PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E...

295
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: VIVIN NUR ZAENAB 1113016200037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

7E TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

VIVIN NUR ZAENAB

1113016200037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

ii

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

iii

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

iv

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

v

ABSTRAK

Vivin Nur Zaenab, “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Laju

Reaksi”, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018.

Studi pendahuluan menunjukkan bahwa pola pembelajaran pada Kurikulum 2013

lebih menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil penelitian

keterampilan berpikir tingkat tinggi di kalangan peserta didik khususnya pada mata

pelajaran kimia tingkat Sekolah Menengah Atas masih rendah, hal ini disebabkan

proses pembelajaran di sekolah kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7E

terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi. Metode

penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain penelitian

Nonequivalent (Pretest-Posttes) Control-Group Design. Sampel penelitian

melibatkan siswa kelas XI MIA 3 dan MIA 5 di SMA N 3 Kota Tangerang Selatan

dengan jumlah masing-masing sebanyak 31 dan 40 siswa yang diambil

menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen utama yang digunakan yaitu

tes essay sebanyak 13 butir soal yang mewakili 3 indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi ranah kognitif taksonomi Bloom revisi. Hasil uji hipotesis

menggunakan Independent Sample T Test menunjukkan bahwa nilai p-value (sig.

2-tailed) kelas eksperimen adalah 0,001 < 0,005, sehingga H1 diterima. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran

Learning Cycle 7E terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi laju

reaksi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi para guru

untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guna melatih

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kata kunci: Learning Cycle 7E, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Laju

Reaksi

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

vi

ABSTRACT

Vivin Nur Zaenab, “The Effect of Learning Cycle 7E Learning Context on

Students’ High Order Thinking Skills in Reaction Rates Topic”, Program Studi

Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2018.

The study primaries show that the pattern of learning on curriculum of 2013 is more

emphasized on high order thinking skills. Research results of high order thinking

skills among students learning chemistry especially in high school is low, this is

caused by the teaching process in schools less to train students’ high order thinking

skills. The purpose of this research in order to understand the influence of a

Learning Cycle 7E on students’ high order thinking skills in reaction rates concept.

This study used quasi experiment method with the nonequivalent (Pretest-Posttes)

Control-Group as design research. The sample involving students of class XI MIA

3 and XI MIA 5 at SMA N 3 Kota Tangerang Selatan with the total number of each

classes were 31 and 40 students who taken uses the purposive sampling technique.

The data were collected through essay test consist of 13 items related to high order

thinking skills. The data obtained were analyzed using Independent Sample T-Test.

The result of independent sample t-test shows p-value (sig.2-tailed) in experiment

class 0,001 < 0,005 at significance level 5% then H1 accepted. The result indicated

that Learning Cycle 7E had a significance effect on students’ high order thinking

skills in reaction rates concept. This result can be used as recommendations for

teachers to apply in learning activities to improve students’ high order thinking

skills.

Key words: Learning Cycle 7E, High order thinking skills, Reaction Rates

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau dihari

akhir kelak.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Laju Reaksi”

ini ditujukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1)

pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanuddin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus validator ahli instrumen penelitian yang telah

memberikan kritik dan saran selama proses validasi.

3. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosem pembimbing I yang telah memberikan

waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran

selama penyusunan skripsi ini.

4. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, waktu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan

penuh kesabaran selama penyusunan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

viii

5. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan arahan, dukungan, serta saran kepada penulis dalam melaksanakan

kegiatan intra dan ekstra kampus, baik akademik maupun non akademik.

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik

dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Dra. Aan Sri Analiah selaku wakil kepala SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

bidang humas yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Arie Budiningsih, M.Pd., Wara Gawatiningsiah, M.Pd., dan Ai Kusmiati, S.Pd.,

selaku guru kimia kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah

mendukung keberlangsungan penelitian ini.

9. Zaenuri (Alm) Ayahanda yang menjadi sosok inspirasi bagi penulis untuk selalu

berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi rintangan serta tak lupa Ibu

tercinta (Khomsatun) yang memberikan kasih sayang, semangat, dukungan,

doa, dan bantuan moril maupun materil kepada penulis.

10. R. Melisa Nelvita Sari selaku observer dalam penelitian yang dilakukan penulis.

11. Maghvirotul Azizah, Rikha Puspita dan Khoirul Rizal selaku adik yang

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

12. R. Melisa Nelvita Sari dan Dini Islami sebagai teman kost-an yang menjadi

tempat berkeluh kesah terkait proses penelitian dan sebagainya.

13. Sahabat-sahabat seperjuangan (Siti Maemunah, Muti, Diana, Lintang, Agus,

dan Bagus) yang telah memberikan semangat, dukungan dan mengibur penulis

selama proses penyelesaian skripsi.

14. Sahabat di rumah (Ega, Dinna, Suci, Desi, Putri, Fitri, Dita, dan Safitriani) yang

memberikan semangat, saran, dan menghibur penulis selama proses

penyelesaian skripsi.

15. Teman-teman Pendidikan Kimia kelas B angkatan 2013 yang saling

memberikan motivasi dan doa.

16. Teman-teman bimbingan Pak Dedi dan Ibu Evi (Kiki, Wiji, Rahmatia, Rina,

Velda, Diana, Ipin, Maemunah, dan Dini).

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

ix

17. Adik-adik SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu dan

memotivasi penulis dalam proses penelitian.

18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu hingga tersusunnya skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu sangat diharapkan

masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak

pihak serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.

Jakarta, November 2018

Vivin Nur Zaenab

NIM. 1113016200037

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSIError! Bookmark not

defined.

LEMBAR PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ......................... 8

A. Deskripsi Teoritik............................................................................. 8

1. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E .................................. 8

2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking

Skill) ........................................................................................ 15

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xi

3. Laju Reaksi ............................................................................. 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 20

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22

E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26

B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 26

1. Metode Penelitian ................................................................... 26

2. Desain Penelitian .................................................................... 26

C. Prosedur Penelitian......................................................................... 27

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 30

1. Populasi .................................................................................. 30

2. Sampel .................................................................................... 30

E. Variabel Penelitian ......................................................................... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30

G. Instrumen Penelitian....................................................................... 31

H. Validasi Instrumen ......................................................................... 34

I. Teknik Analisis ata ......................................................................... 38

J. Perumusan Hipotesis Statistik ........................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 44

1. Data hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ............................................................................. 44

2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ................................................................... 45

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xii

3. Uji Prasyarat Sampel pada Hasil Pretest dan Posttest ........... 47

4. Data Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest pada Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................... 49

5. Data Keterlaksanaan Model Learning Cycle 7E .................... 51

B. Pembahasan .................................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 82

A. Kesimpulan .................................................................................... 82

B. Saran ............................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83

LAMPIRAN ....................................................................................................... 91

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control Group

Design ................................................................................................. 26

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 31

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ......................... 32

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E............................................................................... 34

Tabel 3. 5 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................................... 36

Tabel 3. 6. Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi ..................................................................................... 37

Tabel 3.7. Skor Alternatif Jawaban Angket ......................................................... 38

Tabel 3.8. Interpretasi Skor Angket ..................................................................... 39

Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi................................. 40

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Kontrol

dan Eksperimen ................................................................................... 44

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Kontrol

dan Eksperimen ................................................................................... 45

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................. 46

Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................. 47

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 48

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen ......................................................................... 49

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................ 50

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 23

Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................. 29

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Keterampilan Menganalisis Kelas Kontrol dan

Eksperimen .................................................................................... 55

Gambar 4.2 Jawaban Siswa pada Tahap Elicit ................................................. 56

Gambar 4.3 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate .......................................... 57

Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 58

Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 59

Gambar 4.6 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore............................................. 60

Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada Tahap Explain ............................................. 61

Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 62

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ....................................................... 62

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Keterampilan Mengevaluasi Kelas Kontrol

dan Eksperimen ............................................................................. 64

Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Tahap Engage ............................................ 65

Gambar 4.12 Jawaban Siswa pada Tahap Evaluate .......................................... 66

Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 67

Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ..................................................... 67

Gambar 4.15 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore ........................................... 68

Gambar 4.16 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate ........................................ 69

Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 70

Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ..................................................... 70

Gambar 4.19 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate ........................................ 71

Gambar 4.20 Jawaban Siswa pada Tahap Evaluate .......................................... 72

Gambar 4.21 Jawaban Siswa pada Tahap Extend ............................................. 73

Gambar 4.22 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 74

Gambar 4.23 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ..................................................... 74

Gambar 4.24 Jawaban Siswa pada Tahap Engage ............................................ 75

Gambar 4.25 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 76

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xv

Gambar 4.26 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ..................................................... 77

Gambar 4.27 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore ........................................... 78

Gambar 4.28 (a) Pertanyaan pada Tahap Elaborate (b) Jawaban Siswa pada Tahap

Elaborate ....................................................................................... 79

Gambar 4.29 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ............................................... 79

Gambar 4.30 Jawaban Siswa Kelas Kontrol ..................................................... 80

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis KI dan KD ....................................................................... 92

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ............................................................... 109

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ...................................................................... 119

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 7E ...................... 127

Lampiran 5. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa ........................................ 149

Lampiran 6. Lembar Observasi ....................................................................... 155

Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa ........................................................................................... 158

Lampiran 8. Soal Uji Validasi Siswa ............................................................... 211

Lampiran 9. Hasil Validasi Instrumen ............................................................. 222

Lampiran 10. Soal Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

224

Lampiran 11. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ....................... 235

Lampiran 12. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi........................................ 237

Lampiran 13. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi .............................................................. 240

Lampiran 14. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi........................................ 243

Lampiran 15. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi .............................................................. 246

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 249

Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen . 251

Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ........ 252

Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 253

Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 255

Lampiran 21. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 256

Lampiran 22. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E....................................................................... 257

Lampiran 23. Angket Respon Siswa ................................................................... 258

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

xvii

Lampiran 24. Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E....................................................................... 260

Lampiran 25. Lembar Contoh Jawaban Posttest Siswa ...................................... 262

Lampiran 26. Lembar Jawaban Angket Siswa .................................................... 265

Lampiran 27. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 266

Lampiran 28. Surat Izin Validasi ....................................................................... 267

Lampiran 29. Surat Izin Penelitian .................................................................... 268

Lampiran 30. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi ............................. 269

Lampiran 31. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 270

Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 271

Lampiran 33. Lembar Uji Referensi .................................................................. 272

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami pembenahan dari waktu

ke waktu, tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga

dapat menyesuaikan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK). Pembenahan tersebut dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada

komponen-komponen pendidikan, salah satunya yaitu kurikulum. Perubahan

tersebut yaitu sebelumnya menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) yang digunakan sejak tahun 2006-2013 kemudian beralih menjadi

kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP

yaitu pada pola pembelajaran. Pola pembelajaran dan pola pikir Kurikulum

2013 lebih menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau yang

sering disebut dengan high order thinking skills (Kemdikbud, 2014).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Ramos, Dolipas, dan Villamor

(2013) yaitu proses berpikir yang menempati level tertinggi pada hirarki proses

kognitif. Fassenda dan Yonata (2016) menyatakan bahwa ranah kognitif taksonomi

Bloom yang termasuk ke dalam kategori High Order Thinking Skills (Keterampilan

berpikir tingkat tinggi) yaitu C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi) dan C6

(Mencipta). Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi

adalah keterampilan tertinggi pada proses kognitif yang terdiri atas keterampilan

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Selain itu, Mainali (2012) menyatakan bahwa lembaga pendidikan seperti

sekolah seharusnya sudah memulai untuk menanamkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi kepada para siswa sebagai bekal tenaga kerja yang andal di abad 21.

Kenyataannya adalah, banyak pendidik di Indonesia yang tidak mampu untuk

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada proses

pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil survey Programme for

International Student Assesment (PISA). OECD (2016) menyatakan bahwa

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

2

pada keikutsertaan Indonesia dalam PISA tahun 2015, Indonesia mendapat

peringkat 62 dari 70 negara.

Rendahnya skor PISA yang dicapai oleh Indonesia menurut Kertayasa

(2015) disebabkan oleh sistem evaluasi di Indonesia yang masih menggunakan

soal level rendah yaitu level 1 dan 2, sehingga siswa tidak terbiasa ketika

diberikan soal PISA yang terdiri dari level 1 sampai 6 yang bersifat kontekstual.

Salah satu sistem evaluasi di Indonesia yaitu Ujian Nasional (UN) yang

memiliki proporsi rendah pada soal dengan level tinggi. Syahida dan Irwandi

(2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat

tinggi ranah kognitif taksonomi Bloom revisi yang diajukan hanya sampai pada

kategori menganalisis (C4), sedangkan soal dengan kategori mengevaluasi (C5)

dan mencipta (C6) sama sekali tidak terdapat pada naskah UN tahun ajar

2011/2012 dan 2012/2013. Persentase keterampilan berpikir tingkat tinggi

(kategori menganalisis) memiliki persentase yang cukup kecil dari jumlah soal

yang diberikan yaitu sebesar 7,5% pada UN tahun ajar 2011/2012 dan 15% pada

tahun ajar 2012/2013 (Syahida & Irwandi, 2015). Rendahnya level soal yang

diberikan oleh pendidik kepada siswa menyebabkan siswa terbiasa dengan soal

level rendah dan tidak mampu mengembangkan keterampilan berpikirnya pada

level soal yang lebih tinggi, sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi pun

tidak dapat berkembang.

Nurhayani, Syamsudduha, dan Afif (2018) mengungkapkan bahwa masih

banyak pendidik yang menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu

menjelaskan poin-poin materi yang dipelajari sehingga mmebuat siswa hanya

mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh pendidik. Kegiatan

belajar siswa yang sebatas mendengarkan penjelasan dari guru menyebabkan

keterampilan yang terasah hanya sebatas pada keterampilan berpikir tingkat

rendah (low order thinking). Hal senada diungkapkan oleh Sutama, Arnyana

dan Swasta (2014) bahwa model pembelajaran yang didominasi oleh ceramah

dan tanya jawab oleh guru mengakibatkan siswa hanya mampu mengasah

keterampilannya sebatas memahami dan mengingat saja yang merupakan

kategori low order thinking. Ahiri, dkk., (2015) menambahkan bahwa

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

3

pembelajaran yang seperti ini akan memberikan dampak yang buruk bagi

perkembangan psikologi siswa, mengisolasi siswa, membuat siswa tidak

nyaman, lalai, dan akhirnya akan menghasilkan siswa tanpa keterampilan yang

memadai. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan adanya perubahan

dalam penggunaan metode pembelajaran yang digunakan supaya siswa tidak

pasif dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

dimilikinya.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah dengan menggunakan model

pembelajaran yang mampu melatih indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi ranah kognitif taksonomi Bloom revisi yang terdiri dari menganalisis

(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Model pembelajaran yang dapat

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah kognitif taksonomi

Bloom revisi yaitu model pembelajaran Learning Cycle 7E. Hal tersebut sesuai

dengan hasil penelitian Fassenda dan Yonatha (2016) bahwa tahapan

pembelajaran pada model pembelajaran Learning Cycle 7E sesuai untuk

melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada ranah kognitif

taksonomi Bloom revisi. khashan dan Purwanto (2015) mengemukakan bahwa

“kegiatan belajar pada masing-masing tahap Learning Cycle 7E mencerminkan

pengalaman belajar dalam mengkontruksi dan mengembangkan pemahaman

konsep yang diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat

tinggi”. Tahap-tahap yang terdapat dalam model Learning Cycle 7E diantaranya

elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend.

Tahap elicit memberikan kesempatan kepada guru untuk menggali

pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Tahap elaborate memberi kesempatan kepada siswa

untuk menerapkan konsep yang telah didapat untuk menyelesaikan

permasalahan terkait kehidupan sehari-hari. Tahap extend menuntut siswa

untuk memperluas pengetahuannya dengan mengaitkan materi pelajaran yang

didapat dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menerapkan konsep yang

telah didapatkan. Menurut Taguiam dan Clavero (2015) tujuan dari model

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

4

pembelajaran Learning Cycle 7E adalah untuk menekankan pentingnya

peningkatan pemahaman sebelumnya dan memperluas transfer konsep.

Salah satu mata pelajaran sains yang menjadi pelajaran wajib bagi siswa

SMA yang menempuh jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu kimia.

Mustapa (2014) mengemukakan tujuan pembelajaran kimia yaitu “untuk

memperoleh pemahaman yang tahan lama perihal berbagai fakta, kemampuan

berfikir, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, memiliki

keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium,

serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kenyataan sehari-

hari”. Berdasarkan tujuan tersebut, maka sangatlah penting untuk mempelajari

kimia, namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang enggan untuk

mempelajari kimia. Hal tersebut salah satunya dikarenakan siswa menganggap

kimia merupakan mata pelajaran yang sulit, hal tersebut sesuai dengan Jason

yang dikutip oleh Fassenda dan Yonata (2016) yang menyatakan bahwa “ilmu

kimia lebih sulit dipelajari dibandingkan bidang lainnya karena kimia

merupakan ilmu yang abstrak berjenjang dan kompleks”.

Salah satu sub bahasan pada mata pelajaran kimia SMA yaitu laju reaksi.

Dalam kurikulum 2013, menurut permendikbud tahun 2016 materi laju reaksi

terdapat dalam KD 3.6, 3.7, 4.6, dan 4.7. KD 3.6 berisi menjelaskan faktor-

faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan. KD 3.7

berisi menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil

percobaan. KD 4.6 berisi menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara

pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan

kimia yang tak terkendali. KD 4.7 berisi merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi. Berdasarkan kompetensi-

kompetensi dasar tersebut maka perlu dikembangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi agar siswa mampu mencapai KD 3.7 yang menuntut siswa untuk

mampu menganalisis data berdasarkan data percobaan yang telah disajikan

yang termasuk kedalam kemampuan menganalisis (C4), mampu mencapai KD

4.6 yang menuntut siswa mampu menganalisis sifat suatu bahan yang kemudian

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

5

disesuaikan dengan cara penyimpanannya untuk mencegah terjadinya

perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali yang termasuk kedalam

kemampuan menganalisis (C4), serta mampu mencapai KD 4.7 yang menuntut

siswa untuk merancang percobaan yang termasuk kedalam kemampuan

mencipta (C6) dan menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

yang termasuk kedalam kemampuan mengevaluasi (C5).

Kompetensi dasar 3.6, 3.7, 4.6, dan 4.7 yang dipelajari saat kelas XI akan

mudah tercapai jika siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

baik. Namun pada kenyataanya keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas XI

masih tergolong rendah. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pra penelitian

yang dilakukan oleh Lukitasari dan Yonata (2016) dengan hasil bahwa

“sebanyak 64,7% siswa belum mampu menganalisis suatu masalah

(merumuskan masalah dan menentukan variabel); 68,3% siswa belum mampu

mengevaluasi suatu masalah (menyimpulkan); dan sebanyak 65,2% siswa

belum mampu mencipta (membuat hipotesis dan merancang prosedur

percobaan)”.

Berdasarkan penjabaran mengenai beberapa penelitian Learning Cycle 7E

yang terkait meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan

kurangnya peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi laju

reaksi, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap Keterampilan Beprikir

Tingkat Tinggi Siswa Pada Materi Laju Reaksi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah seperti dibawah ini:

1. Menurut hasil PISA 2015 keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa masih

rendah dibandingkan negara lainnya

2. Model pembelajaran yang didominasi dengan kegiatan ceramah oleh guru

menyebabkan keterampilan yang diasah oleh siswa hanya sebatas

mengingat dan memahami yang merupakan kategori low order thinking

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

6

3. Soal evaluasi yang diberikan kepada siswa hanya sebatas level rendah yaitu

level 1 dan 2

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan

skripsi, maka penulis membuat batasan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Learning Cycle 7E

2. Keterampilan siswa yang diteliti adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi

ranah kognitif Taksonomi Bloom revisi.

3. Pokok bahasan yang diteliti meliputi materi laju reaksi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dibatasi di atas, maka perumusan masalah

yang difokuskan pada penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran

Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi

pada materi Laju Reaksi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa:

1. Bagi siswa, model Learning Cycle 7E diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang dapat diimplementasikan

pada mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang

dapat membantu siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya dan

membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

baik pada pelajaran kimia atau pada pelajaran yang lainnya.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

7

3. Bagi peneliti sekanjutnya, dapat digunakan sebagai acuan dan motivasi

untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi atau tolak

ukur serta pembanding dalam melakukan penelitian.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Faturrohman adalah “bentuk

pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru” (2015, hlm. 30). Joyce dalam

Trianto (2010, hlm. 74) mengemukakan model pembelajaran adalah

pola yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pembelajaran

di kelas serta untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

seperti media pembelajaran dan kurikulum. Sedangkan model

pembelajaran menurut Ngalimun, Fauzani, dan Salabi (2016, hlm. 25)

adalah rancangan kegiatan belajar yang disusun agar pelaksanaan KBM

dapat berjalan secara terstruktur dan mudah dipahami oleh siswa.

Model pembelajaran menurut Suprijono yaitu “landasan praktik

pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori

belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi

kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas” (2016,

hlm. 64-65). Model pembelajaran menurut Sani (2015, hlm. 89)

merupakan kerangka konseptual yang berisi pola prosedur sistematik

yang digunakan dalam mengatur kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan belajar.

Berdasarkan penjelasan terkait pengertian model pembelajaran,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu

perencanaan hasil analisis kurikulum berupa penggambaran kegiatan

dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas dan dijadikan

pedoman oleh guru dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

9

b. Pengertian Model Pembelajaran Learning Cycle

Model learning cycle atau siklus belajar menurut Bodner dalam

Sadia (2014, hlm. 20) adalah strategi pembelajaran berbasis

konstruktivisme yang berlandaskan pengetahuan dibangun dalam

pikiran siswa. Model Learning Cycle menurut Adilah dan Budiharti

(2015) merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang

terdiri dari beberapa tahapan belajar yang terstruktur dan berpusat pada

siswa sehingga siswa dapat aktif dalam menemukan konsepnya sendiri.

Gonen (2010) menyatakan bahwa konstruktivis mendorong siswa untuk

menemukan permasalahan yang menarik di sekitarnya dan

mengharuskan mereka untuk memperoleh solusi dengan memanfaatkan

keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan, dapat disimpulkan

bahwa model learning cycle adalah model pembelajaran berbasis teori

konstruktivisme yang berpusat pada siswa dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan konsep dan permasalahan yang

menarik di sekitarnya.

c. Perkembangan Learning Cycle 7E

Model Learning Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert

Karbles dan rekan-rekannya diakhir tahun 1960 (Qarareh, 2012).

Learning Cycle pada awalnya hanya memiliki 3 tahap yang terdiri dari

exploration, concept introduction, concept application (Wena, 2009,

hlm. 170-171). Sadia (2014, hlm. 20) menambahkan bahwa ketiga tahap

tersebut membantu siswa dalam memahami hal yang kompleks

berdasarkan pengalaman nyata.

Polyiem, Nuangchalerm, dan Wongchantra (2011) menyebutkan

bahwa Learning Cycle diadaptasi menjadi empat langkah yang disebut

dengan pendekatan Learning Cycle 4E dengan menambahkan tahap

penyajian pembelajaran (learning presentation). Kemudian, pendekatan

Learning Cycle 4E diadaptasi menjadi 5E dengan menambahkan tahap

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

10

pemeriksaan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge check)

(Polyiem, dkk., 2011). Temel, Yılmaz, dan Özgür (2013) yang mengutip

Bybee menyatakan bahwa kelima tahap dari model Learning Cycle 5E

tersebut terdiri atas engagement, exploration, explanation, elaboration,

dan evaluation. Melalui kelima fase tersebut diharapkan siswa dapat

berperan aktif dalam proses menggali, menganalisis dan mengevaluasi

pemahamannya terkait materi yang dipelajari (Wena, 2009, hlm. 172).

Model pembelajaran Learning Cycle 5E kemudian dikembangkan

lagi menjadi “Learning Cycle 7E” dengan memperluas elemen engage

menjadi elicit dan engage, elemen elaborate dan evaluate menjadi

elaborate, evaluate dan extend (Eisenkraft, 2003, hlm. 57). Perbedaan

antara model siklus belajar 5E dan 7E menurut (Sadia, 2014, hlm. 25)

adalah:

pada model siklus 7E diawali dengan pengungkapan pengetahuan

awal (prior knowledge) siswa tentang suatu topik materi pelajaran

melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh guru (elicit) dan

diakhiri dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep maupun prinsip-

prinsip ilmiah yang telah dikuasainya pada situasi yang lebih

kompleks dalam kehidupan sehari-hari (extend).

d. Pengertian Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Eisenkraft dalam Sadia (2014, hlm. 25) menyatakan “siklus belajar

7E (Elicit – Engage – Explore – Explain – Elaborate –Evaluate -

Extend) merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep maupun prinsip-prinsip

ilmiah dari suatu materi pelajaran”. Trimayanti dan Purwanto (2015)

menambahkan model Learning Cycle 7E merupakan rangkaian

beberapa tahap yang disusun sedemikian rupa yang membuat siswa

dapat berperan aktif, sehingga mampu menguasai kompetensi-

kompetensi pembelajaran yang harus dicapai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Learning Cycle 7E

merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri

dari beberapa tahap yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

11

dapat berperan aktif dalam menemukan konsep dan menguasai

kompetensi yang harus dicapai.

e. Tujuan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Adilah dan Budiharti (2015) menjelaskan bahwa melalui model

Learning Cycle 7E diharapkan siswa tidak hanya mendengarkan

penyampaian guru, tetapi dapat berperan aktif dalam menggali dan

memperluas pemahaman mereka mengenai konsep-konsep yang

dipelajari. Salah satu tujuan dari model Learning Cycle 7E menurut

Khashan (2016) yaitu untuk mengembangkan konsep ilmiah dan

keterampilan serta menghubungkan konsep. Hartono (2013)

menambahkan pada dasarnya Learning Cycle 7E dikembangkan untuk

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah, dan intelektualnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat

dikatakan bahwa model Learning Cycle 7E bertujuan untuk membuat

siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga berbagai

keterampilan seperti pemecahan masalah, menghubungkan konsep dan

kemampuan berpikir dapat berkembang.

f. Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Learning Cycle 7E

Eisenkraft dalam Sadia (2014, hlm. 25-26) menjelaskan tahapan-

tahapan yang terdapat dalam model Learning Cycle 7E sebagai berikut:

1) Elicit (Mendatangkan Pengetahuan Awal Siswa)

Pada tahap ini, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, hal ini bertujuan untuk

mengungkap pengetahuan awal siswa. Jawaban yang disampaikan

siswa merupakan gagasan atau ide awal siswa terkait materi yang

dipelajari, sehingga guru dapat mengetahui pengetahuan awal serta

miskonsepsi siswa. Melalui kegiatan tersebut guru dapat

menentukan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2) Engage (Menarik Perhatian Siswa)

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

12

Kegiatan pada tahap ini yaitu mengajak siswa untuk

merumuskan prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dibahas

dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Hal tersebut dapat

membangkitkan minat dan keingintahuan siswa mengenai konsep

yang akan dibahas.

3) Explore (Mengeksplorasi)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok kecil (4-5 orang) untuk menguji prediksi-

prediksi yang telah dirumuskan pada tahap engagement melalui

kegiatan praktikum, studi lapangan maupun atau studi pustaka.

Kegiatan tersebut membuat siswa melibatkan seluruh panca

indranya untuk berinteraksi dengan lingkungan dan objek yang

dipelajarinya. Melalui kegiatan tersebut diharapkan timbul

ketidakseimbangan (dieskuilibrasi) dalam struktur mental siswa

yang ditandai dengan munculnya berbagai pertanyaan yang

mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level

reasoning).

4) Explain (Menjelaskan)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan dan menjelaskan hasil eksplorasinya dalam

diskusi kelas. Peran guru dalam tahap ini yaitu memberi motivasi

dan mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dan prinsip-prinsip

ilmiah dengan menggunakan bahasa mereka sendiri serta meminta

bukti dan klarifikasi dari penjelasan yang disampaikan siswa.

Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa dapar menemukan

istilah-istilah dari konsep yang sedang dipelajari.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

13

5) Elaborate (Menerapkan)

Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berdiskusi sehingga akan timbul hal-hal baru terkait materi pelajaran

yang menjadi target pembelajaran. Pemahaman yang telah dibangun

kemudian dikembangkan dalam diskusi kelas. Apabila terdapat

siswa yang mengalami miskonsepsi, guru memperbaiki miskonsepsi

tersebut menuju konsepsi ilmiah. Siswa diajak untuk menerapkan

pemahaman konsepnya yang baru melalui kegiatan pemecahan

masalah terkait masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan

sehari-hari. Penerapan konsep pada fase ini diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman siswa terkait konsep yang sedang

dipelajari.

6) Evaluate (Menilai)

Kegiatan pada tahap ini yaitu melakukan evaluasi mengenai

pengetahuan, pemahaman konsep, atau penguasaan kompetensi

melalui kegiatan pemecahan masalah dalam konteks yang baru atau

situasi yang baru. Melalui tahap ini diharapkan siswa dapat

meningkatkan penalaran tingkat tinggi, keterampilan, pemahaman,

serta kemampuannya. Pada tahap evaluasi, dapat diketahui seberapa

dalam luas tingkat pemahaman siswa terkait konsep-konsep yang

telah dipelajari.

7) Extend (Memperluas)

Tahap ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengembangkan dan memperluas konsep-konsep ilmiah yang telah

dikuasainya dalam situasi yang lebih kompleks dalam kehidupan

sehari-hari.

g. Kelebihan dan Kekurangan Learning Cycle 7E

Kelebihan dari model Learning Cycle 7E menurut Ngalimun,

Fauzani, dan Salabi (2016, hlm. 176) antara lain:

1) Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

14

2) Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran

3) Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa

Kelebihan lain dari model Learning Cycle 7E menurut Sadia (2014,

hlm. 27) diantaranya:

1) Guru dapat memilih strategi pembelajaran yang lebih efektif

2) Siswa termotivasi untuk mengingat kembali materi pelajaran yang

telah dipelajari sebelumnya

3) Siswa menjadi lebih aktif dan tergugah rasa ingin tahunya melalui

tahap engagement

4) Melalui kegiatan, siswa mengalami proses belajar penemuan

melalui tahap explore, sehingga konsep yang dipelajari menjadi

lebih bermakna dan mampu bertahan lama

5) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis dan berpikir

kreatif) siswa dapat terakomodasi selama proses pembelajaran

6) Siswa memiliki kemampuan komunikasi ilmiah yang lebih baik

pada tahap explain

7) Pemahaman dan penguasaan konsep siswa menjadi sangat kuat dan

status pengetahuannya dapat mencapai status fruitfull pada tahap

extend.

Setiap komponen dalam pendidikan pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu pula halnya dengan model pembelajaran. Tak lain

halnya dengan Learning Cycle 7E, disamping kelebihan yang telah

disebutkan sebelumnya, Learning Cycle 7E pun memiliki kekurangan

seperti yang disampaikan oleh Soebagio yang dikutip oleh Ngalimun,

Fauzani, dan Salabi (2016, hlm. 176), diantaranya:

1) Efektivitas pembelajaran rendah jika pengajar kurang menguasai

materi dan tahap-tahap pembelajaran

2) Menuntut kreativitas dan kesungguhan guru dalam merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

15

3) Memerlukan pengaturan kelas yang lebih terencana dan

terorganisasi

4) Memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga dalam merancang dan

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill)

a. Pengertian Keterampilan Berpikir

Keterampilan menurut Syah (2010, hlm. 117) adalah “kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular)

yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, olah

raga dan sebagainya”. Menurut Lawson dalam Tjahjadarmawan (2017,

hlm. 11) skill atau keterampilan ialah “kemampuan untuk melakukan

sesuatu dengan baik”.

Proses berpikir menurut Kuswana (2011, hlm. 3) merupakan urutan

kejadian mental yang terjadi secara terencana atau alami serta sistematis

pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta

menghasilkan suatu perubahan pada objek yang memengaruhinya.

Berpikir menurut Wilson dalam Tjahjadarmawan (2017, hlm. 11) yaitu

“bagian intelektual manusia dalam proses kognitif tingkat tinggi”.

Menurut Jhon Dewey dalam Moosley yang dikutip oleh Sudarma

(2013, hlm. 38-39), definisi berpikir yaitu, (1) berpikir adalah aliran

kesadaran yang muncul setiap hari dan mengalir tanpa terkontrol seperti

bermimpi dan melamun, (2) berpikir adalah imajinasi atau kesadaran

yang muncul secara tidak langsung atau tidak bersentuhan secara

langsung dengan sesuatu yang dipikirkan, (3) berpikir semakna dengan

tingkat pengetahuan dan kepercayaan yang diekspresikan, (4) berpikir

reflektif adalah rangkaian pemikiran yang dianggap terbaik dalam

proses memahami masalah, menggali informasi hingga memecahkan

masalah.

Berdasarkan berbagai pengertian terkait keterampilan dan berpikir,

dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir yaitu kemampuan

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

16

intelektual manusia untuk melakukan sesuatu dalam proses kognitif

yang muncul setiap hari, sistematis dan tanpa terkontrol.

b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill)

Wardana dalam Rofiah, Aminah, dan Ekawati (2013)

mengemukakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah

proses berpikir yang yang dilakukan secara sadar dan melibatkan

aktivitas mental dalam mengeksplorasi pengalaman yang kreatif,

reflektif, dan kompleks untuk memperoleh pengetahuan pada tingkat

berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif. Pendidik memandang

keterampilan keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai proses

berpikir yang terjadi ketika siswa memperoleh pengetahuan baru yang

kemudian disimpan dalam ingatannya, dan selanjutnya pengetahuan

tersebut dihubungkan, diorganisasi atau dievaluasi untuk mencapai

tujuan tertentu (Abosalem, 2016). Sedangkan Heong, dkk (2011)

memandang keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai aspek penting

dalam proses belajar dan mengajar.

Berpikir tingkat tinggi dapat membantu siswa dalam membedakan

ide atau gagasan dengan jelas, berargumen dengan baik, mampu

berhipotesis, memecahkan masalah, memahami hal-hal kompleks

menjadi lebih jelas serta mampu mengkonstruksi penjelasan (Widodo

dan Kadarwati, 2013). Menurut Anderson yang dikutip oleh Raub,

Shukor, Arshad, dan Rosli (2015) dalam taksonomi Bloom revisi,

keterampilan yang terdiri atas mengingat, memahami dan mengaplikasi

termasuk kedalam kategori berpikir tingkat rendah, sedangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi terdiri atas menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

Krathwohl dalam A Revision of Bloom’s Taxonomy: an overview

yang dikutip oleh Lewy, Zulkardi, dan Aisyah (2009) menyatakan

bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

meliputi:

a) Menganalisis:

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

17

Dapat mengenali serta membedakan faktor sebab dan akibat dari

sebuah skenario yang rumit

Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau

menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil

untuk mengenali pola atau hubungannya

Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan

b) Mengevaluasi

Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan

Memberikan penilaian terkait solusi, gagasan, dan metodologi

dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada

untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya

Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian

c) Mencipta

Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah

Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi

struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap

terhadap sesuatu

3. Laju Reaksi

a. Pengertian Laju reaksi

Bidang kimia yang mengkaji kecepatan terjadinya suatu reaksi

kimia disebut dengan kinetika kimia (chemical kinetics) (Chang, 2005,

hlm. 30). Chang (2005, hlm. 30) mendefinisikan laju reaksi (reaction

rate) sebagai “perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap

waktu (M/s)”. Secara fisik, laju reaksi berkaitan dengan berkurangnya

konsentrasi reaktan terhadap perubahan waktu reaksi, sehingga secara

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

18

sistematis dapat dinyatakan berdasarkan persamaan berikut (Fatimah,

2013, hlm. 5):

Laju = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛

𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Pada reaksi umum seperti

aA + bB cC + dD

laju reaksi dapat dituliskan sebagai berikut (Chang, 2005, hlm. 31):

Laju = −1

𝑎

∆[𝐴]

∆𝑡= −

1

𝑏

∆[𝐵]

∆𝑡=

1

𝑐

∆[𝐶]

∆𝑡=

1

𝑑

∆[𝐷]

∆𝑡

b. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

1) Konsentrasi

Konsentrasi reaktan memiliki peran penting dalam

memperlambat atau mempercepat suatu reaksi (Oxtoby, 2001, hlm.

415). Widyatmoko (2009, hlm. 214) menyatakan bahwa “semakin

tinggi konsentrasi molekul yang terlibat dalam suati reaksi, semakin

tinggi kemungkinan terjadi tumbukan antar molekul pereaksi

persatuan waktu”. Syukri menambahkan apabila konsentrasi

pereaksi diperbesar, maka kerapatannya akan bertambah dan

memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga reaksi berlangsung

lebih cepat (1999, hlm. 468).

2) Suhu

Walau terdapat sedikit pengecualian, laju reaksi dapat

meningkat dengan meningkatnya suhu (Chang, 2005, hlm. 43).

Syukri mengungkapkan bahwa hampir semua reaksi menjadi lebih

cepat jika suhu dinaikkan, hal tersebut terjadi karena kalor yang

diberikan akan memperbesar energi kinetik partikel pereaksi

sehingga jumlah dan energi tabrakan pun bertambah besar (1999,

hlm. 469).

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

19

3) Luas permukaan

Efek meningkatnya luas permukaan pada suatu reaksi mirip

dengan efek meningkatnya konsentrasi reaktan. Sebagai contoh

sebuah potongan besi memiliki jumlah atom yang lebih banyak

untuk bereaksi dengan udara dibanding jumlah atom besi pada

sebuah paku payung, sehingga reaksi korosi pada potongan besi pun

lebih cepat (Bauer, Birk, dan Marks, 2007, hlm. 454).

4) Katalis

Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia

tanpa ikut terpakai dan dapat diperoleh kembali dalam tahap reaksi

berikutnya (Chang, 2005, hlm. 52). Katalis dapat mempercepat

terjadinya suatu reaksi dengan cara memberikan alternatif lintasan

reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah (Petrucci, dkk.

