PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS...

76
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: Sri Handayani NIM. ST13065 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS...

Page 1: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS

NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Sri Handayani

NIM. ST13065

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

2

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Skripsi

Keperawatan yang berjudul:

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS

NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Oleh :

SRI HANDAYANI

NIM. ST 13065

Telah diuji pada tanggal 18 Agustus 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama,

(bc. Yeti Nurhayati, M.Kes)

NIK: 201378115

Pembimbing Pendamping,

(Ari Setiyajati, S.Kep., Ns., M.Kes)

NIK: 19660121 199603 1 002

Penguji,

Happy Indri Saputri, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 201284113

Surakarta, Agustus 2015

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns., M.Kep

NIK. 201279102

Page 3: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

3

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Handayani

NIM : ST13065

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena

karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan

tinggi ini.

Surakarta, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

( Sri Handayani )

NIM. ST13065

iii

Page 4: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Mobilisasi Dini terhadap Intensitas Nyeri post Operasi Sectio Caesarea di RSUD

Dr. Moewardi ”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing Utama yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi.

4. Ari Setiyajati, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku pembimbing Pendamping yang juga

telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan selama

penyusunan skripsi.

5. Happy Indri Hapsari, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai penguji yang memberikan

saran demi kesempurnaan penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan staf akademik program studi S1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

7. Direktur dan staf DIKLIT RSUD Dr. Moewardi yang telah memberikan ijin dan

arahan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

iv

Page 5: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

5

8. Perawat Ruang Mawar 1 dan PONEK RSUD Dr. Moewardi yang telah

memberikan bantuan selama proses penyusunan skripsi.

9. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dalam membantu

kelancaran penelitian ini.

10. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Sarwono dan Ibu Musidah yang telah

memberikan dukungan dan do’anya.

11. Suamiku tercinta Sularto, dan anak-anakku tersayang Ataya Callista Anindya dan

Arkana Dzaki Ardana yang telah memberikan semangat, motivasi, do’a dan kasih

sayangnya.

12. Teman-teman mahasiswa angkatan 1 program Transfer S1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada, yang saling mendukung dan membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal yang akan mendapat balasan

yang lebih baik oleh Allah SWT. Selanjutnya penulis mengharapkan masukan,

saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk

pengembangan ilmu dan pelayanan keperawatan.

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

v

Page 6: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHASAN ............................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xii

ABSTRAK .................................................................................................. xiii

ABSTRACT .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 3

1.3. Tujuan ................................................................................. 3

1.4. Manfaat penelitian ............................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Sectio Caesarea

a. Pengertian ................................................................. 5

b. Tipe-tipe Sectio caesarea ......................................... 5

vi

Page 7: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

7

c. Etiologi ..................................................................... 6

d. Patofisiologi .............................................................. 9

e. Komplikasi ................................................................ 11

2.1.2 Nyeri

a. Pengertian ................................................................. 12

b. Etiologi ..................................................................... 12

c. Klasifikasi nyeri ........................................................ 13

d. Patofisiologi .............................................................. 17

e. Efek nyeri ................................................................. 18

f. Pengukuran nyeri ...................................................... 19

g. Managemen nyeri ..................................................... 21

2.1.3 Mobilisasi Dini

a. Pengertian ................................................................. 21

b. Tujuan ....................................................................... 23

c. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi ....................... 23

d. Macam – macam mobilisasi ..................................... 24

e. Pelaksanaan mobilisasi dini ........................................ 25

2.2 Keaslian Penelitian ........................................................ 33

2.3 Kerangka Teori ............................................................. 34

2.4 Kerangka Konsep ............................................................ 35

2.5 Hipotesis Penelitian ....................................................... 35

vii

Page 8: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 36

3.2 Populasi dan Sampel ...................................................... 37

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 38

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran . 38

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................. 40

3.6 Teknik Pengelolaan dan Analisa Data ........................... 41

3.7 Etika Penelitian .............................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat ................................................................ 45

4.1.1 Karakteristik responden ............................................. 45

4.2 Analisis Bivariat ................................................................... 47

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ........................................................ 49

5.2 Analisis Univariat .................................................................. 51

5.3 Pengaruh antara Mobilisasi Dini dengan Intensitas Nyeri

Post Operasi Sectio Caecarea ................................................ 54

BAB VI PENUTUP

6.1 Simpulan ................................................................................. 57

6.2 Saran ....................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

viii

Page 9: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

9

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel

2.1 Keaslian Penelitian 33

3.1 Rancangan Penelitian Pre Eksperimental 36

3.2 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 39

4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 45

4.2 Distribusi Karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan 46

4.3 Distribusi Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri

post operasi SC Sebelum mobilisasi dini 46

4.4 Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri post

operasi SC Sesudah mobilisasi dini 47

4.5 Hasil uji Wilcoxon tingkat nyeri pada responden sebelum

dan sesudah melakukan mobilisasi dini 47

ix

Page 10: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

10

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2. 1 Skala numeric rating scale (NRS) 20

2. 2 Skala visual analog scale (VAS) 20

2. 3 Skala Wajah Wong dan Barker 20

2. 4 Gerakan mobilisasi dini pertama 26

2. 5 Gerakan mobilisasi dini kedua 26

2. 6 Gerakan mobilisasi dini ketiga 27

2. 7 Gerakan mobilisasi dini keempat 28

2. 8 Gerakan mobilisasi dini kelima 28

2. 9 Gerakan mobilisasi dini keenam 29

2. 10 Gerakan mobilisasi dini ketujuh 30

2. 11 Gerakan mobilisasi dini kedelapan 30

2. 12 Gerakan mobilisasi dini kesepuluh 31

2. 13 Kerangka teori 34

2. 14 Kerangka konsep 35

x

Page 11: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

11

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

Lampiran

1 F.01 Usulan Topik Penelitian

2 F.02 Pernyataan Pengajuan Judul Skripsi

3 F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

5 F.05 Lembar Oponent Ujian Sidang Skripsi

6 F.06 Lembar Audience Ujian Sidang Skripsi

7 Lembar Permintaan Menjadi Responden

8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

9 Kuesioner Untuk Mengetahui Intensitas Nyeri Ibu Post Operasi

Sectio Caesarea dengan Numeric Rating Scale (NRS)

10 Kuesioner Observasi Untuk Mengetahui Intensitas Nyeri Ibu Post

Operasi Sectio Caesarea dengan Numeric Rating Scale (NRS )

11 Standar Prosedur Operasional (SPO) Mobilisasi Dini Post

Operasi Sectio Caesarea

12 Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Mobilisasi Dini Post Operasi

Sectio Caesarea

13 Data karakteristik responden

14 Hasil uji statistik

15 Jadwal penelitian

16 Gambar proses penelitian

17 Lembar Konsultasi

xi

Page 12: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

12

DAFTAR SINGKATAN

SC : Sectio Caesarea

NRS : Numeric Rating Score

SPO : Standar Prosedur Operasional

CPD : Chepalo Pelvik Disproportion

PEB : Pre Eklamsi Berat

KPD : Ketuban Pecah Dini

VAS : Visual Analog Scale

UUB : Ubun-Ubun Besar

xii

Page 13: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

13

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Sri Handayani

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS

NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSUD DR. MOEWARDI

Abstrak

Seorang ibu yang melahirkan bayi dengan cara operasi sectio caesarea (SC)

akan mengalami rasa nyeri. Mobilisasi dini merupakan salah satu cara untuk

menurunkan intensitas nyeri post operasi sectio caesarea.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap

intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi. Rancangan

penelitian menggunakan metode pre eksperimental dengan pendekatan one group

pretest – posttest. Sampel penelitian adalah 61 ibu post operasi Sectio Caesaria di

RSUD Dr. Moewardi di Ruang Mawar I dan PONEK, dengan teknik sampling

menggunakan total sampling. Instrumen penelitian dalam mengukur intensitas nyeri

numerical rating scale, sementara Instrumen mobilisasi dini menggunakan lembar

checklist. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas nyeri nilai sebelum

mobilisasi dini sebesar 5,77 dan setelah mobilisasi dini menjadi 3,99. Hasil analisis

uji statistic diperoleh nilai Z score = -6.835 dengan p-value = 0,000 sehingga

disimpulkan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi

sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi. Oleh karena itu mobilisasi dini efektif

mampu menurunkan intensitas nyeri post operasi sectio caesarea. Diharapkan bagi

ibu post operasi SC dapat melakukan mobilisasi dini untuk mempercepat penurunan

intensitas nyeri

Kata kunci: mobilisasi dini, nyeri, post operasi sectio caesarea

Daftar pustaka: 38 (2004-2014)

xiii

Page 14: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

14

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA

2015

Sri Handayani

THE EFFECT OF THE EARLY MOBILIZATION ON THE POST-

OPERATIVE CAESAREAN SECTION PAIN INTENSITY AT

DR. MOEWARDI GENERAL HOSPITAL OF SURAKARTA

Abstract

Mother giving birth by Caesarean Section will experience pain. One of the

ways to relieve the post Caesarean Section pain is early mobilization.

