PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940 …

114
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK EMULGEL GAMMA-ORYZANOL SKRIPSI NUR KHASANAH NIM: 1112102000093 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2016

Transcript of PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940 …

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL

940 SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT

FISIK EMULGEL GAMMA-ORYZANOL

SKRIPSI

NUR KHASANAH

NIM: 1112102000093

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL

940 SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT

FISIK EMULGEL GAMMA-ORYZANOL

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

NUR KHASANAH

NIM: 1112102000093

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2016

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan benar.

Nama : Nur Khasanah

NIM : 1112102000093

Tanda Tangan :

Tanggal : 23 Agustus 2016

iv

v

vi

ABSTRAK

Nama : Nur Khasanah

NIM : 1112102000093

Program Studi : Farmasi

Judul Penelitian : Pengaruh Konsentrasi Polimer Karbopol 940

sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik Emulgel

Gamma-Oryzanol

Gamma-oryzanol merupakan senyawa antioksidan alami yang diperoleh dari

minyak dedak padi atau yang lebih dikenal dengan rice bran oil (RBO). Gamma-

oryzanol diketahui dapat melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dan

meningkatkan kelembaban kulit, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antikerut

dan pelembab kulit di bidang kosmetik. Terdapat dua komponen penting yang

menentukan sifat dan stabilitas fisik emulgel, yaitu emulgator dan gelling agent.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi polimer

karbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik emulgel gamma-oryzanol.

Konsentrasi karbopol 940 yang digunakan dalam formulasi adalah 0,5% (pada

F1), 0,75% (pada F2) dan 1 % (pada F3). Evaluasi sifat dan stabilitas fisik sediaan

emulgel dilakukan terhadap beberapa parameter uji, yaitu pengamatan

organoleptis, pengukuran diameter globul rata-rata, penentuan pH, penentuan sifat

alir dan kekentalan, uji daya sebar dan uji sentrifugasi. Evaluasi stabilitas fisik

sediaan emulgel dilakukan dengan menggunakan metode penyimpanan pada suhu

4oC, 26±2

oC dan 40

oC, uji cycling test dan uji sentrifugasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variasi konsentrasi karbopol 940 sebagai gelling agent

berpengaruh terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel gamma-oryzanol.

Peningkatan konsentrasi karbopol 940 menyebabkan terjadinya peningkatan

viskositas emulgel, penurunan daya sebar dan ukuran diameter globul rata-rata

yang meningkat. Berdasarkan uji stabilitas fisik, ketiga formula sediaan emulgel

gamma-oryzanol mengalami perubahan nilai parameter uji, namun perubahan

tersebut tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada sifat organoleptis

emulgel gamma-oryzanol. Emulgel F2 bersifat paling stabil. Berdasarkan hasil uji

sentrifugasi, ketiga formula emulgel bersifat stabil secara fisik dan diperkirakan

dapat bertahan minimal selama satu tahun masa simpan.

Kata kunci: Emulgel, gamma-oryzanol, karbopol 940, stabilitas fisik

vii

ABSTRACT

Name : Nur Khasanah

NIM : 1112102000093

Major : Pharmacy

Title : The Effect of Carbopol 940 Polymer Concentration

as Gelling Agent to Physical Characteristic of

Gamma-Oryzanol Emulgel

Gamma-oryzanol is a natural antioxidant compounds derived from rice bran oil.

Gamma-oryzanol is known to protects the skin from Ultra-violet radiation and

increase moisture to the skin as well. Therefore, its application in the cosmetics is

both antiwrinkle and moisturizer for the skin. There are two main components that

determine characteristic and physical stability of emulgel, the emulsifier and

gelling agent. The aim of this research was to identify the effect of variations in

the concentration of carbopol 940 polymer as gelling agent to caracteristic and

physical stability of the emulgel gamma-oryzanol. The concentration of carbopol

940 in the formulation were 0,5% (F1), 0,75% (F2) and 1% (F3). Caracteristic and

physical stability evaluation of the emulgel was done with some test parameters,

such as organoleptic observation, measurement of average globule diameter, pH

determination, determination of viscosity and flow properties, spreading ability

test and sentrifugation test. Physical stability evaluation was done with some

methods such as storage at temperature 4oC, 26±2

oC dan 40

oC, cycling test and

centrifugation test. The result shown that the variation in the concentration of

carbopol 940 as gelling agent given effect in emulgel gamma-oryzanol. The

increase in carbopol 940 concentration caused increased viscosity, decreased

spreading ability and increased globul size of emulgel. At the physical stability

test, all formulations showed the alterations of the test parameters value, but those

alterations do not cause a significant change in the organoleptic properties of

emulgel gamma-oryzanol. Emulgel F2 was most stable. According to the

centrifugation test, all formulation was physically stable and was expected to last

at least one year shelf life.

Keywords: Carbopol 940, emulgel, gamma-oryzanol, physical stability

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

ridho dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini hingga selesai. Penulisan skripsi berjudul “Pengaruh Konsentrasi Polimer

Karbopol 940 sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik Emulgel Gamma-

Oryzanol” bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar

Sarjana Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, sejak masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi

ini, sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt dan Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt,

selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu,

tenaga, saran dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.

5. Kedua orang tua, ayahanda tersayang Kasturah (alm) dan ibunda tercinta

Maryam yang selalu memberikan kasih sayang semenjak penulis lahir ke

dunia, doa yang tidak pernah putus dan dukungan baik moril maupun materil.

Tidak ada apapun yang dapat membalas kebaikan, cinta dan kasih sayang

yang telah kalian berikan kepada saya. Dan semoga Allah selalu memberikan

keberkahan, cinta dan kasih sayang kepada kedua orang tua saya tercinta.

ix

Terutama untuk ayahanda, semoga ditempatkan di sisi Allah SWT bersama

orang-orang beriman lainnya dan bahagia di surga. Amiin

6. Kedua kakak saya, Muthmainah (almh) dan Fatihatul Rizqillah beserta suami

yang telah memberikan doa, dukungan moril dan materil serta kasih sayang

sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar. Semoga Allah selalu

memberikan keberkahan, cinta dan kasih sayang kepada kakak tercinta

khususnya untuk kak Muthmainah (almh), semoga ditempatkan di sisi Allah

SWT bersama orang-orang beriman lainnya serta bahagia di surga. Amiin

7. Seluruh keluarga besar Prodi Farmasi FKIK yang telah memberikan

kesempatan, kemudahan dan dukungan untuk melakukan penelitian ini

8. Kakak-kakak laboran FKIK, ka Eris, ka Lisna, ka Rani, ka Tiwi, ka Lilis, ka

Suryani, ka Walid, ka Zaenab dan ka Rachmadi atas dukungan dan

kerjasamanya selama kegiatan penelitian berlangsung

9. Khoiriyatus Sholihah, Anis Khilyatul Auliya, Pipit Fitriyah, Risha Natasya

Andriani, Dian Mutia, Nihayatul Mardliyah serta teman-teman laboratorium

yang telah banyak memberikan semangat dan kebersamaannya, terima kasih

atas kerjasama dalam penelitian ini

10. Teman-teman CSS MoRA prodi farmasi angkatan 2012 yang telah

memberikan semangat dan kebersamaan selama perkuliahan dan penelitian

berlangsung

11. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2012 atas dukungan dan

kerjasamanya

12. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu farmasi pada khususnya. Akhir kata,

penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Ciputat, Agustus 2016

Penulis

xi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Khasanah

NIM : 1112102000093

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya, dengan judul

PENGARUH KONSENTRASI POLIMER KARBOPOL 940 SEBAGAI

GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK EMULGEL GAMMA-

ORYZANOL

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 23 Agustus 2016

Yang menyatakan,

(Nur Khasanah)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

2.1 Kulit ............................................................................................... 5

2.2 Gamma-oryzanol .......................................................................... 9

2.3 Emulgel ......................................................................................... 11

2.4 Stabilitas Fisik Emulgel ................................................................ 13

2.5 Surfaktan ....................................................................................... 15

2.6 Radikal Bebas ............................................................................... 17

2.7 Antioksidan ................................................................................... 18

2.8 Komponen Emulgel ...................................................................... 19

2.9 Minyak Dedak Padi ...................................................................... 21

2.10 Tween 80 ....................................................................................... 22

2.11 Span 80 ......................................................................................... 22

2.12 Karbopol ....................................................................................... 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 25

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 25

3.2.1 Alat ..................................................................................... 25

3.2.2 Bahan ................................................................................ 25

3.3 Prosedur Kerja .............................................................................. 26

3.3.1 Formula Sediaan Emulgel ................................................. 26

3.3.2 Pembuatan Emulgel Gamma-oryzanol ............................. 26

3.3.3 Evaluasi Karakteristik Sediaan ......................................... 27

3.3.3.1 Pengamatan Organoleptis ...................................... 27

3.3.3.2 Pengukuran Diameter Partikel Rata-rata ............... 27

xiii

3.3.3.3 Penentuan pH ........................................................ 27

3.3.3.4 Penentuan Sifat Alir dan Kekentalan .................... 27

3.3.3.5 Uji Daya Sebar ...................................................... 28

3.3.3.6 Uji Stabilitas Fisik ................................................. 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 30

4.1 Hasil Pembuatan Emulgel Gamma-oryzanol ................................. 30

4.2 Evaluasi Karakteristik Sediaan ..................................................... 30

4.2.1 Hasil Uji Organoleptis Emulgel Gamma-oryzanol ........... 30

4.2.2 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel

Gamma-oryzanol ............................................................... 31

4.2.3 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-oryzanol ............. 33

4.2.4 Hasil Uji Sifat Alir dan Kekentalan Emulgel

Gamma-oryzanol ............................................................... 34

4.2.5 Hasil Uji Daya Sebar ......................................................... 40

4.2.6 Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-oryzanol ............ 43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 45

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 45

5.2 Saran .............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46

LAMPIRAN ...................................................................................................... 53

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rentang HLB dan Aplikasinya ....................................................... 17

Tabel 3.1 Komposisi Bahan pada Emulgel Gamma-Oryzanol ........................ 26

Tabel 4.1 Formulasi Sediaan Emulgel Gamma-Oryzanol................................ 30

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel Gamma-Oryzanol .......... 31

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel Gamma-

Oryzanol Selama Penyimpanan ....................................................... 31

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel Gamma-

Oryzanol pada Uji Cycling Test ....................................................... 32

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan .................................................................................... 33

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji

Cycling Test ..................................................................................... 33

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan ....................................................................... 34

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Uji Cycling Test ............................................................................... 34

Tabel 4.9 Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-Oryzanol .......................... 44

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kulit .............................................................................. 5

Gambar 2.2 Skema Penetrasi Emulgel Melalui Kulit .................................... 9

