Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal Intelektual Pada Nilai Perusahaan Edit
Transcript of Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal Intelektual Pada Nilai Perusahaan Edit
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN
PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Usulan Peneletian Untuk Pra skripsi
sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi
Amma Fatikha Riza
NIM.142103384
i
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
SEMARANG
2013
Usulan Penelitian/ Pra skripsi
Nama : Amma Fatikha Riza
NIM : 142103384
Judul Skripsi : ANALISIS MODAL INTELEKTUAL PERUSAHAN
DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELAKTUAL
PERUSAHAAN (DALAM KONTEKS IPO)
Pembimbing : Dr. Zaenal Alim Adiwijaya, SE., M.Si
Semarang, 19 Februari 2013
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Progam Studi Akuntansi Dosen Pembimbing
Rustam H, SE, MSc, Akt Dr. Zaenal Alim, SE., M.Si.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Hasbunallahu wa ni’mal wakiil, nikmal maula wa
nikman nasir” (cukuplah Allah sebagai penolong kita
dan Dia sebaik-baik pelindung).
Persembahan :
Ku persembahkan tulisan kecil ini untuk :
Kedua orang tuaku Bapak Zubaidi dan Ibu Ambar
Rukmi yang telah membesarkan dan mendidik
penuh syukur, serta membimbing dalam setiap
doa-doanya.
Kakak-kakakku Evit, Iin, Nurul, akib, Wulan ,eko,
topik yang selalu mendukung.
Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberikan
dorongan semangat.
iii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang selalu
ada dalam setiap langkah penulis sebab karunia dan rahmatnya yang begitu
berlimpah, serta tak lupa penulis haturkan sholawat serta salam kepada junjungan
kita semua Nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillahirabbilalamin, penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :
“ANALISIS MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL
INTELAKTUAL PERUSAHAAN (DALAM KONTEKS IPO)”
Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada fakultas ekonomi program studi
akuntansi di Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah memberikan support serta bantuannya selama
tersusunya penulisan skripsi ini, yaitu :
Ibu Dr. Hj. Indri Kartika, Msi, Akt. selaku Dekan FE Universitas Islam Sultan
Agung yang atas dedikasinya FE Universitas Islam Sultan Agung dapat
kembali meraih Akreditasi A.
iv
Rustam H, SE, MSc, Akt selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
Bapak Dr. Zaenal Alim Adiwijaya, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan pengetahuan tentang
banyak hal kepada penulis, terutama dalam pengerjaan dan penyelesaian
skripsi ini.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen pengampu mata kuliah serta staff/karyawan jurusan
akuntansi di FE Universitas Islam Sultan Agung tempat penulis menempuh
ilmu.
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi doa, pendidikan, nasihat, dan
motivasi yang tak pernah terputus memberikan dukungan, nasihat dan doa.
Pradana H.S yang selalu memberiku semangat, motivasi, doa, perhatian,dan
menemaniku saat susah dan senang serta tempatku meluapkan keluh kesah.
Adik dan kakak tersayang, iin ,evit, nurul, akib,risa,Terima kasih atas doa,
dukungan,dan motivasi kalian.
Teman perjuangan satu genk ( Nisa, Dila , Aulia dan Desi ) yang telah setia
menemaniku dari semester awal, aku sayang kalian.
Para Punggawa Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan 2010 (AKT ‘10) yang
telah memberikan semangat, masukan, bantuan. Angkatan paling seru,
kompak dan berprestasi, tanks for all friend.
Teman-teman kos jasmien (nana. Indah, devi ,aini dan rahma dkk) terima
kasih atas keramaiannya dan Ibu Joko selaku ibu kos yang telah menyewakan
tempatnya untuk disinggahi.
