PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM …digilib.unila.ac.id/32075/3/SKRIPSI TANPA BAB...

58
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA PADA MATERI ASAM BASA (Skripsi) Oleh IRA NOVITA SARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM …digilib.unila.ac.id/32075/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA

PADA MATERI ASAM BASA

(Skripsi)

Oleh

IRA NOVITA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA

PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

IRA NOVITA SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh serta ukuran pengaruh

model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatkan kemampuan literasi kimia

siswa pada materi asam basa. Penelitian ini dilaksaksanakan di SMA Negeri 16

Bandarlampung menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Pretest-Posttest

Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI IPA. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random samplingdan

diperoleh sampel kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimendan XI IPA 4 sebagai

kelas kontrol. Pengaruh model pembelajaran SiMaYang diukur berdasar- kan

rata-rata nilai n-Gain kemampuan literasi kimiasiswa, kemudian ukuran besar

pengaruh model pembelajaran SiMaYangtersebut diukur berdasarkan perhitungan

effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen rata-rata

nilai n-Gain kemampuan literasi kimiasiswa memiliki kriteria “tinggi”. Model

pembelajaran SiMaYang memiliki pengaruh “besar” dalam meningkatkan

kemampuan literasi kimia siswa pada materi asam basa. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SiMaYang

berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan literasi kimiasiswa pada materi

larutan asam basa.

Kata kunci: model pembelajaran SiMaYang , kemampuan literasi kimia siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA

PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

IRA NOVITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Pada tanggal 27 November 1996 penulis dilahirkan di Pringsewu dan merupakan

anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Samiran dan Ibu Afrida Yunita.

Pendidikan formal diawali di SD Negeri 3Lugusari Kec. Pagelaran Kab.

Pringsewutahun 2002 dan lulus pada tahun 2008, kemudian dilanjutkan ke SMP

Negeri 1 Pagelaran Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu tahun 2008 dan diselesaikan

pada tahun 2011, kemudian diteruskan ke SMA Negeri 1 Pringsewu Kab.

Pringsewu tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014.

Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Juli –

September 2017 pernah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA

Negeri 2 Banjit yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di

Kampung Simpang Asam Kec. Banjit Kab. Way Kanan.

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT selalu terpatri dalam hati, sehingga karena-Nya

skripsi ini dapat terselesaikan, “Alhamdulillahirabbil „alamin”. Dengan rasa

bangga dan tulus hati, ku persembahkan lembaran goresan tinta ini untuk :

Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat, do’a. kasih

sayang. Semoga ALLAH memperkenankan anandauntuk selalu

memberikan lebih banyak kebahagiaandi masa depan

Adikku Aji Rahmad Hidayat tercinta yang selalu memberikan doa,

semangat, dan dukungan yang tulusuntuk ku

Keluarga tercinta, terimakasih atas semangat dan dukungan

yang kalian berikan.

Sahabat dan teman tersayang atas segala pengalaman suka, duka, canda,

tawa, tangis yang telah kita lewati bersama.

Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Almamater tercintaku Universitas Lampung, sebagai tempat menimba

ilmu

MOTTO

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang

mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya

(Q.S Ar-Ra’d : 11)

Kau tidak akan pernah mampu menyeberangi lautan sampai kau berani

berpisah dengan daratan

(Christopher Colombus)

Visi tanpa eksekusi adalah halusinasi

(Henry Ford)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

SiMaYang dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Kimia Pada Materi Asam

Basa” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dapat

diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya

kepada seluruh umat manusia.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi

PendidikanKimia;

4. Bapak Dr, Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan,

keikhlasan,dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam

prosesperbaikan serta penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembimbing II atas kesediaannya

memberi bimbingan, masukan, kritik dan saran,serta motivasi;

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembahas atas kesediannyauntuk

memberikan bimbingan, saran dan kritik, dalam proses penyelesaiankuliah

dan penyusunan skripsi;

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung, serta

KepalaSekolah, WakilKurikulum, Guru Kimia, Staff TU, dan siswa kelas XI

IPA 5 dan XI IPA 4 SMA Negeri 16Bandarlampung;

8. Ibunda (Afrida Yunita), Ayahanda (Samiran), adik (Aji Rahmad

Hidayat)serta seluruh keluarga besar atas segala doa, pengorbanan, cinta,

semangat, dukungan, serta bimbingannya demi kelancaran menyelesaikan

studi;

9. Teman setimku (Nurmala, Elok Suci Wayuni, Mentari Bela

Wahyudienie)atas kerja sama dandukungannya selama penyusunan skripsi

ini. Sahabat-sahabat terbaikku (Desi, Hasung, Fida), Simpang Asam Squad,

teman sekosan (Afriani, Mba Septi, Mei, Neni, Tika) atas doa, cinta, kasih

sayang, motivasi dan dukungan selama perkuliahan serta teman-temanku di

Pendidikan Kimia 2014.

10. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala khilaf yang menyakiti. Sedikit

harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 26 Juni 2018

Penulis,

Ira Novita Sari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

E. Ruang Lingkup .................................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengaruh .............................................................................................. 11

B. Representasi Kimia ............................................................................. 12

C. Model Pembelajaran SiMaYang .......................................................... 15

D. Literasi Sains (Kimia) .......................................................................... 19

E. Kerangka Pemikiran............................................................................. 21

F. Anggapan Dasar .................................................................................. 24

G. Hipotesis ............................................................................................. 24

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian................................................................................. 25

B. Metode Penelitian ............................................................................... 25

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 26

D. Perangkat Pembelajaran ...................................................................... 28

E. Instrumen Penilaian ............................................................................ 29

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ...................................................... 38

B. Pembahasan ......................................................................................... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 55

B. Saran ................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57

LAMPIRAN

1. Analisis SKL-KI-KD ........................................................................... 61

2. Analisis Konsep ................................................................................... 64

3. Silabus ................................................................................................. 66

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 70

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................. 77

6. Kisi-Kisi Pretes Postes ......................................................................... 99

7. Soal Pretes Postes ............................................................................... 100

8. Rubrik Penilaian Petes Postes .............................................................. 103

9. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP SiMaYang ............................ 107

10. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ......... 109

11. Hasil Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 112

12. Data Hasil Keterlaksanaan RPP SiMaYang ........................................ 115

13. Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ..................... 118

14. Daftar Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain ............................................... 125

15. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ............................................... 127

16. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata ...................................................... 129

17. Hasil Perhitungan Effect Size ............................................................... 132

18. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .................................................. 193

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tiga level fenomena kimia ............................................................. . 13

Gambar 2. Fase-Fase Model Pembelajaran Si-5 Layang-Layang (SiMaYang)

Hasil revisi ....................................................................................................... . 17

Gambar 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................... . 28

Gambar 4. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes kemampuan literasi

kimia siswa ....................................................................................................... 43

Gambar 5. Rata-rata perolehan nilai n-Gain .................................................... 44

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Fase (Tahapan) Pembelajaran Model SiMaYang ............................ 18

Tabel 2. Desain Penelitian............................................................................. 26

Tabel 3. Kriteria Derajat Reliabilitas Alat Evaluasi....................................... 30

Tabel 4. Kriteria Tingkat Keterlaksanaan ........................................................ 32

Tabel 5. KriteriaTingkat Kemampuan Guru dalam Mengelola

Pembelajaran ................................................................................... 33

Tabel 6. Kriteria Efek Pengaruh.................................................................... 37

Tabel 7. Validitas instrumen tes ..................................................................... 39

Tabel 8. Data Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP SiMaYang ............... 40

Tabel 9. Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ................ 41

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Literasi Kimia ......................... 45

Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Literasi Kimia ...................... 46

Tabel 12. Hasil Uji independent sample T-test dan effect size Kemampuan

Literasi Kimia................................................................................................... 48

Tabel 13. Hasil Perhitungan effect size ............................................................ 48

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang memiliki

peran pentingdalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya di dalam

menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang

mampu berpikir kritis, kreatif,mampu dalam mengambil keputusan, dan

mampu memecahkan masalah sertamampu mengaplikasikan ilmu penge-

tahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraanumat manusia (Sastrika, 2013).

