PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN...

17
ABSTRAK PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN TONATAN KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO Nama : Ligay Rosma Puspita NIM : 11040674002 Program Studi : S1-Ilmu Administrasi Negara Jurusan : PMP-KN Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Tjitjik Rahaju, S.Sos, M.Si. Dalam rangka melaksanakan misi serta tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan berbagai upaya agar misi serta tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai. Salah satu upaya tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan pembangunan Ponorogo City Center atau yang selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja di daerah Ponorogo. PCC adalah satu-satunya mall yang ada di Kabupaten Ponorogo yang diresmikan sejak 26 September 2013. PCC berdiri di atas lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dikelola PT Wira Jatim Group. Sebelumnya, lahan PCC adalah sebuah pabrik minyak (Nabati Yasa) yang sudah tidak produktif lagi. Disamping mengusung konsep pasar modern, PCC juga menawarkan lokasi pameran UKM bagi para perajin dan pengusaha lokal yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkat potensi usahanya. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo. Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Keluarahan Tonatan sebagai variabel dependen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner (angket) yang disebar kepada 93 responden yang dipilih menggunakan teknik insidental. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan program SPSS for Windows versi 16.0 Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sedang dengan arah hubungan yang positif dan linier antara variabel pembangunan PCC dengan variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat. Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R, yaitu sebesar 0,479. Sedangkan prosentase variabel pembangunan PCC mempengaruhi variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23%. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata lain, Ha diterima dan Ho ditolak. Adapun rekomendasi yang diberikan peneliti adalah meningkatkan aktivitas dalam pembangunan PCC agar pembangunan PCC mampu memberikan pengaruh yang lebih besar. Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya mempertimbangkan kembali bagaimana upaya yang dilakukan agar kebijakan pembangunan mall mampu memberikan pengaruh yang lebih besar kepada masyarakat serta segera membuat regulasi mengenai pembatasan pembangunan pasar modern dan memantau serta menghimbau agar PCC segera menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern. Dengan demikian, pelaku UKM pun bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada akhirnya mampu mengangkat perekonomian masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015. Kata Kunci : Pembangunan PCC, Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : LIGAY ROSMA PUSPITA

Transcript of PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN...

ABSTRAK

PENGARUH PEMBANGUNAN PONOROGO CITY CENTER TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT KELURAHAN TONATAN

KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO

Nama Ligay Rosma Puspita

NIM 11040674002

Program Studi S1-Ilmu Administrasi Negara

Jurusan PMP-KN

Fakultas Fakultas Ilmu Sosial

Nama Lembaga Universitas Negeri Surabaya

Pembimbing Tjitjik Rahaju SSos MSi

Dalam rangka melaksanakan misi serta tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash 2015 Pemerintah

Kabupaten Ponorogo melakukan berbagai upaya agar misi serta tujuan pembangunan tersebut dapat tercapai Salah satu

upaya tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan pembangunan Ponorogo City Center atau yang selanjutnya

disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja di daerah

Ponorogo PCC adalah satu-satunya mall yang ada di Kabupaten Ponorogo yang diresmikan sejak 26 September 2013

PCC berdiri di atas lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dikelola PT Wira Jatim Group Sebelumnya lahan

PCC adalah sebuah pabrik minyak (Nabati Yasa) yang sudah tidak produktif lagi Disamping mengusung konsep pasar

modern PCC juga menawarkan lokasi pameran UKM bagi para perajin dan pengusaha lokal yang bisa dimanfaatkan

untuk mengangkat potensi usahanya Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo

Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan variabel dalam penelitian

ini adalah Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Keluarahan Tonatan sebagai variabel dependen Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner (angket) yang

disebar kepada 93 responden yang dipilih menggunakan teknik insidental Sedangkan teknik analisis data menggunakan

uji regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan program SPSS for Windows versi 160

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang sedang dengan arah hubungan yang positif dan linier antara

variabel pembangunan PCC dengan variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat Besarnya hubungan tersebut dilihat

dari nilai R yaitu sebesar 0479 Sedangkan prosentase variabel pembangunan PCC mempengaruhi variabel kondisi

sosial ekonomi sebesar 23 Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak Adapun rekomendasi yang diberikan

peneliti adalah meningkatkan aktivitas dalam pembangunan PCC agar pembangunan PCC mampu memberikan

pengaruh yang lebih besar Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan mall mampu memberikan pengaruh yang lebih besar kepada masyarakat

serta segera membuat regulasi mengenai pembatasan pembangunan pasar modern dan memantau serta menghimbau

agar PCC segera menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar

Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern Dengan demikian pelaku UKM pun bisa tumbuh dan berkembang

bersama PCC yang pada akhirnya mampu mengangkat perekonomian masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

Kata Kunci Pembangunan PCC Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PONOROGO CITY CENTER BUILDING TOWARD SOCIAL ECONOMIC CONDITION

OF TONATAN COMMUNITY PONOROGO SUBDISTRICT PONOROGO REGION

Name Ligay Rosma Puspita

NIM 11040674002

Program of Study S1- Science of State Administration

Course PMP-KN

Faculty Social Science Faculty

The Institution Name State University of Surabaya

The adviser of lecture Tjitjik Rahaju SSos MSi

In the implementation of Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015 the Government of

Ponorogo Region did various efforts to reach it The which one can seen through Ponorogo City Center building or in

the next called by PCC that supported by Government of Ponorogo Region that expected will absorb the job seekers in

Ponorogo Region PCC is the one mall in the Ponorogo Region that legitimated on 26 September 2013 PCC was built

on the land of East Java Government asset that managed by PT Wira Jatim Group Before it this land used as oil

factory (Nabati Yasa) that have not productived Behind carrying modern market concept PCC is offering the location

to unity of public activities for craftsman and local entrepreneur too that can used to raise their potency The aim of this

research to knowing the Influence Of Ponorogo City Center Building Toward Social Economic Condition Of Tonatan

Community Ponorogo Subdistrict Ponorogo Region

This research that used is an assosiative study with quantitative approach Whereas the variables are PCC Building

as independent variable and Social Economic Condition Of Tonatan Community as dependent variable The technique

of data resource is questionnaire that propagated to 93 respondent who is choosen by incidental technique Meanwhile

the technique of data analyst use the simple linier regresion test that will helped by SPSS for Windows versi 160

Program

The result show that the relation between PCC Building variable and Social Economic Condition variable is found

which has enough relation interpretation with the direct relation is positive and linier That value can seen from R value

about 0479 Whereas the persentation of PCC Building variable influences Social Economic Condition variable about

23 So the result of this research can conclused that the relation between Ponorogo City Center Building variable and

Social Economic Condition variable is found or in other word Ha is accepted and Ho is refused The recomendation are

increasing the activities in PCC building so that it can give more influences and the recommendation for Government

of Ponorogo Region is considering as well as how the effort that can did So the policy of mall building give the

influences anymore to the public Other recommendation are make a regulation about delimitaton of modern market

building as soon as and monitoring along with appealing the PCC to implementation the Commerce Ministry

Regulation No 70 year 2013 about Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern So that the subject of unity of public activities for craftsman will growth together with PCC and can raise the

public economics matters as writen as in Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015

Keywords Ponorogo City Center Building Social Economic Condition Of Community

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan fisik di suatu

daerah hanya menunjukkan sebagian

masyarakatnya hidup makmur sedang makna

pembangunan yang sebenarnya ialah

pembangunan masyarakat yang adil dan makmur

(Afifuddin 201241) Salah satu indikator

keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang

dapat dijadikan tolok ukur secara makro menurut

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk 2013)

ialah pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan

dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dalam suatu wilayah Semakin tinggi

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan

semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh dari laju

pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan

Sejalan dengan pengertian tersebut maka

pembangunan ke arah yang lebih baik dapat

dilakukan pada berbagai sektor termasuk

pembangunan yang mengarah pada perekonomian

suatu wilayah agar PDRB wilayah tersebut

mengalami peningkatan sehingga pembangunan

yang pemerintah laksanakan dapat dikatakan

berhasil

Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai salah

satu daerah yang memiliki kewenangan untuk

mengatur wilayahnya sendiri berusaha

membenahi dan membangun tatanan kehidupan

masyarakat dari berbagai sektor Salah satu sektor

yang disoroti Pemerintah Kabupaten Ponorogo

adalah sektor ekonomi mengingat sektor

perekonomian memegang peranan penting dalam

menentukan keberhasilan perkembangan ekonomi

suatu negara yang pada akhirnya menentukan

kesejahteraan masyarakat

Pembenahan dan pembangunan yang

mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai

dengan salah satu misi yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi

Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai

berikut

1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan

mutu pelayanan dasar masyarakat secara

optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta

menjamin kepastian penyediaan pelayanan

publik dengan model pelayanan yang efektif

dan efisien

2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka

lapangan kerja dalam rangka pengentasan

kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan

masyarakat

3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

yang transparan akuntabel serta profesional

yang berlandaskan norma-norma dengan

mengedepankan supremasi hukum

4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan

perempuan serta kelembagaan masyarakat

melalui keterlibatan seluruh komponen dalam

setiap tahapan pembangunan di segala bidang

dan

5 Membangun dan memelihara stabilitas

pemerintahan politik ekonomi sosial dan

budaya sehingga memberikan rasa aman bagi

masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya

dan karakter masyarakat yang agamis

bermoral dan berbudi luhur (RPJMD

Kabupaten Ponorogo 2010-2015)

Sementara itu tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima

tahun (2010-2015) adalah

1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas

hidup masyarakat

2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah

3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah

4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan dan

Pembangunan

5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang

aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten

Ponorogo 2010-2015)

Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten

Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten

Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui

Pemerintah setempat telah merencanakan adanya

pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu

pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin

misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta

meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya

itu saja pemerintah setempat juga merencanakan

tujuan pembangunan yang mengarah pada

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya

beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga

pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan serta pembangunan

Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan

pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash

2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan

pembangunan Ponorogo City Center atau yang

selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten

Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga

kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom

2013)

Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten

Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini

didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo

yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih

cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan

Manusia Kabupaten Ponorogo2013)

Dibawah ini merupakan gambar yang

menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013

Diagram 11

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013

(000000 Rp)

Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Ponorogo tahun 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui

bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini

juga mempengaruhi pada PDRB per kapita

masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo

tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp

1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya

kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut

tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam

memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel

yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo

menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012

Tabel 11

PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut

Kecamatan

Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)

Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling

besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten

Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu

sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada

tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang

disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut

mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo

hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat

lifestyle dan entertainment yang layak

(wwwberitasatucom2013)

Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini

masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju

kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari

produk-produk yang memiliki kualitas terbaik

(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat

akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak

dapat terpenuhi

Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC

tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat

Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor

5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan

dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah

resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten

Ponorogo

Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC

tentunya akan berdampak pula terhadap pasar

tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat

diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul

Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar

Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza

Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)

Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya

pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal

Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya

positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali

terhadap pendapatan pedagang

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng

Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian

yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan

Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan

Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa

Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada

masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul

secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza

memberikan nilai manfaat dampak sosial yang

dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta

menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang

Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan

produknya

Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar

modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada

tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret

menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan

N

o

Kec

Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB

Peranan Thd

PDRB

Kab

Peringk

at

PDRB Kec

ADH

B

Peranan Thd

PDRB

Kab

Perin

gk

at

1 Ngrayun 38147332 454 10 41531

120

438 10

2 Slahung 38359644 456 9 45441

380

479 9

3 Bungkal 31463522 374 16 33504

276

353 17

4 Sambit 35645916 424 12 37341

115

394 13

5 Sawoo 45801922 545 5 51642

339

544 6

6 Sooko 26453193 315 20 28580615

301 20

7 Pudak 10374514 123 21 80957

09

085 21

8 Pulung 52250924 622 2 58517234

617 2

9 Mlarak 30322496 361 19 32752

490

345 19

10

Siman 33867332 403 13 39025506

411 12

1

1

Jetis 31071820 370 17 35190

643

371 15

12

Balong 35979339 428 11 40855351

431 11

1

3

Kauman 48191816 573 4 58431

200

616 3

14

Jambon 31972411 380 14 37046841

391 14

1

5

Badegan 30655145 365 18 34953

266

368 16

16

Sampung

41466535 493 8 47518178

501 7

1

7

Sukorej

o

42716724 508 6 51735

391

545 5

18

Ponorogo

111129541

1322 1 131367212

1385 1

1

9

Babadan 42601695 507 7 46688

819

492 8

20

Jenangan

50324498 599 3 55507417

585 4

2

1

Ngebel 31698193 377 15 32893

904

347 18

Kab

Ponorogo

84049451

3

10000 9486

20008

10000

bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih

suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan

fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar

tradisional

Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat

pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama

pada pedagang menengah kebawah yang justru

mengancam keeksistensian perputaran roda

perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud

kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap

keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal

pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah

berkomitmen untuk bekerja sama membina dan

melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu

bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh

Public Relations amp Marketing Director Bliss Group

Elsye Tanihaha

Selain mengakomodir tenant-tenant

ternama Bliss Group juga memberi ruang

dan kesempatan bagi komunitas Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di kota

Ponorogo untuk tumbuh berkembang

bersama di PCC ini Bliss Group telah

menyediakan ruang khusus produk UKM

yang sewanya tidak dipungut biaya

sehingga dapat dimaksimalkan oleh

pelaku UKM lokal dalam melebarkan

bisnisnyardquo

(wwwlensaindonesiacom2013)

Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk

pasar modern yang masih mempertimbangkan

keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan

memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar

produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta

bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini

merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam

hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah

penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan

Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo

B Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian yang telah peneliti

sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah

rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup

masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa

fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun

rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah

Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo rdquo

C Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo

City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

D Manfaat

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap teori dalam bidang

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam

pengembangan Administrasi Pembangunan

2 Manfaat Praktis

a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan

pembangunan pasar modern dan

mempertimbangkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian

ini diharapkan pula dapat menjadi masukan

dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang

diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo

b Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan informasi

untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain

khususnya yang berkaitan dengan penelitian

Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Ponorogo

c Bagi Universitas Negeri Surabaya

Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan berupa hasil atau laporan

penelitian Laporan penelitian tersebut dapat

digunakan sebagai referensi atau literatur

untuk Universitas Negeri Surabaya pada

penelitian selanjutnya yang serupa

II KAJIAN PUSTAKA

A Teori Administrasi Pembangunan

1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah

satu cabang disiplin imiah dalam rumpun

Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun

fokus analisis dari ilmu ini adalah proses

pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu

negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah upaya menghadapi tantangan

memanfaatkan peluang serta menyingkirkan

ancaman

Administrasi pembangunan sendiri memiliki

dua pengertian yaitu administrasi dan

pembangunan Administrasi seringkali diartikan

sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam

pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian

20094) Sedangkan pembangunan diartikan

sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PONOROGO CITY CENTER BUILDING TOWARD SOCIAL ECONOMIC CONDITION

OF TONATAN COMMUNITY PONOROGO SUBDISTRICT PONOROGO REGION

Name Ligay Rosma Puspita

NIM 11040674002

Program of Study S1- Science of State Administration

Course PMP-KN

Faculty Social Science Faculty

The Institution Name State University of Surabaya

The adviser of lecture Tjitjik Rahaju SSos MSi

In the implementation of Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015 the Government of

Ponorogo Region did various efforts to reach it The which one can seen through Ponorogo City Center building or in

the next called by PCC that supported by Government of Ponorogo Region that expected will absorb the job seekers in

Ponorogo Region PCC is the one mall in the Ponorogo Region that legitimated on 26 September 2013 PCC was built

on the land of East Java Government asset that managed by PT Wira Jatim Group Before it this land used as oil

factory (Nabati Yasa) that have not productived Behind carrying modern market concept PCC is offering the location

to unity of public activities for craftsman and local entrepreneur too that can used to raise their potency The aim of this

research to knowing the Influence Of Ponorogo City Center Building Toward Social Economic Condition Of Tonatan

Community Ponorogo Subdistrict Ponorogo Region

This research that used is an assosiative study with quantitative approach Whereas the variables are PCC Building

as independent variable and Social Economic Condition Of Tonatan Community as dependent variable The technique

of data resource is questionnaire that propagated to 93 respondent who is choosen by incidental technique Meanwhile

the technique of data analyst use the simple linier regresion test that will helped by SPSS for Windows versi 160

Program

The result show that the relation between PCC Building variable and Social Economic Condition variable is found

which has enough relation interpretation with the direct relation is positive and linier That value can seen from R value

about 0479 Whereas the persentation of PCC Building variable influences Social Economic Condition variable about

23 So the result of this research can conclused that the relation between Ponorogo City Center Building variable and

Social Economic Condition variable is found or in other word Ha is accepted and Ho is refused The recomendation are

increasing the activities in PCC building so that it can give more influences and the recommendation for Government

of Ponorogo Region is considering as well as how the effort that can did So the policy of mall building give the

influences anymore to the public Other recommendation are make a regulation about delimitaton of modern market

building as soon as and monitoring along with appealing the PCC to implementation the Commerce Ministry

Regulation No 70 year 2013 about Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern So that the subject of unity of public activities for craftsman will growth together with PCC and can raise the

public economics matters as writen as in Mission and Development Aim of Ponorogo Region 2010-2015

Keywords Ponorogo City Center Building Social Economic Condition Of Community

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan fisik di suatu

daerah hanya menunjukkan sebagian

masyarakatnya hidup makmur sedang makna

pembangunan yang sebenarnya ialah

pembangunan masyarakat yang adil dan makmur

(Afifuddin 201241) Salah satu indikator

keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang

dapat dijadikan tolok ukur secara makro menurut

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk 2013)

ialah pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan

dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dalam suatu wilayah Semakin tinggi

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan

semakin baik kegiatan ekonomi diperoleh dari laju

pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan

Sejalan dengan pengertian tersebut maka

pembangunan ke arah yang lebih baik dapat

dilakukan pada berbagai sektor termasuk

pembangunan yang mengarah pada perekonomian

suatu wilayah agar PDRB wilayah tersebut

mengalami peningkatan sehingga pembangunan

yang pemerintah laksanakan dapat dikatakan

berhasil

Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai salah

satu daerah yang memiliki kewenangan untuk

mengatur wilayahnya sendiri berusaha

membenahi dan membangun tatanan kehidupan

masyarakat dari berbagai sektor Salah satu sektor

yang disoroti Pemerintah Kabupaten Ponorogo

adalah sektor ekonomi mengingat sektor

perekonomian memegang peranan penting dalam

menentukan keberhasilan perkembangan ekonomi

suatu negara yang pada akhirnya menentukan

kesejahteraan masyarakat

Pembenahan dan pembangunan yang

mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai

dengan salah satu misi yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi

Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai

berikut

1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan

mutu pelayanan dasar masyarakat secara

optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta

menjamin kepastian penyediaan pelayanan

publik dengan model pelayanan yang efektif

dan efisien

2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka

lapangan kerja dalam rangka pengentasan

kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan

masyarakat

3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

yang transparan akuntabel serta profesional

yang berlandaskan norma-norma dengan

mengedepankan supremasi hukum

4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan

perempuan serta kelembagaan masyarakat

melalui keterlibatan seluruh komponen dalam

setiap tahapan pembangunan di segala bidang

dan

5 Membangun dan memelihara stabilitas

pemerintahan politik ekonomi sosial dan

budaya sehingga memberikan rasa aman bagi

masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya

dan karakter masyarakat yang agamis

bermoral dan berbudi luhur (RPJMD

Kabupaten Ponorogo 2010-2015)

Sementara itu tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima

tahun (2010-2015) adalah

1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas

hidup masyarakat

2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah

3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah

4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan dan

Pembangunan

5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang

aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten

Ponorogo 2010-2015)

Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten

Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten

Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui

Pemerintah setempat telah merencanakan adanya

pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu

pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin

misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta

meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya

itu saja pemerintah setempat juga merencanakan

tujuan pembangunan yang mengarah pada

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya

beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga

pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan serta pembangunan

Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan

pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash

2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan

pembangunan Ponorogo City Center atau yang

selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten

Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga

kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom

2013)

Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten

Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini

didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo

yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih

cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan

Manusia Kabupaten Ponorogo2013)

Dibawah ini merupakan gambar yang

menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013

Diagram 11

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013

(000000 Rp)

Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Ponorogo tahun 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui

bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini

juga mempengaruhi pada PDRB per kapita

masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo

tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp

1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya

kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut

tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam

memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel

yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo

menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012

Tabel 11

PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut

Kecamatan

Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)

Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling

besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten

Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu

sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada

tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang

disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut

mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo

hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat

lifestyle dan entertainment yang layak

(wwwberitasatucom2013)

Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini

masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju

kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari

produk-produk yang memiliki kualitas terbaik

(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat

akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak

dapat terpenuhi

Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC

tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat

Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor

5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan

dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah

resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten

Ponorogo

Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC

tentunya akan berdampak pula terhadap pasar

tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat

diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul

Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar

Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza

Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)

Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya

pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal

Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya

positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali

terhadap pendapatan pedagang

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng

Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian

yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan

Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan

Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa

Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada

masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul

secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza

memberikan nilai manfaat dampak sosial yang

dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta

menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang

Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan

produknya

Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar

modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada

tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret

menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan

N

o

Kec

Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB

Peranan Thd

PDRB

Kab

Peringk

at

PDRB Kec

ADH

B

Peranan Thd

PDRB

Kab

Perin

gk

at

1 Ngrayun 38147332 454 10 41531

120

438 10

2 Slahung 38359644 456 9 45441

380

479 9

3 Bungkal 31463522 374 16 33504

276

353 17

4 Sambit 35645916 424 12 37341

115

394 13

5 Sawoo 45801922 545 5 51642

339

544 6

6 Sooko 26453193 315 20 28580615

301 20

7 Pudak 10374514 123 21 80957

09

085 21

8 Pulung 52250924 622 2 58517234

617 2

9 Mlarak 30322496 361 19 32752

490

345 19

10

Siman 33867332 403 13 39025506

411 12

1

1

Jetis 31071820 370 17 35190

643

371 15

12

Balong 35979339 428 11 40855351

431 11

1

3

Kauman 48191816 573 4 58431

200

616 3

14

Jambon 31972411 380 14 37046841

391 14

1

5

Badegan 30655145 365 18 34953

266

368 16

16

Sampung

41466535 493 8 47518178

501 7

1

7

Sukorej

o

42716724 508 6 51735

391

545 5

18

Ponorogo

111129541

1322 1 131367212

1385 1

1

9

Babadan 42601695 507 7 46688

819

492 8

20

Jenangan

50324498 599 3 55507417

585 4

2

1

Ngebel 31698193 377 15 32893

904

347 18

Kab

Ponorogo

84049451

3

10000 9486

20008

10000

bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih

suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan

fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar

tradisional

Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat

pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama

pada pedagang menengah kebawah yang justru

mengancam keeksistensian perputaran roda

perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud

kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap

keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal

pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah

berkomitmen untuk bekerja sama membina dan

melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu

bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh

Public Relations amp Marketing Director Bliss Group

Elsye Tanihaha

Selain mengakomodir tenant-tenant

ternama Bliss Group juga memberi ruang

dan kesempatan bagi komunitas Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di kota

