PENGARUH METODE EDUTAIMENT TERHADAP HASIL BELAJAR …repository.uinjambi.ac.id/7014/1/TB.161114 _...
Transcript of PENGARUH METODE EDUTAIMENT TERHADAP HASIL BELAJAR …repository.uinjambi.ac.id/7014/1/TB.161114 _...
1
PENGARUH METODE EDUTAIMENT TERHADAP
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
SKRIPSI
Oleh:
Sri Wahyuni
TB.161114
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
2
PENGARUH METODE EDUTAIMENT TERHADAP
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Sri Wahyuni
TB.161114
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
i
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lamp : -
Kepada
Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi, serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari :
Nama :Sri Wahyuni
NIM :TB161114
Judul : Pengaruh Metode Edutainment Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Tadris
Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi 11 Februari 2021
Pembimbing I
Dr. Risnita,M.Pd
NIP. 19670708 199803 2001
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 2020 R-0 - 2 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lamp : -
Kepada
Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi, serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudari :
Nama :Sri Wahyuni
NIM :TB161114
Judul : Pengaruh Metode Edutainment Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Tadris
Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang PendidikanBiologi.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudari tersebutdapat segera
dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 11 Februari 2021
Pembimbing II,
Reny Safita,S.Pt.,M.Pd
NIP. 198210292009 12 2003
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji dan nikmat syukur kupersembahkan atas nikmat dan rahmat
yang engkau berikan kepada hambamu. Alhamdulillah maha besar Allah
SWT karena atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan nabi Muhammad SAW.
Saya persembahkan karya tulis ilmiah saya yang berbentuk skripsi ini
dengan penuh kasih sayang untuk bapak (Zakaria Ansori) dan ibuk (Siti
Habsah) tercinta, untuk kasih sayang yang tulus, pengorbanan yang luar
biasa, do’a yang tak terhingga, cinta serta dukungan dan semua usaha yang
diberikan.
Terima kasih juga untuk Saudara-Saudaraku (Yenni Yul Yanti, S.Pd,
Yati Sri Dewi, dan ABD Rahman Hakim) yang senantia samenja
dimotivasi bagiku untuk terus melangkah maju, terimakasih atas support dan
do’a kalian semua.
Terima kasih juga saya kepada sahabat-sahabat luar biasa (Raudatul
Jannah, Tri Nurhidayah, Uswatun Hasanah,S.Pd, Muslimatun, Ade
Astuti,S.Pd, Hindun) yang senantiasa menemani dalam suka duka
perjalanan perkuliahan ini, semoga Allah selalu meridhoi dan menyertai
setiap langkah kita dalam kebaikan amiin allahummaamiin.
viii
MOTTO
....
Artinya :” ..., maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu,
jika kamu tiada mengetahui.(QS. Al-Anbiya : 7)”. (Anonim, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, CV Penerbit Diponegoro, 2011,Hlm. 257)
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan
yang maha kuasa atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan inayahnya atas segala
ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada kita sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat seiring salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW. Yang rela bermandikan darah berselimutkan pedang
demi menegakkan kalimat tauhid “laailahaillallah”, sang pembawa cahaya iman
bagi seluruh umat manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat akademik
guna menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi dan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikanpada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultan Thaha saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skrpisi ini telah banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motovasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan kepadaYth :
1. Bapak Prof.Dr.H.Su’aidi Asy’ari,MA,Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd.I dan jajaranya sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny safita, S.Pt, M.Pd sebagai Ketua ProdiTadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr.Risnita, M.,Pd sebagai dosen pembimbing I danIbu Reny
Safita,S.Pt.,M.Pd sebagai pembimbing II, yang telah banyak memberikan
bimbingan dan sumbangan pemikiran hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan Tadris Biologi uin sulthan thaha syaifuddin
jambi.
x
6. Seluruh dosen dan karyawan fakultas Tarbiyah dan Keguruan uin sulthan
thaha syafuddin jambi.
7. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi.
8. Muhammad Hapiz,S.Pd.I sebagai kepala sekolah MTsN 4 Sarolangun yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian disekolah
tersebut.
9. Nur Azmi,S.Pd sebagai guru mata pelajaran IPA di kelas VIII MTsN 4
Sarolangun yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yangtelah membantu.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, Aamiin Yaa Robbal’aalamiin.
Jambi, 17 Maret 2021
Sri Wahyuni
TB161114
xi
ABSTRAK
Nama : Sri Wahyuni
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Pengaruh Metode Edutaiment Terhadap Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam
Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Metode Edutaiment Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Di MTsN 4 Sarolangun. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunkan Desain Pretest-Posttest
Control Group Desain, dan teknik pengambilan sampel Cluster Random
Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A sebagai kelas
eksperimen yang berjumlah 18 siswa dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 18 siswa. Intrumen penelitian yang digunakan adalah tes uraian yang
berjumlah 30 soal. Uji hipotesis menggunakan uji “t”, berdasarkan analisis
statistik diperoleh korelasi sebesar 5,93 dengan df sebesar 40 pada taraf signifikan
5%=2,02 dan pada taraf 1%=2,71, ternyata ,
maka Ho ditolak Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahawa, terdapat
pengaruh positif dari Metode Edutaiment Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa DiMTsN 4 Sarolangun. Hasil penelitian ini menyarankan agar guru
menerapkan Metode Edutaiment dalam pembelajaran IPA.
Kata Kunci:MetodeEdutaiment, IPA, Hasil Belajar.
xii
ABSTRACT
Name : Sri Wahyuni
Study Program : Biology Tadris
Title : The effect of Edutaiment methods on learning outcomes of
natural science
This thesis discusses the Effect of the Edutiment Method on Students'
Natural Science Learning Outcomes at MTsN 4 Sarolangun. This research is a
quantitative study using a pretest-posttest control group design, and cluster
random sampling techniques. The sample in this study was class VIII A as the
experimental class totaling 18 students and class VIII B as the control class
totaling 18 students. The research instrument used was an essay test totaling 30
questions. Hypothesis testing using the "t" test, based on statistical analysis
obtained a correlation of 5.93 with a df of 40 at a significant level of 5% = 2.02
and at the level of 1% = 2.71, it turns out that t_0> t_ (table) (2, 02 <5.93> 2.71),
then Ho is rejected Ha accepted. So it can be concluded that, there is a positive
influence from the Edutaiment Method in Improving Student Science Learning
Outcomes at MTsN 4 Sarolangun. The results of this study suggest that teachers
apply the Edutional Method in science learning.
Keywords: Educational Method, Natural Science, Learning Outcomes.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS I ........................................................................................... i
NOTA DINAS II .......................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISANALITAS ........................................................... iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
MOTTO ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Deskripsi Teori .................................................................................. 7
1. Motivasi Belajar .......................................................................... 7
2. Media Pembelajaran Permainan .................................................. 14
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................... 20
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 21
D. Hipotesis ............................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 23
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
xiv
B. Metode Dan Desain Penelitian .......................................................... 23
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 24
D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 25
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 25
F. Hipotesis Statistik .............................................................................. 32
G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 34
A. Analisa Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................. 34
B. Deskripsi Data ................................................................................... 34
C. PengujianPrasyarat ............................................................................ 39
D. PengujianHipotesis ............................................................................ 42
E. Uji Pengaruh Phi-Korelasi ................................................................ 42
F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 48
A. Kesimpulan ....................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DOKUMENTASI
CURICULUM VITAE
xv
DAFTAR TABEL
Tabel1.1.Data Skor Rata-rata Nilai Ulangan harian IPA .............................. 21
Tabel 3.1.Desain Penelitian........................................................................... 21
Tabel 3.2.Jumlah Siswa Kelas VIII MTsN 4 Sarolangun ............................. 22
Tabel 3.3.Kategori Interval Penelitian .......................................................... 24
Tabel 3.4.Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran .................................... 29
Tabel 3.5.Ringkasan Hasil Validasi Ahli ..................................................... 32
Tabel 3.6. Ringkasan Hasi Realibilitas Validasi Ahli .................................. 36
Tabel 3.7. Ringkasan HasilValidasi Ahli Terhadap Hasil Observasi ........... 38
Tabel 3.8.Ringkasan Hasil Realibilitas Validasi Ahli .................................. 40
Tabel 3.9. Kategori Daya Pembeda .............................................................. 42
Tabel 3.10.Hasil Uji Kolmogrorof-Smirnov ................................................. 43
Tabel 3.11. Hasil Uji Homogenitas pritest dan postest ................................
Tabel 4.1. Kualifikasi Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran .................
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Belajar Murid .................................................
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Murid .
Tabel 4.4. Uji Paired Samples Test Kelas Eksperimen .................................
Tabel 4.5. Uji Paired Samples Test Kelas Kontrol .......................................
Tabel 4.6. Uji Independent Samples Test .....................................................
Tabel 4.7. Uji Independent Samples Setelah Perlakuan ..............................
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Model Kesepakatan Antar 2 Pakar (Ruslan,2009) ................... 19
Gambar 4.1. Diagram Variabel Hasil Bealajar IPA Kelas Kontrol .............. 37
Gambar 4.2. Diagram Variabel Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen ......... 38
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Silabus
Lampiran 2.RPP
Lampiran 3.LKM
Lampiran 4. Kisi-Kisi Hasil Belajar
Lampiran 5.Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 6.Kunci Jawaban
Lampiran 7.Hasil Validasi Ahli
Lampiran 8.Indeks Kesukaran Soal Tes
Lampiran 9.Tabulasi Daya Pembeda
Lampiran 10.Tabulasi Efektivitas Pengecuh
Lampiran 11. Hasil Uji Validasi Instrumen Tes
Lampiran 12.Hasil Uji Reabilitas Tes
Lampiran 13.Data Pretest
Lampiran 14.Data Posttest
Lampiran 15. Lembar Observasi
Lampiran 16. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Lampiran 17. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Lampiran 18. Uji Homogenitas
Lampiran 19. Uji-T
Lampiran 20. Uji Dskriptif
Lampiran 21. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai sosial, budaya, moral atau agama peserta didik. Pendidikan
juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan
pengalaman dalam kehidupan nyata.Peran pengajar menjadikan peserta didik
menjadi generasi yang mampu meningkatkan kapasitas peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk menemukan, mengelola dan mengevaluasi
informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia nyata dan
ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di lingkungannya.
Penyelenggara pendidikan atau dalam hal ini adalah sebuah Negara
yang demokratis serta bertanggung jembaga atau institusi pendidikan di
Indonesia mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi sangat
banyak dan memiliki tujuan institusional yang beragam pula. Namun tujuan –
tujuan institusional tersebut harus saling menunjang menuju satu tujuan utama
yaitu tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan adalah membina anak
didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap baik sehingga dengan
kecerdasannya itu mereka mampu menghadapi tantangan – tantangan hidup di
masa yang akan datang. (Iif Khoiru Ahmadi dkk, 2011, hlm.84).
Suatu pembelajaran tidak dapat terlepas dari sumber belajar.Salah satu
sumber belajar yang sering digunakan guru adalah buku pelajaran.Akan tetapi
menurut para ahli pendidikan dan beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa
dukungan metode edutaiment sangat diperlukan, kegiatan belajar mengajar
yang hanya menggunakan buku pelajaran sebagai satu - satunya sumber belajar
oleh siswa, menjadikan suasana kurang menarik dan membosankan serta
kurang memberikan kemudahan siswa dalam memahami materi yang bersifat
abstrak.
Sebagai mana yang diketahui bahwa dewasa ini proses pendidikan telah
berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kuantitas lembaga
2
pendidikansemakin meningkat.Hal itu dapat dilihat dari jumlah sekolah yang
semakin banyak,tidak seperti pada awal mula perkembangan pendidikan di
Indonesia dimana sangat sulit menemukan sekolah yang memadai jika kita
memiliki sejarah.
Bertambahnya kuantitas lembaga pendidikan tidak dapat menjadi patokan
dari meningkatnya kualitas pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang belum
mampu menunjukkan khitahnya sebagai taman pendidikan sebagaimana yang
disuarakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia; Ki Hajar Dewantara. Salah satu
asumsi bahwa sekolah ruang kelas sekarang menjadi penjara, guru serta proses
pembelajaran menjadi momok yang menjenuhkan bagi siswa.
Berbagai upaya dilakukan praktisi pendidikan untuk mengubah paradigm
pendidikan antara lain dengan melakukan berbagai inovasi berdasarkan teori-
teori pendidikan yang telah ada namun tetap saja masalah-masalah
pembelajaran atau proses pendidikan belum dapat teratasi. Karena pada
dasarnya kekeliruan dalam pendidikan sebagian besar terletak pada praktik.Hal
yang sering menjadi masalah di dalam kelas adalah seringkali proses
pendidikan peserta didik di sekolah tidak sesuai dengan harapan dari
tindakanmendidik itu sendiri. Pembelajaran yang cenderung kaku, bahkan ada
yang penuh tekanan yang mengakibatkan ketegangan dalam proses
pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Freire (2013:51):Guru membicarakan
realitas seolah-olah sesuatu yang tidak bergerak, statis, terpisah satu sama lain,
dan dapat diramalkan. Atau, dia menguraikan sebuah topik yang sama sekali
asing bagi pengalaman dan eksistensi para murid. Tugasnya adalah “mengisi”
para murid dengan segala bahan yang dituturkanbahan-bahan yang lepas dari
realitas, terpisah dari totalitas yang melahirkan dan dapat memberinya
arti.Padahal untuk menanamkan perilaku yang baik serta membina kecerdasan
anak diperlukan pemahaman terhadap situasi dan kondisi yang semestinya
diciptakan di dalam kelas sesuai dengan tahap perkembangan, kelas yang tanpa
tekanan dan memperhatikan kemampuan berpikir anak.
3
Lebih lanjut Freire (2013:52) menganalisis realitas:Pendidikan
bercerita−dengan guru sebagai pencerita−mengarahkan murid untuk menghafal
secara mekanis apa isipelajaran yang diceritakan. Lebih buruk lagi, murid
diubahnya menjadi “bejana-bejana”, wadah-wadah kosong untuk diisi oleh
guru.Semakin penuh dia mengisi wadah-wadah itu, semakin baik pula seorang
guru.Semakin patuh wadah-wadah itu untuk diisi, semakin baik pula mereka
sebagai murid.Jika kita melihat apa yang selama ini terjadi dalam proses
pembelajaran di kelas yang sedemikian kaku dan menelaah pernyataan Freire
maka bisa dibayangkan betapa menjenuhkannya proses belajar apalagi jika
harus dilalui oleh peserta tersebut.
Maka dari itu, untuk membuat proses belajar menjadi efektif adalah
dengan menciptakan kondisi dan situasi yang nyaman dengan masuk ke dalam
zona Alfa peserta didik. Menurut Chatib (2011:90):Kondisi alfa adalah tahap
paling iluminasi (cemerlang) proses kreatif seseorang. Kondisi ini dikatakan
sebagai kondisi yang paling baik untuk belajar sebab neuron (sel saraf) sedang
berada dalam suatu harmoni (keseimbangan); yaitu ketika sel-sel saraf
seseorang melakukan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga
beristirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang
mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.Pada saat ini, seseorang disebut
juga berada dalam kondisiperalihan antara sadar dan tidak. Hal ini
menimbulkan adanya efisiensi padajalur saraf sehingga kondisi tersebut
dipercaya oleh banyak para ahli sebagai kondisi yang tepat untuk melakukan
sugesti, di antaranya proses belajarmengajar.
Inti dari pada zona alfa adalah otak bekerja dengan rileks. Sehingga perlu
dirancang proses pembelajaran yang dapat membuat peserta didik masuk
dalam zona alfa baik saat memulai pembelajaran maupun dalam proses
pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menyajikan hal-
hal yang dapat menarik perhatianmereka seperti hiburan. Selain itu proses
pembelajaran yang menghibur juga dapat dilakukan dengan mengolah kegiatan
bermain sebagai hiburan aktif dalam proses belajar.
4
Plato menyatakan dari pentingnya bermain sebagai salah satu kegiatan
manusia yang bermafaat.Pada anak-anak, kegiatan bermain, belajar dan bekerja
merupakan satu system yang tidak terpisahkan. Bermain merupakan cara
efektif bagi anak-anak untuk menghadapi masa depan. Sebab, dengan bermain,
anak-anak dapat terasah dalam segi pengetahuan, motorik, emosi, sosial,
intelektual juga kreativitas.
Memanfaatkan hiburan –baik bermain (hiburan aktif) atau pun media
hiburanlainnya sebagai medium untuk belajar diharapkan dapat membantu
tercapainya hasil pembelajaran yang lebih optimal.Pembelajaran tersebut dapat
dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang disebut
Edutainment. Dimana edutaimentmerupakan proses pembelajaran yang
mengkombinasi education dengan entertainment.
Edutainment tepat digunakan dalam proses pendidikan, melalui
edutainment kita bisa mengembangkan kegiatan pembelajaran yang membuat
anak belajar dengan menyenangkan tanpa tendensi. Untuk itu melalui hiburan
ataupun permainan diharapkan mampu menciptakan suasana menyenangkan di
kelas sehingga otak anak dapat bekerja rileks dalam proses belajar. Bermain
atau belajar dengan suasana yang menyenangkan merupakan salah satu faktor
yang penting dalam pendidikan. Karena itu, edutainmentsebagai metode dapat
meramu kegiatan belajar mengajar di kelas dalam proses pembelajaran yang
lebih humanis. Melalui edutainment anak-anak dapat belajar tanpa menyadari
secara langsung bahwa mereka sedang berada pada kegiatanpembelajaran.
Berangkat dari proses pendidikan yang humanis, peserta didik akan
mampu menemukan kebebasan dalam pendidikan.Kebebasan menemukan jati
diri, kebebasan dalam memperoleh haknya sebagai peserta didik dan kebebasan
dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka
mampu belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada. Semua hal tersebut di
dapatkan melalui proses pendidikan yang tak terlepas dari praktik-praktik
lingkungan sosial yang mendukung. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
luput dari berbagai interaksi sosial, lahir dari kelompok kecil lalu kelak terjun
dalam lingkup sosial yang lebih luas.Untuk itu diperlukan bekal dan proses
5
belajar yang tepat agar anak mampu menunjukkan eksistensi dalam
berkehidupan sosial serta memiliki kecerdasan sosial.
Berdasarkan observasi peneliti pada bulan Oktober Tahun 2019 di MTsN
4 Sarolangun menunjukkan bahwasanyahasil belajar IPA siswa rendah. Hal ini
terlihat dari data nilai ulangan harian kelas VIII yang rata – rata siswanya
masih mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).
Tabe 1.1 Data Skor Rata-rata Nilai Ulangan Harian IPASiswa Kelas VIII
di MTsN 4 Sarolangun Tahun Pelajaran 2019/2020
Kelas Jumlah Siswa Rata-rata
VIII A 18 60
VIII B 18 60
Sumber. Data berasal dari dokumentasi MTsN 4 Sarolangun
Selain itu, dari hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi IPA
yaitu ibu Azmi juga menunjukkan masih banyak masalah – masalah yang
dihadapi siswa dalam pembelajaran IPA. Diantaranya adalah motivasi belajar
siswa yang rendah, kemampuan dasar IPA mereka juga rendah, dan tidak
adanya dukungan dari orangtua untuk belajar. Pada saat observasi berlangsung
penelitijuga melihat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, mungkin hal ini di
karenakan guru yang mengampu matapelajaran tersebut menggunkan metode
konvensional, seperti hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat saja.
Oleh karena itu peneliti ingin melihat adakah perubahanhasil belajar siswa
apabila proses belajar mengajar menggunakan metodeEdutainment.
MetodeEdutainmentsendiri dipilih oleh penulis dikarenakan
metodeEdutainment menjadi jalan untuk menyajikan pembelajaran yang
bermakna bagi anak melalui pengalaman, pembelajaran menyenangkan (rileks)
dengan entertaiment yang diasimilasi dalam proses pendidikan serta proses
yang memberikan kebebasan pada peserta didik dalam belajar dan
memecahkan masalah secara kreatif dengan harapan meningkatkan hasil
belajarnya terkhusus pada mata pelajaran IPA.
Metode ini hendaknya dapat memberikan warna baru dalam proses
pendidikan terhadap anak agar dapat menjadikan proses pembelajaran lebih
6
menyentuh tidak hanya pada segi kognitif namun ranah afektif pada anak
karena disajikan dengan proses yang memperhatikan perkembangan kognitif,
perkembangan psikologis, serta perkembangan sosial peserta didik melalui
proses yang humanis.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka
penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode
Edutaiment Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
2. Pembelajaran masih bersifat konvensional sehingga proses belajar
mengajar tidak memperhatikan keberagaman kemampuan siswa
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki dan supaya
pembahasan lebih berfokus dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang
ingin diketahui kepastiannya maka peneliti perlu membatasi kajian penelitian
ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Penelitian ini
dilakukan di kelas VIII MtsN 4 Saroangunpada pokokpembahasan system
pencernaan manusia.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Hasil Belajar IPA tanpa metode Edutainmentpadasiswa
di kelas VIII MtsN 4 Saroangun?
2. Bagaimana Hasil Belajar IPA dengan metode
Edutainmentpadasiswa di kelas VIII MtsN 4 Saroangun?
3. Bagaimana Pengaruh SignifikanMetode EdutainmentTerhadap Hasil
Belajar padasiswa di kelas VIII MtsN 4 Saroangun?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
7
1. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat menjelaskan berapa besar skor hasil belajar IPA siswa tanpa
menggunakan metode Edutaimet di MtsN 4 Saroangun.
b. Dapat menjelaskan berapa besar skor hasil belajar IPA siswa
denganmenggunakan metode Edutaimet di MtsN 4 Saroangun.
c. Ingin membuktikan berapa besar skor pengaruh signifikan
penggunaan metode Edutainment terhadap hasil belajar IPAdi MtsN 4
Saroangun.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti untuk
kepentingan teoritis-praktis akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan
dan dapat menjadi acuan bagi penelitian lain yang kelak ingin menggunakan
metode pembelajaran ini khususna berkaitan dengan pembelajaran IPA.
8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. MetodeEdutainment
a. Pengertian Metode Edutaiment
Edutainmentmerupakan akronim dari kata education dan
entertainment yangjika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti
pendidikan dan hiburan.Menurut Hamid (2011:17) “edutainment adalah
pendidikan yang menghibur ataumenyenangkan.”Lanjut Hamid (2011:17)
mengemukakan:Dari segi terminologi, edutainment adalah suatu proses
pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan
dan hiburan bisadikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan
pembelajaran yangmenyenangkan.
Oleh sebab itu, garis besar dari edutainment adalah pembelajaran yang
dapatmenyenangkan anak. Menurut Hamid (2011:18):Pada dasarnya,
edutainmentberusaha untuk mengajarkan atau memfasilitasiinteraksi sosial
kepada para siswa dengan memasukkan berbagai pelajarandalam bentuk
hiburan yang sudah akrab di telinga mereka, seperti acaratelevisi, permainan
yang ada di komputer atau video games, film,musik,website, perangkat
multimedia, dan sebagainya. Di samping itu, edutainmentjuga bisa berupa
pendidikan di alam bebas, yang mampu menghibur sekaligusbelajar tentang
kehidupan binatang dan habitatnya.
Selanjutnya edutainment menurut Pangastuti (2014:60):Dapat
diartikan sebagai program pendidikan atau pelatihan yang dikemasdalam
konsep hiburan sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta didik hampir
tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untukbelajar atau
untuk memahami nilai-nilai (value) setiap individu.Dalam perkembangannya
edutainment lebih dikenal dalam dunia teknologimodern, sesuai dengan
sebuah jurnal dimana Anikina dan Yamenko
9
(2014)mengemukakan:Perkembangan pesat teknologi menyediakan aktivitas
baru yang menyenangkan,di samping memudahkan kita mendapat informasi
dalam waktu sekejap.Sebagai tambahan, proses kognitif tidak diwajibkan
dalam lingkungan formal(yang biasanya membosankan) yang mana mampu
berubah menjadi hiburanbermanfaat dimana kita juga bisa memperoleh
pengetahuan sekaligus. Nyataadanya bahwa keadaan yang telah dijelaskan
sebelumnya berdampak padamunculnya teknologi pembelajaran Edutainment
yang berbasis pada konsep“pendidikan (pendidikan) + hiburan/entertainment
(hiburan).”Jadi, segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi
yang selainbertujuan menghibur dan mendidik dapat dikatakan berkonsep
edutainment.
Kurshinov (2009) dalam Anikina dan Yamenko (2014)
mengatakan:teknologi Edutainment mencakup kondisi motivasi emosional.
Sekarang adaistilah baru – edutainment.Proses pembelajaran
ditransformasikan ke dalam sebuah kasus, bukan hanya satu aktor (guru) –
namun semuanya terlibat dalampelaksanaannya, itulah Edutainment.Jadi,
metode edutainment merupakan metode pembelajaran yang mengemas
education ke dalam entertainment dengan memanfaatkan berbagai medium
terutama teknologi (media hiburan) sebagai upaya menyajikan pembelajaran
yang menyenangkan sehingga peserta didik hampir tidak menyadari bahwa
mereka sedang belajar.
