PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar...

45
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla pinnata) TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN HEMISELULOSA RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI Oleh KHAERUN NUR KARIMUDDIN I 111 11 018 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR

KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla

pinnata) TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA

DAN HEMISELULOSA RUMPUT GAJAH

(Pennisetum purpureum)

SKRIPSI

Oleh

KHAERUN NUR KARIMUDDIN

I 111 11 018

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR

KIHUJAN (Samanea saman) DAN AZOLLA (Azolla

pinnata) TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA

DAN HEMISELULOSA RUMPUT GAJAH

(Pennisetum purpureum)

SKRIPSI

Oleh

KHAERUN NUR KARIMUDDIN

I 111 11 018

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Kihujan (Samanea saman) Dan Azolla

(Azolla pinnata) Terhadap Kandungan Selulosa dan Hemiselulosa Rumput Gajah

(Pennisetum purpureum)”.

Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. selaku Pembimbing Utama dan ibu

Marhamah Nadir, SP, M.Si, Ph.D. selaku Pembimbing Anggota, atas segala

bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran-

saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta ayahanda Drs. Karimuddin dan ibunda Hartini, S.Pd

yang memberikan cinta kasih dukungan mental dan memberikan doa restunya

serta keluarga besar dan saudara-saudaraku Khaerianti Karimuddin, Khaerani

Karimuddin, Khaerul Akbar Karimuddin, dan Khaerati Fitriani Karimuddin

yang telah memberikan doa dan motivasi untuk selalu lebih semangat.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu Ir.

Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A Syamsu,

M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

vi

5. Ibu Ir. Ani Asrianie, Bapak M.S Ir. H. Muhammad Zain Mide, MS, Ibu Dr. Ir.

Syahriani Syahrir, M.Si, dan ibu Dr. Hj. Jamila, S.Pt, M.Si selaku dosen

pembahas yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan untuk

perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Naharia, S.Pt M.P selaku Penasehat Akademik yang memberikan

bimbingan dan motivasi .

7. Sahabat-sahabat Nurmulianingsi. Nurjannah, Mutmainnah, Mutiara Hikma,

Arra Musyarrafah, Mardhatilla Utami, A. Pancawati, Awal Rezki Awan,

Magfira Nur, Kurniah Kamaruddin, Armi Aulia Utami, Indri Putri Utami,

Namira Arsa, Aswar Leo, Muh. Shoalihin Saleh Husain , Andi Zuaib, Fadly

Hidayat Ilyas, Mas’ud Raichul Fajri, Nurhidayat, Muh. Nanang Syamjaya,

Muh. Nurhaliq, Alif Surya Firman, Abi Rangga, Muhammad Isnaenul, Andi

Muh. Fuad, dan teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya satu

persatu.

8. Keluarga besar SOLANDEVEN

9. Kepada teman-teman Penelitian Nurfajri Syam, Musfira Jafar, Riska Isnaini

Hs, dan Hj. Suci Ramadani terima kasih atas bantuan dan perhatiannya selama

penelitian dan penyelesaian skripsi.

10. Keluarga Besar PMB-UH Latenritatta, SENAT Mahasiswa Fakultas

Peternakan, HmI Komisariat Peternakan Cabang Makassar Timur, Lentera,

IKAB UNHAS terima kasih atas semangat berlembaga, Loyalitas, dan Ilmu

yang saya dapat dari kalian.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

vii

11. Teman-teman KKN Gelombang 87 Desa Mico “Amin, K’Imran, Yuli, Thifa,

Tika, Ardi, dan Irma” dan teman-teman sekecamatan Palakka Kabupaten Bone.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih banyak

atas segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan

dan kesalahan. Penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Makassar, Januari 2016

Khaerun Nur Karimuddin

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

viii

ABSTRAK

KHAERUN NUR KARIMUDDIN (I11111018). Pengaruh Pemberian Pupuk

Hijau Cair Ki hujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata) Terhadap

Kandungan Selulosa dan Hemiselulosa Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).

Dibawah bimbingan SYAMSUDDIN NOMPO sebagai pembimbing utama dan

MARHAMAH NADIR sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau cair

dari tanaman Ki hujan (Samanea saman), dan Azolla (Azolla pinnata) terhadap

kandungan sellulosa dan hemisellulosa rumput gajah. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan.

Perlakuan yang diberikan yaitu P0 : Rumput gajah tanpa pemberian pupuk hijau cair

(Kontrol), P1 : Rumput gajah + pupuk hijau cair Azolla 388ml/polybag, dan P2 :

Rumput gajah + pupuk hijau cair daun Ki hujan 77ml/polybag. Analisis ragam

menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap

kandungan selulosa dan hemiselulosa rumput gajah, akan tetapi hasil dari

pemberian pupuk hijau cair (PHC) Azolla lebih kecil dibanding dari kedua

perlakuan lainnya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk

hijau cair Ki hujan (Samaneasaman) dan Azolla (Azollapinnata) pada rumput gajah

belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan selulosa dan

hemiselulosa.

Kata kunci : Pupuk Hijau Cair (PHC) Ki hujan dan Azolla, Selulosa, Hemiselulosa,

dan Rumput Gajah

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

ix

ABSTRACT

KHAERUN NUR KARIMUDDIN (I11111018). Effect of Green Liquid Ki hujan

(Samanea saman) and Azolla (Azolla pinnata) Fertilizer based cellulose and

hemicellulose content of elephant grass (Pennisetum purpureum). Supervised

SYAMSUDDIN NOMPO and MARHAMAH NADIR

This research aimed to study the effect of green liquid Ki hujan (Samanea saman)

and Azolla (Azolla pinnata) fertilizer on cellulose and hemicellulose content of

elephant grass (Pennisetum purpureum). This study is based on completely

randomized design with 3 treatment and 5 replication. The treatment is P0: elephant

grass without green liquid fertilizer (control), P1: elephant grass + green liquid

Azolla fertilizer 388ml / polybag, and P2: elephant grass + green liquid Ki hujan’s

leaves fertilizer 77ml / polybag. Analysis of variance showed that the treatment

had no significant effect (P> 0.05) on cellulose and hemicellulose content of

elephant grass, but the result of the green liquid fertilizer from Azolla is smaller

than the other two treatments. The results of this research concluded that green

liquid Ki hujan (Samanea saman) and Azolla (Azolla pinnata) fertilizer on elephant

grass has not provided significant effect on the cellulose and hemicellulose content.

