Politik Islam, 217. 134

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, xii. 135

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 2.

Page 72: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

62

adalah untuk kebahagiaan masyarakat dengan mengutamakan kesejahteraan dan

kepentingan bersama serta memajukan peradaban.136

Ketika Assad ikut serta dalam pembentukan Negara Pakistan. Asad

melihat fenomena yang terjadi bahwa satu kesatuan politik rakyat yang bersatu

ketika itu bukan karena mempunyai leluhur yang sama akan tetapi karena

masyarakat tersebut menganut ideologi yang sama.137

Persamaan ideologi pada

akhirnya menjadikan kaum musilm memiliki hasrat untuk membentuk satu

kesatuan. Idelogi tersebut merupakan ideologi Islam, ketika itu masyarakat Islam

di India ingin bersatu dan mempunyai tujuan kemerdekaan bersama demi

penerapan sistem pemerintahan Islam.

Negara Pakistan menurut Asad yang merupakan terjadi karena

kesepakatan untuk membuat negara berdasarkan idologi yang sama yaitu

keislaman. Menurut Asad Negara Islam tidak dapat terbentuk apabila masyarakat

tidak memiliki keinginan secara sadar untuk membentuk Negara Islam, sehingga

perlu adanya kesepakatan dan perjanjian bersama antar masyarakat untuk

membentuk Negara Islam dan secara sadar mengaplikasikan unsur-unsur moral

keislaman dalam bermasyarakat. Teori asal mula negara menurut pandangan Al-

Mawardi dan Tomas Hobbes asal mula negara juga terbentuk karena adanya

perjanjian dalam satu wilayah yang dikenal dengan kontrak sosial.

Menurut Hobbes commonwealth terbentuk manakala semua orang

mengadakan perjanjian masyarakat dan secara sadar menyerahkan hak untuk

136

Sinaga, Pengantar Ilmu Politik , 13-14. 137

Asad, Jalan Ke Makkah, 12.

Page 73: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

63

memerintah diri sendiri kepada penguasa. Struktur dasar yang sesungguhnya

adalah masyarakat yang menyepakati isi dari kontrak sosial dalam satu bentuk

kekuasaan.138

Perjanjian tersebut menurut Al-Mawardi merupakan perjanjian atas

dasar sukarela dalam suatu kontrak atau persetujuan sehingga melahirkan

kewajiban dan hak bagi masyarakat dan kepala negara.139

Menuntut kemerdekaan Pakistan menurut Asad adalah hal yang wajar

karena baginya:

Ketika kita menuntut sebuah negara dimana bangsa muslim dapat

membangun secara bebas menurut tradisinya sendiri, kita menuntut tidak

lebih daripada bagian adil dari bumi Tuhan; kita meminta tidak lebih

daripada untuk diizinkan hidup dalam perdamaian, membangun sebuah

commonwealth dimana jenius Islam secara bebas dapat mengembangkan

cahaya dan kebahagiaan tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi

semua orang dari komunitas lain yang mungkin memilih untuk hidup di

sekeliling kita.140

Bagi Asad wakil Tuhan di dunia ini merupakan pengertian theologis dari

negara, dan ini merupakan pandangan rasionalisasi Asad dalam melihat tututan

kemerdekaan Pakistan. Dengan adanya kebersamaan dalam akidah dan Ideologi

maka hal tersebut menjadi satu kesatuan yang seirama dan mampu

mengedepankan kaidah yang sesuai dengan tuntutan kemanusiaan agar

terbentuknya suatu negara yang diinginkan Islam.141

Jika dalam satu negara telah terjadi kemufakatan untuk membentuk sistem

negara sesuai dengan hukum syura, maka dapat terbentuk Negara Islam. Namun

138

Pudja Pramana, Ilmu Negara (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 141. 139

Huda, Ilmu Negara, 50. 140

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 116. 141

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 115.

Page 74: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

64

terbentuknya Negara Islam menurut Asad tidak hanya satu, tetapi banyak Negara

Islam, dan terbentuk sesuai dengan komunitas Islam untuk menentukan bentuk

Negara Islam yang disepakati. Dengan itu Asad sangat menolak bentuk tunggal

Negara Islam.142

Sama halnya dengan Negara Pakistan yang terbentuk sesuai

dengan kesepakatan rakyat muslim India pada masa itu, namun Pakistan hadir

bukan sebagai Negara Islam dalam bentuk tunggal, tetapi ada Negara Islam

lainnya yang terbentuk.

Dengan tercapainya kemerdekaan di beberapa Negara Muslim menurut

Asad umat Islam memiliki kemungkinan untuk merealisasikan sebuah negara

Islam. Ketika Pakistan menginginkan hal tersebut Asad melihat berbagai

fenomena yang ada, sebagian kalangan di negri Pakistan sungguh-sungguh

menginginkan berdirinya negara Islam, namun ada pula usaha yang begitu kuat

yang sedang berusaha menggagalkan masyarakat untuk mencapai cita-cita Islam.

Kelompok ini menginginkan Pakistan menjadi negara yang sekuler, sesuai dengan

pendapat yang diinginkan oleh orang-orang yang bukan Islam. Dalam pandangan

kelompok ini cita-cita Islam sebagai hal yang telah keluar dari usaha-usaha untuk

mencapai kemajuan, dan disebutnya sebagai cita-cita yang mustahil. Asad

memangdang ini hanyalah sebagai pemikiran yang telah dipengaruhi oleh

Barat.143

142

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 163. 143

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 235-236.

Page 75: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

65

Walaupun banyak perdebatan antar kelompok dalam cita-cita untuk

mendirikan Negara Pakistan, namun Asad pada akhirnya mencoba berfikir agar

dapat menjadi penengah antara kelompok-kelompok tersebut. Bagi Asad Pakistan

sedang memerlukan ide dan gagasan baru karena Pakistan ketika itu sedang

dihadapkan kepada pilihan nasib yang akan menentukan Pakistan untuk

kedepannya. Asad mengakui bahwa begitu jarang kemerdekaan dalam sejarah

sebuah bangsa namun Pakistan dengan beraninya memiliki pandangan bahwa

Islamlah sumber kebangsannya. Untuk itu Asad berkesimpulan bahwa Pakistan

harus disiapkan dengan konseptual yang memuaskan, dimana negara baru

Pakistan harus dibangun dengan salah satu jalan yang masih terbuka yaitu dengan

kembali kepada asli hukum Islam Al-Quran dan Sunnah.144

B. Negara dan Pemerintahan Islam Menurut Muhammad Asad

Hubungan yang erat antara agama dan politik menurut Asad telah

dibuktikan dalam satu ciri yaitu sejarah perkembangan Islam. Namun sejarah

perkembangan Islam ini lebih banyak tidak diterima oleh kaum terpelajar Islam

yang mendapatkan pendidikan Barat Modern. Kaum pelajar tersebut sudah biasa

memandang soal-soal kepercayaan dan kehidupan praktis sebagai dua bidang

yang sama sekali terpisah. Asad menganggap bahwa semua umat Islam pasti

mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam bukan saja melukiskan hubungan manusia

dengan Tuhan tetapi juga meletakkan suatu kerangka dasar tertentu bagi kelakuan

144

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 237-238.

Page 76: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

66

sosial yang harus diterima dan dijalankan sebagai akibat dari hubungan

tersebut.145

Asad mengemukakan Negara Islam dapat menjadi Negara Islam yang

seutuhnya hanya dengan mengaplikasikan secara sadar ajaran-ajaran Islam

tentang sosial dan politik dalam kehidupan, dan dengan dimasukannya ajaran-

ajaran tersebut kedalam undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Menurut

Al-Quran dan Sunah, Negara Islam memiliki satu himpunan undang-undang yang

lengkap yaitu syari’ah, yang meliputi semua aspek kehidupan manusia seperti

kerohanian, kebendaan, individu, sosial, ekonomi dan politik. Selain itu Negara

Islam dapat terbentuk jika masyarakat sekitarnya juga dapat menyetujui untuk

melakukan urusan-urusan praktis dengan pola pikir Islami.146

Muhammad Asad dalam pemikirannya mengenai Negara Islam

menerapkan dan mengedepankan prinsip moral yang telah di ajarkan dalam Al-

Quran dan Sunnah. Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali dan mengacu

pada sumber asli syari’at Islam yaitu Al-Quran dan Hadist.147

Karena akhir dari

semua yang dilakukan oleh manusia adalah ketaatan kepada penciptanya, sama

seperti halnya manusia yang mencoba menegakan sistem Islam dalam negara,

tujuan akhir dari penegakan sistem pemerintahan tersebut adalah ketaatan kepada

pencipta.

145

Salim Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam (Bandung: Mizan,

1990), 70. 146

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 117. 147

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, xii.

Page 77: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

67

Kajian kenegaraan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunah menurut

Asad merupakan hal yang nyata. Keduanya telah menggariskan metodologi

politik yang sejalan dengan kondisi dan waktu.148

Agar rencana kenegaraan dapat

diwujudkan di segala zaman dan dalam semua keadaan maka rencana tersebut

diberikan dalam garis besarnya saja di dalam Al-Quran dan Sunnah. Syariah tidak

mencoba melakukan hal yang mustahil karena merupakan hukum Allah, maka

sudah semestinya dapat menduga perkembangan sejarah dan menghadapkan umat

muslim kepada sejumlah prinsip-prinsip politik yang luas. Kegiatan membuat

konstitusi diserahkan kepada ijtihad suatu masa yang bersangkutan mengenai

cara-cara memerintah dan membuat undang-undang sesuai di zamannya.149

Sesungguhnya Islam pantas menjadi basis bagi suatu tatanan politik,

karena Asad memandang Islam sebagai ajaran yang lengkap dan tujuan dari Islam

adalah kepatuhan kepada Pencipta yaitu dengan menyelaraskan kehendak dan

tingkah laku manusia secara sadar dengan berbagai peraturan kehidupan yang

telah diperintahkan oleh Maha Pencipta.150

Agama memunculkan moral sehingga

manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk disebut

dengan Amar ma’ruf nahy munkar.151

Amar ma’ruf nahy munkar dalam pandangan Asad dapat menciptakan dan

memelihara sistem sosial yang baik agar anggota masyarakat dapat hidup dalam

148

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 163. 149

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 73. 150

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 47-48. 151

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 5-7.

