PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH …
Transcript of PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH …
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A
QUESTION (LSQ) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SMA AKSARA BAJENG KELAS X MIPA2
SKRIPSI
SKRIPSI
HASMAWATI
10539121414
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
DESEMBER 2019
i
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A
QUESTION TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA
SMA AKSARA BAJENG KELAS X MIPA2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
HASMAWATI
10539121414
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
DESEMBER 2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau
berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8).
“jika Allah menolong kamu maka tak akan ada yang dapat
mengalahkanmu.” (Qs. Ali Imran, 160).
““Tetaplah melangkah meski untuk bernafas sekalipun sulit bagimu,
Berusaha dan berdoa selalu karena harapan selalu ada” ~AHS
Karya ini, aku persembahkan untuk Ibunda, Ayahanda, kakak-kakak serta keluaga besar yang tak pernah lelah senantiasa berpikir, berdoa, dan berusaha untuk masa depanku dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan serta senantiasa menjadi motivator dan alasan untukku tersenyum.
vii
ABSTRAK
Hasmawati. 2019. Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Start With A
Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Fisika SMA Aksara Bajeng Kelas X
MIA2. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Bunga Dara Amien M.Ed
dan Pembimbing II Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hasil belajar fisika peserta
didik kelas X MIPA2 di SMA Aksara Bajeng dengan menggunakan metode
pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ). (2) hasil belajar fisika
peserta didik kelas X MIPA1 di SMA Aksara Bajeng dengan menggunakan
metode pembelajaran langsung. (3) ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar
fisika peserta didik kelas X di SMA Aksara bajeng yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) dan
peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran langsung.
Penelitian ini adalah true eksperimen dengan desain penelitian posttest
only control design yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penggunaan metode pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) terhadap
hasil belajar fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
kelas X SMA Aksara Bajeng Tahun Ajaran 2019/2020. Sedangkan sampelnya
adalah X MIPA2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA1 sebagai kelas
kontrol. Hasil analisis menunjukkan skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik
yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A
Question (LSQ) adalah 19, 1 dan peserta didik yang diajar menggunakan metode
pembelajaran langsung nilai rata-ratanya adalah 13,8 dengan standar deviasi
berturut-turut adalah 2,80 dan 3,99 serta koefisien varians kelas sebesar 7,6 dan
15,9. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung = 6,092
dan ttabel = 1,671 dan pada taraf signifikan α = 0,05, dengan dk 4. Dengan
demikian nilai thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti
terdapat pengaruh positif penggunaan metode pembelajaran Learning Start With A
Question (LSQ) terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIPA2 SMA
Aksara Bajeng.
Kata Kunci: Metode pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) dan
Hasil Belajar Fisika
viii
ABSTACK
Hasmawati. 2019. Learning Method effect of Learning Start With A Questions
(LSQ) on Physics Learning Outcomes of aksara Bajeng senior high schol Class X
MIA2. Thesis Department of Physics Education Faculty of Teacher Training and
Education Muhammadiyah University Makassar. Supervisor I Bunga Dara Amien
M.Ed and Supervisor II Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. This study aims to determine: physics learning outcomes of students of
grade X MIPA2 in Bajeng Aksara High School by using the Learning Start With
A Question (LSQ) learning method. (2) physics learning outcomes students of
MIPA in SMA Aksara Bajeng using the direct learning method. (3) whether there
is a difference between the physics learning outcomes of class X students at the
Bajeng Aksara high school who are taught using the Learning Start With A
Question (LSQ) learning method and students who are taught using the direct
learning method.
This study is a true experiment with a posttest only control design research
design that aims to determine whether there is an influence of the use Learning
Start With A Question (LSQ) learning methods on physics learning outcomes.
The population in this study were all class X students of Bajeng Aksara High
School in Academic Year 2019/2020. While the sample is X MIPA2 as an
experimental class and class X MIPA1 as a control class. The analysis shows the
average score of physics learning outcomes of students taught using the Learning
Start With A Question (LSQ) learning method is 19, 1 and learners who are taught
using the direct learning method the average value is 13.8 with a standard
deviation respectively 2.80 and 3.99 and class variance coefficients of 7.6 and
15.9. The results of testing the hypothesis using the t-test obtained tcount = 6.092
and ttable = 1.671 and at a significant level α = 0.05, with dk 4. Thus the tcount>
ttable, then H1 is accepted and H0 is rejected. This means that there is a positive
influence on the use of the Learning Start With A Question (LSQ) learning
method on the physics learning outcomes of students of Class X MIPA2 Aksara
Bajeng High School.
Keywords: Learning methods Learning Start With A Question (LSQ) and
Physics Learning Outcomes
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya
milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Sma Aksara Bajeng Kelas X Mipa2 ”.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh
ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera
kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang
Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur
kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi
ini.
x
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Ganna dan Ibundaku Sanatiya atas segala
jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendo’akan penulis
dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi (S1)
penulis. Juga terima kasih buat kakak- kakakku Nurlia, Mursalim, Norma,
Haruddin, Nurbaya, dan Saiful serta keluarga besar ku atas semangat, dukungan,
perhatian, kebersamaan dan do’anya untuk penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dan setulusnya
kepada Ibunda Dr. Bunga Dara Amin, M.Ed selaku pembimbing I dan Ibunda Dr.
Nurlina, S.Si., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan
waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan
bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan
ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama
menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan,
kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah
dicurahkan kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E.,
M.M. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib,
S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
xi
Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd. dan Bapak
Ma’ruf, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar.
Ayahanda dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang telah diberikan
kepada penulis. Pengorbanan dan jasa-jasamu selama ini tidak akan pernah
penulis lupakan untuk selamanya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada:
Ibu Kepala SMA Aksara bajeng telah menerima dan memberi kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian. Bapak dan Ibu guru fisika sekaligus guru
pamong SMA Aksara Bajeng yang selalu memberikan arahan selama melakukan
kegiatan penelitian dan semua IMPEDANSI A 2014 yang telah menjadi sahabat
yang baik yang selalu membantu dalam suka dan duka serta membuat
keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna, semoga semua
kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita.
Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 program studi Pendidikan Fisika, yang
telah bersama-sama penulis menjalani masa-masa perkuliahan, atas sumbangsi
dan motivasinya selama ini. Semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk
selamanya. Adik-adik seluruh peserta didik kelas X MIPA SMA Aksara Bajeng
atas perhatian dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini, kakanda AHS
atas motivasi dukungan dan doanya. Seluruh pihak yang tak sempat penulis
sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas
segala bantuannya.
xii
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a
penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu
khususnya di bidang pendidikan fisika.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, Desember 2019
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTACK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 6
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 6
1. Metode ...................................................................................... 6
2. Pembelajaran ............................................................................ 6
3. Pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ) ............. 6
a. Pengertian pembelajaran LSQ ............................................. 6
b. Kelebihan dan kekurangan metode LSQ ............................. 9
4. Hasil Belajar Fisika ................................................................... 10
xiv
B. Kerangka Pikir ............................................................................... 17
C. Hipotesis ........................................................................................ 19
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 20
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ........................................... 20
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 20
C. Variabel dan Desain Penelitian ...................................................... 20
1. Variabel Penelitian .................................................................... 20
2. Desain Penelitian ....................................................................... 21
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 21
1. Tahap Persiapan ....................................................................... 22
2. Tahap Pelaksanaan ................................................................... 22
3. Tahap Akhir ............................................................................. 23
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 23
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 23
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26
1. Metode wawancara .................................................................. 26
2. Metode tes ................................................................................ 26
3. Metode observasi ..................................................................... 26
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 27
1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 27
2. Analisis Statistik Inferensial ..................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 31
1. Analisis Deskriptif ................................................................... 31
2. Analisis Inferensial .................................................................. 33
a. Pengujian Normalitas ......................................................... 33
b. Pengujian Hipotesis ........................................................... 33
c. Uji perbedaan dua rata-rata ................................................ 35
B. Pembahasan ................................................................................... 35
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 40
xv
A. Kesimpulan .................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................ 44
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tingkat kognitif menurut Bloom ................................................................. 12
3.1 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item ............................................................... 26
3.2 Kategori Hasil Belajar Ranah Kognitif ....................................................... 28
4.1 Pengolahan Data Statistik Skor Hasil Belajar Secara Umum Peserta
Didik Kelas X MIPA SMA Aksara Bajeng ................................................. 31
4.2 Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol ......................................................................................................... 32
4.3 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................................. 18
4.1 Diagram Kategorisasi Skor dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika Diri
Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 33
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1A. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 44
A.1 Pencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................... 45
A.2 Lembar Kerja Peserta Didik ........................................................... 63
A.3 Materi ajar ....................................................................................... 65
A.4 Tes Hasil Belajar ............................................................................. 83
A.5 Uji Gregory ..................................................................................... 99
1B. Analisis Validitas dan Relibilitas ........................................................... 107
B.1 Analisis Validitas ............................................................................ 108
B.2 Analisis Reliabilitas ........................................................................ 121
1C. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................ 123
C.1 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 124
C.2 Analisis Statistik Inferensial ........................................................... 129
D. Absen Kehadiran ................................................................................... 142
E. Dokumentasi .......................................................................................... 147
F. Persuratan .............................................................................................. 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika berasal dari kata physics artinya ilmu alam, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang alam. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu yang
mempelajari tentang materi dan segala interaksi serta gaya yang mengaturnya
dan juga mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Menurut Kurikulum 2013 yang berlaku di Indonesia, tujuan
pembelajaran fisika yaitu untuk menguasai konsep-konsep fisika dan mampu
menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah sehingga lebih
menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa ( Elza, 2012 : 2).
Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2015) dalam pengembangannya
mengedepankan pengalaman personal melalui observasi, asosiasi, bertanya,
dan mengomunikasikan. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik maka pendidik
diharuskan untuk dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik. Namun umumnya pembelajaran di dalam
kelas berlangsung dengan sangat kaku dan ketat. Guru yang mengajar dengan
metode ceramah saja akan menjadikan siswa jenuh mengikuti proses
pembelajaran. Maka dari itu guru harus menciptakan suasana yang kondusif
dan membuat pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan proses belajar untuk mengembangkan
peserta didik dalam kehidupannya. Proses pembelajaran pada hakikatnya
2
merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni peserta didik dan
guru. Dalam interaksi tersebut, peserta didik sebagai subjek pokok bukan
objek belajar yang selalu dibatasi dan diatur oleh guru. Sebagai subjek dalam
pembelajaran, peserta didik diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai dengan
bakat dan segala potensi yang dimilikinya. Keaktifan peserta didik dapat
diwujudkan baik keaktifan fisik maupun keaktifan mental. Interaksi yang baik
antara guru dan peserta didik sangat diperlukan agar proses pembelajaran
dapat berlangsung efektif (Elza, 2012 : 2).
Permasalahan lain yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
kualitas pendidikan. Perkembangan ilmu dan teknologi sebagai pendukung
pendidikan tidak dapat diaplikasikan secara optimal dalam pembelajaran jika
pembelajaran di sekolah masih dilakukan dengan cara-cara lama paradigma
lama yang telah bekembang dalam pendidikan adalah pemahaman.
Pemahaman seperti inilah yang harus diubah menjadi pemahaman belajar,
sehingga fungsi guru sebagai pengajar berubah menjadi fasilitator. Guru
sangat perlu memberi dorongan kepada peserta didik untuk meggunakan
otoritasnya dalam membangun gagasan, guru sebaiknya tidak memonopoli
proses belajar mengajar, namun memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berekspresi dalam belajar dan menghasilkan kreativitas yang tinggi
sesuai kemampuan mereka (Elza, 2012 : 2).
Oleh karena itu diperlukan strategi yang mampu mencapai tujuan
pendidikan nasional salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif. Menurut Sumarlina (dalam Pravita suendi, 2016:21), bahwa strategi
3
pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang merangsang peserta
didk untuk lebih aktif dalam belajar sehingga dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran dapat terlihat apabila
peserta didik dapat belajar secara aktif dengan membuat peserta didik bertanya
tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari guru, sehingga secara
tidak langsung memberikan stimulus peserta didik untuk mencapai kunci
belajar, yaitu bertanya. Dalam bukunya (Zaini, 2004:2), strategi pembelajaran
aktif mempunyai 46 macam untuk menciptakan suasana belajar aktif dalam
dalam kelas. Salah satu macam dari strategi pembelajaran aktif bertanya
adalah strategi pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ).
Strategi pembelajaran LSQ dianggap mampu mengarahkan peserta
didik untuk belajar mandiri dengan membuat pertanyaan berdasarkan bacaan
yang diberikan oleh guru, kemudian peserta didik akan berusaha menemukan
jawaban dari pertanyaan tersebut melalui diskusi dengan peserta didik lain dan
peran serta guru dalam membantu apabila peserta didik kesulitan dalam
menemukan jawaban (Susanto, 2013:432).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat Magang
III, bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih kurang maksimal.
Permasalahan utama yang terjadi adalah (1) peserta didik masih kesulitan
dalam membedakan simbol, dan satuan dalam fisika; (2) lemahnya peserta
didik dalam hal perhitungan (perkalian dan pembagian); (3) kurangnya
partisipasi dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran (4)
cenderung banyak menghafal; (5) kurang dalam memahami konsep. Beberapa
4
permasalahan yang dikemukakan di atas menyebabkan hasil belajar fisika
peserta didik di SMA masih rendah.
Dari pertimbangan tersebut, penulis tertarik menjadikan SMA sebagai
objek penelitian, mengingat kondisi peserta didik disekolah tersebut masih
kurang aktif dalam proses belajar mengajar di kelas, disebabkan karena
kurangnya motivasi untuk belajar. Hal ini disebakan karena peserta didik
kurang memahami materi yang diberikan oleh guru yang hanya
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga peserta didik
merasa bosan dan menganggap pelajaran fisika tidak menarik. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode pembelajaran yang membuat semua peserta didik
belajar secara aktif. Maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Start With A
Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Fisika SMA Aksara Bajeng Kelas
X MIA2”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran Learning Start With A Questions (LSQ) terhadap
Hasil Belajar Fisika.
2. Seberapa besar hasil belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran
langsung.
5
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang diajarkan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A Questions
(LSQ) dengan peserta didik yang diajarkan menggunakan pembelajaran
langsung ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar fisika yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A Questions
(LSQ) terhadap Hasil Belajar Fisika.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar fisika dengan
menggunakan pemelajaran langsung.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar fisika yang diajarkan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A Questions
(LSQ) dengan peserta didik yang diajarkan menggunakan pembelajaran
langsung ?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Peneliti dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama
menjalani perkuliahan dan engetahui pengaruh metode pembelajaran
6
Learning Start With A Questions (LSQ) terhadap hasil belajar fisika
peserta didik.
2. Bagi Guru Fisika
Hasil penelitian dapat memberi masukan dan menjadi bahan
pertimbangan dalam hal penentan metode pembelajaran fisika.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode
Metode merupakan upaya mengimplementasikan rencana
yangsudah disusun dalam kegiatan yang nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal menurrut sanjaya dalam (Wijaya et al.,
2015) Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan siswa untuk mencapai
tujuan tertentu Trianto dalam (Wijaya et al., 2015). Metode pembelajran
pada dasarnya merupakan sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Metode yang kurang sesuai dengan sifat materi dan tujuan
pembelajaran dapat mengakibatkan siswa kurang berminat sehingga malas
untuk untuk mengikuti pembelajaran. Metode yang digunakan hendaknya
membawa suasana interaksi edukatif, menempatkan pederta didik pada
keterlibatan aktif belajar, mampu menumbuhkan dan mengembangkan
semangat belajar..
2. Pembelajaran Learning Start With A Question (LSQ).
a. Pengertian Learning Start With A Question (LSQ)
Menurut Suryo (dalam Resty, 2014 : 23) metode learning
starts with a question adalah metode dimana siswa diarahkan untuk
belajar mandiri dngan membuat pertanyaan berdasarkan bacaan yang
8
diberikan oleh guru. Kenudian siswa berusaha menemukan jawaban
dari pertanyaan tersebut melalui diskusi dengan siswa lain dan guru
ikut membantu apabila siswa kesulitan dalam menemukan jawaban.
Metode learning starts with a question (LSQ) adalah suatu
metode pembelajaran dimana proses belajar sesuatu yang baru akan
lebih efektif jika siswa aktif dalam bertanya sebelum mereka
mendapatkan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.dari guru
sebagai pengajar Hamruni (dalam Resty, 2014 : 23).
Hakikatnya metode pembelajaran (LSQ) untuk mengarahkan
atensi peserta didik terhadap materi yang di pelajari.
Langkah-langkah metode pembelajaran (LSQ)
1) Memilih bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa.
bacaan memuat informasi umum atau bacaan yang memberi
peluang untuk di tafsirkan.
2) meminta kepada siswa untuk mempelajari bacaan secara
sendirian atau dengan teman.
3) menganjurkan kepada mereka memberi tanda sebanyak mungkin,
gabungkan pasangan dengan pasangan yang lain, kemudian
minta mereka untuk membahas poin-poin yang tidak diketahui.
4) didalam pasangan atau kelompok kecil, meminta kepada siswa
menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah di baca
kumpulkan pertanyaan yang telah di tulis oleh siswa.
9
5) sampaikan materi pelajaran dengan menjawab pertanyaan
tersebut suprijono (2015 : 131).
