PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG, BIO- EXSTRIM DAN...

15
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG, BIO- EXSTRIM DAN MIKORIZA TERHADAP SIFAT KIMIA DAN BIOLOGI TANAH PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) JURNAL Oleh FAHRURROZI C1M013056 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG, BIO- EXSTRIM DAN...

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG, BIO-

EXSTRIM DAN MIKORIZA TERHADAP SIFAT KIMIA

DAN BIOLOGI TANAH PADA TANAMAN KACANG

TANAH (Arachis hypogaea L.)

JURNAL

Oleh

FAHRURROZI

C1M013056

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

ARTIKEL UNTUK JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG, BIO-

EXSTRIM DAN MIKORIZA TERHADAP SIFAT KIMIA

DAN BIOLOGI TANAH PADA TANAMAN KACANG

TANAH (Arachis hypogaea L.)

The Influence of Manure, Bio-Exstrim and Mycorrhiza on Chemical

Properties and Soil Biology in Peanut Plants (Arachis hypogaea L.)

Fahrurrozi1)

, I Putu Silawibawa2)

, R. Sutriono2)

1)Alumni Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unram

2)Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unram

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Fahrurrozi

Nim : C1M013056

Program Studi : Agroekoteknologi

Jurusan : BudidayaPertanian

JudulSkripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, Bio-ekstrim, dan

Mikoriza Terhadap Sifat Kimia dan Biologi Tanah Pada

Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).

Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing Skripsi untuk diterbitkan

pada jurnal Crop Agro.

Menyetujui:

Pembimbing Utama,

Ir. I Putu Silawibawa, MP.

NIP. 19591231 198602 1 102

PembimbingPendamping,

Ir. R.Sutriono, MP.

NIP. 19590421 198603 1 002

1

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang, Bio-Exstrim Dan Mikoriza Terhadap Sifat

Kimia, Dan Biologi Tanah Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

The Influence of Manure, Bio-Exstrim and Mycorrhiza on Chemical Properties, and

Soil Biology in Peanut Plants (Arachis hypogaea L.)

Fahrurrozi1, Putu Sila Wibawa

2, R Sutriono

3

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing Utama

2, Dosen Pembimbing Pendamping

3

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk pupuk kandang, bio-

extrim, dan mikoriza terhadap sifat kimia dan biologi tanah pada pertanaman kacang

tanah. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Dasan Tebu, Desa Ombe Baru

Kecamatan Kediri Lombok Barat pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2017.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental

(percobaan) yang dilaksanakan di lapangan. Pemberian pupuk kandang, bio-exstrim dan

mikoriza dapat memberikan pengaruh nyata terhadap parameter P-Tersedia dan porsentase

infeksi mikoriza akan tetapi tidak pengaruh nyata terhadap parameter kadar lengas, pH

tanah, nodulasi tanaman kacang tanah, N-tersedia, P-tersedia , serapan P tanaman dan

berat berangkasan kering tanaman. Nilai P Tersedia dapat diperoleh pada perlakuan Bio-

extrim dengan nilai 19,84 dan nilai tertinggi pada prosentase infeksi mikoriza ditunjukan

pada perlakuan Bio-extrim dengan nilai 84,44

Kata kunci : Pupuk Kandang, Bio-Exstrim, Mikoriza, Kacang Tanah

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of manure, bio-extreme, and mycorrhizal fertilizer

on the chemical and biological properties of soil in peanut plantations. This research has

been carried out in Dasan Tebu Hamlet, Ombe Baru Village, Kediri Lombok Barat

Subdistrict from May to August 2017. The type of research used in this study is the

experimental method that was carried out in the field. Provision of manure, bio-extreme

and mycorrhizae can have a significant influence on P-Available parameters and the

percentage of mycorrhizal infections but not significantly influence moisture parameters,

soil pH, nodulation of peanut plants, N-available, P-available, P uptake plants and dry

weight plants. Available P values can be obtained from the Bio-Extrim treatment with a

value of 19.84 and the highest value at the percentage of mycorrhizal infection was shown

by Bio-extrim treatment with a value of 84.44

Keywords: Manure, Bio-Exstrim, Mycorrhiza, Peanuts

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang

memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat mengguntungkan untuk diusahakan oleh

para petani. Kacang tanah memiliki kandungan lemak (40,50%) , protein (27%),

karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K).Kacang tanah juga memiliki kandungan

mineral seperti Calsium, Chiorida, Ferro, Magnesium, Phosphor dan Sulphur. Melihat

banyaknya kandungan gizi dan mineral didalam kacang tanah maka perlu melakukan

2

budidaya dan memperhatikan teknik budidaya tanaman kacang tanah (Sondakh, et

al.,2012).