Page 78: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

68

keserasian, kebebasan dan kehormatan.152

Selain itu istilah amar ma’ruf nahi

munkar merupakan pengertian dari persaudaraan yang dijelmakan dalam tindakan

sosial yang positif dengan kerjasama antar manusia secara sadar yang menyuruh

orang berbuat baik dan melarang perbuatan yang salah.153

Hal ini sesuai dengan

isi surat Ali-Imran, yang berupaya menciptakan satu kondisi sosial yang memberi

kemungkinan anggota masyarakatnya untuk hidup sesuai dengan hukum fitrah

yang datang dari Allah SWT baik dalam aspek spiritual maupun material.154

Ayat

tersebut berbunyi :

Berpengang teguhlah kamu sekalian pada tali nikmat Allah dan jangan

bercerai berai. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu sekalian

masih bermusuh-musuhan, lalu dengan nikmat-Nya disatukannya hati

kamu sekalian sehingga menjadi bersaudara, dan ketika kamu sekalian

sudah berada di tubir neraka, lalu kalian semua diselamatkan-Nya.

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu

mendapat petunjuk. Hendaknya ada diantaramu satu umat yang menyeru

pada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah yang

munkar, dan mereka itulah orang-orang yang akan memperoleh

kemenangan. (QS, Ali Imaran, 3 : 103-104).155

Mencegah keadzaliman dam menegakan keadilan adalah tujuan dari

kemasyarakatan. Pemerintahan Islam bagi Asad merupakan alat untuk mencapai

tujuan tersebut, yaitu agar tercapainya pertumbuhan umat manusia yang membela

persamaan dan keadilan. Umat manusia bekerja untuk menciptakan dan

memelihara keadaan-keadaan sosial yang memberi kemungkinan sebanyak-

152

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 5-7. 153

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 71. 154

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 59-60. 155

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 59.

Page 79: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

69

banyaknya kepada manusia untuk hidup dengan hukum alamiah yang berlaku dari

Allah yaitu Islam.156

Asad memandang kebersamaan dalam akidah dan ideologi Islam inilah

merupakan satu-satunya yang mampu mengedepankan kaidah-kadiah seriama

dengan tuntutan kemanusiaan agar terbentuknya suatu negara yang diinginkan

Islam. Syari’at Islam dijadikan sebagai undang-undang yang harus ditaati setiap

orang dalam semua aspek kehidupan, sehingga munculnya keadilan, kebenaran,

dan kebajikan, demikian juga dengan hubungan sosial ekonomi yang terorganisir.

Individu juga dapat menikmati kebebasan, ketentraman dan kehormatan, serta

berusaha mengembangkan kepribadian masing-masing dengan sedikit mungkin

menemui rintangan dan sebanyak mungkin memperoleh dorongan untuk

mengembangakan keberanian, memberikan kesempatan kepada setiap muslim

baik pria maupun wanita untuk merealisasikan cita-cita moral Islam tidak saja

dalam akidah tapi juga dalam aspek amaliah praktis. Tidak lupa memberi jaminan

khusus kepada warganergara non muslim untuk memegang akidah dan hak-hak

bernegara. Berdasarkan ini Asad mengutip dalam Al-Quran: “Kamu sekalian

adalah sebaik-baiknya umat yang pernah diturunkan Allah kepada umat manusia

agar kamu menyuruh yang makruf, mencegah yang munkar dan beriman kepada

Allah SWT” (Ali Imran, 3:10).157

Asad sangat menentang sistem dalam istilah-istilah yang sering

dipergunakan pada konsep Negara Barat. Dalam pandangan Asad Sistem Barat

156

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 74. 157

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 62-64.

Page 80: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

70

ditemukan hanya sekedar suatu kaidah yang mampu mengatasi segala kekacauan

menjadi sedikit lebih teratur. Ideologi barat berusaha mengkaji sosio politik

namun tidak dibawah kaidah moral yang memiliki nilai absolut. Sebagi gantinya

untuk menemukan nilai-nilai absolut itu masing-masing sistem justru membuat

cerita sendiri-sendiri tentang keadilan dan kezhaliman berdasar inters masing-

masing kelompok, aliran atau bangsa sendiri. Sehingga sistem yang dibuat

hanyalah material belaka satu tuntutan selamanya mengalami perubahan dan tidak

pernah mapan barang sekejappun.158

Pemikiran Asad mengenai hukum-hukum kenegaraan, dapat dikatakan

sempurna apabila sesuai dengan bentuk pemerintahan pada masa Khulafa al-

Rasyiddin, karena bagi Asad pemerintahan yang dijalankan di masa tersebut

merupakan wujud konkret Negara Islam yang sesungguhnya jika dilihat dari

perangkat administrasinya maupun sistem pemerintahan.159

Beberapa spesifikasi penerapan sistem pemerintahan Islam yang baik

menurut Asad:

I. Asas-Asas Untuk Membentuk Suatu Pemerintahan Islam

Dari sudut syar’i Asad berpandangan bahwa sahnya suatu pemerintahan

Islam harus disertai dengan ketaatan masyarakat kepada sistem pemerintahan

yang diterapkan berdasarkan asas agama. Ini merupakan syahnya kesetiaan dan

158

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 11. 159

Iqbal dan Nasution, Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik Hingga

Indonesia Kontemporer, 163.

Page 81: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

71

ketaatan seorang Islam terhadap tuntutan keagamaan. Dalam hal ini Asad

mengutip firman Allah yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman!taatilah Allah serta taatilah Rasul dan Ulil

Amri (pemimpin) diantaramu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat

tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan

Rasul (Sunah-Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari

kemudian, Tang kemudian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya” (Annisa, 4: 59) 160

Pendapat Asad berdasakan ayat tersebut Al-Quran telah meletakan beberapa asas-

asas penting yang berkenaan mengenai ciri satu pemerintahan dalam Islam yaitu:

Pertama, diwajibkannya pemerintahan tersebut dilaksanakan sesuai

dengan hukum syara. Dalam Al-Quran dipertegas : “Dan barangsiapa yang tidak

melaksanakan hukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah

orang-orang fasik” (Al-Maidah, 5: 47).

161

Pengertian syariat Islam otoritasnya dalam sumber nilai dan norma terbagi

menjadi dua bagian :

a. Pengertian secara khusus, syariat Islam adalah norma hukum yang secara

tegas berasal dari Al-Quran dan hadist.

b. Pengertian secara umum, syariat Islam mencakup segala apa yang telah

dibukukan oleh para ahli hukum tentang masalah yang terjadi atau tentang

160

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 75. 161

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 65.

Page 82: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

72

perhitungan para ahli yang akan terjadi. Dalam hal ini kita dihadapkan

kepada kitab-kitab fikih yang pernah ditulis oleh ahli hukum.162

Mewajibkan hukum syara dalam pemerintahan Islam merupakan dasar

yang wajib di ikuti, karena menurut Asad tidak dapat disebut Negara Islam

apabila dustur asasiyah (Undang-Undang Dasar) tidak berdasarkan hukum syara

dalam berbagai masalah yang umum. Maksud dari masalah umum disini adalah

persoalan-persoalan kehidupan sosial manusia yang berkaitan dengan hukum dan

prinsip-prinsip yang berkenaan dengan masalah kemasyarakatan.163

Dalam

pandangan Asad, semua orang yang hidup dalam masyarakat akan membutuhkan

pedoman yang jelas mengenai yang salah dan yang benar. Nilai inilah harus

bersifat objektif, untuk itu nilai tersebut bukan dibuat oleh manusia, melainkan

dibuat Allah yang tidak mempunyai kepentingan apapun dan semata-mata untuk

kebaikan manusia.164

Kedua, walaupun hukum syara merupakan hukum yang wajib diterapkan

dalam undang-undang dan menjadi asas pemerintahan Islam, namun bukan berarti

hukum syara dapat menjangkau seluruh permasalahan pemerintahan. Maka

hukum syara juga perlu ditopang dengan konstitusi yang disusun sendiri sesuai

dengan kondisi waktu dan persoalan yang dihadapi, dengan syarat hukum yang

dibuat tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena apabila konstitusi

bertentangan dengan hukum syara maka ketentuannya tidak akan berlaku.

162

Abdul Qadir Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam (Surabaya: PT.

Bina Ilmu offset, 1995), 134-135. 163

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 65-66. 164

Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, 134.

Page 83: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

73

Dipertegas dalam Al-Quran: “Tidak dibenarkan bagi seorang muslim baik pria

maupun wanita, bila mana Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu perkara,

untuk memilih cara mereka sendiri” (Al-Azhab, 33: 36).

