“PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT...

103
PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: Mulyo Winarsih 103046128274 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Transcript of “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT...

Page 1: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

PENGARUH MUZARAAH

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

JAWA TENGAH

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Mulyo Winarsih 103046128274

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/2008 M

Page 2: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

PENGARUH MUZARAAH

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

JAWA TENGAH

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Mulyo Winarsih 103046128274

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. H. Murasa Sarkaniputra Dr. Mujar Ibnu Syarif M.Ag NIP : 080 030 109 NIP : 150 275 509

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/2008 M

Page 3: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 10 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Muamalat Program Studi Perbankan Syariah. Jakarta, 10 April 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. NIP : 150 210 422

Panitia Ujian Munaqasyah Ketua : Euis Amalia, M.Ag. (………………………) NIP. 150 289 264 Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag. (………………………) NIP. 150 318 308 Pembimbing I : Dr. Ir. H. Murasa Sarkaniputra ( ..…………………… ) NIP : 080 030 109 Pembimbing II : Dr. Mujar Ibnu Syarif M.Ag ( ..…………………… ) NIP : 150 275 509 Penguji I : Dr. Anwar Abbas, M.Ag ( ..………............... … ) NIP : 131 273 007 Penguji II : Muhammad Taufiki,M.Ag (..................... ..............) NIP : 150 290 159

Page 4: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT. Ya

Allah, kiranya memang pantaslah hamba-Mu mengungkapkan segala keagungan-Mu.

Penulis tuangkan semua luapan kebahagiaan dari-Mu melalui nafas kehidupan. Tiada

kata yang tepat yang dapat penulis untaikan untuk menunjukkan betapa Allah SWT.

Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan kasih dan hidayah-Nya penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada sang pembawa risalah

kebenaran, pemimpin umat Nabi Muhammad Saw.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini selesai bukan

semata dari buah tangan penulis sendiri, tetapi juga karena bantuan berbagai pihak

yang dengan tulus telah meluangkan waktu meski hanya sekedar menuangkan

aspirasi maupun hanya sekedar memberi motivasi kepada penulis. Tanpa mereka,

penulisan skripsi ini akan terasa sangat berat. Karena itu, sudah sepantasnya jika pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, Selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan

Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, Selaku Sekretaris Program Studi

Perbankan Syariah.

Page 5: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Bapak Dr. Ir. H. Murasa Sarkaniputra dan Bapak Dr. Mujar Ibnu Syarif , M.Ag

selaku pembimbing yang telah memberikan waktu, mengarahkan dan

membimbing penulis dengan baik.

4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mendidik dan

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Staf perpustakaan baik kepada perpustakaan Utama, perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum, dan perpustakaan Kabupaten Tegal yang telah membantu

meminjamkan buku-buku sebagai bahan acuan untuk menyusun skripsi ini.

6. Seluruh Dewan Kelurahan Kalisapu terutama Ibu Purwanti,yang telah

membantu penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Bapak

Muslikhin selaku Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian dan

Kehutanan, Bapak Suka selaku Pelaksana Teknis Pengairan, Bapak Mas’ud,

Bapak Kidin dan Bapak Suwatno yang telah membantu penulis selama

menyusun skripsi ini.

7. Orang Tua tercinta Ayahanda H.Slamet Kurdi (Alm) dan Ibunda Hj.Triningsih

yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidik penulis. Rasanya tidak

pernah cukup untuk berterima kasih, semoga Allah SWT selalu mencurahkan

rahmat dan kasih sayang kepada keduanya. Kakak-kakakku tercinta Mulyono,

Dairoh, Mulyadi, Mulyati, Ahmad Alwi Mustofa, Mulyani, Mulyasih, Hamid

Wibowo (Alm), Lely Kurniani, Mulyanto, Sugeng Riyadi, Ariyanti, Mulyatun,

dan Adikku Tersayang Mulyo Joko Pamungkas, yang selalu mendoakan,

Page 6: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

memberikan semangat dan bantuan baik moral maupun materiil kepada penulis,

Semoga Allah SWT melipatgandakan balasan kebaikannya.

8. Rekan-rekan seperjuangan dan sependeritaan, Deni Kusuma yang tidak pernah

bosan memberikan semangat dan selalu siap membantu, Isti’amah sobatku yang

selalu bersama sejak pertama hingga selesai kuliah, Zul, Memet, Ali (Alm),

teman-teman satu kosan Ayang, Umi, Ari, Anam, Fatur dan sahabat Astro Iwan,

Omen, Budi, K Izul, Harun, Aip, Wahab, Bang Indra, Zeni yang selalu

memotivasi dan mewarnai hari-hariku selama ini. Semoga Allah SWT selalu

memberkahi kita, memberikan kasih sayang dan merahmati dengan segala

kebaikan.

9. Sahabat-sahabatku kelas PS B angkatan tahun 2003 terutama Faizah, Wilda,

Irma dan Evi yang selalu memotivasi, dan banyak lagi yang lainnya yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu. Teman-teman KKS angkatan tahun

2003 semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga amal baik

mereka dibalas dengan berlipat ganda. Amin.

Jakarta, Muharam 1429 H

19 Januari 2008 M

Penulis

Page 7: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

ABSTRAKSI

Negara Indonesia merupakan negara agraris dan tanahnya terkenal subur. Dan hampir 50% dari total tenaga kerja bekerja di sektor pertanian. Beras merupakan bahan makanan pokok bangsa Indonesia. Permintaan padi yang terus meningkat selaras dengan pertumbuhan penduduk, seharusnya dapat menjadikan para petani yang umumnya bertempat tinggal dipedesaan makmur. Tetapi realita yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu petani Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (2006) total keluarga miskin di pedesaan mencapai 39,05 juta jiwa.

Ketika dunia banyak berharap pada produk pertanian dari negara tropis dan subtropis, bangsa Indonesia tidak segera menangkap gejala itu. Kekurangan dan ketergantungan sejak hampir 20 tahun ini tidak segera menyadarkan pemerintah untuk merevitalisasi pertanian Kesejahteraan petani tidak membaik. Akibatnya, petani kita selalu didera kemiskinan, pendapatan rendah, produktifitas rendah, dan mekanisme kerja yang tidak efisien.

Kalisapu merupakan salah satu desa di kabupaten Tegal yang sebagian penduduknya hidup dari hasil pertanian. Salah satu bentuk pengolahan pertanian yang mereka pakai adalah sistem paroan sawah atau sistem bagi hasil.

Dalam skripsi ini penulis membatasi khususnya daerah persawahan yang dilakukan masyarakat desa Kalisapu kecamatan Slawi kabupaten Tegal Jawa Tengah. Perumusan masalah berfokus pada bagaimana potret tingkat pendapatan masyarakat di desa Kalisapu yang ikut terlibat dalam kegiatan muzara’ah dan apakah sistem muzara'ah berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat khususnya desa Kalisapu?

Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana tingkat pendapatan masyarakat khususnya desa Kalisapu seiring dengan pelaksanaan sistem muzara'ah dan mengetahui sistem bagi hasil pertanian masyarakat desa Kalisapu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat khususnya Petani Penggarap. Jumlah populasi petani penggarap disesuaikan dari jumlah anggota dalam kelompok adalah 114 orang. Dan jumlah sampelnya 53 0rang. Penulis melakukan teknik penarikan sampel dengan cara yaitu non acak (purposif sampling).

Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian deskriptif ialah menggunakan tabel. Untuk meringkaskan data kedalam bentuk yang mudah dibaca adalah dengan menampilkan data tersebut kedalam bentuk distribusi frekuensi.

Hipotesa dari rumusan diatas adalah: Terdapat hubungan antara bagi hasil muzara’ah (X) dengan pendapatan petani per tahun (Y).

Page 8: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa petani penggarap

melakukan kerjasama dengan pemilik lahan dengan bagi hasil sebagai berikut: 1/2:1/2, 2/3:1/3, 3/4:1/4 dan hasil temuannya adalah tingkat pendapatan masyarakat di Desa Kalisapu khususnya petani yaitu petani penggarap yang tadinya menganggur, mengalami kenaikan pendapatan ketika petani penggarap tersebut melakukan muzara’ah atau menggarap tanah orang lain. Karena sistem muzara’ah merupakan alternatif yang dapat diusahakan petani untuk keluarganya dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, dapat menanamkan ibadah yaitu menciptakan rasa persaudaraan, saling tolong menolong dan mempererat tali silaturahmi, menyerap tenaga kerja yang menganggur, dan memakmurkan tanah ketika tanah yang menganggur digarap orang lain.

Sistem muzara’ah berpengaruh signifikan pada tingkat pendapatan masyarakat di Desa Kalisapu. Hal ini

dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variable bagi hasil muzara’ah memiliki hubungan yang

signifikan terhadap tingkat pendapatan masyarakat, yakni sebesar 0.938 pengujiannya dengan Metode Korelasi Rank

Spearman. Dan ketika diuji dengan persamaan Regresi Linier menghasilkan persamaan y = 1.17(+) 0.98, tanda

positif itu menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10 % nilai bagi hasil muzara’ah (X) maka jumlah pendapatan petani

per tahun (Y) akan bertambah sebesar 9,8%.

Luas Lahan Bagi Hasil PLS

Pendapatan Petani

Pendapatan Petani Per

Tahun

Page 9: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………....1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………..……………………………..5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………….…………….6

D. Kerangka Teori………………………………………………………………..7

E. Tinjauan Pustaka………………………………………………………….…..8

F. Metode Penelitian ...................................………………………....................10

G. Sistematika Penulisan……………………………………………………… .17

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Teori Umum......................................................................................................19

B. Muzara’ah…………………………………………………………………….19

1. Pengertian………………………………………………………………..19

2. Dasar Hukum...…………………………………………………………..22

3. Rukun dan Syarat Muzara’ah...………………………………………….28

4. Akibat Akad Muzara’ah...……………………………………………….31

Page 10: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

5. Berakhirnya Akad Muzara’ah...………………………………………….32

C. Bentuk-Bentuk Muzara'ah...…………………………………………………33

D. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani…………….…………..………....37

E. Pendapatan………………………………………………………..………….44

1. Pengertian Pendapatan……………………………………………………44

2. Pembagian Pendapatan...............................................................................44

3. Fungsi Biaya dan Pendapatan yang Linier................................................49

BAB III: GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Kabupaten Tegal.................................................................51

B. Gambaran Umum Desa Kalisapu......................................................................54

1. Kondisi Geografis dan Sosial Masyarakat Desa Kalisapu..........................54

2. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Kalisapu..................................................56

3. Sistem Bagi hasil Pertanian Masyarakat Desa Kalisapu.............................61

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Profil Responden……………………………………………………………...66

B. Analisa .............................................................................................................70

1. Analisa Besarnya Biaya Produksi Pertanian Masyarakat Desa Kalisapu 70

2. Analisa Laba Kotor atau EBZT (Earning Before Zakat and Tax)

Masyarakat Kalisapu dengan Persamaan Regresi Linier Sederhana.........75

Page 11: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Analisa Pengaruh Muzara’ah Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Kalisapu dengan Metode Korelasi

Rank Sperman....................................76

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..78

B. Saran……..…………………………………………………………………..79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................81

LAMPIRAN...............................................................................................................84

Page 12: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Tinjauan Pustaka…….……………………………………...…... 8

2. Tabel 4.1 Jenis kelamin Responden……………………………………….. 67

3. Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden………………………………… 67

4. Tabel 4.3 Pemilikan Luas Lahan……………………………...……………68

5. Tabel 4.4 Pekerjaan Awal Responden………………………...………… 68

6. Tabel 4.5 Petani yang menggarap tanah untuk Muzara’ah…………...….... 68

7. Tabel 4.6 Pertanian dapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari…..…… 69

8. Tabel 4.7 Usaha untuk mencukupi kebutuhan selain dari pertanian……... 69

9. Tabel 4.8 Pertanian dapat untuk investasi atau modal usaha lain......…...... 69

10. Tabel 4.9 Pertanian dapat untuk menabung ………...………….…………. 70

11. Tabel 4.10 Biaya produksi tanaman padi pada musim subur … .....……… 71

12. Tabel 4.11 Biaya produksi tanaman padi pada musim kemarau ……..…… 72

13. Tabel 4.12 Biaya produksi tanaman jagung pada musim kemarau………... 73

Page 13: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Skema dalam Transaksi Muzara’ah………………………….. 41

2. Gambar 2.2 Sudanese Islamic Bank, Rural Departement Agricultural

Financing Model………………………………………………..42

3. Gambar 2.3 Hubungan Biaya, Penerimaan dan Jumlah Produksi dengan

Pola Revenue Sharing……………………………. ……………46

4. Gambar 2.4 Hubungan Biaya, Penerimaan dan Jumlah Produksi dengan

Pola Profit Sharing ……………… ..…………………………..47

Page 14: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BAB 1

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang Masalah

Tidak ada yang lebih penting bagi negara manapun selain kemampuan

memberi makan dirinya sendiri. Di Indonesia, kata-kata itu sudah beberapa kali

terbukti dan setiap rezim pemerintahan dinegara ini tampaknya sadar betul untuk

tidak bermain-main dengan pangan.

Kunci stabilitas masa depan Indonesia terletak pada kemampuannya untuk

menjamin ketahanan pangan dan keberhasilan pembangunan masyarakat

pedesaannya. Demikian pesan yang disampaikan oleh Ronald P. Cantrell, Direktur

Jendral Internasional Rice Research Institute.1

Negara Indonesia merupakan negara agraris dan tanahnya terkenal subur. Dan

hampir 50% dari total tenaga kerja bekerja di sektor pertanian.2 Permintaan padi yang

terus meningkat selaras dengan pertumbuhan penduduk, seharusnya dapat

menjadikan para petani yang umumnya bertempat tinggal dipedesaan makmur. Tetapi

realita yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu petani Indonesia hidup dibawah garis

kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (2006) total keluarga miskin di

pedesaan mencapai 39,05 juta jiwa3.

Krisis beras di negara ini terjadi tidak lama setelah swasembada beras

tercapai. Tahun 1990, konsumsi beras melebihi pasokan yang bisa diproduksi petani.

1 Kompas, Edisi 24 Februari 2007, h.33 2 www.waspadaonline.com, 20 Mei 2005, h.1 3 Sinar Tani, Edisi 3-9 Oktober 2007, h.1

1

Page 15: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Selang dua tahun produksi mampu ditingkatkan lagi, namun hanya bisa bertahan

hingga 1996. Mulai 1997, Indonesia mengalami defisit beras, dan ketergantungan

terhadap impor beras semakin tinggi hingga saat ini.4

Ketika dunia banyak berharap pada produk pertanian dari negara tropis dan

subtropis, bangsa Indonesia tidak segera menangkap gejala itu. Kekurangan dan

ketergantungan sejak hampir 20 tahun ini tidak segera menyadarkan pemerintah

untuk merevitalisasi pertanian. Kesejahteraan petani tidak membaik. Akibatnya,

petani kita selalu didera kemiskinan, pendapatan rendah, produktifitas rendah, dan

mekanisme kerja yang tidak efisien5. Peran Bulog mengendalikan harga produsen

melalui harga dasar tidak memberi insentif6 kepada petani untuk bertahan disektor

pertanian dan meningkatkan produksi. Peran Bulog menjaga stabilitas harga beras

konsumen pun belum memberi perlindungan harga maksimum yang menjamin harga

yang layak bagi konsumen.

Pandangan Bank Dunia bahwa harga beras rendah dan menghapus larangan

impor adalah cara paling cepat untuk menekan kemiskinan, yang menurut Badan

Pusat Statistik (BPS) angkanya meningkat dari 16 persen (Februari 2005) menjadi

17,75 persen (Maret 2006). Kebijakan impor beras untuk menekan harga dalam

jangka pendek memang sangat menolong masyarakat miskin. Tetapi, dalam jangka

panjang, tidak menyelesaikan akar persoalan, sebaliknya justru menjadi demotivasi

4 Kompas, Edisi 24 Februari 2007, h.35 5 Efisien yaitu suatu besaran atau angka untuk menunjukkan sampai seberapa jauh sumber

daya berhasil dimanfaatkan 6 Intensif yaitu pemberian sesuatu, biasanya dalam bentuk uang, yang dapat mendorong

semangat pekerja untuk lebih keras bekerja dan lebih produktif

Page 16: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

bagi petani untuk menggenjot produksi, mengingat makin tidak adanya insentif untuk

berproduksi.

Akhirnya, pemerintah memutuskan menaikkan harga pembelian pemerintah

atau HPP untuk gabah dan beras. Harga gabah kering panen naik 17,65% menjadi Rp

2.000 per kg gabah kering giling Rp 2.575 per kg dan beras Rp 4000 per kg.

Kenaikan itu berlaku efektif mulai 1 April 2007.

