Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

69
Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang Dioksidasi terhadap Pembekuan Darah setelah Pencabutan Gigi Molar Mandibula di Departemen Bedah Mulut FKG USU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi IBNUL QAYYIM AL-JAUZI SINULINGGA NIM : 140600153 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Page 1: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang Dioksidasi

terhadap Pembekuan Darah setelah Pencabutan

Gigi Molar Mandibula di Departemen

Bedah Mulut FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

IBNUL QAYYIM AL-JAUZI SINULINGGA

NIM : 140600153

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 03 Mei 2019

TIM PENGUJI

KETUA : Ahyar Riza, drg., Sp.BM

ANGGOTA : 1. Abdullah Oes, drg

2. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial

Tahun 2019

Ibnul Qayyim Al-Jauzi Sinulingga.

Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang Dioksidasi terhadap

Pembekuan Darah setelah Pencabutan Gigi Molar Mandibula di Departemen Bedah

Mulut FKG USU Periode Januari-Maret 2019.

Xi + 43 halaman

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus,

dimana gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pada tindakan

pencabutan gigi keluarnya darah tidak dapat dihindari. Hal ini akan dapat diatasi

secara normal oleh karena proses hemostasis yang menghentikan perdarahan. Salah

satu bahan untuk membantu proses hemostasis adalah bahan hemostatik topikal

selulosa yang dioksidasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hemostatik

topikal selulosa yang dioksidasi terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi

molar mandibula. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

menggunakan post-test only control group design. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan 2

kelompok sampel, yang setiap kelompok terdiri dari 19 orang pasien yang

melakukan pencabutan gigi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi.

Pada kelompok perlakuan akan diberi bahan hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi dan kelompok kontrol diberi tampon steril. Kelompok control akan

menggigit tampon selama 5 menit sekaligus mengontrol perdarahan.

Hasil penelitian dianalisis menggunakan Independent T Test dan uji Shapiro-

Wilk. Kelompok perlakuan memiliki waktu koagulum darah yang lebih singkat

dibandingkan pasien kontrol (p<0,05). Penggunaan hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi sangat nyaman dan tidak memiliki efek samping.

Daftar Rujukan: 32 (2007-2018).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Faculty of Dentistry

Department of Oral and Maxillofacial Surgery

2019

Ibnul Qayyim Al-Jauzi Sinulingga.

Hemostatic Topical Oxidized Cellulose Effect on Blood Clots after

Mandibular Molar Extraction in the Oral Surgery Department FKG USU for the

Period of January-March 2019.

Xi + 43 pages

Tooth extraction is a process of removing teeth from the alveoli, where the

tooth cannot be treated anymore. In the teeth extraction, the discharge of blood cannot

be avoided. This can be overcome normally because of the hemostasis process can

stops bleeding. One of another ingredient that can help process of hemostasis is

oxidized cellulose hemostatic topical.

This study aims to determine effect of oxidized cellulose topical hemostatic

given on blood clotting after extraction of mandibular molars. This research is an

experimental study using post-test only control group design. The sampling technique

is done by purposive sampling technique. This study used 2 sample groups, each of

which consisted of 19 patients who extracted teeth. Data collection is done by

observation. In the treatment group was given cellulose oxidized hemostatic topical

and the control group was given a sterile tampon. Control group would bite tampon

for 5 minutes while controlling bleeding.

The results of the research were analyzed using the Independent T Test and

Shapiro-Wilk test. The treatment group had a shorter blood coagulum time than the

control patients (p <0.05). Cellulose oxidized hemostatic topical is very comfortable

and has no side effects.

Reference List: 32 (2007-2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis untuk mendapatkan gelar sarjana

Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada ibunda tercinta, Ibunda

Lesinawati dan ayahanda tercinta, Ayahanda Alfian Sinulingga serta saudara

tersayang yang senantiasa menyayangi, mendoakan, dan mendukung penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Dalam penulisan proposal ini,

penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi, saran-saran serta

doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan

yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Trelia Boel, drg., Sp.RKG(K), sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp.BM, sebagai Ketua Departemen

Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara.

3. Abdullah Oes, drg selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta membantu

penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

4. Fitri Yunita Batubara, drg., MDSc, selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara.

5. Indra Basar Siregar, drg., M.Kes, sebagai penguji yang telah memberikan

saran dan masukan kepada penulis.

6. Ahyar Riza, drg., Sp. BM, sebagai penguji yang telah memberikan saran

dan masukan kepada penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

vi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...........................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4. Hipotesis ............................................................................................. 4

1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencabutan Gigi .................................................................................. 6

2.1.1 Pengertian ......................................................................................... 6

2.1.2 Indikasi dan Kontraindikasi Pencabutan Gigi .................................. 7

2.1.2.1 Indikasi Pencabutan Gigi ............................................................... 7

2.1.2.2 Kontraindikasi Pencabutan Gigi .................................................... 8

2.1.3 Metode Pencabutan Gigi .................................................................. 9

2.1.4 Komplikasi Selama Pencabutan Gigi ............................................... 11

2.1.5 Perdarahan Setelah Pencabutan Gigi................................................ 14

2.2 Hemostasis .......................................................................................... 14

2.2.1 Pengertian ......................................................................................... 14

2.2.2 Faktor Pembekuan Darah (Koagulasi) ............................................. 17

2.2.3 Fibrinolisis ........................................................................................ 21

2.2.4 Waktu Perdarahan (Bleeding Time) ................................................. 21

2.2.5 Agen Hemostatik .............................................................................. 23

2.3 Selulosa yang dioksidasi ..................................................................... 24

2.4 Kerangka Teori ................................................................................... 27

2.5 Kerangka Konsep ............................................................................... 28

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

viii

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 29

3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 29

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 29

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 29

3.3.1 Populasi ............................................................................................ 29

3.3.2 Sampel .............................................................................................. 30

3.3.2.1 Besar sampel .................................................................................. 30

3.3.2.2 Sampling ........................................................................................ 31

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................... 31

3.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................................. 31

3.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................... 31

3.5 Variabel dan Definisi Operasional....................................................... 31

3.6 Alat dan Bahan .................................................................................... 32

3.6.1 Alat ................................................................................................... 32

3.6.2 Bahan ................................................................................................ 32

3.7 Metode Pengumpulan Data/Pelaksanaan Penelitian ............................ 32

3.8 Analisis Data ........................................................................................ 33

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian................................................................ 34

4.2 Perbandingan Waktu Koagulasi Darah dengan dan Tanpa Surgicel 34

4.3 Analisis Data ........................................................................................ 36

BAB 5 PEMBAHASAN……………………………………………………… 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 42

6.2 Saran .................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 43

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pencabutan Gigi ........................................................................................... 7

2. Teknik Pencabutan Gigi ............................................................................... 10

3. Bahan Hemostatik Selulosa yang Dioksidasi ............................................... 26

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar faktor-faktor koagulan dan peran pentingnya ................................... 20

2. Variabel dan defenisi operasional ................................................................. 31

3. Jumlah Subjek Penelitian .............................................................................. 34

4. Data Pengamatan Sampel .............................................................................. 34

5. Rata-rata Waktu Pembentukan Koagulasi Darah .......................................... 35

6. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk ............................................................... 36

7. Hasil Uji T Independen ................................................................................. 36

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Rincian Biaya Penelitian

3. Jadwal Kegiatan

4. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

6. Formulir Isian Data Pengamatan

7. Output Hasil Uji Statistik

8. Gambar Penelitian

9. Ethical Clearence

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut hingga saat ini masih menjadi masalah bagi

masyarakat di Indonesia, masalah gigi dan mulut umumnya merupakan masalah gigi

berlubang yang sering kali membutuhkan tindakan perawatan yang lebih lanjut.

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana gigi

tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan

suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jarigan keras dan jaringan lunak dari

rongga mulut.1

Tindakan pencabutan gigi dilakukan dengan berbagai indikasi seperti, gigi

dengan karies yang terlanjur meluas dan tidak dapat dirawat, nekrosis pulpa, penyakit

periodontal yang parah, alasan ortodontik, gigi yang mengalami malposisi, gigi yang

retak, pra-prostetik ekstraksi, gigi impaksi, gigi yang berlebih, gigi yang terkait

dengan lesi patologis dan estetik.1

Defenisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan gigi secara utuh atau

akar gigi dengan trauma seminimal mungkin terhadap jaringan pendukung gigi

sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak menimbulkan

komplikasi.1

Komplikasi merupakan kejadian merugikan dan tidak direncanakan, yang

terjadi diluar harapan pada tindakan operasi yang normal. Komplikasi pencabutan

gigi yang timbul dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, berdasarkan kondisi

pasien, kemampuan dokter maupun kondisi anatomi daerah sekitarnya. Komplikasi

dapat digolongkan menjadi intra operasi dan paska operasi. Intra operasi merupakan

komplikasi yang terjadi selama dokter melakukan tindakan seperti, fraktur mahkota

atau akar gigi, trauma pada jaringan lunak, fraktur tulang alveolar, fraktur mandibula,

perdarahan primer dan sinkop. Paska operasi merupakan komplikasi yang timbul

setelah tindakan selesai dilakukan hingga beberapa minggu kemudian seperti, dry

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

2

socket, perdarahan sekunder, infeksi, penyembuhan yang lambat, nekrosis jaringan

lunak, pembengkakan dan sakit yang menetap.2

Komplikasi yang paling umum terjadi pada tindakan pencabutan gigi adalah

perdarahan. Perdarahan sebenarnya merupakan kebutuhan dalam proses

penyembuhan, tetapi apabila berlebihan perlu dipertimbangkan apakah perdarahan

tersebut termasuk komplikasi. Perdarahan adalah suatu kejadian dimana terdapatnya

saluran pembuluh darah yang putus atau pecah (arteri, vena dan kapiler) akibat suatu

trauma, serta dapat terjadi pada pembuluh darah bagian luar maupun bagian dalam.

Perdarahan juga termasuk sebuah perubahan patologis yaitu, rusaknya bagian dari

epidermis kulit yang mengakibatkan keluarnya darah dari kapiler pembuluh darah.

Darah yang keluar akibat terpotong atau pecahnya pembuluh darah akan

mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi dari pembuluh darah sehingga mengurangi

aliran darah pada tempat terjadinya luka.3,4,5

Setelah tindakan pencabutan gigi yang menimbulkan trauma pada pembuluh

darah, akan menyebabkan terjadinya proses pembentukan pembekuan darah atau

yang biasa disebut dengan hemostasis. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk

menghentikan perdarahan pada lokasi luka melalui kejang pembuluh darah, adhesi

trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel

pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Hemostasis dicapai

melalui proses kesimbangan antara terjadinya perdarahan dengan pembekuan.