2. Landasan Konsep Edutainment
a. Pendidikan dan Hiburan
Menurut Daradjat (1994:1) dalam Yamin dan Maisah
(2012:16):Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya
awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan.” Istilah
pendidikan ini semulanya berasal dari bahasa “Yunani”, “paedagogie” yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education”yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering
diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
10
Secara bahasa pendidikan berarti tindakan membimbing, pada
dasarnya pendidikan memiliki tiga jenis spesifikasi tujuan. Menurut
Krathwohl dan Payne (1971) dalam Anderson dan Krathwohl (2014:22): Tiga
tingkat spesifikasi, yakni tujuan global, tujuan pendidikan, dan tujuan
instruksional; tingkat spesifikasi yang disebut terakhir kemudian
dikenaldengan tujuan instruksional. Tiga tingkat spesifikasi ini menunjukkan
tiga posisi dalam kontinum spesifikasi, sehingga mengklasifikasi tujuan
pendidikan berarti menentukan tingkat spesifikasinya.
Menentukan tujuan pendidikan merupakan upaya dari merumuskan
aktivitaspembelajaran. Namun, yang perlu diketahui bahwa capaian hasil
pembelajaran bukan satu-satunya sasaran dari tujuan pendidikan.
Sebagaimana yang dikemukanan oleh Anderson dan Krathwohl (2014:26)
“secara singkat dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas pembelajaran, jika
direncanakan dengan tepat dan dilaksanakan dengan baik, berbuah pencapain
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.” Dari pernyataan di atas menunjunkkan
bahwa inti dari pada pendididikan sebenarnya bukan hanya terletak dari
tercapainya tujuan pendidikan tapi bagaimana proses dalam mencapai tujuan
pendidikan tersebut, dengan proses yang baik maka hasil yang diharapkan
akan tercapai dengan sendirinya. Pendidikan khususnya di Indonesia
selayaknya bertumpuh bahwa: Pendidikan umumnya berarti daya-upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intellect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa tidak boleh
dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar supaya kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita
didik selaras dengan dunianya (Dewantara, 1961:14).
Pendidikan merupakan upaya menuntun peserta didik, tekhusus
padapendidikan anak-anak lebih lanjut Dewantara (1961:20) mengemukakan:
Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun
maksudnya pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
11
tingginya. Jadi pendidikan merupakan upaya menuntun peserta didik di dalam
hidup dan pertumbuhannya selaras dengan dunianya. Hal tersebut
memberikan gambaran bahwa ada hal yang harus diperhatikan dalam proses
pendidikan yang berkaitan dengan usia dan perkembangan peserta didik.
Sedangkan berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Hal di atas sejalan dengan yang dikemukakan Daradjat (1994:1)
dalam Yamin dan Maisah (2012:16) “pendidikan berarti segala usaha orang
dewasa dalampergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.” Karena itu,
kehadiran orang dewasa sebagai pendidik harus melakukan upaya untuk
membimbing dan mengarahkan peserta didik agar dapat mengembangkan
potensinya serta mencapai tujuan dari pendidikan yang diharapkan.
Pada kurikulum Nasional Norwegia (tanpa tahun) dalam Hagness
(1994:11)dalam Beetlestone (2013:1) bahwa “pendidikan harus menunjukkan
bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara terus menerus
mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup manusia.” Kemampuan
kreatif yang berkembang sangat didukung oleh kecakapan intelektual yang
tidak dapat terlepas dari kecakapan emosional.
Menurut Dewey (tanpa tahun) dalam Bastian (2002:12) dalam Yamin
dan Maisah (2012:17) menyatakan “pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia.” Salah satu faktor hantaran menuju kecakapan
intelektual adalah emosi, berkaitan dengan hal tersebut maka perasaan relaks
dan hiburan menjadi kunci untuk membina emosi menuju pada kecerdasan
intelektual, Menurut Lazanov (1991) dalam Jensen (2008:75): efek relaks
12
atau pengenduran iklim pembelajaran yang positif sangat penting dalam
“mengurangi intensitas kewaspadaan, mengaktifkan sistem serotonin-
energetik dan mendorong sistem katekolaminegetik.” Jika diterjemahkan,
maka ini artinya adalah ada pilihan waktu terbaik bagi guru untuk
memanfaatkan periode kesiagaan/kekenduran otak untuk memasukkan
informasi baru, dan mengurangi muatan selama periode-periode
tegang/rendah.
Lebih lanjut Jensen (2008:82) menjelaskan: Para pembelajar yang
hidup dalam tekanan, kegelisahan atau ancaman dari hal-hal semacam ini
secara terus menerus tidak mendapatkan istirahat otakyang sangat penting
untuk membuat otak berfungsi optimal. Tanpa hal ini, pembelajaran dan
berpikir akan terganggu. Hal diatas menunjukkan peran kegiatan-kegiatan
belajar yang menyenangkan; proses yang tidak hanya bertumpuh pada
orientasi intelektual semata tapi memerhatikan aspek emosional peserta didik
sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Prashing (2007:317) mengemukakan
bahwa: Belajar dalam kondisi menyenangkan seperti itu bisa menstimulus
otak, cepat dan mudah. Siswa mampu mengembangkan citra diri positif
dengan cepat, memperlihatkan sikap dan penuh perhatian tetapi santai saat
belajar dan bergairah mereka jadi ingin terus belajar.
Belajar dengan kondisi yang menyenangkan dapat dikaitkan dengan
hiburan,menurut KBBI hiburan adalah sesuatu yang dapat sesuatu atau
perbuatan yg dapat menghibur hati (melupakan kesedihan dan sebagainya).
Sehingga dengan hiburan segala emosi negatif dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan karena pada intinya hiburan memiliki sasaran pada nilai
kebahagiaan. Anikina dan Yamenko (2014) memberikan penjelasan yang
diterjemahkan sebagai berikut:Baru-baru ini dalam dunia pendidikan di
berbagai negara, terjadi peralihan menjadi pembelajaran dengan metode yang
lebih interaktif, menarik, serta berdasarkan pengalaman. Namun, baik John
Dewey sebagai salah satu filsuf terkenal di Amerika Serikat, menyadari
pentingnya pelatihan prakarsa/insiasi dan emosi serta menekankan bahwa
pembelajaran (yakni pembelajaran kekal) sangat penting dalam eksistensi
13
kehidupan manusia. John Dewey juga menekankan pentingnya beberapa
kecakapan dan kemampuan memecahkan masalah, serta kebutuhan untuk
perkembangan kreatifitas. Ia meyakini bahwa pendidikan seharusnya tidak
dikemas dalam proses yg membosankan serta tidak menyenangkan (Dewey,
John, 1897). Teoretikus pendidikan abad ini, Nel Nod dalam karyanya
berjudul “Happines and Education/Kebahagiaan dan Pendidikan” memberi
kritik pada sistem pendidikan yang sedang berlaku, meyakinkan bahwa
pendidikan seharusnya merujuk pada intisari dan tujuan utama dari kehidupan
manusia yaitu kebahagian (Noddings, 2003).
Dengan demikian, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
untukmembimbing peserta didik dalam mencapai tujuan yakni
mengembangkan potensi, kecakapan intelektual, spiritual, budi pekerti serta
krativitas guna mencapaikebahagiaan setinggi-tingginya. Bentuk upaya
tersebut denganmenyajikan pengalaman dalam proses pendidikan yang
menyentuh aspek emosional peserta didik melalui perasaan relaks dan
dikemas dalam bentuk hiburan yang bertujuan sebagai pendidikan yang
membahagiakan dan menuju pada kebahagiaan.
b. Berpikir dan Bermain
Belajar tidak dapat terlepas dari proses berpikir, menurut Suryabrata
(2004:54) mengemukakan “Plato beranggapan bahwa berpikir itu adalah
berbicara dalam hati.” Selanjutnya Bigot dkk (1950:103) dalam Suryabrata
(2004:54) berpendapat “berpikir itu adalah meletakkan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan kita”. Sebagai suatu proses mengordinasikan
bagian-bagian pengetahuan Khodijah (2014:103) mengemukakan “berpikir
adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif”. Lebih lanjut
dikatakan bahwa “berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif
baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam
long-term memory.” Menurut Morgan (1986) dalam Khodijah (2014:103)
“Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses yang memerantarai stimulus
dan respon.” Karena merupakan jembatan antara stimulus dan respon maka
proses berpikir dapat dirangsang ketika ada hal yang harus dipecahkan.
14
Menurut Drever (tanpa tahun) dalam Walgito (1997) dalam Khodijah
(2014:103) mengatakan “thinking is any course or train of ideas; in the
norrower and stricter sense, a courseof ideas initiated by a problem (berpikir
adalah melatih ide dengan cara yang tepat dan seksama, yang dimulai dengan
adanya masalah).” Kemudian Solso (1998) dalam Khodijah (2014:103)
menyatakan: thinking is a process by which a new mental representation is
formed throughthe transformation of information by complex interaction of
the mentalattributes of judging, abstracting, reasoning, imagining, and
problem solving(berpikir adalah sebuah proses di mana represntasi mental
baru dibentuk melalui tranformasi dengan interaksi yang kompleks atribut-
atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi dan pemecahan
masalah).
Terlepas dari hal tersebut, pikiran yang diharapkan mampu
mengelolapengetahuan untuk memecahkan permasalahan juga tidak serta
merta meniadakan permasalahan, menurut Wade dan Tavris (2007:3) “Pikiran
manusia, yang telahmenciptakan puisi, penisilin, dan komputer, merupakan
sesuatu yang penuh keajaiban; namun di sisi lain, pikiran manusia juga
menyebabkan terjadinya kemacetan, e-mail sampah, dan peperangan.”
Suryabrata (2004:65) berpendapat bahwa: Jauh dari sikap ingin
mengangung-agungkan akal/pikir (intelektualisme) kiranya dapat diterima
bahwa pikiran mempunyai kedudukan yang boleh dikata menentukan. Karena
itulah, kewajiban kita para pendidik disamping mengembangkan aspek-aspek
lain daripada anak-anak didik kita untuk memberikan bimbingan sebaik-
baiknya bagi perkembangan pikir itu. Karenanya proses berpikir harus
didukung dengan pembimbingan dalam perkembangan pola pikir, hal tersebut
dapat ditempuh dengan memerhatikan aspek-aspek lain yang dapat peroleh
melalui pendidikan yang memanusiakan. “Melalui proses berpikir, kita dapat
menerapkan pengetahuan yang telah kita miliki secara kreatif dan cerdik
dalam memecahkan suatu masalah, tanpa perlu secara buta menjalani proses
pemecahan masalah tersebut.” (Wade dan Tavris, 2007:4).
15
Hal ini berkeitan dengan intelegensi, menurut Ormrod (2009:210)
“intelegensi (intellegence), yaitu kemampuan menerapkan secara fleksibel
pengetahuan dan pengalaman yang telah dihadapi sebelumnya untuk
menghadapi tugas-tugas baru yang menantang akan mendorong pertumbuhan
kognitif yang maksimum”. Hal-hal menantang dapat ditemui salah satunya
pada proses bermain, menurut Hurlock (2012:159) “... di dalam kebudayaan
Amerika saat ini, bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik
dan psikologis sehingga semua anak diberi waktu dan kesempatan untuk
bermain dan juga didorong untuk bermain.”Akibat sosialisasi dari
bermain,Lever (tanpa tahun) dalam Hurlock (2012:159) mengatakan “Selama
bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga
memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam
masyarakat anak-anak.”
Menurut Ormrod (2009:59) “permainan memungkinkan anak
berkembang secara kognitif”. Lebih lanjut Ormrod (2009:60) menjelaskan
“permainan bukanlah aktivitas membuang-buang waktu melainkan,
merupakan suatu wadah pelatihan yangbernilai untuk menghadapi dunia
orang dewasa nantinya,”.Permainan bukan sesuatu yang memiliki manfaat,
pentingnya bermain bagi anak juga dijelaskan oleh Setiadi (2014:34):
Einstein pernah berkata, “dibutuhkan seni yang tinggi bagi seorang guru
untuk menumbuhkan kegembiraan pada siswa dalam berekspresi kreatif dan
berpengetahuan. Seni yang dimaksud oleh Einstein di sini tentu saja bukanlah
suatu produk (seni rupa, seni pahat, seni bahasa, dan sebagainya), melainkan
cara, strategi, dan siasat. Sifat dan semangat dari seni adalah estetika
(keindahan) dan liberasi (kebebasan berekspresi). Metode pelajaran yang
dekat dengan sifat dan semangat seni, menurut Einstein, adalah metode
bermain. Metode inilah yang mestinya dibawa ke dalam ruang pendidikan.”
Jadi, bermain tidak sekedar aktifitas yang tanpa manfaat. Namun, diluar
daripada itu melalui bermain, pendidik dapat menggiring peserta didik untuk
melalui proses berpikir dengan menyajikan permainan yang membelajarkan
dan penuh makna sehingga peserta didik dapat tertantang untuk
16
menyelesaikan masalah yang disajikan dalam bentuk permainan yang
menyenangkan dengan memanfaatkan segala pengetahuan, perilaku dan
kreativitas (kemampuan berpikir) yang mereka miliki dengan kata lain
mengeksplorasi kognisi, afektif dan psikomotorik mereka.
c. Otak dan Emosi
Otak merupakan organ utama dalam kehidupan manusia, “Otak
manusiamerupakan benda paling kompleks yang pernah dikenal di alam
semesta ini. Otak manusia adalah satu-satunya organ yang sangat
berkembang, sehingga dapatmempelajari dirinya sendiri.” (Muhammad,
2010:7).
Otak memiliki beberapa bagian, menurut Meier (2002:83)
berdasarkan teoriotak triunedikemukakan bahwa “otak manusia mempunyai
tiga bidang spesialisasi yang terpisah (meskipun saling berhubungan): Otak
Reptil, Sistem Limbik (Otak Tengah), dan Neokorteks”. Lazanov (2008:75)
mengemukakan “pengaktifan dan penekanan struktur selebral/limbik adalah
sebuah aspek kunci untuk mengakselerasipraktik-praktik pengajaran dan
pembelajaran”Ketiga bagian otak tersebut memiliki fungsi masing-masing.
Namun berdasarkan fungsi ini pula dapat dilihat bahwa ketiga bagian otak ini
tidak ada yang berkerja sendiri. Maka lebih tepat ketiga bagian ini dipandang
sebagai pusat kliring. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Meier
(2002:84):Tak satupun dari ketiga pusat kliring ini yang bekerja sendiri.
Semuanyamempunyai hubungan dengan pusat kliring lainnya untuk meminta
bantuan guna menjalankankan fungsi mereka. Sepanjang waktu di dalam otak
terjadi pertukaran dan saling-bantu yang berlangsung terus-menerus. Tiga
bagian otak juga dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri yang kenal
sebagai otak kanan dan otak kiri.“Proses berpikir otak kiri bersifat logis,
sekuensial, linear dan rasional.” (DePorter dan Hernacki, 2009:36). “Cara
berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik.
(DePorter dan Hernacki, 2009:38).
Karena itu kedua belahan otak memiliki fungsi khusus yang sama-
samadapat menunjang kehidupan individu, menurut “DePorter dan Hernacki
17
(2009:38) “Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini cenderung
“seimbang” dalamsetiap aspek kehidupan mereka. Berdasarkan hal
tersebutmaka perkembangan dan fungsi otak perlu dirangsang, menurut
Diamond (tanpa tahun) dalam Hernacki dan DePorter (2009:36) “semakin
banyak jalinan yang dibuat antar sel-sel”. Berkaitan dengan itu,Lozanov
(tanpa tahun) dalam Jensen (2008:75) menjelaskan: seluruh bagian otak
adalah sebuah sistem yang perlu dipuaskan secara simultan. Dengan sengaja
mengaktifkan baik muatan pendidikan yang lebih sekuensial dan terstruktur
maupun dengan memberikan pengalamanpengalaman yang memuaskan
secara emosional (area belahan kiri dan kanan, serebral, dan limbik otak),
maka pembelajaran dapat diakselerasi pada semua tingkatan.
3. Prinsip Edutainment
Menurut Purwanto (2014) ada 4 (empat) prinsip yang menjadi
karakteristikdari konsep edutainment dalam pembelajaran antara lain:
a. Menjembatani proses belajar dan proses mengajar.
b. Pembelajaran edutainment berlangsung dalam suasana kondusif dan
menyenangkan yang didasari 5 asumsi:
1) Perasaan gembira akan mempercepat pembelajaran, sedangkan
perasaan negatif, seperti terancam, takut, sedih, merasa tidak mampu
akan memperlambat belajar bahkan menghentikannya.
2) Jika seseorang menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu,
maka akanmenghasilkan lompatan prestasi belajar.
3) Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang
mengakomodirgaya dan keunikan belajar siswa, maka belajar akan
dapat dioptimalkan.
4) Menempatkan anak sebagai pusat sekaligus subyek pendidikan.
Pembelajaran diawali dengan menggali dan memahami kebutuhan
anak.
5) Pembelajaran yang lebih humanis. Sedangkan menurut Thoyibah, dkk
(2015) beberapa prinsip yang menjadi karakteristik dari konsep
Edutainmentyaitu:
18
a. Konsep Edutainmentadalah suatu rangkaian pendekatan dalam
pembelajaran untuk menjembatani jurang yang memisahkan
antara proses mengajar dan proses belajar, sehingga diharapkan
bisa meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
b. Konsep dasar Edutainment, seperti halnya konsep belajar
akselerasi, berupaya agar pembelajaran yang terjadi berlangsung
dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.
c. Konsep Edutainmentmenawarkan suatu sistem pembelajaran yang
dirancang denganjalinan yang efisien, meliputi diri peserta didik,
guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran.
d. Proses dan aktivitas pembelajaran tidak lagi tampil dalam wajah
yang “menakutkan”, tetapi dalam wujud yang humanis dan dalam
interaksi edukatif yang terbuka dan menyenangkan.
Prinsip edutainment pada dasarnya menjembatani proses belajar
mengajar denganmennempatkan siswa sebagai pusat sekaligus subyek dengan
interaksi edukatif yang terbuka dan menyenangkan.
4. Edutainment dan Pembelajaran
Pada perkembangan edutainmentdi zona Pre-digital Edutainment
menurutChan (2007) meskipun istilah ini diciptakan pada awal tahun 1970-
an, edutainmenttelah bisa dibilang selalu ada di bentuk:
a. Ajaran moral, perumpamaan seperti dalam teks-teks keagamaan.
b. Guru dan penatua cerita menarik dan lelucon
c. Cerita, lisan atau tertulis, yang menggambarkan peristiwa nyata atau
membayangkan,yang mengundang pembaca untuk terlibat secara
emosionalatau mendorong refleksipribadi. Ini adalah contoh edutainment
awal karena mereka bertujuan untuk menghibur saat mengajar, mendidik
atau inspirasi. Dengan meningkatnya produksi dan teknologi, edutainment
mengambil bentuk yang lebih; bahan dan produkberpusat.
Lebih lanjut menurut Chan (2007) “Menggabungkan segala bentuk
mediahiburan atau multi-media ke pengaturan pendidikan dapat dianggap
edutainment”. Chan (2007) menguraikan beberapa contohnya antara lain:
19
a. Animasi, komik, kartun
b. Permainan seperti permainan papan diproduksi yang mensimulasikan
situasi hidup danmasalah yang harus diselesaikan.
c. Video game, dll.
Sebagaimana yang dikemukakan Svencer (2013:32) “salah satu cara
untukpendidik mencapai edutainment dalam lingkungan sekolah adalah
melalui penggunaan teknologi. Video musik, kunjungan lapangan, koreografi
karaoke dan panggilan konfrensi adalah contoh praktek yang memanfaatan
teknologi untuk education siswa di kelas”.
5. Manfaat Edutainment
Menurut MacDonald (tanpa tahun) dalam Chan (2007) manfaat
edutainmentantara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang afektif yang lebih positif untuk belajar.
b. Perhatian, bunga dan memori dapat meningkat media multi-indera.
c. Meningkatkan afektif juga dapat mengakibatkan motivasi meningkat dan
kemampuanberpikir.
d. Semoga mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih konstruktif.
Sedangkan menurut Magic (tanpa tahun) rumusan manfaat
edutainmentsebagai berikut:
1) Perasaan positif seperti senang maupun gembira akan mampu
mempercepat proses pembelajaran.
2) Bisa menjadi batu loncatan untuk meraih prestasi belajar karena emosi
anak/peserta didik terkendali dan bisa mengembangkan nalar
anak/peserta didik.
3) Pembelajaran yang menyenangkan bisa meningkatkan minat dan
motivasi anak/peserta didik dalam pembelajaran.
4) Mencapai hasil belajar yang optimal.
6. Penerapan Metode Edutainment dalam Proses Pembelajaran
Edutainment dalam proses pembelajaran diterapkan dengan
memenuhi(memperhatikan) aspek berikut (Hamruni; Pangasuti, 63:2014):
a. Memberi kemudahan dan suasana gembira
20
b. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
c. Menarik minat
d. Menyajikan materi yang relevan
e. Melibatkan emosi positif dalam pembelajaran
f. Melibatkan semua indera dan pikiran
g. Menyesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik
h. Memberi pengalaman sukses
i. Merayakan hasil
Selain itu, seperti yang telah disinggung Svencer menjelaskan lebih
lanjutbahwa contoh praktek yang memanfaatkan tekologi (media hiburan)
untuk educationsiswa di kelas antara lain:
1. Video Musik
Menurut Rodesiler (2009) dalam Svencer (2013:32) “Guru dengan
mudahdapat menggabungkan video musik berbasis kurikulum dalam
pelajaran merekauntuk meningkatkan instruksi, melibatkan para siswa,
memacu diskusi, dan membantu siswa dalam membuat koneksi dengan apa
yang diajarkan.”
2. Kunjungan Lapangan
Menurut Tuthill & Klemm (2002) dalam Svencer (2013:33)
“pogramediting film gratis dan intuitif seperti windows movie maker dan
IMovie, rekaman nantinya bisa diedit untuk membuat perjalanan lapangan
virtual untuk digunakan di dalam kelas. Kunjungan lapangan adalah cara
yang menarik dan efektif untuk membantu siswa mengaitkan apa yang ada di
dunia nyata dengan apa yang diajarkan.”
3. Koreografi Karaoke
Samuelsson, et al (2009) dalam Svencer (2013:33) mengemukakan
“gerakan,posisi, dan musikbergulir dapat menyediakan guru kesempatan
untuk menjangkau semua gaya belajarserta memberikan para siswa titik
acuan yang dapat direnungkan atau diingat untuk mencari informasi serupa di
masa depan”.
4. Pengertian Hasil Belajar
21
Proses belajar yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok
tentunyamemiliki dampak bagi kehidupan yang diistilahkan “hasil”. Dimana
dampak dari belajar tersebut seperti yang telah kita ketahui berkaitan dengan
beberapa hal,menurut Grounlund (1976) dalam Khodijah (2014:189) “Hasil
belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu”. Maka dari itu pada pendidikan
formal perlu adanya penentuan sasaran atau target efek yang ingin dicapai
dalam proses belajar, menurut Sudjiarto (1993) dalam Khodijah (2014:189)
“hasil belajar adalah tingkat pernyataan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan.”
Tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan tersebut mengenai
beberapa aspek, menurut Susanto (2013:5) “dapat dipahami tentang makna
hasil belajar, yaituperubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Selanjutnya menurut Nawawi (tanpa tahun) dalam Brahim
(2007:39) dalam Susanto (2013:5) menyatakan “hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu”. Untuk mengetahui pencapain hasil belajar
maka diperlukan taksonomi yang disandarkan pada tujuan pendidikan.
Berdasarkan aturan evaluasi hasil belajar bloom (taksonomi bloom) ada tiga
ranah (domain) tujuan dalam Sadono (2013) yakni:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
22
berenang, dan mengoperasikan mesin. Jadi, hasil belajar merupakan suatu
hasil yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran baik aspek psikomotorik,
afektif dan kognitif melalui instrument tertentu sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan keberhasilan pembelajaran, menurut
Arifin(2009:294) dalam Rachmah (2014:172) “keberhasilan pembelajaran
dipengaruhi olehbeberapa faktor salah satunya adalah guru harus dapat
melaksanakan pembelajaran, untuk itu ada prinsip-prinsiptertentu dalam
melaksanakan pembelajaran”. Seperti yang dikemukakan Dimyati dan
Mujiono (1994) dalam Arifin (2009:294-296) dalam Rachmah (2014:173-
174) ada tujuh prinsip pembelajaran, yaitu:
a. Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatanbelajar, tanpa adanya perhatian tidak akan ada proses
belajar.
b. Keaktifan, pada dasarnya peserta didik adalah manusia aktif yang
memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan
aspirasi sendiri.
c. Keterlibatan Langsung, Belajar berarti mengalami, jadi belajar tidak
bisa diwakili orang lain, belajar harus dilakukan sendiri oleh peserta
didik.
d. Pengulangan, menurut teori psikologi daya belajar adalah melatih
daya yang ada pada jiwa manusia seperti mengamati, menanggapi,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir. Melalui pengulangan
maka daya-daya tersebut akan berkembang.
e. Tantangan, Dalam proses belajar akan timbul berbagai tantagan bagi
peserta didik untuk diselesaikan, tantangan yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat peserta didik bergairah untuk mengatasinya.
f. Balikan dan Penguatan, Peserta didik akan senang jika mendapatkan
hasil yang baik, dan hasil yang baik ini akan menjadi feedbackyang
menyenangkan bagi kegiatan belajar selanjutnya.