Keywords : Green Liquid Ki hujan and Azolla Fertilizer, Cellulose, Hemicellulose,

and Elephant Grass

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

Gambaran Umum Rumput Gajah .......................................................... 3

Pemupukan Pupuk Hijau Cair ................................................................ 5

Azolla Sebagai Pupuk Hijau Cair .......................................................... 6

Daun Kihujan ......................................................................................... 8

Selulosa ................................................................................................. 9

Hemiselulosa ......................................................................................... 10

METODE PENELITIAN ................................................................................ 12

Waktu dan Tempat ................................................................................. 12

Materi Penelitian .................................................................................... 12

Metode Penelitian .................................................................................. 12

Analisa Statistik ..................................................................................... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 19

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 23

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

xi

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

LAMPIRAN .................................................................................................... 28

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 31

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Kandungan Nutrisi Azolla (%) Bedasarkan Berat Kering ....................... 7

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

xiii

DAFTAR GRAFIK

No. Halaman

1. Rataan hasil analisi kandungan selulosa dan hemiselulosa rumput gajah .. 19

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Analisis Data ................................................................................................. 28

2. Perhitungan Dosis Pupuk .............................................................................. 29

3. Dokumentasi Penelitian ................................................................................. 30

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

1

PENDAHULUAN

Ketersediaan hijauan pakan yang tidak memadai baik kualitas maupun

kuantitasnya, menjadi salah satu kendala dalam pengembangan usaha peternakan.

Sehingga perlu adanya upaya untuk menyediakan hijauan pakan yang cukup baik

dan bisa terjamin kontinuitasnya. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah

memelihara, meningkatkan produksi, serta pertumbuhan dan perkembangan

hijauan pakan. Salah satu hijauan pakan yang sangat potensial dan sering diberikan

pada ternak ruminansia adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) (Adi dkk,.

2013)

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam perbaikan teknik

pengembangan budidaya tanaman ialah ketersediaan hara yang cukup sebagai

bahan makanan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sehingga mempengaruhi

kualitas dan kuantitasnya. Semakin banyak unsur hara yang disediakan oleh media

tanam maka akan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, namun tidak semua media

tanam memiliki tingkat kesuburan yang sama, oleh sebab itu, dibutuhkan

pemasukan unsur-unsur hara dari luar, contohnya dengan penambahan pupuk.

Pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam

mengatasi kurangnya unsur hara pada media tanam, karena pupuk organik yang

dapat memberikan tambahan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Penggunanan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah

sekaligus menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk

organik cair adalah salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

2

Selulosa dan hemiselullosa memiliki kecernaan yang rendah disebabkan

ikatan rantai dan penyusunnya yang sulit di urai oleh enzim maupun mikro

organisme rumen (Harjo dkk,. 1989) sehingga perlu dilakukan penelitian mencari

perlakuan yang tepat untuk mengurangi atau menurunkan kandungan selulosa dan

hemiselullosa pada tanaman pakan ternak.

Nitrogen banyak dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan

kualitas, serta sangat penting dalam proses fotosintesis, untuk pertumbuhan,

terutama bagian-bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar (Lingga. 1992) .

Unsur hara makro, terutama N, P, K dan Ca mungkin banyak ditemukan pada pupuk

hijau seperti daun kihujan (Samanea zaman) dan azolla (Azolla pinnata).

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian

untuk melihat sejauh mana pengaruh penggunaan pupuk hijau cair azolla dan

kihujan terhadap kandungan selulosa dan hemiselulosa pada rumput gajah

(pennisetum purpureum).

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau

cair dari tanaman Ki hujan (Samanea saman), dan Azolla (Azolla pinnata) terhadap

kandungan sellulosa, dan hemisellulosa rumput gajah. Dan Kegunaan dari

penelitian ini adalah sebagai bahan informasi masyarakat tentang manfaat dari

tanaman Ki hujan (Samanea saman), dan Azolla (Azolla pinnata) sebagai pupuk

hijau cair dalam peningkatan produksi dan kualitas hijauan pakan.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran umum Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman asli afrika

yang awalnya dikembangkan di Australia sebagai pakan ternak, rumput gajah dapat

tumbuh di lahan marjinal dan vegetasi yang buruk sehingga mudah untuk

dikembangkan. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 4 m dengan

lebar daun 4 cm dan bunga yang berwarna kuning ke unguan dengan panjang dapat

mencapai 30 cm (DAFFBQ, 2014)

Menurut (Lubis, 1992) rumput gajah adalah rumput yang produksinya

sangat tinggi dan tumbuh dengan baik pada daratan rendah dan tinggi. Rumput

gajah mempunyai nilai gizi yang didasarkan oleh analisis bahan keringnya yaitu

protein kasar 9,72%, serat kasar 27,54%, BETN 43,56%, lemak 1,9% dan

abu 18,43%. kekurangan hijauan pada musim kemarau.

Sostroamdjojo dan Soeradji (1981) menyatakan bahwa makanan ternak

berupa hijauan merupakan bahan makanan pokok bagi ternak besar maupun ternak

kecil di Indonesia dan terdiri dari hijaun sebangsa rumput, leguminosa, dan hijauan

lainnya. Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) bahwa salah satu jens hijauan

makanan ternak yang baik diberikan pada ternak ruminansia adalah rumput gajah,

karena mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak

dan tanaman ini mudah tumbuh serta proses adaptasinya sangat baik.

Reksohadiprodjo (1985) menyatakan bahwa produksi bahan segar rumput

gajah dapat menapai 270.000 kg/ha/tahun di daerah basah dengan irigasi yang baik

dan untuk penggembalaan ternak harus dilakukan secara rotasi. Rumput gajah yang

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

4

dipotong pada tiap 28 hari dapat menghasilkan bahan kering 9,6 ton/ha dengan

kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari

menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha dengan kandungan protein kasar 6,4%.

