PENGARUH MEDIA BELAJAR BERBASIS MODEL...
Transcript of PENGARUH MEDIA BELAJAR BERBASIS MODEL...
i
PENGARUH MEDIA BELAJAR BERBASIS MODEL ASSURE
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
OLEH:
NOVIT RIZAL PUTRA
NIM. 1111016300004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Novit Rizal Putra (1111016300004). Pengaruh Media Belajar Berbasis Model
Assure terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Elastisitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media belajar berbasis model
assure pada konsep elastisitas. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ciseeng
pada bulan Oktober 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 60 orang dengan
menggunakan cara Purposive Sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari lima
pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui statistik uji “t”. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai sebesar 4,98 sedangkan 2,09 pada taraf signifikansi
0,05 atau dapat diketahui . Maka disimpulkan bahwa yang
menyatakan terdapat pengaruh media belajar berbasis model assure terhadap hasil
belajar siswa diterima. Hal ini menunjukkan bahwa media belajar berbasis model
assure membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
konsep elastisitas.
Kata Kunci: Media Belajar, Model assure, Hasil Belajar Siswa
v
ABSTRACT
Novit Rizal Putra (1111016300004). The Effect of Media Learning Oriented
Model Assure against Student Result on the Concept of Elasticity.
The aim purpose of this research is to know the Effect of media learning oriented
model assure to Students Learning Outcomes. This research has been done in
October 2017 at SMA Negeri 1 Ciseeng. The research has methodology was used
Quasi Experimental Methods. To get the data, the research took 60 students as a
sample by using Purposive Sampling technique, after that the class was divided
into two groups, i.e. experiment and control classes. The instrumentation of this
research used an objective multiple choice test. This test was consisted of four
options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The
calculation of was 4,98 and 2,09 and 0,05 on the significant level or
. So we conclude that there are significant stating the Effect of
media learning oriented model assure to Students Learning Outcomes of students
accepted or approved. This shows that the media learning oriented model assure
carry significant influence on the results of studying at the concept of elasticity.
Key words: Media of Learning, Model assure, Learning Result.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim …
Rasa syukur yang mendalam terlantunkan dalam lisan dengan mengucap
“alhamdulillahirrabil’alamin” secara tulus kehadirat-Nya. Kesyukuran terasa
manis atas karunia nikmat dan hidayah dari sisi-Nya dalam pelaksanaan penelitian
secara menyeluruh, sejak awal pelaksanaan hingga penghujung penelitian.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan mengambil fokus pada kajian “Studi
Deskriptif tentang Computer Based Instruction (CBI) berbasis Model
Pembelajaran ASSURE pada Konsep Elastisitas”.
Haturan shalawat dan salam kesejahteraan penuh harap senantiasa tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan cahaya
keilmuan bagi peradaban umat manusia dengan penuh kelembutan. Rasa syukur
semakin bertambah atas cahaya keilmuan yang dibawa kerasulan Nabi
Muhammad SAW, sosok teladan bagi setiap pendidik yang ada.
Penyusunan karya penelitian berikut dapat dituliskan atas pertolongan
penuh kasih dari pihak-pihak yang berbudi mulia dan cakap dalam keilmuan.
Perkenankanlah penulis untuk mengetengahkan pihak-pihak yang berbudi mulia
tersebut, sebagai wujud untaian terima kasih atas pembimbingan dan penunjukkan
arah keilmuan yang bijak. Semoga Allah SWT memberikan karunia kasih sayang
atas jasa-jasa yang diberikan oleh:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. sebagai teladan dalam
kepemimpinan yang dicontohkan beliau dalam memimpin FITK,
khsususnya sebagai dekan, beserta wakil dan segenap staf akademisi
FITK.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc. sebagai ketua jurusan pendidikan IPA pada
FITK dengan kebijaksanaan dalam membina jurusan IPA yang diberikan
beliau, beserta sekretaris jurusan IPA pada FITK.
vii
3. Bapak Dwi Nanto, Ph. D. sebagai ketua program studi pendidikan fisika
pada FITK dengan kehati-hatian dalam membina program studi fisika
secara bijak.
4. Ibu Ai Nurlaela, M. Si. sebagai dosen penasehat akademik yang selalu
memotivasi dan menasehati kiat meraih keilmuan secara baik pada
program studi pendidikan fisika.
5. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd. sebagai dosen pembimbing I
penelitian, bimbingan yang diberikan secara komprehensif oleh beliau
secara nyata dirasakan oleh peneliti.
6. Ibu Fathiah Alatas, S. Pd. M. Si. sebagai dosen pembimbing II penelitian,
bimbingan yang diberikan secara bijaksana oleh beliau secara jelas
diterima oleh peneliti.
7. Ibu dan Bapak para dosen yang senantiasa penuh rasa kasih sayang dalam
membagikan khazanah ilmu pengetahuan yang dipunyainya.
8. Ibu dan Bapak guru yang telah mendidik sejak taman kanak-kanak,
sekolah dasar, dan sekolah menengah dengan senantiasa menanamkan
nilai dan norma terpuji dalam budi pekerti.
9. Ayah dan Bunda penuh kasih serta Kakek dan Nenek penuh sayang
selama mencari karunia ilmu dari sisi-Nya.
10. Sahabat dan kerabat dengan penuh bangga melihat prestasi yang terukir
pada kalian semua.
Penyusunan karya ilmiah yang dituliskan berikut ini telah disadari oleh
penulis terdapat sejumlah hal yang belum masuk kriteria sempurna. Untuk
memperoleh penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini, maka penulis
mengharapkan catatan saran dan kritik yang penuh kebijaksanaan. Harapan
terbesar ialah kajian dalam karya ilmiah ini dapat diperoleh manfaatnya bagi
dunia pendidikan pada masa mendatang.
Bogor, Agustus 2017
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 6
A. Teori Desain Pembelajaran dan Computer Based Instruction ................ 6
B. Konsep Elastisitas ................................................................................... 19
C. Hasil Belajar ............................................................................................ 22
D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 28
E. Kerangka Berpikir ................................................................................... 29
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 31
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 31
B. Metode Penelitian ................................................................................... 31
C. Desain Penelitian .................................................................................... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 32
E. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 32
F. Prosedur Penelitian ................................................................................. 32
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35
H. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................................ 36
I. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 45
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 45
1. Deskripsi Hasil Pretest Kelompok Kontrol ...................................... 45
2. Deskripsi Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen .......... 47
3. Deskripsi Data Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 48
B. Analisis Data ........................................................................................... 48
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................ 48
2. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kedua Kelompok ................. 49
3. Uji Hipotesis ..................................................................................... 50
a. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kedua Kelompok ............................ 50
b. Hipotesis Hasil Posttest Kedua Kelompok ................................. 51
c. Uji-t N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 52
C. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................... 53
x
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 55
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 58
A. Kesimpulan ............................................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................... 63
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 2.1. Aspek perubahan paradigma belajar .............................................. 6
Tabel. 2.2. Penguraian SK dan KD Konsep Elastisitas ................................... 21
Tabel. 3.1. Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design .............. 27
Tabel. 3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian........................................................ 35
Tabel. 3.3. Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ................................... 37
Tabel. 3.4. Kriteria Indeks Kesukaran ............................................................. 38
Tabel. 3.5. Kriteria Daya Pembeda Instrumen ................................................. 39
Tabel. 3.6. Kriteria N-Gain .............................................................................. 44
Tabel. 4.1. Kategori Nilai N-gain Kedua Kelompok ....................................... 48
Tabel. 4.2. Hasil Perhitungan Uji Normalisasi chi Kuadrat ............................ 49
Tabel. 4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................. 49
Tabel. 4.4. Uji Kesamaan dan Rata-rata Hasil Pretest..................................... 50
Tabel. 4.5. Uji Kesamaan dan Rata-rata Hasil Posttest ................................... 52
Tabel. 4.6. Uji Kesamaan dan Rata-rata Normal Gain .................................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Berpikir Penelitian ...................................... 30
Gambar. 3.1 Tahap dalam Prosedur Penelitian ................................................ 34
Gambar. 4.1. Diagram Batang Sebaran Hasil Nilai Pretest Kedua Kelompok 46
Gambar. 4.2. Diagram BatangSebaran Hasil Nilai Posttest Kedua Kelompok 47
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 1) .................... 63
Lampiran 2. Lembar Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 2) .................... 67
Lampiran 3. Lembar Analisa Jawaban Wawancara Guru Fisika (bag. 1) .......... 71
Lampiran 4. Lembar Analisa Jawaban Wawancara Guru Fisika (bag. 2) .......... 72
Lampiran 5. Lembar Analisa Kajian Pustaka ..................................................... 73
Lampiran 6. Lembar Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan Belajar
Siswa Kelas XI IPA (bagian 1) ............................................................ 74
Lampiran 7. Lembar Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan Belajar
Siswa Kelas XI IPA (bagian 2) ............................................................ 76
Lampiran 8. Lembar Analisa Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 1) ............................................... 78
Lampiran 9. Lembar Analisa Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 2) ............................................... 80
Lampiran 10. Lembar Analisa secara Keseluruhan Jawaban Angket untuk
Mengetahui Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA ............................ 82
Lampiran 11. Lembar Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP) Konsep
Elastisitas Kelas Eksperimen ............................................................... 84
Lampiran 12. Lembar Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP) Konsep
Elastisitas Kelas Kontrol ...................................................................... 92
xiv
Lampiran 13. Tabel Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain Kelompok Kontrol
& Eksperimen ...................................................................................... 96
Lampiran 14. Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ............................................. 98
Lampiran 15. Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ........................................... 103
Lampiran 16. Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ...................................... 108
Lampiran 17. Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen ..................................... 113
Lampiran 18. Uji Homogenitas ........................................................................... 118
Lampiran 19. Uji Normal-gain Kelas Kontrol .................................................... 121
Lampiran 20. Uji Normal-gain Kelas Eksperimen ............................................. 123
Lampiran 21. Uji-t .............................................................................................. 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang termasuk dalam ruang
lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika sebagai bagian dari IPA dipandang
sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa.1 Pemahaman yang diperoleh
siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar merupakan bagian penting dalam
membentuk pencapaian belajar fisika bagi siswa. Pencapaian belajar tercermin
melalui hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar fisika siswa
dipandang masih rendah.2 Secara nyata siswa juga mengalami kesukaran dalam
mempelajari konsep fisika pada bagian elastisitas.3 Kesukaran yang dialami siswa
dapat menjadi penghambat proses pembelajaran.
Kesukaran dalam mempelajari fisika bagi siswa cenderung membuat siswa
sulit meningkatkan hasil belajar fisika siswa.4 Oleh karena hal tersebut hasil
belajar fisika siswa yang baik, tentu sulit terwujud. Kesulitan peningkatan hasil
belajar siswa dinilai karena pembelajaran kurang mampu memotivasi siswa.5
Kurangnya motivasi belajar siswa merupakan suatu keadaan yang harus segera
diubah, karena hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa merupakan bagian
penting yang menjadi perhatian dalam pembelajaran fisika, sehingga untuk
memperoleh hasil belajar dan motivasi belajar yang meningkat dibutuhkan
penggunaan media belajar yang menunjang peranan teknologi sesuai karakter
siswa.
Media belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat
1 Arif Harjanto, Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai Media
Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas Tesis Universitas Diponegoro,
Semarang, 2012, h 5-6. 2 Wawancara pribadi bersama Erniyetti. Bogor, 06 Desember 2014
3 Angket kepada Siswa kelas XI. Bogor, 13 Desember 2014.
4 Wawancara pribadi bersama Erniyetti. Bogor, 06 Desember 2014
5 Wawancara pribadi bersama Erniyetti, Bogor, 06 Desember 2014
2
mendorong terjadinya proses belajar.6 Kesesuaian media belajar dengan aspek
karakteristik siswa menjadi bagian penting dalam pembelajaran. Hal tersebut
bersesuaian dengan kesimpulan pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
fisika di Bogor, yang menyatakan pentingnya siswa menggunakan media belajar
yang sesuai gaya belajar siswa dalam belajar fisika.7 Gaya belajar siswa
merupakan kombinasi dari cara siswa dalam menyerap informasi, kemudian
mengatur informasi, dan mengolah informasi tersebut menjadi bermakna.8 Gaya
belajar siswa yang beragam menjadi penting untuk diperhatikan dalam proses
pembelajaran.
Gaya belajar sebagai bagian dari aspek karakteristik siswa dinilai
memberikan peningkatan pada hasil belajar siswa.9 Hal tersebut menjelaskan
bahwa gaya belajar penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil peneliti pendahulu menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan
dalam media belajar mempunyai dampak yang sangat jelas dirasakan dalam
aktivitas pembelajaran, khususnya pada hasil belajar siswa.10
Pada sisi lain dalam penelitian berikutnya menunjukkan bahwa 95,11%
siswa menyatakan bahwa media belajar dengan menggunakan peranan teknologi
sesuai karakteristik siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar.11
Pada penelitian tersebut dapat teramati nilai yang signifikan pada
penggunaan teknologi belajar yang bersesuaian dengan karakteristik siswa dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Pembelajaran yang memotivasi siswa memudahkan terciptanya hasil
belajar yang diharapkan. Pada penelitian pendahulu menyatakan bahwa
penggunaan model belajar yang menggunakan peranan teknologi dalam belajar
6 Smaldino, et.all.,Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, terjemahan Arif
Rahman (Jakarta: Kencana, 2012), h. 11. 7 Wawancara pribadi bersama Dadang Suhendar. Bogor, 13 Desember 2014
8 Abdul Halim, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa SMPN 02 Secanggang Kabupaten Langkat (Jurnal Tabularasa PPS UNIMED,
Medan), h. 147. 9 Sujarwo Delnitawati, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar, (FKIP UMN, vol. 2, no. 93, Medan) h 8. 10
Rini Risnawita,Hubungan Proses Belajar Mengajar Berbasis Teknologi dengan Hasil
Belajar: Studi Metaanalisis (Jurnal Psikologi, vol. 36, no. 2, 2009), h. 172. 11
Harjanto, Loc. Cit., h. 2.
3
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika.12
Peningkatan
hasil belajar fisika siswa merupakan hal yang penting menjadi perhatian dalam
pembelajaran.
Model Assure diidentifikasi sebagai solusi dari sejumlah masalah dengan
memanfaatkan peranan teknologi dan sebagai model belajar yang menyediakan
langkah analisa karakteristik siswa.13
Media belajar dengan model Assure
merupakan media belajar yang menggunakan peranan teknologi yang bersesuaian
dengan karakteristik siswa.
Berdasarkan penguraian secara komprehensif dalam paragraf-paragraf
sebelumnya, maka penulis menetapkan kajian penelitian dengan judul “Pengaruh
Media Belajar berbasis Model Assure terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Elastisitas”.
B. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan kajian berkenaan latar belakang masalah, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Fisika sebagai bagian dari disiplin Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dipandang
sebagai kajian ilmu yang sukar untuk dipahami siswa.
2. Pembelajaran fisika yang berlangsung di dalam kelas dinilai kurang mampu
memotivasi belajar siswa.
3. Media belajar yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah
belum memperhatikan aspek karakteristik siswa.
4. Hasil belajar fisika siswa di sekolah dipandang masih rendah, terutama pada
konsep elastisitas.
12
Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, Efek Model Pembelajaran
Advance Organizer berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
(Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, vol. 4, no. 2, 2012), h. 32-37. 13
Ramazan Yilmaz, et.all., Integrating Technology into Classroom : The Learner-
Centered Instructional Design (International Journal on New Trends in Education and Their
Implications, Volume 4, Issue 4, 2013), h. 141
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan penyusunan identifikasi masalah di atas, maka disusun
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diamati ialah berada pada kajian ranah kognitif
Bloom. Ranah kognitif yang diukur adalah jenjang berpikir mengingat (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4).
2. Media belajar berbasis model Assure yang digunakan dalam pembelajaran
menyesuaikan dengan aspek karakterisitik siswa meliputi karakteristik siswa
pada aspek gaya belajar siswa, yakni mencakup gaya belajar visual (visual
learning style) dan gaya belajar audio (audio learner style).
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang disusun berdasarkan pada pembatasan masalah
di atas, maka disusun perumusan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh media belajar berbasis model Assure terhadap hasil
belajar siswa pada konsep elastisitas?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disusun ialah berdasarkan perumusan masalah
yang ada, yakni untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak untuk penggunaan
media belajar berbasis model Assure terhadap hasil belajar siswa pada konsep
elastisitas.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
dunia pembelajaran secara umum. Manfaat penelitian yang dilakukan ialah
meliputi penguraian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan media belajar berbasis model Assure dalam
pembelajaran fisika pada konsep elastisitas.
2. Untuk mengetahui data peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah
menggunakan media belajar berbasis model Assure.
5
3. Untuk mengetahui perbedaan data skor pengamatan belajar pada dua sampel
kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori Desain Pembelajaran dan Computer Based Instruction (CBI)
1. Hakikat Desain Pembelajaran
Mengkaji tentang proses pembelajaran senantiasa berkaitan dengan
pelaksanaan berupa tahapan-tahapan sistematis proses pembelajaran.
Pernyataan tersebut selaras dengan tulisan Benny A. Pribadi yang menyatakan
bahwa, “Mendesain aktivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya
untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi terstruktur dan sistematis.”14
Pembagian aktivitas pembelajaran yang terstruktur telah mengalami
perubahan pandangan terhadap orientasi pada pusat pembelajaran. Perubahan
paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula
berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada siswa (student
centered).