23
g. Perbedaan Individual, setiap peserta didik memiliki perbedaan satu
dengan yang lain, baik fisik, kepribadian dan sifat. Sedangkan
menurut Walisman (2007:158) dalam Susanto (2013:12) “Hasil
belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun
faktor eksternal.”
Lebih lanjut Walisman (2007:158) dalam Susanto (2013:12)
mengurai secara lebih terperincifaktor internal dan faktor eksternal,
sebagai berikut:
a. Faktorinternal; faktorinternalmerupakan faktor yangbersumber dari
dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orangtua dalam
kehidupan sehari-hari berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk mengetahui apakah kajian yang dilakukan oleh peneliti sudah ada
ataupun belum diteliti oleh peneliti sebelumnya maka perlu adanya upaya
komparasi (perbandingan), apakah terdapat unsur-unsur perbedaan ataupun
persaman dengan konteks penelitian ini. Diantara hasil penelitian terdahulu
yang menurut penelitian terdapat kemiripan yaitu :
No Judul Sekripsi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1
Keefektifan Collaborative
Learning BerbasisQuiz
Edutainment Terhadap
Hasilnyamenunjukan
ketuntasan belajar
siswamencapai
Sama-sama
menggunakan
metode
Terdapat
perbedaan
pada mata
24
Ketuntasan Hasil Belajar
(jurnal Universitas
NegeriSemarang, pendidikan
Kimia).
lebih dari kriteria
ketuntasan klasikal.
Edutaiment pelajaran
antara
pelajaran
Kimia dan
IPA
2
MetodeEdutainmentBermedia
Video Terhadap Hasil Belajar
IPA Anak Autis diKelas
Khusus SDNP Surabaya.
Hasilnya
menunjukkan
bhawabelajar IPA
meningkat dari 45
menjadi 75setelah
pemberian
perlakuan berupa
penerapan metode
edutainment
bermediavideo
dalam proses
pembelajaran.
Sama-sama
menggunakan
metode
Edutaiment
Penelitian
ini
dilakukan
pada anak
SD
sedangkan
penelitian
yangb
peneiliti
lakukan
yaitu pada
anak
MTS/SMP
3
Pengaruh Metode
EdutainmentTerhadap
Kemampuan Berhitung
Permulaan Anak Usia Dini
Kelompok B Di Tk Pancasila
I Karangpilang Surabaya
Hasil penelitian
kemampuan
berhitung Anak Usia
Dini mengalami
peningkatan.
Sama-sama
menggunakan
metode
Edutaiment
Penelitian
ini
dilakukan
pada anak
TK/Anak
Usia Dini
sedangkan
penelitian
yangb
peneiliti
lakukan
yaitu pada
anak
25
MTS/SMP
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika tidak
didukungoleh lingkungan dan suasana belajar. Oleh karenanya, guru harus
mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat menanamkan pandangan
pada peserta didik bahwa sekolah dan ruang kelas bukan merupakan tempat
yang hanya dapat memberikan beban pada peserta didik melainkan sebuah
taman siswa.
Pada hakikatnya manusia tidak terlepas dari harapannya untuk
bahagia dan identik dengan hal-hal yang menyenangkan, terlebih pada anak-
anak. Untuk itu kehadiran hiburan begitu penting bagi kehidupan.
Perkembangan media hiburan yang kian pesat sangat berdampak pada
perkembangan anak. Media hiburan dewasa ini membawa berbagai pengaruh
negatif walaupun kita tidak menutup mata terhadap pengaruh positif yang
dibawa oleh media hiburan. Oleh karenanya tugas seorang pendidik adalah
bagaimana memanfaatkan seoptimal mungkin media hiburan untuk
mendorong efek positif yang dapat diperoleh pada media hiburan.
Entertaiment (hiburan) dapat diarahkan pada dunia pendidikan
(education)tujuannya untuk memanfaat hiburan tersebut untuk memudahkan
individu mencapaisasaran daripada proses pendidikan.
Dengan hiburan peserta didik akan memperoleh pembelajaran yang
jauh dari kesan yang membebani dan menciptakan kondisi dansuasana belajar
yang lebih mengurangi perasaan tertekan karena proses belajar yangtidak
menyenangkan.Berdasarkan uraian di atas, maka skema kerangka pikir dari
penelitian ini adalah:
26
Gambar 1.1
Gambar Skema kerangka pikir penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka
dapatdirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu: “Ada pengaruh penerapan
metodeedutainmentdalam pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa MTSN 4
sarolangun.”
Pembelajaran IPA
Kelas Eksperiment Kelas Kontrol
Model pembelajaran
Metode Edutaiment
Model pembelajaran
konvensional
Hasil belajar dengan Metode Edutaiment lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Peneitian
Tempat yang akan dipilih sebagai tempat peneitian adalah MTsN 4
Sarolangun pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November sampai bulan februari 2021.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design
dengan bentuk desain Pretest-Posttest Control Group Design.Penelitian True
ExperimentalDesign merupakan jenis penelitian yang menerapkan prosedur
random padapartisipan untuk membentuk kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.Sehingga penelitian ini di sebut True Experimental Design karena
“dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen.” (Sugiyono, 2009:74).
Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran IPA
dengan menerapkan metode edutainment dan kelompok kontrol akan
melakukan pembelajaran IPA tanpa metode edutaiment.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control
Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random sehinggaterbentuk satu kelompok eksperimen yang melaksanakan
metode edutainment dalam pembelajaran dan satu kelompok kealas control
yang melaksanakan pembelajaran tanpametode edutainment. Design yang
digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
28
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sampel Sebelum
Perakuan Perakuan
Stelah
Perlakuan
R Eksperimen X
Kontrol -
Keterangan
R = Random sampling
X = Treatmen (penerapan pembelajaran IPA dengan metode edutainmentpada
kelompok eksperimen)
= Hasil pengukuran hasil belajar IPA kelompok eksperimensebelum diberi
perlakuan
= Hasil pengukuran hasil belajar IPA kelas eksperimen setelah diberiperlakuan
yaitu pembelajaran dengan melaksanakan metodeedutainment.
= Hasil pengukuran hasil belajar IPA kelompok kontrol sebelum diberi
perlakuan.
= Hasil pengukuran hasil belajar IPA kelas kontrol yaitu pembelajarantanpa
metode edutainment.
Dalam desain ini, dilakukan random sampling untuk membentuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelas ini kemudian diberikan tes awal
(pretest) lalu untuk kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
metode edutainment setelah itu kedua kelas diberikan tes akhir (posttest).
C. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel bebas atau independent variabel dalam penelitian ini adalah
penerapanmetode edutainment dalam pembelajaran (X).
2. Variabel terikat atau dependent variabel dalam penelitian ini adalah hasil
belajar IPA (Y).
D. Popuasi dan Teknik Pengambian Sampel
29
1. Populasi
Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian kita. (Ruseffendi, hlm.250) Populasi target dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa MTsN 4 Sarolangun pada semester ganjil tahun ajaran
2021 dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII pada semester ganjil tahun ajaran 2021 yang terdiri atas 3 kelas.
Penempatan siswa MTsN 4 Sarolangun dilakukan secara merata dalam
kemampuan, artinya tidak ada kelas unggulan serta kurikulum yang
diberlakukan sama, maka karakteristik antar kelas dapat dikatakan homogen,
sedangkan karakteristik dalam kelas cukup heterogen, artinya ada siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Tabel 3.1: Jumlah Siswa Kelas VIII Madrasah Tsnawiyah Negeri 4
Saroangun
No Kelas Jenis Kelamin
Laki –laki Perempuan Jumlah
1 VIII A 9 9 18
2 VIII B 8 10 18
3 VIII C 9 9 18
Sumber : Dokumentasi Sekolah
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau.
Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling, dengan mengambil dua
kelas secara acak. Yaitu dengan mengundi ketiga kelas tersebut VIII-A, VIII-
B dan VIII-C, kemudian peneliti menyiapkan tiga gulung kertas bertuliskan
kelas VIII-A, VIII-B, dan VIII-C yang akan diundi untuk menentukan kelas
yang akan diberikan perlakuan dengan menggunakan Metode Edutaiment,
dan kelas yang menggunakan Model Pembelajaran konvensional. Kemudian
peneliti mengambil satu gulung kertas bertuliskan kelas VIII-A dan peneliti
mengambil satu gulung kertas lagi yang bertuliskan kelas VIII-B.setelah itu
30
peneliti mentapkan bahwa kelas VIII-A sebagai kelompok eksperimen
menggunakan Metode Edutaiment kelas VIII-B sebagai kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional.
E. Instrument Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif kah metode Edutainment terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajara IPA. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk memperoleh
data-data penelitian yang dibutuhkan. Penelitian dilakukan sebelum dan
sesudah pada kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur motivasi
belajar siswa.
No
Kopetensi Dasar Indikator
Jenjang Kognitif
Butir Soal Jumlah
C1 C2 C3 C4
1. Siswa mampu
menjeaskan berbagai
zat gizi/ nutrisi yang
dibutuhkan tubuh
1 2 3
2. Siswa mampu
mengkategorikan
sauran dan kelenjar
pencernaan
3 4,5 3
3. Siswa mampu
membedakan
saluran dan kelenjar
pencernaan
8 7 6 3
4. Siswa mampu
mejelaskan fungsi
organ-organ
11
9,
10,
12
4
31
pencernaan
Siswamampumenjelas
kan proses
pencernaanmakanan
13,
15,
18
14,
16,
17
6
Siswamampumengide
ntifikasipenakitangterj
adipadasistempencern
aan
20 19 2
Siswamampumendesk
ripsikanpenebabpenya
kitangterjadipada
system pencernaan
21 22 2
Siswamampumemberi
kansolusiuntukmence
gahataumengatasipeny
akitpadasistempencern
aan
23 24 25 3
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini di bagi menjadi
duakategori yaitu:
a. Instrumen Pengukuran
1) Tes Hasil belajar IPA
Instrumen ini digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA murid yaitu
berupa soal yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.Soal tersebut
telah digunakanuntuk mengetahui hasil belajar.Data dari instrumen ini
selanjutnyadianalisis menggunakan statistik deskriptif.Kriteria yang digunakan
untuk menentukan kategori hasil belajar murid dalampenelitian ini adalah
menggunakan skala dan kategori yang telah ditentukan olehdepartemen
pendidikan dan kebudayaan (2006) dan tercantum pada buku
raporsebagaimana tabel di bawah ini:
32
Tabel 3.3 Kategori Interval Penilaian
No Tingkat Penguasaan Kategori
1 86 – 100 Sangat Baik
2 71 – 85 Baik
3 56 – 70 Cukup
4 41 – 55 Kurang
5 <40 Sangat Kurang
Sumber: Laporan Hasil Belajar Siswa MTsN 4 Sarolangun
Tabel diatas selanjutnya menjadi acuan kriteria penilaian pada
penentuan hasil tes belajar dalam penelitian ini. Untuk menentukan nilai, skor
yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi nilai hasil belajar dapat dilakukan
dengan cara berikut:
Menentukan nilai =
2) Lembar Observasi
Instrumen ini berupa instrumen non tes yaitu lembar observasi guru
berupaobservasi langsung dengan menggunakan observasi terstrukrtur.
Lembar observasibertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
yang berlangsungdengan menggunakan metode edutainment dan mengetahui
sejauh mana metodeedutainment memberi pengaruh terhadap proses belajar
murid.Hasil observasi tersebut kemudian dihitung berdasarkan
penilaianketerlaksanaannya dengan menggunakan rumus:
Untuk mengkonversi hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran (k)
menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang diadaptasi
dari Nana Sudjana (2005:115) seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran
33
Persentase Keteraksanaan Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
b. Instrument Perlakuan
1) Rencana Peaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini adalah
rencanakegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan.RPP
dikembangkan darisilabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam
upaya mencapaikompetensi dasar. RPP dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenisyaitu RPP yangdigunakan untuk perlakuan pada kelas eksperimen yaitu
RPP yang telah disesuikandengan variabel bebas penelitian ini dan RPP yang
digunakan untuk perlakuan padakelas kontrol yaitu RPP biasa tanpa
penyesuaian terhadap variabel bebas penelitianini.
Sebelum dilakukan uji coba (validasi empirik) RRP ini di nilai oleh
salah satu Dosen di UIN STS Jambi yang mengampuh mata pelajaran Biologi
untuk kemudian direvisi RRP ini didiskusikan lebih lanjut dengan peneliti.
2) Lembar Kegiatan Murid (LKM)
LembarKegiatan Murid adalah bahan ajar yang berisi informasi tugas
dan petunjuk pelaksanaan (instruksi) yang bertujuan untuk mengaktifkan
peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran.LKM ini sebelumnya direvisi oleh peneliti berdasarkan hasil uji
coba dan diskusi dengan dosen UIN STS jambi.LKM yang telah direvisi
kemudian digunakan dalam penelitian.
c. Uji Kelayakan Instrumen
34
Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah disusun oleh
penelitidalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian kelayakan instrumen,
diantaranya:
1) Analisis Instrumen Secara Teoritis
Analisis instrumen secara teoritis (validitas logik) “pada prinsipnya
mencakupvalidasi isi, yang ditentukan utamanya atas dasar pertimbangan
(judgment) dari parapakar” (Darmadi, 2014:159).Pada validitas logik penelitian
ini dilakukan oleh duaorang pakar yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa
instrumen yang disusunbenar-benar mewakili aspek yang diukur sehingga
layak untuk digunakan.
Validator menganalisis relevansi instrumen berupa tes hasil belajar
muriddalam bentuk tes pilihan ganda dan relevansi lembar obeservasi
guru.Hasil daripengujian oleh kedua pakar selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan uji Gregory, dengan model kesepakatan sebagai berikut.
Penilai Pakar #1
Relevansi Lemah Relevansi Kuat
( Butir Bernilai 1 atau 2) ( Butir Berniai 3 atau 4 )
Relevansi lemah
(Butir Bernilai 1 atau 2)
Penilai Pakar #2
Relevansi Kuata
(Butir Bernilai 3 atau 4)
Gambar 3.1 Model Kesepakatan Antar 2 Pakar (Ruslan, 2009)
Menurut pakar Lawshe dkk (Ruslan, 2009) membahas metode statistika
untuk menentukan validitas isi dan reliabilitas menyeluruh dari suatu tes
melalui penilaian pakar.Relevansi kedua pakar secara menyeluruh merupakan
validitas isi Gregory, yaitu berupa koefisien validitas isi. Koefisien validitas isi
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
A B
C D
35
Validasi Isi
Sedangkan koefisien Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
Releabilitas
Keterangan:
A = banyaknya butir dalam sel A (relevansi lemah-lemah)
B = banyaknya butir dalam sel B (relevansi kuat-lemah)
C = banyaknya butir dalam sel C (relevansi lemah-kuat)
D = banyaknya butir dalam sel D (relevansi kuat-kuat)
Jika koefesien validitas isi > 75% atau 0,750 maka dapat dinyatakan
atauintervensi yang dilakukan adalah valid.Jika koefesien Reliabilitas > 75%
atau 0,750 maka dapat dinyatakan atau intervensi yang dilakukan adalah
reliabel.
a) Instrumen Tes Hasil Belajar.
Data hasil validasi ahli terhadap instrument hasil belajar pada
lampiran 7 maka data disusun kedalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Terhadap Instrumen Tes Hasil
Belajar
NO Komponen Yang di Validasi Rata – rata Keterangan
1 Tes Hasil Beajar 0,97 Sangat Vaid
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, maka hasil analisis dan kevalidan
yang dilakukan oleh validator menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
terhadap komponen berada pada hasil dari koefisien validasi isi berada
pada kategori sangat valid, maka dapat dinyatakan bahwa hasil
pengukuran atau interfensi yang dilakukan pada setiap komponen
instrumen penelitian berada pada kategori sangat valid.
Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Realibilitas Validasi Ahli Terhadap Instrumen
TesHasil Belajar
36
NO Komponen Yang di Validasi Realibilitas Keterangan
1 Tes Hasil Beajar 0,98 Reliabel
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, maka hasil realibilitas untuk
validasi yang dilakukan oleh validator (ahli) menunjukkan bahwa
instrument tes hasil belajar tersebut berada pada koofisien relibilitas yang
reliable.
Dengan demikian, tes hasil belajar IPA telah memenuhi kriteria
kevalidan.Validator menyimpulkan bahwa lembar observasi dapat
digunakan dengan sedikitrevisi sesuai dengan saran dan komentar yang
telah diberikan validator.
b) Instrumen Lembar Observasi
Data hasil validasi ahli terhadap instrumen lembar observasi pada
lampiran 7maka data disusun kedalam tabel berikut:
Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Validasi Ahli Terhadap Lembar Observasi
NO Komponen Yang di Validasi Realibilitas Keterangan
1 Lembar Observasi Guru 0,75 Vaid
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, maka hasil analisis dan kevalidan
yangdilakukan oleh validator menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
terhadap komponen berada pada hasil dari koefisien validasi isi berada
pada kategori valid, maka dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran atau
interfensi yang dilakukan pada setiap komponen instrumen penelitian
berada pada kategori valid.
Tabel 3.8 Ringkasan Hasil Realibilitas Validasi Ahli Terhadap Lembar
Observasi
NO Komponen Yang di Validasi Realibilitas Keterangan
1 Lembar Observasi Guru 0,92 Reliable
37
Berdasarkan tabel 3.8 di atas, maka hasil realibilitas untuk
validasi yang dilakukan oleh validator (ahli) menunjukkan bahwa
instrument lembar observasi tersebut berada pada koofisien relibilitas yang
reliabel.
Dengan demikian, lembar observasi telah memenuhi kriteria
kevalidan.Validator menyimpulkan bahwa lembar observasi dapat
digunakan dengan sedikit revisi sesuai dengan saran dan komentar yang
telah diberikan oleh validator.
2. Analisis Instrumen Berdasarkan Uji Coba
a) Uji Indeks Kesukaran.
Butir-butir tes hasil belajar dapat dinyatakanapabila butir-butir
tersebut dikategorikan baik. Adapun tingkat kesukaran butir teshasil
belajar diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Indeks kesukaran untuk setiap butir soal
Banyaknya murid yang menjawab benar setiap butir soal
Banyaknya murid yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang
diperoleh, maka makin sukar soal tersebut.Sebaliknya, makin besar indeks
yang diperoleh, maka makin mudah soal tersebut.Untuk indeks kesukaran
butir tes pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 8. Kriteria indeks
kesukaran soal tersbut adalah:
= Soal kategori sukar;
= Soal kategori sedang;
= Soal kategori mudah.
Sumber: Sudjana (2013:137)
38
Tingkat kesukaran butir soal ini dapat digunakan untuk
memprediksi alat ukur (tes) itu sendiri dan kemampuan peserta didik
dalam memahami materi yang diajarkan.
b) Uji Daya Pembeda Butir Soal.
Uji daya pembeda butir soal dilakukanuntuk mengkaji butir-butir
soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan murid yang tergolong pandai dengan kurang pandai.Semakin
tinggi koofisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal
tersebut membedakan antara murid yang menguasai kompetensi dengan
murid yang kurang menguasai kompetensi. Untuk menghitung daya
pembeda setiap butir soal pada jenis soal pilihan ganda dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
Sumber: Sudijono (2009:389)
Keterangan:
Daya pembeda (Discriminatory Power)
Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul
butir item yang bersangkutan (Propotion of the Higher Group)
Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul
butir item yang bersangkutan (Propotion of the Lower Group)
Berdasarkan rumus di atas maka daya pembeda butir soal dapat
dilihat pada lampiran 9. Berikut klasifikasi kategori daya beda yang
digunakan:
Tabel 3.9 Kategori Daya Beda
Besarnya Angka Indeks
Diskriminasi Item (D) Klasifikasi: Interprtasi
Kurang dari 0,20 Poor
Butir item yang
bersangkutan daya
pembedanya lemah
sekali (jelek), dianggap
tidak memiliki daya
pembeda yang baik
39
0,20 – 0,40 Satisfactory
Butir item yang
bersangkutan telah
memiliki daya
pembeda yang cukup
(sedang)
0,40 – 0,70 Good
Butir item yang
bersangkutan telah
memiliki daya
pembeda yang baik
0, 70 – 1,00 Excellent
Butir item yang
bersangkutan telah
memiliki daya
pembeda yang baik
sekali
Bertanda negative –
Butir item yang
bersangkutan daya
pembedanya negatif
(jelek sekali)
c) Efektivitas Pengecoh.
Pengecoh diadakan untuk menyesatkan murid agarmurid tidak
memilih kunci jawaban dengan tujuan menggoda murid yang kurangbegitu
memahami materi pelajaran untuk memilih pengecoh tersebut.Pengecoh
yangsama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya sebagai
pengecoh. Maka,pada hasil uji coba jika terdapat pengecoh yang tidak
efektif direkomendasikan untukdiganti dengan pengecoh yang lebih
menarik yaitu pengecoh yang harus dibuatsemirip mungkin dengan kunci
jawaban.
Berdasarkan hasil perhitungan efektivitas pengecoh maka
efektivitas pengecoh terlampir pada lampiran 10.
d) Uji Validitas.
Uji Validitas adalah uji yang digunakan untukmenunjukkan
sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam mengukur apa yangdiukur.
Suatu tes dapat dikatan memiliki validitas yang tinggi jika tes
tersebutmenjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
40
tepat dan akuratsesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Standar
untuk uji validitas yaknidengan taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes pada penelitian ini maka
dilakukanlah uji validitas yang kemudian menunjukkan bahwa terdapat 8
butir soal yang memiliki koofisien korelasi yang < 0,05 (tidak konsisnten)
maka dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut tidak valid berdasarkan
hasil uji validitas melalui SPSS 20. Tabel rincian butir soal yang tidak
valid dapat dilihat pada lampiran 11.
e) Uji Reabilitas.
Realibilitas sama dengan konsistensi, suatu instrument penelitian
dianggap mempunyai nilai realibilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Artinya semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin
yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suau tes mempunyai hasil
yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil uji coba maka dilakukan uji
realibilitas dengan menggunakan SPSS 20.Hasil uji realibilitas terhadap
data skor ujicoba tes hasil belajar memiliki nilai koefisien reliabilitas
Cronbach Alpha sebesar 0,824. Syarat suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel jika koefisien korelasinya ≥ 0,6. Bila koefisien korelasi
positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah reliabel. Dalam
penelitian ini koefisien reabilitas sebelum butir tes tidak valid dihilangkan
yaitu 0,824 ≥ 0,6 kemudian koofisien reabilitas setelah butir soal valid
dihilangkan yaitu 0,969 ≥ 0,6 sehingga item-item tes ini dinyatakan
reliabel yang dapat dilihat pula pada lampiran 12.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data hasil pada penelitian ini menggunakan 2 jenis
statisticyaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.Data yang
diperolehmelalui instrumen penelitian selanjutnya dianalisis melalui dua teknik
analisistersebut.
41
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data
variablekemudian mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa
bermaksud membuatkesimpulan secara umum.Pada penelitian ini analisis
deskriptif digunakan untukmenggambarkan penerapan metode edutainment
dalam pembelajaran dan hasilbelajar IPA murid.
a. Penerapan Metode Edutainment dalam Pembelajaran
Teknik analisis data terhadap penerapan metode edutainment dalam
pembelajaran berdasarkan RPP dilakukan dengan mendeskripsikan
penerapan metode edutainment pembelajaran yang dilakukan oleh guru
berdasarkan sintaks dari metode edutainment dalam pembelajaran.Data
tersebut dapat diperoleh berdasarkan lembar observasi yang diisi oleh
observer dimana isinya berdasarkan pula langkah-langkah penerapan
metode edutainment dalam pembelajaran.
b. Hasil Belajar IPA
Data hasil belajar dianalisis melalui statistik deskriptif, data ini
diperoleh berdasarkan hasil tes sebelum perlakuan (pretest) dan tes setelah
perlakuan (posttest).
2. Analisi Statistik Inferensial
Analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji
hipotesisdengan menggunakan uji-t.Namun demikian sebelum uji-t terlebih
dahulu dilakukanuji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pretest dan posttest hasil penelitian
dengan menggunakan Kolmogrorof-Smirnov. Ringkasan hasil uji
Kolmogrorof-Smirnov disajikan tabel 3.10
Tabel 3.10 Hasil UjiKolmogrorof-Smirnov
Kelompok Sig. (2-tailed)
Kesimpulan Pretest Posttest
42
Eksperimen 0,200 0,200 Normal
Kontrol 0,116 0,200 Normal
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2016 (lampiran 16 dan 17)
Data dikatakan normal jika nilai taraf signifikansi lebih besar sig.
alpha (α) 0,05. Tabel 3.10. di atas, dapat dilihat nilai signifikansi sebesar
0,200 > 0,05 untuk pretest eksperimen dan 0,200 > 0,05 untuk posttest
eksperimen, yang berarti variabelhasil belajar IPA murid pada kelas
eksperimen baik untuk prestest maupunposttest berdistribusi normal.
