PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT TERHADAP …
Transcript of PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT TERHADAP …
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
14 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT TERHADAP
KEPUASAAN PASIEN PADA PESERTA BPJS KELAS 3 DI RSU
ANUTAPURA PALU (STUDI KASUS PASIEN PESERTA BPJS YANG
RAWAT INAP) TAHUN 2016
Annisa Sarining Puspa *, Elli Yane Bangkele** * Mahasiswi Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako
**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako
ABSTRACT
Background. As BPJS health care service recipients, family participants often
complain less satisfied with health services received. Measurement of patient
satisfaction is relatively easy in working and is expected to give an idea of the
quality of hospital services in terms of patient satisfaction. RSU Anutapura as one
of the hospitals that were providing health services to patients BPJS participants.
This study aims to determine the impact of service quality to client satisfaction
Hospital Grade 3 BPJS participants in RSU Anutapura Palu (A case study
participants BPJS patient hospitalization) 2016.
Method. This research is an analytic cross sectional study. The study was
conducted at Hospital Anutapura Palu in October to December 2016. The
research sample using a total sampling. Data were collected through interviews
of 95 participants BPJS. Analysis of the relationship is done by using chi-square
test.
Results. The results of chi-square test the effect of reliability and patient's
satisfaction p = 0.026, the effect of collateral with patient satisfaction p = 0.006,
the effect of direct evidence with patient satisfaction p = 0.012, the effect of
empathy with patient satisfaction p = 0.021, influence responsiveness to patient
satisfaction p = 0.004.
Conclusions. It is concluded that the impact of service quality impact on
satisfaction Hospital patient who came to the hospital.
Keywords: Hospitals, BPJS, Quality Services.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
15 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
ABSTRAK
Latar Belakang. Sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan BPJS, keluarga
peserta seringkali mengeluh kurang puas dengan pelayanan kesehatan yang
diterimanya.Pengukuran kepuasan pasien relatif mudah di kerjakan dan di
harapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan rumah sakit
dalam segi kepuasan pasien. RSU Anutapura sebagai salah satu rumah sakit yang
yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien peserta BPJS. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan Rumah Sakit terhadap
kepuasan pasien peserta BPJS kelas 3 di RSU Anutapura Palu (Studi kasus pasien
peserta BPJS yang rawat inap) Tahun 2016.
Metode. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan cross sectional study.
Penelitian dilakukan di RSU Anutapura Palu pada bulan Oktober-Desember 2016.
Sampel penelitian menggunakan total sampling. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara dari 95 peserta BPJS. Analisis hubungan dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square.
Hasil. Hasil uji chi-square pengaruh kehandalan dengan kepuasan pasien p =
0.026, pengaruh jaminan dengan kepuasan pasien p = 0.006, pengaruh bukti
langsung dengan kepuasan pasien p = 0.012, pengaruh empati dengan kepuasan
pasien p = 0.021, pengaruh ketanggapan dengan kepuasan pasien p = 0.004.
Kesimpulan, Dapat disimpulkan bahwapengaruh kualitas pelayanan Rumah Sakit
berdampak pada kepuasaan pasien yang datang ke Rumah Sakit.
Kata Kunci : Rumah Sakit, BPJS, Kualitas Pelayanan.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
16 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
PENDAHULUAN
BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) sebagai salah satu
perusahaan milik Negara yang bergerak di
bidang penyelanggaraan asuransi secara
nasional, yang dalam pelaksanaannya
mengacu pada UU No. 40 Tahun 2004
dan UU No. 24 Tahun 2011 (Depkes,
2012)
Sebagai penerima jasa pelayanan
kesehatan BPJS, keluarga peserta
seringkali mengeluh kurang puas dengan
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Mereka menganggap bahwa pasien yang
menjadi peserta jamkesmas mendapat
pelayanan dan perlakuan yang berbeda
dengan pasien lain di beberapa Rumah
Sakit, baik yang di rawat maupun yang
hanya berobat (BPJS, 2015).
Kepuasan pasien perlu di upayakan
karena merupakan hal penting yang akan
mempengaruhi pemasaran rumah sakit.
Pengukuran kepuasan pasien relatif
mudah di kerjakan dan di harapkan dapat
memberikan gambaran mengenai kualitas
pelayanan rumah sakit dalam segi
kepuasan pasien (Sabarguna, 2004).