Sementara itu produksi kacang tanah dalam negeri masih belum mampu memenuhi

kebutuhan. Produksi kacang tanah di tingkat nasional cenderung menurun pada periode

2013 sampai dengan 2014 yaitu 706,1 ribu ton menjadi 647,8 ribu ton yang disebabkan

oleh menurunnya produktivitas di Provensi Nusa Tenggara Barat (NTB) (BPS, 2015).

Didaerah Lombok Barat produksi tanaman kacang tanah mencapai 1,2 ton per hektar,

produksi kacang tanah untuk seluruh wilayah di NTB menurun dan tahun ketahun, pada

tahun 2013 hasil produksi mencapai 41,889 ribu ton, pada tahun 2014 mencapai 34,284

ribu ton dan pada tahun 2015 hasil produksi mencapai 31,142 ribu ton (BPS, 2015).

Belakangan ini banyak ditemukan berbagai permasalahan pada lahan pertanian

akibat aktivitas petani sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran oleh pupuk dan

pestisida kimia. Pemakaian bahan tersebut secara berlebihan dan berdampak terhadap

penurunan kualitas lahan pertaniaan, terutama matinya mikroorganisme dalam tanah

sehingga menurunnya sifat biologi tanah dan penurunan kualitas tanah, sehingga perlu

pemberian bahan pembenah tanah seperti Bio-extrim, pupuk kandang dan mikoriza.

Bio-Extrim merupakan pupuk hayati majemuk yang banyak mengandung berbagai

macam mikroorganisme yang mampu menambat N dan melarutkan P, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan jumlah unsur hara makro maupun mikro dengan cepat yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman. Bio-extrim juga menghasilkan zat perangsang tumbuh

yang mampu merangsang pertumbuhan akar, daun, mempercepat pertumbuhan bunga dan

buah pada tanaman.

Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang berasal dari sisa kotoran

ternak. Pupuk kandang sapi terdekomposisi oleh mikroorganisme secara perlahan sehinnga

tidak menghasilkan panas. Pemberiaan pupuk kandang sapi pada tanah dapat memenuhi

kebutuhan unsur hara makro maupun mikro bagi tanaman,selain itu pemberian pupuk

kandang sapi dapat memperbaiki struktur tanah. Sehingga pupuk kandang sapi sangat

berperan penting dalam memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah, karena pupuk kandang

sapi memiliki kandungan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman yaitu 0,40%

N, 0,20% P205, 0,10% K20, dan 85% H20 (Winarso,at al, 2005)

Mikoriza merupakan salah satu pupuk hayati yang sangat umum digunakan dalam

budidaya tanaman kacang tanah. Mikoriza berasal dari bahasa yunani yang memiliki arti

„jamur akar” yang merupakan salah satu simbiosis mutualisme sehingga dapat

menguntungkan tanaman kacang tanah dan jamur yang terdapat pada tanaman kacang

tanah. Nuhamara (1994) mengatakan sedikitnya ada 5 hal yang dapat membantu

perkembangan tanaman dan adanya mikoriza yaitu: (1) Mikoriza dapat meningkatkan

absorpsi hara dari dalam tanah. (2) Mikoriza dapat berperan sebagai penghalang biologi

terhadap infeksi patogen akar. (3) Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan

dan kelembaban yang ekstrim. (4) Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat

pengatur tumbuh lainnya seperti auxin. (5) Menjamin terselenggaranya proses biogeokemi.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh

Pemberiaan Pupuk Kandang, Bio-Exstrim dan Mikoriza Terhadap Sifat Kimia dan Biologi

Tanah Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)”

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang,

bio-extrim dan mikoriza terhadap sifat kimia dan biologi tanah pada pertanaman kacang

tanah.

3

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan

peneliti selanjutnya.

Hipotesis HO : Diduga pemberian pupuk kandang, Bio-extrim dan mikoriza tidak berpengaruh

terhadap sifat kimia dan biologi tanah.

Hl : Diduga pemberian pupuk kandang, Bio-extrim dan mikoriza

berpengaruh terhadap sifat kimia dan biologi tanah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilaksanakan di lapangan.