Sedangkan pada tabel 4.4 di atas, dilihat pula nilai signifikansi sebesar
0,116 > 0,05 untuk pretest kontrol dan 0,200 > 0,05 untuk posttest kelas
kontrol yang berarti variabel hasil belajar IPA murid pada kelaskontrol
baik untuk prestest maupun posttest berdistribusi normal. Hasil ini
menjadi dasar bagi pengujian hipotesis selanjutnya dengan menggunakan
statistic parametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua
sampelmempunyai variansi yang sama atau tidak. Ringkasan hasil uji
homogenitas disajikandalam tabel 3.11
Tabel 3.11.Hasil Uji Homogenitas pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kontrol
Sig. (2-tailed)
Kesimpulan Pretest-
Posttes
Eksperimen
Pretest-
Posttes
kontrol
Pretest
Eksperimen
Kontol
Posttest
Eksperimen
Kontrol
0,296 0,683 0,339 0,785 Homogen
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2016 (Lampiran 18)
Tabel 3.11 menunjukkan nilai signifikansi uji homogenitas varians
(sig.) pretest-posttest pada kelompok eksperimen yaitu 0,296 dan pretest-
43
posttest kelompok kontrol yaitu 0,683 atau lebih besar dari signifikansi α
yaitu 0,05. Kemudian jika dilihat dari hasil uji homogenitas antara pretest
kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol yaitu 0,339 dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol 0,785 atau lebih besar pula dari signifikansi α
yaitu 0,05 yang artinya kedua kelompok data tersebut homogen. Hasil uji
homogenitas secara lengkap dapat dilihat lampiran 18.Pengujian hipotesis
dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan dalam hipotesis
penelitian.Pada penelitian ini uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode edutainment dalam pembelajaran terhadap hasil
belajar IPA.Perhitungan dilakukan menggunakan uji-t (independent sampel
ttest) dengan bantuan SPSS 20. Uji-t dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut: jika nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) maka H0 diterima. (tidak terdapat
pengaruh metode edutainment terhadap hasil belajar IPS); dan jika nilai sig.
(2-tailed) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dengan syarat nilai mean kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean kelas kontrol
(terdapat pengaruh metode edutainment terhadap hasil belajar IPA).
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Penerapan Metode Edutainment dalam Pembelajaran
pada mata pelajaran IPA
Metode Edutainment merupakan metode yang mengasimilasi
entertainmentdan pendidikan. Dalam penelitian ini, metode ini kemudian di
bawa dalam proses pembelajaran IPA.
Gambaran proses pembelajaran IPA dengan penerapan metode
edutainment dapat dilihat berdasarkan uraian langkah-langkah yang telah
disusun sesuai dengan aspek edutainment dalam pembelajaran, berkaitan
dengan penelitian ini maka gambaran tersebut ditunjukkan melalui hasil
observasi penerapan edutainment dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
praktikan (guru):
a. Mengawali pembelajaran dengan memberikan ice breaking
Ice breaking dalam pembelajaran, perkuliahan, atau pelatihan
sangat membantu dalam membuat suasana belajar yang menyenangkan.
Terkhusus dalam proses pembelajaran ice breaking dapat membantu
mencairkan suasana dan memicu tumbuhnya perasaan rileks pada murid
saat akan belajar. Salah satu alasan pentingnya ice breaking dalam
pembelajaran adalah mengingat murid-murid yang disatukan dalam sebuah
kelas memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga
memungkinkan mereka menghadapi berbagai faktor eksternal dan internal
yang dapat mempengaruhi kondisi mereka saat akan belajar di ruangan
kelas. Karena itu, suasana hati dan fokus pikiran mereka harus
diseragamkan melalui ice breaking yang diberikan guru. Misalnya melalui
games atau hiburan lainnya, peda penelitian ini di pertemuan pertama
sampai terakhir untuk ice breaking guru menggunakan games sambung
kata.
45
b. Menyampaikan tujuan pelajaran dengan memberi gambaran secara
kontekstual
Pentingnya tujuan pelajaran untuk murid ketahui dalam sebuah
pembelajaran agar anak mampu mengetahui apa manfaat materi tersebut
bagi dirinya, agar anak tidak sekedar mengikuti pembelajaran namun
mengetahui apa yang harus dia capai dan peroleh. Penyampaian tujuan
pembelajaran secara tekstual pada murid belum tentu mampu ditangkap
dengan baik tanpa adanya kesan berbeda halnya dengan orang dewasa.
Karena itu, dalam metode edutainment penyampaian tujuan pembelajaran
pun dikemas agar mampu menyampaikan tujuan dalam bentuk konteks
dan dapat menimbulkan perasaan yang berkesan dan gembira sekaligus
sesuai dengan apa yang dialami atau akan ditemui dalam kehidupan sehari-
hari.
Murid akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka
pelajariberhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui. Pada langkah
ini disajikanlah penyampaian tujuan pembelajaran melalui media-media
hiburan sambung kata.
c. Menyampaikan pembelajaran dengan media entertainment yang telah
disesuaikandengan materi pelajaran
Pada tahap ini guru menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode Edutaiment yang sesuai dengan materi IPA yang
akan diajarkan. Dengan metode Edutaiment tersebut murid tidak merasa
jenuh dan tidak merasa tertekan dalam proses pembelajaran.
d. Menyajikan pembelajaran berbasis aktivitas (outdoor/indoor) melalui
LembarKerja Murid (LKM).
Pada tahap ini, lembar kegiatan murid (LKM) disusun kemudian
disajikanberkaitan dengan teori akselerasi, teori ini menyatakan bahwa
pembelajaran itu harusdirancang agar berlangsung secara tepat,
menyenangkan, dan memuaskan. Hal inimemberikan tuntutan kepada guru
untuk menggunakan konsep belajar berbasisaktifitas, yakni pembelajaran
46
dengan melibatkan adanya pergerakan fisik secara aktifketika belajar,
memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuhdan
pikiran terlibat dalam proses belajar. Karena itu konten dari lembar
kegiatan iniselain telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran materi
pada mata pelajaran IPA, lembar kegiatan juga sarat dengan aktivitas, anak
tidak hanya dituntut memecahkan masalah tapi juga bergerak.
e. Menutup pembelajaran dengan memberikan apresiasi atau reward pada
murid.
Setelah segala aktivitas pembelajaran inti selesai maka sampai pada
tahappemberian reward di kegiatan penutup. Pada tahap ini pemberian
reward bertujuanuntuk memberi penghargaan terhadap proses dan hasil
yang diperoleh murid dalamproses pembelajaran. Reward merupakan alat
pendidikan yang mudah dilaksanakandan sangat menyenangkan bagi para
murid. Dengan reward murid menjadi bahagiadalam belajar dan secara
tidak langsung akan berupaya menjadi lebih baik. Rewarddalam hal ini
bisa berupa verbal dan non verbal seperti pujian, tepuk tangan
dansebagainya sesuai dengan kreativitas guru sebagai upaya
menyenangkan danmenghargai proses dan hasil pembelajaran murid. Pada
penelitian ini, reward yang diberikan berupa benda (properti) secara
simbolis untuk murid yang terbaik di kelas.
Pada pertemuan I, penerapan metode edutainment ini belum begitu
terlalu mencuri perhatian murid karena dalam penerapannya yang
dilakukan oleh praktikan (guru) masih terlihat belum begitu menguasai
proses pembelajaran sesuai dengan RPP. Kemudian kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di dalam kelas (indoor) hingga akhir pembelajaran.
Untuk pembelajaran di kelas pada pertemuan selanjutnya
(pertemuan II) berjalan lebih baik dibandingkan dengan pertemuan
awal.Peneliti bertindak sebagai fasilitator dan memberikan bantuan pada
guru dalam mengatur murid agar tertib dan murid mulai lebih bersemangat
dalam belajar. Pada pertemuan III dan seterusnya, semangat belajar murid
47
semakin meningkat mereka terlihat menanti setiap kejutan dari proses
pembelajaran.
Hasil observasi penerapan metode edutainment dalam
pembelajaran IPA pada tiap pertemuan dari enam indikator pada tiap jenis
kegiatan (awal, inti dan penutup) dengan lima tahap utama dari metode
edutainment menggambarkan tingkat keoptimalan perlakuan-perlakuan
pada tiap langkah dalam penelitian ini. Dari keseluruhan pertemuan dapat
disimpulkan bahwa keterlaksanaan penerapan metode edutainment
berjalan dengan baik disertei beberapa komentar dari observer.
Berdasarkan dari data yang diperoleh selama penelitian maka
klasifikasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Kualifikasi Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen.
Pertemuan Kualifikasi
Pertemuan I Cukup
Pertemuan II Baik
Pertemuan III Baik
Pertemuan IV Sangat Baik
Rata – Rata Baik
Dari hasil analisis kualifikasi keterlaksanaan penerepan metode
edutainment dalam pembelajaran oleh guru dapat dilihat bahwa ada
peningkatan keterlaksanaanpembelajaran oleh guru.Oleh karenaitu,
keberhasilan dari penerapan metode edutainment dalam pembelajaran oleh
gurudapat berdampak pada hasil belajar murid.
48
2. Gambaran Hasil Belajar Murid di Kelas VIII A dan B MTs 4
Sarolangun
Hasil belajar murid diukur menggunakan instrumen berupa tes pilihan
gandayang berjumlah tiga puluh item pernyataan yang diberikan kepada 18
murid kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan 18 murid kelas VIII B
sebagai kelas kontrol.Data hasil penelitian berupa hasil belajar awal murid
sebelum diberi perlakuan (pretest) dan hasil belajar akhir murid setelah diberi
perlakuan (posttest). Adapun gambaran hasil belajar murid pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan hasil dari skor tes hasil belajar
murid yang telah dikonfersi ke dalam nilai adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Murid
Kelas Eksperiment Kelas Kontrol
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
18 18 Ukuran Sampel 18 18
46,5 79 Mean 44 48
25,5 6,6 Standar Deviasi 9,3 18
55 87 NilaiTertinggi 60 64
27 64 Nilai Terendah 32 32
Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2021
Setelah instrumen soal tes pilihan ganda yang diujikan diperoleh data
sebelumperlakuan dan setelah diberi perlakuan yang dikonfersi ke nilai hasil
belajar sebagaiberikut:
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Murid
Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Kelas Eksperimen Rentang Nilai Kategori
Kelas Kontrol
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
0 18 >57 Sangat Baik 1 2
1 0 52 – 56 Baik 2 4
49
9 0 47 – 51 Sangat Cukup 4 5
0 0 42 – 46 Cukup 5 2
1 0 37 – 41 Kurang 1 1
7 0 <36 Sangat Kurang 5 4
18 18 18 18
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2021 (lampiran 13 dan lampiran 14)
a. Gambaran hasil belajar murid sebelum penerapan metode edutainment
dalampembelajaran berdasarkan tes hasil belajar murid
Gambaran hasil belajar murid sebelum penerapan metode
edutainmentdiketahui melalui pemberian Sebelumperlakuan hasil belajar
kepada kelompokeksperimen maupun kelompok kontrol murid kelas VIII
A dan B MTsN 4 Sarolangun.
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 tersebut, gambaran kelompok
eksperimen ditemukan bahwa terdapat 7 murid yang memiliki hasil belajar
IPA yang dikategorikan sangat kurang, 1 murid yang memiliki hasil
belajar IPA yang dikategorikan kurang, 9 murid ang memiliki hasil beajar
IPA yang dikategorikan cukup,dan 1 murid yang memiliki hasil beajar IPA
yang dikategorikan baik, serta tidak ada murid yang mendapat kategori
sangat cukup dan sangat baik. Demikian pula dengan kelompok kontrol,
dari keseluruhan 18 murid, ditemukan bahwa 5 murid yang memiliki hasil
belajar IPA yang dikategorikan sangat kurang, terdapat 1 murid yang
memiliki hasil belajar IPA yang dikategorikan kurang, 5 murid yang
memiliki hasil belajar IPA yang dikategorikan cukup, 4 murid yang
memiliki hasil belajar IPA yang dikategorikan sangat cukup, 2 murid yang
memiliki hasil belajar IPA yang dikategorikan baik dan 1 murid yang
memiliki hasil belajar IPA yang dikategorikan sangat baik. Hasil Sebelum
perlakuan murid kelas kontrol dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagaimana histogram pada gambar 4.1 berikut:
50
Gambar 4.1 Diagram Variabel Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol
Sedangkan pula histogram pada gambar 4.2 merupakan hasil
Sebelum perlakuan murid kelompok eksperimen sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Variabel Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen
Sebelum perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen
dan kontrol untuk mengetahui hasil belajar awal murid dalam mata
0
1
2
3
4
5
6
<36 37 - 41 42 - 46 47 - 51 52 -56 >57
Series 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
<36 37 - 41 42 -46 47 - 51 52 - 56 >57
Series 1
Series 1
51
pelajaran IPA.Berdasarkan hasil analisis data nilai sebelum perlakuan,
ditemukan bahwa kelompok eksperimen dan kontrol memiliki hasil
pembelajaran awal yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil Sebelum
perlakuan kedua kelompok memiliki rata-rata hasil pembelajaran yang
hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran awal murid
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mengikuti
pembelajaran masih rendah
b. Gambaran hasil belajar murid setelah penerapan metode edutainment
dalampembelajaran berdasarkan tes hasil belajar murid
Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 tersebut, dapat diketahui bahwa hasil
Setelah perlakuan hasil belajar IPA murid mengalami peningkatan, baik
pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol namun pada
kelompok kontrol tidak begitu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada nilai
rata-rata tingkat prestasi belajar pada kelompok eksperimen setelah
perlakuan sebesar 75,5 lebih tinggi disbanding dengan rata-rata tingkat
hasil belajar pada kelompok kontrol yaitu 48,06 dimana terdapat selisih
peningkatan sebesar 27,44. Perbedaan selisih ini terjadi karena meskipun
materi yang disajikan pada kedua kelompok tersebut sama, namun metode
pembelajaran yang digunakan berbeda, kelompok kontrol diajar dengan
menggunakan pembelajaran biasa, sedangkan kelompok eksperimen
dengan metod edutainment.
Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat sebaran data kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.3 menunjukkan data kelompok
eksperimen dengan kategori sangat baik (86-100) sebanyak 3 orang, baik
(71-85) sebanyak 8 orang, cukup (56-70) sebanyak 7 orang, serta tidak
terdapat murid yang berada pada kategori kurang dan sangat kurang.
Sedangkan data kelompok kontrol dengan kategori cukup (56-70)
sebanyak 2 orang, dan kategori kurang (41-55) sebanyak 12 orang,
kategori sangat kurang (<40) sebanyak 4 orang, serta tidak terdapat murid
yang berada pada kategori baik dan sangat baik.Hal ini menunjukkan
bahwa sebaran data Setelah perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
52
berbeda. Hasil tes setelah perlakuan (posttest) dapat dilihat pada histogram
berikut:
Gambar 4.3 Diagram Variabel Hasil Belajar IPA Kelas
Eksperimen
Sedangkan pada gambar 4.4 merupakan histogram Setelah
perlakuan murid kelas kontrol.
0
2
4
6
8
10
12
14
<40 41 - 55 56 - 70 71 - 85 86 - 100
Series 1
53
Gambar 4.4 Diagram Variabel Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA murid
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.Jika
dilihat dari nilai rata-rata sebelum perlakuan menunjukkan kelas kontrol lebih
baik dibanding kelas eksperimen, meskipun yang mendapat kategori cukup
dan dan kurang dikedua kelas tersebut.Hal ini mengindikasikan bahwa
penerapan metode edutainment berpengaruh baik untuk meningkatkan hasil
belajar murid terhadap pembelajaran IPA dari pada pembelajaran kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung.
3. Pengaruh metode edutainment dalam pembelajaran terhadaphasil
belajar IPA
Hipotesis penelitian ini mengatakan bahwa “ada pengaruh yang
signifikan metode edutainment terhadap hasil belajar IPA murid MTsN 4
Sarolangun”.Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dulu di lakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka uji
hipotesis dapat dilakukan. Uji hipotesis secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 19 dengan menggunakan Uji t, digunakan untuk mengetahui apakah
satuan eksperimen yang kita ambil mampu untuk digunakan menduga atau
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
<40 41 - 55 56 - 70 71 - 85 86 -100
Series 1
54
menjelaskan populasi, seberapa besar satuan eksperimen mampu menjelaskan
hal yang sama efektifitas terhadap populasi dengan menggunakan SPSS.
Terdapat dua jenis uji-t yang dapat digunakan untuk melihat hasil tes kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
a. Uji Paired Sample Test
Uji t (paired Sample test) untuk mengetahui sampai sejauh mana
perbedaan hasil belajar IPA murid sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakanmetode edutainment.Adapun hasil dari uji t dapat disajikan
sebagai berikut.
Tabel 4.4 Uji Paired Samples Test Kelas Eksperimen
Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Mean Sig-2 Tailed Keterangan
36,95 0,000 Signifikan
(0,000 < 0,05)
Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi < 0,001m
berbeda secara signifikan yang mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar IPA antara sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan metode
edutainment.
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, guru yang mengajar di
kelas eksperimen mampu menerapkan tahap-tahap metode edutainment pada
pembelajaran IPA. Menerapkan tahapan-tahapan metode edutainment dalam
pembelajaran mampu mempengaruhi hasil belajar IPA murid.
Adapun uji paired samples test untuk kelas kontrol dapat disajikan di
tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Paired Samples Test Kelas Kontrol
Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Mean Sig-2 Tailed Keterangan
55
33,30 0,006 Tidak Signifikan
(0,006 > 0,05)
Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi > 0,001
yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA
antara sebelum dan sesudah diajar tanpa menggunakan metode edutainment
dalam pembelajaran.
b. Uji Independent Sample Test
Uji independent sample test digunakan untuk melihat keefektifan
penerapanmetode edutainment dalam pembelajaran tehadap hasil belajar IPA
murid yaitu dapatdiketahui dengan membandingkan antara tes setelah
perlakuan (posttest) pada kedua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Namun terlebih dahulu dianalisis mengenai tes hasil belajar sebelum
perlakuan (pretest) masing-masing kelas agar diketahui bahwa kelas
eksperimen dan kontrol mempunyai hasil belajar yang sama atau tidak
terdapat perbedaan yang signifikan kemudian selanjutnya dianalisis untuk
hasil belajar setelah perlakuan pada masing-masing kelas.
1) Sebelum Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol
Sebelum hasil belajar untuk kedua kelas diperoleh dari tes hasil
belajar belajarsebelum adanya perlakuan. Data hasil belajar untuk Sebelum
perlakuan kelas controldan kelas eksperimen dianalisis menggunakan
independent samples test. Adapunhasil analisis Sebelum perlakuan hasil
belajar kelas eksperimen dan control dapatdisajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji Independent Samples Test
Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Mean different Sig-2 Tailed Keterangan
2,10 0,320 Tidak Signifikan
(0,320 > 0,05)
56
Pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa data bersifat homogen
sehingga nilai signifikansinya > 0,05 yaitu α = 0,320 tidak berbeda secara
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan antara
nilai rata-rata Sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.Maka dapat dilanjutkan untuk menganalisis setelah perlakuan kelas
eksperimen dan kontrol.
2) Setelah perlakuan Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol
Setelah perlakuan untuk kedua kelas diperoleh dari tes hasil belajar
setelahadanya perlakuan terhadap kelas eksperimen. Data skor tes hasil
belajar untuk Setelahperlakuan kelas kontrol dan kelas eksperimen
dianalisis menggunakan independentsamples test. Adapun hasil analisis
Setelah perlakuan hasil belajar kelas eksperimendan kontrol dapat
disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Independent Samples Setelah perlakuan kelas Eksperimen
danKontrol
Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen dan Kelas control
Mean Sig-2 Tailed Keterangan
31,5 0,000 Signifikan
(0,000 < 0,05)
Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya <
0,001 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai setelah perlakuan
kelas eksperimen dengan nilai setelah perlakuan kelas kontrol adalah
berbeda secara signifikan dengan taraf signifiknsi < 0,001. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara
setelah perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada
mean difference yang bernilai positif sebesar 31,55 yang berarti bahwa
skor hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor hasil belajar
kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
57
edutainment dalam pembelajaran dapat efektif dalam meningkatkan hasil
belajar IPA murid di kelas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Gambaran Penerapan Metode Edutainment dalam Pembelajaran
pada mata pelajaran IPA
Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan, begitupun dalam
sebuahpembelajaran. Djamarah dan Zain (2010: 72) mengemukakan bahwa
“kedudukanmetode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran dan jugasebagai alat untuk mencapai tujuan”.
Penerapan metode edutainment dalam pembelajaran pada mata
pelajaran IPA pada umumnya berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang
menitik beratkan pada hiburan, komunikasi yang harmonis antara guru dan
murid pun terbangun dalam proses pembelajaran IPA berkat penerapan
metode edutainment. Hal ini dikarenakan metode edutainment mampu
mendorong emosi positif murid dan semangat belajarnya.Mereka nampak
belajar namun tidak merasa dalam tekanan. Belajar dan perasaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Menurut Goleman (1996:372) “proses belajar tidak
berlangsung terpisah dari perasaan anak. Dalam proses belajar, kemahiran
emosi sama pentingnya dengan petunjuk mempelajari matematika dan
membaca.” Sejalan dengan itu, menurut Meier (2002:85) “emosi,
sebagaimana dibenarkan oleh penelitian dan akal sehat, berpengaruh pada
kualitas dan kuantitas belajar.”Pembelajaran dengan metode edutainment
bertujuan agar murid dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan
aktif.Pada penelitian ini murid terlihat antusias dalam pembelajaran.
Pada tahap pertama dalam langkah-langkah penerapan metode ini
dimana guru memberikan ice breaking menurut The Encyclopedia of Ice
Breaker (1976) dalam Fahma (2011):
“bentukice breakers ada bermacam-macam, mulai dari teka-teki,
humor lucu, yel-yel, gerakan rubuh, sampai permainan. Namun,
dilihat dari metodenya, dapat dikelompokkan menjadi enam jenis; yel-
58
yel, tepuk tangan, menyanyi, gerak dan lagu, gerak anggota badan,
dan jenis games yang menggabungkan gerak dan kemampuan
berpikir.”
Ice breaking sebelum pembelajaran dalam penelitian ini yang berupa
sambung kata. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Fanani (2010:69)
“Jika sentuhanaktivitas ini diterapkan pada proses pembelajaran di kelas,
maka besarkemungkinannya siswa kembali pada kondisi (semangat, motivasi,
gairah belajar,kejemuan dan lain sebagainya) yang lebih baik.”
Pada tahap kedua, guru menampaikan tujuan dari pembelajaran yang
akan dipelajari. Hamalik (2005) menyebutkan bahwa “tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh
siswa setelah berlangsung pembelajaran.”
Pada tahap ketiga ini guru menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode Edutaiment yang sesuai dengan materi IPA yang akan
diajarkan. Dengan metode Edutaiment tersebut murid tidak merasa jenuh dan
tidak merasa tertekan dalam proses pembelajaran.
Pada tahap keempat, guru menyajikan pembelajaran berbasis aktivitas
(outdoor/indoor) melalui lembar kegiatan murid (LKM).Lembar kegiatan ini
berisi instruksi-instruksi berbasis aktivitas dan tugas yang harus dipecahkan
murid dalam memahami materi sesuai dengan indikator pembelajaran.Murid
begitu antusias memecahkan setiap langkah-langkah (instruksi) yang terdapat
pada lembar kegiatan, beberapa aktivitas tersebut tergambar pada LKM dan
dokumentasi yang ada pada penelitian ini.
Pada tahap kelima, guru memberikan pengargaan (reward) kepada
murid untuk hasil dan proses belajar yang telah dilakuakan oleh murid
dengan kata lain proses pembelajaran yang telah selesai dirayakan oleh guru
dan seluruh murid.
Penerapan metode edutainment dalam pembelajaran juga salah satu
upaya menyajikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan
59
menggunakan media-media yang dekat pada diri peserta didik dan dapat
menjalin komunikasi yang positif dan baik antara guru dan murid.Hal
tersebut merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada hasil belajar
murid.Penelitian ini terbukti memberikan pembelajaran yang sangat
menyenangkan dan peningkatan hasil belajar jika dibandingkan dengan kelas
yang diajar tanpa menggunakan metode edutainment.
2. Hasil Belajar IPA Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode
Edutainmentdalam Pembelajaran.
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa ada sejumlah peningkatan hasil belajar
IPA murid setelah proses pembelajaran dengan penerapan metode
edutainment. Hal inimenunjukkan bahwa dengan penerapan metode
edutainment dapat mempengaruhihasil belajar IPA murid. Kemudian
dibandingkan sebelum dan setelah perlakuan kelaseksperimen pada tabel 4.3
bahwa sebelum adanya perlakuan dengan penerapanmetode edutainment
dalam pembelajaran ada beberapa hasil tes (pretest) murid yangberada pada
kategori “sangat kurang”, kemudian setelah diberi perlakuan pada
kelaseksperimen tersebut maka pada setelah perlakuan tidak menyisakan lagi
murid yangberada pada kategori “sangat kurang”. Nilai rata-rata pada
sebelum juga lebih rendahdaripada nilai rata-rata pada setelah
perlakuan.Sehingga dapat disimpulkan bahwapenerapan mempengaruhi
kualitas pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwapenerapan metode edutainment dalam pembelajaran dapat
mempengaruhi hasilbelajar IPA murid. Hal ini disebebkan oleh antusiasme
dan fokus murid sertanyamannya proses pembelajaran membuat murid
memperhatikan setiap sesipembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Murid yangmerasa senang dalam belajar akan
aktif mengikuti proses belajar dan hasil penelitianmenunjukkan terjadinya
perubahan hasil belajar murid di kelas, Pupuh F dan M.Sobry S (2010: 55)
60
berpendapat “makin tepat metode yang digunakan oleh gurudalam mengajar,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran”.
