PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

14
i PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN INDIVIDU PROAKTIF TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SMK MUHAMMADIYAH 3 KARANGANYAR ( Studi Pada Siswa Kelas 3 Jurusan Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor) Joko Siswanto 1 ,Nasrun Baldah 2 Prodi Manajemen Universitas Pelita Bangsa [email protected] 1 , ABSTRAK Dengan sudah adanya pembekalan ilmu kewirausahaan dan keahlian dalam teknik dan bisnis sepeda motor yaitu kelas 3 ruang 11 dan 12, para Guru memotivasi serta membekali skill supaya murid dapat menentukan sikap, akan bekerja sebagai karyawan atau berwirausaha. Dari uraian permasalahan tersebut didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah Motivasi Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu Proaktif Berpengaruh Terhadap Minat Berwirausaha SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel, Motivasi Intrinsik (X1), Pendidikan Kewirausahaan (X2), Individu proaktif (X3) terhadap minat berwirausaha (Y). Dalam penelitian ini mengunakan metode kuantitatif, data dikumpulkan melalui koesioner terhadap 73 Siswa sebagai responden, di penelitian ini mengunakan sampel jenuh dengan total responden 73 Siswa, yaitu siswa kelas 3 ruang 11 dan 12 jurusan Teknik dan bisnis Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar di Surakarta. Hasil penelitian dari 73 responden yang diolah dengan menggunakan analisis Regresi dibantu program IBM SPSS versi 22 menunjukkan hasil bahwa, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari semua variable penelitian ini. Yaitu variabel motivasi intrinsik,pendidikan kewirausahaan, individu proaktif, dan minat berwirausaha dengan obyek penelitian SMK Muhammadiya 3 Karanganyar. Kata Kunci : Motivasi Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu Proak 1. PENDAHULUAN Salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini adanya jumlah pengangguran yang besar. Banyaknya angka pengangguran salah satunya juga disebabkan oleh sedikitnya jiwa wirausaha masyarakat (Ariamtisna, 2008, dikutip dalam Aryaningtyas et al., 2019). Tidak sedikit jumlah pengangguran yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Laporan International Labor Organization (ILO) mencatatkan bahwa jumlah pengangguran terbuka tahun 2009 di negara Indonesia berjumlah 9.6 juta jiwa (7.6%), dan 10% diantaranya adalah sarjana.

Transcript of PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

Page 1: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

i

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN

KEWIRAUSAHAAN, DAN INDIVIDU PROAKTIF

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SMK

MUHAMMADIYAH 3 KARANGANYAR

(Studi Pada Siswa Kelas 3 Jurusan Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor)

Joko Siswanto1,Nasrun Baldah2

Prodi Manajemen Universitas Pelita Bangsa

[email protected],

ABSTRAK

Dengan sudah adanya pembekalan ilmu kewirausahaan dan keahlian dalam

teknik dan bisnis sepeda motor yaitu kelas 3 ruang 11 dan 12, para Guru

memotivasi serta membekali skill supaya murid dapat menentukan sikap, akan

bekerja sebagai karyawan atau berwirausaha. Dari uraian permasalahan

tersebut didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah Motivasi

Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu Proaktif Berpengaruh

Terhadap Minat Berwirausaha SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar. Tujuan

dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel,

Motivasi Intrinsik (X1), Pendidikan Kewirausahaan (X2), Individu proaktif

(X3) terhadap minat berwirausaha (Y). Dalam penelitian ini mengunakan

metode kuantitatif, data dikumpulkan melalui koesioner terhadap 73 Siswa

sebagai responden, di penelitian ini mengunakan sampel jenuh dengan total

responden 73 Siswa, yaitu siswa kelas 3 ruang 11 dan 12 jurusan Teknik dan

bisnis Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar di Surakarta. Hasil

penelitian dari 73 responden yang diolah dengan menggunakan analisis

Regresi dibantu program IBM SPSS versi 22 menunjukkan hasil bahwa,

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari semua variable penelitian

ini. Yaitu variabel motivasi intrinsik,pendidikan kewirausahaan, individu

proaktif, dan minat berwirausaha dengan obyek penelitian SMK

Muhammadiya 3 Karanganyar.

Kata Kunci : Motivasi Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu

Proak

1. PENDAHULUAN

Salah satu tantangan berat yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia ini adanya jumlah

pengangguran yang besar. Banyaknya angka

pengangguran salah satunya juga disebabkan

oleh sedikitnya jiwa wirausaha masyarakat

(Ariamtisna, 2008, dikutip dalam

Aryaningtyas et al., 2019).

Tidak sedikit jumlah pengangguran yang

memiliki latar belakang pendidikan tinggi.

Laporan International Labor Organization

(ILO) mencatatkan bahwa jumlah

pengangguran terbuka tahun 2009 di negara

Indonesia berjumlah 9.6 juta jiwa (7.6%),

dan 10% diantaranya adalah sarjana.

Page 2: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

ii

(Nasrun, 2010, dikutip dalam Aryaningtyas

et al., 2019).

Di era digital dan era globalisasi yang

semakin menuntut setiap individu untuk

mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Disetiap pendidikan ataupun perusahaan

saling berinovasi dan berbenah diri untuk

menjadi yang terbaik. Wirausahawan ikut

berperan dalam suatu Negara untuk

meningkatkan kegiatan ekonomi suatu

Negara, memajukan ekonomi bangsa dan Negara, meningkatkan taraf hidup

masyarakat, ikut mengurangi pengangguran,

ikut mengatasi ketegangan sosial,

meningkatkan perdagangan domestik dalam

negeri ataupun perdagangan internasional,

ikut meningkatkan devisa Negara,

pengelolaan sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan sumber daya modal (Cahyani,

2012, dikutip dalam Hendrawan et al.,

2017).

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pasca menyelesaikan pendidikan

mereka, tentu mempunyai harapan bisa

menggunakan ilmu pengetahuan,

keterampilan, dan keahlian yang telah

didapat selama di bangku sekolah untuk

terjun ke masyarakat melalui berbagai

pilihan profesi seperti menjadi karyawan

atau pegawai baik swasta ataupun negeri,

melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi, menjadi pengangguran intelektual,

dan berwirausaha. Pilihan yang terakhir

inilah oleh pemerintah berusaha untuk digalakkan.

Motivasi intrinsik dari siswa diharapkan

dapat menjadi dorongan untuk berwirausaha,

baik itu usaha kecil, menengah ataupun yang

high class. Hal tersebut dapat menjadi

pilihan untuk mulai merintis usaha sendiri.

Motivasi untuk kewirausahaan yang

dilaksanakan diberbagai sekolahan ataupun

ditempat lain terbukti secara empiris mampu

membentuk mental entrepreneurship siswa.

Ketika pelajar termotivasi secara intrinsik, mereka akan menghabiskan banyak waktu

untuk belajar, berkreasi, dan mempersiapkan

diri untuk berkontribusi dengan kemampuan

yang dimilikinya (Froiland, 2012, dikutip

dalam Martyasari et al., 2016).