Gambar 2.3 Struktur Empat Komponen Mayor Gamma-oryzanol ................ 10

Gambar 2.4 Struktur Emulgel ........................................................................ 13

Gambar 2.5 Skema Ilustrasi Tipe Ketidakstabilan pada Emulsi .................... 15

Gambar 2.6 Unit Monomer Asam Akrilat pada Struktur Karbopol ............... 23

Gambar 4.1 Kurva Sifat Emulgel Gamma-oryzanol pada Minggu ke-0 ......... 36

Gambar 4.2 Kurva Sifat Emulgel Gamma-oryzanol pada Minggu ke-2

Suhu 4oC ...................................................................................... 37

Gambar 4.3 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-2 Suhu 26±2oC .......................................................... 37

Gambar 4.4 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-2 Suhu 40oC, ............................................................. 38

Gambar 4.5 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-4 Suhu 4oC, ............................................................... 38

Gambar 4.6 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-4 Suhu 26±2oC .......................................................... 39

Gambar 4.7 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-4 Suhu 40oC .............................................................. 39

Gambar 4.8 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-oryzanol pada

Minggu ke-0 ................................................................................ 40

Gambar 4.9 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-oryzanol pada

Suhu 4oC ...................................................................................... 41

Gambar 4.10 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-oryzanol pada

Suhu 26±2oC ................................................................................ 42

Gambar 4.11 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-oryzanol

pada Suhu 40oC ........................................................................... 43

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Emulgel Gamma-Oryzanol ............................................ 53

Lampiran 2. Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-Oryzanol ...................... 53

Lampiran 3. Data Hasil Uji pH Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan................................................................... 55

Lampiran 4. Data Hasil Uji pH Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Uji Cycling Test .................................................................. 56

Lampiran 5. Data Hasil Uji Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Uji Cycling Test .................................................................. 56

Lampiran 6. Data Hasil Uji Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan................................................................... 57

Lampiran 7. Data Diameter Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan................................................................... 58

Lampiran 8. Contoh Perhitungan Luas Daya Sebar ......................................... 59

Lampiran 9. Data Hasil Uji Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan................................................................... 60

Lampiran 10. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 0 ............................................................................. 61

Lampiran 11. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 2 Suhu 4oC ............................................................. 62

Lampiran 12. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 2 Suhu 26±2oC ...................................................... 63

Lampiran 13. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 2 Suhu 40oC ........................................................... 64

Lampiran 14. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 4 Suhu 4oC ............................................................. 65

Lampiran 15. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 4 Suhu 26±2oC ...................................................... 66

Lampiran 16. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu 4 Suhu 40oC ........................................................... 67

Lampiran 17. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-0 ........................................................................ 68

Lampiran 18. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-2 Suhu 4oC........................................................ 69

Lampiran 19. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-2 Suhu 26±2oC ................................................. 70

Lampiran 20. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-2 Suhu 40oC...................................................... 71

Lampiran 21. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-4 Suhu 4oC........................................................ 72

Lampiran 22. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-4 Suhu 26±2oC ................................................. 73

Lampiran 23. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

pada Minggu ke-4 Suhu 40oC...................................................... 74

xvii

Lampiran 24. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Sebelum Uji Cycling Test ............................................................ 75

Lampiran 25. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Setelah Uji Cycling Test .............................................................. 76

Lampiran 26. Data Statistik Nilai pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 4oC....................................................... 77

Lampiran 27. Data Statistik Nilai Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 4oC .......................................... 78

Lampiran 28. Data Statistik Nilai Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 4oC .......................................... 80

Lampiran 29. Data Statistik Nilai pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 26±2oC ................................................ 81

Lampiran 30. Data Statistik Nilai Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 26±2oC .................................... 83

Lampiran 31. Data Statistik Nilai Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 26±2oC .................................... 84

Lampiran 32. Data Statistik Nilai pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 40oC..................................................... 86

Lampiran 33. Data Statistik Nilai Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 40oC ........................................ 87

Lampiran 34. Data Statistik Nilai Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan pada Suhu 40oC ........................................ 89

Lampiran 35. Data Statistik Nilai pH Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Uji Cycling Test ........................................................................... 90

Lampiran 36. Data Statistik Nilai Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Uji Cycling Test ........................................................................... 92

Lampiran 37. Data Statistik Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Selama Penyimpanan................................................................... 94

Lampiran 38. Sertifikat Analisis Karbopol 940 ................................................. 95

Lampiran 39. Sertifikat Analisis Rice Bran Oil ................................................. 96

Lampiran 40. Sertifikat Analisis Span 80 .......................................................... 97

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gamma-oryzanol merupakan senyawa antioksidan alami yang diperoleh dari

minyak dedak padi atau yang lebih dikenal dengan rice bran oil (RBO). Rice bran

oil adalah minyak yang diekstraksi dari lapisan luar butiran padi dengan sejumlah

lembaga biji (Nasir et al., 2009). Selain gamma-oryzanol, terdapat dua

antioksidan lain dalam rice bran oil yaitu tokoferol (α, β, γ dan δ) dan tokotrienol.

Namun, kandungan gamma-oryzanol dalam dedak padi berjumlah 13-20 kali (b/b)

lebih banyak dibandingkan total kandungan tokoferol dan tokotrienol (Bergman

dan Xu, 2003 dalam Chen dan Bregman, 2005).

Sejumlah studi telah melaporkan bahwa gamma-oryzanol memiliki banyak

manfaat di bidang kesehatan. Gamma-oryzanol diketahui dapat melindungi kulit

dari radiasi ultraviolet dan meningkatkan kelembaban kulit, sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai antikerut dan pelembab kulit di bidang kosmetik (Vorarat et

al., 2010). Kemampuan gamma-oryzanol sebagai antioksidan mencapai empat

kali lipat dari vitamin E dalam menghentikan terjadinya oksidasi jaringan dalam

tubuh. Selain itu, gamma-oryzanol juga memiliki peran protektif dalam proses

peroksidasi lipid yang diinduksi oleh sinar UV (Patel dan Naik, 2004) dan

merupakan UV-A filter (Juliano et al., 2005) sehingga digunakan dalam sediaan

tabir surya. Lebih lanjut, Brigitte Kaiser (1995) telah mematenkan komposisi

sunscreen kosmetik yang mengandung gamma-oryzanol dan asam ferulat, yaitu

0,05-5% asam ferulat dan 0,05-5% gamma-oryzanol (Brigitte, 1995).

Gamma-oryzanol bersifat tidak larut dalam air, sehingga untuk

mengaplikasikannya dalam sebuah formula dibutuhkan bentuk sediaan yang dapat

memfasilitasinya. Terdapat beberapa bentuk sediaan topikal yaitu lotion, salep,

krim, gel dan emulgel. Salep, krim dan lotion umumnya bersifat lengket sehingga

cenderung sulit ketika diaplikasikan. Bentuk sediaan tersebut juga memiliki

koefisien sebar yang kecil sehingga perlu digosokkan ketika diaplikasikan (Khunt

et al., 2012). Daya sebar atau koefisien sebar dapat berpengaruh pada kesesuaian

2

UIN Syarif Hidayatullah

dosis yang dihantarkan. Oleh karena itu, dipilihlah bentuk sediaan emulgel

minyak dalam air. Sediaan emulgel ini merupakan sediaan emulsi tipe minyak

dalam air yang digelkan dengan adanya penambahan gelling agent ke dalamnya

(Ajazuddin et al., 2013). Sediaan emulgel minyak dalam air memiliki tingkat

penerimaan pasien atau konsumen yang tinggi karena mempunyai keuntungan

baik dari segi emulsi maupun gel (Vikas et al., 2012).

Dalam penggunaan dermatologis, emulgel memiliki sifat yang

menguntungkan yaitu bersifat tiksotropis, tidak berminyak, mudah merata,

emolien, larut air, dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, ramah

lingkungan, transparan, dan memiliki penampilan organoleptis yang baik (Vikas

et al., 2012). Emulgel juga dapat memberikan kesan dingin ketika diaplikasikan

karena salah satu fasenya berupa gel (Voight, 1994). Selain itu, karena terdapat

fase emulsi dalam emulgel menjadikan emulgel bersifat elegan dan mudah dicuci

setiap kali diinginkan serta memiliki penetrasi ke kulit yang tinggi (Baibhav et

al., 2012).

Dalam emulgel, terdapat komponen penting yang berperan dalam

menentukan sifat dan stabilitas fisik emugel. Pertama, gelling agent yang akan

berperan sebagai thickening agent dan untuk meningkatkan konsistensi sediaan

emulgel (Vikas et al., 2012). Diantara gelling agent yang luas penggunaannya

dalam bidang farmasi adalah karbopol 940. Karbopol 940 bersifat tidak toksik dan

tidak mengiritasi serta tidak ada bukti terjadinya reaksi hipersensitivitas ketika

digunakan secara topikal (Das et al., 2013).

Kedua, emulgator yang akan berperan dalam proses emulsifikasi dan

digunakan untuk mengontrol stabilitas sediaan selama jangka waktu penyimpanan

tertentu (Vikas et al., 2012). Emulgator yang sering digunakan dalam formulasi

emulgel adalah surfaktan non-ionik (Yenti et al., 2014; Godheekar et al., 2012;

Mohammed, 2004; Vikas et al., 2012; Khullar et al., 2012). Surfaktan non-ionik

lebih sering digunakan karena memiliki potensi toksisitas dan iritasi yang rendah.

Selain itu, surfaktan nonionik tidak memiliki muatan sehingga bersifat kurang

sensitif terhadap perubahan pH dan kekuatan ion dalam larutan (Wang, 2014).

Dalam penelitan sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh Baibhav et al. (2012)

yang memformulasi emulgel klaritromisin untuk penghantaran topikal dengan

3

UIN Syarif Hidayatullah

menggunakan karbopol 940 (1%, 1,2% dan 1,3%) sebagai gelling agent dan

tween 80/span 80 sebagai emulgator, menghasilkan bahwa emulgel tersebut

menunjukkan stabilitas fisik dan pelepasan obat yang baik pada kosentrasi

karbopol 1% (Baibhav et al., 2012). Pada umumnya, semakin kental sediaan akan

menyebabkan semakin sulit pelepasan obat dari basisnya, sehingga dalam

penelitian ini konsentrasi karbopol divariasikan pada konsentrasi ≤1% untuk

melihat pengaruhnya terhadap stabilitas fisik emulgel gamma-oryzanol.

Pemilihan jenis gelling agent dengan konsentrasi yang tepat merupakan salah

satu parameter penentu yang dapat mempengaruhi sifat dan stabilitas fisik

sediaan. Selanjutnya, sifat dan stabilitas fisik sediaan yang baik akan

mempengaruhi dan menentukan pelepasan zat aktif yang sesuai dari matriks gel

ketika diaplikasikan ke tempat target, sehingga perlu dilakukan adanya pengujian

terhadap sifat dan stabilitas fisik emulgel gamma-oryzanol ini (Mengesha, 2015).

