PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

251
PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Mudzilatun Nupus NIM. 1112016200049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

Page 1: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR

PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Mudzilatun Nupus

NIM. 1112016200049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

Scanned by CamScanner

Page 3: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

Scanned by CamScanner

Page 4: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

Scanned by CamScanner

Page 5: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

v

ABSTRAK

Mudzilatun Nupus, “Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa”,

Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Kemampuan komunikasi verbal siswa kurang terlatih dikarenakan

kurangnya partisipasi siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hal

tersebut, dibutuhkan suatu metode ajar yang dapat meningkatkan

partisipasi siswa selama pembelajaran serta kemampuan komunikasi

verbal siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan

metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia. Penelitian

ini diberikan kepada kelas X MIA 1 MAN 1 Kota Tangerang Selatan pada

tanggal 20 Februari sampai 1 Maret semester genap tahun ajaran

2016/2017. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

quasi eksperimen. Sampel penelitian berjumlah masing-masing 30 orang

siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen. Teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu purpossive sampling dengan instrumen tes essay,

lembar kerja siswa dan lembar observasi. Hasil uji hipotesis diperoleh data

thitung > ttabel atau 6,741 > 2,002 pada taraf signifikansi 5% sehingga H0

ditolak dan terima H1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa. Penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa.

Kata Kunci: Metode Thinking Aloud pair Problem Solving (TAPPS),

Kemampuan Komunikasi Verbal, Ikatan Kimia.

Page 6: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

vi

ABSTRACT

Mudzilatun Nupus, “The Effect of Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) Method on Verbal Communication Skills Students”,

Chemistry Education Studies Program, Science Education Departemen,

Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2017.

The ability of students’verbal communication skills is not trained well

because of students’ participation in learning process is not good. Based

on that fact, teaching method to increase students’ participation in

learning process and students’verbal communication skills. This study

aims to determine the effect of thinking aloud pair problem solving

(TAPPS) method on verbal communication skills students in chemical

bond. This research was conducted at class X MIA 1 MAN 1 Kota

Tangerang Selatan on date 20 February until 1 march even semester of

2016/2017. The method used in this study is quasi-experimental research.

The sample used in this study is 30 student in control and eksperimen

groups. The sample was taken by purposive sampling used students’

worksheet, observation paper and essay. The result showed that tcount >

ttabel or 6,741 > 2,002 at significance level 5%, value tcount lies in the

region reject H0 and accept H1. This shown that there are an effect of

thinking aloud pair problem solving (TAPPS) method on verbal

communication skills students. This study is expected to improve student’s

verbal communication skills.

Keywords : Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), Verbal

Communication Skill, Chemical Bond.

Page 7: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari

akhir kelak.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa” ini

ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1)

pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu memberikan

semangat, arahan, ide dan saran serta dorongan kepada peneliti.

4. Evi Sapinatul, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, waktu, saran dan perhatiannya kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

5. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan

kritik dan saran selama proses validasi.

Page 8: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

viii

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, selaku Kepala Madrasah MAN 1 Kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Susi Indaharini, S.Pd, selaku guru kimia MAN 1 Kota Tangerang Selatan

yang telah memberikan dukungan dan meluangkan waktunya selama

penulis melakukan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X MIA 1 dan X MIA 2 MAN 1 Kota Tangerang Selatan

tahun ajaran 2016/2017 yang telah membantu melanjarkan proses

penelitian

10. Orang tua tercinta (Ayah Son Aji, S.Pd dan Ibu Imas Suryati) yang selalu

memberikan doa, dukungan, dan bantuan moril maupun materil kepada

penulis.

11. Adik-adik tercinta yaitu, Ikbal, Akbar dan Izza yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis selama penulis menyelesaikan

proses skripsi.

12. Grup KISIE yang beranggotakan Wiwiek Anggraeni, S.Pd, Anisfah L

Sangaji, S.Pd, Diah Ayu Pertiwi, S.Pd, Amaliyah Mahmudah, S.Pd., yang

telah memberikan keceriaan kepada penulis selama penulis menjalankan

proses skripsi.

13. Teman-teman Pendidikan Kimia khususnya Pendidikan Kimia B 2012 yang

saling memberikan motivasi.

14. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Evi yang telah berbagi

kesabaran, pengalaman, dan dukungannya.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga tersusunnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan, untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

Page 9: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

ix

memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum

bagi peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang

berkualitas. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 4 Desember 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………… iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………………. iv

ABSTRAK ……………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 5

C. Pembatasan Masalah …………………………………………….... 5

D. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 5

E. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5

F. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………… 7

A. Deskripsi Teoritik………………………………………………….. 7

1. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) …….. 7

2. Kemampuan Komunikasi Siswa………………………………. 13

B. Materi Ikatan Kimia………………………………………………. 19

C. Penelitian yang Relevan …………………………………………. 22

D. Kerangka Pikir …………………………………………………… 24

E. Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 28

A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………. 28

B. Metode dan Desain Penelitian …………………………………… 28

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 29

Page 11: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xi

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 29

E. Instrumen Penelitian ……………………………………………... 30

F. Validasi Instrumen ……………………………………………….. 35

G. Teknik Analisi Data ……………………………………………… 39

BAB IV HASIL DAN PEMBHASAN………………………………….. 43

A. Hasil Penelitian …………………………………………………… 43

1. Data Hasil Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan

Eksperimen………………………………………………………..

43

2. Data Hasil Pretest dan Postest berdasarkan Indikator

Kemampuan Komunikasi Verbal pada Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………………….

44

3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa ………………………………… 45

4. Data Hasil Lembar Observasi …………………………………… 46

5. Hasil Analisis Data ……………………………………………… 46

B. Pembahasan……………………………………………………….. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 61

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 61

B. Saran ……………………………………………………………… 61

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ………………………………………… 28

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ………………………………. 29

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Verbal …………………………………………………….

30

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………. 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi…………………… 34

Tabel 3.6 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ………………………… 36

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ………………………….. 37

Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ………………… 37

Tabel 3.9 Tingkat Daya Pembeda …………………………………. 38

Tabel 3.10 Skala Kegiatan …………………………………………… 42

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

43

Tabel 4.2 Presentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal

Siswa Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ……...

44

Tabel 4.3 Presentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal

Siswa Hasil Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ……..

45

Tabel 4.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ……………………………….. 45

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ………………. 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

47

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretes Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

47

Tabel 4.8 Hasil Uji-t Pretest kelas Kontrol dan Eksperimen ……….. 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

49

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

50

Page 13: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xiii

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Postest Kelas Kontrol dan

Eksperimen ……………………………………………….

50

Page 14: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah Metode TAPPS dalam Pembelajaran …………. 10

Gambar 2.2 Kerangka Pikir …………………………………………... 26

Gambar 4.1 Pembelajaran Siswa ……………………………………... 55

Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Persentase Rata-rata Indikator

Kemampuan Komunikasi Verbal Siswa pada Kelas

Kontrol dan Eksperimen …………………………………

55

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol ………………….. 59

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen ……………… 59

Page 15: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis KD dan Indikator …………………………….. 67

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ………………………………... 83

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ……………………………………. 96

Lampiran 4 Lembar Validasi Kisi-kisi Tes Essay …………………. 107

Lampiran 5 Soal Uji Validasi Siswa ……………………………….. 128

Lampiran 6 Analisis Butir Soal Hasil Validasi …………………….. 131

Lampiran 7 Soal Pretest-Postest …………………………………… 137

Lampiran 8 Hasil Validasi LKS ……………………………………. 139

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa …………………………………... 140

Lampiran 10 Hasil nilai Pretest dan Postest KKV Kelas Kontrol dan

Eksperimen …………………………………………….

158

Lampiran 11 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator KKV …………………………………………

162

Lampiran 12 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator KKV …………………………………………

164

Lampiran 13 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator KKV …………………………………………

166

Lampiran 14 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator KKV …………………………………………

168

Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Pretest Eksperimen ……………... 170

Lampiran 16 Uji Normalitas Nilai Pretest Kontrol …………………. 172

Lampiran 17 Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ………………………………………………..

174

Lampiran 18 Uji Hipotesis Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ………………………………………………..

176

Lampiran 19 Uji Normalitas Nilai Postest Eksperimen....................... 178

Lampiran 20 Uji Normalitas Nilai Postest Kontrol …………………. 179

Page 16: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

xvi

Lampiran 21 Uji Homogenitas Nilai Postest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ……………………………………………….

180

Lampiran 22 Uji Hipotesis Nilai Postest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ………………………………………………..

182

Lampiran 23 Data Hasil Lembar Kerja Siswa ……………………… 184

Lampiran 24 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model TAPPS …… 186

Lampiran 25 Hasil Lembar Observasi ………………………………. 198

Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi................................................. 204

Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……….. 206

Lampiran 28 Contoh Lembar Jawaban Siswa ………………………. 207

Lampiran 29 Contoh Jawaban LKS Siswa ………………………….. 211

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32

Dokumentasi Penelitian ……………………………….

Hasil Wawancara ………………………………………

Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………..

215

216

217

Lampiran 33 Lembar Uji Referensi …………………………………. 225

Page 17: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mewarnai dunia

pendidikan kita dewasa ini dan menjadi bagian utama dalam isi pengajaran.

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

kemampuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan, manusia sebagai

subjek pembangunan dapat dididik, dibina dan dikembangkan potensi-

pontensinya. Dalam menunjang kemajuan pendidikan, pemerintah pun

memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan program pendidikan di

Indonesia. Hal ini terbukti bahwa pelaksanaan pendidikan di Indonesia telah

diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 (UUD 1945), yakni pemerintah turut serta dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Selaras dengan tujuan pendidikan yang tertera dalam Undang-Undang

No. 20 tahun 2003 pasal 3, yang merumuskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Kelembagaan ristekdikti, 2016).

Pencapaian tujuan pendidikan nasional menjadi tantangan termasuk

peningkatan mutu, relevansi dan efektivitas pendidikan sebagai tuntutan

nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat,

berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah.

Dalam buku ilmu pendidikan menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan

usaha yang dijalankan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar menjadi

lebih dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi

Page 18: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

2

dalam arti mental” (Sudirman, Rusyan, Arifin, dan fathoni, 1999). Selain itu

Mudyahardjo (2012) menyatakan bahwa “pendidikan adalah pengajaran yang

diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”. Selama

melaksanakan program pendidikan tersebut pelaksana pendidikan haruslah

memiliki pedoman pelaksanaan selama proses tersebut berlangsung. Zulfiani,

Feronika, dan Suartini (2009) menekankan bahwa “kurikulum (curriculum)

merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam

kegiatan belajar mengajar”. Dengan demikian, keberadaan kurikulum

sangatlah penting bagi seorang pelaksana pendidikan yaitu guru selama

mendidik muridnya.

Di Indonesia sudah banyak kurikulum yang berlaku, dimulai dari

kurikulum 1947 yang menekankan pada pembentukan karakter kebangsaan

hingga kurikulum 2013 yang menekankan proses belajar pada siswa. Pada

kurikulum 2013 pemerintah memiliki standar pendidikan nasional yang

mencakup standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan

(BSNP, 2017).

Berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016, pemerintah

mengharapkan “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuan fisik serta psikologis peserta didik” (Permendikbud, 2016). Selain

itu, berdasarkan Permendikbud No 20 tahun 2016 menyatakan bahwa salah

satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa adalah komunikatif

(Permendikbud, 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka proses

pembelajaran pada kurikulum 2013 harus melibatkan keaktifan siswa serta

meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmat, M., Muhardjito

dan Zulaikah (2014) menjelaskan bahwa penerapan strategi pembelajaran di

Page 19: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

3

kelas masih bersifat teacher centered yang belum dapat mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah siswa serta keaktifan siswa dalam

pembelajaran. Salah satu hal yang menjadi kurangnya keaktifan siswa dalam

belajar ialah kemampuan siswa tersebut dalam berkomunikasi di kelas saat

pembelajaran berlangsung.

Kurangnya keaktifan siswa dalam belajar juga dibenarkan oleh guru

bidang studi kimia di MAN 1 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa di

kelas cenderung pasif. Siswa merasa cukup apabila materi yang diajarkan

telah mereka pahami dan hanya menerima apa yang diajarkan guru. Salah satu

hal yang menjadi kurangnya keaktifan siswa dalam belajar ialah kemampuan

siswa tersebut dalam berkomunikasi di kelas saat pembelajaran berlangsung.

Inilah yang menyebabkan pembelajaran di kelas kurang mengaktifan siswa

dalam belajar. Menurut Rahayu (2013), keterampilan berkomunikasi siswa

merupakan partisipasi siswa untuk mengungkapkan pemikiran, gagasan,

pengetahuan, ataupun informasi baru yang dimilikinya berupa verbal dan

nonverbal dalam proses pembelajaran yang akan memudahkan siswa untuk

memahami materi pelajaran serta menambah pengetahuan bagi siswa yang

menyampaikan gagasan. Kurangnya partisipasi siswa ini yang menyebabkan

pembelajaran di kelas kurang mengaktifan siswa dalam belajar.

Komunikasi secara umum terbagi ke dalam komuikasi verbal dan

nonverbal. Menurut Justiani (2014) yang dikatakan komunikasi verbal adalah

bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara

tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi

yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, simbol-

simbol dan intonasi suara. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa

maka diperlukan suatu metode ajar yang mampu memberikan keaktifan

sekaligus peningkatan kemampuan komunikasi siswa. Menurut Pate, Wardlow

dan Johnson seperti yang dikutip Maula (2014), Metode Thinking Aloud Pair

Problem solving merupakan metode pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah melalui penyelidikan dan perluasan verbal.

Page 20: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

4

Aktivitas metode TAPPS dilakukan dengan kelompok kecil yang

heterogen. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi yang positif antar siswa

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah kimia. Setiap kelompok berpasangan sesuai dengan

kependekan dari TAPPS yaitu pair = berpasangan (Maula, 2014). Seorang

siswa bertugas memecahkan masalah bersama temannya yang secara tidak

langsung membantu proses pemecahan masalah dengan cara meminta

penjelasan seluruh langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa

tersebut (Stice, 2012). Hal ini membuat siswa untuk terus aktif dan

menggunakan kemampuan komunikasi dalam menyelesaikan masalah.

Banyak penelitian yang menggunakan TAPPS sebagai metode

pembelajaran dalam pelajaran sains. Salah satunya ialah penelitian yang

berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode TAPPS

Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa (Mukaromah, Subchan,

dan Pujiastuti, 2008). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode TAPPS dalam pelajaran biologi memberikan pengaruh

signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa (Mukaromah, Subchan, dan

Pujiastuti, 2008). Selain itu, berdasarkan hasil studi lapangan materi ikatan

kimia merupakan materi yang cukup sulit untuk dimengerti oleh kebanyakan

siswa. Selama proses pembelajaran ikatan kimia, siswa hanya mengetahui

pengertian ikatan kimia tanpa megetahui bagaimana proses terbentuknya

ikatan. Metode TAPPS dapat digunakan selama pembelajaran materi ikatan

kimia, karena siswa dapat menggunakan kemampuan komunikasi verbal saat

menjelaskan proses terbentuknya ikatan kimia. Seperti yang telah

dikemukakan sebelumnya bahwa metode TAPPS ialah sebuah metode

pembelajaran yang menekankan pada cara komunikasi siswa dalam

menyelesaikan masalah. Oleh karena belum adanya penelitian yang

menerapkan metode TAPPS dalam pelajaran kimia mendorong peneliti untuk

mengkaji bagaimana pengaruh penggunaan metode TAPPS terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa di dalam pelajaran kimia.

Page 21: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

5

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Penerapan strategi pembelajaran di kelas masih bersifat teacher centered.

2. Kurangnya partisipasi siswa dalam belajar.

3. Rendahnya kemampuan komunikasi siswa dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

permasalahan ini dibatasi pada :

1. Metode pembelajaran kimia yang akan diterapkan adalah dengan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

2. Kemampuan komunikasi yang diukur adalah kemampuan komunikasi

verbal siswa.

3. Materi yang disampaikan adalah ikatan kimia

D. Perumusahan Masalah

Adapun masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa ?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh metode

TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

Page 22: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

6

1. Bagi siswa

Diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi

verbal siswa.

2. Bagi guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran kimia untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa khususnya yang

menggunakan metode TAPPS.

3. Bagi peneliti

Dapat memberikan gambaran pada penelitian selanjutnya mengenai

pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa.

Page 23: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

a. Pengertian Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

Secara bahasa pengertian Thinking Aloud adalah berpikir keras,

Pair artinya berpasangan dan Problem Solving artinya penyelesaian

masalah. Maka Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sesuai

dengan pengertian bahasa dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras

secara berpasangan dalam peneyelesaian masalah (Maula, 2014). Model

pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang

dapat menciptakan kondisi belajar siswa menjadi lebih aktif. Jenis

pembelajaran ini membuat siswa untuk mencari tahu sumber-sumber

pengetahuan yang relevan. Model pembelajaran Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) memberikan tantangan kepada siswa untuk

belajar berpikir secara sendiri atau berpasangan dalam menyelesaikan

masalah.

Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

merupakan akar dari penelitian psikologi. Metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) berkembang dari instropeksi terdahulu.

Instropeksi merupakan dasar dari ide yang dapat mengobservasi satu

atau lebih suatu pengetahuan yang belum jelas (Someren, Barnard dan

Sandberg, 1994).

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparade, Arthur

Whimbey dan Jack Lochhead pada tahun 1987 telah mengembangkan

metode ini lebih jauh dengan maksud untuk mendorong keterampilan

memecahkan masalah pada pengajaran matematika dan fisika. Pada

metode TAPPS, siswa di kelas dibagi dalam beberapa tim, setiap tim

terdiri dari dua orang. Satu orang siswa menjadi Problem solver dan

Page 24: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

8

satu orang lagi menjadi Listener. Setiap anggota tim memiliki tugas

masing-masing yang akan mengikuti aturan tertentu (Stice, 2012).

Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang

melibatkan dua orang siswa bekerja sama menyelesaikan suatu

masalah. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing dan guru

dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai prosedur yang telah

ditentukan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang problem

solver adalah membaca soal yang dilanjutkan dengan mengungkapkan

semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan masalah dalam soal

tersebut. Berdasarkan tesis oleh Glass (1992) ciri utama dari metode

TAPPS adalah mengungkapkan apa yang dipikirkan siswa selama

memecahkan suatu masalah dengan menggunakan kata-kata. (A hlum

-H eath & DiVesta, 1986; Berry, 1983; Davis, et. al., 1968; Gagne &

Smith, 1962; Gick & Holyoak, 1980). Menurut Lochhead dengan

berpikir keras, siswa mengetahui proses berpikir yang dilaluinya dan

menemukan apa yang ada dalam pikirannya (Glass, 1992). Selain itu

Thomas mengemumakan bahwa dengan menggunakan komunikasi

verbal, siswa lebih seperti mengamati bagaimana membentuk suatu

alasan dan mengidentifikasi kesalahan atau miskonsepsi. Selain itu,

bahasa verbal juga bertindak sebagai mekanisme mengontrol siswa

untuk mengubah ide sebelum membuat kesimpulan. Kegiatan

komunikasi verbal juga membantu elaborasi kognitif dan membangun,

dan membawa pembelajaran yang tidak diketahui menjadi tahu (Glass,

1992).

Seperti yang dikemukakan oleh Pate, Wardlow, & Johnson (2004)

bahwa metode TAPPS merupakan suatu strategi yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan

komunikasi verbal. Dari pernyataan-pernyataan di atas, metode

TAPPS adalah metode pembelajaran yang menantang siswa untuk

belajar melalui pemecahan masalah yang dilakukan secara

berpasangan dan saling bertukar peran, dimana satu siswa

Page 25: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

9

memecahkan masalah dan siswa lain mendengarkan sehingga siswa

menjadi pembelajar mandiri yang handal dengan komunikasi verbal

yang dimilikinya.

Menurut Greenfield (1987) dalam penelitian Glass (1992), ketika

seorang problem solver mengungkapkan pemikirannya dengan bahasa

verbal (writing communication atau kemampuan menulis) pada metode

TAPPS, mereka terdesak untuk membuat sebuah struktur pemikiran

yang dapat dengan mudah diterima oleh seorang listener dan menjadi

seorang problem solver akan lebih mudah dalam membangun

pemahaman.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS)

Menurut Whimbey dan Lochhead (1987) metode ini

menggambarkan pasangan yang bekerja sama sebagai Problem Solver

dan Listener untuk memecahkan suatu permasalahan setelah selesai

bertukar peran. Setiap siswa memiliki tugas masing-masing, dan guru

dianjurkan untuk mengerahkan siswa sesuai prosedur yang telah

ditentukan.

Langkah-langkah pelaksanaan metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) menurut Stice (2012) sebagai berikut:

1) Problem solver membaca soal dengan keras.

2) Mengungkapkan semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan

masalah dalam soal tersebut.

3) Selama problem solver mengungkapkan gagasan, tugas utama

seorang Listener adalah memahami setiap langkah maupun

kesalahan yang dibuat Problem Solver. Seorang Listener yang

bagus tidak hanya mengetahui langkah yang diambil Problem

Solver tetapi juga memahami alasan yang digunakan untuk

memilih langkah tersebut. Listener harus berusaha untuk tidak

menyelesaikan masalah Problem Solver. Listener sebaiknya

Page 26: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

10

dianjurkan untuk menunjukkan bila telah terjadi kesalahan tetapi

tidak menyebutkan letak kesalahannya.

4) Setelah suatu masalah terselesaikan, kedua siswa saling bertukar

tugas. Sehingga semua siswa memiliki kesempatan untuk menjadi

Problem Solver dan Listener.

Gambar 2.1 Langkah Metode TAPPS dalam Pembelajaran

Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

merupakan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada

kemampuan berpikir konstruktivisme, dimana fokus pembelajaran

bergantung pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja

mempelajari konsep–konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi

juga metode ilmiah untuk memecakan masalah tersebut. Strategi ini

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan suatu permasalahan secara berpasangan, kemudian

siswa dapat mengutarakan apa saja yang dipikirkannya sebagai sebuah

solusi atas permasalahan yang diberikan (Widyastuti, 2014). Secara

rinci menurut Stice (2012), tugas menjadi seorang problem solver

meliputi :

Problem solver

1. Membaca

permasalahan dalam

soal

2. Mengungkapkan

semua hal yang

terpikirkan untuk

menyelesaikan

masalah

Listener

1. Mendengarkan

permasalahan

yang dibacakan

2. Memahami

setiap langkah

yang diambil

oleh problem

solver

Page 27: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

11

1) Menyiapkan buku catatan, alat tulis, kalkulator, dan segala

sesuatu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.

2) Membacakan masalah dengan suara keras.

3) Mulai untuk memcahkan masalah sendiri. Problem solver

memecahkan semua pendapat serta gagasan yang terpikirkan,

mengemukakan semua langkah yang akan dilakukan untuk

menyelesaikan masalah tersebut serta menjelaskan apa, mengapa,

dan bagaimana langkah tersebut diambil agar listener mengerti

penjelasan yang dilakukan problem solver.

4) Problem solver harus lebih berani dalam mengungkapkan segala

hasil pemikirannya. Anggaplah bahwa listener tidak sedang

mengevaluasi.

5) Mencoba untuk tetap menyelesaikan masalah tersebut sekalipun

problem solver menganggap masalah tersebut mudah.

Sedangkan tugas menjadi seorang listener menurut Stice (2012)

adalah :

1) Memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem

solver.

2) Menuntun problem solver untuk terus berbicara, tetapi tidak

mengganggu problem solver ketika berpikir.

3) Memastikan bahwa langkah dari solusi permasalahan yang

diungkap oleh problem solver tidak ada yang salah, dan tidak ada

langkah dari solusi tersebut yang hilang.

4) Membantu problem solver agar lebih teliti dalam

mengungkapkan solusi dari permasalahannya, memastikan dari

bahwa listener mengerti setiap langkah dari solusi tersebut.

5) Jangan biarkan problem solver melanjutkan pemaparannya jika

listener tidak mengerti apa yang dipaparkan problem solver dan

jika listener berpikir ada suatu kekeliruan.

6) Memberikan isyarat pada problem solver, jika problem solver

melakukan kesalahan dalam proses berpikirnya atau dalam

Page 28: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

12

perhitungannya, tetapi listener jangan memberikan jawaban

yang benar.

Dilihat dari kedua peran tersebut proses pembelajaran metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) siswa di kelas dibagi

menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri dari dua orang. Satu orang

menjadi problem solver dan satu orang lagi menjadi listener. Setiap

anggota tim memiliki tugas masing-masing yang akan mengikuti

aturan tertentu.

c. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solver (TAPPS)

Dalam metode TAPPS ada beberapa keunggulan yang

dipaparkan oleh para ahli, seperti Elizabeth F. Barkley (2010) dalam

yang dikutip oleh anang (2014) menyatakan TAPPS meningkatkan

kemampuan menganalisa dengan cara membantu siswa untuk

merumuskan pendapat, melatih konsep, mengerti tahapan-tahapan

berpikir mereka, dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam

penalaran sesorang. TAPPS juga dapat membantu mengembangkan

kesadaran metakognitif sebagaimana disediakan satu struktur agar

siswa mengobservasi dengan baik pelajarannya sendiri. Demikian juga

dengan slavin (2012) yang mengatakan bahwa : “TAPPS permits

student to rehearse the concept, relate them to existing framework, and

produce a deeper understanding of material”. Artinya TAPPS

memungkinkan siswa untuk berlatih konsep, mengaitkannya dengan

langkah kerja yang ada dan menghasilkan pemahaman yang lebih

dalam materi.

Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang

melibatkan dua orang siswa bekerja sama menyelasikan suatu masalah.

Satu siswa memecahkan masalah dengan memperdengarkannya dan

yang lain mendengar, akan meningkatkan vokalisasi dan akurasi serta

kemampuan komunikasi lisan siswa. TAPPS membantu siswa

mengamati dan memahami proses berpikir mereka sendiri dan

Page 29: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

13

pasangannya (Jonassen,2004). Dari beberapa pendapat yang

dikemukakan di atas maka dapat dikatakan bahwa metode TAPPS

memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengembangkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan

pemahaman konsep, menguarangi pemikiran implusif, meningkatkan

keahlian mendengarkan aktif dan meningkatkan kemampuan

komunikasi siswa.

Melalui metode TAPPS siswa belajar untuk bertanggung jawab

dalam kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang

pasif, namun harus aktif mancari informasi yang diperlukan sesuai

dengan kapasitas yang dimiliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut

berpikir aktif untuk terampil bertanya dan mengungkapkan pendapat,

menemukan informasi yang relevan dari sumber yang tersembunyi,

mencari berbagai cara yang paling efektif untuk menyelesaikan

masalah, sehingga dari hal-hal tersebut dapat terlihat jelas aktivitas

yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi

ketika proses pembelajaran berlangsung (Jatmiko, 2014)

Metode TAPPS mengharuskan siswa untuk mengartikulasikan

pikiran mereka kepada seorang listener. Ketika mereka memecahkan

masalah yang diajukan. Dalam poses tersebut, siswa belajar untuk

mengorganisasikan dan menilai kualitas pemikiran mereka sendiri.

Sebagai listener, siswa belajar untuk menghargai berbagai cara logis

yang digunakan oleh problem solver dalam memecahkan suatu

masalah (Jatmiko, 2014).

2. Kemampuan Komunikasi Siswa

a. Pengertian Komunikasi

Jika kita berbicara mengenai komunikasi satu ungkapan yang

terungkap ialah manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Selama

manusia hidup, ia pasti berkomunikasi dengan dirinya sendiri ataupun

orang lain. Dunia pendidikan merupakan dunia yang memerlukan

Page 30: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

14

kegiatan dan proses komunikasi. Manusia perlu berkomunikasi karena,

pertama, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan

bantuan orang lain dan itulah yang menyebabkan manusia disebut

sebagai makhluk sosial. Kedua, manusia berkomunikasi dengan orang

lain untuk menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaannya. Informasi

dipertukarkan diantara sesamanya. Informasi tersebut bisa berupa

informasi faktual atau beberapa konsep (Iriantara dan Syaripudin, 2013).

Pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu

komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara

paradigmatik. Pengertian komunikasi dalam pengertian umum dapat

dilihat dari dua segi, yaitu pengertian komunikasi secara etimologi dan

pengertian komunikasi secara terminologi. Secara etimologis atau

menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti

communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama

makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara

orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal

yang dikomunikasikan. Sedangkan secara terminologis komunikasi

berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada

orang lain. Dari pengertian itu jelaslah bahwa komunikasi melibatkan

sejumlah orang dan disebut juga sebagai komunikasi manusia (human

communication) (Effendy, 1992).

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan

tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui

media. Komunikasi dalam pengertian paradigmatis dapat pula diartikan

sebagai “proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau

perilaku, baik secara lisan, maupun tak langsung melalui media.”

(Effendy, 1992). Berdasarkan pengertian komunikasi yang telah

dipaparkan di atas, Effendy (1992) melihat adanya sejumlah komponen

atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya

Page 31: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

15

komunikasi yaitu komunikator (orang yang menyampaikan pesan),

pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang

yang menerima pesan) dan efek (dampak sebagai pengaruh pesan).

