PENGARUH NEGATIF MENONTON TELEVISI PADA ANAK USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar anak. Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya terutama anak-anak untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa. Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di depan televisi daripada belajar, atau bahkan banyak anak yang hampir lupa akan waktu

Transcript of PENGARUH NEGATIF MENONTON TELEVISI PADA ANAK USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Page 1: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu

menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak

dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan

berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya

dan membuat pemirsanya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara

yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda

wajib bagi sebagian besar anak.

Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment,

entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau

kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya terutama anak-anak

untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa.

Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di depan

televisi daripada belajar, atau bahkan banyak anak yang hampir lupa akan waktu

makannya karena televisi. Ini merupakan suatu masalah yang terjadi di

lingkungan kita sekarang, dan perlu diperhatikan khusus bagi setiap orang tua

untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.

Sebagian besar tayangan televisi adalah sinetron dimana terkandung begitu

banyak adegan-adegan kekerasan baik fisik maupun mental, bahkan pada sebuah

penelitian dikatakan selama masa sekolah, anak-anak menyaksikan 87.000

tindakan kekerasan dalam televisi. Dengan demikian terutama bagi anak-anak

yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup

kemungkinan perilaku dan sikap anak tersebut akan mengikuti acara televisi

yang ia tonton. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas lebih banyak pengaruh

Page 2: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

negatif menonton televisi terhadap psikologis dan perilaku anak usia dini sehari-

hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian tersebut, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa dampak negatif dari menonton televisi terhadap akhlak anak ?

2. Apa sajakah perilaku anak yang ditimbulkan dari kebiasaan menonton

televisi ?

3. Bagaimana peran orang tua dalam mengatasi dampak negatif menonton

televisi terhadap anak ?

4. Apa yang dapat dilakukan orang tua dalam mencegah munculnya

dampak negatif dari menonton televisi ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun penulisan karya ilmiah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui penyebab kebiasaan menonton televisi pada anak.

2. Mengetahui pengaruh negatif dari kebiasaan menonton televisi tersebut

terhadap akhlak anak.

3. Mendorong para orang tua untuk mengatasi pengaruh negatif yang

muncul dari kebiasaan menonton televisi pada anak.

D. Manfaat Penulisan

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri

selaku penulis serta bagi para pembacanya, adapun harapan itu agar makalah ini

dapat ditujukan kepada setiap orang tua agar lebih berhati-hati terhadap acara-

acara yang disiarkan ditelevisi dan bisa mengantisipasi dampak-dampak yang

bisa ditimbulkan dari acara-acara televisi, serta orang tua lebih selektif dalam

memilih acara-acara televisi yang  cocok untuk perkembangan anaknya dan

acara yang mana tidak cocok untuk perkembangan anaknya. Sehingga fungsi

televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana

mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama

maupun yang baru, dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Page 3: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

E. Metode Penulisan

1. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam karya tulis ini dilakukan dengan

teknik studi pustaka , angket dan wawancara. Data dalam karya tulis ini

adalah informasi dai hasil telaah dokumen kepustakaan, seperti buku-

buku, jurnal dan sebagainya. Selain itu didukung juga dengan sumber-

sumber dari internet yang sesuai dengan penulisan yang dibahas. Angket

dan wawancara juga dilakukan untuk mendukung data yang didapat dari

studi pustaka. Dalam hal ini penyebaran angket dan pelaksanaan

wawancara dilakukan di SDN Utan Kayu Selatan 13 pagi kepada murid

siswa kelas 5 dan orang tua murid.

2. Pengolahan Data

Dalam karya tulis ini data diolah dengan cara menyajikan dan

menganalisis data kemudian diambil kesimpulan. Dalam hal ini, data

dari internet yang berupa pengaruh televisi terhadap perkembangan anak

dipilih sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, data-data yang dapat

digunakan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada, kemudian ditarik

suatu kesimpulan.

3. Analisis dan Sintesis

Analisis data dalam karya tulis ini dilakukan dengan cara menguji,

menyesuaikan dan mengkategorikan data dengan teori yang ada dalam

telaah pustaka dengan data dari angket dan wawancara . Dalam hal ini

fase-fase perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak dikaitkan dengan media televisi. Setelah semua

terkategori dengan baik atau terkumpul dengan baik, maka ditarik suatu

simpulan dan dijadikan alternatif pemecahan masalah.

Page 4: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Gambaran Umum Tayangan Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie

artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau

penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus

Internasional Populer: 196)1

Sedangkan menurut KBBI (2001:919)2 televisi adalah pesawat sistem

penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi

(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat

yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang

listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat

dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran

pertunjukan, berita, dan sebagainya.

Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita

jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa

surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung

yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada

para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut

dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.

Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang

mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui

kabel .Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan

suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke

dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

1 Kamus Internasional Populer, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hlm.196.2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 919.

Page 5: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan

mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat

dihubungkan melalui satelit. Apa yang kita saksikan pada layar televisi,

semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang

melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara

dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi

getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada

pemancar, pemancar mengubah getaran getaran-getaran listrik tersebut

menjadi gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini

ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik

dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.

