PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI ZAT PENGATUR …
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI ZAT PENGATUR …
i
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH DAN
MEDIA TANAM TERHADAP DAYA TUMBUH BENIH TANAMAN NILA
(Indigofera sp)
SKRIPSI
OLEH:
AZWAR RADEN
1111 12 058
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI ZAT PENGATUR DAN MEDIA
TANAM TERHADAP DAYA TUMBUH BENIH TANAMAN NILA
(Indigofera sp)
SKRIPSI
OLEH:
AZWAR RADEN
1111 12 058
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Azwar Raden
NIM : I111 12 058
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam
Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka bersedia
dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar, Juli 2017
Azwar Raden
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
salawat dansalam semoga selalu tercurah kepada rasulullah Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti beliau sehingga hari akhir, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga akhir penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Daya Tumbuh Benih Tanaman Nila (Indigofera sp) Dari Berbagai Jenis Zat
Pengatur Tumbuh”. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.
Melalui kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini utamanya kepada:
1. Kedua orang tua Ir. H. Raden Ledeng dan Nurhayati Idris yang selalu
mendoakan, memberi motivasi,serta batuan berupa materi sehingga saya dapat
menyelesaikan studi di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin
2. Ibu Marhamah Nadir, SP. M. Si. PhD selaku pembimbing utama dan
Bapak Dr.Ir.Syamsuddin, MP selaku pembimbing anggota penulisan
makalah seminar usulan penelitian yang telah mencurahkan perhatian untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga Besar “FLOCK MENTALITY “FM (B), “EXCACTA 1
SAMNSA MAMUJU, WGP CREW dan HUMANIKA” kalian merupakan
teman, sahabat bahkan saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam
bingkai kampus ini.
vi
4. Terima kasih kepada teman-teman „HARMOKO’ untuk jalan-jalannya
semoga kita bisa jalan bareng lagi.
5. Pada teman-teman KKN Gelombang 90 Kabupaten Pinrang Kecamatan
Paleteang, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
6. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan hingga terselesaikannya makalah
ini tepat waktu beserta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan dan waktu yang tersedia. Oleh
karena itu penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan membantu dalam melaksanakan tugas-tugas masa
yang akan datang.
Makassar, Juni 2017
Penulis
Azwar Raden
vii
ABSTRAK
Azwar Raden I111 12 058. Pengaruh Pemberian Berbagai Zat Pengatur
Tumbuh Dan Media Tanam Terhadap Tumbuh Benih Tanaman Nila
(Indigofera sp). Dibawah bimbingan Marhamah Nadir,SP. M.si. PhD
sebagai Pembimbing Utama dan Dr.Ir, Syamsuddin, MP sebagai
Pembimbing Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ZPT alami dan
sintesis dengan media perkecambahan tricokompos multiguna dan cocopet
terhadap pertumbuhan tanaman nila. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan ulangan 4 kali.
Faktor pertama perendaman biji (A) dengan menggunakan zat pengatur
tumbuh AI= Auksin, A2= POC (Pupuk Organik Cair). Sedangkan faktor
kedua Media Tumbuh (M) yaitu M1= Tricokompos+Tanah, M2= Cocopet.
Hasil analisa menunjukkan bahwa semua perlakuan atau interaksi tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap presentase perkecambahan,
tinggitTanaman dan jumlah daun terhadap tanaman nila. Tetapi, perlakuan
POC pada media Cocopet memberikan pengaruh terbaik pada
perkecambahan benih tanaman nila dengan persentase 65%. Sedangkan
perlakuan kombinasi POC dengan media Tricokompos dan tanah
memberikan pengaruh njmlah fase pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
daun tanaman nila.
Kata kunci : Indigofera sp. Auksin, POC, Tricokompos, Cocopet
viii
ABSTRACT
Azwar Raden I111 12 058. The effect of various plant growth regulators
against growth and growing media Nila plant seed (Indigofera sp). Edited
by Marhamah Nadir, SP.Mr.Sc. PhD as Senior Advisor and Dr.Ir,
Syamsuddin, MP as Supervisor members.
This study aims to determine the effect of growth regulator of natural and
synthetic plants with multiple germination media and on earwig indigo
plant growth. This study uses a completely randomized design (CRD)
replicated 4 times. The first factor seed dipping (A) with the use of growth
regulators AI = auxine, A2 = POC (liquid organic fertilizer). While the
second factor of the culture media (M), namely M1 = Tricokompos +
terrain, M2 = Earwigs. The analysis shows that not all treatments or
interactions have a significant effect on the percentage of germination,
tinggitTanaman and the number of leaves of the indigo plant. However, the
treatment of Earwigs POC media give the best effect on indigo seed
germination plants with a percentage of 65%. While the combined
treatment of POC with Tricokompos media and soil effect njmlah high
phase of plant growth and amount of plant indigo leaves.
