PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP...
Transcript of PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP...
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KECUKUPAN
ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi di Instansi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
oleh :
Lira Azhimatinnur Riansah
NIM 109082000007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KECUKUPAN
ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi di Instansi Pemerintahan Daerah Kota Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
oleh:
Lira Azhimatinnur Riansah
NIM: 109082000007
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H/2013M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 6 Mei 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Lira Azhimatinnur Riansah
2. NIM : 109082000007
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran dengan Asimetri
Informasi dan Kecukupan Anggaran sebagai
Variabel Moderating (Studi di Instansi
Pemerintahan Daerah Kota Sukabumi)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Mei 2013
1. Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si
NIP. 19830717 201101 1 011
2. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NIP. 19720516 200901 1 006
3. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., CPA., Ak
NIP. 19620502 199303 1 000
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
Mahasiswa :
1. Nama : Lira Azhimatinnur Riansah
2. NIM : 109082000007
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran dengan Asimetri Informasi dan Kecukupan
Anggaran sebagai Variabel Moderating (Studi di Instansi
Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta. 19 September 2013
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 19570617 198503 1 002
2. Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM
NIP. 19720516 200901 1 006
3. Erika Amelia, SE., M.Si
NIP. 19771109 200912 2 001
4. Dr. Rini, Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002
5. Yusro Rahma, SE., M.Si
NIP. 19800506 200801 2 016
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lira Azhimatinnur Riansah
NIM : 109082000007
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran dengan Asimetri Informasi dan Kecukupan
Anggaran sebagai Variabel Moderating (Studi di Instansi
Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab ats karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2013
Yang Menyatakan
Lira Azhimatinnur Riansah
(109082000007)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Lira Azhimatinnur Riansah
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Maret 1991
3. Alamat : Jl. Goalpara RT 01/07 Cibeureum Tengah
Desa/Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi 43192
4. Telepon : 081286389333
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Tunas Karya Tahun 1996 – 1997
2. SDN Cidadap II Tahun 1997 -2003
3. SMP Negeri 5 Kota Sukabumi Tahun 2003 - 2006
4. SMA Negeri 3 Kota Sukabumi Tahun 2006 - 2009
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullaah Jakarta Tahun 2009 – 2013
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. PASKIBRAKA SMP Negeri 5 Kota Sukabumi (2006-2009)
2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMP Negeri 5 Kota Sukabumi
sebagai Ketua II (2007-2008)
3. Teater SMP Negeri 5 Kota Sukabumi
4. Teater SMA Negeri 3 Kota Sukabumi
vii
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Juansah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 18 Juni 1961
3. Ibu : Dra. Rita Sahara
4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1960
5. Alamat : Jl. Goalpara RT 01/07 Cibeureum Tengah
Desa/Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi 43192
viii
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION TO BUDGETARY
SLACK WITH INFORMATION ASYMMETRY AND BUDGET ADEQUACY
AS MODERATED VARIABLES
(Study at Regional Government in Sukabumi City)
By : Lira Azhimatinnur Riansah
ABSTRACT
This study aim to examine the influence of budgetary participation to
budgetary slack with information asymmetry and budget adequacy as moderated
variables at governmental institution of Sukabumi City. The data was collected by
distributing questionnaires with purposive sampling to the respondents. While
responders is consisted by the functional functionary at governmental institution
of Sukabumi City which is participation in budgetary process, with a total sample
are 86 respondents. The method analisys used in this study is regression analysis
with software IBM SPSS 19 for windows.
From the results of multiple regression, there is one hypothesis that influent
to budgetary slack : 1) the effect of budgetary participation having an effect on
budgetary slack. Meanwhile, two more hypothesis with moderated regression
analysis is not influent to budgetary slack : 2) budgetary participation and
information asymmetry interaction have no significant influence to the budgetary
slack. 3) budgetary participation and budget adequacy interaction have no
significant influence to budgetary slack.
Keyword : Budetary participation, information asymmetry, budget adequacy, and
budgetary slack.
ix
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KECUKUPAN
ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi di Instansi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
Oleh : Lira Azhimatinnur Riansah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran dengan asimetri informasi dan kecukupan anggaran sebagai
variabel moderating (studi di instansi pemerintah daerah Kota Sukabumi). Data
dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dengan teknik purposive
sampling kepada para responden. Sedangkan respondennya adalah pejabat
fungsional di instansi/satuan kerja di lingkungan pemerintah Kota Sukabumi yang
tentunya terlibat dalam proses penyusunan anggaran, dengan total 86 responden.
Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis regresi dengan
perangkat lunak IBM SPSS 19 for windows.
Dari hasil regresi berganda menghasilkan satu hipotesis yang menunjukan
pengaruhnya terhadap senjangan anggaran, yaitu : 1) partisipasi anggaran
berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. Sementara itu, dari hasil
analisis regresi moderasi menunjukkan dua hipotesis yang tidak berpengaruh
terhadap senjangan anggaran, yaitu : 2) interaksi antara partisipasi anggaran dan
asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran. 3)
interaksi antara partispasi anggaran dan kecukupan anggaran tidak berpengaruh
signifikan terhadap senjangan anggaran.
Kata kunci : Partisipasi anggaran, asimetri informasi, kecukupan anggaran, dan
senjangan anggaran.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan
Asimetri Informasi dan Senjangan Anggaran sebagai Variabel Moderating
(Studi di Instansi Pemerintahan Daerah Kota Sukabumi)”. Shalawat dan
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW Sang
Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah memebantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
anugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tuaku tercinta, ibu Rita Sahara, ayah Juansah, mama Eti Sumiati, dan
bapak Ahmad Rivai yang telah memberikan rasa cinta, kasih sayang,
perhatian, dan doa tulus ikhlas tiada henti-hentinya yang menjadi kekuatan
terbesar bagi penulis.
2. Suami tercinta Arlan Paranti Rivai yang telah memberikan segala cintanya,
perhatian, pengertian, dan doa terbaik kepada penulis. Semoga kita selalu
dalam berkah dan lindungan Allah SWT baik di dunia maupun akhirat kelak.
3. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini., Ak. CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga Dosen Pembimbing
Skripsi I terima kasih telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat
berharga untuk membimbing, memberi masukan, motivasi dan nasihat yang
telah diberikan guna menyelesaikan skripsi ini.
xi
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, AK,.MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II terima kasih telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta saran
yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullaah Jakarta yang telah membantu demi kelancaran penulisan
skripsi ini hingga selesai.
8. Kakak-kakak tercinta tetehku Fajrina Rafdiani Riansah S.Pd dan aa Ade
Suryadi S.Pd yang selalu ada membantu kapanpun dan dimanapun penulis
butuhkan, aa Arief Sukmara, teteh Shanti, kak Arfri, teteh Nenden, dan
adikku Rani terimakasih atas semangat dan doa yang selalu tercurah bagi
penulis, barakallaah semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
9. Sahabat-sahabat tersayang Hikmah Hasanah, Fachri Bustomi, Chairunnisa
Abidin, Dhea Nursyaadah, Nurul Mauliya, dan Ayu Sekar terimakasih atas
dukungan dan indahnya persahabatan selama ini.
10. Seluruh warga Dewi Sartika dan kak Hastri Rosiyanti yang telah memberikan
hari-hari menyenangkan selama kita tinggal bersama, terimakasih banyak.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi dan komprehensif Ranti, Vivi, Efi,
Indriana, Nurul Gita, Eris, serta teman Akuntansi A 2009, semangat dan
sukses selalu untuk kita semua.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, September 2013
(Lira Azhimatinnur Riansah)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ..........................................................iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iv
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................vi
Abstract ...............................................................................................................viii
Abstrak ...............................................................................................................ix
Kata Pengantar .................................................................................................x
Daftar Isi ............................................................................................................xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xviii
Daftar Gambar ..................................................................................................xx
Daftar Lampiran ...............................................................................................xxi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Perumusan Masalah .............................................................................11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................12
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................14
A. Tinjauan Literatur ...............................................................................14
1. Anggaran ...................................................................................... 14
xiii
a. Pengertian Anggaran .............................................................14
b. Karakteristik Anggaran...........................................................15
c. Tujuan dan Manfaat Anggaran ...............................................16
2. Anggaran Sektor Publik ...............................................................18
a. Pengertian Anggaran Sektor Publik .......................................18
b. Karakteristik Anggaran Sektor Publik ...................................20
c. Prinsip Anggaran Sektor Publik .............................................21
d. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik ........................................22
d. Fungsi dan Tujuan Anggaran Sektor Publik...........................23
e. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ..........................27
3. Partisipasi Anggaran .....................................................................32
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran ..........................34
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran .........................35
4. Asimetri Informasi ........................................................................36
5. Kecukupan Anggaran ...................................................................38
6. Senjangan Anggaran .....................................................................40
B. Penelitian Terdahulu ...............................................................................43
C. Kerangka Pikir ........................................................................................48
D. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .............................49
1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ........49
2. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimteri Informasi
terhadap Senjangan Anggaran...........................................................51
xiv
3. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Kecukupan
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ..........................................52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................54
B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................54
C. Metode Pengumpulan Data .. ...............................................................55
1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................55
2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................56
D. Metode Analisis Data ...........................................................................56
1. Statistik Deskriptif .........................................................................56
2. Uji Kualitas Data ............................................................................57
a. Uji Validitas ............................................................................57
b. Uji Reliabilitas ........................................................................57
3. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................58
a. Multikolonieritas .....................................................................58
b. Heteroskedastisitas .................................................................58
c. Uji Normalitas ........................................................................59
4. Uji Hipotesis ..................................................................................59
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Ganda ..............................59
1) Penerapan Partisipasi Anggaran Berpengaruh
terhadap Senjangan Anggran .............................................60
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................60
b) Uji Statistik t ...............................................................61
xv
b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate
(Moderated Regression Analyis –MRA) ..................................61
1) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri
Informasi terhadap Senjangan Anggaran ...........................62
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................63
b) Uji Statistik t ...............................................................63
2) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan
Kecukupan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran .......64
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................65
b) Uji Statistik t ...............................................................65
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................66
1. Partisipasi Anggaran ................................................................66
2. Informasi Asimetri ...................................................................67
3. Kecukupan Anggaran ...............................................................67
4. Senjangan Anggaran ................................................................68
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................71
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................71
1. Profil Pemerintah Daerah Kota Sukabumi .....................................71
2. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi ........73
3. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................77
4. Karakteristik Responden Penelitian ...............................................78
a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................80
b. Deskriptif Responden Berdasarkan Usia .................................81
xvi
c. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan .........81
d. Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional ..........82
e. Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ...........83
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..........................................................84
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................84
2. Hasil Uji Kualitas Data ...............................................................85
a. Hasil Uji Validitas .................................................................85
b. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................88
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................89
a. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................89
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................90
c. Hasil Uji Normalitas .............................................................92
4. Uji Hipotesis ...............................................................................94
a. Hasil Uji Regresi Ganda .........................................................94
1) Penerapan Partisipasi Anggaran Berpengaruh
terhadap Senjangan Anggaran ...........................................94
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................94
b) Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t) ..................................95
b. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate
(Moderated Regression Analyis –MRA) ..................................96
1) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri
Informasi terhadap Senjangan Anggaran ...........................96
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................96
xvii
b) Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t) ..................................96
2) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan
Kecukupan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran .......97
a) Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................97
b) Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t) ..................................98
C. Pembahasan ..................................................................................99
1. Penerapan Partisipasi Anggaran Berpengaruh terhadap
Senjangan Anggaran ....................................................................99
2. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri
Informasi terhadap Senjangan Anggaran ....................................100
3. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Kecukupan
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ....................................101
BAB V PENUTUP .............................................................................................104
A. Kesimpulan ............................................................................................104
B. Implikasi ..................................................................................................104
C. Saran ........................................................................................................105
Daftar Pustaka ...................................................................................................107
Lampiran-lampiran .........................................................................................110
xviii
Daftar Tabel
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 42
3.1 Operasionalisasi Variabel.......................................................................... 69
4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi.................... 74
4.2 Data Sampel Penelitian ............................................................................. 79
4.3 Karakteristik Data Kuesioner .................................................................... 79
4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 80
4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ................................... 81
4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ........... 82
4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional ........... 82
4.8 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ............. 83
4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 84
4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran .................................................. 86
4.11 Hasil Uji Validitas Asimetri Informasi ..................................................... 86
4.12 Hasil Uji Validitas Kecukupan Anggaran ................................................. 87
4.13 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran .................................................. 87
4.14 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 88
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas Koefisien Korelasi ........................................ 89
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas Koefisien ....................................................... 90
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1 dan Y ........................ 94
4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel X1 dan Y ..................................................... 95
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2, dan Y ................ 96
xix
No Keterangan Halaman
4.20 Hasil Uji regresi Parsial t Variabel X1, X2, dan Y .................................... 97
4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X3, dan Y ................. 98
4.22 Hasil Uji regresi Parsial t Variabel X1, X3, dan Y .................................... 98
xx
Daftar Gambar
No Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 48
4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi .......................... 73
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot .............. 91
4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ................................... 92
4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................ 93
xxi
Daftar Lampiran
No Keterangan Halaman
1 Surat Izin Penelitian .....................................................................................110
2 Surat Keterangan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Sukabumi .....................................................................................................111
3 Kuesioner Penelitian ....................................................................................112
4 Daftar Jawaban Responden ..........................................................................121
5 Output Hasil Pengujian Data ........................................................................135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyataan dalam kehidupan bernegara di Indonesia ini khususnya di
pemerintah daerah tidak ada sektor yang tidak tersentuh atau tidak dipengaruhi
oleh anggaran publik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
namun faktanya sebagian besar terdapat penyalahgunaan dalam APBD.
Sebagai contoh, berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang, selama tahun 2004
sampai dengan 2008, tercatat 1267 kasus dugaan penyimpangan pengelolaan
keuangan daerah pada level Propinsi maupun di seluruh Kabupaten Kota di
NTT dengan nilai nominal Rp. 3.711,89 triliun. Data BPK perwakilan NTT di
Kupang juga menunjukan bahwa kasus dugaan penyimpangan pengelolaan
keuangan daerah di Propinsi dan seluruh kabupaten Kota di NTT yang sudah
di tindaklanjuti hanya sebanyak 670 kasus dengan angka indikasi korupsi
sebesar Rp. 1.404,81 triliun. Itu berarti, terdapat 597 kasus yang belum
ditindaklanjuti dengan total penyelewengan mencapai nilai nominal Rp.
2.307.08 triliun. Dengan data dugaan korupsi yang demikian, maka terbukti
terjadi tindak korupsi dalam tahapan pengelolaan APBD.
Data di atas pada dasarnya tindakan korupsi dalam pengelolaan APBD
dimunkinkan terjadi karena kurangnya pengendalian yang tegas dari pihak
yudikatif terhadap proses menyusunan dan pelaksanaan anggaran. Kondisi
yang memungkinkan terjadinya korupsi juga karena adanya partisipasi dalam
2
penyusunan anggaran dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki oleh
bawahan atau pihak yang tidak bertanggungjawab, dalam menyampaikan
informasi yang bias dan tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya
dalam pencapaian target organisasi demi kebutuhan pribadi atau golongan
untuk melakukan senjangan anggaran yang akan mengakibatkan kerugian bagi
negara dan mengganggu terhadap kesejahteraan masyarakat (Sinlaeloe,
2013:1).
Penyimpangan tersebut di atas, tidak sesuai dengan tujuan dari undang-
undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, dimana otonomi daerah
merupakan kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Siregar dan
Siregar, 2001:394) untuk kepentingan masyarakat. Selanjutnya, undang-
undang ini diganti dan disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 tahun
2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004, kedua undang-undang tersebut
telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari
pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke
pertanggungjawaban horizontal (kepada masyarakat melalui DPRD)
(Suhartono dan Solichin, 2006:2).
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
sebagaimana telah dua kali dilakukan perubahan terakhir dengan Undang-
Undang No.12 Tahun 2008 bertumpu pada demokratisasi, pemberdayaan
aparatur dan masyarakat serta peningkatan pelayanan umum kepada
3
masyarakat menempatkan posisi penting dan strategis daerah sebagai basis
otonomi dan unsur terdepan bagi masyarakat (Muraz 2009:1).
Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 definisi otonomi
daerah sebagai berikut :
“… hak, wewenang,dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Sedangkan daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah :
“… kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Otonomi daerah dapat pula diartikan sebagai kewajiban yang diberikan
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Peraturan
tersebut memberikan dampak perubahan pada sistem pemerintahan yang
mulanya menganut pola pertanggungjawaban terpusat beralih menjadi pola
desentralisasi, dimana daerah diberikan kewenangan luas untuk mengelola
dan bertanggung jawab secara nyata atas potensi daerah yang dimiliki.
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-
Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Kewenangan tersebut tidak
berlaku untuk urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
menjadi urusan pemerintah, meliputi politik luar negeri, pertahanan,
4
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama. Dengan adanya
sistem otonomi daerah tersebut, mengakibatkan pergeseran orientasi
pemerintah dari command and control menjadi berorientasi pada tuntutan dan
kebutuhan publik.
Salah satu tujuan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia
dimaksudkan sebagai strategi untuk memperkuat perekonomian daerah dalam
rangka memperkokoh perekonomian nasional untuk menghadapi era
perdagangan bebas. Tujuan otonomi daerah akan terealisasi apabila segenap
lapisan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Langkah awal untuk
merealisasikan keberhasilan tersebut dapat dilakukan dengan perwujudan
reformasi sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik tersebut tidak hanya
sekedar perubahan format lembaga akan tetapi mencakup pembaharuan alat-
alat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik
tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan akuntabel sehingga
cita-cita reformasi yaitu menciptakan good governance benar-benar tercapai
(Mardiasmo, 2009).
Penyerahan tugas pemerintahan harus diikuti dengan penyerahan
perangkat, alat perlengkapan, dan sumber pembiayaan. Pemberian tugas harus
bersamaan dengan pemberian sumber daya untuk melaksanakan tugas
tersebut. Pemberian wewenang melalui desentralisasi, dekonsentrasi, dan
tugas pembantuan menjadi dasar yang membentuk struktur keuangan baru di
daerah otonom. Dengan desentralisasi, daerah otonom diberi wewenang untuk
mengurusi daerahnya sendiri dengan prakarsa masyarakat. Sumber daya yang
5
diperoleh oleh daerah otonom dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (Siregar
dan Siregar, 2001:395).
Reformasi sektor publik berarti juga adanya reformasi keuangan
daerah. Reformasi keuangan daerah dalam pelaksanaannya akan berdampak
juga terhadap reformasi anggaran (budgeting reform) yang meliputi proses
penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran.
Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/daerah,
dan berbagai organisasi lainnya dibandingkan dengan masa sebelumnya, dari
sudut pandang ilmu ekonomi sektor publik dapat dipahami sebagai suatu
aktivitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan
barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik. Sektor publik dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya faktor
ekonomi, akan tetapi faktor politik, sosial, budaya, dan historis. Beberapa
tugas fungsi dapat juga dilakukan sektor swasta, akan tetapi untuk tugas
tertentu tidak dapat digantikan oleh sektor swasta.
Anggaran tidak hanya penting bagi perusahaan swasta tetapi juga
penting dalam pelaksanaan program-program pemerintah. Anggaran
merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Dalam
organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politis. Jika
pada sektor swasta anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang
6
tertutup untuk publik, tetapi sebaliknya pada sektor publik anggaran justru
harus diinformasikan kepada masyarakat untuk dikritik, didiskusikan dan
diberi masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas
atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai
dengan uang publik (Mardiasmo, 2009:61).