Hemostasis juga bertujuan untuk mencegah perdarahan yang bergantung pada

beberapa komponen. Komponen utama tersebut adalah sistem vaskular, trombosit,

faktor pembekuan darah, fibrinolosis dan perbaikan jaringan. Hemostasis terjadi

melalui beberapa cara yaitu, kejang pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit,

pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah dan terjadi

pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada

pembuluh darah secara permanen.3,6,7

Tindakan yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan adalah pemberian

obat hemostatik. Salah satu hemostatik yang dapat mempersingkat perdarahan adalah

pemberian hemostatik absorbent berupa surgicel yang disebut juga selulosa

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

3

teroksidasi. Selulosa teroksidasi berasal dari alpha-selulosa berbasis tanaman dan

tersedia dalam bentuk kasa rajutan yang dapat diserap. Bahan ini disiapkan sebagai

kain rajutan steril yang dapat menyerap untuk inisiasi pembekuan darah. Tingkat

dimana kemampuan menyerapnya tergantung pada jumlah kasa yang digunakan dan

tingkat saturasi darah. Bahan ini dianggap relatif bakteriostatik bila dibandingkan

dengan agen hemostatik lainnya karena pH rendah.8

Yackel dan Kenyon menyatakan bahwa metode pengoksidasi selulosa

menggunakan nitrogen dioksida yang dibuat dengan melarutkan selulosa dan

kemudian memisahkannya menjadi serat tunggal. Teknik ini memungkinkan

komposisi kimia menjadi lebih seragam dari metode nitrogen dioksida yang asli.9

Johnson & Johnson telah mempelopori oksidasi skala industri dengan proses

menggunakan nitrogen dioksida untuk memproduksi selulosa teroksidasi yang dapat

diserap. Dalam beberapa dekade terakhir, Selulosa teroksidasi telah banyak

digunakan di berbagai operasi dan memainkan peran penting dalam menghentikan

pendarahan.10

Selulosa teroksidasi merupakan agen hemostatik yang dapat diserap dan telah

digunakan secara klinis selama lebih dari 5 dekade. Bahan ini diindikasikan untuk

digunakan dalam prosedur bedah ketika metode konvensional hemostasis seperti

tekanan dan pengikat tidak efektif atau tidak praktis. Mekanisme tindakan bahan ini

diyakini mulai dengan menyerap darah dan kemudian mengembang sedikit saat

diaplikasikan pada area pendarahan. Serat bahan ini awalnya menyerap protein darah,

trombosit dan sel-sel yang membentuk seperti gel atau disebut pseudo-clot yang

berfungsi sebagai penghalang aliran darah dan pembentukan bekuan fibrin padat.11

Dari latar belakang yang telah di uraikan, peneliti tertarik untuk meneliti lebih

lanjut tentang perbandingan efektivitas pemberian bahan hemostatik topikal selulosa

yang dioksidasi dengan atau tanpa pemberian selulosa yang dioksidasi terhadap

pembentukan pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula di

Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Januari – Maret 2019.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu, adakah perbandingan pengaruh pemberian bahan hemostatik

topikal selulosa yang dioksidasi dengan atau tanpa pemberian selulosa yang

dioksidasi terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula di

Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Januari – Maret 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui

pengaruh pemberian bahan hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi terhadap

pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula di Departemen Bedah

Mulut FKG USU periode Januari – Maret 2019.

1.4 Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian bahan hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula

dibandingkan dengan tanpa pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi.

Ha : Ada pengaruh pemberian bahan hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula

dibandingkan dengan tanpa pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui pengaruh pemberian bahan hemostatik topikal selulosa

yang dioksidasi terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula

di Departemen Bedah Mulut FKG USU periode Januari – Maret 2019, maka

diharapkan :

1. Hasil penelitian dapat memberi informasi dan sumbangan ilmu pengetahuan

khususnya kepada Departemen Bedah Mulut FKG USU mengenai efektivitas

pengaruh pemberian bahan hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi terhadap

pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

5

2. Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan sebagai

usaha memberi informasi hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi sebagai

agen hemostatik.

3. Dapat menambah wawasan bagi peneliti, khususnya bagi para dokter gigi dan

instansi lainnya berkaitan dengan penggunaan hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi dalam kedokteran gigi.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencabutan Gigi

2.1.1 Pengertian

Pencabutan gigi adalah suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus karena gigi

tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi (lihat Gambar 1). Pencabutan

gigi merupakan tolak ukur penting dalam menentukan status kesehatan gigi dan mulut

karena umumnya menjelaskan penyakit jaringan periodontal dan karies yang tidak

dirawat. Pencabutan gigi juga digunakan sebagai tolak ukur pengetahuan dan

motivasi masyarakat dalam mempertahankan giginya, semakin tinggi angka

pencabutan, maka semakin rendah pengetahuan dan motivasi masyarakat.12

Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena dapat

menimbulkan efek samping atau komplikasi yang tidak diinginkan, misalnya

perdarahan, pembengkakan, trismus, dry socket dan sebagainya. Dokter gigi harus

berusaha agar setiap pencabutan gigi yang dilakukan merupakan suatu tindakan yang

ideal, untuk mencapai tujuan tersebut dokter gigi harus menyesuaikan tekniknya

dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan komplikasi yang ditimbulkan akibat

pencabutan gigi.1,12

Prinsip pencabutan gigi adalah melebarkan atau melonggarkan soket gigi

menggunakan instrumen gigi dengan cara menggerakkan gigi kearah labio lingual,

linguo bukal dan rotasi untuk pencabutan gigi rahang bawah.2

Pencabutan gigi merupakan prosedur yang sangat sering dilakukan, baik

dalam kedokteran gigi manusia dan kedokteran hewan. Komplikasi pencabutan gigi

yang terjadi dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien, komplikasi

pencabutan gigi diantaranya yaitu, perdarahan pada soket, pembengkakan dan nyeri.

Komplikasi yang lebih serius adalah infeksi pada soket, alveolar osteitis dan

osteomielitis. Perubahan anatomis dan fisiologis pada soket setelah pencabutan,

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

7

secara umum didefinisikan sebagai resorpsi tulang alveolar dan bisa juga berdampak

buruk pada terapi implan.13

Pencabutan gigi merupakan tindakan bedah yang lazim dilakukan dalam

praktek kedokteran gigi. Tindakan pencabutan gigi ini juga tidak lepas dari berbagai

komplikasi, seperti perdarahan. Perdarahan adalah suatu kejadian dimana terdapatnya

saluran pembuluh darah yang putus atau pecah (arteri, vena dan kapiler) akibat suatu

trauma, perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah bagian luar maupun bagian

dalam.4

Salah satu cara untuk mengendalikan perdarahan adalah dengan melakukan

penekanan. Penekanan diperoleh dari penekanan langsung dengan jari atau dengan

kain kasa. Selain penekanan, penggunaan hemostatik topikal juga merupakan langkah

untuk mengendalikan perdarahan.4

Gambar 1. Pencabutan Gigi14

2.1.2 Indikasi dan Kontraindikasi Pencabutan Gigi

2.1.2.1 Indikasi Pencabutan Gigi

Gigi dicabut karena berbagai alasan, misalnya karena sakit, gigi tersebut dapat

dipengaruhi oleh jaringan disekitarnya. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa

indikasi pencabutan gigi. 1,14

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

8

a. Indikasi umum berdasarkan pertimbangan pasien

Pasien mendatangi dokter gigi dengan beberapa alasan, antara lain :

1. Ingin terhindar dari sakit yang mengganggu

2. Ingin dibuatkan gigi tiruan

3. Tidak mau dirawat berulang kali. 2,14

b. Indikasi pencabutan gigi berdasarkan pertimbangan medis

Indikasi pencabutan gigi meliputi :

1. Gigi dengan karies besar dan tidak dapat dirawat secara konservasi atau

endodontik

2. Gigi goyang

3. Gigi yang merupakan penyebab timbulnya infeksi dari jaringan sekitar

4. Gigi yang dianggap sebagai fokus infeksi

5. Keperluan ortodontik

6. Keperluan prostetik

7. Gigi dengan granuloma yang besar lebih dari sepertiga panjang akar

8. Gigi yang berlebih

9. Gigi dengan fraktur akar

10. Gigi yang menyebabkan trauma pada jaringan sekitar.2,14

2.1.2.2 Kontraindikasi Pencabutan Gigi

Ada beberapa kontraindikasi untuk pencabutan gigi, sebagian besar dari

komplikasi yang ada dapat dimodifikasi dengan konsultasi dan perawatan medis

tambahan. Kontraindikasi dapat dibagi menjadi sistemik dan lokal. Dibawah ini akan

dijelaskan beberapa kontraindikasi pencabutan gigi.14,15

a. Kontraindikasi sistemik

1. Kelainan jantung

2. Kelainan darah (leukemia, haemoragik purpura, hemofilia dan anemia)

3. Diabetes melitus tidak terkontrol

4. Pasien dengan penyakit ginjal

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

9

5. Penyakit hati (hepatitis)

6. Pasien dengan penyakit sifilis

7. Toksik goiter

8. Kehamilan trimester pertama dan ketiga

9. Psikosis dan neurosis

10. Pasien yang diterapi dengan antikoagulan.14

b. Kontraindikasi lokal

1. Radang akut, seperti infeksi fusospirochetal atau streptokokal

2. Infeksi perikoronal akut, seperti yang sering didapati disekeliling molar tiga.

Infeksi ini harus dirawat dan jaringan harus kembali normal sebelum

pencabutan

3. Pencabutan premolar dan molar rahang atas dikontraindikasikan selama

sinusitis maksilaris akut

4. Malignansi oral (kanker, tumor)

5. Gigi yang masih bisa dirawat atau dipertahankan dengan perawatan

konservasi, endodontik dan sebagainya.1,14

2.1.3 Metode Pencabutan Gigi

Metode pencabutan gigi adalah memisahkan gigi dari perlekatannya dengan

tulang. Pemisahan ini dilakukan dengan mengambil tulang penyangga akar gigi

tersebut yang kemudian dikeluarkan dengan menggunakan elevator dan atau tang

(lihat Gambar 2).1

Teknik pencabutan gigi ada 2 macam yaitu

1. Closed atau intralveolar yaitu teknik pencabutan gigi tanpa pembedahan. Teknik

yang paling sering digunakan, teknik pencabutan gigi ini dilakukan dengan

prosedur pencabutan gigi yang menggunakan alat seperti tang.16,17

2. Open atau transalveolar yaitu suatu teknik pencabutan gigi dengan menggunakan

prosedur bedah, biasa disebut dengan istilah pencabutan trans-alveolar,

didahului dengan pembuatan flap mukoperiosteal. Metode ini digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

10

kasus akar sisa atau gigi yang sulit untuk dilakukan pencabutan. Seorang dokter

harus melakukan perawatan bertahap untuk operasi ini, menganalisis dengan

hati-hati dalam menentukan ukuran flep dan banyaknya tulang yang dibuang

adalah poin utama pada teknik ini untuk mengeluarkan gigi atau akar dengan

baik.1,16,17

Gambar 2. Teknik pencabutan gigi14

Tiga prinsip mekanik dari pencabutan gigi :

1. Ekspansi dinding tulang soket, untuk memungkinkan pengambilan gigi yang

terdapat didalamnya. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan tang sebagai

instrumen yang dapat melebarkan dinding tulang soket, ini merupakan faktor

terpenting dalam pencabutan gigi.

2. Penggunaan sebuah pengungkit dan titik tumpu, untuk membuat gigi atau akar

keluar dari soketnya dengan hambatan terkecil. Ini merupakan faktor dasar yang

menentukan penggunaan elevator untuk mencabut gigi geligi serta akar-akar.