Keywords: Indigofera sp. Auxine, POC, Tricokompos, Cocopet
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Permasalahan ............................................................................................ 2
Tujuan dan Kegunaan ................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Indigofera sp .............................................................. 4
Zat Pengatur Tumbuh ............................................................................... 6
Media Tanam ............................................................................................ 6
Cocopet ...................................................................................................... 7
Pupuk Organik Cair .................................................................................. 8
HIPOTESIS .................................................................................................. 9
x
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .................................................................................. 10
Materi Penelitian ...................................................................................... 10
Rancangan Penelitian ............................................................................... 10
Pelaksanaaan Penelitian ............................................................................ 11
Parameter yang Diamati ............................................................................ 11
Analisis Statistik ........................................................................................ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 20
Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
LAMPIRAN .................................................................................................. 24
xi
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Hasil Analisa Media Perkecambahan Benih Indigofera sp .................. 13
2. Rata-rata Persentase Perkecambahan Tanaman Nila (Indo fera sp) pada
Berbagai Media Perkecambahan Dan Peremdaman Benih .................... 15
3. Rata-rata Tinggi Tanaman (Indigofera sp) pada Berbagai Perlakuan Media
Tanam Dan Perendaman Biji ................................................................. 17
4. Jumlah Daun Indigofera sp Pada Berbagai Perlakuan Media Tanam Dan Jenis
Perendaman ............................................................................................ 18
xii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Tanaman Indigofera sp ........................................................................... 4
2. Fase Perkecambahan Benih Indigofera................................................... 14
3. Perendaman Biji Tanaman Nila .............................................................. 31
4. Pembuatan Media Perkecambahan ......................................................... 31
5. Benih Yang Berkecambah ..................................................................... 32
6. Penyiraman Tanaman Di Polybag .......................................................... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Analisa Statistik Perkecambahan .......................................................... 24
2. Analisis Statistik Tinggi Tanaman............................................................ 27
3. Analisa Statistik Jumlah Daun ................................................................. 30
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indigofera sp adalah tanaman leguminosa pohon tropis yang memiliki
kandungan nutrisi yang baik untuk ternak ruminansia. Indigofera dahulu dikenal
dengan nama tanaman tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru
nila, memiliki sekitar 700 spesies lebih, berasal dari daerah tropis Afrika, Asia,
Australia, Amerika Utara dan Selatan. Sekitar 280 spesies tanaman nila
merupakan tumbuhan asli Afrika dan lebih dari 40 spesies asli berasal dari Asia
Tenggara (Tjelele, 2006) .
Wilson & Rowe (2008) menyatakan bahwa tanaman nila adalah sejenis
leguminosa pohon yang memiliki ketinggian antara 1-2 meter bahkan lebih dan
dapat dipanen pada umur antara 6-8 bulan dengan produksi biomassa serta
kandungan nutrisi yang tinggi pada kondisi yang normal. Kandungan protein
kasar beberapa spesies tanamana nila dilaporkan tergolong tinggi berkisar antara
22-29%, sedangkan kandungan serat (NDF) tergolong rendah yaitu antara 22-46%
(Hassen et al., 2007).
Beberapa penelitian melaporkan bahwa Indigofera sp telah di manfaatkan
sebagai pakan basal, pakan tambahan dan subsitusi bahan pakan lain pada ternak
ruminansia. Leguminosa pohon ini memiliki produktivitas yang tinggi dan
kandungan nutrisi yang cukup baik, terutama kandungan proteinnya yang tinggi.
tanaman nila ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan
nitrogen, posfor, kalium dan kalsium. Akbarillah dkk (2002) melaporkan nilai
2
nutrisi tepung daun tanaman nila adalah sebagai berikut: protein kasar 27,97%;
serat kasar 15,25%, Ca 0,22% dan P 0,18%.
Selanjutnya di jelaskan zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa
organik yang bukan unsur hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, dan
dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh terdiri dari
golongan sitokinin dan auksin. Auksin mempunyai peran ganda tergantung pada
struktur kimia, konsentrasi, dan jaringan tanaman yang diberi perlakuan. Zat
pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses biologi
dalam jaringan tanaman (Davies, 1995)
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat
ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap,
kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup.
Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan untuk mendukung pertumbuhan
tanaman nila dari beberapa bahan organik yang dapat digunakan sebagai media
tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman nila antara lain kompos, feses
kambing dan feses ayam. Selain itu terdapat beberapa media tanam misalnya
rokue, kain flanel, kompos, dan lain-lain. Interaksi antara 2 jenis perlakuan pra
perkecambahan melalui perendaman biji dan media tumbuh organik untuk
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman nila.
Permasalahan
Tanaman nila adalah salah satu jenis tanaman legum yang sulit
dikembangkan karena bijinya kecil dan keras sehingga sulit berkecambah
3
Perlakuan pra perkecambahan diharapkan dapat memperbaiki daya kecambah biji.
Perkecambahan biji yang keras umumnya menggunakan zat hara dan perlakuan
fisik. Perlakuan secara fisik melalui perendaman dengan POC dan auksin di
harapkan dapat mempercepat dan merangsang perkecambahan biji yang menjadi
kendala pada pembibitan Indigofera.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ZPT alami dan sintetis
dengan media perkecambahan tricokompos multiguna dan cocopet terhadap
pertumbuhan tanaman nila.