165

Ketiga, Perintah Al-Quran untuk mentaati Allah dan Rasulnya dan Ulil

Amri di antaramu. Dijelaskan oleh Asad maksud dari Ulil Amri disini adalah

kewajiban untuk taat kepada pemerintah yang di bentuk melalui ketentuan syara,

dengan syarat Ulil Amri itu juga patuh kepada Allah dan Rasulnya. Apabila

pemerintahan berasal dari luar lingkungan masyarakat dan tidak sesuai dengan

ketentuan syara maka tidak mesti untuk ditaati. Sebagaimana yang telah di

nashkan oleh hadist nabi : ” Patuh dan taat itu wajib bagi setiap muslim, baik suka

maupun tidak suka, sepanjang ia tidak di perintahkan dalam hal yang maksiat.

Apabila ia diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan, maka tidak ada

keharusan patuh dan taat sedikitpun baginya.”166

Keempat, persetujuan masyarakat merupakan asas yang terpenting dengan

ditetapkannya sistem pemilihan. Penjelasan Ulil Amri diantaramu telah

menggambarkan bahwa masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Untuk itu menurut

Asad syariat Islam dalam pemerintahan agar dapat terealisasikan dengan baik

maka kepala negara harus di tetapkan beradasarkan sistem pemilihan.167

Suatu

perolehan kekuasaan apabila ditetapkan dengan sistem lain contoh berdasarkan

hak kelahiran seperti di negeri yang rajanya diangkat secara turun temurun, maka

pemerintahan tersebut menjadi tidak sah, meskipun pemimpin tersebut adalah

165

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 66. 166

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 66-67. 167

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 68.

Page 84: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

74

orang muslim. Karena hal itu merupakan suatu pemaksaan kekuasaan dalam

pemerintahan.168

II. Sumber Kedaulatan Dalam Negara Islam

Dalam artikel pertama Asad mengenai konstitusi Negara Islam Asad

mengatakan: “Negara memegang kekuasaan secara amanat dari Tuhan dengan

begitu rakyat dapat hidup menurut undang-undang Islam.”169

Sesungguhnya

sumber kedaulatan yang hakiki bagi Negara Islam adalah kehendak Ilahi seperti

yang telah dinyatakan dalam syari’at Islam. Kedaulatan rakyat tidak lain adalah

sebagai suatu amanat dari Allah. Jika negara dijalankan berdasarkan hukum syara,

maka sesungguhnya negara tersebut memiliki kedaulatan dari Allah. 170

Allah

berfirman:

Katakanlah: Ya Allah Raja Segala Raja, engkau anugerahkan kekuasaan

kepada siapa saja yang engkau kehendaki dan engaku ambil kekuasaan itu

dari siapa saja yang engkau kehendaki pula. Jika engkau kehendaki

engkau bisa meninggikan seseorang, dan bisa pula Engkau rendahkan

siapa saja yang Engkau kehendaki. Ditangan-Mulah segala kebajkan,

karena sesungguhnya Engkaulah Yang Menguasai segala sesuatu (Ali

Imran, 3:26)171

Perlu diingat bahwa kedaulatan yang bersumber dari Allah dalam sistem

Negara Islam bukanlah kedaulatan yang sama dengan konsep theokrasi dunia

Barat yang menjelaskan bahwa raja yang memerintah itu adalah berangkat

dengan karunia Tuhan. Tidak ada ketentuan-ketentuan yang bisa dipedomani

dalam mengatur kekuasaan raja adalah karunia Tuhan, sebab akan mudah sekali

168

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 78-79. 169

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 122. 170

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 72-73. 171

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 73.

Page 85: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

75

timbul kedzaliman dan kesewenang-wenangan apabila kekuasaan

mengatasnamakan kekuasaanTuhan. Kedaulatan Tuhan dalam persepsi Islam,

kekuasaan yang diberikan oleh Tuhan itu jelas sebagaimana telah tertuang dalam

Al-Quran dan Hadist SAW.172

Asad menyimpulkan bahwa kedaulatan dalam pemerintahan Islam

merupakan kedaulatan yang berasal dari Allah. Jadi, apabila sebagaian terbesar

dari umat telah menyerahkan tempuk kepemimpinan kepada seorang pemimpin

maka tiap warganegara Islam harus menganggap dirinya sebagi moral yang terkait

oleh keputusan itu.173

III. Kepala Negara Dalam Pemerintahan Islam

Dalam padangan Asad mengenai sistem negara yang berada dibawah

pengaruh Politik modern Barat, pastinya ada perbedaan berdasarkan akidah

keagamaan yang muncul menjadi satu persoalan yang sulit diterima oleh umat

Muslim. Oleh sebab itu perlu dipahami secara seksama bahwa jika tidak ada

persoalan pembelahan antara muslim dan non muslim maka tidak akan ada

sesuatu yang menyebabkan kita harus bercita-cita menegakan negara seperti yang

dikehendaki oleh Al-Quran dan Sunnah Rasul. Namun bukan berarti hal ini

diartikan sebagai tindakan diskriminatif terhadap non muslim. Yang benar justru

sebaliknya negara berkewajiban memberikan perlindungan dan kemerdekaan

penuh kepada masyarakat.174

172

Djaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, 115-116. 173

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 79-81. 174

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 75.

Page 86: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

76

IV. Kepala Negara Berasal Dari Muslim

Praktik dan Implementasi Negara Islam semata-mata adalah untuk

melaksanakan syariat Islam sebagai sistem pemerintahan bagi seluruh aspek

kehidupan manusia. Sehingga kepala negara tidak mungkin menerapkan

kekuasaannya kecuali pada orang-orang yang mengimani syariat dan sumber

hukum Ilahi. Manakala masyarakat sudah benar-benar siap menjadikan Islam

sebagai jalan hidup yang harus dipatuhi, maka orang-orang yang memegang

urusan penting dalam pemerintahan memang harus berasal dari kalangan

masyarakat tersebut. Masyarakat harus memiliki keberanian moral untuk

memproklamasikan bahwa mereka tidak mau dijerumuskan masa depannya

kedalam liberlisme yang tidak mau melirik keyakinan agama. Karena

sesungguhnya agama telah menjelaskan bahwa kepala Negara Islam haruslah

seorang muslim. Dijelaskan dalam Al-Quran : “Hai manusia, sesungguhnya Kami

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orangyang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang

yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal.” (Al-Hujurat, 49:13).175

Asad mengusulkan untuk di tuliskan di dalam konstitusi Negara Islam

bahwa kepala negara harus dari seorang muslim, melalui mekanisme pemilihan.

Kepala negara harus menyatakan bahwa akan menjalankan pemerintahan dengan

patuh kepada undang-undang Islam. Keyakinan Asad dalam hal ini juga di

175

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 73-77.

Page 87: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

77

jelaskan dengan pembanding konstitusi di Amerika Serikat. Tidak mungkin ada

seorangpun yang berhak menduduki kursi presiden andai kata jika tidak dilahirkan

di Amerika, maka hal ini memang sudah menjadi produk alamiah dalam

pemerintahan.176

V. Penyebutan Untuk Kepala Negara

Dalam penyebutan kepala negara Asad lebih memilih panggilan “Amir”

yang memiliki arti pemimpin, panglima dan pemegang otoritas karena menurut

Asad istilah ini pernah di gunakan oleh Nabi Muhammad untuk kepala komunitas

Islam. Asad juga berpandangan bahwa penyebutan Amir menunjukan Negara

Islam yang bersifat demokratis, bukan berdasarkan keturunan. Namun bukan

berarti Asad mengharuskan penyebutan kepala negara dengan sebutan Amir,

karena Asad sesungguhnya menyerahkan masalah mengenai penyebutan kepala

negara kepada konstituen.177

1) Masa Berkuasa

Masa jabatan menurut Asad memang tidak di jelaskan secara terperici

dalam Al-Quran. Masyarakat harus menentukan sendiri persoalan-persoalan yang

bersifat rincian, seperti berapa lama masa jabatan Amir itu, dan bagaimana pula

mekanisme dipilih kembali untuk usia seseorang menjadi amir, dan sejak usia

berapa harus dengan sukarela mengundurkan diri dari jabatannya. Masyarakat

juga tidak disalahkan jika amir tersebut ditetapkan untuk menjabat seumur hidup.

176

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 138-139. 177

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 140-141.

Page 88: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

78

Akan tetapi apabila amir telah merasa dirinya sudah tidak patut lagi menjabat

kedudukannya karena kemampuan berfikirnya berkurang maka hendaklah

mengundurkan diri dengan ikhlas.178

VI. Asas Musyawarah dan Majelis Perwakilan Dalam

Pemerintahan Islam

Pada dasarnya kebutuhan hidup dalam kemasyarakatan berubah-ubah,

sehingga dengan sendirinya perlu disediakan undang-undang duniawi mengenai

masalah pemerintahan yang tidak disinggung dalam syariah Islam. Syariah Islam

memberikan asas-asas umum namun bukan undang-undang yang sudah terperinci.

Sehingga masyarakat perlu membuat undang-udang yang cocok dan terperici

melalui ijtihad.179

Pengertian ijtihad menurut istilah ialah mencurahkan pikiran dan tenaga

untuk menetapkan sebuah hukum. Sumber hukum ketiga setelah Al-Quran adalah

Ijtihad. Ijtihad hadir untuk menetapkan hukum Islam yang belum ditetapkan

dalam hukum syura. Diadakannya ijtihad berfungsi untuk mendapatkan solusi

hukum dari suatu masalah yang tidak dapat ditemukan solusinya di dalam Al-

Quran dan Hadist. Dalam fungsi ini ijtihad mendapatkan kedudukan legalitas

dalam Islam.180

178

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 78. 179

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82. 180

“Pengertian Ijtihad, Definisi, Fungsi, Bentuk dan Contoh,” [artikel on-line];

tersedia di http://pengertiandefinisi.com/pengertian-ijtihad-definisi-fungsi-bentuk-dan-

contoh/; Internet; diunduh pada 20 Oktober 2016.

