PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, PERAN GURU ......Dalam bidang pendidikan, TIK banyak memiliki peranan....
Transcript of PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, PERAN GURU ......Dalam bidang pendidikan, TIK banyak memiliki peranan....
i
PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, PERAN GURU DALAM
PROSES PEMBELAJARAN TIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA
(STUDI KASUS :SMA N1 SURUH)
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
DONIYANTO TEKAT WIBOWO
NIM: 702012085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2017
ii
iii
iv
v
1
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk mempersiapkan
kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah
satunya pembelajaran di sekolah. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar
subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien Komalasari, (2013: 3)[1].
Lingkungan sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki peserta didik dimana peran guru juga mempengaruhi dalam
perkembanganya. Potensi yang dimiliki peserta didik berbeda-beda, cara
mengembangkan potensi juga tidak sama. Hai ini dipengaruhi oleh motivasi
setiap pribadi masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
lingkungan sekolah, peran guru dalam proses pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Dalam bidang pendidikan, TIK banyak memiliki peranan. Teknologi
Informasi seakan telah menjadi pengalihfungsian buku, guru dan sistem
pengajaran yang sebelumnya masih bersifat konvensional. Teknologi informasi
menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi berkembang. Namun dalam kondisi
di sekolah SMA N 1 Suruh siswa masih kurang menyadari pentingnya belajar
TIK.
Dalam pelaksanaan program pelatihan lapangan penulis menemukan
beberapa masalah yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang sering terjadi diantaranya, siswa sering terlambat masuk
kelas, siswa sering ramai dikelas saat proses belajar mengajar berlangsung,
siswa sering sibuk sendiri, siswa asyik ngobrol dengan teman sebangku, hal ini
terjadi karena motivasi belajar siswa menurun sehingga penulis melakukan
penelitian ini.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nikita Rahma yang berjudul
Pengaruh Motivasi Belajar, Metode pembelajaran dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali
menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Sawit
Boyolali. Berdasarkan uji t diperoleh thitung> ttabel, yaitu 3,324> 1,979 dan
nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,001 dan Lingkungan sekolah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 3 Sawit Boyolali. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel,
yaitu 5,723>1,979 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000[2]. Dewi
Cahyaningrum Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kesulitan Belajar Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Sawit Boyolali menyatakan Terdapat pengaruh
positif dan signifikan Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit Tahun Ajaran
2
2013/2014, dengan hasil (9,525) > (1,979) dan dengan probabilitas 0.000 <
0.05 dengan tingkat signifikansi 5%. Variabel lingkungan sekolah memberikan
sumbangan relatif sebesar 72,76% dan sumbangan efektif sebesar 33,25%.[3].
Dhita Setiyawan, Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar PKN Pada
Siswa Kelas III Di Min Tempel Ngaglik Sleman Yogyakarta menyimpulkan
Peran guru PKN di Min Tempel Ngaglik Sleman Yogyakarta sebagai pengajar
dari hasil penelitian dengan wawancara yang dilakukan pada sumber data
antara lain: guru PKN dan siswa, observasi kegiatan mengajar guru PKN serta
angket yang dikumpulkan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan
bahwasanya Guru PKN di Min Tempel Ngaglik Sleman Yogyakarta sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu membuat perencanaan
pembelajaran yang berupa silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran yang
lainnya. Dari hasil angket maka peran guru PKN kelas IIIA sebagai pengajar
mencapai angka 81,25% atau dapat dikatakan sangat tinggi[4].
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik berupa
benda, peristiwa, maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat memberi
pengaruh kuat pada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan
berlangsung dan dimana anak bergaul sehari-hari [5].
Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di
sekolah diadakan kegiatan pendidikan dan latihan[6]. Sekolah dapat
mengembangkan dan meningkatkan pola pikir anak karena di sekolah mereka
belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan
belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti
lingkungan sekitar sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-
sumber belajar dan media belajar dan sebagainya. Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku bacaan alat dan fasilitas laboratorium sekolah
dan berbagai media pembelajaran lainnya[7].
Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan kawan-
kawannya, guru-guru serta staf sekolah lainnya. Lingkungan sekolah juga
menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan
belajar -mengajar, berbagai kegiatan kokulikuler dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah
merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bersama teman-temannya secara
terarah guna menerima transfer pengetahuan dari guru yang didalamnya
mencakup keadaan sekitar suasana sekolah, relasi siswa dengan dan teman-
temannya, relasi siswa dengan guru dan dengan staf sekolah, kualitas guru dan
metode mengajarnya, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib,
fasilitas-fasilitas sekolah, dan sarana prasarana sekolah. Lingkungan sekolah
sangatlah berpengaruh terhadap proses pembelajaran begitu juga peran guru
sangat penting dalam proses pembelajaran.