v
Aulia, shifa, puspa tiewa, ichan, fajar, satria semuanya teman seperjuangan
masa sekolah mencapai impian bersama untuk bisa menempuh pendidikan di
bangku kuliah, semoga kita dapat sukses dunia akhirat’
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih
manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan maupun penelitian khususnya
dibidang akuntansi.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Semarang, 19 Februari 2013
Penulis
Amma Fatikha Riza
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
HALAMAN MOTTO..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
1. Latar Belakang............................................................................................ 1
2. Perumusan Masalah.................................................................................... 4
3. Tujuan Penelitian........................................................................................ 4
4. Manfaat Penelitian...................................................................................... 5
5. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 6
5.1. Resource Based Theory....................................................................... 6
5.2. Stakeholder Theory............................................................................. 7
5.3. Legitimacy Theory.............................................................................. 7
5.4. Signalling Theory................................................................................ 8
5.5. Modal Intelektual dan Nilai perusahaan.............................................. 9
5.6. Pengungkapan Modal intelektual dan Nilai perusahaan...................... 11
5.7. Penelitian Terdahulu............................................................................ 13
5.8. Kerangka Penelitian............................................................................. 16
6. METODE PENELITIAN......................................................................... 16
6.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 16
6.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel......................................... 17
vii
6.3. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 17
6.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 18
6.5. Variabel Penelitian ............................................................................. 18
6.5.1 Variabel Independen........................................................... 18
6.5.1.1 Modal intelektual ...................................................... 18
6.5.1.2 Pengungkapan Modal Intelektual.............................. 20
6.6. Variabel dependen............................................................................. 25
6.7. Teknik Analisis................................................................................... 26
6.7.1. Analisis Deskriptif.................................................................... 26
6.7.2. Uji Asumsi Klasik..................................................................... 26
6.7.2.1. Uji Normalitas.............................................................. 26
6.7.2.2. Uji Multikoliniearitas.................................................... 27
6.7.2.3. Uji Autokorelasi............................................................ 27
6.7.2.4. Uji Heteroskedastisitas................................................. 28
6.7.3. Analisi Regresi Linier Berganda.............................................. 29
6.7.4. Pengujian Hipotesis.................................................................. 30
6.7.4.1. Uji Koefisiensi Determinasi (R)................................... 30
6.7.4.2. Uji Signifikasi F............................................................ 30
6.7.4.3. Uji Statistik t................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
viii
1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi, inovasi dan teknologi dan persaingan bisnis yang ketat pada
abad ini memaksa perusahaan – perusahaan untuk mengubah cara mereka
menjalankan bisnisnya. Perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya
dari bisnis tenaga kerja agar perusahaan terus bertahan dan menuju knowledge
based business (bisnis berdasarkan pengetahuan). Sehingga karakteristik utama
perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan
perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan
dengan penerapan manajemen pengetahuan, kemamuran suatu perusahaan akan
bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan
itu sendiri.
Modal intelektual telah menjadi asset yang sangat bernilai dalam dunia
bisnis modern saat ini. Hal ini menimbulkan tantangan bagi akuntan untuk
mengidentifikasi, mengukur dan menggungkapkannya dalam laporan keuangan
(sawarjuwono dan kadir ,2003). Selain itu penelitian mengenai modal intelektual
dapat membantu Bapepam dan ikatan akuntan indonesia menciptakan standar
yang lebih baik dalam pengungkapan modal intelektual.
Menurut belkaoui (2003) praktik akuntansi konservatif menekankan bahwa
infestasi perusahaan dalam modal intelektual disajikan dalam laporan keuangan
yang dihasilkan dari selisih antara nilai buku pasar dan nilai buku. Hal tersebut
dikarenakan investor akan memberikan nilai yang tinggi pada perusahaan yang
memiliki modal intelektual yang lebih besar ( yuniasih et al,2010).
Implementasi modal intelektual merupakan suatu yang masih baru, bukan
saja di indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global. Nilai lebih yang di miliki
ix
perusahaan pada umumnya kalangan bisnis masih belum mendapatkan jawaban
yang tepat. Nilai lebih ini sendiri bisa berasal dari kemampuan berproduksi suatu
perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini
dihasilkan oleh modal intelaktual yang dapat di peroleh dari budaya
pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi
karyawannya sehingga produktivitas perusahaan dapat di pertahankan atau dapat
meningkat (suwarjuno dan Kadir,2003).
Menurut guthtrie dan petty (2000) salah satu pendekatan yang di gunakan
model intelektual yaitu untuk menilai dan mengukur aset pengetahuan. Kegunaan
modal intelektual sebagi salah satu instrumen untuk menentukan nilai perusahaan
telah menarik perhatian akademisi dan praktisi (edvinsson dan malone,1997;
sveby, 2001)
Menurut Yunaisih et al.,(2010) fenomena mengenai modal intelaktual mulai
berkembang setelah muncul PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak
berwujud. IAI mengungkapkan dalam PSAK No. 19 di sebutkan bahwa aktiva
tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, di sewakan kepada pihak lainya atau untuk tujuan
administratif. Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam
pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan (Stewart, 2007). Masalah sebenarnya dengan modal
intelektual yaitu terletak pada pengukurannya. Para peneliti berusaha menemukan
x
cara yang dapat diandalkan untuk mengukur aktiva tak berwujud dan modal
intelektual.
Untuk mendapatkan pendanaan, dengan pertimbangan biaya yang relatif
rendah dari pada utang, pasar modal sering kali dijadikan alternatif pendanaan
utama bagi perusahaan. Salah faktor yang mungkin mendorong perusahaan go
public adalah adanya perundang undangan yaitu UU PPh pasal 17 yang
memberikan fasilitas pengurangan berupa penurunan pajak sebesar 5% dari yang
berlaku wajib pajak badan yang sahamnya di perdagangkan minimal 40% di bursa
efek (UU No. 36, 2008). Karena semakin banyaknya perusahaan yang melakukan
penawaran umum saham perdana kepada publik, dan semakin banyaknya
perusahaan yang ingin mendapatkan modal melalui alternatif menawarkan
sahamnya kje publik, maka peniliti termotivasi untuk melakukan penelitian
tentang modal intelaktual pada perusahaan yang melakukan initia public offering
(IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Dalam pentinya informasi yang efesien, pengungkapan informasi tentang
modal intelactual memegang peranan yang sangat penting. Menutut holand (2002)
Dalam memberikan penghargaan terhadap perusahaan informasi keuangan tidak
cukup menjadi dasar bagi investor, karena lebih di dominasi oleh output yang
menunjukan kinerja tentang penciptaan nilai. Dengan demikian, pengakuan aset
tidak berwujud dalam sistem akuntansi tidak cukup. Dikarenakan beberapa unsur
asset tidak berwujud tidak dapat dimasukan dalam laporan keuangan karena
masalah identifikasi, pengakuan , dan pengkurannya. Alternatif yang diusulkan
yaitu dengan memperluas pengungkapan aset tidakb erwujud melalui
pengungkapan modal intelektual (sir et al., 2010).