Penyusunan anggaran dalam pemerintahan harus benar-benar
memfokuskan tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat bukan hanya untuk
mewujudkan kepentingan pribadi atau golongan semata. Untuk itulah
diperlukan informasi yang benar-benar akurat dalam penyusunan anggaran
pemerintah daerah, jangan sampai usulan-usulan yang telah disampaikan oleh
masyarakat tidak terakomodasi dalam anggaran, karena seluruh warga
masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif (Andrianto, 2007:24). Untuk itu, Otonomi
daerah jangan sampai menjadikan perpindahan praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme dari pusat ke “pusatnya” daerah. Apabila hal ini terjadi, maka
hasilnya akan sama yaitu memperkaya sekelompok orang di ibu kota daerah
(Siregar dan Siregar, 2001:402).
Jika pada mulanya, pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) propinsi memerlukan pengesahan Menteri Dalam
Negeri dan APBD kabupaten/kota dengan pengesahan Gubernur, maka saat
7
ini pertanggungjawaban APBD hanya memerlukan pengesahan dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui Peraturan Daerah (Perda).
Anggaran dalam pemerintahan merupakan dokumen/kontrak politik antara
pemerintah dan DPRD untuk masa yang akan datang (Mardiasmo, 2009:68).
Melalui sistem ini, bawahan yang bertindak sebagai pelaksana
anggarandilibatkan dalam penyusunan anggaran yang yang termasuk sub
bagian di dalamnya sehingga mencapai kesepakatan antara atasan sebagai
pemegang kuasa anggaran serta bawahan sebagai pelaksana anggaran.
Diperlukan manajer yang memiliki kemampuan yang cukup dalam
memprediksi masa depan, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yakni
faktor lingkungan baik ekternal maupun internal organisasi, partisipasi, dan
cara penyusunan yang baik untuk menghasilkan sebuah anggaran yang efektif.
Pada saat terciptanya partisipasi dari pelaksana anggaran dan memberi
perkiraan yang bias pada pemegang kuasa anggaran inilah muncul senjangan
anggaran (budgetary slack).
Begitu pula dalam otonomi daerah yang terbentuk menciptakan
kesenjangan dalam penganggaran daerah dimana kesenjangan terjadi antara
divisi-divisi yang ada dalam pemerintahan atau antara bawahan dengan atasan.
Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, maka kemudian muncullah sistem
penganggaran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer atau
bawahan yaitu penganggaran pastisipasi (participatory budgeting). Anggaran
partisipatif adalah sebuah proses yang menggambarkan dimana individu-
individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh
8
terhadap target anggaran, dan perlunya penghargaan atas pencapaian anggaran
tersebut (Brownell, 1982 dalam Falikhatun, 2007:2). Semakin tinggi
keterlibatan individu dalam hal ini manajer tingkat bawah maka semakin
tinggi pula rasa tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan yang
dihasilkan bersama tersebut.
Dalam konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori
agensi yang merumuskan pemerintah sebagai agen dan masyarakat dalam hal
ini diwakili oleh DPRD diartikan sebagai principal. Adanya hubungan agen
dan principal tersebut diharapkan dapat memudahkan proses pengawasan
anggaran agar tidak terjadi perilaku perilaku yang disfungsional, karena
anggaran dalam pemerintahan merupakan wujud dari pembangunan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat.
Terjadinya senjangan anggaran, bawahan cenderung mengajukan
anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya
dibandingkan dengan perkiraan terbaik yang diajukan sehingga target
anggaran dapat mudah dicapai. Peneliti akuntansi menemukan bahwa
senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk partisipasi
bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono, 1999 dalam Falikhatun,
2007:208).
Penelitian yang berkaitan dengan senjangan anggaran telah menguji
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan para manajer untuk
menciptakan senjangan anggaran. Pendekatan yang digunakan meliputi
penggunaan model keagenan (agency models) untuk menciptakan senjangan
9
anggaran (Young, 1985), atau dengan menggunakan berbagai faktor
kontinjensi (contingency factors) sebagai prediktor adanya senjangan
anggaran (Govindarajan, 1986). Meskipun berbagai pendekatan tersebut telah
banyak membantu memberikan penjelasan mengenai kecenderungan para
manajer untuk menciptakan senjangan anggaran, namun hal tersebut masih
menjadi pertanyaan yang belum terjawab.
Adanya hubungan antara partisipasi anggaran dengan prestasi kerja baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini factor anggaran yang
memadai dalam suatu organisasi sanagtlah penting, organisasi
bertanggungjawab dalam memastikan bahwa karyawan menerima dukungan
anggaran yang memadai, dengan kecukupan anggaran diharapkan tidak terjadi
senjangan anggaran yang bertujuan untuk kepentingan pribadi saja.
Penelitian yang dilakukan Dunk (1993) menunjukkan bahwa partisipasi
dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hal ini
terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang
prospek masa depan sehinggaanggaran yang disusun menjadi lebih akurat.
Sedangkan hasil penelitian Young (1985) berbeda dengan penelitian
dilakukan Dunk. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu
peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran.
Penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan
telah banyak dilakukan. Misalnya Dunk (1993), meneliti pengaruh asimetri
informasi dan budget emphasis terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
10
dengan senjangan anggaran. Dalam hipotesisnya Dunk (1993) menyatakan
bahwa tidak ada interaksi antara partisipasi anggaran, asimetri informasi dan
penekanan anggaran yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Sedangkan, simpulan yang diperoleh dalam penelitiannya menyatakan bahwa
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran tergantung
pada asimetri informasi dan penekanan anggaran.Penelitian mengenai
hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan telah banyak dilakukan.
Falikhatun (2007) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa anggaran
partisipatif berpengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran
(budgetary slack). Arfan dan Ane (2007) yang dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa anggaran partisipasi positif dilakukan dengan senjangan
anggaran . Selain itu, variabel kecukupan anggaran terpenuhi menjadi murni
moderating. Variabel strategik ketidakpastian lingkungan, komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan sebagai kuasi moderating dalam hubungan
antara anggaran partisipasi dengan senjangan anggaran.
Penelitian ini dilakukan disamping untuk menguji kembali hubungan
antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, juga dipengaruhi oleh
faktor kontijensi dengan memasukan variabel moderasi seperti yang dilakukan
Dunk (1993) dan Govindarajan (1986) dalam menguji hubungan tersebut.
Penelitian ini menggunakan asimetri informasi dan kecukupan anggaran
sebagai variabel moderating dalam menguji partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran.
11
Proses penyusunan anggaran di Kota Sukabumi melibatkan banyak
partisipasi baik dari unsur pemerintah, legislatif maupun masyarakat.
Penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan skala
prioritas program dan kegiatan, Musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang), tahap penyusunan anggaran dari masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), penelitian oleh tim anggaran pemerintah daerah
(TAPD), pembahasan oleh legislatif dan diakhiri penetapannya oleh legislatif
bersama pemerintah daerah.
Proses yang demikian dan penelitian terdahulu masih menunjukkan
perbedaan pada hasilnya yang menjadi dasar latar belakang penulisan
penelitian ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian serupa mengenai
pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan variabel
asimetri informasi dan kecukupan anggaran sebagai variabel moderating di
instansi pemerintah daerah Kota Sukabumi.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan
anggaran?
2. Apakah interaksi antara partisipasi anggaran dengan asimetri
informasiberpengaruh terhadap senjangan anggaran?
3. Apakah interaksi antara partisipasi anggaran dengan kecukupan anggaran
berpengaruh terhadap senjangan anggaran?
12
C. Tujuan Penelitian
Penelitian pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran
dengan asimetri informasi dan kecukupan anggaran sebagai variabel
moderating pada studi di instansi pemerintah daerah bertujuan :
1. Untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran.
2. Untuk menganalisis pengaruh interaksi partisipasi anggaran dan asimetri
informasi terhadap senjangan anggaran.
3. Untuk menganalisis pengaruh interaksi partisipasi anggaran dan
kecukupan anggaran terhadap senjangan anggaran.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pengetahuan penulis terhadap masalah yang diteliti.
b. Diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan terutama
yang berkaitan dengan akuntansi manajemen serta memperkuat
penelitian terdahulu. Selain itu juga menjadi tambahan pengetahuan
antara teori dengan terapan praktis dalam akuntansi sektor publik.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
jajaran manajemen dalam pemerintahan untuk menciptakan anggaran
yang efektif dan memberikan masukan dalam aktivitas perencanaan
kegiatan pemerintahan.
13
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi pertimbangan
bagi pihak yang terkait dalam proses penyusunan dan pelaksana
anggaran, baik pemerintah (eksekutif) sebagai pelaksana, DPRD
(legislatif) sebagai pengatur dan yang memberi persetujuan atas
penyusunan anggaran, maupun pihak yudikatif sebagai pengawas
terhadap pelaksanaan anggaran.
c. Menjadi perhatian bagi masyarakat, guna peningkatan kontribusi
dalam proses terciptanya keselarasan dan kesejahteraan bersama
melalui pelaksanaan anggaran yang baik.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Mardiasmo (2009:61) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu
tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran
adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Anthony
dan Govindarajan (2006:73) mendefinisikan bahwa anggaran merupakan
alat penting untuk perencanaan untuk pengendalian jangka pendek yang
efektif dalam organisasi. Suatu anggaran beroperasi biasanya meliputi
waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang
direncanakan untuk tahun tersebut.
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (perencanaan
keuangan) untuk mewujudkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber
suatu organisasi (Yuwono, dkk, 2005:27). Sedangkan definisi anggaran
menurut Hansen dan Mowen (2009: 423) merupakan rencana keuangan
untuk masa depan, rencana tersebut diidentifikasi tujuan dan tindakan
yang diperlukan untuk mencapainya.
Nafarin (2004:12) mendefinisikan anggaran sebagai suatu rencana
keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
15
Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat
manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak
dapat menggantikan manajemen.
Berdasarkan dari beberapa definisi anggaran di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat penting dalam
perencanaan dan pengendalian manajemen yang dinyatakan dalam satu
ukuran finansial tertentu untuk mencapai tujuan organisasi dalam kurun
waktu yang relatif singkat. Atau dapat pula dikatakan anggaran sebagai
rencana operasi organisasi yang disusun dalam kurun waktu tertentu
sebagai komitmen dalam mencapai tujuan dari organisasi.
b. Karakteristik Anggaran
Anthony dan Govindarajan (2006:73) menyatakan bahwa anggaran
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1) Anggaran mengestimasi potensi laba dari unit bisnis tersebut.
2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin
didukung dengan jumlah non-moneter (contoh: unit yang terjual).
3) Umunya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yang
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, mungkin ada dua
anggaran pertahun, misalnya perusahaan busana biasanya memiliki
anggaran musim gugur dan anggaran musim semi.
16
4) Merupakan komitmen manajemen, manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
5) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran.
6) Setelah setuju, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi
tertentu.
7) Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan
anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.
Berdasarkan karakteristik anggaran yang disebutkan di atas, maka
dapat diambil simpulan bahwa anggaran memiliki sifat khas tertentu
dengan mengukur anggaran dalam satuan keuangan maupun non-
keuangan, yang dibuat oleh manajemen sebagai bentuk komitmen dalam
pencapaian tujuan organisasi yang umumnya mencakup jangka waktu satu
tahun. Anggaran merupakan alat manajemen dalam melakukan perkiraan
penggunaan dana dengan efektif dan efisien yang mempertimbangkan
alternatif-alternatif tertentu bagi kebaikan dan keuntungan organisasi.
c. Tujuan dan Manfaat Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:75-76) anggaran operasi
mempunyai empat tujuan utama sebagai berikut :
1) Untuk menyesuaikan rencana strategis;
2) Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian
organisasi;
17
3) Untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk
mengotorisasi jumlah yang berwenang yang mereka gunakan, dan
untuk menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang
diharapkan dari mereka;
4) Untuk memperoleh komitmen yang merupaan dasar untuk
mengevaluasi kinerja aktual manajer.
Menurut Hansen dan Mowen (2009:424) suatu sistem penganggaran
memberikan beberapa manfaat untuk suatu organisasi:
1) Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan, anggaran
mendorong para manajer untuk mengembangkan arah organisasi
secara menyeluruh, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan
kebijakan untuk masa depan;
2) Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
keputusan;
3) Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan
penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi
karyawan;
4) Anggaran juga membantu komunikasi dan koordinasi, agar semua uni
dalam organisasi dapat menyadari perannya dalam pencapaian tujuan-
tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Nafarin (2004:16) selain mempunyai manfaat,
anggaran juga memiliki kelemahan, antara lain:
18
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga
mengandung unsur ketidakpastian;
2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga
yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu
menyusun anggaran yang lengkap (komprehensif) dan akurat;
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat
menjadi kurang efektif.
Berdasarkan uraian mengenai tujuan dan manfaat anggaran tersebut,
dapat disimpulkan bahwa manfaat utama dari anggaran adalah sebagai
pengendalian manajemen dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Anggaran dapat dijadikan
standar untuk mengukur prestasi, mengordinasikan, menghubungkan, dan
mengintegrasikan rencana operasional organisasi dalam pencapaian target
dengan pelaksanaan yang efektif dan efisien.
2. Anggaran Sektor Publik
a. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA),
saat ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi
anggaran (budget) sebagai berikut :
“…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran
yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk
membiayainya dalam periode waktu tertentu.”
(Bastian, 2001: 79)
19
Menurut PSAP 01-2 paragraf 8 mendefinisikan
anggaran sebagai :
"…pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur
dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara
sistematis untuk satu periode”.
Berkaitan dengan penelitian ini adalah mengenai akuntansi sektor
publik, maka anggaranpun di bahas dalam lingkup sektor publik. Dimana
pembuatan anggaran sektor publik, terutama pemerintahan, merupakan
suatu proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang
cukup signifikan. Bagi organisasi sektor publik seperti pemerintah,
anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan
bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibebankan
kepadanya (Nordiawan, dkk, 2009). Anggaran sektor publik merupakan
instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program yang dibiayai oleh uang publik (Mardiasmo, 2009:61).
Anggaran pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yang tertuang dalam kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Paragraf 13 merupakan :
“…dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislative
tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan
pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup
keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan apabila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus”.
Pembahasan mengenai definisi anggaran sektor publik di atas
disimpulkan bahwa anggaran sektor publik merupakan rencana keuangan
20
yang menjadi alat perencanaan dan pengendalian mengenai estimasi
pengeluaran dan pendapatan dalam periode tertentu untuk kepentingan
publik (kesejahteraan masyarakat), anggaran juga mengkoordinasikan
aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan
pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode
tertentuyang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak menutup
kemungkinan disiapkan anggaran untuk jangka waktu lebih atau kurang
dari setahun (SAP KK-4 Paragraf 13, 2005).
b. Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran sektor
publik, berikut karakteristik anggaran yang dikemukakan Sumarsono
(2010:48):
1) Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan;
2) Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau
beberapa tahun;
3) Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran;
4) Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran;
5) Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi
tertentu.
21
Karakteristik anggaran sector publik sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan anggaran secara konvensional yaitu mengukur anggaran dalam
satuan keuangan maupun non-keuangan, yang dibuat oleh manajemen
sebagai bentuk komitmen dalam pencapaian tujuan organisasi yang
umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
c. Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip di dalam anggaran sektor publik meliputi :
1) Otoritas oleh Legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otoritas dari legislatif terlebih
dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2) Komprehensif
Anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya
menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3) Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum.
4) Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara
ekonomis, efisien, dan efektif.
5) Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan
maupun multi tahunan.
22
6) Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong
pemborosan dan in-efisience anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatn dan over-estimate pengeluaran.
7) Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
membingungkan.
8) Diketahui Publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
Prinsip-prinsip di atas menyatakan bahwa anggaran harus menunjukan
semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang terhimpun dalam
dana umum yang harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan
efektif serta harus diinformasikan kepada masyarkat luas.
d. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2009:66-67) Anggaran sektor publik dibagai
menjadi dua, yaitu:
1) Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah
yang dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin.
23
Belanja rutin (recurrent expenditure) adalah pengeluaran yang manfaatnya
hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau
kekayaan bagi pemerintah. Secara umum, pengeluaran yang masuk
kategori anggaran operasional antara lain; belanja administrasi umum dan
belanja operasi dan pemeliharaan.
2) Anggaran Modal
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan
pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,
perabot dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan
dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi/modal adalah
pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran
dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
Anggaran dibagi menjadi dua jenis yaitu anggaran operasional atau
anggaran rutin karena sifatnya pengeluaran yang berulang untuk
kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan dan anggaran
modal yang menunjukan rencana jangka panjangdan pembelanjaan aktiva
tetap.
e. Fungsi dan Tujuan Anggaran Sektor Publik
Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh
penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena (SAP
KK-4 Paragraf 13, 2005) :
24
1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan
keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang
diinginkan.
3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi
hukum.
4) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan
pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawab pemerintah kepada
publik.
Sedangkan menurut Mardiasmo (2009:63-66) anggaran sektor publik
memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
1) Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool).
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan,
dan hasil apa yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan juga untuk merumuskan
tujuan dan sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi misi,
merencanakan program dan kegiatan serta alternatif sumber
pembiayaannya, mengalokasikan dana pada program yang telah
disusun, menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
25
2) Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah
tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran.
Anggaran sebagai instrumen kontrol digunakan untuk menghindari
adanya over spending, underspending dan salah sasaran
(misappropriation) dalam alokasi pada bidang yang bukan prioritas.
3) Anggaran Sebagai Alat Koordinasi Dan Komunikasi (Coordination
And Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam
pemerintahan, sehingga mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi
suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi serta berfungsi
sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif
dan dikomunikasikan ke seluruh bagian untuk dilaksanakan.
4) Anggaran Merupakan Alat Penilaian Kinerja (Performance
Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder
(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif
akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi
26
pelaksanaan anggaran. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali dan
penilaian kinerja yang efektif.
5) Anggaran Merupakan Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi karena
melalui anggaran tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal
pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.
Anggaran juga bermanfaat untuk mendorong, memfasilitasi, dang
mengkoordinasi kegiatan ekonomi masyarakat untum mempercepat
ekonomi.
6) Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer
dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam
pencapaian target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Penetapan target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga
tidak dapat dipenuhi, namun tidak juga terlalu rendah sehingga terlalu
mudah dicapai.
7) Anggaran Merupakan Alat Politik (Political Fiscal)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan
kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik,
anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
27
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik
untuk kepentingan tertentu.
8) Anggaran Sebagai Alat Untuk Menciptakan Ruang Publik (Publik
Sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan
DPRD. Masyarakat, LSM, dan berbagai organisasi kemasyarakatan
harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok
masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran
pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok masyarakat yang
tidak terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melalui proses
politik sehinggaakan dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti
tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan aspirasi
mereka, maka akan terjadi tindakan massa yang tidak diinginkan.
Tujuan anggaran sektor publik dirumuskan sebagai alat akuntabilitas,
alat manajemen dan instrumen kebijakan ekonomi, proses akhir
penyusunan anggaran merupakan hasil persetujuan politik, sehingga tujuan
pengeluaran sebaiknya disetujui oleh para legislator dan pihak unit kerja
pemerintah akan menjadi pelaksana pengelolaan dana dan program
(Bastian. 2001:81).
