PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA TERHADAP KESADARAN MORAL PADA REMAJA DI DESA KARANGLO KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011 Oleh : EKA SETYANINGSIH X 6406019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan...

Page 1: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

BANGSA TERHADAP KESADARAN MORAL PADA REMAJA

DI DESA KARANGLO KECAMATAN POLANHARJO

KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2011

Oleh :

EKA SETYANINGSIH

X 6406019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

BANGSA TERHADAP KESADARAN MORAL PADA REMAJA

DI DESA KARANGLO KECAMATAN POLANHARJO

KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2011

Oleh :

EKA SETYANINGSIH

X 6406019

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I

Winarno, S. Pd, M. Si

NIP. 19710813 199720 1 001

Pembimbing II

Drs. Suyatno, M. Pd

NIP. 19470312 198003 1 001

Page 4: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Dr. Triyanto, SH, M. Hum (………………..)

Sekretaris : Moh. Muchtarom, S. Ag, M. SI (………………..)

Anggota I : Winarno, S. Pd, M. Si (………………..)

Anggota II : Drs. Suyatno, M. Pd (………………..)

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan.

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Eka Setyaningsih. PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA TERHADAP KESADARAN MORAL PADA REMAJA DI DESA KARANGLO KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral remaja di desa Karanglo Kabupaten Klaten Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh remaja di desa Karanglo kecamatan Polanharjo, sejumlah 315 remaja. Sampel diambil dengan proportional random sampling sejumlah 63 remaja. Teknik pengumpulan data variabel pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa menggunakan tes dan kesadaran moral menggunakan angket. Teknik analisis data dengan analisis regresi sederhana. Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji linieritas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaran moral remaja di desa Karanglo Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Terbukti dengan hasil rhitung = 0,319. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (N = 63) untuk taraf signifikansi = 5% diperoleh 0,245. Karena rhitung = 0,319 > rtabel = 0,245 maka Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat ditarik kesimpulan pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh positif terhadap kesadaran moral. Sedangkan harga thitung=2,632 dan pada taraf signifikansi 5% dengan N=63 diperoleh ttabel=2,00, karena thitung > ttabel yaitu 2,632 > 2,00 maka koefisien korelasi antara variabel X dengan Y signifikan atau berarti. Besarnya pengaruh pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral adalah 10,2% dan sisanya 89,8% dipengaruhi faktor lain. Untuk memprediksi tinggi rendahnya kesadaran moral jika pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa diubah-ubah maka dapat menggunakan persamaan regresi y = 67.4533 + 0.3050 X

Page 6: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Eka Setyaningsih. THE EFFECT OF KNOWLEDGE ON PANCASILA AS THE NATIONAL IDEOLOGY ON THE MORAL AWARENESS IN THE TEENAGERS OF KARANGLO VILLAGE OF POLANHARJO SUBDISTRICT OF KLATEN REGENCY OF 2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011.

The objective of research is to find out whether or not there is an effect of Knowledge on Pancasila as the National Ideology on the Teenagers’ moral awareness in the of Karanglo Village of Polanharjo Subdistrict of Klaten Regency of 2011.

This research employed a descriptive quantitative method. The population was all teenagers in Karanglo Village of Polanharjo Subdistrict consisting of 315 teenagers. The sample was taken using proportional random sampling, consisting of 63 teenagers. Technique of collecting data used for the knowledge on Pancasila as the National Ideology was test and for moral awareness was questionnaire. Technique of analyzing data used was a simple regression analysis. The analysis prerequisite test in this research employer normality and linearity tests.

Considering the result of research, it can be concluded that: Knowledge on Pancasila as national ideology affects the teenagers’ moral awareness Karanglo Village of Polanharjo Subdistrict of Klaten Regency. It can be seen from the result of rstatistic = 0.319. The result of calculation was then consulted with the rtable (N = 63) at significance level = 5%, yielded 0.245. Because rstatistic = 0.319 > rtable (0.245), Ho is not supported and Ha is supported, so that it can be concluded that the knowledge on Pancasila as the National Ideology affects positively the moral awareness. Meanwhile the tstatistic = 2.632 and at significance level 5% with N = 63, it is obtained ttable = 2.00, because tstatistic > t table of 2.632 > 2.00, therefore the correlation coefficient between variable X and Y is significant. The size of effect of Knowledge on Pancasila as the national ideology on moral awareness is 10.2% and the rest of 89.8% is affected by other factor. To predict the level of moral awareness if the national ideology is changed, the regression equation y = 67.4533 + 0.3050 X is used.

Page 7: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Aristoteles mengajarkan, manusia tidak menjadi bermoral dan bijak dengan

sendirinya. Kalaupun akhirnya mereka bermoral dan bijak, itu berkat usaha

sepanjang hidup yang dilakukan mereka sendiri dan masyarakat.

(-Jon Moline)

Page 8: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

� Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan

segalanya, semoga Allah SWT memberikan

kebaikan dan kemuliaan di dunia dan akhirat

� Adik Agung tersayang yang selalu membantu

kakak

� Arief Hidayat tersayang yang selalu memberikan

semangat dan motivasi

� Sahabat-sahabat: Nana, Intan, Aseh, Arum, Maya,

Elisa, Rini

� Teman-teman PPKn angkatan 2006

� Almamater

Page 9: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi

sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-

kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,

disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini

2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini

3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin

penelitian guna menyusun skripsi ini.

4. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi

5. Dr. Sri Haryati, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk menyusun

skripsi

6. Winarno, S.Pd, M.Si, Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

7. Drs. Suyatno, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini

8. Moh. Hendri Nuryadi, S.Pd, Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan serta pengarahan

9. Yudi Kusnandar, S.E, Kepala Desa Karanglo yang telah memberikan ijin Try

Out/ Reseacrh di Desa Karanglo Kec. Polanharjo Kab. Klaten

Page 10: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Segenap Bapak/ Ibu dosen Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis.

Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan juga dunia pragmatika.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 11: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................... i

PENGAJUAN ........................................................................................... ii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... .. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7

D. Perumusan Masalah.......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian............................................................................ 8

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

1. Tinjauan tentang Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa ............................................................................. 9

a. Pengertian Pemahaman ......................................................... 9

b. Pengertian Pancasila .............................................................. 9

c. Pengertian Pandangan Hidup Bangsa ................................... 16

d. Definisi Konseptual Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa ..................................................... 18

Page 12: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

e. Definisi Operasional Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa .................................................... 19

2. Tinjauan tentang Kesadaran Moral .......................................... 19

a. Pengertian Kesadaran ......................................................... 19

b. Pengertian Moral ................................................................. 22

c. Pengertian Kesadaran Moral ............................................... 32

d. Teori Kesadaran Moral ........................................................ 35

e. Definisi Konseptual Kesadaran Moral ................................. 40

f. Definisi Operasional Kesadaran Moral ............................... 40

3. Pengaruh Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa Terhadap Kesadaran Moral ......................................... 40

B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 42

C. Hipotesis .......................................................................................... 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 44

B. Metode Penelitian ............................................................................. 45

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 46

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 49

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ........................................................................... 66

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 69

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 70

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................... 73

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 77

B. Implikasi .................................................................................... 77

C. Saran ......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 79

LAMPIRAN .............................................................................................. 83

Page 13: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 44

Tabel 2 Jumlah Sampel Setiap Kelas ....................................................... 49

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa (X) ....................................................................... 67

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kesadaran Moral (Y) ................................. 68

Page 14: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir ......................................................... 42

Gambar 2 Histogram Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa (X) ................................................................................ 67

Gambar 3 Histogram Kesadaran Moral (Y) .............................................. 69

Gambar 4 Persamaan Garis Regresi Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa Terhadap Kesadaran Moral ............ 72

Page 15: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel.......................................................................... 83

Lampiran 2 Daftar Remaja Try Out ............................................................. 84

Lampiran 3 Kisi-Kisi Ujicoba Tes Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa ....................................................... 85

Lampiran 4 Lembar Ujicoba Tes Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa ........................................................ 86

Lampiran 5 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda dan Indeks

Kesukaran Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa ........................................................................... 93

Lampiran 6 Kisi-Kisi Penelitian Tes Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa ........................................................ 95

Lampiran 7 Lembar Penelitan Tes Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa ........................................................ 96

Lampiran 8 Contoh Perhitungan Uji Validitas Tes ................................... 103

Lampiran 9 Contoh Penghitungan Uji Reliabilitas Tes ............................. 105

Lampiran 10 Contoh Penghitungan Indeks Kesukaran ................................. 106

Lampiran 11 Contoh Penghitungan Daya Beda ............................................ 107

Lampiran 12 Kisi-Kisi Ujicoba Angket Kesadaran Moral ............................ 108

Lampiran 13 Lembar Ujicoba Angket Kesadaran Moral .............................. 109

Lampiran 14 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kesadaran Moral .......... 114

Lampiran 15 Kisi-Kisi Penelitian Angket Kesadaran Moral ......................... 116

Lampiran 16 Lembar Penelitian Angket Kesadaran Moral ........................... 117

Lampiran 17 Contoh Penghitungan Uji Validitas Angket ............................. 121

Lampiran 18 Contoh Penghitungan Reliabilitas Angket ............................... 123

Lampiran 19 Rekapitulasi Data ..................................................................... 125

Lampiran 20 Uji Normalitas Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa ........................................................................... 126

Lampiran 21 Uji Normalitas Kesadaran Moral ............................................. 128

Page 16: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 22 Uji Linieritas Variabel X Terhadap Y ...................................... 131

Lampiran 23 Uji Korelasi Variabel X terhadap Y ......................................... 136

Lampiran 24 Penghitungan Uji Keberartian Koefisien Korelasi ................... 137

Lampiran 25 Penghitungan Koefisien Determinasi ....................................... 138

Lampiran 26 Penghitungan Persamaan Garis Regresi Variabel X terhadap

Variabel Y ................................................................................ 139

Lampiran 27 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ........................................ 140

Lampiran 28 Tabel Distribusi t ...................................................................... 141

Lampiran 29 Tabel Nilai Kritik Uji Liliefors ................................................ 142

Lampiran 30 Tabel Distribusi F ..................................................................... 143

Lampiran 31 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan

FKIP UNS ................................................................................ 145

Lampiran 32 Surat Keputusan Dekan FKIP UNS Tentang Penyusunan

Skripsi ...................................................................................... 146

Lampiran 33 Surat Permohonan Ijin Try Out/ Research Kepada Rektor

UNS .......................................................................................... 147

Lampiran 34 Surat Permohonan Ijin Try Out/ Research Kepada Kepala

Desa Karanglo .......................................................................... 148

Lampiran 35 Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian Kepada Bupati

Kabupaten Klaten ..................................................................... 149

Lampiran 36 Surat Rekomendasi Research/ Survey dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten ........... 150

Lampiran 37 Surat Keterangan Telah Melakukan Try Out/ Research dari

Desa Karanglo Kec. Polanharjo Kab. Klaten ........................... 151

Page 17: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup

yang dijadikan acuan di dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga dengan

bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, sikap hidup yang diyakini

kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam

sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia

sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia

maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita

moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan

rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Pancasila di samping merupakan cita-cita moral bagi bangsa Indonesia,

juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila sebagaimana termuat

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan bersama

bangsa Indonesia yang pada waktu itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila

merupakan kesepakatan bersama seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila

sudah seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi.

Negara kebangsaan Indonesia terbentuk atas perjuangan rakyat Indonesia

dan upaya besar founding fathers, tanpa kenal lelah keluar masuk penjara

memantapkan rasa kebangsaan Indonesia dan berjuang demi terwujudnya Negara

yang merdeka. Tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah Yang Maha

Esa, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan. Sejarah telah mengungkapkan

bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan

hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan

lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan

makmur. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar

negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,

Page 18: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang

mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila

itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga

negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan

dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Menurut Oppenheim-Lauterpacht (2010) mengatakan syarat terbentuknya

negara adalah unsur pembentuk negara atau konstitutif yaitu wilayah, rakyat,

pemerintah yang berdaulat. Sedangkan unsur deklaratif yaitu pengakuan oleh

negara lain. (http://princegryffindor.blogspot.com/2010/10/syarat-syarat-

terbentuknya-negara.html). Sedangkan menurut pendapat Soehino (2001: 7)

mengatakan bahwa : ”syarat terbentuknya negara antara lain: adanya daerah, ada

rakyatnya dan adanya pemerintah yang berdaulat”.

Melalui momentum proklamasi kemerdekaan syarat tersebut sudah dapat

terpenuhi. Dapat dikatakan, Indonesia menjadi negara yang merdeka dan

selanjutnya untuk mewujudkan pemerintah yang formal, Indonesia memerlukan

suatu konstitusi. Sementara itu Sri Soemantri sebagaimana dikutip Azra (2003:

90) berpendapat bahwa “konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu

bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara”. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa konstitusi memuat aturan-aturan

pokok mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya sebuah negara.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato di depan BPUPKI

menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia Merdeka yang

dinamakan Pancasila. Dan tepat pada tanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945

ditetapkan sebagai konstitusi tertulis Indonesia. UUD 1945 memuat mengenai

prinsip dasar Negara Indonesia, salah satunya mengenai Pancasila sebagai dasar

negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4. Pancasila

merupakan sublimasi nilai-nilai budaya yang menyatukan masyarakat Indonesia

yang beragam suku, ras, bahasa, agama, pulau, menjadi bangsa yang satu. Nilai-

Page 19: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan jiwa kepribadian, dan

pandangan hidup masyarakat di wilayah nusantara sejak dahulu.

Menurut pendapat Darmodiharjo dkk (1988: 16) bahwa : “Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa adalah Pancasila digunakan sebagai penunjuk

arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang”.

Jadi semua tingkah laku dan tindak atau perbuatan setiap manusia Indonesia harus

dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.

Sejarah telah membuktikan bahwa nilai materiil Pancasila merupakan

sumber kekuatan bagi perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila

merupakan pengikat sekaligus pendorong dalam usaha menegakkan dan

memperjuangkan kemerdekaan. Uraian tersebut memberikan bukti bahwa nilai-

nilai materiil Pancasila sesuai dengan kepribadian dan keinginan Bangsa

Indonesia.

Bagi Bangsa Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan perilaku moral

secara optimal, salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas adalah melalui pendidikan. Menurut Kevin Carmady and Zane Berge

(2005: 3) “Education can be defined as an activity undertaken or initatied to effect

changes in knowledge, skill, and attitude of individuals, groups, and

communities”. Artinya pendidikan itu dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang

dilakukan untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan

sikap dari individu , kelompok, dan komunitas. Dengan demikian, melalui

pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya yang

dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya membangun sektor pendidikan

secara terencana, terarah dan bertahap serta terpadu dengan keseluruhan

pembangunan kehidupan bangsa baik ekonomi ilmu pengetahuan dan teknologi,

sosial maupun budaya. Menurut Robert A. Wilkins (1989) “ Education is very

influential on the development of a country in all aspect, bith on economic, social,

political, cultural, defense security, technology anda others aspect”. Artinya

bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu negara

Page 20: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan keamanan,

tekhnologi dan aspek lainnya.

Pesatnya pembangunan dan masuknya era globalisasi membawa dampak

yang harus dihadapi Bangsa Indonesia, baik dampak positif maupun yang bersifat

negatif. Salah satu dampak negatif globalisasi adalah memberikan konsekuensi

masuknya dan meleburnya budaya asing pada budaya Indonesia, padahal budaya

tersebut belum tentu sesuai dengan jati diri Bangsa Indonesia. Dan dampak positif

globalisasi adalah adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai

dan sikap seseorang yang irasional menjadi rasional. (http://m.cybermq_Affandi

Kusuma.com/2010/05/dampak-globalisasi.html).

