Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

9
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) p: 30-38 PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT-SIFAT TANAH DAN PERTUMBUHAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI Abdul Syukur * Penelitian ini merupakan percobaan pot di rumah kaca, dilaksanakan pada bulan Desember 2001 sampai April 2002. Penelitian ini menggunakan pupuk kandang sapi sebagai bahan organik dan tanah pasir dari Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang tersebut terhadap perubahan sifat-sifat tanahnya dan pertumbuhan caisim di tanah tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi terdiri atas 3 aras yaitu 0, 20 dan 40 ton/ha dan faktor kedua adalah lama inkubasi yang terdiri atas 3 aras yaitu 2, 4 dan 8 minggu. Paralon dengan diameter 15 cm digunakan sebagai pot, dibagi menjadi 3 bagian yaitu 0-10 cm, 10-30 cm, dan 30-50 cm yang dihubungkan/disambungkan dengan lakban. Bagian bawah paralon dilapisi kain kasa supaya tanah tidak keluar tetapi air dapat keluar. Percobaan terdiri atas 2 unit yaitu percobaan tanpa tanaman untuk melihat perubahan sifat-sifat tanah dan percobaan memakai tanaman sebagai indikator untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh nyata dilakukan analilsa sidik ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata diuji dengan uji jarak berganda DUNCAN pada tingkat kemuradan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dipakai bertekstur agak kasar (geluh pasiran), porositas tinggi, kemampuan mengikat air rendah; KPK, bahan organik, NH 4 maupun NO 3 tersedia rendah. Kandungan bahan organik dan NH 4 maupun NO 3 pupuk kandang sapi yang dipakai berharkat cukup. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata menurunkan BV jeluk 10 - 30 cm dan pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm, meningkatkan konsentrasi NH 4 jeluk 10 – 30 cm dan 30 -50 cm konsentrasi NO 3 jeluk 10 – 30 cm maupuin 30 – 50 cm dan berat segar trubus dibanding lama inkubasi 2 minggu dan 4 minggu. Berdasarkan data parameter-parameter pertumbuhan yang dihasilkan, kombinasi perlakuan terbaik adalah D 2 I 2 (takaran 20 ton/ha pupk kandang sapi dan lama inkubasi 4 minggu). Kata kunci : pupuk kandang sapi, tanah pasir pantai * Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta PENGANTAR Lahan pasir merupakan salah satu tumpuan harapan penting untuk pengadaan pangan nasional di Indonesia. Kedudukannya menjadi sangat penting karena lahan tersebut tersebar cukup luas. Tanah di sepanjang lahan pantai belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian karena usahatani di lahan ini masih dihadapkan pada beberapa kendala yang belum banyak terpecahkan secara praktikal dan ekonomis. Pada umumnya tanah pasir pantai mempunyai sifat-sifat yang kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman antara lain kurang mampu menyediakan air dan unsur hara sehingga tanaman pada umumnya mengalami kekahatan (defisiensi) hara dan kekurangan air. Kemampuan menyediakan udara yang berlebihan di tanah ini mempunyai pengaruh yang kurang baik. Yaitu mempercepat pengeringan tanah dan oksidasi bahan organik. Penambahan hara lewat

Transcript of Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Page 1: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) p: 30-38

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT-SIFAT TANAH DAN PERTUMBUHAN CAISIM

