PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN...
-
Upload
alim-sumarno -
Category
Documents
-
view
213 -
download
4
description
Transcript of PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN...
ABSTRAK
PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT KELURAHAN TONATAN
KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO
Nama Ligay Rosma Puspita
NIM 11040674002
Program Studi S1-Ilmu Administrasi Negara
Jurusan PMP-KN
Fakultas Fakultas Ilmu Sosial
Nama Lembaga Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing Tjitjik Rahaju SSos MSi
Dalam rangka melaksanakan misi serta tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash 2015 Pemerintah
Kabupaten Ponorogo melakukan berbagai upaya agar misi serta tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai Salah satu
upaya tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan pembangunan Ponorogo City Center atau yang selanjutnya
disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja di daerah
Ponorogo PCC adalah satu-satunya mall yang ada di Kabupaten Ponorogo yang diresmikan sejak 26 September 2013
PCC berdiri di atas lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dikelola PT Wira Jatim Group Sebelumnya lahan
PCC adalah sebuah pabrik minyak (Nabati Yasa) yang sudah tidak produktif lagi Disamping mengusung konsep pasar
modern PCC juga menawarkan lokasi pameran UKM bagi para perajin dan pengusaha lokal yang bisa dimanfaatkan
untuk mengangkat potensi usahanya Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo
Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan variabel dalam penelitian
ini adalah Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Keluarahan Tonatan sebagai variabel dependen Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner (angket) yang
disebar kepada 93 responden yang dipilih menggunakan teknik insidental Sedangkan teknik analisis data menggunakan
uji regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan program SPSS for Windows versi 160
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sedang dengan arah hubungan yang positif dan linier antara
variabel pembangunan PCC dengan variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat Besarnya hubungan tersebut dilihat
dari nilai R yaitu sebesar 0479 Sedangkan prosentase variabel pembangunan PCC mempengaruhi variabel kondisi
sosial ekonomi sebesar 23 Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak Adapun rekomendasi yang diberikan
peneliti adalah meningkatkan aktivitas dalam pembangunan PCC agar pembangunan PCC mampu memberikan
pengaruh yang lebih besar Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan mall mampu memberikan pengaruh yang lebih besar kepada masyarakat
serta segera membuat regulasi mengenai pembatasan pembangunan pasar modern dan memantau serta menghimbau
agar PCC segera menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar
Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern Dengan demikian pelaku UKM pun bisa tumbuh dan berkembang
bersama PCC yang pada akhirnya mampu mengangkat perekonomian masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
Kata Kunci Pembangunan PCC Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PONOROGO CITY CENTER BUILDING TOWARD SOCIAL ECONOMIC CONDITION
OF TONATAN COMMUNITY PONOROGO SUBDISTRICT PONOROGO REGION
Name Ligay Rosma Puspita
NIM 11040674002
Program of Study S1- Science of State Administration
Course PMP-KN
Faculty Social Science Faculty
The Institution Name State University of Surabaya
The adviser of lecture Tjitjik Rahaju SSos MSi
In the implementation of Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015 the Government of
Ponorogo Region did various efforts to reach it The which one can seen through Ponorogo City Center building or in
the next called by PCC that supported by Government of Ponorogo Region that expected will absorb the job seekers in
Ponorogo Region PCC is the one mall in the Ponorogo Region that legitimated on 26 September 2013 PCC was built
on the land of East Java Government asset that managed by PT Wira Jatim Group Before it this land used as oil
factory (Nabati Yasa) that have not productived Behind carrying modern market concept PCC is offering the location
to unity of public activities for craftsman and local entrepreneur too that can used to raise their potency The aim of this
research to knowing the Influence Of Ponorogo City Center Building Toward Social Economic Condition Of Tonatan
Community Ponorogo Subdistrict Ponorogo Region
This research that used is an assosiative study with quantitative approach Whereas the variables are PCC Building
as independent variable and Social Economic Condition Of Tonatan Community as dependent variable The technique
of data resource is questionnaire that propagated to 93 respondent who is choosen by incidental technique Meanwhile
the technique of data analyst use the simple linier regresion test that will helped by SPSS for Windows versi 160
Program
The result show that the relation between PCC Building variable and Social Economic Condition variable is found
which has enough relation interpretation with the direct relation is positive and linier That value can seen from R value
about 0479 Whereas the persentation of PCC Building variable influences Social Economic Condition variable about
23 So the result of this research can conclused that the relation between Ponorogo City Center Building variable and
Social Economic Condition variable is found or in other word Ha is accepted and Ho is refused The recomendation are
increasing the activities in PCC building so that it can give more influences and the recommendation for Government
of Ponorogo Region is considering as well as how the effort that can did So the policy of mall building give the
influences anymore to the public Other recommendation are make a regulation about delimitaton of modern market
building as soon as and monitoring along with appealing the PCC to implementation the Commerce Ministry
Regulation No 70 year 2013 about Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern So that the subject of unity of public activities for craftsman will growth together with PCC and can raise the
public economics matters as writen as in Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015
Keywords Ponorogo City Center Building Social Economic Condition Of Community
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan fisik di suatu
daerah hanya menunjukkan sebagian
masyarakatnya hidup makmur sedang makna
pembangunan yang sebenarnya ialah
pembangunan masyarakat yang adil dan makmur
(Afifuddin 201241) Salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang
dapat dijadikan tolok ukur secara makro menurut
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk 2013)
ialah pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan
dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dalam suatu wilayah Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan
semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh dari laju
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan
Sejalan dengan pengertian tersebut maka
pembangunan ke arah yang lebih baik dapat
dilakukan pada berbagai sektor termasuk
pembangunan yang mengarah pada perekonomian
suatu wilayah agar PDRB wilayah tersebut
mengalami peningkatan sehingga pembangunan
yang pemerintah laksanakan dapat dikatakan
berhasil
Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai salah
satu daerah yang memiliki kewenangan untuk
mengatur wilayahnya sendiri berusaha
membenahi dan membangun tatanan kehidupan
masyarakat dari berbagai sektor Salah satu sektor
yang disoroti Pemerintah Kabupaten Ponorogo
adalah sektor ekonomi mengingat sektor
perekonomian memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan perkembangan ekonomi
suatu negara yang pada akhirnya menentukan
kesejahteraan masyarakat
Pembenahan dan pembangunan yang
mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai
dengan salah satu misi yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi
Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai
berikut
1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan
mutu pelayanan dasar masyarakat secara
optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta
menjamin kepastian penyediaan pelayanan
publik dengan model pelayanan yang efektif
dan efisien
2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka
lapangan kerja dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan akuntabel serta profesional
yang berlandaskan norma-norma dengan
mengedepankan supremasi hukum
4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan
perempuan serta kelembagaan masyarakat
melalui keterlibatan seluruh komponen dalam
setiap tahapan pembangunan di segala bidang
dan
5 Membangun dan memelihara stabilitas
pemerintahan politik ekonomi sosial dan
budaya sehingga memberikan rasa aman bagi
masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya
dan karakter masyarakat yang agamis
bermoral dan berbudi luhur (RPJMD
Kabupaten Ponorogo 2010-2015)
Sementara itu tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima
tahun (2010-2015) adalah
1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas
hidup masyarakat
2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah
3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah
4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang
aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten
Ponorogo 2010-2015)
Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten
Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten
Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui
Pemerintah setempat telah merencanakan adanya
pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu
pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin
misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta
meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya
itu saja pemerintah setempat juga merencanakan
tujuan pembangunan yang mengarah pada
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya
beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga
pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan serta pembangunan
Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan
pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash
2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan
pembangunan Ponorogo City Center atau yang
selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten
Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga
kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom
2013)
Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten
Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini
didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo
yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih
cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Ponorogo2013)
Dibawah ini merupakan gambar yang
menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013
Diagram 11
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013
(000000 Rp)
Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Ponorogo tahun 2014
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui
bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini
juga mempengaruhi pada PDRB per kapita
masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo
tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus
meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp
1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya
kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut
tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam
memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel
yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo
menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012
Tabel 11
PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut
Kecamatan
Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)
Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo
2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling
besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten
Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu
sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada
tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang
disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut
mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo
hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat
lifestyle dan entertainment yang layak
(wwwberitasatucom2013)
Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini
masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju
kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari
produk-produk yang memiliki kualitas terbaik
(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat
akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak
dapat terpenuhi
Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC
tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat
Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor
5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan
dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah
resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten
Ponorogo
Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC
tentunya akan berdampak pula terhadap pasar
tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat
diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul
Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar
Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza
Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)
Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya
pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal
Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya
positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pendapatan pedagang
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng
Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian
yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan
Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa
Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada
masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul
secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza
memberikan nilai manfaat dampak sosial yang
dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta
menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang
Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan
produknya
Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar
modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada
tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret
menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan
N
o
Kec
Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB
Peranan Thd
PDRB
Kab
Peringk
at
PDRB Kec
ADH
B
Peranan Thd
PDRB
Kab
Perin
gk
at
1 Ngrayun 38147332 454 10 41531
120
438 10
2 Slahung 38359644 456 9 45441
380
479 9
3 Bungkal 31463522 374 16 33504
276
353 17
4 Sambit 35645916 424 12 37341
115
394 13
5 Sawoo 45801922 545 5 51642
339
544 6
6 Sooko 26453193 315 20 28580615
301 20
7 Pudak 10374514 123 21 80957
09
085 21
8 Pulung 52250924 622 2 58517234
617 2
9 Mlarak 30322496 361 19 32752
490
345 19
10
Siman 33867332 403 13 39025506
411 12
1
1
Jetis 31071820 370 17 35190
643
371 15
12
Balong 35979339 428 11 40855351
431 11
1
3
Kauman 48191816 573 4 58431
200
616 3
14
Jambon 31972411 380 14 37046841
391 14
1
5
Badegan 30655145 365 18 34953
266
368 16
16
Sampung
41466535 493 8 47518178
501 7
1
7
Sukorej
o
42716724 508 6 51735
391
545 5
18
Ponorogo
111129541
1322 1 131367212
1385 1
1
9
Babadan 42601695 507 7 46688
819
492 8
20
Jenangan
50324498 599 3 55507417
585 4
2
1
Ngebel 31698193 377 15 32893
904
347 18
Kab
Ponorogo
84049451
3
10000 9486
20008
10000
bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih
suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan
fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar
tradisional
Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat
pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama
pada pedagang menengah kebawah yang justru
mengancam keeksistensian perputaran roda
perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud
kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap
keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal
pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah
berkomitmen untuk bekerja sama membina dan
melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu
bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh
Public Relations amp Marketing Director Bliss Group
Elsye Tanihaha
Selain mengakomodir tenant-tenant
ternama Bliss Group juga memberi ruang
dan kesempatan bagi komunitas Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Ponorogo untuk tumbuh berkembang
bersama di PCC ini Bliss Group telah
menyediakan ruang khusus produk UKM
yang sewanya tidak dipungut biaya
sehingga dapat dimaksimalkan oleh
pelaku UKM lokal dalam melebarkan
bisnisnyardquo
(wwwlensaindonesiacom2013)
Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang masih mempertimbangkan
keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan
memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar
produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam
hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih
mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah
penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan
Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo
B Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian yang telah peneliti
sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah
rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup
masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa
fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah
Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo rdquo
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo
City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap teori dalam bidang
Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam
pengembangan Administrasi Pembangunan
2 Manfaat Praktis
a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan pasar modern dan
mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian
ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang
diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi
untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain
khususnya yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ponorogo
c Bagi Universitas Negeri Surabaya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan berupa hasil atau laporan
penelitian Laporan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai referensi atau literatur
untuk Universitas Negeri Surabaya pada
penelitian selanjutnya yang serupa
II KAJIAN PUSTAKA
A Teori Administrasi Pembangunan
1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah
satu cabang disiplin imiah dalam rumpun
Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun
fokus analisis dari ilmu ini adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu
negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara
ilmiah yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah upaya menghadapi tantangan
memanfaatkan peluang serta menyingkirkan
ancaman
Administrasi pembangunan sendiri memiliki
dua pengertian yaitu administrasi dan
pembangunan Administrasi seringkali diartikan
sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian
20094) Sedangkan pembangunan diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PONOROGO CITY CENTER BUILDING TOWARD SOCIAL ECONOMIC CONDITION
OF TONATAN COMMUNITY PONOROGO SUBDISTRICT PONOROGO REGION
Name Ligay Rosma Puspita
NIM 11040674002
Program of Study S1- Science of State Administration
Course PMP-KN
Faculty Social Science Faculty
The Institution Name State University of Surabaya
The adviser of lecture Tjitjik Rahaju SSos MSi
In the implementation of Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015 the Government of
Ponorogo Region did various efforts to reach it The which one can seen through Ponorogo City Center building or in
the next called by PCC that supported by Government of Ponorogo Region that expected will absorb the job seekers in
Ponorogo Region PCC is the one mall in the Ponorogo Region that legitimated on 26 September 2013 PCC was built
on the land of East Java Government asset that managed by PT Wira Jatim Group Before it this land used as oil
factory (Nabati Yasa) that have not productived Behind carrying modern market concept PCC is offering the location
to unity of public activities for craftsman and local entrepreneur too that can used to raise their potency The aim of this
research to knowing the Influence Of Ponorogo City Center Building Toward Social Economic Condition Of Tonatan
Community Ponorogo Subdistrict Ponorogo Region
This research that used is an assosiative study with quantitative approach Whereas the variables are PCC Building
as independent variable and Social Economic Condition Of Tonatan Community as dependent variable The technique
of data resource is questionnaire that propagated to 93 respondent who is choosen by incidental technique Meanwhile
the technique of data analyst use the simple linier regresion test that will helped by SPSS for Windows versi 160
Program
The result show that the relation between PCC Building variable and Social Economic Condition variable is found
which has enough relation interpretation with the direct relation is positive and linier That value can seen from R value
about 0479 Whereas the persentation of PCC Building variable influences Social Economic Condition variable about
23 So the result of this research can conclused that the relation between Ponorogo City Center Building variable and
Social Economic Condition variable is found or in other word Ha is accepted and Ho is refused The recomendation are
increasing the activities in PCC building so that it can give more influences and the recommendation for Government
of Ponorogo Region is considering as well as how the effort that can did So the policy of mall building give the
influences anymore to the public Other recommendation are make a regulation about delimitaton of modern market
building as soon as and monitoring along with appealing the PCC to implementation the Commerce Ministry
Regulation No 70 year 2013 about Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern So that the subject of unity of public activities for craftsman will growth together with PCC and can raise the
public economics matters as writen as in Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015
Keywords Ponorogo City Center Building Social Economic Condition Of Community
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan fisik di suatu
daerah hanya menunjukkan sebagian
masyarakatnya hidup makmur sedang makna
pembangunan yang sebenarnya ialah
pembangunan masyarakat yang adil dan makmur
(Afifuddin 201241) Salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang
dapat dijadikan tolok ukur secara makro menurut
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk 2013)
ialah pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan
dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dalam suatu wilayah Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan
semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh dari laju
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan
Sejalan dengan pengertian tersebut maka
pembangunan ke arah yang lebih baik dapat
dilakukan pada berbagai sektor termasuk
pembangunan yang mengarah pada perekonomian
suatu wilayah agar PDRB wilayah tersebut
mengalami peningkatan sehingga pembangunan
yang pemerintah laksanakan dapat dikatakan
berhasil
Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai salah
satu daerah yang memiliki kewenangan untuk
mengatur wilayahnya sendiri berusaha
membenahi dan membangun tatanan kehidupan
masyarakat dari berbagai sektor Salah satu sektor
yang disoroti Pemerintah Kabupaten Ponorogo
adalah sektor ekonomi mengingat sektor
perekonomian memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan perkembangan ekonomi
suatu negara yang pada akhirnya menentukan
kesejahteraan masyarakat
Pembenahan dan pembangunan yang
mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai
dengan salah satu misi yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi
Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai
berikut
1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan
mutu pelayanan dasar masyarakat secara
optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta
menjamin kepastian penyediaan pelayanan
publik dengan model pelayanan yang efektif
dan efisien
2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka
lapangan kerja dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan akuntabel serta profesional
yang berlandaskan norma-norma dengan
mengedepankan supremasi hukum
4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan
perempuan serta kelembagaan masyarakat
melalui keterlibatan seluruh komponen dalam
setiap tahapan pembangunan di segala bidang
dan
5 Membangun dan memelihara stabilitas
pemerintahan politik ekonomi sosial dan
budaya sehingga memberikan rasa aman bagi
masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya
dan karakter masyarakat yang agamis
bermoral dan berbudi luhur (RPJMD
Kabupaten Ponorogo 2010-2015)
Sementara itu tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima
tahun (2010-2015) adalah
1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas
hidup masyarakat
2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah
3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah
4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang
aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten
Ponorogo 2010-2015)
Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten
Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten
Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui
Pemerintah setempat telah merencanakan adanya
pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu
pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin
misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta
meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya
itu saja pemerintah setempat juga merencanakan
tujuan pembangunan yang mengarah pada
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya
beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga
pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan serta pembangunan
Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan
pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash
2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan
pembangunan Ponorogo City Center atau yang
selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten
Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga
kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom
2013)
Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten
Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini
didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo
yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih
cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Ponorogo2013)
Dibawah ini merupakan gambar yang
menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013
Diagram 11
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013
(000000 Rp)
Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Ponorogo tahun 2014
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui
bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini
juga mempengaruhi pada PDRB per kapita
masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo
tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus
meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp
1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya
kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut
tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam
memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel
yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo
menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012
Tabel 11
PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut
Kecamatan
Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)
Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo
2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling
besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten
Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu
sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada
tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang
disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut
mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo
hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat
lifestyle dan entertainment yang layak
(wwwberitasatucom2013)
Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini
masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju
kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari
produk-produk yang memiliki kualitas terbaik
(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat
akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak
dapat terpenuhi
Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC
tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat
Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor
5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan
dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah
resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten
Ponorogo
Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC
tentunya akan berdampak pula terhadap pasar
tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat
diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul
Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar
Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza
Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)
Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya
pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal
Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya
positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pendapatan pedagang
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng
Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian
yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan
Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa
Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada
masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul
secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza
memberikan nilai manfaat dampak sosial yang
dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta
menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang
Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan
produknya
Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar
modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada
tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret
menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan
N
o
Kec
Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB
Peranan Thd
PDRB
Kab
Peringk
at
PDRB Kec
ADH
B
Peranan Thd
PDRB
Kab
Perin
gk
at
1 Ngrayun 38147332 454 10 41531
120
438 10
2 Slahung 38359644 456 9 45441
380
479 9
3 Bungkal 31463522 374 16 33504
276
353 17
4 Sambit 35645916 424 12 37341
115
394 13
5 Sawoo 45801922 545 5 51642
339
544 6
6 Sooko 26453193 315 20 28580615
301 20
7 Pudak 10374514 123 21 80957
09
085 21
8 Pulung 52250924 622 2 58517234
617 2
9 Mlarak 30322496 361 19 32752
490
345 19
10
Siman 33867332 403 13 39025506
411 12
1
1
Jetis 31071820 370 17 35190
643
371 15
12
Balong 35979339 428 11 40855351
431 11
1
3
Kauman 48191816 573 4 58431
200
616 3
14
Jambon 31972411 380 14 37046841
391 14
1
5
Badegan 30655145 365 18 34953
266
368 16
16
Sampung
41466535 493 8 47518178
501 7
1
7
Sukorej
o
42716724 508 6 51735
391
545 5
18
Ponorogo
111129541
1322 1 131367212
1385 1
1
9
Babadan 42601695 507 7 46688
819
492 8
20
Jenangan
50324498 599 3 55507417
585 4
2
1
Ngebel 31698193 377 15 32893
904
347 18
Kab
Ponorogo
84049451
3
10000 9486
20008
10000
bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih
suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan
fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar
tradisional
Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat
pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama
pada pedagang menengah kebawah yang justru
mengancam keeksistensian perputaran roda
perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud
kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap
keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal
pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah
berkomitmen untuk bekerja sama membina dan
melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu
bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh
Public Relations amp Marketing Director Bliss Group
Elsye Tanihaha
Selain mengakomodir tenant-tenant
ternama Bliss Group juga memberi ruang
dan kesempatan bagi komunitas Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Ponorogo untuk tumbuh berkembang
bersama di PCC ini Bliss Group telah
menyediakan ruang khusus produk UKM
yang sewanya tidak dipungut biaya
sehingga dapat dimaksimalkan oleh
pelaku UKM lokal dalam melebarkan
bisnisnyardquo
(wwwlensaindonesiacom2013)
Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang masih mempertimbangkan
keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan
memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar
produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam
hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih
mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah
penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan
Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo
B Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian yang telah peneliti
sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah
rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup
masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa
fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah
Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo rdquo
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo
City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap teori dalam bidang
Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam
pengembangan Administrasi Pembangunan
2 Manfaat Praktis
a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan pasar modern dan
mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian
ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang
diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi
untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain
khususnya yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ponorogo
c Bagi Universitas Negeri Surabaya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan berupa hasil atau laporan
penelitian Laporan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai referensi atau literatur
untuk Universitas Negeri Surabaya pada
penelitian selanjutnya yang serupa
II KAJIAN PUSTAKA
A Teori Administrasi Pembangunan
1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah
satu cabang disiplin imiah dalam rumpun
Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun
fokus analisis dari ilmu ini adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu
negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara
ilmiah yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah upaya menghadapi tantangan
memanfaatkan peluang serta menyingkirkan
ancaman
Administrasi pembangunan sendiri memiliki
dua pengertian yaitu administrasi dan
pembangunan Administrasi seringkali diartikan
sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian
20094) Sedangkan pembangunan diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Pembenahan dan pembangunan yang
mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai
dengan salah satu misi yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi
Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai
berikut
1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan
mutu pelayanan dasar masyarakat secara
optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta
menjamin kepastian penyediaan pelayanan
publik dengan model pelayanan yang efektif
dan efisien
2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka
lapangan kerja dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan akuntabel serta profesional
yang berlandaskan norma-norma dengan
mengedepankan supremasi hukum
4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan
perempuan serta kelembagaan masyarakat
melalui keterlibatan seluruh komponen dalam
setiap tahapan pembangunan di segala bidang
dan
5 Membangun dan memelihara stabilitas
pemerintahan politik ekonomi sosial dan
budaya sehingga memberikan rasa aman bagi
masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya
dan karakter masyarakat yang agamis
bermoral dan berbudi luhur (RPJMD
Kabupaten Ponorogo 2010-2015)
Sementara itu tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima
tahun (2010-2015) adalah
1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas
hidup masyarakat
2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah
3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah
4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang
aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten
Ponorogo 2010-2015)
Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten
Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten
Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui
Pemerintah setempat telah merencanakan adanya
pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu
pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin
misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta
meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi
daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya
itu saja pemerintah setempat juga merencanakan
tujuan pembangunan yang mengarah pada
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya
beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga
pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan serta pembangunan
Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan
pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash
2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan
pembangunan Ponorogo City Center atau yang
selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten
Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga
kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom
2013)
Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten
Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini
didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo
yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih
cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Ponorogo2013)
Dibawah ini merupakan gambar yang
menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013
Diagram 11
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013
(000000 Rp)
Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Ponorogo tahun 2014
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui
bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini
juga mempengaruhi pada PDRB per kapita
masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo
tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus
meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp
1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya
kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut
tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam
memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel
yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo
menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012
Tabel 11
PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut
Kecamatan
Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)
Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo
2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling
besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten
Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu
sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada
tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang
disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut
mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo
hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat
lifestyle dan entertainment yang layak
(wwwberitasatucom2013)
Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini
masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju
kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari
produk-produk yang memiliki kualitas terbaik
(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat
akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak
dapat terpenuhi
Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC
tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat
Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor
5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan
dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah
resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten
Ponorogo
Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC
tentunya akan berdampak pula terhadap pasar
tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat
diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul
Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar
Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza
Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)
Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya
pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal
Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya
positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pendapatan pedagang
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng
Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian
yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan
Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa
Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada
masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul
secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza
memberikan nilai manfaat dampak sosial yang
dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta
menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang
Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan
produknya
Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar
modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada
tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret
menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan
N
o
Kec
Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB
Peranan Thd
PDRB
Kab
Peringk
at
PDRB Kec
ADH
B
Peranan Thd
PDRB
Kab
Perin
gk
at
1 Ngrayun 38147332 454 10 41531
120
438 10
2 Slahung 38359644 456 9 45441
380
479 9
3 Bungkal 31463522 374 16 33504
276
353 17
4 Sambit 35645916 424 12 37341
115
394 13
5 Sawoo 45801922 545 5 51642
339
544 6
6 Sooko 26453193 315 20 28580615
301 20
7 Pudak 10374514 123 21 80957
09
085 21
8 Pulung 52250924 622 2 58517234
617 2
9 Mlarak 30322496 361 19 32752
490
345 19
10
Siman 33867332 403 13 39025506
411 12
1
1
Jetis 31071820 370 17 35190
643
371 15
12
Balong 35979339 428 11 40855351
431 11
1
3
Kauman 48191816 573 4 58431
200
616 3
14
Jambon 31972411 380 14 37046841
391 14
1
5
Badegan 30655145 365 18 34953
266
368 16
16
Sampung
41466535 493 8 47518178
501 7
1
7
Sukorej
o
42716724 508 6 51735
391
545 5
18
Ponorogo
111129541
1322 1 131367212
1385 1
1
9
Babadan 42601695 507 7 46688
819
492 8
20
Jenangan
50324498 599 3 55507417
585 4
2
1
Ngebel 31698193 377 15 32893
904
347 18
Kab
Ponorogo
84049451
3
10000 9486
20008
10000
bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih
suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan
fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar
tradisional
Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat
pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama
pada pedagang menengah kebawah yang justru
mengancam keeksistensian perputaran roda
perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud
kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap
keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal
pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah
berkomitmen untuk bekerja sama membina dan
melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu
bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh
Public Relations amp Marketing Director Bliss Group
Elsye Tanihaha
Selain mengakomodir tenant-tenant
ternama Bliss Group juga memberi ruang
dan kesempatan bagi komunitas Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Ponorogo untuk tumbuh berkembang
bersama di PCC ini Bliss Group telah
menyediakan ruang khusus produk UKM
yang sewanya tidak dipungut biaya
sehingga dapat dimaksimalkan oleh
pelaku UKM lokal dalam melebarkan
bisnisnyardquo
(wwwlensaindonesiacom2013)
Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang masih mempertimbangkan
keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan
memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar
produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam
hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih
mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah
penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan
Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo
B Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian yang telah peneliti
sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah
rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup
masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa
fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah
Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo rdquo
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo
City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap teori dalam bidang
Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam
pengembangan Administrasi Pembangunan
2 Manfaat Praktis
a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan pasar modern dan
mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian
ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang
diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi
untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain
khususnya yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ponorogo
c Bagi Universitas Negeri Surabaya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan berupa hasil atau laporan
penelitian Laporan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai referensi atau literatur
untuk Universitas Negeri Surabaya pada
penelitian selanjutnya yang serupa
II KAJIAN PUSTAKA
A Teori Administrasi Pembangunan
1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah
satu cabang disiplin imiah dalam rumpun
Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun
fokus analisis dari ilmu ini adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu
negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara
ilmiah yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah upaya menghadapi tantangan
memanfaatkan peluang serta menyingkirkan
ancaman
Administrasi pembangunan sendiri memiliki
dua pengertian yaitu administrasi dan
pembangunan Administrasi seringkali diartikan
sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian
20094) Sedangkan pembangunan diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo
menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012
Tabel 11
PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut
Kecamatan
Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)
Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo
2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling
besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten
Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu
sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada
tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang
disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut
mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo
hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat
lifestyle dan entertainment yang layak
(wwwberitasatucom2013)
Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini
masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju
kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi
kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari
produk-produk yang memiliki kualitas terbaik
(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga
Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung
pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat
akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak
dapat terpenuhi
Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC
tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat
Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor
5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan
dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah
resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten
Ponorogo
Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC
tentunya akan berdampak pula terhadap pasar
tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat
diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul
Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar
Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza
Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)
Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya
pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal
Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya
positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pendapatan pedagang
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng
Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian
yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan
Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa
Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada
masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul
secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza
memberikan nilai manfaat dampak sosial yang
dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta
menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang
Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan
produknya
Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar
modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada
tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret
menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan
N
o
Kec
Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB
Peranan Thd
PDRB
Kab
Peringk
at
PDRB Kec
ADH
B
Peranan Thd
PDRB
Kab
Perin
gk
at
1 Ngrayun 38147332 454 10 41531
120
438 10
2 Slahung 38359644 456 9 45441
380
479 9
3 Bungkal 31463522 374 16 33504
276
353 17
4 Sambit 35645916 424 12 37341
115
394 13
5 Sawoo 45801922 545 5 51642
339
544 6
6 Sooko 26453193 315 20 28580615
301 20
7 Pudak 10374514 123 21 80957
09
085 21
8 Pulung 52250924 622 2 58517234
617 2
9 Mlarak 30322496 361 19 32752
490
345 19
10
Siman 33867332 403 13 39025506
411 12
1
1
Jetis 31071820 370 17 35190
643
371 15
12
Balong 35979339 428 11 40855351
431 11
1
3
Kauman 48191816 573 4 58431
200
616 3
14
Jambon 31972411 380 14 37046841
391 14
1
5
Badegan 30655145 365 18 34953
266
368 16
16
Sampung
41466535 493 8 47518178
501 7
1
7
Sukorej
o
42716724 508 6 51735
391
545 5
18
Ponorogo
111129541
1322 1 131367212
1385 1
1
9
Babadan 42601695 507 7 46688
819
492 8
20
Jenangan
50324498 599 3 55507417
585 4
2
1
Ngebel 31698193 377 15 32893
904
347 18
Kab
Ponorogo
84049451
3
10000 9486
20008
10000
bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih
suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan
fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar
tradisional
Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat
pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama
pada pedagang menengah kebawah yang justru
mengancam keeksistensian perputaran roda
perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud
kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap
keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal
pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah
berkomitmen untuk bekerja sama membina dan
melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu
bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh
Public Relations amp Marketing Director Bliss Group
Elsye Tanihaha
Selain mengakomodir tenant-tenant
ternama Bliss Group juga memberi ruang
dan kesempatan bagi komunitas Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Ponorogo untuk tumbuh berkembang
bersama di PCC ini Bliss Group telah
menyediakan ruang khusus produk UKM
yang sewanya tidak dipungut biaya
sehingga dapat dimaksimalkan oleh
pelaku UKM lokal dalam melebarkan
bisnisnyardquo
(wwwlensaindonesiacom2013)
Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang masih mempertimbangkan
keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan
memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar
produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam
hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih
mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah
penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan
Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo
B Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian yang telah peneliti
sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah
rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup
masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa
fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah
Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo rdquo
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo
City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap teori dalam bidang
Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam
pengembangan Administrasi Pembangunan
2 Manfaat Praktis
a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan pasar modern dan
mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian
ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang
diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi
untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain
khususnya yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ponorogo
c Bagi Universitas Negeri Surabaya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan berupa hasil atau laporan
penelitian Laporan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai referensi atau literatur
untuk Universitas Negeri Surabaya pada
penelitian selanjutnya yang serupa
II KAJIAN PUSTAKA
A Teori Administrasi Pembangunan
1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah
satu cabang disiplin imiah dalam rumpun
Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun
fokus analisis dari ilmu ini adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu
negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara
ilmiah yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah upaya menghadapi tantangan
memanfaatkan peluang serta menyingkirkan
ancaman
Administrasi pembangunan sendiri memiliki
dua pengertian yaitu administrasi dan
pembangunan Administrasi seringkali diartikan
sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian
20094) Sedangkan pembangunan diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih
suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan
fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar
tradisional
Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat
pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama
pada pedagang menengah kebawah yang justru
mengancam keeksistensian perputaran roda
perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud
kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap
keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal
pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah
berkomitmen untuk bekerja sama membina dan
melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu
bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh
Public Relations amp Marketing Director Bliss Group
Elsye Tanihaha
Selain mengakomodir tenant-tenant
ternama Bliss Group juga memberi ruang
dan kesempatan bagi komunitas Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Ponorogo untuk tumbuh berkembang
bersama di PCC ini Bliss Group telah
menyediakan ruang khusus produk UKM
yang sewanya tidak dipungut biaya
sehingga dapat dimaksimalkan oleh
pelaku UKM lokal dalam melebarkan
bisnisnyardquo
(wwwlensaindonesiacom2013)
Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk
pasar modern yang masih mempertimbangkan
keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan
memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar
produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta
bertujuan untuk mewujudkan peningkatan
kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini
merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam
hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih
mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah
penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan
Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo
B Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian yang telah peneliti
sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah
rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup
masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa
fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah
Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo rdquo
C Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo
City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo
D Manfaat
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap teori dalam bidang
Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam
pengembangan Administrasi Pembangunan
2 Manfaat Praktis
a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan pasar modern dan
mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian
ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang
diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi
untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain
khususnya yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ponorogo
c Bagi Universitas Negeri Surabaya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan berupa hasil atau laporan
penelitian Laporan penelitian tersebut dapat
digunakan sebagai referensi atau literatur
untuk Universitas Negeri Surabaya pada
penelitian selanjutnya yang serupa
II KAJIAN PUSTAKA
A Teori Administrasi Pembangunan
1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah
satu cabang disiplin imiah dalam rumpun
Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun
fokus analisis dari ilmu ini adalah proses
pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu
negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara
ilmiah yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah upaya menghadapi tantangan
memanfaatkan peluang serta menyingkirkan
ancaman
Administrasi pembangunan sendiri memiliki
dua pengertian yaitu administrasi dan
pembangunan Administrasi seringkali diartikan
sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam
pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian
20094) Sedangkan pembangunan diartikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas
dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian
20094)
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa administrasi pembangunan
merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah
yang lebih baik
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan pula bahwa kajian mengenai
pembangunan merupakan bagian dari ilmu
administrasi pembangunan dimana administrasi
pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan
ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini
akan membahas mengenai pengaruh
pembangunan PCC terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat maka dalam sub bab
selanjutnya akan dibahas secara mendalam
mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di
antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam
Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang
lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti
pembangunan merupakan sebuah upaya yang
dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah
proses untuk mencapai kehidupan yang
sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang
baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik
Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk
2013) juga menyatakan pembangunan sebagai
suatu proses menuju perubahan yang diupayakan
secara terus menerus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat
di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang
dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah
yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang
dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan
terencana menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati
(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan
merupakan proses modernisasi atau pembaharuan
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas
yang bersifat universal
Berdasarkan beberapa pengertian yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk melakukan perubahan kearah yang
lebih baik Pembangunan juga merupakan proses
modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat
tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu
pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal
(Wahyuni dan Yusniati 200723)
3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau
seringkali diukur menggunakan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini
pada dasarnya menekankan kemampuan suatu
negara untuk memperbesar output dengan laju
yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan
penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)
Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu
ekonomis tersebut akhirnya memerlukan
indikator-indikator sosial agar penilaian atas
keberhasilan pembangunan lebih akurat dan
bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)
Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)
mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus
dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan
yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga
komponen tersebut saling berkaitan dengan
kebutuhan manusia yang paling mendasar
4 Model-Model Pembangunan
Terdapat tiga model mengenai pembangunan
yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di
suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun
model-model pembangunan yang dimaksud dalam
Moeljarto ( 199332-36) adalah
a Model Pembangunan Berorientasi
Pertumbuhan
Model ini memandang tujuan
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi
dalam arti sempit yakni menyangkut
peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7
Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan
struktur produksi dan kesempatan kerja yang
terncana guna meningkatkan porsi industri
jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi
sektor pertanian secara seimbang perlu
dilakukan Oleh karena itu pembangunan
berpusat pada produksi sedangkan
penghapusan kemiskinan pengangguran dan
ketimpangan menduduki urutan kepentingan
kedua melalui tricle down effect
Model ini mengasumsikan bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat
investasi yang berupa meningkatnya tabungan
dalam negeri investasi swasta atau asing dan
atau bantuan dari asing Disini pemerintah
bertanggungjawab menciptakan kondisi
lingkungan yang memungkinkan adanya
peningkatan investasi
b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar
Fokus utama model ini adalah rakyat
miskin Pemerintah berusaha mengentaskan
kemiskinan secara langsung melalui usaha
meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding
kuantitasnya Model ini seperti halnya
program kesejahteraan atau bantuan bagi
masyarakat yang masuk kategori miskin
melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang
mencakup penghasilan akses terhadap
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
layanan publik seperti kesehatan pendidikan
air bersih transportasi umum dll
c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada
Manusia
Model ini memandang lebih jauh
pembangunan sebagai peningkatan GNP atau
pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga
memandang perkembangan manusia dan
kesejahteraan manusia persamaan dan
memposisikan manusia sebagai fokus sentral
pembangunan pelaksana yang menentukan
tujuan sumber-sumber pengawasan dan
untuk mengarahkan proses-proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka (Gran
dalam Moeljarto 199335)
Peran pemerintah dalam model ini adalah
menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar
Penciptaan lingkungan sosial tersebut
memerlukan sistem belajar
mengorganisasikan diri dengan
mengorientasikan jaringan organisasi
informal dan arus komunikasi pada kebutuhan
dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)
Berdasarkan penjabaran model-model
pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembangunan terbagi menjadi tiga model
yaitu model pembangunan berorientasi
pertumbuhan model pembangunan kebutuhan
dasar dan model pembangunan yang berpusat
pada manusia Selanjutnya Korten (dalam
Moeljarto 199326-27) menekankan model
pembangunan yang berpusat pada manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan
diletakkan pada masyarakat
b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan
memobilisasikan sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan
mereka
c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal
d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi
dan masyarakat mulai dari perencanaan
hingga evaluasi proyek pembangunan
e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat
dengan LSM atau organisasi masyarakat
untuk mengidentifikasi dan mengelola
berbagai sumber maupun untuk menjaga
keseimbangan antara struktur vertikal dan
horizontal (Moeljarto 199326-27)
Penelitian ini akan menggunakan model
pembangunan yang berpusat pada manusia untuk
mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini
dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan
atas dua model yang sebelumnya yang memiliki
sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan
misi serta tujuan pembangunan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam
dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun
2010-2015 yang secara tersurat menyatakan
bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak
hanya berorientasi pada pertumbuhan saja
melainkan juga berorientasi pada keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta pembangunan sehingga model ini dianggap
cocok untuk melihat bagaimana pembangunan
PCC itu sendiri
B Teori Kondisi Sosial Ekonomi
1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi
Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi
akan cenderung membahas status sosial seseorang
(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian
mengenai status cenderung memperlihatkan
tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya
dengan status orang lain berdasarkan ukuran
tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)
mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah
satu studi yang mempelajari bagaimana cara
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam
Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah
salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan
seseorang dalam suatu masyarakat
2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk
mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah pendapatan pendidikan prestise atau
kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain
mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut
Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang
dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial
ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan
penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga
menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai
pengelompokan orang-orang berdasarkan
kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan
ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh
Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa
untuk mengukur kondisi sosial ekonomi
masyarakat harus melalui variabel-variabel
pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan
pekerjaan
Berdasarkan beberapa rujukan mengenai
pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu
masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur
melalui pendapatan tingkat pendidikan serta
pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo
(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi
sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan
keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan
21 Pendapatan Keluarga
Beberapa definisi mengenai pendapatan
umumnya mengartikan pendapatan sebagai
uang yang diterima seseorang dari hasil jerih
payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut
diantaranya Abdurrachman (dalam
Subono2013) mendefinisikan pendapatan
merupakan sejumlah uang atau barang yang
diterima dalam jangka tertentu
Pendapatan adalah uang barang-barang
materi atau jasa-jasa yang diterima selama
satu jangka waktu tertentu biasanya
merupakan hasil dari pemakaian kapital
pemberian jenis jenis perseorangan atau
kedua-duanya (Abdurrachman dalam
Subono2013)
Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)
juga mendefinisikan pendapatan sebagai
imbalan atau penghasilan selama sebulan baik
berupa uang maupun barang yang diterima
oleh seseorang yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan
bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman
(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa
pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas
selama satu periode yang merupakan operasi
utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai
pendapatan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sejumlah uang atau barang yang diperoleh
seseorang yang bekerja yang diterima dalam
jangka waktu tertentu
Berdasarkan penggolongannya BPS
(dalam Halifat2014) membedakan
pendapatan penduduk menjadi 4 golongan
yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi
adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp 350000000 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika
pendapatan rata-rata antara Rp
250000000 sd Rp 350000000 per
bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika
pendapatan rata-rata dibawah antara Rp
1500000 sd Rp 250000000 per
bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika
pendapatan rata-rata Rp 150000000
per bulan kebawah (BPS dalam
Halifat2014)
22Tingkat Pendidikan
Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa
orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya
memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang
berpendidikan rendah Ia juga menyatakan
bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat
akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam
dunia pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
pengendalian diri kepribadian kecerdasan
akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan
negara Dalam stratifikasi sosial dikenal
istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)
Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi
menjadi empat lapisan yaitu
1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi
ditempati oleh mereka yang memiliki gelar
S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak
bergelar seperti lulusan D2 D3 dan
politeknik
2) Lapisan masyarakat berpendidikan
menengah ditempati oleh mereka yang
lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat
3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah
ditempati oleh mereka yang lulus SD MI
dan yang sederajat
4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati
oleh orang-orang yang tidak dapat
membaca dan menulis (Wahyuni dan
Yusniati 2007 15)
23 Pekerjaan
Manginsihi (dalam Halifat2014)
mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencari
nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang akan menentukan tingkat
penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan
Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang
sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan
berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial
karena menyangkut harga diri seseorang bila
mata pencaharian atau pekerjaannya mampu
mendatangkan penghasilan yang besar dan
mampu membawa kesejahteraan bagi
keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)
menganggap konsep kerja adalah proses
penciptaan atau pembentukan nilai baru
(tambah) pada suatu unit sumber daya
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi
menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati
200716) yaitu
a Kelas elite ditempati konglomerat
pengusaha dengan modal besar pejabat
negara dan direktur utama bank
b Kelas profesional berisi orang-orang yang
berijazah dan bergelar sarjana master
maupun dokter jaksa hakim akuntan dan
insinyur
c Kelas semiprofesional ditempati oleh
pegawai kantor tenaga teknisi mekanik
pengurus organisasi sekretaris dan
pedagang
d Kelas tenaga terampil ditempati oleh
orang-orang yang memiliki ketrampilan
dan keahlian seperti fotografer ahli
kecantikan pemangkas rambut dan montir
e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh
mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti
tukang batu kuli bangunan tukang becak
pemulung pengemis pembantu rumah
tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan
Yusniati 200716)
Dalam perkembangannya mata
pencaharian seseorang seringkali berubah baik
karena faktor internal eksternal ataupun
kombinasi dari keduanya Perubahan mata
pencaharian ini ditandai dengan adanya
perubahan orientasi masyarakat mengenai
mata pencaharian Sedangkan mata
pencaharian masyarakat di Indonesia pada
umumnya berasal dari sektor agraris (dalam
Prambudi2010)
Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya
pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini
sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan
pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek
pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan
pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan
PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta
pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan
setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan
dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan
masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria
menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC
III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif
dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi
yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat
di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti
kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung
atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi
pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini
merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas
pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan
usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi
dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa
memberikan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang
diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang
berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014
adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan
Kelurahan Tonatan Tahun 2014)
Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan
rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik
pengambilan sampel yang diambil menggunakan
teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota
sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap
sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan
variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen
Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji
regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan
program SPSS for Windows versi 160
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A HASIL PENELITIAN
1 Deskripsi Jawaban Responden
Penelitian yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo
Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner (angket)
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sebelum melakukan
penelitian hal yang perlu dilakukan adalah
menguji instrumen penelitian yang akan
digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji
validitas uji reliabilitas serta uji normalitas
Berdasarkan hasil uji instrument diketahui
dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan
tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian
ini sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas
yang baik Hasil uji normalitas juga
menunjukkan data berdistribusi normal
Berdasarkan hasil uji instrumen maka
instrumen ini telah memenuhi persyaratan
untuk digunakan dalam penelitian sehingga
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyebar angketkuesioner kepada 93
sampel yang telah ditentukan Setelah angket
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
disebar dan dilkembalikan kepada peneliti
kemudian jawaban responden diolah agar
memiliki makna
Berdasarkan hasil tabulasi angket yang
telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada
no item 7 mengenai diadakannya musyawarah
antara pejabat Pemerintah Kabupaten
Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan
Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan
PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan
tidak setuju hanya sebagian masyarakat
tertentu saja yang dilibatkan dalam
pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat
dilihat pada diagram 41 dibawah ini
Diagram 41
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat
Pelaksanaan Pembangunan PCC
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 41 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo
dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada
saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah
jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053
Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu
sebesar 3226 Sedangkan posisi paling
rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban
sangat tidak setuju Berdasarkan diagram
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak
dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11
mengenai pembangunan PCC yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik
untuk dianalisis Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan
3656 menjawab pembangunan PCC
meningkatkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah
diagram yang menunjukkan persentase
jawaban responden untuk pertanyaan no item
11
Diagram 42
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau
Menurunkan Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 42 diketahui
jawaban responden yang paling banyak untuk
pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak
setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan
3656 responden menjawab setuju bahwa
pembangunan PCC menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat Posisi
paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat
tidak setuju yaitu sebesar 323
Jawaban mengenai pembangunan PCC
yang meningkatkan atau menurunkan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini
didukung pula oleh jawaban pada no item
selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15