xi
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomosidhi (2006), Boedi (2008),
Kuryanto dan Safruddin (2008), Ulum et al. (2008), Solikhah et al. (2010), Sir et
al. (2010), Yuniasih et al. (2010) Selama beberapa tahun terakhir penelitian
tentang pengaruh modal intelaktual dan pengungkapan modal intelaktual terhadap
nilai perusahaan telah banyak dilakukan di indonesia , meskipun bukan dalam
konteks IPO dan masih terdapat hasil yang tidak konsisten.
Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji tentang pengaruh modal
intelaktual dan pengungkapan modal intelaktual terhadap nilai perusahan yang
melakukan penawaran umum saham perdana di bursa efek indonesia.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
a. Apakah modal intelaktual mempengaruhi terhadap nilai perusahaan yang
melakukan penawaran umum saham perdana ?
b. Apakah pengungkapan modal intelektual mempengaruhi nilai perusahaan
yang melakukan penawaran umum saham perdana
3. Tujuan penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh modal intelektual
terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham
perdana di Bursa Efek Indonesia.
xii
b. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh pengakuan modal
intelektual terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran saham
umum saham perdana di Bursa efek Indonesia.
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi investor informasi tentang pengungkapan modal intelektual dalam
laporan tahunan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam keputusan
investasi .
b. Bagi manajemen agar dapat menyajikan dan mengungkapkan laporan
keuangan dan mengungkapkan laporan keuangan secara jujur terbuka,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menyesatkan bagi
pemakai.
c. Bagi BEI hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam menentukan regulasi luas pengungkapan dan modal intelektual
pada perusahaan public.
d. Memberikan referensi bagi para peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian.
xiii
5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Resource Based Theory
Wernerfelt (dalam Wahyu Sudarjo 2011) menjelaskan bahwa menurut
pandangan Resource – Based Theory perusahaan akan unggul dalam persaingan
usaha dan untuk mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki ,
menguasai dan memanfaatkan aset – aset strategi yang penting (aset berwujud
dan tidak berwujud).
Belakangan ini muncul aliran baru dalam analisis keunggulan bersaing yang
dikenal dengan pendekatan berbasis sumber daya (resource-based view of the
firm/RBV). Ini dicirikan oleh keunggulan pengetahuan (knowledge/learning
economy) atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tak berwujud
(intangible assets). Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang
mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen,
jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang
memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan.
Resource – Based theory merupakam suatu pemikiran yang berkembang
dalam teori manajemen strategic dan keunggulan komperatif perusaaan yang
meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber
daya yang unggul (sholikhah et.al dalam wahyu sudarjo, 2011). Sumber daya
yang dimiliki perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang pada
akhirnnya akan meningkatkan nilai perusahaan berdasarkan pendekatan Resource-
Based Theory
xiv
5.2 Stakeholder Theory
Teori ini menyatakan bahwa semua stakeholder berhak untuk memperoleh
informasi mengenai aktifitas perusahaan yang mempengaruhi mereka. Kelompok
stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam
mengungkapkan dan atau tidak mengungkapan suatu informasi didalam laporan
keuangan. Kelompok stakeholder tersebut meliputi pemegang saham, karyawan ,
pelanggan , pemasok , kreditur , pemerintah dan masyarakat.
Para stakeholder mempunyai kewenangan untuk mempengaruhi manajemen
dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Oleh
karena itu hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal maka seluruh
potensi inilah yang akan menciptakan value added untuk kemudian mendorong
kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder
dalam mengintervensi manajemen.
5.2 Legitimacy Theory
Menurut Ghutrie et al., (2004) legitimacy theory berhubungan erat dengan
pelaporan intelektual capital. Menurut pandangan legitimacy theory organisasi
secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin keberlangsungan usaha
mereka dalam batas normal yang berlaku di masyarakat. Teori ini berdasarkan
pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak social antara organisasi dengan
lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan usahanya.