DI TANAH PASIR PANTAI

Abdul Syukur *

Penelitian ini merupakan percobaan pot di rumah kaca, dilaksanakan pada bulan Desember 2001 sampai April 2002. Penelitian ini menggunakan pupuk kandang sapi sebagai bahan organik dan tanah pasir dari Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang tersebut terhadap perubahan sifat-sifat tanahnya dan pertumbuhan caisim di tanah tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial, terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi terdiri atas 3 aras yaitu 0, 20 dan 40 ton/ha dan faktor kedua adalah lama inkubasi yang terdiri atas 3 aras yaitu 2, 4 dan 8 minggu. Paralon dengan diameter 15 cm digunakan sebagai pot, dibagi menjadi 3 bagian yaitu 0-10 cm, 10-30 cm, dan 30-50 cm yang dihubungkan/disambungkan dengan lakban. Bagian bawah paralon dilapisi kain kasa supaya tanah tidak keluar tetapi air dapat keluar. Percobaan terdiri atas 2 unit yaitu percobaan tanpa tanaman untuk melihat perubahan sifat-sifat tanah dan percobaan memakai tanaman sebagai indikator untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh nyata dilakukan analilsa sidik ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata diuji dengan uji jarak berganda DUNCAN pada tingkat kemuradan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dipakai bertekstur agak kasar (geluh pasiran), porositas tinggi, kemampuan mengikat air rendah; KPK, bahan organik, NH4 maupun NO3 tersedia rendah. Kandungan bahan organik dan NH4 maupun NO3 pupuk kandang sapi yang dipakai berharkat cukup. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata menurunkan BV jeluk 10 - 30 cm dan pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm, meningkatkan konsentrasi NH4 jeluk 10 – 30 cm dan 30 -50 cm konsentrasi NO3 jeluk 10 – 30 cm maupuin 30 – 50 cm dan berat segar trubus dibanding lama inkubasi 2 minggu dan 4 minggu. Berdasarkan data parameter-parameter pertumbuhan yang dihasilkan, kombinasi perlakuan terbaik adalah D2I2 (takaran 20 ton/ha pupk kandang sapi dan lama inkubasi 4 minggu). Kata kunci : pupuk kandang sapi, tanah pasir pantai * Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta PENGANTAR Lahan pasir merupakan salah satu tumpuan harapan penting untuk pengadaan pangan nasional di Indonesia. Kedudukannya menjadi sangat penting karena lahan tersebut tersebar cukup luas. Tanah di sepanjang lahan pantai belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian karena usahatani di lahan ini masih dihadapkan pada beberapa kendala yang belum banyak terpecahkan secara praktikal dan

ekonomis. Pada umumnya tanah pasir pantai mempunyai sifat-sifat yang kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman antara lain kurang mampu menyediakan air dan unsur hara sehingga tanaman pada umumnya mengalami kekahatan (defisiensi) hara dan kekurangan air. Kemampuan menyediakan udara yang berlebihan di tanah ini mempunyai pengaruh yang kurang baik. Yaitu mempercepat pengeringan tanah dan oksidasi bahan organik. Penambahan hara lewat

Page 2: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Syukur. Pemberian bahan organik 31 pemupukan di tanah ini tidak efisien karena kemampuan mengikat hara tanah ini kecil sehingga hara tersebut banyak yang hilang lewat pelindian (Kohnke, 1968; Tisdale et al., 1985). Tanaman caisim merupakan tanaman semusim yang banyak diusahakan orang karena selain mudah dalam budidayanya juga banyak manfaatnya. Tanaman caisim termasuk tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun asalkan pada musim kemarau tetap tersedia air yang cukup (Anonim, 1992). Tanaman caisim juga tahan terhadap suhu yang tinggi (Rukmana, 1999). Hampir semua orang gemar makan caisim karena rasanya segar, enak dan banyak mengandung vitamin A, B dan sedikit vitamin C (Sumaryono, 1981). Pemberian bahan organik (misalnya pupuk kandang) merupakan salah satu cara dalam upaya meningkatkan kualitas tanah tersebut (Sanchez, 1992). Bahan organik adalah jumlah total semua substansi yang mengandung karbon organik di dalam tanah, terdiri dari campuran residu tanaman dan hewan dalam berbagai tahap dekomposisi, tubuh mikroorganisme dan hewan kecil yang masih hidup maupun yang sudah mati, dan sisa-sisa hasil dekomposisi (Schnitzer, 1991). Beberapa manfaat pemberian bahan organik adalah meningkatkan kandungan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi pengurasan hara yang terangkut dalam bentuk panenan dan erosi, memperbaiki sifat-sifat tanah (Swift & Sanchez, 1984), dan memperbaiki kesehatan tanah (Logan, 1990). Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk meningkatkan kesuburan fisik, kesuburan kimia dan kesuburan biologi, demikian pula sebaliknya (Widiana, 1994).