Aspek yang mengalami perubahan paradigma dalam pembelajaran
terjadi pada pendekatan belajar berpusat pada guru menjadi berpusat pada
siswa. Peralihan paradigma yang ada pada pembelajaran diuraikan dalam
Tabel. 2.1 sebagai berikut:
Tabel. 2.1. Aspek perubahan paradigma belajar
Pendekatan berpusat pada guru Pendekatan berpusat pada siswa
Materi Pelajaran
Materi dikembangkan dari
kurikulum, dan siswa mempelajari
pokok bahasan yang sama pada
waktu bersamaan.
Para siswa belajar pokok bahasan
sesuai bahasan yang hendak
dipelajarinya lebih dahulu.
Para siswa mendapatkan akses
pada informasi secara terbatas,
berasal dari pilihan guru atau
sumber buku perpustakaan.
Para siswa mendapatkan akses tak
terbatas terhadap informasi yang ada
dengan kualitas yang berbeda-beda.
14
Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses (Jakarta: Dian Rakyat,
2011),h. 24.
6
7
Topik belajar terpisah satu dengan
yang lainnya.
Para siswa belajar materi yang
memperlihatkan hubungan antar
mata pelajaran.
Guru memilih kegiatan dan
memberikan materi sesuai
tingkatannya.
Para siswa memilih bermacam jenis
kegiatan yang disediakan guru.
Instruksi
Belajar diawali dari sesuatu yang
tidak diketahui siswa.
Belajar diawali dengan pengetahuan
yang sudah diketahui sebelumnya.
Mengajar adalah proses yang
penuh instruksi
Mengajar adalah proses
membangun.
Lingkungan Kelas
Para siswa belajar secara pasif di
dalam kelas yang sunyi.
Lingkungan kelas berisi beragam
kegiatan aktif siswa.
(Diadaptasi dari buku Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer)
Pembelajaran dipandang sebagai sebuah sistem dengan memiliki tiga
unsur yang menjadi ciri utama. Unsur yang menyusun pembelajaran sebagai
sebuah sistem terdiri dari unsur tujuan, komponen, dan proses.”15
Ramazan
Yilmaz menuliskan bahwa, “Instructional design (ID) is a systematic process
that is employed to develop education and training programs in a consistent
and reliable fashion.”16
Penguraian tersebut memberi pemahaman bahwa
desain pembelajaran merupakan suatu proses yang disusun secara konsisten
dan sistematis.
Proses yang dilakukan secara konsisten dan sistematis dalam
mendesain pembelajaran tidak terlepas dari penetapan aktivitas belajar yang
kondusif bagi siswa. Untuk mencapai aktivitas pembelajaran yang kondusif
memerlukan dua dimensi yang perlu menjadi perhatian, sebagaimana telah
disinggung oleh Harjanto dalam karya tulisnya bahwa pendidik dalam
15
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 52. 16
Ramazan Yilmaz, et.all., Integrating Technology into Classroom : The Learner-
Centered Instructional Design (International Journal on New Trends in Education and Their
Implications, Volume 4, Issue 4, 2013), h. 135.
8
menyusun desain pembelajaran memerlukan dua dimensi yaitu dimensi
rencana (a plan) dan dimensi proses yang nyata (a reality).17
Aspek dalam proses belajar berlangsung selama pelaksanaan desain
pembelajaran. Perihal tersebut mengantarkan suatu keharusan bagi pendidik
untuk merancang aktivitas pembelajaran, selaras dengan pengutaraan Benny
A. Pribadi yang menuliskan bahwasanya, “Aktivitas pembelajaran perlu
dirancang sebelumnya agar dapat memberikan output atau hasil seperti yang
diinginkan.”18
2. Urgensi Suatu Desain Pembelajaran
Kegiatan yang diupayakan hadir untuk merangkai aktivitas
pembelajaran siswa merupakan istilah yang tepat digunakan bagi desain
pembelajaran. Mendesain pembelajaran dengan harapan pencapaian tujuan
pembelajaran merupakan suatu tatanan pranata pembelajaran yang bijak.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas lagi, ada baiknya
diketengahkan langkah penting yang mesti diimplementasikan dalam desain
pembelajaran oleh Benny A. Pribadi, yang mengungkapkan bahwa:
Desain pembelajaran pada umumnya berisi 5 langkah penting yang
perlu diimplementasikan, diantaranya, (1.) Analisis lingkungan dan kebutuhan
belajar siswa; (2.) Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan
efisien, serta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar siswa; (3.)
Mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran; (4.) pemanfaatan desain pembelajaran itu sendiri; dan
(5.) Implementasi evaluasi formatif dan sumatif terhadap program
pembelajaran.19
Pengutaraan langkah penting dalam implementasi desain pembelajaran
mengantar kepada pemahaman bahwa terdapat sejumlah model yang diajukan
oleh para pakar dalam bidang desain pembelajaran. Sejumlah pakar dalam
17
Harjanto, Op. Cit., h. 51-53. 18
Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses., h. 24. 19
Ibid., h. 25-26.
9
bidang desain dan pengembangan aktivitas instruksional mengemukakan
model desain pembelajaran dengan kekhasannya masing-masing.
3. Model Pembelajaran Assure
a. Hakikat Model Pembelajaran Assure
Mengkaji berkaitan pemanfaatan model pembelajaran dalam kegiatan
belajar siswa menjadi perhatian bagi pendidik secara khusus. Pemahaman
yang diperoleh berkaitan model pembelajaran menjadi komprehensif, ketika
diperoleh pula penjelasan yang bijak berkenaan kegiatan belajar sebagai
berikut:
1.) Azhar Arsyad menuliskan bahwa, “Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.”20
2.) Abdullah Munir menuliskan bahwa, “Belajar adalah interaksi yang
berlangsung timbal-balik antara guru dan siswa.”21
3.) Nasution menuliskan bahwa, “Belajar adalah kegiatan guru-siswa
untuk mencapai tujuan tertentu.”22
Setelah melakukan kajian yang mendalam berdasarkan pengutaraan
sejumlah ahli, maka kegiatan belajar dalam lingkup kelas ialah aktivitas siswa
untuk memperoleh ilmu dalam kegiatan yang terencana guna menyelaraskan
tujuan hidupnya sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan belajar dalam model pembelajaran Assure merupakan hasil
pengembangan ilmuwan Benua Eropa. Sebagaimana tulisan Benny A. Pribadi
bahwa, “Model Assure dikembangkan oleh Sharoon Smaldino, Robert
Heinich, James Russel, dan Michael Molenda dalam buku „Instructional
Technology and Media for Learning.”23
Secara menyeluruh kegiatan dalam
model Assure memberi perhatian pengembangan belajar siswa.
Perhatian guru terhadap siswa terealisasi melalui peran guru dalam
membantu siswapada setiap proses pembelajaran.Bantuan belajar yang
20
Azhar Arsyad,Media Pembelajaran (Jakarta: Grafindo, 2004), h. 1. 21
Abdullah Munir, Spiritual Teaching (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2010), h.
113. 22
S. Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 43. 23
Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, h. 29.
10
terintegrasi dalam model pembelajaran Assure lebih memfokuskan pada
pemanfaatan media dan teknologi. Pengungkapan yang mendukung
pernyataan tersebut diungkap oleh Benny A.Pribadi yang menuliskan, bahwa,
“Model pembelajaran Assure lebih berorientasi kepada pemanfaatan media
dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang
diinginkan.”24
Proses dan aktivitas pembelajaran yang dikembangkang dalam model
pembelajaran Assure memiliki karakter yang khas. Pengungkapan tersebut di
latar belakangi dengan terdapatnya tahap analisis siswa yang dilakukan guru
pada awal proses pembelajaran. Perihal tersebut menyiratkan terdapat
interaksi yang dilakukan sebelum interaksi materi pembelajaran.
b. Tujuan Model Pembelajaran Assure
Model pembelajaran Assure memiliki tujuan untuk memberikan hasil
belajar yang optimal dan tercipta pembelajaran sukses, dengan catatan
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sistematis dan holistik. Aspek praktis
dan mudah untuk digunakan merupakan kajian selanjutnya sebagai tujuan
model pembelajaran Assure.
Tujuan berikutnya dari model pembelajaran Assure dalam langkah
awal pembelajaran untuk menekankan perumusan kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa. Penekanan pada perumusan kompetensi dapat dipahami
merupakan tahapan untuk memudahkan guru dalam menentukan langkah
berikutnya, yaitu menentukan metode, media, dan materi pembelajaran yang
digunakan.Untuk menunjang ketercapaian tujuan pelaksanaan model
pembelajaran Assure diperlukan pemahaman berkenaan karakteristik yang
dimiliki oleh model pembelajaran Assure.
c. Karakteristik Model Pembelajaran Assure
Mengkaji model pembelajaran berarti berusaha menetapkan situasi
pembelajaran tertentu dalam kelas. Pernyataan tersebut sebagaimana tulisan
Benny A. Pribadi bahwa, “Setiap model pada dasarnya memiliki kekhasan,
24
Ibid.,
11
keunggulan, dan juga keterbatasan dalam sebuah situasi atau „setting‟
pembelajaran tertentu.”25
Model pembelajaran Assure memiliki sejumlah karakteristik utama,
sebagaimana tulisan dalam buku “Model Assure untuk Mendesain
Pembelajaran Sukses” bahwa, “Model ini dapat diaplikasikan untuk
mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun
kelompok.”26
Di samping hal itu terdapat karakteristik berikutnya berkenaan
aspek implementasi model pembelajaran Assure.
Model pembelajaran Assure memiliki karakteristik dalam
pengimplementasiannya sebagai program pembelajaran sebagaimana tulisan
Benny A. Pribadi bahwa, ”Untuk dapat mengimplementasikan model Assure,
guru, instruktur, dan perancang program pembelajaran perlu melakukan
langkah yang bertahap dan menyeluruh, mulai dari melakukan analisa siswa
yang akan menempuh aktivitas pembelajaran; menentukan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai oleh siswa; memilih media, metode, bahan ajar;
memanfaatkan bahan ajar; melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran;
dan melakukan evaluasi baik hasil belajar maupun program pembelajaran.”27
Secara menyeluruh, dapat dipahami bahwa karakteristik model
pembelajaran Assure dalam implementasinya dibutuhkan langkah baku untuk
merancang pembelajaran. Sebagaimana tulisan Benny A. Pribadi, bahwa,
“Model berisi langkah baku yang digunakan untuk merancang aktivitas
pembelajaran agar dapat mencapai sasaran seperti yang diinginkan.”28
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Assure
Pemahaman secara menyeluruh berkenaan langkah-langkah
pembelajaran model Assure diuraikan secara sistematis sebagai berikut:
1.) Analisis karakteristik siswa (analyze learner characteristics)
Langkah analisis karakteristik siswa menjadi bagian penting dalam
program pembelajaran. Dianggap utama analisa karakteristik siswa karena
25
Ibid., h. 3. 26
Ibid., h. 5. 27
Ibid., h. 3-4. 28
Ibid., h. 26.
12
langkah tersebut menjamin bahwa program pembelajaran yang didesain sesuai
dengan kondisi dan profil siswa yang akan menempuh proses pembelajaran.
Karakteristik siswa merupakan aspek-aspek atau kualitas perseorangan
yang dimiliki oleh siswa dalam menempuh kegiatan pembelajaran. Penjelasan
berkenaan karakteristik siswa juga dapat diartikan sebagai identifikasi yang
berkaitan dengan siswa. Pada sisi lain karakteristik siswa menjadi bahan
kajian yang mendasari penyusunan suatu program pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan analisis karakteristik siswa dalam pembelajaran,
mengambil peran positif untuk menyukseskan kelanjutan langkah
pembelajaran berikutnya. Hal tersebut nyata ketika harus menentukan tujuan
yang harus dicapai, pemilihan dan penggunaan media, metode, serta bahan
pelajaran yang dianggap sesuai dengan karakter yang dimiliki siswa.
Aspek karakteristik siswa terbagi menjadi sejumlah bagian,
diantaranya gaya belajar, sehingga guna memperoleh pemahaman yang
menyeluruh terkait aspek karakteristik siswa, maka akan diketengahkan
penjelasan gaya belajar siswa sebagai berikut:
a.) Gunawan menuliskan bahwa, “Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai
dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
informasi.”29
b.) De Porter dan Mike Hernacki dalam tulisannya yang diterjemahkan Abdul
Halim menyatakan bahwa, “Gaya belajar adalah kombinasi dari cara
seseorang dalam menyerap informasi, kemudian mengatur informasi, dan
mengolah informasi tersebut menjadi bermakna.”30
c.) Marsha menuliskan bahwa, “Gaya belajar merupakan hal yang penting
karena pendidikan disesuaikan dengan keunikan individu.”31
d.) Mortimore dalam tulisannya yang diterjemahkan oleh Sujarwo Delnitawati
menyatakan bahwa, “Gaya belajar merupakan satu aspek dari gaya
29
Sujarwo Delnitawati, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar (FKIP UMN, vol. 2, no. 93, Medan) h. 5. 30
Halim, Loc. Cit., h. 149. 31
Delnitawati, Loc. Cit., h. 5.
13
kognitif, hal ini menandakan bahwa adanya perbedaan antara gaya belajar
dengan gaya kognitif.”32
e.) Kemp dalam tulisannya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim
menyatakan berkenaan gaya belajar adalah cara mengenali berbagai
metode belajar yang sesuai bagi siswa untuk lebih efektif dalam
pembelajaran yang berlangsung.33
f.) Abdul Halim menuliskan bahwa, gaya belajar merupakan cara siswa
untuk memproses informasi yang diperoleh dan merupakan karakteristik
penting dari berbagai ciri yang mempengaruhi cara siswa belajar.34
g.) Sujarwo Delnitawati menuliskan bahwa, “Gaya belajar dapat didefinisikan
sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku-perilaku psikologis
yang berlaku sebagai indikator bahwa pembelajar relatif stabil dalam
merasakan adanya interaksi dengan merespon terhadap lingkungan
belajar.”35
Berdasarkan penguraian sejumlah ahli yang telah dibahas di atas, maka
dapat diperoleh pemahaman terkait gaya belajar sebagai karakteristik siswa
yang harus menjadi perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Perhatian
terhadap gaya belajar siswa dapat memberikan gambaran untuk pelaksanaan
kegiatan dan tahapan pembelajaran yang memberikan nilai keefektifan secara
optimal bagi siswa.
Menurut Cruickshank yang dikutip oleh Benny A. Pribadi berkenaan
salah satu karakteristik siswa yang perlu mendapat perhatian dalam mendesain
proses pembelajaran yakni gaya belajar siswa.36
Perhatian terhadap
karakteristik yang dimiliki siswa dalam menciptakan proses belajar dapat
membantu individu mencapai kemampuan yang optimal.
Penjabaran berkenaan gaya belajar visual dan gaya belajar auditif
dituliskan sebagai berikut:
32
Ibid., 33
Halim., Loc. Cit., h. 149. 34
Ibid., 35
Delnitawati, Loc. Cit., h. 5. 36
Pribadi, Op. Cit., h. 43.
14
a.) Tipe belajar visual (visual learner)
Abdul halim menuliskan bahwa, “Siswa yang bergaya belajar visual
dapat dilihat dari ciri-ciri utama yaitu menggunakan modalitas belajar dengan
kekuatan indra mata.”37
Siswa dengan gaya belajar visual menerima dengan
baik gagasan, konsep, dan informasi pembelajaran yang mengedepankan
peranan mata dalam mengamati objek belajar.
Secara umum siswa yang bergaya visual dalam menyerap informasi
menerapkan strategi visual yang kuat dengan gambar dan ungkapan yang
berciri visual.38
Teknik untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan belajar
siswa dengan tipe belajar visual cenderung merasa mudah belajar dengan
menggunakan bahan belajar yang dapat memaksimalkan peranan mata sebagai
penglihatan (visual).
b.) Tipe belajar audio (auditory learner)
Siswa dengan tipe belajar auditif-visualitif merupakan siswa yang
melakukan pembelajaran dengan baik melalui kegiatan mendengarkan
penjelasan simbol visual. Abdul Halim menuliskan bahwa, “Siswa yang
bergaya belajar auditorial dapat dikenali dari ciri-cirinya yang lebih banyak
menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indra pendengaran yakni
telinga.”39
Siswa yang mempunyai gaya belajar auditif dapat memiliki kecepatan
belajar yang lebih ketika mendengarkan penjelasan verbal yang diberikan
media pembelajaran. Kajian lebih lanjut berkenaan siswa dengan tipe belajar
auditori yakni dapat memahami pembelajaran melalui verbal simbol atau
suara, tingkat tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori
lainnya.
37
Abdul Halim, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa SMPN 02 Secanggang Kabupaten Langkat (Jurnal Tabularasa PPS UNIMED,
Medan), h. 149. 38
Ibid., 39
Ibid., h. 150.
