Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi,

66
 Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository © 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH MANAJEMEN MODAL K ERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK BERASTAGI OLEH : NAMA : RELANI NOVERITA SIANTURI NIM : 020503044 DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2008

description

skripsi

Transcript of Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi,

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS EKONOMI

    MEDAN

    SKRIPSI

    PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP

    PROFITABILITAS PADA HOTEL INTERNASIONAL SIBAYAK

    BERASTAGI

    OLEH :

    NAMA : RELANI NOVERITA SIANTURI

    NIM : 020503044

    DEPARTEMEN : AKUNTANSI

    Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi

    2008

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

    Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Hotel

    Internasional Sibayak Berastagi

    Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,

    dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi

    level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

    Sumatera Utara.

    Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,

    benar apa adanya. Dan bila kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya

    bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

    Medan, 3 Juni 2008 Yang Membuat Pernyataan

    Relani Noverita Sianturi NIM: 020503044

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk

    setiap kasih, penyertaan dan kebaikanNya yang memampukan penulis untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

    Medan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari

    segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

    penulis menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan,

    serta dukungan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

    ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi

    dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc. Ak., selaku Sekretaris

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

    membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses

    penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji

    I dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji II.

    5. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak. selaku Dosen Wali dan seluruh staf

    pengajar serta seluruh staf administrasi dan perpustakaan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    6. Bapak Pimpinan dan seluruh staf Hotel Internasional Sibayak Berastagi,

    terutama Ibu Hidayati dan Bapak Ricko yang telah banyak membantu penulis

    terutama dalam penyediaan data.

    7. Yang terkasih kedua orangtua saya M.T. Sianturi dan E. br. Munthe, untuk

    semua kasih sayang, pengertian, perhatian dan dukungan serta doa-doanya

    bagi penulis. Juga buat abang Hotma, Tamen, kakak Selly, Rusti, dan eda

    Lastri serta keponakan-keponakan saya Tashya dan Hani, atas semua

    dukungan, penghiburan dan perhatiannya.

    8. Teman-teman KTB (Bang Roland, Ervina, Yenny), adik-adik kelompok kecil

    YANG LIU (Delvi, Siskha, Tika, Fani) yang selalu mendukung dan memberi

    banyak bantuan dalam berbagai wujud.

    9. Teman-teman di departemen akuntansi stambuk 02 Sri, Bona, Eva, Yanti,

    Desy, Ellys, Ana. Juga teman-teman dari departemen dan stambuk lain

    KJimel, KSusan Sinaga, KBeatrix, Eva Nirwana, Honey, Bernadetha,

    Korry, Nita, Roy, Bono, Fanny, Ekha, Nova, Juni dan lain-lain yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    10. Saudara-saudara di KMK UP Fakultas Ekonomi, yang telah menjadi keluarga

    dan lingkungan tempatku bertumbuh. Tuhan kiranya yang membalas setiap

    kebaikan yang telah kalian berikan bagiku.

    11. Seluruh teman di tempat tinggalku, Terompet 3, Terompet 11 dan Terompet

    52, serta teman-teman lain yang jauh dariku namun tetap mengingatku dan

    mendukungku.

    12. Untuk semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu

    persatu.

    Medan, 3 Juni 2008 Penulis Relani Noverita Sianturi NIM: 020503044

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    ABSTRAK

    Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Manajemen modal kerja adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh manajemen modal kerja yang meliputi rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran modal kerja terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan modal kerja, dan juga sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan. Jenis penelitian ini berbentuk asosiatif kuantitatif dengan teknik analisis menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran modal kerja terhadap variabel terikat yaitu ROI. Pengerjaan model regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS 12. Data yang dianalisis adalah neraca dan laporan laba rugi per bulan Hotel Internasional Sibayak Berastagi kurun waktu 2004-2006, sehingga jumlah sampel adalah 36 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio lancar, rasio cepat, dan rasio perputaran modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan ROI, namun tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap ROI. Nilai R Square sebesar 0,034 berarti variabel-variabel bebas hanya mampu memberikan penjelasan/pengaruh sebesar 3,4 % terhadap variabel terikat. Kata Kunci: rasio lancar, rasio cepat, rasio perputaran modal kerja, ROI

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    ABSTRACT Working capital is an important thing for the company to run its business. Working capital management is one factor that can influence the profitability. This research aims to know how and how big is the influence of working capital management include current ratio, quick ratio, and working capital turnover ratio towards profitability (ROI) of the company. Besides, hope this research can give contribution for managements that related with working capital, and can be the reference for next research. The type of this research is comparative associative and the analytical technic is using multiple regression model. Multiple regression model is used to find how is the influence of the independent variables include current ratio, quick ratio, and working capital turnover ratio towards ROI as dependent variable. This multiple regression model is run with SPSS 12 program computer application. The analyzed datas are monthly Balance Sheets and Income Statements of Sibayak Berastagi International Hotel from 2004-2006, so there are 36 months as the samples. The results of this research is that current ratio, quick ratio, and working capital turnover ratio have current relation with ROI, but dont have strong influence towards ROI. The R Square value is 0.034 means the independent variables can influence the dependent variable for only 3.4 %. Key words: current ratio, quick ratio, working capital turnover ratio, ROI

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PERNYATAAN...i

    KATA PENGANTARii

    ABSTRAK......v

    ABSTRACT...vi

    DAFTAR ISI.vii

    DAFTAR TABEL.......x

    DAFTAR GAMBAR.xi

    DAFTAR LAMPIRAN....xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.1

    B. Batasan dan Perumusan Masalah...4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..5

    D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis..6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Laporan Keuangan.7

    1. Pengertian Laporan Keuangan...7

    2. Tujuan Laporan Keuangan.8

    3. Jenis-jenis Laporan Keuangan...8

    B. Modal Kerja.18

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    1. Pengertian Modal Kerja...18

    2. Jenis-jenis Modal Kerja22

    3. Sumber Modal Kerja23

    C. Manajemen Modal Kerja..24

    D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja31

    E. Profitabilitas Perusahaan..33

    F. Pengaruh Manajemen Modal Kerja

    terhadap Profitabilitas Perusahaan...34

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian.36

    B. Jenis dan Sumber Data.36

    C. Teknik Pengumpulan Data...36

    D. Teknik Analisis dan Evaluasi ......37

    E. Jadwal dan Lokasi Penelitian...38

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian.39

    1. Sejarah Singkat Perusahaan.39

    2. Struktur Organisasi Perusahaan...41

    3. Laporan Keuangan Perusahaan42

    B. Hasil Analisis Penelitian..49

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan..59

    B. Saran.61

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    Tabel 1.1 Perbandingan antara rasio modal kerja

    dengan kemampuan memperoleh laba Hotel

    Internasional Sibayak Berastagi 3

    Tabel 2.1 Contoh neraca PT ABC 21

    Tabel 2.2 Contoh neraca PT XYZ 21

    Tabel 4.1a Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari

    tahun 2004 43

    Tabel 4.1b Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam

    Lestari tahun 2004 44

    Tabel 4.2a Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari

    tahun 2005 45

    Tabel 4.2b Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam

    Lestari tahun 2005 46

    Tabel 4.3a Ringkasan Neraca PT Indah Alam Lestari

    tahun 2006 47

    Tabel 4.3b Ringkasan Laporan Laba Rugi PT Indah Alam

    Lestari tahun 2006 48

    Tabel 4.4 Descriptive Statistics 49

    Tabel 4.5 Pedoman untuk memberikan interpretasi

    koefisien korelasi 50

    Tabel 4.6 Correlations 51

    Tabel 4.7 Variables Entered/Removed 53

    Tabel 4.8 Model Summary 54

    Tabel 4.9 Tabel ANOVA 55

    Tabel 4.10 Coefficients 56

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Judul Halaman

    Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 6

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan

    (profit). Selanjutnya tujuan ini dikembangkan yaitu untuk perkembangan dan

    kelangsungan hidup perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut,

    perusahaan biasanya melakukan aktivitas/operasi. Dengan melakukan aktivitas

    tersebut diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang digunakan

    untuk kelangsungan hidup dan pengembangan kegiatan operasional perusahaan.

    Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan dana untuk operasi

    sehari-hari. Dana yang diperlukan tersebut dapat berupa uang kas atau setara kas

    yang akan digunakan sebagai modal kerja. Modal kerja ini dapat digunakan untuk

    membelanjai operasi sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku untuk

    memproduksi barang yang kemudian akan dijual. Selain itu juga untuk biaya-

    biaya lain yang dikeluarkan sampai produk tersebut terjual sehingga menimbulkan

    pendapatan demi memperoleh keuntungan.

    Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu modal kerja ini

    perlu dijaga sehingga dapat menjamin kontinuitas perusahaan. Pengelolaan modal

    kerja mencakup kebijakan modal kerja. Modal kerja yang dikelola dengan baik

    diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Untuk mengelola

    modal kerja dibutuhkan analisis untuk mengetahui posisi modal kerja yang tepat

    demi menghasilkan keuntungan yang maksimal.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen modal

    kerja. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kamel (2004), rasio yang

    digunakan adalah rasio pembelanjaan modal kerja, perubahan rasio lancar,

    perubahan tingkat perputaran modal kerja, dan perubahan rasio jumlah aktiva

    lancar terhadap aktiva tetap. Melalui pengujian hipotesis secara individual dengan

    sistem uji statistik dari penelitian tersebut ditemukan bahwa tingkat perputaran

    modal kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan

    untuk memperoleh laba.

    Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2006), yang

    menggunakan rasio receivable turnover, working capital turnover, dan current

    ratio. Diantara rasio-rasio tersebut, hasil penelitian menunjukkan, hanya rasio

    working capital turnover dan receivables turnover yang memiliki hubungan yang

    positif dan signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba perusahaan.

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan Hotel Resort dengan status

    hotel berbintang 4 yang terletak di Dataran Tinggi Karo dan berada di bawah

    naungan PT Indah Alam Lestari yang berpusat di Medan. Hotel ini memiliki

    banyak fasilitas untuk kenyamanan tamu dengan kegiatan utama yaitu pengadaan

    fasilitas akomodasi, food and beverage, serta bagian-bagian operasi lainnya

    seperti hiburan, rekreasi, olahraga, ruang pertemuan dan beberapa fasilitas lain.

    Dalam kegiatan tersebut perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai

    operasi sehari-hari, yang hasilnya diharapkan akan memberi keuntungan.

    Modal kerja yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan

    perusahaan tersebut. Jumlah modal kerja harus mencukupi untuk operasional

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    perusahaan sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan selama operasinya.

    Pengelolaan modal kerja akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan.

    Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh

    perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangkan dengan beban pokok penjualan

    dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Jadi

    dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan

    perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Hal inilah yang

    menjadi alasan perlunya menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap

    kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitabilitas).

    Tabel 1.1 Perbandingan antara rasio modal kerja dengan kemampuan memperoleh

    laba Hotel Internasional Sibayak Berastagi Periode Keterangan

    X1 X2 X3 Y Des 2004 73,84% 59,165% -1,0099% -0,00325%

    Des 2005 83,888% 64,46% -1,6046% -1,6999%

    Des 2006 150,74% 134,935% 0,4729% -2,726%

    Sumber: Laporan Keuangan Hotel Internasional Sibayak Berastagi, diolah

    Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada priode Desember 2004-

    2005 current ratio dan quick ratio mengalami kenaikan. Pada periode yang sama

    rasio profitabilitas (ROI) juga mengalami kenaikan. Pada periode Desember 2005-

    2006 current ratio dan quick ratio mengalami kenaikan sementara ROI

    mengalami penurunan. Pergerakan yang sama juga dialami oleh rasio perputaran

    modal kerja (working capital turnover) dimana pada periode Desember 2004-

    2005 rasio ini mengalami kenaikan, sedangkan pada periode Desember 2005-2006

    rasio ini mengalami penurunan.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Dengan melihat hubungan rasio-rasio modal kerja yang mencakup current

    ratio, quick ratio, dan working capital turnover terhadap kemampuan

    memperoleh laba perusahaan (ROI) pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi

    maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh manajemen modal kerja

    terhadap profitabilitas dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Manajemen

    Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak

    Berastagi.

    B. Batasan dan Perumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah sebelumnya, dapat diketahui

    bahwa ada beberapa rasio yang dapat digunakan dalam manajemen modal kerja

    yaitu mencakup rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang, perputaran

    persediaan, tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi perusahaan,

    perputaran modal kerja, dan perputaran aktiva lancar. Namun karena keterbatasan

    waktu, tenaga dan dana maka penulis membatasi variabel independen (rasio) yang

    digunakan yaitu: rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja. Sedangkan

    untuk variabel terikat dibatasi pada kemampuan memperoleh laba yang diukur

    melalui return on investment (ROI).

    2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan masalah sebelumnya

    maka penulis membuat perumusan masalah Bagaimana pengaruh variabel-

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    variabel: rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja terhadap

    profitabilitas pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya

    pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas.

    Manfaat penelitian ini adalah:

    1. Bagi penulis, menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh

    manajemen modal kerja terhadap profitabilitas.

    2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    untuk bahan pertimbangan bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan

    modal kerja.

    3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang akan

    melakukan penelitian yang sejenis.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

    1. Kerangka Konseptual

    Gambar 1.1 Kerangka konseptual

    2. Hipotesis

    Hipotesis yang dikemukakan berdasarkan perumusan masalah adalah: rasio lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROI) perusahaan Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi

    Harta Lancar Hutang Lancar

    Modal kerja: Rasio lancar Rasio cepat Perputaran modal kerja

    Profitabilitas

    Variabel independen

    Variabel dependen

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Laporan Keuangan

    1. Pengertian Laporan Keuangan

    Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berisi informasi tentang

    posisi keuangan perusahaan tersebut pada saat tertentu, kinerja dan perubahan

    dalam posisi keuangan perusahaan tersebut yang dimanfaatkan oleh para pemakai

    laporan keuangan untuk memberi penilaian dan mengambil keputusan yang

    berhubungan dengan perusahaan. Sundjaja dan Barlian (2002: 68) menyebutkan

    bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari

    proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data

    keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

    data-data/aktivitas tersebut. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan, maka

    dapat diketahui bagaimana keadaan perusahaan tersebut.

    Pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan biasanya dapat

    diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Pihak

    internal merupakan pihak pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh

    terhadap kegiatan internal perusahaan. Sementara pihak eksternal merupakan

    pihak pengambil keputusan yang tidak secara langsung berpengaruh terhadap

    kegiatan internal perusahaan, tetapi berkaitan dengan hubungan mereka dengan

    perusahaan.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    2. Tujuan Laporan Keuangan

    Laporan keuangan disusun untuk menggambarkan posisi keuangan

    perusahaan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Penyajian

    laporan keuangan oleh perusahaan dimaksudkan untuk memberikan informasi

    kuantitatif tentang perusahaan pada suatu periode bagi berbagai pihak, dimana

    masing-masing pihak mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut.

    Karena adanya kepentingan yang berbeda-beda terhadap perusahaan dari masing-

    masing pihak tersebut, maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa

    agar dapat memenuhi kebutuhan dari berbagai pihak yang bersangkutan.

    Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

    (PSAK) No.1 (2007: 1.2) menyebutkan bahwa:

    Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (a) aset; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (e) arus kas.

    3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

    Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen sebagai

    berikut:

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    a. Neraca

    Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi tentang posisi

    keuangan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva dan kewajiban serta

    modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan tersebut pada saat tertentu.