Teknik bertanya merupakan cara yang digunakan oeh guru
untuk mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswaya dengan
memperhatikan karakteristik dan latar belakang siswa.dengan
mengajukan pertanyaan yang menantang, siswa akan terangsan
untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-
gagasan barunya yang berisi tentang informasi yang lengkap.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan
penting, sebab bertanya dapat membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Adanya strategi pembelajaran aktif tipe Learning Start With a
Question (LSQ) atau suatu pembelajaran yang dimulai dengan
pertanyaan oleh siswa itu sendiri, dimana strategi ini merupakan
strategi pembelajaran aktif yang dapat membuat siswa secara aktif
dalam bertanya daripada hanya menerima apa yang disampaikan
guru saja selama proses kegiatan belajar mengajar. Adapun
kelebihan penerapan strategi LSQ ini adalah memiliki kemampuan
yang dapat dicapai oleh siswa menurut firmasnyah (dalam Dea,
2016 : 12 – 13) :
1) Kemampuan penerimaan (receiving) yaitu kemampuan siswa
dengan mengikuti dan mematuhi suatu instruksi dari gurunya.
10
2) Kemampuan (responding ), yaitu suatu kemampuan dalam
berpartisipasi dalam berdiskusi melalui kegiatan membuat dan
menanggapi suatu pertanyaan.
3) Kemampuan menilai (valuing ), yaitu dengan mendukung atau
menentang suatu gagasan, kemudian melakukan hal seperti
bermbuk bersama kelompoknya.
4) Kemampuan (organization), yaitu kemampuan siswa dalam
merumuskan dan mendiskusikan permasalahan.
5) Kemampuan (characterization),yaitu kemampuan siswa dalam
mencari penyelesaian suatu masalah sendiri.
b. Kelebihan dan kekurangan metode learning starts with a
question.
Menurut Sudrajat (dalam Resty 2014 : 25 ) terdapat kelebihan
dan kelemahan dalam metode pembelajaran learning starts with a
question.
Diantaranya adalah :
1) Kelebihan
a) Siswa lebih siap memulai pelajaran, karena siswa telah
terlebih dahulu memulai pelajaran, sehingga mempunyai
sedikit gambaran dan lebih paham setelah mendapat
tambahan penjelasan dari guru.
b) Siswa menjadi aktif bertanya.
c) Materi dapat diingat lebih lama oleh siswa.
d) Kecerdasan siswa lebih diasah pada saat siswa belajar
untuk mengajukan pertanyaan.
11
e) Mendorong tumbuhnya keberanian siswa untuk
mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas
wawasan siswa melalui bertukar pendapat.
f) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri dan
bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai.
g) Dapat mengetahui mana siswa yang belajar dan mana siswa
yang tidak belajar.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu panjang jika banak pertanyaan yang
dilontarkan siswa
b) Jika guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab, pertanyaan atau jawaban bisa melantur jika siswa
tersebut tidak belajar atau tidak menguasai materi
c) Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum
atau siswa yang pasif.
d) Mensyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup
tentang topik atau masalah yang didiskusikan.
2. Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan merujuk pemikiran
Gagne dalam (Ahriana, 2016). Menurut Sudjana dalam (Nurdin, 2017).
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
12
setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Sejalan dengan pendapat
tersebut dalam jurnal yang sama, Purwanto pun menyebutkan bahwa
“hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik akibat proses
kegiatan belajar mengajar, yang berupa perubahan dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotor”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan
belajar mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Yang berarti hasil belajar fisika merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik akibat dari kegiatan belajar
mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor setelah kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran fisika
(Nurdin, 2017).
Klasifikasi hasil belajar yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom,
yang dikenal dengan Taksonomi Bloom secara garis besar dibagi menjadi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, hal ini sesuai
dengan yang telah disebutkan sebelumnya oleh Sudjana. Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan
sikap, dan ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak (Nurdin, 2017).
Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum dikenal
adalah Taksonomi Bloom. Benjamin S Bloom membagi taksonomi hasil
belajar dalam enam kategori, yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman
13
(comprehension), penerapan (application), analisis, sintesis, dan evaluasi.
Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat
paling rendah (C1): pengetahuan atau mengingat, sampai tingkat paling
tinggi (C6): evaluasi.(Riduwan, 2012:102).
Pengertian dari masing-masing tingkat kognitif yaituadalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Tingkat kognitif menurut Bloom
Indikator Deskripsi
Pengetahuan (C1) Peserta didik dapat mengingat informasi konkret
maupun abstrak. Kemampuan ini merupakan
kategori yang paling rendah, namun menjadi dasar
dari proses kognitif karena tanpa mampu mengingat,
maka peserta didik tidak dapat memiliki kemampuan
berpikir yang lebih tinggi.
Pemahaman (C2) Peserta didik memahami dan menggunakan
(menerjemahkan, menginterpetasi, dan
mengekstrapolasi) informasi yang dikomunikasikan.
Aplikasi (C3) Peserta didik dapat menerapkan konsep yang sesuai
pada suatu problem dan situasi baru.
Analisis (C4) Peserta didik dapat menguraikan informasi atau
bahan menjadi beberapa bagian dan mendefinisikan
hubungan antar bagian.
Sintesis (C5) Peserta didik dapat menghasilkan produk,
menggabungkan beberapa bagian dari pengalaman
atau informasi baru untuk menghasilkan sesuatu
yang baru. Kemampuan melakukan sintesis
merupakan kemampuan menggabungkan bagian-
bagian yang terpisah menjadi sesuatu yang terpadu
yang berkaitan secara logis dan memiliki pola.
Evaluasi (C6): Peserta didik memberikan penilaian tentang ide atau
informasi baru. Kemampuan mengevaluasi adalah
kemampuan mengambil keputusan atau memberikan
pendapat berdasarkan penilaian yang menggunakan
kriteria-kriteria tertentu terhadap suatu situasi,
pernyataan, nilai-nilai, ide, atau informasi
14
Agar sesuai dengan perkembangan zaman, salah seorang murid
Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom pada tahun 1994 dan hasil
perbaikannya baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. (Nurdin, 2017)
Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif yaitu, pertama
mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi/
pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan, kedua memahami adalah
kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide
atau konsep yangtelah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun
grafik/diagram, ketiga menerapkan adalah kemampuan melakukan sesuatu
dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu, keempat menganalisis
adalah kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan
menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas
konsep tersebut secara utuh, kelima mengevaluasi atau menilai adalah
kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau
patokan tertentu dan terakhir mencipta adalah kemampuan memadukan
unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau
membuat sesuatu yang orisinil (Nurdin, 2017).
Kegiatan guru setelah proses belajar mengajar adalah melakukan
penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar secara esensial bertujuan
untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
15
sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan. Dengan penilaian guru bias melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Apakah metode, strategi, media, model pembelajaran, dan hal lain yang
telah dilakukan dalam proses belajar mengajar itu tepat dan efektif atau
sebaliknya bias dilihat dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Jika
hasil belajar peserta didik dalam ulangan harian atau formatif masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka bias ikatakan proses
pembelajaran yang dilakukan guru gagal. Dan jika hasil belajar siswa
diatas KKM, maka bias dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan
guru berhasil(Kunandar, 2013:10-11).
Begitu juga dengan keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat
dilihat dari pencapaian hasil belajar yang diperoleh.Jika hasil belajar yang
diraih peserta didik melampaui KKM berarti peserta didik tersebut telah
tuntas dalam menguasai kompetisi yang telah ditentukan.Begitupun
sebaliknya, jika hasil belajar yang diraih peserta didik dibawah KKM
berarti peserta didik tersebut belum tuntas dalam menguasai kompetisi
yang telah ditentukan.Bagi peserta didik yang belum tuntas harus
mengikuti program remedial sampai melampaiu KKM yang telah
ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar bias dijadikan alat
atau tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru, sekaligus
tingkat pencapaian peserta didik terhadap kmpetensi yang telah
ditentukan(Kunandar, 2013:11)
16
Penilaian hasil belajar yang fungsional seperti diatas, harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain instrument atau alat ukur yang
digunakan harus valid dan reliabel. Artinya dari segi penyusunan telah
memenuhi kaidah-kaidah penulisan soal, baik dari aspek konstruksi,
substansi maupun materi. Dengan instrument yang valid dan reliabel, akan
menghasilkan informasi tingkat penguasaaan kompetensi peserta didik
yang akurat dan terpercaya. Begitu juga sebaliknya, jika instrument yang
digunakan disusun tidak sesuai dengan kaidah penulisan instrument, maka
data yang diperoleh subjektif dan tidak bias digunakan sebagai informasi
yang berarti(Kunandar, 2013:11).
Dengan demikian, instrument penilaian yang dipergunakan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik memegang
peranan yang sangat penting.(Kunandar, 2013:11-12)
Setelah hasil penilaian diketahui, langkah selanjutnya yang
digunakan oleh guru adalah melakukan analisis terhadap hasil penilaian
peserta didik.Analisis hasil belajar ada dua bentuk, yakni menganalisis
keakuratan instrument yang digunakan untuk melakukan penilaian dan
menganalisis tingkat ketuntasan yang dicapai peserta didik.Menganalisis
keakuratan instrument bertujuan untuk melihat tingkat validitas instrumen.
Hali ini dilihat dengan melihat tingkat kesukaran dan daya beda soal.
Dengan demikian akan diperoleh instrument yang baik, yaitu instrument
yang mampu mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara akurat
dan objektif. Selanjutnya instrument-instrument (butir soal) yang sudah
17
dianalisis dimasukan kedalam bank soal (kumpulan soal) yang bias
dipakai pada kesempatan lain dengan modivikasi ulang.(Kunandar,
2013:12)
Sedangkan analisis tingkat ketuntasan pencapaian kompetensi
peserta didik bertujuan untuk memetakan berapa banyak peserta didik
yang sudah menguasai kompetensi yang ditentukandan berapa banyak
peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang ditentukan. Dari
informasi tersebut diperguanakan untuk penyusunan program tingkat
lanjut bagi peserta didik yang sudah tuntas maupun yang belum
tuntas(Kunandar, 2013:12)
Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil
belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Data yang
diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring dan
dikumpulkan melalui prosedur dan alat penelitian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh
potret atau profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam
kurikulum secara akurat dan objektif.(Kunandar, 2013:62).
18
B. Kerangka Berfikir
Salah satu masalah pembelajaran di sekolah adalah banyaknya
peserta didik terhadap yang memperoleh hasil belajar rendah. Oleh karena
itu, tujuan pembelajaran yang telah disusun belum tercapai. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka guru harus berusaha meningkatkan
aktivitas, minat dan perhatian peserta didik dalam belajar. Selain itu perlu
juga diperhatikan faktor yang mempengaruhi baik dalam diri peserta didik
misalnya, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, kemampuan apektif,
maupun faktor lain, misalnya strategi, metode dan kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran yang digunakan di sekolah sering kali mendapat
kritikan dari berbagai kalangan baik ahli maupun pengamat pendidik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah
kepercayaan peserta didik terhadap kemampuan seorang guru dalam
proses pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu, idealnya seorang guru harus
membangun kepercayaan pada diri peserta didik dan membuat mereka
memahami materi dengan baik, antara lain dapat dilakukan dengan
menerapkan metode pembelajaran aktif tipe Learning Start With A
Question (LSQ) dimana dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
19
Guru
Dalam mengajarkan materi
pembelajaran.metode yang
digunakan belum tepat.
Peserta didik
1. Kurangnya minat dan
motivasi peserta didik
dalam belajar fisika.
2. Sebagian peserta didik
menganggap bahwa
fisika itu sulit.
Hasil belajar peserta didik pada kelas
kontrol rendah
Pengaruh metode pembelajaran learning start with a
question (LSQ) pada kelas Eksperimen
Peserta didik
1. Peserta didik menjadi siap memulai
pelajaran.
2. Peserta didik akan lebih aktif untuk
membaca, materi akan dapat diingat lebih
lama.
3. Kecerdasan peserta didik diasah pada saat
peserta didik mencari informasi tentang
materi tanpa bantuan guru.
4. Peserta didik berani mengutarakan
pendapat serta terbuka dan memperluas
wawasan.
Guru
Memberikan bimbingan sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran aktif
tipe learning start with a question (LSQ)
Hasil belajar peserta didik meningkat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Proses pembelajaran awal pada kelas kontrol
20
C. Hipotesis
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah ada pengaruh metode pembelajaran aktif Learning Start
With A Questions (LSQ) terhadadap hasil belajar fisika.
Hipotesis Statis
Ho : μ1 = μ2 ( Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik
yang diajar menggunakan metode pembelajaran Learning Start
With A Questions (LSQ)dengan siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran langsung)
Ha : μ1 μ2( Ada perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar
menggunakan metode pembelajaran aktif Learning Start With A
Questions (LSQ) dengan siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran langsung)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian True Experimental Designs (eksperimen
sesungguhnya).
2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini bertempat di SMA Aksara bajeng, Jalan Batang
Banoa No. 31 Limbung, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA
AKSARA BAJENG Tahun ajaran 2019/2020, yang terdiri dari kelas X
MIPA1 30 peserta didik, X MIPA2 32 peserta didik dan Kelas X MIPA3
30 peserta didik sehingga berjumlah 92 peserta didik.
2. Sampel
Dalam pelaksanaannya, peneliti membutuhkan dua kelas sebagai sampel
dengan cara random kelas dengan asumsi, bahwa seluruh kelas adalah
homogen (sama), karena penempatan peserta didik dalam setiap kelas
tidak berdasarkan ranking, sehingga terpilih peserta didik kelas X MIPA1
terdiri dari 30 peserta didik dan X MIPA2 terdiri dari 32 peserta didik
yang berjumlah 62 peserta didik.
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
22
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti ada dua variabel bebas
yaitu metode pembelajaran Learning Start With a Question (LSQ) dan
variabel bebas yaitu hasil belajar.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Posttest-Only
Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan
(X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan
(treatmen) adalah ( : ). Penggunaan desain ini sesuai dengan
tujuan pada penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh metode pembelajaran learning start with a question (LSQ)
terhadap hasil belajar fisika.
Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control
Design.
R
R
X O1
- O2
Keterangan:
X= Menyatakan perlakuan di dalam kelas eksperimen (pengajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran learning start with a
question (LSQ).
- = Menyatakan perlakukan di dalam kelas dengan menerapkan
pembelajaran langsung.
23
Sugiyono (2017,112)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1) Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Memohon perizinan penelitian dari pihak prodi dan fakultas
b) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi Fisika
SMA Aksara Bajeng untuk meminta izin melaksanakan
penelitian.
c) Menentukan subjek penelitian
d) Menyusun rancangan pembelajaran dan instrumen tes yang akan
digunakan
e) Uji coba instrumen tes
2) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
a) Mengajar menggunakan metode pembelajaran Learning Start
With A Question pada kelas eksperimen.
b) Mengajar menggunakan pembelajaran langsung pada kelas
kontrol.
c) Memberikan post-test berupa soal –soal pada instrumen tes hasil
belajar peserta didik setelah diajar menggunakan metode
24
pembelajaran Learning Start With A Question pada kelas
eksperimen.
d) Memberikan post-test berupa soal –soal pada instrumen tes hasil
belajar peserta didik setelah diajar menggunakan pembelajaran
langsung.
3) Tahap Akhir
a) Mengelola data hasil penelitian.
b) Menganalisis data hasil penelitian.
c) Membahas data hasil penelitian.
d) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengelolaan data.
e) Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang
kurang memadai.
E. Defenisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi penafsiran ganda pada penelitian ini, maka
definisi secara operasional yaitu:
1. Metode pembelajaran learning start with a question (LSQ) merupakan
suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya, yang menekankan
agar peserta didik aktif dalam bertanya dengan meminta peserta didik
untuk mempelajari materi yangakan dipelajari dengan membaca
terlebih dahulu.
2. Hasil belajar fisika peserta didik merupakan kemampuan peserta didik
dalam menyelesiakan tes yang meliputi aspek kognitif dengan
25
indikator C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan),
dan C4 (menganalisis). Diperoleh melalui tes pilihan ganda yang
mencakup 5 pilihan jawaban yaitu a, b, c, d, dan e yang dinyatakan
dalam bentuk skor.
F. Instrumen Penelitian
Untuk mengukur variabel-variabel diatas, digunakan instrumen berupa
multiple choice (pilihan ganda)sebanyak 30 soal dengan mencakup
indikator Mengetahui (C1), Memahami (C2), dan Penerapan (C3),
Analisis(C4), Sintesis(C5) dan Evaluasi(C6), yang mencakup 5 pilihan
jawaban yaitu a, b, c, d, dan e dengan penilain skor jika benar maka 1 dan
jika salah nilainya 0. Soal-soal tersebut kemudian divalidasi oleh 2 orang
validator ahli yaitu (Riskawati,S.Pd., M.Pd.) dan (Dewi Hikmah Marisda,
S. Pd., M. Pd) setelah soal divalidasi oleh validator, dinyatakan bahwa 30
soal tersebut layak digunakan dan memenuhi validitas. Selanjutnya
instrumen tes hasil belajar tersebut diuji cobakan pada peserta didik di
Aksara Bajeng kelas X MIPA3 sebanyak 30 siswa. Setelah dianalisis
dengan menggunakan teknik korelasi biseral, didapatkan hasil 25 soal
dinyatakan valid sedangkan 5 nomor soal dinyatakan drop. Dalam hal ini
item soal dinyatakan valid apabila mempunyai nilai rhitung> rtabel.