Penelitian dengan penerapan metode edutainment dalam pembelajaran
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar murid yang didukung oleh
meningkatnya antusiasme dan semangat murid.Hal ini dikarenakan metode
pembelajaran ini dirancang agar suasana belajar lebih menyenangkan,
mendorong emosi positif yang dapat mengoptimalkan kerja otak, menjadikan
murid aktif dengan memanfaatkan multiindera dalam belajar serta mendorong
murid untuk memecahkan masalah secara kreatif.Murid juga tidak merasa
jenuh dan bosan karena dalam pembelajaran, setiap sesi inti pembelajaran
pertemuan tersebut beragam.
3. Pengaruh penerapan metode edutainment dalam pembelajaran
terhadaphasil belajar IPA
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode edutainment
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA dibandingkan
dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode edutainment.Pengujian
skor hasil belajarmenggunakan uji t (independent samples test) memberikan
kesimpulan bahwa hasil belajar IPA murid yang mendapat pembelajaran
dengan metode edutainment lebih baik daripada tanpa menggunakan metode
edutainment.Peningkatan ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang
diimplementasikan, secara umum dapat diterima dengan baik oleh murid.
Berbeda dengan pembelajaran yang tidak menggunakan metode
edutainment, penyampaian tujuan pembelajaran yang tekstual, murid lebih
banyak mendengarkan guru menjelaskan, sehingga pembelajaran cenderung
pasif dan hanya berpusat pada guru (teacher center), guru hanya
mengandalkan buku LKS dan buku pegangan IPA dalam mengajar.Murid
lebih fokus pada buku pegangan murid yang menyebabkan murid tidak
memperoleh pembelajaran yang bermakna dan berkesan.
61
Peningkatan hasil belajar murid dengan menggunakan metode
edutainment lebih baik dibandingkan pembelajaran yang tidak menggunakan
metode edutainment. Dryden dan Voss (1999) dalam Rahmatika (2014)
mengatakan:
“belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan.
Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya dan
memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang
maksimal.Suasana yang menyenangkan dan tidak disertai suasana
tegang sangat baik dan mendukung untuk membangkitkan motivasi
belajar.Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat
mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang
mengasyikkan.Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara
aktif oleh individu tersebut.”
Berdasarkan uraian tersebut, dapat kita ketahui bahwa penggunaan
metode edutainment merupakan faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan hasil belajar murid dalam proses pembelajaran, karena dengan
menggunakan metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana yang
sangat mendukung terciptanya pembelajaran yang humanis disekolah.
Karena itu, khususnya murid Kelas VIII A dan VIII B MTsN 4
Sarolangun berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu nilai signifikansinya < 0,001
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai setelah perlakuan kelas
eksperimen dengan nilai setelah perlakuan kelas kontrol adalah berbeda
secara signifikan dengan taraf signifiknsi < 0,001.Data ini menunjukkan
bahwa penerapan metode edutainment dalam pembelajaran berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA murid.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
makadiperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode edutainment dalam pembelajaran oleh guru
menunjukkanbahwa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dari
pertemuan I sampai denganpertemuan IV secara umum berada pada
kategori baik.
2. Rata-rata hasil tes belajar IPA pada kedua kelompok sebelum perlakuan
beradapada kategori kurang dan rata-rata hasil tes belajar IPA setelah
perlakuan yaitukelompok eksperimen berada pada kategori baik (77,50)
dan kelompok controlberada pada kategori kurang (45,78)
3. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara sebelum dan
sesudahmenerapkan metode edutainment dalam pembelajaran. Sehingga
dapatdisimpulkan penerapan metode edutainment dalam pembelajaran
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA murid MTsN 4 Sarolangun.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan,
makapenulis menyarankan:
1. Bagi sekolah hendaknya membuat pelatihan intern untuk sekolah dalam
upayamemanfaatkan media hiburan untuk menjadi jembatan dalam
pembelajarandengan menyesuaikannya dengan materi-materi ajar.
2. Bagi guru pelajaran IPA, IPA merupakan mata pelajaran yang didominasi
denganteori dan materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari
karena itusebaiknya guru mengupayakan dan menyajikan pembelajaran
yang lebih menarikdan menghibur.
3. Disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa dan
63
4. mengkaji lebih mendalam mengenai metode edutainment guna
mencarisumbangan efektif yang lebih dominan dari unsur-unsur lain yang
dapat ditelitidan menjadi masalah selain hasil belajar murid.
64
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari., dkk. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta.
Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R. 2014.Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Andriono, dkk. 2006. Sukses Melejitkan Potensi Anak Didik. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Anikina, Oksana V and Yakimenko, Elena V. 2014.Edutainment as a modern
technology of education.Russia: National Research Tomsk
PolytechnicUniversity.
Anitah W, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:Universitas
Terbuka.
Asape, Nuralim. 2001. Konsep Dasar Ekonomi dalam Mata Pelajaran IPS.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah: BPG Ujung
Pandang.
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung: DAR!
Mizan.
Beetlestone, Florence. 2013. Creative Learning. Bandung:Nusamedia.
Chan Sherman, 2007. Edutainment. (http://etec.ctlt.ubc.ca/510wiki/Edutainment,
diakses 30 April 2016).
Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia; Menjadikan Semua Anak Istimewa dan
Semua Anak Juara.Bandung: Kaifa.
Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2009. Quantum Learning. Bandung: Kaifa
Dewantara, Ki Hajar. 1977. Pendidikan; Bagian Pertama. Yogyakarta: Majelis
Luhur Persatuan Taman Siswa.
Dewey, John. 2002. Pengalaman dan Pendidikan. Yogyakarta: Kepel Press.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.2007.Kumpulan Undang-Undang
danPeraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan.Jakarta: Departemen
Agama RI.
65
Fahma, Momi. 2011. manfaat ice breaking bagi siswa di dalam pembelajaran
http://momi-fahma.blogspot.co.id/2011/11/manfaat-ice-breaking-bagi-
siswadi.html, diakses 18 Desember 2016).
Fahreena.Tanpa Tahun. Edutainment.
(https://fahreena.wordpress.com/artikel/edutainment/, diakses 29 April
2016).
Fanani, Achmad. 2010. Ice Breaking dalam Proses Belajar Mengajar. Digilib
Universitas PGRI Surabaya Tahun VI, No. 11.
Freire, Paulo. 2013. Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagody of The Oppressed).
Jakarta: LP3ES.
Ghufron, Nur M & Risnawati, Rini. 2010. Gaya Belajar Kajian Teoritik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Given, Barabara K. 2007.Brain-Based Teaching. Bandung: Kaifa.
Goleman, Daniel. 1996. Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, Soleh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press.
Hergenhan, B.R. dan Olson, Matthew H. 2008.Theories Of Learning.Jakarta:
Kencana.
Huiyang, Lei and Jianfeng, Ren. 2011. Review of Edutainment and Flash in the
Field of Educational. International Journal of Information and
EducationTechnology, Vol. 1, No. 4, October 2011.
Hurlock, Elizabeth B. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Erlangga.
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Magic, Win Com. Tanpa tahun.Apa itu edutainment.
(http://www.wincompmagic.com/apa-itu-edutainment/, diakses 30 April
2016).
Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.
66
Muhadjir, Noeng. 2011. Psikologi Perkembangan Karakter. Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Muhammad, As’adi. 2010. Miliaran Keluarbiasaan Otak Kita. Jogjakarta:
FlashBooks.
Olson, Matthew H dan Hergenhahn, B. R. 2008.Theories of Learning (Edisi
Ketujuh). Jakarta: Kencana.
Omrod, E Jeanne. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Pangastuti, Ratna. 2014. Edutainment PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prashing, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa.
Purwanto, Setyoadi. 2014. Menggali Prinsip Edutainment dalam Teori Quantum
Learning.(http://adikitana.com/article/150504/prinsip-
edutainment.html,diakses, 30 April 2016).
Rachmah, Huriah. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan IPS. Bandung:
Alfabeta.
Rahmatika Rina, 2015. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan
Menyenangkan.http://rinarahmatika55.blogspot.co.id/2015/11/menciptaka
n-pembelajaranyang-efektif.html, diakses 24 Desember 2016).
Rakhmat, Jalaluddin. 2010. Belajar Cerdas Belajar Berbasiskan Otak. Bandung:
Kaifa.
Riduwan. 2014. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Ruslan. 2009. Validitas Isi. Buletin Pa’buritta. No. X. Tahun IV. September
Sadono, Tri. 2013. Taksonomi-Taksonomi Pembelajaran.
(http://trigurumetri.blogspot.com/2013/08/taksonomi-
taksonomipembelajaran.html, diakses 29 April 2016)
Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Setiadi, Andi. 2014. Rahasia Cara Belajar Einstein. Jogjakarta:Diva Press.
Silberman. Mel. 2001. Active Learning; 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Yappendis.
67
Siregar, Eveline dan Nara Hartini.2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sudjana, N. 2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Persfektif
Filosofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Kencana.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Revisi).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thoyibah, Nura’inun dkk. 2015. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Usia
DiniMelalui Metode Edutainment. Bandung: Antologi UPI Volume Edisi
No. Juni.
Wade, Carole & Tavris, Carol. 2007. Psikologi Edisi Kesembilan. Jakarta:
Erlangga.
Winataputra, Udin S, dkk. 2011. Pembaruan dalam Pembelajaran di SD.
Jakarta:Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis. 2012. Orientasi Baru Ilmu Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Lampiran 1. Silabus
SILABUS
Mata Pelajaran : IPA
Satuan Pendidikan : SMP/MTS
Kelas / Semester : VIII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Kompetensi Inti:
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
3.1 Menganalisis
gerak pada
makhluk hidup,
sistem gerak
pada manusia,
dan upaya
menjaga
kesehatan
sistem gerak
4.1 Menyajikan
karya tentang
berbagai
gangguan pada
sistem gerak,
serta upaya
Sistem Gerak pada
Manusia
Struktur dan fungsi
rangka
Struktur dan fungsi
sendi
Struktur dan fungsi otot
Upaya menjaga
kesehatan sistem gerak
3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada makhluk
hidup berdasarkan penyebabnya
3.1.2 Menjelaskan sistem gerak pada manusia
3.1.3 Menjelaskan upaya menjaga kesehatan
sistem gerak
4.1.1 Menyajikan hasil pengamatan, struktur
dan fungsi ramgka, sendi, dan otot
manusia
4.1.2 Menyajikan hasil pengamatan dan
identifikasi tentang sistem gerak
manusia dan gangguan serta upaya
mengatasinya
4.1.3 Melakukan percobaan untuk
mengetahui struktur gerak, jenis dan
perbedaan serta mekanisme kerja
Mengamati struktur
dan fungsi rangka,
sendi, dan otot
manusia
Melakukan
percobaan untuk
mengetahui struktur
gerak, jenis dan
perbedaan serta
mekanisme kerja
jaringan otot
Mengidentifikasi
gangguan pada
sistem gerak, upaya
mencegah dan cara
15 JP Buku
Pegangan
siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
menjaga
kesehatan
sistem gerak
manusia
jaringan otot. mengatasinya
Menyajikan hasil
pengamatan dan
identifikasi tentang
sistem gerak
manusia dan
gangguan serta
upaya
mengatasinyadalam
bentuk tulisan dan
mendiskusikannya
dengan teman
3.2 Menganalisis
gerak lurus,
pengaruh gaya
terhadap gerak
berdasarkan
hukum Newton,
dan
penerapannya
pada gerak
benda dan
gerak makhluk
hidup
4.2 Menyajikan
hasil
penyelidikan
pengaruh gaya
terhadap gerak
benda
Gerak dan Gaya
Gerak pada mahluk
hidup
Gerak pada benda
Hukum Newton tentang
gerak
Penerapan Hukum
Newton pada gerak
makhluk hidup dan
benda
3.2.1 Menjelaskan tentang pengertian atau
konsep gerak pada mahluk hidup.
3.2.2 Menjelaskan tentang Gerak pada benda
3.2.3 Menganalisis hukum Newton tentang
gerak
3.2.4 Menganalisis Penerapan Hukum
Newton pada gerak makhluk hidup dan
benda
3.2.5 Menjelaskan gerak lurus gaya terhadap
gerak berdasarkan hukum Newton, dan
penerapannya pada gerak benda dan
gerak makhluk hidup
3.2.6 Menjelaskan pengaruh gaya terhadap
gerak berdasarkan hukum Newton, dan
penerapannya pada gerak benda dan
gerak makhluk hidup.
4.2.1 Melakukan percobaan gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan
4.2.2 Melakukan percobaan mengukur
Melakukan
percobaan gerak
lurus beraturan dan
gerak lurus berubah
beraturan
Melakukan
percobaan mengukur
kecepatan dan
percepatan
Melakukan
percobaan hukum
Newton dan
menganalisis
hubungannya pada
gerak makhluk hidup
dan benda dalam
kehidupan sehari-
hari
Melaporkan/
memaparkan hasil
15 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
kecepatan dan percepatan
4.2.3 Melakukan percobaan hukum Newton
dan menganalisis hubungannya pada
gerak makhluk hidup dan benda dalam
kehidupan sehari-hari
penyelidikan
pengaruh gaya
terhadap gerak
benda dalam bentuk
tulisan
Mengamati dan
mengidentifikasi
proses gerak pada
tumbuhan dan
hewan untuk
menjelaskan
penerapannya pada
benda, seperti
pesawat, kapal selam
3.3 Menjelaskan
konsep usaha,
pesawat
sederhana, dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari,
termasuk kerja
otot pada
struktur rangka
manusia
4.3 Menyajikan
hasil
penyelidikan
atau pemecahan
masalah tentang
Pesawat Sederhana
Kerja/Usaha
Jenis pesawat sederhana
Keuntungan mekanik
Prinsip pesawat
sederhana pada otot dan
rangka manusia
3.3.1 Menjelaskan jenis pesawat sederhana
yang terdapat di sekitar peserta didik.
3.3.2 Mendeskripsikan kegunaan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.3.3 Menjelaskan prinsip kerja pesawat
sederhana pada otot dan rangka
manusia.
4.4.1 Melakukan Mengamati cara kerja
pesawat sederhana secara
langsung/video
4.4.2 Mengidentifikasi jenis pesawat
sederhana seperti katrol, roda berporos,
bidang miring
4.4.3 Melakukan percobaan dan
mengidentifikasi mekanisme kerja
pesawat sederhana serta hubungannya
dengan kerja otot pada struktur rangka
manusia
Mengamati cara
kerja pesawat
sederhana secara
langsung/video
Mengidentifikasi
jenis pesawat
sederhana seperti
katrol, roda
berporos, bidang
miring
Melakukan
percobaan dan
mengidentifikasi
mekanisme kerja
pesawat sederhana
serta hubungannya
dengan kerja otot
pada struktur rangka
15 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
manfaat
penggunaan
pesawat
sederhana
dalam
kehidupan
sehari-hari
4.4.4 Melaporkan/ memaparkan hasil
penyelidikan tentang manfaat pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari
manusia
Melaporkan/
memaparkan hasil
penyelidikan tentang
manfaat pesawat
sederhana dalam
kehidupan sehari-
hari
3.4 Menganalisis
keterkaitan
struktur
jaringan
tumbuhan dan
fungsinya, serta
teknologi yang
terinspirasi oleh
struktur
tumbuhan
4.4 Menyajikan
karya dari hasil
penelusuran
berbagai
sumber
informasi
tentang
teknologi yang
terinspirasi dari
hasil
pengamatan
struktur
Struktur dan Fungsi
Tumbuhan
Struktur dan fungsi
akar, batang dan daun
Struktur dan fungsi
bunga, buah dan biji
Struktur dan fungsi
Jaringan
Teknologi yang
terinspirasi oleh
struktur tumbuhan
3.4.1 Mengamati dan mengidentifikasi
struktur dan fungsi tumbuhan serta
teknologi yang terinspirasi oleh
struktur tumbuhanMendeskripsikan
kegunaan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
3.4.1 Menyusun rencana dan melakukan
percobaan berdasarkan hasil
pengamatan terhadap struktur dan
fungsi tumbuhan serta tekno-logi yang
terinspirasi oleh struktur tumbuhan..
4.4.1 Melaporkan/ memaparkan hasil
kesimpulan berdasarkan pengamatan
dan percobaanstruktur jaringan
4.4.2 Melaporkan hasil pengamatan
teknologi yang terinspirasi oleh
struktur tumbuhan dan
mendiskusikannya dengan teman.
Mengamati dan
mengidentifikasi
struktur dan fungsi
tumbuhan serta
teknologi yang
terinspirasi oleh
struktur tumbuhan
Menyusun rencana
dan melakukan
percobaan
berdasarkan hasil
pengamatan
terhadap struktur dan
fungsi tumbuhan
serta tekno-logi yang
terinspirasi oleh
struktur tumbuhan
Melaporkan/
memaparkan hasil
kesimpulan
berdasarkan
pengamatan dan
percobaanstruktur
15 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
tumbuhan
jaringan
Melaporkan hasil
pengamatan
teknologi yang
terinspirasi oleh
struktur tumbuhan
dan
mendiskusikannya
dengan teman.
3.5 Menganalisis
sistem
pencernaan
pada manusia
dan memahami
gangguan yang
berhubungan
dengan sistem
pencernaan,
serta upaya
menjaga
kesehatan
sistem
pencernaan
4.5 Menyajikan
hasil
penyelidikan
tentang
pencernaan
mekanis dan
kimiawi
Sistem Pencernaan pada
manusia
Zat makanan
Uji bahan makanan
Organ pencernaan
Enzim pencernaan
Penyakit yang
berhubungan dengan
sistem pencernaan
3.5.1 Mengamati berbagai bahan makanan
dan melakukan pengujian kandungan
bahan makanan
3.5.2 Melakukan percobaan uji bahan
makanan yang mengandung
karbohidrat, gula, lemak dan protein
3.5.3 Mengidentifikasi organ-organ pada
sistem pencernaanserta proses
pencernaan di dalam tubuh..
4.5.1 Mengumpulkan informasi tentang
penyakit yang berhubungan dengan
sistem pencernaan Melaporkan hasil
pengamatan teknologi yang terinspirasi
oleh struktur tumbuhan dan
mendiskusikannya dengan teman.
4.5.2 Melakukan penyelidikan tentang
pencernaan mekanis dan kimiawi
4.5.3 Menyimpulkan,
melaporkan/memaparkan hasil
percobaan dan mendiskusikannya
dengan teman
Mengamati berbagai
bahan makanan dan
melakukan
pengujian
kandungan bahan
makanan
Melakukan
percobaan uji bahan
makanan yang
mengandung
karbohidrat, gula,
lemak dan protein
mengidentifikasi
organ-organ pada
sistem
pencernaanserta
proses pencernaan di
dalam tubuh
mengumpulkan
informasi tentang
penyakit yang
berhubungan dengan
20 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
sistem pencernaan
melakukan
penyelidikan tentang
pencernaan mekanis
dan kimiawi
Menyimpulkan,
melaporkan/memapa
rkan hasil percobaan
dan
mendiskusikannya
dengan teman
3.6 Menjelaskan
berbagai zat
aditif dalam
makanan dan
minuman, zat
adiktif, serta
dampaknya
terhadap
kesehatan
4.6 Membuat karya
tulis tentang
dampak
penyalahgunaan
zat aditif dan zat
adiktif bagi
kesehatan
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Jenis zat aditif (alami dan
buatan) dalam makanan
dan minuman
Jenis zat adiktif
Pengaruh zat aditif dan
adiktif terhadap
kesehatan
4.7.1 Mengamati bahan makanan di
lingkungan sekitar yang
mengandung zat aditif serta
tayangan berita penyalahgunaan
zat adiktif
4.7.2 Mengidentifikasi zat-zat aditif
yang ditambahkan pada makanan
dan jenis-jenis zat adiktif serta
penyalah-gunaannya dalam
kehidupan.
4.6.1 Melakukan percobaan tentang dampak
penyalah gunaan zat aditif dan zat
adiktif bagi kesehatan
4.6.2 Menyimpulkan dan melaporkan hasil
identifikasi jenis-jenis zat aditif dan
adiktif
Mengamati bahan
makanan di
lingkungan sekitar
yang mengandung
zat aditif serta
tayangan berita
penyalahgunaan zat
adiktif
Mengidentifikasi
zat-zat aditif yang
ditambahkan pada
makanan dan jenis-
jenis zat adiktif
serta penyalah-
gunaannya dalam
kehidupan
Menyimpulkan dan
melaporkan hasil
identifikasi jenis-
jenis zat aditif dan
adiktif serta
10 JP Buku
Pegangan
siswa Teks
Siswa,
Buku
Pegangan
Guru,
Modul/baha
n ajar,
internet,
Sumber lain
yang
relevan
Lisan
Tertulis
Penugasa
n
Unjuk
Kerja
Produk
Portofolio
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
penyalahgunaan-nya
dalam kehidupan,
serta
mendiskusikannya
dengan teman
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : MTsN 4 Sarolangun
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Pertemuan/Waktu : 1 x 45 Menit (3x pertemuan) pertemuan pertama
A . KOMPETENSI INTI (KI)
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkre t dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesua i kaidah keilmuan.
B. KOMPETENS I DASAR
Kompetensi Dasar Indikator
Menganalisis susunan organ sistem pencernaan
dan fungsi organ sistem pencernaan
a. Menjelaskan pengertian
sistem pencernaan
b. Mengamati gambar organ
Pengetahuan (C1)
Pemahanan (C2)
Kompetensi Dasar Indikator
penyusun sistem
pencernaan dengan teliti
c. Menyebutkan organ-
organ sistem pencernaan.
d. Menyebutkan fungsi
organ sistem pencernaan
e. Menjelaskan proses
pencernaan pada tubuh
manusia
Aplikasi (C3)
Analisis (C4)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan:
1. Siswa mampu menyebutkan definisi sistem pencernaan
2. Siswa mampu menjelaskan fungsi sistem pencernaan
3. Siswa mampu menyebutkan organ-organ sistem pencernaan
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1 : Saluran sistem pencernaan manusia dan organ sistem pencernaan
- Definisi dan fungsi Sistem Pencernaan
- Organ sistem pencernaan
- Fungsi organ sistem pencernaan
Konsep:
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, mengubahnya menjadi energi dan
menegeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ.
Organ tersebut mencerna makanan melalui proses mekanik maupun kimiawi. Berikut penjelasan
organ-organ pencernaan pada manusia.
1. Mulut
Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan
makanan. Fungsiutama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga
ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut.Mulut dapat menghaluskan
makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah.Gigi berfungsi menghancurkan
makanan.Adapun fungsi lidah adalah membolak-balikkan makanan sehingga semua
makanan dihancurkan secara merata.Selain itu, lidah berfungsi membantu menelan
makanan.Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis.
Selain mencerna makanan secara mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara
kimiawi.Pencernaan secara kimiawi dimungkinkan karena kelenjar air liur menghasilkan
ludah yang mengandung air, lendir, dan enzim ptialin. Air dan lendir berguna untuk
melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan. Adapun enzim ptialin mengubah
amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltose.
Cobalah kunyah nasi putih dalam waktu yang cukup lama.Bagaimanakah rasa nasi
tadi? Setelah dikunyah di mulut beberapa lama, nasi terasa agak manis, bukan? Hal
tersebut dapat terjadi karena sebagian amilum pada nasi terurai menjadi maltosa yang
rasanya agak manis. Oleh karena itu, nasi terasa sedikit manis setelah dikunyah agak
lama.
Dalam mulut selain terdapat gigi juga terdapat lidah. Lidah merupakan indra pengecap
yang kita miliki. Karena lidahlah kamu dapat merasakan nikmatnya makanan. Walaupun
rasa sesungguhnya hanya dirasakan selama makanan ada dimulut, namun rasa akan
meningkatkan selera makan. Tanpa adanya rasa kamu akan cenderung tidak nafsu makan.
Hal ini dapat kamu rasakan sendiri. Jika ada makanan yang enak, kamu akan makan
dengan lahap dan banyak. Sebaliknya, jika makanan tidak terasa enak, kamu akan
cenderung malas memakannya atau hanya memakan sedikit saja. Oleh karena itu, kamu
patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberimu lidah sehingga
kamu dapat merasakan nikmatnya makanan.
Pernahkah kamu melakukan kegiatan untuk mengamati daerah-daerah lidah yang lebih
peka merasakan rasa tertentu?Jika belum, kamu dapat melakukan kegiatan berikut
dengan temanmu.