15
2.) Penetapan tujuan pembelajaran (state performance objectives)
Pemahaman yang menyeluruh berkenaan makna tujuan pembelajaran
dapat memberikan kemudahan dalam penetapan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran merupakan arah acuan yang spesifik dalam kegiatan
pembelajaran yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Nasution menjelaskan berkenaan penetapan tujuan pembelajaran akan
menjadi arah kelanjutan langkah pembelajaran, secara penuh Ia menuliskan
bahwa, “Tujuan yang jelas dan spesifik memberi pegangan dan petunjuk
tentang metode mengajar dan belajar yang lebih serasi serta memungkinkan
penilaian proses dan hasil belajar yang lebih teliti.”40
3.) Pemilihan metode, media, dan bahan pelajaran (select methods, media,
and materials)
Pemahaman yang menyeluruh berkenaan makna metode, media, dan
bahan pembelajaran dapat memberikan kemudahan dalam pemilihan
perangkat pembelajaran yang digunakan, maka penguraian berkenaan metode
pembelajaran dituliskan sebagai berikut:
a.) Menurut Sudjana yang dikutip dari Delnitawati, menuliskan bahwa,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran.”41
b.) Menurut Sutikno yang dikutip dari Delnitawati, menuliskan bahwa,
“Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan.”42
Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari kedua ahli dalam bidang
pendidikan tersebut, maka dapat diperoleh pemahaman yang menyeluruh
berkaitan metode yang merupakan cara dan teknik yang digunakan guru atau
40
Nasution, Op. Cit., h. 19. 41
Delnitawati, Loc. Cit., h. 4. 42
Ibid.,
16
desainer pembelajaran dalam mengadakan interaksi pembelajaran dengan
siswa.
Penguraian berikutnya berkenaan media pembelajaran, dapat diperoleh
penjelasannya dari sejumlah ahli dalam bidang pendidikan. Sebelum
memasuki bagian media pembelajaran, maka tepat untuk diketengahkan
penjelasan berkenaan makna media dan pemanfaatannya menurut Sharon E.
Smaldino, et.all. yakni sebagai sarana komunikasi dan untuk memudahkan
komunikasi belajar.43
4.) Penggunaan bahan pelajaran (utilize materials)
Tahapan penggunaan bahan dalam proses pembelajaran
mengindikasikan adanya pemanfaatan dari penetapan media dan metode yang
telah dipilih sebelumnya. Kriteria penetapan bahan pelajaranyang dilakukan
pendidik dalam kegiatan belajar yakni bahan-bahan yang murah, efisien, dan
mampu dimiliki atau diperoleh oleh sekolah.
Penggunaan bahan pelajaran mengikuti lima proses yakni pratinjau
bahan, penyiapan bahan, penyiapan lingkungan, penyiapan pembelajar, dan
menyediakan pengalaman belajar.Mengenai tahapan langkah pembelajaran
dalam penggunaan bahan pelajaran dilakukan setelah melakukan
pengembangan bahan-bahan yang diperlukan untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
5.) Pengaktifan keterlibatan siswa (requires learner participation)
Pengaktifan keterlibatan siswa dapat terlihat dari kegiatan dalam
pembelajaran, diantaranya proses latihan, pemanfaatan teknologi sebagai
perkakas teknologi, pemanfaatan teknologi sebagai perangkat komunikasi,
pemanfaatan teknologi sebagai perangkat penelitian, pemanfaatan teknologi
sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
43
Smaldino, et.all.,Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, terjemahan Arif
Rahman (Jakarta: Kencana, 2012), h. 1-11.
17
Pada tahapan ketiga dari model desain pembelajaran Assure yakni
pengaktifan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan tahapan tutorial dalam Computer Based Instruction (CBI).
Langkah pembelajaran tutorial juga memperhatikan keterlaksanaan tahapan
model pembelajaran sebelumnya dan pelaksanaan tahapan model
pembelajaran berikutnya.
6.) Pengevaluasian (evaluation)
Hasil belajar peserta didik dapat diketahui dengan sejumlah
teknik.Penggunaan beragam teknik penilaian mesti disesuaikan dengan tujuan
melaksanakan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilaksanakan
siswa, dan jumlah materi yang sudah disampaikan.44
Penilaian hasil belajar memiliki tiga ranah sebagai objek penilaiannya,
yakni ranak kognitif, afektif, dan psikomotorik.45
Evaluasi diperlukan sebagai
bagian untuk mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Macam-
macam evaluasi diantaranya tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa dalam studi tertentu.46
Hasil penilaian memberikan
umpan balik guna memperbaiki kekurangan dan guna mencapai tingkat
penguasaan yang diharapkan.47
4. Hakikat Computer Based Instruction (CBI)
Computer Based Instruction memiliki kata kunci yakni pada kata
komputer. Istilah penggunaan kata komputer diadaptasi dari bahasa latin,
yakni computare yang berarti menghitung (to compute).48
Lebih lanjut
Rusman menyimpulkan bahwa, “Komputer sebenarnya merupakan media
elektronik yang dapat menerima informasi dalam bentuk input digital dengan
44
Safari, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Pusat Perbukuan DirTenDik, 2003), h. 7. 45
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya,
2012), h. 22-34. 46
Nasution, Op. Cit., h. 84. 47
Ibid., h. 97. 48
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Gerlong Tengah: Alfabeta,
2013)., h.127.
18
menggunakan kode binner dalam aplikasi programnya, dan menampilkan
output informasi dalam bentuk visualisasi data elektronik.”49
Kegiatan pembelajaran berbasis komputer (CBI) merupakan istilah
untuk menunjukkan setiap kegiatan belajar yang menggunakan komputer baik
sebagian maupun secara keseluruhan. Penggunaan komputer dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung, menggambarkan peranan komputer sebagai
media yang digunakan dalam pembelajaran bagi siswa.
Media Computer Based Instruction (CBI) dipandang sebagai media
pembelajaran, ketika telah dijadikan alat komunikasi dalam menyampaikan
pesan dalam proses pembelajaran. Media Computer Based Instruction (CBI)
merupakan media dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat
komputer untuk menyajikan materi pembelajaran.
5. Manfaat Computer Based Instruction (CBI)
Media Computer Based Instruction (CBI) dipandang banyak
memberikan pengaruh positif bagi pembelajaran siswa. Pengaruh positif
tersebut diantaranya50
.:
a. Perangkat komputer dapat mengakomodasi kecepatan belajar siswa.
b. Perangkat komputer dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
c. Perangkat komputer dalam menyajikan materi pembelajaran dapat
dikendalikan siswa.
d. Perangkat komputer dapat merekam aktivitas belajar siswa.
e. Perangkat komputer dapat terintegrasi dengan perangkat lain yang turut
mendukung kegiatan pembelajaran.
6. Computer Based Instruction (CBI) Tahapan Tutorial
Sistem komputer yang telah diprogram dengan modus tutorial
memiliki delapan hal yang menjadi identitas dari program tersebut,
diantaranya: (1.) pengenalan; (2.) penyajian informasi; (3.) pertanyaan dan
49
Ibid., 50
Ibid., h.128.
19
respon; (4.) penilaian respon; (5.) pemberian feedback tentang respon; (6.)
pembetulan; (7.) segmen pengaturan pengajaran; dan (8.) penutup.51
Identitas
yang dituliskan sebelumnya berorientasi pada upaya dalam membangun
perilaku siswa melalui penggunaan komputer.
Pengembangan Computer Based Instruction (CBI) dengan modus
tutorial mesti memperhatikan fungsi dari tahapan tutorial itu sendiri. Adapun
fungsi tutorial, yaitu sebagai berikut: (1.) fungsi kurikuler; (2.) fungsi
pembelajaran; (3.) fungsi diagnosis-bimbingan; (4.) fungsi administratif; (5.)
fungsi personal.52
Kelima fungsi dari tahapan tutorial yang dituliskan
sebelumnya, senantiasa menghiasi pelaksanaan setiap tahapan dalam modus
tutorial yang digunakan.
B. Konsep Elastisitas
1. Karakteristik Konsep Elastisitas
Elastisitas merupakan salah satu bagian dari konsep Fisika. Sementara
fisika itu sendiri yang dalam bahasa inggris ditulis “physics” merupakan ilmu
pengetahuan yang mengkaji tentang materi, energi, dan interaksi diantara
keduanya.Pengkajian antara interaksi materi dengan energi merupakan proses
perkembangan yang berlangsung dalam pembelajaran fisika.
Perkembangan fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup
harmonis dengan alam. Sebagai bagian dari cabang keilmuan IPA, maka
untuk memperoleh penjelasan yang menyeluruh tentang konsep elastisitas
dalam ilmu fisika, tepat membahas penjelasan terkait keilmuan IPA itu
sendiri, sebagai berikut:
a. Wigner yang dikutip dari Jumadi, menuliskan bahwa, “IPA merupakan
penyimpanan pengetahuan tentang gejala-gejala alam.”
b. Harre yang dikutip dari Jumadi, menuliskan bahwa, “IPA merupakan
kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya, yang menjelaskan tentang
pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama.”
51
Ibid., h. 212. 52
Ibid., h. 211.
20
c. Dampier yang dikutip dari Jumadi, menuliskan bahwa, “IPA adalah
pengetahuan tentang gejala-gejala alam yang teratur dan studi rasional
tentang hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang mana gejala-
gejala tersebut dinyatakan.”
d. Kemeny yang diterjemahkan oleh Jumadi, menuliskan bahwa, “IPA
merupakan aktivitas dalam menentukan hukum-hukum alam dalam bentuk
teori-teori berdasarkan fakta-fakta.”53
Berdasarkan penjelasan keempat ahli di atas, maka dipahami bahwa IPA
sebagai bagian dari keilmuan merupakan bagian integral dalam
perkembangan teknologi.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan
penemuan bahan elastis beserta pemanfaatanya. Sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik
kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan
dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman
yang baik tentang fisika, lebih khusus berkenaan konsep elastisitas bahan.
Konsep elastisitas bahan disajikan berdasarkan pengembangan konsep dari
yang sederhana menuju konsep yang lebih kompleks.54
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Elastisitas
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diberikan
dari penjabaran standar isi pendidikan untuk materi pembelajaran untuk
konsep elastisitas yang menjadi bahan kajian dalam penelitian yakni sebagai
berikut:
53
Jumadi, Wawasan Keilmuan IPA/Fisika (Yogyakarta: PKG C Paper, 2003), h. 1-2. 54
Agus Mulyono dan Ahmad Abhtokhi, Fisika dan Al-qur’an (Malang: UIN Malang
Press, 2006), h. 163-164.
21
Tabel. 2.2. Penguraian SK dan KD Konsep Elastisitas
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menganalisis gejala alam dan
keteraturan dalam cakupan
mekanika benda titik
1.3 Menganaisis pengaruh gaya
pada sifat elastisitas
bahan
(Diadaptasi dari Standar Isi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
3. Pembahasan Konsep Elastisitas
Elastisitas bahan yang terdapat di alam semesta lebih utama dikaji
pada bahan padatan. Berdasarkan tingkat elastisitas bahan yang dimiliki oleh
benda maka terbagi menjadi dua golongan benda, yakni benda elastis dan
benda plastis. Kedua golongan benda tersebut dibedakan berdasarkan daya
kemampuan dalam menahan pengaruh gaya dari luar benda.
Gaya luar yang bekerja terhadap benda elastis dan benda plastis
dinamakan tegangan. Tegangan yang dialami oleh benda berdasarkan arah
gerak benda terbagi menjadi tiga jenis, yakni tegangan rentang, tegangan
mampat, dan tegangan geser. Ketiga jenis gaya luar yang diberikan oleh bahan
di luar benda akan membentuk konstanta pembanding antara keadaan benda
mula-mula dengan keadaan akhir benda.
Nilai perbandingan antara keadaan mula-mula benda dengan keadaan
akhir benda dinamakan nilai regangan benda. Regangan terbentuk karena
terdapat gaya yang bekerja pada satuan luas secara tegak lurus terhadap
datangnya arah gaya. Pengaruh gerakan gaya pada benda elastis dapat
mengubah posisi partikel benda namun tetap bisa kembali pada bentuk semula
dengan syarat nilai gaya masih dalam ambang elastisitas bahan tersebut.
Pengaruh gerak gaya terhadap benda plastis dapat menciptakan posisi
partikel yang baru dari keadaan mula-mula. Tinjauan elastisitas ialah pada
bahan yang dapat kembali pada keadaan mula-mula sebelum diberikan gaya
luar. Nilai perbandingan yang dibentuk atas nilai tegangan terhadap nilai
regangan ialah konstanta modulus elastisitas.
22
Modulus elastisitas benda memperlihatkan perbandingan antara
tegangan dengan regangan yang dimiliki oleh setiap bahan. Nilai modulus
elastisitas bahan menunjukkan tingkat pengaruh gaya luar terhadap bahan
tersebut. Semakin besar pengaruh gaya luar bahan terhadap suatu benda dapat
memberikan nilai modulus elastisitas benda yang besar.
C. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses yang merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.55
Belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya,
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
organism atau pribadi.56
Salah satu ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau telah belajar
ialah adanya suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut.
Perubahan itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan
atau juga perubahan dalam sikap. Belajar adalah suatu proses usahayang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.57
Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.58
55 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kisi
Brother’s, 2006), h. 76 56 Syaiful Bahri Djamarali dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), h. 10-11 57
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003),Cet. Ke 4, h. 2
58 Ibid, h. 2
23
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Definisi dari belajar di
atas mengandung pengertian bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan atas apa yang didapat
dari suatu pengalamannya baik dari suatu penglihatan, pengamatan ataupun
meniru dari seseorang yang ia anggap paling baik.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
dengan serangkaian kegiatan dalam mencapai perubahan tingkah laku,
pengetahuan, kepribadian, keterampilan yang diakibatkan oleh terjadinya
interaksi antara seseorang dengan seseorang, seseorang dengan kelompok dan
seseorang dengan lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman.
b. Hasil belajar sebagai Objek Penilaian
Proses belajar mengajar terdiri dari empat unsur utama yakni tujuan,
bahan, metode dan alat penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan
dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan
dalam kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar
mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam
mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak.
Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
24
pengertian dan (c) sikap dan cita-cita. Masing- masing jenis hasil belajar dapat
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b)
keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan
motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
c. Pengukuran Hasil Belajar
1.) Pengukuran Ranah Kognitif
Penilaian dan hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-
materi esensial sebagai konsep fungsi dan prinsip utama. Konsep kunci dan
prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara
tuntas, bukan hanya dalam bentuk hapalan. Ranah kognitif ini merupakan
ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental.
Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang berpikir mulai dari yang
tingkat rendah sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan (knowledge), (2)
pengetahuan (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis
(analysis), (5) sintesis (synthesis) dan (5) evaluasi (evaluation). Pada tahun
2001 Anderson dan Krathwohl melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom
menjadi: (1) Remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate,
dan (6) create.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom
dkk dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang
kemampuan yakni hapalan/ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),
analisis (C4), sintetis (C5) dan evaluasi (C6).59
59
Ahmad Sofyan, et all., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 15
25
2. Pengukuran Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang yang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil
belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak
menilai ranah kogntif semata-mata. Tipe belajar hasil afektif tampak pada
siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan
belajar dan hubungan sosial.
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan
tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap
seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, demikian juga pengembangan
minat dan penghargaan serta nilai-nilai.
Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima jenjang,
yakni: (1) perhatian atau penerimaan (receiving), (2) tanggapan (responding),
(3) penilaian atau penghargaan (valuing), (4) pengorganisasian (organization)
dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a
value or vale complex).
Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain afektif
diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara hierarkis, yaitu:
"Receiving" meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan
keyakinan. "Responding" meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi
atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. "Valuing" meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai
tertentu. "Organization" meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu
sistem nilai. "Characterization" mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi
karakter pribadi.60
Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:
60 Ibid, h. 20
26
a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dll. Tipe ini contohnya kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan
reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang
kepada dirinya.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d) Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi
adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.61
Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi
sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan
pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah,
tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan
internalisasi nilai.
3. Pengukuran Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini
disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil
belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau
61
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 30
27
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
Simpson (1956) menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini
tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil
belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan
afektif, akan tampak setelah ssiswa menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut
dalam kehidupan siswa sehari-hari.62
Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar
kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang
afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan
psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil
belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan
bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini
sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam
kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu
secara garis besarnya berasal dari faktor internal (diri siswa sendiri) dan
eksternal (dari luar siswa sendiri). Adapun faktor yang datang dari diri sendiri
bisa diakibatkan oleh kemampuan dan keinginan yang kurang atau boleh
dibilang mempunyai IQ yang pas-pasan sehingga dapat menyebabkan
penurunan dalam belajarnya. Sedangkan faktor yang dari luar diri siswa yaitu
bisa disebabkan oleh keadaan keluarganya ataupun lingkungannya yang
kurang mendukung dalam proses belajarnya.
62 Ahmad Sofyan, et all., op. cit, h. 23
28
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Kegiatan pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan merujuk pada
sejumlah kegiatan penelitian yang telah lebih dahulu dilaksanakan dan memiliki
unsur yang mendukung pelaksanaan penelitian, diantaranya:
1. Ramazan Yilmaz, et. all. dalam penelitian yang berjudul “Integrating
Technology into Classroom: The Learner-Centered Instructional Design”
mengemukakan kesimpulan berkenaan model pembelajaran Assure dalam
menyelesaikan permasalahan bagi pembelajaran, sebagaimana dikutip berikut,
“We can say that the model aims at the solutions of the problems using the
technology effectively and systematizing preparing steps of a lesson plan.”63
Model ASSURE diidentifikasi sebagai model pembelajaran solusi dari
sejumlah masalah dengan memanfaatkan efektivitas teknologi dan sebagai
model pembelajaran yang menyediakan langkah perencanaan pembelajaran
yang sistematis.