Selama proses pembelajaran, baik guru maupun siswa akan terus

melakukan komunikasi. Baik komunikasi satu arah maupun komunikasi

dua arah. Komunikasi dianggap sangat penting karena dapat menentukan

keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam proses komunikasi diharapkan

terjadi kegiatan tukar menukar informasi yang akan berdampak pada

perubahan sikap dan perilaku. Selain itu, Handayani (2014) berdasarkan

Permendiknas (2006) menyebutkan bahwa “Komunikasi merupakan cara

untuk berbagi gagasan dan mengklarifikasi pemahaman baik secara lisan

maupun tulisan.” Melalui komunikasi, semua gagasan ataupun masalah

akan menjadi lebih jelas. Proses komunikasi juga dapat membantu dalam

membangun makna gagasan serta menjadikannya mudah diketahui dan

dimengerti oleh orang lain. Sperber dan Wilson (2009) menambahkan

yang dimaksud dengan komunikasi ialah sebuah proses yang melibatkan

dua alat pemrosesan informasi. Alat yang satu membentuk lingkungan

fisik bagi yang lainnya. Sebagai hasilnya alat yang kedua menyusun

perwujudan-perwujudan seperti gambar-gambar yang telah disimpan

pada alat pertama.

Iriantara dan Syarifudin (2013) menyatakan bahwa komunikasi

dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau saling

bertukar pesan / informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan

memilihara relasi. Dalam praktik pembelajaran, komunikasi yang

dilakukan guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan

penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi relasi guru

dan siswa. Relasi yang baik antara guru dan siswa berpengaruh terhadap

prestasi akademik siswa (Bergin & Bergin, 2009) serta mengembangkan

kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian sosial dan emosional

(Pianta, Nimetz, & Bennet, 1997; Resnick et. al., 1997).

Page 32: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

16

Mengenai dampak yang ditimbulkan akibat proses komunikasi

tersebut dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni dampak

kognitif, yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkat

intelektualnya, dampak afektif, yang menyebabkan komunikan bukan

hanya tahu tetapi juga tergerak hatinya, dan yang ketiga dampak

behavioral, yakni dampak yang timbul berupa perubahan perilaku

ataupun tindakan (Effendy, 1992). Dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam penerapan kurikulum 2013. Ketiga dampak yang ditimbulkan dari

sebuah komunikasi inilah yang diharapkan terwujud dalam hasil

pembelajaran. Siswa tidak hanya tahu mengenai ilmu baru, tetapi mereka

pun mampu menerapkan dan merubah sikap dalam kehidupan sehari-

hari. Berdasarkan uraian di atas menganai komunikasi, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan sutau proses penyampaian

pesan (gagasan, ide) dari komunikator kepada komunikan, dan dari

penyampaian pesan tersebut akan terlihat dampak yang ditimbulkan.

b. Komunikasi Verbal

Pada umumnya terdapat dua bentuk dasar komunikasi yaitu

komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah

bentuk komunikasi yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik

secara tertulis maupun lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah

komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh,

ekspresi wajah, simbol-simbol dan intonasi suara. Dalam proses

komunikasi, kedua bentuk komunikasi tersebut berlangsung secara

bersama-sama, di mana komunikasi nonverbal menjadi komplemen atau

pelengkap dari bahasa verbal. Misalnya di saat kita menyatakan terima

kasih dalam bahasa verbal kita melengkapinya dengan tersenyum dengan

bahasa nonverbal (Justiani, 2014).

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan

disampaikan tidak menggunakan kata-kata melainkan dengan

menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak

Page 33: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

17

mata. Sedangkan menurut A.Supratiknya (1997) seperti dikutip Novianti

(2013) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal memiliki lima fungsi

sebagai berikut: 1) melengkapi informasi; 2) mengatur interaksi; 3)

mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan; 4)

menyajikan sebuah citra; 5) memperlihatkan kekuasaan atau kendali.

Pada saat ini, penyampaian pesan dalam pembelajaran bukan hanya

terjadi pada guru dan siswa melainkan bisa juga terjadi antara siswa

dengan siswa. Dengan pembelajaran seperti ini, akan lebih mengaktifkan

siswa. Siswa didorong untuk terus mengungkapkan pikiran, gagasan

ataupun ide-ide nya dalam pembelajaran melalui proses komunikasi

yang dilakukan bersama siswa lain. Komunikasi yang biasa dilakukan

oleh antar siswa ialah komunikasi verbal seperti ketika proses

pembelajaran di kelas atau percakapan di dalam maupun di luar sekolah.

Komunikasi verbal ini bisa berupa percakapan tatap muka, berbicara

selama pembelajaran atau pembicaraan melalui media. Dalam

penyampaian komunikasi, sering kali dikaitkan dengan menyampaikan

sesuatu secara verbal. Sebenarnya, pada saat melakukan komunikasi,

kita bukan hanya menyampaikan pesan yang bersifat verbal melainkan

juga menyampaikan pesan nonverbal (Iriantara dan Syarifudin, 2013).

“Komunikasi nonverbal biasa kita lakukan melalui gerakan tangan,

ekspresi wajah, postur tubuh, gerak tubuh dan sebagainya” (Iriantara dan

syaripudin, 2013). Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa

komunikasi nonverbal memberikan dampak signifikan dalam

komunikasi. Sime, seperti dikutip Okon (2011) dalam buku Iriantara dan

Syarifudin (2013) mengemukakan adanya tiga area dimana komunikasi

verbal berdampak besar pada pembelajaran di kelas, yaitu : (1)

komunikasi nonverbal bisa memperkuat aspek pembelajaran kognitif; (2)

menguatkan ikatan emosi anatara guru dan siswa; dan (3) menentukan

suasana kelas selama pembelajaran.

Meskipun komunikasi nonverbal tidak menjadi fokus pada

penelitian ini, akan tetapi dengan adanya penggunaan komunikasi

Page 34: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

18

nonverbal selama pembelajaran yang dilakukan siswa dapat memberikan

penguatan pemahaman siswa terhadap sutau konsep atau pemasalahan.

Komunikasi verbal dipilih dalam penelitian ini, karena memiliki

keuntungan jika digunakan pada metode penelitian yang akan

digunakan, Schink (1985, 1986a, 1986b) seperti yang dikutip oleh Glass

(1992) menyimpulkan bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat jika

kita menggunakan bahasa verbal dalam metode TAPPS, yaitu : 1)

meningkatkan kemampuan berpikir kritis; 2) memperbaiki kesalahan dan

mengingatkan kembali pengetahuan; dan 3) membantu membangun self-

regulated dalam pembelajaran dan kemampuan kognitif.

Adapun indikator komunikasi verbal yang terbagi dalam bahasa

lisan Menurut Alo Liliweri (2011) meliputi :

1) Pengucapan

Semua unit dalam bahasa harus diucapkan secara jelas, benar

dan tepat. Suatu pesan tidak dapat dimengerti jika tanpa artikulasi

suara yang jelas dan tepat meskipun maksud pengucap ini benar.

2) Kejelasan

Kejelasan berkaitan dengan kepadatan isi dan kelengkapan.

Setiap pesan sebaiknya singkat namun tidak boleh mengabaikan

aspek kelengkapan.

3) Kosakata

Kosakata berkaitan dengan banyaknya persedian kosakata.

Percakapan akan terasa sangat membosankan jika kosakata yang

digunakan berkali-kali.

4) Rasa percaya diri

Rasa percaya sangat menentukan dalam bahasa lisan, karena

kerap kali orang gugup saat bercakap-cakap atau berbicara di depan

umum.

5) Pitch atau tinggi rendahnya nada

Percakapan selalu bersandar pada nada suara yang dapat naik,

mendatar dan bisa saja menurun.

Page 35: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

19

6) Nada dan gaya

Kata-kata yang diungkapkan mungkin kurang enak didengar

jika tidak dilengkapi dengan nada dan gaya.

Sedangkan indikator komunikasi verbal yang menggunakan bahasa

tulisan menurut Thomas dalam Ismet (2011) meliputi ketepatan kata,

kesesuaian deskripsi dan keruntutan deskripsi.

1) Ketepatan kata

Kata merupakan simbol dasar dalam berkomunikasi. Kata yang

digunakan dalam suatu wacana dapat menentukan ketercapaian suatu

komunikasi (Liliweri, 1994)

2) Kesesuaian deskripsi atau konteks

Kalimat deskripsi adalah kalimat yang berkaitan dengan

pengalaman panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman dan perasaan (Ayu, 2012).

3) Keruntutan deskripsi atau tingkat deskripsi

B. Deskripsi Materi Ikatan Kimia

Kimiawan Amerika, Lewis dan Langmuir, serta kimiawan jerman Kossel

berpendapat, apabila gas mulia tidak bersenyawa dengan gas lain, tentunya ada

suatu keunikan dalam konfigurasi elektron yang mencegah persenyawaan

dengan unsur lain. Dengan demikian, atom yang bergabung dengan atom lain

membentuk suatu senyawa mungkin mengalami perubahan di dalam

konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom itu lebih menyerupai

gas mulia. Teori yang dikembangkan dari gagasan ini dikenal dengan teori

Lewis, menurut Lewis elektron-elektron terutama yang berada pada kulit

terluar (elektron valensi), memainkan peranan utama dalam pembentukan

ikatan kimia (Petrucci,1985).

Dalam beberapa hal, pembentukan ikatan kimia terjadi karena adanya

perpindahan satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom yang lainnya. Hal

ini mendorong pembentukan ion positif dan negatif dan terbentuknya ikatan

ion. Dalam hal lain, pembentukan ikatan kimia terjadi karena pemakaian

Page 36: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

20

bersama pasangan elektron diantara atom-atom. Molekul yang dihasilkan ini

mempunyai jenis ikatan kovalen. Perpindahan atau pemakain bersama elektron

berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap atom yang terlibat memiliki

susunan konfigurasi elektron yang stabil, yaitu menyerupai konfigurasi gas

mulia yang memiliki 8 elektron pada kulit terluarnya (Petrucci,1985).

1. Ikata ion

Ikatan ion terbentuk karena perpindahan elektron antara sebuah atom

logam dan sebuah atom nonlogam. Dalam perpindahan ini atom logam

menjadi ion bermuatan positif (kation) dan atom non logam menjadi ion

negatif (anion). Atom bukan logam memperoleh sejumlah elektron yang

cukup untuk menghasilkan anion dengan konfigurasi elektron gas mulia.

Kecuali dalam keadaan gas, senyawa ion tidak tersusun dari pasangan ion

sederhana atau sekelompok kecil ion (Petrucci,1985). Berikut ini diberikan

contoh pembentukan ikatan ion dari atom natrium dan juga klor. Natrium

yang merupakan atom golongan I untuk mencapai oktet akan melepaskan

elektron terluarnya dan membentuk kation, sedangkan klor yang merupakan

atom golongan VII akan menerima elektron untuk mencapai oktet dan

membentuk anion (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001)

Na ● → Na+ + e

-

●●

e- + ●●Cl ● → Cl

-

●●

Na+ + Cl

- → NaCl

Senyawa ionik, kecuali yang mengandung OH- sebagai anion, sering

disebut garam berdasarkan analogi dengan NaCl, yaitu garam dapur. Garam

berwujud padat pada kondisi kamar dan biasanya memiliki titik didih dan

titik leleh yang tinggi. Senyawa ionik biasanya kurang baik menghantarkan

listrik, tetapi hasil lelehannya menghantarkan listrik dengan baik (Oxtoby,

Gillis, dan Nachtrieb, 2001)

Page 37: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

21

2. Ikatan kovalen

Pada awal abad ke-20, Gilbert Lewis megajukan sebuah terobosan

besar bahwa ikatan kimia melibatkan penggunaan elektron secara bersama-

sama oleh atom-atom yang berikatan. Lewis menggambarkan pembentukan

ikatan pada molekul H2 sebagai berikut:

H ● + ● H → H : H

Jenis pasangan elektron seperti ini adalah salah satu contoh dari ikatan

kovalen, yaitu ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua elektron

oleh dua atom (Chang, 2005). Dalam beberapa molekul, ada lebih dari

sepasang elektron yang digunakan bersama oleh dua atom. Seperti dalam

molekul oksigen yang menggunakan 2 pasang elektron bersama dan molekul

N2 yang menggunakan tiga pasang elektron bersama-sama. Ikatan ini

dinamakan ikatan kovalen rangkap (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001).

●● ●●

O ●● ●● O atau O = O ●● ●●

● ●

●●N● ●N●● atau N N

● ●

Seperti yang telah kita ketahui bahwa ikatan kovalen ialah ikatan

menggunakan sepasang elektron bersama oleh dua atom. Seperti molekul

H2, yang kedua atomnya identik elektron ikatan akan terbagi merata ke

kedua atom tersebut. Akan tetapi, pada molekul HF, elektron ikatan lebih

besar berada pada atom F. Hal ini terjadi karena nilai keelektronegatifan

atom F lebih besar dari atom H. Ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen

polar (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb, 2001).

Page 38: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

22

3. Ikatan logam

Dalam logam litium padat, setiap atom Li terikat dengan delapan atom

terdekat, terlihat bahwa terlalu sedikit elektron yang dipakai untuk mengikat

atom-atom tersebut. Keadaan ini, yaitu lebih banyak orbital kulit valensi

dibanding elektronnya, ditunjukkan oleh semua logam. Adapun sifat dari

ikatan logam diantaranya mampu menghantarkan listrik, menghantarkan

panas, mudah dibentuk dan mengkilap. Sebuah model sederhana yang dapat

menggambarkan ikatan logam ialah model lautan elektron (electron sea

model). Logam digambarkan sebagai jaringan ion positif yang berada dalam

lautan elektron (Petrucci,1985).

4. Gaya Antarmolekul

Gaya tarik diantara molekul-molekul, disebut gaya antarmolekul. Gaya

antarmolekul terbagi ke dalam gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terinduksi,

dan gaya dispersi yang tercakup dalam gaya van der Waals. Gaya dipol-

dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu

antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol. Sedangkan gaya

dipol-dipol terinduksi terjadi karena interaksi tarik-menarik antara molekul

polar dan dipol terinduksi. Selain itu ada pula ikatan hidrogen yang

merupakan ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dalam ikatan polar

dengan atom elektronegatif O, N dan F (Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb,

2001).

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian terkait dengan

metode Thinking aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yaitu penelitian

Kyungmoon (2005) dengan judul The Effects of Thinking Aloud Pair Problem

Solving on High school Students’ Chemistry Problem-Solving Perfomance and

Verbal Interactions. Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat bahwa

kemampuan komunikasi verbal siswa pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode TAPPS lebih baik dari pada siswa di kelas kontrol.

Page 39: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

23

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Handayani,

dkk (2014) terhadap siswa SMA, dengan judul penelitian pengaruh Metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan

komunikasi Matematika siswa SMA. Menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi matematika siswa yang menggunakan metode TAPPS secara

signifikan lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode konvensional.

Penelitian oleh Pate dan Young dari Utah State University (2014) yang

berjudul Compact Power Equipment Troubleshooting Training : Formative

Assesment using TAPPS menyatakan bahwa 66 % dari 56 siswa yang

menggunakan metode TAPPS dalam pembelajarannya mampu

mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang mereka buat.

Penelitian yang dilakukan Michael L. Pate dari university Arkansas (2014)

dengan judul Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving on the

Troubleshooting Performance of Undergraduate Agriculture Students in a

Power Technology Course menyatakan bahwa pembelajaran yang

menggunakan metode TAPPS secara signifikan lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran biasa. Siswa yang selama proses pembelajarannya

menggunakan metode TAPPS lebih baik dalam mengetahui kesalahannya dan

mampu memperbaikinya. Hal tersebut terjadi karena siswa melakukan proses

berpikir secara verbal.

Sebuah tesis Alan Raymond Glass dari Universitas Minnesota pada tahun

1992 yang berjudul The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on

Technology Education Students Thinking Procces, Procedures, and Problem

Solutions menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda dengan penelitian-

penelitian relevan yang telah disebutkan. Pada penelitian ini, Alan Raymond

Glass pun menemukan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan

metode TAPPS dapat lebih baik menuliskan pendapat dari suatu masalah

untuk diklarifikasi dari pada siswa yang menggunakan metode belajar biasa.

Mazlan, Sui dan Jano (2015) dalam penelitiannya tentang aspek

komunikasi yang berjudul “ Design an Eportfolio Conceptual Framwork to

Page 40: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

24

Enhance Written Communication Skills among Undergraduate Students”

menyatakan bahwa komunikasi verbal tertulis lebih efektif dibandingkan

komunikasi verbal lainnya, karena komunikasi verbal tertulis mengurangi

kemungkinan terjadinya miskonsepsi atau kesalahpahaman konsep. Selain itu

komunikasi verbal tertulis memudahkan proses mengartikan pesan dari

komunikator kepada komunikan serta memungkinkan terjadinya koneksi

antara komunikan dengan komunikator dalam berkomunikasi.

Penelitian lain yang menggunakan metode TAPPS dalam pembelajaran

ialah penelitian yang dilakukan oleh Mukaromah, Subchan, dan Pujiastuti

(2008). Penelitian yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif

dengan Metode TAPPS Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa

memberikan kesimpulan bahwa penggunaan metode TAPPS dalam pelajaran

biologi memberikan pengaruh signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa.

D. Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran kimia yang menggunakan metode TAPPS, hal

terpenting yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran ialah keaktifan

siswa selama proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode TAPPS,

siswa dituntut untuk mengkomunikasikan ide-ide komunikasi verbal. Dalam

penelitian ini, komunikasi verbal yang akan diteliti ialah komunikasi verbal

baik yang menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan.

Indikator komunikasi verbal yang akan diukur terlihat dari semua tahapan

yang terdapat dalam metode TAPPS yang digunakan. Selama proses

pembelajaran menggunakan metode TAPPS, siswa yang berperan menjadi

problem solver akan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa verbal

lisan. Kegiatan ini dapat membantu siswa untuk terlatih menggunakan

komunikasi verbal lisan. Adapun indikator yang dapat dilihat dari

berkembangnya kemampuan komunikasi verbal lisan ialah pengucapan,

kejelasan, kosakata, rasa percaya diri, pitch serta nada dan gaya. Siswa yang

menjadi listener akan mengkoreksi dan menuliskan semua kesalahan yang

dilakukan problem solver menggunakan bahasa tulisan. Selain itu, saat siswa

Page 41: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

25

menuliskan jawaban dari permasalahan yang mereka kerjakan, maka

kemampuan komunikasi verbal tulis pun akan ikut terlatih. Adapun indikator

komunikasi verbal tulis meliputi ketepatan kata, kesesuaian deskripsi, serta

keruntutan deskripsi.

Penggunaan metode TAPPS diharapkan mampu mengaktifkan partisipasi

siswa selama pembelajaran khususnya keaktifan siswa dalam menyampaikan

pendapat atau gagasan, sehingga kemampuan komunikasi verbal siswa akan

meningkat. Berdasarkan gambar 2.2 dijelaskan lebih rinci mengenai tahapan

pembelajaran serta kemampuan komunikasi verbal yang dituntut selama

pembelajaran.

Page 42: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

26

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Pembelajaran kimia

Keaktifan siswa Peran guru

Penguasaan konsep yang dimiliki siswa Memberikan interaksi antar siswa

melalui metode TAPPS

Mengkomunikasikan ide-ide komunikasi verbal

terhadap metode TAPPS

Pembelajaran kimia dalam pelaksanaan metode TAPPS Indikator

Ketepatan kata

Listener mendengarkan dan mengoreksi problem

solver jika melakukan kesalahan

Kesesuaian deskripsi

Pengucapan

keruntutan deskripsi

Kejelasan

Kosakata

Pitch

Nada dan gaya

Rasa percaya diri

Metode TAPPS diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

verbal siswa

Siswa membaca materi ajar berdasarkan LKS yang

diberikan guru

Probem solver mengerjakan permasalahan ikatan

kimia dalam suatu soal

Problem solver membacakan permasalahan dan

penyelesaian mengenai permasalahan yang telah

dikerjakan kepada listener

Problem solver dan listener bertukar peran

Siswa mengerjakan tes tulis

Page 43: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

27

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam

penenlitian ini adalah “kemampaun komunikasi verbal siswa pada

pembelajaran kimia dengan menggunakana metode TAPPS lebih tinggi

dibandingkan dengan kemampuan komunikasi verbal siswa yang diajarkan

dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional”.

Page 44: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Kota Tangerang Selatan Jl.

Raya Serpong Rt.03/Rw.03 Desa kademangan Serpong-Tangerang Selatan.

Adapun kelas yang dijadikan objek penelitian ialah kelas X MIA 1 dan 2,

sedangkan waktu pelaksanaan dilakukan di semester genap tahun ajaran

2016/2017 tepatnya pada 20 Februari sampai 1 Maret 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen,

yaitu metode eksperimen semu. Pada metode ini diberi perlakuan yang

berbeda pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sama halnya

seperti metode eksperimen sejati metode ini juga dimaksudkan untuk

menyelidiki pengaruh langsung dari suatu perlakuan (Hadjar, 1999).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eqivalent

control group design yaitu desain yang terdiri dari dua kelompok yakni

kelompok eksperimen dan kontrol, diawali dengan pemberian pretest pada

kelompok eksperimen dan kontrol kemudian kelompok eksperimen diberikan

perlakuan tertentu, dan diakhir dikenakan postest pada kelompok eksperimen

dan kontrol untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok eksperimen

adapun desainnya digambarkan melalui tabel 3.1 sebagai berikut

(Suharsaputra, 2012):

Tabel 3.1 Desain Penelitian

O X O

O Y O

Page 45: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

29

Keterangan:

O = pretest/ postest

X = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan metode TAPPS

Y = Perlakuan pada kelas kontrol dengan metode konvensional

(ceramah dan tanya jawab)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu obyek atau subyek yang mempunyai syarat-syarat

tertentu terkait dengan penelitian (Riduwan, 2015). Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 1 Kota Tangerang Selatan yang terdiri

dari 15 kelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan purpossive sampling yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan

pertimbangan dan karakteristik tertentu (Suharsaputra, 2012). Adapun

pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini yaitu berdasarkan

nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil siswa dan hasil pretest yang

menunjukan kemampuan awal siswa yang setara pada kedua kelas. Digunakanlah

kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 2 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah masing-masing sebanyak 30 orang siswa. Kelas X MIA 1 dipilih

sebagai kelas eksperimen karena kemampuan komunikasi verbal siswa dikelas

tersebut masih rendah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah

menggunakan instrumen yang dapat mengukur indikator kemampuan komunikasi

verbal siswa baik secara lisan maupun tulisan. Berikut ditampilkan tabel 3.2

mengenai teknik pengumpulan data.

Table 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Data Instrumen Teknik

1 Bahasa lisan:

a. Pengucapan Lembar observasi

Tahapan TAPPS yang

dilakukan saat siswa

Page 46: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

30

No Data Instrumen Teknik

b. Kejelasan

c. Kosa kata

d. Rasa percaya diri

e. Pitch

f. Nada dan gaya

menyampaikan soal dan

menjelaskan bagaimana

proses penyelesaian soal

tersebut.

2 Bahasa tulisan :

a. Ketepatan kata

b. Kesesuaian

deskripsi

c. Keruntutan

deskripsi

Tes dan LKS

Dilihat melalui lembar

jawaban dari soal yang

diberikan siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga instrumen

yaitu tes essay, lembar observasi dan Lember Kerja Siswa (LKS). Instrumen

tersebut dibedakan menjadi instrumen utama yang berupa tes essay dan instrumen

pendukung seperti lembar observasi dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

1. Tes Essay

Instrumen tes yang digunakan berupa soal essay. Soal essay ini diberikan

kepada kelas kontrol dan eksperimen pada saat postest. Dari jawaban yang

diberikan siswa akan diketahui kemampuan komunikasi verbal yang

menggunakan bahasa tulisan. Berikut tabel 3.3 mengenai kisi-kisi instrumen

kemampuan komunikasi verbal:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Verbal

Indikator

Pembelajaran

Indikator Soal Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

No soal

3.5.1

Menjelaskan proses

pembentukan ikatan

ion dan hubungannya

dengan sifat fisik

materi.

Siswa diminta

menyebutkan pengertian

ikatan ion

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

1*,2

Siswa diminta untuk

menyebutkan sifat fisik

dari senyawa ion

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

3*,4*,5*

3.5.2

Menjelaskan proses

Siswa diminta

menyebutkan pengertian

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

6,7

Page 47: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

31

Indikator

Pembelajaran

Indikator Soal Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

No soal

pembentukan ikatan

kovalen dan

hubungannya dengan

sifat fisik materi.

ikatan kovalen Keruntutan deskripsi

Siswa diminta untuk

menyebutkan sifat fisik

dari molekul kovalen

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

8,9

3.5.3

Menjelaskan proses

pembentukan ikatan

kovalen koordinasi

dan hubungannya

dengan sifat fisik

materi.

Disajikan dua senyawa

yang saling berikatan.

Siswa diminta untuk

menjelaskan bagaimana

ikatan kovalen

koordinasi bisa terjadi

diantara dua senyawa

tersebut

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

10*,11

3.5.4 Menjelaskan

proses pembentukan

ikatan logam dan

hubungannya dengan

sifat fisik materi.

Siswa diminta untuk

menyebutkan sifat fisik

materi dari senyawa

logam

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

12,13,14

Siswa diminta untuk

menjelaskan bagaimana

proses terbentuknya

ikatan logam

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

15

3.5.5 Menjelaskan

proses interaksi antar

partikel dan

hubungannya dengan

sifat fisik materi.

Siswa diminta untuk

menjelaskan apa yang

dimaksud dengan gaya

antar molekul, gaya Van

der Waals dan jenisnya

serta ikatan hidrogen

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

16,17

3.5.6

Membandingkan

proses pembentukan

ikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan

kovalen koordinasi,

dan ikatan logam

serta interaksi antar

partikel

Siswa diminta untuk

membedakan antara

proses terbentuknya

ikatan ion dan ikatan

kovalen

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

18,19

Siswa diminta untuk

membedakan antara

gaya London dan gaya

dipol-dipol pada gaya

Van der Waals

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

20

3.5.7

Membandingkan sifat

fisik senyawa ion,

molekul kovalen dan

kovalen koordinasi,

ikatan logam dan

interaksi antar

partikel

Siswa diminta untuk

membandingkan sifat

fisik yang dimiliki

senyawa ion dengan

molekul kovalen

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

21

Page 48: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

32

Indikator

Pembelajaran

Indikator Soal Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

No soal

4.5.1

Menguraikan

perbandingan proses

pembentukan ikatan

ion, ikatan kovalen,

ikatan kovalen

koordinasi, ikatan

logam serta interaksi

antar partikel

Siswa diminta untuk

menguraikan sekaligus

membandingkan proses

pembentukan ikatan ion

dengan ikatan kovalen

dan ikatan kovalen

koordinasi

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

22

Disajikan dua atom,

siswa diminta untuk

menyebutkan ikatan

yang terbentuk, proses

terjadinya ikatan

tersebut dan

menunjukkan sifat fisik

materi dari senyawa

tersebut berdasarkan

ikatan yang terbentuk

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

23

4.5.2

Menguraikan

perbandingan sifat

fisik senyawa ion,

molekul kovalen dan

kovalen koordinasi,

ikatan logam serta

interaksi antar

partikel

Disajikan titik didih dari

beberapa senyawa.