2. Kerongkongan
Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung melalui suatu saluran
yang disebut kerongkongan.Kerongkongan atau esophagus berfungsi menyalurkan makanan dari
mulut ke lambung. Di dalam lehermu sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu kerongkongan
(letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakes ( letaknya didepan). Kerongkongan
merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan
lambung.Tenggorokan merupakan saluran pernafasan yang menghubungkan antara rongga mulut
dengan paru-paru.
Oleh karena itu, di bagian dalam mulut terdapat persimpangan dua saluran yang di jaga
oleh sebuah klep yang disebut epiglottis.Pada waktu bernafas, klep tersebut membuka sehingga
udara dapat masuk ke tenggorokan. Sewaktu menelan makanan, klep tersebut akan menutup
tenggorokan sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep tersebut berfungsi
menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernafasan
dapat berjalan dengan lancar.
Pada saat melewati kerongkongan, makanan di dorong masuk ke lambung oleh adanya
gerak peristaltik otot-otot kerongkongan.Hal ini dikarenakan dinding kerongkongan tersusun atas
otot polos yang melingkar dan memanjang serta berkonstraksi secara bergantian.akibatnya,
makanan berangsur-angsur terdorong masuk ke lambung. Di kerongkongan makanan hanya
lewat saja dan tidak mengalami pencernaan.
3. Lambung
Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung.Dinding lambung tersusun
dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong.Hal ini memungkinkan makanan
yang masuk kedalam lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi halus.Makanan
yang dikunyah di mulut belumlah cukup halus.Oleh karena itu, perlu dihaluskan lagi di
lambung.Agar lambung kamu tidak bekerja terlalu berat, sebaiknya kamu mengunyah
makananmu sampai halus benar sebelum menelannya.
Selain mencerna makanan secara mekanis, lambung juga mencerna makanan secara
kimiawi.Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air, lendir, asam lambung
(HCI), serta enzim renin dan pepsinogen.Karena sifatnya yang asam, cairan lambung dapat
membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Sementara itu, enzim renin akan
menggumpalkan protein susu yang ada dalam air susu sehingga dapat dicerna lebih lanjut.
Pepsinogen akan diaktifkan oleh HCI menjadi pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi
pepton.
4. Usus halus
Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas
tiga bagian, yaitu usus duabelas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).Usus duabelas jari dan usus kosong berperan penting dalam pencernaan makanan secara
kimiawi.Di usus duabelas jari ini kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan
pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan dalam pencernaan
lemak dengan cara mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut.
Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu tripsinogen,
amilase, dan lipase.Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang
berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Amilase akan mencerna amilum
menjadi glukosa, sedangkan lipase mencerna lemak manjadi asam lemak dan gliserol.
Selain enzim-enzim tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang
membantu pencernaan makanan, seperti peptidase dan maltase. Secara sederhana proses
pencernaan secara kimiawi yang terjadi di usus halus dapat diringkus sebagai berikut.
Pencernaan makanan berakhir di ileum. Disini makanan yang telah dicerna akan
diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui
pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui
pembuluh getah bening, pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada
pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.
Karbohidrat
Amilase pankreas Glukosa
Maltase, sukrase
Maltose
Lemak
Lipase
Emulsi lemak
Garam empedu Asam lemak & gliserol
Protein Tripsin
Polipeptida yg lebih
kecil
Peptidase Asam amino
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : Metode Edutaiment
Strategi pembelajaran : Inside Outside Circle
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran : papan tulis, dan spidol, media gambar (foto sistem pencernaan)
G. Sumber
Sumber: Saeful karim dkk, Belajar IPA membuka cakrawala Semesta
G. LANGKAH-LANGKAH
Pertemuan ke 1 : Saluran sistem pencernaan manusia dan organ sistem pencernaan
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan
Orientasi
guru bersama siswa
melakukan pembukaan
dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur
kepada tuhan YME dan
berdoa untuk
memulaipembelajaran.
guru memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin.
guru menyiapkan fisik
dan psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatanpembelajaran.
Apersepsi
guru menggali pengetahuan siswa
terkait tentang materi
sistem pencernaan
guru mengajukan
Siswamengikuti dengan
salampembuka,mema
njatkan syukur kepada
tuhan YME dan
berdoa untuk
memulaipembelajaran
.
siswa mengangkat
tangan saat
memeriksa kehadiran
siswa menyiapkan diri untuk memmuai
kegiatan belajar
mengajar
siswa menjawab pertanyaan guru
dengan menjelaskan
pengalam siswa
terkait materi
15 menit
pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan
dilakukan.
Memotivasi
guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari dalam
kehidupan sehari- hari.
Apabilamaterial atauprojekinikerjakanden
ganbaikdan sungguh-
sungguh ini dikuasi
dengan baik, maka
peserta didik diharapkan
dapat menganalisis
tentang materi sistem
organ
Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada
pertemuan berlangsung
Mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran
yangberlangsung.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pembelajaran yang akan
dibahas pada
pertemuanberlangsung.
Memberitahu tentang
kompetensi inti, dasar,
indikator, pada
pertemuanberlangsung.
siswa di minta membuat bentuk lingkaran besar
dan kecil kemudian
saling berpasang-
pasnagan dan
berhadapan.
siswa menjawab pertanyaan
siswa menyimak penjelasan guru
Menjelaskan mekanisme pelaksaan pengalaman
belajarsesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan
informasi kepada siswa
tentang saluran pencernaan
dan organ sistem
pencernaan menggunakan
strategi IOC
2. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
3. Guru memberikan
ringkasan materi
4. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi
5. Guru meminta siswa
melakukan lingkaran kecil
dan lingkaran besar sesuai
kelompok
6. guru mengarahkan dua
siswa yang berpasangan
dilingkaran kecil dan besar
berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini
dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu
yang bersamaan
7. Kemudian guru
mengarahkan siswa yang
berada dilingkaran kecil
diam ditempat. Sementara
siswa yang berada
dilingkaran besar bergeser
satu atau dua langkah
searah jarum jam.
8. Sekarang giliran siswa
yang berada dilingkaran
1. siswa memperhatikan
dan memahami
penjelasan guru
2. siswa membagi
kelompok menjadi 4
kelompok
3. siswa menyimak
ringkasan materi
4. siswa melakukan
diskusi
5. siswa membentuk
lingkaran kecil dan
lingkaran besar
6. siswa berbagi
informasi yang
berpasangan
dilingkaran kecil dan
besar.
7. siswa mengikuti
arahan yang berada
dilingkaran kecil diam
ditempat. Sementara
siswa yang berada
dilingkaran besar
bergeser satu atau dua
langkah searah jarum
jam
8. siswa berada
dilingkaran besar
yang membagi
informasi. Demikian
seterusnya sampai
seluruh siswa selesai
berbagi informasi.
besar yang membagi
informasi. Demikian
seterusnya sampai seluruh
siswa selesai berbagi
informasi.
Kegiatan Penutup
Kegiatan guru :
Guru sedikit
memberikan
pertanyaan
sederhana tentang
materi sistem
pencernaan dan
orga-organ sistem
pencernaan dan
membuatkesimpula
n bersama.
Guru mengingatkan
siswa untuk
mempelajarim
ateri
selanjutnya.
Menutup pembelajaran
dengan
mengucapkanham
dalah dan
mengucapkan
salam sebagai
berakhirnya
pembelajaran
hariini.
Menjawab pertanyaan
sederhana dari guru
danmembuat
kesimpulan.
Mengerjakan tugas yang diberikanguru.
Tertib dan disiplin
(aktivitas
berakhirnyapembelaja
ran)
Memberisalam/berdoa
.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : MTsN 4 Sarolangun
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Pertemuan/Waktu : 1 x 45 Menit (pertemuan ke dua)
A . KOMPETENSI INTI (KI)
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkre t dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesua i kaidah keilmuan.
B. KOMPETENS I DASAR
Kompetensi Dasar Indikator
Menganalisis makanan
dan fungsinya
a. Menjelaskan definisi
maknaan dan fungsi
makan
b. Menyebutkan kandungan
Pengetahuan (C1)
Pemahanan (C2)
Kompetensi Dasar Indikator
zat didalam makanan
c. Melaksanakan uji
kandungan zat yang ada
dalam makanan (
Amilum tes,protein tes)
d. menyebutkan jenis
makan dan kandungan
didalam makanan
Aplikasi (C3)
Analisis (C4)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan:
1. Siswa mampu menjelaskan fungsi makanan
2. Siswa mampu menjelaskan uji kandungan zat makanan
3. Siswa mampu menyebutkan jenis makan dan kandungan didalam makanan
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 2 : makanan dan fungsinya
- fungsi makanan
- jenis-jenis zat kandungan makan
- uji kandungan zat dalam makanan
Konsep:
Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara
mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan
menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan jaringan tubuh, dan nutrisi yang
membantu fungsi fisiologis tubuh.
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah nama umum untuk bahan-bahan yang mengandung unsur karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O) yang tersusun dalam suatu susunan tertentu.
Karbohidrat tersusun oleh ketiga unsur tersebut dengan komposisi CnH2nOn.jenis
karbohidrat yang biasa di konsumsi jenisnya bermacam-macam, misalnya gula, tepung,
(amilum), dan serat (selulosa). Karbohidrat merupakan zat makanan yang kita peroleh dari
tumbuh-tumbuhan.Dapatkah kamu menyebutkan bahan makanan yang mengandung
karbohidrat?
Bagi tubuh kita, karbohidrat merupakan sumber energi paling utama.Oleh karena itu,
karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang cukup besar.Karbohidrat yang kamu konsumsi
pada umumnya merupakan molekul dasar.Oleh karena itu, karbohidrat perlu dicerna
terlebih dahulu oleh alat-alat pencernaan agar dapat diserap oleh tubuh. Prosess pencernaan
akan dibahas pada bagian selanjutnya
Tujuan
Mengetahui makanan yang mengandung amilum
Alat dan bahan
Makanan yang telah dimasak dan belum dimasak (nasi, ubi, singkong, tahu, tempe, dan daging
ayam), larutan iodium atau obat merah/luka, dan pipet tetes
Cara kerja
1. Ambilah beberapa sampel makanan. Kemudian, sampel makanan tadi digerus hingga halus.
2. Setelah itu, teteskan air menggunakan pipet beberapa tetes.
3. Setelah, itu, teteskan iodium. Amatilah perubahan warna yang terjadi
4. Apabila bahan yang diuji berwarna biru/kehitaman berarti bahan makanan tersebut
mengandung amilum.
Pertanyaan
1. Bahan makanan apa sajakah yang mengandung amilum?
2. Adakah bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung amilum?
3. Adakah perbedaan warna antara bahan yang belum dimasak dan bahan yang telah dimasak?
4. Kesimpulan pakah yang kamu dapatkan dari kegiatan ini?
2. Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak juga tersusun oleh unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Walaupun unsur pembentuknya sama, namun susunan unsur-unsur tersebut
berbeda. Bagi tubuh kita, lemak mempunyai fungsi yang sangat penting.Selain sebagai
sumber energy, lemak juga merupakan penyusun membrane sel, sebagi pelarut vitamin A,
D, E, dan K, serta sebagai cadangan makanan bagi tubuh.
Lemak dapat diperoleh dari tumbuhan (nabati) maupun hewan (hewani). Beberapa bahan
makanan yang mengandung banyak lemak, misalnya kacang-kacangan, minyak goring,
daging dan susu. Dapatkah kamu menyebutkan sumber makanan lain yang banyak
mengandung lemak? Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan molekul yang sangat
besar.Oleh karena itu, harus dicerna terlebih dahulu agar dapat diserap tubuh.
3. Vitamin
Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk kelancaran proses-
proses didalam tubuh.Walaupun vitamin hanya diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit
namun tanpa vitamin peoses dalam tubuh bisa terganggu.Secara garis besar vitamin
dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, Dan C).Buah-buahan dan
sayuran banyak mengandung vitamin.
Tabel diatas menunjukkan bahwa walaupun vitamin tidak diperlukan untuk sumber
energi, namun proses pembentukan energy memerlukan vitamin, terutama vitamin B. Dalam
tubuh vitamin tidak perlu dicerna lagi untuk dapat diserap karena ukuran molekul vitamin
memang relatif kecil. Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan vitamin?
No Vitamin Fungsi Akibat jika Kekurangan
1 A Pembentukan pigmen pengelihatan,
memelihara jaringan epitel
Rabun senja, kulit kasar
2 B1 Pembentukan enzim
Beri-beri, gangguan saraf
3 B2 Metabolism karbohidrat Gangguan pertumbuhan, gangguan
kulit
4 B6 Pembentukan enzim untuk
metabolism lemak
Dermatitis, gangguan saraf
5 B12 Pembentukan inti sel
Anemia
6 C Dibutuhkan untuk kolagen dan
jaringan ikat
Sariawan, gangguan jaringan ikat,
skorbut
7 D Penyerapan kalsium Rickets, gangguan tulang
8 E Pertumbuhan dan menjaga sel darah
merah
Sel darah merah mudah rusak
9 K Pembekuan darah Apabila ada luka, darah sulit membeku
Tujuan
Menguji ada tidaknya lemak dalam makanan
Alat dan bahan
Berbagai jenis makanan yang matang/telah diolah dan makanan yang belum diolah dan kertas
sering/kertas tipis
Cara kerja
1. Ambilah makanan yang akan diuji.
2. Setelah itu, makanan tersebut dioleskan pada kertas saring
3. Jemur kertas tersebut hingga keringng
4. Setelah itu, terawangkan kertas tersebut ke matahari
5. Jika pada kertas tampak seperti terdapat cairan atau tembus pandang, makanan tersebut
dapat dipastikan mengandung lemak
Pertanyaan
1. Apakah semua makanan yang kamu amati terdapat lemak?
2. Jika tidak, makanan apakah yang tidak mengandung lemak?
3. Kesimpulan apakah yang dapat kamu ambil dari kegiatan tersebut?
4. Protein
Protein tersusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N), bagi
tubuh, protein memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang
rusak. Selain itu, protein juga diperlukan sebagai pembangun enzim.Karena protein sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan.Kamu hendaknya banyak makan makanan yang mengandung
protein.Sebab, saat ini kamu berada dalam masa-masa penting untuk pertumbuhan badanmu.
Protein nabati dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhan, misalnya kacang-
kacangan.Adapun protein hewani diperoleh dari sumber hewan, misalnya ikan, daging, dan
telur.Seperti halnya karbohidrat dan lemak, protein juga merupakan molekul yang besar sehingga
harus dicerna terlebih dahulu agar diserap tubuh.
5. Mineral
Mineral merupakan bahan-bahan anorganik (tak hidup).Tubuh kita sangat membutuhkan
mineral untuk pembentukan struktur tubuh. Beberapa mineral yang sangat dibutuhkan
tubuh, misalnya kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, besi untuk pembentukan
hemoglobin, natrium untuk proses kontraksi otot, dan fosfor untuk pembentukan energi
dalam sel. Susu merupakan bahan makanan yang cukup lengkap dan mengandung mineral
yang diperlukan oleh tubuh. Seperti halnya vitamin, mineral langsung diserap tanpa harus
melalui proses pencernaan.
Kini, kamu telah mengetahui bahwa ternyata ada zat makanan yang harus dicerna terlebih
dahulu agar dapat diserap, seperti karbohidrat, lemak, dan protein.Selain itu, ada juga zat
makanan yang tidak perlu dicerna lagi sebab dapat langsung diserap tubuh. Organ apa
sajakah yang diperlukan untuk mencernakan makanan dan bagaimanakah prosesnya? Hal
ini akan kamu pelajari pada bagian berikutnya.
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : Metode Edutaiment
Strategi pembelajaran : Inside Outside Circle
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran : papan tulis, dan spidol, media gambar (foto sistem pencernaan)
H. Sumber
Sumber: Saeful karim dkk, Belajar IPA membuka cakrawala Semesta
G. LANGKAH-LANGKAH
Pertemuan ke 2 : Makanan dan fungsinya
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan
Orientasi
guru bersama siswa
melakukan pembukaan
dengan salam pembuka,
siswa mengikuti
dengan salam
pembuka,
memanjatkan syukur
15 menit
memanjatkan syukur
kepada tuhan YME dan
berdoa untuk
memulaipembelajaran.
guru memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin.
guru menyiapkan fisik
dan psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatanpembelajaran.
Apersepsi
guru menggali pengetahuan siswa
terkait tentang materi
sistem pencernaan
guru mengajukan
pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan
dilakukan.
Memotivasi
guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari dalam
kehidupan sehari- hari.
Apabilamaterial atauprojekinikerjakanden
ganbaikdan sungguh-
sungguh ini dikuasi
dengan baik, maka
peserta didik diharapkan
dapat menganalisis
tentang materi makanan
dan fungsi makanan
Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada
pertemuan berlangsung
Mengajukan pertanyaan
tentang materi
kepada tuhan YME
dan berdoa untuk
memulaipembelajaran
.
siswa mengangkat tangan saat
memeriksa kehadiran
siswa menyiapkan diri untuk memmuai
kegiatan belajar
mengajar
siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan menjelaskan
pengalam siswa
terkait materi
siswa menjawab pertanyaan
siswa menyimak penjelasan guru
pembelajaran
yangberlangsung.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi
pembelajaran yang akan
dibahas pada
pertemuanberlangsung.
Memberitahu tentang kompetensi inti, dasar,
indikator, pada
pertemuanberlangsung.
siswa di minta membuat
bentuk lingkaran besar
dan kecil kemudian
saling berpasang-
pasnagan dan
berhadapan.
Menjelaskan mekanisme pelaksaan pengalaman
belajarsesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Guru menyajikan informasi
kepada siswa tentang
saluran pencernaan dan
organ sistem pencernaan
menggunakan strategi IOC
2. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
3. Guru memberikan
ringkasan materi
4. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi
5. Guru meminta siswa
melakukan lingkaran kecil
dan lingkaran besar sesuai
kelompok
6. Guru mengarahkan dua
siswa yang berpasangan
dilingkaran kecil dan besar
berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini
dilakukan oleh semua
1. siswa memperhatikan
dan memahami
penjelasan guru
2. siswa membagi
kelompok menjadi 4
kelompok
3. siswa menyimak
ringkasan materi
4. siswa melakukan
diskusi
5. siswa membentuk
lingkaran kecil dan
lingkaran besar
6. siswa berbagi
informasi yang
berpasangan
dilingkaran kecil dan
besar.
pasangan dalam waktu
yang bersamaan
7. Kemudian guru
mengarahkan siswa yang
berada dilingkaran kecil
diam ditempat. Sementara
siswa yang berada
dilingkaran besar bergeser
satu atau dua langkah
searah jarum jam.
8. Sekarang giliran siswa
yang berada dilingkaran
besar yang membagi
informasi. Demikian
seterusnya sampai seluruh
siswa selesai berbagi
informasi.
7. siswa mengikuti
arahan yang berada
dilingkaran kecil diam
ditempat. Sementara
siswa yang berada
dilingkaran besar
bergeser satu atau dua
langkah searah jarum
jam.
8. siswa berada
dilingkaran besar
yang membagi
informasi. Demikian
seterusnya sampai
seluruh siswa selesai
berbagi informasi.
Kegiatan Penutup
Kegiatan guru :
Guru sedikit memberikan
pertanyaan
sederhana tentang
materi sistem
pencernaan dan
orga-organ sistem
pencernaan dan
membuatkesimpula
n bersama.
Guru mengingatkan
siswa untuk
mempelajarim
ateri
selanjutnya.
Menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkanham
dalah dan
mengucapkan
salam sebagai
berakhirnya
Menjawab pertanyaan
sederhana dari guru
danmembuat
kesimpulan.
Mengerjakan tugas
yang diberikanguru.
Tertib dan disiplin (aktivitas
berakhirnyapembelaja
ran)
Memberisalam/berdoa
.
pembelajaran
hariini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : MTsN 4 Sarolangun
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Pertemuan/Waktu : 1 x 45 Menit (pertemuan ke tiga)
A . KOMPETENSI INTI (KI)
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkre t dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesua i kaidah keilmuan.
B. KOMPETENS I DASAR
Kompetensi Dasar Indikator
Menganalisis proses
gangguan ada sistem
pencernaan
a. menjelaskan definisi
dari jenis-jenis
penyakit sistem
pencernaan
Pengetahuan (C1)
Kompetensi Dasar Indikator
b. Menyebutkan kelainan
dan penyakit pada
sistem pencernaan
c. menyebutkan jenis
penyakit yang biasa
dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
d. menyebutkan upaya
mencegah terjadinya
penyakit tersebut
Pemahanan (C2)
Aplikasi (C3)
Analisis (C4)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan:
1. Siswa mampu menjelaskan definisi penyakit pada sistem pencernaan
2. Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis penyakit sistem pencernaan
3. Siswa mampu menyebutkan upaya untuk mencegah penyakit tersebut
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 3 : gangguan atau penyakit sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan, kebiasaan hidup,
infeksi, maupun gangguan alat-alat dalam. Beberapa gangguan yang terjadi dalam
pencernaan makanan adalah sebagai berikut:
1. Paratitis, disebut juga penyakit gondong. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Hal ini
merupakan suatu kondisi, yaitu terjadinya infeksi pada kelenjar parotis.
2. Maag, yaitu gangguan akibat asam lambung berlebih. Gejalanya disertai mual dan
muntah dan perih pada lambung. upaya pencegahannya yaitu dengan menjaga pola
makan
3. Apendisitis, penyebabnya karena adanya radang yang terjadi pada usus buntu. Keadaan
ini bisa disebabkan karena makanan yang membusuk atau karena infeksi bakteri.
4. Sembelit, yaitu keadaan sulit buang air besar pada seseorang. Ini bisa disebabkan karena
penyerapan air di dalam usus besar yang berlebih, sehingga feses menjadi keras. Perasaan
stres dan takut juga dapat memicunya. upaya yang dilakukan untuk mencegah sembelit
yaitu banyak mengkonsumsi serat dan minum air putih.
5. Diare, penyakit ini diakibatkan oleh infeksi bakteri pada kolon sehingga mengakibatkan
gangguan pada penyerapan air, akibatnya feses menjadi encer atau mencret.
6. radang dinding lambung gangguang pada lambung yang disebabkan karena terlalu
tingginya asam lambung di bandingkan makanan yang masuk.
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : Metode Edutaiment
Strategi pembelajaran : Inside Outside Circle
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran : papan tulis, dan spidol, media gambar (foto sistem pencernaan)
I. Sumber
Sumber: Saeful karim dkk, Belajar IPA membuka cakrawala Semesta
G. LANGKAH-LANGKAH
Pertemuan ke 2 : Makanan dan fungsinya
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan
Orientasi
guru bersama siswa
melakukan pembukaan
dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur
kepada tuhan YME dan
berdoa untuk
memulaipembelajaran.
guru memeriksa
siswa mengikuti
dengan salam
pembuka,
memanjatkan syukur kepada tuhan YME
dan berdoa untuk
memulaipembelajaran
.
siswa mengangkat
15 menit
kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin.
guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatanpembelajaran.
Apersepsi
guru menggali
pengetahuan siswa
terkait tentang materi
sistem pencernaan
guru mengajukan
pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan
dilakukan.
Memotivasi
guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari dalam
kehidupan sehari- hari.
Apabilamateriatauprojekinikerjakandenganbaikdan
sungguh-sungguh ini
dikuasi dengan baik,
maka peserta didik
diharapkan dapat
menganalisis tentang
materi penyakit sistem
pencernaan
Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada
pertemuan berlangsung
Mengajukan pertanyaan tentang materi
pembelajaran
yangberlangsung.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi
tangan saat
memeriksa kehadiran
siswa menyiapkan diri untuk memmuai
kegiatan belajar
mengajar
siswa menjawab pertanyaan guru
dengan menjelaskan
pengalam siswa
terkait materi
siswa menjawab
pertanyaan
siswa menyimak penjelasan guru
pembelajaran yang akan
dibahas pada
pertemuanberlangsung.
Memberitahu tentang kompetensi inti, dasar,
indikator, pada
pertemuanberlangsung.
siswa di minta membuat
bentuk lingkaran besar
dan kecil kemudian
saling berpasang-
pasnagan dan
berhadapan.
Menjelaskan mekanisme pelaksaan pengalaman
belajarsesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti
9. Guru menyajikan informasi
kepada siswa tentang
saluran pencernaan dan
organ sistem pencernaan
menggunakan strategi IOC
10. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
11. Guru memberikan
ringkasan materi
12. Guru membimbing
siswa melakukan diskusi
13. Guru meminta siswa
melakukan lingkaran kecil
dan lingkaran besar sesuai
kelompok
14. Guru mengarahkan
dua siswa yang
berpasangan dilingkaran
kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran
informasi ini dilakukan
oleh semua pasangan
dalam waktu yang
bersamaan
15. Kemudian guru
mengarahkan siswa yang
1. siswa memperhatikan
dan memahami
penjelasan guru
2. siswa membagi
kelompok menjadi 4
kelompok
3. siswa menyimak
ringkasan materi
4. siswa melakukan
diskusi
5. siswa membentuk
lingkaran kecil dan
lingkaran besar
6. siswa berbagi
informasi yang
berpasangan
dilingkaran kecil dan
besar.
7. siswa mengikuti
arahan yang berada
dilingkaran kecil diam
ditempat. Sementara
berada dilingkaran kecil
diam ditempat. Sementara
siswa yang berada
dilingkaran besar bergeser
satu atau dua langkah
searah jarum jam.