Page 89: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

79

Menurut Asad ijtihad yang dibuat adalah demi kepentingan bersama

sehingga hal-hal yang diijtihadkan dari segi kehidupan masyarakat tidak boleh

diputuskan oleh beberapa orang saja. Melainkan harus berdasarkan ijma’ dari

seluruh jamaah.181

Namun pembuatan undang-undang dapat dipastikan tidak

mungkin seluruh jamaah berhimpun dalam satu persidangan untuk membuat

undang-undang. Karena itu perlu adanya seorang atau sejumlah orang yang

kepadanya jamaah menyerahkan keputusan legislatifnya dan pastinya keputusan

tersebut harus bersifat mengikat. Dalam Al-Quran dijelaskan: “Urusan

kemsayarakatan (amr) mereka (orang-orang yang beriman) harus (diselesaikan)

dengan musyawarah diantara mereka.” (As-Syura:38).182

Kata “amr” dalam ayat diatas menjelaskan bahwa semua urusan yang

bersifat kemasyarakatn agar dapat diselesaikan perlu ditunjuk perwakilan dari

masyarakat yang dipilih oleh masyarakat. Kemudian ungakapan “diantara

mereka” dalam Al-Quran menjelaskan bahwa mereka adalah seluruh jamaah.

Karena itu majelis perundang-undangan atau dewan legislatif, yang dikenal dalam

Islam adalah Majelis Asy-syura mesti mewakili seluruh jamaah baik pria maupun

wanita. Legislatif dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan yang bebas dan

umum. Namun mekanisme pemilihan tidak diterapkan dalam syariah melainkan

jamaahlah yang harus menentukannya sendiri. Anggota mejlis harus memiliki

pengertian mendalam mengenai nash di dalam Al-Quran dan Sunnah (ulul albab),

181

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82. 182

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 82-83.

Page 90: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

80

anggota majelis harus menyadari betul tuntutan sosiologis masyarakat dan urusan

keduniaan pada umumnya.183

Majelis mungkin akan memiliki kesepakatan yang berbeda pada setiap

persoalan yang disodorkan umat kepada para majelis. Maka menurut Asad

perbedaan pendapat merupakan hal yang sangat wajar karena perbedaan tradisi,

kondisi sosial, pengalaman dan latar belakang. Seperti yang telah di kemukaan

oleh Rasulullah SAW: Perbedaan pendapat dikalangan umatku adalah rahmat.

(HR Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah). 184

Maka dari itu baiknya yang kita harapkan dalam hal ini ialah apabila

majelis terdiri dari orang-orang yang berfikiran sehat dalam memperbincangkan

suatu masalah, kemudian sebagian besar diantara kalangan majelis sepakat dengan

kesepakatan yang sama mengenai satu keputusan, maka keputusan tersebut dapat

kita yakini sebagi keputusan yang tepat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

Ikutilah kelompok yang paling besar (HR Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar).185

Asas-asas dalam musyawarah dan terbentuknya Majlis Syura menurut

Asad perlu dicantumkan bahwa:

Kekuasaan legislatif dan negara terketak pada Majlis Syura. Para anggota

itu akan dipilih dengan secara merdeka oleh rakyat. Majlis diwajibkan

mengadakan udang-undang dalam segala hal yang tidak dibuat oleh

syari’ah, dan akan diketuai oleh amir atau oleh seorang wakil yang

dipilihnya dari kalangan Majlis yang terikat dengan eksekutif.186

183

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, 83-84. 184

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 88-89. 185

Azzam, Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam, h. 85-86. 186

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 151.

Page 91: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

81

VII. Konstitusi Islam

Dalam menetapkan hukum, Assad berkaca kepada sistem hukum yang

telah digunakan di masa khulafa’ al-rasyidin. Konstitusi itu terdiri dari: pertama,

undang-undang dalam syara yang berhubungan dengan sosial kenegaraan, kedua,

hukum yang diundangkan sesuai pada masanya dan dengan menginterpretasikan

pada spirit Al-Quran dan Sunnah atau melalui ijtihad yang sesuai dengan sosial

kehidupan, ketiga, hukum administrasi yang diambil secara langsung dari Al-

Quran dan Sunnah tetapi dipertimbangkan melalui akal sehat yang murni tentang

pemerintahan dan kehidupan sosial.187

Perlu digaris bawahi hukum lain selain syariah dapat diamandemen karena

hukum tersebut tidak untuk sepanjang masa melainkan hanya untuk

menyesuaikan kondisi sosial dan perkembangan manusia. Semua perubahan harus

berada diluar syariah sebab syariah adalah undang-undang Tuhan sehingga tidak

memerlukan perubahan.188

Asad juga menegaskan bahwa “undang-undang mengenai keduniaan,

mandat ataupun perizinan akan dianggap tidak sah apabila didapati bertentangan

187

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 130. 188

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 132.

Page 92: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

82

dengan konsep syariah.”189

Asad mengusulkan langkah dalam penyusunan hukum

untuk Negara Islam sebagai berikut:

a) Majelis Syura, terdiri dari para ahli yang berfungsi sebagai tim

merumuskan hukum dari Al-Quran dan Sunnah berupa 1. Nash yang

zhahir, yaitu tidak diperlukannya pernafsiran lain, 2. Perintah atau

larangan, 3. Mempunyai jawaban langsung yang sesuai dengan prilaku dan

tindakan sosial manusia.

b) Kemudian hadist-hadist diuji kesahihannya, selama hadist tidak

bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist yang sahih.

c) Setelah semuanya teruji perlu diselaraskan dengan hukum syariah

sehingga menjadi hukum integral.

d) Kemudian dilakukan penulisan hukum yang terperinci dengan diatur

menggunakan pasal-pasal.

e) Sebelum disahkan sebagai undang-undang dasar perlu adanya pembahasan

di dalam majelis syura.190

Asad sangat menekankan ijtihad bagi keberlangsungan sistem

pemerintahan yang baik. Prinsip ijtihad Asad ini menjadi pemikiran yang

menafsirkan Al-Quran lebih kepada pemikiran yang modern, tidak fundamental.

189

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 135-136. 190

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 135-136.

Page 93: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

83

VIII. Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif

Telah dijelaskan bahwa Negara Islam berdiri dengan tegaknya hukum

yang berlandaskan syariat Islam. Namun prinsip Negara Islam yang tunduk dalam

syariat Islam tidak menjadikan terjadinya pemisahan yang penuh antara kekuasaan

badan eksekutif dan legislatif. Ini yang merupakan prinsip terpenting yang

disumbangkan Islam kepada Ilmu Politik.191

Asad mencoba mengambil jalan tengah antara sistem yang diterapkan

dalam sistem demokrasi Barat yang memisahkan kekuasaan antara eksekutif dan

legislatif, dengan pemerintahan Islam sekarang ini yang cenderung otrokasi. Jalan

tengah yang diambil yaitu dengan memadukan dua kekuasaan antara eksekutif

dan legislatif. Hal ini bertujuan untuk menghindari keburukan yang ada pada

kedua sistem tersebut. Jika ditelusuri kekuasaan dengan memadukan dua

kekuasaan tersebut harus diterima sebagai kenyataan bahwa semua ketentuan

yang ditetapkan oleh suara terbanyak dari majelis permusyawaratan bukanlah hal

yang boleh atau tidak diterima oleh dewan eksekutif, tetapi ini merupakan

keputusan undang-undang yang bersifat mengikat. Asad yakin kegiatan eksekutif

maupun legislatif akan seimbang apabila ditegakan atas asas musyawarah untuk

mewakili aspirasi umat. 192

Negara Islam tidak bisa tidak harus ditegakkan diatas musyawarah, berarti

kerjasama antara dua pusat kekuasaan legislatif dan eksekutif kedua-duanya

berpusat pada diri seorang amir. Namun syariat Islam juga mengikat kepada

191

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 93-94. 192

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 94-96.

Page 94: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

84

seorang amir untuk melaksanakan undang-undang yang ditetapkan oleh majelis

permusyawaratan.193

Berpegang pula dari prinsip syara bahwa kepala negara harus memegang

semua kekuasaan secara ril. Terikat oleh Majlis Syura bertugas membuat hukum

yang menjadi dasar negara, memberi keputusan tentang kebijakan-kebijakan

umum yang harus dicapai, serta mengawasi aktivitas pemerintah. Walaupun amir

terikat oleh tugas Majlis Syura, namun tidak berhak bagi legislatif untuk ikut

campur dalam mengatur cara menerjemahkan keputusan dan perintah ke dalam

administrasi sehari-hari, karena itu menjadi kewenangan sepenuhnya bagi

eksekutif. Berlandaskan pada ucapan Nabi, Asad menegaskan bahwa konsentrasi

semua tanggung jawab eksekutif berada ditangan satu orang yang lebih cocok

untuk tujuan pemerintahan Islam.194

Asad tidak mempermasalahkan lembaga eksekutif dibantu oleh para

mentri. Ditegaskan kembali oleh Asad bahwa para mentri tidak lebih hanya

sekedar pembantu administratif yang diangkat atas kebijaksanaan amir sendiri,

dan bertanggung jawab kepada amir pula. Maka sesungguhnya hanya kepada amir

kekuasaan eksekutif diserahkan, dan hanya amirlah yang dapat

mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya di depan majelis.195

Dalam sistem pemerintahan negara modern kita mengetahui bahwa ada

dua sistem yaitu persidensial dan parlementer. Badan eksekutif dan badan

193

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 104-106. 194

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 154-155. 195

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 112.