Siswa diminta untuk

menganalisis titik didih

dari logam

Ketepatan kata

Kesesuaian deskripsi

Keruntutan deskripsi

24,25

Jumlah soal valid 20

Jumlah soal tidak valid 5

Jumlah soal 25

Keterangan:

* : soal yang tidak valid

: soal yang digunakan untuk instrumen tes essay

Berdasarkan data hasil validitas terdapat 20 soal valid dari 25 soal yang

diuji. Adapun soal yang digunakan untuk tes essay sebanyak 13 soal. Hal

tersebut dikarenakan beberapa alasan yaitu: 1) karena tiga belas soal tersebut

telah mewakili setiap indikator pembelajaran dan indikator kemampuan

komunikasi verbal; 2) instrumen ini berupa tes essay, sehingga peneliti hanya

memilih jumlah terkecil dari jumlah total instrumen yang valid dan mewakili

Page 49: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

33

setiap indikator pembelajaran dan indikator kemampuan komunikasi verbal,

13 soal yang dipilih agar tidak memberatkan siswa dalam menjawab soal-soal

yang diberikan dan mampu mencukupi alokasi waktu sekitar 90 menit.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamnya terdapat

permasalahan – permasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah

TAPPS. Lembar Kerja Siswa diberikan kepada siswa selama proses

pembelajaran menggunakan metode TAPPS. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

diberikan kepada siswa merupakan instrumen yang dapat mengukur

kemampuan komunikasi verbal lisan maupun tulisan. Lembar Kerja Siswa

(LKS) tersebut digunakan pula sebagai bukti bahwa model pembelajaran

TAPPS telah dilaksanakan. Berikut akan ditampilkan kisi-kisi Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada tabel 3.4:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Kerja Siswa (LKS)

No Langkah

Pembelajaran

TAPPS

Aktifitas Indikator

Komunikasi Verbal

1 Pendahuluan Siswa menggali pengetahuan

awal dari pertanyaan yang

diajukan guru

a. Pengucapan

b. Kejelasan

c. Kosakata

d. Rasa percaya diri

e. Pitch

f. Nada dan gaya

2 Penyelesaian masalah Siswa mengerjakan

permasalahan terkait ikatan

kimia yang dapat

meningkatkan kemampuan

komunikais verbal tulis

siswa

a. Ketepatan kata

b. Kesesuaian

deskripsi

c. Keruntutan

deskripsi

3 Mengungkapkan

gagasan atau ide

Siswa mengungkapkan

gagasan mengenai

penyelesaian dari

permasalahan yang

dikerjakan

a. Pengucapan

b. Kejelasan

c. Kosakata

d. Rasa percaya diri

e. Pitch

f. Nada dan gaya

4 Bertukar peran Siswa bertukar peran dengan

teman sekelompoknya

-

Page 50: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

34

Berdasarkan hasil validasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan

kepada siswa harus lebih mengarahkan siswa untuk melaksanakan semua

tahapan TAPPS selama pemebelajaran.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan verbal siswa

yang menggunakan bahasa lisan. Instrumen ini akan diisi oleh guru di saat

proses pembelajaran berlangsung, yaitu ketika siswa melakukan salah satu

tahapan metode TAPPS menyampaikan dan menjelaskan persoalan yang telah

dikerjakan siswa. Berikut ditampilkan kisi-kisi instrumen lembar observasi

pada tabel 3.5:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Obeservasi

No Langkah Pembelajaran TAPPS Indikator Komunikasi

Verbal Lisan

1 Pendahuluan a. Pengucapan

b. Kejelasan

c. Kosakata

d. Rasa percaya diri

e. Pitch

f. Nada dan gaya

2 Penyelesaian masalah -

3 Mengungkapkan gagasan atau ide a. Pengucapan

b. Kejelasan

c. Kosakata

d. Rasa percaya diri

e. Pitch

f. Nada dan gaya

4 Bertukar peran -

Berdasarkan hasil validasi, instrumen lembar observasi yang digunakan

harus lebih jelas dan terperinci pada setiap indikator komunikasi verbal lisan.

Pada penelitian ini dibutuhkan lebih dari dua observer untuk mengamati

komunikasi verbal lisan siswa proses pembelajaran.

Page 51: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

35

F. Validasi Instrumen

1. Validasi Instrumen Tes

Sebuah tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum digunakan sehingga

memenuhi kriteria instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk

memperoleh validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas

instrumen. Sebuah Instrumen dikatakan baik sebagai alat pengukur jika

memenuhi persyaratan berikut:

a. Validitas

Menurut Arikunto (2015) suatu instrumen dikatakan valid jika

dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan

kenyataan atau keadaan sebenarnya. Menurut Sugiyono (2015) bahwa

validitas instrumen tes harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas

isi. Oleh sebab itu, pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 uji validitas:

1) Validitas konstruksi, dalam pengujian kontruksi para ahli diminta

pendapatnya (judgement experts). Dalam hal ini setelah instrumen

dikonstruksikan menurut teori-teori tertentu, selanjutnya instrumen

dikonsultasikan dengan para ahli (Sugiyono, 2015)

2) Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah

instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran ynag

dievaluasi (Arikunto, 2015). Pada penelitian ini untuk menghitung

validitas isi menggunakan software Anates versi 4,0. Software ini

mengukur reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Suatu

soal dikatakan valid atau tidak apabila pada bagian analisis butir soal,

nomor soal tersebut bertuliskan sangat signifikan atau signifikan pada

kolom keterangan. Dan apabila soal tersebut tidak valid maka muncul

tanda (-) pada kolom keterangan.

Page 52: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

36

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf kepercayaan yaitu berdasarkan hasil tes

apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap maka dapat dikatakan

memiliki reliabilitas yang tinggi (Arikunto, 2015). Reliabilitas dapat

dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut (Arikunto,

2015):

rii =

i [

]

Keterangan:

rii = koefisien reliabilitas

K = jumlah butir valid

piqi = varians skor butir

Pi = proporsi jawaban benar untuk butir no.i

qi = proporsi jawaban salah untuk butir no.i

s2

t = varians skor total

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dengan tes bentuk

essay menurut Sukardi (2009) reliabilitas suatu test pada umumnya

disajikan secara numerik dengan rentang -1 > 0 > +1, semakin tinggi

koefisien suatu test maka semakin tinggi pula reliabilitasnya. Begitu juga

sebaliknya, koefisien rendah menunjukkan reliabilitas suatu tes rendah.

Dalam penelitian ini, perhitungan uji reliabilitas soal menggunakan

bantuan software Anates versi 4,0. Hasil Anates uji reliabilitas instrumen

tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Statistik

rhitung 0,96

Kesimpulan Sangat tinggi

Page 53: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

37

c. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar (Arikunto,2005). Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan

rumus :

P =

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = skor maksimal seluruh soal

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan ditampilkan pada tabel 3.7 sebagai berikut (Arikunto,

2005) :

Table 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Nilai P Tingkat Kesukaran

0,0- 0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Kategori Soal Jumlah Soal

Sukar 1

Sedang 16

Mudah 8

Jumlah 25

d. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah (Arikunto, 2005). Adapun rumus daya pembeda

menurut Arikunto (2015) yaitu :

Page 54: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

38

DP = PA – PB =

Keterangan:

DP = Daya pembeda soal

JBA = Jumlah nilai kelompok atas yang menjawab benar

JBB = Jumlah nilai kelompok bawah yang menjawab benar

JSA = Jumlah peserta kelompok atas x jumlah skor maksimal butir soal

JSB = Jumlah peserta kelompok bawah x jumlah skor maksimal butir soal

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut Arikunto

(2005) dapat digunakan kriteria pada tabel 3.9 sebagai berikut :

Tabel 3.9 Tingkat Daya Pembeda

Nilai D Daya Pembeda

0,00- 0,20 Jelek (poor)

0,21- 0,40 Cukup ( satisfactory)

0,41-0,70 Baik (good)

0,71-1,00 Baik sekali (excellent)

< 0,00 (negatif) Tidak baik (dibuang saja)

Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software Anates versi 4,0. Setelah diuji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda, maka didapat hasil uji instrumen yang valid dan

tidak valid.

2. Validasi Instrumen Non-Tes

Validasi ini yang dilakukan pada lembar kerja siswa dan lembar

observasi adalah validitas logis. Menurut Sugiyono (2010) validitas instrumen

nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas

konstruksi (construct). Adapun validitas konstruk sebuah instrumen

menunjukan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala

sesuai dengan yang didefiniskan. Validitas konstruksi dilakukan dengan

Page 55: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

39

mengkonsultasikan lembar kerja siswa dan lembar observasi yang akan

digunakan pada praktisi sebagai validator ahli.

G. Teknik analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik

analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan perhitungan, karena

berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.

Penganalisaan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

1. Data Hasil Tes Essay

a. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap serangkaian data untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak,

bila data diketahui berdistribusi normal maka digunakan uji

statistik parametrik sedangkan bila data tidak berdistribusi normal

maka dilakukan uji statistik non paramterik (Misbahuddin dan

Hasan, 2013). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji Kolmogorov-

Smirnov. Uji normalitas Kolmogorv Smirnov merupakan koreksi

terhadap uji normalitas Liliefors (Riadi, 2016) dengan kriteria

pengujian:

H0 : populasi data berdistribusi normal

H1 : populasi data tidak berdistribusi normal

Jika probabilitas (sig) > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.

Jika probabilitas (sig) < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.

Dtabel didapatkan melalui rumus: Dt =

√ =

√ = 0,24

Page 56: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

40

Kriteria pengujian yaitu jika Dhitung ≤ Dtabel maka data

berdistribusi normal (Siregar, 2013).

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

objek yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2013).

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan software SPSS versi 22 dengan uji Levene. Uji

homogenitas Levene dengan SPSS paling umum digunakan untuk

menguji sebaran data dari dua varian atau lebih (Riadi,2016).

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 : μ0 = μ1 (sampel berasal dari populasi yang homogen).

H1 : μ0 ≠ μ1 (sampel berasal dari populasi yang tidak homogen).

Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.

Jika sig < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima.

Ftabel didapat berdasarkan rumus Ftabel = (α; k-1; n-k) = (0,05; 2-1;

60-2) = 4,01

Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel maka sampel berasal

dari populasi yang homogen.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat untuk

melihat perbandingan variabel dari rata-rata kedua sampel (Riduwan,

2015). Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan postest. Uji

hipotesis pada data pretest untuk melihat keadaan awal apakah sampel

layak digunakan untuk penelitian atau tidak. Sedangkan uji hipotesis

pada data postest digunakan untuk melihat apakah terdapat pengaruh

model pembelajaran PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan software SPSS versi

22 dengan uji Independent Sample Test yang bertujuan untuk menguji

Page 57: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

41

beda rata-rata dua kelompok dan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (Trihendradi, 2010).

Pengujian hipotesis statistik ialah sebagai berikut:

H0 : μ0 = μ1

H1 : μ0 ≠ μ1

Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H0 = Tidak terdapat pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada

materi sistem ikatan kimia

H1 = Terdapat pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi

sistem ikatan kimia dengan kriteria:

Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, H1 ditolak.

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, H1 diterima.

ttabel dengan α = 0,05 didapatkan berdasarkan ttabel = dk = (n1+n2)-2 =

(30+30)-2 sebesar 2,002.

2. Data Hasil Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif

atau dikonversi kedalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan

jumlah guru atau siswa yang memunculkan setiap indikator. Menurut

Purwanto (2010) didalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase

dicari dengan menggunakan rumus:

NP =

x 100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal

100 = Bilangan tetap

Page 58: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

42

Tabel 3.10 Skala Kegiatan (Riduwan,2015)

No Angka Prestasi (%) Kategori

1 81-100 Sangat baik

2 61-80 Baik

3 41-60 Cukup

4 21-40 Kurang

5 0-20 Sangat kurang

3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa

a. Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS)

berdasarkan penilaian yang telah dibuat dengan menggunakan skala

likert (0-4).

b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.

Menurut Purwanto (2010) didalam bukunya disebutkan bahwa nilai

persentase dicari dengan menggunakan rumus:

NP =

x 100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari

R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal

100 = Bilangan tetap

Page 59: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil pretest

dan postest pada kelas kontrol dan eksperimen. Data tersebut diperoleh dengan

menggunakan instrumen tes essay sebanyak 13 soal. Adapun data hasil penelitian

yang diperoleh dari kelas kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Data Hasil Prestest dan Postest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil pretest dan postest pada kelas kontrol dan eksperimen dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Postest pada Kontrol dan

Eksperimen

Data Pretest Postest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Jumlah siswa 30 30 30 30

Nilai Tertinggi 62 62 78 91

Nilai Terendah 30 30 53 61

Rata-rata 42,50 44,46 65,53 79,60

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest kelas

kontrol sebesar 42,5 dengan nilai tertinggi sebesar 62 dan nilai terendah

sebesar 30. Pada kelas eksperimen rata-rata nilai pretes yaitu sebesar 44,46

dengan nilai tertinggi sebesar 62 dan nilai terendah sebesar 30.

Adapun hasil postest pada kelas kontrol rata-ratanya sebesar 65,53

dengan nilai tertinggi sebesar 78 dan nilai terendah sebesar 53. Pada kelas

eksperimen rata-rata nilai postest sebesar 79,60 dengan nilai tertinggi sebesar

91 dan nilai terendah sebesar 61. Secara keseluruhan setelah diberikan

perlakuan yang berbeda antara kelas kontrol dan eksperimen, hasilnya terlihat

lebih baik pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol.

Page 60: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

44

2. Data Hasil Pretest dan Postest Berdasarkan Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Data hasil pretest mengenai analisis indikator kemampuan

komunikasi verbal pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Persentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal

Siswa Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

No Indikator

Komunikasi Verbal

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Persentase

(%)

Persentase

(%)

1 Ketepatan Kata 41,85 44,10

2 Kesesuaian Deskripsi 41,85 44,10

3 Keruntutan Deskripsi 42,50 44,35

Rata-rata 42,50 44,46

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan rata-rata persentase indikator

komunikasi verbal tulis siswa berdasarkan nilai pretest. Pada kelas kontrol

didapat rata-rata indikator komunikasi verbal tulis sebesar 42,50

sedangkan kelas eksperimen sebesar 44,46. Jika dilihat dari setiap nilai,

indikator tertinggi pada kelas eksperimen maupun kontrol adalah indikator

keruntutan deskripsi serta indikator terendah adalah indikator ketepatan

kata dan kesesuaian deskripsi.

b. Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan data hasil postest dapat dilakukan perhitungan

persentase dari masing-masing indikator kemampuan komunikasi verbal

Page 61: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

45

tulis kelas eksperimen dan kontrol. Adapun hasilnya dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Persentase (%) Indikator Kemampuan Komunikasi Verbal

Siswa Hasil Postest Kelas Kontrol Eksperimen

No Indikator

Komunikasi Verbal

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Persentase (%) Persentase (%)

1 Ketepatan Kata 66,20 79,95

2 Kesesuaian Deskripsi 66,20 79,95

3 Keruntutan Deskripsi 63,55 78,50

Rata-rata 65,53 79,60

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata persentase indikator

kemampuan komunikasi verbal tulis siswa dari nilai postest lebih tinggi

jika dibandingkan dengan nilai pretest. Jika dilihat dari setiap nilai,

indikator tertinggi pada kelas eksperimen maupun kontrol yaitu indikator

ketepatan kata dan kesesuaian deskripsi, serta indikator terendah yaitu

indikator keruntutan deskripsi.

3. Data Hasil Lembar Kerja Siswa

Berdasarkan data hasil lembar kerja siswa dapat dilakukan perhitungan

persentase dari masing-masing indikator kemampuan komunikasi verbal

yang muncul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Persentase (%) Hasil Lembar Kerja Siswa

Indikator Komunikasi Verbal Tulis Rata-rata Persentase (%)

Ketepatan kata 92,50

Kesesuaian deskripsi 80,64

Keruntutan deskripsi 75,42

Rata-rata 82,85

Kategori Sangat baik

Page 62: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

46

4. Data Hasil Lembar Observasi

Observasi dilakukan terhadap siswa untuk menilai kemampuan

komunikasi verbal lisan siswa sekaligus melihat apakah langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran telah sesuai

dengan langkah-langkah TAPPS. Hal ini untuk meyakinkan bahwa pengaruh

yang didapat benar berasal dari model pembelajaran yang digunakan. Hasil

observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Persentase (%) Hasil Lembar Observasi

Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal lisan

Rata-rata Persentase (%)

Pengucapan 82,91

Kejelasan 77,08

Kosakata 86,27

Rasa percaya diri 76,24

Pitch 77.5

Nada dan gaya 73,75

Rata-rata 78,95

Kategori Baik

5. Hasil Analisis Data

a. Uji Prasyarat Analisis

Dalam melaksanakan penelitian, penentuan kelayakan sampel

dilakukan berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

1). Uji Normalitas

Perhitungan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian

ini dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov menggunakan software

Page 63: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

47

SPSS versi 22. Data dikatakan normal apabila Sig > α dan Dh < Dt.

Berikut data hasil uji normalitas:

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Pretest Postest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

α 0,05 0,05 0,05 0,05

Sig 0,06 0,176 0,177 0,188

Dhitung 0,154 0,134 0,134 0,133

Dtabel 0,24 0,24 0,24 0,24

Kesimpulan Sig > α dan Dh < Dt ( kelas berdistribusi normal)

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa hasil pengujian normalitas

data pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf

signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 5% dan

Dtabel untuk n = 30 dengan rumus Dt =

√ = 0,24. Diperoleh bahwa

sig > α dan Dh < Dt. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan

postest baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi

normal.

2). Uji Homogenitas

Setelah data pretest dinyatakan normal, selanjutnya dilakukan

uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

kesamaan dua keadaan atau populasi. Dalam penelitian ini, uji

homogenitas yang digunakan yaitu uji Levene dengan software SPSS

versi 22. Dua populasi dikatakan homogen apabila Sig > α dan Fhitung <

Ftabel. Data hasil uji homogenitas nilai pretest dan postest dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut:

Page 64: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

48

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol

dan Eksperimen

Statistik Pretest

Postest Kesimpulan

α 0,05 0,05 Sig > α dan Fh < Ft

(homogen) Sig 0,114 0,799

Fhitung 2,576 0,066

Ftabel 4,01 4,01

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa hasil pengujian homogenitas

data pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf

signifikansi (α) = 0,05; jumlah siswa 60 (n1 = 30, n2 = 30) maka rumus

Ft (α; k-1 ; n-k). Didapat harga Ftabel = 4,01. Hasil uji homogenitas

diperoleh bahwa sig > α dan Fh < Ft. Hal ini menunjukkan bahwa data

pretest dan postest adalah homogen.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji independent sample

test menggunakan software SPSS versi 22. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest

kelas kontrol dan eksperimen. Hasil uji hipotesis data pretest yang

dilakukan pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Statistik Kesimpulan

α 0,05 Sig > α

Sig 0,461

thitung 0,743 thitung < ttabel

ttabel 2,002

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesis

berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa pada kelas

Page 65: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

49

kontrol dan eksperimen

H1 : Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa pada kelas kontrol

dan eksperimen

Dimana, kriterianya adalah:

H0 diterima jika Sig > α; dan H0 ditolak jika Sig < α

Diperoleh Sig > α, yaitu 0,461 > 0,05 sehingga H0 diterima,

dengan demikian hasil pretest siswa antara kelas kontrol dan

eksperimen menunjukkan tidak adanya perbedaan. Artinya, dari uji

hipotesis yang dilakukan pada kedua kelas yang belum mendapat

perlakuan, menunjukkan kemampuan awal siswa setara atau sama

antara kelas kontrol dan eksperimen sehingga sampel layak digunakan

untuk penelitian.

Hasil uji hipotesis data postest untuk kelas kelas kontrol dan

eksperimen dan secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Postest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Statistik Kesimpulan

α 0,05 Sig < α

Sig 0,000

thitung 6,741 thitung > ttabel

ttabel 2,002

Dalam melakukan pengujian tersebut diajukan hipotesis

berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia

H1 : Terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap

kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi ikatan kimia

Dimana, kriterianya adalah:

H0 diterima jika Sig > α; dan H0 ditolak jika Sig < α

Page 66: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

50

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh Sig < α, yaitu

0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil postest siswa

antara kelas kontrol dan eksperimen. Artinya, dari uji hipotesis yang

dilakukan pada kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh metode TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal

siswa pada kelas eksperimen.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan komunikasi

verbal siswa pada materi ikatan kimia. Pada kelas eksperimen diterapkan metode

TAPPS sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional

dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini, dilakukan terlebih

dahulu uji prasyarat sampel terhadap data pretest dan uji prasyarat analisis

terhadap data postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil yang

diperoleh, yaitu data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang diambil memiliki keadaan awal yang sama.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah metode TAPPS berpengaruh atau

tidak terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa, maka dilakukan uji

hipotesis. Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan postest. Hasil dari uji

hipotesis pretest menunjukkan H0 diterima, dapat diartikan bahwa antar kelas

eksperimen dengan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir

kritis siswa sehingga kedua kelas tersebut cocok dijadikan sebagai sampel dalam

penelitian. Berdasarkan hasil dari uji hipotesis data postest menunjukkan adanya

penolakan H0 dan penerimaan H1 dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan rata-

rata kemampuan komunkasi verbal siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Berdasarkan hasil postest menunjukkan bahwa rata-rata indikator

kemampuan komunikasi verbal siswa lebih besar pada kelas eksperimen

dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan pada kelompok kontrol dapat diketahui

Page 67: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

51

bahwa hasil kemampuan komunikasi verbal siswa lebih rendah. Hal ini

dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan hanya ceramah dan tanya

jawab. Dengan metode tersebut siswa hanya mendengarkan penjelasan yang

diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dan mendapatkan penjelasan secara

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi kurang aktif dalam

memahami materi dan menggunakan kemampuan komunikasinya selama

pembelajaran. Dengan metode konvensional tersebut, siswa pun cenderung

merasa bosan dan tidak fokus ketika berlangsungnya pembelajaran. Siswa tidak

memiliki kesempatan yang besar dalam memahami materi, karena guru yang

menjadi pusat dalam pembelajaran.

Hasil yang kurang baik pada kelas kontrol dibandingkan kelas eksperimen

disebabkan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang

diberikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mandiri dalam melakukan

identifikasi dari masalah yang ada dalam pembelajaran. Siswa masih banyak yang

cenderung hanya menerima informasi tanpa mendapatkan informasi untuk

memperoleh penjelasan ilmiah secara langsung dan mandiri. Berdasarkan tesis

oleh Glass (1992) ciri utama dari metode TAPPS adalah mengungkapkan apa

yang dipikirkan siswa selama memecahkan suatu masalah dengan menggunakan

kata-kata. Hal inilah yang menyebabkan kelas kontrol memiliki hasil yang kurang

baik dibandingkan dengan kelas eksperimen. Karena selama pembelajaran

berlangsung, siswa di kelas kontrol tidak melibatkan kemampuan komunikasi

verbal dalam menyelesaikan masalah.

Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dirancang berdasarkan

karakteristik metode TAPPS yang tercermin di dalam langkah pembelajaran

tersebut. LKS yang digunakan sesuai dengan langkah-langkah metode TAPPS

selain itu penggunaan LKS selama pembelajaran pun digunakan untuk mengukur

seluruh indikator kemampuan komunikasi verbal siswa.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan metode

TAPPS menjadikan siswa terlibat langsung sehingga pembelajaran akan menjadi

lebih bermakna. Hal ini menjadikan siswa lebih mandiri dalam membangun

pengetahuan yang diperolehnya. Kondisi tersebut dikarenakan selama proses

Page 68: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

52

pembelajaran siswa diminta untuk memecahkan masalah yang disajikan dengan

menggunakan kemampuan komunikasi verbal, baik dalam bentuk tulisan maupun

lisan.

Pembelajaran dengan metode TAPPS diawali dengan pertanyaan yang

diajukan kepada siswa sebagai apersepsi yang bersangkutan dengan materi ikatan

kimia serta sebagai pengantar agar siswa mendapatkan gambaran mengenai materi

yang akan mereka pelajari. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses

pembentukan ikatan ion, kovalen, dan logam. Setelah diberikan pertanyaan, siswa

dibentuk berkelompok dan diberikan LKS yang memuat permasalahan mengenai

ikatan kimia. LKS menyajikan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah

yang dapat diselesaikan dengan kemampuan komunikasi verbal siswa, sehingga

mengasah kemampuan komunikasi verbal siswa.

Selama pembelajaran berlangsung, siswa pun melakukan berbagai

aktivitas dan saling membantu antara sesama anggota dalam kelompok untuk

memecahkan masalah yang disajikan oleh guru. Dengan pembelajaran seperti itu,

siswa menjadi lebih mudah memahami ketika merasa kesulitan terhadap materi

atau permasalahan yang belum dimengerti. Setiap anggota dalam kelompok

adalah teman sebaya yang menjadikan siswa tidak merasa canggung untuk

bertanya antara sesama teman yang lebih paham ketika ada hal yang belum

dimengerti, sehingga kegiatan belajar pada siswa pun dapat terlaksana dengan

baik. Hal ini sejalan dengan teori belajar menurut Huda (2011) yang menyatakan

bahwa ketika siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas, mereka saling

memberikan dorongan, anjuran dan informasi kepada teman sebayanya yang

membutuhkan bantuan. Dengan menggunakan metode TAPPS dalam

pembelajaran, siswa akan berinteraksi langsung dengan teman sebayanya,

sehingga siswa akan lebih mudah memahami hal dengan kerja sama. Berdasarkan

data hasil LKS yang mengukur kemampuan komunikasi verbal tulis siswa

diperoleh persentase sebesar 92,50% pada indikator ketepatan kata, 80,64% pada

indikator kesesuaian deskripsi dan 75,42% pada indikator keruntutan deskripsi.

Dengan rata-rata persentase sebesar 82,85% maka kemampuan komunikasi verbal

Page 69: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

53

tulis siswa selama pembelajaran menggunakan metode TAPPS berada dalam

kategori sangat baik.

Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sesuai dengan

pengertian bahasa dapat diartikan sebagai teknik berpikir keras secara

berpasangan dalam penyelesaian masalah (Maula, 2011). Berdasarkan tesis oleh

Glass (1992), ciri utama dari metode TAPPS adalah mengungkapkan apa yang

dipikirkan siswa selama memecahkan suatu masalah dengan menggunakan kata-

kata. Pada metode TAPPS, siswa di kelas dibagi dalam beberapa tim, setiap tim

terdiri dari dua orang. Satu orang siswa menjadi Problem solver dan satu orang

lagi menjadi Listener. Setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing yang

akan mengkuti aturan tertentu (Stice, 2012). Dengan menjadi problem solver dan

listener selama proses pembelajaran, siswa dapat dengan maksimal menggunakan

kemampuan komunikasi verbal lisan.

Selama pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS siswa

menggunakan kemampuan komunikasi verbal lisan saat mengungkapkan gagasan

atau pemikirannya sesuai dengan tahapan TAPPS yang terdapat dalam LKS. Oleh

sebab itu, digunakanlah lembar observasi untuk mengukur kemampuan

komunikasi tulis siswa. Berdasarkan data hasil lembar observasi diperoleh

persentase indikator kemampuan komunikasi verbal lisan siswa indikator

pengucapan sebesar 82,91%, kejelasan 77,08%, kosakata 86,27%, rasa percaya

diri 76,24%, pitch 77,5% serta nada dan gaya sebesar 73,75%. Dengan hasil

tersebut diperoleh persentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi verbal

siswa sebesar 78,95% dengan kategori baik. Gambar 4.1 menampilkan contoh

kegiatan siswa pada indikator komunikasi verbal lisan siswa.

Gambar 4.1 Pembelajaran Siswa

Page 70: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

54

Berdasarkan contoh tersebut dapat dilihat bahwa siswa melakukan salah

satu tahapan dalam metode TAPPS. Salah satu siswa sedang menjalankan

tugasnya sebagai problem solver dan satu orang lagi menjadi listener.

Berdasarkan hasil postest menunjukkan bahwa rata-rata indikator

kemampuan komunikasi verbal siswa lebih besar pada kelas eksperimen

dibandingkan kelas kontrol. Gambar 4.2 menampilkan perbandingan rata-rata

indikator kemampuan komunikasi verbal tulis siswa.

Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Persentase Rata-rata Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal Siswa pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase rata-rata kelas

eksperimen yaitu sebesar 79,60 dan kelas kontrol hanya 65,53. Persentase yang

lebih besar yang diperoleh kelas eksperimen menunjukkan bahwa metode TAPPS

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal siswa. Hal ini terjadi karena

siswa pada kelas eksperimen terlatih untuk mengungkapkan pemikiran dengan

kemampuan komunikasi verbal yang dimilikinya.

Pada umumnya terdapat dua bentuk dasar komunikasi yaitu komunikasi

verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi

yang dalam penyampaian pesan-pesannya baik secara tertulis maupun lisan

(Justiani, 2014). Selama proses pembelajaran menggunakan metode TAPPS,

siswa menggunakan kemampuan komunikasi verbal lisan dalam menyampaikan

gagasan atau pemikirannya, sedangkan kemampuan komunikasi verbal tulis

0

20

40

60

80

100

Ketepatan kata Kesesuaiandeskripsi

Keruntutandeskripsi

kelas kontrol kelas eksperimen

Page 71: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

55

dituangkan selama menjawab soal yang diberikan. Dalam buku komunikasi verbal

dan nonverbal oleh Liliweri (1994), Tubs (1978) mengutip karya Menning dan

Wilkonson mengemukakan bahwa tema-tema komunikasi verbal tertulis terletak

pada faktor keterbacaan. Keterbacaan, menurut keduanya, berkaitan dengan

semantik suatu bahasa yang mempertimbangkan apakah setiap pembaca dapat

mengerti dengan tulisan dalam suatu wacana.

Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis siswa yang pertama yaitu

ketepatan kata. Menurut Liliweri (1994), kata merupakan simbol dasar dalam

berkomunikasi. Kata yang digunakan dalam suatu wacana dapat menentukan

ketercapaian suatu komunikasi. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi

verbal tulis indikator ketepatan kata setelah diberikan metode pembelajaran yang

berbeda yaitu sebesar 75,95% pada kelas kontrol dan 66,20% pada kelas

eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran TAPPS

siswa dilatih untuk berdikusi hasil jawaban yang mereka miliki.

Selama problem solver mengungkapkan jawaban kepada listener, seorang

Listener harus membuat Problem Solver tetap berbicara. Listener sebaiknya

dianjurkan untuk menunjukkan bila telah terjadi kesalahan tetapi tidak

menyebutkan letak kesalahannya (Whimbey dan Lochhead,2012). Selain itu,

berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS), diperoleh persentase indikator

ketepatan kata sebesar 92.50%. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses

pembelajaran menggunakan metode TAPPS siswa sudah terlatih untuk

menggunakan kata yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan.Sehingga,

setelah mengungkapkan jawaban tersebut, problem solver akan mudah mengingat

jawaban atau kata yang paling tepat. Inilah yang menyebabkan hasil indikator

ketepatan kata pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

kontrol. Pendapat ini pun didukung oleh (Kyungmoon, dkk, 2005) dalam

penelitiannya yang menyebutkan bahwa TAPPS dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi verbal.

Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis selanjutnya ialah kesesuaian

deskripsi. Kalimat deskripsi adalah kalimat yang berkaitan dengan pengalaman

panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasaan

Page 72: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

56

(Ayu, 2012). Tulisan deskripsi ini memberikan suatu gambaran tentang suatu

peristiwa atau kejadian. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi verbal

tulis indikator kesesuaian deskripsi yaitu sebesar 75,95% pada kelas kontrol dan

66,20% pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses

pembelajaran TAPPS siswa dilatih untuk berdiskusi hasil jawaban yang mereka

miliki.

Setiap siswa pasti memiliki tingkat deskripsi yang berbeda. Dengan

memainkan peran sebagai problem solver dan listener, siswa mendiskusikan hasil

pemikirannya dengan menggunakan kemampuan komunikasi verbal yang

dimilikinya. Saat problem solver mengungkapkan hasil pemikirannya tugas utama

seorang Listener adalah memahami setiap langkah maupun kesalahan yang dibuat

Problem Solver. Selain itu, berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS),

diperoleh persentase indikator kesesuaian deskripsi sebesar 80.64%. Hal ini

menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran yang menggunakan metode

TAPPS siswa sudah terlatih untuk menentukan deskripsi sesuai dengan jawaban

yang diperolehnya.

Seorang Listener yang bagus tidak hanya mengetahui langkah yang

diambil Problem Solver tetapi juga memahami alasan yang digunakan untuk

memilih langkah tersebut. Listener harus berusaha untuk tidak menyelesaikan

masalah Problem Solver (Whimbey dan Lochhead, 2012). Langkah ini akan

mengurangi kesalahan dalam mendeskripsikan jawaban yang diungkapkan

problem solver dan siswa mampu memilih jawaban mana yang paling benar.

Sedangkan pada kelas kontrol siswa tidak memiliki kesempatan untuk saling

mengoreksi jawaban satu sama lain. Ketika siswa melakukan kesalahan dalam

mendeskripsikan jawaban, maka kemungkinan ketidaksesuaian deskripsi akan

semakin besar. Selain itu, dengan menggunakan bahasa verbal tulis akan

mengurangi miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Mazlan, Sui dan Jano (2015) yang menyatakan bahwa komunikasi verbal

tertulis lebih efektif dibandingkan komunikasi verbal lainnya, karena komunikasi

verbal tertulis mengurangi kemungkinan terjadinya miskonsepsi atau

Page 73: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

57

kesalahpahaman konsep. Selain itu, komunikasi verbal tertulis memudahkan

proses mengartikan pesan dari komunikator kepada komunikan.

Indikator kemampuan komunikasi verbal tulis selanjutnya ialah keruntutan

deskripsi. Agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka jawaban yang

disajikan harus berurutan. Konteks yang ingin disampaikan dapat terlihat dengan

jelas dari suatu jawaban. Hasil dari pencapaian kemampuan komunikasi verbal

tulis indikator keruntutan deskripsi yaitu sebesar 78,50% pada kelas kontrol dan

63,55% pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat proses

yang dilakukan oleh problem solver dan listener selama pembelajaran TAPPS

tugas listener ialah memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem

solver (Whimbey dan Lochhead, 2012), tidak hanya menganalisis jawaban

problem solver sesuai dengan jawabannya saja, akan tetapi juga harus sesuai

urutan jawaban yang dibuat oleh problem solver dalam lembar jawaban. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Alan Raymond Glass dari Universitas Minnesota

(1992) pun menemukan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode

TAPPS dapat lebih baik menuliskan pendapat dari suatu masalah untuk

diklarifikasi dari pada siswa yang menggunakan metode belajar biasa. Selain itu,

berdasarkan data hasil Lembar Kerja Siswa (LKS), diperoleh persentase indikator

keruntutan deskripsi sebesar 75,42%. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses

pembelajaran menggunakan metode TAPPS siswa sudah terlatih untuk

mengurutkan deskripsi sesuai dengan aturannya. Gambar 4.3 dan 4.4

menampilkan contoh jawaban siswa untuk indikator komunikasi verbal tulis

siswa.

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Page 74: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

58

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Jawaban di atas dapat menjelaskan perbedaan ketercapain indikator

komunikasi verbal tulis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Siswa di

kelas eksperimen menjawab dengan kata yang tepat, sesuai dengan deskripsi dan

runtut dalam menjawab pertanyaan. Sedangkan siswa pada kelas kontrol

menuliskan jawaban tidak sesuai indikator kesesuaian deskripsi dan keruntutan

deskripsi.

Selain menggunakan komunikasi verbal tulis, siswa pun dilatih

kemampuan komunikasi verbal lisannya dengan cara mengungkapkan gagasan

atau proses penyelesaian dari suatu masalah. Selama siswa mengungkapkan

gagasan menggunakan komunikasi verbal lisan, guru akan mengamati setiap

indikator lisan yang diucapkan siswa. Berdasarkan data hasil lembar observasi

diperoleh persentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi verbal siswa

sebesar 78,95% yang termasuk ke dalam kategori baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Pate, Wardlow, & Johnson (2004) bahwa

metode TAPPS merupakan suatu strategi yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan komunikasi verbal.

Dengan menggunakan metode TAPPS selama pembelajaran, siswa dilatih untuk

mencari pemecahan suatu masalah dan yang terpenting mereka belajar

memberikan pendapat atau argumen dengan menggunakan kemampuan

komunikasi verbalnya. Sedangkan siswa yang belajar dengan metode belajar biasa

tidak dilatih untuk melakukan hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan nilai yang

diperoleh kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.

Page 75: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

59

Page 76: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa metode TAPPS berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi verbal

siswa pada materi ikatan kimia. Kelas eksperimen pada data postest yang

menggunakan metode TAPPS mempunyai rata-rata nilai sebesar 79,60 dan

kelas kontrol mempunyai rata-rata nilai sebesar 65,53. Adanya pengaruh

metode TAPPS terhadap kemampuan komunikasi verbal siswa pada materi

ikatan kimia, didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran yang melibatkan

siswa secara aktif untuk mengungkapkan gagasan melalui komunikasi verbal

yang dimiliki selama proses pembelajaran berlangsung.

B. Saran

Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan,

diantaranya :

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Thingking Aloud pair Problem

Solving (TAPPS) membutuhkan keaktifan siswa untuk menyampaikan

gagasan atau ide-ide menggunakan bahasa verbal lisan ataupun tulisan,

oleh karena itu, sebaiknya guru yang ingin menerapkan metode TAPPS

diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga

siswa akan terlatih menggunakan bahasa verbal.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode TAPPS membutuhkan

waktu yang cukup banyak, oleh karena itu sebaiknya guru yang ingin

menerapkan pendekatan pembelajaran ini dapat mengatur waktu dengan

baik agar tahapan TAPPS dapat berjalan secara optimal.

Page 77: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

62

3. Pelaksanaan pembelajaran mengunakan metode TAPPS diharapkan

mampu meningkatkan kemampan komunikasi verbal siswa. Selain

tahapan metode TAPPS yang dilakukan siswa, guru yang menggunakan

metode TAPPS selama pembelajarannya harus mampu mengajukan

pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk melatih kemampuan

komunikasi verbalnya.

Page 78: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara.

Ayu, D.P. (2012). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan

Teknik Tanya Jawab Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas VIII

3 SMPN 2 Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(1), 339-425.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2017). bsnp-indonesia.org

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta:

Erlangga.

Effendy, O.U. (1992). Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

David H. Jonassen. (2004). Learning to Solve Problem An Instructional

Design Guide. San Francisco: Pfeiffer

Eka Indah Justisiani. (2014). Persepsi Masyarakat Tentang Bentuk

Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal pada Pelayanan

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

E-jurnal ilmu komunikasi, 2(3).

Glass, Raymond Alan. (1992). The Effect of TAPPS in Technology

Education Students Thinking Procces, Prcedur, and Problem

Solution. USA

Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Handayani, LS, Syafriandi, Mirna. (2014) . Pengaruh Metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan

Komunikasi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1),

50-55.

Huda, Miftahul. (2012). Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur

dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin. (2013). Komunikasi pendidikan.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Page 79: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

64

Ismet, M. (2014). Melatih Komunikais Saintifik Verbal Siswa dalam

Pembelajaran Sains Menggunakan Strategi Penayangan

Visualisasi. Riau

Jatmiko, A. (2014). Pengaruh Metode TAPPS terhadap Kemampuan

Komunikasi Matematik Siswa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Justisiani, E, I., (2014). Persepsi Masyarakat Tentang bentuk Komunikasi

Verbal dan Komunikasi Nonverbal pada Pelayanan Rumah Sakit

Umum Daerah abdul Wahab Sjahranie Samarinda. eJournal Ilmu

Komunikasi, Vol.2, No.3, hal 193-206

Jonassen, David H. (2004). Learning to Solve problem An Instructinal

Design guide. San Fransisco : Pfeiffer.

Kelembagaan Ristekdikti. (2016). http://www.ristekdikti.go.id

Kyungmoon, Taehee dan Douglas. (2005). The Effect of Thinking Aloud

Pair Problem Solving on High School Student’s Chemistry

Problem Solving Performance and Verbal Interaction.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:

Kencana.

Liliweri, A. (1994). Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: Citra

Adiya Bakti.

Maula, N, Rochmad, Soedjoko,E. (2014). Efektiveness of TAPPS

Learning Model Assisted Worksheet Toward Problem Solving

Ability on Circle Topic. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains.

Tahun II, 1.

Mazlan, K,S, Sui, L,K,M, Jano, Z. (2015). Designing an Eportfolio

Conceptual Framework to Enhance Written Communication Skills

among Undergraduate Students. Asian Social Science, 11(17).

Michael, L. (2014). Effect of Thinking Aloud Pair Problem Solving on the

Troubleshooting Performace of Undergraduate Agriculture

Students in a Power Technology Course. University Arkansas

Misbahuddin, & Hasan, Iqbal (2013). Analisis Data Penelitian dengan

Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Page 80: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

65

Mudyaharo, Redja. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Mukaromah,M., Subchan,W., dan Pujiastuti. (2014). Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair

Problem Solving (TAPPS) terhadap Hasil Belajar Biologi dan

Aktivitas Siswa. Pancaran, 3(1), 49-58.

Novianti, ines. (2013). Persepsi Siswa Terhadap Komunikasi Guru

Pembimbing dalam Pelaksanaan Layanan Informasi di SMP 26

Padang. Jurnal konseling, 2 (1), XX-YY

Oxtoby, D.W, Gillis, H.P, Nachtrieb, N.H. 2001. Kimia Modern. Jakarta :

Erlangga.

Pate, L, M, Wardlow, G W, Johnson, DM. (2004). Effect of TAPPS on

The Troubleshooting Performance of Undergraduate Agriculture

Students in a Power Technology Course. Jurnal Of Agricultural

Education, 45(4).

Pate dan Young. (2014). Compact Power Equipment Troubleshooting

Training: Formative Assesment using TAPPS. Utah State

University.

Petrucci, R.H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:

Erlangga.

Purwanto, Ngalim. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu, E.L. (2013). Penggunaan Media Persentasi Powerpoint untuk

meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Belajar IPS pada Siswa

Kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan Tahun Ajaran 2012/2013. UNY

Rahmat, M., Muhardjito., Zulaikah, S., (2014). Kemampuan Pemecahan

Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair

Problem Solving Siswa Kelas X SMA. Jurnal Fisika Indonesia,

No.54, Vol XVIII.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Mendikbud. Jakarta

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Mendikbud. Jakarta

Page 81: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

66

Riadi, Edi. (2016). Statstik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Siregar, Sofyan. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Bumi Aksara.

Slavin. (2012) Thinking Aloud Pair Problem Solving.

http://www.wcer.wisc.edu

Someren, M, Barnad, Y, Sendberg, J. (1994) The Think Aloud Method.

Department of social Science Informatics. University of Amsterdam.

London : Academic Press.

Sperber, Dan & Wilson Deirdre. Editor Prof. Dr. Abd. Syukur Ibrahim.

(2009). Teori relevansi komunikasi dan kognisi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Stice,J.E. (2012). Teaching Problem Solving. http ://www.csi.uinian

Sudirman, N, Rusyan, T, Arifin, Z, Fathoni, T. (1991). Ilmu pendidikan.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D.

Bandung : Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan

tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:

Bumi Aksara

Trihendradi, C. (2010). Analisis data statistic. Yogyakarta: C.V Andi

Offset

Whinbey, Arthur dan Lochhead, J. (2010). Problem Solving &

Comprehesion. (http://books.google.co.id)

Widiyastuti, D., Elniati, S., Nasution, M,L. (2014). Penerapan Startegi

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam

Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP 11 Padang. Jurnal

Pendidikan Matematika, 1(3).

Zulfiani, Feronika, T, Suartini, K. (2009). Strategi pembelajaran sains.

Jakarta : Lembaga penelitian UIN Jakarta.

Page 82: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

LAMPIRAN

Page 83: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

67

Lampiran 1

ANALISIS INDIKATOR IKATAN KIMIA

Mata Pelajaran : Ikatan kimia

Kelas : X

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Kompetensi Dasar

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi

antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

Indikator

3.5.1 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion

3.5.2 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen

3.5.3 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

3.5.4 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam

3.5.5 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.6 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.7 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.8 Membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

3.5.9. Membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan

sifat fisik materi

Page 84: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

68

4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan

sifat fisik materi

4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Ikatan ion Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai materi ikatan ion melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Siswa mempelajari materi katan ion dari

buku dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

LKS

3.5.1 Menjelaskan proses

pembentukan ikatan ion

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi ikatan ion yang diberikan

oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Seperti yang telah diketahui bahwa setiap

atom akan saling berikatan untuk mencapai

kestabilan. Begitupun dengan atom natrium

dan klorin. Jelaskan bagaimana

terbentuknya ikatan antar atom tersebut !

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 85: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

69

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Permasalahan II

Senyawa ion merupakan senyawa yang

terbentuk karena adanya serah terima

elektron antar atom. Berikan contoh proses

pembentukan senyawa ion.

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan kovalen Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai materi ikatan kovalen melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Siswa mempelajari materi katan kovalen

dari buku dan sumber referensi lain

berdasarkan arahan guru

LKS

3.5.2.Menjelaskan proses

pembentukan ikatan kovalen

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi ikatan kovalen yang

diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Kalian telah mempelajari bahwa ikatan ion

terjadi karena adanya serah terima elektron.

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 86: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

70

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Apakah ada ikatan yang saling

menggunakan elektron bersama ?

selidikilah ikatan yang terbentuk dari atom

hidrogen dan klor !

Permasalahan II

Daftar senyawa dan molekul

1. CaCl2

2. NH3

3. CO2

4. NaCl

Tunjukkanlah mana dari senyawa di atas

yang berikatan kovalen

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan kovalen

koordinasi

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai materi ikatan kovalen koordinasi

melalui motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Siswa mempelajari materi katan kovalen

koordinasi dari buku dan sumber referensi

lain berdasarkan arahan guru

LKS

3.5.3 Menjelaskan proses

pembentukan ikatan

Menyelesaikan

masalah Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi ikatan kovalen koordinasi Verbal tulisan

Ketepatan kata

LKS

Page 87: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

71

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

kovalen koordinasi.

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Jelaskan bagaimana terbentuknya ikatan

kovalen koordinasi !

Permasalahan II

H3O+ terbentuk dari reaksi antara H2O doan

ion H+ Jelaskan bagaimana senyawa

tersebut terbentuk dan ikatan apa yang

terjadi dalam senyawa tersebut ?

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa

II menjadi problem solver dan

siswa I menjadi listener. Ikatan logam Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai materi ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Siswa mempelajari materi katan logam dari

buku dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

LKS

3.5.4 Menjelaskan proses

pembentukan ikatan logam

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi ikatan logam yang

diberikan oleh guru melalui LKS

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

LKS

Page 88: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

72

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Permasalahan I

Apakah yang kalian ketahui mengenai

ikatan logam dan jelaskan bagaimana

ikatan logam dari suatu logam dapat

terbentuk !

Permasalahan II

Gambarkan bagaimana proses

pembentukan ikatan ogam pada logam besi

!

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan ion Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai proses interaksi antar partikel

senyawa ion dan hubungannya dengan sifat

fisik materi.melalui motivasi yang

diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Siswa mempelajari materi proses interaksi

antar partikel senyawa ion dan

hubungannya dengan sifat fisik materi dari

buku dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

LKS

Page 89: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

73

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

3.5.5 Menjelaskan (C2) proses

interaksi antar partikel

senyawa ion dan

hubungannya dengan sifat

fisik materi.

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai proses interaksi antar partikel

senyawa ion dan hubungannya dengan sifat

fisik materi yang diberikan oleh guru

melalui LKS

Permasalahan I

Senyawa ion memiliki titik didih dan titik

leleh yang tinggi serta dapat

menghantarkan arus listrik. Jelaskan

bagaimana sifat fisik tersebut dimiliki oleh

senyawa ion !

Permasalahan II

Selain memiliki titik diidh dan titik leleh

yang tinggi. senyawa ion dalam bentuk

cairan mampu menghantarkan arus listrik.

Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi

!

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan kovalen Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai proses interaksi antar partikel

senyawa ion dan hubungannya dengan sifat

fisik materi.melalui motivasi yang

diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Page 90: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

74

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Nada dan gaya

Siswa mempelajari materi proses interaksi

antar partikel molekul kovalen dan

hubungannya dengan sifat fisik materi dari

buku dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

LKS

3.5.6 Menjelaskan (C2) proses

interaksi antar partikel

molekul kovalen dan

hubungannya dengan sifat

fisik materi.

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses interaksi antar

partikel molekul kovalen dan hubungannya

dengan sifat fisik materi yang diberikan

oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Senyawa ion cenderung memiliki titik didih

dan titik leleh yang tinggi dibandingkan

dengan senyawa kovalen. Mengapa hal

demikian bisa terjadi pada molekul kovalen

?

Permasalahan II

Mengapa pada umumnya molekul kovalen

tidak dapat mengahantarkan arus listrik ?

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

observasi dan

Dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan logam Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Page 91: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

75

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Siswa menggali pengetahuan awal

mengenai proses interaksi antar partikel

logam dan hubungannya dengan sifat fisik

materi.melalui motivasi yang diberikan

guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi proses interaksi

antar partikel molekul kovalen dan

hubungannya dengan sifat fisik materi dari

buku dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

LKS

3.5.7 Menjelaskan (C2) proses

interaksi antar partikel

senyawa logam dan

hubungannya dengan sifat

fisik materi.

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses interaksi antar

partikel molekul kovalen dan hubungannya

dengan sifat fisik materi yang diberikan

oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Jelaskan bagaimana interaksi antar atom

senyawa logam dapat membuat logam

memiliki ikatan yang sangat kuat !

Permasalahan II

Salah satu kelebihan logam ialah mampu

menjadi penghantar listrik yang baik.

Jelaskan bagaimana logam mampu menjadi

penghantar listrik yang baik !

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

Page 92: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

76

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

3.5.8 Membandingkan (C2)

proses pembentukan ikatan

ion, ikatan kovalen, ikatan

kovalen koordinasi dan

ikatan logam

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Jelaskan perbedaan proses pembentukan

ikatan ion dengan ikatan kovalen !

Permasalahan II

Jelaskan perbedaan proses pembentukan

ikatan logam dengan ikatan kovalen

koordinasi !

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

Page 93: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

77

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

3.5.9. Membandingkan (C2)

proses interaksi antar

partikel senyawa ion,

melekul kovalen dan

kovalen koordinasi serta

senyawa logam

hubungannya dengan sifat

fisik materi

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Jelaskan proses interaksi antar partikel

yang terjadi pada senyawa ion dan molekul

kovalen yang menyebabkan senyawa ion

memiliki titik didih dan titik leleh yang

tinggi sedangkan molekul kovalen tidak

memiliki titik didih dan titik leleh yang

tinggi !

Permasalahan I

Apa yang menyebabkan senyawa yang

terbentuk dari ikatan logam memiliki titik

didih dan titik leleh yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan senyawa ion dna

molekul kovalen?

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 94: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

78

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

4.5.1 Mengolah perbandingan

proses pembentukan ikatan ion,

ikatan kovalen, ikatan kovalen

koordinasi, ikatan logam

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Jelaskan jenis ikatan yang terbentuk serta

proses pembentukan ikatan yang terjadi

antara senyawa magnesium dan flour

dengan ikatan yang terjadi antar atom

oksigen !

Permasalahan II

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 95: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

79

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Jelaskan jenis ikatan yang terbentuk serta

proses pembentukan ikatan yang terjadi

pada alumunium !

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

4.5.2 Mengolah perbandingan

proses interaksi antar

partikel senyawa ion,

melekul kovalen dan

kovalen koordinasi serta

senyawa logam

hubungannya dengan sifat

fisik materi

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Buatlah tabel perbandingan sifat fisik

antara senyawa ion, kovalen dan logam ?

Permasalahan II

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 96: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

80

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

4.5.3 Menganalisis perbandingan

proses pembentukan ikatan ion,

ikatan kovalen, ikatan kovalen

koordinasi, ikatan logam

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa

senyawa ion terbentuk karena adanya serah

terima elektron, sedangkan molekul

kovalen terjadi karena adanya pasangan

elektron yang digunakan bersama.

Mengapa hal demikian bisa terjadi ?

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 97: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

81

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

Permasalahan I

Mengapa ikatan yang terjadi pada senyawa

logam sangat tinggi jika dibandingkan

dengan ikatan yang terbentuk pada

senyawa ion !

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Ikatan ion, ikatan

kvalen dan ikatan

logam

Pendahuluan Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

LKS

Siswa mengingat kembali materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam melalui

motivasi yang diberikan guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Siswa mempelajari materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam dari buku dan

sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

LKS

4.5.4 Menganalisis perbandingan

proses interaksi antar partikel

senyawa ion, melekul kovalen

dan kovalen koordinasi serta

senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

Menyelesaikan

masalah

Siswa menyelesaikan permasalahan

mengenai materi proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru melalui LKS

Permasalahan I .Perhatikan tabel titi didih beberapa senyawa

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

LKS

Page 98: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

82

Indikator Pembelajaran Materi

Pembelajaran Tahapan TAPPS Aktivitas Pembelajaran

Indikator

Komunikasi Verbal Instrumen

dan molekul berikut !

Molekul dan

senyawa

Titik didih

(0C)

NaCl 1413

MgO 3600

O2 -183

Cl2 -35

Mengapa senyawa natrium klorida memiliki

titik didih tertinggi dibanding senyawa dan

molekul lain sedangkan molekul Cl2 memiliki

titik didih terendah?

Permasalahan II

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya

bahwa jika massa atom relatif (Mr) makin

besar, maka titik didih makin tinggi. Akan

tetapi, pada golongan VIA, H2O

mempunyai titik didih yang paling tinggi

padahal mempunyai Mr yang paling kecil

dibandingkan H2Te, H2Se, dan H2S.

mengapa hal demikian bisa terjadi ?

Mengungkapkan

gagasan melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi listener.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Lembar

Observasi dan

dokumentasi

Bertukar peran Siswa saling bertukar peran Siswa II

menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

Page 99: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

83

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Eksperimen)

Satuan pendidikan : MAN 1 Tangerang Selatan

Bidang Studi : Kimia

Kelas / semester : X

Materi pokok : Ikatan kimia

Alokasi waktu :

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.Kompetensi Dasar

2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

Page 100: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

84

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi

antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion

3.5.2 Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen

3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

3.5.4 Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam

3.5.5 Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.6 Menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.7 Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.8 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

3.5.9 Membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya dengan

sifat fisik materi

4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.4 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

D. Tujuan pembelajaran

3.5.1 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan ion

3.5.2 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen

Page 101: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

85

3.5.3 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

3.5.4 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan ikatan logam

3.5.5 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.6 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.7 Siswa mampu menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.8 Siswa mampu membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

3.5.9. Siswa mampu membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

4.5.1 Siswa mampu mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Siswa mampu mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

4.5.3 Siswa mampu menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Siswa mampu enganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

E. Materi Ajar

Ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi

elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan dinamakan senyawa ion.

Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom logam yang cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang cenderung menerima elektron.

Contohnya, ikatan yang terjadi antara atom Na dengan atom Cl.

Page 102: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

86

Sifat senyawa ion

1. Berwujud padat pada suhu kamar

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi

3. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk cairan atau lelehan

4. Mempunyai sifat keras, namun mudah rapuh

Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Umumnya, ikatan kovalen dibentuk oleh atom-

atom nonlogam.

Pembentukan ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Contohnya,

ikatan yang terjadi antara 2 atom Cl.

Page 103: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

87

Pembentukan ikatan kovalen rangkap

Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan.

Contoh ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom Oksigen.

Contoh ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom nitrogen.

Ikatan kovalen koordinasi

Pada bebrapa molekul, pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan kovalen hanya berasal dari salah satu atom. Sementara itu, atom atau

molekul yang lain tidak memberikan elektron. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara seperti itu dinamakan ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan

kovalen koordinasi terdapat pada senyawa HNO3

Sifat-sifat senyawa kovalen

1. Berwujud gas, cair dan padat pada suhu kamar

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah

Page 104: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

88

3. Kebanyakan tidak dapat menghantarkan listrik

4. Umumnya bersifat lunak

Kepolaran senyawa kovalen

Prinsip dasar ikatan kovalen adalah pemakaian elektron bersama oleh atom-atom yang berikatan. Jika elektron-elektron yang digunakan bersama

tersebut cenderung lebih tertarik ke salah satu atom, maka akan terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata kovalen seperti itu dinamakan ikatan kovalen

polar. Jika elektron-elektron yang digunakana bersama tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elketron sama

kuat, maka tidak akan terjadi polarisasi. Ikatan kovalen seperti ini dinamakan ikatan kovalen non polar.

Ikatan logam

Ikatan yang mungkin terbentuk antaratom logam dinamakan ikata logam. Atom logam cenderung melepaskan elektron dan bermuatan positif.

Antaratom logam dapat saling berikatan akibat gaya tarik-menarik antara ion logam bermuatan positif dengan elektron valensi yang bermuatan negatif.

Gambar ion positif di tengan awan elektron

Sifat –sifat logam

1. Umumnya bersifat keras

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi

3. Merupakan penghantar panas dan listrik yang baik

4. Mempunyai permukaan yang mengkilap

5. Dapat ditempa

Page 105: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

89

Gaya antar molekul

Gaya antarmolekul merupakan gaya tarik diantara molekul-molekul.

1. Gaya van der waals

Antarmolekul yang mempunyai perbedaan elektronegatifan yang sangat kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah. Gaya

tarik ini dinamakan gaya van der waals. Dalam gaya van der waals terdapat dua gaya, yait gaya London dan gaya diol-dipol.

Gaya London (dipol sesaat)

Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan pada molekul diaotomik atau pada molekul yag memiliki perbedaan ekelektronegatifan nol. Dipol

ini bersifat sementara, karena lektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.

Gaya dipol-dipol

Molekul polar adalah molekul-molekul yang memiliki momen dipol, yang distribusi rapatn elketronnya tidak simetris. Molekul-molekul

polar yang mempunyai kutub positif dan kutub negatif yang slaing berdekatan akan menghasilkan gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik

dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London atau dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa kovalen polar

(gaya dipol-dipol) lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen nonpolar yang memiliki gaya London atau dipol sesaat.

2. Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul yang snagat polar den mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada

kedudukan H berikatan dengan kutub negatif pada kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar, sperti atom flour, oksigen dan nitrogen.

Contoh ikatan hidrogen antarmolekul H2O

Gambar ikatan hidrogen antarmolekul H2O

Page 106: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

90

G. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem solving

Metode : Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

H. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1 (Pretest)

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin doa

Guru memberikan arahan mengenai pretest yang

akan dikerjakan siswa

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa mendengarkan arahan dari guru

5 menit

Kegiatan inti Guru memberikan lembar soal dan jawabanan kepada

siswa

Guru meminta siswa untuk mulai mengerjakan soal

pretest

Siswa menerima lembar soal dan jawaban dari

guru

Siswa mengerjakan soal pretest

Komunikais verbal tulis 80 menit

Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

5 menit

Page 107: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

91

Pertemuan 2

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Mempersilahkan siswa untuk membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

Guru memberikan motivasi kepada siswa

mengenai pengetahuan awal tentang materi

proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan

logam melalui pertanyaan yang diajukan.

Mengajukan pertanyaan yang membuka

wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin

tahu siswa

- “guru bertanya kepada siswa, mengapa antar atom

terjadi sebuah ikatan ? dan tahu kah kalian apa

itu ikatan kimia ?” dan apa saja macam-macam

ikatan kimia ?