Motivasi intrinsik diharapkan mampu

membuat siswa untuk terus berkreatifitas,

dimana motivasi tersebut mendorong dan

mendukung perilaku seseorang dalam

mengelola dan berani mencari pengalaman

yang beresiko, sehingga dapat mencapai apa

yang diinginkan.

Menurut Endang Mulyani (2011) dikutip

dalam Prihantoro et al., (2016). Pendidikan

kewirausahaan akan mendorong pelajar dan

mahasiswa agar memulai mengenali dan

mendirikan suatu usaha ataupun

berwirausaha. Pola pikir yang selalu

berorientasi menjadi karyawan diputar balik

menjadi berorientasi untuk mencari

karyawan. Ini yang menjadi salah satu harapan para guru supaya murid-murid SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar dapat

mandiri dan menjadi wirausahawan.

Individu proaktif cenderung berinisiatif

untuk mengeksplorasi, merencanakan,

mengendalikan dan mengubah keadaan

terkait berwirausaha. Ini berarti bahwa

ketika individu proaktif memiliki keraguan

pemilihannya dalam berwirausaha, individu

proaktif tidak akan menyalahkan keadaan,

namun akan berusaha mengubah keadaan tersebut dengan bereksplorasi. Individu

dengan kepribadian proaktif akan cenderung

menetapkan tujuan yang sangat tinggi, dan

untuk mewujudkannya mereka akan selalu

memanfaatkan semua sumber daya yang

tersedia (Lin, 2014 dikutip dalam Sawitri et

al., 2017).

Minat berwirausaha tidak dibawa sejak

lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai

dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, oleh karena itu harus

ditanamkan sedini mungkin. Terlebih di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa harus

dibekali dengan ilmu dan praktek untuk

memulai berwirausaha. Berwirausaha

dituntut untuk terus kreatif dan selalu

berinovasi untuk kelangsungan bisnisnya

saat ini ataupun dimasa mendatang. Niat

berpusat terhadap rencana tindakan serta

keyakinan bahwa seseorang akan melakukan

perilaku tertentu, dapat dikatakan niat

mendahului tindakan (Owoseni, 2014,

dikutip dalam Anggraeni et al., 2016). Atas dasar keadaan di SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar di era digital

seperti sekarang, terutama kelas 3 jurusan

Teknik dan Bisnis Sepeda Motor yaitu ruang

11 dan 12, Proses mengajar dari para Guru

dengan memotivasi atau membekali skill

supaya siswa yang akan tamat belajar dapat

menentukan sikap, akan bekerja sebagai

karyawan atau berwirausaha sehingga

penulis ingin melakukan penelitian untuk

Page 3: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

iii

mengetahui apakah motivasi intrinsik,

pendidikan kewirausahaan, dan individu

proaktif dapat mempengaruhi minat

berwirausaha siswa di SMK Muhammadiyah

3 Karanganyar (studi siswa kelas 3 jurusan

Teknik dan Bisnis Sepeda motor).

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Pengertian Minat Berwirausaha

Menurut Minat berwirausaha adalah rasa

ketertarikan untuk menciptakan suatu usaha

dengan kemampuan yang dimiliki serta

berani mengambil resiko. Secara sederhana minat (interest) mempunyai arti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Wirausahawan adalah seseorang yang

menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau

seseorang yang memulai dan

mengoperasikan bisnis (Daryanto, 2012,

dikutip dalam Wibowo et al., 2016).

Alma (2010), dikutip dalam Sumadi et

al., (2017). Mengemukakan bahwa orang

yang berada dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas

kemampuannya sendiri untuk dapat

menolong dirinya keluar dari kesulitan yang

sedang dihadapi. Itulah wirausahawan yang

berhasil, salah satu kuncinya adalah

memiliki kepribadian yang proaktif, dan

kepribadian inilah yang membedakannya

dari kebanyakan orang.

Indikator Minat Berwirausaha

Banyak peneliti telah memfokuskan diri

untuk memahami faktor– faktor yang

mempengaruhi niat untuk berwirausaha. Menentukan minat seseorang untuk

melakukan sesuatu perilaku, termasuk minat

dalam berwirausaha ditentukan oleh tiga hal,

yaitu :

1. Attitudes (sikap), merupakan seseorang

merasa baik atau kurang baik,

2. Subjective norms (norma subyektif),

merupakan pengaruh dari lingkungan

sosial yang memjadikan seseorang

melakukan ataupun tidak melakukan

suatu tindakan, 3. Perceived behavioral control (persepsi

control diri), perasaan seseorang merasa

mudah atau sulit dalam melakukan suatu

tindakan. Ini berdasarkan Theory of

Planned Behavior (Ajzen, 1991, dikutip

dalam Anggraeni et al., 2016).

Minat berwirausaha dipengaruhi juga

oleh beberapa faktor, menurut Hendro

(2011) dalam Atmaja at al., (2016) terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi minat

berwirausaha, antara lain:

1. Individual / personal, yaitu mengenai

atau berhubungan dengan manusia secara

pribadi, bersifat perseorangan. 2. Pendidikan, adalah Pembelajaran

keterampilan, pengetahuan, dan

kebiasaan sekumpulan orang yang

diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,

atau penelitian.

3. Dorongan keluarga, yaitu sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarganya yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. 4. Keterpaksaan, yaitu perihal mengerjakan

sesuatu yang diharuskan walaupun tidak

mau.

5. Keadaan, yaitu Suasana atau situasi yang

sedang berlaku yang sedang dihadapi.

Pengertian Motivasi Intrinsik

Motivasi asal kata dari motif (motive)

yang artinya dorongan. Dengan demikian

motivasi berarti suatu kondisi yang

mendorong dan menjadi sebab seseorang

melakukan perbuatan/kegiatan yang

berlangsung secara sadar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mencakup didalam

situasi pembelajaran yang bersumber dari

keinginan, kemampuan, cita-cita, kebutuhan

serta tujuan dari siswa sendiri, Hal ini

dikemukakan oleh (Hamalik, 2008, dikutip

dalam Tripalupi et al., 2014).

Menurut Hennesey (2004), dikutip dalam

Martyasari, (2016) motivasi intrinsik lebih

kondusif untuk berkreativitas dibanding

dengan motivasi ekstrinsik yang biasanya

merugikan. Ketika peserta didik termotivasi secara intrinsik, mereka akan lebih banyak

belajar, berkreasi, serta mempersiapkan diri

untuk berkontribusi dengan kemampuan

yang dimilikinya.

Abuhamdeh (2015) menyatakan bahwa

motivasi intrinsik yang dimiliki sangat

berpengaruh terkaitannya dengan hasil

kinerja yang positif. Hal inilah yang

mendasari seseorang untuk terus melakukan

Page 4: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

iv

dan berusaha untuk menjadi yang paling

baik saat berkreativitas didalam bekerja

maupun berwirausaha.