Dengan masuknya era globalisasi semacam ini, remaja menjadi objek yang

paling rawan sebagai tempat perkembangan globalisasi dan pengaruh globalisasi

terhadap remaja yang begitu kuat membuat banyak remaja kehilangan kepribadian

diri sehingga kesadaran moral dalam diri remaja menjadi hilang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa remaja membutuhkan pembinaan moral,

sikap dan perilaku agar nantinya tidak terseret arus yang menyesatkan perbuatan

remaja. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri remaja diharapkan

remaja nantinya dapat bersikap dan berperilaku yang bermoral, tidak hanya

mengetahui norma-norma yang ada dalam masyarakat, tetapi juga pelaksanaannya

dalam kehidupan sehari-hari dan bertindak sadar akan moral. Dengan penanaman

nilai-nilai Pancasila tersebut dapat membekali remaja dengan moral baik, dapat

dikatakan seorang individu yang tingkah lakunya menaati kaidah-kaidah yang

berlaku disebut baik secara moral dan jika tidak disebut jelek secara moral.

Kenyataan yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya remaja yang

melanggar nilai-nilai moral seperti perilaku-perilaku penyimpangan yakni

banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para remaja di Desa Karanglo seperti

bermain kartu di posko dusun (berjudi), minum-minuman keras, mencuri, tawuran

antar dusun dan berkelahi. Kemudian data dari Polsek Polanharjo yang

menunjukkan tingkat kenakalan remaja yang kebanyakan disebabkan karena

tindak pencurian. Yaitu pada tahun 2008 sampai 2009 terdapat kurang lebih 14

kasus yang dilakukan oleh para remaja terutama disebabkan karena tindak

Page 21: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pencurian. Dikarenakan dalam hal ini kesadaran moral remaja masih rendah.

Sesungguhnya dengan pemahaman Pancasila yang diberikan kepada remaja harus

cukup sehingga mampu membekali remaja dalam melakukan perbuatan moral tapi

kenyataannya kesadaran moral remaja di Desa Karanglo masih rendah yang dapat

dilihat dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh remaja di Desa

Karanglo tersebut. Seharusnya dengan penanaman nilai-nilai Pancasila yang

diberikan kepada remaja, remaja memiliki kesadaran tentang moral sehingga

dapat membuat remaja sadar akan perbuatan moralnya. Kesadaran akan moral dari

para remaja sangat diperlukan demi terciptanya kehidupan yang aman, damai dan

tenteram.

Sesuai dengan pendapat Winarno (2006: 9)bahwa “kesadaran moral adalah

kesadaran dalam diri manusia bahwa tindakannya itu didasarkan atas rasa wajib,

suka rela tanpa paksaan dan keluar dari pribadinya”.

Pendapat lain diungkapkan oleh Wizanies (2007) bahwa kesadaran moral

adalah “perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang

bermoral”.(http/wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html).

Menurut Taufik Abdullah dan A. C. Van Der Leeden (1986: 156) bahwa

”bertindak secara moral berarti menaati suatu norma”. Seperti diketahui bahwa

nilai, norma, dan moral merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kaitannya

dengan upaya perwujudan nilai kemanusiaan, nilai merupakan landasan dari

norma, selanjutnya norma menjadi dasar penuntun dari moralitas manusia yaitu

sikap dan perbuatan yang baik.

Nilai, norma dan moral merupakan satu kesatuan yang utuh dalam

kaitannya dengan upaya perwujudan nilai kemanusiaan, serta dalam hubungan

antar umat manusia. Nilai merupakan landasan dari norma, selanjutnya norma

menjadi dasar penuntun dari moral atau sikap dan perbuatan yang baik.

(Muhson,2002,http://journal.um.ac.id/index.php/ppkn/article/view/1716).

Terjadinya perilaku menyimpang remaja serta lunturnya rasa hormat

generasi muda terhadap generasi tua, merupakan indikasi menurunnya

pemahaman dan pengalaman nilai-nilai budaya yang terumuskan menjadi

Pancasila. Menyimak kondisi demikian, tidaklah bijaksana menumpukan

Page 22: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kesalahan pada pemerintah ataupun pihak-pihak terkait. Lebih bijaksana jika

terlebih dahulu mengkaji kondisi remaja dan problematika di dalamnya.

Remaja sebetulnya dapat dikatakan tidak memiliki tempat yang jelas,

mereka tidak termasuk dalam golongan anak-anak dan belum dapat diterima ke

dalam golongan orang dewasa. Remaja berada di antara anak dan orang dewasa.

Piaget sebagaimana dikutip oleh Ali dan Mohammad (2004: 9) menjelaskan

bahwa “Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam

masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada

dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak

sejajar”. Masa remaja ini merupakan masa pencarian jati diri, pada masa itu para

remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri.

Penanaman kesadaran moral pada hakekatnya merupakan penanaman

nilai-nilai Pancasila, karenanya perlu diberikan pada remaja sebagai warga negara.

Menurut Willis (1981: 83) “Pembinaan mental ideologi Pancasila dimaksudkan

agar anak -anak nakal atau menyimpang itu memahami sila-sila dari idiologi

negara kita yakni Pancasila. Dan mengusahakan agar dapat melatih kebiasaan

hidup berpancasila di lingkungan mereka”.

Menurut Shigeo Nishimura (1995) “Pancasila, in its realization, may not

contradict the norms of religion, law, ethics and morals. Pancasila is a

crystallization and essence of Indonesian identity: culture, religion, ethics and

morals, democracy and social”. (http://jsse.org.com/The-Development-of-

Pancasila-Moral-Education-in-Indonesia.html). Artinya Pancasila dalam

realisasinya, tidak mungkin bertentangan dengan norma-norma agama, hukum,

etika dan moral. Pancasila merupakan suatu kristalisasi dan esensi dari identitas

Indonesia: budaya, agama, etika dan moral, demokrasi dan sosial.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di

atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral

pada remaja.

Page 23: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka peneliti

dapat mengidentifikasikan permasalahan yang terkait sebagai berikut:

1. Kesadaran moral remaja rendah dengan ditemukan adanya remaja yang

melanggar nilai-nilai moral seperti perilaku-perilaku penyimpangan yakni

banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para remaja di Desa Karanglo

seperti bermain kartu di posko dusun (berjudi), minum-minuman keras,

mencuri, tawuran antar dusun dan berkelahi.

2. Masih kurangnya pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila yang dimiliki

remaja.

3. Rendahnya pemahaman nilai-nilai Pancasila diasumsikan berkaitan dengan

rendahnya kesadaran moral remaja.

4. Kurangnya pengetahuan pada remaja tentang pengamalan nilai-nilai luhur

yang terkandung dalam Pancasila.

5. Derasnya arus globalisasi memungkinkan pengaruh negatif terhadap moral

dan perilaku remaja.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan memperhatikan permasalahan yang

ada, selanjutnya akan dilakukan pembatasan masalah agar lebih terfokus sehingga

apa yang diteliti lebih jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari.maka peneliti

membatasi masalah yaitu: Rendahnya pemahaman nilai-nilai Pancasila yang

diasumsikan berkaitan dengan rendahnya kesadaran moral remaja.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: “Adakah pengaruh

positif dan signifikan dari pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

terhadap kesadaran moral pada remaja di Desa Karanglo Kecamatan Polanharjo

Kabupaten Klaten Tahun 2011 ?”.

Page 24: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok mengkaji masalah yang akan

diteliti sehingga dapat dikerjakan secara terpusat dan terarah, baik dalam mencari

data sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa

Karanglo kecamatan Polanharjo kabupaten Klaten Tahun 2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

teoritir maupun secara praktis :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan konsep keilmuan mengenai pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran

moral pada remaja.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

penelitian yang sejenis pada waktu mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya pengaruh pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup terhadap kesadaran moral pada remaja

secara optimal.

b. Sebagai calon pendidik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan,

pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditrasformasikan pada

peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

c. Sebagai acuan bagi calon pendidik untuk memperhatikan kemampuan belajar

anak didiknya.

Page 25: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata ”paham” yang artinya mengerti benar dalam

suatu hal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia DEPDIKBUD (1991: 714)

“Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan”.

Definisi lain dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 134)

mengatakan bahwa,” Pemahaman adalah mempertahankan, memperluas,

menyimpulkan, menggeneralisasi, memberi contoh, menuliskan kembali,

memperkirakan”. Dengan pemahaman diharapkan seseorang dapat membuktikan

bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta dan konsep dari

suatu bahan yang telah dipelajarinya.

Kemudian pengertian pemahaman menurut Benyamin S Bloom yang

dikutip oleh Sumadi Suryabrata (1998: 47) mengemukakan bahwa, ”Pemahaman

adalah kemampuan untuk menangkap arti dari suatu bahan yang telah terlihat

antara lain dalam kemampuan seseorang menafsirkan, informasi, meramalkan

akibat suatu peristiwa dan kemampuan lain sejenisnya”.

Berdasarkan uraian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti dari sesuatu pendapat yang

telah dipelajari yang terlibat antara lain dalam kemampuan seseorang, menafsirkan

informasi, meramalkan akibat satu peristiwa dan kemampuan sejenis.

b. Pengertian Pancasila

1) Pancasila Dari Segi Etimologi

Pengertian Pancasila secara etimologi menurut Effendi (1993: 2)

mengatakan bahwa:

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) yang berasal dari kata Panca berarti lima dan Sila atau Syila berarti batu sendi yang lima jumlahnya. Atau Panca berarti lima dan Sila atau Syiila (dengan i panjang) berarti aturan tingkah laku

Page 26: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang baik, seperti dalam bahasa Indonesia susila atau tingkah laku manusia yang baik.

Menurut Yamin dalam Kaelan (2001: 21) bahwa,“Kata Pancasila yang

dimaksud adalah istilah Panca Syila dengan vokal i pendek yang berarti dasar

yang memiliki lima unsur dan Panca Syiila dengan vokal i panjang yang

berarti lima aturan tingkah laku yang penting”. Sedangkan Zainal Abidin

dalam Kaelan (2001: 21) mengatakan bahwa:

Pancasila terdapat dalam kepustakaan Budha di India dan dalam ajaran Budha tersebut terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila. Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle) yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa atau awam. Pancasyiila yang berisi lima larangan atau pantangan itu adalah larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta dan larangan minum-minuman keras.

Menurut Notonegoro (1987: 1) bahwa, “Pancasila sebagai perkataan

adalah suatu sebutan, suatu istilah untuk memberi nama kepada dasar filsafat

atau dasar kerokhanian negara kita”. Kemudian menurut Darji (1984: 23)

mengemukakan bahwa, “Pancasila berarti lima dasar atau lima asas, adalah

nama daripada dasar Negara Republik Indonesia”.

Pancasila dikenal sejak jaman Majapahit yang terdapat dalam buku

Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular.

Dan dalam buku Sutasoma istilah Pancasila disamping mempunyai arti

berbatu sendi yang lima (dari bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti

“Pelaksanaan Kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu tidak boleh

melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak

boleh berbohong, tidak boleh mabuk minuman keras.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari

segi etimologi istilah Pancasila mempunyai dua arti. Pancasila yang berasal

dari Panca Syila dengan vokal i pendek berarti berbatu sendi yang jumlahnya

lima dan Pancasila tersebut merupakan dasar yang memiliki lima unsur.

Sedangkan Panca Syiila dengan vokal i panjang dengan huruf dewanagari

Page 27: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang berarti lima aturan tingkah laku manusia yaitu tidak boleh melakukan

kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh

berbohong dan tidak boleh mabuk. Jadi Pancasila mengandung lima nilai etik

sebagai aturan tingkah laku manusia baik dalam kehidupan bermasyarakat

yang telah ada dan dikenal dalam budaya kehidupan bangsa nusantara sejak

dahulu.

2) Pancasila Dari Segi Historis

Menurut Kaelan (2001: 23-25), ”Pancasila secara historis dalam

sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang akan

diterapkan. Secara historis proses perumusan Pancasila adalah:

a) Mr. Muhammad Yamin

Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin berpidato

mengusulkan lima asas dasar negara sebagai berikut :

(1) Peri Kebangsaan

(2) Peri Kemanusiaan

(3) Peri Ketuhanan

(4) Peri Kerakyatan

(5) Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara tertulis

mengenai rancangan UUD RI yang di dalamnya tercantum rumusan lima

asas dasar negara sebagai berikut :

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa

(2) Kebangsaan persatuan Indonesia

(3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b) Mr. Soepomo

Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengusulkan

lima dasar negara sebagai berikut :

(1) Persatuan

Page 28: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(2) Kekeluargaan

(3) Keseimbangan lahir dan bathin

(4) Musyawarah

(5) Keadilan rakyat

c) Ir. Soekarno

Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno

mengusulkan dasar negara yang disebut dengan nama Pancasila secara

lisan/tanpa teks sebagai berikut :

(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan

(3) Mufakat atau Demokrasi

(4) Kesejahteraan Sosial

(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas menjadi

Tri Sila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan Internasionalisme), Sosio

Demokrasi (Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang

Maha Esa. Adapun Tri Sila masih diperas lagi menjadi Eka Sila yang

intinya adalah “gotong royong”.

d) Piagam Jakarta

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota

BPUPKI (Panitia Sembilan) yang menghasilkan “Piagam Jakarta” dan

didalamnya termuat Pancasila dengan rumusan sebagai berikut:

(1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sya’riat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya.

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

(3) Persatuan Indonesia.

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Page 29: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari

segi historis Pancasila diawali dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei

1945 yang membahas tentang rumusan dasar Negara Indonesia. Dan

terpilihlah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad

Yamin, Soepomo dan Soekarno. Kemudian pada akhirnya Pancasila

merupakan nama dari lima dasar Negara indonesia yang diusulkan berkenaan

dengan permasalahan disekitar dasar Negara Indonesia merdeka. Dan untuk

pertama kalinya pemikiran tentang Pancasila baik dalam pengertian nama

maupun dalam pengertian isinya secara ekplisit dan terurai dicetuskan dan

tercatat di dalam sejarah

3) Pancasila Dari Segi Terminologi

Pancasila secara terminologi menurut Daman (1995 : 4), bahwa

“Pancasila sekarang ini yaitu nama Dasar Negara Republik Indonesia”.

Menurut Effendy (1993 : 4), bahwa “Pancasila adalah lima dasar Negara

yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945”. Berdasar pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa dilihat dari segi terminologi , istilah Pancasila

dimaksudkan sebagai nama lima dasar Negara Republik Indonesia

sebagaimana dicantumkan dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.

a) Kedudukan dan Fungsi Pancasila

Pembahasan fungsi Pancasila sebenarnya berkaitan erat dengan

persoalan apa peranan Pancasila dalam dan bagi kehidupan bangsa

Indonesia, sehingga didalamnya terkait pula mengenai kedudukan

Pancasila.

Kaelan (2001: 194) menyatakan bahwa : “Pancasila adalah sebagai

pandangan hidup bangsa dan sebagai ideologi negara Indonesia.” Adapun

penjelasannya sebagai berikut:

(1) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Menurut Darmodiharjo dalam Kaelan (2001: 195) bahwa,

“manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dalam perjuangan

dalam mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa

Page 30: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung sebagai pandangan

hidup”.

Pandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai

luhur adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu

sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik

untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antara

manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terkandung konsep

dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan terkandung dasar

pikiran yang terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang

baik, oleh karena Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam

masyarakat indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung

tinggi oleh warganya karena Pancasila berakar pada budaya dan

pandangan hidup masyarakat. Dengan demikian pandangan hidup

Pancasila bagi bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tersebut

harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh

mematikan keanekaragamannya.

Sebagai inti sari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka

Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan

pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur

dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Dari uraian mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa tersebut dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki

kedudukan sebagai cita-cita dan pandangan hidup Bangsa dan Negara

Republik Indonesia dan Pancasila memiliki fungsi sebagai dasar

Republik Indonesia.

(2) Pancasila sebagai Ideologi Negara (Dasar Negara RI)

Pancasila sebagai dasar negara RI, sering juga pengertian ini

disebut dengan istilah ideologi Negara. Menurut Daman (1995: 9),

Page 31: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

“Pancasila dipergunakan sebagai dasar Negara mengatur

pemerintahan Negara atau digunakan sebagai dasar untuk mengatur

penyelenggaraan Negara”.