Page 95: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

85

legislatif dalam sistem parlementer memiliki ketergantungan satu sama lain,

sehingga kekuatan politik dari badan legislatif memiliki kekuatan yang

mendukung untuk badan eksekutif.196

Sistem presidensial menujukan bahwa

keberlangsungan hidup badan eksekutif tidak tergantung pada badan legislatif,

sehingga eksekutif memiliki kedudukan yang lebih kuat dibandingkan badan

legislatif.197

Sistem pemerintahan yang terbaik menurut Asad adalah sistem

pemerintahan Presidensial.

Didalam sistem negara modern kita tahu bahwa selain eksekutif dan

legislatif juga telah di bentuk komisi khusus yang bertugas untuk memecahkan

berbagai problema pemerintahan seperti komisi luar negeri, komisi pertahanan

nasional, komisi hukum dan lainnya.198

Hal ini juga membuat Asad berfikir

demikian, menurut Asad walaupun telah dibentuknya dua lembaga kekuasaan

yang merupakan penjelmaan dari suara rakyat. Namun jika kedua belah pihak

tidak bersepakat dalam suatu masalah maka diperlukannya pembentukan badan

arbitrator. Legistimasi pembentukan badan arbitrator dikutip olehnya berdasarkan

firman Allah yang berbunyi: “Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan orang-

orang yang mempunyai otoritas diantara kamu, maka jika kamu tidak bersepakat

dalam sesuatu, maka kembalikanlah urusan itu kepada Allah dan Rasul-Nya,”

(An-Nisa 4: 59).199

196

Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 297. 197

Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 303. 198

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 117-118. 199

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 156.

Page 96: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

86

Asad menjelaskan bahwa kesepakatan yang berasal dari Mahkamah

merupakan keputusan yang dianggap final dan mengikat bagi semua pihak yang

terlibat dalam negara. Untuk itu mekanisme yang perlu diperhatikan oleh anggota

mahkamah diantaranya: pertama, penyeleksian anggota mahkamah bisa melalui

pihak eksekutif maupun pihak legislatif. Kedua, apabila terpilih maka terikat

pekerjaan seumur hidup, jadi walaupun ditentukan masa jabatan dalam sistem

pemerintahan namun statusnya akan tetap digaji hingga akhir hidupnya, dan harus

tetap aktif kecuali mengalami kecacatan mental atau melakukan kesalahan.

Ketiga, harus terbebas dan melepaskan diri dari semua jabatan atau kedudukan

dalam negara.200

IX. Masyarakat dan Pemerintahan

Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan antar manusia Robert M.

Mclver mengatakan: “Masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang

ditata.”201

Untuk itu dalam kehidupan bermasyarakat Asad memastikan perlu

adanya hak serta kewajiban yang perlu dijalankan masyarakat, diantaranya:

a. Mematuhi Kepala Negara

Hubungan antara masyarakat menurut Asad dengan adanya kontrak sosial,

dimaksudkan untuk mengikat umatnya menerima cita-cita yaitu bersama dalam

pendirian hukum Islam. Ketika seorang Amir terpilih maka semua rakyat baik

yang memilih ataupun yang tidak memilih harus setia kepada amir tersebut. Ini

200

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 157. 201

Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik , 46.

Page 97: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

87

merupakan kesepakatan menurut Muhammad Asad. Apabila amir tersebut

melakukan kekufuran yang tidak seusai dengan syariah Islam maka gugurlah

otoritasnya yang diputuskan oleh majlis syura sebagai representasi rakyat.202

Telah diwajibkan bagi rakyat untuk mematuhi perintah amir apabila amir

tersebut telah dipilih oleh rakyat. Jika pemerintahan tersebut dijalankan seirama

dengan prinsip memerlihara ukhuwah berasaskan Al-Quran dan Sunnah , maka

upaya apapun yang mencoba mengacaukannya mesti dianggap sebagai kejahatan

besar.203

b. Prinsip Ekonomi

Selain kewajiban zakat yang telah ditentukan oleh prinsip syara, Negara

juga berhak menetapkan pajak tambahan sebagai batas tertentu demi berjalannya

kepentingan rakyat. Karena bagi pemerintahan Islam dari prinsip syara, hak bagi

negara untuk memiliki harta dan jiwa masyarakatnya apabila itu merupakan

kepentingan tuntutan keamananan.204

Negara harus benar-benar mengatur semua

urusan masyarakat sehingga baik laki-laki maupun perempuan memiliki jaminan

dari segi ekonomi dan dapat menikmati kesejahteraan.205

c. Jihad Bagi Masyarakat

202

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 159-160. 203

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 134. 204

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 126. 205

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 166.

Page 98: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

88

Menurut Asad bila Jihad dikaitkan dengan peperangan dalam Al-Quran,

maka jihad semata-mata memberi isyarat perang dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan beragama. Karena sesungguhnya Islam sama sekali tidak

memerkenankan agresi militer yang dilancarkan pada penganutnya kepada pihak

lain. Dengan kata lain jika maksud dari peperangan tersebut bertujuan syariat

Islam atau agama dan politik negaranya terancam, maka Islam mewajibkan

kepada setiap warganegaranya yang sehat jasmaniah untuk ikut berperang.206

d. Perlindungan Bagi Masyarakat

Negara wajib memberikan perlindungan bagi warganegaranya. Menurut

Asad negara harus menjamin hak warganegaranya yang tak diganggu gugat

mengenai harta, kehidupan dan martabat. Karena sesungguhnya negara harus

memiliki prosedur yang jelas jika ingin melakukan aktivitas yang menggagu

rakyatnya. Asad mengutip Hadist: “Jiwamu dan hak milikmu akan aman

diantaramu bagaikan amannya di hari haji ini.”207

e. Kebebasan Berpendapat

Kita mengetahui bahwa konsep ijtihad dalam Islam tidak akan pernah

berhenti dan akan terus-menerus dipergunakan bahakan menjadi suatu kewajiban

bagi sosial dan keagamaan, manakala muncul kebutuhan terhadap pengkajian

berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan berbangsa. Tokoh intelektual

masyarakat dalam hal ini perlu mengemukakan pemikirannya dan gagasan baru

206

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 127-130. 207

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 162-163.

Page 99: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

89

sehingga mampu melahirkan kemajuan dan kebangkitan masyarakat. Perlu diingat

kemerdekaan berpikir dalam hal ini bukan berarti dipergunakan untuk melawan

pemerintahan yang jelas sah menjalankan syariat Islam.208

f. Program Wajib Belajar

Menurut Asad kewajiban bagi pemerintah untuk mempunyai sistem

pendidikan yang dapat membuat pengetahuan yang dapat diakses dan dipelajari

bagi setiap orang, ini merupakan hak bagi warganergara agar mendapatkan

pendidikan yang maju baik laki-laki maupun perempuan. Karena dengan

pendidikan warga dapat mengawasi pemerintahan agar mengarah kepada

kemajuan.209

C. Pengaruh Asad Pada Konsep Negara Islam di Awal Terbentuknya

Pakistan.

Pada saat Pakistan menyatakan diri untuk membentuk satu negara yang

berasaskan Islam, sesungguhnya masih terjadi perdebatan di internal kelompok-

kelompok pendahulunya, sebagian kelompok setuju berasaskan Islam tetapi

sebagian masih belum sepenuhnya bisa menerima. Dalam hal ini Muhammad

Asad yang bukan merupakan penduduk asli dari Pakistan dipanggil oleh

Muhammad Iqbal untuk berkontribusi dalam merumuskan konsep Negara Islam

Pakistan. Bagi Asad sendiri perbedaan pendapat tersebut bukan sesuatu yang sulit

208

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 144-145. 209

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 164-165.

Page 100: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

90

untuk dicarikan jalan tengah yaitu dengan mengarahkan agar menuju kepada Al-

Quran, Sunnah dan Ijtihad demi terciptanya Negara Islam.

Asad menyelesaikan polemik yang terjadi antara beberapa pandangan

yang berbeda kelompok konservatif yang menginginkan negara Pakistan betul-

betul islami dengan bentuk kekhalifhaan dengan kelompok yang lebih realistik

yang menginginkan pembangunan Pakistan harus sejalan dengan apa yang

dianggap sah dan masuk akal seperti sistem pemerintahan dalam bentuk

demokrasi parlementer Barat modern. Dalam hal ini Asad mencoba menjembatani

kedua kelompok tersebut dengan menawarkan semacam outline konstitusi yang

islami dan cocok dengan zamannya. Baginya konsepsi-konsepsi mengenai negara

Islam yang telah lalu hanya cocok untuk zaman sebelumnya dan tidak lagi sesuai

dengan kebutuhan Negara Islam pada abad ke 20.210

Walaupun Asad merupakan pemikir yang selalu berhati-hati dalam

mengajukan program pembaharu yang dibangun atas landasan syariah, namun

Asad meyakini bahwa perlunya kelahiran kembali keimanan yang lebih baik,

daripada hanya membangga-banggakan zaman keemasan masa lalu dan hanya

menyebut kejayaan leluhur tanpa melakukan perubahan.211

Islamic Constitution Making merupakan ide yang dituangkan oleh Asad

dalam pembuatan konstitusi Pakistan yang berdasar kepada sumber asli hukum

Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Ide-ide tersebut menurut Asad memang

210

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 236-238 211

Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 42.