    Neraca menurut Djarwanto (2004: 20) adalah suatu laporan yang sistematis

    tentang aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity) dari

    suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Purba (2002: 36) mengemukakan bahwa

    neraca menggambarkan posisi keuangan (financial position) sebuah perusahaan

    pada saat tertentu biasanya per 31 Desember setiap tahun. Neraca juga

    menggambarkan total investasi (total investment) dan total pembelanjaan (total

    financing) pada saat tertentu. Dimana total investasi itu disebut aktiva (assets)

    yang letaknya pada sisi kiri dan total pembelanjaan itu disebut pasiva (liabilities

    and equity) pada sisi kanan.

    Sundjaja dan Barlian (2002: 69) menyebutkan bahwa neraca (balance sheet)

    adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu

    saat tertentu. Sementara menurut Stice dan Skousen (2004: 136) yang dikutip

    dari Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) aktiva merupakan

    kemungkinan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau

    dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di

    masa lalu.

    Dari beberapa pengertian neraca tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

    neraca terdiri dari tiga bagian pokok yaitu sebagai berikut:

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    1. Aktiva

    Aktiva (aset) adalah sumber ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh

    suatu perusahaan. Aktiva disebut juga sebagai harta yang dimiliki perusahaan

    yang berperan dalam operasi perusahaan. Menurut Djarwanto (2004: 20) aktiva

    merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Dimana aktiva ini dapat

    berupa kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan

    tersebut. Djarwanto juga menjelaskan bahwa harta kekayaan tersebut harus

    dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan

    lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

    Secara garis besar, aktiva dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

    aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut Purba (2002: 37) aktiva lancar

    adalah kas atau yang dapat diubah menjadi dalam waktu kurang dari tahun. Hal

    ini juga berarti aktiva mempunyai perputaran kurang dari satu tahun. Sementara

    Djarwanto (2004: 25) mengemukakan bahwa aktiva lancar mencakup uang kas,

    aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang dapat diharapkan dapat direalisir

    menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumir selama jangka waktu yang normal

    (biasanya satu tahun).

    Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 1.7) mengemukakan bahwa suatu aktiva

    (aset) diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva itu:

    a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau

    b) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca; atau

    c) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori tersebut diklasifikasikan sebagai

    aktiva tidak lancar. Purba (2002: 39) mendefinisikan bahwa aktiva tidak lancar

    (aktiva tetap) adalah aktiva yang berumur lebih dari satu tahun buku. Aktiva ini

    merupakan aktiva jangka panjang. Purba juga menjelaskan karakteristik dari

    aktiva tetap yaitu sebagai berikut:

    a. Berumur lebih dari satu tahun b. Nilai bukunya (book value) terus berkurang melalui penyusutan

    (depreciation) c. Memiliki nilai sisa d. Aktiva yang menghasilkan.

    2. Kewajiban

    Kewajiban atau disebut juga hutang menunjukkan sumber modal yang berasal

    dari kreditur. Dimana pihak perusahaan wajib memenuhi tagihan yang berasal dari

    pihak kreditur tersebut dalam jangka waktu tertentu. Hutang adalah kewajiban

    perusahaan untuk membayar kas, pemindahan aset lain atau memberikan jasa-jasa

    kepada orang lain. Djarwanto (2004: 34) mendefinisikan kewajiban atau hutang

    adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang

    atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Berdasarkan jangka

    waktu pengembalian atau pelunasannya, Djarwanto mengelompokkan hutang

    menjadi hutang jangka pendek (current liabilities) dan hutang jangka panjang

    (noncurrent liabilities).

    Stice dan Skousen (2004: 136) seperti yang dikutip dari SFAC mendefinisikan

    bahwa kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di

    masa depan yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk

    mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain pada masa yang

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    akan datang sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu. Stice dan

    Skousen mengelompokkan kewajiban sebagai kewajiban lancar (kewajiban jangka

    pendek) dan kewajiban tidak lancar (kewajiban jangka panjang). Stice dan

    Skousen juga memberikan definisi dari kewajiban lancar (2004: 142) sebagai

    kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar

    atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Kewajiban

    diklasifikasikan sebagai lancar jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar

    dalam waktu dua belas bulan. Sementara kewajiban yang tidak diharapkan akan

    dibayar dalam waktu dua belas bulan (atau dalam satu siklus operasi yang

    melebihi dua belas bulan) diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar (2004:

    144).

    Kewajiban atau hutang jangka pendek menurut Djarwanto (2004: 34)

    merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalan

    jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang semenjak neraca

    disusun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang

    berjalan. Sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan

    kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun

    (2004: 36).

    Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 1.8) mengemukakan bahwa suatu kewajiban

    diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar jika:

    a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

    perusahaan; atau

    b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

    panjang.

    3. Ekuitas Pemilik

    Ekuitas pemilik atau modal sendiri merupakan dana yang bersumber dari

    pemilik perusahaan. Stice dan Skousen (2004: 136) mengemukakan definisi

    ekuitas pemilik yang dikutip dari SFAC yaitu sisa kepemilikan atas aktiva dari

    suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah

    perusahaan, modal mencerminkan bagian kepemilikan.

    Metode untuk melaporkan ekuitas pemilik bervariasi sesuai dengan bentuk

    usahanya. Pada perusahaan perseorangan, ekuitas pemilik biasanya disajikan pada

    sebuah akun modal tunggal yang merupakan hasil akumulasi dari investasi

    pemilik, penarikan oleh pemilik, dan laba atau rugi masa lalu. Pada perusahaan

    persekutuan, akun modal dibentuk untuk masing-masing sekutu (partner). Pada

    perusahaan perseroan, modal atau ekuitas dibagi dalam:

    a. Contributed Capital (modal kontribusi) atau paid-in-capital (modal

    disetor) yaitu ekuitas yang berasal dari investasi pemegang saham.

    b. Retained Earnings (saldo laba atau laba ditahan) yaitu ekuitas yang berasal

    dari laba.

    b. Laporan Laba Rugi

    Setiap jangka waktu tertentu, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha

    perusahaannya yang dituangkan dalam suatu laporan laba rugi. Besarnya laba atau

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    rugi yang diperoleh perusahaan dapat diketahui dari hasil membandingkan

    penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu.

    Laporan laba rugi merupakan laporan yang menandingkan antara pendapatan

    dan beban. Dari hasil penandingan tersebut akan didapatkan kelebihan dari salah

    satu sisi. Jika terjadi kelebihan dari sisi pendapatan dibandingkan beban, maka

    kelebihan tersebut dinamakan laba bersih (net income/net profit). Sementara jika

    terjadi kelebihan dari sisi beban dibandingkan dengan pendapatan,maka kelebihan

    tersebut dinamakan rugi bersih (net loss). Penandingan antara pendapatan dengan

    beban tersebut dilakukan dalam satu periode akuntansi.

    Informasi mengenai kinerja terutama disajikan dalam laporan laba rugi.

    Menurut Sundjaja dan Barlian (2002: 69) laporan laba rugi (income statement)

    adalah laporan mengenai penghasilan (revenue), biaya (expense), laba/rugi yang

    diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Purba (2002:48)

    mengemukakan bahwa laporan laba rugi menggambarkan jumlah penerimaan,

    biaya dan laba yang dapat direalisasi sebuah perusahaan selama satu periode

    tertentu biasanya dalam satu tahun.

    Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai

    unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian yang wajar. Menurut IAI

    (2007: 1.10) laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

    a) pendapatan; b) laba rugi usaha; c) beban pinjaman; d) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang

    diperlakukan menggunakan metode ekuitas; e) beban pajak; f) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan; g) pos luar biasa;

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    h) hak minoritas; dan i) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

    Djarwanto (2004: 47) menyebutkan bahwa data laporan laba-rugi dapat

    disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau dalam bentuk laporan

    (report form) . Dalam bentuk rekening, biaya-biaya dan kerugian dikelompokkan

    di sebelah kiri, sedangkan penghasilan-penghasilan ditempatkan di sebelah kanan,

    sementara saldonya menunjukkan laba atau rugi. Dalam bentuk laporan, data

    penghasilan dan biaya tersebut disusun secara vertikal. Dalam bentuk laporan,

    terdapat lagi dua bentuk penyusunan laporan laba-rugi yaitu langkah tunggal

    (single step) dan langkah bertahap (multiple step).