Kimia sebagai cabang dari ilmu sains pun memegang peranan penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari, namun

sampai saat ini mata pelajaran kimia masih menjadi salah satu mata pelajaran

yang sulit dipahami baik konsep maupun penerapannya (Annisa, 2013).

Kimia merupakan salah satu ilmuyangmemunculkan konsep dan

fenomenayang abstrak untuk memahamiaspekkualitatif dan kuantitatifnya.

Konsepyang kompleks dan fenomenakimiayangabstrak tersebut menjadi

salah satu halyang mengakibatkan kimia dianggap sulituntuk dimengerti oleh

sebagian besar siswa (Wang, 2007).Kesulitan untuk memahami konsep dan

menerap- kan ilmu kimiaini menjadikan siswa lebih memilih menggunakan

2

cara cepat dalam belajar seperti dengan caramenghafal untukmengatasi

kesulitan yang mereka hadapi (Johnstone,2005). Seperti yang kita ketahui

belajar dengan cara hanya menghafal materi tanpa memahami materi itu

sendiri tentu saja akan membuat siswa cepat melupakan materi yang telah

dipelajari.

Materi asam dan basa merupakan materi berisi konsep dan hafalan yang

membutuhkan kemampuan berpikir serta berkaitan dengan teori-teori yang

belumpernah diajarkansebelumnya. Menurut Anisa (2013) untuk mengajar-

kan materi asam danbasa kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang

melibatkan keaktifansiswa dalam memperolehpengetahuan atau konsep

sehingga dapat lebih dipahamidan terdapat dalam ingatan jangka panjang. Hal

sejalan dengan Amri dan Ahmadi (2010) yang menyatakan bahwa

pembelajaran kimia dapat tercipta melalui interaksi aktif siswa dengan teman

sejawat, guru, buku, sumber-sumber belajar yang relevan, dan alam

sekitarnya, maka pembelajaran kimia seperti pada materi asam basa seharus-

nya diarahkan kepada keterlibatan siswa secara aktif dengan lingkungannya

melalui percobaan ataupun eksperimen.

Proses belajar mengajar untuk mata pelajarankimia sendiri dari dahulu sampai

sekarang masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada peserta didik.

Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajar- an

daripada pembelajaran.Menurut Tasker dan Dalton (dalam Sunyono, 2015)

pada umumnya pembelajarankimia yang terjadi saat ini hanya membatasi

pada dua level representasi, yaitumakroskopik dan simbolik. Level berpikir

3

terpisah dari dua tingkat berpikir lainnya. Pengintegrasian fenomena

mikroskopik dan makroskopik atau simbolik diserahkan kepada peserta

didiksendiri untuk memahaminya melalui gambar-gambar dan diagram-

diagram yangada di buku, tanpa bimbingan dan arahan guru.

Menurut Sunyono (2015) kebanyakan dari pembelajaran cenderung hanya

menghafalkan representasi submikroskopik dan simbolik yang bersifat

abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya peserta didik tidak

mampu untuk membayangkanbagaimana proses dan struktur dari suatu zat

yang mengalami reaksi.Hal ini diduga merupakan salah satu faktor penyebab

rendahnya kualitas proses pembelajaran sains.

Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran sains khususnya

kimia maka sangat penting untuk mengetahui proses pembelajaran yang baik.

Pembelajaran kimia yangbaik adalah pembelajaran kimia yang dapat mem-

berikan makna bagi siswa.Kebermaknaan ini dapat terjadi jika siswa dapat

menghubungkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah

mereka miliki sebelumnya (Dahar, 1989). Pengetahuan baru akan didapat

secara terus menerus seiringdengan bertambahnya pengalaman yang manusia

peroleh dalam kehidupan siswasehari-hari. Hal ini sejalan dalam pendapat

Piaget (dalam Dahar, 1989) yang mengemukakanpengetahuan merupakan

ciptaan manusia yang dikonstruksi dari pengalamannya.Pengalaman yang

didapat ini akan mengkonstruksi pemikiran manusia sehinggamemunculkan

pemahaman yang baru.

4

Menurut Halimah (2016), suatu prosesbelajar dikatakan berhasil apabila hasil

belajar yang didapatkan meningkat ataumengalami perubahan setelah siswa

melakukan aktivitas belajar yang dapat dilihatdari suatu tes kognitif, yaitu

seperti literasi kimia. PISA (Programme for International Student Assess-

ment) mendefinisikan literasisains sebagai kemampuan dalam

menggunakanpengetahuan ilmiah (scientificknowledge),mengidentifikasi

pertanyaandan dalam menarik kesimpulanberdasarkan bukti dalam

rangkamemahami dan membuat keputusantentang alam semesta dan

melakukanberbagai perubahan melalui aktivitas manusia (OECD, 2016).

PISA 2006 menguraikan konsepscientific knowledge menjadi 2

komponenyaitu knowledge of science dan knowledgeabout science. Gagasan

ini selanjutnyadikembangkan lagi dalam definisi PISA2016. Perbedaan utama

adalah bahwagagasan knowledge about science lebihjelas dan dibagi menjadi

2 komponenpengetahuan prosedural dan pengetahuanepistemik.

OECD (2016) menjelaskan bahwadalam upaya memahami dan terlibatdalam

diskusi kritis tentang isu-isu sainsdan teknologi, ada tiga kompetensispesifik

dalam literasi sains yangdibutuhkan yaitu menjelaskan fenomenasains secara

ilmiah, mengevaluasi danmerancang penyelidikan atau inkuiri,

danmenafsirkan data secara ilmiah. Semuakompetensi tersebut

membutuhkanpengetahuan. Menjelaskan fenomena sains dan teknologi secara

ilmiah membutuhkan pengetahuan tentang materi sains yang disebut

pengetahuan konten (contentknowledge), kompetensi kedua dan ketiga

membutuhkan lebih dari pengetahuan yang diketahui, yaitu pemahaman

tentang bagaimana pengetahuan ilmiah tersebut dibangun dan diyakini.

5

Pengetahuan inidisebut dengan pengetahuan prosedural(procedural

knowledge) dan pengetahuanepistemik (epistemic knowledge).

Hasil pengukuran literasi sains yang dilaporkan PISA pada tahun 2016

menunjukkan bahwa rata-rata skorliterasi sains siswa di Indonesia adalah

403, sedangkan rata-rata skor literasi sainssiswa internasional adalah 493.

Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 62 dari 70 negara

peserta (OECD, 2016), sehingga literasi sains siswa(yang mencakup juga

literasi kimia) di Indonesia perlu ditingkatkan.

Literasi sains sudah menjadiisu yang penting untuk dibahas dalam

beberapadekade terakhir, membuat pesertadidik sadar terhadap manfaat

literasi men- jaditujuanutamabagipendidik,ilmuwan,sertapemangku kebijakan

kuriku- lum(Hernandez, Martinez & Irene, 2015).Rendahnya literasi sains

(kimia)siswa merupakan suatu alasan yang melandasipemerintah melakukan

revisi kurikulum 2006 ke 2013. Berdasarkan pernyataan diatas, individu yang

me-miliki kemampuan literasi sains yang tinggi akan lebihdapat menguasai

fenomena-fenomena sains yang ada dalam kehidupan dan lebihmudah ter-

motivasi untuk memecahkan dan menjelaskan isu-isu fenomena ilmiah (Odja

& Payu, 2014).