2. Rini Risnawinata dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Proses Belajar
Mengajar Berbasis Teknologi dengan Hasil Belajar: Studi Metaanalisis”
menuliskan kesimpulan berkenaan adanya dampak yang diberikan
pembelajaran berbasis teknologi, bahwa, “Hasil secara keseluruhan studi
metaanalisis memperkuat landasan teori yang dipakai dalam studi metaanalisis
bahwa perkembangan teknologi mempunyai dampak yang sangat jelas
dirasakan dalam aktivitas pembelajaran, khususnya pada hasil belajar
siswa.”64
3. Arif Harjanto dalam tesis yang berjudul “Rancang Bangun Computer Assisted
Instruction (CAI) sebagai Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika
Sekolah Menengah Atas” memperoleh hasil berupa data melalui kuesioner
responden. Hasilnya menunjukkan bahwa 91,11% siswa menyatakan bahwa
produk CAI berkualitas, 75,11% siswa menyatakan bahwa penyajian materi
63
Yilmaz, et, all. Op. Cit., h. 141. 64
Rini Risnawita,Hubungan Proses Belajar Mengajar Berbasis Teknologi dengan Hasil
Belajar: Studi Metaanalisis (Jurnal Psikologi, vol. 36, no. 2, 2009), h. 172.
29
berkualitas, dan 95,11% siswa manyatakan bahwa program CAI dapat
meningkatkan motivasi belajar.65
4. Mishadin dalam jurnal skripsi yang berjudul “Efektivitas Media Pembelajaran
Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul” diperoleh kesimpulan dalam
penelitian tersebut bahwa, terdapat perbedaan prestasi belajar aspek kognitif
antara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer dengan
penggunaan media pembelajaran konvensional pada mata pelajaran
elektronika, dengan harga F untuk “kelompok” diperoleh 35,14, signifikansi
.66
5. Sujarwo Delnitawati dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar”, penelitian yang
dilaksanakan pada pembelajaran fisika di provinsi Medan, memberikan
kesimpulan terkait gaya belajar yang dimiliki oleh siswa memberikan
pengaruh pada perolehan hasil belajar yang didapatkannya sesuai dengan tipe
gaya belajar yang dipunyainya.67
Hal tersebut memberikan pemahaman
berkenaan bahwa gaya belajar menjadi penting untuk diperhatikan dalam
mendesain pembelajaran.
E. Kerangka Berpikir
Fisika sebagai bagian dari cakupan keilmuan IPA yang ada pada jenjang
SMA berisi konsep terkait fenomena alam. Salah satu konsep terkait fenomena
alam yang menjadi bahan kajian fisika yakni konsep elastisitas. Konsep elastisitas
secara khusus ditinjau sebagai konsep yang sulit dipahami oleh siswa. Hal
tersebut diperkuat dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
ditetapkan dalam konsep elastisitas belum dicapai.
65
Arif Harjanto, Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai Media
Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas (Tesis UnDip, Semarang,
2012), h. 2. 66
Mishadin,Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran
Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul (Jurnal Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012) h. 12. 67
Delnitawati, Loc. Cit., h. 8.
30
Kesulitan pemahaman yang dibentuk oleh siswa berasal dari kurangnya
bahan bantuan belajar yang didapatnya. Kurang tersedianya media pembelajaran
yang dapat digunakan siswa dalam belajar secara mandiri selama mengikuti
pembelajaran fisika. Pembelajaran konsep elastisitas dipandang sebagai bagian
konsep fisika yang harus dikembangkan bahan bantuan belajar bagi siswa.
Pengembangan bahan bantuan belajar siswa harus memberi manfaat
sebagai pemicu kajian belajar lebih lanjut bagi siswa. Kegiatan pembelajaran
fisika di dalam kelas dipandang kurang mampu memotivasi siswa untuk
melakukan kajian pembelajaran lebih lanjut. Hal tersebut mendorong
dilaksanakannya pengembangan bahan bantuan belajar pada konsep elastisitas,
guna menuntaskan masalah yang dialami siswa.
Berdasarkan penguraian tersebut, maka dapat disusun bagan kerangka
berpikir sebagai berikut
Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Berpikir Penelitian
Anggapan Awal dalam
Pembelajaran Fisika
1. Konsep elastisitas sulit
dipahami siswa dalam
pembelajaran konvensional.
2. Pemanfaatan teknologi sebagai
media belajar kurang menjadi
landasan dasar bagi
pembelajaran siswa.
3. Hasil belajar fisika siswa
kurang mengalami peningkatan
melalui pembelajaran dengan
bantuan komputer, yang sistem
programnya disusun tanpa
memperhatikan aspek
karakteristik siswa.
Dilakukan pengembangan pada
komponen dalam pembelajaran untuk
menyelesaikan masalah yang berada
pada anggapan awal
Model Pembelajaran
ASSURE
Yaitu
Media CBI Berbasis
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Ciseeng dan dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 pada bulan September.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ialah metode
penelitian eksperimen semu.Metode eksperimen semu berbeda dengan
eksperimen sejati, penempatan subjek pada kelompok yang dibandingkan dalam
metode eksperimen semu tidak dilakukan secara acak.Pada eksperimen semu,
individu subjek telah berada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum adanya
penelitian yang tidak dimaksudkan untuk tujuan eksperimen, misalnya siswa yang
telah berada dalam kelas.68
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Control Group
Pretest-Postest Design, dimana dalam rancangan penelitian melibatkan dua
kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain penelitian ini terlihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen
Kontrol
68
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Press, 1996), h. 117.
31
32
Keterangan:
: Pretest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum diberikan perlakuan
: Perlakuan berupa pemberian media belajar berbasis model ASSURE
: Perlakuan berupa pemberian media belajar secara pembelajaran
konvensional
: Posttest yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol setelah diberikan perlakuan
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.69
Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa SMA kelas XI IPA.Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.70
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA yang terdiri dari dua kelas yang masing-masing berjumlah 30 orang.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel bertujuan atau purposive sample yang dilakukan dengan cara mengambil
subjek tidak didasarkan atas strata, acak atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu.71
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah yang dilaksanakan sebelum melakukan penelitian adalah
mengurus permohonan surat ijin untuk pelaksanaan penelitian dari Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, langkah selanjutnya meliputi:
69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 130 70
Ibid., h. 131. 71
Ibid., h. 139-140.
33
a. Menetapkan materi dan alokasi waktu
b. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan pokok materi yang telah
ditentukan
c. Meyusun instrumen penelitian
d. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akanditeliti
e. Menetapkan sampel penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap
persiapan meliputi:
a. Menguji coba instrumen penelitian
b. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrument
c. Memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel
kelompok eksperimen dan kelompok control
d. Menyampaikan pembelajaran dengan media belajar berbasis model Assure
pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan media belajar konvensional
pada kelas control
e. Memberikan posttest untuk kedua kelompok kelas yakni kelompok kelas
eksperimen dan kelompok kelas kontrol.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap akhir dalam prosedur penelitian yang disusun ialah tahap
penyelesaian penelitian. Pada tahap penyelesaian penelitian meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b. Menguji hipotesis penelitian.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih
jelas pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
34
Gambar 3.1 Tahap dalam Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan sebelum
Penelitian
Survei tempat penelitian
dan uji coba instrumen
Penyusunan instrumen
penelitian dan perangkat
pembelajaran
Uji coba instrumen
Analisis data hasil uji
coba instrumen Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tes awal (pretest)
Kegiatan belajar mengajar
KBM kelas eksperimen
dengan media belajar
berbasil model assure
KBM kelas kontrol
dengan media belajar
konvensional
Tes akhir (posttest)
Tahap Akhir Penelitian
Analisis data hasil
penelitian
Penarikan Kesimpulan
35
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa
yang berupa tes pencapaian (achievement test) terdiri dari tes obyektif bentuk
pilihan ganda sebanyak 40 soal, dengan penskoran jika benar skor 1 dan jika salah
diberi skor 0. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan tes
yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur meliputi
pengetahuan atau ingatan ( ), pemahaman ( ), aplikasi dan penerapan ( ), dan
analisis ( ).
Penyusunan instrumen diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal guna
menetapkan ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya sehingga dapat
menjadi petunjuk dalam menulis soal.72
Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen yang terdiri
dari 40 butir soal tersebut diuji cobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak
termasuk kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna menetapkan
validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi instrumen penelitian dituliskan pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Aspek Kognitif
∑
Menganaisis
pengaruh
gaya pada
sifat
elastisitas
bahan
Membedakan
antara
pengaruh gaya
pada benda
elastis dan
plastis
1*, 2,
3*
5, 6*,
7, 9*,
12*
8*, 10 11*,
23*
12
Memaparkan
karakteristik
4*, 13, 16,
18*,
17*,
20*,
25, 26 15
72
Safari, Penulisan Butir Soal berdasarkan Penelitian Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Depdiknas, 2004), h.23.
36
elastisitas
bahan
14*, 15 19*, 24 21, 22
Memberikan
contoh aplikasi
elastisitas
bahan pada
kehidupan
sehari-hari
27*,
28*,
29*
33* 30*,
32*,
34*,
35
31*,
16*,
37*,
38*,
39, 40
14
∑ 10 10 10 10 40
Presentase Soal 25% 25% 25% 25% 100%
H. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sejumlah tes dikategorikan baik sebagai alat ukur jika memenuhi prasyarat
tes yaitu memiliki validitas dan reabilitas yang baik.Dalam penelitian ini
pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi, sebuah tes dikatakan valid
pada validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi dan isi pelajaran yang diberikan.
1. Uji validitas butir soal
Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial.
√
Keterangan:
= koefisien kolerasi biserial
= rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validasinya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total
37
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah 73
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reabilitas menggunakan korelasi product moment yaitu
sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan
Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat74
3. Taraf Kesukaran
Pengujian terhadap derajat kesukaran tiap soal menggunakan rumus:
keterangan:
73
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
h. 79. 74
Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta, 2008), h. 228.
38
= indeks kesukaran
= banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes75
Menurutketentuan ketentuan umum, indeks kesukaran diklasifikasikan pada
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran
Interval Koefisien Kriteria
0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah76
4. Daya pembeda
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
keterangan:
= jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar77
75
Arikunto, Op., Cit. h. 207-208. 76
Ibid., h.110.
39
Klasifikasi daya pembeda:
Tabel 3.5
Kriteria Daya Pembeda Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,00 ≤ d < 0,20 Jelek
0,20 ≤ d < 0,40 Cukup
0,40 ≤ d < 0,70 Baik
0,70 ≤ d < 1,00 Baik sekali78
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan setelah uji coba instrumen, selanjutnya
dilakukan penelitian.Data yang diperoleh melalui instrument penelitian,
berikutnya dianalisis untuk tujuannya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis.Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan
statistic.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistic untuk
pengolahan data sebagai berikut:
1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji chi kuadrat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mencari skor tertinggi dan terendah
b. Mencari nilai rentangan (R)
R = skor tertinggi – skor terendah
c. Mencari banyaknya kelas (BK)
(rumus sturgess)
77
Arikunto, Op., Cit. h. 213-214 78Ibid., h. 218.
40
d. Mencari nilai panjang kelas (i)
e. Menyusun tabulasi data dengan tabel bantuan berikut:
No. Kelas Interval F Nilai
Tengah
Jumlah
∑ ∑
∑
f. Mencari rata-rata (mean)
∑
g. Mencari simpangan baku (standar deviasi)
√ ∑
∑
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1.) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5
dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval dikurangi 0,5.
2.) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
3.) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan
angka untuk batas kelas.
4.) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-
Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka-angka
berbeda arah (tanda “min” dan “plus”, bukan tanda aljabar atau hanya
merupakan arah) angk-angka 0-Z dijumlahkan.
5.) Mencari frekuensi yang diharapkan ( ) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
41
i. Mencari chi-kuadrat hitung ( )
∑
j. Membandingkan dengan untuk dan derajat kebebasan (dk) = n
– 1, dengan kriteria: Jika
, artinya distribusi data tidak
normal dan jika
, artinya data berdistribusi normal
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah kelas diuji kenormalannya. Teknik
yang digunakan untuk uji homogenitas dengan uji Bartlett. Adapun langkah-
langkah uji homogenitas dengan uji Bartlettmenurut Riduwan dalam skripsi
Ahmad Sandy, yaitu:
a. Masukkan angka-angka statistuk untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1)
- -
= varians (kuadrat standar deviasi)
b. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada
c. Menghitung
d. Menghitung nilai B, yaitu:
e. Menghitung nilai
Dengan:
Sehingga:
42
f. Membandingkan dengan nilai
untuk dan derajat
kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria: Jika
, artinya tidak
homogen dan jika
, artinya homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean
antar dua kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
√
Keterangan:
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
= varians gabungan (kelompokeksperimen dan kontrol)
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
a. Mengajukan hipotesis, yaitu:
1) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok ekspeimen dengan kelompok kontrol.
43
Ha : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
ekspeimen dengan kelompok kontrol.
2) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok ekspeimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
ekspeimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai dengan rumus uji-t
c. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
d. Menentukan nilai tabel dengan
e. Menguji hipotesis
Jika maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan
0,95.
Jika atau maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
4. Uji Normal Gain
“Gain adalah selisih antara nlai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan
bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah
berbeda, digunakan uji normal gain. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:
dengan kategorisasi perolehan:
44
Tabel 3.6
Kriteria N-Gain
Interval Koefisien Kriteria
(<g>) > 0,70 g-tinggi
0,70 (<g>) 0,30 g-sedang
(<g>) < 0,30 g-rendah
J. Hipotesis Statistik
Ho :
Ha :
Keterangan:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar
siswa
: Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen
: Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode
demonstrasi.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dituliskan deskripsi data, analisis data dan pembahasan
dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang
terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Ciseeng berupa
pretest dan posttest yang diberikan pada duakelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest diberikan sebelum pebelum perlakuan
dilakukan, pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest diberikan
setelah perlakuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
belajar fisika siswa dalam memahami konsep elastisitas. Adapun instrumen yang
digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini meliputi data hasil
belajar fisika melalui tes kognitif sebanyak 25 soal pilihan ganda yang telah diuji
coba dan dianalisis.
A. Deskripsi Data
Berikut dituliskan data dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok
kontrol dan eksperimen yang diambil dari pretest dan posttest. Adapun data nilai
pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada
Lampiran 13.
1. Deskripsi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil pretest kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 48
dan nilai terendah 20, nilai rata-rata (mean) sebesar 36,16 dan standar deviasi
(SD) sebesar 8,127. Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen diperoleh nilai
tertinggi 48 dan nilai terendah 16, nilai rata-rata (mean) sebesar 36,3 dengan
standar deviasi (SD) sebesar 9,94. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa
rata-rata nilai pretest pada kelompok kontrol adalah 36,16. Rata-rata pretest pada
kelompok kontrol termasuk kategori kurang. Sedangkan rata-rata nilai pretest
pada kelompok eksperimen adalah 36,3. Rata-rata pretest pada kelompok
eksperimen juga termasuk kategori kurang.
45
46
Adapun kategori nilai rata-rata pretest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang
Sebaran Hasil Nilai Pretest Kedua Kelompok
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas teramati bahwa pada kelompok kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 30-35 sebanyak 8 siswa atau
sebesar 27%, sedangkan yang terletak pada interval antara 12-17 dan 18-23 yakni
paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,66%. Siswa yang
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 12 siswa atau 40% dari keseluruhan
jumlah siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 18 siswa
atau sebesar 60% dari keseluruhan jumlah siswa.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara
30-35 sebanyak 8 siswa atau sebesar 27%, sedangkan yang terletak pada interval
antara 12-17 dan 18-23 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 3
siswa atau sebesar 10%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 12
siswa atau 40% dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa yang mendapat nilai di
bawah rata-rata sebanyak 18 siswa atau sebesar 60% dari keseluruhan jumlah
siswa.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12 s/d 17 18 s/d 23 24 s/d 29 30 s/d 35 36 s/d 41 42 s/d 47
Frek
uen
si
Kategori Nilai
Kontrol
Eksperimen
47
2. Deskripsi Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil posttest kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 78
dan nilai terendah 52, nilai rata-rata (mean) sebesar 66,67 dan standar deviasi
(SD) sebesar 8,2. Sedangkan hasil posttest kelompok eksperimen diperoleh nilai
tertinggi 92 dan nilai terendah 62, nilai rata-rata (mean) sebesar 82,3 dengan
standar deviasi (sd) sebesar 10,42. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata
nilai posttest pada kelompok kontrol adalah 66,67. Rata-rata posttest pada
kelompok kontrol termasuk kategori baik. Sedangkan rata-rata nilai posttest pada
kelompok eksperimen adalah 82,3. Rata-rata posttest pada kelompok eksperimen
juga termasuk kategori baik.
Adapun kategori nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Batang
Sebaran Hasil Nilai Posttest Kedua Kelompok
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 72-78 sebanyak 9 siswa atau
sebesar 30%, sedangkan yang terletak pada interval 66-71 yakni nilai yang paling
sedikit diperoleh siswa sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%. Siswa yang mendapat
nilai di atas rata-rata sebanyak 18 siswa atau 60% dari keseluruhan jumlah siswa.
0
2
4
6
8
10
12
52 s/d58
59 s/d65
66 s/d71
72 s/d78
79 s/d85
86 s/d92
Frek
uen
si
Kategori Nilai
Kontrol
Eksperimen
48
Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 12 siswa atau sebesar
40% dari keseluruhan jumlah siswa.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara
86-92 sebanyak 11 siswa atau sebesar 36,67%, sedangkan yang terletak pada
interval antara 52-58 yakni tidak ada siswa yang memperoleh nilai tersebut atau
sebesar 0%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 19 siswa atau
63,33% dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-
rata sebanyak 11 siswa atau sebesar 36,67% dari keseluruhan jumlah siswa.