2. Tujuan dan Fungsi Televisi

a. Tujuan

Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun

1997, BAB II pasal 43, bahwa penyiaran bertujuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat

Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, dan

membangun masyarakat adil dan makmur.

Jadi sangat jelas tujuan secara umum adanya televisi di

Indonesia sudah diatur dalam undang-undang penyiaran ini.

Sedangkan tujuan secara khususnya dimiliki oleh stasiun televisi

yang bersangkutan. Dari uraian di atas penulis dapat

mengklarifikasikan mengenai tujuan secara umum adanya televisi

atau penyiaran di Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan dan mengembangkan mental masyarakat

Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa

2. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan

3. Mengembangkan masyarakat adil dan makmur

3 Undang–Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Sinar Gratika, Jakarta

Page 6: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

b. Fungsi

Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa

elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk

memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan

sebagainya. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24

tahun 1997, BAB II pasal 54 berbunyi “Penyiaran mempunyai

fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan dan

hiburan, yang memperkuat ideology, politik, ekonomi, sosial

budaya serta pertahanan dan keamanan.”

Banyak acara yang disajikan oleh stasiun televisi di antaranya,

mengenai sajian kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga hal ini

dapat menarik minat penontonnya untuk lebih mencintai

kebudayaan bangsa sendiri, sebagai salah satu warisan bangsa

yang perlu dilestarikan.

Dari uraian di atas mengenai fungsi televisi secara umum

menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan

bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai

berikut:

Sebenarnya televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Fungsi rekreatif

Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan

hiburan yang sehat kepada pemirsanya, karena

manusia adalah makhluk yang membutuhkan

hiburan.

b. Fungsi edukatif

Selain untuk menghibur, televisi juga berperan

memberikan pengetahuan kepada pemirsanya

lewat tayangan yang ditampilkan.

c. Fungsi informatif

4 loc.cit.

Page 7: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Televisi dapat mengerutkan dunia dan

menyebarkan berita sangat cepat. Dengan adanya

media televisi manusia memperoleh kesempatan

untuk memperoleh informasi yang lebih baik

tentang apa yang terjadi di daerah lain. Dengan

menonton televisi akan menambahkan wawasan.

3. Manfaat dan Kerugian Televisi

a.Manfaat Televisi

Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat

dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat

yang bersifat kognitif afektif maupun psikomotor

(Mansur,1993:28)5. Namun tergantung pada acara yang

ditayangkan televisi

Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan

ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara

yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan

sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni

yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang

biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara

yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial,

kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat

yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu

berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini

dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang

lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan

norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak

pada anak.

Televisi menarik minat baik terhadap orang dewasa khususnya

pada anak-anak yang senang melihat televisi karena tayangan

atau acara-acaranya yang menarik dan cara penyajiannya yang

menyenangkan.

5 Awadl Mansur, Manfaat dan Mudarat Televisi, Fikahati Anska, Jakarta, 1993, hlm.28

Page 8: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

b. Kerugian Televisi

Kerugian yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit,

baik yang disebabkan karena terapan kesannya, maupun

kehadirannya sebagai media fisik terutama bagi pengguna televisi

tanpa dibarengi dengan sikap selektif dalam memilih berbagai

acara yang disajikan. Dalam konteks semacam ini maka kita

dapat melihat beberapa kerugian itu sebagai berikut:

1. Menyia-nyiakan waktu

2. Melalaikan tugas dan kewajiban

3. Menumbuhkan sikap hidup konsumtif.

4. Mengganggu kesehatan

5. Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar anak

(Mansur, 1993:37)6

B. Gambaran Umum Akhlak Anak

1. Pengertian Akhlak

Perkataan akhlak dari bahasa arab, jamak dari khuluk, secara lugowi

diartikan tingkah laku untuk kepribadian. Akhlak diartikan budi pekerti,

perangi, tingkah laku, atau tabiat. Untuk mendapatkan definisi yang jelas

di bawah ini penulis akan kemukakan beberapa pendapat diantaranya:

a. Al-Ghozali (Umary, 1966: 40) 7mengemukakan bahwa “akhlak ialah

yang tertanam dalam jiwa dan dari padanya timbul perbuatan yang

mudah tanpa memerlukan pertimbangan.”

b. Ahmad Amin (Umary, 1966: 41)8 mengemukakan bahwa “akhlak

yang dibiasakan, artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,

maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.”

c. Ibnu Maskawaih mengemukakakn bahwa “akhlak ialah keadaan jiwa

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan

tanpa melakukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.”6 ibid., hlm.377 Barmawie Umary, Materia Akhlak, Cv. Ramadani, Yogyakarta, hlm.40.8 ibid., hlm 41

Page 9: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Dari definisi-definisi di atas memberikan suatu gambaran, bahwa

tingkah laku merupakan bentuk kepribadian dari seseorang tanpa dibuat-

buat tanpa ada dorongan dari luar. Kalau pun adanya dorongan dari luar

sehingga seseorang menampakan pribadinya dengan bentuk tingkah laku

yang baik, namun suatu waktu tanpa di pasti akan terlihat tingkah laku

yang sebenarnya.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi akhlak anak

Pertama seseorang mempunyai tingkah laku atau akhlak, karena adanya

pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung (Atjeh, 1963:103)9.

