PENGARUH METODE OUTDDOR STUDY TERHADAP HASIL …etheses.uinmataram.ac.id/1045/1/Resi...
Transcript of PENGARUH METODE OUTDDOR STUDY TERHADAP HASIL …etheses.uinmataram.ac.id/1045/1/Resi...
i
PENGARUH METODE OUTDDOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUELA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
RESI ALPIONITA Nim: 151 135 015
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN(FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2017
ii
PENGARUH METODE OUTDDOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUELA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RESI ALPIONITA Nim: 151.135.018
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN(FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2017
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RESI ALPIONITA
Nim : 151 135 018
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan IPA
Universitas : Islam Negri (UIN) Mataram
menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Outdoor Study
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Ekosistem Di
Kelas VII SMP Negeri 2 Suela Tahun Pelajaran 2016/2017” ini secara
keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-
bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini
tidak asli, saya siap dianulis gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di UIN Mataram.
Mataram, Juni, 2017 Saya yang menyatakan
RESI ALPIONITA Nim: 151 135 018
vi
vii
Motto:
Terjemahanya:” katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar. 9) 1
1Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (jakarta: Yayasan
Penyenggalaraan Penterjemahan Al-Qur’an), hal. 460
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Ayah ku (H.Adit Ardiansah) dan ibundaku (hj. Unih ) tercinta, terimakasih
atas curahan keringat, pengorbanan, ketulusan cinta dan kasih sayang yang di bingkai dalam untaian harapan dan di lantunkan dalam do’a sehingga studi ini dapat terselesaikan. Hanya doa yang kupanjatkan untuk membalas kemuliaanmu, semoga Allah membalas semua keikhlasanmu kalian adalah hadiah terindah yang ku miliki didunia ini. Salam hormat dan baktiku selalu.
2. Buat adik ku tercinta (Adit Ardiansyah) terima kasih sudah menjadi semangat dalam hidup ku sehari-hari.
3. untuk bibiku tersayang terima kasih atas motivasi dan do’a yang selalu kau berikan dan Untuk keluarga besarku, terima kasih atas semua yang kalian berikan kalian adalah pemberian terindah yang kumiliki. Terimakasih atas do’a, perhatian dan dukungannya, semoga Allah melimpahkan kasih sayangnya kepada kita semua, Amin.
4. Semua dosen dan guru-guruku, tanpa kalian aku tidak akan bisa seperti sekarang ini. Terimakasih atas jasa-jasa , bimbingan serta ilmu yang kalian beri semoga Allah membalas kemuliaan kalian. Salam hormatku selalu.
5. Sahabat-sahabatku sayang: (Eka, anis, aza, nurdin, mala) terima kasih karena kalian selalu ada untuku dan teman-teman seperjuanganku kelas A yang gak bisa di sebutin satu-persatu yang selama ini selalu menemani hari-hariku selama duduk dibangku perkuliahan. Terimakasih atas pengalaman hidup yang kalian berikan, semoga kita tidak saling melupakan satu sama lain dan selalu menjadi keluarga selamanya. Dan terima kasih juga buat seluruh angkatan 2013
6. Untuk Almamaterku UIN Mataram tercinta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul : ”Pengaruh
Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Biologi Materi Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 2 Suela Tahun Pelajaran
2015/2016” dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam senantiasa pula diperuntukan kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan
sekarang ini.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh
bantuan, dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagi pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua
pihak terutama kepada:
1. Drs. H. Adi Fadli, M.Ag selaku dosen pembimbing I.
2. Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd selaku dosen pembimbing II.
3. Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., selaku Dekan FITK UIN Mataram.
4. Dwi Wahyudiati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Pendididikan IPA
Biologi UIN Mataram.
5. Bapak/Ibu dosen Pendidikan IPA Biologi yang telah memberikan penulis
pengetahuan selama berada di bangku perkuliahan.
x
6. Junaidi SPd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Suela, Sainep, S.Pd selaku
guru IPA Kelas VII dan semua guru yang telah membantu dalam proses
penelitian ini.
7. Semua pihak yang turut membantu dalam memberikan informasi, waktu
dan tenaga dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman di bangku kuliah khususnya mahasiswa kelas A angkatan
2013..
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa
baiknya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak dan menyampaikan terima kasih.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penulisan skripsi ini bermafaat
bagi kita semua, amin.
Mataram, 14 Juni 2015 Penulis
RESI ALPIONITA NIM. 151.135.018
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...................................... 6 C. Tujuan dan manfaat penelitian ...................................................... 7 D. Telaah Pustaka .............................................................................. 8 E. Definisi Operasional ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................. 11
A. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 11 1. Metode Outddor Study ........................................................... 11
a. Pengertian Metode Outdoor Study .................................. 11 b. Tujuan utama mengajar di luar kelas .............................. 12 c. Kelebihan dan kekurangan Metode Outdoor Study ........ 19
2. Hasil Belajar .......................................................................... 24 a. Pengertian Hasil Belajar ................................................. 24 b. Macam-Macam Hasil Belajar ........................................ 24 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......... 26
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 31 C. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................. 33 B. Populasi dan Sampel .................................................................... 34
xii
C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 35 D. Variabel penelitian ....................................................................... 35 E. Desain Penelitian .......................................................................... 36 F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 36 G. Teknik Analisis Data .................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................................. 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 44 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 51
1. Uji Validitas Instrumen ........................................................ 51 2. Pengumpulan dan Penyajian data ......................................... 52 3. Analisis data .......................................................................... 54 4. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 57
C. Pembahasan .................................................................................. 59
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 66
A. Kesimpulan .................................................................................... 66 B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1 Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Suela .......................................... 47
Tabel. 4.2 Daftar Jumlah Guru SMP Negeri 2 Suela ........................................... 48
Tabel. 4.3 Sarana dan Prasarana SMPN 2 Suela .................................................. 49
Tabel. 4.4 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Suela ............................................ 50
Tabel. 4.5 Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ........................... 53
Tabel. 4.6 Data Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol ............................... 54
Tabel. 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................... 55
Tabel. 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................... 56
Tabel. 5.1 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 57
Tabel. 5.2 Hasil Uji t ............................................................................................ 58
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01. Bahan Ajar Siswa ............................................................................. Lampiran 02. Perangkat pembelajaran ................................................................... Lampiran 03. Lembar Kerja Siswa .........................................................................
Lampiran 04. Kisi-Kisi Soal Test .......................................................................... Lampiran 05. Soal Test Hasil Belajar .....................................................................
Lampiran 06. Pedoman Dokumentasi..................................................................... Lampiran 07. Pedoman Wawancara ......................................................................
Lampiran 08. Uji Validitas Instrumen ................................................................... Lampiran 09. Uji Normalitas Kelas Eksperimen .................................................... Lampiran 10. Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................................... Lampiran 11. Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol....... Lampiran 12. Uji Homogenitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...... Lampiran 13. Perhitungan Uji t .............................................................................. Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran .............................................. Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ......................................................................... Lampiran 16. Kartu Konsultasi...............................................................................
xv
ABSTRAK PENGARUH METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2
SUELA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh RESI ALPIONITA
151.135.018 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
metode outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi Materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Suela tahun pelajaran 2016/2017.
Desain penelitian merupakan landasan berpijak serta dapat pula dijadikan dasar penelitian oleh peneliti sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group-pretest-posttest desain dengan pendekatan kuantitatif.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 96 siswa yang terdiri dari tiga kelas. Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Teknik probablity sampling jenis Cluster Random Sampling, kelas yang dipilih jadi sampel adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol yang keseluruhannya sebanyak 59 siswa.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dilihat hubungan antara variabel sesuai dengan hasil analisis dengan menggunakan analisis uji t Polled Varians. Bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu (4,27) > (2,01), hal ini menunjukan bahwa hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak. Dengan demikian ada pengaruh metode outdoor stud terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi Materi Ekosistem di kelas VII Tahun pelajaran 2016/2017.”
Kata Kunci: Metode Outdoor Study dan Hasil belajar
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan anak
didik melalui suatu interaksi dimana interaksi dalam pendidikan berlangsung
dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap tempat yang memiliki sejumlah populasi manusia pasti
membutuhkan pendidikan. Dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia
yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan
akan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan bangsa Indonesia. Disamping itu akan terwujud sumber daya
manusia yang terampil, potensial dan berkualitas sebagai pelaksana
pembangunan dalam mewujudkan tujuan nasional. Menurut UU No.20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Namun dalam kenyatannya tujuan pendidikan tersebut belum
sepenuhnya berhasil, bahkan cenderung terkesan hanya teori saja. Karena
munculnya suatu masalah dalam sebuah aturan yang telah tersusun rapi,
mungkin tidak dapat dihindari walaupun hanya sekecil bakteri. Jika
2Undang-undang dan Peraturan Pemeritah RI tentang Pendidikan, (Jakarat: Direktorat
Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hal.8.
2
dianalisis, usaha pemerintah ternyata belum menekankan pada
penyelenggaraan dan penggunannya. Hal ini terlihat dari sebagian besar
peserta didik di dalam proses pembelajaran belum memiliki motivasi belajar
yang optimal. Kurangnya motivasi belajar pada diri siswa sebagai peserta
didik disebabkan oleh pembelajaran yang disajikan selama ini cendrung
tekstual saja, dan kurangnya interaksi antara siswa dan guru, sehingga
siswa kurang memahami tentang materi khususnya pada pelajaran IPAdan
pada kenyatannya timbul kebabosanan pada siswa.3
Proses pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 2 Suela masih cendrung kaku dan, tidak mengutamakan krativitas
setiap peserta didik karena proses pembelajaran di sekolah itu masih bersifat
konvesional. Para pendidik belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran
secara aktif dan kreatif dalam melibatkan peserta didik serta belum
menggunakan berbagai pendekatan atau metode maupun media
pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran
sehingga hasil belajar siswa kurang.4
Melihat kondisi seperti ini, seorang gurudituntut untuk pandai-
pandai dalam memilih metode atau model pembelajaran yang tepat, karena
ciri-ciri guru yang baik adalah guru yang bisa menyesuaikan metode
mengajar dengan bahan pembelajaran. Selain itu guru hendaknya dapat
menerapkan suatu pembelajaran yang di dalamnya dapat tercipta interaksi
aktif antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan
3 Hamzah, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2014), hal. 135.
4 Observasi awal, 16 November 2016.
3
lingkungannya. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif, nyaman dan menyenangkan.
Dengan caramemanfaatkan lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran IPA sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar dan rangsangan kegiatan belajar siswa, pada mata pelajaran IPA.5
Pembelajaran di luar kelas (outdoor) dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar lebih menyenangkan dan
terkesan melekat pada siswa karena mereka dihadapkan langsung dengan
situasi yang konkrit bahkan menjadi cambuk tersendiri untuk mengamati,
mengidentifikasi dan bereksperimen. Sehingga siswa tidak bosan dan tidak
bersikap pasif, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga hasil
belajar siswa diharapkan dapat meningkat.6
Hasil tidak akan pernah diperoleh selama orang tidak melakukan
sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah perubahan atau prestasi dibutuhkan
perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan,
sungguh-sungguh, kemampuan tinggi dan rasa optimisme dirilah yang
mampu untuk mencapainya. Hasil belajar pada hakikatnya merupakan
perubahan tingkah laku setelah melalui prosesbelajar mengajar. Perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar
dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar. Terutama hasil belajar
5Hasamah, Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning), (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2013) hal. 11. 6Ibid.,hal. 12.
4
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran. 7
Mengajar di luar kelas merupakan upaya mengarahkan para siswa
untuk melakukan aktivitas yang bisa membawa mereka pada perubahan
perilaku terhadap lingkungan sekitar, sesuai dengan materi yang di ajarkan.
Sehingga pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada pengalaman dan
pendidikan lingkungan yang sangat mempengaruhi pada kecerdasan para
siswa.8
Sebagaimana hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMPN 2
Suela, dimana jumlah kelas VII di SMPN 2 Suelayang terdiri dari 2 kelas,
peneliti melihat proses pembelajaran di kelas VII sebagian siswa masih
terlihat kurang memperhatikan penjelasan guru, masih main-main saat
proses pembelajaran, sehingga interaksi antara guru dengan siswa kurang
terlihat baik. Disamping itu juga guru masih meggunakan metode ceramah,
sehingga siswa menjadi pasif dan kurang aktif pada saat proses belajar
mengajar. Menurut Sainep guru mata pelajaran IPA kelas VII pada saat
wawancara adapun masalah-masalah pada saat proses pembelajaran
berlangsung sebagai berikut; (1), kurangnya perhatian siswa pada saat guru
menjelaskan materi pembelajara; (2), dalam proses belajar mengajar guru
jarang melakukan praktik padahal dalam pembelajaran IPA harus banyak
melakukan praktik; (3), guru melakukan proses belajar mengajar hanya di
7.Nqalin Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogykarta: PT Pustaka Pelajar, 2010) hal.
45. 8Adelia Vera, Metode Mengajar Anak Diluar Kelas/Outdoor Study (Yogyakarta: Diva
Press, 2012) hal. 17.
5
kelas saja, padahal dalam belajar IPA peserta didik dituntut melakukan
pengamatan, penelitian, praktik yang dilakukan diluar kelas dan; (4),
kenakalan siswa juga merupakan bagian dari masalah yang dihadapi guru
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga siswa-siswi
kurang berperan dalam pembelajaran.9
Hasil observasi yang telah dilakukan diperjelas oleh hasil wawancara
dengan salah satu siswa kelas VII, menurut Yolanda kelas VII bahwa
penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam belajar IPA, dikarenakan
guru mata pelajaran IPA kebanyakan hanya memberikan catatan saja kepada
murid, kemudian dijelaskan dengan metode ceramah, selain itu antara teori
dan peraktik tidak seimbang lebih banyak teori dari pada praktik. Siswa
hanya belajar di dalam kelas sehingga siswa kurang terlibat secara langsung
dengan lingkungan sekitar, sesuai dengan materi yang diajarkan, hal ini
menyebabkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA Biologi kurang
atau rendah.10
Keadaan ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian tentang
metode outdoor study di SMPN 2 Suela, dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran
IPA. Karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan adanya
pengetahuan dasar yang dibangun, pengetahuan dasar dapat dibangun
dengan cara menciptakan ingatan-ingatan akan pelajaran yang diperoleh
dari guru di kelas dan mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan
9Sainep, (Guru Mata Pelajaran IPA Kelas VII), Wawancara, 16 November 2016. 10Yolanda, (Siswa Kelas VII SMPN 2 Suela), Wawancara , 16 November 2016.
6
proses pembelajaran yang menyenangkan dan bisa menerapkanya
dikehidupan sehari-hari.
Metode outdoor study yaitu suatu konsep dimana guru menggunakan
suasana diluar kelas dengan aktifitas kolaboratif serta interaksi antar siswa
dengan lingkunganya. Sehingga siswa dapat memiliki apresiasi terhadap
lingkungan dan alam sekitarnya, selain itu, belajar di luar kelas juga dapat
mengarahkan peserta didik menemukan prestasinya di alam bebas.11
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Biologi Materi Ekosistem di Kelas VII SMPN 2 Suela
Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh metode outdoor study terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Biologi materi ekosistem di kelas VII SMPN 2
Suelatahun pelajaran 2016/2017?.
2. Batasan Masalah
a. Pembelajaran menggunakan metode outdoor study
b. Materi yang disampaikan tentang ekosistem.
c. Subjek penelitian siswa kelas VII SMPN 2 Suela.
11Rita Mariyana, Pengelolaan Lingkungan Belajar (Jakarta: Kencana 2010),hal.36.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh metode
outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi
materi ekosistem di kelas VII SMPN 2 Suela tahun pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Bagi guru bidang studi, dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran selain pembelajaran yang berada di dalam kelas
yang membuat peserta didik menjadi lebih bebas dan tidak
merasa bahwa belajar harus di dalam kelas sehingga bisa
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.
2) Bagi peserta didik, penelitian ini dapat menjadikan siswa lebih
aktif, kreatif dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda
dari biasanya yang biasanya belajar di dalam kelas kini bisa
belajar di luar kelas.
3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
acuan untuk menambah ilmu pengetahuan, pengembangan
meode pembelajaran, dan menciptakan iklim belajar dan
pembelajaran yang lebih variatif. Dalam mengatasi masalah
pembelajaran terutama pembelajaran IPA Biologi pada siswa
kelas VII SMPN 2 Suela.
8
4) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan serta tambahan referensi bagi yang bermaksud
melakukan penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini mampu memberikan informasi mengenai
pengaruh metode outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Biologi materi ekosistem di kelas VII SMPN 2 Suela
tahun pelajaran 2016/2017 dan dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya bidang
ilmu pengetahuan alam (IPA).