Kegunaan penelitian ini sebagai sumber informasi pada masyarakat
terkhusus peternak tentang perkecambahan, pembibitan tanaman nila dengan
menggunakan berbagai zat pengatur tumbuh dan media tumbuh.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Tanaman Nila
Klasifikasi tanaman tanaman nila (Hassen et al. 2006) sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Family : Rosales
Subfamily : Leguminosainosae
Genus : Indigofera
Spesies : Indigofera sp
Keterangan : Tanaman Nila
Tanaman nila merupakan salah satu tanaman pakan ternak yang memiliki
kandungan nutrisi dan produksi yang tinggi serta sangat toleran terhadap kondisi
tanah kering, genangan, tanah berkadar garam tinggi (saline) dan tanah masam
Hassen et al. (2006). Legum ini. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran
5
terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas sehingga
tanaman nila sangat baik untuk dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak untuk
daerah yang memiliki potensi cekaman biotik dan abiotik tinggi. (Hassen et al.,
2007).
Kandungan protein yang tinggi (22% – 29%) disertai kandungan serat
yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) menyebabkan
tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan, baik sebagai pakan dasar maupun
sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam
status produksi tinggi (laktasi). Karena toleran terhadap kekeringan, Indigofera sp.
dapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya
ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau. Keunggulan lain tanaman
ini adalah kandungan tanninnya sangat rendah berkisar antara 0,6 – 1,4 ppm
(jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya
kandungan tannin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya disukai
ternak (Simatupang, 2013).
Penelitian Palupi, dkk., (2014) mengenai potensi dan pemanfaatan tepung
pucuk tanaman nila sebagai bahan pakan subsitusi bungkil kedelai dalam ransum
ayam yang dapat berpengaruh nyata meningkatkan kualitas telur dan
meningkatkan intensitas warna kuning telur yang mencapai 55,88%. Hasil
penelitian Taringan dkk (2011) mengenai pengaruh taraf pemberian Indigofera sp
terhadap komsumsi dan kecernaan pakan serta penambahan bobot hidup kambing
yang diberi Brachiria ruziziensis dapat meningkatkan taraf bobot badan harian
pada kambing.
6
Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang aktif dalam
jumlah kecil, yang disintesa pada bagian tertentu tanaman dan pada umumnya
diangkut ke bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tanggapan
secara biokimia, fisiologis dan morfologis (Wattimena, 1988).
Peranan zat pengatur tumbuh antara lain mengatur kecepatan pertumbuhan
dari masing-masing jaringan dan mengintegrasikan bagian-bagian tersebut guna
menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai tanaman. Aktivitas zat pengatur
tumbuh di dalam pertumbuhan tergantung dari jenis, struktur kimia, konsentrasi,
genotipe tanaman serta fase fisiologi tanaman. Mahardika, et al. (2013)
mengemukakan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk
mempercepat proses fisiologi pada tanaman yang memungkinkan tersedianya
bahan pembentuk organ vegetatif, sehingga dapat meningkatkan zat hara yang
tersedia .
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi
banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel
serta sintesa protein Darnell et al., (1986) dan auksin sangat luas dipergunakan
dalam kultur jaringan tanaman yang di masukkan ke dalam media tumbuh. Auksin
juga berperan dalam pembelahan dan pembentangan sel (Wattimena, 1988).
Media Tanam
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor
7
yang terdapat di luar benih atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu media tanam. Ihsan (2013) menyatakan media tanam yang
baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah
cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada tanah dengan
tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan menahan air yang
baik dan ruang untuk perakaran yang cukup
Kompos adalah limbah padat yang komponen-komponen limbah organik
bahan mentah yang diuraikan secara biologis dibawa kondisi yang terkendali dan
diubah menjadi bentuk yang mudah ditangani, disimpan dan diaplikasikan pada
tanaman tanpa adanya pengaruh yang merugikan lingkungan. Kompos berperan
sebagai kondisioner tanah dalam meningkatkan struktur tanah dan kapasitas
pengikatan air serta berperan sebagai buffer. Peranan lain dari kompos adalah
sebagai pengikat butiran-butiran tanah sehingga merangsang pembentukan
agregat-agregat tanah, penyediaan unsur hara bagi tanaman serta penyedia energy
bagi mikroorganisme yang menguntungkan (Said, 2014). Kadar hara beberapa
bahan dasar pupuk organik setelah dikomposkan yaitu : sapi N (2,34%), P
(1,08%), K (0,69%), kambing N (1,85%), P (1,1%), K (2,49%), Ayam N (1,70%),
P (2,12%), K (1,45%) (Ismail, 2013).
Cocopeat
Cocopeat adalah serbuk halus sabut kelapa yang dihasilkan dari proses
penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan serat
yang lebih dikenal dengan nama fiber, serta serbuk halus yang dikenal dengan
8
cocopeat. Serbuk tersebut sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena
dapat menyerap air dan menggemburkan tanah (Ismail, 2013).
Ihsan (2013) menyatakan bahwa kandungan hara yang terkandung dalam
cocopeat yaitu unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman diantaranya
adalah kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan natrium. Cocopeat dapat menahan
kandungan air dan unsur kimia pupuk serta menetralkan kemasaman tanah.
Karena sifat tersebut, sehingga cocopeat dapat digunakan sebagai media yang baik
untuk pertumbuhan tanaman dan media tanaman rumah kaca (Ismail, 2013).
Pupuk organik cair
Pupuk organik cair adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergajian kayu, lumpur aktif, yang
kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan (Yulipriyanto, 2010).
Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah,
juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif
pengganti pupuk kandang (Sarjana Parman, 2007).
Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis
yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui
tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara
yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin
9
seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka
kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis
yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada
tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para
peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di
lapangan (Jumiati, 2007). BioUrine+ merupakan pupuk Organik Cair (POC)
dengan komposisi hara POC terdiri dari N : 0,67%, P205: 4,22%, K2O : 2,98%
dan pH 5,82. BioUrine+ diformulasi dengan sistem aerasi bertingkat dan melalui
proses fermentasi limbah cair biogas, ekstrak tanaman dan diperkaya dengan
mikroba yang bermanfaat, khususnya Trichoderma sp, Aspergillus niger,
Pseudomonas dan Bacillus. Adapun fungsinya merangsang pembentukan klorofil
daun dan kemampuan fotosintesis, meningkatkan vigor tanaman, dan
meningkatkan daya tahan tanamam terhadap kekeringan, salinitas dan hama
penyakit tanaman (Nadir dkk 2016).
Hipotesis
Diduga kombinasi zat pengatur tumbuh dan media tumbuh alami dapat
memacu percepatan perkecambahan.
10
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - Novemver 2016
bertempat di lahan pembibitan hijauan pakan, Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan bahan-bahan seperti biji tanaman nila,tanah,
hormon auksin 100 ml/l, pupuk organik cair, kompos multiguna, cocopet dan, air.
Penelitian ini menggunakan alat-alat seperti polybag 10X20, talangan,
cangkul, parang, ember, meteran, gunting, spidol, lakban bening, label,
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial
terdiri dari 2 faktor yaitu :
Faktor 1 adalah (perendaman biji)
A1 = Auksin
A2 = POC BioUrine+
(Pupuk Organik Cair)
Faktor 2 (Media Tumbuh):
M1 = Tricokompos
M2 = Cocopeat
Terdapat 4 kombinasi yang akan di ulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit
pengamatan yaitu :
11
A1.M1 A2.M1
A1.M2 A2.M2
Pelaksanaan Penelitian
1. Biji legum tanaman nila di rendam terlebih dahulu pada air panas bersuhu
70-80 c selama 30 menit
2. Biji Legum tanaman nila di rendam pada POC sesuai jenis perlakuan
masing-masing 100 ml/l, kemudian auksin 100 ml/l selama 12 jam.
3. Biji kemudian di semaikan pada media yang telah di susun berdasarkan
perlakuan (cocopet dan tricokompos multiguna).
4. Media tumbuh di tutup dengan kain hitam untuk menghindari
pencahayaan sampai berkecambah.
5. Penyemprotan dengan air setiap saat jika media terlihat kering
6. Melakukan pengamatan.
7. Pemindahan bibit yang berkecambah di polybag selama 1 bulan
Parameter yang diamati
Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu menentukan produksi
1. Persentase biji yang berkecambah
2. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai dengan ujung
titik tumbuh tertinggi menggunakan meteran setiap minggu.
3. Jumlah daun dari penanaman sampai selesai penelitian.
12
Analisis Statistik
Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan rancangan acak lengkap
(RAL) pola faktorial 2 x 2 dengan 4 kali ulangan. Analisis ragam tersebut
didasarkan pada model matematika rancangan yang digunakan, sebagai berikut :
Yijk = + i + j + ( )ij + ijk
i = 1,2 (faktor 1)
j = 1,2, faktor 2)
k = 1,2,3..4(ulangan)
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan perendaman ke-i pengamatan media tumbuh
ke-j pada benih tanaman nila pada pengulangan ke-k
= Rataan umum (Nilai tengah)
αi = Pengaruh perendaman zat pengatur tumbuh
Βj = Pengaruh pemberian media tanam
(αβ) ij = Pengaruh perendaman zat pengatur tumbuh ke-i dan pengaruh
pemberian media tanaman ke-j
ijk = Pengaruh perendaman zat pengetur tumbuh ke-i dan
pengaruhpemberian media tanam ke-j dengan pengulangan ke-k
Selanjutnya apabila perlakuan menunjukkan pengaruh maka dilanjutkan
dengan uji Duncan (Gomez and Gomez, 2010)
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Media Tumbuh Perkecambahan Benih Indigofera
Fase awal pertumbuhan individu baru tanaman adalah perkecambahan
yang diawali dengan munculnya radikel pada testa benih. Proses ini sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan untuk memacu
aktivitas enzim yang diperlukan dalam metabolisme perkecambahan di jaringan
dalam benih. Fase perkecambahan diawali dengan imbibisi yang menjadikan kulit
biji lunak dan terjadinya peningkatan aktivitas enzimatik.
Proses perkecambahan benih tanaman nila menggunakan media tumbuh
yang berbeda untuk mengetahui pengaruh media tumbuh terhadap persentase
perkecambahan. Adapun media tumbuh yang digunakan adalah cocopeat dan
campuran tanah dan tricokompos. Komposisi hara media tumbuh tersebut
ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analis Media Perkecambahan Benih Tananman Nila.
Parameter Cocopeat Tricokompos
N
A
0,80 %
B
1,25 %
P 0,71 % 1,20 %
K 1,02 % 1,75 %
Ket : A. Hasil Analisa Lab.Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
B. Hasil Analisa Lab. BPTP Maros
Komposisi hara kedua jenis media tumbuh menunjukkan bahwa kedua
media yang digunakan mengandung unsur hara makro yang lengkap dan
14
dibutuhkan untuk pertumbuhan benih. Perbedaan kandungan hara masih
menunjukkan range yang sempit.