Ponorogo untuk tumbuh berkembang

bersama di PCC ini Bliss Group telah

menyediakan ruang khusus produk UKM

yang sewanya tidak dipungut biaya

sehingga dapat dimaksimalkan oleh

pelaku UKM lokal dalam melebarkan

bisnisnyardquo

(wwwlensaindonesiacom2013)

Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk

pasar modern yang masih mempertimbangkan

keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan

memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar

produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta

bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini

merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam

hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah

penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan

Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo

B Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian yang telah peneliti

sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah

rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup

masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa

fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun

rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah

Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo rdquo

C Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo

City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

D Manfaat

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap teori dalam bidang

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam

pengembangan Administrasi Pembangunan

2 Manfaat Praktis

a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan

pembangunan pasar modern dan

mempertimbangkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian

ini diharapkan pula dapat menjadi masukan

dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang

diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo

b Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan informasi

untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain

khususnya yang berkaitan dengan penelitian

Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Ponorogo

c Bagi Universitas Negeri Surabaya

Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan berupa hasil atau laporan

penelitian Laporan penelitian tersebut dapat

digunakan sebagai referensi atau literatur

untuk Universitas Negeri Surabaya pada

penelitian selanjutnya yang serupa

II KAJIAN PUSTAKA

A Teori Administrasi Pembangunan

1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah

satu cabang disiplin imiah dalam rumpun

Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun

fokus analisis dari ilmu ini adalah proses

pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu

negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah upaya menghadapi tantangan

memanfaatkan peluang serta menyingkirkan

ancaman

Administrasi pembangunan sendiri memiliki

dua pengertian yaitu administrasi dan

pembangunan Administrasi seringkali diartikan

sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam

pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian

20094) Sedangkan pembangunan diartikan

sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Pembenahan dan pembangunan yang

mengarah pada sektor ekonomi tersebut sesuai

dengan salah satu misi yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010 ndash 2015 serta dalam tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo 2010-2015 Adapun misi

Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah sebagai

berikut

1 Menjamin terwujudnya kepastian akses dan

mutu pelayanan dasar masyarakat secara

optimal baik pedesaan maupun perkotaan serta

menjamin kepastian penyediaan pelayanan

publik dengan model pelayanan yang efektif

dan efisien

2 Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka

lapangan kerja dalam rangka pengentasan

kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan

masyarakat

3 Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

yang transparan akuntabel serta profesional

yang berlandaskan norma-norma dengan

mengedepankan supremasi hukum

4 Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan

perempuan serta kelembagaan masyarakat

melalui keterlibatan seluruh komponen dalam

setiap tahapan pembangunan di segala bidang

dan

5 Membangun dan memelihara stabilitas

pemerintahan politik ekonomi sosial dan

budaya sehingga memberikan rasa aman bagi

masyarakat dengan menjunjung tinggi budaya

dan karakter masyarakat yang agamis

bermoral dan berbudi luhur (RPJMD

Kabupaten Ponorogo 2010-2015)

Sementara itu tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo dalam kurun waktu lima

tahun (2010-2015) adalah

1 Meningkatnya derajat kesehatan dan kualitas

hidup masyarakat

2 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah

3 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah

4 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan dan

Pembangunan

5 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang

aman tertib dan damai (RPJMD Kabupaten

Ponorogo 2010-2015)

Berdasarkan misi Pemerintah Kabupaten

Ponorogo serta tujuan pembangunan Kabupaten

Ponorogo tahun 2010-2015 dapat diketahui

Pemerintah setempat telah merencanakan adanya

pembenahan pada sektor ekonomi yaitu memacu

pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan

mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada poin

misi Pemerintah Kabupaten Ponorogo serta

meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi

daerah pada poin tujuan pembangunan Tidak hanya

itu saja pemerintah setempat juga merencanakan

tujuan pembangunan yang mengarah pada

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Dengan demikian pemerintah setempat tidak hanya

beorientasi pada aspek pertumbuhan saja tetapi juga

pada keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan

pemerintahan serta pembangunan

Wujud nyata pelaksanaan misi serta tujuan

pembangunan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 ndash

2015 tersebut dapat dilihat melalui adanya dukungan

pembangunan Ponorogo City Center atau yang

selanjutnya disebut PCC oleh Pemerintah Kabupaten

Ponorogo yang diharapkan mampu menyerap tenaga

kerja di daerah Ponorogo (wwwlensaindonesiacom

2013)

Adapun pertimbangan Pemerintah Kabupaten

Ponorogo mendukung pembangunan PCC ini

didasari asumsi perekonomian Kabupaten Ponorogo

yang menunjukkan trend pertumbuhan yang lebih

cepat dari tahun sebelumnya (Indeks Pembangunan

Manusia Kabupaten Ponorogo2013)

Dibawah ini merupakan gambar yang

menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Ponorogo tahun 2009-2013

Diagram 11

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2013

(000000 Rp)

Sumber Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Ponorogo tahun 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui

bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Ponorogo mengalami kenaikan terus menerus Hal ini

juga mempengaruhi pada PDRB per kapita

masyarakat PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo

tahun 2009 adalah Rp 643227770 dan terus

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp

1069239200 (Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Ponorogo2014) Tingginya

kenaikan laju PDRB Kabupaten Ponorogo tersebut

tentu tidak terlepas dari peran kecamatan dalam

memberikan kontribusi terhadap PDRB Berikut tabel

yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo

menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012

Tabel 11

PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut

Kecamatan

Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)

Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling

besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten

Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu

sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada

tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang

disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut

mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo

hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat

lifestyle dan entertainment yang layak

(wwwberitasatucom2013)

Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini

masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju

kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari

produk-produk yang memiliki kualitas terbaik

(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat

akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak

dapat terpenuhi

Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC

tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat

Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor

5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan

dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah

resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten

Ponorogo

Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC

tentunya akan berdampak pula terhadap pasar

tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat

diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul

Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar

Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza

Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)

Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya

pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal

Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya

positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali

terhadap pendapatan pedagang

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng

Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian

yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan

Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan

Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa

Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada

masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul

secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza

memberikan nilai manfaat dampak sosial yang

dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta

menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang

Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan

produknya

Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar

modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada

tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret

menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan

N

o

Kec

Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB

Peranan Thd

PDRB

Kab

Peringk

at

PDRB Kec

ADH

B

Peranan Thd

PDRB

Kab

Perin

gk

at

1 Ngrayun 38147332 454 10 41531

120

438 10

2 Slahung 38359644 456 9 45441

380

479 9

3 Bungkal 31463522 374 16 33504

276

353 17

4 Sambit 35645916 424 12 37341

115

394 13

5 Sawoo 45801922 545 5 51642

339

544 6

6 Sooko 26453193 315 20 28580615

301 20

7 Pudak 10374514 123 21 80957

09

085 21

8 Pulung 52250924 622 2 58517234

617 2

9 Mlarak 30322496 361 19 32752

490

345 19

10

Siman 33867332 403 13 39025506

411 12

1

1

Jetis 31071820 370 17 35190

643

371 15

12

Balong 35979339 428 11 40855351

431 11

1

3

Kauman 48191816 573 4 58431

200

616 3

14

Jambon 31972411 380 14 37046841

391 14

1

5

Badegan 30655145 365 18 34953

266

368 16

16

Sampung

41466535 493 8 47518178

501 7

1

7

Sukorej

o

42716724 508 6 51735

391

545 5

18

Ponorogo

111129541

1322 1 131367212

1385 1

1

9

Babadan 42601695 507 7 46688

819

492 8

20

Jenangan

50324498 599 3 55507417

585 4

2

1

Ngebel 31698193 377 15 32893

904

347 18

Kab

Ponorogo

84049451

3

10000 9486

20008

10000

bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih

suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan

fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar

tradisional

Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat

pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama

pada pedagang menengah kebawah yang justru

mengancam keeksistensian perputaran roda

perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud

kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap

keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal

pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah

berkomitmen untuk bekerja sama membina dan

melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu

bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh

Public Relations amp Marketing Director Bliss Group

Elsye Tanihaha

Selain mengakomodir tenant-tenant

ternama Bliss Group juga memberi ruang

dan kesempatan bagi komunitas Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di kota

Ponorogo untuk tumbuh berkembang

bersama di PCC ini Bliss Group telah

menyediakan ruang khusus produk UKM

yang sewanya tidak dipungut biaya

sehingga dapat dimaksimalkan oleh

pelaku UKM lokal dalam melebarkan

bisnisnyardquo

(wwwlensaindonesiacom2013)

Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk

pasar modern yang masih mempertimbangkan

keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan

memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar

produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta

bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini

merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam

hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah

penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan

Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo

B Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian yang telah peneliti

sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah

rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup

masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa

fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun

rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah

Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo rdquo

C Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo

City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

D Manfaat

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap teori dalam bidang

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam

pengembangan Administrasi Pembangunan

2 Manfaat Praktis

a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan

pembangunan pasar modern dan

mempertimbangkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian

ini diharapkan pula dapat menjadi masukan

dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang

diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo

b Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan informasi

untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain

khususnya yang berkaitan dengan penelitian

Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Ponorogo

c Bagi Universitas Negeri Surabaya

Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan berupa hasil atau laporan

penelitian Laporan penelitian tersebut dapat

digunakan sebagai referensi atau literatur

untuk Universitas Negeri Surabaya pada

penelitian selanjutnya yang serupa

II KAJIAN PUSTAKA

A Teori Administrasi Pembangunan

1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah

satu cabang disiplin imiah dalam rumpun

Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun

fokus analisis dari ilmu ini adalah proses

pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu

negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah upaya menghadapi tantangan

memanfaatkan peluang serta menyingkirkan

ancaman

Administrasi pembangunan sendiri memiliki

dua pengertian yaitu administrasi dan

pembangunan Administrasi seringkali diartikan

sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam

pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian

20094) Sedangkan pembangunan diartikan

sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

yang menyajikan PDRB Kabupaten Ponorogo

menurut kecamatan tahun 2011 dan 2012

Tabel 11

PDRB Kabupaten Ponorogo (ADHB) Menurut

Kecamatan

Tahun 2011-2012 (dalam Juta Rupiah)

Sumber Disparitas Wilayah Kabupaten Ponorogo

2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

Kecamatan Ponorogo memberikan kontribusi paling

besar dalam meningkatkan PDRB Kabupaten

Ponorogo sepanjang tahun 2011 dan 2012 yaitu

sebesar 1322 pada tahun 2011 dan 1385 pada

tahun 2012 Berdasarkan kenaikan laju PDRB yang

disajikan pada diagramr 11 serta Tabel 11 tersebut

mengindikasikan masyarakat Kabupaten Ponorogo

hidup diatas garis rata-rata yang membutuhkan pusat

lifestyle dan entertainment yang layak

(wwwberitasatucom2013)