Suatu cara untuk menjelaskan harapan masyarakat tentang bagaimana
seharusanya oraganisasi melaksanakan operasinya disebut kontrak social. Harapan
social ini tidak tetap, namun berubah sering berjalannya waktu, maka hal ini
xv
menuntut perusahaan untuk tanggap terhadap lingkungan dimana mereka
beroperasi (deegaan,2004). Pandangan theory legitimasi ini menyatakan bahwa
dalam menjalankan operasinya, organisasi harus sejalan dengan nilai – nilai
masyarakat. Hal ini dapat dicapai dalam pengungkapan laporan keuangan (gutrie
dalam wahyu widarjo,2011). Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat
digunakan oleh perusahaan untuk menunjukan perhatian manajemen perusahaan
terhadap nilai – nilai yang ada dalam masyarakat.
5.4 Signalling theory
Khlifi dan Bouri (2010) menyebutkan bahwa signaling theory dikemukakan
oleh Spence (1973) dan Ross (1977) dan kemudian diadopsi oleh Leland dan Pyle
(1977) ke dalam pasar perdana. Pada penawaran umum saham perdana terdapat
asimetri informasi antara pemilik lama dengan investor potensial mengenai
prospek perusahaan di masa depan (Hartono, 2006). Bahwa organisasi akan
berusaha untuk menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada infestor
potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan hal tersebut di
indikasikan dalam signalling theori. (miller dan whiting 2005). Sinyal adalah
suatu tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama untuk mengkomunikasikan
informasi yang dimilikinya kepada investor (Leland dan pyle 1977). Pemilik
lama mempunyai motivasi untuk mengungkapkan informasi privat secara sukarela
karena mereka berharap informasi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai sinyal
positif mengenai kinerja perusahaan dan mampu mengurangi asimetri akuntansi.
Pengungkapan sukarela mengenai modal intelektual memungkinkan investor
dan stakelholder lainnya untuk lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan
xvi
di masa mendatang, melakukan penilaian yang tepat terhadap perusahaan dan
mengurasi presepsi resiko mereka. (Williams 2010, Miller dan Whiting 2005).
Untuk memenuhi kebutuhan informasi investor serta memenuhi nilai perusahaan ,
perusahaan harus mengungkapkan intellectual capital pada laporan keuangan.
(Miller dan Whiting 2003) Untuk memberikan keuntungan kompetetif bagi
perusahaan serta memberikan nilai yang lebih tinggi bagi perusahaan hal tersebut
dapat memberikan sinyal positif dari organisasi diharapkan akan mendapatkan
respon positif dari pasar. Pada saat IPO, stakeholder perusahaan mengalami
peningkatan yang signifikan. Untuk menarik calon investor baru, perusahaan
mengirimkan sinyal kepada calon investor dengan secara sukarela melaporkan
informasi yang berkaitan dengan IC.
5.3 Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Kesadaran perusahaan terhadap pengelolaan modal intelektual menjadi
solusi tepat dalam persaingan global. Dengan modal intelektual, perusahaan dapat
menyesuaikan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
serta dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di masa mendatang.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan daya saing global, kinerja, dan nilai
perusahaan.
Meskipun penting, modal intelektual merupakan sesuatu yang kompleks dan
sulit untuk didefinisikan. Hal tersebut terbukti dalam berbagai definisi yang
berbeda dari berbagai literatur yang ada. Menurut Sujan dan Abeysekara (dalam
Branco, et al.2010) bahwa modal intelektual merupakan bagian dari aset tidak
berwujud. Hunter, etal. (dalam Woodcock dan Rosalind, 2009) menjelaskan
xvii
bahwa modal intelektual adalah perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku
perusahaan. Sedangkan, menurut Pablos (dalam Branco, et al. 2010) modal
intelektual sebagai sumber daya berbasis pengetahuan yang membantu
menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Dengan demikian, modal
intelektual dapat didefinisikan yaitu semua proses berdasarkan aset tidak
berwujud berbasis sumber daya pengetahuan yangbiasanya tidak ditampilkan
dalam neraca dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Sekelompok aset pengetahuan yang merupakan atribut organisasi dan
berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi persaingan dengan menambah
nilai bagi pihak – pihak yang berkepentingan hal tersebut di sebut dengan modal
intelactual ( Marr dan Schiuma, 2001 dalam solikhah et al 2010).
Chen et al menyatakan bahwa investor akan memberikan modal intelektual
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki sumber daya
intelektual yang rendah. Nilai yang diberikan investor kepada perusahaan
tercermin dalam harga saham perusahaan.
Ulum et.al., (2008) melakukan studi modal intelektual dengan menggunakan
sampel perusahaan perbankan yang berada di Indonesia. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa modal intelektual dengan menggunakan sample perusahaan
perbankan Indonesia. Penelitian tersebut menyatakan bahwa modal intelektual
yang diukur dengan VAICTM terbukti secara statistic berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan di masa depan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Isnawati dan Anshori (2007), dan Sianipar (2009) juga
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara modal intelektual dengan
xviii
kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka
hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang
melakukan penawaran umum saham perdana.