    Menurut Stice dan Skousen (2004: 236-237) dalam bentuk single-step,

    semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi ditempatkan pada

    bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan seluruh beban dan kerugian yang

    termasuk kategori operasi. Selisih antara total pendapatan dan keuntungan

    dengan total beban dan kerugian akan menghasilkan laba operasi dimana jika

    tidak ada pos tidak biasa dan luar biasa, maka selisih tersebut merupakan laba

    (rugi) bersih. Sedangkan dengan bentuk multiple-step, Stice dan Skousen

    menyebutkan bahwa laporan laba rugi dibagi menjadi bagian terpisah, dan

    berbagai subtotal yang dilaporkan menunjukkan perbedaan tingkat profitabilitas.

    c. Laporan Perubahan Ekuitas

    Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang memberikan informasi

    perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu tertentu. Laporan perubahan

    ekuitas akan menghasilkan perhitungan modal pemilik yang ada pada perusahaan

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    pada periode tertentu. Untuk mengetahui perubahan besarnya modal atau ekuitas

    selama suatu periode akuntansi perlu disusun laporan perubahan ekuitas ini. Di

    dalam laporan perubahan ekuitas disajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam

    ekuitas yang merupakan perubahan total dari modal selama satu periode termasuk

    laba atau rugi.

    d. Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas merupakan laporan yang memberikan informasi tentang arus

    perputaran kas. Laporan arus kas (statement of cash flow) menurut Stice dan

    Skousen (2004: 319) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash

    equivalent) dalam periode tertentu. Yang dimaksud dengan setara kas adalah

    investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.

    Dengan mengutip dari SFAC, Stice dan Skousen menyebutkan bahwa untuk dapat

    dikatakan setara kas, maka suatu unsur haruslah:

    1. Dapat segera ditukar dengan kas ketika diperlukan

    2. Sangat dekat dengan masa jatuh temponya sehingga kecil risiko terjadinya

    perubahan nilai akibat perubahan tingkat suku bunga.

    Laporan arus kas menunjukkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan

    jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu. Dari laporan

    arus kas akan terlihat kenaikan atau penurunan bersih kas perusahaan di akhir

    periode. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan

    menjadi tiga bagian utama yaitu:

    1. Aktivitas operasi

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Yang termasuk dalam aktivitas operasi menurut Stice dan Skousen (2004:

    320) adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba

    bersih. Arus kas masuk yang utama bagi kebanyakan bisnis berasal dari

    penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian jasa. Penerimaan kas

    lainnya dapat berasal dari bunga, dividen, dan pos-pos lainnya yang serupa.

    Sedangkan arus kas keluar yang terutama adalah pembayaran untuk pembelian

    persediaan, gaji, pajak, sewa, dan beban-beban yang sejenis.

    2. Aktivitas investasi

    Arus kas terutama dalam aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan

    tanah, bangunan, peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual

    kembali. Aktivitas ini juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen

    keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

    dapat terjadi secara rutin sehingga menghasilkan penerimaan dan pengeluaran kas

    namun tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas operasi bisnis.

    3. Aktivitas pendanaan

    Yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian

    dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik dan para

    kreditor. Misalnya, kas yang diperoleh dari suatu pinjaman, kas yang dihasilkan

    dari penerbitan saham, dan lain sebagainya.

    e. Catatan atas Laporan Keuangan

    Laporan keuangan dasar tidak memberikan semua informasi yang diinginkan

    para pemakainya. Karena itu, diperlukan informasi tambahan berupa catatan atas

    laporan keuangan. Melalui catatan atas laporan keuangan, para pemakai laporan

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    keuangan dapat mengetahui prosedur yang digunakan dalam pembuatan laporan

    yaitu menyangkut masalah kebijakan dan praktik akuntansi pada perusahaan.

    Selain itu juga dapat diketahui rincian dari jumlah tertentu yang dicantumkan pada

    laporan keuangan.

    B. Modal Kerja

    1. Pengertian Modal Kerja

    Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan aktivitasnya

    sehari-hari. Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada modal

    kerjanya. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi

    dalam rangka pencapaian laba yang ditargetkan. Modal kerja juga harus dijaga

    agar tidak timbul masalah selama perusahaan menjalankan aktivitasnya. Modal

    kerja tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil.

    Modal kerja dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi hutang lancar.

    Menurut Harahap (2006:288) modal kerja ini merupakan ukuran tentang

    keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek. Harahap juga memberikan

    pengertian bahwa modal kerja bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia

    untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak

    lancar. Kenaikan modal kerja dapat diakibatkan oleh oleh penurunan atau

    penjualan aktiva tidak lancar atau adanya kenaikan utang jangka panjang dan

    modal. Sebaliknya, penurunan modal kerja dapat diakibatkan adanya kenaikan

    aktiva tidak lancar atau penurunan utang jangka panjang dan modal.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Purba (2002: 125) menyebutkan bahwa modal kerja adalah sama dengan

    aktiva lancar (current assets). Dimana aktiva lancar adalah aktiva yang terdiri

    dari kas dan aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari

    satu tahun. Sementara modal kerja netto (net working capital) adalah selisih

    aktiva lancar dengan hutang lancar (current liabilities). Hutang lancar adalah

    hutang atau kewajiban yang harus dibayar atau dilunasi dalam waktu kurang dari

    satu tahun.

    Menurut Syahyunan (2004:37) modal kerja mengandung dua pengertian,

    yaitu gross working capital yang merupakan keseluruhan dari aktiva lancar, dan

    net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang

    lancar. Sehubungan dengan kedua pengertian tersebut Syahyunan

    mengemukakan beberapa konsep yaitu:

    a. Konsep kuantitatif

    b. Konsep kualitatif

    c. Konsep fungsional

    Sementara Sundjaja dan Barlian (2002:155) mendefinisikan modal kerja

    sebagai aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu

    bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha. Dengan kata lain

    modal kerja diartikan sebagai kas/bank, surat-surat berharga yang mudah

    diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang

    tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal

    perusahaan.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Secara lebih sederhana, modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar

    dengan pasiva lancar perusahaan. Dari pengertian tersebut, Sundjaja dan Barlian

    menjelaskan bahwa modal kerja bersih dapat bernilai positif ataupun negatif.

    a. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan positif jika aktiva lancar

    melebihi pasiva lancar, dimana umumnya modal kerja bersih adalah

    bagian aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang (terdiri

    dari hutang jangka panjang dan modal saham). Pasiva lancar menunjukkan

    sumber dana jangka pendek, karena itu jika aktiva lancar lebih besar dari

    pasiva lancar maka kelebihan itu dibiayai dengan dana jangka panjang.

    b. Modal kerja bersih perusahaan dikatakan negatif jika aktiva lancar lebih

    kecil dari pada pasiva lancar dan itu berarti modal kerja bersih adalah

    bagian dari aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

    Berikut ini ditunjukkan contoh modal kerja positif dan modal kerja negatif:

    Tabel 2.1 PT ABC

    NERACA 31 Desember 2006

    AKTIVA PASIVA

    Aktiva lancar 175 Pasiva lancar 100

    Aktiva tetap 125 Hutang jangka panjang 80

    Modal 120

    Jumlah 300 Jumlah 300

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Tabel 2.2 PT XYZ

    NERACA 31 Desember 2006

    AKTIVA PASIVA

    Aktiva lancar 100 Pasiva lancar 150

    Aktiva tetap 200 Hutang jangka panjang 60

    Modal 90

    Jumlah 300 Jumlah 300

    Pada neraca ABC modal kerja bersih adalah 75 yaitu 175 dikurangi 100. Ini

    merupakan modal kerja positif, dimana aktiva lancar lebih besar dari pada pasiva

    lancar sehingga modal kerja bersih dibiayai dengan hutang jangka panjang dan

    modal. Sementara pada neraca XYZ, modal kerja bersih adalah (50) yaitu 100

    dikurangi 150. Jumlah tersebut menunjukkan modal kerja negatif, dimana aktiva

    lancar lebih kecil dari pada pasiva lancar sehingga modal kerja bersih merupakan

    bagian aktiva tetap yang dibiayai dengan pasiva lancar.