3. Deskripsi Data Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka dilakukan
perbandingan hasil pretest dan posttest dari kedua kelompok serta
membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Adapun hasil
perhitungan N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kategori Nilai N-gain
Kedua Kelompok
Normalitas Gain
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Kriteria Jumlah Persentase Kriteria Jumlah Persentase
Rendah 4 13,33% Rendah 0 0%
Sedang 22 73,33% Sedang 10 33,33%
Tinggi 4 13,33% Tinggi 20 66,66%
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Data yang diambil dari kedua kelompok tersebut yaitu data
49
nilaipretest dan posttest. Untuk menguji normalitas kedua kelompok digunakan
rumus uji chi kuadrat (chi square test).
Pengujian dibuat pada taraf kepercayaan 95% ( ) dengan derajat
kebebasan (dk) = 6 untuk kelompok sampel penelitian. Kolom keputusan dibuat
didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika
maka dinyatakan kedua kelompok berdistribusi normal. Sebaliknya
jika
maka kedua kelompok dinyatakan tidak berdistribusi
normal. Dalam analisis diketahui bahwa pada nilai kedua kelompok lebih
kecil dari nilai sehingga dinyatakan bahwa kedua kelompok berdistribusi
normal. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut:
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Uji Normalitas chi Kuadrat
Data Eksperimen Kontrol
Keputusan
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 30 30 30 30 Data
Berdistribusi
Normal
6,0226 5,994 6,697 6,138
7,295 7,295 7,295 7,295
2. Uji Homogenitas Pretest dan PosttestKedua Kelompok
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap kedua
kelompok menggunakan Uji Bartlett yang disajikan pada Lampiran 15. Secara
ringkas Tabel 4.3 menyajikan data sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Statistik
Pretest Posttest
99,138 101,621
50
66,513 71,685
82,82 86,65
1,28 1,01,
3,952 3,952
Keputusan Homogen Homogen
Penetapan keputusan pada uji homogenitas sama halnya pada uji normalitas.
Penetapannya didasarkan pada pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika
nilai
maka dinyatakan bahwa kedua kelompok homogen,
sebaliknya jika nilai
maka dinyatakan bahwa kedua kelompok
tidak homogen. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( )
dengan derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kelompok sampel penelitian. Dalam
analisis diperoleh nilai
sehingga dinyatakan bahwa kedua
kelompok tersebut homogen.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Hasil PretestKedua Kelompok
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk pengujian
tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Ho : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
51
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji t,
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:Jika maka Ha diterima
pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika maka Ho diterima pada
tingkat kepercayaan 0,95. Perhitungan untuk menentukan nilai disajikan
pada Lampiran 21.Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Uji Kesamaan dua Rata-rata Hasil Pretest
Data
Kelompok
Eksperimen Kontrol
N 30 30
33,4 33,27
99,138 66,513
0,23
2,09
Kesimpulan Tidak berbeda
Pada Tabel 4.4 di atas diketahui nilai adalah 0,23 dan nilai
pada taraf signifikansi 5% adalah 2,09. Berdasarkan perolehan nilai tersebut,
tampak bahwa nilai . Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol.
b. Hipotesis Hasil Posttest Kedua Kelompok
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk
pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
52
Ho : X = Y
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor
posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Ha : X Y
Terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji t dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:Jika maka Ha diterima pada
tingkat kepercayaan 0,95. Jika maka Ho diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95. Perhitungan untuk menentukan nilai disajikan pada
Lampiran 21 Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Kesamaan dua Rata-rata Hasil Posttest
Data
Kelompok
Eksperimen Kontrol
n 30 30
81,4 69,77
101,62 71,68
4,98
2,09
Kesimpulan Berbeda
c. Uji-t N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
53
Data penelitian diperoleh melalui tes objektif tipe tipe pilihan ganda.
Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka dilakukan perbandingan
hasil pretest dengan posttest dari kedua kelompok, serta membandingkan normal
gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan untuk normal gain
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Uji Kesamaan dua Rata-rata Normal Gain
Data
Kelompok
Eksperimen Kontrol
N 30 30
0,72 0,54
0,034 0,033
4,5
2,09
Kesimpulan Berbeda
Pada Tabel 4.6 di atas tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai
sehingga dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 36,30 dan kelompok kontrol sebesar 36,16 sedangkan hasil posttest nilai
rata-rata kelompok eksperimen 82,30 dan kelompok kontrol 66,67. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang belajar menggunakan media
belajar berbasis model assure memiliki kenaikan nilai rata-rata lebih tinggi
dibandingkan siswa yang belajar menggunakan media belajar berbasis model
54
konvensional. Kedua kelompok tersebut berada pada distribusi normal, baik pada
hasil uji pretest maupun posttest.
Distribusi normal dapat dilihat hasil pengujian persyaratan analisis pada
uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang menyatakan bahwa
dengan nilai pada taraf kepercayaan 95% sebesar 7,92.
Pada data uji normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh sebesar 6,12
dan sebesar 7,92 hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal.
Pada data uji normalitas posttest kelas eksperimen diperoleh
sebesar 5,97 dan sebesar 7,92 hasil pengujian tersebut menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal. Pada data uji normalitas pretest kelas kontrol
diperoleh sebesar 6,69 dan
sebesar 7,92 hasil pengujian tersebut
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Pada data uji normalitas posttest
kelas kontrol diperoleh sebesar 6,14 dan
sebesar 7,92 hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.Selain hal itu
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol bersifat homogen, berdasar pada
hasil uji pretest dan posttest yang menyatakan bahwa
dengan
nilai pada taraf kepercayaan 95% sebesar 3,95.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf
kepercayaan 95%, hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest
kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol, diperoleh nilai
sebesar 0,33 dan nilai sebesar 2,09 hasil pengujian yang diperoleh
menunjukkan bahwa nilai berada pada daerah Ho, yaitu
atau 0,33 < 2,09 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf
kepercayaan 95%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest
kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest yang dilakukan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest
55
kelompok eksperimen yang belajar menggunakan media belajar berbasis model
assure dengan skor posttest kelompok kontrol yang belajar menggunakan media
belajar berbasis model konvensional, diperoleh nilai sebesar 4,98 dan nilai
sebesar 2,09. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai
berada pada daerah Ha, yaitu atau 4,98 < 2,09, dengan
demikian Ha diterima Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95%, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest
kelompok eksprimen dengan skor posttest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui rata-rata N-gain dari
kelompok eksperimen sebesar 0,82 dan kelompok kontrol sebesar 0,64. Dari nilai
tes tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya
berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai
sebesar 4,5 dan nilai 2,09. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan
bahwa atau 2,09 < 4,5 dengan demikian dapat dianalisa bahwa
normal gain pada kelompok eksperimen berpengaruh secara signifikan dari
kelompok kontrol.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa pada kedua kelompok
belajar dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
mengalami peningkatan yang cukup baik, dimana nilai rata-rata hasil belajar
posttest (82,30) lebih baik dari hasil belajar pretest (36,30). Selain itu terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa (posttest) antara kelas yang belajar
menggunakan media belajar berbasis model Assure (82,30) lebih tinggi daripada
kelas yang belajar menggunakan media belajar berbasis model konvensional
(66,67).
Hasil tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest hasil belajar
siswa. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor
56
setelah diberikan tes hasil belajar.79
Peningkatan hasil belajar siswa dengan media
belajar berbasis model Assure di dalam kelas terjadi secara alamiah, artinya
melalui pembelajaran dengan menggunakan media belajar yang menyampaikan
konsep sesuai karakteristik siswa, maka siswa akan lebih mudah memahami
konsep yang sedang dipelajarinya, selain itu konsep yang diperoleh siswa
mengikuti tahapan tutorial yang komprehensif.80
Hasil belajar yang diperoleh
siswa mengalami peningkatan yang berbeda dalam setiap tingkatan ranah
kognitifnya.
Hasil belajar pada kelas eksperimen mendapat peningkatan yang lebih
tinggi pada ranah kognitif yakni ranah mengaplikasikan konsep belajar. Media
belajar berbasis model Assure dinilai cenderung membantu siswa dalam
mengaplikasikan konsep dari hasil belajar yang diperoleh.81
Media belajar berbasis
model Assureberisi bahan belajar pada ranah aplikasi konsep belajar siswa. Hal
tersebut menjelaskan bahwa proses belajar cenderung melatih kemampuan
mengaplikasikan konsep siswa. Oleh karena itu ranah kognitif yang dilatih lebih
mendalam pada proses belajar akan memberikan hasil belajar yang lebih
meningkat.82
Proses kognitif pada ranah mengaplikasikan melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan
masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.83
Penggunaan soal latihan yang ada dalam media belajar dipandang sebagai
pendorong atas meningkatnya hasil belajar siswa dalam ranah kognitif
mengaplikasikan. Karena dalam soal latihan media belajar dinilai terdapat
langkah-langkah sebagai tugas siswa yang prosedur penyelesaiannya telah
diketahui siswa.
79
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.98. 80
Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses (Jakarta: Dian Rakyat,
2011),h. 28. 81
Ramazan Yilmaz, et.all., Integrating Technology into Classroom : The Learner-
Centered Instructional Design (International Journal on New Trends in Education and Their
Implications, Volume 4, Issue 4, 2013), h. 130. 82
Smaldino, et.all.,Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, terjemahan Arif
Rahman (Jakarta: Kencana, 2012), h. 23. 83
Anderson, et.all., Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen,
terjemahan Agus Prihantoro (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 116.
57
Media belajar berbasis model Assure yang digunakan telah berisi soal
latihan sebagai tugas belajar siswa. Manakala tugasnya adalah soal latihan yang
familiar, siswa umumnya sudah mengetahui pengetahuan prosedural yang harus
digunakan. Dapat dianalisa proses kognitif yang digunakan dalam media belajar
merupakan kategori ranah mengaplikasikan yakni bagian aspek mengeksekusi.84
Pada media belajar terdapat bagian aspek kognitif yakni mengeksekusi, karena
tugas belajar siswa berupa soal latihan yang cenderung sering ditemui siswa
dalam proses pembelajaran.
Latihan soal siswa yang terdapat dalam media belajar dipandang lebih
cenderung meningkatkan kemampuan penggunaan keterampilan dan algoritma
siswa.Kemampuan belajar siswa yang dikembangkan dalam media belajar
berbeda dengan kemampuan teknik dan metode.Hal tersebut didasarkan pada
proses kognitif siswa dalam ranah mengeksekusi yang lebih sering diasosiasikan
dengan penggunaan keterampilan dan algoritma ketimbang dengan teknik dan
metode.85
Dalam media belajar berisi latihan soal yang cenderung melatih
kemampuan keterampilan dan algoritma siswa sebagai bagian dari proses kognitif
siswa.
Proses kognitif ranah mengeksekusi dapat diasosiasikan dengan
keterampilan dan algoritma karena memiliki sifat yang bersesuaian. Keterampilan
dan algoritma memiliki dua sifat yang bersesuaian yakni pertama, berisikan
rangkaian langkah yang harus dilalui dengan urutan yang tetap dan kedua, ketika
langkah tersebut dilakukan dengan benar, hasilnya adalah jawaban yang sudah
diketahui sebelumnya.86
Rangkaian langkah belajar bagi siswa pada latihan soal
yang ada dalam media belajarberbasis model Assure berisi tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan media belajar berbasis model Assure
dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan yang
belajar menggunakan media belajar berbasis model konvensional. Peningkatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan media belajar berbasis model Assure
84
Ibid., 85
Ibid., h. 117. 86
Ibid.,.
58
didukung oleh penggunaan peranan pemanfaatan teknologi yang memperhatikan
karakteristik siswa.
Penggunaan media belajar dengan memperhatikan peranan teknologi
sesuai karakter siswa dapat meningkatkan hasil belajar.87
Hal ini dibuktikan
dengan hasil nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen
dibandingkan dengan kelompok kontrol dan hasil uji kesamaan dua rata-rata
posttest yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok
kontrol. Oleh karena hal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan media
belajar berbasis model pembelajaran Assure dalam kegiatan belajar memberikan
pengaruh yang positif terhadap hasil belajar fisika siswa, yaitu terdapat
peningkatan hasil belajar fisika siswa.
87
Mishadin,Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata Pelajaran
Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1 Sedayu Bantul (Jurnal Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2012) h. 17.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media belajar
berbasis model Assure dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik
dibandingkan dengan yang belajar menggunakan media belajar berbasis model
konvensional. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media
belajar berbasis model Assure didukung oleh penggunaan teknologi yang
memperhatikan karakteristik siswa. Penggunaan media belajar dengan
memperhatikan peranan teknologi sesuai karakter siswa dapat meningkatkan
hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata posttest yang lebih
tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol dan
hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen
dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa media belajar berbasis model Assure berpengaruh positif
terhadap hasil belajar fisika siswa yaitu dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada konsep elastisitas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan media belajar berbasis model Assure, sebaiknya
ditetapkan konsep belajar yang dapat menunjang aspek karakteristik
siswa, guna lebih mudah dipahami siswa.
2. Sebaiknya pembelajaran dengan media belajar berbasis model Assure
dapat mencakup karakteristik siswa secara komprehensif dan
menyesuaikan dengan kejadian aktual di dalan kelas, guna memberikan
kemudahan belajar siswa.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Aeniah, Siti Nur. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Kimia Berbasis
Keterampilan Proses pada Materi Hidrolisis Garam (Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah: 2014), h. 62.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. 2002
Delnitawati, Sujarwo. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar, (FKIP UMN, vol. 2, no. 93, Medan) h 8
Djamarali, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2002
Eka, Anita. Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berorientasi STM pada Materi
Koloid, (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah:2014), h. 54.
Eko Setiawan, Perancangan Media Pembelajaran berbasis Komputer untuk
Pelajaran Matematika tingkat SMP dengan Metode Computer Assisted
Instruction (Jurnal Pelita Informasi Budi Darma, vol. 6, no. 2, 2014), h.
26-30.
Fayadi, Qais. The Architecture of Interactive Multimedia Courseware: A
Conceptual and an Empirical-Based Design Process: Phase One.
International Journal of Humanities and Social Science, Uneversity Sains
Islam Malaysia, 2012
60
61
Halim, Abdul. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat (Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED, vol. 9, no. 2, 2012), h. 141-157
Harjanto, Arif. Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI) sebagai
Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas
(Tesis UnDip, Semarang, 2012), h. 2.
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 1997
Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta:
Kisi Brother‟s. 2006
Jumadi, Wawasan Keilmuan IPA/ Fisika (Yogyakarta: PKG C Paper, 2003), h.1.
Kantun, Sri. Hakikat dan Prosedur Penelitian Pengembangan. Makalah, FKIP
UNEJ Prodi Ekonomi, 2007
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta. 2007
Mishadin, Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Mata
Pelajaran Elektronika terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 1
Sedayu Bantul (Jurnal Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012) h.
12
Mulyono, Agus. dan Ahmad Abhtokhi. Fisika dan Al-qur’an. Malang: UIN
Malang Press. 2006
Munir, Abdullah. Spiritual Teaching. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. 2010
Nasution, A. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005
62
Pinkal Chaudhari, Computer Assisted Instruction (CAI) : Development of
Instructional Strategy for Biology Teaching (Educational Confab, vol. 2.
no. 1, 2013), h. 106
Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
2011
______________. Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat. 2011
Rini Risnawita, Hubungan Proses Belajar Mengajar Berbasis Teknologi dengan
Hasil Belajar: Studi Metaanalisis (Jurnal Psikologi, vol. 36, no. 2, 2009),
h. 172
Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, Efek Model Pembelajaran
Advance Organizer berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa (Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, vol.
4, no. 2, 2012), h. 32-37.
Rusman.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Gerlong Tengah:
Alfabeta. 2013
Safari. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan DirTenDik. 2003
Serin, Oguz. The Effects of the Computer Based Instruction on the achievement
and problem solving skills of the Science and Technology
Students.(TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology,
vol. 10. Issue 1, 2011
Slamet. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2003
63
Smaldino, et.all.,Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Terjemahan
Arif Rahman. Jakarta: Kencana. 2012
Sofyan, Ahmad, et all. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2006
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
2011
___________. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
1990
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Karya, 2010
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
2012
Yilmaz, Ramazan. et.all., Integrating Technology into Classroom : The Learner-
Centered Instructional Design (International Journal on New Trends in
Education and Their Implications, Volume 4, Issue 4, 2013), h. 135
64
Lampiran 1. Lembar Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 1)
PEDOMAN WAWANCARA
Dekskripsi Kegiatan :
Kegiatan wawancara yang dilaksanakan kepada nara sumber secara
langsung berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran bagi peserta didik.
Identifikasi Pertanyaan :
Penyajian pertanyaan dalam pedoman wawancara menyediakan dua opsi
pertanyaan, yaitu (1.) pertanyaan inti yang merupakan pertanyaan utama untuk
memperoleh jawaban, dan (2.) perluasan pertanyaan yang merupakan pertanyaan
lanjutan untuk memperoleh jawaban penjelas dari pertanyaan utama.
Catatan: Apabila dibutuhkan maka disampaikan perluasan pertanyaan pada nara
sumber.
Tujuan Pelaksanaan Wawancara :
1. Untuk memperoleh data awal berkenaan tingkat penggunaan media
pembelajaran pada instansi sekolah di daerah kecamatan Ciseeng.