5.4 Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Menurut Bruggen, et al. (2009) alasan perusahaan mengungkapkan modal
intelektual yaitu mengurangi tingkat asimetri informasi sehingga biaya modal
perusahaan dapat mengalami penurunan. Pengungkapan modal intelektual dapat
meningkatkan nilai relevansi laporan keuangan. Peningkatan nilai relevansi
laporan keuangan dapat mencegah perusahaan pada kondisi sebagai berikut:
a) Kegagalan dalam menyampaikan informasi secara relevan sehingga
mengakibatkan kemerosotan posisi keuangan perusahaan dan dapat
menghilangkan daya saing jangka panjang.
b) Investor sulit menilai secara akurat nilai perusahaan untuk alokasi sumber
daya dengan menggunakan laporan keuangan yang tidak melaporkan
modal intelektual.
c) Manajer sulit untuk menentukan relevansi aset tidak berwujud yang
diperlukan untuk operasi perusahaan.
d) Pengungkapan modal intelektual dapat menciptakan kepercayaan dengan
karyawan dan stakeholder, serta mencegah kerugian dan rumor gosip yang
mempengaruhi reputasi perusahaan.
Kepercayaan penting dalam jangka panjang bagi perusahaan sebagai suatu
strategi dalam menciptakan komitmen stakeholder yang lebih tinggi untuk masa
xix
depan perusahaan (Bruggen, et al., 2009). Pengungkapan informasi mengenai
modal intelektual dapat juga dijadikan perusahaan sebagai alat pemasaran.
Dengan pengungkapan modal intelektual, perusahaan dapat memberikan bukti
tentang nilai-nilai sejati mereka yang diterapkan dalam perusahaan serta
kemampuan perusahaan dalam menciptakan kekayaan sehingga dapat
meningkatkan reputasi.
Dalam beberapa penelitian terdahulu terdapat bukti empiris yang
menyatakan pengaruh pengungkapan sukarela dan pengungkapan modal
intelektual terhadap nilai perusahaan atau kapitalisasi pasar, walaupun bukan
dalam konteks IPO.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdolmohammadi (2005) membuktikan
bahwa jumlah pengungkapan komponen modal intelektual dalam laporan tahunan
berpengaruh signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar perusahaan. Artinya,
perusahaan yang mengungkapan lebih banyak komponen model intelektual dalam
laporan tahunanya cendurung memiliki nilai kapitalisasi pasar yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sihotang dan Winata (2008) dengan mengambil
sampel perusahaan publik di Indonesia yang berbasis teknologi, menemukan bukti
bahwa ada kecenderungan peningkatan dalam pengungkapan modal intelektual
selama periode pengamatan. Penelitian tersebut juga menemukan bukti bahwa
terdapat hubungan positif antara tingkat pengungkapan modal intelektual dengan
kapitalisasi pasar. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian
Abdolmohammadi (2005). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
xx
H2: Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
5.5 Penelitian Terdahulu
Di Indonesia penelitian-penelitian sebelumnya telah menguji pengaruh
modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap kinerja
perusahaan dan kinerja pasar perusahaan. Sepengetahuan peneliti, penelitian yang
terkait dengan modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual dalam
konteks Initial Public Offering (IPO) masih jarang dilakukan. Implikasi teoritis
dari penelitian ini adalah sebagai referensi dan literatur yang berkaitan dengan
pengujian pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual pada
nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana. Berikut ini
merupakan penelitian “ empiris tentang modal intelektual :
Penelitian-Penelitian Empiris Tentang modal intelektual dan Pengungkapan
Modal intelektual
NJudul dan Nama
peneliti
VariabelHasil
Dependen Independen
1 Intelektual capital
dan kinerja keuangan
perusahaan
Oleh : zuliyati
Tahun : 2011
Kinerja
perusahaan
Intelektual
capital
Hasil analisis
least square (PLS)
terhadap hipotesis
pertama dapat dilihat
bahwa intelektual
capital berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja perusahaan.
xxi
2 Praktik intellectual
capital disclosure
perusahaan yang
terdaftar di bursa efek
indonesia.
Oleh : Sri laela
wahyu
Tahun : 2009
Praktik
intellectual
capital
disclosure
Kombinasi
ukuran (size)
perusahaan
(TA),
profitabilitas
(ROA), leght
of listing BEI
(AGE) .
Pengujian hipotesis di
lakukan
menggunakan
multiple regression
menunjukan bahwa
variabel ukuran
perusahaan dan
profitabilitas (ROA)
berpengaruh
signifikan terhadap
keluasan intellectual
capital disclosure.