Indikator Motivasi Intrinsik

Terdapat beberapa indikator motivasi

intrinsik, Uno (2008), dikutip dalam

Nurmala et al (2014), menyatakan bahwa,

indikator motivasi baik intrinsik maupun

ekstrinsik dapat diklasifikasikan menjadi

enam, yaitu:

1. Hasrat atau keinginan, yaitu apa yang menggerakkan dorongan dalam diri

manusia.

2. Kebutuhan, yaitu segala hal yang harus

dicari untuk mempertahankan

kelangsungan hidup.

3. Harapan atau cita-cita, yaitu sesuatu

yang ingin dicapai berupa prestasi

ataupun hal baik lainnya dimasa depan.

4. Penghargaan, yaitu sesuatu yang

diberikan kepada perorangan atau

kelompok jika mereka melakukan suatu keunggulan dibidang tertentu.

5. Kegiatan, yaitu semua peristiwa atau

kejadian yang pada umumnya tidak

dilakukan secara terus menerus.

6. Lingkungan belajar, yaitu Tempat

berlangsungnya kegiatan belajar yang

mendapatkan pengaruh dari luar terhadap

keberlangsungan kegiatan tersebut.

Hubungan Motivasi Intrinsik Dengan

Minat Berwirausaha

Baron (2007), dikutip dalam Sumadi et

al., (2017). Menerangkan bahwa motivasi di kewirausahaan meliputi motivasi yang

difokuskan untuk mencapai tujuan dari

kewirausahaan, misalnya tujuan yang

melibatkan kepada pengenalan dan

eksploitasi terhadap peluang suatu bisnis.

Motivasi untuk mengembangkan usaha baru

tidak hanya dengan rasa percaya diri dalam

hal kemampuannya untuk berhasil, namun

juga oleh kemampuannya dalam mengakses

berbagai informasi mengenai peluang

kewirausahaan. Penelitian Aldino (2011), dikutip dalam

Sumadi et al.,(2017) menunjukan bahwa

motivasi berpengaruh signifikan terhadap

niat berwirausaha. Hasil serupa juga

ditemukan oleh Kumalasari (2013), dikutip

dalam Sumadi et al.,(2017), bahwa motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat berwirausaha.

Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan adalah

aktivitasaktivitas belajar mengajar tentang

ilmu kewirausahaan yang meliputi

pengembangan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan juga karakter pribadi seseorang

diselaraskan dengan umur dan

perkembangan siswa (Isrososiawan, 2013,

dikutip dalam Kusmintarti, 2016). Secara umum pendidikan kewirausahaan

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

bahwa berwirausaha sebagai pilihan karir

serta meningkatkan pemahaman terhadap

proses pendiriannya serta pengelolaan usaha

bisnis baru (Arasti et al., 2012, dikutip

dalam Kusmintarti, 2017).

Chimucheka (2013), dikutip dalam

Dusak, (2016) mengungkapkan pendidikan

kewirausahaan sebagai intervensi tujuan dari

instruktur dalam suatu kehidupan seorang pelajar, dengan memberikan pengetahuan

kewirausahaan dan keterampilan yang

berguna bagi peserta didik supaya bertahan

hidup di dunia bisnis.

Menurut Fatoki (2014), pendidikan

kewirausahaan adalah program pendidikan

yang merupakan sumber sikap

kewirausahaan dan niat keseluruhan untuk

menjadi wirausahawan sukses di masa

depan. Pendidikan kewirausahaan adalah

proses pendidikan yang menerapkan prinsip-

prinsip dan metodologi kepada arah pembentukan kepiawaian hidup (life skill)

pada peserta didiknya melalui kurikulum

terintegrasi yang dikembangkan di

sekolahan. Sikap kewirausahaan pada siswa

dapat ditanamkan melalui pendidikan

kewirausahaan berdasarkan nilai - nilai

kewirausahaan (Suryana, 2003, dikutip

dalam Wibowo, 2016).

Indikator Pendidikan Kewirausahaan

Ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan menurut Veithzal Rivai (2004),

dikutip dalam Walukow (2016), yang

dijadikan penulis sebagai indikator, antara

lain:

1. Materi, yaitu sesuatu yang menjadi

bahan untuk diujikan, dipikirkan,

dibicarakan, dan dikarangkan.

Page 5: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

v

2. Metode, yaitu aturan yang digunakan

untuk melaksanakan suatu pekerjaan

supaya tercapai seperti yang

dikehendaki, cara kerja yang bersistem

untuk mempermudah pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

3. Instruktur, yaitu orang yang bertugas

mengajarkan sesuatu dan sekaligus

memberikan latihan dan bimbingannya,

pengajar, pelatih, pengasuh. 4. Sarana, yaitu segala sesuatu yang dapat

dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan, alat, media.

5. Peserta, yaitu anggota, orang-orang yang

termasuk dalam suatu golongan, keluarga

atau kaum.

6. Evaluasi, yaitu upaya penilaian secara

teknis dan ekonomis terhadap sesuatu

yang telah dipelajari dan disepakati

untuk mencapai hasil yang di inginkan.

Hubungan Pendidikan Kewirausahaan

Dengan Minat Berwirausaha

Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh penelitian terdahulu, hasil

penelitian Kusmintarti, (2016) menyatakan

pedidikan kewirausahaan berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap

kewirausahaan. Hubungan tidak signifikan

ini disebabkan karena ukuran-ukuran

pendidikan kewirausahaan lebih

menekankan pada aspek teoritis.

Peneliti lain, Bae et al. (2014),

menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh kepada

peningkatan minat kewirausahaan lebih

besar dibandingkan pengetahuan bisnis pada

minat kewirausahaan. Penelitian yang

dilakukan oleh Hussain et al (2015)

menyimpulkan bahwa pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensi berwirausaha pada siswa di Pakistan.

Pengertian Individu Proaktif

Menurut Robbins (2001), dikutip dalam

Kurniawan et al., (2016), kepribadian proaktif adalah di mana beberapa individu

secara aktif berinisiatif untuk memperbaiki

keadaannya atau menciptakan inisiatif-

inisiatif baru di saat individu lain duduk

dengan pasif dalam menghadapi berbagai

situasi. Individu dengan proaktivitas tinggi,

mampu mengidentifikasi kesempatan dan

mengambil tindakan yang tepat untuk

memanfaatkan kesempatan tersebut,

menampakkan inisiatif dan

mempertahankannya, sampai perubahan

yang bermakna terjadi.

Siswa yang proaktif cenderung

oportunitis, berinisiatif, berani bertindak dan

tekun hingga berhasil mencapai perubahan

yang berarti. Siswa yang proaktif juga

menciptakan perubahan positif dalam

lingkungan tanpa mempedulikan batasan atau halangan. Siswa proaktif memiliki

perilaku yang banyak diinginkan oleh

sekolahan. Sebagai contoh, bukti

menunjukkan bahwa Siswa proktif

cenderung dapat dijadikan pemimpin dan

kemungkinan besar bertindak sebagai agen

perubahan di sekolahan. Jika suatu

sekolahan membutuhkan Siswa yang

memiliki inisiatif wirausaha, Siswa proaktif

merupakan kandidat terbaik.