Tanggal Pelaksanaan Wawancara : 6 Desember 2014
Waktu Pelaksanaan Wawancara : 10:00
Tempat Pelaksanaan Wawancara : SMA negeri 01 Ciseeng
A. Identitas Nara Sumber
1. Nama Nara Sumber : Dra. Erniyetti, M.M.Pd.
2. Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
3. Jabatan : Guru Fisika
4. Masa Pengabdian Kerja : 5 tahun dan 3 bulan
5. Alamat Tempat Tinggal : Desa Cogreg Kec. Parung, RT 01/03
6. Nomor Kontak : 081316314516
B. Identitas Unit Kerja
1. Nama Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
2. Tahun Pendirian : 2006
65
3. Pendiri Unit Kerja : Dinas Pendidikan Kab. Bogor
4. Alamat Unit Kerja : Desa Cibeteung Muara, Kec. Ciseeng
C. DaftarPertanyaan :
Pertanyaan Nomor 1
Pertanyaan
Inti
Bagaimana penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran fisika?
Perluasan
Pertanyaan
a. Apa saja jenis media yang digunakan?
b. Bagaimana intensitas pemanfaatan media
pembelajaran yang terdapat di lingkungan
sekolah?
c. Apa perlu dilakukan pengembangan?
d. Apa karakterisasi media pembelajaran yang
mesti dikembangkan?
Jawaban
Penggunaan bantuan belajar berupa media
belajar kurang mendapat perhatian di sekolah,
karena ketersediannya yang kurang. Perantara
informasi (media) pembelajaran fisika mesti
dilakukan pengembangan.
Media pembelajaran yang mesti dilakukan
pengembangan yakni media pembelajaran
mandiri siswa. Hal tersebut dinilai penting,
karena kurangnya media pembelajaran yang
dapat digunakan siswa dalam belajar secara
mandiri sebelum mengikuti pembelajaran dalam
kelas
66
Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan
Inti
Bagaimana ketuntasan dalam kegiatan pembelajaran
fisika?
Perluasan
Pertanyaan
a. Apakah penggunaan media belajar memberikan
motivasi belajar siswa?
b. Apa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan menggunakan media pembelajaran?
Jawaban
Asumsi ketuntasan belajar fisika siswa turut
dipengaruhi penggunaan media belajar bagi
siswa. Ketuntasan pembelajaran tercermin
melalui hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.
Hasil belajar fisika siswa dipandang masih di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang ditetapkan, terutama pada konsep
elastisitas, dan konsep kefisikaan lainnya.
Kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas
dipandang kurang mampu memotivasi siswa
untuk belajar lebih lanjut. Sehingga tepat
menggunakan media belajar mandiri untuk
meningkatkan motivasi belajar bagi siswa.
D. Kesimpulan Hasil Jawaban :
1. Ketuntasan pembelajaran tercermin melalui hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa. Hasil belajar fisika siswa dipandang masih di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan,
terutama pada konsep elastisitas, dan konsep kefisikaan lainnya.
67
2. Perantara informasi (media) pembelajaran fisika mesti dilakukan
pengembangan.
3. Kurang tersedianya media pembelajaran yang dapat digunakan siswa
dalam belajar secara mandiri sebelum mengikuti pembelajaran dalam
kelas.
4. Kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas dipandang kurang mampu
memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
E. Saran-Saran Nara Sumber :
Penyediaan bahan bantuan belajar fisika siswa sebaiknya menjadi
perhatian bagi pelaku pendidikan yang ada, terlebih lagi bagi pendatang
muda dalam dunia pendidikan.
Mengetahui, Ciseeng, 06 Desember 2014
Nara SumberWawancara Penyusun Pedoman Wawancara
Dra. Erniyetti, M.M.Pd. Novit Rizal Putra
NIP. 196502282007012004 NIM. 1111016300004
68
Lampiran 2. Lembar Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 2)
PEDOMAN WAWANCARA
Dekskripsi Kegiatan :
Kegiatan wawancara yang dilaksanakan kepada nara sumber secara
langsung berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran bagi peserta didik.
Identifikasi Pertanyaan :
Penyajian pertanyaan dalam pedoman wawancara menyediakan dua opsi
pertanyaan, yaitu (1.) pertanyaan inti yang merupakan pertanyaan utama untuk
memperoleh jawaban, dan (2.) perluasan pertanyaan yang merupakan pertanyaan
lanjutan untuk memperoleh jawaban penjelas dari pertanyaan utama.
Catatan: Apabila dibutuhkan maka disampaikan perluasan pertanyaan pada nara
sumber.
Tujuan Pelaksanaan Wawancara : Untuk memperoleh data awal berkenaan
tingkat penggunaan media pembelajaran pada instansi sekolah di daerah
kecamatan Ciseeng.
Tanggal Pelaksanaan Wawancara : 13 Desember 2014
Waktu Pelaksanaan Wawancara : 09:30
Tempat Pelaksanaan Wawancara : SMA negeri 01 Ciseeng
A. Identitas Nara Sumber
1. Nama Nara Sumber : Dadang Suhendar, M.Pd.
2. Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
3. Jabatan : Guru Fisika
4. Masa Pengabdian Kerja : 8 tahun dan 2 bulan
5. Alamat Tempat Tinggal : Desa Rumpin, Kec. Ciseeng, RT 01/03
6. Nomor Kontak : 085622341126
B. Identitas Unit Kerja
5. Nama Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
6. Tahun Pendirian : 2006
69
7. Pendiri Unit Kerja : Dinas Pendidikan Kab. Bogor
8. Alamat Unit Kerja : Desa Cibeteung Muara, Kec. Ciseeng
C. Daftar Pertanyaan :
Pertanyaan Nomor 1
Pertanyaan
Inti
Bagaimana penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran fisika?
Perluasan
Pertanyaan
e. Apa saja jenis media yang digunakan?
f. Bagaimana intensitas penggunaan media
pembelajaran fisika yang terdapat di lingkungan
sekolah?
g. Apakah perlu dilakukan pengembangan?
h. Apa karakterisasi media pembelajaran yang mesti
dikembangkan ?
Jawaban
Penggunaan media belajar siswa dalam KBM
fisika dinilai kurang, utamanya media belajar
mandiri. Media pembelajaran mandiri siswa
dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer sebagai basis belajar pada konsep
fisika, semisal konsep elastisitas dan sejenisnya.
Konsep-konsep tersebut dianggap mempunyai
kesulitan bagi belajar siswa.
Amat diperlukan pengembangan media belajar
mandiri bagi siswa. Terutama pada lingkup kelas
yang membutuhkan pengembangan media
pembelajaran mandiri yakni kelas XI dengan
program keahlian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
70
Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan
Inti
Bagaimana ketuntasan dalam kegiatan pembelajaran
fisika?
Perluasan
Pertanyaan
c. Apakah penggunaan media belajar memberikan
motivasi belajar siswa?
d. Apa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dengan menggunakan media pembelajaran?
Jawaban
Ketuntasan belajar fisika bagi kelas XI IPA perlu
terus ditingkatkan. Salah satu pandangan untuk
meningkatkan ketercapaian belajar fisika
diungkap dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) Fisika. Asumsi guru mata
pelajaran fisika dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) pada wilayah Bogor,
menyimpulkan pentingnya siswa memiliki tutor
sebagai media yang dapat mengkomunikasikan
konsep fisika secara madiri.
Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
dalam KBM fisika diyakini dapat dicapai ketika
menggunakan media belajar, hanya saja media
belajar yang ada, khususnya media belajar
mandiri perlu diberi pengembangan pada
sejumlah bagian. Pengembangan diarahkan pada
peranan mikro komputer sebagai bimbingan
dalam pembelajaran. Bimbingan dalam
pembelajaran dinilai belum maksimal karena
program mikro komputer yang ada di sekolah
tidak memberi perhatian pada aspek karakteristik
siswa.
71
D. Kesimpulan Hasil Jawaban :
1. Asumsi guru mata pelajaran fisika dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) pada wilayah Bogor, menyimpulkan pentingnya
siswa memiliki tutor sebagai media yang dapat mengkomunikasikan
konsep fisika secara madiri.
2. Pengembangan diarahkan pada peranan mikro komputer sebagai
bimbingan dalam pembelajaran. Bimbingan dalam pembelajaran
dinilai belum maksimal karena program mikro komputer yang ada di
sekolah tidak memberi perhatian pada aspek karakteristik siswa.
E. Saran-Saran Nara Sumber :
Besar harapan saya sebagai nara sumber, agar penyusun
wawancara dapat mengupayakan pengembangan media belajar mandiri
bagi siswa baik secara sederhana terlebih dahulu.
Mengetahui, Ciseeng, 20 Desember 2014
Nara Sumber Wawancara Penyusun Pedoman Wawancara
Dadang Suhendar, M.Pd. Novit Rizal Putra
NIP. 196805122009012008 NIM. 1111016300004
72
Lampiran 3. Lembar Analisa Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 1)
Lembar Analisa Jawaban Nara Sumber (bagian 1)
A. Identitas Utama Nara Sumber :
1. Nama Nara Sumber : Dra. Erniyetti, M.M.Pd.
2. Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
3. Jabatan : Guru Fisika
4. Masa Pengabdian Kerja : 5 tahun dan 3 bulan
B. Analisa Jawaban Nara Sumber :
1. Ketuntasan pembelajaran tercermin melalui hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa. Hasil belajar fisika siswa dipandang masih di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan,
terutama pada konsep elastisitas, dan konsep kefisikaan lainnya.
2. Perantara informasi (media) pembelajaran fisika mesti dilakukan
pengembangan.
3. Kurang tersedianya media pembelajaran yang dapat digunakan siswa
dalam belajar secara mandiri sebelum mengikuti pembelajaran dalam
kelas.
4. Kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas dipandang kurang mampu
memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
C. Saran Utama Nara Sumber :
Penyediaan bahan bantuan belajar fisika siswa sebaiknya menjadi
perhatian bagi pelaku pendidikan yang ada, terlebih lagi bagi pendatang
muda dalam dunia pendidikan.
73
Lampiran 4. Lembar Analisa Jawaban Wawancara Guru Fisika (bagian 2)
Lembar Analisa Jawaban Nara Sumber (bagian 2)
A. Identitas Utama Nara Sumber :
1. Nama Nara Sumber : Dadang Suhendar, M.Pd.
2. Unit Kerja : SMA negeri 01 Ciseeng
3. Jabatan : Guru Fisika
4. Masa Pengabdian Kerja : 8 tahun dan 2 bulan
B. Analisa Jawaban Nara Sumber :
1. Asumsi guru mata pelajaran fisika dalam Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) pada wilayah Bogor, menyimpulkan pentingnya
siswa memiliki tutor sebagai media yang dapat mengkomunikasikan
konsep fisika secara madiri.
2. Pengembangan diarahkan pada peranan mikro komputer sebagai
bimbingan dalam pembelajaran. Bimbingan dalam pembelajaran
dinilai belum maksimal karena program mikro komputer yang ada di
sekolah tidak memberi perhatian pada aspek karakteristik siswa.
F. Saran Utama Nara Sumber :
Besar harapan saya sebagai nara sumber, agar penyusun
wawancara dapat mengupayakan pengembangan media belajar mandiri
bagi siswa baik secara sederhana terlebih dahulu.
74
Lampiran 5. Lembar Analisa Kajian Pustaka
Lembar Analisa Kajian Pustaka
A. Daftar Buku Bacaan :
1. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. 2002
2. Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1997
3. Nasution, A. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005
4. Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat. 2011
5. Rusman.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Gerlong Tengah:
Alfabeta. 2013
6. Safari.Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan DirTenDik. 2003
7. Smaldino, et.all.,Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.
Terjemahan Arif Rahman. Jakarta: Kencana. 2012
8. Trianto.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana. 2012
B. Analisa Bacaan Pustaka :
Pengkajian bahan penyampaian informasi belajar bagi siswa menjadi
perhatian sejumlah ahli dalam ranah pembelajaran. Peranan yang diharapkan
hadir dalam pemanfaatan perantara belajar atau lebih dikenal sebagai media
pembelajaran ialah sebagai bagian integral dalam pembentukan pemahaman
siswa terhadap konsep elastisitas.
Media CBI yang dikembangkan dalam pembelajaran mesti
memperhatikan aspek karakteristik siswa yang menggunakannya, hal tersebut
bertujuan untuk memaksimalkan manfaat dari media CBI yang dikembangkan.
Bahan belajar mandiri yakni seperti CBI dinilai dapat menjadi bahan bantuan
bagi pembelajaran siswa.
Pemberian bahan bantuan dalam pembelajaran siswa secara nyata
dapat membentuk pembelajaran yang berlangsung secara efektif dan efisien di
lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dalam cakupan lebih kecil yakni
pada lingkup kelas-kelas dengan keahlian tertentu.
75
Lampiran 6. Lembar Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan Belajar
Siswa Kelas XI IPA (bagian 1)
Angket Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 1)
A. Identitas Penilai :
1. Nama :
2. TTL :
3. NIS :
4. Usia :
5. Alamat :
B. Tujuan Pengisian : Untuk mengetahui konsep fisika yang kurang
dipahami siswa.
C. Tata Cara Pengisian :
1. Siswa memahami pernyataan yang diajukan sebagai pertanyaan
terstruktur.
2. Tabel dalam lembar penilaian berisi dua kolom alternatif pilihan jawaban,
pilihan “ya” (bila setuju) dan “tidak” (bila tidak setuju).
3. Pengisian pilihan dapat dilakukan dengan memberi tanda centang ( ) pada
kolom jawaban setiap pernyataan yang diajukan. Cukup memilih satu
pilihan konsep yang ditetapkan.
4. Dalam tabel di bawah ini disajikan bagian respon yang diberikan peserta
didik terhadap konsep kifisikaan pada jenjang kelas XI IPA.
Pada tabel di bawah diajukan 5 buah konsep fisika, Berdasarkan kelima
konsep tersebut yang kurang mampu dipahami ialah?
No. Konsep Kefisikaan Kelas XI IPA Ya Tidak
1. Kinematika dengan Analisa Vektor
2. Gravitasi Planet dalam Tata Surya
3. Pengaruh Gaya pada Elastisitas Bahan
76
4. Usaha dan Energi
5. Momentum dan Impuls
D. Penutup : Terima kasih atas pertisipasi aktifnya mengisi lembar pertanyaan.
77
Lampiran 7. Lembar Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan Belajar
Siswa Kelas XI IPA (bagian 2)
Angket Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 2)
A. Identitas Penilai :
1. Nama :
2. TTL :
3. NIS :
4. Usia : tahun
5. Alamat :
B. Tujuan Pengisian : Untuk mengetahui konsep fisika yang kurang
dipahami siswa.
C. Tata Cara Pengisian :
1. Siswa memahami pernyataan yang diajukan sebagai pertanyaan
terstruktur.
2. Tabel dalam lembar penilaian berisi dua kolom alternatif pilihan jawaban,
pilihan “ya” (bila setuju) dan “tidak” (bila tidak setuju).
3. Pengisian pilihan dapat dilakukan dengan memberi tanda centang ( ) pada
kolom jawaban setiap pernyataan yang diajukan. Cukup memilih satu
pilihan konsep yang ditetapkan.
4. Dalam tabel di bawah ini disajikan bagian respon yang diberikan peserta
didik terhadap konsep kifisikaan pada jenjang kelas XI IPA.
Pada tabel di bawah diajukan 5 buah konsep fisika, Berdasarkan kelima
konsep tersebut yang kurang mampu dipahami ialah?
No. Konsep Kefisikaan Kelas XI IPA Ya Tidak
1. Kinematika dengan Analisa Vektor
2. Gravitasi Planet dalam Tata Surya
3. Pengaruh Gaya pada Elastisitas Bahan
78
4. Usaha dan Energi
5. Momentum dan Impuls
D. Penutup : Terima kasih atas pertisipasi aktifnya mengisi lembar pertanyaan.
79
Lampiran 8. Lembar Analisa Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 1)
Lembar Analisa Jawaban Angket Siswa (bagian 1)
Hasil analisa pada data yang diberikan kepada 25 siswa berkenaan kesukaran
yang dialami selama jenjang kelas XI IPA 1 semester I pada desa Ciseeng.
A. Data Angket Siswa :
Data penelitian disajikan dalam tabulasi data di bawah:
No. Konsep Kefisikaan Kelas XI IPA Persentase
Kesukaran
Persentase
Kemudahan
1.
Kinematika dengan Analisa Vektor
28% 72%
2.
Gravitasi Planet dalam Tata Surya
40% 60%
3. Pengaruh Gaya pada Elastisitas
Bahan 64% 36%
4.
Usaha dan Energi
28% 72%
5.
Momentum dan Impuls
48% 52%
80
B. Deskripsi Data :
1. Kinematika dan analisa vektor ditanggapi oleh siswa sejumlah 7 siswa
sebagai konsep yang sukar dan 18 siswa menanggapi sebagai konsep yang
dapat dipahami.
2. Gravitasi planet dalam tata surya ditanggapi oleh siswa sejumlah 10 siswa
sebagai konsep yang sukar dan 15 siswa menanggapi sebagai konsep yang
dapat dipahami.
3. Pengaruh gaya pada elastisitas bahan ditanggapi oleh siswa sejumlah 16
siswa sebagai konsep yang sukar dan 9 siswa menanggapi sebagai konsep
yang dapat dipahami.
4. Usaha dan energi ditanggapi oleh siswa sejumlah 7 siswa sebagai konsep
yang sukar dan 18 siswa menanggapi sebagai konsep yang dapat
dipahami.
5. Momentum dan impuls ditanggapi oleh siswa sejumlah 12 siswa sebagai
konsep yang sukar dan 13 siswa menanggapi sebagai konsep yang dapat
dipahami.
