Materi Kelas Edukasi Prenatal AIMI - 2. Manfaat Pemberian ASI
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
i
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI,
DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL,
DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Kajian Profil Kadar Asam Urat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Novica Ardiyani
NIM : 068114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO
STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI,
DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL,
DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Kajian Profil Kadar Asam Urat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Novica Ardiyani
NIM : 068114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
iii
THE EFFECT OF EDUCATION FOR RISK FACTOR OF STROKE IN
ELDERLY POPULATION OF POSYANDU SRIKANDI, DUSUN
BURIKAN AND POSYANDU BUAH APEL, DUSUN KEBOAN, DESA
SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY
(Concerning about Uric Acid Concentration)
SKRIPSI
Presented as partitial fulfilment of the requirement To obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)
In Faculty of Pharmacy
By :
Novica Ardiyani
NIM : 068114024
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2009
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Tuhan memang tak menjanjikan langit selalu biru,,burung-burung selalu berkicau & bunga bermekaran.
Tuhan tak menjanjikan matahari yang slalu bersinar,,kesukaan tanpa air mata,,atau jauh dari
beban-beban. Tetapi Tuhan menjanjikan kekuatan yang
cukup,,dulu,,kini,,dan untuk yang akan datang...”
Kekuatan terbesar dalam hidup manusia adalah rasa percaya diri dan semangat dalam menjalani
apapun...(VT)
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu..” (2 Tarawikh 15: 7)
Kupersembahkan Karya kecilku ini untuk:
Bapa, Yesus Kristus, dan Bunda Maria yang selalu memberiku semangat dan kekuatan serta
memperbolehkan aku menikmati indahnya hidup ini.
Bapak dan Ibuku untuk semua doa, semangat, kasih sayang, dan perhatiannya.
Jedi Kurnianto, kakakku untuk dukungan dan bimbingannya.
Almamaterku
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
berkat anugerah, rahmat, kasih, dan tuntunan-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Edukasi
terhadap Faktor Risiko Stroke pada Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY (Kajian Profil Kadar Asam Urat)”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program
Studi Ilmu Farmasi (S.Farm), Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan jasa yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria yang selalu memberi
anugerah, rahmat, dan kekuatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
viii
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi, atas kritik dan saran
yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. dr. Arina Ismah Afiati yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan
masukan yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.
7. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan
petunjuk dan bimbingan mengenai uji statistik untuk pengolahan data.
8. Mas Narto dan Mas Dwi yang bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian
serta memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat.
9. Kepala Dusun, kader, serta seluruh lansia Posyandu Lansia Srikandi di Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel di Dusun Keboan yang telah
bersedia hadir dan membantu dalam terselenggaranya penelitian ini.
10. Mas Sugeng dan Mas Iwan, fotokopian Shinta yang telah merelakan kiosnya
menjadi basecamp kami dan setia melayani penulis dalam hal copy-mengcopy
dengan sabar untuk kebutuhan penelitian.
11. Kedua orang tuaku tercinta atas semua kasih sayang, perhatian, semangat, doa,
dan dukungannya, baik moril maupun materiil yang tak akan pernah bisa
kugantikan dengan apapun.
12. Kakakku tersayang, Jedi Kurnianto, yang selalu memberikan perhatian dan
dukungan kepadaku.
ix
13. Eyang, simbah, paktua, mboktua, pakdhe, budhe, paklek, bulek, dan seluruh
keponakan serta sepupuku atas doa dan dukungannya.
14. Yohanes Tomy Setiawan, yang telah menjadi semangat dan inspirasi untukku.
15. Teman-teman seperjuanganku, Dotie, Anna, Dissa, Fani, dan Adi.
Terimakasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama dalam suka duka
serta canda tawa dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
16. Sahabat-sahabatku, Maria, Lilis, Nia, Lulu, Sinta, Robby, Boim, Adit, Reno,
Oktav, Renya, Melda, Dita, Heri, dan Wawan yang selalu memberiku
semangat dalam segala hal. Kalian adalah sahabat terbaik yang aku miliki,
terimakasih atas persahabatan yang telah terjalin selama ini.
17. Teman-teman angkatan 2006, khususnya kelas FSM A, kelompok praktikum
A dan D, serta teman-teman FKK angkatan 2006 atas persahabatan dan
kebersamaannya dalam proses belajar selama ini.
18. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak untuk kebaikan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.
Yogyakarta, 2 November 2009
Penulis
x
xi
INTISARI
Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab utama terjadinya kecacatan di seluruh dunia. Kadar asam urat yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, DIY terkait kadar asam urat sebagai faktor risiko stroke. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu (quasi-experimental research) dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah laki-laki dan perempuan berusia diatas 60 tahun, aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, dan belum pernah mengalami penyakit stroke, ginjal atau jantung kongestif. Analisis statistik menggunakan Independent T-test dan Mann Whitney untuk uji beda 2 kelompok, sedangkan Paired T-test dan Wilcoxon untuk uji beda 1 kelompok dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kadar asam urat kelompok perlakuan, pada laki-laki (0,516 mg/dL) dan perempuan (0,344 mg/dL) secara statistik bermakna. Uji statistik antara kelompok perlakuan dan kontrol pada pengukuran akhir pada laki-laki (p=0,719) dan perempuan (p=0,981) menunjukkan bahwa pemberian edukasi tidak memberikan perbedaan yang bermakna. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan penurunan yang signifikan terhadap profil kadar asam urat yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke. Kata kunci: stroke, lansia, edukasi, asam urat
xii
ABSTRACT
Stroke is, respectively, the second leading cause of death and the first
leading cause of disability worldwide. The high concentration of uric acid is one of stroke risk factors.
The purpose of this research is to know the influence of giving education speech that is continued with personal education, associated with uric acid concentrations as a risk factor for stroke, in the elderly people population in Posyandu Srikandi in Burikan Village and Posyandu Buah Apel in Keboan Village, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. These studies implied in quasi-experimental research type with a nonrandomized pretest-posttest intervention with control group design. Inclusion criteria of research subject are men and women aged over 60 years that actively follow Posyandu activities for elderly and have never experienced a stroke disease, kidney dysfunction, or congestive heart failure. Statistical test being used are Independent T-test test and Mann Whitney test for 2 different groups, while paired T-test and Wilcoxon test for balance test of 1 group with 95% of confidence interval.
The research results indicates that, in treatment group, there is an increasing concentration of uric acid in males (0.516 mg / dL) and female subjects (0.344 mg / dL), which is statistically significant. The statistical test indicates that, at the end of the measurement, the treatment group and the control group in males (p=0,719) and female (p=0,981) showing that giving education does not give insignificant differences. Giving education using speech method that is continued with personal education does not give any significant decrease toward uric acid profile as one of stroke risk factor. Key words: stroke, elderly, education, uric acid
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii
PAGE TITLE ........................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
PRAKATA ........................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... x
INTISARI ............................................................................................. xi
ABSTRACT ........................................................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xxii
BAB I PENGANTAR ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
1. Perumusan masalah .................................................................. 4
2. Keaslian penelitian ................................................................... 5
3. Manfaat penelitian .................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1. Tujuan umum ........................................................................... 7
xiv
2. Tujuan khusus ........................................................................... 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................... 8
A. Stroke ............................................................................................... 8
1. Definisi ..................................................................................... 8
2. Etiologi ...................................................................................... 8
3. Patofisiologi .............................................................................. 10
4. Gejala dan tanda ....................................................................... 12
5. Faktor risiko ............................................................................. 13
B. Asam Urat ........................................................................................ 17
1. Definisi ..................................................................................... 17
2. Mekanisme Pembentukan Asam Urat ...................................... 19
C. Hiperurisemia .................................................................................. 23
1. Definisi ..................................................................................... 23
2. Epidemiologi dan Etiologi ........................................................ 24
3. Patofisiologi .............................................................................. 26
4. Mekanisme Hiperurisemia sebagai Faktor Risiko Stroke ......... 28
5. Penatalaksanaan ........................................................................ 30
D. Edukasi ............................................................................................ 31
E. Landasan Teori ................................................................................ 34
F. Hipotesis .......................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 37
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 37
B. Variabel Penelitian .......................................................................... 38
xv
C. Definisi Operasional ........................................................................ 38
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 40
E. Tempat Penelitian ............................................................................ 41
F. Waktu Penelitian ............................................................................. 41
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 41
H. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 42
1. Penentuan subjek penelitian ..................................................... 42
2. Pengurusan izin penelitian ........................................................ 42
3. Penelusuran data populasi ........................................................ 43
4. Pembuatan leaflet ..................................................................... 44
5. Pelaksanaan intervensi .............................................................. 44
6. Pengambilan data ...................................................................... 47
7. Analisis data ............................................................................. 47
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ............................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 53
A. Profil Karakteristik Demografi Populasi Lansia Terkait dengan
Faktor Risiko Stroke ........................................................................ 53
1. Usia ........................................................................................... 55
2. Jenis kelamin ............................................................................ 57
3. Tingkat pendidikan ................................................................... 58
4. Kebiasaan merokok ................................................................... 60
5. Body Mass Index (BMI) ............................................................ 61
6. Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) .......................................... 62
xvi
7. Kadar Kreatinin ........................................................................ 65
8. Kadar Asam Urat ...................................................................... 67
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan
dengan Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar
Asam Urat yang Merupakan Faktor Risiko Stroke pada Populasi
Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman ........................................................................... 70
C. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan
dengan Edukasi secara Personal pada Kelompok Perlakuan
dibanding dengan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Akhir ....... 79
D. Ringkasan Pembahasan ................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN ....................................................................... 87
A. Kesimpulan ...................................................................................... 87
B. Saran ................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 89
LAMPIRAN ......................................................................................... 94
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 153
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Profil Karakeristik Awal Populasi Lansia terkait Faktor-Faktor
Risiko Stroke ................................................................................ 54
Tabel II. Profil Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok ............. 56
Tabel III. Profil Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok 57
Tabel IV. Profil Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok ................................................................................... 58
Tabel V. Profil Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap
Kelompok ................................................................................... 60
Tabel VI. Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO (2009) ......................... 61
Tabel VII. Profil BMI Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok ............. 61
Tabel VIII. Profil Kadar BUN Subjek Penelitian Laki-laki dalam Setiap
Kelompok ................................................................................... 63
Tabel IX. Profil Kadar BUN Subjek Penelitian Perempuan dalam Setiap
Kelompok ................................................................................... 63
Tabel X. Profil Kadar Kreatinin Subjek Penelitian Laki-laki dalam
Setiap Kelompok ........................................................................ 65
Tabel XI. Profil Kadar Kreatinin Subjek Penelitian Perempuan dalam
Setiap Kelompok ........................................................................ 65
Tabel XII. Profil Kadar Asam Urat Awal Subjek Penelitian Laki-laki
dalam Setiap Kelompok ............................................................. 67
xviii
Tabel XIII. Profil Kadar Asam Urat Awal Subjek Penelitian Perempuan
dalam Setiap Kelompok .......................................................... 67
Tabel XIV. Signifikansi dan Selisih Rerata Kadar Asam Urat .................. 71
Tabel XV. Profil Kadar Asam Urat Akhir Subjek Penelitian Laki-laki
dalam Setiap Kelompok .......................................................... 75
Tabel XVI. Profil Kadar Asam Urat Akhir Subjek Penelitian Perempuan
dalam Setiap Kelompok .......................................................... 75
Tabel XVII. Profil Karakeristik Akhir Populasi Lansia terkait Faktor-
Faktor Risiko Stroke ................................................................ 80
Tabel XVIII. Signifikansi Kadar Asam Urat Kelompok Perlakuan-Kontrol
pada Pengukuran Awal dan Akhir .......................................... 80
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik .................. 12
Gambar 2. Asam Urat ............................................................................... 17
Gambar 3. Mekanisme Pembentukan Asam Urat ...................................... 22
Gambar 4. Skema rancangan Pretest-Posttest Intervension with Control
Group Design ........................................................................... 38
Gambar 5. Pembagian Subjek Penelitian .................................................. 41
Gambar 6. Skema Analisis Data .............................................................. 48
Gambar 7. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari
Karakteristik Usia .................................................................... 56
Gambar 8. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari
Karakteristik Jenis Kelamin ..................................................... 58
Gambar 9. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari
Karakteristik Tingkat Pendidikan ............................................ 59
Gambar 10. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari
Karakteristik Kebiasaan Merokok ........................................... 60
Gambar 11. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari
Karakteristik Body Mass Index (BMI) ..................................... 62
Gambar 12. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari
Karakteristik Kadar BUN......................................................... 64
Gambar 13. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar BUN......................................................... 64
xx
Gambar 14. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Kreatinin .................................................. 66
Gambar 15. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Kreatinin .................................................. 66
Gambar 16. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Asam Urat Awal ...................................... 68
Gambar 17. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Asam Urat Awal ...................................... 69
Gambar 18. Profil Selisih Rerata Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan
Akhir ........................................................................................ 73
Gambar 19. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Asam Urat Akhir ..................................... 76
Gambar 20. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Asam Urat Akhir ..................................... 76
Gambar 21. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Kelompok
Perlakuan pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan
Akhir ........................................................................................ 77
Gambar 22. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Kelompok
Perlakuan pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan
Akhir ........................................................................................ 77
Gambar 23. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Kelompok
Kontrol pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir 78
xxi
Gambar 24. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Kelompok
Kontrol pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir 78
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian ................................ 94
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan ................... 95
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol ....................... 96
Lampiran 4. Daftar Kadar Asam Urat Kelompok Perlakuan ................... 97
Lampiran 5. Daftar Kadar Asam Urat Kelompok Kontrol ....................... 98
Lampiran 6. Langkah Uji Statistik Chi-square, Kolmogorov-Smirnov,
Independent T-test, Mann-Whiney, Paired T-test, dan
Wilcoxon .............................................................................. 99
Lampiran 7. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi
Lansia Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan
Merokok ............................................................................... 101
Lampiran 8. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia terkait
BMI ....................................................................................... 105
Lampiran 9. Output Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia
terkait BMI ........................................................................... 107
Lampiran 10. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar BUN pada
Subjek Penelitian Laki-laki ................................................... 108
Lampiran 11. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar BUN
pada Subjek Penelitian Laki-laki ......................................... 110
Lampiran 12. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar BUN pada
Subjek Penelitian Perempuan ............................................... 111
xxiii
Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar BUN
pada Subjek Penelitian Perempuan ...................................... 113
Lampiran 14. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar Kreatinin
pada Subjek Penelitian Laki-laki .......................................... 114
Lampiran 15. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar
Kreatinin pada Subjek Penelitian Laki-laki ......................... 116
Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar Kreatinin
pada Subjek Penelitian Perempuan ....................................... 117
Lampiran 17. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar
Kreatinin pada Subjek Penelitian Perempuan ...................... 119
Lampiran 18. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki ........................ 120
Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki ........................ 122
Lampiran 20. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan..................... 123
Lampiran 21. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan..................... 125
Lampiran 22. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok
Perlakuan Subjek Penelitian Laki-laki .................................. 126
xxiv
Lampiran 23.Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok
Perlakuan Subjek Penelitian Perempuan .............................. 128
Lampiran 24. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok
Kontrol Subjek Penelitian Laki-laki ..................................... 129
Lampiran 25. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-
Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok
Kontrol Subjek Penelitian Perempuan ................................. 130
Lampiran 26. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki ........................ 131
Lampiran 27. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki ........................ 133
Lampiran 28. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan..................... 134
Lampiran 29. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar
Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan..................... 136
Lampiran 30. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Asam Urat pada
Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Subjek Penelitian
Laki-laki ................................................................................ 137
Lampiran 31. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Asam Urat pada
Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Subjek Penelitian
Laki-laki ................................................................................ 138
xxv
Lampiran 32. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Asam Urat pada
Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Subjek Penelitian
Perempuan ............................................................................. 139
Lampiran 33. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Asam Urat pada
Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Subjek Penelitian
Perempuan ............................................................................. 140
Lampiran 34. Surat Ijin dari BAPPEDA Yogyakarta ................................ 141
Lampiran 35. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) .......... 142
Lampiran 36. Materi Ceramah .................................................................... 143
Lampiran 37. Leaflet Bagian Luar .............................................................. 148
Lampiran 38. Leaflet Bagian Luar .............................................................. 149
Lampiran 39. Dokumentasi Kegiatan ......................................................... 150
1
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama, baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Pada tahun 2006, stroke merupakan penyebab
kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker di seluruh dunia.
Masyarakat di Asia mempunyai angka kejadian penyakit jantung koroner yang
lebih rendah tetapi angka kejadian stroke yang lebih tinggi dibandingkan
masyarakat Kaukasian. Menurut 6th World Stroke Congress tahun 2008 di Vienna,
stroke berkembang menjadi penyebab kematian kedua dan merupakan penyebab
utama terjadinya kecacatan di seluruh dunia (Banerjee & Kumar, 2006; Bettschart
& Kofler, 2008; Ritarwan, 2003).
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk
Indonesia, terlihat pula kecenderungan meningkatnya insidensi stroke. Saat ini,
angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam dari urutan ketiga penyebab
kematian menjadi penyebab utama kematian, melampaui penyakit yang selama ini
mendominasi angka kematian terbesar di Indonesia seperti jantung dan kanker,
bahkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di
Asia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007-2008, prevalensi stroke di
Sulawesi Tengah sebesar 1,0% lebih rendah dari angka rerata Indonesia yang
ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan adalah 5 per 1000 penduduk (Anonim, 2008b; Haris, 2007).
2
Stroke dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang tidak dapat
dikontrol antara lain usia, jenis kelamin, serta riwayat keluarga. Di sisi lain, faktor
risiko stroke seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, serangan iskemik,
diabetes, hiperkolesterolemia, merokok, mengonsumsi alkohol, maupun gaya
hidup merupakan faktor risiko stroke yang dapat dikontrol. Kadar asam urat yang
tinggi dapat menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
menjadi tidak lancar dan meningkatkan risiko penyakit stroke (Fagan & Hess,
2005; Kertia, 2009).
Beberapa penelitian telah mengidentifikasi peningkatan kadar asam urat
dalam serum merupakan prediktor independen mortalitas dan morbiditas penyakit
vaskular seperti stroke dan infark miokard (Bos, Kaudstaal, Hofman, Witteman, &
Breteler, 2006; Lehto, Niskanen, Rönnemaa, & Laakso, 1998; Wang, Staessen,
Fagard, Birkenhager, Gong, & Liu, 2001; Weir, Muir, Walters, & Lees, 2003).
Weir et al. (2003) dalam penelitiannya terhadap 2498 pasien stroke iskemik
maupun hemoragik menyatakan bahwa kadar asam urat serum yang tinggi
merupakan prediktor terjadinya keluaran stroke yang lebih buruk dan kejadian
penyakit vaskular yang lebih tinggi.
Penelitian terhadap subjek penelitian lanjut usia (>70 tahun) sebanyak
163 pasien yang mengalami stroke iskemik pertama kali sebagai kelompok kasus
dan 166 pasien tanpa riwayat penyakit kardiovaskular sebagai kelompok kontrol
menunjukkan bahwa pasien stroke mempunyai kadar asam urat serum yang lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Peningkatan kadar asam urat serum
berhubungan dengan peningkatan risiko stroke iskemik (Milionish, Kalantzi,
3
Goudevenos, Seferiadis, Mikhailidis, & Elisaf, 2005). Lehto et al. (1998) dalam
hasil penelitiannya menyatakan bahwa kadar asam urat yang tinggi merupakan
prediktor kejadian stroke yang kuat pada pasien umur pertengahan dengan
NIDDM (Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus).
Hasil penelitian empat rumah sakit pendidikan di Makassar tahun 2006
menunjukkan bahwa dari 100 status pasien stroke dengan rentang umur 31–90
tahun, memiliki faktor risiko stroke terbanyak adalah hipertensi (89%), usia tua
>50 tahun (77%), merokok (26%), dislipidemia (23%), penyakit jantung (18%),
riwayat stroke/Transient Ischemic Attack (TIA) (18%), asam urat darah yang
tinggi (16%), diabetes mellitus (15%), riwayat keluarga (11%), fibrilasi atrium
(5%), dan peminum alkohol (4%) (Aliah & Widjaja, 2006).
Data profil stroke pada tahun 2005 di unit stroke Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta menunjukkan bahwa unit stroke Rumah Sakit Bethesda melayani 987
pasien stroke, sementara tahun 2006 melayani 979 pasien stroke (Pinzon, 2007).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman diketahui jumlah orang
berusia di atas 60 tahun yang menderita stroke dan dirawat di puskesmas daerah
Sleman sebanyak 214 orang dengan jumlah penduduk sampai pertengahan tahun
2008 di Kabupaten Sleman sebanyak 938.694 orang.
Penelitian ini dilakukan pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Sebagian besar populasi lansia di
kedua posyandu ini berusia ≥60 tahun, dimana risiko terkena stroke meningkat
4
dua kali lipat tiap sepuluh tahun setelah seseorang mencapai usia 55 tahun
(Anonim, 2009d).
Untuk menurunkan angka kematian dan kecatatan akibat stroke, tindakan
pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Pemahaman terhadap faktor risiko
stroke akan sangat membantu dalam tindakan pencegahan yang efektif sehingga
perlu adanya pemberian edukasi yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai faktor-faktor risiko terjadinya stroke terutama kadar asam urat dan
edukasi tentang pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terjadinya stroke. Pada
penelitian ini digunakan populasi lansia karena pada usia ini sangat rentan
terserang penyakit stroke. Pengetahuan tentang pola hidup sehat dapat membantu
lansia untuk menjaga kesehatannya sehingga terhindar dari penyakit.
Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel dipilih sebagai tempat
penelitian karena penduduk lansia kedua dusun ini aktif mengikuti kegiatan
posyandu lansia, mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup, serta memiliki
karakteristik yang hampir sama.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang muncul adalah:
a. Seperti apakah profil karakteristik populasi lansia pada penelitian ini
terkait faktor risiko stroke?
b. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar asam urat
yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada kelompok
5
perlakuan dan kontrol di populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa
Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY?
c. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal pada kelompok perlakuan dibanding
dengan kelompok kontrol pada pengukuran akhir?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang
pengaruh pemberian edukasi terhadap faktor risiko terjadinya stroke khususnya
terhadap profil kadar asam urat pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY belum pernah dilakukan. Penelitian
yang terkait dengan masalah edukasi, stroke, dan asam urat telah banyak
dilakukan oleh peneliti lain dengan judul berikut ini:
a. Epidemiology of Hiperuricemia in Elderly oleh Shih-Wei Lai, Chee-
Keong Tan, dan Kim-Choy Ng (2001)
b. Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care
Providers and Consumers oleh Karen Richardson-Nassif, Robert Swartz,
dan Mildred Reardon (2002)
c. Increase in Serum Uric Acid Is Selectively Associated With Stroke in Type
2 Diabetes oleh Giuseppe Seghieri, Daniela Moruzzo, Stefano Fascetti,
Clio Bambini, Roberto Anichini, Alessandra De Bellis, Lorenzo Alviggi,
dan Flavia Franconi (2002)
6
d. Serum Urate as an Independent Predictor of Poor Outcome and Future
Vascular Events After Acute Stroke oleh Christopher J. Weir, Scott W.
Muir, Matthew R. Walters, dan Kennedy R. Lees (2003)
e. Uric Acid Is a Risk Factor for Myocardial Infarction and Stroke: The
Rotterdam Study oleh Michiel J. Bos, Peter J. Koudstaal, Albert Hofman,
Jacqueline C.M. Witteman, dan Monique M.B. Breteler (2006)
f. Hubungan antara Hiperurikemia dan Stroke yang Berat pada Diabetes
Melitus Tipe 2 oleh Tri Prabowo (2007)
g. Hiperurisemia sebagai Prediktor Keluaran Klinis Stroke Infark oleh Fenty,
Mulyono, dan Muchayat (2008)
Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, subjek penelitian,
waktu penelitian, dan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan saat ini
bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar asam
urat sebagai faktor risiko terjadinya stroke pada populasi Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Desa Sumberadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY tahun 2009.
3. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis
Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai penyakit
stroke dan pencegahannya, sehingga dapat meningkatkan usia harapan
hidup dengan kesehatan yang baik.
7
b. Manfaat praktis
Memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai ada tidaknya
peningkatan kadar asam urat sebagai faktor risiko stroke.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi,
Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, DIY terkait
dengan kadar asam urat sebagai faktor risiko stroke.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui profil karakteristik populasi Posyandu Lansia Srikandi dan
Posyandu Lansia Buah Apel, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman, DIY.
b. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar asam urat
pada kelompok perlakuan dan kontrol di populasi Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan,
Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.
c. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada kelompok
perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol pada pengukuran akhir.
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau
karena gangguan peredaran darah otak sehingga dapat menimbulkan kematian
(WHO, 1997). Stroke adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi
karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa iskemik
maupun perdarahan (hemoragik). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak
terhenti karena adanya aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat
pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan merusaknya (Fatimah, 2009).
2. Etiologi
Stroke yang menyerang kelompok usia di atas 40 tahun terjadi karena
proses patologi pada sistem pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa
penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya
dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah,
dan perubahan viskositas maupun kualitas darah itu sendiri sehingga
mengakibatkan keadaan iskemia dan gangguan neurologis fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau langsung menimbulkan kematian
(Anonim, 2009c).
9
Stroke dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan penyebabnya, yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik dapat disebabkan karena
aterotrombosis dan embolisme, sedangkan pada stroke hemoragik dapat terjadi
karena perdarahan intraserebral (PIS) dan perdarahan subaraknoid (PSA)
(Anonim, 2009c).
a. Aterotrombosis
Aterotrombosis yang disebabkan adanya penyumbatan oleh trombus yang
terbentuk pada dinding arteri otak dapat menyebabkan stroke. Penyempitan
pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang yang menyebabkan
iskemia. Trombus biasanya tidak terjadi pada arteri yang sehat, tetapi
terbentuk atau mendekati area pembuluh darah yang rusak oleh
aterosklerosis. Pada proses aterosklerosis, plak terbentuk di dalam dinding
arteri yang merupakan tempat ideal terbentuk dan berkembangnya trombus
(Brass, 2009; Fatimah, 2009).
b. Embolisme
Stroke dapat terjadi karena terhambatnya pembuluh darah oleh sebuah
embolus. Embolus yang terbentuk lepas kemudian menuju aliran darah di
arteri otak atau pembuluh darah menuju ke otak (Brass, 2009; Fatimah,
2009).
c. Intraserebral hemoragik
Intraserebral hemoragik merupakan kerusakan otak yang disebabkan karena
pecahnya pembuluh darah kecil di otak. Adanya tekanan darah tinggi yang
10
berlangsung lama menyebabkan dinding pembuluh darah yang kecil ini
menjadi lemah. Dengan demikian hipertensi merupakan penyebab utama
intraserebral hemoragik (Brass, 2009; Rudd & Wolfe, 2002).
d. Subaraknoid hemoragik
Subaraknoid hemoragik biasanya timbul karena pecahnya aneurysm yaitu
pembuluh darah yang bertekstur tipis dan mengembang. Pecahnya pembuluh
darah secara tiba-tiba menyebabkan darah memasuki area subaraknoid yaitu
permukaan otak. Gejala klinis dari subaraknoid hemoragik yaitu nyeri kepala
hebat yang terjadi secara tiba-tiba disertai penurunan kesadaran, kerusakan
kecerdasan jangka panjang, dan seizure (Brass, 2009; Rudd & Wolfe, 2002).
3. Patofisiologi
Berdasarkan penyebabnya, stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke
hemoragik dan stroke iskemik.
a. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak,
baik intraserebral maupun subaraknoid. Pada perdarahan intraserebral, pecahnya
aneurysm terjadi karena hipertensi yang mengubah morfologi arteri otak.
Perdarahan subaraknoid disebabkan pecahnya aneurysm pembuluh arteri otak di
subaraknoidal. Jika terjadi aliran darah tinggi dan dinding pembuluh darah yang
tipis tidak dapat melakukan vasodilatasi, maka dinding pembuluh darah akan
pecah dan aliran darah merembes ke jaringan sekitar otak. Hemoragik juga dapat
terjadi karena plak pada dinding arteri mengeras sehingga menjadi tidak elastis
dan mudah pecah. Risiko kerapuhan pada dinding arteri meningkat dengan adanya
11
hipertensi. Orang dengan arteriovenous malformation (AVM) juga memiliki risiko
tinggi terserang stroke hemoragik. Arteriovenous malformation adalah kekacauan
akibat kerusakan pembuluh darah dan kapiler dalam otak yang memiliki dinding
tipis sehingga mudah pecah (Anonim, 2004; Rasyid & Soertidewi, 2007).
b. Stroke iskemik
Stroke iskemik disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh
darah yang menuju ke otak. Sumbatan ini dapat disebabkan dua hal, yang pertama
adalah karena adanya penebalan pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis)
dan bekuan darah bercampur lemak yang menempel pada dinding pembuluh
darah, yang dikenal dengan istilah trombus. Penyebab kedua adalah akibat
tersumbatnya pembuluh darah otak oleh emboli, yaitu bekuan darah yang berasal
dari trombus di jantung. Pada stroke iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak
menyebabkan hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi
berantai yang berakhir dengan kematian sel-sel otak (Mulyatsih & Ahmad, 2008;
Rasyid & Soertidewi, 2007).
Aliran darah berkurang atau berhenti dapat terjadi karena oklusi atau
hipoperfusi pada pembuluh darah otak, dan jika keadaan tersebut tidak dapat
diatasi akan terjadi kematian sel dalam beberapa menit. Otak menerima 15-20%
darah dari cardiac output. Cerebral Blood Flow (CBF) pada keadaan istirahat
adalah 50-60 ml per menit per 100 gram otak. Jika CBF berkurang menjadi
menjadi 20 ml per menit per 100 gram otak, otak berada pada keadaan iskemik
sehingga terjadi gangguan fungsi otak. Jika CBF berkurang menjadi 8-10 ml per
menit per 100 gram otak, sel otak berada dalam keadaan infark dan sel otak akan
12
mati dalam waktu beberapa menit, dan jika tidak segera diatasi akan menimbulkan
defisit neurologis dan menyebabkan kecacatan atau kematian (Rasyid &
Soertidewi, 2007).
Gambar 1. Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik (Anonim, 2008a)
4. Gejala dan Tanda
Tanda dan gejala klinis stroke sangat gampang dikenali. Gejala klinis
stroke ditandai dengan hilangnya fungsi otak, baik sebagian maupun menyeluruh.
Hilangnya fungsi otak sebagian (deficit neurology focal) misalnya lumpuh separo
badan (hemiparesis/hemiplegi), mulut mencong (fasialis), bicara pelo (dysartria),
gangguan menelan (dyspagia), kehilangan rasa peka sesisi tubuh (hemihipetisi),
gangguan buang air besar dan buang air kecil, gangguan bicara/komunikasi,
gangguan mengontrol emosi, gangguan daya ingat, dan lain-lain. Pada gangguan
fungsi otak menyeluruh, pasien akan mengalami penurunan kesadaran (Rasyid &
Soertidewi, 2007).
Gejala awal stroke adalah keluhan kesemutan, kelemahan otot yang
muncul mendadak, bicara menjadi pelo/cadel, pandangan mata kabur atau bahkan
13
hilang sebelah mata/dua mata, nyeri kepala hebat, dan hilangnya keseimbangan
tubuh (Anonim, 2009d).
5. Faktor Risiko
Faktor risiko stroke adalah berbagai hal atau keadaan yang menyebabkan
atau memperparah stroke. Faktor risiko stroke dibagi menjadi 2 jenis yaitu faktor
risiko mayor dan faktor risiko minor. Faktor risiko mayor merupakan penyakit
dan gangguan lain yang telah diderita oleh penderita stroke, seperti hipertensi,
penyakit jantung, aterosklerosis, diabetes mellitus, riwayat stroke, hiperlipidemia,
gangguan pembuluh darah, dan fibralasi atrial. Faktor risiko minor merupakan
faktor yang biasanya terjadi karena faktor gaya hidup dan pola makan penderita,
seperti merokok, obesitas, kadar asam urat tinggi, kurang olahraga, suku bangsa,
jenis kelamin, dan penyalahgunaan obat-obatan (narkoba) (Auryn, 2007).
Penggolongan faktor risiko stroke juga didasarkan pada dapat atau
tidaknya risiko tersebut diubah/dimodifikasi.
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
1. Usia
Semakin tua usia seseorang, fungsi organ tubuh akan mengalami kemunduran
sehingga semakin besar risiko terkena stroke. Risiko stroke meningkat dua
kali lipat untuk masing-masing dekade setelah usia 55 tahun (Fagan & Hess,
2005).
14
2. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding
perempuan. Hal ini terkait bahwa laki-laki cenderung merokok dan rokok itu
sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah (Fatimah, 2009).
3. Herediter (faktor keturunan)
Orang dengan riwayat stroke pada keluarganya memiliki risiko yang lebih
besar untuk terkena stroke dibanding orang tanpa riwayat stroke pada
keluarganya (Brass, 2009).
4. Ras atau etnik
Penduduk Afrika‐Amerika dan Hispanik‐Amerika berpotensi stroke lebih
tinggi dibanding Eropa‐Amerika. Pada penelitian penyakit aterosklerosis
terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan stroke 38% lebih
tinggi dibanding kulit putih (Anonim, 2009b). Penelitian yang dilakukan oleh
Kittner, White, Losonczy, Wolf, & Hebel (1990) menunjukkan bahwa
penduduk kulit hitam mempunyai insidensi stroke yang lebih tinggi
dibanding penduduk kulit putih.
b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Sebanyak 50-
70% kasus stroke disebabkan karena adanya hipertensi. Dalam kasus
hipertensi terjadi gangguan aliran darah dimana diameter pembuluh darah
akan mengecil (vasokonstriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun
akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah ke otak maka otak akan
15
kekurangan suplai oksigen dan glukosa (hipoksia), dimana penurunan suplai
ini terjadi secara terus-menerus yang menyebabkan jaringan otak lama-lama
akan mengalami kematian (Fatimah, 2009; Mulyatsih & Ahmad, 2008).
2. Penyakit jantung/fibralasi atrial
Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot
jantung) dapat menjadi faktor terbesar terjadinya stroke, dimana pusat dari
aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan aliran darah
mengalami kerusakan, maka aliran darah di dalam tubuh akan mengalami
gangguan, termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Gangguan aliran darah
tersebut bisa mematikan jaringan otak secara mendadak atau pun bertahap.
Fibralasi atrial juga dapat menyebabkan emboli yang memicu terjadinya
stroke (Anonim, 2009b; Fatimah, 2009).
3. Diabetes Mellitus
Pasien diabetes mellitus atau penyakit kencing manis memiliki risiko untuk
mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah pada penderita
diabetes yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya
peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa secara tiba-tiba dapat
menyebabkan kematian jaringan otak (Fatimah, 2009).
4. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia akan mempercepat kerusakan pembuluh darah. Lapisan
LDL pada dinding arteri menyebabkan pembentukan plak dan kekakuan arteri
sehingga menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat meningkatkan
risiko stroke (Anonim, 2004).
16
5. Merokok
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata
memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak
merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya
penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan
kaku yang kemudian dapat menyebabkan gangguan aliran darah (Fatimah,
2009).
6. Konsumsi alkohol secara berlebihan
Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat memicu terjadinya stroke.
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit dapat menaikkan HDL dan
mengurangi perlengketan trombosit, serta menurunkan kadar fibrinogen.
Alkohol berlebihan akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, darah
mudah menggumpal, penurunan aliran darah, dan fibralasi atrial (Anonim,
2009b).
7. Narkoba
Pemakaian obat‐obat terlarang seperti Kokain, Amfetamin, dan Heroin dapat
meningkatkan terjadinya stroke. Obat‐obat ini dapat mempengaruhi tekanan
darah secara tiba‐tiba, sehingga menyebabkan terjadinya emboli karena
adanya kenaikan kekentalan darah dan perlengketan trombosit (Anonim,
2009b).
17
B. Asam Urat
1. Definisi
Asam urat merupakan suatu senyawa alkaloida turunan purin (xantin).
Secara kualitatif, asam urat merupakan kristal berwarna putih, tidak berbau, tidak
berasa, dan akan mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam
sianida (HCN), serta sangat sukar larut dalam air tetapi dapat larut dalam gliserol
atau alkali (Windholz, 1976).
Gambar 2. Asam Urat (Windholz, 1976)
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian terpenting
dari asam nukleat). Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun
asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
unsur pembentuk protein. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena
pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Pergantian purin dalam
tubuh berlangsung kontinyu dan menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak
adanya input makanan yang mengandung asam urat. Asam urat sebagian besar
disintesis dalam hati, diangkut sirkulasi ke ginjal. Intake purin normal melalui
makanan akan menghasilkan 0,5-1 gram/hari. Peningkatan asam urat dalam serum
dan urin tergantung dari fungsi ginjal, metabolisme purin, dan intake makanan
yang mengandung purin (Sutedjo, 2008).
18
Nilai normal asam urat dalam darah pada laki-laki 3,4-7,0 mg/dL atau
202-416 µmol/L, pada perempuan 2,4-6,0 mg/dL atau 143-357 µmol/L, dan pada
anak 2,0-5,5 mg/dL atau 119-327 µmol/L (Fischbach & Dunning, 2009).
Kadar asam urat dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Sebelum masa
pubertas, rata-rata asam urat serum yaitu 3,6 mg/dL untuk laki-laki dan
perempuan. Setelah masa pubertas, nilai kenaikan kadar asam urat untuk
perempuan dewasa 1 mg/dL lebih kecil daripada laki-laki. Kadar yang lebih
rendah pada perempuan disebabkan adanya fungsi estrogen dalam memperbaiki
klirens urat ginjal dan fungsi ini menghilang saat menopause (Barr, 2009).
Asam urat + 2 H2O + O2 Urikase
Allantoin + H2O2 + CO2
Pada primata yang lebih rendah dan mamalia lainnya, enzim urikase
bertanggung jawab untuk menghidrolisis asam urat menjadi allantoin, suatu hasil
akhir katabolisme purin yang sangat larut dalam air. Namun tidak seperti
kebanyakan hewan lainnya, manusia kekurangan enzim urikase sehingga asam
urat tidak dimetabolisme dan harus diekskresikan melalui ginjal (Martin, 1983;
Russel & Young, 2005)
Kelainan metabolisme asam urat mencakup hiperurisemia dan
hiporurisemia. Pada hiperurisemia, kadar natrium urat dalam serum melebihi daya
kelarutannya, sehingga serum menjadi sangat jenuh dan kristal natrium urat dapat
mengendap. Daya larut natrium urat dalam serum pada 37ºC adalah 7 mg/dL.
Kristal natrium urat dapat berkumpul dan bersarang dalam jaringan lunak,
khususnya dalam atau sekitar sendi-sendi sehingga membentuk endapan urat yang
dinamakan tophi. Proses ini dapat menyebabkan reaksi inflamasi akut yang
19
disebut artritis gout akut, yang dapat berlanjut menjadi artritis gout kronik yang
mengakibatkan kerusakan sendi. Berbeda dengan hiporurisemia, kelainan ini
disebabkan baik oleh peningkatan ekskresi maupun penurunan produksi asam urat
(Martin, 1983).
Peningkatan kadar asam urat dalam darah menunjukkan adanya
ketidakseimbangan antara produksi asam urat yang berasal dari
makanan/minuman yang dikonsumsi dengan pengeluarannya melalui ginjal, yang
dapat disebabkan karena produksi asam urat yang berlebihan ataupun
pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal yang terlalu sedikit, maupun kombinasi
keduanya. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
tersebut maka menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh (Siburian, 2007).
Peningkatan kadar purin dapat terjadi pada penyakit gout, alkoholik,
gagal ginjal, glumerulonefritis, stress, gagal jantung kongesti, dan malnutrisi,
sedangkan penurunan asam urat dapat terjadi pada karena gangguan tubulus
proksimal ginjal (Sutedjo, 2008).
2. Mekanisme Pembentukan Asam Urat
Mamalia dan sebagian vertebrata yang lebih rendah dikatakan protolitik
untuk purin dan pirimidin, yaitu mampu mensintesis nukleotida purin dan
pirimidin secara de novo (yakni dari senyawa-antara amfibolik) sehingga tidak
tergantung pada sumber eksogen senyawa-senyawa penting ini. Walaupun
mamalia mendapat banyak asam nukleat dan nukleotida dalam makanannya,
20
hidupnya tidak bergantung pada absorpsi senyawa ini atau produk pemecahannya
(Martin, 1983).
Derivat utama purin dan pirimidin dari asam nukleat baik prokariotik
maupun eukariotik adalah purin adenin serta guanin dan derivat sitosin, timin,
serta urasil. Derivat purin hipoksantin dan xantin merupakan senyawa antara
dalam metabolisme adenin serta guanin (Rodwell, 2006a).
Sebagian besar asam nukleat makanan dikonsumsi dalam bentuk
nukleoprotein dimana asam nukleat dibebaskan dalam usus oleh fungsi enzim
proteolitik. Getah pankreas mengandung enzim-enzim (nuklease) yang
memecahkan asam nukleat menjadi nukleotida. Nuklease ini mungkin spesifik
untuk 2 jenis asam nukleat utama yaitu RNA (ribonuklease) dan DNA
(deoksiribonuklease). Enzim-enzim usus yaitu polinukleotidase atau fosfoesterase
membantu fungsi nuklease pankreas membentuk mononukleotida dari asam
nukleat. Mononukleotida kemudian dihidrolisis menjadi nukleosida oleh berbagai
nukleosida yang dapat langsung diserap atau dipecah oleh fosforilase usus
menjadi basa purin dan pirimidin bebas. Basa tersebut dapat dioksidasi, misalnya
guanin diubah menjadi xantin kemudian menjadi asam urat atau adenosin dapat
diubah menjadi inosin, hipoxantin, kemudian menjadi asam urat (Martin, 1983).
Metabolisme nukleotida purin menghasilkan asam urat melalui rute yang
ditunjukkan pada gambar 3. Perubahan hidrolitik fosfat dari AMP (Adenosin 5-
fosfat) dan GMP (Guanin 5-fosfat) berturut-turut menghasilkan adenosin dan
guanosin. Adenosin mengalami deaminasi menjadi inosin oleh adenosin
deaminase. Dengan cara yang serupa, AMP mengalami deaminasi menjadi IMP
21
(Inosin 5-fosfat) oleh AMP deaminase. Hidrolisis IMP menghasilkan inosin, yang
dapat dikonversi menjadi hipoksantin oleh proses fosforolisis. Fosforolisis dari
guanosin menghasilkan guanin. Kedua reaksi fosforolisis ini dikatalisis oleh
purin-nukleotida fosforilase dan menghasilkan ribosa 1-fosfat (atau deoksiribosa
1-fosfat). Hipoksantin yang dibentuk dari inosin kemudian dioksidasi menjadi
xantin, dan xantin dioksidasi menjadi asam urat sebagai produk akhir dari
katabolisme purin. Xantin oksidase maupun xantin dehidrogenase dapat
mengkatalisis reaksi perubahan hipoksantin menjadi xantin ataupun reaksi
perubahan xantin menjadi asam urat (Moran, Scrimgeour, Hoton, Ochs, & Rawn,
1994).
Pada reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase, elektron ditransfer ke
O2 ke bentuk hidrogen peroksida, H2O2. Xantin oksidase sebagai enzim
ekstraseluler pada mamalia, bisa diubah ke bentuk xantin dehidrogenase yang
dapat merubah produk yang sama seperti xantin oksidase, tetapi transfer elektron
terjadi dari NAD+ ke bentuk NADH (Moran et al., 1994).
22
Gambar 3. Mekanisme Pembentukan Asam Urat (Moran, Scrimgeour, Horton, Ochs, dan Rawn, 1994)
Pada manusia ternyata sebagian besar purin dalam asam nukleat yang
dimakan langsung diubah menjadi asam urat tanpa lebih dahulu digabungkan ke
dalam asam nukleat organisme yang memakannya. Manusia mengubah adenosin
dan guanosin menjadi asam urat. Selain pada primata tingkat tinggi, urikase
mengubah asam urat menjadi allantoin, suatu produk yang larut air pada mamalia.