Asumsi lainnya yang menjadi pertimbangan

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC tidak lain dikarenakan selama ini

masyarakat Ponorogo harus bersusah payah menuju

kota tetangga (Kota Madiun) untuk memenuhi

kebutuhan sandang dan pangan bila ingin mencari

produk-produk yang memiliki kualitas terbaik

(wwwmerdekaonlinecom2013) Sehingga

Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung

pembangunan PCC ini agar kebutuhan masyarakat

akan pusat lifestyle dan entertainment yang layak

dapat terpenuhi

Bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam pembangunan PCC

tersebut dapat diketahui dengan dikeluarkannya Surat

Izin Gangguan oleh Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu (KPPT) Kabupaten Ponorogo Nomor

5038121405272012 pada 25 Juni 2012 Dengan

dikeluarkannya surat ini secara hukum PCC telah

resmi disetujui untuk dibangun di Kabupaten

Ponorogo

Kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti PCC

tentunya akan berdampak pula terhadap pasar

tradisional serta produk UMKM lokal Hal ini dapat

diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nahdliyul Izza pada tahun 2010 dengan judul

Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar

Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza

Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogyakarta)

Hasil penelitian menunjukkan bervariasinya

pendapatan pedagang Pasar Desa Caturtunggal

Terdapat kelompok pedagang yang menanggapinya

positif negatif bahkan tidak berpengaruh sama sekali

terhadap pendapatan pedagang

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putri Ajeng

Nop Anggraeni pada tahun 2011 Hasil penelitian

yang berjudul Dampak Pembangunan Lamongan

Plaza Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Lamongan

Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa

Lamongan Plaza belum memberikan kontribusi pada

masyarakat sehingga belum dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Kelurahan Sidokumpul

secara signifikan namun kehadiran Lamongan Plaza

memberikan nilai manfaat dampak sosial yang

dirasakan dengan tersedianya lapangan kerja serta

menimbulkan kreativitas berwirausaha bagi pedagang

Lamongan Plaza untuk mengemas dan menyajikan

produknya

Penelitian selanjutnya terkait pembangunan pasar

modern terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitarnya dilakukan oleh OK Laksemana Lutfi pada

tahun 2013 dengan judul Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keberadaan Indomaret

menyebabkan pedagang kecil mulai terpinggirkan

N

o

Kec

Tahun 2011 Tahun 2012 PDRB Kec ADHB

Peranan Thd

PDRB

Kab

Peringk

at

PDRB Kec

ADH

B

Peranan Thd

PDRB

Kab

Perin

gk

at

1 Ngrayun 38147332 454 10 41531

120

438 10

2 Slahung 38359644 456 9 45441

380

479 9

3 Bungkal 31463522 374 16 33504

276

353 17

4 Sambit 35645916 424 12 37341

115

394 13

5 Sawoo 45801922 545 5 51642

339

544 6

6 Sooko 26453193 315 20 28580615

301 20

7 Pudak 10374514 123 21 80957

09

085 21

8 Pulung 52250924 622 2 58517234

617 2

9 Mlarak 30322496 361 19 32752

490

345 19

10

Siman 33867332 403 13 39025506

411 12

1

1

Jetis 31071820 370 17 35190

643

371 15

12

Balong 35979339 428 11 40855351

431 11

1

3

Kauman 48191816 573 4 58431

200

616 3

14

Jambon 31972411 380 14 37046841

391 14

1

5

Badegan 30655145 365 18 34953

266

368 16

16

Sampung

41466535 493 8 47518178

501 7

1

7

Sukorej

o

42716724 508 6 51735

391

545 5

18

Ponorogo

111129541

1322 1 131367212

1385 1

1

9

Babadan 42601695 507 7 46688

819

492 8

20

Jenangan

50324498 599 3 55507417

585 4

2

1

Ngebel 31698193 377 15 32893

904

347 18

Kab

Ponorogo

84049451

3

10000 9486

20008

10000

bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih

suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan

fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar

tradisional

Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat

pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama

pada pedagang menengah kebawah yang justru

mengancam keeksistensian perputaran roda

perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud

kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap

keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal

pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah

berkomitmen untuk bekerja sama membina dan

melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu

bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh

Public Relations amp Marketing Director Bliss Group

Elsye Tanihaha

Selain mengakomodir tenant-tenant

ternama Bliss Group juga memberi ruang

dan kesempatan bagi komunitas Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di kota

Ponorogo untuk tumbuh berkembang

bersama di PCC ini Bliss Group telah

menyediakan ruang khusus produk UKM

yang sewanya tidak dipungut biaya

sehingga dapat dimaksimalkan oleh

pelaku UKM lokal dalam melebarkan

bisnisnyardquo

(wwwlensaindonesiacom2013)

Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk

pasar modern yang masih mempertimbangkan

keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan

memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar

produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta

bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini

merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam

hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah

penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan

Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo

B Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian yang telah peneliti

sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah

rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup

masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa

fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun

rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah

Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo rdquo

C Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo

City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

D Manfaat

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap teori dalam bidang

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam

pengembangan Administrasi Pembangunan

2 Manfaat Praktis

a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan

pembangunan pasar modern dan

mempertimbangkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian

ini diharapkan pula dapat menjadi masukan

dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang

diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo

b Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan informasi

untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain

khususnya yang berkaitan dengan penelitian

Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Ponorogo

c Bagi Universitas Negeri Surabaya

Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan berupa hasil atau laporan

penelitian Laporan penelitian tersebut dapat

digunakan sebagai referensi atau literatur

untuk Universitas Negeri Surabaya pada

penelitian selanjutnya yang serupa

II KAJIAN PUSTAKA

A Teori Administrasi Pembangunan

1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah

satu cabang disiplin imiah dalam rumpun

Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun

fokus analisis dari ilmu ini adalah proses

pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu

negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah upaya menghadapi tantangan

memanfaatkan peluang serta menyingkirkan

ancaman

Administrasi pembangunan sendiri memiliki

dua pengertian yaitu administrasi dan

pembangunan Administrasi seringkali diartikan

sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam

pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian

20094) Sedangkan pembangunan diartikan

sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

bahkan hingga gulung tikar karena masyarakat lebih

suka berbelanja di Indomaret yang menawarkan

fasilitas yang nyaman bila dibandingkan dengan pasar

tradisional

Berdasarkan kajian-kajian yang telah dipaparkan

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa

dampak negatif yang dirasakan masyarakat akibat

pembangunan pusat perbelanjaan modern terutama

pada pedagang menengah kebawah yang justru

mengancam keeksistensian perputaran roda

perekonomian masyarakat Maka sebagai wujud

kepedulian Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadap

keberadaan pasar tradisional serta UMKM lokal

pemerintah setempat bersama pengelola PCC telah

berkomitmen untuk bekerja sama membina dan

melatih pelaku UMKM agar produk mereka mampu

bersaing dalam bursa PCC Hal ini diungkapkan oleh

Public Relations amp Marketing Director Bliss Group

Elsye Tanihaha

Selain mengakomodir tenant-tenant

ternama Bliss Group juga memberi ruang

dan kesempatan bagi komunitas Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di kota

Ponorogo untuk tumbuh berkembang

bersama di PCC ini Bliss Group telah

menyediakan ruang khusus produk UKM

yang sewanya tidak dipungut biaya

sehingga dapat dimaksimalkan oleh

pelaku UKM lokal dalam melebarkan

bisnisnyardquo

(wwwlensaindonesiacom2013)

Mengingat PCC merupakan salah satu bentuk

pasar modern yang masih mempertimbangkan

keberadaan para perajin dan pengusaha lokal dan

memberi kesempatan kepada para pelaku UKM agar

produknya mampu bersaing dalam bursa PCC serta

bertujuan untuk mewujudkan peningkatan

kenyamanan dan kepuasan masyarakat maka hal ini

merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji Dalam

hal ini peneliti berinisiatif untuk mengkaji lebih

mendalam mengenai hal tersebut dalam wadah

penelitian yang berjudul ldquoPengaruh Pembangunan

Ponorogo City Center Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogordquo

B Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian yang telah peneliti

sampaikan di atas maka peneliti membuat sebuah

rumusan masalah untuk mempersempit ruang lingkup

masalah yang akan dikaji sehingga penelitian ini bisa

fokus pada satu masalah yang dikemukakan Adapun

rumusan masalah yang dimaksud adalah ldquoApakah

Terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo rdquo

C Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui Pengaruh Pembangunan Ponorogo

City Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo

D Manfaat

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap teori dalam bidang

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam

pengembangan Administrasi Pembangunan

2 Manfaat Praktis

a Bagi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Ponorogo dalam mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan

pembangunan pasar modern dan

mempertimbangkan seberapa besar

pengaruhnya terhadap masyarakat Penelitian

ini diharapkan pula dapat menjadi masukan

dalam meningkatkan kualitas kebijakan yang

diambil Pemerintah Kabupaten Ponorogo

b Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan informasi

untuk aktivitas kajian ilmiah bagi peneliti lain

khususnya yang berkaitan dengan penelitian

Pengaruh Pembangunan Ponorogo City Center

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Ponorogo

c Bagi Universitas Negeri Surabaya

Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan berupa hasil atau laporan

penelitian Laporan penelitian tersebut dapat

digunakan sebagai referensi atau literatur

untuk Universitas Negeri Surabaya pada

penelitian selanjutnya yang serupa

II KAJIAN PUSTAKA

A Teori Administrasi Pembangunan

1 Definisi Administrasi Pembangunan Adminsitrasi pembangunan merupakan salah

satu cabang disiplin imiah dalam rumpun

Administrasi Negara (Siagian 20093) Adapun

fokus analisis dari ilmu ini adalah proses

pembangunan yang diselenggarakan oleh suatu

negara untuk mencapai tujuan termasuk cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah upaya menghadapi tantangan

memanfaatkan peluang serta menyingkirkan

ancaman

Administrasi pembangunan sendiri memiliki

dua pengertian yaitu administrasi dan

pembangunan Administrasi seringkali diartikan

sebagai seluruh proses yang dilakukan dalam

pembuatan keputusan-keputusan yang diambil dan

dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian

20094) Sedangkan pembangunan diartikan

sebagai serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

pertumbuhan dan perubahan menuju modernitas

dalam rangka pembinaan suatu bangsa (Siagian

20094)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa administrasi pembangunan

merupakan seluruh proses yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan ke arah

yang lebih baik

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan pula bahwa kajian mengenai

pembangunan merupakan bagian dari ilmu

administrasi pembangunan dimana administrasi

pembangunan sendiri masih satu rumpun dengan

ilmu admnistrasi negara Mengingat penelitian ini

akan membahas mengenai pengaruh

pembangunan PCC terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat maka dalam sub bab

selanjutnya akan dibahas secara mendalam

mengenai apa itu pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi

2 Definisi Pembangunan Beberapa definisi mengenai pembangunan di

antaranya adalah Peet and Hartwick (dalam

Yanuardi 2012) dimana pembangunan diartikan

sebagai upaya untuk membuat kehidupan yang

lebih baik untuk setiap orang Hal ini berarti

pembangunan merupakan sebuah upaya yang

dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah

proses untuk mencapai kehidupan yang

sebelumnya dianggap tidak baikataupun kurang

baik menjadi sebuah kondisi yang lebih baik

Todaro dan Smith (dalam Supartoyo dkk

2013) juga menyatakan pembangunan sebagai

suatu proses menuju perubahan yang diupayakan

secara terus menerus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Dengan demikian dapat

di artikan bahwa pembangunan adalah upaya yang

dilakukan pemerintah secara terus menerus ke arah

yang lebih baik Sedangkan Siagian (20094)

mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang

dilakukan pemerintah dan negara secara sadar dan

terencana menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa Wahyuni dan Yusniati