Menurut Notonegoro yang dikutip oleh Daman (1995: 10),

“Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai kedudukan istimewa

dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia yaitu

merupakan pokok kaidah Negara yang fundamental”. Sebagai pokok

kaidah Negara yang fundamental, Pancasila menjadi sumber dari

UUD 1945 dan harus dijadikan landasan dalam menetapkan

peraturan-peraturan kebijakan politik harus dijiwai dan berdasar pada

Pancasila.

Menurut Kaelan (2001 : 198), “Ideologi Negara sering disebut

dasar filsafat Negara”. Pancasila merupakan suatu nilai serta norma

untuk mengatur pemerintahan negara, konsekwensinya seluruh

pelaksanaan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan

perundang-undangan termasuk proses reformasi dijabarkan dari nilai-

nilai Pancasila, maka Pancasila merupakan sumber dari segala sumber

hukum. Pancasila merupakan kaidah hukum negara yang secara

konstitusional mengatur negara RI beserta seluruh unsur-unsurnya

(rakyat, wilayah, pemerintahan). Pancasila merupakan suatu azas

kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum

sehingga merupakan sumber nilai, norma serta kaidah baik moral

maupun hukum negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara

Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kedudukan Pancasila sebagai ideologi Negara (dasar Negara)

merupakan fungsi pokok. Penjabaran fungsi pokok Pancasila sebagai

dasar Negara tersebut dituangkan dalam UUD 1945 yang merupakan

tafsir resmi dan Pancasila sebagai dasar Negara.

Page 32: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Pengertian Pandangan Hidup Bangsa

Menurut Djamal (1984 : 11), bahwa “Pandangan hidup adalah sebagai

landasan berpijak seseorang untuk menempuh kehidupan”. Menurut Kansil &

Kansil (2005 : 65) bahwa,”Pandangan hidup suatu bangsa adalah intisari

(kristalisasi) dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu dan diyakini kebenarannya,

yang berdasar pengalaman sejarah yang telah menimbulkan tekad pada bangsa itu

untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari”.

Menurut Darmodiharjo dkk (1988 : 16), “Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa adalah pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan

atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang”.

Menurut Daman (1995 : 16), secara materiil Pancasila sebagai pandangan

hidup berisi:

Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia. Didalamnya berisi atau mengandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dianggap baik, sesuai dengan nilai yang dimiliki. Nilai-nilai yang dimaksud telah dimurnikan dan dipadatkan dalam lima dasar atau lima sila.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa adalah semua tingkah laku dan tindak atau perbuatan

setiap manusia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.

Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang

merupakan tolok ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat

mendasar dan abadi dalam hidup manusia,seperti cita-cita yang hendak dicapai

dalam hidup manusia. Pandangan hidup yang merupakan kesatuan nilai-nilai

luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu

sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata

kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat

serta alam sekitar.

1) Landasan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Daman (1995 : 88) mengemukakan tentang landasan Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa bahwa:

Page 33: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Landasan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dapat diketemukan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan staatsfundamental norm yang mempunyai kedudukan tersendiri dan lebih tinggi dari pasal-pasal UUD 1945 itu sendiri. Pembukaan UUD 1945 merupakan penuangan dari jiwa proklamasi yang tidak lain adalah jiwa Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Makna pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan Pancasila

sebagai pandangan hidup terdapat pada alinea kesatu, alina kedua dan alinea

ketiga.

a) Alinea pertama

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak

sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

b) Alinea kedua

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat

Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

c) Alinea ketiga

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan

didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang

bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

UUD 1945 ini adalah untuk dasar-dasar pembentukan pemerintahan

Negara Indonesia dalam melaksanakan tujuan Negara. Apabila diperhatikan

ketiga alinea tersebut diatas, maka tampaklah bahwa maknanya merupakan

pancaran dari Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Dengan

dicantumkan didalam Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperoleh

kedudukan yang kuat sebagai norma dasar dari hukum obyektif yang

memadukan semua asas-asas dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang

mempunyai kekuatan mengikat dan menimbulkan kewajiban untuk

mewujudkannya.

Page 34: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Cakupan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai weltanchauung selalu merupakan suatu kesatuan,

tidak dapat dipisah-pisahkan antara sila satu dengan sila yang lain. Pancasila

yang harus dihayati adalah Pancasila sebagaimana tercantum didalam

pembukaan UUD 1945. Menurut Darmodiharjo dkk (1988: 16), cakupan

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah sebagai berikut:

a) Jiwa keagamaan Jiwa keagamaan yang terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak

atau perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia (sebagai manifestasi atau perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa).

b) Jiwa yang berperikemanusiaan Jiwa yang berperikemanusiaan yang terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap luhur seluruh bangsa Indonesia (sebagai manifestasi atau perwujudan sila kemanusiaan yang adil dan beradab).

c) Jiwa kebangsaan Jiwa kebangsaan yang terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia (sebagai manifestasi atau perwujudan sila persatuan Indonesia).

d) Jiwa kerakyatan Jiwa kerakyatan yang terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa Indonesia (sebagai manifestasi atau perwujudan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan).

e) Jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial Jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial yang terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak atau perbuatan serta sikap hidup seluruh bangsa indonesia (sebagai manifestasi atau perwujudan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia).

d. Definisi Konseptual Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa

Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah

kemampuan seseorang untuk menangkap arti dari Pancasila yang dipahami

sebagai lima nilai etik yang mengatur tingkah laku manusia dan mencakup sila-

sila Pancasila sebagai pandangan hidup yang meliputi pemahaman mengenai

makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pandangan hidup, pemahaman

makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai pandangan hidup,

pemahaman makna sila Persatuan Indonesia sebagai pandangan hidup,

Page 35: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pemahaman makna sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan sebagai pandangan hidup, pemahaman makna

sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai pandangan hidup.

e. Definisi Operasional Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa

Adapun definisi operasional dari pemahaman Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa adalah:

a) Jiwa keagamaan

b) Jiwa yang berperikemanusiaan

c) Jiwa kebangsaan

d) Jiwa kerakyatan

e) Jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial

2. Tinjauan Tentang Kesadaran Moral

a. Pengertian Kesadaran

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 267) “Sadar berarti insaf,

merasa, tahu dan mengerti”. Dalam kamus Inggris-Indonesia (1997: 48) “aware

yang berarti tahu, insaf”. Untuk menunjukkan kesadaran, dalam bahasa Latin dan

bahasa- bahasa yang diturunkan dari padanya, dipakai kata conscientia. Kata itu

berasal dari kata kerja scire (mengetahui) dan awalan con- (bersama dengan,

turut). Dengan demikian conscientia sebenarnya berarti “turut mengetahui” (K.

Bertens. 2007: 53). Kata conscientia yang sama dalam bahasa Latin( dan bahasa-

bahasa yang disempurnakan dengannya) digunakan untuk menunjukkan “hati

nurani”. Hati nurani merupakan semacam “sanksi” tentang perbuatan- perbuatan

moral kita. Kenyataan itu di ungkapkan dengan baik melalui kata latin

conscientia.

Dengan “hati nurani” kita maksudkan penghayatan tentang baik atau buruk

berhubungan dengan tingkah laku konkkret kita. Hati nurani ini memerintahkan

atau melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak berbicara

tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret . tidak

mengikuti hati nurani ini berarti menghancurkan intergritas pribadi kita dan

Page 36: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan

bahwa manusia mempunyai kesadaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hati nurani

mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. Hati nurani adalah norma

terakhir untuk perbuatan- perbuatan kita, putusan hati nurani adalah norma moral

yang subjektif bagi tingkah laku kita. Bahwa tidak pernah kita boleh bertindak

bertentangan denagn hati nurani karena hati nurani harus selalu diikuti, tetapi

manusia wajib juga mengembangkan hati nurani dan seluruh kepribadian etisnya

sampai menjadi matang dan seimbang. ”Untuk dapat menilai bahwa sesuatu

perbuatan itu baik atau buruk, tentu ia harus tahu nama perbuatan baik dan mana

perbuatan buruk. Hal tau bahwa suatu perbuatan itu baik atau buruk disebut

kesadaran etis atau kesadaran moral. Kesadaran etis itu potensial pada manusia”

(Salam Burhanuddin, 2004: 82).

Menurut P. Freire ada 4 fase kesadaran sebagai suatu proses penyadaran

yang mengarah pada konsep pembebasan dinamis dan kemanusiaan yang

seutuhnya (http://upk fi itb.ac.id) yaitu:

1) Kesadaran Magis atau Semi Intransitif

Orang-orang pada tingkat kesadaran semi intransitif tidak dapat

menangkap masalah-masalah diluar pengertian kebutuhan biologis. Perhatian

mereka hampir seluruhnya terpusat pada cara bertahan hidup mereka tidak

memiliki sense of life dalam pengertian yang lebih historis. Hanya dalam

pengertian ini kesadaran semi intransitive bisa mengetahui bagaimana

manusia terpisah dari eksistensinya. Keterpisahan ini menghalangi mereka

mengetahui fakta-fakta yang ada.

Kesadaran magis dapat menangkap fakta-fakta dan kemudian

menyerahkannya kepada penguasa yang akan mengendalikan kesadaran

mereka dan harus dipatuhi. Mereka cenderung mengharapkan penjelasan dari

yang berkuasa dan menganggap semua itu memang demikian adanya,

sehingga mereka cenderung menyadarkan penjelasan kekuatan diluar mereka

(penguasa, nasib, keberuntungan, waktu dan Tuhan).

Page 37: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Kesadaran Naif atau Transitif

Perubahan dari kesadaran magis ke naif adalah perubahan dari

penyesuaian diri dengan fakta yang tak terelakkan ke kondisi yang

pembaharuan penyelenggaraan individu suatu sistem yang keras. Kesadaran

transitif di tandai dengan penyederhanaan masalah, penjelasan yang fantastis

dan argumentasi yang rapuh. Mereka menyederhanakan masalah dengan

menempatkan pada individu bukan pada sistem itu sendiri. Ada

kecenderungan kuat untuk berkelompok, berpolemik dari pada berdialog.

Mereka berkumpul untuk mencari kesenangan bersama dan lari dari masalah

yang mereka hadapi.

3) Kesadaran Kritis

Kesadaran transitif yang kritis ditandai dengan penafsiran yang

mendalam atas berbagai masalah, digantikannya penjelasan magis dengan

penjelasan atas berbagai masalah, digantikannya penjelasan magis dengan

penjelasan kausalitas. Dengan mencoba penemuan-penemuan yang dihasilkan

seseorang, dengan usaha untuk menghindari distorsi ketika memahami

masalah dan menghindari konsep-konsep yang telah diterima. Sebelumnya

ketika menganalisa masalah, dengan mengedepankan dialog daripada

polemic, dengan menerima pandangan baru tetapi bukan sekedar karena sifat

kebaruannya dan dengan keinginan untuk tidak menolak pandangan kuno

hanya karena kekunoannya yakni dengan menerima apa yang benar menurut

pandangan kuno dan baru.

Tindakan yang dilakukan menuju kedua arah yaitu aktualisasi dari dan

mengubah sistem. Mereka lebih mengandalkan sumber-sumber komunitas

daripada ketergantungan pada pihak luar. Upaya-upaya sadar dimaksudkan

untuk menemukan informasi baru dengan membaca, berdiskusi dan

melakukan perjalanan menjadi sangat penting. Keberanian mengambil resiko

mewarnai sikap kaum tertindas kritis. Mereka lebih suka bertibdak dengan

cara yang tertentu yang sebelumnya terlihat aneh. Proses aktualisasi tersebut

sebagian berupa penolakan terhadap penindas, eliminasi niali dan kebiasaan

yang dipaksakan penindas terhadap kaum tertindas. Mereka tidak menyulut

Page 38: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

konflik tapi bersiap diri menghadapi konflik yang bakal timbul. Membenci

penindas kurang begitu penting dibandingkan memahami teman-temannya.

Mereka cenderung membela kawan daripada anti penindas.

4) Kesadaran Fanatik

Yang ditekankan dalam kesadaran fanatic adalah manifikasi, bukan

transformasi kehidupan yang menindas menjadi kehidupan yang

membebaskan, tetapi pertukaran keadaan menindas menuju keadaan

menindas lainnya. Melalui manifikasi, kaum tertindas menjadi alat,

dimanipulasi oleh sekelompok kecil pemimpin karismatik. Bagi orang yang

berkesadaran fanatic, masalah yang paling krusial adalah penindasan sebagai

inkarnasi setan atau musuh yang harus dihancurkan. Mereka tidak dipandang

sebagai korban dari sistem, tetapi sebagai penyebab penindasan yang kejam.

Disini nilai etnis kaum tertindas lebih didahulukan dibandingkan dengan

evaluasi secara rasional atas kecocokan nilai-nilai yang berbeda.

Orang yang berkesadaran fanatik, kaum tertindas dipandang sebagai

anak-anak yang harus dibimbing bukan orang dewasa yang mampu

berpartisipasi secara aktif. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kesadaran adalah keadaan seseorang di mana ia tahu atau

mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya.

b. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata “mos” (tunggal) atau “mores” (jamak) dari bahasa

Latin yang berarti tata cara adat istiadat, kebiasaan. Dalam bahasa Yunani dikenal

dengan kata “ethos” yang selanjutnya menurunkan istilah etika. Dalam bahasa

Arab, moral dikenal dengan istilah “akhlak” yang selanjutnya dikenal dengan budi

pekerti. Dalam bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang

mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi

pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.

Menurut Kaelan (2002: 180), bahwa “Moral adalah suatu ajaran-ajaran

ataupun wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan baik lisan

maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar

menjadi manusia yang baik”.

Page 39: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Definisi lain menurut Poerwodarminta dalam Hamid Darmadi (2009: 50)

mengatakan ”Moral merupakan ajaran tentang baik buruknya perbuatan atau

kelakuan”.

Dapat dilihat bahwa moral memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia yang berhubungan dengan baik dan buruk terhadap tingkah laku

manusia. Tingkah laku ini mendasarkan diri pada norma-norma yang berlaku

dalam masyarakat. Seseorang dikatakan bermoral, bilamana orang tersebut

bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat,

baik apakah itu norma agama, norma hukum, norma kesopanan dan norma

kesusilaan.

Dengan demikian moral adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah

laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan- perbuatan yang baik

dan benar. Perlu diingat baik dan benar menurut seseorang, tidak pasti baik dan

benar menurut orang lain. Karena itulah diperlukan adanya prinsip-prinsip

kesusilaan atau moral yang dapat berlaku umum, yang telah diakui kebenarannya

dan kebaikan oleh semua orang. Jadi jelas, moral dipakai untuk memberikan

penilaian atau predikat tingkah laku seseorang.

Dari rumusan di atas mengenai moral, maka dapat disimpulkan bahwa

moral adalah suatu ajaran-ajaran, kumpulan peraturan tentang bagaimana manusia

harus bertingkah laku yang baik dalam hidup baik secara lisan maupun tertulis.

Menurut Kohlberg (1995: 81) bahwa,”Perkembangan moral didasarkan terutama

pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap”. Kohlberg percaya

terdapat tiga tingkat perkembangan moral, yang setiap tingkatnya ditandai oleh

dua tahap. Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral, khususnya teori

Kohlberg, ialah internalisasi (internalization), yakni perubahan perkembangan

dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang

dikendalikan secara internal.

Menurut Kohlberg dalam K. Bertens (2007: 80-84) mengemukakan ada

tiga tahap-tahap moral, yaitu :” (1) Tahap pada tingkat prakonvensional; (2)

Tahap pada tingkat konvensional; dan (3) Tahap pada tingkat pascakonvensional.”

Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :

Page 40: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1) Pada tingkat Prakonvensional

Penalaran prakonvensional (preconventional reasoning) adalah tingkat

yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat

ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral penalaran moral

dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.

Tahap 1: Orientasi hukuman dan ketaatan (punishment and obedience

orientation) ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg.

Pada tahap ini, penalaran moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat

karena orang dewasa menuntut mereka untuk taat. Akibat fisik tindakan,

terlepas arti atau nilai manusiawinya, menentukan sifat baik dan buruk dari

tindakan itu.