3 Pengaruh modal
intelektual dan
pengungkapan modal
intelektual terhadap
nilai perusahan
Oleh : Wahyu
widarjo
Tahun : 2011
Nilai
perusahaan
Modal
intelektual
dan
pengungkapan
modal
intelektual
Analisi yang
digunakan dalam
penelitian ini
menggunakan analisis
regresi liniear
berganda . hipotesis
pertama menunjukan
bahwa pengaruh
modal intelektual
capital yang
melakukan
penawaran umum
saham perdana tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Hipotesis kedua
menunjukan bahwa
pengaruh
xxii
pengungkapan modal
intellektual yang
melakukan
penawaran umum
saham perdana
berpengaruh secara
signifikan terhadap
nilai perusahaan
5.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, gambar berikut merupakan kerangka
pemikiran penelitian ini. Kerangka pemikiran mengenai hubungan antara modal
intellectual dan Pengungkapan Modal intelektual terhadap nilai perusahaan:
6. METODE PENELITIAN
6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan
adanya pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap
nilai perusahaan Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang diajukan terkait
dengan pengaruh antara variabel independen yang meliputi modal intelektual dan
xxiii
Modal Intelektual
Nilai Perusahaan
Pengungkapan Modal Intelektual
pengungkapan modal intelektual terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan.
6.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun
perhitungan kualitatif ataupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu (Nur
Indrianto dan Bambang Supomo, 2000). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai
denngan yang di kehendaki peneliti (sekaran,2006). Kriteria pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seluruh saham yang di tawarkan kepada publik merupakan saham perdana.
2. Perusahan termasuk dalam jenis industri perbankan, telekomunikasi ,
elektronik, komputer dan multimedia, automotif dan farmasi, karena jenis
industri ini memiliki aset modal intelektual yang intensif (firrer dan
william,2003 dalam sir et,al.2010)
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi yang mana
jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya (Nur Indrianto dan Bambang
Supomo, 2000). Penelitian ini merupakan penelitian yang melakukan penwaran
umum sahan perdana pada tahun 2007 sampai 2011. Pengambilan sampel peneliti
di lakukan dengan menggunkan metode purposive sampling, merupakan tipe
pemilihan sampek secara tidak acak yang memenui kriteria sampel tertentu
dengan kehendak peneliti.
xxiv
6.3 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
arsip. Salah satu bentuk pengumpulan data arsip adalah data skunder. Data yang
dianalisis adalah propektus perusahaan yang melakukan penawaran umum saham
perdana. Propektus adalah gabungan antara profil perusahaan dan laporan tahunan
yang menjadikan sebuah dokumentasi resmi yang digunakan suatu lembaga/
perusahaan untuk membetikan gambaran mengenai saham yang di tawarkannya
untuk dijual kepada publik. Penggunaan data diperoleh dari sumber-sumber yang
sudah ada, yaitu data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek. Tahapan selanjutnya dilakukan penelusuran dan pencatatan
informasi pada laporan tahunan yang berkaitan dengan penelitian.
Metode content analysis digunakan untuk mengukur jumlah pengungkapan
modal intelektual dengan membaca dan memberi kode informasi yang terkandung
di dalamnya menurut kerangka modal intelektual yang dipilih. Apabila item yang
ditentukan diungkapkan oleh perusahaan di laporan tahunan, maka akan diberi
skor 1. Sedangkan, apabila item yang ditentukan tidak diungkapkan oleh
perusahaan di laporan tahunan, maka akan diberi skor 0.
6.4 Variabel penelitian
6.4.1. Variabel Independen
6.4.1.1. Modal Intelektual
Modal intelektual yang di maksud dalam penelitian ini adalah kinjerja modal
intelektual yang merupakan penciptaan nilai yang di peroleh atas pengeolaan
modal intelektual. Pengelolaan modal intelektual yang di kembangjan oleh pulic
xxv
(1998;1999;2000;2003), dimmana kinerja modal intelektual di ukur berdasarkan
value added yang di ciptakan oleh 3 indikator formatif yaitu Value added capital
confficien (VACA), Value added Human Capital (VAHU), Struktural Capital
coefesiens (STVA) ketiga dari value added tersebut di simbolkan dengan VAICTM.
Pemillihan model VAICTM sebagi ukuran atas modal intelektual mengacu
pada penelitian firier williams (2003), Tan et al.,(2007) Ulum et al.,(2008),
sianipar (2009), Yunaisih et.,al(2010), dan solikhah et al.,(2010). Formulasi
perhitungan VAICTM adalah sebagai berikut :
Output (OUT): Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN): Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).
Value Added (VA): Selisih antara Output dan Input
VACA = CA/CE
Human Capital (HC): Beban karyawan.
Capital Employed (CE): Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
Value Added Capital Employed (VACA) – Rasio dari VA terhadap CE. Rasio
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap
value added organisasi.
Value Added Human Capital (VAHU)
xxvi
VA = OUT - VA
VACA =CA/CE
Rasio dari VA terhadap HC. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added
organisasi.
Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Structural Capital (SC): Value Added (VA) – Human Capital (HC)
Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
Mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAICTM dapat juga
dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).