Oleh karena itu ada dua faktor yang mempengaruhi akhlak anak yaitu:

1. Faktor keturunan/keluarga

Faktor keturunan/keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi

pembentukan akhlak anaknya. Yang dilakukan oleh orang tuanya biasanya si

anak mengikutinya. Oleh karena itu peran orang tua sangat mempengaruhi

watak dan karakter anak-anaknya. Pepatah mengatakan “Guru kencing

berdiri murid kencing berlari.”

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam

keadaan suci atau fitrah tergantung kedua orang tuanya mau dijadikan

Yahudi, Nasrani atau Majusi.

Didikan dan bimbingan dalam keluarga secara langsung banyak

memberikan bekas bagi penghuni rumah itu sendiri dalam tindak tanduknya.

Dan secara tidak langsung gerak langkah dari orang dewasa (baik ayah

maupun ibu) terutama sekali oleh seorang anak yang masih memerlukan

bimbingan dan perkembangan kematangan hidupnya.

2. Faktor lingkungan/pergaulan

Faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang di samping faktor keturunan

dan juga faktor lingkungan, dari faktor kedua ini faktor

9 Abu Bakar Atjeh, Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta, hlm.103.

Page 10: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

pergaulan/lingkunganlah yang sangat kuat pengaruhnya atau sangat dominan

pengaruhnya dalam pembentukan karakter atau akhlak. Seperti orang tua

dahulu bilang siapa yang bergaul dengan jualan minyak wangi maka akan

dapat wanginya dan siapa yang bergaul dengan tukang las maka akan

terkena percikan apinya.

Nabi Muhammad SAW menggambarkan bahwa teman itu bagaikan barang

tambalan. “Teman itu bagaikan barang tambalan pada pakaianmu, maka

lihatlah dengan apa kamu menambalnya.”

Maksud hadits di atas, seseorang harus mampu dengan mempergunakan

akalnya di dalam mencari teman yang senantiasa memberikan suatu

kebaikan pada kita dalam hidup dan kehidupan.

Menurut seorang penyair Islam yang bernama Syaufi dalam bait syairnya;

“Siapa yang berteman dengan orang mulia dia akan ikut mulia, siapa yang

berteman dengan orang hina tidak akan ikut mulia. Tidakkah engkau lihat

kata syufi betapa kulit kambing yang hina dicium orang ketika kambing

berteman dengan al-qur’an) jadi kantong (Qur’an) tapi kulit kambing yang

berteman dengan kayu (dijadikan bedug) tiap waktu sholat orang

memukulnya.”

BAB III

PENGARUH MENONTON TELEVISI PADA ANAK

BERDASARKAN ANGKET DAN WAWANCARA

A. Pengaruh Positif

Page 11: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Seperti yang telah penulis bahas di BAB II mengenai fungsi televisi,

sebenarnya televisi mempunyai fungsi dan manfaat yang baik apabila dalam

penggunaannya pun baik. Berdasarkan data yang bersumber dari angket dan

wawancara kepada murid dan orang tua murid kelas 5 SDN Utan Kayu Selatan

13 pagi, baik anak-anak yang gemar menonton televisi dan orang tua sebagian

besar menyadari bahwa pengaruh positif yang paling menonjol dari menonton

televisi adalah sebagai salah satu media belajar anak dan sebagai sumber

informasi yang dapat membantu anak untuk mengenal dunia luar lebih luas.

1. Sebagai salah satu media belajar anak

Televisi bisa menjadi salah satu media belajar anak apabila tayangan

yang ditonton merupakan tayangan yang bersifat edukatif. Sekitar ….%

dari data angket menyatakan bahwa, anak-anak yang gemar menonton

televisi tersebut memperoleh cukup banyak pengetahuan dari acara yang

mereka saksikan di televisi.

Acara kuis, program bimbingan rohani, talk show pendidikan atau

bidang pengetahuan lain sangat berguna bagi anak-anak. Bagi sebagian

anak yang memiliki pola belajar audio visual, menonton televisi bisa

dijadikan sebagai alternatif pembelajaran. Tentunya program televisi itu

haruslah benar-benar mendidik dan tidak ada unsur –unsur di dalamnya

yang dapat merugikan pemirsa.

Pengaruh positif televisi sebagai media pembelajaran ini juga tidak

lepas dari peran orang tua. Sekitar …. % orang tua yang diwawancarai

mengenai pemilihan acara yang baik untuk anak menyatakan bahwa

mereka memilihkan acara yang bersifat mendidik dan cocok untuk usia

anak mereka. Beberapa dari mereka juga menggunakan fasilitas TV

kabel yang memiliki paket khusus acara untuk anak-anak. Contoh acara

yang bersifat mendidik tersebut antara lain Barney and friends, Sesame

Street atau Jalan sesama, Dora the explorer, Laptop si Unyil, Upin dan

Ipin, Surat Sahabat, Are You Smarter than a 5th grader dsb

.