    2. Jenis-jenis modal kerja

    Dalam menjalankan operasinya sehari-hari perusahaan menggunakan modal

    kerja dimana ada modal kerja yang sifatnya harus ada pada perusahaan, dan ada

    modal kerja yang sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan.

    Berdasarkan sifat tersebut jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan menjadi:

    a Modal kerja tetap/permanen (permanent working capital)

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Modal kerja ini adalah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk

    menjaga agar perusahaan dapat tetap menjalankan operasinya secara terus-

    menerus.

    Modal kerja ini dapat dibedakan lagi menjadi:

    1) Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus

    ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

    2) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang harus ada untuk

    memenuhi kebutuhan sesuai kapasitas produksi yang normal.

    b Modal kerja variabel (variable working capital)

    Modal kerja ini adalah modal kerja jumlah penggunaannya selalu

    berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Perubahan tersebut bisa disebabkan

    oleh beberapa hal, karena itu modal kerja ini dapat dibedakan lagi

    menjadi:

    1) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat

    berubah-ubah sesuai fluktuasi musiman.

    2) Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

    karena fluktuasi konjungtur.

    3) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya dapat berubah-

    ubah karena keadaan darurat yang tidak dapat diprediksikan

    sebelumnya.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    3. Sumber Modal Kerja

    Ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja.

    Purba (2002: 132) mengemukakan bahwa pembelanjaan modal kerja dapat berasal

    dari dua sumber yaitu hutang (liabilities) dan modal sendiri (net worth). Hutang

    yang dapat digunakan untuk membelanjai modal kerja dapat dibentuk dari hutang

    jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Modal sendiri yang digunakan

    untuk membelanjai modal kerja dapat berbentuk saham atau laba yang ditahan.

    Sementara Djarwanto (2004: 95-96) menyebutkan bahwa pembelanjaan

    modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:

    a. Pendapatan bersih, b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak

    lancar lainnya, d. Penjualan obligasi dan saham kontribusi dana dari pemilik, e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya, f. Kredit dari supplier atau trade creditor.

    C. Manajemen Modal Kerja

    Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja yang digunakan untuk

    membiayai aktivitas sehari-hari perusahaan. Modal kerja ini harus berada pada

    jumlah yang tepat, sehingga harus dijaga agar tidak berlebihan dan juga tidak

    kekurangan. Jika perusahaan mengalami kekurangan uang tunai/kas, maka dapat

    menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban dalam jangka

    pendek, sedangkan jika perusahaan mengalami kekurangan persediaan, dapat

    menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena tidak ada

    persediaan yang dapat dijual dan calon pembeli tidak jadi membeli ke perusahaan

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    tersebut. Sementara jika perusahaan membiayai kebutuhan modal kerja dengan

    pinjaman, maka harus direncanakan dengan matang agar tidak mengakibatkan

    berkurangnya laba yang seharusnya diperoleh ataupun menimbulkan beban di

    masa mendatang bagi perusahaan.

    Sundjaja dan Barlian (2002:154) mengemukakan alasan pentingnya

    melakukan manajemen modal kerja, yaitu:

    1. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva lancar dan seperempat dari waktu manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar).

    2. Bagi banyak perusahaan, aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi dan pinjaman yang besar. Aktiva lancar dan uhtang lancar merupakan pos yang cepat berubah.

    3. Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan menyewa, tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindarkan.

    Modal kerja merupakan determinan besar dalam kebanyakan investasi total

    perusahaan. Usaha yang dilakukan untuk mengelola tingkat investasi perusahaan

    dapat memberi pengaruh besar bagi profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.

    Keown (2000:659) menyebutkan bahwa mengelola modal kerja bisa dianggap

    mengelola likuiditas perusahaan yang pada akhirnya berakhir pada investasi

    perusahaan pada aset lancar, dan penggunaan kewajiban lancarnya. Umumnya,

    semakin besar investasi perusahaan dalam aktiva lancar, maka semakin besar pula

    likuiditasnya. Dan untuk meningkatkan likuiditasnya, perusahaan bisa

    menginvestasikan dana tambahan dalam bentuk kas atau surat berharga. Akan

    tetapi keputusan ini berkaitan dengan keseimbangan karena aktiva lancar

    mengahsilkan sedikit pengembalian atau bahkan tidak ada pengembalian. Tetapi

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    perusahaan dapat mengurangi risiko likuiditas dengan mengurangi keseluruhan

    pengembalian dalam dana yang diinvestasi atau sebaliknya.

    Manajemen modal kerja netto menurut Purba (2002: 125) adalah berkaitan

    dengan pengaturan dari berbagai bentuk aktiva lancar maupun hutang lancar.

    Artinya manajemen modal kerja netto berkaitan dengan pembuatan keputusan

    bagaimana aktiva lancar dibelanjai dengan hutang jangka pendek (short term

    debt), hutang jangka panjang (long term debt) atau modal sendiri (equity).

    Van Horne dan Wachowicz (2005: 309), menyatakan bahwa manajemen

    modal kerja adalah hal yang paling penting, jika tidak ada hal lainnya daripada

    proporsi waktu manajer keuangan yang harus didedikasikan untuk hal tersebut.

    Akan tetapi, yang paling penting adalah, pengaruh keputusan modal kerja atas

    risiko, pengembalian, dan harga saham perusahaan.

    Menurut Syahyunan (2004:36) kegiatan dalam manajemen modal kerja

    mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka

    pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk

    pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Modal kerja

    haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat membayar kewajiban

    jangka pendek tepat pada waktunya dan terhindar dari kemungkinan menghadapi

    masalah likuiditas. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja

    adalah:

    1) Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar

    sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva

    tersebut.

    2) Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva

    lancar.

    3) Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana

    dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi

    kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

    Djarwanto (2004:89) menyebutkan bahwa selain memungkinkan perusahaan

    untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan,

    modal kerja yang tersedia dalam jumlah cukup juga memiliki manfaat lain yaitu:

    1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, misalnya seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

    2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.

    3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga.

    4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.

    5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

    6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para langganan.

    7. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.

    8. Memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Dalam suatu perusahaan dapat saja terjadi kelebihan atau kekurangan modal

    kerja. Keadaan itu, baik kelebihan ataupun kekurangan modal kerja merupakan

    keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

    Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kelebihan modal kerja menurut

    Djarwanto (2004: 90) yaitu:

    1. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan.

    2. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali. 3. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk

    membayar dividen, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya.

    4. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali.

    5. Akuntansi dana sementara menunggu investasi, ekspansi dan lain-lain.

    Sementara kekurangan modal kerja seperti dikemukakan oleh Djarwanto

    dapat terjadi karena beberapa hal (2004: 90-91) yaitu:

    1. Adanya kerugian usaha. Sebab-sebab adanya kerugian usaha ialah: (a) volume penjualan yang tidak efisien relatif dibandingkan dengan harga pokok penjualan, (b) tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan dan biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali, (d) kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan, (e) biaya naik sementara penjualan malah menurun. Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja karena ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash expense) seperti beban penyusutan, deplesi dan amortisasi. Yang jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang ditahan (retained earnings).

    2. Adanya kerugian-kerugian insidentil seperti misalnya turunnya harga pasar persediaan barang, adanya pencurian, kebakaran dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.

    3. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha/ekspansi seperti misalnya perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan metode produksi baru, strategi penjualan baru dan lain sebagainya.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti misalnya membeli aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka saham).

    5. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena harapan keuangan terus membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen seperti tahun-tahun sebelumnya.

    6. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan mengeluarkan jumlah rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik barang dan aktiva tetap dan membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.

    7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sebagian pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.

    Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen modal

    kerja. Rasio-rasio ini mencakup rasio-rasio likuiditas (rasio modal kerja).

    Menurut Djarwanto (2004: 149) rasio ini terdiri dari current ratio, acid test ratio

    (quick ratio), receivables turnover, inventory turnover, tingkat tersedianya uang

    kas untuk membelanjai operasi perusahaan, working capital turnover, dan current

    assets turnover.

    1. Current ratio (rasio lancar) menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan. Rasio

    lancar diperoleh dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan utang

    jangka pendek (current liabilities).

    2. Acid test ratio (atau quick ratio atau rasio cepat) didapatkan dengan

    membandingkan kas dan aktiva lancar lainnya setelah dikurangi persediaan

    dengan utang jangka pendek. Persediaan tidak ikut diperhitungkan karena

    dianggap memerlukan waktu lama untuk direalisasi menjadi uang, dan tidak

    pasti apakah akan terjual atau tidak.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    3. Receivables turnover (tingkat perputaran piutang) dapat dihitung dengan

    membagi nilai penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata atau piutang

    akhir. Jika perputaran piutang semakin tinggi maka akan semakin baik karena

    modal kerja yang tertanam dalam piutang akan semakin rendah.

    4. Inventory turnover (tingkat perputaran persediaan) menunjukkan berapa kali

    persediaan barang dijual dan dibeli kembali selama satu periode akuntansi.

    Tingkat perputaran persediaan didapatkan dengan membagi harga pokok

    penjualan (cost of goods sold) atau nilai penjualan neto dengan persediaan

    rata-rata.

    5. Tingkat tersedianya uang kas untuk membelanjai operasi dapat ditentukan

    dengan membandingkan ongkos dan biaya operasi dengan saldo kas dan surat-

    surat berharga.

    6. Working capital turnover (tingkat perputaran modal kerja) dapat digunakan

    untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja. Perputaran modal kerja

    merupakan rasio antara penjualan dengan modal kerja.

    7. Current assets turnover (tingkat perputaran aktiva lancar) menunjukkan

    berapa kali rata-rata aktiva lancar digunakan untuk membayar ongkos dan

    biaya. Tingkat perputaran aktiva lancar dihitung dengan membagi total cost

    dan expense dengan rata-rata total aktiva lancar.

    D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

    Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya pasti membutuhkan modal

    kerja. Namun seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kebutuhan

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    modal kerja pada tiap-tiap perusahaan tidaklah sama. Penentuan jumlah modal

    kerja yang tepat harus direncanakan dengan baik karena kalau modal kerja terlalu

    banyak atau terlalu sedikit akan berakibat tidak baik bagi perusahaan bahkan

    dapat menimbulkan kerugian.

    Purba menyebutkan ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi besarnya

    jumlah modal kerja pada sebuah perusahaan (2002: 130-131) yaitu:

    1. Rencana penjualan sesuai dengan potensi pasar.

    2. Perputaran modal kerja.

    3. Kebijakan mengenai jumlah piutang, jumlah persediaan serta jumlah kas

    yang diinginkan oleh perusahaan.

    Syahyunan menjelaskan bahwa kebutuhan modal kerja dalam perusahaan

    akan dipengaruhi oleh beberapa faktor (40-41) yaitu:

    1. Volume penjualan.

    2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan.

    3. Aktivitas perusahaan.

    4. Perkembangan teknologi.

    5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.

    Menurut Djarwanto (91-92), untuk menentukan jumlah modal kerja yang

    diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisis

    yaitu:

    1. Sifat umum atau tipe perusahaan. Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadi kas relatif cepat.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    2. Waktu yang diperlukan unuk memprodusir atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit/harga beli per unit barang itu.

    3. Syarat pembelian dan penjualan. Syarat kecil pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja. Di samping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang.

    4. Tingkat perputaran persediaan. Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.

    5. Tingkat perputaran piutang. Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas.

    6. Pengaruh konjungtur (business cycle). Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah.

    7. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek. Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja.

    8. Pengaruh musim. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek.

    9. Credit rating dari perusahaan. Jumlah modal kerja perusahaan tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas, yang tergantung pada credit rating dari perusahaan.

    E. Profitabilitas Perusahaan

    Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting

    dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan

    memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka

    tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber daya

    tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi.

    Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangkan dengan

    beban pokok penjualan dan beban-beban lain. Beban-beban tersebut berasal dari

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    modal kerja. Wild (2005: 110) mendefinisikan laba sebagai pendapatan dan

    keuntungan dikurangi beban dan kerugian selama periode pelaporan.

    Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

    Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan

    kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Ukuran profitabilitas

    memiliki keunggulan dibandingkan dengan ukuran kekuatan keuangan jangka

    panjang yang lainnya. Angka profitabilitas juga dapat digunakan dalam analisis

    likuiditas jangka pendek. Rasio profitabilitas didapatkan dengan menghitung ROI

    (return on investment) yaitu dengan menbandingkan net earnings (laba bersih)

    dengan total assets (total aktiva). Atau dapat dituliskan dengan rumus:

    ROI = Laba bersih

    Total aktiva

    F. Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan

    Analisis terhadap profitabilitas adalah hal yang sangat penting dalam analisis

    laporan keuangan. Dimana tujuan utama setiap perusahaan pada umumnya adalah

    untuk memperoleh profit (keuntungan) sebagai hasil dari operasi. Analisis

    terhadap profitabilitas ini sangat penting bagi semua pengguna terutama investor

    dan kreditor. Wild (2005:110) mengemukakan bahwa Bagi investor ekuitas, laba

    merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas). Bagi

    kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran

    bunga dan pokok. Sementara itu, rasio laba operasi terhadap penjualan dan laba

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    operasi terhadap aktiva merupakan angka yang berguna dalam analisis

    profitabilitas.

    Jika perusahaan memiliki tingkat aktiva lancar yang berlebih maka

    perusahaan dapat dengan mudah merealisasi pengembalian atas investasi (ROI)

    dalam jumlah yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar

    yang terlalu sedikit juga dapat berkibat perusahaan itu mengalami kekurangan

    dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Seperti dikatakan oleh

    Wild (2005: 63) Pengembalian atas investasi modal merupakan indikator

    penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan

    ukuran ringkas dari laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk

    menilai profitabilitas.

    Analisis kinerja perusahaan membutuhkan analisis secara bersama dimana

    dengan analisis itu kita dapat menilai suatu ukuran secara relatif terhadap ukuran

    lainnya. Hubungan antara laba dengan investasi modal atau disebut pengembalian

    atas investasi (ROI) merupakan ukuran terhadap kinerja perusahaan yang telah

    diakui secara luas. Wild (2005: 62) menyebutkan bahwa Dengan ROI kita dapat

    membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.

    Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan

    relatif terhadap risiko investasi modal serta membandingkan pengembalian atas

    investasi modal dengan pengembalian investasi alternatif.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan bentuk asosiatif kuantitatif yaitu penelitian

    yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

    C. Jenis Data

    Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam

    bentuk yang sudah jadi yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti:

    1. Laporan keuangan bulanan periode 2004-2006,

    2. Sejarah singkat Hotel Internasional Sibayak Berastagi, dan

    3. Struktur organisasi Hotel Internasional Sibayak Berastagi.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam melakukan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder,

    penulis menggunakan berbagai teknik yaitu:

    1. Teknik Wawancara

    Melalui teknik pengumpulan data ini, penulis melakukan tanya jawab

    langsung dengan pihak-pihak yang terkait pada Hotel Internasional

    Sibayak Berastagi.

    2. Teknik Observasi

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap

    objek yang diteliti. Penulis melakukan observasi tersebut terhadap data

    sekunder yang diperoleh dari Hotel Internasional Sibayak Berastagi .