Tempat dan Waktu

Percobaan dilaksanakan di Dusun Dasan Tebu, Desa Ombe Baru Kecamatan kediri

Lombok Barat. Waktu pelaksanaan percobaan di mulai pada bulan Mei 20l7 dan berakhir

pada bulan Agustus 2017.

Bahan dan Alat Percobaan

Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas

kelinci, pupuk dasar ( urea, SP36,dan KCL), pestisida, pupuk kandang, Bio-exstrim,

mikoriza dan bahan yang digunakan untuk analisis di laboratoriurn.

Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sabit, kantong plastik,

sprayer, meteran, talirapia, tugal kayu, pensil, oven, timbangan analitik alat tulis menulis

dan peralatan untuk analisis di laboratorium.

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam pereobaan ini adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan sebagai berikut;

P0 = Tanpa perlakuan (kotrol)

P1 = Pupuk Kandang

P2 = Mikoriza

P3 = Bio-exstrim

P4 = Pupuk kandang + Mikoriza

P5 = Pupuk Kandang + Bio-exstrim

P6 = Mikoriza + Bio-exstrim

P7= Pupuk Kandang + Mikoriza + Bio-exstrim

Masing- masing perlakuan diulang 3 kali sehingga memperoleh 24 unit percobaan.

Pelaksanan

Persiapan lahan percobaan

Pengolahan lahan akan dilakukan dengan cara membersihkan tanah terlebih dahulu

dari rerumputan, setelah itu tanah di cangkul dan digemburkan. Kemudian petakan dibuat

sebanyak 24 petakan dengan ukuran 1,5 x 2m, dengan jarak antar petak 40cm dan jarak

antar blok I m.

Pemberian Pupuk kandang, Mikoriza, dan Bio-ekstrim.

Pemberian Pupuk Kandang, Mikoriza, dan Bio-exstrim cair di aplikasikan sehari

sebelum penanaman kacang tanah, Pemberian Pupuk Kandang, Mikoriza, dan Bio-exstrim

diberikan dengan cara di tebarkan diatas permukaan petak-petak percobaan sesuai dengan

perlakuan dan dicampur dengan tanah pada petak percobaan.

4

Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk tanaman kacang tanah yaitu Urea, SP36, dan KC1, dengan

dosis 30 g/petak atau 100 kg/ha. Pemupupukan dilakukan sehari sebelum tanam sebagai

pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar dengan cara di sebar pada petak percobaan dan

dicampur degan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah mengguap.

Penanaman

Penanaman biji kacang tanah dilakukan sehari setelah pemberian Pupuk Kandang,

Bio-Extrim dan Mikoriza, dilakukan dengan cara pembuatan lobang tanam menggunakan

tugal dengan jarak tanam 20 x 20 cm, kemudian biji kacang tanah ditanam 2 biji perlubang

tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabut gulma yang

tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan tangan atau dengan membersihkan gulma

menggunakan sabit yang dilakukan 2 minggu sekali.

Pengairan

Pengairan pada tanaman kacang tanah dilakukan pada awal penanaman dengan

merendam lahan yang sudah dibuat bedengan, pada pengairan tanaman kacang tanah

memanfaatkan air hujan dan air irigasi.

Pegendalian Hama Penyakit Tanaman Pengendalian hama dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mengambil

dan mematikan dengan tangan, Pengendalian pada penyakit yang menyerang tanaman

dengan cara penyemprotan menggunakan pestisida.

Panen

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman kacang tanah yang sudah tua

dengan tanda-tanada sebagian besar daun sudah berubah warna menjadi kekuningan dan

mulai rontok, warna bagian dan polong menunjukan warna cokiat kehitaman dengan kulit

biji yang tipis.

Variabel Pengamatan

Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini terdini atas variabel tanaman dan

tanah. Adapun pengamatan dan cara pengamatan pada variabel tanaman dan tanah dengan

rincian sebagai benikut:

Variabel Tanah

Variabel tanah yang akan dikaji adalah pH tanah, kadar lengas, P tersédia dan N

tersedia tanah. Uji parameter tanah akan dilakukan dengan menggunakan metode analisis

tanah sesuai petunjuk teknis untuk setiap variabel yang diteliti. Uji vaniabel tanah yang

akan dilakukan meliputi tanah awal dan akhir sebagai mana disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Metode Analisis Tanah