81
Lampiran 9. Lembar Analisa Jawaban Angket untuk Mengetahui Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI IPA (bagian 2)
Lembar Analisa Jawaban Angket Siswa (bagian 2)
Hasil analisa pada data yang diberikan kepada 25 siswa berkenaan kesukaran
yang dialami selama jenjang kelas XI IPA 2 semester I pada desa Ciseeng.
A. Data Angket Siswa :
Data penelitian disajikan dalam tabulasi data di bawah:
No. Konsep Kefisikaan Kelas XI IPA Persentase
Kesukaran
Persentase
Kemudahan
1.
Kinematika dengan Analisa Vektor
36% 64%
2.
Gravitasi Planet dalam Tata Surya
32% 68%
3. Pengaruh Gaya pada Elastisitas
Bahan 72% 28%
4.
Usaha dan Energi
20% 80%
5.
Momentum dan Impuls
56% 44%
B. Deskripsi Data :
1. Kinematika dan analisa vektor ditanggapi oleh siswa sejumlah 9 siswa
sebagai konsep yang sukar dan 16 siswa menanggapi sebagai konsep yang
dapat dipahami.
82
2. Gravitasi planet dalam tata surya ditanggapi oleh siswa sejumlah 8 siswa
sebagai konsep yang sukar dan 17 siswa menanggapi sebagai konsep yang
dapat dipahami.
3. Pengaruh gaya pada elastisitas bahan ditanggapi oleh siswa sejumlah 18
siswa sebagai konsep yang sukar dan 7 siswa menanggapi sebagai konsep
yang dapat dipahami.
4. Usaha dan energi ditanggapi oleh siswa sejumlah 7 siswa sebagai konsep
yang sukar dan 18 siswa menanggapi sebagai konsep yang dapat
dipahami.
5. Momentum dan impuls ditanggapi oleh siswa sejumlah 14 siswa sebagai
konsep yang sukar dan 11 siswa menanggapi sebagai konsep yang dapat
dipahami.
83
Lampiran 10. Lembar Analisa secara Keseluruhan Jawaban Angket untuk
Mengetahui Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA
Hasil analisa pada data yang diberikan pada 50 siswa berkenaan kesukaran yang
dialami selama jenjang kelas XI IPA semester I pada desa Ciseeng.
Data penelitian disajikan dalam tabulasi data di bawah:
No. Konsep Kefisikaan Kelas XI IPA Persentase
Kesukaran
Persentase
Kemudahan
1.
Kinematika dengan Analisa Vektor
32% 68%
2.
Gravitasi Planet dalam Tata Surya
36% 64%
3. Pengaruh Gaya pada Elastisitas
Bahan 68% 35%
4.
Usaha dan Energi
24% 75%
5.
Momentum dan Impuls
52% 50%
Kesimpulan :
1. Data penelitian taraf kesukaran yang tinggi dipunyai oleh urutan konsep
kefisikaan sebagai berikut:
a. Pengaruh gaya pada elastisitas bahan
84
b. Momentum dan impuls
c. Gravitasi planet dalam tata surya
d. Kinematika dengan analisa vektor
e. Usaha dan energi
2. Data penelitian taraf kemudahan yang tinggi dipunyai oleh urutan konsep
kefisikaan sebagai berikut:
a. Usaha dan energi
b. Kinematika dengan analisa vektor
c. Gravitasi planet dalam tata surya
d. Momentum dan impuls
e. Pengaruh gaya pada elastisitas bahan
3. Sehingga tepat mengambil fokus penelitian pada konsep kefisikaan berkenaan
“Pengaruh gaya pada elastisitas bahan”, guna menuntaskan permasalahan yang
dialami peserta didik.
85
Lampiran 11. Lembar Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMA/ MA
Kelas / Semester : XI IPA / Semester I
Mata Pelajaran : Fisika
Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturan dalam cakupan mekanika benda
titik
Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
Indikator
1. Mendeskripsikan jenis bahan yang memiliki sifat elastisitas.
2. Membedakan bahan yang bersifat elastis dan plastis.
3. Menganalisis pengaruh gaya terhadap deformasi bahan elastis.
4. Menganalisis nilai modulus Young bahan elastis.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
86
1. Mendefinisikan jenis bahan yang dikenakan pengaruh gaya luar.
2. Menjelaskan partikel bahan yang dikenakan pengaruh gaya luar.
3. Menjelaskan bahan yang bersifat elastis dan plastis.
4. Mencirikan bahan yang bersifat elastis dan plastis.
5. Menguraikan tegangan dan regangan yang terjadi pada bahan
elastis.
6. Mengaitkan tegangan dan regangan terhadap deformasi bahan
elastis.
7. Menganalisis nilai tegangan dan regangan bahan elastis.
8. Mengkalkulasi nilai modulus Young bahan elastis.
9. Menelaah nilai modulus Young bahan elastis.
B. . Materi Pembelajaran
1. Elastisitas Zat Padat
2. Tegangan dan Regangan
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - ASSURE
2. Metode : - CBI Tutorial
D. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan A
(Analyze of
Siswa mengisi angket terkait gaya belajar
yang dimilikinya dalam kegiatan
87
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
Learner)
S
(State of
Objectivies)
S
(Select Materials)
pembelajaran.
Program Pembelajaran memberikan
kesempatan siswa untuk mengetahui tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
Program menyediakan bahan pembelajaran
yang akan digunakan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan yang disediakan
mencakup:
1. Kata Pengantar
2. Sekapur Sirih terkait Program
Pembelajaran
3. Tujuan Pembelajaran
4. Konsep Pembelajaran
5. Spesifikasi Pengguna Program
Pembelajaran
6. Daftar Bacaan
7. Glosarium
Inti Visual Learner
(VL)
Siswa yang memiliki karakteristik gaya
belajar tipe Visual Learner (VL).
88
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
U
(Utillize Materials)
R
(Require Learner
Participation)
Siswa diberikan kesempatan oleh program
pembelajaran untuk dapat menggunakan
bahan pembelajaran yang disediakan.
Bahan pembelajaran yang disediakan
mencakup bahan visual (gambar, grafik,
plot, dan ilustrasi):
1. Kata Pengantar
2. Sekapur Sirih terkait Program
Pembelajaran
3. Tujuan Pembelajaran
4. Konsep Pembelajaran
5. Spesifikasi Pengguna Program
Pembelajaran
6. Daftar Bacaan
7. Glosarium
Siswa diberikan kessempatan aktif untuk
mengembangkan pengetahuan pada
konsep elastisitas dengan menggunakan
CBI tutorial yang berisi bahan
pembelajaran visual, sebagai berikut:
1. Penyajian informasi (Presentation of
information), yaitu berupa materi
pelajaran yang berisikan bahan-bahan
visual yang akan dipelajari siswa.
2. Pertanyaan dan respon (Question of
responses), yaitu berupa soal-soal
latihan yang mesti dikerjakan siswa
89
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
U
(Utillize Materials)
dengan menyajikan bahan visual
sebagai perantaranya.
3. Penilaian respon (Judging of
responses), yaitu komputer akan
memberikan respon secara visual
terhadap kinerja dan jawaban siswa.
4. Pemberian balikan respon (Providing
feedback about responses), yaitu
setelah selesai, program akan
memberikan balikan secara visual.
Apakah telah sukses/berhasil atau
harus mengulang.
5. Pengulangan (Remediation)
6. Segmen pengaturan pelajaran
(Sequencing lesson segment)
Konsep pembelajaran yang menggunakan
CBI tutorial meliputi sub. konsep partikel
zat benda, elastisitas zat padat, deformasi
benda, dan modulus Young.
Siswa juga diberikan kesempatan secara
aktif untuk menggali pengetahuan dan
wawasan melalui bahan pembelajaran
yang berisi bahan visual lainnya, meliputi
(1.) Kata Pengantar; (2.) Sekapur Sirih
terkait Program Pembelajaran; (3.) Tujuan
Pembelajaran; (4.) Spesifikasi Pengguna
Program Pembelajaran; (5.) Daftar
90
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
R
(Require Learner
Participation)
Bacaan; (6.) Glosarium
Siswa yang memiliki karakteristik gaya
belajar tipe AudioLearner (AL).
Siswa diberikan kesempatan oleh program
pembelajaran untuk dapat menggunakan
bahan pembelajaran yang disediakan.
Bahan pembelajaran yang disediakan
mencakup bahan verbal simbol (gambar
yang disertai penjelasan suara):
2.
1. Kata Pengantar
2. Sekapur Sirih terkait Program
Pembelajaran
3. Tujuan Pembelajaran
4. Konsep Pembelajaran
5. Spesifikasi Pengguna Program
Pembelajaran
6. Daftar Bacaan
7. Glosarium
Siswa diberikan kesempatan aktif untuk
mengembangkan pengetahuan pada
konsep elastisitas dengan menggunakan
CBI tutorial yang berisi bahan
pembelajaran verbal simbol, sebagai
91
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
berikut:
1. Penyajian informasi (Presentation of
information), yaitu berupa materi
pelajaran yang berisikan bahan-bahan
simbol audio yang akan dipelajari
siswa.
2. Pertanyaan dan respon (Question of
responses), yaitu berupa soal-soal
latihan yang mesti dikerjakan siswa
dengan menyajikan bahan simbol
audio sebagai perantaranya.
3. Penilaian respon (Judging of
responses), yaitu komputer akan
memberikan respon secara simbol
audio terhadap kinerja dan jawaban
siswa.
4. Pemberian balikan respon (Providing
feedback about responses), yaitu
setelah selesai, program akan
memberikan balikan secara simbol
audio. Apakah telah sukses/berhasil
atau harus mengulang.
5. Pengulangan (Remediation)
Segmen pengaturan pelajaran (Sequencing
lesson segment)
Konsep pembelajaran yang menggunakan
CBI tutorial meliputi sub. konsep partikel
92
Kegiatan Tahapan pokok Deskripsi Kegiatan
zat benda, elastisitas zat padat, deformasi
benda, dan modulus Young.
Siswa juga diberikan kesempatan secara
aktif untuk menggali pengetahuan dan
wawasan melalui bahan pembelajaran
yang berisi bahan verbal simbol lainnya,
meliputi (1.) Kata Pengantar; (2.) Sekapur
Sirih terkait Program Pembelajaran; (3.)
Tujuan Pembelajaran; (4.) Spesifikasi
Pengguna Program Pembelajaran; (5.)
Daftar Bacaan; (6.) Glosarium
Penutup E
(Evaluate)
Siswa diberikan kesempatan untuk
melakukan evaluasi pada setiap sub.
bagian konsep elastisitas. Siswa
menyelesaikan latihan soal terkait sub.
konsep partikel zat benda, elastisitas zat
padat, deformasi benda, dan modulus
Young.
Bogor, September
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika
Dra. Erniyetti, M.Pd.
93
Lampiran 12. Lembar Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP)
Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Elastisitas dan Hukum Hooke
Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran
A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsive dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut
presentasi hasil dan makna fisisnya
C. Indikator 3.2.1 Mendefinisikan benda elastis dan benda plastis
3.2.2 Mendeskripsikan Hukum Hooke
3.2.3 Menentukan grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas
3.2.4 Menentukan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas
3.2.5 Menentukan besar nilai konstanta pegas
3.2.6 Menjelaskan konsep Hukum Hooke pada susunan pegas seri dan paralel
94
3.2.7 Menentukan konstanta pengganti dari pegas yang dirangkai seri dan
paralel
4.2.1 Terampil merangkai alat dan bahan pada percobaan Hukum Hooke
4.2.2 Menyimpulkan hasil percobaan untuk menentukan hubungan gaya
dengan pertambahan panjang pegas, serta konstanta pegas.
D. Tujuan Pembelajaran 3.2.1 Siswa mampu memberikan contoh benda elastis dan plastis setelah
diberikan pengertian mengenai sifat elastsitas.
3.2.2 Siswa mampu mendeskripsikan Hukum Hooke dengan benar setelah
diberikan suatu fenomena mengenai Hukum Hooke.
3.2.3 Siswa mampu menentukan grafik hubungan gaya dengan pertambahan
panjang pegas setelah mengumpulkan data melalui percobaan.
3.2.4 Siswa mampu menentukan hubungan gaya dengan pertambahan
panjang pegas setelah membuat grafik.
3.2.5 Siswa mampu menentukan besar konstanta pegas dengan diberikan
beberapa data.
3.2.6 Siswa mampu menjelaskan konsep Hukum Hooke pada susunan pegas
seri dan parallel dengan benar setelah mengamati fenomena.
3.2.7 Siswa mampu menentukan konstanta pengganti pada susunan pegas seri
dan parallel setelah diberikan data.
4.2.1 Siswa terampil dalam merangka alat dan bahan sesuai rancangan
percobaan tentang susunan pegas pada LKS.
4.2.2 Siswa mampu menyimpulkan hubungan antara gaya dengan
pertambahan panjang pegas dan konstanta pegas.
E. Materi Pembelajaran Materi Pokok: Elastisitas dan Hukum Hooke
F. Metode Pembelajaran 1. Model : Guided Discovery
2. Metode : Eksperimen
3. Pendekatan : Pendekatan Saintifik
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
a. LCD Proyektor
b. Powerpoint Presentation
2. Alat/Bahan
a. Statif (1 set)
b. Pegas
c. Penggaris
d. Beban gantung (50 gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram)
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku siswa
95
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Waktu Keterangan
Fase 1 Motivasi
1. Guru memasuki kelas dan
mengucapkan salam
2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin kegiatan berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran siswa
4. Selanjutnya Guru menunjukkan video
mengenai Shock Breaker paa mobil.
5. Guru meminta siswa untuk mengamati
video yang ditayangkan.
6. Guru menstimulus siswa untuk
menanggapi materi apa yang akan
dipelajari.
7. Selanjutnya, Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran pada hari ini yaitu
mengenai Elastisitas dan Hukum
Hooke.
20 Menit Terlaksana/tidak
Fase 2 pengumpulan data
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 4 siswa
heterogen dan membagikan LKS dan
handout.
2. Pengelompokan ini bertujuan untuk
menemukan hubungan antara massa
beban dengan pertambahan panjang
pegas dengan cara melakukan
percobaan seperti pada LKS.
3. Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan dengan memberi
pertanyaan
Bagaimana pertambahan panjang pegas
berdasarkan perbedaan massa yang
digunakan?
4. Guru mengamati kerja tiap kelompok
dan melakukan penilaian sikap dan
keterampilan berdasarkan rubrik yang
telah dibuat.
40 Menit Terlaksana/tidak
Fase 3 Pemrosesan data
1. Guru meminta siswa mendiskusikan
dan meganalisis data yang diperoleh
dari data percobaan yang telah
dilakukan dengan sebuah grafik
hubungan antara berat benda dengan
pertambahan panjang pegas.
30 Menit Terlaksana/tidak
96
2. Guru memdampingi siswa dalam
mengambil kesimpulan berdasarkan
data hasil percobaan.
3. Guru meminta salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
Fase 4 Kegiatan penutup
1. Guru memberi tanggapan dari
presentasi siswa.
2. Guru memberikan kesempatan bertanya
pada siswa tentang apa yang belum
mereka pahami.
3. Guru memberi kesimpulan dari
pembelajaran hari ini yatu :
“Sifat elastisitas adalah kemampuan
suatu benda untuk kembali ke bentuk
semula setelah gaya luar yang diberikan
kepada benda itu dihilangkan. Lalu,
semakin besar gaya yang diterapkan
pada pegas maka semakin panjang pula
pertambahannya.”
4. Guru mengakhiri pembelajaran pada
hari ini dan memberi tugas latihan soal
pada handout yang sudah dibagikan.
10 Menit Terlaksana/tidak
I. Penilaian
1. Kognitif
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda
c. Soal Evaluasi :
1) Berdasarkan gambar, Apakah yang dimaksud dengan elastisitas?
2) Sebutkan masing-masing 5 jenis benda yang tergolong benda
elastis dan benda non elastis?
3) Sebutkan 5 alat dalam kehidupan sehari-hari yang menerapkan
prinsip elastisitas?
4) Bagaimana hubungan antara gaya dengan perubahan panjang
pegas?
5) Jelaskan apa yang dimaksud dengan konstanta pegas?
97
Lampiran 13.
Tabel Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain
Kelompok Kontrol & Eksperimen
Responden Kontrol
Responden Eksperimen
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
1 16 72 0,67 1 12 76 0,73
2 20 72 0,65 2 16 64 0,57
3 24 80 0,74 3 16 80 0,76
4 24 72 0,63 4 20 80 0,75
5 24 76 0,68 5 20 80 0,75
6 24 60 0,47 6 28 88 0,83
7 24 80 0,74 7 20 80 0,75
8 28 76 0,67 8 24 88 0,84
9 28 64 0,50 9 24 72 0,63
10 28 80 0,72 10 28 60 0,44
11 28 64 0,50 11 20 80 0,75
12 28 76 0,67 12 32 92 0,88
13 32 68 0,53 13 32 80 0,71
14 32 80 0,71 14 32 64 0,47
15 32 60 0,41 15 32 68 0,53
16 32 52 0,29 16 32 92 0,88
17 32 56 0,35 17 36 68 0,50
18 32 64 0,47 18 36 84 0,75
19 36 76 0,63 19 40 92 0,87
20 36 80 0,69 20 40 68 0,47
21 36 64 0,44 21 40 88 0,80
22 40 60 0,33 22 40 72 0,53
23 40 76 0,60 23 40 88 0,80
24 44 60 0,29 24 40 68 0,47
25 44 64 0,36 25 44 92 0,86
26 44 76 0,57 26 44 76 0,57
27 44 80 0,64 27 44 92 0,86
28 44 72 0,50 28 44 84 0,71
29 44 80 0,64 29 44 92 0,86
30 44 56 0,21 30 44 92 0,86
Mean 36,16 66,67 0,65 Mean 36,30 82,30 0,82
SD 8,087 8,40 0,15 SD 9,90 10,02 0,15
98
Varians 65,40 70,57 0,022 Varians 98,02 100,51 0,023
99
Lampiran 14.