(200723) juga menyatakan bahwa pembangunan

merupakan proses modernisasi atau pembaharuan

dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

maju yang mengacu pada nilai-nilai modernitas

yang bersifat universal

Berdasarkan beberapa pengertian yang

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan proses yang berlangsung

terus-menerus yang dilakukan secara sadar dan

terencana untuk melakukan perubahan kearah yang

lebih baik Pembangunan juga merupakan proses

modernisasi atau pembaharuan dari masayarakat

tradisional menuju masyarakat maju yang mengacu

pada nilai-nilai modernitas yang bersifat universal

(Wahyuni dan Yusniati 200723)

3 Indikator Pembangunan Keberhasilan pembangunan pada masa lampau

seringkali diukur menggunakan tingkat

pertumbuhan pendapatan perkapita Indeks ini

pada dasarnya menekankan kemampuan suatu

negara untuk memperbesar output dengan laju

yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan

penduduknya (Todaro dan Smith 200318-19)

Kritik terhadap indikator yang dinilai terlalu

ekonomis tersebut akhirnya memerlukan

indikator-indikator sosial agar penilaian atas

keberhasilan pembangunan lebih akurat dan

bermanfaat (Todaro dan Smith 200319)

Goulet (dalam Todaro dan Smith 200325)

mensyaratkan tiga komponen dasar yang harus

dijadikan pedoman praktis dalam pembangunan

yaitu kecukupan harga diri dan kebebasan Ketiga

komponen tersebut saling berkaitan dengan

kebutuhan manusia yang paling mendasar

4 Model-Model Pembangunan

Terdapat tiga model mengenai pembangunan

yang berfungsi sebagai kerangka perencanaan di

suatu negara (Moeljarto 199332) Adapun

model-model pembangunan yang dimaksud dalam

Moeljarto ( 199332-36) adalah

a Model Pembangunan Berorientasi

Pertumbuhan

Model ini memandang tujuan

pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi

dalam arti sempit yakni menyangkut

peningkatan GNP pertahun mencapai 5-7

Untuk mencapai hal tersebut maka pemilihan

struktur produksi dan kesempatan kerja yang

terncana guna meningkatkan porsi industri

jasa dan manufaktur serta mengurangi porsi

sektor pertanian secara seimbang perlu

dilakukan Oleh karena itu pembangunan

berpusat pada produksi sedangkan

penghapusan kemiskinan pengangguran dan

ketimpangan menduduki urutan kepentingan

kedua melalui tricle down effect

Model ini mengasumsikan bahwa angka

pertumbuhan ekonomi tergantung tingkat

investasi yang berupa meningkatnya tabungan

dalam negeri investasi swasta atau asing dan

atau bantuan dari asing Disini pemerintah

bertanggungjawab menciptakan kondisi

lingkungan yang memungkinkan adanya

peningkatan investasi

b Model Pembangunan Kebutuhan Dasar

Fokus utama model ini adalah rakyat

miskin Pemerintah berusaha mengentaskan

kemiskinan secara langsung melalui usaha

meningkatkan kualitas tenaga kerja dibanding

kuantitasnya Model ini seperti halnya

program kesejahteraan atau bantuan bagi

masyarakat yang masuk kategori miskin

melalui pemenuhan kebutuhan dasar yang

mencakup penghasilan akses terhadap

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

layanan publik seperti kesehatan pendidikan

air bersih transportasi umum dll

c Model Pembangunan Yang Berpusat Pada

Manusia

Model ini memandang lebih jauh

pembangunan sebagai peningkatan GNP atau

pengadaan pelayanan sosial Tetapi juga

memandang perkembangan manusia dan

kesejahteraan manusia persamaan dan

memposisikan manusia sebagai fokus sentral

pembangunan pelaksana yang menentukan

tujuan sumber-sumber pengawasan dan

untuk mengarahkan proses-proses yang

mempengaruhi kehidupan mereka (Gran

dalam Moeljarto 199335)

Peran pemerintah dalam model ini adalah

menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong perkembangan manusia dan

aktualisasi potensi manusia secara lebih besar

Penciptaan lingkungan sosial tersebut

memerlukan sistem belajar

mengorganisasikan diri dengan

mengorientasikan jaringan organisasi

informal dan arus komunikasi pada kebutuhan

dan variasi lokal (Moeljarto199332-36)

Berdasarkan penjabaran model-model

pembangunan di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembangunan terbagi menjadi tiga model

yaitu model pembangunan berorientasi

pertumbuhan model pembangunan kebutuhan

dasar dan model pembangunan yang berpusat

pada manusia Selanjutnya Korten (dalam

Moeljarto 199326-27) menekankan model

pembangunan yang berpusat pada manusia

memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Prakarsa dan proses pengambilan keputusan

diletakkan pada masyarakat

b) Berfokus untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengelola dan

memobilisasikan sumber-sumber yang ada di

komunitas untuk memenuhi kebutuhan

mereka

c) Menyesuaikan dengan kondisi lokal

d) Adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi

dan masyarakat mulai dari perencanaan

hingga evaluasi proyek pembangunan

e) Proses pembentukan jaringan antara birokrat

dengan LSM atau organisasi masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengelola

berbagai sumber maupun untuk menjaga

keseimbangan antara struktur vertikal dan

horizontal (Moeljarto 199326-27)

Penelitian ini akan menggunakan model

pembangunan yang berpusat pada manusia untuk

mengukur bagaimana pembangunan PCC Hal ini

dikarenakan model ini merupakan penyempurnaan

atas dua model yang sebelumnya yang memiliki

sisi kelemahan Selain itu didukung pula dengan

misi serta tujuan pembangunan Pemerintah

Kabupaten Ponorogo yang tercantum dalam

dokumen RPJMD Kabupeten Ponorogo tahun

2010-2015 yang secara tersurat menyatakan

bahwa Pemerintah Kebupaten Ponorogo tidak

hanya berorientasi pada pertumbuhan saja

melainkan juga berorientasi pada keterlibatan

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan

serta pembangunan sehingga model ini dianggap

cocok untuk melihat bagaimana pembangunan

PCC itu sendiri

B Teori Kondisi Sosial Ekonomi

1 Definisi Kondisi Sosial Ekonomi

Berbicara mengenai kondisi sosial ekonomi

akan cenderung membahas status sosial seseorang

(Sugihen1996139) Sedangkan pengertian

mengenai status cenderung memperlihatkan

tingkat kedudukan seseorang dalam hubungannya

dengan status orang lain berdasarkan ukuran

tertentu Damzar (dalam Nurkholis2014)

mendefinisikan sosiologi ekonomi sebagai salah

satu studi yang mempelajari bagaimana cara

masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap barang dan jasa yang menggunakan

sosiologi Sedangkan menurut Soekanto (dalam

Nurkholis2014) kondisi sosial ekonomi adalah

posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan

pergaulan prestasinya dan hakndashhak serta

kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi adalah

salah satu studi yang mempelajari cara masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

cenderung berkaitan dengan tingkat kedudukan

seseorang dalam suatu masyarakat

2 Indikator Kondisi Sosial Ekonomi Adapun ukuran yang digunakan untuk

mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat

adalah pendapatan pendidikan prestise atau

kekuasaan (Sugihen1996139) Pendapat lain

mengenai ukuran kondisi sosial ekonomi menurut

Samin dkk (2013) dimana dalam penelitian yang

dilakukannya yang dimaksud kondisi sosial

ekonomi terdiri dari pendidikan pekerjaan dan

penghasilan Santrock (dalam Halifat2014) juga

menyatakan bahwa status sosioekonomi sebagai

pengelompokan orang-orang berdasarkan

kesamaan karakteristik pekerjaan pendidikan dan

ekonominya Hal senada juga di ungkapkan oleh

Notoatmodjo (dalam Yuliati 201125) bahwa

untuk mengukur kondisi sosial ekonomi

masyarakat harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga tingkat pendidikan dan

pekerjaan

Berdasarkan beberapa rujukan mengenai

pengukuran kondisi sosial ekonomi dalam suatu

masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

umum kondisi sosial ekonomi masyarakat di ukur

melalui pendapatan tingkat pendidikan serta

pekerjaannya Dalam penelitian ini indikator yang

digunakan mengacu pada pendapat Notoatmodjo

(dalam Yuliati 201125) bahwa indikator kondisi

sosial ekonomi yang dimaksud adalah pendapatan

keluarga tingkat pendidikan dan pekerjaan

21 Pendapatan Keluarga

Beberapa definisi mengenai pendapatan

umumnya mengartikan pendapatan sebagai

uang yang diterima seseorang dari hasil jerih

payah kerjanya Beberapa pendapat tersebut

diantaranya Abdurrachman (dalam

Subono2013) mendefinisikan pendapatan

merupakan sejumlah uang atau barang yang

diterima dalam jangka tertentu

Pendapatan adalah uang barang-barang

materi atau jasa-jasa yang diterima selama

satu jangka waktu tertentu biasanya

merupakan hasil dari pemakaian kapital

pemberian jenis jenis perseorangan atau

kedua-duanya (Abdurrachman dalam

Subono2013)

Badan Pusat Statistik (dalam Subono2013)

juga mendefinisikan pendapatan sebagai

imbalan atau penghasilan selama sebulan baik

berupa uang maupun barang yang diterima

oleh seseorang yang bekerja dengan status

pekerja bebas di pertanian atau pekerjaan

bebas di non pertanian Sedangkan Dyckman

(dalam Karlina2010) berpendapat bahwa

pendapatan adalah peningkatan sebuah entitas

selama satu periode yang merupakan operasi

utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai

pendapatan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah

sejumlah uang atau barang yang diperoleh

seseorang yang bekerja yang diterima dalam

jangka waktu tertentu

Berdasarkan penggolongannya BPS

(dalam Halifat2014) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan

yaitu a) Golongan pendapatan sangat tinggi

adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp 350000000 per bulan

b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata antara Rp

250000000 sd Rp 350000000 per

bulan

c) Golongan pendapatan sedang adalah jika

pendapatan rata-rata dibawah antara Rp

1500000 sd Rp 250000000 per

bulan

d) Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp 150000000

per bulan kebawah (BPS dalam

Halifat2014)

22Tingkat Pendidikan

Soekanto (198590-91) berpendapat bahwa

orang-orang yang tinggi taraf pendidikannya

memiliki potensi penyesuaian diri yang lebih

banyak dibandingkan orang-orang yang

berpendidikan rendah Ia juga menyatakan

bahwa kedudukan sosial ekonomi masyarakat

akan mempengaruhi partisipasi anaknya dalam

dunia pendidikan

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan

pengendalian diri kepribadian kecerdasan

akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara Dalam stratifikasi sosial dikenal

istilah stratifikasi sosial berdasarkan kriteria

pendidikan (Wahyuni dan Yusniati 200717)

Dalam stratifikasi tersebut pendidikan terbagi

menjadi empat lapisan yaitu

1) Lapisan masyarakat berpendidikan tinggi

ditempati oleh mereka yang memiliki gelar

S1 S2 dan S3 dan mereka yang tidak

bergelar seperti lulusan D2 D3 dan

politeknik

2) Lapisan masyarakat berpendidikan

menengah ditempati oleh mereka yang

lulus SMP SMA SMK dan yang sederajat

3) Lapisan masyarakat berpendidikan rendah

ditempati oleh mereka yang lulus SD MI

dan yang sederajat

4) Lapisan masyarakat tuna aksara ditempati

oleh orang-orang yang tidak dapat

membaca dan menulis (Wahyuni dan

Yusniati 2007 15)