Uraian di atas menyatakan bahwa anggaran sektor publik memiliki
tujuan selain sebagai alat perencanaan dan pengendalian juga sebagi alat
28
kebijakan dan penilaian kinerja yang dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi dalam pelaksanaan anggaran.
f. Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian
proses anggaran. Proses penyusunanan anggaran mempunyai empat tujuan
(Mardiasmo, 2009: 68), yaitu :
1) Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah.
2) Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3) Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4) Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Sedangkan faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran
adalah :
1) Tujuan dan target yang hendak dicapai.
2) Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki
pemerintah).
3) Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
29
4) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan
politik, bencana alam dan sebagainya.
Penyusunan anggaran sektor publik pada dasarnya tidak berbeda jauh
dengan sektor swasta. Penyusunan anggaran sektor publik terdiri atas empat
tahapan (Mardiasmo, 2009: 69-73) yaitu :
1) Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut,
yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih
akurat.
Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru
menekankan pada pendekatan bottom up planning dengan tetap mengacu
pada arah kebijakan pembangunan pemerintah pusat. Arah kebijakan
pembangunan pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan
berupa program Pembangunan Nasional (PROPENAS), Rencana Strategis
(RENSTRA) dan Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA).Sementara
itu, ditingkat daerah (Propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan ketentuan
Peraturan Pemerintah No.108 tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkan
untuk membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas
RENSTRADA, yang isinya diupayakan tidak menyimpang dari
PROPENAS dan RENSTRA pemerintah pusat. Rincian RENSTRADA
30
untuk setiap tahunnya akan digunakan sebagai masukan dalam
penyusunan REPETADA dan APBD.
2) Tahap Ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
cukup rumit dan berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki
managerial skill namun juga harus mempunyai politicalskill, salesmanship
dan coalition building yang memadai.
Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus
mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi
yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan
dari pihak legislatif.
3) Tahap Implementasi (Budget Implementation)
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan anggaran. Dalam tahap pelaksanaan anggaran, hal terpenting
yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya
sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.
Manajer keuangan publik dalam hal ini bertanggung jawab untuk
menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk
perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati dan bahkan
daapt diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya.
Sistem akuntansi yang baik meliputi pula dibuatnya sistem pengendalian
internal yang memadai.
4) Tahap pelaporan dan evaluasi
31
Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi anggaran terkait dengan
aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi
terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung
dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik,
maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan
menemui banyak masalah.
Prinsip penyusunan anggaran (APBD/APBN) di Indonesia pada
umumnya sama (Bastian, 2001:81), yakni:
1) Prinsip anggaran yang berimbang dan dinamis, yang harus
mencerminkan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran;
2) Prinsip disiplin anggaran. Setiap dinas Instansi/Dinas/Lembaga/Satuan
Kerja hendaknya menggunakan secara efisien, tepat guna serta tepat
waktu dalam mempertanggungjawabkannya;
3) Prinsip kemandirian, dengan mengupayakan peningkatan sumber-
sumber pendapatan sesuai dengan potensi dalam rangka mengurangi
ketergantungan kepada organisasi lain, dalam hal ini adalah
desentralisasi melalui otonomi daerah pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah;
4) Prinsip prioritas dalam pembangunan daerah.
5) Prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran, dengan menyediakan
pembiayaan dan penghematan yang mengarah pada skala prioritas.
Dalam penyusunan anggaran harus ada seseorang yang bertanggungjawab
untuk mengarahkan dan mengoordinasikan seluruh proses penganggaran
32
organisasi yang bekerja di bawah arahan tim anggaran. Penyusunan anggaran
dalam suatu organisasi biasanya dikoordinasi oleh tim anggaran dan
departemen anggaran. Tim anggaran anggotanya terdiri atas manajer divisi
dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu
organisasi atau unit organisasi. Tim anggaran berperan dalam pemeriksaan,
memberikan tujuan dan tuntutan kebijakan, mengasistensi unit-unit penyusun
anggaran, menyelesaikan berbagai konflik anggaran, menyetujui anggaran
final sebelum disetujui dewan komisaris, serta memonitor kerja aktual dari
pelaksanaan anggaran (Yuwono, dkk, 2005:34).
Jadi, proses penyusunan anggaran sektorpublik tidak jauh berbeda dengan
sektor swasta, dimulai dari tahap persiapan, ratifikasi, implementasi, hingga
pelaporan dan evaluasi yang disusun oleh tim anggaran untuk melaksanakan
tujuan organisasi.
3. Partisipasi Anggaran
Hansen dan Mowen (2009:448) menjelaskan partisipasi anggaran
memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam
pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran kepada para manjer
tingkat bawah. Partisipasi anggaran mengkomunikasikan rasa tanggungjawab
kepada para manajer tingkat bawah dan mendorong kreativitas, karena adanya
keterlibatan manajer tingkat bawah dalam pembuatan anggaran, tujuan
anggaran akan lebih menjadi tujuan pribadi para manajer yang akan
menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar. Peningkatan tanggung
33
jawab dan tantangan inheren dalam proses tersebut akan memberikan insentof
non-uang yang mengarah pada tingkat yang lebih tinggi.
Anthony dan Govindarajan (2006:86) menjelaskan bahwa partisipasi
anggaran sebagai salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen akan
mendorong manajer agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai cita-cita
organisasi. Brownell (1982) dalam Falikhatun (2007:2) mengatakan bahwa
partisipasi penganggaran merupakan suatu proses dimana individu-individu
terlibat langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan
target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan
dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Teori keagenan telah
digunakan untuk menjelaskan partisipasi anggaran.
Hasil yang diharapkan oleh principal dalam hal ini adalah pihak
pemerintah dapat ditingkatkan melalui perolehan informasi terhadap agen
(masyarakat yang diwakili oleh DPRD) sebelum proses penyusunan anggaran.
Dari proses partisipasi dalam penyusunan anggaran, pemerintah akan
memperoleh kesempatan mendapatkan informasi dari masyarakat yang dapat
disampaikan secara lebih akurat berupa informasi lokal yang berguna sebagai
standar yang dapat memberikan keuntungan dalam pengukuran kinerja.
Proses penganggaran pada umumnya mempunyai tiga pendekatan yaitu,
pendekatan dari atas ke bawah (top-down) yang menyatakan eksekutif
perusahaan menentukan jumlah anggaran dan kemudian menekankan jumlah
tersebut pada tingkat-tingkat yang lebih bawah, kelemahan sistem ini
dirasakan oleh manajer yang lebih rendah sebagai pemaksaan yang tidak
34
realistis oleh orang-orang yang tidak langsung bersentuhan dengan aktivitas
bisnis. Pendekatan kedua adalah bawah-atas (bottom up), dimana manajer
yang lebih rendah yang menentukan anggaran sehingga kelemahannya sering
mengabaikan eksekutif. Sistem ketiga adalah partisipasi atau pendekatan
menerima dan memberi, dengan manajer pada berbagai tingkatan berunding
untuk mencapai anggaran yang memuaskan semua pihak.
Adapun karakteristik dari pertisipasi dalam penyusunan anggaran dapat
dilihat dari beberapa faktor Sumarno (2005:203), yaitu :
a. Pengaruh yang besar dalam partisipasi pengukuran anggaran
b. Pengaruh dalam revisi penyusunan anggaran
c. Pengaruh mengenai pendapat/usulan dalam penetapan anggaran
d. Keyakinan dalam memutuskan suatu anggaran
e. Pentingnya kontribusi usulan atau pemikiran dalam penyusunan anggaran
f. Keikutsertaan dalam kegiatan penyusunan anggaran
Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran maka disimpulkan
bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh
keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran. Maka
proses anggaran secara partisipasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya
penyusunan anggaran secara partisipasi dapat terjadi pertukaran informasi
baik antara atasan dengan bawahan maupun level manajemen yang sama.
a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran
Patisipasi anggaran mempunyai dampak positif terhadap motivasi
manajerial (Anthony dan Govindarajan, 2007:87), yaitu:
35
1) Komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita, yang
disebabkan kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-
cita anggaran apabila berada dalam kendali manajer, dibandingkan bila
dipaksa secara eksternal.
2) Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil keahlian dan
pengetahuan pribadi pembuat anggaran. Pertukaran informasi yang
efektif akan meningkatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai
pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama fase
peninjauan dan persetujuan.
3) Penyusunan anggaran partisipatif sangat menguntungkan bagi
lingkungan yang dinamis dan tidak pasti, karena manajer atas pusat
pertanggungjawaban memiliki informasi terbaik mengenai variabel
yang memengaruhi pendapatan dan beban.
b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran
Anggaran partisipatif juga memiliki tiga dampak negatif yang
berpotensi menimbulkan masalah (Hansen dan Mowen, 2009:448-449),
yaitu:
1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Beberapa manajer senderung menyiapkan anggaran yang terlalu
tinggi atau terlalu ketat. Jika tujuan terlalu mudah dicapai, seorang
manajer bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa menurun. Persiapan
anggaran yang terlalu ketat dapat memastikan kegagalan dalam
36
pencapaian standar. Sebaiknya para manajer dalam partisipasi
anggaran menetapkan tujuan yang tinggi, tetapi dapat dicapai.
2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai
menutupi anggaran)
Kelonggaran anggaran atau budgetary slack atau menutup
anggaran (padding the budget) munsul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau mingggikan biaya dengan
sengaja untuk menurunkan resiko yang dihadapi manajer.
3) Partisipasi semu
Partisipasi anggaran muncul ketika manajer puncak menerapkan
pengendalian jumlah atau proses penganggaran sehingga hanya
mencari partipasi palsu dari manajer tingkat bawah (partisipasi semu).
Dalam hal ini manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan
formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, yang berakibat
manfaat dari partisipasi anggaran ini tidak akan didapat.
Partisipasi anggaran memeiliki dampak positif yaitu dengan adanya
partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak hanya dari atasan tetapi
bawahanpun turut dilibatkan dalam proses penyusunannya karena pertukaran
informasi yang efektif akan meningkatkan pemahaman yang lebih jelas
mengenai pekerjaan yang dilakukan. Akan tetapi partisipasi dalam
penganggaran juga menimbulkan dampak negatif salah satunya adalah adanya
37
partipasi palsu/semudari manajer tingkat bawah hanya untuk emndapatkan
persetujuan formal dari atasan sehingga partispasi yang diharapkan tidak
tercapai.
4. Asimetri Informasi
Anthony dan Govindarajan (2006:270) menyatakan bahwa asimetri
informasi muncul dalam situasi ketika pemilik/atasan tidak memiliki informasi
yang mencukupi mengenai kinerja agen/bawahan, sehingga pemilik/atasan
tidak dapat menentukan secara pasti bagaimana usaha agen memberikan
kontribusi pada hasil aktual perusahaan. Atasan mungkin mempunyai
pengetahuan yang lebih daripada bawahan mengenai unit tanggung jawab
bawahan, maupun sebaliknya.
Bila kemungkinan yang pertama terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih
besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target anggaran yang
menurut bawahan terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan yang kedua terjadi,
bawahan akan menyatakan target lebih rendah daripada yang dimungkinkan
untuk dicapai. Keadaan dimana salah satu pihak mempunyai pengetahuan
lebih daripada yang lainnya terhadap sesuatu hal disebut asimetri
informasi.Dari Dunk (1993) asimetri informasi diukur dengan beberapa faktor,
yaitu:
a. Informasi yang dimiliki bawahan dibandingkan dengan atasan
b. Hubungan input-output yang ada dalam operasi internal
c. Kinerja potensial
38
d. Teknis pekerjaan
e. Mampu menilai dampak potensial
f. Pencapaian bidang kegiatan
Shields dan Young (1993) dalam Falikhatun (2007:7) mengemukakan
beberapa kondisi perusahaan yang memungkinkan terjadinya informasi
asimetri, yaitu:
a. perusahaan yang sangat besar
b. mempunyai penyebaran secara geografis
c. memiliki produk yang beragam
d. membutuhkan tekhnologi
Disimpulkan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi dimana
agen/bawahan memiliki informasi yang lebih dibandingan dengan
pemilik/atasan.
5. Kecukupan Anggaran
Kecukupan anggaran menjadi sebagai variabel pemoderasi antara
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, dimana menurut Nouri dan
Perker, (1998) dalam Sofian Sugioko (2008:185) kecukupan anggaran
(budget adequacy) merupakan berdasar persepsi individu masing-masing
pejabat struktural pusat pertanggungjawaban bahwa sumber-sumber yang
dianggarkan untuk masing-masing unit organisasinya mencukupi untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuannya,
karena keberhasilan individu maupun organisasi tergantung pada keadaan
dimana bawahan dapat menerima dukungan anggaran yang memadai.
39
Adapun kecukupan anggaran menurut Nouri dan Parker (1998) dalam
Widi Hariyanti (2002:16) adalah tingkatan dimana seseorang merasa bahwa
sumber-sumber anggarannya cukup atau memadai untuk memenuhi syarat-
syarat dalam bidang pekerjaannya, dimana para bawahan memiliki informasi
yang berpengaruh tentang tingkatan dukungan anggaran yang dikehendaki
untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan mereka.
Blumberg dan Pringle (1982) dalam Widi Hariyanti (2002:16) menulis
bahwa prestasi seseorang merupakan fungsi dari tiga dimensi kritis yaitu
kemauan, kapasitas, dan kesempatan. Kemauan mengacu pada motivasi yang
berhubungan dengan pengaruh anggaran dalam penyelesaian
pekerjaansedangkan kapasitas mengacu pada tingkat kemampuan untuk
tercapainya tujuan dengan anggaran yang tersedia, keahliann dan energi
seseorang, dan kesempatan mengacu pada keyakinan penyelesaian tugas
dengan anggaran yang tersedia dengan faktor lingkungan yang berkaitan
dengan pekerjaan yang memudahkan atau mengganggu prestasi, misalnya
perlengkapan, persediaan, tindakan rekan sekerja, dan kebijaksanaan
organisasi.
Sedangkan Peter dkk (1980) dalam Widi Haryanti (2002:17)
menggambarkan bahwa faktor situasional dapat memudahkan atau
mengganggu kinerja manajer, dan faktor situasional tersebut diidentifikasikan
sebagai kecukupan anggaran, yang digambarkan bahwa kecukupan anggaran
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah sumber-sumber keuangan
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
40
Widi Haryanti (2002:17) menjelaskan bahwa konsep kecukupan anggaran
berbeda dengan senjangan anggaran, seperti yang ditulis oleh Young (1985)
bahwa senjangan anggaran terjadi dimana bawahan dengan sengaja membuat
syarat-syarat yang berlebihan ke dalam penetapan anggaran, dengan kata lain
senjangan anggaran memerlukan dua komponen yaitu sumber anggaran yang
berlebihan dan hasil-hasil bias dalam peramalan yang dimiliki. Sedangkan
kecukupan anggaran tidak memerlukan adanya sumber-sumber yang
berlebihan atau peramalan anggaran yang penuh dengan bias.
Hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran
kemungkinan juga dapat dipengaruhi oleh persepsi individu pejabat struktural
mengenai kecukupan anggaran. Para pejabat struktural pusat
pertanggungjawaban mungkin memiliki informasi yang lebih unggul
mengenai level anggaran yang mencukupi untuk melaksanakan aktivitas-
aktivitasnya dibanding dengan atasannya. Oleh karena itu kecukupan anggaran
mempengaruhi partisipasi para pejabat struktural pusat
pertanggungjawabandalam menciptakan senjangan anggaran.
Dengan demikian, simpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah
bahwa kecukupan anggaran merupakan persepsi individu masing-masing
mengenai besarnya sumber daya yang ada dalam mencukupi segala aktivitas
yang dilakukan demi tercapainya tujuan tertentu.
6. Senjangan Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan, (2006:85) budgetary slack adalah
perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahandengan jumlah
41
estimasi yang terbaik dari organisasi. Hansen dan Mowen (2009:448)
menyatakan bahwa senjangan anggaran muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meningkatkan biaya dengan sengaja.
Adapun definisi senjangan anggaran menurut Douglas and Wier (2000;
267) dalam G. Ozer dan E. Yilmaz (2011:3)
“… The difference between planned performance targets and real
performance capabilities is budgetary slack”.
Maksud dari definisi senjangan anggaran tersebut adalah bahwa apabila
terjadi perbedaan antara target anggaran yang telah direncanakan dengan
kemampuan sesungguhnya merupakan senjangan dalam anggaran.
Definisi mengenai senjangan anggaran (budgetary slack) menurut Young
(1985:831)
“ ….budgetary slack is defined as the amount by which a subordinate
understates his productive capability when given a chance to select a
work standard against whisch his performance will be evaluated”
Definisi di atas menerangkan senjangan anggaran adalah sebagai
tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia
diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. Artinya ketika
bawahan diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya, bawahan
cenderung mengecilkan kapabilitas produktifnya.
Menurut (Dunk, 1993; Waller, 1988) dalam Fitri (2007:1016) bahwa
bawahan akan menyembunyikan informasi pribadi untuk menciptakan budget
yang mudah dicapai, untuk meningkatkan kemungkinan keuntungan dari
evaluasi kinerja. Adapun Hermanto (2003) dalam Falikhatun (2007:2)
menyatakan tiga alasan utama manajer melakukan budgetary slack :
42
a. orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat
bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya;
b. budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian,
jika tidak ada kejadian yang tidak terduga, yang terjadi manajer tersebut
dapat melampaui/mencapai anggarannya;
c. rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber
daya.
Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan
agency theory. Praktik senjangan anggaran dalam perspektif agency theory
dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen (manajemen) dan
pricipal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Latuheru,
2005:26).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa senjangan anggarann
merupakan perbedaan antara anggaran yang telah direncanakan dengan
pelaksanaan sesungguhnya yang umunya sengaja dilakukan untuk kepentingan
pribadi dari pelaksana anggaran tersebut.
43
B. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah tabel penelitian terdahulu beserta hasil:
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya Mengenai Partisipasi Anggaran (X1), Asimetri Informasi (X2), Kecukupan Anggaran (X3), dan Senjangan
Anggaran (Y)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Variabel
Lainnya
Hasil X1 X2 X3 Y
1 Supanto
(2010)
Analisis Pengaruh
Partisipasi
Penganggaran Terhadap
Budgetary Slack
Dengan Informasi
Asimetri, Motivasi,
Budaya Organisasi
Sebagai
Pemoderasi
Penelitian ini menggunakan
analisis moderated regression
analysis (MRA). Populasi
dalam penelitian ini adalah
seluruh pejabat/
pegawai yang terlibat
langsung dalam penyusunan
anggparan di Politeknik
Negeri Semarang.
Pengambilan sampel
dilakukan dengan Metode
Sensus atau Total Sampling
yaitu seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel.
Responden dalam penelitian
adalah seluruh pejabat/petugas
yang terlibat dalam
penyusunan anggaran di
Politeknik Negeri Semarang
sebanyak 44 (empat puluh
empat) responden.
- Motivasi
- Budaya
Organisasi
Partisipasi anggaran
memiliki hubungan yang
negatif dan signifikan
terhadap budgetary slack,
informasi asimetri
merupakan variabel yang
memoderasi pada pengaruh
partisipasi penganggaran
terhadap budgetary slack,
variabel motivasi tidak
memperkuat atau
memperlemah pengaruh
partisipasi penganggaran
terhadap budgetary
slack, budaya organisasi
tidak
memperkuat atau
memperlemah pengaruh
partisipasi penganggaran
terhadap budgetary
slack.