Page 101: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

91

ditunjukkan untuk memberikan rancangan solusi bagi konstitusi Negara Pakistan,

karena dalam kondisi tersebut Asad melihat bahwa Pakistan memang sedang

memerlukan ide-ide politik Islam yang baru yang cocok pada zamannya dengan

memberikan keyakinan bahwa Islam memberikan jawaban terhadap semua

zaman. Ketika itu Pakistan memang sedang dihadapkan pada pilihan nasib yang

menentukan hari depannya.212

Pada bulan Juli tahun 1947 tepatnya satu bulan sebelum Pakistan merdeka

Asad menyampaikan Towards the Islamic Constitution yang berisikan draft

konstitusi Islam Pakistan kepada Pemerintah.213

Dengan menyatakan bahwa

Pakistan berdiri atas dasar kehendak masyarakat untuk membangun eksitensi

sosial politik yang berdasarkan Islam. Sehingga tidak dapat dipungkiri Bahwa

Islamlah yang merupakan satu-satunya yang dapat menjadi basis ideologi Negara

Pakistan, basis itulah yang menurut Muhammad Asad perlu dituliskan dalam

bentuk konstitusi yang pada akhirnya tulisan tersebut diserahkan olehnya kepada

pemerintah Islam.214

Ketika Pakistan berdiri tahun 1947, Asad ditunjuk untuk

mengorganisasikan dan mengepalai sebuah departemen rekontruksi Islam yang

tugasnya adalah meneliti konsep-konsep ideologi Islam dalam bidang kenegaraan

dan kemasyarakatan yang menjadi dasar membangun organisasi politik negara

yang baru lahir. Setelah dua tahun Asad dipindahkan ke dinas luar negeri Pakistan

212

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 237-238. 213

Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 32. 214

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 240.

Page 102: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

92

dan di tunjuk sebagai kepala bagian Timur Tengah pada Kementrian Luar negri,

tempat Asad mengabdikan diri untuk memperkuat ikatan Pakistan dengan bagian

dunia Muslim lainnya.215

Akhirnya pada tahun 1952 pada usianya ke 52 tahun

Asad mencapai puncak karirnya dengan memegang tugas sebagai diplomat dan

menjadi Duta Besar yang berkuasa penuh atas Pakistan untuk Perserikatan

Bangsa-Bangsa. Kedudukannya sebagai ketua komisi wilayah-wilayah yang tidak

berpemerinahan sendiri (Commission of Non-Selfgoverned Territories), Asad

ketika itu berhasil memperjuangkan kemerdekaan bagi Tunisia.216

Muhammad Iqbal merupakan pencetus pertama agar diadakannya

pemisahan antara Pakistan dan India, namun pada dasarnya pemisahan Pakistan

dari India adalah dibawah pimpinan Muhammad Ali Jinnah. Ali Jinnah

merupakan tokoh nasionalis yang akhirnya bergabung dengan Liga Muslim

hingga terpilih menjadi presiden Liga Muslim. Pemikiran Muhammad Ali Jinnah

yang merupakan tokoh nasionalis membuatnya menjadi sosok yang pada mulanya

mencoba untuk mempersatukan India dan Pakistan, namun kegagalan untuk

mempersatukan keduanya membuat Ali Jinnah pada akhirnya menyatakan agar

berpisahnya India dan Pakistan. Nasionalisme Ali Jinnah tidak hilang begitu saja,

walaupun Negara Pakistan berdiri atas dasar Islam. Ali Jinnah tetap berusaha agar

tetap terjalinnya hubungan yang baik antar kedua negara. Untuk itu dalam sistem

pemerintahan Negara Pakistan di awal terbentuknya masih mengadopsi beberapa

sistem yang digunakan di India.

215

Asad, Jalan Ke Makkah, 12. 216

Rosyadi, Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad, 32.

Page 103: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

93

Dapat dilihat dalam sistem pemerintahan yang pertama kali digunakan

oleh Negara Pakistan yaitu sistem pemerintahan parlementer.217

Pemikiran

Muhamamd Asad yang sangat terinspirasi pada sistem pemerintahan di masa

Khulafa Ar-Rasyiddin menjadikan Asad memiliki pandangan bahwa sistem

pemerintahan presidensial yang diterapkan di Amerika Srikat memiliki kebutuhan

yang dapat memenuhi sistem pemerintahan Islam dibandingan sistem

pemerintahan parlementer Eropa.218

Sebab telah dijelaskan sebelumnya bahwa

kepala negara merupakan kekuasaan tertinggi yang dipilih rakyat sehingga dalam

pemerintahan eksekutif memliki kekuasaan yang besar. Bagi Asad apabila

kekuasaan negara telah ditetapkan kepada satu pemimpin maka kekuasaan

tertinggi berada di pemimpin tersebut. Tidak patuh kepada pemimpin hanya dapat

dilakukan jika pemimpin tersebut melenceng dan tidak sesuai dengan ajaran

Islam.

Pada akhirnya Asad mengakui bahwa gagasan ide-ide yang telah di susun

dan diberikan kepada Pakistan mengenai Negara Islam hanya diletakan pada

Pembukaan konstitusi Republik Islam Pakistan yang diambil oleh Majelis

Konstituen pada 1949. Selanjutnya konstitusi yang digunakan tersebut tidak

berlaku lagi, karena dalam sejarahnya Negara Pakistan telah berkali-kali

mengganti konstitusi. Tetapi Asad tetap yakin bahwa diskusinya mengeai

konstitusi Negara Islam akan tetap bergunadan dapat memberikan pemahaman

yang baik kepada Barat dan non-muslim mengenai Ideologi Islam. Pada akhirnya

217

Safrina Nina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” [artikel on-line]; tersedia di

https://www.scribd.com/doc/306902589/Sistem-Pemerintahan-Pakistan; Internet;

diunduh pada 18 Januari 2018. 218

Asad, Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam, 111-112.

Page 104: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

94

risalah kostitusi tersebut pada akhirnya dielaborasikan menjadi sebuah buku

dengan judul The Principels of State and Government in Islam. Selain itu Asad

juga menerbitkan jurnal yang bernama Arafat, yang menunjukan bahwa Asad

betul-betul terlibat secara Intens dalam perdebatan tentang negara Islam Pakistan.

Dalam jurnalnya Asad menuliskan bahwa Pakistan merupakan tolak ukur bagi

peerkembangan baru umat Islam untuk mendirikan negara yang Islami.219

Asad memang bukanlah seorang aktifis dalam terminology postmodern,

Asad juga tidak melakukan gerakan, namun Asad telah mencoba

menginterpretasikan teks Al-Quran dan Sunnah sehingga dengan interpretasinyya

telah membuat pemikiran pembaharu dalam membentuk negara Islam. Upaya

Asad dalam hal tersebut adalah dengan menghubungkan antara konsep ideal Islam

dengan apa yang dihadapi oleh Pakistan dalam teori ketatanegaraan. Asad telah

berperan dalam mencoba menghubungkan antara hukum yang ada dengan politik

Pakistan. Upaya ini telah membuat umat Islam Pakistan merasa adanya legitimasi

moral dalam kehidupan bernegara.220

D. Gagalnya Penegakan Hukum Islam Di Negara Pakistan

Teori tentang Negara Islam pada intinya memiliki pandangan bahwa

Negara Islam berdiri atas dasar ketaatan kepada Allah, untuk itu perlu

dibentuknya tatanan hukum yang seusai dengan akidah yang telah ditentukan

berdasarkan syariat Islam. Pada akhirnya Negara Pakistan mencoba menjadi

219

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 238-239. 220

Idzam Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara

Islam Muhammad Asad, 251.

Page 105: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

95

Negara dengan Ideologi Islam dan mencoba meletakkan hukum Al-Quran dan

Sunnah didalam konstitusi negaranya, namun hal ini ternyata tidak sejalan dengan

idealisme yang telah dibentuk, realitanya kehidupan dan sistem pemerintahan di

Negara Pakistan sama seperti negara non Islam lainnya.

Sebelum Pakistan terbentuk beberapa para tokoh Muslim di Pakistan telah

mencoba menawarkan konsep yang lengkap megenai sistem kenegaraan di

Pakistan, diantaranya Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah, Abul A’la al-

Maududi dan Muhammad Asad. Ternyata ide dan gagasan politik tokoh tersebut

nampaknya telah terjadi kesenjangan yang cukup lebar antara ide dan gagasan

Negara Islam yang telah tertuang dalam konsep kenegaraan dengan realitas politik

yang ada di Pakistan. Sehingga pergulatan politik yang masih berlangsung hingga

sekarang memunculkan penilaian beberapa ahli bahwa penerapan sistem Negara

Islam yang ada di Negara Pakistan sebenaranya telah gagal.221

Sejarah menuliskan bahwa sistem pemerintahan Pakistan telah dirumuskan

oleh Liga Muslim tahun 1940 dan disahkan menjadi konstitusi tahun 1956. Dalam

konstitusi itu negara bernama “Republik Islam Pakistan”. Akan tetapi negara

mengalami kesulitan dalam mendefinisikan keislamannya. Muncullah perdebatan

dalam majelis Konstituante, demikian pula hasil-hasil kompromi antara kubu

tradisionalis dan modernis yang terjelma dalam konstitusi tahun 1956, dalam

221

Idzam Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di

Pakistan”: 2.

Page 106: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

96

konstitusi ini negara bernama “Republik Islam Pakistan”, namun amandemen-

amandemennya tidak memuaskan semua pihak.222

Kata Islam dalam Republik Islam Pakistan sebelumnya pernah dihilangkan

dimasa pemerinthan Ayub Khan ditahun 1962, dan akhirnya kembali digunakan

atas desakan dari kaum tradisionalis di Majelis Nasional.223

Akan tetapi kata-kata

Al-Quran dan Sunnah yang telah tercantum dalam pasal 198 konstitusi tersebut

dibuang. Dalam konstitusi tahun 1962 menyatakan tidak ada ketentunan untuk

membawa undang-undang negara sesuai dengan hukum Islam. Salah satu yang

tidak dihilangkan yakni penetapan kepala negara yang harus tetap dari kalangan

muslim.224

Sejarah Pakistan inilah merupakan salah satu dari beberapa hal yang

yang membuktikan bahwa betapa sulitnya Pakistan mendefinisakn Islam yang

ingin diterapakan dalam sistem pemerintahan di Negaranya.