Tahap 2 : Individualisme dan tujuan (individualism and purpose) ialah

tahap kedua dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini,

penalaran moral didasarkan atas imbalan (hadiah) dan kepentingan sendiri.

Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang secara instrumental memuaskan

kebutuhan individu sendiri dan kadang-kadang kebutuhan orang lain.

Hubungan antar manusia dipandang seperti hubungan ditempat umum.

Terdapat unsur-unsur kewajaran, timbale balik, dan persamaan pembagian,

akan tetapi semuanya itu selalu ditafsirkan secara fisik pragmatis, timbal balik.

2) Pada tingkat Konvensional

Penalaran konvensional (conventional reasoning) ialah tingkat kedua

atau tingkat menengah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada

tingkat ini, internalisasi individual ialah menengah. Seseorang menaati standar-

standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak menaati standar-standar orang

lain (eksternal), seperti orang tua atau aturan-aturan masyarakat.

Tahap 3 : Norma-norma interpersonal (interpersonal norms) ialah tahap

ketiga dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, seseorang

menghargai kebenaran, keperdulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai

landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak-anak sering mengadopsi

standar-standar moral orangtuanya pada tahap ini, sambil mengharapkan

dihargai oleh orangtuanya sebagai seorang “perempuan yang baik” atau

Page 41: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

seorang “laki-laki yang baik”. Ini disebut juga dengan orientasi anak manis.

Perilaku yang baik adalah prilaku yang menyenangkan atau membantu orang

lain, dan yang disetujui oleh mereka.

Tahap 4 : Moralitas sistem sosial (social system morality) ialah tahap

keempat dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini,

pertimbangan-pertimbangan didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-

hukum, keadilan, dan kewajiban. Perbuatan yang benar adalah menjalankan

tugas, memperlihatkan rasa hormat terhadap otoritas, dan pemeliharaan tata

aturan social tertentu demi tata aturan itu sendiri. Orang mendapatkan rasa

hormat dengan berperilaku menurut kewajibannya.

3) Pada tingkat Pascakonvensional

Tahap 5 : Hak-hak masyarakat versus hak-hak individual (community

rights versus individual rights) ialah tahap kelima dalam teori perkembangan

moral Kohlberg. Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan

aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu

orang ke orang lain. Seseorang menyadari bahwa hukum penting bagi

masyarakat, tetapi juga mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Seseorang

percaya bahwa beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih penting daripada

hukum.

Tahap 6 : Prinsip-prinsip etis universal (universal ethical principles)

ialah tahap keenam dan tertinggi dalam teori perkembangan moral Kohlberg.

Pada tahap ini, seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang

didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi konflik

antara hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun

keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi. Orientasi pada keputusan

suara hati dan pada prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri, yang mengacu

pada pemahaman logis menyeluruh, universalitas, dan konsistensi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga tingkatan

tersebut terdapat enam tahap perkembangan moral dengan berbagai motif.

Page 42: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a) Nilai Moral

Hamid Darmadi (2007: 27) berpendapat nilai adalah sesuatu yang

berharga baik menurut standard logika (benar-salah), estetika (baik-buruk),

etika (adli/layak-tidak adil), agama (dosa dan haram-halal) seta menjadia acuan

dan atas sistem keyakinan diri maupun kehidupan.

Menurut Fransena dalam Hamid Darmadi (2007: 67) menyatakan bahwa:

nilai atau ”value” (bahas inggris) termasuk dalam bidang kajian filsafat. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya ”keberhargaan” (worth) atau kebaikan ”goodness”, dan kata kerja yang artinya suatu kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.

Menurut Hamid Darmadi (2009: 67) di dalam Dictionary of sosiology

and Related Sciences dikemukakan bahwa ”Nilai adalah kemampuan yang

dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia”. Jadi nilai

itu pada hakekatnya sifat tau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan

objek itu sendiri. ”Sesuatu mengandung nilai artinya dada sifat atau kualitas

yang melekat pada sesuatu itu”. (Kaelan, 2004: 87).

Dalam Kamus Purawadarminta (Bambang Daroeso, 1986: 19)

dikatakan nilai adalah:

(1) Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai intan (2) Harga sesuatu, mosalnya uang (3) Angka kepamdaian (4) Kadar, mutu (5) Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagu manusia,

misalnya nilai-nilai agama.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa, nilai adalah suatu kualitas yang melekat pada suatu hal, sehingga

haknya mempunyai harga dan manfaat.

Nilai merupakan ukuran atau pedoman perbuatan manusia. Karena itu

maka nilai diungkapkan dala bentuk norma dan norma ini mengatur tingkah

laku. Nilai sama sifatnya dengan ide, maka nilai itu abstrak, bahwa nilai itu

tidak bisa ditangkap oleh pancaindera, yang dapat dilihat adalah obyek yang

mempunyai nilai atau tingkah laku yang mengandung nilai. Nilai mengandung

Page 43: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia. Karena itu nilai tersebut

bersifat normatif, merupakan keharusan (dass sollen) untuk diwujudkan dalam

tingkah laku kehidupan manusia.

Setelah mengetahui pengertian nilai selanjutnya mengenai pengertian

moral. Menurut Hamid Darmadi (2009: 50) bahwa, ”Moral adalah ajaran

tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan”. Moral juga merupakan suatu

perbuatan atau tingkah laku manusia yang timbul karena adanya interaksi

antara individu-individu dalam pergaulan.

Sebagai dua istilah yang memiliki kaitan satu dengan lainnya, nilai dan

moral sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri. Bahkan dalam konteks tertentu

nilai dan moral sering disatukan menjadi nilai moral. Menurut Sjarkawi (2006:

29) bahwa ”Nilai moral adalah segala nilai yang berhubungan dengan konsep

baik dan buruk”.

Definisi lain menurut Banu Supatono (2007: 16) ”Nilai moral adalah

penilaian tentang tindakan manusia sebagai manusia tentang yang baik dan

buruk dimana nilai moral tersebut telah diyakini oleh anggota dalam

masyarakat”. Maka dapat disimpulkan nilai moral adalah suatu nilai yang

dijunjung tinggi dalam masyarakat dan memberikan penilaian terhadap tingkah

laku manusia. Adapun nilai-nilai moral terdapat beberapa unsur-unsur pokok

antara lain:

(1) Kebebasan

Kebebasan merupakan unsur penting, hal ini sangat esensial

dikarenakan selalu ada pilihan (alternative) bagi manusia untuk bersikap dan

berperilaku berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya. ”Nilai moral dapat diuji

seseorang berada dalam posisi yang bebas untuk memilih, sehingga sikap

moral yang diambilnya benar-benar mencerminkan moralitas yang dimilikinya.

Kebebasan adalah mahkota kita sebagai manusia”. (Magis Suseno, 1987: 26)

(2) Tanggung Jawab

Dalam ”tanggung jawab” terkandung pengertian ”penyebab”. Orang

bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak

menjadi penyebab dari suatu akibat tidak bertanggung jawab juga. Tetapi untuk

Page 44: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

bertanggung jawab , tidak cukuplah orang menjadi penyebab, perlu juga orang

menjadi penyebab bebas. ”Kebebasan adalah syarat mutlak untuk tanggung

jawab”. ( K. Bertens, 2007: 125).

(3) Suara hati

Menurut Magnis Suseno (1987: 53) mendefinisikan suara hati sebagai

berikut;.

Suara hati merupakan masukan data (berupa nilai-nilai) yang dijadikan bahan pertimbangan moral, dan bukan merupakan akibat dari keterpaksaan. Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasai konkret. Dalam pusat kepribadian kita yang disebut hati, kita sadar apa yang sebenarnya dituntut dari kita. Meskipun banyak pihak yang mengatakan kepada kita apa yang wajib kita lakukan, tetapi dalam hati kita sadar bahwa akhirnya hanya kitalah yang mengetahuinya.

Jadi secara moral kita akhirnya harus memutuskan sendiri apa yang

akan kita lakukan. Kita tidak dapat melemparkan tanggung jawab itu pada

orang lain. Kita tidak boleh begitu saja mengikuti pendapat para panutan, dan

tidak boleh secara buta menaati tuntutan sebuah ideologi. Secara mandiri kita

harus mencari kejelasan tentang kewajiban kita

Menurut K. Bertens (2007: 143-147), walaupun nilai moral biasanya

menumpang pada nilai-nilai lain, namun ia tampak sebagai nilai baru, bahkan

sebagai nilai yang paling tinggi. Ia mengemukakan ada empat ciri-ciri moral,

yaitu : ” (1) berkaitan dengan tanggung jawab kita; (2) berkaitan dengan hati

nurani; (3) mewajibkan; dan (4) bersifat formal”.

Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :

(a) Berkaitan dengan Tanggung Jawab Kita

Nilai moral ialah nilai yang berkaitan dengan pribadi manusia yang

bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang

bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.

(b) Berkaitan dengan Hati Nurani

Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini

menimbulkan ”suara” dari hati nurani yang menuduh kita bila meremehkan

atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilai-

nilai moral.

Page 45: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(c) Mewajibkan

Bahwa nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak

bisa ditawar-tawar. Nilai-nilai moral harus diakui dan harus direalisasikan.

Tidak bisa diterima, bila seseorang acuh tak acuh terhadap nilai-nilai ini.

(d) Bersifat Formal

Kita merealisasikan nilai-nilai moral dengan mengikutsertakan nilai-

nilai lain dalam suatu ”tingkah laku moral”. Tidak ada nilai-nilai moral yang

”murni”, terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yang kita maksudkan

dengan mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi ciri khas dalam menandai

nilai moral adalah selalu tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja,

secara mau dan tahu dan tindakan itu secara langsung berkenaan dengan nilai

pribadi (person) manusia dan masyarakat manusia.

Menurut Lickona dalam bukunya Educating for character (dalam Paul

Suparno, dkk yang dikutip oleh Asri Budiningsih (2008:6) menentukan

pentingnya memperhatikan tiga unsur dalam menanamkan nilai moral, yaitu:

(1) Pengertian atau pemahaman moral (moral knowing)

Asri Budiningsih (2008: 6) “Pengertian atau pemahaman moral adalah

kesadaran rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus melakukan

hal itu, suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral”.

Selanjutnya pengetahuan atau pemahaman moral ini merujuk kepada aspek

kognitif tentang moraliti (akhlak) yang melibatkan pemahaman tentang apa

yang betul dan baik. Selanjutnya ditambahkan pula oleh Asri Budiningsih

(2008: 27) bahwa:

Penalaran moral sebagai unsur pengetahuan moral (moral knowing), bahwa penalaran moral pada intinya bersifat rasional. Suatu keputusan moral bukanlah soal perasaan atau nilai, melainkan selalu mengandung tafsiran kognitif yang aktif dengan memperhatikan tuntutan, hak, kewajiban, dan keterlibatan individu, atau kelompok terhadap hal-hal yang lain.

Page 46: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(2) Perasaan moral (moral feeling)

Perasaan moral, lebih pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak

baik. Perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain

merupakan ekspresi dari perasaan moral. Perasaan moral ini sangat

mempengaruhi seseorang untuk berbuat baik. Oleh sebab itu perasaan moral

perlu diajarkan dan dikembangkan dengan memupuk perkembangan hati

nurani dan sikap empati.

(3) Tindakan moral (moral action)

Tindakan moral yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan

perasaan moral ke dalam perilaku-perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral

ini perlu difasilitasi agar nuncul dan berkembang dalam pergaulan sehari-hari.

Lingkungan sosial yang kondusif untuk memunculkan tindakan-tindakan

moral ini sangat diperlukan dalm pembelajaran moral.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai

moral diperlukan untuk membentuk manusia yang berkarakter yaitu individu

yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan

mencintai kebaikan ( desiring and loving the good) dan melakukan kebaikan

(acting the good).

Sebagai sikap, jelas budi pekerti atau moral berisikan suatu pandangan

dari dalam orang itu, sedangkan sebagai perilaku budi pekerti atau moral harus

berwujud tindakan yang mencerminkan sikap dasar orang itu. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa sikap menjadi dasar bertindak, dan tindakan

menjadi ungkapan sikap tersebut.

Menurut Paul Suparno, dkk (2002: 29) bahwa sikap dan perilaku

mengandung lima jangkauan, antara lain:

(a) Sikap dalam hubungannya dengan Tuhan

Sebagai makhluk, kita wajib menghormati Sang Pencipta dalam hidup

yang riil. Hal itu dapat diwujudkan dalam sikap berbuat baik kepada semua

manusia, semua makhluk ciptaan, termasuk pada diri sendiri. Pendidikan

religiositas ini perlu real bukan hanya ditekankan pada pengertian kognitif tapi

harus sampai pada tindakan nyata.

Page 47: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(b) Sikap dalam hubungannya dengan diri sendiri

Sikap terhadap diri sendiri dapat ditinjau dari sikap sebagai berikut:

a. Sikap jujur dan terbuka

b. Sikap pengembangan sebagai pribadi manusia, seperti: disiplin,

bijaksana, cermat, mandiri, dan percaya diri

(c) Sikap dalam hubungannya dengan keluarga

Sikap terhadap keluarga dapat ditinjau dari sikap sebagai berikut:

a. Sikap tenggang rasa dan berlaku adil, suka mengabdi, ramah,

sopan, dan tepat janji.

b. Penghormatan dalam hidup berkeluarga

(d) Sikap dalam hubungannya dengan masyarakat atau sesama manusia.

Sikap terhadap masyarakat atau sesama manusia dapat ditinjau dari sikap

sebagai berikut:

a. Sikap demokratis

b. Nilai adat dan aturan sopan santun

(e) Sikap dalam hubungannya dengan alam sekitar.

Dalam sekolah siswa dibimbing untuk menjaga lingkungan hidup,

menggunakan barang secara bertanggung jawab, dan kritis terhadap persoalan

lingkungan yang dihadapi masyarakat, seperti kesadaran dan kebiasaan untuk

menjaga kebersihan lingkungan, melakukan penghijauan, membuang sampah

pada tempatnya, tidak menambah polusi udara.

Nilai-nilai moral tersebut perlu diwujudkan atau diimplementasikan ke

dalam norma supaya nilai tersebut dapat berfungsi praksis bagi manusia.

Dalam realita, nilai-nilai itu dijabarkan dalam bentuk kaidah atau norma atau

ukuran sehingga merupakan suatu perintah, keharusan atau larangan.

b) Norma Moral

Menurut Sjarkawi (2006: 32) bahwa “Kaidah atau norma merupakan

petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan

berdasarkan nilai-nilai yang telah diyakini kebenarannya”. Menurut Winarno

(2006: 6) ”Norma adalah acuan bagi manusia sebagai perwujudan dari nilai

tentang bagaimana seyogyanya manusia berperilaku dalam kehidupan”.

Page 48: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Ukuran atau pedoman itu dinamakan norma. Norma dapat berupa norma

agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum. Bahwa semua perilaku moral selalu

sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ada. Menurut Taufik Abdullah dan A.

C. Van Der Leeden (1986: 156) bahwa:

Bertindak secara moral berarti menaati suatu norma yang menetapkan perilaku apa yang harus diambil pada suatu saat tertentu, bahkan sebelum kita dituntut untuk bertindak. Ruang lingkup moralitas adalah kewajiban. Dan kewajiban adalah peri laku yang telah ditetapkan dalam kaidah tertentu. Itu berarti bahwa hati nurani moral bebas dari keragu-raguan.

Setelah mengetahui pengertian norma selanjutnya membahas pengertian

norma moral. Menurut Kaelan (2004: 85) bahwa “Norma moral yaitu yang

berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik

maupun buruk”.

Definisi lain diungkapkan oleh Asri Budiningsih (2008: 24) ”Norma-

norma moral adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur

kebaikan seseorang”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa norma moral adalah tingkah laku

manusia dalam masyarakat itu, harus disesuaikan dengan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat.

c. Pengertian Kesadaran Moral

Tindakan yang bernilai moral adalah tindakan manusia yang dilakukan

secara sadar, sengaja, mau dan tahu dan tindakan itu langsung berkenaan dengan

nilai pribadi dan masyarakat. Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki

kesadaran moral yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang

boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta hal-hal yang etis dan tidak etis.