Menurut Minson dan Milford (1981), kadar protein kasar rumput gajah dibawah 7-

8% akan menyebabkan konsumsi hijauan menurun. Siregar (1996) menyatakan

produksi rumput gajah pada lahan kering yaitu 40 ton/ha/tahun dengan kandungan

protein kasar 13,5%, lemak 3,4%, NDF 64,2%, abu 15,8%, kalsium 0,31% dan

fosfor 0,37%. Rumput gajah yang dipotong tiap empat minggu akan menghasilkan

bahan kering 9,6 ton/ha, sedangkan yang dipotong pada umur 8 minggu

menghasilkan 19,4 ton/ha (Reksohadprodjo, 1985). Tanaman ini dapat

dimanfaatkan sebagai rumput potongan dikeringkan atau dibuat silase.

Berikut adalah klasifikasi dari Pennisetum purpureum menurut USDA

(2011):

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Pennisetum Rich.

Spesies : Pennisetum purpureum

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

5

Pemupukan Pupuk Hijau Cair

Pupuk adalah suatu bahan yang diberikan untuk memperbaiki kesuburan

tanah dan mengganti unsur-unsur hara yang hilang dari dalam tanah. Tiap –tiap

jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, kelarutan dan kecepatan kerja yang

berbeda sehingga dosis dan jenis pupuk yang diberikan berbeda untuk tiap jenis

tanaman dan jenis tanah yang digunakan (Hardjowigeno, 1992). Pemupukan adalah

suatu cara meningkatkan prosuksi dari tanam di lahan-lahan yang marjinal atau

tidak memiliki cukup unsur hara yang memungkinkan tanaman berproduksi lebih.

Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman

tertentu yang masi segar kemudian dibenamkan kedalam tanah. Bagian yang sering

digunakan untuk pupuk hijau adalah daun, tangkai, dan batang yang masih muda.

Umumnya, semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pupuk hijau. Namun, jenis

tanaman yang paling bagus untuk pupuk hijau adalah tanaman yang akarnya

bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (Hadisuwito, 2007)

Nitrogen merupakan unsur hara makro primer yang paling banyak

dibutuhkan oleh tanamam, sehingga paling banyak mendapatkan perhatian. Hal ini

disebabkan oleh jumlah N yang ada di dalam tanah sedikit, yaitu 0,02-0,4 %,

sedangkan yang diangkut setelah panen cukup banyak. Di samping itu senyawa N

anorganik sangat mudah larut dan mudah hilang melalui air drainase dan penguapan

(Chao et al,. 1996). Maka dari itulah dibutuhkan penambahan unsur N dalam bentuk

pupuk hijau cair.

Peranan pupuk hijau cair yaitu meningkatkan pertumbuhan tanaman,

menyehatkan pertumbuhan daun, daun lebih hijau dan meningkatkan

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

6

perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Sutedjo, 1995). Kekurangan dan

kelebihan pupuk hijau cair akan berdampak terhadap kualitas dan produktivitas

hijauan. Kekurangan pupuk dapat mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terlambat

dalam pemasakan buah dan biji, tanaman lemah dan mudah rebah dan menambah

kepekaan terhadap penyakit. Sedangkan kelebihan dari pupuk hijau cair yaitu dapat

mempercepat pertumbuhan vegetatif terutama daun, pengisian biji, akar,

meningkatkan kandungan protein, merangsang pertunasan dan menambah tinggi

tanaman (Sabihana dkk., 1980).

Azolla (Azolla pinnata) Sebagai Pupuk Hijau Cair

Spesies Azolla pinnata adalah sejenis pakis air yang berukuran kecil

yang hidup bebas mengambang secara horizontal di permukaan air tawar.

Khan (1988) menjelaskan bahwa satu rumpun Azolla pinnata memiliki ukuran

sebesar 2,5 cm x 1 cm. Bentuk akar Azolla pinnata menggantung di

permukaan air, berbulu, dan memiliki panjang 1-5 cm dengan membentuk

kelompok 3-6 rambut akar. Azolla pinnata memiliki ukuran daun yang kecil serta

membentuk 2 atau 3 barisan yang menyirip, bervariasi, dan saling tumpang tindih.

Spesies Azolla pinnata dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri

biru (Anabaena azollae) dan mengikat nitrogen langsung dari udara. Kemampuan

Azolla pinnata tersebut memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang baik saat

diolah maupun dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pakan hewan ternak. Khan

(1988) menjelaskan bahwa bentuk simbiosis pada Azolla-Anabena adalah

melakukan fiksasi nitrogen molekular dari biosfer dan mereduksinya menjadi

senyawa nitrogen yang dimanfaatkan oleh kedua simbiotan tersebut.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

7

Metzgar et al. (2007) menjelaskan bahwa genus Azolla untuk kelompok

Euazolla umumnya terdapat di bagian Amerika Serikat, Alaska, Meksiko,

Amerika Selatan, dan India Barat. Genus Azolla untuk kelompok Rhizosperma

umumnya terdapat di Asia Tenggara, Jepang, Australia, dan Lembah Nil Afrika.

Khan (1988) membuat urutan klasifikasi untuk Azolla pinnata berdasarkan

morfologinya dan karakteristik hidup tumbuhan tersebut.