D. Telaah Pustaka
1. Feti Setyaningsih 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Prestasi dan
Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Sains Kelas 5 di Sdit Abu Ja’far
Munggur Karang Anyar”. Penelitian sebelumnya memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini, dimana persamaannya
terletak pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan metode
outdoor studydan jenis penelitiannya sama-sama menggunakan penelitian
dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada
variabel terikat yaitu penelitian terdahulu variabel terikat yang di gunakan
9
yaitu prestasi dan motivasi belajar sedangkan penelitian yang di lakukan
variabel terikatnya yaitu hasil belajar.12
2. Ari Fendianto 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode
Outdoor study dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai
Sumber Belajar untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Biologi
Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Tempel”. Antara penelitian sebelumnya
dan penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan, dimana
persamaannya terletak pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan
metode outdoor study sedangkan perbedaannya terletak pada variabel
terikatnya yaitu dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan minat
dan hasil belajar sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan hasil
belajar. Serta jenis penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya
menggunakan jenis penelitian PTK sedangkan penelitian ini menggunakan
jenis penelitian eksperimen.13
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya penafsiran berbeda oleh pembaca dalam
menafsirkan istilah-istilsah yang terdapat dalam judul skripsi ini, maka
diperlukan penegasan istilah yang menjadi kata kunci yang dibahas, yaitu:
12Feti Setyaningsih, “Pengaruh Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Study)
Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Sains Kelas 5 di Sdit Abu Ja’far Munggur Karang Anyar”( Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2014).
13Ari Fendianto, “Penerapan Metode Outdoor study dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Ipa Biologi Siswa Kelas Vii B SMP Negeri 3 Tempel” ( Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2013).
10
1. Outdoor Study
Outdoor Study adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman
konkret di luar kelas dengan aktifitas kolaboratif serta interaksi antar
siswa dengan lingkunganya. Metode mengajar di luar kelas juga dapat
dipahami sebagai sebuahpendekatan pembelajaran yang menggunakan
suasana di luar kelas, sebagai media tranformasi, dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.14 Jadi metode outdoor study adalah sebuah
metode pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas dengan
cara memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media tranformasi untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Hasil Belajar
Menurut Purwanto bahwa hasil belajar berasal dari dua kata yaitu
“hasil dan belajar”. Hasil merupakan suatu perolehan akibat di
lakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya
input secara fungsional, dan belajar adalah perubahan perilaku individu
yang belajar.15 Jadi hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
tingkah laku suatu individu yang belajar mengenai pengetahuan,
kebiasaan sikap yang berada dalam diri suatu individu baik secara
fungsional.
14Amelia Sari Tauresia Kesuma, Menyusun PTK itu Gampang (Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 2013), hal. 13. 15Naqalim Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: PT Pustaka Belajar, 2014)
hal. 45.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Metode Outdoor Study
a. Pengertian Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study)
Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan
bahwa outdoor study adalah metode di mana guru mengajak siswa
belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan
dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Melalui metode outdoor study dapat digunakan sebagai sumber
belajar. Peran guru di sini adalah sebagai motivator, artinya guru
sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab
dengan lingkungan.16
Menurut Adelia Vera bahwa “mengajar di luar kelas”adalah
suatu kegiatan mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) kepada
orang lain. Sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar
berlangsungnamun tidak dilakukan didalam kelas melainkan di luar
kelas atau di alam bebas.
Metode mengajar diluar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana diluar kelas sebagai situasi pembelajaran, sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran. Sebagian orang menyebutnya dengan outting
16Husamah, Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning), (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2013), hal. 23.
12
class, yaitu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar.17
Jadi metode mengajar di luar kelas (outdoor study)
merupakan suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas,
sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di
luar kelas atau di alam bebas. Kegiatan pembelajaran di luar kelas
mempunyai sifat yang menyenangkan, dimana melalui kegiatan ini
siswa diberikan kesempatan untuk menuangkan potensi diri,
sekaligus menyalurkan kebutuhan manusia untuk berinteraksi
dengan alam dan sesama manusia dalam suasana diluar ruangan.
b. Tujuan Utama Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study)
Priest menyatakan di dalam buku Husamah yang berjudul
“Pembelajaran di Luar Kelas (OutdoorLearning)”bahwa
Outdoor education is, anexperimential method of learning by doing, which takes place primarily trough exposureto the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for the subject of learning is placed on relationship: relationship concerning human and natural resources. Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi
dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya
keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam
sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam
sekitar.18
17Adelia Vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas Outdoor Study, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), hal. 17. 18Husamah ..., hal. 21.
13
Alasan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di luar
kelas bukan sekedar karena bosan belajar di dalam kelas ataupun
karena merasa jenuh belajar di ruangan tertutup. Akan tetapi, lebih
dari itu, kegiatan belajar mengajar di luar kelas memiliki tujuan-
tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai sesuai dengan cita-cita
pendidikan.19
Secara umum, tujuan pendidik yang ingin dicapai melalui
aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah
sebagai berikut:
1. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.
2. Kegiatan belajar mengajar diluar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.
3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna.
5. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).
6. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan di luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.
7. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.20
8. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.
19Adelia Vera ..., hal. 19. 20Ibid., hal. 20.
14
9. Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.
10. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid.
11. Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar daripengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah diberbagai area.
12. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.
13. Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.21
c. Tahap-Tahap Pembelajaran di Luar Kelas ( Outdoor Study)
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tahapan-tahapan
pelaksanaan pembelajaran di luar kelas. Menurut Selvi Ayu Utami,
langkah-langkah pembelajaran outdoor yaitu: pra kegiatan,terdapat
pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup. Pra kegiatan
yaitu membentuk kelompok heterogen dan merancang aktivitas
kelompok, sedangkan pelaksanaan tahap pertama yaitu
pendahuluan, kegiatan pendahuluan terdiri dari menyebutkan tujuan
pembelajaran, informasi awal materi, menentukan tugas masing-
masing kelompok, dan menentukan waktu. Tahap kedua yaitu
pengembangan, kegiatan pengembangan meliputi; siswa secara
kelompok melaksanakan tugas yang telah diberikan, guru
memotivasi dan memantau kegiatan siswa dalam setiap kelompok,
guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya, setelah itu siswa kembali berkumpul setelah waktu
habis, siswa bersama guru membahas hasil kerja kelompok dan
21Ibid.,hal. 21-25.
15
guru memberikan penguatan. Tahap ketiga yaitu penerapan,
kegiatan penerapan merupakan tahap evaluasi bagi siswa, siswa
mengerjakan soal-soal secara individu. Tahap keempat penutup,
kegiatan penutup meliputi siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang baru dipelajari dan guru memberikan tindak
lanjut.22
Sedangkan menurut Husamah dalam bukunya yang berjudul
“Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning)” langkah yang
harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar adalah sebagai berikut:
1. Langkah Persiapan
Saat langkah persiapan, hal-hal yang dilakukan adalah
menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa,
tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi, rumuskan
cara belajar atau bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa,
siapkan perizinan, siapkan tata tertib yang harus di patuhi.
2. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa melakukan
kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang
telah dipersiapkan. Apabila objek kunjungan sifatnya bebas dan
tak perlu ada petugas yang mendampinginya, seperti kemah,
belajar di kebun dan taman, belajar di halaman dan alam
22Selvi Ayu Utami, Penerapan Metode Outdoor Study dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktifitas Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA (Skripsi Universitas Bengkulu 2014), hal. 18.
16
terbuka lainnya, maka para siswa langsung mempelajari objek
studi atau melakukan aktivitas sesuai yang diarahkan oleh guru
(yang sudah tertuang dalam RPP), sedangkan apabila terdapat
petugas yang mendampingi biasanya kegiatan ini diawali
dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi
sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya.
Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya untuk
menghemat waktu, dan mencatat hal- hal yang penting. Setelah
itu, siswa dibimbing untuk melihat dan mengamati objek yang
akan dipelajari. Dalam proses ini, guru menjelaskan proses
kerja, mekanismenya, dan hal-hal yang lain. Lalu siswa dapat
berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan hasil
catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang
dipelajarinya. Akhiri kunjungan dengan ucapan terimakasih
kepada petugas dan pimpinan objek atau wahana yang
dikunjungi.
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar “pelaksanaan” di atas
adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan
mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap
kelompok diminta untuk melaporkan hasil-hasil dari
pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat
meminta para siswa untuk menyampaikan kesan-kesannya dari
17
kegiatan belajar tersebut. Selain itu, guru juga memberikan
penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang
dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat
diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun
laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.23
Adapun menurut Ayi Suherman dalam Herawati “bahwa
langkah-langkah pembelajaran di luar kelasadalah sebagai
berikut:
a. Tahap persepsi, yang merupakan tahap pendahuluan dalam
proses pembelajaran yang meliputi pemberian motivasi untuk
mengungkapkan konsep awal sehingga sejak awal kegiatan
siswa telah telah termotivasi untuk belajar dan memahami
manfaat bagi kepentingan dirinya.
b. Tahap eksplorasi, dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman nyata pada siswa untuk mencoba sesuatu yang
baru, baik yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman
keseharian siswa yang relevan dengan persoalan yang hendak
dipecahkan maupun kemampuan berpikir untuk memecahkan
persoalan.
c. Tahap penjelasan konsep, dinamakan juga tahap diskusi, pada
tahap ini guru menciptakan kondisi lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa dapat mengujicobakan atau
23Husamah ..., hal. 14.
18
menunjukkan kemampuan yang dimilikinya sebagai jawaban
dari masalah yang diberikan.
d. Tahap pengembangan aplikasi, merupakan tahapan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang
tentang materi yang baru dipelajarinya, sehingga setiap siswa
dapat merasakan secara langsung apa yang dipelajarinya.
e. Tahap kesimpulan, merupakan tahap dimana siswa dengan
guru menyimpulkan materi yang dibahas pada saat proses
belajar mengajar.24
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pra kegiatan, yaitu membentuk kelompok heterogen dan
merancang aktifitas kelompok.
2. Tahap Pendahuluan, juga sering disebut dengan apersepsi,
yaitu pemberian motivasi untuk mengungkapkan konsep
awal, menyebutkan tujuan pembelajaran, informasi awal
materi, menentukan tugas masing-masing kelompok serta
menentukan waktu.
3. Tahap pengembangan (pelaksanaan), kegiatan
pengembangan meliputi; siswa secara kelompok
melaksanakan tugas yang telah diberikan, guru memotivasi
24Ayi Suherman dalam Herawati, “Penerapan Metode Outdoor Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas III di SDN Barebelik Tahun 2014 ( Skripsi IAIN Mataram), hal. 9.
19
dan memantau kegiatan siswa dalam setiap kelompok, siswa
kembali berkumpul setelah waktu habis.
4. Tahap penjelasan konsep, dinamakan juga tahap diskusi,
pada tahap ini guru menciptakan kondisi lingkungan belajar
yang memungkinkan siswa mengujicobakan atau
menunjukkan kemampuan yang dimilikinya sebagai jawaban
dari masalah yang diberikan.
5. Tahap penerapan (tindak lanjut), kegiatan penerapan
merupakan tahap evaluasi bagi siswa, siswa mengerjakan
soal- soal secara individu.
6. Tahap kesimpulan (penutup), merupakan tahap dimana
siswa dengan guru menyimpulkan materi yang dibahas pada
saat proses belajar mengajar.
d. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Pembelajaran di Luar
Kelas(Outdoor Study)
Mengajar para siswa (peserta didik) di luar kelas memiliki
arti penting yang sangat luas. Bahkan, ini tidak bisa didapatkan di
dalam kelas. Kegiatan belajar di luar kelas berupaya memberikan
semangat kepada anak didik di dalam proses pembelajaran yang
memiliki arti penting yang bisa diperoleh para siswa dan para
guru.25
25Adelia Vera ..., hal. 21.
20
Kegiatan belajar para siswa akan lebih menarik dan tidak
membosankan, sehingga hasil belajar siswa akan lebih tinggi,
hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau penggunaan
media konkret, sehingga kebenarannya lebih akurat, kegiatan
belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti bertanya, kerja kelompok,
mengamati, membuktikan, menguji fakta. Siswa dapat memahami
dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan,
sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan
kehidupan disekitarnya serta dapat mengarahkan sikap menghargai
alam dan kelestariannya.26
Kelebihan dan kekurangan mengajar diluar kelas adalah
sebagai berikut:
a. Kelebihan Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Study).
Adapun kelebihan pembelajaran di luar kelas sebagai
berikut;
1) Peserta didik di bawa langsung ke dalam dunia yang kongkret,
sehingga peserta didik tidak hanya bisa untuk menghayalkan
materi.
2) Mendorong motivasi belajar.
3) Suasana belajar yang menyenangkan.
26Ibid., hal. 22-24.
21
4) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas.
5) Keterampilan bekerja kelompok.
6) Mengembangkan sikap mandiri.
7) Hasil belajar permanen (tidak mudah dilupakan).
8) Tidak memerlukan banyak peralatan.
9) Pembelajaran akan terasa menyenangkan.
10) Pembelajaran lebih variatif.
11) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas.27
b. Kekurangan Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor) dan Cara
Mengatasinya.
Selain memiliki kelebihan, kegiatan belajar mengajar di
luar kelas (outdoor study) juga memiliki beberapa kendala.
Namun, kendala- kendala ini sangat mudah diatasi, sehingga
tidak berdampak fatal terhadap kegiatan belajar para siswa.
Adapun kekurangan yang di maksud sebagai beriku:
1. Para siswa keluyuran kemana-mana karena berada dialam bebas (diluar kelas).
Cara mengatasinya: guru hanya memperhatikan para siswa dan dibentuk belajar kelompok, sehingga pengawasannya mudah. Akan lebih baik apabila guru memberikan perhatian yang ekstra terhadap siswa karena mereka berada diarena bermain yang dapat memungkinkan mereka keterusan senang bermain ditempat itu.
2. Kurang tepat waktu (waktu akan tersita). Cara mengatasinya: guru membuat jadwal paten, baik
dari segi tempat, waktu dan pelaksanaan. Para siswa yang datang terlambat diberi hukuman yang mendidik dan mengibur.
27Ibid., hal. 28.
22
3. Pengelolaan kelas lebih sulit. Cara mengatasinya: cukup menentukan area yang
boleh dikunjungi oleh para siswa dan yang tidak boleh dikunjungi. Cara lainnya, guru bisa mengajak guru pendamping (wakil), sehingga pengelolaan belajar di luar kelas lebih efektif.
4. Lebih banyak menguasai praktik dan minim teori. Cara mengatasinya; guru tidak melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar secara terus menerus. Tetapi sebuah pelajaran perlu diajarkan dalam kelas. Misalnya, pelajaran IPA, dalam satu tahun ajaran, pelajaran tersebut diajarkan di kelas, dan dalam tahun yang sama juga diajarkan diluar kelas. Caranya, satu minggu belajar di luar kelas, dan satu minggu belajar di dalam kelas untuk mempelajari teorinya. Dengan cara ini, pengetahuan teori dan peraktik dapat seimbang”.28
e. Lokasi yang dapat digunakan untuk Pembelajaran di Luar Kelas
1. Lingkungan di Dalam Sekolah
Tidak banyak yang menyadari bahwa lingkungan di
dalam sekolah sebenarnya merupakan tempat yang kaya akan
sumber belajar bagi para siswa, yang menawarkan peluang
belajar secara formal dan non formal. Selain itu, berbagai
aktivitas sehari-hari yang terjadi di sekolah bisa menjadi
sumber belajar yang sangat baik bagi para siswa. Para siswa
dapat dengan mudah belajar beraktivitas sambil belajar di
lingkungan sekolah dengan arahan dan pantauan guru.29
Namun, yang harus di ingat, belajar di lingkungan
sekolah bukan berarti belajar di dalam kelas, melainkan diluar
kelas, tetap di area pekarangan sekolah. Dalam konteks ini,
28Ibid., hal. 47. 29Ibid., hal. 48.
23
objek-objek pembelajaran di lingkungan sekolah berada di area
sekolah (di pekarangan sekolah) dan masih dimiliki oleh
sekolah.
Adapun bagian-bagian lingkungan sekolah yang dapat
menjadi sumber insfirasi kegiatan belajar-mengajar diluar kelas
adalah
a. Halaman sekolah
b. Taman bunga disekolah
c. Pohon pohon yang ada di halaman sekolah
d. Halaman belakang sekolah
e. Lapangan sekolah
f. Koperasi sekolah
g. Kolam yang ada di area sekolah30
Namun tidak semua sekolah yang memiliki objek-objek
pembelajaran di luar kelas, sebagaimana yang disebutkan.