Pada dasarnya Paksitan merupakan salah satu wilayah yang mayoritas

Muslim, masyarakatnya juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap agamanya

sehingga berupaya untuk menjadikan Islam sebagai ideologi Negara Pakistan,

akan tetapi upaya yang telah dilakukan untuk memasukkan ide-ide Islam ternyata

cukup sulit, masyarakat tidak dapat sempurna dalam melaksanakan keimanan

secara seluruhnya. Pengaruh Barat juga menjadi penyebab Negara Islam yang

dicita-citakan Pakistan pada akhirnya mengalami kesulitan dalam

222

Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan, “ Jurnal

Politik Profetik volume 4, ( 2014): 85-86. 223

Majelis Nasional adalah majelis rendah dari Parlemen Pakistan, yang juga

terdiri dari Presiden Pakistan dan Senat (majelis tinggi). Majelis Nasional dan Senat

sama-sama bersidang di gedung Parlemen, Islamabad. Majelis Nasional merupakan

lembaga yang terpilih secara demokratis yang beranggotakan 342 orang. 224

Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan”: 4.

Page 107: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

97

mengimplementasikannya, sehingga inspirasi politik dan kenegaraan yang

didapatkan akhirnya berasal dari kalangan Barat bukan dari Islam.225

Ketika Pakistan terbentuk perdebatan penerapan konstitusi Pakistan

diantara berbagai kelompok masih terus berlanjut hingga Pakistan telah ditetapkan

sebagai Negara Islam, begitupun dengan sulitnya menerjemahkan hukum Islam

yang akan diterapkan. Kesulitan ini dialami terutama oleh Lembaga Penelitian

Islam Pakistan dan Dewan Penasehat Ideologi Pakistan itu sendiri. Bagi modernis,

hukum Islam bisa diterapkan jika dimodernisasi selaras dengan perkembangan

dan kebutuhan zaman. Sementara kaum tradisional menuntut bahwa fiqih yang

dihasilkan para mujtahid lewat deduksi dan derivasi dari Al-Qur’an dan Sunnah

Nabi, harus diberlakukan tanpa kecuali.226

Islam merupakan agama yang progresif sehingga ketika Pakistan

mengingginkan kemunculan negara yang berideologi Islam, salah satu kelompok

memberikan gagasan agar sistem Islam yang akan dibuat dapat disesuaikan

dimasa sekarang ini. Di Pakistan kelompok pemikir yang menggagas hal tersebut

dikenal sebagai kelompok modernis, salah satunya adalah Muhammad Assad.

Asad dengan model pemikiranya ternyata berdampak pada penerapan sistem

hukum yang diterapkan oleh Pakistan sekarang ini.

Muhammad Asad merupakan pemikir modernis yang mempunyai gagasan

bahwa masa depan umat Islam mempunyai fleksibelitas yang dapat

dipertanggungjawabkan secara kreatif yaitu melalui ijtihad. Islam harus dapat

225

Fautanu, “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan”: 2. 226

Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan“: 86.

Page 108: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

98

mengimbangi tantangan-tantangan yang datang di dalam tradisi dunia yang selalu

berubah, tepati tidak lupa dengan mengaitkan dua sumber fundamental hukum

Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Tuhan dengan kebijaksanaannya menurut Asad

memberikan hak dan tugas kepada manusia untuk menggunakan akal dalam

memberikan keputusan yang sesuai di setiap zamannya dengan jalan konsultasi

atau musyawarah.227

Pemikiran Asad sangat mengutamakan konsep ijtihad dalam Islam.

Menurut Asad Negara Islam ada berdasarkan ketuhanan dan wahyu namun tidak

berarti ijtihad tidak dipergunakan. Ijtihad menjadi landasan yang dipergunakan

setelah Negara Islam yang di cita-citakan oleh umat Islam di satu daerah

terbentuk. Ijtihad wajib menjadi salah satu konsep negara setelah syariat Islam di

pergunakan, karena menurut Asad theologi dan pemikiran manusia tidak bisa

dipisahkan dan harus sejalan.

Beberapa contoh diantara pemikiran Asad yang terkesan modernis

misalnya pada saat Asad menengahi kontroversi mengenai Hukum Islam yang

terjadi di Pakistan, yaitu kontroversi tentang pemikiran riba dan bunga bank dan

hukum mengenai qhisas.228

Dalam hal ini Asad mempunyai pandangan yang

berbeda dengan para tokoh pemikir Islam fundamental. Asad berpandangan

bahwa sesuatu dapat dikatakan riba jika adanya eksploitasi antara pihak ekonomi

yang bermodal dengan pihak ekonomi lemah. Dengan mengutip surat Al-Baqarah

ayat 275, Asad menjelaskan bahwa riba terjadi melalui peminjaman dari pemilik

227

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 234. 228

Aisyah A., “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan“: 86.

Page 109: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

99

modal yang secara kontrak tetap memiliki kepemilikan modal yang ia pinjamkan

dengan keuntungan yang lebih tanpa memperhatikan kerugian peminjam yang

menderita karena transaksi ini.229

Selanjutnya pada posisi yang lain Asad mengijtihadkan kembali hukum

qhisas yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 178. Bagi Asad qhisas dalam

ijtihad Asad bukan harus setimpal seperti halnya tangan dibalas dengan tangan

begitupun hal lainnya, tetapi memang harus diganti dengan hukuman. Hukuman

tersebut terbentuk dari kesepakatan hidup bersama dalam suatu negara.230

Pada

akhirnya jika dilihat dari segi pemikirannya yang cenderung mederat, pemikiran

Muhammad Asad masih berpengaruh di Negara Pakistan.

229

Fautanu, Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara Islam

Muhammad Asad, 256. 230

Muhammad Asad, The Massage of The Qur’an (Austrian: Dar Al-Andalus,

1980), 37.

Page 110: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammad Asad adalah seorang muallaf dari Yahudi, akan tetapi sejarah

kemudian membuktikan bahwa seorang Asad mengalami lompatan pemikiran

yang justru menempatkannya sebagai seorang pemikir Islam yang tidak bisa

dianggap sederhana. Pendalamannya terhadap kajian Al-Quran dan Sunnah Nabi

telah memberi inspirasi yang luar biasa dalam bentuk kontribusi yang sangat

berharga bagi terbentuknya Negara Islam Pakistan.

Asad adalah pemikir Islam moderat, usulannya mengenai Negara Islam

yang dimaksud adalah Negara yang Islami. Untuk itu Asad sangat

mengedepankan konsep ijtihad agar digunakan dalam konsep Negara Islam,

karena menurut Asad theologi dan pemikiran manusia tidak dapat dipisahkan dan

harus sejalan seiring dengan perkembangan zaman yang terus berkembang.

Menurut Asad kebangkitan Islam moderat harus dibangun tidak lagi

menggukanan fiqih dan theologi diabad pertengahan, melainkan akal manusia

juga harus dikedepankan. Jadi, walaupun semua yang dibangun harus berdasarkan

konsep ketuhanan tapi ijtihad dalam hal ini juga harus dikembangkan. Salah satu

contoh ijtihad Asad yang pada akhirnya digunakan dalam hukum Islam di

Pakistan dewasa ini adalah hukum mengenai qhisas yang tidak mengharuskan

pembalasan yang sama akan tetapi diadakan pelaksanaan hukuman yang telah

Page 111: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

101

disepakati di dalam negara tersebut. Dalam hal ini Asad telah mengghadirkan

konsep theology yang rasional.

Muhammad Asad dalam pemikirannya mengenai Negara Islam

menerapkan dan mengedepankan prinsip moral yang telah di ajarkan dalam Al-

Quran dan Sunnah. Islam memberikan jalan bagi kita untuk kembali dan mengacu

pada sumber asli syari’at Islam yaitu Al-Quran dan Hadist. Karena akhir dari

semua yang dilakukan oleh manusia adalah ketaatan kepada penciptanya, sama

seperti halnya manusia yang mencoba menegakan sistem Islam dalam negara,

tujuan akhir dari penegakan sistem pemerintahan tersebut adalah ketaatan kepada

pencipta.

Kajian kenegaraan yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunah menurut

Asad merupakan hal yang nyata. Keduanya telah menggariskan metodologi

politik yang sejalan dengan kondisi dan waktu. Dalam pandangan Asad kehidupan

manusia harus diatur oleh sebuah kesatuan organisasi salah satunya adalah Negara

Islam. Maka dari itu ketika satu kesatuan masyarakat telah menentukan jalan

kehidupan bagi kelompoknya yaitu mendirikan negara dengan ideologi Islam,

maka Negara Islam merupakan keharusan dan menjadi bentuk organisasi yang

mengatur semua aspek kehidupan dalam satu wilayah tersebut. Dasar inilah yang

dilihat oleh Asad dalam terbentuknya Negara Pakistan.

Islamic Constitution Making merupakan kontribusi ide Muhammad Asad

yang dituangkan oleh dalam pembuatan konstitusi Pakistan yang berdasar kepada

sumber asli hukum Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah. Ide-ide tersebut menurut

Page 112: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

102

Asad memang ditunjukkan untuk memberikan rancangan solusi bagi konstitusi

Negara Pakistan, karena dalam kondisi tersebut Asad melihat bahwa Pakistan

memang sedang memerlukan ide-ide politik Islam yang baru yang cocok pada

zamannya dengan memberikan keyakinan bahwa Islam memberikan jawaban

terhadap semua zaman. Meskipun pada akhirnya Asad mengakui bahwa gagasan

ide-ide yang telah di susun dan diberikan kepada Pakistan mengenai Negara Islam

hanya diletakan pada Pembukaan konstitusi Republik Islam Pakistan yang diambil

oleh Majelis Konstituen pada 1949. Selanjutnya konstitusi yang digunakan

tersebut tidak berlaku lagi, karena dalam sejarahnya Negara Pakistan telah

berkali-kali mengganti konstitusi.