Peranan bahan organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa humus

dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah. Humus mempunyai luas permukaan dan kemampuan adsorpsi lebih besar daripada lempung. Sehingga meningkatkan kemampuan mengikat air. Sifat liat (plastisitas) dan kohesi humus yang rendah meningkatkan struktur tanah yang kurang sesuai pada tanah bertekstur halus dan meningkatkan granulasi (pembutiran) agregat sehingga agregat tanah lebih mantap. Agregasi tanah yang baik secara tidak langsung memperbaiki ketersediaan unsur hara. Hal ini karena agregasi tanah yang baik akan menjamin tata udara dan air tanah yang baik pula, sehingga aktivitas mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik dan meningkatkan ketersediaan unsur hara. Peranan bahan organik dalam meningkatkan kesuburan fisik tanah juga dengan mengurangi plastisitas dan kelekatan serta memperbaiki aerasi tanah. Humus juga menyebabkan warna tanah lebih gelap sehingga penyerapan panas meningkat (Buckman & Brady, 1982; Sanchez, 1976).

Fungsi bahan organik dalam meningkatkan kesuburan kimiawi adalah pengikatan atau penyerapan ion lebih besar, meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Humus merupakan kompleks koloidal dengan modifikasi lignin poliuronida, lempung, protein dan senyawa lain berfungsi sebagai misel yang kompleks. Misel mengandung muatan negatif dari gugus –COOH dan –OH yang memungkinkan pertukaran kation meningkat. Fungsi bahan organik dalam meningkatkan kesuburan kimiawi juga akibat penurunan hilangnya unsur hara karena pelindian sebab bahan organik mengikat ion dan immobilisasi N, P, dan S, pelarutan sejumlah unsur hara terutama fosfat dan mineral oleh asam-asam organik sehingga membantu pelapukan kimia mineral dan sebagai gudang unsur hara (Stevenson, 1982;

Page 3: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

32 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Schnitzer, 1991). Pengaruh bahan organik bagi kesuburan biologis tanah adalah untuk membentuk jaringan tubuh mikroorganisme dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah sehingga populasi mikroorganisme meningkat sehingga meningkatkan ketersediaan unsur hara (Buckman & Brady, 1982; Widiana, 1994). Bahan organik mampu memperbaiki kualitas tanah apabila telah mengalami perombakan yang cukup. Permasalahan yang sering dihadapi adalah dalam hal menentukan dosis bahan organik dan lama inkubasi yang tepat. Hal ini tergantung macam bahan organik yang dipakai dan karakteristik tanah yang diperbaiki. Dalam penelitian ini akan dicari dosis dan lama inkubasi pupuk kandang yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas tanah pasir pantai sehingga dapat menunjukkan pertumbuhan (hasil) caisim. METODE Penelitian yang dilakukan merupakan percobaan pot di rumah kaca dan di laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UGM. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2001 sampai Maret 2002, menggunakan tanah pasir Pantai Glagah, Kulonprogo, Yogyakarta pada kedalaman 0-30 cm. Tanah diambil di beberapa tempat lalu dicampur (contoh tanah komposit). Paralon dengan diameter 15 cm dan panjang 50 cm digunakan sebagai pot. Pot tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu 0-10 cm, 10-30 cm dan 30-50 cm. Bagian-bagian tersebut dihubungkan dengan lakban. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang sapi (D) yang dibedakan menjadi 3 aras yaitu 0 ton/ha (D1), 20 ton/ha (D2) dan 40 ton/ha (D3). Faktor kedua adalah lama inkubasi campuran

tanah dan pupuk kandang (I) yang dibedakan menjadi tiga aras yaitu 2 minggu (I1), 4 minggu (I2) dan 8 minggu (I3). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah total paralon yang dibutuhkan adalah 27 buah. Percobaan terdiri atas 2 unit yaitu percobaan tanpa tanaman dan pakai tanaman caisim dengan penjelasan sebagai berikut : Sebanyak 8 kg contoh tanah (kering angin berdiameter 2 mm) dicampur merata dengan pupuk kandang (sesuai dosis perlakuan) dan seterusnya dimasukkan dalam paralon.

Pencampuran dilakukan bertahap yaitu sbb : a. yang diinkubasikan 8 minggu. b. yang diinkubasikan 4 minggu (4

minggu setelah a). c. yang diinkubasikan 2 minggu (2

minggu setelah b). Contoh tanah tersebut ditambah

air sampai mencapai kondisi kapasitas lapangan. Campuran contoh tanah dan pupuk kandang diinkubasikan sesuai dengan perlakuan. Kondisi kapasitas lapangan selama inkubasi dipertahankan.