Melalui peranannya guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk
senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan
media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara efekktif dapat
mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media
belajar. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan
3
kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru
dapat memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara
efektif. Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan,
antara lain:
1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator,
sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator
sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembmbing dalam
mengembangkan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang
yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. James W.Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol
dan mengevaluasi kegiatan siswa.
3. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan
bahwa peran guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari
ide tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari
nilai dan sikap.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru adalah:
a. Sebagai informator, guru sebagai pelaksana mengajar informatife,
laboratorium, studi lapangan dan informasi kegiatan maupun
umum.
b. Sebagai organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik,
silabus,workshop, jadwal pelajaran, dan lain-lain.
c. Sebagai motivator, guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan untuk mendinamisasi potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta, sehingga akan terjadi dinamika
di dalam proses belajar mengajar.
d. Sebagai direktor guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar mengajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
citakan.
e. Sebagai inisiator, guru sebagai pencetus ide-ide kreatif yang dapat
dicontoh oleh anak didiknya dalam proses belajar.
f. Sebagai transmitter, guru bertindak sebagai penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Sebagai fasilisator, guru memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar mengajar.
h. Sebagai mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
siswa.
i. Sebagai evaluator, Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi
anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau
tidak[8].
Dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih
mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa.
4
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mendukung
seseorang dalam mengerjakan atau mempelajari sesuatu hal, sehingga
mempengaruhi seseorang dalam pencapaian sebuah prestasi belajar.
Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting untuk
pencapaian prestasi belajar siswa, krena motivasi belajar yang tinggi akan
terlihat dari ketekunan yang tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan oleh
beberapa kendala. Motivasi tinggi tersebut dapat ditemukan dalam sikap siswa
,antara lain: (1) tingginya keterlibatan afektif siswa dalam belajar, (2) tingginya
keterllibatan siswa efektif siswa dalam belajar, (3) tingginya upaya siswa untuk
menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar[9].
Motivasi belajar adalah daya penggerak secara keseluruhan yang berasal
dari dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar tersebut hingga
tujuan yang dikehendaki siswa akan tercapai. Dengan demikian motivasi
belajar adalah sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu hal yang diwujudkan
dalam sebuah tindakan untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai
sebuah tujuan yang diharapkan[10].
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 1 Suruh.
Jumlah responden 21 siswa dengan 8 responden laki-laki dan 13 responden
perempuan.
Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Tehnik
ini dilakukuan untuk memperoleh data. Kuesinoer adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari responden. Kuesioner
sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan data
dalam jumlah besar [11].
Analisis Data Kuesioner
Analisis data kuesioner dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang
ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca
atau dipahami. Diperoleh data 21 responden yang terdiri dari 8 responden laki-
laki dan 13 responden perempuan. Penyajian hasil analisis data kualitatif dibuat
dalam bentuk uraian singkat, atau tabel sesuai dengan data yang dianalisis.
Untuk mengetahui gambaran pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru
terhadap motivasi belajar siswa, digunakan analisis deskriptif berdasarkan
tanggapan atas pertanyaan -pertanyaan dalam kuesioner. Berdasarkan distribusi
frekuensi jawaban responden dan tanggapan atas pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner. Item-item pernyataan dalam variabel lingkungan sekolah dan peran
guru tersebut secara keseluruhan digambarkan dalam bentuk table deskripsi
5
frekuensi. Dalam hal ini penulis melakukan dengan analisis deskriptif
frekuensi, sehingga diketahui frekuensi, persen, dan nilai serta kategori lain.
Untuk memberikan gambaran hasil penelitian setiap variabel yang diteliti,
maka ditentukan kategori penilaian berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari
hasil kuesioner. Adapun cara menentukan kategori penilaian dimaksudkan
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan bobot penilaian untuk setiap pilihan, dalam hal ini
ditentukan berdasarkan skala penilaian yaitu skala likert.