Rendahnya kemampuan literasi sains (kimia) siswa disebabkan karena

pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum melatih kemampuan literasi

kimia siswa. Banyak guru di sekolah yang tidak mengintegrasikan ketiga

level fenomena kimia yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik

didalam pembelajaran. Berdasarkan observasi di sekolah, sebagian guru

6

hanya menekankan level simbolik saja tanpa dikaitkan dengan fenomena

alam dan pengalaman siswa sehari-hari sebagai level makroskopik, serta

penjelasannya sebagai level submikroskopik. Levelsubmikroskopik dan

simbolik adalah dua level yang bersifat abstrak dan tidak dialami secara

langsung oleh siswa (Dhindsa dan Treagust, 2009). Salah satu cara yang

dapat dilakukanuntuk membantu siswa dalam mengembangkan literasi kimia,

adalahdengan menerapkan beberapa pendekatanatau model pembelajaran,

danmengembangkan soal-soal serta instrumen evaluasi yang dapat

meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemam-

puanliterasi kimia adalah model pembelajaran SiMaYang.Model pembela-

jaran SiMaYang merupakan model pembelajaran kimia berbasis multipel

representasi dengan mengkombinasikan teorifaktor interaksi yang

mempengaruhi kemampuan peserta didik untukmempresentasikan fenomena

sains. Model pembelajaranSiMaYang menekankan padainterkoneksi tiga

level fenomena sains, yaitu level makro, submikro, dan simbolik (Sunyono,

2015).

Menurut Sunyono (2015), fokus utama yang menjadi sasaran dalam

pembelajaran dengan model SiMaYangadalah kemampuan peserta didik

dalam menggunakan potensi berpikir tingkat tinggiyang dimilikinya melalui

proses imajinasi untuk mengembang- kan kemampuan modelmental peserta

didik. Modelpembelajaran SiMaYang sendiri memiliki 4 tahapan yaitu tahap

orientasi, eksplorasi-imajinasi, internalisasi dan evaluasi. Tahapan dalam

7

model pembelajaran SiMaYang yang dapat meningkatkan kemampuan

literasi kimia siswa adalah pada tahap eksplorasi-imajinasi, karena pada fase

ini aktivitas siswa berdasarkan pengetahuanyang telah dipe- roleh dengan

melakukan imajinasi representasi.

Model pembelajaran ini menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Hasil

kajian empiris menunjukkan bahwa lebih dari 80% pembelajar memberikan

responpositif dan senang dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan

model SiMaYang (Sunyono, 2015). Model pembelajaran SiMaYang memi-

liki validitas atau kelayakan yang tinggi berdasarkan penilaian validator.

Validitias isi maupun validitas konstruk model SiMaYang memiliki kategori

tinggi sehingga layak digunakan dalam pembelajaran (Sunyono, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawanti (2017) menyimpulkan

bahwa model pembelajaran SiMaYang menggunakan strategi scaffolding

berpengaruh besar untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia dan self

efficacy pada materi asam basa, serta hasil penelitian Karimah (2017)

menyimpulkan bahwa model pembelajaran SiMaYang menggunakan strategi

scaffolding berpengaruh besar untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia

dan metakognisi pada materi asam basa

Asam basa merupakan salah satu konsep dasar yang dapat diambil

untukmeningkatkan kemampuan literasi kimia siswa, dimana

padapembelajaran ini siswa akan dituntut untuk bisa mengamati,

menganalisis,menyimpulkan dan mengajukan ide atau gagasan dari asam

basa.Dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang serta

8

beberapaketerampilan pada kompetensi dasar asam basadiharapkan akan

meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.Berdasarkan uraian latar

belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

PembelajaranSiMaYang dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Kimia

pada Materi Asam Basa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah:

1. Pengaruhmodel pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan kemam-

puan literasi kimia siswa pada materi asam basa?

2. Ukuran pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan

kemampuan literasi kimia pada materi asam basa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan kemam-

puan literasi kimia siswa pada materi asam basa.

2. Ukuran pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan

kemampuan literasi kimia pada materi asam basa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

9

1. Siswa

Melalui penerapan model pembelajaran SiMaYangyang mempelajari feno-

mena kimia yang bersifat abstrak dapat memberikanpengalaman belajar

secara langsung kepada siswa serta dapat membantumeningkatkan kemam-

puan literasi kimia siswa padamateri asam basa.

2. Guru

Sebagai alternatif pilihan bagi guru sehingga menjadi lebih kreatif menggu-

nakan model pembelajaran SiMaYang dalam menyajikan materi yang

dapatditerapkan di kelas untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia

siswa.

3. Sekolah

Penerapan model pembelajaran SiMaYang dalampembelajaran merupakan

suatu usaha bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran kimia yang bersifat abstrak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik

orangmaupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan

danberpengaruh terhadap orang lain (Poerwadarminta, 1984). Ukuran

penga- ruhdalam penelitian ini diuji dengan studi perbandingan siswa

10

pada kelas yang memiliki kemampuan hampir sama, namun digunakan

perlakuan yang berbeda.

2. Literasisains didefinisikan oleh PISA (Programme for International

Student Assessment) sebagai kapasitas individu dalam menggunakan peng-

etahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, menarik kesim-

pulan berdasarkan bukti-buktiagar dapat memahami dan membantu mem-

buat keputusan tentang dunia alamiserta interaksi manusia dengan alam

(OECD, 2011).

3. Materi yang akan diujikan pada penelitian ini adalah asam basa,

dimanapada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap sifat larutan

berdasarkan konsep asam basa (Safitri, 2015)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengaruh

Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik

orangmaupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan

danberpengaruh terhadap orang lain (Poerwadarminta, 1984). Menurut

Badudu Zain (1996) , „pengaruh‟ adalah “daya menyebabkan sesuatuterjadi,

dalam arti sesuatu yang dapat membentukatau mengubah sesuatu yang lain

dengan kata lain pengaruh merupakan penyebabsesuatu terjadi atau

dapatmengubah sesuatu hal ke dalam bentuk yang kita inginkan”.Pengaruh

memiliki makna sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang

(Depdikbud, 1998).

Ukuran pegaruh (effect size) merupakan ukuran mengenai besarnya ukuran

efek suatu variabelpada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan,

yang bebas daripengaruh besarnya sampel (Olejnik dan Algina, 2003).

Variabel-variabel yang terkait biasanya berupa variabel respon atau dikenal

juga variabel independen danvariabel hasil (outcome variable) atau sering

disebut variabel dependen. Effect size juga dapat dianggap sebagai ukuran

12

mengenaikebermaknaan hasil penelitiandalam tataran praktis (Huck,

2008).Ukuran ini dibutuhkan karena signifikan statistik tidak memberikan

infor- masi yang cukup berarti terkait dengan besarnyaperbedaan atau

korelasi. Signifikasi statistik hanya menggambarkan besarnya kemungkinan

muncul- nya statistik dengan nilai tertentu dalam suatu distribusi (Olejnik dan

Algina, 2003). Effect size memeiliki dua cara penggunaan yang berbeda, dan

karena- nya memiliki cara interpretasi yang berbeda pula (Huck, 2008).

Cara pertama, penelitimenentukan terlebih dahulu besarnya effect sizeyang

dianggap bermakna sebelum penelitian dilakukan. Besarnya effect

sizeinikemudian akan menentukan besarnya sampel yang akan digunakan

untuk dapat menghasilkan effect sizeminimal sebesar yang dianggapnya

bermakna. Peneliti kemudian mengambil sampel penelitian sebesar yang

telah ditentu- kan dengan harapanmemperoleh effect sizesebesar yang

dianggapnya ber- makna. Cara penggunaankedua bersifat post hoc. Effect

sizedihitung setelah signifikansi statistik dilakukan.Effect sizeinilah yang

kemudian dilaporkan sebagai effect sizedalam penelitian.

B. Representasi Kimia

Menurut The Australian Concise Oxford Dictionary (Chittleborough, 2004),

representasi adalah sesuatu yang dapat menggambarkan yang lain.

McKendreedkk. (Nakhleh, 2008) menyatakan bahwa representasi adalah

struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat

13

untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu

gambar untuk suatu pemandangan.

Representasi ilmu kimia dibedakan ke dalam tiga tingkatan atau dimensi

olehJohnstone (1982) sebagai berikut:Dimensi pertama adalah makroskopis

yang bersifat nyata dan kasatmata. Dimensi ini menunjukkan fenomena-

fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun yang dipelajari di

laborato- rium menjadi bentuk makro yang dapat diamati, dimensi kedua

adalah mikroskopis juga nyata tapi tidak kasat mata.