Saat ini, rumah sakit merupakan
salah satu institusi yang bergerak di
bidang pelayanan kesehatan yang dengan
perkembangannya telah mengalami
perubahan. Seiring dengan perkembangan
rumah sakit tersebut, sampai saat ini
terjadilah persaingan persaingan antar
rumah sakit baik rumah sakit milik
pemerintah maupun rumah sakit milik
swasta, semua berlomba-lomba untuk
menarik konsumen atau pasien agar calon
pasien menggunakan jasa yang disediakan
oleh pihak rumah sakit (Wijono, 2003).
RSU Anutapura sebagai salah satu
rumah sakit yang yang memberikan
pelayanan kesehatan pada pasien peserta
BPJS, dilihat dari fenomena yang ada
terdapat kasus beberapa pasien pengguna
layanan BPJS, sebagian besar
menyampaikan berbagai keluhan
mengenai layanan kesehatan BPJS, 6 dari
10 orang pasien pengguna BPJS
mengatakan bahwa pelayanan yang
diterima tidak sama dengan pelayanan
yang di berikan ke pasien lain yang bukan
pengguna layanan kesehatan BPJS, pasien
pengguna BPJS mendapat tempat yang
terbatas, alur administrasi yang berbelit-
belit (Anutapura, 2016).
Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada pasien pengguna BPJS
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
17 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
dapat dilakukan berbagai upaya seperti
mempermudah alur pengurusan
persyaratan pasien BPJS, pembagian tugas
perawat dalam perawatan kepada pasien,
melengkapi sarana dan prasarana rawat
inap BPJS. Akan tetapi upaya tersebut
belum dapat mengurangi persepsi pasien
terhadap kualitas pelayanan pasien miskin
pengguna BPJS di RSU Anutapura
(Anutapura, 2016).
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka peneliti mengambil judul Pengaruh
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
Terhadap Kepuasan Pasien Peserta BPJS
kelas 3 di RSU Anutapura Palu (Studi
kasus pasien peserta BPJS yang rawat
inap) Tahun 2016.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian
analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di RSU
Anutapura pada bulan Oktober-Desember
2016. Total populasi sebanyak 1840
peserta BPJS dengan sampel minimal 95
peserta BPJS. Instrumen penelitian adalah
kuesioner. Data diperoleh dari wawancara.
Analisis hubungan dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square.
HASIL
Responden sebanyak 95 peserta
BPJS yang terdiri dari pasien rawat inap
kelas 3 di RSU Anutapura Palu.
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut
Kelompok Umur di Ruang Rawat Inap RSU
Anutapura Palu Tahun 2016
Umur N %
17-25 tahun 30 31.6
26-35 tahun 11 11.6
36-45 tahun 32 33.7
46-55 tahun 13 13.7
56-65 tahun 8 8.4
>65 tahun 1 1.1
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 1. Menunjukkan bahwa
kelompok umur responden tertinggi
adalah kelompok Umur 36-45 tahun
dengan jumlah sebanyak 32 orang
(33,3%) dan terendah adalah kelompok
umur responden >65 yaitu sebanyak 1
orang (1,0%).
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis
Kelamin di Ruang Rawat Inap RSUAnutapura
Palu Tahun 2016
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 39 41.1
Perempuan 56 58.9
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 2. Menunjukkan Jenis
kelamin responden tertinggi adalah
Perempuan sebanyak 56 orang (58,9%),
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
18 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
sedangkan laki-laki sebanyak 39 orang
(40,6%)
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut
Pendidikan Terakhir di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016
Pendidikan N %
D3 4 4.2
S1 2 2.1
SD 8 8.4
SMA 70 73.7
SMP 11 11.6
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 3. Menunjukkan bahwa
Pendidikan terakhir responden tertinggi
adalah SMA dengan jumlah sebanyak 70
orang (73,7%) dan terendah adalah
Sarjana yaitu sebanyak 2 orang (2,1%).
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut
Pekerjaan di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016
Pekerjaan N %
Honor 8 8.4
IRT 22 23.2
Mahasiswa 23 24.2
Nelayan 8 8.4
Pelajar 1 1.1
Pensiun 4 4.2
Petani 13 13.7
Swasta 6 6.3
Wiraswas 10 10.5
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 4. Menunjukkan bahwa
pekerjaan responden tertinggi adalah
Mahasiswa sebanyak 23 orang (24,0%),
dan yang terendah adalah Pelajar
sebanyak 1 orang (1,1%).