23 Pekerjaan

Manginsihi (dalam Halifat2014)

mendefinisikan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang untuk mencari

nafkah Pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang akan menentukan tingkat

penghasilan yang didapatkannya Wahyuni dan

Yusniati (200715) mengungkapkan hal yang

sama bahwa mata pencaharian atau pekerjaan

berkaitan dengan masalah ekonomi dan sosial

karena menyangkut harga diri seseorang bila

mata pencaharian atau pekerjaannya mampu

mendatangkan penghasilan yang besar dan

mampu membawa kesejahteraan bagi

keluarganya Sedangkan Ndraha (200240)

menganggap konsep kerja adalah proses

penciptaan atau pembentukan nilai baru

(tambah) pada suatu unit sumber daya

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Secara umum klasifikasi pekerjaan dibagi

menjadi lima lapisan (Wahyuni dan Yusniati

200716) yaitu

a Kelas elite ditempati konglomerat

pengusaha dengan modal besar pejabat

negara dan direktur utama bank

b Kelas profesional berisi orang-orang yang

berijazah dan bergelar sarjana master

maupun dokter jaksa hakim akuntan dan

insinyur

c Kelas semiprofesional ditempati oleh

pegawai kantor tenaga teknisi mekanik

pengurus organisasi sekretaris dan

pedagang

d Kelas tenaga terampil ditempati oleh

orang-orang yang memiliki ketrampilan

dan keahlian seperti fotografer ahli

kecantikan pemangkas rambut dan montir

e Kelas tenaga tidak terlatih ditempati oleh

mereka yang bekerja tanpa keahlian seperti

tukang batu kuli bangunan tukang becak

pemulung pengemis pembantu rumah

tangga dan supir angkutan (Wahyuni dan

Yusniati 200716)

Dalam perkembangannya mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik

karena faktor internal eksternal ataupun

kombinasi dari keduanya Perubahan mata

pencaharian ini ditandai dengan adanya

perubahan orientasi masyarakat mengenai

mata pencaharian Sedangkan mata

pencaharian masyarakat di Indonesia pada

umumnya berasal dari sektor agraris (dalam

Prambudi2010)

Penelitian ini akan melihat kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan setelah adanya

pembangunan PCC Kondisi sosial ekonomi ini

sendiri dilihat dari tiga aspek yaitu pendapatan

pendidikan serta pekerjaan masyarakat Aspek

pendapatan akan dilihat dari kenaikan atau penurunan

pendapatan masyarakat setelah adanya pembangunan

PCC Sedangkan pada aspek pendidikan akan dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat serta

pandangan masyarakat akan pentingnya pendidikan

setelah dibangunnya PCC Pada aspek pekerjaan akan

dilihat adanya perubahan atau pergeseran pekerjaan

masyarakat Kelurahan Tonatan dari sektor agraria

menuju sektor non agraria setelah dibangunnya PCC

III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan ialah asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif Sedangkan lokasi

yang diambil adalah Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo karena merupakan daerah yang berada tepat

di depan PCC sehingga menurut asumsi peneliti

kelurahan tersebut mendapatkan pengaruh langsung

atas pembangunan PCC Alasan lain yang menjadi

pertimbangan peneliti dikarenakan kelurahan ini

merupakan kelurahan yang menyatakan setuju atas

pembangunan PCC (wwwlensaindonesiacom2012)

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo yang berusia 18-56 tahun Hal ini

berdasarkan asumsi bahwa usia tersebut merupakan

usia angkatan kerja yang memberikan kontribusi

dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta bisa

memberikan jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan Berdasarkan data yang

diperoleh jumlah penduduk Kelurahan Tonatan yang

berusia angkatan kerja (18-56 tahun) pada tahun 2014

adalah 1300 jiwa (sumber Data Potensi Desa dan

Kelurahan Tonatan Tahun 2014)

Penelitian ini mengambil sampel berdasarkan

rumus Slovin yaitu sebanyak 93 orang Teknik

pengambilan sampel yang diambil menggunakan

teknik sampling insidental yaitu pengambilan anggota

sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel bila orang yang ditemui tersebut dianggap

sebagai sumber data yang cocok (Sugiyono 201296)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

Pembangunan PCC sebagai variabel independen dan

variabel Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan sebagai variabel dependen

Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji

regresi linier sederhana yang akan dibantu dengan

program SPSS for Windows versi 160

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL PENELITIAN

1 Deskripsi Jawaban Responden

Penelitian yang berjudul Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo

Kabupaten Ponorogo ini menggunakan teknik

pengumpulan data melalui kuesioner (angket)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya Sebelum melakukan

penelitian hal yang perlu dilakukan adalah

menguji instrumen penelitian yang akan

digunakan Uji instrumen ini terdiri dari uji

validitas uji reliabilitas serta uji normalitas

Berdasarkan hasil uji instrument diketahui

dua pertanyaan tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 20 dan 26 Selanjutnya pertanyaan

tersebut tidak akan digunakan dalam penelitian

ini sedangkan hasil uji reliabilitas

menunjukkan instrumen memiliki reliabiltas

yang baik Hasil uji normalitas juga

menunjukkan data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil uji instrumen maka

instrumen ini telah memenuhi persyaratan

untuk digunakan dalam penelitian sehingga

langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah menyebar angketkuesioner kepada 93

sampel yang telah ditentukan Setelah angket

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

disebar dan dilkembalikan kepada peneliti

kemudian jawaban responden diolah agar

memiliki makna

Berdasarkan hasil tabulasi angket yang

telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada

no item 7 mengenai diadakannya musyawarah

antara pejabat Pemerintah Kabupaten

Ponorogo dengan masyarakat Kelurahan

Tonatan pada saat pelaksanaan pembangunan

PCC Dari 93 responden 5053 menyatakan

tidak setuju hanya sebagian masyarakat

tertentu saja yang dilibatkan dalam

pembangunan PCC Sedangkan sisanya dapat

dilihat pada diagram 41 dibawah ini

Diagram 41

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Diadakannya Musyawarah Antara Pejabat

Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dengan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Pada Saat

Pelaksanaan Pembangunan PCC

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 41 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo

dengan masyarakat Kelurahan Tonatan pada

saat pelaksanaan pembangunan PCC adalah

jawaban tidak setuju yaitu sebesar 5053

Posisi kedua adalah jawaban setuju yaitu

sebesar 3226 Sedangkan posisi paling

rendah diperoleh sebesar 215 untuk jawaban

sangat tidak setuju Berdasarkan diagram

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat kelurahan Tonatan tidak

dilibatkan dalam proses pelaksanaan

pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11

mengenai pembangunan PCC yang

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan juga menarik

untuk dianalisis Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan sedangkan

3656 menjawab pembangunan PCC

meningkatkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan Berikut adalah

diagram yang menunjukkan persentase

jawaban responden untuk pertanyaan no item

11

Diagram 42

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Pembangunan PCC Yang Meningkatkan Atau

Menurunkan Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 42 diketahui

jawaban responden yang paling banyak untuk

pertanyaan pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan adalah jawaban tidak

setuju yaitu sebesar 4301 Sedangkan

3656 responden menjawab setuju bahwa

pembangunan PCC menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat Posisi

paling rendah dimiliki oleh jawaban sangat

tidak setuju yaitu sebesar 323

Jawaban mengenai pembangunan PCC

yang meningkatkan atau menurunkan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan ini

didukung pula oleh jawaban pada no item

selanjutnya yaitu no 12 1314 dan 15

Pertanyaan pada no item ini mengenai

kenaikan pendapatan masyarakat tiap bulannya

akibat pembangunan PCC dengan nominal

tertentu Berdasarkan hasil penghitungan

sebagian besar responden menjawab tidak

setuju sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembangunan PCC belum mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan Berikut adalah salah satu

contoh hasil penghitungan kenaikan

pendapatan masyarakat Kelurahan Tonatan

pada pertanyaan no item 14 mengenai akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

753

3226

753

5053

215000

100020003000400050006000

1505

3656

215

4301

323

000

1000

2000

3000

4000

5000

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Diagram 43

Persentase Jawaban Responden Mengenai

Akibat Pembangunan PCC Pendapatan

Masyarakat Kelurahan Tonatan Mengalami

Kenaikan Antara Rp 150000000 sd Rp

250000000

Sumber Data Primer Diolah2015

Berdasarkan diagram 43 diketahui 6989

responden menjawab tidak setuju bahwa akibat

pembangunan PCC pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan mengalami kenaikan antara

Rp 150000000 sd Rp 250000000

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Persentase paling rendah diperoleh oleh

jawaban sangat setuju yaitu sebesar 323

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan

pula bahwa pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan tidak mengalami kenaikan mencapai

nominal yang dimaksud Pada no item yang

lain pun (12-15) jawaban responden yang

paling banyak mengenai kenaikan penadapatan

adalah tidak setuju Dengan demikian dapat

disimpulkan pula bahwa sebagian besar

masyarakat Kelurahan Tonatan tidak

mengalami kenaikan pendapatan Hal ini lah

yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya

persentase pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

Jawaban responden pada pertanyaan no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

juga menarik untuk dianalisis Dari 93

respoden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi pendidikan

responden Disusul oleh jawaban responden

yang menyatakan pembangunan PCC

mempengaruhi pendidikan responden sebesar

3118 Berikut adalah diagram yang

menunjukkan persentase jawaban responden

pada pertanyaaan no item 16 mengenai

pembangunan PCC yang mempengaruhi

tingkat pendidikan responden

Diagram 44

Persentase Jawaban Responden Mengenai Pembangunan

PCC Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan

Responden

Sumber Data Primer Diolah2015

Diagram 44 diatas menunjukkan dari

93 responden persentase jawaban responden

no item 16 yang paling banyak adalah 4301

yaitu jawaban tidak setuju 3118

menjawab setuju (mempengaruhi tingkat

pendidikan) sedangkan 43 menjawab

sangat tidak setuju yang menduduki

persentase paling rendah Berdasarkan tabel

tersebut dapat disimpulkan pula bahwa

pembangunan PCC sebagian besar tidak

mempengaruhi tingkat pendidikan responden

2 Uji Hipotesis

Setelah kuesioner diisi dan ditabulasi

dalam sebuah tabel maka langkah selanjutnya

adalah menguji hipotesis menggunakan Uji

Regresi Linier Sederhana Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan

program SPSS for Windows versi 160 agar

mempermudah penghitungan tersebut

Berikut adalah gambar yang menunjukkan

hasil uji hipotesis menggunakan Analisis

Regresi Linier Sederhana pada program SPSS

for Windows versi 160

Gambar 41

Hasil Uji Regresi Linier

323968 1290

6989

430

00010002000300040005000600070008000

968

3118

1183

4301

430

000

1000

2000

3000

4000

5000

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Sumber SPSS versi 160 2015

Berdasarkan hasil uji regresi linier diatas

terdapat empat output yang perlu dianalisis

1) Pertama Analisis Output Variables

EnteredRemoved Berdasarkan output

tersebut dapat dilihat bahwa variabel

independen yang dimasukkan ke dalam

model adalah X dan variabel

dependennya adalah Y Berdasarkan

output tersebut dapat dilihat pula bahwa

tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed) Sedangkan metode regresi

yang digunakan adalah metode Enter

2) Kedua Analisis Output Model Summary

Berdasarkan output tersebut dapat dilihat

bahwa terdapat empat nilai yang perlu

diperhatikan yaitu nilai R (nilai korelasi)

nilai R Square atau kuadrat R yang

menunjukkan koefisien determinasi

(menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen) nilai Adjusted R Square yang

menunjukkan sumbangan pengaruh

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independen lebih

dari dua serta nilai Standart Error of the

Estimate yang menunjukkan ukuran

kesalahan prediksi

Berdasarkan gambar 41 menunjukkan

nilai R sebesar 0479 Nilai R ini akan di

interpretasikan dengan tabel interpretasi

nilai R agar peneliti mengetehui sejauh

mana hubungan variabel X dengan

variabel Y Berikut adalah tabel

interpretasi nilai R

Tabel 41

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefidien Korelasi (R)