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

Siswa menggali pengetahuan awal mengenai

materi proses pembentukan ikatan ion,

kovalen dan logam melalui motivasi yang

diberikan guru

Menyimak motivasi dari guru dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru

Komunikasi verbal

lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

15 menit

Kegiatan inti

Menyelesaikan

masalah

Mengungkapkan

gagasan melalui

o Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan

logam dari LKS dan sumber referensi lain

o Guru meminta siswa untuk menyelesaikan

permasalahan mengenai materi proses

pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam

yang diberikan melalui LKS

o Meminta semua siswa menjalankan peran

o Siswa mempelajari materi ikatan ion dari LKS

dan sumber referensi lain berdasarkan arahan

guru

o Siswa menyelesaikan permasalahan mengenai

materi proses pembentukan ikatan ion,

kovalen dan logam yang diberikan oleh guru

melalui LKS

o Siswa menjalankan peran masing-masing

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

Verbal lisan

65 menit

Page 108: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

92

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

bahasa lisan

Bertukar peran

masing-masing untuk mengungkapkan

penjelasan mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem solver

dan siswa II menjadi listener.

o Guru meminta siswa untuk saling bertukar peran

Siswa II menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener.

untuk mengungkapkan penjelasan mengenai

permasalahan yang telah diselesaikan. Siswa

I menjadi problem solver dan siswa II menjadi

listener.

o Siswa saling bertukar peran Siswa II menjadi

problem solver dan siswa I menjadi listener.

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Penutup Penutup o Guru memancing siswa untuk membuat

kesimpulan dari proses pembentukan ikatan ion,

kovalen dan logam yang telah dipelajari

o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa membuat kesimpulan dari materi proses

pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam

yang telah dipelajarai

o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

10 menit

5 5

5

5

Page 109: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

93

Pertemuan 3

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Mempersilahkan siswa untuk membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

Guru memberikan motivasi kepada siswa

mengenai pengetahuan awal tentang materi

interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)

materi dan hubungannya dengan sifat fisik

materi melalui pertanyaan yang diajukan.

Mengajukan pertanyaan yang membuka

wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin

tahu siswa

- “guru bertanya kepada siswa, mengapa senyawa

ion dalam bentuk cairan atau lelehan dapat

menghantarkan listrik sedangkan senyawa

kovalen tidak dapat menghantarkan listrik ?

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 2 orang

Siswa menggali pengetahuan awal mengenai

materi interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan

sifat fisik materi melalui motivasi yang

diberikan guru

Menyimak motivasi dari guru dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru

Komunikasi verbal

lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

15 menit

Kegiatan inti

Menyelesaikan

masalah

Mengungkapkan

gagasan melalui

o Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)

materi dan hubungannya dengan sifat fisik

materi dari LKS dan sumber referensi lain

o Guru meminta siswa untuk menyelesaikan

permasalahan mengenai materi interaksi antar

partikel (atom, ion, molekul) materi dan

hubungannya dengan sifat fisik materi yang

diberikan melalui LKS

o Siswa mempelajari materi interaksi antar

partikel (atom, ion, molekul) materi dan

hubungannya dengan sifat fisik materi dari

LKS dan sumber referensi lain berdasarkan

arahan guru

o Siswa menyelesaikan permasalahan mengenai

materi interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan

sifat fisik materi yang diberikan oleh guru

melalui LKS

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

65 menit

Page 110: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

94

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

bahasa lisan

Bertukar peran

o Meminta semua siswa menjalankan peran

masing-masing untuk mengungkapkan

penjelasan mengenai permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I menjadi problem solver

dan siswa II menjadi listener.

o Guru meminta siswa untuk saling bertukar peran

Siswa II menjadi problem solver dan siswa I

menjadi listener

o Siswa menjalankan peran masing-masing

untuk mengungkapkan penjelasan mengenai

permasalahan yang telah diselesaikan. Siswa

I menjadi problem solver dan siswa II menjadi

listener.

o Siswa saling bertukar peran Siswa II menjadi

problem solver dan siswa I menjadi listener.

deskripsi

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Penutup Penutup o Guru memancing siswa untuk membuat

kesimpulan dari materi interaksi antar partikel

(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya

dengan sifat fisik materi yang telah dipelajari

o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa membuat kesimpulan dari materi

interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)

materi dan hubungannya dengan sifat fisik

materi yang telah dipelajarai

o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

10 menit

5 5

5

5

Pertemuan 4 (Post-test)

Page 111: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

95

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Guru memberikan arahan mengenai post-test

yang akan dikerjakan siswa

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa mendengarkan arahan dari guru

5 menit

Kegiatan inti Guru memberikan lembar soal dan jawabanan

kepada siswa

Guru meminta siswa untuk mulai mengerjakan soal

post-test

Siswa menerima lembar soal dan jawaban dari

guru

Siswa mengerjakan soal pretest

Komunikais verbal tulis 80 menit

Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

5 menit

H. Sumber Belajar

a. Media : Alat tulis, white board, dan LKS

b. Sumber : Rahayu N, Sri, dkk. 2014. KIMIA SMA/MA Kelas X. Jakarta : Bumi Aksara

Page 112: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

96

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan pendidikan : MAN 1 Tangerang Selatan

Bidang Studi : Kimia

Kelas / semester : X

Materi pokok : Ikatan kimia

Alokasi waktu :

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.Kompetensi Dasar

2.2 Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, kerjasama dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi

antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

Page 113: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

97

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion

3.5.2 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen

3.5.3 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

3.5.4 Menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam

3.5.5 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.6 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.7 Menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.8 Membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

3.5.9 Membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

4.5.1 Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

4.5.3 Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.4 Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam hubungannya

dengan sifat fisik materi

D. Tujuan pembelajaran

3.5.1 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan ion

3.5.2 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen

3.5.3 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

3.5.4 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses pembentukan ikatan logam

Page 114: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

98

3.5.5 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.6 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.7 Siswa mampu menjelaskan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.8 Siswa mampu membandingkan (C2) proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam

3.5.9. Siswa mampu membandingkan (C2) proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

4.5.1 Siswa mampu mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Siswa mampu mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

4.5.3 Siswa mampu menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

4.5.2 Siswa mampu enganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

E. Karakter yang diharapkan

Jujur, Peduli, Disiplin, Tanggung jawab, Menghargai, Kerjasama, Percaya diri, Berani

F. Materi Ajar

Ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi

elektronnya sama dengan gas mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang dihasilkan dinamakan senyawa ion.

Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom logam yang cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang cenderung menerima elektron.

Contohnya, ikatan yang terjadi antara atom Na dengan atom Cl.

Page 115: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

99

Sifat senyawa ion

1. Berwujud padat pada suhu kamar

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi

3. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk cairan atau lelehan

4. Mempunyai sifat keras, namun mudah rapuh

Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya pemakaian bersama pasangan elektron. Umumnya, ikatan kovalen dibentuk oleh atom-

atom nonlogam.

Pembentukan ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Contohnya,

ikatan yang terjadi antara 2 atom Cl.

Pembentukan ikatan kovalen rangkap

Page 116: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

100

Ikatan kovalen rangkap merupakan ikatan kovalen yang melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan.

Contoh ikatan kovalen rangkap dua, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom Oksigen.

Contoh ikatan kovalen rangkap tiga, yaitu ikatan yang terjadi antara dua atom nitrogen.

Ikatan kovalen koordinasi

Pada bebrapa molekul, pasangan elektron yang digunakan untuk berikatan kovalen hanya berasal dari salah satu atom. Sementara itu, atom atau

molekul yang lain tidak memberikan elektron. Ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara seperti itu dinamakan ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan

kovalen koordinasi terdapat pada senyawa HNO3

Sifat-sifat senyawa kovalen

1. Berwujud gas, cair dan padat pada suhu kamar

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah

3. Kebanyakan tidak dapat menghantarkan listrik

Page 117: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

101

4. Umumnya bersifat lunak

Kepolaran senyawa kovalen

Prinsip dasar ikatan kovalen adalah pemakaian elektron bersama oleh atom-atom yang berikatan. Jika elektron-elektron yang digunakan bersama

tersebut cenderung lebih tertarik ke salah satu atom, maka akan terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata kovalen seperti itu dinamakan ikatan kovalen

polar. Jika elektron-elektron yang digunakana bersama tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elketron sama

kuat, maka tidak akan terjadi polarisasi. Ikatan kovalen seperti ini dinamakan ikatan kovalen non polar.

Ikatan logam

Ikatan yang mungkin terbentuk antaratom logam dinamakan ikata logam. Atom logam cenderung melepaskan elektron dan bermuatan positif.

Antaratom logam dapat saling berikatan akibat gaya tarik-menarik antara ion logam bermuatan positif dengan elektron valensi yang bermuatan negatif.

Gambar ion positif di tengan awan elektron

Sifat –sifat logam

1. Umumnya bersifat keras

2. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi

3. Merupakan penghantar panas dan listrik yang baik

4. Mempunyai permukaan yang mengkilap

5. Dapat ditempa

Gaya antar molekul

Page 118: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

102

Gaya antarmolekul merupakan gaya tarik diantara molekul-molekul.

1. Gaya van der waals

Antarmolekul yang mempunyai perbedaan elektronegatifan yang sangat kecil terdapat gaya tarik-menarik walaupun sangat lemah. Gaya

tarik ini dinamakan gaya van der waals. Dalam gaya van der waals terdapat dua gaya, yait gaya London dan gaya diol-dipol.

Gaya London (dipol sesaat)

Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan pada molekul diaotomik atau pada molekul yag memiliki perebdaan ekelektronegatifan nol. dipol

ini bersifat sementara, karena lektron selalu bergerak dalam orbital sehingga pada saat berikutnya dipol itu hilang.

Gaya dipol-dipol

Molekul polar adalah molekul-molekul yang memiliki momen dipol, yang distribusi rapatn elketronnya tidak simetris. Molekul-molekul

polar yang mempunyai kutub positif dan kutub negatif yang slaing berdekatan akan menghasilkan gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik

dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London atau dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa kovalen polar

(gaya dipol-dipol) lebih tinggi dibandingkan senyawa kovalen nonpolar yang memiliki gaya London atau dipol sesaat.

2. Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul yang snagat polar den mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada

kedudukan H berikatan dengan kutub negatif pada kedudukan atom yang keelektronegatifannya besar, sperti atom flour, oksigen dan nitrogen.

Contoh ikatan hidrogen antarmolekul H2O

Gambar ikatan hidrogen antarmolekul H2O

Page 119: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

103

G. Pendekatan Strategi dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem solving

Metode : Diskusi dan tanya jawab

H. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan 1

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Mempersilahkan siswa untuk membuat

kelompok yang terdiri atas 5 orang

Guru memberikan motivasi kepada siswa

mengenai pengetahuan awal tentang materi

proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan

logam melalui pertanyaan yang diajukan.

Mengajukan pertanyaan yang membuka

wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin

tahu siswa

- “guru bertanya kepada siswa, mengapa antar atom

terjadi sebuah ikatan ? dan tahu kah kalian apa

itu ikatan kimia ?” dan apa saja macam-macam

ikatan kimia ?

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 5 orang

Siswa menggali pengetahuan awal mengenai

materi proses pembentukan ikatan ion,

kovalen dan logam melalui motivasi yang

diberikan guru

Menyimak motivasi dari guru dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

15 menit

Kegiatan inti

Guru memberikan beberapa senyawa kepada

setiap kelompok. Dan meminta siswa untuk

mengamati jenis ikatan yang terjadi pada

senyawa tersebut.

Guru meminta siswa untuk menuliskan hal-hal

Siswa mengamati jenis ikatan yang terjadi

pada senyawa tersebut.

Siswa menuliskan hal-hal yang ingin

Verbal tulisan

70 menit

Page 120: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

104

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

yang ingin ditanyakan berdasarkan hasil

pengamatan siswa terhadap senyawa yang

diberikan.

Guru meminta siswa untuk menyelesaikan

permasalahan atau hal-hal yang dipertanyakan

berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap

senyawa dengan cara mencari sumber referensi.

Guru meminta siswa untuk menjelaskan

pemahaman mengenai jenis ikatan yang terjadi

pada senyawa kepada teman satu kelompok

dengan saling bertanya/berdiskusi selama

diskusi.

Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk membuat kesimpulan dari

proses pembentukan ikatan ion, kovalen dan

logam.

ditanyakan berdasarkan hasil pengamatan

Siswa menyelesaikan permasalahan atau hal-

hal yang dipertanyakan berdasarkan hasil

pengamatan siswa terhadap senyawa dengan

cara mencari sumber referensi pengamatan

siswa terhadap senyawa dengan cara mencari

sumber referensi

Siswa menjelaskan pemahaman mengenai

jenis ikatan yang terjadi pada senyawa kepada

teman satu kelompok dengan saling

bertanya/berdiskusi selama diskusi.

Siswa perwakilan dari masing-masing

kelompok membuat kesimpulan dari proses

pembentukan ikatan ion, kovalen dan logam.

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

5 menit

5 5

5

5

Page 121: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

105

Pertemuan 2

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Kegiatan awal

Memberikan salam pembuka

Mempersilahkan salah satu siswa memimpin

doa

Mempersilahkan siswa untuk membuat

kelompok yang terdiri atas 5 orang

Guru memberikan motivasi kepada siswa

mengenai pengetahuan awal tentang materi

interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)

materi dan hubungannya dengan sifat fisik

materi melalui pertanyaan yang diajukan.

Mengajukan pertanyaan yang membuka

wawasan siswa dan mengembangkan rasa ingin

tahu siswa

- ““guru bertanya kepada siswa, mengapa senyawa

ion dalam bentuk cairan atau lelehan dapat

menghantarkan listrik sedangkan sneyawa

koovalen tidak dapat menghantarkan listrik ?

Kegiatan awal

Siwa menjawab salam

Siswa berdoa

Siswa bertemu dikelas dan membuat

kelompok yang terdiri atas 5 orang

Siswa menggali pengetahuan awal mengenai

materi interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan

sifat fisik materi melalui motivasi yang

diberikan guru

Menyimak motivasi dari guru dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

15 menit

Kegiatan inti

Guru memberikan beberapa sifat fisik dari

senyawa ion, kovalen dan logam kepada setiap

kelompok. Dan meminta siswa untuk

mengamati bagaimana sifat fisik tersebut

dimiliki oleh suatu senyawa.

Guru meminta siswa untuk menuliskan hal-hal

yang ingin ditanyakan berdasarkan hasil

pengamatan siswa terhadap sifat fisik yang

dimiliki suatu senyawa

Guru meminta siswa untuk menyelesaikan

permasalahan atau hal-hal yang dipertanyakan

berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap

Siswa mengamati sifat fisik yang dimiliki oleh

suatu senyawa

Siswa menuliskan hal-hal yang ingin

ditanyakan berdasarkan hasil pengamatan

Siswa menyelesaikan permasalahan atau hal-

hal yang dipertanyakan berdasarkan hasil

pengamatan siswa terhadap senyawa dengan

Verbal tulisan

Ketepatan kata

Kesesuaian

deskripsi

Keruntutan

deskripsi

70 menit

Page 122: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

106

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Indikator

komunikasi verbal

Alokasi

waktu

senyawa dengan cara mencari sumber referensi

Guru meminta siswa untuk menjelaskan

pemahaman mengenai sifat fisik yang dimiliki

suatu senyawa kepada teman satu kelompok

dengan saling bertanya/berdiskusi selama

diskusi.

Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk membuat kesimpulan

mengenai sifat fisik yang dimiliki suatu

senyawa

cara mencari sumber referensi pengamatan

siswa terhadap senyawa dengan cara mencari

sumber referensi

Siswa menjelaskan pemahaman mengenai

sifat fisik yang dimiliki suatu senyawa kepada

teman satu kelompok dengan saling

bertanya/berdiskusi selama diskusi.

Siswa perwakilan dari masing-masing

kelompok membuat kesimpulan mengenai

sifat fisik yang dimiliki suatu senyawa.

Verbal lisan

Pengucapan

Kejelasan

Kosakata

Rasa percaya diri

Pitch

Nada dan gaya

Penutup Penutup o Guru memberitahukan materi pelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o Meminta siswa berdo’a.

o Guru memberi salam penutup.

Penutup o Siswa menyimak materi pelajaran yang akan

dipelajari di pertemuan berikutnya

o Siswa berdo’a

o Siswa menjawab salam

5 menit

5 5

5

5

H. Sumber Belajar

a. Media : Alat tulis, white board, dan LKS

b. Sumber : Rahayu N, Sri, dkk. 2014. KIMIA SMA/MA Kelas X. Jakarta : Bumi Aksara

Justiana, S dan muchtaridi. 2008. Kimia 1. Jakarta : Yudhistira

Page 123: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

107

Page 124: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

107

Lampiran 4

`VALIDASI INSTRUMEN TES KOMUNIKASI VERBAL

(Ikatan Kimia)

Mata pelajaran : Kimia

Kelas : X

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Jumlah soal : 25

Bentuk soal : Uraian

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

3.5

Membandingkan

proses

pembentukan

ikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan

kovalen

koordinasi, dan

ikatan logam

serta interaksi

antar partikel

(atom, ion,

molekul) materi

dan hubungannya

dengan sifat fisik

materi.

3.5.1 Menjelaskan

proses

pembentukan

ikatan ion

Siswa diminta

menjelaskan proses terbentuknya

ikatan ion

Bagaimanakah proses

terbentuknya senyawa

KCl ?

Bobot 4

a. Atom kalium merupakan

unsur logam, sedangkan

atom Cl merupakan unsur

non logam.

Konfigurasi elektron

19K = 2 8 8 1

17Cl = 2 8 8 7

b. Untuk mencapai kestabilan,

atom K harus melepaskan

satu elektron terluar dan

atom Cl membutuhkan satu

elektron. Oleh sebab itu,

terjadilah serah terima

elektron c. Atom yang melepaskan

elektron akan menjadi

kation dan atom yang

menerima elektron akan

menjadi anion

d. Reaksi antarion inilah yang

menghasilkan senyawa

ionik KCl

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Jika siswa hanya menjawab a 1

Jika siswa menjawab a-b 2

Jika siswa menjawab a-b-c 3

Jika siswa menjawab berurutan dari a- 4

Page 125: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

108

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

b-c-d

Siswa diminta

memberikan

contoh sebuah

senyawa yang

terbentuk karena

adanya ikatan ion

Berikanlah 4 contoh

senyawa yang terbentuk

dari ikatan ion !

Bobot 4

Senyawa yang terbentuk oleh

unsur logam dan nonlogam,

seperti :

NaCl, KF, MgCl2, dan AlF3

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

3.5.2

Menjelaskan

(C2) proses

pembentukan

ikatan kovalen

Siswa diminta

menjelaskan

proses

terbentuknya

ikatan kovalen

Bagaimanakah proses

terbentuknya ikatan

kovalen !

Bobot 4

Terjadi karena pemakaian

pasangan elektron bersama

Antar atom memberikan satu

elektron untuk dijadikan

pasangan elektron

Membentuk sebuah molekul

Pada umumnya unsur

pembentuknya adalah unsur

non logam

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan Jika siswa tidak menjawab 0

Page 126: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

109

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

deskripsi Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Siswa diminta

menentukan

ikatan yang

terbentuk dari

atom hidrogen

dan bromin

Apakah jenis ikatan yang

terbentuk antara atom

hidrogen dan bromin ?

Bobot 4

Atom hidrogen dan bromin

merupakan unsur non logam

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antar unsur nonlogam

ialah ikatan kovalen

Ikatan kovalen terjadi karena

adanya pemakaian bersama

pasangan elektron

Struktur lewis pembentukan

ikatan kovalen

1H = 1

35Br = 2 8 18 7

●●

H ● ●Br ●●

●●

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Siswa diminta

menentukan

molekul yang

terbentuk dari

ikatan kovalen

Dari molekul-molekul

berikut ini, manakah yang

termasuk molekul kovalen

a. C2H4

b. MgO

c. F2

d. AlF3

Bobot 4

a. C2H4

b. MgO

c. F2

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Page 127: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

110

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

d. AlF3

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban

4

3.5.3

Menjelaskan

(C2) proses

pembentukan

ikatan kovalen

koordinasi

Siswa diminta

menjelaskan

proses

terbentuknya

ikatan kovalen

koordinasi

Bagaimanakah proses

terbentuknya ikatan

kovalen koordinasi pada

senyawa H2SO4 !

Bobot 4

Konfigurasi elektron

1H = 1

16 S = 2 8 6

6O = 2 6

unsur pembentuknya adalah

unsur non logam

Terjadi karena pemakaian

pasangan elektron bersama

Pasangan elektron yang

digunakan bersama berasal

hanya dari salah satu atom

Membentuk sebuah molekul

Struktur lewis

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Siswa diminta

memberikan

contoh sebuah

Berikanlah contoh

senyawa yang terbentuk

karena adanya ikatan

Bobot 4

Iaktan kovalen koordinasi Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Page 128: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

111

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

senyawa yang

terbentuk karena

adanya ikatan

kovalen

kovalen koordinasi pada senyawa O3

Ikatan kovalen pada senyawa

CO

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

3.5.4

Menjelaskan

(C2) proses

pembentukan

ikatan logam

Siswa diminta

untuk

menjelaskan

proses

terbentuknya

ikatan logam

pada natrium

Jelaskan bagaimana

terbentuknya ikatan logam

pada logam natrium

Bobot 4

Ikatan logam terbentuk

karena adanya gaya tarik

menarik antara partikel yang

bermuatan positif dengan

awan elektron yang tersebar

bagaikan lautan

Konfigurasi natrium

11Na = 2 8 1

Elektron valensi dari logam

natrium, akan saling

berikatan dengan partikel

positif dari logam natrium

yang lain

Gaya Tarik itulah yang

menimbulkan ikatan logam

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Siswa diminta

menggambarkan

pembentukan

sebuah logam

Berikanlah gambar proses

terbentuknya ikatan logam

?

Bobot 4 Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan 3

Page 129: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

112

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Ada elektron yang

tersebar merata

Ada inti bermuatan postif

Ada gaya tarik antara

elektron dan inti

bermuatan postif

Tersusun rapat

kunci jawaban

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban

4

3.5.5

Menjelaskan

(C2) proses

interaksi antar

partikel senyawa

ion dan

hubungannya

dengan sifat fisik

materi.

Disajikan tabel

sifat fisik dari

senyawa ion dan

molekul kovalen.

Siswa diminta

untuk

mengkategorika

n sifat fisik yang

terbentuk karena

adanya interaksi

antar partikel

senyawa ion

Berikut sifat fisik yang

beberapa senyawa

I. Memiliki titik didih

dan titik leleh yang

tinggi

II. Dapat menghantarkan

arus listrik dalam

bentuk cairan

III. Memiliki titik didih

dan leleh yag rendah

IV. Tidak dapat

mengahantarkan arus

listrik dalam bentuk

cairan Berdasarkan sifat fisik di

atas, manakah yang

merupakan sifat fisik dari

senyawa ion ?

Bobot 4

Sifat fisik senyawa ion adalah

Memiliki titik didih dan titik

leleh yang tinggi

Dapat menghantarkan arus

listrik dalam bentuk cairan

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Page 130: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

113

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Siswa diminta

menjelaskan proses interaksi

antar partikel

senyawa ion

terhadap sifat

fisik senyawa ion

yang memiliki

titik didih dan

titik leleh yang

tinggi

Seperti yang telah kita

ketahui, bahwa senyawa

ion memiliki titik didih

yang tinggi. Jelaskan

bagaimana sifat fisik

tersebut dimiliki senyawa

ion berdasarkan interaksi

antar partikelnya !

Bobot 4

Senyawa ion terjadi

karena serah terima

elektron

Interaksi yang

ditimbulkan antara atom

positif dan negatif

cukup besar

membentuk suatu ikatan

yang kuat dengan

bentuk yang rapat

Dibutuhkan energi yang

lebih besar untuk

memutuskan ikatan

tersebut, sehingga titik

didih senyawa ion

semakin tinggi

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

3.5.6

Menjelaskan

(C2) proses

interaksi antar

Siswa diminta

menjelaskan

proses interaksi

antar partikel

Pada umumnya molekul

kovalen memiliki titik

didih dan titik leleh yang

rendah, bagaimanakah

Bobot 4

Pada umumnya molekul

kovalen terbentuk antar atom

nonlogam

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Page 131: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

114

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

partikel molekul

kovalen dan

hubungannya

dengan sifat

fisik materi

molekul kovalen

terhadap sifat

fisik molekul

kovalen yang

memiliki titik

didih dan titik

leleh yang rendah

interaksi antar atom

sehingga menimbulkan

titik didih dan titik leleh

senyawa kovalen rendah ?

Biasanya memiliki

perbedaan kelektronegatifan

yang rendah

Karena rendahnya perbedaan

kelektronegatifan inilah

menyebabkan ikatan yang

terbentuk antar atom tersebut

rendah

Sehingga mudah untuk

memutuskannya, sehingga

titik didih dan titik leleh

molekul kovalen randah

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Siswa diminta

untuk

menjelaskan bagaimana suatu

molekul kovalen

polar terbentuk

Senyawa kovalen ada

yang bersifat polar dan

ada yang bersifat

nonpolar. Jelaskan

bagaimana molekul

kovalen polar terbentuk ?

Bobot 4

Senyawa kovalen terbentuk

antar atom nonlogam

Antar atom nonlogam akan

memiliki perbedaan

keelektronegatifan yang

rendah

Apabila atom yang berikatan

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Page 132: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

115

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

memiliki perbedaan

kelektronegatifan yang

cukup besar, maka atom

yang memiliki nilai

kelektronegatifan yang lebih

besar akan menarik elektron

mendekatinya membentuk

kutub negatif. Sedangkan

atom yang memiliki nilai

kelektronegatifan lebih

rendah, akan membentuk

kutub positif.

Molekul yang dapat

membentuk dua kutub atau

dipol bersifat polar.

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Siswa diminta

untuk

menjelaskan bagaimana suatu

molekul kovalen

nonpolar

terbentuk

Senyawa kovalen ada

yang bersifat polar dan

ada yang bersifat

nonpolar. Molekul

kovalen yang termasuk

molekul nonpolar

biasanya terjadi pada

molekul diatomik, seperti

Cl2, N2 dan H2. Jelaskan

bagaimana molekul-

molekul di atas dapat

digolongkan kedalam

molekul nonpolar ?

Bobot 4

Senyawa kovalen terbentuk

antar atom nonlogam

Antar atom nonlogam akan

memiliki perbedaan

keelektronegatifan yang

rendah

Apabila atom yang berikatan

diatomik (molekul yang

terdiri dari dua atom yang

sama) maka ataom tersebut

memiliki nilai

keelektronegatifan yang

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Page 133: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

116

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

sama

Artinya, perbedaan

keelektronegatifan antar

atom tersebut sama dengan

0, sehingga kemampuan

untuk menarik pasangan

elektron antar kedua atom itu

sama kuat dan molekul

tersebut non polar.

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

3.5.7

Menjelaskan

(C2) proses

interaksi antar

partikel senyawa

logam dan

hubungannya

dengan sifat

fisik materi.

Disajikan salah

satu kegunanaan

logam, yaitu

dapat

menghantarkan

panas. Siswa

diminta untuk

menjelaskan sifat fisik yang

dimiliki oleh

logam tersebut

Pernahkah anda

memperhatikan wajan

yang digunakan saat

memasak ?

Pada umumnya wajan-

wajan tersebut terbuat dari

logam. Dengan bantuan

panas dari api, beberapa

saat kemudian maka

makanan yang kita masak

akan matang. Berdasarkan

uraian di atas, sifat fisik

apakah yang dimiliki oleh

logam yang terdapat pada

wajan tersebut ?

Bobot 4

Pada umumnya wajan

terbuat dari logam

alumunium

Pada ikatan logam gaya

elketrostatis yang terbentuk

cukup besar

Ikatan ini sulit untuk

diputuskan sehingga dapat

menghantarkan panas

Sifat fisik yang dimiliki oleh

wajan yang terbuat dari

logam alumunium adalah

dapat mengahantarkan panas

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Page 134: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

117

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

3.5.8

Membandingkan

(C2) proses

pembentukan

ikatan ion,

ikatan kovalen

dan ikatan logam

Disajikan dua

buah senyawa

BaBr2 dan F2.

Siswa diminta

untuk

membandingkan

proses

pembentukan

ikatan pada dua

senyawa tersebut.

Apakah jenis katan yang

terjadi antara senyawa

BaBr2 dan F2 !

Bobot 4

Senyawa BaBr2

Terdiri dari atom barium

(logam) dan atom bromin

(non logam)

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antara atom logam

dan non logam ialah ikatan

ion

Senyawa F2

Terdiri dari dua unsur flor

(non logam)

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antar atom non logam

ialah ikatan kovalen

Jadi, ikatan yang terbentuk pada

senyawa BaBr2 adalah ikatan ion

dan F2 adalah ikatan kovalen

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Page 135: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

118

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Siswa diminta

untuk

membandingkan

proses

pembentukan

senyawa logam

dan senyawa ion

Kalsium termasuk unsur

logam. kalsium biasa kita

jumpai dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu jika

direaksikan dengan

oksigen membentuk

kapur. Akan tetapi

kalsium pun dapat

membentuk ikatan antar

logamnya. Apakah jenis

ikatan yang terjadi antara

kalsium dengan oksigen

dan kalsium dengan

kalsium ?