√ √ - √
Bersambung ke halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Variabel
Lainnya
Hasil X1 X2 X3 Y
2 Falikhatun
(2007)
Interaksi Informasi
Asimetri, Budaya
Organisasi, dan
Group Cohesiveness
dalam Hubungan Antara
Partisipasi
Penganggaran Dan
Budgetary Slack
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh individu
(eksekutif) di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) yang
masuk dalam kategori midle
management level se Jawa
Tengah dan mempunyai
masa jabatan paling sedikit
satu tahun.. Sampel
menggunakan metode
sederhana yaitu Random
sampling dan instrumen yang
digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner yang dikirim
sebanyak 99 buah dan yang
kembali sebanyak 68 buah,
selanjutnya dilakukan seleksi
dan dihasilkan kuisioner
yang lengkap dan dapat
dianalisis sebanyak 35 buah
- Budaya
Organisasi
- Group
Cohesiveness
- Partisipasi
Penganggaran
berpengaruh positif
terhadap budgetary
slack.
- informasi asimetri
mempunyai pengaruh
negatif tetapi
signifikan terhadap
hubungan partisipasi
penganggaran dengan
budgetary slack.
- budaya organisasi
tidak mempunyai
pengaruh terhadap
hubungan partisipasi
penganggaran dengan
budgetary slack.
- Group Cohesiveness
yang tinggi
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap hubungan
partisipasi
penganggaran dengan
budgetary slack.
√ √ - √
45
Bersambung ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Hasil X1 X2 X3 Y
3 Yulia Fitri
(2007)
Senjangan Anggaran :
Pengaruh Informasi
Asimetri, Partisipasi
Penganggaran, dan
Komitmen Organisasi
(Studi Empiris pada
Universitas Swasta di
Kota Bandung)
Penelitian ini dilakukan
pada 43 sampel kepada
pembantu Dekan II yang
dilakukan secara
proposional
- Komitmen
Organisasi
Partisipasi Penganggaran dan
komitmen organisasi secara
bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap
timbulnya budgetary slack.
√ √ - √
4 Arfan
Ikhsan
La Ane
(2007)
Pengaruh Partisipasi
Anggaran Terhadap
Senjangan Anggaran
Dengan Menggunakan
Lima Variabel
Pemoderasi
Dari 75 jumlah
kuisioner yang
dikirimkan terdapat 37
orang manajer (49.3%)
yang berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk
pengujian hipotesis
dilakukan dengan
menggunakan analisis
moderated regression
analysis (MRA).
- Gaya
Kepemimpinan
- Komitmen
Organisasi
- Ketidakpastian
Lingkungan
- Ketidakpastian
Strategik
Berdasarkan output yang
dihasilkan menunjukkan
bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh positif terhadap
senjangan anggaran. Selain itu,
variabel dari anggaran
terpenuhi menjadi murni
moderating. Variabel strategik
ketidakpastian, ketidakpastian,
lingkungan organisasi
komitmen dan gaya
kepemimpinan sebagai kuasi
moderating dalam hubungan
antara anggaran partisipasi
dengan senjangan anggaran.
√ - √ √
Bersambung ke halaman berikutnya
46
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Variabel
Lainnya
Hasil X1 X2 X3 Y
5 Belianus
Patria
Latuheru
(2005)
Pengaruh Partisipasi
Anggaran Terhadap
Senjangan Anggaran
Dengan Komitment
Organisasi
Sebagai Variabel
Moderating (Studi
Empiris Pada Kawasan
Industri Maluku)
Dari jumlah perusahaan
manufaktur yang berada
pada kawasan industri Pulau
Batam, peneliti mengambil
secara acak 100 perusahaan
manufaktur. Peneliti
mengirimkan masing-masing
3 kuesioner pada tiap-tiap
perusahaan yang dijadikan
sampel, sehingga total
kuesioner yang disebarkan
berjumlah 300. Dari 300
kuesioner yang disebarkan,
total kuesioner yang kembali
berjumlah 76. Setelah
melalui proses pengeditan, 5
kuesioner tidak dapat
digunakan dalam analisis
selanjutnya karena jawaban
yang tidak lengkap sehingga
data yang layak dianalisis
berjumlah 71 kuesioner.
- Komitmen
Organisasi
- komitmen organisasi
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap hubungan
antara partisipasi
anggaran dengan
senjangan anggaran
dan menunjukan
adanya pengaruh
yang signifikan
√ - - √
Bersambung ke halaman berikutnya
47
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Variabel
Lainnya
Hasil X1 X2 X3 Y
6 Falikhatun(
2007)
Pengaruh Partisipasi
Anggaran terhadap
Budgetary Slack dengan
Pemoderasi
Ketidakpastian
Lingkungan dan
Kohesivitas Kelompok
Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan BUMD di
Jawa Tengah. Sampel
menggunakan metode
sederhana yaitu Random
Sampling dan instrument
yang digunakan adalah
kuesioner.
- Ketidakpas
tian
Lingkunga
n
- Kohesivita
s
Kelompok
- Partisipasi Penganggaran
berpengaruh positif
terhadap Budgetary
Slack.
- Ketidakpastian
lingkungan dan
kohesivitas kelompok
tidak memoderasi
hubungan antara
partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran.
√ - - √
7 Sofian
Sugioko
(2008)
Pengaruh Komitmen
Organisasi dan
Kecukupan Anggaran
pada Hubungan antara
Partisipasi
penganggaran dan
Kinerja Anggaran
Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan
Menggunakan Lima
Variabel Pemoderasi
Objek penelitian adalah
perguruan tinggi anggota
APTIK (Asosiasi Perguruan
Tinggi Katolik) yang
beranggotakan 16 perguruan
tinggi yang tidak berorientasi
laba, dengan menggunakan
metode survei dan instrument
berupa kuesioner, 850
pejabat struktural dan yang
merespon sebesar 347 orang.
- Komitmen
- Kinerja
- Partisipasi Anggaran
berpengaruhbpositif
signifikan terhadap
kinerja
- Komitmen organisasi
memengaruhi positif
signifikan terhadap
kecukupan anggaran.
√ - √ -
Sumber : Diolah dari berbagai referensi (2013)
48
B. Kerangka Berpikir
Skema kerangka penelitian pada penelitian “Pengaruh Partisipasi
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi dan
Kecukupan Anggaran sebagai Variabel Moderating” dapat digambarkan pada
gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri
Informasi dan Kecukupan Anggaran sebagai Variabel Moderating
(Studi di Instansi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
Variabel Independen Variabel
Dependen
Fenomena-fenomena Anggaran
Metode Analisis:
Model Regresi Linear Berganda
(MRA)
Senjangan Anggaran (Y)
Falikhatun (2007), Ikhsan
dan Ane (2007)
Partisipasi Anggaran (X)
Sumarno (2005), Ikhsan
dan Ane (2007)
Asimetri Informasi
(Variabel Moderating)
Falikhatun (2007)
Kecukupan Anggaran
(Variabel Moderating)
Widi Hariyanti (2002),
Sugioko (2008)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
49
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Anggaran merupakan kelengkapan penting yang digunakan oleh
perusahaan untuk perencanaan dan pengendalian. Semakin kompleks
masalah yang dihadapi perusahaan menyebabkan kegiatan harus
dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Begitu halnya dengan
kemampuan manajer dalam menetapkan anggaran sering terjadi
keselisihan (slack). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Young
(1985) bahwa senjangan anggaran didefinisikan sebagai besaran dimana
para manajer dengan sengaja memasukkan sumber daya yang berlebihan
kedalam anggaran atau dengan sadar tidak menyatakan kemampuan
produktif yang sesungguhnya.
Penelitian tentang hubungan antara anggaran partisipatif dengan
budgetary slack telah banyak dilakukan oleh berbagai peneliti diantaranya:
hasil penelitian Falikhatun (2007) menunjukkan partisipasi penganggaran
berpengaruh positif signifikan terhadap budgetary slack. Penelitian lain
dilakukan oleh Ikhsan dan Ane (2007) yang menunjukan bahwa variabel
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Hasil ini
mengidentifikasikan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan
anggaran akan meningkatkan adanya slack dalam anggaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2007) yang menguji secara
parsial pengaruh variabel partisipasi penganggaran terhadap timbulnya
senjangan anggaran memperoleh hasil yang signifikan dengan arah
50
negatif. Dengan kata lain semakin tinggi partisipasi penganggaran diikuti
dengan semakin rendahnya senjangan anggaran yang terjadi. Penelitian
lain mengenai partisipasi penganggaran terhadap senjangan anggaran juga
dilakukan oleh Supanto (2010) yang mengindikasikan bahwa variabel
independen berupa partisipasi anggaran mempunyai pengaruh negatif yang
signifikan terhadap budgetary slack.
Penelitian mengenai hubungan antara anggaran partisipatif dengan
budgetary slack telah banyak dilakukan di sektor swasta khusunya pada
perusahaan manufaktur, tetapi belum banyak dilakukan di sektor publik,
padahal organisasi sektor publik yang meliputi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, yayasan, BUMN, BUMD dan LSM memiliki
karakteristik anggaran yang sangat berbeda dengan akuntansi sektor
swasta khusunya dalam proses penyusunan anggaran dan pelaporan
keuangan. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap programdan aktivitas dalam satuan
moneter yang pada dasarnya adalah menggunakan dana milik masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di
atas maka penulis dapat menarik sebuah hipotesis yaitu :
Ha1 : Adanya pengaruh signifikan partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran.
51
2. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi
terhadap Senjangan Anggaran
Informasi asimetri dapat menyebabkan senjangan anggaran, bagi
tujuanperencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan
kinerja yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Eisenhardt (1989) dalam Fitri (2007:1015) bahwa salah satu penyebab
timbulnya senjangan anggaran adalah terdapatnya asimetri informasi pada
organisasi. Semakin bias informasi yang diberikan manajer bawah dan
menengah kepada manajer atas, maka akan mempengaruhi kemampuan
manajer atas dalam menentukan anggaran sehingga dapat menimbulkan
senjangan anggaran. Seperti dikutip dari Schiff dan Lewin, (1970) dalam
Fitri, (2007:1015), apabila bawahan memberikan informasi yang bias dari
informasi pribadi mereka, dengan membuat budget yang relatif mudah
dicapai, sehingga terjadi timbulnya senjangan anggaran.
Menurut Fitri (2007:1015) penyusunan anggaran partisipatif sangat
dibutuhkan, dengan penyusunan anggaran partisipatif dapat terjadi
pertukaran informasi. Baik antara atasan dengan bawahan (vertikal),
maupun antara level manajemen yang sama (horizontal). Semakin besar
informasi asimetri, semakin besar dibutuhkannya partisipasi dalam proses
penganggaran. Diharapkan dengan partispasi anggaran akan dapat
mengurangi terjadinya informasi asimetri.
Penelitian Falikhatun (2007) menghasilkan bahwa variabel informasi
asimetri mempunyai pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap hubungan
52
partisipasi penganggaran dengan budgetary slack, sehingga dapat
disimpulkan bahwa informasi asimetri merupakan variabel yang
memoderasi pada pengaruh partisipasi penganggaran terhadap budgetary
slack. Supanto (2010) yang mengatakan bahwa informasi asimetri
berpengaruh sebagai variabel yang memoderasi pada hubungan anggaran
partisipatif dengan budgetary slack.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penulis menarik
hipotesis, yaitu:
Ha2 : Interaksi antara partisipasi anggaran dan asimetri
informasi berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
3. Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Kecukupan Anggaran
terhadap Senjangan Anggaran
Dalam penelitian Widi Haryanti (2002) menjelaskan bahwa informasi
yang lebih baik tentang tingkat kecukupan anggaran yang dikehendaki
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dimiliki oleh bawahan dan mereka
akan berusaha memasukan informasi ini ke dalam anggaran untuk
memastikan bahwa mereka memiliki sumber-sumber yang cukup untuk
menjalankan tugas-tugas mereka dengan sukses. Sehingga partisipasi
dalam penyusunan anggaran, bawahan akan memberikan informasi
mengenai tingkatan sumber-sumber anggaran yang memadai.
Hasil penelitian Nouri dan Parker (1998) dalam Ikhsan dan Ane
(2007:10) menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran
mempunyai hubungan positif dengan kecukupan anggaran dan secara tidak
53
langsung mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran.
Dengan partisipasi dalam penyusunan angggaran, bawahan akan
memberikan informasi mengenai tingkatan sumber-sumber anggaran yang
memadai.
Penelitian Ikhsan dan Ane (2007:22-23) menunjukkan bahwa
kecukupan anggaran merupakan pure moderator dalam hubungan antara
senjangan anggaran dan partispasi anggaran, dapat dikatakan bahwa
partisipasi anggaran dan kecukupan anggaran secara bersama-sama
berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Penelitian-penelitian di atas memberi gambaran bagi penulis untuk
menyatakan sebuah hipotesis, yaitu:
Ha3 : Interaksi antara partisipasi anggaran dan kecukupan
anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kausalitas,
yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-
akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002: 27), jenis
ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh patisipasi anggaran sebagai
variabel independen, asimetri informasi dan kecukupan anggaran sebagai
variabel moderating terhadap timbulnya senjangan anggaran sebagai variabel
dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran, dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Kota Sukabumi.
B. Metode Penetuan Sampel
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di lingkungan Instansi Pemerintahan
Daerah Kota Sukabumi. Sedangkan sampel penelitiannya adalah Sekretaris
Daerah, Asisten Daerah, Kepala SKPD, Sekretaris SKPD, Kepala Bagian,
Kepala Bidang, Kepala Sub-Bagian, Kepala Sub-Bidang, Kepala Seksi,
Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Pembantu Pengeluaran.
Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu
dengan mengambil sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, penentuan
SKPD yang akan dijadikan sampel merupakan unsur dari Pemerintahan
Daerah Kota Sukabumi, namun tidak semua dijadikan sampel, karena di
55
asumsikan bahwa semua SKPD memiliki karakteristik yang sama. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai yang memiliki jabatan
baik struktural maupun fungsional yang terlibat dalam proses penyusunan dan
pelaksanaan anggaran di Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Data mempunyai sifat memberikan gambaran tentang suatu masalah.
Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan (Indriantoro & Supomo, 2002:
146) adalah :
a. Data Primer, adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya tidak melalui perantara. Dalam hal ini data primer
diperoleh dari jawaban responden terhadap kuesioner yang diajukan
kepada responden.
b. Data Sekunder, adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dicatat oleh pihak lain) dan
merupakan data pendukung yang umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang tersusun dalam arsip. Data sekunder dalam penelitian
ini berupa sejarah organisasi, dan visi dan misi, struktur organisasi, job
description, landasan teori yang diperoleh dari Jurnal Riset Akuntansi,
skripsi, tesis serta buku-buku/literatur yang mendukung.
56
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diberikan pejabat
yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran, dan pejabat pelaksana
anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Sukabumi.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administered
questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:147).
Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk mendapatkan data umum
mengenai pejabat baik struktural maupun fungsional yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran, untuk mendapatkan
gambaran mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran dengan asimetri informasi dan kecukupan anggaran sebagai variabel
moderating di Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Desktiptif
Deskriptif karakteristik responden tersebut menjelaskan tentang
gambaran umum responden, seperti jenis kelamin, umur responden,
pekerjaan dan pendidikan terakhir responden yang disajikan dalam bentuk
tabel frekuensi (prosentase). Metode analisis data yang digunakan pada
penilitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.
57
Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). (Ghozali, 2011:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dimasudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang
digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
daftar pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05 berarti data yang
diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil
58
yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reabilitas dengan
bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari
0.70 (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali 2011:48).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji klasik data primer ini, maka peneliti melakukan
Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji NormalitasUji
asumsi klasik yang dilakukan sebagai berikut :
a. Multikolinieritas
Multikoloniearitas berarti bahwa antara variabel bebas yang satu
dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi saling berkorelasi
linear. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antarvariabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2011: 105).
b. Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas berarti varians (variasi) variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Uji heterokedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
59
Kebanyakan data cross section mengandung situasiheterokedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang dan besar) (Ghozali 2011:139).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam data,
variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai hubungan
distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001: 28).
Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal pada grafik. Dasar pengembilan jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti atau garis diagonal, maka regresi
mengikuti garis normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari
garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Ganda
Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011) analisis regresi
merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan salah satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan
tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi
atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Persamaan regresi berganda dirumuskan:
Y =a+b1X1+b2X2+b3X3+e
60
1) Penerapan Partisipasi Anggaran berpengaruhpositif terhadap
Senjangan Anggaran
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Y : Senjangan Anggaran
a : Konstanta
b1b2 : Koefisien regresi
X1 : Partisipasi Anggaran
X2 : Asimetri Informasi
X3 : Kecukupan Anggaran
e : Error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya
dapat diukur dari nilai koefisiensi determinasi (R²), nilai statistik F
dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara
statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis
(daerah dimana H0 ditolak) (Ghozali, 2011: 97). Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui:
a) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah antara
nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel
61
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
b) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen, maka digunakan tingkat
signifikan 0,05, jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka
ada pengaruh dari variabel independen terhadap dependen
(koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability
t lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali,
2009). Hipotesis alternatif yang hendak diuji adalah sebagai
berikut:
Ha1 : Adanya pengaruh signifikan partisipasi anggaran
terhadap senjangan anggaran.
b. Pengujian dengan analisis regresi moderate (Moderated
Regression Analysis - MRA)
Penelitian ini menggunakan variabel asimetri informasi dan
kecukupan anggaran sebagai variabel moderating. Dimana variabel
moderating merupakan variabel independen yang akan memperkuat
62
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya
terhadap variabel dependen.
Maka dari itu penelitian ini menggunakan Uji interaksi atau sering
disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang
merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (Ghozali 2011:
223). Uji interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Wijaya 2012: 138) :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3(X1X2)
1) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi
terhadap Senjangan Anggaran
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3(X1X2)
Keterangan :
Y = Senjangan Anggaran
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Partisipasi Anggaran
X2 = Asimetri Informasi
X1X2 = interaksi antara variabel independen dan
moderating (Variabel perkalian antara Partisipasi
Anggaran dengan Asimetri Informasi yang
menggambarkan pengaruh variabel moderating
63
Asimetri Informasi terhadap hubungan Partisipasi
Anggaran dengan Senjangan Anggaran)
Variabel perkalian antara X1 dan X2 merupakan variabel
moderating karena menggambarkan pengaruh variabel moderasi
X2 terhadap hubungan X1 dan Y. Dalam uji hipotesis interaksi
dapat dilakukan melalui :
a) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah
antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011:97).
b) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen, maka digunakan
tingkat signifikan 0,05, jika nilai probability t lebih besar dari
64
0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen terhadap
dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika
nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari
variabel independent terhadap variabel dependent (koefisien
regresi signifikan) (Ghozali, 2009). Hipotesis alternatif yang
hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha2 : Interaksi antara partisipasi anggaran dan
asimetri informasi berpengaruh terhadap
senjangan anggaran.
2) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Kecukupan
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Y = a + b1X1 + b3X3+ b3(X1X3)
Keterangan :
Y = Senjangan Anggaran
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Partisipasi Anggaran
X3 = Kecukupan Anggaran
X1X3 = interaksi antara variabel independen dan moderating
(Variabel perkalian antara Partisipasi Anggaran
dengan Kecukupan Anggaran yang menggambarkan
pengaruh variabel moderating Kecukupan Anggaran
65
terhadap hubungan Partisipasi Anggaran dengan
Senjangan Anggaran)
Variabel perkalian antara X1 dan X3merupakan variabel
moderating karena menggambarkan pengaruh variabel moderasi
X3terhadap hubungan X1 dan Y. Dalam uji hipotesis interaksi
dapat dilakukan melalui :
a) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah antara
nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011:97).
b) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen, maka digunakan
tingkat signifikan 0,05, jika nilai probability t lebih besar dari
66
0,05 maka ada pengaruh dari variabel independen terhadap
dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika
nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari
variabel independent terhadap variabel dependent (koefisien
regresi signifikan) (Ghozali, 2009). Hipotesis alternatif yang
hendak diuji adalah sebagai berikut:
Ha3 : Interaksi antara partisipasi anggaran dan kecukupan
anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Pengujian interaksi inilah yang digunakan untuk menguji hubungan
antara partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dimana asimetri
informasi dan kecukupan anggaran digunakan sebagai variabel
moderating.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini terdiri atas empat
variabel, yaitu partisipasi anggaran sebagai variabel independen,asimetri
informasi dan kecukupan anggaran sebagai variabel moderating, serta
senjangan anggaran sebagai variabel dependen. Variabel-variabel yang diteliti
adalah :
1. Partisipasi penganggaran
Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran,
yaitu tingkat partisipasi manajer dalam mempersiapkan anggaran dan
berpengaruh dalam menentukan pencapaian tujuan anggaran di pusat
pertanggungjawabannya. Untuk mengukur partisipasi anggaran digunakan
67
instrumen yang dikembangan oleh Milani (1975) yang dikutip dari J.
Sumarno (2005) dengan enam pertanyaan yang berskala 1 sampai 5
menggunakan skala Interval.
2. Informasi asimetri
Asimetri informasi dalam penelitian ini merupakan variabel
moderating. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila pemilik atau
atasan tidak memliki informasi yang cukup mengenai kinerja
agen/bawahan sehingga atsan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan
terhadap hasil aktual perusahaan (Falikhatun 2007:6) Asimetri informasi
adalah informasi akurat yang lebih dimiliki oleh bawahannya
dibandingkan atasannya yang dapat mempengaruhi pengukuran kinerja.
Variabel asimetri informasi akan diukur dengan pendekatan instrumen
Dunk (1993) dimana terdapat enam item pertanyaan, dengan 5 skala
Interval.
3. Kecukupan Anggaran
Kecukupan anggaran merupakan kondisi dimana persepsi individu
masing-masing pejabat struktural pusat pertanggungjawaban bahwa
sumber-sumber yang dianggarkan untuk masing-masing unit organisasinya
mencukupi untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuannya. (Nouri dan Perker, 1998 dalam Sofian Sugioko,
2008).
Kecukupan anggaran akan dapat menunjang keberhasilan organisasi
dalam menjalankan operasi perusahaan. Instrumen yang digunakan
68
diambil dari Nouri dan Parker (1998)yang dikutip dari Widi Hariyanti
(2002) dikembangkan dengan menggunakan enam item pertanyaan.
Kecukupan anggaran diukur dengan skala Interval 5 (lima) point.
4. Senjangan anggaran
Menurut Young (1985) mendefinisikan senjangan anggaran sebagai
besaran dimana para manajer dengan sengaja memasukkan sumber daya
yang berlebihan ke dalam anggaran, atau dengan sadar tidak menyatakan
kemampuan produktif yang sesungguhnya.Senjangan anggaran merupakan
variabel dependen dalam penlitian ini.
Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang
mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk
menentukan standar kerjanya (Young, 1985). Item-item yang dipakai
dalam pengukuran senjangan anggaran mengacu pada daftar pertanyaan
yang telah digunakan Dunk (1993) yang terdiri atas enam pertanyaan.
Untuk mengukur variabel budgetary slack digunakan kuesioner yang
merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri
dari 6 (enam) item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala
interval 1-5.
69
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No. Butir
Pernyatan
Pengukuran
Partisipasi
Anggaran (X1)
Sumber:
Milani (1975)
dalam
Sumarno,
(2005)
1. Pengaruh yang besar
dalam partisipasi
pengukuran anggaran
2. Pengaruh dalam revisi
penyusunan anggaran
3. Pengaruh mengenai
pendapat/usulan dalam
penetapan anggaran
4. Keyakinan dalam
memutuskan suatu
anggaran
5. Pentingnya kontribusi
usulan atau pemikiran
dalam penyusunan
anggaran
6. Keikutsertaan dalam
kegiatan penyusunan
anggaran
1
2
3
4
5
6
Skala Interval
(1-5)
Asimetri
Informasi (X2)
Sumber:
Dunk (1993)
g. Informasi yang dimiliki
bawahan dibandingkan
dengan atasan
h. Hubungan input-output
yang ada dalam operasi
internal
i. Kinerja potensial
j. Teknis pekerjaan
k. Mampu menilai dampak
potensial
l. Pencapaian bidang
kegiatan
1
2
3
4
5
6
Skala Interval
(1-5)
Kecukupan
Anggaran (X3)
Sumber:
Nouri dan
Parker (1998)
dalam Widi
Hariyanti
(2002)
1. Pengaruh anggaran
dalam penyelesaian
pekerjaan
2. Ketercapaian tujuan
dengan anggaran yang
tersedia
3. Keyakinan penyelesaian
tugas dengan anggaran
yang tersedia
1, 2
3,4
5,6
Skala Interval
(1-5)
Bersambung ke halaman berikutnya
70
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Sumber : Diolah dari berbagai referensi (2013)
Senjangan
Anggaran(Y)
Sumber:
Dunk (1993)
1. Pengaruh
anggaran dalam
motivasi
produktivitas
2. Pencapaian
anggaran dalam
pelaksanaan
kerja
3. Pengawasan
dalam
penggunaan
anggaran
4. Tanggungjawab
anggaran
5. Pencapaian
target
6. Realisasi
anggaran
1
2
3
4
5
6
Skala Interval
(1-5)
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
Paradigma Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, bertumpu
padademokratisasi, pemberdayaan aparatur dan masyarakat serta
peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat, menempatkan posisi
penting dan strategis daerah sebagai basis otonomi dan unsur terdepan
bagi masyarakat. Hal ini menuntut perubahan mendasar terhadap
struktur pemerintahan dan kultur aparatur di semua tatanan.
Sebagai penyelenggara otonomi daerah, kota Sukabumi adalah
salah satu wilayah berstatus Kotamadya dari sembilan Kotamadya di
Propinsi Jawa Barat. Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas,
nyata dan bertanggung-jawab sebagaimana Undang-Undang dimaksud,
menempatkan Daerah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana Otonomi
yang utuh dan luas, dengan demikian kewenangan yang semula
berakumulasi pada Pemerintah Pusat lebih bergeser kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sehingga berdampak secara signifikan
terhadap fungsi unsur staf pemerintah daerah.
72
Pelaksaan kerja aparatur daerah kota Sukabumi juga mengacu
pada visi dan misi kota Sukabumi. Dimana Visi Kota Sukabumi adalah
“Terwujudnya kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas
bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat
berlandaskan iman dan taqwa”. Sejalan dengan visi kota terdapat misi
Kota Sukabumi, yaitu :
a. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan
berbudaya
b. Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas
c. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
d. Mewujudkan pengembangan perdagangan dan sektor lapangan
usaha lainnya yang berdaya saing tinggi
e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur
pemerintahan daerah yang profesional dan amanah
f. Mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah
Berdasarkan peraturan daerah kota Sukabumi Nomor. 6 tahun
2008 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota
Sukabumi, Gambar 4.1 berikut merupakan struktur organisasi
Pemerintah Daerah Kota Sukabumi :
73
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
2. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 8 Tahun
2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sukabumi, yang
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 6 Tahun
2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Kota Sukabumi menempatkan Kepala Dinas, Badan, Lembaga Teknis
Daerah, dan Kecamatan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota Sukabumi melalui Sekretaris Daerah. Oleh karena itu
peran Sekretaris Daerah sangatlah strategis sebagai koordinator dalam
mewujudkan kebijakan umum Pemerintah Daerah yang akuntabel
sekaligus selaku pengendali terhadap pelaksanaan penyelenggaraan
kegiatan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi.
74
Adapun tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi
mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Sukabumi
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah disajikan pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Sukabumi
No Perangkat
Daerah
Tugas Pokok Fungsi
1.
Sekretariat
Daerah
Membantu Kepala Daerah
dalam menyusun kebijakan
dan mengkoordinasi Dinas
dan Lembaga Teknis Daerah.
a. Penyusunan kebijakan
Pemerintah Daerah;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan
tugas Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah;
c. Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan
Pemerintah Daerah;
d. Pembinaan administrasi dan
aparatur Pemerintah Daerah;
e. Pelaksaan tugas lain yang
diberikan kepala Daerah sesuai
dengan tugas fungsinya.
2 Sekretariat
DPRD
Menyelenggarakan
administrasi kesekretariatan,
administrasi keuangan,
mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi DPRD, dan
menyediakan serta
mengkoordinasi tenaga ahli
yang diperlukan DPRD
sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah.
a. Penyelenggaraan administrasi
kesekretariatan DPRD;
b. Penyelenggaraan administrasi
keuangan DPRD;
c. Penyelenggaraan rapat-rapat
DPRD;
Penyediaan dan
pengkoordinasian tenaga ahli
yang diperlukan oleh DPRD
Bersambung ke halaman berikutnya
75
Tabel 4.1 (lanjutan)
No Perangkat
Daerah
Tugas Pokok Fungsi
3. Inspektorat Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
urusan pemerintahan
Daerah, pelaksanaan
pembinaan atas
penyelenggaraan
pemerintahan, dan
pelaksanaan urusan
Pemerintahan Daerah.
a. Perencanaan prorgam
pengawasan;
b. Perumusan Kebijakan dan
fasilitas pengawaan;
c. Pemeriksaan, pengusutan,
pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan.
4. Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(Bappeda)
Melaksanakan
penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan
Daerah di bidang
perencanaan
pembangunan Daerah.
a. Perumusan kebijakan teknis
perencanaan;
b. Pengkoorninasian penyusunan
perencanaan pembangunan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas di bidang perencanaan
pembangunan Daerah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Daerah
sesuai tugas dan fungsinya.
5. Dinas Melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas
otonomi dan tugas
pembantuan.
a. Perumusan kebijakan teknis
sesuai dengan lingkup
tugasnya;
b. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan
umum sesuai dengan lingkup
tuganya;
c. Pembinaan dan pelaksanan
tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan Kepala Daerah sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
6. Lembaga
Teknis Daerah
Melaksanakan
penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan
Daerah yang bersifat
spesifik.
a. Perumusan kebijakan teknis
sesuai dengan lingkup
tugasnya;
b. Pemberian dukungan atas
penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah sesuai dengan lingkup
tugasnya;
Bersambung ke halaman berikutnya
76
Tabel 4.1 (lanjutan)
No Perangkat
Daerah
Tugas Pokok Fungsi
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan Kepala Daerah
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
7. Satuan Polisi
Pamong Praja
Memelihara dan
menyelenggarakan
ketentraman dan
ketertiban umum serta
menegakkan Peraturan
Daerah dan atau Peraturan
Kepala Daerah.
a. Penyusunan program dan
pelaksanaan ketentraman dan
ketertiban umum, penegakkan
Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
b. Pelaksanaan kebijakan
pemeliharaan dan
penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umumdi
Daerah;
c. Pelaksanaan kebijakan
penegakkan Peraturan Daerah
dan atau Peraturan Kepala
Daerah;
d. Pelaksanaan koordinasi
pemeliharaan dan
penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umum, serta
penegakkan Peaturan Daerah
dan atau Peraturan Kepala
Daerah dengan aparat
Kepolisian Negara, Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
dan atau aparatur lainnya;
e. Pengawasan terhadap
masyarakat agar mematuhi
dan menaati Peraturan Daerah
dan atau Peraturan Kepala
Daerah.
Bersambung ke halaman berikutnya.
77
Tabel 4.1 (lanjutan)
No Perangkat
Daerah
Tugas Pokok Fungsi
8. Kecamatan
dan Kelurahan
Camat mempunyai tugas
pokok melaksanakan
kewenangan pemerintahan
yang dilimpahkan oleh
Kepala Daerah untuk
menangani sebagaian
urusan pemerintahan dan
melaksanakan tugas
umum pemerintahan.
Lurah mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan
urusan pemerintahan,
pembangunan, dan
kemasyarakatan.
a. Mengkoordinasi kegiatan
pemberdayaan masyarakat;
b. Mengkoordinasi uaya
penyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum;
c. Mengkoordinasi penerapan
dan penegakan peraturan
perundang-undangan;
d. Mengkoordinasi pemeliharaan
prasarana dan fasilitas
pelayanan umum;
e. Mengkoordinasi
penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan ditingkat
Kecamatan;
f. Membina penyelenggaraan
pemerintahan Kelurahan;
g. Melaksanakan pelayanan
masyarakat yang menjadi
ruang lingkup tugasnya dan
atau yang belum dapat
dilaksanakan pemerintahan
Kelurahan.
Sumber: Lembaran Daerah Kota Sukabumi Peraturan Daerah Kota Sukabumi
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Instansi Pemerintah Daerah Kota
Sukabumi tepatnya di Sekretariat Daerah Kota Sukabumi yang beralamat
di Jl. R. Syamsudin, SH No. 25 Kota Sukabumi Kode Pos 43113.
Penelitian ini menganalisis tentangpengaruh partisipasi anggaran terhadap
senjangan anggaran dengan asimetri informasi dan kecukupan anggaran
sebagai variabel moderating pada pejabat penyusun dan pelaksana
anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Sukabumi.
78
Berdasarkan jumlah keseluruhan pegawai di SKPD yang ada, baik
pejabat struktural maupun pejabat fungsional, tidak semua dijadikan
responden dalam penelitian ini karenadiasumsikan bahwa semua
perangkat daerah memiliki karakteristik yang sama.Pengumpulan data
dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada
responden. Penyebaran kuesioner dimulai dari 22 Juli 2013 sampai 31
Agustus 2013. Kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti
dengan waktu yang sesuai dengan kesepakatan peneliti dengan
responden.
4. Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini,
kuesioner yang dibagikan berjumlah 105 eksemplar kepada pegawai
yang memiliki jabatan struktural maupun jabatan fungsional sesuai
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing. akan tetapi
hanya 92 responden yang bersedia menjawab atau mengisi kuesioner
yang diberikan dan terdapat 86 data responden yang dapat diolah,
dikarenakan 6 kuesioner tidak dapat diolah oleh peneliti disebabkan
kuesioner tersebut yang tidak diisi secara lengkap. Sebaran kuesioner
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
79
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
NO SKPD
1 Sekretaris Daerah
2 Asisten Daerah 1
3 Asisten Daerah 2
4 Asisten Daerah 3
5 Bagian Tata Pemerintahan
6 Bagian Hukum
7 Bagian Organisasi dan Tata Laksana
8 Bagian Administrasi Perekonomian
9 Bagian Administrasi Pembangunan
10 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat
11 Bagian Keuangan dan Kepegawaian Setda
12 Bagian Umum dan Protokol
13 Bagian Perlengkapan Setda dan Rumah Jabatan
14 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
15
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset
Daerah
16 Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
17 Dinas Sosial Tenaga dan Transmigrasi
18 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan
Sumber: Data primer yang diolah
Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut ini.
Tabel. 4.3
Karakteristik Data Kuesioner
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang disebar 105 100%
a. Sekretariat Daerah 50 47.6%
b. Dinas 42 40.0%
c. Lembaga Teknis 13 12.4%
2
Kuesioner yang tidak
kembali 13 12.4%
a. Sekretariat Daerah 9 8.6%
b. Dinas 4 3.8%
c. Lembaga Teknis 0 0.0%
Bersambung ke halaman berikutnya
80
Tabel. 4.3 (Lanjutan)
3 Kuesioner yang tidak dapat diolah 6 5.7%
a. Sekretariat Daerah 2 1.9%
b. Dinas 3 2.9%
c. Lembaga Teknis 1 1.0%
4 Kuesioner yang dapat diolah 86 81.9%
a. Sekretariat Daerah 39 37.1%
b. Dinas 35 33.3%
c. Lembaga Teknis 12 11.4%
Sumber: Data primer yang diolah
Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk
mengolah data sebanyak 86 kuesioner yaitu 81,9 % dari total kuesioner
yang disebar. Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini
dapat dilihat berikut ini:
a. Deskripitif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Laki-laki 61 70.9 70.9 70.9
Perempuan 25 29.1 29.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui responden laki-laki
berjumlah 61 orang (70.9%), untuk responden perempuan
berjumlah 25 orang (29.1%).
81
b. Deskripstif Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskriptif Responden BerdasarkanUsia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid > 40 thn 42 48.8 48.8 48.8
20-30 thn 8 9.3 9.3 58.1
31-40 thn 36 41.9 41.9 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa responden yang berusia
lebih dari 40 tahun berjumlah 42 orang (48.8%), untuk responden
berusia diantar 20 sampai 30 tahun berjumlah 8 orang (9.3%), dan
untuk responden yang berusia 31 sampai 40 tahun berjumlah 36
orang (41.9%).
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden
terbanyak adalah yang berusia lebih dari 40 tahun, hal ini
dikarenakan responden yang diperlukan pada penelitian ini adalah
pejabat penyusun dan pelaksana anggaran yaitu pejabat menengah
ke atas, yang sebagian besar sesuai dengan jenjang karir bagi
Pegawai Negeri Sipil dirintis sejak usia muda, jadi pejabat tingkat
menengah ke atas semakin tua usianya.
c. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan jenjang pendidikan.
82
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenjang
Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 4 4.7 4.7 4.7
S1 49 57.0 57.0 61.6
S2 25 29.1 29.1 90.7
S3 1 1.2 1.2 91.9
SMA 7 8.1 8.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk responden berdasarkan jenjang pendidikan, didapatkan
bahwa responden yang jenjang pendidikan SMA berjumlah 7 orang
(8.1%), jenjang pendidikan D3 berjumlah 4 orang (4.7%), jenjang
pendidikan S1 berjumlah 49 orang (57.0%), jenjang pendidikan S2
berjumlah 25 orang (29.1%), serta jenjang pendidikan S3 1 orang
(1.2%).
d. Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional
Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan jabatan fungsional.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan
Fungsional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Asisten Daerah 3 3.5 3.5 3.5
Bendahara Pengeluaran 9 10.5 10.5 14.0
Kepala Bagian/Kepala
Bidang
17 19.8 19.8 33.7
Kepala SKPD 2 2.3 2.3 36.0
Kepala Sub-Bagian/Kepala
Sub-Bidang
52 60.5 60.5 96.5
Sekretaris Daerah 1 1.2 1.2 97.7
Sekretaris SKPD 2 2.3 2.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
83
Berdasarkan jabatan fungsional didapatkan bahwa responden
yang menjabat sebagai Asisten Daerah berjumlah 3 orang (3.5%),
Bendahara Pengeluaran berjumlah 9 orang (10.5%), Kepala
Bagian/Kepala Bidang berjumlah 17 orang (19.8%), Kepala SKPD
berjumlah 2 orang (2.3%), Kepala Sub-Bagian/Kepala Sub-Bidang
52 orang (60,5), Sekretaris Daerah berjumlah 1 orang (1.2%), dan
Sekretaris SKPD berjumlah 2 orang (2.3%).