23
Namun karena manusia tidak memiliki urikase, produk akhir metabolisme purin
adalah asam urat. Amfibi, burung, dan reptil tidak mempunyai aktivitas urikase.
Binatang-binatang ini mengekskresi asam urat dan guanin sebagai hasil akhir
metabolisme purin (Martin, 1983; Rodwell, 2006b).
C. Hiperurisemia
1. Definisi
Hiperurisemia merupakan keadaan asimtomatik yang ditandai dengan
meningkatnya kadar asam urat dalam darah yang melebihi batas normalnya.
Hiperurisemia adalah jika konsentrasi asam urat darah >7,0 mg/dL pada laki-laki
dan >6,0 mg/dL pada perempuan (Hawkins & Rahn, 2005; Wisesa & Suastika,
2009).
Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan dan
degradasi nukleutida purin serta kemampuan ginjal dalam mengekskresikan asam
urat. Apabila terjadi kelebihan pembentukan atau hambatan pengeluaran atau
keduanya maka akan terjadi peningkatan konsentrasi asam urat darah yang disebut
dengan hiperurisemia (Wisesa & Suastika, 2009).
Hiperurisemia dapat digolongkan menjadi hiperurisemia primer dan
sekunder. Hiperurisemia primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik),
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau dapat diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh. Hiperurisemia sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
24
dengan kadar purin yang tinggi. Hiperurisemia mempunyai hubungan yang jelas
dengan angka kematian yang disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan
pembuluh darah. Pada pasien dengan hiperurisemia dan hipertensi terdapat
meningkatnya risiko 3-5 kali timbulnya penyakit jantung koroner dan stroke
dibandingkan dengan yang hanya menderita hipertensi (Siburian, 2007).
Hiperurisemia sering ditemukan pada populasi lansia, dimana lebih
banyak terjadi pada lansia laki-laki dibanding lansia perempuan. Penelitian
terhadap 1093 subjek penelelitian menunjukkan bahwa proporsi hiperurisemia
sebesar 57,3% pada laki-laki dan 40,9% pada perempuan, dimana laki-laki dengan
usia 65-69 tahun mempunyai proporsi hiperurisemia yang paling tinggi.
Peningkatan asam urat dalam serum berhubungan dengan menurunnya fungsi
ginjal dengan bertambahnya usia (Lai, Tan, & Ng, 2001).
Feig, Kang, & Johnson (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara kenaikan kadar asam urat dengan faktor risiko kardiovaskular seperti
hipertensi dan prehipertensi, penyakit ginjal, sindrom metabolik, penyakit
vaskular, stroke, faktor inflamasi, disfungsi endotelial, stress oksidatif, jenis
kelamin, dan ras. Berdasarkan hasil penelitian Krishnan, Kwoh, Schumacher, &
Kuller (2007), menunjukkan bahwa hiperurisemia meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi sebesar 80%, tanpa dipengaruhi faktor tekanan darah, fungsi renal,
kadar serum lipid, BMI, penggunaan alkohol, dan umur.
2. Epidemiologi dan Etiologi
Di Amerika, sebagian besar penduduk menderita hiperurisemia
asimptomatik yang merupakan faktor risiko gout dan risiko penyakit
25
kardiovaskular yang tinggi. Angka kejadian hiperurisemia di masyarakat dan
berbagai kepustakaan Barat sangat bervariasi, diperkirakan antara 2,3-17,6%,
sedangkan kejadian gout bervariasi antara 0,16-1,36%. Di China pada tahun 2006,
didapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 25,3% dan gout sebesar 0,36% pada
orang dewasa usia 20-74 tahun. Belum ada data pasti yang menggambarkan
besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia. Penelitian
lapangan yang dilakukan pada penduduk kota Denpasar, Bali mendapatkan
prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2% (Krishnan et al., 2007; Wisesa &
Suastika, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab hiperurisemia adalah:
a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga
b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi purin dan makanan kaya
senyawa purin lainnya
c. Akibat konsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol merupakan salah satu
sumber purin yang dapat menghambat pembuangan purin melalui ginjal
d. Hambatan pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama
gangguan ginjal.
e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama
diuretika. Thiazide dan diuretik lemah seperti furosemida, sering digunakan
untuk mengatasi hipertensi, namun menyebabkan meningkatnya kadar serum
asam urat karena gangguan pada tubulus ginjal. Pengobatan lain yang biasa
digunakan yang dapat mempengaruhi ekskresi asam urat oleh ginjal adalah
aspirin dan estrogen. Dosis kecil aspirin (sampai 1-2 g per hari) mengurangi
26
ekskresi asam urat oleh ginjal, khususnya pada kondisi rendah albumin.
Secara berlawanan, dosis tinggi aspirin dapat menyebabkan peningkatan
ekskresi asam urat. Penurunan penggunaan estrogen pengganti pada wanita
postmenopausal juga dapat menyebabkan peningkatan risiko hiperurisemia
pada wanita postmenopausal (Cannella & Mikuls, 2005; Vitahealth, 2008).
Risiko hiperurisemia akan meningkat pada usia di atas 40 tahun, terutama
pria. Pada wanita, hormon estrogen dapat memperlancar proses pembuangan asam
urat dalam ginjal. Oleh karena itu, saat wanita mengalami menopause maka risiko
terkena hiperurisemia menjadi sama dengan pria (Vitahealth, 2008).
3. Patofisiologi
Hiperurisemia dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu hiperurisemia
simptomatis dan asimptomatis. Manifestasi dari hiperurisemia simptomatis yaitu
gout, nefrolitiasis, dan nefropati asam urat. Namun sebagian besar penderita
memiliki hiperurisemia asimptomatis. Hiperurisemia asimptomatis ini pada
beberapa penderita dapat berkembang menjadi simptomatis. Risiko artritis gout
akut meningkat seiring dengan kadar asam urat dan durasi dari hiperurisemia
(Barr, 2009).
Menurut Hawkins dan Rawn (2005), ada dua mekanisme timbulnya
hiperurisemia.
a. Produksi asam urat yang berlebihan
Purin yang digunakan untuk memproduksi asam urat berasal dari 3
sumber yaitu diet purin, konversi jaringan asam nukleat menjadi nukleotida purin,
dan sintesis de novo basa purin. Derivat purin dari ketiga sumber tersebut
27
dimetabolisme pada jalur yang sama menghasilkan asam nukleat lain atau asam
urat. Di bawah keadaan normal, asam urat dapat terakumulasi secara berlebihan
jika produksinya melebihi ekskresinya. Rata-rata produksi asam urat pada
manusia sekitar 600-800 mg asam urat setiap hari (Hawkins & Rawn, 2005).
Enzim yang mengatur sistem metabolisme purin adalah fosforibosil
pirofosfat (PPRP) sintetase dan hipoksantin-guanin fosforibosil transferase
(HGPRT). Ketidaknormalan sistem pengaturan enzim tersebut menyebabkan
produksi asam urat yang berlebihan. Pertama, yaitu peningkatan aktivitas
fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase, yang menyebabkan peningkatan
konsentrasi PRPP. Fosforibosil pirofosfat (PRPP) merupakan sumber untuk
sintesis purin yang kemudian menghasilkan asam urat. Kelainan kedua yaitu
defisiensi hipoksantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT). HGPRT
bertanggungjawab mengubah guanin menjadi asam guanilat dan hipoksantin
menjadi asam inosinat. Kekurangan enzim HGPRT menyebabkan peningkatan
metabolisme guanin dan hipoksantin menjadi asam urat (Hawkins & Rawn,
2005).
b. Penurunan ekskresi asam urat
Asam urat tidak mengalami akumulasi jika antara produksi dan
eliminasinya dalam kondisi seimbang. Asam urat dieliminasi melalui dua jalur.
Sekitar 2-3 bagian asam urat yang dihasilkan setiap hari diekskresikan lewat urin
dan sisanya dieliminasi melalui saluran pencernaan setelah perombakan enzimatik
oleh bakteri usus (Hawkins & Rawn, 2005).
28
Penurunan ekskresi asam urat melalui urin dibawah laju produksi
menunjukkan kondisi hiperurisemia. Sekitar 90% asam urat direabsorpsi di
tubulus proksimal dalam glomerulus dengan cara transpor aktif dan pasif. Adanya
hubungan yang dekat antara reabsorpsi sodium di tubulus proksimal dan
reabsorpsi asam urat, menyebabkan peningkatan reabsorpsi sodium dan juga
reabsorpsi asam urat. Insufisiensi ginjal baik karena faktor keturunan maupun
obat-obatan juga dapat mengakibatkan kemampuannya dalam mengeksresikan
asam urat menurun sehingga terjadi penumpukan asam urat yang dikenal sebagai
hiperurisemia (Hawkins & Rawn, 2005).
4. Mekanisme Hiperurisemia sebagai Faktor Risiko Stroke
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam urat merupakan faktor
risiko stroke dan prediktor keluaran stroke yang buruk. Stroke akut berhubungan
dengan penurunan kadar antioksidan serum yang kemudian menyebabkan
keluaran yang buruk. Asam urat dianggap sebagai antioksidan karena
kemampuannya untuk membersihkan hidrogen peroksida dan radikal hidroksil,
serta menghambat pembentukan nitrotirosin dari peroksinitrit. Namun kapasitas
antioksidan asam urat dapat menjadi pro-oksidan pada keadaan tertentu seperti
kadar vitamin C yang rendah (Kannelis & Johnson, 2003).
Hasil penelitian Cherubini, Polidori, Bregnocchi, Pezzuto, Cecchetti,
Ingegni, et al. (2000) menunjukkan bahwa sebagian besar kadar antioksidan
berkurang setelah stroke iskemik akut yang disebabkan dari peningkatan stress
oksidatif. Pasien dengan keluaran yang buruk mempunyai kadar asam urat daam
29
plasma yang lebih tinggi dan kadar vitamin C dan aktivitas SOD (superoxide
dismutase) eritrosit yang rendah.
Xantin Xantin oksidase
Asam Urat + Superokside
Inflamasi
Asam urat dan superokside merupakan 2 produk yang dihasilkan dari
xantin oleh aktivitas enzim xantin oksidase (XO). Superokside merupakan radikal
bebas yang meningkatkan sintesis proinflamasi sitokin melalui interaksi dengan
faktor transkripsi NF-κB. Superokside dengan adanya stress oksidatif akan
menginduksi inflamasi yang akut dan kronis sehingga hiperurisemia dapat
memperburuk keluaran stroke (Wu & James, 2008).
Hiperurisemia dapat menyebabkan hipertensi dan arteri koroner, dimana
peningkatan kadar asam urat berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular. Kenaikan asam urat merupakan prediktor independen
stroke dan mortalitas yang tinggi, dimana pada populasi lansia berhubungan
dengan peningkatan insidensi stroke yang fatal. Penelitian pada 3731 pasien
stroke, kadar asam urat yang tinggi ditemukan pada 355 pasien (10%) dengan
hemoragik intraserebral dan 3376 pasien (90%) dengan stroke iskemik (Weir et
al., 2003).
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, dimana kenaikan kadar
asam urat terbukti dapat menyebabkan hipertensi. Mekanisme hiperurisemia
menyebabkan hipertensi berhubungan dengan penghambatan nitrit oksid, aktivasi
sistem renin-angiotensin, dan pembentukan aterosklerosis. Peningkatan kadar
asam urat menyebabkan peningkatan kepekatan platelet dan akibatnya dapat
menyebabkan pembentukan trombus. Penelitian pada komposisi plak
30
aterosklerosis menunjukkan bahwa kristal asam urat lebih banyak ditemukan pada
orang yang menderita aterosklerosis daripada dinding arteri normal (Kannelis &
Johnson, 2003; Weir et al., 2003).
5. Penatalaksanaan
a. Perubahan gaya hidup
Pencegahan hiperurisemia dapat dilakukan dengan menghindari segala
sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan terutama makanan yang
mengandung purin berlebihan seperti daging, jeroan, dan ikan asin. Modifikasi
kebiasaan hidup seperti pengurangan berat badan dengan berolahraga dan
penghentian konsumsi alkohol harus direkomendasikan (Cannella & Mikuls,
2005; Vitahealth, 2008).
Hiperurisemia sebagai faktor risiko stroke dapat dicegah dengan
menghindari makanan yang mengandung purin tinggi. Dengan demikian perlu
dilakukan kontrol asupan semaksimal mungkin terhadap makanan-makanan yang
mengandung purin seperti:
1) Kadar tinggi (150-180 mg/100 g): jeroan (hati, ginjal, jantung, limpa, paru),
otak, dan saripati daging.
2) Kadar sedang (50-150 mg/100 g): daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang,
kacang-kacangan, kembang kol, bayam, kangkung, asparagus, dan jamur.
3) Kadar rendah (dibawah 50 mg/100 g): gula, telur, susu
Konsumsi makanan-makanan tersebut harus diimbangi dengan minum air yang
banyak (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari) untuk membantu
pembuangan asam urat dari dalam tubuh melalui urin (Vitahealth, 2008).
31
b. Terapi farmakologis
Pada kasus hiperurisemia tanpa gejala tidak diperlukan pengobatan
jangka panjang karena peningkatan kadar asam urat di dalam darah belum tentu
menyebabkan terjadinya radang sendi. Obat penurun kadar asam urat yang paling
umum digunakan untuk menghambat xantin oksidase dan menurunkan produksi
asam urat yaitu Allopurinol. Allopurinol mengurangi kadar asam urat dalam
serum dan urin. Probenecid yang bekerja pada jalur transport anion asam urat di
ginjal berfungsi meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin. Obat ini hanya
digunakan untuk pasien hiperurisemia yang disebabkan karena under ekskresi
asam urat (800 mg/24 jam). Fenofibrate juga mengurangi reabsorpsi asam urat di
tubulus ginjal dan meningkatkan ekskresinya. Setelah terapi penurun kadar asam
urat dimulai, kadar serum asam urat harus dicek secara rutin (setiap 3-6 bulan)
dan dosis pengobatan ditambahkan untuk mencapai kadar asam urat <6 mg/dL
(Cannella & Mikuls, 2005; Vitahealth, 2008).
D. Edukasi
Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau
materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai
perubahan perilaku (tujuan). Edukasi kesehatan sangat penting untuk menunjang
program-program kesehatan yang lain. Untuk memilih metode edukasi harus
memperhatikan subyek edukasi apakah itu merupakan individu, kelompok,
masyarakat/massa serta harus mempertimbangkan pendidikan formal
(Notoatmodjo, 2003).
32
Edukasi ialah suatu upaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke
mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Kesadaran
masyarakat tentang kesehatan disebut “melek kesehatan” (health literacy).
Edukasi pada akhirnya bukan hanya mencapai “melek kesehatan” pada
masyarakat saja, namun yang lebih penting ialah mencapai perilaku kesehatan
(healthy behavior). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge)
dan disikapi (attitude), melainkan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
(practice). Hal ini berarti bahwa tujuan akhir dari edukasi adalah agar masyarakat
dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat, atau
masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life style) (Notoatmodjo, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan,
sikap, dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan agar
individu/kelompok/masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak
baik mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai
hidup sehat (Pratomo, 1989).
Edukasi kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan cara
bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan
sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar perilaku
individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap
33
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan dilaksanakan melalui
penyuluhan massa, kelompok atau interpersonal yang tujuan akhirnya adalah agar
individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan masyarakat mengenai stroke umumnya masih kurang.
Masyarakat memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai faktor risiko stroke
dan bagaimana penanganan yang seharusnya dilakukan dengan cepat bila terjadi
gejala stroke. Penelitian terhadap kurang lebih 2000 orang menunjukkan bahwa
57% responden dapat mengidentifikasi paling tidak satu tanda stroke dengan
benar, 28% dapat mengidentifikasi dua tanda, dan hanya 8% yang dapat
mengidentifikasi tiga tanda dengan benar. Orang yang berusia ≥75 tahun dan
memiliki risiko tinggi terhadap stroke memiliki pengetahuan tentang stroke yang
paling sedikit, sedangkan orang yang memiliki faktor risiko stroke sering kali
tidak tahu bahwa dirinya berisiko terkena stroke (Hwang, 1998; Kleindorfer,
Miller, Moomaw, Alwell, Broderick, Khoury, et al., 2007).
Ceramah merupakan metode yang baik digunakan untuk subyek
penelitian yang berpendidikan tinggi maupun rendah dan untuk kelompok besar.
Kelompok besar yang dimaksud di sini apabila subyek penelitian lebih dari 15
orang. Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
gambar, atau kombinasi (Notoatmodjo, 2007).
34
E. Landasan Teori
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau
dapat menimbulkan kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah
otak (WHO, 1997). Faktor risiko stroke adalah berbagai hal atau keadaan yang
menyebabkan atau memperparah stroke. Hasil penelitian empat rumah sakit
pendidikan di Makassar tahun 2006 menunjukkan bahwa 100 status pasien stroke
dengan rentang umur 31–90 tahun, memiliki faktor risiko stroke terbanyak adalah
hipertensi (89%), usia tua >50 tahun (77%), merokok (26%), dislipidemia (23%),
penyakit jantung (18%), riwayat stroke/Transient Ischemic Attack (TIA) (18%),
asam urat darah yang tinggi (16%), diabetes mellitus (15%), riwayat keluarga
(11%), fibrilasi atrium (5%), dan peminum alkohol (4%) (Aliah & Widjaja, 2006).
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Keadaan
asimtomatik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah
yang melebihi batas normalnya disebut dengan hiperurisemia. Hiperurisemia
merupakan salah satu faktor risiko stroke dan prediktor keluaran stroke yang
buruk. Hiperurisemia dapat menyebabkan hipertensi dengan penghambatan nitrit
oksid, aktivasi sistem renin-angiotensin, dan pembentukan aterosklerosis yang
kemudian dapat menyebabkan stroke. Pembentukan superoksida bersama asam
urat dapat memperburuk keluaran stroke karena menginduksi inflamasi yang akut
dan kronis (Hawkins & Rahn, 2005; Kannelis & Johnson, 2003; Sutedjo, 2008;
Weir et al., 2003). Semakin tinggi kadar asam urat maka semakin tinggi risiko
terserang stroke.
35
Edukasi ialah suatu upaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke
mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Tujuan
akhir dari edukasi adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi
dirinya sendiri dan bagi masyarakat, atau masyarakat dapat berperilaku hidup
sehat (healthy life style) (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan masyarakat mengenai stroke umumnya masih kurang.
Masyarakat memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai faktor risiko stroke
dan bagaimana penanganan yang seharusnya dilakukan dengan cepat bila terjadi
gejala stroke. Penelitian terhadap kurang lebih 2000 orang menunjukkan bahwa
57% responden dapat mengidentifikasi paling tidak satu tanda stroke dengan
benar, 28% dapat mengidentifikasi dua tanda, dan hanya 8% yang dapat
mengidentifikasi tiga tanda dengan benar. Orang yang berusia ≥75 tahun dan
memiliki risiko tinggi terhadap stroke memiliki pengetahuan tentang stroke yang
paling sedikit, sedangkan orang yang memiliki faktor risiko stroke sering kali
tidak tahu bahwa dirinya berisiko terkena stroke (Hwang, 1998; Kleindorfer et al.,
2007).
Untuk menurunkan angka kematian dan kecatatan akibat stroke, tindakan
pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Pemahaman terhadap faktor risiko
stroke akan sangat membantu dalam tindakan pencegahan yang efektif sehingga
perlu adanya pemberian edukasi yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan
36
mengenai faktor-faktor risiko terjadinya stroke terutama kadar asam urat dan
edukasi tentang pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terjadinya stroke.
F. Hipotesis
Pemberian edukasi dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal memberikan penurunan yang signifikan terhadap profil
kadar asam urat yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada
populasi Posyandu Lansia Srikandi dan Posyandu Lansia Buah Apel, Desa
Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi-
experimental research) dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-
posttest intervention with control group design. Ciri eksperimental semu adalah
tidak dapat meletakkan subjek secara random pada kelompok perlakuan atau
kontrol (Hasan, 2002). Penelitian eksperimental semu digunakan karena tidak
memungkinkan mengontrol semua hal yang berpengaruh terhadap hasil penelitian
(Pratiknya, 2001). Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti
adalah tindakan subjek penelitian. Peneliti juga tidak bisa menjamin bahwa antara
kelompok yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan (kelompok
kontrol) tidak saling berinteraksi. Perlakuan dalam penelitian ini adalah
pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal.
Subjek penelitian diamati dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan. Hasil dari kelompok perlakuan ini kemudian dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Secara keseluruhan akan diperoleh empat macam hasil
pengukuran, yaitu dua hasil pengukuran awal dan dua hasil pengukuran akhir.
Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian laboratorium dan
klinis dengan bidang multidispliner meliputi Patologi Klinik, Farmasi Sosial, dan
Farmasi Klinis.
38
Kelompok perlakuan
a b---------------------P
Kelompok kontrol
---------------------TPak bk
Gambar 4. Skema Rancangan Pretest-Posttest Intervention with Control Group Design Keterangan: P : perlakuan ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal TP : tanpa perlakuan a : pengukuran awal kadar asam urat sebelum perlakuan ak : pengukuran awal kadar asam urat pada kelompok kontrol tanpa perlakuan b : pengukuran akhir kadar asam urat setelah perlakuan bk : pengukuran akhir kadar asam urat pada kelompok kontrol tanpa perlakuan.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent): pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal.
2. Variabel tergantung (dependent): faktor risiko stroke yaitu profil kadar asam
urat.
C. Definisi Operasional
1. Pemberian edukasi adalah suatu proses penyampaian materi melalui
pemberian ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada
populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia
Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang
bertujuan menurunkan profil kadar asam urat terkait pencegahan stroke.
2. Ceramah adalah suatu bentuk informasi lisan tentang stroke dan
pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan populasi
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,
Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.
39
3. Edukasi secara personal dilakukan dengan pemberian leaflet dan wawancara
mengenai tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian terkait pencegahan
stroke.
4. Leaflet adalah suatu bentuk informasi tertulis yang mencakup kajian tentang
stroke dan pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia
Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
5. Standar kadar asam urat dalam darah yang digunakan berpedoman pada nilai
normal kadar asam urat dalam darah dari Laboratorium Pramita.