Bobot 4

Ikatan yang terjadi antara

kalsium dengan oksigen

ialah ikatan ion, karena

terjadi pada unsur logam

(kalsium) dan unsur

nonlogam (Oksigen)

Kedua ataom tersebut akan

saling berikatan dengan

serah terima elektron.

Sedangkan ikatan yang

terjadi antar atom kalsium

ialah ikatan logam. Karena

kalsium merupakan unsur

logam.

Ikatan ini terjadi karena

adanya gaya tarik

elektrostatis antara muatan

positif logam dengan

elektron valensi yang

tersebar diantara logam-

logam tersebut.

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban

4

3.5.9.

Membandingkan

(C2) proses

interaksi antar

partikel senyawa

ion, melekul

kovalen dan

kovalen

koordinasi serta

senyawa logam

hubungannya

dengan sifat

Disajikan

beberapa sifat

fisik senyawa ion,

kovalen dan

logam. Siswa

diminta untuk

membandingkan

sifat-sifat yang

dimiliki oleh

senyawa ion,

kovalen dan

logam

Berikut beberapa sifat

fisik senyawa

a. Berbentuk

padatan tetapi

mudah rapuh

b. Mengkilap

c. Memiliki titik

didih dan titik

leleh yang

cukup tinggi

d. Penghantar

panas yang baik

Bobot 4

Sifat fisik senyawa ion adalah

poin a, c dan e

Sifat fisik senyawa logam adalah

poin b, d dan f

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Page 136: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

119

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

fisik materi e. Memiliki titik

didih dan titik

leleh yang

sangat tinggi

f. Dalam bentuk

cairan dapat

menghantarkan

listrik

Berdasarkan sifat fisik di

atas, klasifikasikan sifat

fisik yang dimiliki oleh

senyawa logam dan ion !

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban

4

Disajikan

senyawa kovalen

Cl2, N2, NH3 dan

H2O. siswa

diminta untuk

mengkategorika

n senyawa

kovalen polar dan

senyawa kovalen

nonpolar

Di bawah ini merupakan

senyawa-senyawa kovalen

a. Cl2

b. N2

c. NH3

d. H2O.

Dari keempat senyawa

tersebut, manakah yang

termasuk senyawa kovalen

polar dan senyawa

kovalen non polar ?

Bobot 4

Senyawa Cl2=non polar

Senyawa N2 = non polar

Senyawa NH3 =senyawa

polar

Senyawa H2O =senyawa

polar

Maka senyawa yang

termasuk kovalen polar

adalah NH3 dan H2O.

Sedangkan sneyawa yang

termausk senywa kovalen

non polar adalah Cl2 dan N2.

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban

4

4.5

Mengolah dan

menganalisis

perbandingan

4.5.1

Mengolah

perbandingan

proses

Siswa diminta

untuk

membandingkan proses

Berikanlah penjelasan,

serta contoh proses

terbentuknya ikatan ion,

iktan kovalen dan ikatan

Bobot 6

Ikatan ion

Terjadi karena serah terima

elektron,

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Page 137: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

120

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

proses

pembentukan

ikatan ion, ikatan

kovalen, ikatan

kovalen

koordinasi, dan

ikatan logam

serta interaksi

antar partikel

(atom, ion,

molekul)materi

dan hubungannya

dengan sifat fisik

materi.

pembentukan

ikatan ion,

ikatan kovalen,

ikatan kovalen

koordinasi,

ikatan logam

terbentuknya

ikatan ion,

kovalen dan

logam serta

memberikan

contoh senyawa

ion, kovalen dan

logam

logam ? Atom yang satu melepaskan

elektron dan yang lain

menerima elektron

Membentuk senyawa ionic

Pada umumnya unsur

pembentuknya adalah unsur

logam dan non logam

Ikatan kovalen

Terjadi karena pemakaian

pasangan elektron bersama

Antar atom memberikan satu

elektron untuk dijadikan

pasangan elektron

Membentuk sebuah molekul

Pada umumnya unsur

pembentuknya adalah unsur

non logam

Ikatan logam

Ikatan logam terbentuk

karena adanya gaya tarik

menarik antara partikel yang

bermuatan positif dengan

awan elektron yang tersebar

bagaikan lautan

Elektron valensi dari logam

akan saling berikatan dengan

partikel positif dari logam

yang lain

Gaya Tarik itulah yang

menimbulkan ikatan logam

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

4.5.2

Mengolah

perbandingan

proses interaksi

antar partikel

senyawa ion,

Siswa diminta

untuk

menganalisis

pengaruh ikatan

hidrogen terhadap

titik didih

Bagimanakah pengaruh

ikatan hidrogen terhadap

titik didih senyawa

metanol (CH3OH) dengan

propana (C3H8) !

Bobot 6

Senyawa metanol

Senyawa metanol jika

direaksikan antarmolekulnya

dapat menghasilkan ikatan

hidrogen

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Page 138: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

121

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

melekul kovalen

dan kovalen

koordinasi serta

senyawa logam

hubungannya

dengan sifat

fisik materi

senyawa

CH3-----O----H

CH3-----O----H

Jika suatu senyawa dapat

membentuk ikatan hidrogen

antarmolekulnya, maka

senyawa tersebut memiliki

titik didih yang tinggi

Senyawa propana

Senyawa propana jika

direakiskan antarmolekulnya

tidak dapat menghasilkan

ikatan hidrogen

CH3---CH2----CH3

CH3---CH2----CH3

Tidak terbentuk ikatan

hidrogen, karena tidak ada

atom polar atau atom yang

memiliki keelketronegatifan

yang besar seperti nitrogen,

flour dan oksigen. Sehingga

tidak adanya ikatan antar

atom H dengan atom N, O

atau F untuk membentuk

ikatan hidrogen.

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

4.5.3

Menganalisis

perbandingan

proses

pembentukan

ikatan ion,

ikatan kovalen,

ikatan kovalen

koordinasi,

ikatan logam

Siswa diminta

untuk

menganalisis

(C3) proses

terbentuknya

ikatan pada

senyawa CaCl2,

PCl3, NH3 dan

H+

Jelaskanlah ikatan yang

terjadi pada senyawa-

senyawa berikut ini CaCl2,

PCl3, NH3 dan H+

Bobot 8

Senyawa CaCl2

Terdiri dari atom kalsium

(logam) dan atom klor (non

logam)

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antara atom logam

dan non logam ialah ikata

ion

Konfgurasi

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Page 139: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

122

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

20Ca = 2 8 8 2

17Cl = 2 8 7

Untuk mencapai

kestabilannya, atom Ca akan

melepaskan 2 elektron

terluar, sedangkan atom Cl

harus menerima satu

elektron untuk mencapai

stabil

Struktur lewis CaCl2

Senyawa PCl3

Terdiri dari dua unsur non

logam, yaitu posfor dan klor

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antar atom non logam

ialah ikatan kovalen

Konfigurasi elektron

15P = 2 8 5

17Cl = 2 8 7

Setiap atom posfor

membutuhkan tiga elektron

untuk mencapai kestabilan,

sedangkan atom klor

membutuhkan satu elektron

untuk mencapai stabil. Oleh

sebab itu kedua unsur

tersebut menggunakan

pasangan elektron bersama

untuk mencapai

kestabilannya

Struktur lewis PCl3

Senyawa NH3 dan H+

Jenis ikatan yang terjadi

antara NH3 dan H+ ialah

ikatan kovalen koordinasi.

Hal ini terjadi karena

pasangan elektron yang

digunakan H+ untuk

mencapai kestabilannya

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Page 140: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

123

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

berasal dari sepasangan

elektron dari atom nitrogen.

Struktur lewis NH3 dan H+

Jadi, ikatan yang terjadi pada

senyawa CaCl2 ialah ikatan ion,

PCl3 ikatan kovalen, serta ikatan

yang terjadi antara NH3 dan H+

ialah ikatan kovalen koordinasi.

Siswa diminta

untuk

mengidentifikasi

(C4) ikatan yang

terjadi pada

senyawa yang

selalu

bersentuhan

dengan

kehidupan sehari-

hari. Seperti, air,

karbon dioksida

dan garam.

Pada era modern saat ini,

masih ada saja orang yang

beranggapan bahwa hal-

hal yang berbau kimia

sangatlah berbahaya.

Padahal apabila kita amati,

sebagian benda-benda

yang kita gunakan setiap

harinya berhubungan

langsung dengan kimia.

Seperti garam dapur yang

kita gunakan saat

memasak, air sebagai

sumber kehidupan serta

karbon dioksida yang tak

terasa kita keluarkan. Hal-

hal tersebut sangat erat

kaitannya dengan kimia.

Hubungannya dengan

ikatan kimia, tentu

senyawa-senyawa tersebut

terbentuk karena adanya

suatu ikatan. Jelaskan

jenis ikatan yang terjadi

pada garam dapur, air dan

karbon dioksida !

Bobot 8

Garam dapur (NaCl)

Senyawa NaCl

Terdiri dari atom natrium

(logam) dan atom klor (non

logam)

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antara atom logam

dan non logam ialah ikata

ion

Konfgurasi

11Na = 2 8 1

17Cl = 2 8 7

Untuk mencapai

kestabilannya, atom Na akan

melepaskan 1 elektron

terluar, sedangkan atom Cl

harus menerima satu

elektron untuk mencapai

stabil

Struktur lewis NaCl

Air (H2O)

Senyawa H2O

Terdiri dari dua unsur non

logam, yaitu hidrogen dan

oksigen

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Page 141: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

124

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antar atom non logam

ialah ikatan kovalen

Konfigurasi elektron

1H = 1

16O = 2 8 6

Setiap atom oksigen

membutuhkan dua elektron

untuk mencapai kestabilan,

sedangkan atom hidrogen

harus melepaskan satu

elektron untuk mencapai

stabil. Oleh sebab itu kedua

unsur tersebut menggunakan

pasangan elektron bersama

untuk mencapai

kestabilannya

Struktur lewis H2O

Karbon dioksida (CO2)

Senyawa CO2

Terdiri dari dua unsur non

logam, yaitu karbon dan

oksigen

Pada umumnya ikatan yang

terjadi antar atom non logam

ialah ikatan kovalen

Konfigurasi elektron

6C = 2 4

16O = 2 8 6

Setiap atom oksigen

membutuhkan dua elektron

untuk mencapai kestabilan,

sedangkan atom karbon

membutuhkan 4 elektron

untuk mencapai stabil. Oleh

sebab itu kedua unsur

tersebut menggunakan

pasangan elektron bersama

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi

4

Page 142: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

125

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

untuk mencapai

kestabilannya

Struktur lewis CO2

Jadi, ikatan yang terjadi pada

garam dapur ialah ikatan ion,

sedangkan ikatan yang terjadi

pada air dan karbon dioksida

adalah ikatan kovalen

4.5.4

Menganalisis

perbandingan

proses interaksi

antar partikel

senyawa ion,

melekul kovalen

dan kovalen

koordinasi serta

senyawa logam

hubungannya

dengan sifat

fisik materi

Disajikan titik

didih dari

beberapa

senyawa yang

terdiri dari

senyawa ion,

kovalen dan

logam. Siswa

diminta untuk

menganalisis

(C4) titik didih

dari logam yang

memiliki nilai

tertinggi

Perhatikan tabel titik didih

beberapa senyawa dan

molekul berikut !

Molekul

dan

senyawa

Titik

didih

(0C)

NaCl 1413

MgO 3600

O2 -183

Cl2 -35

Besi 2861

Mengapa logam besi

memiliki titik didih

tertinggi dibanding

senyawa lain ?

Bobot 8

Ikatan logam terbentuk

karena gaya tarik menarik

(elektrostatis) antara awan

elektron dengan kation

Tarikan elektrostatis ini

mengikat seluruh kristal

sebagai satu kesatuan yang

sangat kuat

Karena satu kesatuan yang

kuat inilah ikatan logam

sangat sulit untuk diputuskan

sehingga titik leleh dan titik

didihnya sangat tinggi

Sedangakn molekul Cl2

merupakan molekul yang

terbentuk karena ikatan

kovalen. Ikatan antar atom

Cl ini sangatlah lemah,

karena memiliki peredaan

keelekrtonegatifan nol,

sehingga gaya tariknya kecil.

Inilah yang menyebabkan

molekul Cl2 memiliki titik

didih yang kecil

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Page 143: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

126

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

Terdapat 4 keruntutan deskripsi 4

Disajikan

beberapa

senyawa kovalen.

Siswa diminta

menganalisis

(C4) senyawa

yang termasuk

kovalen polar dan

nonpolar

Diantara senyawa-

senyawa berikut, senyawa

manakah yang bersifat

polar dan senyawa

manakah yang bersifat

non polar?

a. I2

b. HBr

c. CH4

d. PCl3

Bobot 8

Senyawa I2

Terdiri dari dua unsur iod,

sehingga memiliki nilai

kelektronegatifan yang sama.

Maka, perbedaan

keelektronegatifannya 0.

Sehingga senyawa tersebut non

polar

Senyawa HBr Terdiri dari dua unsur hidrogen

dan bromin. Bromin memiliki

nilai kelektronegatifan yang lebih

besar dibandingkan dengan

hidrogen, sehingga senyawa ini

akan menghasilkan dwikutub (dua

kutub). Kutub positif pada atom

hidrogen dan kutub negatif pada

atom bromin. Sehingga perbedaan

kelektronegatifannya tidak sama

dengan 0. Maka senyawa polar

Senyawa CH4

Terdiri dari unsur karbon dan

hidrogen. Terdapat perbedaan

keelektronegatifan antara atom

karbon dan hidrogen sehingga

membentuk dwi kutub. Akan

tetapi 4 ikatan C-H akan

menghasilkan momen dipol nol.

Sehingga molekul CH4 bersifat

non polar

Senyawa PCl3

Terdiri dari unsur posfor dan klor.

Terdapat perbedaan

keelektronegatifan antara atom

posfor dan klor sehingga

membentuk dwi kutub. Akan

Ketepatan

kata

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 1

Terdapat 2 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 2

Terdapat 3 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan

deskripsi

Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 keruntutan deskripsi 1

Terdapat 2 keruntutan deskripsi 2

Terdapat 3 keruntutan deskripsi 3

Terdapat 4 keruntutan deskripsi

4

Page 144: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

127

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

Rubrik Skor Saran

tetapi 3 ikatan P-Cl akan

menghasilkan momen dipol tidak

sama dengan nol. Sehingga

molekul CH4 bersifat polar

Page 145: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

128

Lampiran 5

SOAL VALIDASI IKATAN KIMIA KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Isilah pertanyaan berikut ini dengan teliti !

1. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan ion ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

2. Berikanlah 4 contoh senyawa yang terbentuk dari ikatan ion !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

4. Apakah jenis ikatan yang terbentuk antara atom hidrogen dan bromin (Jelaskan proses terbentuknya)?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

5. Dari molekul-molekul berikut ini, mankah yang termasuk molekul kovalen, C2H4, MgO, F2 dan AlF3

(Jelaskan dengan struktur lewis) !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

6. Bagimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

7. Berikanlah contoh senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan kovalen koordinasi !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

8. Jelaskanlah bagaimana terbentuknya ikatan logam pada logam natrium ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

9. Berikanlah gambar proses terbentuknya ikatan logam ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

10. Berikut sifat fisik yang beberapa senyawa

a. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi

b. Dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk cairan

c. Memiliki titik didih dan leleh yang rendah

d. Tidak dapat mengahantarkan arus listrik dalam bentuk cairan

Berdasarkan sifat fisik di atas, manakah yang merupakan sifat fisik dari senyawa ion ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

11. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa senyawa ion memiliki titik didih yang tinggi. Jelaskan

bagaimana sifat fisik tersebut dimiliki senyawa ion berdasarkan interaksi antar partikelnya !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………

12. Pada umumnya molekul kovalen memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah, bagaimanakah

interaksi antar atom sehingga menimbulkan titik didih dan titik leleh senyawa kovalen rendah ?

Jawab :

……………………………………………………………………………………………………………

13. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Jelaskan bagaimana molekul

kovalen polar terbentuk ?

Jawab :

Page 146: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

129

…………………………………………………………………………………………………………….

14. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Molekul kovalen yang

termasuk molekul nonpolar biasanya terjadi pada molekul diatomik, seperti Cl2, N2 dan H2. Jelaskan

bagaimana molekul-molekul di atas dapat digolongkan kedalam molekul nonpolar ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

15. Pernahkah anda memperhatikan wajan yang digunakan saat memasak ? Pada umumnya wajan-wajan

tersebut terbuat dari logam. Dengan bantuan panas dari api, beberapa saat kemudian maka makanan

yang kita masak akan matang. Berdasarkan uraian di atas, sifat fisik apakah yang dimiliki oleh logam

yang terdapat pada wajan tersebut ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

16. Apakah jenis katan yang terjadi antara senyawa BaBr2 dan F2 ! (Gambarkan struktur lewis)

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

17. Kalsium termasuk unsur logam. kalsium biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jika

direaksikan dengan oksigen membentuk kapur. Akan tetapi kalsium pun dapat membentuk ikatan antar

logamnya. Apakah jenis ikatan yang terjadi antara kalsium dengan oksigen dan kalsium dengan

kalsium ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

18. Berikut beberapa sifat fisik senyawa

a. Berbentuk padatan tetapi mudah rapuh

b. Mengkilap

c. Memiliki titik didih dan titik leleh yang cukup tinggi

d. Penghantar panas yang baik

e. Memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat tinggi

f. Dalam bentuk cairan dapat menghantarkan listrik

Berdasarkan sifat fisik di atas, klasifikasikan sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa logam dan ion !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

19. Di bawah ini merupakan senyawa-senyawa kovalen

a. Cl2 b. N2 c. NH3 d. H2O

Dari keempat senyawa tersebut, manakah yang termasuk senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen

nonpolar !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

20. Berikanlah penjelasan, serta contoh proses terbentuknya ikatan ion, iktan kovalen dan ikatan logam ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

21. Bagimanakah pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik didih senyawa metanol (CH3OH) dengan

propana (C3H8) !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

22. Jelaskanlah ikatan yang terjadi pada senyawa-senyawa berikut ini CaCl2, PCl3, NH3 dan H+

!

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

23. Pada era modern saat ini, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa hal-hal yang berbau kimia

sangatlah berbahaya. Padahal apabila kita amati, sebagian benda-benda yang kita gunakan setiap

harinya berhubungan langsung dengan kimia. Seperti garam dapur yang kita gunakan saat memasak,

air sebagai sumber kehidupan serta karbon dioksida yang tak terasa kita keluarkan. Hal-hal tersebut

Page 147: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

130

sangat erat kaitannya dengan kimia. Hubungannya dengan ikatan kimia, tentu senyawa-senyawa

tersebut terbentuk karena adanya suatu ikatan. Jelaskan jenis ikatan yang terjadi pada garam dapur, air

dan karbon dioksida !

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

24. Perhatikan tabel titik didih beberapa senyawa dan molekul berikut !

Molekul

dan

senyawa

Titik

didih

(0C)

NaCl 1413

MgO 3600

O2 -183

Cl2 -35

Besi 2861

Mengapa logam besi memiliki titik didih tertinggi dibanding senyawa lain ?

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

25. Diantara senyawa-senyawa berikut, senyawa manakah yang bersifat polar dan senyawa manakah yang

bersifat non polar? (berikan penjelasan)

a. I2 b. HBr c. CH4 d. PCl3

Jawab :

…………………………………………………………………………………………………………….

Page 148: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

131

Lampiran 6

Analisis Butir Soal Hasil Validasi

Page 149: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

132

Page 150: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

133

Page 151: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

134

Page 152: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

135

Page 153: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

136

Page 154: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

137

Lampiran 7

SOAL PRE TEST-POSTEST KEMAMPUAN KOMUIKASI VERBAL SISWA

IKATAN KIMIA

Nama :

Kelas :

===========================================================================

1. Jelaskan proses terbentuknya senyawa KCl dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron, unsur

penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

2. Jelaskan proses terbentuknya senyawa HBr dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron, unsur

penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !

Jawab :

………………………………………………………………………………………………………………………

3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada senyawa H2SO4 dengan menjabarkan terlebih

dahulu konfigurasi elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

4. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan logam dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi elektron,

unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis !

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

5. Berikut sifat fisik yang beberapa senyawa

I. Memiliki titik didih tinggi

II. Dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk cairan

III. Memiliki titik leleh rendah

IV. Memiliki titik didih rendah

V. Tidak dapat mengahantarkan arus listrik dalam bentuk cairan

VI. Keras tapi rapuh

VII. Memiliki titik leleh tinggi

Berdasarkan sifat fisik di atas, jealaskan manakah yang merupakan sifat fisik dari senyawa ion ?

Jawab:

6. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Molekul kovalen yang termasuk

molekul nonpolar biasanya terjadi pada molekul diatomik, seperti Cl2, N2 dan H2. Jelaskan bagaimana molekul-

molekul di atas dapat digolongkan kedalam molekul nonpolar ?

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

7. Pernahkah anda memperhatikan wajan yang digunakan saat memasak ?

Pada umumnya wajan-wajan tersebut terbuat dari logam. Dengan bantuan panas dari api, beberapa saat

kemudian maka makanan yang kita masak akan matang. Berdasarkan uraian di atas, sifat fisik apakah yang

dimiliki oleh logam yang terdapat pada wajan tersebut ?

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

Page 155: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

138

8. Apakah jenis ikatan yang terjadi antara senyawa BaBr2 dan F2 (dengan menjabarkan terlebih dahulu konfigurasi

elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis)!

Jawab:

……………………………………………………………………………………………………………………

9. Berikut beberapa sifat fisik senyawa

a. Berbentuk padatan tetapi mudah rapuh

b. Mengkilap

c. Memiliki titik didih dan titik leleh yang cukup tinggi

d. Penghantar panas yang baik

Berdasarkan sifat fisik di atas, klasifikasikan sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa logam dan ion dengan

memberikan penjelasan!

Jawab :

………………………………………………………………………………………………………………………

10. Berikanlah penjelasan, serta contoh proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam ?

Jawab :

………………………………………………………………………………………………………………………

11. Bagimanakah pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik didih senyawa metanol (CH3OH) dengan propana (C3H8) !

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

12. Pada era modern saat ini, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa hal-hal yang berbau kimia sangatlah

berbahaya. Padahal apabila kita amati, sebagian benda-benda yang kita gunakan setiap harinya berhubungan

langsung dengan kimia. Seperti garam dapur yang kita gunakan saat memasak, air sebagai sumber kehidupan

serta karbon dioksida yang tak terasa kita keluarkan. Hal-hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kimia.

Hubungannya dengan ikatan kimia, tentu senyawa-senyawa tersebut terbentuk karena adanya suatu ikatan.

Jelaskan jenis ikatan yang terjadi pada garam dapur, air dan karbon dioksida (dengan menjabarkan terlebih

dahulu konfigurasi elektron, unsur penyusun, teori pembentukan ikatan dan struktur lewis) !

Jawab:

………………………………………………………………………………………………………………………

13. Perhatikan tabel titik didih beberapa senyawa dan molekul berikut !

Molekul

dan

senyawa

Titik

didih (0C)

NaCl 1413

MgO 3600

O2 -183

Cl2 -35

Besi 2861

Berdasarkan tabel di atas, berikan penjelasan mengapa logam besi memiliki titik didih tertinggi dibandingkan

dengan senyawa lain?

Jawab :

………………………………………………………………………………………………………………………

Page 156: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

139

Lampiran 8

Page 157: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

140

Lampiran 9

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)

Nama :

Kelompok :

Kelas :

Page 158: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

141

Kita butuh otak yang diberkahi agar belajar kita menyenangkan

Oleh karena itu, mari kita membaca basmallah sebelum belajar

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang

Petunjuk Coba perhatikan petunjuk berikut ini.

Setiap kelompok terdiri dari problem solver dan listener

Problem solver pertama bertugas menjelaskan permasalahan I kepada listener

pertama.

Lalu setelah permasalahan I selesai dijelaskan, setiap pasangan bertukar peran.

Listener pertama menjadi problem solver kedua dan problem solver pertama

menjadi listener kedua.

Problem solver kedua bertugas menjelaskan permasalahan II kepada listener

kedua.

Selamat mengerjakan dan jangan lupa tersenyum

Tugas untuk kamu yang menjadi Problem Solver

Bacakanlah permasalahan yang harus kamu selesaikan dengan suara yang

lantang agar listener dapat mengetahui permasalahan yang akan

diselesaikan.

Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara penyelesaiannya

sesuai konsep yang kamu ketahui dan dibantu dengan langkah-langkah pada

LKS ini.

Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada listener

Tugas buat kamu yang menjadi Listener :

Dengarkanlah permasalahan yang disampaikan oleh problem solver agar

kamu memahami masalah yang akan diselesaikan olehnya.

Pahami secara detail setiap langkah, jawaban, dan analisa yang disampaikan

oleh problem solver.

Page 159: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

142

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari LKS ini, diharapkan kamu mampu :

o Menjelaskan proses pembentukan ikatan ion

o Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen

o Menjelaskan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi

o Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam

o Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan

kovalen koordinasi dan ikatan logam

o Mengolah perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan

kovalen koordinasi, ikatan logam

o Menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen,

ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam

Page 160: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

143

Kamu harus tahu

Mungkin kalian pernah mendengar istilah ikatan kimia. Ya, ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara

atom-atom dalam unsur kimia membentuk sebuah molekul. Namun, apakah kalian tahu, apa itu ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan logam ? bagaimana proses terbentuk ikatan tersebut ? dan apa saja atom-atom

yang menyusun ikatan tersebut ?

Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, lengkapilah tabel pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen dan

ikatan logam di bawah ini !

Senyawa Unsur

penyusun Jenis unsur

Konfigurasi

elektron

Hal yang harus dilakukan

atom untuk mencapai

kestabilan

Struktur lewis /

gambar

Ikatan

yang

terbentuk Garam (……………..)

Natrium = Na

…………………..

11 Na = …………….

…………………………………………………………

Struktur lewis …………………………………. Na+ + Cl- → NaCl

Ikatan ion ……………….

Non logam

17 Cl = ……............ Atom Cl harus menerima satu elektron

artinya, harus ada serah terima elektron antara atom Na dengan Cl

Air (……….)

Hidrogen = H2

…………………..

1H = 1 Atom hidrogen membutuhkan satu elektron untuk mencapai kestabilan

●● H● ●O ● ●H ●●

Pasangan elektron yang digunakan bersama

Ikatan kovalen

……………………

Non logam

8 O = ……………….

……………………………………………………….

Artinya, harus ada pemakaian pasangan elektron bersama

Logam besi (Fe)

Besi = Fe ………………….

26 Fe = ……………

Harus terjadi ikatan antara ………………………… atom besi dengan ………………………

Ikatan logam

Besi = Fe ………………….

Page 161: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

144

Proses pembentukan ikatan kovalen

Senyawa Unsur

penyusun Jenis unsur

Konfigurasi

elektron

Hal yang harus dilakukan atom

untuk mencapai kestabilan

Struktur lewis /

gambar

Ikatan

yang

terbentuk Gas oksigen (O2)

Dua atom Oksigen

Non logam 8 O = 2 6

Setiap atom oksigen membutuhkan dua elektron untuk mencapai kastabilan

Sehingga ada dua pasang elektron yang digunakan bersama.

Dua pasang elektron tersebut berasal dari kedua atom

●● ●●

●● O O ●●

Ikatan kovalen rangkap 2

Gas nitrogen (N2)

Dua atom nitrogen

Non logam 7 O = 2 5 Setiap atom nitrogen membutuhkan tiga elektron untuk mencapai kastabilan

Sehingga ada tiga pasang elektron yang digunakan bersama.

Tiga pasang elektron tersebut berasal dari kedua atom

●● N N●●

Ikatan kovalen rangkap 3

Asam sulfat (H2SO4)

Hidrogen Sulfur Oksigen

-

1 H = 1 16S = 2 8 6 8O = 2 6

Setiap atom hidrogen membutuhkan satu elektron untuk stabil. Sehingga, atom hidrogen menggunakan pasangan elektron bersama yang berasal dari kedua atom.

Sedangkan atom sulfur dan oksigen harus memenuhi kaidah oktet.

Terjadi pemakaian pasangan elektron bersama oleh atom oksigen dan sulfur. Akan tetapi pasangan elektron ini berasal hanya dari atom sulfur.

Ikatan kovalen koordinasi

Jika sudah, bagaimana dengan permasalahan berikut, dapatkah kalian menyelesaikan

permasalahan berikut ? Siswa yang menjadi problem solver mengerjakan permasalahan I dan

siswa yang menjadi listener mengerjakan permasalahan II. Dan tulislah jawaban kalian dalam

kotak jawaban !

Page 162: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

145

Permasalahan I

Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan ion !

Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan kovalen (tunggal, rangkap 2, rangkap 3 dan kovalen koordinasi)

!

Jawaban :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Hasil analisa listener :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 163: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

146

Jawaban :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Hasil analisa listener :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Permasalahan II

Jelaskanlah proses terbentuknya ikatan logam !

Bandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen dan ikatan logam

Page 164: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

147

Jika telah menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan tugas masing-masing, tulislah kesimpulan dari

penjelasan temanmu di kolom berikut !!!