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dibuat sediaan emulgel

yang mengandung gamma-oryzanol dengan menggunakan polimer karbopol 940

sebagai gelling agent dan tween 80/span 80 sebagai emulgator. Pengaruh

karbopol 940 sebagai gelling agent diamati dari evaluasi sifat fisik emulgel yang

terdiri dari pengamatan organoleptis, penentuan pH, diameter globul rata-rata,

sifat alir dan viskositas, dan uji stabilitas fisik emulgel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi polimer karbopol 940 sebagai gelling

agent terhadap sifat fisik emulgel gamma-oryzanol?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi

polimer karbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik emulgel gamma-

oryzanol.

4

UIN Syarif Hidayatullah

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang

sifat dan stabilitas fisik emulgel yang mengandung gamma-oryzanol dengan

polimer karbopol 940 sebagai gelling agent dalam variasi konsentrasi yang

berbeda.

5

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki

fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan

luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti

pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-

sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan

keringat dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya

sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa serta pertahanan terhadap

tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Lathifah, 2007).

Gambar 2.1 Struktur Kulit

(Sumber: Graaff et al., 2001)

Kulit terdiri dari tiga lapisan. Lapisan yang paling luar yaitu epidermis,

lapisan tengah yaitu dermis dan lapisan yang terdalam yaitu hipodermis.

1. Epidermis

Sel-sel epidermis disebut dengan keratinosit. Lapisan epidermis dari

bagian luar ke dalam dibagi menjadi lima lapisan yaitu (Tranggono dan

Lathifah, 2007):

a. Stratum Korneum

Stratum korneum merupakan lapisan terluar dalam epidermis dan

memiliki ketebalan 10-20 µm ketika kering dan 40 µm ketika terhidrasi

6

UIN Syarif Hidayatullah

dan mengembang (Kermany, 2010). Lapisan ini merupakan lapisan yang

bersifat hidrofobik (mengandung 13% air) terbuat dari sel-sel mati dan

menjadi lapisan tanduk. Stratum korneum menyediakan perlindungan

terhadap penetrasi substansi-substansi asing dari luar. Lapisan stratum

korneum yang merupakan lapisan terluar ini yang akan menentukan sifat

penghalang dari kulit, mengatur fluks kimia dan air antara lingkungan dan

organisme (Bolzinger et al., 2012).

b. Stratum Lusidum

Stratum lucidum merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung

eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

c. Stratum Granulosum

Lapisan ini tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal,

berbutir kasar,berinti mengkerut.

d. Stratum Spinosum

Pada lapisan ini terdapat sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri.

Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri

atas serabut protein. Cairan limfa masih ditemukan mengitari sel-sel dalam

lapisan ini.

e. Stratum Basal

Lapisan ini merupakan lapisan terbawah epidermis. Di dalam stratum

ini terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami

keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan

memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui dendrit-dendritnya.

2. Dermis

Dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin yang

berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin

mukopolisakarida. Serabut kolagen dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan

berat kulit manusia bebas lemak. Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa

kulit seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat,

kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf,

7

UIN Syarif Hidayatullah

juga sebagian lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit

(subkutis/hipodermis) (Tranggono dan Lathifah, 2007).

3. Hipodermis

Lapisan hipodermis merupakan lapisan terdalam pada kulit. Lapisan ini

adalah lapisan kontak antara kulit dan jaringan dibawahnya dalam tubuh seperti

otot dan tulang (Sherwood, 2007 dalam Kermany, 2010).

2.1.2 Permeabilitas dan Penetrasi Obat Melalui Kulit

Substansi atau senyawa yang bersifat hidrofilik tidak dapat berpenetrasi

melalui kulit dengan mudah karena ketidakmampuannya untuk melewati lapisan

stratum korneum yang hidrofobik. Sedangkan substansi atau senyawa yang

bersifat hidrofobik dapat dengan mudah melewati stratum korneum, namun

bertahan didalamnya karena lapisan selanjutnya yang harus dilewati bersifat

hidrofilik (Bolzinger et al., 2012).

Transport obat atau senyawa melalui kulit dapat terjadi melalui beberapa

jalur (Bolzinger et al., 2012) yaitu:

a. Jalur penetrasi epidermis, yaitu melewati stratum korneum

Pada jalur ini obat dapat melalui sel-sel stratum korneum atau dengan

melewati celah antar sel-sel stratum korneum.

b. Jalur transappendageal, melalui folikel rambut dan kelenjar keringat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi senyawa secara topikal yaitu

(Vikas et al., 2012):

a. Faktor Fisiologi

1) Ketebalan kulit

2) Kandungan lemak

3) Densitas folikel rambut

4) Densitas kelenjar keringat

5) pH kulit

6) Aliran darah

7) Hidrasi kulit

8) Adanya inflamasi pada kulit

8

UIN Syarif Hidayatullah

b. Faktor Fisikokimia

1) Koefisien partisi

2) Bobot molekul (<400 dalton)

3) Derajat ionisasi (hanya obat yang tidak terionisasi yang dapat

terabsorbsi sempurna)

4) Pengaruh pembawa yang digunakan

2.1.3 Penghantaran Obat Melalui Kulit

Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan berbagai penyakit

timbul juga akan semakin besar. Upaya untuk menyembuhkan penyakit

mendorong formulator untuk mengembangkan penemuan-penemuan obat,

pengobatan dan sistem penghantaran baru. Selain itu, rute penghantaran obat

untuk mendapatkan respon terapi yang dibutuhkan menjadi sangat penting. Rute

penghantaran obat tergantung pada tipe dan tingkat keparahan penyakit. Untuk

gangguan kulit, biasanya lebih dipilih rute administrasi topikal. Sistem

penghantaran obat melalui topikal dapat didefiniskan sebagai aplikasi langsung

sediaan yang mengandung obat dengan tujuan efek lokal (Ajazuddin et al., 2013).

Keuntungan sistem penghantaran topikal yaitu mampu menghantarkan

obat secara spesifik ke tempat target, menghindari degradasi obat di saluran

gastrointestinal dan degradasi metabolik jika menggunakan rute oral. Sistem

penghantaran obat topikal dapat meningkatkan bioavailabilitas obat dengan

menghindari metabolisme lintas pertama di hati dan menghantarkan obat secara

konstan untuk jangka waktu yang diperpanjang. Pada sistem penghantaran obat

topikal, obat akan berdifusi keluar dari sistem mencapai tempat target dan

diabsorbsi melalui kulit. Adanya peningkatan laju pelepasan obat dari sediaan

dapat meningkatkan absorpsi perkutan obat. Pelepasan obat dari sediaan topikal

tergantung dari sifat fisikokimia pembawa dan obat yang digunakan (Ajazuddin et

al., 2013).

9

UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 2.2 Skema Penetrasi Emulgel melalui Kulit (sumber: Ajazuddin et al., 2013)

2.2 Gamma-Oryzanol

2.2.1 Deskripsi dan Komponen Kimia

Gamma-oryzanol merupakan campuran senyawa phytosteryl ferulate dan

triterpen alkohol yang diekstraksi dari minyak kulit ari beras /Rice Brain Oil

(RBO). Rice bran atau bekatul adalah komponen dari beras mentah yang

diperoleh ketika dipisahkan dari bagian endosperma selama proses penggilingan

padi (Juliano et al., 2005). Gamma-oryzanol dapat dipisahkan dan

dikuantifikasi dengan menggunakan high- performance liquid chromatography

(Patel dan Naik, 2004). Jumlah gamma-oryzanol tergantung dari metode ekstraksi

yang digunakan, varietas padi, musim dan daerah tumbuhnya (Sakunpak, 2014).

Awalnya, gamma-oryzanol diduga merupakan komponen tunggal, namun

kemudian diketahui bahwa gamma-oryzanol terdiri dari lebih 10 jenis phytosteryl

ferulate dengan empat komponen utama yaitu cycloartenyl ferulate, 24-

methylenecycloartanyl ferulate, campesteryl ferulate dan sitosteryl ferulate.

Keempat komponen ini terdapat dalam jumlah 83,6% (Kim et al., 2014). Menurut

Xu (2001), komponen yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah 24-

methylenecycloartanyl ferulate.

10

UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 2.3 Struktur Empat Komponen Mayor Gamma-Oryzanol (Sumber: Patel dan Naik, 2004; Islam et al., 2009)

2.2.2 Sifat Fisikokimia

Gamma-oryzanol berwarna putih atau putih kekuningan, tidak berbau dan

berbentuk serbuk kristalin. Gamma-oryzanol bersifat hidrofob, mudah larut dalam

kloroform, sukar larut dalam etanol dan tidak larut dalam air. Stabil pada suhu

30oC hingga 80 hari (tsuno.co.jp).

2.2.3 Manfaat

Gamma-oryzanol dilaporkan memiliki beberapa manfaat dalam bidang

kesehatan yaitu: memperbaiki pola lipid plasma, menurunkan kolesterol total

plasma dan meningkatkan level kolesterol HDL serta menghambat agregasi

platelet. Gamma-oryzanol juga menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan dalam

sistem in vitro seperti pyrogallol autoxidation, peroksidasi lipid yang diinduksi

dalam homogenat retina babi oleh ion besi dan oksidasi kolesterol yang diinduksi

oleh 2,2’-azobis(2-methylpropionamidine) (Juliano et al., 2005). Selain itu,

gamma-oryzanol diketahui dapat melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dan

meningkatkan kelembaban kulit. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antikerut

dan pelembab kulit di bidang kosmetik (Vorarat et al., 2010).

cycloartenyl ferulate

24-methylenecycloartanyl ferulate campesteryl ferulate

β-Sitosteryl ferulate

11

UIN Syarif Hidayatullah

Sifat gamma-oryzanol sebagai antioksidan disebabkan karena adanya

struktur asam ferulat di dalamnya. Asam ferulat merupakan antioksidan asam

fenolat. Xu et al. (2001) melaporkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi dalam

melawan oksidasi kolesterol ditunjukkan oleh 24-methylenecycloartanyl ferulate

dan ketiga komponen gamma-oryzanol (cycloartenyl ferulate, 24-

methylenecycloartanyl dan campesteryl ferulate) memiliki aktivitas antioksidan

lebih tinggi dibandingkan vitamin E (α-tocopherol, β- tocopherol, γ- tocopherol

dan δ- tocopherol) (Patel dan Naik, 2004).