6. Kadar asam urat adalah besaran yang menunjukkan jumlah asam urat yang
dinyatakan dalam mg/dL, yaitu asam urat yang terdapat dalam setiap dL
serum darah.
7. Profil karakteristik populasi lansia yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah gambaran subjek penelitian terkait dengan stroke yang meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, Body Mass
Index (BMI), hasil pengukuran tekanan darah, kolesterol total, High Density
Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, Blood
Urea Nitrogen (BUN), kreatinin, asam urat, dan glukosa darah puasa.
8. Usia dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, yaitu ≥60-≤65
tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun, dan
≥90-≤95 tahun.
9. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu tidak
sekolah, ≤ SMP, dan > SMP.
40
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah lansia yang tergabung dalam
kelompok Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah
Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang memenuhi
kriteria inklusi, bersedia diambil darahnya (inform consent), mengisi formulir data
penelitian, dan mengikuti ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah laki-laki atau
perempuan berusia diatas 60 tahun yang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Kriteria eksklusi yang digunakan adalah pernah mengalami stroke, penyakit gagal
ginjal, atau penyakit jantung.
Pada awal penelitian, subjek penelitian yang digunakan sebanyak 60
orang. Dari 60 orang tersebut dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya riwayat
penyakit. Subjek penelitian dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 7 orang,
kelebihan kadar asam urat 3 orang, hipertensi dan kelebihan asam urat 3 orang,
reumatik 5 orang, dan tanpa riwayat penyakit 42 orang. Masing-masing jenis
riwayat penyakit diundi untuk dimasukkan dalam kelompok kontrol dan
perlakuan secara seimbang. Hal yang sama dilakukan terhadap subjek penelitian
tanpa riwayat penyakit.
Pada akhir penelitian, subjek penelitian pada kelompok kontrol
berkurang menjadi 29 orang. Hal ini disebabkan karena satu subjek penelitian
mengundurkan diri karena merasa takut untuk melakukan pengambilan darah
akhir. Pembagian subjek penelitian dapat dilihat pada gambar 5.
Keterangan:*) pengukur**) penguku
P
Kecamata
diperoleh
telah mem
P
dilakukan
In
penelitian
kelamin,
riwayat pe
lansia, dip
60 subye
: ran awal uran akhir
Penelitian d
an Mlati, Ka
dari Labor
miliki sertifik
Penelitian d
dari Bulan
nstrumen y
dan data ha
umur, ting
enyakit kel
peroleh pada
k penelitian
Gambar 5
E.
dilakukan di
abupaten S
atorium Pra
kat ISO seh
F.
dilakukan pa
Juli-Oktob
G. I
yang diguna
asil laborato
gkat pendid
uarga, riwa
a awal pene
(3
(3
*
*
. Pembagian
Tempat P
i Dusun Bu
leman, DIY
amita Utam
hingga hasil
. Waktu p
ada bulan J
er 2009.
Instrumen
akan dalam
orium. Form
dikan, pek
ayat penyak
elitian.
Kontro30 subjek pen
Perlakua30 subjek pen
Subjek Pene
Penelitian
urikan dan
Y. Hasil pe
ma, DIY. La
penelitian d
enelitian
Juni-Oktobe
Penelitian
m penelitian
mulir data p
kerjaan tera
kit, dan kea
ol nelitian)
annelitian)
*
*
elitian
Keboan, D
emeriksaan
aboratorium
dapat diperc
er 2009. Pe
n
n ini adala
penelitian, b
akhir, kebi
aktifan men
(29 su
(30 su
**
**
Desa Sumbe
kadar asam
m Pramita U
caya.
engambilan
ah formulir
berisi nama,
asaan mero
ngikuti posy
Kontrol ubjek peneliti
Perlakuanubjek peneliti
41
eradi,
m urat
Utama
n data
r data
jenis
okok,
yandu
ian)
ian)
42
H. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan subjek penelitian
Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek
penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki
(Setiawan, 2005). Peneliti terlebih dahulu menetapkan jumlah subjek penelitian
yang akan diteliti yang terdiri dari 30 lansia Posyandu Srikandi dan 30 lansia
Posyandu Buah Apel. Setiap kelompok kemudian diundi untuk dikelompokkan
menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Pembagian antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol ditetapkan masing-masing kelompok terdiri dari 15 lansia
Posyandu Srikandi dan 15 lansia Posyandu Buah Apel.
Pembagian ini juga melihat adanya riwayat penyakit seperti asam urat,
hipertensi, dan diabetes mellitus. Kelompok kontrol dan perlakuan terdiri dari
lansia sehat dan lansia dengan riwayat penyakit dalam jumlah yang seimbang
untuk memperoleh karakteristik yang sama.
Sampel minimal yang digunakan untuk penelitian ekperimental adalah 15
orang untuk setiap populasi (Hasan, 2002). Subjek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 60 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30
orang kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol.
2. Pengurusan izin penelitian
Pengurusan izin penelitian dilakukan untuk memperoleh izin melakukan
penelitian pada populasi lansia yang tergabung dalam kelompok Posyandu Lansia
Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan,
43
Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY. Proses pengurusan izin penelitian dimulai
dengan memasukkan permohonan izin dan proposal penelitian ke bagian
perizinan Bupati Sleman c.q BAPEDA Sleman. Kemudian secara berurutan
dilanjutkan ke Dinas Pol PP dan Tibmas Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman, Bidang Perencanaan SDM Bappeda Kabupaten Sleman,
Puskesmas Mlati II, Kecamatan Mlati, Kelurahan Sumberadi, serta Kepala Dusun
Burikan dan Keboan. Izin penelitian juga disampaikan kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada untuk memperoleh keterangan kelaikan etik (ethical clearance).
3. Penelusuran data populasi
Penelusuran data populasi dilakukan dengan melakukan penelusuran data
prevalensi stroke di Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman. Di bagian ini diperoleh data jumlah orang berusia di atas 60
tahun yang menderita stroke dan dirawat di puskesmas daerah Sleman sebanyak
214 orang dengan jumlah penduduk sampai pertengahan tahun 2008 di Kabupaten
Sleman sebanyak 938.694 orang. Penelusuran data populasi dilanjutkan ke
Kelurahan Sumberadi dan diperoleh 15 data dusun di Desa Sumberadi, dimana
masing-masing dusun memiliki satu posyandu lansia, namun tidak diperoleh data
mengenai jumlah populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun.
Peneliti kemudian melakukan observasi ke posyandu lansia di dua dusun
yang paling dekat dengan Posyandu Lansia Srikandi Dusun Burikan, yaitu
Posyandu Lansia Buah Apel Dusun Keboan dan Posyandu Lansia Dusun Warak.
Posyandu lansia yang memiliki karakteristik demografi hampir sama dengan
44
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan adalah Posyandu Lansia Buah Apel,
Dusun Keboan dilihat dari tingkat sosial masyarakatnya.
Data jumlah populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun ditelusuri
melalui Kecamatan Mlati. Berdasarkan data yang diberikan, jumlah populasi
lansia yang ada di Desa Sumberadi pada tahun 2008 berjumlah 1225 orang dari
6609 orang penduduk Kecamatan Mlati, dimana jumlah penduduk lansia di Dusun
Burikan berjumlah 91 orang dan Dusun Keboan berjumlah 70 orang. Data ini
kemudian digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimum yang
dibutuhkan dalam penelitian.
4. Pembuatan leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat (Notoatmojo, 2003). Leaflet berfungsi sebagai
media pemberian edukasi secara personal tentang pencegahan stroke kepada
subjek penelitian. Isi leaflet adalah hal-hal yang berkaitan dengan stroke, yaitu
definisi, akibat serta pencegahannya. Leaflet dibuat semenarik mungkin, jelas,
singkat, dan lengkap dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Leaflet
lebih banyak mencantumkan gambar karena subjek penelitian sudah berusia
lanjut, sehingga diharapkan lebih mudah dalam memahami isi leaflet.
5. Pelaksanaan intervensi
a. Penyebaran undangan untuk subjek penelitian
Undangan untuk pengukuran kadar asam urat disebarkan pada semua
subjek penelitian di Posyandu Lansia Srikandi dan Posyandu Lansia Buah
Apel yang telah bersedia untuk mengikuti jalannya penelitian. Penyebaran
45
undangan disertai dengan pengisian formulir data penelitian. Pengukuran
awal kadar asam urat dilakukan pada tanggal 31 Juli 2009. Undangan untuk
mengikuti ceramah hanya disebarkan kepada subjek penelitian di Posyandu
Lansia Srikandi dan Buah Apel yang tergabung dalam kelompok perlakuan.
Ceramah yang dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk kelompok perlakuan dilakukan pada tanggal 5 Agustus
2009. Undangan juga diberikan pada kelompok kontrol untuk mengambil
hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2009.
Hal ini untuk menghindari interaksi antara kelompok kontrol dan perlakuan
agar kelompok kontrol tidak mengetahui intervensi yang diberikan pada
kelompok perlakuan (berupa ceramah). Pengukuran akhir kadar asam urat
dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengambilan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk kedua kelompok dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober
2009.
b. Pengukuran awal kadar asam urat
Pengukuran awal kadar asam urat dilakukan pada kelompok kontrol dan
perlakuan oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama.
c. Pelaksanaan ceramah, edukasi secara personal, dan pemberian leaflet
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi
secara personal dilakukan pada kelompok perlakuan untuk memberikan
pengetahuan tentang stroke dan pencegahannya, sehingga dapat
mempengaruhi tindakan subjek penelitian untuk menjaga kesehatannya.
Pemberian ceramah dilakukan 5 hari setelah pengambilan darah tahap
46
pertama. Ceramah diberikan oleh dokter dari Laboratorium Pramita. Dalam
acara ini terjadi interaksi berupa tanya jawab antara dokter sebagai
narasumber dan subjek penelitian. Ceramah dikemas dalam waktu satu jam
dengan bahasa pengantar adalah Bahasa Jawa. Bahasa pengantar yang
digunakan adalah Bahasa Jawa karena subjek penelitian kurang memahami
Bahasa Indonesia. Edukasi secara personal dilakukan setiap dua minggu
sekali dari rumah ke rumah selama dua bulan. Alasan dilakukan edukasi
secara personal karena peneliti kesulitan untuk mengumpulkan subjek
penelitian menjadi satu, mengingat masing-masing subjek penelitian memiliki
kesibukan yang berbeda. Edukasi secara personal dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam serta mengingatkan subjek penelitian
terkait dengan stroke dan pencegahannya, sehingga dapat mempengaruhi
tindakan subjek uji untuk menjaga kesehatannya. Leaflet diberikan saat
pertama kali dilakukan edukasi secara personal agar penyampaian informasi
lebih efektif.
d. Pengukuran akhir kadar asam urat
Pengukuran akhir kadar asam urat dilakukan pada kelompok perlakuan
dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita Utama. Hasil pengukuran
kadar asam urat kedua kemudian dibandingkan dengan pengukuran awal
untuk mengetahui penurunan profil kadar asam urat. Hasil pengukuran kadar
asam urat dari kedua kelompok kemudian dibandingkan untuk mengetahui
pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kadar asam urat yang merupakan
salah satu faktor risiko stroke.
47
6. Pengambilan data
Data penelitian diambil dari dua sumber yaitu pengisian formulir data
penelitian dan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pengisian formulir data
penelitian digunakan untuk mengetahui profil karakteristik populasi lansia pada
penelitian ini. Pengukuran kadar asam urat oleh petugas laboratorium dilakukan
dua kali, yaitu:
a. Pengukuran awal
Pengukuran awal dilakukan sebelum subjek penelitian mendapatkan
intervensi baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol untuk
mengetahui profil awal kadar asam urat sebagai faktor risiko stroke.
b. Pengukuran akhir
Pengukuran akhir dilakukan dua bulan setelah intervensi, baik pada
kelompok perlakuan maupun kontrol untuk mengetahui profil akhir kadar
asam urat sebagai faktor risiko stroke.
7. Analisis data
Analisis data yang digunakan dapat dilihat dari skema analisis data
berikut:
48
Gambar 6. Skema Analisis Data
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian (Azwar, 2006). Uji normalitas dilakukan
dengan program statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
normalitas profil kadar asam urat dilakukan pada kelompok kontrol dan
perlakuan, sebelum dan sesudah edukasi.
2) Uji signifikansi untuk mengetahui signifikansi antara:
a) Uji Paired T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan yaitu data
pengukuran awal dan akhir pada masing-masing kelompok kontrol dan
perlakuan terdistribusi normal. Uji Wilcoxon dilakukan jika minimal
salah satu dari dua data yang dibandingkan tidak terdistribusi normal.
Data kelompok perlakuan dan kontrol
Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnovuntuk variabel dengan skala pengukuran numerik
Uji signifikansi Chi-square jika skala pengukuran kategorik danIndependent T-test atau Mann Whitney jika skala pengukuran
numerik untuk mengetahui karakteristik awal. Independent T-testdigunakan jika data terdistribusi normal dan Mann Whitney jika data
tidak terdistribusi normal.
Uji signifikansi satu kelompok untuk mengetahui ada tidaknya penurunan profil kadar asam urat. Jika data terdistribusi normaldigunakan Paired t-test dan jika data tidak terdistribusi normal
digunakan Wilcoxon .
Uji signifikansi antara kelompok perlakuan dan kontrol denganIndependent T-test atau Mann Whitney untuk mengetahui pengaruh
pemberian edukasi terhadap kelompok perlakuan dan kontrol.
49
Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan profil kadar asam urat
dalam satu kelompok, baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan,
sehingga dapat diketahui pengaruh ceramah yang dilanjutkan edukasi
secara personal terhadap penurunan kadar asam urat sebagai faktor
risiko stroke. Nilai signifikansi yang diperoleh dari pengujian statistik
ini kemudian diuji hipotesis. Hipotesis null berbunyi perubahan profil
kadar asam urat antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak
bermakna. Hipotesis null diterima jika diperoleh nilai p>0,05, yang
berarti perubahan profil kadar asam urat antara pengukuran awal dan
akhir berbeda tidak bermakna. Nilai p<0,05 berarti hipotesis null
ditolak dan menunjukkan perubahan profil kadar asam urat antara
pengukuran awal dan akhir berbeda bermakna.
b) Uji Independent T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan
terdistribusi normal dan jika minimal salah satu dari dua data yang
dibandingkan tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mann
Whitney. Data yang dibandingkan yaitu data hasil pengukuran pada
kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pemeriksaan awal maupun
akhir, serta selisih data pengukuran awal dan akhir dari kelompok
kontrol dan perlakuan. Pada pemeriksaan awal, uji ini digunakan untuk
mengetahui profil awal subjek penelitian yang digunakan sebagai
baseline sedangkan pada pemeriksaan akhir uji ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan dengan edukasi secara personal antara kelompok kontrol
50
dan perlakuan. Analisis Mann Whitney T-test dan Two Sample
Independent T-test merupakan prosedur untuk suatu variabel
independent (edukasi) yang mempunyai dua level discrete dan variabel
dependent continous (profil kadar asam urat). Nilai signifikansi yang
diperoleh dari pengujian statistik ini kemudian diuji hipotesis.
Hipotesisi null berbunyi pemberian edukasi berupa ceramah yang
dilanjutkan edukasi secara personal menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna pada kelompok perlakuan dan kontrol, baik pada pengukuran
awal maupun akhir. Nilai p>0,05 menunjukkan hipotesis null diterima,
yang berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan
edukasi secara personal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada kelompok perlakuan dan kontrol, sedangkan jika nilai p<0,05
menunjukkan hipotesis null ditolak, yang berarti pemberian edukasi
berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal menunjukkan
perbedaan yang bermakna pada kelompok perlakuan dan kontrol.
c) Uji Chi-square digunakan jika skala pengukuran data yang digunakan
adalah kategorik tidak berpasangan. Uji ini digunakan dalam
pengolahan data baseline.
I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian
1. Kesulitan yang dihadapi selama penelitian:
a. Komunikasi dengan subjek penelitian yang harus menggunakan bahasa
Jawa Krama Inggil
51
b. Menyesuaikan waktu antara peneliti dan subjek penelitian, mengingat
masing-masing mempunyai kesibukan yang berbeda
c. Memilih tempat pelaksanaan ceramah serta pengukuran tekanan darah dan
pengambilan sampel darah karena melibatkan dua dusun
d. Jarak tempat pertemuan yang jauh dari rumah beberapa subjek penelitian,
sehingga subjek penelitian tidak bisa datang tepat waktu
e. Pemberian edukasi secara personal dibagi menjadi tiga kelompok sehingga
ada kemungkinan informasi yang diberikan tidak sama satu dengan yang
lain.
Peneliti mengatasi kesulitan yang dihadapi dengan cara:
a. Belajar menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil
b. Mengadakan penelitian di waktu yang telah disepakati dengan kader
Posyandu Lansia Dusun Burikan dan Keboan
c. Memilih rumah Kepala Dusun Burikan sebagai tempat pelaksanaan
ceramah serta pengukuran tekanan darah dan pengambilan sampel darah
karena tempat ini luas dan diketahui oleh seluruh subjek penelitian
d. Menjemput subjek penelitian yang tidak memungkinkan untuk datang
sendiri
e. Membuat panduan tertulis mengenai apa yang akan dibicarakan kepada
subjek penelitian sehingga diharapkan informasi yang diberikan sama.
2. Kelemahan penelitian
Kelemahan penelitian ini adalah adanya hal-hal yang tidak dapat
dikontrol oleh peneliti, misalnya informasi yang diterima oleh subjek
52
penelitian, interaksi antara kelompok kontrol dan perlakuan karena jarak rumah
yang berdekatan, dan tindakan subjek penelitian yang tidak sesuai dengan
anjuran peneliti.
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Faktor Risiko Stroke
Profil karakteristik populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan secara keseluruhan terkait
faktor-faktor risiko stroke disajikan dalam tabel I. Data ini digunakan sebagai data
dasar (baseline) untuk penelitian. Seluruh variabel yang menggambarkan
karakteristik populasi lansia terkait faktor risiko stroke diuji secara statistik. Uji
statistik yang digunakan adalah Chi-square untuk skala pengukuran kategorik,
Independent T-test untuk skala pengukuran numerik dengan data terdistribusi
normal, dan Mann Whitney untuk skala pengukuran numerik dengan data tidak
terdistribusi normal.
Uji statistik pada masing-masing karakteristik dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan pada setiap variabel antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol, yang nantinya digunakan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan karakteristik awal pada kedua kelompok. Tabel I dan
berwarna biru menunjukkan fokus permasalahan penelitian ini yaitu profil kadar
asam urat pada populasi Posyandu Lansia Srikandi dan Posyandu Lansia Buah
Apel.
54
Tabel I. Profil Karakteristik Awal Populasi Lansia terkait Faktor-Faktor Risiko Stroke Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p
n % n % Usia
30 ≥60-≤65 th: 30 ≥66-≤71 th: 40 ≥72-≤77 th: 10 ≥78-≤83 th: 16,67 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th: 3,33
30 ≥60-≤65 th: 36,67 ≥66-≤71 th: 26,67 ≥72-≤77 th: 23,33 ≥78-≤83 th: 10 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th:3,33
0,541 ***
Jenis kelamin 30 Laki-laki :40 Perempuan : 60
30 Laki-laki :26,67 Perempuan: 73,33
0,273 ***
Tingkat pendidikan
30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 30 >SMP: 13,33
30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 40 >SMP: 3,33
0,328 ***
Kebiasaan merokok
30 Ya : 23,33 Tidak : 76,67
30 Ya : 13,33 Tidak : 86,67
0,317 ***
Variabel n x ± SD n x ± SD p BMI 30 19,08 ± 3,029 30 19,22 ± 3,515 0,857* Tekanan darah
Sistolik Diastolik
30
140,33 ± 16,914 86,67 ± 7,112
30
140,33 ± 14,016 86,00 ± 6,215
0,819** 0,921**
Kolesterol total
30 206,93 ± 29,991 30 208,83 ± 42,405 0,842*
HDL 30 50,90 ± 11,633 30 50,47 ± 10,136 0,878* LDL 30 134,71 ± 26,079 30 132,92 ± 33,62 0,821*
Trigliserida 30 106,60 ± 33,902 30 119,53 ± 72,273 0,790* BUN
Laki-laki Perempuan
12 18
14,30 ± 5,864 14,90 ± 4,767
8 22
12,30 ± 3,077 15,31 ± 4,717
0,396* 0,785*
Kreatinin Laki-laki Perempuan
12 18
1,10 ± 0,455 0,83 ± 0,225
8 22
1,02 ± 0,136 0,81 ± 0,148
0.787** 0,903**
Asam urat Laki-laki Perempuan
12 18
5,34 ± 1,206 4,85 ± 2,269
8 22
5,45 ± 1,066 4,71 ± 1,802
0,824* 0,428**
Glukosa 30 89,47 ± 13,587 30 87,67 ± 14,921 0,515**
Keterangan : n = jumlah subjek penelitian *) uji statistik Independent T-Test **) uji statistik Mann Whitney ***) uji statistik Chi-square
55
Berdasarkan tabel I dapat dilihat bahwa subjek penelitian dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Seluruh profil karakteristik
awal subjek penelitian memiliki nilai signifikansi (p) >0,05 yang berarti bahwa
profil karakteristik subjek penelitian secara keseluruhan antara kelompok
perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hasil ini sesuai yang
diharapkan sebagai baseline penelitian sebelum pemberian intervensi berupa
pemberian ceramah dan edukasi secara personal yaitu kesamaan karakteristik awal
antara kelompok perlakuan dan kontrol. Kesamaan karakteristik antara kedua
kelompok ini digunakan untuk menunjukkan bahwa perubahan kadar asam urat
antara pengukuran awal dan akhir disebabkan pemberian intervensi pada
kelompok perlakuan.
1. Usia
Usia subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 6
yaitu subjek penelitian berusia ≥60-≤65 tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun,
≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun, dan ≥90-≤95 tahun. Pembagian kelompok tersebut
diperoleh berdasarkan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
dimana: k = jumlah kelompok interval n = jumlah data observasi
(Sugiono, 2006)
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai k sebesar 5,8 yang berarti jumlah
kelompok interval usia adalah 6.