6.4.1.2. Pengungkapan Modal intelektual
Pengungkapan modal intelektual di proksikan dengan menggnakan modal
intelektual. Metode ini digunakan secara luas untuk mengukur jumlah
pengungkapan dalam laporan perusahaan (Beattie dan Thomson, 2007). Atribut
pengungkapan IC diambil berdasarkan penelitian Bukh et al., (2004), yang terdiri
dari empat puluh tujuh elemen yang dibagi kedalam enam sub-group, yaitu :
1) Pekerja
xxvii
VAHU=VA/HC
STVA = SC/VA
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
2) Customers
3) Tekhnologi Informasi
4) Research and development
5) Proses
6) Strategi
Untuk sub-group “Strategi”, tiga item ditambahkan untuk penelitian ini,
yaitu:
1) Nama pesaing
2) Suplier
3) Akuisisi Bisnis
Lebih jauh lagi, sub-group “Customers” ditambahkan beberapa item, seperti :
1) Kepuasan pelanggan
2) Pengetahuan akan pelanggan
Sub-group “Pekerja” ditambahkan beberapa item, yaitu :
1) Tim Ahli
2) Serikat Pekerja
3) Asuransi
4) Karyawan kunci
Penambahan item-item ini untuk membedakan index yang digunakan
dalam penelitian ini dengan index yang telah digunakan oleh penelitian terdahulu.
Selain itu, penambahan index ini juga untuk memberikan tambahan perspektif
baru item pengungkapan.
Berikut adalah tabel penjabaran item yang digunakan dalam content analysis :
Item Pengungkapan IC
xxviii
Group Item
Pekerja 13
Staff dibedakan menurut usia
Kewarganegaraan
Pendidikan
Program perekrutan
Sistem Remunerasi
Pengeluaran untuk pegawai
Pelatihan karyawan
Tim Ahli
Asuransi
Karyawan kunci
Pensiun
Keselamatan dan kesehatan pekerja
Staff dibedakan berdasarkan departemen
Customers 6
Kepuasan konsumen
Hubungan dengan konsumen
Jumlah pelanggan
Nama pelanggan
Penjualan tahunan
Market share
xxix
Strategi 14
Brand perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
Supplier
Akuisisi bisnis
Struktur organisasi perusahaan
Budaya perusahaan
Tekhnologi baru yang digunakan
Performa perusahaan
Program peningkatan kompetensi
Partisipasi lingkungan
Penggunaan bahan baku
Sistem distribusi
Strategi kemitraan perusahaan
Tujuan serta alasan dari kemitraan
Research and development 4
Pernyataan kebijakan dan strategi R&D
Biaya R&D
Rencana jangka panjang R&D
License perusahaan
Proses 6
Sistem komunikasi internal
xxx
4
6
Lingkungan kerja
Rencana program sosial
Rencana progam lingkungan
Resiko usaha
Komunikasi antar departemen
Tekhnologi dan Informasi 4
Deskripsi investasi IT
Deskripsi sistem tekhnologi informasi
Aset software yang dimiliki
Deskripsi fasilitas IT yang dimiliki
Sumber : Bukh et al., 2004
Metode content analysis digunakan untuk mengukur jumlah pengungkapan
modal intelektual yaitu dengan bentuk yang paling sederhana untuk mengukur
pengungkapan modal intelektual yang di lakukan oleh perusahaan. Pemberian
skor untuk item pengungkapan dilakukan dengan menggunakan skala dikotomi
tidak tertimbang (unweighted dichotomous scale), di mana jika item setiap
kategori pengungkapan modal intelektual diungkapkan dalam prospektus akan
diberi nilai satu (1) dan nol (0) jika item tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari
setiap item dijumlahkan untuk memperoleh total skor pengungkapan untuk setiap
perusahaan.
Rasio tingkat pengungkapan modal intelektual masing – masing perusahaan
diperoleh dengan membagi total skor pengungkapan dengan total item indek
xxxi∑ij Ditem
∑ij Aditem
4
pengungkapan modal intelektual. Dengan demikian perhitungan modal intelektual
dapat di rumuskan sebagai berikut:
ICD =
Di mana:
ICD = Persentase pengungkapan modal intelektual perusahaan
Ditem = Total skor pengungkapan modal intektual pada prospektus
perusahaan
ADIitem = Total item dalam indeks pengungkapan modal intelektual
6.4.2. Variabel Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar perusahaan pada hari pertama di
pasar skunder (initial market value). Nilai perusahaan dari penelitian ini di
peroleh dengan mengalikan jumlah seluruh saham yang di tempatkan dan di setor
penuh dengan harga penutupan perlembar saham pada hari pertama pasar skunder.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika
nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik Gapensi (1996)
dalam Rahcmawati (2007). Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa pasar
semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut.
xxxii
6.6 Teknik analisis
6.6.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memnberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006).
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data sehingga
menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi
data sampel. Tujuan pengujian ini adalah mempermudah pemahaman terhadap
variable-variabel yang digunakan. Statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai
rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi.