Terkadang, ada beberapa sekolah yang tidak memiliki taman
bunga dan tidak mempunyai pohon-pohon yang tumbuh
dihalaman. Oleh karena itu, disinilah pentingnya pihak sekolah
menyediakan sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran
di luar kelas bagi para siswa sehigga, mereka tidak hanya
mengenyam pendidikan di dalam kelas.
2. Lingkungan di Luar Sekolah
30Ibid., hal. 84
24
Banyak yang tidak menyadari bahwa lingkungan diluar
sekolah dapat menjadi objek pembelajaran bagi para siswa,
lingkungan diluar sekolah merupakan objek-objek
pembelajaran yang ada diluar area sekolah (diluar pekarangan
sekolah).Lokasi pembelajaran ini menuntut para siswa dan guru
pergi dari sekolah mencari objek-objek tertentu.Adapun objek
lingkungan diluar sekolah yang bisa dikunjungi untuk
pembelajaran diluar kelas adalahpersawahan, sungai,
perkebunan, dan tempat tinggal siswa.31
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Purwanto bahwa “Hasil belajar berasal dari dua kata
yaitu “hasil dan belajar”. Hasil merupakan suatu perolehan akibat di
lakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional, dan belajar adalah perubahan
perilaku individu yang belajar.32 Jadi hasil belajar adalah perubahan
yang terjadi pada tingkah laku suatu individu yang belajar mengenai
pengetahuan, kebiasaan sikap yang berada dalam diri suatu individu
baik secara fungsional.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Menurut Benjamin S Bloom taksonomi macam-macam hasil
belajar ada tiga yaitu
31Ibid.,hal.88 32NgalimPurwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014) hal. 45
25
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat 6
(enam) aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jnjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang atau aspek yang di maksud adalah pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.33
2. Ranah afektif dijelaskan sebagai ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai. Ranah afektif menentukan keberhasilan blajar
seseorang. Pada ranah afektif terdiri dari 4 (empat) aspek yaitu
penerimaan, tanggapan, penilaian, dan organisasi.
3. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar34. Menurut mardapi, keterampilan
psikomotorik ada enam tahap yaitu: gerakan refleks, gerakan
dasar, kemapuan pereseptual, gerakan fisik gerakan terampil, dan
komunikasi nondiskursif.35 Hasil belajar yang akan di teliti oleh
penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang berhubungan
dengan kemmpuan berfikir berhubungan dengan kemampuan
berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
33Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011) hal. 49-50. 34Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal. 22-23. 35Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan, (IAIN Mataram, 2015 ), hal. 38.
26
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto bahwa“faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu”.36
1. Faktor-Faktor dalam Diri Siswa (Intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada 3 (tiga) faktor
yang perlu dibahas yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan
faktor kelelahan.Adapun faktor itu adalah
a) Faktor Jasmaniah dalam faktor jasmaniah dapat dibagi
menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
b) Faktor psikologis faktor psikologis dapat berupa intelegensi,
perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan dan kesiapan.
c) Intelegensi, yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahuai relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
36Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 54.
27
d) Perhatian, menurut Gazali bahwa keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.Untuk menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan
pelajaran tidak menjadi bahan perhatian maka timbullah
kebosanan, sehingga siswa tidak suka lagi belajar.37
e) Bakat, atau imtitude menurut Hilgard adalah“the capacity to
learn”. Artinya bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru terealisai menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
f) Minat atau motivasi menurut Slameto dalam Djamarah bahwa
minat dan motivasi adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterkaitan pada suatu hal, tanpa ada yang menyuruh. Minat
besar pengarhunya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya, maka hasil belajarnyapun jadi
rendah bila siswa kurang minat pada mata pelajaran tersebut.
37Ibid., hal. 55.
28
g) Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru.38
h) Kesiapanatau readiness menurut Jamies Drever bahwa
kesiapan adalah Preparedenes torespons or react, yakni
kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
bereaksi
i) Faktor Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.39
2. Faktor yang Berasal dari Luar (Estern)
Faktor ekstern atau bisa disebut dengan faktor lingkungan.
Dimana faktor tersebut ada dua yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang berpengaruh
terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor
yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a. Faktor keluarga dapat berupa: pola asuh, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah
1) Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui didalam mengajar. Metode mengajar guru yang
38Ibid., hal.56. 39Ibid., hal. 58.
29
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula.
2) Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum
kegiatan belajar-mengajar tidak dapat berlangsung, sebab
materi apa yang harus guru sampaikan dalam pertemuan
kelas. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak
baik pula terhadap hasil belajar.
3) Relasi guru dengan siswa, proses belajar-mengajar terjadi
antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam psoses itu sendiri.
Jadi cara belajar siswa jugak dipengaruhi oleh relasinya
dengan gurunya.40
4) Alat pelajaran erat hubungannya dengan prestasi belajar
siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima
bahan yang diajarkan itu.
5) Waktu sekolahialah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu itu dapat dilakukan dipagi
hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga
mempengaruhi belajar siswa. Jika siswa terpaksa masuk
sekolah disiang hari, sebenarnya kurang dapat
40Ibid., hal. 69.
30
dipertanggung jawabkan. Dimana siswa harus
beristirahat, tetapi terpaksa untuk masuk sekolah sehingga
mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan
sebagainya.
6) Metode belajar banyak siswa yang melaksanakan cara
belajar yang salah. Dengan cara belajar yang tepat akan
efektif pula hasil belajar siswa itu. Memilih cara belajar
yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajar.
c. Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa dalam masyarakat.41
B. Kerangka Berpikir
Jika pembelajaran IPA dapat disajikan dengan baik oleh seorang
guru, IPA maka akan menjadi pelajaran yang disenangi oleh siswa, sehingga
IPA bukanlah pembelajaran yang sulit bagi siswa, dengan demikian siswa
akan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran IPA khususnya
akan lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk belajar
mengkaitkan konsep yang diperolehnya dalam kelas dan memanfaatkan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar sehingga siswa dapat
mengembangkan ide-ide dan kreatifitas mereka, dan siswa dapat bekerja
sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan guru di tuntut untuk
dapat menciptakan metode pembelajaran yang dapat menyemangati siswa
41Ibid., hal. 71.
31
dalam menemukan konsep-konsep IPA yang akan dicapai. Konsep tersebut
akan lebih bermakna apabila siswa dapat mengalami langsung proses
pembelajaran. Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran tersebut
adalah dengan menerapkan metode outdoor study dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian di katakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data.42
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat ditarik hipotesis
penelitian yang diajukan yaitu: ada pengaruh metode outdor study terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi materi ekosistem di kelas
VII SMPN 2 Suela tahun pelajaran 2016/2017.
42Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 96.
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertenu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan Pendekatan kuantitatif adalah
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Pendekatan kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan
adanya kelompok kontrolnya. Alasan utama peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif karena data yang diperoleh berupa angka-angka mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan
dari hasilnya dan banyak di dominasi oleh peran statistik.43
Menurut Arikunto bahwa penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
sesuatu yang dikenakan pada subyek yang diselidiki.44 Dengan kata lain,
penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat
yaitu dengan membandingkan satu atau kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak menerima
perlakuan.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan kelas yang diajarkan
dengan metode outdoo study dan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan
metode outdoor study atau dengan metode konvensional yang biasa
43 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantittif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 107.
44 Suharsimi Arikunto, posedur penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hal. 9.
33
diterapkan oleh guru, dalam upaya mengetahui apakah ada pengaruh metode
outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi
ekosistem di kelas VII SMPN 2 Suela Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemuadian akan ditarik
kesimpulannya. Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan dari
apa yang diteliti.45 Maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas VII SMPN 2 Suela yang berjumlah 96 orang yang tersebar menjadi
3 kelas.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel
yang representatif dari populasi di mana jumlah sampel yang telah
ditentukan. Ada beberapa cara pengambilan sampel penelitian yang
lazim dilakukan yang pada dasarnya dikelompokan menjadi dua, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling.46 Teknik
pengambilan sample yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
probability sampling jenis cluster sampling. Dikatakan cluster sampling
(sampling menurut daerah) karena pengambilan anggota sampel dari
45Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Al-
fabeta,2011), hal.80. 46Alfira, Statistika Penelitian (Mataram: Insan Madani Publishing, 2016), hal. 6.
34
populasi dilakukan secara acak pada daerah atau kelas tersebut.47 Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Tekniknya
melalui pengundian sederhana dengan membuat lot yang dikocok. Lot
pertama yang keluar menjadi sampel eksperimen, sementara lot kedua
yang keluar menjadi sampel kontrol. Setelah melakukan pengambilan
sampel secara cluster sampling maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 28 siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan
32 siswa kelas VII B sebagai kelas kontrol.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai dari 4
April sampai dengan 28 April 2017.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Suela.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut diidentifikasikan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Metode outdoor study”
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dalam penelitian in adalah “Hasil belajar”.
47 Sugiono ..., hal. 218.
35
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu one-
group pretest-posttest desain, yaitu terdapat dua kelompok pengamatan yang
satu adalah kelas eksperimen dan yang kedua kelas kontrol. Kedua kelas
kemudian diberi pretest, sebelum diberikan perlakuan utuk mengetahui
keadaan awal dan hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengaan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
O1 X O2
Keterangan:
O1 : nilai Pretest (sebelum di berikan perlakuan)
O2 : nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)48
F. Instrumen Penelitian
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang
digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui
instrumen.Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul
dirancang dan dibuat sedemekian rupa sehingga menghasilkn data empiris
sebagaimana adanya.49 Instrumen yang digunakan pada penelitian ini sebagai
berikut:
48Sugiyono ..., hal. 110. 49 Nana Sudjana dkk, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru
Aglesindo, 2012), hal. 97.
36
1. Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar digunakan sebagai alat mengukur tingkat
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. Melalui tes hasil belajar tesebut akan dapat diketahui sudah
seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, atau telah
dapat dicapai.50
Pada penelitian ini, tes hasil belajar siswa terdiri dari 20 butir soal
yang terdiri dari 4 (empat) pilihan. Tes yang disajikan berupa tes objektif
bentuk multiple choice atau biasa disebut dengan tes pilihan ganda. Soal
tes Pilihan Ganda (PG) ini diberian pada sebagai pretes dan postes
dengan soal yang sama.51 Tes hasil belajar dimaksud terlampir. Setelah
menentukan instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah melakukan
uji validitas dan reabilitas instrument.
a) Uji Validitas Instrumen
Instrumen pengukuran dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat mengukur sesuatu dengan tepat sesuatu yang hendak di
ukur.52 Validitas mengandung arti sejauh mana instrumen penelitian
untuk mengukur dengan tepat konstruk variable yang diteliti. Dalam
pengujian validitas insterumen peneliti menggunakan program
ITEMAN dengan berkonsultasi ke tingkat kesulitan dan daya beda
50 Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press 2011), hal.
29. 51Ibid,, hal. 142. 52Rahmat, statistika penelitian, (Bandung: Redaksi Pustaka Setia 2013), hal. 15.7
37
yang keluar pada program tersebut. Jika nilai tingkat kesulitan (TK)
dan daya beda (DB) lebih dari 0,30 maka korelasi tersebut valid, jika
nilai tingkat kesulitan (TK) dan daya beda (DB) kurang dari 0,30
maka soal tersebut tidak valid.
2. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditunjukkan pada subjek penelitian, tetapi melalui
dokumen. Berupa catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan
yang disusun oleh seseorang untuk mencari sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap
sesuatu yang diselidiki.53 Pedoman dokumentasi terlampir.
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode mempunyai kedudukan penting dalam suatu penelitian
ilmiah. Dikatakan demikian, bila seseorang peneliti ternyata keliru atau salah
dalam memilih dan mempergunakan metodologi, maka data yang terkumpul
tidak akan memperoleh informasi atau data yang bersifat ilmiah, baik secara
teoritis maupun praktis. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu metode.
Keberhasilan dalam melakukan penelitian ilmiah sangat ditentukan
oleh metode yang digunakan.Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
53 Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press 2009), hal. 91.
38
adalah mendapatkan data.54 Dalam pengumpulan data ada beberapa
prosedur atau tekhnik (metode) pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti agar data yang diperoleh batul-betul valid dan dapat diuji
kebenarannya, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Metode Tes
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang
perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan yang bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan
perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. 55
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur daya serap
siswa setelah diajar dengan menggunakan metode outdoor study dan
sekaligus untuk mengetahui keberhasilan baik secara individu maupun
secara klasikal. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes pilihan
ganda Multiple choice, sebab jenis tes objektif ini banyak sekali materi
yang dapat dicakup. Tes hasil belajar terdiri dari 20 butir soal dengan
4(empat) pilihan. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah siswa
mempelajari pelajaran tentang ekosistem.
54Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, ( Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 224.
55 Anas sudijono ..., hal. 67.
39
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “mencari data atau hal-hal mengenai
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.56Adapun data-data yang
yang ingin diperoleh melalui dokumentasi adalah sejarah berdirinya
sekolah, profil sekolah, sarana dan prasarana SMPN 2 Suela.
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
dengan tujuan yang telah ditentukan.57 Proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab).58 Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden dimana hal-hal yang diwawancarai
adalah respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilalui dengan
metode otdoor study.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting yang
memerlukan ketelitian dan karakteristik dari peneliti. Dalam penelitian
kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Analisis statistik dilakukan
terhadap data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan analisis nonstatistik
56Ibid.,hal. 231. 57Ibid., hal. 182. 58Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Graha Ilmu, 2013). hal. 193-194.
40
dilakukan terhadap data kualitatif.59 Adapun teknik analisis data yang
digunakan yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah post-test
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dicari dengan
menggunakan chi-kuadrat.60
2 = ��− � 2�
Dimana :
x2= chi-kuadrat
EI= frekuensi yang diobservasi
EI = frekuensi yang diharapkan
Apabila x2hitung ≤ x2
tabel, maka sampel berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji F digunakan untuk mengetahui homogen atau tidaknya
varian data rumus yang digunakan adalah61:
F = � � �� � � �
Homogenitas data sampel dapat ditentukan dengan
membandingkan harga Fhitung dengan harga Ftabel pada taraf kepercayaan
5%. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka disimpulkan bahwa varian data bersifat tidak
59 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi
Aksara 2009), hal.119. 60 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:
alfabeta,2012), hal.107. 61Alpira Mulya Astuti, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing
Mataram, 2016), hal. 61.
41
homogen, sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel, maka disimpulkan varians data
homogen.
3. Uji beda (uji-t)
Uji-t bertujuan untuk membandingkan dua nilai rata-rata dengan
melihat perbedaan secara signifikan. Uji-t yang digunakan tergantung
dari homogen tidaknya varians data. Jika varians homogen maka
digunakan uji-t polled varians62.
t = �2−� 2 �1−1 1
2+ �2+1 22�1+�2−2
(1�1
+1�2
)
Keterangan:
�1 = Rata-rata nilai kelompok ekperimen �2 = Rata-rata nilai kelompok control
12 = Standar deviasi nilai kelompok ekperimen
22 = Standar deviasi nilai kelompok control �1 = Jumlah siswa dalam kelompok ekperimen �2 = Jumlah siswa dalam kelopok kontrol
Analisis dengan menggunakan uji-t bertujuan untuk melihat
perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jika
hasil pengujian dengan t-test ini menggambarkan adanya perbedaan antara
kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tersebut, maka dapat disimpulan bahwa apa yang menjadi tujuan utama dari
62Sugiono ..., hal. 273.