56
Tabel II. Profil Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Rentang usia
(tahun) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
9 12 3 5 0 1
30 40 10
16,67 0
3,33
11 8 7 3 0 1
36,67 26,67 23,33
10 0
3,33 Σ 30 100,00 30 100,00
Persentase jumlah subjek penelitian tertinggi pada kelompok perlakuan
yaitu berusia ≥66-≤71 tahun sebesar 40%, sedangkan pada kelompok kontrol
persentase jumlah subjek penelitian tertinggi berusia ≥60-≤65 tahun yaitu sebesar
36,67%. Persentase jumlah subjek penelitian paling rendah pada kelompok usia
≥84-≤89 tahun karena tidak ada subjek penelitian, baik kelompok perlakuan
maupun kelompok kontrol yang berada dalam kelompok usia tersebut.
Gambar 7. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Usia
Berdasarkan uji statistik Chi-square terhadap usia pada kelompok
perlakuan dan kontrol diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,541, dimana nilai
p>0,05 yang menunjukkan bahwa profil usia antara kelompok perlakuan dan
30
40
10
17
03,33
36,67
26,6723,33
10
03,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Rentang Usia (tahun)
Perlakuan
Kontrol
57
kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian usia antara
kelompok perlakuan dan kontrol adalah sama.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu laki-
laki dan perempuan. Subjek penelitian terdiri dari 20 laki-laki dan 40 perempuan.
Tabel III. Profil Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Pria Wanita
12 18
40,00 60,00
8 22
26,67 73,33
Σ 30 100,00 30 100,00
Data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian
pada penelitian ini adalah perempuan yaitu sebesar lebih dari 50% jumlah seluruh
subjek penelitian dalam setiap kelompok. Jumlah laki-laki pada kelompok
perlakuan yaitu sebanyak 12 orang (40%) dan perempuan sebanyak 18 orang
(60%). Pada kelompok kontrol jumlah laki-laki sebanyak 8 orang (26,67%) dan
perempuan sebanyak 22 orang (73,33%).
Persentase subjek penelitian perempuan yang lebih tinggi dari laki-laki
pada setiap kelompok dapat disebabkan karena faktor kegiatan atau aktivitas yang
dimiliki oleh subjek penelitian. Penduduk laki-laki berusia di atas 60 tahun di
Dusun Burikan dan Dusun Keboan masih banyak yang aktif bekerja. Hal ini
menyebabkan banyak yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia karena
waktu pelaksanaan kegiatan posyandu lansia seringkali tidak sesuai dengan
kegiatan atau aktivitas mereka. Berbeda dengan penduduk perempuan, sebagian
58
besar adalah ibu rumah tangga dengan waktu luang yang lebih banyak, sehingga
banyak yang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Gambar 8. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Jenis Kelamin
Berdasarkan uji statistik Chi-square terhadap subjek penelitian ditinjau
dari jenis kelamin memberikan nilai signifikansi (p) 0,273, dimana nilai p>0,05
yang berarti profil jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda
tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan kontrol adalah sama.
3. Tingkat pendidikan
Subjek penelitian dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh subjek penelitian yaitu tidak
bersekolah, ≤SMP, dan >SMP.
Tabel IV. Profil Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Tingkat
Pendidikan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Tidak Sekolah ≤ SMP >SMP
17
9 4
56,67
30,00 13,33
17
12 1
56,67
40,00 3,33
Σ 30 100 30 100,00
40
60
26,67
73
0
20
40
60
80
Laki-laki PerempuanPers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ain
(%)
Jenis Kelamin
Perlakuan
Kontrol
59
Dari data diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan subjek
penelitian adalah tidak bersekolah yaitu sebesar lebih dari 50% jumlah seluruh
subjek penelitian dalam setiap kelompok. Kelompok perlakuan didominasi oleh
subjek penelitian yang tidak bersekolah sebanyak 17 orang (56,67%), urutan
kedua pendidikan ≤SMP sebanyak 9 orang (30%), dan yang berpendidikan >SMP
sebanyak 4 orang (13,33%). Pada kelompok kontrol didominasi oleh subjek
penelitian yang tidak sekolah berjumlah 17 orang (56,67%), urutan kedua
pendidikan ≤SMP sebanyak 12 orang (40%), dan terakhir berpendidikan >SMP
sebanyak 1 orang (3,33%). Dilihat dari karakteristik tersebut, tingkat pendidikan
subjek penelitian tergolong rendah karena paling banyak adalah tidak bersekolah.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar subjek penelitian merupakan masyarakat
dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Gambar 9. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Tingkat Pendidikan
Berdasarkan uji statistik Chi-square terhadap subjek penelitian ditinjau
dari tingkat pendidikan memberikan nilai signifikansi (p) 0,328, dimana nilai
p>0,05 yang berarti profil tingkat pendidikan antara kelompok perlakuan dan
kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian jumlah subjek
56,67
30
13
56,67
40
3,330
102030405060
Tidak Sekolah ≤ SMP > SMP
Pres
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Tingkat Pendidikan
Perlakuan
Kontrol
60
penelitian berdasarkan tingkat pendidikan antara kelompok perlakuan dan kontrol
adalah sama.
4. Kebiasaan merokok
Berdasarkan kebiasaan merokok, subjek penelitian dikelompokkan
menjadi 2 kelompok yaitu merokok dan tidak merokok.
Tabel V. Profil Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Riwayat Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Merokok Tidak Merokok
7 23
23,33 76,67
4 26
13,33 86,67
Σ 30 100,00 30 100,00
Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang (23,33%)
dengan kebiasaan merokok dan 23 orang (76,67%) yang tidak merokok pada
kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 4 orang
(13,33%) dengan kebiasaan merokok dan 26 orang (86,67%) yang tidak merokok.
Dengan demikian diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian tidak
mempunyai kebiasaan merokok.
Gambar 10. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik Kebiasaan Merokok
23,33
76,67
13,33
86,67
0
20
40
60
80
100
Merokok Tidak Merokok
Pres
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Kebiasaan Merokok
Perlakuan
Kontrol
61
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai signifikansi (p)
sebesar 0,317, dimana nilai p>0,05 yang berarti profil kebiasaan merokok antara
kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti
pembagian jumlah subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok antara
kelompok perlakuan dan kontrol adalah sama.
5. Body mass index (BMI)
Subjek penelitian dibagi menjadi 6 kelompok berdasarkan Body Mass
Index (BMI) yaitu underweight, normal, overweight, obesitas I, obesitas II, dan
obesitas III. Klasifikasi ini didasarkan pada klasifikasi BMI yang diusulkan oleh
WHO (2009).
Tabel VI . Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO (2009) BMI (kg/m2) Klasifikasi
<18,5 18,5-24,99 25-29,99 30-34,99 35-39,99
>40
Underweight Normal
Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III
Nilai BMI setiap subjek penelitian dihitung menggunakan rumus:
dimana: BMI = Body Mass Index (kg/m2) BB = berat badan (kg) TB = tinggi badan (m2)
Tabel VII. Profil BMI Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok BMI
(kg/m2) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Underweight (< 18,5) Normal (18,5-24,99) Overweight (25-29,99)
Obesitas I (30-34,99)
Obesitas II (35-39,99)
Obesitas III (≥ 40)
14 15 1 0 0 0
46,67 50
3,33 0 0 0
16 11 2 1 0 0
53,33 36,67 6,67
3 0 0
Σ 30 100,00 30 100,00
62
Subjek penelitian yang termasuk dalam klasifikasi normal sebanyak 15
orang (50%) pada kelompok perlakuan dan 11 orang (36,67%) pada kelompok
kontrol. Pada kelompok perlakuan, subjek penelitian paling banyak terdapat
dalam klasifikasi normal yaitu sebanyak 15 orang (46,67%), sedangkan pada
kelompok kontrol subjek penelitian paling banyak terdapat dalam klasifikasi
underweight yaitu sebanyak 16 orang (53,33%). Subjek penelitian baik perlakuan
maupun kontrol tidak ada yang berada dalam klasifikasi obesitas II dan III.
Gambar 11. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Ditinjau dari Karakteristik BMI
Berdasarkan uji statistik Mann Whitney diperoleh nilai signifikansi (p)
sebesar 0,857, dimana nilai p>0,05 yang berarti profil BMI antara kelompok
perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa
pembagian subjek penelitian berdasarkan BMI antara kelompok perlakuan dan
kontrol adalah sama.
6. Kadar blood urea nitrogen (BUN)
Subjek penelitian dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi berdasarkan
kadar BUN, yaitu rendah (<8 mg/dL), normal (8-26 mg/dL), dan tinggi (>26
46,67 50
3,33 0 0 0
53,33
36,67
6,67 3,33 0 00
10
20
30
40
50
60
Pres
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi BMI (kg/m2)
Perlakuan
Kontrol
63
mg/dL) untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yaitu rendah (<7 mg/dL),
normal (7-20 mg/dL), dan tinggi (>20 mg/dL).
Tabel VIII. Profil Kadar BUN Subjek Penelitian Laki-laki dalam Setiap Kelompok Kadar BUN
(mg/dL) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 8) Normal (8-26) Tinggi (> 26)
0 11 1
0 91,67 8,33
1 7 0
12,50 87,50
0 Σ 12 100,00 8 100,00
Tabel IX. Profil Kadar BUN Subjek Penelitian Perempuan dalam Setiap Kelompok
Kadar BUN (mg/dL)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 7) Normal (7-20) Tinggi (> 20)
0 16 2
0 88,89 11,11
0 17 15
0 77,27 22,73
Σ 18 100,00 22 100,00
Sebagian besar subjek penelitian mempunyai kadar BUN yang normal
yaitu sebesar lebih dari 50% jumlah seluruh subjek penelitian dalam setiap
kelompok. Pada kelompok perlakuan, subjek penelitian laki-laki yang mempunyai
kadar BUN normal sebanyak 11 orang (91,67%) dan tinggi sebanyak 1 orang
(8,33%), sedangkan pada perempuan yang mempunyai kadar BUN normal
sebanyak 16 orang (88,89%) dan tinggi sebanyak 2 orang (11,11%). Pada
kelompok kontrol, subjek laki-laki yang mempunyai kadar BUN rendah sebanyak
1 orang (12,50%) dan normal sebanyak 7 orang (87,50%), sedangkan pada
perempuan kadar BUN normal sebanyak 17 orang (77,27%) dan tinggi sebanyak
5 orang (22,73).
64
Gambar 12. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari Karakteristik
Kadar BUN
Gambar 13. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar BUN
Berdasarkan uji statistik Independent T-test pada kadar BUN subjek
penelitian perempuan diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0,785 dan uji Mann
Whitney pada kadar BUN subjek penelitian laki-laki diperoleh nilai signifikansi
(p) sebesar 0,396. Kedua nilai p>0,05 yang berarti berarti profil kadar BUN antara
kelompok perlakuan dan kontrol baik subjek penelitian laki-laki maupun
perempuan berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti pembagian subjek
0
91,67
8,3312,5
87,5
00
20
40
60
80
100
Rendah (< 8) Normal (8-26) Tinggi (> 26)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar BUN (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
0
88,89
11,11
0
77,27
22,73
0102030405060708090
100
Rendah (< 7) Normal (7-20) Tinggi (> 20)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar BUN (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
65
penelitian berdasarkan kadar BUN pada kelompok perlakuan dan kontrol baik
subjek penelitian laki-laki maupun perempuan adalah sama.
7. Kadar kreatinin
Subjek penelitian dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi berdasarkan
kadar kreatinin yaitu rendah (<0,7 mg/dL), normal (0,7-1,3 mg/dL), dan tinggi
(>1,3 mg/dL) untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan diklasifikasikan rendah
(<0,6 mg/dL), normal (0,6-1,1 mg/dL), dan tinggi (>1,1 mg/dL).
Tabel X. Profil Kadar Kreatinin Subjek Penelitian Laki-laki dalam Setiap Kelompok Kadar Kreatinin
(mg/dL) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 0,7) Normal (0,7-1,3) Tinggi (> 1,3)
0 10 2
0 83,33 16,67
0 8 0
0 100 0
Σ 12 100,00 8 100,00
Tabel XI. Profil Kadar Kreatinin Subjek Penelitian Perempuan dalam Setiap Kelompok Kadar Kreatinin
(mg/dL) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 0,6) Normal (0,6-1,1) Tinggi (> 1,1)
1 15 2
5,56 83,33 11,11
0 21 1
0 95,45 4,55
Σ 18 100,00 22 100,00
Sebagian besar subjek penelitian mempunyai kadar kreatinin normal
yaitu sebesar lebih dari 50% jumlah seluruh subjek penelitian dalam setiap
kelompok. Pada kelompok perlakuan, subjek penelitian laki-laki yang mempunyai
kadar kreatinin normal sebanyak 10 orang (83,33%) dan tinggi sebanyak 2 orang
(16,67%), sedangkan pada perempuan yang mempunyai kadar kreatinin rendah
sebanyak 1 orang (5,56%), normal sebanyak 15 orang (83,33%) dan tinggi
sebanyak 2 orang (11,11%). Pada kelompok kontrol, seluruh subjek laki-laki yang
mempunyai kadar kreatinin normal yaitu sebanyak 8 orang (100%), sedangkan
66
pada perempuan kadar kreatinin normal sebanyak 21 orang (95,45%) dan tinggi
sebanyak 1 orang (4,55%).
Gambar 14. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari Karakteristik
Kadar Kreatinin
Gambar 15. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari
Karakteristik Kadar Kreatinin
Berdasarkan uji statistik Mann Whitney diperoleh nilai signifikansi (p)
untuk laki-laki sebesar 0,787 dan perempuan sebesar 0,903 dimana nilai p>0,05
yang berarti berarti profil kadar kreatinin antara kelompok perlakuan dan kontrol
baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan berbeda tetapi tidak bermakna.
Hal ini berarti pembagian subjek penelitian berdasarkan kadar kreatinin antara
0
83,33
16,670
100
00
20
40
60
80
100
120
Rendah (<0,6) Normal (0,7-1,3) Tinggi (>1,3)Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar Kreatinin (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
5,56
83,33
11,110
95,45
4,55
0
20
40
60
80
100
120
Rendah (<0,6) Normal (0,6-1,1) Tinggi (>1,1)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar Kreatinin (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
67
kelompok perlakuan dan kontrol baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
adalah sama.
8. Kadar asam urat
Kadar asam urat pada penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan nilai
normal asam urat dari Laboratorium Pramita. Pengelompokan juga dibedakan
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kelompok pertama adalah kadar
asam urat rendah jika kadar asam urat berdasarkan data hasil laboratorium subjek
penelitian menunjukkan kurang dari 3,5 mg/dL pada laki-laki dan kurang dari 2,6
mg/dL pada perempuan. Kelompok kedua adalah kadar asam urat normal jika
kadar asam urat berdasarkan data hasil laboratorium subjek penelitian berada pada
rentang 3,5-7,2 mg/dL pada laki-laki dan 2,6-6,0 mg/dL pada perempuan.
Kelompok ketiga adalah kadar asam urat tinggi jika kadar asam urat berdasarkan
data hasil laboratorium subjek penelitian menunjukkan lebih dari 7,2 mg/dL pada
laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dL pada perempuan.
Tabel XII. Profil Kadar Asam Urat Awal Subjek Penelitian Laki-laki dalam Setiap Kelompok
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (> 7,2)
0 11 1
0 91,67 8,33
0 8 0
0 100 0
Σ 12 100,00 8 100,00
Tabel XIII. Profil Kadar Asam Urat Awal Subjek Penelitian Perempuan dalam Setiap Kelompok
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (> 6,0)
1 15 2
5,56 83,33 11,11
0 17 5
0 77,27
23 Σ 18 100,00 22 100,00
68
Pada kelompok perlakuan, subjek penelitian laki-laki didominasi subjek
penelitian yang mempunyai kadar asam urat normal sebanyak 11 orang (91,67%)
dan urutan kedua tinggi sebanyak 1 orang (8,33%), sedangkan perempuan
didominasi subjek penelitian yang mempunyai kadar asam urat normal sebanyak
15 orang (83,33%), urutan kedua tinggi sebanyak 2 orang (11,11%), dan rendah
sebanyak 1 orang (5,56%). Pada kelompok kontrol, subjek penelitian laki-laki
seluruh subjek penelitian mempunyai kadar asam urat normal yaitu sebanyak 8
orang (100%), sedangkan perempuan didominasi subjek penelitian yang
mempunyai kadar asam urat normal sebanyak 17 orang (77,27%) dan urutan
kedua tinggi sebanyak 5 orang (23%).
Gambar 16. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari Karakteristik Kadar Asam Urat Awal
0
91,67
8,330
100
00
20
40
60
80
100
120
Rendah (<3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (>7,2)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar Asam Urat (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
69
Gambar 17. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari Karakteristik Kadar Asam Urat Awal
Berdasarkan data yang ada, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah
subjek penelitian yang memiliki kadar asam urat dalam kisaran normal yaitu
sebesar lebih dari 50% jumlah seluruh subjek penelitian pada kelompok perlakuan
maupun kontrol dan jika dilihat persentase terbanyak adalah pada kelompok
perlakuan.
Uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi antara kadar
asam urat awal subjek penelitian kelompok perlakuan dan kontrol adalah uji
Independent T-test untuk subjek penelitian laki-laki dan uji Mann Whitney untuk
subjek penelitian perempuan. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai
signifikansi (p) untuk laki-laki sebesar 0,824 dan perempuan sebesar 0,428,
dimana nilai p>0,05 yang berarti profil kadar asam urat subjek penelitian laki-laki
dan perempuan antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak
bermakna. Hal ini berarti pembagian subjek penelitian laki-laki dan perempuan
berdasarkan kadar asam urat antara kelompok perlakuan dan kontrol adalah sama.
5,56
83,33
11,110
77,27
22,73
0102030405060708090
Rendah (<2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (>6,0)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar Asam Urat (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
70
Peningkatan kadar BUN dapat terjadi karena adanya dehidrasi, konsumsi
protein yang tinggi, kegagalan prerenal, gagal ginjal, dan glomerulonefritis.
Berbeda dengan kreatinin, peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan
adanya penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kreatinin serum berguna untuk
mengevaluasi fungsi glomerulus ginjal yang hasilnya lebih spesifik daripada BUN
(Sutedjo, 2008). Dengan demikian kadar BUN dan kreatinin dalam serum dapat
digunakan untuk menggambarkan fungsi ginjal.
Peningkatan kadar asam urat dalam serum tergantung dari fungsi ginjal,
metabolisme purin, dan intake makanan yang mengandung purin. Berdasarkan
analisis kadar BUN dan kreatinin pada subjek penelitian yang menunjukkan
bahwa sebagian besar berada pada kisaran normal yaitu sebesar lebih dari 50%
jumlah seluruh subjek penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ginjal
pada keseluruhan subjek penelitian adalah normal. Adanya peningkatan atau
penurunan kadar asam urat subjek penelitian pada penelitian ini murni berasal dari
metabolisme atau intake makanan yang mengandung purin, bukan karena adanya
gangguan fungsi ginjal.
B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah Yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Asam Urat yang Merupakan Faktor Risiko Stroke pada Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY
Perbandingan nilai selisih rerata antara pengukuran kadar asam urat awal
dengan pengukuran kadar asam urat akhir untuk setiap variabel dari kelompok
perlakuan dan kontrol digunakan untuk mengetahui apakah pemberian edukasi
berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal memberikan
71
pengaruh terhadap profil kadar asam urat pada sebagai faktor risiko stroke
kelompok subjek penelitian laki-laki dan perempuan. Pemberian edukasi juga
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh melalui Paired T-test jika data
terdistribusi normal dan Wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal. Selisih
rerata perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian laki-laki
dan perempuan, baik pada kelompok perlakuan dan kontrol serta nilai signifikansi
dari perhitungan statistik ditunjukkan pada tabel XIV.
Tabel XIV. Signifikansi dan Selisih Rerata Kadar Asam Urat Kelompok Variabel Pengukuran
Awal Pengukuran
Akhir Selisih Rerata
P
Perlakuan Laki-laki 5,342 ± 1,026 5,858 ±1,375 + 0,516 0,003* Perempuan 4,850 ± 2,269 5,194 ± 1,104 + 0,344 0,006**
Kontrol Laki-laki 5,450 ± 1,066 6,129 ± 1,626 + 0,679 0,120* Perempuan 4,705 ± 1,802 5,205 ± 1,540 + 0,500 0,003**
Keterangan: * uji statistik Paired T-test ** uji statistik Wilcoxon
Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa:
1. Pada kelompok perlakuan menunjukkan
a. perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian laki-
laki antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir berbeda bermakna,
b. perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian
perempuan antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir berbeda
bermakna.
2. Pada kelompok kontrol menunjukkan
a. perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian laki-
laki antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir berbeda tidak
bermakna,
72
a. perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian
perempuan antara pengukuran awal dengan pengukuran akhir berbeda
bermakna.
Selisih rerata digunakan untuk melihat apakah terdapat perubahan kadar
asam urat pada pengukuran awal dan pengukuran akhir dan seberapa besar
perubahan yang terjadi. Perubahan profil kadar asam urat pada kelompok subjek
penelitian laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok bisa berupa penurunan
ataupun peningkatan. Penurunan ditunjukkan dengan nilai negatif (-), sedangkan
peningkatan ditunjukkan dengan nilai positif (+). Perubahan yang diharapkan
dengan adanya edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal
adalah pada kelompok perlakuan akan mengalami penurunan kadar asam urat
menjadi normal, sehingga dengan adanya edukasi yang diberikan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profil kadar asam urat.
Hasil uji signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
hasil selisih rerata perubahan profil kadar asam urat. Diharapkan terdapat
perubahan yang bermakna dengan nilai selisih rerata negatif untuk profil kadar
asam urat. Hasil uji signifikansi dan selisih rerata ini menunjukkan bahwa
pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar asam urat yang
merupakan faktor risiko stroke.
Hasil selisih rerata perubahan kadar asam urat pada pengukuran awal dan
akhir yang ditampilkan pada gambar 18 menunjukkan bahwa kelompok perlakuan
mengalami peningkatan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian
73
laki-laki dan perempuan sebesar 0,516 mg/dL dan 0,344 mg/dL. Selisih rerata
pada kelompok kontrol menunjukkan terjadi peningkatan profil kadar asam urat
pada kelompok subjek penelitian laki-laki dan perempuan sebesar 0,679 mg/dL
dan 0,500 mg/dL.