    E. Teknik Analisis dan Evaluasi

    1. Analisis Regresi Berganda

    Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel manajemen

    modal kerja terhadap profitabilitas adalah dengan menggunakan analisis

    regresi berganda dengan persamaan:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

    dimana:

    Y = variabel dependen yaitu profitabilitas perusahaan (ROI)

    a = konstanta

    b = koefisien regresi

    X1 = rasio lancar

    X2 = rasio cepat

    X3 = perputaran modal kerja

    e = standar error

    2. Uji t

    a) Merumuskan hipotesis

    Ho : bi = 0 (Setiap variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan

    perputaran modal kerja secara individual tidak

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu

    ROI)

    Ha : bi 0 (Setiap variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan

    perputaran modal kerja secara individual berpengaruh

    secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu ROI)

    b) Kriteria uji t yang akan dilakukan

    Ho diterima bila t hitung > t tabel ()

    Ha diterima bila t hitung < t tabel ()

    c) Menentukan besarnya t hitung dengan bantuan pengolahan data

    melalui program SPSS 12.

    d) Menarik kesimpulan dari hasil yang diteliti

    Ho diterima berarti variabel bebas (independent variable) yaitu rasio

    lancar, rasio cepat, dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh

    signifikan terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu ROI,

    sebaliknya Ha diterima berarti variabel bebas berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel terikat.

    F. Jadwal dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan oleh penulis sejak bulan Agustus 2007 bertempat di Hotel

    Internasional Sibayak Berastagi yang beralamat di Jl. Merdeka, Berastagi,

    Sumatera Utara.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Data Penelitian

    1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan hotel resort yang terletak di

    dataran tinggi Karo, dengan luas 3,6 hektare, 1400 meter di atas permukaan laut.

    Hotel Internasional Sibayak terletak di Jalan Merdeka No. 1, Berastagi.

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi merupakan usaha dari Penanaman

    Modal Dalam Negeri (PMDN), yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1990 dan

    baru diresmikan secara simbolis pada tanggal 03 Maret 1991 oleh Presiden

    Soeharto di Bali bersama beberapa hotel lainnya. Pada awal berdirinya Hotel

    Internasional Sibayak Berastagi, pengelolaan dipercayakan kepada PT

    Griyawisata Hotel Coorporation yang merupakan pengelola hotel profesional

    yang berkantor di Jalan Melawai Jakarta.

    Pada saat Griyawisata Hotel Coorporation memegang manajemen hotel ini,

    yang menjabat sebagai General Manager pertama adalah Bapak Wagiyono, yang

    merupakan General Manager pertama di Hotel Internasional Sibayak Berastagi

    selama lebih kurang satu tahun yaitu saat Soft Opening. Pada saat Grant

    Opening jabatan General Manager digantikan oleh Bapak FR. X. Hartadi.

    Pada bulan Oktober 1992 pengelola manajemen secara keseluruhan diambil

    alih oleh pihak pemilik, yaitu PT Indah Alam Lestari yang berkantor pusat di

    Jalan Gandhi No. 202, Medan. Setelah manajemen diambil alih oleh PT Indah

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Alam Lestari, maka General Manager dijabat oleh Bapak Mustika Akbar S.Sos,

    MAP sampai dengan saat ini.

    Dalam pengelolaannya, General Manager dibantu oleh Manager Operasional

    dan kepala bagian pada setiap departemen. Hotel Internasional Sibayak Berastagi

    memiliki kurang lebih 125 orang karyawan dan berkantor pusat di Medan. Di

    dalam operasionalnya Hotel Internasional Sibayak dibagi dalam beberapa

    departemen yang dikepalai oleh masing-masing kepala bagian yaitu departemen

    House Keeping, Food & Beverage, Front Office, Security, Personalia, Sales &

    Marketing, Accounting, Engineering.

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi dengan status Hotel berbintang IV

    (empat) memiliki banyak fasilitas untuk kenyamanan tamu. Adapun kelebihan

    yang dimiliki oleh Hotel Internasional Sibayak Berastagi yaitu:

    a. Tempatnya yang strategis, yaitu dekat kota.

    b. Banyak ruangan meeting.

    c. Punya swimming pool dengan air hangatnya.

    d. Air hangat/panas di kamar 24 jam.

    e. Letak kamar yang unik dengan berbagai cottage menjadi pilihan tamu-

    tamu.

    Hotel Internasional Sibayak Berastagi memiliki visi dan misi yang hendak

    dicapai. Adapun visi dan misi tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:

    a. Memberikan kualitas pelayanan yang tertinggi kepada semua pelanggan

    dengan harga yang pantas.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    b. Memberikan keuntungan untuk peningkatan standar mutu dan kinerja

    perusahaan dan laba kepada pemegang saham.

    c. Memberikan tingkat kesejahteraan yang memadai kepada seluruh staf dan

    karyawan sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan efisiensi dan standar

    pekerjaan.

    d. Seluruh anggota keluarga besar Hotel Internasional Sibayak Berastagi

    selalu memberikan yang terbaik dan berusaha meningkatkan produktivitas

    dan kinerja perusahaan dengan mengembangkan semua sumber daya

    secara efisien.

    2. Struktur Organisasi Perusahaan

    Suatu perusahaan yang baik seharusnya memiliki struktur organisasi. Struktur

    organisasi perusahaan sangat penting sebagai alat manajemen dalam pencapaian

    tujuan perusahaan. Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan maka

    semakin bertambah pulalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk

    mewujudkan tujuan perusahaan sebagaimana yang diharapkan. Dalam

    melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya pemimpin perusahaan tidak

    melakukannya sendiri, melainkan dibantu dengan adanya suatu sistem struktur

    organisasi. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan bahwa segala kegiatan

    menyangkut kepentingan perusahaan akan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

    Pada hakekatnya setiap organisasi memiliki struktur di dalamnya. Akan tetapi

    setiap perusahaan dapat memiliki struktur yang berbeda dengan organisasi

    lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh besar kecilnya suatu organisasi atau

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    ruang lingkup usahanya. Hotel Internasional Sibayak Berastagi juga memiliki

    stuktur organisasi sendiri (lihat lampiran 1). Berikut ini akan diuraikan tugas dari

    bagian-bagian setingkat manajer di Hotel Internasional Sibayak Berastagi:

    a Jabatan: General Manager, departemen: non departemen, atasan

    langsung: Dewan Direksi, bawahan langsung: Deputi General Manager.

    b Jabatan: Purchasing Manager/Assistant, departemen: Purchasing, atasan

    langsung: Director Finance/Financial Controller, bawahan langsung:

    Purchasing Officer.

    c Jabatan: Chief Accountant, departemen: Accounting, atasan langsung:

    Financial Controller, bawahan langsung: karyawan Accounting

    Department.

    3. Laporan Keuangan Perusahaan

    Laporan keuangan perusahaan secara ringkas dapat ditunjukkan pada halaman

    berikut:

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    B. Hasil Analisis Penelitian

    Descriptive Statistics

    -.003409 .017428530 361.0387706 .40563413 36

    .9133314 .38567323 36

    -.8353483 .98600037 36

    ProfitabilitasRasio lancarRasio cepatRasio Perputaranmodal kerja

    Mean Std. Deviation N

    Output 1

    Tabel 4.4

    Sumber: Lampiran 2

    Penjelasan dari analisis dengan menggunakan SPSS 12 di atas adalah sebagai

    berikut:

    1. Jumlah data (N) yang valid adalah sebanyak 36 buah yaitu jumlah bulan

    yang diteliti sebanyak 36 bulan.

