PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF...

147
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP KALOR (Quasi Eksperiment di SMP Aulia Bogor) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : LISNA NAFIKAH 105016300601 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP KALOR

(Quasi Eksperiment di SMP Aulia Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

LISNA NAFIKAH

105016300601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

iii

ABSTRAK

Lisna Nafikah (105016300601). “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif

Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Perpindahan Kalor.” Skripsi,

Program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

generatif terhadap hasil belajar fisika pada konsep perpindahan kalor. Penelitian

ini dilakukan di SMP Aulia Bogor tahun pelajaran 2010-2011, metode penelitian

yang digunakan adalah quasi experiment desain nonrandomized pretest-posttest

control group design, dengan 80 orang siswa sebagai sampel yang terbagi menjadi

dua kelompok. Kelas VII-3 sebagai kelompok eksperimen dengan model

pembelajaran generatif dan siswa kelas VII-2 sebagai kelompok kontrol dengan

metode ceramah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes

objektif tipe pilihan ganda dengan empat pilihan yang digunakan model

pembelajaran generatif untuk mengukur pengaruh hasil belajar fisika siswa pada

konsep perpindahan kalor. Dalam penelitian ini, diperoleh skor pretest untuk

kelompok eksperimen adalah 40,3 dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah

37,33. Sedangkan hasil posttest untuk kelompok eksperimen diperoleh skor rata-

rata 67 dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 56,7. Berdasarkan perhitungan

uji-t dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh harga t tabel = 2,00 t hitung =

1,11 dari hasil pengujian diperoleh t hitung < t tabel , dengan demikian Ho diterima

Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima pada taraf kepercayaan 95%, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan

rata-rata skor posttest kelompok kontrol, dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa signifikan.

Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran generatif, metode ceramah.

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

iv

ABSTRAC

Lisna Nafikah (105016300601), “INFLUENCE OF GENERATIF

LEARNING MODEL toward the result of physics study about calor

transfer”. Skripsi physics education study programme, major sains faculty

Tarbiyah and education, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta,

2010.

The purpose of this research is to determine the influence of generatif

learning model toward the result of physics study about calor transfer. This

research has been conducted in SMP Aulia Bogor. The method of research, is

used quasi experimental method, nonrandomized pretest-postest control group

design with 80 students as the sample. This sample divided into two group which

is student at class VII-3 as the experimental group with generatif learning model

and student at VII-2 class as the control group with lecture method. According to

the instrument in this research such as object test multiple choice with a four

choice that influence the student result in study physic about moving callor

concept. The pretest score of experimental group is 40,3 and the average score of

control group is 37,33. The postest result of experiment group get average score

67 and the average score of control group is 56,7. By the t-test postest calculation,

the level of certainty is 95%, value t table = 2,00 and t calculate = 1,11. Those

test result show that the value of t calculate < t table. It means that Ho accept Ha

reject to belief level 95% in this case show that significantly different betwen

average postest score experimental group with average postest score control

group. Can be concluded from these result that the learning generatif model give

significant influence to the result of student learning.

Keyword: Result of physics study, generative learning model.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang merupakan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Salawat dan salam tak lupa penulis sampaikan

kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

umat manusia kejalan yang terang benderang, beserta keluarga dan para

sahabatnya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi dalam

bidang ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan fisika.

Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi semua pihak yang

telah membantu terselesainya skripsi ini. Sehingga penulis ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A, selaku Dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan IPA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Iwan Permana, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan..

5. Ibu Dr. Zulfiani, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta nasehat

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

vi

6. Ibu Erina Hertanti, M. Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah Khususnya di Jurusan

IPA (Pendidikan fisika) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

8. Bapak Drs, Ahmad Sanusi selaku Kepala Sekolah SMP Aulia Bogor atas

izinnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Aulia Bogor.

9. Bapak Encep, S.Pd, selaku guru pembimbing mata pelajaran fisika yang telah

banyak memberikan ilmunya, arahan, dan bimbingannya selama pelaksanaan

penelitian.

10. Seluruh dewan Guru dan Staff SMP Aulia Bogor yang selalu membantu

penulis.

11. Teruntuk Ibunda Ikah, Ayahanda Said Ali, Suamiku tercinta Decki Faizal,

dan anakku tersayang Alya Rizkia. Mama Dede Suhartati dan papa Dedi

Sutardi yang selalu memberikan dorongan dan motivasi baik moril maupun

materil serta doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teruntuk saudara-saudaraku dan semua sahabat anak fisika 2005 yang telah

memberikan motivasi, semangat, dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT memberikan

balasan yang setimpal kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya

skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah wawasan

pengetahuan bagi para pembaca.

Alhamdulillahirobbil’Alamin

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Jakarta, Februari 2011

Penulis

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

iv

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH .................................. ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………... 5

C. Pembatasan Masalah...................................................................... 5

D. Rumusan Masalah........................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

F. Mamfaat Penelitian ...................................................................... . 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis ......................................................................... 7

1. Pandangan Konstruktivisme...................................................... 7

2. Model Pembelajaran Generatif................................................. 13

3. Hakikat Proses Belajar Mengajar.............................................. 20

4. Fisika dan Hasil Belajar Fisika.................................................. 24

B. Hasil Penelitian Yang Relevan...................................................... 26

C. Kerangka Berpikir.......................................................................... 29

D. Pengajuan Hipotesis....................................................................... 31

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 32

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian.................................... 32

C. Populasi dan Sampel.................................................................... 33

D. Teknik Pengambilan Sampel....................................................... 33

E. Prosedur Penelitian...................................................................... 34

F. Instrumen Penelitian.................................................................... 36

G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 37

H. Variabel Penelitian...................................................................... 37

I. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 38

1) Uji Validitas .......................................................................... 38

2) Uji Reliabilitas ...................................................................... 39

3) Uji Tingkat Kesukaran .......................................................... 40

4) Daya Pembeda ....................................................................... 41

J. Teknik Analisis Data Hasil Belajar ........................................... 42

1. Uji Normalitas ........................................................................ 42

2. Uji Homogenitas ..................................................................... 44

3. Uji Hipotesis ........................................................................... 45

4. Uji Normal Gain ..................................................................... 47

K. Hipotesis Statistik ...................................................................... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................ 49

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 49

2. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 50

3. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ........................................ 52

B. Hasil Analisis............................................................................... 52

1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................ 52

a. Uji Normalitas Pretest-Posttest ......................................... 53

b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest ...................................... 53

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

vi

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 54

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pretest ................................. 54

b. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Posttest ................................ 55

c. Uji Normal Gain ................................................................ 57

C. InterPretasi Data ........................................................................ 58

D. Pembahasan ............................................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 61

B. Saran........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme ........................................... 7

Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Generatif ......................................... 17

Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ............................................... 36

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .............................................. 39

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ..................................................................... 40

Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat kesukaran .......................................................... 41

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 42

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok

Eksperimen ........................................................................................ 50

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok

Kontrol ............................................................................................... 51

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok

Eksperimen ........................................................................................ 52

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok

Kontrol ............................................................................................... 53

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian .................................................... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol ............................................................................................... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji homogenitas Pretest-Posttest ............................................ 56

Tabel 4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ....................................... 57

Tabel 4.10 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain..................................... 58

vii

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................... 30

Gambar 3.2 Bagan Tahap-tahap Prosedur Penelitian ....................................... 35

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ................. 50

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Kontrol ....................... 51

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ............... 52

Gambar 4.4 Diagram batang hasil Posttest Kelompok Kontrol ........................ 53

viii

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ........................................... 67

Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar.................. 80

Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian

Tes Hasil Belajar ........................................................................... 86

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Tes Hasil Belajar .......................................................................... 87

Lampiran 5 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

Tes Hasil Belajar ........................................................................... 89

Lampiran 6 Distribusi Daya pembeda Instrumen Penelitian

Tes Hasil Belajar ........................................................................... 90

Lampiran 7 Proporsi Peserta Kelompok Atas dan Kelompok

Bawah yang Menjawab Benar ...................................................... 91

Lampiran 8 Klasifikasi Kelompok Siswa ........................................................ 93

Lampiran 9 Soal Penelitian Tes Hasil Belajar ................................................. 94

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran

Generatif ....................................................................................... 98

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa .................................................................... 104

Lampiran 12 Analisis Data ............................................................................... 108

ix

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sains dan teknologi secara keseluruhan telah memberikan

dampak dalam berbagai segi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan

yang merupakan salah satu bagian dari pembangunan bangsa. Melalui pendidikan,

manusia dapat meningkatkan potensi dasar yang dimilikinya baik itu potensi fisik,

intelektual, emosional, mental, sosial, dan etika sehingga pendidikan merupakan

hal penting yang harus didapatkan setiap manusia menuju terbentuknya manusia

yang berkualitas.

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam

lingkungan pendidikan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik

dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan,

serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun

lingkungannya.1Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah,

penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih di kenal dengan istilah pengajaran,

yaitu proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pengajar,

pelajar, dan bahan atau materi, serta fasilitas maupun lingkungan.

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan tempat berlangsungnya

proses belajar haruslah diselenggarakan secara sistematis dan terarah dalam

rangka mencapai fungsi dan tujuan pendidikan seperti tertera dalam undang-

undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II Pasal 3 yang berbunyi:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yanng beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

1 Nana Syaodiah Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003) hal, 3-4

1

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

2

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.2

Pendidik sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas

yang tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap

pencapaian proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk

memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan di dalam bidangnya, serta memiliki

pengetahuan dan wawasan yang luas. Banyak sekali jenis kemampuan,

keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki oleh pendidik yang profesional,

karena pendidik merupakan fasilitator maupun motivator bagi peserta didik.

Pendidik sebagai fasilitator, harus menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik, baik dalam pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Seperti di ungkapkan

oleh W.S Winkel tentang belajar yaitu ”suatu aktifitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman, serta keterampilan dan

perubahan itu bersikap relatif konstan dan berbekas.3

Pembelajaran, harapan yang tidak pernah sirna dan selalu pendidik tuntut

adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan pendidik dapat dikuasai

oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang

dirasakan oleh pendidik. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya

sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada

tiga aspek yang membedakan anak yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek

intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar

permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di

sekolah. Hal ini pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi pendidik dalam

mengelola kelas dengan baik.

2 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Tamina Utama,

2004) hal 7

3 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996) hal 53

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

3

Dalam mengajar hendaknya pendidik berupaya menciptakan kondisi

belajar dimana peserta didik terlibat secara aktif mengkonstruksi pengetahuan

untuk memahami konsep-konsep yang dipelajari dalam fisika. Kemampuan

peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dapat terwujud jika peserta didik

diberi kesempatan untuk aktif berperan dalam proses pembelajaran. Pendidik

belum secara intensif menerapkan rancangan program pembelajaran yang mampu

mengembangkan pengetahuan yang dibangun sendiri oleh peserta didik, pendidik

selalu menggunakan metode ceramah yang dianggap paling mudah dalam

menyampaikan bahan pelajaran.

Kebanyakan pendidik memfokuskan diri pada upaya penuangan

pengetahuan kedalam pikiran peserta didiknya, sehingga mungkin saja pendidik

telah merasa mengajar dengan baik namun peserta didik tidak merasa belajar,

dalam arti tidak terjadi penambahan pengetahuan atau perubahan pada diri peserta

didik. Banyak pendidik yang hanya memikirkan bagaimana mengajar IPA dengan

baik, tetapi jarang memikirkan agar peserta didik belajar dengan baik, akibatnya

prestasi belajar peserta didik yang merupakan kategori hasil belajar peserta didik

masih rendah.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dianggap

sebagai pelajaran yang paling sulit dan menjadi momok bagi peserta didik.

Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan fisika dalam kehidupan sehari-

hari menjadi penyebab mereka cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran

fisika, disamping pengajar fisika yang mengajar secara monoton, metode

pembelajaran yang kurang bervariasi, dan hanya berpegang teguh pada buku paket

saja.

Tidak adanya praktikum pada pembelajaran fisika, mengakibatkan

kesulitan peserta didik yang berakibat rendahnya pemahaman konsep-konsep

fisika dan rendahnya hasil belajar fisika. Dalam kegiatan belajar mengajar

pendidik memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena

fungsi utama pendidik adalah merancang , mengelola dan mengevaluasi

pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika di SMP/MTs, sebagian besar pendidik

kurang inovatif dan kreatif dalam mencari dan menemukan metode pembelajaran

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

4

yang dapat merangsang motivasi belajar peserta didik. Disamping itu dalam

pembelajaran fisika guru kurang menyajikan demonstrasi, sehingga tidak

menantang siswa berhipotesis, akibatnya jika melihat dugaan maka timbul

perasaan kacau yang membuat siswa tidak termotivasi. Guru kurang menantang

kemampuan berpikir siswa dalam hal kegiatan berupa eksperimen/percobaan,

sehingga siswa tidak aktif dalam proses belajar. Guru kurang memberikan soal-

soal terbuka yang dikerjakan secara berkelompok. Kemudian sebagian besar

pendidik dalam mengajar fisika lebih banyak mengajar konsep-konsep, prinsip-

prinsip, hukum-hukum dalam bentuk yang sudah jadi kepada peserta didik, dan

pembelajaran fisika banyak dilakukan dengan memberi konsep fisika tanpa

melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada

disekitarnya.

Siswa belajar menghafal konsep dan bukan menguasai konsep, sehingga

belajar fisika kurang bermakna dengan tidak terbentuk konstruk konsep fisika

yang benar. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Ratna Willis

Dahar bahwa salah satu keluhan dalam dunia pendidikan adalah bila dalam

struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan maka informasi

baru dipelajari secara hafalan.4 Pembelajaran dengan cara ini menyebabkan

peserta didik tidak berperan aktif, sehingga di dalam pikiran peserta didik tidak

terjadi perkembangan struktur kognitif. Oleh karena itu, metode yang diterapkan

pendidik sering membosankan dan kurang merangsang peserta didik untuk

berpikir sehingga hasil belajar fisika siswa masih rendah.

Belajar generatif merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana

seseorang peserta didik membangun pengetahuan dalam pikirannya seperti

membangun ide atau membangun arti suatu istilah dan juga membangun suatu

strategi untuk sampai pada penjelasan tentang pertanyaan bagaimana, dan

mengapa. Model belajar generatif pada pembelajaran sains akan dapat

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dalam hal ini peserta

didik mendapat kebebasan dalam mengejukan ide-ide dan masalah serta

4 Ratna Willis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Bandung: Erlangga, 1996), hal 114.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

5

mendiskusikan konsep fisika tanpa dibebani rasa takut, serta peserta didik dapat

berargumentasi sampai pada penguasaan konsep.

Model pembelajaran generatif dirasa tepat menjadi salah satu alternatif

untuk menyelesaikan permasalahan di atas dalam pembelajaran fisika, karena

dalam model pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntun untuk membangun

pengetahuan sendiri, tetapi guru diharapkan dapat memberikan suasana emosional

yang positif kepada siswa selama pembelajaran berlangsung sehingga tujuan akhir

pembelajaran dapat tercapai yang ditunjukkan dengan adanya pengaruh hasil

belajar siswa.

Penulis mengambil konsep perpindahan kalor, karena dalam konsep ini

siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar dalam kegiatan

eksperimen/percobaan, menjawab soal-soal terbuka yang diberikan oleh guru, dan

siswa dituntut untuk aktif membangun pengetahuannya sampai siswa bertanya

bagaimana dan mengapa. Untuk itu, konsep ini dirasa tepat pada model

pembelajaran generatif.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul ”PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PADA KONSEP PERPINDAHAN KALOR”.

B. Identifikasi Masalah

Dengan melihat masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Ketidaktahuan siswa mengenai kegunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari

menjadi penyebab siswa cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran fisika

2. Siswa kesulitan memahami konsep-konsep fisika yang di ajarkan oleh guru

3. Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah

4. Metode belajar yang digunakan oleh guru didominasi ceramah

5. Tidak ada praktikum pada pembelajaran fisika

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

6

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes kognitif

saja. Adapun ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang

sudah direvisi oleh Anderson dkk mengingat (C1), memahami (C2),

menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).

2. Konsep dalam penelitian ini Perpindahan Kalor.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran generatif

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di

atas, maka permasalahan ini adalah: ”Apakah model pembelajaran generatif

berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada konsep Perpindahan Kalor”?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar fisika siswa pada

konsep Perpindahan Kalor.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran generatif diharapkan dapat membangun pengetahuan

siswa dalam proses belajar, dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam

pembelajaran konsep fisika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Penggunaan model pembelajaran generatif dapat dijadikan model alternatif

yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep fisika, dan proses

belajar mengajar yang menyenangkan.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pandangan Konstruktivisme

Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses aktif seseorang

dalam membangun pengetahuan yang bermakna dalam dirinya sendiri melalui

interaksi dengan lingkungannya dengan cara membangun keterkaitan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan yang sedang dipelajarinya. Konstruktivisme

menganggap bahwa pengetahuan tidak diterima secara pasif, melainkan

dikontruksi secara aktif oleh siswa.

Dalam aliran konstruktivisme, guru bukanlah seseorang yang mahatahu,

dan siswa bukanlah yang belum tahu dan karena itu harus diberi tahu. Dalam

proses belajar, siswa aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya,

sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan baik. Dalam banyak hal

guru dan siswa bersama-sama membangun pengetahuan. Dengan demikian,

hubungan guru dan siswa lebih sebagai mitra yang bersama-sama membangun

pengetahuan.5

Tugas guru adalah membantu siswa agar mampu mengkonstruksi

pengetahuannya sesuai dengan situasi yang konkret. Adapun langkah-langkah

pembelajaran konstruktivisme menurut Driver dan Oldham dalam Matthews

sebagai berikut, yaitu :6

Tabel 2.1 Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme

No. Langkah-langkah

Konstruktivisme

Keterangan

1. Orientasi Siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan motivasi dalam

5 Paulina Pannen, dkk. Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka (PAU-

PPAI-UT), 2001)., h. 31 6 Didi Sutardi & Encep Sudirjo, Pembaharuan dalam PBM di SD (Bandung : UPI PRESS, 2008),

hal 136

7

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

8

mempelajari suatu topik. Siswa diberi

kesempatan untuk mengadakan observasi

terhadap topik yang hendak dipelajari.

2. Elicitasi Siswa dibantu untuk mengungkapkan

idenya secara jelas dengan berdiskusi,

menulis, membuat poster, dan lain-lain.

Siswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan apa yang diobservasikan

dalam wujud tulisan, gambar, ataupun

poster.

3. Restrukturisasi Ide Klarifikasi ide yang dikontraskan

dengan ide-ide orang lain atau teman

lewat diskusi ataupun pengumpulan ide.

Berhadapan dengan ide-ide lain,

seseporang dapat terangsang untuk

merekontruksi gagasannya kalau tidak

cocok atau sebaliknya, menjadi lebih

yakin bila gagasnnya cocok.

Membangun ide yang baru, yang dapat

terjadi bila dalam diskusi idenya

bertentangan dengan ide lain atau idenya

tidak dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan teman-teman.

Mengevaluasi ide barunya dengan

eksperimen. Kalau dimungkinkan, ada

baiknya bila gagasan yang baru dibentuk

diuji dengan suatu percobaan atau

persoalan yang baru.

4. Penggunaan ide dalam

banyak situasi

Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk

oleh siswa perlu diaplikasikan pada

bermacam-macam situasi yang dihadapi,

sehingga menjadi lebih lengkap dan

bahkan lebih rinci dengan segala macam

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

9

kondisinya

5. Review, bagaimana ide

berubah

Dapat terjadi bahwa dalam mengaplikasi

pengetahuannya seseorang perlu merevisi

gagasannya, dengan menambahkan suatu

keterangan ataupun dengan mengubah

menjadi lebih lengkap.

Menurut Widodo lingkungan pembelajaran yang konstruktivis pada

dasarnya mencakup lima unsur penting, yaitu:7

1) Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa. Kegiatan

pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan

memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Oleh karena itu

pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan awal siswa dan

memanfaatkan teknik-teknik untuk mendorong agar terjadi perubahan

konsepsi pada diri siswa.

2) Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna. Segala kegiatan yang

dilakukan di dalam pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga

bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat, sikap, dan kebutuhan belajar

siswa benar-benar dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan

melakukan pembelajaran.

3) Adanya lingkungan sosial yang kondusif. Siswa diberi kesempatan untuk bisa

berinteraksi secara produktif dengan sesama siswa maupun dengan guru.