Untuk pengujian validasinya tes hasil belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
pbi =
√
dengan:
26
pbi = Koefisien korelasi biseral
Mp = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul item
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q = 1 – p)
(Arikunto, 2014:24)
Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai pbi (i) dengan
nilai rtabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai pbi (i) ≥ rtabel, item dinyatakan valid
Jika nilai pbi (i) < rtabel, item dinyatakan invalid
Item yang memenuhi kriteria valid dan mempunyai relibialitas tes yang tinggi
selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka harus ditentukan
reliabilitasnya. Untuk perhitungan reliabilitas tes didekati dengan rumus Kuder
dan Richardson (KR-20) yang dirumuskan:
ri = *
+ *
∑
+
dengan:
ri = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
q = 1 – pi
s2i = Variansi total
(Sugiyono, 2016:184)
27
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007,
hasil dari perhitungan menunjukkan nilai rhitung adalah 0,871. Nilai tersebut
berada pada rentang 0,800–1,000 yang masuk dalam kategori reliabilitas yang
sangat tinggi. Sehingga intrumen yang akan digunakan sebagai posttest pada kelas
eksperimen memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi yang dapat
digunakan sebagai tes hasil belajarfisika.Kriteria tingkat reliabilitas sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kriteria tingkat reliabilitas item
Rentang Nilai Kategori
> 0,800 - 1,000 Tinggi
> 0,600 - 0,800 Cukup tinggi
> 0,400 - 0,600 Sedang
> 0,200 - 0,400 Rendah
0,000 - 0,200 Sangat rendah
(Sudjana & Ibrahim, 2014)
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Metode wawancara dilakukan peneliti saat melakukan observasi awal.
Narasumber pada kegiatan wawancara adalah guru mata pelajaran
fisika. Kegiatan wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang respon siswa pada saat pembelajaran fisika.Wawancara yang
dilakukan berupa wawancara tidak terstruktur. Peneliti memberikan
pertanyaan - pertanyaan lisan kepada narasumber tentang hal yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan penelitian.
28
2. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahuipeningkatan Hasil belajar
terhadapat materi fisika .Tes yang diberikan mencakup aspek kognitif
pengetahuan(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4),
sintesis (C5) dan evaluasi (C6).
3. Metode observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan proses
pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Learning
Start With A question.
.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis deskriptif dan inferensial, data tentang hasil belajar
(kognitif) siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai akhir =
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menyajikan atau
mengungkapkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika.
Hasil belajar tersebut ditampilkan dalam bentuk skor rata-rata.
a. Skor rata-rata
Skor rata-rata diperoleh dari persamaan:
= ∑
∑
29
Keterangan:
= skor rata-rata
xi = TandaKelas
∑𝑓 = Jumlah Frekuensi
(Sudjana & Ibrahim, 2014)
b. Standar deviasi
Menentukan standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:
S =
1
2
2
n
n
xfxf
ii
ii
(Sugiyono,2010:58)
Keterangan:
S = Standar deviasi
= Jumlah skor total peserta didik
𝑓 = Jumlah skor rata-rata
𝑛 = Banyaknya subjek penelitian
c. Kategori skor hasil belajar fisika
Kategoriskor hasil belajar fisika diperoleh berdasarkan skor
ideal dicapai dengan menggunakan skala lima yakni:
Tabel 3.2 Kategori skor hasil belajar ranah kognitif
Hardianti dalam (Arikunto, 2010:245)
2. Analisis Inferensial
Interval Persentase
(%) Kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
66 – 80 Tinggi
56 – 65 Sedang
41 – 55 Rendah
0 – 40 Sangat rendah
30
Analisis statisik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah diujikan. Sebelum dilakukan pengujian, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian dasar-dasar analisis yaitu uji
normalitas yang dirumuskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.Untuk pengujian
tersebut digunkan dengan rumus Chi- kuadrat yang dirumuskan
sebagai berikut :
=
(Sugiyono, 2016:17)
Keterangan :
= nilai chi-kuadrat hitung
= frekuensi hasil pengamatan
= frekuensi harapan
Kriteria pengujian adalah jika
dengan derajat
kebebasan dk = (0-1) pada taraf signifikan α = 0,05 maka data
dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar peserta didik kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, maka dilakukan
31
pengujian dengan menggunakan uji t satu pihak.Hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut.
Hipotesis Statis Learning Start With A question
=
=
Ho : μ1 = μ2 ( Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika
peserta didik yang diajar menggunakan metode
pembelajaran Learning Start With A question
dengan siswa yang diajar menggunakan
pembelajaran langsung)
Ha : μ1 μ2 ( Ada perbedaan hasil belajar fisika peserta didik
yang diajar menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question dengan siswa
yang diajar menggunakan pembelajaran
langsung)
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
(Sugiyono, 2016:138):
𝑡
√
Dengan :
= Rata- rata kelas eksperimen
= Rata- rata kelas kontrol
= Variansi kelas eksperimen
= Variansi kelas kontrol
32
𝑛 = Jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛 = Jumlah siswa kelas kontrol
Uji pihak kiri berlaku ketentuan bila harga t hitung dengan dk =
n1 + n2 -2 dan taraf kesalahan 5% jatuh pada daerah penerimaan Ho
atau 𝑡 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > − 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ha diterima dan Ho ditolak.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1) Analisis Deskriptif
Berikut ini dikemukakan hasil analisis deskriptif peserta didik
kelas X MIPA2 SMA Aksara Bajeng tahun ajaran 2019/2018 yang diajar
dengan menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A
question (kelas eksperimen) dan diajar menggunakan pembelajaran
langsung (kelas kontrol).
Bedasarkan hasil analisis deskriptif tes hasil belajar peserta didik
kelas X MIPA2 sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question dan
kelas X MIPA1 sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan
menggunakan Pembelajaran langsung SMA Aksara Bajeng adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Data Statistik Skor Hasil Belajar Secara Umum Peserta
Didik Kelas X MIPA SMA Aksara Bajeng
Kategori Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 32 30
Skor ideal 25 25
Skor maksimum 24 20
Skor minimum 13 5
Rata-rata skor 19,1 13,8
Standar deviasi 2,80 3.99
Varians 7,6 15,89
34
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata peserta didik kelas X
MIPA2 SMA Aksara Bajeng tahun ajaran 2019/2020 sebagai kelas
eksperimen adalah sebesar 19,1 dari skor ideal yang mungkin dicapai
sebesar 19 dengan standar deviasi 2,8. Skor peserta didik tersebar dari skor
terendah 13 hingga skor tertinggi 24. Dari data skor rata-rata peserta didik
pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question masuk dalam kategori sedang, tinggi dan
sangat tinggi.
Sedangkan, skor rata-rata peserta didik kelas X MIPA1 kelas
kontrol sebesar 13,8 dari skor ideal yang mungkin dicapai sebesar 19
dengan standar deviasi 3,99. Skor peserta didik tersebar dari skor terendah
5 hingga skor tertinggi 20. Dari data skor rata-rata peserta didik pada kelas
kontrol masuk dalam kategori rendah, sedang dan tinggi.
Jika skor hasil belajar peserta didik kelas X MIPA SMA Aksara
Bajeng tahun ajaran 2019/2020 dianalisis dengan menggunakan kategori
pada distribusi frekuensi maka dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Kategorisasi Hasil Belajar Fisika Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Interval
Persentase (%)
Kontrol Eksperimen Kategori
81 – 100 0 11 Sangat Tinggi
66 – 80 7 13 Tinggi
56 – 65 11 6 Sedang
41 – 55 5 2 Rendah
0 – 40 7 0 Sangat rendah
35
Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Skor dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kontrol.
2) Analisis Inferensial
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-
Kuadrat. Berdasarkan hasil analisis data kelompok pada kelas
eksperimen dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan
(dk) = 4, diperoleh chi-kuadrat tabel sebesar 9,488 dan chi-kuadrat hitung
sebesar 6,092 karena X2
hitung< X2
tabel berarti skor hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen berasal dari populasi normal.
0
2
4
6
8
10
12
14
sangatrendah
rendah sedang tinggi sangattinggi
Fre
kue
nsi
Diagram Kategori Skor dan Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kontrol
eksperimen
kontrol
Kategori
36
Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh chi-kuadrat hitung
sebesar 4,324 dan chi-kuadrat tabel sebesar 7,515, karena X2
hitung< X2
tabel
berarti data berupa skor hasil belajar fisika pada kelas kontrol juga
berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t dengan uji dua
pihak.Hipotesis yang diuji adalah terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar fisika peserta didik kelas X yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question dan
pembelajaran langsung di SMA Aksara Bajeng.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil t
hitung dan t tabel seperti ditunjukan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis
t hitung t tabel Kesimpulan
6,092 1,671 H0 ditolak
Berdasarkan data tabel 4.3, maka diperoleh harga thitung=6,092
berada pada daerah penolakan, dengan taraf nyata α = 0,05. Dengan
demikian Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima. Hal ini berarti terdapat
perbedaan hasil belajarantara peserta didik yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question dan
peserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik
kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question lebih besar pengaruhnya dibanding
37
peserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung.
Hal ini mengacu pada analisis deskriptif yang dilakukan.Pengujian
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
c. Uji perbedaan dua rata-rata
Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini menggunakan uji
dua pihak (uji t) dimana uji perbedaan dua rata-rata ini adalah uji hipotesis
komparatif (dua sampel).
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
: 21
: 21
dengan:
= Rata-rata nilai KE
= Rata-rata nilai KK
Hipotesis Nol (H0) diterima bilamana 𝑡 𝑡(
)
dimana 𝑡
diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05.
Untuk diterima bilamana 𝑡 𝑡(
)
dengan dk (n1 n2
2). Jadi dari hasil analisis thitung = 6,092 sedangkan ttabel = 1,671 artinya Ho
ditolak dan diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik di kelas yang diajar
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question dengan
kelas yang diajar menggunakan pembelajaran langsung.
B. Pembahasan
38
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang
membandingkan hasil belajar antara kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question
dengan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran langsung.
Jumlah peserta didik pada kelas eksperimen sebanyak 32 orang dan kelas
kontrol sebanyak 30 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh
kedua pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran Learning
Start With A question dengan pembelajaran langsung yang diterapkan
pada peserta didik kelas X SMA Aksara Bajeng. Berdasarkan tujuan
tersebut maka perangkat yang dibawah untuk melakukan penelitian adalah
perangkat yang benar-benar sesuai dengan metode yang akan diterapkan
pada peserta didik, sehingga sebelum melakukan penelitian peneliti wajib
melakukan validasi untuk setiap perangkatnya oleh validator yang handal.
Analisis hasil belajar pada penelitian ini menggunakan skala lima
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Penggunaan
skala lima bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
perbedaan skor hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Analisis deskriptif berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan
perbandingan skor hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question lebih
tinggi dibandingkan peserta didik yang diajar dengan menggunakan
39
pembelajaran langsung. Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa kelas
eksperimen berada pada kategori tinggi dan kelas kontrol berada pada
kategori sedang.hal ini memberikan indikasi bahwa hasil belajar peserta
didik di kelas eksperimen yang diajar dengan metode pembelajaran
Learning Start With A question lebih besar pengaruhnya dibandingkan
dengan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
langsung.
Pada analisis inferensial dengan menggunakan uji normalitas
data,menujukkan bahwa hasil belajar peserta didik untuk dua kelompok
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan
homogenitas varians populasi menujukkan bahwa pada pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Learning Start With A question
maupun pada pembelajaran langsung berasal dari populasi yang mempunyai
varians yang tidak homongen. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dua
pihak terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar peserta didik
yang diajar dengan menggunkan metode pembelajaran Learning Start With
A question dengan hasil belajar yang diajar menggunakan pembelajaran
langsung.
Berdasarkan hasil analisis inferensial, diperoleh bahwa skor hasil
belajar peserta didik baik pada kelas eksperimen maupaun pada kelas
kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal sedangkan pada hipotesis
diperoleh 𝑡 sehingga jatuh pada daerah penolakan dan
penerimaan hal ini pengujian hipotesis diterima.
40
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tes hasil belajar fisika
peserta didik yang diajar menggunakan metode pembelajaran Learning Start
With A question terdapat perbedaan yang berarti, maka metode
pembelajaran Learning Start With A question dapat dijadikan sebagai salah
satu alternative metode pembelajaran yang dapat berpengaruh baik terhadap
hasil belajar fisika peserta didik pada aspek kognitif.
Melalui metode pembelajaran ini peserta didik belajar untuk
memahami permasalahan, merencanakan penyelesaian masalah
menyelesaiakan masalah,dan membuat kesimpulan dari materi yang
dipelajari secara berkelompok. Tidak hanya melakukan kerja sama dalam
pembelajaran, tetapi peserta didik dituntut untuk lebih memperdalam
pemahaman terhadap materi yang diberikan sehingga peserta didik dapat
Menafsirkan, Mencontohkan, Mengklasifikasikan, Menyimpulkan,
Membandingkan materi yang diberikan.
Selain itu penggunaan metode pembelajaran Learning Start With A
question ini juga menumbuhan keaktifan serta keterampilan dalam
menyelesaikan setiap materi yang diberikan kepada peserta didik.Seperti
pada saat melaksanakan praktikum, peserta didik menjadi lebih terampil
dalam mengunakan media serta aktif dalam menemukan pemecahan–
pemecahan masalah yang diberikan. Terlihat pada saat mengerjakan LKPD,
dalam penyelesaiannya secara kelompok membuat peserta didik saling
bertukar pendapat sehingga mereka saling bekerja sama memecahkan
masalah yang diberikan.
41
Adanya perbedaan hasil belajar fisika peserta didik dengan
menggunakan metode dalam proses pembelajaran dalam hal ini yang
digunakan penulis yaitu metode pembelajaran Learning Start With A
question.
Jadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pendidik dalam
pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question karena dengan menggunakan metode ini
peserta didik akan lebih aktif bertanya Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar fisika peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan
metode pembelajaran Learning Start With A question lebih besar
pengaruhnya dibanding peserta didik yang diajar dengan pembelajaran
langsung.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas X MIPA1 SMA AKSARA
BAJENG yang diajar dengan menggunakan Pembelajaran langsung (kelas
kontrol)berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 13,8
2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas X MIPA2 SMA AKSARA
BAJENG yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question (kelas eksperimen) berada pada kategori
tinggi dengan rata-rata 19,1
3. Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika peserta didik pada kelas X MIPA
SMA AKSARA BAJENG yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran Learning Start With A question dan pembelajaran
langsung.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat
direkomendasikan baik untuk guru dan peneliti selanjutnya, yaitu:
1. Bagi pendidik, diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran
Learning Start With A question sebagai salah satu alternatif dalam mata
pelajaran fisika untuk mencapai hasil belajar fisika yang diharapkan serta
menjadikan peserta didik dominan aktif di dalam kelas.
43
2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul
yang sama diharapkan agar penelitian yang dilakukan lebih
disempurnakan lagi.
3. Bagi pengembangan ilmu, diharapkan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran Learning Start With A question dijadikan salah satu
alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika peserta didik.
44
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2014. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Dra. Hj. Idaramatasia. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA5 SMA Negeri 9 Makassar.
Jurnal pendidikan fisika Universitas Muhammadiyah Makassar
Ekawati, Y., Haris, A., & Amin, B. D. (2015). Jurnal Pendidikan Fisika And
Technology) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X SMA
Muhammadiyah Limbung. Pendidikan Fisika, 3, 74–82.
Huda Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
pustaka pelajar.
Irwan Ahsan. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui
Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Peserta didik Kelas VIIIa SMP
GUPPI Samata Kabupaten Gowa . jurnal pendidikan fisika UNM
Makassar.
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Jumiatun. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pemberian
Tugas Terstruktur Disertai Umpan Balik pada Model Pembelajaran
Langsung Peserta Didik Kelas VIIA SMP Negeri 1 Bontonompo
Kabupaten Gowa. Jurnal pendidikan fisika universitas muhammadiyah
Makassar.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta
Kunandar, 2014.Penilaian AutenPhet (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013).Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
Kusmana, R. 2010. Model Pembelajaran Peserta didik Aktif
Suprijono Agus. 2015. Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Sagala, Syaiful. (2017). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
45
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). (1, Ed.). Jakarta: Rajawali Pres.
Ngalimun. (2017). Pembelajaran, Strategi Pembelajaran Dilengkapi dengan 65
Model. yogyakarta: Parama Ilmu.
Nurdin, A. N. (2017). Analisis Hubungan Kemampuan Numerik dengan Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Muhammadiyah
Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makassar, 5(2), 193–204.
Prasetyarini, A. (2013). Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk Peningkatan
Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri 1 Buluspesantren
Kebumen tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan, 2(1), 7–10.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2014). Media Komunikasi Pembelajaran (Kedua). Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Sagala, Syaiful. (2017). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sa’ud, U. S. (2015). Inovasi Pendidikan. (Riduwan, Ed.), Alfabeta. Bandung:
Alfabeta. Retrieved from www.cvalfabeta.com
Sudjana, N., & Ibrahim. (2014). Penelitian dan Penilaian Pendidikan
(Kedelapan). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono Agus. 2015. Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suprijono, Agus . 2013. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Kencana
Prenada Media Grop.
Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
51
LAMPIRAN A
A.1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A.2. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
A.3. MATERI AJAR
A.4. TES HASIL BELAJAR
A.5 UJI GREGORY
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Aksara Bajeng
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
perAngkat peMBELAJARAN
46
Materi Pokok : Besaran dan Satuan
Alokasi Waktu :2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah.