Dimensimakroskopismenjelas-

kandanmenerangkanyangdapatdiamatisehinggamenjadisesuatuyangdapatdipa

hami.Dimensiiniterdiridaritingkatpartikularyangdapatdiguna-

kanuntukmenjelaskanpergerakan elektron,

molekul,partikelatauatom,dimensiyangterakhiradalahsimbolikyangmenggamb

arkantandaataubahasa sertabentuk-

bentuklainnyayangdigunakanuntukmengomunikasi- kanhasilpengamatan.

Dimensiiniterdiridariberbagairepresentasigambar,aljabardanbentukkomputasir

epresentasimikroskopik.

Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) menganjurkan untuk meng-

gunakan berbagai macam fenomenadalampembelajaran yang melibatkan

ketiga levelsecara serempak sehingga dapatmenghasilkan pemahaman yang

penting dari apayang telah dihasilkan.

14

Ketiga level fenomena kimia tersebut dapat dihubungkan dalam gambar

sebagaiberikut:

Gambar 1. Tiga level fenomena kimia (Sunyono, 2015)

Ketiga level representasi tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam

pemebelajaran. Hal tersebut didukung oleh Tasker Dan Dalton (2004) bahwa

kimia melibatkan proses-proses perubahan yang dapat diamati dalam hal

(misalnya perubahan warna, bau, gelembung) pada dimensi makroskopik atau

laboratorium, namun dalam hal perubahan yang tidak dapat diamati dengan

mata,seperti perubahan struktur atau proses di tingkat submikro atau molekul

imaginerhanya bisa dilakukan dengan pemodelan. Perubahan-perubahan di

tingkat molekuler ini kemudian digambarkan pada tingkat simbolik yang

abstrak dalam duacara, yaitu secara kualitatif menggunakan notasi khusus,

bahasa, diagram sertasimbolis, dan secara kuantitatif dengan menggunakan

matematika (persamaan dan grafik).

Dalam proses pembelajaran kimia, penting untuk memulai dari levelmakros-

kopisdan simbolik sebab keduanya terlihat dan dapat dikonkritkan dengan

contoh.Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) mengatakan bahwa

levelsubmikroskopik merupakan level yang tersulit sebab menggambarkan

level molekular suatu materi, termasuk partikel seperti elektron, atom, dan

molekul.

Simbolik Sub Mikroskopis

Makroskopis

15

Ainsworth (2008) membuktikan bahwa banyak representasi dapat memainkan

tigaperanan utama. Pertama, mereka dapat saling melengkapi. Kedua, suatu

representasi yang lazim dapat menjelaskan tafsiran dalam suatu representasi

yang tidaklazim. Ketiga, suatu kombinasi representasi dapat bekerja bersa-

ma membantu siswa atau pembelajar menyusun suatu pemahaman yang lebih

dalam tentang suatutopik yang dipelajari (Sunyono, 2015).

C. Model Pembelajaran SiMaYang

Model pembelajaran SiMaYang merupakan model pembelajaran sains

berbasis multipel representasi dengan memasukkan faktor interaksi (tujuh

konsep dasar) yang mempengaruhi kemampuan pembelajar untuk

mempresentasikan fenomena sains ke dalam kerangka model IF-SO

(Sunyono, 2015). Ada tiga dari tujuh konsep yang telah diidentifikasi oleh

Schonborn and Anderson (Sunyono, 2015) yaitu kemampuan penalaran

peserta didik (Reasoning; R), pengetahuan konseptual peserta didik

(conceptual; C); dan keterampilan memilih mode representasi pembelajar

(representationmodes; M).Faktor M dapat dianggap berbeda denganfaktor C

dan R, karena faktor M tidak bergantung pada campur tangan manusiaselama

proses interpretasi dan tetap konstan kecuali jika ER dimodifikasi,

selanjutnya empat faktor lainnya adalah faktor R-C yang merupakan

pengetahuankonseptual dari diri sendiri tentang ER, faktor R-M merupakan

penalaran darifitur ER itu sendiri, faktor C-M adalah faktor interaktif yang

mempengaruhi interpretasi terhadap ER, serta faktor C-R-M adalah faktor

interaksi dari ketigafaktor awal (C-RW) yang mewakili kemampuan seorang

16

pembelajar untuk melibatkan semua faktor dari model agar dapat

menginterpretasikan ER dengan baik.

Model pembelajaran berbasis multipel representasi didesain sedemikian rupa

dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun dengan memperhatikan

tiga faktor utama, seperti yang telah diungkapkan oleh Waldripdan

Abdurrahman (Sunyono. 2015) yaitu aspek konseptual (guru/ dosen dan

pembelajar), penalaran (pembelajar), dan representasi (baik guru/ dosen

maupun pembelajar), selanjutnya dihubungkan dengan 7 (tujuh) konsep dasar

kemampuan pembelajar yang dikemukakan oleh Schonborn and Anderson

(Sunyono, 2015). Dengan mempertimbangkan model teoritis tentang faktor-

faktor yangmempengaruhi kemampuan pembelajar dalam menginterpretasi-

kan representasi eksternal, model kerangka IF-SO dapat disempurnakan

dengan menghasilkan model pembelajaran yang menginterkoneksikan ketiga

level fenomena sains.

Model pembelajaran SiMaYangdisusun dengan mengacu pada ciri suatu

model pembelajaran menurut Arends(dalam Sunyono, 2015)yangmenyebut-

kansetidak-tidaknyaada4cirikhusus dari model pembelajaranyangdapat

digunakanuntuk mecapai tujuan pembelajaran,yaitu:

1.Rasional teoritikyanglogisyangdisusun oleh perancangannya.

2.Landasanpemikiran tentangtujuan pembelajaranyanghendak dicapai dan

bagaimana pembelajarbelajar untuk mencapai tujuan tersebut.

3.Aktivitas guru/ dosen dan pembelajar(siswa/ mahasiswa)yangdiperlukan

agar model tersebut terlaksanadengan efektif.

17

4.Lingkungan belajaryang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran

SiMaYangmemiliki4fase,yaitu orientasi, eksplorasi-imajinasi, internalisasi,

dan evaluasi(Sunyono, 2015 dan Sunyono, et al., 2015). Keempat

fasedalam model pembelajaran tersebut memiliki ciri denganakhiran “si”

sebanyak lima“si”. Fase-fasetersebuttidak selalu berurutan

bergantungpadakonsepyangdipelajari olehpembelajar, terutama

padafaseduayaitu fase eksplorasi-imajinasi.Fase-fase dalam model

pembelajaranini tetap disusun dalam bentuk layang-layang,sehinggatetap

dinamakan Si-5 layang-layangatau disingkat SiMaYang(Sunyono,2015).

Fase-fase model pembelajaran si-5 layang-layangdigambarkan

padaGambar2 berikut:

Gambar 2.Fase-Fase Model Pembelajaran SiMaYangHasil revisi (Sunyono,

2015).

Pada fase I ada orientasi, yaitu peninjauan untuk menentukan sikap dan

pandangan yang mendasari pikiran sehingga siswa dapat terfokus pada

tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. Fase II ada eksplorasi

dan imajinasi yang saling berkaitan. Eksplorasi adalah kegiatan untuk

Orientasi

Internalisasi

Imajinasi Eksplorasi

Evaluasi

Fase I

Fase II

Fase III

Fase IV

18

memperoleh pengalaman- pengalaman baru dari situasi yang baru.Pada

kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa dalam mencari dan menghim-

pun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman meng-

elola informasi, memfasilitasi siswa berinteraksi sehingga siswa aktif,

mendorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang

membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di

lapangan dan labolatorium. Fase III ada internalisasi yaitu, proses

pemasukan nilai pada seorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam

melihat makna realitas pengalaman, dan fase IV ada evaluasi, yaitu me-

review hasil pembelajaran yang sudahdiperoleh (Sunyono, 2015). Sintak

model pembelajaran SiMaYang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Fase (Tahapan) Pembelajaran Model SiMaYang (Sunyono dan

Yulianti, 2014)

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Fase I:

Orientasi

1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Memberikan motivasi

dengan berbagai fenomena

yang terkait dengan

pengalaman siswa

1. Menyimak penyampaian

tujuan pembelajaran sambil

memberikan tanggapan

2. Menjawab pertanyaan dan

menanggapi

Fase II:

Eksplorasi-

Imajinasi

1. Mengenalakan konsep

dengan memberikan

beberapa abstraksi yang

berbeda mengenai fenomena

alam (demonstrasi dan juga

visualisasi atau simulasi atau

animasi, dan atau analogi)

dengan melibatkan siswa)

2. Mendorong, membimbing,

dan memfasilitasi diskusi

siswa untuk membangun

model mental dan membuat

interkoneksi diantara level-

level fenomena alam dan /

atau membuat tranformasi

dari level fenomena satu ke

1. Menyimak (Mengamati) dan

tanya jawab dengan guru

tentang fenomana yang

diperkenalkan (Menanya).