Gambar 18. Profil Selisih Rerata Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir
Berdasarkan uji statistik dan selisih rerata yang diperoleh menunjukkan
bahwa pada kelompok perlakuan yang diberi intervensi selama dua bulan terjadi
peningkatan kadar asam urat yang bermakna, namun peningkatan tersebut masih
berada dalam rentang kadar asam urat normal (laki-laki 3,5-7,2 mg/dL dan
perempuan 2,6-6,0 mg/dL). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
pemberian edukasi menyebabkan terpeliharanya pengetahuan subjek penelitian
sehingga pola makan terkontrol dan peningkatan kadar asam urat yang terjadi
tidak melebihi batas normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
edukasi dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal
tidak memberikan penurunan yang signifikan terhadap profil kadar asam urat
yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada populasi Posyandu
0,516
0,344
0,679
0,5
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
Laki-laki Perempuan
Kad
ar A
sam
Ura
t (m
g/dL
)
Perlakuan
Kontrol
74
Lansia Srikandi dan Posyandu Lansia Buah Apel, Desa Sumeradi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.
Selisih rerata kelompok subjek penelitian perempuan pada kelompok
perlakuan dan kontrol menunjukkan adanya peningkatan kadar asam urat yang
bermakna, namun peningkatan kadar asam urat pada kelompok kontrol lebih besar
dibanding kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
edukasi, pola perilaku subjek penelitian perempuan pada kelompok perlakuan
meningkat sehingga pola hidup menjadi lebih teratur dan kadar asam urat lebih
terkontrol dibanding kelompok kontrol yang tidak diberi edukasi.
Peningkatan profil kadar asam urat yang secara statistik bermakna pada
kelompok perlakuan baik kelompok subjek penelitian laki-laki maupun
perempuan tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Hal ini karena pada
kelompok perlakuan yang mendapatkan intervensi berupa ceramah yang
dilanjutkan edukasi secara personal diharapkan terjadi penurunan profil kadar
asam urat yang merupakan faktor risiko stroke, tetapi pada pengukuran kadar
asam urat akhir diperoleh peningkatan profil kadar asam urat baik pada subjek
penelitian laki-laki maupun perempuan. Pada kelompok kontrol juga terjadi
peningkatan profil kadar asam urat pada kelompok subjek penelitian laki-laki
maupun perempuan, namun secara statistik peningkatan profil kadar asam urat
pada kelompok subjek penelitian laki-laki tidak bermakna.
Peningkatan profil kadar asam urat ini dapat terjadi karena jangka waktu
pengambilan darah pada pengukuran akhir yang dilaksanakan satu minggu setelah
hari raya Idul Fitri dapat menjadi salah satu penyebab peningkatan kadar asam
75
urat pada kedua kelompok karena pola makan yang berlebih. Ciri khas dari sajian
Idul Fitri adalah makanan tinggi purin, seperti masakan bersantan, daging,
makanan berminyak, emping, kacang-kacangan, dan lain sebagainya yang
menyebabkan tidak terkontrolnya pola makan subjek penelitian sehingga dapat
mengakibatkan kadar asam urat meningkat. Peningkatan kadar asam urat ini dapat
meningkatkan risiko penyakit stroke, dimana kelompok kontrol lebih berisiko
terserang stroke daripada kelompok perlakuan.
Analisis deskriptif menggambarkan perbedaan persentase jumlah subjek
penelitian ditinjau dari kadar asam urat pada pengukuran akhir. Profil kadar asam
urat subjek penelitian laki-laki dan perempuan ditunjukkan dalam tabel XV dan
XVI.
Tabel XV. Profil Kadar Asam Urat Akhir Subjek Penelitian Laki-laki dalam Setiap Kelompok
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (> 7,2)
0 11 1
0 91,67 8,33
0 6 1
0 85,71 14,28
Σ 12 100,00 7 100,00
Tabel XVI. Profil Kadar Asam Urat Akhir Subjek Penelitian Perempuan dalam Setiap Kelompok
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Σ Subjek Penelitian
Persentase (%)
Rendah (< 2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (> 6,0)
0 16 2
0 88,89 11,11
0 17 5
0 77,27
23 Σ 18 100,00 22 100,00
Pada akhir penelitian, subjek penelitian pada kelompok kontrol
berkurang menjadi 29 orang. Hal ini disebabkan satu subjek penelitian
76
mengundurkan diri karena merasa takut untuk melakukan pengambilan darah
akhir.
Gambar 19 dan 20 menunjukkan pada kelompok perlakuan didominasi
subjek penelitian yang mempunyai kadar asam urat normal sebanyak 11 orang
laki-laki (91,67%) dan 16 orang perempuan (88,89%). Pada kelompok kontrol,
didominasi subjek penelitian yang mempunyai kadar asam urat normal yaitu
sebanyak 6 orang laki-laki (85,71%) dan 17 orang perempuan (77,27%).
Gambar 19. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Ditinjau dari Karakteristik Kadar Asam Urat Akhir
Gambar 20. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Ditinjau dari Karakteristik Kadar Asam Urat Awal
0
91,67
8,330
85,71
14,29
0
20
40
60
80
100
Rendah (<3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (>7,2)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi Kadar Asam Urat (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
0
88,89
11,110
77,27
22,73
0
20
40
60
80
100
Rendah (<2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (>6,0)
Pers
enta
se J
umla
h Su
bjek
Pe
nelii
an (%
)
Klasifikasi Kadar Asam Urat (mg/dL)
Perlakuan
Kontrol
77
Perbandingan persentase jumlah subjek penelitian pada pengukuran
kadar asam urat awal dan akhir, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol
ditunjukkan pada gambar 21, 22, 23 dan 24.
Gambar 21. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir.
Gambar 21. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir.
0
91,67
8,330
91,67
8,33
0102030405060708090
100
Rendah (<3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (>7,2)
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi kadar asam urat (mg/dL)
Pengukuran awal
Pengukuran akhir
5,56
83,33
11,110
88,89
11,11
0
20
40
60
80
100
Rendah (<2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (>6,0)
Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi kadar asam urat (mg/dL)
Pengukuran awal
Pengukuran akhir
78
Gambar 21. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Laki-laki Kelompok Kontrol pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir.
Gambar 21. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Perempuan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Kadar Asam Urat Awal dan Akhir.
Berdasarkan perbandingan klasifikasi kadar asam urat pada pengukuran
awal dan akhir, diketahui bahwa terjadi penambahan 1 orang subjek penelitian
dari rentang kadar asam urat normal pada pengukuran awal ke dalam rentang
kadar asam urat tinggi pada kelompok kontrol subjek penelitian laki-laki. Pada
kelompok perlakuan subjek penelitian perempuan, terjadi penambahan 1 orang
subjek penelitian dari rentang kadar asam urat rendah pada pengukuran awal ke
dalam rentang kadar asam urat normal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
adanya edukasi pada kelompok perlakuan dapat meningkatkan pola hidup sehat
0
100
00
85,71
14,29
0
20
40
60
80
100
120
Rendah (<3,5) Normal (3,5-7,2) Tinggi (>7,2)Pers
enta
se ju
mla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi kadar asam urat (mg/dL)
Pengukuran awal
Pengukuran akhir
0
77,27
22,73
0
77,27
22,73
0
20
40
60
80
100
Rendah (<2,6) Normal (2,6-6,0) Tinggi (>6,0)Pers
enta
se j
umla
h su
bjek
pe
nelit
ian
(%)
Klasifikasi kadar asam urat (mg/dL)
Pengukuran awal
Pengukuran akhir
79
subjek penelitian sehingga kadar asam urat dapat terkontrol, dibanding kelompok
kontrol yang tidak diberi edukasi.
C. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal pada Kelompok Perlakuan dibanding dengan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Akhir
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal pada kelompok perlakuan dapat dilihat dengan cara
membandingkan nilai signifikansi pada pengukuran awal dan pengukuran akhir,
serta nilai signifikansi selisih pengukuran awal dan akhir antara kelompok
perlakuan dengan kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Independent T-test
untuk data terdistribusi normal dan Mann whitney untuk data tidak terdistribusi
normal.
Pada pengukuran awal telah diketahui bahwa kelompok perlakuan dan
kontrol memiliki karakteristik yang sama. Pada pengukuran akhir kedua
kelompok tersebut diharapkan memberikan perubahan yang bermakna khususnya
kadar asam urat baik subjek penelitian laki-laki maupun perempuan. Perbedaan
karakteristik tersebut dapat menunjukkan adanya pengaruh edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal terhadap kelompok
perlakuan yang diberi intervensi dan kelompok kontrol yang tidak diberi edukasi.
Berdasarkan tabel XVII, seluruh variabel pada pengukuran akhir
memiliki nilai signifikansi (p)>0,05 yang berarti bahwa profil karakteristik subjek
penelitian antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna.
Profil karakteristik ini sama dengan pengukuran awal, yang berarti baik pada
pengukuran awal maupun akhir menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil ini menunjukkan
80
bahwa edukasi yang diberikan selama dua bulan tidak memberikan pengaruh yang
bermakna pada subjek penelitian, terlihat dari karakteristik awal dan akhir
penelitian yang sama.
Tabel XVII. Profil Karakteristik Akhir Populasi Lansia Terkait Faktor-Faktor Risiko Stroke Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P
n % n % Tekanan darah
Sistolik Diastolik
30
159,17 ± 33,530 85,80 ± 16,935
30
146,17 ± 28,567 78,00 ± 13,235
0,126* 0,093**
Kolesterol total
30 213,63 ± 34,778 30 222,79 ± 57,473 0,465*
HDL 30 51,47 ± 10,572 30 51,59 ± 11,008 0,785** LDL 30 139,73 ± 28,441 30 138,896 ± 35,215 0,922*
Trigliserida 30 112,17 ± 53,589 30 139,86 ± 145,532 0,994** Asam urat
Laki-laki Perempuan
12 18
5,86 ± 1,375 5,19 ± 1,104
8 22
6,13 ± 1,626 5,20 ± 1,540
0,719* 0,981*
Glukosa 30 89,57 ± 13,655 30 86,24 ± 12,141 0,327**
Keterangan : n = jumlah subjek penelitian *) uji statistik Independent T-Test **) uji statistik Mann Whitney
Hasil uji statistik antara kelompok perlakuan dan kontrol baik kelompok
subjek penelitian laki-laki maupun perempuan pada pengukuran kadar asam urat
awal dan akhir ditunjukkan pada tabel XVIII.
Tabel XVIII. Signifikansi Kadar Asam Urat Kelompok Perlakuan-Kontrol pada Pengukuran Awal dan Akhir
Kelompok Kadar Asam Urat
p pengukuran awal
p pengukuran akhir
p selisih pengukuran awal-akhir
Perlakuan-kontrol
Laki-laki 0,824* 0,719* 0,390* Perempuan 0,438** 0,981* 0,361**
Keterangan: * uji statistik Independet T-test ** uji statistik Mann Whitney
81
Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
bermakna pada profil kadar asam urat subjek penelitian laki-laki dan perempuan
antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol pada pengukuran akhir.
Hasil pengukuran akhir kadar asam urat subjek penelitian laki-laki dan perempuan
yang dibandingkan dengan pengukuran awal menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan di antara keduanya. Selisih pengukuran kadar asam urat awal dan akhir
juga memiliki nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi
berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil ini tidak
sesuai dengan hipotesis penelitian dimana diharapkan terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol sebagai pengaruh dari
intervensi yang diberikan kepada kelompok perlakuan.
Menurut Notoatmodjo (2003), proses edukasi terdiri dari tiga bagian
yaitu masukkan (input), proses belajar, dan keluaran (outcome). Proses edukasi
pada penelitian ini terdiri dari masukan berupa sasaran belajar yaitu subjek
penelitian, sedangkan keluaran adalah hasil belajar yang berupa peningkatan
pengetahuan dan perubahan sikap dari subjek penelitian sehingga dapat
menyebabkan penurunan kadar asam urat. Proses belajar adalah mekanisme
terjadinya perubahan tindakan subjek penelitian terkait faktor-faktor risiko stroke,
khususnya terhadap kadar asam urat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi berupa
ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan penurunan
yang signifikan terhadap profil kadar asam urat yang merupakan salah satu faktor
82
risiko penyebab stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan
dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Hal ini tidak sesuai dengan teori edukasi yang
menyatakan bahwa keluaran utama dari edukasi perubahan pola hidup yang
diberikan terkait dengan kadar asam urat sebagai faktor risiko stroke adalah
penurunan kadar asam urat.
Keberhasilan pemberian edukasi selama dua bulan dapat dipengaruhi
oleh bahasa pengantar yang digunakan oleh subjek penelitian yaitu Bahasa Jawa
Krama Inggil dan sebagian besar subjek penelitian yang tidak berpendidikan, serta
kemampuan subjek penelitian untuk menyerap materi edukasi yang diberikan.
Semakin bertambahnya usia maka terdapat kemungkinan menurunnya
kemampuan seseorang dalam menerima atau mengerti suatu hal baru karena
menurunnya fungsi organ yang digunakan untuk menerima informasi seperti indra
pendengaran dan indra penglihatan. Hal ini menyebabkan kemampuan subjek
penelitian untuk menyerap materi edukasi yang diberikan menurun sehingga
edukasi yang diberikan kurang dapat diterima dengan baik.
Proses edukasi juga dapat dipengaruhi oleh emosi subjek penelitian dan
kondisi lingkungan. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi
secara personal dilakukan pada sore hari, sehingga subjek penelitian sudah
kecapaian akibat bekerja saat menerima edukasi. Kecapaian fisik dapat
mempengaruhi keadaan emosi seseorang dimana keadaan emosi kurang
mendukung sehingga dapat mempengaruhi proses berpikir, menerima, dan
mengingat informasi yang diberikan. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif
83
ketika pemberian edukasi menyebabkan subjek penelitian tidak dapat menerima
informasi dengan baik. Ceramah yang diberikan di ruang terbuka tanpa didukung
pengeras suara menyebabkan tidak semua informasi yang diberikan dapat
diterima oleh subjek penelitian.
D. Ringkasan Pembahasan
Profil karakteristik awal populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun
Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan terkait dengan faktor
risiko stroke memiliki nilai p>0,05 yang berarti bahwa profil karakteristik subjek
penelitian secara keseluruhan antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda
tidak bermakna. Hasil ini sesuai yang diharapkan sebagai baseline penelitian
sebelum pemberian intervensi berupa pemberian ceramah dan edukasi secara
personal yaitu kesamaan karakteristik antara kelompok perlakuan dan kontrol.
Kesamaan karakteristik antara kedua kelompok ini digunakan untuk menunjukkan
bahwa perubahan kadar asam urat antara pengukuran awal dan akhir disebabkan
pemberian intervensi yang diberikan oleh peneliti.
Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan
edukasi secara personal pada kelompok subjek penelitian laki-laki dan perempuan
diketahui dengan membandingkan profil kadar asam urat pada kelompok
perlakuan dan kontrol baik sebelum maupun setelah intervensi. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variabel pada pengukuran akhir memiliki
nilai p>0,05. Profil karakteristik ini sama dengan pengukuran awal, yang berarti
baik pada pengukuran awal maupun akhir menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Edukasi yang
84
diberikan selama dua bulan tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada
subjek penelitian, terlihat dari karakteristik awal dan akhir penelitian yang sama.
Hasil uji dengan Paired T-test dan Wilcoxon menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan terjadi peningkatan profil kadar asam urat subjek penelitian
laki-laki dan perempuan sebesar 0,516 mg/dL dan 0,344 mg/dL yang secara
statistik bermakna. Pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan profil kadar
asam urat pada kelompok subjek penelitian laki-laki dan perempuan sebesar 0,679
mg/dL dan 0,500 mg/dL, namun secara statistik peningkatan profil kadar asam
urat pada kelompok subjek penelitian laki-laki tidak bermakna. Berdasarkan uji
statistik dan selisih rerata yang diperoleh menunjukkan bahwa pada kelompok
perlakuan yang diberi intervensi selama dua bulan terjadi peningkatan kadar asam
urat yang bermakna, namun peningkatan tersebut masih berada dalam rentang
kadar asam urat normal (laki-laki 3,5-7,2 mg/dL dan perempuan 2,6-6,0 mg/dL).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian edukasi menyebabkan
terpeliharanya pengetahuan subjek penelitian sehingga pola makan terkontrol dan
peningkatan kadar asam urat tidak melebihi batas normal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian edukasi dengan metode ceramah yang dilanjutkan
dengan edukasi secara personal tidak memberikan penurunan yang signifikan
terhadap profil kadar asam urat.
Selisih rerata kelompok subjek penelitian perempuan pada kelompok
perlakuan dan kontrol menunjukkan adanya peningkatan kadar asam urat yang
bermakna, namun peningkatan kadar asam urat pada kelompok kontrol lebih besar
dibanding kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
85
edukasi, pola perilaku subjek penelitian perempuan pada kelompok perlakuan
meningkat sehingga pola hidup menjadi lebih teratur dan kadar asam urat lebih
terkontrol dibanding kelompok kontrol yang tidak diberi edukasi. Berdasarkan
klasifikasi kadar asam urat, pemberian edukasi pada kelompok perlakuan
memberikan pengaruh berupa peningkatan jumlah subjek uji penelitian yang
memiliki kadar asam urat normal dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil uji statistik dengan Independent T-test dan Mann Whitney antara
kelompok perlakuan dengan kontrol pada pengukuran akhir kadar asam urat
subjek penelitian laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa keduanya tidak
memberikan perbedaan profil yang bermakna. Hasil pengukuran akhir kadar asam
urat subjek penelitian laki-laki dan perempuan yang dibandingkan dengan
pengukuran awal menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara keduanya.
Selisih profil kadar asam urat antara pengukuran awal dan akhir juga
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Pemberian edukasi berupa
ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan perbedaan
yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil ini tidak sesuai
dengan hipotesis penelitian dimana diharapkan terdapat perbedaan yang bermakna
antara kelompok perlakuan dan kontrol sebagai pengaruh dari intervensi yang
diberikan kepada kelompok perlakuan.
Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara
personal tidak memberikan penurunan yang signifikan terhadap profil kadar asam
urat yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada populasi
Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,
86
Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Hal
ini tidak sesuai dengan teori edukasi yang menyatakan bahwa keluaran utama dari
edukasi perubahan pola hidup yang diberikan terkait dengan hiperurisemia
sebagai faktor risiko stroke adalah penurunan kadar asam urat. Jangka waktu
pengambilan darah pada pengukuran akhir yang dilaksanakan satu minggu setelah
hari raya Idul Fitri dapat menyebabkan tidak terkontrolnya pola makan subjek
penelitian sehingga dapat mengakibatkan kadar asam urat subjek penelitian
meningkat.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik subjek penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol, yang menunjukkan
bahwa kedua kelompok memiliki karakteristik yang sama pada awal dan akhir
penelitian. Profil karakteristik populasi lansia kelompok perlakuan sebagian
besar berusia ≥66-≤71 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak bersekolah, tidak
merokok, BMI dalam klasifikasi normal, dan kadar asam urat dalam rentang
normal yaitu 3,5-7,2 mg/dL pada laki-laki dan 2,6-6,0 mg/dL pada
perempuan.. Profil karakteristik populasi lansia pada kelompok kontrol yaitu
sebagian besar berusia ≥60-≤65 tahun, jenis kelamin perempuan, tidak
bersekolah, tidak merokok, BMI dalam klasifikasi underweight, dan kadar
asam urat dalam rentang normal yaitu 3,5-7,2 mg/dL pada laki-laki dan 2,6-
6,0 mg/dL pada perempuan.
2. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal memberikan pengaruh berupa peningkatan kadar asam urat yang
signifikan pada kelompok perlakuan subjek penelitian laki-laki dan
perempuan sebesar 0,516 mg/dL dan 0,344 mg/dL yang merupakan faktor
risiko stroke pada populasi Posyandu Lansia Srikandi dan Posyandu Lansia
Buah Apel, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. Hal
ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian karena pengaruh yang diperoleh
88
berupa peningkatan kadar asam urat, namun peningkatan tersebut masih
berada dalam rentang kadar asam urat normal. Tidak adanya pemberian
edukasi pada kelompok kontrol memberikan pengaruh berupa peningkatan
kadar asam urat yang tidak signifikan pada subjek penelitian laki-laki sebesar
0,679 mg/dL dan peningkatan kadar asam urat yang signifikan pada subjek
penelitian perempuan sebesar 0,500 mg/dL.
3. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara
personal pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol memberikan
perbedaan yang tidak bermakna pada pengukuran akhir.
B. Saran
1. Penelitian yang akan datang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih
lama, misalnya 3 tahun, sehingga edukasi yang diberikan dapat berpengaruh
bagi subjek penelitian sesuai yang diharapkan peneliti.
2. Penelitian yang akan datang dapat dilakukan pada populasi posyandu lansia
yang berbeda.
3. Penelitian yang akan datang dapat dilakukan terhadap kelompok-kelompok
risiko tinggi terkena stroke, khususnya mereka yang berisiko tinggi
mengalami hiperurisemia, sehingga pengaruh edukasi dapat benar-benar
diketahui.