    2. Nilai rata-rata (Mean) perubahan ROI (Profitabilitas) adalah -0,003409

    3. Nilai rata-rata (Mean) rasio lancar adalah 1,0387706

    4. Nilai rata-rata (Mean) rasio cepat adalah 0,9133314

    5. Nilai rata-rata (Mean) rasio perputaran modal kerja adalah -0,8353483

    6. Deviasi standar dari variabel perubahan ROI adalah 0,017428530

    7. Deviasi standar dari variabel rasio lancar adalah 0,40563413

    8. Deviasi standar dari variabel rasio cepat adalah 0,38567323

    9. Deviasi standar dari variabel rasio perputaran modal kerja adalah

    0,98600037

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Untuk memberikan interpretasi terhadap kuat atau lemahnya hubungan antara

    variabel-variabel yang dilihat dari angka koefisien korelasi, maka dapat digunakan

    pedoman seperti yang tertera pada tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00-0,199 Sangat rendah

    0,20-0,399 Rendah

    0,40-0,599 Sedang

    0,60-0,799 Kuat

    0,80-1,000 Sangat kuat

    Sumber: Sugiyono (2004: 183)

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Correlations

    1.000 .131 .062 .010.131 1.000 .824 .731.062 .824 1.000 .919

    .010 .731 .919 1.000

    . .223 .359 .476.223 . .000 .000.359 .000 . .000

    .476 .000 .000 .

    36 36 36 3636 36 36 3636 36 36 36

    36 36 36 36

    ProfitabilitasRasio lancarRasio cepatRasio Perputaranmodal kerjaProfitabilitasRasio lancarRasio cepatRasio Perputaranmodal kerjaProfitabilitasRasio lancarRasio cepatRasio Perputaranmodal kerja

    Pearson Correlation

    Sig. (1-tailed)

    N

    Profitabilitas Rasio lancar Rasio cepat

    RasioPerputaranmodal kerja

    Output 2

    Tabel 4.6

    Sumber: Lampiran 2

    Hasil analisis dengan menggunakan SPSS yang ditunjukkan pada tabel di atas

    akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. Rasio lancar

    Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan angka korelasi antara rasio lancar

    dengan profitabilitas (ROI) adalah sebesar 0,131. Artinya, hubungan kedua

    variabel lemah (penjelasan dapat dilihat pada tabel 4.5). Korelasi positif

    menunjukkan bahwa hubungan antara rasio lancar dengan ROI searah.

    Artinya jika rasio lancar naik (meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan

    persentase ROI. Untuk melihat apakah hubungan antara variabel rasio lancar

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    dengan ROI signifikan atau tidak dapat dilihat dari angka probabilitas (Sig)

    yaitu sebesar 0,223 yang lebih besar dari 0,05. Ketentuan menyatakan bahwa

    jika angka probabilitas (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka ada hubungan yang

    signifikan antara kedua variabel tersebut. Sementara pada perhitungan diatas,

    angka probabilitas (Sig) yang diperoleh adalah sebesar 0,223 yang berarti

    lebih besar dari 0,05, sehingga diketahui hubungan antara variabel rasio lancar

    dengan ROI tidak signifikan.

    2. Rasio cepat

    Angka korelasi antara rasio cepat dengan ROI adalah sebesar 0,062. Artinya,

    hubungan kedua variabel tersebut lemah. Angka korelasi positif menunjukkan

    hubungan antara keduanya juga searah. Artinya, jika rasio cepat naik

    (meningkat) maka akan diikuti dengan kenaikan (peningkatan) rasio

    profitabilitas (ROI). Pada perhitungan yang ditunjukkan dalam output 2,

    angka probabilitas (Sig) yang didapat sebesar 0,359 (berarti lebih besar dari

    0,05) maka diketahui hubungan antara variabel rasio cepat dengan ROI adalah

    tidak signifikan.

    3. Rasio perputaran modal kerja

    Angka korelasi antara rasio perputaran modal kerja dengan ROI adalah

    sebesar 0,010. Angka ini menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut

    lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan yang searah di antara variabel

    rasio perputaran modal kerja dengan variabel ROI. Artinya kenaikan pada

    rasio perputaran modal kerja akan diikuti oleh kenaikan ROI. Angka

    probabilitas (Sig) antara variabel rasio perputaran modal kerja dengan ROI

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    yang didapat adalah sebesar 0,476 (lebih besar dari 0,05) yang menunjukkan

    bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut tidak signifikan.

    Diantara ketiga variabel bebas yaitu rasio lancar, rasio cepat, dan rasio

    perputaran modal kerja, dapat dilihat bahwa yang memiliki angka koefisien

    korelasi yang paling besar terhadap variabel terikat rasio profitabilitas (ROI)

    adalah rasio lancar. Maka secara teoritis variabel rasio lancar lebih berpengaruh

    terhadap ROI dibandingkan dengan kedua variabel bebas lainnya.

    Variables Entered/Removedb

    RasioPerputaranmodalkerja,Rasiolancar,Rasiocepat

    a

    . Enter

    Model1

    VariablesEntered

    VariablesRemoved Method

    All requested variables entered.a.

    Dependent Variable: Profitabilitasb.

    Output 3

    Tabel 4.7

    Sumber: Lampiran 2

    Tabel Variables Entered/Removed (b) menunjukkan metode regresi linier

    berganda yang dipilih yaitu Enter. Pemilihan ini memungkinkan cara menentukan

    bagaimana variabel independen dimasukkan untuk dianalisis. Metode Enter

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    memasukkan semua variabel baik independen maupun dependen sekaligus untuk

    dianalisis.

    Model Summaryb

    .185a .034 -.056 .017911448Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), Rasio Perputaran modal kerja,Rasio lancar, Rasio cepat

    a.

    Dependent Variable: Profitabilitasb.

    Output 4

    Tabel 4.8

    Sumber: Lampiran 2

    Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut:

    1. Tabel Model Summary menunjukkan nilai (R) yang menyatakan tingkat

    hubungan diantara variabel adalah sebesar 0,185.

    2. Nilai R square atau koefisien determinasi adalah 0,034 yang merupakan

    hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi R yaitu (0,185 x 0,185). Nilai

    0,034 mengartikan bahwa variabel independen mampu memberikan

    penjelasan korelasi ROI sebesar 3,4 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar

    96,6 % (100 %-3,4 %) dijelaskan oleh variabel-variaebl lain yang lebih

    kuat pengaruhnya yang tidak disertakan dalam estimasi model.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    ANOVAb

    .000 3 .000 .379 .768a

    .010 32 .000

    .011 35

    RegressionResidualTotal

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Rasio Perputaran modal kerja, Rasio lancar, Rasio cepata.

    Dependent Variable: Profitabilitasb.

    Output 5

    Tabel 4.9

    Sumber: Lampiran 2

    Tabel output 5 tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. Dari tabel ANOVA atau F test diatas diperoleh F hitung adalah sebesar

    0,379 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,768.

    2. Df for denumerator = NK = 36-2 = 34, df for numerator = K-1 = 2-1 = 1

    maka nilai F tabel pada 5%. Oleh karena F hitung lebih kecil dari F tabel

    maka variabel bebas secara serentak memiliki pengaruh terhadap variabel

    terikat pada tingkat kepercayaan 95 %.

    3. Tingkat signifikansi yaitu 0,768 lebih besar dari 0,05, maka model regresi

    ini kurang tepat dipakai untuk menyatakan pengaruh variabel-variabel

    bebas (rasio lancar, rasio cepat dan rasio perputaran moda kerja) terhadap

    variabel ROI tersebut.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi, 2008. USU Repository 2009

    Tabel 4.10

    Sumber: Lampiran 2

    Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut:

    Output 6

    1. Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi:

    Y = - 0,022 + 0,010X1 + 0,005X2 0.005X3

    Dimana:

    Y = Rasio Profitabilitas (ROI)

    X1 = Rasio Lancar

    X2 = Rasio Cepat

    X3 = Rasio Perputaran Modal Kerja

    Konstanta sebesar (-0.022) menyatakan bahwa jika Rasio Lancar, Rasio

    Cepat, atau Rasio Perputaran Modal Kerja bernilai nol, maka ROI adalah

    sebesar -0.022.

    Coefficientsa

    -.022 .024 -.913 .368 .010 .013 .226 .732 .469 .005 .024 .120 .224 .824

    -.005 .008 -.265 -.598 .554

    (Constant) Rasio lancar Rasio cepat Rasio Perputaran modal kerja

    Model 1

    B Std. Error

    Unstandardized Coefficients

    Beta

    Standardized Coefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: Profitabilitas a.

  • Relani Noverita Sianturi : Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Hotel Internasiona