Penetapan kebijakan kenaikan HPP itu tertuang dalam Instruksi Presiden

(Inpres) No. 3 Tahun 2007 tentang kebijakan perberasan.7 Inpres tersebut merupakan

pemutakhiran Inpres No. 13/2005, yang sudah dua tahun tidak direvisi, walaupun

biaya produksi bahkan biaya hidup petani sudah naik berkali-kali lipat.

Pertimbangannya adalah karena adanya perubahan tingkat harga gabah dan

beras baru ditingkat petani maupun konsumen, kenaikan biaya produksi padi hingga

beras, perkiraan produksi beras nasional meliputi volume produksi dan pola waktu

panen.

Swasembada beras dan kemandirian pangan menjadi satu hal yang krusial,

bukan hanya karena beras komoditas strategis sekaligus politis, tetapi juga sudah

menyangkut kepentingan nasional sebagai negara dengan jumlah penduduk besar

dengan makanan pokok beras. Swasembada, kemandirian dan ketahanan pangan yang

berkesinambungan hanya bisa diwujudkan jika kepentingan petani tidak dikorbankan.

Idealnya, seiring pergerakan pertumbuhan dunia, pertanian kita juga harus

bergerak pula secara dinamis mengikuti arah pergerakan dunia. Namun,

7 Kompas, Edisi 1 April 2007, h.15

Page 17: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

kenyataannya tidak. Laju alih generasi melalui sistem bagi waris di Indonesia lebih

cepat dibandingkan pertumbuhan sektor dunia modern lain, seperti industri, jasa,

perbankan, serta sektor lain yang menggerakkan dunia dan simbol modernisme.

Padahal, bila sistem pertanian bisa bekerja lebih efektif dan efisien, tidak

mustahil produk makanan olahan kita juga yang bahan bakunya bersumber dari

pertanian dapat bersaing dan menguasai pasar lebih luas dan bisa menyejahterakan

petani.

Pertanian harus mendapatkan perhatian, karena melalui pertanian manusia

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam hal mendapatkan makanan.8

Pertanian juga sangat penting keberadaannya dimasyarakat. Islam pun telah mengatur

praktek-prakteknya agar sesuai dengan syariat. Dalam masyarakat, ada sebagian

diantara mereka yang mempunyai lahan pertanian dan juga alat-alat pertanian, tetapi

tidak memiliki kemampuan bertani. Adapula sebagian yang lainnya yang tidak

memiliki apapun, kecuali tenaga dan kemampuan dalam bercocok tanam. Agar terjadi

pemerataan dan tidak ada lahan pertanian yang menganggur, maka Islam

mengharuskan kepada setiap pemilik lahan untuk memanfaatkannya sendiri. Jika

pemilik tidak dapat mengerjakannya langsung atau tidak memiliki kemampuan dalam

bercocok tanam, maka pengelolaannya dapat diserahkan kepada orang lain yang lebih

ahli dalam pertanian.

Jika ada orang yang melakukan transaksi untuk kerja sama, yaitu satu pihak

menyerahkan lahan pertanian dan benih, sedangkan pihak kedua melakukan

8 Izzuddin Khatib al-Tamim, Bisnis Islami, (Jakarta: Fikahati Aneska, 1992), cet.ke-1, h.56

Page 18: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pengolahan dan penggarapan dengan binatang ternak dan tenaganya, dan keduanya

akan mendapatkan hasil pertanian tersebut, semata-mata untuk memanfaatkan tanah

dan meluaskan lahan pertanian, maka hal itu sudah cukup baik.9

Kalisapu merupakan salah satu desa di kabupaten Tegal yang sebagian

penduduknya hidup dari hasil pertanian. Sistem pertanian yang dipakai oleh mereka

bermacam-macam sesuai dengan kondisi dan adat istiadat setempat. Salah satu

bentuk pengolahan pertanian yang mereka pakai adalah sistem paroan sawah atau

sistem bagi hasil. Sistem tersebut adalah suatu jenis kerjasama antara petani dan

pemilik lahan, yang salah satunya menyerahkan lahan pertanian dan benih, sedangkan

pihak lain melakukan pengolahan atau penggarapan, yang apabila mendapatkan hasil

maka hasilnya akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. Sehingga dari sistem tersebut

terlihat adanya pengaruh muzara’ah terhadap perekonomian masyarakat.

Oleh karena itu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sistem muzara’ah

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kabupaten Tegal khususnya desa

Kalisapu, maka penulis merekomendasikan skripsi dengan judul, ”PENGARUH

MUZARA’AH TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DESA

KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah dan efisien, maka penulis

membatasinya dalam masalah pengaruh sistem muzara’ah (bagi hasil) terhadap

9 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (Jakarta:PT. Toko Gunung Agung, 1996), cet.9, h.130

Page 19: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

peningkatan pendapatan masyarakat di bidang pertanian khususnya persawahan yang

dilakukan masyarakat desa Kalisapu kecamatan Slawi kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Dari pembatasan masalah tersebut maka perumusan masalah berfokus pada

seputar permasalahan-permasalahan berikut :

a. Bagaimana potret tingkat pendapatan masyarakat desa Kalisapu yang

terlibat dalam kegiatan muzara’ah?

b. Apakah sistem muzara'ah berpengaruh pada tingkat pendapatan

masyarakat khususnya desa Kalisapu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari

hasil penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sejauh mana tingkat pendapatan masyarakat khususnya desa

Kalisapu seiring dengan pelaksanaan sistem muzara'ah.

2. Mengetahui sistem bagi hasil pertanian masyarakat desa Kalisapu.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,

khususnya kepada :

1. Peneliti

Mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan penulis tentang

penelitian yang dilakukan.

Page 20: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

2. Petani

Memberikan masukan yang bermanfaat kepada petani sehingga dalam bekerja

dan mengembangkan usahanya disektor pertanian menjadi lebih baik.

3. Masyarakat

Berguna untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana menjalankan

kegiatan dibidang pertanian dengan sistem bagi hasil yang baik dan sesuai

dengan syariat.

4. Pembaca

Merupakan informasi yang berharga dalam menambah pengetahuannya

tentang sistem bagi hasil dalam pertanian dan mengetahui transaksi yang

terjadi khususnya di daerah pedesaan.

D. Kerangka Teori

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam mengurangi

kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan secara langsung dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi serta manfaat-manfaat ekonomis lainnya.

Sektor pertanian yang merupakan basis pertumbuhan ekonomi pedesaan,

sangat strategis dalam meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kemiskinan.

Akan tetapi, sampai saat ini para petani juga masih dihadapkan pada kemiskinan dan

kesulitan dalam pembiayaan untuk pengembangan usahanya.

Konsep bagi hasil sebenarnya bukan transaksi baru dalam masyarakat

Indonesia. Tradisi ini telah lama dikenal dalam berbagai kegiatan ekonomi. Pada

Page 21: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

sektor pertanian dikenal system maro, mertelu, marapat, paroan10. Sistem bagi hasil

pertanian, terutama untuk tanaman padi berlangsung antara penggarap dan pemilik

modal lahan dengan proporsi bagi hasil yang relatif beragam.

Kerangka Konsep:

Sistem Muzara’ah (Bagi Hasil)

Tingkat Pendapatan Masyarakat

Uji Statistik

Kesimpulan analisis pengaruh muzara'ah terhadap tingkat pendapatan

Masyarakat

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian skripsi yang mengangkat tema mengenai muzara’ah, diantaranya:

Tabel 1 NO Judul Skripsi Penyusun

1. Pengaruh sistem muzara’ah terhadap perekonomian masyarakat

(studi kasus sistem bagi hasil pertanian masyarakat desa

Dewasari kecamatan Cijeungjing kabupaten Ciamis Jawa Barat)

Endang

Yulianti/200

4

2. Aplikasi sistem muzara'ah pada masyarakat (studi kasus pada

masyarakat desa Sukamulya Sukabumi Jawa Barat)

Dewi

Lestari/2004

10 www.waspadaonline.com, 20 Mei 2005, h.1

Page 22: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Muzara'ah dan pengaruhnya terhadap masyarakat pedesaan

(studi kasus sistem bagi hasil pertanian masyarakat desa

Cihamerang kecamatan Kabandungan kabupaten Sukabumi)

Yuliani/200

4

Pembahasan yang dikemukakan oleh saudari Endang Yulianti, sudah sangat

bagus mengenai pengaruh yang ditimbulkan pelaksanaan sistem muzara’ah terhadap

perekonomian masyarakat khususnya dalam peningkatan produksi pertanian dan

penyerapan tenaga kerja masyarakat. Tetapi dalam hal ini tidak terdapat penjelasan

dalam bentuk data-data kuantitatif, tidak terdapat tinjauan pustaka, manfaat penelitian

secara khusus, dan hipotesa.

Pembahasan yang dikemukakan oleh saudari Dewi Lestari sudah sangat bagus

mengenai Aplikasi sistem muzara'ah pada masyarakat. Tetapi dalam hal ini tidak

terdapat penjelasan mengenai aplikasi muzara'ah dalam masyarakat dengan

menerangkan dengan data-data kuantitatif.

Pembahasan yang dikemukakan oleh saudari Yuliani sudah sangat bagus

mengenai muzara'ah dalam perspektif hukum Islam dan menerangkan pengaruh

muzara'ah terhadap aspek perekonomian dan aspek sosial. Tetapi dalam hal ini tidak

menjelaskan tentang sistem muzara'ah dengan menggunakan data-data kuantitatif.

Dari topik-topik yang diangkat tersebut, sudah jelas perbedaan yang akan

penulis angkat, yakni mengenai pengaruh sistem muzara’ah terhadap tingkat

pendapatan masyarakat desa Kalisapu kecamatan Slawi kabupaten Tegal Jawa

Tengah, dengan menggunakan data-data kuantitatif.

Page 23: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif.

2. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu :

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden,

melalui masyarakat desa Kalisapu yang berkaitan dengan materi skripsi

ini.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data

yang didapat dari responden serta diperoleh dari literatur-literatur

kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, surat kabar, internet

dan kepustakaan lain yang berkaitan dan ada relevansi dengan skripsi ini.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Kalisapu kecamatan Slawi kabupaten Tegal Jawa

Tengah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan maka

yang digunakan dalan penelitian ini adalah:

Page 24: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

a. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari dan memanfaatkan beberapa informasi yang

diperlukan melalui buku-buku maupun laporan studi yang relevan berkaitan

dengan permasalahan, baik catatan maupun laporan pelaksanaan yang terdapat

di desa Kalisapu kecamatan Slawi kabupaten Tegal Jawa Tengah maupun

instansi lain yang terkait yang hendak diangkat oleh penulis.

b. Penelitian Lapangan

Yaitu dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian,

yaitu dengan cara:

1. Wawancara (interview)

Yaitu melakukan tanya jawab langsung terhadap pihak terkait untuk memperoleh data-data yang berhubungan erat dengan masalah yang dibahas.

2. Angket

Angket atau kuesioner adalah jumlah pertanyaan tertulis digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.11 Pertanyaan

kuesioner sebagian bersifat tertutup dimana pilihan atau alternatif

jawaban tersedia dan sebagian lagi terbuka untuk menggali informasi

yang mungkin muncul diluar pertanyaan yang tersedia.

5. Populasi dan Sampel

11 Suharsini Arikunto, prosedur penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002), cet. Ke-12,

h.128

Page 25: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat khususnya Petani

Penggarap. Jenis penelitian sampel adalah jika kita hanya meneliti sebagian kecil

dari populasi, maka penelitiannya dinamakan sampel.

Dengan penarikan sampel jenis ini, maka peneliti mempertegas bahwa dengan

penarikan sampel peneliti tidak menganggap hasil penelitian atau kesimpulan ini

berlaku umum, namun kesimpulan yang didapat dari penelitian hanya berlaku

didaerah yang dapat diteliti saja. Jumlah populasi petani penggarap disesuaikan

dari jumlah anggota dalam kelompok adalah 114 orang.

Adapun rumus penghitungan besaran sample12 yaitu :

n =1)( 2 +dN

N

Keterangan :

n = Jumlah sample yang dicari

N = Jumlah populasi

d = Nilai Presisi (penulis menggunakan 10%)

Perhitungannya sebagai berikut:

n =1)( 2 +dN

N

n = =+1)1.0(114

1142 53 orang

6. Teknik Penarikan Sampel

12 M Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan

Politik serta Ilmu-ilmu Lainnya, (Jakarta:Kencana, 2005) h.105

Page 26: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Teknik penarikan sampel dengan cara yaitu non acak (purposif sampling) yaitu

suatu penarikan contoh dari unsur-unsur populasi untuk menjadi unsur dengan

tidak memberi peluang yang sama kepada masing-masing unsur populasi.

7. Metode Analisa Data

a. Kuantitatif yaitu data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan

statistik dalam pengujiannya.

b. Kualitatif yaitu penelitian yang datanya adalah data kualitatif, umumnya

dalam bentuk narasi atau gambar-gambar.

c. Dengan Metode Prosentase :

P = f/n x 100%

Keterangan :

P : Prosentase N : Jumlah Sampel

F : Frekuensi 100% : Bilangan Tetap13

Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian

deskriptif ialah menggunakan tabel. Untuk meringkaskan data kedalam

bentuk yang mudah dibaca adalah dengan menampilkan data tersebut

kedalam bentuk distribusi frekuensi.

d. Metode Regresi14 yaitu persamaan garis yang menerangkan pola hubungan

variable-variabel. Pola itu bisa berbentuk linier atau non linier. Dalam

13 M Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan

Politik serta Ilmu-ilmu Lainnya, h.171-172

Page 27: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pengujiannya menggunakan perhitungan dengan rumus umum regrasi linier

(lurus) : Y = a + bx

a = ∑∑

∑∑∑∑−

−22

2

)())(())((

xxnxyxxy

b= ∑∑

∑ ∑ ∑−

−22 )(

))((xxn

yxxyn

Keterangan :

n : Jumlah pengamatan (sampel)

e. Metode Korelasi Rank Spearman15yaitu statistik yang didasarkan atas

ranking (jenjang). Ini adalah ukuran asosiasi yang menuntut kedua variabel

diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal sehingga obyek-obyek atau

individu-individu yang dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian

berurut.

rs = 1NN

diN

i

−−∑=3

1

26

Dimana:

di = perbedaan antara kedua ranking.

Σdi = Jumlah kuadrat dari di

14 Ali Maududi, Statistik I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta: PT.Prima Heza

Lestari,2006) Ed.1 h.94 15 Sidney Siegel, Statistik NonParametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Gramedia,

1985) h.253

Page 28: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

8. Variabel penelitian

• Variabel penelitian

Bagi hasil

Muzara’ah

• Operasional variabel dan indikator

X = Bagi Hasil Muzara’ah

Y = Pendapatan Petani Per Tahun

X = Hasil Pendapatan Muzaraah

Y = Pendapatan Petani Per Tahun ( Hasil Muzara’ah+Pendapatan Awal)

Hasil Muzara’ah = EBZT x Persen Bagi Hasil Muzara’ah

EBZT (Laba Kotor) = TR-TC

TR = Q (Jumlah hasil produksi per kuintal) x P (Harga dalam rupiah (Price)

Keterangan :

TR = Total Penerimaan (total revenue) yaitu jumlah penerimaan yang

diperoleh dari penjualan produk yang dapat dijual.

TC = Total Biaya (total cost) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan

untuk memproduksi suatu barang.

Pendapatan Petani

per tahun

Page 29: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

9. Uji signifikasi

Uji signifikasi adalah menguji dengan t-tabel dan t- hitung. Dengan asumsi

apabila t-hitung berada di daerah Ho, berarti tidak ada hubungan antara variabel X

dan Y, tapi apabila t-hitung berada pada wilayah kritis, maksudnya menolak Ho,

maka ada hubungannya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :

Gambar 1.1 Menolak Ho manerima Ho Menolak Ho

(hubungan negatif) (hubungan positif)

Keterangan :

►Taraf nyata kami tentukan 5 %, dengan angka kritik dari table sebaran t.

►Untuk mencari daerah kritis adalah 5 % = 205.0 = 0,025

►Df, adalah N-1 = 53-2 = 52

► T-tabel adalah = 2,0005

10. Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara yang digunakan penulis dalam

penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali. 16 Hipotesa bisa saja benar

dan bisa saja salah. Hipotesa dari rumusan diatas adalah: Terdapat hubungan

antara bagi hasil muzara’ah (X) dengan pendapatan petani per tahun (Y).

Dari pertanyaan statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:

16 Masri Singarimbun dan Sopian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta:LP3ES, 1989 cet

2,h.43

Page 30: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

ρo = 0, tidak terdapat hubungan antara bagi hasil muzara’ah dan pendapatan

petani per tahun.

ρ1 ≠ 0, terdapat hubungan antara bagi hasil muzara’ah dan pendapatan petani

per tahun.

