PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel IIN...pengaruh...

14
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY QUESTION READ RECITE REVIEW REFLECT (SQ4R) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ARTIKEL JURNAL OLEH: IIN MARTINAH NPM 4013059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2017

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel IIN...pengaruh...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY QUESTION READ

RECITE REVIEW REFLECT (SQ4R) TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

ARTIKEL JURNAL

OLEH:

IIN MARTINAH

NPM 4013059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2017

2

1alumni mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau

2 dan 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SURVEY QUESTION READ

RECITE REVIEW REFLECT (SQ4R) TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

Iin Martinah1

Idul Adha2 dan Nur Fitriyana

3

Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Survey Question Read Recite

Review Reflect (SQ4R) terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Rumusan masalah

pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Survey

Question Read Recite Review Reflect (SQ4R) terhadap pemahaman konsep

matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2017/2018. Metode Penelitian yang digunakan berbentuk True Eksperiment.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 403 siswa. Sampel

dalam penelitian ini dipilih sebanyak dua kelas dari kelas VIII yaitu kelas VIII.7

sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.8 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan

data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan

uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t dengan taraf signifikan sebesar 𝛼 = 0,05,

diperoleh thitung > ttabel (3,74 > 1,689), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect

(SQ4R) terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018. Rata-rata skor kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diberi perlakuan di kelas eksperimen

sebesar 21,70 dan kelas kontrol sebesar 17,81.

Kata Kunci: Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R), Pemahaman

Konsep Matematis.

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya bergantung pada materi

pelajaran, tetapi sangat bergantung pada keahlian guru dalam menyampaikan

materi tersebut (Rustina, 2014:2). Ada anggapan bahwa pelajaran matematika

adalah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan karena pembelajaran

matematika di kelas pada umumnya hanya berpusat pada guru yang

mengakibatkan siswa malas dan kurang senang dalam menerima pelajaran.

Murizal, dkk; (2012:19) menyatakan bahwa “akan sangat sulit bagi siswa

untuk menuju ke proses pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami

konsep”. Seperti yang tercantum dalam Standar Isi Mata Pelajaran Matematika

(Depdiknas, 2006:8) pemahaman konsep merupakan tujuan utama dalam

pembelajaran matematika dari setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu,

pemahaman terhadap suatu konsep matematika sangat penting ditinjau dari

konsep-konsep matematika yang tersusun secara hierarki dan dibentuk atas dasar

pengalaman yang sudah ada sehingga belajar matematika harus bertahap dan

berurutan secara sistematis karena belajar matematika yang terputus-putus akan

mengganggu pemahaman terhadap materi yang dipelajari selanjutnya

(Nurhasanah, dkk; 2013:113).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan

salah satu guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Lubuklinggau,

didapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam kegiatan

pembelajaran, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal padahal

guru telah memberikan penjelasan tentang materi tersebut, siswa terbiasa

mempelajari konsep dan rumus matematika dengan cara menghapal tanpa

memahami maksud, isi dan kegunaannya, maka dari itu pemahaman konsep perlu

ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk

di bangku Sekolah Dasar.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui hasil tes pemahaman

konsep matematis dengan memberikan empat soal kepada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Lubuklinggau, dari 31 siswa hanya satu siswa yang mampu

menyelesaikan empat soal yang diberikan oleh peneliti secara tepat, dan empat

siswa yang mampu menyelesaikan tiga soal secara tepat, sedangkan untuk siswa

lainnya hanya mampu menyelesaikan satu soal yang diberikan secara tepat untuk

memenuhi indikator pemahaman konsep yang diinginkan, dilihat dari indikator

pemahaman konsep matematika masih banyak siswa yang kurang paham

terhadap konsep yang diberikan sehingga siswa kesulitan dalam

menyelesaikan soal.