6.6.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik bertujuan untuk menghindari
estimasi yang biasa karena tidak semua data dapat diterapkan dengan melakukan
analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan pengujian yang meliputi uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
6.6.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, variabel dependen
dan variabel independen atau keduanya terdistribusi secara normal. Untuk
mengetahui bentuk distribusi data, bisa dilakukan dengan grafik distribusi dan
analisis statistik. Pengujian dengan grafik distribusi dilakukan dengan melihat
xxxiii
grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data yang
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dalam penelitian ini untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan program
SPSS dengan analisis grafik Normal Probability Plot dan Uji Kolmogrov Smirnov
(Ghozali, 2006).
6.6.2.3 Uji Multikolieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu
VIF (Variance Inflation Factor). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang dipakai untuk
menandai adanya faktor-faktor multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau
sama dengan nilai VIF > 10. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah
multikolinearitas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel
independennya.
6.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian dimana variabel dependen tidak
berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya
maupun nilai periode sesudahnya sehingga memungkinkan pengukuran dengan
xxxiv
menggunakan sampel yang relatif tidak terlalu besar untuk penelitian (Ghozali,
2006). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-
Watson (D-W).
Menurut Ghozali (2006), pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut:
a. Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (Du) dan (4-du), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lowerbound(dl),
makakoefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasipostif.
c. Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau D-
W terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
6.6.2.5 Uji Heteroskiditas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi
sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas
menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized
delete residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas
xxxv
dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model. Dasar analisis heteroskedastisitas
(Ghozali, 2007) :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
xxxvi
6.6.3 Analisi Regresi linier Berganda
Analisis regresi yang di gunakan untuk menguji penelitian ini yaitu
menggunakan regresi linier berganda. Variabel nilai perusahaan yang di ukur
dengan darga penutupan perlembar saham pada hari pertama pasar skunder di
kalikan dengan jumlah seluruh saham yang di tempatkan dan di setor penuh
venderung memiliki nilai standart deviasi yang tinggi. Hal tersebut
mengakibatkan data tidak normal dan adanya hetoroskedastisitas (ghozali,2006),
sehingga perlu di transformasikan dalam logaritma natural. Model analisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
LnV = β0 + β1IC + β2ICD + e
Dimana:
LnV = Logaritma Natural Nilai Perusahaan.
IC = Intellectual Capital.
ICD = Intellectual Capital Disclosure.
β0 = Konstanta.
β1. β2 = Koefisien Regresi.
E = Error terms.
6.6.4 Pengujian Hipotesis
6.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi ( R)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi berada di antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
xxxvii
Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2007).
6.6.4.2 Uji signifikasi F
Uji signifikansi F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable
independent atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama – sama terhadap variabel independen (Ghozali, 2006). Apabila uji
signifikansi F menunjukkan nilai p<0,05 maka hipotesis nol dapat ditolak.
6.6.4.3 Uji Signifikansi Parametere Individual ( Uji statistik t )
Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji apakah variabel independ,
secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b) Jika nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
xxxviii
DAFTAR PUSTAKA
Suhardjanto, D. dan Wardhani M. 2010. Praktik intelektual capital disclosure perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. FE Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Widarjo, W. 2011. pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan. Simposium nasional akuntansi XIV. Aceh.
Zuliyati dan Arya,N. 2011. intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan. Dinamika keuangan dan perbankan. Semarang.
Santoso,S. 2009. Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Kinerja Perusahaan. Fakultas ekonomi universitas international.Batam.
Erika,A.2012. Pengaruh structur corporate governance terhadap pengungkapan modal intelektual (Studi pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010).skripsi.Universitas Diponegoro.Semarang.
Marisanti. 2012. Analisis hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan modal intelektual capital. Diponegoro Jurnal of accounting. Semarang.
Yusuf. 2009. Modal Intelektual dan Market Performance Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Gunadarma. Depok.
Basyar,F.2009. Pengaruh modal intellectual (intellectual capital ) terhadap return on asset perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI (tahun 2007-2009). Universitas Gunadarma. Depok.
Pratama,A.2012. Gestalt akuntansi: komitmen perusahaan dalam pengungkapan intellectual capital. Universitas Diponegoro. Semarang.
Welker, M. (1995). 'Disclosure Policy, Information Asymmetry and Liquidity in Equity Markets', Contemporary Accounting Research 11: 801-828.
Laela,S.(2009). Faktor – factor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela modal intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sawarjuwono, T. dan A. P. Kadir. 2003. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (sebuah library research). Jurnal Akuntansi dan Keuangan 5 (1): 35-57.
xxxix
Holland, J. (2002), Fund Management, Intellectual Capital, Intangibles and Private Disclosure. Working Paper, University of Glasgow, UK.
Chen, M. C.., S. J. Cheng and Y. Hwang. 2005. An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms market value and financial performance. Journal of Intellectual Capital 6 (2): 159-176.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company. Sydney.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.
Abdolmohammadi, M. J. 2005, Intellectual capital disclosure and market capitalization, Journal of Intellectual Capital 6 (3): 397-416.
xl