11. Tehnik Penulisan

Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis

disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah pada buku "Pedoman

Penulisan Skripsi 2007" yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan

skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari Lima Bab dengan

rincian sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang Latar belakang masalah, Pembatasan masalah dan

Perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Kerangka teori,

Tinjauan pustaka, Metode penelitian dan Teknik penelitian, serta

Sistematika penulisan.

Page 31: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BABII: KERANGKA TEORI

Bab ini berisi tinjauan pustaka sistem muzara’ah yang mengurai tentang

Pengertian dan Dasar hukum muzara'ah, Bentuk-bentuk muzara'ah, Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Petani, Pengertian pendapatan, Pembagian

Pendapatan dan Fungsi Biaya dan Pendapatan yang Linier.

BAB III: PROFIL RESPONDEN

Bab ini berisi tentang Gambaran Umum Kabupaten Tegal, Gambaran

Umum Desa Kalisapu meliputi Kondisi geografis dan sosial Masyarakat,

Kondisi Sosial Masyarakat Desa Kalisapu dan Sistem Bagi hasil Pertanian

Masyarakat Desa Kalisapu.

BABIV: ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Profil Responden, Analisa Besarnya Biaya Produksi Pertanian Masyarakat Desa Kalisapu,

Analisa Laba Kotor atau EBZT (Earning Before Zakat and Tax) Masyarakat dengan Persamaan Regresi Linier

Sederhana, Analisa Pengaruh Muzara’ah terhadap tingkat pendapatan Masyarakat dengan Metode Korelasi Rank

Sperman. BABV: PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bab-

bab sebelumnya serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat Desa Kalisapu dalam bidang pertanian.

Page 32: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Umum

A.1. Sistem

Dalam kamus manajemen karangan B.N Marbun, SH disebutkan bahwa yang

dimaksud sistem adalah sekelompok unsur saling bergantung dan jalin menjalin serta

dapat dianggap atau diperlukan sebagai kesatuan.17

A.2. Tingkat

Tingkat adalah angka yang menunjukkan tingkat nilai, harga, kecepatan

perkembangan, produksi dan sebagainya dari sesuatu berdasarkan satuan ukur

tertentu.18

B. MUZARA’AH

1. Pengertian Muzara’ah

Menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh as-Sunnah mendefinisikan

muzara’ah dengan,” menyerahkan tanah kepada orang yang akan menggarapnya,

dengan ketentuan si penggarap akan mendapatkan bagian dari hasil tanaman itu,

separuh, sepertiga atau lebih, atau kurang dari itu, berdasarkan kesepakatan bersama.”

19Adapun muzara’ah menurut Imam Maliki yaitu” perjanjian kerjasama dalam sektor

17 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003) 18 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003) 19 Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Dar al-Fikr, Beirut 1998), jilid 3, h.137

19

Page 33: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pertanian”. Sedangkan menurut Imam Hambali yaitu” Suatu kontrak penyerahan

tanah kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi dua”.20

Menurut Rahman, muzara’ah diartikan sewa dalam bentuk bagi hasil terhadap

tanah pertanian, sedangkan musaqat dilakukan terhadap tanah perkebunan/kebun.

Sedangkan dalam perbankan Syariah dikatakan bahwa muzara’ah diidentikkan

dengan mukhabarah, hanya saja bila muzara’ah benihnya dari pemilik tanah, maka

kalau mukhabarah benihnya dari penyewa. Musaqat diartikan persewaan tanah

dimana penyewa hanya berkewajiban mengairi dan memelihara tanah.21

Besarnya sewa ditetapkan dari hasil produksi dengan cara menentukan

besarnya masing-masing dalam bentuk proporsi seperti : 1/3;1/4 dan lain-lain sesuai

dengan kesepakatan antara kedua belah pihak serta berdasarkan kebijakan masing-

masing daerah atau kondisi wilayah di mana tanah itu berada.

Menurut Sunarto Zulkifli membedakan jenis muzara’ah kepada dua bagian :22

1. Muzara’ah adalah kerjasama pengolahan lahan pertanian dimana benih berasal

dari pemilik lahan.

2. Mukhabarah adalah kerjasama pengolahan lahan pertanian dimana benih berasal

dari petani penggarap.

20 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqih al-Islami Wa’adillatuh, (Beirut:Dar-al-Fikr,1983), Juz 5, h.613

21 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspkektif Islam, (BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta, 2005), h.326

22 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003) cet.1, h.56

Page 34: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Muzara’ah adalah metode pendanaan tradisional yang menggunakan prinsip

mudharabah dan musyarakah23. Muzara’ah adalah imbangan tradisional dari

mudharabah dalam bidang pertanian di mana petani mengambil lahan pertanian

berdasarkan prinsip bagi hasil panen. Bank-bank menyerahkan kepada para petani

lahan yang mereka miliki atau yang bukan dalam pemilikan mereka. Kapling

tanahnya harus benar-benar ditentukan dalam perjanjian dan harus ditetapkan untuk

suatu periode waktu tertentu. Hasil dari lahan itu dibagi di antara bank dan petani

menurut proporsi yang disepakati.

Menurut Nasrun Haroen dalam buku fiqh muamalah, secara etimologi, al

muzara’ah berarti kerjasama di bidang pertanian antara pemilik tanah dengan petani

penggarap. Sedangkan dalam terminology fiqh terdapat beberapa definisi al

muzara’ah yang dikemukakan ulama fiqh.

Menurut Imam Maliki yaitu :

24ع ر الز فى آة الشرPerserikatan dalam pertanian.

Menurut Imam Hambali al muzara’ah adalah:

25بينهما والزرع عليها يعمل او يزرعها من الى االرض فع دPenyerahan tanah pertanian kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi berdua.

23 Latifa M. Alqaoud dan Mervyn K. Lewis, Perbankan Syariah Prinsip Praktik Prospek, (

Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003), h.81 24Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.275 25Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.275

Page 35: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Pengertian tersebut dalam kebiasaan Indonesia disebut sebagai “paroan sawah.

Penduduk Irak menyebutnya “ al-mukhabarah”, tetapi dalam al-mukhabarah, bibit

yang akan ditanam berasal dari pemilik tanah.

Imam asy-Syafi’I mendefinisikan al-mukhabarah dengan :

26مل العا من ر والبذ منها ج يخر ما ببعض االرض عملPengelolaan tanah oleh petani dengan imbalan hasil pertanian, sedangkan bibit pertanian disediakan penggarap tanah. Dalam al-mukhabarah, bibit yang akan ditanam disediakan oleh penggarap tanah,

sedang dalam al-muzara’ah bibit yang akan ditanam boleh dari pemilik.

2. Dasar Hukum Muzara’ah

Dalam membahas hukum muzara’ah terjadi perbedaan pendapat para ulama.

Ada ulama yang menolak sistem muzara’ah dan ada pula ulama yang membolehkan

akad muzara’ah. Imam Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M) dan Zufair ibn Huzail

(728-774 M), pakar fiqh hanafi, berpendapat bahwa akad al-muzara’ah tidak boleh.

Menurut mereka, akad al-muzara’ah dengan bagi hasil, seperti seperempat dan

seperdua, hukumnya batal. Alasan Imam Abu Hanifah dan Zufair ibn Huzail adalah

hadist yang bersumber dari Tsabit Ibnu adh-Dhahhak.

26 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.275

Page 36: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Dalam riwayat Sabit ibn adh-Dhahhak dikatakan :

ثا عن مسلم رواه(المزارعة عن نهى وسلم عليه اهللا صلى اهللا ل رسو ان

بن بت

27 )الضحاك "Rasulullah saw. melarang al-muzara’ah" (HR Muslim dari tsabit Ibnu Adh-dhahhak).

Menurut mereka, obyek akad dalam al-muzara’ah belum ada dan tidak jelas

kadarnya, karena yang dijadikan imbalan untuk petani adalah hasil pertanian yang

belum ada (al-ma’dum) dan tidak jelas (al-jahalah) ukurannya, sehingga keuntungan

yang akan dibagi, sejak semula tidak jelas. Boleh saja pertanian itu tidak

menghasilkan, sehingga petani tidak mendapatkan apa-apa dari hasil kerjanya. Oleh

karena itu unsur spekulasi (untung-untungan) dalam akad ini terlalu besar, obyek

akad yang bersifat al-ma’dum dan al-jahalah inilah yang membuat akad ini tidak sah.

Adapun perbuatan Rasulullah saw. dengan penduduk Khaibar) menurut mereka,

bukan merupakan akad al-muzara’ah, adalah berbentuk al-kharaj al-muqasamah,

yaitu ketentuan pajak yang harus dibayarkan petani kepada Rasulullah setiap kali

panen dalam prosentase tertentu.

Dalam hadist yang diriwayatkan al-Jama’ah (mayoritas pakar hadist)

dikatakan bahwa :

27 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Liban: Dar al-Firk, 1993), Jilid 3, h.27

Page 37: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

من يخرج ما بشطر خيبر اهل مل اع وسلم عليه اهللا صلى اهللا ل رسو ان

اوزرع ثمر

واحمد مذى والتر ماجه وابن والنسائى داود وابو ومسلم البخارى ه روا (

بن

28 )عمر بن اهللا عبد عن حنبل Rasulullah saw. melakukan akad muzara’ah dengan penduduk Khaibar, Yang

hasilnya dibagi antara Rasul dengan para pekerja.(HR al-Bukhari, Muslim, Abu

Daud, an-Nasa’I, Ibnu Majah,at-Tirmizi, dan Imam Ahmad ibn Hanbal dari

Abdullah ibn Umar).

Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M), Muhammad ibn al-Hasan asy-Syaibani

(748-804 M), keduanya sahabat Abu Hanifah, juga berpendapat bahwa akad al-

muzara’ah hukumnya boleh, karena akadnya cukup jelas, yaitu menjadikan petani

sebagai serikat dalam penggarapan sawah.

Menurut mereka, akad ini bertujuan untuk saling membantu antara petani

dengan pemilik tanah pertanian. Pemilik tanah tidak mampu untuk mengerjakan

tanahnya, sedangkan petani tidak mempunyai tanah pertanian. Oleh sebab itu, adalah

wajar apabila antara pemilik tanah persawahan bekerjasama dengan petani

penggarap, dengan ketentuan bahwa hasilnya mereka bagi sesuai dengan kesepakatan

28 Ahmad Zaidun, Ringkasan Hadist Shahih Al-Bukhari, (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), Cet.

h. 496

Page 38: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

bersama. Menurut mereka, akad seperti ini termasuk ke dalam firman Allah dalam

surat al-Ma’idah, 5:2 yang berbunyi :

)2:المائدة(وان العد و ثم اال على ونوا تعا وال وىوالتق البر ونواعلى وتعا‘’Bertolong menolonglah kamu atas kebajikan dan ketakwaan dan jangan tolong menolong atas dosa dan permusuhan…. ‘’(Q.S. Al Maidah:2)

Firman Allah dalam surat An Nisaa: 29 berbunyi : عن تجارة َتكون أن إَلا ِبالباطِل بينكم مأموالك َتْأآلوا ال الذينءامنوا ياأيها

)29:النساء...(َتراض منكم“Hai Orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”(Q.S. An Nisaa’:29)

Mujahid juga meriwayatkan bahwa:

ان اخبرنا حما د بن زيد عن عمرو،. حدثنا يحيى بن يحيى

فاسمع منه . انطلق بنا الى ابن رافع بن خديج: مجاهداقال لطاوس

ان . قال فانتهره. الحديث عن ابيه عن النبي صلى اهللا عليه وسلم

ولكن حد ثنى من . يه وسلم نهى عنه ما فعلتهرسول اهللا صلى اهللا عل

ان رسول اهللا صلى اهللا عليه ) : يعنى ابن عباس(هوا علم به منهم

ال ن يمنح الرجل اخا ه ارضه خيرله من ان ياخد عليها (( وسلم قال

29)رواه مسلم)) (خرجا معلوما“Mujahid meriwayatkan dari Rafi’bin Khadij bahwa Rasulullah SAW melarang mereka untuk melakukan urusan yang mendatangkan keuntungan (memberi tanah dengan bagi hasil atau pembayaran tunai) Rasulullah SAW juga berkata kepada mereka bahwa jika mereka mempunyai tanah, mereka

29 Imam Muslim, Shahih Muslim, h.27

Page 39: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

harus menggarapnya sendiri atau menyerahkannya kepada saudara-saudara mereka yang dipercayai untuk menggarapnya.” (Riwayat Muslim)

Imam Syafi’i juga berpendapat bahwa akad al-muzara’ah tidak sah, kecuali

apabila al-muzara’ah mengikut pada akad al-musaqah (kerjasama pemilik kebun

dengan petani dalam mengelola pepohonan yang ada di kebun itu, yang hasilnya nanti

dibagi menurut kesepakatan bersama). Misalnya apabila terjadi kerjasama dalam

pengolahan perkebunan, kemudian ada tanah kosong yang boleh dimanfaatkan untuk

al-muzara’ah (pertanian), maka menurut Imam Syafi’i, akad al-muzara’ah boleh

dilakukan. Akad ini tidak berdiri sendiri, tetapi mengikut pada akad al-musaqah.

Ada juga yang melarang dengan dalil hadist shahihnya yang menerangkan

bahwa nabi SAW melarang menyewakan tanah dengan penyewaan atau bagian

tertentu, yaitu hadis yang diriwayatkan dari Nabi oleh dua orang peserta Perang

Badar Rafi’bin Khadij dan Jabir bin Abdullah.30

Diriwayatkan dari Rafi’bin Khadij r.a. berkata:

عن رافع بن خد يج قال آنا اآثر اهل المد ينة مزد رعا آنا نكرى

الرض بالنا حية منها مسمى لسيد الرض قال فمما يصا ب ذالك وتسلم

والورق فلم الرض ومما يصا ب الرض ويسلم ذالك فنهينا اما الذ هب

31)2327:رواه البخارى . (يكن يو مئذ

“Diriwayatkan dari Rafi’bin Khadij r.a. dia berkata: kami adalah penduduk Madinah yang paling banyak memiliki lading. Kami menggarap lahan

30 http: //media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal.htm, 2 Mei 2007, h.3 31 Ahmad Zaidun, Ringkasan Hadist Shahih Al-Bukhari, h. 496

Page 40: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pertanian dengan cara bagi hasil dengan ditentukan lokasi mana yang akan kami pungut hasilnya dan mana pula yang akan dipungut hasilnya oleh pekerja. Kadang-kadang lokasi tertentu ( jatah untuk upah pekerja) terserang hama, sementara lokasi yang lain (jatah untuk kami) selamat. Kadang-kadang juga terjadi sebaliknya. Maka kami dilarang (oleh Rasulullah SAW menerapkan cara bagi hasil seperti itu). Ketika itu mata uang emas (dinar) dan perak (dirham) belum berlaku”. (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadis: 2327) Adapun yang berpendapat bahwa penyewaan tanah yang dilarangnya itu ialah

penyewaan dengan uang (emas dan parak). Adapun muzara’ah dipandang tidak apa-

apa tetapi dengan 1/3 atau ¼ ialah Thawus (salah seorang ahli Fiqih dari Yaman dan

seorang Tabi’in besar), Muhammad bin Sirin dan Al-Qasim bin Muhammad bin Abu

baker as-Shiddiq.32

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membolehkan menyewakan tanah, tetapi beliau

sendiri menyebutkan, bahwa muzara’ah adalah lebih sesuai dengan keadilan dan

prinsip syariah Islamiyah. Beliau berkata: “Muzara’ah lebih halal daripada kira’33,

dan lebih mendekati kepada keadilan dan pokok ajaran agama Islam. Sebab dalam

muzara’ah itu kedua belah pihak bersekutu dalam keuntungan dan kerugian, berbeda

dengan kira’, maka pemilik tanah sudah pasti menerima keuntungan, sedang pihak

penyewa kadang-kadang dapat dan kadang-kadang tidak dapat.34

Muzara’ah yang adil adalah cara yang dilakukan oleh kaum muslimin di

zaman Rasulullah SAW, para khulafaur Rasyidin, keluarga Abu bakar, keluarga

Umar, keluarga Usman, keluarga Ali dan kaum muhajirin. Dan ini pulalah yang

32 http: //media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal.htm, 2 Mei 2007, h.3 33 Kira’ yaitu bentuk muzara’ah yang dilarang karena pemilik sudah pasti menerima

keuntungan sedangkan untuk penyewa belumpasti menerima hasil. 34 http: //media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal.htm, 2 Mei 2007, h.3

Page 41: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

menjadi pendirian kebanyakan para sahabat seperti Ibnu Mas’ud, Ubai bin Ka’ab,

Zaid bin Tsabit dan lain-lain. Dan ini pulalah yang menjadi pendirian Ulama ahli

hadist seperti Imam Ahmad, Ishak bin rahawih, Muhammad bin Ismail al-Bukhari,

Daud bin Ali, Muhammad bin Ishak bin Khuzaimah, Abu bakar bin al-Mundzir,

Muhammad bin Nasr al-Maruzi. Dan ini juga yang menjadi pendirian kebanyakan

ulama Islam seperti Al-Laits bin Sa’ad, Ibnu Abi Laila, Abu Yusuf, Muhammad bin

al-Hasan dan lain-lain.35

3. Rukun dan Syarat-syarat Muzara’ah

a. Rukun Muzara’ah

Jumhur Ulama yaitu Imam Maliki, Imam Syafi’I dan Imam Hambali yang membolehkan akad muzara’ah

mengemukakan rukun yang harus dipenuhi, agar akad itu menjadi sah, di antaranya :

1) Pemilik tanah;

2) Petani penggarap (pengelola);

3) Objek muzara’ah yaitu antara manfaat lahan dan hasil kerja pengelola;

4) Ijab dan Kabul.36

Secara sederhana ijab dan kabul cukup dengan lisan saja. Namun, sebaliknya

dapat dituangkan dalam surat perjanjian yang dibuat dan disetujui bersama, termasuk

bagi hasil ( persentase kerjasama itu).37

35 http: //media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal.htm, 2 Mei 2007, h.6 36 Ijab adalah ungkapan penyerahan lahan dari pemilik lahan dan Qabul adalah pernyataan

menerima lahan untuk diolah dari petani.