2. Menghitung skor nilai untuk setiap item pernyataan, yaitu dengan cara
mengalikan bobot nilai dengan jumlah frekuensi (jumlah jawaban
responden setiap alternatif jawaban tiap item pernyataan)
3. Nilai terendah dan nilai tertinggi, dalam hal ini nilai terendah = jumlah
responden (jumlah responden 21, maka niai terendah adalah 21).
Sedangkan nilai tertinggi, nilai terendah dikalikan dengan bobot nilai
tertinggi yaitu 21 x 5 =105. Dengan demikian nilai terendah adalah 21
dan nilai tertinggi adalah105.
4. Dikarenakan alternatif jawaban ada lima pilihan (sesuai dengan skala
likert), maka kategori penilaian juga harus ada lima, untuk itu langkah
selanjutnya adalah menentukan jarak interval dari nilai terendah sampai
nilai tertinggi hingga didapat lima kategori penilaian. Jarak interval
dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
JI =(105-21) / 5
= 16.8
Dengan demikian maka kategori penilaian untuk setiap item pernyataan dan
penilaian terhadap variabel yang diteliti dapat dilakukan.
Tabel 4.1
Kategori Persentase menurut Arikunto
Baik 76% - 100%
Cukup 56% - 75%
Kurang baik 40% - 55%
Tidak baik Kurang dari 40%
Analisis Data Wawancara
Wawancara dipilih untuk mengetahui kondisi mendasar tentang
permasalahan yang menjadi fokus kajian melalui informan yang dipilih oleh
peneliti. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
6
yang harus diteliti,dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit[12].
Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
Semiterstrukur. Wawancara semiterstruktur merupakan jenis wawancara yang
dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide-idenya[13]. Wawancara dilakukan dengan sederhana
untuk konfirmasi data yang sudah diperoleh. Hasil wawancara akan dijabarkan
secara deskriptif.
4. Hasil dan Diskusi
Berikut ini merupakan hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan di SMA N 1 Suruh.
Data Responden
Adapun responden yang diambil sampel seluruh siswa kelas XI IPS 4
sebanyak 21 siswa, adapun profil responden sebagai berikut:
Tabel 4.2
Profil Responden
Kriteria Sub Kriteria Jumlah
Jenis kelamin Laki-laki 8
Perempuan 13
7
Data Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh Lingkungan
Tabel 4.3
Tanggapan responden terhadap pengaruh lingkungan
per
ny
ata
an
Tanggapan reponden N skor katego
ri SS(5) S(4) R(3) TS(2) STS(1)
F % F % F % F % F %
1 9 42.
85
8 38.
09
2 9.5
2
1 4.7
6
21 65 Cukup
2 3 14.
28
6 28.
57
8 38.
09
3 14.
28
1 4.7
6
21 70 Cukup
3 1 4.7
6
5 23.
80
7 33.
33
6 28.
57
2 9.5
2
21 60 Cukup
4 3 14.
28
5 23.
80
5 23.
80
8 38.
09
21 66 Cukup
5 7 33.
33
13 61.
90
1 4.7
6
21 90 Baik
6 4 19.
04
10 47.
61
6 28.
56
1 4.7
6
21 80 Baik
7 8 38.
09
12 57.
14
1 4.7
6
21 91 Baik
8 8 38.
09
6 28.
57
7 33.
33
21 85 Baik
9 4 19.
04
7 33.
33
4 19.
04
6 28.
57
21 51 Kuran
g Baik
10 1 4.7
6
5 23.
80
13 61.
90
1 4.7
6
1 4.7
6
21 67 Cukup
11 2 9.5
2
3 14.
28
13 61.
90
3 14.
28
21 67 Cukup
12 2 9.5
2
6 28.
56
8 38.
09
4 19.
04
1 4.7
6
21 67 Cukup
13 4 19.
04
11 52.
38
5 23.
80
1 4.7
6
21 82 Baik
Skor nilai variabel pengaruh lingkungan 941
8
Rata-rata variabel pengaruh lingkungan 72.
38
Cukup
Data Tanggapan Responden Terhadap Peran Guru
Tabel 4.4
Tanggapan responden terhadap peran guru
per
ny
ata
an
Tanggapan reponden N skor katego
ri SS(5) S(4) R(3) TS(2) STS(1)
F % F % F % F % F %
1 3 14.
28
13 61.
90
3 14.
28
1 4.7
6
1 4.7
6
21 79 Baik
2 2 9.5
2
9 42.
85
8 38.
09
2 9.5
2
21 74 Cukup
3 1 4.7
6
7 33.
33
9 42.
85
4 19.
04
21 68 Cukup
4 7 33.
33
8 38.