42
penelitian ini atau sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu ada
pengaruh metode outdoor study terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada
mata pelajaran Biologi materi ekosistem di SMPN 2 Suela tahun pelajaran
2016/2017. Apabila Hipotesis H0 ditolak dengan pernyataan bahwa tidak
ada pengaruh metode outddor study terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Biologi materi ekosistemdi kelas VII SMPN 2 Suela tahun
pelajaran 2016/2017. Untuk ketentuannya sebagai berikut:
Hipotesis alternatif Ha diterima apabila thitunng > ttabel sebaliknya hipotesis H0
ditolak apabila thitung < ttabel dengan taraf signifikan 5%.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 2 Suela yang
dimulai pada hari Selasa, 4 April 2017 sampai dengan hari Jum’at, 28 April
2017. Penelitian ini hanya difokuskan pada peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan motode pembelajaran outdoor study (pembelajaran di luar
kelas). Adapun paparan tentang lokasi penelitian di bawah ini
1. Profil SMP Negeri 2 Suela .
a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Suela
SMP Negeri 2 Suela termasuk sekolah inpres berdiri pada
tahun 1992 di atas tanah seluas 20.000 m2. Sebelumnya SMP
Negeri 2 Suela bernama SMP Negeri 4 Pringgabaya dan berubah
nama pada tahun 2003 menjadi SMP Negeri 2 Suela dengan nomor
NSS. 201230320061.63 Untuk lebih detailnya profil sekolah SMPN
2 Suela dapat dilihat sebagai berikut:64
1) 2) 3) 4)
5) 6) 7) 8) 9)
10)
Nama Sekolah NSS Status Sekolah Alamat (Jalan/Kec./Kab/Kota) Nama Kepala Sekolah NIP. Tahun Didirikan Kepemilikan Tanah Luas Tanah Luas Banguna
: :
: :
: :
SMP Negeri 2 Suela 201230320061 Negeri Jln Taman Nasional Rinjani – Sapit Kec. Suela Kab. Lombok Timur Suhardi, S.Pd 19681231 198803 1 146 1992 Milik Pemerintah 20.0002
10.0002
63 Sainep, S.Pd, (guru IPA kelas VII&IX SMPN 2 Suela), Wawancara, 11 April 2017 64Arsip Data Profil SMP Negeri 2 Suela, Dokumentasi 11 April 2017.
44
b. Visi dan Misi
1) Visi SMP Negeri 2 Suela.
Adapaun visi SMP Negeri 2 Suela adalah: “MANTAP
IMTAQ, BERBUDI, TERAMPIL BERKARYA DAN
UNGGUL DALAM PRESTASI ”
Indikator-indikator pencapaian visi sekolah adalah :
(a) Peningkatan imtaq yang ditandai dengan berbudi pekerti yang
luhur menjunjung tinggi kejujuran, kedisiplinan, rasa etika,
estetika dan tanggung jawab siswa dan warga sekolah lainnya.
(b) Peningkatan prestasi non-akademik (kreasi, seni dan olah
raga), melalui peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan
ekstrakurikuler.
(c) Peningkatan prestasi akademik dengan mengembangkan dan
standar pendidikan nasional.65
2) Misi SMP Negeri 2 Suela
Adapaun Misi SMP Negeri 2 Suela adalah :
(a) Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia dengan mengembangkan sikap dan perilaku
religius baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
(b) Membentuk warga sekolah yang berbudi pekerti luhur
(c) Menciptakan warga sekolah yang memiliki life skill dalam
bidang kreasi, seni dan olahraga.
65Papan Visi Misi SMPN 2 Suela, Dokumentasi, 11 April 2017
45
(d) Peningkatan prestasi akademik dan non-akademik
meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan
serta prestasi peserta didik dalam bidang akademik maupun
non akademik.
(e) Pengembangan kurikulum, perangkat pembelajaran dan
pelaksanaan PBM yang berkualitas serta terlaksananya sistem
penilaian yang berkesinambungan.
(f) Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkualitas.
(g) Terciptanya team work yang kompak, cerdas, dan kreatif
demi terwujudnya MBS yang bersinergis.
(h) Terciptanya suasana lingkungan yang aman, tertib, dan
kondusif.66
c. Letak Geografis
Secara geografis sekolah ini terletak di Desa Sapit
Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Adapun batas-batas
wilayah SMP Negeri 2 Suela sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan areal pertanian warga.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan raya.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan sungai.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan areal pertanian warga.67
66Ibid, 67
Observasi, 11 April 2017.
46
d. Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Suela
Dalam proses belajar mengajar siswa menduduki peranan
penting, karena siswa yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan
proses belajar mengajar. Oleh karena itu keberadaan dan peran aktif
siswa mutlak diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Tabel 4.1
Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Suela 2016/2017.68
NO. KLS
JUMLAH SISWA
L P Jumlah
1 VII A 13 18 31
2 VII B 15 16 31
3 VII C 17 16 33
JUMLAH 45 50 95
4 VIIIA 15 15 30
5 VIII B 15 15 30
6 VIII C 14 14 28
JUMLAH 44 44 88
7 IX A 11 14 25
8 IX B 12 13 25
9 IX C 10 14 24
10 IX D 10 14 24
JUMLAH 43 55 98
TOTAL 132 149 281
Tabel 3.2 Daftar Guru SMP Negeri 2 SuelaTahun Pelajaran 2016/201769.
68 Arsip Data Siswa SMP Negeri 2 Suela, Dokumentasi, 11 April 2017.
47
No NAMA / NIP JAB GURU JABATAN
GURU MATA
PELAJARAN
1 Suhardi, S.Pd 19681231 1988031146
KEPSEK S1. PJOK KEPSEK
PENJASKES
2 Lalu M. Awar, S.Pd 1 9601231 198303 1 591
Gr.Madya S1. Bahasa dan
Seni B. Indonesia
3 H. Abdurrahman, S.Pd 1 9611231 198412 1 038
Gr.Madya S1. Pend.
Matematika Matematika
WAKASEK
4 Muhamad, S.Pd 1 9671231 198903 1 143
Gr.Madya S1. Bahasa
Inggris B. Inggris
5 Mulkihuddin, S.Pd
1 9761231 200801 1 069 Guru Muda S1. Pend.IPS
IPS Terpadu
Pembina OSIS
6 Murzani, S.Pd 1 9741231 200801 1 081
Guru Muda S1.BK Bimbingan
Konsling
7 Akmaluddin, SE 1 9741231 200801 1 076
Guru Muda S1. Ekonomi IPS Terpadu
8 Mazhar, S.Pd 1 9691231 200604 1 134
Guru Pertama S1.PJOK Penjaskes
9 Fathurrohman, S.Pd
1 9780825 201101 1 006 Guru Pertama
S1.Bahasa Inggris
B. Inggris KEP. PERPUS
10 Dedy Iswahyudi, S.Pd
1 9840129 201001 1 013 Guru Pertama S1.PKN PKn
11 Sainep,S.Pd 19661231200801 1 095
Guru Pertama S1.Pend.
Biologi IPA Terpadu
12 Dah Lika ,S.P.d GTT S1.Pend. MIPA SBY
13 L. Rahmat Isnaeni.R ,
S.Pd GTT DAERAH S1.Pend.IPS TIK
14 Suliati, S.Pd GTT DAERAH S1. Pend.
Matematika Matematika
15 L. Ayatulah. H. E, S.Pd GTT DAERAH S1. Pend.MIPA IPA TERPADU
LABORAN
16 Taosi, S.Pd GTT S1.Kimia MULOK
17 Ayuni, S.PdI GTT S1.PAI Pend.Agama
18 Bq.Maesusanti,S.Pd GTT S1.Bahasa dan
Seni Bhs. Indonesia
19 Candra Irawan,S.Pd GTT S1.Bahasa dan
Seni Bhs. Indonesia
Mulok
20 LaeliAtun AenI, S.Pd GTT S1. Pend.
Matematika Matematika
21 Lilis Suryani, S.Pd GTT S1.Bahasa
Inggris Mulok
TIK
22 Rita Wahyuni, S.Pd GTT S1. Pend.MIPA Prakarya
e. Sarana dan Prasarana
69Arsip Daftar Guru SMPN 2 Suela, Dokumentasi, 11 April 2017
48
Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan kegiatan
belajar mengajar di sekolah, tentunya sarana dan prasarana beserta
alat lainnya perlu diketahui untuk melengkapi gambaran mengenai
SMPN 2 Suela.
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPNegeri 2 Suela
Tahun Pelajaran 2016/2017.70
o Sarana dan Prasaran Jumlah Kondisi
Ruang : Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang TU Ruang Kelas ( Belajar ) Laboratorium Ruang koprasi Gudang Mushalla Kamar mandi ( WC ) -WC Guru -WC Siswa
1 ruang
1 ruang
1 ruang
10 ruang
1 ruang
1 ruang
1 buah
1 buah
2 kamar
3 kamar
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Rusak Ringan
Rusak Ringan
Baik
Rusak Ringan
Meubeler : Kursi Kepala sekolah Kursi Siswa Meja Siswa Papan Tulis Papan Absen Papan Pengumuman Jam Dinding
1 stel
450buah
200 buah
20 buah
5 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
70Arsip Sarana dan Prasarana SMPN 2 Suela, Dokumentasi, 11 April 2017.
49
1 buah
5 buah
Baik
Baik
3 Alat Peraga : Globe Peta Dunia Peta Indonesia Rangka Manusia Komputer Atlas
2 buah
2 buah
2 buah
3 buah
6 buah
6 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
4 Alat Olahraga : Bola Kaki Bola Voly Bola Basket Lembing Tenis Meja
5 buah
3 buah
2 buah
7 buah
1 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
f. Struktur Organisasi
Sebagai suatu lembaga yang terorganisir maka struktur
organisasi SMP Negeri 2 Suela sangat dibutuhkan untuk
mengetahui terkoordinirnya tanggung jawab yang diemban oleh
komponen-komponen yang ada di bawahnya. Untuk lebih jelasnya
struktur organisasi SMP Negeri 2 Suela dijelaskan pada tabel
struktur di bawah ini :
50
Tabel 4.4 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Suela
Tahun Pelajaran 2016/201771
B. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, data
sangat ditentukan oleh kualitas dan dapat dipertanggungjawabkan
pemakaiannya apabila sudah terbukti validitasnya. Tes yang berkualitas
adalah yang telah di uji kevalidannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui
kualitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dilakukan
pengujian validitas. Uji validitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes hasi belajar dan wawancara. Tes yang
berkualitas adalah yang telah di uji kevalidannya.
71 Papan Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Suela, Dokumentasi, 11 April 2017.
BK/BP Pembina Osis Guru/Wali Kelas
Siswa Siswa
Siswa
Komite
Waka Kesiswaan Waka Kurikulum Tata usaha
Sarpras
Sekertaris Bendahara
Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah
51
Teknik yang digunakan peneliti untuk mengetahui valid atau
tidaknya soal tes yang diberikan ke siswa, peneliti menggunakan salah
satu program yang bernama ITEMAN dengan tingkat kesulitan dan daya
beda yang keluar pada program tersebut. Jika nilai tingkat kesulitan
(TK) dan daya beda (DB) lebih dari 0,30 maka korelasi tersebut valid,
jika nilai tingkat kesulitan (TK) dan daya beda (DB) kurang dari 0,30
maka soal tersebut tidak valid. Berdasakan hasil uji validitas
menggunakan program ITEMAN dari 40 butir soal yang di berikan
kepada responden terdapat 20 butir soal yang valid.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu cara yang sangat
penting dalam suatu penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan
berupa pemberian pre test kepada siswa dengan tujuan untuk mencari
kesamaan atau melihat perbedaan apakah kelas tersebut sama atau
tidak sama. Adapun pengumpulan data ini berupa pemberian pre test
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes yang sama
yaitu tes dengan jumlah 20 butir soal yang diberikan pada 4 April
2017, dan setelah melalui kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode outdoor study kemudian diberikan lagi soal
yang sama kepada kelas eksperimen dan kontrol sebagai nilai postest
pada 28 April 2017.
b. Penyajian Data
52
Penyajian data merupakan salah satu bukti bahwa peneliti
sudah melakukan penelitian di samping itu juga sebagai penunjang
keberhasilan penelitian. Adapun hasil penyajian data hasil belajar
yang diperoleh dari hasil pre test dan pos test siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Suela tahun pelajaran 2016/2017 pada tabel berikut ini:
Table 4.6 Data Hasil Pre-test dan Post-test
Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen.
No Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1. Alamatiana 45 65
2. Afriatul Aeni 45 55
3. Bayu Tara Difa 40 50
4. Bq Rendi Satiani 50 65
5. Candra Wijaya 65 70
6. Elpa Indah Sapitri 55 70
7. Hamzan Wadi 35 50
8. Irmawati 55 70
9. Ihwan 45 60
10. Irma Supiana 60 75
11. Jumawal Farizi 45 65
12. M. Roy Andika Pratama 80 95
13. M. Tanwir Pratama 55 65
14. M. Fauzi 65 75
15. Mila Aprida Astuti 55 90
16. Puspaeti 70 85
17. Rabiatul Adawiyah 70 80
18. Raihanun 40 60
53
19. Raymartha Febrian Akbar 60 75
20. Riza Umami 55 70
21. Rozi Tarpani 60 75
22. Riwandani 40 55
23. Supianto 75 90
24. Sukmawati 60 80
25. Ulmandiri Apriliana 45 70
26. Yolanda Apriliana 75 85
27. Vivin Citra Winia 50 60
28. Zetma Wanto 55 70
N 28 x = 1.552,5/28= 55,44 x =1.962/28= 70
Table 4.7 Data Hasil Pre-Test dan Post-Test
Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol.
No Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1. Aang Wahyudi 70 85
2. Ade Adrian 70 80
3. Andre Mardiansyah 50 50
4. Astatik 60 75
5. Azizul Aeni 45 60
6. Dedi Kurniawan 30 45
7. Delia Yusriana 45 65
8. Erlin Julianti 65 75
9. Faizul Izwan 55 70
10. Gian Lestari 50 55
11. Halianti 60 65
54
12. Halimatussa’dia 50 50
13. Hamzan Wadi 50 65
14. Iftihar Januarta 40 60
15. Iswahyudi 70 75
16. Kusmawati 25 35
17. Lalu Rapi Hamdanu 55 65
18. Larahdian 70 85
19. LL.Mahesa Hendra 55 75
20. Muhammad Palwa .S 40 40
21. M.Fikri 45 55
22. Mayani 70 80
23. Mela Agustina 50 55
24. Mulyono 50 50
25. Murti Wandani 45 65
26. Nita Dwi Astuti 50 65
27. Rini Astuti 45 60
28. Salwati 45 55
29. Taopik Rahman 50 70
30. Vina Erviana 40 65
31. Weni Apriani 50 70
N x = 1.605,5/31= 51,79 x = 1947/31=62,80
3. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan teknik
statistik yaitu dengan menggunakan uji t. Sebelum uji t dilakukan
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Setelah uji prasyarat dilakukan maka langkah selanjutnya
55
adalah menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan rumus uji-
t.
a. Uji Normalitas
Untuk menghitung uji normalitas dapat menggunakan rumus
chi kuadrat (chi squere). Rumusnya adalah:
2 = Oi−Ei
Ei}2�
Dimana :
x2= chi-kuadrat
Ei = frekuensi yang diobservasi
Oi = frekuensi yang diharapkan
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Normalitas Pos-test Kelas Eksperimen
Interval Batas Kelas
Z Luas 0-Z Luas tiap kelas interval
Ei Oi {Oi−Ei
Ei}2
49,5 -1,66 0,4515 50-57 0,1077 3,05 4 0,32
57,5 -1,01 0,3438 58-65 0,2032 5,689 8 0,93
65,5 -0,36 0,1406 66-73 0,243 6,804 6 0,80
73,5 0,26 0,1026 74-81 0,216 6,084 5 0,18
81,5 0,91 0,3186 82-89 0,122 3,416 2 0,58
89,5 1,56 0,4406 90-97 0,0458 12,824 3 2,29
97,5 2,21 0,4864 X2 = ∑Oi−Ei
Ei}2 5,1
Berdasakan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil X2
hitung
= 5,1 dan nilai X2tabel =7,82 sehingga X2
hitung ≤ X2tabel yaitu 5,1 ≤ 7.82,
Pada taraf signifikasi 0.05 dengan dk=k-3=6-3= 3 maka data tersebut
terdistribusi normal.