Presentase sebaran kuesioner berdasarkan jabatan fungsional
terjadi dikarenakan pegawai-pegawai tersebutlah yang memiliki
kontribusi dalam penyusunan dan pelaksana anggaran.
e. Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.8
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman
Kerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 thn 13 15.1 15.1 15.1
> 3 thn 49 57.0 57.0 72.1
1-3 thn 24 27.9 27.9 100.0
Total 86 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk responden berdasarkan lama pengalam kerja dalam
menjalanin posisi jabatan saat dilakukan penelitian didapatkan
hasil bahwauntuk responden yang menempati posisi jabatan kurang
84
dari satu tahun berjumlah 13 orang (15.1%), lebih dari tiga tahun
berjumlah 49 orang (57.0%), antara 1 sampai 3 tahun berjumlah 24
orang (27.9%).
Hal ini terjadi dikarenakan lamanya pengalaman bekerja tidak
menjadi alasan bahwa pegawai tersebut dapat ikut serta dalam
penyusunan dan pelaksanaan anggaran, tetapi jabatan struktural
dan jabtan fungsional yang menentukannya.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Partisipasi
Anggaran, Asimetri Informasi, Kecukupan Anggaran, dan Senjangan
Anggaranyang akan diuji secara deskriptif seperti yang terlihat pada
tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistif Deskriptif
S
umber : Data Primer yang diolah
Descriptive Statistics
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
TPA 86 14 30 23.00 3.649
TAI 86 14 30 21.50 3.731
TKA 86 14 30 21.29 3.531
TSA 86 17 30 23.33 3.182
Valid N
(listwise)
86
85
Tabel 4.9 menjelaskan pada variabel partisipasi anggaran jawaban
minimum responden adalah sebesar 14 dan maksimum 30 dengan rata-
rata total jawaban 23.00 dan standar deviasi sebesar 3.649. Variabel
asimetri informasi jawaban minumim responden sebesar 14 dan
maksimum 30 dengan rata-rata total jawaban sebesar 21.50 dan standar
deviasi sebesar 3.731. variabel kecukupan anggaran jawaban minum
responden adalah sebesar 14 dan maksimum 30 dengan rata-rata total
jawaban sebesar 21.29 dan standar deviasi sebesar 3.531. untuk variabel
senjangan anggaran jawaban minimum respomden sebesar 17 dan
maksimum 30 dengan rata-rata total jawaban sebesar 23.33 dan standar
deviasi sebesar 3.182.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan
bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel partisipasi anggaran,
asimetri informasi, kecukupan anggaran, dan senjangan anggaran adalah
setuju.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner.Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid.Tabel 4.10 berikut adalah hasil uji validitas
86
dari variabel partispasi anggaran, asimetri informasi, kecukupan
anggaran, dan senjangan anggaran.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran (PA)
No. Pearson
Corelation
Sig
(2-
Tailed)
Kriteria
PA1 0.637** 0.000 Valid
PA2 0.526** 0.000 Valid
PA3 0.729** 0.000 Valid
PA4 0.751** 0.000 Valid
PA5 0.781** 0.000 Valid
PA6 0.681** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output menunjukan variabel partisipasi anggaran
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi di bawah 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua
butir pertanyaan untuk variabel partisipasi anggaran adalah valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Asimetri
Informasi dalam tabel 4.11 .
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Asimetri Informasi (AI)
No. Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
AI1 0.710** 0.000 Valid
AI2 0.591** 0.000 Valid
AI3 0.629** 0.000 Valid
AI4 0.671** 0.000 Valid
AI5 0.635** 0.000 Valid
AI6 0.567** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
87
Dari hasil output dapat dilihat semua butir pertanyaan untuk
variabel Asimetri Informasi memiliki kriteria valid dan nilai
signifikansi di bawah 0.05, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan
Asimetri Informasi adalah valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel kecukupan
anggaran dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kecukupan Anggaran (KA)
No. Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
KA1 0.709** 0.000 Valid
KA2 0.622** 0.000 Valid
KA3 0.670** 0.000 Valid
KA4 0.680** 0.000 Valid
KA5 0.663** 0.000 Valid
KA6 0.477** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan kecukupan
anggaran, memiliki kriteria valid dengan nilai signifikansi di bawah
0.05, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah
valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel senjangan
anggaran dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (SA)
No. Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
SA1 0.634** 0.000 Valid
SA2 0.566** 0.000 Valid
SA3 0.603** 0.000 Valid
SA4 0.687** 0.000 Valid
SA5 0.721** 0.000 Valid
SA6 0.636** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan senjangan
anggaran memiliki kriteria valid dengan nilai signifikansi di bawah
88
0.05, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan motivasi adalah
valid.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian.Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0.70.Berikut adalah
hasil pengujian reliabilitas variabel partisipasi anggaran, asimetri
informasi, kecukupan anggarn, dan senjangan anggaran dalam tabel
4.14.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
Jumlah
Item
Keterangan
Partisipasi Anggaran 0.774 6 Reliabel
Asimetri Informasi 0.703 6 Reliabel
Kecukupan Anggaran 0.707 6 Reliabel
Senjangan Anggaran 0.715 6 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
partisipasi anggaran adalah sebesar 0.774, asimetri informasi sebesar
0.703, kecukupan anggaran sebesar 0.707, dan senjangan anggaran
sebesar 0.715. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner inireliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0.70.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakanakan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti
89
bilapernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang
relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Seluruh pengujian dan
analisis data menggunakan bantuan SPSS 19.0 sebagai berikut :
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Koefisien Korelasi
Coefficient Correlationsa
Model TKA TPA TAI
1 Correlations TKA 1.000 .066 -.825
TPA .066 1.000 -.063
TAI -.825 -.063 1.000
Covariances TKA .024 .001 -.018
TPA .001 .007 -.001
TAI -.018 -.001 .021
a. Dependent Variable: TSA
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 di atas besaran korelasi antar variabel
independen tampak bahwa hanya variabel Asimetri Informasi (AI) yang
mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel Kecukupan Anggaran
(KA) dengan tingkat korelasi sebesar – 0.825 atau sekitar 82,5%. Oleh
karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolonieritas.
90
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Koefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant
)
14.305 2.741 5.220 .000
TPA .410 .084 .470 4.866 .000 .995 1.005
TAI .151 .145 .177 1.040 .301 .319 3.138
TKA -.172 .154 -.190 -1.116 .268 .319 3.139
a. Dependent Variable: TSA
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukan tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10,
yaitu 0.995 untuk variabel partisipasi anggaran, 0.319 untuk variabel
asimetri informasi dan kecukupan anggaran. Ini berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.
Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak
ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, yaitu
1.005 untuk variabel partisipasi anggaran, 3.138 untuk variabel asimetri
informasi, dan 3.139 untuk variabel kecukupan anggaran. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari resiual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
91
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik ada apabila terjadi Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas terdapat dalam gambar
4.2 berikut :
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2 grafik scatterplot menunjukan bahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
berartti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi senjangan
anggaran berdasarkan variabel yang memengaruhinya, yaitu partisipasi
anggaran, asimetri informasi, dan kecukupan anggaran.
92
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
ditribusi normal. Hasil uji normalitas menggunakan Grafik Histogram
disajikan pada gambar 4.4 berikut ini :
93
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Hitogram
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 di atas penyebaran data berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
94
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Regresi Berganda
1) Penerapan Partispasi Anggaran(X1) Berpengaruh terhadap
Senjangan Anggaran (Y)
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji koefisien determinasi antara Partisipasi Anggaran
terhadap Senjangan Anggaran dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah
ini :
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1 dan Y
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.17 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar
0.218. Hal ini menandakan bahwa variabel partisipasi anggaran hanya
dapat menjelaskan 21,8% variasi variabel senjangan anggaran.
Sedangkan sisanya, yaitu 78,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain
diluar model, seperti dalam penelitian Falikhatun (2007) yang meneliti
budaya organisasi, dan group cohesiveness terhadap senjangan
anggaran.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .477a .228 .218 2.813
a. Predictors: (Constant), TPA
b. Dependent Variable: TSA
95
b) Hasil Uji Regresi secara Parsial (Uji t)
Hasil uji regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan dalam tabel
4.18 di bawah ini:
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t Variabel X1 dan Y
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan data tabel tersebut, nilai signifikansi untuk
partisipasi anggaran (TPA) sebesar 0,000 yang berarti tingkat
signifikansinya kurang dari 0,05. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak atau Ha1 diterima, ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel partisipasi anggaran berperan signifikan
terhadap senjangan anggaran.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.756 1.947 7.065 .000
TPA .416 .084 .477 4.976 .000
a. Dependent Variable: TSA
96
b. Pengujian Hipotesis dengan analisis regresi moderate (Moderated
Regression Analysis - MRA)
1) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Asimetri Informasi
terhadap Senjangan Anggaran
a) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Berikut ini disajikan hasil uji koefiesien determinasi (R2)
untuk variabel X1, X2 dan Y.
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2 dan Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .479a .229 .201 2.845
a. Predictors: (Constant), Moderat1, TPA, TAI
b. Dependent Variable: TSA
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.19 di atas menunjukkan variasi partisipasi
anggaran, asimetri informasi, dan moderat 1 dapat menjelaskan
20,1% variasi senjangan anggaran. Sisanya 79,9% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model, seperti dalam penelitian Ikhsan
dan Ane (2007) yang menguji gaya kepemimpinan, komitmen
organisasi, ketidakpastian lingkungan, dan ketidakpastian strategi
terhadap senjangan anggaran.
97
b) Hasil Uji Regresi secara Parsial (Uji t)
Hasil uji regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan dalam
tabel 4.20 di bawah ini:
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Parsial t Variabel X1, X2 dan Y
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat terlihat bahwa variabel
moderat 1 yang merupakan interaksi antara partisipasi anggaran
dengan asimetri informasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,719. Hal ini menunjukkan signifikansi untuk moderat 1 lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05 yang berarti menerima HO dan
menolak Ha2.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi antara
partisipasi anggaran dengan asimetri informasi tidak berpengaruh
secara individual terhadap senjangan anggaran, dan variabel
asimetri informasi bukan merupakan variabel moderating.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.769 12.426 1.430 .157
TPA .231 .518 .265 .446 .656
TAI -.186 .570 -.218 -.326 .745
Moderat1 .009 .024 .323 .361 .719
a. Dependent Variable: TSA
98
2) Interaksi antara Partisipasi Anggaran dan Kecukupan
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
a) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Berikut ini disajikan hasil uji koefiesien determinasi (R2)
untuk variabel X1, X2 dan Y.
Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X3 dan Y
Sumber : Data primer yang
diolah
Tabel 4.21 di atas menunjukkan variasi partisipasi anggaran,
kecukupan anggaran, dan moderat2 dapat menjelaskan 20,2%
variasi senjangan anggaran. Sisanya 79,8% dijelaskan oleh sebab-
sebab lain di luar model, seperti dalam penelitian Ikhsan dan Ane
(2007) yang menggunakan variabel gaya kepemimpinan,
komitmen organisasi, ketidakpastian lingkungan, dan
ketidakpastian strategis terhadap senjangan anggaran.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .480a .230 .202 2.843
a. Predictors: (Constant), Moderat2, TPA, TKA
b. Dependent Variable: TSA
99
b) Hasil Uji Regresi secara Parsial (Uji t)
Hasil uji regresi secara parsial (uji t) ditunjukkan dalam tabel
4.22 di bawah ini:
Tabel 4.22
Hasil Uji Regresi Parsial t Variabel X1, X3 dan Y
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat terlihat bahwa variabel
moderat 2 yang merupakan interaksi antara partisipasi anggaran
dengan kecukupan anggaran mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,845. Hal ini menunjukkan signifikansi untuk moderat 2
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yang berarti menerima HO
dan menolak Ha3.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi antara
partisipasi anggaran dengan kecukupan anggaran tidak
berpengaruh secara individual terhadap senjangan anggaran, dan
vaiabel kecukupan anggaran bukan merupakan variabel
moderating.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.162 12.840 .947 .346
TPA .520 .543 .597 .958 .341
TKA .075 .591 .083 .127 .899
Moderat2 -.005 .025 -.174 -.196 .845
a. Dependent Variable: TSA
100
C. Pembahasan
1) Penenerapan Partisipasi Anggaran (X1) berpengaruhterhadap
Senjangan Anggaran (Y)
Hasil uji hipotesis Ha1 menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran dengan nilai
signifikansi untuk partisipasi anggaran sebesar 0,000, yang berarti
tingkat signifikansi untuk partisipasi anggaran kurang dari tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0
ditolak atau Ha1 diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual
terhadap variabel dependen atau terikat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Falikhatun (2007) dan Ikhsan dan Ane (2007) yang
menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap senjangan anggaran, artinya semakin tinggi
pastisipasi anggaran maka semakin tinggi pula terjadinya senjangan
anggaran. Namun berbeda dari penelitian Fitri (2007) dan Supanto
(2010) menyatakan hasil bahwa pastisipasi anggaran berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap timbulnya senjangan anggaran yang
artinya bahwa semakin tinggi pastisipasi anggaran, maka menurunkan
senjangan anggaran.
101
2. Interaksi antara Partisipasi Anggaran (X1) dan Asimetri
Informasi (X2) berpengaruh terhadap Senjangan Anggaran (Y)
Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel partisipasi
anggaran dan moderasi asimetri informasi mampu menjelaskan 20,1%
variasi senjangan anggaran. Sisanya 79,9% dijelaskan oleh sebab-
sebab lain di luar model. Variabel moderasi asimetri informasi dalam
penelitian mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,719. Hal ini
berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 yang berarti menerima
HO dan menolak Ha2.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi antara
partisipasi anggaran dan asimetri informasi tidak berpengaruh secara
individual terhadap senjangan anggaran, dan variabel asimetri
informasi bukan merupakan variabel moderating. Kemungkinan
terjadinya asimetri informasi di lingkungan pemerintahan sangat kecil,
dikarenakan dalam anggaran sektor publik seperti di pemerintah
daerah sudah terdapat peraturan yang tegas dan jelas tentang tugas
pokok dan fungsi dari setiap aparat termasuk aturan yang terkait
dengan informasi yang dimiliki oleh bawahan yang harus dilaporkan
kepada atasannya sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya
mengenai kondisi anggaran. Anggaran belum digunakan sebagai alat
penilaian prestasi, pengendalian, dan penghargaan tidak didasarkan
pada prestasi anggaran, sedangkan upaya menciptakan senjangan
102
anggaran adalah didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi yang
baik, karena anggaram berfungsi sebagai alat perencanaan,
koordunasi, dan kumunikasi dalam lingkungan pemerintahan.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Falikhatun (2007) dan
Supanto (2010) yang menyatakan bahwa asimetri informasi
mempunyai pengaruh dan memoderasi terhadap hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
3. Interaksi antara Partisipasi Anggaran (X1) dan Kecukupan
Anggaran (X3) berpengaruh terhadap Senjangan Anggaran(Y)
Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel partisipasi
anggaran dan kecukupan anggaran dapat menjelaskan 20,2% variasi
senjangan anggaran. Sisanya 79,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain
di luar model. Variasi variabel antara partisipasi anggaran dengan
kecukupan anggaran mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.845.
Hal ini berarti menerima HO dan menolak Ha3. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa interaksi antara partisipasi anggaran dan
kecukupan anggaran tidak berpengaruh secara individual terhadap
senjangan anggaran, dan kecukupan anggaran bukan merupakan
variabel moderating.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ikhsan dan Ane (2007) menyatakan bahwa interaksi antara
partisipasi anggaran dengan kecukupan anggaran berpengaruh
103
terhadap senjangan anggaran, dan kecukupan anggaran merupakan
variabel pure moderating. Hasil ini menunjukkan bahwa kecukupan
anggaran bukanlah satu-satunya faktor timbulnya senjangan anggaran.
Ada hal lain yang merupakan faktor pemicu timbulnya senjangan
anggaran seperti budaya organisasi, dan group cohesiveness yang
dapat memengaruhi timbulnya senjangan anggaran (Falikhatun, 2007).
Besar kecilnya anggaran dalam instansi pemerintahan tidak
berpengaruh terhadap timbulnya senjangan anggaran dikarenakan
anggaran dalam pemerintah telah tersedia dengan jelas sesuai dengan
APBD masing-masing daerah, maka pegawai tidak dapat menambah
atau mengurangi jumlah total anggaran tetapi hanya dapat membuat
anggaran yang tersedia lebih efisien dalam penggunaannya di
lapangan dan mencapai target organisasi sesuai harapan, itupun
melalui proses yang rumit dan mengandung muatan politis yang kuat.
Berbeda halnya seperti sektor swasta, bahwa besar kecilnya anggaran
dapat direncanakan dan disusun berdasarkan dengan kebutuhan dan
target kinerja. Kondisi karyawan untuk mengecilkan kapasitas
produksinya demi mencapai target anggaran yang sesuai dapat
menciptakan senjangan anggatan dalam lingkungan kerja, demi
mencapai target anggaran yang tepat sebagai salah satu penilaian
kinerja yang baik.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode analisis
regresi, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran,
dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti tingkat signifikansi untuk
partisipasi anggaran kurang dari tingkat signifikansi 0,05 dengan
kontribusi langsung sebesar 21.8% .
2. Interaksi antara partisipasi anggaran dan asimetri informasi tidak
berpengaruh secara individual terhadap senjangan anggaran, dan asimetri
informasi bukan merupakan variabel moderating dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,719 yang berarti tingkat signifikansi lebih dari 0,05.
3. Interaksi antara partisipasi anggaran dan kecukupan anggaran tidak
berpengaruh secara individual terhadap senjangan anggaran, dan
kecukupan anggaran bukan merupakan variabel moderating, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,845 yang berarti tingkat signifikansi lebih
dari 0.05.
B. Implikasi
Hasil temuan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh berbagai
pihak baik praktisi dan maupun akademisi sebagai masukan, sebab
bagaimanapun apabila terjadi kesenjangan anggaran yang tinggi akan
105
menimbulkan penyimpangan prilaku dan kerugian bagi organisasi yang
bersangkutan. Senjangan anggaran harus ditekan semaksimal mungkin, dengan
cara meningkatkan aktifitas perencanaan dan pengendalian yang baik guna
mendapatkan efektifitas anggaran organisasi.
Baik perusahaan swasta ataupun organisasi publik seperti pemerintahan
harus mempertimbangan mengenai kemungkinan terjadinya senjangan
anggaran dengan cara menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan
komitmen para pemegang jabatan anggaran terhadap tujuan dan nilai dari
organisasi karena sikap tanggungjawab dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas
dan kewajiban akan mengurangi kecenderungan timbulnya senjangan
anggaran, baik melalui pemanfaatan secara positif partisipasi dalam
penyusunan anggaran dan asimetri informasi yang baik.
Untuk itu, upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengatasi
penyimpangan anggaran dan atau korupsi dalam proses pengelolaan anggaran,
adalah dengan membuka ruang keterlibatan publik seluas-luasnya,
merumuskan mekanisme proses penganggaran yang jelas, transparan dan
akuntabel kepada publik, dan masyarakat harus terlibat (Partisipasi Otonom)
dalam setiap tahap penganggaran, serta membentuk lembaga kontrol yang kuat
yang senantiasa bersinergi dengan masyarakat.
C. Saran
Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun penelitian ini
masih memiliki berbagai keterbatasan dan mungkin memengaruhi hasil dari
106
penelitian. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini
adalah:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya kepada pejabat
penyusun dan pelaksana anggaran di Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
sehingga membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat memperluas wilayah sampel penelitian pada
organisai sektor publik lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian
dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
2. Data yang digunakan dan dianalisis menggunakan instrumen berdasarkan
persepsi jawaban dari responden, hal tersebut dapat menimbulkan masalah
jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya, maka
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian
yang berbeda seperti melakukan metode wawancara langsung kepada
responden agar lebih mencerminkan jawaban atas kondisi yang sebenarnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan variabel partisipasi anggaran, asimetrei
infromasi, dan kecukupan anggaran sebagai variabel yang memengaruhi
timbulnya senjangan anggaran, maka untuk selanjutnya dapat dilakukan
dengan memasukkan variabel lain terutama variabel organisasional, seperti
komitmen organisasi (Fitri 2007), budaya organisasi (Falikhatun 2007), dan
gaya kepemimpinan (Ikhsan dan Ane 2007).