2011, hlm 226). Chang (2005, hlm. 52) menambahkan bahwa

“katalis mempercepat reaksi dengan menyediakan serangkaian

tahapan elementer dengan kinetika yang lebih baik dibandingkan

jika tanpa katalis”.

c. Teori Tumbukan Pada Kinetika Kimia

Frekuensi tabrakan (tumbukan) adalah “banyaknya tabrakan

molekul per satuan waktu” (Petrucci, dkk. 2011, hlm. 214). (Chang,

2005, hlm. 43) menyatakan bahwa “berdasarkan segi teori tumbukan

dari kinetika kimia, maka kita perkirakan laju reaksi akan berbanding

lurus dengan banyaknya tumbukan molekul perdetik, atau berbanding

lurus dengan frekuensi tumbukan molekul”. Berdasarkan pernyataan

tersebut, dapat dibuat hubungan antara banyaknya tumbukan dengan

laju reaksi:

Laju ∝ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛

𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (Chang, 2005, hlm. 43)

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

20

d. Orde Reaksi

Orde reaksi menurut Widyatmoko (2009, hlm. 215) adalah jumlah

eksponen konsentrasi dalam persamaan laju reaksi yang menerangkan

hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi. Dengan menetahui orde

reaksi maka dapat dipilih reaksi mana yang paling mungkin dan mana

yang tidak mungkin. Sehingga jenis reaksi yang tidak mungkin segera

dapat diketahui dan langsung diabaikan sejak awal.

1) Orde Pertama

Suatu reaksi dikatakan termasuk kategori reaksi orde pertama

menurut Widyatmoko (2009, hlm. 218) yaitu apabila kecepatan

reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu dari hanya satu

konsentrasi pereaksi.

2) Orde Kedua

Widyatmoko (2009, hlm. 224) menyatakan suatu reaksi

dikatakan termasuk kategori reaksi orde kedua jika kecepatan reaksi

berbanding lurus dengan pangkat dua pereaksi.

3) Orde Ketiga

Orde reaksi ketiga adalah reaksi yang melibatkan tumbukan

antara tiga molekul, dimana peristiwa tersebut sangat jarang terjadi

(Widyatmoko, 2009, hlm. 228). Pereaksi dalam orde reaksi ketiga

terdiri dari dua molekul yang sama dan sat molekul lain atau ketiga

molekul yang sama atau (Widyatmoko, 2009, hlm. 228).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan sesuai dengan judul penelitian

penulis sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Trimayanti dan Purwanto pada tahun 2015

yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan Model

Learning Cycle 7e dengan Konten Integrasi-interkoneksi untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa, menunjukkan

hasil bahwa model Learning Cycle 7E dengan konten integrasi-

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

21

interkonektif efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Adilah dan Budiharti pada tahun 2015 yang

berjudul Model Learning Cycle 7E Dalam Pembelajaran IPA Terpadu,

hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa model Learning Cycle 7E

merupakan model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari

tujuh tahap yang terorganisasi dan berpusat kepada siswa sehingga siswa

dapat menemukan konsepnya sendiri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hassan, Rosli dan Zakaria pada tahun 2016

yang berjudul The Use of i-Think Map and Questioning to Promote Higher-

Order Thinking Skills in Mathematics, hasil penelitiannya adalah

pemilihan peta berpikir yang dibuat secara tepat dalam setiap kasus

membuat guru dapat merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa melalui pengajuan pertanyaan yang menantang.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Taguiam dan Clavero pada tahun 2015 yang

berjudul The Effect Of 7E Learning Cycle Approach On Students’

Conception On Changes In Matter, Energy and Time, hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat

konsep siswa antara sebelum dengan sesudah penggunaan pendekatan

Learning Cycle 7E.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rofi'ah dan Azizah pada tahun 2014 yang

berjudul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Learning

Cycle 7-E Pada Materi Pokok Laju Reaksi Untuk Melatihkan

Keterampilan Proses Sains, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

lembar Kegiatan Siswa berorientasi Learning Cycle 7-E layak digunakan

sebagai perangkat pembelajaran.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono pada tahun 2013 yang berjudul

Learning Cycle-7E Model To Increase Student’s Critical Thinking On

Science, menunjukkan hasil bahwa penerapan model pembelajaran

Learning Cycle 7E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

22

7. Penelitian yang dilakukan oleh Lukitasari dan Yonata pada tahun 2015

dengan judul Keterampilan Berpikir Menganalisis, Mengevaluasi, Dan

Mencipta Siswa Pada Materi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju

Reaksi Kelas XI SMAN 1 Gondang Tulungagung, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada ranah

kognitif taksonomi Bloom revisi mendapatkan rata-rata penilaian dengan

kategori sangat baik.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Khofifatin dan Yonata pada tahun 2013

yang berjudul Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Berpikir Tingkat Tinggi

Pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri Gedangan

Sidoarjo Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri, hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa dapat dilatihkan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri.

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik, salah satunya adalah

mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat (Permendikbud nomor 69

tahun 2013). Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum

mampu untuk menunjukkan keterampilan yang dimilikinya, salah satu

keterampilan tersebut yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut

menyebabkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh siswa

masih rendah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran yang mampu merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi akan dapat berkembang dalam diri

siswa jika pendidik meggunakan model pembelajaran yang mampu melatih

keterampilan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi dan juga mencipta.

Model pembelajaran yang mampu melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa yaitu model Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E

memiliki tujuh tahapan yang terdiri atas elicit, engage, explore, explain,

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

23

elaborate, evaluate, dan extend. Fase elicit memberikan kesempatan pada siswa

untuk menganalisis informasi yang didapat. Fase engage memberikan

kesempatan pada siswa untuk membuat hipotesis. Fase explore memberikan

kesempatan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui

percobaan sehingga siswa mampu merancang percobaan dan menganalisis hasil

percobaan. Fase selanjutnya yaitu explain yang memberikan kesempatan siswa

untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang didapat. Fase

evaluate merupakan fase melatih keterampilan yang telah dimiliki siswa. Fase

terakhir yaitu extend yang membuat siswa mampu memperluas pengetahuannya

sehingga mampu menerapkan dan menghubungkan pengetahuan yang

dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu materi pembelajaran yang cocok digunakan dalam model

pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu laju reaksi. Hal tersebut dikarenakan

pada materi laju reaksi terdapat kompetensi dasar (KD) 3.7 berisi menentukan

orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan, yang

dimana menuntut siswa untuk mampu menganalisis data berdasarkan data

percobaan yang telah disajikan yang termasuk kedalam kemampuan

menganalisis (C4). KD 4.6 berisi menyajikan hasil penelusuran informasi cara-

cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan

kimia yang tak terkendali, dimana menuntut siswa mampu menganalisis sifat

suatu bahan yang kemudian disesuaikan dengan cara penyimpanannya untuk

mencegah terjadinya perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali yang

termasuk kedalam kemampuan menganalisis (C4). KD 4.7 berisi merancang,

melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi, dimana menuntut siswa untuk

merancang percobaan yang termasuk kedalam kemampuan mencipta (C6) dan

menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang termasuk

kedalam kemampuan mengevaluasi (C5). Berdasarkan pernyataan tersebut,

dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model Learning Cycle 7E akan

menimbulkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi.

Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Faktor Penyebab

1. Sistem evaluasi di Indonesia masih menggunakan soal dengan level rendah (C1, C2, C3)

2. Proses pembelajaran di kelas belum mengembangkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa

Solusi Masalah

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

24

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah “terdapat pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi”.

Elicit

(mendatangkan pengetahuan awal siswa)

Engage

(mengajak dan menarik perhatian siswa)

Explore

(mengeksplorasi)

Explain (menjelaskan)

Elaborate (menerapkan)

Evaluate (menilai)

Extend (memperluas)

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

25

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA N 3 Kota Tangerang Selatan yang

beralamat di Jl. Benda Timur Raya No.12, Pamulang 2, Tangerang Selatan.

Adapun penelitian ini dilaksanakan pada 18 September 2017 sampai 6

Oktober 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi-experiment. Creswell

(2014, hlm. 238) menyatakan bahwa quasi-experiment merupakan

metode yang menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, dimana partisipan pada kedua kelompok tersebut tidak

ditempatkan secara acak melainkan sudah terbentuk secara alamiah.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Nonequivalent

(Pretest-Posttes) Control-Group Design. Kelompok kontrol dan

eksperimen dalam desain ini diseleksi tanpa melalui tahap penempatan

acak serta dilakukan pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut,

yang membedakan adalah pemberian treatment hanya dilakukan pada

kelompok eksperimen (Creswell, 2014, hlm. 242). Berikut desain

penelitian Nonequivalent (Pretest-Posttes) Control-Group Design

(Creswell, 2014, hlm. 242):

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent (Pretest-Posttest)

Control Group Design

Group Pretest Perlakuan Posttest

A O1 X O2

B O3 Y O4

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

27

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen

B : Kelas Kontrol

X : Perlakuan dengan menerapkan model Learning Cycle 7E

Y : Perlakuan dengan menerapkan model konvensional

O1 : Test awal (pretest) kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan

O2 : Test akhir (posttest) kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan

O3 : Test awal (pretest) kelas kontrol

O4 : Test akhir (posttest) kelas kontrol tanpa diberi perlakuan

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan terdapat tiga tahapan yaitu:

1. Tahapan Persiapan

a. Melakukan studi literatur terkait jurnal-jurnal penelitian untuk

menemukan masalah

b. Menentukan judul penelitian

c. Mengumpulkan literatur yang dibutuhkan

d. Melakukan studi pendahuluan melalui analisis KD yang bertujuan

mencari materi yang sesuai dengan model pembelajaran Learning

Cycle 7E.

e. Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

digunakan dalam mengimplementasikan model Learning Cycle 7E

dalam materi laju reaksi.

f. Membuat instrumen penelitian berupa soal tes keterampilan berpikir

tingkat tinggi , angket respon siswa terhadap model Learning Cycle

7E serta lembar observasi keterlaksanaan model Learning Cycle 7E.

g. Melaksanakan validasi terkait instrumen tes dan angket yang

dilakukan oleh dosen ahli. Kemudian instrumen tes diuji cobakan

kepada siswa yang sudah mempelajari materi laju reaksi untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas dari instrumen tes yang telah

dibuat.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

28

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Memberikan pretest berupa soal tes keterampilan berpikir tingkat

tinggi sebelum pembelajaran dimulai, baik pada kelas kontrol

maupun kelas eksperimen.

b. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan hasil

pretest.

c. Menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E pada kelas

eksperimen dan menerapkan model pembelajaran konvensional

pada kelas kontrol.

d. Memberikan posttest berupa soal keterampilan berpikir tingkat

tinggi diakhir pertemuan pada materi laju reaksi, baik pada kelas

kontrol maupun kelas eksperimen.

e. Memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran

Learning Cycle 7E pada kelas eksperimen.

3. Tahapan Penyelesaian

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest keterampilan berikir tingkat

tinggi siswa

b. Menganalisis data dan membahas hasil penelitian

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian

Adapaun gambaran prosedur dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

29

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Pretest

Persiap

an

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Analisis KI, KD, dan

Silabus Kurikulum 2013

Analisis Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi

RPP

LKS berbasi Learning

Cycle 7E

Tes: Pretest dan Posttest

Lembar Observasi

Angket

Validitas Instrumen

Analisis data dan

pembahasan

Penarikan

kesimpulan

Analisis Model Learning

Cycle 7E

Pembuatan RPP Penyusunan Instrumen

Revisi

Uji Coba Instrumen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Metode konvensional (ceramah)

Pemberian Soal Posttest

Penerapan Model Learning Cycle 7E

Pen

yelesaia

n

Pelak

sanaa

n

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

30

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek dalam suatu wilayah yang

memenuhi syarat tertentu terkait masalah penelitian (Riduwan, 2013,

hlm. 54). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

MIA SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel menurut Riduwan merupakan bagian dari populasi yang

memiliki keadaan atau ciri-ciri tertentu yang akan diteliti (2013, hlm.

11). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian

ini yaitu purposive sampling, yaitu “menentukan sampel dengan

pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara

maksimal” (Arikunto, 2010, hlm. 33). Adapun pertimbangan yang

dilakukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu

berdasarkan pertimbangan bahwa kedua kelompok memiliki

kemampuan rata-rata yang sama dan penyesuaian jadwal mata pelajaran

pada masing-masing kelas. Sampel yang digunakan pada penelitian ini

yaitu siswa kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas

XI MIA 5 sebagai kelas kontrol. Dimana penentuan kelas kontrol dan

eksperimen berdasarkan pada hasil pretest.

E. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan yaitu 2 variabel yang terdiri atas variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu

berupa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E, dan variabel

terikat (Y) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju

reaksi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

31

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Data Instrumen

Penelitian

Teknik

Pengumpulan

Data

Waktu

1

Keterlaksanaan

Model Learning

Cycle 7E

Lembar

Observasi

Lembar

Observasi

Dilakukan di

kelas ketika

proses

pembelajaran

menggunaka

model

Learning

Cycle 7E

2

Keterampilan

Berpikir Tingkat

Tinggi

Essay

LKS

Pretest dan

Posttest

Diberikan

sebelum dan

setelah

proses

pembelajaran

di kelas

eksperimen

dan kontrol

3

Respon Siswa Angket Angket Diberikan

setelah

proses

pembelajaran

di kelas

eksperimen

Tabel 3.2 menjelaskan bahwa dalam teknik pengumpulan data, data

utama yang digunakan sebagai alat ukur penelitian atau instrumen adalah

berupa pretest dan posttest keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adapun

lembar observasi dan LKS berbasis Learning Cycle 7E adalah sebagai

penunjang dan penguat atau bukti bahwa penelitian ini benar-benar

terlaksana.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2016, hlm. 134) adalah “alat

bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data”. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

32

1. Instrumen Tes

Penelitian ini menggunakan instrumen tes tertulis berupa tes essay.

Tes essay adalah salah satu bentuk dari tes tulis yang terdiri atas

beberapa pertanyaan yang mengandung permasalahan dan menuntut

jawaban siswa melalui uraian kata-kata yang dapat menggambarkan

kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2009, hlm. 94). Tes essay yang

digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data

kuantitatif keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Tes ini disusun

berdasarkan rumusan indikator pembelajaran dan indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah kognitif Taksonomi Bloom

revisi. Tes ini diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan pada kelas

kontrol yang diajarkan dengan model konvensional.

Tes keterampilan berpikir tingkat tinggi selanjutnya diberikan kepada

siswa diawal pembelajaran (pretest) dan diakhir pembelajaran (posttest)

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes essay yang

digunakan berupa pertanyaan terbuka yang berjumlah 13 butir soal.

Adapun kisi-kisi keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah kognitif

taksonomi Bloom revisi disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

No Materi Taksonomi Bloom Revisi

C4 C5 C6

1 Teori tumbukan dalam

reaksi kimia

1, 2, 3, 4, 8,

9, 13, 15,

19, 25, 28

2 Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

3, 5, 13,

19, 25,

26, 29

1, 2, 4, 8, 9,

14, 15, 28 30

3 Orde Reaksi, tetapan dan

persamaan laju reaksi

7, 12,

18, 23

6, 11,

17, 22,

27

4 Peran katalis 10, 20

5

Cara-cara pengaturan

penyimpanan bahan

untuk mencegah

perubahan tak terkendali

21, 24 16

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

33

Jumlah 30

2. Lembar Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan terkait

kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2013, hlm. 220).

Kegiatan tersebut dapat berupa cara guru mengajar dan siswa belajar.

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu cara guru

mengajar, tepatnya keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle

7E. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning

cycle 7E berfungsi untuk memantau terlaksana atau tidaknya

keseluruhan tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran tersebut.

Lembar observasi dinilai dengan cara memberikan skor 1 jika model

terlaksana dan memberikan skor 0 jika tidak terlaksana (lampiran 6).

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa diberikan kepada siswa dengan tujuan sebagai

pedoman dalam proses pembelajaran dikelas eksperimen yang

didalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang diselesaikan

melalui langkah-langkah model Learning Cycle 7E. Selain itu juga

untuk melihat kemunculan dari indikator keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung (lampiran 4).

4. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

beberapa pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumidi,

2012, hlm. 78). Angket ini diberikan kepada siswa pada kelas

eksperimen sebagai responden dengan tujuan mengetahui respon siswa

terkait proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Learning Cycle 7E. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada angket

sudah cukup terperinci dan lengkap untuk mendapatkan data dan

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

34

informasi dari responden mengenai respon siswa pada proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E.

Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis angket tertutup.

Angket tertutup adalah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan

dimana telah disediakan beberapa pilihan jawaban, sehingga responden

dapat memilih salah satu jawaban dari pilihan yang telah disediakan

(Sukandarrumidi, 2012, hlm. 79). Angket pada penelitian ini berisi 10

pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif dengan menggunakan

skala Likert 1-4 dengan pilihan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,

dan sangat setuju. Kisi-kisi angket respon siswa terhadap model

pembelajaran Learning Cycle 7E adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Model

Pembelajaran Learning Cycle 7E

No Aspek Indikator Sebaran Butir

Positif Negatif

1

Sikap siswa

terhadap kimia

Menunjukkan minat terhadap

pembelajaran kimia 1, 2 3, 5

Menunjukkan kegunaan

mempelajari kimia 4 6

2

Sikap siswa

terhadap

pembelajaran

dengan model

Learning Cycle

7E

Menunjukkan minat terhadap

pembelajaran kimia dengan model

Learning Cycle 7E

8, 15,

20

7, 10,

17

Menunjukkan kegunaan mengikuti

pembelajaran kimia dengan model

Learning Cycle 7E

11,

12,

14, 16

9, 13,

18, 19

H. Validasi Instrumen

1. Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen sehingga instrumen tersebut dapat mengungkap data

dari variabel yang akan diteliti secara tepat (Arikunto, 2010, hlm. 211).

Uji validitas pada penelitian ini yaitu validitas logis dan empiris.

Validitas logis merupakan validitas yang menguji item-item yang

terdapat dalam instrumen apakah sudah mewakili keseluruhan cakupan

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

35

materi yang akan diukur, dimana penulis dapat menunjukkan kisi-kisi

sebagai bukti dari validitas ini (Rustam, Sari, dan Yunita, 2018, hlm.

74). Validitas logis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan penilaian

oleh para dosen ahli terkait isi dan aspek dari instrumen yang digunakan.

Validitas empiris menurut Arikunto (2010, hlm. 212) merupakan

pengujian validitas instrumen berdasarkan pengalaman dengan cara

melakukan uji coba instrumen. Validitas empiris dilakukan dengan

memberikan instrumen tes pada siswa yang merupakan subjek

penelitian, kemudian dihitung validitas setiap soalnya dengan

menggunakan bantuan software Anates versi 4.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arifin (2013, hlm. 258) adalah “tingkat atau

derajat konsistensi dari suatu istrumen”. Dikarenakan instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa tes essay, maka uji reliabilitas

yang digunakan adalah menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2010,

hlm. 239):

𝑟11 =𝑘

(𝑘 − 1)(1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎2𝑡

)

Keterangan:

𝑟11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ 𝜎𝑏2 : jumlah varians butir

𝜎2𝑡 : varians total

Perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. berdasarkan uji

reliabilitas instrumen diperoleh nilai rhitung sebesar 0,84.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menurut Arikunto (2016, hlm. 176) yaitu

kemampuan tes dalam menjaring banyaknya peserta tes yang dapat

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

36

mengerjakan dengan benar, semakin banyak peserta tes yang menjawab

dengan benar maka taraf atau indeks kesukaran makin tinggi, begitu

juga sebaliknya. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus berikut (Sudjana,

2009, hlm. 137):

𝐼 =𝐵

𝑁

Keterangan:

I : Indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B : banyaknya siswa yang menjawab setiap butir soal dengan benar

N :banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan

Sudjana (2009, hlm. 137) menjelaskan makin kecil taraf atau indeks

yang diperoleh maka makin sukar soal tersebut, begitu pula sebaliknya.

Kriteria indeks kesukaran soal menurut Sudjana (2009, hlm. 137) yaitu

sebagai berikut:

0 – 0,30 = soal kategori sukar

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software Anates versi 4.0.

Tabel 3. 5 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Kategori Soal Jumlah Soal No. Soal

Sukar 14

11, 12, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 25,

27, 28, 29, 30

Sedang 13

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

10, 13, 14, 16, 24,

26

Mudah 3 1, 9, 15

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

butir soal mampu membedakan peserta didik yang belum atau kurang

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

37

menguasai suatu kompetensi dengan peserta didik yang sudah menguasai

suatu kompetensi (Arifin, 2013, hlm. 273). Perhitungan daya pembeda suatu

soal dapat dirumuskan sebagai berikut (Arifin, 2013, hlm. 273):

𝐷𝑃 =𝑊𝐿 − 𝑊𝐻

𝑛

Keterangan:

DP : daya pembeda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n : 27% x banyaknya siswa yang memberikan jawaban

Arikunto (2006, hlm. 218) menyampaikan klasifikasi daya pembeda

sebagai berikut:

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)

D : 0,40 – 0,70 : baik (good)

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja

Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software Anates versi 4.0. Setelah diuji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda, maka didapat hasil uji instrumen yang valid

dan tidak valid. Berikut ini hasil validasi kisi-kisi instrumen tes

keterampilan berpikir tingkat tinggi:

Tabel 3. 6. Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Tes Essay

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

No Materi Taksonomi Bloom Revisi

C4 C5 C6

1 Teori tumbukan dalam

reaksi kimia

1*, 2*, 3, 4,

8, 9*, 13,

15*, 19,

25*, 28

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

38

2 Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

3, 5, 13,

19, 25*,

26*, 29

1*, 2*, 4, 8,

9*, 14, 15*,

28

30

3 Orde Reaksi, tetapan dan

persamaan laju reaksi

7, 12,

18, 23*

6, 11,

17, 22,

27

4 Peran katalis 10, 20

5

Cara-cara pengaturan

penyimpanan bahan

untuk mencegah

perubahan tak terkendali

21*, 24* 16

Jumlah 30

Keterangan: * Soal yang tidak valid

I. Teknik Analisis ata

a) Instrumen Angket Respon Siswa

Setelah semua data angket terkumpul, peneliti memeriksa kembali

keabsahan dan kelengkapan data yang didapat, kemudian menganalisis

data dengan tahap sebagai berikut:

1. Mengubah jawaban angket yang berupa skala likert menjadi bentuk

skor. Adapun pengubahannya adalah sebagai berikut (Riduwan,

2013, hlm. 87):

Tabel 3.7. Skor Alternatif Jawaban Angket

No Alternatif Jawaban

Pernyataan

posiif

Pernyataan

negatif

Skor

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

2. Menghitung skor total angket untuk setiap butir pernyataan, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2012, hlm. 102):

𝑁𝑃 = 𝑅

𝑆𝑀 × 100

Keterangan:

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

39

NP : nilai persen yang dicari

R : Skor mentah yang didapat

SM : Skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

3. Mengkonversi skor yang diperoleh, kemudian mengelompokkan

indikator ke dalam lima kategori seperti pada tabel berikut

(Arikunto, 2016, hlm. 44):

Tabel 3.8. Interpretasi Skor Angket

Interval Nilai (%) Interpretasi

< 21 Kurang Sekali

21 – 40 Kurang

41 – 60 Cukup

61 – 80 Baik

81 – 100 Sangat Baik

Data yang sudah didapat kemudian dioleh dan dianalisis dengan

menggunakan microsoft excel (Lampiran 24). Adapun hasil yang

didapat menggambarkan respon siswa terhadap model pembelajaran

Learning Cycle 7E.

b) Instrumen Tes

Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan proses

penelitian untuk mendapatkan data penelitian. Tahap selanjutnya adalah

menganalisis data. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang telah

didapat adalah sebagai berikut:

1. Memberikan skor atas jawaban siswa pada instrumen essay

2. Menghitung skor total essay untuk setiap butir pertanyaan

3. Menentukan nilai persentase setiap butir pertanyaan dengan rumus

sebagai berikut (Purwanto, 2012, hlm. 102):

𝑁𝑃 = 𝑅

𝑆𝑀 × 100

Keterangan:

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

40

NP : nilai persen yang dicari atau yang diharapkan

R : skor mentah yang diperoleh siswa

SM : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : bilangan tetap

4. Mengkonversi skor yang didapat kedalam bentuk persentase dan

mengelompokkan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

dalam lima kategori, yaitu (Arikunto, 2016, hlm. 44):

Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Persentase (%) Kategori

81 - 100 Sangat Baik

61 – 80 Baik

41 - 60 Cukup

21 – 40 Kurang

< 21 Kurang Sekali

Data penelitian yang telah diperoleh, kemudian dianalisis dengan

menggunakan software SPSS for windows versi 22. Pada penelitian ini,

teknik analisis data yang digunakan yaitu uji t, dimana sebelum tahap

perhitungan dilakukan pengolahan data, penyajian data dan deskripsi

data. Adapaun teknis analisis data tes keterampilan berpikir tingkat

tinggi ranah kognitif taksonomi Bloom revisi adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat digunakan untuk mengetahui statistic pada

pengujian hipotesis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk uji pendahuluan yang

menjadi prasyarat dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas

yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-

Smirnov. Uji normalitas Kormogorov merupakan koreksi atas

uji normalitas Liliefors. Langkah-langlah uji normalitas

Kormogorov-sminorv dapat dijelaskan sebagai berikut (Kadir,

2015, hlm. 156-157):

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

41

1) Masukkan data pada Data View.

2) Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Descriptive

Statistics, klik Explore.

3) Masukkan data yang akan diuji normalitasnya pada kotak

Dependent List, kemudian pilih Plots.

4) Klik Normality Plots with test, lalu klik Continue dan OK.

Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov, dapat menggunakan ketentuan penerimaan atau

penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 157):

H0 : Distribusi normal

Jika probabilitas (Sig. atau p-value) > 0,05, H0 diterima

H1 : Distribusi tidak normal

Jika probabilitas (Sig. atau p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

menguji kesamaan varians antara dua populasi atau lebih. Uji

homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji

homogenitas Levene karena uji ini paling umum digunakan

untuk menguji sebaran data dari dua varian atau lebih. Langkah-

langkah uji homogenitas Levene yaitu sebagai berikut (Kadir,

2015, hlm. 167-168):

1) Masukkan data pada Data View

2) Buka menu utama Analyze dan klik General Linear Model

3) Kemudian klik univariate, masukkan data yang akan diuji

homogenitasnya pada Dependent Variabel dan variabel

“kelompok (atau kelas)” ke Fixed Facto(s), kemudian klik

Options.

4) Kemudian masukkan data “kelompok (atau kelas)” ke

Display Means for, pilih Homogenity test kemudian

Continue, lalu klik OK.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

42

Menarik kesimpulan dari output uji homogenitas Levene,

menggunakan ketentuan penerimaan/penolakan H0 sebagai

berikut Kadir (2015, hlm. 169):

H0 : Distribusi data memiliki varians homogen

Jika probabilitas (Sig. atau p-value) > 0,05, H0 diterima

H1 : Distribusi data tidak homogen

Jika probabilitas (Sig. atau p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak

2. Uji Hipotesis

Kadir (2015, hlm. 295) menyatakan bahwa uji hipotesis

tentang perbedaan dua parameter “bertujuan untuk mempelajari

perbedaan rata-rata variabel kriterium dari dua kelompok atau

yang dapat diklasifikasian sebagai dua kelompok”. Uji hipotesis

dilakukan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas

dan homogenitas (Kadir, 2015, hlm. 295). Uji hipotesis pada

penelitian ini yaitu menggunakan Independent Sample T Test

dengan taraf α = 0,05. Uji hipotesis dilakukan pada data pretest

maupun posttest. Uji hipotesis pada data pretest bertujuan untuk

mengetahui keadaan awal apakah sampel layak atau tidak untuk

digunakan pada penelitian. Sedangkan uji hipotesis data posttest

bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap keterampilab berpikir

tingkat tinggi siswa. Langkah-langkah uji hipotesis Independent

Sample T-Test yaitu sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 300-

301):

1) Masukkan data pada Data View.

2) Klik Analyze, pilih submenu Compare Means, kemudian

klik ndependent Sample T-Test.

3) Masukkan data yang sesuai pada Test Variable(s) dan

Grouping Variable. Kemudian klik Define Groups

tuliskan angka 1 pada group 1 dan angka 2 pada group

2, kemudian klik Continue dan OK.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

43

Menarik kesimpulan dari output uji hipotesis berdasarkan

kriteria pengujian Independent Sample T-Test dengan

penerimaan dan penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm.

302):

- p-value (Sig. 2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak

- p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima

J. Perumusan Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu

atau lebih populasi. Perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini diantaranya sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 139):

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan:

H0 :Tidak terdapat pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi.

H1 :Terdapat pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi.

𝜇1 :Rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang

menggunakan model Learning Cycle 7E pada materi laju reaksi.

𝜇2 :Rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang tidak

menggunakan model Learning Cycle 7E pada materi laju reaksi.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN 3 Kota Tangerang

Selatan, diperoleh data hasil pretest dan posttest dari dua kelompok subjek

penelitian. Kelas XI MIA 5 sebagai kelompok kontrol yang diberikan

perlakuan berupa penggunaan model konvensional dan kelas XI MIA 3

sebagai kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa

penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E pada materi laju reaksi.

Data hasil penelitian yang diuraikan dalam bab ini yaitu data hasil pretest

dan posttest siswa, uji prasyarat serta uji hipotesis. Berikut adalah deskripsi

lengkapnya.

1. Data hasil Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen

diolah dengan bantuan software SPSS versi 22 dan microsoft excel. Data

hasil rekapitulasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut (Lampiran

16):

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Statistik Kontrol Eksperimen

Jumlah siswa 40 31

Nilai Tertinggi 62 67

Nilai Terendah 19 8

Rata-rata 32,83 27,80

Median 33,00 25,00

Modus 21,15 17,31

SD 11,54 14,64

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

45

Berdasarkan data pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

pretest pada kelas kontrol sebesar 32,83 (kategori kurang) dengan nilai

terendah 19 dan nilai tertinggi 62, sedangkan nilai rata-rata pretest pada

kelas eksperimen yaitu sebesar 27,80 (kategori kurang) dengan nilai

terendah 8 dan nilai tertinggi 67.

Data hasil posttest pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut (Lampiran 19):

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest

pada kelas kontrol sebesar 71,00 (kategori baik) dengan nilai terendah

35 dan nilai tertinggi 92, sedangkan nilai rata-rata posttest pada kelas

eksperimen yaitu sebesar 81,10 (kategori dangat baik) dengan nilai

terendah 56 dan nilai tertinggi 98.

2. Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

a. Data Hasil Pretest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data hasil pretest berdasarkan indikator berpikir tingkat tinggi

pada kelas kontrol dan eksperimen diolah dengan bantuan software

microsoft excel (Lampiran 12 dan 13) dan hasil rekapitulasi dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Data Statistik Kontrol Eksperimen

Jumlah siswa 40 31

Nilai Tertinggi 92 98

Nilai Terendah 35 56

Rata-rata 71,00 81,10

Median 74,00 83,00

Modus 75,00 90,38

SD 13,79 10,39

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

46

Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

No

Indikator

Keterampilan

Berpikir Tingkat

Tinggi

Kelas

Kontrol Eksperimen

% Kategori % Kategori

1 Menganalisis (C4) 25,94 Kurang 25,13 Kurang

2 Mengevaluasi (C5) 34,38 Kurang 29,64 Kurang

3 Mencipta (C6) 44,38 Kurang 30,91 Kurang

Rata-rata 34,90 Kurang 28,56 Kurang

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa rata-rata pretest

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kelas kontrol sebesar 34,90

termasuk dalam kategori kurang, sedangkan kelas eksperimen

memiliki rata-rata sebesar 28,56 yang juga termasuk dalam ketegori

kurang. Kelas kontrol memiliki persentase pretest yang lebih besar

pada semua indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi dibanding

persentase pada pretest kelas eksperimen. Hal tersebut menandakan

bahwa keterampilan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta

siswa pada kelas kontrol lebih baik dibanding kelas eksperimen.

Sedangkan kategori keduanya masih termasuk kategori yang sama,

yaitu kurang.

b. Data Hasil Posttest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil posttest berdasarkan indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diolah

dengan bantuan software microsoft excel (Lampiran 14 dan 15) dan

hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

47

Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

No

Indikator

Keterampilan

Berpikir

Tingkat Tinggi

Kelas

Kontrol Eksperimen

% Kategori % Kategori

1 Menganalisis

(C4) 65,10 Baik 79,17 Baik

2 Mengevaluasi

(C5) 79,84 Baik 85,08

Sangat

Baik

3 Mencipta (C6) 71,04 Baik 79,57 Baik

Rata-rata 72,00 Baik 81,27 Sangat

Baik

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa rata-rata posttest

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kelas kontrol sebesar 72,00

termasuk dalam kategori baik, sedangkan kelas eksperimen

memiliki rata-rata sebesar 81,27 yang termasuk dalam ketegori

sangat baik. Kelas kontrol memiliki persentase posttest yang lebih

rendah pada semua indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi

dibanding persentase pada posttest kelas eksperimen. Hal tersebut

menandakan bahwa keterampilan menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas

kontrol. Pada indikator menganalisis dan mencipta, kelas kontrol

dan eksperimen sama-sama termasuk kategori baik, sedangkan pada

indikator mengevaluasi, kelas eksperimen memiliki kategori sangat

baik namun kelas kontrol hanya sampai pada kategori baik.

3. Uji Prasyarat Sampel pada Hasil Pretest dan Posttest

Setelah mendapatkan data pretest dan posttest, kemudian dilakukan

uji prasyarat untuk mengetahui kelayakan sampel yang digunakan.

Adapun uji prasyarat yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji

normalitas dan homogenitas dengan menggunakan bantuan software

SPSS versi 22.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

48

a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Sminorv.

Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut (Lampiran 16 dan

19):

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

SPSS

Statistik

Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

𝛼 0,05

Sig. 0,168 0,124 0,200 0,198

Kesimpulan Sig (p) > 𝜶

Kedua kelas berdistribusi normal

Berdasarkan tabel 4.5, nilai signifikan pretest di kelas kontrol

sebesar 0,168, di kelas eksperimen sebesar 0,124 dan taraf signifikan

yang digunakan yaitu 0,05, artinya nilai signifikan pretest pada kelas

kontrol dan eksperimen lebih besar dari taraf signifikan yang

digunakan. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa data

pretest yang diuji pada kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi

normal.

Berdasarkan tabel 4.5, nilai signifikan posttest di kelas kontrol

sebesar 0,200, di kelas eksperimen sebesar 0,198 dan taraf signifikan

yang digunakan yaitu 0,05, artinya nilai signifikan posttest pada

kelas kontrol dan eksperimen lebih besar dari taraf signifikan yang

digunakan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa data posttest yang diuji pada kelas kontrol dan eksperimen

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Berdasarkan uji normalitas, data pretest dan posttest yang

didapat pada kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

49

Selanjutnya, dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji

Levene. Kriteria dari uji homogenitas ini yaitu kedua kelas

dinyatakan homogen apabila Sig. atau p-value > 0,05. Adapun hasil

uji homogenitas dari data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut (Lampiran 17

dan 20):

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

SPSS

Statistik

Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

𝛼 0,05

Sig. 0,194 0,098

Kesimpulan Sig (p) > 𝜶

Kedua kelas memiliki varians yang sama

(Homogen)

Berdasarkan tabel 4.6, nilai signifikansi pretest sebesar 0,194

lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05 (0,194 > 0,05).

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa data pretest

yang diuji dari kedua varian tersebut sama atau homogen.

Adapun pada uji homogenitas posttest, nilai signifikan yang

didapat sebesar 0,098 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05

(0,098 > 0,05). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa

data posttest yang diuji dari kedua varian tersebut sama atau

homogen.

4. Data Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, didapatkan hasil

bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan kedua kelas bersifat

homogeny, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan

menggunakan uji independent sampel t-test. Adapun kriteria pengujian

pada uji hipotesis ini yaitu jika p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hasil uji hipotesis pretest dan posttest kelas

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

50

kontrol dan kelas eksperimen diuji menggunakan SPSS 22,

sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut (Lampiran 18 dan 21):

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest pada Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen

SPSS

Statistik

Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

𝛼 0,05

Sig. (2-

tiled) 0,110 0,001

Kesimpulan

Sig. (2-tailed) > Sig

Maka H0 diterima,

artinya tidak terdapat

perbedaan rata-rata

hasil pretest antara

siswa kelas kontrol

dengan siswa kelas

eksperimen

Sig. (2-tailed) < Sig

Maka H0 ditolak,

artinya terdapat

perbedaan rata-rata

hasil posttest antara

siswa kelas kontrol

dengan siswa kelas

eksperimen

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji hipotesis pretest menunjukkan pada

uji dua pihak, nilai signifikan (Sig 2-tailed) yang didapat sebesar 0,110

lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0,05, dapat dikatakan bahwa

Sig. (2-tailed) > Sig (0,110 > 0,05). Berdasarkan hal tersebut

menunjukkan bahwa H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-

rata hasil pretest pada siswa kelas kontrol dengan siswa kelas

eksperimen sebelum diberi perlakuan, sehingga dapat dikatakan bahwa

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada kedua kelas sama.

Selanjutnya, hasil uji hipotesis posttest menunjukkan bahwa pada uji

dua pihak, nilai signifikan (Sig 2-tailed) yang didapat sebesar 0,001

yaitu lebih kecil dari taraf signifikan sebesar 0,05, dapat dikatakan

bahwa Sig. (2-tailed) < Sig (0,001 < 0,05). Berdasarkan hal tersebut

menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata

hasil posttest pada siswa kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen.

Adanya perbedaan rata-rata hasil posttest tersebut menandakan bahwa

terdapat pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

51

5. Data Keterlaksanaan Model Learning Cycle 7E

Keterlaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E

dapat dilihat melalui lembar observasi siswa. Lembar observasi siswa

dinilai melalui penilaian “ya” dan “tidak”. Penilaian “ya” memiliki skor

1 dan diberikan jika kegiatan belajar siswa sesuai dengan langkah-

langkah dalam lembar observasi, dan penilaian “tidak” memiliki skor 0

dan diberikan jika kegiatan belajar siswa tidak sesuai dengan langkah-

langkah yang terdapat dalam lembar observasi. Berdasarkan hasil

observasi siswa yang dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan, didapatkan

persentase sebesar 100%. Hal ini menandakan bahwa kegiatan belajar

yang dilakukan siswa dalam kelas eksperimen sudah sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran Learning Cycle 7E. Selain itu,

keterlaksanaan model Learning Cycle 7E juga didukung oleh lembar

kerja siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 7E. LKS berbasis Learning

Cycle 7E digunakan sebagai alat pendukung pembelajaran agar siswa

memahami materi laju reaksi dengan mudah yang sesuai dengan

keterlaksanaan model Learning Cycle 7E.