Interval Koefisien

Interpretasi Tingkat Hubungan

000 -0199 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat rendah

020 ndash 0399

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang rendah

040 ndash 0599

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang

060 ndash 0799

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat

080 ndash 100 Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sangat kuat

Sumber Sugiyono 2012214

Berdasarkan nilai R yang ada dalam

Output Model Summary serta mengacu pada

tabel 41 maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat korelasi yang sedang antara variabel

X dengan variabel Y Nilai positif juga

menunjukkan hubungan yang searah artinya

jika variabel X ditingkatkan maka variabel

Y juga akan meningkat begitu pula

sebaliknya

Berdasarkan Output Model Summary

dapat diketahui pula bahwa nilai R Square

sebesar 0230 artinya terdapat pengaruh

antara variabel X dengan Y dengan

Persentase sumbangan pengaruh variabel X

dengan Y sebesar 23 sedangkan sisanya

sebesar 77 dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model ini

Sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar

0221 yang menunjukkan bahwa sumbangan

variabel independen terhadap variabel

dependen bila variabel independennya lebih

dari dua Mengingat penelitian ini hanya

memiliki satu variabel independen maka

nilai ini dapat diabaikan Adapun nilai

Standart Error of the Estimate sebesar

6427 artinya ukuran kesalahan dalam

memprediksi variabel Y sebesar 6427

3) Ketiga Analisis Output Anova Output ini

digunakan untuk menguji signifikansi

hubungan linier antara variabel X dengan Y

Bila Fhitung gt Ftabel atau signifikansi lt α (005)

maka dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier (Sulaiman200430)

Berdasarkan nilai Output Anova tersebut

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 27163

dengan taraf kesalahan sebesar 000 Untuk

mengetahui nilai Ftabel maka perlu melihat

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

tabel F (lihat lampiran) Untuk df1=1 dan

df2=91 maka nilai Ftabel adalah 3946

Dengan demikian Fhitung gt Ftabel sehingga

dapat diartikan antar variabel terdapat

hubungan yang linier Simpulan yang sama

dapat kita peroleh dengan membandingkan

signifikansi (000) lt α (005) sehingga dapat

diartikan antar variabel terdapat hubungan

yang linier

4) Keempat Analisis Output Coeffisiens

Output ini menunjukkan nilai koefisien a dan

b Berdasarkan output tersebut diketahui

nilai koefisien a (constant) adalah 18039

dan koefisien b adalah 0632 Selanjutnya

yang perlu dilakukan adalah menguji

signifikansi masing-masing koefisien dengan

membandingkan thitung dengan ttabel atau

membandingkan signifikansi dengan α

Langkah pertama yang dilakukan adalah

menguji signifikansi konstanta pada model

linier (a) Jika thitung gt ttabel maka koefisien

regresi (a) signifikan (Sulaiman200431)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan bahwa thitung sebesar 4187

sedangkan ttabel untuk signifikansi 0052

(dibagi 2 karena menggunakan uji 2 arah)

dengan df=n-2 atau 93-2=91 maka diperoleh

ttabel sebesar 1986 (lihat tabel t) Dengan

demikian thitung (4187) gt ttabel(1986) artinya

koefisien regresi (a) signifikan Simpulan

yang sama dapat kita peroleh dengan

membandingkan signifikansi dengan nilai α

Berdasarkan Output Coeffisiens signifikansi

(000) lt α (005) sehingga dapat diartikan

koefisien regresi (a) signifikan

Langkah selanjutnya adalah menguji

signifikansi koefisisen variabel Y (b)

Berdasarkan Output Coeffisiens

menunjukkan thitung =5212 dan

signifikansi 000 Koefisien b dinyatakan

signifikan bila thitung gt ttabel atau

signifikansi lt α (005) Berdasarkan hal

tersebut thitung (5212 ) gt ttabel ((1986))

atau signifikansi (000) lt α (005)

sehingga koefisien b dinyatakan

signifikan

Langkah selanjutnya adalah membuat

persamaan model regresi dengan

koefisien yang telah dinyatakan

signifikan Berdasarkan penjabaran

diatas maka model regresi yang dapat

dipakai adalah

119884 = 119886 + 119887119883

119884 = 18039 + 0632119883

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila X

bernilai nol (0) maka Y bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai X sebesar 1

maka Y akan meningkat sebesar 18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun Persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji regresi linier yang telah

dilakukan menggunakan SPSS for Windows versi

160 diperoleh nilai korelasi R sebesar 0479 nilai

R Square sebesar 0230 nilai Fhitung sebesar 27163

serta koefisien nilai a dan b sebesar 18039 dan

0632 Nilai korelasi R digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar hubungan variabel

Pembangunan PCC (X) dengan variabel Kondisi

Sosial Ekonomi (Y) Berdasarkan nilai R tersebut

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan yang

sedang antara variabel Pembangunan PCC (X)

dengan variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

positif pada nilai R ini juga menunjukkan

hubungan yang searah artinya jika variabel

Pembangunan PCC (X) ditingkatkan maka

variabel Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya

Hasil Nilai R Square sebesar 0230

menunjukkan seberapa besar Persentase

sumbangan pengaruh variabel Pembangunan PCC

(X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) Nilai

inilah yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel X dengan variabel Y serta

digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Nilai ini kemudian di Persentasekan sehingga

menjadi 23 Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara pembangunan

PCC (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y)

besarnya pengaruh tersebut sebesar 23

sedangkan sisanya sebesar 77 dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini

Hubungan variabel Pembangunan PCC (X)

dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) juga

menunjukkan hubungan yang linier hal ini dapat

diketahui dari nilai Output Anova yang

menunjukkan bahwa Fhitung (27163) gt Ftabel (3946)

dan signifikansi (000) lt α (005) Untuk

mengetahui nilai Fhitung peneliti membutuhkan tabel

penolong yaitu tabel F Untuk df1=1 dan df2=91

maka nilai Ftabel adalah 3946 Dengan demikian

Untuk nilai koefisien a dan b adalah 18039 dan

0632 Setelah dilakukan pengujian signifikansi

koefisien a dan b dinyatakan signifikan sehingga

model regresi yang dapat dipakai adalah

119884 = 18039 + 0632119883 dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat diartikan bahwa bila pembangunan PCC (X)

bernilai nol (0) maka kondisi sosial ekonomi (Y)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

bernilai 18039 Setiap peningkatan nilai

pembangunan PCC (X) sebesar 1 maka kondisi

sosial ekonomi (Y) akan meningkat sebesar

18671

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

SPSS for Windows Versi 160 menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel X dengan

variabel Y Adapun persentase pengaruh tersebut

dapat diketahui dari nilai R square sebesar 23

Rendahnya Persentase tersebut bergantung pada

jawaban responden pada daftar pertanyaan yang

telah disebar Berdasarkan hasil tabulasi angket

yang telah dilakukan terdapat beberapa jawaban

responden yang menarik untuk di analisis

Diantaranya adalah jawaban responden pada no

item 7 mengenai diadakannya musyawarah antara

pejabat Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan

masyarakat Kelurahan Tonatan pada saat

pelaksanaan pembangunan PCC Dari 93

responden 5053 menyatakan tidak setuju

hanya sebagian masyarakat tertentu saja yang

dilibatkan dalam pembangunan PCC

Jawaban responden pada no item 11 mengenai

pembangunan PCC yang dapat menaikkan atau

menurunkan pendapatan masyarakat juga menarik

untuk dikaji Dari 93 responden 4301

menjawab pembangunan PCC tidak menaikkkan

atau menurunkan pendapatan masyarakat

sedangkan 3656 menjawab pembangunan PCC

menaikkan atau menurunkan pendapatan

masyarakat Pertanyaan mengenai pendapatan

masyarakat juga berlanjut pada pertanyaan

berikutnya yaitu pertanyaan no item 12 13 14

dan 15

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden

sebagian jawaban responden untuk no item 12 13

14 dan 15 adalah tidak setuju bahwa pendapatan

masyarakat mengalami kenaikkan mencapai

nominal yang dimaksud Seperti pada pertanyaan

no item 14 mengenai pendapatan masyarakat

Kelurahan Tonatan akibat pembangunan PCC tiap

bulannya mencapai antara Rp 150000000 sd

Rp 250000000 Dari 93 responden tersebut

6989 responden menjawab tidak setuju

Sedangkan 129 menjawab ragu-ragu

Berdasarkan uraian jawaban responden pada no

item 11 didukung dengan no item 1213 14 dan

15 dengan contoh penghitungan no item 14

menunjukkan bahwa pembangunan PCC belum

mampu meningkatkan sebagian besar pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan

Jawaban responden mengenai tidak adanya

kenaikan pendapatan masyarakat Kelurahan

Tonatan pun juga didukung oleh pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

sebagaimana telah peneliti jabarkan dalam

deskripsi pembangunan PCC yang menyatakan

bahwa para pelaku UKM di Kabupaten Ponorogo

tidak bisa memasuki bursa PCC secara

keseluruhan apalagi pelaku UKM yang ada di

Kelurahan Tonatan Hal ini dikarenakan tingginya

biaya pemeliharaan yang diminta PCC sedangkan

pelaku UKM tidak bisa menjangkaunya Alasan

lainnya juga dikarenakan PCC memiliki standart

yang tinggi bila produk UMKM ingin masuk

dalam bursa PCC Kewajiban PCC untuk

membina dan melatih pelaku UKM pun juga tidak

dijalankan padahal hal tersebut telah diatur dalam

Permendag No 70 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Merujuk pada persentase jawaban responden

mengenai ada tidaknya kenaikan pendapatan

masyarakat Kelurahan Tonatan akibat

pembangunan PCC serta didukung pernyataan

Sekretaris Umum Dinas Industri Perdagangan dan

Koperasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo

menununjukkan bahwa data-data tersebut

mendukung rendahnya persentase pengaruh

pembangunan PCC terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Tonatan yaitu

sebesar 23 Oleh karena itu seharusnya

Pemerintah Kabupaten Ponorogo memantau serta

menghimbau agar PCC segera menjalankan

peraturan tersebut sehingga pelaku UKM pun bisa

tumbuh dan berkembang bersama PCC yang pada

akhirnya mampu mengangkat perekonomian

masyarakat sebagaimana tercantum dalam misi

dan tujuan pembangunan Kabupaten Ponorogo

tahun 2010-2015

Rendahnya Persentase pengaruh tersebut

diakibatkan pula oleh jawaban responden pada no

item 16 mengenai pembangunan PCC yang

mempengaruhi tingkat pendidikan responden Dari

93 responden 4301 menjawab pembangunan

PCC tidak mempengaruhi tingkat pendidikan

responden sedangkan 3118 menjawab

mempengaruhi tingkat pendidikan Berdasarkan

uraian beberapa jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar jawaban

responden adalah tidak setuju baik pada

pertanyaan mengenai pembangunan PCC maupun

mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan Sehingga dapat dikatakan

rendahnya persentase pengaruh pembangunan

PCC terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan diakibatkan banyaknya

responden yang menjawab tidak setuju pada

beberapa pertanyaan mengenai proses

pembangunan PCC maupun mengenai kondisi

sosial ekonomi masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan serta uraian diatas diketahui pengaruh

yang diberikan Variabel Pembangunan PCC

terhadap Variabel Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat sebesar 23 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh

Pembangunan Ponorogo City Center Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Ponorogo atau dengan kata lain Ha diterima dan

Ho ditolak

IV PENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penghitungan uji Regresi

Linier serta analisis yang telah peneliti

sampaikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

sedang dengan arah hubungan yang positif dan

linier antara variabel pembangunan PCC dengan

variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat

Besarnya hubungan tersebut dilihat dari nilai R

yaitu sebesar 0479 Sedangkan persentase

variabel pembangunan PCC mempengaruhi

variabel kondisi sosial ekonomi sebesar 23

Adapun model Regresi yang digunakan adalah

Y=18039+0632X

dimana

X = variabel pembangunan PCC

Y = variabel kondisi sosial ekonomi

masyarakat Kelurahan Tonatan

Berdasarkan persamaan model regresi

tersebut dapat diartikan bahwa bila

pembangunan PCC (X) bernilai nol (0) maka

kondisi sosial ekonomi (Y) bernilai 18039

Setiap peningkatan nilai pembangunan PCC (X)

sebesar 1 maka kondisi sosial ekonomi (Y) akan

meningkat sebesar 18671 Dengan demikian

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

terdapat Pengaruh Pembangunan Ponorogo City

Center Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Kelurahan Tonatan Kecamatan

Ponorogo Kabupaten Ponorogo atau dengan kata

lain Ha diterima dan Ho ditolak

B SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

disampaikan sebelumnya terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan yaitu

1 Aktivitas atau kegiatan dalam pembangunan

PCC seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar

mampu memberikan pengaruh yang lebih besar

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Tonatan

2 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

mempertimbangkan kembali bagaimana upaya

yang dilakukan agar kebijakan pembangunan

mall mampu memberikan pengaruh yang lebih

besar kepada masyarakat

3 Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebaiknya

segera membuat regulasi mengenai pembatasan

pembangunan pasar modern agar kedepannya

pasar modern atau PCC ini tidak menggeser

perekonomian pedagang kelas menengah

kebawah

4 Seharusnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo

memantau serta menghimbau agar PCC segera

menjalankan Permendag No 70 Tahun 2013

tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko

Modern Dengan demikian pelaku UKM pun

bisa tumbuh dan berkembang bersama PCC

yang pada akhirnya mampu mengangkat

perekonomian masyarakat sebagaimana

tercantum dalam misi dan tujuan pembangunan

Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Rujukan Buku

Afifuddin 2012 Pengantar Administrasi Pembangunan

Konsep Teori Dan Implikasinya Di Era

Reformasi Bandung Alfabeta

Bungin Burhan 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana

Moeljarto 1993 Politik Pembangunan Yogyakarta PT

Tiara Wacana Yogya

Ndraha Taliziduhu 2002 Pengantar Teori

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jakarta Rineka Cipta

Priyatno Duwi 2009 5 Jam Belajar Olah Data Dengan

SPSS 17 Yogyakarta Andi

Siagian Sondang P 2009 Administrasi Pembangunan

Konsep Dimensi Dan Strateginya Jakarta

Bumi Aksara

Soekanto Soerjono 1985 Sosiologi Ruang Lingkupndan

Aplikasinya Bandung Remadja Karya

Sugihen Bahrein T 1996 Sosiologi Pedesaan Suatu

Pengantar Jakarta PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Bandung Alfabeta

Sulaiman Wahid 2004 Analisis Regresi Menggunakan

SPSS Contoh Kasus amp Pemecahannya

Yogyakarta Andi

Todaro Michael P dan Smith Stephen C 2003

Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga

Jakarta Erlangga

Daftar Rujukan Skripsi

Anggraeani Putri Ajeng Nop 2011 Dampak

Pembangunan Lamongan Plaza Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kelurahan

Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten

Lamongan Skripsi Tidak

DiterbitkanSurabaya Program Strata 1

Universitas Negeri Surabaya

Festy DP Ria 2009 Korelasi Antara Peran Kepala

Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin) Dengan

Kepuasan Kerja Guru Di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Menganti Kabupaten

Gresik Skripsi Tidak DiterbitkanSurabaya

Program Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Yuliati Yuni 2011 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

Dan Demografi Terhadap Status Gizi Balita

Di Kecamatan Bluluk Kecamatan Lamongan

Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya Program

Strata 1 Universitas Negeri Surabaya

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

Daftar Rujukan Dokumen Resmi Pemerintahan

Biro Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

2011 Album Peta Rencana Pemerintah

Kabupaten Ponorogo Surabaya Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa

Timur

Kelurahan Tonatan 2014 Data Profil Kelurahan

Tonatan Tahun 2014 Ponorogo

Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun

2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 2012

Surabaya Badan Perencanaan Pembangunan

Provinsi Jawa Timur

Daftar Rujukan Online

Antara News 2012 Wira Jatim Investasikan Rp150

Miliar Kembangkan Ponorogo (online)

(httpwwwantarajatimcomlihatberita8461

8wira-jatim-investasikan-rp150-miliar-

kembangkan-ponorogo diakses pada 15

September 2014)

BeritaSatu 2013 Ponorogo Bersolek Menuju Kota

Modern (online)

(httpwwwberitasatucomdestinasi140833-

ponorogo-bersolek-menuju-kota-modernhtml

di akses pada 15 September 2014)

Badan Pusat Statistik 2015a Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2013 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Badan Pusat Statistik 2015b Kecamatan Ponorogo

dalam Angka Tahun 2014 (online)

(httpponorogokabbpsgoidhal=publikasi_

detilampid=3170 diakses pada 10 Februari 2015)

Dokumen Bappeda Ponorogo 2014 Analisis Produk

Domestik Regional Bruto Kabupaten

Ponorogo 2014 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodata-

statistikitemdownload79_8564d1faa331169f

2ccc0aee11ad0c35 diakses pada 28 September

2014)

Dokumen Pemerintah Kabupaten Ponorogo 2013 Indeks

Pembangunan Manusia Kabupaten Ponorogo

Tahun 2013 (online)

(bappedaponorogogoid77_46a08

702c3e7abc163baebffc191c6caPDF diakses

pada 28 September 2014)

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Ponorogo 2011 Visi dan

Misi RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun

2010-2015 (online)

(httpbappedaponorogogoidindexphpdata-

infodokumen-

perencanaanitemdownload49_49ecd52e89f0

f953f524553d7f6b341a diakses pada 28

September 2014)

Harian Online Kabar Indonesia 2012 Prokontra Rencana

Pendirian Ponorogo City Centre (online)

(httpwwwkabarindonesiacomberitaphppi

l=26ampjd=Prokontra+Rencana

+Pendirian+Ponorogo+City+Centreampdn=2012

0317071023 diakses pada 2 November 2014)

Izza Nahdliyul 2010 Pengaruh Pasar Modern

Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi

Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap

Perekonomian Pedagang Pasar Desa

Caturtunggal Nologaten Depok Sleman

Yogyakarta) (online) (httpdigilibuin-

sukaacid5595 diakses pada 2 November

2014)

Lensa Indonesia 2013 Diresmikan Ponorogo City

Centre Diharap Percepat Laju Ekonomi

(online)

(httpwwwlensaindonesiacom2013092

7di resmikan-ponorogo-city-centre-diharap-

percepat-laju-ekonomihtml diakses pada 15

September 2014)

Lufti OK Leksamana 2013 Dampak Keberadaan

Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan

(online)(jurnalusuacidindexphp

wsarticledownload21311161 diakses pada

15 September 2014)

Mayangsari Lia 2013 Pengaruh Pemberian Insentif

Terhadap Kinerja Karyawan Di Departemen

Penjualan PT Pusri (online)

(httpwwwgooglecomurlsa=tamprct=jampq=amp

esrc=sampsource=webampcd=9ampcad=rjaampuact=8

ampved=0CE0QFjAIampurl=http3A2F2Fw

wwakademikunsriacid2Fpaper12Fdown

load2Fpaper2FTA_01091401077docampei=

5qbYVKOCL4rg8gXAk4GAAgampusg=AFQjC

NElhOU_mzpvl7vOfkBsCvyfCqfUZAampsig2=

4bRIw6gpsn8AhWyyJe7Zdwampbvm=bv85464

276ddGc diakses pada 8 Februari 2015)

Merdeka Online 2013 Ponorogo Benahi Tampilan

Kotanya Menuju Kota Modern (online)

(httpmerdekaonlinecomberita1-4039-

ponorogo-benahi-tampilan-kotanya-menuju-

kota-modernhtml diakses pada 15 September

2014)

Nurkholis Noviani 2014 Dampak Keberadaan Industri

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Serta Lingkungan Sekitar Industri (online)

(wwwacademiaedu6741131DAMPAK_KEBE

RADAAN_INDUSTRI_TERHADAP_KONDIS

I_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_SER

TA_LINGKUNGAN_SEKITAR_INDUSTRIpd

f diakses pada 17 Januari 2015)

Praditya Ilyas Istianur 2014 15 Kota Pemasok TKI

Terbanyak Ke Luar Negeri (online)

(httpbisnisliputan6comread79751715-

kota-pemasok-tki-terbanyak-ke-luar-negeri

diakses pada 15 September 2014)

Samin Rumzi dkk 2013 Dampak Penambangan

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi

Kepulauan Riau (wwwrisetumrahacidwp-

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)

contentupload201310Dampak-Penambangan-

Terhadap-Kondisi-Sosial-Ekonomi-Masyarakat-

kepripdf diakses pada 17 Januari 2015)

Sindonews 2012 Investasi Ratusan Miliar Masuk

Ponorogo (online) (mokezonecom

read20120514452629050investasi-

ratusan-miliar-masuk-ponorogo diakses pada

26 November 2014)

Suara Pembaruan Memihak Kebenaran 2013 Kota

Ponorogo Bersolek Menuju Kota Modern

(online) (httpspberitasatucomhomekota-

ponorogo-bersolek-menuju-kotamodern

42525 diakses pada 28 September 2014)

Supartoyo Yesi Hendriani dkk 2013 The Economic

Growth And The Regional Characteristics

The Case Of Indonesia (online) (

wwwbigoididpublikasijurnal-

ekonomiPagesBEMP-15-Nomor-1-Juli-

2013aspx diakses pada 2 November 2014)

Susilo Agus dan Taufik (Tanpa Tahun) Dampak

Keberadaan Pasar Modern Terhadap Usaha

Ritel KoperasiWaserda Dan Pasar

Tradisional (online)

(eprintsumkacidDAMPAK_KEBERADA

AN_PASAR_MODERNpdf diakses pada 15

September 2014)

UPI DIGITAL REPOSITORY 2013 Pengaruh

keberadaan mall willtop trade center (WTC)

batanghari terhadap kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat di kota jambi (online) (

wwwrepositoryupiedu8614 diakses pada 11

Maret 2015)

Website Resmi Bappeda Ponorogo 2014 Pembangunan

Ponorogo Dalam Angka

(online)(wwwbappedaponorogogoidindex

phpdata-infodata-statistiki tem137-

ponorogo-dalam-angka-2014 diakses pada 5

Desember 2014)

Yanuardi 2012 Diktat Teori Pembangunan (online) (

staffunyacid diakses pada 2 November 2014)