Berdasarkan hasil analisa ragam, pengaruh jenis media dan perendaman
biji berpengaruh tidak nyata (P>0,5) terhadap persentase perkecambahan, tinggi
tanaman dan jumlah daun bibit tanaman nila pada fase pembibitan selama 8
minggu setelah perkecambahan.
Persentase perkecambahan
Faktor penting yang mempengaruhi perkecambahan adalah penyerapan air
masuk kedalam benih, oleh sebab itu perlakuan perendaman benih menggunakan
air yang diperkaya oleh hara dan ZPT. Perlakuan perendaman benih dilakukan
untuk mengubah kondisi kulit benih yang keras, menghilangkan zat penghambat,
melunakkan kulit benih dan mempercepat proses perkecambahan (Setiadi dkk
2005).
Keterangan : Proses Perkecambahan Tanaman Nila (Indigofera sp)
Benih Rendaman Tempat Perkecambahan
Berkecambah
15
Rata-rata hasil pengamatan persentase perkecambahan pada benih
Indigofera sp ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Persentase Perkecambahan Tanaman Nila pada
Berbagai Media Perkecambahan Dan Perendaman Benih
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 Rata-rata
A1M1 36% 18% 20% 16% 22,05%
A1M2 50% 60% 54% 62% 56.05%
A2M1 24% 22% 30% 26% 25,05%
A2M2 72% 54% 68% 66% 65,00%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2017
Ket. A1 : Auksin A2 : POC M1 : Tricokoompos + Tanah M2 : Cocopeat
Rata-rata persentase perkecambahan benih tanaman nila menunjukkan
bahwa pelakuan A2M2 yaitu perendaman benih pada POC dengan menggunakan
media tumbuh cocopeat menunjukkan persentase perkecambahan yang terbaik
dibandingkan dengan perlakuan lainnya (65%). Hal ini diduga disebabkan oleh
proses penyerapan air biji (imbibisi) pada perendaman menggunakan POC telah
mengandung unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu POC Biourine+ juga
mengandung hormon tumbuh alami auksin dan sitokinin yang terkandung pada
bahan utamanya dari urine sapi. Hal ini didukung dengan media tumbuh cocopet
yang porositasnya tinggi sehingga dapat mempertahankan kandungan air. Tekstur
cocopet yang lembek di banding tanah dan kompos sehingga memudahkan untuk
perkecambahan tanaman yang berbiji recalsitran (sulit menyerap air). Sehingga
meskipun kandungan hara yang pada cocopet lebih rendah dari tricokompos,
tetapi karena teksturnya yang lunak menyebabkan hara lebih mudah diserap oleh
16
benih. Hasil ini sesuai dengan pendapat Sudrajat dan Megawati (2009) yang
menyatakan bahwa kandungan air merupakan titik awal dari reaksi-reaksi
biokimia yang berlangsung pada benih pada proses perkecambahan.
Berdasarkan hasil pada Tabel 2. media cocopet yang teksturnya lunak dan
menyerap air menunjukkan persentase perkecambahan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media tanah dan tricokompos. Hasil ini menunjukkan
bahwa perkecambahan benih membutuhkan media yang aerasi dan porositas yang
lebih tinggi sehingga benih tidak tertekan ataupun busuk karena air yang berlebih
ataupun benih kekeringan. Penyiraman setiap hari menyebabkan media akan
basah, sehingga dapat menyebabkan benih rusak pada kondisi aerasi yang kurang
bagus. Cocopeat sebagai media dengan porositas yang lebih tinggi dari campuran
kompos dan tanah, walaupun kandungan haranya lebih rendah tapi menunjukkan
persentase perkecambahan lebih tinggi dibandingkan dengan media tanah dan
kompos dengan perlakuan perendaman yang berbeda yaitu baik dengan POC
maupun auksin.
Fase Awal Pembibitan Bibit Tanaman Nila 8 Minggu setelah
Perkecambahan
Fese pembibitan awal pada tanaman nila dimulai setelah daun sempurna
terbentuk dan dilakukan transplanting (pemindahan) dari media perkecambahan
ke media pembibitan. Pengukuran vegetatif dimulai setelah terbentuknya daun
sempurna yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun majemuk.
17
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan
Media Tanam Dan Perendaman Biji
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 Rata-rata
A1M1 15 18 15 19 16,75
A1M2 15 18 15 18 16,05
A2M1 18 18 18 23 19,25
A2M2 18 18 18 18 18,00
Ket. A1 : Auksin A2 : POC M1 : Tricokompos + Tanah M2 : Cocopeat
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman nila menunjukkan bahwa
perlakuan A2M1 menunjukkan hasil yang lebih baik, diikuti beturut turut A2M2,
A1M1 dan A1M2. Namun interaksi antara POC dan media tricokompos dan
tanah yang mengandung unsur hara yang lebih tinggi menunjukkan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya (A2M1). Media tumbuh Trico
Kompos mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap untuk
pertumbuhan bibit pada fase awal, sehingga mampu menyediakan makanan untuk
pertambahan tinggi tanaman (Nadir dkk, 2016)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada fase pertumbuhan vegetatif awal
peran unsur hara makro yang didapatkan dari perendaman benih menggunakan
POC justru berpengaruh pada pembelahan sel-sel batang. Diduga kandungan hara
yang tersimpan pada benih perlakuan perendaman menunjukkan berpengaruh baik
terhadap pertambahan tinggi tanaman seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3. Hal
tersebut disebabkan karena fase perkecambahan masih berada pada fase
pertumbuhan yang lambat, dimana akar tanaman belum berkembang serta aktif
18
menyerap unsur hara. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ros (1995)
bahwa laju pertumbuhan pada awalnya akan lambat, tetapi akan meningkat terus
dan akan semakin membesar organisme maka akan semakin cepat
pertumbuhannya.