B. Pembahasan

Selama proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan perlakuan yang diberikan

yaitu kelas kontrol menggunakan penerapan model konvensional dengan

metode ceramah sedangkan kelas eksperimen menggunakan penerapan

model Learning Cycle 7E yang disertai bantuan LKS berbasis Learning

Cycle 7E. Berdasarkan lembar observasi kegiatan belajar yang berisi

keterlaksanaan tahap-tahap model pembelajaran yang memiliki persentase

hasil sebesar 100%, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru sudah sesuai dengan rancangan yang telah

dibuat. Selain itu, berdasarkan angket respon siswa terhadap model

pembelajaran Learning Cycle 7E yang disebarkan pada kelas eksperimen

menunjukkan hasil sebesar 78,26% yang berada pada ketegori baik.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

52

Sehingga dapat dikatakan bahwa respon siswa pada kelas eksperimen

terkait penerapan model Learning Cycle 7E adalah baik.

Kelas eksperimen menggunakan penerapan model Learning Cycle 7E

terdiri atas tujuh tahap, diantaranya elicit, engage, explore, explain,

elaborate, evaluate, dan extend. Ketujuh tahap tesebut diharapkan mampu

berpengaruh terhadap keterampilan berpikir tangkat tinggi siswa pada

materi laju reaksi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diukur pada

penelitian ini yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah kognitif

taksonomi Bloom revisi yang terdiri atas menganalisis (C4), mengevaluasi

(C5), dan mencipta (C6).

Tahap elicit menurut Firdaus, Priatna, dan Suhendra (2017) yaitu

mengungkap pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa terkait materi yang

dipelajari. Pengungkapan pengetahuan dilakukan oleh guru melalui

pengajuan pertanyan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu siswa .

Tahap engage menurut Eisenkraft yang dikutip oleh Hartono (2013) yaitu

guru memberikan penjelasan terkait materi yang dipelajari dan memotivasi

siswa untuk melibatkan diri dalam berpikir kritis untuk menentukan solusi.

Menentukan solusi merupakan salah satu indikator berpikir tingkat tinggi

pada ranah mengevaluasi. Tahap explore menurut Eisenkraft (2003, hlm.

57) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, merekam

data, merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik,

menginterpretasikan hasil, mengembangkan hipotesis dan

mengorganisasikan temuan dari hasil praktikum. Mengorganisasikan

temuan merupakan indikasi ranah menganalisis; menginterpretasikan hasi

dan memgembangkan hipotesis merupakah indikasi ranah mengevaluasi;

serta merencanakan, merancang dan membuat grafik merupakan indikasi

ranah mencipta.

Tahap selanjutnya yaitu explain menurut Firdaus, Priatna, dan Suhendra

(2017) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil

temuannya dari tahap explore kepada orang lain. Siswa dapat

menyimpulkan dengan baik apabila siswa sudah mampu menganalisis hasil

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

53

temuannya dengan baik pula. Tahap elaborate menurut Adilah dan

Budiharti (2015) membuat siswa dapat menerapkan keterampilan dan

pengetahuannya. Keterampilan tersebut seperti menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Tahap evaluate menurut Firdaus, Priatna, dan

Suhendra (2017) memberikan kesempatan bagi guru untuk melakukan

penilaian terhadap pengetahuan yang telah diperoleh siswa. Tahap terakhir

yaitu extend menurut Firdaus, Priatna, dan Suhendra (2017) memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperluas wawasan tentang pengetahuan

yang telah diperoleh. Memperluas wawasan atau konsep menuntun siswa

untuk menghubungkan beberapa teori yang telah dipelajarinya.

Berdasarkan uji-t pretest (tabel 4.7), menunjukkan hasil yaitu nilai sig

(2-tailed) sebesar 0,110 dengan taraf signifikan (𝛼) sebesar 0,05 dimana sig

(2-tailed) > 𝛼 yang menunjukkan adanya penerimaan H0 dan penolakan H1

yang artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata pada hasil pretest siswa pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan pernyataan tersebut

dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan

eksperimen di awal pembelajaran adalah sama. Hal tersebut didukung oleh

hasil penelitian Hasanah dan Mahdian (2013) yang menyatakan bahwa

berdasarkan hasil uji-t pretest, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada kemampuan awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen, sehingga

dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen

adalah sama. Selain itu, Saregar, Latifah, dan Sari (2016) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

dimiliki siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama sebelum

diberikan perlakuan.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah model Learning Cycle 7E

berpengaruh atau tidak terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,

maka dilakukan uji hipotesis berdasarkan hasil posttest. Berdasarkan uji-t

menunjukkan hasil yaitu nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001 dengan taraf

signifikan ( 𝛼 ) sebesar 0,05 dimana sig (2-tailed) < 𝛼 . Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terdapat penolakan H0 dan penerimaan H1 yang artinya

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

54

terdapat perbedaan rata-rata hasil posttest antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hal tersebut menandakan bahwa pencapaian keterampilan

berpikir tingkat tinggi antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol

berbeda. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Saregar,

Latifah, dan Sari (2016) yaitu bahwa terdapat perbedaan keterampilan

berpikir tingkat tinggi antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Hasil penelitian Trimayanti dan Purwanto (2015) pun menyatakan bahwa

rata-rata posttest antara kelas eksperimen dan kontrol berbeda sehingga

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berpikir tingkat

tinggi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

treatment, yaitu berupa penerapan model Learning Cycle 7E.

Perbedaan nilai rata-rata posttest antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Learning Cycle

7E terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu, S dan

Yonatha (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa pada kategori menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta sudah terlatihkan dengan baik dengan menggunakan model

Learning Cycle 7E.

Berdasarkan rata-rata ketercapaian indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi yang didapat pada posttest kelas eskperimen yaitu sebesar

81% (tabel 4.4), dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi

dapat dilatihkan pada materi laju reaksi dengan kategori sangat baik. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Lukitasari dan Yonata (2016) yang

menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilatihkan

pada materi laju reaksi dengan kategori sangat baik.

1. Menganalisis (C4)

Ranah kognitif berpikir tingkat tinggi yang pertama yaitu

menganalis (C4) yang dapat dilatih pada tahap elicit, engage, explore,

explain dan elaborate. Ranah menganalisis pada kelas kontrol memiliki

persentase 65,10 (kategori baik) sedangkan kelas eksperimen memiliki

persentase sebesar 79,17 (kategori baik). Indikator yang diukur pada

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

55

ranah menganalisis (C4) pada penelitian ini yaitu menganalisis data

berdasarkan hasil percobaan dan menganalisis informasi berdasarkan

pernyataan dan pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Indikator

menganalisis informasi dapat dilatih pada tahap elicit dan elaborate,

sedangkan indikator menganalisis data hasil percobaan dapat dilatih

pada tahap explore dan explain. Perbandingan hasil ranah menganalisis

antara kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut:

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Keterampilan Menganalisis

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Indikator yang pertama dari ranah menganalisis yaitu menganalisis

informasi yang dapat dilatih pada tahap elicit dan elaborate. Berikut

akan ditampilkan jawaban siswa dalam masing-masing tahap tersebut:

64.69 65.32

85.08

76.21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Menganalisis Informasi Menganalisis Data Hasil Percobaan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

56

Gambar 4.2 Jawaban Siswa pada Tahap Elicit

Gambar 4.2 menjelaskan bahwa pada tahap elicit, siswa diminta

untuk menuliskan pengertian laju reaksi melalui kegiatan menganalisis

informasi yang terdapat dalam gambar yang disajikan. Kegiatan

menganalisis tersebut dilakukan secara berkelompok sehingga siswa

dapat bertukar pendapat terkait informasi yang dimilikinya.

Tugas guru pada tahap elicit yaitu mencoba menggali pengetahuan

awal siswa terkait materi yang akan dipelajari melalui penyajian

informasi awal dan kemudian mengajukan pertanyaan terkait materi

yang dipelajari. Hal tersebut didukung oleh Sadia (2014, hlm. 25) yang

mengungkapkan bahwa pada tahap elicit, guru melakukan

pengungkapan pengetahuan awal dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Pertanyaan yang diajukan

menuntut siswa untuk menganalisis informasi yang masuk kemudian

menstruktur informasi tersebut untuk mengenali tujuannya. Hal ini

sesuai dengan Andreson dan Krathwohl yang dikutip Lukitasari dan

Yonatha (2016), bahwa indikator menganalisis dapat tercapai apabila

siswa mampu menganalisis informasi yang masuk dan menstruktur

informasi ke dalam kegiatan yang lebih kecil untuk mengenali struktur

atau tujuan. Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa siswa pada

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

57

kelas eksperimen mampu menganalisis pengertian laju reaksi

berdasarkan informasi yang disampaikan.

Tahap selanjutnya yang dapat melatih indikator menganalisis

informasi yaitu tahap elaborate. Berikut ditampilkan contoh jawaban

siswa pada tahap elaborate:

Gambar 4.3 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate

Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa siswa diminta untuk

menganalisis dua buah gambar yang terdapat dalam LKS, dimana kedua

gambar tersebut masing-masing merupakan tablet vitamin C dan serbuk

vitamin C. Siswa kemudian diminta untuk memberikan alasan terkait

perbedaan besarnya laju reaksi yang disebabkan oleh kedua gambar

yang terdapat dalam LKS tersebut.

Tahap elaborate pada LKS berisi pertanyaan yang mampu

merangsang siswa untuk menerapkan keterampilan menganalisisnya

yang telah dilatih pada tahap-tahap sebelumnya sebagaimana Adilah

dan Budiharti (2015) yang mengungkapkan bahwa tahap elaborate

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan simbol,

konsep dan keterampilan yang dimilikinya pada permasalahan yang

berkaitan dengan materi yang dipelajari. Proses pembelajaran yang

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

58

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan simbol,

konsep, keterapilan dan ide-ide yang dimilikinya mampu membuat

informasi yang diterima oleh siswa menjadi lebih bermakna. Hal

tersebut dipertegas oleh Khofifatin dan Yonata (2013) yang menyatakan

bahwa informasi yang terima oleh siswa akan lebih bermakna apabila

dalam proses pembelajaran guru mampu memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide yang

mereka temukan.

Berdasarkan hasil posttest, indikator menganalisis informasi pada

kelas kontrol dan eksprimen memiliki kategori yang berbeda, yaitu

kategori sangat baik untuk kelas eksperimen dan kategori baik untuk

kelas kontrol. Jawaban siswa pada gambar 4.4 dan 4.5 berikut

merupakan jawaban hasil analisis terkait informasi yang tersirat dalam

soal. Hasil analisis yang diminta oleh soal yaitu berupa alasan mengapa

terdapat perbedaan laju reaksi pada proses pewarnaan rambut dari dua

salon yang berbeda. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban posttest

siswa kelas eksperimen untuk indikator menganalisis informasi:

Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Indikator menganalisis informasi kelas eksperimen memiliki

persentase sebesar 85,08 sedangkan kelas kontrol memiliki persentase

sebesar 64,69. Berikut akan ditampilkan contoh jawaban posttest siswa

kelas kontrol pada indikator menganalisis informasi:

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

59

Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perbedaan persentase yang dimiliki kelas kontrol dan eksperimen

disebabkan oleh siswa pada kelas eksperimen diberikan kesempatan

untuk menganalisis informasi yang disampaikan pada tahap elicit serta

menerapkan keterampilan dan ide yang dimilikinya pada tahap

elaborate yang membuat proses pembelajaran lebih bermakna sehingga

keterampilan berpikir tingkat tinggi pun dapat berkembang. Hal tersebut

senada dengan hasil temuan Khofifatin dan Yonata (2013) yang

menyatakan bahwa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide yang dimilikinya

menjadikan informasi yang diterima serta proses pembelajaran menjadi

bermakna sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat

berkembang.

Indikator selanjutnya dari ranah menganalisis yaitu menganalisis

data hasil percobaan yang dapat dilatih pada tahap explore dan explain.

Berikut akan ditampilkan kegiatan siswa pada tahap explore:

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

60

Gambar 4.6 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore

Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui siswa sedang melakukan

percobaan secara berkelompok untuk menguji prediksi-prediksi terkait

materi yang dipelajari. Sadia (2014, hlm. 26) menyatakan bahwa pada

tahap explore, siswa diberikan kesempatan untuk menguji prediksi-

prediksi yang telah dirumuskan melalui kegiatan praktikum secara

berkelompok. Melalui tahap explore tersebut keterampilan menganalisis

siswa dapat terlatih, siswa akan menganalisis informasi berdasarkan

data hasil percobaan yang didapat sehingga siswa mampu menstruktur

informasi mengenai data hasil percobaan untuk mengenali struktur atau

tujuan tertentu. Lukitasari dan Yonatha (2016) menyatakan bahwa

menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau

menstruktur informasi ke dalam kegiatan yang lebih kecil untuk

mengenali struktur atau tujuan merupakan bagian dari keterampilan

menganalisis.

Tahap selanjutnya yang dapat melatih indikator menganalisis data

hasil percobaan yaitu explain. Berikut ditampilkan contoh jawaban

siswa pada tahap explain:

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

61

Gambar 4.7 Jawaban Siswa pada Tahap Explain

Gambar 4.7 berisi kesimpulan hasil analisis siswa berdasarkan hasil

percobaan yang telah dilakukan. Data hasil percobaan yang didapat oleh

siswa pada tahap explore kemudian dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan akhir. Hasil analisis tersebut disusun secara mandiri oleh

siswa secara berkelompok dan kemudian disampaikan dalam kegiatan

diskusi kelas. Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 4.7 dapat dilihat

bahwa siswa mampu menuliskan empat faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dengan tepat. Hal tersebut menandakan bahwa siswa sudah

mampu menganalisis data hasil percobaan dan kemudian menuangkan

konsep yang dipahaminya menggunakan bahasanya sendiri. Sadia

(2014, hlm. 26) mengungkapkan bahwa pada tahap explain, siswa

mempresentasikan hasil yang didapat dari tahap explore dalam diskusi

kelas terkait konsep yang dipahaminya menggunakan bahasanya

sendiri.

Berdasarkan hasil posttest, indikator menganalisis data hasil

percobaan pada kelas kontrol dan eksprimen memiliki kategori yang

sama, yaitu baik. Jawaban siswa pada gambar 4.8 dan 4.9 merupakan

jawaban hasil analisis terkait data hasil percobaan yang terdapat dalam

soal. Hasil analisis yang diminta oleh soal yaitu siswa menentukan

percobaan mana yang paling lambat dan disertai alasan. Berikut ini

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

62

ditampilkan contoh jawaban posttest siswa pada indikator menganalisis

data hasil percobaan:

Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase yang didapat pada kelas eksperimen yaitu sebesar 76,21

sedangkan pada kelas kontrol sebesar 65,32. Berikut ini ditampilkan contoh

jawaban posttest siswa kelas kontrol pada indikator menganalisis data hasil

percobaan:

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perbedaan persentase hasil posttest yang capai oleh kelas eksperimen

dan kontrol dapat disebabkan karena keterampilan siswa pada kelas

eksperimen tidak hanya didapat dari proses mengingat atau menghafal

konsep semata, melainkan diberikan pula kesempatan untuk membangun

sendiri pengetahuannya melalui pengalaman nyata pada tahap explore, serta

siswa juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi terkait hasil percobaan

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

63

sehingga siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya berdasarkan

pengalaman nyata dan menggunakan bahasanya sendiri pada tahap explain.

Hal tersebut dipertegas oleh Sutama, Arnyana, dan Swasta (2014) yang

menyatakan bahwa keterampilan yang dimiliki oleh siswa tidak hanya

didapat dari proses mengingat atau menghafal fakta dan konsep semata

tetapi juga dari proses menemukan dan mengkonstruk pengetahuannya

melalui pengalaman nyata.

2. Mengevaluasi (C5)

Ranah kognitif berpikir tingkat tinggi selanjutnya yaitu mengevaluasi

(C5), dimana pada kelas kontrol mencapai persentase 79,84 (kategori baik)

sedangkan kelas eksperimen mencapai persentase 85,08 /(kategori sangat

baik). Pada ranah ini, siswa diminta untuk membuat hipotesis,

menghubungan fakta dengan konsep atau konsep yang siswa pelajari

dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari,

membandingkan beberapa teori dalam suatu materi serta menemukan atau

menentukan solusi mengenai suatu permasalah pada situasi baru. Indikator

untuk membuat hipotesis dapat dilatih pada tahap engage dan evaluate,

indikator membandingkan dapat dilatih pada tahap explore dan elaborate,

indikator menghubungkan dapat dilatih pada tahap elaborate, evaluate dan

extend, serta indikator untuk menentukan solusi mengenai suatu

permasalahan dapat dilatih pada tahap engage. Perbandingan hasil ranah

mengevaluasi antara kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

gambar 4.10 berikut:

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

64

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Keterampilan Mengevaluasi Kelas

Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan hasil posttest pada kelas eksperimen, indikator untuk

membuat hipotesis memiliki persentase 78,23% (baik), indikator

membandingkan memiliki persentase 91,53% (sangat baik), indikator

menghubungkan konsep memiliki persentase sebesar 86,02% (sangat baik),

serta indikator untuk menentukan solusi mengenai suatu permasalahan

sebesar 79,03% (baik). Hal tersebut menandakan bahwa keterampilan

berpikir tingkat tinggi pada ranah mengevaluasi sudah terlatih dengan baik,

dimana keterampilan berpikir tingkat tinggi mampu membuat siswa

mengembangkan materi yang telah dipelajarinya pada suatu permasalahan

dikondisi yang lain. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hassan, Rosli

dan Zakaria (2016) bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi membuat

manusia mampu menghubungkan fakta dengan konsep, membuat kategori,

dan mengaplikasikan pengetahuannya pada suatu permasalahan disituasi

yang lain.

Indikator pertama dari ranah mengevaluasi yaitu membuat hipotesis

atau dugaan sementara yang dapat dilatihkan pada tahap engage dan

evaluate. Khofifatin dan Yonata (2013) menyatakan bahwa membuat

hipotesis merupakan salah satu indikator dalam keterampilan berpikir

tingkat tinggi pada ranah kognitif mengevaluasi (C5). Berikut akan

ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap engage:

70.63

88.7579.45

71.2578.23

91.5386.02

79.03

0

20

40

60

80

100

Membuat

Hipotesis

Membandingkan Menghubungkan Menentukan

Solusi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

65

Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Tahap Engage

Kegiatan yang dilakukan pada tahap engage pada penelitian ini yaitu

berdiskusi mengenai suatu permasalahan dikehidupan sehari-hari untuk

merangsang kemampuan berpikir siswa dan mengembangkan rasa

keingintahuan siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Adilah dan

Budiharti (2015) bahwa tahap engage digunakan untuk memfokuskan

perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan

motivasi dan minat belajar siswa dengan cara demonstrasi, diskusi,

membaca dan aktivitas lain untuk membuka pengetahuan dan

mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Hasil dari diskusi yang

dilakukan yaitu membuat hipotesis atau dugaan sementara mengenai

permasalahan dikehidupan sehari-hari yang terdapat dalam LKS. Selain

tahap engage, indikator membuat hipotesis dapat dilatih pada tahap

evaluate. Berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap evaluate:

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

66

Gambar 4.12 Jawaban Siswa pada Tahap Evaluate

Tahap evaluate berisi kumpulan pertanyaan mengenai materi yang telah

dipelajari siswa, atau dapat dikatakan sebagai evaluasi bagi siswa terkait

materi yang telah dipelajari sehingga diharapkan keterampilan dan

kemampuan penalaran tingkat tinggi dapat berkembang. Berdasarkan

gambar 4.12 dapat diketahui bahwa keterampilan membuat hipotesis dapat

dilatih pada tahap evaluate. Hal tersebut senada dengan pernyataan Sadia

(2014, hlm. 26) bahwa melalui tahap evaluate diharapkan dapat mendorong

siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan penalaran tingkat tingginya,

keterampilannya dan pemahamannya.

Berdasarkan hasil posttest, ketercapaian indikator membuat hipotesis

pada kelas eksperimen sebesar 78,23%, berikut ditampilkan jawaban

posttest siswa kelas eksperimen pada indikator membuat hipotesis:

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

67

Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase ketercapaian kelas kontrol berdasarkan hasil posttest pada

indikator membuat hipotesis sebesar 70,63%, berikut ini ditampilkan contoh

jawaban posttest siswa kelas kontrol pada indikator membuat hipotesis:

Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

yang dicapai kelas eksperimen pada indikator membuat hipotesis lebih

tinggi dibanding kelas kontrol. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian

Susilawati dan Muhaimin (2014) yang menyatakan bahwa nilai rata-rata

kelas ekperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol pada indikator

membuat hipotesis. Rendahnya persentase yang dicapai oleh kelas kontrol

dikarenakan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

68

konvensional, dimana model tersebut hanya berpusat pada guru sehingga

siswa menjadi kurang aktif dan proses berpikir pun tidak dapat berkembang.

Hal tersebut dipertegas oleh Wijayanti dan Susatyo (2014) yang

mengungkapkan bahwa model konvensional menciptakan suasana

pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa menjadi kurang aktif

yang mengakibatkan proses berpikir dan penemuannya belum dapat

berkembang. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar serta tidak

dapat berkembangnya proses berpikir siswa menjadikan keterampilan

berpikir siswa tidak dapat berkembang menuju level yang lebih tinggi lagi,

sehingga keterampilan berpikir siswa hanya sebatas level rendah semata.

Indikator kedua dari ranah mengevaluasi yaitu membandingkan.

Indikator membandingkan dapat dilatih pada tahap explore dan elaborate.

Berikut akan ditampilkan kegiatan siswa pada tahap explore:

Gambar 4.15 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore

Kegiatan percobaan seperti pada gambar 4.15 memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengamati dan membandingkan hasil percobaan yang

didapat melalui pengamatan langsung. Adilah dan Budiharti (2015)

menjelaskan bahwa pada tahap explore, siswa diberikan kesempatan untuk

mengamati data, merekam data, merancang percobaan, mengembangkan

hipotesis, menafsirkan hasil serta mengatur temuan yang didapat secara

berkempok melalui pengalaman langsung. Data hasil percobaan kemudian

dianalisis dan didiskusikan bersama teman kelompoknya untuk

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

69

dibandingkan hasil temuan yang didapat dengan prediksi jawaban yang

telah dibuat pada tahap sebelumnya. Hal tersebut senada dengan penjelasan

Trimayanti dan Purwanto (2015) yaitu setelah menganalisis data hasil

percobaan yang didapat, selanjutnya siswa diberikan kesempatan berdiskusi

dengan teman kelompoknya untuk membandingkan hasil percobaan yang

didapat dengan prediksi jawaban yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat dikatakan bahwa indikator

membandingkan dapat dilatih pada tahap explore. Selain tahap explore,

indikator membandingkan juga dapat dilatih pada tahap elaborate. Berikut

ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap elaborate:

Gambar 4.16 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada tahap elaborate adalah

berdiskusi terkait materi yang menjadi target pembelajaran. Sadia (2014,

hlm. 26) menjelaskan bahwa pada tahap elaborate siswa terlibat dalam

kegiatan diskusi dan kemudian timbul hal-hal baru terkait materi pelajaran

yang menjadi sasaran pembelajaran. Topik yang menjadi bahan diskusi

pada tahap ini yaitu pertanyaan-pertanyaan yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang dimilikinya, yaitu

keterampilan membandingkan. Berdasarkan gambar 4.16 dapat diketahui

bahwa siswa sudah mampu membandingkan gambar mana yang memiliki

laju reaksi tercepat dan juga memberikan alasan yang teoritis.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

70

Berdasarkan hasil posttest, ketercapaian indikator membandingkan pada

kelas eksperimen sebesar 91,53%, berikut ditampilkan jawaban posttest

siswa kelas eksperimen pada indikator membandingkan:

Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase ketercapaian kelas kontrol berdasarkan hasil posttest pada

indikator membandingkan sebesar 88,75%, berikut ini ditampilkan contoh

jawaban posttest siswa kelas kontrol pada indikator membandingkan:

Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Persentase indikator membandingan yang merupakan salah satu bagian

dari ranah mengevaluasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas

kontrol dikarenakan pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

model Learning Cycle 7E berupa tahap explore dan elaborate sedangkan

kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Sulaiman, Muniyan,

Madhvan, Hasan, dan Rahim (2017) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis,

mensintesis dan mengevaluasi dapat diaplikasikan pada siswa dalam proses

pembelajaran dengan cara melakukan percobaan ilmiah. Tahap explore

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

71

memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan dan

kemudian membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan hasil

percobaan dengan cara membandingkan hasil percobaan yang didapat dari

setiap faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Kemudian siswa

diberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang dimilikinya dalam kegiatan berdiskusi bersama teman kelompok pada

tahap elaborate. Sedangkan siswa pada kelas kontrol yang menggunakan

model konvensional tidak diberikan kesempatan untuk membangun dan

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga keterampilan

berpikirnya pun belum dapat berkembang. Wijayanti dan Susatyo (2014)

mengungkapkan bahwa penggunaan model konvensional menciptakan

suasana belajar yang berpusat pada guru sehingga proses berpikir dan

penemuan siswa belum dapat berkembang.

Indikator selanjutnya dari ranah mengevaluasi yaitu menghubungkan

konsep yang dapat dilatih pada tahap elaborate, evaluate, dan extend.

Berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap elaborate:

Gambar 4.19 Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate

Kegiatan siswa pada tahap elaborate yaitu berdiskusi dengan teman

kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

LKS sehingga siswa dapat menerapkan konsep dan keterampilan yang

dimilikinya pada materi yang sedang dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan Imaniyah, Siswoyo, dan Bakri (2015) bahwa tahap elaborate

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan dan

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

72

konsep pada permasalahan terkait contoh dari materi pembelajaran.

Pertanyaan yang yang diajukan dalam LKS menuntut siswa untuk

menghubungkan atau mengaitkan jawabannya dengan konsep yang sedang

dipelajari sehingga jawaban siswa tidak hanya asumsi semata tetapi disertai

alasan yang sesuai dengan teori dari konsep yang sedang dipelajari. Herlanti

(2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa alasan yang

disampaikan oleh siswa adalah alasan kuat yang bukan hanya asumsi semata

melainkan didukung oleh data, fakta empiris, dan referensi pakar. Selain

tahap elaborate, indikator menghubungkan juga dapat dilatih pada tahap

evaluate. Berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap evaluate:

Gambar 4.20 Jawaban Siswa pada Tahap Evaluate

Kegiatan siswa pada tahap evaluate yaitu melakukan evaluasi terkait

konsep-konsep yang sedang dipelajari. Bentuk evaluasi yang diberikan

yaitu berupa pengerjaan soal-soal sehingga diharapkan siswa mampu

meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan penalaran tingkat tingginya.

Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Sadia (2014, hlm. 26) bahwa pada

tahap evaluate siswa melakukan kegiatan evaluasi terhadap pengetahuan

dan pemahaman konsepnya sehingga diharapkan siswa mampu

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

73

meningkatkan keterampilan, pemahaman, dan penalaran tingkat tinggi yang

dimilikinya. Selain tahap evaluate, indikator menghubungkan juga dapat

dilatih pada tahap extend. Berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada

tahap extend:

Gambar 4.21 Jawaban Siswa pada Tahap Extend

Berdasarkan gambar 4.21 dapat ketahui bahwa siswa diminta untuk

menentukan hubungan antara ketiga gambar yang terdapat dalam LKS

dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Kegiatan siswa pada tahap extend yaitu berdiskusi dengan teman

kelompoknya untuk mengembangkan dan memperluas konsep yang telah

dipelajari pada situasi yang lebih kompleks. Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan Sadia (2014, hlm. 26) yaitu pada tahap extend siswa dapat

mengembangkan dan memperluas konsep yang telah dipahaminya pada

situasi yang lebih kompleks. Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 4.21

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

74

dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu menghubungkan jawabannya

dengan konsep, fakta dan teori yang sesuai. Hal tersebut senada dengan

penjelasan Adilah dan Budiharti (2015) yaitu kegiatan extend mampu

merangsang siswa untuk menghubungkan konsep yang dipelajari dengan

konsep yang sudah atau belum dipelajari.

Berdasarkan hasil posttest, ketercapaian indikator menghubungkan pada

kelas eksperimen sebesar 86,02%, berikut ditampilkan jawaban posttest

siswa kelas eksperimen pada indikator menghubungkan:

Gambar 4.22 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase ketercapaian kelas kontrol berdasarkan hasil posttest pada

indikator menghubungkan sebesar 79,45%, berikut ini ditampilkan contoh

jawaban posttest siswa kelas kontrol pada indikator menghubungkan:

Gambar 4.23 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

75

Perbedaan persentase ketercapaian indikator menghubungkan antara

kelas eksperimen dan kontrol disebabkan oleh kelas eksperimen

menggunakan penerapan model Learning Cycle 7E sedangkan kelas kontrol

menggunakan penerapan model konvensional. Tahap elaborate, evaluate

dan extend memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat dalam LKS yang mampu merangsang kemampuan

berpikir siswa dalam menghubungkan konsep yang sedang dipelajarinya,

sehingga siswa dapat menghubungkan jawabannya dengan konsep yang

sedang dipelajari secara mandiri. Lain halnya pada kelas kontrol yang

menerapkan model konvensional, dimana kegiatan pembelajaran

didominasi oleh ceramah dan tanya jawab yang disampaikan oleh guru

kepada siswa, sehingga keterampilan yang yang dapat terasah hanya sampai

pada keterampilan berpikir tingkat rendah (low order thinking) seperti

mengingat dan memahami . Hal tersebut dipertegas oleh penjelasan Sutama,

Arnyana dan Swasta (2014) bahwa model pembelajaran konvensional yang

didominasi oleh ceramah dan tanya jawab oleh guru menyebabkan siswa

hanya mampu mengasah keterampilannya sebatas mengingat dan

memahami saja yang merupakan kategori low order thinking.

Indikator terakhir dari ranah mengevaluasi yaitu menentukan solusi

yang dapat dilatih pada tahap engage. Berikut ditampilkan contoh jawaban

siswa pada tahap engage:

Gambar 4.24 Jawaban Siswa pada Tahap Engage

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

76

Kegiatan siswa pada tahap engage yaitu melakukan diskusi terkait

wacana dan pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Kegiatan diskusi tersebut

dilakukan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa dan

mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Hal tersebut senada dengan

Adilah dan Budiharti (2015) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa

tahap engage digunakan untuk mengembangkan keingintahuan siswa

melalui kegiatan demonstrasi, diskusi, membaca dan aktivitas lainnya.

Kemampuan berpikir tersebut pada tahap engage dapat dilatih dengan

melakukan kegiatan diskusi yang menuntut siswa untuk menentukan solusi

mengenai suatu permasalahan yang diajukan dalam LKS (teknik

penyimpanan buah). Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan diskusi

untuk menentukan solusi mengenai suatu permasalahan mampu melatihkan

keterampilan siswa dalam menentukan solusi yang merupakan bagian dari

ranah mengevaluasi (C5). Hal tersebut senada dengan pernyataan Noma,

Prayitno, dan Suwarno (2016) yaitu kegiatan tanya jawab dalam diskusi

mengenai solusi pemecahan masalah mampu meningkatkan kemampuan

mengevaluasi (C5).

Berdasarkan hasil posttest, ketercapaian indikator menentukan solusi

pada kelas eksperimen sebesar 79,03%, berikut ditampilkan jawaban

posttest siswa kelas eksperimen pada indikator menentukan solusi:

Gambar 4.25 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Persentase ketercapaian kelas kontrol berdasarkan hasil posttest pada

indikator menentukan solusi sebesar 71,25%, berikut ini ditampilkan contoh

jawaban posttest siswa kelas kontrol pada indikator menentukan solusi:

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

77

Gambar 4.26 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perbedaan ketercapaian indikator menentukan solusi antara kelas

eksperimen dan kontrol disebabkan pada kelas eksperimen diterapkan

model Learning Cycle 7E, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan

model konvensional. Indikator menentukan solusi dapat tercapai apabila

siswa mampu memecahkan permasalahan yang disampaikan. Pembelajaran

dengan menggunakan model konvensional menyebabkan siswa terbiasa

hanya memperhatikan dan mencatat informasi yang disampaikan oleh

gurunya sehingga siswa jarang menentukan solusi untuk menyelesaikan

suatu permasalahan dan akibatnya adalah tingkat kemampuan berpikir

siswa menjadi rendah. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Sutama,

Arnyana dan Swasta (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran

langsung membiasakan siswa untuk menunggu, memperhatikan dan

mendengarkan saja informasi yang disampaikan oleh gurunya sehingga

siswa jarang menyelesaikan permasalahan terkait kehidupan sehari-hari dan

mengakibatkan kemampuan berpikir menjadi rendah.

3. Mencipta (C6)

Ranah yang terakhir dari keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu

mencipta (C6) yang dapat dilatih pada tahap explore dan elaborate. Berikut

ditampilkan kegiatan siswa dalam merancang percobaan pada tahap

explore:

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

78

Gambar 4.27 Kegiatan Siswa pada Tahap Explore

Kegiatan siswa pada tahap explore yaitu merancang percobaan terkait

materi yang sedang dipelajari. Trimayanti dan Purwanto (2015) menyatakan

bahwa tahap explore memberikan kesempatan kepada siswa untuk

merancang percobaan guna menganalisis informasi yang telah diterima.

Kegiatan merancang percobaan yang dilakukan tersebut merupakan salah

satu indikator dari ranah mencipta. Hal tersebut senada dengan penjelasan

Lukitasari dan Yonata (2016) bahwa salah satu indikator dari ranah

mencipta yaitu merancang percobaan. Selain tahap explore, ranah mencipta

juga dapat dilatih pada tahap elaborate. Berikut ditampilkan contoh

jawaban siswa pada tahap elaborate:

(a)

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

79

(b)

Gambar 4.28 (a) Pertanyaan pada Tahap Elaborate (b) Jawaban Siswa

pada Tahap Elaborate

Tahap elaborate memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya pada domain atau ranah berpikir

selanjutnya, dimana dalam penelitian ini siswa diminta untuk menerapkan

keterampilan dan konsep yang telah dipelajari dan kemudian dituangkan

dalam bentuk membuat grafik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Taguiam dan Clavero (2015) bahwa tahap elaborate memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya

pada domain atau ranah berpikir selanjutnya (lebih tinggi).

Berdasarkan hasil posttest, persentase ketercapaian ranah mencipta

kelas eksperimen sebesar 79,57%. Berikut ini ditampilkan contoh jawaban

posttest siswa kelas eksperimen pada ranah mencipta:

Gambar 4.29 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

80

Persentase ketercapaian kelas kontrol berdasarkan hasil posttest pada ranah

mencipta sebesar 71,04%. Berikut ditampilkan contoh jawaban posttest

siswa kelas kontrol pada ranah mencipta:

Gambar 4.30 Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Perbedaan persentase ketercapaian ranah mencipta antara kelas

eksperimen dan kontrol disebabkan oleh pada kelas eksperimen diterapkan

model Learning Cycle 7E sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model

konvensional. Penerapan model Learning Cycle 7E tersebut mampu

melatihkan keterampilan ranah mencipta siswa, sehingga keterampilan

berpikir tingkat tinggi pun dapat berkembang. Hal tersebut senada dengan

pernyataan Sadia (2014, hlm. 27) bahwa salah satu keunggulan dari model

Learning Cycle 7E yaitu dapat mengakomodasi kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan pada paragraf diatas, dapat disimpulkan bahwa

model Learning Cycle 7E dapat mempengaruhi keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa pada materi laju reaksi yaitu pada ranah kognitif

taksonomi Bloom revisi seperti menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan

mencipta (C6). Ranah menganalisis (C4) sebesar 79,17% dapat dilatih pada

tahap elicit; explore; explain dan elaborate, ranah mengevaluasi (C5)

sebesar 85,08% dapat dilatih pada tahap engage; explore; elaborate;

evaluate dan extend, serta ranah mencipta (C6) sebesar 79,57% dapat dilatih

pada tahap explore dan elaborate. Selain itu, respon siswa terhadap model

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

81

pembelajaran Learning Cycle 7E pun baik dengan persentase sebesar

78,26%.

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa ranah kognitif taksonomi Bloom revisi (menganalisis, mengevaluasi dan

mencipta) pada materi laju reaksi. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test dari data posttest

menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,001 dengan taraf signifikan 5% (α =

0,05). Nilai sig. (2-tailed) yang didapat lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.

Jadi, terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa ranah kognitif taksonomi Bloom

revisi (menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) pada materi laju reaksi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki tahap yang cukup banyak

sehingga bagi guru yang hendak menerapkan model pembelajaran Learning

Cycle 7E sebaiknya mengatur waktu dengan baik agar seluruh tahapan dapat

terlaksana dengan optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

2. Indikator berpikir tingkat tinggi pada ranah mencipta belum beragam

sehingga bagi peneliti selanjutnya hendaknya membuat indikator yang lebih

beragam pada ranah mencipta.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

83

DAFTAR PUSTAKA

Abosalem, Y. (2016). Assessment Techniques and Students’ Higher-Order

Thinking Skills. International Journal of Secondary Education, 4(1), 1-11.

Adilah, D. N., & Budiharti, R. (2015). Model Learning Cycle 7E dalam

Pembelajaran IPA Terpadu. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan

Pendidikan Fisika, 6(1), 212-217.

Ahiri, J., Dunifa, L., Tanduklangi, A., & Ghani, A. R. (2015). The Effect of

Learning Strategies on Higher-Order-Thinking Skills Students with

Different Learning Styles. International Journal of Science and Research

(IJSR), 4(9), 1204-1211.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bauer, R. C., Birk, J. P., & Marks, P. S. (2007). A Conceptual Introduction To

Chemistry. New York: Mc Grawh-Hill.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5E Model. The Science Teacher, 58-59.

Fassenda, N., & Yonata, B. (2016). Keterampilan Berpikir Menganalisis,

Mengevaluasi, dan Mencipta Siswa SMA N 19 Surabaya pada Materi

Kesetimbangan Kimia. Unesa Journal of Chemical Education, 5(1), 19-25.

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

84

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Fatimah, I. (2013). Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Firdaus, F., Priatna, N., & Suhendra, S. (2017). An Implementation of 7E Learning

Cycle Model to Improve Student Self-Esteem. International Conference on

Mathematics and Science Education (ICMScE), 1-5.

Gonen, S. (2010). A Physics Lesson Designed According to 7E Model with The

Help of Instructional Technology (Lesson Plan). Turkish Online Journal of

Distance Education, 11(1), 98-113.