The objective of this research is to investigate the effect of the early

mobilization on the post-operative Caesarean Section pain intensity at Dr.Moewardi

General Hospital of Surakarta. The research used the pre-experimental method with

the one group pretest – posttest approach. The samples of research were 61 mothers

with the post-operative Caesarean Section at Ward Mawar I and Comprehensive

Obstetric and Neonatal Emergency Service Unit. They were taken by using the total

sampling technique. The research used the numerical rating scale as the instrument

for the pain intensity and the checklist for the early mobilization. The data were

analyzed by using the Wilcoxon’s test.

The result of the research shows that prior the treatment, the average level of

pain intensity, was 5.77. Following the treatment it became 3.99, meaning that there

was an effect of the early mobilization on the post-operative Caesarean Section pain

intensity at Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta as indicated by the Z score

= -6.835 with the p-value = 0.00.

Thus, the early mobilization was expected to effectively relieve the mothers’

post-operative Caesarean Section pain intensity.

Keyword: Early mobilization, pain intensity, post-operative Caesarea Section

Reference 38 (2004-2014)

xiv

Page 15: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dialami oleh

seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus

melalui vagina ke dunia luar ( David T.Y.Liu, 2007 ). Cara persalinan ada dua

yaitu persalinan normal dan persalinan operasi sectio caesarea (SC).

Persalinan dengan sectio caesarea memiliki resiko tinggi karena dilakukan

pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau insisi

transabdominal uterus, pasien dengan post operasi sectio caesarea akan

merasakan rasa nyeri. Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat menimbulkan

stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan

perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi

perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap

badan, dan apabila nafas makin berat dapat menyebabkan kolaps

kardiovaskuler dan syok, sedangkan respon psikis akibat nyeri dapat

merangsang respon stres yang dapat mengurangi sistem imun dalam

peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan

mengarah pada ancaman merusak diri sendiri (Corwin, 2006).

Mobilisasi dini adalah upaya untuk mempertahankan kemandirian sedini

mungkin yang merupakan aspek terpenting pada fungsi fisiologis (Carpenito,

2009). Mobilisasi dini pada pasien yang mengalami pembedahan berguna

untuk mencegah tromboemboli, kekakuan otot pembedahan, melancarkan

1

Page 16: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

2

siklus peredaran darah dan mencegah terjadinya perdarahan (Manuaba,

2004). Hasil penelitian Karujan (2010) menyimpulkan bahwa dengan

melakukan mobilisasi dini pasien dapat lebih cepat dalam pemulihan

peristaltik usus pasien pasca bedah sectio caesarea dengan anestesi umum di

RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

Data dari Departemen Kesehetan RI tahun 2013 Jumlah ibu yang bersalin

pada tahun 2013 sebanyak 4.622.741 jiwa, sedangkan persalinan dengan

sectio caesaria adalah 921.000 atau sekitar 19,92% dari seluruh persalinan.

Data jumlah kasus persalinan normal di RSUD Dr. Moewardi tahun 2013

adalah 1.019 pasien, dan persalinan sectio caesarea di ruang Mawar 1 dari

bulan September - Desember 2014 sebanyak 208 persalinan.

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Dr. Moewardi, pada bulan

Agustus 2014 didapatkan 63% pasien post operasi sectio caesarea pada hari

kedua masih berbaring ditempat tidur. Rasa nyeri bagian operasi sangat

dirasakan. Peneliti dengan menggunakan alat pengukur nyeri yaitu Numeric

Rating Scale (NRS) diperoleh pasien masih takut untuk melakukan mobilisasi

seperti menggerakan badan ataupun kaki. Tingkat nyeri pada hari kedua yang

diukur dengan NRS pada nilai 6-7. Sebagian pasien namun sudah mulai

melakukan mobilisasi dini. Mengingat pentingnya mobilisasi dini yang

dilakukan pada ibu post operasi sectio caesarea, peneliti ingin meneliti lebih

lanjut mengenai pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post

operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

Page 17: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh mobilisasi dini

terhadap intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Dr.

Moewardi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri

post operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik responden.

2. Mengetahui intensitas nyeri post operasi sectio caesarea sebelum

mobilisasi dini.

3. Mengetahui intensitas nyeri post operasi sectio caesarea sesudah

mobilisasi dini.

4. Menganalisis beda intensitas nyeri post operasi sectio caesarea

sebelum dan sesudah mobilisasi dini.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Sebagai konstribusi untuk pertimbangan pihak rumah sakit

dalam pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) mobilisasi dini

post operasi sectio caesarea.

Page 18: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

4

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai konstribusi untuk pertimbangan institusi pendidikan

untuk menambah pustaka kepada mahasiswa tentang mobilisisasi dini

post operasi sectio caesarea.

1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme perawat

dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya dalam

memobilisasi dini post operasi sectio caesarea.

1.4.4 Bagi peneliti lain

Sebagai dasar pengembangan penelitian sejenis agar dapat

diperoleh hasil yang lebih baik.

1.4.5 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

manfaat mobilisasi post operasi sectio caesarea.

Page 19: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Sectio Caesaria

a. Pengertian

Sectio Caesaria (SC) adalah suatu tindakan untuk

melahirkan bayi per abdominal dengan melalui insisi pada dinding

abdomen dan dinding uterus interior, biasanya yang sering

dilakukan insisi segmen bawah tranversal (Farrer, 2005). Sectio

caesarea juga didefinisikan sebagai suatu persalinan buatan

dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut

rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas

500 gram (Mitayani, 2009). Tindakan Sectio caesarea digunakan

bilamana diyakini bahwa penundaan persalinan pervaginam tidak

mungkin dilangsungkan secara aman (Cunningham, 2006).

b. Tipe-tipe Sectio Caesaria

Menurut Farrer (2006), tipe – tipe sectio Caesaria adalah :

1. Segmen bawah : insisi melintang

Pada bagian segmen bawah uterus dibuat insisi melintang

yang kecil, luka ini dilebarkan ke samping dengan jari-jari

tangan dan berhenti didekat daerah pembuluh-pembuluh darah

uterus. Kepala janin yang pada sebagian besar kasus terletak

5

Page 20: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

6

dibalik insisi diekstraksi atau didorong, diikuti oleh bagian

tubuh lainnya dan kemudian plasenta serta selaput ketuban.

2. Segmen Bawah : Insisi Membujur

Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama

seperti pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan

skapel dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk

menghindari cidera pada bayi.

3. Sectio Caesaria klasik

Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan skapel ke

dalam dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke

bawah dengan gunting berujung tumpul. Diperlukan luka insisi

yang lebar karena bayi dilahirkan dengan presentasi bokong

dahulu, janin atau plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup

dengan jahitan tiga lapis.

4. Sectio Caesaria Ekstra Peritoneal

Pembedahan ekstra peritoneal dikerjakan untuk

menghindari perlunya histerektomi pada kasus-kasus yang

mengalmi infeksi luas dengan mencegah peritonitis

generalisasi yang sering bersifat fatal.

c. Etiologi

Manuaba (2004) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea

adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah

dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin

Page 21: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

7

besar melebihi 4.000 gram. Penyebab Sectio caesarea sebagai

berikut:

1. Chepalo Pelvik Disproportion / CPD

CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai

dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan

ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang

panggul merupakan susunan beberapa tulang yang

membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang

harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk

panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis

juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan

alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan

patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul

menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul

menjadi abnormal.

2. Pre-Eklamsi Berat / PEB

Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit

yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya

masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-

eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal

dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena

itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali

dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.

Page 22: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

8

3. KPD (Ketuban Pecah Dini)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi

inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm

di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.

4. Bayi Kembar

Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar.

Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi

komplikasi yang lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi.

Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau

salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara

normal.

5. Faktor Hambatan Jalan Lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir

yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor

dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu

sulit bernafas.

6. Kelainan Letak Janin

a. Kelainan pada letak kepala

1) Letak kepala tengadah

Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada

pemeriksaan dalam teraba Ubun-Ubun Besar (UUB)

yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul,

Page 23: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

9

kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,

kerusakan dasar panggul.

2) Presentasi muka

Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga

bagian kepala yang terletak paling rendah ialah

muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.