Kesimpulan

Alhamdulillah ……

Proses pembentukan ikatan ion

…………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

Proses pembentukan ikatan kovalen

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

Proses pembentukan ikatan logam

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………….

Page 165: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

148

Page 166: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

148

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)

Nama :

Kelompok :

Kelas :

Page 167: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

149

Petunjuk Coba perhatikan petunjuk berikut ini. Setiap kelompok terdiri dari problem solver dan listener

Problem solver pertama bertugas menjelaskan permasalahan I kepada listener pertama. (10 menit)

Lalu setelah permasalahan I selesai dijelaskan, setiap pasangan bertukar peran. Listener pertama menjadi problem solver kedua dan

problem solver pertama menjadi listener kedua.

Problem solver kedua bertugas menjelaskan permasalahan II kepada listener kedua. (10 menit)

Selamat mengerjakan dan jangan lupa tersenyum

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari LKS ini, diharapkan kamu mampu :

Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa ion dan hubungannya dengan sifat fisik materi

Menjelaskan proses interaksi antar partikel molekul kovalen dan hubungannya dengan sifat fisik materi

Menjelaskan proses interaksi antar partikel senyawa logam dan hubungannya dengan sifat fisik materi

Membandingkan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

Mengolah perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa logam

hubungannya dengan sifat fisik materi

Tugas buat kamu yang menjadi Problem Solver

Bacakanlah permasalahan yang harus kamu

selesaikan dengan suara yang lantang agar listener

dapat mengetahui permasalahan yang akan

diselesaikan.

Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara

penyelesaiannya sesuai konsep yang kamu ketahui

dan dibantu dengan langkah-langkah pada LKS ini.

Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada

listener

Tugas buat kamu yang menjadi Problem Solver

Bacakanlah permasalahan yang harus kamu selesaikan dengan

suara yang lantang agar listener dapat mengetahui permasalahan

yang akan diselesaikan.

Setelah itu, kamu ditugaskan untuk menganalisa cara

penyelesaiannya sesuai konsep yang kamu ketahui dan dibantu

dengan langkah-langkah pada LKS ini.

Sampaikanlah analisa atau pemikiranmu kepada listener

Page 168: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

150

Menganalisi perbandingan proses interaksi antar partikel senyawa ion, melekul kovalen dan kovalen koordinasi serta senyawa

logam hubungannya dengan sifat fisik materi

Kamu harus tahu…

Interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) dalam sebuah senyawa dapat mempengaruhi sifat fisik dari senyawa tersebut. Interaksi ini akan

membedakan sifat fisik senyawa yang satu dengan senyawa yang lain.

Untuk mempelajari itu semua, isilah tabel sifat fisik suatu senyawa yang ditimbulkan akibat interaksi partikel (atom, ion, molekul) berikut ini !

Senyawa Interaksi antar partikel

Atom Ion Molekul

Ion Pada ikatan ion, terjadi gaya tarik-menarik antara

……………dan …………………

Gaya tarik-menarik ini tidak berhenti sampai

terbentuknya sepasang ikatan ion, tetapi sampai

pada terbentuknya sebuah Kristal.

Gaya tarik menarik antar ion sangat kuat sehingga

posisi ion-ion tidak mudah berubah dan diperlukan

energi yang cukup besar untuk memutuskan ikatan

ionnya.

Itulah yang menyebabkan senyawa ion berwujud

…………… pada suhu kamar dan memiliki

…………………dan …………………yang tinggi.

Dalam bentuk cairan atau lelehan, ion-ion pada

senyawa ion akan …………………………………,

sehingga dapat menghantarkan listrik.

Sedangkan dalam bentuk padatan, seyawa ion tidak

dapat mengahntarkan arus litsrik karena ion-

ionnnya tidak bergerak bebas

Perhatikan gambar di bawah ini !

Page 169: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

151

Susunan kation dan anion saat senyawa ion sebelum

diberikan sebuah energi

Susunan kation dan anion saat senyawa ion sesudah

diberikan sebuah energi

Posisi kation dan anion pada senyawa ion

………………………… untuk memaksimalkan daya

tarik antarion.

Pada saat senyawa ion dikenakan suatu

energi,lapisan yang terkena pukulan akan bergeser,

sehingga ion-ion yang bermuatan sama akan

……………………

ion-ion yang muatannya sama akan

………………………………Tolak-menolak antarion

itulah yang menyebabkan kekuatan ikatan ion

berkurang sehingga jika dikenakan suatu energi

akan mudah rapuh.

Kovalen a. Ikatan kovalen polar

Prinsip dasar ikatan kovalen adalah

pemakaian elektron bersama oleh atom-

atom yang berikatan.

Jika elektron-elektron yang digunakan

bersama tersebut cenderung lebih

tertarik ke salah satu atom, maka akan

terjadi pengutuban (polarisasi). Ikata

Gaya van der waals

Gaya London (dipol sesaat)

Gaya ini tejadi pada molekul gas mulia dan

pada molekul diaotomik atau pada molekul

yang memiliki perbedaan elektronegatifan

nol.

dipol ini bersifat sementara, karena

lektron selalu bergerak dalam orbital

Page 170: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

152

kovalen seperti itu dinamakan ikatan

kovalen polar.

b. Ikatan kovalen polar

Jika elektron-elektron yang

digunakana bersama tersebar merata

ke setiap atom yang berikatan atau

daya tarik atom untuk menarik

elektron sama kuat,

maka tidak akan terjadi polarisasi.

Ikatan kovalen seperti ini dinamakan

ikatan kovalen non polar

sehingga pada saat berikutnya dipol itu

hilang.

Gaya dipol-dipol

Molekul polar adalah molekul-molekul

yang memiliki momen dipol, yang

distribusi rapatn elektronnya tidak

simetris.

Molekul-molekul polar yang mempunyai

kutub positif dan kutub negatif yang slaing

berdekatan akan menghasilkan gaya tarik

menarik yang disebut gaya tarik dipol-

dipol.

Gaya tarik dipol-dipol ini lebih kuat

dibandingkan dengan gaya London atau

dipol sesaat. Sehingga titik didih senyawa

kovalen polar (gaya dipol-dipol) lebih

tinggi dibandingkan senyawa kovalen

nonpolar yang memiliki gaya London atau

dipol sesaat

a. Molekul-molekul kovalen dapat saling

berikatan membentuk kumpuan

molekul. Ikatan yang terputus pada

saat senyawa kovalen sederhana

dipanaskan adalah ikatan antar

molekul, bukan ikatan anatar atom.

Ikatan antar molekul kovalen sangat

lemah sehingga untuk memutuskannya

hanya diperlukan energi yang kecil.

Oleh sebab itu, senyawa yang

terbentuk oleh ikatan kovalen

memiliki

………………………………………….

b. Ikatan antar molekul yang lemah juga

menyebabkan pergerakan partikel-

partikel lebih bebas, sehingga

sebagaian besar senyawa kovalen

berwujud ………………………………….

Page 171: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

153

c. Senyawa kovalen tersusun atas

……………………………… (bukan ion)

sehinga muatannnya bersifat netral.

Listrik hanya dapat dihantarkan oleh

partikel-partikel ion. Sehingga

senyawa kovalen tidak dapat

…………………………………

Logam a. Gaya tarik-menarik yang terjadi antar

kation logam dan elektron valensi cukup

kuat, untuk memutuskan ikatan tersebut

diperlukan energi yang sangat besar pula.

Itulah sebabnya, logam memiliki

……………………………………. yang

tinggi.

b. Perhatikan gambar berikut ini !

Cahaya yang mengenai logam akan

………………………………. oleh elektron.

Itulah sebabnya permukaan logam

…………………………………..

c. Perhatikan gambar berikut ini !

Saat arus listrik dialirkan ke logam, elektron akan berpindah sekaligus menghantarkan listrik dari kutub negatif ke kutub postif

d. Perhatikan gambar di bawah ini !

Page 172: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

154

Energi panas menyebabkan elektron bergerak lebih cepat serta tumbukan antara elektron dan proton semakin banyak sehingga panas adapat dihantarkan.

e. Perhatikan gambar di bawah ini !

Susunan muatan postif atom dengan elektron pada

logam sebelum ditempa

Susunan muatan positif dengan elektron pada logam

setelah ditempa Jika kita perhatikan gambar di atas, maka saat logam sebelum dan sesudah diberikan pukulan susunan muatan positif dengan elektronnya ………………….. itulah yang menyebabkan, logam dapat ………………..

Page 173: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

155

Jika sudah, bagaimana dengan permasalahan berikut, dapatkah kalian menyelesaikan permasalahan berikut ? Siswa yang menjadi

problem solver mengerjakan permasalahan I dan siswa yang menjadi listener mengerjakan permasalahan II. Dan tulislah jawaban

kalian dalam kotak jawaban !

Permasalahan I

Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa ion ( Berdasarkan interaksi antar partikel ion)!

Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh suatu logam ( Berdasarkan interaksi antar logam)!

Jawab :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Hasil analisa listener

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 174: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

156

Jawab :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Hasil analisa listener :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Permasalahan II

1. Jelaskan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa kovalen (berdasarkan interaksi antar molekul) !

2. Bandingkanlah sifat fisik yang dimiliki oleh senyawa ion, kovalen dan logam !

Page 175: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

157

Jika telah menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan tugas masing-masing, tulislah kesimpulan dari penjelasan temanmu

di kolom berikut !!!

Kesimpulan

Alhamdulillah ……

Sifat fisik yang dimiliki senyawa ion, meliputi :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Sifat fisik yang dimiliki senyawa kovalen, meliputi :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Sifat fisik yang dimiliki senyawa ion, meliputi :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 176: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

158

Lampiran 10

HASIL PRETEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL

KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA SISWA NILAI

1 Aina Alifia 50

2 Amelia Dwi Septiyanti 60

3 Anisa Ulul Fadilah 54

4 Bunga Misella Novita 30

5 Caesanie Juliannisa 60

6 Daffa Firda Rahmadani 32

7 Della Estiningtyas 44

8 Faiza Nasywa Haya 32

9 Fitri Apriliawati 54

10 Habibah Nabila 62

11 Kamilia Miftahul Jannah 42

12 Masropathul Uluwiah 34

13 Maulana Hafidz Adzani 30

14 M Fairuz Ibnu M 30

15 M Hanan Azhar J 50

16 M Wildan Azizi 42

17 Nur Afifah Husna 40

18 Nuraini Dwi Agustina P 32

19 Nurul Anin 30

20 Rizki Amarullah 40

21 Royyan Abdurrahman 52

22 Satria Akmal Febriansyah 52

23 Shalzafatihah Salamah 40

24 Sri Mulyani 42

25 Syamsul Fajri Hamami 30

26 Tamiza 60

27 Tasya Syifaunajah 60

28 Umi Zakia Elyas 50

29 Wardani Indah W 40

30 Zahwa Fadhila 60

Page 177: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

159

HASIL POSTTES KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL

KELAS EKSPERIMEN

NO NAMA SISWA NILAI

1 Aina Alifia 76

2 Amelia Dwi Septiyanti 90

3 Anisa Ulul FadilahBunga 91

4 Bunga Misella Novita 88

5 Caesanie Juliannisa 77

6 Daffa Firda Rahmadani 81

7 Della Estiningtyas 82

8 Faiza Nasywa Haya 77

9 Fitri Apriliawati 67

10 Habibah Nabila 79

11 Kamilia Miftahul Jannah 75

12 Masropathul Uluwiah 87

13 Maulana Hafidz Adzani 65

14 M Fairuz Ibnu M 68

15 M Hanan Azhar J 84

16 M Wildan Azizi 73

17 Nur Afifah Husna 84

18 Nuraini Dwi Agustina P 76

19 Nurul Anin 85

20 Rizki Amarullah 61

21 Royyan Abdurrahman 87

22 Satria Akmal Febriansyah 86

23 Shalzafatihah Salamah 82

24 Sri Mulyani 62

25 Syamsul Fajri Hamami 82

26 Tamiza 88

27 Tasya Syifaunajah 90

28 Umi Zakia Elyas 87

29 Wardani Indah W 81

30 Zahwa Fadhila 77

Page 178: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

160

HASIL PRETEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL

KELAS KONTROL

NO NAMA SISWA NILAI

1 Abyan F 30

2 Aldyra Rizqa R 60

3 Alfira Antika Putri 44

4 Alifa Khaerunisa V 52

5 Ansor Tariq Z 52

6 Aribah Rafidah 53

7 Atikah Kamilia 40

8 Bagus Bintara 52

9 Bakhtiar Hamzah 50

10 Bella Septika Putri 34

11 Fadhilah Hakim 30

12 Firdausa Febrina 52

13 Harumiana A 44

14 Lucky Ferriandi S 32

15 M H Fikri 34

16 Maghfiroh Khaerunnisa 42

17 Mas Okta S 40

18 Mirza Ikbal Fadhilah 30

19 Mutia Fauziah 44

20 Nurkhoirunnisa 34

21 Nurzahra Tahir 42

22 Putri Lisda Risa 40

23 Rahmawati Noorilla 32

24 Rifky R 50

25 Rika Malia 42

26 Selawati Dewi 32

27 Setiani Rahma Dewi 50

28 Trias Annisa Fara 44

29 Yumna Faiza M 62

30 Zalsyabila Nawanda 32

Page 179: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

161

HASIL POSTEST KEMAMPUAN KOMUNIASI VERBAL

KELAS KONTROL

NO NAMA SISWA NILAI

1 Abyan F 53

2 Aldyra Rizqa R 75

3 Alfira Antika Putri 75

4 Alifa Khaerunisa V 72

5 Ansor Tariq Z 75

6 Aribah Rafidah 78

7 Atikah Kamilia 72

8 Bagus Bintara 59

9 Bakhtiar Hamzah 66

10 Bella Septika Putri 66

11 Fadhilah Hakim 53

12 Firdausa Febrina 66

13 Harumiana A 75

14 Lucky Ferriandi S 58

15 M H Fikri 58

16 Maghfiroh Khaerunnisa 72

17 Mas Okta S 72

18 Mirza Ikbal Fadhilah 53

19 Mutia Fauziah 75

20 Nurkhoirunnisa 63

21 Nurzahra Tahir 67

22 Putri Lisda Risa 53

23 Rahmawati Noorilla 59

24 Rifky R 68

25 Rika Malia 68

26 Selawati Dewi 59

27 Setiani Rahma Dewi 67

28 Trias Annisa Fara 63

29 Yumna Faiza M 68

30 Zalsyabila Nawanda 58

Page 180: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

162

Lampiran 11

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikatot KKV

No Nama No Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c

1 AF 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1

2 ARR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1

3 AAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 AKV 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 ATZ 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

6 AR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2

7 AK 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 0 0 0 1 1 2 1 1 2

8 BB 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2

9 BH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2

10 BSP 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 FH 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0

12 FF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

13 HA 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

14 LFS 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

15 MHF 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 MK 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

17 MOS 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

18 MIF 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 MF 0 0 3 0 0 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

20 NK 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 NT 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

22 PLR 0 0 3 0 0 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23 RN 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 RR 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

25 RM 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

Page 181: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

163

26 SD 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 SRD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2

28 TAF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

29 YFM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

30 ZN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2

Jumlah 55 55 50 55 55 50 50 50 50 40 40 40 40 50 50 50 42 42 50 50 42 42 42 30 30 35 30 30 35 30 30 35 30 30 35

Rata-rata a = 41.85 b = 41.85 42.50

*keterangan: a = indikator ketepatan kata

b = indikator kesesuaian deskripsi

c = indikator keruntutan deskripsi

Page 182: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

164

Lampiran 12

Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikatot KKV

No Nama No Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c

1 AA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 ADS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 1

3 AUF 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1

4 BMN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 CJ 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 1

6 DFR 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 DE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 FNH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 FA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 HN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 1 1 1 4 4 4 2 2 2

11 KMJ 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0 0 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 MU 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 MHA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 MFIM 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 NHAJ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 MWA 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 NAH 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0 0 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 NDAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

19 NA 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 RA 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1

21 RAb 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1

22 SAF 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1

23 SS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 SM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 SFH 2 2 2 2 2 2 1 1 2 0 0 1 1 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 1 0 0 0 3 3 3 0 0 0

Page 183: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

165

26 T 2 2 2 2 2 2 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1 1 1

27 TS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1

28 UZE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

29 WIW 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 ZF 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 1 1 1

Jumlah 65 65 65 65 65 65 55 55 60 13 13 55 55 60 60 60 46 46 54 54 50 54 54 43 43 40 15 15 15 30 30 30 15 15 15

Rata-rata a = 44.1 b = 44.1 c = 44.35

*keterangan: a = indikator ketepatan kata

b = indikator kesesuaian deskripsi

c = indikator keruntutan deskripsi

Page 184: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

166

Lampiran 13

Data Hasil Postest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikatot KKV

No Nama No Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c

1 AF 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 ARR 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

3 AAP 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 AKV 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

5 ATZ 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6 AR 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2

7 AK 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2

8 BB 4 4 4 1 1 1 2 2 2 1 1 4 4 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 1 1 2 2 2

9 BH 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 2

10 BSP 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

11 FH 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

12 FF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

13 HA 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2

14 LFS 4 4 4 1 1 1 2 2 2 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 MHF 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1

16 MK 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 1 1

17 MOS 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

18 MIF 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1

19 MF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2

20 NK 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

21 NT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

22 PLR 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3

23 RN 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2

24 RR 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2

25 RM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2

Page 185: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

167

26 SD 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

27 SRD 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3

28 TAF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2

29 YFM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

30 ZN 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3

Jumlah 55 71 71 69 68 68 68 61 61 61 68 68 75 75 56 56 56 65 65 75 75 73 76 76 79 79 79 46 46 46 62 62 62 58 58

Rata-rata a = 66.20 b = 66,20 c = 63.55

*keterangan: a = indikator ketepatan kata

b = indikator kesesuaian deskripsi

c = indikator keruntutan deskripsi

Page 186: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

168

Lampiran 14

Data Hasil Postest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator KKV

No Nama No Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

a b c a b c a b c a b a b a b c a b a b c a b a b c a b c a b c a b c

1 AA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 1 1

2 ADS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2

3 AUF 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 1 1 2

4 BMN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2

5 CJ 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 1 1 2

6 DFR 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2

7 DE 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2

8 FNH 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2

9 FA 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2

10 HN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

11 KMJ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

12 MU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2

13 MHA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 1 1

14 MFIM 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

15 NHAJ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1

16 MWA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1

17 NAH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

18 NDAP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

19 NA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

20 RA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

21 RAb 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2

22 SAF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2

23 SS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

24 SM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

25 SFH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

Page 187: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

169

26 T 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 1 1 1

27 TS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

28 UZE 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 1

29 WIW 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1

30 ZF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2

Jumlah 65 89 89 89 88 88 88 81 81 81 79 79 91 91 74 74 74 79 79 89 89 89 93 93 78 78 78 70 70 70 89 89 89 43 43

Rata-rata a = 79.95 b = 79.95 c = 78.85

*keterangan: a = indikator ketepatan kata

b = indikator kesesuaian deskripsi

c = indikator keruntutan deskripsi

Page 188: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

170

Lampiran 15

DATA UJI NORMALITAS PRE TEST KELAS EKSPERIMEN

Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =

√ =

0,24.

Descriptives

Statistic Std. Error

norpreeks Mean 44.4667 2.04025

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 40.2939

Upper Bound 48.6394

5% Trimmed Mean 44.3333

Median 42.0000

Variance 124.878

Std. Deviation 11.17489

Minimum 30.00

Maximum 62.00

Range 32.00

Interquartile Range 22.00

Skewness .125 .427

Kurtosis -1.388 .833

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Sig > α, maka H0 diterima

Tests of Normality

Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Stati

stic df Sig.

Stati

stic df Sig.

norpr

eeks .134 30 .176 .899 30 .008

Page 189: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

171

D hitung < D tabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,176) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk Dtabel =

√ = 0,24

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,134

D hitung < D tabel; 0,134 < 0,24 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal.

Page 190: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

172

Lampiran 16

DATA UJI NORMALITAS PRE TEST KELAS KONTROL

Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =

√ =

0,24.

Descriptives

Statistic Std. Error

norprekon Mean 42.5000 1.68888

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 39.0459

Upper Bound 45.9541

5% Trimmed Mean 42.1481

Median 42.0000

Variance 85.569

Std. Deviation 9.25035

Minimum 30.00

Maximum 62.00

Range 32.00

Interquartile Range 17.00

Skewness .292 .427

Kurtosis -.845 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-

Smirnova Shapiro-Wilk

Stat

istic df Sig.

Stati

stic df Sig.

norp

reko

n

.154 30 .066 .932 30 .054

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Page 191: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

173

Sig > α, maka H0 diterima

D hitung < D tabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,06) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk Dtabel =

√ = 0,24

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,154

D hitung < D tabel; 0,154 < 0,24 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal.

Page 192: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

174

Lampiran 17

DATA UJI NORMALITAS POSTEST KELAS EKSPERIMEN

Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =

√ =

0,24.

Descriptives

Statistic Std. Error

norposteks Mean 79.6000 1.53698

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 76.4565

Upper Bound 82.7435

5% Trimmed Mean 80.0000

Median 81.5000

Variance 70.869

Std. Deviation 8.41837

Minimum 61.00

Maximum 91.00

Range 30.00

Interquartile Range 11.25

Skewness -.763 .427

Kurtosis -.214 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

norposteks .133 30 .188 .926 30 .038

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Sig > α, maka H0 diterima

D hitung < D tabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,188) > α (0,05) sehingga H0 diterima

Page 193: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

175

4. Untuk Dtabel =

√ = 0,24

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,133

D hitung < D tabel; 0,133 < 0,24 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal.

Page 194: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

176

Lampiran 18

DATA UJI NORMALITAS POSTEST KELAS KONTROL

Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Nilai D tabel (Dt) dengan n=30 dihitung dengan menggunakan rumus Dt =

√ =

0,24.

Descriptives

Statistic Std. Error

Norpostkon Mean 65.5333 1.41156

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 62.6464

Upper Bound 68.4203

5% Trimmed Mean 65.5926

Median 66.5000

Variance 59.775

Std. Deviation 7.73141

Minimum 53.00

Maximum 78.00

Range 25.00

Interquartile Range 13.25

Skewness -.217 .427

Kurtosis -1.137 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Norpostkon .134 30 .177 .928 30 .045

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian:

Sig > α, maka H0 diterima

D hitung < D tabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,177) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk Dtabel =

√ = 0,24

Page 195: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

177

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai D hitung sebesar 0,134

D hitung < D tabel; 0,134 < 0,24 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan:

Data berdistribusi normal.

Page 196: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

178

Lampiran 19

DATA UJI HOMOGENITAS PRE TEST

Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Nilai Ftabel

(Ft) dengan n=60 dihitung dengan menggunakan rumus Ft (α ; k-1; n-k) ↔ Ft

(0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58) didapatkan nilai sebesar 4,01.

Test of Homogeneity of Variances

1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.576 1 58 .114

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 58.017 1 58.017 .551 .461

Within Groups 6102.967 58 105.224

Total 6160.983 59

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian:

Sig > α, maka H0 diterima

Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,114) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk Ftabel (α ; k-1; n-k) ↔ Ft (0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58)

didapatkan nilai sebesar 4,01

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai F hitung sebesar 2,576

F hitung < F tabel; 2,576 < 4,01 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan : Data berasal dari varian yang sama atau homogen.

Page 197: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

179

Lampiran 20

DATA UJI HOMOGENITAS POSTEST

Perhitungan uji homogenitas adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji Levene. Nilai Ftabel

(Ft) dengan n=60 dihitung dengan menggunakan rumus Ft (α ; k-1; n-k) ↔ Ft

(0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58) didapatkan nilai sebesar 4,01.

Test of Homogeneity of Variances

1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.066 1 58 .799

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2968.067 1 2968.067 45.438 .000

Within Groups 3788.667 58 65.322

Total 6756.733 59

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian:

Sig > α, maka H0 diterima

Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima

3. Sig (0,799) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk Ftabel (α ; k-1; n-k) ↔ Ft (0,05; 2-1; 60-2) ↔ Ft (0,05; 1; 58)

didapatkan nilai sebesar 4,01

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai F hitung sebesar 0,066

F hitung < F tabel; 0,066 < 4,01 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan : Data berasal dari varian yang sama atau homogen.

Page 198: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

180

Lampiran 21

DATA UJI HIPOTESIS POSTES

Perhitungan uji hipotesis adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample

test. Nilai t tabel dengan n1 = 30 dan n2 = 30 dihitung dengan menggunakan

rumus dk = (n1+n2) -2. Ttabel (0,05; 58) didapatkan nilai sebesar 2,002.

Group Statistics

2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 1.00 30 44.4667 11.17489 2.04025

2.00 30 42.5000 9.25035 1.68888

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1 Equal

variances

assumed

2.576 .114 .743 58 .461 1.96667 2.64857 -

3.33502

7.2683

5

Equal

variances not

assumed

.743 56.0

45 .461 1.96667 2.64857

-

3.33896

7.2722

9

1. H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen

H1 = Ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas kontrol dan

eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2 tailed) > α, maka H0 diterima

Page 199: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

181

t hitung < t tabel, maka H0 diterima

3. Sig (2 tailed) (0,461) > α (0,05) sehingga H0 diterima

4. Untuk dk = (n1+n2) -2 = (30+30) – 2 = 58

Dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,002

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai t hitung sebesar -1,082

t hitung < t tabel; 0,7432 < 2,002 sehingga H0 diterima

5. Kesimpulan:

Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes antara kelas kontrol dan

eksperimen

Page 200: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

182

Lampiran 22

DATA UJI HIPOTESIS POSTES

Perhitungan uji hipotesis adalah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22,

dengan taraf nyata (α) adalah 5% (0,05) dan menggunakan uji independent sample

test. Nilai t tabel dengan n1 = 30 dan n2 = 30 dihitung dengan menggunakan

rumus dk = (n1+n2) -2. Ttabel (0,05; 58) didapatkan nilai sebesar 2,002.

Group Statistics

2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 1.00 30 79.6000 8.41837 1.53698

2.00 30 65.5333 7.73141 1.41156

1. H0 = tidak ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan

eksperimen

H1 = ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan

eksperimen

2. Kriteria pengujian:

Sig (2 tailed) > α, maka H0 diterima

thitung < ttabel, maka H0 diterima

3. Sig (2 tailed) (0,000) < α (0,05) sehingga H0 ditolak

4. Untuk dk = (n1+n2) -2 = (30+30) – 2 = 58

Dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan ttabel sebesar 2,002

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

1 Equal variances

assumed .066 .799 6.741 58 .000

14.0

6667 2.08681 9.88946

18.2438

8

Equal variances not

assumed 6.741 57.585 .000

14.0

6667 2.08681 9.88881

18.2445

2

Page 201: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

183

Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai thitung sebesar 6,741

thitung > ttabel; 6,741 > 2,002 sehingga H0 ditolak

5. Kesimpulan:

Ada perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas kontrol dan eksperimen

yang menandakan terdapat pengaruh metode TAPPS terhadap kemampuan

komunikasi siswa.

Page 202: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

184

Lampiran 23

HASIL LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERDASARKAN INDIKATOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL

No Nama Siswa

LKS 1 LKS 2

Soal 1 Soal 2 Soal 1 Soal 2

Indikator

KK KD RD KK KD RD KK KD RD KK KD RD

1 Aina Alifia 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3

2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Anisa Ulul Fadilah 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

4 Bunga Misella Novita 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3

5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 Daffa Firda Rahmadani 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 Della Estiningtyas 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3

8 Faiza Nasywa Haya 2 2 1 3 3 2 4 3 3 4 3 3

9 Fitri Apriliawati 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2

10 Habibah Nabila 3 2 2 4 4 4 3 3 2 3 3 2

11 Kamilia Miftahul Jannah 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3

12 Masropathul Uluwiah 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3

13 Maulana Hafidz Adzani 4 3 4 2 2 2 4 3 3 4 3 3

14 M Fairuz Ibnu M 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

15 M Hanan Azhar J 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 2 3

16 M Wildan Azizi 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3

17 Nur Afifah Husna 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4

18 Nuraini Dwi Agustina P 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2

19 Nurul Anin 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

20 Rizki Amarullah 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2

21 Royyan Abdurrahman 4 4 4 0 0 0 4 3 4 4 4 4

22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4

23 Shalzafatihah Salamah 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2

24 Sri Mulyani 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3

25 Syamsul Fajri Hamami 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3

Page 203: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

185

No Nama Siswa

LKS 1 LKS 2

Soal 1 Soal 2 Soal 1 Soal 2

Indikator

KK KD RD KK KD RD KK KD RD KK KD RD

26 Tamiza 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4

27 Tasya Syifaunajah 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2

28 Umi Zakia Elyas 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3

29 Wardani Indah W 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2

30 Zahwa Fadhila 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 Jumlah 113 98 95 109 96 93 110 95 86 112 98 88 Persentase 94.16 81.66 79.16 90.83 80 77,5 91.66 79.16 71.66 93.33 81.66 73.33 Rata-rata indikator 92.5 80.64 75.42

Page 204: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

186

Lampiran 24

INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA

(Ikatan Kimia)

Jenis Sekolah : MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Kimia

Alokasi Waktu :

Kompetensi Dasar :

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,

molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi

antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

LKS 1

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

1. Pendahuluan Ikatan ion,

ikatan kovalen

dan ikatan

logam

Siswa bertemu dikelas dan

membuat kelompok yang

terdiri atas 2 orang

Siswa menggali

pengetahuan awal

mengenai materi ikatan ion,

ikatan kovalen dan ikatan

logam melalui motivasi

yang diberikan guru

1. Atom-atom unsur selain gas

mulia cenderung untuk

mencapai susunan elektron

yang stabil seperti gas mulia.