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut
Kehandalan (Reliability) di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016
Reliability N %
Handal 74 77.9
Tidak Handal 21 22.1
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 5. Menunjukkan bahwa
persepsi responden tentang Kehandalan
(reliability) yaitu yang handal sebanyak
74 orang (77,9%), sedangkan yang tidak
handal sebanyak 21 orang (21,8%).
Tabel 6. Distribusi Responden Menurut
Jaminan (Assurance) di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016
Assurance N %
Terjamin 74 77.9
Tidak Terjamin 21 22.1
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 6. Menunjukkan bahwa
persepsi responden tentang Jaminan
(assurance) yaitu yang jaminan sebanyak
74 orang (77,9%), sedangkan yang tidak
jaminan sebanyak 21 orang (22,1%).
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Bukti
Langsung (Tangible) di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016
Tangible N %
Terbukti 75 78.9
Tidak Terbukti 20 21.1
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
19 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
Tabel 7. Menunjukkan bahwa
persepsi responden tentang bukti langsung
(tangible) yang terbukti langsung
sebanyak 75 orang (78,9%), sedangkan
yang tidak terbukti langsung sebanyak 20
orang (21,1%).
Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Empati
(Emphaty) di Ruang Rawat Inap
RSUAnutapura Palu Tahun 2016.
Emphaty N %
Empati 78 82.1
Tidak Empati 17 17.9
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 8. Menunjukkan bahwa
persepsi responden tentang empati
(Emphaty) adalah Empati sebanyak 78
orang (82,1%), sedangkan yang tidak
empati sebanyak 17 orang (17,9%).
Tabel 9. Distribusi Responden Menurut
Ketanggapan (Responsiveness) di Ruang Rawat
Inap RSU Anutapura Palu Tahun 2016.
Responsiveness N %
Tanggap 69 72.6
Tidak Tanggap 26 27.4
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 9. Menunjukkan bahwa
persepsi responden tentang ketanggapan
(responsiveness) responden yang tanggap
sebanyak 69 orang (72,6%), sedangkan
yang tidak tanggap sebanyak 26 (27,4).
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut
Kepuasan Pasien rawat inap Bangsal kelas III
di Ruang rawat inap RSU Anutapura Palu
Tahun 2016
Kepuasaan Pasien N %
Puas 52 54.7
Tidak Puas 43 45.3
Total 95 100.0
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 10. Menunjukkan bahwa
responden yang puas sebanyak 52 orang
(54,7%), sedangkan yang tidak puas
sebanyak 43 orang (45,3%).
a. Pengaruh kehandalan (Reliability)
dengan Kepuasan Pasien
Tabel 11. Pengaruh Kehandalan (Reliability)
dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
RSU Anutapura Palu Tahun 2016
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 11. Menunjukkan bahwa
kehandalan (reliability) yang handal, lebih
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
merasa puas sebanyak 86,5%
dibandingkan dengan pasien yang tidak
puas sebanyak 67,4%. Sedangkan
kehandalan (reliability) yang tidak handal,
lebih tinggi berada pada kepuasan pasien
yang tidak puas sebanyak 32,6%,
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
20 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
dibandingkan dengan kepuasan pasien
yang puas sebanyak 13,5%.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap kehandalan (reliability) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hasil p =
0,026 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh kehandalan (reliability) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
bangsal kelas III RSU Anutapura Palu
b. Pengaruh Jaminan (Assurance)
dengan Kepuasan Pasien
Tabel 12. Pengaruh Jaminan (Assurance)
dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
RSU Anutapura Palu Tahun 2016
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 12. Menunjukkan bahwa
Jaminan (Assurance) yang terjamin, lebih
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
puas sebanyak 88,5% dibandingkan
dengan kepuasan pasien yang tidak puas
sebanyak 65,1%. Sedangkan jaminan
(assurance) yang tidak terjamin, lebih
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
tidak puas sebanyak 34,9%, dibandingkan
dengan dengan kepuasan pasien yang puas
11,5%.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap jaminan (assurance) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hadil p =
0.006 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh jaminan (assurance) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
bangsal kelas III RSU Anutapura Palu.
c. Pengaruh Bukti langsung (Tangible)
dengan Kepuasan Pasien
Tabel 13. Pengaruh Bukti Langsung (Tangible)
dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
RSU Anutapura Palu Tahun 2016
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 13. Menunjukkan bahwa bukti
langsung (tangible) yang terbukti, lebih
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
puas sebanyak 88,5% dibandingkan
dengan kepuasan pasien yang tidak puas
sebanyak 67,4%. Sedangkan bukti
langsung (tangible) yang tidak terbukti,
lebih tinggi berada pada kepuasan pasien
yang tidak puas sebanyak 32,6%,
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
21 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
dibandingkan dengan kepuasan pasien
yang puas sebanyak 11,5%.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap Bukti langsung (tangible) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hasil p =
0,012 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh Bukti langsung (tangible)
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap bangsal kelas III RSU Anutapura
Palu.