3) Presentasi dahi

Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi

berada pada posisi terendah dan tetap paling depan.

Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya

akan berubah menjadi letak muka atau letak

belakang kepala.

b. Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin

terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan

bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal

beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong,

presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong

kaki tidak sempurna dan presentasi kaki.

d. Patofisiologi

Sectio Caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus

yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi

Page 24: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

10

kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta

previa untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin

besar dan letak lintang setelah dilakukan Sectio Caesarea ibu akan

mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa

kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek

fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan

mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan

menjadi port de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan

antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah

salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa

nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi

bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih

banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin

sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnoe yang

tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati,

sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap

tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.

Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif

akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang

menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan

dengan menurunkan mobilitas usus.

Page 25: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

11

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk

lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan

peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga

tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun

maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan

menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka

pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang

pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat

pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin,

Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).

e. Komplikasi Sectio Caesarea

1. Nyeri pada daerah insisi,

2. Perdarahan primer sebagai akibat kegagalan mencapai

homeostatis karena insisi rahim atau akibat atonia uteri yang

dapat terjadi setelah pemanjangan masa persalinan,

3. Sepsis setelah pembedahan, frekuensi dari komplikasi ini lebih

besar bila Sectio Caesaria dilaksanakan selama persalinan atau

bila terdapat infeksi dalam rahim,

4. Cidera pada sekeliling struktur usus besar, kandung kemih yang

lebar dan ureter,

5. Infeksi akibat luka pasca operasi,

6. Bengkak pada ekstremitas bawah,

7. Gangguan laktasi,

Page 26: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

12

8. Penurunan elastisitas otot perut dan otot dasar panggul,

9. Potensi terjadinya penurunan kemampuan fungsional (Farrer,

2006)

2.1.2 Nyeri

a. Pengertian

Nyeri merupakan kejadian yang tidak menyenangkan,

mengubah gaya hidup dan kesejahteraan individu. Perawat harus

mengkaji hal-hal berikut ini untuk mengetahui efek nyeri pada

klien (Mulyadi, 2011). Potter dan Perry (2005) menyatakan nyeri

didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah

mengalaminya, sedangkan menurut Wartonah (2005), nyeri

merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada

setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya dan hanya orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri

yang dialaminya.

b. Etiologi

Nyeri dapat disebabkan oleh trauma, yaitu mekanik,

thermos, elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan,

gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah serta

trauma psikologis.

Page 27: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

13

c. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri menurut beberapa ahli di bawah ini :

1. Nyeri berdasarkan tempatnya

a) Pheriperal pain

Pheriperal pain merupakan nyeri yang terasa pada

permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri pada kulit dan

permukaan kulit. Stimulus yang efektif untuk

menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsangan

mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit

yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat,

tajam, meringis, atau seperti terbakar (Irman, 2007).

b) Deep pain

Deep pain merupakan nyeri yang terasa pada permukaan

tubuh yang lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ

tubuh visceral (nyeri visceral). Nyeri somatis mengacu

pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum,

tulang, sendi, dan arteri. Stuktur-stuktur ini memiliki lebih

sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri sering tidak

jelas (Irman, 2007).

c) Reffered pain

Reffered pain merupakan nyeri dalam yang disebabkan

karena penyakit organ/ struktur dalam tubuh yang

ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda,

Page 28: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

14

bukan dari daerah asal nyeri misalnya, nyeri pada lengan

kiri atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau

serangan jantung (Irman, 2007).

d) Central pain

Central pain adalah nyeri yang didahului atau disebabkan

oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf perifer

(Meliala, 2007).

2. Nyeri berdasarkan sifat

a) Incidental pain

Incidental pain merupakan nyeri yang timbul sewaktu-

waktu lalu menghilang. Incidental ini terjadi pada pasien

yang mengalami nyeri kanker tulang (Meliala, 2007).

b) Steady pain

Steady pain merupakan nyeri yang timbul dan menetap

serta dirasakan dalam waktu yang lama. Pada distensi

renal kapsul dan iskemik ginjal akut merupakan salah satu

jenis steady pain.

c) Proximal pain

Proximal pain merupakan nyeri yang dirasakan

berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut

biasanya menetap kurang lebih10-15 menit, lalu

menghilang, kemudian timbul lagi. Nyeri ini terjadi pada

pasien yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome.

Page 29: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

15

3. Nyeri berdasarkan ringan beratnya

a) Nyeri ringan

Nyeri ringan merupakan nyeri yang timbul dengan

intensitas yang ringan. Nyeri ringan biasanya pasien

secara obyektif dapat berkomunikasi dengan baik

(Wartonah, 2005).

b) Nyeri sedang

Nyeri sedang merupakan nyeri yang timbul dengan

intensitas yang sedang. Nyeri sedang secara obyektif

pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi

nyeri dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik (Wartonah, 2005).

c) Nyeri berat

Nyeri berat merupakan nyeri yang timbul dengan

intensitas yang berat. Nyeri berat secara obyektif pasien

terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih

respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi

nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat

diatasi dengan alih posisi nafas panjang (Wartonah,

2005).

Page 30: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

16

4. Nyeri berdasarkan waktu serangan

a) Nyeri akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang mereda setelah

intervensi atau penyembuhan. Awitan nyeri akut biasanya

mendadak dan berkaitan dengan masalah spesifik yang

memicu individu untuk segera bertindak menghilangkan

nyeri. Nyeri berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan) dan

menghilang apabila faktor internal dan eksternal yang

merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Durasi nyeri akut

berkaitan dengan faktor penyebabnya dan umumnya dapat

diperkirakan (Irman, 2007 ).

b) Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang berlangsung terus

menerus selama 6 bulan atau lebih. Nyeri ini berlangsung

di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering

tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera

spesifik (Irman, 2007).

Nyeri kronis ini berbeda dengan nyeri akut dan

menunjukkan masalah baru. Pada sindrom nyeri kronis

dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau proses patologi

yang persisten. Nyeri kronis ini sering mempengaruhi

semua aspek kehidupan penderitanya, menimbulkan

Page 31: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

17

distress, kegalauan emosi, dan mengganggu fungsi fisik

dan sosial (Potter & Perry, 2005).

d. Patofisiologi nyeri

Reseptor nyeri merupakan organ tubuh yang berfungsi

untuk menerima rangsangan nyeri. Reseptor nyeri disebut juga

dengan nosiceptif merupakan ujung saraf bebas dalam kulit yang

berespon hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial

merusak (Hamilton, 2006). Reseptor pada bagian kutaneus terbagi

dalam dua komponen yaitu: serabut A delta dan serabut C.

Serabut A delta merupakan serabut komponen cepat yang

memungkinkan timbulnya nyeri tajam, yang akan cepat hilang,

sementara serabut C merupakan serabut komponen lambat yang

terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya tumpul dan

sulit dilokalisasi.

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan

perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman

nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen

fisiologis berikut yaitu: resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus

penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf perifer.

Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu

dari beberapa rute saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula

spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan

akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla

Page 32: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

18

spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel

saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai

otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali

stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak

menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi

tentang pengalaman serta pengetahuan yang lalu serta asosiasi

kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter & perry,

2005).

Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor,

merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit

atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan

mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati,

dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons

akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat

berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikidin, prostaglandin,

dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan

pada jaringan akibat kekurangan oksigen (Smeltzer & Bare,

2006).

e. Efek nyeri

Menurut Smeltzer & Bare (2006), efek membahayakan dari

nyeri dibedakan berdasarkan klasifikasi nyeri, yaitu nyeri akut

dan nyeri kronis. Nyeri akut mempunyai efek yang

Page 33: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

19

membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya,

selain merasa ketidaknyamanan dan mengganggu, nyeri akut yang

tidak reda dapat mempengaruhi sistem pulmonari, kardiovaskular,

gastrointestinal, endokrin, dan imunologik. Pasien dengan nyeri

hebat dan stres yang berkaitan dengan nyeri tidak mampu untuk

nafas dalam dan mengalami peningkatan nyeri dan mobilitas

menurun. Nyeri kronis mempunyai efek yang membahayakan

seperti supresi fungsi imun yang berkaitan dengan nyeri kronis

dapat meningkatkan pertumbuhan tumor. Nyeri kronis juga sering

mengakibatkan depresi dan ketidakmampuan. Pasien mungkin

tidak mampu untuk melanjutkan aktivitas dan melakukan

hubungan interpersonal. Ketidakmampuan ini dapat berkisar dari

membatasi keikutsertaan dalam aktivitas fisik sampai tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi, seperti berpakaian

atau makan.

f.Pengukuran nyeri

1. Numeric Rating Scale ( NRS)

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah divalidasi. Berat

ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan

mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik dari

0 hingga 10, di bawah ini, nol (0) merupakan keadaan tanpa atau

bebas nyeri, sedangkan 1-3 adalah nyeri ringan, 4-6 adalah nyeri

Page 34: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

20

sedang, 7-9 adalah nyeri berat terkontrol, dan 10 adalah nyeri

berat tidak terkontrol (Potter & Perry, 2005).