Kohlberg dalam Asri Budiningsih (2004: 84) mengatakan bahwa,”suatu

perilaku moral dianggap memiliki nilai moral jika perilaku tersebut dilakukan

secara sadar atas kemauan sediri dan bersumber dari pemikiran atau penalaran

moral yang bersifat otonom’. Kesadaran moral itu sifatnya individual, ukuran

kesadaran seseorang tidak sama. Dari pramoral ke bermoral dengan sendirinya

sudah melalui suatu jalur proses perjalanan hidup, salah satu jalur itu ialah

Page 49: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pengalaman sendiri dan yang kedua adalah pendidikan. Itu berarti menjadi

bermoral itu dapat dicapai dengan belajar atau mempelajarinya.

Perbuatan manusia dinilai secara moral bilamana perbuatan itu didasarkan

pada kesadaran moral. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan

yang bermoral itu ada dan terjadi dalam tiap hati sanubari manusia, siapapun,

kapan pun dan dimana pun juga. Pelaksanaan perbuatan wajib itu tidak perlu

dilaksanakan secara pribadi dapat juga minta pertolongan orang lain atau

memakai alat komunikasi yang diperlukan, khususunya bilamana perbuatannya

akan mencelakakan dirinya sendiri.

Perbuatan manusia dapat dinilai secara moral apabila perbuatan itu

didasarkan atas kesadaran moral yaitu tanpa paksaan dan keluar dari hati nurani

atau konsiensi pribadi. Menurut Winarno (2002: 20), bahwa konsiensi (hati

nurani) berfungsi sebagai berikut:

1) Index (petunjuk) Konsiensi akan menyadarkan dan memberitahu kepada diri manusia, mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk secara moral sebelum perbuatan itu dilaksanakan.

2) Viudex (hakim atau penilai) Konsiensi akan memberikan penilaian terhadap perbuatan moral yang telah dilakukan. Konsiensi ini akan menilai perbuatan itu baik atau buruk.

3) Vindex (penghukum atau pemberi sanksi) Konsiensi sekaligus akan menghukum atau memberi sanksi terhadap perbuatan yang buruk oleh sendiri dikarenakan muncul dari diri manusia yang bersangkutan.

Konsekuensi psikologis dari adanya kesadaran moral itu, ialah bahwa

kesadaran moral itu menggugah timbulnya rasa wajib yaitu:

1) Wajib berbuat baik, wajib tolong menolong, wajib cinta pada tanah air

dan sebagainya.

2) Bahwa kesadaran moral itu, menggugah rasa kemanusiaan, rasa

persaudaraan, rasa ingin berkorban demi kepentingan orang lain dan

rasa mau berbuat kebijakan.

Page 50: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3) Bahwa kesadaran moral itu, membangkitkan rasa intropeksi, kesadaran

memeriksa diri sendiri, rasa menganggap diri serba kekurangan dan

penuh dengan dosa.

Kesadaran seperti itulah yang perlu dimiliki oleh setiap warga negara,

terutama pihak pemuda-pemudanya (Burhanuddin Salam, 2000: 60-61). Sehingga

dapat disimpulkan, bahwa pribadi yang terdidik secara moral adalah pribadi yang

memiliki perasaan yang “sehat”, baik terhadap dirinya sendiri maupun dalam

hubungannya dengan orang lain. Anjar Minhr (http//www.jsse.org.com)

mengatakan bahwa “If people are unaware of their own and other human right

they will be unable to claim these right or to fight for them”. Artinya bahwa jika

seseorang menyadari dirinya sendiri dan hak asasi manusia orang lain maka

mereka tidak akan dapat berjuang untuk diri mereka sendiri.

a) Fenomena kesadaran moral

Menurut Winarno (2006: 10) bahwa “fenomena kesadaran moral

adalah apa saja yang terdapat muncul atau kelihatan dalam kesadaran

moral”. Maka fenomenologi kesadaran moral memperhatikan dengan

seksama unsur-unsur mana yang terdapat apabila kita menyadari sebagai

masalah moral.

Fenomenologi itu tidak menarik kesimpulan, tidak mau

membuktikan sesuatu, tidak berusaha untuk menemukan suatu hukum

umum akan tetapi menggambarkan apa yang dilihat terdapat dalam

fenomena yaitu dalam kesadaran moral.

b) Unsur-unsur pokok dalam kesadaran moral

Menurut Winarno (2006: 10) kesadaran moral mengandung unsur-

unsur pokok diantaranya:

(1) Adanya rasa wajib yang tidak dapat ditawar (2) Kewajiban itu berlaku objektif, bukan subjektif berasal dari diri

sendiri (3) Kewajiban itu logis, atau masuk akal (rasional) (4) Kesadaran bahwa kewajiban itu berlaku bagi dirinya (5) Disadari bahwa kewajiban itu disetujui pula oleh orang lain (6) Kesadaran bahwa pelaksanaan kewajiban itu bergantung pada diri (7) Putusan atas kewajiban merupakan tanggung jawabnya (8) Penilaian baik-buruk tergantung pada ketaatan pada kewajiban

Page 51: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sebelum melakukan perbuatan, manusia menentukan sendiri apa

yang akan dikerjakan. Manusia menentukan sikap mana yang harus

dilaksanakan dan mana yang tidak boleh dilaksanakan.

Menurut Bambang Daroeso (1987: 25) manusia dalam melakukan

perbuatan didorong oleh 3 unsur, yaitu:

(1) Kehendak yaitu pendorong pada jiwa manusia yang memberi alasan pada manusia untuk melakukan perbuatan.

(2) Perwujudan dari kehendak yang berbentuk cara melakukan perbuatan dalam segala situasi dan kondisi.

(3) Perbuatan tersebut dilakukan dengan sadar dan kesadaran inilah yang memberikan corak dan warna perbuatan tersebut.

Jadi hal tersebut dapat dilihat bahwa perbuatan manusia dinilai

secara moral apabila perbuatan itu didasarkan pada kesadaran moral.

Dalam kesadaran moral, tingkah laku atau perbuatan itu dilaksanakan

secara sukarela tanpa paksaan dan keluar dari dirinya sendiri. Dalam

dirinya ada perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan perbuatan

bermoral itu.

c) Struktur kesadaran moral

Unsur-unsur kesadaran moral dapat memperlihatkan suatu struktur.

Menurut Winarno (2006: 10) struktur kesadaran moral terdiri dari:

(1) Kewajiban bersifat mutlak (2) Kewajiban itu bersifat umum dan objektif (3) Kewajiban itu masuk akal dan pantas disetujui (4) Putusan melaksanakan kewajiban bergantung pada diri (5) Putusan itu menentukan nilai pribadi

d) Aspek kesadaran moral

Menurut Winarno (2006: 10) aspek kesadaran moral terdiri dari:

(1) Kewajiban moral bersifat mutlak

(2) Kewajiban moral bersifat rasional

(3) Kewajiban moral menuntut tanggung jawab subjektif

d. Teori Kesadaran Moral

Dalam moralitas manusia, sejak manusia terbentuk persoalan perilaku yang

sesuai dengan moralitas telah menjadi bahasan. Berkaitan dengan hal itu,

Page 52: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kemudian muncul teori- teori yang menjelaskan bagaimana suatu perilaku itu

dapat diukur secara etis. Teori- teori tersebut antara lain adalah:

1) Hedonisme

Hedonisme dalam filsafat Yunani ditemukan pada Aristippos dari

Kyrene (sekitar 433-355 SM). Menurut K. Bertens (2007: 235), “Dalam

hedonisme terkandung kebenaran yang mendalam yaitu manusia menurut

kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan”.

Selanjutnya ditambahkan pula oleh K. Bertens (2007: 239) bahwa:

Hedonisme mendapat kritik bahwa dalam argumentasi hedonisme terdapat loncatan yang tidak dipertanggung jawabkan. Dari anggapan kodrat manusia itu untuk mencari kesenangan. Secara logis hedonisme harus membatasi diri pada suaru etika deskriptif saja (pada kenyataannya kebanyakan manusia membiarkan dituntun oleh kesenangan), dan tidak boleh merumuskan suatu etika normatif (yang baik secara moral adalah mencari kesenangan).

Para hedonis mempunyai konsepsi yang salah tentang kesenangan.

Mereka berpikir bahwa sesuatu adalah baik, karena disenangi. Akan tetapi,

kesenangan tidak merupakan suatu perasaan yang subyektif belaka tanpa acuan

obyektif apapun. Jika dipikirkan secara konsekuen hedonisme mengandung

suatu egoisme, karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja. Yang

dimaksud egoisme disini adalah egoisme etis atau egoisme yang mengatakan

bahwa saya tidak mempunyai kewajiban moral membuat sesuatu yang lain

daripada yang terbaik bagi diri saya sendiri. Jadi hedonisme atau pandangan

yang menyamakan baik secara moral dengan kesenangan tidak saja merupakan

suatu pandangan pada permulaan sejarah fisafat tetapi dikemudian hari bisa

menjadi berbagai variasi. Dan pengajaran atau konsep moral dari Hedonisme

adalah menyamakan kebaikan dengan kesenangan. Jadi semua kesenangan dan

kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.

Jadi dalam hedonisme terkandung kebenaran yg mendalam yaitu

manusia menurut kodratnya mencari kesenangan & berupaya menghindari

ketidaksenangan. Dalam hal ini seseorang hanya menginginkan kesenangan

semata dan berusaha untuk menghindari hal-hal yang tidak di senanginya. Dan

Page 53: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

seseorang yang menganut teori ini maka orang tersebut dapat dikatakan

egoisme yaitu hanya mementingkan diri sendiri.

2) Eudemonisme

Pandangan ini berasal dari filsuf Yunani besar yaitu Aristoteles (384-

322 SM). Menurut Aristoteles dalam K. Bertens (2007: 243) mengatakan

bahwa:

Seseorang mencapai tujuan terakhir dengan menjalankan fungsinya dengan baik”. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara paling baik kegiatan-kegiatan rasionalnya. Hal ini berarti bahwa kegiatan- kegiatan rasional itu harus dijalankan dengan disertai keutamaan. Keutamaan ada 2 yaitu keutamaan intelektual dan keutamaan moral. Keutamaan intelektual menyemprnakan langsung rasio itu sendiri. Dengan keutamaan moral rasio menjalankan pilihan-pilihan yang perlu diadakan dalam hidup sehari-hari

Jadi Eudemonisme merupakan setiap tindakan manusia mempunyai

tujuan, apapun yang dilakukan manusia selalu dilandasi oleh tujuan yang

menggerakkan tujuan tersebut. Jadi implikasinya adalah dalam teori

eudemonisme tindakan tersebut dikatakan baik apabila bertujuan untuk

kebaikan atau mempunyai tujuan yang baik. Dalam hal ini seseorang

melakukan perbuatan sesuai dengan tujuannya dan tujuan itu baik atau tidak.

3) Utilitarisme

a) Utilitarisme Klasik

Salah satu kekuatan utilitarisme adalah bahwa mereka

menggunakan sebuah prinsip jelas dan rasional. Teori ini lebih

memperhatikan hasil perbuatan. Menurut K. Bertens (2007: 251),

“Utilitarisme tidak memuat egoisme etis karena prinsip kegunaan

berbunyi: kebahagiaan terbesar untuk jumlah terbesar”.

Utilitarisme tidak hanya mengambil sebagai titik acuan pelaku

individual saja, melainkan umat manusia sebagai keseluruhan. Prinsip

kegunaan bahwa suatu perbuatan adalah baik jika menghasilkan

kebahagiaan terbesar untuk jumlah orang tetbesar, tidak selamanya benar.

Page 54: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Jadi menurut teori ini, suatu perbuatan adalah baik jika membawa

manfaat, tapi menfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang

melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

b) Utilitarisme Aturan

Filsuf Richard B. Brandt dalam K. Bertens (2007: 253),

mengusulkan agar bukan aturan moral satu demi satu, melainkan sistem

aturan moral sebagai keseluruhan diuji dengan prinsip kegunaan.

Perbuatan adalah baik secara moral bila sesuai dengan aturan yang

berfungsi dalam sistem aturan moral yang paling berguna bagi suatu

masyarakat.

Dalam teori utilitarisme adalah menilai baik buruknya tindakan

didasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan itu bagi orang banyak.

Jadi pada prinsipnya teori utilitarisme adalah jelas dan rasional karena

tindakan itu dikatakan baik jika bermanfaat atau berguna bagi orang lain.

Maka seseorang yang menganut teori ini, mereka akan berbuat baik karena

dengan mereka melakukan kebaikan karena akan bermanfaat bagi orang

banyak.

4) Deontologi

a) Deontologi menurut Immanuel Kant

Yang menciptakan sistem moral ini adalah filsuf dari Jerman yaitu

Immanuel Kant (1724- 1804). Menurut K. Bertens (2007: 254), “istilah

deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti apa yang harus

dilakukan; kewajiban”.

Kewajiban jadi tekanan bagi setiap orang untuk bertindak secara

baik. Dalam teori deontologi memberikan penilaian yang baik terhadap

suatu tindakan berdasarkan tindakan itu sendiri. Melakukan perbuatan baik

adalah suatu keharusan, orang sering menyebutnya sebagai suatu

kewajiban. Atas dasar tersebut, teori deontologi sangat menekankan

motivasi, kemauan yang baik dan watak yang kuat dari pelakunya.

Menurut K. Bertens (2007: 257), Immanuel Kant mengemukakan

bahwa:

Page 55: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Prinsip autonomy dan heteronomy dalam menentukan moralitas. Autonomy merupakan wujud otonomi kehendak. Seseorang melakukan perilaku moral berdasar atas kehendak yang telah menjadi ketetapan bagi dirinya untuk melakukan perilaku moral dan tidak ditentukan oleh kepentingan atau kecenderungan lain. Sedangkan heteronomy atau disebut juga prinsip heteronomi kehendak menyatakan bahwa seseorang berperilaku moral karena dipengaruhi oleh berbagai hal di luar kehendak manusia seperti kecenderungan atau emosi. Menurut Kant, kehendak itu otonom dengan memberikan hukum moral kepada dirinya sendiri. Perilaku moral yang ideal menurut Immanuel Kant adalah perilaku

moral yang lahir dan muncul dari desakan kehendak diri manusia sebagai

makhluk yang berakal dan berbudi, sehingga setiap perilaku moral yang

dilakukannya benar-benar lahir dari dirinya sendiri bukan dari luar dirinya.

Menurutnya bahwa yang baik adalah kehendak baik itu sendiri. suatu

kehendak menjadi baik sebab bertindak karena kewajiban. Bertindak

sesuai dengan kewajiban disebut legalitas.

(http;//baturbajang.blogspot.com/2010/06/teori- perkembangan moral-

immanuel-kant.html)

Dari teori ini dapat kita tangkap bahwa seseorang berperilaku

moral, lahir dan muncul dari desakan kehendak diri manusia sebagai

makhluk yang berakal dan berbudi untuk mencapai suatu kebahagiaan dan

perilaku bermoral dipengaruhi oleh faktor intern yang berasal dari diri

sendiri dorongan akal keinginan dan faktor ekstern yang berasal dari

masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori ini, seseorang melakukan

perbuatan berdasarkan atas kewajiban moral. Moralitas dari suatu

keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya.

b) Pandangan W.D. Ross

Menurut W.D. Ross dalam K. Bertens (2007: 259), dalam teori

deontologi kewajiban itu selalu merupakan kewajiban prima face artinya

suatu kewajiban untuk sementara dan hanya berlaku sampai timbul

kewajiban lebih penting lagi yang mengalahkan kewajiban pertama. Jadi

Page 56: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

setiap manusia mempunyai instuisi tentang kewajiban. Kewajiban yang

lain harus kalah terhadap kewajiban yang dinilai lebih penting.