Page 42: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

b. Syarat-syarat Muzara’ah

Syarat-syarat muzara’ah, ada yang berkaitan dengan orang yang berakad,

benih yang akan ditanam, lahan yang akan dikerjakan, hasil yang akan dipanen, dan

jangka waktu berlaku akad.

1. Syarat yang berkaitan dengan orang yang melakukan akad, harus baligh dan

berakal, agar mereka dapat bertindak atas nama hukum.

2. Syarat yang berkaitan dengan benih yang akan ditanam harus jelas dan

menghasilkan.

3. Syarat yang berkaitan dengan lahan pertanian adalah :38

a) Menurut adat kebiasaan dikalangan petani, lahan itu bisa diolah dan

menghasilkan panen dan bukan tanah tandus39. Sebab, ada tanaman yang tidak

cocok ditanami pada daerah tertentu.

b) Batas-batas lahan itu jelas

c) Lahan itu diserahkan sepenuhnya kepada petani untuk diolah dan pemilik

lahan tidak boleh ikut campur tangan untuk mengelolanya.40

4. Syarat yang berkaitan dengan hasil panen adalah sebagai berikut :

Pembagian hasil panen harus jelas (persentasenya) dan ditentukan dari awal

kontrak, agar tidak terjadi perselisihan41.

37 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2003),

cet.1, h.283-284 38 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.278 39 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.140 40 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h. 278 41 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, h.141

Page 43: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Hasil panen itu benar-benar milik bersama orang yang berakad, tanpa ada

pengkhususan seperti disisihkan lebih dahulu sekian persen, persyaratan ini

pun sebaiknya dicantumkan di dalam perjanjian, sehingga tidak timbul

perselisihan dibelakang hari, terutama sekali lahan yang dikelola itu sangat

luas.

5. Syarat yang berkaitan dengan waktu pun harus jelas didalam akad, sehingga

pengelola tidak dirugikan, seperti membatalkan akad itu sewaktu-waktu. Untuk

menentukan jangka waktu ini biasanya disesuaikan dengan adat kebiasaan

setempat.

6. Syarat yang berhubungan dengan objek akad, juga harus jelas pemanfaatannya

benihnya, pupuknya, dan objeknya, seperti yang berlaku pada daerah setempat.

Perjanjian dengan sistem muzara’ah akan sah apabila tidak seorangpun yang

dikorbankan haknya, tidak boleh ada syarat-syarat yang sejenisnya yang dapat

menimbulkan perselisihan antara kedua belah pihak dan tidak satupun syarat yang

tidak diberi ketetapan pada saat perjanjian itu berlangsung yang mungkin

membahayakan hak salah satu dari kedua belah pihak.42 Maksud dari kalimat

diatas bahwa masing-masing kedua belah pihak tidak boleh melakukan

kecurangan sehingga saat melakukan kerjasama harus timbul adanya saling

percaya.

42 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, ( Yogyakarta: PT Dana Bhakti wakaf UII), jilid

2, h.287

Page 44: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Akibat Akad Muzara’ah

Menurut Jumhur Ulama yang membolehkan akad muzara’ah, apabila akad ini

telah memenuhi rukun dan syaratnya, maka akibat hukumnya adalah sebagai berikut :

1. Petani bertanggung jawab mengeluarkan biaya benih dan biaya pemeliharaan

pertanian tersebut.

2. Biaya pertanian, seperti pupuk, biaya penuaian, serta biaya pembersihan tanaman,

ditanggung oleh petani dan pemilik tanah sesuai dengan prosentase bagian

masing-masing.

3. Hasil panen dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama.

4. Pengairan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Apabila tidak ada

kesepakatan, berlaku kebiasaan ditempat masing-masing.43 Apabila kebiasaan

tanah itu diairi dengan air hujan, maka masing-masing pihak tidak boleh dipaksa

untuk mengairi tanah itu dengan melalui irigasi. Apabila tanah pertanian itu

biasanya diairi melalui irigasi, sedangkan dalam akad disepakati menjadi

tanggungjawab petani, maka petani bertanggungjawab mengairi pertanian itu

dengan irigasi.

5. Apabila salah seorang meninggal dunia sebelum panen, akad tetap berlaku sampai

panen, dan yang meninggal diwakili oleh ahli warisnya, karena jumhur ulama

berpendapat bahwa akad upah mengupah (al ijarah) bersifat mengikat kedua belah

pihak dan boleh diwariskan. Oleh sebab itu, menurut mereka, kematian salah satu

pihak yang berakad tidak membatalkan akad ini.

43 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, h.278

Page 45: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

4. Berakhirnya Akad al-Muzara’ah

Para ulama fiqih yang membolehkan akad al-muzara’ah mengatakan bahwa

akad ini akan berakhir apabila :

1. Jangka waktu yang disepakati berakhir. Akan tetapi, apabila jangka waktunya

sudah habis, sedangkan hasil pertanian itu belum laik panen, maka akad itu tidak

dibatalkan sampai panen dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama

di waktu akad. Oleh sebab itu, dalam menunggu panen itu, menurut jumhur

ulama, petani berhak mendapatkan upah sesuai dengan upah minimal yang

berlaku bagi petani setempat. Bila kerjasama berakhir sebelum panen, maka yang

diterima oleh pekerja adalah upah dan yang diterima oleh pemilik lahan adalah

sewa dalam ukuran yang patut yang disebut ujratul mitsil44. Selanjutnya, dalam

menunggu masa panen itu biaya tanaman, seperti pupuk, biaya pemeliharaan, dan

pengairan merupakan tanggungjawab bersama pemilik tanah dan petani, sesuai

dengan prosentase pembagian masing-masing.

2. Menurut ulama Hanafiyah dan ulama Hanabillah, apabila salah seorang yang

berakad wafat, maka akad al-muzara’ah berakhir, karena mereka berpendapat

bahwa akad al-ijarah tidak boleh diwariskan. Akan tetapi ulama Malikiyah dan

ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa akad al-muzara’ah itu dapat diwariskan.

Oleh karena itu, akad tidak berakhir dengan wafatnya salah satu pihak yang

berakad.

44 AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, h.141

Page 46: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Adanya uzur salah satu pihak, baik dari pihak pemilik tanah maupun dari pihak

petani yang menyebabkan mereka tidak boleh melanjutkan akad al-muzara’ah itu.

Uzur dimaksud antara lain adalah :

(a) Pemilik tanah terbelit utang, sehingga tanah pertanian itu harus ia jual, karena

tidak ada harta lain yang dapat melunasi utang itu. Pembatalan ini harus

dilaksanakan melalui campur tangan hakim. Akan tetapi, apabila tumbuh-

tumbuhan itu telah berbuah, tetapi belum laik panen, maka tanah itu tidak

boleh dijual sampai panen.

(b) Adanya uzur petani, seperti sakit atau harus melakukan suatu perjalanan ke

luar kota, sehingga ia tidak mampu melaksanakan pekerjaannya.

C. BENTUK-BENTUK MUZARA’AH

Ada suatu bentuk muzara’ah yang sudah biasa berlaku dizaman Nabi, tetapi

oleh beliau dilarangnya karena terdapat unsur-unsur penipuan dan kesamaran yang

berakibat kepada persengketaan, dan bertentangan dengan jiwa keadilan yang sangat

dijunjung tinggi oleh Islam dalam seluruh lapangan. Diantaranya, yaitu :

a. Bentuk Muzara’ah yang dianggap terlarang oleh para ahli Fiqih seperti

Rafi’bin Khadij, Jabir bin Abdullah serta Tsabit ibnu adh-Dhahhak), yaitu :

1. Suatu bentuk perjanjian yang menetapkan sejumlah hasil tertentu yang harus

diberikan kepada pemilik tanah, yaitu suatu syarat yang menentukan bahwa

Page 47: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

apapun hasilnya yang diperoleh, pemilik tanah tetap akan menerima lima atau

sepuluh maund dari hasil panen.

2. Apabila hanya bagian-bagian tertentu dari lahan itu yang berproduksi, misalnya

bagian utara atau bagian selatan dan sebagainya, maka bagian-bagian tersebut

diperuntukkan bagi pemilik tanah.

3. Apabila hasil itu berada dibagian tertentu, misalnya disekitar aliran sungai atau

didaerah yang mendapat cahaya matahari, maka hasil daerah tanah tersebut

disimpan untuk pemilik tanah, semua bentuk-bentuk pengolahan semacam ini

dianggap terlarang karena bagian untuk satu pihak telah ditentukan sementara

bagian pihak lain masih diragukan, atau pembagian untuk keduanya tergantung

pada nasib baik atau buruk sehingga ada satu pihak yang merugi.

4. Penyerahan tanah kepada seseorang dengan syarat tanah tersebut tetap akan

menjadi miliknya jika sepanjang pemilik tanah masih menginginkannya dan akan

menghapuskan kepemilikannya manakala pemilik tanah menghendakinya.

Karena hal ini mengandung unsur ketidakadilan bagi para petani atau akan

membahayakan hak-hak mereka dengan adanya penarikan tanah yang telah

menjadi milik mereka bias menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan. Oleh

karena itu syarat yang penting untuk keabsahan Muzara’ah yaitu dengan

menentukan jangka waktu persetujuan.

5. Ketika petani dan pemilik tanah sepakat membagi hasil tanah tapi satu pihak

menyediakan bibit dan yang lainnya alat-alat pertanian.

Page 48: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

6. Apabila tanah pertanian menjadi tanah milik pertama, benih dibebankan kepada

pihak kedua, alat-alat pertanian kepada pihak ketiga dan tenaga kerja kepada

pihak keempat; atau dalam hal ini tenaga kerja dan alat-alat pertanian termasuk

bagian dari pihak lainnya.

7. Perjanjian pengolahan menetapkan tenaga kerja dan tanah menjadi tanggung

jawab pihak pertama dan benih serta alat-alat pertanian pada pihak lainnya.

8. Bagian seseorang harus ditetapkan dalam jumlah, misalnya sepuluh atau duapuluh

maunds gandum untuk satu pihak dan sisanya untuk pihak lain.

9. Ditetapkan jumlah tertentu dari hasil panen yang harus dibayarkan kepada satu

pihak selain dari bagiannya dari hasil tersebut.

10. Adanya hasil panen lain (selain daripada yang ditanam di ladang atau di kebun)

harus dibayar oleh satu pihak sebagai tambahan kepada hasil pengeluaran tanah.

Perjanjian dengan sistem muzara’ah akan sah hanya apabila tidak seorangpun

yang dikorbankan haknya, dan tidak ada pemanfaatan secara tidak adil atas

kelemahan dan kebutuhan seseorang, dan tidak boleh ada syarat-syarat yang

sejenisnya yang dapat menimbulkan perselisihan antara kedua belah pihak, dan tidak

satupun syarat yang tidak diberi ketetapan pada saat perjanjian itu berlangsung yang

mungkin membahayakan hak salah satu dari kedua belah pihak.

b. Bentuk-bentuk muzara’ah yang dibolehkan

Berikut ini ada bentuk-bentuk sistem bagi hasil yang dianggap sah yaitu :

Page 49: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

1. Perjanjian kerjasama dalam pengolahan dimana tanah milik satu pihak, peralatan

pertanian, benih dan tenaga kerja dari pihak lain, keduanya menyetujui bahwa

pemilik tanah akan memperoleh bagian tertentu dari hasil.

2. Apabila tanah, peralatan pertanian dan benih, semuanya dibebankan kepada

pemilik tanah sedangkan hanya buruh yang dibebankan kepada petani maka harus

ditetapkan pemilik tanh mendapat bagian tertentu dari hasil.

3. Perjanjian dimana tanah dan benih dari pemilik tanah sedangkan peralatan

pertanian dan buruh adalah dari petani dan pembagian dari hasi tersebut harus

ditetapkan secara proporsional.

4. Apabila keduanya sepakat atas tanah, perlengkapan pertanian, benih dan buruh

serta menetapkan bagian masing-masing yang akan diperoleh dari hasil.

5. Imam Abu Yusuf menggambarkan bentuk muzara’ah yang dibolehkan bahwa :

Jika tanah diberikan secara Cuma-Cuma kepada seseorang untuk digarap, semua

pembiayaan pengolahan ditanggung oleh petani dan semua hasil menjadi

miliknya tapi kharaj akan dibayar oleh pemilik tanah. Dan jika tanah tersebut

adalah “ Ushri, akan dibayar oleh petani.

5. Apabila tanah berasal dari satu pihak dan kedua belah pihak bersama

menanggung benih, buruh dan pembiayaan-pembiayaan pengolahannya, dalam

hal ini keduanya akan mendapat bagian dari hasil. Jika hal ini merupakan

“Ushri”’Ushr yang harus dibayar berasal dari hasil dan jika tanah itu “kharaj”,

kharaj akan dibayar oleh pemilik tanah.

Page 50: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

6. Apabila tanah disewakan kepada seseorang dan itu adalah Kharaj45, maka

menurut Imam Abu Hanifah, kharaj akan dibayar oleh pemilik tanah dan jika

tanah itu”’Ushri”, ‘Ushr juga akan dibayar olehnya, tapi menurut Imam Abu

Yusuf, jika tanah itu “Ushri”,’Ushr akan dibayar oleh petani.

7. Apabila perjanjian Muzara’ah ditetapkan dengan sepertiga atau seperempat dari

hasil, maka menurut Imam Abu Hanifah, keduanya, Kharaj dan ‘Ushr akan

dibayar oleh pemilik tanah.

D. UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

a. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, melalui pembangunan

ketahanan pangan telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 200546,

yakni: program penelitian dan pengembangan IPTEK, program difusi dan

pemanfaatan IPTEK dan program penguatan kelembagaan IPTEK sistem produksi

b. P3TIP

Program Pemberdayakan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian

(P3TIP) atau Farmer Empowerment Throught Agricultural Technology and

Information (FEATI) 47yaitu program yang dibiayai dari dana pinjaman Bank Dunia

dengan dana pandamping dari APBN dan APBD, juga merupakan salah satu upaya

45 Kharaj yaitu tanah yang dibayar kepada tuan tanah. Dibayar secara tunai atau dengan hasil

bumi. Contohnya, petani dapat membayar sejumlah uang yang ditetapkan atas penggunaan tanah tersebut atau dia menawarkan bagian tertentu dari hasil produksi tanah tersebut kepada pemilik tanah.

46 Sinar Tani, Edisi 3-9 Oktober 2007, h.3 47 Sinar Tani, Edisi15-21 Agustus 2007, h.15

Page 51: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

agar UU No.16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

dapat dilaksanakan di tingkat lapangan.

Sesuai dengan UU No.16/2006, kabupaten dan propinsi yang menerima dana

dan program FEATI maka diwajibkan sudah memiliki kelembagaan penyuluhan.

Kelembagaan penyuluhan di tingkat propinsinya adalah Badan Koordinasi

Penyuluhan dan tingkat kabupaten adalah Badan Pelaksana Penyuluhan, dan di

kecamatan adalah Balai Penyuluhan.

Ada lima komponen yang dikembangkan dan difasilitasi dalam program

FEATI, yaitu :

1. Penguatan sistem penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan petani.

2.Penguatan kelembagaan dan kemampuan aparat.

3. Perbaikan pengkajian dan diseminasi teknologi.

4. Penguatan pelayanan sistem informasi pertanian.

5. Dukungan kebijakan dan manajemen proyek.

b. PUAP

PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan)48 yaitu program utama

Departemen Pertanian untuk tahun 2008 untuk penanggulangan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja dipedesaan, sekaligus mengurangi kesenjangan

pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar sub sektor, dengan cara

melakukan pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan dan manajemen sehingga petani

memiliki ketrampilan.