No Variabel Metode

1 pH tanah Gelas electrode/pH Meter

2 P-Tersedia Bray I

3 Kadar Lengas Oven (Pengeringan)

4 N-Tersedia Kjeldahl

Variabel Tanaman

Variabel tanaman yang akan diukur/diamati adalah nodulasi tanaman kacang tanah,

infeksi mikoriza, berat berangkasan kering dan P jaringan tanaman. Pengambilan sampel

dengan cara acak yaitu dengan mengambil 3 sampel tanaman per petak Percobaan. Adapun

rincian parameter yang akan diamati adalah sebagai berikut:

5

Nodulasi Tanaman Kacang Tanah

Nodulasi tanaman kacang tanah dengan cara menghitung secara manual

untuk jumlah bintil akar dan untuk berat bintil akar menggunakan timbangan analitik.

Pengamatan dilakukan terhadap tanaman sampel setelah berumur 42 HST.

Infeksi Mikoriza Pengamatan infeksi mikoriza, dilakukan dengan membuat preparat akar dengan

cara memotong bulu akar pada tanaman kacang tanah sepanjang 1 cm, sampel diambil

sebanyak 30 potong akar/tanaman kemudian di amati di mikroskop. Pengamatan dilakukan

pada tanaman sampel setelah berumur 45 hari setelah tanam (HST).

P Jaringan Pengamatan P Jaringan pada tanaman akan dilakukan dengan cara mengganalisis

jaringan pada sampel tanaman. Pengamatan ini dilakukan setelah tanaman panen. Dengan

metode acak.

Berat Berangkasan Kering (gram)

Berat berangkasan keirng tananaman ditentukan dengan menimbang semua bagian

tanaman beserta akar. Tanaman dibersihkan dengan air dan tanah-tanah yang menempel,

setelah itu tananaman di oven dengan suhu 70 oC selama 24 jam agar air yang ada pada

tanaman hilang.

Serapan P Tanaman

Serapan P pada tanaman dilakukan setelah mengetahui jumlah P tersedia pada

jaringgan tanaman dan dikali berat berangkasan kering tanaman kacang tanah.

Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis Keragaman (Analisis of

Variance) pada taraf nyata 5%. Hasil analisis kemudian diuji lanjut dengan uji Beda Nyata

Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Tanah Sebelum Percobaan

Telah dilakukan analisis tanah sebelum percobaan. Beberapa parameter tanah yang

dikaji adalah : (1) Kadar lengas, (2) pH Tanah, (3) P-tersedia dan (4) N-tersedia.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Percobaan

Perlakuan Hasil

Kadar Lengas 5,63 (%)

pH Tanah 6,92

P- Tersedia Tanah 5,11 (ppm)

N- TersediaTanah 0,001 (%)

Percobaan ini dilakukan di Desa Ombe Baru, Kecamatan Kidiri Kabupaten

Lombok Barat. Kondisi tanah didaerah tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. diatas, dimana

pH pada tanah tersebut yaikni netral (6,92), P-tersedia rendah yakni (5,11%) dan N-

Tersedia sangat rendah (0,001%). Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi tanah pada lahan

tersebut memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah. Kandungan hara yang rendah

tersebut berkaitan erat dengan kandungan bahan organik di dalam tanah yang rendah. Oleh

karena itu pengelolaan tanah pada kawasan tersebut sangat perlu masukan bahan organik

dalam jumlah yang tepat.

Hasil analisis sidik ragam setelah pemberian pupuk kandang, mikoriza dan bio-

exstrim pengaruh nyata pada parameter P-tersedia dan prsentasi mikoriza, akan tetapi tidak

pengaruh nyata pada parameter kadar lengas, pH tanah, nodulasi tanaman kacang tanah, N-

6

tersedia, rata-rata P tersedia pada jaringan tanaman, serapan P tanaman dan berat

berangkasan kering tanaman. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Analisis Sidik Ragam Variabel Tanah dan Tanaman`

Parameter Hasil Analisis Sidik Ragam

Kadar Lengas Tanah NS

pH Tanah NS

P-tersedia Tanah S

N- tersedia Tanah NS

Nodulasi Kacang Tanah NS

Infeksi Mikoriza S

Serapan P Tanaman NS

P jaringan Tanaman NS

Berat Berangkasan Kering NS

Keterangan : S=Signifikan;NS=Non Signifikan

Kadar Lengas Tanah

Rerata nilai kadar lengas setelah percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Kadar Lengas Tanah Setelah aplikasi Kupuk Kandang, Bio-extrim

dan Mikoriza

Berdasarkan Tabel 4.2, pengaruh pemberian pupuk kandang, bioekstrim dan

mikoriza memberikan pengaruh tidak nyata terhadap parameter kadar lengas tanah.