Selanjutnya hasil perhitungan jumlah daun majemuk tanaman Indigofera
ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Daun Tanaman Nila Pada Berbagai Perlakuan Media Tanam
Dan Jenis Perendaman
Perlakuan Ulangan
1 2 3 4 Rata-rata
A1M1 16 20 17 20 18,25
A1M2 17 19 16 16 17,05
A2M1 20 20 20 21 20,25
A2M2 19 18 19 17 18,25
Ket. A1 : Auksin A2 : POC M1 : Kompos + Tanah M2 : Cocopeat
Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa jumlah daun yang terbanyak adalah
perlakuan A2M1 (Perendaman POC dengan media tumbuh Trico kompos dan
Tamah), dan diikuti berturut-turut dengan perlakuan A1M1, A1M2 dan A1M2.
Hasil ini menunjukkan bahwa media Trico Kompos, dan tanah merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan vegetatif awal tanaman, dilaporkan bahwa tanaman
bibit tidak diberikan perlakuan pemupukan selain dari media tumbuh dan
perendaman awal menggunakan POC. Kandungan Unsur hara makro Trico
Kompos mampu menyediakan hara untuk pertumbuhan bibit, khusunya untuk fase
vegetatif. Sutedjo (1999) dalam Gusniawati, et. al., (2008) menyatakan bahwa N
19
merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya
sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif
tanaman seperti daun, batang dan akar. Ditambahkan oleh Rinsema (1983) dalam
Gusniawati, et.al., (2008) N merupakan unsur hara yang sangat penting untuk
pembentukan protein, daun-daun dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Perlakuan yang terbaik untuk fase perkecambahan adalah perendaman
menggunakan POC pada media Cocopeat sedangkan untuk fase pertumbuhan
vegetatif awal pembibitan adalah kombinasi POC dengan media Trico kompos
dan tanah.
Saran
Disarankan untuk menggunakan media tumbuh perkecambahan
menggunakan cocopeat ataupun media yang aerasi dan porositas tinggi,
sedangkan untuk fase pertumbuhan vegetatif menggunakan media tumbuh dengan
kandungan bahan organik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Akbarillah, T., D. Kaharuddin dan Kusisiyah. 2002. Kajian Tepung Daun
Indigofera Sebagai Suplemen Pakan Terhadap Produksi Dan Kualitas
Telur. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
Darnell, J. and H. Lodish. 1986. Molecular Cell Biology. New York: Scientific
American Books, Inc.
Davies, P.J. 1995. The Plant Hormone Their Nature, Ocurence And Function. In
Davies (ed.) Plant Hormone and Their Role in Plant Growth
Development. Dordrecht Martinus Nijhoff Publisher.
.
Gomez, K. A. and Gomez, A.A. 2005. Prosedur Statistik Untuk Penelitian
Pertanian , edisi kedua, UI Press, Jakarta.
Gusniawati. N. Fatia dan R. Arif. 2008. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
dengan pemberian kompos alang-alang. Jurnal Agronomi. No......Vol
Hassen, A., N.F.G. Rethman and Z. Apostolides. 2006. Variation in growth, dry
matter yield and allocation, water use and water use efficiency of four
Indigofera species subjected to moisture stress and non stress ondition.
Trop. Grassl. 40: 45–59.
Hassen, A. Van Niekerk and T. J. Tjelele. 2007. Influence of season/year and
species on chemical composition and in vitro digestibility of five
Indigofera accessions. Anim. Feed Sci. Technol. 136: 312-322.
Ihsan, M. 2013. Manfaat Serbuk Cocopeat / Serbuk Sabut Kelapa.
http://ceritanurmanadi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 13
September 2016.
Ismail, Z. F. 2013. Media tanam sebagai tekstur eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman Laporan Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi
Tanaman Perkebunan. Surabaya.
Jumiati, R. A. 2007. Pengaruh konsentrasi dan waktu penyemprotan pupuk
organik cair sper aci terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. J.
Agritrop. 26 (3), 105-109.
Mahardika, I. K. D., I. N. Rai dan. I. Wiratmaja. 2013. Pengaruh Komposisi
Campuran Bahan Media Tanaman Konsentrasi Iba Terhadap
Pertumbuhan Bibit Ngumpen Bali (Mangiforea caesia jack). Program
Studi Agrokoteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Uayana. Bali.
22
Nadir M, Syahrir., S.R. Darmawan., M. Irwan. 2016. Introdulisi Tanaman Pakan
Indigofera sp Secara Tumpang Sari Pada Pertanaman Kopi Pada Peternak
Kambing PE di Desa Bontongan, Kab. Enrekang. Laporan Pelaksanaan
IPTEKDA LIPI 2016.