Gambar 2. 1 Skala numeric rating scale (NRS)

2. Visual analog scale ( VAS )

Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa

bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit,

arah kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri

yang sedang (Potter & Perry, 2005).

Gambar 2. 2 Skala visual analog scale (VAS)

3. Skala Wajah Wong dan Barker

Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda,

menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, digunakan

untuk mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini biasanya

dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun (Potter & Perry,

2005).

Gambar 2. 3 Skala Wajah Wong dan Barker

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Sangat Nyeri

Page 35: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

21

g. Managemen nyeri

Manajeman nyeri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Manajemen farmakologis dengan menggunakan obat-obatan

analgetik atau anastesi untuk mengurangi nyeri,

penggunaan analgetik bertujuan untuk mengganggu

penerimaan/ stimuli nyeri dan interpretasi dengan menekan

fungsi talamus dan kortek serebri.

2. Manajemen non farmakologi, manajemen non farmakologis

ini tidak mengunakan obat-obatan untuk mengurangi nyeri,

sehingga sebagian dapat digunakan mandiri oleh pasien.

Berikut adalah beberapa manajemen non farmakologis:

sentuhan terapeutik, akupresur, guided imagery, distraksi,

anticipatory guidance, hypnoterapi, biofeedback, stimulasi

kutaneus, aspek spiritual dzikir (Tamsuri, A. 2007).

2.1.3 Mobilisasi Dini

a. Pengertian

Menurut Carpenito (2009), mobilisasi dini merupakan

suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu

esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu

upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan

cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi

Page 36: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

22

fisiologis. Konsep mobilisasi mula–mula berasal dari ambulasi

dini yang merupakan pengembalian secara berangsur–angsur ke

tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi.

Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk

bergerak dengan bebas dan imobilisasi mengacu pada

ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas.

Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan

banyak tingkatan imobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami

kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang

mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada

kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu

tidak terbatas.

Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat

dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti

terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot di seluruh

tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga

adanya gangguan peristaltik maupun berkemih. Sering kali

dengan keluhan nyeri, klien tidak mau melakukan mobilisasi

ataupun tidak berani merubah posisi. Disinilah peran perawat

sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga klien

tidak mengalami suatu komplikasi yang tidak diinginkan.

Page 37: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

23

b. Tujuan Mobilisasi

1. Mempertahankan fungsi tubuh

2. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat

penyembuhan luka

3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4. Mempertahankan tonus otot

5. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin

6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat

kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak

harian.

7. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi

atau berkomunikasi (Susan, 2004).

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi

1. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat

pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang

akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan

kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan

kesehatan tentang mobilitas seseorang akan senantiasa

melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat.

2. Proses Penyakit dan injury

Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan

mempengaruhi mobilitasnya, misalnya; seorang yang patah

Page 38: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

24

tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas.

Demikian pula orang yang baru menjalani operasi, karena

adanya rasa sakit/nyeri yang menjadi alasan mereka

cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien

harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit

tertentu.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam

melakukan aktifitas misalnya; pasien setelah operasi

dilarang bergerak karena kepercayaan kalau banyak

bergerak nanti luka atau jahitan tidak jadi.

4. Tingkat energi

Seseorang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi

atau tenaga. Orang yang sedang sakit akan berbeda

mobilitasnya dibandingkan dengan orang dalam keadaan

sehat.

5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan

mobilitasnya dibandingkan dengan seorang remaja.

d. Macam-macam Mobilisasi

1. Mobilisasi penuh

Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan

sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh. Mobilisasi

Page 39: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

25

penuh mempunyai banyak keuntungan bagi kesehatan, baik

fisiologis maupun psikologis bagi pasien untuk memenuhi

kebutuhan dan kesehatan secara bebas, mempertahankan

interaksi sosial dan peran dalam kehidupan sehari hari.

2. Mobilisasi sebagian

Pasien yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya

mempunyai gangguan syaraf sensorik maupun motorik pada

area tubuh. Mobilisasi sebagian dapat dibedakan menjadi:

a. Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma

reversibel pada sistim muskuloskeletal seperti dislokasi

sendi dan tulang

b. Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh

rusaknya sistim syaraf yang reversibel.

e. Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Pelaksanaan mobilisasi dini terdapat 3 langkah penting

yaitu pemanasan, gerakan inti dan pendinginan.

1) Pemanasan

Pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot,

melancarkan aliran darah dan memperbanyak masuknya O2

ke dalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan

gerak refleks, juga menjaga kejang otot dan pegal-pegal

keesokan harinya. Pemanasan dapat dilakukan dengan

Page 40: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

26

menggerakkan mengepalkan tangan, tarik nafas pelan-pelan

dan dikeluarkan dengan pelan-pelan (Soekarno, 2006).

2) Gerakan inti mobilisasi dini :

a) Gerakan Pertama

Gambar 2.4 Gerakan mobilisasi dini pertama

Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan

pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas

melalui hidung, kembungkan perut dan tahan hingga

hitungan ke-5, lalu keluarkan nafas pelan-pelan melalui

mulut sambil mengkontraksikan otot perut. Ulangi

gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

b) Gerakan Kedua :

Gambar 2.5 Gerakan mobilisasi dini kedua

Page 41: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

27

Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki lurus ke

depan. Angkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua

telapak tangan bertemu, kemudian turunkan perlahan

sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan

bahu. Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa

otot sekitar tangan dan bahu terasa kencang. Ulangi

gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

c) Gerakan Ketiga :

Gambar 2.6 Gerakan mobilisasi dini ketiga

Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan

dan lutut ditekuk. Angkat pantat perlahan kemudian

turunkan kembali. Ingat jangan menghentak ketika

menurunkan pantat. Ulangi gerakan sebanyak 8

(delapan) kali.

Page 42: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

28

d) Gerakan Keempat :

Gambar 2.7 Gerakan mobilisasi dini keempat

Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di

samping badan, tangan kanan di atas perut, dan lutut

ditekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada

sambil mengerutkan otot sekitar anus dan

mengkontraksikan otot perut. Kepala turun pelan-pelan

ke posisi semula sambil mengendurkan otot sekitar anus

dan merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk

mengatur pernafasan. Ulangi gerakan sebanyak 8

(delapan) kali.

e) Gerakan Kelima :

Gambar 2.8 gerakan mobilisasi dini kelima

Page 43: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

29

Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama

dengan mengangkat kepala sampai dagu menyentuh

dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk,

diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan

kontraksikan perut ketika mengangkat kepala. Lakukan

perlahan dan atur pernafasan saat melakukan gerakan.

Ulangi gerakansebanyak 8 (delapan) kali.

f) Gerakan Keenam :

Gambar 2.9 gerakan mobilisasi dini keenam

Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di

samping badan, kemudian lutut ditekuk ke arah perut

90 derajat secara bergantian antara kaki kiri dan kaki

kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki,

lakukan perlahan namun bertenaga. Ulangi gerakan

sebanyak 8 (delapan) kali.

Page 44: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

30

g) Gerakan Ketujuh :

Gambar 2.10 Gerakan mobilisasi dini ketujuh

Tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di

samping badan. Angkat kedua kaki secara bersamaan

dalam keadaan lurus sambil mengkontraksikan perut,

kemudian turunkan perlahan. Atur pernafasan. Lakukan

sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan diri.

Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

h) Gerakan Kedelapan :

Gambar 2.11 Gerakan mobilisasi dini kedelapan

Posisi menungging, nafas melalui pernafasan perut.

Kerutkan anus dan tahan 5-10 detik. Saat anus

dikerutkan, ambil nafas kemudian keluarkan nafas

Page 45: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

31

pelan-pelan sambil mengendurkan anus.

Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

i) Gerakan Kesembilan :

Posisi berbaring, kaki lurus, dan kedua tangan di

samping badan. Angkat kedua kaki dalam keadaan

lurus sampai 90 derajat, kemudian turunkan kembali

pelan-pelan. Jangan menghentak ketika menurunkan

kaki. Atur nafas saat mengangkat dan menurunkan

kaki.

Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

j) Gerakan Kesepuluh :

Gambar 2.12 Gerakan mobilisasi dini kesepuluh

Tidur terlentang dengan kaki lurus, kedua telapak tangan

diletakkan di belakang kepala, kemudian bangun sampai

Page 46: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

32

posisi duduk, lalu perlahan-lahan posisi tidur kembali

(sit up). Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

Ingat kekuatan bertumpu pada perut, jangan

menggunakan kedua tangan yang ditekuk di belakang

kepala untuk mendorong tubuh untuk duduk karena akan

berpotensi menimbulkan nyeri leher. Lakukan perlahan,

tidak menghentak dan memaksakan.

3) Pendinginan.

Pendinginan setalah mobilisasi tetap diperlukan, hal

ini agar kerja jantung kembali menjadi normal. Gerakan

pendinginan berupa menghela napas lebih panjang dan lebih

dalam, lengan, tungkai, dan dilakukan sekurang-kurangnya 3

kali. Dengan cara demikian, akan membantu sistem jantung

dan pembuluh darah mampu menyesuaikan diri dengan

semakin mengendurnya aktivitas tubuh. Proses gerakan

mobiliasasi ini dini dilakukan 3 kali dalam 1 hari, yaitu pagi,

siang, dan sore hari selama 3 hari.

Gerakan senam mobilisasi dini pada pasien post operasi Sectio

Caesarea dari 10 gerakan yang ada secara teori, hanya dilakuan pada

garakan pertama sampai gerakan ketujuh.

Page 47: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

33

2.2 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1. Keaslian penelitian

Nama

peneliti

Judul Penelitian Metode penelitian Hasil penelitian

Jyoti V.

Dube (2014)

Effect of Planned Early

Recommended

Ambulation Technique

on Selected Post

Caesarean

Biophysiological Health

Parameters

Penelitian dengan

model kuasi

eksperimen dengan

kelompok kontrol.

analisis data

menggunakan uji

komparatif

terdapat perbedaan

yang signifikan

dengan

menggunakan

ambulasi dini pada

pasien post operasi

caesarean

biophysiological

dengan p< 0,0.5

Yusnidar

(2014)

Hubungan Mobilisasi

Dini Dengan Intensitas

Nyeri Pada Ibu Post

Seksio Cesarea Di Ruang

Rawat Gabung Badan

Layanan Umum Daerah

(BLUD) Dr Fauziah

Bireuen

Jenis penelitian

dengan analitik

Observasional dengan

rancangan Case

Control. penelitian

dengan uji t

independen

Menunjukan tidak

terdapat perbedaan

rata-rata nyeri hari 1

antara kelompok

intervensi dan

kelompok kontrol (p

value = 0,222),

namun ada

perbedaan yang

signifikan pada hari

3 (p value = 0,000).

Uji t dependen

menunjukan

terdapat perbedaan

yang signifikan

antara hari 1 dan 3

pada kelompok

intervensi (p value =

0,000), dan terdapat

perbedaan juga

antara hari 1 dan 3

pada kelompok

kontrol (p value =

0,000).

Page 48: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

34

2.3 Kerangka Teori

Gambar. 2.13 Kerangka teori

( Cunningham 2006, Farrer 2006, Manuaba 2004, Potter dan Perry 2005, Smeltzer &

Bare 2006, Tamsuri 2007, Wartonah 2005 )

1. Tipe

2. Etiologi

3. Patofisiologi

4. Komplikasi

Managemen

1. Manajemen

farmakologis

2. non farmakologi

Nyeri Mobilisasi dini

Tujuan

1. Mempertahankan fungsi

tubuh

2. Memperlancar

peredaran darah

sehingga mempercepat

penyembuhan luka

3. Membantu pernafasan

menjadi lebih baik

4. Mempertahankan tonus

otot

5. Memperlancar eliminasi

alvi dan urin

6. Mengembalikan

aktivitas tertentu

Sectio Caesarea ( SC )

Penyebab :

1. peradangan, gangguan

sirkulasi darah

2. kelainan pembuluh

darah

3. trauma psikologis.

Efek nyeri:

1. Nyeri akut

2. Nyeri kronis.

Faktor:

1. Gaya hidup

2. Proses penyakit

3. Tingkat energy

4. Usia dan status

perkembangan

Page 49: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

35

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.14. Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis Penelitian

Ha = Ada pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi

Sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

Pemberian

Mobilisasi dini

Nyeri Pasien

Post operasi Sectio

Caesaria sebelum

mobilisasi dini

Nyeri Pasien

post operasi Sectio

Caesaria setelah

mobilisasi dini

Page 50: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, metode penelitian yaitu

pre eksperimental design, karena design ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh. Penelitian ini menggunakan one group pre test–post test

design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2011).

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pre Eksperimental

Subjek Pre test Perlakuan Post test

K O I O1

Waktu I Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:

K : Subjek post operasi section caesarea

O : Observasi tingkat nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini.

I : Intervensi ( mobilisasi dini).

OI : Observasi tingkat nyeri setelah dilakukan mobilisasi dini.

36

Page 51: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

37

3.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Populasi penelitian semua ibu

post operasi Sectio Caesaria di ruang Mawar 1 dan PONEK RSUD Dr.

Moewardi. Data dari rekam medis RSUD Dr. Moewardi menunjukkan

jumlah persalinan dengan sectio caesarea di Ruang Mawar 1 dan PONEK

dari bulan September - Desember 2014 sebanyak 208 persalinan. Jumlah

pasien post operasi sectio caesarea di Mawar 1 bulan Desember 2014

sebanyak 61 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006). Sampel penelitian adalah ibu post operasi Sectio Caesaria di ruang

Mawar 1 dan PONEK RSUD RSUD Dr. Moewardi. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Februari 2015. Teknik pengambilan sampling adalah Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai

responden atau sampel (Sugiyono, 2009).

c. Kriteria sampel

1) Kriteria inklusi

a) Pasien post operasi sectio caesarea yang dirawat di ruang Mawar 1

dan PONEK

b) Pasien telah 10 – 24 jam post operasi sectio caesarea.

Page 52: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

38

c) Pasien yang bersedia diberikan mobilisasi dini.

d) Pasien yang tidak sedang mendapatkan obat analgesic.

2) Kriteria eksklusi

a) Pasien post operasi sectio caesarea dengan pre eklamsi berat

b) Pasien yang pernah melakukan operasi sectio caesarea sebelumnya

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah ruang Mawar 1 dan PONEK RSUD Dr.

Moewardi. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 – Juni 2015.

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

a. Variabel

Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah

dari suatu subjek ke subjek lain (Alimul, 2007). Variabel independent

(bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Sedangkan

variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel

dependen yaitu intensitas nyeri dan variabel independen mobilisasi dini

merupakan suatu tindakan yang diberikan sebagai intervensi untuk

memperoleh suatu efek tertentu yaitu perubahan intensitas nyeri.

Page 53: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

39

b. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Variabel, Definisi operasional dan skala pengukuran

No Variabel Definisi Alat Ukur Skor Skala

Variabel bebas

1

Mobilisasi

dini

Tindakan yang dilakukan

oleh ibu agar bangun

dari tempat tidurnya

dalam waktu 6-24 jam

post operasi Sectio

Cesarea

SPO senam

nifas

dengan

frekuensi 3

kali sehari

selama 3

hari

berturut-

turut

-

Variabel terikat

2 nyeri

post operasi

Sectio

Caesaria

Adalah rasa tidak nyaman

pada bagian perut akibat

luka post operasi Sectio

Caesarea yang diukur

dengan skala nyeri NRS

(Numeric Ranting Scale).

NRS Skala nyeri

Tidak ada nyeri:

0

Nyeri ringan : 1-

3

Nyeri Sedang :

4-6

Nyeri Berat : 7-9

Sangat berat :10

Ordinal

Page 54: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

40

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

a. Alat Penilaian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan alat ukur tingkat nyeri yang dalam penggunaannya

menggunakan metode observasi dan kuesioner. Alat ukur tingkat nyeri yang

paling efektif yang sering digunakan adalah skala penilaian numerik

(numerical rating scale) (AHCPR, dalam Potter & Perry 2005). Lembar

observasi yang digunakan peneliti sebagai alat ukur dalam mengukur

intensitas nyeri, pada penelitian ini merujuk pada tingkat nyeri dengan skala

0-10 untuk menentukan tingkat akhir nyeri. Kriteria skala nyeri menurut

Potter & Perry (2005) adalah 0 : tidak nyeri, 1-3 : nyeri ringan, 4-6 : nyeri

sedang, 7-9 : nyeri berat dan 10 : sangat nyeri. Selain dengan alat ukur

Numeric Rating Scale ( NRS ), pemberiaan mobilisasi dini diberikan selama

20 menit, kuesioner numeric rating scale (NRS), bolpoint. Pengkajian nyeri

dilakukan sebelum dilakukan mobilisasi dini untuk pertama kali dan pada

akhir mobilisasi dini pada hari ketiga.

b. Cara Pengumpulan Data

1) Peneliti melakukan permohonan ijin penelitian dari institusi kepada

Direktur RSUD Dr. Moewardi.