107
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Nico. “Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-
Goverenment”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Bayumedia Publishing.
Malang. 2007.
Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian
Manajemen”,terjemanan FX. Kurniawan Tjakrawala. Salemba Empat.
Jakarta. 2006.
Bastian, Indra. “Akuntansi Sektor Publik di Indonesia”, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2001.
Dunk, A.S. “The Effect of Budget Emhpasis and Information Assymetry on
Relation Between Budgetary Participation and Slack”. The Accounting
Review,Vol.68, No. 2, Halaman: 400-410. 1993.
Falikhatun.“Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack
dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas
Kelompok”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Volume 6, No. 2, September 2007 Halaman 207 – 221
Falikhatun. “Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, dan Group
Cohesiveness dalam Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan
Budgetary Slack”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. 2007
Fitri, Yulia. “Pengaruh Asimetri Informasi, Partisipasi Penganggaran, dan
Komitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi
Empiris pada Universitas Swasta di Kota Bandung)”. Simposium
Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2004.
Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19”,edisi
ke lima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Hariyanti, Widi dan Nasir, Mohamad”Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran terhadap Kinerja Manajer : Peran Kecukupan Anggaran dan
Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional
Akuntansi V. Semarang. 2002.
Ikhsan, Arfan dan La Ane. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi”. Simposium
Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,”Metodelogi penelitian bisnis”. BPFE.
Yogyakarta. 2002.
108
Latuheru, Belianus Patria. “ Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris pada Kawasan Indusri Maluku)”. Jurnal Akuntansi dan
Sistem Teknologi Informasi, Volume 5, No. 1. Maluku. 2006.
“Lembaran Daerah Kota Sukabumi (Tahun 2008 Nomor 6 Peraturan Daerah
Kota Sukabumi”. Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bagian Organisasi
dan Tatalaksana. Sukabumi. 2008
Mardiasmo. “Akuntansi Sektor Publik”, Cetakan ke empat, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2009.
Muraz, Muhammad. “Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kota Sukabumi
2009-2013”. Pemerintah Daerah Kota Sukabumi. 2009. Diakses tanggal
12 januari 2013, melalui
http://www.sukabumikota.go.id/2009/01/setda_restra.pdf.
Nafarin, M. “Penganggaran Perusahaan”. Edisi Revisi. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta. 2004.
Özer , Gökhan, dan Emine Yılmaz. “Effects of Procedural Justice Perception,
Budgetary Control Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity
to Create Budgetary Slack”. Business and Economics Research Journal.
Volume 2, No. 4. pp. 1-18. 2011.
“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintah”. Diperbanyak oleh Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
2005.
Sinlaeloe, Paul. “Korupsi dalam pengelolaan APBD”. Diakses pada tanggal 26
September 2013 melalui http://bimakab.go.id/article-korupsi-dalam-
pengelolaan-apbd.html.
Siregar, Baldric dan Bonni Siregar. “Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem
Dana”. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. 2001.
Sugioko, Sofian. ”Pengaruh Komitmen dan Kecukupan Anggaran pada
Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja”. ISSN
Akuntanilitas. Voleme 7, No. 2, halaman 182-188. 2008.
Suhartono, Ehrmann dan Mochammad Solichin. “Pengaruh Kejelasan Sasaran
Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah
dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang. 2006.
109
Sumarno. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial (Studi
Empiris pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta)”.
Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 2005.
Sumarno, Sonny. ” Manajemen Keuangan Pemerintah”, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
Supanto. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary
Slack dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi sebagai
Pemoderasi (Studi Kasus pada Politeknik Negeri Semarang)”. Tesis.
Semarang. 2010.
“Undang-undang Otonomi Daerah 2008”. Fokusmedia, Bandung. 2008.
Wijaya, Tony. “SPSS 20 untuk Olah dan Interpretasi Data” Cahaya Atma
Pustaka. Yogyakarta. 2012
Young, S.M “Participative Budgeting: The Effect of Risk Aversion and Assymetric
Information on Budgetary Slack”.Journal of Accounting Research, Vol.
23: 829-842.. 1985.
Yuwono, Sony, dkk. “Penganggaran Sektor Publik (Pedoman Praktis
Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis
Kinerja))”,Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Bayumedia Publishing.
Malang. 2005.
110
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
110
111
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN
KEPALA KANTOR KESATUAN
BANGSA DAN POLITIK KOTA
SUKABUMI
112
112
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
113
KUESIONER
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN
DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KECUKUPAN ANGGARAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
(Studi di Instansi Pemerintah Daerah Kota Sukabumi)
Disusun oleh :
Lira Azhimatinnur Riansah
NIM 109082000007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
114
Jakarta, Juni 2013
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu
(S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullaah Jakarta, saya:
Nama : Lira Azhimatinnur Riansah
NIM : 109082000007
Fak/Jur/Smstr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi dan
Kecukupan Anggaran sebagai Variabel Moderating (Studi di Instansi Pemerintah Daerah
Kota Sukabumi)”.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian
kinerja ditempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika
penelitian.
Saya menyadari kesibukan dan keterbatasan waktu yang Bapak/Ibu miliki. Namun,
penelitian ini tidak dapat saya lakukan tanpa bantuan Bapak/Ibu. Oleh karena itu saya memohon
kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
115
* Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap
semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner
dianggap tidak berlaku.
* Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban
yang sesuai dengan pendapat anda.
* Dimohon kuesioner ini dikembalikan paling lambat dua minggu setelah kuesioner ini
diterima.
Demikian permohonan ini saya ajukan, atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan banyak
terimakasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
116
KUESIONER
“Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri
Informasi dan Kecukupan Anggaran sebagai Variabel Moderating”
Petunjuk pengisian daftar pertanyaan:
Kuesioner ini terdiri dari dua bagian. Pada setiap bagian berisi beberapa butir pertanyaan.Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Bapak/Ibu diminta untuk member tanda pada salah
satu kotak yang tersedia. Yakinlah bahwa Bapak/Ibu tidak mengisi lebih dari satu kotak dan
tidak terdapat pertanyaan yang belum dijawab atau terlewatkan.
BAGIAN I : KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama : ……………………………………………..
Nama Instansi : ……………………………………………..
Berilah tanda (√) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Umur : 20-30 tahun 31-40 tahun
> 40 tahun
3. Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1
S2 S3
4. Divisi Kerja : Sekretaris Daerah Asisten Daerah
Kepala SKPD Sekretaris SKPD
Kepala Bagian Kepala Bidang
Kasubag/Kasubid/Kasie
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu Pengeluaran
(BPP)
5. Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun
Dijabatan Sekarang
117
BAGIAN II : PERTANYAAN DATA
A. Variabel Partisipasi Anggaran (X1)
Bapak/Ibu dimohon menunjukan mengenai seberapa dekat jawaban anda dengan pertanyaan
yang tersedia di bawah ini, dengan cara melingkari kolom yang tersedia untuk menunjukkan
pengaruh dan tingkat partisipasi anda dalam proses penyusunan anggaran.
1) Kategori mana di bawah ini yang dapat menjelaskan dengan sebaik–baiknya tentang
kegiatan anda ketika anggaran sedang disusun?
Saya ikut serta dalam penyusunan anggaran:
STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju S : Setuju
STS TS N S SS
2) Kategori mana di bawah ini yang dapat menjelaskan dengan sebaik–baiknya alasan yang
diberikan oleh atasan anda ketika revisi anggaran dibuat ? Alasannya :
STMA : Sangat Tidak Masuk Akal N: Netral SM : Sangat Masuk Akal
TMA : Tidak Masuk Akal MA : Masuk Akal
STMA TMA N MA SMA
3) Seberapa sering anda menyatakan permintaan pendapat dan atau usulan tentang anggaran
kepada atasan anda, tanpa diminta ?
TP : Tidak Pernah N : Netral SS : Sangat Sering
TS : Tidak Sering S : Sering
TP TS N S SS
4) Menurut perasaan anda, seberapa banyak pengaruh anda yang tercermin dalam anggaran
final ?
TA : Tidak Ada N : Netral SB : Sangat Banyak
TB : Tidak Banyak B : Banyak
TA TB N B SB
5) Bagaimana anda menilai kontribusi anda terhadap anggaran ? Kontribusi saya:
118
STP : Sangat Tidak Penting N : Netral SP : Sangat Penting
TP : Tidak Penting P : Penting
STP TP N P SP
6) Seberapa sering atasan Anda meminta pendapat dan atau usulan ketika anggaran sedang
disusun ?
TP : Tidak Pernah N : Netral SS : Sangat Sering
TS : Tidak Sering S : Sering
TP TS N S SS
B. Variabel Asimetri Informasi (X2)
Bapak/Ibu dimohon menunjukkan tingkat persetujuan anda dengan melingkari kolom yang
tersedia untuk menunjukkan seberapa dekat jawaban Bapak/Ibu dengan pertanyaan yang tersedia
di bawah ini.
HA : Hanya Atasan ADS : Atasan Dan Saya HS : Hanya Saya
LBA : Lebih Banyak Atasan LBS : Lebih Banyak Saya
1) Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang memiliki informasi lebih baik mengenai
kegiatan yang dilakukan di SKPD anda?
HA LBA ADS LBS HS
2) Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mengetahui hubungan input-output yang
ada dalam operasi internal SKPD anda?
HA LBA ADS LBS HS
3) Dibandingkan dengan atasan anda, informasi siapa yang lebih dapat dipercayai mengenai
potensi kinerja SKPD anda?
HA LBA ADS LBS HS
4) Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mengetahui mengenai teknik kerja
SKPD anda?
HA LBA ADS LBS HS
119
5) Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mampu menilai dampak potensial faktor
eksternal terhadap kegiatan anda, dalam SKPD anda?
HA LBA ADS LBS HS
6) Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih memahami apa yang dapat dicapai
SKPD anda ?
HA LBA ADS LBS HS
C. Variabel Kecukupan Anggaran (X3)
Bapak/Ibu dimohon menunjukkan tingkat persetujuan anda dengan melingkari kolom yang
tersedia untuk menunjukkan seberapa dekat jawaban Bapak/Ibu dengan pernyataan yang
tersedia di bawah ini.
STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju S = Setuju
1) Dengan anggaran yang tersedia, saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai yang
saya harapkan.
STS TS N S SS
2) Dengan anggaran yang tersedia, mempercepat pekerjaan di SKPD tempat saya bekerja.
STS TS N S SS
3) Dengan anggaran yang tersedia, apa yang saya harapkan dapat tercapai.
STS TS N S SS
4) Dengan anggaran yang tersedia, saya tidak dapat mencapai tujuan sesuai harapan.
STS TS N S SS
5) Saya sangat yakin dengan anggaran yang ada, saya dapat menyelesaikan tugas seperti
yang diharapkan.
STS TS N S SS
6) Saya tidak yakin dengan anggaran yang ada, saya dapat menyelesaikan tugas seperti yang
diharapkan.
STS TS N S SS
120
D. Variabel Senjangan Anggaran (Y)
Bapak/Ibu dimohon menunjukkan tingkat persetujuan anda dengan melingkari pada kolom
yang tersedia untuk menunjukkan seberapa dekat jawaban Bapak/Ibu dengan pernyataan
yang tersedia di bawah ini.
STS = Sangat Tidak Setuju N = Netral SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju S = Setuju
1) Penetuan standar dalam anggaran menghasilkan produktivitas tinggi di SKPD tempat
saya bekerja.
STS TS N S SS
2) Target anggaran di SKPD tempat saya bekerja dapat dicapai dengan mudah.
STS TS N S SS
3) Saya harus lebih memerhatikan penggunaan biaya-biaya di SKPD tepat saya bekerja
karena adanya batasan-batasan dalam anggaran.
STS TS N S SS
4) Anggaran di SKPD tempat saya bekerja tidak banyak persyaratan.
STS TS N S SS
5) Target anggaran tidak membuat saya lebih memerhatikan penggunaan anggaran dengan
memperbaiki efisiensi di SKPD tempat saya bekerja.
STS TS N S SS
6) Target organisasi dalam anggaran sulit dicapai dalam realisasinya di SKPD tempat saya
bekerja.
STS TS N S SS
121
LAMPIRAN 4
DAFTAR JAWABAN
RESPONDEN
122
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PARTISIPASI ANGGARAN
NO PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 TPA
1 5 4 4 4 3 3 23
2 3 4 2 4 4 5 22
3 1 4 2 3 4 4 18
4 4 4 3 3 3 4 21
5 4 4 2 2 3 3 18
6 4 4 2 1 3 3 17
7 5 4 2 4 4 4 23
8 5 4 2 4 4 5 24
9 4 4 4 4 4 5 25
10 4 4 2 2 2 2 16
11 5 4 2 4 4 4 23
12 5 4 4 4 4 4 25
13 5 4 4 4 5 4 26
14 4 4 2 2 3 2 17
15 3 4 4 2 2 2 17
16 3 4 2 4 4 3 20
17 5 4 4 4 4 3 24
18 4 3 2 2 3 4 18
19 4 5 2 3 3 5 22
20 4 4 4 3 4 4 23
21 5 5 5 4 4 5 28
22 5 4 4 5 4 4 26
23 5 5 4 4 4 5 27
24 5 4 2 2 3 4 20
25 4 5 4 4 5 4 26
26 4 4 4 3 5 4 24
27 5 5 4 3 5 5 27
28 5 4 4 4 5 4 26
29 5 5 3 4 5 5 27
30 4 4 3 2 4 2 19
31 4 5 4 3 4 2 22
32 4 4 3 4 4 5 24
33 5 5 4 5 4 4 27
34 3 4 4 4 3 4 22
35 5 4 2 3 3 4 21
36 4 4 4 4 4 4 24
37 4 4 4 2 3 4 21
Bersambung ke halaman berikutnya
123
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PARTISIPASI ANGGARAN
(LANJUTAN)
38 4 3 4 3 4 2 20
39 2 3 2 3 2 2 14
40 4 4 2 3 2 2 17
41 3 3 2 3 3 4 18
42 4 4 3 4 4 4 23
43 5 4 2 4 4 2 21
44 5 4 2 4 4 2 21
45 4 4 3 5 4 4 24
46 5 4 3 5 5 4 26
47 5 4 3 3 5 5 25
48 4 4 3 2 3 2 18
49 5 3 4 5 5 2 24
50 5 3 5 5 5 5 28
51 5 4 5 4 5 5 28
52 4 5 5 4 4 2 24
53 4 4 4 5 3 4 24
54 5 4 3 3 3 5 23
55 4 4 4 3 4 4 23
56 4 3 3 2 4 3 19
57 5 5 5 4 4 4 27
58 5 3 3 5 5 3 24
59 5 5 4 4 5 4 27
60 4 4 4 4 4 4 24
61 4 4 5 5 4 4 26
62 4 4 4 4 4 4 24
63 4 4 4 3 3 4 22
64 5 4 5 5 5 5 29
65 5 4 4 4 4 5 26
66 4 4 4 4 4 4 24
67 4 4 4 3 3 2 20
68 4 5 3 1 5 5 23
69 5 5 5 5 5 5 30
70 4 4 3 4 3 3 21
71 3 4 3 3 3 3 19
72 4 4 3 3 3 3 20
73 5 3 3 4 4 3 22
74 5 5 5 5 5 5 30
Bersambung ke halaman berikutnya
124
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PARTISIPASI ANGGARAN
(LANJUTAN)
75 5 5 5 4 4 4 27
76 4 4 4 4 3 3 22
77 5 5 5 5 5 4 29
78 5 5 5 5 5 5 30
79 5 4 4 4 3 4 24
80 5 3 2 2 3 3 18
81 3 4 3 3 4 3 20
82 3 3 4 3 3 4 20
83 5 5 5 5 5 5 30
84 3 5 3 3 3 3 20
85 4 4 3 3 3 4 21
86 5 5 3 4 4 5 26
125
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
NO AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 TAI
1 5 5 5 4 5 5 29
2 5 4 3 5 4 2 23
3 5 3 3 3 4 2 20
4 4 3 4 4 4 3 22
5 5 5 5 3 4 4 26
6 3 5 5 5 2 3 23
7 4 4 3 3 5 4 23
8 4 4 2 4 4 4 22
9 3 3 3 3 3 3 18
10 5 4 4 5 4 5 27
11 4 3 4 5 4 4 24
12 4 5 4 4 3 5 25
13 4 4 4 5 4 4 25
14 4 4 3 3 4 4 22
15 4 3 3 3 2 2 17
16 4 4 3 4 5 4 24
17 4 4 4 4 5 3 24
18 4 4 4 5 5 4 26
19 4 4 3 3 4 3 21
20 5 4 4 5 5 4 27
21 5 5 5 5 5 5 30
22 4 5 4 4 4 4 25
23 4 4 5 5 5 5 28
24 4 2 2 4 3 3 18
25 4 2 2 4 5 4 21
26 4 2 3 5 5 4 23
27 4 1 2 4 4 4 19
28 4 2 2 4 5 4 21
29 4 2 2 4 4 4 20
30 4 4 4 4 4 4 24
31 4 4 4 4 4 4 24
32 5 4 5 4 5 4 27
33 5 5 4 5 5 5 29
34 3 3 3 4 4 4 21
35 5 5 4 5 4 2 25
36 2 3 2 2 3 3 15
37 2 4 4 4 4 4 22
126
Bersambung ke halaman berikutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
(LANJUTAN)
38 2 3 3 2 3 3 16
39 4 4 4 2 4 2 20
40 4 5 4 3 4 3 23
41 5 5 3 2 3 2 20
42 4 4 5 4 4 3 24
43 5 5 4 5 4 2 25
44 5 5 4 5 4 2 25
45 4 4 5 4 5 4 26
46 5 5 3 5 4 3 25
47 2 4 2 2 2 2 14
48 4 4 5 5 3 3 24
49 3 3 3 3 3 3 18
50 4 2 4 5 4 5 24
51 2 2 2 4 2 4 16
52 5 2 2 5 2 5 21
53 3 4 3 5 3 3 21
54 2 4 3 4 3 3 19
55 4 2 5 3 3 3 20
56 3 4 3 3 5 5 23
57 5 3 5 5 5 3 26
58 2 3 3 2 3 2 15
59 4 2 2 2 4 4 18
60 3 3 3 3 3 3 18
61 4 2 2 3 2 3 16
62 3 4 3 3 3 3 19
63 4 3 3 3 3 4 20
64 5 4 3 5 5 4 26
65 5 4 4 5 5 5 28
66 3 4 4 3 4 4 22
67 3 3 3 3 3 3 18
68 2 4 2 4 3 2 17
69 2 3 3 3 3 3 17
70 4 2 2 2 5 3 18
71 1 3 4 3 3 2 16
72 2 2 4 2 4 2 16
73 2 3 3 2 3 3 16
74 2 2 4 5 5 3 21
75 2 2 4 5 5 2 20
127
Bersambung ke halaman berikutnya
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ASIMETRI INFORMASI