d. Pengaruh Empati ( Emphaty) dengan
Kepuasan Pasien
Tabel 14 : Pengaruh Empati (Emphaty) dengan
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSU
Anutapura Palu Tahun 2016
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 14. Menunjukkan bahwa
empati (emphaty) yang empati, lebih
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
puas sebanyak 90,4% dibandingkan
kepuasan pasien yang tidak puas sebanyak
72,1%. Sedangkan empati (emphaty) yang
tidak empati, lebih tinggi berada pada
kepuasan pasien yang tidak puas sebanyak
27,9%, dibandingkan dengan kepuasan
pasien yang puas sebanyak 9,6%.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap empati (emphaty) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hasil p =
0,021 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh empati (emphaty ) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
bangsal kelas III RSU Anutapura Palu
e. Pengaruh Ketanggapan
(Responsiveness) dengan Kepuasan
Pasien
Tabel 15. Pengaruh Ketanggapan
(Responsiveness) dengan Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap RSU Anutapura Palu
Tahun 2016.
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa
ketanggapan (responsiveness) yang
tanggap, lebih tinggi berada pada
kepuasan pasien yang puas sebanyak
84,6% dibandingkan dengan kepuasan
pasien yang tidak puas sebanyak 58,1%.
Sedangkan ketanggapan (responsiveness)
yang tidak tanggap, lebih tinggi berada
pada kepuasan pasien yang tidak puas
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
22 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
sebanyak 41,9%, dibandingkan dengan
kepuasan pasien yang puas sebanyak
15,4%.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap ketanggapan (responsiveness)
dengan kepuasan pasien, didapatkan hasil
p = 0,004 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh ketanggapan (responsiveness)
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap bangsal kelas III RSU Anutapura
Palu.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh kehandalan (reliability)
dengan kepuasan pasien
Kehandalan (reliability)
Kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dengan tepat waktu
dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan
(seperti dalam brosur). Dari kelima
dimensi kualitas jasa, reliability dinilai
paling penting oleh para pelanggan
berbagai industri jasa (Parasuraman,
2005).
Menunjukkan bahwa kehandalan
(reliability) yang handal, lebih tinggi pada
berada pada kepuasan pasien yang puas
sebanyak 86,5%. Hal tersebut dikarenakan
responden mendapatkan pelayanan yang
sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Merekan merasa petugas pelayanan
mampu memberikan pelayanan dengan
cepat dan tidak berbeli-belit.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kehandalan
(reliability) yang handal berada pada
kepuasan pasien yang tidak puas sebanyak
67,4. Hal tersebut dikarenakan responden
belum mendapatkan pelayanan yang
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Responden menyatakan belum merasa
puas dikarenakan ketepatan waktu
pelayanan dan memulai pengobatan
cendrung lambat. Selain itu perawat
kurang memperhatikan keluhan keluarga
pasien.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kehandalan
(reliability) yang tidak handal lebih tinggi
berada pada kepuasan pasien yang tidak
puas sebanyak 32,6%. Hal tersebut
dikarenakan pasien merasa belum puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh
petugas.
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa kehandalan (reliability) yang tidak
handal berada kepuasan pasien yang puas
sebanyak 33,3%. Hal tersebut terjadi
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
23 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
karena banyak faktor yang
mempengaruhi, Walaupun kehandalan
petugas kurang akan tetapi pasien merasa
nyaman dengan lingkungan rumah sakit
yang bersih, kerapian ruang rawat, dan
fasilitas yang didapatkan sudah sesuai
yang membuat mereka merasa nyaman
sehingga memberi kesan baik.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap kehandalan (reliability) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hasil p =
0,026 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
hubungan kehandalan (reliability) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
kelas III RSU Anutapura Palu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Parasurama
(2005) yang menyatakan bahwa hubungan
kehandalan (reliability) dengan kepuasan
pasien berhubungan sehingga perlu ada
kesesuaian antara pelayanan medis yang
diberikan dengan apa yang dibutuhkan
dari waktu ke waktu.