Hartono. (2013). Learning Cycle 7E Model to Increase Student's Critical Thinking

on Science. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, 58-66.

Hasanah, A., & Mahdian. (2013). Penerapan Pendekatan SETS (Science

Environment Technology Society) Pada Pembelajaran Reaksi Reduksi

Oksidasi. Quantum, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 4(1), 1-12.

Hassan, S. R., Rosli, R., & Zakaria, E. (2016). The Use of i-Think Map and

Questioning to Promote Higher-Order Thinking Skills in Mathematics.

Creative Education, 7, 1069-1078.

Heong, Y. M., Othman, W. B., Yunos, J. B., Kiong, T. T., Hassan, R. B., &

Mohamad, M. M. (2011). The Level of Marzano Higher Order Thinking

Skills among Technical Education Students. International Journal of Social

Science and Humanity, 1(2), 121-125.

Herlanti, Y. (2014). Analisis Argumentasi Mahasiswa Pendidikan Biologi pada Isu

Sosiosaintifik Konsumsi Genetically Modified Organism (GMO). Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, 3(1), 51-59.

Hugerat, M., & Kortam, N. (2014). Improving Higher Order Thinking Skills among

Freshmen by Teaching Science through Inquiry. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education, 10(5), 447-454.

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

85

Imaniyah, I., Siswoyo, & Bakri, F. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Learning

Cycle 7E Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1), 17-24.

Julistiawati, R., & Yonata, B. (2013). Keterampilan Berpikir Level C4, C5, & C6

Revisi Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 SMAN 1 Sumenep Pada

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan Elektrolit

Dan Non Elektrolit. UNESA Journal of Chemical Education, 2(2), 57-62.

Kadir. (2015). Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kemdikbud. (2014). Perubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013. Retrieved from

Kemdikbud: Kemdikbud.go.id

Kertayasa, I. K. (2015). Pengembangan Soal Model PISA Berbasis Online.

Retrieved Januari 17, 2018, from Indonesia PISA Center Mathematics

website for CBAM: www.indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-

website.html

Khashan, K. (2016). The Effectiveness of Using the 7E's Learning Cycle Strategy

on the Immediate and Delayed Mathematics Achievement and the

Longitudinal Impact of Learning among Preparatory Year Students at King

Saud University (KSU). Journal of Education and Practice, 7(36), 40-52.

Khofifatin, & Yonata, B. (2013). Ketuntasan Belajar Siswa Dalam Berpikir Tingkat

Tinggi Pada Materi Pokok Larutan Asam Basa Kelas XI SMA Negeri 1

Gedangam Sidoarjo Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri.

UNESA Journal of Chemical Education, 2(2), 51-56.

Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lewy, Zulkardi, & Aisyah, N. (2009). Pengembangan Soal Untuk Mengukur

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret

Bilangan Di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal

Pendidikan Matematika, 3(2), 14-28.

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

86

Lukitasari, N., & Yonata, B. (2016). Keterampilan Berpikir Menganalisis,

Mengevaluasi, dan Mencipta Siswa pada Materi Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Laju Reaksi Kelas XI SMAN 1 Gondang Tulungagung.

Unesa Journal of Chemical Education, 5(1), 26-32.

Magsino, R. M. (2014). Enhancing Higher Order Thinking Skills in a Marine

Biology Class through Problem-Based Learning. Asia Pacific Journal of

Multidisciplinary Research, 2(5), 1-6.

Mustapa, K. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Humaniora, 349.

Ngalimun, Fauzani, M., & Salabi, A. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Noma, L. D., Prayitno, B. A., & Suwarno. (2016). PBL Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X SMA. Bioedukasi,

9(2), 62-66.

OECD. (2016). Programme For International Student Assesment (PISA) Result

From PISA 2015. Country Note- Result from PISA 2015, 1-8.

Oxtoby, D. W. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Petrucci, R. H., Harwood, W. S., Herring, F. G., & Madura, J. D. (2011). Kimia

Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga.

Polyiem, T., Nuangchalerm, P., & Wongchantra, P. (2011). Learning Achievement,

Science Process Skills, and Moral Reasoning of Ninth Grade Students

Learned by 7e Learning Cycle and Socioscientific Issue-based Learning.

Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(10), 257-264.

Pranoto, A. M., Sajidan, & Prayitno, B. A. (2017). Pengembangan Modul Berbasis

Inquiry Lab pada Materi Sistem Gerak untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas XI SMAN 1 MEJAYAN. Didaktika Biologi, 1(1), 33-46.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

87

Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Qarareh, A. O. (2012). The Effect of Using the Learning Cycle Method in Teaching

Science on the Educational Achievement of the Sixth Graders. Kamla-Raj:

Int J Edu Sci, 4(2), 123-132.

Ramos, J. L., Dolipas, B. B., & Villamor, B. B. (2013). Higher Order Thinking

Skills and Academic Performance in Physics of College Students: A

Regression Analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary

Research(4), 48-60.

Raub, L. A., Shukor, N. A., Arshad, M. Y., & Rosli, M. S. (2015). An Integrated

Model to Implement Contextual Learning with Virtual Learning

Environment for Promoting Higher Order Thinking Skills in Malaysian

Secondary Schools. International Education Studies, 8(13), 41-46.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rofiah, E., Aminah, N. S., & Ekawati, E. Y. (2013). Penyusunan Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal

Pendidikan Fisika, 1(2), 17-22.

Rofi'ah, F., & Azizah, U. (2014). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

Berorientasi Learning Cycle 7-E pada Materi Pokok Laju Reaksi untuk

Melatihkan Keterampilan Proses Sains. Unesa Journal of Chemical

Education, 3(2), 99-105.

Rustam, A., Sari, E. D., & Yunita, L. (2018). Statistika Pengukuran Pendidikan

Analisis Menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT. Ilham

Sejahtera Persada.

Sadia, I. W. (2014). Model-Model Pembelajaran Sains Konstruktivistik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

88

Sani, R. A. (2015). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Saregar, A., Latifah, S., & Sari, M. (2016). Efektivitas Model Pembelajaran CUPs:

Dampak Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik

Madrasah Aliyah Mathla'ul Anwar Gisting Lampung. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 5(2), 235-246.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif (1 ed.).

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sukandarrumidi. (2012). Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sukardi, M. (2009). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sulaiman, T., Muniyan, V., Madhvan, D., Hasan, R., & Rahim, S. S. (2017).

Implementation of Higher Order Thinking Skills in Teaching Of Science: A

Case Study in Malaysia. International Research Journal of Education and

Sciences (IRJES), 1(1), 1-3.

Suprijono, A. (2016). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutama, I. N., Arnyana, I. B., & Swasta, I. B. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah pada

Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amlapura. e-Journal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1-14.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

89

Syahida, A., & Irwandi, D. (2015). Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

pada Soal Ujian Nasional Kimia. Edusains, 7(1), 77-87.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB.

Taguiam, A., & Clavero. (2015). The Effect Of 7e Learning Cycle Approach On

Students’ Conception On Changes In Matter, Energy and Time.

Proceedings Journal Of Interdisciplinary Research, 120-125.

Temel, S., Yılmaz, A., & Özgür, S. D. (2013). Use of the Learning Cycle Model in

the Teaching of Chemical Bonding and an Investigation of Diverse

Variables in Prediction of Achievement. International Journal of Education

and Research, 1(5), 1-14.

Tjahjadarmawan, E. (2017). Best Practice Guru dalam Tugas Pembelajaran Di

Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.

Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT.

Prestasi Pustakaraya.

Trimayanti, E., & Purwanto, J. (2015). Efektivitas Pembelajaran Fisika

Menggunakan Model Learning Cycle 7E dengan Konten Integrasi-

Interoneksi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa. Seminar Nasional Pendidikan Sains V, (pp. 44-55).

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Widodo, T., & Kadarwati, S. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan

Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan

Karakter Siswa. Cakrawala Pendidikan, 32(1), 161-171.

Widyatmoko, H. (2009). Kimia Dasar Tingkat Universitas. Jakarta: Universitas

Trisakti.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

90

Wijayanti, A. D., & Susatyo, E. B. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Group

Investigation Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Koloid. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 8(1), 1300-1308.

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

91

LAMPIRAN

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

92

Lampiran 1. Analisis KI dan KD

ANALISIS KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA/1

Alokasi Waktu : 5 x 45 Menit

Materi : Laju Reaksi

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

93

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Materi

Kegiatan Pembelajaran Tahapan

Learning Cycle

7E

Indikator

Berpikir

Tingkat Tinggi

(HOT)

Alat dan

Bahan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

3.6. Memahami

teori

tumbukan

dalam reaksi

kimia

berdasarkan

pengaruh

suhu terhadap

laju rata-rata

partikel zat

dan pengaruh

konsentrasi

terhadap

frekuensi

tumbukan

3.6.1 Membedakan

reaksi cepat

dan reaksi

lambat dalam

kehidupan

sehari-hari

(C2)

Fenomena reaksi

kimia dalam

kehidupan sehari-

hari

Mengajukan

pertanyaan

mengenai

fenomena reaksi

cepat dan reaksi

lambat pada

kehidupan sehari-

hari yang terdapat

dalam LKS

berbasis Learning

Cycle 7E

Menjawab

pertanyaan

mengenai

fenomena reaksi

cepat dan reaksi

lambat pada

kehidupan

sehari-hari yang

terdapat dalam

LKS berbasis

Learning Cycle

7E

Elicit:

(Mendatangkan

pengetahuan awal

tentang fenomena

kehidupan sehari-

hari terkait materi

yang dipelajari)

Memahami

(C2)

- LKS

berbasis

learning

cycle 7E

- Buku Paket

- Internet

- LCD

- Proyektor

- Laptop

3.6.2 Mempelajari

pengertian

laju reaksi dan

teori

tumbukan

(C1)

Pengertian laju

reaksi dan teori

tumbukan

Meminta siswa

membaca

pengertian laju

reaksi yang

terdapat pada LKS

berbasis Learning

Cycle 7E

Mengajukan

pertanyaan

mengenai materi

teori tumbukan

Membaca

pengertian laju

reaksi yang

terdapat pada

LKS berbasis

Learning Cycle

7E

Menjawab

pertanyaan

mengenai materi

teori tumbukan

Mengetahui

(C1)

Memahami

(C2)

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

94

3.6.3 Menyusun

hipotesis

sementara

tentang

pengaruh

suhu, luas

permukaan

dan katalis

terhadap laju

rata-rata

partikel zat,

serta pengaruh

konsentrasi

terhadap

frekuensi

tumbukan

(C5)

Pengaruh suhu

terhadap laju rata-

rata partikel zat

dan pengaruh

konsentrasi

terhadap frekuensi

tumbukan

Mengajukan

pertanyaan

mengenai

fenomena faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan sehari-

hari ( perbedaan

memasak kentang

menggunakan

minyak panas dan

air mendidih,

perbedaan ikan

yang disimpan

dalam box berisi

es batu dengan

ikan yang

disimpan dalam

box tanpa es batu,

perbedaan

membakar ayam

dalam potongan

besar dengan sate

ayam, perbedaan

memasak sayuran

potongan besar

dengan sayuran

potongan kecil-

kecil, perbedaan

api unggun

menggunakan

Menjawab

pertanyaan

mengenai

fenomena

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan

sehari-hari

Menganalisis

(C4)

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

95

balok kayu besar

dengan balok kayu

yang telah

dipotong,

perbedaan

menyeduh teh

menggunakan

gula pasir dengan

menggunakan

gula batu, dampak

penggunaan karbit

pada proses

pematangan buah,

penggunaan

enzim renin

sebagai

biokatalisator

dalam pembuatan

keju, penggunaan

katalis pada

kendaraan

bermotor,

peristiwa

penggunaan

kaporit untuk

menjernihkan air

kolam, perbedaan

mencuci pakaian

menggunakan

sedikit detergen

dan banyak

detergen) yang

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

96

ditampilkan dalam

LKS berbasis

Learning Cycle 7E

Meminta siswa

berdiskusi dengan

teman

kelompoknya

mengenai

fenomena faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan sehari-

hari ( perbedaan

memasak kentang

menggunakan

minyak panas dan

air mendidih,

perbedaan ikan

yang disimpan

dalam box berisi

es batu dengan

ikan yang

disimpan dalam

box tanpa es batu,

perbedaan

membakar ayam

dalam potongan

besar dengan sate

ayam, perbedaan

memasak sayuran

potongan besar

Melaksanakan

dikusi dengan

teman kelompok

mengenai

fenomena

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan

sehari-hari

Engage:

(Membangkitkan

keingintahuan

pada topik

pembelajaran

dengan melibatkan

siswa melalui

demonstrasi dan

diskusi)

Memahami

(C2)

Menganalisis

(C4)

Mengevaluas

i (C5)

- LKS

berbasis

learning

cycle 7E

- Buku paket

- Internet

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

97

dengan sayuran

potongan kecil-

kecil, perbedaan

api unggun

menggunakan

balok kayu besar

dengan balok kayu

yang telah

dipotong, dampak

penggunaan karbit

pada proses

pematangan buah,

penggunaan

enzim renin

sebagai

biokatalisator

dalam pembuatan

keju, penggunaan

katalis pada

kendaraan

bermotor,

peristiwa

penggunaan

kaporit untuk

menjernihkan air

kolam, perbedaan

mencuci pakaian

menggunakan

sedikit detergen

dan banyak

detergen) yang

ditampilkan dalam

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

98

LKS berbasis

Learning Cycle 7E

Meminta siswa

membuat

hipotesis

mengenai

fenomena faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan sehari-

hari

Meminta siswa

berdiskusi dengan

teman

kelompoknya

untuk mencari

informasi terkait

langkah kerja

percobaan tentang

menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu,

luas permukaan,

konsentrasi, dan

katalis)

siswa membuat

hipotesis

mengenai

fenomena

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan

sehari-hari

Siswa berdiskusi

dengan teman

kelompoknya

mengenaii

informasi terkait

langkah kerja

percobaan

tentang

menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu,

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

99

luas permukaan,

konsentrasi, dan

katalis)

3.6.4 Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i laju reaksi

dengan

melakukan

percobaan

(C4)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

siswa merancang

percobaan untuk

menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu,

luas permukaan,

konsentrasi, dan

katalis)

Membimbing dan

mengawasi siswa

selama kegiatan

praktikum

berlangsung

Berdiskusi

menentukan

langkah kerja

praktikum

Menyiapkan alat

dan bahan

praktikum yang

diperlukan

Melakukan

praktikum sesuai

langkah kerja

yang telah

disusun bersama

teman kelompok

Mencatat hasil

praktikum dalam

LKS

Explore:

(Mengamati,

merancang dan

merencanakan

praktikum,

menginterpretasik

an, dan

mengorganisasika

n hasil praktikum)

Mengevaluas

i (C5)

Menganalisis

(C4)

Mencipta

(C6)

LKS

berbasis

learning

cycle 7E

Tabung

reaksi

Rak tabung

reaksi

Gelas kimia

Gelas ukur

Pipet tetes

Kaki tiga

Neraca

digital

Pembakar

spirtus

Kawat kasa

Penjepit

kayu

Termometer

Magnesium

padat

Serbuk

magnesium

HCl 0,1 M;

1 M dan 2M

Larutan

Na2S2O3 0,1

M

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

100

Larutan

H2O2 5%

Larutan

FeCl3 0,5 M

Larutan

NaCl 0,5 M

3.6.5 Membandingk

an besarnya

laju reaksi

pada tiap-tiap

faktor laju

reaksi

berdasarkan

percobaan laju

reaksi yang

telah

dirancang

(C5)

Hubungan

besarnya laju

reaksi dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

siswa untuk

membandingkan

besarnya laju

reaksi pada tiap-

tiap faktor laju

reaksi (suhu, luas

permukaan,

konsentrasi dan

katalis) dengan

melakukan

percobaan

Membandingkan

besarnya laju

reaksi pada tiap-

tiap faktor laju

reaksi dengan

melakukan

percobaan

Explain:

(Menyimpulkan

dan menjelaskan

hasil praktikum)

Menganalisis

(C4)

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Buku paket

Laptop

Proyektor

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

101

3.6.6 Menjelaskan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i laju reaksi

(C2)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

siswa berdiskusi

untuk

menyimpulkan

hasil praktikum

mengenai faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

perwakilan siswa

untuk

mempresentasikan

hasil praktikum di

depan kelas

Berdiskusi

menyimpulkan

hasil praktikum

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Perwakilan

siswa

melakukan

presentasi di

depan kelas

mengenai hasil

praktikum

Memahami

(C2)

LKS

berbasis

learning

cycle 7E

LCD

Proyektor

Laptop

Internet

Buku paket

3.6.7 Menghubungk

an teori

tumbukan

dengan

konsentrasi,

luas

permukaan,

dan

temperature

(C6)

Hubungan

teori

tumbukan

dengan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

Guru meminta

peserta didik

membaca faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi dan

teori tumbukan

LKS berbasis

Learning Cycle 7E

Mengajukan

beberapa

pertanyaan dalam

LKS untuk

menghubungkan

teori tumbukan

dengan pengaruh

konsentrasi, luas

Peserta didik

membaca faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi dan

teori tumbukan

LKS berbasis

Learning Cycle

7E

Menjawab

pertanyaan

dalam LKS

untuk

menghubungkan

teori tumbukan

dengan

konsentrasi, luas

Elaborate:

(Menerapkan

pengetahuan

dalam situasi baru)

Menganalisis

(C4)

Mengevaluasi

(C5)

Mencipta

(C6)

LKS

berbasis

learning

cycle 7E

Buku paket

Internet

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

102

permukaan, suhu,

dan katalis

permukaan,

suhu, dan katalis

3.6.8 Membuat

laporan

tertulis

berdasarkan

hasil

pengamatan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i lau reaksi

(C6)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Guru meminta

peserta didik

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

terdapat dalam

LKS berbasi

Learning Cycle 7E

Menilai

pemahaman siswa

mengenai faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

berdasarkan

pembahasan pada

laporan praktikum

yang telah dibuat

oleh setiap siswa

dan jawaban siswa

pada LKS

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

terdapat dalam

LKS berbasi

Learning Cycle

7E

Peserta didik

membuat

laporan tertulis

berdasarkan

hasil praktikum

Evaluate:

(Menilai tingkat

pemahaman

konsep dan

keterampilan)

Mengevaluas

i (C5)

Mencipta

(C6)

Laptop

Buku paket

internet

3.6.9 Mengaitkan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i laju reaksi

pada

kehidupan

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

siswa berdiskusi

tentang

mengaitkan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan sehari-

hari yang

Berdiskusi untuk

mengaitkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan

sehari-hari yang

dilanjutkan

Extend:

(Memperluas

konsep dengan

menghubungkan

ke konteks berbeda

yang ditemui

dalam kehidupan

sehari-hari)

Memahami

(C2)

Menganalisis

(C4)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

103

sehari-hari

(C4)

dilanjutkan

dengan mengisi

hasil diskusi pada

lembar portofolio

yang terdapat

dalam LKS

dengan mengisi

hasil diskusi

pada lembar

portofolio yang

terdapat dalam

LKS

3.6.10 Mengumpulka

n informasi

penggunaan

katalis dalam

kehidupan

sehari-hari

dan dalam

industri (C6)

Peran katalis

dalam

kehidupan

sehari-hari dan

dalam industri

Meminta siswa

mengumpulkan

informasi dari

berbagai sumber

mengenai peran

katalis dalam

kehidupan sehari-

hari dan dalam

industri

Siswa

mengumpulkan

informasi dari

berbagai sumber

mengenai peran

katalis dalam

kehidupan

sehari-hari dan

dalam industri

Memahami

(C2)

Menganalisis

(C4)

Mencipta

(C6)

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Laptop

LCD

Proyektor

Buku paket

Internet

4.6 Menyajikan

cara-cara

pengaturan

penyimpana

n bahan

untuk

mencegah

perubahan

tak

terkendali

4.6.1. Menunjukkan

informasi

mengenai cara

– cara

pengaturan

dan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan

fisika dan

kimia yang

tak terkendali

(P2)

Cara-cara

pengaturan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan tak

terkendali

Meminta siswa

membaca artikel

dalam LKS

mengenai cara

penyimpanan

buah yang terkait

dengan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu

dan penggunaan

katalis)

Menjelaskan

kepada siswa

mengenai cara

penyimpanan

buah yang terkait

Membaca artikel

yang terdapat

dalam LKS

Memperhatikan

penjelasan yang

diberikan oleh

guru

Elicit:

(Mendatangkan

pengetahuan awal

tentang fenomena

kehidupan sehari-

hari terkait materi

yang dipelajari)

Memahami

(C2)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

104

dengan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu

dan penggunaan

katalis) yang

ditampilkan dalam

bentuk artikel

pada LKS

Mengarahkan

siswa berdiskusi

untuk

mengumpulkan

informasi lain

mengenai cara –

cara pengaturan

dan penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan fisika

dan kimia yang

tak terkendali

bersama teman

kelompok

Berdiskusi untuk

mengumpulkan

informasi

mengenai cara –

cara pengaturan

dan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan fisika

dan kimia yang

tak terkendali

bersama teman

kelompok

Engage:

(Membangkitkan

keingintahuan

pada topik

pembelajaran

dengan melibatkan

siswa melalui

demonstrasi dan

diskusi)

Memahami

(C2)

Mengevaluas

i (C5)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Internet

Buku paket

4.6.2 Menunjukkan

solusi

mengenai

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan tak

Cara-cara

pengaturan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan tak

terkendali

Meminta

perwakilan siswa

mengemukakan

solusi mengenai

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan tak

Perwakilan

siswa

mengemukakan

solusi mengenai

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan tak

Explain:

(Menjelaskan

suatu konsep

berdasarkan

pemikiran sendiri,

meminta

klarifikasi atas

penjelasan siswa,

Mengaplikasi

kan (C3)

Laptop

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

105

terkendali

(P2)

terkendali (pada

proses

penyimpanan

buah)

terkendali (pada

proses

penyimpanan

buah)

dan saling

mendengarkan

pendapat antara

siswa dan guru)

3.7. Menentukan

orde reaksi

dan tetapan

laju reaksi

berdasarkan

data hasil

percobaan

3.7.1 Menjelaskan

hukum laju

reaksi dan

tetapan laju

reaksi

Hukum dan

tetapan laju

reaksi

Meminta siswa

membaca hukum

laju reaksi dan

tetapan laju reaksi

pada LKS berbasi

Learning Cycle 7E

Membaca

hukum laju

reaksi dan

tetapan laju

reaksi

Elicit:

(Mendatangkan

pengetahuan awal

tentang fenomena

kehidupan sehari-

hari terkait materi

yang dipelajari)

Memahami

(C2)

3.7.2 Menentukan

orde reaksi,

tetapan laju

reaksi, dan

persamaan

laju reaksi

(C3)

Orde reaksi

dan persamaan

laju reaksi

Mengajukan

pertanyaan dalam

LKS mengenai

pengertian dan

macam orde

reaksi, tetapan laju

reaksi, serta

persamaan laju

reaksi

Menjelaskan

kepada siswa

mengenai

penentuan orde

reaksi dan

persamaan laju

reaksi

Menjawab

pertanyaan

dalam LKS

mengenai

pengertian dan

macam orde

reaksi serta

persamaan laju

reaksi

Mengaplikas

ikan (C3)

Memahami

(C2)

Menganalisis

(C4)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Mengarahkan

siswa menjawab

pertanyaan dalam

LKS untuk

menentukan orde

reaksi dan

Menjawab

beberapa

pertanyaan

dalam LKS

untuk

menentukan

Elaborate:

(Menerapkan

pengetahuan

dalam situasi baru)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

106

persamaan laju

reaksi

orde reaksi dan

persamaan laju

reaksi

Learning

Cycle 7E

Buku paket

3.7.3 Menganalisis

data untuk

menentukan

orde reaksi,

tetapan laju

reaksi dan

persamaan

laju reaksi

berdasarkan

hasil

percobaan

(C4)

Orde reaksi,

tetapan laju

reaksi dan

persamaan laju

reaksi

Mengarahkan

siswa

menganalisis data

untuk menentukan

orde reaksi,

tetapan laju reaksi

dan persamaan

laju reaksi

berdasarkan hasil

percobaan

Menganalisis

data untuk

menentukan

orde reaksi,

tetapan laju

reaksi dan

persamaan laju

reaksi

berdasarkan

hasil percobaan

Evaluate:

(Menilai tingkat

pemahaman

konsep dan

keterampilan)

Menganalisis

(C4)

Laptop

LCD

Proyektor

LKS

berbasis

Learning

Cycle 7E

Buku paket

4.7 Merancang,

melakukan,

dan

menyimpulk

an serta

menyajikan

hasil

percobaan

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi laju reaksi

dan orde

reaksi

4.7.1 Merancang

percobaan

tentang faktor-

faktor yang

mempengaruh

i laju reaksi

(ukuran,

konsentrasi,

suhu dan

katalis) dan

melaporkan

hasilnya (P5)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Mengarahkan

siswa merancang

percobaan untuk

menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi (suhu,

luas permukaan,

konsentrasi, dan

katalis)

Membimbing dan

mengawasi siswa

selama kegiatan

praktikum

berlangsung

Berdiskusi

menentukan

langkah kerja

praktikum

Menyiapkan alat

dan bahan

praktikum yang

diperlukan

Melakukan

praktikum sesuai

langkah kerja

yang telah dibuat

Mencatat hasil

praktikum dalam

LKS

Explore:

(Mengamati,

merancang dan

merencanakan

praktikum,

menginterpretasik

an, dan

mengorganisasika

n hasil praktikum)

Menganalisi

s (C4)

Mengevalua

si (C5)

Mencipta

(C6)

LKS

berbasis

learning

cycle 7E

Tabung

reaksi

Rak tabung

reaksi

Gelas kimia

Gelas ukur

Pipet tetes

Kaki tiga

Pembakar

spirtus

Kawat kasa

Penjepit

kayu

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

107

Termometer

Magnesium

padat

HCl 0,25 M;

0,5 M dan

1M

4.7.2 Membuat

diagram

energi aktivasi

untuk

membedakan

penggunaan

katalisator

(P3)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi

Meminta siswa

membuat diagram

energi aktivasi

untuk

membedakan

penggunaan

katalisator

Siswa membuat

diagram energi

aktivasi untuk

membedakan

penggunaan

katalisator

Elaborate:

(Menerapkan

pengetahuan

dalam situasi baru)

Mencipta (C6) Buku paket

Internet

LKS

Kertas HVS

4.7.4 Membuat

laporan

tertulis

berdasarkan

hasil

pengamatan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i lau reaksi

(P3)

Meminta siswa

menyebutkan

kembali

kesimpulan yang

didapat

berdasarkan hasil

percobaan pada

pertemuan

sebelumnya

Menilai

pemahaman siswa

mengenai faktor-

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

berdasarkan

Menyebutkan

kembali

kesimpulan yang

didapat

berdasarkan

hasil percobaan

pada pertemuan

sebelumnya

Membuat

laporan tertulis

berdasarkan

hasil praktikum

Evaluate:

(Menilai tingkat

pemahaman

konsep dan

keterampilan)

Mencipta (C6)

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

108

pembahasan pada

laporan praktikum

dan jawaban siswa

pada LKS

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

109

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Mata pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI / 1

Materi Pokok : Laju Reaksi

Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menunjukkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia”.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.6 Memahami teori tumbukan dalam

reaksi kimia berdasarkan

pengaruh suhu terhadap laju rata-

rata partikel zat dan pengaruh

konsentrasi terhadap frekuensi

tumbukan

3.7 Menentukan orde reaksi dan

tetapan laju reaksi berdasarkan

data hasil percobaan

4.6 Menyajikan cara-cara pengaturan

penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan tak terkendali

4.7 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan orde

reaksi

IPK dari KD3 IPK dari KD4

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

110

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.6.1 Membedakan reaksi cepat dan

reaksi lambat dalam kehidupan

sehari-hari (C2)

3.6.2 Mempelajari pengertian laju

reaksi dan teori tumbukan (C1)

3.6.3 Menyusun hipotesis sementara

tentang pengaruh suhu, luas

permukaan dan katalis terhadap

laju rata-rata partikel zat, serta

pengaruh konsentrasi terhadap

frekuensi tumbukan (C5)

3.6.4 Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dengan

melakukan percobaan (C4)

3.6.5 Membandingkan besarnya laju

reaksi pada tiap-tiap faktor laju

reaksi berdasarkan percobaan laju

reaksi yang telah dirancang (C5)

3.6.6 Menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi (C2)

3.6.7 Menghubungkan teori tumbukan

dengan konsentrasi, luas

permukaan, dan temperature (C5)

3.6.8 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (C6)

3.6.9 Mengaitkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi pada

kehidupan sehari-hari (C4)

3.6.10 Membuat diagram energi aktivasi

untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

3.6.11 Mengumpulkan informasi

penggunaan katalis dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam

industri (C5)

3.7.1 Menjelaskan hukum laju reaksi

dan tetapan laju reaksi (C2)

3.7.2 Menentukan orde reaksi, tetapan

laju reaksi, dan persamaan laju

reaksi (C3)

3.7.3 Menganalisis data untuk

menentukan orde reaksi, tetapan

laju reaksi dan persamaan laju

4.6.1. Menunjukkan informasi mengenai

cara – cara pengaturan dan

penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan fisika dan kimia yang tak

terkendali (P2)

4.6.2 Menunjukkan solusi mengenai

penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan tak terkendali (P2)

4.7.1 Merancang percobaan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi

(ukuran, konsentrasi, suhu dan

katalis) dan orde reaksi serta

melaporkan hasilnya (P5)

4.7.2 Membuat laporan tertulis berdasarkan

hasil pengamatan faktor-faktor yang

mempengaruhi lau reaksi (P3)

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

111

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

reaksi berdasarkan hasil

percobaan (C4)

3.7.4 Membuat grafik sesuai orde

berdasarkan data hasil percobaan

(C6)

C. Tujuan Pembelajaran

3.6.1 Siswa dapat membedakan reaksi cepat dan reaksi lambat dalam kehidupan sehari-hari

(C2)

3.6.2 Siswa dapat mempelajari pengertian laju reaksi dan teori tumbukan (C1)

3.6.3 Siswa dapat menyusun hipotesis sementara tentang pengaruh suhu, luas permukaan

dan katalis terhadap laju rata-rata partikel zat, serta pengaruh konsentrasi terhadap

frekuensi tumbukan (C5)

3.6.4 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan

melakukan percobaan (C4)

3.6.5 Siswa dapat membandingkan besarnya laju reaksi pada tiap-tiap faktor laju reaksi

berdasarkan percobaan laju reaksi yang telah dirancang (C5)

3.6.6 Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (C2)

3.6.7 Siswa dapat menghubungkan teori tumbukan dengan konsentrasi, luas permukaan,

dan temperature (C5)

3.6.8 Siswa dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor

yang mempengaruhi lau reaksi (C6)

3.6.9 Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan

sehari-hari (C4)

3.6.10 Siswa dapat Membuat diagram energi aktivasi untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

3.6.11 Siswa dapat mengumpulkan informasi penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-

hari dan dalam industri (C5)

3.7.1 Siswa dapat menjelaskan hukum laju reaksi dan tetapan laju reaksi (C2)

3.7.2 Siswa dapat menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi, dan persamaan laju reaksi

(C3)

3.7.3 Siswa dapat menganalisis data untuk menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi dan

persamaan laju reaksi berdasarkan hasil percobaan (C4)

3.7.4 Siswa dapat membuat grafik sesuai orde berdasarkan data hasil percobaan (C6)

4.6.1. Siswa dapat menunjukkan informasi mengenai cara – cara pengaturan dan

penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali

(P2)

4.6.2 Siswa dapat menunjukkan solusi mengenai penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan tak terkendali (P2)

4.7.1. Siswa dapat merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) dan melaporkan hasilnya (P5)

4.7.2. Siswa dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor

yang mempengaruhi lau reaksi (P3)

D. Materi Pembelajaran

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

112

1. Teori tumbukan dalam reaksi kimia

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Orde reaksi, tetapan dan persamaan laju reaksi

4. Peran katalis

5. Cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan tak terkendali

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi kelompok, praktikum, tanya jawab, dan penugasan

Model : Learning Cycle 7E

F. Media Pembelajaran

Media/Alat :

1. LKS berbasis Learning Cycle 7E

2. Buku pelajaran

3. Alat dan bahan laboratorium

4. Power point

5. Laptop

6. Proyektor

G. Sumber Belajar

1. LKS berbasis Learning Cycle 7E

2. Buku Kimia Kelas XI, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.

3. Internet.

4. Buku/sumber lain yang relevan.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (Rabu)

Pendahuluan (10 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

3. Memberikan informasi kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini

Kegiatan inti (75 menit) Meminta peserta didik menjawab soal-soal pretest

Penutup (5 menit) 1. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

2. Berdoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

113

Pertemuan 2 (Jumat)

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari

KD 3.6

3.6.1 Membedakan reaksi cepat dan reaksi

lambat dalam kehidupan sehari-hari

(C2)

3.6.2 Mempelajari pengertian laju reaksi

dan teori tumbukan (C1)

3.6.3 Menyusun hipotesis sementara

tentang pengaruh suhu, luas

permukaan dan katalis terhadap laju

rata-rata partikel zat, serta pengaruh

konsentrasi terhadap frekuensi

tumbukan (C5)

Pendahuluan (25 menit)

1. Membaca ayat suci AL-Qur’an

2. Membaca buku literasi (novel atau buku umum lainnya)

3. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

4. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang dicapai pada pertemuan hari ini

5. Meminta peserta didik duduk secara berkelompok

Kegiatan Inti (55 menit)

Elicit (Mendatangkan Pengetahuan Awal)

1. Guru mengajukan pertanyaan mengenai fenomena reaksi cepat dan reaksi

lambat pada kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam LKS berbasis

Learning Cycle 7E

2. Siswa membaca pengertian laju reaksi dan teori tumbukan yang terdapat

dalam LKS berbasis Learning Cycle 7E

Engage (Melibatkan)

1. Peserta didik berdiskusi dengan teman kelompoknya mengenai fenomena

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan sehari-hari

2. Peserta didik membuat hipotesis mengenai fenomena faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan sehari-hari sesuai yang telah

diajarkan oleh guru

3. Peserta didik berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mencari informasi

terkait langkah kerja percobaan tentang menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

Penutup (10 menit)

1. Guru menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini

2. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

114

3. Berdoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Pertemuan 3 (Rabu)

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 3.6

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 4.7

3.6.4 Menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dengan

melakukan percobaan (C4)

3.6.5 Membandingkan besarnya laju

reaksi pada tiap-tiap faktor laju

reaksi berdasarkan percobaan laju

reaksi yang telah dirancang (C5)

3.6.6 Menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi (C2)

3.6.7 Menghubungkan teori tumbukan

dengan konsentrasi, luas

permukaan, dan temperature (C5)

3.6.8 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (C6)

3.6.10 Membuat diagram energi aktivasi

untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

4.7.1 Merancang percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi (ukuran, konsentrasi,

suhu dan katalis) dan melaporkan

hasilnya (P5)

4.7.2 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (P3)

Pendahuluan (10 menit)

1. Meminta peserta didik berkumpul di laboratorium kimia

2. Meminta peserta didik duduk secara berkelompok

3. Berdoa bersama-sama diawal pembelajaran

4. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan hari ini

Kegiatan Inti (70 menit)

Explore (Menyelidiki)

1. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan

2. Peserta didik melakukan praktikum sesuai langkah kerja yang telah dibuat

3. Peserta didik mencatat hasil praktikum dalam LKS

4. Peserta didik membandingkan besarnya laju reaksi pada tiap-tiap faktor laju

reaksi dengan melakukan percobaan

Explain (Menjelaskan)

1. Peserta didik berdiskusi menyimpulkan hasil praktikum

2. Perwakilan peserta didik melakukan presentasi di depan kelas mengenai hasil

praktikum

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

115

Elaborate (Menerapkan)

1. Guru menjelaskan hubungan antara teori tumbukan dengan konsentrasi luas

permukaan, suhu, dan katalis.

2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan dalam LKS untuk menghubungkan

teori tumbukan dengan konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis

3. Peserta didik membuat dan mengartikan diagram energi aktivasi untuk

membedakan penggunaan katalisator

Evaluate (Menilai)

1. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS berbasis

Learning Cycle 7E

2. Peserta didik membuat laporan tertulis berdasarkan hasil praktikum

Penutup (10 menit)

1. Menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini

2. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

3. Bedoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Pertemuan 4 (Jumat)

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 3.6

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD

4.7

3.6.9 Mengaitkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi pada

kehidupan sehari-hari (C4)

3.6.11 Mengumpulkan informasi

penggunaan katalis dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam

industri (C5)

4.6.1. Menunjukkan informasi mengenai cara –

cara pengaturan dan penyimpanan bahan

untuk mencegah perubahan fisika dan kimia

yang tak terkendali (P2)

4.6.2. Menunjukkan solusi mengenai penyimpanan

bahan untuk mencegah perubahan tak

terkendali (P2)

Pendahuluan (25 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Memeriksa kehadiran siswa

3. Membaca ayat suci AL-Qur’an

4. Membaca buku literasi (novel atau buku umum lainnya)

5. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

6. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan hari ini

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

116

Kegiatan Inti (55 menit) Extend (Memperluas)

1. Peserta didik berdiskusi untuk mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi pada kehidupan sehari-hari

2. Peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber mengenai peran

katalis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industry kemudian

menunjukkan hasil diskusi tersbut di depan kelas

Elicit (Mendatangkan Pengetahuan Awal) 1. Guru menampilkan gambar yang terkait perubahan fisika dan perubahan

kimia

2. Peserta didik membaca artikel mengenai cara penyimpanan buah yang terkait

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang terdapat dalam

LKS berbasis Learning Cycle 7E

Engage (Melibatkan)

Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan informasi mengenai cara –

cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan

kimia yang tak terkendali bersama teman kelompok

Explain (Menjelaskan)

Perwakilan peserta didik menunjukkan solusi mengenai penyimpanan bahan

untuk mencegah perubahan tak terkendali

Penutup (10 menit)

1. Guru menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini.

2. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan

selanjutnya.