3. Penggunaan sebuah penjepit antara akar gigi dan dinding tulang soket, untuk

membuat gigi terangkat dari soketnya. Pada sebagian besar kasus, faktor ini

diabaikan mengingat elastisitas tulang alveolar penyangganya, hal ini juga

menjelaskan mengapa beberapa molar rahang bawah yang berakar konis kadang

terangkat keluar dari soketnya ketika ujung tang digunakan pada gigi tersebut.1

Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pencabutan gigi

tanpa pembedahan. Penatalaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

11

1. Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memfiksasi daerah gigi yang akan

dicabut.

2. Pisahkan perlekatan gusi disekeliling gigi dengan raspatorium sampai daerah

bifurkasi (daerah percabangan akar).

3. Masukan tang sedalam mungkin pada daerah bifurkasi, hindari terjepitnya

mukosa.

4. Lakukan gerakan rotasi, luksasi atau kombinasi sesuai dengan gigi yang akan

dicabut sampai kegoyangan mencapai derajat 3.

5. Lakukan gerakan pencabutan kearah bukal atau labial.

6. Periksa kelengkapan gigi yang dicabut dan jaringan dalam rongga mulut. Hal

yang diperhatikan meliputi ada tidaknya bagian yang fraktur, jaringan lain yang

terangkat dan bagian yang tajam pada daerah setelah pencabutan.

7. Pijat luka pencabutan dengan jari agar luka sedikit menutup dan mengurangi

perdarahan.

8. Pasien diinstruksikan untuk berkumur.

9. Gigitkan tampon yang sudah diberikan betadin sedikit.

10. Bersihkan area pada daerah ekstraoral.2

Teknik tersebut juga digunakan untuk mengelola dan mempertahankan soket

alveolar setelah pencabutan. Penutupan sederhana dengan jahitan dan penutupan

jaringan lunak dari luka mencegah akumulasi debris dan cairan di soket. Aplikasi

topikal antibiotik, obat anti-inflamasi dan biomaterial disarankan untuk digunakan

pada soket gigi.13

2.1.4 Komplikasi Selama Pencabutan Gigi

Dalam melakukan tindakan pencabutan gigi akan dijumpai beberapa masalah

kesehatan yang sama dan terdapat pada masing-masing pasien pencabutan gigi, hal

demikian yang akan menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi pencabutan gigi.

Beberapa faktor resiko yang biasanya menjadi penyebab komplikasi pencabutan gigi

antara lain, penyakit sistemik, umur pasien, keadaan akar gigi dan adanya gangguan

pada sendi temporomandibular.14,18

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

12

Komplikasi akibat pencabutan gigi dapat terjadi karena berbagai faktor dan

menimbulkan hal yang bervariasi. Komplikasi dapat digolongkan menjadi segera

sesudah pencabutan dan jauh setelah pencabutan.14,18

Berbagai komplikasi yang dapat terjadi paska pencabutan, seperti :

a. Komplikasi Gigi

1. Fraktur

Fraktur mahkota atau akar merupakan komplikasi yang paling sering terjadi

dari pencabutan gigi, karena relatif banyak gigi molar mandibula yang

memperlihatkan kelainan akar, maka fraktur akar juga sering terjadi.19

2. Gigi tertelan dan tersedot

Jarang ditemukan kasus dimana gigi-gigi yang telah dicabut tertelan atau

tersedot. Tertelannya gigi biasanya tidak menimbulkan akibat yang serius.

Gigi akan keluar dari tubuh melalui saluran pencernaan.19

b. Komplikasi Jaringan Lunak

1. Perdarahan

Keparahan perdarahan sering kali muncul dengan sendirinya setelah gigi

dicabut, luka yang ada harus dibersihkan dengan baik. Luka sebaiknya

diperiksa terhadap setiap kemungkinan adanya perdarahan spesifik dari arteri

atau kemungkinan anomali lainnya. Perdarahan paska operasi adalah hal yang

biasa terjadi, namun bisa menjadi parah jika ada faktor-faktor penyakit

sistemik yang disertai. Perdarahan paska pencabutan juga bisa disebabkan

oleh faktor lokal seperti, trauma berlebihan, infeksi dan lesi vaskular,

sehingga riwayat kesehatan medis sangat penting bagi semua pasien

pencabutan. Setiap perdarahan yang terjadi dapat dikontrol dari pasien dengan

menggunakan tampon selama 20 menit.19,20

2. Infeksi

Infeksi paska pencabutan jarang terjadi. Biasanya infeksi terjadi pada operasi

pencabutan gigi impaksi. Infeksi ini berbentuk eksudat granulosit dan berakhir

menjadi nanah terlokalisir pada soket bekas pencabutan yang muncul

seminggu atau segera setelah pencabutan.19,20

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

13

3. Alveolitis (dry socket)

Dry socket menyebabkan penyembuhan pada daerah pencabutan dan sekitar

tulang tertunda. Dry socket adalah kegagalan soket membentuk bekuan darah.

Dry socket biasanya mendadak sakit dimulai 2 sampai 5 hari setelah

pencabutan molar mandibula yang menimbulkan rasa sangat tidak nyaman

bagi pasien, satu-satunya gejala dari dry socket adalah rasa sakit yang sering

terasa pada bagian kepala dan leher.19,20

4. Sakit

Sakit paska pencabutan adalah hasil dari pencabutan gigi yang tidak selesai,

laserasi pada jaringan, tulang yang terekspos, infeksi soket atau trauma syaraf.

Sakit dapat dirawat dengan menghilangkan penyebabnya, yaitu dengan

menggunakan obat analgesik.19,20

5. Bengkak

Bengkak setelah pembedahan adalah bagian reaksi inflamasi dari pencabutan.

Bengkak dapat meningkat karena teknik pencabutan yang buruk, inadekuat

drainase dan sebagainya.14,19

6. Trismus

Sendi dan otot pengunyahan dapat menjadi sakit setelah pencabutan gigi dan

mungkin menjadi sulit bagi pasien untuk membuka mulut. Ini juga berdampak

pada sendi temporomandibular karena pasien berlebihan membuka mulut

selama operasi. Anastesi blok syaraf inferior menyebabkan trismus tanpa

pembengkakan, dimana berperan pula pada trauma otot medial pterygoid

hingga terjadi kejang atau penetrasi pada pembuluh darah kecil dan

menimbulkan hematoma.19,20

7. Fraktur mandibula

Terjadinya fraktur mandibula oleh iatrogenik yang berhubungan dengan

pengambilan gigi, sangat jarang terjadi.1,14,20

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

14

2.1.5 Perdarahan setelah pencabutan gigi

Perdarahan merupakan komplikasi umum dalam operasi mulut dan dapat

terjadi selama pencabutan gigi. Perdarahan adalah hilangnya darah dari sistem

sirkulasi atau sistem vaskular. Perdarahan dapat terjadi secara internal maupun

eksternal. Perdarahan internal terjadi ketika darah keluar dari pembuluh darah, namun

masih berada di dalam tubuh. Perdarahan eksternal terjadi ketika darah keluar dari

pembuluh darah dan menembus kulit maupun mukosa.21

Perdarahan setelah pencabutan gigi merupakan masalah bagi pasien.

Perdarahan karena pencabutan gigi menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pasien.

Kontrol perdarahan yang tepat sangat penting, namun perdarahan biasanya berhenti

setelah kasa ditempatkan di atas soket dan dikompres dengan menggigit kasa selama

30-60 menit. Kombinasi terapi anti-fibrinolitik lokal dan agen hemostatik lokal telah

terbukti efektif dalam mencegah perdarahan paska operasi.22

2.2 Hemostasis

2.2.1 Pengertian

Hemostasis ialah proses pembentukan pembekuan pada dinding pembuluh

darah yang rusak untuk mencegah kehilangan darah. Hemostasis dicapai melalui

proses keseimbangan antara terjadinya perdarahan dengan pembekuan. Hemostasis

juga dapat didefinisikan sebagai proses mempertahankan aliran darah melalui

pembuluh darah sebagai respon terhadap kerusakan jaringan. Selama prosedur

pencabutan gigi, penting untuk menjaga keseimbangan antara perdarahan dan

pembekuan, sehingga darah terus mengalir di tempat pencabutan tanpa kehilangan

darah yang berlebihan agar dicapai hasil operasi yang optimal.7,23

Prinsip dari hemostasis adalah mengurangi aliran darah yang menuju ke

daerah trauma melalui proses sebagai berikut :24

1. Vasokonstriksi

Pembuluh darah yang robek atau terluka merupakan rangsangan bagi pembuluh

darah itu sendiri yang secara refleks akan mengalami vasokonstriksi pada daerah

robekan. Trombosit yang keluar dari pembuluh darah karena adanya permukaan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

15

kasar dari daerah luka akan pecah dan mengeluarkan seratonin yang berperan

sebagai vasokonstriktor. Dengan demikian, maka daerah pembuluh darah yang

robek tadi akan semakin mengecil atau menyempit, sehingga aliran darah pada

daerah tersebut menjadi kecil sampai terhenti.24

2. Penekanan oleh edema

Jaringan yang terluka akan mengalami edema, jaringan yang edema tersebut akan

menekan pembuluh darah sehingga akan mempersempit pembuluh darah yang

menuju ke daerah trauma.24

Dalam keadaan normal, darah berada dalam sistem pembuluh darah dan

berbentuk cair. Keadaan ini dimungkinkan oleh faktor hemostasis yang terdiri dari

hemostasis primer, hemostasis sekunder dan hemostasis tersier (lihat Skema 1).

Hemostasis primer terdiri dari pembuluh darah dan trombosit, diawali dengan

vasokontriksi pembuluh darah dan pembentukan plak trombosit yang menutup luka

dan menghentikan perdarahan. Pada pembuluh darah juga terdapat serat kolagen dan

vWF (von Willebrand factor) yang berperan sebagai rangkaian mulainya hemostasis

saat luka terjadi, serat kolagen yang ada pada endotelium akan menonjol dan akan

kontak dengan trombosit sebagai reseptor terhadap trombosit, serta endotel juga akan

mengeluarkan phospholipid, hal ini lah yang akan menginisiasi trombosit utk

melakukan adhesi terhadap trombosit yang lain yang berguna untuk menutup luka.