4) Adanya dorongan agar pembelajar bisa mandiri. Siswa didorong untuk bisa

bertanggung jawab terhadap proses belajar. Oleh karena itu siswa dilatih dan

diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengatur kegiatan

belajarnya.

5) Adanya unsur untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah. Sains bukan

hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori), namun juga mencakup proses dan

7 Ari Widodo, Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.

064, Tahun ke-13, 2007), hal. 99-100

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

10

sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga harus bisa melatih dan

memperkenalkan siswa tentang kehidupan ilmuwan.

Prinsip konstruktivisme, seorang guru berperan sebagai mediator dan

fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik, yaitu

dengan:

a) Menyediakan pengalaman belajar yang dapat memungkinkan siswa

bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian.

b) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang

keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekpresikan gagasannya

dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka, menyediakan sarana yang

merangsang siswa berpikir secara produktif, menyediakan kesempatan dan

pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa.

c) Memotivator, mengevaluasi, dan menunjukkan hasil apakah pemikiran siswa

dapat didorong secara aktif atau tidak.8

a. Konstruktivisme Jean Piaget

Dalam konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui

pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu

diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki

struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-

masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi

seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan

dalam kotak yang berbeda. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan

kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia (Nurhadi, 2004). Oleh

karena itu, pada saat manusia belajar, menurut Piaget, sebenarnya telah terjadi dua

proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi.

Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi

yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau

sudah ada sebelumnya dalam otak. Sedangkan proses adaptasi adalah proses yang

berisi dua kegiatan. Pertama, menggabungkan atau mengintegrasikan

8 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta:Kanisius, 1997), h.66

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

11

pengetahuan yang diterima oleh manusia atau disebut dengan asimilasi. Kedua,

mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan struktur pengetahuan

baru, sehingga akan terjadi keseimbangan (equilibrium). Dalam proses adaptasi

ini, Piaget mengemukakan empat konsep dasar yaitu, skemata, asimilasi,

akomodasi, dan keseimbangan.

Piaget (1990) menjelaskan pentingnya berbagai faktor internal seseorang

seperti tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya,

konsep diri, dan keyakinan dalam proses belajar. Berbagai faktor internal tersebut

mengindikasikan kehidupan psikologis seseorang, serta bagaimana dia

mengembangkan struktur dan strategi kognitif, dan emosinya. Sebagai contoh,

piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif manusia sesuai urutan atau

sequence tertentu. Kemampuan berpikir pada satu tahapan yang lebih tinggi

merupakan perkembangan dari tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahapan yang

lebih tinggi seseorang lebih mampu berpikir terorganissasi dan abstrak. Piaget

menyebutnya sebagai kemampuan untuk mengembangkan skema berpikir

(schemas, berarti building blocks of thinking).9

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang

perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif

membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-

pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap individu

pada saat tumbuh mulai dari bayi baru dilahirkan sampai menginjak dewasa

mengalami empat tingkat perkembangan kognitif yaitu, sensorimotor,

praoperasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.

Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994), perkembangan kognitif sebagian

besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif

berinteraksi dengan lingkungannya.10

9 Udin S. Winataputra, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), h 6.8 10

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Preatasi

Pustaka, 2007), hal.14-16

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

12

b. Konstruktivisme Vygotsky

Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk

pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.

Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik faktor biologis

menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus-

respon. Faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental

lebih tinggi untuk perkembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan

keputusan.

Teori Vygotsky ini, lebih menekankan pada aspek sosial dari

pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika

anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-

tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of

proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah

perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih

tinggi umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum

fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap kedalam individu tersebut.

Ide penting dari Vygotsky adalah Scaffolding yakni pemberian bantuan

kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan

tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggungjawab yang semakin besar setelah anak dapat melakukannya. Penafsiran

terkini terhadap ide-ide Vygotsky adalah siswa seharusnya diberikan tugas-tugas

kompleks, sulit, dan realistic dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk

menyelesaikan tugas-tugas itu. Hal ini bukan berarti bahwa diajar sedikit demi

sedikit komponen-komponen suatu tugas yang kompleks yang pada suatu hari

diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas

kompleks tersebut.11

11

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Preatasi

Pustaka, 2007), hal. 26-27

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

13

2. Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran generatif merupakan pendekatan pembelajaran sains

yang intinya bahwa belajar mengkonstruksi pengetahuan sainsnya sendiri dalam

lingkungan belajar konstruktivistis.12

Menurut Osborne dan wittrock bahwa esensi pembelajaran generatif

adalah pikiran atau otak manusia bukanlah penerima informasi secara pasif tetapi

aktif mengkonstruksi dan menafsirkan informasi dan selanjutnya menarik

kesimpulan berdasarkan informasi itu. Pembelajaran generatif melibatkan

aktivitas mental berpikir. Mental berpikir seseorang yang telah melakukan

pembelajaran akan berkembang sejalan dengan proses belajarnya.

Aktivitas mental oleh Piaget menggunakan istilah ”skema” yang diartikan

sebagai suatu pola tingkah laku yang dapat berulang kembali. Hal ini merupakan

struktur kognitif individu yang disesuaikan dengan lingkungan dan

mengorganisasikannya. Sejalan dengan hal ini Skemp (1982) menjelaskan bahwa

skema merupakan struktur kognitif, yaitu rangkaian konsep-konsep yang saling

berhubungan yang ada dalam pikiran pelajar.

Dalam rangka mengembangkan struktur kognitif, menurut Piaget terjadi

dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi

baru ke dalam pikiran, sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali pikiran

karena adanya informasi baru sehingga informasi itu punya tempat.13

Hal ini

menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran khususnya pembelajaran fisika

diperlukan adanya keaktifan pelajar untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan

fisika dalam pikirannya agar skema yang dimilikinya menjadi berkembang.

Dalam melaksanakan pembelajaran generatif, guru perlu memperhatikan

beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan demonstrasi untuk menantang intuisi siswa. Setelah guru

mengetahui intuisi yang dimiliki siswa, guru mempersiapkan demonstrasi

12

IB. Putu Mardana, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMUN 3 Singaraja Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Generatif. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, ISSN 0215-

8250 No. 2 TH. XXXIV April 2001), hal. 50

13

Fahinu, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar Matematika Pada

Mahasiswa Melalui Pembelajaran Generatif, (Bandung: Tesis Pascasarjana, UPI, 2002), hal 40-

41.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

14

yang menghasilkan peristiwa yang dapat berbeda dari intuisi siswa. Dengan

melihat peristiwa yang berbeda dari dugaan mereka maka di dalam pikiran

mereka timbul perasaan kacau (dissonance) yang secara psikologis

membangkitkan perasaan tidak tenteram sehingga dapat memotivasi mereka

untuk mengurangi perasaan kacau itu dengan mencari alternatif penjelasan.

b. Mengakomodasi keinginan siswa dalam mencari alternatif penjelasan dengan

menyajikan berbagai kemungkinan kegiatan siswa antara lain berupa

eksperimen/percobaan, kegiatan kelompok menggunakan diagram, analogi

atau simulasi, pelatihan menggunakan tampilan jamak (multiple

representation) untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Variasi

kegiatan ini dapat membantu siswa memperoleh penjelasan yang cukup

memuaskan.

c. Untuk lebih memperkuat pemahaman mereka maka guru dapat memberikan

soal-soal terbuka (open-ended questions), soal-soal kaya konteks (context-rich

problems) dan pertanyaan terbalik (reverse questions) yang dapat dikerjakan

secara kelompok.14

Teori belajar generatif merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana

seseorang siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya, seperti membangun

ide tentang suatu fenomena alam atau membangun arti suatu istilah dan juga

membangun suatu strategi untuk sampai pada penjelasan tentang pertanyaan

bagaimana dan mengapa.

Teori pembelajaran generatif dikemukakan oleh Wittrock (dalam

Grabowski, 1996) dengan asumsi bahwa siswa bukan penerima informasi yang

pasif, melainkan siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam

mengkonstruksikan makna dari informasi yang ada disekitarnya, adalah sangat

penting bagi guru untuk meminta siswa to generate ’menghasilkan’ sendiri makna

dari informasi yang diperoleh, sebagaimana dikemukakan Wittrock (dalam

Grabowski, 1996): ” although a student may not understand sentences spoken to

14

Model Pembelajaran Generatif (MPG), http://anwarholil.blogspot.com/2010/08/pembelajaran-

generatif-mpg.html. 29 Agustus 2010, 13:24.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

15

him by his teacher, it is highly likely that a student understands sentences that he

generates himself”.15

Model pembelajaran generatif memiliki empat komponen, yaitu proses

motivasi (the motivational processes), proses belajar (the learning processes),

proses penciptaan pengetahuan (the knowledge creation processes), dan proses

generasi (the processes of generation).16

a) Proses Motivasi

Proses motivasi amat ditentukan oleh minat (interest) dan atribusi

(attribution). Menurut Wittrock, persepsi siswa terhadap dirinya yang berhasil

atau gagal sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, sedangkan minat sangat

bersifat pribadi dan berasal dari diri siswa sendiri.

b) Proses Belajar

Proses belajar seseorang dipengaruhi oleh rangsangan dan niat. Faktor

penting dalam proses belajar adalah perhatian, karena tanpa perhatian, proses

belajar tidak akan pernah terjadi. Perhatian dirangsang oleh stimulus eksternal,

kemudian siswa secara aktif dan dinamik menyeleksi rangsangan tersebut.

c) Proses Penciptaan Pengetahuan

Proses penciptaan pengetahuan dilandasi pada beberapa komponen

ingatan, yaitu hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya, kepercayaan atau sistem

nilai, konsep, keterampilan strategi kognitif, dan pengalaman. Ingtan berfungsi

untuk menerima, mengkode, dan menyimpan informasi. Sementara itu, diantara

lima komponen ingatan tersebut, maka hubungan antar konsep diformulasikan,

dan kebermaknan dapat terbentuk sebagai pengetahuan seseorang. Dalam hal ini,

hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya oleh seseorang sangat berpengaruh

terhadap proses belajarnya.

d) Proses Generasi

Pada dasarnya, pada saat proses konstruksi pengetahuan, siswa

menggenerasikan hubungan antara berbagai bagian informasi yang mereka

15

Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas

Terbuka,2001), hal.79 16

Ibid, hal. 79-82

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

16

peroleh dari pengalaman mereka. Siswa kemudian mereorganisasi, mengelaborasi,

dan merekonseptualisasi informasi untuk membentuk pengetahuan.

Dalam model pembelajaran generatif, guru memiliki tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Mengajarkan kepada siswa bahwa belajar dengan pemahaman adalah

’generatif learning’.

2. Mengajarkan kepada siswa bahwa kesuksesan di sekolah bermula dari percaya

diri pada kemampuan diri sendiri dan menghargai usaha.

3. Mengajarkan kepada siswa untuk mengikuti proses membangun pemahaman

diri instruksi guru.

4. Mengajarkan kepada siswa untuk menggenerasi maksud mengapa mereka

harus belajar.17

Dari penjelasan di atas seseorang guru dapat melakukan hal-hal di bawah

ini sebagai bekal awal untuk lebih memahami tentang model pembelajaran

generatif ini:

a) Pelajari apa itu model, prakonsepsi strategi pembelajaran, sikap, dan percaya

bahwa kemampuan siswa relevan dengan apa yang diajarkan guru,

b) Mendesain struktur yang akan mengetahui, kemampuan siswa dalam

menghubungkan antara konsep materi dengan model pengetahuan.

c) Menghubungkan self control strategi agar siswa dapat diketahui kemampuan

kognitif dan efektif18

Ada beberapa hal yang mendapat perhatian khusus dalam model belajar

generatif, yaitu motivasi, perhatian, konsepsi awal dan pengalaman belajar.

Menurut Osborne dan Wittrock dalam Maria (1999), motivasi serta perhatian

siswa merupakan hal penting dalam menentukan keberhasilan belajarnya.

Penelitian sebelumnya oleh Rasker (dalam Maria, 1999) menemukan beberapa hal

yang menyebabkan beberapa hasil belajar IPA masih belum seperti yang

17

Nina Husna, Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Pada Larutan Penyangga. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 23 18

Nina Husna, Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada

Larutan Penyangga. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 23-24

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

17

diharapkan. Diantaranya karena siswa sering menunjukkan minat dan perhatian

yang rendah dalam pembelajaran serta menganggap pelajarannya sebagai sesuatu

kejadian yang terisolisir dari pengalaman hidupnya.

Model pembelajaran generatif terdiri atas empat fase (langkah)

pembelajaran yaitu:

Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Generatif

No. Fase Keterangan

1. Eksplorasi Pendahuluan

Pada fase ini guru mengeksplorasi dan

mengklasifikasi gagasan-gagasan siswa

tentang konsep-konsep yang akan dipelajari.

Prakonsepsi siswa yang tereksplorasi pada

fase ini digunakan sebagai titik awal program

pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa prakonsepsi siswa

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

belajar siswa. Prakonsepsi siswa yang pada

umumnya bersifat miskonsepsi secara terus

menerus dapat mengganggu pembentukan

konsepsi ilmiah (matematis).

2. Pemusatan Pada fase kedua guru melakukan pemusatan

yang terarah pada konsep yang akan

dipelajari siswa. Guru memberi motivasi

kepada siswa dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terbuka kepada siswa. Respon

dan gagasan siswa diinterpretasi dan

diklarifikasi. Pada pihak lain, para siswa

melakukan kegiatan-kegiatan untuk lebih

mengenal material-material yang digunakan

untuk mengeksplorasi konsep. Di samping

itu, para siswa juga mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan konsep

yang dipelajari, melakukan refleksi, dan

mengklarifikasi konsepsinya. Lebih lanjut,

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

18

para siswa mempresentasikan atau

mengkomunikasikan konsepsinya kepada

teman sejawatnya melalui diskusi kelompok

atau diskusi kelas

3. Tantangan (challenge) Pada fase ini guru berfungsi sebagai

fasilitator dan motivator pembelajaran untuk

mengubah miskonsepsi siswa menuju

konsepsi matematis, guru

mempertimbangkan dan menghargai semua

gagasan siswa, serta tetap mempertahankan

suasana diskusi. Pada pihak lain, para siswa

mempertimbangkan serta menguji gagasan

teman sejawatnya dengan jalan mencari

bukri-bukti matematis.

4. Aplikasi Kegiatan guru dalam fase keempat adalah

mulai dengan menyajikan soal-soal yang

sederhana yang dapat dipecahkan siswa

dengan menggunakan konsep-konsep

matematis. Lebih lanjut, guru membimbing

siswa untuk mengklarifikasi pandangan

matematis, dan menunjukkan bahwa

pandangan matematis itu dapat diaplikasikan

dalam suatu rentang situasi. Pada akhirnya,

guru membantu para siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang sulit.19

Dengan fase-fase pembelajaran diatas, siswa diharapkan memiliki

pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksikan/

membangun pengetahuan secara mandiri. Dengan pengetahuan awal (prior

knowledge) yang telah dimiliki sebelumnya dan menghubungkannya dengan

konsep yang dipelajari, akhirnya siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan baru.

19

Novi Faizaty, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Generatif Terhadap Motivasi Belajar

Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, hal 29-30.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

19

3. Hakikat Proses Belajar Mengajar

Setiap manusia dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu secara formal

maupun belajar non formal. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu

menjadi sudah mampu, terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku

yang saat ini nampak , tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman20

. Menurut

kaum kontruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkontruksi arti teks,

dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses

mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari

dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya

dikempangkan.21

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

ditunjukan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

kebiasaan, sikap dan tingkah laku, serta perubahan-perubahan aspek lain yang

dialami individu dalam belajar.

Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta

dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang

menafsirkan arti belajar.22

Belajar sering dianggap sama dengan menghafal. Kalau

orang tua menyuruh anaknya belajar, maka pada dasarnta ia menyuruh anaknya

untuk menghafal, yaitu menghafal berbagai materi pelajaran yang akan diujikan

Dalam konteks ini belajar adalah mengingat sejumlah fakta atau konsep.

Siswa hampir tidak pernah melihat hubungan antara materi pelajaran yang

dihafalkannya dengan mamfaat atau kebutuhannya. Pandangan bahwa belajar

sama dengan menghafal ada beberapa karakteristik yang melekat yaitu:

a. Belajar berarti menambah sejumlah pengetahuan

b. Belajar berarti mengembangkan kemampuan intelektual

20

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006), hal. 76 21

Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Penelitian, (Yogyakarta:Kanisius, 1997),h.61 22

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.64

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

20

c. Belajar adalah hasil bukan proses23

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai

objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain

adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.

Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara

aktif untuk mencapainya.24

Kegiatan belajar mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan

tertentu.

b) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang

direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik

d) Adanya aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar.

e) Aktor guru yang cermat dan tepat

f) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-

masing.

g) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

h) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.25

Hilgrad dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning (1975)

mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-

ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan

sesaat seseorang.26

23

Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Kencana Prenada Media group, 2005), hal 87-88 24

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT. Rineka

Cipta, 2002),h.38 25

Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h.11 26

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h.84

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

21

Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Lameto (1987)

meliputi:

(1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar

bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya

berkembang, dan lain-lain.

(2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan

proses yang statis karena terus berkembang secara grandual dan setiap hasil

belajar memiliki makna dan guna yang praktis.

(3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju

perubahan yang lebih baik.

(4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika

perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.

(5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang

hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui

belajar.

(6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian

tertentu secara parsial.27

James O. Whittaker (dalam Djamarah), merumuskan belajar sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau

pengalaman.28

Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa

belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia.

Perubahan dalam menunjukan kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan

semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam

belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti

pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai.

Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan

bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam

segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

27

Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h.10 28

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002) cet ke-1. h.12

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

22

pengalaman.29

Pada definisi yang dikemukakan oleh Witting menekankan pada

perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko fisik organisme yang didasarkan

pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan

indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat

diobservasi langsung.30

Sedangkan penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan

untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan. ia

menerima.31

. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dan seseorang

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui

pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak setelah terjadi

perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses

belajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Jadi belajar ditandai oleh dua faktor yaitu adanya pengalaman

dan perubahan. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang melalui proses latihan

atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik sebelumnya.

Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku.

Dari sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar menjadi tiga ranah yakni: Kognitif,

afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini, penulis hanya mengungkapkan hasil

belajar pada ranah kognitif saja dalam pengaruh model pembelajaran generatif.

Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan intelektual, seperti

mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi. Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif

29

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.89 30

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, loc. Cit., h. 89 31

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Press,

2006) cet ke-1, h.14

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

23

berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dkk,

dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam jenjang kemampuan,

yakni:

(a) Mengingat (C1), jenjang mengingat meliputi kemampuan menyatakan

kembali fakta, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya.

(b) Memahami (C2), jenjang memahami meliputi kemampuan menangkap arti

dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram,

atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan

matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu

(ekstrapolasi dan interpolasi), serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip

dengan kata-kata sendiri.

(c) Menerapkan (C3), yang termasuk jenjang menerapkan ialah kemampuan

menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru

atau pada situasi konkrit.

(d) Menganalisis (C4), jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu

informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur

informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.

(e) Mensinresis (C5), yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk

mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu

keseluruhan yang terpadu.