3. Guru meminta siswa untuk berdoa diakhir pelajaran secara bersama-sama.

Pertemuan 5 (Rabu)

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.7

3.7.1. Menjelaskan hukum laju reaksi dan tetapan laju reaksi

3.7.2. Menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi, dan

persamaan laju reaksi (C3)

3.7.3. Menganalisis data untuk menentukan orde reaksi,

tetapan laju reaksi dan persamaan laju reaksi

berdasarkan hasil percobaan (C4)

3.7.4 Membuat grafik sesuai orde berdasarkan data hasil

percobaan (C6)

Pendahuluan (10 menit)

1. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan hari ini

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

117

Kegiatan Inti (70 menit) Elicit (Mendatangkan Pengetahuan Awal)

1. Peserta didik membaca membaca hukum laju reaksi dan tetapan laju reaksi

pada LKS berbasi Learning Cycle 7E

2. Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai penentuan orde reaksi dan

persamaan laju reaksi

Explain (menjelaskan)

Guru menjelaskan mengenai pembuatan grafik laju reaksi terhadap

konsentrasi berdasarkan data hasil percobaan

Elaborate (Menerapkan)

Peserta didik menentukan persamaan laju reaksi dan membuat grafik laju

reaksi terhadap konsentrasi berdasarkan data hasil percobaan yang disajikan

dalam LKS berbasis Learning Cycle 7E

Penutup (10 menit)

1. Guru menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini.

2. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

3. Guru meminta siswa untuk berdoa diakhir pelajaran secara bersama-sama.

Pertemuan 6 (Jumat)

Pendahuluan (25 menit)

1. Membaca ayat suci AL-Qur’an

2. Membaca buku literasi (novel atau buku umum lainnya)

3. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

Kegiatan Inti (60 menit) Melaksanakan Post-test

Penutup (5 menit)

Guru meminta siswa untuk berdoa diakhir pelajaran secara bersama-sama.

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

118

Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Angket respon siswa terhadap model

Learning Cycle 7E

b. Penilaian Pengetahuan : LKS Berbasis Learning Cycle 7E dan Tes

Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Pembuatan laporan praktikum

2. Bentuk Penilaian :

a. Angket : Pernyataan positif dan negatif dengan 4 pilihan jawaban berupa

sangat satuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), da sangat tidak

setuju (STS)

b. Tes tertulis : Uraian dan Lembar Kerja Siswa

d. Portofolio : Penilaian laporan praktikum

Tangerang Selatan, Desember 2017

Mengetahui :

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Arie Budiningsih, M.Pd Vivin Nur Zaenab

NIP. 19761029 200801 2 003

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

119

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Mata pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI / 1

Materi Pokok : Laju Reaksi

Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Sikap:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menunjukkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia”.

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.6 Memahami teori tumbukan dalam

reaksi kimia berdasarkan

pengaruh suhu terhadap laju rata-

rata partikel zat dan pengaruh

konsentrasi terhadap frekuensi

tumbukan

3.7 Menentukan orde reaksi dan

tetapan laju reaksi berdasarkan

data hasil percobaan

4.6 Menyajikan cara-cara pengaturan

penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan tak terkendali

4.7 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil

percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan orde

reaksi

IPK dari KD3 IPK dari KD4

3.6.1 Membedakan reaksi cepat dan

reaksi lambat dalam kehidupan

sehari-hari (C2)

4.6.1. Memilih solusi serta cara – cara

pengaturan dan penyimpanan bahan

untuk mencegah perubahan fisika dan

kimia yang tak terkendali (P2)

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

120

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.6.2 Mempelajari pengertian laju

reaksi dan teori tumbukan (C1)

3.6.3 Menyusun hipotesis sementara

tentang pengaruh suhu, luas

permukaan dan katalis terhadap

laju rata-rata partikel zat, serta

pengaruh konsentrasi terhadap

frekuensi tumbukan (C5)

3.6.4 Menganalisis pengaruh faktor laju

reaksi terhadap laju reaksi

berdasarkan data hasil

percobaan(C4)

3.6.5 Membandingkan pengaruh faktor

laju reaksi terhadap laju

reaksi(C5)

3.6.6 Menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi (C2)

3.6.7 Menghubungkan teori tumbukan

dengan konsentrasi, luas

permukaan, dan temperature (C5)

3.6.8 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (C6)

3.6.9 Mengaitkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi pada

kehidupan sehari-hari (C4)

3.6.10 Membuat diagram energi aktivasi

untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

3.6.11 Mengumpulkan informasi

penggunaan katalis dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam

industri (C5)

3.7.1 Menjelaskan hukum laju reaksi

dan tetapan laju reaksi (C2)

3.7.2 Menentukan orde reaksi, tetapan

laju reaksi, dan persamaan laju

reaksi (C3)

3.7.3 Menganalisis data untuk

menentukan orde reaksi, tetapan

laju reaksi dan persamaan laju

reaksi berdasarkan hasil

percobaan (C4)

4.7.1 Merancang percobaan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi

(ukuran, konsentrasi, suhu dan

katalis) dan orde reaksi serta

melaporkan hasilnya (P5)

4.7.2 Membuat laporan tertulis berdasarkan

hasil pengamatan faktor-faktor yang

mempengaruhi lau reaksi (P3)

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

121

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.7.4 Membuat grafik sesuai orde

berdasarkan data hasil percobaan

(C6)

C. Tujuan Pembelajaran

3.6.1 Siswa dapat membedakan reaksi cepat dan reaksi lambat dalam kehidupan sehari-hari

(C2)

3.6.2 Siswa dapat mempelajari pengertian laju reaksi dan teori tumbukan (C1)

3.6.3 Siswa dapat enyusun hipotesis sementara tentang pengaruh suhu, luas permukaan dan

katalis terhadap laju rata-rata partikel zat, serta pengaruh konsentrasi terhadap

frekuensi tumbukan (C5)

3.6.4 Siswa dapat Menganalisis pengaruh faktor laju reaksi terhadap laju reaksi berdasarkan

data hasil percobaan(C4)

3.6.5 Siswa dapat Membandingkan pengaruh faktor laju reaksi terhadap laju reaksi(C5)

3.6.6 Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (C2)

3.6.7 Siswa dapat menghubungkan teori tumbukan dengan konsentrasi, luas permukaan,

dan temperature (C5)

3.6.8 Siswa dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor

yang mempengaruhi lau reaksi (C6)

3.6.9 Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan

sehari-hari (C4)

3.6.10 Siswa dapat Membuat diagram energi aktivasi untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

3.6.11 Siswa dapat mengumpulkan informasi penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-

hari dan dalam industri (C5)

3.7.1 Siswa dapat menjelaskan hukum laju reaksi dan tetapan laju reaksi (C2)

3.7.2 Siswa dapat menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi, dan persamaan laju reaksi

(C3)

3.7.3 Siswa dapat menganalisis data untuk menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi dan

persamaan laju reaksi berdasarkan hasil percobaan (C4)

3.7.4 Membuat grafik sesuai orde berdasarkan data hasil percobaan (C6)

4.6.1. Siswa dapat memilih solusi serta cara – cara pengaturan dan penyimpanan bahan

untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali (P2)

4.7.1. Siswa dapat merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) dan melaporkan hasilnya (P5)

4.7.2. Siswa dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor yang

mempengaruhi lau reaksi (P3)

D. Materi Pembelajaran

1. Teori tumbukan dalam reaksi kimia

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

3. Orde reaksi, tetapan dan persamaan laju reaksi

4. Peran katalis

5. Cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan tak terkendali

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

122

F. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Kontekstual

Metode : Ceramah, praktikum, tanya jawab, dan penugasan

Model : Konvensional

I. Media Pembelajaran

Media/Alat :

1. Buku pelajaran

2. Alat dan bahan laboratorium

3. Power point

4. Laptop

5. Proyektor

J. Sumber Belajar

1. Buku Kimia Kelas XI, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.

2. Internet.

3. Buku/sumber lain yang relevan.

K. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Pendahuluan (10 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

3. Memberikan informasi kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini

Kegiatan Inti (75 menit)

Meminta peserta didik menjawab soal-soal pretest

Penutup (5 menit)

1. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

2. Berdoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

123

Pertemuan 2

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.6

3.6.1 Membedakan reaksi cepat dan reaksi lambat

dalam kehidupan sehari-hari (C2)

3.6.2 Mempelajari pengertian laju reaksi dan teori

tumbukan (C1)

3.6.3 Menyusun hipotesis tentang pengaruh suhu, luas

permukaan dan katalis terhadap laju rata-rata

partikel zat, serta pengaruh konsentrasi terhadap

frekuensi tumbukan (C5)

3.6.6 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi (C2)

Pendahuluan (5 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

3. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang dicapai pada pertemuan hari ini.

Kegiatan Inti (75 menit)

1. Guru menampilkan powerpoint mengenai contoh reaksi cepat dan reaksi lambat

dalam kehidupan sehari-hari, pengertian laju reaksi, teori tumbukan, dan faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi

2. Guru menjelaskan cara menyusun hipotesis tentang pengaruh suhu, luas

permukaan dan katalis terhadap laju rata-rata partikel zat, serta pengaruh

konsentrasi terhadap frekuensi tumbukan

3. Guru memberikan lembar panduan praktikum kepada tiap siswa

Penutup (10 menit)

1. Menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini

2. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

3. Berdoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Pertemuan 3

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 3.6

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 4.7

3.6.4 Menganalisis pengaruh faktor laju

reaksi terhadap laju reaksi

berdasarkan data hasil

percobaan(C4)

4.7.1 Merancang percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi (ukuran, konsentrasi,

suhu dan katalis) dan melaporkan

hasilnya (P5)

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

124

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 3.6

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

dari KD 4.7

3.6.5 Membandingkan pengaruh faktor

laju reaksi terhadap laju reaksi(C5)

3.6.7 Menghubungkan teori tumbukan

dengan konsentrasi, luas

permukaan, dan temperature (C5)

3.6.8 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (C6)

3.6.9 Mengaitkan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi pada

kehidupan sehari-hari (C4)

3.6.11 Membuat diagram energi aktivasi

untuk membedakan penggunaan

katalisator (C6)

4.7.2 Membuat laporan tertulis

berdasarkan hasil pengamatan

faktor-faktor yang mempengaruhi

lau reaksi (P3)

Pendahuluan (10 menit)

1. Meminta peserta didik berkumpul di laboratorium kimia

2. Meminta peserta didik duduk secara berkelompok

3. Berdoa bersama-sama diawal pembelajaran

4. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan hari ini

Kegiatan Inti (70 menit)

1. Peserta didik melakukan praktikum mengenai faktor-faktor yang mempenbaruhi

laju reaksi sesuai dengan langkah kerja yang terdapat dalam lembar panduan

praktikum

2. Peserta didik membuat diagram energi aktivasi untuk membedakan penggunaan

katalisator 3. Guru menjelaskan materi teori tumbukan dan memberikan contoh laju reaksi

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peserta didik membuat laporan tertulis berdasarkan hasil praktikum

Penutup (10 menit)

1. Menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini

2. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

3. Bedoa bersama-sama diakhir pembelajaran

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

125

Pertemuan 4

IPK :

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari

KD 3.6 dan 3.7

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD

4.6

3.6.11 Mengumpulkan informasi

penggunaan katalis dalam kehidupan

sehari-hari dan dalam industri (C5)

3.7.1. Menjelaskan hukum laju reaksi dan

tetapan laju reaksi (C2)

3.7.2. Menentukan orde reaksi, tetapan laju

reaksi, dan persamaan laju reaksi (C3)

3.7.3. Menganalisis data untuk menentukan

orde reaksi, tetapan laju reaksi dan

persamaan laju reaksi berdasarkan

hasil percobaan (C4)

3.7.4. Membuat grafik sesuai orde

berdasarkan data hasil percobaan (C6)

4.6.1. Memilih solusi serta cara – cara pengaturan

dan penyimpanan bahan untuk mencegah

perubahan fisika dan kimia yang tak

terkendali (P2)

Pendahuluan (10 menit)

1. Berdoa bersama diawal pembelajaran

2. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan hari ini

Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

industri

2. Guru menjelaskan perubahan fisika dan kimia serta cara – cara pengaturan dan

penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak

terkendali

3. Perwakilan peserta didik mengemukakan solusi mengenai penyimpanan bahan

untuk mencegah perubahan tak terkendali

4. Guru menjelaskan hukum laju reaksi, tetapan laju reaksi, penentuan orde reaksi

dan persamaan laju reaksi.

5. Peserta didik menganalisis data untuk menentukan orde reaksi dan persamaan laju

reaksi berdasarkan hasil percobaan.

Penutup (10 menit)

1. Guru menyampaikan kesimpulan yang didapat pada pertemuan hari ini.

2. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan

selanjutnya.

3. Guru meminta siswa untuk berdoa diakhir pelajaran secara bersama-sama.

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

126

Pertemuan 5

Pendahuluan (25 menit)

o Membaca ayat suci AL-Qur’an

o Membaca buku literasi (novel atau buku umum lainnya)

o Membaca doa bersama-sama diawal pembelajaran

Kegiatan Inti (60 menit) Melaksanakan Post-test

Penutup (5 menit)

Guru meminta siswa untuk berdoa diakhir pelajaran secara bersama-sama.

Penilaian

1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Angket respon siswa terhadap model Learning

Cycle 7E

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Pembuatan laporan praktikum

2. Bentuk Penilaian :

a. Angket : Pernyataan positif dan negatif dengan 4 pilihan jawaban

berupa sangat satuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

dan sangat tidak setuju (STS)

b. Tes tertulis : Uraian

c. Portofolio : Penilaian laporan praktikum

Tangerang Selatan, Desember 2017

Mengetahui :

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Wara Gawatiningsiah, M.Pd Vivin Nur Zaenab

NIP. 19651111 200701 2 017

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

127

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 7E

Petunjuk Penggunaan LKS Berbasis Learning Cycle 7E

1. Pada LKS ini ada beberapa tahap yang harus kalian lakukan yaitu:

a. Elicit (pengetahuan awal)

Kalian diminta menjawab pertanyaan yang diajukan guru terkait

fenomena dalam kehidupan sehari-hari.

b. Engage (melibatkan)

Kalian akan dilibatkan dalam kegiatan diskusi bersama teman

kelompokmu.

c. Explore (penyelidikan)

Kalian akan melakukan eksperimen untuk memperoleh pengetahuan

baru melalui pengalaman langsung.

d. Explain (menjelaskan)

Kalian diminta menyimpulkan dan mengemukakan hasil praktikum di

depan kelas. Kemudian kalian kalian akan diperkenalkan dengan

teori-teori yang berkaitan dengan konsep laju reaksi oleh guru.

e. Elaborate (menerapkan)

Kalian diminta menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari

dengan menjawab pertanyaan yang tertera dalam LKS melalui

diskusi kelompok.

f. Evaluate (menilai)

Kalian diminta menjawab pertanyaan dalam LKS.

g. Extend (memperluas)

Kalian diminta untuk memperluas konsep dengan menghubungkan

konsep yang telah dipelajari ke dalam kehidupan nyata.

Lets we

do

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

128

Reaksi kimia ialah suatu peristiwa perubahan

kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-

zat hasil reaksi (produk). Setiap reaksi kimia memiliki

karakteristik yang berbeda-beda dalam hal kelajuan

(kecepatan). Ada reaksi yang dapat berlangsung sangat

cepat, adapula reaksi kimia yang berlangsung sangat

lambat.

Kalian pasti pernah melihat kembang api dan besi yang

berkarat. Berdasarkan dua contoh tersebut, menurutmu manakah yang termasuk

reaksi cepat dan manakah yang termasuk reaksi lambat?

Setelah kalian dapat membedakan reaksi cepat dan reaksi lambat, maka akan

lebih mudah untuk mempelajari materi pokok yang akan kita pelajari, yaitu laju

reaksi. Perbedaan waktu yang dibutuhkan dalam suatu reaksi kimia berhubungan

erat dengan laju reaksi tersebut. Perhatikan gambar berikut yang mengilustrasikan

tentang laju:

Gambar 1. Kembang Api

Gambar 2. Besi berkarat

Jawab:

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

129

Konsep laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi

untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan

waktu.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai

konsentrasi molar atau kemolaran (M). Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi

menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil

reaksi setiap satuan waktu (detik).

Partikel-partikel yang terdapat dalam gas,

zat cair, atau larutan selalu bergerak secara acak.

Pergerakan partikel-partikel yang acak ini akan

mengakibatkan terjadinya tumbukan antar-partikel.

Tumbukan antar-partikel ini akan menghasilkan

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa laju berhubungan dengan perubahan

yang terjadi dalam satuan waktu tertentu. Sehubungan dengan reaksi kimia yang

melibatkan perubahan pereaksi menjadi produk reaksi, buatlah definisi sederhana tentang

laju reaksi menurut pemahamanmu!

Mesin fotocopy ini dapat menyalin 25 lembar setiap menit.

Gambar 3. Mesin fotocopy Gambar 4. Pompa Bensin

Pompa bensin ini dapat memompa 50 liter bensin per menit.

Gambar 5. Pesawat Terbang

Pesawat ini mampu menempuh jarak 2.000 km dalam 1 jam.

Gambar 6. Korek Api

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

130

energi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi. Akan tetapi, jumlah energi yang

dihasilkan harus mencukupi untuk memulai terjadinya reaksi. Reaksi kimia terjadi

akibat adanya tumbukan antar partikel-partikel zat pereaksi yang menghasilkan energi

yang cukup untuk memulai reaksi. Sebagai contoh, untuk menyalakan korek api, kepala

korek api harus digesekkan (ditumbukkan) pada wadah korek api yang dilapisi

dengan pereaksi. Jika gesekan (tumbukan) antara kepala korek api dengan

permukaan pereaksi tersebut tidak kuat, kepala korek api tidak akan terbakar.

Sebaliknya, jika gesekan dilakukan dengan kuat, kepala korek api akan terbakar. Hal

ini terjadi karena energi hasil tumbukan tersebut cukup untuk memulai terjadinya

reaksi pembakaran sehingga api dapat menyala. Tumbukan yang menghasilkan

energi yang cukup untuk menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif.

Mari berdikusi

Mengapa kayu bakar harus dibelah terlebih dahulu

sebelum dibakar? Buatlah hipotesis terkait

penggunaan kayu bakar dengan luas permukaan

dan nyala api!

Gambar 7. Pembelahan kayu bakar

Jawab:

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

131

Adakah perbedaan antara melarutkan sesendok gula pasir di gelas berisi air panas

dan di gelas berisi air dingin? Jika ada, mengapa demikian? Buatlah hipotesis terkait

pelarutan gula menggunakan air panas dan menggunakan air dingin!

Kolam renang yang sering anda kunjungi sesungguhnya telah dicampur dengan

kalsium hipoklorit. Apakah manfaat penambahan kalsium hipoklorit dalam kolam

renang? Apakah terdapat perbedaan antara kolam renang yang tidak ditambahkan

kalsium hipoklorit dengan kolam renang yang ditambahkan kalsium hipoklorit?

Apakah terdapat perbedaan antara sedikit penambahan kalsium hipoklorit dengan

penambahan kalsium hipoklorit dalam jumlah yang banyak? Mengapa demikian?

Gambar 8. Air Mendidih Gambar 9. Air Dingin

Jawab:

Gambar 10. Kolam Renang Gambar 11. Kalsium hipoklorit

Jawab:

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

132

Gambar di samping adalah salah satu merk

dagang karbit yang sering digunakan oleh petani

buah. Diskusikan dengan teman kelompokmu

mengenai fungsi dari karbit tersebut! Serta

buatlah hipotesis terkait penggunaan karbit

sebagai katalis dalam proses pematangan buah!

“Praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi”

Tuliskan alat dan bahan yang kalian butuhkan!

Diskusikan langkah kerja pada praktikum ini!

Gambar 12. Karbit

Jawab:

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

133

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

134

Tuliskan hasil pengamatan yang kalian dapatkan!

Faktor Konsentrasi

Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil praktikum yang telah

kalian lakukan:

Sampel Waktu (s)

Faktor Suhu

Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil praktikum yang telah

kalian lakukan:

Sampel Waktu (s)

Faktor Luas Permukaan

Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil praktikum yang telah

kalian lakukan:

Sampel Waktu (s)

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

135

Buatlah kesimpulan dari kegiatan kalian dan diskusikan dengan teman

sekelompokmu!

Faktor Katalis

Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil praktikum yang telah kalian

lakukan:

Sampel Waktu (s)

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

136

Jawablah pertanyaan berikut ini terkait teori tumbukan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi berdasarkan pemahaman kalian!

1. Perhatikan gambar di bawah ini:

Jika tablet vitamin C dan serbuk vitamin C masing-masing dilarutkan dalam

segelas air yang memiliki suhu yang sama, manakah yang memiliki laju reaksi

tercepat? Mengapa demikian? Kaitkan alasanmu dengan teori tumbukan!

2. Pada suatu percobaan, Mila menambahkan dua buah padatan pualam dengan

massa yang sama ke dalam dua buah gelas kimia yang masing-masing berisi

larutan asam klorida seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini:

Menurutmu, faktor apakah yang dapat mempengaruhi laju reaksi pada gambar di

atas? Manakah yang memiliki laju reaksi tercepat? Mengapa demikian? Kaitkan

alasanmu dengan teori tumbukan!

(a)

Gambar 13. (a) tablet vitamin C (b) serbuk vitamin C

(b)

Jawab:

(i) (ii)

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

137

3. Perhatikan gambar dibawah ini:

Menurutmu, faktor apakah yang dapat mempengaruhi laju reaksi pada gambar di

atas? Manakah yang memiliki laju reaksi tercepat? Mengapa demikian? Kaitkan

alasanmu dengan teori tumbukan!

4. Perhatikan gambar dibawah ini:

Apa yang dimaksud dengan gambar diatas? Bagaimana keterkaitan antara

gambar tersebut dengan teori tumbukan?

(i) (ii)

Jawab:

Jawab:

Jawab:

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

138

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan jelas!

Seorang siswa kelas XI ingin membuat percobaan sederhana mengenai faktor yang

mempengaruhi laju reaksi. Siswa tersebut membuat percobaan dengan menyiapkan

2 buah gelas kimia berisi larutan natrium tiosulfat 0,25 M, 0,5 M, dan 1 M yang telah

diberi label A, B dan C. Gelas A berisi larutan natrium tiosulfat 0,25 M, dan gelas B

berisi larutan natrium tiosulfat 0,5 M, dan gelas C berisi larutan natrium tiosulfat 1 M.

Siswa tersebut kemudian menuangkan masing-masing 5 mL asam klorida 5 M pada

tiap gelas pada waktu yang bersamaan. Maka tentukanlah:

1. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada wacana di atas!

2. Buatlah hipotesis terkait laju reaksi pada wacana diatas dengan teori tumbukan!

3. Gelas kimia dengan label apakah yang memiliki laju reaksi tercepat?

4. Mengapa demian? Kaitkan alasanmu dengan teori tumbukan!

Jawab:

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

139

Berdasarkan gambar di atas, bagaimanakah hubungan antara ketiga gambar tersebut dengan

faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta teori tumbukan?

Jawab:

(a) (b)

(c)

Gambar 14. (a) air hangat (b) ragi instan (c) roti

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

140

Simaklah wacana berikut ini:

Katalisator Pencegah Polusi Udara pada Knalpot Kendaraan

Gas buang kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara

yang mengandung gas berbahaya seperti gas CO, NO, dan NO2. Gas CO berbahaya

karena dapat meracuni darah, sedangkan gas NO, dan NO2 bertanggung jawab

terhadap terbentuknya lubang ozon dan hujan asam. Selain gas-gas tersebut,

asap kendaraan juga mengandung timbal yang berasal dari zat aditif pada

bensin.

Untuk mengatasi emisi gas-gas berbahaya pada kendaraan bermotor,

diciptakanlah suatu teknologi yang dikenal dengan konverter katalitik. Dengan

alat ini, emisi gas buang yang berbahaya seperti CO, NO, dan NO2 dan sisa

hidrokarbon dapat dikonversi menjadi gas yang lebih ramah lingkungan seperti

gas CO2, uap air (H2O), gas nitrogen (N2) dan gas oksigen (O2). Proses

pengubahan ini dilakukan dengan bantuan katalis. Logam transisi yang

digunakan sebagai katalis dalam konverter katalitik biasanya platina (Pt),

palladium (Pd), atau rhodium (Rh). Bagaimana kerja katalis dalam konverter

katalitik ini?

Pada tahap pertama, terjadi reaksi reduksi yang dikatalisis oleh logam

platina serta rhodium. Ketika gas oksida nitrogen masuk ke dalam konverter

Katalitik, katalis akan mengadsorpsi dan menyimpan atom nitrogen serta

membebaskan gas oksigen. Selanjutnya, atom nitrogen yang tersimpan akan

bereaksi dengan atom nitrogen lainnya yang juga teradsorpsi membentuk gas

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

141

Diskusikan dengan teman kelompokmu mengenai contoh lain dari penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri!

nitrogen. Reaksinya adalah:

2NO (g) N2 (g) + O2 (g) atau 2NO2 (g) N2 (g) + 2O2 (g)

Pada tahap kedua, reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi. Dalam hal

ini, katalis yang digunakan adalah platina dan palladium. Katalis tersebut

mengkatalisis reaksi perubahan gas karbon monoksida dan sisa hidrokarbon

menjadi gas karbon dioksida. Reaksi yang terjadi adalah

2CO (g) + O2 (g) 2CO2 (g) atau

2CxHy (g) + 𝑥+𝑦

4O2 (g) xCO2 (g) +

𝑦

2H2O (g)

Tahap ketiga adalah pengendalian sistem yang memonitor arus gas

buang. Informsasi yang diperoleh dari sistem kontrol kemudian digunakan

untuk mengatur perbandingan laju alir udara terhadap bahan bakar yang masuk

ke dalam ruang pembakaran. Adanya sistem kontrol ini memungkinkan

konverter katalitik bekerja mendekati stoikiometri.

Pengembangan konverter katalitik

ini semakin menyempurnakan kendaraan

bermotor yang kini semakin banyak

penggunanya. Dengan begitu, kendaraan

bermotor tidak hanya menguntungkan dari

segi kecepatan dan kenyamanan, tetapi juga

ramah terhadap lingkungan.

Sumber: Muhammad_agus-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49678-kuliah-PRINSIPKERJA

CATALYTICCONVERTER.html

Jawab:

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

142

Di sekitar kita banyak terjadi perubahan-perubahan yang sangat sering kita

jumpai, seperti es batu yang mencair, kayu yang dibakar menjadi arang, es krim yang

mencair, susu yang menjadi masam, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan

tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu perubahan fisika dan

perubahan kimia. perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan

zat baru dan bersifat sementara, contohnya yaitu lilin yang meleleh ketika dibakar.

Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang terjadi karena reaksi

kimia sehingga menghasilkan suatu zat baru, contohnya yaitu kertas yang dibakar

menjadi abu.

Gambar 15. Lilin yang meleleh

ketika dibakar Gambar 16. Kertas yang berubah

menjadi abu ketika dibakar

Bacalah dengan seksama artikel pada halaman selanjutnya……

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

143

Teknologi Penyimpanan Buah-Buahan

Buah-buahan merupakan salah satu sumber vitamin yang banyak dikonsumsi oleh

manusia, mulai dari balita hingga lanjut usia. Banyaknya minat konsumen terhadap buah-

buahan tak sebanding dengan banyaknya produk buah-buahan yang dijual di pasaran. Hal

tersebut salah satunya dikarenakan oleh daya simpan yang relatif singkat dan besarnya variasi

tingkat kematangan sehingga mutunya tidak seragam. Umumnya, pedagang dan pemasok

membeli buah-buahan membeli dari petani saat buah tersebut dalam keadaan sudah cukup tua

tapi belum matang dengan harapan dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan segar,

kualitas kematangan seragam dan siap dikonsumsi. Namun sayangnya masalah

ketidakseragaman kematangan buah kerap terjadi karena kurangnya kendali pasca panen.

Kualitas produk dapat dipertahankan sebaik mungkin dengan penanganan lanjutan yang tepat.

Adapun beberapa kegiatan pasca panen yang perlu diperhatikan yaitu pengemasan,

pengangkutan, perlakuan panas, penyimpanan, dan pemeraman.

Berdasarkan prinsipnya, suhu tinggi dapat merusak mutu simpan buah-buahan, hal

tersebut dikarenakan laju respirasi dan kegiatan lainnya akan meningkat dengan

meningkatnya suhu. Setiap kenaikan suhu 10 ℃ maka aktvitas enzim yang mengatur

metabolisme buah akan meningkat sehingga laju respirasi pun meningkat yang mengakibatkan

mutu produk cepat menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkanlah

teknologi penyimpanan buah pada suhu dingin. Pada suhu dingin, proses respirasi menjadi

terhambat sehingga proses kematangannya dapat diperlambat, dengan diperlambatnya proses

pematangan maka proses pembusukan juga terhambat

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

144

Setelah kalian membaca artikel tersebut, kalian memperoleh pengetahuan baru

mengenai teknologi dalam proses penyimpanan buah. Pada artikel diatas juga

dijelaskan mengenai masalah faktor oksigen yang mampu mempercepat proses

respirasi dan karbondioksida yang mampu menghambat proses respirasi. Diskusikan

dengan teman kelompokmu mengenai teknologi yang mampu mengatasi masalah

dari faktor kadar oksigen dan karbondioksida tersebut!

Selain faktor suhu, kandungan oksigen pada ruang penyimpanan juga perlu

diperhatikan karena semakin tinggi kadar oksigen maka laju respirasi semakin cepat.

Konsentrasi karbondioksida (CO2) yang sesuai dapat memperpanjang masa simpan buah-

buahan karena CO2 mampu menimbulkan gangguan respirasi pada buah.

Selain faktor suhu dan konsentrasi O2 dan CO2, proses penurunan mutu buah juga dapat

disebabkan oleh adanya kandungan etilen pada ruang penyimpanan buah. Etilen tersebut

dapat menyebabkan proses pematangan buah menjadi meningkat. Untuk mengatasi masalah

tersebut, maka dapat dilakukan dengan penggunaan karbon aktif. Karbon aktif atau yang

sering disebut dengan arang aktif adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan

yang sangat besar. karbon aktif dengan berbagai katalis logam secara efektif mampu menyerap

etilen untuk menunda kematangan buah dan memperpanjang daya simpan buah.

Sumber: bppjambi.info/newspopup.asp?id=593

Jawab:

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

145

Setelah kalian mengetahui teknologi yang dapat dikembangkan dalam proses

penyimpanan buah untuk mencegah terjadinya reaksi kima yang tak terkendali, maka

diskusikan dengan teman kelompokmua mengenai cara – cara pengaturan dan

penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali

pada contoh yang lain!

Diskusikanlah dengan temanmu terkait kesimpulan yang didapat pada pertemuan

hari ini!

Jawab:

Persiapkan kelompok kalian untuk menunjukkan solusi mengenai penyimpanan bahan untuk

mencegah perubahan tak terkendali berdasarkan hasil dikusi

Jawab:

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

146

Persamaan yang menggambarkan hubungan antara laju reaksi dengan

konsentrasi pereaksi disebut hukum atau persamaan laju reaksi. Tetapan angka

banding (k) disebut tetapan laju reaksi. Jika menggunakan contoh persamaan reaksi

pA + qB rC maka persamaan laju reaksinya dirumuskan sebagai:

dengan:

v = laju reaksi (M/det)

k = tetapan laju reaksi

m = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A

n = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B

[A] = konsentrasi awal A (M)

[B] = konsentrasi awal B (M)

Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua pereaksi.

Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh oleh konsentrasi

pereaksi, tetapi hanya tergantung pada nilai tetapan laju reaksi (k). Satuan nilai k

dapat berubah tergantung pada tingkat (orde) reaksi totalnya. Jika dibuat kurva

antara laju reaksi terhadap konsentrasi, didapat tipe grafik seperti pada gambar 17.

Berdasarkan kurva tersebut terlihat bahwa pada reaksi berorde nol, konsentrasi

pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi.

v = k [A]m [B]n

Gambar 17. Kurva konsentrasi terhadap laju reaksi

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

147

Pada tahap ini kalian akan mempelajari bagaimana mengetahui besarnya laju

reaksi berdasarkan data hasil percobaan serta mempelajari pembuatan grafik

laju reaksi terhadap konsentrasi berdasarkan data hasil percobaan

Jawablah pertanyaan berikut ini terkait persamaan laju reaksi berdasarkan

pemahaman kalian!

Dari reaksi 2NO (g) + 2H2 (g) N2 (g) + 2H2O (g) yang dilakukan pada

suhu 20℃, diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan [NO] [H2] Laju reaksi

(M/s)

1 2 2 4

2 4 2 4

3 6 2 4

4 4 6 36

5 4 8 64

Berdasarkan data tersebut, tentukanlah: a. Orde reaksi terhadap NO dan H2

b. Persamaan laju reaksinya

c. Buatlah grafik yang menggambarkan laju reaksi terhadap [H2]

d. Apabila setiap kenaikan 10℃ laju reaksi dapat berlangsung 2 kali lebih

cepat, maka tentukanlah besarnya laju reaksi pada percobaan 4 jika suhu

ditingkatkan menjadi 50℃

Untuk memahami materi tersebut, maka perhatikanlah penjelasan yang akan

disampaikan oleh guru kalian

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

148

Jawab:

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

149

Lampiran 5. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

No Kriteria Penilaian Skor

Elicit

1.

a) Jika siswa dapat menentukan gambar yang termasuk reaksi cepat dan reaksi lambat dengan tepat dan menuliskan keduanya 4

b) Jika siswa dapat menentukan gambar yang termasuk reaksi cepat dan reaksi lambat dengan tepat namun hanya menuliskan salah

satunya 3

c) Jika siswa tidak dapat menentukan gambar yang termasuk reaksi cepat dan reaksi lambat 2

d) Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika siswa menuliskan pengertian laju reaksi berdasarkan analisis gambar dan menggunakan bahasanya sendiri 4

b) Jika siswa menuliskan pengertian laju reaksi tidak berdasarkan analisis gambar namun menggunakan bahasanya sendiri 3

c) Jika siswa menuliskan pengertian laju reaksi berdasarkan kata-kata buku 2

d) Jika jawaban siswa tidak sesuai pertanyaan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Engage

1.

a) Jika hipotesis yang dibuat tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan yang sesuai 4

b) Jika hipotesis yang dibuat tepat namun teori tumbukan yang dikaitkan tidak sesuai 3

c) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan 2

d) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan tidak dikaitkan dengan teori tumbukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika hipotesis yang dibuat tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan yang sesuai 4

b) Jika hipotesis yang dibuat tepat namun teori tumbukan yang dikaitkan tidak sesuai 3

c) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan 2

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

150

d) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan tidak dikaitkan dengan teori tumbukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

3

a) Jika hipotesis yang dibuat tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan yang sesuai 4

b) Jika hipotesis yang dibuat tepat namun teori tumbukan yang dikaitkan tidak sesuai 3

c) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan 2

d) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan tidak dikaitkan dengan teori tumbukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

4

a) Jika hipotesis yang dibuat tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan yang sesuai 4

b) Jika hipotesis yang dibuat tepat namun teori tumbukan yang dikaitkan tidak sesuai 3

c) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan dikaitkan dengan teori tumbukan 2

d) Jika hipotesis yang dibuat tidak tepat dan tidak dikaitkan dengan teori tumbukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Explore

1

a) Jika siswa menuliskan secara lengkap alat dan bahan yang digunakan (4 faktor laju reaksi) 4

b) Jika siswa menuliskan cukup lengkap alat dan bahan yang digunakan (3 faktor laju reaksi) 3

c) Jika siswa menuliskan kurang lengkap alat dan bahan yang digunakan (2 faktor laju reaksi) 2

d) Jika siswa menuliskan secara tidak lengkap alat dan bahan yang digunakan (1 faktor laju reaksi) 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika siswa dengan lengkap menuliskan hasil pengamatan (4 faktor laju reaksi) 4

b) Jika siswa cukup lengkap menuliskan hasil pengamatan (3 faktor laju reaksi) 3

c) Jika siswa kurang lengkap menuliskan hasil pengamatan (2 faktor laju reaksi) 2

d) Jika siswa tidak lengkap menuliskan hasil pengamatan (1 faktor laju reaksi) 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Explain

1

a) Jika siswa dengan lengkap membuat kesimpulan mengenai keempat faktor laju reaksi dan menggunakan bahasanya sendiri 4

b) Jika siswa dengan lengkap membuat kesimpulan mengenai keempat faktor laju reaksi dan tidak menggunakan bahasanya sendiri 3

c) Jika siswa kurang lengkap dalam membuat kesimpulan mengenai keempat faktor laju reaksi dan menggunakan bahasanya sendiri 2

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

151

d) Jika siswa tidak lengkap dalam membuat kesimpulan mengenai keempat faktor laju reaksi dan tidak menggunakan bahasanya sendiri 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Elaborate

1

a) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan dengan tepat yang dikaitkan dengan

teori tumbukan 4

b) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan namun tidak dikaitkan dengan teori

tumbukan 3

c) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun alasan yang disertakan tidak tepat dan

mengaitkannya dengan teori tumbukan 2

d) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun tidak menyertakan alasan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan dengan tepat yang dikaitkan

dengan teori tumbukan 4

b) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan namun tidak dikaitkan dengan teori

tumbukan 3

c) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun alasan yang disertakan tidak tepat dan

mengaitkannya dengan teori tumbukan 2

d) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun tidak menyertakan alasan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

3

a) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan dengan tepat yang dikaitkan dengan

teori tumbukan 4

b) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat dan menyertakan alasan namun tidak dikaitkan dengan teori

tumbukan 3

c) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun alasan yang disertakan tidak tepat dan

mengaitkannya dengan teori tumbukan 2

d) Jika siswa dengan tepat menentukan gambar dengan laju reaksi tercepat namun tidak menyertakan alasan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

152

4

a) Jika siswa dapat mengaitkan gambar dengan teori tumbukan yang sesuai, dan menjelaskan perbedaan reaksi yang menggunakan

katalis dan tanpa katalis 4

b) Jika siswa dapat mengaitkan gambar dengan teori tumbukan yang sesuai, namun tidak menjelaskan perbedaan reaksi yang

menggunakan katalis dan tanpa katalis 3

c) Jika siswa dapat mengaitkan gambar dengan teori tumbukan namun tidak sesuai 2

d) Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Evaluate

1

a) Jika siswa dapat menjawab dengan tepat keempat poin yang disajikan 4

b) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat tiga poin yang disajikan 3

c) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat dua poin yang disajikan 2

d) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat satu poin yang disajikan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Extend

1

a) Jika siswa dengan tepat menghubungan ketiga gambar dengan teori faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta teori tumbukan 4

b) Jika siswa dengan tepat menghubungan kedua gambar dengan teori faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta teori tumbukan 3

c) Jika siswa dengan tepat menghubungan salah satu gambar dengan teori faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta teori tumbukan 2

d) Jika siswa kurang tepat dalam menghubungan ketiga gambar dengan teori faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta teori

tumbukan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika siswa dengan tepat menuliskan contoh lain dari penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industri 4

b) Jika siswa dengan tepat menuliskan contoh lain dari penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari saja 3

c) Jika siswa tidak tepat menuliskan contoh lain dari penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan insustri 2

d) Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban

0

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

153

Engage

1

a) Jika siswa dapat menentukan teknologi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang diajukan dan menjelaskan manfaat dari

teknologi tersebut 4

b) Jika siswa dapat menentukan teknologi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang diajukan namun tidak menjelaskan manfaat

dari teknologi tersebut 3

c) Jika siswa hanya menentukan teknologi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan 2

d) Jika siswa tidak dapat menentukan teknologi yang sesuai untuk mengatasi permasalahan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

2

a) Jika siswa dapat menentukan contoh lain dari pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang

tak terkendali dengan tepat (perubahan fisika dan kimia) 4

b) Jika siswa dapat menentukan contoh lain dari pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang

tak terkendali dengan tepat (perubahan fisika saja atau perubahan kimia saja 3

c) Jika siswa tidak dapat menentukan contoh lain dari pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika dan kimia

yang tak terkendali 2

d) Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan 1

e) Jika siswa tidak menusliskan jawaban 0

Explain

1

a) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara tepat dan lengkap (penerapan faktor-faktor laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari,

dan cara-cara pengaturan dan pencegahanperubahan fisika dan kimia yang tak terkendali) 4

b) Jika siswa dapat membuat kesimpulan secara tepat namun tidak lengkap (hanya penerapan faktor-faktor laju reaksi dalam kehidupan

sehari-hari atau hanya cara-cara pengaturan dan pencegahanperubahan fisika dan kimia yang tak terkendali) 3

c) Jika kesimpulan yang dibuat siswa tidak sesuai dengan penerapan faktor-faktor laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan cara-

cara pengaturan dan pencegahanperubahan fisika dan kimia yang tak terkendali) 2

d) Jika siswa tidak dapat membuat kesimpulan 1

e) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Elaborate

1 a) Jika siswa dapat menjawab dengan tepat keempat poin yang disajikan 4

b) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat tiga poin yang disajikan 3

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

154

c) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat dua poin yang disajikan 2

d) Jika siswa hanya menjawab dengan tepat satu poin yang disajikan 1

a) Jika siswa tidak menuliskan jawaban 0

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

155

Lampiran 6. Lembar Observasi

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

156

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

157

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

158

Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Mata Pelajaran : Kimia

Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013

KelasSemester : XI/Ganjil

Materi Pokok : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju

Reaksi dan Orde Reaksi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Jumlah Soal : 30 soal

Jenis Soal : Essay

Kompetensi Dasar : 3.6 Memahami teori tumbukan dalam reaksi kimia berdasarkan pengaruh suhu terhadap laju rata-rata partikel

zat dan pengaruh konsentrasi terhadap frekuensi tumbukan

3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan

4.6 Menyajikan cara-cara pengaturan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan tak terkendali

4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Nama Pembuat Soal : Vivin Nur Zaenab

No Indikator

Indikator Berpikir Tingkat

Tinggi

C4 C5 C6

1 3.6.3 Membuat hipotesis sementara tentang pengaruh suhu, luas permukaan dan katalis terhadap laju rata-rata

partikel zat, serta pengaruh konsentrasi terhadap frekuensi tumbukan (C5) 1, 8*

2 3.6.4 Menganalisis pengaruh faktor laju reaksi terhadap laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan(C4) 3*, 13*,

25,

3

3.6.5 Membandingkan pengaruh faktor laju reaksi terhadap laju reaksi (C5)

2, 4*, 9,

14*, 15,

28*,

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

159

4 3.6.7 Menghubungkan teori tumbukan dengan konsentrasi, luas permukaan, dan temperatur (C5)

2, 3*,

4*, 9,

13*, 15,

19*, 25,

28*,

5 3.6.9 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kehidupan sehari-hari (C4) 5*, 19*,

26, 29*

6 3.6.10 Membuat diagram energi aktivasi untuk membedakan penggunaan katalisator (C6) 30*

7 3.6.12 Merangkum informasi penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri (C4) 10*, 20,

8 3.7.3 Menganalisis data untuk menentukan orde reaksi, tetapan laju reaksi dan persamaan laju reaksi

berdasarkan data hasil percobaan (C4)

7*, 12*,

18*, 23,

9 3.7.4 Membuat grafik sesuai orde berdasarkan data hasil percobaan (C6)

6*,

11*,

17*,

22*,

27*,

10 4.6.1. Memilih solusi serta cara – cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika

dan kimia yang tak terkendali 21, 24, 16*

Keterangan: *soal yang valid

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

160

No Indikator

Pembelajaran

Taksonomi

Bloom Soal Kunci Jawaban Skor Rubrik

1

Membuat

hipotesis tentang

luas permukaan

terhadap laju

rata-rata partikel

zat

C5

Pada suatu kegiatan PERSAMI, diadakan lomba membuat api unggun.