Contoh tanah lapisan atas dalam paralon (0-10 cm) dicampur dengan urea sebanyak 300 kg/ha dan selanjutnya diinkubasikan selama 1 minggu dalam kondisi kapasitas lapangan.

Untuk unit tanpa tanaman, setelah lama inkubasi berakhir, contoh tanah dianalisis di laboratorium untuk menentukan (mengukur) parameter-parameter yang dikehendaki.

Pada unit dengan tanaman, tanah di dalam paralon ditanami caisim yang telah disemaikan sebanyak 3 tanaman/pot. Setelah tumbuh baik (± 10 hari) tanaman diperjarang menjadi 1 tanaman/pot. Tanaman dipanen umur 40 hari, selama pertumbuhan kondisi tanah dipertahankan dalam kapasitas lapangan.

Page 4: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Syukur. Pemberian bahan organik 33

Contoh tanah sebelum diperlakukan diamati sifat-sifatnya antara lain : tekstur, KPK, pH (H2O), BV, BJ, pF 1, pF 2, pF 2,54, pF 4,2, kandungan BO, N total dan N tersedia. Pupuk kandang sapi dianalisis untuk mengetahui kandungan BO, N total baik dalam bentuk NH4 maupun NO3.

Setelah perlakuan contoh tanah dianalisis untuk mengetahui pH (H2O) tanah kedalaman 0-10 cm dan 10-30 cm, KPK tanah kedalaman 0 - 10 cm dan 10 - 30 cm, amonium dan nitrat tanah kedalaman 0 - 10 cm, 10 - 30 cm, dan 30 - 50 cm, BV tanah kedalaman 0 - 10 cm dan 10 - 30 cm, BJ tanah kedalaman 0 - 10 cm dan 10 - 30 cm, kadar lengas tanah pada pF 0, pF 1, pF 2, pF 2,54, dan 4,2 tanah kedalaman 0 - 10 cm dan 10 - 30 cm.

Setelah panen diamati parameter-parameter pertumbuhan tanaman antara lain : berat segar trubus, berat kering trubus, berat akar, dan berat kering akar.

Untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh nyata dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata data diuji dengan uji jarak berganda (Duncan’s Multiple Range Test), jenjang murad 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat tanah dan pupuk kandang Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa tanah lahan pasir Pantai Glagah didominasi oleh fraksi pasir sehingga mempunyai tekstur yang agak kasar (geluh pasiran). Berdasarkan klasifikasi tanah menurut Soil Taxonomi USDA, tanah tersebut termasuk Udipsamment. Tekstur tanah yang agak kasar ini mengakibatkan luas permukaan jenisnya kecil dan pori makro lebih banyak dibanding pori mikro sehingga kemampuan tanah mengikat unsur hara maupun air rendah.

Tabel 1. Sifat-sifat tanah dan pupuk kandang yang digunakan untuk penelitian. Sifat-sifat tanah dan pupuk kandang Nilai Sifat-sifat tanah : 1. Tekstur Geluh pasiran Debu (%) 23,78 Lempung (%) 19,37 Pasir (%) 56,85 2. Berat volume tanah (g.cm-3) 1,43 3. Berat jenis tanah (g.cm-3) 2,66 4. Kadar lengas kering angin (%) 5,04 5. Kadar bahan organik (%) 1,70 6. KPK (me%) 7,04 7. pH H2O 5,77 8. pH KCl 5,07 9. N-tersedia NH4

+ (ppm) 1,63 10. N-tersedia NO3

- (ppm) 7,23 Sifat pupuk kandang : 1. Kadar bahan organik (%) 18,35 2. N-tersedia NH4

+ (ppm) 25,20 3. N-tersedia NO3

- (ppm) 134,87

Page 5: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

34 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Unsur hara mudah hilang melalui pelindian maupun penguapan. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kadar lengas kering angin maupun KPK. Rendahnya KPK juga disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik. Berdasarkan data cukup besarnya porositas tanah dan lebih besarnya pori makro dibanding pori mikro maka kondisi tanah di lapangan kebanyakan aerob. Hal ini menyebabkan perombakan bahan organik berjalan cepat sehingga merupakan faktor penyebab rendahnya bahan organik selain rendahnya sumber bahan organik di lahan tersebut. Kondisi aerob menyebabkan nitrifikasi berjalan intensif sehingga N bentuk NO3