Untuk mencapai susunan

elektron yang stabil dapat

dilakukan dengan melepas

atau menerima elektron dari

atom lain. Oleh sebab itu,

diperlukan suatu ikatan yang

dapat menstabilkan atom-

atom tersebut. Dan ikatan

tersebut dinamakan ikatan

kimia.

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Kelengkapan

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat tetapi kurang lengkap

3

Page 205: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

187

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

2. Ikatan kimia terdiri dari

ikatan ion, ikatan kovalen

dan ikatan logam

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya

diri

Gugup

Merasa

rendah diri

ketika

berbicara

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

(malu)

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan gaya

Enak

didengar

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

memiliki gaya berkomunikasi

4

Page 206: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

188

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

Memiliki

gaya

berkomunika

si

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Siswa mempelajari materi

ikatan ion, ikatan kovalen

dan ikatan logam dari buku

dan sumber referensi lain

berdasarkan arahan guru

2 Menyelesaik

an masalah

Siswa menyelesaikan

permasalahan mengenai

materi Ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan logam

yang diberikan oleh guru

melalui LKS

3 Mengungkap

kan gagasan

melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran

masing-masing untuk

mengungkapkan penjelasan

mengenai permasalahan

yang telah diselesaikan.

Siswa I menjadi problem

solver dan siswa II menjadi

listener.

Jawaban permasalahan I

Proses terbentuknya ikatan ion

Pada umumnya terbentuk

antara unsur logam dan

nonlogam

Unsur logam cenderung

melepaskan elektron

terluarnya untuk mencapai

kestabilan, sedangkan unsur

nonlogam cenderung

menerima elektron untuk

mencapai kestabilan.

Karena harus ada atom yang

melepas dan menerima

elektron, oleh sebab itu

ikatan ion terjadi karena

adanya serah terima elektron

Proses pembentukan ikatan

kovalen

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Kelengkapan

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat tetapi kurang lengkap

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan Jika siswa mengucapkan isi dengan 4

Page 207: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

189

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

Pada umumnya terbentuk

antar unsur nonlogam

Untuk mencapai kestabilan,

setiap atom akan

menggunakan pasangan

elektron bersama yang

berasal dari atom-atom yang

berikatan

Berdasarkan jumlah pasangan

elektron yang digunakan bersama,

ikatan kovalen dibedakan

menjadi:

Ikatan kovalen rangkap 2,

berarti ada dua pasang

elektron yang digunakan

bersama oleh atom-atom

yang saling berikatan

Ikatan kovalen rangkap 3,

berarti ada tiga pasang

elektron yang digunakan

bersama oleh atom-atom

yang saling berikatan

Sedangkan yang dimaksud

dengan ikatan kovalen

koordinasi ialah ikatan

kovalen yang memakai

bersama pasangan elektron,

hanya saja elektron yang

digunakan bersama berasal

dari salah satu atom saja

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya

diri

Gugup

Merasa

rendah diri

ketika

berbicara

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

(malu)

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan gaya

Enak

didengar

Memiliki

gaya

berkomunika

si

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

memiliki gaya berkomunikasi

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan 1

Page 208: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

190

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

Jika siswa tidak berbicara 0

4 Bertukar

peran

Siswa saling bertukar peran

Siswa II menjadi problem

solver dan siswa I menjadi

listener.

Jawaban permasalahan II

Proses pembentukan ikatan

logam

Ikatan logam terbentuk

karena adanya gaya tarik

menarik antara partikel yang

bermuatan positif dengan

awan elektron yang tersebar

bagaikan lautan

Perbandingan proses

terbentuknya ikatan ion,

Kovalen dan logam

Ikatan ion

Terjadi karena serah terima

elektron,

Atom yang satu melepaskan

elektron dan yang lain

menerima elektron

Membentuk senyawa ionic

Pada umumnya unsur

pembentuknya adalah unsur

logam dan non logam

Ikatan kovalen

Terjadi karena pemakaian

pasangan elektron bersama

Antar atom memberikan satu

elektron untuk dijadikan

pasangan elektron

Membentuk sebuah molekul

Pada umumnya unsur

pembentuknya adalah unsur

non logam

Ikatan logam

Ikatan logam terbentuk

karena adanya gaya tarik

menarik antara partikel yang

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Kelengkapan

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat tetapi kurang lengkap

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya

diri

Gugup

Merasa

rendah diri

ketika

berbicara

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

(malu)

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan 2

Page 209: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

191

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

bermuatan positif dengan

awan elektron yang tersebar

bagaikan lautan

Elektron valensi dari logam

akan saling berikatan dengan

partikel positif dari logam

yang lain

Gaya Tarik itulah yang

menimbulkan ikatan logam

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan gaya

Enak

didengar

Memiliki

gaya

berkomunika

si

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

memiliki gaya berkomunikasi

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Page 210: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

192

LKS 2

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

1. Pendahuluan Interaksi antar

partikel (atom,

ion atau

molekul) serta

hubungannya

dengan sifat

fisik senyawa

Siswa bertemu dikelas

dan membuat kelompok

yang terdiri atas 2 orang

Siswa menggali

pengetahuan awal

mengenai materi

Interaksi antar partikel

(atom, ion atau molekul)

serta hubungannya

dengan sifat fisik

senyawa melalui

motivasi yang diberikan

guru

Senyawa ion dalam bentuk cairan

atau lelehan dapat menghantarkan

listrik karena ion-ionnya dapat

bergerak bebas

Sedangkan senyawa kovalen pada

umumnya tidak dapat

mnghantarkan listrik karena

merupakan senyawa netral yang

tidak dapat terurai menjadi ion-

ion

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Kelengkapan

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat tetapi kurang lengkap

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya Gugup Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

4

Page 211: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

193

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

diri Merasa

rendah diri

ketika

berbicara

(malu)

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan

gaya

Enak

didengar

Memiliki

gaya

berkomunika

si

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

memiliki gaya berkomunikasi

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Siswa mempelajari

materi ikatan ion, ikatan

kovalen dan ikatan

logam dari buku dan

sumber referensi lain

berdasarkan arahan guru

2 Menyelesaik

an masalah

Siswa menyelesaikan

permasalahan mengenai

materi Ikatan ion, ikatan

Page 212: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

194

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

kovalen dan ikatan

logam yang diberikan

oleh guru melalui LKS

3 Mengungkap

kan gagasan

melalui

bahasa lisan

Siswa menjalankan peran

masing-masing untuk

mengungkapkan

penjelasan mengenai

permasalahan yang telah

diselesaikan. Siswa I

menjadi problem solver

dan siswa II menjadi

listener.

Jawaban permasalahan I

Sifat fisk senyawa ion

Dapat menghantarkan listrik,

karena adanya ion-ion yang

bergerak bebas

Titik didih dan leleh yang

tinggi, karena danya gaya

elektrostatis yang kuat antara

katian dan anion

Keras tapi rapuh, Posisi kation

dan anion pada senyawa ion

berselang-seling untuk

memaksimalkan daya tarik

antarion. Pada saat senyawa ion

dikenakan suatu energi,lapisan

yang terkena pukulan akan

bergeser, sehingga ion-ion yang

bermuatan sama akan saling

berhadapan . ion-ion yang

muatannya sama akan saling

menolak. Tolak-menolak antarion

itulah yang menyebabkan

kekuatan ikatan ion berkurang

sehingga jika dikenakan suatu

energi akan mudah rapuh.

Sifat fisik logam

Titik didih dan titik leleh ynag

tinggi, Gaya tarik-menarik yang

terjadi antar kation logam dan

elketron valensi cukup kuat,

untuk memutuskan ikatan tersebut

diperlukan energi yang sangat

besar pula.

Mengkilap, Logam mengkilap

karena cahay yang mengenai

permukaan logam dipantulkan

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Kelengkapan

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat tetapi kurang lengkap

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya

diri

Gugup

Merasa

rendah diri

ketika

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

(malu)

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Page 213: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

195

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

oleh elektron

Dapat menghantarkan listrik,

Saat arus listrik dialirkan ke

logam, elektron akan berpindah

sekaligus menghantarkan listrik

dari kutub negatif ke kutub postif

Dapat menghantarkan panas,

Energi panas menyebabkan

elektron bergerak lebih cepat serta

tumbukan antara elektron dan

proton semakin banyak sehingga

panas adapat dihantarkan.

Mudah ditempa, Pada saat

dikenakan energi, susunan atom-

atom pada logam tidak berubah,

meskipun posisi atom berubah,

namun ion logam tetap berikatan

dengan elektron. Itulah yang

menyebabkan logam dapat

ditempa.

berbicara Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan

gaya

Enak

didengar

Memiliki

gaya

berkomunika

si

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

memiliki gaya berkomunikasi

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

1

Jika siswa tidak berbicara 0

4 Bertukar

peran

Siswa saling bertukar

peran Siswa II menjadi

problem solver dan

siswa I menjadi listener.

Jawaban permasalahan II

Sifat fisik senyawa kovalen

Titik didih dan titik leleh

rendah, Molekul-molekul

kovalen dapat saling berikatan

membentuk kumpuan molekul.

Ikatan yang terputus pada saat

senyawa kovalen sederhana

dipanaskan adalah ikatan antar

molekul, bukan ikatan anatar

atom. Ikatan anatr molekul

kovalen sangat lemah sehingga

untuk memutuskannya hanya

Pengucapan

Jelas

Benar

Tepat

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar dan tepat

4

Jika siswa mengucapkan secara

jelas, benar, tetapi kurang tepat

3

Jika siswa mengucapkan kurang

jelas, benar dan tepat

2

Jika siswa mengucapkan secara

tidak jelas, tidak benar dan tidak

tepat

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kejelasan

Kepadatan

isi

Jika siswa mengucapkan isi dengan

padat dan lengkap

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan 3

Page 214: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

196

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

diperlukan energi yang kecil

Berwujud cair dan gas, Ikatan

antar molekul yang lemah juga

menyebabkan pergerakan

partikel-partikel lebih bebas,

sehingga sebagaian besar sneyawa

kovalen berwujud cair dan gas

Tidak dapat mengahantarkan

listrik, Senyawa kovalen tersusun

atas molekul-molekul (bukan ion)

sehinga muatannnya bersifat

netral. Listrik hanya dapat

dihantarkan oleh partikel-partikel

ion. Perbandingan sifat fisik senyawa

ion, kovalen dan logam

ion kovalen logam

Titik

didih dan

leleh

tinggi

Titik

didih dan

leleh

rendah

Titik

didih dan

leleh

sangat

tinggi

Dapat

menghant

arkan

listrik

Kecuali

ikatan

kovalen

polar,

ikatan

kovalen

tidak

dapat

menghant

arkan

listrik

Dapat

menghant

arkan

listrik

Berwujud

Padat tapi

rapuh

Umumny

a

berwujud

gas atau

cairan

Berwujud

padatan

Dapat

Menghan

Kelengkapan padat tetapi kurang lengkap

Jika siswa mengucapkan isi dengan

kurang padat dan lengkap

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak padat dan lengkap

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Kosakata Persediaan

kosakata

Tidak ada

pengulangan

kata

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

banyak kosakata tetapi ada

pengulangan kata

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata dan tidak ada

pengulangan kata

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

sedikit kosakata da nada

pengulangan kata

1

Jika siswa tidak bicara 0

Rasa percaya

diri

Gugup

Merasa

rendah diri

ketika

berbicara

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup dan tidak rendah diri

(malu)

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

tidak gugup tetapi rendah diri (malu)

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup tetapi tidak rendah diri (malu)

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

gugup dan rendah diri (malu)

1

Jika siswa tidak bicara 0

Pitch

Nada suara

naik,

mendatar

dan

menurun

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik, mendatar dan menurun

4

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dan mendatar

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada naik dari awal sampai akhir

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada mendatar

1

Jika siswa tidak bicara 0

Nada dan

gaya Enak Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar dan

4

Page 215: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

197

No Tahapan Materi Kegiatan Pembelajaran Kunci jawaban

Indikator

Komunikasi

Verbal

(Lisan)

Sub-indikator

Komunikasi

Verbal (Lisan)

Rubrik Skor

tarkan

panas

Bersipat

mudah

ditempa

didengar

Memiliki

gaya

berkomunika

si

memiliki gaya berkomunikasi

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang enak didengar tetapi tidak

memiliki gaya berkomunikasi

3

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar tetapi

memiliki gaya berkomunikasi

2

Jika siswa mengucapkan isi dengan

nada yang tidak enak didengar dan

tidak memiliki gaya berkomunikasi

1

Jika siswa tidak berbicara 0

Page 216: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

198

Lampiran 25

HASIL LEMBAR OBSERVASI BERDASARKAN INDIKATOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL SISWA

Observer 1

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

1 Aina Alifia 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3

2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3

3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

4 Bunga Misella Novita 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3

5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3

6 Daffa Firda Rahmadani 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3

7 Della Estiningtyas 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3

8 Faiza Nasywa Haya 4 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3

9 Fitri Apriliawati 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 2 3

10 Habibah Nabila 3 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 2

11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 Masropathul Uluwiah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3

14 M Fairuz Ibnu M 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2

15 M Hanan Azhar J 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3

16 M Wildan Azizi 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

17 Nur Afifah Husna 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3

18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3

19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3

20 Rizki Amarullah 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3

21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3

22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2

23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2

26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4

Page 217: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

199

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

27 Tasya Syifaunajah 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4

28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4

29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3

30 Zahwa Fadhila 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jumlah 101 91 102 89 90 87 98 94 105 94 96 90

Persentase 84,16 75,83 85 74,16 75 72,5 81,66 78,33 87,55 78,33 80 75

Rata-rata indikator 82,91 77,08 86,27 76,24 77,5 73,75

Page 218: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

200

Observer 2

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

1 Aina Alifia 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3

2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3

3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4

4 Bunga Misella Novita 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3

5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4

6 Daffa Firda Rahmadani 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

7 Della Estiningtyas 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3

8 Faiza Nasywa Haya 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3

9 Fitri Apriliawati 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3

10 Habibah Nabila 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 2

11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

12 Masropathul Uluwiah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4

14 M Fairuz Ibnu M 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2

15 M Hanan Azhar J 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2

16 M Wildan Azizi 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3

17 Nur Afifah Husna 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3

18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3

19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3

20 Rizki Amarullah 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3

21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3

22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3

23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

Page 219: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

201

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3

26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4

27 Tasya Syifaunajah 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4

28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4

29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3

30 Zahwa Fadhila 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jumlah 97 96 100 85 92 91 102 98 103 90 95 93

Persentase 80,83 80 83,33 70,83 76,77 75,83 85 81,66 85,83 75 79,16 77,5

Rata-rata indikator 82,92 80,83 84,58 72,92 77,97 76,67

Page 220: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

202

Observer 3

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

1 Aina Alifia 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3

2 Amelia Dwi Septiyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3

3 Anisa Ulul Fadilah 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

4 Bunga Misella Novita 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3

5 Caesanie Juliannisa 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4

6 Daffa Firda Rahmadani 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3

7 Della Estiningtyas 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3

8 Faiza Nasywa Haya 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3

9 Fitri Apriliawati 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3

10 Habibah Nabila 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2

11 Kamilia Miftahul Jannah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 Masropathul Uluwiah 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Maulana Hafidz Adzani 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 4 3

14 M Fairuz Ibnu M 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3

15 M Hanan Azhar J 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3

16 M Wildan Azizi 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

17 Nur Afifah Husna 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3

18 Nuraini Dwi Agustina P 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3

19 Nurul Anin 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3

20 Rizki Amarullah 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

21 Royyan Abdurrahman 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4

22 Satria Akmal Febriansyah 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2

23 Shalzafatihah Salamah 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

24 Sri Mulyani 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3

25 Syamsul Fajri Hamami 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2

26 Tamiza 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4

27 Tasya Syifaunajah 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

Page 221: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

203

No Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2

Indikator

PU KJ KK PD P NG PU KJ KK PD P NG

28 Umi Zakia Elyas 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4

29 Wardani Indah W 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3

30 Zahwa Fadhila 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jumlah 103 92 99 90 96 90 104 94 102 94 99 93

Persentase 85,83 76,66 82,5 72,92 80 72,92 86,66 78,33 85 78,33 82,5 77,5

Rata-rata indikator 86,25 77,50 83,75 75,63 81,25 75,21

Page 222: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

204

Lampiran 26

Page 223: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

205

Page 224: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

206

Lampiran 27

Page 225: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

207

Lampiran 28

Page 226: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

208

Page 227: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

209

Page 228: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

210

Page 229: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

211

Lampiran 29

Page 230: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

212

Page 231: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

213

Page 232: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

214

Page 233: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

215

Lampiran 30

Dokumentasi

Page 234: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

216

Lampiran 31

HASIL WAWANCARA GURU

1. Identitas Narasumber

Nama : Susi Indaharini, S.Pd

Instansi : MAN 1 Kota Tangerang Selatan

2. Hasil Wawancara

No Pertanyaan Narasumber

1 Apakah sekolah ini telah menerapkan

kurikulum 2013

Ya, setelah ada kurikulum terbaru,

kami sebisa mungkin menerapkan

proses pembelajaran menggunakan

kurikulum tersebut

2 Bagaimana kondisi saat proses belajar

mengajar berlangsung?

Seperti biasa saja

3 Bagaimana keaktifan siswa selama

pembelajaran ?

Biasanya dikelas siswa kurang aktif, ya

mereka hanya aktif jika saya yang

suruh saja. Belajarnya cenderung pasif,

biasanya mereka hanya menerima yang

saya ajarkan saya. Tidak sering

mengajukan pertanyaan dan proses

pembelajarannya kurang komunikatif.

4 Metode ajar apa yang diterapkan

dalam pembelajaran ?

Ya, saya menggunakan metode ajar

biasa aja, seperti diskusi

5 Materi apa yang biasanya sulit

dipahami oleh siswa? Berikan alasan!

Pada semester ganjil ini anak sering

kesulitan pada materi ikatan kimia.

Biasanya siswa hanya tahu

pengertiannya saja tanpa tahu proses

pembentkannya.

6 Apa harapan ibu untuk proses

pembelajaran dikelas?

Ya saya harap siswa juga aktif dalam

pembelajaran, jadi tidak hanya guru

saja yang aktif selama pembelajaran

Page 235: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

217

Lampiran 32

KISI-KISI LEMBAR KERJA SISWA

Materi Pelajaran : Ikatan Kimia

Kelas / Semester : X

Tahun Ajaran : 2016/2017

Kompetensi Dasar :

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel

(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta

interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

LKS 1

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

Siswa diminta untuk

menjelaskan proses

terentuknya ikatan

ion

Jelaskan proses

terbentuknya

ikatan ion !

a. Umumnya terbentuk dari unsur logam

dan nonlogam

b. Unsur logam cenderung melepaskan

elektron terluar untuk mencapai

kestabilan membentuk ion positif

c. Unsur nonlogam cenderung menerima

elektron membentuk ion negatif untuk

mencapai kestabilan

d. Terjadi karena adanya serah terima

leketron

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci

jawaban

4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan 3

Page 236: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

218

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

kunci jawaban

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Jika siswa hanya menjawab a 1

Jika siswa menjawab a-b 2

Jika siswa menjawab a-b-c 3

Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-

c-d

4

Siswa diminta untuk

menjelaskan proses

terentuknya ikatan

kovalen

Jelaskanlah

proses

terbentuknya

ikatan kovalen

(tunggal,

rangkap 2,

rangkap 3 dan

kovalen

koordinasi) !

a. Umumnya terbentuk antar unsur

nonlogam

b. Terjadi karena pemakaian pasangan

elektron bersama

c. Ikatan kovalen tunggal: Antar atom

memberikan satu elektron untuk

dijadikan pasangan elektron

Ikatan kovalen rangkap 2: Antar atom

memberikan dua elektron untuk

dijadikan pasangan elektron

Ikatan kovalen rangkap 3: Antar atom

memberikan tiga elektron untuk

dijadikan pasangan elektron

Ikatan kovalen koordinasi: Pasangan

elektron yang digunakan bersama

berasal dari salah satu atom

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci

jawaban

4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Jika siswa hanya menjawab a 1

Jika siswa menjawab a-b 2

Jika siswa menjawab a-b-c 3

Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-

c-d

4

Siswa diminta untuk

menjelaskan proses

terbentuknya ikatan

logam

Jelaskanlah

proses

terbentuknya

ikatan logam !

a. Ikatan logam terbentuk karena adanya

gaya tarik menarik antara partikel

yang bermuatan positif dengan awan

elektron yang tersebar bagaikan lautan

b. Elektron valensi dari suatu logam,

akan saling berikatan dengan partikel

positif dari logam yang lain

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

3

Page 237: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

219

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

c. Gaya tarik yang ditimbulkan disebut

gaya elektrostatis

d. Gaya tarik itulah yang menimbulkan

ikatan logam

Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci

jawaban

4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Jika siswa hanya menjawab a 1

Jika siswa menjawab a-b 2

Jika siswa menjawab a-b-c 3

Jika siswa menjawab berurutan dari a-b-

c-d

4

Siswa diminta untuk

membandingkan

proses terentuknya

ikatan ion, kovalen,

dan logam

Bandingkan

proses

pembentukan

ikatan ion,

ikatan kovalen,

ikatan kovalen

dan ikatan

logam

Ikatan ion

a. Terjadi karena serah terima elektron,

b. Atom yang satu melepaskan elektron

dan yang lain menerima elektron

c. Membentuk senyawa ionic

d. Pada umumnya unsur pembentuknya

adalah unsur logam dan non logam

Ikatan kovalen

a. Terjadi karena pemakaian pasangan

elektron bersama

b. Antar atom memberikan satu elektron

untuk dijadikan pasangan elektron

c. Membentuk sebuah molekul

d. Pada umumnya unsur pembentuknya

adalah unsur non logam

Ikatan logam

a. Ikatan logam terbentuk karena adanya

gaya tarik menarik antara partikel

yang bermuatan positif dengan awan

elektron yang tersebar bagaikan lautan

b. Elektron valensi dari logam akan

saling berikatan dengan partikel

positif dari logam yang lain

c. Gaya Tarik itulah yang menimbulkan

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan kunci

jawaban

4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Terdapat 1 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai dengan

kunci jawaban

4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0

Jika siswa hanya menjawab a 1

Jika siswa menjawab a-b 2

Jika siswa menjawab a-b-c 3

Jika siswa menjawab berurutan dari a-b- 4

Page 238: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

220

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban

Indikator Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

ikatan logam c-d

LKS 2

Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

Siswa diminta

menjelaskan sifat

fisik yang dimiliki

senyawa ion

Jelaskan sifat-

sifat fisik yang

dimiliki oleh

senyawa ion (

Berdasarkan

interaksi antar

partikel ion)!

Berwujud padat pada suhu kamar dan

Mempunyai titik didih dan titik leleh yang

tinggi

Pada ikatan ion, terjadi gaya tarik-menarik

(elektrostatik) antara katon dan anion. Gaya

tarik-menarik ini tidak berhenti sampai

terbentuknya sepasang ikatan ion, tetapi

sampai pada terbentuknya sebuah Kristal. Gaya

tarik menarik antar ion sangat kuat sehingga

posisi ion-ion tidak mudah berubah dan

diperlukan energi yang cukup besar untuk

memutuskan ikatan ionnya.

Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk

cairan atau lelehan

Dalam bentuk cairan atau lelehan, ion-ion pada

senyawa ion akan dapat bergerak bebas,

sehingga dapat menghantarkan listrik.

Sedangkan dalam bentuk padatan, seyawa ion

tidak dapat mengahntarkan arus litsrik karena

ion-ionnnya tidak bergerak bebas

Mempunyai sifat keras, namun mudah

rapuh

Susunan kation dan anion saat senyawa ion

sebelum diberikan sebuah energi

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-

b-c-d 4

Siswa diminta

menjelaskan sifat

fisik yang dimiliki

senyawa logam

Jelaskan sifat-

sifat fisik yang

dimiliki oleh

suatu logam (

Berdasarkan

interaksi antar

Page 239: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

221

Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

logam)!

Susunan kation dan anion saat senyawa ion

sesudah diberikan sebuah energi

Posisi kation dan anion pada senyawa ion

berselng-seling untuk memaksimalkan daya

tarik antarion. Pada saat senyawa ion dikeakan

suatu energi,lapisan yang terkena pukulan akan

bergeser, sehingga ion-ion yang bermuatan

sama akan slaing berhadapan . ion-ion yang

muatannya sama akan saling menolak. Tolak-

menolak antarion itulah yang menyebabkan

kekuatan ikatan ion berkurang sehingga jika

dikenakan suatu energi akan mudah rapuh.

Titik didih dan titik leleh ynag tinggi

Gaya tarik-menarik yang terjadi antar kation

logam dan elketron valensi cukup kuat, untuk

memutuskan ikatan tersebut diperlukan energi

yang sangat besar pula.

Mengkilap

Logam mengkilap karena cahay yang

mengenai permukaan logam dipantulkan oleh

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Page 240: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

222

Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

elektron

Penghantar listrik

Saat arus listrik dialirkan ke logam, elektron

akan berpindah sekaligus menghantarkan

listrik dari kutub negatif ke kutub postif

Penghantar panas

Energi panas menyebabkan elektron bergerak

lebih cepat serta tumbukan antara elektron dan

proton semakin banyak sehingga panas adapat

dihantarkan.

Mudah ditempa

Susunan muatan postif atom dengan elektron

pada logam sebelum ditempa

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-

b-c-d 4

Page 241: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

223

Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

Susunan muatan positif dengan elektron pada

logam setelah ditempa

Pada saat dikenakan energi, susunan atom-

atom pada logam tidak berubah, meskipun

posisi atom berubah, namun ion logam tetap

berikatan dengan elektron. Itulah yang

menyebabkan logam dapat ditempa.

Siswa diminta

menjelaskan sifat

fisik yang dimiliki

molekul kovalen

Jelaskan sifat-

sifat fisik yang

dimiliki oleh

senyawa

kovalen

(berdasarkan

interaksi antar

molekul) !

Titik didih dan titik leleh rendah Molekul-molekul kovalen dapat saling berikatan membentuk kumpuan molekul. Ikatan yang terputus pada saat senyawa kovalen sederhana dipanaskan adalah ikatan antar molekul, bukan ikatan anatar atom. Ikatan anatr molekul kovalen sangat lemah sehingga untuk memutuskannya hanya diperlukan energi yang kecil. Berwujud cair dan gas Ikatan antar molekul yang lemah juga menyebabkan pergerakan partikel-partikel lebih bebas, sehingga sebagaian besar sneyawa kovalen berwujud cair dan gas Tidak dapat mengahntarkan listrik Senyawa kovalen tersusun atas molekul-molekul (bukan ion) sehinga muatannnya bersifat netral. Listrik hanya dapat dihantarkan oleh partikel-partikel ion.

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3

Page 242: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

224

Indikator soal Soal Kunci Jawaban Indikator

Kemampuan

Komunikasi Verbal

Tulis

Rubrik Skor

Jika siswa menjawab berurutan dari a-

b-c-d 4

Siswa diminta

untuk

memandingkan

sifat fisis yang

dimiliki oleh

senyawa ion,

molekul kovalen

dan logam

Bandingkanlah

sifat fisik yang

dimiliki oleh

senyawa ion,

kovalen dan

logam !

Senyawa ion a. Berwujud padat pada suhu kamar

b. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang

tinggi

c. Dapat menghantarkan listrik dalam bentuk

cairan atau lelehan

d. Mempunyai sifat keras, namun mudah

rapuh

Logam a. Titik didih dan titik leleh ynag tinggi

b. Mengkilap

c. Penghantar listrik dan panas

d. Mudah ditempa

Molekul kovalen

a. Titik didih dan titik leleh rendah

b. Berwujud cair dan gas

c. Tidak dapat mengahntarkan listrik

Ketepatan kata Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 dari 4 kata yang tepat

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 kata yang tepat dengan

kunci jawaban 4

Kesesuaian deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Terdapat 1 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 1

Terdapat 2 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 2

Terdapat 3 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 3

Terdapat 4 deskripsi yang sesuai

dengan kunci jawaban 4

Keruntutan deskripsi Jika siswa tidak menjawab 0 Jika siswa hanya menjawab a 1 Jika siswa menjawab a-b 2 Jika siswa menjawab a-b-c 3 Jika siswa menjawab berurutan dari a-

b-c-d 4

Page 243: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

225

Lampiran 33

Page 244: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

226

Page 245: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

227

Page 246: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

228

Page 247: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

229

Page 248: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

230

Page 249: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

231

Page 250: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

232

Page 251: PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM …

233