Indikator Individu Proaktif Merujuk terhadap faktor-faktor individu

proaktif, Parker (dalam Jiang, 2017)

menyatakan bahwa individu proaktif

memiliki tiga ciri penting yaitu:

1. Berorientasi pada perubahan, yaitu

melihat atau meninjau supaya lebih kenal

atau lebih tahu tentang.

2. Inisiatif, yaitu kemampuan untuk

memutuskan dan melakukan sesuatu

yang benar tanpa harus diberi tahu,

mampu menemukan apa yang

seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya, berusaha untuk

terus menerus gerak untuk melaksanakan

beberapa hal walaupun keadaan terasa

semakin menghimpit.

3. fokus pada masa depan, yaitu pemikiran

yang dititik beratkan kepada kehidupan

yang akan datang.

Hubungan Individu Proaktif Dengan

Minat Berwirausaha

Penelitian mengenai individu proaktif

pernah dilakukan oleh Trisnawati Wardah pada tahun 2012 dengan judul penelitian

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Di Universitas Yang

Berada di Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang, Dan Bekasi. Hasil penelitiannya

menunjukkan individu proaktif memiliki

Page 6: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

vi

pengaruh positif terhadap minat

berwirausaha.

Referensi

Penelitian terdahulu merupakan hasil-

hasil dari penelitian terdahulu yang sudah

dipublikasikan berupa artikel jurnal

penelitian, baik lokal maupun internasional

yang memberikan informasi terkait dengan

metode penelitian, hasil, pembahasan yang

digunakan sebagai dasar perbandingan

dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Eni Cahyani dan Novita Sari (2017)

melakukan penelitian berjudul

“Determinan motivasi terhadap minat

berwirausaha mahasiswa pada perguruan

tinggi swasta di Sumatera selatan” yang

dipublikasikan pada Jurnal Ekonomi

Manajemen dan Akuntasi no. 43 / Th.

XXIV / Oktober 2017. Menghasilkan

kesimpulan bahwa persamaan variabel

faktor internal (personal dan kreatifitas) dan faktor eksternal berpengaruh

signifikan terhadap minat berwirausaha

PTS di Sumatera Selatan.

2. Aurilia Triani Aryaningtyas dan Dyah

Palupiningtyas (2019) melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh

Kepribadian Proaktif Terhadap Intensi

Kewirausahaan Mahasiswa : Pendidikan

Kewirausahaan Sebagai Variabel

Moderasi” yang dipublikasikan pada

jurnal manajemen, strategi bisnis dan

kewirausahaan Vol. 13 No. 1, Februari 2019. Menghasilkan kesimpulan bahwa

terbukti kepribadian proaktif

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap intensi kewirausahaan

mahasiswa, pendidikan kewirausahaan

juga ditemukan sebagai variabel yang

berpengaruh langsung terhadap intensi

kewirausahaan mahasiswa, dan sekaligus

dapat menjadi variabel moderasi

pengaruh kepribadian proaktif dan

intensi kewirausahaan. 3. Agung Wahyu Handaru, Widya Parimita,

dan Inka Winarni Mufdhalifah (2015)

melalukan penelitian berjudul

“Membangun Intensi Berwirausaha

Melalui Adversity Quotient, Self

Efficacy, dan Need for Achievement”

yang dipublikasikan pada jurnal

manajemen dan kewirausahaan, Vol. 17,

No. 2, September 2015. Hasil dari

penelitian ini secara simultan adversity

quotient, self efficacy, dan need for

achievement memiliki pengaruh positif

pada pembentukan intensi berwirausaha

mahasiswa.

4. Wira Bharata (2019) melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Kewirausahaan dan Motivasi

Usaha Terhadap Minat Berwirausaha

(Studi pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo)”. Yang dipublikasikan di

jurnal Capital, vol. 2, no. 2, Maret 2019.

Menghasilkan bahwa semua variabel

yang di uji dalam model mempunyai

hubungan yang positif.

5. Wisnu Septian Ginanjar Prihantoro dan

Syamsu Hadi (2016) melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh

pendidikan kewirausahaan, motivasi

berwirausaha, dan lingkungan keluarga

terhadap sikap mental kewirausahaan” yang dipublikasikan pada jurnal

economic education analysis journal vol.

5, No. 2, tahun 2016. Secara simultan

dan parsial ada pengaruh yang positif

dan signifikan antara pendidikan

kewirausahaan, motivasi berwirausaha,

dan lingkungan keluarga terhadap sikap

mental berwirausaha.

6. Nadia Virza Fitfaturrusuliyah dan Dian

Ratna Sawitri (2017) melakukan

penelitian berjudul “Hubungan antara

kepribadian proaktif dengan efikasi diri dalam mengambil keputusan karir pada

mahasiswa tahun ketiga fakultas

psikologi Universitas Diponegoro” yang

dipublikasikan pada jurnal empati Vol. 6,

No. 4, Oktober 2017. Dengan metode

analisis regresi sederhana dan

menghasilkan bahwa terdapat hubungan

positif yang signifikan antara

kepribadian proaktif dengan efikasi diri

dalam mengambil keputusan karir pada

siswa tahun ketiga fakultas psikologi Universitas Diponegoro.

7. Asti Iswandari (2013) melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi

Intrinsik, Pengetahuan Kewirausahaan,

dan Kepribadian terhadap Minat

Berwirausaha Pada Siswa SMKN 12

Surabaya” yang dipublikasikan pada

jurnal ekonomi pendidikan dan

kewirausahaan Vol. 1, No. 2 tahun 2013.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

Page 7: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

vii

variabel motivasi intrinsic dan

kepribadian berpengaruh terhadap minat

berwirausaha sedangkan pengetahuan

kewirausahaan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap minat

berwirausaha.

8. Agus Kurniawan, Muhammad Khafid

dan Amin Pujiati (2016) melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh

lingkungan keluarga, motivasi, dan

kepribadian terhadap minat wirausaha melalui self efficacy” yang

dipublikasikan pada Journal of Economic

Education Vol. 5, No. 1, tahun 2016.

Hasil penelitian ini menunjukan variabel

lingkungan keluarga , motivasi

wirausaha, kepribadian wirausaha,

berpengaruh terhadap minat wirausaha

melalui self efficacy.

9. Dewa Ayu Lia Anggraeni dan I Nyoman

Nurcaya (2016) melakukan penelitian

berjudul “Peran efikasi diri dalam memediasi pengaruh pendidikan

kewirausahaan terhadap niat

berwirausaha” yang dipublikasikan pada

jurnal E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.