48 Sinar Tani, Edisi 3-9 Oktober 2007, h. 4

Page 52: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

c. Mengembalikan Kejayaan Koperasi

Mengembalikan kejayaan koperasi49 dengan pembinaan kepada INKOPTAN (

Induk Koperasi Pertanian) di samping dari Departemen Koperasi dan UKM juga

perlu diberikan kepada Departemen Pertanian, dan Pemda Propinsi/Kabupaten/Kota

dalam rangka otonomi daerah, khususnya dalam pemberian kemudahan untuk

menyalurkan sarana produksi pertanian.

Pembinaan koperasi tidak terbatas pada departemen koperasi dan UKM, tetapi

juga departemen lain seperti Departemen Keuangan dan lembaga keuangan dengan

memberikan subsidi bunga rendah kepada koperasi. Misalnya koperasi persusuan

yang ingin melakukan impor bibit sapi perah.

d. Menggalakkan dan mensosialisasikan SP3 (Skim Pelayanan Pembiayaan

Pertanian)

Pemerintah telah membuat program penjaminan kredit bagi petani/kelompok

tani yang tidak memiliki agunan, yakni dengan mengembangkan Skim Pelayanan

Pembiayaan Pertanian (SP3)50.Tujuannya adalah meningkatkan akses petani pada

fasilitas kredit dari bank pelaksana melalui mekanisme pembagian resiko anatara

bank pelaksana dan pemerintah yang mana selama ini usaha di sektor pertanian masih

dianggap beresiko tinggi oleh kalangan perbankan, sehingga menghambat aliran

modal investasi maupun modal kerja ke sektor pertanian.

49 Sinar Tani, Edisi 25-31 Juli 2007, h.3 50 Sinar Tani, Edisi 3-9 Oktober 2007, h.13

Page 53: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut pemerintah melalui Departemen

Pertanian saat ini telah menetapkan lima bank yaitu: Bank Mandiri, Bank Syariah

Mandiri, Bank Bukopin, Bank Jatim dan Bank NTB sebagai pelaksana51. Namun

bank yang telah ditetapkan belum mensosialisasikan kebijakan tersebut pada bank-

bank jajarannya di daerah sehingga para petani belum mengetahui adanya kebijakan

pemerintah dalam hal Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3) tanpa agunan.

Lembaga perbankan syariah sangat tepat untuk mengembangkan sektor

agribisnis seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan baik bank umum

syariah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah.52 Hal ini dikarenakan bank

syariah menggunakan skema bagi hasil (mudharabah, muzara’ah, musyarakah), di

samping skema lainnya seperti jual beli salam dan murabahah. Bank Islam tidak

dikenal adanya penghitungan bunga, tetapi menggunakan prinsip bagi hasil dan

pengambilan keuntungan secara jual beli.

Dalam prinsip bagi hasil, besarnya pembagian porsi keuntungan antara

pemilik dana (Bank) dan pengelola usaha (Petani) diserahkan kepada kedua belah

pihak tersebut disesuaikan masa panen. Dengan demikian, pada usaha pertanian yang

kecil pendapatannya, nisbah yang disepakati akan tidak sama dengan usaha yang

lebih besar pendapatannya. Setiap komoditi usaha pertanian memiliki tingkat

pendapatan yang berbeda, dan masa panen menghasilkan yang berbeda pula. Petani

tidak dibebani dengan bunga pinjaman, melainkan pengembaliannya secara otomatis

disesuaikan dengan masa panen.

51 Sinar Tani, Edisi 3-9 Oktober 2007, h.13 52 www.waspadaonline.com, 20 Mei 2005, h.2

Page 54: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Adapun aplikasi al muzara’ah dapat digambarkan dalam skema berikut ini.53

Gambar 2.1

Skema Dalam Transaksi Muzara’ah

Dari skema diatas penulis memberi penjelasan bahwa pemilik lahan

melakukan kerjasama dengan penggarap lahan dalam sebuah perjanjian bagi hasil

untuk menggarap lahan pertanian. Kemudian dari kerjasama itu menghasilkan hasil

dari lahan garapan tersebut dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan kedua

belah pihak. Dimana dalam hal ini, lahan, bibit dan pupuk berasal dari pemilik lahan.

Sedangkan keahlian, SDM dan waktu berasal dari penggarap lahan.

Sudanese Islamic Bank di Sudan juga telah melakukan eksperimen dan

mengadaptasi musyarakah sebagai alat untuk membiayai pembangunan pedesaan (Al-

Haran, 1993).54 Berbeda dengan model-model yang diusulkan oleh Khan (1994),

yang memasukkan lembaga-lembaga pemerintah atau non-pemerintah Islam dalam

pola pembiayaannya, kemitraan-kemitraan ini melibatkan bank dan petani.

53 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Tazkia

Cendekia Gema Insani, 2001), h.99 54 Mervyn K. Lewis & Lativa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip Praktik Prospek,

h.160-161

PERJANJIAN BAGI HASIL

PENGGARAP LAHAN PEMILIK LAHAN

HASIL GARAPAN

LAHAN GARAPAN

Keahlian SDM Waktu

Lahan Bibit Pupuk

Page 55: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Gambar 2.2 Sudanese Islamic Bank, Rural Development Departement

Agricultural Financing Model

(a) Harta tetap (fixed asset) 1. Traktor, bajak 2. Pompa air 3. Semprotan

(b) Input variable 1. bahan baker, minyak, pelumas 2. Bibit 3. Pestisida 4. Pupuk 5. Karung goni 6. Manajemen bersama 7. Pemasaran dan penyimpanan

1. Tanah 2. Tenaga 3. Manajemen

Pendapatan kotor

Produksi pertanian oleh petani-petani kecil

Laba sisa

LABA BERSIH

1. Zakat 2. Biaya berjalan

Untuk petani atas saham ekuitasnya

30 % kepada petani untuk manajemen

Untuk SBI atas saham ekuitasnya

Tidak ada garansi atau kolateral

Sama

kurang

Page 56: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Keterangan:

a. Bank memberikan harta tetap (fixed asset) seperti traktor, bajak, garu, pompa air,

dan input-input seperti benih, pupuk, pestisida, bahab bakar, karung goni, dan

manajemen bersama, pemasaran, penyimpanan, dan pendistribusian.55

b. Petani, di lain pihak, memberikan kontribusi berupa ladang, kerja, sebagian biaya

yang harus keluar, dan manajemen.

c. Dari laba bersih petani memperoleh 30 persen untuk manajemen.

d. Laba sisanya 70 persen dibagi antara bank dan petani sesuai dengan saham

ekuitas mereka.

Gambar diatas dimodifikasikan sesuai dengan metode pengairannya, misalnya,

pola yang diairi dengan air dari saluran, pola yang diairi dengan pompa air dan hujan.

Untuk musyarakah sistem irigasi saluran, misalnya, dan juga lahan, kerja, dan

manajemen, petani harus memberikan sebagian modal. Dari laba bersih petani

memperoleh 25-40 persen untuk manajemen. Laba sisanya dibagi di antara petani dan

SIB sesuai dengan kontribusi modal mereka.56

55 Mervyn K. Lewis & Lativa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip Praktik Prospek,

h.160-161 56 Mervyn K. Lewis & Lativa M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip Praktik Prospek,

h.161-162

Page 57: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

E. PENDAPATAN

1. Pengertian pendapatan

Menurut B.N Marbun dalam kamus manajemen, Pendapatan adalah uang

yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah,

gaji, sewa bunga, komisi, ongkos laba.57

Dalam kamus manajemen, juga terdapat pengertian dari pendapatan kotor

yaitu jumlah pemasukan yang diterima oleh perusahaan dalam jangka (waktu)

tertentu sebelum diadakan pemotongan pajak dan lain-lain.

2. Pembagian Pendapatan

Menurut Abdul Rahim dan Diah Retno Hastuti dalam bukunya pengantar,

teori dan kasus ekonomika pertanian, bahwa pendapatan rumah tangga petani terdiri

dari :

Pendapatan Luar Usaha Tani

Yaitu sumber pendapatan masyarakat petani pedesaan yang berasal dari

berbagai kegiatan yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi indusrti,

pengrajin, jasa angkutan, dan sebagainya.

Pendapatan Usaha Tani

Usahatani yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input

atau faktor-faktor produksi ( tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan

pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang

tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat.

57 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003)

Page 58: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Adapun pengertian dari pendapatan Usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan xx meliputi

pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih.58Pendapatan

kotor/penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan

sebelum dikurangi biaya produksi. Pengertian biaya produksi barang dalam kamus

manajemen adalah biaya yang dikeluarkan atau yang dibebankan untuk membuat

barang atau produksi meliputi bahan baku, upah dan biaya tidak langsung.

Di Indonesia, dikenal tiga model kaitannya dengan total penerimaan yakni,

revenue sharing, profit sharing dan profit and loss sharing. Adapun pengertian ketiga

istilah diatas sebagai berikut :

a. Revenue Sharing

Menurut Sunarto Zulkifli, Revenue sharing basis perhitungannya adalah

pendapatan bank. Dengan menggunakan metode revenue sharing, maka dana

investasi nasabah tidak akan berkurang atau minimal tidak mendapat bagi hasil.

Adapun pengertian dari revenue (penerimaan) dalam kamus manajemen, adalah uang

tunai yang diperoleh perusahaan selama jangka waktu tertentu, baik dari penjualan

barang maupun jasa atau piutang, maupun sumber lain, seperti bunga, dividen, atau

sewa.

Menurut Muhammad dalam bukunya Ekonomi Mikro dalam perspektif Islam,

Revenue sharing yaitu mekanisme bagi hasil di mana seluruh biaya ditanggung oleh

58 Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori, dan

Kasus), (Jakarta; Penebar Swadaya, 2007), h.166

Page 59: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pengelola modal.59 Sementara pemilik modal tidak menanggung biaya produksi.

Dalam system bagi hasil yang berubah adalah kurva total penerimaan (TR). Kurva ini

akan berputar ke arah jarum jam dengan titik 0 (Origin) sebagai sumbu putarnya.

Besar kecilya putaran kurva tersebut tergantung pada nisbah bagi hasil yang diberikan

kepada pemodal. Kurva TR ini akan berputar sehingga dapat sampai mendekati

sumbu horizontal sumbu X.

Gambar 2.3 Hubungan Biaya, Penerimaan dan jumlah Produksi dengan Pola

Revenue Sharing

Titik BEP adalah titik impas yang terjadi ketika TR berpotongan dengan

kurva TC (BEP terjadi ketika TR=TC). Bergesernya kurva tital penerimaan dari TR

menuju TRrs, titik BEP yang tadinya berada pada jumlah Q akan bergeser ke Qrs.

59 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspkektif Islam, h.263

FC

TC

TRrs

TR Rp

Q Qrs Q

Page 60: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

b. Profit Sharing

Dalam akad muamalah Islam, mudharabah, yaitu akad yang disepakati antara

pemilik modal dengan pelaksana usaha mengenai nisbah bagi hasil sebagai pedoman

pembagian keuntungan. Namun jika usaha tersebut mengalamai kerugian, maka

seluruh kerugian akan ditanggung oleh pemodal 100%. Si pelaksana akan

menanggung kerugian bila kerugian itu disebabkan oleh kelalaiannya dan/atau

melanggar syarat yang telah disepakati bersama.

Gambar 2.4 Hubungan Biaya, Penerimaan dan Jumlah Produksi dengan Pola

Profit Sharing

Pada profit sharing seluruh biaya ditanggung oleh pemodal, maka yang dibagi

adalah keuntungan60. Kurva TR pada mekanisme bagi hasil akan berputar dengan

poros titik BEP (BEP sebagai tanda mulai terjadinya keuntungan). Tingkat produksi

sebelum titik BEP tercapai (Q<Qps) adalah keadaan di mana total biaya lebih besar

60 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspkektif Islam, h.265

FC

Q Qps

TC

TRps Rp

TR

Page 61: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

daripada total penerimaan (TC>TR) dan sebaliknya. Putaran TRps akan terjadi hanya

berkisar antara kurva TR dengan TC, yaitu ruang yang menggambarkan besarnya

keuntungan.

b. Profit and Loss Sharing

Menurut kamus lengkap ekonomi, Profit sharing adalah sistem dimana buruh

menerima bagian laba yang dicapai.61Menurut Sunarto Zulkifli, profit sharing adalah

sistem bagi hasil yang basis perhitungannya adalah dari profit yang diterima bank62.

Dalam buku Apa dan bagaimana bank Islam, Profit sharing yaitu penyertaan modal

dalam suatu perusahaan pemerintah atau swasta dalam bentuk pembagian laba.63

Menurut Muhammad dalam bukunya Ekonomi Mikro dalam perspektif Islam,

Profit and loss sharing dapat dilakukan pada akad syirkah. Bagi untung dan bagi rugi

tidak terjadi secara simetris, karena adanya dasar yang berbeda. Bagi untung

didasarkan pada nisbah, sementara bagi rugi didasarkan pada besaran penyertaan

modal. Bagi untung terjadi antara kurva TR dan TC dan bagi rugi terjadi antara kurva

TC dan TR, dengan sumbu putarnya dari titik 0. Obyek yang dibagihasilkan adalah

TR-TC.

61 Ahmad Antoni K. Muda Gita, Kamus lengkap ekonomi, (Jakarta: PT. Media Press, 2003),

cet.1 62 Sunarto Zulkifli, Panduan praktis transaksi perbankan syariah, h.105 63 H. karnaen Perwataatmadja dan H. Muhammad Syafi’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank

Islam,(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1999), cet.3, h. 67

Page 62: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Fungsi Biaya dan Pendapatan yang linier

a. Fungsi Biaya

Fungsi adalah hubungan antara dua buah variable atau lebih, dimana masing-

masing variable tersebut saling mempengaruhi64.

Contoh: y = f(x) atau z = f(x,y)

Dalam hal ini x,y, dan z disebut variable. Variabel merupakan suatu besaran yang

sifatnya tidak tetap, tetapi berubah-ubah dan saling mempengaruhi.

Jadi fungsi biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua beban yang harus

dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang atau jasa

tersebut dikonsumsikan konsumen.

Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada banyak sedikitnya

barang dan jasa yang dihasilkan. Dalam matematika dapat dikatakan bahwa biaya

merupakan fungsi dari jumlah produksi.

Secara fungsional dapat ditulis:

Dimana : TC = Total Cost

Q = Kuantitas

Jadi fungsi biaya adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara biaya dan jumlah barang yang

diproduksi.

b. Fungsi Pendapatan

64 Prathama Rahardja, Ekonomi 3, (PT. Intan Pariwara, Klaten: 1996), h.118

TC = f(Q)

Page 63: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Pendapatan adalah jumlah uang dari hasil penjualan barang dan jasa. Jumlah

pendapatan sering disebut TR (Total Revenue). Besarnya total pendapatan sama

dengan harga atau unit dikalikan jumlah barang yang dijual.

Sedangkan rata-rata hasil penjualan dapat dihitung dengan TR (Total

Revenue) di bagi dengan jumlah barang yang dijual (Q).

Jadi kesimpulannya untuk menentukan jumlah minimum barang yang harus

diproduksi, perusahaan harus memerlukan beberapa informasi antara lain besarnya

Total revenue (TR) dan besarnya Total Cost (TC).

Dalam penentuan jumlah minimum barang yang harus diproduksi dapat

menggunakan konsep Break Even Point (BEP), yaitu:

1. Bila TR>TC berarti mengalami laba;

2. Bila TR=TC berarti mengalami Impas (BEP);

3. Bila TR<TC berarti mengalami Rugi.

TR = P x Q

AR = TR /

Page 64: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Gambaran Umum Kabupaten Tegal

Kabupaten Tegal merupakan salah satu di antara 35 kabupaten di propinsi

Jawa Tengah, terletak di pantai Utara bagian barat pada jalur lintas utara Cirebon-

Tegal-Semarang dan Purwokerto. Namun karena kota Tegal merupakan bagian dari

wilayah Pemerintahan Kabupaten Tegal maka terhitung sejak tanggal 19 Desember

1985 pusat administrasi pemerintahannya dipindahkan ke Slawi, 14 Kilometer ke

arah selatan dari kota Tegal.

Luas wilayah Kabupaten Tegal seluruhnya 8.616,6 kilometer persegi dan

lebih kurangnya 50%-nya terdiri dari tanah persawahan. Secara geografis Kabupaten

Tegal terletak di antara 108’8 -107’45 Bujur Timur dan 7’12 -7’12 Lintang Selatan.

Secara topografis, bagian utara daerah ini merupakan dataran rendah dan

pantai beriklim tropis. Sedangkan sebelah selatan merupakan tanah subur yang

dikelilingi lembah, bukit dan pegunungan di lereng Gunung Slamet dengan panorama

yang cantik, menawan dan beriklim sejuk. Dengan kondisi yang demikian Kabupaten

Tegal memiliki kekayaan sumber daya alam beraneka ragam yang tersebar pada 6

wilayah Pembantu Bupati, 18 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 272 Desa.