2. Melakukan penelusuran

informasi melalui webpage /

weblog dan / atau buku teks

( Menggali informasi)

3. Bekerja dalam kelompok

untuk melakukan imajinasi

terhadap fenomena alam

melalui LKS

4. Berdiskusi dengan teman

dalam kelompok dalam

melakukan latihan imajinasi

representasi (Menalar /

19

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

level lain yang dituangkan

kedalam lembar kegiatan

siswa (LKS)

Mengasosisasi)

Fase III:

Internalisasi

1. Membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam

mengartikulasikan / mengko-

munikasikan hasil

pemikirannya melalui

presentasi hasil kerja

kelompok.

2. Memberikan latihan atau

tugas dalam

mengartikulasikan

imajinasinya. Latihan

individu tertuang dalam

lembar kegiatan siswa yang

berisi pertanyaan dan/ atau

perintah untukmembuat

interkoneksi ketiga level

fenomena alam (makro,

mikro/sub-mikro, dan

simbolik).

1. Perwakilan kelompok

melakukan presntasi

terhadap hasil kerja

kelompok

(Mengkomunikasikan).

2. Memberikan tanggapan /

pertanyaan terhadap

kelompok yang sedang

presentasi (Menanya dan

Menjawab).

3. Melakukan latihan individu

melalui LKS individu

(Menggali informasi dan

mengasosiasi).

Fase IV:

Evaluasi

1. Mengevaluasi kemajuan

belajar siswa dan mereviu

hasil kerja siswa.

2. Memberikan tugas latihan

interkoneksi tiga level

fenomena alam ( makro,

mikro, dan simbolik).

Menyimak hasil reviu dari guru

dan menyampaikan hasil

kerjanya (Mengkomunikasikan)

, serta bertanya tentang

pembelajaran yang akan

datang).

D. Literasi Sains (Kimia)

Literasi sains terbentuk dari dua kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah

literasi berasal dari kata literacyyang berarti melek huruf atau

gerakanpemberantasan buta huruf (Echols dan Shadily, 1990). Pudjiadi

(1987) mengatakan bahwa sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang

objek dan fenomena alam yangdiperoleh dari pemikiran dan penelitian para

ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan meng-

gunakan metode ilmiah.PISA (Programme for International Student Assess-

ment) mendefinisikan literasisains sebagai kemampuan dalam

20

menggunakanpengetahuan ilmiah (scientificknowledge),mengidentifikasi

pertanyaandan dalam menarik kesimpulanberdasarkan bukti dalam

rangkamemahami dan membuat keputusantentang alam semesta dan

melakukanberbagai perubahan melalui aktivitas manusia (OECD, 2016).

PISA 2006 menguraikan konsepscientific knowledge menjadi 2

komponenyaitu knowledge of science dan knowledgeabout science. Gagasan

ini selanjutnyadikembangkan lagi dalam definisi PISA2016. Perbedaan utama

adalah bahwagagasan knowledge about science lebihjelas dan dibagi menjadi

2 komponenpengetahuan prosedural dan pengetahuanepistemik.

Literasi kimia merupakan kemampuan peserta didik dalam

mengidentifikasi,menganalisis, dan mengolah konsep kimia untuk

menyelesaikan masalahnyadalam kehidupan sehari-hari dan

mengkomunikasikan setiap fenomena kimiayang terjadi di sekitarnya secara

ilmiah ( Prakasa dan Aznam, 2016). Kemam- puan literasi kimia peserta didik

diukur menggunakan tes literasi kimia yang berformatbenar-salah beralasan

dengan indikator yang diadaptasi dari aspek competenciespada draft science

framework PISA 2015( Prakasa dan Aznam, 2016).

Menurut Bybee (dalam Odja & Payu, 2014) tiga kompetensi ilmiah yang

diukurdalam literasi sains diuraikan sebagai berikut: (1) mengidentifikasikan

isu-isu (masalah) ilmiah, dimana hal ini mengenai masalah yang mungkin

untukpenyelidikan ilmiah, mengidentifikasi kata kunci untuk mencari infor-

masi ilmiah,mengenali fitur kunci dari penyelidikan ilmiah. (2) menjelaskan

fenomena ilmiah, dimana dalam hal ini menerapkan ilmu pengetahuan dalam

21

situasi tertentu,menggambarkan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan

memprediksi perubahan,mengidentifikasi dan skripsi yang tepat, memberi -

kan penjelasan, dan prediksi. (3)menggunakan bukti ilmiah, dimana dalam

hal ini menafsirkan dan membuatkesimpulan dan mengkomunikasikan,

mengidentifikasi asumsi, bukti, dan alasandibalik kesimpulan, berkaca pada

implikasi sosial dari ilmu pengetahuan danperkembangan teknologi.

Salah satu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Millers (Odja, 2014)

yang berhubugan dengan literasi sains menyatakan literasi sains secara global

sangatrendah. Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik merupakan

suatualasan yang melandasi pemerintah melakukan revisi kurikum 2006 ke

2013.Untuk mengkategorikan kemampuan siswa dalam literasi sains Bybee

(2009)mengusulkan kerangka kerja yang terdiri atas empat tingkatan yaitu:

nominal,fungsional, prosedural dan multidimensional.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh

modelpembelajaran SiMayang dalam meningkatkan kemampuan literasi

kimia siswa pada materi larutan asam basa.Materi asam basa menuntut

seorang siswa untuk dapatmenganalisis hingga mengajukan ide atau gagasan.

Kom- petensi ini sedikit sulituntuk dapat dimiliki oleh siswa, sehingga

memang dibutuhkan modelpembelajaran yang dapat mencakup kompetensi

tersebut.Melalui pembelajaran dengan pembelajaran SiMaYang, siswa diajak

untuk memahami materi asam basa melalui ketigalevel representasi kimia,

22

yaitu: makroskopik, submikroskopik, dan simbolik sehingga siswa dapat

mempe- roleh pengetahuan konseptual yang diperlukan dalammenyelesaikan

masalah baik secara deskriptif maupun matematis.

Prinsipdasar model pembelajaran SiMaYang adalah guru mengenalkan

konsep materiasam basa dengan cara menyajikan beberapa abstraksi menge-

nai fenomena sainskemudian siswa dibimbing dan difasilitasi untuk meme-

cahkan masalahnya sendiriserta mengemukakan dan mengembangkan

pemikirannya.Adapun fase (tahapan) model pembelajaran SiMaYang terdiri

dari empat fase yaitu fase orientasi, fase eksplorasi-imajinasi, fase interna-

lisasi, dan fase evaluasi.

Tahap awal pada pembelajaran SiMaYang adalah tahap orientasi dimana guru

memberikan motivasi dengan berbagai fenomena sains yang terkait dengan

pengalaman peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih termoti- vasi

dalam mempelajari sains. Pada tahap ini, pemberian motivasi dapat

dilakukan dengan pemberian reviu pada materi sebelumnya atau pemberian

pertanyaan- pertanyaan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik

yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik. Pertanyaan- pertanyaan yang diberikan

diharapkan mampu merangsangpeserta didik untuk merangsang informasi

mengenai materi asam basa. Pada tahap orientasi ini hendaknya sudah

muncul interaksi antara guru dengan peserta didik dan interaksi antar sesama

peserta didik.