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi

dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini, maka terjadilah

hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.7

Hemostasis sekunder berkerja untuk mempertahankan keseimbangan antara

koagulasi dan antikoagulasi. Hemostasis sekunder diawali dengan saat terjadi luka,

trombosit akan menempel pada daerah luka, yaitu serat kolagen, trombosit menjadi

aktif dan ketika bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar akan pecah dan

mengeluarkan trombokinase, trombokinase bersama Ca2+

akan mengubah protrombin

menjadi trombin, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan

menghalangi keluarnya sel sel darah hingga terjadi pembekuan dalam waktu kurang

lebih 15 menit.7

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

16

Hemostasis tersier merupakan mekanisme hemostasis lanjut yang diperankan

oleh darah, dimana bekuan yang sudah terbentuk akan dihancurkan dalam sistem

fibrinolisis. Sistem fibrinolisis akan diaktifkan untuk melakukan penghancuran fibrin

yang sudah terbentuk agar tidak menjadi penghalang aliran darah dan menyebabkan

lisis dari fibrin dan endotel sehingga menjadi utuh kembali. Hemostasis tersier ini

bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis

tersier melibatkan sistem fibrinolisis. Pada proses mekanisme, hemostasis ini adalah

suatu proses fisiologis yang kompleks yang mempertahankan keenceran darah

melalui mekanisme prakoagulasi dan antikoagulasi yang ada dalam tubuh. Proses ini

perlu dimengerti untuk memprediksikan konsekuensi patologis dan klinis sebelum

mengimplementasikan intervensi medis apapun.11

Skema 1. Langkah-langkah hemostasis7

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

17

2.2.2 Faktor Pembekuan Darah (Koagulasi)

Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah berubah

menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun

terutama oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam jaring-jaring fibrin. Fibrin

adalah suatu protein yang tidak larut dan berupa benang yang berbentuk semacam

jaring-jaring. Fibrin yang terbentuk berasal dari fibrinogen yang terdapat pada plasma

dalam keadaan larut. Berubahnya fibrin dari fibrinogen ini karena adanya trombin,

yaitu suatu proteolitik enzim yang baru bisa bekerja apabila dalam keadaan aktif.24

Perdarahan dari pembuluh darah dapat juga dihentikan oleh vasokonstriksi

dan pembentukan sumbat trombosit, tetapi pembentukan gumpalan (trombus)

biasanya terjadi sebagai bagian dari proses normal hemostasis. Faktor pembekuan

adalah komponen penting dalam pembentukan trombus. Pembekuan darah adalah

suatu proses reaksi kimia yang melibatkan protein plasma, fosfolipid dan ion

kalsium.6

Faktor pembekuan darah adalah protein (misalnya fibrinogen, protrombin dan

faktor VIII) yang diperlukan untuk pembekuan darah normal. Beberapa faktor

pembekuan disintesis oleh hati dan produksinya dapat terganggu bila hati rusak.

Orang yang kekurangan faktor pembekuan kemungkinan besar akan mengalami

perdarahan berkepanjangan dan mudah memar. Faktor koagulasi atau faktor

pembekuan darah adalah protein yang terdapat dalam darah (plasma) yang berfungsi

untuk proses koagulasi. Proses pembekuan darah bertujuan untuk mengatasi

kerusakan vaskular sehingga tidak terjadi perdarahan berlebihan, tetapi proses

pembekuan darah ini harus dilokalisir hanya pada daerah terjadinya kerusakan dan

tidak boleh menyebar ke tempat lain karena akan membahayakan peredaran darah.7

Mekanisme pembekuan dibagi menjadi dua, yaitu sistem intrinsik dan sistem

ekstrinsik (lihat Skema 2). Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi faktor

XII inaktif menjadi faktor XII aktif (XIIa), aktivasi ini dikatalisis oleh kininogen

HMW dan kalikrein. Faktor XII aktif kemudian mengaktifkan faktor XI, dan faktor

XI aktif mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang aktif membentuk suatu kompleks

dengan faktor VIII aktif, kompleks IXa dan VIIIa mengaktifkan faktor X, fosfolipid

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

18

dari trombosit dan Ca2+ diperlukan untuk mengaktifkan faktor X secara sempurna

(lihat Tabel 1).7

Pada sistem intrinsik, kolagen juga ikut berpartisipasi pada proses pembekuan

darah dan mengaktifkan trombosit. Trombosit melekat pada kolagen melalui resep

glikoprotein Ib / IX / V kompleks pada permukaan trombosit, dalam melakukannya,

kolagen menginduksi molekul lipid yang mengekspos prokoagulan fosfolipid pada

permukaan trombosit yang mengarah pada pembentukan trombin dan aktivasi

trombosit lebih lanjut. Trombosit yang dihasilkan memotong fibrinogen lalu

bersirkulasi untuk membentuk fibrin.6

Sementara sistem ekstrinsik dipicu oleh pelepasan faktor III (tromboplastin)

dari jaringan yang mengaktifkan faktor VII, faktor III dan faktor VIIa akan

mengaktifkan faktor IX dan X, dengan adanya fosfolipid, Ca2+

dan faktor V, maka

faktor X akan mengkatalisis konversi menjadi trombin, selanjutnya trombin

mengkatalisis konversi fibrinogen menjadi fibrin.7

Apabila jaringan mengalami cedera, jalur ekstrinsik akan diaktivasi dengan

pelepasan substansi yang dinamakan tromboplastin, sesuai urutan reaksi, protombin

mengalami konversi menjadi trombin yang pada gilirannya mengkatalisir fibrinogen

menjadi fibrin. Kalsium merupakan ko-faktor yang diperlukan dalam berbagai reaksi

ini. Pembekuan darah melalui jalur intrinsik diaktivasi saat lapisan kolagen pembuluh

darah terpajan, faktor pembekuan kemudian secara berurutan akan diaktifkan, seperti

jalur ekstrinsik, sampai pada akhirnya terbentuk fibrin.24

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

19

Skema 2. Mekanisme Koagulasi Darah8

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

20

Tabel 1. Daftar faktor-faktor koagulan dan peran pentingnya6

Faktor Nama Sumber Jalur Aktivasi

I Fibrinogen Hati -

II Protrombin Hati -

III Faktor Jaringan

(Tromboplastin)

Jaringan yang

rusak dan

trombosit aktif

Ekstrinsik

IV Ion Kalsium Makanan, tulang,

dan trombosit -

V Proakselerin, faktor labil,

atau globulin akselerator Hati dan trombosit Ekstrinsik dan Intrinsik

VII

Akselerator konversi

protrombin serum (SPCA),

Faktor stabil atau

prokonvertin

Hati Ekstrinsik

VIII

Faktor antihemofilik A,

atau globulin antihemofilik

(AHG)

Hati Intrinsik

IX

Faktor christmas,

komponen tromboplastin

(PTC) atau faktor

antihemofilik B

Hati Intrinsik

X Faktor stuart, faktor prower,

atau trombokinase Hati Ekstrinsik dan Intrinsik

XI

Plasma thromboplastin

antecedent (PTA) atau

faktor antihemofilik C

Hati Intrinsik

XII

Faktor Hageman, faktor

kontak, atau faktor

antihemofilik D

Hati Intrinsik

XIII Faktor stabilisasi fibrin

(FSF) Hati dan trombosit -

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

21

2.2.3 Fibrinolisis

Gumpalan fibrin adalah struktur sementara yang menutup daerah yang rusak

sampai terjadi perbaikan. Fibrinolisis adalah proses fisiologi untuk menghilangkan

timbunan fibrin. Fibrinolisis juga merupakan mekanisme pecahnya benang fibrin

(salah satu agen pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir

koagulasi). Darah juga mengandung enzim fibrinolitik yang berguna mencegah

pembentukan gumpalan atau pembekuan darah pada area yang tidak terluka sehingga

tidak akan menghalangi aliran darah, enzim ini juga akan menghancurkan fibrin bila

luka telah sembuh. Trombosis merupakan pembentukan gumpalan atau bekuan darah

yang tidak normal yang terjadi bila terdapat gangguan pada jalur pembekuan darah

dan pemecahan fibrin.6,7

Koagulasi dan fibrinolisis merupakan mekanisme yang saling berkaitan erat

sehingga seseorang tidak dapat membicarakan masalah koagulasi tanpa disertai

dengan fibrinolisis, demikian juga sebaliknya. Pada sistem koagulasi dan fibrinolisis,

terdapat sistem lain yang mengatur agar kedua proses tidak berlangsung berlebihan,

sistem tersebut terdiri dari faktor-faktor penghambat (inhibitor). Seluruh proses ini

merupakan mekanisme terpadu antara aktifitas pembuluh darah, fungsi trombosit,

interaksi antara prokoagulan dalam sirkulasi dengan trombosit, aktifasi fibrinolisis

dan aktifitas inhibitor.7

2.2.4 Waktu Perdarahan (Bleeding Time)

Waktu perdarahan adalah waktu antara terjadinya perdarahan sampai

perdarahan berhenti. Waktu perdarahan merupakan uji laboratorium untuk

menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat

secara laboratoris, pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa

perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi,

fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai

trombosit yaitu, jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan sub endotel dan

membentuk agregasi.6,24

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

22

Pemeriksaan waktu perdarahan merupakan pemeriksaan skrining (penyaring)

untuk menilai gangguan fungsi trombosit dan mendeteksi adanya kelainan von

willebrand. Pemeriksaan ini secara langsung dipengaruhi oleh jumlah trombosit

terutama dibawah 50.000/mm3, yang memiliki kemampuan untuk membentuk plug,

vaskularisasi dan kemampuan konstriksi pembuluh darah. Mekanisme koagulasi tidak

mempengaruhi waktu perdarahan secara signifikan kecuali terjadi penurunan yang

cukup parah.6,24

Terdapat dua metode pemeriksaan waktu perdarahan, yaitu metode Duke dan

Ivy. Metode Duke, perlukaan pembuluh darah kapiler dilakukan pada daerah cuping

telinga, sedangkan metode Ivy, perlukaan dilakukan pada bagian volar lengan.

Pemeriksaan waktu perdarahan dapat dilakukan untuk menilai kemampuan vaskuler

pembuluh darah ketika terjadi perdarahan, akan tetapi uji ini dipengaruhi juga oleh

jumlah serta fungsi trombosit.6,11,24

Pemeriksaan waktu perdarahan metode Duke, dilakukan penusukan pembuluh

kapiler pada anak daun telinga, setelah anak daun telinga tersebut diantisepsis

menggunakan kapas alkohol 70%, ketika tetes darah keluar dari daerah tusukan, maka

stopwatch dinyalakan. Tetes darah tersebut diserap menggunakan kertas saring setiap

30 detik hingga luka tertutup (tidak terdapat darah pada kertas saring). Pada metode

ini, kondisi pasien normal jika luka pada pasien terhenti antara 1-3 menit. 6,11,24

Pemeriksaan masa perdarahan metode Ivy, dilakukan pembendungan pada

lengan yang akan diuji menggunakan spigmomanometer pada tekanan 40 mmHg,

setelah dilakukan pembendungan, bagian volar lengan diantisepsis menggunakan

alkohol 70% dan dibiarkan mongering, kemudian dilakukan penusukan bagian volar

lengan pasien, ketika terlihat tetes darah pertama pada daerah tusukan, maka

stopwatch dinyalakan. Tetes darah tersebut diserap menggunakan kertas saring setiap

30 detik hingga luka tertutup (tidak terdapat darah pada kertas saring), pada metode

ini, kondisi pasien normal jika luka pada pasien terhenti antara 1-6 menit. Pada

metode Ivy, tetes darah pertama harus memiliki diameter 5 mm, ketika diameter tetes

pertama < 5 mm, maka dikhawatirkan tusukan kurang dalam. Jika diameter tetes

pertama < 5 mm, maka perlu dilakukan penusukan ulang, selain dari diameter

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

23

tusukan pertama, tusukan yang kurang dalam dapat diketahui ketika masa perdarahan

kurang dari satu menit, apabila pada pemeriksaan masa perdarahan metode Ivy

didapat hasil lebih dari 10 menit, maka pemeriksaan perlu diulang, hal tersebut

dikarenakan kekhawatiran tertusuknya pembuluh darah vena ketika penusukan bagian

volar lengan pasien, jika hasil uji ulang masih didapat masa perdarahan lebih dari 10

menit, maka dapat membuktikan terdapatnya kelainan pada proses hemostasis. 6,11,24

Pemeriksaan waktu perdarahan tidak boleh dilakukan apabila penderita

sedang mengkonsumsi antikoagulan atau anti nyeri aspirin, karena dapat

menyebabkan waktu perdarahan memanjang. Pengobatan harus ditunda selama 3-7

hari atau jika memungkinkan pasien diberitahu agar tidak mengkonsumsi aspirin atau

obat penghilang rasa nyeri tanpa resep selama 5 hari sebelum pemeriksaan.6,24

2.2.5 Agen Hemostatik

Ada beberapa agen yang dapat membantu hemostasis dalam kedokteran gigi.