Dalam era globalisasi filsafat moral keberadaannya sangat penting,

sebab filsafat moral dapat mengimpirasi dan mendorong manusia untuk

berpikir dan menerapkan kebaikan atau berperilaku bermoral dalam

kehidupannya. Untuk menciptakan generasi muda bermoral yang berani

mengambil keputusan dengan pertimbangan moral.

e. Definisi Konseptual Kesadaran Moral

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran

moral adalah keadaan dalam diri manusia yang mengerti bahwa perbuatannya

didasarkan atas perasaan wajib, tanpa paksaan dari dalam dirinya yang

mencerminkan sikap atau perilaku yang baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri,

keluarga, masyarakat atau sesama manusia, serta alam atau lingkungan yang

keluar dari pribadi atau hati nuraninya.

f. Definisi Operasional Kesadaran Moral

Adapun definisi operasional dari kesadaran moral adalah:

1) Sikap dalam hubungannya dengan Tuhan

2) Sikap dalam hubungannya dengan diri sendiri

3) Sikap dalam hubungannya dengan keluarga

4) Sikap dalam hubungannya dengan masyarakat atau sesama manusia

5) Sikap dalam hubungannya dengan alam atau lingkungan

3. Pengaruh Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

terhadap Kesadaran Moral Remaja

Penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap remaja dilakukan untuk

mendidik dan mencetak remaja menjadi manusia seutuhnya yakni manusia yang

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat

jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, berkepribadian yang mantap dan

mandiri serta menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab sehingga

mampu menghadapi segala tantangan yang ada.

Page 57: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Penanaman nilai-nilai Pancasila ini dianggap sebagai salah satu cara yang

paling efektif untuk mendidik para remaja. Gagalnya penanaman nilai-nilai

Pancasila saat ini ditandai oleh banyaknya masalah-masalah sosial seperti

kejahatan-kejahatan moral, pelanggaran kesusilaan, kenakalan remaja, tawuran

antar pelajar, kejahatan narkoba dan sebagainya. Fenomena ini telah

memunculkan krisis moral. Kualitas moral dan akhlak para remaja amat

memprihatinkan. Maka dalam hal ini penanaman sila-sila dalam Pancasila

menjadi perwujudan nilai moral sebagai antisipasi terjadinya krisis moral.

Untuk merespon fenomena tersebut pada diri remaja membutuhkan

pemahaman tentang Pancasila yang cukup. Sehingga dengan pemahaman

Pancasila yang dimilikinya tumbuh kesadaran dalam diri remaja yaitu kesadaran

untuk berbuat baik atau dengan kata lain kesadaran moral setelah mengetahui sila-

sila dalam Pancasila sehingga dalam bertindak sesuai dengan norma-norma yang

berlaku dan tidak menimbulkan kejahatan-kejahatan seperti disebutkan di atas.

Menurut Darmodiharjo dkk (1988 : 16), “Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa adalah pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan

atau aktivitas hidup dan kehidupan didalam segala bidang”.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 267) “sadar berarti insaf,

merasa, tahu dan mengerti”. Menurut Kaelan (2002: 180), bahwa “moral adalah

suatu ajaran-ajaran ataupun wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan

peraturan baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan

bertindak agar menjadi manusia yang baik”. Dengan demikian kesadaran moral

adalah insaf atau mengerti dalam diri manusia bahwa kelakuannya didasarkan atas

rasa wajib, sukarela, tanpa paksaan dan keluar dari pribadinya.

Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah

kemampuan seseorang untuk menangkap arti dari Pancasila yang dipahami

sebagai lima nilai etik yang mengatur tingkah laku manusia dan dalam Pancasila

tersebut mencakup sila-sila Pancasila sebagai pandangan hidup yang meliputi

pemahaman makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pandangan hidup,

pemahaman makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai pandangan

hidup, pemahaman makna sila Persatuan Indonesia sebagai pandangan hidup,

Page 58: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pemahaman makna sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/ perwakilan sebagai pandangan hidup, pemahaman

makna sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai pandangan

hidup.

Remaja yang memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang tinggi dan

dapat memahami Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa kemudian bisa

menangkap makna dan arti dari Pancasila tersebut, maka dalam kehidupannya

akan tumbuh kesadaran moral pada diri remaja tersebut dan dapat berinteraksi

dengan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan remaja

mengetahui makna dan arti dari Pancasila dan dapat menjalankannya dalam

kehidupan sehari-hari maka moral dan tingkah laku remaja akan menjadi baik.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dapat dirumuskan kerangka

pemikiran adalah:

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia berarti semua

tingkah laku atau perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan

merupakan pancaran dari semua sila pancasila. Cermin pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup setiap warga Negara Indonesia dapat dilihat dari jiwa

keagamaan, jiwa kerakyatan dan jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial

yang terpancar dalam segala tingkah laku serta sikap hidup seluruh bangsa

Indonesia. Adanya pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa akan

membawa persepsi remaja pada hal-hal yang positif sehingga pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat mempengaruhi perilaku remaja.

Dapat dikatakan bahwa pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

dapat menumbuhkan kesadaran moral pada diri remaja. Berdasarkan uraian

kerangka pemikiran sebagaimana dijelaskan di atas dapat penulis sajikan bagan

kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:

Pemahaman Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Kesadaran Moral

X Y

Page 59: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 1. Interaksi Pengaruh antara Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa terhadap Kesadaran Moral.

C. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62) “Hipotesis berasal dari kata hypo

yang artinya bawah dan thesa artinya kebenaran, sehingga hipotesis berarti suatu

pendapat atau dugaan sementara yang tarafnya masih rendah”.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah “ada pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa

Karanglo kecamatan Polanharjo kabupaten Klaten tahun 2011”.

Page 60: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan

dari masalah yang akan diteliti. Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat di

Kalurahan Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Pemilihan lokasi

tersebut dikarenakan peneliti menemukan masalah yaitu masih adanya

pelanggaran nilai-nilai moral seperti perilaku-perilaku penyimpangan yang

menunjukkan kesadaran moral masih rendah, kemudian lokasinya tidak jauh dari

tempat tinggal peneliti sehingga dapat menghemat biaya dan dimungkinkan sekali

memberikan data yang diperlukan dalam penelitian sehingga mempercepat proses

pengumpulan data.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari pengajuan judul

sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian dilakukan mulai dari bulan

Oktober 2010 sampai Juli 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai

penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

2010 2011

Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan

Proposal

3 Perijinan

Penelitian

4 Pengumpulan Data

5 Analisis Data

Page 61: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

6 Penyusunan

Laporan

B. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian tentu memerlukan metode atau cara agar penelitian

dapat berhasil. Suatu penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang tepat

apabila menggunakan metode yang tepat dan benar. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka seorang peneliti harus mampu menentukan metode penelitian yang

sesuai dengan masalah yang diteliti.

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003: 1), “Metodologi

adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama

untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk

mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan”.

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1994: 131) “Metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu studi melalui

penyelidikan terhadap suatu masalah sehingga mendapat pemecahan masalah

yang tepat. Selanjutnya menurut Winarno Surakhmad (1994: 131), menyatakan

jenis-jenis metode penelitian adalah:

1. Penelitian Historik

Penyelidikan yang menggunakan metode historik adalah penyelidikan yang

mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historik.

2. Metode Penyelidikan Deskriptif

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang. Pada umumnya metode deskriptif ialah menuturkan dan

menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu

hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak atau tentang suatu

proses yang sedang berlangsung dan sebagainya. Pelaksanaan metode

Page 62: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi

meliputi analisa dan arti data itu. Alat untuk mengukur suatu dimensi tersebut

adalah dengan menggunakan angket, tes dan interview.

3. Metode Penyelidikan Eksperimental

Metode penelitian eksperimental merupakan penelitian yang ditujukan pada

segi-segi tertentu dari suatu peristiwa. Pada umumnya peristiwa yang terjadi

adalah peristiwa yang terjadi secara berpasangan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif. Menurut Moh. Nasir (1993: 63) bahwa :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok kasus manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

dengan metode deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang berusaha

mendiskripsikan serta mengumpulkan informasi-informasi suatu gejala dan

peristiwa yang sedang berlangsung pada masa sekarang.

Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena penulis ingin

berusaha untuk memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang berdasarkan

analisa dari data atau fakta. Dari metode deskriptif kuantitatif tersebut peneliti

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari pemahaman pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral dalam diri remaja.

C. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian ilmiah tidak akan terlepas dari penetapan populasi

dan sampel, karena populasi dan sampel merupakan subyek penelitian dan

keduanya merupakan sumber data penelitian.

Page 63: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) menyatakan

bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2010: 117)”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan subyek atau obyek penelitian yang datanya akan dianalisa. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di Desa Karanglo, Kecamatan

Polanharjo, Kabupaten Klaten dengan jumlah 315 remaja yang terbagi dalam 6

dukuh, yang terdiri dari dukuh Karangwetan: 46, Nglangun: 54, Plumbon: 42,

Suruh: 49, Pusur: 50, Karanglo: 74.

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109), ”Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang akan diteliti”. Sedangkan menurut Yatim Riyanto (2001:

64) “Sampel adalah bagian populasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang menjadi subjek penelitian. Penentuan

besarnya sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, akan menggunakan

acuan pendapatnya Suharsimi Arikunto (2002: 112) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besarnya telah lebih dari 100 maka diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan data. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang

resikonya besar, tentu saja jika sample lebih besar hasilnya akan lebih baik.

Page 64: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sesuai dengan ketentuan tersebut maka penelitian ini mengambil sampel

20% dari populasi sebesar 315 remaja sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam

penelitian ini berjumlah 63.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau dengan kata lain, sampel harus

representatif.

Riduwan (2003: 11) mengatakan bahwa teknik pengambilan sampel atau

teknik sampling adalah “Suatu cara mengambil sampel yang representatif dari

populasi”. Sedangkan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2004: 110)

ada dua macam teknik sampling yaitu:

a. Teknik Random Sampling 1) Cara undian 2) Cara ordinal 3) Cara randomisasi dari table bilangan random

b. Teknik Non Random Sampling 1) Proposional sampling 2) Stratified sampling 3) Purposive sampling 4) Quota sampling 5) Double sampling 6) Area sampling 7) Cluster sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

proporsional random sampling, dimana besar kecilnya sub populasi atau bagian

individu–individu yang diambil tiap sub populasi diambil secara proporsional dan

random atau acak. Dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional

random sampling maka setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dan

peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel secara seimbang dari 6

desa yang ada yaitu desa Karangwetan, Nglangun, Plumbon, Suruh, Pusur dan

Karanglo.

Adapun alasan penulis menggunakan teknik tersebut karena dalam teknik

proporsional random sampling bersifat secara objektif. Pelaksanaan pengambilan

Page 65: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sampel dilakukan dengan cara pengambilan dari tiap-tiap sub populasi dengan

memperhitungkan sub-sub populasi yaitu tiap-tiap dusun. Pengambilan sampel

secara random sebesar 20% dari jumlah remaja tersebut menggunakan

perhitungan sebagai berikut:

Jumlah remaja setiap dukuh x jumlah sampel Jumlah populasi Tabel 2. Jumlah sampel dari tiap kelas

NO. DUKUH SAMPEL

1. KARANGWETAN 46 ×63 = 9,2 dibulatkan menjadi 9

315 2. NGLANGUN 54 ×63 = 10,8 dibulatkan menjadi 11

315 3. PLUMBON 42 ×63 = 8,4 dibulatkan menjadi 8

315 4. SURUH 49 ×63 = 9,8 dibulatkan menjadi 10

315 5. PUSUR 50 ×63 = 10

315

6. KARANGLO 74 ×63 = 14,8 dibulatkan menjadi 15

315

TOTAL 63

Dari perhitungan dalam pengambilan sampel di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 63.

Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan dengan permasalahanya, sedangkan data tesebut perlu digunakan teknik

pengumpulan data sehingga diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat

dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 66: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

teknik tes untuk memperoleh data pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa dan teknik angket untuk memperoleh data kesadaran moral.

1. Metode Tes

a. Pengertian Tes

Menurut Suharmini Arikunto (2002: 53) “Tes adalah alat ukur atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana, dengan cara-cara yang sudah ditentukan”.

b. Bentuk Tes

Menurut Suharmini Arikunto (2002: 162) bentuk-bentuk tes ada dua yaitu

“tes subjektif dan tes objektif”. Adapun penjelasan dari bentuk tes subjektif dan

tes objektif adalah sebagai berikut:

1) Tes subjektif pada umumnya berbentuk essay atau uraian tes subjektif

untuk mengukur kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang

bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.

2) Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan

objektif. Tes objektif terdiri dari tes benar salah (true-false), tes pilihan

ganda (multiple choice test), tes menjodohkan (matching test) dan tes lisan

(completion test).

Berdasarkan bentuk-bentuk tes maka yang dapat digunakan penulis

untuk mengukur pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

dalam penelitian adalah tes objektif dalam bentuk multiple choice atau pilihan

ganda yang memuat beberapa pertanyaan dengan empat alternatif jawaban.

2. Metode Angket

a. Pengertian Angket

Menurut Riduwan (2003: 52-53) “Angket (questionnaire) adalah daftar

pertanyaan yang diberikan kepada orang lain, bersedia memberikan respons

(responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 151) “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

Page 67: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

b. Macam-macam angket

Suharsimi Arikunto (2006: 152) tentang macam kuisioner (angket), dapat

dipandang dari berbagai segi:

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada: a) Kuisioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden

untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. b) Kuisioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

a) Kuisioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain. 3) Dipandang dari bentuknya maka ada:

a) Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuisioner tertutup.

b) Kuisioner isian, yang dimaksud adalah kuisoner terbuka. c) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan

tanda check (�) pada kolom yang sesuai. d) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menggunakan angket tertutup

dalam bentuk rating scale, karena responden tinggal memilih jawaban yang sudah

disediakan peneliti yaitu dari pernyataan selalu, sering, jarang, sampai tidak

pernah. Pemberian jawaban dilakukan dengan cara memberikan tanda check ( √ )

dalam kolom yang sudah disediakan.

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur angket kesadaran

moral mulai dari sangat setuju (SS), setuju (S), Tidak setuju (TS) dan sangat tidak

setuju (STS). Peneliti menghilangkan kategori jawaban “ragu-ragu” dengan alasan

agar tidak menimbulkan kecenderungan memilih jawaban di tengah saja terutama

bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan ke arah setuju atau ke arah tidak

setuju. Cara pemberian skor tiap item pernyataan adalah sebagai berikut:

a Pernyataan Positif

1) Untuk jawaban sangat setuju skor 4.

Page 68: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2) Untuk jawaban setuju skor 3.

3) Untuk jawaban tidak setuju skor 2.

4) Untuk jawaban sangat tidak setuju skor 1.

b Pernyataan Negatif

1) Untuk jawaban sangat setuju skor 1.

2) Untuk jawaban setuju skor 2.

3) Untuk jawaban tidak setuju skor 3.

4) Untuk jawaban sangat tidak setuju skor 4.

.

3. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010: 133) menyatakan bahwa ”instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”. Instrumen dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan tes dan angket.

a Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 119) “Ada

variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi

disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variabel (X),

sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung,

variabel terikat atau dependent variabel (Y).

Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri atas satu variabel bebas

dan satu variabel terikat. Penjabaran dari variabel yang ada dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel

penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pemahaman Pancasila

Sebagai Pandangan Hidup Bangsa (X).

2) Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel

tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kesadaran Moral

(Y).

Page 69: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian berupa tes untuk variabel X (Pemahaman Pancasila

Sebagai Pandangan Hidup) dan angket untuk variabel Y (Kesadaran moral) yang

digunakan untuk mendapatkan data. Data merupakan hal yang sangat penting

guna membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan. Maka data yang

dikehendaki dalam setiap penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya

dan objektif. Untuk itu instrumen yang digunakan haruslah merupakan instrumen

yang baik. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persayaratan yaitu valid dan

reliabel (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Untuk itu sebelum data digunakan

sebagai data penelitian, maka terlebih dahulu harus diujicobakan pada remaja di

luar sampel. Adapun daftar remaja yang digunakan dalam ujicoba dapat dilihat

pada lampiran 2.