- lebih besar dibanding NH4

+ sehingga kemungkinan hilangnya N akibat pelindihan lebih besar. Hal ini merupakan faktor penyebab rendahnya N di dalam tanah selain rendahnya sumber N di lahan tersebut. Reaksi (pH) tanah tersebut termasuk agak masam sehingga tidak banyak masalah apabila digunakan untuk budidaya tanaman. Berdasarkan hasil analisis seperti yang tertera di Tabel 1 pupuk kandang sapi mempunyai kandungan bahan organik dan N (bentuk NO3

- maupun NH4+)

cukup besar sehingga potensial bila digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan pantai Glagah. Hasil analisis sidik ragam Hasil analisis sidik ragam di lampiran 1 menunjukkan bahwa takaran pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap BV pada jeluk 10 – 30 cm, pH H2O pada jeluk 0 cm – 10 cm, NH4

+ pada jeluk 0 – 10 cm, 10 – 30 cm maupun 30 – 50 cm, NO3

- pada jeluk 30 – 50 cm, berat basah dan berat kering baik pada trubus maupun akar. Lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap NO3

- pada kedalaman 30 – 50

cm dan berat basah trubus. Interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi berpengaruh nyata terhadap pH H2O pada jeluk 10 – 30 cm dan NO3

- pada jeluk 10 – 30 cm. terhadap parameter-parameter NO3

- pada jeluk 0 – 10 cm, KPK pada jeluk 0 – 10 cm dan 10 – 30 cm, BV pada jeluk 0 – 10 cm, BJ pada jeluk 0 – 10 cm dan 10 – 30 cm, takaran pupuk kandang sapi, lama inkubasi maupun interaksi kedua faktor tersebut tidak berpengaruh nyata. Pengaruh takaran pupuk kandang Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha menurunkan BV jeluk 10-30 cm, NH4 jeluk 0 - 10 cm dan pori drainase cepat jeluk 10 - 30 cm. Peningkatan takaran sampai 40 ton/ha tidak nyata merubah parameter-parameter tersebut dibanding takaran 20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan NH4

+ jeluk 10 – 30 cm dan 30 – 50 cm, NO3

- jeluk 30 – 50 cm, pF 2 jeluk 0 – 10 cm dan 10 – 30 cm, pF 2,54 jeluk 0 – 10 cm dan 10 – 30 cm dan Pori penyimpan air jeluk 10 – 30 cm, tetapi bila takaran ditingkatkan menjadi 40 ton/ha nyata menurunkan NH4

+ maupun NO3- dan

tidak nyata berbeda pada pF 2, pF 2,54 dan pori penyimpanan air bila dibandingkan dengan takaran 20 ton/ha pada lapisan-lapisan tersebut di atas. Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha tidak nyata merubah pH H2O jeluk 0 – 10 cm maupun 10 – 30 cm dan NO3

- jeluk 10 – 30 cm. peningkatan takaran sampai 40 ton/ha nyata meningkatkan pH H2O dan nyata menurunkan NO3

- bila dibandingkan dengan kontrol pada lapisan-lapisan tersebut di atas.

Page 6: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Syukur. Pemberian bahan organik 35 Pengaruh inkubasi dan pupuk kandang sapi Tabel 3 dibawah menunjukkan bahwa NO3

- jeluk 10 – 30 cm dan 30 – 50 cm meningkat nyata pada lama inkubasi 8 minggu bila dibandingkan dengan lama inkubasi 4 minggu maupun

2 minggu, tetapi tidak nyata meningkatkan bahan organik bila dibandingkan kontrol. Pengaruh interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap sifat-sifat tanah yang diamati.

Tabel 2. Pengaruh takaran pupuk kandang terhadap sifat-sifat tanah yang diamati.