5, No. 4, tahun 2016. Hasil dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa

pendidikan kewirausahaan berpengaruh

positif terhadap niat berwirausaha,

pendidikan kewirausahaan, pendidikan

kewirausahaan juga berpengaruh positif

dan signifikansi terhadap efikasi diri,

variabel intervening efikasi diri memiliki pengaruh positif dan signifikansi

terhadap niat berwirausaha, dan efikasi

diri memediasi secara signifikansi

pengaruh pendidikan kewirausahaan

terhadap niat berwirausaha.

10. Qausar Geubrina Rizki dan Megawati

(2019) melakukan penelitian berjudul

“Penaruh faktor dukungan universitas

dan kepribadian proaktif terhadap intensi

berwirausaha pada mahasiswa S1

fakultas ekonomi dan bisnis universitas syiah kuala” yang dipublikasikan pada

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi

Manajemen Vol. 4, No. 1, Februari 2019.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan

bahwa faktor dukungan universitas

berpengaruh positif terhadap intensi

berwirausaha dan kepribadian proaktif

berpengaruh positif terhadap intensi

berwirausaha.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan

karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta yang empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan

data.(Bintarti, 2015).

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka

pemikiran dapat disimpulkan bahwa

hipotesa dalam penelitian ini adalah :

H1 : Motivasi intrintrik berpengaruh

signifikan dan cukup untuk mendorong

minat berwirausaha, dimana didalam

hipotesa ini didukung oleh beberapa

penelitian terdahulu.

H2 : PendidikanKewirausahaan berpengaruh

terhadap minat berwirausaha, dimana

didalam hipotesa ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu.

H3 : Individu proaktif akan berpengaruh

terhadap minat berwirausaha, dimana

didalam hipotesa ini didukung oleh

beberapa penelitian terdahulu.

Gambar 1. Model Penelitian

3. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode

penelitian Kuantitatif. Menurut Sugiono

(2016), metode kuantitatif adalah

pendekatan ilmiah yang memandang suatu

realitas itu dapat diklasifikasikan konkrit,

teramati dan terukur, hubungan variabelnya

bersifat sebab akibat dimana data

penelitiannya berupa angka-angka dan

analisanya menggunakan statistik. Dalam

Page 8: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

viii

menganalisa data, sebuah penelitian yang

menggunakan metode kuantitatif diperiksa

diakhir pengumpulan data.

Lokasi Penelitian

Penelitan ini dilakukan di SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar, Jl. Tentara

pelajar, No. 20 Kabupaten Karanganyar,

Surakarta, Jawa tengah. Sedangkan waktu

penelitian dimulai dari awal bulan Maret

sampai akhir bulan Agustus 2019 dengan

uraian kegiatan yang sudah dijadwalkan meliputi observasi, pengumpulan materi,

penyusunan proposal skripsi, bimbingan

proposal skripsi, ujian proposal skripsi,

pengolahan data, analisis data, dan ujian

skripsi.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung memperoleh data

yang dibutuhkan guna mendukung penelitian

ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan cara:

1. Observasi kegiatan observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan

pengamatan secara langsung pada obyek

penelitian. Observasi dilakukan di SMK

Muhammadiyah 3 Karananyar.

2. Studi Pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan beberapa artikel jurnal,

membaca buku, literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang

akan diteliti guna mendapatkan teori-

teori yang dapat dipergunakan sebagai

bahan dalam menganalisis data yang

tersedia. 3. Kuesioner dilakukan dengan menyusun

seperangkat pertanyaan yang berisikan

pertanyaan tentang variabel-variabel

yang diteliti sebanyak 73 dan ditujukan

kepada Siswa SMK Muhammadiyah 3

Karanganyar kelas 3 ruang 11 dan 12

jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor,

Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini

bertujuan untuk menyajikan data secara

lebih sederhana agar lebih mudah dipahami. Sugiyono (2015, dalam Atisto 2016)

berpendapat bahwa Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang tentang suatu objek atau

fenomena sosial. Berikut tahap-tahap analisa

data yang dilakukan oleh penulis, yaitu:

1. Langkah pertama dalam melakukan

analisis pada penelitian ini adalah dengan

menyebarkan kuesioner.

2. Langkah kedua setelah menyebarkan

kuesioner yaitu melakukan pengumpulan

data dari hasil kuesioner yang telah

disebarkan.

3. Langkah ketiga kemudian dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan

uji antara lain:

a. Uji Validitas yaitu digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan atau pernyataan

pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali dan Imam, 2016).

b. Uji Reliabilitas yaitu untuk

mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap

pertanyaan konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan

nilai a > 0.60 (Ghozali dan Imam,

2016).

4. Langkah ke empat kemudian melakukan

analisa data dengan menggunakan:

a. Uji Normalitas Residual, Uji

normalitas residual untuk mengetahui

apakah sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. Dalam

uji normalitas residual ini

menggunakan metode uji

kolmogorov-smirnov, dasar dasar

dari pengujian ini adalah apabila hasil

perhitungan kolmogorov-smirnov >

0.05 maka data berdistribusi normal

(Sugiyono & Susanto, 2015).

b. Uji Multikolinieritas, Uji

multikolinearitas digunakan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang

tinggi antar variabel independen.

Metode pengujian dengan melihat

nilai Variable inflation Factor (VIF)

dan tolerance pada model regresi. Uji

ini dikatakan bebas dari

multikolinearitas apabila nilai VIF <

10.00 dan nilai tolerance > 0.1.

c. Uji Heteroskedastisitas, Uji ini

digunakan untuk menguji apakah

Page 9: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

ix

model regresi terjadi ketidaksamaan

varian dari residual pada satu

pengamatan ke pengamatan yang

lain. Untuk uji heteroskedastisitas

yang dilakukan, penulis

menggunakan metode uji glejser,

Metode uji ini untuk meregresikan

absolute residual dengan masing-

masing variabel independen. Jika

pada uji t nilai signifikasi variabel

independen dengan absolute residual > 0.05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Linieritas, Merupakan uji

prasyarat yang biasanya dilakukan

jika akan melakukan analisis korelasi

person atau regresi linier. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui apakah

dua variabel secara signifikan

mempunyai hubungan yang linier

atau tidak. Untuk uji linieritas pada

SPSS Test For Linearity dengan taraf signifikan 0,05. Dua variabel

dikatakan mempunyai hubungan

yang linier bila nilai signifikansi pada

deviation from linearity lebih dari

0,05.

e. Uji Analisis Regresi Linier

Berganda, Uji analisis regresi linier

berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau

lebih variabel independen dengan

satu variabel dependen yang

ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.

f. Uji Hipotesis, Uji hipotesis ini

dengan menggunakan metode uji

sebagai berikut:

1) Uji t (pengujian secara parsial),

Uji t ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen

secara parsial terhadap variabel

dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan:

a) Ho ditolak Jika nilai sig <

0,05, atau t hitung > t tabel

b) Ho diterima Jika nilai sig >

0,05, atau t hitung < t tabel

Dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95% atau taraf signifikan

5% (λ = 0,05)