1) Validitasi tes

Validitasi tes digunakan validitas isi (content validity) yaitu dengan cara

menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes pemahaman Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa. Kisi-kisi ujicoba tes pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat pada lampiran 3 sedangkan

lembar ujicobanya dapat dilihat pada lampiran 4.

2) Uji coba tes

Sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu untuk

mengetahui bahwa tes yang akan digunakan dalam penelitian ini valid dan

reliabel atau tidak. Adapun persyaratan pengujian tes adalah sebagai

berikut:

a) Uji validitas tes

Pengujian validitas menggunakan uji validitas item dengan

teknik analisis butir-butir soal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Dalam pengujian validitas yang digunakan adalah formula

korelasi point biserial. Penggunaan rumus ini karena variabelnya

dikotomi, yaitu hanya memiliki dua macam angka saja, seperti tes ini

yang menjawab benar diberi angka 1 dan yang menjawab salah diberi

angka 0.

Page 70: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Rumus Korelasi Point Biserial adalah:

rpbis = q

p

S

MM

t

tp −

dimana :

rpbis :koefisien korelasi point biserial

Mp :mean skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang dicari korelasinya dengan tes

M t :mean skor total

St :standar deviasi skor total

P :proporsi remaja yang menjawab benar ( p = banyaknya

remaja yang menjawab benar/jumlah seluruh remaja )

q :proporsi remaja yang menjawab salah ( q = 1-p )

( Suharsimi Arikunto, 2006 : 283-284 )

Kriteria nilai rpbis adalah sebagai berikut :

Item tersebut valid jika harga tabelpbi r ≥r

Item tersebut tidak valid jika harga tabelpbi r ≤r

Artinya dari hasil perhitungan validitas item tersebut

kemudian dikonsultasikan dengan harga r. Jika r Point Biserial

lebih besar dari harga r tabel, maka korelasi tersebut signifikan,

berarti item soal tersebut adalah valid. Apabila harga r Point

Biserial lebih kecil dari r tabel, berarti korelasi tersebut tidak

signifikan maka item soal tersebut dikatakan tidak valid.

Dari perhitungan yang telah dilakukan kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf sgnifikansi 5 % dan N =

30 diperoleh r tabel sebesar 0,361 maka jika r hitung < 0.361 maka

item tersebut dinyatakan invalid sedangkan jika r hitung > 0.361

maka item tersebut valid.

Berdasarkan hasil uji coba item tes pemahaman pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa (lampiran 5), diketahui bahwa

dari 30 item tes tersebut ada 27 item yang valid, sedangkan 3 item

Page 71: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid adalah nomor

10, 21, 29. selanjutnya item yang tidak valid dibuang dan item yang

valid digunakan sebagai instrumen tes penelitian yakni kisi-kisi tes

penelitian pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

dapat (lampiran 6), dan lembar penelitian tes (lampiran 7). Adapun

contoh penghitungan uji validitas salah satu item dapat dilihat pada

lampiran 8.

b) Uji reliabilitas tes

Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus:

(1) Rumus Product Moment

r xy = ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑−−

})(}{)({

))((2222 YYNXXN

YXXYN

(Saifuddin Azwar, 2002: 48)

(2) Dilanjutkan dengan Formula Sperman-Brown

r11 =

+

×

212

1

212

1

1

2

r

r

(Suharsimi Arikunto, 2006:108)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen

Kesimpulan:

Dan hasil perbandingan antara r11 dan rtab kemudian diambil

kesimpulan sebagai berikut:

Soal tes dikatakan reliabel apabila r hitung > r tabel, sebaliknya jika r

hitung < r tabel maka soal tes tidak reliabel.

Untuk menentukan kriteria reliabel tes perlu dilakukan

konsultasi dengan kriteria koefisien reliabilitas angket seperti

Page 72: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 75). Sebagai

berikut:

(1) 0,800 – 1,000 = reliabilitas sangat tinggi

(2) 0,600 – 0,799 = reliabilitas tinggi

(3) 0,400 – 0,599 = reliabilitas cukup

(4) 0,200 – 0,199 = reliabilitas sangat rendah

Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka diperoleh

r11 = 0,750 yang berarti memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi

(Lampiran 9).

c) Uji analisis item soal

Sedangkan untuk menganalisa butir soal diantaranya yaitu

dengan menggunakan analisa taraf kesukaran dan daya beda tes.

Apabila langkah- langkah tersebut terpenuhi berarti persyaratan tes

sebagai alat ukur telah dipenuhi. Rumus dalam menganalisa butir soal

yaitu sebagai berikut:

(1) Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran soal diuji dengan rumus P menurut

Saifudin Azwar (2002: 134) :

N

nP i=

Dimana:

in :Banyaknya remaja yang menjawab item dengan benar

N : Banyaknya remaja yang menjawab item

Kriteria harga P adalah:

0,0 ≤ P < 0,3 = sukar

0,3 ≤ P < 0,7 = sedang

0,7 ≤ P < 1,0 = mudah

Dari 30 soal yang diujicobakan dapat diketahui soal dengan

kriteria mudah ada 29 soal dan soal dengan kriteria sedang ada 1

soal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

Page 73: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(2) Daya Beda

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda

soal menurut Saifudin Azwar (2002:138) sebagai berikut :

R

iR

T

iT

N

n

N

nd −=

Keterangan:

iTn : banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok

tinggi

TN : banyaknya penjawab item dari kelompok tinggi

iRn : bnyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok

rendah

RN : banyaknya penjawab item dari kelompok rendah

Kriteria:

D=0,00 – 0,2: Jelek

D=0,2 – 0,4 : Sedang

D=0,4 – 0,7 : Baik

D=0,7– 1,0 : Baik Sekali

D=negatif : Semuanya tidak baik

Dari 30 soal yang diujicobakan, berdasarkan hasil

perhitungan daya beda terdapat 26 soal dengan kriteria cukup dan 4

soal dengan kriteria jelek. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 11.

3) Uji coba (Try out) angket ini meliputi analisis validitas dan reliabilitas

Angket yang telah disusun perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu,

hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya istilah-istilah

yang tidak dimengerti oleh remaja dan juga untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas butir angket tersebut.

Page 74: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 67) macam-macam validitas

sebagai berikut: “(a) validitas isi; (b) validitas kontruksi; (c) validitas ”ada

sekarang”; (d) validitas prediksi”.

Berikut merupakan penjelasan macam- macam validitas:

a) Validitas isi (content validity) suatu tes dapat dikatakan memenuhi

validitas isi apabila tes tersebut menyangkut tujuan khusus tertentu

yang sejajar dengan materi pelajaran yang diartikan. Oleh karena itu

yang dianjurkan tertera dalam kurikulum maka, validitas isi ini juga

sering disebut validitas kurikuler.

b) Validitas kontruksi (contruct validity) suatu tes dikatakan memiliki

validitas kontruksi apabila dalam butir-butir soal untuk membangun

tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang tersebut

dalam TIK atau konsep.

c) Validitas ”ada sekarang” (concurrent validity) validitas ini lebih

umum dikenal dengan validitas empiris. Jadi sebuah tes dikatakan

memiliki validitas empiris apabila hasilnya sesuai dengan

pengalaman.

d) Validitas prediksi (predictive validity) memprediksi artinya meramal

mengenai hal yang artinya akan datang, jadi sekarang belum terjadi,

sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan

apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan

terjadi pada masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi

karena menggunakan angket yang terdiri dari beberapa indikator untuk

mengukur suatu kesadaran moral remaja di desa Karanglo, kecamatan

Polanharjo, kabupaten Klaten.

Dari indikator tersebut kemudian disusun butir angket berdasarkan

kisi-kisi uji coba angket kesadaran moral (lampiran 12), sedangkan lembar uji

coba angket sendiri terdiri dari 30 item pernyataan (lampiran 13).

Page 75: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

(1) Uji Validitas Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen”. Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat

validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang

diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau

tidak.

Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen yang

mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai

tabel yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid adalah

instrumen yang nilai hitungnya lebih rendah daripada nilai pada tabel yang

telah ditentukan.

Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan

rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi

Arikunto (2006: 170):

})(.}{)(.{

))((.2222 YYNXXN

YXXYNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Skor masing-masing item

∑Y : Skor total

∑XY : Jumlah penelitian X dan Y

∑X2 : Jumlah kuadrat dari X

∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y

N : Jumlah subjek

Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap item dalam angket

tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product

Page 76: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

moment dalam taraf signifikansi 5% dan N = 30 diperoleh r tabel sebesar

0.361.

Bila rhitung > rtabel berarti valid

Bila rhitung < rtabel berarti tidak valid

Hasil uji coba item angket kesadaran moral dapat dilihat pada

lampiran 14, dan diketahui bahwa dari 30 pernyataan tersebut ada 26 item

yang valid sedangkan 4 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang

tidak valid adalah nomor 1, 3, 9, 17. Selanjutnya dalam penelitian ini,

item yang tidak valid dibuang. Untuk kisi-kisi penelitian angket dapat

dilihat pada lampiran 15, sedangkan lembar penelitian angket pada

lampiran 16. Adapun contoh penghitungan uji validitas angket salah satu

item terdapat pada lampiran 17.

(2) Uji Reliabilitas Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) “Reliabilitas adalah

ketepatan suatu tes apabila diteskan subyek yang sama”. Dengan kata lain

reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua

kali atau lebih.

Adapun mencari reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002:

156) adalah (a) rumus Spearman Brown, (b) rumus Flanagan, (c) rumus

Rulon, (d) rumus K-R.20, (e) rumus K-R21, (f) rumus Hoyt, (g) dan

rumus Alpha.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur reliabilitas angket. Teknik

korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product Moment, dilanjutkan

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (2006: 196) dengan rumus :

r11 =

−∑σσ

2

2

11

t

b

k

k

Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

Page 77: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

k = banyaknya butir soal

∑σ 2

b = jumlah varians butir

σ 2

t = varians total

Untuk mengetahui reliabel tidaknya alat ukur tersebut, maka hasil

r11 dikonsultasikan dengan rtabel. Jika r11 > rtabel, hasil uji coba adalah

reliabel. Sebaliknya jika r11 < rtabel berarti hasil uji coba tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh reliabilitas sebesar 0,882.

hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada tingkat

signifikansi 5 % dengan N = 30 diperoleh r tabel sebesar 0,361. Karena r

hitung > r tabel atau 0,882 > 0,361 maka item pernyataan angket tersebut

reliabel. (lampiran 18).

Hasil analisis reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan

koefisien reliabilitas. Adapun mengenai besarnya koefisien korelasi dapat

digunakan ketentuan sebagai berikut:

0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi

0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi

0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup

0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah

0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah

(Suharsimi Arikunto,2006:276)

Apabila dilihat dengan ketentuan koefisien korelasi maka angket

tersebut koefisien korelasinya sangat tinggi dikarenakan berada pada

interprestasi 0.800 – 1.000.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membuktikan kebenaran hipotesis

penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik korelasi. Sebelum analisis korelasi diimplementasikan maka perlu

mengadakan pengujian persyaratan analisis dengan menggunakan uji normalitas

Page 78: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dan uji linieritas. Adapun langkah-langkah pengujian persyaratannya adalah

sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan

cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun langkah-

langkah dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut:

1) ( )

S

XXizi

−=

zi = Angka baku

X = Rata-rata

N

X i∑

S = Simpangan baku

( )( )( )1

22

−−

= ∑ ∑NN

XiXN i

2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung

peluang: )()( zizPziF ≤=

3) N

ziyangzzBanyaknyazziS ni ≤= ,....,

)( 2

4) Hitung selisih ( ) ( )ziSziF − tentukan harga mutlaknya

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih ( ) ( )ziSziF − jadikan Lhitung atau Lhit

6) Kesimpulannya:

a) Jika Lhit ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal

b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.

(Hassan Suryono, 2005:79)

Page 79: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b Uji Linieritas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan

varibel terikat terdapat pengaruh yang linier atau tidak. Pengujian linieritas

menggunakan rumus dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya

2) Menghitung :

a) JK (E) =

N

ΣYiYi

22

b) JKTC = Jkres – Jk (E)

3) Menghitung :

a) dk = N – k atau dFres – dFTC

k = banyaknya kelompok X b) dkTC = k – 2

4) Menghitung :

a) RJK = )(

)(

TCdF

TCJK

b) FKJ(TC) = )(

)(

TCdF

TCJK

5) Fhitung = )(

)(

ERJK

TCRJK

6) Ttabel (1 – α) (K – 2, N – K)

a) Jika Fhitung > Ftabel tolak Ho berarti tidak linier

b) Jika Fhitung < Ftabel tolak Ho berarti linier

(Hassan Suryono, 2005 : 86)

2. Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah korelasi

Product Moment untuk mengetahui ada hubungan yang positif atau tidak antara

variabel X terhadap Y dan uji t untuk mengetahui keberartian koefisien

korelasinya. Adapun rumus yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah

sebagai berikut:

Page 80: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara Variabel X terhadap

Variabel Y

})(.}{)(.{

))((.2222 YYNXXN

YXXYNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X = Skor masing-masing item

∑Y = Skor total

∑XY = Jumlah penelitian X dan Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dari X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dari Y

N = Jumlah subjek

Apabila rhitung>rtabel maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap

variabel Y (H0 ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung≤rtabel maka tidak

terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan Ha

ditolak).

(Suharsimi Arikunto, 2006:274)

b. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak.

21

2

r

nrt

−=

Keterangan;

t = uji keberartian

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Menentukan pengambilan keputusan atau uji t :

Jika t hit < t tab maka Ho diterima dan Ha ditolak, jadi koefisien korelasi

tidak signifikan.

t hit > t tab maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi koefisien korelasi

signifikan/berarti.

(Sugiyono, 2010:257)

Page 81: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Menghitung Koefisien Determinasi ( )2R .

Iqbal Hasan (2003:247) ”koefisien determinasi adalah penyebab

perubahan pada variabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat

koefisien korelasinya”. Koefisien penentu ini menjelaskan besarnya pengaruh

nilai suatu variabel (variabel X) terhadap naik/ turunnya nilai variabel lainnya

(variabel Y). Koefisien penentu dirumuskan:

%10022 ×== rRKP

(Iqbal Hasan, 2003: 247)

d. Menghitung Harga Dari Persamaan Regresi Linier

Model regresi yang dicari adalah:

Y = a + bX

Dimana;

a( )( ) ( )( )

( ) ( )22

2

∑∑∑∑∑∑

−=

XXN

XYXXY

b∑ ∑

∑ ∑ ∑−

−=

22 )(

))(()(

XXN

YXXYN

Keterangan;

N = Jumlah sampel

∑X = Skor masing-masing item

∑Y = Skor total

∑XY = Jumlah penelitian X dan Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dari X

(Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar, 2003: 216)

Page 82: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa (X) dan kesadaran moral (Y). Sebelum

mengumpulkan data mengenai variabel tersebut, terlebih dahulu dilakukan ujicoba

atau tryout terhadap 30 remaja di luar sampel yang dilaksanakan pada tanggal 3

April 2011. Ujicoba atau Tryout digunakan untuk menguji validitas dan

reliabilitas instrumen. Setelah dilakukan ujicoba atau tryout terdapat tiga item tes

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan empat item angket

kesadaran moral yang tidak memenuhi syarat validitas maupun reabilitas. Peneliti

kemudian membuang item-item tersebut karena masing-masing indikator sudah

terwakili dengan item-item yang lain.

Setelah data dari kedua variabel dikumpulkan, ditentukan tabulasinya

serta dilakukan analisis, maka peneliti dapat memberikan gambaran atau deskripsi

data mengenai pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (X) dan

kesadaran moral (Y) sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Data pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa diperoleh

melalui tes. Berdasarkan rekapitulasi data diketahui jumlah responden (N) = 63,

nilai tertinggi = 93, nilai terendah = 67, mean= 80,13 dan standar deviasi (SD) =

8,46. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam lampiran 19. Untuk mendapatkan kelas

interval, terlebih dahulu dicari interval (R) diperoleh dari perhitungan R= data

max – data min yaitu 93-67 hasilnya adalah 26. Untuk menghitung banyaknya

kelas dapat diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (63) hasilnya 6,907 dapat

dibulatkan menjadi 7. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R/K

hasilnya adalah 3,7. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 83: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 3: Distribusi Frekuensi Data Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan

Hidup Bangsa

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa nilai

yang terbanyak muncul adalah pada interval 67.00-70.70 dengan frekuensi 14 dan

nilai terendah terdapat pada interval 86.00-89.70 dengan frekuensi 5.