2.2.4 Profil Keamanan

Kobayasi (1979) melaporkan bahwa hanya terjadi iritasi kulit ringan pada

tes patch kulit menggunakan salep gamma-oryzanol 1%. Yahara et al. (1973),

dalam penelitiannya menggunakan tikus menyatakan bahwa penghantaran

gamma-oryzanol oral dan intraperitoneal 10.000 mg/kg tidak menyebabkan

abnormalitas secara umum maupun setelah dibedah. Begitu pula ketika

dihantarkan melalui subkutan sebesar 500 mg/kg. Data lain menyebutkan bahwa

tidak terjadi abnormalitas pada tikus setelah 6 bulan diberikan gamma-oryzanol

peroral (30-1000 mg/kg) (Hasato et al., 1974).

2.3 Emulgel

Sediaan emulgel merupakan sediaan emulsi tipe minyak/air atau air/minyak

yang digelkan dengan adanya penambahan gelling agent ke dalamnya (Ajazuddin

et al., 2013). Emulsi tipe minyak dalam air digunakan untuk membuat emulgel

yang dapat menghantarkan obat hidrofobik. Sedangkan emulsi tipe air dalam

minyak, umumnya digunakan untuk membentuk emulgel yang dapat

menghantarkan obat hidrofilik (Olatunji, 2015).

Sediaan emulgel lebih diterima oleh konsumen karena memiliki keuntungan

baik dari segi emulsi maupun gel. Gel yang digunakan dalam bidang dermatologi

memiliki keuntungan yaitu bersifat tiksotropik, mudah merata, tidak berminyak,

mudah dicuci, bersifat emolien dan cocok dengan berbagai eksipien Sedangkan

emulsi mempunyai tingkat penampilan yang cocok, mudah dicuci, tingkat

penetrasi obat tinggi, dan viskositas, penampilan fisik serta tingkat kelicinannya

12

UIN Syarif Hidayatullah

dapat dikontrol. Emulsi juga dapat digunakan untuk menghantarkan berbagai jenis

obat (Baibhav, 2012) baik obat yang bersifat hidrofilik maupun hidrofobik.

Emulgel yang diharapkan adalah emulgel dengan sifat atau karakteristik yang

meliputi penetrasi obat yang lebih baik, menyebar secara rata, tidak berminyak

saat diaplikasikan, larut air, ramah lingkungan, tidak meninggalkan noda, lembab,

transparan atau bening dan nyaman digunakan (Olatunji, 2015).

Menurut Hyma (2014) keuntungan sediaan emulgel adalah sebagai berikut :

a. Obat hidrofobik dapat dengan mudah digabungkan ke dalam gel

menggunakan emulsi tipe minyak/air.

Kebanyakan obat hidrofobik tidak dapat digabungkan ke dalam

basis gel secara langsung karena masalah kelarutannya. Oleh karena itu,

emulgel dapat membantu penggabungan obat hidrofobik ke dalam fase

minyak lalu globul minyak terdispersi dalam fase air membentuk emulsi

minyak/air. Setelah itu, emulsi tersebut dapat dicampur ke dalam basis gel.

Hal ini memungkinkan stabilitas dan pelepasan obat yang lebih baik

dibandingkan sekedar menggabungkan obat ke dalam basis gel.

a. Memiliki stabilitas yang lebih baik

b. Kapasitas muatan yang lebih baik

Hal ini disebabkan karena sistem pembentuk emulgel diantaranya

adalah sistem gel. Gel terdiri dari jaringan yang luas sehingga

memberikan kapasitas muatan yang lebih baik.

c. Mudah dikerjakan dengan biaya yang terjangkau

d. Tidak ada sonikasi intensif

Jika dibandingkan dengan molekul vesikular yang membutuhkan

sonikasi intensif yang dapat menyebabkan kebocoran dan degradasi obat,

pembuatan emulgel tidak membutuhkan sonikasi tersebut.

e. Memberikan pelepasan obat yang terkontrol

Emulgel dapat digunakan untuk memperpanjang efek terapi obat

yang memiliki t ½ pendek baik untuk obat hidrofob (emulgel minyak/air)

maupun obat hidrofil (emulsi air/minyak).

13

UIN Syarif Hidayatullah

Gambar 2.4 Struktur Emulgel

(sumber: Mohammed Haneefa et al., 2013)

Pada dasarnya, emulgel dapat dibuat melalui dua tahap yaitu tahap

emulsifikasi dan tahap penggabungan emulsi ke dalam basis gel

(Mengesha, 2015).

2.4 Stabilitas Fisik Emulgel

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik

untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode

penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan

kemurnian produk tersebut (Djajadisastra, 2004). Karena emulgel merupakan

sediaan yang terdiri dari emulsi yang digelkan oleh gelling agent, maka stabilitas

emulgel bergantung pada stabilitas emulsi yang dihasilkan. Emulsi merupakan

suatu sistem yang secara fisik bersifat tidak stabil (Ma dan Hadzija, 2013). Emulsi

yang stabil didefinisikan sebagai suatu sistem dengan globul-globul yang mampu

mempertahankan sifat awalnya dan tetap terdistribusi merata dalam fase eksternal

(Aulton, 2001). Kestabilan emulsi ditandai dengan tidak adanya penggabungan

fase internal, tidak adanya creaming, dan tidak ada perubahan penampilan, bau,

warna serta sifat fisik lainnya (Sinko, 2011). Suatu sistem emulsi dapat

mengalami ketidakstabilan fisik yang bersifat reversibel (creaming dan flokulasi)

maupun irreversibel (koalesen dan inversi fase). Ketidakstabilan yang bersifat

reversibel dapat kembali ke keadaan awal dengan sedikit agitasi. Sedangkan

ketidakstabilan berupa koalesen dan inversi fase dapat berakhir dengan pemisahan

fase (Eccleston, 2007 dalam Gadri, 2012).

14

UIN Syarif Hidayatullah

Berikut beberapa parameter dalam menentukan ketidakstabilan fisik pada

emulsi:

a. Flokulasi

Flokulasi merupakan suatu proses dua atau lebih droplet bergabung

menjadi droplet yang lebih besar tanpa kehilangan sifat masing-masing.

Flokulasi umumnya merupakan prekursor terjadinya koalesen atau agregasi

(Denton dan Rostron, 2013).

b. Creaming

Creaming adalah peristiwa pembentukan agregat dari bulatan fase dalam

yang memiliki kecenderungan lebih besar untuk naik ke permukaan emulsi

atau jatuh ke dasar emulsi tersebut daripada partikel-partikelnya sendiri

(Martin, 1993). Menurut hukum Stoke, laju creaming bergantung pada

beberapa parameter yaitu ukuran droplet, perbedaan densitas kedua fase dan

viskositas fase kontinyu. Sehingga, untuk menurunkan laju creaming dapat

dilakukan dengan memperkecil ukuran droplet atau meningkatkan viskositas

fase eksternal (Sinko, 2011).

c. Koalesen

Koalesen merupakan proses penggabungan droplet-droplet fase terdispersi

menjadi droplet dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran semula (Ma dan

Hadzija, 2013) dikarenakan pecahnya lapisan film yang terdapat dibagian

antarmuka droplet (Lakkies, 2007). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

koalesen merupakan suatu proses yang bersifat irreversibel. Koalesen dapat

terjadi karena viskositas fase kontinyu yang tidak cukup dan/atau volume fase

dalam yang tinggi dari total volume emulsi (Ma dan Hadzija, 2013).

d. Inversi Fase

Pada fenomena ini terjadi perubahan tipe emulsi dari M/A menjadi A/M

atau sebaliknya. Bila inversi fase terjadi setelah pembuatan, secara logis hal

ini bisa dianggap sebagai tanda instabilitas emulsi (Sinko, 2011).

e. Cracking

Kerusakan yang paling besar dari emulsi adalah cracking. Cracking

ditandai dengan terpisahnya emulsi menjadi dua fase yaitu fase minyak dan

15

UIN Syarif Hidayatullah

fase air dan tidak bercampur meskipun dilakukan pengocokan (Ansel, 1998

dalam Indayanti, 2014).

Evaluasi yang umum dilakukan untuk menilai stabilitas fisik emulsi yaitu

evaluasi perubahan penampilan fisik, distribusi ukuran droplet, muatan

droplet dan rheologi serta evaluasi stabilitas dibawah kondisi dipercepat baik

dengan suhu atau gaya (seperti sentrifugasi) (Aulton, 2013). Menurut Aulton

(2001), penilaian stabilitas emulsi dapat diperoleh dari penentuan derajat

pemisahan fase minyak dan air atau dari tingkat creaming. Sedangkan

menurut Martin (2011), salah satu metode yang dapat digunakan untuk

menentukan stabilitas emulsi didasarkan pada percepatan proses pemisahan,

yang sering terjadi pada kondisi penyimpanan. Metode ini terdiri dari metode

freeze-thaw, cycling test dan sentrifugasi (Sinko, 2011).

Gambar 2.5 Skema Ilustrasi Tipe Ketidakstabilan pada Emulsi (sumber: Im-Emsap & Siepmann , 2002)

2.5 Surfaktan

2.5.1 Pengertian Surfaktan

Surfaktan merupakan senyawa organik yang bersifat ampifatik dimana

senyawa tersebut memiliki gugus hidrofobik (bagian ekor) dan gugus hidrofilik

(bagian kepala). Sehingga dengan adanya kedua gugus tersebut, surfaktan dapat

larut baik dalam air maupun dalam pelarut organik. Ketika surfaktan dicampurkan

kedalam emulsi, surfaktan akan menutupi permukaan droplet dengan bagian

hidrofobiknya terdapat dalam droplet (minyak) dan bagian hidrofiliknya terdapat

16

UIN Syarif Hidayatullah

dalam air (Li et al., 2008 dalam Muhaimin, 2013) sehingga dapat mencegah

droplet minyak mendekat satu sama lain (Wang, 2014).

2.5.2 Klasifikasi Surfaktan

Berdasarkan muatannya, surfaktan dapat diklasifikasikan menjadi empat

golongan yaitu:

a) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya memiliki

muatan positif. Contohnya yaitu laurylamine hydrocloride, trimethyl

dodecylammonium chloride dan cetyl trimethylammonium bromide

b) Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya memiliki

gugus bermuatan negatif seperti sulfat, sulfonat dan karboksilat. Contoh

surfaktan golongan ini adalah Na stearat, Na dodecyl sulfat dan Na

dodecyl benzene sulfonate.

c) Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya tidak

bermuatan. Sehingga tidak dapat terionisasi didalam larutan dan tahan

terhadap perubahan pH. Contoh: ester gliserin asam lemak, estre sorbitan

asam lemak, ester sukrosa asalm lemak, polietilena alkil amina,

glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan

alkil amina oksida.

d) Surfaktan zwitterionik/amfoterik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya

memiliki muatan positif dan negatif. Dalam larutan basa akan berperan

sebagai surfaktan anionik dan dalam larutan asam berperan sebagai

surfaktan kationik. Contoh surfaktan golongan ini meliputi lauryl betaine,

lauramidopropyl betaine dan cocoamido 2-hydropropyl sulfobetaine.