23

Tahap selanjutnya adalah tahap eksplorasi-imajinasi.Pada tahap ini pembe-

lajar akan dituntun untuk membangun pengetahuan melaluipeningkatan

pemahaman dari suatu fenomena dengan menulusuri informasi melalui

berbagai sumber, selanjutnya guru menciptakan aktivitas peserta didik

dalammeningkatkan kemampuan literasi kimia berdasarkan pengetahuan

yang diperolehdengan melakukan imajinasi representasi. Pada tahap ini

siswa akan merasa tertantang untuk dapat mengungkapkan berbagai macam

perta- nyaan atau bahkanjawaban terkait abstraksi yang diberikan. Pada tahap

ini siswa akan berimajinasirepresentasi terkait fenomena sains yang

diberikan dan bekerja keras untukmemahami dan mengembangkan pemikiran

mereka. Pada tahap ini, siswa akan dilatih agar kemampuan literasi kimianya

menga- lamipeningkatan. Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat

menggu- nakan pengetahuan sainsnya untuk memecahkan permasalahan

dalam kehi- dupan keseharianmereka.

Selanjutnya tahap ketiga yaitu internalisasi. Pada tahap ini merupakanper-

wujudan dari proses orientasi dan eksplorasi dimana siswa akanmempresen-

tasikan hasil pemikirannya, siswa akan meyampaikan komentar ataumenang-

gapi presentasi dari kelompok lain. Pada tahap ini siswa juga akandiberikan

latihan untuk dapat mengartikulasikan imajinasi siswa setelahmengalami fase

orientasi. Tahap terakhir merupakan fase evaluasi. Pada tahap ini

akandidapatkan umpan balik dari hasil keseluruhan pembelajaran di kelas,

dimanasiswa akan mereviu hasil kerjaanya, berlatih menginterkoneksikan

ketiga levelfenomena sains dan melakukan evaluasi diagnostik, formatif, dan

sumatif.

24

Kemampuan literasi kimia siswa akan dilatihkan pada fase eksplorasi-

imajinasi,internalisasi, dan evaluasi karenapada fase tersebut terdapat

aktivitas siswa seperti memahami, mengomunikasikan, dan menerapkan

pengetahuan mereka untukmemecahkan masalah, sehingga diharapkan

kemampuan literasi kimia siswa akanmeningkat. Berdasarkan uraian dan

langkah-langkah di atas dengan diterapkannya pembelajaranSiMaYangpada

materi asam basa akan dapat meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas XI IPA semester genap di SMA Negeri 16 Bandarlampung

yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan literasi kimia yang

hampir sama.

2. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan keampuan

literasi kimia siswa pada materi asam basa selama penelitian diabaikan.

G. Hipotesis

1. Model pembelajaran SiMaYang pada kelas eksperimen memiliki pengaruh

yang lebih tinggi daripada kelas kontrol dalam meningkatkan kemampuan

literasi kimia siswa pada materi asam basa.

2. Model pembelajaran SiMaYang pada kelas eksperimen memiliki pengaruh

yang lebih rendah daripada kelas kontrol dalam meningkatkan kemampuan

literasi kimia siswa pada materi asam basa.

25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandarlampung, dimana

sekolah tersebut masih memiliki akreditasi B.Populasinya adalah

seluruhsiswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bandarlampung tahunpelajaran

2017/ 2018 yang tersebar dalam lima kelas. Sampel diambil secara

acakdengan teknik cluster random sampling, sehingga didapatkan 2 (dua)

kelas penelitian sebagai sampel. Kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen

dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel, 2012). Pada desain

penelitian ini melihat perbedaan pretes maupun postes kemapuan literasi

kimia siswa pada dua kelas yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukandengan

memberi suatu perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakanmodel

pembelajaran SiMaYang untuk kelas eksperimendan untuk kelas kontrol

tanpa menggu- nakan model pembelajaran SiMaYang.

26

Tabel 2. Desain penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O1 C O2

Keterangan:

O1 : Kelas diberi pretes

X : Pembelajaranmenggunakan modelpembelajaran SiMaYang

C : Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran

SiMaYang

O2 ::Kelas diberi postes

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah- langkap dalam prosedur pelaksanaan penelitian, yaitu:

1. Tahap pendahuluan penelitian

Prosedur tahap pendahuluan, yaitu:

a. Meminta izin kepada kepala SMA Negeri 16 Bandarlampung

untukmelaksanakanpenelitian

b. Menentukan subyek penelitian

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Prosedur tahap pelaksanan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap persiapan

Mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa ( LKS) serta

mempersiapkan instrumen penelitian meliputi lembar penilaian, soal

pretes dan postes yang terdiri dari soal literasi kimia.

b. Tahap validasi instrument penelitian

27

Instrumen penelitian yang divalidasi instrumen pada tahap ini,

yaituinstrumen tes kemampuan literasi kimia berupa soal pretes dan

postes.

c. Tahap penelitian

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada dua kelas

penelitian, yaitu kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaranSiMaYang, sedangkan pada kelas kontrol tidak

menerapkan model pembelajaran SiMaYang.

Urutan prosedur pelaksanaan tahap penelitian, yaitu:

1) Melakukan pretes kemampuan literasi kimia siswa pada kedua

kelas penelitian.

2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan asam

basa sesuai dengan model pembelajaran yangtelah direncanakan

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3) Melakukan postes kemampuan literasi kimia pada kedua kelas

penelitian.

3. Tahap akhir penelitian

Prosedur tahap akhir penelitian, yaitu:

a. Menganalisis data hasil penelitian.

b. Melakukan pembahasan hasil penelitian.

c. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk

bagan padagambar 3. sebagai berikut:

28

Gambar 3. Prosedur pelaksanaan penelitian

D. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Silabus, diadopsi dari Hasanah (2015)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimodifikasi dari Izzati (2015)

Izin penelitian

Analisis data

Menentukan subjek

penelitian

Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

Validasi intrumen tes

Tes literasi

kimia awal

Pretes

Pembahasan

Kesimpulan

Tes literasi

kimia akhir

postes

Pembelajaran dengan

menggunakan model

pembelajaran

SiMaYang pada kedua

kelas replika

Tahap

Pendahuluan

Tahap

Pelaksanaan

penelitian

Tahap Akhir

Penelitian

29

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan model pembelajaran SiMaYang

dimodifikasi dari Safitri (2015) pada materi asam basa. LKS yang

digunakan terdiri dari LKS kelompok dan individu denganmenggunakan

model pembelajaran SiMaYang serta LKSkelompok dan individu tanpa

menggunakan model pembelajaran SiMaYang dengan jumlah masing-

masing sebanyak 3 LKS kelompok dan 3 LKS individu.

E. Instrumen Penilaian

Adapun instrumen penilaian sebagai berikut:

1. Soal tes literasi kimia berupa soal pretes dan postes yang dimodifikasi dari

Hasanah (2015)

2. Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran SiMaYang, diadopsi

dari Sunyono (2014)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis validitas

danreliabilitas instrumen tes.

1. Analisis Validitas DanReliabilitas Instrumen Tes

Analisis validitas dan reabilitas instrumen tes digunakan untuk

mengetahuikualitas instrument yang digunakan dalam penelitian.Uji coba

instrumendilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen yang

diguna- kantelah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul

30

data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu

valid danreliabel (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil uji coba tersebut makan

akandiketahui validitas dan reliabilitas instrumen tes.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesa-

hihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan

valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan

menggunakan rumus product moment dengan angka kasar seperti yang dike-

mukakkan olehPearson, dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggun-

kan software SPSSStatistics 17.0.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

instrumenpenelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat

evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang

dapat dipercaya dankonsisten. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan rumus

Alpha Cronbach dengan membandingkan r11 dan rtabel. Instrumen tes

dikatakan reliabel jika r11 ≥ rtabel. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan statistic SPSS 17.0.