Agen hemostatik dapat dilakukan secara lokal atau sistemik. Tindakan perawatan

dengan lokal hemostatik pada mekanisme koagulasi normal, kontrol perdarahan

bergantung pada kontraksi pembuluh darah, retraksi dan pembentukan bekuan (clot).

Selama prosedur bedah, hemostasis harus dicapai sebelum penutupan luka. Kontrol

langsung perdarahan pada bagian yang luka adalah metode yang baik untuk mencapai

hemostasis. Teknik untuk hemostasis lokal dapat diklasifikasikan menjadi mekanis,

termal dan kimia.26

Metode mekanik dapat dilakukan dengan cara penekanan untuk menetralkan

tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah untuk beberapa saat dan akan terbentuk

bekuan darah dan menutup bekas perdarahan. Penekanan biasanya paling biasa

dilakukan untuk mengontrol perdarahan. Penekanan harus diaplikasi pada bagian

yang berdarah dan sudah diletakkan gauze selama 5 menit. Beberapa hal lain yang

dapat dilakukan selain penekanan, dapat juga dengan ligasi dan suturing.26

Agen termal juga bisa digunakan sebagai agen penghentian perdarahan yaitu,

cautery, electrosurgery dan cryosurgery. Baik cautery dan electrosurgery

menggunakan panas untuk mengontrol perdarahan. Cryosurgery menggunakan suhu

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

24

yang sangat dingin untuk hemostasis dengan temperatur antara -20oC sampai -180

oC.

26

Pada penggunaan agen kimia dapat melalui cara lokal atau sistemik. Agen

lokal seperti trombin topikal (Thrombostat, Pzifer) yang berasal dari thrombin bovine

(5000 unit). Trombin melewati semua tahap-tahap dalam koagulasi dan membantu

mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk membentuk suatu bekuan. Biasanya

disatukan dengan gelfoam dan dimasukkan kedalam soket gigi jika dibutuhkan.26

Agen hemostatik jenis kimia yang sedikit mahal adalah sponge absorable

gelatin (Gelfoam, Pfizer). Gelfoam steril adalah sponge yang dipadatkan dan

merupakan hemostat lembut yang dipersiapkan secara khusus untuk perawatan yang

menggunakan larutan gelatin murni. Bahan ini dapat menyerap dan menahan darah

diantara jaring-jaringnya dalam waktu yang lama. Agen ini dirancang untuk

dimasukkan dalam keadaan kering dan berfungsi dengan sangat bagus sebagai

hemostatik. Gelfoam memiliki jaring untuk membentuk bekuan darah. Gelfoam

diharapkan dapat membantu dalam penutupan daerah Pencabutan yang besar dan

ditempatkan kedalam soket dan ditahan dengan jahitan.1,26

Agen hemostatik memberikan kontrol perdarahan dengan meningkatkan atau

mempercepat proses pembekuan alami, meskipun tekanan, ligasi pembuluh darah dan

penggunaan elektrokauter adalah teknik utama untuk mengendalikan perdarahan,

peran agen hemostatik mungkin hanya sebagai tambahan, tetapi sangat penting dalam

kasus-kasus tertentu. Agen hemostatik dapat memfasilitasi pembentukan bekuan

melalui reaksi enzimatik.26

Agen-agen kimia lainnya, yaitu termasuk fibrin foam, gelatin foam, oxidized

cellulose dan oxidized regenerated cellulose adalah substansi yang membantu

pembekuan darah. Fungsi oxidized cellulose efektif untuk mendukung pembekuan

dan hanya memiliki sedikit komplikasi.10

2.3 Selulosa yang dioksidasi (Surgicel)

Selulosa teroksidasi (surgicel) berasal dari alpha-selulosa berbasis tanaman

dan tersedia dalam bentuk kasa rajutan yang dapat diserap (lihat Gambar 3). Bahan

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

25

ini disiapkan sebagai meshwork kain steril yang dapat menyerap untuk inisiasi

pembekuan darah, namun tingkat dimana kemampuan menyerapnya tergantung pada

jumlah kasa yang digunakan dan tingkat saturasi darah. Surgicel dapat membuat

hemostatis yang cepat dalam 2-8 menit. Bahan ini dianggap relatif bakteriostatik bila

dibandingkan dengan agen hemostatik lainnya, karena pH rendah yang berasal dari

gugus asam karboksilat yang kemudian menghasilkan tindakan hemostatik lokal

primer dan aktivasi trombosit sekunder untuk membentuk platelet sementara. PH

bahan ini akan menyebabkan hemolisis yang membuat warna hitam kecoklatan saat

bersentuhan dengan darah. Hemoglobin yang dihasilkan dari hemolisis bereaksi

dengan pH untuk membentuk hematin asam. PH rendah dari gugus asam karboksilat

juga menghasilkan kondisi di mana sebagian besar bakteri tidak dapat bertahan hidup

termasuk Staphylococcus, Pseudomonas Aeruginosa dan Acinetobacter

Calcoaceticus sehingga mengurangi infeksi luka.27,28,29

Mekanisme selulosa teroksidasi dalam menghentikan perdarahan bersifat fisik

dengan cara tekanan mekanik, dimana bahan ini mampu menyerap darah yang

bertujuan untuk menekan daerah luka, ini memenuhi prinsip tekanan hemostasis.

Bahan ini terbuat dari selulosa yang dikenal memiliki ikatan yang kuat, jadi selulosa

juga berperan dalam pembentukan koagulasi pada hemostasis sekunder. Akhir dari

hemostasis sekunder bertujuan untuk mengaktifkan benang benang fibrin, sementara

selulosa mempercepat proses terjadinya pembentukan pembekuan darah yang

berinteraksi dengan trombosit, dengan adanya selulosa, trombosit akan langsung

melakukan adhesi dan menyumbat daerah luka, serta kemampuan menyerap darah

selulosa yang menekan daerah luka, membuat darah akan cepat terhenti, tentunya

proses ini mempercepat koagulasi dan akhirnya perdarahan akan terhenti.7,28,29

Sifat-sifat bakterisida selulosa teroksidasi juga tergantung pada struktur rajut

dan ketebalan, dimana struktur rajut longgar dan tipis kurang efektif daripada struktur

rajut rapat dan tebal terhadap mikroorganisme resisten antibiotik, karena baik

hemostatik dan efek bakterisida berafiliasi dengan pH rendah yang dihasilkan oleh

asam karboksilat juga dipengaruhi oleh struktur serat dan ketebalan.28

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

26

Oxidized cellulose (OC) diperkenalkan pada tahun 1942, sedangkan oxidized

regenerated cellulose (ORC) dikembangkan pada tahun 1960 dan dibuat dari pulp

kayu yang mengandung sekitar 50% selulosa, untuk mencapai selulosa yang

dimurnikan, ia harus diuraikan dan kemudian dikomposisikan menjadi selulosa yang

diregenerasi.30

Pada tahun 1987, Voormolen et al. melakukan penelitian eksperimental pada

kelinci, dimana lesi serebri dibuat dan diisi dengan selulosa regenerasi teroksidasi

(tidak dalam bentuk fibrillar) dan bulu kolagen. Pada penelitian ini, waktu perdarahan

dievaluasi dan studi histologis diwujudkan. Hasil menunjukkan waktu perdarahan

yang lebih rendah untuk kolagen mikrofibrillar, dengan tingkat resorpsi lebih cepat

daripada selulosa regenerasi teroksidasi tradisional. Voormolen menyimpulkan

bahwa bulu kolagen membentuk hemostasis yang lebih cepat daripada selulosa yang

teroksidasi dan diresorbsi lebih cepat daripada selulosa teroksidasi.29

Gambar 3. Bahan Hemostatik Selulosa yang Dioksidasi9

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

27

2.4 Kerangka Teori

Fibrinolisis

Proses Pembekuan

Darah (Koagulasi)

Pemeriksaan

Laboratotium

Kelainan Darah Proses Hemostasis Bahan-bahan

Hemostatik

Vena Arteri Kapiler

Berdasarkan

Pembuluh Darah

Tipe Perdarahan Mekanis Termal Kimia

Perawatan Perdarahan

Pasca Pencabutan

Berdasarkan

Waktu

Perdarahan

Perdarahan Pasca

Pencabutan

Komplikasi

Selama

Pencabutan

Teknik

Pencabutan

Indikasi dan

Kontraindikasi

Pencabutan Gigi

Gigi Molar

Mandibula

Hemostasis Pencabutan Gigi

Gigi

Selulosa yang

dioksidasi

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

28

2.4 Kerangka Konsep

Pemberian Hemostatik

Topikal surgicel

Pembentukan

Koagulum Darah

Pencabutan

Gigi Molar

Mandibula

Pembentukan

Koagulum Darah

Tanpa Pemberian

Hemostatik Topikal

surgicel

Variabel Independen Variabel Dependen

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan

post test only control group design.31

X O-1

R :

(—) O-2

Dalam rancangan ini dibagi menjadi dua kelompok, perlakuan (X) dan

kelompok control (-). Setelah waktu yang ditentukan, kemudian diukur variabel

tercoba pada kedua kelompok tersebut. Perbedaan hasil observasi antara kedua

kelompok (0-1 dan 0-2) menunjukkan efek perlakuan.31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG

USU yang berlokasi di Jl. Alumni No. 2 Kampus USU, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung pada Januari-Maret 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan pencabutan

gigi molar mandibula di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU dari

Januari-Maret 2019.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

30

3.3.2 Sampel

3.3.2.1 Besar Sampel

Untuk menentukan besar sampel penelitian digunakan rumus besar sampel

untuk uji hipotesis beda rerata dua populasi, yaitu :32

(( )

)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

Sd : Perkiraan simpang baku

d : Selisih rerata kedua kelompok

α : Tingkat kesalahan tipe I = 5% maka Zα = 1,960 (dari tabel)

β : Tingkat kesalahan tipe II = 10% maka Zβ = 1,282

Sd adalah simpangan baku yang diharapkan dan d adalah perbedaan klinis,

dimana nilai ini ditetapkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya.32

(( )

)

(( )

)

18,7 = 19

Jumlah Total = 19 + 19 = 38 sampel

Total sampel adalah 38 orang dibagi menjadi 2 kelompok :

Kelompok perlakuan x = 19 orang

Kelompok kontrol = 19 orang

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

31

3.3.2.2 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

probability sampling jenis purposive sampling yang dimana dipilih berdasarkan

kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien pencabutan gigi molar mandibula di Departemen Bedah Mulut dan

Maksilofasial FKG USU.

2. Pasien yang tidak dijumpai penyakit sistemik.

3. Bersedia ikut serta dalam penelitian.

4. Pencabutan biasa, tanpa open flap.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang bukan melakukan pencabutan gigi molar mandibula.

2. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian.

3. Mempunyai penyakit sistemik.

4. Pencabutan dengan open flap.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional

Tabel 2. Variabel dan defenisi operasional

Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Ekstraksi

gigi

Proses pencabutan gigi

secara utuh dengan trauma

seminimal mungkin terhadap

jaringan pendukung gigi

sehingga bekas pencabutan

dapat sembuh dengan

sempurna dan tidak

menimbulkan komplikasi

Pembentukan

koagulum

Proses pembekuan darah

atau penggumpalan darah

Perhitungan

dengan

Stopwatch Detik Rasio

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

32

darah pada bagian yang terluka

paska pencabutan gigi.

stopwatch

Hemostatik

topikal

selulosa yang

dioksidasi

Perantara topikal yang dapat

digunakan untuk mengontrol

perdarahan saat tindakan

bedah.

Perhitungan

dengan

stopwatch

Stopwatch Detik Rasio

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat

1. Stopwatch

2. Alat tulis

3. Pinset sirurgis

4. Gunting steril

3.6.2 Bahan

1. Masker

2. Sarung tangan

3. Tampon

4. Tisu

5. Hemostatik topikal Selulosa yang dioksidasi (surgicel)

3.7 Metode Pengumpulan Data/PelaksanaanPenelitian

1. Subjek penelitian adalah pasien yang berkunjung ke Departemen Bedah Mulut

dan Maksilofasial FKG USU yang akan melakukan pencabutan gigi molar

mandibula. Data pasien pencabutan gigi diperoleh melalui rekam medik.

Penetapan pasien pencabutan gigi molar mandibula dan pemilihan subjek

dilakukan melalui anamnesis. Sebelum dimulainya penelitian subjek diberikan

lembar penjelasan, setelah membaca dan setuju menjadi subjek penelitian, subjek

diminta menandatangani informed consent.

2. Pasien selanjutnya akan dilakukan prosedur pencabutan gigi molar mandibula

yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan klinik.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

33

3. Peneliti menyiapkan bahan hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi (surgicel)

dan tampon steril.

4. Pada kelompok perlakuan setelah gigi tercabut, subyek diintruksikan untuk

menggigit bahan hemostatik topikal surgicel, sedangkan pada kelompok kontrol

subyek diintruksikan untuk menggigit tampon steril saja pada luka bekas

pencabutan selama 2 menit.

5. Setelah itu, dilakukan observasi pada luka bekas pencabutan gigi untuk melihat

pembekuan darah selama 1 menit dengan stopwatch pada kedua kelompok.

6. Apabila terjadi pembekuan darah, maka waktu dicatat dengan menggunakan

stopwatch, apabila belum terjadi pembekuan darah maka pada kelompok

perlakuan, bahan surgicel tidak perlu dilepas karena bisa diserap oleh tubuh,

sementara kelompok kontrol, tampon harus dilepas untuk diobservasi. Apabila

belum terjadi pembekuan darah, tampon dipasang kembali.

7. Kemudian tampon akan digigit kembali selama 5 menit paska pencabutan gigi

dan setelah itu, tampon dilepas kembali untuk diobservasi pembekuan darah,

kemudian waktu dicatat.

8. Perhitungan waktu pada kedua kelompok dilakukan setelah masing-masing

bahan dari kelompok tersebut ditempelkan pada luka bekas pencabutan hingga

terjadi pembekuan darah dan stopwatch digunakan untuk mengukur waktunya.

3.8 Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

statistik Independent T-test untuk menentukan perbedaan rata-rata kedua kelompok.

Pada pengolahan dan analisa uji normalitas data kedua kelompok dalam penelitian ini

dilakukan lebih dahulu dengan uji statistik Shapiro-Wilk. Bila data tidak terdistribusi

normal maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney, menggunakan program

komputerisasi.

Interpretasi hasil yang di dapatkan yaitu ;

1. Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak ; Ha diterima.

2. Jika p value > 0,05 maka Ho diterima ; Ha ditolak.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Pada Tabel 3, diketahui 38 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi,

dijadikan subjek dalam penelitian ini. Subjek penelitian dengan jenis kelamin

perempuan dengan jumlah 27 orang (71,05%) dan dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 11 orang (28,95%).

Tabel 3. Jumlah Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 11 28,95

Perempuan 27 71,05

Total 38 100

4.2. Perbandingan Waktu Pembentukan Koagulasi Darah dengan dan tanpa

Surgicel

Pada Tabel 4, diketahui bahwa dari 19 sampel masing-masing kelompok

terdapat perbedaan waktu pembentukan koagulasi darah. Dari hasil yang didapat,

bahwa kelompok dengan perlakuan pemberian hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi surgicel lebih cepat dibangdingkan dengan kelompok kontrol.

Tabel 4. Data Pengamatan Sampel

No Waktu Pembentukan Koagulasi Darah (Detik)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

1 131 564

2 154 521

3 127 532

4 144 476

5 156 444

6 129 513

7 130 392

8 125 411

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

35

9 153 376

10 135 392

11 149 401

12 134 388

13 152 412

14 149 463

15 143 487

16 139 452

17 127 474

18 145 532

19 139 487

Rata-rata waktu pembentukan koagulasi darah pada kelompok perlakuan

diketahui lebih cepat 318,74 detik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 4 yang menunjukkan perbedaan waktu yang siginifikan

antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Rata-rata waktu pembentukan

koagulasi darah pada kelompok kontrol yaitu 458,79 ± 57,542 detik sedangkan pada

kelompok perlakuan yaitu 140,05 ± 10,287 detik.

Tabel 5. Rata-rata Waktu Pembentukan Koagulasi Darah

Kelompok Jumlah Sampel

(Orang)

Rata-rata Waktu Pembentukan Koagulasi

Darah (Detik)

Kontrol 19 458,79 ± 57,542

Perlakuan 19 140,05 ± 10,287

Berdasarkan hasil uji normalitas Shapiro-wilk (Tabel 5) diketahui nilai uji

normalitas pada kedua kelompok diatas nilai 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

data penelitian ini berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelompok tersebut

selanjutnya dapat digunakan uji statistik parametrik uji T Independent untuk

melakukan analisis data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

36

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Shapiro-wilk

Kelompok Jumlah Sampel

(Orang) Hasil Uji Normalitas

Kontrol 19 0,290

Perlakuan 19 0,185

Dari hasil uji normalitas yang berdistribusi normal tersebut, maka uji Mann-

Whitney tidak dilakukan.

Hasil analisis data penelitian dengan menggunakan uji T Independent, maka

didapatkan hasil 0,0000001 (Tabel 7). Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan

dengan 0.05 (p < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian

hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel terhadap pembekuan darah

setelah pencabutan gigi molar mandibula dibandingkan dengan tanpa pemberian

hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel.

Tabel 7. Hasil Uji T Independen

Kelompok Jumlah Sampel

(Orang) Hasil Uji T

Kontrol 19 0,0000001

Perlakuan 19

4.3. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini menggunakan uji T

Independent dengan hasil p < 0.05, yang menyatakan :

Ho = ditolak.

Ha = diterima (terdapat pengaruh pemberian hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi surgicel terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar

mandibula dibandingkan dengan tanpa pemberian hemostatik topikal selulosa yang

dioksidasi surgicel).

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

37

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa subjek penelitian dengan waktu

pembentukan koagulasi darah yang diberi hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi

surgicel lebih cepat dibandingkan dengan tampon, selisih perbedaan waktu diantara

kedua kelompok tersebut adalah 318,74 detik. Waktu pembentukan koagulasi darah

yang diberi hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel yaitu 140,05 ±

10,287 detik, sedangkan waktu pembentukan koagulasi darah yang diberi tampon

yaitu 458,79 ± 57,542 detik. Surgicel diaplikasikan ke dalam soket gigi untuk

menghentikan perdarahan dan mencegah terjadinya infeksi serta akan membantu

terbentuknya gumpalan darah yang berguna untuk kesembuhan.

Dalam melakukan tindakan pencabutan gigi akan dijumpai beberapa masalah

kesehatan yang sama dan terdapat pada masing-masing pasien pencabutan gigi, hal

demikian yang akan menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi pencabutan gigi.

Beberapa faktor resiko yang biasanya menjadi penyebab komplikasi pencabutan gigi

antara lain, penyakit sistemik, umur pasien, keadaan akar gigi dan adanya gangguan

pada sendi temporomandibula. Salah satu dari komplikasi pencabutan gigi adalah

perdarahan.14,18

Salah satu cara untuk mengontrol perdarahan adalah dengan melakukan

penekanan. Penekanan diperoleh dari penekanan langsung dengan jari atau dengan

kain kasa. Selain penekanan, penggunaan hemostatik topikal juga merupakan langkah

untuk mengontrol perdarahan.4

Metode mekanik dapat dilakukan dengan cara penekanan untuk menetralkan

tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah untuk beberapa saat dan akan terbentuk

bekuan darah dan menutup bekas perdarahan. Penekanan biasanya paling sering

dilakukan untuk mengontrol perdarahan. Penekanan harus diaplikasi pada bagian

yang berdarah yang sudah diletakkan gauze selama 5 menit. Hal lain yang dapat

dilakukan selain penekanan dapat juga dengan ligasi dan suturing.26

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

38

Perdarahan merupakan komplikasi umum dalam operasi mulut dan dapat

terjadi selama pencabutan gigi. Perdarahan adalah hilangnya darah dari sistem

sirkulasi atau sistem vaskular. Perdarahan dapat terjadi secara internal maupun

eksternal. Perdarahan internal terjadi ketika darah keluar dari pembuluh darah namun

masih berada di dalam tubuh, perdarahan eksternal terjadi ketika darah keluar dari

pembuluh darah dan menembus kulit maupun mukosa.21

Perdarahan setelah pencabutan gigi merupakan masalah bagi pasien.

Perdarahan karena pencabutan gigi menyebabkan rasa tidak nyaman bagi pasien.

Kontrol perdarahan yang tepat sangat penting, namun perdarahan biasanya berhenti

setelah kasa ditempatkan di atas soket dan dikompres dengan menggigit kasa selama

30-60 menit. Kombinasi terapi anti-fibrinolitik lokal dan agen hemostatik lokal telah

terbukti efektif dalam mencegah perdarahan pasca operasi setelah operasi mulut.22

Waktu perdarahan adalah waktu antara terjadinya perdarahan sampai

perdarahan berhenti. Waktu perdarahan merupakan uji laboratorium untuk

menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat

secara laboratoris, pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa

perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi,

fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai

trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan sub endotel dan

membentuk agregasi.6,24

Hasil uji perbedaan waktu pembekuan darah paska pencabutan gigi pada

kedua kelompok menggunakan uji Shapiro-Wilk menunjukkan data berdistribusi

normal, sehingga dapat dilakukan uji T Independent. Hasil pengujian menunjukkan

angka signifikan 0,0000001 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel terhadap pembekuan

darah setelah pencabutan gigi molar mandibula dibandingkan dengan tanpa

pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel

dapat mempercepat penghentian darah setelah pencabutan gigi.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

39

Dalam keadaan normal, darah berada dalam sistem pembuluh darah dan

berbentuk cair. Keadaan ini dimungkinkan oleh faktor hemostasis yang terdiri dari

hemostasis primer, hemostasis sekunder dan hemostasis tersier. Hemostasis primer

terdiri dari pembuluh darah dan trombosit, disebut hemostasis primer karena pertama

terlibat dalam proses penghentian darah bila terjadi perdarahan, diawali dengan

vasokontriksi pembuluh darah dan pembentukan plak trombosit yang menutup luka

dan menghentikan perdarahan. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau

jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk

mengkompensasi luka ini, maka terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan

trombosit dan faktor koagulasi.7

Hemostasis sekunder merupakan sekumpulan mekanisme sistemik, kompleks

dan saling berhubungan yang berkerja untuk mempertahankan keseimbangan antara

koagulasi dan antikoagulasi. Hemostasis sekunder terdiri dari faktor pembekuan dan

anti pembekuan. Akhir dari mekanisme hemostasis sekunder adalah terbentuknya

benang fibrin. 7

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,

vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini,

maka terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi,

jika proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis

tersier.7

Hemostasis tersier yaitu mekanisme hemostasis lanjut yang diperankan oleh

darah, dimana bekuan yang sudah terbentuk akan dihancurkan dalam sistem

fibrinolisis. Sistem fibrinolisis akan diaktifkan untuk melakukan penghancuran fibrin

yang sudah terbentuk agar tidak menjadi penghalang aliran darah dan menyebabkan

lisis dari fibrin sehingga endotel menjadi utuh kembali. Hemostasis tersier ini

bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis

tersier melibatkan sistem fibrinolisis. Pada proses mekanisme, hemostasis ini adalah

suatu proses fisiologis yang kompleks yang mempertahankan keenceran darah

melalui mekanisme prakoagulasi dan antikoagulasi yang ada dalam tubuh. Proses ini

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

40

perlu dimengerti untuk memprediksikan konsekuensi patologis dan klinis sebelum

mengimplementasikan intervensi medis apapun.11

Mekanisme pembekuan dibagi menjadi dua, yaitu sistem intrinsik dan sistem

ekstrinsik. Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi faktor XII inaktif

menjadi faktor XII aktif (XIIa). Aktivasi ini dikatalisis oleh kininogen HMW dan

kalikrein. Faktor XII aktif kemudian mengaktifkan faktor XI dan faktor XI aktif

mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang aktif membentuk suatu kompleks dengan

faktor VIII aktif, kompleks IXa dan VIIIa mengaktifkan faktor X. Fosfolipid dari

trombosit dan Ca2+

diperlukan untuk mengaktifkan faktor X secara sempurna.7

Pada sistem intrinsik, kolagen juga ikut berpartisipasi pada proses pembekuan

darah dan mengaktifkan trombosit. Trombosit melekat pada kolagen melalui resep

glikoprotein Ib / IX / V kompleks pada permukaan trombosit, dalam melakukannya,

kolagen menginduksi molekul lipid yang mengekspos prokoagulan fosfolipid pada

permukaan trombosit yang mengarah pada pembentukan trombin dan aktivasi

trombosit lebih lanjut. Trombosit yang dihasilkan memotong fibrinogen lalu

bersirkulasi untuk membentuk fibrin.6

Sementara sistem ekstrinsik dipicu oleh pelepasan faktor III (tromboplastin)

dari jaringan yang mengaktifkan faktor VII, faktor III dan faktor VIIa mengaktifkan

faktor IX dan X, dengan adanya fosfolipid, Ca2+

dan faktor V, maka faktor X akan

mengkatalisis konversi menjadi trombin, selanjutnya trombin mengkatalisis konversi

fibrinogen menjadi fibrin.7

Apabila jaringan mengalami cedera, jalur ekstrinsik akan diaktivasi dengan

pelepasan substansi yang dinamakan tromboplastin sesuai dengan urutan reaksi,

protombin mengalami konversi menjadi trombin yang pada gilirannya mengakatalisir

fibrinogen menjadi fibrin. Kalsium merupakan ko-faktor yang diperlukan dalam

berbagai reaksi ini. Pembekuan darah melalui jalur intrinsik diaktivasi saat lapisan

kolagen pembuluh darah terpajan. Faktor pembekuan kemudian secara berurutan

akan diaktifkan, seperti jalur ekstrinsik sampai pada akhirnya terbentuk fibrin.24

Agen hemostatik berperan dalam mempercepat pendarahan yang terjadi agar

darah tidak terlalu banyak keluar, agen hemostatik yang dilakukan pada penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

41

adalah selulosa teroksidasi (surgicel), selulosa teroksidasi merupakan agen

hemostatik pasif, agen hemostatik pasif memiliki peran mekanis, meningkatkan

penyerapan darah, meningkatkan volume menciptakan tekanan atau menekan daerah

perdarahan.26

Selulosa teroksidasi (surgicel) berasal dari alpha-selulosa berbasis tanaman

dan tersedia dalam bentuk kasa rajutan, yang dapat diserap. Bahan ini disiapkan

sebagai meshwork kain steril yang dapat menyerap untuk inisiasi pembekuan darah,

namun tingkat dimana kemampuan menyerapnya tergantung pada jumlah kasa yang

digunakan dan tingkat saturasi darah. Surgicel dapat membuat hemostatis yang cepat

dalam 2-8 menit. Bahan ini dianggap relatif bakteriostatik bila dibandingkan dengan

agen hemostatik lainnya, karena pH rendah yang berasal dari gugus asam karboksilat

yeng kemudian menghasilkan tindakan hemostatik lokal primer dan aktivasi

trombosit sekunder untuk membentuk platelet sementara. PH bahan ini akan

menyebabkan hemolisis yang membuat warna hitam kecoklatan saat bersentuhan

dengan darah. PH rendah dari gugus asam karboksilat juga menghasilkan kondisi di

mana sebagian besar bakteri tidak dapat bertahan hidup termasuk Staphylococcus,

Pseudomonas aeruginosa dan Acinetobacter calcoaceticus sehingga mengurangi

infeksi luka. Bebearapa literatur menunjukkan bahwa bahan ini memberikan efeknya

melalui koagulasi intrinsik. 27,28,29

Mekanisme selulosa teroksidasi dalam menghentikan perdarahan bersifat fisik

dengan cara tekanan mekanik, dimana bahan ini mampu menyerap darah yang

bertujuan untuk menekan daerah luka, ini memenuhi prinsip tekanan hemostasis,

bahan ini terbuat dari selulosa yang dikenal memiliki ikatan yang kuat, jadi selulosa

juga berperan dalam pembentukan koagulasi pada hemostasis sekunder, akhir dari

hemostasis sekunder bertujuan untuk mengaktifkan benang benang fibrin, sementara

selulosa mempercepat proses terjadinya pembentukan pembekuan darah yang

berinteraksi dengan trombosit, dengan adanya selulosa trombosit akan langsung

melakukan adhesi dan menyumbat daerah luka, serta kemampuan menyerap darah

selulosa yang menekan daerah luka membuat darah akan cepat terhenti, tentunya

proses ini mempercepat koagulasi dan akhirnya perdarahan akan terhenti.7,28,29

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

42

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pembentukan koagulasi darah pada

kelompok kontrol adalah 458,79 ± 57,542 detik.

2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pembentukan koagulasi darah pada

kelompok perlakuan adalah 140,05 ± 10,287 detik.

3. Ada pengaruh pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel

terhadap pembekuan darah setelah pencabutan gigi molar mandibula dibandingkan

dengan tanpa pemberian hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah perlu dilakukan

penelitian lanjutan dengan membedakan jenis kelamin dan umur pada sampel,

sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan waktu pembentukan koagulasi darah

pada kedua jenis kelamin dan umur tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. Serta diharapkan pula di masa yang akan

datang tercipta produk selulosa teroksidasi dalam ukuran yang sesuai dengan soket

gigi, sehingga bahan hemostat ini dapat diaplikasikan dengan nyaman dan biaya yang

murah tentunya.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandha MH. Buku petunjuk praktis pencabutan gigi. Jakarta : CV Sagung Seto;

2014. 1, 9-11, 41-2, 52-62.

2. Riawan L. Teori dan praktik eksodonsia. Jakarta : EGC; 2017. 10-1, 67-8, 97-8.

3. Gunawan RB, Aisyah R, Sutrisna EM. Efek ekstrak etanol 70% daun kembang

sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dalam memperpendek waktu perdarahan dan

waktu pembekuan pada mencit jantan Galur Swiss. J Biomedika. 2016; 8(1): 23-

5.

4. Lutfianto B, Hermawan R. Efektifitas obat hemostatik topikal feracrylum 1%

dalam menghentikan perdarahan pasca pencabutan gigi pada pasien pencabutan

gigi di RSGM-P Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2015; [3 p.].

5. Lijaya LS, Adriatmoko W, Cholid Z. Perpanjangan waktu perdarahan pada

peberian perasan bawang merah. J Pustaka Kesehatan. 2014; 2(3): 542-4.

6. Kiswari R. Hematologi dan transfusi. Jakarta : Erlangga; 2014. 250, 255-9.

7. Durahim A, Astuti D. Hemostasis. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya

Manusia Kesehatan; 2018. 1, 8, 10-1, 73-6, 85.

8. Kumar S. Local hemostatic agents in the management of bleeding in oral

surgery. J pharmaceutical and clinical research. 2016; 9(3): 35-41.

9. Freedman M, Stassen LFA. Commonly used topical oral wound dressing

materials in dental and surgical practice. J Irish Dental Association. 2013; 59(4):

190-1.

10. Wu Y, He J, Cheng W, Gu H, Guo Z, Gao S, et al. Oxidized regenerated

cellulose-based hemostat with microscopically gradient structure. J Carbohydrate

Polymers. 2012; 88(1): 1023.

11. Hutchinson RW, George K, Johns D, Craven L, Zhang G, Shnoda P. Hemostatic

efficacy and tissue reaction of oxidized regenerated cellulose hemostats. J

Cellulose. 2013; 20(1): 537-9.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

44

12. Fithri Z, Rochim A, Cholid Z. Distribusi pencabutan gigi berdasarkan

karakteristik sosiodemografi pada pasien RSGM Universitas Jember periode

Januari-Desember 2014. J Pustaka Kesehatan. 2017; 5(1): 178-9.

13. Tavakolli A, Sagart A. Evaluation of hemosponge in promoting dental socket

healing after 3rd

mandibular premolar extraction in a feline model. J Oral Sci.

2015; 14(4): 330-3.

14. Hupp JR, Tucker MR, Ellis E. Contemporery oral and maxillofacial surgery 5th

edition. Missouri : Elsevier Sounder; 2008. 98- 9, 100.

15. Balaji SM. Textbook of oral and maxilofacial surgery. New Delhi : Elsevier;

2007. 213.

16. Dwiastuti SAP. Dental extraction technique using difficulty. J Kesehatan Gigi.

2013; 1(2): 115-118.

17. Hupp JR, Tucker MR, Ellis E. Contemporery oral and maxillofacial surgery 6th

edition. Missouri : Elsevier Sounder; 2014. 105.

18. Lande R, Kepel BJ, Siagian KV. Gambaran faktor risiko dan komplikasi

pencabutan gigi di RSGM PSPDG-FK UNSRAT. J e-Gigi. 2015; 3(2): 477

19. Honggini SY, Aditiawarman M. Kesehatan gigi dan mulut. Bandung : Pustaka

Reka Cipta; 2012. 62-6.