2) Setelah mendapatkan surat persetujuan dari direktur RSUD Dr.

Moewardi, selanjutnya peneliti menentukan waktu penelitian.

3) Peneliti menemui kepala ruang Mawar 1 dan PONEK untuk meminta

bantuan dan kerja sama dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan

data tentang pasien yang dilakukan operasi section caesarea.

Page 55: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

41

4) Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan,

manfaat penelitian kemudian memberikan informed consent.

Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2015.

5) Calon responden yang menyetujui dijadikan responden dalam

penelitian, diminta untuk menandatangani lembar informed consent.

6) Peneliti melakukan pretest dengan memberikan responden lembar

kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) dan lembar observasi diisi oleh

peneliti, dilakukan tidak lebih dari 10 jam post operasi SC

7) Peneliti melakukan intervensi dengan pemberian mobilisasi dini selama

20 menit selama 3 hari berturut-turut, dimulai 10-24 jam post operasi

SC. Dalam satu hari peneliti memberikan intervensi sebanyak 1 kali.

8) Peneliti melakukan post-test dengan kuesioner yang diberikan kepada

responden dan lembar observasi yang diisi oleh peneliti, setelah

melakukan mobilisasi dini, dilakukan pengukuran intensitas nyeri

dengan menggnakan Skala nyeri NRS. Hasil intensitas nyeri kemudian

dicatat sebagai data penelitian.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

a. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting. Oleh

karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam

proses pengolahan data yaitu:

Page 56: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

42

1) Editing untuk meneliti kelengkapan data dengan cara mengoreksi

data yang telah diperoleh, sehingga dapat dilakukan perbaikan data

yang kurang.

2) Coding untuk mempermudah dalam pengolahan data dan proses

selanjutnya melalui tindakan mengklasifikasikan data.

3) Tabulating yaitu penyusunan data yang merupakan pengorganisasian

data sedemikian rupa agar data dapat dengan mudah dijumlah,

disusun dan didata untuk disajikan dan dianalisis.

b. Analisa Data

Analisa data merupakan pengumpulan data dari seluruh responden yang

dikumpulkan. Teknik analisa data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik (Sugiyono, 2014). Analisa data terdiri dari :

1. Analisis Univariat

Analisa data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan

pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentasi dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2005). analisa univariat

pada penelitian ini adalah intensitas nyeri pasien post operasi sectio

caesarea, dengan variabel : pre mobilisasi dini dan post mobilisasi

dini.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga ada hubungan atau korelasi (Notoatmojo, 2005).

Analisa bivariat ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh mobilisasi

Page 57: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

43

dini terhadap intensitas nyeri pasien post operasi sectio caesarea.

Uji statistik yang digunakan dalam penilaian ini adalah dengan uji

Wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua

kelompok sampel yang berpasangan.

Rumus :

Keterangan :

Z : Hasil Uji Wilcoxon.

T : Total jenjang ( selisih ) terkecil antara nilai pretest dengan

postest mobilisasi dini.

N : Jumlah sampel.

Maka taraf signifikasi menggunakan 0,05 dengan pengambilan

keputusan jika signifikasi > 0,05 Ho diterima yang artinya tidak ada

pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi sectio

caesarea dan apabila nilai signifikasi 0,05 maka Ho ditolak yang

artinya ada pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post

operasi sectio caesarea ( Priyatno, 2012 )

3.7. Etika dalam Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari RSUD Dr.

Moewardi untuk melakukan penelitian. Setelah mendapat izin, barulah

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

24

121

4

1

nnn

nnT

Z

Page 58: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

44

a. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul

penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti

tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

b. Tanpa Nama (Anonymity)

Peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar

pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi hanya diberikan kode tertentu,

demi menjaga kerahasiaan identitas subyek.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 59: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 –Agustus 2015. Sampel

penelitian adalah 61 ibu dengan post operasi sectio caesarea di ruang Mawar 1 dan

PONEK. Hasil Penelitian meliputi intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan

mobilisasi dini. Data intensitas nyeri diuji dengan menggunakan wilcoxon test

untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi

sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.

4.3 Analisis Univariat

4.1.2 Karakteristik responden

a. Usia responden

Distribusi responden berdasarkan usia di ruang Mawar 1 dan

PONEK RSUD Dr. Moewardi dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan usia (n = 61)

Usia f %

20-35 tahun 55 90.2

>35 tahun 6 9.8

Jumlah 61 100

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui 55 usia responden (90,2%)

berusia antara 20-35 tahun dan 6 responden (9,8%) berusia responden

lebih dari 35 tahun.

45

Page 60: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

46

b. Tingkat pendidikan responden

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di ruang

Mawar 1 dan PONEK RSUD Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

(n = 61)

Pendidikan f %

SMP 16 26,2

SMA 27 44,3

PT 18 29,5

Jumlah 61 100

Berdasarkan Tabel 4.2. 16 responden (26,2%) berpendidikan SMP, 27

responden (44,3%) berpendidikan SMA dan 18 responden (29,5%)

berpendidikan PT.

c. Intensitas nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri post operasi SC

sebelum dilakukan mobilisasi dini di ruang Mawar 1 dan PONEK RSUD

Dr. Moewardi dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri post operasi SC

Sebelum mobilisasi dini

Intensitas nyeri sebelum

mobilisasi dini f %

Nyeri berat 10 16,4

Nyeri sedang 51 83,6

Jumlah 61 100

Tabel 4.3 diketahui bahwa 10 responden (16,4%) dengan

intensitas nyeri berat dan 51 responden (83,6%) dengan intensitas nyeri

sedang.

Page 61: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

47

d. Intensitas nyeri sesudah dilakukan mobilisasi dini

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri post operasi SC

sesudah dilakukan mobilisasi dini di ruang Mawar 1 dan PONEK RSUD

Dr. Moewardi dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4.

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri post operasi SC

Sesudah mobilisasi dini

Intensitas nyeri sesudah

mobilisasi dini f %

Nyeri ringan 41 67,2

Nyeri sedang 20 32,8

Jumlah 61 100

Tabel 4.4 diketahui bahwa 41 responden (67,2%) dengan intensitas

nyeri ringan dan 20 responden (32,8%) dengan intensitas nyeri sedang.

4.4 Analisis Bivariat

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji beda rata-rata dari 2

sampel yang berhubungan yaitu uji Wilcoxon. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon

ditampilkan dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5. Hasil uji Wilcoxon intensitas nyeri pada responden sebelum dan

sesudah melakukan mobilisasi dini

Variabel Rata-rata Z score p-value

Nyeri pre test 5,77 -6,835 0,000

Nyeri post test 3,99

Tabel 4.5 di atas diperoleh data bahwa nilai rata-rata tingkat nyeri

responden sebelum mobilisasi dini sebesar 5,77 dan setelah melakukan

mobilisasi dini sebesar 3,99. Hasil uji dengan Wilcoxon diperoleh nilai Z score =

-6.835 dengan p-value = 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, keputusan yang

Page 62: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

48

diambil adalah Ho ditolak, artinya ada pengaruh mobilisasi dini terhadap

intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi. Intensitas

nyeri pada responden dapat menurun dari nilai rata-rata 5,77 menjadi 3,99. Oleh

karena itu mobilisasi dini efektif mampu menurunkan intensitas nyeri post

operasi sectio caesarea.

Page 63: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

49

BAB V

PEMBAHASAN

5.4 Karakteristik Responden

5.1.1 Usia

Berdasarkan hasil penelitain diketahui 90,2% usia responden

antara 20-35 tahun. Menurut BKKBN tahun 2007 menyatakan usia risiko

rendah kehamilan dan persalinan pada ibu adalah 20-35 tahun. Usia

risiko tinggi kehamilan dan persalinan adalah kurang dari 20 tahun dan

diatas 35 tahun. Aritonang (2010) menjelaskan bahwa pasien nyeri

dengan usia yang lebih muda memiliki koping yang lebih berfokus pada

emosi dibandingkan dengan pasien dengan usia yang lebih tua. Hasil

penelitian Grace (2012) menyebutkan dari 34 responden, sebanyak 25

responden (73,5%) berusia 20-34 tahun yang melakukan mobilisasi dini

pascasalin dengan seksio sesaria di RSUD dr. Pirngadi Medan. Namun

berdasarkan hasil penelitian bahwa usia responden baik antara 20-35

tahun maupun diatas 35 tahun, pada pre test diketahui rata-rata intensitas

nyeri pada nilai 5,77 (atau intensitas nyeri sedang), dan sesudah

mobilisasi dini intensitas nyeri menurun dengan rat-rata nilai 3,99 (nyeri

ringan). Hal ini menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian ini

mempunyai kesamaan nyeri dan melakukan strategi koping dengan

melakukan mobilisasi dini.