Perkembangan rata-rata kadar lengas tanah setelah ditanami kacang tanah menunjukan

perlakuan pupuk kandang sapi yaitu (8,96) cenderung lebih tinggi dibandingan kadar

lengas tanah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena pupuk

kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik yang

terdapat pada pupuk kandang mampu menstabilkan pemupukan yang diberikan pada tanah.

Bahan organik tanah mampu menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman dari dalam tanah, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik dan

menghasilkan produksi biomassa dalam jumlah yang besar (Bot dan Benites, 2005).

Penambahan pupuk kandang menaikan jumlah individu fauna tanah total adanya aktivitas

organisme mikro dan pertumbuhan akar tanaman yang semakin aktif, butir-butir atau

agregat tanah yang berukuran besar akan terpecah menjadi butiran yang lebih kecil

(Adianto, 1993).

7,51

8,96 8,5

7,21 7,3 8,14

7,63 7,47

0

2

4

6

8

10

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Kad

ar

Len

gas

(%)

7

pH Tanah Rerata nilai pH tanah setelah pemberian pupuk kandang, bio-extrim dan mikoriza

dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 . Diagram pH Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan

Mikoriza

Berdasarkan Gambar 2, Memberikan perkembangan rerata pH tanah setelah

dilakukan pengaplikasian pupuk kandang, biokstrim dan mikoriza menunjukan harkat

netral (lampiran7) dari semua perlakuan. Berdasarkan pengujian pH tanah awal dan

setelah panen pada masing-masing perlakuan, P6 memiliki kecenderungan penurunan

terkecil dibandingkan perlakuan lain dengan nilai pH (6,80). Hal ini diduga karena

biologi tanah yang terdapat pada bahan organik dapat mensetabilkan pH tanah, tingkat

kemasaman tanah akibat dari pemberian bahan organik bergantung pada tingkat

kematangan dari bahan organik yang diberikan, batas kadaluarsa bahan organik dan jenis

tanahnya. Jika penambahan bahan organik yang masih belum matang akan menyebabkan

penurunan pH dari netral ke masam dikarenakan bahan organik masih belum

terdekomposisi dengan baik dan masih melepaskan asam-asam organik (Suntoro, 2003)

P-Tersedia Tanah Hasil analisis P-Tersedia setelah pemberian pupuk kandang, bioekstrim dan

mikoriza dinjukan pada Tabel4.3

Tabel 4.3. P-Tersediaan Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan Mikoriza

Perlakuan P-Tersedia Harkat *

P0 7,47b Rendah

P1 18,72a Sangat tinggi

P2 19,84a Sangat tinggi

P3 11,80b Tinggi

P4 14,89b Tinggi

P5 14,87b Tinggi

P6 8,88b Sedang

P7 12,10b Tinggi

BNJ 5% 12,23 -

*) Keterangan : Balai Penilitian Tanah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.3 pengaruh pemberian pupuk kandang, bioekstrim dan

mikoriza memberikan pengaruh nyata terhadap P Tersedia dalam tanah. Perkembangan

rata-rata P-tersedia setelah ditanami kacang tanah menunjukan harkat yang sangat tinggi

pada perlakuan mikoriza yaitu (19,84), tanah sebelum dilakukan pengaplikasian pupuk

kandang, biokstrim dan mikoriza menjukkan harkat yang sangat rendah yaitu (5,11).

Mikoriza salah satu jenis mikroba tanah yang mempunyai peran penting dalam

6,6

9

6,7

2

6,7

6

6,7

6,6

3

6,7

9

6,8

6,7

6

6,5

6,55

6,6

6,65

6,7

6,75

6,8

6,85

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

pH

Tan

ah

8

meningkatkan kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman dalam

penyerapan unsur hara seperti fosfat, air, dan nutrisi lainnya. Mikoriza berpotensi

digunakan pada bioremediasi tanah tercemar logam berat. Dalam pertumbuhan tanaman

mikoriza sangat berperan penting karena dapat membantu tanaman dari serangan patogen

tular tanah, membantu tanaman dalam penyerapan air dan unsur hara esensial seperti N

(Nitrogen) dan P (Fosfat) (Flajoeningtijas, 2005) dan di perkuat oleh Setiyadi (1996) yang

menyatakan bahwa mikoriza adalah suatu sistem perakaran yang terbentuk sebagai

manipestasi adanya simbiosis mutualisme antara cendawan dan perakaran tanaman.