2. Sebagai sumber informasi untuk mengenal dunia luar

Page 12: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

…% dari data angket menyatakan bahwa selain sebagai media

pembelajaran, televisi juga berpengaruh positif sebagai sumber informasi

bagi anak untuk mengenal dunia luar lebih luas. Sebenarnya fungsi ini

tidak terlalu jauh berbeda dengan fungsi televisi sebagai media

pembelajaran. Sumber informasi disini juga dapat diartikan dengan

informasi informasi yang didapat dari menyaksikan tayangan televisi

yang bersifat mendidik dan informative.

Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat

cepat. Dengan adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan

untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di

daerah lain. Dengan menonton televisi akan menambahkan wawasan. …

% orang tua murid yang diwawancarai mengatakan bahwa anak mereka

menjadi lebih tahu mengenai dunia luar dan saat ditanya, anak tersebut

menjawab “Aku tahu dari TV ma”. Hal tersebut membuktikan bahwa

fungsi televisi sebagai sumber informasi untuk mengenal dunia luar

cukup berhasil. Namun hal ini perlu didukung dengan adanya

pengawasan dari orang tua agar informasi yang diterima oleh anak sesuai

dengan usia mereka.

B. Pengaruh Negatif

Selain pengaruh positif, pengaruh negatif dari menonton televisi juga tidak

kalah banyak. Perbandingan antara pengaruh positif dan pengaruh negatif yang

dirasakan oleh koresponden sekitar … : … . Pengaruh negatif dari menonton

televisi sangat banyak jenisnya baik di lihat dari segi akhlak dan perilaku

mauapun jika dilihat dari segi lain seperti dari segi kesehatan.

1. Dilihat dari segi akhlak dan perilaku anak

a) Mendorong anak menjadi konsumtif.

Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama. …. %

orang tua yang penulis wawancarai mengatakan bahwa anak

mereka menjadi lebih konsumtif setelah melihat iklan di televisi.

Mereka sering mengatakan “Ma, aku mau mainan itu yang ada di

Page 13: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

TV”. Hal tersebut menunjukan bahwa televisi bereperan besar

dalam mendorong anak menjadi konsumtif

b) Mengurangi semangat belajar

Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan

sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar. Anak-anak

yang terbiasa menghabiskan waktu nya dengan menonton televisi

akan sangat sulit saat diajak beralih untuk belajar. Mereka akan

lebih senang menyaksikan acara favorit nya dibandingkan harus

membuka buku dan mengerjakan tugas. … % orang tua

menyatakan bahwa anak mereka menjadi tidak semangat belajar

setelah menjadikan kegiatan menonton televisi sebagai

kebiasaan.

c) Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga

Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari

sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya

‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton

TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi

ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada

waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan

mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam

rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan

adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton

acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda. Sekitar … %

orang tua setuju dengan hasil penelitian tersebut.

d) Menonjolkan perilaku imitatif

Dwyer menyimpulkan, sebagai media audio visual, TV mampu

merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau informasi ke

dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu

untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa

yang mereka lihat dan dengar dilayar televisi walaupun hanya

sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85% dari

apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65%

Page 14: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-

anak yang pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat,

tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tesebut akan

mengikuti acara televisi yang ia tonton.

Salah satu ibu koresponden menyatakan bahwa anaknya

merupakan salah satu ‘korban televisi’ dimana anak dari ibu

tersebut sering menirukan apa yang ia lihat di televisi. Seperti

yang kita ketahui bahwa sinetron UFO yang mengemas cerita

manusia planet, cukup menarik perhatian anak-anak. Anak dari

ibu koresponden ini juga merupakan salah satu pemirsa setia

sinetron tersebut. Dikesehariannya anak tersebut sering bercakap-

cakap dengan bahasa yang digunakan oleh manusia planet dalam

sinetron tersebut seperti “bleketek bleketek brokotok brokotok”.

Kasus lain juga dapat kita lihat pada peristiwa tewas nya seorang

anak akibat loncat dari lantai 4 bangunan rumahnya setelah

menyaksikan film Superman di televisi.

Hal tersebut menunjukan bahwa dampak negatif yang cukup

besar yang ditimbulkan oleh menonton televisi adalah

menonjolkan perilaku imitatif dari anak itu sendiri. …. % orang

tua yang menjadi koresponden menyatakan bahwa anaknya

menjadi lebih imitatif akibat kebiasaan menonton televisi.

2. Dilihat dari segi kesehatan fisik

a) Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan).

Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita

biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV,

padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Sekitar …%

orang tua dari data wawancara menyatakan bahwa lebih banyak

anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara

waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan

cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli

makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan

TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah

Page 15: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk

berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak

dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak

terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

b) Memperbesar kemungkinan terjangkit penyakit rabun .