Dunia : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Leptosporangiopsida

Ordo : Salviniales

Famili : Azollaceae

Genus : Azolla (Rhizosperma)

Spesies : Azolla pinnata

Azolla pinnata banyak digunakan para petani untuk dijadikan sebagai pupuk

untuk tanaman karena mengandung banyak unsur hara yang tinggi yang banyak

dibutuhkan oleh tumbuhan, berikut adalah kandungan Azolla pinnata :

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Azolla (%) Bedasarkan Berat Kering

Unsur Kandungan Unsur Kandungan

Abu

Lemak Kasar

Protein Kasar

Nitrogen

Fosfor

Kalium

Pati

10,50

3.0-3,30

24-30

4,5

0,5-0,9

2,0-4,5

6,54

Magnesium

Mangan

Zat Besi

Gula Terlarut

Kalsium

Serat Kasar

Klorofil

0,5-0,65

0,11- 0,16

0,06-0,26

3,5

0,4-1,0

9,1

0,34- 0,55

Sumber : Maftuchah,1998

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

8

Daun Kihujan (Samanea saman)

Tanaman Samanea saman di Indonesia umumnya dikenal dengan nama

trembesi, dengan nama daerah seperti Kayu colok (Sulawesi Selatan), Ki hujan

(Jawa Barat) dan Munggur (Jawa Tengah). Pohon trembesi mudah dikenali dari

kanopinya yang berbentuk payung dengan diameter kanopi lebih besar dari

tingginya. Karena bentuk kanopinya indah dan luas, trembesi cocok dipergunakan

sebagai tanaman pelindung dipinggir jalan besar, bandara atau taman-taman kota,

sekaligus penyerap polutan dan karbon. Trembesi digunakan terutama sebagai

pohon peneduh dan hiasan (Nuroniah dan Kosasih, 2010).

Berikut adalah klasifikasi botani dari kihujan (Samanea saman) menurut

Staples dan Elevitch (2006) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Sub Famili : Mimosoideae

Genus : Samanea

Spesies : Samanea saman

Trembesi dapat bertahan pada daerah yang memiliki bulan kering 2-4 bulan,

suhu 20o-38 o C dimana suhu maksimal saat musim kering 24o-38 oC dan suhu

minimal saat musim basah 18o-20 oC. Pertumbuhan optimum pada kondisi basah

dimana hujan terdistribusi merata sepanjang tahun. Trembesi dapat beradaptasi

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

9

dalam kisaran tipe tanah dan pH yang luas. Tumbuh diberbagai jenis tanah dengan

pH tanah sedikit asam hingga netral (6,0-7,4) meskipun disebutkan toleran hingga

pH 8,5 dan minimal pH 4,7. Jenis ini memerlukan drainase yang baik namun masih

toleran terhadap tanah tergenang air dalam waktu pendek (Staples dan Elevitch,

2006).

Trembesi merupakan tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat.

Kandungan nutrisi daun trembesi adalah bahan kering 30.0 %, protein kasar 21.9

%, NDF 51.5 %, ADF 34.8 %, ADL 15.1 %, dan abu 4.6 % (Chumpawadee dan

Pimpa 2009). Hal ini juga ditambahkan Dahlan (1992) yang mengatakan bahwa

setiap 100 g daun hijau mengandung 47,8 g air, 10,2 g protein, 2,1 g lemak, 22,2 g

karbohidrat tidak larut, serat 15,7 g, dan 2,0 g abu. Daun yang dianalisis setelah

kering oven mengandung 3,2% N.

Selullosa

Selulosa merupakan salah satu bahan organik yang terdapat dalam

jumlah banyak di alam dan merupakan sumber energi yang sangat potensial bagi

ruminansia (Arora, 1989). Selulosa juga membentuk dinding sel tanaman.

Selulosa dapat berasal dari kayu, rumput-rumputan, alang-alang, bambu, rami

serta sisa-sisa perkebunan seperti bagas tebu dan padi-padian (Irawadi, 1990).

Tillman dkk. (1989) menjelaskan bahwa selulosa dicerna tubuh ternak

dalam saluran pencernaan oleh selulase menghasilkan selobiosa yang kemudian

dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim selobiase untuk menghasilkan glukosa.

Selulase merupakan golongan enzim yang mampu memutuskan ikatan β-1,4

pada substrat selulosa dan turunannya (selodekstrin, selobiosa dan lain-lain).

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

10

Hasil akhir pencernaan oleh jasad renik terhadap selulosa adalah VFA yang

terdiri dari campuran asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Selain itu

juga dihasilkan gas metan dan CO2.

Harjo dkk,. (1989) melaporkan bahwa meskipun ikatan glikosidik beta1,4

pada serat selulosa dapat dipecah menjadi monomer-monomer glukosa dengan cara

hidrolisa asam atau hidrolisa enzimatis, akan tetapi pemecahannya tidak secepat

pati atau gula. Selulosa memiliki kecernaan yang rendah disebabkan adanya

komponen yang biasa berikatan dengan selulosa, yaitu lignin. Hidrolisis

selulosa akan menghasilkan tiga jenis monosakarida yaitu xylan dan arabinosa

dalam jumlah yang lebih banyak dan glukosa dalam jumlah yang lebih sedikit.

Hemiselulosa

Irawadi (1991) menjelaskan bahwa hemiselulosa merupakan polimer

dari monomer glukosa (gula-gula anhidro) penyusun yang dapat dikelompokkan

kepada heksosa, pentosa, asam heksuronat, dan dioksi heksosa. Rantai utama

hemiselulosa terdiri hanya satu macam monomer saja, atau dua atau lebih

monomer (heteropolimer). Hemiselulosa terutama terdapat pada limbah hasil

pertanian yang umumnya banyak mengandung ikatan hetero-1,4-D-mannan atau

pada gramineae (rumput atau biji-bijian) yang banyak mengandung komponen

heteroxilan. Suparjo dkk,. (2008) menyatakan bahwa jumlah hemiselulosa biasanya

antara 15 dan 30 % dari berat kering bahan lignoselulosa.