56
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol
Interval Batas Kelas
Z Luas 0-Z Luas tiap kelas interval
Ei Oi {Oi−Ei
Ei}2
34, 5 -2,20 0,4861 35-43 0,0529 1,6399 2 0,07
43,5 -1,50 0,4332 44-52 0,1451 4,4981 5 0,05
52,5 -0,80 0,2881 53-61 0,2483 7,6973 7 0,48
61,5 -0,10 0,0398 62-70 0,2622 8,1282 9 0,09
70,5 0,59 0,2224 71-79 0,1808 5,6048 4 0,45
79,5 1,30 0,4032 80-86 0,074 2,294 4 1,26
88,5 2,00 0,4772 X2 = ∑Oi−Ei
Ei}2 2,4
Berdasakan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
perhitungan yaitu X2hitung= 2,4 sedangkan nilai X2
tabel adalah 7,82
sehingga X2hitung ≤ X2
tabel yaitu 2,4 ≤ 7.82, Pada taraf signifikasi 0.05
dengan dk = k-3=6- 3= 3 maka data tersebut terdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas data yang diambil dari nilai pre-test dan post-
test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, tujuanya untuk
mengetahui sampel kelas homogen atau tidak. Teknik uji homogenitas
sampel bertujuan untuk menguji kesamaan atau homogenitas beberapa
bagian sampel yakni seragam tidaknya varains sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Adapun rumus yang digunakan untuk
menguji homogenitas sampel tersebut adalah dengan menggunakan
Fhitung dengan rumus:
F = � � �� � � �
57
Berdasarkan hasil perhitungan nilai uji homogenitas
menggunakan rumus di atas dapat di peroleh nilai uji homogenitas
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest dan posttes Kelas Ekperimen Dan Kontrol
Hasil nilai Fhitung Ftabel Keterangan
etest 1,02 1,88 Homogen
stest 1,03 1,88 Homogen
Berdasarkan tabel hasil perhitungan nilai uji homegenitas nilai
pretest dan posttest maka dapat ditarik Kesimpulan: bahwa kedua data
nilai pretest dikatakan homogen karena Fhitung < Ftabel yaitu 1, 02 ≤ 1,88
dan nilai postest juga dikatakan homogen karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,
03 ≤ 1,03 dengan taraf signifikansi 5% dengan db=n-1=28-1=27 pada
kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol db=n-1=31-1=30.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah semua persyaratan analisis dihitung, maka dapat
dilakukan analisis hipotesis untuk keperluan uji hipotesis. Adapun
rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus uji“t”
adapun perhitungan yang dilakukan dengan uji “t” yaitu:
a. Perhitungan Uji t
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam
permasalahan ini, data dianalisis dengan uji t (t-test).Ini bertujuan
untuk menentukan ada tidaknya peningkatan hasil belajar dengan
58
metode outdoor study. Adapun rumus t-test yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah:
t = �1−� 2 �1−1 1
2+ �2−1 22�1+�2−2
(1�1
+1�2
)
Keterangan:
�1 = Rata-rata nilai kelompok ekperimen
�2 = Rata-rata nilai kelompok control
12 = Standar deviasi nilai kelompok ekperimen
22 = Standar deviasi nilai kelompok control
�1 = Jumlah siswa dalam kelompok ekperimen
�2 = Jumlah siswa dalam kelopok control
Kriteria Ho diterima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika
thitung >ttabel untuk menguji hipotesis tersebut
Table 5.2 Data Hasil Perbedaan Uji t
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1.962 1.947
N 28 31
X 70 62,80
Varians (s2) 43,76 42,78
Standar deviasi 12,30 12,84
Berdasarkan tabel di atas dari hasil perhitungan dengan
menggunakan uji t maka nilai yang di peroleh nilai thitung = 4,27
sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% = 2,01, kemudian
dibandingkan antara thitung dengan ttabel. Dengan kriteria pengujian untuk
59
uji t adalah jika thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat
kebebasan (dk) n1 + n2 - 2 = 28+ 31-2 = 57 diperoleh hasil yaitu nilai
thitung lebih besar dari pada ttabel
( thitung>ttabel) atau (4,27> 2,01), maka hipotesis Ho di tolak dan hipotesis
Ha diterima.
Dari perolehan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode
outdoor study (kelas eksperimen) dan kelas yang tidak menggunakan
metode outdoor study (kelas kontrol) atau metode konvensional. Dengan
demikian terdapat perbedaan hasil belajar terhadap mata pelajaran IPA
Biologi materi ekosistem, karena perolehan nilai thitung (3,98) > ttebel
(2,01). Maka hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak. Dengan
demikian ada pengaruh metode outdoor study terhaap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Biologi materi Ekosistem di kelas VII SMP negeri 2
Suela Tahun pelajaran 2016/2017.
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Suela pada 4 April, sampai
28 April, 2017 pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 (dua) kelas yang
berjumlah 59 orang. 28 orang di kelas VII A sebagai kelas kontrol dan 31
orang di kelas VIIB sebagai kelas eksperimen. Peneliti melakukan 10 kali
pertemuan di luar pre-test dan post-test dimana pada masing-masing kelas
yaitu kelas eksperimen diadakan 5 kali pertemuan dengan menggunakan
motode pembelajaran (outdoor study), dan pada kelas kontrol diadakan 5 kali
60
pertemuan dengan (metode konvensional), pemberian pre-test dilakukan
pada hari Selasa, 4 April, 2017 di kelas eksperimen dan pemberian pre-test
pada hari Jum’at, 7 April 2017 di kelas kontrol.
Penelitian ini berorientasi pada penggunaan metode outdoor study
dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII
SMPN 2 Suela Tahun pelajaran 2016/2017. Mengapa harus metode outdoor
study?, karena dari segi materi pelajaran IPA berisikan tentang peristiwa atau
gejala-gejala alam, proses identifikasi dan rumusan masalah dari hasil
pengamatan terhadap gejala alam serta sebagai cara untuk mencari jawaban
dan pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu, juga
banyak terdapat materi yang berkaitan dengan alam sekitar atau yang
berkaitan dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas hendaknya dilaksanakan
sekongkrit mungkin dan banyak melibatkan pengalaman-pengalaman fisik.
Seperti yang dikutip dari jurnal pendidikan biologi bahwa “Fase
perkembangan kognitf usia kelas rendah masih berada pada operasi
kongkrit”.72 Jadi akan lebih baik jika siswa diajak belajar keluar kelas
(outdoor) untuk memberikan pembelajaran yang lebih kongkrit pada siswa.
Seperti yang telah dikutip dari Sudjana bahwa “Belajar dengan
memanfaatkan alam sekitar dipandang sebagai cara yang lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
72
Dwi wahyudiati. Urgensi Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jurnal Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram-Volume 6) , hal. 5.
61
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan73.
Salah satu metode pemebelajaran yang cocok diterapkan untuk
pembelajaran IPA yaitu metode outdoor study. Metode outdoor study adalah
suatu kegiatan mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) kepada orang lain.
Sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung namun tidak
dilakukan didalam kelas melainkan di luar kelas atau di alam bebas.74
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa
rata-rata nilai yang dicapai kelompok kontrol adalah 62,80 sedangkan rata-
rata nilai yang dicapai kelas eksperimen sebanyak 70. Hal ini menunjukkan
rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen lebih besar
dari pada nilai rata-rata kelompok kontrol. Peningkatan hasil belajar siswa
disebabkan oleh metode yang sesuai dengan pembelajaran IPA yaitu dengan
penerapan metode outdoor study yakni suatu konsep pembelajaran dimana
siswa diajak keluar kelas sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar
berlangsung diluar kelas atau alam terbuka. Jumlah sumber belajar yang
tersedia di lingkungan tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak
dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Sebagai mana yang telah dikutip dalam bukunya Husamah bahwa
“Dalam belajar memahami konsep dan prinsip dalam IPA diperlukan suatu
pendekatan yang mampu mewujudkan hal-hal yang diinginkan, yakni salah
73 Nana sudjana. Media pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), hal. 208.
74 Adelia Vera, Metode Mengajar Anak Di luar Kelas Outdoor Study, (Yogyakarta : Diva
Press, 2012), hal 17.
62
satunya dengan pendekatan lingkungan yang berarti mengajak siswa belajar
langsung dilapangan tentang topik-topik pembelajaran dengan kata lain
siswa menghampiri langsung sumber-sumber belajarnya (pembelajaran
rill)75.
Hasil uji t pada hasil belajar siswa diperoleh hasil yaitu thitung= 4, 27
dan ttable = 2, 01 pada taraf signifikan5% dengan derajat kebebasan(dk) =
n1+ n2 – 2 = 28+31-2 = 57 dari hasil nilai tersebut, dimana thitung (3, 98) >
ttabel (2, 01). Karena thiting lebih besar dari pada ttabel maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menggunakan
metode pembelajaran outdoor study (eksperimen) dengan kelompok yang
tidak menggunakan metode pembelajaran outdoor study (kontrol). Dengan
kata lain ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelas yang belajar
menggunakan metode outdoor study dengan kelas yang belajar dengan
metode konvensional atau ceramah. Hal tersebut disebabkan oleh kelebihan-
kelebihan yang dimiliki oleh metode outdoor study sebagai berikut; (1),
siswa dibawa langsung ke dalam dunia yang kongkret, sehingga siswa tidak
hanya menghayalkan materi; (2), Keterampilan bekerja kelompok; (3),
Mengembangkan sikap mandiri.76
Selain kelebihan yang dimiliki oleh metode outdoor study ada faktor
lain yang turut serta membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA. Adapun faktor-faktor lain yang membantu dalam
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu suasana belajar. Suasana belajar yang
75 Husamah. Pembelajaran luar kelas (Outdoor Learning), (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,
2013), hal. 2. 76
Adelia Vera ..., hal. 22.
63
diciptakan dalam metode outdoor study adalah, siswa lebih aktif karena
kegiatan belajar lebih menarik sebab siswa dihadapkan langsung dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya sehingga siswa merasa senang dan
motivasinya meningkat. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin
memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak
terbatas oleh dinding kelas, selain itu kebenarannya juga lebih akurat
(factual) sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik yang menyatakan, bahwa
“Guru perlu menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan
(comportable) dan menunjang (Supportive), sehingga membangkitkan
motivasi siswa untuk mencapai hasil belajar yang positif”. 77
Walaupun demikian, bukan berarti metode outdoor study tidak
memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya. Pada saat proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode outdoor study ditemukan beberapa
kendala. Kendala-kendala tersebut dialami sejak pertama kali digunakan
metode outdoor study pada kelompok eksperimen. Kendala yang pertama
yaitu siswa belum terbiasa berdiskusi dalam kelompok sehingga
penyelesaian tugas belajar dalam LKS membutuhkan waktu lebih lama,
kendala kedua adalah agak sulit mengkondisikan siswa pada saat proses
pembelajaran diluar kelas, dan kendala ketiga yaitu pada saat
mempresentasikan hasil kelompoknya atau hasil diskusinya siswa kurang
77
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung : Bumi Aksara, 2006), hal. 28.
64
percaya diri atau belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Masalah-
masalah tersebut merupakan kalkulasi kendala yang dihadapi peneliti dari
pertama mengajar. Kendala di lapangan tersebut di jelaskan menurut Adelia
Vera bahwa beberapa kekurangan pemebelajaran di luar kelas yaitu; (1),
Para siswa keluyuran kemana-mana karena berada di alam bebas (diluar
kelas; (2), Kurang tepat waktu (waktu akan tersita); (3), Pengelolaan kelas
lebih sulit78. Dengan seiringnya waktu kendala yang dihadapi mengalami
perubahan pada pertemuan berikutnya dan mengalami peningkatan ke arah
yang lebih baik.
Berkurangnya kendala-kendala yang dihadapi pada proses
pembelajaran karena dilakukan suatu strategi agar tidak terulang kembali.
Adapun strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah:
(1), menjelaskan secara sederhana dalam mengerjakan LKS berhubungan
dengan materi yang dibahas; (2), memberikan penjelasan pada siswa
pentingnya menjaga lingkungan dan pada saat proses pembelajaran
berlangsung setiang anggota kelompok mendapatkan tugas masing-masing
sehingga siswa bisa lebih serius dalam belajar terutama belajar di luar kelas;
dan (3), membiasakan siswa bekerja dalam kelompok serta membiasakan
siswa untuk mencoba mepresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dengan
dilakukannya strategi tersebut, penerapan metode outdoor study memberikan
hasil belajar yang lebih jika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
78Ibid., hal. 23.
65
Berdasakan hasil pengujian hipotesis di dapatkan data bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Hal ini dipekuat dengan hasil wawancara dengan beberapa
siswa yang diajarkan dengan metode otdoor study yaitu kelas eksperimen,
beberapa siswa memberikan alasan bahwa belajar dengan metode outdoor
study lebih menyenangkan dari pada meode ceramah karena siswa bisa
melihat secara langsung tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa lebih
mengingat pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu pelajaran
yang diberikan tidak terkesan hanya teori saja. Disamping itu siswa bisa
berpikir bahwa proses belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja
melainkan bisa di lingkungan sekitar. Selain itu metode outdoor study juga
bisa meningkatkan motivasi belajar siswa karena dilihat pada saat
pembelajaran berlangsung siswa sangat bersemangat untuk belajar tentang
materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan di kelas kontrol siswanya
hanya menulis materi pemebelajaran dipapan yang telah dituliskan oleh
gurunya. Hal ini dapat dilihat dari prolehan niali pre-test dan pos-test antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bahwa dengan menggunakan metode
outdoor study dapat memberikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar
yang diproleh.
Jadi berdasarkan hasil analisis data, uji prasyarat dan uji hipotesis
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nihil (H0) ditolak yang berarti ada pengaruh metode pembelajaran
outdoor study terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi
66
materi Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Suela tahun pelajaran
2016/2017.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada metode outdoor study
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi materi
ekosistem di kelas VII SMP Negeri 2 Suela Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan uji-t dimana data hasil belajar
siswa menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (3, 98 > 2,01) setelah
disesuiakan dengan tabel distribusi t dengan taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan (dk) n1 + n2 -2 =28+31=57. Dengan demikian
penggunaan metode outdoor study berpengaruh baik terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA Biologi materi ekosistem di kelas VII SMPN
2 Suela Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dikarenakan pada proses
pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study siswa dapat
beradaptasi atau berinteraksi langsung dengan lingkungan dan alam sekitar,
karena siswa dihadapkan langsung ke dalam dunia yang kongkret, sehingga
peserta didik tidak hanya bisa untuk menghayalkan materi, selain itu
kegiatan belajar para siswa lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
metode outdoor study dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebik
baik.
68
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti
dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Suela hendaknya
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai altrnatif dalam pembelajaran
karena dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa.
2. Bagi siswa, hendaknya lebih disiplin dan selalu mematuhi peraturan-
peraturan yang ditetapkan disekolah, serta menggiatkan diri untuk lebih
rajin belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah karena belajar tidak
hanya di lakukan didalam kelas akan tetapi bisa di lakukan dimana saja.
Sehingga siswa bisa mencapai hasil belajar yang memuaskan.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan mencoba
menerapkannnya pada pokok materi lain dan mengacu pada kekurangan
serta langkah perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini.
69
DAFTAR PUSTAKA
Adelia Vera, 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas Yogyakarta Diva Press
Ameliasari Tauresia Kesuma, 2103 Menyusun PTK itu Gampang, Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama.
Anas Sudijono, 2011. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada Alfira, 2016 Statistika Penelitian , Mataram: Insan Madani Publishing
Ayi Suherman dalam Herawati, 2014 Penerapan Metode Outdoor Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas III di SDN Barebelik, Skripsi
IAIN Mataram
Anas sudijono, 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press
Ari Fendianto, 2013 Penerapan Metode Outdoor study dengan Memanfaatkan
Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Minat
dan Hasil Belajar Ipa Biologi Siswa Kelas Vii B SMP Negeri 3 Tempel
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Cambell, 2000. Biologi jilid 3 Edisi ke lima, Jakarta: PT.Glora Aksara Pratama
Dwi wahyudiati, 2008 Urgensi pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar (Jurnal Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN
Mataram)
Departemen Agama RI, 2006 Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro)
Feti Setyaningsih, 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran di Luar Kelas
(Outdoor Study) Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Mata
Pelajaran Sains Kelas 5 di Sdit Abu Ja’far Munggur Karang Anyar,
Yogyakarta :UIN Sunan Kalijaga
Husamah, 2013. Pembelajaran di Luar Kelas (otdoor Learning), Jakarta:
Prestasi Pustaka
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2011. Pengantar Statistik, Jakarta:
bumi aksara
70
Nana Sudjana, 2011 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana dkk, 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar
Baru Aglesindo
Purwanto, Ngalim 2010. Evaluasi Hasil Belajar, Yogykarta: PT Pustaka Pelajar
Nana sudjana. 2011 Media pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Oemar Hamalik, 2006, Proses Belajar Mengajar Bandung : Bumi Aksara.
Rita Mariyana,2010 Pengelolaan Lingkungan Belajar Jakarta: Kencana
Rahmat, 2013. statistika penelitian, Bandung: Redaksi Pustaka Setia
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantittif,
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2010 posedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
Jakarta:Rineka Cipta
Selvi Ayu Utami, 2014. Penerapan Metode Outdoor Study dengan
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan
Aktifitas Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA, Skripsi Universitas
Bengkulu
Undang-undang dan Peraturan Pemeritah RI tentang Pendidikan, 2006. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 01
SISWA KELAS V11 SMPN 2 SUELA
MATERI AJAR EKOSISTEM
Oleh: Resi alpionita
73
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. 79
Komponen-Komponen dalam Ekosistem
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri
atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk
hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen
biotik dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:
a. Produsen
produsen merupakan makhluk hidup yang dapat
menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. produsen dapat
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui
proses fotosintesis.80 Fotosintesis dapat terjadi dengan bantuan
cahaya matahari. Hasil fotosintesis berupa gula yang kemudian
dapat diurai menjadi lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang
merupakan sumber energi bagi makhluk hidup lainnya.
b. Konsumen
organisme yang tidak mampu mengubah zat anorganik
menjadi zat organik sehingga mendapatkan makanan dengan
memakan organisme lain. Organisme lain tersebut dapat berupa
79
Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi, (Jakarta:PT Bumi Aksara) hal. 27. 80
Ibid, hal 32.