89
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Stroke: Hope Through Research, National Institute of
Neurological Disorders and Stroke, 99-2222
Anonim, 2008a, Mending A Stroke in Time, http://doctor2008.wordpress.com/2009/02/20/mending-a-stroke-in-time/, diakses tanggal 29 Oktober 2009
Anonim, 2008b, Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007-2008 Propinsi Sulawesi Selatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2009a, BMI Classification, http://www.who.int/bmi/index.jsp?intropage=intro_3.html, diakses tanggal 8 Oktober 2009
Anonim, 2009b, Faktor Risiko Stroke Terkini, Bethesda Stroke Center, www.strokebethesda.com, diakses tanggal 15 September 2009
Anonim, 2009c, Stroke dan Demensia Vaskuler: Lebih Baik Dicegah daripada Sekedar Momok, Farmacia, Vol. VIII No. 11, Juni 2009
Anonim, 2009d, Stroke Statistics, http://www.strokecenter.org/patients/about.htm, diakses tanggal 25 September 2009
Aliah, A., & Widjaja, D., 2004, Faktor Risiko Stroke pada Beberapa Rumah Sakit di Makasar (Januari–September 2000), J. Med.Nus., 25 : 1-6
Auryn, V., 2007, Mengenal dan Memahami Stroke, 58-60, Kata Hati, Yogyakarta
Azwar, S., 2006, Realibilitas dan Validitas, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Banerjee, T.K., & Kumar, S., 2006, Epidemiology of Stroke in India, Neurology Asia; 11 : 1–4
Barr, W.G., 2009, Uric Acid, Laboratory, 165: 770-772, www.scansoft.com, diakses tanggal 25 Agustus 2009
Bettschart, & Kofler, M., 2008, 92 % of stroke deaths occur in low and middle income countries – “ABC of stroke management” provides global education in largest professional stroke campaign ever held, 6th World Stroke Congress, World Stroke Organization, International Stroke Society and World Stroke Federation, Inc., September, Vienna, Austria
Bos, M.J., Kaudstaal, P.J., Hofman, A., Witteman, J.C.M., & Breteler, M.M.B., 2006, Uric Acid Is a Risk Factor for Myocardial Infarction and Stroke: The Rotterdam Study, Stroke, 37 : 1503-1507
Brass, L.M., 2009, Stroke, Chapter 18, 215-233, Yale University School of Medicine Heart Book
Cannella, A.C., & Mikuls, T.R., 2005, Understanding Treatments for Gout, The American Journal of Managed Care, Vol. 11, No. 15, 11: S451-S458
90
Cherubini, A., Polidori, M.C., Bregnocchi, M., Pezzuto, S., Cecchetti, R., Ingegni, T., et al., 2000, Antioxidant Profile and Early Outcome in Stroke Patients, Stroke, 31: 2295-2300
Fagan, S.C., & Hess, D.C., 2005, Stroke, in Dipiro J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th ed., The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 415-427
Fatimah, D. N., 2009, Mencegah dan Mengatasi Stroke, 21-22, 34-40, Kujang Press, Yogyakarta
Feig, D.I., Kang, D.H., & Johnson, R.J., 2008, Uric Acid and Cardiovascular Risk, The New England Journal of Medicine, 359: 1811-1821
Fenty, Mulyono, H., & Muchayat, S., 2008, Hiperurisemia sebagai Prediktor Keluaran Klinis Stroke Infark, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Fischbach, F., & Dunning, M.B., 2009, A Manual of Laboratory and Diagnostic Tests, Eighth edition, Wolters Kluwer Health, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia
Haris, 2007, Tahun 2020, Penderita Stroke Meningkat 2 Kali, Gemari, Edisi 79, Tahun VIII
Hasan, M.I., 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor
Hawkins, D.W., & Rahn, D.W., 2005, Gout and Hyperuricemia, in Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 1705-1711, The McGraw-Hill CompaniesInc., USA
Hwang, M.G., 1998, How do you know when someone is having a stroke? JAMA Patient Page––Stroke, Vol 279, No. 16
Kanellis, J., & Johnson, R.J., 2003, Elevated Uric Acid and Ischemic Stroke: Accumulating Evidence That It Is Injurious and Not Neuroprotective, Stroke, 34: 1956-1957
Kertia, N., 2009, Asam Urat, 60-61, Penerbit B First, Yogyakarta
Kittner, S.J., White, L.R., Losonczy, K.G., Wolf, P.A., & Hebel, J.R., 1990, Black-White Differences in Stroke Incidence in a National Sample: The Contribution of Hypertension and Diabetes Mellitus, JAMA, Vol. 264, No. 10, 264: 1267-1270
Kleindorfer, D.O., Miller, R., Moomaw, C.J., Alwell, K., Broderick, Khoury, J., et al., 2007, Designing a Message for Public Education Regarding Stroke, Does FAST Capture Enough Stroke, AHAJOURNAL
91
Krishnan, E., Kwoh, C.K., Schumacher, H.R., & Kuller, L., 2007, Hyperuricemia and Incidence of Hypertension among Men Without Metabolic Syndrome, Hypertension, 49: 298-303
Kurniasih, R., & Wijaya, A., 2002, Penanda Biokimiawi Untuk Stroke, Forum Diagnosticum, Laboratorium Klinik Prodia
Lai, S., Tan, C., & Ng, K., 2001, Epidemiology of Hyperuricemia in the Elderly, Yale Journal of Biology and Medicine, 74: 151-157
Lehto, S., Niskanen, L., Rönnemaa, T., & Laakso, M., 1998, Serum Uric Acid Is a Strong Predictor of Stroke in Patients With Non–Insulin-Dependent Diabetes Mellitus, Journal of American Heart Association, Stroke, 29: 635-639
Martin, D.W., 1983, Metabolisme Nukleotida Purin & Pirimidin, in Martin, D.W., Mayes, P.A., Rodwell, V.W., Biokimia (Review of Biochemistry), edisi 19, 381-397, EGC penerbit buku Kedokteran, Jakarta
Milionish, H.J., Kalantzi, K.J., Goudevenos, J.A., Seferiadis, K., Mikhailidis, D.P., & Elisaf, M.S., 2005, Serum Uric Acid Level and Risk for Acute Iskhemic Nonembolic Stroke in Elderly Subjects, Journal of Internal Medicine, 258: 435-441
Moran, L.A., Scrimgeour, K.G., Hoton, H.R., Ochs, R.S., & Rawn, J.D., 1994, Biochemistry, Second Edition, 21-24, Neil Patterson Publishers Prentice Hall, USA
Muslam, M., & Lamsudin, R., 1993, Studi Morbiditas Stroke di Rumah Sakit di Yogyakarta tahun 1991, KONAS II IDASI, Juli, Bandung
Mulyatsih, E., & Ahmad, A., 2008, Stroke, Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Nakanishi, N., Nakamura, K., Suzuki, K., & Tatara, K., 2000, The Incidence of Hyperuricemia and Correlated Factors in Middle-Aged Japanese Men, Journal of Occupational Health, 42: 1-7
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 93-107, 163-167
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta, 12-13, 58, 69
Pinzon, 2007, Profil Hipertensi Saat Masuk Rumah Sakit Pada Penderita Stroke Akut, Dexa Media, No. 4, Vol. 20
Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta
Puji Raharjo, W.J., 1993, Penemuan Sampel dalam : Metode Penelitian dan Statistik Terapan, Airlangga University Press, Surabaya
92
Purwantini, S., 2000, Hiperurisemia Sebagai Faktor Risiko Stroke Infark di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Laporan Penelitian, Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UGM, Yogyakarta
Rasyid, A., & Soertidewi, L., 2007, Unit Stroke: Manajemen Stroke secara Komprehensif, 64-66, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Richardson-Nassif, K., Swartz, R., & Reardon, M., 2002, Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care Providers and Consumers, Taylor&Francis healthsclences, Vol. 15, No. 1 , 59 – 64
Ritarwan, K., 2003, Pengaruh Suhu Tubuh terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan, Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Rodwell, V.W., 2006a, Nukleotida, in Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W., Biokimia Herper, edisi 19, 304-310, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Rodwell, V.W., 2006b, Metabolisme Nukleotida Purin & Pirimidin, in Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W., Biokimia Herper, edisi 19, 311-319, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Rudd, A., & Wolfe, C., 2002, Aetiology and Pathology of Stroke, Hospital Pharmacist, Volume 9: 32-36
Russel, T.M., & Young, L.Y., 2005, Gout and Hyperuricemia, in Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Kradian, W.A., Guglielmo, B.J., Applied Therapeutics: The Clinincal Use of Drugs, Eighth Edition, 1-2, Lippincott Williams & Wlikins, New York
Seghieri, G., Moruzzo, D., Fascetti, S., Bambini, C., Anichini, R., Bellis, A.D., et al., 2002, Increase in Serum Uric Acid is Selectively Associated with Stroke in Type 2 Diabetes, Diabetes Care, 25 (6): 1095
Setiawan, N., 2005, Teknik Sampling, Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan Nasional, http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/teknik_sampling1.pdf, diakses tanggal 25 September 2009
Siburian, P., 2007, Apa Bahayanya Jika Kadar Asam Urat Darah Sering Tinggi, http://www.waspada.co.id, diakses tanggal 22 April 2009
Sugiono, 2006, Statistik untuk Penelitian, 77, CV Alfabeta, Bandung
Sutedjo, A. Y., 2008, Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Penerbit Amara Books, Yogyakarta
Prabowo, T., 2007, Hubungan antara Hiperurikemia dan Stroke yang Berat pada Diabetes Melitus Tipe 2, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Pratomo, H., 1989, “Metoda Penyuluhan pada Kelompok Resiko Tinggi Penyakit AIDS dengan Minat Khusus Kelompok Homoseksual dan Wanita Tuna
93
Susila”, dalam AIDS: Petunjuk untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal P2M dan PLP, Jakarta
Vitahealth, 2008, Asam Urat, 28-29, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wang, J.G., Staessen, J.A., Fagard, R.H., Birkenhager, W.H., Gong, L., & Liu, L., 2001, Prognostic Significance of Serum Creatinine and Uric Acid in Older Chinese Patients with Isolated Systolic Hypertension, Hypertension, 37: 1069-1074
Weir, C.J., Muir, S.W., Walters, M.R., & Lees, K.R., 2003, Serum Urate as an Independent Predictor of Poor Outcome and Future Vascular Events after Acute Stroke, Stroke, 34 : 1951-1956
WHO MONICA, 1997, Stroke Trends in WHO MONICA Project, Association, Inc.
Windholz, M., 1976, The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals and Drugs, 9th Ed., Merck&Co.Inc., New York
Wisesa, I.B.N., & Suastika, K., 2009, Hubungan antara Konsentrasi Asam Urat Serum dengan Resistensi Insulin pada Penduduk Suku Bali Asli di Dusun Tenganan Pegringsingan Karang Asem, J Peny Dalam, Volume 10, Nomor 2: 110-122
Wu, L.T., & James, T.W., 2008, Serum Uric Acid is A Marker of Inflamation and A Marker Predicting The Risk of Developing CVD, Stroke, Renal Failure, and Cancer, J Biomed Lab Sci, Volume 20, No 1-2
94
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian FORMULIR PENGAMBILAN DATA PENELITIAN
Nomor penelitian :
Nama :
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*
Usia : …….tahun
Pendidikan :
Pekerjaan terakhir :
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat penyakit :
Kebiasaan merokok : merokok/tidak merokok*
Rutin mengikuti kegiatan posyandu lansia selama tiga kali berturut-turut:
ya/tidak*
Keterangan : *coret yang tidak perlu
Variabel Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
1. Tekanan darah
2. Kadar kolesterol total
3. High Density Lipoprotein (HDL)
4. Low Density Lipoprotein (LDL)
5. Trigliserida
6. Blood Urea Nitrogen (BUN)
7. Creatinin
8. Asam urat
9. Glukosa
95
Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan
No. Nama Dusun / RT 1. Bpk AH Burikan / 01 2. Bpk P Burikan / 01 3. Bpk SWS Burikan / 01 4. Bpk MG Burikan / 01 5. Ibu SD Burikan / 03 6. Bpk HS Burikan / 03 7. Ibu R Burikan / 03 8. Bpk MTR Burikan / 04 9. Bpk WS Burikan / 05 10. Bpk SW Burikan / 05 11. Bpk MM Burikan / 06 12. Ibu KA Burikan / 06 13. Bpk W Burikan / 06 14. Ibu UP Burikan / 06 15. Ibu W Burikan / 06 16. Bpk MR Keboan / 0417. Ibu MU Keboan / 0418. Ibu MR Keboan / 0419. Ibu MUT Keboan / 0420. Ibu CD Keboan / 0421. Ibu DP Keboan / 0522. Ibu NR Keboan / 0523. Ibu KK Keboan / 0524. Ibu MA Keboan / 0525. Ibu PW Keboan / 0526. Ibu MR Keboan / 0527. Bpk M Keboan / 0628. Ibu W Keboan / 0629. Ibu KU Keboan / 0630. Ibu BU Keboan / 07
96
Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol
No. Nama Dusun/RT 1. Ibu SP Burikan/ 02 2. Bpk S Burikan/ 02 3. Bpk M Burikan/ 03 4. Bpk MU Burikan/ 04 5. Ibu S Burikan/ 04 6. Ibu M Burikan/ 04 7. Bpk PH Burikan/ 04 8. Ibu GM Burikan/ 05 9. Bpk DH Burikan/ 05 10. Bpk S Burikan/ 05 11. Ibu AK Burikan/ 06 12. Bpk N Burikan/ 06 13. Ibu B Burikan/ 06 14. Ibu SB Burikan/ 06 15. Ibu AG Burikan/ 06 16. Ibu UU Keboan/04 17. Bpk KK Keboan/04 18. Ibu AU Keboan/04 19. Ibu KD Keboan/04 20. Ibu MG Keboan/04 21. Ibu BD Keboan/04 22. Ibu P Keboan/05 23. Ibu J Keboan/05 24. Ibu TU Keboan/05 25. Ibu MR Keboan/05 26. Ibu MH Keboan/05 27. Ibu SU Keboan/06 28. Ibu PU Keboan/06 29. Ibu PD Keboan/07 30. Ibu RU Keboan/07
97
Lampiran 4. Daftar Kadar Asam Urat Kelompok Kontrol
No.
Nama
Kadar Asam Urat (mg/dL) Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
1. Ibu SB 3.3 5.0 2. Ibu KD 7.1 5.4 3. Ibu P 4.0 4.3 4. Bapak S 6.8 9.1 5. Bapak PH 6.0 6.3 6. Bapak M 3.9 5.3 7. Bapak MU 4.0 3.8 8. Bapak S 5.4 5.4 9. Ibu GM 3.1 4.2
10. Ibu AK 4.2 4.7 11. Ibu AG 2.8 3.5 12. Ibu MR 4.3 5.8 13. Ibu J 4.3 5.0 14. Ibu PD 3.0 3.2 15. Ibu SU 3.5 4.2 16. Ibu MG 4.0 4.0 17. Bapak DH 5.5 6.7 18. Ibu TU 10.1 9.8 19. Bapak N 6.6 - 20. Ibu RU 6.6 7.0 21. Ibu SP 5.3 6.2 22. Ibu M 3.5 5.2 23. Ibu S 5.0 6.0 24. Ibu PU 7.4 7.8 25. Bapak KK 5.4 6.3 26. Ibu MH 4.1 4.0 27. Ibu BD 3.9 4.5 28. Ibu UU 6.5 6.3 29. Ibu AU 4.2 4.3 30. Ibu B 3.3 4.1
98
Lampiran 5. Daftar Kadar Asam Urat Kelompok Perlakuan
No.
Nama
Kadar Asam Urat (mg/dL) Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
1. Ibu KK 4.2 5.1 2. Ibu PW 4.4 4.5 3. Ibu NR 5.4 6.9 4. Ibu DP 4.3 5.8 5. Ibu MU 4.2 5.7 6. Ibu SD 3.7 4.8 7. Bapak P 4.6 5.1 8. Ibu KA 5.8 5.8 9. Ibu W 3.4 4.5
10. Bapak WS 4.8 5.3 11. Ibu CD 2.9 3.9 12. Ibu MA 4.3 4.1 13. Ibu KU 4.1 5.4 14. Bapak MTR 4.7 5.5 15. Ibu BU 4.5 5.1 16. Ibu UP 4.6 5.3 17. Bapak W 5.3 5.9 18. Ibu R 4.5 5.5 19. Bapak HS 5.4 5.5 20. Bapak M 6.4 7.2 21. Bapak SWH 8.0 9.5 22. Bapak AH 4.5 4.4 23. Bapak MG 4.3 4.4 24. Bapak MM 4.9 5.6 25. Bapak SWS 5.7 5.6 26. Ibu MR 7.5 7.9 27. Ibu W 12.8 5.6 28. Ibu MUT 2.4 3.0 29. Ibu MR 4.3 4.6 30. Bapak MR 5.5 6.3
99
Lampiran 6. Langkah Uji Statistik Chi-square, Kolmogorov-Smirnov, Independent T-test, Mann-Whitney, Paired T-test, dan Wilcoxon
Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 12 dengan langkah-langkah setiap uji sebagai berikut. 1. Uji Chi-square
Uji Chi-square dilakukan pada variabel-variabel dengan skala pengukuran kategorik untuk mengetahui karakteristik awal, yaitu variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kebiasaan merokok. Langkah uji Chi-square: a. Analyze → Descriptive Statistics → Crosstabs b. Masukkan variabel bebas dalam Rows dan variabel tergantung dalam
Columns c. Klik kotak Statistics, lalu pilih Chi-square pada kiri atas kotak, klik
continue d. Aktifkan kotak Cell, lalu pilih Observed (untuk menampilkan nilai
observed) dan Expected (untuk menampilkan nilai expected) pada kotak Counts, klik continue
e. Proses selesai, klik OK. 2. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk semua variabel dengan skala pengukuran numerik sebelum dilakukan uji signifikansi. Langkah-langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut. a. Analyze → Descriptive Statistics → Explore. b. Masukkan variabel yang akan diuji normalitas ke dalam Dependent List. c. Pilih Both pada Display. d. Aktifkan kotak Plots, klik Normality plots with test (untuk menampilkan
plot dan uji normalitas), klik continue. e. Proses selesai, klik OK.
3. Independent T-test Independent T-test digunakan untuk variabel dengan skala pengukuran numerik yang terdistribusi normal. Langkah dalam melakukan Independent T-test adalah sebagai berikut. a. Analyze → Compare means → Independent-sample T test. b. Masukkan variabel tergantung dalam kotak test variable. c. Masukkan variabel bebas dalam Grouping Variable, aktifkan kotak Define
Group. d. Masukkan angka 1 untuk kotak group 1 (pada penelitian ini angka 1
menunjukkan kelompok kontrol). e. Masukkan angka 2 untuk kotak group 2 (pada penelitian ini angka 2
menunjukkan kelompok perlakuan), klik continue. f. Prosedur telah selesai, klik OK.
4. Uji Mann-whitney a. Analyze → Nonparametrics test → 2 independent samples. b. Masukkan variabel tergantung dalam Test Variable. c. Masukkan variabel bebas dalam Grouping variable. d. Aktifkan uji Mann-whitney.
100
e. Klik kotak Define Group. f. Masukkan angka 1 untuk kotak group 1 (pada penelitian ini angka 1
menunjukkan kelompok kontrol). g. Masukkan angka 2 untuk kotak group 2 (pada penelitian ini angka 2
menunjukkan kelompok perlakuan), klik continue. h. Proses selesai, klik OK.
5. Paired T-test Paired T-test merupakan uji beda satu kelompok yang dilakukan untuk variabel dengan skala pengukuran numerik dan terdistribusi normal. Pada penelitian ini Paired T-test dilakukan Langkah-langkah yang dilakukan pada Paired T-test adalah sebagai berikut. a. Analyze → Compare means → Paired-sample T test. b. Masukkan variabel tergantung yang akan dibandingkan (dalam penelitian
ini kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada pengukuran awal dan akhir) dalam kotak Paired Variables.
c. Proses telah selesai, klik OK. 6. Uji Wilcoxon
a. Analyze → Nonparametric test → 2 related samples. b. Masukkan variabel tergantung yang akan dibandingkan (dalam penelitian
ini kadar kolesterol total, HDL, dan LDL pada pengukuran awal dan akhir) dalam kotak Pairs List.
c. Aktifkan uji Wilcoxon. d. Proses telah selesai, klik OK.
101
Lampiran 7. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok
Crosstabs Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N PercentKelompoksubjkuji * Jeniskelamin
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubjekuji * Umur 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubjekuji * Merokok 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kelompoksubjekuji * Tingkatpendidikan
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Jenis Kelamin
Crosstab Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Kelompok subyekuji
1 Count 8 22 30
Expected Count 10.0 20.0 30.0
2
Count 12 18 30
Expected Count 10.0 20.0 30.0
Total Count 20 40 60 Expected
Count 20.0 40.0 60.0
102
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.200(b) 1 .273
Continuity Correction(a) .675 1 .411
Likelihood Ratio 1.206 1 .272 Fisher's Exact Test .412 .206
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.
Usia
Crosstab
Usia
Total60-65 66-71 72-77 78-83 90-95 Kelompoksubyekp
1 Count 11 8 7 3 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
2 Count 9 12 3 5 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0
Total Count 20 20 10 8 2 60Expected Count 20.0 20.0 10.0 8.0 2.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.100(a) 4 .541
Likelihood Ratio 3.157 4 .532 N of Valid Cases 60 a 4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
103
Kebiasaan Merokok Crosstab
Kebiasaanmerokok
Total Ya Tidak Kelompoksubyekuji
1 Count 4 26 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
2 Count 7 23 30Expected Count 5.5 24.5 30.0
Total Count 11 49 60Expected Count 11.0 49.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.002(b) 1 .317
Continuity Correction(a) .445 1 .505
Likelihood Ratio 1.012 1 .314 Fisher's Exact Test .506 .253
N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.