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar anak tidak mau

beranjak dari depan televisi apabila ia sudah jatuh hati dengan

acara yang disiarkan. Selain itu, jarak pandang mereka dengan

televisi juga biasanya tidak sesuai dengan jarak pandang yang

baik. Hal ini tentu saja terjadi berulang- ulang dan terus-menerus

apabila si anak telah menjadikan kegiatan menonton televisi

sebagai kebiasaan.

… % orang tua menyatakan bahwa anak mereka yang pada awal

nya memiliki kondisi mata yang sehat menjadi harus

menggunakan kacamata setelah terbiasa menonton televisi setiap

hari. Hal ini tentu saja dikarenakan oleh factor jarak pandang

yang tidak sesuai dan radiasi dari televisi itu sendiri yang bisa

menyebabkan penyakit mata seperti rabun jauh ataupun rabun

dekat.

BAB IV

KEBIASAAN MENONTON TELEVISI PADA ANAK

A. Penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi

Page 16: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

1. Faktor Internal

Timbulnya kebiasaan menonton televisi sebenarnya bisa saja dating

dari dalam anak itu sendiri. Menurut data angket, factor internal

penyebab timbulnya kebiasaan yang terbesar adalah iseng dan rasa ingin

tahu dari anak itu sendiri.

Iseng dan rasa ingin tahu sebenarnya saling berkaitan erat dalam

penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi pada anak. Rasa ingin

tahu yang besar yang memang lazim terdapat pada anak-anak

mendorong mereka untuk melihat dan menyaksikan apa yang ada dalam

acara-acara televisi yang di siarkan. Mereka penasaran mengenai tokoh

ataupun cerita yang ada di dalamnya.

Kemudian alasan iseng sebagai penyebab timbulnya kebiasaan juga

sering digunakan. Anak-anak pada awalnya hanya ingin mencoba hal

baru yang belum pernah mereka coba sebelumnya, dalam hal ini

menonton televisi. Saat di waktu luang dimana tidak ada yang ingin

mereka kerjakan, mereka iseng menyalakan televisi, mencari saluran

televisi yang menurut mereka menarik dan kemudian menyaksikannya.

Dari awal iseng tersebut kemudian berkembang menjadi kebiasaan yang

tanpa disadari sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka sehari-hari.

2. Faktor Eksternal

Selain faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, tentu saja

faktor yang berasal dari luar atau eksternal juga berpengaruh dalam

pembentukan kebiasaan. Menurut data yang bersumber dari angket,

faktor eksternal yang cukup berpengaruh diantaranya adalah kebiasaan

orang tua, teman, waktu luang dan acara televisi yang ditayangkan.

Kebiasaan menonton televisi pada orang tua tidak dapat dipungkiri

bahwa hal tersebut menyumbang banyak dalam membentuk kebiasaan

anak yang sama. Sebagian besar anak berdasarkan data angket

menyatakan bahwa awal mula mereka menonton televisi dikarenakan

orang tua mereka menjadikan kegiatan menonton televisi sebagai hobi.

Beberapa anak yang diwawancarai juga menyatakan bahwa orang tua

mereka hanya menasihati untuk tidak terlalu sering menonton televisi

Page 17: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

namun orang tua mereka tetap menjadikan menonton televisi sebagai

kebiasaan.

Faktor teman juga membentuk kebiasaan tidak jauh berbeda dengan

faktor sebelumnya yaitu orang tua. Teman seringkali mempengaruhi

anak untuk menonton televisi dengan mensugestikan acara-acara yang

menurut teman tersebut tergolong acara yang menarik. Untuk anak usia

dini mereka juga masih sering saling mengajak satu sama lain untuk

menonton televisi bersama-sama sepulang sekolah.

Dapat kita dilihat juga dari angket bahwa waktu luang dan acara

televisi cukup menyumbang dalam pembantukan kebiasaan. Apabila ada

waktu luang, anak cenderungmencari kegiatan yang bisa dia lakukan dan

saat melihat ada acara televisi yang menarik maka ia langsung memilih

menghabiskan waktu dengan menonton televisi.

B. Frekuensi Menonton Televisi

Kebiasaan menonton televisi telah menyita banyak waktu anak dalam kehidupannya

sehari-hari. Menurut data penelitian pada tahun 2002, jam tonton televisi anak-anak 30-

35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang

dari 1.000jam/tahun. Bisa kita lihat bahwa jam menonton televisi anak lebih banyak

daripada jem belajarnya.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan kepada murid

kelas 5 SDN Utan Kayu Selatan selaku responden dari karya ilmiah ini. Hasil angket

menunjukan bahwa sekitar ... % anak menghabiskan waktu nya sebanyak lebih dari 5

jam sehari untuk menonton televisi. Dan dari data wawancara didapat bahwa waktu

anak menonton televisi antara lain saat jam makan, sebelum dan sesudah berangkat

sekolah, di jam tidur siang dan pada malam hari dimana banyak acara menarik yang

disiarkan.