Analisis Data Pretest Kelas Kontrol
Data skor pretest siswa kelas kontrol
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 16
11 28
21 36
2 20
12 28
22 40
3 24
13 32
23 40
4 24
14 32
24 44
5 24
15 32
25 44
6 24
16 32
26 44
7 24
17 32
27 44
8 28
18 32
28 44
9 28
19 36
29 44
10 28
20 28
30 44
Skor Terbesar = 44
Skor Terkecil = 16
Reantang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 44 – 16
= 28
Banyak Kelas (BK) =
=
= 1 + 4,85
= 5,85 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai
16-20 2 17,5 35 306,25 612,5
21-25 5 22,5 112,5 506,25 2531,25
26-30 5 27,5 137,5 756,25 3781,25
100
31-35 6 32,5 195 1056,25 6337,5
36-40 5 37,5 187,5 1406,25 7031,25
41-45 7 42,5 297,5 1806,25 12643,8
Jumlah 30 180 965 5837,5 32937,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( ), median ( ), modus ( ), dan standar deviasi ( ) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( )
b. Median ( )
Nilai median ditentukan dengan rumus statistic beikut ini,
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 42,5
= panjang kelas = 5
= banyaknya data = 30
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2+5+5+6+5=32
= nilai frekuensi kelas median = 7
Berdasarkan data terbesut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
c. Modus ( )
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 42,5
= panjang kelas = 5
101
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya= 7-5 = 2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya= 7-0 = 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
√ ∑
∑
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
15,5 20,5 25,5 30,5 35,5 40.,5 45,5
b. Mencari nilai Z-score
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas
Luas
Luas
Luas
Luas
102
Luas
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( )
Kelas
bats
kelas
Z batas
kelas
lus Z
tabel
15,5 -2,06088
16-20 35 17,5 612,5 0,0552 1,767 2 0,07146
20,5 -1,44261
21-25 112,5 22,5 2531,25 0,1312 4,047 5 0,28763
25,5 -0,82435
26-30 137,5 27,5 3781,25 0,2107 6,321 5 0,27607
30,5 -0,20609
31-35 195 32,5 6637,5 0,2423 7,370 6 0,22154
35,5 0,412176
36-40 187,5 37,5 7031,25 0,1894 5,793 5 0,08186
40,5 1,030439
41-45 297,5 42,5 12643,8 0,102 3,17 7 5,07307
45,5 1,648702
Jumlah 965 180 32937,5 30
6,1227
Mencari chi-kuadrat hitung ( x 2 hitung )
∑
103
Nilai untuk dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 =
3 pada tabel chi-kuadrat didapat = 7,92
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika
, artinya Data Berdistribusi Normal
Dari perhitungan didapat:
Jadi,
, artinya Data Berdistribusi Normal
104
Lampiran. 15.
Analisis Data Posttest Kelas Kontrol
Data skor posttest siswa kelas kontrol
No Nilai No Nilai No Nilai
1 52 11 64 21 76
2 56 12 64 22 76
3 56 13 68 23 76
4 60 14 72 24 80
5 60 15 72 25 80
6 60 16 72 26 80
7 60 17 72 27 80
8 64 18 76 28 80
9 64 19 76 29 80
10 64 20 76 30 80
Skor Terbesar = 80
Skor Terkecil = 52
a. Rentang (R) = SkorTerbesar – Skor Terkecil
= 80 – 52
= 28
b. banyakKelas (BK) = 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 1 + 4,85
= 5,85 6
c. Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai
52-56 3 54 162 2916 8748
57-61 4 59 236 3481 13924
62-66 5 64 320 4069 20480
67-71 5 69 345 4761 23805
72-76 6 74 444 5476 32856
105
77-81 7 79 553 6241 43687
Jumlah 30 399 2060 266971 143500
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( ), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (S) nilai posttest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
d. Rata-rata ( )
e. Median ( )
Nilai median ditentukan dengan rumus statistic beikut ini,
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 79
= panjang kelas = 5
= banyaknya data = 30
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+5+5+6=23
= nilai frekuensi kelas median = 7
Berdasarkan data terbesut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
f. Modus ( )
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 79
= panjang kelas = 5
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya= 7-5 = 2
106
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya= 7-0 = 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
g. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
√ ∑
∑
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
515 55,5 61,5 65,5 71,5 76.,5 81,5
e. Mencari nilai Z-score
f. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas
Luas
Luas
Luas
Luas
Luas
107
g. Mencari frekuensi yang diharapkan ( )
Kelas
bats
kelas
Z batas
kelas
lus Z
tabel
51,5 -2,043
52-56 162 54 8748 0,0528 1,584 3 1,26582
56,5 -1,448
57-61 236 59 13924 0,1242 3,726 4 0,02015
61,5 -0,853
62-66 320 64 20480 0,1997 5,991 5 0,16393
66,5 -0,258
67-71 345 69 23805 0,2357 7,071 5 0,60657
71,5 0,3373
72-76 444 74 32856 0,1907 5,721 6 0,01361
76,5
77-81 553 79 43687 0,1132 3,396 7 3,82474
81,5 1,5276
Jumlah 2060 399 143500 30
5,90592
Mencari chi-kuadrat hitung ( x 2 hitung )
∑
108
Nilai untuk dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 =
3 pada tabel chi-kuadrat didapat = 7,92
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika
, artinya Data Berdistribusi Normal
Dari perhitungan didapat:
Jadi,
, artinya Data Berdistribusi Normal
109
Lampiran 16.
Analisis Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen
Data skor pretest siswa kelas eksperimen
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 12
11 28
21 40
2 16
12 32
22 40
3 16
13 32
23 40
4 20
14 32
24 40
5 20
15 32
25 44
6 20
16 32
26 44
7 20
17 36
27 44
8 24
18 36
28 44
9 24
19 40
29 44
10 28
20 40
30 44
Skor Terbesar = 44
Skor Terkecil = 12
Reantang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 44 – 12
= 32
Banyak Kelas (BK) =
=
= 1 + 4,85
= 5,85 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai
12-17 3 14,5 43,5 210,25 630,5
18-23 4 20,5 82 420,25 1682,25
24-29 4 26,5 106 702,25 2810,25
110
30-35 5 32,5 162,5 1056,25 6009,5
36-41 8 38,5 308 1482,25 1185,25
42-47 6 44,5 67 1980,25 1264,25
Jumlah 30 177 969 5850,5 34142
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( ), median ( ), modus ( ), dan standar deviasi ( ) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( )
b. Median ( )
Nilai median ditentukan dengan rumus statistic beikut ini,
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 38,5
= panjang kelas = 6
= banyaknya data = 30
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+4+5=21
= nilai frekuensi kelas median = 8
Berdasarkan data terbesut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
c. Modus ( )
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 38,5
= panjang kelas = 6
111
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya= 8-5 = 3
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya= 8-6 = 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
√ ∑
∑
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
11,5 17,5 23,5 29,5 35,5 41.,5 46,5
b. Mencari nilai Z-score
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas
Luas
Luas
Luas
Luas
112
Luas
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( )
Kelas
bats
kelas
Z batas
kelas
lus Z
tabel
11,5 -2,101
12-17 43,5 14,5 630,5 0,0502 1,506 3 1,482
17,5 -1,495
18-23 82 20,5 1681 0,1186 3,558 4 0,0549
23,5 -0,889
24-29 106 26,5 2809 0,203 6,09 4 0,7172
29,5 -0,283
30-35 162,5 32,5 5281 0,2358 7,074 5 0,608
35,5 0,323
36-41 308 38,5 11858 0,1983 5,949 8 0,7071
41,5 0,929
42-47 267 44,5 11882 0,0998 2,994 6 3,018
46,5 1,434
Jumlah 969 180 34142 30
6,5875
Mencari chi-kuadrat hitung ( x 2 hitung )
∑
113
Nilai untuk dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 =
3 pada tabel chi-kuadrat didapat = 7,92
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika
, artinya Data Berdistribusi Normal
Dari perhitungan didapat:
Jadi,
, artinya Data Berdistribusi Normal
114
Lampiran 17.
Analisis Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen
Data skor posttest siswa kelas eksperimen
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 60
11 76
21 88
2 64
12 80
22 88
3 64
13 80
23 88
4 68
14 80
24 92
5 68
15 80
25 92
6 68
16 80
26 92
7 68
17 80
27 92
8 72
18 84
28 92
9 72
19 84
29 92
10 76
20 84
30 92
Skor Terbesar = 92
Skor Terkecil = 60
Reantang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 92 – 60
= 32
Banyak Kelas (BK) =
=
= 1 + 4,85
= 5,85 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai
60-65 3 62,5 187,5 3906 11718,75
115
66-71 4 68,5 274 4692 17869
72-77 4 74,5 298 5550 22201
78-83 6 80,5 483 6480 38881,5
84-89 6 86,5 519 7482 44893,5
90-95 7 92,5 647,5 8556 59893,75
Jumlah 30 465 2409 36668 196357,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( ), median ( ), modus ( ), dan standar deviasi ( ) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( )
b. Median ( )
Nilai median ditentukan dengan rumus statistic beikut ini,
(
)
Dimana:
= batas bawah kelas median = 92,5
= panjang kelas = 5
= banyaknya data = 30
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3+4+4+6+6=23
= nilai frekuensi kelas median = 7
Berdasarkan data terbesut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
c. Modus ( )
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
(
)
Dimana:
116
= batas bawah kelas median = 92,5
= panjang kelas = 5
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya= 7-6 = 1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya= 7-0 = 7
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut,
(
)
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
√ ∑
∑
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89.,5 95,5
b. Mencari nilai Z-score
c. Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas:
Luas
Luas
Luas
117
Luas
Luas
Luas
d. Mencari frekuensi yang diharapkan ( )
Kelas
bats
kelas
Z batas
kelas
lus Z
tabel
59,5 -2,075
60-65 187,5 62,5 11718,75 0,0506 1,506 3 1,44685
65,5 -1,476
66-71 274 68,5 18769 0,12 3,558 4 0,04444
71,5 -0,878
72-77 298 74,5 22201 0,2003 6,09 4 0,67167
77,5 -0,279
78-83 483 80,5 38881,5 0,2358 7,074 6 0,16306
83,5 0,3192
84-89 519 86,5 44893,5 0,1957 5,949 6 0,00283
89,5 0,9177
90-95 647,5 92,5 59893,75 0,1145 2,994 7 3,69992
95,5 1,5161
Jumlah 2409 465 196357,5 30
6,13989
Mencari chi-kuadrat hitung ( x 2 hitung )
∑
118
Nilai untuk dan derajat kebebasan (dk) = k – 3 = 6 – 3 =
3 pada tabel chi-kuadrat didapat = 7,92
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika
, artinya Data Berdistribusi Normal
Dari perhitungan didapat:
Jadi,
, artinya Data Berdistribusi Normal
119
Lampiran 18.
Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest dan posttest
digunakan uji Bartlett berdasarkan ruus berikut ini:
⌊ (∑ )⌋
Keterangan:
= Varians tiap kelompok data
dk = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Bartlett = ( ) ∑
= Varians gabungan =
= ∑
∑
Kriteria yang digunakan dalam uji Bartlett adalah:
- Jika
, maka data memiliki varians yang homogen
- Jika
, maka data memiliki varians yang tidak homogen
A. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji Bartlett sebagai
berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap
kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel control = 30
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut,
Sampel db = n
– 1
Log
db . Log
db .
Eksperimen =
30 29 1,991348 57,7491 2842,8
Kontrol = 30 29 1,815593 52,6522 1896,667
58 165,652 110,4013 4739,467
120
3. Menghitung Varians Gabungan
=
∑
∑
4. Menghitung log dari varian gabungan
5. Menghitung nilai Bartlett
( ) ∑
6. Menghitung nilai
⌊ (∑ )⌋
110,9135 – 110,4013)
7. Menentukan nilai titik kritis
untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan
Maka didapat
Dari perhitungan didapat:
Ternyata,
1,280 < 3,9525, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
B. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians uji Bartlett sebagai
berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varian tiap
kelompok
Jumlah sampel eksperimen = 30
Jumlah sampel control = 30
2. Membuat tabel bantu sebagai berikut,
121
Sampel db = n
– 1
Log
db . Log
db .
Eksperimen =
30 29 101,6214 2,002211 58,06411 2914,8
Kontrol = 30 29 71,6858 1,848649 53,61082 2046,667
58 173,3072 111,6749 4961,467
3. Menghitung Varians Gabungan
=
∑
∑
4. Menghitung log dari varian gabungan
5. Menghitung nilai Bartlett
( ) ∑
6. Menghitung nilai
⌊ (∑ )⌋
113,177 – 111,6749)
7. Menentukan nilai titik kritis
untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan
Maka didapat
Dari perhitungan didapat:
Ternyata,
0,9128 < 3,9525, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang homogeny
122
Lampiran 19.
UJI NORMAL GAIN
Kontrol
No Pretest Posstest N-Gain Kategori
1 28 76 0.67 sedang
2 20 72 0.65 sedang
3 24 80 0.74 tinggi
4 44 72 0.50 sedang
5 32 64 0.47 sedang
6 24 60 0.47 sedang
7 24 80 0.74 tinggi
8 28 76 0.67 sedang
9 28 64 0.50 sedang
10 32 56 0.35 sedang
11 44 80 0.64 sedang
12 36 76 0.63 sedang
13 36 80 0.69 sedang
14 32 80 0.71 tinggi
15 32 60 0.41 sedang
16 32 52 0.29 rendah
17 44 80 0.64 sedang
18 44 56 0.21 rendah
19 28 80 0.72 tinggi
20 24 72 0.63 sedang
21 36 64 0.44 sedang
22 40 60 0.33 sedang
23 40 76 0.60 sedang
24 44 60 0.29 rendah
25 44 64 0.36 sedang
26 44 76 0.57 sedang
27 16 72 0.67 sedang
28 28 64 0.50 sedang
29 24 76 0.68 sedang
30 32 68 0.53 sedang
Skor Terbesar = 0,74
Skor Terkecil = 0,21
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
123
= 0,74 – 0,21
= 0,53
Banyak Kelas (BK) =
=
= 1 + 4,85
= 5,85 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai Nilai
Tengah
(
0,20-0,29 3 0,245 0,735 0,18008
0,30-0,39 3 0,345 1,035 0,35708
0,40-0,49 4 0,445 1,78 0,7921
0,50-0,59 5 0,545 2,725 1,48513
0,60-0,69 10 0,645 6,45 4,16025
0,70-0,79 5 0,745 3,725 2,77513
Jumlah ( ) 30 2,97 16,45 9,74975
a. Rata-rata ( )
(termasuk kategori sedang)
b. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
√ ∑
∑
∑
∑ √
Varian (
124
Lampiran 20.
UJI NORMAL GAIN
Eksperimen
No Pretest Posstest N-Gain Kategori
1 28 76 0.67 sedang
2 20 72 0.65 sedang
3 24 80 0.74 tinggi
4 44 72 0.50 sedang
5 32 64 0.47 sedang
6 24 60 0.47 sedang
7 24 80 0.74 tinggi
8 28 76 0.67 sedang
9 28 64 0.50 sedang
10 32 56 0.35 sedang
11 44 80 0.64 sedang
12 36 76 0.63 sedang
13 36 80 0.69 sedang
14 32 80 0.71 tinggi
15 32 60 0.41 sedang
16 32 52 0.29 rendah
17 44 80 0.64 sedang
18 44 56 0.21 rendah
19 28 80 0.72 tinggi
20 24 72 0.63 sedang
21 36 64 0.44 sedang
22 40 60 0.33 sedang
23 40 76 0.60 sedang
24 44 60 0.29 rendah
25 44 64 0.36 sedang
26 44 76 0.57 sedang
27 16 72 0.67 sedang
28 28 64 0.50 sedang
29 24 76 0.68 sedang
30 32 68 0.53 sedang
Skor Terbesar = 0,88
Skor Terkecil = 0,44
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
125
= 0,88 – 0,44
= 0,44
Banyak Kelas (BK) =
=
= 1 + 4,85
= 5,85 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
Nilai Nilai
Tengah
(
0,31-0,40 0 0,355 0 0
0,41-0,50 5 0,455 2,275 1,03513
0,51-0,60 4 0,555 2,22 1,2321
0,61-0,70 1 0,655 0,655 0,42903
0,71-0,80 11 0,755 8,305 6,27028
0,81-0,90 9 0,855 7,695 6,57923
Jumlah ( ) 30 3,63 21,15 15,5458
c. Rata-rata ( )
(termasuk kategori tinggi)
d. Simpangan Standar (Standar Deviasi)
√ ∑
∑
∑
∑ √
Varian (
126
Lampiran 21.
Uji-t
√
Dimana:
√
√
Sehingga:
√
untuk (dk) = dengan didapat
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa sebesar
4,2 dan . Ternyata memenuhi kriteria pengujian
atau 2,093 < 4,2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain
kelompok kontrol.