Kekayaan alam yang melimpah terwujud pada hasil-hasil pertanian,

perkebunan, kehutanan, deposit pertambangan dan potensi ekonomi lainnya. Banyak

industri yang tumbuh bahkan dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan,

mulai dari industri makanan, minuman, sandang sampai industri berskala luas dengan

51

Page 65: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

nilai eksport yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh sarana dan prasarana yang tersedia,

misalnya listrik, penyediaan lokasi, fasilitas komunikasi, transportasi, akomodasi, air

bersih dan lain-lain di samping stabilitas keamanan yang mantap.

Produk-produk pembangunan Industri di Kabupaten Tegal, antara lain :

1. Makanan : dodol, tahu, tempe, krupuk mie, krupuk udang, kecap dan

jipang.

2. Minuman : es lilin, teh poci, teh gopek, teh dua tang, es balok dan limun.

3. Sandang : sarung lembang, kain kasa dan pembalut, sarung bordir,

pengikalan benang, sarung batik bordir, batik, bad cover dan taplak, baju

hangat, kemeja, celana panjang dan rok.

4. Alat pertanian : traktor, hand spayer dan alat-alat pertanian lain.

5. Kerajinan kulit : sandal, sepatu, sabuk kulit, tutup sandal kulit, tutup sadel

kulit, tas dan koper.

6. Industri kecil logam : meliputi bidang usaha cor ferro, cor non ferro,

machining, plate working, konstruksi, las dan elektroplating.

Dan masih banyak aktifitas produksi lain di kabupaten Tegal. Khusus untuk

industri menengah dan besar dalam rangka sub kontarakting, sudah memiliki

pelanggan tetap seperti Kubota, Yanmar, Jasa Marina Indah, Pupuk Kujang, Industri

Sandang II dan Petro Kimia Gresik.

Di dalam memacu gerak langkah pembangunan, Kabupaten Tegal mempunyai

motto: Slawi Ayu. Penjabarannya secara makro tercemin pada penataan lingkungan

fisik kota yang dapat diartikan terciptanya kondisi lingkungan hidup yang terpadu

Page 66: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

dalam pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangannya

agar tetap lestari. Sedangkan secara mikro dimaksudkan untuk keindahan, kebersihan,

tamanisasi dan penerangan jalan umum. Untuk mencapai Slawi yang Ayu, yakni

Slawi yang bersih, sejuk, indah, tertib dan aman, maka oleh pemerintah daerah telah

dilaksanakan pembangunan pintu gerbang masuk kota Slawi, trotoar, taman,

jembatan, pelebaran jalan protokol dan penerangan jalan.

Seirama dengan peningkatan derap langkah pembangunan di berbagai bidang,

Pemerintah Kabupaten Tegal menetapkan kepariwisataan sebagai salah satu potensi

yang harus dikembangkan untuk menunjang Program Pendapatan Asli Daerah Sendiri

(PADS). Kini Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Tegal

telah memperluas jangkauan pengelolaannya dengan merangkul investor-investor

swasta, seperti perusahaan Teh Botol Sosro yang menanamkan modalnya di

Purwahamba Indah dan perusahaan Teh Dua Tang yang mengelola obyek wisata

Guci.

Obyek wisata potensial lainnya di samping obyek-obyek wisata Air Panas

Guci dan pantai Purwahamba Indah adalah Obyek wisata Tirta Waduk Cacaban dan

Kalibakung Ria. Sedangkan obyek wisata yang dikembangkan antara lain : obyek

wisata Gunung Tanjung (Makam Syech Jambu Karang) di Kecamatan Lebaksiu,

obyek wisata Makam Amangkurat I Tegal Arum di Kecamatan Adiwerna, obyek

wisata Makam Surapana awen di Kecamatan Adiwerna, obyek wisata Gunung Lawet,

Makam Cenggini dan Ikan Keramat di Kecamatan Balapulang, obyek wisata Curug

Page 67: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Putri di Kecamatan Bumijawa, dan obyek wisata Makam Semeda di Kecamatan

Kedungbanteng.

B. Gambaran Umum Desa Kalisapu

1. Kondisi Geografis dan Sosial Masyarakat Desa Kalisapu

Desa Kalisapu secara administrasi merupakan salah satu desa di antara lima Desa dan lima Kelurahan dalam

wilayah Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal yang terletak kurang lebih 2 km sebelah Barat Kota Slawi dengan batas-

batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Desa Pakembaran Kec. Slawi

b. Sebelah Selatan : Desa Dukuhwringin dan Tegalandong

c. Sebelah timur : Desa Slawi Kulon Kec. Slawi

d. Sebelah Barat : Desa Kabunan Kec Dukuh Waru

a. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Kalisapu secara keseluruhan adalah 310,361 Ha yang

terdiri dari :

1. Tanah Sawah : 230,566 Ha

2. Tanah Darat : 69,710 Ha

3. Tanah lainnya : 9,775 Ha

Page 68: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

b. Pembagian Wilayah

Untuk memudahkan koordinasi dan Pemantauan wilayah, Desa Kalisapu

dibagi menjadi 8 Rukun warga dan 45 Rukun Tetangga yang ditangani oleh

Kopak, yaitu :

1. Kopak I membawahi RW.01 (terdiri dari 5 RT)

2. Kopak II membawahi RW.02 (terdiri dari 5 RT)

3. Kopak III membawahi RW.03 (terdiri dari 6 RT)

4. Kopak IVmembawahi RW.04 (terdiri dari 4 RT)

5. Kopak V membawahi RW.05 (terdiri dari 5 RT)

6. Kopak VI membawahi RW.06 (terdiri dari 6 RT)

7. Kopak VII membawahi RW.07 (terdiri dari 5 RT)

8. Kopak VIII membawahi RW.08 (terdiri dari 9 RT)

c. Keadaan Topografi

Wilayah Desa Kalisapu secara keseluruhan merupakan dataran rendah yang

terletak pada ketinggian 40 M diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata

per tahun 230 mm. Dan untuk tanah pertanian merupakan tanah pertanian tadah

hujan dan lainnya mendapat pengairan dengan irigasi. Wilayah Desa Kalisapu

dilewati oleh 4 buah sungai.

d. Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Kalisapu adalah sebagai berikut :

1. Jumlah total penduduk : 9.893 jiwa

2. Jumlah penduduk laki-laki : 4.828 jiwa

Page 69: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Jumlah penduduk perempuan : 5.065 jiwa

2. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Kalisapu

I. Potensi Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan

1. Belum sekolah : 1.074 orang;

2. Usia 7-15 tahun tidak pernah sekolah : 51 orang;

3. Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat : 973 orang;

4. Tamat SD / sederajat : 3.243 orang;

5. Tamat SLTP / sederajat : 2.743 orang;

6. Tamat SLTA / sederajat : 1.671 orang;

7. D-1 : 25 orang;

8. D-2 : 15 orang;

9. D-3 : 30 orang;

10. S-1 : 40 orang;

11. S-2 : 5 orang.

b. Mata pencaharian pokok

1. Petani : 948 orang;

2. Buruh tani : 257 orang;

3. Buruh / swasta : 2.215 orang;

4. Pegawai negeri : 765 orang;

5. TNI / POLRI : 25 orang;

6. Pengrajin : 10 orang;

Page 70: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

7. Pedagang : 85 orang;

8. Penjahit : 10 orang;

9. Montir : 11 orang;

10. Supir : 32 orang;

11. Kontraktor : 5 orang;

12. Tukang kayu : 12 orang;

13. Guru swasta : 7 orang.

c. Agama

1. Islam : 9.790 orang;

2. Kristen : 59 orang;

3. Katholik : 21 orang.

d. Tenaga kerja

1. Jumlah penduduk usia 15-55 tahun : 6.407 orang;

2. Jumlah ibu rumah tangga usia 15-55 tahun : 1.875 orang;

3. Penduduk usia 15-55 tahun masih sekolah : 1.960 orang;

4. Tenaga kerja : 2.572 orang.

II. Potensi Kelembagaan

a. Lembaga pemerintahan

1. Pemerintah Desa dengan jumlah aparat 9 orang;

2. Badan Perwakilan Desa dengan jumlah anggota 9 orang.

Page 71: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

b. Lembaga kemasyarakatan

1. Organisasi Perempuan dengan jumlah anggota 60 orang;

2. Organisasi PKK dengan jumlah anggota 40 orang;

3. Karang Taruna dengan jumlah anggota 25 orang ;

4. Organisasi Bapak-bapak dengan anggota 14 orang;

5. LKMD dengan jumlah anggota 48 orang.

c. Kelembagaan ekonomi

1. Koperasi, dengan jumlah 1 unit dan jumlah anggota 5 pekerja;

2. Industri makanan, jumlah 3 unit dengan 9 orang tenaga kerja;

3. Toko / swalayan, jumlah 1 unit dengan 25 orang tenaga kerja;

4. Warung kelontong, jumlah 30 unit dengan 30 orang tenaga kerja;

5. Angkutan, jumlah 10 unit dengan 20 orang tenaga kerja;

6. Kelompok Simpan pinjam, jumlah 2 unit dengan 7 orang tenaga kerja.

d. Lembaga pendidikan

1. Taman Kanak-kanak, jumlah 4 unit, jumlah murid 345 orang dan 16 orang

guru;

2. SD / sederajat, jumlah 5 unit, jumlah murid 1.200 orang dan 60 orang

guru;

3. SLTA / sederajat, jumlah 1 unit, jumlah murid 600 orang dan 28 orang

guru;

4. Pendidikan Keagamaan, jumlah 13 unit, jumlah murid 325 orang dan 14

orang guru.

Page 72: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

e. Kelembagaan keamanan

1. Jumlah Pos kamling 14 unit;

2. Jumlah hansip 52 orang;

3. Bentuk partisipasi masyarakat yaitu Ronda.

III. Potensi Prasarana dan Sarana

a. Prasarana Transportasi Darat

1. Jalan aspal dengan panjang 8.6 km atau unit dan kerusakan 0,5 km atau

unit;

2. Jalan aspal antar desa / kecamatan 1 km atau unit;

3. Jembatan beton dengan jumlah 6 km atau unit;

4. Jembatan besi dengan jumlah 1 km atau unit;

5. Jembatan beton antar desa / kecamatan jumlah 2 km atau unit;

b. Sarana Transportasi Darat yaitu angkutan pedesaan dan becak

c. Prasarana Komunikasi yaitu Wartel, jumlah TV 2.555 unit dan 3 unit parabola

d. Prasarana Air bersih

1. Jumlah sumur pompa 34 unit dan jumlah penggunanya 34 KK;

2. Jumlah sumur gali 1.955 dan jumlah penggunanya 1.955 KK;

3. Jumlah mata air 2 unit, jumlah pengguna air sungai 2 KK dan pengguna

PAM 562 KK.

e. Prasarana Irigasi

1. Jumlah panjang saluran sekunder 2.500 meter dan yang rusak 200 meter

Jumlah panjang saluran tersier 5.000 meter dan yang rusak 300 meter;

Page 73: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

2. Jumlah pintu sadap 3 unit dan yang rusak 1 unit;

3. Jumlah pintu bagi 5 unit dan yang rusak 2 unit.

f. Prasarana Pemerintahan

1. Balai desa dengan kondisi baik memiliki 5 buah mesin ketik, 25 meja, 125

kursi dan 3 buah almari arsip;

2. Balai dusun;

3. Kantor BPD dengan kondisi baik dan kendaraan dinas.

g. Prasarana Peribadatan

1. Jumlah Mesjid : 5 buah;

2. Jumlah langgar / surau / mushola : 35 buah.

h. Prasarana Olah raga

1. Lapangan sepak bola : 1 buah;

2. Lapangan bulu tangkis : 8 buah;

3. Meja pingpong : 10 buah;

4. Lapangan voli : 4 buah;

5. Lapangan basket : 1 buah.

i. Prasarana Kesehatan

1. Poliklinik / balai pengobatan : 1 unit;

2. Posyandu : 1 unit.

j. Sarana Kesehatan

1. Jumlah Paramedis : 2 orang;

2. Jumlah dukun terlatih : 2 orang;

Page 74: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Bidan desa : 1 orang.

k. Prasarana Penerangan

1. Listrik PLN : 2.505 rumah;

2. Lampu minyak : 20 rumah.

l. Prasarana Pendidikan

1. Tempat penitipan anak : 1 unit;

2. Perpustakaan : 2 unit.

C. Sistem Bagi Hasil Pertanian Masyarakat Desa Kalisapu

Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan, adapun kegiatan pertanian

yang terjadi di Desa Kalisapu yaitu terbagi menjadi lima kelompok tani. Kelompok

Tani tersebut diadakan dengan tujuan membimbing petani tentang masalah

pembibitan dan pemupukan65, dapat saling berbagi informasi tentang masalah

pertanian66, dapat membantu dinas pertanian dalam memberikan penyuluhan

pertanian67, mengetahui jatah pemupukan dan mempermudah dalam memberikan

pengarahan.68

Adapun kegiatan atau manfaat dari Kelompok Tani yaitu pertemuan rutin

membahas masalah pertanian dan paguyuban, menguji hasil pertanian atau contoh

65 Suwatno, Peggarap Sawah, Wawancara Pribadi, 20 Oktober 2007 66 Mas’ud, Ketua Kelompok Tani Makaryo, Wawancara Pribadi, 21 Oktober 2007 67 H. Mustofa, Ketua Kelompok Tani Ngasinan, Wawancara Pribadi, 21 Oktober 2007 68 Manis, Ketua Kelompok Tani Makmur, Wawancara Pribadi, 21 Oktober 2007

Page 75: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

petakan untuk mengetahui produksi pangan, terorganisir dalam masalah penyaluran

bantuan dari pemerintah.

Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan, kegiatan pertanian yang

dilakukan masyarakat desa Kalisapu, dalam Islam secara garis besarnya, dapat

disamakan dengan muzara’ah. Hal ini juga merujuk pada teori hasil penelitian

terdahulu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di daerah-daerah lain yaitu

oleh Dewi Lestari pada tahun 2004 tentang Aplikasi sistem muzara'ah pada

masyarakat (studi kasus pada masyarakat desa Sukamulya Sukabumi Jawa Barat)

Adapun sistem pertanian yang dilakukan masyarakat desa Kalisapu adalah

sebagai berikut :

1. Sistem Sewa

Sistem sewa tanah yaitu sistem dalam pertanian dengan cara pemilik tanah

menyewakan tanahnya kepada petani penyewa dengan ketentuan bahwa petani

penyewa akan memberikan uang sewa secara tunai, yang besarnya sesuai dengan

yang ditentukan oleh pemilik lahan dalam jangka waktu sesuai yang telah disepakati.

Besarnya sewa juga disesuaikan dengan kondisi tanah, jenis tanaman yang ditanam

dan luas tanah. Dalam hal ini modal sepenuhnya ditanggung petani penyewa dan hasil

pertanian sepenuhnya menjadi hak petani penyewa. Pemilik tanah hanya

mendapatkan uang sewa saja.

2. Sistem Pemilik sekaligus Penggarap

Sistem pertanian ini biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki lahan

pertanian dan dalam mengolah tanah dikerjakan sendiri. Dalam hal permodalan

Page 76: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

biasanya modal (biaya) ditanggung sendiri tanpa campur tangan dari orang lain dan

hasilnya pun menjadi milik pribadi. Untuk Desa Kalisapu, dari data pada tahun 2005

menunjukkan bahwa jumlah yang menjadi pemilik tanah adalah 221 orang dan petani

penggarap adalah 47 orang, sedangkan untuk buruh tani sebanyak 1.156 orang.

3. Sistem Paparoan

Sistem paparoan adalah sistem pertanian yang dilakukan oleh dua pihak dimana dalam penggarapan tanah

dilakukan oleh pihak petani penggarap dan pihak lain sebagai pemilik tanah dengan kesepakatan membagi hasil

panennya. Dalam pengolahan tanah, petani penggarap mempunyai kewajiban melakukan pengairan, pemeliharaan

tanaman dan mengetamnya waktu panen. Sedangkan penyediaan bibit (benih), pupuk, obat penyemprot hama

(insektisida) ditanggung pemilik lahan. Dalam hal ini keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai

kesepakatan. 4. Sistem Tanam / Nyeblok

Sistem adalah sistem kerjasama dimana petani penggarap sebagai buruh tani

hanya berkewajiban dalam pengolahan tanah, dan pemilik lahan berkewajiban dalam

penyediaan alat-alat pertanian, bibit, pupuk, obat penyemprot hama (insektisida)

bahkan konsumsi.

Dari sistem-sistem tersebut diatas, maka yang tidak relevan dengan sistem

muzara’ah adalah sistem petani pemilik sekaligus penggarap dan sistem sewa, karena

Page 77: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

tidak ada kesepakatan bagi hasil.69Dan sistem yang ada relevansinya dengan sistem

muzara’ah adalah sistem bagi hasil dengan investor70, paparoan dan nyeblok. Dalam

hal ini, perlu kajian lebih mendalam tentang keshahihan atau tentang sah atau

tidaknya akad yang dilakukan.