C. Pengetahuan para orang tua mengenai pengaruh negatif dari kebiasaan

menonton televisi

Page 18: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Banyak orang tua yang pengetahuan mengenai pengaruh negatif dari kebiasaan

menonton televisi nya dapat dikatakan cukup minim. Kebanyakan dari orang tua

menganggap bahwa pengaruh negatif dari kebiasaan menonton televisi pada anak hanya

berupa kerugian secara fisik seperti sakit mata atau penurunan semangat belajar. Jika

dibandingkan dengan pengaruh negatif sesungguhnya yang ditimbulkan dari kebiasaan

menonton televisi, tentu saja hal tersebut tergolong terlalu sempit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket dan wawancara, orang tua yang

mengetahui hampir semua pengaruh negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan menonton

televisi hanya sekitar ... %

Untuk mengatasi hal ini para orang tua baiknya banyak membaca dari buku ataupun

media lain mengenai dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan menonton

televisi sehingga dapat membantu mengurangi kebiasaan menonton televisi pada anak.

BAB V

CARA MENGATASI DAMPAK NEGATIF MENONTON TELEVISI PADA ANAK

A. Pengawasan tayangan televisi yang baik untuk anak

Page 19: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan

biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya. Walaupun ada

acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai

dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan atau hal lain yang

tidak sesuai dengan usia mereka.

Selain itu juga orang tua sebaiknya mendampingi anak saat menonton televisi.

Tujuannya adalah agar acara televisi yang ditonton oleh anak dapat terkontrol

dan orangtua dapat memperhatikan apakah acara tersebut layak ditonton atau

tidak. Orangtua juga dapat mengajak anak membahas apa yang ada di televisi

dan membuatnya mengerti bahwa apa yang ada di televisi tidak tentu sama

dengan kehidupan yang sebenarnya.Orang tua juga harus mengetahui acara

favorit anak dan bantu anak memahami pantas tidaknya cara tersebut mereka

tonton , ajak mereka menilai karakter dalam acar tersebut secara bijaksana dan

positif.

Orangtua sebaiknya tidak meletakkan televisi di kamar anak. Selain untuk

mempermudah orangtua mengontrol tontonan anak, juga tidak membuat aktivitas

yang seharusnya dilakukan di kamar seperti tidur dan belajar menjadi

terganggudan beralih ke televisi.

B. Pengontrolan waktu menonton televisi yang tepat

Orang tua baiknya memberi kesepakatan dengan jadwal kepada anak tentang

mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan boleh menonton, waktu

beribadah, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membantu orang tua di

rumah dan berikan sanksi bila melanggar.

Periksalah jadwal acara televisi, sehingga orangtua dapat mengatur acara apa

yang akan ditonton bersama anak. Dengan mencari dan melihat resensi atau

ulasan mengenai film atau acara tersebut orangtua akan tahu garis besar isi acara

tersebut sehingga dapat menentukan pantas tidak acara tersebut disaksikan.

Orangtua juga harus membiasakan anak tidak menonton televisi di hari-hari

sekolah. Ini dimaksudkan untuk menghindari kurangnya waktu belajar anak

Page 20: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

karena terlalu banyak menonton acara televisi. Di sini orangtua harus member

contoh dengan tidak banyak menonton televisi. Jika anak melihat orangtuanya

sering menonton televisi sedangkan ia tidak diperkenankan tentu anak akan

menganggap itu tidak adil.

C. Pemilihan kegiatan alternatif lain yang baik untuk anak

Orang tua dapat mengajak anak untuk melekukan banyak aktivitas lain selain

hanya menonton televisi. Orangtua dapat mengajak anak keluar rumah untuk

menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.

Orang tua juga dapat memperkenalkan dan mengajarkannya suatu hobi baru.

Kegiatan alternatif tersebut antara lain :

1) Pergi ke perpustakaan atau ke toko buku terdekat

Membiasakan anak membaca buku merupakan hal yang baik. Bila

sempat, sisakan waktu setiap hari, jika tidak, beberapa kali setiap minggu

untuk membacakan cerita kepada anak atau biarkan sekali-kali anak

yang membacakan cerita. Jangan lupa untuk membahas kembali apa

yang telah dibaca. Tanyakan kepada mereka tentang ceritanya, bantu

mereka menemukan kosakata baru dan ajak anak untuk membaca

beragam macam bacaan. Sediakan sebanyak mungkin buku yang pantas

di sekitar rumah dan minta kerjasama keluarga untuk menjadikan buku

sebagai hadiah ulangtahun, liburan atau lebaran.

2) Bercocok tanam

Kebiasaan menonton televisi menjauhkan kita dari alam. Padahal

banyak hal yang bisa diajarkan oleh alam, dan yang tidak bisa

didapatkan dari menonton televisi. Dengan mengajak anak bercocok

tanam, bisa mengajarkan kepada anak banyak hal. Mulai membuat taman

bunga sendiri, atau bahkan 1 pot saja. Dengan ini anak bisa belajar

makna tumbuh dan bertanggung jawab. Jadi setiap kali ia menyiram

bunganya di pagi hari, ia akan ingat bahwa tanaman, seperti kita semua

itu mulai dari benih, tumbuh, berkembang dan kelak layu dan mati.