49

Page 64: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

50

5.1.2 Tingkat pendidikan

Distribusi tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian

besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 27 responden

(44,3%). Mubarak (2009) menyatakan pendidikan yang dimiliki

responden berhubungan dengan kemampuan menerima informasi tentang

pentingnya kesehatan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang,

maka kemampuannya untuk menerima informasi semakin baik. Penelitian

Angriani (2014) menyebutkan dari 15 responden penelitian, 60% ibu

berpendidikan SMA, berkaitan dengan tindakan mobilisasi dini terhadap

penyembuhan luka post operasi sectio caesarea di RSUD Salewangang

Maros. Pendidikan ibu pada tingkat SMA sudah dapat menerima

informasi kesehatan termasuk melakukan mobilisasi dini post operasi SC,

maka dengan pengetahuannya tersebut ibu mengerti tentang cara untuk

mempercepat penurunan intensitas nyeri apabila melakukan mobiliasi

dengan baik dan teratur.

Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan Kristiani & Latifah

(2013) pasien pasca bedah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara intensitas nyeri dan tingkat pendidikan. Penelitian lain

yang dilakukan Harsono (2009) pada 85 pasien bedah sectio caesarea

juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak ada hubungan yang

signifikan antara intensitas nyeri dan tingkat pendidikan. Menurut

Harsono (2009), tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mendukung peningkatan pengetahuan yang berkaitan dengan daya serap

Page 65: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

51

informasi. Orang yang memiliki pendidikan tinggi diasumsikan lebih

mudah menyerap informasi. Pengetahuan tentang pengelolaan nyeri dapat

diperoleh dari pengalaman pasien sendiri atau dari sumber lain. Sehingga

tingkat pendidikan bukan merupakan variabel yang dapat mempengaruhi

persepsi nyeri.

5.5 Analisis Univariat

1. Intensitas Nyeri Sebelum Mobilisasi Dini

Berdasarkan hasil peneliitian, intensitas nyeri responden sebelum

mobilisasi dini banyak dalam intensitas sedang sebanyak 51 responden

(83,6%). Hasil penelitian ini didukung penelitian dari Astutik (2014) yang

menjelaskan sebelum dilakukan mobilisasi dini, tingkat nyeri ibu post

operasi SC banyak dalam kategori nyeri berat (67,3%) dan setelah mobilisasi

dini, tingkat nyeri banyak dalam tingkat sedang (53,8%). Hasil uji statistic

menunjukkan ada pengaruh mobilisasi terhadap penurunan nyeri ibu post

Sectio Caesarea di Ruang Post Anesthesi Care Unit RSUD Dr. Harjono

Ponorogo.

Dewi & Fauzi (2007) menjelaskan bahwa tindakan sectio caesarea

merupakan tindakan yang cepat dan mudah, akan tetapi tindakan sectio

caesarea juga memiliki beberapa bahaya komplikasi, seperti infeksi luka,

tromboflebitis, perdarahan dan nyeri pasca pembedahan. Nyeri merupakan

masalah yang paling mendominasi pada pasca pembedahan sectio caesarea.

Page 66: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

52

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada

suatu bagian tubuh. Marmi (2013) menyatakan bahwa sectio caesarea adalah

sebuah bentuk proses melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan

pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan uterus

(hiskotomi) untuk mengeluarkan satu anak atau lebih dan cara ini dilakukan

ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi.

Nyeri pasien post sectio caesarea disebabkan oleh terjadinya kerusakan

kontinuitas jaringan karena pembedahan.

Tamsuri (2007) menyatakan kerusakan kontinuitas jaringan

menyebabkan pelepasan mediator kimia yang kemudian mengaktivasi

nosiseptor dan memulai transmisi nosiseptif sampai terjadinya nyeri. Nyeri

akan mengakibatkan mobilisasi pasien menjadi terbatas. Dampak tidak

melakukan mobilisasi dini yaitu terjadinya involusi uterus yang tidak baik

sehingga menghambat pengeluaran lochea dan meningkatkan resiko

terjadinya perdarahan abnormal.

Menurut Perry dan Potter (2006) menyatakan beberapa faktor

mempengaruhi nyeri antara lain adalah usia, jenis kelamin, kebudayaan,

makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya

koping dan dukungan keluarga dan sosial. Andarmoyo (2013) menyatakan

bahwa pengalaman nyeri operasi sebelumnya terkadang meningkatkan stres

pada periode post operasi, karena pasien akan bertanya-tanya tentang

keefektifan prosedur terhadap perbaikan sakitnya. Selain itu pendapat Potter

dan Perry (2006) menyatakan setiap individu belajar dari pengalaman nyeri,

Page 67: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

53

apabila seseorang belum merasakan nyeri sebelumnya maka persepsi pertama

nyeri dapat menggangu koping terhadap nyeri. Dapat diambil kesimpulan jika

seorang pasien post operasi sectio caesarea pertama kali melakukan

persalinan dengan sectio caesarea dan belum prnah melakukan operasi

sebelumnya seorang pasien akan mengalami konsep mekanisme koping

dalam mengatasi nyeri sehingga dapat mengakibatkan kondisi pasien menjadi

cemas sehingga otot-otat menjadi tegang dan rasa nyeri menjadi berat.

2. Intensitas Nyeri Sesudah Mobilisasi Dini

Berdasarkan hasil peneliitian, intensitas nyeri responden sesudah

mobilisasi dini banyak dalam intensitas ringan sebanyak 41 responden

(67.2%).

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan

sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.

Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah

menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,

pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti

tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). Tingkat nyeri sedang dapat

digambarkan secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti

perintah dengan baik (Perry dan Potter, 2005).

Intensitas nyeri pasien setelah mobilisasi dalam kategori ringan, hal ini

Page 68: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

54

kemungkinan dipengaruhi oleh kemampuan pasien melaksanakan instruksi

dari peneliti untuk melakukan mobilisasi. Kemampuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh pendidikan. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

(Purwodarminto, 2001), disebutkan bahwa pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran pada responden adalah

meskipun mobilisasi dilakukan dengan bantuan dan instruksi dari peneliti,

namun apabila pasien tidak mempunyai motivasi untuk melaksanakan

mobilisasi juga akan mempengaruhi keberhasilan dalam menurunkan

intensitas nyeri post operasi sectio caesarea.

5.6 Analisis bivariat Pengaruh antara Mobilisasi Dini dengan Intensitas Nyeri

Post Operasi Sectio Caecarea

Berdasarkan hasil peneltian disimpulkan terdapat pengaruh mobilisasi dini

terhadap intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi

dengan p = 0,000. Hasil penelitian ini memperkuat penelitan Arum (2011),

menunjukan bahwa tingkat nyeri menurun dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan

seiring dengan mobilisasi dini yang dilakukan sehingga mampu mencapai tingkat

aktifitas normal seperti biasanya dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

Nyeri pada daerah incisi yang di sebabkan oleh perobekan jaringan pada

dinding perut dan dinding uterus sehingga dengan adanya perobekan jaringan ini

akan mengaktifkan bukan hannya reseptor nyeri perifer namun juga

Page 69: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

55

menimbulkan proses respon peradangan lokal dengan di kluarkannya berbagai

mediator dan sel-sel pertahanan tubuh (immun). Disamping reaksi peradangan

lokal adanya nyeri juga mengaktifkan syaraf-syaraf simpatif, akibat timbulnya

hiperaktif syaraf simpatif berupa keluarnya keringat yang berlebihan, respon

metabolisme yang meningkat ,stimulasi kardiovaskuler, gangguan fungsi saliran

kencing, pencernaan (Nugroho, 2001). Dengan melakukan mobilisasi dini

mempunyai pengaruh memperbaiki dan melancarkan sirkulasi darah. Dengan

lancarnya sirkulasi darah di harapkan suplay nutrisi ke jaringan luka dapat

tercukupi sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Selain itu sisa

metabolisme mudah tersangkut dan terbuang. Bentuk latihan ini adalah latihan

active movement yang di lakukan untuk memelihara keadaan, kemampuan dan

kekuatan otot untuk berkontraksi setelah mendapatkan fisioterapi berupa terapi

latihan karena dengan adanya mobilisasi akan memberikan otot menjadi rileks

dengan adanya pembuangan zat “P” (histamin, prostaglandin) sebagai penyebab

nyeri yang merupakan akumulasi sisa hasil metabolisme yang menumpuk

(kisner, 1996)

Manfaat mobilisasi adalah pasien merasa lebih sehat dan kuat dengan early

ambulation. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal

sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit

(nyeri) post operasi sectio caecarea. Mobilisasi merupakan faktor yang menonjol

dalam mempercepat pemulihan post sectio caecarea. Mobilisasi bisa mencegah

terjadinya trombosis dan tromboemboli, selain itu mobilisasi akan mencegah

kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran

Page 70: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

56

peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan

kerja fisiologis organ-organ vital (Kasdu, 2005).