Hasil penelitian sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Harcahyani
(2010) pada bulan Mei tahun 2010, dan
jenis penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional study
dan pengambilan sampel menggunakan
porposive sampling yaitu sebanyak 76
responden mengenai Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pasien di Yogyakarta menemukan bahwa
sebagian responden menilai baik pada
kehandalan yaitu sebesar 63% responden.
2. Pengaruh Jaminan (Assurance)
dengan Kepuasan Pasien
Jaminan (Assurance) adalah Kriteria
berhubungan dengan pengetahuan,
kesopanan dan sifat petugas yang dapat
dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan
terhadap kriteria pelayanan ini akan
mengakibatkan pengguna jasa merasa
terbebas dan risiko. Berdasarkan riset,
dimensi ini meliputi faktor keramahan,
kompetensi, kredibilitas dan keamanan
(Parasuraman, 2005).
Menunjukkan bahwa jaminan
(assurance) yang terjamin lebih tinggi
berada pada kepuasan pasien yang puas
yaitu sebesar 88,5%. Hal tersebut terjadi
karena petugas pelayanan berpengalaman
dalam menangani pasien serta dapat
menjaga kerahasiaan pasien selama berada
dalam ruang rawat inap.
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa jaminan (assurance) yang terjamin
berada kepuasan pasien yang tidak puas
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
24 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
yaitu sebesar 65,1%. Hal tersebut
dikarenakan pasien selalu kehilangan
barang bawaannya.
Adapun jaminan (assurance) yang
tidak terjamin lebih tinggi berada pada
kepuasan pasien yang tidak puas sebanyak
34,9%. Hal tersebut dikarenakan pasien
merasa perawatan yang diberikan belum
cukup baik, selain itu mereka
mendapatkan fasilitas yang masih kurang
membuat mereka kurang nyaman.
Hal ini juga menunjukkan bahwa
jaminan (assurance) yang tidak terjamin
berada pada kepuasan pasien yang puas
yaitu sebanyak 11,5%. Hal tersebut
dikarenakan pasien. Hal tersebut
dikarenakan ada faktor lain yang
mempengaruhi walaupun jaminan yang
diberikan oleh tenaga medis masih terasa
kurang bagi pasien akan tetapi pasien
merasa ketepatan waktu tidak
mempengaruhi kepuasan, mereka hanya
menginginkan petugas tanggap dalam
melayani pasien. Serta memberikan
pelayanan yang baik kepada pasien.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap jaminan (assurance) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hadil p =
0.006 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh jamian (assurance) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
kelas III RSU Anutapura Palu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Gonroos
(2000) yang menyatakan bahwa assurance
merupakan salah satu kriteria penilaian
kualitas jasa terhadap pelayanan, dimana
pelanggan menganggap bahwa
pengetahuan dan keterampilan para
karyawan pada suatu penyedia jasa sangat
dibutuhkan untuk memecahkan masalah
pelanggan secara profesional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan hasil penelitian yang dilakukan di
Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas
Ranotana Weru, mengenai pengaruh
Antara Kepuasan Pasien Terhadap
Kualitas Jasa Pelayanan, yang
menemukan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara jaminan dengan
kualitas jasa pelayanan (Rondonuwu dkk,
2014).
3. Pengaruh Bukti langsung (Tangible)
dengan Kepuasan Pasien
Bukti Langsung adalah kemampuan
suatu institusi dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan ruang rawat dan petugas,
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
25 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
kemampuan sarana dan prasarana fisik
rumah sakit serta lingkungan sekitarnya
adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pembeli jasa. Penampilan
pelayanan tidak hanya sebatas pada
penampilan fisik bangunan yang megah
tetapi juga penampilan petugas dan
ketersedian sarana dan prasarana
penunjang (Parasuraman, 2005).