09
4 19.
04
2 9.5
2
21 83 Baik
5 10 47.
61
11 52.
38
21 73 Cukup
6 2 9.5
2
6 28.
56
12 57.
14
1 4.7
6
21 72 Cukup
7 2 9.5
2
11 52.
38
4 19.
04
4 19.
04
21 74 Cukup
Skor nilai variabel peran guru 523
Rata-rata variabel peran guru 74.
71
Cukup
9
Data Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Belajar
Tabel 4.5
Tanggapan responden terhadap motivasi belajar
per
ny
ata
an
Tanggapan responden N skor katego
ri SS(5) S(4) R(3) TS(2) STS(1)
F % F % F % F % F %
1 2 9.5
2
9 42.
85
7 33.
33
1 4.7
6
2 9.5
2
21 71 Cukup
2 5 23.
80
10 47.
61
6 28.
56
21 83 Baik
3 6 28.
56
10 47.
61
5 23.
80
21 85 Baik
4 1 4.7
6
11 52.
38
6 28.
56
3 14.
28
21 73 Cukup
5 5 23.
80
10 47.
61
5 23.
80
1 4.7
6
21 82 Baik
6 11 52.
38
6 28.
56
4 19.
04
21 60 Kuran
g Baik
7 5 23.
80
7 33.
33
7 33.
33
1 4.7
6
1 4.7
6
21 77 Cukup
8 10 47.
61
7 33.
33
1 4.7
6
2 9.5
2
1 4.7
6
21 86 Baik
9 4 19.
04
6 28.
56
10 47.
61
1 4.7
6
21 76 Cukup
10 2 9.5
2
4 19.
04
11 52.
38
4 19.
04
21 63 Cukup
Skor variabel motivasi belajar siswa 756
Rata-rata variabel motivasi belajar siswa 75.
6
Cukup
10
Diskusi
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan tanggapan responden terhadap
item-item variabel sebagai berikut :
A. Pengaruh Lingkungan Sekolah
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan
sekitar sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber
belajar dan media belajar. Berdasarkan tanggapan responden terhadap
variabel lingkungan sekolah dideskripsikan sebagai berikut:
1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1) ”Guru sangat
menguasai kelas, sehingga semua siswa memperhatikan apa yang
disampaikan” 61.9% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 65.
Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya guru cukup
menguasai kelas dan siswa cukup memperhatikan apa yang
disampaikan.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2) ”Guru
menggunakan metode pengajaran yang variatif, sehingga saya tidak
bosan dalam belajar” 66.66% dari partisipan menjawab dengan skor
nilai 70. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya guru
menggunakan metode pembelajaran yang cukup variatif, sehingga
siswa tidak bosan dalam belajar.
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3) ”Guru memberikan
latihan soal kepada siswa disetiap akhir pembelajaran” 57.14% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 60. Artinya guru tidak selalu
memberikan latihan soal kepada siswa di setiap akhir pembelajaran.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4) ”Guru
menggunakan media yang menarik dalam setiap menjelaskan materi”
62.85% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 66. Artinya guru
kdang-kadang mengunakan media yang menarik setiap menjelaskan
materi.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5) ” Saya memberikan
dukungan moril kepada teman yang mengalami musibah” 85.71% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 90. Kondisi ini termasuk dalam
kategori baik. Artinya siswa memberikan dukungan moril kepada
teman yang mengalami musibah.
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6) ” Pelaksanaan jam
masuk dan pulang sekolah sesuai dengan peraturan sekolah” 76.19%
dari partisipan menjawab dengan skor nilai 80. Kondisi ini termasuk
dalam kategori baik. Artinya pelaksanaan jam masuk dan pulang
sekolah sesuai dengan peraturan sekolah.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 7) ” Siswa yang
terlambat masuk sekolah mendapat hukuman” 86.66% dari partisipan
menjawab dengan skor nilai 91. Kondisi ini termasuk dalam kategori
baik. Artinya siswa yang terlambat masuk sekolah mendapat hukuman.
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 8) ” Guru menaati
peraturan yang terdapat di sekolah untuk memberi contoh yang baik
kepada siswa” 80.95% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 85.
11
Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya guru menaati
peraturan yang terdapat di sekolah untuk memberi contoh yang baik
kepada siswa.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 9) ” Jumlah alat
peraga yang disediakan sudah mencukupi” 48.57% dari partisipan
menjawab dengan skor nilai 51. Kondisi ini termasuk dalam kategori
kurang baik. Artinya jumlah alat peraga yang disediakan belum
mencukupi.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 10) ”Gedung
laboratorium sudah di manfaatkan sesuai kebutuhan proses
pembelajaran” 63.8% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 67.
Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya gedung
laboratorium sudah dimanfaatkan sesuai kebutuhan proses belajar akan
tetapi belum optimal.
11. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 11) ” Gedung sekolah
terlihat bersih dan rapi” 63.8% dari partisipan menjawab dengan skor
nilai 67. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya gedung
sekolah terlihat cukup bersih.
12. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 12) ” Gedung sekolah
sudah disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar”
63.8% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 67. Kondisi ini
termasuk dalam kategori cukup. Artinya gedung sekolah sudah
diseduaikan dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar akan
tetapi belum secara optimal pengunaannya.
13. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 13) ”Guru
memberikan respon dalam melakukan interaksi” 78.09% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 82. Kondisi ini termasuk dalam
kategori baik. Artinya guru memberikan respon dalam melakukaan
interaksi.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan tanggapan responden terhadap
item-item variabel sebagai berikut :
B. Pengaruh Peran Guru
Pengaruh peran guru dideskrisikan sebagai berikut:
1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 14) ” Guru kadang-
kadang memberikan pujian terhadap hasil belajar siswa” 75.23% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 79. Kondisi ini termasuk dalam
kategori baik. Artinya guru kadang-kadang memberikan pujian
terhadap hasil belajar siswa.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 15) ”Guru
mengajarkan bahan ajar mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi” 70.47% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 74.
Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya guru mengajarkan
bahan ajar cukup mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
12
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 16) ” Guru mampu
merancang kegiatan belajar mengajar dan menyelenggarakan seluruh
tahapan proses belajar mengajar secara berurutan” 64.76% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 68. Kondisi ini termasuk dalam
kategori cukup. Artinya guru cukup mampu dalam merancang kegiatan
belajar mengajar dan menyelenggarakan seluruh tahapan proses belajar
mengajar secara berurutan.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 17) ” Penilaian guru
sesuai dengan hasil belajar siswa” 79.04% dari partisipan menjawab
dengan skor nilai 83. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya
penilaian guru sesuai dengan hasil belajar siswa.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 18) ”Guru
menunjukan sikap tanggap dalam mengelola kelas” 69.52% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 73. Kondisi ini termasuk dalam
kategori cukup. Artinya guru kurnag menunjukkan sikap tanggap dalam
mengelola kelas.
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 19) ”Guru
memusatkan perhatian siswa pada saat kegiatan belajar mengajar”
68.57% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 72. Kodisi ini
termasuk dalam kategori cukup. Artinya guru kurang memusatkan
perhatian pada siswa saat kegiatan belajar mengajar.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 20) ”Guru
memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas sebelum memberikan
pelajaran kepada siswa” 70.74% dari partisipan menjawab dengan skor
nilai 74. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup. Artinya guru
terkadang kurang memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas sebelum
mulai pelajaran.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan tanggapan responden terhadap
item-item variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut :
C. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Pengaruh motivasi belajar siswa dideskrisikan sebagai berikut:
1. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 1) ”Saya membahas
ulang pelajaran sekolah ketika berada di rumah” 67.61% dari partisipan
menjawab dengan skor nilai 71. Kondisi ini termasuk dalam kategori
cukup. Artinya siswa kadang-kadang membahas ulang pelajaran
sekolah ketika dirumah.
2. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 2) ”Saya bertanya
kepada guru ketika mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan tugas”
79.04% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 83. Kondisi ini
termasuk dalam kategori baik. Artinya siswa bertanya kepada guru
ketika mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan tugas.
3. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 3) ”Saya mencari
solusi dalam menghadapi kesulitan pada saat mengerjakan tugas”
80.95% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 85. Kondisi ini
13
termasuk dalam kategori baik. Artinya siswa mencari solusi dalam
menghadapi kesulitan pada saat mengerjakan tugas.
4. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 4) ”Saya menyediakan
waktu belajar secara rutin di rumah” 69.52% dari partisipan menjawab
dengan skor nilai 73. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup.
Artinya beberapa siswa menyediakan waktu belajar secara rutin di
rumah.
5. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 5) ”Setiap
mendapatkan tugas dari guru, saya berusaha mengerjakan tugas sendiri”
78.09% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 82. Kondisi ini
termasuk dalam kategori baik. Artinya setiap mendapatkan tugas dari
guru siswa berusaha mengerjakan sendiri.
6. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 6) ”Saya merasa
terbebani pada saat mengikuti proses belajar mengajar” 57.14% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 60. Kondisi ini termasuk dalam
kategori cukup. Artinya beberapa siswa merasa terbebani pada saat
mengikuti proses belajar mengajar.
7. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 7) ”Saya merasa
bosan dengan cara mengajar guru pada saat proses belajar mengajar”
73.33% dari partisipan menjawab dengan skor nilai 77. Kondisi ini
termasuk dalam kategori cukup. Artinya kadang siswa merasa bosan
dengan cara mengajar guru.
8. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 8) ”Saya merasa bosan
dengan tugas yang rutin” 81.9% dari partisipan menjawab dengan skor
nilai 86. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya siswa
merasa bosan dengan tugas yang rutin.
9. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 9) ”Pada saat
mengerjakan ulangan saya mengerjakan soal sendiri” 72.38% dari
partisipan menjawab dengan skor nilai 76. Kondisi ini termasuk dalam
kategori cukup. Artinya pada saat mengerjakan ulangan beberapa siswa
tidak mengerjakan sendiri.
10. Tanggapan responden terhadap pernyataan (item 10) ”Saya akan
mencari dan memecahkan soal-soal tanpa diperintah oleh guru” 60%
dari partisipan menjawab dengan skor nilai 63. Kondisi ini temasuk
dalam kategori cukup. Artinya siswa cukup mengerti mencari dan
memecahkan masalah tanpa diperintah guru.
Secara umum variabel motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori cukup
72% dengan skor nilai 75.6. Kondisi ini didukung dengan item No. 8 skor nilai
8 dengan kategori penilaian baik. Selanjutnya nilai terendah yaitu item No. 6
skor nilai 60 dengan kategori penilaian kurang baik.
D. Hubungan Variabel Lingkungan Sekolah, Peran Guru Dan
Motivasi Belajar Siswa
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru berpengaruh terhadap motivasi
14
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata
prosentase pengaruh lingkungan sekolah 68.15% (cukup), peran guru dalam
proses pembelajaran 72.05% (cukup), dan untuk motivasi belajar siswa 71.99%
(cukup). Sehingga dapat disimpulkan, hal pertama yang dapat dilihat dari data
yang ada adalah persentase variabel pengaruh lingkungan sekolah dan peran
guru 69.71% . Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah dan peran guru
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kedua, presentase variabel motivasi
belajar siswa 72% menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa cukup
dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru. Hal ini
didukung dengan data variabel pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru
prosentase tertingi berada pada item pernyataan 5 (90%) menyatakan bahwa
hubungan antar siswa juga mempengaruhi motivasi belajar. Hal yang sama
juga dilihat dari data variabel motivasi belajar siswa prosentase tertinggi berada
pada item pernyataan 8 (81.9%) menyatakan bahwa kurangnya motivasi dalam
belajar. Hal ini dipengaruhi oleh variabel pengaruh lingkungan sekolah dan
peran guru.
5. Penutup
Saran
Untuk penelitian selanjutnya, bila ingin meneliti lebih dalam mengenai
pegaruh lingkungan sekolah dan peran guru terhadap motivasi belajar siswa,
setidaknya meneliti juga mengenai faktor kebijakan pemerintah mengenai
kurikulum yang ditetapkan.
Untuk pihak sekolah, berkaitan dengan peran guru dan siswa lebih
menekankan untuk mengejar prestasi yang lebih baik dan untuk
mengimbanginya diperlukan fasilitas yang bagus.
15
6. Daftar Pustaka
[1] Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan
Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
[2] http://eprints.ums.ac.id/29629/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf Diakses pada
tanggal 2 Desember 2016.Pukul 12:57.
[3] http://eprints.ums.ac.id/29613/18/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf Diakses
pada tanggal 2 Desember 2016.Pukul 13:03.
[4] http://digilib.uin
suka.ac.id/9901/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Diakses pada tanggal 2 Desember 2016.Pukul 12:50.
[5] Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1982).
[6] Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Rineka Cipta.
[7]NanaSyaodih sukmadinata. (2004).landasan Psikologi proses pendidikan.
Bandung:
PT Remaja ROSDAKARYA.
[8] Sardiman A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers
[9] Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
[10] Winkel, W.S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
PT.Gramedia.
[11] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
/kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[12]Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&B). Bandung: Alfabeta.
[13]Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
16