2.5.3 HLB (Hydrophyle-Lipophile Balance)

Keberhasilan terbentuknya suatu emulsi yang stabil, berkaitan erat dengan

hubungan antara struktur molekul surfaktan dan aktivitas permukaannya. Griffin

(1947), menciptakan suatu skala berupa nilai-nilai yang berfungsi sebagai ukuran

keseimbangan hidrofilik-lipofilik bahan-bahan aktif permukaan. Skala ini dikenal

dengan sistem keseimbangan gugus hidrofilik dan lipofilik atau HLB

(hydrophyle-lipophile balance). Semakin tinggi nilai HLB suatu senyawa maka

17

UIN Syarif Hidayatullah

semakin bersifat hidrofilik. Seperti Span (ester sorbitan yang dibuat ICI Amerika

Inc.,) bersifat lipofilik dan mempunyai nilai HLB rendah (1,8-8,6) dan Tween

(turunan polioksietilen dari Span) bersifat hidrofilik dengan nilai HLB tinggi (9,6-

16,7) (Sinko, 2011). Dengan adanya sistem HLB, formulator dapat menentukan

sistem emulgator yang paling cocok untuk diaplikasikan, baik berupa surfaktan

tunggal maupun kombinasi surfaktan yang sesuai dengan HLB butuh fase minyak

yang terdispersi, sehingga didapatkan emulsi yang stabil (Myers, 2006).

Tabel 2.1 Rentang HLB dan Aplikasinya

Rentang HLB Aplikasi

3-6 Emulsifying agent Air/Minyak

7-9 Agen pembasah

8-18 Emulsifying agent Minyak/Air

13-15 Detergent

15-16 Solubilizer

(sumber: Marriott et al., 2010)

Penggunaan kombinasi surfaktan dapat menjadi rumit karena campuran

surfaktan tersebut sering menghasilkan emulsi yang lebih stabil daripada surfaktan

tunggal dengan nilai HLB yang sama. HLB campuran dapat diperoleh dengan

menggunakan persamaan (Myers, 2006):

HLBcamp = fA x HLBA + (1 - fA) x HLBB

(Keterangan: fA = bobot surfaktan A; HLBA = HLB surfaktan A; HLBB = HLB surfaktan B)

2.6 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul (kumpulan atom) yang memiliki

elektron tidak berpasangan (unpaired electron) pada orbital atomnya. Adanya

elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif

mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang

berada di sekitarnya. Jika elektron yang terikat oleh senyawa radikal bebas

tersebut bersifat ionik, dampak yang timbul memang tidak begitu berbahaya.

Namun, bila elektron yang terikat radikal bebas berasal dari senyawa yang

18

UIN Syarif Hidayatullah

berikatan kovalen, maka akan sangat berbahaya karena ikatan digunakan bersama-

sama pada orbital terluarnya. Umumnya, senyawa yang memiliki ikatan kovalen

adalah molekul-molekul besar (biomakromolekul) seperti lipid, protein dan DNA

(Winarsi, 2011).

Tahapan reaksi pembentukan radikal bebas mirip dengan rancidity oxidative,

yaitu melalui 3 tahapan reaksi sebagai berikut (Winarsi, 2011):

a. Tahap inisiasi, yaitu awal pembentukan radikal bebas.

Seperti:

Fe++

+ H2O2 Fe+++

+ OH- + ∙OH

R1-H + ∙OH R1∙ + H2O

b. Tahap propagasi, yaitu tahap pemanjangan rantai radikal.

R2-H + R1∙ R2∙ + R1-H

R3-H + R2∙ R3∙ + R2-H

c. Tahap terminasi, yaitu tahap bereaksinya senyawa radikal dengan senyawa

radikal lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagasinya

menjadi rendah.

R1∙ + R1∙ R1- R1

R2∙ + R1∙ R2- R1

R2∙ + R2∙ R2- R2 dan seterusnya

2.7 Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau

reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi

berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal.

Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi

dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga

kerusakan sel akan dihambat (Winarsi, 2011).

Antioksidan dapat digolongan menjadi dua yaitu antioksidan enzimatik dan

antioksidan non-enzimatik. Antioksidan enzimatik yaitu antioksidan endogen

yang meliputi enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan sistem glutation

(glutation peroksidase, glutation reduktase). Enzim-enzim tersebut bekerja dengan

cara melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal

19

UIN Syarif Hidayatullah

bebas oksigen seperti anion peroksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida

(Winarsi, 2011). Antioksidan non-enzimatik meliputi asam askorbat (vitamin C),

glutation, melatonin, tokoferol dan tokotrienol (vitamin E) dan asam urat (Lobo et

al., 2010).

Antioksidan dapat berupa antioksidan endogen dan antioksidan eksogen

(didapat dari luar tubuh) seperti bagian dari diet atau suplemen. Beberapa

komponen diet tidak menetralkan radikal bebas, tetapi meningkatkan aktivitas

endogen. Komponen tersebut tetap disebut sebagai antioksidan. Antioksidan

endogen memiliki peranan penting dalam mempertahankan fungsi selular yang

optimal. Namun, dibawah kondisi yang mendukung terjadinya oxidative stress,

antioksidan endogen mungkin tidak cukup sehingga dibutuhkan antioksidan

tambahan untuk menjaga fungsi seluler optimal (Rahman, 2007). Beberapa

antioksidan dapat berinteraksi dengan antioksidan lain dan menyebabkan

regenerasi sifat asli antioksidan tersebut. Mekanisme yang terlibat disebut dengan

antioxidant network (Rahman, 2007).

2.8 Komponen Emulgel

a. Fase Minyak

Fase minyak yang digunakan pada emulgel harus dapat berfungsi sebagai

pembawa yang baik bagi zat aktif dan menyediakan kapasitas muatan yang

besar dalam formula (Mengesha, 2015). Untuk emulsi penggunaan eksternal,

mineral oil baik tunggal maupun kombinasi dengan paraffin padat sering

digunakan sebagai pembawa obat dan sebagai pemberi karakteristik oklusi

serta sensori pada emulsi tersebut (Vikas et al., 2012).

b. Fase Air

Yang umum digunakan sebagai fase air adalah air, alkohol dan lainnya

(Vikas et al., 2012). Dalam penelitian ini, fase air atau pelarut yang

digunakan adalah akuades.

20

UIN Syarif Hidayatullah

c. Emulgator

Emulgator digunakan dalam proses emulsifikasi dan untuk mengontrol

stabilitas emulsi selama penyimpanan (Mohammed Haneefa, et al., 2013;

Vikas et al., 2012; Panwaret al., 2011). Emulgator bekerja dengan adsorpsi

pada daerah antarmuka cair-cair sehingga membentuk film antarmuka. Film

ini memerankan dua fungsi, (1) menurunkan tegangan antarmuka antara dua

cairan dan ketidakstabilan termodinamika sistem yang disebabkan oleh

peningkatan daerah antarmuka antara dua fase cair tersebut, (2) menurunkan

laju koalesen partikel cairan terdispersi dengan adanya pembentukan barrier

mekanik, steric dan/atau elektrik di sekitarnya. Barrier sterik dan elektrik

menghambat pendekatan yang erat antar partikel. Barrier mekanik

meningkatkan resistensi partikel terdispersi terhadap goncangan mekanik dan

mencegah koalesensi antar partikel (Rosen dan Kunjappu, 2012).

d. Gelling Agent

Gelling agent digunakan untuk meningkatkan konsistensi sediaan dan

berfungsi sebagai thickening agent (Mohammed Haneefaet al., 2013; Vikas et

al., 2012; Panwar et al., 2011). Gelling agent adalah polimer yang

membentuk matriks tiga dimensi karena adanya derajat sambung silang yang

tinggi atau asosiasi ketika dihidrasi dan didispersikan/dilarutkan didalam

pelarutnya yang sesuai. Umumnya, gelling agent digunakan pada konsentrasi

0,5-10%, membatasi pergerakan pelarut dengan menjerap pelarut tersebut

sehingga dapat meningkatkan viskositas. Gelling agent yang digunakan luas

penggunaannya di industri meliputi karbomer (karbopol), turunan selulosa,

poloxamer (Pluronic) dan gum alam seperti akasia, natrium alginat, xanthan

gum dan tragakan (Desai dan Mary Lee, 2007).

e. Peningkat Penetrasi

Di dalam formula emulgel, umumnya terdapat senyawa peningkat

penetrasi. Peningkat penetrasi digunakan untuk meningkatkan absorpsi obat

dengan cara mengganggu barrier kulit, menyebabkan fluidisasi jaringan lipid

antara korneosit-korneosit, mengubah partisi obat ke dalam kulit atau

21

UIN Syarif Hidayatullah

meningkatkan transpor obat ke dalam kulit. Beberapa contoh Peningkat

penetrasi yang digunakan yaitu asam oleat, lesitin, clove oil, mentol dan asam

linoleat (Mohammed Haneefa et al., 2013; Vikas et al., 2012; Panwar et al.,

2011).

2.9 Minyak Dedak Padi/Rice Bran Oil

Rice bran oil adalah minyak yang diekstraksi dari lapisan luar butiran padi

dengan sejumlah lembaga biji (Nasir et al., 2009). Rice bran oil atau minyak

dedak padi dapat diekstraksi dari dedak padi dengan pelarut menggunakan n-

heksana food grade atau dengan ohmic heating dan supercritical fluid extraction.

Minyak dedak padi mentah yang diperoleh dari ekstraksi dengan pelarut

kemudian dimurnikan secara fisik dan kimia agar didapatkan spesifikasi minyak

sayur yang layak dimakan (Patel dan Naik, 2004).

Rice bran oil berwarna kuning pucat, jernih (pada suhu 20oC), tak berbau

dengan indeks asam <0,50. Densitas minyak pada suhu 20oC berkisar antara 0,920

dan 0,930; indeks refraktif (pada 20oC) 1,471-1,475; rasa manis ringan (Cicero et

al., 2005).