C. Indikator
1. Menjelaskan besaran dan satuan
2. Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan
3. Menghitung dan mengkonversi satuan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah megikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat menjelaskan dan
menyebutkan besaran dan satuan
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat membedakan besaran
pokok dan besaran turunan dengan baik dan benar
3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat membedakan satuan baku
dan satuan tak baku
4. Setelah dijabarkan rumus, peserta didk dapat menghitung dan mengkonversi satuan
dengan baik dan benar
5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik mampu mengaitkan contoh
penerapan konsep beasaran dalam kehidupan sehari- hari
E. Materi Pembelajaran
Besaran dan Satuan
F. Model Pembelajaran : Discovery Learning
47
G. Metode pembelajaran : Learning Start With A Question (LSQ)
H. Media Pembelajaran
Media : Buku Peserta Didik, dan buku Fisika Kelas X kurikulum 2013
Alat/bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop
I. Kegiatan pembelajaran
Langkah kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu Guru Peserta didik
Pendahuluan
Fase 1 :
Simulation
(pemberian
Rangsangan)
Membuka kegiatan
pembelajaran yaitu
memberi salam dan
menyiapkan siswa untuk
berdo’a
Memberikan motivasi
awal berupa mengajukan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi
”Berapa jarak rumah
anda kesekolah?
Misalnya 10 km.
Kemudian bertanya
apakah arti 10? Jawaban
besaran atau nilai.
Apakah arti km?jawaban
satuan”
Merumuskan jawaban
sementara berdasarkan
permasalahan yang
ditampilkan
Menyampaiakan
kompetensi indikator
pencapaian kompetensi
serta tujuan pembelajaran
Peserta didik menjawab
salam kepada guru serta
berdoa sebelum belajar.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
awal yang disampaikan
oleh guru
Peserta didik
memberikan jawaban
atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peserta didik menyimak
indikator serta tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai yang
disampaikan guru
10 Menit
48
Kegiatan inti
Fase 2 :
Problem steatment
(identifikasi
masalah
Megelompokkan peserta
didik antara 4-5 orang
Guru menentukan bacaan
yang akan dipelajari
(menyajikan masalah)
Guru meminta peserta
didik untuk memberi
tanda pada bagian bacaan
yang tidak dipahami dan
diminta merumuskan
suatu pertanyaan dan
menuliskannya
Menyampaikan materi
pelajaran dengan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut
Guru menyajikan contoh
soal tentang pengukuran
dan alat ukur.
Guru menyajikan soal
lain berdasarkan soal
dengan mengubah
variabel yang
ditanyakan.
Peserta didik duduk
berdasarkan kelompok
yang telah dibagikan
Peserta didik
mempelajari bacaan
sendirian atau bersama
dengan temannya dalam
kelompok kecil bekerja
sama memaknai bagian
dalam bacaan
Peserta didik menulis
pertanyaan tentang
materi yang tidak
dipahami
Mendengarkan materi
serta contoh soal yang
disampikan oleh guru
Mengerjakan soal yang
disajikan oleh guru
65 Menit
49
Fase 3 :
Penguumpulan data
Fase 4 :
pengolahan data
Meminta peserta didik
untuk melakukan diskusi
untuk mencari jawaban
mereka, dalam kegiatan
ini guru berfungsi
sebagai fasilitator dan
mediator yaitu
mengarahkan peserta
didik.
Guru menyuruh peserta
didik untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok
dan guru mencatat
kesimpulan peserta didik
yang disajikan oleh
masing-masing
kelompok dan meminta
tanggapan peserta didik
yang lain.
Memberikan penjelasan
lebih lanjut tentang
pertanyaan materi.
Peserta didik melakukan
diskusi kelompok
tentang hasil yang
didapat
Peserta didik
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
dihadapan teman-
temannya.
Peserta didik menyimak
penjelasan dari guru
Kegiatan akhir
Fase 5 :
pembuktian
Memberikan tes akhir
pembelajaran
Memberikan pengayaan
singkat tentang materi
yang telah dipelajari
Peserta didik
mengerjakan tes akhir
yang diberikan oleh guru
Peserta didik membuat
kesimpulan tentang alat
ukur
Menyimak pesan moral
yang di berikan oleh
guru
50
Merencanakan tindak
lanjut bersama peserta
didik
Menyampaikan pesan-
pesan moral sesuai yang
telah dipelajari.
Memberikan tugas yaitu
merangkum materi
sekaligus mempelajari
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
`peserta didik mencatat
tugas yang diberikan
oleh guru
15 menit
J. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Tes
2. Tugas
Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
Mengelompokan besaran pokok dan besaran turunan
1. Tuliskan defenisi mengenai besaran pokok dan besaran turunan beserta contohnya 5
?
Menghitung dan mengkonversi satuan
2. Tentukan dimensi potensial listrik, muatan listrik, daya, tekanan, percepatan?
Kunci Jawaban
No Kunci jawaban
1 a. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu
Contohnya : panjang, massa, waktu, jumlah zat, kuat arus
b. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran
pokok
Contohnya : percepatan, kecepatan, daya, usaha, tekanan
2 a. Muatan listrik = ampere x sekon
C = As = IT
b. Potensial listrik =
V = J/C = ML2T
-3I
-1
c. Daya =
51
W = J/s = ML2T
-3
d. Tekanan = F/a
Pa = N/m2 = ML
-1T
-2
e. Percepatan = V/t
a = v/t = m/s2
Makassar,
2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
SMA Aksara Bajeng
Mustaina, S.Pd
Nurdaliah, S.Ag
NIY.AT792002107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Aksara Bajeng
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Dimensi
Alokasi Waktu :2 x 45 Menit/
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah.
52
C. Indikator
1. Menjelaskan Dimensi
2. Membedakan dimensi besaran pokok dan turunan
3. Menganalisis Dimensi besaran Turunan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah megikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat menuliskan dimensi
besaran
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat membedakan dimensi
besaran pokok dan turunan
3. Setelah dijabarkan tentang dimensi peserta didik dapat menyelesaikan analisis dimensi
suatu persamaan
E. Materi Pembelajaran
Dimensi
F. Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode pembelajaran : Learning Start With A Question (LSQ)
G. Media Pembelajaran
Media : Buku Peserta Didik, dan buku Fisika Kelas X kurikulum 2013, bahan bacaan
Alat/bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
H. Kegiatan pembelajaran
Langkah kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu Guru Peserta didik
Pendahuluan
Fase 1 :
Simulation
(pemberian
Rangsangan)
Membuka kegiatan
pembelajaran yaitu
memberi salam dan
menyiapkan siswa untuk
berdo’a
Memberikan motivasi
awal berupa mengajukan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi
”Apakah Dimensi itu ?”
Merumuskan jawaban
sementara berdasarkan
permasalahan yang
Peserta didik menjawab
salam kepada guru serta
berdoa sebelum belajar.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
awal yang disampaikan
oleh guru
53
ditampilkan
Menyampaiakan
kompetensi indikator
pencapaian kompetensi
serta tujuan pembelajaran
Peserta didik
memberikan jawaban
atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peserta didik menyimak
indikator serta tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai yang
disampaikan guru
10 Menit
Kegiatan inti
Fase 2 :
Problem steatment
(identifikasi
masalah
Megelompokkan peserta
didik antara 4-5 orang
Guru menentukan bacaan
yang akan dipelajari
(menyajikan masalah)
Guru meminta peserta
Peserta didik duduk
berdasarkan kelompok
yang telah dibagikan
Peserta didik
mempelajari bacaan
sendirian atau bersama
dengan temannya dalam
kelompok kecil bekerja
sama memaknai bagian
dalam bacaan
Peserta didik menulis
pertanyaan tentang
65 Menit
54
Fase 3 :
Penguumpulan data
didik untuk memberi
tanda pada bagian bacaan
yang tidak dipahami dan
diminta merumuskan
suatu pertanyaan dan
menuliskannya
Menyampaikan materi
pelajaran dengan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut
Guru menyajikan contoh
soal tentang pengukuran
dan alat ukur.
Guru menyajikan soal
lain berdasarkan soal
dengan mengubah
variabel yang
ditanyakan.
Meminta peserta didik
untuk melakukan diskusi
untuk mencari jawaban
mereka, dalam kegiatan
ini guru berfungsi
sebagai fasilitator dan
mediator yaitu
mengarahkan peserta
didik.
Guru menyuruh peserta
didik untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok
dan guru mencatat
kesimpulan peserta didik
yang disajikan oleh
masing-masing
kelompok dan meminta
tanggapan peserta didik
yang lain.
Memberikan penjelasan
lebih lanjut tentang
pertanyaan materi.
materi yang tidak
dipahami
Mendengarkan materi
serta contoh soal yang
disampikan oleh guru
Mengerjakan soal yang
disajikan oleh guru
Peserta didik melakukan
diskusi kelompok
tentang hasil yang
didapat
Peserta didik
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
dihadapan teman-
temannya.
55
Fase 4 :
pengolahan data
Peserta didik menyimak
penjelasan dari guru
Kegiatan akhir
Fase 5 :
pembuktian
Memberikan tes akhir
pembelajaran
Memberikan pengayaan
singkat tentang materi
yang telah dipelajari
Merencanakan tindak
lanjut bersama peserta
didik
Menyampaikan pesan-
pesan moral sesuai yang
telah dipelajari.
Memberikan tugas yaitu
merangkum materi
sekaligus mempelajari
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Peserta didik
mengerjakan tes akhir
yang diberikan oleh guru
Peserta didik membuat
kesimpulan tentang alat
ukur
Menyimak pesan moral
yang di berikan oleh
guru
`peserta didik mencatat
tugas yang diberikan
oleh guru
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran 3. Tes
4. Tugas
Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan dimensi ?
2. Tentukan dimensi potensial listrik, muatan listrik, daya, tekanan, percepatan?
56
Kunci Jawaban
No Kunci jawaban
1 Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan
simbol (lambang) besaran pokok.
2 • Muatan listrik = ampere x sekon
C = As = IT
• Potensial listrik =
V = J/C = ML2T
-3I
-1
• Daya =
W = J/s = ML2T
-3
• Tekanan = F/a
Pa = N/m2 = ML
-1T
-2
• Percepatan = V/t
a = v/t = m/s2 = LT
2
Makassar,
2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
SMA Aksara Bajeng
Mustaina, S.Pd
Nurdaliah, S.Ag
NIY.AT792002107
57
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Aksara Bajeng
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Alokasi Waktu :2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah.
C. Indikator
1. Menjelaskan angka penting
2. Menjelaskan syarat-syarat angka penting
3. Menentukan operasi-operasi dalam angka penting
4. Menuliskan notasi ilmiah dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah megikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat menjelaskan angka penting
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik dapat menuliskan aturan angka
penting
3. Setelah dijabarkan tentang aturan angka penting peserta didik dapat menentukan operasi-
operasi dalam angka penting dalam hasil pengukuran
4. Setelah mendengarkan pemaparan dari guru peserta didik dapat menuliskan notasi ilmiah
dengan benar.
58
E. Materi Pembelajaran
Angka Penting dan Notasi Ilmiah
F. Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode pembelajaran : Learning Start With A Question (LSQ)
G. Media Pembelajaran
Media : Buku Peserta Didik, dan buku Fisika Kelas X kurikulum 2013, bahan bacaan
Alat/bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
H. Kegiatan pembelajaran
Langkah
kegiatan
Aktivitas Alokasi
waktu Guru Peserta didik
Pendahuluan
Fase 1 :
Simulation
(pemberian
Rangsangan)
Membuka kegiatan pembelajaran
yaitu memberi salam dan
menyiapkan siswa untuk berdo’a
Memberikan motivasi awal berupa
mengajukan pertanyaan yang
sesuai dengan materi
”Tulikan terdapat berapa angka
penting dari bilangan berikut:
• 1,20
• 1,33
• 1.0065”
Merumuskan jawaban sementara
berdasarkan permasalahan yang
ditampilkan
Menyampaiakan kompetensi
indikator pencapaian kompetensi
serta tujuan pembelajaran
Peserta didik
menjawab salam
kepada guru serta
berdoa sebelum
belajar.
Peserta didik
mendengarkan
motivasi awal yang
disampaikan oleh
guru
Peserta didik
memberikan
jawaban atas
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peserta didik
10
Menit
59
menyimak
indikator serta
tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai yang
disampaikan guru
Kegiatan inti
Fase 2 :
Problem
steatment
(identifikasi
masalah
Megelompokkan peserta didik
antara 4-5 orang
Guru menentukan bacaan yang
akan dipelajari (menyajikan
masalah)
Guru meminta peserta didik untuk
memberi tanda pada bagian
bacaan yang tidak dipahami dan
diminta merumuskan suatu
pertanyaan dan menuliskannya
Menyampaikan materi pelajaran
dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut
Guru menyajikan contoh soal
tentang pengukuran dan alat ukur.
Guru menyajikan soal lain
berdasarkan soal dengan
Peserta didik
duduk berdasarkan
kelompok yang
telah dibagikan
Peserta didik
mempelajari
bacaan sendirian
atau bersama
dengan temannya
dalam kelompok
kecil bekerja sama
memaknai bagian
dalam bacaan
Peserta didik
menulis pertanyaan
tentang materi
yang tidak
dipahami
Mendengarkan
materi serta contoh
soal yang
disampikan oleh
guru
65
Menit
60
Fase 3 :
Penguumpulan
data
Fase 4 :
pengolahan data
mengubah variabel yang
ditanyakan.
Meminta peserta didik untuk
melakukan diskusi untuk mencari
jawaban mereka, dalam kegiatan
ini guru berfungsi sebagai
fasilitator dan mediator yaitu
mengarahkan peserta didik.
Guru menyuruh peserta didik
untuk melaporkan hasil diskusi
kelompok dan guru mencatat
kesimpulan peserta didik yang
disajikan oleh masing-masing
kelompok dan meminta tanggapan
peserta didik yang lain.
Memberikan penjelasan lebih
lanjut tentang pertanyaan materi.
Mengerjakan soal
yang disajikan oleh
guru
Peserta didik
melakukan diskusi
kelompok tentang
hasil yang didapat
Peserta didik
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya
dihadapan teman-
temannya.
Peserta didik
menyimak
penjelasan dari
guru
61
Kegiatan akhir
Fase 5 :
pembuktian
Memberikan tes akhir
pembelajaran
Memberikan pengayaan singkat
tentang materi yang telah
dipelajari
Merencanakan tindak lanjut
bersama peserta didik
Menyampaikan pesan-pesan moral
sesuai yang telah dipelajari.
Memberikan tugas yaitu
merangkum materi sekaligus
mempelajari yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
Peserta didik
mengerjakan tes
akhir yang
diberikan oleh guru
Peserta didik
membuat
kesimpulan tentang
alat ukur
Menyimak pesan
moral yang di
berikan oleh guru
`peserta didik
mencatat tugas
yang diberikan
oleh guru
15
menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran 5. Tes
6. Tugas
Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Tuliskan aturan angka penting ?
2. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh data panjang dan lebar sebidang tanah
berbentuk empat persegi berikut : panjang =12,45 m dan lebar = 10,5 m. menurut aturan
angka penting, luas tanah tersebut adalah …?
3. Notasi ilmiah dari bilangan 67 800 000 000 m adalah ?...
Kunci Jawaban
No Kunci jawaban
1 Aturan penulisan angka penting :
62
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol
adalah angka penting
3. Pada bilangan desimal semua angka nol yang terletak
disebelah kiri dan kanan desimal bukan angka penting
sedangkan semua angka nol setelah angka bukan nol
adalah angka penting
Semua angka nol menunjukan perpangkatan sepuluh bukanlah
angka penting,kecuali diberi tanda khusus seperti diberi garis
bawahi.
Pembahasan
Cara penulisan pengukuran = [hasil pengukuran + (1/2 X skala
terkecil)]
Cara penulisan pengukuran = [5,24 + (1/2 X skala terkecil jangka
sorong )]
Cara penulisan pengukuran = [5,24 +0,05 ] mm
Berarti jawabannya (5,24 + 0,05) mm
2 Penyelesaian :
Diketahui :
Panjang = 12,45 (4 AP)
Lebar = 10,5 (3 AP)
Ditanyakan : ..L..?
Karena jumlah angka penting yang paling sedikit adalah 3, maka
hasil kalinya harus mengandung 3 angka penting.
Berdasarkan aturan tersebut, maka :
L = P x L
L = 12,45 (10,5)
L = 130,725 (6 AP)
L = 131 m2 (3 AP)
63
3.
67 800 000 000 m = 6,78 x 1010
m
Makassar,
2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
SMA Aksara Bajeng
Mustaina, S.Pd
Nurdaliah, S.Ag
NIY.AT792002107
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Aksara Bajeng
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Alat- alat ukur
Alokasi Waktu :2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
penting, serta notasi ilmiah.
Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah
C. Indikator
1. Membandingkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
2. Menjelaskan kesalahan kesalahan pengukuran
3. Mengolah data hasil pengukuran berulang
4. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk laporan hasil percobaan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah megikuti pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menjelaskan kesalahan
kesalahan pengukuran dengan baik dan benar
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik dapat menggunakan alat ukur
dengan baik dan beanr
65
3. Setelah melakukan percobaan, peserta didik dapat menggunakan alat ukur dengan baik dan
benar
E. Materi Pembelajaran
Alat – alat ukur dan kesalahan dalam pengukuran
F. Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode pembelajaran : Learning Start With A Question (LSQ)
G. Media Pembelajaran
Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Buku Peserta Didik, dan buku Fisika
Kelas X kurikulum 2013
Alat/bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop
Jangka Sorong
Micrometer Sekrup
Balok Kayu
Coin
H. Kegiatan pembelajaran
Langkah kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu Guru Peserta didik
Pendahuluan
Fase 1 :
Simulation
(pemberian
Rangsangan)
Membukaan kegiatan
pembelajaran yaitu
menyiapkan siswa untuk
berdo’a
Guru memotivasi tentang
pentingnya memahami
Angka Penting ”guru
meminta peserta didik
untuk mengukur tebal
sebuah balok kayu,
dengan menggunakan
mistar, jangka sorong,
dan micrometer sekrup,
nilai yang di dapat
berbeda beda. kemudian
peserta didik bertanya
Peserta didik
menyiapkan
pembelajaran, memberi
salam kepada guru serta
berdoa sebelum belajar.