Tiap peserta diwajibkan untuk membawa sendiri kayu bakar yang

digunakan untuk perlombaan. Tomi menggunakan balok kayu yang

telah dibelah menjadi beberapa bagian, sedangkan Rini menggunakan

balok kayu besar yang tidak dibelah menjadi beberapa bagian untuk

membuat api unggun. Berdasarkan pernyataan tersebut, buatlah

hipotesis terkait penggunaan kayu bakar dengan luas permukaan dan

nyala api!

Hipotesis yang sesuai dengan

pernyataan tersebut yaitu:

Kayu bakar yang dibawa oleh Tomi

memiliki luas permukaan yang lebih

besar dibanding kayu bakar yang

dibawa oleh Rini. Luas permukaan

yang lebih besar akan menyebabkan

kemungkinan terjadinya tumbukan

antara api dengan permukaan kayu

menjadi lebih besar. Oleh karena itu

api unggun yang menggunakan kayu

bakar Tomi akan lebih cepat menyala

dibanding api unggun yang

menggunakan kayu bakar Rini.

Variabel X: luas permukaan

Variabel Y: reaksi nyala api

4

Terdapat

variabel X dan

Y, pernyataan

hipotesis tepat,

menghubungkan

variabel X dan

Y yang

dikaitkan

dengan energi

aktivasi

3

Terdapat

variabel X dan

Y, pernyataan

hipotesis tepat,

namun tidak

menghubungkan

variabel X dan

Y dengan energi

aktivasi

2 Pernyataan

hipotesis tepat,

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

161

namun hanya

terdapat salah

satu variabel (X

atau Y), tidak

menghubungkan

X dan Y dengan

energi aktivasi

Atau

Tidak ada

pernyataan

hipotesis,

terdapat

variabel X dan

Y, namun

menjelaskan

energi aktivasi

1

Hanya terdapat

salah satu

variabel (X atau

Y)

0 Tidak

menjawab

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

162

2

Membandingkan

pengaruh luas

permukaan

terhadap laju

reaksi

C5

Gambar 1. Gula batu Gambar 2. Gula Pasir

Jika kedua jenis gula di atas dilarutkan dalam air yang bersuhu sama,

tentukanlah mana yang memiliki laju reaksi lebih cepat dan sertakan

alasanmu yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

1. Antara gula batu dan gula pasir

jika dilarutkan dalam air yang

bersuhu sama, maka yang

memiliki laju reaksi lebih cepat

adalah gula pasir.

2. Hal ini dikarenakan luas

permukaan gula pasir lebih besar

dibanding luas permukaan gula

batu. Luas permukaan gula pasir

yang lebih besar akan

meningkatkan frekuensi tumbukan

antara partikel air dengan partikel

gula sehingga laju reaksi

meningkat. Sedangkan luas

permukaan gula batu yang lebih

kecil memiliki frekuensi

tumbukan yang rendah antara

partikel gula dengan partikel air.

4

Menjawab

dengan benar

jenis gula yang

memiliki laju

reaksi tercepat,

menyertakan

alasan teori

tumbukan

dengan benar

3

Menjawab

dengan benar

jenis gula yang

memiliki laju

reaksi tercepat,

menyertakan

alasan namun

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

163

2

Menjawab

dengan benar

jenis gula yang

memiliki laju

reaksi tercepat

namun tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menjawab

enjawab jenis

gula yang

memiliki laju

reaksi tercepat

dan

menyertakan

alasan yang

salah

Atau

Tidak tepat

dalam

menjawab

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

164

enjawab jenis

gula yang

memiliki laju

reaksi tercepat

namun tidak

menyertakan

alasan

0 Tidak

menjawab

3

Menganalisis

pengaruh

konsentrasi

terhadap laju

reaksi

berdasarkan data

hasil percobaan C4

Perhatikan data percobaan berikut:

Percobaan Pereaksi Suhu

(℃)

Waktu

(detik) CaCO3 HCl

1 1 gram

serbuk 1M 50 48

2 1 gram

serbuk 2 M 40 14

3 1 gram

serbuk 2 M 50 10

Percobaan nomor 3 lebih cepat

dibanding percobaan nomor 1

dikarenakan konsentrasi HCl pada

percobaan 3 lebih besar dibanding

konsentrasi HCl pada percobaan 1.

Konsentrasi percobaan 3 lebih

besar, artinya jumlah partikel

pereaksi dalam HCl pun lebih

banyak sehingga semakin besar

peluang terjadinya tumbukan. Hal

tersebut menyebabkan semakin

besar peluang untuk terjadinya

tumbukan efektif antar partikel

4

Menyebutkan

faktor dengan

benar dan

menyertakan

alasan yang

dikaitkan teori

tumbukan

dengan benar

3

Menyebutkan

faktor dengan

benar namun

alasan yang

disampaikan

tidak dikaitkan

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

165

4 1 gram

butiran 2 M 40 18

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, mengapa percobaan nomor 3

lebih cepat dibanding percobaan nomor 1? Jelaskan jawabanmu yang

dikaitkan dengan teori tumbukan!

sehingga reaksi pada percobaan 3

berlangsung lebih cepat.

dengan teori

tumbukan

2

Faktor yang

disebutkan salah

dan mengaitkan

dengan teori

tumbukan

1

Faktor yang

disebutkan salah

dan tidak

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

0 Tidak

menjawab

4

Membandingkan

faktor luas

permukaan

terhadap laju

reaksi

C5

Perhatikan gambar dibawah ini:

Faktor yang mempengaruhi laju

reaksi pada gambar tersebut yaitu

faktor luas permukaan.

Tabung (ii) memiliki laju reaksi

yang lebih cepat dibanding tabung

(i) dikarenakan luas permukaan

4

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat,

menjelaskan

alasan yang

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

166

Berdasarkan gambar di atas, faktor apakah yang mempengaruhi laju

reaksi? Mengapa terjadi perbedaan laju pada gambar di atas? Jelaskan

jawabanmu yang dikaitkan dengam teori tumbukan!

kalsium karbonat pada tabung (ii)

lebih besar dibanding luas

permukaan kalsium karbonat pada

tabung (i).

Semakin besar luas permukaan,

semakin banyak peluang terjadinya

tumbukan antar-pereaksi. Semakin

banyak tumbukan yang terjadi

mengakibatkan semakin besar

peluang terjadinya tumbukan yang

menghasilkan reaksi. Karena luas

permukaan kalsium karbonat pada

tabung (ii) lebih besar, maka

kemungkinan terjadinya tumbukan

antar partikel lebih sering terjadi

yang mengakibatkan laju reaksi

berlangsung lebih cepat.

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat,

namun alasan

yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat

namun tidak

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

167

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi dan

menyertakan

alasan yang

salah

0 Tidak

menjawab

5

Mengaitkan

faktor luas

permukaan pada

kehidupan

sehari-hari

C4

Perhatikan gambar dibawah ini: Faktor laju reaksi yang sesuai

dengan gambar tersebut yaitu faktor

luas permukaan.

Ayam yang telah dibelah menjadi

beberapa bagian menjadi sate

4

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat,

menjelaskan

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

168

Gambar 3. Ayam yang dibakar

Gambar 4. Sate ayam yang dibakar

Jika dikaitkan dengan laju reaksi, faktor apakah yang sesuai dengan

gambar diatas? Mengapa waktu yang dibutuhkan untuk membakar

ayam dengan potongan besar lebih lama dibanding membakar sate

ayam?

memiliki luas permukaan yang

lebih besar dibanding luas

permukaan pada ayam yang dibelah

menjadi beberapa bagian dengan

ukuran besar. Luas permukaan yang

lebih besar pada potongan sate

menyebabkan meningkatnya

kemungkinan terjadinya reaksi

tumbukan antara antara sate dengan

bara api sehingga ayam pada

potongan sate menjadi lebih cepat

matang dan waktu yang dibutuhkan

untuk memanggang pun lebih

singkat. Sedangkan pada ayam

dengan potongan besar akan lebih

lama waktu memanggangnya

dikarenakan luas permukaan yang

lebih kecil yang menyebabkan

kemungkinan reaksi tumbukan

antara bara api dengan ayam

berkurang, sehingga waktu

memanggang pun lebih lama.

alasan yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat,

namun alasan

yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

dengan tepat

namun tidak

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

169

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi dan

menyertakan

alasan yang

salah

Atau

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi dan

tidak

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

170

menyertakan

alasan

0 Tidak

menjawab

6

Membuat grafik

berdasarkan data

hasil percobaan

C6

Gas pencemar nitrogen monoksida (NO) di udara bereaksi dengan

oksigen membentuk NO2 dengan laju tertentu. Untuk menentukan

hukum laju reaksi antara gas NO dan NO2 dilakukan percobaan metode

laju awal di dalam suatu wadah tertutup pada temperatur 25℃.

Reaksinya: 2NO + O2 2NO2(g)

Dengan melakukan variasi konsentrasi gas NO dan O2, diperoleh data

sebagai berikut:

4

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

dengan tepat O,1 O,2

20

40

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

171

Percobaan

Konsentrasi

awal (mol/L) Laju awal

(M/s) NO O2

1 0,1 0,1 20

2 0,1 0,2 40

3 0,1 0,3 60

4 0,3 0,1 180

Berdasarkan data diatas, buatlah grafik yang menggambarkan laju

reaksi terhadap [O2]

3

Menggambar

sesuai dengan

jenis orde , tidak

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

2

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

tidak tepat

1

Menggambar

grafik tidak

sesuai dengan

jenis orde

0 Tidak

menjawab

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

172

7

Menganalisis

data untuk

menentukan

besarnya laju

reaksi

C4

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 6, jika pada suhu

tetap konsentrasi NO dan O2 dinaikkan dua kali dari semula, laju

reaksinya adalah…

Orde reaksi NO:

𝑣1

𝑣4

=𝑘[NO]𝑚[O2]𝑛

𝑘[NO]𝑚[O2]𝑛

20

180=

𝑘[0,1]𝑚[0,1]𝑛

𝑘[0,3]𝑚[0,1]𝑛

1

9= (

1

3)

𝑚

𝑚 = 2

Orde reaksi O2:

𝑣1

𝑣2

=𝑘[NO]𝑚[O2]𝑛

𝑘[NO]𝑚[O2]𝑛

20

40=

𝑘[0,1]𝑚[0,1]𝑛

𝑘[0,1]𝑚[0,2]𝑛

1

2= (

1

2)

𝑛

𝑛 = 1

Persamaan laju reaksi:

𝑣 = 𝑘[NO]2[O2]

Jika konsentrasi awal NO dan O2

memakai data percobaan 1 yaitu

masing masing 0,1 M, maka:

𝑣 = 𝑘[0,1]2[0,1]

𝑣 = 𝑘 (0,01 × 0,1)

𝑣 = 0,001𝑘

4

Cara dan hasil

akhir sesuai

dengan kunci

jawaban

3

Cara yang

dituliskan sesuai

dengan kunci

jawaban namun

jawaban akhir

tidak tepat

(salah

perhitungan)

2

Cara sesuai

dengan kunci

jawaban namun

tidak sampai

akhir

Atau

Jawaban benar

namun cara

yang dituliskan

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

173

Jika konsentrasi NO dan O2 dinaikkan

2 kali dari semula, maka

𝑣 = 𝑘[0,2]2[0,2]

𝑣 = 𝑘 (0,04 × 0,2)

𝑣 = 0,008𝑘

Maka dapat dikatakan bahwa laju

reaksi menjadi delapan kali lebih

besar

tanpa

menentukan

orde (langsung

menentukan laju

setelah

konsentrasi

dinaikkan)

1

Jawaban benar

namun tidak

menyertakan

cara

0 Tidak

menjawab

8

Membuat

hipotesis tentang

pengaruh katalis

terhadap laju

C5

Pak Ujang merupakan seorang petani buah mangga yang cukup sukses.

Pada suatu hari, Pak Ujang membaca sebuah artikel mengenai

penggunaan karbit dalam proses pematangan buah. Untuk

membuktikan kebenaran artikel tersebut, Pak ujang pun membuat

Hipotesis yang sesuai dengan

pernyataan tersebut yaitu:

Buah mangga pada wadah A akan lebih

cepat matang dibanding buah mangga

4

Terdapat

variabel X dan

Y, pernyataan

hipotesis tepat,

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

174

rata-rata partikel

zat

percobaan sederhana. Pak Ujang meletakkan beberapa buah mangga

dalam 2 buah wadah yang sama besar. Buah mangga dalam wadah A

ditambahkan karbit, sedangkan buah mangga dalam wadah B tidak

ditambahkan karbit. Berdasarkan pernyataan di atas, buatlah hipotesis

terkait penggunaan karbit sebagai katalis dalam proses pematangan

buah!

pada wadah B. Penambahan karbit

menyebabkan energi aktivasi

pematangan buah menjadi lebih

rendah, sedangkan tanpa penambahan

karbit energi aktivasi pematamgan

pematangan buah tetap tinggi. Oleh

karena itu, buah pada wadah A menjadi

lebih cepat matang.

Variabel X: katalis/karbit

Variabel Y: reaksi pematangan buah

menghubungkan

variabel X dan

Y yang

dikaitkan

dengan energi

aktivasi

3

Terdapat

variabel X dan

Y, pernyataan

hipotesis tepat,

namun tidak

menghubungkan

variabel X dan

Y dengan energi

aktivasi

2

Pernyataan

hipotesis tepat,

namun hanya

terdapat salah

satu variabel (X

atau Y), tidak

menghubungkan

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

175

X dan Y dengan

energi aktivasi

Atau

Tidak ada

pernyataan

hipotesis,

terdapat

variabel X dan

Y, namun

menjelaskan

energi aktivasi

1

Hanya terdapat

salah satu

variabel (X atau

Y)

0 Tidak

menjawab

9

Membandingkan

faktor

konsentrasi

terhadap laju

reaksi

C5

Perhatikan gambar di bawah ini:

(i) (ii)

a. Laju reaksi tercepat terjadi pada

gelas (i)

b. Gambar (i) memiliki konsentrasi

yang lebih besar dibandingkan

dengan kosentrasi pada gambar

(ii). Karena konsentrasi yang

4

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat,

menjelaskan

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

176

a. Gelas kimia manakah yang memiliki laju reaksi tercepat?

b. Mengapa demikian? Jelaskan jawabanmu yang dikaitkan dengan

teori tumbukan!

terdapat pada gelas (i) lebih besar

dibanding gelas (ii) sehingga

jumlah partikel pereaksi dalam

HCl pun lebih banyak pada gelas

(i). Hal tersebut menyebabkan

semakin besar peluang untuk

terjadinya tumbukan efektif antar

partikel sehingga reaksi pada gelas

(i) berlangsung lebih cepat.

alasan yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat, namun

alasan yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

177

2

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat namun

tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

tercepat dan

menyertakan

alasan yang

salah

Atau

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

178

tercepat dan

tidak

menyertakan

alasan

0 Tidak

menjawab

10

Memerinci

peran katalis

dalam

kehidupan

sehari-hari

C4

Saat ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah menyentuh hampir

seluruh pelosok negeri. Dibalik kemudahan mobilitas tersebut, terdapat

bahaya yang mengintai, yaitu terjadinya polusi udara yang berasal dari

gas buang kendaraan bermotor seperti karbon monoksida (CO),

nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon (CxHy). Untuk mengatasi emisi

gas-gas buang berbahaya pada kendaraan bermotor, diciptakanlah suatu

teknologi yag dikenal dengan konverter katalitik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana kerja katalis dalam

konverter katalitik tersebut?

Cara kerja konverter katalitik dalam

mengatasi emisi gas buang berbahaya

pada kendaraan bermotor berlangsung

dalam dua tahap, yaitu:

Pada tahap pertama, terjadi

reaksi reduksi yang dikatalisis

oleh logam platina dan

rhodium. Ketika gas oksida

nitrogen masuk ke dalam

konverter katalitik, katalis akan

mengadsorpsi dan menyimpan

atom nitrogen serta

membebaskan gas oksigen.

4

Menjawab cara

kerja konverter

katalitik dengan

tepat dan

lengkap (pada

kedua tahap)

3

Menjawab cara

kerja konverter

katalitik dengan

tepat namun

kurang lengkap

(pada kedua

tahap)

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

179

Selanjutnya, atom nitrogen

yang tersimpan akan bereaksi

dengan atom nitrogen lainnya

yang juga teradsorpsi

membentuk gas nitrogen.

Pada tahap kedua, reaksi yang

terjadi adalah reaksi oksidasi,

dan katalis yang digunakan

pada tahap ini yaitu platina dan

paladium. Katalis tersebut

mengkatalisis reaksi

pengubahan gas karbon

monoksida dan sisa

hidrokarbon menjadi gas

karbon dioksida.

2

Hanya

menjawab

secara singkat

reaksi yang

terjadi pada

kedua tahap

(reaksi reduksi

dan oksidasi)

1

Jawaban tidak

sesuai dengan

cara kerja

converter

katalitik (hanya

menjelaskan

perubahan gas-

gas berbahaya

menjadi gas

yang tidak

berbahaya)

0 Tidak

menjawab

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

180

11

Membuat grafik

berdasarkan data

hasil percobaan

C6

Untuk reaksi BrO3- + 5Br- + 6H+ 3Br2 + 3H2O yang

dilakukan pada suhu 25℃, didapatkan data sebagai berikut:

Percobaan

ke-

[BrO3-]

(M)

[Br-]

(M)

[H+]

(M)

Laju

(M/s)

1 0,1 0,1 0,1 1

2 0,2 0,1 0,1 2

3 0,2 0,2 0,1 4

4 0,1 0,1 0,2 4

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan laju

reaksi terhadap [Br-]!

4

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

dengan tepat

3

Menggambar

sesuai dengan

jenis orde , tidak

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

2

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

tidak tepat

O,1 O,2

2

4

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

181

1

Menggambar

grafik tidak

sesuai dengan

jenis orde

0 Tidak

menjawab

12

Menganalisis

data untuk

menentukan

besarnya laju

reaksi

C4

Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan data hasil percobaan pada

soal nomor 11.

Apabila setiap kenaikan 10℃ laju reaksi dapat berlangsung 3 kali lebih

cepat, maka pada suhu 55℃ laju reaksi pada percobaan ke-3 menjadi….

Dik:

𝑎: 10℃

n: 3

𝑣1: 4 M/s

𝑇1 : 25℃

𝑇2 : 55℃

∆𝑇 : 55℃ − 25℃ = 30℃

Dit: 𝑣2

Penyelesaian:

𝑣2 = 𝑛∆𝑇𝑎 × 𝑣1

𝑣2 = 33010 × 4

4

Menyertakan

cara dengan

tepat dan

jawaban benar

3

Menyertakan

cara dengan

tepat namun

jawaban kurang

tepat

2 Jawaban benar

tapi cara carah

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

182

𝑣2 = 33 × 4

𝑣2 = 108 M/s 1 Jawaban salah

dan cara salah

0 Tidak

menjawab

13

Menganalisis

pengaruh luas

permukaan

terhadap laju

reaksi

berdasarkan

hasil percobaan

C4

Simak data reaksi berikut:

Percobaan Bentuk

Seng [HCl]

Suhu

(℃)

1 Serbuk 0,1 M 35

2 Serbuk 0,1 M 45

3 Butiran

kasar 0,1 M 25

4 Serbuk 0,2 M 45

5 Butiran

kasar 0,2 M 45

Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel di atas, pada percobaan

nomor berapakah yang mengalami laju reaksi paling lambat? Faktor

apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Mengapa demikian?

Sertakan alasanmu yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

Berdasarkan data hasil percobaan

pada tabel tersebut, dapat diketahui

bahwa laju reaksi paling lambat

terjadi pada percobaan nomor 3.

Faktornya yaitu luas permukaan,

suhu dan konsentrasi

Penggunaan seng berupa butiran

kasar memiliki luas permukaan

yang lebih kecil dibanding

penggunaan serbuk seng. Luas

permukaan yang kecil

menyebabkan kemungkinan

tumbukan antar partikel berkurang,

sehingga reaksi berlangsung lebih

lama dibanding percobaan yang

menggunakan serbuk seng. Pada

4

Pilihan benar,

menyebutkan 3

faktor, dan

mengaitkannya

dengan teori

tumbukan

3

Pilihan benar,

menyebutkan <

3 faktor, dan

mengaitkannya

dengan teori

tumbukan

2

Pilihan benar,

menyebutkan

semua faktor,

namun tidak

mengaitkan

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

183

faktor suhu, suhu yang rendah

menyebabkan energi kinetik

partikel rendah, sehingga

mengurangi kemungkinan

terjadinya tumbukan antar partikel

yang menyebabkan reaksi berjalan

lebih lambat.

dengan teori

tumbukan

1

Pilihan benar,

menyebutkan <

3 faktor, tidak

mengaitkan

dengan teori

tumbukan

0 Tidak

menjawab

14

Membandingkan

faktor suhu

terhadap laju

reaksi

C5

Seorang siswa kelas XI ingin membuat percobaan sederhana mengenai

faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Siswa tersebut membuat

percobaan dengan menyiapkan 2 buah gelas yang telah diberi label A

dan B. Gelas A berisi air dingin, dan gelas B berisi air hangat dengan

volume yang sama disetiap gelasnya. Siswa tersebut kemudian

menuangkan masing-masing 10 gram serbuk vitamin C pada tiap gelas.

Setelah mempelajari tentang laju reaksi, menurutmu diantara kedua

gelas tersebut manakah yang memiliki laju reaksi tercepat? Sertakan

alasanmu yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

Antara Gelas A dan Gelas B, yang

lebih cepat bereaksi adalah Gelas B.

Hal ini dikarenakan suhu air di

gelas B lebih tinggi dibanding suhu

air di gelas A. Pada gelas B, suhu air

yang lebih tinggi akan

meningkatkan energi kinetik yang

dimiliki oleh partikel air, sehingga

frekuensi tumbukan antara partikel

4

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat,

menjelaskan

alasan yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

184

air dengan partikel vitamin C akan

meningkat sehingga reaksi pun

berlangsung lebih cepat atau

dikatakan laju reaksi lebih

cepat/besar. 3

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat, namun

alasan yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat namun

tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

185

tercepat dan

menyertakan

alasan yang

salah

Atau

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

tercepat dan

tidak

menyertakan

alasan

0 Tidak

menjawab

15

Membandingkan

faktor suhu

terhadap laju

reaksi C5

Perhatikan gambar dibawah ini:

(i) (ii)

a. Laju reaksi tercepat terjadi pada

gelas (ii)

b. Karena gelas (i) memiliki suhu

yang lebih rendah dibandingkan

dengan gelas (ii). Suhu yang lebih

rendah pada gambar (i)

menyebabkan energi kinetik

4

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat,

menjelaskan

alasan yang

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

186

a. Gelas kimia manakah yang memiliki laju reaksi tercepat?

b. Mengapa demikian? Sertakan alasanmu yang dikaitkan dengan

teori tumbukan!

partikel rendah sehingga gerakan

partikel pun lambat. Gerakan

partikel yang lambat menyebabkan

tabrakan antar partikel pun rendah,

akibatnya reaksi yang terjadi lebih

lambat. Sedangkan suhu yang

terdapat pada gambar (ii) lebih

tinggi sehingga energi kinetik yang

dimiliki oleh partikel pun tinggi.

Semakin tinggi energi kinetik yang

dimiliki oleh suatu partikel yang

bergerak, jika saling bertabrakan

akan menghasilkan energi yang

tinggi pula, sehingga makin besar

peluang terjadinya tumbukan yang

dapat menghasilkan reaksi.

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat, namun

alasan yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menyebutkan

dengan benar

gelas yang

memiliki laju

tercepat namun

tidak

menyertakan

alasan

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

187

1

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

tercepat dan

menyertakan

alasan yang

salah

Atau

Tidak tepat

dalam

menyebutkan

gelas yang

memiliki laju

tercepat dan

tidak

menyertakan

alasan

0 Tidak

menjawab

16

Memilih cara –

cara pengaturan C5

Bapak Rudi merupakan seorang nelayan yang ingin mencoba

memasarkan hasil ikan tangkapannya ke daerah lain. Namun keinginan

Menurut saya, solusi yang tepat adalah

menurunkan suhu ikan sehingga suhu 4

Memberikan

solusi yang

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

188

dan

penyimpanan

bahan yang tepat

untuk mencegah

perubahan fisika

dan kimia yang

tak terkendali

tersebut belum terwujud dikarenakan Pak Rudi menghawatirkan jarak

tempuh distribusi ikan yang cukup jauh akan menyebabkan kondisi

ikan sudah tidak segar bahkan membusuk ketika sampai di tangan

konsumen.

Setelah membaca wacana diatas, sebagai seorang siswa yang telah

mempelajari laju reaksi, tuliskah solusi yang tepat beserta cara yang

dapat dilakukan oleh Pak Rudi agar kualitas ikan dapat terjaga ketika

sampai di tangan konsumen?

ikan tersebut rendah. Untuk

menurunkan suhu ikan, Pak Rudi dapat

melakukan beberapa cara yaitu

meletakkan ikan dalam freezer atau

meletakkan ikan di dalam box berisi es

batu. Suhu ikan yang rendah mampu

menghambat reaksi pembusukan

sehingga kualitas ikan dapat terjaga

saat proses distribusi dan ikan tetap

segar ketika sampai di tangan

konsumen.

tepat disertai

cara yang

seharusnya

dilakukan

dengan tepat

3

Memberikan

solusi yang

tepat namun

tidak

menyampaikan

cara

2

Hanya

menjawab cara

yang dapat

dilakukan

1

Solusi dan cara

yang diberikan

tidak tepat

`0 Tidak

menjawab

17

Membuat grafik

berdasarkan

hasil percobaan

C6

Dari reaksi:

4

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

189

2NO (g) + 2H2 (g) N2 (g) + 2H2O (g) yang dilakukan pada suhu

20℃, diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan [NO] [H2] Laju reaksi

(M/s)

1 2 2 4

2 4 2 4

3 6 2 4

4 4 6 36

5 4 8 64

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan laju

reaksi terhadap [H2]!

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

dengan tepat

3

Menggambar

sesuai dengan

jenis orde , tidak

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

2

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

tidak tepat

1

Menggambar

grafik tidak

sesuai dengan

jenis orde

36

4

2 6

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

190

0 Tidak

menjawab

18

Menganalisis

data untuk

menentukan

besarnya laju

reaksi

C4

Untuk menjawab pertanyaan inni, perhatikan data hasil percobaan pada

soal nomor 17.

Apabila setiap kenaikan 10℃ laju reaksi dapat berlangsung 2 kali lebih

cepat, maka pada suhu 50℃ laju reaksi percobaan nomor 4 menjadi….

Dik:

𝑎: 10℃

n: 2

𝑣1: 36 M/s

𝑇1 : 20℃

𝑇2 : 50℃

∆𝑇 : 50℃ − 20℃ = 30℃

Dit: 𝑣2

Penyelesaian:

𝑣2 = 𝑛∆𝑇𝑎 × 𝑣1

𝑣2 = 23010 × 36

𝑣2 = 23 × 36

𝑣2 = 288 M/s

4

Menyertakan

cara dengan

tepat dan

jawaban benar

3

Menyertakan

cara dengan

tepat namun

jawaban kurang

tepat

2 Jawaban benar

tapi cara carah

1 Jawaban salah

dan cara salah

0 Tidak

menjawab

19

Mengaitkan

faktor

konsentrasi pada

kehidupan

sehari-hari

C4

Masyarakat menggunakan takaran

kaporit dalam jumlah yang banyak

bertujuan untuk mempercepat proses

penjernihan. Jika dikaitkan dengan

faktor yang mempengaruhi laju reaksi,

maka contoh penambahan takaran

4

Mengaitkan

proses

penjernihan air

dengan faktor

konsentrasi

serta

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

191

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar

5. Kolam

Renang

Kaporit atau kalsium hipoklorit dengan rumus kimia Ca(ClO)2 banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai zat pemutih dan untuk

menjernihkan air seperti kolam renang.

Ketika menggunakan kaporit, seringkali masyarakat menggunakan

takaran kaporit dengan jumlah yang banyak agar air lebih cepat

jernih.

Berdasarkan keterangan di atas, kaitkan kalimat yang bercetak tebal

dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan teori tumbukan!

kaporit merupakan aplikasi dari faktor

peningkatan konsentrasi mampu

mempercepat laju reaksi. Semakin

besar konsentrasi kaporit dalam air

yang akan dijernihkan, maka semakin

besar jumlah partikel kaporit dalam air

sehingga semakin besar peluang

terjadinya tumbukan. Hal tersebut

menyebabkan semakin besar peluang

untuk terjadinya tumbukan efektif

antar partikel sehingga reaksi

penjernihan air akan berlangsung lebih

cepat.

menghubungkan

faktor laju

reaksi dengan

teori tumbukan

3

Mengaitkan

proses

penjernihan air

dengan faktor

konsentrasi

namun tidak

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Mengaitkan

proses

penjernihan air

dengan faktor

yang tidak tepat

1

Tidak dapat

mengaitkan

proses

penjernihan air

dengan faktor

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

192

yang

mempengaruhi

laju reaksi

0 Tidak

menjawab

20

Mengumpulkan

informasi

penggunaan

katalis dalam

kehidupan

sehari-hari dan

dalam industri

C4

Banyak masyarakat dari berbagai kalangan menggunakan plastik dalam

kehidupan sehari-hari seperti membungkus barang, peralatan rumah

tangga, mainan, dan sebaginya. Peningkatan penggunaan plastik oleh

masyarakat menimbulkan dampak yang cukup serius, yaitu

menimbunnya sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan

sehingga merusak ekosistem disekitarnya. Untuk mencegah dampak

yang makin serius, saat ini telah dikembangkan teknologi pengolahan

limbah plastik menjadi bahan bakar seperti bensin. Salah satu tahap

pada proses daur ulang plastik menjadi bahan bakar tersebut yaitu

cracking katalitik yang memanfaatkan katalis seperti zeolit.

Berdasarkan pernyataan diatas, apa yang dimaksud dengan zeolit?

Bagaimana peran zeolit dalam proses cracking katalitik?

Zeolit adalah mineral kristal dari

alumina silikat, berstruktur rongga 3

dimensi dan berpori yang dapat berisi

kation-kation dan molekul air.

Gugus aktif zeolit terletak pada saluran

antar kristalnya sehingga proses

katalitik dapat terjadi untuk molekul-

molekul yang dapat melewati rongga

tersebut. Zeolit alam jenis mordenit

memberikan aktivitas katalitik yang

baik dalam mengubah etanol menjadi

hidrokarbon. berdasarkan hal tersebut,

diharapkan molekul plastik dalam fasa

gas/cair dapat melewati rongga zeolite

dan mengalami proses cracking

katalitik menghasilkan hidrokarbon

berkarakter bahan bakar minyak.

4

Menjawab

pengertian

zeolite dengan

tepat dan

menjelaskan

peran zeolit

pada proses

cracking

katalitik dengan

tepat dan

lengkap

3

Menjawab

pengertian

zeolite dengan

tepat dan

menjelaskan

peran zeolit

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

193

pada proses

cracking

katalitik dengan

tepat namun

kurang kengkap

2

Menjawab

pengertian

zeolite dengan

tepat dan kurang

tepat dalam

menjelaskan

peran zeolit

pada proses

cracking

katalitik

1

Menjawab

pengertian

zeolite dengan

tepat

0 Tidak

menjawab

21 Mengumpulkan

informasi C4

Asinan, ikan asin dan kimchi merupakan beberapa jenis makanan

berbahan dasar sayuran dan ikan yang pengolahannya memanfaatkan

Menurut saya, penggunaan garam

dengan kadar atau konsentrasi yang 4

Menjawab

manfaat

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

194

mengenai cara –

cara pengaturan

dan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan fisika

dan kimia yang

tak terkendali

(C6)

garam dalam kadar yang cukup tinggi. Menurutmu apakah manfaat

yang didapat dari penggunaan garam dengan kadar yang cukup tinggi

dalam mengolah ketiga jenis makan tersebut? Apa yang terjadi jika

makanan tersebut diolah tanpa menambahkan garam? Mengapa

demikian? Kaitkan jawabanmu dengan teori laju reaksi!

cukup tinggi bertujuan untuk

menghambat laju pertumbuhan bakteri

pembusuk sehingga reaksi

pembusukan pun terhambat, akibatnya

makanan tersebut dapat bertahan lebih

lama.