Menurut Lestari dan Yudhanegara (2015:37) Dalam bidang pendidikan

terutama pembelajaran, banyak usaha yang dapat dilakukan untuk kegiatan yang

sifatnya pembaruan atau inovasi. Inovasi dalam pembelajaran antara lain dalam

hal model, strategi pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran. Salah

satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa adalah model pembelajaran Survey Question

Read Recite Review Reflect (SQ4R). SQ4R merupakan salah satu model

pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar berpikir, memecahkan masalah, belajar

untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep dan keterampilan (Nurhasanah, dkk;

2013:113). Sedangkan menurut Rustina (2014:19) dalam model pembelajaran

SQ4R terkandung penguasaan pembendaharaan kata, pengorganisasian bahan

ajar, dan pengaitan yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Survey

Question Read Recite Review Reflect (SQ4R) Terhadap Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2017/2018”.

LANDASAN TEORI

Pemahaman Konsep

Bloom (Susanto, 2013:6) menjelaskan pemahaman sebagai berikut:

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Menurut Uno (2011:140)

pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri

tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Sedangkan Susanto (2013:208)

menyatakan bahwa pemahaman diartikan dengan proses, cara, perbuatan

memahami atau memahamkan. Dalam pembelajaran pemahaman dimaksudkan

sebagai kemampuan siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh

Konsep merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan

sekumpulan objek (Hasratuddin, 2014:31). Sedangkan menurut Susanto (2013:8)

konsep merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan

tergambar dalam pikiran, gagasan atau suatu pengertian. Menurut Erman (dalam

Putri M, dkk; 2012:68) konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat

mengelompokan objek ke dalam contoh dan non contoh.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa untuk memahami suatu materi

pelajaran bukan sekedar menghapal materi pelajaran, tetapi mampu

mengungkapkan kembali dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti serta

mampu memberikan contoh dan non contoh.

Pemahaman Konsep Matematis

Menurut Kilpatrik dkk. (dalam Lestari dan Yudhanegara, 2015:81)

Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan yang berkenaan dengan

memahami ide-ide matematika yang menyeluruh dan fungsional. Sedangkan

menurut Munasiah (2015:222) pemahaman konsep matematika siswa adalah

ketika siswa mengerti sesuatu, mereka dapat menjelaskan konsep-konsep

dalam kalimat sendiri, menggunakan informasi dengan tepat dalam konteks

baru, membuat analogi baru, dan generalisasi.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan siswa dalam memahami

ide-ide matematika yang menyeluruh dan saling berkaitan, sehingga siswa dapat

menjelaskan serta dapat mengungkapkan kembali dengan caranya sendiri tentang

materi pelajaran bukan sekedar menghapal.

Indikator Pemahaman Konsep

Indikator yang digunakan peneliti untuk menentukan kemampuan

pemahaman konsep matematis yang diadaptasi dari pendapat Wardhani (dalam

Saltifa, dkk; 2012:73), yaitu: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep yang telah

dipelajari; 2) Mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya; 3) Memberikan

contoh dan bukan contoh dari suatu konsep; 4) Menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi matematis; 5) Mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup dari suatu konsep; 6) Menggunakan dan memanfaatkan serta

memilih prosedur atau operasi tertentu; 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma

dalam pemecahan masalah.

Model Pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect

(SQ4R)

Lestari dan Yudhanegara (2015:59) menyatakan model pembelajaran SQ4R

merupakan pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan satu tahapan

dalam pembelajarannya, yaitu reflect. Terdiri dari enam tahapan dalam

pembelajaran, yaitu survey, question, read, recite, review, dan reflect. Sejalan

dengan pendapat di atas, Shoimin (2016:190) mengemukakan bahwa model

pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R) adalah

pengembangan dari Survey Question Read Recite Review (SQ3R) dengan

menambahkan unsur reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan

dan membayangkan konteks aktual yang relavan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran SQ4R adalah model pembelajaran Survey Question Read Recite

Review Reflect (SQ4R) adalah model pembelajaran yang digunakan untuk

menuntun siswa belajar secara secara aktif, kritis, dan sistematis sehingga siswa

dapat mengingat dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah di peroleh melalui

tahapan survey (penelitian pendahuluan, question (bertanya), read (membaca),

recite (mempertimbangkan jawaban), review (meninjau ulang) dan reflect

(memberikan contoh).