Tillman dkk. (1989) menyatakan bahwa hemiselulosa yang terhidrolisis

akan menghasilkan heksosa, pentosa dan asam uronat. Hemiselulosa dihidrolisa

oleh jasad renik (mikroba) dalam saluran pencernaan dengan enzim

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

11

hemiselulase dan akhir fermentasinya adalah VFA. Sa’id (1994) juga

menyatakan bahwa hidrolisis hemiselulosa akan menghasilkan tiga jenis

monosakarida yaitu xylan dan arabinosa dalam jumlah yang lebih banyak dan

glukosa dalam jumlah yang lebih sedikit. Produk ini selanjutnya dapat

difermentasi oleh beberapa macam mikroorganisme yang mampu menggunakan

gula pentosa sebagai subtratnya. Produk biokonversi hemiselulosa antara lain

metana, asam organik, alkohol dan lain-lain.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

12

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September

2015 di Laboratorium Lapangan Tanaman Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin Makassar. Pengujian dan analisis kandungan selulosa dan

hemiselulosa di lakukan Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran,

gunting rumput, ember, leaf area meter, selang, pot, ayakan tanah, gelas ukur,

saringan, timbangan dan alat pengujian selulosa dan hemiselulosa

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, pupuk hijau cair yang

berasal dari Azolla, daun Kihujan, EM4, tanah, anakan rumput gajah, dan bahan

dalam pengujian selulosa dan hemiselulosa

Metode Penelitian

a. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan

dengan 5 kali ulangan (Gaspersz, 1991). Perlakuan pemupukan terdiri dari :

P0 : Rumput gajah tampa pupuk hijau cair (Kontrol)

P1 : Rumput gajah + pupuk hijau cair azolla 388ml/polibag

P2 : Rumput gajah + pupuk hijau cair daun kihujan77ml/polybag

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

13

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Pupuk Hijau Cair

Bahan dasar yang dijadikan sebagai pupuk cair adalah daun kihujan dan

azolla. Mengambil daun dan membersihkannya dari kotoran yang tercampur pada

daun. Masing-masing bahan dimasukkan ke dalam ember. Setiap perlakuan berisi

10 kg daun segar yang telah dicincang dan dibersihkan kemudian diisi air 5000 ml

yang telah dicampur atau dihomogenkan dengan EM4 5% dari total bahan yang

akan digunakan. Perbandingan berat daun segar dan air adalah 2:1 (2 kg daun segar

dan 1 liter air).

Ember selalu dalam keadaan tertutup agar tidak ada unsur hara yang hilang

karena penguapan. Bagian tutup ember diberi lubang dan selang kecil lalu

memasukkan ujung selang kedalam botol yang berisi air untuk membuang gas yang

berlebihan didalam ember. Menyaring limbah dalam ember setelah penyimpanan

selama 14 hari setelah isi ember tersebut tidak berbau dan menyusut. Larutan

setelah penyaringan itulah yang dinamakan pupuk hijau cair dan dapat digunakan

pada tanaman.

2. Penanaman

Tanah yang digunakan berasal dari Laboratorium Lapangan Tanaman Pakan

dan Pastura Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Pertama tanah diayak dan

dibersihkan dari material lain yaitu batu atau kerikil, ranting, dan akar kayu. hingga

bersih lalu dihomogenkan. Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur

lempung liat berpasir (Tanah litosol). Polibag yang digunakan berukuran diameter

atas 22 cm, diameter bawah 18 cm, dan tinggi 26 cm diisi dengan tanah sebanyak

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

14

10 kg dan ditanami anakan rumput gajah dengan tinggi anakan 20 cm sebanyak 3

anakan setiap polibag, satu anakan akan dicabut setelah tanaman tumbuh dengan

baik. Jarak antara polibag yang satu dan yang lainnya 40 cm. Setelah penanaman

dilakukan penyiraman dengan jumlah air yang diberikan sama setiap polibag.

Pemotongan penyeragaman akan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu,

dilanjutkan dengan pemupukan dengan takaran sesuai masing-masing perlakuan.

Pupuk hijau cair dari azolla 388 ml/pot dan daun kihujan 77 ml/polibag. Melakukan

juga pembersihan gulma disekitar tanaman agar tidak terjadi persaingan dengan

tanaman dalam penyerapan unsur hara.

Pemotongan akan dilakukan setelah tanaman berumur 40 hari dari

penyeragaman. Sebelum melakukan pemotongan terlebih dahulu dilakukan

pengukuran tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, dan jumlah

klorofil sesuai perlakuan yang telah ditentukan. Memotong rumput gajah ± 10 cm

dari pangkal batang tanaman atau permukaan tanah. Memasukkan bagian yang

telah dipotong kedalam kantong dan menimbang untuk mengetahui berat segarnya.

Memasukkan bagian yang telah ditimbang berat segarnya kedalam oven dengan

suhu 70°c selama 3 hari agar mengetahui berat keringnya setelah itu digiling dan

dilakukan analisis kandungan selulosa dan hemiselulosa.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

15

Denah penempatan perlakuan

Keterangan : P001-05 : Rumput gajah tampa pemberian pupuk hijau cair (Kontrol)

P106-10 : Rumput gajah + pupuk hijau cair azolla 388ml/polibag

P211-15 : Rumput gajah + pupuk hijau cair daun kihujan77ml/polybag

3. Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kandungan selulosa dan

hemiselulosa rumput gajah (Pennisetum purpureum).

Prosedur kerja analisis kadar ADF, NDF, selulosa, hemiselulosa dan lignin

menurut Van Soest, (1976) :

Penentuan Kadar Acid Detergent Fiber(ADF)

1. Timbang sampel 0,3 gram (a gram) kemudian masukkan kedalam tabung

reaksi 50 ml

2. Tambahkan 40 ml laritan ADF kemudian tutup rapat tabung reaksi tersebut

3. Refluks dalam air mendidih selama 1 jam

P214 P003 P002 P005 P212

P107 P109 P213

P004 P215 P106 P108 P110

P211 P001

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

16

4. Saring dengan sintered glass yang telah diketahui beratnya (b gram) sambil

diisap dengan pompa vacum

5. Cuci dengan lebih kurang 100 ml air mendidih sampai busa hilang dan 50

ml alkohol

6. Ovenkan pada suhu 135 oC selama 2 jam

7. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (c gram)

Perhitungan:

c-b

Kadar ADF = ----------------------- X 100%

Berat sampel (a)

Penentuan Neutral Detergen Fiber (NDF)

1. Timbang sampel 0,2 gram (a gram)

2. masukkan kedalam tabung reaksi 50 ml

3. Tambahkan 30 ml larutan NDF, kemudian tutup rapat tabung reaksi tersebut

4. Refluks dalam air mendidih selama 1 jam.

5. Saring dengan sintered glass yang telah diketahui beratnya (b gram) sambil

diisap dengan pompa vacum

6. Cuci dengan lebih kurang 100 ml air mendidih hingga busa hilang.

7. Cuci dengan lebih kurang 50 ml alcohol

8. Ovenkan pada suhu 135 oC selama 2 jam

9. Dinginkan dalam eksikator lebih kurang ½ jam kemudian timbang (c gram)

Perhitungan:

c-b

Kadar NDF = ----------------------- X 100%

Berat sampel (a)