Alasan sistem muzara’ah mempunyai relevansi dengan sistem bagi hasil

dengan investor, paparoan dan nyeblok, menurut Dewi Lestari dalam analisis hasil

penelitiannya adalah bahwa pertama, sistem bagi hasil dengan investor hanya dipakai

oleh sebagian kecil petani saja, karena biasanya sistem/akad ini dilakukan

berdasarkan sistem kepercayaan. Dengan demikian, maka tidak mudah bagi setiap

petani mendapatkan kepercayaan itu, karena dalam hal ini membutuhkan tanggung

jawab yang cukup besar agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan.

Kedua, sistem paparoan yaitu sistem bagi hasil yang dianggap sah adalah

lahan dan bibit dari pemilik lahan, tenaga kerja dan alat-alat dari petani, sehingga

yang menjadi objek muzara’ah adalah jasa petani. Dalam sistem ini penggarap diberi

modal oleh pemilik lahan. Artinya penggarap hanya bermodalkan jasa dan tenaga

saja, karena segala sesuatunya disediakan oleh pemilik lahan. Maka sistem tersebut

sesuai dengan konsep muzara’ah. Sistem seperti ini di Desa Kalisapu sedikit

digunakan oleh masyarakat.

Ketiga, sistem nyeblok memiliki kesamaan dengan sistem paparoan, tetapi

dalam hal ini petani penggarap sering disebut dengan buruh tani, dimana buruh tani

69 Dewi Lestari, Aplikasi system muzara’ah pada masyarakat (studi kasus pada masyarakat

desa Sukamulya Sukabumi Jawa Barat, 2004) h.50 70 Dewi Lestari, Aplikasi system muzara’ah pada masyarakat, h.50

Page 78: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

mempunyai lebih sedikit kewajiban dari pada petani penggarap dalam sistem

paparoan. Permasalahan banyaknya orang yang menjadi penggarap lahan tidak

membatalkan akad muzara’ah. Kerjasama ini sah, dan apabila terjadi keraguan maka

bisa diatasi dengan cara pihak yang bekerjasama melakukan akadnya masing-masing.

Jadi menurut penulis, dalam sistem nyeblok, seorang pemilik lahan dapat melakukan

akad muzara’ah dengan satu orang atau beberapa orang petani penggarap atau buruh

tani, dengan syarat pemilik lahan melakukan beberapa akad untuk masing-masing

pihak yang melakukan transaksi kerjasama.

Dari penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah

sistem pertanian di Desa Kalisapu yang sesuai dengan sistem muzara’ah adalah

sistem Paroan.

Page 79: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Profil Responden

Pendapatan Muzara’ah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kalisapu

yang bermata pencaharian petani maupun buruh tani yang ketika petani tersebut

menggarap tanah orang lain.

Rasulullah Saw membolehkan muzara’ah didasarkan pada pengambilan

manfaat atas tanah oleh orang lain untuk usaha produktif. Selain itu tanah yang

tadinya tidak dikelola oleh pemiliknya dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk

usaha produktif. Selain itu tanah yang tadinya dikelola oleh pemiliknya dapat

dimanfaatkan oleh orang yang membutuhkan, sehingga ikut membantu proses

pendistribusian kekayaan agar harta itu tidak berputar di tangan orang kaya saja, serta

mewujudkan rasa kasih sayang dan tolong menolong antara manusia.

Wilayah desa Kalisapu mempunyai potensi tanah yang cukup subur, sehingga

masyarakat mempunyai peluang mengolah tanahnya untuk pertanian padi, jagung,

holtikultura71 dan perkebunan (Tebu). Dalam menanam padi, jagung dan holtikultura

ini, sebagian besar masyarakat desa Kalisapu menggarapnya sendiri, akan tetapi, ada

juga sebagian lainnya menyerahkannya kepada penggarap. Dengan demikian, maka

mayoritas masyarakat desa Kalisapu menjadikan pertanian sebagai sumber mata

71 Holtikultura adalah membudidayakan kebun. Berasal dari kata “hortus” yang berarti kebun

dan kata “colare” yang berarti membudidayakan. Holtikultura ini memberikan produk tanaman yang bernilai tinggi karena dibudidayakan secara intensif, seperti sayuran, bunga (tanaman hias) dan bibit.

66

Page 80: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pencaharian. Hal ini berdasarkan data yang ada bahwa sebagian besar penduduknya

adalah hidup dari hasil pertanian.

Dengan sistem paroan (muzara’ah) tersebut masyarakat dapat memperoleh

pendapatan walaupun jumlahnya tidak besar tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Untuk mengetahui tingkat pendapatan masyarakat desa Kalisapu penulis

menguraikannya, sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Laki-Laki 52 98.11 % 2 Perempuan 1 1.89 % Jumlah 53 100 % Tabel diatas menunjukkan tentang jenis kelamin

responden, yaitu bahwa dari 53 responden, yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 98,11 % dan yang berjenis

kelamin perempuan sebesar 1,89 %. Tabel 4.2

Tingkat Pendidikan No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Tidak Sekolah 18 33.96 % 2 SD 25 47.17 % 3 SLTP 6 11.32 % 4 SLTA 4 7.55 % 5 Diploma 0 0 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang tingkat pendidikan responden, yaitu bahwa dari 53 responden, yang tidak sekolah sebesar 33,96 %, SD sebesar 47,17 %, SLTP sebesar 11,32 %, SLTA sebesar 7,55 %, dan Diploma

sebesar 0 %.

Page 81: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Tabel 4.3 Pemilikan Lahan Pertanian (dalam Hektar)

No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 0,175 32 60,38% 2 0,35 8 15,09% 3 0,375 1 1,89% 4 0,5 12 22,64% Jumlah 53 100 % Tabel diatas menunjukkan tentang pemilikan lahan

pertanian, yaitu bahwa dari 53 responden, yang memiliki lahan seluas 0,175 hektar sebesar 60,38 %, yang

memiliki lahan seluas 0,35 hektar sebesar 15,09 %, yang memiliki lahan seluas 0,375 hektar sebesar 1,89 % dan yang memiliki lahan seluas 0,5 hektar sebesar 22,64 %.

Pekerjaan awal No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Buruh 34 64.15 % 2 Pedagang 6 11.32 % 3 Tidak Kerja Sampingan 13 24.53 % Jumlah 53 100 % Tabel diatas menunjukkan tentang pekerjaan awal

responden, yaitu bahwa dari 53 responden, yang Buruh sebesar 64,15 %, Pedagang sebesar 11,32 % dan yang

tidak kerja sampingan sebesar 1,89 %. Tabel 4.4

Petani penggarap yang menggarap tanah untuk muzara’ah No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Pada satu tempat 45 84,91 % 2 Pada dua tempat 8 15,09 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang pekerjaan petani penggarap yang menggarap tanah untuk muzara’ah,

yaitu bahwa dari 53 responden, yang menggarap tanah pada satu tempat sebesar 84,91 % dan yang menggarap

tanah pada dua tempat sebesar 15,09 %. Tabel 4.5

Page 82: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Pertanian dapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Cukup 33 62,26 % 2 Tidak cukup 20 37,74 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang hasil pertanian yang dapat untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari, yaitu bahwa dari 53 responden, yang menjawab

cukup sebesar 62,26 % dan yang menjawab tidak cukup sebesar 37,74 %.

Tabel 4.6 Usaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selain dari hasil pertanian

No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Tabungan 0 0 % 2 Pinjaman 9 16,98 % 3 Usaha lain (sampingan) 44 83,02 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang usaha yang dilakukan untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari, yaitu bahwa dari 53 responden, yang menjawab dari hasil

tabungan sebesar 0 %, yang menjawab dari pinjaman sebesar 16,98 %, dan yang

menjawab dari hasil usaha sampingan sebesar 83,02 %.

Tabel 4.7 Pertanian dapat untuk investasi atau modal usaha lain No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Ya 5 9,44 % 2 Tidak 48 90,57 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang responden yang menggunakan hasil

pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari juga cukup untuk investasi atau

modal usaha, yaitu bahwa dari 53 responden, yang menjawab cukup sebesar 9,44

% dan yang menjawab tidak cukup sebesar 90,57 %.

Tabel 4.8 Pertanian dapat untuk Menabung

Page 83: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

No Keterangan Distribusi frekuensi Persentase 1 Ya 0 0 % 2 Tidak 53 100 % Jumlah 53 100 %

Tabel diatas menunjukkan tentang responden yang menggunakan hasil pertanian selain untuk kebutuhan sehari-hari juga cukup untuk menabung, yaitu bahwa dari 53 responden, yang menjawab cukup sebesar 0 %

dan yang menjawab tidak cukup sebesar 100 %.

Analisa

1. Analisa Besarnya Biaya Produksi Pertanian Masyarakat Desa Kalisapu

Dari hasil wawancara penulis mendapatkan data, yaitu petani penggarap

melakukan kerjasama dengan pemilik lahan dengan bagi hasil72:

a. 1/2:1/2, terjadi pada musim subur dan bibit berasal dari pemilik lahan.

b. 2/3:1/3, terjadi pada musim subur tetapi bibit berasal dari petani penggarap.

c. 3/4:1/4, terjadi pada musim kemarau atau pada lahan garapan yang berada

pada posisi yang sulit untuk mendapatkan air. Dalam hal ini, bibit berasal dari

petani penggarap. Jenis tamanannya antara lain padi, jagung (palawija).

Apabila menanam padi pada musim kemarau untuk biaya pengairan dan

pemupukan bertambah sesuai kebutuhan tanaman.

Adapun total biaya produksi dalam pertanian untuk pendapatan petani jika

memiliki tanah seluas 1 Hektar (Ha), biaya produksi pertaniannya, yaitu:

Tabel 4.9 Tanaman Padi pada musim subur di Desa Kalisapu

Keterangan Nilai dalam rupiah (Rp)

72 Suwatno, Penggarap Sawah, Wawancara Pribadi, 20 Oktober 2007

Page 84: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Biaya Bibit = Rp 25.000,00 x 6 Rp 150.000,00 Biaya pupuk = 4,5 Kuintal x Rp 140.000,00 Rp 630.000,00 TSP = 90 kg x Rp 2.800,00 Rp 252.000,00 Tenaga pembajak = Rp125.000,00 x 6 Rp 750.000,00 Tenaga mencangkul = Rp125.000,00 x 6 Rp 750.000,00 Tenaga penanam = Rp 80.000 x 6 Rp 480.000,00 Tenaga pemeliharaan = Rp 80.000 x 6 Rp 480.000,00 Tenaga penggiling&konsumsi = Rp 40.000 x 6 Rp 240.000,00 Tenaga Obat Rp 800.000,00 Biaya Obat hama Rp 600.000,00 Biaya pengairan Rp 250.000,00 Total biaya produksi Rp 5.382.000,00

Akan menghasilkan gabah giling sebanyak 6 ton, harga jual : Rp 2.300,00/kg73 maka

= 6 ton ------- 6000 kg x Rp 2.300,00 : Rp 13.800.000,00 Jadi seluruhnya terjual dengan harga : Rp 13.800.000,00

Jika menggunakan sistem paroan (muzara’ah) misalkan :

Harga : Rp 13.800.000,00 Modal : Rp 5.382.000,00 -

Untung : Rp 8.418.000,00

Penggarap mendapat 2/3 bagian dan pemilik lahan 1/3 bagian, untuk tanah

seluas 1 Ha maka perhitungannya :

Bagian petani penggarap ----------- 2/3 x Rp 8.418.000,00 : Rp 5.612.000,00 Bagian pemilik lahan ----------- 1/3 x Rp 8.418.000,00 : Rp 2.806.000,00

Jadi dapat diambil kesimpulan pendapatan petani penggarap setiap 1 Ha

setelah panen adalah Rp 5.612.000,00/3 bulan : Rp 1.870.667,00/Ha/bulan.

Tetapi masyarakat di Desa Kalisapu mayoritas menggarap tanah pertanian

seluas ¼ Bau74. Untuk rata-rata pendapatan petani setiap panen dengan luas lahan ¼

Bau adalah:

73 Kompas, Edisi 24 Fabruari 2007, h.35

Page 85: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Rp 5.612.000,00/6 : Rp 935.334,00/3 bulan ------------ Rp 311.778,00/bulan. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah pada musim subur pendapatan

yang diterima petani masyarakat Desa Kalisapu, setiap musim panen untuk tanaman

padi adalah sangat minim yaitu Rp 311.778,00/bulan. Hasil itu kemudian untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan-keperluan lain.

Tabel 4.10 Tanaman Padi pada musim kemarau di Desa Kalisapu

Keterangan Nilai dalam rupiah (Rp)Biaya Bibit = Rp 25.000,00 x 6 Rp 150.000,00 Biaya pupuk = 6 Kuintal x Rp 140.000,00 Rp 840.000,00 TSP = 90 kg x Rp 2.800,00 Rp 252.000,00 Tenaga pembajak = Rp125.000,00 x 6 Rp 750.000,00 Tenaga mencangkul = Rp125.000,00 x 6 Rp 750.000,00 Tenaga penanam = Rp 80.000 x 6 Rp 480.000,00 Tenaga pemeliharaan = Rp 80.000 x 6 Rp 480.000,00 Tenaga penggiling&konsumsi = Rp 40.000 x 6 Rp 240.000,00 Tenaga Obat Rp 800.000,00 Biaya Obat hama Rp 600.000,00 Biaya pengairan Rp 310.000,00 Total biaya produksi Rp 5.652.000,00

Akan menghasilkan gabah giling sebanyak 6 ton, harga jual : Rp 2.500,00/kg maka

= 6 ton ------- 6000 kg x Rp 2.500,00 : Rp 15.000.000,00 Jadi seluruhnya terjual dengan harga : Rp 15.000.000,00

Jika menggunakan sistem paroan (muzara’ah) misalkan :

Harga : Rp 15.000.000,00

Modal : Rp 5.652.000,00 -

Untung : Rp 9.348.000,00

74 1 Hektar = ¼ x 6 atau 10.000 m2. 1 bau = ¼ x 4 atau , Jadi ¼ Bau = ¼ x 1 atau 2000 meter

persegi. ¼ Bau, Sumber dari Radar Tegal, 2 November 2007, h.9

Page 86: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Penggarap mendapat 3/4 bagian dan pemilik lahan 1/4 bagian, untuk tanah

seluas 1 Ha maka perhitungannya :

Bagian petani penggarap ----------- 3/4 x Rp 9.348.000,00 : Rp 7.011.000,00 Bagian pemilik lahan ----------- 1/4 x Rp 9.348.000,00 : Rp 2.337.000,00

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan petani penggarap pada

musim kemarau setiap 1 Ha setelah panen adalah Rp 7.011.000,00/3 bulan : Rp

2.337.000/Ha/bulan.

Masyarakat di Desa Kalisapu yang menggarap tanah pertanian seluas ¼ Bau

pada musim kemarau untuk tanaman padi, dapat diperhitungkan sebagai berikut:

Rp 7.011.000,00/6 : Rp 1.168.500,00/3 bulan ------------ Rp 389.500,00/bulan Jadi kesimpulannya pada musim kemarau, rata-rata pendapatan petani setiap

panen dengan luas lahan ¼ Bau adalah Rp 389.500,00/bulan.

Tabel 4.11 Tanaman Jagung pada musim kemarau di Desa Kalisapu

Keterangan Nilai dalam rupiah (Rp)Biaya Bibit = Rp 60.000,00 x 4 x 6 Rp 1.440.000,00 Biaya pemupukan Rp 525.000,00 TSP = 90 kg x Rp 3.500,00 Rp 315.000,00 Tenaga mencangkul dan menyebar benih = 250.000 x 6

Rp 1.500.000,00

Biaya pengairan = Rp 10.000,00 x 6 Rp 60.000,00 Panen = Rp 125.000,00 x 6 Rp 750.000,00 Total biaya produksi Rp 4.590.000,00

Akan menghasilkan gabah kering giling sebanyak 5 ton, harga jual : Rp 1.700,00/kg

maka,

= 5 ton ------ 5000 kg x Rp 1.700,00 : Rp 8.500.000,00 Jadi seluruhnya terjual dengan harga : Rp 8.500.000,00

Page 87: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Jika menggunakan sistem paroan (muzara’ah) misalkan :

Harga : Rp 8.500.000,00

Modal : Rp 4.590.000,00 -

Untung : Rp 3.910.000,00

Penggarap mendapat 3/4 bagian dan pemilik lahan 1/4 bagian, untuk tanah

seluas 1 Ha maka perhitungannya :

Bagian petani penggarap ----------- 3/4 x Rp 3.910.000,00 : Rp 2.932.500,00 Bagian pemilik lahan ----------- 1/4 x Rp 3.910.000,00 : Rp 977.500,00

Pendapatan petani penggarap setiap 1 Ha setelah panen untuk tanaman Jagung

adalah Rp 2.932.500,00/3 bulan : Rp 977.500/Ha/bulan.