Jika makanan seperti asinan, kimchi

dan ikan asin diolah tanpa

menambahkan garam maka akan cepat

membusuk. Bahan makanan yang

terbuat seperti sayuran dan ikan akan

lebih cepat membusuk dikarenakan

bakteri pembusuk dapat tumbuh dan

berkembang biak dengan baik yang

menyebabkan reaksi pembusukan

berlangsung dengan cepat.

penambahan

garam dengan

tepat, menjawab

dampak dengan

tepat serta

menyertakan

alasan yang

dikaitkan

dengan reaksi

pembusukan

3

Menjawab

manfaat

penambahan

garam dengan

tepat, menjawab

dampak dengan

tepat, alasan

yang

disampaikan

salah

2

Hanya

menjawab salah

satu dari

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

195

manfaat atau

dampak dan

tidak

menyertakan

alasan

1

Manfaat dan

dampak yang

dijawab salah

serta tidak

terdapat alasan

0 Tidak

menjawab

22

Membuat grafik

mengenai orde

reaksi

berdasarkan

hasil percobaan C6

Pada reaksi 2Fe3+ (aq) + 3S2- (aq) 2S (s) + 2FeS (s)

diperoleh data eksperimen sebagai berikut:

Perobaan

ke-

[Fe3+]

(M)

[S2-]

(M)

Waktu

(M/s)

1 0,1 0,1 2

2 0,2 0,1 8

3 0,2 0,2 16

4

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

dengan tepat

O,1 O,2

8

16

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

196

4 0,2 0,3 54

Berdasarkan data tersebut, buatlah grafik yang menggambarkan laju

reaksi terhadap [S2-] 3

Menggambar

sesuai dengan

jenis orde , tidak

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

2

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

tidak tepat

1

Menggambar

grafik tidak

sesuai dengan

jenis orde

0 Tidak

menjawab

23

Menganalisis

data untuk

menentukan

C4

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 22, jika pada suhu

tetap konsentrasi Fe3+ dan S2- dinaikkan dua kali dari semula, laju

reaksinya adalah…

a. Orde reaksi Fe3+:

𝑣1

𝑣2

=𝑘[𝐹𝑒3+]𝑚[𝑆2−]𝑛

𝑘[𝐹𝑒3+]𝑚[𝑆2−]𝑛

4

Cara dan kunci

jawaban yang

dituliskan sesuai

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

197

besarnya laju

reaksi

2

8=

𝑘[0,1]𝑚[0,1]𝑛

𝑘[0,2]𝑚[0,1]𝑛

1

4= (

1

2)

𝑚

𝑚 = 2

Orde reaksi S2-:

𝑣2

𝑣3

=𝑘[𝐹𝑒3+]𝑚[𝑆2−]𝑛

𝑘[𝐹𝑒3+]𝑚[𝑆2−]𝑛

8

16=

𝑘[0,2]𝑚[0,1]𝑛

𝑘[0,2]𝑚[0,2]𝑛

1

2= (

1

2)

𝑛

𝑛 = 1

Persamaan laju reaksi:

𝑣 = 𝑘[Fe]2[𝑆]

Jika konsentrasi awal Fe3+ dan S2-

memakai data percobaan 1 yaitu

masing masing 0,1 M, maka:

𝑣 = 𝑘[0,1]2[0,1]

𝑣 = 𝑘 (0,01 × 0,1)

𝑣 = 0,001𝑘

Jika konsentrasi Fe3+ dan S2-

dinaikkan 3 kali dari semula, maka

𝑣 = 𝑘[0,3]2[0,3]

dengan kunci

jawaban

3

Cara yang

dituliskan sesuai

dengan kunci

jawaban namun

jawaban akhir

tidak tepat

(salah

perhitungan)

2

Cara sesuai

dengan kunci

jawaban namun

tidak sampai

akhir

Atau

Jawaban benar

namun cara

yang dituliskan

tanpa

menentukan

orde (langsung

menentukan laju

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

198

𝑣 = 𝑘 (0,09 × 0,3)

𝑣 = 0,027𝑘

Maka dapat dikatakan bahwa laju

reaksi menjadi dua puluh tujuh kali

lebih besar

setelah

konsentrasi

dinaikkan)

1

Jawaban benar

namun tidak

menyertakan

cara

0 Tidak

menjawab

24

Mengumpulkan

informasi

mengenai cara –

cara pengaturan

dan

penyimpanan

bahan untuk

mencegah

perubahan fisika

dan kimia yang

tak terkendali

C4

Setelah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi,

Ruben ingin melakukan percobaan sederhana yaitu meletakkan gelas

yang berisi susu pada dua tempat yang berbeda, yaitu di dalam lemari

Menurut saya, susu yang di

letakkan di dalam lemari es masih

segar dikarenakan suhu dalam

lemari es cukup rendah yang

mengakibatkan proses metabolisme

bakteri pembusuk dalam susu

menjadi terhambat sehingga reaksi

pembusukan pada susu berlangsung

lebih lambat.

Sedangkan susu yang diletakkan di

ruang terbuka menjadi cepat basi

4

Menyebutkan

faktor yang

sesuai (suhu),

dan mengaitkan

wacana dengan

teori laju reaksi

secara tepat

3

Menyebutkan

faktor yang

sesuai (suhu)

namun tidak

mengaitkan

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

199

es dan di ruang terbuka. Setelah 3 hari meletakkan gelas berisi susu di

tempat yang berbeda, Ruben membandingkan keadaan kedua gelas

berisi susu tersebut. Ternyata susu yang diletakkan di ruang terbuka

sudah basi, sedangkan susu yang diletakkan di dalam lemari es masih

dalam keadaan segar. Apa yang menyebabkan susu bisa basi di ruang

terbuka namun di lemari es susu tetap awet? Kaitkan jawabanmu

dengan teori laju reaksi!

karena suhu di ruang terbuka yang

cukup tinggi yang menyebabkan

proses metabolisme bakteri

pembusuk berlangsung lebih cepat

sehingga reaksi pembusukan pada

susu yang berada di ruangan

terbuka berlangsung lebih cepat.

wacana dengan

teori laju reaksi

2

Hanya

menyebutkan

faktor yang

sesuai (suhu)

dan tidak ada

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menentukn

faktor yang

sesuai dengan

wacana dan

tidak ada alasan

0 Tidak

menjawab

25

Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

C4

Perhatikan data percobaan dibawah ini:

Percobaan Bentuk

CaCO3

Konsentrasi

[HCl] (M)

Waktu

(s)

Suhu

(℃)

Berdasarkan keterangan tersebut,

dapat diketahui bahwa percobaan 4

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

Page 217: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

200

laju reaksi

berdasarkan

hasil percobaan

1 Butiran 0,1 3 25

2 Serbuk 0,1 3 25

3 Bongkahan 0,15 5 25

4 Serbuk 0,1 1,5 35

5 Butiran 0,15 1,5 35

Berdasarkan keterangan hasil percobaan di atas, faktor apakah yang

mempengaruhi laju reaksi pada percobaan 2 dan 4? Mengapa faktor

tersebut dapat menyebabkan adanya perbedaan kecepatan laju? Kaitkan

jawabanmu dengan teori tumbukan!

ke-2 dan ke-4 dipengaruhi oleh

faktor suhu.

Suhu dapat menyebabkan adanya

perbedaan kecepatan laju karena

pada suhu yang lebih tinggi maka

reaksi akan berlangsung lebih cepat

dibanding reaksi pada suhu yang

rendah. Pada suhu tinggi, partikel-

partikel yang terdapat dalam suatu

zat akan bergerak lebih cepat

daripada suhu rendah. oleh karena

itu, apabila terjadi kenaikan suhu,

partikel-partikel akan bergerak

lebih cepat, sehingga energi kinetik

partikel meningkat. Semakin tinggi

energi kinetik partikel yang

bergerak, jika saling bertabrakan

akan menghasilkan energi yang

tinggi pula, sehingga makin besar

peluang terjadinya tumbukan yang

dapat menghasilkan reaksi.

laju reaksi,

menyertakan

alasan secara

tepat yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi;

namun alasan

yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi,

Page 218: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

201

namun tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menentukan

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi

0 Tidak

menjawab

26

Mengaitkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

laju reaksi pada

kehidupan

sehari-hari

C4

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar

diatas

merupakan contoh obat yang memiliki merk dan khasiat yang sama

namun memiliki dosis yang berbeda.

Ketika seorang pasien sakit, dokter biasanya memberikan dosis tertentu

pada obat yang diberikan. Ada pasien yang diberi obat dengan dosis

Gambar obat dengan dosis yang

berbeda pada gambar tersebut

merupakan contoh dari faktor

konsentrasi mempengaruhi laju

reaksi.

Jika obat yang dikonsumsi memiliki

dosis yang tinggi menandakan

bahwa konsentrasi suatu zat dalam

obat tersebut juga tinggi/besar.

sesuai dengan teori laju reaksi,

4

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi,

menyertakan

alasan secara

tepat yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

Page 219: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

202

tinggi, dan ada pula pasien yang diberi obat dengan dosis yang rendah.

(Pasien memiliki karakteristik yang sama).

Jika dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi, faktor

apakah yang dimaksud pada wacana diatas? Bagaimana pengaruh dosis

terhadap reaksi yang terjadi dalam tubuh?

semakin besar konsentrasi, semakin

cepat pula laju reaksinya sehingga

obat dengan dosis yang tinggi

(konsentrasi besar) maka obat

tersebut akan semakin cepat

bereaksi dengan tubuh, atau dapat

dikatakan semakin cepat penyakit

disembuhkan.

3

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi;

namun alasan

yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menentukan

dengan tepat

faktor yang

mempengaruhi

laju reaksi,

namun tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menentukan

faktor yang

Page 220: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

203

mempengaruhi

laju reaksi

0 Tidak

menjawab

27

Membuat grafik

mengenai orde

reaksi

berdasarkan

hasil percobaan

C6

Pada reaksi A + B C + Ddiperoleh data eksperimen sebagai

berikut:

Perobaan

ke-

[A]

(M)

[B]

(M)

Waktu

(M/s)

1 0,1 0,6 12 x 10-3

2 0,2 0,6 48 x 10-3

3 0,2 1,2 48 x 10-3

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan laju

reaksi terhadap [A]

4

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

dengan tepat

3

Menggambar

sesuai dengan

jenis orde , tidak

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

2

Menggambar

grafik sesuai

dengan jenis

orde,

48 x10-3

12 x 10-3

0,1 0,2

Page 221: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

204

menuliskan

posisi laju dan

konsentrasi

tidak tepat

1

Menggambar

grafik tidak

sesuai dengan

jenis orde

0 Tidak

menjawab

28

Membandingkan

faktor

konsentrasi

terhadap laju

reaksi

C5

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 1 Gambar 2

Gambar manakah yang menunjukkan perlakuan paling tepat untuk

membersihkan noda dengan cepat. Mengapa demikian? Kaitkan

jawabanmu dengan teori tumbukan!

Gambar paling tepat untuk

membersihkan noda dengan cepat

yaitu gambar 1.

Karena gambar 1 memiliki

konsentrasi yang lebih tinggi

dibanding konsentrasi pada gambar

2. Seperti pada konsep laju reaksi,

konsentrasi yang lebih besar akan

meningkatkan energi kinetic pada

partikel, yang mengakibatkan

semakin besarnya kemungkinan

tumbukan yang terjadi antara

4

Menentukan

dengan tepat

gambar yang

memiliki laju

tercepat,

menyertakan

alasan secara

tepat yang

dikaitkan

dengan teori

tumbukan

3 Menentukan

dengan tepat

Page 222: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

205

partikel dalam cairan pembersih

dengan permukaan lantai

berlangsung lebih cepat sehingga

proses pengangkatan kotoran pun

berlangsung lebih cepat.

gambar yang

memiliki laju

tercepat, namun

alasan yang

disampaikan

tidak dikaitkan

dengan teori

tumbukan

2

Menentukan

dengan tepat

gambar yang

memiliki laju

tercepat, namun

tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menentukan

gambar yang

memiliki laju

tercepat

Page 223: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

206

0 Tidak

menjawab

29

Mengaitkan

faktor

konsentrasi pada

kehidupan

sehari-hari

C4

Hidrogen peroksida digunakan dalam pewarna rambut untuk

mencerahkan warna rambut dengan bereaksi membentuk air dan gas

oksigen menurut reaksi:

2 H2O2(aq) 2 H2O(l) + O2(g).

Terdapat dua salon penata rambut saling bersebelahan dimana hidrogen

peroksida yang digunakan untuk pewarna rambut pada salon O

memiliki konsentrasi 5% dan pada salon P memiliki konsentrasi 12%.

Salon manakah yang akan dipilih oleh konsumen yang ingin mewarnai

rambutnya dalam waktu yang cepat? Mengapa demikian? Kaitkan

jawabanmu dengan teori laju reaksi!

Konsumen yang ingin mewarnai

rambutnya dengan waktu yang

lebih cepat maka dapat mendatangi

salon P yang memiliki konsentrasi

hidrogen peroksida sebesar 12%.

Karena konsentrasi hidrogen

peroksida pada salon P lebih besar

dibanding konsentrasi hidrogen

peroksida pada salon O. Seperti

yang telah dipelajari bahwa

semakin besar konsentrasi suatu

pereaksi maka semakin cepat pula

reaksi yang terjadi, sehingga proses

pewarnaan rambut pada salon P

lebih cepat. Sedangkan semakin

kecil konsentrasi suatu pereaksi

maka semakin lambat reaksi yang

terjadi, sehingga proses pewarnaan

rambut pada salon O lebih lambat.

4

Menjawab

dengan tepat

jenis salon yang

mewarnai

rambut dengan

cepat dan

menjelaskan

alasan dengan

tepat yang

dikaitkan

dengan teori

laju reaksi

3

Menjawab

dengan tepat

jenis salon yang

mewarnai

rambut dengan

cepat namun

alasan yang

disampaikan

tidak sesuai

Page 224: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

207

dengan teori

laju reaksi

2

Menjawab

dengan tepat

jenis salon yang

mewarnai

rambut dengan

cepat namun

tidak

menyertakan

alasan

1

Tidak tepat

dalam

menjawab jenis

salon yang

mewarnai

rambut dengan

cepat

0 Tidak

menjawab

Page 225: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

208

30

Membuat

diagram energi

aktivasi terkait

penggunaan

katalis dan tanpa

penggunaan

katalis

C6

Setelah mempelajari laju reaksi, tentu kalian mengetahui bahwa pada

reaksi tanpa menggunakan katalis memiliki energi aktivasi yang tinggi,

sedangkan pada reaksi yang menggunakan katalis memiliki energi

aktivasi yang lebih rendah. Adanya katalis dalam suatu reaksi

menyebabkan terpilihnya mekanisme reaksi alternatif baru dengan

energi aktivasi yang lebih rendah, dimana semakin rendah energi

aktivasi suatu reaksi maka reaksi tersebut akan semakin mudah terjadi.

Buatlah gambar yang sesuai dengan pernyataan di atas!

4

Membuat

gambar dengan

menyertakan

perbedaan

posisi energi

aktivasi dengan

katalis dan

tanpa katalis

dengan tepat

3

Membuat

gambar dengan

menyertakan

perbedaan

posisi energi

aktivasi dengan

katalis dan

tanpa katalis

namun posisi

keduanya

tertukar

2

Hanya membuat

gambar dengan

tepat namun

Ea tanpa

katalis

Ea dengan

katalis

Page 226: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

209

tanpa

menyertakan

perbedaan

posisi energi

aktivasi dengan

katalis dan

tanpa katalis

1

Gambar yang

dibuat tidak

tepat

0 Tidak

menjawab

Page 227: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

210

Page 228: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

211

Lampiran 8. Soal Uji Validasi Siswa

TES KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

(Uji Coba)

Nama :

Kelas :

No Soal Jawaban

1

Pada suatu kegiatan PERSAMI, diadakan lomba

membuat api unggun. Tiap peserta diwajibkan untuk

membawa sendiri kayu bakar yang digunakan untuk

perlombaan. Tomi menggunakan balok kayu yang telah

dibelah menjadi beberapa bagian, sedangkan Rini

menggunakan balok kayu besar yang tidak dibelah

menjadi beberapa bagian untuk membuat api unggun.

Berdasarkan pernyataan tersebut, buatlah hipotesis

terkait penggunaan kayu bakar dengan luas permukaan

dan teori tumbukan!

2

Gambar 1. Gula batu Gambar 2. Gula Pasir

Jika kedua jenis gula di atas dilarutkan dalam air yang

bersuhu sama, tentukanlah mana yang memiliki laju

reaksi lebih cepat dan sertakan alasanmu yang dikaitkan

dengan teori tumbukan!

3

Perhatikan data percobaan berikut:

Percobaan Pereaksi Suhu

(℃)

Waktu

(detik) CaCO3 HCl

1 1 gram

serbuk 1M 50 48

2 1 gram

serbuk 2 M 40 14

Page 229: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

212

3 1 gram

serbuk 2 M 50 10

4 1 gram

butiran 2 M 40 18

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, mengapa

percobaan nomor 3 lebih cepat dibanding percobaan

nomor 1? Jelaskan jawabanmu yang dikaitkan dengan

teori tumbukan!

4

Perhatikan gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar di atas, faktor apakah yang

mempengaruhi laju reaksi? Mengapa terjadi perbedaan

laju pada gambar di atas? Jelaskan jawabanmu yang

dikaitkan dengam teori tumbukan!

5

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 3. Ayam yang dibakar

Gambar 4. Sate ayam yang dibakar

Jika dikaitkan dengan laju reaksi, faktor apakah yang

sesuai dengan gambar diatas? Mengapa waktu yang

dibutuhkan untuk membakar ayam dengan potongan

besar lebih lama dibanding membakar sate ayam?

6 Gas pencemar nitrogen monoksida (NO) di udara

bereaksi dengan oksigen membentuk NO2 dengan laju

Page 230: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

213

tertentu. Untuk menentukan hukum laju reaksi antara

gas NO dan NO2 dilakukan percobaan metode laju awal

di dalam suatu wadah tertutup pada temperatur 25℃.

Reaksinya: 2NO + O2 2NO2(g)

Dengan melakukan variasi konsentrasi gas NO dan O2,

diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan

Konsentrasi

awal (mol/L) Laju awal

(M/s) NO O2

1 0,1 0,1 20

2 0,1 0,2 40

3 0,1 0,3 60

4 0,3 0,1 180

Berdasarkan data diatas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [O2]

7

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 6,

jika pada suhu tetap konsentrasi NO dan O2 dinaikkan

dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…

8

Pak Ujang merupakan seorang petani buah mangga yang

cukup sukses. Pada suatu hari, Pak Ujang membaca

sebuah artikel mengenai penggunaan karbit dalam

proses pematangan buah. Untuk membuktikan

kebenaran artikel tersebut, Pak ujang pun membuat

percobaan sederhana. Pak Ujang meletakkan beberapa

buah mangga dalam 2 buah wadah yang sama besar.

Buah mangga dalam wadah A ditambahkan karbit,

sedangkan buah mangga dalam wadah B tidak

ditambahkan karbit. Berdasarkan pernyataan di atas,

buatlah hipotesis terkait penggunaan karbit sebagai

katalis dalam proses pematangan buah!

Page 231: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

214

9

Perhatikan gambar di bawah ini:

(ii) (ii)

a. Gelas kimia manakah yang memiliki laju reaksi

tercepat?

b. Mengapa demikian? Jelaskan jawabanmu yang

dikaitkan dengan teori tumbukan!

10

Saat ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah

menyentuh hampir seluruh pelosok negeri. Dibalik

kemudahan mobilitas tersebut, terdapat bahaya yang

mengintai, yaitu terjadinya polusi udara yang berasal

dari gas buang kendaraan bermotor seperti karbon

monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan

hidrokarbon (CxHy). Untuk mengatasi emisi gas-gas

buang berbahaya pada kendaraan bermotor,

diciptakanlah suatu teknologi yag dikenal dengan

konverter katalitik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana kerja

katalis dalam konverter katalitik tersebut?

11

Untuk reaksi BrO3- + 5Br- + 6H+ 3Br2 +

3H2O yang dilakukan pada suhu 25℃, didapatkan data

sebagai berikut:

Percobaan

ke-

[BrO3-]

(M)

[Br-]

(M)

[H+]

(M)

Laju

(M/s)

1 0,1 0,1 0,1 1

2 0,2 0,1 0,1 2

3 0,2 0,2 0,1 4

4 0,1 0,1 0,2 4

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [Br-]!

Page 232: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

215

12

Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan data hasil

percobaan pada soal nomor 11.

Apabila setiap kenaikan 10 ℃ laju reaksi dapat

berlangsung 3 kali lebih cepat, maka pada suhu 55℃

laju reaksi pada percobaan ke-3 menjadi….

13

Simak data reaksi berikut:

Percobaan Bentuk

Seng [HCl]

Suhu

(℃)

1 Serbuk 0,1 M 35

2 Serbuk 0,1 M 45

3 Butiran

kasar 0,1 M 25

4 Serbuk 0,2 M 45

5 Butiran

kasar 0,2 M 45

Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel di atas,

pada percobaan nomor berapakah yang mengalami laju

reaksi paling lambat? Faktor apakah yang menyebabkan

hal tersebut terjadi? Mengapa demikian? Sertakan

alasanmu yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

14

Seorang siswa kelas XI ingin membuat percobaan

sederhana mengenai faktor yang mempengaruhi laju

reaksi. Siswa tersebut membuat percobaan dengan

menyiapkan 2 buah gelas yang telah diberi label A dan

B. Gelas A berisi air dingin, dan gelas B berisi air

hangat. Siswa tersebut kemudian menuangkan masing-

masing 1 sendok makan serbuk garam pada tiap gelas.

Setelah mempelajari tentang laju reaksi, menurutmu

diantara kedua gelas tersebut manakah yang memiliki

laju reaksi tercepat? Sertakan alasanmu yang dikaitkan

dengan teori tumbukan!

15 Perhatikan gambar dibawah ini:

Page 233: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

216

(ii) (ii)

a. Gelas kimia manakah yang memiliki laju reaksi

tercepat?

b. Mengapa demikian? Sertakan alasanmu yang

dikaitkan dengan teori tumbukan!

16

Bapak Rudi merupakan seorang nelayan yang ingin

mencoba memasarkan hasil ikan tangkapannya ke

daerah lain. Namun keinginan tersebut belum terwujud

dikarenakan Pak Rudi menghawatirkan jarak tempuh

distribusi ikan yang cukup jauh akan menyebabkan

kondisi ikan sudah tidak segar bahkan membusuk ketika

sampai di tangan konsumen.

Setelah membaca wacana diatas, sebagai seorang siswa

yang telah mempelajari laju reaksi, tuliskah solusi yang

tepat beserta cara yang dapat dilakukan oleh Pak Rudi

agar kualitas ikan dapat terjaga ketika sampai di tangan

konsumen?

17

Dari reaksi:

2NO (g) + 2H2 (g) N2 (g) + 2H2O (g) yang

dilakukan pada suhu 20 ℃, diperoleh data sebagai

berikut:

Percobaan [NO] [H2] Laju reaksi

(M/s)

1 2 2 4

2 4 2 4

3 6 2 4

4 4 6 36

5 4 8 64

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [H2]!

Page 234: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

217

18

Untuk menjawab pertanyaan inni, perhatikan data hasil

percobaan pada soal nomor 17.

Apabila setiap kenaikan 10 ℃ laju reaksi dapat

berlangsung 2 kali lebih cepat, maka pada suhu 50℃

laju reaksi percobaan nomor 4 menjadi….

19

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar

5.

Kolam

Renang

Kaporit atau kalsium hipoklorit dengan rumus kimia

Ca(ClO)2 banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

zat pemutih dan untuk menjernihkan air seperti kolam

renang.

Ketika menggunakan kaporit, seringkali masyarakat

menggunakan takaran kaporit dengan jumlah yang

banyak agar air lebih cepat jernih.

Berdasarkan keterangan di atas, kaitkan kalimat yang

bercetak tebal dengan faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dan teori tumbukan!

20

Banyak masyarakat dari berbagai kalangan

menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari

seperti membungkus barang, peralatan rumah tangga,

mainan, dan sebaginya. Peningkatan penggunaan plastik

oleh masyarakat menimbulkan dampak yang cukup

serius, yaitu menimbunnya sampah plastik yang dapat

mencemari lingkungan sehingga merusak ekosistem

disekitarnya. Untuk mencegah dampak yang makin

serius, saat ini telah dikembangkan teknologi

pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar seperti

bensin. Salah satu tahap pada proses daur ulang plastik

Page 235: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

218

menjadi bahan bakar tersebut yaitu cracking katalitik

yang memanfaatkan katalis seperti zeolit. Berdasarkan

pernyataan diatas, apa yang dimaksud dengan zeolit?

Bagaimana peran zeolit dalam proses cracking katalitik?

21

Asinan, ikan asin dan kimchi merupakan beberapa jenis

makanan berbahan dasar sayuran dan ikan yang

pengolahannya memanfaatkan garam dalam kadar yang

cukup tinggi. Menurutmu apakah manfaat yang didapat

dari penggunaan garam dengan kadar yang cukup tinggi

dalam mengolah ketiga jenis makan tersebut? Apa yang

terjadi jika makanan tersebut diolah tanpa

menambahkan garam? Mengapa demikian? Kaitkan

jawabanmu dengan teori laju reaksi!

22

Pada reaksi 2Fe3+ (aq) + 3S2- (aq) 2S (s) + 2FeS (s)

diperoleh data eksperimen sebagai berikut:

Perobaan

ke-

[Fe3+]

(M)

[S2-]

(M)

Waktu

(M/s)

1 0,1 0,1 2

2 0,2 0,1 8

3 0,2 0,2 16

4 0,2 0,3 54

Berdasarkan data tersebut, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [S2-]

23

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 22,

jika pada suhu tetap konsentrasi Fe3+ dan S2- dinaikkan

dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…

Page 236: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

219

24

Setelah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi, Ruben ingin melakukan percobaan

sederhana yaitu meletakkan gelas yang berisi susu pada

dua tempat yang berbeda, yaitu di dalam lemari es dan

di ruang terbuka. Setelah 3 hari meletakkan gelas berisi

susu di tempat yang berbeda, Ruben membandingkan

keadaan kedua gelas berisi susu tersebut. Ternyata susu

yang diletakkan di ruang terbuka sudah basi, sedangkan

susu yang diletakkan di dalam lemari es masih dalam

keadaan segar. Apa yang menyebabkan susu bisa basi di

ruang terbuka namun di lemari es susu tetap awet?

Kaitkan jawabanmu dengan teori laju reaksi!

25

Perhatikan data percobaan dibawah ini:

Perco

baan

Bentuk

CaCO3

Konsentrasi

[HCl] (M)

Waktu

(s)

Suhu

(℃)

1 Butiran 0,1 3 25

2 Serbuk 0,1 3 25

3 Bongka

han 0,15 5 25

4 Serbuk 0,1 1,5 35

5 Butiran 0,15 1,5 35

Berdasarkan keterangan hasil percobaan di atas, faktor

apakah yang mempengaruhi laju reaksi pada percobaan

2 dan 4? Mengapa faktor tersebut dapat menyebabkan

adanya perbedaan kecepatan laju? Kaitkan jawabanmu

dengan teori tumbukan!

26

Perhatikan gambar dibawah ini:

Page 237: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

220

Gambar diatas merupakan contoh obat yang memiliki

merk dan khasiat yang sama namun memiliki dosis yang

berbeda.

Ketika seorang pasien sakit, dokter biasanya

memberikan dosis tertentu pada obat yang diberikan.

Ada pasien yang diberi obat dengan dosis tinggi, dan ada

pula pasien yang diberi obat dengan dosis yang rendah.

(Pasien memiliki karakteristik yang sama).

Jika dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi laju

reaksi, faktor apakah yang dimaksud pada wacana

diatas? Bagaimana pengaruh dosis terhadap reaksi yang

terjadi dalam tubuh?

27

Pada reaksi A + B C Ddiperoleh data

eksperimen sebagai berikut:

Perobaa

n ke-

[A]

(M)

[B]

(M)

Waktu

(M/s)

1 0,1 0,6 12 x 10-3

2 0,2 0,6 48 x 10-3

3 0,2 1,2 48 x 10-3

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [A]

28

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 1 Gambar 2

Gambar manakah yang menunjukkan perlakuan paling

tepat untuk membersihkan noda dengan cepat. Mengapa

demikian? Kaitkan jawabanmu dengan teori tumbukan!

29

Hidrogen peroksida digunakan dalam pewarna

rambut untuk mencerahkan warna rambut dengan

bereaksi membentuk air dan gas oksigen menurut

reaksi:

Page 238: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

221

2 H2O2(aq) 2 H2O(l) + O2(g).

Terdapat dua salon penata rambut saling

bersebelahan dimana hidrogen peroksida yang

digunakan untuk pewarna rambut pada salon O

memiliki konsentrasi 5% dan pada salon P

memiliki konsentrasi 12%. Salon manakah yang

akan dipilih oleh konsumen yang ingin mewarnai

rambutnya dalam waktu yang cepat? Mengapa

demikian? Kaitkan jawabanmu dengan teori laju

reaksi!

30

Setelah mempelajari laju reaksi, tentu kalian mengetahui

bahwa pada reaksi tanpa menggunakan katalis memiliki

energi aktivasi yang tinggi, sedangkan pada reaksi yang

menggunakan katalis memiliki energi aktivasi yang

lebih rendah. Adanya katalis dalam suatu reaksi

menyebabkan terpilihnya mekanisme reaksi alternatif

baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah, dimana

semakin rendah energi aktivasi suatu reaksi maka reaksi

tersebut akan semakin mudah terjadi. Buatlah gambar

yang sesuai dengan pernyataan di atas!

Page 239: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

222

Lampiran 9. Hasil Validasi Instrumen

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 43.67

Simpang Baku= 14.58

KorelasiXY= 0.73

Reliabilitas Tes= 0.84

Butir Soal= 30

Jumlah Subyek= 30

Nama berkas: D:\UIN TUGAS KULIAH\VIVIN\BISMILLAH\SKRIPSI LEARNING CYCLE 7E

HOTS\SKRIPSI VIVIN\SKRIPSI\PERHITUNGAN INSTRUMEN\PERHITUNGAN VALIDASI ISI

(SISWA).AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 1.82 18.75 Mudah 0.342 -

2 2 0.94 9.38 Sedang 0.206 -

3 3 3.37 50.00 Sedang 0.464 Sangat Signifikan

4 4 3.71 53.13 Sedang 0.606 Sangat Signifikan

5 5 2.18 25.00 Sedang 0.411 Signifikan

6 6 3.79 68.75 Sedang 0.605 Sangat Signifikan

7 7 3.68 59.38 Sedang 0.624 Sangat Signifikan

8 8 2.19 40.63 Sedang 0.523 Sangat Signifikan

9 9 1.13 6.25 Mudah 0.054 -

10 10 2.90 37.50 Sedang 0.530 Sangat Signifikan

11 11 3.80 59.38 Sukar 0.669 Sangat Signifikan

12 12 2.93 46.88 Sukar 0.509 Sangat Signifikan

13 13 4.25 43.75 Sedang 0.487 Sangat Signifikan

14 14 5.14 56.25 Sedang 0.485 Sangat Signifikan

15 15 -... -1... Mudah -0.190 -

16 16 1.72 25.00 Sedang 0.350 Signifikan

17 17 7.00 21.88 Sangat Sukar 0.679 Sangat Signifikan

Page 240: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

223

18 18 2.88 40.63 Sukar 0.402 Signifikan

19 19 2.59 37.50 Sukar 0.372 Signifikan

20 20 1.13 6.25 Sangat Sukar 0.188 -

21 21 0.00 0.00 Sangat Sukar 0.122 -

22 22 1.89 25.00 Sukar 0.399 Signifikan

23 23 2.26 12.50 Sangat Sukar 0.273 -

24 24 1.52 34.38 Sedang 0.294 -

25 25 2.92 37.50 Sukar 0.275 -

26 26 0.42 9.38 Sedang 0.166 -

27 27 2.18 25.00 Sukar 0.360 Signifikan

28 28 2.37 34.38 Sukar 0.435 Signifikan

29 29 1.78 25.00 Sukar 0.387 Signifikan

30 30 1.35 21.88 Sukar 0.374 Signifikan

Page 241: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

224

Lampiran 10. Soal Pretest-Posttest Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

PRE TEST

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

Nama :

Kelas :

No Pertanyaan Jawaban

1

Perhatikan data percobaan berikut:

Percobaan Pereaksi Suhu

(℃)

Waktu

(detik) Zn HCl

1 2 gram

serbuk 2M 60 48

2 2 gram

serbuk 3 M 35 14

3 2 gram

serbuk 3 M 60 10

4 2 gram

butiran 3 M 35 18

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, mengapa

percobaan nomor 3 lebih cepat dibanding percobaan

nomor 1? Jelaskan jawabanmu yang dikaitkan dengan

teori tumbukan!

2

Setelah mempelajari laju reaksi, tentu kalian mengetahui

bahwa pada reaksi tanpa menggunakan katalis memiliki

energi aktivasi yang tinggi, sedangkan pada reaksi yang

menggunakan katalis memiliki energi aktivasi yang lebih

rendah. Adanya katalis dalam suatu reaksi menyebabkan

terpilihnya mekanisme reaksi alternatif baru dengan

energi aktivasi yang lebih rendah, dimana semakin

rendah energi aktivasi suatu reaksi maka reaksi tersebut

akan semakin mudah terjadi. Buatlah gambar yang sesuai

dengan pernyataan di atas!

Page 242: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

225

3

Perhatikan gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar di atas, faktor apakah yang

mempengaruhi laju reaksi? Mengapa terjadi perbedaan

laju pada gambar di atas? Jelaskan jawabanmu yang

dikaitkan dengam teori tumbukan!

4

Pak Ujang merupakan seorang petani buah mangga yang

cukup sukses. Pada suatu hari, Pak Ujang membaca

sebuah artikel mengenai penggunaan karbit dalam proses

pematangan buah. Untuk membuktikan kebenaran artikel

tersebut, Pak ujang pun membuat percobaan sederhana.

Pak Ujang meletakkan beberapa buah mangga dalam 2

buah wadah yang sama besar. Buah mangga dalam wadah

A ditambahkan karbit, sedangkan buah mangga dalam

wadah B tidak ditambahkan karbit. Berdasarkan

pernyataan di atas, buatlah hipotesis terkait penggunaan

karbit sebagai katalis dalam proses pematangan buah!

5

Gas pencemar nitrogen monoksida (NO) di udara

bereaksi dengan oksigen membentuk NO2 dengan laju

tertentu. Untuk menentukan hukum laju reaksi antara gas

NO dan NO2 dilakukan percobaan metode laju awal di

dalam suatu wadah tertutup pada temperatur 25℃.

Reaksinya: 2NO + O2 2NO2(g)

Dengan melakukan variasi konsentrasi gas NO dan O2,

diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan

Konsentrasi

awal (mol/L) Laju awal

(M/s) NO O2

1 0,1 0,1 20

2 0,1 0,2 40

3 0,1 0,3 60

4 0,3 0,1 180

Berdasarkan data diatas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap konsentrasi O2!

Pualam Pualam

Page 243: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

226

6

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 5,

jika pada suhu tetap konsentrasi NO dan O2 dinaikkan

dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…

7

Hidrogen peroksida digunakan dalam pewarna rambut

untuk mencerahkan warna rambut dengan bereaksi

membentuk air dan gas oksigen menurut reaksi:

2 H2O2(aq) 2 H2O(l) + O2(g).

Terdapat dua salon penata rambut saling bersebelahan

dimana hidrogen peroksida yang digunakan untuk

pewarna rambut pada salon K memiliki konsentrasi 3%

dan pada salon L memiliki konsentrasi 8%. Salon

manakah yang akan dipilih oleh konsumen yang ingin

mewarnai rambutnya dalam waktu yang cepat? Mengapa

demikian? Kaitkan jawabanmu dengan teori laju reaksi!

8

Saat ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah

menyentuh hampir seluruh pelosok negeri. Dibalik

kemudahan mobilitas tersebut, terdapat bahaya yang

mengintai, yaitu terjadinya polusi udara yang berasal dari

gas buang kendaraan bermotor seperti karbon monoksida

(CO), nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon (CxHy).

Untuk mengatasi emisi gas-gas buang berbahaya pada

kendaraan bermotor, diciptakanlah suatu teknologi yag

dikenal dengan konverter katalitik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana kerja katalis

dalam konverter katalitik tersebut?

Page 244: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

227

9

Simak data reaksi berikut:

Percobaan Bentuk

CaCO3 [HCl]

Suhu

(℃)

1 Serbuk 0,3 M 35

2 Serbuk 0,3 M 45

3 Butiran

kasar 0,3 M 25

4 Serbuk 0,5 M 45

5 Butiran

kasar 0,5 M 45

Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel di atas, pada

percobaan nomor berapakah yang mengalami laju reaksi

paling lambat? Faktor apakah yang menyebabkan hal

tersebut terjadi? Mengapa demikian? Sertakan alasanmu

yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

10

Bapak Rudi merupakan seorang nelayan yang ingin

mencoba memasarkan hasil ikan tangkapannya ke daerah

lain. Namun keinginan tersebut belum terwujud

dikarenakan Pak Rudi menghawatirkan jarak tempuh

distribusi ikan yang cukup jauh akan menyebabkan

kondisi ikan sudah tidak segar bahkan membusuk ketika

sampai di tangan konsumen.

Setelah membaca wacana diatas, sebagai seorang siswa

yang telah mempelajari laju reaksi, tuliskah solusi yang

tepat beserta cara yang dapat dilakukan oleh Pak Rudi

agar kualitas ikan dapat terjaga ketika sampai di tangan

konsumen?

Page 245: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

228

11

Seorang siswa kelas XI ingin membuat percobaan

sederhana mengenai faktor yang mempengaruhi laju

reaksi. Siswa tersebut membuat percobaan dengan

menyiapkan 2 buah gelas yang telah diberi label A dan B.

Gelas A berisi air dingin, dan gelas B berisi air hangat

dengan volume yang sama disetiap gelasnya. Siswa

tersebut kemudian menuangkan masing-masing 10 gram

serbuk vitamin C pada tiap gelas.

Setelah mempelajari tentang laju reaksi, menurutmu

diantara kedua gelas tersebut manakah yang memiliki

laju reaksi tercepat? Sertakan alasanmu yang dikaitkan

dengan teori tumbukan!

12

Untuk reaksi BrO3- + 5Br- + 6H+ 3Br2 + 3H2O

yang dilakukan pada suhu 25℃, didapatkan data sebagai

berikut:

Percobaan

ke-

[BrO3-]

(M)

[Br-]

(M)

[H+]

(M)

Laju

(M/s)

1 0,1 0,1 0,1 1

2 0,2 0,1 0,1 2

3 0,2 0,2 0,1 4

4 0,1 0,1 0,2 4

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap [Br-]!

Page 246: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

229

13

Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan data hasil

percobaan pada soal nomor 12.

Apabila setiap kenaikan 10 ℃ laju reaksi dapat

berlangsung 3 kali lebih cepat, maka pada suhu 55℃ laju

reaksi pada percobaan ke-3 menjadi….