Peserta didik
mendengarkan motivasi
awal yang disampaikan
oleh guru
66
apakah dari hasil
pengukuran masing
masing alat ukur sama
atau tidak (tidak sama )
mengapa ? (karena
tergantung dari batas
ketelitian alat ukur
masing masing) “
Merumuskan jawaban
sementara berdasarkan
permasalahan yang
ditampilkan
Menyampaiakan
kompetensi indikator
pencapaian kompetensi
serta tujuan pembelajaran
Peserta didik
memberikan jawaban
atas pertanyaan yang
diajukan oleh guru
Peserta didik menyimak
indikator serta tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai yang
disampaikan guru
10 Menit
Kegiatan inti
Fase 2 :
Problem steatment
(identifikasi
masalah
Megelompokkan peserta
didik antara 4-5 orang
Guru menentukan bacaan
yang akan dipelajari
(menyajikan masalah)
Guru meminta peserta
didik untuk memberi
tanda pada bagian bacaan
Peserta didik duduk
berdasarkan kelompok
yang telah dibagikan
Peserta didik
mempelajari bacaan
sendirian atau bersama
dengan temannya dalam
kelompok kecil bekerja
sama memaknai bagian
dalam bacaan
Peserta didik menulis
pertanyaan tentang
65 Menit
67
Fase 3 :
Penguumpulan data
yang tidak dipahami dan
diminta merangkum
suatu pertanyaan dan
menuliskannya
Membagikan LKPD
kepada setiap kelompok
Guru meminta kepada
peserta didik untuk
menyiapkan alat/bahan
yang akan digunakan
dalam percobaan yang
tertera di LKPD
Meminta peserta didik
untuk melakukan diskusi
untuk mencari jawaban
mereka, dalam kegiatan
ini guru berfungsi
sebagai fasilitator dan
mediator yaitu
mengarahkan peserta
didik.
Guru menyuruh peserta
didik untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok
dan guru mencatat
kesimpulan peserta didik
yang disajikan oleh
masing-masing
kelompok dan meminta
tanggapan peserta didik
yang lain.
Memberikan penjelasan
lebih lanjut tentang
pertanyaan materi.
materi yang tidak
dipahami
Menyiapkan alat dan
bahan sesuai judul
percobaan yang akan
dilakukan
Peserta didik melakukan
diskusi kelompok
tentang hasil yang
didapat
Peserta didik
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
dihadapan teman-
temannya.
Peserta didik menyimak
penjelasan dari guru
68
Fase 4 :
pengolahan data
Kegiatan akhir
Fase 5 :
pembuktian
Memberikan tes akhir
pembelajaran
Memberikan pengayaan
singkat tentang materi
yang telah dipelajari
Merencanakan tindak
lanjut bersama peserta
didik
Menyampaikan pesan-
pesan moral sesuai yang
telah dipelajari.
Memberikan tugas yaitu
merangkum materi
sekaligus mempelajari
yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Peserta didik
mengerjakan tes akhir
yang diberikan oleh
guru
Peserta didik membuat
kesimpulan tentang
dimensi dan notasi
ilmiah
Menyimak pesan moral
yang di berikan oleh
guru
`peserta didik mencatat
tugas yang diberikan
oleh guru
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Tes
2. Tugas
Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan alat ukur ?
2. Tuliskan 5 alat- alat ukur yang Anda ketahui beserta fungsinya !
3. Sebuah plat logam diukur menggunakan micrometer sekrup seperti gambar dibawah ini
69
Hasil pengukuran tebal plat logam yang ditunjukkan oleh micrometer sekrup di atas adalah
… mm
4. Sebutkan dan jelaskan 3 kesalahan sistematik dalam pengukuran yang anda ketahui !
Kunci Jawaban
No Kunci jawaban
1 Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatuy
besaran.
2 a. Mistar untuk mengukur panjang,tebal sudatu
benda
b. Jangka sorong untuk mengukur ketebalan suatu
benda yang ketebalannya kurang dari 1 mm
seperti mengukur diameter bola ,tebal uang
logam
c. Miikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu benda dengan ketelitian 0,01
d. Neraca digital, neraca ohauss,nerasa sama lengan
untuk mengukur massa suatu benda
e. Stopwatch untuk mengukur waktu
3.
.
Diketahui :
Skala Utama : 8,5 mm
Skala putar : 12 mm
NST alat : 0,01 mm
Penyelesaian
Skala utama + skala putar (NST Alat)
70
=8,5 + 12 (0,01)
= 8,5+ 0,12
=8,62
4. a. kesalahan kalibrasi adalah kesalahan yang terjadi karena
pemberian nilai skala pada saat pembuatan tidak tepat.
b. kesalahan titik nol adalah kesalahan yang terjadi karena titik nol
skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit dengan
jarum atau jarum petunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada
skala nol.
c. kesalahan paralaks kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak
antara jarum penunjuk dengan garis –garis skala dan posisi
mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
Makassar,
2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
SMA Aksara Bajeng
Mustaina, S.Pd
Nurdaliah, S.Ag
NIY.AT792002107
71
Lampiran A.2 Lembar Kerja Peserta Didik
Judul Praktikum : Pengukuran dan Angka Penting
Tujuan :
1. Setelah melakukan percobaan, peserta didik dapat
menggunakan alat ukur dengan baik dan benar
2. peserta didik dapat membedakan ketelitian antara jangka sorong
dan micrometer sekrup
Kelompok :
Kelas :
Anggota kelompok :
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
72
A. Alat Dan Bahan
1. Jangka Sorong : 1 buah
2. Mikrometer Sekrup : 1 buah
3. Balok kayu : 1 buah
4. Coin : 1 buah
B. Prosedur kerja
1. Ukurlah panjang sisi A dengan sisi B dari balok kayu , dengan
menggunakan jangka sorong.
Berapakah panjang sisi A ?.........mm , dan berapa panjang sisi B
?.............mm.
2. Ukurlah coin dengan menggunakan jangka sorong. Berapakah
diameternya ? coin=...........mm
3. Catatlah data pengukuran pada tabel di bawah ini :
No
Benda yang diukur
Hasil pengukuran
(cm)
Jumlah Angka
Penting
1. Sisi A balok kayu.
2. Sisi B balok kayu.
4. Diameter coin.
4. Tentukanlah jumlah angka penting dari hasil pengukuran di atas.
5. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan menggunakan mikrometer sekrup.
6. Catatlah data pengukuran pada tabel berikut
No
Benda yang diukur
Hasil pengukuran
(cm)
Jumlah Angka
Penting
1. Sisi A balok kayu.
2. Sisi B balok kayu.
3. Diameter coin.
73
7. Tentukanlah jumlah angka penting dari hasil pengukuran di atas.
8. Bandingkanlah jumlah angka penting dari kedua tabel di atas dengan
mengisi tabel berikut :
No.
Benda yang diukur
Jumlah angka penting
Jangka Sorong Mikrometer Sekrup
1. Sisi A balok kayu.
2. Sisi B balok kayu.
3. Diameter coin.
9. Dari rangkaian pengukuran diatas, manakah yang lebih banyak jumlah
angka pentingnya?
10. Dengan mempertimbangkan jumlah angka penting, hasil pengukuran
manakah alat ukur yang lebih teliti, jangka sorong atau mikrometer
sekrup ?
C. Kesimpulan
Lampiran A.3 Materi Ajar
PETA KONSEP
74
75
Besaran dan Satuan
MATERI I
A. Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dengan nilai. Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
1. Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah.
Contoh: massa, panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
2. Besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya,
berat, kuat arus, kecepatan, percepatan dan perpindahan.
Sedangkan, berdasarkan jenis satuannya, besaran dikelompokan menjadi
dua, yaitu:
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
lebih dahulu dan tidak tersusun atas besaran lain. Besaran pokok terdiri atas
tujuh besaran. Tujuh besaran pokok dan satuannya berdasarkan
sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang tertera pada tabel
berikut:
Tabel Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok Satuan SI
Massa kilogram (kg)
Panjang meter (m)
Waktu sekon (s)
Kuat Arus ampere (A)
Suhu kelvin (K)
76
Intensitas Cahaya candela (Cd)
Jumlah Zat mole (mol)
Sistem satuan internasional (SI) artinya sistem satuan yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia, yang berlaku secara internasional.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran
pokok. Contoh besaran turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang.
Luas sama dengan panjang dikali lebar, dimana panjang dan lebar
keduanya merupakan satuan panjang. Perhatikan tabel besaran turunan,
satuan dan dimensi di bawah ini.
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya
Besaran Turunan Satuan SI
Gaya (F) kg.m.s-2
Massa Jenis (p) kg.m-3
Usaha (W) kg.m2.s
-2
Tekanan (P) kg.m-1
.s-2
Percepatan m.s-2
Luas (A) m2
Kecepatan (v) m.s-1
Volume (V) m3
B. Satuan
77
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk
mengukur. Jenis-jenis satuan yaitu:
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati
pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan
internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa kilogram (kg) gram (g)
Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas
Cahaya
candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole
(mol)
Mol
b. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara
internasional dan hanyad digunakan pada wilayah tertentu
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
78
C. Konversi Satuan Besaran
Konversi satuan adalah perubahan sistem satuan pengukuran dari
satu sistem kesistem yang lain, mengkorvensikan satuan-satuan dari
berbagai besaran di dalam fisika sangat penting, karna didalam fisika
banyak pengukuran dan penghitungan yang memerlukan satuan yang
tepat.
a. Konversi satuan dalam sistem satuan yang berbeda
Kita dapat mengubah atau melakukan konversi satuan dalam suatu
sistem satuan tertentu menjadi sistem satuan lain, misalnya dari Sistem
Inggris menjadi Sistem Internasional atau sebaliknya. Misalnya jika kita
mengukur panjang meja menggunakan penggaris berskala inci (Sistem
Inggris) dan kita ingin menyatakan panjang meja dalam skala meter
(Sistem Internasional) maka kita bisa mengubah atau mengkonversi
hasil pengukuran dari satuan inci menjadi satuan meter. Pengubahan
satuan seperti ini dapat dilakukan menggunakan faktor konversi satuan.
79
b. Konversi satuan dalam sistem satuan yang sama
Kita juga dapat mengubah satuan dalam sistem satuan yang sama,
misalnya satuan dalam Sistem Internasional. Sebagai contoh, kita
mengetahui massa suatu benda dalam satuan gram (gr) dan kita ingin
mengubahnya menjadi kilogram (kg); atau kita mengetahui jarak dua
tempat dalam satuan kilometer (km) dan kita ingin mengubahnya
menjadi meter (m). Pengubahan satuan seperti ini dapat dilakukan
menggunakan faktor konversi atau menggunakan bantuan tangga
konversi.
Tangga konversi satuan panjang
80
Tangga konversi satuan panjang
Faktor konversi satuan SI besaran panjang dan massa
Dimensi dan Notasi Ilmiah
MATERI II
A. Dimensi
Dimensi besaran adalah cara penulisan suatu besaran dengan
menggunakan simbol (lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu
besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Apa pun jenis satuan besaran yang digunakan tidak memengaruhi dimensi
besaran tersebut, misalnya satuan panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km,
atau ft, keempat satuan itu mempunyai dimensi yang sama, yaitu L.
Dimensi Besaran Pokok Dan Turunan
81
Di dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan waktu merupakan
besaran yang berdiri bebas satu sama lain, sehingga dapat berperan sebagai
dimensi. Dimensi besaran panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam
M, dan besaran waktu dalam T. Persamaan yang dibentuk oleh besaran-
besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara dimensional, yaitu kedua
dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan
dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ].
Tabel Lambang Dimensi Besaran Pokok
Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-
besaran pokok seperti pada tabel berikut:
82
Tabel Dimensi Besaran Turunan
B. Analisis Dimensi Besaran
Setiap satuan turunan dalam fisika dapat diuraikan atas faktor-faktor
yang didasarkan pada besaran-besaran massa, panjang, dan waktu, serta
besaran pokok yang lain. Salah satu manfaat dari konsep dimensi adalah untuk
menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya suatu persamaan. Metode
penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan aturan-aturan:
1. dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri,
2. setiap suku berdimensi sama.
Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak
tempuh dapat dilihat persamaan berikut ini.
Jarak tempuh = kecepatan x waktu
s = v . t
Dari tabel diatas tentang dimensi beberapa besaran turunan dapat
diperoleh:
83
dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L]
dimensi kecepatan = [ L][ T ]-1
dimensi waktu = [T]
Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v . t , untuk ruas kanan:
[ jarak tempuh] = [ kecepatan] × [waktu]
[ L] = [L][ T ]-1
× [ T ]
[ L] = [L]
Dimensi besaran pada kedua ruas persamaan sama, maka dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan persamaan tersebut benar. Akan tetapi,
bila dimensi besaran pada kedua ruas tidak sama, maka dapat dipastikan
persaman dimensi besaran tersebut salah.
Kesalahan Pengukuran
MATERI III
A. Alat Ukur
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini
bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang
tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut.
Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang
berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm.
84
Gambar mistar
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika
membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam
melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Cara Pembacaan Skala
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan
panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian
pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu
benda, diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam
tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
85
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan
nonius mempunyai selisih 1 mm.
Gambar Jangka sorong
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat
ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada
rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar
dan plat yang sangat tipis.
Gambar Micrometer sekrup
b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda
adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik.
Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.
86
Gambar Neraca Digital
2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.
Gambar Neraca O’hauss
3. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1
mg atau 0,001 g.
c. Alat Ukur Waktu
Gambar Neraca Lengan
87
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon
standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari,
jam dinding, arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1
sekon).
gambar Arloji
Gambar Stopwacth
B. Kesalahan Pengukuran
Saat melakukan pengukuran mengunakan alat, tidaklah mungkin kita
mendapatkan nilai yang pasti benar (xo), melainkan selalu terdapat
ketidakpastian. Apakah penyebab ketidakpastian pada hasil pengukuran?
88
Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga,
yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saatmelakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam
menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak
komponen.
2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi
kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan
komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan
kelembaban.
a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau
lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b. Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum
penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil
pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai
dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi
dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran.
c. Kesalahan Komponen Alat
89
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan
alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah
lama dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta
pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
d. Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk
dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus
dengan jarum.
3.Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, lkitasan bergetar, bising, dan radiasi.
a. Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti kita ketahui keadaannya selalu bergerak
secara tidak teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi
yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus
seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan
molekul udara.
b. Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan
baterai selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat
sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak
konsisten.
90
c. Lintasan yang Bergetar
Getaran pada lintasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan
skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat
seperti seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika
lkitasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala
pada saat terjadi gempa bumi.
d. Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu kita jumpai pada alat
elektronik. Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada
tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
e. Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa)
dapat mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat.
Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena
bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini
dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU
atau pesawat.
Adanya banyak faktor yang menyebabkan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam suatu pengukuran, menjadikan kita tidak
mungkin mendapatkan hasil pengukuran yang tepat benar. Oleh karena
itu, kita harus menuliskan ketidakpastiannya setiap kali melaporkan hasil
dari suatu pengukuran. Untuk menyatakan hasil ketidakpastian suatu
pengukuran dapat menggunakan cara penulisan x = (xo ± Δx),
dengan x merupakan nilai pendekatan hasil pengukuran terhadap nilai
benar, xo merupakan nilai hasil pengukuran, dan Δx merupakan
ketidakpastiannya (angka taksiran ketidakpastian).
91
Angka Penting
MATERI IV
Angka penting merupakan angka tidak eksak yang diperoleh dari
pengukuran. Angka penting terdiri dari angka pasti dan satu angka terakhir yang
ditaksir atau diragukan. Banyaknya angka penting dalam suatu hasil pengukuran
yang kita peroleh haruslah mengikuti aturan angka penting.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan pada materi angka
penting,yaitu:
1. Aturan-aturan pokok pada angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh:
1) 15,9 → 3 angka penting
2) 145 → 3 angka penting
3) 22,85 → 4 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka
penting
Contoh:
1) 15,09 → 4 angka penting
2) 105 → 3 angka penting
3) 206,85 → 5 angka penting
c. Angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis
di belakang koma desimal termasuk angka penting kecuali diberi tanda
garis bawah pada angka yang diragukan
Contoh :
1) 15,00 → 4 angka penting
2) 1,20 → 3 angka penting
3) 24,8000 → 5 angka penting
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak
di sebelah kiri atau kanan koma desimal bukan angka penting. Dengan kata
92
lain, jika angka nol hanya digunakan sebagai tempat titik desimal, maka
bukan angka penting.
Contoh :
1) 0,2 → 1 angka penting
2) 0,203 → 3 angka penting
3) 0,00304 → 3 angka penting
e. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan dan seterusnya yang memiliki angka
nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas
apakah angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan
Contoh :
1) 1,3 x 103 → 2 angka penting
2) 1,20 x 102 → 3 angka penting
3) 2,200 x 102 → 4 angka penting
2. Aturan perkalian dan pembagian angka penting
Hasil perkalian atau pembagian harus memiliki bilangan sebanyak
bilangan dengan jumlah angka penting paling sedikit yang digunakan dalam
perkalian atau pembagian tersebut…
a. Contoh Perkalian angka penting
Contoh 1 : 3,4 x 6,7 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 punya
dua angka penting). Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus
dibulatkan menjadi 23 (dua angka penting). 3,4 x 6,7 = 23
Contoh 2 : 2,5 x 3,2 = … ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya
dua angka penting). Jika kita menghitung menggunakan kalkulator,
hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol. 2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka
penting)
Contoh 3 : 1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2
93
b. Contoh pembagian angka penting :
Contoh 1 : 2,0 : 3,0 = …. ?
Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda menggunakan
kalkulator maka hasilnya adalah 0,666666… harus dibulatkan hingga
hanya ada dua angka penting : 2,0 : 3,0 = 0,67 (dua angka penting, yakni 6
dan 7).
Contoh 2 : 2,1 : 3,0 = …. ?
Angka penting paling sedikit adalah dua. Jika anda pakai kalkulator
maka hasilnya adalah 0,7. Harus ditambahkan nol sehingga terdapat dua
angka penting. 2,1 : 3,0 = 0,70 (dua angka penting, yakni 7 dan 0)
3. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Dalam penjumlahan atau pengurangan, hasilnya tidak boleh lebih
akurat dari angka yang paling tidak akurat.
Contoh 1 : 3,7 – 0,57 = … ?
3,7 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah 3,13.
Hasil ini lebih akurat dari 3,7 karenanya harus dibulatkan menjadi 3,1. 3,7 –
0,57 = 3,1
Contoh 2 : 10,24 + 32,451 = …… ?
10,24 paling tidak akurat. Jika menggunakan kalkulator, hasilnya adalah
42,691. Hasil ini lebih akurat dari 10,24 karenanya harus dibulatkan menjadi :
42,69. 10,24 + 32,451 = 42,69
Contoh 3 : 10,24 + 32,457 + 2,6 = …. ?
2,6 paling tidak akurat. Jika dijumlahkan maka hasilnya adalah 45,297. Hasil
ini lebih akurat dari 2,6 karenanya harus dibulatkan menjadi 45,3.
10,24 + 32,457 + 2,6 = 45,3
Lampiran A.4.1 Tes hasil belajar (Sebelum divalidasi)
INSTRUMEN PENELITIAN
TES HASIL BELAJAR
Satuan Pendidikan : SMA Aksara Bajeng
Kelas / Semester : X MIA / Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
94
PILIHAN GANDA
PETUNJUK:
1. Berilah tanda silang (X) huruf jawaban yang dianggap paling benar pada lembar
jawaban
2. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh :
Pilihan semula : a b c d e
Dibetulkan menjadi : a b c d e
1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok
dalam sistem Internasional adalah ….
a. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus
b. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis
c. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat
d. Kuat arus, intensitas cahaya, suhu, waktu
e. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu.
2. Perhatikan table berikut !
Pasangan yang benar adalah ……
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
No Besaran Satuan dalam SI
1 Jumlah zat Mole
2 Suhu Celcius
3 Waktu Sekon
4 Panjang Km
5 Massa Gram
X X X
95
b. 1 dan 3 e. 3 dan 5
c. 2 dan 3
3. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika
dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor
adalah …
a. 36 ms-1
d. 20 ms-1
b. 30 ms-1
e. 15 ms-1
c. 24 ms-1
4. Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah …
a. Newton ,Meter, Sekon
b. Meter, Sekon, Watt
c. Kilogram, Kelvin, Meter
d. Newton, Kilogram, Kelvin
e. Kelvin, Joule, Watt
5. Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm.
Keliling lingkarannya dituliskan menurut aturan angka penting adalah … (π =
3,14).
a. 267 cm
b. 26,7 cm
c. 2,67 cm
d. 0.267 cm
e. 0,0267 cm
6. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm
dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam
pipa tersebut adalah…
a. Mistar
b. Altimeter
c. Mikrometer
d. Jangka Sorong
e. Amperemeter
7. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-
masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas
bidang tersebut adalah ……
a. 82,74 cm2
b. 82,745 cm2
c. 82,75 cm2
d. 82,,8 cm2
e. 83 cm2
8. Di bawah ini yang bukan satuan dari waktu adalah ....
a. Detik
b. Sekon
96
c. Menit
d. Candela
e. Jam
9. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
a. volume dan daya
b. volume dan kuat arus listrik
c. luas dan volume
d. luas dan tegangan
e. tinggi dan kecepatan
10. Gaya F yang diberikan pada benda sebanding dengan massa benda m. Grafik
kesebandingan yang benar adalah ....
a.
b.
c. e.
d.
97
11. Gambat berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah
diameter bola logam kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah :
a. 8,12 mm
b. 8,62 mm
c. 8,50 mm
d. 9,12 mm
e. 8,52 mm
12. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang
ditunjukkan dari hasil pengukuran tampak pada gambar. Besarnya hasil
pengukuran adalah :
a. 3,19 cm d. 3,04 cm
b. 3,14 cm e. 3,00 cm
c. 3,10 cm
13. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu :
1) Massa dan berat
2) Momentum dan impus
3) Gaya dan berat
4) Usaha dan daya
Pernyataan yang benar adalah..
a. 1,2 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 , 2 dn 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 3
98
14. Rumus dimensi momentum adalah ……
a. MLT -3
d. ML
–2T
2
b. ML-1
T -2
e. ML–2
T–2
c. MLT-1
15. Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan
jangka sorong di bawah ini!
Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah
….
a. 2,03 cm d. 2,23 cm
b. 2,08 cm e. 2,28 cm
c. 2,11 cm
16. Berikut kegiatan pengukuran yang hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan mikrometer sekrup adalah… .
a. Mengukur lebar halaman rumah
b. Mengukur panjang pensil.
c. Mengukur diameter kelereng.
d. Mengukur diameter dalam mulut botol.
e. Mengukur lebar layar TV.
17. Berikut kegiatan pengukuran yang membutuhkan jangka sorong:
1) Mengukur tinggi gedung
2) Mengukur jari-jari koin
3) Mengukur kedalaman gelas ukur
4) Mengukur diameter pensil
Pernyataan yang benar adalah….
a. 1 saja
b. 1 dan 2
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 4 saja
18. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk persegi panjang
adalah 15,35 m dan 12,5 m, luas tanah menurut aturan angka penting adalah....
a. 191,875 m2
d. 191,9 m2
99
b. 191,88 m2
e. 192 m2
c. 191,87 m2
19. Dengan menggunakan penggaris, jangka sorong, neraca ohauss dan
micrometer sekrup bandingkan manakah alat ukur yang ketelitiannya lebih
akurat ?
a. Jangka sorong
b. Micrometer sekrup
c. Penggaris
d. Neraca ohauss
e. Sama-sama teliti
20. Massa jenis suatu zat adalah 0,860 g/cm3. Massa jenis ini dapat dinyatakan
sebagai....
a. 0,860 x 10-3
kg/m3
b. 860 x 10-3
kg/m3
c. 0,860 kg/m3
d. 860 kg/m3
e. 860 x 103
kg/m3
21. Perhatikan gambar timbangan berikut!
Dari hasil penimbangan tersebut besar massa benda M adalah ...
a. 1,250 kg d. 12,75 kg
b. 1,275 kg e. 13,75 kg
c. 12,50 kg
22. Sebuah mikrometer digunakan untuk mengukur tebal suatu benda, skalanya
ditunjukkan seperti gambar berikut.
Hasil pengukurannya adalah ...
100
a. 2,13 mm d. 2,72 mm
b. 2,63 mm e. 2,83 mm
c. 2,70 mm
23. Panjang gelombang yang dimiliki oleh sinar laser adalah 476 nm (nanometer).
Panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan sebagai....
a. 4,76 x 10-7
m d. 4,76 x 10-10
m
b. 4,76 x 10-8
m e. 4,76 x 10-11
m
c. 4,76 x 10-9
m
24. Urutan alat ukur yang memiliki ketelitian dari rendah ke tinggi adalah...
a. Mistar, mikrometer sekrup, jangka sorong
b. Jangka sorong, mistar, penggaris
c. Mikrometer sekrup, jangka sorong, penggaris
d. Penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup
e. Penggaris, mistar, jangka sorong
25. Adi sedang melakukan praktikum pengukuran di dalam laboratorium untuk
mengukur ketebalan selembar kertas. Tentukanlah alat ukur apakah yang
harus digunakan Adi ?
a. Micrometer sekrup
b. Mistar
c. Jangka sorong
d. Neraca ohauss
e. Stopwatch
26. Kecepatan cahaya dalam udara adalah 299 800 000 m/s. Banyaknya angka
penting pada bilangan tersebut adalah...
a. 9 d. 3
b. 6 e. 2
c. 4
27. Massa sebuah benda adalah 64.000 g. Bilangan tersebut dapat dinyatakan
dalam tiga angka penting sebagai...
a. 640 x 102 g d. 6,4 x 10
4 g
b. 64 x 103 g e. 6,4 x 10
4 g
c. 0,64 x 105 g
28. Perhatikan pernyataan berikut:
1) Mengukur kedalaman laut
2) Mengukur jarak benda-benda langit
101
3) Mengukur massa planet
4) Mengukur kedalaman danau
Jenis pengukuran secara tidak langsung dinyatakan dengan nomor...
a. 1,2,dan 3 d. 4 saja
b. 1 dan 3 e. Semua benar
c. 2 dan 4
29. Berikut ini merupakan cara untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran:
1) Menggunakan alat ukur yang lebih teliti
2) Melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran
3) Melakukan pengukuran berulang
4) Menggunakan alat ukur yang berbeda
Pernyataan yang benar adalah...
a. 1,2,dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. Semua benar
30. Dari pengukuran massa sebuah balok kayu diperoleh hasil 0,0405 kg.
Banyaknya angka penting adalah...
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
102
Lampiran A.4.2 Tes hasil belajar (Sesudah divalidasi)
TES HASIL BELAJAR
Satuan Pendidikan : SMA Aksara Bajeng
Kelas / Semester : X MIA / Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Pengukuran
Waktu : 2 x 45 Menit
PILIHAN GANDA
PETUNJUK:
1. Berilah tanda silang (X) huruf jawaban yang dianggap paling benar pada lembar
jawaban
2. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh :
i. Pilihan semula : a b c d
e
ii. Dibetulkan menjadi : a b c d
e
1. Perhatikan tabel berikut !
Pasangan yang benar adalah ……
b. 1 dan 2 d. 2 dan 4
c. 1 dan 3 e. 3 dan 5
d. 2 dan 3
No Besaran Satuan dalam SI
1 Jumlah zat Mole
2 Suhu Celcius
3 Waktu Sekon
4 Panjang Km
5 Massa Gram
X X X
103
2. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika
dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor
adalah …
b. 36 ms-1
d. 20 ms-1
c. 30 ms-1
e. 15 ms-1
d. 24 ms-1
3. Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah …
a. Newton ,Meter, Sekon
b. Meter, Sekon, Watt
c. Kilogram, Kelvin, Meter
d. Newton, Kilogram, Kelvin
e. Kelvin, Joule, Watt
4. Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm.
Keliling lingkarannya dituliskan menurut aturan angka penting adalah … (π =
3,14).
a. 267 cm
b. 26,7 cm
c. 2,67 cm
d. 0.267 cm
e. 0,0267 cm
5. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm
dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam
pipa tersebut adalah…
a. Mistar
b. Altimeter
c. Mikrometer
d. Jangka Sorong
e. Amperemeter
6. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-
masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas
bidang tersebut adalah ……
a. 82,74 cm2
b. 82,745 cm2
c. 82,75 cm2
d. 82,,8 cm2
e. 83 cm2
7. Di bawah ini yang bukan satuan dari waktu adalah ....
a. Detik
b. Sekon
104
c. Menit
d. Candela
e. Jam
8. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
a. volume dan daya
b. volume dan kuat arus listrik
c. luas dan volume
d. luas dan tegangan
e. tinggi dan kecepatan
9. Gambat berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah
diameter bola logam kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah :
a. 8,12 mm
b. 8,62 mm
c. 8,50 mm
d. 9,12 mm
e. 8,52 mm
10. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang
ditunjukkan dari hasil pengukuran tampak pada gambar. Besarnya hasil
pengukuran adalah :
a. 3,19 cm d. 3,04 cm
b. 3,14 cm e. 3,00 cm
105
c. 3,10 cm
11. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu :
5) Massa dan berat
6) Momentum dan impus
7) Gaya dan berat
8) Usaha dan daya
Pernyataan yang benar adalah..
a. 1,2 dan 3 d. 2 dan 3
b. 1 , 2 dn 4 e. 2 dan 4
c. 1 dan 3
12. Rumus dimensi momentum adalah ……
a. MLT -3
d. d. ML
–2T
2
b. ML-1
T -2
e. ML–2
T–2
c. MLT-1
13. Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan
jangka sorong di bawah ini!
Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah
….
a. 2,03 cm d. 2,23 cm
b. 2,08 cm e. 2,28 cm
c. 2,11 cm
14. Berikut kegiatan pengukuran yang hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan mikrometer sekrup adalah… .
a. Mengukur lebar halaman rumah
b. Mengukur panjang pensil.
c. Mengukur diameter kelereng.
d. Mengukur diameter dalam mulut botol.
e. Mengukur lebar layar TV.
15. Berikut kegiatan pengukuran yang membutuhkan jangka sorong:
1) Mengukur tinggi gedung
2) Mengukur jari-jari koin
3) Mengukur kedalaman gelas ukur
4) Mengukur diameter pensil
Pernyataan yang benar adalah….
a. 1 saja
106
b. 1 dan 2
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 4 saja
16. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk persegi panjang
adalah 15,35 m dan 12,5 m, luas tanah menurut aturan angka penting adalah....
a. 191,875 m2
d. 191,9 m2
b. 191,88 m2
e. 192 m2
c. 191,87 m2
17. Dengan menggunakan penggaris, jangka sorong, neraca ohauss dan
micrometer sekrup bandingkan manakah alat ukur yang ketelitiannya lebih
akurat ?
a. Jangka sorong
b. Micrometer sekrup
c. Penggaris
d. Neraca ohauss
e. Sama-sama teliti
18. Massa jenis suatu zat adalah 0,860 g/cm3. Massa jenis ini dapat dinyatakan
sebagai....
a. 0,860 x 10-3
kg/m3
b. 860 x 10-3
kg/m3
c. 0,860 kg/m3
d. 860 kg/m3
e. 860 x 103
kg/m3
19. Perhatikan gambar timbangan berikut!
Dari hasil penimbangan tersebut besar massa benda M adalah ...
a. 1,250 kg d. 12,75 kg
b. 1,275 kg e. 13,75 kg
c. 12,50 kg
107
20. Sebuah mikrometer digunakan untuk mengukur tebal suatu benda, skalanya
ditunjukkan seperti gambar berikut.
Hasil pengukurannya adalah ...
a. 2,13 mm d. 2,72 mm
b. 2,63 mm e. 2,83 mm
c. 2,70 mm
21. Panjang gelombang yang dimiliki oleh sinar laser adalah 476 nm (nanometer).
Panjang gelombang tersebut dapat dinyatakan sebagai....
a. 4,76 x 10-7
m d. 4,76 x 10-10
m
b. 4,76 x 10-8
m e. 4,76 x 10-11
m
c. 4,76 x 10-9
m
22. Urutan alat ukur yang memiliki ketelitian dari rendah ke tinggi adalah...
a. Mistar, mikrometer sekrup, jangka sorong
b. Jangka sorong, mistar, penggaris
c. Mikrometer sekrup, jangka sorong, penggaris
d. Penggaris, jangka sorong, mikrometer sekrup
e. Penggaris, mistar, jangka sorong
23. Massa sebuah benda adalah 64.000 g. Bilangan tersebut dapat dinyatakan
dalam tiga angka penting sebagai...
a. 640 x 102 g d. 6,4 x 10
4 g
b. 64 x 103 g e. 6,4 x 10
4 g
c. 0,64 x 105 g
24. Berikut ini merupakan cara untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran:
1) Menggunakan alat ukur yang lebih teliti
2) Melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran
3) Melakukan pengukuran berulang
4) Menggunakan alat ukur yang berbeda
Pernyataan yang benar adalah...
a. 1,2,dan 3
108
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. Semua benar
25. Dari pengukuran massa sebuah balok kayu diperoleh hasil 0,0405 kg.
Banyaknya angka penting adalah...
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
Lampiran C.4.3 Kisi kisi tes hasil belajar beserta jawaban
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SMA Aksara Bajeng
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Pengukuran
Tahun Pelajaran : 2019
Kompetensi Dasar :
3.2. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan
angka penting, serta notasi ilmiah
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah
Indikator No.
Ranah Kognetif Kunci Jumla
109
Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Jawaban h soal
Mengelompokkan
besaran pokok dan
besaran turunan
1 D 7
2 B
4 C
8 D
13 D
14 C
9 D
Menghitung dan
mengkonversi satuan
3 D 5
21 B
22 A
23 C
20 B
Menjelaskan kesalahan
kesalahan pengukuran
29
E 1
Menjelaskan berbagai
alat ukur yang
digunakan untuk
mengukur benda
16 C 6
17 E
19 B
24 D
28 E
6 B
110
Menjelaskan syarat syarat
angka penting
18 B 6
7 B
5 E
26 A
27 D
30 B
Menghitung hasil
analisis pengukuran
25 A 4
11 A
12 A
15 E
Menjelaskan hubungan
satuan gaya dan massa
melalui grafik
10 B 1
Lemah (1-2) Kuat (3-4)
A
B
C
D Kuat (3-4)
Validator 1
Validator 2
Lemah (1-2)
111
1. Analisis hasil validasi RPP
No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket
I II
1.
Format
1. Sesuai format 4 4 D
2. Kemampuan terkandung dalam
kompetensi inti
4 4 D
3. Ketetapan penjabaran dari kompetensi
inti ke kompetensi dasar
4 4 D
4. Kejelasan rumusan indicator 4 3 D
5. Indicator dikembangkan menjadi
beberapa tujuan pembelajaran
4 2 D
6. Kesesuaian tujuan pembelajaran
dengan tingkat perkembangan kognitif
peserta didik
3 2 C
2.