(f) Menghasilkan karya (C6), kemampuan pada jenjang evaluasi ialah

kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian,

pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

4. Hasil Belajar Fisika

Pendidikan sains atau lebih dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), seperti pendidikan pada umumnya, memiliki peranan yang sangat penting

dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual anak. Dengan

berbagai upaya dilakukan, pendidikan sains senantiasa mengalami pengkajian

ulang dan pembaruan untuk mencari bentuknya yang paling sesuai.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

24

Menurut hardy dan Fleer pengertian sains dalam perspektif yang lebih

luas adalah sebagai berikut:

a. Sains sebagai kumpulan pengetahuan, mengacu pada kumpulan berbagai

konsep sains yang sangat luas. Sains dipertimbangkan sebagai akumulasi

berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai

penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta,

konsep, teori, dan generalisasi yang menjelaskan tentang alam.

b. Sains sebagai suatu proses penelusuran (investigation), umumnya merupakan

suatu pandangan yang menghubungkan gambaran sains yang berhubungan

erat dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya.

c. Sains sebagai kumpulan nilai, berhubungan erat dengan penekanan sains

sebagai proses.

d. Sains sebagai suatu cara untuk mengenal dunia, proses sains dipengaruhi oleh

cara dimana orang memahami kehidupan dan dunia di sekitarnya.

e. Sains sebagai institusi sosial, sains seharusnya dipandang dalam pengertian

sebagai kumpulan profesional, di mana malalui sains para ilmuan dilatih dan

diberi penghargaan akan hasil karya yang telah dihasilkan, didanai, dan diatur

dalam masyarakat, dikaitkan dengan unsur pemerintah bahkan dipengaruhi

oleh politik.

f. Sains sebagai hasil konstruksi manusia, pandangan ini menunjuk pada

pengartian bahwa sains sebenarnya merupakan penemuan dari suatu kebenaran

ilmiah mengenai hakikat semesta alam.

g. Sains sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, orang menyadari bahwa apa

yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat

dipengaruhi oleh sains.32

Secara sederhana pengertian fisika ialah ilmu pengetahuan atau sains

tentang energi, transformasi energi, dan kaitannya dengan zat. Sebagaimana sains

yang lain, fisika juga mengalami perkembangan yang pesat terutama sejak abad

ke-19. Oleh karena itu orang membagi fisika dalam fisika klasik dan fisika

modern. Fisika klasik merupakan akumulasi dari pengatahuan, teori-teori, hukum-

32

Sumaji, Pendidikan Sains yang Hunanistis, (Yogyakarta:Kanisius, 1998), h 144-115

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

25

hukum tentang sifat zat dan energi yang sebelum tahun 1900 mengalami

penyempurnaan. Fiska modern mempelajari struktur dasar suatu zat, yakni

molekul, atom, inti serta partikel dasar.33

Fisika adalah ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang dapat

diamati oleh manusia. Jadi, jelas bahwa teknik-teknik pengamatan (observasi)

merupakan bagian yang amat penting dalam pengajaran fisika. Manusia memiliki

lima indera, tetapi khususnya ilmu fisika yang terutama menggarap benda mati,

penglihatan dan pendengaran merupakan dua indera yang paling banyak dipakai.34

Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam

lingkup ruang dan waktu. Fiska adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian

alam serta interaksi antara benda-benda, atau materi-materi di alam ini. Banyak

faktor yang dapat membuat pembelajaran fisika menjadi lebih menarik dan

menghasilkan prestasi siswa yang lebih tinggi. Namun, satu faktor terpenting

untuk hal itu adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Siswa terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau berlatih

menggunakan objek konkret sebagai bagian dari pelajaran.

Ilmu fisika tidak hanya menggarap gejala dan perilaku alam secara

kualitatif, tetapi juga secara kuntitatif. Untuk itu, diperlukan juga unsur

kecermatan dan ketelitian, yang menjadi salah satu andalan dari kemahiran

pengamatan. Yang dimaksud dengan “pengamatan” di sini bukan hanya

pengamatan secara langsung, tetapi juga pengamatan tidak langsung.35

33

Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h 31 34

Suprapto Brotosiswoyo, Hakikat Pembelajaran MIPA Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Pekerti-

MIPA, 2001), h.6 35

Suprapto Brotosiswoyo, Hakikat Pembelajaran MIPA Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Pekerti-

MIPA, 2001), h.7

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

26

5. Perpindakan Kalor

a. Konduksi

Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan

bagian-bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung

batang besi kita panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas, lihat

pada gambar.

Gambar 2.1 Konduksi kalor pada logam

Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang

panas ke bagian yang dingin. Pada peristiwa konduksi kalor berpindah dari satu

molekul ke molekul lain dalam batang besi. Molekul-molekul pada ujung besi

yang dipanaskan akan bergetar lebih cepat karena menerima kalor. Getaran ini

mengakibatkan molekul di sampingnya ikut bergetar.

Getaran ini juga mengakibatkan molekul disampingnya lagi ikut bergetar.

Demikian seterusnya, sampai molekul-molekul pada ujung besi yang lain juga

ikut bergetar. Akibatnya, ujung besi itu yang semula dingin berubah menjadi

panas. Berdasarkan kemampuan manghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Benda-benda yang dapat

dilewati kalor dengan baik disebut penghantar kalor atau konduktor. Sebaliknya,

benda-benda yang sangat sulit dilewati kalor disebut penghambat kalor atau

isolator.

Tabel 2.3 Beberapa Zat yang Bersifat Konduktor dan Isolator

Konduktor Isolator

Tembaga

Aluminium

Besi

Emas

Kayu

Kapas

Plastik

Wol

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

27

Seng

Raksa

Silikon

Gabus

Kertas

Karet

Daya hantar kalor adalah kemampuan benda untuk menghantarkan kalor.

Zat yang daya hantar kalornya besar sangat mudah dilewati kalor. Sebaliknya, zat

yang daya hantar kalornya kecil sangat sulit dilewati kalor. Dengan demikian,

perbedaan antara isolator dan konduktor sebenarnya terletak pada daya hantar

kalornya. Pada umumnya logam merupakan konduktor yang baik.

Sifat udara sebagai isolator banyak dimanfaatkan pada pembuatan

pakaian di negara-negara yang mengalami empat musim. Pada musim dingin

orang memakai pakaian yang bahannya terbuat dari wol. Pada serat kain wol

banyak terdapat celah yang berisi udara. Dengan demikian, ketika dikenakan

pakaian wol tersebut terasa hangat karena udara dingin di luar tertahan oleh udara

yang ada di bahan pakaian.

Baik konduktor maupun isolator sangat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari.

Peralatan seperti panci, ceret, dan setrika biasanya terbuat dari bahan logam

karena logam merupakan penghantar kalor yang baik

Gagang panci, ceret, dan setrika biasanya terbuat dari bahan kayu atau plastik

karena kedua bahan tersebut merupakan isolator yang baik.

b. Konveksi

Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan bagian

perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi

dapat terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi pada air

contohnya memasak air. Karena mendapatkan kalor, bagian-bagian air yang

dipanaskan memuai sehingga massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air

yang masih dingin di atasnya. Oleh karena itu, air yang panas ini naik, sedangkan

air yang dingin turun menggantikan tempat yang kosong di bawahnya.

Sesampainya di bawah, air dingin ini akan mendapatkan pemanasan.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

28

Air akan kembali naik ketika massa jenisnya telah menjadi lebih kecil.

Demikian seterusnya, hingga terjadi perputaran air yang disebabkan oleh

perbedaan massa jenis. Air yang berputar ini menyerap kalor saat mendapat

pemanasan. Jadi, kalor berpindah dengan mengikuti aliran air. Konveksi pada gas,

misalnya udara. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara

adalah sebagai berikut:

1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, pada siang hari daratan

lebih cepat menjadi panas daripada lautan, sehingga udara di daratan naik dan

digantikan oleh udara dari lautan.

2) Adanya angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, pada malam hari

daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di

atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.

3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rumah

4) Adanya cerobong asap pabrik.

c. Radiasi

Pada siang hari kita merasakan panasnya sinar matahari, berarti, kita

merasakan kalor yang dipancarkan matahari. Apakah kalor dari matahari

berpindah secara konduksi ataukah secara konveksi? Telah dibuktikan secara

ilmiah bahwa ruang hampa antara matahari dan bumi kebanyakan berupa ruang

hampa udara. Hampir tidak ada zat yang mengisi ruang tersebut. Dengan

demikian, perpindahan kalor dari matahari ke bumi tidak melalui zat atau dibawa

oleh zat. Oleh karena itu, perpindahan kalor tersebut bukan merupakan konduksi

atau konveksi. Perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara disebut

radiasi.

Kita merasakan panas saat terkena cahaya matahari atau terkena cahaya

dari api unggun. Bila kita menghalangi cahaya matahari dengan memakai payung,

maka kita tidak lagi merasakan panasnya cahaya matahari tersebut. Hal yang sama

terjadi kalau kita menghalangi tubuh kita terhadap cahaya yang dipancarkan api

unggun dengan menggunakan tabir. Makin panas suatu benda berarti makin

banyak kalor yang dipancarkannya. Permukaan yang hitam dan kusam adalah

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

29

penyerap atau pemancar radiasi kalor yang baik. Permukaan yang putih dan

mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buruk. Mengamati daya

serap radiasi kalor, lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Mengamati Daya Serap Radiasi Kalor

Ketika mendapat radiasi, bohlam bercat hitam menyerap kalor lebih

banyak. Akibatnya, suhu ruang di dalam bohlam bercat hitam naik lebih cepat

daripada suhu ruang di dalam bohlam bercat putih. Karena suhunya naik maka

tekanan menjadi lebih besar. Akibatnya, permukaan air di bawah bohlam hitam

turun. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa permukaan benda hitam turun.

Merupakan penyerap kalor yang baik. Sebaliknya, permukaan benda putih

merupakan penyerap kalor yang buruk.

Selain menyerap kalor, benda juga memancarkan kalor. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan para ahli, jika suatu benda merupakan penyerap kalor

yang baik, benda itu juga merupakan pemancar kalor yang baik. Sebaliknya,

benda yang merupakan penyerap kalor yang buruk juga merupakan pemancar

kalor yang buruk. Oleh karena itu, pada malam hari yang dingin kita akan merasa

lebih dingin jika memakai pakaian hitam, karena kalor yang ada di tubuh kita

diserap oleh pakaian dan kemudian dipancarkan keluar. Sebaliknya, jika memakai

baju putih mengkilap, kita akan merasa nyaman karena baju tersebut hanya sedikit

menyerap dan memancarkan kalor dari tubuh kita.

d. Mencegah Perpindahan Energi kalor

Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang

tersebut. Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti

termos dan setrika listrik.

1) Termos

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

30

Mengapa permukaan di dalam botol termos mengkilap? Dindingnya

berlapis dua dan ruang di antara kedua dinding itu dihampakan. Dengan

demikian, zat cair yang ada di dalamnya tetap panas untuk waktu yang relatif

lama. Termos dapat mencegah perpindahan kalor, baik secara konduksi,

konveksi, maupun radiasi.

2) Setrika Listrik

Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus dan tidak kusut?

Didalam setrika listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk

kumparan. Kumparan nikelin ini ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik

mengalir, filamen setrika listrik menjadi panas. Panas ini dikonduksikan pada

dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian yang disetrika. Dengan

demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang disetrika.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. I wayan Redhana dan I Dewa Ketut Sastrawidana (2001/2002). Jurusan

Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Dengan judul ”

Pembelajaran Generatif dengan Strategi Pemecahan Masalah Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia dasar II”. Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan pada mata kuliah kimia dasar II mahasiswa TPB jurusan

pendidikan kimia, terdiri dari 23 orang mahasiswa. Penelitian ini dirancang

dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan. Temuan

penelitian ini menunjukan bahwa aktifitas dan hasil belajar mahasiswa

tergolong baik.

2. Abdi Rinaldi (2006). Dengan judul ” Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme

Dengan Strategi Generative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Senyawa Hidrokarbon”. Studi kasus di SMA Setia Budi Sungailiat

Bangka, mahasiswa jurusan IPA pendidikan kimia. Temuan penelitian ini

menunukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen

dibandingkan dengan kelas kontrol.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

31

3. Nina Husna (2007/2008) dengan Judul ” Penerapan Pembelajaran Generatif

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga”. Sebuah

penelitian tindakan kelas di Mas As-syafi’iyah 01 Tebet Jakarta Selatan, yang

terdiri dari 30 orang siswa. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi

tentang pentingnya penerapan konstruktivisme berbasis generatif untuk

meningkatkan pemahaman siswa pada konsep larutan penyangga demi

tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran kimia. Penelitian ini

dirancang dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi tindakan.

Penelitian ini dapat menarik kesimpulan bahwa berdasarkan siklus-siklus dan

metode-metode yang telah dilalui dapat terlihat meningkatnya pemahaman

siswa melalui proses pembelajaran generatif.

4. IB. Putu Mardana. Program Studi Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja.

Dengan judul “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMUN 3

Singaraja Melalui Implementasi Model Pembelajaran Generatif.” Sebuah

penelitian tindakan kelas di SMUN 3 Singaraja, yang terdiri dari 49 orang

siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang

terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,

tahap tindakan, tahap observasi/evaluasi dan tahap refleksi. Berdasarkan

temuan ini, disarankan agar guru dapat menerapkan Model Pembelajaran

Generatif secara berkesinambungan dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

5. Suryani Lily (2004/2005). Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas

Negeri Malang, dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Generatif

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Fisika

Siswa” Kelas XI IA-2 SMAN 7 Malang. Sebuah penelitian tindakan kelas

(PTK), penelitiannya terdiri dari dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa SMAN 7 Malang kelas XI IA-2 dengan jumlah siswa 33 orang.

Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran

generatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar

siswa kelas XI IA-2 SMAN 7 Malang.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

32

6. Sutarman dan Suwasono (2003), sebuah penelitian di SLTP Negeri 17 Malang

menyimpulkan bahwa strstegi pembelajaran generatif dapat (1) meningkatkan

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar fisika pada pokok bahasan

energi dan kemagnetan di SLTP Negeri 17 Malang, dan (2) penerapan model

generatif dapat meningkatkan keterampilan proses fisika siswa.

7. Yuslina.(2008/2009). Jurusan Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Generative Learning Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Yang Bernuansa Nilai”. Sebuah

penelitian quasi eksperimen di MTs Negeri Rajeg Tangerang. Berdasarkan

temuan ini, disarankan agar guru dapat menerapkan pembelajaran generative

learning atau model-model pembelajaran yang berorientasi konstruktivisme

pada materi-materi yang dianggap sesuai untuk menggunakan model tersebut

karena dapat meningkatkan aktivitas minat, dan hasil belajar siswa.

8. Made Sumadi (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengembangan

Strategi Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Aktivitas Mengajukan

Masalah, Kemampuan Berargumentasi, dan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SLTP

Negeri I Singaraja. Menyimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran

generative yang dilaksanakan dengan pengembangan LKS, dapat

meningkatkan aktivitas siswa, khususnya aktivitas bertanya/mengajukan

masalah, meningkatkan hasil belajar siswa dan tanggapan guru maupun siswa

terlibat langsung dalam pembelajaran ini tergolong positif.

C. Kerangka Berpikir

Menjadi guru merupakan profesi yang mulia, karena itu adalah

keniscayaan bagi seorang guru untuk memfungsikan dirinya pada tataran

kemuliaan profesinya, yaitu dengan menjadikan guru sebagai washilah

pembentukan karakter murid, dimana pondasi paradigmanya tidak sekedar

mengajar tetapi belajar. Menjadi guru yang mampu mengajar dengan baik dikelas,

selalu kaya dengan ide-ide, kaya dengan kreatifitas adalah dambaan setiap orang.

Sedangkan kompetensi profesi seorang guru sangat ditentukan oleh

kecakapan/keterampilannya sebagai guru.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

33

Penguasaan fisika sejak dini sangat diperlukan, karena mempunyai

banyak manfaat. Selain untuk pemakaian praktis dalam kehidupan sehari-hari,

fisika berguna sebagai sarana pembentuk pola pikir, maupun sebagai landasan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam belajar fisika, siswa

akan menjumpai ide-ide atau konsep-konsep yang tersusun secara hirarkis dan

saling berhubungan. Namun demikian, konsep-konsep fisika tersebut bukanlah

tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Artinya konsep-konsep fisika yang abstrak

tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa kita temukan

dalam model pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme telah

dapat perhatian yang besar dikalangan peneliti pendidikan sains pada masa akhir-

akhir ini. Model ini memiliki masa depan yang menjanjikan dalam bidang

pendidikan sains. Model ini merupakan pengembangan dari teori perkembangan

kognitif piaget.

Beberapa alasan menggunakan Model Pembelajaran Generatif

diantaranya: peserta didik cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran fisika,

karena ketidaktahuan mereka mengenai kegunaan fisika dalam kehidupan sehari-

hari, tidak adanya praktikum dalam pembelajaran fisika, sehingga peserta didik

sulit memahami konsep fisika dan mengakibatkan hasil belajar fisika yang masih

rendah, guru kurang menantang kemampuan berpikir siswa dalam proses belajar,

dan guru kurang memberikan soal-soal terbuka yang dikerjakan secara

berkelompok. Model pembelajaran generatif memperlihatkan bahwa peserta didik

bukan penerima informasi yang pasif, melainkan aktif berpartisipasi dalam proses

belajar mengajar, pembelajaran ini merupakan proses aktif dalam membuat

sebuah pengalaman menjadi masuk akal dan proses ini sangat dipengaruhi oleh

apa yang sudah diketahui orang sebelumnya. Karena itu, dalam setiap kegiatan

pembelajaran guru harus memperoleh atau sampai pada persamaan pemahaman

dengan murid.

Model pembelajaran generatif pada pembelajaran sains akan memberi

keuntungan, selain pembelajaran fisika menjadi lebih bermakna dan tuntas, juga

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang generatif dan menyenangkan,

peserta didik mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide dan masalah-

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

34

masalah serta mendiskusikan perihal konsep yang terkait dengan pembelajaran

fisika tanpa dibebani rasa takut serta berargumentasi menuju pada penguasaan

konsep yang ilmiah. Singkatnya dengan menggunakan model pembelajaran

generatif, hasil belajar peserta didik akan meningkat.

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran

generatif terhadap hasil belajar fisika.

Hasil Belajar

Hasil belajar fisika yang masih

rendah

Sulitnya siswa memahami konsep

fisika

Tidak adanya praktikum

Ketidaktahuan siswa mengenai

kegunaan fisika dalam kehidupan

sehari-hari

Guru kurang menantang

kemampuan berpikir siswa dalam

proses belajar

Guru kurang memberikan soal-soal

terbuka yang dikerjakan secara

berkelompok

Evaluasi Belajar

Penerapan model

pembelajaran generatif

Konsep Perpindahan

Kalor

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dapat dilakukan di SMP Aulia Bogor. Pada semester ganjil

tahun ajaran 2010/2011 bertepatan dengan konsep Perpindahan Kalor.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment.

Metode quasi eksperimen berbeda dengan eksperimen sejati, penempatan subjek

dalam kelompok yang dibandingkan dalam desain quasi experiment (eksperimen

semu) menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi

perlakuan, bukan menggunakan sujek yang diambil secara acak.36

Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Pretest-Posttest

Control Group Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok

yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu.37

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Kelompok eksperimen.

O2 : Kelompok kontrol

X1 : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen

X2 : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol

36

http://Pakguruku.blogspot.com/2009/10/metode-penelitian-experimen-semu-quasi.html 37

Dimiter M. Dimitrov and Philip D. Rumrill, Jr. Pretest-Posttest design and Measurement Of

Change. Hal. 160

35

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

36

O1 : Pretest

O2 : Posttest

Dari tabel 3.1 pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan pretest

pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan soal yang sama, kemudian

dilanjutkan dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap kelompok,

kelompok eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

generatif, sedangkan kelompok kontrol diajarkan dengan menggunakan metode

ceramah.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah sebagaian dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti

menentukan populasi dan sampel sebagai berikut :

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah SMP Aulia

Bogor yang terdaftar dalam semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu siswa SMP Aulia Bogor kelas

VIII semester ganjil tahun ajaran 2010-2011, yang terdiri dari empat kelas

yaitu kelas VIII.1 –VIII.4.

3. Sampel

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini yaitu VIII.3 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu proses pemilihan sampel oleh peneliti yang memberi

hak kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.38

38

Yanti Herlanti, Tanya jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains (Makalah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008), h.23

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

37

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan :

a. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Survei tempat untuk uji coba instrumen dan penelitian.

c. Membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat

dengan bimbingan dosen pembimbing., Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), skenario pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang

diujikan. Kemudian mempersiapkan alat percobaan, LKS, desain alat

evaluasi serta segala hal yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran

di kelas eksperimen.

d. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrumen, dan

memperbaiki instumen.

2. Tahap Pelaksanaan:

a. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

b. Memberikan tes awal (pre-tes) pada kelas eksperimen dan kelas control

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

akan disampaikan.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran Generatif.

d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah).

e. Memberikan tes akhir (post-tes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.

f. Membandingkan antara hasil pretest dengan posttest untuk menentukan

apakah ada perbedaan yang muncul. Jika sekiranya perbedaan itu ada,

maka hal itu tidak lain disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang

diberikan.

3. Tahap Akhir :

a. Analisis data

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

38

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari

pengolahan data

Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat

lebih jelas pada gambar di bawah:

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

39

Gambar 3.1 Bagan Tahap-tahap Prosedur Penelitian

Tahap

Persiapan Mengurus surat izin penelitian

Survei tempat uji coba instrumen

Membuat instrumen penelitian,

RPP, LKS

Pretest

Pelaksanaan

pembelajaran

Uji coba instrumen, analisis hasil uji

coba instrumen, dan perbaikan

instrumen

Tahap

Pelaksanaan

Posttest

Kesimpulan

Hasil Penelitian

Tahap

Akhir Analisis data

Kelas eksperimen :

Menggunakan model

pembelajaran

Generatif

Kelas kontrol :

Menggunakan model

pembelajaran

konvensional

(ceramah)

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

40

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, tes yang digunakan

pada penelitian ini untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang

meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis

(C4).

Tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes tertulis berupa tes objektif

(short answer test). Pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Tes disususn

berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP), tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah

pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai

satu (1) untuk jawaban yang benar dan bernilai nol (0) untuk jawaban yang salah.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian

tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan GBPP SMP Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

3. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi

4. Instrumen yang telah dibuat kemudian di konsultasikan ke dosen pembimbing

5. Melaksanakan uji coba instrumen.

Adapun kisi-kisi instrumen tes hasil belajar model pembelajaran

generatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lihat struktur kisi-kisi instrumen).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Kompet

ensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Indikator Aspek yang diukur Σ

soal

%

Soal C1 C2 C3 C4

2.3

Men

deskr

ipsik

an

cara

Perpindahan

Kalor

Konduksi,

faktor-faktor

yang

Mendeskripsik

an cara

perpindahan

kalor secara

konduksi

1,2*,

9,17*

3,4,2

3

5,6,2

2*

7,8,

24,3

2*

14

35%

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

41

perpi

ndah

an

kalor

dala

m

kehid

upan

sehar

i-hari

mempengar

uhi

perpindahan

kalor secara

konduksi,

peristiwa

konduksi

dan

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Konveksi,

faktor-faktor

yang

mempengar

uhi konveksi

dan

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari

Radiasi, dan

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari

Mendeskripsik

an cara

perpindahan

kalor secara

konveksi

10,18

,25*

11,12

*,28

13,14

*,19,

21,

15*,

16,3

1

13

32,5

%

Mendeskripsik

an cara

perpindahan

kalor secara

radiasi

26,33

,34*

20,27

,35*,

36,

29,30

*,38,

37

39,4

0* 13

32,5

%

Jumlah 10 10 11 9 40

100%

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan posttest. Pretest

adalah hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan

awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran generatif. Sedangkan posttest

adalah tes hasil belajar sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

generatif untuk melihat ketuntasan hasil belajar dan apakah terdapat pengaruh

hasil belajar akibat adanya perlakuan.

H. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y). Variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:

1. Variabel bebas / independent (X) yaitu model pembelajaran Generatif pada

sub konsep Perpindahan Kalor.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

42

2. Variabel terikatnya / dependent (Y) yaitu hasil belajar siswa pada sub konsep

Perpindahan Kalor.

I. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika adalah tes

obyektif ( pretest dan posttest) berupa tes pilihan ganda ( multiple choice) dengan

empat pilihan. Soal-soal yang diajukan berupa materi yang akan dibahas pada

pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian adalah dengan memberikan nilai 1

apabila siswa menjawab dengan benar dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah.

Sebelum diberikan kepada sampel, soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan pada

siswa kelas VIII SMP Al-Aulia Bogor. Uji coba ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti uji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda.

1. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar

berupa tes obyektif, maka untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini

digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu39

:

)1.3..(..................................................

)()(

))((

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Dengan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

X : skor tiap butir soal

Y : skor total butir soal

N : jumlah siswa

39

Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) , hal. 206

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

43

Setelah nilai koefisien korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi

untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan

menggunakan statistik uji-t dengan rumus:

)2.3(................................................................................1

2

2

xy

xy

hitung

r

nrt

Keterangan:

t hitung = nilai hitung koefisien validitas

r xy = koefisien korelasi tiap butir soal

n = jumlah responden

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada

signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah

keputusannya:

jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya;

jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas menggunakan korelasi Pearson

Product Moment dari 40 butir soal yang dibuat diperoleh 27 soal yang valid dan

13 soal yang tidak valid, lihat lampiran.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks

korelasinya (r) pada tabel 3.2 sebagai berikut:40

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,8 < r ≤ Sangat tinggi

0,6 < r ≤ 0,8 Tinggi

0,4 < r ≤ 0,6 Cukup

0,2 < r ≤ 0,4 Rendah

0,0 < r ≤ 0,2 Sangat rendah

40

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 75

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

44

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai

apa yang dinilainya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus K – R. 20, yaitu41

:

)3.3......(................................................................................1 2

2

11

S

pqS

n

nr

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah skor varians)

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes, nilai yang

didapat dari 27 butir soal yang valid, reliabilitasnya yaitu sebesar 0,78, lihat

lampiran.

Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh

digunakan tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,9 < r ≤ Sangat Tinggi

0,7 < r ≤ 0,9 Tinggi

0,4 < r ≤ 0,7 Sedang

0,2 < r ≤ 0,4 Rendah

0,0 < r ≤ 0,2 Kecil

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sulit. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya suatu soal disebut indeks

41

Ibid, h. 100-101

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

45

kesukaran (difficulty indekx). Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal

digunakan rumus:42

)4.3....(....................................................................................................JS

BP

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran, terdapat 2 butir soal termasuk

kategori sukar, 34 butir soal termasuk kategori sedang, dan 4 butir soal termasuk

kategori mudah, lihat pada lampiran.

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang

diperoleh digunakan Tabel 3.4 sebagai berikut:43

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,0 < r ≤ 0,3 Sukar

0,3 < r ≤ 0,7 Sedang

0,7 < r ≤ 1,0 Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Angka yang

menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui

indeks diskriminasi, digunakan rumus:44

)5.3.........(......................................................................BA

B

B

A

A PPJ

B

J

BD

42

Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.

43

Ibid., h. 210

44

Ibid, h. 213.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

46

Keterangan:

D = daya pembeda (indeks diskriminasi)

Ba = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

Ja = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P sebagai taraf

kesukaran).

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal diperoleh, tidak

terdapat soal dengan kategori baik sekali, kategori baik sebanyak 3 butir soal,

kategori cukup sebanyak 23 butir soal, kategori jelek 12 butir soal, dan kategori

sangat jelek (drop) sebanyak 2 butir soal. Lihat pada lampiran.

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut :45

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,0 < r ≤ 0,2 Jelek (poor)

0,2 < r ≤ 0,4 Cukup (satisfactory)

0,4 < r ≤ 0,7 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

J. Teknik Analisi Data Hasil Belajar

1. Prasyarat Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

45

Ibid., h. 218

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

47

penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah uji normalitas

adalah sebagai berikut:46

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari nilai Rentangan (R)

terkecilskorterbesarskorR

3) Mencari Banyaknya Kelas ( BK )

NLogBK 3,31 (Rumus Sturgess)

4) Mencari nilai panjang kelas ( i )

BK

Ri

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No. Kelas Interval f Nilai Tengah ( ix ) 2

ix ixf . 2. ixf

Jumlah Σ f = - - Σ ixf . = Σ2

. ixf

=

6) Mencari rata-rata (mean)

n

xfx

i

7) Mencari simpangan baku (standard deviasi)

1

.22

nn

xfxfns

ii

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a). Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

b). Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

46

Devi Solehat, Implementasi Model Pembelajaran Novick Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fisika Siswa SMP, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d.,

2008), h. 51-52.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

48

s

xKelasBatasZ

c). Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

d). Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua

dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya.

e). Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden.

9) Mencari chi-kuadrat hitung (χ2

hitung)

10) Membandingkan χ2

hitung dengan χ2

tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan

(dk) = n-1, dengan kriteria:

Jika χ2hitung ≥ χ

2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan

Jika χ2hitung ≤ χ

2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal.

b) Uji Homogenitas

Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji

kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor

setiap variabel memiliki varians yang homogen. Teknik yang digunakan untuk uji

homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Bartlett. Adapun langkah-

langkah uji homogenitas dengan Bartlet menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad

Sandy, yaitu:47

1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel

penolong

47

Devi Solehat, op.cit., h. 52-53.

)6.3......(........................................

1

2

2

k

i fe

fefo

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

49

Kelompok dk (n-1) iS iSLog iSLogdk.

Σ = Σ (n-1) = - - Σ iSLogdk. =

Si = varians (kuadrat standar deviasi )

2) Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada

1

1

i

ii

gabungann

SnS

3) Menghitung Log S

4) Menghitung nilai B, yaitu:

1log inSB

5) Menghitung nilai χ2

hitung

iihitung SnB log110ln2

Dengan:

iii LogSdkSn .log1

Sehingga:

ihitung SLogdkB .10ln2

6) Membandingkan χ2

hitung dengan nilai χ2

tabel untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n - 1, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika χ2hiung ≥ χ

2tabel, berarti Tidak Homogen, dan

Jika χ2hiung ≤ χ

2tabel, berarti Homogen.

2. Analisis /Hipotesis

Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan

harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan

kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan

varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan:

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

50

21

21

11

nnS

xxt

g

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnSg

1) Untuk Data Berdistribusi Normal dan Homogen

Untuk data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis

digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:48

.......... ........................................(3.7)

Dengan:

............. ............................(3.8)

Dimana:

1x = rata-rata skor kelompok eksperimen

2x = rata-rata skor kelompok kontrol

gS = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

2

1S = varians kelompok eksperimen

2

2S = varians kelompok kontrol

n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

a) Mengajukan hipotesis, yaitu:

1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X ≠Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

48

Subana et.al., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 171.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

51

2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X = Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

b) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t

c) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)

d) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05

e) Menguji hipotesis

Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.

Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95.

2) Untuk Data Berdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Menurut Sudjana dalam Ratih Komala, maka untuk menguji hipotesis

digunakan statistik t’ sebagai berikut:49

)9.3.....(................................................................................'

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

XXt

Dengan:

1X : rata-rata skor kelompok eksperimen

2X : rata-rata skor kelompok kontrol

2

1s : standar deviasi kelompok eksperimen

2

2s : standar deviasi kelompok kontrol

n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

49

Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 174-175

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

52

n2 : jumlah anggota sampel kelompok control

Kriteria pengujian adalah, terima hipotesis 0H jika:

–NKt’< t

’< NKt

’ atau

21

2211

21

2211 'ww

twtwt

ww

twtw

2

2

221

2

11 /;/ nswnsw

Dengan:

12

11

12

11

22

11

ntt

ntt

Untuk harga t’ lainnya, 0H ditolak.

3. Uji Normal Gain

“Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dilakukan guru”. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan

bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah

berbeda, digunakan uji normal gain.

Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:

)10.3.(..................................................pretestskoridealskor

pretestskorposttestskorgainN

Menurut Richard R. Hake, dengan kategorisasi perolehan,:50

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,7

g-sedang : nilai 0,7 e”(<g>)e” 0,3

g-rendah : nilai (<g>) < 0,3

“Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua

kelompok dilakukan statistik parametrik, yaitu uji-t.

50 Richard R. Hake, Interactive-engangement vs traditional methods: A six-thousand-student

survey of mechanics test data for introductory physics courses, (Department of Physics, Indiana

University, Bloomington, Indiana 47405) http://www.Physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-

Gain.Pdf.hal 3

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

53

K. Hipotesis Statistik

Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ho : X = Y

Ha : X > Y

Keterangan:

Ho : Hipotesis nihil

Ha : Hipotesis alternatif

X : Nilai rata-rata hasil belajar siswa sesudah diajar dengan model pembelajaran

generatif (postest).

Y : Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diajar dengan model pembelajaran

generatif (pretest).

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1) Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian, hasil belajar pretest pada

kelompok eksperimen dari 40 siswa yang dijadikan sampel diperoleh skor

terendah 20 dan skor tertinggi 65, skor rata-rata sebesar 40,3, varians (11,43) 2 dan

simpangan baku 11,43. Untuk kelompok kontrol dari 40 siswa yang dijadikan

sampel diperoleh skor terendah 15 dan skor tertinggi 65, skor rata-rata sebesar

37,33, varians (13,13) 2 dan simpangan baku 13,13.

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Hasil Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

Pretest Pretest

N 40 40

Skor max 65 65

Skor min 20 15

Rata-rata (Mean, x ) 40,3 37,33

Simpangan Baku 11,43 13,13

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat dibuat sebuah

diagram batang yang disajikan pada gambar 4.1 berikut ini.

54

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

55

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Dari diagram batang di atas terlihat bahwa pada kelompok eksperimen

terdapat tiga orang siswa atau sebesar 7,5% yang mendapat nilai terendah pada

interval 15-23. Skor terbanyak berada pada interval 33-41 yaitu tiga belas orang

siswa atau sebesar 32,5%., dan skor tertinggi berada pada interval 60-68 sebanyak

empat siswa atau sebesar 8%. Untuk kelompok kontrol, terdapat dua orang siswa

atau sebesar 5% yang mendapat nilai terendah yaitu pada interval 51-59. Skor

terbanyak berada pada interval 24-32 yaitu tiga belas siswa atau sebesar 32,5%,

dan skor tertinggi berada pada interval 60-68 sebanyak tiga orang siswa atau

sebanyak 7,5%.

2) Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dari hasil

posttest pada kelompok eksperimen, dari 40 siswa yang dijadikan sampel

diperoleh skor terendah 45 dan skor tertinggi 95, skor rata-rata sebesar 67,

varians (10,39) 2 dan simpangan baku 10,39. Sedangkan untuk kelompok kontrol

dari 40 siswa yang dijadikan sampel diperoleh skor terendah 30 dan skor

tertinggi 80, skor rata-rata sebesar 56,7, varians (12,2) 2 dan simpangan baku 12,2

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

56

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Hasil Posttest

Kelompok Eksperimen

Statistik Eksperimen Kontrol

Posttest Posttest

N 40 40

Skor max 95 80

Skor min 45 30

Rata-rata (Mean, x ) 67 56,7

Simpangan Baku 10,39 12,2

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat dibuat sebuah

diagram batang yang disajikan pada gambar 4.3. berikut ini.

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol

Berdasarkan diagram batang di atas, terlihat bahwa hasil posttest pada

kelompok eksperimen terdapat lima orang siswa atau sebesar 8,5% yang

mendapat nilai terendah pada interval 39-47 Skor terbanyak berada pada interval

48-56 yaitu sebanyak dua belas orang siswa atau sebesar 30%, dan skor tertinggi

berada pada interval 75-83 sebanyak lima orang siswa atau sebesar 8,5%. Untuk

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

57

kelompok kontrol nilai terendah terdapat pada interval 30-38 sebanyak tiga orang

siswa atau sebesar 7,5%. Skor terbanyak berada pada interval 48-56 yaitu empat

belas orang siswa atau sebesar 35%, dan skor tertinggi berada pada interval 75-83

sebanyak tiga orang siswa atau sebesar 7,5%.

3) Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data pretest dan posttest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

Statistik Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

N 40 40 40 40

x 40,3 67 37,33 56,7

s 11,43 10,39 13,13 12,2

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest

kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan pretest kelompok kontrol,

untuk nilai rata-rata posttest juga sama kelompok eksperimen nilai rata-ratanya

lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan untuk nilai

simpangan baku (standar deviasi) pada pretest kelompok eksperimen lebih kecil

dibandingkan dengan pretest kelompok kontrol, begitu juga dengan posttest

kelompok eksperimen lebih kecil dibandingkan dengan posttest kelompok kontrol.

B. Hasil Analisis

a) Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dianalisis menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas.

(i) Uji Normalitas Pretest-Posttest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

58

menggunakan rumus Kai Kuadrat (Chi Square) pada taraf signifikan (α) = 0,05,

kriterianya adalah jika hitungx 2 ≤ tabelx2 maka Ho diterima, jika

hitungx 2 > tabelx2 maka Ho ditolak.

Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat

dilihat seperti pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan lengkap dapat dilihat pada

lampiran D.1

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

Ptetest Posttest Ptetest Posttest

x 40,3 67 37,33 56,7

s 11,43 10,39 13,13 12,2

hitungx 2 5,96 0,95 5,1 2,81

tabelx2 11,07 11,07 11,07 11,07

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 95% ( = 0,05) dengan derajat

kebebasan (dk) = 5 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari Tabel 4.4 dapat

disimpulkan bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan

kontrol berdistribusi normal karena memenuhi tabelxhitungx 22 .

(ii) Uji Homogenitas Pretest-Posttest

Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat

dengan menggunakan uji Bartlet, kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: kedua

kelompok sampel dinyatakan homogen apabila tabelxhitungx 22 diukur pada

taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu.

Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat

seperti pada Tabel 4.5

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

59

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest

Statistik

Skor Pretest Posttest

s 2 gabungan 151,48 128,75

hitungx 2 0,75348 1,0764

tabelx2 3,841 3,841

Kesimpulan Homogen Homogen

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05 ) dengan

derajat kebebasan (dk) = 1. Untuk pretest dan posttest kedua kelompok sampel

berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi

kriteria tabelxhitungx 22 .

b) Uji Hipotesis

1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor tes awal (pretest) kelompok eksperimen dengan skor tes

awal (pretest) kelompok kontrol. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis

sebagai berikut:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor pretest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan kriteria

sebagai berikut:

Jika – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.

Jika thitung < – ttabel atau ttabel < thitung maka Ha diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

60

Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest

Statistik Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

N 40 40

x 40,3 37,33

s 2 130,645 172,397

thitung 1,11

ttabel 2,00

Kesimpulan Tidak Berbeda

Dari perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 1,11 dan ttabel sebesar 2,00.

Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung berada di daerah

penerimaan Ho, yaitu thitung < ttabel atau 1,11 < 2,00. Dengan demikian Ho diterima

dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen

dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol. Perhitungan lengkap uji kesamaan

dua rata-rata hasil pretest dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor tes akhir (posttest) kelompok eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran generatif dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang diajarkan dengan metode ceramah. Untuk pengujian tersebut

diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha : X Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

61

Pengujian tersebut akan diuji dengan menggunakan uji-t dengan kriteria

sebagai berikut:

Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.

Jika thitung < -ttabel atau ttabel < thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan

0,95.

Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest

Statistik Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

N 40 40

x 67 56,7

s 2 107,952 14884

thitung 4,12

ttabel 2,00

Kesimpulan Berbeda

Dari pengujian diperoleh nilai thitung sebesar 4,12 dan ttabel sebesar 2,00.

Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa thitung berada di daerah

penolakan H0, yaitu ttabel < thitung atau 2,00 < 4,12. Dengan demikian H0 ditolak

dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan

rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Perhitungan lengkap uji kesamaan dua

rata-rata hasil posttest dapat dilihat pada lampiran D.3.

3. Uji Normal Gain

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan menggunakan alat

pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Data yang disajikan untuk

kedua kelompok sampel tersebut digolongkan menjadi data hasil pretest dan

posttest. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan

perbandingan hasil pretest dengan posttest dari kedua kelompok, serta

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

62

membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil

perhitungan untuk normal gain diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain

Keterangan Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Jumlah Sampel 40 40

x 0,463 0,317

s 2 0,029 0,038

thitung 3,88

ttabel 2,00

Kesimpulan Berbeda

Peningkatan hasil belajar fisika siswa diperoleh dari nilai normal gain.

Adapun nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar fisika siswa kelompok

eksperimen sebesar 0,463 dan kelompok kontrol sebesar 0,317. Dari nilai tersebut

dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih

besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji-t dengan

taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), diperoleh normal gain pada kelompok

eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol (thitung = 3,88 dan

ttabel = 2,00). Perhitungan lengkap uji kesamaan dua rata-rata normal gain dapat

dilihat pada lampiran.

Kategori peningkatan hasil belajar fisika siswa diperoleh dari

perhitungan normal gain. Peningkatan hasil belajar fisika siswa pada kelompok

eksperimen secara umum termasuk kategori sedang (0,463), sedangkan pada

kelompok kontrol peningkatan hasil belajar fisika siswa termasuk kategori rendah

(0,317)

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

63

C. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen

sebesar 40,3 dan kelompok kontrol sebesar 37,33. Untuk hasil posttest diketahui

nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 67 dan kelompok kontrol sebesar

56,7. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran generatif memiliki kenaikan nilai rata-rata

yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah.

Kelompok eksperimen dan kontrol berada pada distribusi normal, baik

uji pretest maupun posttest. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian persyaratan

analisis pada kelas eksperimen dan kontrol, yang menyatakan bahwa thitung < ttabel

dengan nilai ttabel pada taraf kepercayaan 95% sebesar 11,07. Selain itu, hasil

pretest dan posttest menunjukkan bahwa kedua kelompok homogen, yang

menyatakan bahwa thitung < ttabel dengan nilai ttabel pada taraf kepercayaan 95%

sebesar 3,841.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk uji

kesamaan rata-rata pretest dan uji-t untuk uji kesamaan rata-rata posttest, pada

taraf kepercayaan 95%. Hasil uji kesamaan rata-rata pretest, dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest

kelompok eksperimen dan skor pretest kelompok kontrol, diperoleh nilai thitung

sebesar 1,11 dan ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai thitung berada di daerah penerimaan Ho, yaitu thitung < ttabel atau 1,11 <

2,00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 0,95.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok

kontrol.

Hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk mengetahui

apakah skor posttest kelas eksperimen dengan model pembelajaran generatif lebih

besar secara signifikan dibandingkan dengan skor posttest kelompok kontrol

dengan metode ceramah. Diperoleh thitung sebesar 4,12 dan ttabel sebesar 2,00. Hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung ada di daerah penerimaan

Ha, yaitu ttabel < thitung atau 2,00 < 4,12. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

64

diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan

rata-rata skor posttest kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui nilai rata-rata normal gain

untuk kelas eksperimen sebesar 0,43 dan kelas kontrol sebesar 0,28. Dari nilai

tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen

lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan uji-t 95%

diperoleh nilai thitung 3,41 dan nilai ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian dapat

disimpulkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara

signifikan dari kelompok kontrol.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil posttest nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar

67 dan kelompok kontrol sebesar 56,7 yang selanjutnya dilakukan uji kesamaan

dua rata-rata posttest diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa kedua kelompok

penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dengan rata-,rata

kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata kelompok kontrol. Hal

ini dikarenakan siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan pengetahuan yang

mereka peroleh adalah hasil konstruk mereka sendiri. Sehingga pembelajaran

lebih bermakna dan tidak mudah terlupakan oleh siswa.

Hasil penerapan model pembelajaran generatif yang telah dilakukan di

SMP Aulia Bogor diperoleh nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran generatif lebih besar dari

nilai rata-rata hasil belajar posttest kelompok kontrol yang menggunakan metode

ceramah. Penerapan model pembelajaran generatif dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa dibandingkan siswa yang belajar dengan menggunakan metode

ceramah, hal ini dapat ditunjukkan dari nilai rata-rata pretest kelompok

eksperimen sebesar 40,3 dan nilai rata-rata posttest 67. Hal ini menunjukkan

perbedaan hasil belajar fisika siswa pada konsep perpindahan kalor antara

kelompok yang menggunakan model pembelajaran generatif dan kelompok yang

menggunakan metode ceramah.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

65

Selain itu, nilai rata-rata normal gain kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji-t pada normal gain yang dilakukan

untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, pada taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai

yang menunjukkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara

signifikan dari kelompok kontrol. Keadaan ini menggambarkan bahwa

meningkatkan skor siswa pada konsep perpindahan kalor lebih baik dengan

menerapkan Model Pembelajaran Generatif.

Model pembelajaran Generatif lebih baik karena dalam model

pembelajaran ini, siswa dituntut secara aktif untuk mengemukakan konsepsi awal

mereka. Sehingga kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Dengan

adanya konflik konseptual, siswa menjadi lebih termotivasi untuk menemukan

jawaban dari konflik konseptual tersebut, sehingga siswa melakukan percobaan

dengan antusias yang sangat tinggi.

Trianto mengemukakan bahwa proses pembelajaran pada dasarnya

menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui

keterlibatan aktif proses belajar mengajar.51

Penekanan belajar siswa secara aktif

perlu dikembangkan, kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka

untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.

Menurut Paulina Pannen, pembelajaran generatif didefinisikan sebagai

suatu proses pembelajaran yang dapat menghasilkan pengetahuan.52

Pengetahuan

itu didapat tidak dengan sendirinya melainkan melalui usaha seseorang dengan

menggunakan potensi yang dimilikinya dan usaha kognitifnya, karena

pengetahuan bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan. Pembelajaran generatif

ini mengedepankan aktivitas siswa dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat

melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.

Hasil penelitian menunjukkan Model Pembelajaran Generatif menjadi

suatu pertimbangan sebagai alternatif variasi model pembelajaran. Hal ini sesuai

52

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Prestasi Pustaka,

2007) h.106 53

Paulina Pannen dkk, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, (PAU-PPAI, Universitas Terbuka,

2001) h.79

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

66

dengan penelitian yang dilakukan oleh IB. Putu Mardana dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran generatif secara

berkesinambungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa53

.

Selain itu penelitian lain yang relevan yaitu penelitian Sutarman dan

Suwasono (2003) menyimpulkan bahwa strategi pembnelajaran generatif dapat

(1) meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar fisika pada pokok

bahasan energi listrik dan kemagnetan di SLTP Negeri 17 Malang, dan (2)

penerapan model generatif dapat meningkatkan keterampilan proses fisika siswa.

Berdasarkan perhitungan statistika yang dilakukan telah terbukti yaitu dengan

adanya peningkatan skor yang lebih baik pada kelas eksperimen dan perbedaan

nilai skor pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran generatif berpengaruh terhadap skor siswa.

54

IB. Putu Mardana, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Di SMUN 3 Singaraja Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Generatif, (IKIP Negeri Singaraja, 2001). Hal 48

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, model pembelajaran generatif

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep

perpindahan kalor. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai rata-rata pretest dalam

pembelajaran generatif adalah 40,3 dan setelah dilakukan pembelajaran dengan

model pembelajaran generatif nilai rata-rata posttes menjadi 67. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran generatif terhadap

hasil belajar fisika pada konsep perpindahan kalor.

B. Saran

Dengan adanya pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran

generatif terhadap hasil belajar fisika siswa, maka peneliti mengemukakan saran

sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif dapat

memberi pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa,

untuk itu guru bidang studi khususnya fisika dapat menerapkan pembelajaran

fisika dengan menggunakan model pembelajaran generatif.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar mendapat hasil belajar yang lebih baik maka

perlu memberikan motivasi dan konseptual awal mengenai bahan pelajaran

serta mengarahkan dan merangsang siswa agar konsentrasinya terarah pada

bahan pelajaran.

67

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

62

DAFTAR PUSTAKA

Anwarholil. 2010. Pembelajaran Generatif – Mpg.html. Terakses

http://anwarholil.blogspot.com. Tgl 04/23/2010

Arifin, Anwar. 2005. Memahami Paradigma baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang SISDIKNAS

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara

Bahri, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Brotosiswoyo, Suprapto. 2001. Hakikat Pembelajaran MIPA Di Perguruan

Tinggi. Jakarta: Pekerti-MIPA

Dimitter M. Dimitrov and Philip D. Rumrill. 2010. Pretest-Posttest design and

Measurement Of Change. http://cehd.gmu.edu/assets/docs/faculty-

publication/dimitrov/files.pdf. Tgl 24/01/2010.

Fahinu. (2001). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian

Belajar Matematika Pada Mahasiswa Melalui Pembelajaran Generatif.

Tesis Program Pascasarjana UPI Bandung.

Faizaty, Novi. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Generatif Terhadap

Motivasi Belajar Matematika Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar,

Bandung: Refika Aditama.

Hari Suderajat. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung:

CV. Cipta Cekas Grafika.

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar penelitian Pendidikan Sains, Jakarta:

Universitas Islam Negeri.

Husna, Nina. 2008. Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga. Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

62

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

63

Mardana, Putu. IB. 2001. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMUN 3

Singaraja Melalui Implementasi Model Pembelajaran Generatif. Dalam

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, ISSN 0215-8250 No. 2 TH. XXXIV.

Metode Penelitian, 2009. Metode Penelitian Experiment. Terakses http://

pakguruku.blogspot.com. 24/01/2009.

Neni, Zikri, Iska. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,

Jakarta: Kizi Brother’s

Pannen, Paulina, dkk. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT)

Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Rosdakarya.

Richard R. Hake. 2010. Interactive-engangement vs traditional methods: A six-

thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics

courses, (Department of Physics, Indiana University, Bloomington,

Indiana 47405) http://www.Physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-

Gain. 24/11/2010.

Sambasalim, 2009. Populasi dan Sampel Penelitian. Terakses

http://sambasalim.com/statistika/populasi dan- sampel- penelitian.

03/10/2009

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi KBK. Jakarta :

Kencana.

Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.

Jakarta : UIN Press.

Solehat, Devi. 2008 Implementasi Model Pembelajaran Novick Sebagai Upaya

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMP, Jakarta: Skripsi

Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Subana. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumaji. 1998. Pendidikan Sains yang Hunanistis, Yogyakarta:Kanisius.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

64

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Penelitian. Yogyakarta:

Kanisius.

Sutardi, Didi dan Encep Sudirjo. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD.

Bandung: UPI PRESS

Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syaodih, Nana Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Widodo, Ari. 2007. Konstruktivisme dan Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan

dan kebudayaan No. 064 Tahun ke-13.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

65

Lampiran 1

Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Standar Kompetensi :

Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud suhu suatu benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi dasar : Mendeskripsikan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

KD Konsep/sub

konsep

Indikator Soal Pertanyaan Kunci Jenis

kognitif

Mendeskripsikan

cara perpindahan

kalor dalam

kehidupan

sehari-hari

Perpindahan

Kalor

Menyebutkan

pengertian

konduksi

1. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara

disebut…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. polarisasi

C C1

Menyebutkan

faktor-faktor

perpindahan kalor

secara konduksi

2. Perpindahan kalor secara konduksi dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut, kecuali…

a. konduktivitas termal c. massa jenis

b. luas penampang d. perubahan suhu

C C1

Memperkirakan laju

konduksi

3. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi…

a. hanya dalam zat padat

b. hanya dalam zat cair

c. hanya dalam gas

d. hanya dalam zat padat, cair, dan gas

A C2

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

66

Menjelaskan

terjadinya

perpindahan kalor

secara konduksi

4. Pernyataan berikut ini benar, kecuali…

a. laju konduksi sebanding dengan luas penampang

benda

b. laju konduksi sebanding dengan konduktivitas

termal benda

c. laju konduksi sebanding dengan panjang benda

d. laju konduksi sebanding dengan perbedaan suhu

C C2

Menentukan contoh

konduktor yang baik

dalam kehidupan

sehari-hari

5. Kelompok benda berikut yang merupakan konduktor

yang baik adalah…

a. emas, raksa, alumunium

b. besi, baja, tembaga

c. gabus, emas, perak

d. kayu, gabus, kaca

B C3

Mengemukakan alas

an pada proses

perpindahan kalor

dalam kehidupan

sehari-hari

6. Jika pakaian putih dan hitam dijemur bersama, kain

hitam akan lebih cepat kering dari pada kain putih,

karena warna hitam…

a. sedikit menyerap kalor

b. banyak memencarkan kalor

c. sedikit memancarkan kalor

d. banyak menyerap kalor

D C3

Mengaitkan

perpindahan kalor

secara konduksi dan

konveksi

7. Dinding termos memiliki ruang hampa dengan

maksud untuk…

a. menghindari dinding dari kemungkinan pecah

b. mengurangi perpindahan kalor secara konduksi dan

konveksi

c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

B C4

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

67

d. memperkecil koefisien muai dinding

Menyimpulkan dari

percobaan

perpindahan kalor

secara konduksi

8. Perhatikan gambar!

Apabila salah satu ujung besi dipanaskan seperti pada

gambar di atas, maka ujung yang lain akan menjadi

panas, perpindahan kalor terjadi secara…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. induksi

A C4

Menyebutkan

pengertian

konduktor

9. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik

disebut…

a. isolator c. penghasil kalor

b. konduktor d. pemancar kalor

B C1

Menyebutkan proses

terjadinya konveksi

10. Konveksi terjadi karena perpindahan…

a. massa jenis c. volum

b. massa d. ukuran partikel

A C1

Menjelaskan

terjadinya

perpindahan kalor

secara konveksi

11. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi…

a. hanya dalam zat padat

b. hanya dalam zat cair

c. hanya dalam gas

d. dalam zat cair atau gas

D C2

Memperkirakan

bahan alas setrika

12. Bagian atas setrika sebaiknya terbuat dari bahan…

a. pemancar kalor yang baik

D C2

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

68

yang baik b. penyerap kalor yang baik

c. penghambat kalor yang baik

d. penghantar kalor yang baik

Menentukan

terjadinya peristiwa

konveksi

13. Angin darat dan angin laut terjadi karena peristiwa…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. rotasi bumi

B C3

Menentukan contoh

perpindahan kalor

secara konveksi

14. Salah satu aplikasi dari perpindahan kalor secara

konveksi adalah…

a. efek rumah kaca

b. memasak air dengan panci

c. pemanasan logam

d. pendingin mobil

D

C3

Menganalisis contoh

konveksi dalam

kehidupan sehari-

hari

Menyimpulkan

contoh dalam

kehidupan sehari-

hari

15. Pada malam hari, tanah lebih cepat menjadi dingin

daripada air laut. Hal ini disebabkan…

a. massa jenis udara diatas daratan lebih kecil

daripada massa jenis udara diatas lautan

b. massa jenis udara diatas daratan lebih besar

daripada massa jenis udara diatas lautan

c. massa jenis udara dibawah daratan lebih kecil

daripada massa jenis udara dibawah lautan

d. massa jenis udara dibawah daratan lebih besar

daripada massa jenis udara dibawah lautan

16. Baju wol efektif menjaga badan kita tetap hangat

selama hari yang dingin, sebab…

a. wol dapat mempertahankan suhu tinggi

b. wol adalah penyerap kalor yang baik

c. udara yang diperangkap dalam wol bertindak

d. sebagai isolator menjaga kalor hilang akibat

A

C

C4

C4

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

69

konveksi dan radiasi

Menyebutkan

contoh kalor yang

baik

17. Penyerap kalor yang baik adalah…

a. cermin c. benda hitam

b. benda putih d. benda mengkilap

C C1

Menyebutkan

pengertian konveksi

18. Perambatan kalor melalui ruang hampa disebut…

a. radiasi c. polarisasi

b. konveksi d. infeksi

B C1

Memperkirakan ciri-

ciri mempercepat

konveksi

19. Salah satu cara mempercepat konveksi adalah…

a. memperbanyak jumlah zat

b. menggunakan zat alir yang lebih kental

c. menggunakan zat alir yang memiliki partikel besar

d. melakukan pengadukan

D C2

Memperkirakan

perpindahan kalor

secara radiasi

20. Data:

1. Mendidihkan air diatas api

2. Berjalan disiang hari yang panas

3. Memanaskan ujung logam diatas bara api

4. Berdiam di dekat api unggun

Yang merupakan perpindahan kalor secara radiasi

adalah nomor…

a. 4

b. 3

c. 2

d. 1

C C2

Menjelaskan contoh

konveksi dalam

kehidupan sehari-

21. Pembeku dalam sebuah lemari es dipasang dibagian

atas agar…

a. jauh dari kompresor panas yang ada di dasar

C C2

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

70

hari b. menyenangkan

c. pembeku dapat mendinginkan seluruh bagian

dalam dengan membangkitkan arus konveksi

d. semua pernyataan diatas adalah benar

Menentukan

konduksi dan

konveksi dalam

22. Sinar matahari tidak akan sampai kebumi karena…

a. konduksi c. konveksi

b. radiasi d. konduksi dan konveksi

D C3

Menentukan contoh

zat-zat yang dapat

memindahkan kalor

secara konveksi

23. Zat-zat berikut yang dapat memindahkan kalor

secara konveksi adalah…

a. udara, besi, tanah c. emas, perak, tembaga

b. air, oli, udara d. kayu, gabus, plastik

B C3

Menyimpulkan dari

percobaan kalor

24. Sebongkoh es ditahan pada dasar tabung berisi air,

ketika air dipanaskan pada mulut tabung, air tempat

itu mendidih. Sementara es di dasarnya tidak

mencair, peristiwa ini menunjukan bahwa…

a. air tidak mendapat kalor yang baik

b. air merupakan konduktor yang baik

c. air merupakan konduktor yang buruk

d. massa jenis air tidak berubah

A C4

Menyebutkan

perambatan kalor

25. Perambatan kalor yang terjadi dalam fluida disebut…

a. radiasi c. polarisasi

b. konveksi d. konduksi

B C1

Menyebutkan

contoh isolator yang

baik

26. Gagang setrika sebaiknya berupa…

a. pemancar kalor yang baik

b. penyerap kalor yang baik

c. penghambat kalor yang baik

d. penghantar kalor yang baik

C C1

Memperkirakan 27. Termos mencegah perpindahan kalor secara: D C2

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

71

contoh perpindahan

kalor

1. konduksi

2. konveksi

3. radiasi

Pernyataan yang benar adalah…

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 3

Mencontohkan

peristiwa

perpindahan kalor

secara konveksi

28. Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi terjadi

pada…

a. pengelasan besi c. memasak air

b. api unggun d. terik matahari

C C2

Menentukan

perpindahan kalor

secara radiasi

29. Angin laut terjadi pada siang hari karena pada siang

hari…

a. tekanan udara di darat lebih besar

b. suhu udara di laut lebih tinggi

c. tekanan udara di laut lebih besar

d. suhu udara di laut lebih rendah

C C3

Menentukan faktor-

faktor penyebab

terjadinya konveksi

dan radiasi

30. Dalam suatu ruangan yang berlampu, badan kita

terasa hangat, karena mendapat kalor dari lampu

dengan cara konveksi dan radiasi. Berikut ini faktor-

faktor penyebabnya, kecuali…

a. kalor dipancarkan lampu kesegala arah

b. terjadi aliran udara dalam ruangan

c. udara cukup baik untuk merambatkan kalor

d. kalor dapat berpindah tanpa zat perantara

C C3

Menganalisis

peristiwa terjadinya

konveksi di udara

31. Konveksi di udara menyebabkan terjadinya angin

laut. Dari gambar di bawah ini yang menjelaskan

terjadinya angin laut adalah…

C C4

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

72

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

73

Menganalisis

perpindahan kalor

secara konduksi

32. C

A B

Pada gambar proses konduksi di atas kalor

berpindah dari…

a. B ke A c. A ke C

b. A ke B d. B ke c

B C4

Menyebutkan

perpindahan kalor

yang tidak

memerlukan zat

perantara

33. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara

disebut…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. infeksi

C C1

Menyebutkan

contoh peristiwa

perpindahan kalor

secara radiasi

34. Peristiwa perpindahan kalor secara radiasi adalah…

a. terjadi angin darat dan angin laut

b. cahaya matahari sampai ke bumi

c. memasak air sampai mendidih

d. pemanasan sampai ujung logam

B C1

Memperkirakan

contoh akibat radiasi

35. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

1. Air di dalam panci mendidih karena dipanaskan

2. Pada siang hari terasa panas dibandingkan malam

hari

3. Alat memasak umumnya diberi pegangan dari

kayu atau plastik

4. Lilin yang sedang menyala akan meleleh sampai

C C2

90˚ 20˚

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

74

habis

Dari pernyataan tersebut yang menyatakan akibat

radiasi adalah nomor…

a. 1 dan 3 c. 2 dan 4

b. 1 dan 4 d. 2 dan 3

Menjelaskan

maksud dari sifat

dinding termos

36. Dinding termos bersifat sebagai cermin dengan

maksud untuk…

a. mengurangi perpindahan kalor secara konduksi

b. mengurangi perpindahan kalor secara konveksi

c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

d. memperlancar pertukaran kalor dengan udara di

luar termos

C C2

Menentukan

gerakan molekul air

37. Gerakan molekul air pada gambar dibawah ini yang

benar adalah…

B

C3

Menentukan

perpindahan kalor

yang benar

38. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar, kecuali…

a. perpindahan kalor pada ujung batang kuningan

yang dipanasi, secara konduksi

b. perpindahan air yang dipanasi pada suatu bejana

aluminium, secara konveksi

c. sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi

d. aliran udara pada cerobong asap merupakan

perpindahan kalor secara radiasi

D C3

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

75

Menyimpulkan dari

percobaan

39. Jika air kopi panas di aduk dengan sendok logam,

sendok itu akan terasa lebih panas dari pada air kopi

itu di aduk dengan sendok yang terbuat dari plastik.

Hal ini menunjukkan bahwa…

a. perpindahan kalor secara konveksi

b. perpindahan kalor secara radiasi

c. logam menghantar kalor lebih jelek dari pada

plastik

d. logam menghantar kalor lebih baik dari pada plastik

D

C4

Menganalisis contoh

dalam kehidupan

sehari-hari

40. Pada malam hari yang dingin ketika menyentuh

permukaan logam dalam suatu ruangan, maka…

a. permukaan logam terasa lebih dingin dari pada

permukaan kayu

b. permukaan kayu terasa lebih dingin dari pada

permukaan logam

c. kedua permukaan sama dinginnya

d. permukaan logam bisa terasa lebih dingin atau

lebih hangat tergantung pada jenis logamnya.

A C4

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

76

STRUKTUR KISI-KISI INSTRUMEN

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Kurikulum : KTSP

Kelas : VII Semester Ganjil

Standar

kompetensi

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Indikator Aspek yang diukur Σ soal

C1 C2 C3 C4

2.1

Mendeskripsikan

peran kalor

dalam mengubah

wujud suhu

suatu benda dan

penerapannya

dalam kehidupan

sehari-hari

2.2

Mendeskripsikan

2.3

Mendeskripsi

kan cara

perpindahan

kalor dalam

kehidupan

sehari-hari

Perpindahan

Kalor

Konduksi,

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i perpindahan

kalor secara

konduksi,

peristiwa

konduksi dan

Mendeskripsikan

cara perpindahan

kalor secara

konduksi

1,2*,9,1

7* 3,4,23 5,6,22*

7,8,24,3

2* 14

Mendeskripsikan

cara perpindahan

kalor secara

konveksi

10,18,25

* 11,12*,28

13,14*,19

,21,

15*,16,3

1 13

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

77

berbagai cara

perpindahan

kalor

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Konveksi,

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i konveksi dan

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari

Radiasi, dan

contohnya

dalam

kehidupan

sehari-hari

Mendeskripsikan

cara perpindahan

kalor secara

radiasi

26,33,34

*

20,27,35*

,36,

29,30*,38

,37 39,40* 13

Jumlah 10 10 11 9 40

Keterangan :

* soal yang tidak digunakan

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

78

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

Σ Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 28 70

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 26 65

3 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 27 67,5

4 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 27 67,5

5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 26 65

6 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 26 65

7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 25 62,5

8 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 24 60

9 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 23 57,5

10 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 25 62,5

11 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 22 55

12 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 23 57,5

13 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 23 57,5

14 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22 55

15 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 22 55

16 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 21 52,5

17 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 20 50

18 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18 45

19 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18 45

20 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 18 45

21 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 16 40

22 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15 37,5

23 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 15 37,5

24 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 40

25 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13 32,5

26 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 12 30

27 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 12 30

28 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 22,5

29 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 20

30 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 18

Jumlah 24 10 16 6 22 20 20 14 15 13 10 22 17 16 11 20 18 12 16 17 18 16 10 12 12 24 16 17 12 9 14 10 9 14 10 11 16 11 11 16 586

rhitung 0,4 0,08 0,3 0,38 0,5 0,45 0,33 0,39 0,37 0,34 0,47 0,05 0,41 0,14 0,16 0,51 0,08 0,41 0,36 0,34 0,36 0,01 0,39 0,38 0,09 0,42 0,49 0,47 0,33 0,21 0,38 0,24 0,45 0,13 0,15 0,45 0,39 0,39 0,4 0,21

thitung 2,32 0,41 1,68 2,19 3,06 2,65 1,85 2,25 2,13 1,94 2,85 0,28 2,38 0,73 0,87 3,1 0,44 2,39 2,03 1,93 2,07 0,03 2,26 2,16 0,45 2,42 2,98 2,78 1,86 1,12 2,18 1,31 2,64 0,68 0,79 2,64 2,25 2,24 2,32 1,16

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar

RspNomor Butir Soal

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

ttabel 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7

vldts V I V V V V V V V V V I V I I V I V V V V I V V I I V V V I V I V I I V V V V I

p 0,8 0,33 0,53 0,2 0,73 0,67 0,67 0,47 0,5 0,43 0,33 0,73 0,57 0,53 0,37 0,67 0,6 0,4 0,53 0,57 0,6 0,53 0,33 0,4 0,4 0,8 0,53 0,57 0,4 0,3 0,47 0,33 0,3 0,47 0,33 0,37 0,53 0,37 0,37 0,53

q 0,2 0,67 0,47 0,8 0,27 0,33 0,33 0,53 0,5 0,57 0,67 0,27 0,43 0,47 0,63 0,33 0,4 0,6 0,47 0,43 0,4 0,47 0,67 0,6 0,6 0,2 0,47 0,43 0,6 0,7 0,53 0,67 0,7 0,53 0,67 0,63 0,47 0,63 0,63 0,47

Σpq 0,16 0,22 0,25 0,16 0,2 0,22 0,22 0,25 0,25 0,25 0,22 0,2 0,25 0,25 0,23 0,22 0,24 0,24 0,25 0,25 0,24 0,25 0,22 0,24 0,24 0,16 0,25 0,25 0,24 0,21 0,25 0,22 0,21 0,25 0,22 0,23 0,25 0,23 0,23 0,25 9,15888889

s2 38

r11 0,78

thitung 6,56

ttabel 1.7

rlblts Reliabel

Tinggi

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

89

Lampiran 6

Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar

Item PA PB D Kategori Item PA PB D Kategori

1 0,87 0,73 0,14 Jelek 21 0,73 0,47 0,26 Cukup

2 0,33 0,33 0 Jelek

22 0,5 0,53 -

0,03

Sangat

Buruk

3 0,6 0,47 0,13 Jelek 23 0,5 0,2 0,3 Cukup

4 0,4 0 0,4 Cukup 24 0,6 0,2 0,4 Cukup

5 0,9 0,6 0,3 Cukup 25 0,5 0.33 0,17 Jelek

6 0,8 0,53 0,27 Cukup 26 0,7 0,66 0,04 Jelek

7 0,8 0,53 0,27 Cukup 27 0,7 0,33 0,37 Cukup

8 0,6 0,33 0,27 Cukup 28 0,6 0,2 0,4 Cukup

9 0,7 0,33 0,37 Cukup 29 0,6 0,2 0,4 Cukup

10 0,5 0,27 0,23 Cukup 30 0,47 0,2 0,27 Cukup

11 0,5 0,13 0,37 Cukup 31 0,6 0,33 0,27 Cukup

12 0,8 0,67 0,13 Jelek 32 0,4 0,27 0,13 Jelek

13 0,7 0,4 0,3 Cukup 33 0,5 0,07 0,43 Baik

14 0,5 0,53 -

0,03

Sangat

Buruk 34 0,6 0,33 0,27 Cukup

15 0,6 0.2 0,4 Cukup 35 0,4 0,27 0,13 Jelek

16 0,9 0,4 0,5 Baik 36 0,6 0,13 0,47 Baik

17 0,6 0,6 0 Jelek 37 0,6 0,47 0,13 Jelek

18 0,5 0,27 0,23 Cukup 38 0,5 0,2 0,3 Cukup

19 0,7 0,4 0,3 Cukup 39 0,47 0,27 0,2 Jelek

20 0,7 0,4 0,3 Cukup 40 0,6 0,47 0,13 Jelek

Distribusi Daya Pembeda

Klasifikasi Σ %

Sangat Buruk 2

Jelek 12 32.5%

Cukup 23 45%

Baik 3 15%

Baik Sekali 0 0%

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

88

Lampiran 5

Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian tes Hasil Belajar

Item B Js P Kategori

Item B Js P Kategori

1 24 30 0.8 Mudah

21 18 30 0.6 Sedang

2 10 30 0.33 Sedang

22 16 30 0.53 Sedang

3 16 30 0.53 Sedang

23 10 30 0.33 Sedang

4 6 30 0.2 Sukar

24 12 30 0.4 Sedang

5 22 30 0.73 Mudah

25 12 30 0.4 Sedang

6 22 30 0.73 Mudah

26 21 30 0.7 Sedang

7 20 30 0.67 Sedang

27 16 30 0.53 Sedang

8 14 30 0.47 Sedang

28 12 30 0.4 Sedang

9 15 30 0.5 Sedang

29 12 30 0.4 Sedang

10 11 30 0.37 Sedang

30 10 30 0.33 Sedang

11 10 30 0.33 Sedang

31 14 30 0.47 Sedang

12 26 30 0.87 Mudah

32 10 30 0.33 Sedang

13 19 30 0.63 Sedang

33 9 30 0.3 Sukar

14 16 30 0.53 Sedang

34 14 30 0.47 Sedang

15 12 30 0.4 Sedang

35 10 30 0.33 Sedang

16 20 30 0.67 Sedang

36 11 30 0.37 Sedang

17 15 30 0.5 Sedang

37 16 30 0.53 Sedang

18 12 30 0.4 Sedang

38 11 30 0.37 Sedang

19 16 30 0.53 Sedang

39 11 30 0.37 Sedang

20 16 30 0.53 Sedang

40 16 30 0.53 Sedang

Persentase Tingkat Kesukaran

Klasifikasi Σ %

Sukar 15 37.50%

Sedang 13 32.50%

Mudah 12 30%

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

79

Lampiran 2

Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes hasil Belajar

Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling benar !

1. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara disebut...

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. Polarisasi

2. Perpindahan kalor secara konduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

berikut, kecuali...

a. konduktivitas termal c. massa jenis

b. luas penampang d. perubahan suhu

3. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi...

a. hanya dalam zat padat c. hanya dalam gas

b. hanya dalam zat cair d. hanya dalam zat padat, cair, dan gas

4. Pernyataan berikut ini benar, kecuali...

a. laju konduksi sebanding dengan luas penampang benda

b. laju konduksi sebanding dengan konduktivitas termal benda

c. laju konduksi sebanding dengan panjang benda

d. laju konduksi sebanding dengan perbedaan suhu

5. Kelompok benda berikut yang merupakan konduktor yang baik adalah…

a. emas, raksa, alumunium c. gabus, emas, perak

b. besi, baja, tembaga d. kayu, gabus, kaca

6. Jika pakaian putih dan hitam dijemur bersama, kain hitam akan lebih cepat

kering dari pada kain putih, karena warna hitam…

a. sedikit menyerap kalor c. sedikit memancarkan kalor

b. banyak memencarkan kalor d. banyak menyerap kalor

7. Dinding termos memiliki ruang hampa dengan maksud untuk...

a. menghindari dinding dari kemungkinan pecah

b. mengurangi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi

c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

d. memperkecil koefisien muai dinding

8. Perhatikan gambar!

Nama : Hari/tanggal :

No. Absen : waktu :

Kelas :

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

80

Apabila salah satu ujung besi dipanaskan seperti pada gambar di atas, maka

ujung yang lain akan menjadi panas, perpindahan kalor terjadi secara…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. induksi

9. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut...

a. Isolator c. penghasil kalor

b. Konduktor d. pemancar kalor

10. Konveksi terjadi karena perpindahan...

a. Massa jenis c. volum

b. Massa d. ukuran partikel

11. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi...

a. hanya dalam zat padat c. hanya dalam gas

b. hanya dalam zat cair d. dalam zat cair atau gas

12. Bagian atas setrika sebaiknya terbuat dari bahan…

a. Pemancar kalor yang baik c. penghambat kalor yang baik

b. Penyerap kalor yang baik d. penghantar kalor yang baik

13. Angin darat dan angin laut terjadi karena peristiwa…

a. Konduksi c. radiasi

b. Konveksi d. rotasi bumi

14. Salah satu aplikasi dari perpindahan kalor secara konveksi adalah...

a. Efek rumah kaca c. pemanasan logam

b. Memasak air dengan panci d. pendingin mobil

15. Pada malam hari, tanah lebih cepat menjadi dingin daripada air laut. Hal ini

disebabkan...

a. Massa jenis udara diatas daratan lebih besar daripada massa jenis udara

diatas lautan

b. Massa jenis udara diatas daratan lebih kecil daripada massa jenis udara

diatas lautan

c. Massa jenis udara dibawah daratan lebih kecil daripada massa jenis udara

dibawah lautan

d. Massa jenis udara dibawah daratan lebih besar daripada massa jenis udara

dibawah lautan

16. Baju wol efektif menjaga badan kita tetap hangat selama hari yang dingin,

sebab...

a. Wol dapat mempertahankan suhu tinggi

b. Wol adalah penyerap kalor yang baik

c. Udara yang diperangkap dalam wol bertindak

d. Sebagai isolator menjaga kalor hilang akibat konveksi dan radiasi

17. Penyerap kalor yang baik adalah...

a. Cermin c. benda hitam

b. Benda putih d. benda mengkilap

18. Perambatan kalor melalui ruang hampa disebut...

a. Radiasi c. polarisasi

b. Konveksi d. infeksi

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

81

19. Salah satu cara mempercepat konveksi adalah...

a. Memperbanyak jumlah zat

b. Menggunakan zat alir yang lebih kental

c. Menggunakan zat alir yang memiliki partikel besar

d. Melakukan pengadukan

20. Data :

1. Mendidihkan air diatas api

2. Berjalan disiang hari yang panas

3. Memanaskan ujung logam diatas bara api

4. Berdiam di dekat api unggun

Yang merupakan perpindahan kalor secara radiasi adalah nomor...

a. 4 c. 2

b. 3 d.1

21. Pembeku dalam sebuah lemari es dipasang dibagian atas agar...

a. Jauh dari kompresor panas yang ada di dasar

b. Menyenangkan

c. Pembeku dapat mendinginkan seluruh bagian dalam dengan

membangkitkan arus konveksi

d. Semua pernyataan benar

22. Sinar matahari tidak akan sampai kebumi karena...

a. Konduksi c. konvekssi

b. Radiasi d. konduksi dan konveksi

23. Zat-zat berikut yang dapat memindahkan kalor secara konveksi adalah…

a. Udara, besi, tanah c. emas, perak, tembaga

b. Air, oli, udara d. kayu, gabus, plastik

24. Sebongkoh es ditahan pada dasar tabung berisi air, ketika air dipanaskan pada

mulut tabung, air tempat itu mendidih. Sementara es di dasarnya tidak

mencair, peristiwa ini menunjukan bahwa…

a. air tidak mendapat kalor yang baik

b. air merupakan konduktor yang baik

c. air merupakan konduktor yang buruk

d. massa jenis air tidak berubah

25. perambatan kalor yang terjadi dalam fluida disebut...

a. radiasi c. polarisasi

b. konveksi d. konduksi

26. Termos mencegah perpindahan kalor secara:

1. Konduksi

2. Konveksi

3. Radiasi

Pernyataan yang benar adalah…

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 3

27. Gagang setrika sebaiknya berupa…

a. Pemancar kalor yang baik

b. Penyerap kalor yang baik

c. Penghambat kalor yang baik

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

82

d. Penghantar kalor yang baik

28. Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada…

a. Pengelasan besi c. memasak air

b. Api unggun d. terik matahari

29. Angin laut terjadi pada siang hari karena pada siang hari…

a. Tekanan udara di darat lebih kecil

b. Suhu udara di laut lebih tinggi

c. Tekanan udara di laut lebih besar

d. Suhu udara di laut lebih rendah

30. Dalam sebuah ruangan yang berlampu, badan kita terasa hangat, karena

mendapat kalor dari lampu dengan cara konveksi dan radiasi. Berikut ini

faktor-faktor penyebabnya, kecuali...

a. Kalor dipancarkan lampu kesegala arah

b. Terjadi aliran udara dalam ruangan

c. Udara cukup baik untuk merambatkan kalor

d. Kalor dapat berpindah tanpa zat perantara

31. Konveksi di udara menyebabkan terjadinya angin laut. Dari gambar di bawah

ini yang menjelaskan terjadinya angin laut adalah...

32. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara disebut...

a. Konduksi c. radiasi

b. Konveksi d. infeksi

33. Peristiwa perpindahan kalor secara radiasi adalah...

a. Terjadi angin darat dan angin laut

b. Cahaya matahari sampai ke bumi

c. Memasak air sampai mendidih

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

83

d. Pemanasan sampai ujung logam

34. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

1. Air di dalam panci mendidih karena dipanaskan

2. Pada siang hari terasa panas dibandingkan malam hari

3. Alat memasak umumnya diberi pegangan dari kayu atau plastik

4. Lilin yang sedang menyala akan meleleh sampai habis.

Dari pernyataan tersebut yang menyatakan akibat radiasi adalah nomor...

a. 1 dan 3 c. 2 dan 4

b. 1 dan 4 d. 2 dan 3

35. Dinding termos bersifat sebagai cermin dengan maksud untuk...

a. Mengurangi perpindahan kalor secara konduksi

b. Mengurangi perpindahan kalor secara konveksi

c. Mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

d. Memperlancar pertukaran kalor dengan udara di luar termos

C

36. A B

Pada gambar proses konduksi di atas kalor berpindah dari...

a. B ke A c. A ke C

b. A ke B d. B ke C

37. Gerakan molekul air pada gambar dibawah ini yang benar adalah…

38. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar, kecuali...

a. Perpindahan kalor pada ujung batang kuningan yang dipanasi, secara

konduksi

b. Perpindahan air yang dipanasi pada suatu bejana aluminium, secara

konveksi

c. Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi

d. Aliran udara pada cerobong asap merupakan perpindahan kalor secara

radiasi

39. Jika air kopi panas di aduk dengan sendok logam, sendok itu terasa lebih

panas dari pada air kopi itu di aduk dengan sendok yang terbuat dari plastik.

Hal ini menunjukan bahwa...

a. Perpindahan kalor secara konveksi

b. Perpindahan kalor secara radiasi

c. Logam menghantar kalor lebih jelek dari pada plastik

90˚ 20˚

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

84

d. Logam menghantar kalor lebih baik dari pada plastik

40. Pada malam hari yang dingin ketika menyentuh permukaan logam dalam

suatu ruangan, maka...

a. Permukaan logam terasa lebih dingin dari pada permukaan kayu

b. Permukaan kayu terasa lebih dingin dari pada permukaan logam

c. Kedua permukaan sama dinginnya

d. Permukaan logam bisa terasa lebih dingin atau lebih hangat tergantung

pada jenis logamnya.

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

85

86

Lampiran 3

Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar

1. a 11. d 21. c 31. c

2. c 12. d 22. d 32. b

3. a 13. b 23. b 33. c

4. c 14. d 24. a 34. b

5. b 15. a 25. b 35. c

6. d 16. c 26. c 36. c

7. b 17. c 27. d 37. b

8. a 18. b 28. c 38. d

9. b 19. d 29. c 39. d

10. a 20. c 30. c 40. a

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

93

Lampiran 9

Soal Instrumen Penelitian Tes hasil Belajar

Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling benar !

1. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara disebut…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. polarisasi

2. Kelompok benda berikut yang merupakan konduktor yang baik adalah…

a. emas, raksa, alumunium

b. besi, baja, tembaga

c. gabus, emas, perak

d. kayu, gabus, kaca

3. Jika pakaian putih dan hitam dijemur bersama, kain hitam akan lebih cepat

kering dari pada kain putih, karena warna hitam…

a. sedikit menyerap kalor

b. banyak memencarkan kalor

c. sedikit memancarkan kalor

d. banyak menyerap kalor

4. Dinding termos memiliki ruang hampa dengan maksud untuk…

a. menghindari dinding dari kemungkinan pecah

b. mengurangi perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi

c. mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

d. memperkecil koefisien muai dinding

5. Perhatikan gambar!

Apabila salah satu ujung besi dipanaskan seperti pada gambar di atas, maka

ujung yang lain akan menjadi panas, perpindahan kalor terjadi secara…

a. konduksi c. radiasi

b. konveksi d. induksi

6. konveksi terjadi karena perpindahan…

a. massa jenis c. volum

b. massa d. ukuran partikel

7. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi…

a. hanya dalam zat padat

b. hanya dalam zat cair

Nama : Hari/tanggal :

No. Absen : waktu :

Kelas :

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

94

c. hanya dalam gas

d. dalam zat cair atau gas

8. Angin darat dan angin laut terjadi karena peristiwa…

a. Konduksi c. radiasi

b. Konveksi d. rotasi bumi

9. Baju wol efektif menjaga badan kita tetap hangat selama hari yang dingin,

sebab…

a. Wol dapat mempertahankan suhu tinggi

b. Wol adalah penyerap kalor yang baik

c. Udara yang diperangkap dalam wol bertindak

d. Sebagai isolator menjaga kalor hilang akibat konveksi dan radiasi

10. Perambatan kalor melalui ruang hampa disebut…

a. Radiasi c. polarisasi

b. Konveksi d. infeksi

11. Salah satu cara mempercepat konveksi adalah…

a. memperbanyak jumlah zat

b. menggunakan zat alir yang lebih kental

c. menggunakan zat alir yang memiliki partikel besar

d. melakukan pengadukan

12. Gerakan molekul air pada gambar dibawah ini yang benar adalah…

13. Bagian atas setrika sebaiknya terbuat dari bahan…

a. Pemancar kalor yang baik

b. Penyerap kalor yang baik

c. Penghambat kalor yang baik

d. Penghantar kalor yang baik

14. Data:

1. mendidihkan air diatas api

2. berjalan disiang hari yang panas

3. memanaskan ujung logam di atas bara api

4. berdiam di dekat api unggun

Yang merupakan perpindahan kalor secara radiasi adalah nomor…

a. 4 c. 2

b. 3 d. 1

15. Pembeku dalam sebuah lemari es dipasang dibagian atas agar…

a. Jauh dari kompresor panas yang ada di dasar

b. Menyenangkan

c. Pembeku dapat mendinginkan seluruh bagian dalam dengan

membangkitkan arus konveksi

d. Semua pernyataan diatas adalah benar

16. Zat-zat berikut yang dapat memindahkan kalor secara konveksi adalah…

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

95

a. Udara, besi, tanah c. emas, perak, tembaga

b. Air, oli, udara d. kayu, gabus, plastik

17. Sebongkoh es ditahan pada dasar tabung berisi air, ketika air dipanaskan pada

mulut tabung, air tempat itu mendidih. Sementara es di dasarnya tidak

mencair, peristiwa ini menunjukan bahwa…

a. air tidak mendapat kalor yang baik

b. air merupakan konduktor yang baik

c. air merupakan konduktor yang buruk

d. massa jenis air tidak berubah

18. Gagang setrika sebaiknya berupa…

a. Pemancar kalor yang baik

b. Penyerap kalor yang baik

c. Penghambat kalor yang baik

d. Penghantar kalor yang baik

19. Termos mencegah perpindahan kalor secara:

1. Konduksi

2. Konveksi

3. Radiasi

Pernyataan yang benar adalah…

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 3

20. Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada…

a. Pengelasan besi c. memasak air

b. Api unggun d. terik matahari

21. Angin laut terjadi pada siang hari karena pada siang hari…

a. Tekanan udara di darat lebih kecil

b. Suhu udara di laut lebih tinggi

c. Tekanan udara di laut lebih besar

d. Suhu udara di laut lebih rendah

22. Perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara disebut…

a. Konduksi c. radiasi

b. Konveksi d. infeksi

23. Dinding termos bersifat sebagai cermin dengan maksud untuk…

a. Mengurangi perpindahan kalor secara konduksi

b. Mengurangi perpindahan kalor secara konveksi

c. Mengurangi perpindahan kalor secara radiasi

d. Memperlancar pertukaran kalor dengan udara di luar termos

24. Jika air kopi panas di aduk dengan sendok logam, sendok itu akan terasa lebih

panas dari pada air kopi itu di aduk dengan sendok yang terbuat dari plastik.

Hal ini menunjukan bahwa…

a. Perpindahan kalor secara konveksi

b. Perpindahan kalor secara radiasi

c. Logam menghantar kalor lebih jelek dari pada plastik

d. Logam menghantar kalor lebih baik dari pada plastik

25. Konveksi di udara menyebabkan terjadinya angin laut. Dari gambar di bawah

ini yang menjelaskan terjadinya angin laut adalah…

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

96

26. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar, kecuali...

a. Perpindahan kalor pada ujung batang kuningan yang dipanasi, secara

konduksi

b. Perpindahan air yang dipanasi pada suatu bejana aluminium, secara

konveksi

c. Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi

d. Aliran udara pada cerobong asap merupakan perpindahan kalor secara

radiasi

27. Peristiwa perpindahan kalor secara radiasi adalah...

a. Terjadi angin darat dan angin laut

b. Cahaya matahari sampai ke bumi

c. Memasak air sampai mendidih

d. Pemanasan sampai ujung logam

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

103

Lampiran 11

LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN PERPINDAHAN KALOR

SMP AULIA BOGOR

Hari / Tanggal : ……………

Kelompok : …………….

Nama Anggota : 1. …………… 3. ……………….

2. …………… 4. ……………….

5. ……………….

Konsep : Kalor

Sub Konsep : Perpindahan Kalor (Konduksi)

Percobaan

Alat dan Bahan

1. Logam tembaga ± 10 cm

2. Logam baja ± 7 cm

3. Pembakar (Lilin/Bunsen)

4. Arloji / Stopwatch

Langkah Kerja

Pada pagi yang cerah hasan pergi kesekolah pukul 07.00 Wib, dengan

menggunakan sepeda miliknya, hasan mengayunkan sepeda dengan

cepat sekali agar tidak terlambat sekolah. Dengan hangatnya sinar

matahari yang menyinari bumi, sehingga sampai sekolah hasan

mengeluarkan keringat dari tubuhnya, ini artinya hasan memiliki energi

kalor mengeluarkan energi kalor berupa keringat karena terkena sinar

matahari.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

104

1. Buatlah percobaan seperti pada gambar

2. Panaskan salah satu ujung logam tembaga

yang memiliki panjang ± 10 cm

3. Apa yang akan kamu rasakan pada ujung

logam yang kamu pegang

4. Catatlah berapa lama waktu yang diperlukan untuk

perpindahan kalor ke ujung logam yang kamu pegang

5. Sekarang lakukan pada logam baja yang memiliki panjang ± 7 cm

6. Apa yang terjadi?

Hasil Pengamatan

Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel di bawah ini!

No. Peristiwa Panjang Logam waktu

1. Logam dipanaskan ………… ………….

2. Logam dipanaskan …………. ………….

Isilah pertanyaan dibawah ini !

1. Jika logam pertama adalah tembaga dan logam kedua adalah baja, logam

manakah yang lebih cepat menghantarkan panas? Jelaskan!

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

2. Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.

…………………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

Selamat Bekerja

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

105

LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN PERPINDAHAN KALOR

SMP AULIA BOGOR

Hari / Tanggal : ……………

Kelompok : …………….

Nama Anggota : 1. …………… 3. ……………….

2. …………… 4. ……………….

5. ……………….

Kelompokkan sifat beberapa zat di bawah ini, baik sebagai isolator maupun

konduktor!

1. Gelas

2. Besi

3. Silikon

4. Wol

5. Plastik

6. Seng

7. Tembaga

8. Karet

9. Aluminium

10. Kertas

11. kayu

Selamat Bekerja

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

106

LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN PERPINDAHAN KALOR

SMP AULIA BOGOR

Hari / Tanggal : ……………

Kelompok : …………….

Nama Anggota : 1. …………… 3. ……………….

2. …………… 4. ……………….

5. ……………….

Konsep : Kalor

Sub Konsep : Perpindahan Kalor (Konveksi)

Percobaan

Alat dan Bahan

1. Lilin

2. Pembakar / Korek api

Langkah Kerja

1. Sediakan lilin dan korek api

2. Nyalakan lilin dengan korek api

3. Dekatkan korek api di sekitar lilin

4. Amatilah korek api yang ada disekitar lilin

Coba kamu masak air dalam panci dengan menggunakan kompor di

rumahmu. Pemanasan sebenarnya hanya terjadi pada bagian air yang

bersentuhan dengan dinding panci, sedangkan bagian air di tengah panci tidak

kamu panaskan. Tetapi, apa yang terjadi? Ternyata air dibagian tengah panci

juga ikut panas, ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari bagian yang

dipanaskan ke bagian tengah panci

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

107

5. Apa yang terjadi?

Isilah pertanyaan dibawah ini !

1. Batang korek api disebelah mana yang dahulu cepat terbakar, ketika

didekatkan disekitar lilin yang sedang menyala?

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

2. Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan.

…………………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

Selamat Bekerja

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

108

LEMBAR KERJA SISWA

KEGIATAN PERCOBAAN PERPINDAHAN KALOR

SMP AULIA BOGOR

Hari / Tanggal : ……………

Kelompok : …………….

Nama Anggota : 1. …………… 3. ……………….

2. …………… 4. ……………….

5. ……………….

Konsep : Kalor

Sub Konsep : Perpindahan Kalor (Radiasi)

Mengamati Daya serap Radiasi Kalor

1. Perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar terdapat bohlam yang dicat

hitam dan bohlam yang dicat putih. Bagian dalam kedua bohlam telah

dikosongkan. Bagian bawah kedua bohlam dihubungkan oleh pipa-U yang

berisi alkohol. Alkohol dalam pipa-U tidak penuh mencapai bohlam.

2. Mengapa alkohol pada bohlam yang dicat putih tetap, sedangkan alkohol pada

bohlam yang dicat hitam berkurang?

3. Apa yang dapat kamu simpulkan?

Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita

memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi kalor akan terhalang oleh

tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa: kalor dari api unggun

atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat.

Selamat Bekerja

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

97

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Generatif

Sekolah : SMP Negeri Pamijahan Bogor

Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Pokok Bahasan : Kalor

Kelas/ Semester : VII/II

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi :

Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud suhu suatu benda

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

1. Mendeskripsikan cara perpindahan kalor secara konduksi

2. Mendeskripsikan cara perpindahan kalor secara konveksi

3. Mendeskripsikan cara perpindahan kalor secara radiasi

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari jenis-jenis perpindahan kalor

2. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis perpindahan kalor

3. Siswa dapat menjelaskan contoh-contoh perpindahan kalor dalam

kehidupan sehari-hari

B. Materi Pembelajaran

Perpindahan Kalor

dibagi

Konduksi Konveksi Radiasi

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

98

Konduksi contoh: besi dibakar

Konveksi contoh: batang korek api yang diletakkan di atas lilin yang menyala

Radiasi contoh : api unggun

C. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Model Pembelajaran generatif

Metode : Eksperimen, dan Tanya jawab

D. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Terlampir di LKS

Sumber : buku-buku yang relevan, perpustakaan, laboratorium IPA.

E. Kegiatan Pembelajaran

(Pertemuan ke I)

Pretest

(Pertemuan ke 2)

Model

Pembelajaran

Generatif

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan Guru memasuki kelas dan

memulai aktivitas

pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan

mengecek kehadiran

siswa

B. Kegiatan Inti

Fase I:

Eksplorasi

Pendahuluan

• Guru memberikan

apersepsi konsep

tentang konduksi

“Jika pakaian putih dan

hitam dijemur bersama,

kain hitam akan lebih

cepat kering dari pada

kain putih, mengapa?”

Guru meminta

beberapa orang siswa

mengemukakan

jawaban mereka dari

7’

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

99

pertanyaan di atas.

Guru menuliskan

jawaban siswa di papan

tulis

Guru menyimpulkan

jawaban-jawaban yang

ada di papan tulis

Siswa menjawab

pertanyaan yang

di berikan oleh

guru

Fase II:

Pemusatan

Guru memberi

motivasi kepada siswa

dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa, dengan

pertanyaan sebagai

berikut:

“Logam mana yang

lebih cepat panas,

logam panjang atau

logam pendek ketika di

panaskan?”

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

guru

5’

Fase III:

Tantangan

Guru membentuk

kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari

4-5 orang.

Guru membagikan

LKS kepada tiap-tiap

kelompok.

Guru membimbing dan

menjelaskan prosedur

percobaan konduksi

yang harus dilakukan

oleh siswa sesuai

dengan LKS yang

dibagikan.

Tiap-tiap

kelompok

ditugaskan

melakukan

percobaan sesuai

dengan LKS

Siswa

memecahkan

masalah-masalah

yang ada di LKS

dengan dibantu

guru

Siswa

melakukan

percobaan

konduksi

Siswa mencatat

dan melaporkan

15’

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

100

hasil penelitian

Fase IV:

Aplikasi

Guru menyajikan soal-

soal yang sederhana

yang dapat dipecahkan

siswa dengan

menggunakan konsep-

konsep matematis,

dengan soal sebagai

berikut:

- Sebutkan benda-

benda yang dapat

dilewati kalor?

- Jika logam pertama

adalah tembaga dan

logam kedua adalah

baja, logam

manakah yang lebih

cepat

menghantarkan

panas?

Siswa

mengerjakan

soal-soal yang

diberikan oleh

guru.

10’

C. Kegiatan

Penutup Guru memberikan

tugas kepada siswa

untuk membuat

rangkuman tentang hal

yang telah dipelajari.

3’

(Pertemuan ke 3)

Model

Pembelajaran

Generatif

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan Guru memasuki kelas dan

memulai aktivitas

pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan

mengecek kehadiran

siswa

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

101

B. Kegiatan Inti

Fase I:

Eksplorasi

Pendahuluan

Guru memberikan

apersepsi konsep

tentang konveksi dan

radiasi

“ Mengapa angin laut

terjadi pada siang hari?

“Mengapa orang arab

senang memakai jubah

gombrang warna hitam?

Guru meminta

beberapa orang siswa

mengemukakan

jawaban mereka dari

pertanyaan di atas.

Guru menuliskan

jawaban siswa di

papan tulis

Guru menyimpulkan

jawaban-jawaban yang

ada di papan tulis

Siswa menjawab

pertanyaan yang

di berikan oleh

guru

7’

Fase II:

Pemusatan

Guru memberi

motivasi kepada siswa

dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa, dengan

pertanyaan sebagai

berikut:

“Batang korek api

didekatkan disekitar

lilin yang menyala

dengan membentuk

lingkaran, batang

korek api yang sebelah

mana terlebih dahulu

terbakar?”

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh

guru

5’

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

102

Fase III:

Tantangan

Guru membentuk

kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari

4-5 orang.

Guru membagikan

LKS kepada tiap-tiap

kelompok.

Guru membimbing

dan menjelaskan

prosedur percobaan

konveksi yang harus

dilakukan oleh siswa

sesuai dengan LKS

yang dibagikan

Tiap-tiap

kelompok

ditugaskan

melakukan

percobaan sesuai

dengan LKS

Siswa

memecahkan

masalah-masalah

yang ada di LKS

dengan dibantu

guru

Siswa melakukan

percobaan

Siswa melakukan

penelitian dan

melaporkan hasil

penelitian

Salah satu

kelompok

mempresentasika

n hasil percobaan

yang dilakukan

15’

Fase IV:

Aplikasi

Guru menyajikan soal-

soal yang sederhana

yang dapat dipecahkan

siswa dengan

menggunakan konsep-

konsep matematis,

dengan soal sebagai

berikut:

- Apa yang dimaksud

dengan konveksi,

faktor-faktor yang

mempengaruhi

konveksi dan

berikan contohnya?

- Apa yang dimaksud

dengan radiasi dan

10’

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

103

berikan contohnya?

C. Kegiatan

Penutup Guru memberikan

tugas kepada siswa

untuk membuat

rangkuman tentang hal

yang telah dipelajari.

.

3’

(Pertemuan ke 4)

Postest

F. Penilaian

1. Penilaian Kelompok : Hasil Eksperimen (Laporan Kelompok)

2. Penilaian Tertulis : Hasil Rangkuman siswa (tugas individu)

Bogor, Agustus 2010

Peneliti

Lisna Nafikah

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

109

Lampiran 12

UJI NORMALITAS

A. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen

Skor terbesar = 66,6

Skor terkecil = 25,9

Rentang (R) = Skor terbesar – Skor terkecil

= 66,6 – 25,9

= 40,7

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28

Panjang Kelas (i) = 8,66

7,40

BK

R

7

No X No X No X No X

1. 44,4 11. 44,4 21. 44,4 31. 51,8

2. 51,8 12. 48,1 22. 25,9 32. 44,4

3. 55,5 13. 51,8 23. 29,6 33. 25,9

4. 29,6 14. 48,1 24. 48,1 34. 66,6

5. 25,9 15. 48,1 25. 51,8 35. 59,2

6. 29,6 16. 51,8 26. 37 36. 51,8

7. 37 17. 55,5 27. 62,9 37. 48,1

8. 62,9 18. 29,6 28. 48,1 38. 55,5

9. 51,8 19. 29,6 29. 48,1 39. 51,8

10. 62,9 20. 25,9 30. 51,8 40. 66,6

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

110

Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas Interval F Nilai tengah

(xi)

xi2

f.xi f.xi2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

25,9 – 32,9

33,9 – 40,9

41,9 – 48,9

49,9 – 56,9

57,9 – 64,9

65,9 – 72,9

6

9

8

12

2

3

28,9

36,9

44,9

52,9

60,9

68,9

835,21

1361,61

2016,01

2798,41

3708,81

4747,21

173,4

332,1

359,2

634,8

121,8

206,7

5011,26

12254,49

16128,08

33580,92

7417,62

14241,63

Jumlah 40 1612 70058

Rata-rata (X)

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Membuat daftar frekuensi yang di harapkan dengan cara :

a. Menentukan batas kelas, yaitu :

25,9 32,9 40,9 48,9 56,9 64,9 72,9

b. Mencari nilai Z – score

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

111

38,243,11

3,409,72

68,143,11

3,409,64

98,043,11

3,409,56

28,043,11

3,409,48

42,043,11

3,409,40

12,143,11

3,409,32

82,143,11

3,409,25

7

6

5

4

3

2

1

Z

Z

Z

Z

Z

Z

Z

c. Mencari luas 0 – Z dari table kurva normal dari 0 – Z di dapat

0,4656 0,3686 0,1628 0,1103 0,3365 0,3365 0,4913

d. Mencari luas tiap kelas interval

0,4656 – 0,3686 = 0,097

0,3686 – 0,1628 = 0,2058

0,1628 + 0,1103 = 0,2731

0,1103 - 0,3365 = 0,2262

0,3365 – 0,4535 = 0,117

0,4535 – 0,4913 = 0,0378

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,097 x 40 = 3,88

0,2058 x 40 = 8,232

0,2731 x 40 = 10,924

0,2262 x 40 = 9,048

0,117 x 40 = 4,68

0,0378 x 40 = 1,512

No Batas Kelas Z Luas 0 -

Z

Luas tiap kelas

interval

fe Fo

1. 25,9 -1,82 0,4656 0,097 3,88 6

2. 32,9 -1,12 0,3686 0,2058 8,232 9

3. 40,9 -0,42 0,1628 0,2731 10,924 8

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

112

4. 48,9 0,28 0,1103 0,2262 9,048 12

5. 56,9 0,98 0,3365 0,117 4,68 2

6. 64,9 1,68 0,3365 0,0378 1,512 3

72,9 2,38 0,4913

∑fo =

40

Mencari chi-kuadrat hitung (x2 hitung)

+

= 1,16 + 0,07 + 0,78+ 0,96 + 1,53+1,46 = 5,96

Nilai x2 tabel untul α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,07

Dengan criteria pengujian sebagai berikut:

Jika x2

hitung ≥ x2 tabel, artinya Distribusi data tidak normal

Jika x2 hitung ≤ x

2 tabel, artinya Data berdistribusi normal

Dari perhitungan di dapat

x2hitung = 5,96 x

2tabel = 11,07

jadi,

x2hitung ≤ x

2tabel, artinya Data berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas data Skor Posttest Siswa Kelas Eksperimen

No X No X No X No X

1. 66,6 11. 74 21. 70,3 31. 70,3

2. 70,3 12. 74 22. 66,6 32. 62,9

3. 81,4 13. 81,4 23. 66,6 33. 62,9

4. 77,7 14. 81,4 24. 70,3 34. 85,1

5. 51,8 15. 85,1 25. 70,3 35. 77,7

6. 55,5 16. 62,9 26. 62,9 36. 66,6

7. 62,9 17. 70,3 27. 88,8 37. 77,7

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

113

Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil

= 88,8 – 51,8

= 37

Banyak kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28 ≈ 6

Panjang Kelas (i) = 62,66

37

BK

R

Table distribusi frekuensi

No Kelas

Interval

F Nilai tengah

(xi)

xi2

f.xi f.xi2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

51,8 – 57,8

58,8 – 64,8

65,8 – 71,8

72,8 – 78,8

79,8 – 85,8

86,8 – 92,8

3

11

14

8

3

1

54,8

61,8

68,8

75,8

82,8

89,8

3003,04

3819,24

4733,44

5745,64

6855,84

8064,04

164,4

679,8

963,2

606,4

248,4

89,8

9009,12

42011,64

66268,16

45965,12

20567,52

8064,04

Jumlah 40 2752 191885,6

Rata-rata (X)

8,6840

2752

n

fniX

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

46,858,711560

101920

1560

75735047675424

)140(40

)2752(6,19188540

)1(

)( 222

x

nn

fxifxin

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara

a. Menentukan batas kelas, yaitu :

51,8 57,8 64,8 71,8 78,8 85,8 92,8

b. Mencari nilai Z – score

8. 70,3 18. 70,3 28. 66,6 38. 70,3

9. 77,7 19. 77,7 29. 59,2 39. 70,3

10. 70,3 20. 74 30. 66,6 40. 88,8

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

114

S

xKelasBatasZ

17,246,8

688,511

Z 29,1

46,8

688,785

Z

29,146,8

688,572

Z 17,2

46,8

688,856

Z

43,046,8

688,643

Z 03,3

46,8

688,927

Z

43,046,8

688,714

Z

c. Mencari luas 0 – Z dari table kurva normal dari 0 – Z, didapat

0,4850 0,4015 0,1664 0,1664 0,4015 0,4850 0,4988

d. Mencari luas tiap kelas interval

0,4850 – 0,4015 = 0,0835

0,4015 – 0,1664 = 0,2351

0,1664 + 0,1664 = 0,3328

0,1664 – 0,4015 = 0,2351

0,4015 – 0,4850 = 0,0835

0,4850 – 0,4988 = 0,0138

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0835 x 40 = 3,37

0,2351 x 40 = 9,404

0,3328 x 40 = 13,312

0,2351 x 40 = 9,404

0,0835 x 40 = 3,37

0,0138 x 40 = 0,552

No Batas Kelas Z Luas 0 -

Z

Luas tiap kelas

interval

fe Fo

1. 51,8 -2,17 0,4850 0,0835 3,37 3

2. 57,8 -1,29 0,4015 0,2351 9,404 11

3. 64,8 -0,43 0,1664 0,3328 13,312 14

4. 71,8 0,43 0,1664 0,2351 9,404 18

5. 78,8 1,29 0,4015 0,0835 3,37 3

6. 85,8 2,17 0,4850 0,0138 0,552 1

92,8 3,03 0,4988

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

115

∑fo =

40

Mencari chi-kuadrat hitung (x2 hitung)

x

2 hitung =

552,0

552,01

37,3

37,33

404,9

404,98

312,13

312,1314

404,9

404,911

37,3

37,33222222

= 0,04 + 0,27 + 0,03 + 0,21 + 0,04 + 0,36 = 0,95

Nilai x2 tabel untul α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,07

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

hitung ≥ x2 tabel, artinya Distribusi data tidak normal

Jika x2 hitung ≤ x

2 tabel, artinya Data berdistribusi normal

Dari perhitungan Jika x2

di dapat

x2hitung = 0,95 x

2tabel = 11,07

jadi,

x2hitung ≤ x

2tabel, artinya Data berdistribusi normal.

C. Uji Normalitas Data Skor Pretest Siswa Kelas kontrol

No X No X No X No X

1. 29,6 11. 29,6 21. 55,5 31. 51,8

2. 29,6 12. 62,9 22. 25,9 32. 29,6

3. 25,6 13. 14,8 23. 29,6 33. 29,6

4. 14,8 14. 44,4 24. 48 34. 55,5

5. 51,8 15. 29,6 25. 55,5 35. 37

6. 14,8 16. 37 26. 14,8 36. 29,6

7. 29,6 17. 37 27. 29,6 37. 51,8

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

116

Skor terbesar = 62,9

Skor terkecil = 14,8

Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil

= 62,9 – 14,8

= 48,1

Banyak kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28 ≈ 6

Panjang Kelas (i) = 86

1,48

BK

R

Tabel Distribusi Frekuensi

No. Kelas Interval F Nilai tengah

(xi)

xi2

f.xi f.xi2

1.

2.

3.

4.

5.

6

14,8 – 22,8

23,8 – 31,8

32,8 – 40,8

41,8 – 49,8

50,8 – 58,8

59,8 – 67,8

5

13

8

7

4

3

18,8

27,8

36,8

45,8

54,8

63,8

353,44

772,84

1354,24

2097,64

3003,04

4070,44

94

361,4

294,4

320,6

219,2

191,4

1767,2

10046,92

10833,92

14683,48

12012,16

12211,32

Jumlah 40 1489 62149

Rata-rata (X)

33,3740

1489

n

fxiX

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

1560

22171212485960

14040

14896214940

1

222

x

nn

fxifxinS

8. 44,4 18. 29,6 28. 48,1 38. 44,4

9. 48,1 19. 51,8 29. 55,5 39. 29,6

10. 25,9 20. 48,1 30. 66,6 40. 55,5

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

117

= 13,1333,1721560

268839

Membuat daftar frekuensi yang di harapkan dengan cara:

a. Menentukan batas kelas, yaitu:

14,8 22,8 31,8 40,8 49,8 58,8 67,8

b. Mencari nilai Z- Score

S

XkelasBatasZ

73,113,13

33,378,141

Z

05,113,13

33,378,222

Z

36,013,13

33,378,313

Z

33,013,13

33,378,404

Z

4,213,13

33,378,67

69,113,13

33,378,58

01,113,13

33,378,49

7

6

5

Z

Z

Z

c. Mencari luas 0 – Z dari table kurva normal dari 0 – Z didapat:

0,4582 0,3531 0,1406 0,1293 0,3438 0,4545 0,4918

d. Mencari luas tiap kelas interval

0,4582 – 0,3531 = 0,1051

0,3531 – 0,1406 = 0,2125

0,1406 + 0,1293 = 0,2699

0,1293 – 0,3438 = 0,2145

0,3438 – 0,4545 = 0,1107

0,4545 – 0,4918 = 0,0373

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,1051 x 40 = 4,204

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

118

0,2125 x 40 = 8,5

0,2699 x 40 = 10,798

0,2145 x 40 = 8,58

0,1107 x 40 = 4,428

0,0373 x 40 = 1,492

No Batas Kelas Z Luas 0 -

Z

Luas tiap kelas

interval

fe Fo

1. 14,8 -1,73 0,4582 0,1051 4,204 5

2. 22,8 -1,05 0,3531 0,2125 8,5 13

3. 31,8 -0,36 0,1406 0,2699 10,796 8

4. 40,8 0,33 0,1293 0,2145 8,58 7

5. 49,8 1,01 0,3438 0,1107 4,428 4

6. 58,8 1,69 0,4545 0,0373 1,492 3

67,8 2,4 0,4918

∑fo =

40

Mencari chi- kuadrat hitung ( 2x hitung)

2x hitung =

2

1

k

i fe

fefo

2x hitung = 22222

428,4

428,44

58,8

58,87

796,10

796,108

5,8

5,813

204,4

204,45

1,552,104,029,072,038,215,0492,1

492,132

Nilai x2 tabel untul α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,07

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika x2

hitung ≥ x2 tabel, artinya Distribusi data tidak normal

Jika x2 hitung ≤ x

2 tabel, artinya Data berdistribusi normal

Dari perhitungan di dapat

x2hitung = 5,1 x

2tabel = 11,07

jadi,

x2hitung ≤ x

2tabel, artinya Data berdistribusi normal.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

119

D. Uji Normalitas Data Skor Postest Siswa Kelas Kontrol

Skor terbesar = 81,4

Skor terkecil = 29,6

Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil

= 81,4 – 29,6

= 51,8

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28 6

Panjang kelas (i) = 85,86

8,51

BK

R

No X No X No X No X

1. 55,5 11. 55,5 21. 55,5 31. 62.9

2. 62,9 12. 70,3 22. 29,6 32. 55,5

3. 29,6 13. 37 23. 70,3 33. 66,6

4. 44,4 14. 70,3 24. 48,1 34. 55,5

5. 55,5 15. 51,8 25. 70,3 35. 70,3

6. 62,9 16. 48,1 26. 37 36. 51,8

7. 44,4 17. 44,4 27. 62,9 37. 81,4

8. 51,8 18. 66,6 28. 55,5 38. 55,5

9. 66,6 19. 70,3 29. 51,8 39. 70,3

10. 70,3 20. 77,7 30. 70,3 40. 81,4

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

120

Tabel disrtibusi frekuensi

No Kelas Interval F Nilai Tengah

(xi)

2xi fxi f 2xi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

29,6 – 37,6

38,6– 46,6

47,6 – 55,6

56,6 – 64,6

65,6 – 73,6

74,6 – 82,6

3

5

14

7

8

3

33,6

42,6

51,6

60,6

69,6

78,6

1128,96

1814,76

2662,56

3672,36

4844,16

6177,96

100,8

213

722,4

424,2

556,8

235,8

3386,88

9073,8

37275,84

25706,52

38753,28

18533,88

40 2253 132730,2

Rata – rata ( x )

7,5640

2269

n

fxix

Simpangan Baku (standar deviasi)

2,121560

233199

1560

51483615381560

14040

226913453940

1

22

2

x

nn

fxifxinS

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a. Menentukan batas kelas, yaitu:

29,6 37,6 46,6 55,6 64,6 73,6 82,6

b. Mencari nilai Z – score

S

xkelasBatasZ

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

121

2,22,12

7,566,82

45,12,12

7,566,73

72,02,12

7,566,64

02,02,12

7,566,55

75,02,12

7,566,46

49,12,12

7,566,37

2,22,12

7,566,29

7

6

5

4

3

2

1

Z

Z

Z

Z

Z

Z

Z

c. Mencari luas 0 - Z dari table kurva normal dari 0 – Z, didapat:

0,4861 0,4319 0,2734 0,0080 0,2642 0,4265 0,4861

d. Mencari luas tiap kelas interval

0,4861 – 0,4319 = 0,0542

0,4319 – 0,2734 = 0,1585

0,2734 + 0,0080 = 0,2814

0,0080 – 0,2642 = 0,2562

0,2642 – 0,4265 = 0,1623

0,4265 – 0,4861 = 0,0596

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0542 x 40 = 2,168

0,1585 x 40 = 6,34

0,2814 x 40 = 11,256

0,2562 x 40 = 10,248

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

122

0,1623 x 40 = 6,492

0,0596 x 40 = 2,384

No Batas

Kelas

Z Luas 0 -

Z

Luas tiap kelas

interval

fe Fo

1. 29,6 -2,2 0,4861 0,0542 2,168 5

2. 37,6 -1,49 0,4319 0,1585 6,34 5

3. 46,6 -0,75 0,2734 0,2814 11,256 14

4. 55,6 0,02 0,0080 0,2562 10,248 7

5. 64,6 0,72 0,2642 0,1623 6,492 8

6. 73,6 1,45 0,4265 0,0596 2,384 3

82,6 2,2 0,4861

∑fo =

40

Mencari chi- kuadrat hitung ( 2x hitung)

k

i fe

fefohitungx

1

2

2

2x hitung = 22222

492,6

492,68

248,10

248,107

256,11

256,1114

34,6

34,65

168,2

168,23

+

2

384,2

384,2381,216,035,003,167,028,032,0

Nilai x2 tabel untul α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel chi-kuadrat didapat, x2 tabel = 11,07

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika x2

hitung ≥ x2 tabel, artinya Distribusi data tidak normal

Jika x2 hitung ≤ x

2 tabel, artinya Data berdistribusi normal

Dari perhitungan di dapat

x2hitung = 2,81 x

2tabel = 11,07

jadi,

x2hitung ≤ x

2tabel, artinya Data berdistribusi normal.

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

123

B. Uji Homogenitas

1. Uji Homogenitas Pretest

Sampel dk = n- 1 iS Log iS (dk) log iS

VII

(eksperimen)

39 130, 63 2,1160 82,524

VII (kontrol) 39 172, 33 2,2364 87,2196

Jumlah = 2 ∑(n-1) =

78

169,7436

Varians Gabungan

78

87,672057,5094

78

33,1723963,13039

1

11 2211

xx

n

SnSnS

= 48,15178

44,11815

Log S = log 151,48 = 2, 1804

0712,170781804,21log xnxsB

isdkBxhitungx log10ln2

= (2,3) x (170,0712 – 169,7436)

= (2,3) x (0,3276)

= 0,75348

tabelx2 untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan = 0,05 didapat:

tabelx2 = 3,841

Dengan kriteria pengujian:

Jika ,22 tabelxhitungx berarti tidak homogen

Jika ,22 tabelxhitungx berarti homogen

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

124

Dari perhitungan didapat:

75348,02 hitungx dan 841,32 tabelx

Ternyata, hitungx 2 tabelx2 atau 0,75348 3,841, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok berawal dari populasi yang homogen.

2. Uji Homogenitas Posttest

Sampel dk = n - 1 iS Log iS (dk) log iS

VII(eksperimen) 39 108 2,0334 79,3026

VII(kontrol) 39 149,5 2,1746 84,8094

Jumlah = 2 ∑ (n – 1 )

= 78

164,112

Varians Gabungan

78

5,58304212

3939

5,1493910839

21

2211

xx

nn

SnSnS

= 75,12878

5,10042

Log S = log 128,75 = 2,11

58,1647811,21log xnxSB

0764,1

468,03,2

112,16458,1643,2

log10ln2

x

x

SdkBxhitungx i

tabelx2 untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan = 0,05 didapat:

tabelx2 = 3,841

Dengan kriteria pengujian:

Jika ,22 tabelxhitungx berarti tidak homogen

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

125

Jika ,22 tabelxhitungx berarti homogen

Dari perhitungan didapat:

0764,12 hitungx dan 841,32 tabelx

Ternyata, hitungx 2 tabelx2 atau 1,0764 3,841, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok berawal dari populasi yang homogen.

C. UJI HIPOTESIS

1. Uji kesamaan dua rata – rata hasil pretest

Hipotesis yang diajukan:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok control.

Ha : X Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata skor pretest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika –t table ≤ t hitung ≤ t table maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan

0,95

Jika t hitung < - t table atau t table < t hitung maka Ha diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95.

Uji – t

21

21

11

nnS

xxt

g

Dimana:

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS g

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

126

31,1248,151

78

44,11815

24040

33,17214063,130140

xxS g

Sehingga

11,16686,2

97,2

22,013,12

97,2

40

1

40

113,12

33,373,40

xt

tabelt untuk 7811 21 nndk dengan α = 0,05 didapat tabelt = 2,00

Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa hitungt sebesar 1,11

dan tabelt = 2,00. Ternyata hitungt ≤ tabelt , dengan demikian Ho diterima dan

Ha ditolak pada taraf kepercayaan 0,95, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor pretest kelompok eksperimen

dengan rata – rata skor pretest kelompok kontrol.

2. Uji kesamaan dua rata – rata hasil posttest

Hipotesis yang diajukan:

Ho : X = Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata skor pretest

kelompok eksperimen dengan kelompok control.

Ha : X Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata skor pretest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika –t table ≤ t hitung ≤ t table maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95

Jika t hitung < - t table atau t table < t hitung maka Ha diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95.

Uji – t

21

21

11

nnS

xxt

g

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

127

Dimana:

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS g

35,1175,128

78

5,10042

24040

5,149140108140

xxS g

84,4497,2

1,12

22,035,11

1,12

40

1

40

135,11

7,568,68

xt

tabelt untuk 7811 21 nndk dengan α = 0,05 didapat tabelt = 2,00

Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa hitungt sebesar 4,84 dan

tabelt = 2,00. Ternyata memenuhi kriteria tabelt < hitungt atau 2,00 < 4,84.

Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata skor

pretest kelompok dengan rata – rata skor posttest kelompok kontrol.

D. Uji Normal gain

Kelas Kontrol

Item Pretest Posttest N-Gain Item Pretest Posttest N-Gain

1 29,6 55,5 0,371 21 55,5 55,5 0

2 29,6 62,9 0,471 22 14,8 51,8 0,435

3 25,9 29,6 0,054 23 29,6 70,3 0,571

4 14,8 44,4 0,341 24 48,1 48,1 0

5 51,8 55,5 0,083 25 44,4 70,3 0,464

6 55,5 62,9 0,159 26 29,6 37 0,1

7 29,6 44,4 0,2 27 29,6 62,9 0,471

8 44,4 51,8 0,143 28 62,9 70,3 0,189

9 48,1 66,6 0,365 29 55,5 55,5 0

10 25,9 70,3 0,595 30 66,6 70,3 0,091

11 29,6 55,5 0,371 31 51,8 66,6 0,313

12 62,9 70,3 0,189 32 29,6 55,5 0,371

13 14,8 37 0,235 33 29,6 62,9 0,471

14 44,4 70,3 0,464 34 55,5 59,2 0,068

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

128

15 29,6 51,8 0,314 35 37 70,3 0,524

16 37 48,1 0,175 36 29,6 51,8 0,314

17 37 44,4 0,111 37 51,8 81,4 0,604

18 29,6 66,6 0,529 38 44,4 55,5 0,214

19 51,8 70,3 0,375 39 29,6 70,3 0,571

20 48,1 77,7 0,577 40 55,5 81,4 0,604

Skor terbesar = 0,604

Skor terkecil = 0

Rentang (R) = Skor terbesar – Skor terkecil

= 0,604 - 0

= 0,604

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28

Panjang Kelas (i) = 101,06

604,0

BK

R

Tabel frekuensi

No Kelas

Interval

F Nilai tengah

(xi)

xi2

f.xi f.xi2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0-0,10

0,11-0,21

0,22-0,32

0,33-0,43

0,44-0,54

0,55-0,65

8

7

5

6

8

6

0,05

0,16

0,27

0,38

0,49

0,60

0,0025

0,0256

0,0729

0,1444

0,2401

0,36

0,4

1,12

1,35

2,28

3,92

3,6

0,02

0,1792

0,3645

0,8664

1,9208

2,16

Jumlah 40 12,54 5,5109

Rata-rata (X)

317,040

67,12

n

fxiX

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

1560

529,160436,220

14040

67,125109,540

1

222

x

nn

fxifxinS

= 038,0 =0,19

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

129

Kelas eksperimen

Item Pretest Posttest N-

Gain Item Pretest Posttest

N-

Gain

1 44,4 66,6 0,411 21 44,4 70,3 0,464

2 51,8 70,3 0,375 22 25,9 66,6 0,554

3 55,5 81,4 0,568 23 29,6 66,6 0,529

4 29,6 77,7 0,686 24 48,1 70,3 0,423

5 25,9 51,8 0,351 25 51,8 70,3 0,375

6 29,6 55,5 0,371 26 37 62,9 0,413

7 37 62,9 0,413 27 62,9 88,8 0,633

8 62,9 70,5 0,189 28 48,1 66,6 0,365

9 51,8 77,7 0,536 29 48,1 59,2 0,212

10 62,9 70,3 0,5 30 51,8 66,6 0,313

11 44,4 74 0,604 31 51,8 70,3 0,375

12 48,1 74 0,635 32 44,4 62,9 0,339

13 51,8 81,4 0,712 33 25,9 62,9 0,5

14 48,1 81,4 0,229 34 66,6 85,1 0,545

15 48,1 85,1 0,318 35 59,2 77,7 0,463

16 51,8 62,9 0,571 36 51,8 66,6 0,313

17 55,5 70,3 0,333 37 48,1 77,7 0,577

18 29,6 70,3 0,571 38 48,1 70,3 0,318

19 29,6 77,7 0,667 39 51,8 70,3 0,375

20 25,9 74 0,649 40 66,6 88,8 0,667

Skor terbesar = 0,667

Skor terkecil = 0,189

Rentang (R) = Skor terbesar – Skor terkecil

= 0,667– 0,189

= 0,478

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log 40

= 1 + 3,3 (1,6)

= 1 + 5,28

= 6,28

Panjang Kelas (i) = 08,06

478,0

BK

R

Tabel frekuensi

No Kelas

Interval

F Nilai tengah

(xi)

xi2

f.xi f.xi2

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/348/1/LISNA... · Kelas VII-3 . sebagai kelompok eksperimen deng. an model . ... izinnya

130

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0,18-0,26

0,270-0,35

0,36-0,44

0,45-0,53

0,54-0,62

0,63-0,71

4

6

10

5

8

7

0,22

0,31

0,40

0,49

0,58

0,67

0,0484

0,0961

0,16

0,2401

0,3364

0,4489

0,88

1,86

4

2,45

4,64

4,69

0,1936

0,5766

1,6

1,2005

2,6912

3,1423

Jumlah 40 18,52 9,4042

Rata-rata (X)

463,040

52,18

n

fxiX

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

1560

9904,342168,376

14040

52,184042,940

1

222

x

nn

fxifxinS

= 021,0 =0,15

Uji-t

21

21

11

nnS

xxt

g

Dimana:

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS g

171,00293,0

78

8775,04079,1

24040

15,014019,0140 22

xxSg

Sehingga

88,303762,0

146,0

22,0171,0

146,0

40

1

40

1171,0

317,0463,0

xt