Rice bran oil mengandung komposisi seimbang antara asam lemak jenuh dan

asam lemak tak jenuh serta mengandung sumber vitamin E, antioksidan, oryzanol

dan mikronutrien lainnya (Nguyen, 2011). RBO mengandung asam lemak tak

jenuh berupa asam oleat (38,4%), asam linoleat (34,4%) dan asam linolenat

(2,2%). Selain itu juga mengandung asam lemak jenuh berupa asam palmitat

(21,5%) dan asam stearat (2,9%). Komposisi rice bran oil mentah yang tak

tersaponifikasi mengandung komponen antioksidan yaitu tokoferol/tokotrienol

(hingga 300 mg/kg vitamin E) dan gamma-oryzanol (hingga 3000 mg/kg)

(Juliano et al., 2005). Konsentrasi kandungan antioksidan dalam rice bran oil

dapat bervariasi tergantung asal masing-masing padi yang digunakan (Arab et

al., 2011). Berbeda dari minyak sayur olahan, minyak dedak padi mentah kaya

akan fraksi tak tersaponifikasi (hingga 5%) terutama terdiri dari sterol (43%),

triterpen alkohol (28%) 4-metil-sterol (10%) dan komponen yang kurang polar

(19%). Fitosterol yang terkandung didalamnya meliputi β-sitosterol (900 mg%),

22

UIN Syarif Hidayatullah

kampesterol (500 mg%), stigmasterol (250 mg%), skualen (320 mg%) dan γ-

oryzanol (Cicero et al., 2005).

2.10 Tween 80 (Polyoxyethylene 20 Sorbitan Monooleate)

Tween 80 atau yang bisa disebut juga dengan Polysorbat 80 merupakan

ester asam lemak polioksietilen sorbitan yang berbentuk cairan berminyak

berwarna kuning yang memiliki bau khas dengan rasa agak pahit. Tween 80

digunakan sebagai emulsifying agent, solubilizing agent dan wetting agent.

Senyawa ini dapat larut dalam air dan etanol tetapi tidak dapat larut dalam minyak

mineral dan minyak tumbuhan. Seperti halnya dengan Span 80, Tween 80 juga

merupakan surfaktan nonionik dan memiliki nilai HLB 15. Tween 80

mengandung 20 unit oksietilen dan sering digunakan sebagai emulgator dalam

pembuatan emulsi minyak dalam air yang stabil. Polysorbat seperti Tween 80 juga

digunakan secara luas dalam pembuatan kosmetik dan produk makanan (Rowe et

al., 2009).

Tween 80 dapat larut dalam air dan digunakan untuk membentuk emulsi

minyak dalam air, sedangkan span 80 digunakan untuk membentuk emulsi air

dalam minyak. Kombinasi kedua emulgator ini ditujukan dalam pembentukan

emulsi yang stabil. Karena sifat kimia yang berkaitan antara tween 80 dan span

89, maka keduanya saling mengimbangi dalam terjadinya interaksi hidrofilik dan

hidrofobik. Ketika digunakan bersama, tween 80 dan span 80 dapat tersusun lebih

rapat di bagian antarmuka fase minyak dan air (Nguyen, 2011).

Tween 80 bersifat stabil terhadap elektrolit, asam dan basa lemah. Harus

disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat kering dan

sejuk (Rowe et al., 2009).

2.11 Span 80 (Sorbitan Monooleate)

Span 80 memiliki nama lain sorbitan monooleat. Span 80 merupakan ester

sorbitan berbentuk cairan kental berwarna kuning yang memiliki bau dan rasa

yang khas. Span 80 dapat digunakan sebagai emulsifying agent, solubilizing agent

dan wetting agent. Senyawa ini umumnya larut atau terdispersi didalam air dan

mudah larut dalam berbagai pelarut organik. Span 80 merupakan surfaktan

23

UIN Syarif Hidayatullah

nonionik dengan nilai HLB 4,3. Jika digunakan secara tunggal, ester sorbitan

seperti Span 80 akan menghasilkan emulsi air dalam minyak yang stabil dan

mikroemulsi. Tetapi, ester sorbitan lebih sering digunakan kombinasi dengan

polysorbat untuk menghasilkan emulsi minyak tipe M/A atau A/M, krim, dan self-

emulsifying drug delivery system untuk obat-obat yang kurang larut. Span 80

bersifat stabil dengan asam dan basa lemah dan harus disimpan dalam wadah

tertutup ditempat kering dan sejuk (Rowe et al., 2009).

2.12 Karbopol

Karbopol memiliki nama lain acrypol; acritamer; acrylic acid polymer;

carbomera; carbopol; carboxy polymethylene; polyacrylic acid; carboxyvinyl

polymer; pemulen; tego carbomer.

Gambar 2.6. Unit Monomer Asam Akrilat pada Struktur Karbopol

(sumber: Rowe et al., 2009)

Karbopol merupakan polimer bobot molekul tinggi sintetis dari asam

akrilat yang disambung silang dengan allyl sukrosa atau allyl eter dari

pentaerythriol. Karbopol mengandung 52% dan 68% gugus asam karboksilat

(COOH) dihitung pada keadaan kering (Rowe et al., 2009).

Karbopol dapat membentuk hidrogel dalam air atau larutan alkali karena

adanya hidrasi gugus karboksil pada strukturnya (Tas et al., 2004). Karbopol

dapat membentuk gel yang halus dan transparan ketika konsentrasinya diatas

0,5%. Penambahan trietanolamin ke larutan polimer tersebut dapt menetralkan

karbopol yang sebelumnya bersifat asam. Jumlah trietanolamin yang ditambahkan

berpengaruh pada viskositas gel karbopol. Jumlah trietanolamin yang tinggi dapat

menyebabkan gel yang dihasilkan menjadi semakin kental dan terjadi

24

UIN Syarif Hidayatullah

pembentukan gel yang lebih kompleks dibandingkan ketika trietanolamin

ditambahkan dalam jumlah yang lebih rendah. Viskositas gel yang terlalu kental

dapat mengakibatkan pelepasan obat dari gel menjadi lebih sulit (Yen et al.,

2015). Viskositas karbopol juga ditentukan oleh komposisi polimer didalamnya.

Terdapat beberapa tipe karbopol yaitu karbopol 934, 934P, 940, 941 dan 1342.

Karbopol 934 dan 940 merupakan jenis yang sering digunakan di industri farmasi

(Swarbrick, 2007). Karbopol 940 adalah tipe yang memiliki viskositas paling

tinggi dibandingkan dengan tipe yang lainnya, yaitu antara 40.000-60.000 cPs

dengan konsentrasi 0,5% b/v (Rowe et al., 2009).

Karbopol berbentuk serbuk putih, halus, bersifat asam, higroskopik

dengan bau cukup khas. Dapat mengembang dalam air dan gliserin, dan setelah

dinetralkan, dalam etanol 95%. Karbopol bersifat tidak larut tetapi dapat

mengembang. Pada suhu ruangan, dispersi karbopol dapat mempertahankan

viskositasnya selama penyimpanan jangka panjang. Begitu juga pada suhu

penyimpanan tinggi dengan adanya antioksidan atau jika dispersi karbopol

dilindungi dari cahaya maka viskositas dapat dipertahankan atau hanya sedikit

terkurangi (Rowe et al., 2009).

Karbopol digunakan dalam berbagai sediaan yang meliputi sediaan krim,

gel, losion dan salep sebagai rheologi modifier untuk penggunaan mata, rektal,

topikal dan vaginal. Kopolimer karbopol juga digunakan sebagai emulgator dalam

sediaan emulsi minyak/air untuk penggunaan eksternal. Sebagai emulgator

umumnya konsentrasi yang digunakan yaitu 0,1-0,5 %, sebagai gelling agent

yaitu 0,5-2%, sebagai suspending agent yaitu 0,5-1%, sebagai pengikat tablet

yaitu 0,75-3% dan sebagai pengontrol pelepasan zat aktif yaitu 5-30% (Rowe et

al., 2009).

Karbopol tidak kompatibel dengan resorsinol, fenol, polimer kationik,

asam kuat dan elektrolit dengan tingkat tinggi. Serbuk karbopol harus disimpan

dalam wadah kedap udara dan resisten korosi serta terlindung dari kelembapan.

Penggunaan wadah gelas, plastik atau resin-lined direkomendasikan untuk

penyimpanan formula yang mengandung karbopol (Rowe et al., 2009).

25

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Peneltian I, Laboratorium Penelitian

II dan Laboratorium Biologi Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu

penelitian dimulai pada bulan April hingga Juni 2016.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah viscotester HAAKE 6R

(Thermo Scientific, Jerman), overhead stirrer (IKA® RW 20 Digital), pH meter

(Horiba F-52, Jepang), hotplate stirreer, sentrifugator (Eppendorf SH7R),

refrigerator, oven, mikroskop optik, magnetic stirrer, timbangan analitik (AND

GH-202), termometer, tabung eppendorf dan alat-alat gelas lain yang biasa

digunakan di laboratorium.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gamma-oryzanol

(Wako, Jepang), rice bran oil (Tsuno Rice Fine Chemicals co., ltd., Jepang),

tween 80, span 80 (Shadong Biotechnology, Shanghai China), karbopol 940

dengan viskositas 33.300 mPas (Shadong Biotechnology, Shanghai China),

trietanolamin, metilparaben, propilparaben, propilen glikol, vitamin E, natrium

metabisulfit dan akuades.

26

UIN Syarif Hidayatullah

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Emulsi Gel

3.3.1.1 Formulasi Emulgel

Formula sediaan emulgel dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Komposisi Bahan pada Emulgel Gamma-Oryzanol

(sumber: Khunt et al., 2012, dengan modifikasi)

3.3.1.2 Pembuatan Emulsi

Pembuatan emulsi dilakukan dengan cara masing-masing fase,

yaitu fase minyak (span 80, rice bran oil, gamma-oryzanol, vitamin E) dan

fase air (tween 80 dan akuades) dicampurkan di dalam beaker glass yang

berbeda dengan menggunakan magnetic stirrer pada suhu 70-80 oC. Fase

minyak ditambahkan ke dalam fase air sekaligus sambil diaduk dengan

menggunakan overhead stirrer kecepatan 300 rpm selama 15 menit

(Khullar et al., 2012; Laverius, 2011).

3.3.1.3 Pembuatan Gel

Metilparaben dan propilparaben dilarutkan ke dalam propilen

glikol dan natrium metabisulfit dilarutkan ke dalam akuades. Kemudian

karbopol 940 didispersikan ke dalam akuades yang telah berisi natrium

metabisulfit dan dihomogenkan dengan menggunakan overhead stirrer

kecepatan 200 rpm. Setelah itu, metilparaben dan propilparaben yang telah

Komposisi Persentase Jumlah Bahan (%b/b)

F1 F2 F3

Gamma-oryzanol 0,1 0,1 0,1

Span 80 2,24 2,24 2,24

Rice bran oil 7,5 7,5 7,5

Vitamin E 0,03 0,03 0,03

Tween 80 0,76 0,76 0,76

Karbopol 940 0,5 0,75 1

Metilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilen glikol 5 5 5

Na metabisulfit 0,02 0,02 0,02

Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100

TEA Adjust hingga pH 6-6,5

Fas

e

min

yak

F

ase

air

27

UIN Syarif Hidayatullah

dilarutkan dimasukkan ke dalamnya. Dispersi karbopol dinetralkan dengan

menggunakan TEA hingga pH 6-6,5 (Khullar et al., 2012).