16. Sekarang giliran
siswa yang berada
dilingkaran besar yang
membagi informasi.
Demikian seterusnya
sampai seluruh siswa
selesai berbagi informasi.
siswa yang berada
dilingkaran besar
bergeser satu atau dua
langkah searah jarum
jam
8. siswa berada
dilingkaran besar
yang membagi
informasi. Demikian
seterusnya sampai
seluruh siswa selesai
berbagi informasi.
Kegiatan Penutup
Kegiatan guru :
Guru sedikit memberikan
pertanyaan
sederhana tentang
materi sistem
pencernaan dan
orga-organ sistem
pencernaan dan
membuatkesimpula
n bersama.
Guru mengingatkan
siswa untuk
mempelajarim
ateri
selanjutnya.
Menutup pembelajaran
dengan
mengucapkan
ham dalah dan
mengucapkan
salam sebagai
berakhirnya
pembelajaran
hariini.
Menjawab pertanyaan
sederhana dari guru
danmembuat
kesimpulan.
Mengerjakan tugas yang diberikanguru.
Tertib dan disiplin
(aktivitas
berakhirnyapembelaja
ran)
Memberisalam/berdoa
.
INSTRUMEN SOAL
Soal Pre test:
1. Urutan saluran pencernaah manusia yang benar adalah?
A. mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar
B. mulut, kerongkongan, usus halus, usus besar, lambung,
C. mulut, lambung, kerongkongan, usus besar, usus halus,
D. mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar
2. Setelah melalui lambung makanan akan masuk ke dalam?
A. Kerongkongan
B. Usus besar
C. Usus kosong
D. Jantung
3. Berikut yang terjadi dalam usus besar saat proses pencernaan makanan adalah?
A. Membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan
B. penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa maknan
C. pencernaan karbohidrat dan lemak
D. pelarutan vitamin yang larut dalam air
4. Bagian usus halus yang berfungsi sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan adalah?
A. Ileum
B. Jejunim
C. Duodenum
D. Rektum
5. Enzim pencernaan berikut ini yang dihasilkan dipankreas adalah?
a. Pepsin,
B. tripsin,
C. ptialin,
D. renin,
6. Zat makanan berikut yang dapat langsung diserap tubuh tanpa harus melalui proses
pencernaan adalah?
A. Mineral dan lemak
B. lemak dan vitamin
C. lemak dan protein
D. vitamin dan karbohidrat
7. Zat makanan yang tidak berperan sebagai sumber energi adalah?
A. Karbohidrat
B. Protein
C. Lemak
D. Mineral
8. Zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun?
A. Vitami
B. Mineral
C. Karbohidrat
D. Protein
9. Pernyataan berikuti ini adalah fungsi lemak bagi tubuh kecuali?
A. Sumber energi
B. cadangan makanan
C. embangun enzim
D. pelarrut vitamin A D E K
10. Makanan berkut ini yang mengandung protein nabati adalah?
A. Tahu, Tempe, Ikan
B. Daging,Kedelali, Tahu
C. Kacang, Tempe, Tahu
D. Kedelai, Susu, Telur
11. Dibawah ini yang termaksud penyakit sistem pencernaan, kecuali?
A. Diare
B. Maag
C. Gizi buruk
D. Demam
12. Diare disebabkan karena?
A. Kurang minum air putih
B. Infeksi pada usus
C. mengkonsumsi makanan yang tidak bersih
D. makan pedas dan asam
13. sembelit adalah?
A. Perut mulas
B. Radang pada usus
C. Sulit BAB
D. Sulit BAK
14. Vitami C banyak terdapat pada?
A. jeruk, pepaya, tomat
B. brokoli, bayam, kangkung
C. ikan, telur, ayam
D. susu, tahu, tempe
15. Fungsi vitamin B12 adalah?
A. Daya tahan tubuh
B. Sumber energi utama
C. pembentukkan sel darah merah
D. zat mineral
INSTRUMEN SOAL
Soal Post test:
1. Protein terdapat pada?
A. nasi
B. tempe
C. Sayur
D. Buah
2. Gastritia atau maag memilik beberapa gejala yaitu?
A. Nyeri pada bagian perut
B. Mulas
C. Sakit kepala
D. stress
3. Sumber energi utama yaitu?
A. Vitamin
B. Karbohidrat
C. Zat besi
D. Mineral
4. Adapun fungsi makanan adalah antara lain sebagai berikut, kecuali?
A. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
B. Penghasil energi.
C. Penjaga keseimbangan cairan tubuh.
D. Mencegah penyakit menular
5. Jika nutrisi tidak dipenuhi makan tubuh akan mengalami?
A. Gizi Buruk
B. Diare
C. stres
D. maag
6. Pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan disebut....
A. ludah
B.keringat
C.empedu
D.enzim
7.Organ yang menghasilkan getah empedu sebagai enzim pencernaan adalah....
A.hati
B.pankreas
C.lambung
D.usus halus
8. Fungsi gambar yang diberi tanda panah berwarna dibawah ini adalah....
A. mencerna makanan menjadi molekul-molekul kecil
B. mendorong makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan
C. pertahanan tubuh terhadap penyakit
D. mengandung enzim pencernaan
9. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh dinding usus halus adalah....
A. amilase dan tripsin
B. maltase dan peptidase
C. tripsin dan lipase
D. maltosa dan amilase
10.lemak yang di dapat dari tumbuhan di sebut lemak?
A. Lemak nabati
B. Lemak hewani
C. Lemak buatan
D. Lemak asli
11. Lugol digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung ?
A. Karbohidrat
B. Glukosa
C. Protein
D. Lemak
12. bahan makanan yang mengandung karbohidrat jika ditetesi lugol warnanya akan berubah
menjadi?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
13.Jagung mengandung?
A. Karbohidrat
B. Glukosa
C. Protein
D. Lemak
14. Bahan makanan yang mengandung protein warnanya akan berubah menjadi ?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
15. Bila sepotong roti jika ditetesi lugol warnanya akan berubah menjadi?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
LEMBAR JAWABAN
Nama :
No. Absen :
Kelas :
1 A B C D
2 A B C D
3 A B C D
4 A B C D
5 A B C D
6 A B C D
7 A B C D
8 A B C D
9 A B C D
10 A B C D
11 A B C D
12 A B C D
13 A B C D
14 A B C D
15 A B C D
16 A B C D
17 A B C D
18 A B C D
19 A B C D
20 A B C D
21 A B C D
22 A B C D
23 A B C D
24 A B C D
25 A B C D
26 A B C D
27 A B C D
28 A B C D
29 A B C D
30 A B C D
KUNCI JAWABAN
SOAL PRE TEST:
1. D
2. C
3. B
4. A
5. B
6. A
7. D
8. D
9. C
10. C
11. D
12. C
13. B
14. A
15. C
SOAL POST TEST:
1. A
2. A
3. B
4. D
5. A
6. D
7. C
8. B
9. A
10. B
11. A
12. D
13. D
14. C
15. C
Lampiran 3. Surat Validasi Instrumen
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Petunjuk
1. Kami mohon agar Bapak/ Ibu memberikan beberapa penilaian dan saran pada rencana
pelaksanaan pembelajaran pokok bahasan perbandingan berdasarkan referansi yang
telah dilampirkan.
2. Untuk pengisian tabel validasi dimohon Bapak/ Ibu memberikan checklist ( ) pada
kolom yang sesuai dengan kriteria dalam daftar indikator dan pedoman penskoran
validasi yang terlampir.
3. Pengisisan saran-saran revisi, Bapak/ Ibu dapat langsung memberikan pada naskah
yang perlu direvisi atau menuliskan pada kolom saran yang tersedia.
4. Pada bagian kesimpulan umum, dimohon Bapak/ Ibu memberikan tanda ceklis pada
tabel yang telah disiapkan.
B. Keterangan Skala Penilaian
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
NO Uraian Aspek dan Indikator
Skala Penilaian
S KS TS
A. PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
1. Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
2. Kesesuaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dengan tujuan pembelajaran
3. Ketetapan penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam
indicator
4. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian indikator dengan tingkat perkembangan
siswa
B. ISI YANG DISAJIKAN
1. Sistematika penyusunan RPP
2. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran IPA dengan
menggunaka Metode Edutaiment
3. Kesesuaian urutan kegiatan siswa dan guru untuk setiap
tahap pembelajaran dengan menggunakan Metode
Edutaiment
4. Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap kegiatan
pembelajaran: awal, inti, penutup)
C. BAHASA
1. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD
2. Kejelasan penulisan soal
3. Kemudahan memahami bhasa yang digunakan
D. WAKTU
1. Kesesuaaian alokasi waktu yang digunakan
2. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran
D. Komentar dan Saran Perbaikan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
E. Kategori Penunjukan Kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan penilaian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penilaian secara umum
terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini adalah:
Penilaian (Validasi Umum)
Skala Penilaian
LD LDP TLD
1. Penilaian
Keterangan:
LD : Layak Digunakan
LDP : Layak Digunakan dengan Perubahan
TLD : Tidak Layak Digunakan
Jambi, 2 Desember 2020
Validator
Aminah ZB,S. Pd., M. Pd
Lembar Validasi soal Pilihan Ganda ( Objektif)
Satuan Pendidikan : MTsN 4 Sarolangun
Kelas/ Semester : VIII/Genap
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pokok Bahasan : Sistem Pencernaan Makanan Manusia
A. Petunjuk
1. Bapak/Ibudimohonuntukmemberikanpeniaian (memvalidasibeberapaaspek
yangterdapatdalamteshasilbelajarpadamateripembelajaran “system pencernaan”.
2. Penilaiancukupmemberikantandacekis( √)padakolom–kolomangka yang
sebarisdenganpernyataan yang diberikan. Angka-
angkatersebutdapatditafsirkandenganpernyataansebagaiberikut:
1= sangatkurangbaik
2= kurang
3=cukup
4=baik
5=sangatbaik
3. DibagianakhirBapak/Ibudimohonuntukmemberikansaran-saran untukperbaikan
instrument teshasil belajar IPA tersebut.
AtaskehadiranBapak/Ibuberkenanuntukmengisilembarvalidasiini, sayaucapterimakasih.
No INDIKATOR YANG DI VAIDASI SKOR
1 2 3 4 5
1. KesesuaianTeknikPenilaian
1.
Ketetapanpemilihanteknikpenelitiandenganindicatorda
ntujuanpembelajaran
√
2. Kesesuaianbutir instrument
denganindicatordantujuanpembelajaran
√
II. Kelengkapan Instrument
1. Ketersediaankuncijawaban √
III. KesesuaianInti
1. Kesesuaianpertanyaandenganmateri √
2. Kesesuaiankuncijawabandenganpertanyaansoal √
IV. KontruksiSoal
1. Ketersediaanpetunjukpengerjaansoal √
2. Ketetapanpilihanbentuksoaldengan SK dan KD √
3. Kesesuaianpertanyaandengantingkatkognitifsiswa √
B. Saran
1. Gunakanliterature/sumberresmidalammembuatsoal
2. Perhatikantingkatan kognitif soal (c1-c6)
C. RekomendasiPenilaian secara umum ( Berilah tanda √)
a. Layak untuk dipakai tanpa revisi
b. Layak untuk dipakai dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak dipakai
Jambi, 2 Desember 2020
Mengetahui Validator,
Aminah ZB, S.Pd.,M.Pd
Lampiran 4. Lembar Kerja Murid (LKM)
LembarKegiatanMurid
LKM 01
Mata Pelajaran : IlmuPengetahuanAlam (IPA)
Kelas : VIII
Semester : Genap
MateriPokok : 1. PengertianMakanan
2. EnamJenisNutrisi
A. Informasisingkat
1. Makanan
Makananadalah kebutuhan pokok makhluk hidup. Kebutuhan makanan dikarenakan
kebutuhan energi pada setiap makhluk hidup.Fungsi energi, yaitu:
a. Membutuhkan energi dalam setiap kegiatan, seperti detak jantung, kedipan mata,
dan mengangkat barang
b. Mempertahankan suhu tubuh. Suhu tubuh normal manusiayaitu 37ºC. Energi
berasal dari makanan yang kamu makan. Energi dalam tubuh dihitung dalam satuan
kalori (Cal), begitupun energi yang terdapat pada makanan. 1 Cal menunjukan jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikan 1ºC suhu dar 1 gr air.
2. Enamjenisenergy
Nutrisi / gizi adalah zat yang dibutuhkan makhluk hidup sebagai sumber
energi,mempertahankan kesehatan, pertumbuhan,dan kelangsungan fungsi pada setiap
jaringan dan organ tubuh secara normal. Enam jenis nutrisi, yaitu:
a. karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
d. vitamin
e. Mineral
f. Air
B. Kegiatan
1. Guru membuatsoallalumembentuksebuahkeompok/lingkaran
2. Guru menyebutkansatu kata sebagai kata pertama yang akanmengawalisebuahkalimat
3. Lalu guru biasmenunjuksiswauntukmelanjutkankalimatdenganmenyebutkansebuah kata
ataupunsoal yang telahdibuatkanoleh guru
4. Siswa lain disebelah dapat menyebutkan sebuah kata lain yang tentu berhubungan dengan
kata sebelumnya
5. Ulangilangkah 1-4 sampai orang terakhir, denganketentuanmasing-masingsiswadiberiwaktu 3
detikuntukmenjawab. Jikalebihdariitu, siswaakandiberihukuman
Sampaipada orang terakhir, kata-kata yang teah disebutkan dan kembali menyebutkan kalimat
secarautuhdiakhirpermainan.
LembarKegiatanMurid
LKM 02
Mata Pelajaran : IlmuPengetahuanAlam (IPA)
Kelas : VIII
Semester : Genap
MateriPokok : 1. PengertianSistemPencernaan
2. Organ-Organ SistemPencernaan
A. Informasisingkat
1. PengertianSistemPencernaan
Makanan diproses dalam tubuh melalui empat tahap, yaitu: ingesti, digesti
(pencernaan), absoerbsi (penyerapan), dan defekasi (pengeluaran). Pada saat makanan
masuk dalam mulut, proses pencernaan dimulai. Pencernaan merupakan proses
memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil, sehingga dapat diserap oleh
tubuh melalui pembuluh darah. Selanjutnya, molekul makanan dari darah masuk ke
dalam sel melintasi membran sel. Molekul yang tidak digunakan dan tidak dibutuhkan
oleh tubuh akan dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi seperti keringat atau
urin. Makanan yang tidak tercernakan dibuang melalui anus berupa feses, proses ini
disebut defekasi.
Proses makanan terbagi atas dua macam,yaitu pencernaan mekanik dan
pencernaankimiawi.
2. Organ-Organ SistemPencernaan
a. Mulut
Pada mulut terjadi pencernaan ingesti. Dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah
dan kelenjar air liur (kelenjar saliva). Air liur mengandung mukosa (lendir),
senyawa anti bakteri dan enzim amilase.
b. Kerongkongan (Esofagus)
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang telah berbentuk bolus akan masuk ke
dalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang
rongga mulut sampai kepermukaan kerongkongan (esofagus).
Pada pangkal faring terdapat katup penapasan yang disebut laring. Setelah bolus
melewati faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan). Otot kerongkongan
berkontraksi menimbulkan gerakan yang mendorong bolus kedalam lambung.
Gerakan ini disebut gerakan peristaltik.
c. Lambung
Setelah dari esofagus,makanan masuk kelambung. Dalam lambung terjadi
pencernaan kimia dan mekanik. Secara mekanik otot lambung berkontraksi
mengaduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur getah lambung yang
mengandung HCl, enzim pepsin dan renin. Setelah 2-4 jam bolus menjadi bahan
berwarna kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus masuk sedikit demi
sedikit ke usus halus.
d. Usus halus
Usus halus memiliki panjang 4 – 7 meter. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Usus duabelas jari (Duodenum)
2) Usus tengah (Jejenum)
3) Usus penyerapan (Ileum).
e. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki ±1 meter, terdiri atas:
1) Kolon mendatar (Ascendens)
2) Kolon menurun (Transversum)
3) Kolon Decendens.
B. Kegiatan
1. Guru membuatsoallalumembentuksebuahkeompok/lingkaran
2. Guru menyebutkansatu kata sebagai kata pertama yang akanmengawalisebuahkalimat
3. Lalu guru biasmenunjuksiswauntukmelanjutkankalimatdenganmenyebutkansebuah kata
ataupunsoal yang telahdibuatkanoleh guru
4. Siswa lain disebelah dapat menyebutkan sebuah kata lain yang tentu berhubungan dengan
kata sebelumnya
5. Ulangilangkah 1-4 sampai orang terakhir, denganketentuanmasing-
masingsiswadiberiwaktu 3 detikuntukmenjawab. Jikalebihdariitu, siswaakandiberihukuman
6. Sampaipada orang terakhir, kata-kata yang teah disebutkan dan kembali menyebutkan
kalimat secarautuhdiakhirpermainan.
LembarKegiatanMurid
LKM 03
Mata Pelajaran : IlmuPengetahuanAlam (IPA)
Kelas : VIII
Semester : Genap
MateriPokok :GangguanatauPenyakitPadaSistemPernapasan
A. Informasisingkat
Gangguan atau penyakit sistem pencernaan
Gangguanpadasystempencernaandapatdisebabkanolehpolamakan, kebiasaanhidup,
infeksi, maupungangguanalat-alatdalam.Beberapagangguan yang
terjadidalampencernaanmakananadalahsebagaiberikut:
1. Paratitis, disebut juga penyakit gondong. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Hal ini
merupakan suatu kondisi, yaitu terjadinya infeksi pada kelenjar parotis.
2. Maag, yaitu gangguan akibat asam lambung berlebih. gejalanya disertai mual dan
muntah dan perih pada lambung. upaya pencegahannya yaitu dengan menjaga pola
makan
3. Apendisitis, penyebabnya karena adanya radang yang terjadi pada usus buntu. Keadaan
ini bisa disebabkan karena makanan yang membusuk atau karena infeksi bakteri.
4. Sembelit, yaitu keadaan sulit buang air besar pada seseorang. Ini bisa disebabkan
karena penyerapan air di dalam usus besar yang berlebih, sehingga feses menjadi keras.
Perasaan stres dan takut juga dapat memicunya. upaya yang dilakukan untuk mencegah
sembelit yaitu banyak mengkonsumsi serat dan minum air putih.
5. Diare, penyakit ini diakibatkan oleh infeksi bakteri pada kolon sehingga
mengakibatkan gangguan pada penyerapan air, akibatnya feses menjadi encer atau
mencret.
6. radang dinding lambung gangguang pada lambung yang disebabkan karena terlalu
tingginya asam lambung di bandingkan makanan yang masuk.
B. Kegiatan
1. Guru membuatsoallalumembentuksebuahkeompok/lingkaran
2. Guru menyebutkansatu kata sebagai kata pertama yang akanmengawalisebuahkalimat
3. Lalu guru biasmenunjuksiswauntukmelanjutkankalimatdenganmenyebutkansebuah kata
ataupunsoal yang telahdibuatkanoleh guru
4. Siswa lain disebelah dapat menyebutkan sebuah kata lain yang tentu berhubungan dengan
kata sebelumnya
5. Ulangilangkah 1-4 sampai orang terakhir, denganketentuanmasing-
masingsiswadiberiwaktu 3 detikuntukmenjawab. Jikalebihdariitu, siswaakandiberihukuman
6. Sampaipada orang terakhir, kata-kata yang telah disebutkan dan kembali menyebutkan
kalimat secara utuh diakhir permainan.
Lampiran 4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
No Indikator JenjangKognitifButirS
oal
C1 C2 C3 C4
1 Siswamampumenjeaskanberbagaizatgizi/ nutrisi
yangdibutuhkantubuh
1 2
2 Siswamampumengkategorikansalurandankelenjarpenc
ernaan
3 4,5
3 Siswamampumembedakansalurandankelenjarpencerna
an
8 7 6
4 Siswamampumejelaskanfungsi organ-organ
pencernaan
11 9,1
0,1
2
5 Siswamampumenjelaskan proses pencernaanmakanan 13,
15,
18
14,1
6,17
6 Siswamampumengidentifikasipenyakit
yangterjadipada system pencernaan
20 19
7 Siswamampumendeskripsikanpenyebabpenyakit
yangterjadipada system pencernaan
21 22
8 Siswamampumemberikansolusiuntukmencegahataum
engatasipenyakitpada system pencernaan
23 24 25
Lampitan 5. Instrumen Tes Hasil Belajar
A. Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Uji Coba
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
PRETEST DAN POSTTEST
Petunjuk Pengerjaan Soal
1. Tulislah terlebih dahulu nama dan kelas pada tempat yang telah disediakan!
2. Baca soal dengan teliti sebelum dijawab!
3. Jawab soal pada lembar jawaban yang telah disediakan!
4. Jawab dahulu soal yang menurutmu paling mudah!
5. Kerjakan soal secara mandiri!
6. Waktu pengerjaan soal 60 menit
NAMA :
KELAS :
SOAL
Soal Pre test:
1. Urutan saluran pencernaan manusia yang benar adalah?
A. mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar
B. mulut, kerongkongan, usus halus, usus besar, lambung,
C. mulut, lambung, kerongkongan, usus besar, usus halus,
D. mulut, lambung, kerongkongan, usus halus, usus besar
2. Setelah melalui lambung makanan akan masuk ke dalam?
A. Kerongkongan
B. Usus besar
C. Usus kosong
D. Jantung
3. Berikut yang terjadi dalam usus besar saat proses pencernaan makanan
adalah?
A. Membunuh kuman-kuman yang masuk dengan makanan
B. penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa maknan
C. pencernaan karbohidrat dan lemak
D. pelarutan vitamin yang larut dalam air
4. Bagian usus halus yang berfungsi sebagai tempat penyerapan sari-sari
makanan adalah?
A. Ileum
B. Jejunim
C. Duodenum
D. Rektum
5. Enzim pencernaan berikut ini yang dihasilkan dipankreas adalah?
A. Pepsin
B. tripsin
C. ptialin
D. renin
6. Zat makanan berikut yang dapat langsung diserap tubuh tanpa harus melalui
proses pencernaan adalah?
A. Mineral dan lemak
B. lemak dan vitamin
C. lemak dan protein
D. vitamin dan karbohidrat
7. Zat makanan yang tidak berperan sebsgsi dumber ebergi adalah?
A. Karbohidrat
B. Protein
C. Lemak
D. Mineral
8. Zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun?
A. Vitamin
B. Mineral
C. Karbohidrat
D. Protein
9. Pernyataan berikuti ini adalah fungsi lemak bagi tubuh kecuali?
A. Sumber energi
B. cadangan makanan
C. embangun enzim
D. pelarrut vitamin A D E K
10. Makanan berkut ini yang mengandung protein nabati adalah?
A. Tahu, Tempe, Ikan
B. Daging,Kedelali, Tahu
C. Kacang, Tempe, Tahu
D. Kedelai, Susu, Telur
11. Dibawah ini yang termaksud penyakit sistem pencernaa, kecuali?
A. Diare
B. Maag
C. Gizi buruk
D. Demam
12. Diare disebabkan karena?
A. Kurang minum air putih
B. Infeksi pada usus
C. mengkonsumsi makanan yang tidak bersih
D. makan pedas dan asam
13. sembelit adalah?
A. Perut mulas
B. Radang pada usus
C. Sulit BAB
D. Sulit BAK
14. Vitamin C banyak terdapat pada?
A. jeruk, pepaya, tomat
B. brokoli, bayam, kangkung
C. ikan, telur, ayam
D. susu, tahu, tempe
15. Fungsi vitamin B12 adalah?
A. Daya tahan tubuh
B. Sumber energi utama
C. pembentukkan sel darah merah
D. zat mineral
Soal Post test:
1. Protein terdapat pada?
A. nasi
B. tempe
C. Sayur
D. Buah
2. Gastritia atau maag memilik beberapa gejala yaitu?
A. Nyeri pada bagian perut
B. Mulas
C. Sakit kepala
D. stress
3. Sumber energi utama yaitu?
A. Vitamin
B. Karbohidrat
C. Zat besi
D. Mineral
4. Adapun fungsi makanan adalah antara lain sebagai berikut, kecuali?
A. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
B. Penghasil energi.
C. Penjaga keseimbangan cairan tubuh.
D. Mencegah penyakit menular
5. Jika nutrisi tidak dipenuhi makan tubuh akan mengalami?
A. Gizi Buruk
B. Diare
C. Stress
D. maag
6. Pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan disebut....
A. ludah
B. keringat
C.empedu
D.enzim
7. Organ yang menghasilkan getah empedu sebagai enzim pencernaan
adalah....
A.hati
B.pankreas
C.lambung
D.usus halus
8. Fungsi gambar yang diberi tanda panah berwarna dibawah ini adalah....
A. mencerna makanan menjadi molekul-molekul kecil
B. mendorong makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan
C. pertahanan tubuh terhadap penyakit
D. mengandung enzim pencernaan
9. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh dinding usus halus adalah....
A. amilase dan tripsin
B. maltase dan peptidase
C. tripsin dan lipase
D. maltosa dan amilase
10.Lemak yang di dapat dari tumbuhan di sebut lemak?