Selengkapnya mengenai hasil dari pengumpulan data tentang pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat disajikan dalam bentuk grafik

histogram sebagai berikut:

14

7

10

8

9

5

10

68.85 72.65 76.45 80.25 84.05 87.85 91.65

Gambar 2. Histogram Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Bangsa

Interval Nilai Tengah Fmutlak Fkomulatif

67.00 70.70 68.85 14 14

70.80 74.50 72.65 7 21

74.60 78.30 76.45 10 31

78.40 82.10 80.25 8 39

82.20 85.90 84.05 9 48

86.00 89.70 87.85 5 53

89.80 93.50 91.65 10 63

Page 84: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Deskripsi Data Tentang Kesadaran Moral

Data kesadaran moral diperoleh melalui angket. Berdasarkan data hasil

penelitian dapat diketahui jumlah responden (N)=63, nilai tertinggi= 104, nilai

terendah = 76, mean= 91.89 dan didapat standar deviasi (SD) = 8.07. Untuk lebih

jelas dapat dilihat dalam lampiran 19. Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih

dahulu dicari interval (R) diperoleh dari perhitungan R= data max – data min

yaitu 104-76 hasilnya adalah 28. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat

diperoleh dengan rumus K= 1+3,3 x log N (33) hasilnya 6,907 dapat dibulatkan

menjadi 7. Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I=R/K hasilnya

adalah 4.0. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4: Distribusi Frekuensi Data Kesadaran Moral

Interval Nilai Tengah Fmutlak Fkomulatif

76.0 80.0 78.0 8 8

80.1 84.1 82.1 3 11

84.2 88.2 86.2 8 19

88.3 92.3 90.3 13 32

92.4 96.4 94.4 7 39

96.5 100.5 98.5 16 55

100.6 104.6 102.6 8 63

Dari hasil distribusi frekuensi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

nilai yang terbanyak muncul adalah pada interval 96.50-100.50 dengan frekuensi

16 dan nilai terendah terdapat pada interval 80.10-84.10 dengan frekuensi 3.

Selengkapnya mengenai hasil dari pengumpulan data tentang kesadaran moral

dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Page 85: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

8

3

8

13

7

16

8

78.0 82.1 86.2 90.3 94.4 98.5 102.6

Gambar 3. Histogram Kesadaran Moral

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian persyaratan analisis meliputi dua hal yaitu pengujian

normalitas data dan pengujian linieritas data. Rincian pelaksanaan kedua

pengujian tersebut adalah seperti dibawah ini.

1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan uji Lilliefors. Apabila Lhit < Ltabel maka sampel diambil dari

distribusi normal, sedangkan apabila Lhit > Ltabel maka sampel diambil dari

distribusi tidak normal.

a. Uji Normalitas Pemahaman Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Dari uji normalitas data tentang pemahaman Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa yang telah dilakukan diperoleh Lhitung =0.1071 dan pada taraf

signifikasi 5%, Ltabel=0.1116 . Karena harga Lhitung lebih kecil dari Ltabel atau

0.1072 < 0.1116 maka dapat disimpulkan bahwa nilai pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa adalah normal. Perhitungannya secara rinci

dapat dilihat pada lampiran 20. .

b. Uji Normalitas Kesadaran Moral

Dari uji normalitas data tentang kesadaran moral yang telah dilakukan

diperoleh Lhitung=0.0760 dan pada taraf signifikasi 5%, Ltabel=0.1116. Karena

Lhitung lebih kecil dari Ltabel atau 0.0760 < 0.1116 maka dapat disimpulkan

Page 86: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

bahwa nilai kesadaran moral adalah normal. Perhitungannya secara rinci

dapat dilihat pada lampiran 21.

2. Pengujian Linieritas

Uji linieritas diperlukan untuk mengetahui adanya hubungan linier

antara variabel X terhadap variabel Y. Uji linieritas yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan uji regresi linier. Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho

berarti linier, namun apabila Fhitung > Ftabel maka tolak Ho berarti tidak linier.

Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas variabel pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral

menunjukkan bahwa Fhitung = 1.10 pada taraf signifikasi 5% dengan dk pembilang

55 dan dk penyebut 8 diperoleh Ftabel 1.73. Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau

1.10 < 2.53 maka dinyatakan pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa linier terhadap kesadaran moral (perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 22)

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk mengkaji

apakah persyaratan yang akan dikemukakan dalam perumusan hipotesis bisa

diterima kebenarannya atau ditolak kebenarannya. Hipotesis diterima apabila data

yang didapat mendukung persyaratan dalam hipotesis yang diajukan. Dan

sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris yang ada tidak dapat mendukung

persyaratan dalam hipotesis yang diajukan.

Setelah melakukan uji persyaratan analisis langkah selanjutnya menguji

apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak.

1. Analisis Data

a. Koefisien Korelasi antara Prediktor (X) dan Kriterium (Y)

Hipotesis:

Ho: Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tidak berpengaruh

terhadap kesadaran moral.

Ha: Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh

terhadap kesadaran moral. Ketentuan:

Page 87: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Jika rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Kesimpulan:

Berdasarkan pengolahan data diperoleh rhitung = 0.319. Hasil

perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (N = 63) untuk taraf

signifikansi = 5% diperoleh 0.245. Karena rhitung = 0.319 > rtabel = 0.245 maka

Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat ditarik kesimpulan Pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaran

moral (lampiran 23).

Selanjutnya dilakukan uji keberartian korelasi dengan menggunakan

rumus t untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi antara pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral remaja

diperoleh t hitung = 2.632. Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan t tabel dengan taraf signifikansi sebesar 2.00. Jadi dari perhitungan

yang dilakukan maka t hitung > t tabel atau 2.632 > 2.00 sehingga koefisien

korelasi antara variabel X dan variabel Y berarti atau signifikan.

(penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24)

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu

variabel (variabel X) terhadap naik turunnya nilai variabel lain (variabel Y).

Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasinya dan

selanjutnya dikalikan 100%. Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai

koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.102. R square ini merupakan

indeks determinasi, yakni prosentase yang menyumbangkan pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran

moral. R square 0.102 menunjukkan pengertian bahwa sumbangan pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran

moral sebesar 10.2% sedangkan sisanya 89,8% dipengaruhi faktor lain

(lampirn 25).

Page 88: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

c. Persamaan Garis Regresi

Persamaan garis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa tinggi

variabel kesadaran moral bila nilai variabel pemahaman Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa diubah-ubah. Berdasarkan pengolahan data

diperoleh nilai a = 67.4533 dan b = 0.3050. Maka persamaan garis regresi

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan kesadaran moral

tersebut dapat disusun menjadi y = 67.4533 + 0.3050 X (Lampiran 26).

Adapun hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

y = 0.305x + 67.453

70

80

90

100

110

65 70 75 80 85 90 95

Pemahaman Pancasila (X)

Kes

adar

an M

ora

l (Y)

Gambar 4. Persamaan Garis Regresi Pemahaman Pancasila Sebagai

Pandangan Hidup Bangsa dan Kesadaran Moral

2. Penafsiran Hipotesis

Hipotesis:

Ho : r = 0 Variabel independen tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependen

Ha : ≠r 0 Variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel dependen

Kriteria Pengujian:

Ho diterima dan Ha ditolak bila nilai rhitung < rtabel

Ho ditolak dan Ha diterima bila nilai rhitung > rtabel

Kesimpulan:

Berdasarkan pengolahan data diperoleh rhitung = 0.319. Hasil perhitungan

kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (N = 63) untuk taraf signifikansi = 5%

Page 89: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

diperoleh 0.319. Karena rhitung = 0.319 > rtabel = 0.245 maka Ho ditolak dan Ha

diterima jadi dapat ditarik kesimpulan Pemahaman Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaran moral. Untuk uji keberartian

koefisiensi korelasi dengan uji t diperoleh thitung > ttabel atau thitung = 2.632 > ttabel =

2.00 yang berarti koefisien korelasi antara pemahaman Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa (X) dan kesadaran moral remaja (Y) adalah berarti atau

signifikan. Besarnya pengaruh Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa terhadap kesadaran moral adalah 10.2% dan sisanya 89.8% dipengaruhi

faktor lain.

3. Kesimpulan Hipotesis

Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran

moral, dinyatakan diterima.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah melakukan pengujian hipotesis maka langkah selanjutnya

melakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan analisis data adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan, disimpulkan

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap

kesadaran moral. Terbukti dengan hasil rhitung = 0.319. Hasil perhitungan

kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (N = 63) untuk taraf signifikansi = 5%

diperoleh 0.245. Karena rhitung = 0.319 > rtabel = 0.245 maka Ho ditolak dan Ha

diterima jadi dapat ditarik kesimpulan pemahaman Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaran moral. Besarnya pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral

adalah 10.2% dan sisanya 89.8% dipengaruhi faktor lain seperti pendidikan

spiritual dan agama yaitu pendidikan tentang ajaran-ajaran agama, lingkungan

keluarga melalui orang tua, lingkungan luar seperti masyarakat dan teman sebaya,

media massa baik elektronik maupun non elektronik, sekolah khusus misalnya

Page 90: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pondok pesantren, dan norma-norma sosial misalnya norma hukum yang jelas.

(http://widini.wordpress.com/2010/02/16/masa-remaja)

Faktor luar yang mempengaruhi kesadaran moral remaja selain dengan

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah pendidikan

spiritual atau agama yaitu dengan mengikuti pengajian dan mendengarkan

ceramah dari para ustad, lingkungan keluarga melalui orang tua yaitu dengan

orang tua memberi perhatian dan memberi teladan bagi anak-anaknya dengan

melakukan perbuatan yang baik dan selalu mengawasi kegiatan anak-anaknya

dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan luar yaitu masyarakat dan teman sebaya

yang memberi motivasi atau mengajak ke dalam perbuatan yang baik dengan

melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam masyarakat, media massa dengan

melihat televisi atau mendengarkan radio atau dengan membaca koran maka

remaja akan dapat mengetahui dampak-dampak apabila melakukan perbuatan

yang bersifat amoral maka dengan mereka mengetahui hal tersebut hal ini dapat

menggugah remaja untuk melakukan perbuatan yang baik dan tidak menyimpang,

dan sekolah khusus misalnya pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan

sekolah khusus yang mana dapat mengajarkan anak didiknya agar dapat

melakukan perbuatan yang baik karena dalam pondok pesantren akan diajarkan

tentang agama yg lebih spesifik sehingga remaja akan dapat melakukan perbuatan

yang lebih baik.

Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan

tingkah laku dan tindak atau perbuatan setiap manusia yang harus dijiwai dan

merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Pancasila itu digunakan sebagai

penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas kehidupan. Apabila remaja

memahami pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka

kesadaran moral pada remaja tersebut tinggi dan akan melakukan perbuatan yang

baik. Sebaliknya apabila remaja tidak memahami Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa maka kesadaran moral remaja rendah sehingga akan melakukan

perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Jadi perilaku menyimpang remaja

merupakan indikasi menurunnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai budaya

yang terumuskan menjadi Pancasila. Sehingga dengan remaja memahami

Page 91: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa akan membawa persepsi remaja pada

hal-hal yang positif dan dapat mempengaruhi perilaku remaja. Jadi penanaman

nilai-nilai Pancasila perlu diberikan pada remaja agar dapat meningkatkan

kesadaran moral remaja..

Kesadaran moral sangat penting dilakukan agar suara hati bisa

membedakan mana yang benar dan mana yang salah, sehingga remaja dapat

menangkis pengaruh buruk dari lingkungan pergaulan. Kesadaran akan moral dari

para remaja sangat diperlukan demi terciptanya kehidupan yang aman, damai dan

tenteram terutama dalam lingkungan masyarakat sehingga remaja memerlukan

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan diharapkan

pemahaman yang mereka miliki tersebut akan lebih meningkatkan kesadaran

moral remaja. Dikarenakan hal tersebut ternyata memang saling berhubungan

dimana sebuah pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat

mempengaruhi kesadaran moral remaja. Jadi semakin tinggi pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka semakin tinggi

pula kesadaran moral remaja demikian pula sebaliknya jika semakin rendah

pengaruh pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka semakin

rendah pula kesadaran moral remaja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kesadaran

moral remaja berkaitan dengan pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa yang dimiliki oleh remaja. Artinya pemahaman Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa diperlukan untuk dapat meningkatkan kesadaran moral

remaja. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Willis (1981: 83) “Pembinaan

mental ideologi Pancasila dimaksudkan agar anak -anak nakal atau menyimpang

itu memahami sila-sila dari ideologi negara kita yakni Pancasila. Dan

mengusahakan agar dapat melatih kebiasaan hidup berpancasila di lingkungan

mereka”.

Dari pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap moral remaja dan agar

mereka mengusahakan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan sila- sila

dalam Pancasila. Dengan demikian, semakin remaja memiliki pemahaman

Page 92: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

khususnya pemahaman tentang Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka

semakin tinggi tingkat kesadaran moral remaja.

Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil penelitian yang diperoleh dari

data lapangan maka dapat disimpulkan benar bahwa pemahaman Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaran moral remaja.

Page 93: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Page 94: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

Pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesadaran moral remaja di desa Karanglo

kecamatan Polanharjo kabupaten Klaten tahun 2011. Terbukti dengan hasil rhitung

= 0,319. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (N = 63) untuk

taraf signifikansi = 5% diperoleh 0,245. Karena rhitung = 0,319> rtabel = 0,245 maka

Ho ditolak dan Ha diterima jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berpengaruh positif terhadap

kesadaran moral. Selanjutnya dengan uji keberartian diperoleh t hitung = 2.632

dan t table dengan taraf signifikansi 5 % sebesar 2.00, karena t hitung > t table

maka koefisien korelasinya berarti atau signifikan. Besarnya pengaruh

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral

adalah 10,2% dan sisanya 89,8% dipengaruhi faktor lain. Untuk memprediksi

tinggi rendahnya kesadaran moral jika pemahaman Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa diubah-ubah maka dapat mengunakan persamaan y = 67.4502 +

0.3050 X. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan kebenarannya dapat

diterima.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Adanya pengaruh pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

terhadap kesadaran moral maka pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kesadaran moral.

Semakin baik pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa pada remaja

maka akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kesadaran moral

remaja begitu juga sebaliknya jika pemahaman Pancasila sebagai pandangan

Page 95: PENGARUH PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI …/Pengaruh...pengaruh pemahaman pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terhadap kesadaran moral pada remaja di desa karanglo kecamatan polanharjo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

hidup bangsa pada remaja buruk maka akan berdampak negatif terhadap

perkembangan kesadaran moral remaja. Kesadaran moral remaja dapat terbangun

dengan baik jika mereka memiliki pemahaman Pancasila yang baik dibandingkan

mereka yang memiliki pemahaman Pancasila yang buruk.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pemahaman Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa berpengaruh terhadap kesadaraan moral remaja. Dengan

hasil tersebut maka remaja diharapkan mampu membekali diri terhadap

pemahaman Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa agar kesadaran moral

dapat terbangun.

C. Saran

1. Bagi Remaja

Hendaknya remaja lebih responsif dalam penghayatan serta pengamalan

nilai-nilai Pancasila dengan baik agar tidak terjebak dalam tindakan ataupun

perbuatan amoral yang dapat mempengaruhi perkembangan kesadaran moral

mereka.

2. Bagi Masyarakat

Hendaknya masyarakat membimbing, memberikan teladan dan lebih

meningkatkan pengawasan dan perhatian kepada remaja khususnya dalam hal

pembentukan lingkungan masyarakat yang kondusif sehingga kesadaran moral

mereka dapat terbangun secara maksimal.