Langkah-langkah Pembelajaran SQ4R

Langkah-langkah model pembelajaran SQ4R:

1) Survey

Siswa dihadapkan pada suatu materi pelajaran matematika,

kemudian berusaha untuk memahaminya. Peninjauan untuk satu bab

memerlukan waktu 5-10 menit. Dalam tahap ini siswa dianjurkan untuk

menandai bagian-bagian penting yang akan dijadikan sebagai bahan

pertanyaan untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang

akan dilakukan pada langkah kedua.

2) Question

Siswa membuat pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan

materi pelajaran.

3) Read

Siswa membaca teks dan mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang dirumuskan pada langkah question. Jika jawaban

telah ditemukan maka catat dan pahami catatan yang telah dibuat.

4) Recite

Siswa mempertimbangkan jawaban yang ditemukan (catat/bahas

bersama). Melalui langkah recite siswa diharapkan dapat

mengutarakan berbagai informasi, baik yang berupa jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan maupun informasi lainnya yang dianggap

penting.

5) Review

Siswa memeriksa dan meninjau ulang menyeluruh. Siswa meninjau

ulang seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat. Dengan cara

siswa untuk melihat kembali dan membandingkan tulisannya dengan

bahan bacaan yang sebenarnya jika ada kesalahan, siswa memperbaiki

tulisannya sesuai dengan isi jawabannya tersebut.

6) Reflect

Siswa memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan

konteks aktual yang relevan. Selama membaca guru menugaskan siswa

tidak hanya cukup mengingat atau menghapal, tetapi cobalah untuk

memahami informasi yang disampaikan.

Kelebihan dan Kekurangan

Menurut Shoimin (2016:194) kelebihan yaitu: (1) Dengan adanya tahap

survey pada awal pembelajaran, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu siswa

tentang materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar. (2) Siswa diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan dan

menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan

membaca. Dengan demikian dapat mendorong siswa berpikir kritis, aktif dalam

belajar dan pembelajaran yang bermakna. (3) Materi yang dipelajari siswa

melakat untuk periode waktu yang lebih lama.

Kekurangan model pembelajaran SQ4R yaitu: (1) Guru akan mengalami kesulitan

dalam mempersiapkan buku bacaan untuk masing-masing siswa jika tidak semua

siswa memiliki buku bacaan.

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model

pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R) terhadap

pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment (eksperimen

sungguhan). Desain penelitian dalam penelitian ini berbentuk random, pre-test,

post-test desain, yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas eksperimen di sini adalah kelas yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R)

sedangkan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan belajar secara

konvensional. Desain penelitian ini berbentuk:

Keterangan:

R = Pengelompokan secara acak/random assignment

Kel Ex = Kelas eksperimen

Kel K = Kelas control

O1 = Pre-test

O2 = Post-test

X = Perlakuan Model Pembelajaran SQ4R

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 403 siswa. Dalam

penelitian ini sampel yang diambil dengan menggunakan teknik sampel random.

Dari dua kelas terpilih satu kelas yaitu kelas VIII.7 sebagai kelas eksperimen yang

diberi perlakuan dengan model pembelajaran SQ4R dan kelas VIII.8 sebagai

kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pemebelajaran konvensional.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis dengan bentuk soal uraian

yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah dengan

langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan rata-rata skor dan simpangan

baku, (2) uji normalitas data, (3) uji homogenitas, (4) uji hipotesis. Kriteria

pengujian jika thitung< ttabel berarti terima Ho dan tolak Ha, untuk taraf kesalahan α

= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1 dan jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima dengan untuk taraf kesalahan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n –

1 (Sugiyono, 2010 : 138).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan langsung oleh peneliti sesuai dengan

jadwal yang berlaku di sekolah. Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih

dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen materi operasi bentuk aljabar

sebanyak 10 butir soal yang terdiri dari soal nomor 1, 2a, 2b, 3, 4, 5a, 5b, 6, 7a

dan 7b di kelas VIII.5 SMP Negeri 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017

pada tanggal 14 Juni 2017 dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang.uji coba

instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas soal yang akan digunakan sebagai

instrumen untuk pengambilan data dalam proses penelitian. Setelah dilakukan

perhitungan validitas didapatkan 8 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang

tidak valid, yaitu soal 2a dan 7b sehingga soal tersebut tidak digunakan untuk soal

pre-test dan post-test, karena menurut Sugiyono (2010:348) valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Data Hasil Pre-Test

Kemampuan awal pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi

operasi bentuk aljabar sebelum mengikuti pelajaran yang diberikan. Soal yang

R

Kel Ex

Kel K

O1

O1

X O2

O2

diberikan berbentuk uraian yang terdiri dari 8 butir soal yang memuat indikator

kemampuan pemahaman konsep matematis. Dengan hasil Pre-test sebagai

berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Data Hasil Pre-test

No Kelas N 𝒙 S

1 Eksperimen 37 11,05 4,30

2 Kontrol 36 10,78 4,50

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 11,05 dan 10,78. Sementara

simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing- masing sebesar

4,30 dan 4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

berarti pada kemampuan awal pemahaman konsep matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Uji Normalitas Data Pre-Test

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat

berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2010:75). Uji normalitas ini dilakukan

setelah perhitungan rata-rata dan simpangan baku terhadap kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung

normalitas data adalah uji kecocokan Chi Kuadrat 𝜒2 . Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf signifikansi

𝛼 = 0,05, jika 𝜒2hitung < 𝜒2

tabel maka data tersebut dinyatakan berdistribusi

normal. Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2

berikut.

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pre-test No Kelas 𝜒2

hitung Dk 𝜒2tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 11,4194 6 12,59 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 10,6995 6 12,59 Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai 𝜒2hitung data pre-test

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 𝜒2tabel, sehingga kedua kelas

tersebut berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Data Pre-Test

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik tentang uji homogenitas varians

dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varians dua

kelompok data adalah homogen (terima 𝐻𝑜) dan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

varians dua kelompok data tidak homogen (tolak 𝐻𝑎 ). Rekapitulasi hasil

perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Data 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Pre-test 1,095 35:36 1,74 Homogen

Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan uji homogenitas varians di atas skor

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,095. Sedangkan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk = 35: 36 adalah 1,74, karena

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

varians data pre-test kelas ekperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pre-test

Rekapitulasi hasil uji kesamaan dua rata-rata (lampiran C) dapat dilihat pada

tabel 4 berikut.

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data thitung ttabel Kesimpulan

Pre-test 0,25 1,99 –ttabel < thitung < ttabel, Ho diterima

Pada tabel 4 hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada pre-test

sehingga diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,25 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,99, karena, –ttabel < thitung <

ttabel, maka 𝐻𝑜 diterima sehingga diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan

rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Data Hasil Post-Test

Pelaksanaan post-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R) pada kelas eksperimen dan

konvensional pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran C),

rekapitulasi data hasil post-test dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5

Rekapitulasi Data Hasil Post-test

No Kelas N 𝒙 S

1 Eksperimen 37 21,70 3,48

2 Kontrol 37 17,81 5,32

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kelas

eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebesar 21,70 dan 17,81. Sementara

simpangan baku dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masing- masing sebesar

3,48 dan 5,32.

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa peningkatan rata-

rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen

adalah sebesar 10,65 dan peningkatan rata-rata skor kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa kelas kontrol sebesar 7,03. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Adapun grafik rata-rata perbandingan pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1 berikut.

Grafik 1

Rata-Rata Perbandingan Pre-Test Dan Post-Test

Uji Normalitas Data Post-Test

Rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 6

berikut.

Tabel 6

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Post-test No Kelas 𝜒2

hitung Dk 𝜒2tabel Kesimpulan

1 Eksperimen 5,5096 6 12,59 Berdistribusi Normal

2 Kontrol 4,9244 6 12,59 Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai 𝜒2hitung data post-test

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 𝜒2tabel. sehingga kedua kelas

tersebut berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Homogenitas Data Post-Test

Rekapitulasi hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 7

berikut.

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Post-test Data 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Post-test 2,34 36:36 1,74 Tidak Homogen

Berdasarkan tabel 4.7 hasil perhitungan uji homogenitas varians di atas skor

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,34. Sedangkan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk = 36: 36 adalah 1,74, karena

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians data post-

test kelas ekperimen dan kelas kontrol tersebut tidak homogen (Heterogen).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-test

Rekapitulasi hasil uji perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada tabel 8

berikut.

Tabel 8

Rekapitulasi Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data thitung ttabel Kesimpulan

Post-test 3,74 1,689 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , Tolak 𝐻𝑜

Pada tabel 4.8, hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata pada post-test

diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,74 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,689 karena, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

11.05 10.78

21.717.81

0

10

20

30

Eksperimen Kontrol

Pre-test

Post-tes

𝐻𝑜 ditolak 𝐻𝑎 diterima. Dengan kata lain rata-rata skor kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Sehingga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Survey Question

Read Recite Review Reflect (SQ4R) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2017/2018.

PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberikan

tes awal (Pre-test) materi operasi bentuk aljabar untuk mengetahui kemampuan

awal pemahaman konsep matematis siswa. Pre-test dilakukan di kelas eksperimen

pada tanggal 24 Juli 2017 yang diikuti oleh 37 siswa, dan pre-test pada kelas

kontrol dilakukan pada tanggal 25 Juli 2017 yang diikuti oleh 36 siswa, 1 siswa

tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit sehingga tidak mengikuti pre-test.

Pertemuan pertama pada tanggal 25 Juli 2017 di kelas eksperimen peneliti

menggunakan model pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect

(SQ4R) sesuai dengan panduan RPP. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen

diawali peneliti dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari

pelaksanaan penelitian serta menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran

Survey Question Read Recite Review Reflect (SQ4R). Proses pembelajaran

tersebut menggunakan LKS yang isinya sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran SQ4R dan siswa diminta untuk berkelompok. Pada pertemuan ini

awalnya siswa kurang bersedia belajar secara berkelompok karena mereka

terbiasa belajar secara individu dan pada awal pebelajaran siswa merasa bingung

dan kesulitan. Hal ini karena adanya perubahan cara pembelajaran yang berbeda

dari biasanya bagi siswa. Namun, kesulitan ini dapat teratasi oleh peneliti dengan

memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa demi terciptanya suasana belajar

yang kondusif.

Untuk memulai kegiatan pembelajaran, peneliti menjelaskan tentang tujuan

pembelajaran materi pokok yang akan dipelajari. Selanjutnya peneliti

membagikan kelompok yang terdiri dari lima orang siswa dengan kemampuan

yang heterogen berdasarkan peringkat yang telah mereka dapatkan pada saat

kenaikan kelas. Kemudian peneliti membagikan LKS dan meminta siswa untuk

membaca materi pelajaran pada LKS tersebut secara sekilas dan menandai bagian-

bagian penting yang dijadikan sebagai bahan pertanyaan. Pada saat inilah siswa

melakukan langkah pertama yaitu survey. Dengan adanya tahap survey pada awal

pembelajaran, hal ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi

yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

(Shoimin, 2016:194).

Langkah kedua dan ketiga (question dan read) siswa membuat pertanyaan

dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuatnya, masih

terdapat kelompok yang menjawab dengan salah dikarenakan siswa belum

mengerti konsep dasar untuk menyelesaikan pertanyaan. Siswa juga belum

terbiasa untuk bekerjasama di dalam kelompok sehingga menyebabkan siswa

memilih mengerjakan sendiri-sendiri tanpa berdiskusi dengan teman satu

kelompoknya.

Langkah keempat (recite), peneliti memilih salah satu siswa untuk maju ke

depan kelas mewakili kelompoknya untuk mengutarakan jawaban-jawaban atas

pertanyaan yang telah tersusun, namun siswa tidak berani dan terlihat malu-malu

untuk mengutarakan hasil dari kelompoknya. Kemudian peneliti memberikan

pengarahan dan motivasi kepada siswa supaya belajar berani untuk mengutarakan

pendapatnya. Pada saat mengutarakan jawaban masih terdapat kelompok yang

menjawab pertanyaannya kurang tepat, maka kelompok lain memberikan

tanggapan dan penjelasan yang tepat atas pertanyaan tersebut. Langkah kelima

(review), setelah mendengar penjelasan dari temannya, siswa meninjau ulang

seluruh pertanyaan dan jawaban, memperbaiki jawabannya sesuai dengan bahan

bacaan dan penjelasan yang tepat dari temannya. Langkah keenam (reflect),

peneliti menugaskan siswa untuk memberikan contoh bentuk aljabar dalam

kehidupan sehari-hari, pada langkah ini terdapat beberapa siswa yang masih

bingung memberikan contoh aktual, sehingga peneliti memberikan penjelasan

salah satu contoh kehidupan sehari-hari yang dapat dinyatakan kedalam bentuk

aljabar.

Pada pertemuan kedua tanggal 31 Juli 2017 peneliti masih menggunakan

langkah-langkah pembelajaran SQ4R. Kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran SQ4R ini mulai menunjukkan suatu

peningkatan. Pada pertemuan ini siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran,

siswa mulai belajar untuk saling berkomunikasi dengan rekan satu kelompoknya.

Mereka mendiskusikan materi bersama-sama, menanyakan sesuatu yang belum

diketahuinya, saling bertukar pikiran serta saling memberikan informasi satu sama

lain walaupun masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung dalam

membuat pertanyaan dan penyelesaiannya karena materi pada pertemuan kedua

lebih sulit dibandingkan dengan materi pada pertemuan pertama, sehingga ada

beberapa siswa kesulitan dalam menyusun pertanyaan dan penyelesaiannya. Hal

ini terlihat jelas pada langkah keempat, pada saat mengutarakan pertanyaan dan

jawaban yang telah disusun masih banyak kesalahan dalam penyelesaian

perkalian dan pembagian bentuk aljabar, kemudian peneliti menugaskan salah

satu siswa lainnya untuk memberikan jawaban yang tepat tetapi masih saja

terdapat kesalahan, sehingga peneliti memberikan penjelasan yang tepat atas

pertanyaan yang telah disusun siswa tersebut. Pada langkah keenam sebagian

besar siswa sudah dapat memberikan contoh aktual yang relevan.

Pertemuan ketiga pada tanggal 1 Agustus 2017 dengan materi pelajaran

menyederhanakan bentuk aljabar, siswa sudah mulai terbiasa untuk mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran SQ4R. Setiap langkah dari kegiatan

pembelajaran dengan model pembelajaran SQ4R berjalan dengan baik.