3) Melihat awan

Melihat awan mungkin kedengarannya adalah hal yeng aneh karena

Page 21: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

kita tidak dibiasakan menikmati langit. Atau kita biasa hanya terpaku

dengan indahnya bintang-bintang di malam hari. Padahal awan itu

hampir selalu ada, selalu bergerak dan kadang-kadang membentuk hal-

hal yang unik, seperti kuda nil, atau pesawat terbang.Para orang tua bisa

mengajak anak untuk menggambarkan bentuk apa yang dia lihat di

awan. Kadang mereka bisa melihat 1 awan tapi dengan 2 bentuk yang

berbeda. Orang tua dan anak juga bisa mengajaknya membuat puisi

tentang awan. Atau biarkan mereka mengarang cerita tentang apa kira-

kira rasanya bila kita bisa hidup di awan. Hal ini bisa memicu daya

imajinasi dan kreativitas.

4) Menulis surat

Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh dari kehidupan

anak-anak kita. Dengan teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak

lebih senang menggunakan telepon untuk bercerita. Tapi ternyata

menulis surat melatih banyak hal. Selain mengenali prosedur pengiriman

barang (amplop, perangko dan jasa besar pak pos), menulis surat juga

melatih motorik dan membuat anak senang bila menerima balasan.

5) Jalan-jalan

Jalan-jalan itu sebenarnya merupakan kegiatan yang bisa dilakukan

dengan mudah dan murah. Tidak perlu banyak mengeluarkan uang.

Jalan-jalan ke rumah teman atau sekadar berkeliling lingkungan rumah

saja untuk menyapa tetangga. Kita juga bisa berjalan-jalan ke taman kota

dan membuat piknik atau sekadar bermain di sana. Jalan-jalan itu baik

untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah dan resiko terkena

penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga bisa

mengurangi berat badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan

melepaskan stres. Karena dengan berjalan, otak melepaskan zat yang

bisa meringankan tekanan pada otot serta mengurangi kecemasan. Jalan-

jalan juga bagus untuk lingkungan. Kalau kita lebih sering berjalan dari

pada menggunakan transportasi bermesin, kita bisa menghemat 7 milyar

gallon bensin dan 9.5 juta ton asap pembuangan kendaraan bermotor

pertahunnya.

Page 22: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

6) Mendengarkan radio atau membaca koran

Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan radio, apalagi

membaca koran. Padahal mungin mereka bisa mendapatkan informasi

yang tidak kalah banyaknya dibanding mendengarkan berita di televisi.

Radio bisa melatih anak untuk mendengarkan dengan baik dan koran

bisa mengajak anak untuk menambah wawasannya tentang dunia

7) Berolahraga

Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah dilakukan biasanya

menyenangkan. Selain jalan-jalan, bersepeda dan berenang, masih

banyak lagi olahraga yang bisa dilakukan bersama keluarga.

8) Bakti sosial

Orang tua sering lupa mengajak anak untuk memerhatikan orang-

orang di lingkungan sekitar yang tidak seberuntung mereka. Dengan

mengajak anak untuk bersama-sama membersihkan rumah dan lemari

pakaian dari barang-barang yang tidak lagi digunakan tapi masih bagus

dan layak pakai untuk disumbangkan ke panti-panti asuhan di sekitar

rumah dapat meningkatkan rasa social yang tinggi pada anak

9) Mengikuti Kursus

Pelajaran di sekolah sebagian besar hanya melatih otak kiri. Baiknya

orang tua tidak lupa untuk melatih otak kanan anak . Ambil les yang

menarik dan sesuai dengan bakat anak. Mulai dari les musik dengan

piano, gitar, biola atau drumnya, atau les menari mulai dari tarian daerah,

tarian modern dan ballet, atau les-les lainnya. Tapi orang tua harus

memperhatikan jangan sampai les-les ini menambah beban belajar yang

sudah menumpuk di sekolah. Pastikan anak mendapatkan waktu yang

cukup untuk istirahat juga.

10) Mengerjakan keterampilan tangan

Banyak buku sekarang yang mengajarkan membuat keterampilan

tangan, sehingga kita bisa melakukannya secara otodidak. Keterampilan

tangan bisa dalam bentuk bermacam ragam, mulai dari meyulam,

origami sampai membuat bunga dari sabun mandi.

Page 23: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

11) Kunjungan ke kebun binatang atau museum

Kegiatan mengunjungi kebun binatang akan selalu menyenangkan

karena kita bisa melihat beragam binatang yang tidak biasa kita lihat

sehari-hari. Anak-anak biasanya menyukai hal-hal tersebut. Bila ada

waktu dan transportasi, mengunjungi taman safari dan bersentuhan

dengan binatang-binatang secara langsung juga bisa dijadikan kegiatan

alternatif mengisi waktu luang. Selain itu, museum juga menarik untuk

dikunjungi. Dari museum anak-anak bisa banyak belajar tentang sejarah

dan melihat langsung artefak-artefak menarik tentang sejarah tersebut.