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

17

Penentuan Selulosa dan Lignin

1. Sintered glass yang berisi ADF diletakkan diatas petridisk

2. Tambah 20 ml H2SO4 72%

3. Sekali-kali diaduk untuk memastikan bahwa serat terbasahi dengan H2SO4

72% tersebut

4. Biarkan selama 3 jam

5. Hisap dengan pompa vacum sambil dibilas dengan air panas secukupnya

6. Ovenkan selama 2 jam pada suhu135 oC

7. Masukkan ke dalam deksikator kemudian timbang (d gram)

8. Masukkan kedalam tanur listrik atau panaskan hingga 500 oC selama 2 jam,

biarkan agak dingin kemudian masukkan kedalam deksikator selama ½jam

9. Timbang (e gram)

Perhitungan:

d – e

Kadar Lignin = ----------------------- X 100%

Berat sampel (a)

% selulosa = % ADF - % Abu yang tak larut - lignin.

% hemiselulosa = % NDF - %ADF

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

18

Analisis Statistik

Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan rancangan

acak lengkap (RAL) 3 perlakuan dengan 5 kali ulangan. Model statistik yang

digunakan sebagai berikut :

4. Yij = µ + Ni + ∑ijk

Dimana :

Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan ke- i dan kelompok ke – j

µ = Rata-rata pengamatan

Ni = Pengaruh pemberian pupuk ke – I

∑ijk= Kesalahan eksprimen atau penelitian

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rataan hasil analisi kandungan selulosa dan hemiselulosa rumput gajah

yang diberikan perlakuan pupuk hijau cair azolla dan kihujan dapat dilihat pada

grafik 1:

Selulosa Hemiselulosa

Grafik 1 : Rataan hasil analisi kandungan selulosa dan hemiselulosa rumput gajah.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Anova) menunjukkan bahwa

rumput gajah yang diberikan perlakuan pupuk hijau cair Azolla dan Kihujan tidak

berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kandungan selulosa dan hemiselulosa.

Kandungan selulosa pada rumput gajah yang diberikan perlakuan pupuk

hijau cair azolla dan kihujan dapat dilihat pada grafik 1. Kandungan selulosa antar

perlakuan tidak berbeda nyata (P>0.05) berdasarkan hasil sidik ragam, akan tetapi

pada perlakuan PHC azolla cenderung lebih kecil 17.5 dibandingkan dengan

kontrol 20.08 sedangkan perlakuan PHC kihujan cenderung lebih tinggi 21

dibandingkan dengan kotrol 20.08.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

kontol PHC azolla PHC kihujan

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

20

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukan kandungan

hemiselulosa rumput gajah yang di berikan perlakuan PHC azolla dan kihujan tidak

perpengaruh nyata (P>0.05) yang dapat dilihat pada grafik 1, akan tetapi rataan dari

perlakuan azolla cenderung lebih kecil 27.5 dibandingkan dengan perlakuan PHC

kihujan 32.4 dan pada kotrol cenderung lebih tinggi dari kedua perlakuan yang lain

yaitu 36.4.

Jafar (2015) menjelaskan bahwa rataan produksi bahan kering pada

perlakuan PHC azolla cenderung lebih tinggi 8.04 dibandingkan PHC kihujan 7.4

yang membuktikan bahwa pertumbuhan rumput gajah pada pemberian PHC azolla

cenderung lebih baik di bandingkan perlakuan yang lain. Hal ini sesuai pendapat

Fanindi dkk (2005), bahwa pemberian pupuk nitrogen merupakan faktor penting

dalam usaha peningkatan produksi. Ada 3 unsur hara utama dibutuhkan oleh

tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yaitu nitrogen, fosfat dan kalium.

Pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan makanan ternak sangat

penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi.

Penelitian yang sama dengan parmeter yang berbada menjelaskan bahwa

kaduangan ADF dan NDF pada perlakauan PHC azolla lebih rendah yaitu 38.5 dan

66 dibandingkan dengan pelakuan PHC kihujan yaitu 39.3 dan 71 (Ramadani,

2015). Hal ini menjukkan bahwa pada parlakuan PHC azolla memiliki kandungan

lignin yang lebih tinggi dibandingkan dengan PHC kihujan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sarief (1986) yang menyatakan bahwa ADF merupakan bagian dari

dinding sel tanaman yang terdiri dari selulosa dan lignin dan sebagian kecil

hemiselulosa, oleh karena itu ADF dianggap hanya terdiri selulosa dan lignin. Di

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

21

jelaskan pula oleh Crampton dan Haris (1969) bahwa penurunan kadar NDF

disebabkan karena meningkatnya lignin pada tanaman mengakibatkan menurunnya

hemiselulosa.

Persentase selulosa dan hemiselulosa dipengaruhi oleh kandungan lignin

pada tanaman, hal ini didukung oleh Van Soest (1976) yang menyatakan bahwa

uantuk memperoleh persentase selulosa adalah ADF dikurangi Abu yang tak larut

dan lignin dan selulosa di dapat dari NDF dikurangi ADF. Sehingga pada penelitian

ini menunjukkan bahwa kandungan lignin pada perlakuan PCH Azolla lebihh tinggi

dibandingkan PHC kihujan dibuktikan pada perolehan persentase selulosa dan

hemiselulosa yang dapat dilihat pada grafik 1.

Selulosa dan hemiselulosa merupakan salah satu unsur kimia penyusun

kayu pada tanaman selain itu ada pula lignin, zat ekstraktif dan zat mineral yang

kesemuanya disusun dari pati dan karbohidrat yang mengalami proses polimerisasi

secara bertahap. Pati merupakan zat yang dihasilkan di dalam proses fotosintesis

selain oksigen (Suranto, 2002).