Takaran pupuk kandang sapi (ton/ha) Parameter Jeluk (cm) 0 (D1) 20 (D2) 40 (D3)

BV (g.cm-3) 10 – 30 1,71 a 1,60 b 1,56 b pH H2O 0 – 10 6,15 b 6,27 ab 6,44 a 10 – 30 6,01 b 6,09 b 6,25 a NH4

+ (ppm) 0 – 10 8,94 a 5,59 b 5,75 b 10 – 30 6,06 b 19,99 a 7,08 b 30 - 50 10,97 b 23,62 a 9,10 b NO3

- (ppm) 10 – 30 22,099 a 17,344 a 5,911 b 30 - 50 24,11 b 45,42 a 6,69 c pF 2 (%) 0 - 10 12,279 b 13,764 a 13,648 a 10 – 30 12,100 b 13,782 a 13,587 a pF 2.54 (%) 0 – 10 7,242 b 8,631 a 8,696 a 10 – 30 7,194 b 8,636 a 8,848 a Pori drainase cepat (%) 10 – 30 33,843 a 28,081 b 29,437 b Pori penyimpan air (%) 10 – 30 5,259 b 6,742 a 6,741 a

Angka-angka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5%

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada lama inkubasi I1 (2 minggu) dan I2 (4 minggu) pemberian pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha tidak menunjukkan perbedaan terhadap pH H2O pada jeluk 10 – 30 cm maupun NO3

- pada jeluk 10 – 30 cm. Pada I3 (lama

inkubasi 8 minggu), peningkatan takaran pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha nyata meningkatan pH H2O pada jeluk 10 – 30 cm dan nyata menurunkan NO3

- pada jeluk 10 – 30 cm.

Tabel 3. Pengaruh lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi

terhadap beberapa parameter yang diamati.

Lama inkubasi (minggu) Parameter Jeluk (cm) 2 (I1) 4 (I2) 8 (I3)

10 – 30 11,278 b 12,211 b 21,856 a NO3- (ppm)

30 - 50 20,84 b 18,12 b 37,26 a Bahan organik (%) 10 – 30 1,738 a 1,381 b 1,849 a

Angka-angka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5%

Page 7: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

36 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005)

Pada D1 (kontrol) dan D2 (20 ton/ha) peningkatan lama inkubasi sampai 8 minggu tidak menghasilkan perbedaan yang nyata terhadap pH H2O pada jeluk 10 – 30 cm. Pada D3 (40 ton/ha) lama inkubasi sampai 8 minggu nyata meningkatkan pH H2O pada jeluk 10 – 30 cm dibanding lama inkubasi 2 minggu, namun tidak berbeda nyata bila dibanding lama inkubasi 4 minggu.

Pada D2 dan D3 lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah nilai NO3

- pada jeluk 10 – 30 cm. Pada D1 lama inkubasi sampai 8 minggu nyata meningkatkan NO3

- pada jeluk 10 – 30 cm dibanding lama inkubasi 2 minggu maupun 4 minggu. Kandungan NO3

- pada lama inkubasi 2 minggu tidak berbeda nyata dengan lama inkubasi 4 minggu.

0

10

20

30

40

50

D1 D2 D3 D1 D2 D3 D1 D2 D3

pH H2O NO3- Pori drainase cepat

I1I2I3

pH H2O NO3- (ppm) Pori Drainase

Cepat (%)

Gambar 1. Pengaruh takaran pupuk kandang dan lama inkubasi terhadap pH H2O, NO3-, dan

Pori Drainase Cepat Pada I1 dan I3, pemberian pupuk kandang sapi sampai 40 ton/ha tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm, sedang pada I2 takaran tersebut nyata menurunkannya. Pada D2, lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm. Dibanding kontrol, lama inkubasi 4 minggu nyata meningkatkan pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm pada D1 dan nyata menurunkan parameter tersebut pada D3. Lama inkubasi sampai 8 minggu tidak nyata merubah pori drainase cepat jeluk 10 – 30 cm bila dibandingkan kontrol.

Pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan caisim. Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan berat basah dan berat kering trubus maupun akar, namun apabila takaran pupuk kandang sapi ditingkatkan menjadi 40 ton/ha parameter-parameter tersebut nyata turun. Lama inkubasi hanya berpengaruh nyata pada berat basah trubus, yaitu meningkat nyata 8 minggu inkubasi dibanding kontrol.