D. Pembinaan hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua di rumah

Yang menarik adalah hasil studi pakar psikiatri Universitas Harvard, Robert

Coles . Temuannya menunjukan bahwa pengaruh negatif tayangan televisi,

justru terdapat pada keharmonisan di keluarga. Dalam temuannya, anak-anak

yang mutu kehidupannya rendah sangat rawan terhadap pengaruh buruk televisi.

Sebaliknya keluarga yang memegang teguh nilai, etika, dan moral serta orang

tua benar-benar menjadi panutan anaknya tidak rawan terhadap pengaruh

tayangan negatif televisi.

Lebih lanjut Cole menunjukan bahwa mempermasalahkan kualitas tayangan

televisi tidak cukup tanpa mempertim-bangkan kualitas kehidupan keluarga. Ini

berarti menciptakan keluarga yang harmonis jauh lebih penting ketimbang

menuduh tayangan televisi sebagai biangkerok meningkatnya perilaku negatif di

kalangan anak dan remaja.

Mungkin kita akan lebih yakin terhadap temuan Coles apabila mengkaji

bagaimana proses pembentukan perilaku manusia. Pembentukan perilaku

didasarkan pada stimulus yang diterima melalui pancaindra yang kemudian

diberi arti dan makna berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan keyakinan

yang dimilikinya. Anak, sebagai individu yang masih labil dan mencari jati diri,

sangat rentang dengan perilaku peniruan yang akhirnya akan terinternalisasi dan

membentuk pada kepribadiannya.

Page 24: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

Tayangan televisi yang dilihatnya setiap saat masuk ke dalam otaknya. Bagi

anak yang berasal dari mutu kehidupan keluarganya baik, semua yang ia lihat di

layar televisi dapat disaring melalui suasana keluarga yang harmonis, dimana

orang tuanya bisa menjadi panutan. Komunikasi dan contoh orang tua dalam

perilaku sehari-hari membuat benteng yang kokoh dalam membendung semua

pengaruh buruk di layar televisi. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga

yang mutu kehidupan keluarganya rendah, semua tayangan di televisi sulit

disaring, karena mereka belum bisa membedakan mana perilaku yang

baik/buruk. Begitu pula dalam lingkungan keseharian di keluarganya tidak

ditemukan sikap dan perilaku normatif yang dapat dijadikan filter tayangan

televisi.

Salah satu kegiatan yang bisa membantu proses pembinaan komunikasi antara

anak dan orang tua di dalam rumah adalah bercengkrama satu sama lain.

Bercengkrama dengan keluarga merupakan sesuatu yang mahal karena

penelitian mengatakan bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku lebih senang

menonton TV daripada bermain dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku

bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 40 menit perhari untuk melakukan

percakapan yang berarti dengan anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bisa

dibeli. Jangan biarkan televisi mencuri lagi waktu untuk keluarga yang memang

sudah tinggal sedikit sekali karena terpotong aktivitas sehari-hari.

 

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

Page 25: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

1. Kebiasaan menonton televisi pada anak usia dini merupakan kebiasaan

yang dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain faktor internal

meliputi rasa ingin tahu dan iseng, serta faktor eksternal meliputi orang

tua, teman dan acara televisi itu sendiri.

2. Disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan

dampak negatif bagi pemirsannya khususnya anak-anak. Bahkan apabila dikaji

lebih jauh, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya.

Dampak negatif tersebut antara lain , mendorong anak menjadi berperilaku

konsumtif, mengurangi semangat belajar, merenggangkan hubungan

antara anak dengan orang tua dan menonjolkan peilaku imitatif.

3. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengawasi tayangan dan jam

menonton televisi yang baik untuk anak, memilihkan kegiatan alternatif

untuk anak selain menonton televisi dan membina hubungan komunikasi

yang baik antara anak dan orang tua di rumah.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan uraian diatas yaitu :

1. Setiap Orangtua harus bisa mengontrol tontonan anaknya. Disamping itu

orang tua juga harus bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi

untuk memberikan saran ataupun kritikan bahkan menentang acara

televisi yang bisa berdampak negatif bagi pemirsannya.

2. Bagi Pemerintah harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara

televisi, serta harus adanya standarisasi film yang layang untuk di

tayangkan atau tidak layak.

3. Bagi pihak yang berwajib hendaknya menggiatkan peraturan yang telah

ada dalam melindungi anak – anak dari kekeliruan dan kesalahan

persepsi tentang tayangan yang tidak sesuai mereka tonton

4. Bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya mementingkan

keuntungan tetapi harus mempertimbngkan dampaka dari acra tersebut.

Pihak penyiar juga harus mengatur acara televisi agar fungsi dari televisi

sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana

Page 26: PENGARUH  NEGATIF  MENONTON  TELEVISI  PADA ANAK  USIA DINI TERHADAP AKHLAK DAN PERILAKU SEHARI-HARI

mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang

lama maupun yang baru, dapat berjalan sebagaimana fungsinya.