104
Tingkat Pendidikan Crosstab
Tingkatpendidikan
Total Tidaksek
olah <=SM
P >SMP Kelompoksubyekuji
1 Count 17 12 1 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
2 Count 17 9 4 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0
Total Count 34 21 5 60Expected Count 34.0 21.0 5.0 60.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.229(a) 2 .328
Likelihood Ratio 2.357 2 .308 N of Valid Cases 60
a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan
105
Lampiran 8. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)
Case Processing Summary
Kelompoksubjek penelitian
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent BMI Kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives Kelompok subjek penelitian Statistic Std. Error
BMI Kontrol Mean 19.3527 .72886
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.8620
Upper Bound 20.8434
5% Trimmed Mean 18.9706
Median 18.3200
Variance 15.937
Std. Deviation 3.99213
Minimum 13.88
Maximum 32.82
Range 18.94
Interquartile Range 3.88
Skewness 1.844 .427
Kurtosis 4.131 .833
Perlakuan Mean 19.0843 .55294
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 17.9535
Upper Bound 20.2152
5% Trimmed Mean 18.8833
Median 18.7400
Variance 9.172
Std. Deviation 3.02855
106
Minimum 14.66
Maximum 28.54
Range 13.88
Interquartile Range 3.75
Skewness 1.013 .427
Kurtosis 1.897 .833
Tests of Normality
Kelompoksub
yekpenelitian
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BMI Kontrol .210 30 .002 .828 30 .000
Perlakuan .113 30 .200* .939 30 .083
a. Lilliefors Significance Correction
107
Lampiran 9. Output Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompok subjek penelitian N Mean Rank Sum of Ranks
BMI 1 30 30.08 902.50 2 30 30.92 927.50 Total 60
Test Statisticsa
BMI Mann-Whitney U 437.500 Wilcoxon W 902.500 Z -.185 Asymp. Sig. (2-tailed) .853 a. Grouping Variable: Kelompoksubyekpenelitian
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
108
Lampiran 10. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar BUN Kelompok pada Subjek Penelitian Laki-laki
Case Processing Summary
KelompoksubjekpenelitianBUNlakilaki
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
BUNlakilaki
1 8 100.0% 0 .0% 8 100.0%
2 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
Descriptives
KelompoksubjekpenelitianBUNlakilaki Statistic Std. ErrorBUNlakilaki 1 Mean 12.3000 1.08792
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 9.7275 Upper Bound 14.8725
5% Trimmed Mean 12.3444 Median 12.9000 Variance 9.469 Std. Deviation 3.07710 Minimum 7.90 Maximum 15.90 Range 8.00 Interquartile Range 6.30 Skewness -.341 .752Kurtosis -1.312 1.481
2 Mean 14.9250 1.6928295% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 11.1991 Upper Bound 18.6509
5% Trimmed Mean 14.4833 Median 13.7000 Variance 34.388 Std. Deviation 5.86409 Minimum 8.60
109
Maximum 29.20 Range 20.60 Interquartile Range 5.02 Skewness 1.584 .637Kurtosis 2.475 1.232
Tests of Normality
KelompoksubjekpenelitianBUNlakilaki
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BUNlakilaki
1 .175 8 .200* .917 8 .407
2 .261 12 .024 .843 12 .030
a Lilliefors Significance Correction Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
110
Lampiran 11. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar BUN pada Subjek Penelitian Laki-laki
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks Kelompoksu
bjekpenelitianlakilaki N Mean Rank Sum of Ranks
BUNlakilaki
1 8 9.12 73.00
2 12 11.42 137.00
Total 20
Test Statisticsb
BUNlakilaki
Mann-Whitney U 37.000Wilcoxon W 73.000Z -.849Asymp. Sig. (2-tailed) .396Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.427a
a. Grouping Variable: kelompoksubjekujilaki-laki
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
111
Lampiran 12. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar BUN pada Subjek Penelitian Perempuan
Case Processing Summary
KelompoksubjekpenelitianBUNperempuan
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
BUNperempuan
Kontrol 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
Perlakuan 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%
Descriptivesa
KelompoksubjekpenelitianBUNperempuan Statistic
Std. Error
BUNperempuan
Kontrol Mean 15.3136 1.0056295% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 13.2223
Upper Bound 17.4049
5% Trimmed Mean 15.0894 Median 13.9000 Variance 22.248 Std. Deviation 4.71677 Minimum 8.60 Maximum 26.50 Range 17.90 Interquartile Range 8.55 Skewness .565 .491Kurtosis -.332 .953
Perlakuan Mean 14.9000 1.1236995% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 12.5292
Upper Bound 17.2708
5% Trimmed Mean 14.5500 Median 14.7500
112
Variance 22.728 Std. Deviation 4.76741 Minimum 7.90 Maximum 28.20 Range 20.30 Interquartile Range 4.40 Skewness 1.426 .536Kurtosis 2.996 1.038
Tests of Normalityb
KelompoksubjekpenelitianBUNperempuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BUNperempuan
Kontrol .150 22 .200* .938 22 .184
Perlakuan .219 18 .023 .875 18 .021
a Lilliefors Significance Correction
113
Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar BUN pada Subjek Penelitian Perempuan
Group Statistics
KelompoksubjekpenelitianBUNperempuan N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
BUNperempuan
Kontrol 22 15.3136 4.71677 1.00562
Perlakuan 18 14.9000 4.76741 1.12369
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality
of Variance
s t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differe
nce
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower UpperBUNperempuan
Equal variances assumed
.815 .372 .275 38 .785 .41364 1.50631 -2.63573 3.46300
Equal variances not assumed
.274 36.291 .785 .41364 1.50796 -2.64380 3.47107
114
Lampiran 14. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar Kreatinin pada Subjek Penelitian Laki-laki
Case Processing Summary Kelompok
subjekpenelitianlakilaki
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Crealakilaki
1 8 100.0% 0 .0% 8 100.0%
2 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
Descriptives
Kelompoksubjekpenelitianlakilaki Statistic Std. ErrorCrealakilaki 1 Mean 1.0238 .04803
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .9102 Upper Bound 1.1373
5% Trimmed Mean 1.0169 Median .9950 Variance .018 Std. Deviation .13585 Minimum .89 Maximum 1.28 Range .39 Interquartile Range .21 Skewness .904 .752Kurtosis .282 1.481
2 Mean 1.0958 .1313995% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .8066 Upper Bound 1.3850
5% Trimmed Mean 1.0431 Median 1.0150 Variance .207 Std. Deviation .45516 Minimum .72
115
Maximum 2.42 Range 1.70 Interquartile Range .35 Skewness 2.532 .637Kurtosis 7.446 1.232
Tests of Normality
Kelompoksubjekpenelitianlakilaki
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Krealakilaki
1 .206 8 .200* .897 8 .271
2 .273 12 .014 .705 12 .001a Lilliefors Significance Correction
Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan
116
Lampiran 15. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar Kreatinin pada Subjek Penelitian Laki-laki
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
KelompoksubjekpenelusuranKrealakilaki N Mean Rank Sum of Ranks
Krealakilaki
1 8 10.94 87.50
2 12 10.21 122.50
Total 20
Test Statisticsb
Krealakilaki
Mann-Whitney U 44.500Wilcoxon W 122.500Z -.270Asymp. Sig. (2-tailed)
.787
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.792a
a. Grouping Variable: kelompoksubjekpenelitianlaki-laki
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
117
Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Kadar Kreatinin pada Subjek Penelitian Perempuan
Case Processing Summary
Kelompoksubjekpenelitianperempuan
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kreaperempuan
1 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
2 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%
Descriptives Kelompoksubjekpenelitianperempuan Statistic Std. ErrorKreaperempuan 1 Mean .8100 .03149
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .7445 Upper Bound .8755
5% Trimmed Mean .7964 Median .7700 Variance .022 Std. Deviation .14768 Minimum .64 Maximum 1.24 Range .60 Interquartile Range .16 Skewness 1.456 .491Kurtosis 2.256 .953
2 Mean .8328 .0530595% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .7209 Upper Bound .9447
5% Trimmed Mean .8136 Median .7550 Variance .051 Std. Deviation .22507 Minimum .58
118
Maximum 1.43 Range .85 Interquartile Range .16 Skewness 1.880 .536Kurtosis 3.141 1.038
Tests of Normality
Kelompoksubjekenelitianperempuan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kreaperempuan
1 .158 22 .163 .871 22 .008
2 .250 18 .004 .760 18 .000a Lilliefors Significance Correction
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
119
Lampiran 17. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Kadar Kreatinin pada Subjek Penelitian Perempuan
Ranks Kelompoksubje
kpenelitiankreaperempuan N Mean Rank Sum of Ranks
Kreaperempuan 1 22 20.30 446.50
2 18 20.75 373.50
Total 40
Test Statisticsb
Kreaperempuan
Mann-Whitney U 193.500Wilcoxon W 446.500Z -.122Asymp. Sig. (2-tailed) .903Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.904a
a. Grouping Variable: kelompoksubjekujiperempuan
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
120
Lampiran 18. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki
Case Processing Summary
Kelompoksubjekpenelitianlakilaki
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Asam Urat Laki-laki
Kontrol 8 100.0% 0 .0% 8 100.0%
Perlakuan 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
Descriptivesa
Kelompoksubjekpenelitianlakilakiawal Statistic Std. ErrorAsamuratlakilaki
Kontrol Mean 5.4500 .3770295% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.5585
Upper Bound 6.3415
5% Trimmed Mean 5.4611 Median 5.4500 Variance 1.137 Std. Deviation 1.06637 Minimum 3.90 Maximum 6.80 Range 2.90 Interquartile Range 2.10 Skewness -.412 .752Kurtosis -.829 1.481
Perlakuan Mean 5.3417 .2963195% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.6895
Upper Bound 5.9938
5% Trimmed Mean 5.2519 Median 5.1000 Variance 1.054
121
Std. Deviation 1.02643 Minimum 4.30 Maximum 8.00 Range 3.70 Interquartile Range 1.03 Skewness 1.753 .637Kurtosis 3.560 1.232
Tests of Normalityb
Kelompoksubjekujilakilakiawal
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Asamuratlakilaki
Kontrol .231 8 .200* .908 8 .337
Perlakuan .197 12 .200* .835 12 .024a Lilliefors Significance Correction
122
Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki
Group Statistics Kelompoksub
jekpenelitianlakilakiawal N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Asamuratlakilaki
Kontrol 8 5.4500 1.06637 .37702
Perlakuan 12 5.3417 1.02643 .29631
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Asamuratlakilaki
Equal variances assumed
.036 .852 .228 18 .822 .10833 .47567 -
.89102
1.10768
Equal variances not assumed
.22614.73
9.824 .10833 .47952
-.9153
2
1.13198
123
Lampiran 20. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan
Case Processing Summary Kelompo
ksubjekpenelitianperempuanawal
Cases Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Asamuratperempuan
1 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
2 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%
Descriptives
Kelompoksubjekpenelitianperempuanawal Statistic
Std. Error
Asamuratperempuan
1 Mean 4.7045 .38413
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
3.9057
Upper Bound
5.5034
5% Trimmed Mean 4.5232 Median 4.1500 Variance 3.246 Std. Deviation 1.80171 Minimum 2.80 Maximum 10.10 Range 7.30 Interquartile Range 2.15 Skewness 1.580 .491Kurtosis 2.524 .953
2 Mean 4.8500 .53469
124
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
3.7219
Upper Bound
5.9781
5% Trimmed Mean 4.5444 Median 4.3000 Variance 5.146 Std. Deviation 2.26852 Minimum 2.40 Maximum 12.80 Range 10.40 Interquartile Range .80 Skewness 2.799 .536Kurtosis 9.372 1.038
Tests of Normality
Kelompoksubjekpenelitianperempuanawal
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Asamuratperempuan
1 .271 22 .000 .832 22 .002
2 .322 18 .000 .674 18 .000
a Lilliefors Significance Correction Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan
125
Lampiran 21. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar Asam Urat pada Kelompok Subjek Penelitian Perempuan
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompoksubjekpenelitianperempuan N Mean Rank
Sum of Ranks
Asamuratperempuan
1 22 19.20 422.50
2 18 22.08 397.50
Total 40
Test Statisticsb
Asamuratperempuan
Mann-Whitney U 169.500 Wilcoxon W 422.500 Z -.776 Asymp. Sig. (2-tailed) .438 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.443a
a. Grouping Variable: kelompoksubjekpenelitianperempuanawal
Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan
126
Lampiran 22. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok Perlakuan Subjek Penelitian Laki-laki
T-Test Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Asamuratlakilakiperlakuanawal 5.3417 12 1.02643 .29631
Asamuratlakilakiperlakuanakhir 5.8583 12 1.37475 .39685
Paired Samples Correlations
N
Correlation Sig.
Pair 1 Asamuratlakilakiperlakuanawal & Asamuratlakilakiperlakuanakhir
12 .967 .000
127
Paired Samples Test Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Pair 1
Asamuratlakilakiperlakuanawal- Asamuratlakilakiperlakuanakhir
-.51667 .46286 .13362 -.81076 -.22258 -3.867 11 .003
128
Lampiran 23. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok Perlakuan Subjek Penelitian Perempuan
NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of RanksAsamuratperempuanperlakuanakhir - Asamuratperempuanperlakuanawal
Negative Ranks 2a 9.50 19.00Positive Ranks 15b 8.93 134.00Ties 1c Total 18
a. Asamuratperempuanperlakuanakhir < Asamuratperempuanperlakuanawal b. Asamuratperempuanperlakuanakhir > Asamuratperempuanperlakuanawal c. Asamuratperempuanperlakuanakhir = Asamuratperempuanperlakuanawal
Test Statisticsb
Asamuratperempuanperlakuanak
hir - Asamuratperempuanperlakuan
Z -2.725a
Asymp. Sig. (2-tailed)
.006
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
129
Lampiran 24. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok Kontrol Subjek Penelitian Laki-laki
T-Tests Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Asamuratlakilakikontrolawal 5.4571 7 1.15160 .43527
Asamuratlakilakikontrolakhir 6.1286 7 1.62554 .61440
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Asamuratlakilakikontrolawal & Asamuratlakilakikontrolakhir
7 .804 .029
Paired Samples Test Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Pair 1
Asamuratlakilakikontrol awal- Asamuratlakilakikontrolakhir
-.67143 .97931 .37014-
1.57714.23428
-1.81
4 6 .120
130
Lampiran 25. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal- Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Kelompok Kontrol Subjek Penelitian Perempuan
NPar Tests Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks N Mean Rank Sum of Ranks
Asamuratperempuan kontrolakhir – Asamuratperempuan kontrolawal
Negative Ranks
4a 7.62 30.50
Positive Ranks
17b 11.79 200.50
Ties 1c
Total 22
a. Asamuratperempuankontrolakhir < Asamuratperempuankontrolawal
b. Asamuratperempuankontrolakhir > Asamuratperempuankontrolawal
c. Asamuratperempuankontrolakhir = Asamuratperempuankontrolawal
Test Statisticsb
Asamuratperempuankontrolakhir -Asamuratperempuankontrolawal
Z -2.957a
Asymp. Sig. (2-tailed)
.003
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
131
Lampiran 26. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki
Case Processing Summary
Kelompoksubyeklakilakiakhir
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Asamuratlakilakiakhir
Kontrol 7 100.0% 0 .0% 7 100.0%
Perlakuan 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
Descriptivesa
Kelompoksubyeklakilakiakhir Statistic
Std. Error
Asamuratlakilakiakhir
Kontrol Mean 6.1286 .61440
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.6252
Upper Bound 7.6319
5% Trimmed Mean 6.0929 Median 6.3000 Variance 2.642 Std. Deviation 1.62554 Minimum 3.80 Maximum 9.10 Range 5.30 Interquartile Range 1.40 Skewness .698 .794Kurtosis 1.833 1.587
Perlakuan
Mean 5.8583 .39685
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.9849
Upper Bound 6.7318
5% Trimmed Mean 5.7370 Median 5.5500
132
Variance 1.890 Std. Deviation 1.37475 Minimum 4.40 Maximum 9.50 Range 5.10 Interquartile Range 1.05 Skewness 1.841 .637Kurtosis 4.290 1.232
Tests of Normalityb
Kelompoksubyeklakilakiakhir
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Asamuratlakilakiakhir
Kontrol .220 7 .200* .937 7 .609
Perlakuan .241 12 .052 .813 12 .013a Lilliefors Significance Correction
133
Lampiran 27. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Laki-laki
Group Statistics Kelompok
subyeklakilakiakhir N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Asamuratlakilakiakhir
Kontrol 7 6.1286 1.62554 .61440Perlakuan 12 5.8583 1.37475 .39685
T-Test
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances T-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower UpperAsamuratlakilakiakhir
Equal variances assumed
.165 .690 .387 17 .704 .2702
4 .69825 -1.20294 1.74342
Equal variances not assumed
.369
11.006 .719 .2702
4 .73142 -1.33950 1.87998
134
Lampiran 28. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan
Case Processing Summary
Kelompoksubyekperempuanakhir
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Asamuratperempuanakhir
Kontrol 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%
Perempuan 18 100.0% 0 .0% 18 100.0%
Descriptivesa
Kelompoksubyekperempuanakhir Statistic
Std. Error
Asamuratperempuanakhir
Kontrol Mean 5.2045 .3284195% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.5216
Upper Bound 5.8875
5% Trimmed Mean 5.0692 Median 4.8500 Variance 2.373 Std. Deviation 1.54040 Minimum 3.20 Maximum 9.80 Range 6.60 Interquartile Range 1.88 Skewness 1.454 .491Kurtosis 2.585 .953
Perlakuan
Mean 5.1944 .2601595% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.6456
Upper Bound 5.7433
5% Trimmed Mean 5.1660
135
Median 5.2000 Variance 1.218 Std. Deviation 1.10372 Minimum 3.00 Maximum 7.90 Range 4.90 Interquartile Range 1.22 Skewness .515 .536Kurtosis 1.497 1.038
Tests of Normalityb
Kelompoksubyekperempuanakhir
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Asamuratperempuanakhir
Kontrol .144 22 .200* .884 22 .015
Perempuan .181 18 .125 .958 18 .567
a Lilliefors Significance Correction
136
Lampiran 29. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar Asam Urat pada Subjek Penelitian Perempuan
Group Statistics Kelompok
subyekperempuanakhir N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Asamuratperempuanakhir
Kontrol 22 5.2045 1.54040 .32841
Perempuan
18 5.1944 1.10372 .26015
T-Test
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differe
nce
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Asamuratperempuanakhir
Equal variances assumed
1.595
.214 .023 38 .982 .01010.4330
2
-.8665
0 .88670
Equal variances not assumed
.024
37.422
.981 .01010.4189
7
-.8384
9 .85869
137
Lampiran 30. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Asam Urat pada Pengukuran Awal dan Akhir Subjek Penelitian Laki-laki
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Selisihasamuratlakilaki 19 31.7% 41 68.3% 60 100.0%
Descriptives Statistic Std. Error
Selisihasamuratlakilaki Mean .6368 .14793
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .3261
Upper Bound .9476
5% Trimmed Mean .5909
Median .6000
Variance .416
Std. Deviation .64482
Minimum -.20
Maximum 2.30
Range 2.50
Interquartile Range .80
Skewness .903 .524
Kurtosis .951 1.014
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisihasamuratlakilaki .137 19 .200* .932 19 .190a. Lilliefors Significance Correction
138
Lampiran 31. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Asam Urat pada Pengukuran Awal dan Akhir Subjek Penelitian Laki-laki
Group Statistics Kelompoksubjek
penelitianselisihlakilaki N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisihasamuratlakilaki
Kontrol 7 .8429 .88102 .33299
Perlakuan 12 .5167 .46286 .13362
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Selisihasamuratlakilaki
Equal variances assumed
4.089 .059 1.068 17 .301 .32619 .30548 -.31833 .97071
Equal variances not assumed
.909 7.975 .390 .32619 .35880 -.50166 1.15404
139
Lampiran 32. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Asam Urat pada Pengukuran Awal dan Akhir Subjek Penelitian Perempuan
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
selisihasamuratperempuan
40 66.7% 20 33.3% 60 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Selisihasamuratperempuan
Mean .4300 .22200
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -.0190
Upper Bound .8790
5% Trimmed Mean .6306
Median .6500
Variance 1.971
Std. Deviation 1.40406
Minimum -7.20
Maximum 1.70
Range 8.90
Interquartile Range .95
Skewness -4.326 .374
Kurtosis 23.094 .733
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
selisihasamuratperempuan
.252 40 .000 .567 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction
140
Lampiran 33. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Asam Urat pada Pengukuran Awal dan Akhir Subjek Penelitian Perempuan
Ranks Kelompoksubjek
penelitianselisihperempuan N Mean Rank Sum of Ranks
selisihasamuratperempuan
1 22 18.98 417.50
2 18 22.36 402.50
Total 40
Test Statisticsb
Selisihasamuratperempuan
Mann-Whitney U 164.500Wilcoxon W 417.500Z -.913Asymp. Sig. (2-tailed) .361Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.366a
b. Grouping Variable: kelompoksubjekujiselisihperempuan
Keterangan: 1 = kontrol 2 = perlakuan
141
Lampiran 34. Surat Ijin dari BAPEDA Yogyakarta
142
Lampiran 35. Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Cleaance)
143
Lampiran 36. Materi Ceramah
144
145
146
147
148
Lampiran 37. Leaflet Bagian Luar
149
Lampiran 38. Leaflet Bagian Dalam
150
Lampiran 39. Dokumentasi Kegiatan
Lansia Posyandu Srikandi Burikan dan Posyandu Buah Apel Keboan
Pemberian Ceramah tentang Penyakit Stroke
151
Tanya-jawab antara Dokter dan Para Lansia
Pengambilan Sampel Darah
152
Pembagian Hasil Tes Laboratorium
153
BIOGRAFI PENULIS
Novica Ardiyani merupakan anak kedua dari
pasangan Yohanes Kasidi dan Muryani. Lahir di
Sleman pada tanggal 08 November 1988. Pendidikan
awal dimulai di Taman Kanak-Kanak Tunas Kartini
Minggir, Sleman pada tahun 1992-1994. Menempuh
pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Jonggrangan, Sleman pada tahun 1994-2000,
dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Pangudi Luhur Moyudan,
Yogyakarta pada tahun 2000-2003. Tahun 2003-2006 penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri II Yogyakarta, kemudian
menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2006. Selama menempuh kuliah, penulis aktif sebagai
asisten praktikum Farmasi Fisika tahun 2008 dan anggota JMKI (Jalinan
Mahasiswa Kesehatan Indonesia) Paingan serta menjadi panitia dalam kegiatan
yang diselenggarakan JMKI seperti Gerakan Anti Madat, Hari Anti Tembakau,
Donor Darah, Sarasehan HIV/AIDS. Penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan
fakultas seperti panitia Bakti Sosial “Ibu Aktif Anak Sehat” tahun 2006 dan
panitia penyelenggara Ekaristi Kaum Muda Fakultas Farmasi tahun 2007. Penulis
juga pernah mengikuti kegiatan universitas seperti panitia Pekan Budaya
Universitas Sanata Dharma tahun 2007, Pendamping Kelompok Inisiasi
Universitas Sanata Dharma (Insadha) tahun 2008, dan mewakili Universitas
Sanata Dharma dalam Pekan Ilmiah Remaja Universitas Satya Wacana Salatiga.