N-tersedia Tanah

Rerata hasil analisis N-tersedia tanah setelah pengaplikasian pupuk kandang,

bio-extrim dan mikoriza dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram N- tersedia Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan

Mikoriza

Berdasarkan Tabel 4.2, Pemberian pupuk kandang, bioekstrim dan mikoriza tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap N-tersedia dalam tanah. Perkembangan rata-rata N-

tersedia setelah ditanami kacang tanah menunjukan nilai rerata terendah pada perlakuan P0

(tanpa perlakuan). Bedasarkan hasil diatas N-tersedia menunjukan hasil yang sangat

rendah hal ini disebabkan karena hilangnya N didalam tanah digunakan oleh tanaman dan

mikroorganisme selain itu juga N dalam bentuk NO3-

mudah tercuci oleh air hujan,

tingginya curah hujan mengakibatkan N didalam tanah akan semakin rendah dan struktur

tanah juga menentukan jumlah N di dalam tanah (Hardjowigeno, 2003

Nodulai Tanaman Kacang Tanah Rerata nilai nodulasi tanaman kacang tanah setelah pemberian pupuk kandang, bio-

extrim dan mikoriza pada lahan yand di Tanami kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Jumlah Bintil Akar dan Berat Bintil Akar (%) Setelah Aplikasi Pupuk

Kandang, Bio-extrim dan Mikoriza

0,0

02

0,0

06

0,0

06

0,0

06

0,0

07

0,0

06

0,0

07

0,0

09

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

N t

erse

dia

(%

)

17

1,8

3

13

4,6

7

13

4,1

7

14

2,6

7

16

3,1

7

16

7,6

7

15

4,8

3

17

4,6

7

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Ju

mla

h B

inti

l Aka

r

0,5

8

0,5

2

0,4

5

0,5

6

0,4

9

0,6

1

0,5

0,5

2

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Ber

at

Bin

til A

kar

(%)

9

Bedasarkan Gambar 4, Perkembangan rerata jumlah bintil akar tanaman kacang

tanah menunjukan nilai tertinggi pada perlakuan pupuk kandang, bio-extrim dan mikoriza

yaitu (174,67) dan berat bintil akar pada perlakuan pupk kandang dan bio-extrim yaitu

(0,61). Hal ini diduga karena bioekstrim merupakan mikroorganisme yang membentuk

bintil akar dan memfiksasi N dari udara. Menurut Buckman dan Brady (1982) menyatakan

faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa

adalah bakteri penambat N, pH Tanah, Suhu, unsur NPK, Fe, Mo dan senyawa-senyawa

penambatan N. Penggunaan pupuk yang cukup dapat meningkatkan berat akar, jumlah

bintil akar, dan fiksasi N, sedangkan pemberian pupuk yang berlebih dapat menyebabkan

keracunan nitrit terhadap bakteri rhzobium dan terjadi penurunan jumlah bintil akar fiksasi

N dan produksi tanama

Infeksi Mikoriza

Hasil analisis jumlah bintil akar dan berat bintil akar setelah pemberian pupuk

kandang, bioekstrim dan mikoriza dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4. Infeksi Mikoriza Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan Mikoriza

Perlakuan Infeksi Mikoriza (%)

P0 48,89c

P1 51,11b

P2 84,44a

P3 70,00a

P4 64,44b

P5 57,78b

P6 23,33d

P7 41,11c

BNJ 5% 14,71

Perlakuan mikoriza memberikan nilai rerata tertinggi yaitu (84,44%) dibandingkan

perlakuan lainnya. Menurut Husin (1994) mikoriza berasosiasi dengan akar tanaman

sehingga membentuk hifa atau miselium yang tumbuh dan terikat kuat pada jaringan

epidermis akar tanaman hipa ekternalnya memperluas kemampuan akar menyerap unsur

hara yang tersedia didalam tanah terutama unsur P. tingginya presentase infeksi mikoriza

pada tanaman kacang tanah dikarenakan adanya mikoriza alami disekitar perakaran

tanaman kacang tanah dan melakukan infeksi. Hal ini sejalan dengan ungkapan

Simanungkalit (1999) yang menyatakan bahwa dialam bebas juga terdapat mikoriza yang

dapat bersimbiosis dengan akar tanaman.