Isi
1. Sistematika penulisan
4 4 D
2. Kesesuaian konsep dan tujuan 4 3 D
4 4 D
112
3.
Bahasa
1. Penggunaan bahasa ditinjau dari kaidah
bahasa Indonesia yang baku
2. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan 4 3 D
3. Waktu 1. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 4 3 D
4. Metode
sajian
Pendahuluan
1. Orientasi peserta didik kepada masalah
(mengamati)
4 3 D
Kegiatan inti
1. Mengorganisasikan
4 3 D
2. Membimbing atau mencoba 4 3 D
3. Mengembangkan 4 3 D
Kegiatan inti 4 3 D
Menganalisis dan mengevaluasi 4 3 D
= 0.94
2. Analisi hasil Buku Peserta Didik
𝑅 ≥ 75 → 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
113
No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket
I II
1.
Format Buku
Peserta didik
a. Sistim penomoran jelas 4 3 D
b. Pembagian materi jelas 4 3 D
c. Pengaturan ruang
(tataletak)
4 3 D
d. Teks dan Illustrasi
seimbang
4 3 D
e. Jenis dan ukuran huruf
sesuai
4 3 D
f. Memiliki daya tarik 3 3 D
2.
Isi Buku Peserta
didik
a. Kebenaran konsep / materi 4 3 D
b. Sesuai dengan KTSP. 3 3 D
c. Dukungan ilustrasi untuk
memperjelas konsep
3 3 D
d. Memberi rangsangan
secara visual
3 3 D
e. Mudah dipahami 3 3 D
f. Kontekstual,artinya
ilustrasi/gambar yang
dimuat berdasarkan konteks
daerah/ tempat /lingkungan
peserta didik dan sering
dijumpai dalam kehidupan
sehari –hari mereka
3 3 D
a. Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
4 3 D
b. Menggunakan tulisan dan
tanda baca sesuai dengan
EYD
4 3 D
c. Menggunakan istilah –
istilah secara tepat dan
mudah dipahami.
4 3 D
d. Menggunakan bahasa yang
komunikatif dan struktur
4 3 D
114
3.
Bahasa dan Tulisan
kalimat yang sederhana,
sesuai dengan taraf
berpikir dan kemampuan
membaca dan usia peserta
didik.
e. Menggunakan arahan dan
petunjuk yang jelas,
sehingga tidak
menimbulkan penafsiran
ganda.
4 3 D
4.
Manfaat/Kegunaan
a. Dapat mengubah kebiasaan
pembelajaran yang tidak
terarah menjadi terarah
dengan jelas
3 3 D
b. Dapat digunakan sebagai
pegangan bagi guru dan
peserta didik dalam
pembelajaran
3 3 D
= 1
3. Analisi Hasil Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket
I II
1. Kejelasan pembagian materi 4 3 D
2. Sistem penomoran jelas 4 3 D
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 3 D
4. Kesesuaian tata letak gambar,
grafik maupun tabel
4 3 D
𝑅 ≥ 75 → 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
115
1. Format
5. Teks dan ilustrasi seimbang 3 3 D
2.
Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang
digunakan dalam LKPD mudah
dipahami
4 3 D
2. Bahasa yang digunakan benar
sesuai EYD dan mengunakan
arahan/petunjuk yang jelas
sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
4 3 D
3.
Isi
1. Kesesuain dengan RPP danbuku
ajar.
3 3 D
2. Isi LKPD mudah dipahami dan
konstektual
3 3 D
3. Aktivitas siswa dirumuskan
dengan jelas dan operasional
3 3 D
4. Kesesuaian isi materi dan tugas-
tugas dengan alokasi waktu yang
ada
3 3 D
4.
Manfaat/
Kegunaan
LKPD
1. Penggunaan LKPD Sebagai
bahan ajar bagi guru
4 3 D
2. Penggunaan LKPD sebaagai
pedoman belajar bagi peserta
didik
4 3 D
= 1
4. Analisis Hasil Belajar fisika
𝑅 ≥ 75 → 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
116
No Aspek Aspek yang Dinilai Validator Ket
I II
1.
SOAL
1. Soal-soalsesuaidengan indicator 3 4 D
2. Soal-soalsesuaidenganaspek yang
diukur
3 3 D
3. Batasanpertanyaandirumuskandengan
jelas
3 3 D
4. Mencakupmateripelajaransecararepre
nsentatif
3 3 D
2.
KONSTRUK
SI
1. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan
dengan jelas
4 4 D
2. Kalimat soal tidak menimbulkan
penafsiran ganda
4 4 D
3. Rumusan pertanyaan soal
menggunakan kalimat tanya atau
perintah yang jelas
4 3 D
4. Panjang rumusan pilihan jawaban
relatif sama
4 3 D
3.
BAHASA
1. Menggunakanbahasa yang
sesuaidengankaidahbahasa Indonesia
yang benar
4
3 D
2. Menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti
4 3 D
3. Menggunakan istilah (kata-kata)
yang dikenal peserta didik
4 3 D
4. WAKTU Waktu yang digunakansesuai 3 3 D
= 1
𝑅 ≥ 75 → 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
117
LAMPIRAN B
118
B.1. ANALISIS VALIDITAS ITEM
B.2. ANALISIS RELIABILITAS ITEM
AnalisisValiditas
&
ReLIabilitas
119
B.1. Uji Validasi Instrumen Penelitian
Semua item yang telah disusun di uji validitasnya, diperoleh bahwa dari 30 item
soal yang divalidasi terdapat 25 item soal yang valid dan yang drop sebanyak 5 item.
Adapun jumlah anggota yang digunakan untuk uji coba sebanyak 30 peserta didik.
Validitas instrument di analisis menggunakan persamaan koefisien korelasi biseral
dengan rumus sebagai berikut:
√
dengan:
= Koefisien korelasi biserial
= Rerata skor pada tes dari peserta yang memiliki jawaban benar
= Rerata skor total
= Standar deviasi dari skor total
= Proporsi peserta didik yang menjawab benar
= Proporsi peserta didik yang menjawab salah ( q = 1 - p )
Dengan criteria jika
≥ rtabel maka item dinyatakan valid dan jika rtabel maka
item dinyatakan drop. Dengan rtabel= 0,361. Untuk lebih jelasnya, perhitungan validitas
item instrument dipaparkan pada table dibawah ini.
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7
A1 1 0 1 1 0 0 0
A2 0 1 1 0 1 1 0
A3 0 1 0 0 1 1 1
A4 0 1 0 0 0 0 1
120
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7
A5 1 0 0 0 0 0 1
A6 0 0 0 1 0 0 1
A7 0 0 1 1 1 0 0
A8 0 0 1 1 1 1 1
A9 0 0 1 1 1 1 0
A10 0 0 1 0 1 1 0
A11 0 0 1 1 1 1 0
A12 0 0 0 1 0 0 1
A13 0 1 1 1 0 1 1
A14 0 1 1 1 1 1 1
A15 0 1 1 1 1 1 1
A16 1 1 0 1 1 1 0
A17 0 1 1 0 1 0 0
A18 0 1 1 1 1 1 0
A19 0 1 1 1 1 1 1
A20 0 1 0 1 0 0 1
A21 1 0 0 1 0 0 1
A22 0 0 0 0 0 0 0
A23 0 0 0 1 0 0 0
A24 0 1 0 0 0 0 0
A25 0 1 1 1 1 1 1
A26 0 1 1 1 1 1 1
121
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7
A27 0 1 0 0 0 0 1
A28 0 0 0 0 0 0 0
A29 0 0 0 0 0 1 0
A30 1 1 1 1 1 1 1
5 16 16 19 16 16 16
Validitas
P 0,167 0,533 0,533 0,633 0,533 0,533 0,533
Q 0,833 0,467 0,467 0,367 0,467 0,467 0,467
Mp 18,000 18,688 18,750 17,684 18,250 18,125 18,563
Mt 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000
St 5,915 5,915 5,915 5,915 5,915 5,915 5,915
pbi 0,151 0,486 0,497 0,374 0,407 0,384 0,463
Status drop Valid valid Valid valid valid valid
Reliabilitas
N 30 30 30 30 30 30 30
Variansi 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764
p*q 0.116 0.249 0.249 0.249 0.249 0.246 0.249
KR-20 0.829
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
122
8 9 10 11 12 13 14
A1 1 1 1 1 0 1 0
A2 1 1 1 0 1 1 1
A3 1 0 1 0 1 0 1
A4 1 0 1 1 1 0 1
A5 0 0 1 1 1 1 1
A6 0 1 0 1 1 1 1
A7 0 1 0 1 1 1 0
A8 0 1 0 0 0 0 0
A9 0 1 0 0 0 0 0
A10 1 0 1 0 0 0 0
A11 1 0 1 1 0 1 0
A12 0 0 1 1 0 1 1
A13 0 1 1 1 1 1 1
A14 1 1 1 0 1 1 1
A15 1 1 1 0 1 0 1
A16 1 0 0 0 1 0 1
A17 1 0 0 1 0 1 0
A18 1 1 0 1 1 1 0
A19 0 1 0 1 0 1 0
A20 0 0 0 0 1 1 0
A21 0 0 0 0 1 0 1
A22 1 0 1 0 1 0 1
A23 1 1 1 0 1 1 1
123
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
8 9 10 11 12 13 14
A24 0 1 1 1 1 1 1
A25 1 1 0 1 1 1 1
A26 1 1 0 1 1 1 1
A27 0 0 0 0 0 0 0
A28 0 0 0 0 0 0 0
A29 0 0 0 0 0 0 0
A30 1 1 0 1 1 0 1
16 16 14 15 19 17 17
Validitas
P 0,533 0,533 0,467 0,500 0,633 0,567 0,567
Q 0,467 0,467 0,533 0,500 0,367 0,433 0,433
Mp 18,250 18,438 17,429 19,267 18,000 18,471 18,235
Mt 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000
St 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976
pbi 0.394 0.394 0.070 0.569 0.443 0.475 0.103
Status valid valid Valid Valid valid valid drop
Reliabilitas
N 30 30 30 30 30 30 30
Variansi 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764
p*q 0.249 0.249 0.246 0.250 0.232 0.246 0.249
KR-20 0.829
124
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
15 16 17 18 19 20 21
A1 1 1 0 1 1 0 1
A2 1 1 1 0 1 0 1
A3 0 1 1 0 1 0 1
A4 0 1 1 0 1 1 1
A5 0 1 1 1 1 1 1
A6 0 0 1 1 0 1 0
A7 1 0 0 1 0 1 0
A8 1 0 0 1 0 0 0
A9 1 1 0 1 0 0 0
A10 1 1 0 0 0 0 1
A11 1 1 0 0 0 1 1
A12 1 0 0 1 0 1 1
A13 1 0 0 1 1 1 1
A14 1 0 1 0 1 1 1
A15 0 1 1 1 1 1 0
A16 0 0 1 1 0 0 0
A17 1 1 1 1 0 0 1
A18 1 1 1 1 1 0 1
A19 1 1 1 1 1 1 1
A20 0 0 0 1 1 1 1
A21 0 1 0 0 1 1 0
A22 0 0 0 0 0 1 0
125
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
15 16 17 18 19 20 21
A23 1 1 1 0 0 0 1
A24 1 1 1 0 0 0 1
A25 1 1 1 1 0 1 1
A26 1 1 0 1 1 1 0
A27 0 0 0 0 1 0 0
A28 0 0 0 0 0 0 1
A29 0 0 0 0 1 0 0
A30 1 1 1 1 1 1 1
18 18 15 17 16 16 19
Validitas
P 0,600 0,600 0,500 0,567 0,533 0,533 0,633
Q 0,400 0,400 0,500 0,433 0,467 0,467 0,367
Mp 18,000 18,278 18,933 18,000 18,125 18,750 17,947
Mt 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000
St 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976
pbi 0.150 0.373 0.367 0.124 0.407 0.474 0.456
Status Drop Valid valid Drop valid valid valid
Reliabilitas
N 30 30 30 30 30 30 30
Variansi 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764
p*q 0.240 0.232 0.249 0.246 0.249 0.249 0.232
KR-20 0.829
126
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
22 23 24 25 26 27 28
A1 1 0 1 0 0 0 1
A2 1 0 1 1 0 1 1
A3 1 0 1 1 0 1 1
A4 1 0 1 1 0 1 1
A5 1 1 1 1 1 1 1
A6 1 1 1 1 1 1 1
A7 1 1 0 0 1 0 1
A8 1 1 0 1 0 0 1
A9 0 1 0 1 0 0 0
A10 0 1 1 1 0 0 1
A11 1 1 1 0 0 1 1
A12 1 1 1 0 1 1 0
A13 1 1 1 0 1 1 0
A14 1 0 1 0 1 0 0
A15 0 0 0 1 0 0 0
A16 0 0 0 0 0 0 1
A17 1 0 0 1 0 1 1
A18 0 1 1 0 0 1 1
A19 0 1 1 0 1 1 0
A20 1 1 1 0 1 0 0
A21 1 1 0 0 1 0 0
A22 1 0 0 0 1 0 0
127
RESPONDEN NOMOR BUTIR SOAL
22 23 24 25 26 27 28
A23 0 0 0 0 0 1 0
A24 0 0 0 1 0 1 0
A25 1 1 1 1 0 1 0
A26 1 1 0 0 1 0 0
A27 0 0 1 1 0 0 1
A28 0 0 0 0 0 0 0
A29 0 0 1 0 1 1 0
A30 1 1 1 1 1 1 0
19 16 18 14 13 16 14
Validitas
P 0,633 0,533 0,600 0,467 0,433 0,533 0,467
Q 0,367 0,467 0,400 0,533 0,567 0,467 0,533
Mp 18,158 18,063 18,222 17,143 17,154 18,438 16,286
Mt 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000 16,000
St 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976 4.976
pbi 0.484 0.367 0.422 0.055 0.055 0.448 0.066
Status Valid Valid valid Drop drop valid Valid
Reliabilitas
N 30 30 30 30 30 30 30
Variansi 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764 24.764
p*q 0.232 0.249 0.222 0.240 0.240 0.249 0.222
KR-20 0.829
128
RESPONDEN
NOMOR BUTIR
SOAL
29 30
A1 1 0
A2 1 1
A3 1 1
A4 1 1
A5 0 1
A6 0 0
A7 0 0
A8 0 0
A9 0 0
A10 1 1
A11 1 1
A12 1 1
A13 1 0
A14 1 0
A15 1 1
A16 0 1
A17 0 0
A18 0 0
A19 0 1
A20 1 1
A21 1 1
129
RESPONDEN
NOMOR BUTIR
SOAL
29 30
A22 0 1
A23 1 0
A24 0 0
A25 1 1
A26 1 1
A27 1 0
A28 0 0
A29 0 0
A30 1 1
17 16
Validitas
P 0,567 0,533
Q 0,433 0,467
Mp 18,294 18,313
Mt 16,000 16,000
St 24.764 24.764
pbi 0.484 0.367
Status Valid Valid
Reliabilitas
N 30 30
Variansi 24.764 24.764
130
RESPONDEN
NOMOR BUTIR
SOAL
29 30
p*q 0.246 0.246
KR-20 0,829
1. Untuk validasi soal no 10 dari 30 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik
a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
7
b. Mean dari skor total
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar
𝑝 𝑡
𝑡√𝑝
𝑞
7
5 5√ 7
5
5 5√ 7
0,242 . 0,936
0,226
131
Karena yang diperoleh dalam perhitungan ternyata lebih kecil
dari pada (0,349), maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir item nomor
1 tersebut drop.
2. Untuk validasi soal no 2 dari 30 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik
a. Rata-rata peserta didik yang menjawab benar
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
5
b. Mean dari skor total
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
c. Proporsi peserta didik yang menjawab benar
𝑝 𝑡
𝑡√𝑝
𝑞
5
5 5√ 5
7
5 5√
0,454 . 1,068
0,486
Karena yang diperoleh dalam perhitungan ternyata lebih
besar dari pada (0,349), maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir item
nomor 2 tersebut valid.
B.2. UJI REALIBILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
132
𝑟 (
) (
∑
)
𝚺pq = 6,008
n = 30
Jumlah skor peserta didik (∑𝑓 ) = 480
Jumlah kuadrat skor tiap peserta didik (∑𝑓 ) = 7
a. Mencari varians
𝑠 ∑𝑓 ∑𝑓
𝑠 7
𝑠
𝑠
7 5 7
b. Mencari realibilitas (r)
𝑟 (𝑛
𝑛 )(
∑𝑝𝑞
)
𝑟 (
) (
5 7
5 7 )
𝑟
7
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas tes yaitu
0,871 dan berada pada rentang 0,800 – 1,000 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tes hasil belajar fisika peserta didik memiliki kategori reliabilitas
sangat tinggi.