74
tumbuhan, hewan, atau sisa organisme. Organisme yang memakan
organisme lain disebut organisme heterotrof.81
c. Dekomposer (Pengurai)
pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang
menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme
yang telah mati. Pengurai disebut konsumen makro atau sapotrof.
Hal ini karena makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran
yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
dari penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan jamur.82
2. Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik
dan kimia yang medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya
kehidupan atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar dari
komponen abiotik memiliki beragam variasi dalam ruang dan waktu.
Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta
faktor yang memengaruhi distribusi organisme, antara lain:
a. Suhu proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan
unggas akan membutuhkan energi untuk dapat
meregulasi temperature dalam tubuh.
b. Air ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme.
Organisme yang terdapat pada gurun beradaptasi terhadap
ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.
c. Garam konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air
dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa organisme
terestrial mampu untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan
dengan kandungan garam yang tinggi.83
81 Ibid., hal 33. 82
Ibid, hal. 31. 83
Ibid., hal. 34.
75
d. Cahaya matahari intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya
sehingga yang terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi pada
sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di
gurun, intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan dan
tumbuhan tertekan.
e. Tanah dan batu karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur
fisik, komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran organisme
yang berdasarkan kandungan sumber makanan di tanah.
f. Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam
jangka waktu lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan
regional. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang
dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.84
B. Satuan dalam ekosistem
Dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup
yang meliputi individu,populasi,komunitas dan biosfer. Bagian-bagian
satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu;
1. Individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus
yang berartidapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang
berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai
hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup
tunggal.
2. Populasi berasal ari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang
yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam ekosistem, populasi
berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis]
dan menempati daerah tertentu.
3. Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu
daerah yang sama, misalnya halaman sekolah.
4. Biosfer adalah semua ekossistem yang berada di permukaan bumi.
84
Ibid., hal. 36.
76
C. Pola Interaksi dalam Ekosistem
Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan
populasinya, tentu dengan cara mencari makanan dan terus berkembang
biak, seperti yang kita ketahui ada makhluk hidup karnivora dan herbivora
hal ini akan menimbulkan hubungan erat yang biasa dinamakan rantai
makanan dan jaring jaring makanan. Setiap makhluk hidup selalu
membutuhkan makhluk lain dan lingkungannya agar dapat bertahan hidup.
Interaksi yang terjadi di dalam ekosistem menunjukkan saling
ketergantungan seperti berikut:
1. Saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik.
Tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri. Di antara
makhluk hidup tersebut terjadi hubungan saling membutuhkan,atau
dengan kata lain terjadi ketergantungan. Ketergantungan tidak hanya
terjadi antar makhluk hidup (komponen biotik), tetapi juga terjadi antara
komponen abiotik dan biotik.
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat
mempengaruhi komponen biotik, misalnya tumbuhan dapat hidup baik
apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang diperlukan oleh
tumbuhan seperti, air, udara, dan garam-garam mineral.85
Namun, apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan
sehingga terjadi aliran air yang cukup deras. Peristiwa ini dapat
mengakibatkan terjadinya erosi tanah sehingga tanah menjadi
tandus.Namun, tidak semua komponen abiotik tergantung pada
komponen biotik. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan
komponen biotik antara lain gaya gravitasi, cahaya matahari, dan
tekanan udra.
2. Saling ketergantungan antar komponen biotic
Saling ketergantungan antar komponen biotic terjadi antara
makhluk hidup satu dan makhluk hidup lainya didalam ekosistem. Tidak
85
Cambell, Biologi jilid 3 Edisi ke lima. (Jakarta: PT.Glora Aksara Pratama, Erlangga 2000), hal 27.
77
ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa makhluk hidup
lainnya.Setiap makhuk memerlukan makhluk hidup lainnya untuk
salaing mendukung kehidupan baik secara langsung maupun tak
langsung.86
D. Interaksi makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui
peristiwa-peristiwa berikut:
1. Peristiwa makan dan dimakan
Komponen biotik terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai.
Hubungan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan. Dalam peristiwa
makan dan dimakan terjadi aliran perpindahan energi antar makhluk
hidup. Perpindahan energy yang terjadi dalam suatu ekosistem dapat
digambarkan dalam diagram rantai makanan, jarring-jaring makanan,
dan piramida makanan.
a) Rantai makanan
Gambar 2.1 Rantai makanan 87
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan
yang digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus
searah dan tidak bercabang. Rantai makanan selalu berawal dari
produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan
itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi
dan energi tidak pernah terputus. Dalam rantai makanan
86
Ibid., hal 29. 87
http://www. Google from wikipedia/di akses tanggal 16 februari pukul 13.47 wita.
78
tumbuhan berperan sebagai produsen karena membuat makanan
melalui proses fotosintesis. 88
Hewan dan tumbuhan tali putri mendapatkan zat organik
dari organisme lain disebut konsumen. Konsumen dapat berupa
herbivora, karnivora, atau omnivora. Herbivora menempati
konsumen tingkat pertama karena dia memakan tumbuhan secara
langsung. Karnivora menempati konsumen tingkat kedua karena
dia memangsa herbivora. Konsumen tingkat ketiga akan
memangsa konsumen tingkat kedua. Konsumen tingkat keempat
juga diduduki oleh karnivora lain yang memangsa karnivora
(konsumen tingkat ketiga). 89
Rangkaian rantai makanan dari produsen ke konsumen
yang memperlihatkan tingkat makanan untuk memperoleh energi
disebut tingkat trofik. Tingkat trofik pertama diduduki oleh
produsen, tingkat trofik kedua diduduki oleh herbivora, tingkat
trofik ketiga diduduki oleh karnivora.
b) Jaring-jaring makanan
Gambar 2.2. jaring-jaring makanan 90
Proses makan dan dimakan yang terjadi di alam sanat
kompleks. Pada proses makan dan dimakan, tumbuhan sebagai
produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis hewan saja.
Misalkan jagung selain dapat dimakan oleh ayam juga oleh
88
Cambell, Op. cit hal. 31. 89
Ibid., hal .33 90
http://www. Google from wikipedia/di akses tanggal 16 februari pukul 13.47 wita.
79
burung. Begitu juga dengan hewan, tidak hanya memakan satu
jenis makanan dan hewan tidak hanya dimakan oleh satu jenis
hewan lainnya. Misalnya tikus dapat dimakan oleh ular, atau
burung elang atau rubah. Berdasarkan fakta di atas, rantai
makanan dapat berhubungan satu sama lain dan membentuk
hubungan kompleks dan disebut jaring-jaring makanan.91
c) Piramida makanan
Jika dalam suatu ekosistem di gambarkan jumlah populasi
produsen sampai konsumen tertinggi, akan membentuk gambaran
seperti piramida.
Gambar 2.3. piramida makanan92
Gambaran seperti ini disebut piramida makanan. Supaya
piramida makanan tersusun dengan baik, populasi dalam suatu
ekosistem harus seimbang. Oleh karena itu, populasi produsen harus
lebih banyak dari pada populasi konsumen tingkat 1.Konsumen
tingkat 1 harus lebih banyak dari pada konsumen tingkat II.93
2. Simbiosis
Simbiosis, beberapa makhluk hidup dapat hidup berdampingan
tanpa melakukan kompetisi atau predasi. Pola interaksi seperti ini disebut
simbiosis, dan organisme yang melakukannya disebut simbion. Simbiosis
adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dalam
91
Cambell, Op. cit hal. 35 92
http://www. Google from wikipedia/di akses tanggal 16 februari pukul 13.47 wita. 93
Cambell, Op. cit hal. 38.
80
suatu lingkungan. Simbiosis antara dua jenis makhluk hidup dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a. Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua jenis
makhluk hidup berbeda yang saling menguntungkan, contohnya :
Kupu-kupu atau serangga yang hinggap pada tumbuhan berbunga. Kupu-
kupu atau serangga menghisap madu dari bunga sedangkan tumbuhan
berbunga dibantu proses penyerbukannya oleh serangga yang hinggap
pada bunga tersebut.
Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau. Burung jalak mendapatkan
makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau sehingga tubuh kerbau
terbebas dari kutu .
b. Simbiosis komensialisme
Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua jenis
makhluk hidup berbeda, dimana satu individu mendapatkan
keuntungan sedangkan satu individu lainnya tidak diuntungkan
maupun dirugikan, beberapa contohnya adalah:
Tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Anggrek
diuntungkan karena dapat menempel pada batang pohon yang
cukup tinggi, sehingga memperoleh sinar matahari untuk proses
fotosintesis. Sedangkan pohon yang ditumpangi tidak mendapatkan
keuntungan atau kerugian apapun karena tumbuhan anggrek mampu
membuat makanannya sendiri.
Ikan remora yang mengikuti hiu, ikan remora akan memakan sisa
makanan yang menempel pada tubuh hiu.94
c. Simbiosis parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk
hidup berbeda, dimana satu individu diuntungkan (parasit) sedangkan
satu individu lainnya dirugikan (inang atau host).Contoh simbiosis
parasitisme diantaranya:
94 Ibid., hal. 40
81
Tumbuhan benalu (sebagai parasit) pada pohon mangga (sebagai
inang), benalu mendapat tempat hidup sekaligus mengambil air dari
pohon mangga, sedangkan pohon mangga sebagai tumbuhan inang
akan terhambat pertumbuhannya bahkan lama kelamaan akan mati
karena kekurangan air.
Tali putri (sebagai parasit) pada tumbuhan beluntas (sebagai inang),
tali putri mendapat tempat hidup dan makanan dari tumbuhan
beluntas, sedangkan tumbuhan beluntas akan merugi, karena
makanannya diambil oleh tali putri.
Kutu yang menempel di tubuh kucing atau anjing sebagai inangnya.
Kutu mendapatkan keuntungan dengan mengisap darah inangnya.
Inangnya dirugikan karena darahnya diambil oleh kutu sebagai
parasit.
d. Predasi
Selain melakukan persaingan, beberapa organisme mendapatkan
makanan dengan memangsa organisme lain. Contohnya adalah singa
yang memakan kijang zebra, atau rusa. Pola interaksi semacam ini
disebut predasi. Organisme yang memakan organisme lain disebut
predator atau pemangsa contohnya singa, sedangkan organisme yang
dimakan disebut prey atau mangsa , contohnya zebra.95
e. Kompetisi
Persaingan atau kompetisi terjadi di antara beberapa organisme
yang membutuhkan bahan makanan yang sama. Kebutuhan untuk
memperoleh sumber makanan sebanyak-banyaknya menyebabkan
terjadinya persaingan. Kompetisi merupakan satu pola interaksi yang
menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak yang kalah bersaing.
Contoh kompetisi adalah persaingan antar produsen (berbagai jenis
tumbuhan) untuk memperoleh air, sinar matahari, dan unsur hara.
Konsumen primer (konsumen yang mengonsumsi produsen secara
langsung), juga mengalami persaingan yaitu dalam mendapatkan
95
Ibid., hal. 43
82
tumbuhan, mendapatkan wilayah atau mendapatkan pasangan,
misalnya kompetisi 2 ekor rusa jantan memperebutkan seekor rusa
betina sebagai pasangannya, begitu seterusnya sampai kompetisi antar
pengurai atau dekomposer.
f. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak
merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara
capung dan sapi.
1
Lampiran 02
SILABUS EKOSISTEM Satuan pendidikan : SMP Negeri 2 Suela Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas/Semester : VII/2 (Tujuh/ Genap) Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi
Pembelajaran Proses Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
3. Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.8
Mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.
Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari serbagai sumber energi utama dengan teliti dan benar. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan serta jaring-jaring kehidupan berdasarkan pengamatan suatu ekosistem secara kerjasama, teliti, cermat dan peduli lingkungan.
Komponen ekosistem. Interaksi antar makhluk hidup.
Menemukan satuan-
satuan ekosistem. Menemukan
komponen ekositem yang ada di sekitar tempat tinggal.
Menemukan pola-
pola interaksi antemukan pola-pola interaksi antar organisme yang ada dalam ear organisme yang ada dalam ekosistem.
Menemukan saling
ketergantungan di antara komponen biotik dalam ekosistem..
Tes pilihan ganda
3 X 40 menit
Sumber : Eka
Purjiyanta,
M.Pd.,dkk. IPA
Terpadu Jilid 1
untuk Kelas VII
SMP/MTs, Jakarta:
Erlangga. Komponen ekosistem.
2
Gerung, 2016
Mengetahui
Kepala MTS Manba’ul Ulum
MAWARDI, S.Pd.I
Guru Kelas
YUNDA SURYATMI, S.Pd
Peneliti
ANIS NIYATI Nim: 151.135.015
1
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPN 2 Suela
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Semester II
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Alokasi waktu : 4 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
17. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
17. 1. Menentukan ekosistem dan saling ketergantungan antara komponen
ekosistem.
C. Indikator.
1. Menjelaskan pengertian ekosistem
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
4. Menyebutkan komponen-komponen ekosistem.
5. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan
komponen abiotik.
6. Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekosistem
2. Siswa mampu menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Siswa mampu menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
4. Siswa dapat menyebutkan komponen-komponen ekosistem.
5. Siswa mampu menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen
biotik dan komponen abiotik.
6. Siswa dapat membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
7. Siswa mampu menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen
dan pengurai.
Karakter siswa yang diharapkan :
- Disiplin ( Discipline )
2
2
- Rasa hormat dan perhatian ( respect )
- Tekun ( diligence )
C. Materi Pokok
Ekosistem
D. Metode Pembelajaran
1. Metode : - Outdoor Study
- diskusi kelompok
- ceramah.
2. Model Pembelajaran : Kooperatif.
E. Langkah-langkah 1. pertemuan pertama
No Tahapan Aktivitas Guru Alokasi Waktu
Pedahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru menanyakan kabar siswa
Menulis topik pelajaran hari ini
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
secara lisan.
Guru melakukan apersepsi dengan cara mengaitkan
kembali materi-materi sebelumnya yang relevan
dengan materi yang akan disampaikan.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan
fenomena tervisualisasi.
Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan
diterapkan
10 Menit
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi tentang pengertian
ekosistem dan komponen-komponen ekosistem.
Guru mengarahkan siswa keluar kelas untuk untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang
ekosistem dan saling ketergantungannya
Menjelaskan mengenai komponen dan satuan
ekosistem
guru menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
Guru menyebutkan fakto-faktor yang
mempengaruhi ekosistem .
Guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati
perbedaan antara mahluk hidup dan mahluk tak
hidup yang ada disekitar sekolah
Guru memberikan batas waktu untuk melakukan
pengamatan
60 Menit
3
3
Guru membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan
Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja
siswa dari pengamatan yang dilakukan.
Guru membimbing kelompok ketika berbagi
informasi dalam pengisian LKS
Siswa disuruh kembali ke dalam kelas
Siswa bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang
kurang tepat dari pengisian LKS
III Penutup
.
Guru memberikan penguatan.
Guru memberitahukan siswa mengenai matei yang
akan dibahas dipertemuan selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan menbaca do’a
bersama
Guru mengucapkan salam.
10 Menit
2. Pertemuan Kedua
No ahapan Aktivitas Guru Alokasi
Waktu
dahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru menanyakan kabar siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menginformasikan Tujuan Pembelajaran hari
ini
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan
fenomena yang ada lingkungan
10 Menit
egiatan Inti Guru mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami
terkait materi yang sudah dipelajari.
Berkaitan dengan materi ekosistem maka hari ini
kita akan membahas mengenai komponen
ekosistem, peran dan interaksinya
Menjelaskan hubungan saling ketergantungan
antara komponen biotik dan komponen abiotik.
60 Menit
4
4
Membedakan organisme autrotof dan organisme
heterotof.
Menjelaskan saling ketergantungan antara
produsen, konsumen dan pengurai
Guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati
perbedaan antara mahluk hidup dan mahluk tak
hidup yang ada disekitar sekolah
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati
organisme autotrof dan aorganisme heterotrof
Guru memberikan batas waktu untuk melakukan
pengamatan
Guru membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan
Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja
siswa dari pengamatan yang dilakukan.