Palupi, R., L. Abdullah, D.A. Astuti dan Sumiati. 2014. Potensi dan pemanfaatan
tepung pucuk indigofera sp. sebagai bahan pakan substitusi bungkil
kedelai dalam ransum ayam petelur. JITV. Vol. 19 No 3: 210-219
Parman, S. 2007. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan
dan produksi kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan
Fisiologi. Vol. XV, No. 2.
Said, M. I. 2014. By Product Ternak. IPB Press. Bogor
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. ; Diah R. Lukman “1995. Perkembangan Fisiologi
Tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung.
Setiadi, S. D. dan A. Maryati. 2005. Perendaman air dingin sebagai perlakuan
perkecambahan benih jenis araukaria. Jurnal Hutan Tanaman. Vol 2 No 3.
Simatupang, B. 2013. Mengenal Hijauan Bernutrisi Tinggi Indigofera sp Untuk
Ternak kambing. UPT Pelatihan Peternakan. Kupang.
Sudrajad. D.J. dan Megawati 2009. Perkecambahan benih kemenyang (styrex
benzion dryander) pada beberapa media tabur dan perlakuan pendahuluan.
Jurnal Hutan Tanaman. Vol 6 (3) : 30.
Taringan, A. dan S.P. Ginting. 2011. Pengaruh taraf pemberian indigofera sp
terhadap komsumsi dan kecernaan pakan serta penambahan bobot hidup
kambing yang diberi brachiria ruziziensis. JITV. 16(1), 25-32.
Tjelele, T.J. 2006. Dry Matter Production, Intake And Nutritive Value Of Certain
Indigofera Spesies. Thesis. University of Pretoria
Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Lembaga Sumber Daya
Informasi IPB. Bogor
Wilson, P.G. R. Rowe. 2008. A revision of the Indigofereae (fabaceae) in
Australia. 2. Indigofera species with trifoliolate and alternately pinnate
leaves. Telopea J Plant Syst. 12:293-307..
Yulipriyanto. 2010. Biologi Tanah Dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.
Yogyakarta
23
LAMPIRAN
Persentase perkecambahan biji
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perendaman_Biji 1 A1 4
2 A2 4
3 4
4 4
Media_Tumbuh 1 M1 4
2 M2 4
3 4
4 4
Descriptive Statistics
Dependent
Variable:Persentase_Biji
Perenda
man_Biji
Media_T
umbuh Mean Std. Deviation N
A1 M1 36,0000 . 1
M2 18,0000 . 1
3 20,0000 . 1
4 16,0000 . 1
Total 22,5000 9,14695 4
A2 M1 50,0000 . 1
M2 60,0000 . 1
3 54,0000 . 1
4 62,0000 . 1
Total 56,5000 5,50757 4
3 M1 24,0000 . 1
M2 22,0000 . 1
3 30,0000 . 1
4 26,0000 . 1
Total 25,5000 3,41565 4
4 M1 72,0000 . 1
M2 54,0000 . 1
24
3 68,0000 . 1
4 66,0000 . 1
Total 65,0000 7,74597 4
Total M1 45,5000 20,61553 4
M2 38,5000 21,56386 4
3 43,0000 21,93931 4
4 42,5000 25,21243 4
Total 42,3750 20,20190 16
Persentase_Biji
Perenda
man_Biji N
Subset
1 2
Duncana A1 4 22,5000
3 4 25,5000
A2 4 56,5000
4 4 65,0000
Sig. ,566 ,126
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 50,694.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Persentase_Biji
Source
Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 5665,500a 6 944,250 18,626 ,000
Intercept 28730,250 1 28730,250 566,734 ,000
Perendaman_Biji 5564,750 3 1854,917 36,590 ,000
Media_Tumbuh 100,750 3 33,583 ,662 ,596
Error 456,250 9 50,694
Total 34852,000 16
Corrected Total 6121,750 15
a. R Squared = ,925 (Adjusted R Squared = ,876)
25
Persentase_Biji
Media_T
umbuh N
Subset
1
Duncana M2 4 38,5000
4 4 42,5000
3 4 43,0000
M1 4 45,5000
Sig. ,225
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 50,694.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Tinggi tanaman
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perendaman_Biji 1 A1 4
2 A2 4
3 4
4 4
Media_Tumbuh 1 M1 4
2 M2 4
3 4
4 4
Descriptive Statistics
Dependent
Variable:Tinggi_tanaman
Perenda
man_Biji
Media_T
umbuh Mean Std. Deviation N
A1 M1 15,0000 . 1
26
M2 18,0000 . 1
3 15,0000 . 1
4 19,0000 . 1
Total 16,7500 2,06155 4
A2 M1 15,0000 . 1
M2 18,0000 . 1
3 15,0000 . 1
4 18,0000 . 1
Total 16,5000 1,73205 4
3 M1 18,0000 . 1
M2 18,0000 . 1
3 18,0000 . 1
4 23,0000 . 1
Total 19,2500 2,50000 4
4 M1 18,0000 . 1
M2 18,0000 . 1
3 18,0000 . 1
4 18,0000 . 1
Total 18,0000 ,00000 4
Total M1 16,5000 1,73205 4
M2 18,0000 ,00000 4
3 16,5000 1,73205 4
4 19,5000 2,38048 4
Total 17,6250 1,99583 16
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Tinggi_tanaman