Tabel. Kriteria Reliabilitas
Rentang Kategori
133
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat rendah
LAMPIRAN C
Analisis hasIl PENELiTiaN
134
C.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
C.2 ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL
135
Lampiran C.1 Analisis Statistik Deskriptif
1) Skor dan ketuntasan Posttest Peserta Didik Kelas X MIPA1 SMA
Aksara Bajeng (Kelas Kontrol)
No Nama Skor
1 Nurul fanisyah 7
2 Karina 13
3 Syamsidar 16
4 Sitti febrianti 16
5 Sri wulandari 18
6 Syamsinar 17
7 Nur hikma.S 11
8 Nuratisali 16
9 Nurfadillah 20
10 Syasmita rismawati 18
11 Ismail 12
12 Dicky irawan 15
13 Al- farizi 9
14 Muh. Yusri 9
15 Muh. Agus 12
16 Firman 15
17 Herman 14
136
18 Zulkarnain 20
19 Muh. Riswan 8
20 Sodikin 15
21 Jabal Nur 14
22 Agus 19
23 Alamsyah 12
24 Syahrul ramadhan 9
25 Muh. Ilham 14
26 Irsandi 9
27 Very 15
28 Iswan yuddin 14
29 Wahyu angra putra 5
30 Muh. andi 17
a. Skor tertinggi = 20
b. Skor terendah = 5
c. Rentang Skor (R) = skor tertinggi – skor terendah (20 - 5 = 15)
d. Banyaknya Data (n) = 30
e. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 5,875 6 (dibulatkan)
f. Panjang kelas interval (i) =
137
=
= 2,55 3 (dibulatkan)
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol
Interval Skor Tepi Kelas
fi xi xi2 fi.xi fi.xi
2
Bawah Atas
5 - 7 4,5 7,5 2 6 36 12 72
8 - 10 7,5 10,5 5 9 81 45 405
11 - 13 10,5 13,5 5 12 144 60 720
14 - 16 13,5 16,5 11 15 225 165 2475
17 - 19 16,5 19,5 5 18 324 90 1620
20 - 22 19,5 22,5 2 21 441 42 882
Jumlah 30 414 6174
g. Skor rata-rata ( ) = ∑
∑ =
= 13,8
h. Standar Deviasi = √∑
(∑ )
∑
∑
= √
= √
= √ 5
i. Varians ( = ∑ ∑
=
=
=
5
138
1) Skor dan ketuntasan Posttest Peserta Didik Kelas X MIPA2 SMA
Aksara Bajeng (Kelas Eksperimen)
No Nama Skor
1 Ardiansyah jalil 18
2 Ardi 23
3 Ayu lestari 22
4 Erin wahyuni 14
5 Ferawati 16
6 Fikram hidayat 13
7 Hasnia abbas 18
8 Hayyul kayyum 21
9 Irfan 17
10 Istigfar 21
11 Khaeril anwar 20
12 Muh. Ridho almuktar 19
13 Muh. Arsyad 22
14 Muh. Putra syaputra 21
15 Muh. Haris 20
16 Muh. Ihza 16
17 Muh. Ihsan 18
18 Muh. Kaswan 15
19 Muh. Khaeril syam 19
20 Muh. Reza 16
21 Muh. Rijal rajab 17
22 Muh. Risal 20
23 Muh.rizal utomo aji 17
139
24 Munandar latif 20
25 Nikmawati 21
26 Nirwanda 19
27 Nur naima arfah 20
28 Syamsinar 23
29 Sitti hajrah 18
30 Risma aulia 24
31 Nirwana 22
32 Rasul 22
a. Skor tertinggi = 24
b. Skor terendah = 13
c. Rentang Skor (R) = skor tertinggi – skor terendah (24-13 = 11)
d. Banyaknya Data (n) = 32
e. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 5,9 6 (dibulatkan)
f. Panjang kelas interval (i) =
=
= 1,8 2 (dibulatkan)
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Eksperimen
Interval Skor Tepi Kelas fi xi xi2 fi.xi fi.xi
2
Bawah Atas
13 - 14 12,5 14,5 2 13,5 182,25 27 364,5
15 - 16 14,5 16,5 4 15,5 240,25 62 961
17 - 18 16,5 18,5 7 17,5 306,25 122,5 2143,8
19 - 20 18,5 20,5 8 19,5 380,25 156 3042
21 - 22 20,5 22,5 8 21,5 462,25 172 3698
140
23 - 24 22,5 24,5 3 23,5 552,25 70,5 1656,75
Jumla h 32 610 11866,05
a. Skor rata-rata ( ) = ∑
∑ =
= 19,1
b. Standar Deviasi = √∑
(∑ )
∑
∑
= √
= √
= 7 2,8
c. Varians ( = ∑ ∑
=
=
=
7
Lampiran C.2 Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas Data
a) Kelas Kontrol (X MIPA1 SMA Aksara Bajeng)
1) Banyaknya data (n) : 30
2) Skor rata-rata : 13,8
3) Standar deviasi : 4,0
4) Skor tertinggi : 20
5) Skor terendah : 5
141
6) Jangkauan (R) : 15
7) Jumlah kelas interval (K) : 6
Kelas
interval
Batas
kelas
z untuk
batas
kelas
Z tabel Luas
Ztabel
Ei Eo (Ei-Eo)2
/Ei
4,5 -2,32 0,4889
5 – 7 0,046 1,38 2 0,279
8,5 -1,58 0,4429
8 - 10 0,149 4,47 5 0,063
10,5 -0,82 0,2939
11 - 13 0,262 7,86 5 1,041
13,5 -0,08 0,0319
14 - 16 0,220 6,60 11 2,933
16,5 0,68 0,2517
17 - 19 0,170 5,10 5 0,002
19,5 1,42 0,4222
20 - 22 0,063 1,89 2 0,006
22,5 2,18 0,4854
Keterangan berdasarkan Tabel 1.1 di atas yaitu :
a. Kolom 1 : Kelas Interval diperoleh dari
: (Skor terendah + Panjang Kelas)-1
: (5 + 3) - 1 = (8)-1 = 7, dst. Sehingga ditulis 5 – 7
8 – 10
b. Kolom 2 : Batas Kelas (BK) = 5 – 0,5 = 4,5 (BK1)
BK2 = BK1 + panjang kelas = 4,5 + 3 = 7,5
142
BK3 = BK2 + panjang kelas = 7,5+ 3 = 10,5
BK4 = BK3 + panjang kelas = 10,5+ 3 = 13,5
BK5 = BK4 + panjang kelas = 13,5+ 3 = 16,5
BK6 = BK5 + panjang kelas = 16,5+ 3 = 19,5
BK7 = BK6 + panjang kelas = 19,5+ 3 = 22,5
c. Kolom 3 : Z batas kelas =
Z BK1 =
= -2,32
Z BK2 =
= -1,58
Z BK3 =
= -0,82
Z BK4 =
= -0,08
Z BK5 =
= 0,68
Z BK6 =
= 1,42
Z BK7 =
= 2,18
d. Kolom 4 : Z tabel (menggunakan daf tar tabel Z)
Z untuk
batas
kelas
Z tabel
-2,32 0,4889
-1,58 0,4429
-0,82 0,2939
-0,08 0,0319
143
0,68 0,2517
1,42 0,4222
2,18 0,4854
e. Kolom 5 : Luas Z tabel
Luas Z tabel1 = 0,4889 – 0,4429= 0,046
Luas Z tabel2 = 0,4429– 0,2939= 0,149
Luas Z tabel3 = 0,2939- 0,0319= 0,262
Luas Z tabel4 = 0,0319– 0,2517= 0,220
Luas Z tabel5 = 0,2517– 0,4222= 0,170
Luas Z tabel6 = 0,4222– 0,4854= 0,063
f. Kolom 6 : Frekuensi harapan (E) = n × Luas Ztabel
E1 = 30 × 0,046 = 1,38
E 2 = 30 × 0,149 = 4,47
E 3 = 30 × 0,262 = 7,86
E 4 = 30 × 0,220 = 6,60
E 5 = 30 × 0,170 = 5,10
E 6 = 30 × 0,063 = 1,89
g. Kolom 8 : Nilai X2 =
Nilai X21 =
= 0,279
Nilai X22 =
= 0,063
Nilai X23 =
= 1,041
144
Nilai X24 =
= 2,933
Nilai X25 =
= 0,002
Nilai X26 =
= 0,006
Derajat Kebebasan (dk) = k – 3
= 6 – 3
= 3
Taraf signifikansi (α) = 0,05
X2 tabel = 7,515
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh X2 hitung= 4,324
untuk α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, maka diperoleh X2 tabel = 7,515.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa X2 hitung = 4,324 < X2
tabel =
4,324 yang berarti hasil belajar fisika peserta didik SMA Aksara Bajeng
kelas X MIPA1 (Kontrol) terdistribusi normal.
b) Kelas Eksperimen (X MIPA2 SMA Aksara Bajeng)
1) Banyaknya data (n) : 32
2) Skor rata-rata : 19,1
3) Standar deviasi : 2,8
4) Skor tertinggi : 24
5) Skor terendah : 13
6) Jangkauan (R) : 11
7) Jumlah kelas interval (K) : 6
145
Kelas
interval
Batas
kelas
z untuk
batas
kelas
Z tabel Luas
Ztabel
Ei Eo (Eo-Ei)2
/Ei
12,5 -2,36 0,4906
13 – 14 0,041 1,31 2 0,363
14,5 -1,64 0,4495
15 - 16 0,128 4,09 4 0,002
16,5 -0,92 0,3212
17 - 18 0,238 7,62 7 0,050
18,5 -0,21 0,0832
19 - 20 0,108 3,46 8 5,957
20,5 0,50 0,1915
21 - 22 0,196 6,27 8 0,477
22,5 1,21 0,3869
23 - 24 0,086 2,75 3 0,022
24,5 1,92 0,4726
Keterangan berdasarkan Tabel 1.2 di atas yaitu :
a. Kolom 1 : Kelas Interval diperoleh dari
: (Skor terendah + Panjang Kelas)-1
: 13 + 2 = (15)-1 = 14, dst. Sehingga ditulis 13 – 14
15 – 16
b. Kolom 2 : Batas Kelas (BK) = 13 – 0,5 = 12,5 (BK1)
BK2 = BK1 + panjang kelas = 12,5 + 2 = 14,5
BK3 = BK2 + panjang kelas = 14,5+ 2 = 16,5
BK4 = BK3 + panjang kelas = 16,5+ 2 = 18,5
146
BK5 = BK4 + panjang kelas = 18,5+ 2 = 20,5
BK6 = BK5 + panjang kelas = 20,5+ 2 = 22,5
BK7 = BK6 + panjang kelas = 22,5+ 2 = 24,5
c. Kolom 3 : Z batas kelas =
Z BK1 =
= -2,36
Z BK2 =
= -1,64
Z BK3 =
= -0,92
Z BK4 =
= -0,21
Z BK5 =
= 0,50
Z BK6 =
= 1,21
Z BK7 =
= 1,92
d. Kolom 4 : Z tabel (menggunakan daftar tabel Z)
Z untuk batas kelas Z table
-2,36 0,4906
- 1,64 0,4495
-0,92 0,3212
-0,21 0,0832
0,50 0,1915
1,21 0,3869
1,92 0,4726
e. Kolom 5 : Luas Z tabel
147
Luas Z tabel1 = 0,4906– 0,4495= 0,041
Luas Z tabel2 = 0,4495– 0,3212= 0,128
Luas Z tabel3 = 0,3212- 0,0832= 0,238
Luas Z tabel4 = 0,0832– 0,1915= 0,108
Luas Z tabel5 = 0,1915– 0,3869= 0,195
Luas Z tabel6 = 0,3869– 0,4726= 0,086
f. Kolom 6 : Frekuensi harapan (E) = n × Luas Ztabel
E1 = 32 ×0,041 = 1,31
E 2 = 32 × 0,128= 4,09
E 3 = 32 × 0,238= 7,62
E 4 = 32 × 0,108= 3,46
E 5 = 32 × 0,196= 6,27
E 6 = 32 × 0,086= 2,75
g. Kolom 8 : Nilai X2
=
Nilai X21 =
= 0,363
Nilai X22 =
= 0,002
Nilai X23 =
= 0,050
Nilai X24 =
= 5,957
Nilai X25 =
= 0,477
Nilai X26 =
= 0,022
148
Derajat Kebebasan (dk) = k – 2
= 6 – 2
= 4
Taraf signifikansi (α) = 0,05
X2 tabel = 9,488
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh X2 hitung= 6,871
untuk α = 0,05 dan dk = k – 2 = 6 – 2 = 4, maka diperoleh X2 tabel = 9,488.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa X2 hitung = 6,871 < X2
tabel =
9,488 yang berarti hasil belajar fisika peserta didik SMA Aksara Bajeng
kelas X MIPA2 terdistribusi normal.
b. Uji homogenitas Uji homogenitas dengan menggunakan uji – F, yaitu :
𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
- JikaFhitung ≥ Ftabel berarti tidak homogen
- JikaFhitung ≤ Ftabel berarti homogen
Data Variansi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
NO KELAS JUMLAH SAMPEL
(n)
VARIANSI
(s2)
1 KONTROL 30 11.54
2 EKSPERIMEN 32 11.57
Berdasarkan data pada Tabel 2.7.diatas, diperoleh :
149
𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
5
7
Adapun nilai Ftabel, diperoleh dari :
dkpembilang = n – 1 = 32 – 1 = 31
dkpenyebut = n -1 = 30– 1 = 29
dengan α = 0,05; diperoleh Ftabel = F(0.05,31,29) =1,85
Sehingga Ftabel ≤ Fhitung. Hal ini berarti skor tes hasil belajar peserta didik
kedua kelas berasal dari populasi yang tidak homogeny.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik antara kelas
yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran learning start
with a question dengan kelas yang tidak diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran learning start with a question.
Hi = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik antara kelas yang
diajar dengan menggunakan metode pembelajaran learning start with a
question dengan kelas yang tidak diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran learning start with a question.
Dengan kriteria pengujiannya adalah jika thitung≤ttabel maka terdapat
perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang dilakukan dengan menggunakan
150
metode pembelajaran learning start with a question dan pembelajaran
konvensional.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu :
𝑡
√
Kelas
Eksperimen Kontrol
𝑛 𝑛
Menentukan nilai S
𝑛
𝑛
𝑛 𝑛
7
7 7
7
Menentukan nilai thitung
𝑡
√
√
6,092
Dengan α = 0,05 didapat ttabel t(1 – ½ α) (dk = n1 + n2 - 2)
151
ttabel = (1 –0,025) (dk = 32+ 30 - 2)
ttabel = (0,975) (58)
ttabel(0,975)(66) = 1,671
Jadi ttabel thitung = 1,671 6,092
Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika 𝑡(
)
𝑡
𝑡(
)
dan harga-harga t lainnya tolak D dimana 𝑡
diperoleh dari daftar
distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05, dengan dk (n1 n2 2).
Jadi dari hasil analisis diperoleh thitung = 6,092 sedangkan ttabel = 1,671
artinya Ho ditolak dan diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan
metode pembelajaran learning start with a question dengan peserta didik yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Selanjutnya untuk melihat apakah pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran learning start with a question memberikan efek positif bagi
peserta didik maka dicari koefisien variansnyadengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
KV =
X 100%
Dengan :
KV = koefisien varians
S = Standar deviasi
= Rata-rata skor
152
Kelas eksperimen; Kelas kontrol;
KV =
X 100% KV =
X 100%
= 14,66 % = 28,99%
Pada kelas eksperimen didapatkan koefisien variansi sebesar 14,66 %
sedangkan pada kelas kontrol didapatkan koefisien variansi sebesar 28,99%.
Dimana koefisien variansi menunjukkan keseragaman, semakin kecil koefisien
variansinya maka datanya semakin seragam. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan metode pembelajaran learning start with a question memberikan efek
positif bagi peserta didik kelas X MIPA2 SMA Aksara bajeng .
153
LAMPIRAN D
Absen kehadiran
154
DAFTAR HADIR SISWA KELAS X MIPA1 SMA AKSARA
BAJENG
TAHUN AJARAN 2019/2020
No Nama L/P Pertemuan Ke
1
2
3
4
5
6
1 Nurul fanisyah P a
2 Karina P
3 Syamsidar P a a
4 Sitti febrianti P a a
5 Sri wulandari P a
6 Syamsinar P a a
7 Nur hikma.S P
8 Nuratisali P a a
9 Nurfadillah P a
10 Syasmita rismawati P
11 Ismail L a
12 Dicky irawan L
13 Al- farizi L a
14 Muh. Yusri L
15 Muh. Agus L
16 Firman L
17 Herman L
18 Zulkarnain L a
19 Muh. Riswan L
155
20 Sodikin L
21 Jabal Nur L
22 Agus L
23 Alamsyah L a a
24 Syahrul ramadhan L
25 Muh. Ilham L
26 Irsandi L a
27 Very L
28 Iswan yuddin L
29 Wahyu angra putra L a
30 Muh. andi L
156
DAFTAR HADIR SISWA KELAS X MIPA2 SMA AKSARA
BAJENG
TAHUN AJARAN 2019/2020
No Nama L/P Pertemuan Ke
1
2
3
4
5
6
1 Ardiansyah jalil L a
2 Ardi L
3 Ayu lestari P a a
4 Erin wahyuni P a a
5 Ferawati P a
6 Fikram hidayat L a
7 Hasnia abbas P
8 Hayyul kayyum L a a
9 Irfan L a
10 Istigfar L
11 Khaeril anwar L
12 Muh. Ridho almuktar L
13 Muh. Arsyad L a
14 Muh. Putra syaputra L
15 Muh. Haris L
16 Muh. Ihza L
17 Muh. Ihsan L
18 Muh. Kaswan L a
19 Muh. Khaeril syam L
20 Muh. Reza L
21 Muh. Rijal rajab L
22 Muh. Risal L
157
23 Muh.rizal utomo aji L a a
24 Munandar latif L
25 Nikmawati P
26 Nirwanda P A
27 Nur naima arfah P
28 Syamsinar P
29 Sitti hajrah P a
30 Risma aulia L A
31 Nirwana p
32 Rasul L
158
LAMPIRAN E
dokumentasi
159
Pembelajaran Di Kelas eksperimen
160
Pembelajaran Di Kelas Kontrol
161
LAMPIRAN F
PERSURATAN
162
163
164
165
166
167
168