2) Uji SE dan SR, Sumbangan

Efektif (SE) adalah ukuran

sumbangan suatu (variabel

independen). Penjumlahan dari

sumbangan efektif atas semua

variabel independen yaitu sama

dengan jumlah nilai pada

koefisien determinasi atau R

square (R2). Lain halnya dengan

Sumbangan Relatif (SR) yaitu

suatu ukuran yang menunjukkan

besarnya sumbangan suatu

variabel terhadap jumlah kuadrat regresi. Jumlah sumbangan relatif

dari semua variabel independen

100% atau sama dengan 1.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Variabel Indika

tor

Validitas Reliabilitas

Nilai r

Hitun

g

Nilai r

Tabel

Keterang

an

Nilai

Cronbac

h Alpha

Batas

Minimu

m

Cronbac

h

Keterang

an

Motivasi

Intrinsik

X1.1 0.707 0.233 Valid 0.917 0.60 Reliabel

X1.2 0.712 0.233 Valid 0.917 0.60 Reliabel

X1.3 0.837 0.233 Valid 0.911 0.60 Reliabel

X1.4 0.775 0.233 Valid 0.914 0.60 Reliabel

X1.5 0.679 0.233 Valid 0.919 0.60 Reliabel

X1.6 0.800 0.233 Valid 0.913 0.60 Reliabel

X1.7 0.498 0.233 Valid 0.925 0.60 Reliabel

X1.8 0.784 0.233 Valid 0.914 0.60 Reliabel

X1.9 0.761 0.233 Valid 0.915 0.60 Reliabel

X1.10 0.791 0.233 Valid 0.913 0.60 Reliabel

X1.11 0.691 0.233 Valid 0.918 0.60 Reliabel

X1.12 0.757 0.233 Valid 0.915 0.60 Reliabel

Pendidik

an

Kewirau

sahaan

X2.1 0.687 0.233 Valid 0.833 0.60 Reliabel

X2.2 0.655 0.233 Valid 0.836 0.60 Reliabel

X2.3 0.462 0.233 Valid 0.850 0.60 Reliabel

X2.4 0.578 0.233 Valid 0.842 0.60 Reliabel

X2.5 0.699 0.233 Valid 0.832 0.60 Reliabel

X2.6 0.726 0.233 Valid 0.830 0.60 Reliabel

X2.7 0.613 0.233 Valid 0.840 0.60 Reliabel

X2.8 0.437 0.233 Valid 0.856 0.60 Reliabel

X2.9 0.648 0.233 Valid 0.836 0.60 Reliabel

X2.10 0.612 0.233 Valid 0.842 0.60 Reliabel

X2.11 0.607 0.233 Valid 0.839 0.60 Reliabel

X2.12 0.695 0.233 Valid 0.833 0.60 Reliabel

Individu

Proaktif

X3.1 0.833 0.233 Valid 0.860 0.60 Reliabel

X3.2 0.890 0.233 Valid 0.847 0.60 Reliabel

X3.3 0.870 0.233 Valid 0.852 0.60 Reliabel

X3.4 0.812 0.233 Valid 0.867 0.60 Reliabel

X3.5 0.628 0.233 Valid 0.901 0.60 Reliabel

X3.6 0.762 0.233 Valid 0.875 0.60 Reliabel

Minat

Berwirau

saha

Y.1 0.659 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel

Y.2 0.653 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel

Y.3 0.646 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel

Y.4 0.539 0.233 Valid 0.803 0.60 Reliabel

Y.5 0.573 0.233 Valid 0.800 0.60 Reliabel

Y.6 0.665 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel

Y.7 0.643 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel

Y.8 0.640 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel

Y.9 0.376 0.233 Valid 0.824 0.60 Reliabel

Y.10 0.612 0.233 Valid 0.797 0.60 Reliabel

Y.11 0.660 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel

Y.12 0.425 0.233 Valid 0.824 0.60 Reliabel

Y.13 0.329 0.233 Valid 0.822 0.60 Reliabel

Page 10: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

x

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.953 3.037

Motivasi.Intrinsik_X1 .232 .110 .265 .228 4.378

Pendidikan.Kewirausa

haan_X2 .432 .115 .407 .308 3.252

Individu.Proaktif_X3 .462 .204 .258 .275 3.631

a. Dependent Variable: Minat.Berwirausaha_Y

Tabel 3. Hasil uji Heteroskedastisitas

Metode Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -.161 1.690 -.096 .924

Motivasi.Intrinsik_X1 -.089 .061 -.354 -1.463 .148

Pendidikan.Kewirausahaan_

X2 .081 .064 .264 1.264 .210

Individu.Proaktif_X3 .152 .113 .296 1.342 .184

a. Dependent Variable: ABS_RES

Tabel 4. Ringkasan Uji Hipotesis

Kode Uraian Hipotesis T value sig Kesimpulan

H1

Motivasi intrinsik

terhadap minat berwirausaha

2.119 0.38 Diterima

H2

Pendidikan

kewirausahaan

terhadap minat berwirausaha

3.775 000 Diterima

H3

Individu proaktif

terhadap minat

berwirausaha

2.264 0.27 Diterima

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Motivasi Intrinsik

Terhadap Minat Berwirausaha

Berdasarkan semua pengujian yang telah

dilakukan tentang pengaruh Motivasi

Intrinsik terhadap Minat Berwirausaha maka didapat nilai adjusted R square yang didapat

sebesar 74.3% dengan uji SE (Sumbangan

Efektif) sebesar 21.6%, dan SR (Sumbangan

Relatif) sebesar 28.7%. Hal ini menunjukkan

adanya pengaruh langsung antara variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dan pada uji

heteroskedastisitas dengan metode glejser

output yang dihasilkan bahwa variabel

motivasi xemberxic terhadap minat

berwirausaha mempunyai nilai signifikansi,

maka dapat diartikan bahwa model regresi

tidak ada masalah heteroskedastisitas. Ini

berarti hipotesis yang dituangkan oleh

penulis diterima yaitu terdapat pengaruh

positif dan signifikan antara variabel

Motivasi Intrinsik terhadap Minat

Berwirausaha Siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar.

Hal ini juga di dukung oleh jawaban

responden melalui pernyataan-pernyataan dalam koesioner yang menerangkan bahwa

Motivasi Intrinsik menjadikan Siswa Minat

dalam Berwirausaha, namun ada juga

responden yang menjawab Motivasi

xemberxic tidak menjadikan Siswa Minat

dalam Berwirausaha.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Asti Iswandari, (2013), Yang

mengemukakan hasil penelitian bahwa

motivasi xemberxic secarfa parsial berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha siswa dan semakin baik

motivasi xemberxic akan berpengaruh

terhadap peningkatan minat berwirausaha.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi

Intrinsik dapat mempengaruhi Minat

Berwirausaha Siswa SMK Muhammadiyah

3 Karanganyar.

2. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

Terhadap Minat Berwirausaha

Dari semua uji yang telah dilakukan atas

variabel Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha, Hasil output

dari uji multikolinearitas maka dapat dilihat

nilai dari tolerance untuk variabel

Pendidikan Kewirausahaan adalah 0.308 >

0.1, dan nilai VIF nya 3.252 < 10.00.