20. Cascarini L, Schiling C, Gurney B, Brennan P. Buku saku bedah mulut dan

maksilofasial. Jakarta : EGC; 2011. 113-6.

21. Fragiskos FD. Oral surgery. Jerman : Springer; 2007. 186.

22. Motamedi K. Hemostatic tampon to reduce bleeding following tooth extraction.

Iran Red Crescent Med J. 2012; 14(6): 386-8.

23. Babu T, Murugan. Evaluation of post extraction bleeding control by haemostatic

agent coated gauze versus standard gauze in dental extraction cases-an invivo

study. J Science and Research. 2017; 6(1): 1733-44.

24. Handayani W, Hariwibowo AS. Asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem hematologi. Jakarta : Salemba Medika; 2008. 18-9, 21, 24.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

45

25. Lewis KM, Kuntze CE, Gulle H. Control of bleeding in surgical procedures:

Critical appraisal of hemopatch sealing hemostat. Medical Devices: Evidence

and Research, 2015; 20(1): 2-3.

26. Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi : Jaypee

Brother Medical Publishers Ltd; 2013. 869-70, 971.

27. Lei H, Wen-hua R, Zhi-liang D, Zhi-qi C, Gang W. Clinical hemostasis effect of

a novel hemostatic material surgicel versus gelatin sponge in neurosurgery. J

Tissue Engineering Research. 2012; 16(3): 551-2.

28. Tanaka Y, Tane S, Hokka D, Ogawa H, Maniwa Y. The use of oxidized

regenerated cellulose for video-assisted thoracic surgery. J Ann Thorac Surg.

2016; 1(1): 786-7.

29. Wang H, Chen P. Surgicel granuloma mimicking local recurrent gastrointestinal

stromal tumor : A case report. J Oncoloogy letters. 2013; 5(1): 1497-9.

30. Tavlasoglu M, Durukan AB, Kurkluoglu M, Guler A, Arslan Z, Sahin MA, et al.

Comparison of sternal intramedullary bleeding prevention strategies in cardiac

surgery. J Medical Sciences. 2013; 43(1): 696-8.

31. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2012.

58-9, 60.

32. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta :

CV. Sagung Seto; 2013. 359-60.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ibnul Qayyim Al-jauzi Sinulingga

Tempat / Tanggal Lahir : Binjai, 12 Agustus 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 56 b Rambung Dalam, Binjai

Orang Tua

Ayah : Alfian Sinulingga

Ibu : Lesinawati

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 023895 Binjai (2001-2007)

2. SMP Negeri 2 Binjai (2007-2010)

3. SMK Negeri 2 Binjai (2010-2013)

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 2

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

Besar biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp. 4.170.000,-

dengan rincian berikut:

1. Biaya pembuatan proposal : Rp. 150.000

2. Biaya print dan fotokopi : Rp. 200.000

3. Biaya penjilidan : Rp. 200.000

4. Masker : Rp. 80.000

5. Handscoon : Rp. 200.000

6. Tisu : Rp. 40.000

7. Surgicel : Rp. 2.950.000

8. Tampon : Rp. 50.000

9. Wadah steril : Rp. 300.000 +

Rp. 4.170.000

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 3

JADWAL KEGIATAN

Waktu Penelitian

No Kegiatan Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov Desember Januari Febuari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan

Pembuatan

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Perbaikan

Proposal

4 Menunggu

Ethical

Clerance

5 Pengumpulan

Data

6 Pengolahan

Data

7 Analisis Data

8 Penulisan

Laporan

Penelitian

9 Seminar Hasil

10 Perbaikan

Laporan

11 Sidang Skripsi

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 4

LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam Hormat

Saya yang bernama Ibnul Qayyim Aljauzi Sinulingga, mahasiswa Fakultas

kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, ingin melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang Dioksidasi Terhadap

Pembekuan Darah Setelah Pencabutan Gigi Molar Mandibula di Departemen

Bedah Mulut FKG USU”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan penghentian

darah yang terbuat dari enzim tumbuhan terhadap laju pembekuan darah setelah

pencabutan gigi molar rahang bawah.

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi dokter gigi mengenai penggunaan bahan penghentian darah sehingga dapat

memberikan perawatan yang tepat untuk pasien dan hasil penelitian dapat bermanfaat

dalam meningkatkan keberhasilan prosedur pencabutan gigi khususnya bagi dokter

gigi. Manfaat bagi Saudara/i adalah untuk membantu mempercepat proses

penghentian darah setelah pencabutan gigi dilakukan.

Saudara/i, pemberian bahan penghentian darah yang diletakkan kedalam bekas

pencabutan gigi perlu dilakukan untuk mengurangi perdarahan yang terjadi karena

perdarahan setelah pencabutan gigi menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien.

Pengertian bahan penghentian darah adalah bahan yang digunakan setelah tindakan

pencabutan gigi dilakukan untuk mempersingkat perdarahan yang terjadi setelah

pencabutan gigi. Dalam penelitian ini saya melibatkan 38 orang pasien yang diberi

perlakuan sama sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

Proses penelitian ini melibatkan dokter, peneliti dan pasien. Oleh karena itu,

saya memohon kerjasama yang baik dari Saudara/i untuk meluangkan sedikit

waktunya selama 10 menit. Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela, tanpa paksaan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

tidak dipungut biaya. Saya akan melakukan pengamatan terhadap mula kerja bahan

setelah proses pemberian bahan selesai.

Pertama, Saudara/i akan ditanya mengenai identitas meliputi umur, penyakit

sistemik dan elemen gigi mana yang akan dilakukan pencabutan, Bila memenuhi

persyaratan, maka prosedur pencabutan gigi akan dilakukan seperti biasa. Penelitian

ini tidak berbahaya dan tanpa efek samping, setelah pencabutan gigi dilakukan

kemudian bahan akan dimasukan kedalam bekas pencabutan gigi, lalu peneliti akan

mengukur lamanya waktu perhentian darah dengan menggunakan stopwatch dengan

cara melakukan pengamatan setiap 2 menit dan 5 menit sampai perdarahan benar

benar berhenti. Sebagai ucapan terima kasih atas turut serta dalam penelitian ini saya

akan memberikan imbalan berupa souvenir yang berisi sikat gigi, serta susu uht.

Pada penelitian ini identitas Saudara/i akan disamarkan. Hanya dokter,

peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang dapat melihat data penelitian

ini. Kerahasiaan data Saudara/i akan dijamin sepenuhnya. Apabila data akan

dipublikasikan, kerahasiaan Saudara/i akan tetap terjaga. Jika selama menjalankan

penelitian terjadi keluhan ataupun setelah menjalankan penelitian terjadi keluhan,

saya bersedia mengganti rugi apabila diperlukan.

Jika Saudara/i bersedia, Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat

ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari

penelitian ini selama penelitian ini berlangsung.

Demikian penjelasan dari saya, atas pasrtisipasi dan ketersediaan waktu Saudara/i,

Saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

Ibnul Qayyim Aljauzi Sinulingga

(140600153)

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 5

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : .................................................................................................

Umur : .................................................................................................

Jenis Kelamin : .................................................................................................

No. Telp/Hp : .................................................................................................

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian, risiko, dan hak-hak saya sebagai

subjek penelitian yang berjudul : ―Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal

Selulosa yang Dioksidasi Terhadap Pembekuan Darah Setelah Pencabutan Gigi

Molar Mandibula di Departemen Bedah Mulut FKG USU‖, secara sadar dan

tanpa paksaan, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang diketahui oleh

Ibnul Qayyim Aljauzi Sinulingga sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara, dengan catatan apabila suatu ketika saya merasa

dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.

Medan, ....................................

Yang mengetahui, Yang menyetujui,

Saksi Subjek Penelitian

(............................................) (............................................)

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 6

Tanggal : / /

No :

PENGARUH PEMBERIAN HEMOSTATIK TOPIKAL SELULOSA YANG

DIOKSIDASI TERHADAP PEMBEKUAN DARAH SETELAH

PENCABUTAN GIGI MOLAR MANDIBULA DI DEPARTEMEN BEDAH

MULUT FKG USU PERIODE JANUARI-MARET 2019

A. Data Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

B. Data Pengamatan Laju Penghentian Darah

Waktu (Menit)

Tampon

Hemostatik Topikal Selulosa Surgicel

DEPARTEMEN BEDAH MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Tanggal : / /

No :

PENGARUH PEMBERIAN HEMOSTATIK TOPIKAL SELULOSA YANG

DIOKSIDASI TERHADAP PEMBEKUAN DARAH SETELAH

PENCABUTAN GIGI MOLAR MANDIBULA DI DEPARTEMEN BEDAH

MULUT FKG USU PERIODE JANUARI-MARET 2019

A. Data Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

B. Data Pengamatan Laju Penghentian Darah

Waktu (Menit)

Tampon

Hemostatik Topikal Selulosa Surgicel

DEPARTEMEN BEDAH MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

LAMPIRAN 7

Output Hasil Uji Statistik

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Waktu

Pembentukan

Koagulasi

Darah (Detik)

Kontrol .160 19 .200* .942 19 .290

Perlakuan

.126 19 .200* .932 19 .185

a. Lilliefors Significance Correction

Keterangan :

Jumlah sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 38 orang.

Berdasarkan ketentuan, jika sampel yang dipergunakan kurang dari 50 sampel (< 50),

maka dipergunakan Uji Normalitas Shapiro-Wilk.

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Waktu

Pembentukan

Koagulasi

Darah (Detik)

Based on Mean 35.266 1 36 .000

Based on Median 33.259 1 36 .000

Based on Median and with

adjusted df 33.259 1 19.017 .000

Based on trimmed mean 35.599 1 36 .000

Keterangan :

Berdasarkan output di atas diketahui nilai Signifikan (Sig.) Based on Mean adalah

kurang dari 0.05 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa varian data kelompok

perlakuan dan data kelompok kontrol adalah berbeda atau HETEROGEN.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Uji T Independen

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Waktu Pembentukan

Koagulasi Darah (Detik)

Kontrol 19 458.79 57.542 13.201

Perlakuan 19 140.05 10.287 2.360

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Waktu

Pembentukan

Koagulasi

Darah (Detik)

Equal

variances

assumed

35.266 .000 23.768 36 .000 318.737 13.410 291.539 345.934

Equal

variances

not

assumed

23.768 19.149 .000 318.737 13.410 290.684 346.790

Keterangan :

Karena varian kedua kelompok data heterogen, maka nilai Sig.(2-tailed) yang diambil

adalah Equal variances not assumed. Berdasarkan output diatas diperoleh nilai

Sig.(2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian

hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel terhadap pembekuan darah

setelah pencabutan gigi molar mandibula dibandingkan dengan tanpa pemberian

hemostatik topikal selulosa yang dioksidasi surgicel.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Lampiran 8

PEMBEKUAN DARAH DENGAN TAMPON

Pasien 1 Pasien 2

PEMBEKUAN DARAH DENGAN SURGICEL

Pasien 1 Pasien 2

7 menit 33 detik

2 menit 09 detik 2 menit 36 detik

7 menit 24 detik

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Pengaruh Pemberian Hemostatik Topikal Selulosa yang ...

Lampiran 9

Universitas Sumatera Utara