P jaringan Tanaman

Rerata nilai P jaringan tanaman setelah pengaplikasian pupuk kandang, bio-extrim

dan mikoriza dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Diagram P jaringan tanaman (%)Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan

Mikoriza

0,15

0,19 0,17 0,17

0,19 0,19 0,19

0,14

0

0,05

0,1

0,15

0,2

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

P j

ari

ng

an

(%

)

10

Bedasarkan Gambar 6, perkembangan nilai rata-rata P-tersedia pada jaringan

tanaman kacang tanah nilai tertinggi pada perlakuan Pupuk kandang, pupuk kandang +

mikoriza, pupuk kandang + bio-extrim dan pupuk kandang + bio-extrim + mikoriza yaitu

0,19%. Menurut Han dan Lee (2005). Peningkatan serapan P pada jaringan tanaman dapat

terjadi karena adanya bakteri pelarut phosfat seperti Bacillus, karena bakteri tersebut dapat

melepaskan p yang tidak larut pada batuan sehingga menjadi ion P yang dapat di serap

oleh tanaman.

Serapan P Tanaman

Rerata hasil serpan P tanaman setelah P jaringan dikali dengan berat

berangkasan kering tanaman kacang tanah dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Serapan P Tanaman (Gram) Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-extrim dan

Mikoriza

Bedasarkan Gambar 7, Perkembangan nilai rata-rata serapan P pada tanaman

kacang tanah menunjukan harkat yang rendah, akan tetapi nilai rata-rata pada perlakuan

mikoriza + bio-extrim menunjukan nilai tertinggi (2,52). Hal ini menunjukan bahwa

serapan P pada tanaman dipengaruhi oleh pemupukan. Serapan hara posfor tanaman

kacang tanah akibat pemupukan posfor tergolong rendah, ini diduga karena dalam

tanaman, P merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate atau ATP yang

secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait

dalam proses metabolisme tanaman (Doberman dan Fairhurst, 2000). Menurut Prawiranata

(1988) menyatakan bahwa diantara jenis tumbuhan satu dengan yang lain terdapat

perbedaan kemampuan dalam penyerapan unsur hara diantara sesama jenis perbedaan

dapat terjadi didalam hal serapan P yang dihasilkan sebagai akibat adanya perbedaan

gentotife serapan P pada kondisi tanpa pupuk sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

yang diberikan pemupukan. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan penyerapan tanaman

pada konsisi P rendah merupakan mekanisme yang menentukan toleransi pada P rendah

(Wisuma at al, 2005).

Berat Berangkasan Kering

Rerata hasil berat berangkasan kering tanaman kacang tanah setelah pengaplikasian

pupuk kandang, bio-extrim dan mikoriza dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 7. Diagram Berat Berangkasan Kering Setelah Aplikasi Pupuk Kandang, Bio-

extrim dan Mikoriza

1,8

1 2,3

1,9

3

1,9

7 2,4

8

2,4

3

2,5

2

1,8

7

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Ser

ap

an

P (

%)

12 12,19

11,49

12,51

13,18 12,54

13,49 13,21

10

11

12

13

14

P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Ber

at

Ber

an

kasa

n

Ker

ing

(g

ram

)

11

Bedasarkan Gambar 8, Perkembangan nilai rata-rata berat berangkasan kering

tanaman kacang tanah menunjukan nilai tertinggi pada perlakuan mikoriza dan bio-extrim

yaitu (13,49). Tingginya berat berangkasan kering pada perlakuan mikoriza dan bio-extrim

menunjukan bahwa pengaruh mikroorganisme pengikat nitrogen dan mikoriza dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman karena kebutuhan hara seperti nitrogen disediakan

oleh mikroorganisme pengikat nitrogen dan mikoriza. Menurut Harjadi (1984)

pertumbuhan tanaman merupakan fungsi dari keefisienannya dalam memperoduksi bahan

kering tanaman berat berangkasan kering erat hubungannya dengan meningkatnya

pertumbuhan dan perkembangan dalam menyerap hara untuk pertumbuhan dan

perkembangan bagian vegetatif, apabila berat kering rendah maka pertumbuhan vegetatif

tanaman akan terhambat karena hara yang diserap sedikit sehingga mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Berat kering tanaman mencerminkan status hara dan banyaknya

unsur hara yang diserap oleh tanaman serta laju fotosintesis. Unsur hara pada tanaman

berperan dalam proses metabolisme tanaman untuk memperoduksi bahan kering yang

tergantung pada laju fotosintesis, bila laju fotosintesis berbeda maka jumlah fotosintat yang

dihasilkan juga berbeda, demikian juga dengan berat kering tanaman yang merupakan

cerminan dari laju pertumbuhan tanaman (Dwijoseputro, 1992).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Badasarkan hasil dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa

1. Nilai P Tersedia tertinggi diperoleh pada perlakuan Mikoriza dengan nilai 19,84

(ppm). Kondisi tanpa perlakuan pupuk kandang, bio-extrim dan mikoriza sampai

dengan pemberian mikoriza terjadi meningkat pada p tersedia sebanyak 160 %.

2. nilai tertinggi pada prosentase infeksi mikoriza ditunjukan pada perlakuan

Mikoriza dengan nilai 84,44 (%). Kondisi tanpa perlakuan pupuk kandang, bio-

extrim dan mikoriza sampai dengan pemberian mikoriza terjadi meningkat pada

prosentasi infeksi sebanyak 72,7 %.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disampaikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka perlu diteliti tentang keberadaan

bakteri didalam bio-extrim .

2. Untuk menekan kerusakan tanah maka perlu memanfaatkan pupuk organik dalam

usaha tani.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, 1993. Biologi Pertanian. Pupuk kandang, pupuk organik dan insektisida.

Disertasi. Institut Teknologi Bandung. Edisi kedua, cetakan pertama.

Buckman, H.O.dan Nyle. Brady. C, 1982. I1mu Tanah. Terjemahan Prof. Dr. Soegiman.

Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Dwidjoseputro, D.1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Dobermann, A. dan T. Fairhurst. 2000. Rice : Nutrient Disorders &

Nutrient\\Management. Potash & Potash Institute/Potash & Potash Intitute of

Canada. Canada

Han H,S. Lee K.D, 2005. Phospate Suliblizing Bactery Effect On mineral Uptake Soil

Availability and Growth Of Egglant. Rcs. Ji Agric. Biol. Sci 2: 176-180

12

Harjadi S.S. 1984. Pola Pertumbuhan Tanaman. Gramedia, Jakarta.

Nuhamara, S.T. 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program Pelatihan

Biologi dan Bioteknologi Mikoriza.

Prawiranata, W. Harran. S. & Tjondronegoro. P. 1988. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.

Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 313 hal.

Setiadi, Y. 1996. The practical application of arbuscular mycorhiza fungi forenhancing

tree establishment in degraded nickel mine site at PT. INCO, Soroako. http://

library.usu.ac.id/download/fp/hutan_delfian.pdf. [Diakses 5 Oktober 2017].

Setiawati M.R. 2014. Karakteresiasi Bakteri Pelarut Fosfat Untuk Meningkatkan

Ketersediaan P Pada Media KulturCairTanmanJagung (Zea mays L .). Fakultas

pertanian Universitas Padjajaran Bandung. BandungSumedang.

Shondakk T. D. Dkk. 2012.HasilKacang Tanah (ArachysHypogaea L) Pada Beberapa

Jenis Pupuk Organik. Eugenia Volume 18.

Simanungkalit, R.D.M. 1999. Penelitian Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular

pada Tanaman Pangan di Indonesia. Setiadi, Y., S. Hadi, E. Santoso, M. Turjaman,

R.S.B. Irianto, R. Premastury, D. Maryanti, R. Widopratiwi (Eds.) InProsiding

Seminar Nasional I. Bogor, 15-16 Nopember. 1999. 383 Hal

Suntoro, 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya

Pengelolahannya. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.Sebelas Maret

niversity Press. Jakarta

Wedhastri, S (2002). Isolasi dan seleksi Azotobacter spp.Penghasil Faktor Tumbuh dan

Penambat Nitrogen dari Tanah Masam. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan . 3, (1),

45-51.

Winarso S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava

Media.Yogyakarta.

Wissuwa M., Gatdula, K. & Ismail. A. 2005. Candidate Gene Characterization at the 729

Pup1 locus, a major QTL Increasing Tolerance to Phosphorus Deficiency. In:730

Toriyama, K., Heong, K.L., Hardy, B. (Eds.), Rice is Life, Scientific Perspectives

for731the 21st Century. IRRI, Manila.