Guru membimbing kelompok ketika berbagi
informasi dalam pengisian LKS
Siswa disuruh kembali ke dalam kelas
Siswa bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang
kurang tepat dari pengisian LKS
III nutup Guru mengadakan feed back
Guru meberi penguatan berupa konsep-konsep
penting.
Guru menutup pembelajaran dengan menbaca
hamdallah.
Guru mengucapkan salam.
10 Menit
5
5
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat - buku paket
- Spidol
2. SumberBelajar :
- Erna Tri Wulandari Dkk,2013 . IlmuPengetahuanAlam SMP/MTs Kelas VII
Semester II, Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang
- Prwoko Dkk, 2008. IPA Terpadu SMP Kelas VII, Gahlia Indonesia Printing
- Bukureferensi yang relevan
G. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
Menjelaskan
pengertian ekosistem
Mengindentifikasikan
satuan-satuan dalam
ekosistem
Test
tuli
s
Tes pilihan
ganda
1. Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik
a tara akhluk hidup de ga li gku ga ya adalah …. A. Anatomi
B. Ekosistem
C. Fisiolog
D. Ekologi
1.
2. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, terdapat
dua komponen yaitu....
A. Produsen dan konsumen
B. Konsumen dan pengurai
C. Biotik dan produsen
D. Biotik dan abiotik
Menjelaskan rantai
makanan dan jaring-
jaring makanan serta
piramida makanan
Tes
tuli
s
Tes pilihan
ganda
1. Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan
energi dari satu organisme ke organisme lain dalam
tingkatan tertentu disebut....
A. Jaring-jaring makanan
B. Piramida makanan
C. Aliran energi
D. Rantai makanan
Menjelaskan
hubungan interaksi
dalam ekosistem
Tes
tuli
s
Tes pilihan
ganda
2. Simbiosis antar 2 organisme yang saling
e gu tu gka disebut…. A. Netralisme
B. Komensalisme
C. Mutualisme
D. Parasitisme
6
6
Suela , April 2017
Guru mata pelajaran IPA
SAINEP SPd
Peneliti
RESI ALPIONITA Nim: 151.135.018
Mengetahui, Kepala SMPN 2 Suela
SUHARDI, S.Pd
Nip. 196812311988031146
7
7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPN 2 Suela
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Semester II
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Alokasi waktu : 6 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
18. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
18. 1 Menentukan ekosistem dan saling ketergantungan antara komponen
ekosistem.
C. Indikator.
1. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai.
2. Menjelaskan pengertian rantai makanan.
3. Membuat contoh rantai makanan.
4. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan
5. Menjelaskan pengertian piramida makanan.
6. Menyebutkan pola interaksi organisme.
7. Membedakan simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis
komensalisme.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siwa dapat menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen
dan pengurai
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian rantai makanan
3. Siswa dapat membuat contoh rantai makanan.
4. Siswa mampu membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari
sekumpulan rantai makanan
5. Siswa dapat menjelaskan piramida makanan.
8
8
6. Siswa dapat menyebutkan pola interaksi organisme.
7. Siswa dapat membedakan simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme
dan simbiosis komensalisme.
H. Materi Pokok
Lingkungan dan Ekosistem
I. Metode Pembelajaran
3. Model Pembelajaran : Kooperatif.
4. Metode : - Outdoor Study
- diskusi kelompok
- ceramah.
J. Langkah-langkah 3. pertemuan pertama
No Tahapan Aktivitas Guru Alokasi Waktu
Pedahuluan
Guru mengucapkan salam
Guru menanyakan kabar siswa
Menulis topik pelajaran hari ini
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
secara lisan.
Guru melakukan apersepsi dengan cara mengaitkan
kembali materi-materi sebelumnya yang relevan
dengan materi yang akan disampaikan.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan
fenomena tervisualisasi.
Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan
diterapkan
10 Menit
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan saling ketergantungan antara
produsen, konsumen dan pengurai.
Guru menjelaskan materi tentang pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan
Guru mengarahkan siswa keluar kelas untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran
Guru menyuruh siswa kumpul sesuai kelompok.
Guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok
Guru memberikan batas waktu untuk melakukan
pengamatan
Guru membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan
Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja
siswa dari pengamatan yang dilakukan.
Guru membimbing kelompok ketika berbagi
60 Menit
9
9
informasi dalam pengisian LKS
Siswa disuruh kembali ke dalam kelas
Siswa bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang
kurang tepat dari pengisian LKS
III Penutup
Guru memberikan penguatan.
Guru memberitahukan siswa mengenai matei yang
akan dibahas dipertemuan selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan menbaca do’a
bersama
Guru mengucapkan salam.
10 Menit
4. Pertemuan Kedua
No ahapan Aktivitas Guru Alokasi
Waktu
dahuluan
Guru mengucapkan salam Guru menanyakan kabar siswa Guru mengecek kehadiran siswa Guru menginformasikan Tujuan Pembelajaran hari
ini Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan
fenomena yang ada lingkungan
10 Menit
egiatan Inti Guru mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami
terkait materi yang sudah dipelajari.
Berkaitan dengan materi ekosistem maka hari ini
kita akan membahas jaring-jaring makanan.
Guru mencontohkan cara membuat jaring-jaring
makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan.
Guru menyebutkan pola interaksi antar organisme.
Guru mengajak siswa keluar kelas.
Guru menyuruh siswa kumpul sesuai kelompok
Guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati jaring-
jaring makanan yang ada di lingkungan.
Guru memberikan batas waktu untuk melakukan
pengamatan
Guru membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan
Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja
siswa dari pengamatan yang dilakukan.
Guru membimbing kelompok ketika berbagi
60 Menit
10
10
informasi dalam pengisian LKS
Siswa disuruh kembali ke dalam kelas
Siswa bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang
kurang tepat dari pengisian LKS
III nutup Guru mengadakan feed back
Guru meberi penguatan berupa konsep-konsep
penting.
Guru menutup pembelajaran dengan menbaca hamdallah.
Guru mengucapkan salam.
11 Menit
5. Pertemuan Ketiga
No ahapan Aktivitas Guru Alokasi
Waktu
dahuluan
Guru mengucapkan salam Guru menanyakan kabar siswa Guru mengecek kehadiran siswa Guru menginformasikan Tujuan Pembelajaran hari
ini Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan
fenomena yang ada lingkungan
10 Menit
egiatan Inti Guru mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami
terkait materi yang sudah dipelajari.
Guru menjelaskan simbiosis mutualisme,
parasitisme, dan komensialisme
Guru memberikan contoh dari masing-masing
simiosis.
Guru mengajak siswa keluar kelas.
Guru menyuruh siswa kumpul sesuai kelompok
Guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati contoh
simbiosis mutualisme, parasitisme, dan
komensialisme yang berada di lingkungan.
Guru memberikan batas waktu untuk melakukan
pengamatan
Guru membimbing siswa untuk melakukan
pengamatan
Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja
siswa dari pengamatan yang dilakukan.
Guru membimbing kelompok ketika berbagi
informasi dalam pengisian LKS
Siswa disuruh kembali ke dalam kelas
60 Menit
11
11
Siswa bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
Guru bersama siswa memperbaiki jawaban yang
kurang tepat dari pengisian LKS
III nutup Guru meberi penguatan berupa konsep-konsep
penting.
Guru menutup pembelajaran dengan menbaca hamdallah.
Guru mengucapkan salam.
10 Menit
K. Alat dan Sumber Belajar
3. Alat - buku paket
- Spidol
4. SumberBelajar :
- Erna Tri Wulandari Dkk,2013 . IlmuPengetahuanAlam SMP/MTs Kelas VII
Semester II, Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang
- Prwoko Dkk, 2008. IPA Terpadu SMP Kelas VII, Gahlia Indonesia Printing
- Bukureferensi yang relevan
L. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Penilaian Instrumen/ Soal
1. Menjelaskan rantai
makanan dan jaring-
jaring makanan
serta piramida
makanan
Test
tuli
s
Tes pilihan
ganda
3. Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan
energi dari satu organisme ke organisme lain dalam
tingkatan tertentu disebut....
E. Jaring-jaring makanan
F. Piramida makanan
G. Aliran energi
H. Rantai makanan
4. Menjelaskan
hubungan interaksi
dalam ekosistem
Test
tuli
s
Tes pilihan
ganda
2. Simbiosis antar 2 organisme yang saling
e gu tu gka disebut…. E. Netralisme
F. Komensalisme
G. Mutualisme
H. Parasitisme
12
12
Suela, April 2017
Guru mata pelajaran IPA
SAINEP, SPd Nip. 196612312008011095
Peneliti
RESI ALPIONITA Nim: 151.135.018
Mengetahui, Kepala SMPN 2 Suela
SUHARDI, S.Pd
Nip. 196812311988031146
13
13
Lampiran 03 LEMBAR KERJA SISWA
A. Judul : Satuan dalam ekosistem
B. Tujuan :
1. Dapat menyebutkan komponen-komponen dalam ekosistem.
2. Dapat menjelaskan pengertian kompnen-komponen dalam ekosistem.
3. Memahami satuan dalam ekosistem.
C. Alat dan Bahan
a. Patok kayu sebanyak 4 buah
b. Tali rapia
c. Kantong pastik
d. Alat tulis.
D. Cara Kerja
- Menentukan sebuah ekosistem di sekitar lingkungan sekolah
- Membuat plot menggunakan tali rafia berukuran 1 x 1 meter.
- Amati semua benda baik yang hidup maupun yang mati yang bisa anda
temukan di wilayah tersebut dan catat dalam buku tulis.
- Kelompokan benda-benda yang anda temukan ke dalam 2 kelompok yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik.
- Amati satuan ekosistem yang kalian temukan.
E. Bahan Diskusi
1. Apa saja komponen biotik dan abiotik yang bisa anda temukan pada
ekosistem yang anda amati?
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
..................
14
14
2. Bagaimana pendapat kalian, apakah komponen biotik mempengaruhi
komponen abiotik ataupun sebaliknya komponen abiotik mempengaruhi
komponen biotik? Jelaskan jawaban anda.
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.................
3. Apa saja satuan ekosistem yang kalian temukan. dan kelompokan apakah
jenis tersebut termasuk ke dalam individu, populasi, dan komunitas.
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.................
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
1
1
Lampiran 04
KISI-KISI SOAL TEST
Satuan Pendidikan : SMPN 2 Suela Kurikulum Acuan : KTSP
Mata Pelajaran : IPA Terpadu Alokasi waktu : 160 menit
Tahun Pelajaran : 2016/2017 Jumlah soal : 40 soal Pilihan ganda
No Standar kompotensi Kompotensi dasar Jumlah
soal per
KD
Uraia
n
mater
i
Indikator soal No urut Bentuk soal
1 2 3 4 5 6 7 8
Memahami saling
ketergantungan
dalam ekositem
Menentukan
Ekosistem
dan saling hubungan
antara komponen
ekosistem
20 PG Ekosi
stem
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ekosistem 1,5
PG
2. Siswa dapat mengidentifikasi satuan-satuan dalam
ekosistem
12,14,15,18 PG
3. Siswa dapat menyebutkan komponen-komponen
ekosistem
2,3,4,6,10,
16
PG
4. Siswa dapat membedakan organisme autrotof dan
organisme heterotof.
7,8,9,17,33 PG
5. Siswa dapat menjelaskan saling ketergantungan
antara produsen, konsumen dan pengurai
10,11,13,33,34,35 PG
6. Siswa dapat menjelaskan rantai makanan dan jaring-
jaring makanan serta piramida makanan.
22,23,31,32,34,36 PG
7. Siswa dapat menyebutkan pola interaksi organisme 25,26,36,40,38 PG
8. Siswa dapat membedakan simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensalisme.
27,28,29,30,35,37
,39
PG
1
1
Lampiran 05
Soal Test Hasil Belajar
Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf A, B, C, dan D pada salah satu jawaban yang
paling tepat !
5. Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya adalah ….
E. Anatomi B. Ekosistem C. Fisiolog D. Ekologi
6. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, terdapat dua komponen yaitu....
E. Produsen dan konsumen C. Biotik dan produsen
F. Konsumen dan pengurai D. Biotik dan abiotik
7. Berikut ini yang termasuk komponen biotik adalah….
A. Cahaya matahari B. Padi C. Tanah D. Air
8. Faktor abiotik yang tidak dapat dipengaruhi makhluk hidup adalah....
A. Tanah B. Kelembaban udara C. Batu D. Air laut
9. pemengubahan bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis
pengertian dari....
A. Konsumen B. Produsen C. Dekomposer D. Karnivor
10. Tumbuhan yang bukan berfungsi sebagai produsen adalah ….
A. Jamur B. Mangga C. Rumput D. Bayam
11. terdapat bebrapa komponen lingkungan sebagai berikut:
1) Rumput, air, udara
2) Udara, tanah, air
3) Batu, semut, oksigen
4) Oksigen dan air
5) Karbondioksida dan oksigen
Yang termasuk komponen abiotik (tak hidup) adalah....
A. 2), 4), 5)
B. 1), 2), 3)
C. 1), 4), 3)
D. 3), 4), 5
12. Organisme yang berfungsi sebagai dekomposer adalah....
A. Kupu-kupu B. Belalang C. Semut D. Jamur
13. Berikut adalah contoh hewan herbivora pemakan tumbuhan, kecuali….
2
2
A. Kijang B. Harimau C. Sapi D. Kambing
14. Dari kalimat ini pernyataan yang benar adalah....
A. Dalam suatu ekositem hanya akan terdapat satu jenis predator
B. Kebanyakan organisme di alam hanya memiliki satu sumber makanan
C. Organisme lain selalu ada yang terbuang
D. Populasi adalah kumpulan beberapa jenis organisme
15. Aliran energi dalam suatu ekosistem yang terjadi melalui peristiwa makan dimakan
adalah….
A. Rantai makanan
B. Piramida makanan
C. Perpindahan makanan
D. Jaring-jaring makanan
16. Semua jenis populasi makhluk hidup yang hidup pada lingkungan yang sama, adalah....
A. Populasi C. Komunitas
B. Ekosistem D. individu
17. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan adalah….
A. Jaring-jaring makanan
B. Rantai makanan
C. Piramida makanan
D. Jaring-jaring kehidupan
18. Suatu ekosistem sawah, yang merupakan konsumen primer adalah....
A. Burung hantu B. Burung elang C. Burung pipit D. Burung banga
19. Perhatikan jaring-jaring makanan berikut :
Ulat burung ketilang elang
Tumbuhan tikus ular
Jika popolasi tumbuhan berkurang, maka populasi apakah yang pertama dirugikan....
A. Tikus B. Burung ketilang C. Ulat D. Ular
3
3
20. Pada gambar 1.1 yang berperan sebagai pengurai adalah....
Gambar 1.1 rantai makanan.
A. Fungi B. Katak C. Ular D. Belalang
21. Komponen berikut ini yang merupakan komponen rantai makanan, kecuali....
A. Pengurai . C. Produsen
B. B. Konsumen D. Individu
22. Bentuk interaksi yang menguntungkan kedua populasi adalah....
A. Prasitisme C. Mutualisme
B. Komensilisme D. Kooferatif
23. Perhatikan gambar piramida makanan!
Gambar 1.2 Piramida Makanan.
Pernyataan yang tidak benar mengenai piramida makanan adalah….
A. Populasi elang lebih sedikit daripada populasi katak
B. Energy berpindah dari ulat ke ayam
C. Jumlah energi semakin meningkat dari dasar piramida ke puncak piramida
D. Makhluk hidup yang menduduki puncak piramidaa memiliki ukuran tubuh yang
paling besar
24. Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem adalah....
A. Jaring makanan C. Produktivitas ekosistem
B. Aliran energi D. simbios
4
4
Lampiran 06 PEDOMAN DOKUMENTASI
Berilah tanda (√ ) pada kolom di samping sesuai dengan kondisi sebenarnya No
Nama data atau Dokumen
Ketersediaan
Ada Tidak ada
1. Data Profil Sekolah
2. Data Guru
3. Data Sarana Prasarana
4. Foto Kegiatan Pembelajaran
5. Foto Pembagian tes hasil belajar
Mataram, Maret 2017 RESI ALPIONITA
151.135.018
5
5
Lampiran 07
PEDOMAN WAWANCARA
Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1. Apakah metode otdoor study mendorong motivasi anda saat
belajar di luar kelas?
2. Apakah metode otdoor study membuat anda senang belajar di
luar kelas?
3. Apakah metode otdoor study membuat anda aktif ketika proses
pembelajaran?