Pupuk hijau cair azolla dan kihujan yang merupakan sumber N pada

tanaman yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan. Humphreys

(1978) menjelaskan bahwa, Fotosintesis merupakan proses pembentukan

karbohidrat dari CO2 dan H2O dalam hijau daun dengan bantuan energi matahari.

Produksi karbohidrat akan meningkat dengan meningkatnya hara nitrogen,

demikian juga nitrogen akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk mensintesis protein.

Karbohidrat dan protein yang merupakan komponen dari bahan kering tanaman

sehingga semakin meningkatnya pembentukan protein dan karbohidrat akan

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

22

meningkatkan produksi bahan kering hijauan. Lebih lanjud lagi di jelaskan oleh

Suranto (2002) yang menjelaskan bahwa fotosintesis yang memanfaatkan air,

garam mineral dan karbon dioksida yang dibantu oleh sinar matahari dapat

menghasilkan pati dan oksigen.

Dari penjelasan diatas membuktikan bahwa perlakuan PHC azolla dan

kihujan pada rumput gajah mempengaruhi pembentukan selulosa dan hemiselulosa,

akan tetapi dari segi jumlah di pengaruhi oleh umur tanaman, hal ini sesuai dengan

pendapat Van Soest (1994) yang menyatakan bahwa pada tanaman yang tua terjadi

proses lignifikasi yang menyebabkan terjadinya ikatan kompleks lignohemiselulosa

maupun lignoselulosa. Selanjudnya ditambahkan oleh McDonald et al. (1994)

menyatakan seiring bertambahnya umur tanaman akan meningkatkan karbohidrat

struktural barupa selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dijelaskan pula bahwa

peningkatan jaringan struktural direfleksikan dengan kandungan serat kasar yang

meningkat dari 200g/kg BK pada tanaman muda menjadi 400g/kg pada tanaman

tua.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

23

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa

pemberian pupuk hijau cair Kihujan (Samanea saman) dan Azolla (Azolla pinnata)

pada rumput gajah belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan

selulosa dan hemiselulosa.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perlakuan apa yang cocok

untuk memberikan pengaruh yang nyata terhadap selulosa dan hemiselulosa rumput

gajah pada tahapan produksi.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

24

DAFTAR PUSTAKA

Adi W, I M., N. N. Suryani, dan I P. A. Astawa. 2013. Penggantian Rumput Gajah

Dengan Jerami Padi Sebagai Sumber Energi yang Disuplementasi Daun

Gamal Sebagai Sumber Rumen Degradable Protein (Rdp) Terhadap

Komposisi Tubuh Sapi Bali. Universitas udayana. Journal of Tropical

Animal Science. Vol. 1 No 2 Th. 2013 : 78 - 86

Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta.

Chao, W. L., H. J. Tu, C. C. Chao, 1996. Nitrogen transformation in tropical soils

under convensional and sustainable farming system. Boil. Fertile. Soil 21:

252-256.

Crampton, E. W. Dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrition E, d. 1st The

Engsminger Publishing Company, California, U. S. A.

DAFFBQ . 2014. Elephant grass (Pennisetum purpureum). Department of Agriculture

Fisheries and Forestry Biosecurity Queensland, Australia.

Dahlan, E.N., 2010. Trembesi Dahulunya Asing Sekarang Tidak Lagi. Bogor: IPB

Press.

Fanindi, A. S. Yuhaini dan A. Wahyu. 2005. Pertumbuhan dan produktivitas

tanaman sorgum (Sorghum bicolor L) moench dan sorgum sudanense

(Piper stafp) yang mendapatkan kombinasi pemupukan N, P, K, dan Ca.

Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. 12-13 September di

Bogor, Buku 2 : 872 - 885.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian,

Ilmu-ilmu Teknik dan Biologi, CV. Armico, Bandung.

Hadisuwito S. 2007. Membuat pupuk kompos cair. Agromedia. Jakarta.

Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. PT. Mediyatma Sarana Perkasa, Jakarta.

Harjo, S., N. S. Indrasti dan T. Bantacut. 1989. Biokonversi: Pemanfaatan Limbah

Industri Pertanian. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Humphreys, L.R. 1978. Tropical Pasture and Folder Crops. Brisbane : Departemen

Of Agriculture University of Queensland. Australia.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

25

Irawadi, T. T. 1990. Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai media pertumbuhan kapang penghasil enzim ekstraseluler. Laporan Penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

. 1991. Produksi enzim ekstraseluler (selulase dan xilanase) dari

neurospora sitophila pada subtrat limbah padat kelapa sawit. Disertasi.

Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jafar, M. 2015. Pengaruh Penggunaan Pupuk Hijau Cair Azolla Dan Kihujan

Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum

Purpureum) Pada Lahan Marginal. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Khan MM. 1988. A Primer on Azolla Production & Utilization in Agriculture.

Institute of Biological Sciences of the University of the Phillippines

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Terjemahan: Maggy Thenawijaya.

Jilid I. PT Gelora Aksara Pratama. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lingga P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok.

Lubis, D. A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.Lynd L.R.,

P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial

Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol.

Biol. Rev. 66(3):506-577.

Maftuchah, 1998. Asosiasi Azolla Dengan Anabaena Sebagai Sumber Nitrogen

Alami Dan Manfaatnya Sebagai Bahan Baku Protein. Pusat Bioteknologi

Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang

McDonald, P., R.A. Edwards and J.F.D. Greenhalgh. 1994. Animal Nurrition. 4th

Ed. Longman Scientific & Technical, Essex.

Metzgar JS, Schneider H, & Pryer KM. 2007. Phylogeny and Divergence

Time Estimates for The Fern Genus Azolla (Salviniaceae). Int. J. Plant

Sci. 168(7):1045–1053.

Nuroniah, H. S. dan A. S. Kosasih. 2010. Mengenal Jenis Trembesi (S. saman Jac.)

sebagai Pohon Peneduh. Mitra Hutan Tanaman Vol. 5 No. 1 hal 1 – 5.

Reksohadiprojo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makana Ternak Tropik.