Pertanyaan pada no item ini mengenai
kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya
akibat pembangunan PCC dengan nominal
tertentu Berdasarkan hasil penghitungan
sebagian besar responden menjawab tidak
setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PCC belum mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu
contoh hasil penghitungan kenaikan
pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan
pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
753
3226
753
5053
215000
100020003000400050006000
1505
3656
215
4301
323
000
1000
2000
3000
4000
5000
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Diagram 43
Persentase Jawaban Responden Mengenai
Akibat Pembangunan PCC Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami
Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp
250000000
Sumber Data Primer Diolah2015
Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989
responden menjawab tidak setuju bahwa akibat
pembangunan PCC pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara
Rp 150000000 sd Rp 250000000
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Persentase paling rendah diperoleh oleh
jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan
pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai
nominal yang dimaksud Pada no item yang
lain pun (12-15) jawaban responden yang
paling banyak mengenai kenaikan penadapatan
adalah tidak setuju Dengan demikian dapat
disimpulkan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Kelurahan Tonatan tidak
mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah
yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya
persentase pengaruh variabel X terhadap
variabel Y
Jawaban responden pada pertanyaan no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
juga menarik untuk dianalisis Dari 93
respoden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi pendidikan
responden Disusul oleh jawaban responden
yang menyatakan pembangunan PCC
mempengaruhi pendidikan responden sebesar
3118 Berikut adalah diagram yang
menunjukkan persentase jawaban responden
pada pertanyaaan no item 16 mengenai
pembangunan PCC yang mempengaruhi
tingkat pendidikan responden
Diagram 44
Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan
PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Responden
Sumber Data Primer Diolah2015
Diagram 44 diatas menunjukkan dari
93 responden persentase jawaban responden
no item 16 yang paling banyak adalah 4301
yaitu jawaban tidak setuju 3118
menjawab setuju (mempengaruhi tingkat
pendidikan) sedangkan 43 menjawab
sangat tidak setuju yang menduduki
persentase paling rendah Berdasarkan tabel
tersebut dapat disimpulkan pula bahwa
pembangunan PCC sebagian besar tidak
mempengaruhi tingkat pendidikan responden
2 Uji Hipotesis
Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi
dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya
adalah menguji hipotesis menggunakan Uji
Regresi Linier Sederhana Untuk menguji
hipotesis tersebut peneliti menggunakan
program SPSS for Windows versi 160 agar
mempermudah penghitungan tersebut
Berikut adalah gambar yang menunjukkan
hasil uji hipotesis menggunakan Analisis
Regresi Linier Sederhana pada program SPSS
for Windows versi 160
Gambar 41
Hasil Uji Regresi Linier
323968 1290
6989
430
00010002000300040005000600070008000
968
3118
1183
4301
430
000
1000
2000
3000
4000
5000
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Sumber SPSS versi 160 2015
Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas
terdapat empat output yang perlu dianalisis
1) Pertama Analisis Output Variables
EnteredRemoved Berdasarkan output
tersebut dapat dilihat bahwa variabel
independen yang dimasukkan ke dalam
model adalah X dan variabel
dependennya adalah Y Berdasarkan
output tersebut dapat dilihat pula bahwa
tidak ada variabel yang dikeluarkan
(removed) Sedangkan metode regresi
yang digunakan adalah metode Enter
2) Kedua Analisis Output Model Summary
Berdasarkan output tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat empat nilai yang perlu
diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)
nilai R Square atau kuadrat R yang
menunjukkan koefisien determinasi
(menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen) nilai Adjusted R Square yang
menunjukkan sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independen lebih
dari dua serta nilai Standart Error of the
Estimate yang menunjukkan ukuran
kesalahan prediksi
Berdasarkan gambar 41 menunjukkan
nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di
interpretasikan dengan tabel interpretasi
nilai R agar peneliti mengetehui sejauh
mana hubungan variabel X dengan
variabel Y Berikut adalah tabel
interpretasi nilai R
Tabel 41
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefidien Korelasi (R)
Interval Koefisien
Interpretasi Tingkat Hubungan
000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat rendah
020 ndash 0399
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang rendah
040 ndash 0599
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sedang
060 ndash 0799
Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang kuat
080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat
korelasi yang sangat kuat
Sumber Sugiyono 2012214
Berdasarkan nilai R yang ada dalam
Output Model Summary serta mengacu pada
tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang sedang antara variabel
X dengan variabel Y Nilai positif juga
menunjukkan hubungan yang searah artinya
jika variabel X ditingkatkan maka variabel
Y juga akan meningkat begitu pula
sebaliknya
Berdasarkan Output Model Summary
dapat diketahui pula bahwa nilai R Square
sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh
antara variabel X dengan Y dengan
Persentase sumbangan pengaruh variabel X
dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya
sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini
Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar
0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan
variabel independen terhadap variabel
dependen bila variabel independennya lebih
dari dua Mengingat penelitian ini hanya
memiliki satu variabel independen maka
nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai
Standart Error of the Estimate sebesar
6427 artinya ukuran kesalahan dalam
memprediksi variabel Y sebesar 6427
3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini
digunakan untuk menguji signifikansi
hubungan linier antara variabel X dengan Y
Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)
maka dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier (Sulaiman200430)
Berdasarkan nilai Output Anova tersebut
dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163
dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk
mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan
df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946
Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga
dapat diartikan antar variabel terdapat
hubungan yang linier Simpulan yang sama
dapat kita peroleh dengan membandingkan
signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat
diartikan antar variabel terdapat hubungan
yang linier
4) Keempat Analisis Output Coeffisiens
Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan
b Berdasarkan output tersebut diketahui
nilai koefisien a (constant) adalah 18039
dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menguji
signifikansi masing-masing koefisien dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau
membandingkan signifikansi dengan α
Langkah pertama yang dilakukan adalah
menguji signifikansi konstanta pada model
linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien
regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187
sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052
(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)
dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh
ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan
demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya
koefisien regresi (a) signifikan Simpulan
yang sama dapat kita peroleh dengan
membandingkan signifikansi dengan nilai α
Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi
(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan
koefisien regresi (a) signifikan
Langkah selanjutnya adalah menguji
signifikansi koefisisen variabel Y (b)
Berdasarkan Output Coeffisiens
menunjukkan thitung =5212 dan
signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan
signifikan bila thitung gt ttabel atau
signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal
tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))
atau signifikansi (000) lt α (005)
sehingga koefisien b dinyatakan
signifikan
Langkah selanjutnya adalah membuat
persamaan model regresi dengan
koefisien yang telah dinyatakan
signifikan Berdasarkan penjabaran
diatas maka model regresi yang dapat
dipakai adalah
119884 = 119886 + 119887119883
119884 = 18039 + 0632119883
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila X
bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai X sebesar 1
maka Y akan meningkat sebesar 18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
3 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah
dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi
160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai
R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163
serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan
0632 Nilai korelasi R digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar hubungan variabel
Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi
Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang
sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)
dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
positif pada nilai R ini juga menunjukkan
hubungan yang searah artinya jika variabel
Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka
variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan
meningkat begitu pula sebaliknya
Hasil Nilai R Square sebesar 0230
menunjukkan seberapa besar Persentase
sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC
(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai
inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta
digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga
menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan
PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
besarnya pengaruh tersebut sebesar 23
sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini
Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)
dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga
menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat
diketahui dari nilai Output Anova yang
menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)
dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk
mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel
penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91
maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian
Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan
0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi
koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga
model regresi yang dapat dipakai adalah
119884 = 18039 + 0632119883 dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi tersebut
dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)
bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai
pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi
sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar
18671
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut
dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23
Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada
jawaban responden pada daftar pertanyaan yang
telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket
yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban
responden yang menarik untuk di analisis
Diantaranya adalah jawaban responden pada no
item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara
pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan
masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat
pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93
responden 5053 menyatakan tidak setuju
hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang
dilibatkan dalam pembangunan PCC
Jawaban responden pada no item 11 mengenai
pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau
menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik
untuk dikaji Dari 93 responden 4301
menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan
atau menurunkan pendapatan masyarakat
sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC
menaikkan atau menurunkan pendapatan
masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan
masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan
berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14
dan 15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
sebagian jawaban responden untuk no item 12 13
14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan
masyarakat mengalami kenaikkan mencapai
nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan
no item 14 mengenai pendapatan masyarakat
Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap
bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd
Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut
6989 responden menjawab tidak setuju
Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu
Berdasarkan uraian jawaban responden pada no
item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan
15 dengan contoh penghitungan no item 14
menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum
mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan
Jawaban responden mengenai tidak adanya
kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan
Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam
deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan
bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo
tidak bisa memasuki bursa PCC secara
keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di
Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya
biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan
pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan
lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart
yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk
dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk
membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak
dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam
Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat
Perbelanjaan Dan Toko Modern
Merujuk pada persentase jawaban responden
mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan
masyarakat Kelurahan Tonatan akibat
pembangunan PCC serta didukung pernyataan
Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan
Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menununjukkan bahwa data-data tersebut
mendukung rendahnya persentase pengaruh
pembangunan PCC terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu
sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya
Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta
menghimbau agar PCC segera menjalankan
peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa
tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada
akhirnya mampu mengangkat perekonomian
masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi
dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo
tahun 2010-2015
Rendahnya Persentase pengaruh tersebut
diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no
item 16 mengenai pembangunan PCC yang
mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari
93 responden 4301 menjawab pembangunan
PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan
responden sedangkan 3118 menjawab
mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan
uraian beberapa jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban
responden adalah tidak setuju baik pada
pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan
rendahnya persentase pengaruh pembangunan
PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya
responden yang menjawab tidak setuju pada
beberapa pertanyaan mengenai proses
pembangunan PCC maupun mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh
yang diberikan Variabel Pembangunan PCC
terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh
Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan
Ho ditolak
IV PENUTUP
A Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi
Linier serta analisis yang telah peneliti
sampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
sedang dengan arah hubungan yang positif dan
linier antara variabel pembangunan PCC dengan
variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat
Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R
yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase
variabel pembangunan PCC mempengaruhi
variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23
Adapun model Regresi yang digunakan adalah
Y=18039+0632X
dimana
X = variabel pembangunan PCC
Y = variabel kondisi sosial ekonomi
masyarakat Kelurahan Tonatan
Berdasarkan persamaan model regresi
tersebut dapat diartikan bahwa bila
pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka
kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039
Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)
sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan
meningkat sebesar 18671 Dengan demikian
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City
Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata
lain Ha diterima dan Ho ditolak
B SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya terdapat beberapa
saran yang dapat digunakan yaitu
1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan
PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar
mampu memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
Kelurahan Tonatan
2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
mempertimbangkan kembali bagaimana upaya
yang dilakukan agar kebijakan pembangunan
mall mampu memberikan pengaruh yang lebih
besar kepada masyarakat
3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya
segera membuat regulasi mengenai pembatasan
pembangunan pasar modern agar kedepannya
pasar modern atau PCC ini tidak menggeser
perekonomian pedagang kelas menengah
kebawah
4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo
memantau serta menghimbau agar PCC segera
menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013
tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern Dengan demikian pelaku UKM pun
bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC
yang pada akhirnya mampu mengangkat
perekonomian masyarakat sebagaimana
tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan
Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Rujukan Buku
Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan
Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era
Reformasi Bandung Alfabeta
Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif
Jakarta Kencana
Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT
Tiara Wacana Yogya
Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Jakarta Rineka Cipta
Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan
SPSS 17 Yogyakarta Andi
Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan
Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta
Bumi Aksara
Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan
Aplikasinya Bandung Remadja Karya
Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu
Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Bandung Alfabeta
Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan
SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya
Yogyakarta Andi
Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003
Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga
Jakarta Erlangga
Daftar Rujukan Skripsi
Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak
Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan Skripsi Tidak
DiterbitkanSurabaya Program Strata 1
Universitas Negeri Surabaya
Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala
Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan
Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya
Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita
Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan
Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program
Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan
Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
2011 Album Peta Rencana Pemerintah
Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa
Timur
Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan
Tonatan Tahun 2014 Ponorogo
Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012
Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur
Daftar Rujukan Online
Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150
Miliar Kembangkan Ponorogo (online)
(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461
8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-
kembangkan-ponorogo diakses pada 15
September 2014)
BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota
Modern (online)
(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-
ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml
di akses pada 15 September 2014)
Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2013 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo
dalam Angka Tahun 2014 (online)
(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_
detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)
Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten
Ponorogo 2014 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodata-
statistikitemdownload79_8564d1faa331169f
2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September
2014)
Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo
Tahun 2013 (online)
(bappedaponorogogoid77_46a08
702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses
pada 28 September 2014)
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan
Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun
2010-2015 (online)
(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-
infodokumen-
perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0
f953f524553d7f6b341a diakses pada 28
September 2014)
Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana
Pendirian Ponorogo City Centre (online)
(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi
l=26ampjd=Prokontra+Rencana
+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012
0317071023 diakses pada 2 November 2014)
Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern
Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi
Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap
Perekonomian Pedagang Pasar Desa
Caturtunggal Nologaten Depok Sleman
Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-
sukaacid5595 diakses pada 2 November
2014)
Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City
Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi
(online)
(httpwwwlensaindonesiacom2013092
7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-
percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15
September 2014)
Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan
Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan
(online)(jurnalusuacidindexphp
wsarticledownload21311161 diakses pada
15 September 2014)
Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen
Penjualan PT Pusri (online)
(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp
esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8
ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw
wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown
load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=
5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC
NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=
4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464
276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)
Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan
Kotanya Menuju Kota Modern (online)
(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-
ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-
kota-modernhtml diakses pada 15 September
2014)
Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)
(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE
RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS
I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER
TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd
f diakses pada 17 Januari 2015)
Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI
Terbanyak Ke Luar Negeri (online)
(httpbisnisliputan6comread79751715-
kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri
diakses pada 15 September 2014)
Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi
Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)
contentupload201310Dampak-Penambangan-
Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-
kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)
Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk
Ponorogo (online) (mokezonecom
read20120514452629050investasi-
ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada
26 November 2014)
Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota
Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern
(online) (httpspberitasatucomhomekota-
ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern
42525 diakses pada 28 September 2014)
Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic
Growth And The Regional Characteristics
The Case Of Indonesia (online) (
wwwbigoididpublikasijurnal-
ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-
2013aspx diakses pada 2 November 2014)
Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha
Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar
Tradisional (online)
(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA
AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15
September 2014)
UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh
keberadaan mall willtop trade center (WTC)
batanghari terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (
wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11
Maret 2015)
Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan
Ponorogo Dalam Angka
(online)(wwwbappedaponorogogoidindex
phpdata-infodata-statistiki tem137-
ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5
Desember 2014)
Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (
staffunyacid diakses pada 2 November 2014)