4. Apakah metode otdoor study membuat anda dapat
menyelesaikan soal saat pelajaran?
5. Apakah metode otdoor study dapat membantu anda untuk
mengingat pelajaran yang sudah anda pelajari?
6. Apakah metode otdoor study dapat membantu anda belajar
mandiri?
7. Apakah metode otdoor study membantu anda untuk dapat
mengaitkan materi pelajaran dengan kenyataaan yang ada di
dsekitar anda?
6
6
Lampiran 09
Uji Normalitas Hasil Postest Kelas Eksperimen
a. Uji normalitas kelas eksperimen
1. Menetukan skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar 95
Skor terkecil 50
2. Menentukan rentang kelas (R)
R= skor terbesar – skor terkecil
= 95-50
= 45
3. Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (28)
= 1 + 3,3 (1,44)
= 1 + 4,75
= 5,75 di bulatkan menjadi 6
4. Menentukan panjang kelas (I)
I= = 405
6 = 8
5. Menentukan Batas kelas = BK + panjang kelas
= 6+8 =14
6. Tabel data terdistribusi
terval kelas F Xi Xi2 f.xi f.xi\2
50-57 4 53,5 2.862,25 214 11.449
58-65 8 61,5 3.782,25 492 30.258
66-73 6 69,5 4,830,25 417 28.98,5
7
7
74-81 5 77,5 6.006,25 387,5 30.031,25
82-89 2 85,5 7.310,25 171 14.620,5
90-97 3 93,5 8.742,25 280,5 26.225,75
∑f=28 1.962 141.567
7. Menentukan Rata-rata
x = � .�� � =
.�28
= 70
8. Menentukan standar deviasi
SD = � .�2 − � . �� 2 � �−1
= 141.567− 1.962 2
28
28−1
= 141.567− 3.849.444
28
28−1
= 141.567−137.480
27
= 4.087
27
= 151,370 =12,3
9. Tabel frekuensi uji normalitas nilai postest kelas eksperimen
Interval Batas Kelas
Z Luas 0-Z Luas tiap kelas interval
Ei Oi {Oi−Ei
Ei}2
49,5 -1,66 0,4515 50-57 0,1077 3,05 4 0,32
57,5 -1,01 0,3438 58-65 0,2032 5,689 8 0,93
65,5 -0,36 0,1406 66-73 0,243 6,804 6 0,80
73,5 0,26 0,1026 74-81 0,216 6,084 5 0,18
81,5 0,91 0,3186 82-89 0,122 3,416 2 0,58
8
8
89,5 1,56 0,4406 90-97 0,0458 12,824 3 2,29
97,5 2,21 0,4864 X2 = ∑Oi−Ei
Ei}2 5,1
a. Menentukan nilai batas kelas
Mencari batas kelas = 50-0,5 = 49,5 [BK1]
BK2, BK3, BK3, BK4, BK5, BK6, BK7 dicari dengan rumus : BK2 = BK1 +
panjangkelas, begitu juga untuk mencari batas kelas selanjutnya.
BK2 = 49,5 + 8 = 57,5
BK3 = 57,5 + 8 = 65,5
BK4 = 65,5 + 8 = 73,5
BK5 = 73,5 + 8 = 81,5
BK6 = 81,5 + 8 = 89, 5
BK7 = 89, 5 + 8 = 97,5
b. Menentukan Z skor yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Z= −�
Z1 = 49,5−70
12,30 = -0,166
Z2 = 57,5−70
12,30 = -0,01
Z3 = 65,5−70
12,30 = -0,36
Z4 = 67,5−68,03
167 = 0,26
Z5 = 73,5−68,03
167 = 0,91
Z6 =79,5−68,03
167 = 1,56
Z7 = 85,5−68,03
167 = 2,21
c. Mencari Luas Kelas Tiap Interval
Z-1,66 - Z-1,01 = 0,4515 – 0,3438 = 0,1077
Z-1, 01 - Z-0,36 = 0,3438 – 0,1406 = 0,2032
Z-0,36 - Z-0,26 = 0,1406 +0,1026 = 0,243
9
9
Z-0,91- Z-0,26 = 0,3186 – 0,1026 = 0,216
Z1,56 - Z0,91 = 0,4406 – 0,3186 = 0,122
Z2,21 - Z1,56 = 0,4864 – 0,4406 = 0,0458
d. Mencari Ei
Ei= N x Luas Z batas kelas inteval
Ei1 = 28 x 0,1077 = 3,015
Ei2 = 28 x 0,2032 = 5,689
Ei3 = 28 x 0,243 = 6,804
fe4 = 28 x 0,216 = 6,048
fe5 = 28 x 0,122 = 3,416
fe6 = 28 x 0,0458 = 12,824
e. Nilai {Oi−Ei
Ei}2
1. (4-3,015)2 = 0,32
3,015
2. (8-5,689)2 = 0,93
5,689
3. (6-6,804)2 = 0,80
6,804
4. (5-6,004)2 = 0,18
6,048
5. (2-3,416)2 = 0,58
3,416
6. (3-1,2824)2 = 2,29
1,2824
Berdasakan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil X2hitung = 5,1 dan
nilai X2tabel =7,82 sehingga X2
hitung ≤ X2tabel yaitu 5,1 ≤ 7.82, Pada taraf signifikasi
0.05 dengan dk = k-3=6- 3= 3 maka data tersebut terdistribusi normal.
10
10
lampiran 10
Hasil uji normalita Kelas Kontrol
b. Hasil analisis uji normalitas kelas kontrol
1. Menetukan skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar 85
Skor terkecil 35
2. Menentukan rentang kelas (R)
R= skor terbesar – skor terkecil
= 85-35
= 50
3. Menentukan banyak kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log (31)
= 1 + 3,3 (1,49)
= 1 + 4, 917
= 5, 91 di bulatkan menjadi 6
4. Menentukan panjang kelas (I)
I= = 50
6 = 8,33 dibulatakn menjadi 9
5. Menentukan Batas kelas = BK + panjang kelas
6. Tabel data terdistribusi
terval kelas F Xi Xi2 f.xi f.xi\2
35-43 2 39 1.521 78 3.042
44-52 5 48 2.304 240 11.520
53-61 7 57 3.249 399 22.743
62-70 9 66 4.356 594 39.204
71-79 4 75 5.625 300 22.500
80-88 4 84 7.056 336 28.224
∑f=28 1.947 127.233
11
11
7. Menentukan Rata-rata
x = � .�� � =
.��31
= 62,8
8. Menentukan standar deviasi
SD = � .�2 − � . �� 2 � �−1
= 127.233− 1.947 2
31
31−1
= 127.233− 3.790,809
31
30
= 127.233−122,284
30
= 4.949
30
= 164,966 =12,84
9. Tabel frekuensi uji normalitas nilai postest kelas eksperimen
Interval Batas Kelas
Z Luas 0-Z Luas tiap kelas interval
Ei Oi {Oi−Ei
Ei}2
34, 5 -2,20 0,4861 35-43 0,0529 1,6399 2 0,07
43,5 -1,50 0,4332 44-52 0,1451 4,4981 5 0,05
52,5 -0,80 0,2881 53-61 0,2483 7,6973 7 0,48
61,5 -0,10 0,0398 62-70 0,2622 8,1282 9 0,09
70,5 0,59 0,2224 71-79 0,1808 5,6048 4 0,45
79,5 1,30 0,4032 80-86 0,074 2,294 4 1,26
88,5 2,00 0,4772 X2 = ∑Oi−Ei
Ei}2 2,4
12
12
f. Menentukan nilai batas kelas
Mencari batas kelas = 35-0,5 = 34,5 [BK1]
BK2, BK3, BK3, BK4, BK5, BK6, BK7 dicari dengan rumus : BK2 = BK1 +
panjangkelas, begitu juga untuk mencari batas kelas selanjutnya.
BK2 = 34,5 + 9 = 43,5
BK3 = 43,5 + 9 = 52,5
BK4 = 52,5 + 9 = 61,5
BK5 = 61,5 + 9 = 70,5
BK6 = 70,5 + 9 = 79, 5
BK7 = 79, 5 + 9 = 88,5
g. Menentukan Z skor yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Z= −�
Z1 = 34,5−62,80
12,84 = 2,20
Z2 = 43,5−62,80
12,84 = 1,50
Z3 = 52,5−62,80
12,34 = 0,80
Z4 = 61,5−62,80
12,84 = 0,10
Z5 = 70,5−62,30
12,84 = 0,59
Z6 =79,5−62,80
12.84 = 1,30
Z7 = 88,5−62,80
12,84 = 2,00
h. Mencari Luas Kelas Tiap Interval
Z-2,20 - Z-1,50 = 0,4861 – 0,4332 = 0,0529
Z-1, 50 - Z-0,80 = 0,4332 – 0,2881 = 0,1451
Z-0,80 - Z-0,10 = 0,2881 – 0,0398 = 0,2483
Z-0,10+ Z-0,59 = 0,0398 + 0,2224 = 0,2622
Z1,30 - Z0,59 = 0,4032 – 0,2224 = 0,1808
13
13
Z2,00 - Z1,30 = 0,4772 – 0,4032 = 0,0458
i. Mencari Ei
Ei= N x Luas Z batas kelas inteval
Ei1 = 31 x 0,0529 = 1,6399
Ei2 = 31 x 0,1451 = 4,4981
Ei3 = 31 x 0,2483 = 7,6973
fe4 = 31 x 0,2622 = 8,1282
fe5 = 28 x 0,1808 = 5,6048
fe6 = 28 x 0,074 = 2,294
j. Nilai {Oi−Ei
Ei}2
7. (2-1,6399)2 = 0,07
1,6399
8. (5-4,4981)2 = 0,05
4,4981
9. (7-7,6973)2 = 0,48
7,6973
10. (9-8,1282)2 = 0,09
8,1282
11. (4-5,6048)2 = 0,45
5,6048
12. (4-2,294)2 = 1,26
2,294
Berdasakan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil X2hitung = 2,4 dan
nilai X2tabel =7,82 sehingga X2
hitung ≤ X2tabel yaitu 2,4 ≤ 7.82, Pada taraf signifikasi
0.05 dengan dk = k-3=6- 3= 3 maka data tersebut terdistribusi normal.
14
14
Lampiran 11 : uji homogenitas hasil pretest kelas eksperimrn dan kelas kontrol 1. Uji Homogenitas Hasil Pretest kelas eksperimen dan kontrol
a) Pretest kelas eksperimen nterval kelas f1 Xi - � (x1- � )2 (x1- � )2
35-42 38,5 14,89 221,7121 886,8484
43-49 46 7,39 54,6121 273,0605
50-57 53,5 0,11 0,0112 0,0968
58-65 61,5 64 384
66-73 69,5 16,11 259,5321 519,0642
74-81 77,5 24,11 581,2921 1.743,8763
∑f=28 1.181.1605 3.806,9462
S= �(�1− � )2�−1
= 3.806,9462
27 =
= 140,99 = 11,87
S2 = ( �1 − �2 ) n-1
=(1.181.1605) 27 = 43,76
b) Pre test kelas kontrol
nterval kelas f1 Xi - � (x1- � )2 (x1- � )2
25-32 28,5 2,79 519,384 1.038,7682
33-40 36,5 14,79 218,441 655,323
41-48 44,5 6,79 46,1041 276,6246
49-56 12 52,5 1,21 1,4641 17,5692
57-64 65,5 14,21 201,9241 403,8482
65-72 68,5 17,21 296,1841 1.777,1046
15
15
∑f=28 1.283,5015 4.163,2378
S= �(�1− � )2�−1
= 4204,88
27 = 155,73 = 12,4
S2 = ( �1 − �2 ) n-1
= (1.283,5015) 30 S2 = 42,78
Diketahui :
Varians kelompok eksperimen = 43,76 N=28
Varians kelompok kontrol = 42,78 N=31
F = � � � � � � �
= 43,76
42,78 = 1, 02
Menentukan db pembilang = 28 -1 = 27
Menentukan db penyebut = 31-1 =30
Taraf signifikan = 5%
Menentukan Ftabel, pada tabel distribusi F.
F(0.05)(27/30) = 1.88
Berdasarkan hasil uji homogenias nilai pre test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat di simpulkan bahwa nilai Fhitung < Ftabel yaitu 1, 02 ≤ 1,88 maka
data kedua kelompok tersebut homogen.
16
16
Lampiran 12 Hasil Uji Homogenitas nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
a. Post test kelas eksperimen
nterval kelas f1 Xi - � (x1- � )2 (x1- � )2
50-57 53,5 17,03 290,0209 1.160,0836
58-65 61,5 9,03 81,5409 652,3272
66-73 69,5 5,03 25,3009 139,8054
74-81 77,5 6,97 48,5809 242,9045
82-89 85,5 14,97 269,0109 538,0218
90-91 93,5 22,97 527,209 1.582,8627
∑f=28 ∑1.242,0754 ∑4.316,0052
S = �(�1− � )2�−1
= 4.316,0052
27 = 159,85 = 12,64
S2 = ( �1 − �2 ) n-1
= (1.242,0754) 27 S2 = 46
b. Post test kelas kontrol
nterval kelas f1 Xi - � (x1- � )2 (x1- � )2
35-43 39 23,8 566,44 1.132,88
44-52 48 14,8 219,04 1.095,2
53-61 57 5,8 33,64 235,48
62-70 66 3,2 10,24 92,16
71-79 75 12,2 148,84 595,36
17
17
80-88 84 21,2 449,44 1.797,76
∑f=28 1.427,64 4.948,84
S = �(�1− � )2�−1
= 1.427,64
30 = 164,96 = 12,84
S2 = ( �1 − �2 ) n-1
= (1.427,64) 30 S2 = 47,58
Diketahui :
Varians kelompok eksperimen = 46 N=28
Varians kelompok kontrol = 47,58 N=31
F = � � � � � � �
= 47,58
46 = 1, 03
Menentukan db pembilang = 28 -1 = 27
Menentukan db penyebut = 31-1 = 30
Taraf signifikan = 5%
Menentukan Ftabel, pada tabel distribusi F.
F(0.05)(27/30) = 1,88
Berdasarkan hasil uji homogenias nilai post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat di simpulkan bahwa Fhitung < Ftabel yaitu 1,49 ≤ 1,908 maka data
kedua kelompok tersebut homogen.
18
18
Lampiran 12: Perhitungan Uji t
Perhitungan Uji t
Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam permasalahan ini, data
dianalisis dengan uji t (t-test).Ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
peningkatan hasil belajar dengan metode outdoor study. Adapun rumus t-test yang
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah:
t = �2−� 2 �1−1 1
2+ �2+1 22�1+�2−2
(1�1
+1�2
)
Keterangan:
�1 = Rata-rata nilai kelompok ekperimen
�2 = Rata-rata nilai kelompok control
12 = Standar deviasi nilai kelompok ekperimen
22 = Standar deviasi nilai kelompok control
�1 = Jumlah siswa dalam kelompok ekperimen
�2 = Jumlah siswa dalam kelopok control
�1 = 70
�2 = 62,80
12 = 46
22 = 47,58
�1 = 28
�2 = 31
t = �1−� 2 �1−1 1
2+ �2−1 22�1+�2−2
(1�1
+1�2
)
= 70−62,80 28−1 46+ 31−1 47,58
28+31−2(
1
28+
1
31)
= 7,2 1.242 +1.426 ,8
57(0,07 )
19
19
= 7,2 2.668 ,8
57(0,07 )
= 7,2 186 ,816
57
= 7,2 3,27
= 7,2
1,8083 = 3,98
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t maka nilai yang di peroleh nilai
thitung = 3,98 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% =2,01, kemudian dibandingkan
antara thitung dengan ttabel. Dengan kriteria pengujian untuk uji t adalah jika thitung > ttabel pada
taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) n1 + n2 - 2 = 28+ 31-2 = 57 diperoleh
hasil yaitu niali thitung lebih besar dari pada ttabel ( thitung>ttabel) atau (3,98> 2,01), maka
hipotesis Ho di tolak dan hipotesis Ha diterima.
20
20
Lampiran 14: Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Pretest kelas Eksperimen
pretest kelas kontrol
21
21
Poto kegiatan Pembelajaran
A. Pra Kegiatan
B. Tahap Pendahuluan
22
22
C. Tahap pelaksanaan (Kegiatan belajar di luar kelas)
23
23
D. Tahap Penjelasan konsep
1. siswa mendiskusikan hasil kelomponya
2. siswa saat mepresentasikan hasil diskusi kelompoknya
24
24
3. Siswa saat tanya jawab
E. Kesimpulan
25
25
Postest kelas eksperimen
Postest kelas kontrol
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30