Hasil penelitian ini menunjukkan
Bukti langsung (tangible) yang terbukti
lebih tinggi berada pada kepuasan pasien
yang puas sebesar 88,5%. Hal tersebut
dikarenakan pasien merasa nyaman
selama menjalani perawatan dan fasilitas
yang mereka dapatkan disiapkan dalam
keadan rapi, bersih dan siap pakai.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bukti langsung (tangible)
yang terbukti pada kepuasan pasien yang
tidak puas dengan persentase sebesar
67,4%. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya kebersihan ruang rawat inap
sebagian pasien juga kurang merasa
nyaman selama perawatan.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bukti langsung (tangible)
yang tidak terbukti dengan persentase
tinggi berada pada kepuasan pasien yang
tidak puas sebesar 32,6%. Hal tersebut
terjadi kerena fasilitas di ruangan tersebut
belum cukup lengkap dan kurangngya
kebersihan di lingkungan rumah sakit
yang membuat pasien merasa kurang
nyaman.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa hasil bukti langsung
(tangible) yang tidak terbukti berada pada
kepuasan pasien yang yang puas sebesar
11,5%. Hal tersebut terjadi karena ada
faktor lain yang mempengaruhi kualitas
pelayanan menjadi cukup meskipun
kebersihan lingkungan rumah sakit kurang
bersih tetapi pasien mendapat pelayanan
yang baik dari petugas pelayanan
kesehatan selama perawatan sehingga
memberikan kesan yang baik terhadap
kualitas pelayanan.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap Bukti langsung (tangible) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hasil p =
0,012 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh Bukti langsung (tangible)
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap bangsal kelas III RSU Anutapura
Palu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori Gonroos (2000) yang menyatakan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
26 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
bahwa tangible berpengaruh terhadap
image rumah sakit. Dimana kondisi fisik
dan aspek lingkungan akan menjadi kesan
pertama bagi pasien atau keluarga pasien
pada saat mengunjungi rumah sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitianyang dilakukan oleh Nor
Khasimah (2013) di Malaysia, dimana
persepsi bukti fisik yang mempunyai
hubungan signifikan dengan kepuasan.
4. Pengaruh Empati ( Emphaty) dengan
Kepuasan Pasien
Dimensi Empati (empathy) artinya,
memberikan perhatian yang tulus kepada
pasien yang bersifat individual atau
pribadi yang berupaya dalam memahami
keinginan pasien (Asmuji, 2013). Persepsi
empati merupakan bagian dari dimensi
Empati dengan metode SERVEQUAL
(Service Quality) yang dikembangkan
oleh Parasuraman, Zeithaml dan
Malholtra (2005) yang meliputi
kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan dan
usaha perusahaan untuk memahami
kebutuhan pelanggannya (Parasuraman,
2005).
Hasil penelitian ini menunjukkan
empati (emphaty) yang empati lebih tinggi
berada pada kepuasan pasien yang puas
sebanyak 90,4%. Hal tersebut dikarenakan
pasien merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan misalnya kemudahan
dalam pembayaran ongkos obat dan
mengurus administrasi perawatan.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan empati (emphaty) yang
empati berada pada kepuasan pasien yang
tidak puas sebanyak 72,1%. Hal tersebut
dikarenakan pasien merasa kurang
nyaman berada dilingkungan rumah sakit
disebabkan karena faktor keramahan
perawat yang tidak meluangkan waktu
untuk berkomunikasi dengan pasien.
Hasil ini juga menunjukkan empati
(empathy) yang tidak empati dengan
persentase yang tinggi berada pada
kepuasan pasien yang tidak puas sebesar
27,9%. Hal ini menujukkan bahwa
petugas pelayanan tidak memberikan
kemudahan dalam mengurus administrasi
disebabkan karena prosedur yang
diberikan terlalu berbelit-belit.
Hasil ini juga menunjukkan empati
(emphaty) yang tidak empati berada pada
kepuasan pasien yang puas sebesar 9,6%.
Hal tersebut terjadi karena ada faktor lain
yang mempengaruhi kualitas pelayanan
menjadi cukup yaitu responden merasa
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
27 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
bahwa penampilan dari tenaga medis yang
rapi dan kelengkapan peralatan dalam
ruangan membuat pasien merasa nyaman
sehingga menimbulkan kesan yang baik
terhadap Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap empati (emphaty) dengan
kepuasan pasien, didapatkan hadil p =
0,021 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh empati (emphaty) dengan
kepuasan pasien di Ruang rawat Inap
bangsal kelas III RSU Anutapura Palu.
Hasil ini di dukung oleh pendapat
(Kotler, 2007) yang menyebutkan bahwa
aspek terpenting dalam
memberikankepuasan adalah aspek afektif
yaitu perasaan pasien bahwa perawat
sebagai tenaga kesehatan mendengarkan
dan memahami keluhan-keluham pasien,
jika hal ini tidak dapat diberikan maka
akan timbul ketidakpuasan.
Hasil sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lestari et all (2008) pasien
sebagian menyatakan bahwa faktor
empathy adalah “Penting” dalam
menentukan tingkat kepuasan pasien.