Page 247: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

230

POST TEST

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

Nama :

Kelas :

No Pertanyaan Jawaban

1

Perhatikan data percobaan berikut:

Percobaan Pereaksi Suhu

(℃)

Waktu

(detik) CaCO3 HCl

1 1 gram

serbuk 1M 50 48

2 1 gram

serbuk 2 M 30 14

3 1 gram

serbuk 2 M 50 10

4 1 gram

butiran 2 M 30 18

Berdasarkan data hasil percobaan di atas, mengapa

percobaan nomor 3 lebih cepat dibanding percobaan

nomor 1? Jelaskan jawabanmu yang dikaitkan dengan

teori tumbukan!

2

Pak Ujang merupakan seorang petani buah mangga yang

cukup sukses. Pada suatu hari, Pak Ujang membaca

sebuah artikel mengenai penggunaan karbit dalam proses

pematangan buah. Untuk membuktikan kebenaran artikel

tersebut, Pak ujang pun membuat percobaan sederhana.

Pak Ujang meletakkan beberapa buah mangga dalam 2

buah wadah yang sama besar. Buah mangga dalam wadah

A ditambahkan karbit, sedangkan buah mangga dalam

wadah B tidak ditambahkan karbit. Berdasarkan

pernyataan di atas, buatlah hipotesis terkait penggunaan

karbit sebagai katalis dalam proses pematangan buah!

3 Perhatikan gambar dibawah ini:

Page 248: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

231

Berdasarkan gambar di atas, faktor apakah yang

mempengaruhi laju reaksi? Mengapa terjadi perbedaan

laju pada gambar di atas? Jelaskan jawabanmu yang

dikaitkan dengam teori tumbukan!

4

Setelah mempelajari laju reaksi, tentu kalian mengetahui

bahwa pada reaksi tanpa menggunakan katalis memiliki

energi aktivasi yang tinggi, sedangkan pada reaksi yang

menggunakan katalis memiliki energi aktivasi yang lebih

rendah. Adanya katalis dalam suatu reaksi menyebabkan

terpilihnya mekanisme reaksi alternatif baru dengan

energi aktivasi yang lebih rendah, dimana semakin

rendah energi aktivasi suatu reaksi maka reaksi tersebut

akan semakin mudah terjadi. Buatlah gambar yang sesuai

dengan pernyataan di atas!

5

Dari reaksi:

2NO (g) + 2H2 (g) N2 (g) + 2H2O (g) yang

dilakukan pada suhu 20℃, diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan [NO] [H2] Laju reaksi

(M/s)

1 2 2 4

2 4 2 4

3 6 2 4

4 4 6 36

5 4 8 64

Berdasarkan data di atas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap konsentrasi H2!

Page 249: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

232

6

Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan data hasil

percobaan pada soal nomor 5.

Apabila setiap kenaikan 10 ℃ laju reaksi dapat

berlangsung 2 kali lebih cepat, maka pada suhu 50℃ laju

reaksi percobaan nomor 4 menjadi….

7

Seorang siswa kelas XI ingin membuat percobaan

sederhana mengenai faktor yang mempengaruhi laju

reaksi. Siswa tersebut membuat percobaan dengan

menyiapkan 2 buah gelas yang telah diberi label A dan B.

Gelas A berisi air dingin, dan gelas B berisi air hangat

dengan volume yang sama disetiap gelasnya. Siswa

tersebut kemudian menuangkan masing-masing 10 gram

serbuk vitamin C pada tiap gelas.

Setelah mempelajari tentang laju reaksi, menurutmu

diantara kedua gelas tersebut manakah yang memiliki

laju reaksi tercepat? Sertakan alasanmu yang dikaitkan

dengan teori tumbukan!

8

Saat ini, penggunaan kendaraan bermotor sudah

menyentuh hampir seluruh pelosok negeri. Dibalik

kemudahan mobilitas tersebut, terdapat bahaya yang

mengintai, yaitu terjadinya polusi udara yang berasal dari

gas buang kendaraan bermotor seperti karbon monoksida

(CO), nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon (CxHy).

Untuk mengatasi emisi gas-gas buang berbahaya pada

kendaraan bermotor, diciptakanlah suatu teknologi yag

dikenal dengan konverter katalitik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana kerja katalis

dalam konverter katalitik tersebut?

Page 250: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

233

9

Simak data reaksi berikut:

Percobaan Bentuk

Seng [HCl]

Suhu

(℃)

1 Serbuk 0,1 M 35

2 Serbuk 0,1 M 45

3 Butiran

kasar 0,1 M 25

4 Serbuk 0,2 M 45

5 Butiran

kasar 0,2 M 45

Berdasarkan data hasil percobaan pada tabel di atas, pada

percobaan nomor berapakah yang mengalami laju reaksi

paling lambat? Faktor apakah yang menyebabkan hal

tersebut terjadi? Mengapa demikian? Sertakan alasanmu

yang dikaitkan dengan teori tumbukan!

10

Hidrogen peroksida digunakan dalam pewarna rambut

untuk mencerahkan warna rambut dengan bereaksi

membentuk air dan gas oksigen menurut reaksi:

2 H2O2(aq) 2 H2O(l) + O2(g).

Terdapat dua salon penata rambut saling bersebelahan

dimana hidrogen peroksida yang digunakan untuk

pewarna rambut pada salon O memiliki konsentrasi 3%

dan pada salon P memiliki konsentrasi 5%. Salon

manakah yang akan dipilih oleh konsumen yang ingin

mewarnai rambutnya dalam waktu yang cepat? Mengapa

demikian? Kaitkan jawabanmu dengan teori laju reaksi!

Page 251: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

234

11

Bapak Rudi merupakan seorang nelayan yang ingin

mencoba memasarkan hasil ikan tangkapannya ke daerah

lain. Namun keinginan tersebut belum terwujud

dikarenakan Pak Rudi menghawatirkan jarak tempuh

distribusi ikan yang cukup jauh akan menyebabkan

kondisi ikan sudah tidak segar bahkan membusuk ketika

sampai di tangan konsumen.

Setelah membaca wacana diatas, sebagai seorang siswa

yang telah mempelajari laju reaksi, tuliskah solusi yang

tepat beserta cara yang dapat dilakukan oleh Pak Rudi

agar kualitas ikan dapat terjaga ketika sampai di tangan

konsumen?

12

Gas pencemar nitrogen monoksida (NO) di udara

bereaksi dengan oksigen membentuk NO2 dengan laju

tertentu. Untuk menentukan hukum laju reaksi antara gas

NO dan NO2 dilakukan percobaan metode laju awal di

dalam suatu wadah tertutup pada temperatur 25℃.

Reaksinya: 2NO + O2 2NO2(g)

Dengan melakukan variasi konsentrasi gas NO dan O2,

diperoleh data sebagai berikut:

Percobaan

Konsentrasi

awal (mol/L) Laju awal

(M/s) NO O2

1 0,1 0,1 20

2 0,1 0,2 40

3 0,1 0,3 60

4 0,3 0,1 180

Berdasarkan data diatas, buatlah grafik yang

menggambarkan laju reaksi terhadap konsentrasi O2!

13

Berdasarkan persamaan laju reaksi pada soal nomor 12,

jika pada suhu tetap konsentrasi NO dan O2 dinaikkan

dua kali dari semula, laju reaksinya adalah…

Page 252: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

235

Lampiran 11. Hasil Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

HASIL TES KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Posttest

1 Aditya Alhadi Ramadhani 38 83

2 Aghnadhania Rustiawan 10 65

3 Anati Syahida 35 85

4 Azis Ar Rafi 25 79

5 Baik Aisyah Adania 48 98

6 Bias Fajriah Aulia 31 96

7 Cantika Mulia Sholehah 23 83

8 Fania Salsabila 33 90

9 Fildzah Yumni Shabrina 33 71

10 Khoirul Romadhony 37 83

11 Mahadewi Annisa Putri Rinjani 35 98

12 Mallika Rassanty A 21 85

13 Marli Yehezkiel S. 44 90

14 Melati Danty Imelda Adray 37 90

15 Michael Valiant 25 75

16 Muhammad Rayhan Bahtiar H 27 79

17 Nadia Maharani 19 62

18 Nadia Nur Ramadhani 67 90

19 Nisrina Sukma Desriana 17 67

20 Nurina Kaffawati Nur T 17 81

21 Raksi Ghaly Rianto 19 69

22 Regina Septiani Zahro 17 75

23 Ricky Yakub 15 79

24 Riris Kharisma Fitriani 15 92

25 Rizki Anfansyah 65 73

26 Rm Krisdandi Arya Bimo 15 56

27 Salmaa Bayrus 40 90

28 Sandro Wijaya M 8 85

29 Syahla Putri Raharyanti 17 79

30 Zahra Aloudya Ayu Utami 12 85

31 Zahra Enrika Putri 17 81

Page 253: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

236

HASIL TES KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

KELAS KONTROL

No Nama Pretest Posttest

1 Adzhar Syafiq Ardiansyah 21 81

2 Ahmad Rendra L.H. 19 35

3 Ali Rahmatullah Malik 31 77

4 Alifia Zendrina Putri 21 73

5 Amarendra Aliriza Baharsan 19 40

6 Angellica 29 71

7 Ardhi Abdul Malik 27 75

8 Ayu Fithratul Fatihah 27 63

9 Bennedict Panjaitan 42 77

10 Berliana Indah Pramesti 33 56

11 Cika Putriwennisa 27 65

12 Clarissa Irene Arif 50 92

13 Devi Erfayanti 33 58

14 Dicky Prayoga Junaedi 21 83

15 Dyah Kinanti Kesuma Dewi 52 67

16 Emiryzard Shah Khaled Hilman 19 48

17 Enjelina Dwi Handini 19 90

18 Ghabrield Akhmad Nadzar 35 75

19 Indirawati 48 88

20 Juan Louis Rombetasik 21 87

21 Keiko Aaliya Hernowo Putri 42 79

22 Khansa Zsazsa Salsabila 37 52

23 Kresentia Kornelia Tayu 23 75

24 Mohamad Dwi Junianto 35 67

25 Muhammad Raihan Mulya P 23 71

26 Mutiara Irma Maulida 40 58

27 Ni Putu Manik Maharani 33 77

28 Nindya Astri Setiati 37 67

29 Prithiany Nikita Putri 33 67

30 R. Wira Aufa Arullah 21 58

31 Rahardiansyah Fatoni 48 79

32 Renaldi Aswansyah Putra 19 62

33 Reno Fathoni 56 92

34 Reza Muzhaffar Zidan 33 58

35 Salsabila Yasmin Maharani 35 81

36 Tenaya Biantari Alika 27 90

37 Tyastara Tadeus Pratama 40 65

38 Wanodya Aufara Rahma 50 81

39 Yasmin Kamila 62 85

40 Zahra Khairunnisa 25 75

Page 254: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

237

Lampiran 12. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah

Skor Nilai

1 Aditya Alhadi Ramadhani 3 1 2 3 1 2 3 1 1 2 0 0 1 20 38.46

2 Aghnadhania Rustiawan 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 5 9.62

3 Anati Syahida 3 0 0 2 4 0 2 1 2 2 2 0 0 18 34.62

4 Azis Ar Rafi 3 0 1 0 4 0 0 0 2 1 1 0 1 13 25.00

5 Baik Aisyah Adania 3 1 2 4 4 1 1 1 1 4 2 1 0 25 48.08

6 Bias Fajriah Aulia 2 0 1 3 0 0 0 0 2 4 2 1 1 16 30.77

7 Cantika Mulia Sholehah 0 0 2 3 0 0 2 0 1 2 2 0 0 12 23.08

8 Fania Salsabila 3 0 1 0 1 0 2 0 2 4 2 1 1 17 32.69

9 Fildzah Yumni Shabrina 0 1 2 3 1 0 3 0 1 4 2 0 0 17 32.69

10 Khoirul Romadhony 3 1 1 2 4 1 3 1 1 0 1 1 0 19 36.54

11 Mahadewi Annisa Putri Rinjani 1 0 1 2 4 0 2 1 2 2 2 1 0 18 34.62

12 Mallika Rassanty A 0 0 0 2 4 2 1 0 0 0 1 1 0 11 21.15

13 Marli Yehezkiel S 3 1 1 2 4 1 2 0 2 2 2 2 1 23 44.23

14 Melati Danty Imelda Adray 3 0 0 2 4 2 2 0 0 4 1 1 0 19 36.54

15 Michael Valiant 2 0 1 3 1 1 2 1 0 2 0 0 0 13 25.00

16 Muhammad Rayhan Bahtiar H 0 4 1 1 1 0 2 0 0 2 3 0 0 14 26.92

17 Nadia Maharani 0 1 1 0 1 2 1 0 2 1 0 1 0 10 19.23

18 Nadia Nur Ramadhani 3 3 2 2 4 3 3 1 3 4 2 4 1 35 67.31

Page 255: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

238

19 Nisrina Sukma Desriana 1 0 1 2 0 0 2 0 0 2 1 0 0 9 17.31

20 Nurina Kaffawati Nur T 1 0 2 0 0 0 0 1 0 3 2 0 0 9 17.31

21 Raksi Ghaly Rianto 3 0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 1 10 19.23

22 Regina Septiani Zahro 1 0 1 1 0 0 2 1 1 2 0 0 0 9 17.31

23 Ricky Yakub 2 0 1 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 8 15.38

24 Riris Kharisma Fitriani 1 1 1 2 0 0 0 0 0 2 1 0 0 8 15.38

25 Rizki Anfansyah 3 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 1 2 34 65.38

26 Rm Krisdandi Arya Bimo 2 0 1 0 0 0 2 1 0 2 0 0 0 8 15.38

27 Salmaa Bayrus 3 0 1 2 1 1 4 1 3 2 2 1 0 21 40.38

28 Sandro Wijaya M 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 7.69

29 Syahla Putri Raharyanti 1 0 1 0 0 0 2 0 0 2 3 0 0 9 17.31

30 Zahra Aloudya Ayu Utami 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 11.54

31 Zahra Enrika Putri 0 0 1 0 0 0 2 0 1 2 3 0 0 9 17.31

Jumlah 53 17 34 48 50 19 51 13 32 61 45 17 9 449.00 863.46

Rata-Rata 1.71 0.55 1.10 1.55 1.61 0.61 1.65 0.42 1.03 1.97 1.45 0.55 0.29 14.48 27.85

Persentase (%) 42.74 13.71 27.42 38.71 40.32 15.32 41.13 10.48 25.81 49.19 36.29 13.71 7.26

Page 256: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

239

No Indikator Kterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi No. Soal Persentase (%) Kategori

1 Menganalisis 1, 6, 7, 8, 9, 13 25,13 Kurang

2 Mengevaluasi 4, 3, 10, 11 29,64 Kurang

3 Mencipta 2, 5, 12 30,91 Kurang

Rata-Rata 28,56 Kurang

Page 257: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

240

Lampiran 13. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah

Skor Nilai

1 Adzhar Syafiq Ardiansyah 1 1 2 0 0 0 3 1 1 0 2 0 0 11 21.15

2 Ahmad Rendra L.H. 2 0 1 1 1 1 2 0 0 0 2 0 0 10 19.23

3 Ali Rahmatullah Malik 3 4 3 0 4 0 0 0 1 0 0 1 0 16 30.77

4 Alifia Zendrina Putri 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 0 4 11 21.15

5 Amarendra Aliriza Baharsan 1 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 2 0 10 19.23

6 Angellica 3 0 3 0 1 1 1 0 2 0 0 4 0 15 28.85

7 Ardhi Abdul Malik 4 4 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 14 26.92

8 Ayu Fithratul Fatihah 1 4 4 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 14 26.92

9 Bennedict Panjaitan 2 4 0 0 1 0 3 0 2 4 2 4 0 22 42.31

10 Berliana Indah Pramesti 1 4 3 1 1 0 3 1 1 2 0 0 0 17 32.69

11 Cika Putriwennisa 3 4 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 14 26.92

12 Clarissa Irene Arif 3 4 3 1 1 0 3 0 3 3 4 1 0 26 50.00

13 Devi Erfayanti 1 3 3 0 1 1 0 0 2 1 3 1 1 17 32.69

14 Dicky Prayoga Junaedi 1 0 1 2 1 0 0 1 0 2 0 3 0 11 21.15

15 Dyah Kinanti Kesuma Dewi 4 3 3 1 4 1 4 1 2 1 3 0 0 27 51.92

16 Emiryzard Shah Khaled Hilman 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 10 19.23

17 Enjelina Dwi Handini 1 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 10 19.23

18 Ghabrield Akhmad Nadzar 3 4 3 0 4 1 0 0 2 1 0 0 0 18 34.62

Page 258: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

241

19 Indirawati 4 2 3 1 1 1 3 1 2 2 4 1 0 25 48.08

20 Juan Louis Rombetasik 1 2 1 0 1 2 0 1 0 2 1 0 0 11 21.15

21 Keiko Aaliya Hernowo Putri 3 0 3 1 4 0 1 0 3 2 1 4 0 22 42.31

22 Khansa Zsazsa Salsabila 1 4 2 0 1 1 3 1 2 1 3 0 0 19 36.54

23 Kresentia Kornelia Tayu 1 3 2 1 0 0 2 0 0 0 3 0 0 12 23.08

24 Mohamad Dwi Junianto 3 4 3 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 18 34.62

25 Muhammad Raihan Mulya P 3 4 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 12 23.08

26 Mutiara Irma Maulida 2 4 3 1 1 0 2 0 3 2 3 0 0 21 40.38

27 Ni Putu Manik Maharani 2 4 1 0 4 0 3 0 3 0 0 0 0 17 32.69

28 Nindya Astri Setiati 3 4 3 2 0 2 3 1 0 1 0 0 0 19 36.54

29 Prithiany Nikita Putri 4 3 3 1 0 0 4 0 2 0 0 0 0 17 32.69

30 R. Wira Aufa Arullah 3 4 1 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 11 21.15

31 Rahardiansyah Fatoni 3 4 3 2 4 2 0 0 2 2 2 1 0 25 48.08

32 Renaldi Aswansyah Putra 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 10 19.23

33 Reno Fathoni 3 4 3 2 4 1 3 0 1 2 2 4 0 29 55.77

34 Reza Muzhaffar Zidan 2 4 1 2 4 2 0 0 2 0 0 0 0 17 32.69

35 Salsabila Yasmin Maharani 4 0 1 2 1 0 3 0 2 1 3 0 1 18 34.62

36 Tenaya Biantari Alika 2 0 1 2 1 1 0 0 1 0 4 0 2 14 26.92

37 Tyastara Tadeus Pratama 2 3 1 1 4 2 3 0 2 1 2 0 0 21 40.38

38 Wanodya Aufara Rahma 3 4 2 2 1 0 3 0 4 2 4 1 0 26 50.00

39 Yasmin Kamila 3 4 1 1 4 1 4 1 3 4 4 1 1 32 61.54

40 Zahra Khairunnisa 2 4 3 0 1 0 0 0 1 0 2 0 0 13 25.00

Page 259: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

242

Jumlah 91 116 84 30 69 25 60 10 54 43 63 28 9 682 1312

Rata-Rata 2.28 2.90 2.10 0.75 1.73 0.63 1.50 0.25 1.35 1.08 1.58 0.70 0.23 17.05 32.79

Persentase (%) 56.88 72.50 52.50 18.75 43.13 15.63 37.50 6.25 33.75 26.88 39.38 17.50 5.63

No Indikator Kterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi No. Soal Persentase (%) Kategori

1 Menganalisis 1, 6, 7, 8, 9, 13 25,94 Kurang

2 Mengevaluasi 4, 3, 10, 11 34,38 Kurang

3 Mencipta 2, 5, 12 44,38 Cukup

Rata-Rata 34,90 Kurang

Page 260: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

243

Lampiran 14. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah

Skor Nilai

1 Aditya Alhadi Ramadhani 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 3 4 2 43 82.69

2 Aghnadhania Rustiawan 1 3 3 4 4 1 3 1 2 4 3 4 1 34 65.38

3 Anati Syahida 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 1 44 84.62

4 Azis Ar Rafi 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 2 41 78.85

5 Baik Aisyah Adania 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 98.08

6 Bias Fajriah Aulia 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 50 96.15

7 Cantika Mulia Sholehah 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 0 43 82.69

8 Fania Salsabila 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 47 90.38

9 Fildzah Yumni Shabrina 3 3 3 1 4 4 3 3 3 4 2 3 1 37 71.15

10 Khoirul Romadhony 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4 3 4 2 43 82.69

11 Mahadewi Annisa Putri Rinjani 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 98.08

12 Mallika Rassanty A 3 3 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 44 84.62

13 Marli Yehezkiel S 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 47 90.38

14 Melati Danty Imelda Adray 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 47 90.38

15 Michael Valiant 4 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 1 1 39 75.00

16 Muhammad Rayhan Bahtiar H 4 3 4 4 4 2 4 1 3 4 2 4 2 41 78.85

17 Nadia Maharani 2 2 4 2 1 4 4 3 3 1 2 2 2 32 61.54

18 Nadia Nur Ramadhani 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 47 90.38

Page 261: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

244

19 Nisrina Sukma Desriana 3 1 4 4 1 1 3 4 2 4 4 4 0 35 67.31

20 Nurina Kaffawati Nur T 3 4 4 1 1 4 3 3 4 4 3 4 4 42 80.77

21 Raksi Ghaly Rianto 4 4 4 4 0 2 3 1 1 4 3 2 4 36 69.23

22 Regina Septiani Zahro 3 1 4 2 4 4 3 3 2 4 3 4 2 39 75.00

23 Ricky Yakub 4 3 4 4 1 2 4 1 4 4 4 4 2 41 78.85

24 Riris Kharisma Fitriani 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 48 92.31

25 Rizki Anfansyah 3 1 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 2 38 73.08

26 Rm Krisdandi Arya Bimo 3 1 3 2 1 1 2 1 3 4 3 2 3 29 55.77

27 Salmaa Bayrus 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 47 90.38

28 Sandro Wijaya M 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 2 4 4 44 84.62

29 Syahla Putri Raharyanti 3 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 2 1 41 78.85

30 Zahra Aloudya Ayu Utami 3 4 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 44 84.62

31 Zahra Enrika Putri 3 3 4 4 1 4 3 3 3 4 3 3 4 42 80.77

Jumlah 106 97 116 92 96 100 111 90 98 121 98 108 74 1307 2513.46

Rata-Rata 3.42 3.13 3.74 2.97 3.10 3.23 3.58 2.90 3.16 3.90 3.16 3.48 2.39 42.16 81.08

Persentase (%) 85.48 78.23 93.55 74.19 77.42 80.65 89.52 72.58 79.03 97.58 79.03 87.10 59.68

Page 262: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

245

No Indikator Kterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi No. Soal Persentase (%) Kategori

1 Menganalisis 1, 6, 8, 9, 10, 13 79,17 Baik

2 Mengevaluasi 2, 3, 7, 11 85,08 Sangat Baik

3 Mencipta 4, 5, 12 79,57 Baik

Rata-Rata 81,27 Sangat Baik

Page 263: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

246

Lampiran 15. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

NO Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah

Skor Nilai

1 Adzhar Syafiq Ardiansyah 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 2 4 2 42 80.77

2 Ahmad Rendra L.H. 2 3 1 0 0 0 3 0 2 4 3 0 0 18 34.62

3 Ali Rahmatullah Malik 4 4 4 4 1 4 4 1 3 4 4 2 1 40 76.92

4 Alifia Zendrina Putri 3 3 3 4 4 3 3 0 2 4 2 3 4 38 73.08

5 Amarendra Aliriza Baharsan 3 0 1 1 1 1 2 1 1 4 2 4 0 21 40.38

6 Angellica 4 4 4 2 4 1 4 1 2 4 1 2 4 37 71.15

7 Ardhi Abdul Malik 3 2 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 1 39 75.00

8 Ayu Fithratul Fatihah 3 1 4 4 1 2 4 2 1 4 4 1 2 33 63.46

9 Bennedict Panjaitan 3 3 4 4 4 1 4 2 2 4 2 3 4 40 76.92

10 Berliana Indah Pramesti 3 3 4 1 1 1 4 1 2 4 4 1 0 29 55.77

11 Cika Putriwennisa 3 3 3 4 1 2 4 1 3 4 4 1 1 34 65.38

12 Clarissa Irene Arif 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 48 92.31

13 Devi Erfayanti 4 1 4 2 1 1 4 1 4 4 1 2 1 30 57.69

14 Dicky Prayoga Junaedi 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 1 43 82.69

15 Dyah Kinanti Kesuma Dewi 3 4 3 1 4 1 4 2 3 4 1 3 2 35 67.31

16 Emiryzard Shah Khaled Hilman 3 1 3 0 4 1 3 1 2 4 3 0 0 25 48.08

17 Enjelina Dwi Handini 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 47 90.38

18 Ghabrield Akhmad Nadzar 4 3 4 4 4 4 3 1 2 4 2 3 1 39 75.00

Page 264: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

247

19 Indirawati 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 46 88.46

20 Juan Louis Rombetasik 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 45 86.54

21 Keiko Aaliya Hernowo Putri 4 4 4 1 4 4 4 1 2 3 4 4 2 41 78.85

22 Khansa Zsazsa Salsabila 4 1 4 1 1 3 3 1 3 4 1 0 1 27 51.92

23 Kresentia Kornelia Tayu 2 4 1 2 4 2 4 3 4 4 4 3 2 39 75.00

24 Mohamad Dwi Junianto 4 1 4 4 4 1 4 1 4 4 3 1 0 35 67.31

25 Muhammad Raihan Mulya P 3 2 3 4 4 4 3 0 2 4 3 4 1 37 71.15

26 Mutiara Irma Maulida 3 3 3 1 1 1 3 1 3 4 3 3 1 30 57.69

27 Ni Putu Manik Maharani 3 3 4 1 4 4 3 1 2 4 4 3 4 40 76.92

28 Nindya Astri Setiati 4 1 4 1 4 3 4 1 2 4 3 3 1 35 67.31

29 Prithiany Nikita Putri 3 3 4 2 1 3 3 1 2 4 3 4 2 35 67.31

30 R. Wira Aufa Arullah 3 3 4 2 0 1 4 1 2 4 2 3 1 30 57.69

31 Rahardiansyah Fatoni 3 4 3 4 4 4 4 1 2 4 2 4 2 41 78.85

32 Renaldi Aswansyah Putra 3 3 2 1 4 1 3 1 2 4 3 4 1 32 61.54

33 Reno Fathoni 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 48 92.31

34 Reza Muzhaffar Zidan 3 1 4 3 1 1 4 1 4 4 2 2 0 30 57.69

35 Salsabila Yasmin Maharani 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 3 2 42 80.77

36 Tenaya Biantari Alika 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 47 90.38

37 Tyastara Tadeus Pratama 3 2 3 2 4 2 3 1 2 4 1 4 3 34 65.38

38 Wanodya Aufara Rahma 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 42 80.77

39 Yasmin Kamila 4 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 44 84.62

40 Zahra Khairunnisa 3 3 4 4 1 3 3 2 2 4 4 4 2 39 75.00

Jumlah 135 113 141 107 119 103 143 52 105 155 114 115 75 1477 2840.38

Page 265: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

248

Rata-Rata 3.38 2.83 3.53 2.68 2.98 2.58 3.58 1.30 2.63 3.88 2.85 2.88 1.88 36.93 71.01

Persentase (%) 84.38 70.63 88.13 66.88 74.38 64.38 89.38 32.50 65.63 96.88 71.25 71.88 46.88

No Indikator Kterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi No. Soal Persentase (%) Kategori

1 Menganalisis 1, 6, 8, 9, 10, 13 65.10 Baik

2 Mengevaluasi 2, 3, 7, 11 79.84 Baik

3 Mencipta 4, 5, 12 71.04 Baik

Rata-Rata 72.00 Baik

Page 266: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

249

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

Kontrol 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Pretest Eksperimen Mean 27.80 2.628

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 22.43

Upper Bound 33.17

5% Trimmed Mean 26.74

Median 25.00

Variance 214.177

Std. Deviation 14.635

Minimum 8

Maximum 67

Range 59

Interquartile Range 19

Skewness 1.108 .421

Kurtosis 1.164 .821

Kontrol Mean 32.83 1.824

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 29.14

Upper Bound 36.51

5% Trimmed Mean 32.14

Median 33.00

Variance 133.071

Std. Deviation 11.536

Minimum 19

Maximum 62

Range 43

Interquartile Range 19

Skewness .689 .374

Page 267: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

250

Kurtosis -.279 .733

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Eksperimen .140 31 .124 .904 31 .009

Kontrol .118 40 .168 .925 40 .011

a. Lilliefors Significance Correction

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian

Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Kelas Kontrol : Sig (0,168) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

Kelas Eskperimen : Sig (0,124) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal

Page 268: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

251

Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Eksperimen 31

2 Kontrol 40

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

F df1 df2 Sig.

1.717 1 69 .194

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Kelas

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Pretest

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 440.714a 1 440.714 2.618 .110

Intercept 64193.336 1 64193.336 381.344 .000

Kelas 440.714 1 440.714 2.618 .110

Error 11615.073 69 168.334

Total 78675.119 71

Corrected Total 12055.787 70

a. R Squared = .037 (Adjusted R Squared = .023)

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria Pengujian

Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (0,194) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berasal dari varian yang sama atau homogen

Page 269: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

252

Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

T-Test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest Eksperimen 31 27.80 14.635 2.628

Kontrol 40 32.83 11.536 1.824

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pretest Equal

variances

assumed

1.717 .194 -1.618 69 .110 -5.023 3.105 -11.217 1.170

Equal

variances

not assumed

-1.570 55.880 .122 -5.023 3.199 -11.433 1.386

1. H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas

kontrol dengan siswa kelas eksperimen

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas kontrol

dengan siswa kelas eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2 tailed) > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig (2 tailed) < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (2 tailed) (0,110) > 𝛼 (0,05) seehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas kontrol dengan

siswa kelas eksperimen

Page 270: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

253

Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Case Processing Summary

Kelas

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Posttest Eksperimen 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

Kontrol 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Posttest Eksperimen Mean 81.10 1.866

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 77.29

Upper Bound 84.91

5% Trimmed Mean 81.43

Median 83.00

Variance 107.957

Std. Deviation 10.390

Minimum 56

Maximum 98

Range 42

Interquartile Range 15

Skewness -.493 .421

Kurtosis -.060 .821

Kontrol Mean 71.00 2.181

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 66.59

Upper Bound 75.41

5% Trimmed Mean 71.69

Median 74.00

Variance 190.308

Std. Deviation 13.795

Minimum 35

Maximum 92

Range 57

Interquartile Range 19

Page 271: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

254

Skewness -.606 .374

Kurtosis .135 .733

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Eksperimen .130 31 .198 .968 31 .459

Kontrol .114 40 .200* .963 40 .205

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian

Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Kelas Kontrol : Sig (0,200) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

Kelas Eskperimen : Sig (0,198) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal

Page 272: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

255

Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelas 1 Eksperimen 31

2 Kontrol 40

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Posttest

F df1 df2 Sig.

2.812 1 69 .098

Tests the null hypothesis that the error variance of

the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Kelas

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Posttest

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1780.445a 1 1780.445 11.524 .001

Intercept 404020.445 1 404020.445 2614.968 .000

Kelas 1780.445 1 1780.445 11.524 .001

Error 10660.710 69 154.503

Total 416178.000 71

Corrected Total 12441.155 70

a. R Squared = .143 (Adjusted R Squared = .131)

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria Pengujian

Sig > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (0,098) > 𝛼 (0,05) sehingga H0 diterima

4. Kesimpulan:

Data berasal dari varian yang sama atau homogen

Page 273: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

256

Lampiran 21. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

T-Test

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest Eksperimen 31 81.10 10.390 1.866

Kontrol 40 71.00 13.795 2.181

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Posttest Equal

variances

assumed

2.812 .098 3.395 69 .001 10.097 2.974 4.163 16.030

Equal

variances

not

assumed

3.517 68.959 .001 10.097 2.871 4.370 15.823

1. H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas

kontrol dengan siswa kelas eksperimen

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas kontrol

dengan siswa kelas eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2 tailed) > 𝛼 maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig (2 tailed) < 𝛼 maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Sig (2 tailed) (0,001) < 𝛼 (0,05) sehingga H0 ditolak

4. Kesimpulan:

Terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest antara siswa kelas kontrol dengan siswa

kelas eksperimen yang menandakan terdapat pengaruh model pembelajaran Learning

Cycle 7E terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Page 274: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

257

Lampiran 22. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E

No Aspek Indikator Sebaran Butir

Positif Negatif

1 Sikap siswa

terhadap kimia

Menunjukkan minat terhadap pembelajaran kimia 1, 2 3, 5

Menunjukkan kegunaan mempelajari kimia 4 6

2

Sikap siswa

terhadap

pembelajaran

dengan model

Learning Cycle 7E

Menunjukkan minat terhadap pembelajaran kimia dengan

model Learning Cycle 7E

8, 15,

20

7, 10,

17

Menunjukkan kegunaan mengikuti pembelajaran kimia dengan

model Learning Cycle 7E 11, 12,

14, 16

9, 13,

18, 19

Keterangan Skor:

Pernyataan positif:

4 : Sangat Setuju (SS)

3 : Setuju (S)

2 : Tidak Setuju (TS)

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

Pernyataan Negatif:

4 : Sangat Tidak Setuju (STS)

3 : Tidak Setuju (TS)

2 : Setuju (S)

1 : Sangat Setuju (SS)

Page 275: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

258

Lampiran 23. Angket Respon Siswa

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODEL LEARNING CYCLE 7E

Nama :

Kelas :

Petunjuk:

1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti, jika ada pernyataan yang kurang jelas

tanyakanlah.

2. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom yang berisi pernyataan yang paling

sesuai dengan pendapatmu.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya menyukai pelajaran kimia

2 Kimia adalah pelajaran yang menyenangkan

3 Saya merasa terpaksa belajar kimia

4 Pelajaran kimia sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

5 Pelajaran kimia sangat merepotkan

6 Pelajaran kimia sulit dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari

7 Model Learning Cycle 7E terasa membosankan

8 Model Learning Cycle 7E membuat saya merasa tertarik terhadap

pelajaran kimia

9 Model Learning Cycle 7E membuat saya malas menyimak materi yang

dipelajari

10 Model Learning Cycle 7E sama saja dengan pembelajaran kimia yang

biasa dilakukan

11 Model Learning Cycle 7E memudahkan saya memahami materi

12 Model Learning Cycle 7E membuat saya dapat mengaitkan konsep laju

reaksi dalam kehidupan sehari-hari

13 Bahan ajar yang disajikan menyulitkan saya dalam memahami materi

Page 276: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

259

14 Model Learning Cycle 7E membuat saya berani untuk mengungkapkan

pendapat

15 Saya merasa senang belajar menggunakan model Learning Cycle 7E

16 Kegiatan diskusi yang terdapat dalam model Learning Cycle 7E

memudahkan saya dalam memahami materi

17 Pembelajaran kimia dengan model Learning Cycle 7E terasa sia-sia

18 Saya merasa tertekan selama pembelajaran kimia berlangsung

19 Belajar diskusi mempersulit saya dalam memahami materi

20 Motivasi belajar saya meningkat setelah mendapatkan pembelajaran

menggunakan model Learning Cycle 7E

Page 277: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

260

Lampiran 24. Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

N

o Nama

Skor Angket Respon Siswa

(+) (+) (-) (+) (-) (-) (-) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (+) (+) (+) (-) (-) (-) (+)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Aditya Alhadi Ramadhani 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3

2 Aghnadhania Rustiawan 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

3 Anati Syahida 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3

4 Azis Ar Rafi 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 Baik Aisyah Adania 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3

6 Bias Fajriah Aulia 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3

7 Cantika Mulia Sholehah 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3

8 Fania Salsabila 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

9 Fildzah Yumni Shabrina 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

10 Khoirul Romadhony 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 Mahadewi Annisa Putri R 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3

12 Mallika Rassanty A 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Marli Yehezkiel S 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2

14 Melati Danty Imelda Adray 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

15 Michael Valiant 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

16 Muhammad Rayhan B. H 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4

17 Nadia Maharani 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4

18 Nadia Nur Ramadhani 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3

19 Nisrina Sukma Desriana 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

20 Nurina Kaffawati Nur T 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3

21 Raksi Ghaly Rianto 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3

22 Regina Septiani Zahro 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

23 Ricky Yakub 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

24 Riris Kharisma Fitriani 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3

25 Rizki Anfansyah 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

26 Rm Krisdandi Arya Bimo 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4

27 Salmaa Bayrus 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2

28 Sandro Wijaya M 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

29 Syahla Putri Raharyanti 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4

30 Zahra Aloudya Ayu Utami 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2

31 Zahra Enrika Putri 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

Jumlah 94 95 99 106 92 99 96 92 90 88 97 102 102 92 92 97 103 97 95 94

Page 278: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

261

Rata-rata 3.03 3.06 3.19 3.42 2.97 3.19 3.10 2.97 2.90 2.84 3.13 3.29 3.29 2.97 2.97 3.13 3.32 3.13 3.06 3.03

Persentase (%)

75.

81

76.

61

79.

84

85.4

8

74.

19

79.

84

77.

42

74.

19

72.

58

70.

97

78.

23

82.

26

82.

26

74.

19

74.

19

78.

23

83.

06

78.

23

76.

61

75.

81

No Aspek Indikator Sebaran Butir Kategori

1 Sikap siswa terhadap

kimia

Menunjukkan minat terhadap pembelajaran kimia 76.61 Baik

Menunjukkan kegunaan mempelajari kimia 82.66 Sangat Baik

2

Sikap siswa terhadap

pembelajaran

dengan model

Learning Cycle 7E

Menunjukkan minat terhadap pembelajaran kimia dengan

model Learning Cycle 7E 75.94 Baik

Menunjukkan kegunaan mengikuti pembelajaran kimia dengan

model Learning Cycle 7E 77.82 Baik

Rata-Rata 78.26 Baik

Page 279: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

262

Lampiran 25. Lembar Contoh Jawaban Posttest Siswa

Page 280: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

263

Page 281: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

264

Page 282: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

265

Lampiran 26. Lembar Jawaban Angket Siswa

Page 283: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

266

Lampiran 27. Surat Bimbingan Skripsi

Page 284: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

267

Lampiran 28. Surat Izin Validasi

Page 285: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

268

Lampiran 29. Surat Izin Penelitian

Page 286: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

269

Lampiran 30. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi

Page 287: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

270

Lampiran 31. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Page 288: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

271

Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian

Page 289: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

272

Lampiran 33. Lembar Uji Referensi

Page 290: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

273

Page 291: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

274

Page 292: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

275

Page 293: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

276

Page 294: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

277

Page 295: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45009/1/Vivin Nur Z.pdf · Research results of high order thinking skills among

278