B. Saran

Sebagai sebuah penelitian yang membahas kontribusi tokoh muslim dalam

pembentukan negara islam yang dalam hal ini kontribusi Muhammad Asad dalam

pembentukan negara Pakistan. Penulis meyakini penelitian yang diangkat masih

belum memuaskan, penulis juga menyadari penelitian yang penulis angkat dinilai

masih sangat sedikit sehingga penggunaan referensi yang digunakan tidak banyak.

Oleh karenanya penulis menyarankan penelitian kedepannya dengan:

1. Memperdalam analisis mengenai perubahan-perubahan konstitusi

yang terjadi di negara pakistan. dan

2. Lebih memperdalam kontribusi tokoh muslim dalam pembentukan

suatu negara. Baik suatu negara yang berlandaskan dengan

keagamaan maupun negara modern.

Page 113: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

103

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Mumtaz. Masalah-Masalah Teori Politik Islam. Bandung: Mizan, 1996.

al-Banna, Muhammad. Ali Syari’ati Tentang Islam dan Modernitas. Ciputat: UIN

Syarif Hidayatullah, 2010.

Amiruddin, Hasbi. Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman. Yogyakarta:

UII Press, 2000.

Asad, Muhammad. Islam at the Crossroads. Bandung: Pustaka, 1981.

Asad, Muhammad. Jalan Ke Makkah. Bandung: Mizan, 1993.

Asad, Muhammad. Sebuah Kajian Tentang Sistem Pemerintahan Islam. Bandug:

Pustaka, 1985.

Asad, Muhammad. The Massage of The Qur’an. Austrian: Dar Al-Andalus, 1980.

Aziz, Abd. Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam. Jakarta: Yayasan AL

AMIN, 1984.

Azizah, Noer. “Pakistan Dibawah Kepemimpinan Zia Ul Haq (Analisis Terhadap

Reformasi Politik dan Hukum Islam di Pakistan).” Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006.

Azzam, Salim. Beberapa Pandangan Pemerintahan Islam. Bandung: Mizan,

1990.

Bagir, Haidar, dan Syafiq Basri. Ijtihad Dalam Sorotan. Bandung: Mizan, 1996.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2010.

Budiyono, Kabul. Teori dan Filsafat Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta, 2012.

Djaelani, Abdul Qadir. Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam. Surabaya: PT.

Bina Ilmu offset, 1995.

Effendy, Bahtiar. Jalan Tengah Politik Islam (Kaitan Islam, Demokrasi, dan

Negara yang Tidak Mudah). Jakarta: Ushul Press, 2005.

Efriza. Ilmu Politik Dari Ilmu Politik Sampai Sistem Pemerintahan. Bandung:

Alvabeta, 2013.

Page 114: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

104

Ensiklopedi Islam Jilid 4. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 7. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.

Fachruddin, Fuad Mohd. Pemikiran Politik Islam. Jakarta: CV Pedoman Ilmu

Jaya, 1988.

Fautanu, Idzam. Pemikiran Politik Islam Modern Aktualisasi Konsep Negara

Islam Muhammad Asad. Jakarta: Gaung Press, 2012.

Hamilton. Islam dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1983.

Hasan, Ahmad. Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup. Bandung: PUSTAKA, 1984.

Huda, Ni’matul. Ilmu Negara. Jakarta: PT RadzjaGrafindo Persada, 2010.

Iqbal, Muhammad, dan Amin Husein Nasution. Pemikiran Politik Islam Dari

Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer. Jakarta: Perdana Media

Group, 2010.

Jindan, Khalid Ibrahim. Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah.

Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994.

Khameni, Ali, Ali Syariati, dan Muthahhari. Muhammad Iqbal Dalam Pandangan

Para Pemikir Syi’ah. Jakarta: Islamic Center Jakarta, 2002.

Mahendra, Yusril Ihza. Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam.

Jakarta: Paramadina, 1999.

Mashad, Dhurorudin. Agama Dalam Kemelut Politik (Dilema Sekulerisme di

India). Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1999.

Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek. Jakarta: UI-Press, 1919.

Natsir. Agama dan Negara dalam Perspektif Islam. Jakarta: Media Da’wah, 2001.

Pramana, Pudja. Ilmu Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Rahman, Zufran. Kajian Sunnah Nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam (

Jawaban Terhadap Aliran Ingkar Sunnah). Jakarta: CV Pedoman Ilmu

Jaya, 1995.

Rangkuti, B. Pakistan Dalam Angka Dan Tulisan. Jakarta: Kedutaan Pakistan,

t.th.

Rif’at. Pemikiran Politik Islam Fachry Ali. Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah,

2011.

Rodee, Carlton Clymer, dkk. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2009.

Page 115: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

105

Rosyadi, Tabah. Akal dan Wahyu Perspektif Muhammad Asad. Jakarta: Iris Press,

2011.

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung: CV.

Mandar Maju, 2011.

Sinaga, Rudi Salam. Pengantar Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Sitepu, P. Anthonius. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

SJ, Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN

MALANG PRESS, 2008.

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran.

Jakarta: UI Press, 1990.

Sjamsijah, Sitti. Perdjuangan Suatu Bangsa Menudju Republik Islam Pakistan.

Solo: Foreign Ministery Government of Pakistan, 1956.

Stephens, Ian. Pakistan Old Country New Nation. England: Penguin Books, 1964.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung,

2006.

Symonds, Richard. Pembinaan Pakistan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1964.

Ten Years Of Pakistan: 1947-1957. Karachi: Pakistan Publications, 1957.

Varshney, Ashutosh. Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil. Jakarta:

Departemen Agama, 2009.

Jurnal

A, Aisyah. “Nasionalisme dan Pembentukan Negara Islam Pakistan. “ Jurnal

Politik Profetik volume 4, 2014.

Fautanu, Idzam. “Pergulatan Pemikiran Tentang Islam Dan Negara Di Pakistan.”

Sumardi. “Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Sistem Pemerintahan

Indonesia.” Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Administrasi 2, April 2013.

Dokumen Elektronik

“Konsep Negara Menurut Al-Maududi dan Ali Abdul Raziq,” Wordpress, 2012

[artikel on-line]; tersedia di

https://lembarannalar.files.wordpress.com/2012/10/konsep-negara-

Page 116: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

106

menurut-al-maududi-dan-ali-abdul-raziq.pdf; Internet; diunduh pada 14

November 2016.

“Pendapat Muhammad Asad Tentang Negara Islam,” Walisongo Library, [artikel

on-line]; tersedia di

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/17/jtptiain-gdl-s1-2006-

denyfresya-824-BAB3_210-2.pdf; Internet; diunduh pada 29 November

2016.

“Pengertian Ijtihad, Definisi, Fungsi, Bentuk dan Contoh.” Diunduh 20 Oktober

2016 (http://pengertiandefinisi.com/pengertian-ijtihad-definisi-fungsi-

bentuk-dan-contoh/).

Firdaus, Abdullah, “Konsep Negara Islam Dalam Pemikiran Politik Muhammad

Iqbal,” Media Akademika, vol.29 no.1, 2014 [jurnal on-line]; tersedia di

http://portalgaruda.org/article.php/article=321578&val=6803&title=Konse

p%20Negara%20IslaI%20dalam%20Pemikiran%20Politik%20Muhamma

d%20Iqbal; Internet; diunduh pada 14 November 2016.

Munandar, Iman, “Agama dan Politik, Islam dan Negara,” Wordpress, 2013

[artikel on-line]; tersedia di

https://imannumberone.wordpress.com/2013/06/19/islam-dan-negara/;

Internet; diunduh pada 14 November 2016.

Nina, Safrina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” [artikel on-line]; tersedia di

https://www.scribd.com/doc/306902589/Sistem-Pemerintahan-Pakistan;

Internet; diunduh pada 18 Januari 2018.

Nina, Safrina, “Sistem Pemerintahan Pakistan,” Docslide, 2015 [artikel on-line];

tersedia di http://documents.tips/documents/sistem-pemerintahan-

pakistan-56245d0daf0d4.html; Internet; diunduh pada 15 November 2016.

Rakhmat, Jalaluddin, “Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah,” [artikel

on-line]; tersedia di

luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Paramadina/Konteks/SejarahFiqh06.html;

Internet; diunduh pada 24 Februari 2016.

Roibin, “Perbandingan Perundang-Undangan Di Negara Islam,” UIN Malang,

2012 [artikel on-line]; tersedia di

http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-

fakultas/entry/perbandingan-perundang-undangan-di-negara-negara-islam;

Internet; diunduh pada 15 November 2016.

Susilo, Septian Eko, “Sejarah Negara Pakistan,” Blogspot, 2014 [artikel on-line];

tersedia di http://septianpieterz.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-lengkap-

negara-pakistan.html; Internet; diunduh pada 11 Januari 2017.

Page 117: PENGARUH PEMIKIRAN MUHAMMAD ASAD DALAM …

107

Yasin, Muhammad, “Road To Mecca,” Republikaonline, 2009 [artikel on-line];

tersedia di http://muallaf-online.blogspot.co.id/2009/06/road-to-

mecca.html; Internet; diunduh pada 25 Februari 2016