5. Pengaruh Ketanggapan
(Responsiveness) dengan Kepuasan
Pasien
Dimensi ini dimasukkan ke dalam
kemampuan petugas kesehatan menolong
pelanggan dan kesiapannya melayani
sesuai prosedur dan bisa memenuhi
harapan pelanggan. Dimensi ini
merupakan penilaian mutu pelayanan
yang paling dinamis. Harapan pelanggan
terhadap kecepatan pelayanan teknologi
dan informasi kesehatan yang dimiliki
oleh pelanggan (Parasuraman, 2005).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ketanggapan (responsiveness) yang
tanggap, dengan persentase tinggi berada
pada kepuasan pasien yang puas sebanyak
84,6%. Hal ini dikarenakan pasien merasa
puas dengan pelayanan dokter dan
perawat selalu memperhatikan kebutuhan
dan keluhan pasien, sehingga
menimbulkan kesan yang baik terhadap
kualitas pelayanan.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan ketanggapan
(responsiveness) yang tanggap berada
pada pada kepuasan pasien yang tidak
puas sebanyak 58,1%. Hal ini dikarenakan
lambatnya tenaga medis memberikan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
28 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
pelayanan saat dibutuhkan selama
perawatan.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa ketanggapan
(responsiveness) yang tidak tanggap
berada pada kepuasan pasien yang tidak
puas 41,9%. Hal tersebut terjadi karena
pasien merasa tidak nyaman dengan sikap
tenaga medis yang kurang perhatian dan
dokter yang sering lambat pada waktu
pemeriksaan, selain itu perawat kurang
ramah dalam melayani pasien sehingga
memberikan kesan yang kurang baik
terhadap kualitas pelayanan.
Hasil penelitian ini juga
menujukkan bahwa ketanggapan
(responsiveness) yang tidak tanggap
berada pada kepuasan pasien yang puas
sebanyak 15,4%. Hal tersebut terjadi
karena ada faktor lain yang
mempengaruhi kualitas pelayanan
menjadi cukup walaupun responsiveness
tenaga medis kuraang akan tetapi pasien
merasa nyaman denga lingkungan rumah
sakit yang bersih, kerapian tenaga medis
dan kemudahan dalam mengurus
administrasi rumah sakit.
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan Chi square yang dilakukan
terhadap ketanggapan (responsiveness)
dengan kepuasan pasien, didapatkan hasil
p = 0,004 sehingga p <0,05 maka H1 pada
penelitian ini diterima, artinya ada
pengaruh ketanggapan (responsiveness)
dengan kepuasan pasien di Ruang rawat
Inap kelas III RSU Anutapura Palu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori Parasuraman (2005) bahwa pengaruh
persepsi daya tanggap dengan kepuasan
pasien merupakan hasil stimulus dan
panca indera pasien dari pelayanan yang
diterima akan dapat dipersepsikan
sehingga nantinya akan dapat menilai
mutu pelayanan, jika apa yang mereka
harapkan sesuai dengan kenyataan yang
mereka dapatkan, maka akan dapat
memberikan kepuasan kepada pasien
terhadap daya tanggap perawat, begitu
juga sebaliknya jika apa yang mereka
harapkan tidak sesuai dengan kenyataan
maka pasien tidak puas.
Penelitian ini sesuai dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Elia
(2011) mengenai Hubungan Faktor-faktor
Kepuasan Pasien Dengan Dimensi
Kualitas Pelayanan Keperawatan di
Ruangan Triase Instalasi Gawat Darurat
RSUP Dr. M. Djamil Padang, menyatakan
bahwa sebanyak 4 faktor kepuasan pasien
berpengaruh secara bermakna dengan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
29 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
daya tanggap, jadi terdapat pengaruh
antara daya tanggap dengan kepuasan
pasien.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Ruang rawat inap bangsal
kelas III RSU Anutapura Palu didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara Kehandalan
(Reliability) dengan tingkat kepusan
pasien di Ruang Rawat Inap bangsal
kelas III RSU Anutapura Palu dengan
nilai (p=0,026)
2. Terdapat pengaruh antara Jaminan
(Assurance) dengan tingkat kepuasan
pasien di Ruang Rawat Inap bangsal
kelas III RSU Anutapura Palu dengan
nilai (p=0,006)
3. Terdapat pengaruh antara Bukti
langsung (Tangible) dengan tingkat
kepusan pasien di Ruang Rawat Inap
bangsal kelas III RSU Anutapura Palu
dengan nilai (p=0,012)
4. Terdapat pengaruh antara Empati
(Emphaty) dengan tingkat kepusan
pasien di Ruang Rawat Inap bangsal
kelas III RSU Anutapura Palu dengan
nilai (p=0,021)
5. Terdapat pengaruh antara Daya
tanggap (Responsiveness) dengan
tingkat kepuasan pasien diruang rawat
inap bangsal kelas III RSU Anutapura
Palu dengan nilai (p=0,004)
SARAN
Adapun saran yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Diharapkan Rumah sakit umum
Anutapura Palu lebih meningkatkan
kehandalan (reliability) terutama
ketepatan waktu pelayanan.