A. Lemak nabati
B. Lemak hewani
C. Lemak buatan
D. Lemak asli
11. Lugol digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung ?
A. Karbohidrat
B. Glukosa
C. Protein
D. Lemak
12. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat jika ditetesi lugol warnanya
akan berubah menjadi?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
13.Jagung mengandung?
A. Karbohidrat
B. Glukosa
C. Protein
D. Lemak
14.Bahan makanan yang mengandung protein warnanya akan berubah
menjadi ?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
15. Bila sepotong roti jika ditetesi lugol warnanya akan berubah menjadi?
A. Kuning
B. Merah
C. Biru Hitam
D. Ungu
Lampiran 6. Kunci Jawaban
NO Kuncijawaban NO Kuncijawaban
1 D 16 D
2 C 17 C
3 D 18 A
4 B 19 C
5 C 20 B
6 B 21 C
7 D 22 D
8 B 23 D
9 B 24 C
10 C 25 B
11 D 26 B
12 D 27 A
13 B 28 A
14 C 29 B
15 B 30 B
Lampiran 7. Hasil Validasi Ahli
DATA HASIL VALIDASI AHLI BUTIR TES HASIL BELAJAR MURID
No. Soal Skor Validator
Rata –Rata Tingkat
Relevansi KodeRelevansi
I II
1 4 3 3,5 Kuat – Kuat D
2 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
3 3 2 2,5 Kuat – Lemah B
4 4 4 4.0 Kuat – Kuat D
5 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
6 3 3 3,0 Kuat – Kuat D
7 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
8 3 3 3,0 Kuat – Kuat D
9 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
10 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
11 4 3 3,5 Kuat – Kuat D
12 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
13 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
14 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
15 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
16 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
17 3 3 3,0 Kuat – Kuat D
18 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
19 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
20 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
21 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
22 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
23 3 3 3,0 Kuat – Kuat D
24 4 3 3,5 Kuat – Kuat D
25 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
26 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
27 3 3 3,0 Kuat – Kuat D
28 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
29 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
30 4 4 4,0 Kuat – Kuat D
HasilAnalisisKonsistensiAntarPenilaiuntukValiditas Isi
Validator I
Validator II
Validasi Isi
Releabilitas
TidakRelevan
Skor (1-2)
Relevan
Skor (3-4)
TidakRelevan
Skor (1-2) 0 1
Relevan
Skor (3-4) 0 29
DATA HASIL VALIDASI AHLI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
PADA PENERAPAN METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN
No.
Indikator
Skor Validator Rata –
rata
Tingkat
Relevansi KodeRelevansi
I II
1 3 2 2,5 Kuat-Lemah B
2 4 4 4.0 Kuat-Kuat D
3 4 4 4,0 Kuat-Kuat D
4 4 4 4,0 Kuat-Kuat D
5 4 4 4,4 Kuat-Kuat D
6 3 3 3,0 Kuat-Kuat D
7 4 4 4,0 Kuat-Kuat D
8 2 2 2,0 Lemah-Lemah A
HasilAnalisisKonsistensiAntarPenilaiuntukValiditas Isi
Validator I
Validator II
Validasi Isi
Releabilitas
TidakRelevan
Skor (1-2)
Relevan
Skor (3-4)
TidakRelevan
Skor (1-2) 1 1
Relevan
Skor (3-4) 0 6
Lampiran 8. IndeksKesukaran Soal Tes
NO
JumlahMurid
MenjawabBenar
(B)
JumlahMurid
yang Menjawab
(N)
Indeks
Kesukaran
(I)
Keterangan
1 21 30 0,7 Sedang
2 19 30 0,63 Sedang
3 20 30 0,67 Sedang
4 25 30 0,83 Mudah
5 21 30 0,7 Sedang
6 22 30 0,73 Mudah
7 18 30 0,6 Sedang
8 23 30 0,77 Mudah
9 19 30 0,63 Sedang
10 22 30 0,73 Mudah
11 25 30 0,83 Mudah
12 18 30 0,6 Sedang
13 21 30 0,7 Sedang
14 25 30 0,83 Mudah
15 18 30 0,6 Sedang
16 23 30 0,77 Mudah
17 19 30 0,63 Sedang
18 19 30 0,63 Sedang
19 19 30 0,63 Sedang
20 21 30 0,7 Sedang
21 24 30 0,8 Mudah
22 20 30 0,67 Sedang
23 21 30 0,7 Sedang
24 18 30 0,6 Sedang
25 17 30 0,57 Sedang
26 21 30 0,7 Sedang
27 20 30 0,67 Sedang
28 22 30 0,73 Mudah
29 22 30 0,73 Mudah
30 20 30 0,67 Sedang
Lampiran 9. Tabulasi Daya Pembeda
No KelasAtas KelasBawah DayaPembeda Keterangan
1 Satisfactory
2 Satisfactory
3 Satisfactory
4 Satisfactory
5 Satisfactory
6 Satisfactory
7 Satisfactory
8
9 Satisfactory
10 Good
11 Satisfactory
12 Good
13 Good
14 1,00 0,71 0,29 Satisfactory
15 0,71 0,50 0,21 Satisfactory
16 0,93 0,50 0,43 Satisfactory
17 0,64 0,71 -0,07 -
18 0,79 0,50 0,29 Satisfactory
19 0,93 0,43 0,50 Good
20 0,93 0,50 0,43 Good
21 1,00 0,64 0,36 Satisfactory
22 0,57 0,79 -0,21 -
23 0,71 0,79 -0,07 -
24 0,86 0,43 0,43 Good
25 0,79 0,36 0,43 Good
26 0,86 0,57 0,29 Satisfactory
27 0,57 0,79 -0,21 -
28 0,93 0,64 0,29 Satisfactory
29 0,93 0,57 0,36 Satisfactory
30 0,64 0,71 -0,07 -
Lampiran 10. Tabulasi Efektifitas Pengecoh
Item
Soal
Kunci
Jawaban
Jumah
Memilih Pengecoh Pemilih
Efektifitas
Pengecoh
1 D 21
A 2 Efektif
B 2 Efektif
C 4 Efektif
2 C 19
A 2 Efektif
B 3 Efektif
D 5 Efektif
3 D 20
A 3 Efektif
B 6 Efektif
C - TidakEfektif
4 B 25
A - TidakEfektif
B 1 Efektif
C 3 Efektif
5 C 21
A 1 Efektif
B 2 Efektif
C 5 Efektif
6 B 22
A 2 Efektif
B 2 Efektif
C 3 Efektif
7 D 18
A 6 Efektif
B 3 Efektif
C 2 Efektif
8 B 23
A 6 Efektif
B - TidakEfektif
C - TidakEfektif
9 B 19
A 2 Efektif
B 5 Efektif
C 3 Efektif
10 C 22
A 2 Efektif
B 5 Efektif
C - TidakEfektif
11 D 25
A 1 Efektif
B 1 Efektif
C 2 Efektif
12 D 18
A 6 Efektif
B 5 Efektif
C - TidakEfektif
13 B 21
A 2 Efektif
B 4 Efektif
C 2 Efektif
14 C 25
A 2 Efektif
B 1 Efektif
D 1 Efektif
15 B 18
A 1 Efektif
C 4 Efektif
D 6 Efektif
16 D 23
A 2 Efektif
B 3 Efektif
C 1 Efektif
17 C 19
A 4 Efektif
B 4 Efektif
C 2 Efektif
18 A 19
B 3 Efektif
C 1 Efektif
D 6 Efektif
19 C 19
A 5 Efektif
B 2 Efektif
D 3 Efektif
20 B 21
A 3 Efektif
C 5 Efektif
D - TidakEfektif
21 C 24
A - TidakEfektif
B 1 Efektif
D 4 Efektif
22 D 20
A - TidakEfektif
B 9 Efektif
C - TidakEfektif
23 D 21
A 2 Efektif
B 4 Efektif
C 2 Efektif
24 C 18
A 7 Efektif
B 3 Efektif
D 1 Efektif
25 B 17
A 6 Efektif
C 2 Efektif
D 4 Efektif
26 B 21
A 5 Efektif
C - TidakEfektif
D 3 Efektif
27 A 20
B 4 Efektif
C 2 Efektif
D 3 Efektif
28 A 22
B 1 Efektif
C 1 Efektif
D 5 Efektif
29 B 22
A 2 Efektif
C 2 Efektif
D 3 Efektif
30 B 20
A 1 Efektif
C 6 Efektif
D 2 Efektif
Lampiran 11. Hasil Uji Validasi Instrumen Tes
Correlations
Total Keterangan
Soal_1
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_2
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_3
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_4
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_5
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_6
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_7
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_8
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_9
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_10
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_11
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_12
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_13
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N 30
Soal_14
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_15
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_16
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_17
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_18
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_19
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_20
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_21
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_22
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_23
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_24
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_25
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_26
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_27
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_28
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_29
Pearson Correlation
Valid Sig. (2-tailed)
N
Soal_30
Pearson Correlation
Tidak Valid Sig. (2-tailed)
N
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel Konsistensi Butir Soal
No Koofisien Korelasi Niai Signifikansi Keterangan
1 Konsisten
2 Konsisten
3 Tidak Konsisten
4 Konsisten
5 Konsisten
6 Konsisten
7 Konsisten
8 Tidak Konsisten
9 Konsisten
10 Konsisten
11 Konsisten
12 Konsisten
13 Konsisten
14 Konsisten
15 Konsisten
16 Konsisten
17 Tidak Konsisten
18 Konsisten
19 Konsisten
20 Konsisten
21 Konsisten
22 Tidak Konsisten
23 Tidak Konsisten
24 Konsisten
25 Konsisten
26 Konsisten
27 Tidak Konsisten
28 Konsisten
29 Konsisten
30 Tidak Konsisten
Lampiran 12. Hasil Realibitas Tes
UjiReabilitassebelum Item Invalid dihilangkan
Case Processing Summary
N
Valid
Cases Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Cronbach's
Alpha N of Items
Berdasarkanhasilujianalisis SPSS 20.0, makadiperolehreliabilitassebelum
iteminvalid dihilangkan dengan nilai Crombac’s Alpha sebesar
UjiReabilitassetelah Item Invalid dihilangkan
Case Processing Summary
N
Valid
Cases Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Cronbach's
Alpha N of Items
Berdasarkanhasilujianalisis SPSS 20.0, makadiperolehreliabilitassetelah iteminvalid
dihilangkan dengan nilai Crombac’s Alpha sebesar
Lampiran 13. Data Pretes
A. KelasKontrol
No Nama Nomor Item Soal
Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 A 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 55
2 B 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 60
3 C 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 55
4 D 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 7 32
5 E 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 9 41
6 F 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 11 50
7 G 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 10 45
8 H 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 45
9 I 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8 36
10 J 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8 36
11 K 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 45
12 L 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 45
13 M 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 7 32
14 N 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 10 45
15 O 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 11 50
16 P 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11 50
17 Q 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8 36
18 R 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 11 50
Rata – rata 44,89
B. KelasEksperimen
No Nama Nomor Item Soal
Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 11 50
2 B 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 11 50
3 C 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 11 50
4 D 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 8 36
5 E 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 32
6 F 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 9 41
7 G 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 11 50
8 H 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 11 50
9 I 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 8 36
10 J 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 50
11 K 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 11 50
12 L 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 11 50
13 M 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 8 36
14 N 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 7 32
15 O 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 11 50
16 P 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 6 27
17 Q 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 7 32
18 R 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12 55
Rata – rata 43,17
Lampiran 14. Data Posttes
1. KelasKontrol
No Nama Nomor Item Soal
Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 A 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 55
2 B 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 60
3 C 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 55
4 D 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 7 32
5 E 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 9 41
6 F 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 11 50
7 G 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 10 45
8 H 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 45
9 I 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8 36
10 J 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8 36
11 K 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10 45
12 L 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 45
13 M 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 7 32
14 N 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 10 45
15 O 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 11 50
16 P 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11 50
17 Q 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8 36
18 R 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 11 50
Rata – rata 44,89
2. KelasEksperimen
No Nama Nomor Item Soal
Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 11 50
2 B 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 11 50
3 C 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 11 50
4 D 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 8 36
5 E 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7 32
6 F 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 9 41
7 G 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 11 50
8 H 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 11 50
9 I 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 8 36
10 J 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 11 50
11 K 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 11 50
12 L 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 11 50
13 M 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 8 36
14 N 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 7 32
15 O 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 11 50
16 P 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 6 27
17 Q 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 7 32
18 R 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12 55
Rata – rata 43,17
Lampiran 15. Lembar observasi
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN IPA
NamaPraktikan : NurAzmi, S.Pd.
Sekolahtempatpraktek : MTsN 4 Sarolangun
Kelas/ semester : XI / I
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuanke- : I
Alokasiwaktu : 3x35 menit
Petunjuk :
1. Amatilahdengancermatkegiatanpembelajaran yang sedangberlangsung
2. Silahkanberijawabandengancaramembertandacontang padatempatyangtela
hdisediakansesuaidengankeadaansebenarnyapadasaatpembelajaranberlangsun
g.
3. Memberikankomentarseperlunyatentangaktivitas guru di setiapindicator yang
diamati.
Kami sangatmengharapkankepadaBapak/Ibumengisi format
inisecaraobjektif.Ataskesediaandanbantuannya, kami
mengucapkanterimakasih.
JenisKegiata
n Indicator
Keteraksanaan Komentar
Ya Tidak
KegiatanAwa
l
1. Berdoabersama,
absendanmempersiapkankel
asuntukbelajar
Baik
2. Guru
mengawalipembelajaranden
ganmemberikanice
breaking
Tidakbegit
umenguas
ai
3. Guru
menyampaikantujuanpelajar
andenganmembergambaran
secarakontekstual
(Apersepsi)
Baik
KegiatanInti
4. Guru
menyampaikanpembelajara
ndengan media
yangtelahdisesuaikandenga
nmateripelajaran
Mengguna
kan media
Dengancu
kupbaik
5. Guru
menyajikanpembelajaranber
basisaktivitas
(outdoor/indoor) melalui
LKM.
Baik
KegiatanAkh
ir
6. Guru
memberikanpenguatanmate
ri.
Tidakada
7. Guru
menutuppembelajarandenga
nmemberikanapresiasiatau
Rewardpadamurid.
Hanya
Reward
yang
diberikan
Padamurid
8. Menutuppembelajarandeng
ando’adansalam Tidakada
Keteranganpenilaian :
Ya : 1
Tidak : 0
Peneliti LadangPanjang, 03 Desember 2020
Observer,
Sri Wahyuni NurAzmi, S.Pd
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN IPA
NamaPraktikan : NurAzmi, S.Pd.
Sekolahtempatpraktek : MTsN 4 Sarolangun
Kelas/ semester : XI / I
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuanke- : II
Alokasiwaktu : 3x35 menit
Petunjuk :
1. Amatilahdengancermatkegiatanpembelajaran yang sedangberlangsung
2. Silahkanberijawabandengancara memberi tanda contang pada tempat
yang telah disediakan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada saat
pembelajaran berlangsung.
3. Memberikankomentarseperlunyatentang aktivitas guru di setiap indicator yang
diamati.
Kami sangatmengharapkankepadaBapak/Ibumengisi format
inisecaraobjektif.Ataskesediaandanbantuannya, kami
mengucapkanterimakasih.
JenisKegiata
n Indicator
Keteraksanaan Komentar
Ya Tidak
KegiatanAwa
l
1. Berdoabersama,
absendanmempersiapkankel
asuntukbelajar
Baik
2. Guru
mengawalipembelajaranden
ganmemberikanice
breaking
Tidakbegit
umenguas
ai
3. Guru
menyampaikantujuanpelajar
andenganmemberigambaran
secarakontekstual
(Apersepsi)
Baik
KegiatanInti
4. Guru
menyampaikanpembelajara
ndengan media
yangtelahdisesuaikandenga
nmateripelajaran
Mengguna
kan media
Dengancu
kupbaik
5. Guru
menyajikanpembelajaranber
basisaktivitas
(outdoor/indoor) melalui
LKM.
Baik
KegiatanAkh
ir
6. Guru
memberikanpenguatanmate
ri.
Tidakada
7. Guru
menutuppembelajarandenga
nmemberikanapresiasiatau
Rewardpadamurid.
Hanya
Reward
yang
diberikan
Padamurid
8. Menutuppembelajarandeng
ando’adansalam Baik
Keteranganpenilaian :
Ya : 1
Tidak : 0
Peneliti LadangPanjang, 03 Desember 2020
Observer,
Sri Wahyuni NurAzmi, S.Pd
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN IPA
NamaPraktikan : NurAzmi, S.Pd.
Sekolahtempatpraktek : MTsN 4 Sarolangun
Kelas/ semester : XI / I
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuanke- : III
Alokasiwaktu : 3x35 menit
Petunjuk :
1. Amatilahdengancermatkegiatanpembelajaran yang sedangberlangsung
2. Silahkanberijawabandengancaramembertandacontang padatempat yang
telahdisediakansesuaidengankeadaansebenarnyapadasaatpembelajaranberla
ngsung.
3. Memberikankomentarseperlunyatentangaktivitas guru di setiap indicator
yang diamati.
Kami sangatmengharapkankepadaBapak/Ibumengisi format
inisecaraobjektif.Ataskesediaandanbantuannya, kami
mengucapkanterimakasih.
JenisKegiata
n Indicator
Keteraksanaan Komentar
Ya Tidak
KegiatanAwa 1. Berdoabersama,
absendanmempersiapkankel Baik
l asuntukbelajar
2. Guru
mengawalipembelajaranden
ganmemberikanice
breaking
Tidakbegit
umenguas
ai
3. Guru
menyampaikantujuanpelajar
andenganmembergambaran
secarakontekstual
(Apersepsi)
Baik
KegiatanInti
4. Guru
menyampaikanpembelajara
ndengan media yang
telahdisesuaikandenganmat
eripelajaran
Mengguna
kan media
Dengancu
kupbaik
5. Guru
menyajikanpembelajaranber
basisaktivitas
(outdoor/indoor) melalui
LKM.
Baik
KegiatanAkh
ir
6. Guru
memberikanpenguatanmate
ri.
Tidakada
7. Guru
menutuppembelajarandenga
nmemberikanapresiasiatau
Rewardpadamurid.
Hanya
Reward
yang
diberikan
Padamurid
8.Menutuppembelajarandenga
ndo’adan salam Baik
Keteranganpenilaian :
Ya : 1
Tidak : 0
Peneliti LadangPanjang,03Desember 2020
Observer,
Sri Wahyuni NurAzmi, S.Pd
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN IPA
NamaPraktikan : NurAzmi, S.Pd.
Sekolahtempatpraktek : MTsN 4 Sarolangun
Kelas/ semester : XI / I
Mata Pelajaran : IPA
Pertemuanke- : IV
Alokasiwaktu : 3x35 menit
Petunjuk :
1. Amatilahdengancermatkegiatanpembelajaran yang sedangberlangsung
2. Silahkanberijawabandengancaramembertandacontang pada tempat yang
telah disediakan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada saat pembelajaran
berlangsung.
3. Memberikankomentarseperlunyatentangaktivitas guru di setiap indicator yang
diamati.
Kami sangatmengharapkankepadaBapak/Ibumengisi format
inisecaraobjektif.Ataskesediaandanbantuannya, kami
mengucapkanterimakasih.
JenisKegiata Indicator Keteraksanaan Komentar
n Ya Tidak
KegiatanAwa
l
1. Berdoabersama,
absendanmempersiapkankel
asuntukbelajar
Baik
2. Guru
mengawalipembelajaranden
ganmemberikanice
breaking
Baik
3. Guru
menyampaikantujuanpelajar
andenganmemberigambaran
secarakontekstual
(Apersepsi)
Baik
KegiatanInti
4. Guru
menyampaikanpembelajara
ndengan media yang
telahdisesuaikandenganmat
eripelajaran
Mengguna
kan media
denganbai
k
5. Guru
menyajikanpembelajaranber
basisaktivitas
(outdoor/indoor) melalui
LKM.
Baik
KegiatanAkh
ir
6. Guru
memberikanpenguatanmate
ri.
Baik
7. Guru
menutuppembelajarandenga
nmemberikanapresiasiatau
rewardpadamurid.
Baik
8.
Menutuppembelajarandeng
ando’adansalam
Baik
Keteranganpenilaian :
Ya : 1
Tidak : 0
Peneliti LadangPanjang, 03 Desember 2020
Observer,
Sri Wahyuni NurAzmi, S.Pd
Lampiran 16. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kelompok 1 Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig Statistic df Sig
Preposteks
Post
Eksperimen ,137 18 ,200
* ,955 18
,445
Pre
Eksperimen ,140 18 ,200
* ,954 18 ,431
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 17. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kelompok 1 Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic df Sig
Preposteks
Post
Eksperimen ,143 18 ,200
* ,950 18
,368
Pre
Eksperimen ,147 18 ,116
* ,930 18 ,157
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 18. Uji Homogenitas
UJI HOMOGENITAS
1. Ujihomogenitasantara pretest dan posttest kelaseksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Preposteks
Levene statistic df 1 df 2 Sig
1,123 1 20 ,296
2. Ujihomogenitasantara pretest dan posttest kelaskontrol
Test of Homogeneity of Variances
Prepostkontrol
Levene statistic df 1 df 2 Sig
,169 1 20 ,683
3. UjiHomogenitasantara Pretest kelaseksperimendankelaskontrol
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene statistic df 1 df 2 Sig
,939 1 20 ,339
4. Ujihomogenitasantara posttest kelaseksperimendankelaskontrol
Test of Homogeneity of Variances
Posstest
Levene statistic df 1 df 2 Sig
,076 1 20 ,785
Lampiran 19. Uji T
UJI T
A. Independent samples test antarapretest KelasEksperimendanKelasKontrol
Group Statistics
Kelompok3 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest Pre Eksperimen 18 40,5500 7,08204 1,58359
Pre Kontrol 18 42,6500 6,06348 1,35584
Independent Samples Test
Levene's
Test
for Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretest
Equal
variances
assumed
,939 ,339 -1,007 20 ,320 -2,10000 2,08472 -6,32029 2,12029
Equal
variances
not
assumed
-1,007 37,119 ,320 -2,10000 2,08472 -6,32358 2,12358
B. Uji Independent Samples Test posttest
antarakelaseksperimendankelaskontrol
Group Statistics
Kelompok4 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest Pre Eksperimen 18 77,5000 6,06543 1,35627
Pre Kontrol 18 45,9500 5,44325 1,21715
Independent Samples Test
Levene's
Test
for Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
posttest
Equal
variances
assumed
,076 ,785 17,313 20 ,000 31,55000 1,82234 27,86087 35,23913
Equal
variances
not
assumed
17,313 37,563 ,000 31,55000 1,82234 27,85946 35,24054
C. UjiPaired Samples Test antaraPretest danPosttest KelasEkperimen
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Eksperimen 40,5500 18 7,08204 1,58359
Post Eksperimen 77,5000 18 6,06543 1,35627
Paired Samples Correlations
N Correation Sig
pair 1 Pre eksperimen&
post eksperimmen 18 ,362 ,117
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig.
(2-
taied
)
Mean Std.
deviation
Std. error
mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pre_ekspe
rimen
Post
kontrol
-36,95000 7,47258 1,67092 -40,44728 -33,45272 -22,114 20 ,000
D. Uji Paired Samples Test antaraPretest danPosttest KelasKontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre Kontrol 42,6500 18 6,06348 1,35584
Post Kontrol 45,9500 18 5,44325 1,21715
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig
Pair 1 pre kontroldan post kontol 18 ,658 ,002
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig.
(2-
taied
)
Mean Std.
deviation
Std. error
mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pre_kontr
ol
Post
kontrol
-3,30000 4,79144 1,07140 -5,54246 -1,05754 -3,080 20 ,006
Lampiran 20. Uji Deskriptif
UJI DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maxsimum Mean Std.
deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
error Statistic Statistic
Pre
eksperimen 18 25,00 28,00 53,00 40,5500 1,58359 7,08204 50,155
Post
eksperimen 18 22,00 66,00 88,00 77,5000 1,35627 6,06543 36,789
Pre kontrol 18 22,00 31,00 53,00 42,6500 1,35584 6,06348 36,766
Post kontro 18 18,00 38,00 56,00 45,9500 1,21715 5,44325 29,629
Valid N
(listwise) 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Sri Wahyuni
Jenis Keamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Ladang Panajang, 03 Juni 1997
Alamat Asal : Desa Ladang Panjang, Kec. Saroangun Kab.
Sarolangun Rt 03
Alamat Sekarang : Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi Luar
Kota Kab. Muaro Jambi Perumahan Pesona
Kayangan Blok C
Alamat E – mail : [email protected]
Nomor Kontak : 0853 8477 7590
Pendidikan Formal
1. SD 49/VII Ladang Panjang, Tahun Tamat : 2009
2. MTsN Ladang Panjang, Tahun Tamat : 2012
3. SMA N 7 Sarolangun, Tahun Tamat : 2015
4. S1 Jurusan Tadris Biologi FTK UIN STS Jambi : 2021
PENGALAMAN ORGANISASI : HMJ
Motto Hidup : “It’s never to late to mend”
Jambi, 15Februari 2021
Sri Wahyuni
TB. 161114