(LANJUTAN)
76 2 2 4 4 4 2 18
77 2 3 4 3 4 2 18
78 2 2 5 5 5 2 21
79 3 3 3 5 5 3 22
80 4 3 4 4 3 4 22
81 3 3 3 3 4 3 19
82 3 3 2 4 2 3 17
83 4 2 2 4 3 3 18
84 4 3 4 4 4 3 22
85 3 3 3 3 4 4 20
86 4 3 4 4 3 3 21
128
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECUKUPAN ANGGARAN
NO KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5 KA 6 TKA
1 4 5 5 5 5 4 28
2 5 4 3 4 5 2 23
3 4 4 3 3 4 2 20
4 3 4 4 4 4 3 22
5 5 5 4 4 4 4 26
6 3 5 5 4 3 3 23
7 4 4 3 4 4 4 23
8 4 4 2 4 4 4 22
9 3 3 3 3 3 3 18
10 5 4 4 5 4 5 27
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 5 4 4 25
14 4 4 3 3 4 4 22
15 4 3 3 3 2 2 17
16 4 4 4 4 4 4 24
17 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 4 5 5 4 26
19 4 4 3 3 4 3 21
20 5 4 4 5 5 4 27
21 5 5 5 5 5 5 30
22 5 4 4 4 4 4 25
23 4 4 5 5 5 5 28
24 4 2 2 4 3 3 18
25 4 2 3 4 5 4 22
26 3 2 3 4 5 4 21
27 4 2 2 4 5 4 21
28 4 2 2 4 5 4 21
29 3 2 3 4 4 4 20
30 4 4 4 4 4 4 24
31 4 4 4 4 4 4 24
32 5 5 5 4 4 4 27
33 5 5 4 5 5 5 29
34 4 3 3 4 3 4 21
35 5 5 4 5 4 2 25
36 2 3 2 2 3 3 15
37 2 4 4 4 4 4 22
Bersambung ke halaman berikutnya
129
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECUKUPAN
ANGGARAN(LANJUTAN)
38 2 3 3 2 3 3 16
39 4 4 4 2 4 2 20
40 4 5 4 3 4 3 23
41 4 4 4 2 4 2 20
42 4 4 5 4 5 2 24
43 5 5 4 5 4 2 25
44 5 5 4 5 4 2 25
45 4 4 5 4 5 4 26
46 5 5 4 5 4 2 25
47 2 4 2 2 2 2 14
48 4 4 4 4 4 4 24
49 3 3 3 3 3 3 18
50 4 2 4 5 4 5 24
51 2 2 2 4 2 4 16
52 3 3 3 4 3 3 19
53 2 4 3 4 3 3 19
54 3 3 4 3 4 3 20
55 3 4 3 3 4 4 21
56 5 3 5 5 5 3 26
57 2 4 4 2 4 2 18
58 4 2 2 2 4 4 18
59 3 3 3 3 3 3 18
60 4 2 2 3 2 3 16
61 3 4 3 3 4 4 21
62 3 3 3 3 4 3 19
63 4 2 2 4 2 4 18
64 2 4 4 2 4 2 18
65 3 3 3 3 3 3 18
66 3 3 3 3 3 3 18
67 2 4 2 4 3 2 17
68 2 3 3 3 3 3 17
69 4 2 2 2 4 4 18
70 2 2 4 4 3 2 17
71 2 2 4 4 2 3 17
72 2 3 3 3 4 3 18
73 2 2 5 5 5 2 21
74 2 2 4 5 5 2 20
75 2 2 4 4 4 2 18
Bersambung ke halaman berikutnya
130
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KECUKUPAN
ANGGARAN(LANJUTAN)
76 2 2 4 4 4 2 18
77 2 2 5 5 5 2 21
78 3 3 3 5 5 3 22
79 4 3 4 4 3 4 22
80 3 3 3 3 4 3 19
81 4 3 2 3 2 3 17
82 4 2 2 4 3 3 18
83 4 3 4 4 4 3 22
84 3 3 3 3 4 4 20
85 4 3 4 3 3 4 21
86 4 3 4 4 3 4 22
131
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
NO SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 TSA
1 5 5 4 4 3 3 24
2 5 4 2 4 4 4 23
3 2 4 2 4 4 4 20
4 4 5 3 3 3 4 22
5 4 4 2 2 3 3 18
6 4 4 2 2 2 3 17
7 5 5 2 4 4 4 24
8 5 4 5 4 5 5 28
9 5 4 5 4 5 5 28
10 3 3 4 2 4 5 21
11 4 3 3 4 4 4 22
12 4 4 4 4 5 5 26
13 5 3 4 5 3 3 23
14 4 4 4 3 4 4 23
15 4 4 4 3 4 4 23
16 4 3 4 2 3 3 19
17 3 5 4 3 4 5 24
18 4 4 5 4 3 5 25
19 4 5 4 3 3 4 23
20 4 3 4 4 4 5 24
21 5 5 3 4 4 5 26
22 5 5 4 3 3 4 24
23 5 5 4 4 5 5 28
24 4 4 5 4 3 5 25
25 5 5 4 5 3 4 26
26 4 4 3 4 4 3 22
27 5 4 3 5 5 4 26
28 5 5 3 3 3 5 24
29 5 4 4 4 5 5 27
30 5 4 5 3 5 5 27
31 4 3 3 2 2 3 17
32 4 4 3 4 5 4 24
33 5 4 4 3 5 4 25
34 4 3 3 4 4 4 22
35 4 3 3 3 4 4 21
36 4 3 3 4 5 4 23
37 4 3 3 3 4 4 21
Bersambung ke halaman berikutnya
132
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
(LANJUTAN)
38 5 5 5 4 5 4 28
39 5 5 3 4 5 4 26
40 5 5 4 5 5 5 29
41 4 5 3 3 5 4 24
42 5 5 3 5 4 4 26
43 4 3 4 2 3 3 19
44 2 4 4 3 4 4 21
45 4 3 3 3 3 3 19
46 4 4 4 3 4 2 21
47 4 5 4 3 4 3 23
48 4 4 4 3 4 3 22
49 4 4 5 4 5 4 26
50 5 5 4 5 4 3 26
51 5 5 3 5 4 3 25
52 4 4 5 3 5 3 24
53 5 4 3 2 4 4 22
54 4 4 2 3 2 4 19
55 3 5 4 3 2 4 21
56 3 3 4 2 4 3 19
57 4 5 4 3 4 5 25
58 3 3 3 4 3 4 20
59 5 5 4 4 5 4 27
60 4 4 4 4 4 4 24
61 5 4 5 3 4 5 26
62 4 3 3 3 4 4 21
63 4 3 4 3 3 4 21
64 5 4 5 5 5 5 29
65 5 5 4 3 4 5 26
66 4 4 4 4 4 4 24
67 4 3 4 3 3 2 19
68 4 3 3 2 3 5 20
69 5 5 5 5 5 5 30
70 4 4 3 4 3 3 21
71 3 4 3 3 3 3 19
72 4 4 3 3 3 3 20
73 4 4 3 4 4 3 22
74 5 5 5 5 5 5 30
75 5 5 3 3 4 4 24
Bersambung ke halaman berikutnya
133
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
(LANJUTAN)
76 4 4 4 4 3 3 22
77 5 5 5 5 5 4 29
78 5 5 5 5 5 5 30
79 5 3 4 3 2 4 21
80 4 5 2 2 3 3 19
81 3 4 3 3 4 3 20
82 5 5 4 3 4 3 24
83 5 4 4 4 2 2 21
84 5 4 4 4 4 5 26
85 4 3 4 4 3 2 20
86 3 4 3 4 4 3 21
134
LAMPIRAN 5
OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA
135
HASIL UJI STATISTIS DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
TPA 86 14 30 1978 23.00 3.649 TAI 86 14 30 1849 21.50 3.731 TKA 86 14 30 1831 21.29 3.531 TSA 86 17 30 2006 23.33 3.182
Valid N (listwise) 86
HASIL UJI VALIDITAS PARTISIPASI ANGGARAN (PA)
Correlations
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 TPA
PA1 Pearson Correlation 1 .233* .306
** .392
** .460
** .299
** .637
**
Sig. (2-tailed) .030 .004 .000 .000 .005 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
PA2 Pearson Correlation .233* 1 .352
** .193 .294
** .340
** .526
**
Sig. (2-tailed) .030 .001 .075 .006 .001 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
PA3 Pearson Correlation .306** .352
** 1 .510
** .460
** .296
** .729
**
Sig. (2-tailed) .004 .001 .000 .000 .006 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
PA4 Pearson Correlation .392** .193 .510
** 1 .536
** .348
** .751
**
Sig. (2-tailed) .000 .075 .000 .000 .001 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
PA5 Pearson Correlation .460** .294
** .460
** .536
** 1 .465
** .781
**
Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
PA6 Pearson Correlation .299** .340
** .296
** .348
** .465
** 1 .681
**
Sig. (2-tailed) .005 .001 .006 .001 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
TPA Pearson Correlation .637** .526
** .729
** .751
** .781
** .681
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 86 86 86 86 86 86 86
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
136
HASIL UJI VALIDITAS ASIMETRI INFORMASI (AI)
Correlations
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 TAI
AI1 Pearson Correlation
1 .368** .196 .383
** .329
** .375
** .710
**
Sig. (2-tailed) .000 .070 .000 .002 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
AI2 Pearson Correlation
.368** 1 .429
** .167 .122 .116 .591
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .124 .265 .288 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
AI3 Pearson Correlation
.196 .429** 1 .346
** .352
** .083 .629
**
Sig. (2-tailed) .070 .000 .001 .001 .445 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
AI4 Pearson Correlation
.383** .167 .346
** 1 .351
** .300
** .671
**
Sig. (2-tailed) .000 .124 .001 .001 .005 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
AI5 Pearson Correlation
.329** .122 .352
** .351
** 1 .317
** .635
**
Sig. (2-tailed) .002 .265 .001 .001 .003 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
AI6 Pearson Correlation
.375** .116 .083 .300
** .317
** 1 .567
**
Sig. (2-tailed) .000 .288 .445 .005 .003 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
TAI Pearson Correlation
.710** .591
** .629
** .671
** .635
** .567
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
137
HASIL UJI VALIDITAS KECUKUPAN ANGGARAN (KA)
Correlations
KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5 KA 6 TKA
KA 1 Pearson Correlation
1 .444** .191 .357
** .291
** .368
** .709
**
Sig. (2-tailed) .000 .078 .001 .006 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
KA 2 Pearson Correlation
.444** 1 .441
** .149 .222
* .055 .622
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .171 .040 .615 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
KA 3 Pearson Correlation
.191 .441** 1 .463
** .476
** .012 .670
**
Sig. (2-tailed) .078 .000 .000 .000 .916 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
KA 4 Pearson Correlation
.357** .149 .463
** 1 .429
** .234
* .680
**
Sig. (2-tailed) .001 .171 .000 .000 .030 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
KA 5 Pearson Correlation
.291** .222
* .476
** .429
** 1 .175 .663
**
Sig. (2-tailed) .006 .040 .000 .000 .108 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
KA 6 Pearson Correlation
.368** .055 .012 .234
* .175 1 .477
**
Sig. (2-tailed) .000 .615 .916 .030 .108 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
TKA Pearson Correlation
.709** .622
** .670
** .680
** .663
** .477
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
138
HASIL UJI VALIDITAS SENJANGAN ANGGARAN (SA)
Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 TSA
SA1 Pearson Correlation
1 .379** .258
* .401
** .264
* .235
* .634
**
Sig. (2-tailed) .000 .016 .000 .014 .029 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
SA2 Pearson Correlation
.379** 1 .110 .307
** .253
* .219
* .566
**
Sig. (2-tailed) .000 .315 .004 .019 .043 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
SA3 Pearson Correlation
.258* .110 1 .269
* .341
** .310
** .603
**
Sig. (2-tailed) .016 .315 .012 .001 .004 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
SA4 Pearson Correlation
.401** .307
** .269
* 1 .422
** .217
* .687
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .012 .000 .045 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
SA5 Pearson Correlation
.264* .253
* .341
** .422
** 1 .429
** .721
**
Sig. (2-tailed) .014 .019 .001 .000 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
SA6 Pearson Correlation
.235* .219
* .310
** .217
* .429
** 1 .636
**
Sig. (2-tailed) .029 .043 .004 .045 .000 .000
N 86 86 86 86 86 86 86
TSA Pearson Correlation
.634** .566
** .603
** .687
** .721
** .636
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 86 86 86 86 86 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
139
UJI RELIABILITAS PARTISIPASI ANGGARAN (PA)
Reliability
Scale : ALL VARIABLES Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 58.5
Excludeda 61 41.5
Total 147 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.774 .776 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PA1 4.29 .795 86 PA2 4.10 .595 86 PA3 3.44 1.013 86 PA4 3.58 1.000 86 PA5 3.84 .838 86 PA6 3.74 1.008 86
Inter-Item Correlation Matrix
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6
PA1 1.000 .233 .306 .392 .460 .299 PA2 .233 1.000 .352 .193 .294 .340 PA3 .306 .352 1.000 .510 .460 .296 PA4 .392 .193 .510 1.000 .536 .348 PA5 .460 .294 .460 .536 1.000 .465 PA6 .299 .340 .296 .348 .465 1.000
140
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PA1 18.71 10.256 .477 .254 .751 PA2 18.90 11.389 .392 .198 .770 PA3 19.56 8.955 .550 .355 .733 PA4 19.42 8.834 .586 .401 .722 PA5 19.16 9.244 .661 .449 .705 PA6 19.26 9.322 .484 .276 .752
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.00 13.318 3.649 6
UJI RELIABILITAS ASIMETRI INFORMASI (AI)
Reliability
Scale : ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 58.5
Excludeda 61 41.5
Total 147 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.703 .702 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AI1 3.64 1.051 86 AI2 3.41 1.022 86 AI3 3.44 .953 86 AI4 3.81 1.000 86 AI5 3.84 .919 86 AI6 3.36 .932 86
141
Inter-Item Correlation Matrix
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6
AI1 1.000 .368 .196 .383 .329 .375 AI2 .368 1.000 .429 .167 .122 .116 AI3 .196 .429 1.000 .346 .352 .083 AI4 .383 .167 .346 1.000 .351 .300 AI5 .329 .122 .352 .351 1.000 .317 AI6 .375 .116 .083 .300 .317 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
AI1 17.86 9.463 .519 .330 .634 AI2 18.09 10.462 .366 .286 .685 AI3 18.06 10.361 .433 .329 .664 AI4 17.69 9.912 .478 .271 .649 AI5 17.66 10.414 .450 .263 .659 AI6 18.14 10.851 .359 .205 .685
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.50 13.924 3.731 6
142
UJI RELIABILITAS KECUKUPAN ANGGARAN (KA)
Reliability
Scale : ALL VARIABLES Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 58.5
Excludeda 61 41.5
Total 147 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.707 .707 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KA 1 3.53 .991 86 KA 2 3.40 .986 86 KA 3 3.49 .904 86 KA 4 3.76 .907 86 KA 5 3.83 .857 86 KA 6 3.29 .893 86
Inter-Item Correlation Matrix
KA 1 KA 2 KA 3 KA 4 KA 5 KA 6
KA 1 1.000 .444 .191 .357 .291 .368 KA 2 .444 1.000 .441 .149 .222 .055 KA 3 .191 .441 1.000 .463 .476 .012 KA 4 .357 .149 .463 1.000 .429 .234 KA 5 .291 .222 .476 .429 1.000 .175 KA 6 .368 .055 .012 .234 .175 1.000
143
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KA 1 17.76 8.493 .519 .388 .640 KA 2 17.90 9.107 .402 .367 .680 KA 3 17.80 9.008 .487 .450 .653 KA 4 17.53 8.934 .500 .361 .648 KA 5 17.47 9.193 .489 .307 .653 KA 6 18.00 10.259 .247 .172 .723
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.29 12.467 3.531 6
UJI RELIABILITAS SENJANGAN ANGGARAN (SA)
Reliability
Scale : ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 86 58.5
Excludeda 61 41.5
Total 147 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.715 .714 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SA1 4.27 .726 86 SA2 4.10 .752 86 SA3 3.67 .846 86 SA4 3.53 .877 86 SA5 3.85 .888 86 SA6 3.90 .854 86
144
Inter-Item Correlation Matrix
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6
SA1 1.000 .379 .258 .401 .264 .235 SA2 .379 1.000 .110 .307 .253 .219 SA3 .258 .110 1.000 .269 .341 .310 SA4 .401 .307 .269 1.000 .422 .217 SA5 .264 .253 .341 .422 1.000 .429 SA6 .235 .219 .310 .217 .429 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
SA1 19.06 7.726 .464 .260 .672 SA2 19.22 7.986 .371 .193 .697 SA3 19.65 7.595 .390 .183 .693 SA4 19.79 7.062 .493 .289 .661 SA5 19.48 6.841 .538 .325 .645 SA6 19.43 7.401 .430 .231 .681
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23.33 10.128 3.182 6
145
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) 14.305 2.741 5.220 .000 TPA .410 .084 .470 4.866 .000 .995 1.005
TAI .151 .145 .177 1.040 .301 .319 3.138
TKA -.172 .154 -.190 -1.116 .268 .319 3.139
a. Dependent Variable: TSA
Coefficient Correlations
a
Model TKA TPA TAI
1 Correlations TKA 1.000 .066 -.825
TPA .066 1.000 -.063
TAI -.825 -.063 1.000
Covariances TKA .024 .001 -.018
TPA .001 .007 -.001
TAI -.018 -.001 .021
a. Dependent Variable: TSA
2. HASIL UJI NORMALITAS
146
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
147
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
1. Hasil Uji Regresi Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Regression Variables Entered/Removed
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 TPAa . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TSA
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .477a .228 .218 2.813
a. Predictors: (Constant), TPA b. Dependent Variable: TSA
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 195.973 1 195.973 24.758 .000a
Residual 664.911 84 7.916 Total 860.884 85
a. Predictors: (Constant), TPA b. Dependent Variable: TSA
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.756 1.947 7.065 .000
TPA .416 .084 .477 4.976 .000
a. Dependent Variable: TSA
148
2. Interaksi antara Partisipasi Anggaran (X1) dengan Asimetri Informasi (X2)
terhadap Senjangan Anggaran (Y)
Regression Variables Entered/Removed
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 moderat1, TPA, TAI
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TSA
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .479a .229 .201 2.845
a. Predictors: (Constant), moderat1, TPA, TAI b. Dependent Variable: TSA
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 197.380 3 65.793 8.131 .000a
Residual 663.503 82 8.092 Total 860.884 85
a. Predictors: (Constant), moderat1, TPA, TAI b. Dependent Variable: TSA
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.769 12.426 1.430 .157
TPA .231 .518 .265 .446 .656
TAI -.186 .570 -.218 -.326 .745
moderat1 .009 .024 .323 .361 .719
a. Dependent Variable: TSA
149
3. Interaksi antara Partisipasi Anggaran (X1) dengan Kecukupan Anggaran
(X3) terhadap Senjangan Anggaran (Y)
Regression Variables Entered/Removed
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 moderat2, TPA, TKA
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TSA
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .480a .230 .202 2.843
a. Predictors: (Constant), moderat2, TPA, TKA b. Dependent Variable: TSA
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 197.941 3 65.980 8.161 .000a
Residual 662.943 82 8.085 Total 860.884 85
a. Predictors: (Constant), moderat2, TPA, TKA b. Dependent Variable: TSA
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.162 12.840 .947 .346
TPA .520 .543 .597 .958 .341
TKA .075 .591 .083 .127 .899
moderat2 -.005 .025 -.174 -.196 .845
a. Dependent Variable: TSA