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 44,000a 6 7,333 4,190 ,027
Intercept 4970,250 1 4970,250 2,840E3 ,000
Perendaman_Biji 19,250 3 6,417 3,667 ,056
Media_Tumbuh 24,750 3 8,250 4,714 ,030
Error 15,750 9 1,750
Total 5030,000 16
Corrected Total 59,750 15
27
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Tinggi_tanaman
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 44,000a 6 7,333 4,190 ,027
Intercept 4970,250 1 4970,250 2,840E3 ,000
Perendaman_Biji 19,250 3 6,417 3,667 ,056
Media_Tumbuh 24,750 3 8,250 4,714 ,030
Error 15,750 9 1,750
Total 5030,000 16
Corrected Total 59,750 15
a. R Squared = ,736 (Adjusted R Squared = ,561)
Tinggi_tanaman
Perenda
man_Biji N
Subset
1 2
Duncana A2 4 16,5000
A1 4 16,7500
4 4 18,0000 18,0000
3 4 19,2500
Sig. ,159 ,214
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,750.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Tinggi_tanaman
Media_T
umbuh N
Subset
1 2
Duncana M1 4 16,5000
3 4 16,5000
M2 4 18,0000 18,0000
4 4 19,5000
Sig. ,159 ,143
28
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,750.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Tinggi_tanaman
Media_T
umbuh N
Subset
1 2
Duncana M1 4 16,5000
3 4 16,5000
M2 4 18,0000 18,0000
4 4 19,5000
Sig. ,159 ,143
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,750.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Jumlah daun
Between-Subjects Factors
Value Label N
Perendaman_Biji 1 A1 4
2 A2 4
3 4
4 4
Media_Tumbuh 1 M1 4
2 M2 4
3 4
4 4
Dependent Variable:jumlah_daun
Perenda
man_Biji
Media_T
umbuh Mean Std. Deviation N
A1 M1 16,0000 . 1
29
M2 20,0000 . 1
3 17,0000 . 1
4 20,0000 . 1
Total 18,2500 2,06155 4
A2 M1 17,0000 . 1
M2 19,0000 . 1
3 16,0000 . 1
4 16,0000 . 1
Total 17,0000 1,41421 4
3 M1 20,0000 . 1
M2 20,0000 . 1
3 20,0000 . 1
4 21,0000 . 1
Total 20,2500 ,50000 4
4 M1 19,0000 . 1
M2 18,0000 . 1
3 19,0000 . 1
4 17,0000 . 1
Total 18,2500 ,95743 4
Total M1 18,0000 1,82574 4
M2 19,2500 ,95743 4
3 18,0000 1,82574 4
4 18,5000 2,38048 4
Total 18,4375 1,71148 16
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:jumlah_daun
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 25,875a 6 4,313 2,149 ,145
Intercept 5439,063 1 5439,063 2,710E3 ,000
Perendaman_Biji 21,688 3 7,229 3,602 ,059
Media_Tumbuh 4,188 3 1,396 ,696 ,578
Error 18,063 9 2,007
Total 5483,000 16
Corrected Total 43,938 15
30
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:jumlah_daun
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 25,875a 6 4,313 2,149 ,145
Intercept 5439,063 1 5439,063 2,710E3 ,000
Perendaman_Biji 21,688 3 7,229 3,602 ,059
Media_Tumbuh 4,188 3 1,396 ,696 ,578
Error 18,063 9 2,007
Total 5483,000 16
Corrected Total 43,938 15
a. R Squared = ,589 (Adjusted R Squared = ,315)
jumlah_daun
Perenda
man_Biji N
Subset
1 2
Duncana A2 4 17,0000
A1 4 18,2500 18,2500
4 4 18,2500 18,2500
3 4 20,2500
Sig. ,263 ,088
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2,007.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
jumlah_daun
Media_T
umbuh N
Subset
1
Duncana M1 4 18,0000
3 4 18,0000
4 4 18,5000
M2 4 19,2500
Sig. ,272
31
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2,007.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Lampiran Dokumentasi Penelitian
Perendaman Biji Tanaman Nila
Pembuatan Media Perkecambahan
32
Benih Yang Berkecamabah
.
Penyiraman Tanaman Di Polybag
33
RIWAYAT HIDUP
Azwar Raden (I111 12 058) lahir di kota Makassar pada tanggal
10 Juni 1994, anak pertama dari dua bersaudara. Dibesarkan
oleh orang tua Ir. H Raden Ledeng (Ayah) dan Nurhayati (Ibu).
Tingkat pendidikan dimulai dari TK Rasia, kemudian melanjutkan
di SD Inpres Karema (2006). Setelah lulus SD, melanjutkan di
SMP Negeri 2 Mamuju (2009), kemudian melanjutkan di SMA
Negeri 1 Mamuju (2012). Setelah menyelesaikan SMA, penulis melanjutkan pendidikan
pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, melalui jalur SNMPTN pada tahun 2012 . Selama kuliah penulis pernah
aktif menjadi pengurus di lembaga kemahasiswaan HUMANIKA UNHAS tahun 2014-
2015. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program studi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Makassar pada Tahun 2017.