Page 71: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

57

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

6.1.1 Responden penelitian banyak berusia 20-35 tahun (90,2%) dan

berpendidikan SMA (44,3%).

6.1.2 Intensitas nyeri post operasi sectio caesarea sebelum mobilisasi dini pada

responden sebagian besar dalam ketagori sedang.

6.1.3 Intensitas nyeri post operasi sectio caesarea sesudah mobilisasi dini pada

responden sebagian besar dalam ketagori ringan.

6.1.4 Terdapat pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi

sectio caesarea dengan nilai p = 0,000.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi untuk pertimbangan

pihak rumah sakit dalam pembuatan Standar Prosedur Operasional ( SPO )

mobilisasi dini post operasi section caesarea sehingga pihak Rumah sakit

lebih menggiatkan lagi sosialisasi mobilisasi dini post operasi section

caesarea kepada seluruh karyawan rumah sakit.

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pustaka kepada mahasiswa

tentang mobilisasi dini post operasi section caesarea.

57

Page 72: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

58

6.2.3 Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan penelitian ini menjadi acuan dalam meningkatkan pelayanan

kepada pasien khususnya tentang mobilisasi dini post operasi sectio caesarea.

Sebagai petugas kesehatan sebaiknya memotivasi pasien untuk melakukan

mobilisasi dini setelah 6 jam post operasi sectio caesarea, menjelaskan

pengertian dari mobilisasi dini serta menjelaskan keuntungan dan kerugian

apabila tidak melakukan mobilisasi dini.

6.2.4 Bagi Peneliti yang lain

Diharapkan penelitian ini sebagai dasar pengembangan penelitian yang

sejenis dengan lebih menggali beberapa faktor yang mempengaruhi

mobilisasi dini post operasi sectio caesarea seerti melakukan penilaian

tingkat motivasi responden dalam melakukan mobilisasi dini.

6.2.5 Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dan

manfaat mobilisasi dini post operasi sectio caesarea.

Page 73: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdo (2008). Factors Affecting Pain Intensity Post Caesarean Section in

Governmental Hospitals in the West Bank-Palestine. Health Journal. Faculty

of Graduate Studies, at An-Najah National University, Nablus, Palestine.

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Yogyakarta: Ar-

Ruzz.

Angriani S. (2014) Hubungan Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Luka Post

Operasi sectio Caesarea di RSUD. Salewangang Maros. Jurnal Ilmiah

Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 . ISSN : 2302-1721

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi

VI, Jakarta : Rineka Cipta.

Aritonang, I. (2000). Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: PT. Kanisius.

Arum, R (2011). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Intensitas Nyeri Ibu Post Seksio

Sesarea di RSD Dr. Haryoto Lumajang. Jurnal kesehatan, Universitas

Brawijaya Malang.

Astutik, P. (2014). Mobilisasi terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Ibu Postoperasi

Sectio Caesarea di Care Unit Ruang Post Anesthesia RSUD dr. Harjono

ponorogo. Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 1, No. 1,

Juni 2014

Bariah K. (2010). Efektifitas Mobilisasi Dini Terhadap Penyembuhan Pasien Pasca

Bedah Seksio Cesaria. Jurnal kesehatan. Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara Medan.

Carpenito, L, J. (2009). Diagnosis Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis: Edisi

9. Jakarta: EGC.

Corwin, E.J. (2006). Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Cunningham, F.G., Clark, S. L., Hankins, G. D. V., Gilstrap, L. C.,MacDonald, P.

C., Norman., et.all. (2006). Obstetri Williams, Edisi : 21, Vol : 1. Jakarta :

EGC.

Davir. T.Y Liu (2007) Manual Persalinan. Edisi 3. Alih bahasa. Eny Meiliya.

Jakarta: EGC

Dewi, Y & Fauzi, DA (2007) Operasi Caesar Pengantar dari A samapai Z, Jakarta:

Edsa Mahkot.

Page 74: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

60

Farrer, H. (2005). Perawatan Maternitas. Jakarta :EGC

Grace C. (2012). Pengetahuan, Sikap Dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Ibu

Ascasalin Dengan Seksio Sesaria. Jurnal kesehatan. Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Gruendemann, J. Barbara & Fernsebner, B. (2006). Buku Ajar Keperawatan

Perioperatif. Jakarta: EGC

Guyton & Hall, 2007. Sel Darah, Imunitas dan Pembekuan Darah, Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hamilton (2006). Brieft Summary Pain Management. National Guidelines Clearing

House. Diambil dari http : // www.guidline.gov/summary/summary. Diakses

tanggal 23 November 2014.

Hamilton. (2010). Mobilisasi Dini. Jakarta: Salemba Medika.

Harsono (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Nyeri Pasca Bedah

Abdomen dalam Konteks Asuhan Keperawatan di RSUD Ade Mohammad

Djoen Sintang. Thesis, Universitas Indonesia

Irman. (2007). Konsep Nyeri. Fakultas keperawatan. Universitas Pajajaran. Diambil

dari http : www.fkep.unpad.ac.id

Joyce M.Black. (2008). Medical – Surgical Nursing. Clinical Managament for

ositive Outcome . 7

Jyoti V. Dube (2014). Effect of Planned Early Recommended Ambulation Technique

on Selected Post Caesarean Biophysiological Health Parameters

Kasdu, D (2005) Operasi Caesar Masalah dan Solusinya, Puspa Swara, Jakarta.

Kiik, S. M. (2009). Early Mobilization Influence to Peristaltic's Recovery Time

Intestine on Pasca's Patient Hands Out Abdomen at ICU BPRSUD Labuang

Baji Makassar. STIK Maranatha Kupang

Kisner C and Lynn C. (1996). Therapeutic Exercise Foundations and Tecniques;

Third Edition, F A Davis Company, Philadelphia.

Kristiani, D & Latifah, L (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap

Skala Nyeri pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea (SC) di RSUD

Banyumas. Skripsi, Universitas Jenderal Soedirman

Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 75: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

61

Long C, B. (2005). Fundamental of nursing ; principle and practice nurcing. Mosby:

Erb company

Manuaba, I.B.G. (2004). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

dan KB. Jakarta: EGC

Manuaba I.B.G. (2010). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

dan KB. Jakarta: EGC

Marmi, D (2013), Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta.

Meliala, Lucas & Andradi Suryamiharja. (2007). Penuntun Penatalaksanaan Nyeri

Neuropatik. Yokyakarta: Medikagama.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, R. (2006) Sinopsis Obsetri Jilid 2, Jakarta : EGC

Mubarak. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Nugroho, (2001). Neurofisiologi Nyeri dari Aspek Kedokteran, disampaikan pada

Pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi Komprehensif pada Nyeri Surakarta.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktek.

Jakarta: EGC.

Shela, C dan Erva, EK. (2011). Mobilisasi Dini Berhubungan dengan Peningkatan

Kesembuhan Luka pada Pasien Operasi Sectio Caesaria. Jurnal Kesehatan.

Stikes RS Baptis Kediri.

Smeltzer dan Bare (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C; Bare, B. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth (8 ed., Vol. III). (M. Ester, Penyunt., A. Hartono, H. Y. Kuncara, E.

S. Siahaan, & A. Waluyo, Penerj.). Jakarta: EGC.

Soekarno. W. (2006). Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta: PT. Intan

Pariwara.

Page 76: PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-srihandaya... · PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INTENSITAS NYERI POST OPERASI

62

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Susan J. Garrison, (2004). Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik. Jakarta:

Hypocrates.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Wartonah dan Tarwoto (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses. UI.

Whalley, Janet. RN, BSN. (2004). Panduan Praktis bagi Calon Ibu Kehamilan dan

Persalinan. Jakarta: BIP.