Pada musim kemarau, untuk tanaman jagung yaitu rata-rata pendapatan

masyarakat petani setiap panen dengan luas lahan ¼ Bau adalah

Rp 2.932.500,00/6 : Rp 488.750/3 bulan ------------ Rp 162.916,67,00 Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk tanaman Jagung pada

musim kemarau, banyak dilakukan oleh petani dengan sistem pemilik sekaligus

penggarap. Untuk sistem paroan, petani penggarap sendiri lebih memilih tidak

menggarap lahannya atau menanam padi saja. Hal itu disebabkan, apabila menanam

Jagung biaya yang dikeluarkan besar yaitu untuk pengairan dan biaya tenaga kerjanya

tetapi hasil yang didapat kecil. Lain halnya dengan tanaman Padi, walaupun biaya

untuk menanam padi juga besar, tetapi hasil pendapatannya besar karena hasilnya

dapat dijual dengan harga tinggi.

Page 88: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Analisa Laba Kotor atau EBZT (Earning Before Zakat and Tax) Masyarakat

Kalisapu dengan Persamaan Regresi Linier Sederhana

Lihat Lampiran Penghitungannya sebagai berikut:

• : Y = a + bx

a= ∑∑

∑∑∑∑−

−22

2

)())(())((

xxnxyxxy

b= ∑∑

∑ ∑ ∑−

−22 )(

))((xxn

yxxyn

a = 2)75.188()1038(53)28.1235)(75.188()1038)(47.246(

−−

=)56.35626(55014

)1.233159()86.255835(−

− =44.1938776.22676 = 1.17

b = 2)75.188()1038(53)47.246)(75.188()28.1235(53

−−

=)56.35626(55014

21.4652184.65469−− =

44.1938763.18948 = 0.98

Y = a + bx

Y = 1.17 (+) 0.98x

X = 188.75 X2 = 1038.03

Y = 246.47 Y2 = 1527.3

XY = 1235.28

Page 89: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

“Tanda positif menunjukkan adanya pertambahan kenaikan sebesar 0.98”.

Pertambahan sebesar 0.98 % berarti bahwa setiap kenaikan 10% bagi hasil

muzara’ah akan meningkatkan pendapatan petani sebesar 9.8 %.

4. Analisa Pengaruh Muzara’ah terhadap tingkat pendapatan Masyarakat

Kalisapu dengan Metode Korelasi Rank Sperman Perhitungannya sebagai berikut :

• Rs = 1NN

diN

i

−−∑=3

1

26

Dimana:

di = perbedaan antara kedua ranking.

Ódi = Jumlah kuadrat dari di

Rs = 1)1)53((53

154162 −

−x = 1 -

)12809(539246

= 1 - )2808(53

9246 =1 - 148824

9246 = 1 - 0,062 = 0,938

Dengan rs-test:

Menolak Ho Menerima Ho Menolak Ho

(ada hubungan -) (tidak ada hubungan) (ada hubungan +)

-0.938 - 0.305 0 0.305 0.938

Keterangan:

Page 90: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Dari uji rs-test ternyata angka rs = 0,938 berada diluar daerah

menolak Ho, artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara bagi hasil

muzara’ah (X) dengan pendapatan petani per tahun (Y).

• Uji signifikan dengan T-test (t-student dengan tingkat kesalahan 5 %

Perhitungannya sebagai berikut :

t = 2)(12

rsnrs

−−

= 2)938,0(1253938,0

−− =

)88,0(151938,0

−=

12,051938,0 =

12.014,7938.0 x =

12.07,6 =55,84

• Df (Derajat kebebasan=N) = n-2 = 53-2 = 51 -----t-tabel = 2.0005

Menolak Ho Menerima Ho Menolak Ho

(hubungan negatif) tidak ada hubungan (hubungan negatif)

-55.84 -2.0005 0 2.0005 55.84

”Menolak Ho, artinya ada hubungan yang signifikan antara bagi hasil muzara’ah (X) dengan pendapatan masyarakat per

tahun(Y), artinya hubungan positif yang terdapat pada sampel berlaku pula pada populasi, dan angka 55.84 adalah

signifikan.”

Page 91: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari yang telah penulis paparkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Tingkat pendapatan masyarakat di Desa Kalisapu khususnya petani yaitu petani

penggarap yang tadinya menganggur, maupun yang bermata pencaharian

pedagang dan buruh mengalami kenaikan pendapatan ketika petani penggarap

tersebut melakukan muzara’ah atau menggarap tanah orang lain. Petani

penggarap melakukan kerjasama dengan pemilik lahan dengan bagi hasil

sebagai berikut: 1/2:1/2, 2/3:1/3, 3/4:1/4. Sistem muzara’ah merupakan

peluang bisnis atau alternatif yang dapat diusahakan petani untuk keluarganya

dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, dapat menanamkan ibadah yaitu

menciptakan rasa persaudaraan, saling tolong menolong dan mempererat tali

silaturahmi, menyerap tenaga kerja yang menganggur, dan memakmurkan

tanah ketika tanah yang menganggur digarap orang lain.

2. Sistem muzara’ah berpengaruh signifikan pada

tingkat pendapatan masyarakat di Desa Kalisapu. Hal

ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa variable bagi hasil muzara’ah memiliki

hubungan yang signifikan terhadap tingkat

78

Page 92: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

pendapatan masyarakat, yakni sebesar 0.938 dengan

metode korelasi rank spearman. Dan ketika diuji

dengan persamaan regresi menghasilkan persamaan

y = 1.17(+) 0.98, tanda positif itu menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10 % nilai bagi hasil muzara’ah (X) maka jumlah pendapatan petani per tahun (Y) akan

bertambah sebesar 9,8 %.

B. Saran-saran

Usulan Kebijakan yang dapat dirumuskan DPRD, Bupati, dan Camat,

yaitu:

1. Lebih mensosialisasikan konsep muzara’ah kepada petani agar keadilan dan

amanah yang diajarkan dalam agama Islam dapat lebih ditingkatkan, untuk

itu dibutuhkan peran serta dari para tokoh masyarakat melalui kegiatan

penyuluhan-penyuluhan dibidang pertanian guna memberikan informasi.

2. Petani sebagai tulang punggung Negara sebaiknya lebih diperhatikan. Oleh karena itu, bantuan modal baik dari pemerintah maupun swasta sangat diharapkan bagi petani baik berupa dana, bibit, pupuk, obat pembunuh hama maupun alat-alat pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian sehingga pendapatan petani juga dapat ditingkatkan.

3. Pemerintah dapat memberikan harga yang layak untuk hasil produksi

pertanian dan menjaga keseimbangan khususnya pada saat panen raya agar

harga tidak merosot sehingga tidak ada pihak (petani) yang merasa

dirugikan. Dan Meningkatkan pengawasan dalam penyaluran bantuan

pemerintah terhadap petani.

4. Petani mengharapkan agar hasil panen langsung dibeli pemerintah tanpa

Page 93: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

melalui Bulog. Karena bagi petani, sistem penjualan lewat Bulog merupakan

ajang untuk melakukan korupsi.

5. Meningkatkan kegiatan dan kinerja penyuluhan pertanian seperti kegiatan

belajar mengajar, membimbing petani dalam penerapan teknologi dan

membantu permasalahan-permasalahan dalam pertanian yang tidak ada

solusinya. Karena informasi yang akan disampaikan penyuluh pertanian

sebagai fasilitator, penting dalam menunjang dan membangun kegiatan

pertanian di pedesaan khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan perlu penelitian lebih lanjut

mengenai apakah penelitian ini dapat dilakukan selain dalam kegiatan

usahatani? Apakah penelitian ini dapat diterapkan dalam aktifitas kegiatan

industri khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) karena hal ini

dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur.

Page 94: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Al Quran Al Karim Al Hadits Alqaoud, Latifa M, Mervyn K. Lewis, Perbankan Syariah, Prinsip, Praktik,

Prospek, Jakarta, PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005 Ali, Hasan, M, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta, PT. Raja

Grafindo, 2003, cet.1 Antonio, M.Syafi’I, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta, PT.Tazkia

Cendekia Gema Insani, 2001 Antoni, Ahmad, Drs, Kamus lengkap ekonomi, Jakarta, PT. Media Press, 2003, cet.1 Bungin, Burhan, M, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi Ekonomi dan

Kebijakan Politik serta Ilmu-ilmu Lainnya, Jakarta, PT. Kencana, 2005 Departemen Agama RI, Al Qur’an Al-Karim, Semarang, PT. Karya Toha Putra Laporan Pertanggung jawaban Kepala Desa Kalisapu Dalam RangkaPenyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Desa Kalisapu KecamatanSlawi, 2005 Lathif, Azharudin, AH, M.Ag, Fiqh Muamalat, Jakarta, UIN Jakarta Press, 2005 Maududi, Ali, AC, MA, Statistik I; Penelitian Ekonomi Islam dari Sosial, Ed.1,

Jakarta, PT. Prima Heza Lestari, 2006 Haroen .H, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2007, cet. ke-2 Marbun, B.N, SH, Kamus Manajemen, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2003

Page 95: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Muhammad, Drs. M.Ag. Ekonomi Mikro dalam Perspkektif Islam, Yogyakarta,

BPFE-Yogyakarta, Ed. 2005 Perwataatmadja, karnaen, Drs. H. MPA dan H. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1999, cet.3 Rahardja, Prathama, S.E, Ekonomi 3, Klaten, PT. Intan Pariwara, 1996 Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif

Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2006 Rahim, Abdul, S.P., M.Si, dan Retno Dwi Hastuti, Diah, S.P., M.Si, Ekonomika

Pertanian; Pengantar, Teori, dan Kasus, Jakarta, Penebar Swadaya, 2007, cet ke-1

Rahman, Afzalur, Doktrin ekonomi Islam jilid 2, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti

Wakaf, 1995, Ed. Lisensi Siegel, Sidney, Statistik NonParametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta, PT.

Gramedia, 1985 Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta,

LP3ES, 1989 Soekartawi, Dr, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi, Jakarta,

Rajawali Pers, 1989, cet. ke-2 Suhendi, Hendi,H. Drs, M, Si., Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2002, cet. ke-1 Tamimi, Al Izzuddin Khatib, Bisnis Islam, Jakarta, Fikahati Aneska, 1992, cet. ke-1 Tnunay, Tontje, Potensi Wisata Jawa Tengah Berwawasan Lingkungan, Klaten,

CV. Sahabat Klaten, 1996 Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Jakarta, PT. Toko Gunung Agung, 1996 Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta, Zikrul

Hakim, 2002 Wawancara Pribadi dengan Suwatno Selaku Penggarap Sawah, 20 Oktober 2007

Page 96: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Wawancara Pribadi dengan Mas’ud selaku Ketua Kelompok Tani Makaryo, 21

Oktober 2007 Wawancara Pribadi dengan H. Mustofa Selaku Ketua Kelompok Tani Ngasinan,

21 Oktober 2007 Wawancara Pribadi dengan Manis Selaku Ketua Kelompok Tani Makmur, 26

Oktober 2007 Wawancara Pribadi dengan Muslikhin Selaku Petugas Penyuluh Lapangan

Kecamatan Slawi, 21 Oktober 2007 Wawancara Pribadi dengan Suka Selaku Ketua Kelompok Tani Gadel Makmur

Sekaligus Pelaksana Teknis Pengairan, 21 Oktober 2007 Kompas, Edisi Februari 2007 _______, Edisi April 2007 Sinar Tani, Edisi 25-31 Juli 2007 ________ , Edisi 15-21 Agustus 2007 ________ , Edisi 3-9 Oktober 2007 www.waspadaonline.com www.tazkiaonline.com

Page 97: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

LEMBARAN KUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN

Jika ada pertanyaan yang tidak jelas, Bapak/Ibu/Saudara bisa bertanya. Teknik

memberi jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang

tersedia, atau dengan cara mengisi tempat kosong yang tersedia.

A. Identitas Responden

1. Nama : _____

2. Usia : _____ Tahun

3. Alamat : ______

4. Tingkat pendidikan :

a) Tidak sekolah d) SLTA

b) SD e) Diploma (D1/D2/D3)

c) SLTP h) __________

5. Apa pekerjaan bapak/Ibu/Sdr selain dari pertanian? Berapa rata-rata

penghasilan per tahun? ......................( Rp......................)

B. Pertanyaan- pertanyaan tentang produksi pertanian

1. Berapa luas lahan yang bapak/ibu/saudara garap?..........

2. Untuk Musim Subur

a. Tanaman apa yang bapak/ibu/saudara tanam pada musim

subur/rendeng?...............

b. Berapa bagi hasil (paroan) yang bapak sepakati dengan pemilik lahan?..............

c. Berapa kuintal jumlah hasil panen setiap seperempat hektar/setiap

panen?................

d. Berapa biaya untuk membeli bibit?...........

e. Berapa biaya untuk membeli pupuk?..........

f. Berapa biaya untuk pengairan?..........

g. Berapa biaya untuk menyemprot hama, jika ada?............

Page 98: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

h. Berapa biaya untuk tenaga kerja? ……..

• Mencangkul : …….. Traktor : …….

• Menanam /Tandur : …….. Tukang Rumput : ……..

i. Berapa untuk membayar zakat panen?...........

j. Berapa harga jual setiap penjualan?

3. Untuk Musim Kering

a. Tanaman apa yang bapak/ibu/saudara tanam pada musim kering? ……………..

b. Berapa bagi hasil (paroan) yang bapak sepakati dengan pemilik

lahan?................

c. Berapa kuintal jumlah hasil panen setiap seperempat hektar/setiap

panen?...............

d. Berapa biaya untuk membeli bibit?...........

e. Berapa biaya untuk membeli pupuk?..........

f. Berapa biaya untuk pengairan?..........

g. Berapa biaya untuk menyemprot hama, jika ada?..............

h. Berapa biaya untuk tenaga kerja? ……….

• Mencangkul : …….. Traktor : …….

• Menanam /Tandur : …….. Tukang Rumput : ……..

i. Berapa harga jual setiap penjualan?

C. Pertanyaan-pertanyaan tentang konsumsi

1. Apakah hasil pertanian yang bapak/ibu/saudara peroleh cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan, dan lain-lain?

a. Cukup b. Tidak cukup

2. Apabila hasil pertanian yang bapak/ibu/saudara peroleh tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga, darimana bapak/ibu/saudara dapat

mencukupinya?

a. Tabungan b. Pinjaman c. Usaha lain (sampingan)

Page 99: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

3. Apakah hasil pertanian yang bapak/ibu/saudara peroleh dapat dipergunakan

untuk investasi atau modal usaha lain?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah hasil pertanian yang bapak/ibu/saudara peroleh dapat untuk ditabung?

a. Ya b. Tidak

Terima Kasih

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

UNTUK PETANI PENGGARAP

1. Berapa kali bapak panen dalam setahun? Bulan apa saja?

2. Pada bulan apa bapak membutuhkan tambahan modal untuk

pengembangan pertanian?

3. Apakah pernah ada bantuan dana dari pemerintah?

4. Apakah pernah diadakan penyuluhan-penyuluhan tentang pertanian?

5. Mohon penjelasan tentang Kelompok Tani dan kegiatannya di Desa

Kalisapu?

6. Apa manfaat diadakannya Kelompok Tani?

7. Bagaimana sistem pertanian yang terjadi di Desa Kalisapu?

8. Apakah harapan bapak terhadap pemerintah?

Terima Kasih

Page 100: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

HASIL PERTANYAAN WAWANCARA

Nama : _________

Usia : _________

Alamat : _________

Pekerjaan : _________ Selaku : _________

Page 101: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik

Kalisapu, 2007

( ______________ ) (

______________ )

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

UNTUK PENYULUH PERTANIAN

1. Berapa kali bapak melakukan kunjungan?

Informasi apa yang telah bapak berikan:

a. Berapa kali melakukan kunjungan?

b. Apakah pernah mendampingi ketua keompok tani dalaam penyusunan

rencana definitif?

c. Apakah pernah melakukan bimbingan penerapan teknologi?

d. Apakah pernah melakukan pemeriksan lapangan bersama petani untuk

mengetahui permasalahan pertanian?

e. Apakah pernah ada permasalahan pertanian yang tidak ditemukan

jawabannya?

2. Apakah pernah ada bantuan dari pemerintah? Bagaimana proses

pemyalurannya?

3. Untuk kegiatan praktek dananya darimana?

4. Apakah pernah mengadakan diskusi umum antara penyuluh pertanian?

5. Apa kendala dalam kegiatan penyuluhan?

Terima Kasih

Page 102: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik
Page 103: “PENGARUH MUZARAAH TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18431/1/MULYO... · Metode analisa data dengan metode prosentase yaitu P= f/nx100%. Teknik