2. Diharapkan Rumah sakit umum
Anutapura Palu lebih meningkatkan
Jaminan (assurance) sehingga perlu
dilaksanakan program pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan standar
pelayanan prima sehingga mampu
memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pasien
3. Diharapkan Rumah sakit umum
Anutapura Palu lebih meningkatkan
bukti langsung (tangible) sarana,
prasarana, dan kesehatan lingkungan
rumah sakit serta memelihara dan
memperbaiki fasilitas yang telah ada,
seperti pengadaaan alat-alat medis
penunjang, perbaikan di ruang rawat
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
30 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
inap bangsal kelas III dan kebersihan
lingkungan rumah sakit.
4. Diharapkan Rumah sakit umum
Anutapura Palu lebih meningkatkan
empati (emphaty) sehingga perlu
dilaksanakan pelatihan terutama yang
berkaitan dengan hubungan manusia
yaitu mengenai sikap dan cara
berkomunikasi yang baik guna
memebntuk karakter kepribadian pada
sumber daya manusia.
5. Diharapkan Rumah sakit umum
Anutapura Palu lebih meningkatkan
ketanggapan (responsiveness)
kedisiplinan dan komitmen dalam
bekerja pada seluruh petugas rumah
sakit.
6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan penelitian terkait
dengan menambahkan jumlah
responden dan waktu penelitian atau
membuat perbandingan rumah sakit
yang memiliki kesamaan karakteristik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2012). Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2012. Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Badan
Litbangkes RI 2012. BPJS, 2015.
2. Sabarguna, B. S. 2004. Quality
Assurance Pelayanan Rumah
Sakit.EdisiKedua. Yogyakarta:
KonsorsiumRumahSakit Islam
Jateng-DIY.
3. Wijono,Djoko.2003. Manajemen
mutu pelayanan kesehatan Teori,
strategi dan aplikasi volume 1.
Surabaya: Airlangga university
4. Anutapura,R. 2013. Profil
RSU.Anutapura.Palu:
RSU.Anutapura.
5. Parasuraman, 2005. “E-s-Qual : A
multiple-item scale For Assesing
Electronic service Quality . Journal or
service research
6. Harcahyani, G. 2010. Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien Yang
Dimoderasi Oleh Variabel Nilai.
Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Pembangunan Nasional.
Yogyakarta.
7. Harcahyani, G. 2010. Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien Yang
Dimoderasi Oleh Variabel Nilai.
Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Pembangunan Nasional.
Yogyakarta.
8. Rondonuwu, N.S., R.C. Sondakh, dan
B.T. Ratag. 2014. Hubungan Antara
Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas
Jasa Pelayanan Rawat Jalan Dengan
Minat Untuk Memanfaatkan Kembali
Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. Media
Kesehatan. Manado. Vol. 2, No. 3.
Hal: 1-7.
9. Nor Khasimah Aliman & Wan
Normila Mohamad . 2013.
Perceptions of Service Quality and
Behavioral Intentions:AMediation
Effect of Patient Satisfaction in the
Private Health Care in Malaysia.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
31 Annisa Sarining Puspa & Elli Yane Bangkele, Pengaruh Kualitas Pelayanan...
InternationalJournal of Marketing
Studies; Vol: 5, No: 4; 2013.
10. Asmuji, 2013. Manajemen
Keperawatan :Konsep dan Aplikasi.
Jogjakarta : Arruzz Media
11. Kotler, Philip. 2006. Manajemen
Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT.
Indeks
12. Lestari WP, Sunarto, Kuntari T. 2002.
Analisa Faktor Tingkat Kepuasan
Pasien di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.
13. Elia.A, 2011. Hubungan Faktor –
Faktor Kepuasan Pasien Dengan
Dimensi Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Ruangn Triase
Instalasi Gawat Darurat RSUP DR.
M. Djamil Padang. Management
Keperawatan, Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas. Padang