Page 8: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

Syukur. Pemberian bahan organik 37 Tabel 5. Pengaruh takaran pupuk kandang sapi dan lama inkubasi terhadap

pertumbuhan caisim.

Parameter Perlakuan Berat basah

trubus (g) Berat kering trubus (g)

Berat basah akar (g)

Berat kering akar (g)

Takaran pupuk kandang sapi (D) D1 35,59 b 2,84 b 1,63 b 0,42 ab D2 47,28 a 3,91 a 2,28 a 0,56 a D3 12,79 c 1,12 c 0,96 c 0,21 b Lama inkubasi (I) I1 23,57 b ns ns ns I2 33,44 ab ns ns ns I3 38,66 a ns ns ns Angka-angka pada baris yang sama, yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada aras 5%

Perombakan bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara esensial bagi tanaman, diantarannya unsur N baik berupa NH4

+ maupun NO3-.

Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha nyata meningkatkan ketersediaan NH4

+ jeluk 10 – 30 cm dan 30 – 50 cm maupun NO3

- jeluk 30 – 50 cm dibanding kontrol.

Peningkatan takaran sampai 40 ton/ha nyata menurunkan parameter-parameter tersebut. Ketersediaan NO3

- maupun NH4

+ pada jeluk 10 – 30 cm dan 30 – 50 cm, berasal dari perombakan bahan organik maupun pelindian NO3

- dan NH4

+ dari jeluk 0 – 10 cm. perubahan NO3

- dan NH4+ seperti di

atas diikuti oleh perubahan parameter-parameter pertumbuhan tanaman, meliputi berat basah dan berat kering trubus.

Data menunjukkan bahwa parameter-parameter pertumbuhan tanaman tersebut terbesar pada takaran pupuk kandang sapi 20 ton/ha dan berada pada jeluk 10 – 50 cm. KESIMPULAN

• Lama inkubasi campuran tanah dan pupuk kandang sapi sebesar 2

minggu sudah cukup, walaupun yang terbaik adalah 4 minggu.

• Penambahan air sampai kondisi kapasitas lapangan dapat mengakibatkan terjadinya pelindian nitrogen.

• Pemberian pupuk kandang sapi 20 ton/ha mampu memperbaiki kualitas tanah yaitu meningkatkan kemampuan mengikat air dan ketersediaan NH4 dan NO3 sehingga meningkatkan pertumbuhan/hasil caisim.

• Berdasarkan parameter-parameter pertumbuhan tanaman yang dihasilkan, kombinasi terbaik adalah D2I2 (takaran pupuk kandang sapi 20 ton/ha dan lama inkubasi 4 minggu).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992. Sayuran Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Buckman, H.O. dan Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerjemah : Soegiman. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Hal. 131-191.

Kohnke, H., 1968. Soil Physics. Mc Gr-Hill Publishing Co. Ltd., Bombay, New Delhi. 224 p.

Page 9: Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-sifat Tanah

38 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (1) (2005) Logan, T.J., 1990. Chemical

Degradation of Soil dalam R. Lal & B.A. Stewart (Eds.). Advances Soil in Soil Science. Vol. II. Soil Degradation. Springer-verlag. New York. H. 187-221.

Rukmana, R., 1999, bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sanchez, P.A., 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. Willey Interscience.

Sanchez, P.A., 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Alih bahasa : Amir Hamzah. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 397 hal.

Scnitzer, M., 1991. Soil Organic Matter. The Next 75 Year. Soils Sci. 41-58.

Stevenson, 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons. New York.

Sumaryono, H dan Rismunandar, 1981. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura II. C.V. Sinar Baru, Bandung. 11 p.

Swift, H.J. & P.A. Sanchez, 1984. Biological Management of Tropical Soil Fertility for Sustained Productivity. Nature and Resources. 20 (4) : 2 – 10 p.

Tisdale, S. L., Nelson, W.L. and Beaton, I.D., 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4 th Ed, Macmillan Publishing Co., New York, 754 p.

Tan, K.H., 1996. Soil Sampling, Preparation, and Analysis. Marcel Dekker, inc. New York, 408 p.

Widiana, G.N., 1994. Peranan EM-4 dalam Meningkatkan Kesuburan dan Produktifitas Tanah. Buletin Kyusei Nature Farming. Vol 5 : 28 – 43 p.