Peningkatan sangat jelas pada saat siswa sudah mandiri dalam belajar, siswa aktif

berdiskusi dengan kelompoknya dan siswa sudah bisa berkomunikasi dalam

menyampaikan pendapat ataupun memberikan tanggapan. Masing-masing siswa

terlihat antusias dalam memberikan tanggapan tentang materi yang disampaikan

oleh temannya yang mendapat giliran mengutarakan pertanyaan dan jawaban pada

langkah recite. Pemahaman konsep matematis siswa sudah mulai terlihat pada

saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti disini hanya berperan sebagai

fasilitator, menjaga agar siswa tidak menyimpang dari materi yang diajarkan dan

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Namun

pada materi ini siswa kesulitan dalam memberikan contoh aktual dalam

penyederhanaan bentuk aljabar.

Setelah peneliti menyelesaikan pelaksanaan pembelajaran yaitu sebanyak

tiga kali pertemuan maka pada pertemuan selanjutnya peneliti mengadakan post-

test di kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan soal yang sama pada saat

pre-test. Post-test di kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2017 dan

post-test di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2017. Post-test

dilakukan karena sebagai tolak ukur untuk mengetahui pemahaman konsep

matematis siswa yang diberikan perlakuan yang berbeda. Hasil post-test

menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dari kedua kelas

tersebut mengalami peningkatan. Namun, dari hasil post-test juga menunjukkan

bahwa jawaban siswa di kelas eksperimen terlihat lebih baik dengan penyelesaian

yang jelas sesuai dengan konsepnya, walaupun masih ada beberapa siswa yang

melakukan kesalahan dalam penyelesaiannya, tetapi secara umum siswa kelas

eksperimen sudah bisa memahami tujuan dari soal dan proses pengerjaannya.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan hasil post-test kemampuan

pemahaman konsep matematis pada soal nomor 1 dengan indikator pemahaman

konsep matematis ke-1 dan soal nomor 3 dengan indikator ke-3 menunjukkan

bahwa kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen. Peningkatan indikator

pemahaman konsep matematis pada indikator ke-2, ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7

terjadi pada kelas eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol.

Pada tes akhir ini di kelas eksperimen terdapat peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis pada tes awal dari rata-rata 11,05 dan pada tes

akhir rata-rata 21,70, begitu juga dengan kelas kontrol mengalami peningkatan

dari skor rata-rata 10,78 pada tes awal dan pada tes akhir peningkatan rata-rata

menjadi 17,81. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dapat dilihat bahwa

peningkatan rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas

eksperimen adalah sebesar 10,65 sedangkan peningkatan rata-rata skor

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol sebesar 7,03.

Berarti peningkatan skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang

pengaruh model pembelajaran Survey Question Read Recite Review Reflect

(SQ4R) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, berdasarkan hasil

perhitungan rata-rata post-test kelas eksperimen yaitu 21,70 rata-rata post-test

kelas kontrol 17,81 serta hasil uji hipotesis 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,74 > 1,689 maka

dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang

menggunakan model pembelajaran SQ4R lebih baik dari pada siswa yang

mengunakan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa model

pembelajaran SQ4R dapat mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lubuklinggau tahun pelajaran

2017/2018.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas: Jakarta.

Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang

Berbasis Karakter. Jurnal Didaktik Matematika, 1(2), 31-42. ISSN:2355-

4185.

Lestari, Kurnia Eka & Mokhamad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Munasiah. 2015. Pengaruh Kecemasan Belajar dan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika. Jurnal

Formatif, 5(3), 220-232.

Murizal, Angga, dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematis dan Model

Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 19-

23.

Nurhasanah, Neti, dkk. 2013. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran SQ4R

Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan

Matematika, 2(2), 112-118.

Putri M., dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Turunan

Melalui Pembelajaran Teknik Probing. Jurnal Pendidikan Matematika,

1(1), 68-72.

Rustina, Ratna. 2014. Pengaruah Penggunaan Pembelajaran Kontekstual dengan

Teknik SQ4R Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berfikir

Kritis Matematis Siswa SMP Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Jurnal

Pendidikan dan Keguruan, 1(1), 1-10.

Saltifa, Poni, dkk.. 2012. Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam

Memahami Konsep Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1),

73-76.

Shoimin, A. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.