Dengan demikian kesimpulannya variabel

Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha terbebas dari

mulitkolinearitas. Itu berarti hasil uji dari

variabel-variabel tersebut positif dan

berpengaruh. Hal ini juga di dukung oleh jawaban

responden melalui pernyataan-pernyataan

dalam koesioner yang menerangkan bahwa

Pendidikan Kewirausahaan menjadikan

Siswa Minat dalam Berwirausaha, namun

ada juga responden yang menjawab

Pendidikan Kewirausahaan tidak

menjadikan Siswa Minat dalam

Berwirausaha.

Page 11: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

xi

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Wira Barata, (2014) yang mengemukakan

bahwa Pendidikan kewirausahaan dan

motivasi usaha memberikan stimulus yang

besar pada Mahasiswa dalam kaitannya

dengan minat berwirausaha. Adapun peneliti

lain yaitu Dewa Ayu Lia Anggraeni dan I

Nyoman Nurcaya, (2016) Menunjukkan

pendidikan kewirausahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Pendidikan Kewirausahaan

berpengaruh terhadap Minat Siswa SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar untuk

berwirausaha.

3. Pengaruh Individu Proaktif Terhadap

Minat berwirausaha

Berdasarkan pengujian yang telah

dilakukan diatas tentang Individu Proaktif

terhadap Minat Berwirausaha, hasil output

dari uji heteroskedastisitas dengan metode uji glejser dengan asumsi nilai signifikansi

variabel independen dengan Absolute

Residual (ABS_RES) > 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak ada

masalah heteroskedastisitas. Ini berarti

variabel Individu Proaktif berpengaruh

terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa

SMK Muhammadiyah 3 di Karanganyar.

Hal ini juga di dukung oleh jawaban

responden melalui pernyataan-pernyataan

dalam koesioner yang menerangkan bahwa

Individu Proaktif menjadikan Siswa Minat dalam Berwirausaha, namun ada juga

responden yang menjawab Individu Proaktif

tidak menjadikan Siswa Minat dalam

Berwirausaha.

Hasil penelitian ini juga senada dengan

penelitian yang dilakukan oleh Qausar

Geubrina Rizki dan Megawati (2019)

dengan hasil penelitiannya bahwa Individu

Proaktif berpengaruh positif terhadap Minat

Berwirausaha. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa variabel Individu Proaktif berpengaruh terhadap Minat

Berwirausaha pada Siswa SMK

Muhammadiyah 3 di Karanganyar.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan di

atas serta tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh Motivasi

Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan

Individu Proaktif terhadap Minat

Berwirausaha pada siswa-siswa SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar. Maka dari

itu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil dari penghitungan dengan program

IBM SPSS versi 22 menyatakan uji

validitas semua variabel valid, uji reliabilitas menyatakan hasil semua

variabel reliabel, begitu pula uji asumsi

klasik regresi, uji analisis regresi linier

dan uji hipotesis menyatakan secara

parsial (uji t) bahwa variabel Motivasi

Intrinsik berpengaruh terhadap Minat

Berwirausaha dengan obyek penelitian

siswa SMK Muhammadiyah 3

Karangganyar.

2. Hasil dari penghitungan dengan program

IBM SPSS versi 22 menyatakan uji validitas semua variabel valid, uji

reliabilitas menyatakan hasil semua

variabel reliabel, begitu pula uji asumsi

klasik regresi, uji analisis regresi linier

dan uji hipotesis menyatakan secara

parsial (uji t) bahwa variabel Pendidikan

Kewirausahaan berpengaruh terhadap

Minat Berwirausaha dengan obyek

penelitian siswa SMK Muhammadiyah 3

Karangganyar.

3. Hasil dari penghitungan dengan program

IBM SPSS versi 22 menyatakan uji validitas semua variabel valid, uji

reliabilitas menyatakan hasil semua

variabel reliabel, begitu pula uji asumsi

klasik regresi, uji analisis regresi linier

dan uji hipotesis menyatakan secara

parsial (uji t) bahwa variabel Individu

Proaktif berpengaruh terhadap Minat

Berwirausaha dengan obyek penelitian

siswa SMK Muhammadiyah 3

Karangganyar.

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka

penulis dapat memberikan saran bagi obyek

penelitian dan juga para pembaca karya tulis

ini sebagai berikut :

1. Saran yang dapat disampaikan oleh

penulis mengingat hasil dari penelitian

dengan uji t (secara parsial)

menunjukkan bahwa variabel motivasi

xiemberxiic berpengaruh terhadap minat

Page 12: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

xii

berwirausaha. Oleh karena itu, dalam

rangka mengalakkan berwirausaha siswa

harus lebih diarahkan dan dibekali ilmu

untuk berwirausaha sedini mungkin.

Karena siswa masih berumur dibawah 20

tahun jadi rasa ingin tahunya menjadi

karyawan sangat besar dari pada

menciptakan lapangan kerja. Disamping

itu rasa egosentriknya masih tinggi, jadi

bagaimana seorang siswa terutama siswa

SMK Muhammadiyah 3 Karanganayar dapat mengendalikan hal-hal seperti itu

supaya tetap termotivasi xiiemberxiiic

untuk berwirausaha.

2. Untuk hasil uji t (secara parsial) yang

menunjukkan variabel pendidikan

kewirausahaan berpengaruh terhadap

minat berwirausaha harus didukung, oleh

karena itu bagi para Guru harus lebih

xiiembe dalam mendidik dan

mengajarkan kiat-kiat berwirausaha.

Selain dengan teori dan praktek dapat juga dengan mengadakan atau

kunjungan-kunjungan atau seminar-

seminar kewirausahaan untuk

meningkatkan sumber daya manusia.

Tentunya hal tersebut akan lebih mudah

apabila bekerjasama dengan pemerintah

untuk merealisasikannya. Karena jika

suatu daerah atau Negara banyak yang

berwirausaha akan meningkatkan

pendapatan atau devisa suatu Negara

tersebut dan berimbas kepada

meningkatnya taraf hidup masyarakat itu sendiri.

3. Dan saran yang berkaitan dengan hasil

uji t (secara parsial) bahwa variabel

individu proaktif berpengaruh terhadap

minat berwirausaha siswa SMK

Muhammadiyah 3 Karanganyar. Di sini

peran kita terhadap generasi muda ikut

memotivasi supaya mereka mempunyai

sikap mental untuk beraksi dan

menjadikan siswa merasa percaya diri

untuk berwirausaha, selain itu siswa terus diberikan arahan supaya merasa

mampu mengatasi masalah atau kendala-

kendala yang akan dihadapi. Semua

kekhawatiran ini dapat diatasi dengan

terus berpikir positif, berfikir bahwa

tidak ada masalah tanpa solusi. Karena

kalau tidak ada masalah itulah masalah

terbesar, jadi mulailah segala sesuatu

dengan amati, tiru, dan modivikasi

didorong dengan inovasi dan kreatifitas

untuk menumbuhkan individu proaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Aidha,Zuhrina. 2016. Pengaruh Motivasi

Terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara. Jurnal

Jumantik Vol. 1 No.1 Nopember

2016.

Anggraeni, et al., 2016. Peran Efikasi Diri

Dalam Memediasi

PengaruhPendidikan

Kewirausahaan Terhadap NiatBerwirausaha. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4,

2016: 2424-2453. ISSN: 2302-

8912.

Aristo, Stephanus Felix. 2016. Pengaruh

Produk, Harga, Dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Woles Chips.

PERFORMA:Jurnal Manajemen

dan Start-Up Bisnis Volume 1,

Nomor 4, Oktober 2016.

Bintarti, Surya. 2015. Metodologi Penelitian

Ekonomi Manajemen. Cetakan ke 1.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Bharata, Wira. 2019. Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan dan Motivasi

Usaha terhadap Minat

Berwirausaha (Studi pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Ponorogo). Jurnal Ekonomi Dan

Manajemen. Capital, Volume 2,

Nomor 2, Maret 2019. P-Issn:

2598-9022/ E-Issn: 2598-9618.

Hadi, et al., 2016. Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan, MotivasiBerwirausaha Dan

Lingkungan Keluarga Terhadap

SikapMental Kewirausahaan.

Economic Education Analysis

Journal. EEAJ 5 (2) (2016). P-

ISSN 2252-6544. E-ISSN 2502-

356X.

Page 13: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

xiii

Iswandari, Asti. 2013. Pengaruh Motivasi

Intrinsik, Pengetahuan

Kewirausahaan,Dan Kepribadian

Terhadap Minat Berwirausaha

Pada Siswasmkn 12 Surabaya.

Jurnal Ekonomi Pendidikan dan

Kewirausahaan. Vol 1, No. 2 Tahun

2013.

Kusmintarti, Anik. 2016.Karakteristik

Wirausaha Memediasi Pengaruh

Pendidikan Kewirausahaan

Terhadap Sikap Kewirausahaan. 7th

Industrial Research, Workshop, and

National Seminar. Politeknik

Negeri Bandung, July 28-29, 2016.

Margunani, et al., 2016. Pengaruh

Pendidikan Kewirausahaan Dan

Aktivitas Wirausaha Terhadap

Minat Berwirausaha Mahasiswa

Universitas Negeri Semarang.

Economic Education Analysis

Journal, EEAJ 5 (3) (2016).

Martyasari, et al., 2016. Kontribusi

Kreativitas Dan Motivasi Intrinsik

Terhadap Penguasaan Kompetensi

Smk. Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian, dan Pengembangan

Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli

Tahun 2016 Halaman: 1383—1390.

Megawati, et al., 2019. Pengaruh Faktor Dukungan Universitas Dan

Kepribadian Proaktif Terhadap

Intensi Berwirausaha Pada

Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Syiah

Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Ekonomi Manajemen Vol. 4, No. 1,

2019 Februari: 345-359.

Mufdhalifah, et al., 2015. Membangun

Intensi Berwirausaha Melalui

Adversity Quotient, Self Efficacy,

Dan Need For Achievement. Jurnal

Manajemen Dan Kewirausahaan,

Vol.17, No. 2, September 2015:

145–166.

Nurkhin, et al,. 2016. Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan, Lingkungan

Keluarga, Dan Self Efficacy

Terhadap Minat Berwirausaha

SMK Program Keahlian Akuntansi.

Economic Education Analysis

Journal . EEAJ 5 (1) (2016) P-ISSN

2252-6544. E-ISSN 2502-356X.

Nurmala, et al., 2014. Pengaruh Motivasi

Belajar Dan Aktivitas

BelajarTerhadap Hasil Belajar

Akuntansi. Vol: 4 No: 1 Tahun:

2014.

Palupiningtyas, et al., 2019. Pengaruh

Kepribadian Proaktif Terhadap

IntensiKewirausahaan Mahasiswa :

Pendidikan KewirausahaanSebagai

Variabel Moderasi. Jurnal

Manajemen, Strategi BisnisDan

Kewirausahaan. Vol. 13 No. 1, Februari 2019, 15-25. P-ISSN :

1978-2853. E ISSN : 2302-8890.

Priyatno, Duwi. 2015. SPSS Handbook

Analisis data, Olah Data, Dan

Penyelesaian Kasus Kasus Statistik.

Cetakan ke 1. Jakarta: Mediakom.

Pujiati, et al., 2016. Pengaruh Lingkungan

Keluarga, Motivasi, Dan

Kepribadian Terhadap Minat

Wirausaha Melalui Self Efficacy.

Journal of Economic Education, JEE 5 (1) (2016), p-ISSN 2301-

7341. E-ISSN 2502-4485.

Sari, et al., 2017. Determinan Motivasi

Terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswapada Perguruan Tinggi

Swasta Di Sumatera Selatan. Jurnal

Ekonomi Manajemen dan

Akuntansi. No. 43 / Th. XXIV /

Oktober 2017.

Sawitri, et al., 2017. Hubungan Antara

Kepribadian Proaktif Dengan

Efikasi Diri Dalam Mengambil

Keputusan Karir Pada Mahasiswa

Tahun Ketiga Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro.Jurnal Empati, Oktober 2017 Volume 6

(Nomor 4), Halaman 340-345 340.

Sirine, et al., 2017. Pengaruh Sikap

Mandiri, Motivasi,

PengetahuanKewirausahaan

Terhadap Minat

Berwirausaha(Studi Kasus Pada

Mahasiswa Feb Uksw Konsentrasi

Page 14: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN ...

xiv

Kewirausahaan). AJIE – Asian

Journal of Innovation and

Entrepreneurship(e-ISSN: 2477-

0574; p-ISSN: 2477-3824)Vol. 02,

No. 03, September 2017.

Sukarnati, et al., 2016. Kontribusi

Kreativitas Dan Motivasi Intrinsik Terhadap Penguasaan Kompetensi

Smk. Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian, dan Pengembangan

Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli

Tahun 2016 Halaman: 1383—1390.

Sumadi, et al., 2017. Pengaruh Sikap,

Motivasi, Dan Lingkungan

Terhadap Niat Berwirausaha. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6,

No. 2, 2017: 1007-1029. ISSN :

2302-8912.

Tanuwijaya, Yonathan. 2017. Analisis

Quality Control Di Bagian

Produksi Pada Pt Galaxy Perkasa.

AGORA Vol. 5, No. 3, (2017).

Wibowo, et al., 2016. Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan Terhadap Intensi

Berwirausaha Yang Dimediasi Oleh

Sikap Berwirausaha. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 5, No. 12,

2016: 8167-8198. ISSN: 2302-8912.