BPFE, Yogyakarta.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

26

Ramadani, S. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Kihujan (Samanea

Saman) dan Azolla (Azolla Pinnata) Terhadap Kandungan ADF dan NDF

Pada Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum). Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Sarief, S. 1986. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung.

Sabihana, S. G. Soepardi dan S. Djokosudarjo. 1980. Pupuk dan Pemupukan.

Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Jakarta.

Sa’id, E. G. 1994. Penanganan dan pemanfaatan limbah industri kelapa sawit.

Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan. Bogor.

Siregar. 1996. Pengawetan Pakan Ternak. Penebar Swaday, Jakarta.

Sosroamdjodjo dan Soeradji. 1981. Peternakan Umum. CV.Yasaguna, Jakarta.

Staples, G. W., and C. R.. Elevitch. 2006. Samanea saman (trembesi), ver. 2.1. In: C.R. Elevitch (ed.). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), (Online) Hōlualoa, Hawai‘i. <http://www. traditionaltree.org>.

Suharno, B dan Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. PT. Penkar Swadaya, Jakarta

Suranto, Y. 2002. Pengawetan Kayu, Bahan dan Metode. Kanisius. Yogyakarta.

Suparjo, R. Murni, Akmal, dan B. L Ginting. 2008. Potensi dan faktor

pembatas pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak.

(http://jajo66.files.wordpress.com/2008/11/02potensi.pdf) [22 april 2015].

Sutedjo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

USDA. 2011. Pennisetum purpureum. http://plants.usda.gov/java. Diakses

tanggal 15 April 2015.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosukoyo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah mada

University Press, Yogyakarta.

Van Soest P. J. 1976. New .Chemical Methods for Analysisof Forages for The

Purposeof Predicting Nutritive Value. Pref IX International Grassland

Cong.

. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminant. 2nd Ed. Cornell University

Press. Ithaca.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

LAMPIRAN

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

28

LAMPIRAN 1 : ANALISIS DATA

Table 1 : Rataan Hasil Analisis Kandungan Selulosa Rumput Gajah

Perlakuan Ulangan Rata-

rata 1 2 3 4 5

P0 (Kontrol) 20 17.3 23.5 22 17.6 20.08

P1 (PHC Azolla) 21.2 16.3 16.2 21 12.5 17.5

P2 (PHC Daun Kihujan) 21.3 21.4 19.7 24.1 21.3 21

Sunber : Data Sekunder Lab. Kimia Makanan Ternak (2015)

Table 2 : Analisis Sidik Ragam Kandungan Selulosa Rumput Gajah

SK Derajad Bebas F.hit Sig.

Perlakuan

Galak

Total

2

12

14

2.818

0.099

Keterangan : Tidak Perpengaru Nyata Karena Nilai Sig. > 0.05

Table 3 : Rataan Hasil Analisis Kandungan Hemiselulosa Rumput Gajah

Perlakuan Ulangan Rata-

rata 1 2 3 4 5

P0 (Kontrol) 36.8 35.2 34.7 38.8 36.7 36.4

P1 (PHC Azolla) 34.4 29.8 17.6 36.7 18.7 27.5

P2(PHC Daun Kihujan) 34.6 31.7 32.7 31.4 31.7 32.4

Sunber : Data Sekunder Lab. Kimia Makanan Ternak (2015)

Table 4 : Analisis Sidik Ragam Kandungan Hemiselulosa Rumput Gajah

SK Derajad Bebas F.hit Sig.

Perlakuan

Galak

Total

2

12

14

3.586

0.060

Keterangan : Tidak Perpengaru Nyata Karena Nilai Sig. > 0.05

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

29

LAMPIRAN 2 : PERHITUNGAN DOSIS PUPUK

Kandungan Nitrogen pupuk

1. Pupuk urea = 46 % N

2. PupukAzolla ( Azolla pinnata) = 0,28 % N

3. PupukDaun Ki hujan (Samanea saman) = 1,40 % N

Penggunaan Urea 100 Kg/ Ha

1. Daun Azolla

217, 39 N urea / Ha = 0,0028 kg N daun azolla/ Ha

217,39

0,0028= 77639,28 kg daun azolla / Ha

2. Pupuk Daun Ki hujan

217, 39 N urea / Ha = 0,032 kg N daun azolla/ Ha

217,39

0.014= 15527,85 kg daun ki hujan / Ha

Berat tanah = 10 kg / pot

Berat tanah = 2 x 106 kg/ Ha

Dosis pemberian pupukcair ml/ pot

1. Pupuk Daun Azolla

10 kg

2.000.000 kg =

A

77639,28 kg

A = 776392,8 kg

2.000.000 kg

= 0, 388 kg / pot

= 388 ml / pot

2. Pupuk Daun Ki hujan

10 kg

2.000.000 kg =

KH

15527,85 kg

KH = 15278,5 kg

2.000.000 kg

= 0,077 kg / pot

= 77 ml / pot

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

30

LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI PENELITIAN

Pembuatan Pupuk Hijau Cair

Pengukuran Klorofil

Uji Kandungan Selulosa dan Hemiselulosa

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR KIHUJAN (Samanea … · 2017. 3. 5. · kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha

31

RIWAYAT HIDUP

KHAERUN NUR KARIMUDDIN (I111 11 018) lahir di

Bone, pada tanggal 26 Juli 1993 dari pasangan Drs. Karimuddin

dan Hartini, S.Pd. Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman

Kanak-Kanak di TK Darul Arkam Ponre Waru pada tahun 1999.

Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar di SD 1 Tolowe Ponre Waru dan

tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di

MTsN Watampone, tamat pada tahun 2008 dan melanjutkan sekolah ke Sekolah

Menengah Atas di MAN 1 Watampone pada tahun 2011. Pada tahun yang sama

pula, penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui

Jalur Undangan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar. Selama kuliah penulis pernah menjadi Pengurus IKAB-UH

Priode 2012-2013, Pengurus SEMA FAPET UH selama dua Priode yaitu 2013-

2014 dan 2014-2015, Pengurus HmI Komisariat Peternakan Cabang Makassar

Timur Priode 2014-2015, dan aktif di keanggotan PMB-UH Latenritatta.