Tabel 3.Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford

No Interval Kriteria Reliabilitas

1 0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

2 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi

3 0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang

4 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

5 0,00 < r11 ≤ 0,20 Tidak reliabel

31

2. Analisis Data Keterlakasanaan RPP SiMaYang

Pengaruh model pembelajaran SiMaYang diukur berdasarkan hasil

observasi keterlaksanaan RPP SiMaYang.Keterlaksanaan model pembelajar-

an SiMaYangdi kelas eksperimen diukurmelalui lembarobservasi

keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYangyang diisi oleh

duaorangobserveryaituguru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 16

Bandarlampungdanrekan penelitianyangmengamati selama proses

pembelajaran berlangsungdi kelas.Penilaian keterlaksanaan model

pembelajaran SiMaYang ditentukan dari aspek sintak pembelajaran, sistem

sosial dan perilaku guru (prinsip reaksi).

Langkah-langkah analisis terhadap keterlaksanaan RPP model pembelajaran

SiMaYangadalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek

pengamatan, kemudian dihitung presentase dengan pencapaian dengan

rumus sebagai berikut:

%Ji = x 100% (Sudjana, 2005)

Keterangan:

%Ji = persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh

pengamat pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

2. Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek pengama-

tan dari dua orang pengamat.

32

3. Manafsirkan data pelakasaan pembelajaran (RPP) dengan tafsiran harga

persentase ketercapaian menurut Ratumanan dalam Sunyono (2012a)

seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Kriteria tingkat keterlaksanaan

Persentase Kriteria

80,1% - 100% Sangat Tinggi

60,1% - 80 % Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1% - 40% Rendah

0,0% - 20% Sangan Rendah

3. Analisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

menggunakan model SiMaYang

Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menggunakan model SiMaYang, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitungjumlah skoryangdiberikan oleh pengamat untuk setiap aspek

pengamatan kemudian dihitungpersentaseketercapaian dengan rumus:

(Sudjana, 2005)

Keterangan :

%Ji =Persentaseketercapaian untuksetiap aspek pengamatan padapertemuan

ke-i

∑Ji =Jumlah skorsetiap aspek pengamatanyang diberikan oleh

pengamatpadapertemuan ke-i

N =Skormaksimal (skorideal)

b. Menghitungrata-ratapersentasekemampuan guru untuk setiap

aspekpengamatan dari dua orang pengamat.

c. Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase kemampuan guru

seperti pada Tabel 5.

33

Tabel 5. KriteriaTingkat Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Persentase Kriteria

80,1%-100%

60,1%-80% 40,1%-60%

20,1%-40%

0,0%-20%

Sangattinggi

Tinggi Sedang

Rendah

Sangat rendah

4. Analisis Data Kemampuan Literasi Kimia

Analisis data kemampuan literasi kimia siswa dapat diukur denganmenggu-

nakandata kuantitatif berupa skor kompetensi literasi kimia siswa yang

merupakan testertulis.Peningkatan literasi kimia ditunjukkan melalui nilai n-

Gain, yaitu selisih antaraskor postes dan skor pretes, dan dihitung

berdasarkan rumus berikut:

n-Gain =

Kriteria nilai n-Gain menurut Hake (dalam Sunyono, 2014) adalah:

1. Pembelajaran dengan nilai n-Gain “tinggi” , jika n-Gain> 0,7.

2. Pemebelajaran dengan nilai n-Gain “sedang”, jika n-Gain terletak antara

0,3 <n-Gain = 0,7.

3. Pembelajaran dengan nilai n-Gain “rendah”, jika n-Gain = 0,3

5. Teknik Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatan keterampilan proses

sains pada materi asam basa. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan

dalam pene-litian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata dan uji pengaruh

34

(effect size). Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, harus dilakukan

uji prasyarat telebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dua

varians.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa

sampelbenar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga

uji hipotesisdapat dilakukan. Rumusan hipotesis pada uji ini adalah sebagai

berikut:

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1: sampel berasal dari populasiyang tidak berdistribusi normal

Dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan statistic SPSS 17.0

dengan cara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kriteria uji dalam

penelitian ini adalah terima H0apabila nilai signifikan > 0.05 atau dengan kata

lainsampel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua

kelompoksampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Rumusan

hipotesis padauji ini adalah sebagai berikut:

H0 = sampel mempunyai variansi yang homogen

H1 = sampel mempunyai variansi yang tidak homogen

Dalam hal ini analisis uji homogenitas dilakukan dengan uji One Way

ANOVAmenggunakan statistic SPSS 17.0. Kriteria uji dalam penelitian ini

35

adalah terima H0apabila nilai signifikan > 0.05 atau dengan kata lain sampel

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki variansi yang homogen.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians yang

homogen, maka pengujian selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik,

yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2005).Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)

digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor n- Gain literasi kimia pada

kelas eksperimen dengan rata-rata skor n-Gain literasi kimia pada kelas

kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat diketahui perbedaan antara

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran SiMaYang dan

pembelajaran yang tanpa menggunakan model pembelajaran SiMaYang

dalam meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa. Adapun rumus

hipotesis pada uji ini adalah:

Hipotesis Literasi Kimia

H0 : : Rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa kelas eksperimen

lebih tinggi dari atau sama dengan rata-rata nilai n-Gain

literasi kimia siswa kelas kontrol.

H1 : : Rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa kelas eksperimen

lebih rendah dengan rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa

kelas kontrol

Keterangan:

= Rata-rata nilai pretes (x) pada materi reaksi asam basa eksperimen

= Rata-rata nilai pretes (x) pada materi reaksi asama basa kontrol

= Literasi kimia

36

Pengujian data perbedaan dua rata-rata ini dihitung dengan cara

IndependentSamples T Testyang dapat dilakukan dengan menggunakan

statistic SPSS 17.0.Kriteria uji dalam penelitian ini adalah terima H0apabila

nilai signifikan < 0.05.

Jika kedua sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka

pengujian perbedaan dua rata-rata tidak menggunakan uji statistik parametrik

yaitu uji-t, melainkan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

Mann-Whitney U. Hipotesis uji statistik non parametrik sama dengan

hipotesis uji statistik parametrik.

6. Analisis Ukuran Pengaruh (effect size)

Analisis terhadap ukuran pengaruh modelpembelajaran SiMaYang dalam

meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa dilakukan dengan menggu-

nakan uji-t dan uji effect size. Uji-tdilakukan terhadap perbedaan rata-rata

antara nilai rata-rata pretes dan postes, yaitu nilai rata-rata literasi kimia.

Dalam hal inianalisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS

Statistics 17.0.

Berdasarkan uji-t, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan

ukuranpengaruh dengan rumus (Abu Jahjouh, 2014):

Keterangan:

= effect size

= t hitung dari uji-t

= derajat kebebasan

37

Tabel 6. Kriteria efek pengaruh (Dincer , 2015)

No Interval Kriteria

1 ≤ 0,15 Efek diabaikan (sangat kecil)

2 0,15 < ≤ 0,40 Efek kecil

3 0,40 < ≤ 0,75 Efek sedang

4 0,75 < ≤ 1,10 Efek tinggi

5 > 1,10 Efek sangat tinggi

55

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis kemampuan literasi

kimia siswa menggunakan model pembelajaran SiMaYang dapat disimpulkan

bahwa :

1. Model pembelajaran SiMaYang berpengaruhdalam meningkatkan

kemampuan literasi kimia siswa pada materi asam basa.

2. Ukuran pengaruh model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatkan

kemampuan literasi kimia siswaberkategori tinggi, yaitu pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SiMaYang 92%

peningkatan literasi kimia siswa dipengaruhi oleh pembelajaran dengan

model SiMaYang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran SiMaYang terbukti dapat meningkatkan

kemampuan literasi kimia siswa, sehinggapeneliti merekomendasikan

56

kepada guru-guru IPA untuk mengimplementasikan dan mengembangkan

model pembelajaran dan strategi tersebut di kelas.

2. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian sebaiknya

melakukan observasi di kelas yang akan digunakan sebagai kelas

penelitian agar peneliti dapat mengetahui suasana kelas ketika proses

pembelajaran berlangsung.

3. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya peneliti membuat perencanaan

kegiatan yang lebih matang untuk mengoptimalkan penggunaan waktu,

sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal.

4. Agar pengaruh model pembelajaran SiMaYang berjalan dengan baik,

hendaknya peneliti menyiapkan media pendukung pembelajaran yang

yang mendukung jalannya proses pembelajaran seperti, LKS berbasis

multiple representasi, layanan internet, dan LCD projector.

5. Penerapan model pembelajaran SiMaYang dapatmeningkatkan

kemampuan literasi kimia siswa, khususnya pada matapelajaran sains yang

mengedepankan mulitipel representasi. Sehingga,

penelitimerekomendasikan kepada guru-guru IPA untuk

mengimplementasikan danmengembangkan model pembelajaran dan

strategi tersebut di kelas.

57

DAFTAR PUSTAKA

Abujahjouh, Y. M. 2014. The Effectiveness of Blended E-Learning Forum

inPlanning for Science Instruction. Journal of Turkish Science

Education,11(4): 3-16.

Ainsworth, S. 2008. The Educational Value of Multiple-Representations

WhenLearning Complex Scientific Concepts. Models and Modeling in

ScienceEducation Visualization : Theory and Practice in Science

Education.Springer. USA.

Amri, S dan Ahmadi, I.K. 2010.Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas.Jakarta : Prestasi Pustaka

Anisa, D.N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict, Observe, And

Explanation)Dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa PadaMateri

Asam, Basa Dan Garam Kelas VII Semester 1 SMPN 1 JatengTahun

Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia,(2)2: 16-23

Arikunto, S. 2010. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Bybee, R. W. 2009. PISA’S 2006 Measurement of Scientific Literacy:

AnInsider’s Perspective for the U.S. A Presentation for the NCES

PISAResearch Conference.Washington: Science Forum and Science

ExpertGroup.

Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and

ChemicalRepresentationsinDevelopingMentalModelsofChemicalPhenomen

a.Thesis.ScienceandMathematicsEducationCentre.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta.

Darmawanti, V. 2017.Pengaruh Strategi Scaffolding dalam Pembelajaran

Simayang untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Dkimia Dan Self

Efficacy Pada Materi Asam Basa.(Skripsi). Universitas Lampung : Bandar

Lampung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka: Jakarta.

58

Dhindsa, H. S. dan Treagust, D. F. 2009. Conceptual Understanding ofBrunenian

Tertiary Students: Chemical Bonding and Structure. Burnei Int

Journal of Science and Math Education. 1, (1), 33-51.

Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’

Achievement in Turkey: a Meta-Analysis.Journal of Turkish Science

Education, 12 (1): 99-118.

Echols, J. M., dan H. Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia: An

EnglishIndonesian Dictionary. PT Gramedia: Jakarta.

Fraenkel, J. R., N. E. Wallen., dan H. H. Hyun. 2012. How to Design andEvaluate

Research in Education (8th

Edition.McGrow-Hill. New York.

Halimah, S. N. 2016. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep pada Materi Larutan

Elektrolitdan Non-elektrolit. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar

Lampung.

Hasanah, S. 2015. Penerapan Pembelajaran Berbasis Multipel

RepresentasiSiMaYang Tipe II dalam Menumbuhkan Model Mental dan

PenguasaanKonsep Asam Basa Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung:

BandarLampung.

Hernandez, Martinez, K., & Irene, K. and.2015. Perspectives on ScienceLiteracy:

A comparative study of United States and Kenya.Educational

ResearchInternational,25–34.

Huck, S. W. 2008. Reading Statistics and Research 5th Edition. Pearson/

Allynand Bacon: Boston.

Johnstone, A. H. 1982. Macro and Micro Chemistry. School Science Review, 227

(64): 377-379. Tesedia

di:http://www.rsc.org/images/chittleborough%20finaltcm18-94350.pdf. (28

November 2017).

Johnstone, A.H. & Kevin H. O. 2005. Concept Mapping in Problem Based

Learning: a cautionary tale. Journal Of Royal Society Of Chemistry, 7

(2):84-95.

Karimah, U. 2017. Pengaruh Strategi Scaffolding dalam Pembelajaran Simayang

untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Dkimia Dan Metakognisi Pada

Materi Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Laliyo, L. A. R. 2011. Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan Wujud

zat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan., 8(1): 1-2.

59

Nakhleh, M.B. 2008. Learning Chemistry Using Multiple

ExternalRepresentations. Visualization: Theory and Practice in Science

Education. Gilbert et al., (eds.). 209–231.

Ngertini, N. 2013. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran

InkuiriTerbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan

LiterasiSains Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Amplapura. e-Journal

ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.(4)1: 1-11.

Nurmala, V. 2016. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan

Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Berpikir Kritris pada Materi

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. (Skripsi). Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Odja, A.B. dan Payu, C.S. 2014. Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa

pada Konsep IPA. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Surabaya:

JurusanKimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya

OECD. 2016. Programme for International Student Assessment and Non OECD

Countries. EOCD Piblishing Online. Tersedia di:

http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessme

ntpisa/33690591.pdf (20 november 2017).

Olejnik, S., dan J. Algina. 2003. Measures of Effect Size for Comparative Studies:

Applications, Interpretations, and Limitations Designs.

PsicologycalMethods, 8 (4): 434-447.

Poerwadarminta, W. J. S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai

Pustaka:Jakarta.

Prakasa, M., & N. Aznam. 2016. Pengembangan SSP Kimia Berbasis Pendidikan

Berkelanjutan untuk Meningkatkan Literasi Kimia dan KesadaranTerhadap

Lingkungan. Inovasi Pendidikan IPA, 2, 46-57.

Pudjiadi, A. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Yayasan Cendrawasih: Bandung.

Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta

Safitri, A. R. 2015. Lembar Kerja Siswa Berbasis Multipel Representasi

denganModel SiMaYang Tipe II untuk Menumbuhkan Model Mental

danPenguasaan Konsep Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung:

BandarLampung.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Transito: Bandung.

Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multipel Representasi

dalamMembangun Model Mental dan Penguasaan Konsep Mahasiswa

KimiaDasar. Disertasi. Program S3 Pendidikan Sains. Program

PascasarjanaUniversitas Negeri Surabaya: tidak dipublikasikan.

60

Sunyono dan D. Yulianti. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia SMA

Berbasis Multipel Representasi dalam Menumbuhkan Model Mental

danMeningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Siswa Kelas X.

LaporanPenelitian Hibah Bersaing Tahun I.Lembaga Penelitian

UniversitasLampung: Bandar Lampung.

Sunyono, 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi (Pembelajaran

Empat Fase dengan Lima Kegiatan: Orientasi, Eksplorasi Imajinatif,

Internalisasi, dan Evaluasi). Yogyakarta : Media Akademi.

Sunyono, L. Yuanita, & M. Ibrahim. 2015. Supporting Students in Learning with

Multiple Representation to Improve Student Mental Models on

AtomicStructure Concepts. Science Education International, 26 (2): 104-

125, Tesedia di: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1064043.pdf. (28

November 2017)

Tasker, R dan R. Dalton. 2006. Research into practice: Visualisation of

TheMolecular World Using Animations. (Online) Chemistry

EducationResearch and Practice, 7 (2): 141-159.

Wang, C.Y. 2007. The role of mental-modeling ability, content knowledge, and

mental models in general chemistry students’ understanding about

molecular polarity. Doctoral dissertation. University of Missouri

Columbia.

Wati, N.K., dan Iriani, R. 2016.Pengaruh Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II

Berbantuan Media PhET terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Represen-

tasi Visual Siswa pada Materi Larutan Asam Basa. Jurnal InovasiPendidik-

an Sains, 7 (2): 121-126.

Zain, B. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar.