PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION …repositori.uin-alauddin.ac.id/6820/1/MAESAR MUH....
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION …repositori.uin-alauddin.ac.id/6820/1/MAESAR MUH....
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONMELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA (VENTURIMETER)TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS
XI IPA 4 SMA NEGERI 9 MAKASSAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika
Pada Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin Makassar
Oleh:
MAESAR MUH. YUNUS A.WNIM: 20600113096
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR2017
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji syukur tiada hentinya penyusun
haturkan ke hadirat Allah swt., yang Maha Pemberi Petunjuk, Anugerah dan Nikmat
yang diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Melalui Penggunaan
Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar”.
Salam dan salawat tetap tercurahkan ke hadirat junjungan umat, pemberi
syafa’at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini, seorang manusia
pilihan dan teladan kita, Rasullulah saw., beserta keluarga, para sahabat dan pengikut
Beliau hingga akhir zaman, Amin. Penyusun merasa sangat berhutang budi pada
semua pihak atas kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga sewajarnya bila
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak
yang memberikan semangat dan bantuan, baik secara material maupun spiritual.
Skripsi ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah
digerakkan hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan dan
bimbingan bagi penyusun. Oleh karena itu, penyusun menghaturkan terima kasih dan
rasa hormat yang tak terhingga dan teristimewa kepada Ibunda Ayahanda dari
penyusun yaitu Haeda (Alm) dan Muh. Yunus yang memberikan semangat untuk
vi
penyusun dan atas segala doa dan pengorbanannya selama masa pendidikan baik
moral dan materi serta senantiasa memberi semangat untuk menyelesaikan studi.
Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya,
penyusun sampaikan kepada Bapak/Ibu:
1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin
Makassar atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu
didalamnya.
2. Dr. H. Muhammad Amri, L.c., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa memberikan
dorongan, bimbingan dan nasihat kepada penyusun.
3. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar dan
sekaligus Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan
ilmunya untuk membimbing, memberikan dorongan dan mengarahkan
penyusun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Rafiqah, S.Si., M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang senantiasa
memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd selaku orang tua atau penasehat di
jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat
dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6. Muh. Said L., S.Si., M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya untuk membimbing dan
mengarahkan penyusun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Suardi, S.pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 09 Makassar yang telah
bersedia memberikan izin penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
8. Drs. H. Kasimuddin dan H. Anis S.Pd., M.Pd selaku guru di Sekolah
SMAN 09 Makassar yang telah bersedia memberikan bimbingan, waktu dan
tenaga pada saat penelitian berlangsung dalam menyusun penyelesaian skripsi
ini.
9. Kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan staf yang membantu
penyusun dalam penyusunan skripsi.
10. Para Dosen, Karyawan/karyawati pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmunya dan
bantuannya kepada penyusun.
11. Sahabat-sahabat penyusun: Kasmawati, Hasriani, Sunardi, Hamsar, Mirwanto,
Wanti dan Hasni yang telah berbagi suka dan duka.
12. Teman sekelas penyusun Fisika 7-8, rekan-rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika angkatan 2013 serta teman-teman satu team pembimbing
berkat kerja sama dan bantuannya dalam proses perkuliahan dan penyusunan
skripsi ini.
13. Rekan-rekan KKN angkatan 53 kecamatan Cenrana, desa Labuaja dusun
Nahung yang selalu memberikan semangat kepada penyusun.
viii
14. Saudara penyusun terkhusus pada Nuryati, Yasir, Ma’ruf, Nurjanna, dan Huda
yang selalu memberikan bantuan dana, tenaga, dukungan beserta doa,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu yang telah
membantu kelancaran penyususnan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah swt., penyusun memohon ridha dan magfirah-
Nya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang
berlipat ganda di sisi Allah swt., dan semoga karya ini dapat bermanfaat kepada para
pembaca. Amiin.
Wassalaamu Alaikum Wr.Wb.
Samata-Gowa, Juli 2017
Penyusun,
Maesar Muh. Yunus A.W
ix
ABSTRAK
Nama : Maesar Muh. Yunus A.WNIM : 20600113096Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Melalui Penggunaan
Alat Peraga (Venturimeter) Terhadap Keterampilan Proses Sains SiswaKelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan desain penelitian oneshot case study yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keterampilan prosessains siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran directinstruction melalui penggunaan alat peraga (venturimeter) pada siswa kelas XI IPA 4SMA Negeri 9 Makassar dan mengetahui pengaruh model pembelajaran directinstruction melalui penggunaan alat peraga (venturimeter) terhadap keterampilan prosessains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Metode penelitian yaitu digunakan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMANegeri 9 Makassar tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 244 siswa dari 7 kelas.Dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak satu kelasdengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembarobservasi dan tes keterampilan proses sains.
Hasil penelitian dengan analisis deskriptif diperoleh bahwa keterampilan prosessains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar berdasarkan observasi mencapainilai rata-rata 84,26 dan berdasarkan tes keterampilan proses sains mencapai nilai rata-rata 82,83, sedangkan hasil analisis inferensial untuk keterampilan proses sains yangmenunjukkan bahwa thitung yang diperoleh sebesar 8,6785 dan ttabel sebesar 2,042,sehingga thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterampilan proses sainssiswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar setelah diajarkan dengan menggunakanmodel pembelajaran direct instruction melalui penggunaan alat peraga (venturimeter)berada pada kategori baik karena telah mencapai dan melebihi standar KKM yang telahditentukan yakni 75, hal ini menunjukkan bahwa H0 pada penelitian ini diterima,sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran direct instruction melaluipenggunaan alat peraga (venturimeter) sangat baik digunakan terhadap keterampilanproses sains.
Implikasi penelitian adalah guru memperhatikan kebutuhan aspek kognitif siswatetapi juga dari aspek psikomotorik siswa karena dengan menyeimbangkan kedua aspektersebut maka akan menghasilkan siswa yang berhasil dalam bidang akademik tetapi jugamenghasilkan siswa yang memiliki keterampilan proses tinggi sehingga dapatdiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
x
ABSTRACT
Name : Maesar Muh. Yunus A.WNIM : 20600113096Title : The Influence of Direct Instruction Learning Model Through the Use of
Vehicles (Venturimeter) on Science Process Skills of Students of ClassXI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
This research is a pre-experiment research with one-shot case study designthat aims to find out how much science process skill students after taught by usingdirect instruction model through the use of props (venturimeter) on students of gradeXI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar and know the influence of direct instruction modelthrough the use of props (venturimeter) to the science process skill of students ofgrade XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
The research method used is the population of all students class XI IPA SMANegeri 9 Makassar academic year 2016/2017 which amounted to 244 students from 7classes. By using purposive sampling technique obtained sample as much as one classwith number of student counted 30 people. The instruments used consist ofobservation sheets and tests of science process skills.
The result of the research with descriptive analysis found that science scienceprocess skill of class XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar based on observation reachesthe average value 84,26 and based on science process skill test reaching averagevalue 82,83, while result of inferential analysis for skill the science process whichshows that the tcount obtained is 8.6785 and the ttable is 2.042, so thitung> ttable.This shows that there are science science process skill of class XI IPA 4 SMA Negeri9 Makassar after taught by using direct instruction learning model through the use ofprops (venturimeter) is in good category because it has reached and exceeds KKMstandard that has been determined that is 75, thing this indicates that H0 in this studyis accepted, so it can be concluded that the direct instruction learning model throughthe use of props (venturimeter) is very well used to the skill of science process.
The implication of this research is that teachers pay attention to the students'cognitive aspect needs but also from the psychomotor aspect of the students becausebalancing these two aspects will produce students who are successful in the academicfield but also produce students who have high process skills so that it can be appliedin everyday life.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1-10
A. Latar Belakang ............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7D. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 8E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8F. Definisi Operasional Variabel...................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................... 11-38
A. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ................... 11B. Media Pembelajaran..................................................................... 17C. Keterampilan Proses Sains .......................................................... 23D. Fluida Dinamis ............................................................................. 33E. Hipotesis Penelitian...................................................................... 37
xii
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 39-55
A. Jenis, Pendekatan dan Desain Penelitian..................................... 39B. Populasi dan Sampel ................................................................... 40C. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 42D. Instrumen Penelitian.................................................................... 46E. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen ........................................... 49F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 56-70
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 56B. Pembahasan................................................................................. 65
BAB V PENUTUP......................................................................................... 71-72
A. Kesimpulan .................................................................................. 71B. Implikasi Penelitian...................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73-74
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 76
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tahapan-tahapan Pembelajaran Langsung ............................... 16
Tabel 3.1 : Populasi kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makassar ...................... 41
Tabel 3.2 : Kategorisasi Keterampilan Proses Sains.................................. 53
Tabel 4.1 : Daftar Hasil Analisis Skor Observasi Keterampilan ProsesSains Siswa................................................................................. 56
Tabel 4.2 : Kategorisasi Hasil Skor Observasi Keterampilan ProsesSains Siswa................................................................................ 57
Tabel 4.3 : Daftar Hasil Analisis Skor Lembar Kerja Peserta DidikSiswa.......................................................................................... 59
Tabel 4.4 : Kategorisasi Hasil Skor Lembar Kerja Peserta DidikSiswa.......................................................................................... 60
Tabel 4.5 : Daftar Hasil Analisis Skor Tes Keterampilan Proses SainsSiswa.......................................................................................... 61
Tabel 4.6 : Kategorisasi Hasil Skor Tes Keterampilan Proses SainsSiswa.......................................................................................... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Desain Penelitian........................................................................ 40
Gambar 3.2 : Alat dan Bahan Pembuatan Venturimeter.................................. 44
Gambar 3.3 : Desain Alat Venturimeter........................................................... 45
Gambar 3.4 : Desain Alat Venturimeter........................................................... 45
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 : Kategorisasi Hasil Skor Observasi Keterampilan Proses SainsSiswa........................................................................................... 57
Grafik 4.2 : Kategorisasi Hasil Skor Observasi Keterampilan Proses SainsSiswa Tiap Indikator................................................................... 58
Grafik 4.3 : Kategorisasi Hasil Skor Analisis Skor Lembar Kerja PesertaDidik Siswa................................................................................. 60
Grafik 4.4 : Kategorisasi Hasil Skor Tes Keterampilan Proses SainsSiswa........................................................................................... 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Data Hasil Penelitian Berdasarkan Observasi
A.2 Data Hasil Penelitian Berdasarkan LKPD
A.3 Data Hasil Penelitian Berdasarkan Tes KPS
LAMPIRAN B
B.1 Analisis Deskriptif Observasi
B.2 Analisis Deskriptif LKPD
B.3 Analisis Deskriptif Tes KPS
LAMPIRAN C
C.1 Analisis Normalitas dan Uji Hipotesis Berdasarkan Observasi
C.2 Analisis Normalitas dan Uji Hipotesis Berdasarkan Tes KPS
LAMPIRAN D
D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
D.2 Lembar Observasi dan Rubrik
D.3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
D.4 Soal Tes Keterampilan Proses Sains
LAMPIRAN E
Validator 1
Validator 2
xvii
LAMPIRAN F
Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN G
Persuratan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk melahirkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan bermutu tinggi. Perkembangan zaman yang
pesat menyebabkan dunia pendidikan berubah signifikan sehingga merubah pola pikir
pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Pendidikan
dapat diartikan sebagai proses yang terjadi dalam diri manusia yang berlangsung
secara terus menerus untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Tujuan pendidikan
adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki
pandangan luas ke depan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dalam
berbagai lingkungan. Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Persoalan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah persoalan mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan dan rendahnya daya serap
siswa. Hal tersebut nampak dari hasil belajar siswa yang senantiasa masih
memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang
kurang menyentuh ranah dimensi siswa itu sendiri. Secara subtansial, bahwa dalam
proses pembelajaran tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Berbagai usaha telah
2
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yakni melalui berbagai
macam pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, melatihkan keterampilan proses
sains siswa dan penambahan fasilitas seperti penyediaan buku, alat peraga serta
perbaikan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah. Hal tersebut
dilakukan, karena semakin hari kemajuan sains dan teknologi dalam dunia pendidikan
semakin bergulir dan semakin bersifat kompleks.
Sekolah sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan seyogyanya
secara berkesinambungan meningkatkan kualitasnya sehingga dapat menghasilkan
lulusan yang bermutu dan menguasai ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang
tercantum dalam QS Al-Mujadalah/58: 11 sebagai berikut:
الذین آمنوا منكم والذین أوتوا العلم درجات ... ...وإذا قیل انشزوا فانشزوا یرفع هللا
Terjemahnya:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat1...
Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman,
sikap, tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar baik pada pelajaran yang
berbasis sosial maupun pada pelajaran yang berbasis IPA khususnya fisika.
1Kementerian Agama RI, (2011) h. 543.
3
Fisika adalah salah satu ilmu dalam bidang sains yang dipelajari melalui
pendekatan matematis, sehingga seringkali ditakuti dan cenderung tidak disukai oleh
sebagian besar peserta didik. Belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika
tetapi peserta didik diharapkan untuk mampu memahami konsep yang terkandung di
dalamnya, memahami permasalahan serta mampu menyelesaikannya secara
matematis. Tidak jarang hal inilah yang menyebabkan ketidaksenangan peserta didik
terhadap mata pelajaran ini semakin besar. Kebanyakan konsep-konsep yang
dipelajari dalam fisika merupakan gejala-gejala alam yang bersifat abstrak jika hanya
dijelaskan di depan kelas, tanpa disertai dengan pembuktian atau percobaan. Untuk
memahami konsep materi yang bersifat abstrak, diperlukan kreatifitas guru dalam
memilih media pembelajaran yang tepat. Salah satu komponen media pembelajaran
yaitu dengan menggunakan alat peraga.
Fisika juga merupakan ilmu yang mengembangkan konsep dan hukum yang
memahami alam. Hukum-hukum fisika merupakan hasil pemikiran manusia yang
memiliki keterbatasan, pada umumnya hukum dalam fisika telah diuji dengan
eksperimen yang berulang-ulang2. Pelajaran IPA bukan hanya siswa dituntut untuk
menguasai teori-teori, konsep-konsep dan hukum-hukum yang dipelajari tetapi
bagaimana membuktikan konsep-konsep dan hukum-hukum melalui percobaan
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna sebab disamping siswa mengetahui
teori siswa juga mampu dari mana sebuah teori bisa muncul. Namun demikian,
penerapan sebuah hukum dalam kehidupan sehari-hari juga penting karena dengan
2Kusminarto, Fisika Modern (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), h. 1.
4
hal tersebut siswa bisa melatih keterampilan dalam proses sains khususnya pada
materi fluida dinamis.
Keterampilan proses sains adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa
digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam
rangkaian proses pembelajaran. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap
siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains
serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan
yang telah dimiliki. Model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran fisika harus
memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk menemukan,
meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuannya, meningkatkan produktivitas dalam
belajar dan berfikir kreatif yang mendatangkan stimulus dalam diri siswa dengan rasa
ingin tahunya yang besar dan memungkinkan siswa tersebut untuk dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya. Implementasi Kurikulum yang menghendaki
pembelajaran sains tidak hanya berorientasi produk melainkan juga proses.
Perubahan kurikulum ternyata belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan,
sebagian besar pembelajaran masih didominasi oleh guru cenderung diarahkan agar
siswa menguasai kemampuan kognitif, sangat jarang diarahkan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains yang sering dijadikan
standar indikator dalam melakukan suatu percobaan seperti merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, pengontrolan variabel, pendefinisian variabel, melakukan
percobaan, dan mengolah datanya dari tabel hingga penarikan kesimpulan masih
kurang dan masih dibawah standar nilai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 75.
5
Berdasarkan hal di atas maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran
berupa pendekatan keterampilan proses sains dengan mendesain dan menerapkan alat
venturimeter, siswa di arahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun
konsep, motivasi dan kerjasama dalam kelompok, memudahkan pemecahan masalah
baik dalam pembelajaran sains maupun sosial dan nilai-nilai baru yang diperlukan
untuk kehidupannya. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan
dari pada transfer pengetahuan, khususnya pada prinsip hukum Bernoulli.
Materi hukum Bernoulli merupakan salah satu pelajaran yang sulit dimengerti
oleh siswa, berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
dimana sekolah yang menjadi lokasi penelitian memiliki fasilitas laboratorium yang
kurang lengkap (terbatas) sehingga para siswa pada sekolah tersebut khususnya pada
kelas XI IPA sangat jarang mendapatkan pembelajaran berbasis proses seperti
praktikum langsung, baik praktikum yang dilaksanakan di kelas maupun di
laboratorium itu sendiri sehingga salah satu upaya yang dilakukan ialah mendesain
sebuah alat peraga yang memang alat dan bahan yang digunakan praktis untuk
didapatkan di lingkungan sekitar seperti venturimeter. Selain itu guru fisika khusus
kelas XI IPA jarang menggunakan media yang diakibatkan oleh kesibukan,
keterbatasan waktu dan bahan praktek yang dalam proses pembelajaran.
Dalam merencanakan dan membuat media membutuhkan waktu yang relatif
panjang karena media yang dibuat harus sesuai dengan materi pelajaran, tujuan
pembelajaran, karakteristik siswa dan sesuai dengan tuntutan zaman agar siswa di
samping memperoleh pengetahuan maka siswa juga mampu memperoleh
6
keterampilan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media venturimeter
yang merupakan sebuah mediasi venturimeter yang mencerminkan prinsip dari
hukum Bernoulli. Selain itu, asumsi dari guru siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9
Makassar bahwasanya sangat bagus jika melatih siswa untuk membuat alat peraga
yang memang alat dan bahannya sangat praktis untuk didapatkan, sehingga
keterampilan proses sains siswa menjadi tidak terhambat. Selain itu, melaksanaan
pembelajaran dengan metode eksperimen dapat membuktikan hukum atau prinsip
ilmiah yang ada.
Maka dari itu untuk mencapai tujuan belajar dengan keterampilan yang lebih
baik pada materi fluida dinamis peneliti mencoba dengan penerapan desain alat
venturimeter agar siswa memahami dan memunculkan keterampilannya sehingga
mampu menerapkan konsep fisika yang telah dipelajari dan mengaplikasikannya
melalui percobaan dengan cara mencari dan menemukan sendiri konsep hukum
Bernoulli.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Direct Instruction Melalui Penggunaan Alat Peraga (Venturimeter)
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9
Makassar”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian yang dilakukan adalah:
1. Seberapa besar keterampilan proses sains siswa setelah diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran direct instruction melalui penggunaan alat
peraga (venturimeter) pada siswa kelas XI IP A 4 SMA Negeri 9 Makassar?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran direct instruction melalui
penggunaan alat peraga (venturimeter) terhadap keterampilan proses sains
siswa kelas XI IP A 4 SMA Negeri 9 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Pada prinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui seberapa besar keterampilan proses sains siswa pada konsep
hukum Bernoulli setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
direct instruction melalui penggunaan alat peraga (venturimeter) pada siswa
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran direct instruction melalui
penggunaan alat peraga (venturimeter) terhadap keterampilan proses sains
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
8
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:
1. Materi ajar yang diberikan dalam penelitian ini adalah prinsip hukum Bernoulli
pada tingkat SMA kelas XI KTSP.
2. Fokus variabel yang diteliti adalah keterampilan proses sains siswa.
3. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas XI IPA 4 yang terdiri dari 30 siswa
yang terdiri 14 siswa laki-laki 16 siswa perempuan.
4. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah direct
instruction.
5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Sekolah
a. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu sekolah.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk memilih cara pembelajaran yang
tepat guna meningkatkan tujuan pendidikan nasional.
c. Sebagai sumbangsih kepada sekolah sebagai alat peraga yang dapat menumbuhkan
keterampilan proses sains siswa khususnya pada konsep hukum Bernoulli.
9
2. Guru
a. Sebagai bahan masukan kepada guru mengenai pentingnya media pembelajaran
berbasis proses seperti praktikum langsung dalam menumbuhkan keterampilan
proses sains siswa guna meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
b. Sebagai bahan informasi kepada guru untuk lebih meningkatkan keterampilan
proses sains siswa dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
3. Siswa
Sebagai alternatif media pembelajaran fisika yang dapat manambah
keterampilan proses sains siswa.
4. Peneliti
Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan serta
mengembangkan ilmu pengetahuannya dalam menemukan penelitian–penelitian baru
yang dapat dimanfaatkan untuk siswa.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel independen (bebas) pada penelitian ini yaitu penerapan alat
venturimeter.
Penerapan alat venturimeter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebuah alat peraga yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pada materi fluida
dinamis yaitu untuk membuktikan prinsip hukum Bernoulli sehingga siswa dapat
belajar langsung dengan diterapkannya alat venturimeter. Alat venturimeter tersebut
10
dibuat dengan beberapa alat dan bahan yang telah disiapkan yang nantinya di desain
dan digunakan oleh siswa melalui pembelajaran langsung.
2. Variabel dependen (terikat) pada penelitian ini yaitu keterampilan proses
sains.
Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan yang harus dimiliki siswa yang menyangkut kemampuan psikomotorik
yang dicapai siswa ketika mendesain dan menerapkan alat venturimeter berdasarkan
indikator-indikator yang telah ditetapkan serta merupakan variabel yang menjadi
objek pengukuran dengan menggunakan lembar observasi dalam penelitian ini.
Indikator-indikator tersebut diantaranya: merumuskan masalah, pengajuan hipotesis,
pengontrolan variabel, perumusan definisi operasional, melakukan eksperimen,
pembuatan tabel data, mengambil dan memproses data, penginterpretasian data, serta
penarikan kesimpulan. Keterampilan-keterampilan ini dikatakan efektif apabila nilai
keterampilan proses sains yang diperoleh siswa lebih tinggi atau mencapai standar
nilai KKM psikomotorik yang diterapkan disekolah secara klasikal yaitu 75.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung pada umumnya dirancang khusus untuk
mengembangkan aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan aspek pengetahuan
prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) dan pengetahuan
deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi) yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah. Fokus utama dari pembelajaran ini adalah pelatihan-pelatihan yang dapat
diterapkan dari keadaan nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks3.
Pengajaran langsung tersebut berpusat pada guru, dan harus menjamin
terjadinya keterlibatan siswa. Dalam hal ini, guru menyampaikan isi/materi akademik
dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan menguji
keterampilan melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Jadi
lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan
pada siswa4.
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak
diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau
3Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h. 72-73.4Majid, Strategi Pembelajaran, h. 73.
12
membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat
deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan,
sedangkan kelemahan utamanya adalah dalam mengembangkan kemampuan-
kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan
hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu
dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain5.
Jadi, pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan
deduktif untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah
demi langkah.
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung
Ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut6:
a. Adanya tujuan pembelajaran langsung yaitu pembelajaran langsung ini
menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorientasi kepada siswa dan
spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi
evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria
keberhasilan).
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran langsung terdapat 5
fase yang sangat penting. Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah,
5Majid, Strategi Pembelajaran, h. 73.6Majid, Strategi Pembelajaran, h. 73-74.
13
demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan oleh guru
kepada siswa. Adapun 5 tahapan pembelajaran langsung, yaitu:
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tahap 2: Mendemonstrasi pengetahuan dan keterampilan
Tahap 3: Membimbing pelatihan
Tahap 4: Memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik
Tahap 5: Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep.
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pembelajaran. Keberhasilan metode pembelajaran langsung
memerlukan lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni
ruangan yang tenang dengan penerangan cukup, termasuk alat atau media yang
sesuai. Di samping itu, metode pembelajaran langsung juga bergantug pada
motivasi siswa yang memadai untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru,
dan mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya. Pada hakikatnya,
pembelajaran langsung memerlukan kaidah yang mengatur bagaimana siswa yang
suka berbicara, prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi
khusus untuk mengatur giliran keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi
tingkah laku siswa yang menyimpang.
Ciri-ciri pembelajaran langsung yaitu transformasi dan keterampilan secara
langsung, pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, materi pembelajaran yang
14
telah terstruktur, lingkungan belajar yang telah terstruktur dan di struktur oleh guru
sebagai penyampai informasi.
3. Tahapan Pembelajaran Langsung
Tahapan pelaksanaan model pembelajaran langsung (direct instruction)
adalah sebagai berikut7:
a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa,
serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pembelajaran. Penyampaian
tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran
dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada
papan bulletin yang berisi tahapan-tahapan dan isinya, serta alokasi waktu yang
disediakan untuk setiap tahap. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa,
memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali
pada hasil belajar yang telah dimilikinyayang relevan dengan pokok pembicaraan
yang akan dipelajari.
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyampaikan
informasi tahap demi tahap. Kunci keberhasilan dalam tahap ini adalah
mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah
7Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), h. 76-78.
15
demonstrasi yang efektif. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran, baik
berupa konsep-konsep maupun keterampillan.penyajian materi dapat berupa:
1) Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil, sehingga materi dapat dikuasai
siswa dalam waktu relatif pendek.
2) Pemberian contoh-contoh konsep.
3) Pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas.
4) Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
c. Membimbing pelatihan
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaaan untuk
menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Pada fase ini
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih konsep atau keterampilan.
Laihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan
siswa dalam melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan
memberikan bimbingan jika diperlukan.
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru memeriksa atau mengecek kemampuan siswa seperti memberi kuis
terkini dan memberi umpan balik seperti membuka diskusi untuk siswa. Guru
memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan
balik terhadap respons siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
16
e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep
Guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk
meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. Guru juga
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus
terhadap penerapan pada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
Tahapan-tahapan pembelajaran langsung tersebut dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 2.1: Tahapan-tahapan pembelajaran langsung
No. Fase Peran Guru
1 Menyampaikan tujuan danmempersiapkan siswa
Menjelaskan tujuan, materi prasyarat,memotivasi dan mempersiapkan siswa
2 Mendemonstrasikan pengetahuandan keterampilan
Mendemonstrasikan keterampilan ataumenyajikan informasi tahap demi tahap
3 Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing
4 Mengecek pemahaman danmemberikan umpn balik
Mengecek kemampuan siswa danmemberikan umpan balik
5 Memberikan latihan danpenerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswadengan menerapkan konsep yangdipelajari pada kehidupan sehari-hari
(Sumber: Abdul Majid, 2016: 78)
Jadi, tahapan-tahapan dalam pembelajaran langsung yaitu (orientasi) guru
memberikan kerangka pembelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan, (presentasi) guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-
konsep maupun keterampilan, (latihan terstruktur) guru memandu siswa untuk
melakukan latihan-latihan dan memberikan respon balik, (latihan terbimbing) guru
17
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan,
(latihan mandiri) siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri jika siswa telah
menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90 %.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah perantara.
Dalam pengertian tersebut, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Perolehan
pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami
sebelumnya8.
Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, namun tidak semua media tersebut cocok
untuk mengajarkan semua materi pelajaran dan untuk semua siswa. Media tersebut
harus dipilih dengan cermat agar dapat digunakan secara optimal dalam kgiatan
pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan atas konsep dan
8Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. XIV, Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3.
18
prinsip teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan merupakan bidng garapan yang
berusaha membantu proses belajar manusia dengan jalan memanfaatkan secara
optimal sumber-sumber belajar melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan, baik
pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel. Menggunakan media sebagai
produk teknologi pendidikan, diharapkan dapat dipetik beberapa keuntungan, antara
lain: pendidikan menjadi lebih produktif, efektif, efisien, berdaya mampu tinggi,
aktual, serempak, merata dan menarik9.
Jadi, media pembelajaran yaitu segala bentuk komponen dan saluran sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi agar dapat merangsang
siswa untuk belajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media dalam proses pembelajaran secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, pertama sebagai alat bantu pembelajaran (teaching aids), dan
kedua sebagai media yang dapat digunakan untuk belajar sendiri tanpa bantuan guru
(self instructional media). Media sebagai alat bantu pengajaran mengandung makna
bahwa penggunaan media tersebut tergantung pada guru. Media tersebut digunakan
untuk membantu guru dalam mengajar. Contoh media sebagai alat bantu
pembelajaran misalnya, kapur, papan tulis, peta, bola dunia, bagan, grafik, proyektor
slide, transparansi, OHP, dan lain sebagainya. Sedangkan media yang dapat
digunakan untuk belajar sendiri dengan sedikit atau tanpa bantuan guru, misalnya
9Arsyad, Media Pembelajaran, h. 3-4.
19
modul, computer multimedia, paket pengajaran berprogram, buku resep, buku
petunjuk pengoperasian suatu peralatan (user manual). Secara terperinci, media
berguna untuk:
a. Memperjelas konsep.
b. Menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks.
c. Menampak dekatkan yang jauh, menampak jauhkan yang dekat.
d. Menampak besarkan yang kecil, menampak kecilkan yang besar.
e. Menampak gerakkan yang statis, menampakstatiskan yang gerak.
f. Menampilkan suara dan warna yang sesuai dengan aslinya10.
Jadi, fungsi media pembelajaran yaitu pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh bagi indera dan psikologis agar dapat menjamin pemahaman
terhadap siswa .
3. Karakteristik Media
Karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Karakteristik beberapa jenis
10Gafur, Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalamPerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Ombak, 2012), h. 103-110.
20
media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia
ialah11:
a. Media grafis
Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain
media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan ari sumber ke penerima pesan.
Contoh dari media grafis seperti: gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik,
kartun, poster, peta dan globe, papan flannel serta papan bulletin.
b. Media audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang
auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun non verbal. Ada
beberapa jenis media dapat kita kelompokkan alam media audio, antara lain seperti:
radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempnyai persamaan dengan
media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan
grafis, banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaannya, pada media
grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan
pada media pryeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat
dilihat oleh sasaran. Jenis media proyeksi diam antara lain yaitu, bingkai (slide), film
11Gafur, Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalamPerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, h. 111.
21
rangkai (film strip), media transparansi (overhead transparency), proyektor tak
tembus pandang (proyektor opaque), tachitoscope, microfis (microfiche), video,
permainan dan simulasi.
Jadi, karakteristik dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi, praktis dan bertahan, guru terampil menggunakannya,
pengelompokan sasaran atau efektif dalam jumlah siswa, dan mutu teknis atau
pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan
teknis tertentu agar dapat digunakan sesuai dengan materi pembelajaran.
4. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rival manfaat media pembelajaan dalam proses belajar
peserta didik, yaitu :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apabila kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan lebih banyak melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
22
Sebagai perancang program media kita harus dapat mengetahui pengetahuan atau
keterampilan awal siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa
sebelum mengikuti kegiatan instruksional. Suatu program media akan dianggap
terlalu mudah bagi siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar
pengetahuan/ keterampilan yang disajikan oleh program media itu, sebaliknya
program akan dipandang terlalu sulit bagi siswa bila siswa belum memiliki
pengetahuan/ keterampilan prasyarat yang diperlukan siswa sebelum menggunakan
program media itu12.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan
kebermaknaan belajar dimana para peserta didik/ siswa akan lebih tertarik, merasa
senang dan termotivasi untuk belajar serta menumbuhkan rasa ingin tahu (curiosity)
terhadap sesuatu yang dipelajarinya13.
Jadi, manfaat pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh bagi indera
dan psikologis agar dapat menjamin pemahaman terhadap siswa .
12Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta:Rajawali Pers, 2009), h. 28-75.
13Safei, Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan dan Aplikasinya (Makassar: UINPress, 2011), h. 2.
23
C. Keterampilan Proses Sains
1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
menulis, mengetik, dan sebagainya. Keterampilan bersifat motorik sehingga
memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi, dengan demikian
maka siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang
rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Keterampilan juga merupakan
pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai
dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi
gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat
kognitif14.
Menurut Rusyan ada 6 tingkat keterampilan yaitu15:
a. Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan
auditif motorik dan lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai dengan
keterampilan yang kompleks.
14Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 121.15Rusyan, Kunci Sukses Belajar (Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia, 2006), h. 33.
24
f. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan
ekspresif dan interpretative.
Keterampilan psikomotor atau disebut dengan keterampilan motor merujuk
kepada kemampuan untuk menggunakan sesuatu secara fisik. Keterampilan
psikomotor dicirikan oleh pembelajar yang sedang melakukan tindakan fisik dengan
atau tanpa menggunakan alat untuk mencapai hasil tertentu. Studi tentang
keterampilan yang diklaim sebagai kelanjutan dari taksonomi Bloom, maka telah
ditemukan hierarki hasil belajar dalam domain kognisi di antaranya:
a. Kemampuan mengenal alat dan bahan.
b. Kemampuan memegang alat dan materi tanpa menimbulkan kerusakan.
c. Menguasai dasar-dasar operasi alat.
d. Memiliki kemampuan mengoperasikan alat.
e. Menggunakan alat dalam bekerja.
f. Kemampuan menghasilkan sesuatu dengan menggunakan alat dan
mengevaluasinya kembali untuk perbaikan.
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Penilaian hasil
kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu penilaian tentang pemilihan, cara
penggunaan alat dan prosedur kerja serta penilaian tentang kualitas teknis dan estetis
25
hasil kerja siswa. Penilaian hasil kerja biasanya digunakan untuk menilai penguasaan
keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan selanjutnya16.
Keterampilan psikomotor secara keseluruhan yakni kemampuan untuk
mengenal alat dan bahan, memegang tanpa menimbulkan kerusakan, menguasai
dasar-dasar penggunaannya, mengoperasikan dalam bekerja, memproduksi dan
mengevaluasi penggunaannya untuk melakukan perbaikan17.
Sains merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘science’. kata
‘science’ berasal dari bahasa latin, yang berarti saya tahu. Sains merupakan
pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-
gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Pada
hakikatnya, sains dibangun atas dasar produk ilmiah. Selain itu sains dipandang
sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua
kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah, ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific methods)18.
16Mania, Pengembangan Pengukuran Non-tes Bidang Pendidikan suatu Pendekatan Psikologi(Makassar: UIN Press, 2012), h. 56.
17Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 76.18Anggereni, Mengembangkan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran Berbasis
Laboratorium (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 59-61.
26
Tipe hasil belajar ranah psikomotrik berkenaan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar efektif yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku19.
Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep, pinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah
ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.
Dengan kata lain, keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan konsep/ prinsip/ teori20.
Keterampilan proses sains dapat didefinisikan sebagai keterampilan yang
diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori sains, baik berupa keterampilan mental,
keterampilan fisik (manual) maupu keterampilan social. Keterampilan proses sains
melibatkan keterampilan-keteampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.
Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan
keterampilan proses sains, peserta didik/siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin
melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan dan perakitan alat.
19Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,1995),h.31-32.
20Anggereni, Mengembangkan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran BerbasisLaboratorium, h. 71.
27
Interaksi dengan sesamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan merupakan keterampilan sosial. Keterampilan
proses merupakan keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik
dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih
tinggi. Kemampuan dasar telah dikembangkan dan terlatih, lama-kelamaan akan
menjadi suatu keterampilan21.
Funk membagi keterampilan menjadi 2 tingkatan yaitu keterampilan proses
tingkat dasar (basic science process skill) dan keterampilan proses tingkat terpadu
(integrated science process skill). Keterampilan proses tingkat dasar meliputi:
observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi dan inferensi sedangkan
keterampilan proses terpadu meliputi: menentukan variabel, menyusun tabel data,
menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis
penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional,
merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen22.
Jadi, keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan dasar dan
keterampilan terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar merupakan dasar untuk
belajar ilmu pengetahuan dan pembentukan konsep di tingkat sekolah dasar dan
sekolah menengah, sedangkan keterampilan proses terintegrasi lebih sesuai di tingkat
21Anggereni, Mengembangkan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran BerbasisLaboratorium, h. 71.
22Anggereni, Mengembangkan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran BerbasisLaboratorium, h. 72.
28
sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk pembentukan model, eksperimen dan
inferensi.
2. Tujuan Melatihkan Keterampilan Proses Sains
Keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan sains
memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir yang dapat berkembang
pada seseorang. Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam
pengajaran sains karena keterampilan proses mempunyai peran-peran sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik/siswa belajar mengembangkan pikirannya.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penemuan.
c. Meningkatkan daya ingat.
d. Memberi kepuasan instrinsik bila siswa berhasil melakukan sesuatu.
e. Membantu peserta didik mempelajari konsep-konsep sains23.
Siklus keterampilan diperluas sebagai kerangka kerja konseptual yang
koheren untuk pemahaman berpikir dan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa siklus
keterampilan lebih komprehensif karena berhubungan dengan isi pengetahuan (ingat)
melalui pengalaman proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas mental dan fisik
pada setiap ranah. Pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan konatif yang
terangkum pada siklus perencanaan, tindakan, pemonitoran dan evaluasi24.
23Kuswana, Taksonomi Kognitif (Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 143.24Kuswana, Taksonomi Kognitif, h. 143.
29
Jadi, tujuan melatih keterampilan proses sains siswa yaitu agar siswa mampu
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai
suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas dan keterampilan.
3. Keterampilan-keterampilan Proses Sains
Melatihkan keterampilan proses sains merupakan salah satu upaya yang
penting untuk memperoleh keberhasilan belajar peserta didik secara optimal. Materi
pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dihayati dan diingat dalam waktu yang relatif
lama bila peserta didik/ siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari
peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau eksperimen25. Dimana,
keterampilan-keterampilan proses sains meliputi26:
c. Melakukan eksperimen
Perancangan eksperimen adalah membuat suatu rencana terorganisasi untuk
menguji suatu hipotesis.Sebuah desain eksperimen umumnya mengikuti suatu pola
tertentu. Perancangan eksperimen harus sesuai dengan pola, maka menggunakan
banyak keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengajukan sebuah
pertanyaan, mengembangkan hipotesis, merencanakan prosedur, dan lain sebagainya.
Sebuah eksperimen bisa diawali dari sebuah pertanyaan, dari sinilah langkah-langkah
untuk menjawab pertanyaan yang mencakup mengidentifikasi variabel,
mengformulasikan hipotesis, mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dijaga tetap
25Rusyan, Kunci Sukses Belajar, h. 33.26Anggereni, Mengembangkan Asesmen Kinerja melalui Pembelajaran Berbasis
Laboratorium, h. 96-111.
30
konstan, membuat definisi operasional, mendesain sebuah penyelidikan, melakukan
percobaan ulang, mengumpulkan data dan menginterpretasi data.
d. Pengajuan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan merupakan bagian esensial dari sains, para ilmuan
merancang eksperimen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memecahkan
masalah. Pertanyaan ilmiah terbatas pada dunia alamiah yang dapat diamati secara
langsung atau dengan peralatan ilmiah dan dapat dijawab dengan pengamatan-
pengamatan atau dengan bukti-bukti.
e. Pengajuan hipotesis
Eksperimen biasanya berawal dari sebuah masalah yang harus dipecahkan,
sebelum penyelidikan dan eksperimen dilakukan, sebuah hipotesis seringkali
dinyatakan. Hipotesis adalah prediksi tentang hubungan-hubungan antara variabel-
variabel, untuk membuat sebuah hipotesis maka seseorang harus menunjukkan
tentang apa yang terjadi pada variabel terikat jika variabel bebas diubah. Prediksi ini
dapat didasarkan pada fakta, pendapat atau sumber apapun yang dimilikinya.
d. Pengontrolan variabel
Pengontrolan variabel berarti menjaga seluruh kondisi tetap sama kecuali
untuk variabel manipulasi. Variabel adalah ciri dari sebuah benda atau peristiwa yang
bisa berubah dan memiliki jumlah yang berbeda-beda. Desain eksperimen
mengandung variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent
variable), dan variabel control (controlled variable).
1) Variabel bebas
31
Variabel bebas adalah variabel yang akan diuji. Variabel ini merupakan
variabel yang dimanipulasi atau diubah oleh orang yang melakukan eksperimen.
2) Variabel terikat
Variabel terikat adalah perubahan yang diukur.Perubahan variabel ini
tergantung pada variabel bebas.
3) Variabel kontrol
Sebuah eksperimen yang baik adalah hanya mengukur pengaruh dari
sebuah variabel, maka dari itu variabel yang berubah hanyalah variabel bebas
dan variabel terikat.
e. Perumusan definisi operasional
Definisi operasional merupakan pernyataan yang mendeskripsikan bagaimana
variabel tertentu harus diukur, selama melakukan eksperimen maka peneliti
melakukan pengukuran terhadap variabel.
f. Pengambilan dan memproses data
Pengambilan dan memproses data maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti keterampilan mengukur, melengkapi grafik dengan judul dan
melakukan investigasi secara cermat.
g. Penginterpretasian data
Selama penyelidikan sains, pengamatan dan pengukuran dilakukan untuk
memperoleh data. Penginterpretasian perlu dilakukan untuk menemukan arti atau
makna di dalam data yang telah diperoleh.
32
h. Pembuatan tabel data
Tabel data adalah susunan informasi terorganisasi dalam baris-baris dan
kolom-kolom berlabel. Pembuatan tabel data dapat membantu mengeinterpretasikan
informasi yang telah dikumpulkan, merekam pengamatan dan mencatat hasil-hasil
perhitungan.
i. Pembuatan grafik
Pembuatan grafik merupakan pembuatan diagram, dimana data tentang butir-
butir terpisah namun berkaitan dalam bentuk-bentuk tertentu seperti dalam bentuk
grafik batang, grafik garis maupun grafik lingkaran.
j. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan berarti pembuatan pernyataan yang mengikhtisarkan
apa yang telah dipelajari dari suatu eksperimen/pengamatan. Kesimpulan dari
eksperimen pada umumnya berkaitan dengan hipotesis. Setelah melaksanakan
prosedur eksperimen, melakukan dan mencatat pengamatan serta menginterpretasikan
data, maka pada akhirnya seseorang dapat menentukan apakah eksperimen tersebut
menunjukkan apakah hipotesis yang dibuat benar atau salah.
Jadi keterampilan-keterampilan proses sains yaitu terdiri dari melakukan
eksperimen, pengajuan pertanyaan, pengajuan hipotesis, pengontrolan variable,
perumusan definisi operasional, pengambilan dan memproses data, penginterpretasian
data pembuatan tabel data, pembuatan grafik, penarikan kesimpulan.
33
D. Fluida Dinamis
1. Fluida Ideal
Gerakan fluida ideal sesungguhnya sangat rumit dan belum sepenuhnya
dimengerti. Oleh karena itu, diperlukan pembahasan mengenai pergerakan sebuah
fluida ideal, yang lebih sederhana secara matematis, dan memberikan hasil yang
berguna. Berikut adalah empat asumsi yang di buat tentang fluida ideal yang
semuanya berkaitan dengan aliran yaitu:
a. Aliran tunak (steady flow)
Dalam aliran yang tunak (atau berlapis-lapis/laminar), laju fluida yang
bergerak pada titik tertentu mana pun tidak berubah seiring waktu, baik dalam besar
maupun arahnya. Aliran air yang pelan di dekat pusat arus diam bersifat tunak, aliran
yang berjalan cepat tidak demikian.
b. Aliran yang tak termampatkan (incompressible flow)
Asumsinya, seperti fluida diam, bahwa fluida ideal tidak dapat dimampatkan
yaitu densitasnya memiliki nilai yang konstan dan seragam.
c. Aliran tidak viskos (nonviscous flow)
Kekentalan sebuah fluida merupakan ukuran tingkat sifat resistif fluida untuk
mengalir. Kekentalan adalah analogi dalam gesekan di antara zat-zat padat, keduanya
adalah mekanisme yang membuat energi kinetik pada objek yang bergerak dapat
dipindahkan ke energi panas. Ketika gesekan tidak ada, sebuah objek yang bergerak
melalui fluida yang tidak viskos tidak akan mengalami gaya hambat viskos, artinya
34
tidak ada gaya resistif yang disebabkan oleh kekentalan, gaya tersebut dapat bergerak
pada laju konstan melalui fluida. Ilmuan Inggris, Lord Rayleigh mencatat bahwa
dalam sebuah fluida ideal, baling-baling sebuah kapal tidak akan bekerja, tapi di lain
pihak, dalam sebuah fluida ideal, kapal (yang sedang bergerak) tidak akan
membutuhkan baling-baling.
d. Aliran tidak berotasi (irrotational flow)
Asumsi bahwa aliran tidak berotasi, untuk menguji sifat tersebut, biarkan
butiran debu bergerak bersama dengan fluida. Walaupun butiran tersebut mungkin
(atau mungkin tidak) bergerak dalam pola berputar, dalam aliran yang tidak berotasi,
butiran tersebut tidak akan berotasi di sekitar sumbu melalui pusat massanya
sendiri27.
Jadi, fluida dinamis yaitu fluida yang bergerak. Tiga hal yang mendasar untuk
menyederhanakan pembahasan fluida dinamis adalah fluida dianggap tidak
kompresibel, fluida dianggap bergerak tanpa gesekan walaupun ada gerakan materi
(tidak mempunyai kekentalan), aliran fluida adalah aliran stasioner, yaitu kecepatan
dan arah gerak partikel fluida yang melalui suatu titik tertentu selalu tetap.
2. Hukum Bernoulli
a. Prinsip Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli (1700-1782) di awal abad
ke -18. Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan
27Halliday, Fisika Dasar (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 397-398.
35
rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Bernoulli mengembangkan
persamaan yang menyatakan prinsip ini secara kuantitatif28.
Berdasarkan persamaan kontinuitas, laju aliran fluida dapat berubah-ubah
sepanjang jalur fluida. Tekanan juga berubah-ubah, tergantung pada ketinggian
seperti pada keadaan statis, dan juga tergantung pada laju aliran. Persamaan Bernoulli
menghubungkan tekanan, laju aliran, dan ketinggian untuk aliran, fluida
inkompresibel yang ideal. Persamaan Bernoulli merupakan alat pokok dalam
menganalisis sistem perpipaan, stasiun pembangkit listrik tenaga air, dan
penerbangan pesawat29.
Ketergantungan tekanan pada laju mengikuti persamaan kontinuitas pada
persamaan (2.1), ketika fluida inkompresibel mengalir sepanjang tabung alir dengan
penampang yang berubah-ubah, lajunya pasti berubah dan karena itu elemen dari
fluida memiliki percepatan. Jika tabung horizontal, gaya yang menyebabkan
percepatan ini digunakan oleh fluida di sekelilingnya. Ini berarti bahwa tekanan pasti
berbeda pada penampang melintang yang berbeda; jika tekanannya sama di setiap
tempat, gaya total pada setiap elemen fluida akan berharga nol. Ketika tabung alir
horizontal menyempit dean laju elemen fluida meningkat, fluida akan bergerak
menuju daerah bertekanan rendah untuk mendapatkan gaya ke depan total untuk
28Giancoli, Fisika edisi kelima jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001 ), h. 341.29Young, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 437.
36
mempercepatnya. Jika ketinggian juga berubah, peningkatan perbedaan tekanan akan
terjadi30.
Q = (2.1)
Keterangan : Q = debit (m3/s)
v = volume air yang mengalir (m3)
t = waktu aliran (s)
Persamaan Bernoulli (Bernoulli’s equation) (2.2) dan (2.3), yang menyatakan
bahwa kerja yang dilakukan pada satu satuan volume fluida oleh fluida sekitarnya
adalah sama dengan jumlah perubahan enrgi kinetik dan energi potensial tiap satuan
volume yang terjadi selama aliran31.+ g + = + g + (2.2)+ g + = konstan (2.3)
Persamaan Bernoulli hanya tepat untuk fluida inkompresibel, aliran fluida
tunak tanpa gesekan. Itu adalah persamaan sederhana yang mudah untuk digunakan,
jangan menggunakan persamaan ini pada keadaan yang tidak tepat32.
b. Alat pengukur venturimeter
Alat ini adalah sebuah alat pengukuran yang ditaruh di dalam sebuah pipa
aliran untuk mengukur laju aliran suatu cairan. Suatu cairan yang massa jenisnya
mengalir melalui sebuah pipa yang luas penampangnya A. Di kerongkongan (throat)
30Young, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I, h. 437.31Young, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I, h. 438.32Young, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I, h. 438.
37
luas direduksi menjadi a dan sebuah tabung manometer diikatkan. Misalkanlah cairan
manometer tersebut, seperti air raksa mempunyai massa jenis ′. Dengan
menggunakan persamaan Bernoulli dan persamaan kontinuitas, yaitu:
= ( )( ) (2.4)
Jika harus menginginkan fluks volume atau kecepatan aliran R, yakni volume cairan
yang diangkut melewati setiap titik per detik, maka dapat dihitung dengan rumus:= 33 (2.5)
Jadi, Prinsip Hukum Bernoulli menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida
tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan rendah, tekanan tinggi. Bernoulli
mengembangkan persamaan yang menyatakan prinsip ini secara kuantitatif.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai satu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Hal ini
jelas bahwa hipotesis merupakan asumsi atau dugaan yang bersifat umum34.
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah: “Dengan model pembelajaran direct instruction melalui penggunaan alat
peraga (venturimeter) maka dapat mempengaruhi keterampilan proses sains siswa
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.”
33Halliday, Fisika: Jilid I Edisi ketiga (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 588.34Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 219.
38
Dengan ketentuan:
Ho = μ < μ0, H0 diterima
Ha = μ ≥ μ0, H0 ditolak
Ho = jika nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa lebih kecil dari standar yang
telah ditetapkan (KKM keterampilan = 75) maka model pembelajaran direct
instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter tidak
berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
Ha = jika nilai rata-rata keterampilan sama dengan atau lebih besar dari standar yang
telah ditetapkan (KKM keterampilan = 75) maka model pembelajaran direct
instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter berpengaruh
baik terhadap keterampilan proses sains siswa yaitu dapat melatih
keterampilan proses sains siswa.
μ = Nilai yang dihitung
μ0 = Nilai yang dihipotesiskan
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian pra eksperimen (Pre
eksperimental design) dimana perlakuan diberikan pada satu kelompok eksperimen
tanpa kelompok kontrol. Jenis penelitian ini juga merupakan jenis penelitian
eksperimen yang tidak sungguh-sungguh karena masih banyak variabel luar yang
masih ikut berpengaruh, hal ini diakibatkan karena pemilihan sampel tidak dilakukan
secara random. Suatu kelompok terkena eksperimen variabel dependen yang
selanjutnya diobservasi dan diuji (diukur) untuk menilai efek dari eksperimen
tersebut.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan Inquiri dimana siswa
diberi kesempatan untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai
permasalahan secara sistematis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada
keaktifan siswa. Pendekatan pinquiri ditujukan kepada cara belajar yang
menggunakan cara penelahaan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan
analitis, sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna35.
35Rapi, Pengantar Strategi Pembelajaran Pendekatan Standar Proses (Makassar: AlauddinUniversity Press, 2012), h. 72.
40
3. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu “One Shot Case Study Design” yaitu
eksperimen yang dilaksanakan satu kelas/kelompok dengan mengukur seberapa besar
pengaruh36 dari model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan
alat venturimeter terhadap keterampilan proses sains.
Paradigma penelitiannya dapat digambar (3.1) sebagai berikut:
(3.1)
(Sumber: Sugiyono, 2010: 110)
Keterangan :
X = Treatment/perlakuan yakni model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter.
O = Pengukuran keterampilan proses sains siswa dengan lembar observasi
dan tes keterampilan proses sains37.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek dan subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang
36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D (Cet. II; Bandung: CVAlfabeta, 2010), h. 110.
37Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D (Cet. II; Bandung: CVAlfabeta, 2010), h. 110.
X O
41
melainkan terdapat obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada subyek-subyek38.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 9
Makassar pada tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 244 siswa yang dapat
dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1: Jumlah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makassar
No Kelas Jumlah Siswa
1. XI IPA1 35
2. XI IPA2 32
3. XI IPA3 39
4. XI IPA4 33
5. XI IPA5 32
6. XI IPA6 38
7. XI IPA7 35
Jumlah 244
(Sumber: Data observasi SMA Negeri 9 Makassar tahun ajaran 2016/2017).
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang diambil/dipilih dari suatu populasi.
Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel
tersebut. Besarnya sampel yang diperlukan bervariasi menurut tujuan
pengambilannya dan tingkat kehomogenan populasi. Sampel yang dipilih harus
mewakili (representative) terhadap populasi, karena sampel merupakan alat atau
38Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D (Cet. II; Bandung: CVAlfabeta, 2010), h. 80.
42
media yang mengkaji sifat-sifat populasi. Secara umum, sampel yang baik adalah
yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa
pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang
seharusnya diukur39.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling.
Hal ini karena, pembuatan kelas baru tidak diberi izin oleh pihak sekolah serta proses
belajar mengajar tidak diizinkan di luar jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan
oleh pihak sekolah. Berdasarkan populasi penelitian di atas maka peneliti mengambil
sebagian sampel untuk mewakili populasi yang ada untuk mempermudah dalam
memperoleh data yang kongkrit dan relevan dari sampel yang ada. Melalui
purporsive sampling, sampel dipilih 1 kelas yaitu kelas XI IPA 4 dengan jumlah
siswa 30 orang, dengan alasan bahwa kelas yang menjadi sampel penelitian memiliki
kemampuan hasil belajar yang sama dan bersifat heterogen dari segi karakteristiknya.
C. Prosedur Pengumpulan Data
Tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum
peneliti mengadakan penelitian langsung kelapangan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan, yaitu mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian
39Nursalam. Metode Penelitian (Makassar: Alauddin Press, 2011), h. 15-16.
43
kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan yang terpenting adalah melakukan
survei awal ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.
2. Tahap penyusunan dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui
permasalahan yang terjadi dilapangan sehingga mempermudah dalam
pengumpulan data. Selain itu, menyusun instrumen penelitian yang meliputi
lembar observasi dan tes keterampilan proses sains, serta alat bantu untuk
dokumentasi, alat praktikum dan komponen yang diperlukan dalam penelitian.
3. Tahap pelaksanaan yaitu dengan melakukan penelitian lapangan untuk
mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan instrumen penelitian
serta dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan dengan
pembahasan ini baik dengan menggunakan kutipan langsung ataupun kutipan
tidak langsung. Langkah awal dalam tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu
peneliti masuk kedalam kelas yang telah dijadikan sampel penelitian yaitu kelas
XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar. Peneliti kemudian mengarahkan siswa
untuk melakukan praktikum sesuai dengan materi yang akan dipraktikumkan.
Proses praktikum dilaksanakan dengan penerapan desain alat venturimeter yaitu
peneliti memabagikan alat, bahan dan prosedur desain alat venturimeter. Pada
saat pelaksanaan praktikum ini peneliti melakukan observasi dengan mengisi
lembar observasi keterampilan proses sains peserta didik yang nantinya akan
dimanfaatkan datanya sebagai data pendukung dalam analisis data. Tahap
pelaksanaan dilakukan untuk mendapatkan data yang ada di lapangan. Adapun
44
langkah-langkah dalam pelaksanaan praktikum desain dan peneraapan alat
venturimeter pada hukum Bernoulli terbagi atas 2 yaitu, sebagai berikut:
a. Desain Alat Venturimeter
Mendesain alat venturimeter dengan menggunakan alat dan bahan yaitu;
gergaji, sambungan pipa l ½”, sambungan pipa t 1” ke ½”, stop kran 1”, stop kran ½”,
pipa PVC putih 1”, pipa PVC putih ½”, pipa transparan 30 cm, spidol, mistar, jeriken,
lem pipa, lem lilin, dan langkah-langkah pembuatannya yaitu:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat venturimeter
seperti gambar (3.2) dibawah ini:
Gambar 3.2: Alat dan Bahan yang disiapkan
2) Melubangi jeriken sesuai ukuran pipa yang berdiameter besar.
3) Kemudian merangkai alat seperti gambar dibawah ini:
45
Gambar 3.3: Desain Alat Venturimeter
4) Kemudian memasang jeriken yang telah dilubangi pada pipa berdiameter besar
sebagai penampung airnya.
5) Melakukan percobaan alat ventumeter.
b. Eksperimen Penerapan Alat Venturimeter
Setelah mendesain alat venturimeter selanjutnya siswa akan melakukan
kegiatan praktikum yaitu menerapkan prinsip hukum Bernoulli menggunakan alat
venturimeter dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merangkai alat dan bahan seperti gambar (3.3) di bawah ini:
Gambar 3.4: Desain Alat Venturimeter
46
2) Setelah semua alat sudah terangkai, lalu menutup kedua stop kran pada pipa
venturimeter dan mengisi air berwarna kedalam jeriken.
3) Setelah terisi air, lalu membuka stop kran pada pipa yang berdiameter besar,
kemudian amati ketinggian air yang terjadi pada pipa bening untuk h1 dan h2
konstan.
4) Kemudian stop kran air pada pipa yang berdiameter kecil dibuka secara
keseluruhan sambil mengamati ketinggian air, kemudian mengukur
kenaikannya dengan menggunakan mistar pada kedua pipa bening untuk h1 dan
h2.
5) Mencatat data hasil percobaan yaitu diameter kedua pipa dan selisih ketinggian
air ke dalam tabel hasil pengamatan.
6) Menghitung luas permukaan pipa.
7) Menghitung kecepatan aliran fluida v1 dan v2 kemudian membuktikan prinsip
hukum Bernoulli.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data, dimana alat ukur yang digunakan dapat berupa tes dan nontes.
Pengukuran variabel yang diteliti sebelumnya harus dilakukan uji validitas dan
reliabilitas, apabila instrumen/alat ukur tidak valid maupun reliabel maka tidak akan
47
diperoleh hasil penelitian yang baik. Validitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur40.
Instrumen yang digunakan penelitian untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, batin, secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati. Terdapat beberapa bentuk instrumen observasi yang dapat
dipergunakan pendidik, diantaranya adalah pedoman observasi yang berupa daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan
untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu
rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau
perilaku yang positif atau negatif sesuai dengan indikator penjabaran sikap dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar41.
Lembar observasi pada penelitian ini berupa lembar pengamatan keterampilan
proses sains siswa untuk mengamati kegiatan penerapan desain alat venturimeter
yang berlangsung di kelas. Tujuan melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian bersifat perilaku/tindakan manusia dan proses kerja. Dengan demikian,
40Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Makassar: Alauddin Press, 2009), h. 45.41Mania, Asesmen Autentik untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif Implementasi Kurikulum
2013 (Makassar: UIN Press, 2014), h. 49.
48
yang menjadi objek observasi dalam penelitian ini yaitu pengajuan
pertanyaan/perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengontrolan variabel,
perumusan definisi operasional variabel, melakukan eksperimen, menyajikan data
dalam bentuk tabel, memproses data, penginterpretasian data, penarikan kesimpulan.
2. Tes Keterampilan Proses Sains
Tes keterampilan proses sains adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
dan menggunakan keterampilan proses sains siswa, setelah diberikan perlakuan pada
kelas tersebut. Tes ini berbentuk uraian pilihan ganda yang terdiri dari lima pilihan
jawaban (a, b, c d dan e) dan tes uraian sehingga penskoran disesuaikan dengan butir
jawaban. Tes ini disusun berdasarkan indikator keterampilan proses sains yaitu:
pengajuan pertanyaan/perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengontrolan
variabel, perumusan definisi operasional variabel, melakukan eksperimen,
menyajikan data dalam bentuk tabel, memproses data, penginterpretasian data,
penarikan kesimpulan.
3. Perangkat Pembelajaran
c. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah bentuk buku latihan atau pekerjaan
rumah yang berisi soal- soal sesuai dengan materi pelajaran42. Lembar kerja peserta
didik (LKPD) dalam penelitian ini dalam bentuk buku latihan yang berisi soal- soal
sesuai dengan materi pelajaran yang sesuai dengan hasil percobaan penerapan alat
42Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung: Refika- Aditama,2010), h. 117.
49
venturimeter yang di isi oleh siswa setelah mendapatkan data dari menerapkan alat
venturimeter. Lembar kerja peserta didik (LKPD) ini di susun oleh peneliti
berdasarkan capaian keterampilan yang akan di ukur.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Bentuk RPP dalam penelitian ini adalah rencana pembelajaran yang
menggambarkan langkah-langkah sintak pembelajaran secara sistematis pada materi
fluida dinamis untuk topik pembelajaran hukum Bernoulli yang diterapkan di dalam
kelas di mana pengorganisasian pembelajaran bertujuan sebagai pedoman bagi
peneliti dalam mengajar.
E. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen
Validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
yaitu validitas yang ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir
pertanyaan/pernyataan berdasarkan pendapat profesional para penelaah43. Validitas
ini didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang
peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum44.
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka instrumen akan divalidasi
terlebih dahulu. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan
divalidasi oleh dua pakar (validasi ahli). Instrumen dikatakan valid jika validator 1
dan 2 memberikaan nilai 3 dan 4. Selain relevansi kevalidan, nilai reliabilitas
43Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 61.44Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), h. 286.
50
instrumen akan ditentukan pula, nilai reliabilitas yang dimaksud yaitu nilai yang
menunjukkan tingkat keakuratan instrumen dan penentuan instrumen apakah layak
digunakan atau tidak. Reliabilitas untuk tes keterampilan proses sains ditentukan
dengan uji gregory. Sedangkan instrumen lembar observasi dan LKPD diuji dengan
uji percent of agreement.
1. Uji Gregory, digunakan untuk validitas pakar, yaitu dengan rumus:
R = (3.2)
Keterangan : R = Reliabilitas
A = Kedua kedua validator tidak setuju
B = Validator 1 setuju, validator II tidak setuju
C = Validator 1 tidak setuju, validator II setuju
D = Kedua Validator setuju
2. Uji Percent Of Agreement
R = 100% × 1 − (3.3)
Keterangan : R = Nilai Reliabilitas
A dan B = Rata- rata nilai validasi dari dua orang pakar
Jika koefisien reliabilitas instrumen yang diperoleh Rhitung ≥ 0,75maka
instrumen tersebut dikategorikan reliabel atau layak untuk digunakan.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes keterampilan
proses sains dan lembar observasi untuk kelompok tersebut sesudah perlakuan. Data
penelitian yang sudah terkumpul akan dianalisis.
51
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif disini digunakan untuk menjawab rumusan
masalah. Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi.
Tabel distribusi dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tentukan skor terbesar dan skor terkecil kemudian tentukan rentangnya.
Rentang adalah selisih skor tertinggi dan skor terendah.
2) Tentukan banyaknya kelas interval dengan menngunakan rumus empiris
strurgess. Rumus empiris strurgess adalah:
K = 1+3,3 log n (3.4)
Dimana:
k = Banyaknya kelas interval yang dicari
n = Banyaknya data45
3) Membuat kelompok skor dengan jarak kelas interval mulai dari skor terendah
sampai skor tertinggi.
4) Menentukan frekuensi skor untuk setiap kelas
5) Membuat tabel distribusi frekuensinya.
b. Menentukan nilai rata-rata dengan rumus:
=∑∑ (3.5)
Keterangan : = Nilai rata-rata
= Frekuensi
45Nasir, Panduan Statistika Pendidikan ([t.d]), h. 29.
52
= Titik tengah46.c. Menentukan Standar Deviasi (SD) dengan rumus:
SD =( )
(3.6)
Keterangan: SD = Standar deviasi
= Titik tengah
= Nilai rata-rata∑ = Jumlah frekuensi kelas ke-i47.
d. Variansi (S )S = (3.7)
Keterangan: S2 = Variansi
SD = Standar deviasi48.
e. Membuat tabel interval kategori berdasarkan kategori keterampilan (psikomotorik)
Untuk menghitung tingkat keterampilan proses sains ditentukan penskoran
berdasarkan indikator penilaian. Berikut hasil perhitungan skor keterampilan
proses sains di rumuskan:
Nilai skor KPS = 100 (3.8)
Jumlah skor yang diperoleh akan dikonversi sesuai kategori yang diperoleh
masing-masing siswa, seperti standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian dan
Kebudayaan tahun 2016 (2016: 75).
46Subana, Statistik Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 65.47Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 93.48Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2005), h. 93.
53
Tabel 3.2: Kategorisasi Hasil Belajar Psikomotorik/Keterampilan MenurutKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
X Predikat Kategori
86-100 A Sangat Baik
71-85 B Baik
56-70 C Cukup
< 55 D Kurang
(Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 75)
2. Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran. Untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan siswa melalui penerapan desain
alat venturimeter dalam hal ini peneliti menggunakan uji t sebagai uji statistik dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk
dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik.
Melalui uji ini, sebuah data hasil penelitian dapat diketahui bentuk distribusi data
tersebut, yaitu apakah terdistribusi normal atau tidak normal49.
Menguji normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis statistika
inferensial untuk satu atau lebih kelompok sampel. Normalitas sebaran data menjadi
49Misbahuddin, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.278.
54
sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang dipakai
dalam penganalisaannya50.
Uji normalitas dengan rumus kai kuadrat (chi square) yang digunakan apabila
populasinya terdiri atas dua kelas atau lebih dan sampelnya besar. Rumus Kai
Kuadrat ialah:
= ∑ ( )(3.9)
Dimana: = nilai kai kuadrat hitung
= frekuensi hasil pengamatan (observasi)
= frekuensi harapan51.Kriteria pegujian normalitas:
Jika < , maka data terdistribusi normal. Pada keadaan lain, data
tidak terdistribusi normal52.
Dimana < ( )( ) dengan taraf signifikan (α) = 0,05.
Selain data dianalisis secara manual, data juga dianalisis menggunakan
program IBM SPSS versi 20 for windows pada taraf signifikan α=0,05
b. Uji Hipotesis dengan Menggunakan Uji t Satu Sampel
Berikut dirumuskan uji hipotesis untuk t satu sampel yaitu:= /√ (3.10)
50Subana, Statistik Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 123.51Misbahuddin, Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.
279.52Subana, Statistik Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 126.
55
Keterangan : t = Harga t = Rerata skor sampel
µ0 = Rerata skor populasi/standar tertentu.
SD = Standar deviasi (sampel)
n = Jumlah subjek53.
Pengujian hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t satu sampel tapi pengujian ini
digunakan dengan bantuan komputer yaitu program SPSS 20 for Windows.
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 = < 0, H0 diterima
Ha = ≥ 0, H0 ditolak
H0 = jika nilai rata-rata keterampilan lebih kecil dari standar yang telah
ditetapkan (KKM keterampilan = 75) maka tidak terdapat pengaruh
dari model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen
penerapan alat venturimeter terhadap keterampilan proses sains pada
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Ha = jika nilai rata-rata keterampilan sama dengan atau lebih besar dari
standar yang telah ditetapkan (KKM keterampilan = 75) maka terdapat
pengaruh dari model pembelajaran direct instruction melalui
eksperimen penerapan alat venturimeter terhadap keterampilan proses
sains pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
53Supranto, (2016), h. 135.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
a. Hasil Analisis Skor Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
1) Hasil Analisis Observasi Skor Keterampilan Proses Sains Siswa
Tujuan utama analisis skor observasi keterampilan proses sains siswa adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter terhadap keterampilan proses sains
siswa. Daftar hasil skor dan hasil analisis kategori keterampilan proses sains siswa
dapat digambarkan dalam tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.1: Daftar Hasil Skor Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Parameter Nilai
Nilai Maksimun 94,44
Nilai Minimum 75,00
Rata-rata 84,26
Standar Deviasi 5,85
Varians 34,23
57
Tabel 4.2: Kategori Hasil Skor Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
No.Rentang
NilaiFrekuensi
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 15 50 % Baik
4 86-100 15 50 % Sangat Baik
Jumlah 30 100 %
Hasil analisis keterampilan proses sains siswa dapat digambarkan dalam
grafik 4.1 sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
86-100 71-85 56-70
50.00% 50.00%
0.00%
Per
sent
ase
Skor
Ket
eram
pila
nP
rose
s Sa
ins
Sisw
a
Skor Keterampilan Proses Sains Siswa
Grafik 4.1: Hasil Skor Keterampilan Proses SainsSiswa dengan Lembar Observasi
58
Berdasarkan grafik 4.1 di atas nampak bahwa tingkat keterampilan proses
sains siswa dalam model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen
penerapan alat venturimeter 100 % berhasil, data tersebut diperoleh dari hasil
pengamatan observer pada saat siswa melakukan kegiatan eksperimen dikelas.
Dengan rata-rata penilaian berada dalam kategori (sangat sesuai) atau berada pada
penilaian rata-rata 84,26 dengan standar deviasi 5,85. Skor maksimum 94,44 dan skor
minimum 75,00 sehingga rentang skornya 19,44. Analisis selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
2) Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Setiap Indikator
Tujuan utama analisis observasi keterampilan proses sains siswa setiap
indikator adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran direct
instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter terhadap keterampilan
proses sains siswa pada setiap indikator. Hasil analisis observasi keterampilan proses
sains siswa setiap indikator dapat digambarkan dalam grafik 4.2 sebagai berikut:
85 84.17 83.33 83.3392.5 90
76.67 76.6786.67
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor
Pen
capa
ian
seti
apIn
dika
tor
Ket
eram
pila
nP
rose
s Sa
ins
Indikator Keterampilan Proses Sains yang dicapai
Grafik 4.2: Skor Hasil Analisis ObservasiKeterampilan Proses Sains Secara Keseluruhan Setiap
Indikator
59
Berdasarkan grafik 4.2 di atas nampak bahwa tingkat keterampilan proses
sains siswa pada setiap indikator dalam mendesain dan menerapkan alat venturimeter
berada pada rata-rata 84,26 atau penilaian berada dalam kategori (baik). Data tersebut
diperoleh dari hasil pengamatan observer (Drs. H. Kasimuddin dan H. Anis, S.Pd,
M.Pd) pada saat siswa melakukan kegiatan eksperimen penerapan alat venturimeter
di kelas. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran.
b. Hasil Analisis Skor LKPD Keterampilan Proses Sains Siswa Perkelompok
Tujuan utama analisis skor LKPD keterampilan proses sains siswa adalah
untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter terhadap keterampilan proses sains
siswa setiap kelompok. Daftar hasil skor LKPD dan hasil analisis kategori
keterampilan proses sains siswa perkelompok dapat digambarkan dalam tabel 4.3
dan 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.3: Daftar Hasil Skor LKPD Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Parameter Nilai
Nilai Maksimun 91,67
Nilai Minimum 86,11
Rata-rata 88,89
Standar Deviasi 1,63
Varians 2,66
60
Tabel 4.4: Kategori Hasil Skor LKPD Keterampilan Proses Sains Siswa
Perkelompok Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
No.Rentang
Nilai
Frekuensi
Perkelompok
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 0 0 Baik
4 86-100 6 100 % Sangat Baik
Jumlah 6 100 %
Hasil analisis keterampilan proses sains siswa dapat digambarkan dalam
grafik 4.3 sebagai berikut:
92
89
86
89 89 89
82
84
86
88
90
92
94
I II III IV V VI
Skor
KP
S Se
tiap
Kel
ompo
k
Kelompok
Grafik 4.3: Skor Hasil Analisis LKPD KeterampilanProses Sains Secara Kelompok
Hasil Skor KPSberdasar LKPD
61
Berdasarkan grafik di atas nampak bahwa tingkat keterampilan proses sains
siswa dalam mendesain dan menerapkan 100 % berhasil, data tersebut diperoleh dari
hasil pengamatan observer pada saat siswa melakukan kegiatan eksperimen dikelas.
Dengan rata-rata penilaian berada dalam kategori (sangat sesuai) atau berada pada
penilaian rata-rata 88,89 dengan standar deviasi 1,63. Skor maksimum 91,67 dan skor
minimum 86,11 sehingga rentang skornya 19,44. Analisis selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
c. Hasil Analisis Skor Tes Keterampilan Proses Sains Siswa
Berdasarkan hasil tes keterampilan proses sains siswa XI IPA 4 SMA Negeri 9
Makassar setelah diajari dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction
pada materi hukum Bernoulli, maka diperoleh skor keterampilan proses sains siswa
tersebut sebagaimana yang disajikan dalam tabel hasil analisis skor tes keterampilan
proses sains pada tabel 4. 5 di bawah ini:
Tabel 4.5: Hasil analisis skor tes keterampilan proses sains siswa kelas XI
IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar.
Parameter Nilai
Nilai Maksimun 93,33
Nilai Minimum 73,33
Rata-rata 82,83
Standar Deviasi 6,22
Varians 38,72
62
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai maksimum
merupakan nilai keterampilan proses tertinggi yang diperoleh siswa setelah dilakukan
tes keterampilan proses sains dengan skor sebesar 93,33, sedangkan nilai minimum
yaitu besar nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 73,33. Rata-rata atau mean
adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus, dalam
hal ini nilai rata-rata yang diperoleh adalah 82,83. Selain itu, terlihat juga besar nilai
standar deviasi, varians dan koefisien varians. Standar deviasi merupakan suatu
ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 6,22 Selanjutnya varians adalah ukuran keragaman yang sangat
berguna atau varians merupakan rata-rata hitung deviasi kuadrat setiap data terhadap
rata-rata hitungnya, di atas terlihat besar nilai varians 38,72. Koefisien varians persen
pemerataan perlakuan yang diberikan pada objek akar. Semakin kecil nilai koefisien
varians, maka semakin merata perlakuan yang diberikan, sehingga diperoleh nilai
koefisien varians sebesar.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka kategorisasi keterampilan proses sains
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar yang sesuai dengan data yang
diperoleh dapat ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut:
63
Tabel 4.6: Kategorisasi tes keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4
SMA Negeri 9 Makassar
No.Rentang
Nilai
Frekuensi
Perkelompok
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 20 66,67 % Baik
4 86-100 10 33,33 % Sangat Baik
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh sebaran skor keterampilan proses sains
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar berdasarkan kategori distribusi
frekuensi terdapat 30 siswa. Kategori baik dengan persentase 66,67 %, sedangkan
kategori sangat baik dengan persentase sebesar 33,33 % dari jumlah siswa. Data pada
tabel 4.6. Kategorisasi skor keterampilan proses sains siswa XI IPA 4 SMA Negeri 9
Makassar dapat digambarkan dalam kategorisasi pada grafik 4.4 berikut:
64
Berdasarkan grafik 4.4 di atas, ditunjukkan kategorisasi nilai pada siswa kelas
XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar dimana nilai keterampilan proses sains siswa
paling banyak berada pada kategori 71-85.
2. Analisis Inferensial
a. Pengujian Normalitas Data
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov diperoleh nilai signifikan 0,200 dengan analisis data
menggunakan SPSS 20 for windows Sig > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
data hasil keterampilan proses sains siswa berasal dari populasi berdistribusi normal
pada taraf nyata α = 0,05 atau 5%.
b. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 8,6785 sedangkan nilai ttabel = 2,042. Karena nilai thitung > ttabel maka H0
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
86-100 71-85 56-70 <55
33.33%
66.67%
0.00%0.00%
Per
sent
ase
Skor
Ket
eram
pila
nP
rose
s Sa
ins
Sisw
a
Skor Keterampilan Proses Sains Siswa
Grafik 4.4: Hasil Skor Keterampilan Proses SainsSiswa dengan Tes Soal
65
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar mata
pelajaran IPA pokok bahasan penerapan hukum Bernoulli setelah diajari dengan
model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat
venturimeter terdapat pengaruh yaitu baik digunakan untuk pembelajaran karena telah
mencapai standar KKM yakni 75. Penilaian ini selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
B. Pembahasan
1. Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa
a. Hasil Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Observasi
Hasil keterampilan proses sains siswa sesudah dilaksanakan model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
mencapai rata-rata 84,26. Rata-rata hasil keterampilan proses sains siswa termasuk
kategori baik karena melebihi standar KKM yakni 75. Hal ini juga diperkuat dengan
hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa hasil keterampilan proses sains
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar pada model pembelajaran direct
instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter secara signifikan
mencapai standar KKM pada taraf nyata α = 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa proses model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter memberikan pengaruh yang baik
terhadap hasil keterampilan proses sains siswa yang dicapai. Dengan model
66
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
siswa memiliki rasa percaya diri dalam bereksperimen fisika dan membuktikan
prinsip hukum-hukum fisika, mereka dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat
dikelas melalui praktikum.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa hasil-hasil penelitian
yang telah diperoleh dapat memenuhi standar keberhasilan suatu proses pembelajaran
yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil siswa telah mencapai standar KKM baik
secara individu maupun secara klasikal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Diknas
bahwa, pembelajaran dikatakan tuntas jika 85 % dari jumlah siswa mencapai standar
KKM. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung memiliki keterampilan-keterampilan
yang baik, hal ini dikarenakan dalam melakukan praktikum seperti merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan definisi variabel,
melakukan eksperimen, membuat tabel, dan menarik kesimpulan siswa dapat
memahaminya dengan mudah dan siswa sangat mengharapkan praktikum dalam
pembelajaran fisika. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter dapat membantu
melatihkan keterampilan proses sains siswa.
b. Hasil Skor Tiap Indikator Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan
Observasi.
Hasil keterampilan proses sains siswa pada setiap indikator dalam model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
67
berada pada rata-rata sebesar 84,26 yang diperoleh dari indikator merumuskan
masalah diperoleh rata-rata sebesar 85, merumuskan hipotesis diperoleh rata-rata
sebesar 84,17, pengontrolan variabel diperoleh rata-rata sebesar 83,33, merumuskan
definisi operasional variabel diperoleh rata-rata sebesar 83,33, melakukan
eksperimen/percobaan sebesar 92,50, menyajikan data dalam bentuk tabel diperoleh
rata-rata sebesar 90,00, menganalisis data hasil percobaan diperoleh rata-rata sebesar
76,67, menginterpretasikan data diperoleh rata-rata sebesar 76,67, dan membuat
kesimpulan diperoleh rata-rata sebesar 86,67. Data tersebut diperoleh dari hasil
pengamatan observer pada saat siswa melakukan kegiatan eksperimen dikelas. Rata-
rata yang diperoleh pada setiap indikator berbeda-beda disebabkan karena
kemampuan keterampilan proses sains siswa yang berbeda-beda baik itu dari segi
persepsi, kesiapan, kemampuan meniru, kemahiran, kebiasaan gerak maupun gerakan
alami dari siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa proses model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter tiap indikator memberikan pengaruh
terhadap hasil keterampilan proses sains siswa yang dicapai. Dengan model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
siswa memiliki rasa percaya diri dalam bereksperimen fisika, mereka dapat
membiasakan diri dalam mempersiapkan, meniru, membiasakan gerak dan
meningkatkan kemampuan siswa dengan melakukan keterampilan proses sains.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran direct instruction
68
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter baik digunakan untuk dapat
membantu melatihkan keterampilan proses sains siswa.
c. Hasil Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Berkelompok Berdasarkan
LKPD.
Hasil keterampilan proses sains siswa pada setiap kelompok dalam model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
berada pada rata-rata sebesar 88,89 yang diperoleh dari setiap kelompok yaitu
kelompok I diperoleh rata-rata sebesar 91,67, kelompok II diperoleh rata-rata sebesar
88,89, kelompok III diperoleh rata-rata sebesar 86,11, kelompok IV diperoleh rata-
rata sebesar 88,89, kelompok V diperoleh rata-rata sebesar 88,89, menyajikan data
dalam bentuk tabel diperoleh rata-rata sebesar 88,89. Data tersebut diperoleh dari
hasil analisis pada lembar kerja peserta didik yang dikerjakan siswa dikelas pada saat
eksperimen penerapan alat venturimeter. Rata-rata yang diperoleh pada setiap
kelompok berbeda-beda disebabkan karena kemampuan keterampilan proses sains
siswa yang berbeda-beda baik itu dari segi persepsi, kesiapan, kemampuan meniru,
kemahiran, kebiasaan gerak maupun gerakan alami dari siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa proses model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan
alat venturimeter tiap indikator memberikan pengaruh terhadap hasil keterampilan
proses sains siswa yang dicapai. Dengan model pembelajaran direct instruction
melalui eksperimen penerapan alat venturimeter siswa memiliki rasa percaya diri
dalam bereksperimen fisika, mereka dapat membiasakan diri dalam mempersiapkan,
meniru, membiasakan gerak dan meningkatkan kemampuan siswa dengan melakukan
69
keterampilan proses sains. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter baik
digunakan untuk dapat membantu melatihkan keterampilan proses sains siswa.
d. Hasil Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Tes.
Hasil keterampilan proses sains siswa dalam model pembelajaran direct
instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter berada pada rata-rata
sebesar 82,83 yang diperoleh dari skor siswa yaitu skor maksimum sebesar 93,33,
dan skor minimum sebesar 73,33. Data tersebut diperoleh dari hasil analisis pada tes
keterampilan proses sains yang dikerjakan siswa dikelas setelah eksperimen
penerapan alat venturimeter dilakukan. Rata-rata yang diperoleh pada setiap siswa
berbeda-beda disebabkan karena kemampuan keterampilan proses sains siswa yang
berbeda-beda baik itu dari segi persepsi, kesiapan, kemampuan meniru, kemahiran,
kebiasaan gerak maupun gerakan alami dari siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
proses model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat
venturimeter tiap indikator memberikan pengaruh terhadap hasil keterampilan proses
sains siswa yang dicapai. Dengan model pembelajaran direct instruction melalui
eksperimen penerapan alat venturimeter siswa memiliki rasa percaya diri dalam
bereksperimen fisika, mereka dapat membiasakan diri dalam mempersiapkan, meniru,
membiasakan gerak dan meningkatkan kemampuan siswa dengan melakukan
keterampilan proses sains. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter baik
digunakan untuk dapat membantu melatihkan keterampilan proses sains siswa.
70
2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa.
a. Pengujian Normalitas Data
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov diperoleh nilai signifikan 0,200 dengan analisis data
menggunakan SPSS 20 for windows Sig > α (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
data hasil keterampilan proses sains siswa berasal dari populasi terdistribusi normal
pada taraf nyata α = 0,05 atau 5%.
b. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 8,6785 sedangkan nilai ttabel = 2,042. Karena nilai thitung > ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar mata
pelajaran IPA pokok bahasan penerapan hukum Bernoulli setelah diajari dengan
model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat
venturimeter terdapat pengaruh yaitu baik atau efektif digunakan untuk pembelajaran
fisika karena telah mencapai standar KKM yakni 75. Hal ini dikarenakan pada saat
pembelajaran siswa sangat tertarik dengan praktikumnya yang belum pernah
dilakukan disekolah dan siswa lebih mudah memahami suatu konsep fisika dengan
langsung menerapkannya sehingga model pembelajaran langsung yang dirangkaikan
dengan penerapan alat sangat berpengaruh pada kemampuan afektif, kognitif dan
psikomotorik siswa.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Hasil keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar
setelah diajar melalui eksperimen penerapan alat venturimeter dengan model
pembelajaran direct instruction yaitu berdasarkan tes keterampilan proses sains
dan lembar observasi diperoleh nilai rata-rata mencapai 82,83 dan 84,26. Hal
ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung memiliki keterampilan-
keterampilan yang baik, hal ini dikarenakan dalam melakukan praktikum
seperti merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengontrol variabel,
merumuskan definisi variabel, melakukan eksperimen, membuat tabel, dan
menarik kesimpulan siswa dapat memahaminya dengan mudah dan siswa
sangat mengharapkan praktikum dalam pembelajaran fisika,
2. Berdasarkan hasil analisis uji statistik yang dilakukan, maka model
pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat venturimeter
sangat baik diterapkan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4
SMA Negeri 9 Makassar karena diperoleh skor rata-rata keterampilan proses
sains siswa telah melebihi standar KKM sekolah yaitu 75, hal ini dikarenakan
72
pada saat pembelajaran siswa sangat tertarik dengan praktikumnya yang belum
pernah dilakukan disekolah dan siswa lebih mudah memahami suatu konsep
fisika dengan langsung menerapkannya sehingga model pembelajaran langsung
yang dirangkaikan dengan penerapan alat sangat berpengaruh pada kemampuan
afektif, kognitif dan psikomotorik siswa.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dikemukakan
implikasi sebagai berikut:
1. Karena penelitian ini telah menghasilkan instrumen yang valid, maka
diharapkan instrumen ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam
mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
2. Karena media ini dapat digunakan dalam mencapai keterampilan proses sains
sesuai standar KKM, maka disarankan kepada teman-teman untuk meneliti
lebih lanjut dengan media yang sesuai.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anggereni, Santih. Mengembangkan Asesmen kinerja melalui pembelajaran berbasislaboratorium. Makassar: Alauddin University Press, 2014.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Creswell, Jhon W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelaja, 2013.
Gafur, Abdul. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalamPerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak, 2012.
Giancoli, Douglas C. Fisika edisi kelima jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001.
Halliday, David dan Robert Resnick. Fisika Jilid 1Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga,2010.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan Penilaian oleh Pendidik danSatuan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahPertama, 2016.
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:Refika Aditama, 2010.
Kusminarto. Fisika Modern. Yogyakarta: Andi Offset, 2011.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.
Mania, Sitti. Pengembangan Pengukuran Non-tes Bidang Pendidikan SuatuPendekatan Psikologi. Makassar: UIN Press, 2012.
Mania, Sitti. Asesmen Autentik untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif ImplementasiKurikulum 2013. Makassar: UIN Press, 2014.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:Bumi Aksara, 2013.
Mustami, Muh. Khalifah, dkk. Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar:Alauddin Press, 2009.
74
Nasir, A. Muhajir. Panduan Statistika Pendidikan. [t.d.]
Nursalam. Metode Penelitian. Makassar: UIN Press, 2011.
Rapi, Muh. Pengantar Strategi Pembelajaran (Pendekatan Standar Proses).Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Rusyan, A. Tabrani. Kunci Sukses Belajar. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia,2006.
Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan danPemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Safei, Muh. Media Pembelajaran Pengertian, Pengembangan dan Aplikasinya.Makassar: UIN Press, 2011.
Subana, dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Sudjana, Nana. penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1995.
Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung: CVAlfabeta, 2010.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara, 2003.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Yaumi, Muhammad. Desain Pembelajaran Efektif. Makassar: Alauddin UniversityPress, 2012.
Young, Hugh D. Dan Freedman, Roger A. Fisika Universitas: Edisi Kesepuluh JilidI. Jakarta: Erlangga, 2002.
75
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Maesar Muh. Yunus A.W dilahirkan di Wuring pada
tanggal 01 September 1994. Anak pertama dari lima
bersaudara hasil buah kasih dari pasangan Bapak Muh.
Yunus dan (Alm) Ibu Haeda. Penulis dan keluarga
bertempat tinggal di Nangahure, Kec. Alok Barat, Kab.
Sikka. Pendidikan Formal dimulai dari Sekolah Dasar di SDN Wuring dan lulus
pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama di MTs Muhammadiyah Nangahure dan lulus pada tahun 2010,
dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas di MA Muhammadiyah Nangahure dan lulus pada tahun 2013.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar ke jenjang S1 pada Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, sampai saat biografi ini ditulis.
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
77
LAMPIRAN A
DATA HASIL PENELITIAN
A.1 DATA HASIL PENELITIAN BERDASARKANOBSERVASI
A.2 DATA HASIL PENELITIAN BERDASARKANLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
A.3 DATA HASIL PENELITIAN BERDASARKAN TESKETERAMPILAN PROSES SAINS
78
A.1 Data Hasil Penelitian Berdasarkan Observasi
12
34
56
78
91
A. M
UH
. HIL
AL
AL
-JIB
RA
33
33
43
33
429
80,5
6B
2A
BD
UL
LA
H4
43
34
43
34
3288
,89
A3
AD
EL
IAH
NU
RM
UT
MU
AIN
NA
H4
44
44
43
33
3391
,67
A4
AL
FIY
YA
H N
OV
EL
Y G
US
LA
H3
33
34
44
44
3288
,89
A5
AN
DI
AN
GG
RA
INI
33
33
33
33
327
75,0
0B
6A
ND
I A
SW
HY
AR
TI
FR
IYA
TN
A3
34
44
43
33
3186
,11
A7
AN
DI
DE
A A
MA
ND
A M
EN
TA
RI
P3
33
33
33
33
2775
,00
B8
AN
DI
NU
RA
INI
33
33
33
33
327
75,0
0B
9C
HR
IST
OP
ER
NU
H3
43
34
43
34
3186
,11
A10
CL
EM
ES
DA
VID
M3
33
34
43
34
3083
,33
B11
DW
I S
AT
YA
PU
TR
A N
EG
AR
A4
43
33
33
34
3083
,33
B12
FA
ISA
L R
AH
MA
N4
44
34
33
33
3186
,11
A13
FE
BY
FR
IST
I P
AL
UM
PU
N4
43
34
33
34
3186
,11
A14
FIR
HA
NS
YA
H N
OE
RH
AD
I4
44
33
33
33
3083
,33
B15
HE
RY
NIS
A R
UK
MA
N3
33
33
33
33
2775
,00
B16
JUM
RIA
NI
S3
34
44
43
34
3288
,89
A17
L.M
. RA
MA
DH
AN
TM
33
33
44
33
329
80,5
6B
18M
UH
. HA
SR
IL K
HA
Q T
44
44
44
33
333
91,6
7A
19M
UH
. AL
FIA
N4
34
44
43
34
3391
,67
A20
MU
H. A
RY
A K
US
UM
A W
33
33
44
33
329
80,5
6B
21M
UH
. HA
FIZ
IZ
ZU
L K
HA
Q3
34
44
43
33
3186
,11
A22
MU
LK
IA Z
IKR
I3
33
43
43
33
2980
,56
B23
NO
VIT
A D
ILA
LIA
33
33
33
34
429
80,5
6B
24N
UR
AF
NI
33
33
44
43
431
86,1
1A
25N
UR
JAN
NA
H4
44
44
43
34
3494
,44
A26
NU
RS
YA
M4
33
44
33
33
3083
,33
B27
NU
RU
L F
ITR
IAN
I4
43
34
43
34
3288
,89
A28
NU
RU
L M
UG
HN
I3
33
34
43
33
2980
,56
B29
PR
ES
TI
DE
WIN
GS
KI
44
44
44
33
434
94,4
4A
30R
EZ
A A
RIA
NT
I A
33
33
33
33
327
75,0
0B
Jum
lah
pero
leha
n sk
or ti
ap in
dika
tor
102
101
100
100
111
108
9292
104
2527
,78
Has
il ko
nver
si 0
-100
tiap
indi
kato
r85
,00
84,1
783
,33
83,3
392
,50
90,0
076
,67
76,6
786
,67
758,
33ra
ta-r
ata
84,2
6sk
or M
aksi
mum
94,4
4S
kor
Min
imum
75,0
0ra
ta-r
ata
84,2
6S
tand
ar D
evia
si5,
85V
aria
ns34
,23
Has
il S
kor
Ket
eram
pila
n P
rose
s S
ains
Ber
dasa
rkan
Obs
erva
si/ P
enga
mat
an (
Obs
erve
r) d
an R
ata-
rata
Sk
or K
eter
ampi
lan
Pro
ses
Sai
ns S
isw
aB
erda
sark
an T
iap
Indi
kat
or
KE
T.
NO
.N
AM
A S
ISW
AS
KO
R K
ET
ER
AM
PIL
AN
PR
OS
ES
SA
INS
SIS
WA
TIA
P I
ND
IKA
TO
R H
AS
ILK
ON
VE
RS
I 0-
100
JU
ML
AH
PE
RO
LE
HA
NS
KO
R K
PS
79
A.2 Data Hasil Penelitian Berdasarkan LKPD
12
34
56
78
91
Ad
elia
h N
urm
utm
uain
nah
P2
Alfiy
yah N
ovely
Gusl
ah
P3
Feb
y F
rist
i P
alu
mp
un
P4
Muh.
Hasr
il K
haq
TL
5N
ovita D
ila L
iaP
1A
bd
ulla
hL
2Ju
mri
ani S
P3
Nur
Afn
iP
4N
urj
annah
P5
Nuru
l F
itri
ani
P1
And
i D
ea A
mand
a M
enta
ri P
P2
Cle
mes
David
ML
3H
ery
nis
a R
uk
man
P4
Nuru
l M
ughni
P5
Reza
Ari
anti A
P1
And
i A
nggra
ini
P2
And
i N
ura
ini
P3
L.M
. R
am
ad
han T
ML
4M
ulk
ia Z
ikri
L5
Pre
sti D
ew
ingsk
iP
1A
. M
uh.
Hila
l A
l-Ji
bra
L2
Chri
sto
per
Nuh
L3
Dw
i S
aty
a P
utr
a N
egara
L4
Fir
hansy
ah N
oerh
ad
iL
5M
uh.
Ary
a K
usu
ma W
L1
And
i A
swhyart
i F
riyatn
aP
2F
ais
al R
ahm
an
L3
Muh.
Alfia
nL
4M
uh.
Hafiz
Izzu
l K
haq
L5
Nurs
yam
LJu
mla
h P
ero
lehan S
ko
r T
iap
Ind
ikato
r1
81
82
41
82
42
32
42
12
2H
asi
l K
onvers
i 0
-10
0 T
iap
Ind
ikato
r7
5,0
07
5,0
01
00
,00
75
,00
10
0,0
09
5,8
31
00
,00
87
,50
91
,67
Rata
-rata
Sk
or
Tia
p I
nd
ikato
r K
PS
Sk
or
Mak
sim
um
91
,67
Sk
or
Min
imum
86
,11
Rata
-rata
Sk
or
Ind
ikato
r K
PS
Sis
wa
88
,89
Sta
nd
ar
Devia
si1
,76
Vari
ans
3,0
9
Ha
sil
Sk
or
Kete
ram
pil
an
Pro
ses
Sa
ins
Berd
asa
rka
n L
em
ba
r K
erj
a P
ese
rta
Did
ik (
LK
PD
) S
eca
ra B
erk
elo
mp
ok
V VI
Sk
or
Ha
sil
Te
s L
KP
D K
ete
ram
pil
an
Pro
ses
Sa
ins
Sis
wa
Tia
pIn
dik
ato
rK
et.
Ke
lom
po
k
I II III
IV
No
.N
am
a S
isw
aL
/P J
um
lah
Pe
role
ha
nS
ko
r K
PS
Ha
sil
Ko
nv
ers
i0
-10
0
3 3 3
A
86
,11
A
44
43
2
43
34
33
1
A
3 3
44
43
39
1,6
73
43
44
32
88
,89
3
88
,89
34
24
4
34
34
44
3
A
33
34
44
44
32
88
,89
A
34
44
32
88
,89
A
88
,89
33
34
44
44
80
A.3 Data Hasil Penelitian Berdasarkan Tes KPS
12
3T
ota
lR
era
ta (
X1
)4
56
78
9T
ota
lR
era
ta (
X2
)X
1X
1+
X2
1A
. M
uh.
Hila
l Al-
Jib
ra1
11
31
00
,00
44
43
34
22
73
,33
10
0,0
01
73
,33
86
,67
A2
Ab
dul
lah
10
12
66
,67
43
54
54
25
83
,33
66
,67
15
0,0
07
5,0
0B
3A
del
iah
Nur
mut
mua
inna
h1
11
31
00
,00
43
43
34
21
70
,00
10
0,0
01
70
,00
85
,00
B4
Alfi
yyah
No
vely
Gus
lah
11
13
10
0,0
05
45
44
42
68
6,6
71
00
,00
18
6,6
79
3,3
3A
5A
ndi A
nggr
aini
01
12
66
,67
45
54
55
28
93
,33
66
,67
16
0,0
08
0,0
0B
6A
ndi A
swhy
arti
Fri
yatn
a1
11
31
00
,00
33
43
34
20
66
,67
10
0,0
01
66
,67
83
,33
B7
And
i Dea
Am
and
a M
enta
ri P
11
13
10
0,0
03
44
44
32
27
3,3
31
00
,00
17
3,3
38
6,6
7A
8A
ndi N
urai
ni0
11
26
6,6
75
55
45
52
99
6,6
76
6,6
71
63
,33
81
,67
B9
Chr
isto
per
Nuh
11
13
10
0,0
05
45
43
42
58
3,3
31
00
,00
18
3,3
39
1,6
7A
10
Cle
mes
Dav
id M
11
13
10
0,0
03
34
33
42
06
6,6
71
00
,00
16
6,6
78
3,3
3B
11
Dw
i Sat
ya P
utra
Neg
ara
11
13
10
0,0
04
45
54
42
68
6,6
71
00
,00
18
6,6
79
3,3
3A
12
Fai
sal R
ahm
an1
01
26
6,6
75
54
45
52
89
3,3
36
6,6
71
60
,00
80
,00
B1
3F
eby
Fri
sti P
alum
pun
11
13
10
0,0
04
43
34
42
27
3,3
31
00
,00
17
3,3
38
6,6
7A
14
Fir
hans
yah
No
erha
di
01
12
66
,67
44
54
45
26
86
,67
66
,67
15
3,3
37
6,6
7B
15
Her
ynis
a R
ukm
an1
11
31
00
,00
54
54
44
26
86
,67
10
0,0
01
86
,67
93
,33
A1
6Ju
mri
ani S
11
13
10
0,0
04
44
33
42
27
3,3
31
00
,00
17
3,3
38
6,6
7A
17
L.M
. R
amad
han
TM
01
12
66
,67
55
55
54
29
96
,67
66
,67
16
3,3
38
1,6
7B
18
Muh
. A
lfian
11
13
10
0,0
04
44
33
32
17
0,0
01
00
,00
17
0,0
08
5,0
0B
19
Muh
. A
rya
Kus
uma
W1
11
31
00
,00
44
44
45
25
83
,33
10
0,0
01
83
,33
91
,67
A2
0M
uh.
Haf
iz I
zzul
Kha
q0
11
26
6,6
75
44
54
42
68
6,6
76
6,6
71
53
,33
76
,67
B2
1M
uh.
Has
ril K
haq
T0
11
26
6,6
74
44
44
42
48
0,0
06
6,6
71
46
,67
73
,33
B2
2M
ulk
ia Z
ikri
01
12
66
,67
55
55
55
30
10
0,0
06
6,6
71
66
,67
83
,33
B2
3N
ovi
ta D
ila L
ia1
11
31
00
,00
44
44
44
24
80
,00
10
0,0
01
80
,00
90
,00
A2
4N
ur A
fni
01
12
66
,67
54
55
55
29
96
,67
66
,67
16
3,3
38
1,6
7B
25
Nur
jann
ah0
11
26
6,6
74
54
44
42
58
3,3
36
6,6
71
50
,00
75
,00
B2
6N
ursy
am0
11
26
6,6
75
54
35
42
68
6,6
76
6,6
71
53
,33
76
,67
B2
7N
urul
Fitr
iani
11
02
66
,67
54
44
44
25
83
,33
66
,67
15
0,0
07
5,0
0B
28
Nur
ul M
ughn
i0
11
26
6,6
75
55
44
52
89
3,3
36
6,6
71
60
,00
80
,00
B2
9P
rest
i Dew
ings
ki
01
12
66
,67
54
54
44
26
86
,67
66
,67
15
3,3
37
6,6
7B
30
Rez
a A
rian
ti A
11
02
66
,67
44
54
44
25
83
,33
66
,67
15
0,0
07
5,0
0B
Rat
a-ra
ta s
ko
r te
s K
PS
82
,83
Sk
or
Mak
sim
um93
,33
Sk
or
Min
imum
73,3
3S
tand
ar D
evia
si6,
22V
aria
ns38
,72
No
.N
am
a S
isw
a
Ha
sil
Ket
era
mp
ila
n P
rose
es S
ain
s B
erd
asa
rka
n T
es K
eter
am
pil
an
Pro
ses
Sa
ins
Sis
wa
Ha
sil
Te
s U
raia
nH
asi
l T
es
Pil
iha
n G
an
da
Ke
t. H
asi
lK
on
ve
rsi
0-1
00
Sk
or
Ha
sil
Te
s K
ete
ram
pil
an
Pro
ses
Sa
ins
Sis
wa
81
LAMPIRAN B
ANALISIS DESKRIPTIF
B.1 ANALISIS DESKRIPTIF LEMBAR OBSERVASI
B.2 ANALISIS DESKRIPTIF LEMBAR KERJA PESERTADIDIK (LKPD)
B.3 ANALISIS DESKRIPTIF TES KETERAMPILANPROSES SAINS
82
B.1 Analisis Deskriptif Hasil Skor Keterampilan Proses Sains Siswa BerdasarkanObservasi
No. Nama Siswa Skor Siswa Hasil Konversi0-100
Ket.
1 A. Muh. Hilal Al-Jibra 29 80,56 B2 Abdullah 32 88,89 A3 Adeliah Nurmutmainnah 33 91,67 A4 Alfiyyah Novely Guslah 32 88,89 A5 Andi Anggraini 27 75,00 B6 Andi Aswhyarti Friyatna 31 86,11 A7 Andi Dea Amanda Mentari P 27 75,00 B8 Andi Nuraini 27 75,00 B9 Christoper Nuh 31 86,11 A
10 Clemes David M 30 83,33 B11 Dwi Satya Putra Negara 30 83,33 B12 Faisal Rahman 31 86,11 A13 Feby Fristi Palumpun 31 86,11 A14 Firhansyah Noerhadi 30 83,33 B15 Herynisa Rukman 27 75,00 B16 Jumriani S 32 88,89 A17 L.M. Ramadhan Tm 29 80,56 B18 Muh. Hasril Khaq T 33 91,67 A19 Muh. Alfian 33 91,67 A20 Muh. Arya Kusuma W 29 80,56 B21 Muh. Hafiz Izzul Khaq 31 86,11 A22 Mulkia Zikri 29 80,56 B23 Novita Dila Lia 29 80,56 B24 Nur Afni 31 86,11 A25 Nurjannah 34 94,44 A26 Nursyam 30 83,33 B27 Nurul Fitriani 32 88,89 A28 Nurul Mughni 29 80,56 B29 Presti Dewingski 34 94,44 A30 Reza Arianti A 27 75,00 B
Rata-rata 84,26
83
SKOR MAKSIMUM : 94,44
SKOR MINIMUM : 75,00
N : 30
1. Menentukan Rentang (Range)= −= 94,44 − 75,00= 19,442. Menentukan banyak interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 dibulatkan menjadi 6
3. Menentukan banyak interval kelas p== 19,447= 2.78 (dibulatkan menjadi p = 3)
84
a. Statistik Deskriptif
1) Tabel Distribusi Frekuensi
No. Nilai (xi) Fi xi.fi xi- (xi- )2 fi (xi- )2
1 75,00 5 375 -9,26 85,7476 428,738
2 80,56 6 483,36 -3,7 13,69 82,14
3 83,33 4 333,32 -0,93 0,8649 3,4596
4 86,11 6 516,66 1,85 3,4225 20,535
5 88,89 4 355,56 4,63 21,4369 85,7476
6 91,67 3 275,01 7,41 54,9081 164,7243
7 94,44 2 188,88 10,18 103,6324 207,2648
Jumlah 30 2527,79 992,6093
2) Nilai Rata-rata
=∑ .∑
=,
= 84,26
3) Standar Deviasi
Jadi, SD =( )
=,
= √34,23= 5,85
85
4) Varians
Jadi, = SD
= (5,85)2
= 34,23
5) Kategorisasi Keterampilan Proses Sains Siswa
No.Rentang
NilaiFrekuensi
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 15 50 % Baik
4 86-100 15 50 % Sangat Baik
Jumlah 30 100 %
86
6) Analisis deskriptif dengan menggunakan uji SPSS 20
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00045
Mean 84,2597 1,06814
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 82,0751
Upper Bound 86,4443
5% Trimmed Mean 84,2085
Median 84,7200
Variance 34,228
Std. Deviation 5,85046
Minimum 75,00
Maximum 94,44
Range 19,44
Interquartile Range 8,33
Skewness -,094 ,427
Kurtosis -,791 ,833
87
B.2 Analisis Deskriptif Hasil Skor Keterampilan Proses Sains Siswa BerdasarkanLKPD
Kelompok No. Nama SiswaJumlah
PerolehanSkor KPS
HasilKonversi
0-100Ket.
I
1 Adeliah Nurmutmuainnah
33 91,67 A2 Alfiyyah Novely Guslah3 Feby Fristi Palumpun4 Muh. Hasril Khaq T5 Novita Dila Lia
II
1 Abdullah
32 88,89 A2 Jumriani S3 Nur Afni4 Nurjannah5 Nurul Fitriani
III
1 Andi Dea Amanda Mentari P
31 86,11 A2 Clemes David M3 Herynisa Rukman4 Nurul Mughni5 Reza Arianti A
IV
1 Andi Anggraini
32 88,89 A2 Andi Nuraini3 L.M. Ramadhan TM4 Mulkia Zikri5 Presti Dewingski
V
1 A. Muh. Hilal Al-Jibra
32 88,89 A2 Christoper Nuh3 Dwi Satya Putra Negara4 Firhansyah Noerhadi5 Muh. Arya Kusuma W
VI
1 Andi Aswhyarti Friyatna
32 88,89 A2 Faisal Rahman3 Muh. Alfian4 Muh. Hafiz Izzul Khaq5 Nursyam
Rata-rata 88,89
88
SKOR MAKSIMUM : 91,67
SKOR MINIMUM : 86,11
N : 30
1. Menentukan Rentang (Range)= −= 91,67 − 86,11= 5,562. Menentukan banyak interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 dibulatkan menjadi 6
3. Menentukan banyak interval kelas p== 5,567= 0.79 (dibulatkan menjadi p = 1)
89
b. Statistik Deskriptif
1) Tabel Distribusi Frekuensi
No. Nilai (xi) Fi xi.fi xi- (xi- )2 fi (xi- )2
1 86,11 1 86,11 -2.78 7,7284 7,7284
2 88,89 4 355,56 0 0 0
3 91,67 1 91,67 2,78 7,7284 7,7284
Jumlah 6 533,34 15,4568
2) Nilai Rata-rata
=∑ .∑
=,
= 88,89
3) Standar Deviasi
Jadi, SD =( )
=,
= √3,09= 1,76
4) Varians
Jadi, = SD
= (1,76)2
= 3,09
90
5) Kategorisasi Keterampilan Proses Sains Siswa
No.Rentang
NilaiFrekuensi
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 0 0 Baik
4 86-100 6 100 % Sangat Baik
Jumlah 6 100 %
91
B.3 Analisis Deskriptif Hasil Skor Tes Keterampilan Proses Sains Siswa DalamEksperimen Penerapan Alat Venturimeter
No. Nama Siswa Hasil Konversi0-100
Ket.
1 A. Muh. Hilal Al-Jibra 86,67 A2 Abdullah 75,00 B3 Adeliah Nurmutmuainnah 85,00 B4 Alfiyyah Novely Guslah 93,33 A5 Andi Anggraini 80,00 B6 Andi Aswhyarti Friyatna 83,33 B7 Andi Dea Amanda Mentari P 86,67 A8 Andi Nuraini 81,67 B9 Christoper Nuh 91,67 A
10 Clemes David M 83,33 B11 Dwi Satya Putra Negara 93,33 A12 Faisal Rahman 80,00 B13 Feby Fristi Palumpun 86,67 A14 Firhansyah Noerhadi 76,67 B15 Herynisa Rukman 93,33 A16 Jumriani S 86,67 A17 L.M. Ramadhan TM 81,67 B18 Muh. Alfian 85,00 B19 Muh. Arya Kusuma W 91,67 A20 Muh. Hafiz Izzul Khaq 76,67 B21 Muh. Hasril Khaq T 73,33 B22 Mulkia Zikri 83,33 B23 Novita Dila Lia 90,00 A24 Nur Afni 81,67 B25 Nurjannah 75,00 B26 Nursyam 76,67 B27 Nurul Fitriani 75,00 B28 Nurul Mughni 80,00 B29 Presti Dewingski 76,67 B30 Reza Arianti A 75,00 B
Rata-rata 82,83
92
SKOR MAKSIMUM : 93,33
SKOR MINIMUM : 73,33
N : 30
1. Menentukan Rentang (Range)= −= 93,33 − 73,33= 202. Menentukan banyak interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 dibulatkan menjadi 6
3. Menentukan banyak interval kelas p== 207= 2.85 (dibulatkan menjadi p = 3)
93
c. Statistik Deskriptif
1) Tabel Distribusi Frekuensi
No. Nilai (xi) Fi xi.fi xi- (xi- )2 fi (xi- )2
1 73,33 1 73,33 -9,5 90,25 90,25
2 75,00 4 300,00 -7,83 61,3089 245,2356
3 76,67 4 306,69 -6,16 37,9456 151,7824
4 80,00 3 240,00 -2,83 8,0089 24,0267
5 81,67 3 245,01 -1,16 1,3456 4,0368
6 83,33 3 249,99 0,5 0,25 0,75
7 85,00 2 170,00 2,17 4,7089 9,4178
8 86,67 4 346,68 3,84 14,7456 58,9824
9 90,00 1 90,00 7,17 51,4089 51,4089
10 91,67 2 183,34 8,84 78,1456 156,2912
11 93,33 3 279,99 10,5 110,25 330,75
Jumlah 30 2485,03 1122,932
2) Nilai Rata-rata
=∑ .∑
=,
= 82,83
94
3) Standar Deviasi
Jadi, SD =( )
=,
= √38,72= 6,22
4) Varians
Jadi, = SD
= (6,22)2
= 38,72
5) Kategorisasi Keterampilan Proses Sains Siswa
No.Rentang
NilaiFrekuensi
Persentase
(%)Kategori
1 < 55 0 0 Kurang
2 56-70 0 0 Cukup
3 71-85 20 66,67 % Baik
4 86-100 10 33,33 % Sangat Baik
Jumlah 30 100 %
95
6) Analisis deskriptif dengan menggunakan uji SPSS 20
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00046
Mean 82,8340 1,13610
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 80,5104
Upper Bound 85,1576
5% Trimmed Mean 82,7480
Median 82,5000
Variance 38,722
Std. Deviation 6,22268
Minimum 73,33
Maximum 93,33
Range 20,00
Interquartile Range 10,00
Skewness ,256 ,427
Kurtosis -1,036 ,833
96
LAMPIRAN C
ANALISIS INFERENSIAL
C.1 ANALISIS NORMALITAS DAN UJI HIPOTESIS (UJI tSATU SAMPEL) BERDASARKAN OBSERVASI
C.2 ANALISIS NORMALITAS DAN UJI HIPOTESIS (UJI tSATU SAMPEL) BERDASARKAN TESKETERAMPILAN PROSES SAINS
97
C.1 Analisis Normalitas Data dan Uji Hipotesis Berdasarkan Observasi denganMenggunakan SPSS 20
1) Pengujian Normalitas Data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00001 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00001
Mean 84,2597 1,06814
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 82,0751
Upper Bound 86,4443
5% Trimmed Mean 84,2085
Median 84,7200
Variance 34,228
Std. Deviation 5,85046
Minimum 75,00
Maximum 94,44
Range 19,44
Interquartile Range 8,33
Skewness -,094 ,427
Kurtosis -,791 ,833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 ,124 30 ,200* ,939 30 ,088
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
98
99
2) Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis digunakan teknik yang disebut dengan Uji- tsampel (t-test)
menggunakan rumus:
thitung = µ√= , ,√= ,,
= 8,6785 dan ttabel = 2,042.
100
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 8,6785 sedangkan nilai ttabel = 2,042. Karena nilai thitung > ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar mata
pelajaran IPA pokok bahasan penerapan hukum Bernoulli setelah diajari dengan
model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat
venturimeter terdapat pengaruh yaitu baik digunakan untuk pembelajaran fisika
karena telah mencapai standar KKM yakni 75.
3) Uji Hipotesis dengan menggunakan SPSS 20
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00001 30 84,2597 5,85046 1,06814
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
VAR00001 8,669 29 ,000 9,25967 7,0751 11,4443
101
C.1 Analisis Normalitas Data dan Uji Hipotesis Berdasarkan Tes KeterampilanProses Sains dengan Menggunakan SPSS 20
1) Uji Normalitas data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00001 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
VAR00046
Mean 82,8340 1,13610
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 80,5104
Upper Bound 85,1576
5% Trimmed Mean 82,7480
Median 82,5000
Variance 38,722
Std. Deviation 6,22268
Minimum 73,33
Maximum 93,33
Range 20,00
Interquartile Range 10,00
Skewness ,256 ,427
Kurtosis -1,036 ,833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00046 ,139 30 ,144 ,935 30 ,065
a. Lilliefors Significance Correction
102
103
2) Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis digunakan teknik yang disebut dengan Uji- tsampel (t-test)
menggunakan rumus:
thitung = µ√= , ,√= ,,
= 6,8865 dan ttabel = 2,042.
104
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
thitung = 6,8865 sedangkan nilai ttabel = 2,042. Karena nilai thitung > ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar mata
pelajaran IPA pokok bahasan penerapan hukum Bernoulli setelah diajari dengan
model pembelajaran direct instruction melalui eksperimen penerapan alat
venturimeter terdapat pengaruh yaitu baik digunakan untuk pembelajaran fisika
karena telah mencapai standar KKM yakni 75.
3) Uji Hipotesis dengan menggunakan SPSS 20
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00001 30 82,8340 6,22268 1,13610
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
VAR00001 6,896 29 ,000 7,83400 5,5104 10,1576
105
LAMPIRAN D
INSTRUMEN PENELITIAN
D.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
D.2 LEMBAR OBSERVASI DAN RUBRIK
D.3 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
D.4 KISI-KISI DAN SOAL TES KETERAMPILAN PROSESSAINS
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama sekolah : SMAN 9 Makassar
Mata pelajaran/ materi : IPA (Fisika)/ Penerapan Hukum Bernoulli
Kelas/ semester : XI IPA 4/ Genap
Tahun ajaran : 2016/ 2017
Alokasi waktu : 3 Pertemuan (3 x 2 x 45 Menit)
A. Standar Kompetensi
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan
dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
2. Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat
fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
C. Indikator
1. Menemukan dan merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Menentukan variabel
4. Merumuskan definisi operasional variabel
107
5. Melakukan eksperimen/percobaan alat venturimeter
6. Menyajikan data dalam bentuk tabel hasil percobaan.
7. Mengambil dan menganalisis data hasil percobaan.
8. Menginterpretasian data.
9. Menarik kesimpulan hasil percobaan alat venturimeter.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran selesai maka siswa atau siswi diharapkan
mampu:
1. Menemukan dan merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Menentukan variabel
4. Merumuskan definisi operasional variabel
5. Melakukan eksperimen/percobaan alat venturimeter.
6. Menyajikan data dalam bentuk tabel hasil percobaan alat venturimeter.
7. Mengambil dan menganalisis data hasil percobaan.
8. Menginterpretasian data.
9. Menarik kesimpulan hasil percobaan alat venturimeter.
108
E. Materi Pembelajaran
1. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan
energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan
(p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Hukum
Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang
menemukannya pada tahu 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk
merumuskan hukumnya. Secara lengkap, Hukum Bernoulli menyatakan bahwa
jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan
volume memiliki nilai yang sama di setiap titik sepanjang aliran fluida ideal.
Persamaan matematisnya, dituliskan sebagai berikut:
P + ½ ρv2 + ρgh = Konstant
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv2
2 + ρgh2
Keterangan : P = tekanan air (Pascal = Pa = N/m2)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian air (m)
109
Prinsip hukum Bernoulli diterapkan pada Alat Venturimeter, Tabung Pitot, Gaya
angkat pesawat dan alat penyemprot.
2. Venturimeter
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit
dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk
mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan.
Ada dua venturimeter yang akan kita pelajari, yaitu venturimeter tanpa manometer
yang berisi zat cair lain.
Berdasarkan persamaan tekanan hidrostatik, maka tekanan pada titik 1 dan 2 adalah:
110
Selisih tekanan pada kedua penampang adalah:
Dengan menggabungkan persamaan di atas diperoleh:
Keterangan : V = Kelajuan aliran didalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Perbedaan Tinggi Fluida (m)
A1 = Luas penampang pada pipa besar (m2)
A2 = Luas penampang pada pipa kecil (m2)
F. Model dan metode pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Direct Intruction (DI)
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, , Eksperimen, Diskusi kelompok dan Tanya
jawab.
111
G. Media, Alat dan Bahan serta Sumber Belajar
Media Pembelajaran : Alat Peraga Venturimeter
Alat dan Bahan : Pipa L 1” dan ½”, Pipa T 1” dan ½”, Pipa Transisi 1” dan ½” ,
Stop Kran 1” dan ½”, Pipa PVC putih 1” dan ½”, Pipa
Transparan, Papan Tripleks, Paku Kecil, Jeriken, Plastisin,
Air Berwarna, Spidol, Mistar dan Papan Tulis.
Sumber Belajar : Buku Fisika SMA Kelas XI IPA
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
No Tahapan Kegiatan pembelajaran AlokasiwaktuGuru Siswa
1 Kegiatanawal
Guru memberi salam danmenyapa siswa.
Guru menghimbau kepadasiswa untuk membacado’a sebelum memulaipelajaran.
Guru terlebih dahulumengecek kehadiransiswa/ mengabsen.
Guru berkenalan denganmasing-masing siswa.
Siswa menjawabsalam
Siswa membacado’a secarabersama-samasebelum memulaipelajaran.
Siswamemeperhatikannamanya masing-masing danmenyahut ketikanamanya disebut.
Siswamemperkenalkan
10menit
112
Guru menyampaikanbeberapa kata motivasipembangun semangat.
Guru menyampaikantujuan pembelajaran yangakan dicapai
dirinya masing-masing
Siswa mendengar,memperhatikan danmenyimak katamotivasi yangdisampaikan.
Siswa mencatattujuanpembelajaran yangakan dicapai padabuku catatannyamasing-masing.
2 Kegiataninti
Guru menjelaskan tentangHukum Bernoulli danbeberapa penerapannyadalam kehidupan sehari-hari
Guru memberikesempatan kepada siswauntuk bertanya tentanghal-hal yang belumdipahami oleh siswa
Guru membagi siswa kedalam beberapakelompok.
Guru membagikan LKPDpembuatan alat peragaventurimeter kepadasetiap kelompok.
Guru mendemonstrasikanalat dan bahan yang
Siswamemperhatikan,mencatat danmenyimakpenjelasan yangdisampaikan.
Siswa bertanyakepada gurutentang hal-halyang belumdipahami olehsiswa.
Siswa berkumpuldengan anggotakelompoknyamasing-masing.
Siswa menerimaLKPD pembuatanalat yang dibagikanoleh guru.
Siswamemperhatikan
75menit
113
digunakan serta prosedurkerja pembuatan alatperaga venturimetersesuai dengan petunjukLKPD pembuatan alatventurimeter.
Guru menghimbau kepadamasing-masing kelompokuntuk membuat alatperaga venturimetersesuai LKPD pembuatanalat venturimeter denganalat dan bahan yang telahdibagikan oleh guru.
Guru mengamati siswadan mencatat kegiatanyang dilakukan oleh siswapada lembar observasipembuatan alat peragaventurimeter siswa.
demonstrasi dariguru dengan LKPDpembuatan alatventurimeter yangtelah dibagikan.
Siswa bersamadengan anggotakelompoknyasegera membuatalat venturimetersesuai petunjukLKPD pembuatanalat venturimeterdengan alat danbahan yang telahdibagikan olehguru.
Siswa dan anggotakelompoknyasedang membuatalat venturimeterdengan tepat dansesuai denganpetunjuk LKPDpembuatan alatventurimeter.
3 Kegiatanakhir
Guru menunjuk seseoranguntuk menyimpulkanmateri pembelajaran yangtelah dibahas.
Guru menyampaikankegiatan pembelajaranyang akan dibahas pada
Siswa yangditunjuk naik kedepan untukmenyimpulkanmateri pembelajan.
Siswamendengarkankegiatan
5 menit
114
pertemuan selanjutnya.
Guru mengucapkan salampenutup untuk mengakhiripertemuan.
pembelajaran yangakan dibahas padapertemuanselanjutnya.
Siswa menjawabsalam.
Pertemuan ke 2No Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
waktuGuru Siswa1 Kegiatan
awal Guru memberi salam dan
menyapa siswa. Guru menghimbau
kepada siswa untukmembaca do’a sebelummemulai pelajaran.
Guru terlebih dahulumengecek kehadiransiswa/ mengabsen.
Guru memberikanpertanyaan kepada siswasebelum memulaikegiatan pembelajaran “apa bunyi dan penerapandari Hukum Bernoulli”
Siswa menjawabsalam.
Siswa membacado’a secara bersama-sama sebelummemulai pelajaran.
Siswamemeperhatikannamanya masing-masing danmenyahut ketikanamanya disebut.
Siswa menjawabpertanyaan yangdiberikan olehgurunya.
5 menit
2 Kegiataninti
Guru menghimbaukepada siswa untukberkumpul dengananggota kelompoknyayang telah ditentukan.
Guru memeriksa alat
Siswa dudukbersama dengananggotakelompoknyamasing-masing.
Siswa meletakkan
80menit
115
venturimeter yang telahdibuat dan bahan yangdigunakan dalampercobaan alatventurimeter.
Guru membagikan LKPDpenggunaan alatventurimeter pada setiapkelompok.
Guru menghimbaukepada siswa agarmelakukan percobaan alatventurimeter, sesuaidengan petunjuk LKPDpenggunaan alatventurimeter.
Guru mengamati siswayang melakukanpercobaan dan mencatatkegiatan yang dilakukanoleh siswa pada lembarobservasi siswa.
Guru menginformasikankepada setiap kelompokuntuk mempresentasekanhasil diskusi padapercobaan alatventurimeter yang telahdilakukan di depankelompok lainnya.
alat venturimeteryang telah merekabuat dan bahan yangdigunakan dalampercobaan alatventurimeter.
Siswa menerimaLKPD penggunaanalat venturimeteryang dibagikan olehguru.
Siswa bersamadengan anggotakelompoknya segeramelakukanpercobaan alatventurimeter sesuaidengan petunjukLKPD penggunaanalat venturimeter.
Siswa melakukanpercobaan dengantepat dan sesuai,mengambil danmemproses data kedalam tabel maupungrafik.
Siswa yang ditunjukmempresentasekanhasil percobaanpenerapan alatventurimeter yangtelah dilakukan.
116
Guru menghimbaukepada kelompok lainuntuk mengajukanpertanyaan ataumenganggapi hasilpercobaan
Kelompok lainmenanggapi danmengajukanpertanyaan terkaitdengan hasil diskusikelompok yangpresentase.
3 Kegiatanakhir
Guru menunjuk beberapasiswa untukmenyimpulkan hasildiskusi.
Guru menginformasikanadanya tes keterampilanproses sains yang akandilkerjakan padapertemuan selanjutnya.
Guru mengakhiripembelajaran denganmngucapkan salampenutup.
Siswa yang ditunjukoleh guru tampil didepan teman-temannya untukmenyimpulkan hasildiskusi.
Siswamendengarkaninformasi dari guru.
Siswa menjawabsalam.
5 Menit
Pertemuan ke 3No Tahapan Kegiatan pembelajaran Alokasi
waktuGuru Siswa1 Kegiatan
awal Guru memberi salam dan
menyapa siswa. Guru menghimbau
kepada siswa untukmembaca do’a sebelummemulai pelajaran.
Guru terlebih dahulumengecek kehadiran
Siswa menjawabsalam.
Siswa membacado’a secarabersama-samasebelum memulaipelajaran.
Siswamemeperhatikan
5menit
117
siswa/ mengabsen.
Sebelum memulai tesketerampilan proses sainsGuru menyampaikanbeberapa kata motivasipembangun semangat.
namanya masing-masing danmenyahut ketikanamanya disebut.
Siswa mendengar,memperhatikan danmenyimak katamotivasi yangdisampaikan.
2 Kegiataninti
Guru meminta kepadasiswa untuk mengaturjarak bangkunya masing-masing.
Guru melakukanpengukuran keterampilanproses sains siswa denganmembagikan instrumentes keterampilan prosessains.
Guru menghimbaukepada siswa yang telahselesai mengerjakan tesagar segera dikumpul.
Siswa mengaturjarak bangkunya.
Siswa mengerjakantes keterampilanproses sains
Siswamengumpulkaninstrumen tes yangtelah dikerjakan.
80menit
3 Kegiatanakhir
Guru mengakhiripembelajaran denganmngucapkan salampenutup.
Siswa menjawabsalam.
5 menit
118
I. Penilaian
Bentuk penilaian:
1. Lembar observasi siswa.
2. Lembar kerja peserta didik (LKPD)
3. Tes keterampilan proses sains berupa tes pilihan ganda dan uraian.
Makassar, Mei 2017
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Drs. H. Kasimuddin Maesar Muh. Yunus A.WNIP. NIM. 20600113096
119
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Desain dan Penerapan Alat PeragaVenturimeter
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Kelas/ semester : XI IPA 4/ II
Kelompok :
Nama anggota kelompok :
No Indikator Keterampilan Proses Sains Skor1 2 3 4
1 Merumuskan Masalah
2 Pengajuan Hipotesis
3 Pengontrolan Variabel
4 Perumusan Definisi Operasional Variabel
5 Melakukan Eksperimen/Percobaan
6 Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
7 Menganalisis Data Hasil Percobaan
8 Menginterpretasikan Data
9 Penarikan Kesimpulan
Keterangan:
Skor1 = sangat rendah
Skor 2 = rendah
Skor 3 = tinggi
Skor 4 = sangat tinggi Makassar, Mei 2017
Observer
120
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA
No Keterampilan
Proses Sains
Kriteria Skor
1 Merumuskan Masalah Rumusan masalah sesuai dengan judul
dan tujuan percobaan, dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan sesuai dengan kaidah
bahasa yang benar dan tepat.
Rumusan masalah sesuai dengan judul
percobaan tetapi tidak dirumuskan dari
tujuan percobaan dan tidak dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan sesuai dengan
kaidah bahasa yang benar dan tepat.
Rumusan masalah tidak sesuai dengan
judul, tujuan percobaan dan tidak
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
sesuai dengan kaidah bahasa yang benar
dan tepat.
Tidak ada rumusan masalah.
4
3
2
1
2 Merumusakan
Hipotesis
Hipotesis sesuai dengan judul dan tujuan
percobaan, dinyatakan dalam bentuk
pernyataan sesuai dengan kaidah bahasa
yang benar dan tepat.
Hipotesis sesuai dengan judul percobaan
tetapi tidak dirumuskan dari tujuan
percobaan dan tidak dinyatakan dalam
bentuk pernyataan sesuai dengan kaidah
4
3
121
bahasa yang benar dan tepat.
Hipotesis tidak sesuai dengan judul,
tujuan percobaan dan tidak dinyatakan
dalam bentuk pernyataan sesuai dengan
kaidah bahasa yang benar dan tepat.
Tidak ada hipotesis yang diajukan.
2
1
3 Pengontrolan
Variabel
Mengetahui semua variabel yang
ditinjau dalam percobaan (variabel ukur
dan kontrol) dengan benar dan tepat.
Mengetahui hanya beberapa variabel
yang ditinjau dalam percobaan (variabel
ukur dan kontrol)
Mengetahui hanya beberapa variabel
yang ditinjau dalam percobaan (variabel
ukur)
Tidak mengetahui variabel yang ditinjau
dalam percobaan.
4
3
2
1
4 Perumusan Definisi
Operasional Variabel
Variabel yang didefinisikan sesuai
dengan fungsi dan prinsip kerja yang
dilakukan.
Variabel yang didefinisikan sesuai
dengan fungsi tetapi tidak sesuai dengan
prinsip kerja yang dilakukan.
Variabel yang didefinisikan tidak sesuai
dengan fungsi dan prinsip kerja yang
dilakukan.
Tidak ada variabel yang didefinisikan.
4
3
2
1
122
5 Melakukan Percobaan Mengetahui alat dan bahan, fungsi alat
dan bahan serta prosedur kerja dari
percobaan yang dilakukan sesuai dengan
LKPD secara benar dan tepat.
Mengetahui alat dan bahan serta
prosedur kerja sesuai dengan LKPD,
tetapi tidak mengetahui fungsi alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan.
Mengetahui alat dan bahan tetapi tidak
mengetahui fungsi alat dan bahan serta
prosedur kerja tidak sesuai dengan
LKPD.
Tidak mengetahui apa-apa.
4
3
2
1
6 Menyajikan Data
dalam Bentuk Tabel
Data disajikan dalam bentuk tabel sesuai
dengan variabel-variabel yang ditinjau
pada percobaan.
Data disajikan dalam bentuk tabel
kurang sesuai dengan variabel-variabel
yang ditinjau pada percobaan.
Data disajikan dalam bentuk tabel tidak
sesuai dengan variabel-variabel yang
ditinjau pada percobaan.
Tidak ada data yang disajikan dalam
bentuk tabel.
4
3
2
1
7 Mengambil dan
Memproses Data
Mengambil data sesuai dengan LKPD
dan menganalisis data hasil percobaan
dengan rumus yang benar dan tepat.
Mengambil data sesuai dengan LKPD
4
3
123
tetapi menganalisis data hasil percobaan
dengan rumus yang kurang tepat.
Mengambil data tidak sesuai dengan
LKPD dan menganalisis data hasil
percobaan dengan rumus yang kurang
tepat.
Tidak mengambil dan menganalisis data
hasil percobaan.
2
1
8 Menginterpretasikan
Data
Data yang diinterpretasi sesuai dengan
hubungan antar data serta sesuai dengan
hipotesis yang diajukan.
Data yang diinterpretasi sesuai dengan
hubungan antar data tetapi tidak sesuai
dengan hipotesis yang diajukan.
Data yang diinterpretasi tidak sesuai
dengan hubungan antar data dan tidak
sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
Tidak mengetahui cara
menginterpretasikan data hasil
percobaan.
4
3
2
1
124
9 Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan yang diajukan sesuai
dengan data hasil percobaan, tujuan
percobaan, rumusan masalah dan sesuai
dengan hipotesis.
Kesimpulan yang diajukan sesuai
dengan data hasil percobaan, tujuan
percobaan, rumusan masalah tetapi tidak
sesuai dengan hipotesis.
Kesimpulan yang diajukan sesuai
dengan data hasil percobaan, tujuan
percobaan tetapi tidak sesuai dengan
rumusan masalah dan hipotesis.
Kesimpulan yang diajukan tidak sesuai
dengan data hasil percobaan, tujuan
percobaan, rumusan masalah dan
hipotesis.
4
3
2
1
125
UNTUK KELAS XI IPA FISIKA SMA
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK(LKPD)
Kelompok:
Desain Alat Venturimeter
Nama Anggota kelompok:
126
126
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Kelas/ Semester : XI IPA 4/ II
Materi Pokok : Prinsip Hukum Bernoulli
Judul Percobaan : Desain Alat Venturimeter
Waktu : 45 menit
A. Kompetensi Dasar:
Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan
dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-
sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
B. Tujuan
1. Untuk melatih keterampilan proses sains siswa dalam membuat alat peraga
venturimeter.
2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dalam membuat alat
peraga venturimeter.
C. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat venturimeter yaitu:
1. Alat
a. Gergaji 1 buah
b. Sambungan pipa L ½” 1 buah
c. Sambungan pipa T 1” ke ½” 1 buah
127
127
d. Stop kran 1” 1 buah
e. Stop kran ½” 1 buah
f. Pipa PVC putih 1” secukupnya
g. Pipa PVC putih ½” secukupnya
h. Pipa Transparan 30 cm 2 buah
i. Spidol 1 buah
j. Mistar 1 buah.
2. Bahan
a. Jeriken 1 buah
b. Lem pipa secukupnya
c. Lem lilin secukupnya
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat
venturimeter.
2. Lubangi jeriken sesuai ukuran pipa yang berdiameter besar.
3. Kemudian rangkailah alat seperti gambar dibawah ini:
128
128
.
4. Kemudian pasang jeriken yang telah dilubangi pada pipa berdiameter besar
sebagai penampung airnya.
5. Melakukan percobaan alat ventumeter.
129
UNTUK KELAS XI IPA FISIKA SMA
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERCOBAAN ALAT PERAGA VENTURIMETER
Nama Anggota Kelompok:Kelompok:
130
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Kelas/ Semester : XI IPA 4/ II
Materi Pokok : Prinsip Hukum Bernoulli
Judul Percobaan : Penerapan Alat Venturimeter
Waktu : 45 menit
A. Standar kompetensi: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar:
1. Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat
fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan
dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah..
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan percobaan maka siswa diharapkan mampu:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Menentukan variabel ukur dan variabel kontrol
4. Merumuskan definisi operasional variabel
5. Melakukan eksperimen/ percobaan alat peraga venturimeter.
6. Menyajikan data dalam bentuk tabel hasil pengamatan
7. Menganalisis data hasil percobaan
131
8. Menginterpretasian data.
9. Menarik kesimpulan hasil percobaan alat peraga venturimeter.
D. Latar Belakang
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 +
1782). Daniel Bernoulli lahir di Groningen, Belanda pada tanggal 8 februari 1700
dalam sebuah keluarga yang hebat dalam bidang matematika. Prinsip Bernoulli
adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida, ketika peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Hukum Bernoulli menjelaskan tentang
konsep dasar aliran fluida (zat cair dan gas) bahwa peningkatan kecepatan pada
suatu aliran zat cair atau gas, akan mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair
atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat penurunan energi potensial pada aliran
fluida tersebut.
Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama. Asas Bernoulli “Hukum Bernoulli menyatakan bahwa semakin besar
kecepatan fluida, maka semakin kecil tekanannya . sebaliknya, semakin kecil
kecepatan fluida, maka semakin besar tekanannya”
Dengan prinsip tersebut, maka akan dibuktikan dengan menyelidiki
kecepatan aliran dan tekanan pada alat venturimeter.
E. Rumusan Masalah
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
132
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Eksperimen Alat Venturimeter
F. Kajian Pustaka
TEORI SINGKAT
Dimana, P + ½ ρv2 + ρgh = Konstan
Hukum Bernoulli dikemukakanoleh Daniel Bernoulli, seorangmatematikawan Swiss yangmenemukannya pada tahun1700-an
Dimana bunyi hukumBernoulli yaitu:
“jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume, dan energipotensial per satuan volume memiliki nilai yang sama di setiaptitik sepanjang aliran fluida ideal”.
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv2
2 + ρgh2
133
Keterangan : P = tekanan air (Pascal = Pa = N/m2)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian air (m)
Penerapan asas Bernoulli dapat kita jumpai pada peristiwa atau alat antara lain
tangki berlubang (penampungan air), alat penyemprot (obat nyamuk dan parfum),
karburator, venturimeter, tabung pitot, dan gaya angkat pesawat terbang semuanya
menggunakan prinsip hukum Bernoulli.
Tabung venturi adalah venturimeter, yaitu alat yang dipasang pada suatu pipa
aliran untuk mengukur kelajuan zat cair. Ada dua venturimeter yang akan kita
ketahui, yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan
manometer yang berisi zat cair lain, tapi kita akan mempelajari venturimeter tanpa
manometer
Venturimeter Tanpa Manometer
Gambar diatas menunjukkan sebuah venturimeter yang digunakan untuk mengukur
kelajuan aliran dalam sebuah pipa. Untuk menentukan kelakuan aliran v1 dinyatakan
dalam besaran-besaran luas penampang A1 dan A2 serta perbedaan ketinggian zat cair
dalam kedua tabung vertikal h. Zat cair yang akan diukur kelajuannya mengalir pada
134
titik-titik yang tidak memiliki perbedaan ketinggian (h1 = h2) sehingga berlaku
persamaan berikut:
p1 – p2 = ½ ρ(v22 – v1
2)
Berdasarkan persamaan kontinuitas diperoleh persamaan sebagai berikut:
atau v2 =A1 v1 = A2 v2 ⇒ v1 =
Jika persamaan ini kita masukan ke persamaaan p1 – p2 = ½ ρ(v22 – v1
2) maka
diperoleh persamaan seperti berikut.
Pada gambar diatas terlihat perbedaan ketinggian vertikal cairan tabung pertama dan
kedua adalah h. Oleh karena itu selisih tekanan sama dengan tekanan hidrostatis
cairan setinggi h.
p1 – p2 = ρgh
Dengan menggabungkan kedua persamaan yang melibatkan perbedaan tekanan
tersebut diperoleh kelajuan aliran fluida v1.
135
G. Hipotesis
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................................
H. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam ini percobaan alat venturimeter ialah:
a. Alat peraga venturimeter 1 buah
136
b. Mistar 1 buah
c. Bahan
1. Air secukupnya
2. Pewarna secukupnya
3. Lem pipa secukupnya
I. Prosedur Kerja
1. Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar berikut:
2. Setelah semua alat sudah terangkai seperti pada gambar di atas, kemudian
menutup kedua stop kran pada pipa venturimeter dan mengisi air berwarna
kedalam jeriken.
137
3. Setelah terisi air, lalu membuka stop kran pada pipa yang berdiameter besar,
kemudian amati ketinggian air yang terjadi pada pipa bening untuk h1 dan h2
konstan.
4. Kemudian stop kran air pada pipa yang berdiameter kecil dibuka secara
keseluruhan sambil mengamati ketinggian air, kemudian mengukur
kenaikannya dengan menggunakan mistar pada kedua pipa bening untuk h1 dan
h2.
5. Mencatat data hasil percobaan yaitu diameter kedua pipa dan selisih ketinggian
air ke dalam tabel hasil pengamatan.
6. Menghitung luas permukaan pipa.
7. Menghitung kecepatan aliran fluida v1 dan v2 kemudian buktikan hukum
bernoulli.
J. Identifikasi Variabel
1. Variabel Kontrol : ..................................................................................
2. Variabel Ukur : ..................................................................................
K. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Kontrol
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
138
2. Variabel Ukur
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
L. Hasil Pengamatan
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Kegiatan 1: Menentukan selisih ketinggian air pada tabel hasil pengamatan.
d1 (m) d2 (m) h (h1-h2) (m)
2,54 x 10-2 1,27 x 10-2
Kegiatan 2 : Menentukan luas penampang pada pipa A1 dan A2 dengan
rumus luas lingkaran.
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
A = ² r = ½ d
139
Kegiatan 3: Menghitung kecepatan aliran fluida V1 untuk pipa berdiameter
besar A1 pada percobaan dengan menggunakan persamaan:
Kecepatan fluida (air) pada pipa berdiameter besar (v1):
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
140
Kegiatan 4: Menghitung kecepatan aliran fluida V2 untuk pipa berdiameter
kecil A2 pada percobaan dengan menggunakan persamaan:
v2 =
Kecepatan fluida (air) pada pipa berdiameter kecil (v2):
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
141
1. Dari hasil percobaan yang anda lakukan, bagaimanakah hubungan antara luas
penampang pipa dengan kecepatan aliran fluida?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Dari hasil percobaan yang anda lakukan, bagaimanakah hubungan antara
kecepatan aliran fluida dengan tekanan yang dihasilkannya?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
3. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan!
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Pertanyaan berikut:
142
KISI-KISI KETERAMPILAN PROSES SAINS
Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/ Semester : XI IPA/ II (Genap)
Materi Ajar : Hukum Bernoulli
A. Standar Kompetensi
Mengolah, menalar dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
2. Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat
fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
No IndikatorNomor
SoalJumlah
Soal1 Merumuskan Masalah 1 12 Merumuskan Hipotesis 2 13 Pengontrolan Variabel 3 14 Merumuskan Definisi Operasional Variabel 4 15 Melakukan Percobaan 5 16 Menyajikan Data Dalam Bentuk Tabel 6 1
7Kemampuan Menganalisis Data HasilPercobaan
7 1
8 Menginterpretasikan Data 8 19 Menarik Kesimpulan 9 1
Jumlah 9
143
TES KETERAMPILAN PROSES SAINS
Nama : ....................................................................
Kelas : ....................................................................
Semester : ....................................................................
A. Test Pilihan Ganda
1. Siswa kelas XI IPA SMAN 9 Makassar akan melakukan percobaan untuk
membuktikan teori yag sudah mereka pelajari sebelumnya tentang asas Bernoulli
yaitu “ semakin besar kecepatan aliran fluida dalam sebuah pipa maka tekanannya
akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil kecepatan aliran fluida dalam
sebuah pipa maka tekanannya akan semakin besar”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka rumusan masalah yang tepat adalah…
a. Apakah berpengaruh antara tekanan yang dihasilkan dengan kecepatan aliran
fluida?
b. Adakah hubungan antara tekanan yang dihasilkan dengan kecepatan aliran
fluida?
c. Bagaimanakah pengaruh antara kecepatan aliran fluida dengan tekanan yang
dihasilkan?
d. Mengapa kecepatan aliran fluida berpengaruh terhadap tekanan yang
dihasilkan?
e. Bagaimanakah hubungan antara tekanan dengan kecepatan aliran fluida yang
dihasilkan?
144
2.
Agus telah merumuskan masalah mengenai asas Bernoulli kemudian membaca
beberapa referensi tentang asas Bernoulli. Agus menemukan salah satu referensi
mengatakan bahwa ketika kecepatan air meningkat maka tekanan menurun
begitupun sebaliknya sesuai gambar diatas. Berdasarkan referensi yang dibaca
Agus dan gambar diatas maka hipotesis yang tepat untuk menjawab rumusan
masalah pada soal nomor 1 diatas adalah...
a. Semakin besar tekanan fluida maka semakin besar kecepatan yang dihasilkan.
b. Semakin besar kecepatan fluida maka semakin besar tekanan yang dihasilkan.
c. Semakin kecil kecepatan fluida maka semakin kecil pula tekanan yang
dihasilkan.
d. Perbedaan kecepatan fluida menyebabkan tekanan yang dihasilkan tetap sama.
e. Semakin besar kecepatan fluida maka semakin kecil tekanan yang dihasilkan.
3. Pada percobaan yang akan anda lakukan maka tentukanlah variabel yang berlaku
pada percobaan tersebut adalah...
a. Variabel kontrol: diameter pipa dan variabel ukur: ketinggian air pada kedua
pipa bening
b. Variabel kontrol: ketinggian air pada kedua pipa bening dan variabel ukur:
diameter pipa.
145
c. Variabel kontrol: ketinggian air pada pipa bening pada pipa berdiameter besar
dan variabel ukur: diameter pipa.
d. Variabel kontrol: diameter pipa kecil dan variabel ukur: ketinggian air pada
kedua pipa bening.
e. Variabel kontrol: pipa berdiameter besar dan variabel ukur: ketinggian air pipa
bening pada pipa berdameter kecil
B. Test Uraian
4. Berdasarkan variabel yang anda tentukan dalam percobaan venturimeter maka
defenisi operasional variabel tersebut adalah...
5. Sebutkan alat, bahan dan prosedur kerja pada percobaan alat venturimeter!
6. Jika ketinggian air pipa bening pada pipa berdiameter besar = 20 cm, ketinggian
air pipa bening pada pipa berdiameter kecil = 10 cm, dan diameter pipa besar = 3
cm dan diameter pipa kecil = 1 cm. Buatlah tabel hasil pengamatan dari data
diatas!
7. Dari data yang diperoleh pada soal nomor 6, tentukan luas dan kecepatan fluida
pada masing-masing pipa tersebut!
8. Dari hasil analisis data diatas (7), maka kaitkan antara teori yang ada dengan data
yang anda peroleh dari jawaban soal nomor 7!
9. Tuliskan kesimpulan yang tepat dari hasil pengamatan sesuai soal diatas!
146
LAMPIRAN E
VALIDASI INSTRUMEN
VALIDATOR 1
VALIDATOR 2
147
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:Nama : Muh. Said L., S.Si., M.Pd.NIDN : 19830904 200921 2 005Jabatan : Pembimbing
Dengan ini menyatakan telah memeriksa dan meneliti instrumen tentang1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)2. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa3. Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD)4. Tes Keterampilan Proses Sains
Yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian dari Mahasiswa:Nama : Maesar Muh. Yunus A.WNIM : 20600113096Fakultas/Jurusan : Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan FisikaJudul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Melalui
Eksperimen Penerapan Alat Venturimeter Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar“.
Setelah diperiksa dan dikoreksi tiap butir instrumen tersebut, maka dinyatakan
memenuhi syarat untuk dipergunakan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dan akan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Samata-Gowa, Mei 2017
Validator
Muh. Said L., S.Si., M.Pd.NIP. 19830904 200921 2 005
KEMENTERIAN AGAMAJURUSAN PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSARJl. H.M Yasin Limpo Nomor 36 Samata-Gowa(0411) 424835 (Fax. 424836)
148
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:Nama : Drs. H. KasimuddinNIDN :Jabatan : Guru
Dengan ini menyatakan telah memeriksa dan meneliti instrumen tentang1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)2. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa3. Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD)4. Tes Keterampilan Proses Sains
Yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian dari Mahasiswa:Nama : Maesar Muh. Yunus A.WNIM : 20600113096Fakultas/Jurusan : Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan FisikaJudul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Melalui
Eksperimen Penerapan Alat Venturimeter Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 9 Makassar“.
Setelah diperiksa dan dikoreksi tiap butir instrumen tersebut, maka dinyatakan
memenuhi syarat untuk dipergunakan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dan akan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, Mei 2017
Validator
Drs. H. KasimuddinNIP.
KEMENTERIAN AGAMAJURUSAN PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSARJl. H.M Yasin Limpo Nomor 36 Samata-Gowa(0411) 424835 (Fax. 424836)
149
LAMPIRAN F
DOKUMENTASI PENELITIAN
150
Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Melalui Penggunaan Alat(Venturimeter) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA 4
SMA Negeri 9 Makassar
a. Proses Pembelajaran di Kelas Dengan Model Pembelajaran DirectInstruction
151
B. Desain Alat Venturimeter serta Penerapannya
152
153
C. Mengisi LKPD
154
LAMPIRAN G
PERSURATAN PENELITIAN