Emulsi dicampurkan dengan gel tersebut sambil diaduk dengan

overhead stirrer kecepatan 400 rpm selama 20 menit hingga terbentuk

emulgel yang homogen (Khullar et al., 2012; Laverius, 2011 dengan

modifikasi).

3.3.2 Evaluasi Karakteristik Sediaan

3.3.2.1 Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati sediaan emulgel

secara visual dari segi warna, homogenitas, dan tekstur (Khullar et al., 2012).

3.3.2.2 Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata

Diameter globul rata-rata diukur dengan menggunakan mikroskop optik,

yaitu dengan cara 0,5 gram sampel diletakkan pada kaca objek, kemudian diamati

dengan mikroskop perbesaran 40x0,6. Gambar yang diamati difoto dan diukur

diameter tiap droplet sejumlah 500 droplet (Martin, 1993).

3.3.2.3 Penentuan pH

Sebanyak 10 gram sampel sediaan diukur pH dengan menggunakan alat

pH meter. Elektroda sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer pH 4, pH 7

dan pH 9. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan dan pH yang muncul

dilayar yang stabil lalu dicatat. Pengukuran dilakukan terhadap masing-masing

formula pada suhu ruang (25±2oC) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1995). Masing-masing formula harus memenuhi rentang pH yang sesuai dengan

pH kulit yaitu 5,5-6,5 (Tranggono, 2007).

3.3.2.4 Penentuan Sifat Alir dan Kekentalan

Penentuan sifat alir sediaan digunakan untuk mengetahui pengaruh

polimer dan surfaktan yang digunakan baik tunggal maupun kombinasi pada

struktur emulgel yang terbentuk (Khalil et al., 2015).

28

UIN Syarif Hidayatullah

Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat Viscotester 6R HAAKE pada

temperatur ruang (25±2oC). Laju geser dan tegangan geser diaplikasikan pada

sampel sejumlah 150 gram dan akan menghasilkan reogram yang digunakan

untuk menentukan viskositas dan sifat alir sampel (Mortazafi dan Jafari, 2013

dalam Athiyah, 2015).

3.3.2.5 Uji Daya Sebar

Sebanyak 0,5 gram sampel diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik

yang dilapisi kaca, dibiarkan sesaat (1 menit). Kaca sebelumnya ditimbang

terlebih dahulu. Luas daerah yang diberikan oleh sampel dihitung. Kemudian

ditutup lagi dengan kaca yang diberi beban tertentu yaitu masing-masing 85 gram,

105 gram, 125 gram dan 145 gram. Dibiarkan selama 1 menit, lalu pertambahan

luas yang diberikan oleh sampel dicatat (Voight, 1994 dalam Swastini).

3.3.2.6 Uji Stabilitas Fisik

A. Uji Cycling Test

Sampel sebanyak ±150 gram sampel disimpan dalam lemari

pendingin pada suhu 4oC selama 24 jam. lalu dikeluarkan dan ditempatkan

dalam oven pada suhu 40oC selama 24 jam. Uji dilakukan sebanyak 6

siklus untuk diuji kestabilan fisiknya. Dilakukan pengamatan organoleptik,

pH, diameter globul rata-rata dan viskositas setelah cycling test (Athiyah,

2015; Dewi et al., 2015). Kondisi sediaan dibandingkan sebelum dan

sesudah dilakukannya cycling test.

B. Uji Sentrifugasi

Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi

dan disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit yang

setara dengan efek gravitasi kira-kira satu tahun. Kemudian diamati

apakah terjadi pemisahan atau tidak (Budiman, 2008).

29

UIN Syarif Hidayatullah

C. Uji Stabilitas pada Beberapa Suhu Penyimpanan

Uji stabilitas dilakukan dengan cara menempatkan sampel (150

gram) pada suhu tinggi (40oC), suhu kamar (26±2

oC) dan suhu rendah

(4oC) selama 1 bulan. Dilakukan pengamatan organoleptik, pengukuran

pH, diameter globul rata-rata, daya sebar dan viskositas setiap 2 minggu

sekali (Athiyah, 2015 dengan modifikasi).

30

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Emulgel Gamma-Oryzanol

Emulgel gamma-oryzanol dibuat menjadi tiga formula. Ketiga formula

tersebut dibedakan dari segi jumlah komposisi gelling agent yang digunakan,

yaitu konsentrasi karbopol 940. Masing-masing komposisi karbopol 940 pada F1,

F2 dan F3 secara berturut-turut adalah 0,5%; 0,75%; 1%. Zat aktif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa gamma-oryzanol yang bermanfaat

sebagai antioksidan. Pada penelitian ini penambahan TEA dilakukan sebelum fase

gel dicampurkan dengan fase emulsi. Penetralan fase gel dengan TEA sebelum

ditambahkan fase emulsi ke dalamnya tidak hanya dimaksudkan untuk

mendapatkan pH yang sesuai, namun juga agar didapatkan viskositas maksimum

pada sediaan akhir emulgel (Yapar et al, 2013).

Tabel 4.1 Formulasi Sediaan Emulgel Gamma-Oryzanol

4.2 Evaluasi Karakteristik Sediaan

4.2.1 Hasil Uji Organoleptis Emulgel Gamma-Oryzanol

Hasil pengamatan organoleptis emulgel gamma-oryzanol F1, F2 dan F3

pada minggu ke-0 menunjukkan bahwa ketiga formula mempunyai warna putih,

lembut dan tidak terlalu lengket. F3 mempunyai konsistensi yang lebih kental jika

dibandingkan dengan F1 dan F2 dengan urutan F1<F2<F3. Hasil uji homogenitas

Komposisi Persentase Jumlah Bahan (%b/b)

F1 F2 F3

Gamma-oryzanol 0,1 0,1 0,1

Span 80 2,24 2,24 2,24

Rice bran oil 7,5 7,5 7,5

Vitamin E 0,03 0,03 0,03

Tween 80 0,76 0,76 0,76

Karbopol 940 0,5 0,75 1

Metilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilparaben 0,03 0,03 0,03

Propilen glikol 5 5 5

Na metabisulfit 0,02 0,02 0,02

Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100

TEA Adjust hingga pH 6-6,5

Fas

e

min

yak

Fas

e ai

r

31

UIN Syarif Hidayatullah

menunjukkan bahwa emulgel F1, F2 dan F3 bersifat homogen yang dibuktikan

dengan tidak adanya butiran-butiran kasar pada kaca objek.

Setelah dilakukan penyimpanan pada suhu 4oC, 26±2

oC dan 40

oC selama 4

minggu dan setelah pengujian cycling test, tidak ada perubahan yang terjadi pada

ketiga formula. Hal ini menunjukkan ketiga formula bersifat stabil dari segi

organoleptis.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Emulgel Gamma-Oryzanol

Formulasi Pengamatan Organoleptis Sediaan

Warna Homogenitas Tekstur

F1 Putih Homogen Lembut, tidak terlalu lengket

F2 Putih Homogen Lembut, tidak terlalu lengket

F3 Putih Homogen Lembut, tidak terlalu lengket

4.2.2 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel Gamma-

Oryzanol

Pengukuran diameter globul rata-rata emulgel gamma-oryzanol dilakukan

dengan menggunakan mikroskop optis perbesaran 40x0,6. Hasil pengukuran

diameter globul rata-rata emulgel gamma-oryzanol dapat dilihat pada Tabel 4.3

dan Tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel Gamma-

Oryzanol Selama Penyimpanan

Emulgel Suhu (oC)

Diameter Globul Rata-Rata (µm)

Minggu ke-

0 2 4

F1

4 1,70 2,08 2,13

26±2 1,70 2,20 3,04

40 1,70 2,56 2,73

F2

4 2,44 2,50 3,33

26±2 2,44 2,74 3,21

40 2,44 2,80 2,98

F3

4 2,46 2,71 3,12

26±2 2,46 2,99 3,33

40 2,46 2,54 2,59

32

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Diameter Globul Rata-Rata Emulgel Gamma-

Oryzanol pada Uji Cycling Test

Emulgel Diameter Globul Rata-Rata (µm)

Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test

F1 2,40 2,69

F2 2,73 2,81

F3 3,14 3,55

Setelah dilakukan pengukuran diameter globul rata-rata, didapatkan hasil

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Ukuran globul rata-rata

emulgel gamma-oryzanol F1, F2 dan F3 pada minggu ke-0 berturut-turut yaitu

1,70; 2,44; 2,46 µm, sedangkan sebelum uji cycling test berturut-turut yaitu 2,40;

2,73; 3,14 µm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran globul

ini telah sesuai dengan persyaratan ukuran globul/partikel emulsi keruh yang

stabil secara fisik yaitu 1-50 µm (Depkes RI, 1979). Namun, terjadi perubahan

ukuran diameter globul rata-rata emulgel gamma-oryzanol selama penyimpanan

dan setelah pengujian cycling test.

Peningkatan ukuran globul setelah uji cycling test kemungkinan terjadi

karena menyatunya kembali globul-globul minyak, beraglomerasi dan selanjutnya

membentuk globul yang lebih besar (koalesen) karena rusaknya lapisan pelindung

dari emulgator non-ionik yang terbentuk pada globul akibat pengaruh panas dan

dingin berulang saat uji cycling test (Ansel, 2005), sedangkan peningkatan ukuran

globul selama penyimpanan dapat disebabkan oleh koalesensi yang terjadi selama

penyimpanan. Selama penyimpanan, droplet-droplet fase terdispersi berusaha

menstabilkan diri dengan menurunkan energi bebas permukaan dengan

memperkecil luas permukaan melalui penggabungan droplet-droplet fase

terdispersi sehingga ukuran droplet fase terdispersi menjadi lebih besar (Sinko,

2006).

Meskipun terjadi perubahan ukuran globul rata-rata baik selama

penyimpanan maupun setelah uji cycling test, ukuran globul emulgel ini masih

dalam rentang emulsi keruh yang stabil secara fisik.

33

UIN Syarif Hidayatullah

4.2.3 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-Oryzanol

Nilai pH emulgel gamma-oryzanol F1, F2 dan F3 pada minggu ke-0

berturut-turut yaitu 6,297; 6,097; 6,115. Nilai pH yang didapat ini telah sesuai

dengan syarat yang ada. Menurut Warsitaatmaja (1997), sediaan topikal umumya

memiliki pH yang sama dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5-7 karena jika

pH terlalu asam atau terlalu basa maka dapat menyebabkan iritasi kulit.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama Penyimpanan

Emulgel Suhu (oC)

Minggu ke-

0 2 4

F1

4 6,297 ± 0,04 6,279 ± 0,04 7,187 ± 0,05

26±2 6,297 ± 0,04 6,317 ± 0,04 7,122 ± 0,03

40 6,297 ± 0,04 6,356 ± 0,04 6,799 ± 0,04

F2

4 6,097 ± 0,05 6,087 ± 0,005 6,986 ± 0,03

26±2 6,097 ± 0,05 6,172 ± 0,04 6,913 ± 0,03

40 6,097 ± 0,05 6,056 ± 0,03 6,863 ± 0,05

F3

4 6,115 ± 0,01 6,086 ± 0,05 6,930 ± 0,03

26±2 6,115 ± 0,01 6,164 ± 0,02 6,882 ± 0,04

40 6,115 ± 0,01 6,071 ± 0,02 6,951 ± 0,03 Keterangan: Data merupakan rata-rata pH dari tiga kali pengulangan uji ± SD

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran pH Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji Cycling Test

Emulgel Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test

F1 6,260 ± 0,03 7,050 ± 0,02

F2 6,348 ± 0,01 7,159 ± 0,02

F3 6,300 ± 0,02 7,128 ± 0,005 Keterangan: Data merupakan rata-rata pH dari tiga kali pengulangan uji ± SD

Nilai pH dari ketiga formula cenderung mengalami peningkatan setelah

dilakukan penyimpanan selama 4 minggu pada suhu 4oC, 26±2

oC, 40

oC dan

pengujian cycling test. Perubahan pH sediaan selama penyimpanan menandakan

kurang stabilnya sediaan selama penyimpanan. Perubahan nilai pH dapat

disebabkan oleh media yang terdekomposisi oleh suhu tinggi saat pembuatan atau

penyimpanan yang menghasilkan asam atau basa. Asam atau basa ini yang

mempengaruhi pH. Selain itu perubahan pH juga disebabkan oleh faktor

lingkungan seperti suhu atau zat aktif yang kurang stabil dalam sediaan karena

teroksidasi (Young et al. dalam Putra et al., 2014). Namun, perlu dilakukan

34

UIN Syarif Hidayatullah

identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti peningkatan pH emulgel

tersebut.

Meskipun terjadi perubahan pH selama penyimpanan, menurut

Warsitaatmaja (1997) pH emulgel gamma-oryzanol ini masih dapat diterima

karena berada pada kisaran pH kulit dan tidak akan menyebabkan iritasi kulit.

4.2.4 Hasil Uji Sifat Alir dan Kekentalan Emulgel Gamma-Oryzanol

Pengujian viskositas emulgel dilakukan dengan menggunakan viscotester

HAAKE 6R spindel R6 pada kecepatan 30 rpm. Hasil pengujian viskositas

emulgel gamma-oryzanol selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan

Tabel 4.8.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan

Emulgel Suhu (oC)

Minggu ke-

0 2 4

F1

4 19067± 351,19 20467 ±1721,43 21600 ± 200,00

26±2 19067± 351,19 19600 ± 435,89 22033 ±3356,09

40 19067± 351,19 20733 ± 929,16 20833 ± 832,67

F2

4 24133 ± 2236,81 27567 ±1050,40 28233 ± 288,68

26±2 24133 ± 2236,81 24533 ± 680,69 24633 ±2250,19

40 24133 ± 2236,81 23500 ± 500,00 23800 ± 721,11

F3

4 28567 ± 1550,27 30500 ± 300,00 31733 ± 776,75

26±2 28567 ± 1550,27 28100 ± 953,94 29333 ± 378,59

40 28567 ± 1550,27 27167 ± 950,44 29233 ± 321,46 Keterangan: Data merupakan rata-rata viskositas dari tiga kali pengulangan uji ± SD

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji

Cycling Test

Emulgel Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test

F1 19600 ± 458,26 22900 ± 556,78

F2 24433 ± 624,91 26733 ± 230,94

F3 29433 ± 152,75 28733 ± 461,88 Keterangan: Data merupakan rata-rata viskositas dari tiga kali pengulangan uji ± SD

Hasil pengujian viskositas emulgel gamma-oryzanol menunjukkan bahwa

emulgel F3 mempunyai viskositas yang paling tinggi jika dibandingkan dengan

emulgel F1 dan emulgel F2 dengan urutan F3>F2>F1. Hal ini terjadi karena

35

UIN Syarif Hidayatullah

emulgel F3 mengandung konsentrasi karbopol 940 yang paling tinggi di antara

kedua formula lainnya. Menurut Shahin (2011), variasi viskositas ini juga dapat

disebabkan oleh variasi bentuk dan dimensi kristal dari fraksi padat serta struktur

tiga dimensi yang membentuk sebuah jaringan, tempat fase cair diikat melalui

adsorpsi kapilaritas dan mekanisme interaksi molekular.

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa setelah dilakukan penyimpanan dan

pengujian cycling test, viskositas emulgel cenderung mengalami peningkatan. Hal

ini mungkin disebabkan oleh peningkatan pH emulgel selama penyimpanan (lihat

Tabel 4.5) karena gelling agent yang digunakan pada emulgel ini adalah karbopol

yang cenderung akan memiliki viskositas yang meningkat seiring bertambahnya

pH (Kuncari et al, 2014). Selain itu, peningkatan viskositas yang terjadi juga

dapat disebabkan oleh sifat alir karbopol yang digunakan. Sediaan yang

mengandung dispersi karbopol menunjukkan sifat alir yang bersifat shear

thinning system (Al-Malah, 2006). Sifat ini menjadikan sediaan mengalami

peningkatan viskositas selama penyimpanan. Hal yang sama juga terjadi pada

emulgel gamma-oryzanol yang mengalami peningkatan viskositas setelah

pengujian cycling test (lihat Tabel 4.8).

Pada uji sifat alir sediaan emulgel diketahui bahwa sifat alir dari ketiga

formula tersebut adalah tipe aliran plastis tiksotropik. Hal ini terlihat dari kurva

menurun yang berada di sebelah kiri kurva menaik. Pada sistem tiksotropi, ketika

geseran (shear) diterapkan dan aliran mulai terjadi, struktur akan mulai pecah

karena titik-titik kontak terganggu dan rantai polimer menjadi selaras,

menunjukkan sifat shear thinning. Kemudian pada saat tegangan geser ditiadakan,

struktur mulai terbentuk kembali dan terjadi pemulihan konsistensi (Sinko, 2011

dan Varma, 2014). Menurut Martin et al. (1993), tiksotropik merupakan suatu

sifat yang diharapkan dalam suatu sediaan farmasetika, yaitu mempunyai

konsistensi yang tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan tersebar dengan

mudah. Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu

shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut

diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang disebut yield value

(Martin et al., 1993).

36

UIN Syarif Hidayatullah

Beberapa kurva sifat alir yang terbentuk pada emulgel gamma-oryzanol ini

menghasilkan jerat histereis dengan karakteristik spur yang berupa suatu tonjolan

ke luar mirip bentuk taji pada kurva menaik. Hal ini dikarenakan sistem yang

terbentuk dalam emulgel gamma-oryzanol ini berstruktur tinggi. Struktur tersebut

menunjukkan nilai yield value yang tinggi atau spur value dan akan membatasi

suatu kurva menaik yang melengkung jika struktur tiga dimensi ini pecah dalam

viskomester. Spur value menunjukkan suatu titik tajam pemecahan struktur pada

laju geser rendah (Sinko, 2011).

Setelah dilakukan penyimpanan pada suhu 4 oC, 26±2

oC, 40

oC selama satu

bulan, emulgel gamma-oryzanol tidak menunjukkan adanya perubahan profil sifat

alir. Kurva sifat alir dari ketiga formula dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

0

10

20

30

40

50

60

70

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

Gambar 4.1 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-0,

(a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

(a) (b)

(c)

37

UIN Syarif Hidayatullah

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 100 200Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 100 200

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(a) (b)

(c)

Gambar 4.2 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2

Suhu 4oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

Gambar 4.3 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2 Suhu

26±2oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(a) (b)

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(c)

38

UIN Syarif Hidayatullah

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

Gambar 4.4 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2 Suhu

40oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

Gambar 4.5 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4

Suhu 4oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(a)

(c)

(b)

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(a) (b)

(c)

39

UIN Syarif Hidayatullah

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

Gambar 4.6 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4 Suhu

26±2oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

(a) (b)

Gambar 4.7 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4 Suhu

40oC, (a) Kurva sifat alir F1, (b) Kurva sifat alir F2, (c) Kurva sifat alir F3

(c)

010203040506070

0 50Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%)

naik

turun

(a) (b)

010203040506070

0 50 100

Kec

epa

tan

Ges

er (

rpm

)

Tegangan Geser (%T)

naik

turun

(c)

40

UIN Syarif Hidayatullah

4.2.5 Hasil Uji Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Daya sebar merupakan parameter penting untuk menilai kemampuan

menyebar dari sediaan topikal di atas permukaan kulit saat pemakaian (Voight,

1994). Oleh karena itu, efisiensi bioavailabilitas formula emulgel juga tergantung

dari nilai daya sebar sediaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya sebar

emulgel gamma-oryzanol F1, F2 dan F3 mengalami kecenderungan penurunan

daya sebar seiring bertambahnya konsentrasi karbopol 940 sebagai gelling agent,

daya sebar F3<F2<F1. Profil daya sebar ini sebanding dengan profil peningkatan

viskositas yang terjadi. Daya sebar suatu sediaan semi solid berkaitan erat dengan

viskositas sediaan tersebut. Semakin tinggi viskositas, maka semakin kecil daya

sebar sediaan.

Hal berbeda terjadi pada profil daya sebar untuk setiap formula selama

waktu penyimpanan. Berdasarkan data pengujian daya sebar ketiga formula

setelah penyimpanan pada suhu 4oC, 26±2

oC, 40

oC selama satu bulan, didapatkan

hasil bahwa profil daya sebar setiap formula mengalami kecenderungan

peningkatan daya sebar seiring bertambahnya lama waktu penyimpanan. Hal ini

kemungkinan berkaitan dengan sifat dari karbopol. Sediaan yang mengandung

dispersi karbopol menunjukkan sifat alir yang bersifat shear thinning system (Al-

Malah, 2006). Sifat ini menyebabkan sistem emulsi yang terbentuk menjadi kaku

selama penyimpanan, namun dapat menyebar dengan mudah ketika diberikan

tekanan dari luar (Tabibi dan Rhodes, 1996 dalam Pudyastuti et al., 2015). Pada

0

2

4

6

8

10

12

14

0 50 100 150 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F1

F2

F3

Gambar 4.8 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-0

41

UIN Syarif Hidayatullah

penelitian lain dengan sistem yang sama (adanya jaringan atau gel pada emulsi),

yaitu penelitian yang memformulasikan emulsi dengan menggunakan emulgator

hidrokoloid, emulsi yang terbentuk memiliki sistem yang elastis dengan adanya

struktur jaringan atau gel pada emulsi tersebut. Emulsi akan membentuk sistem

dengan ikatan struktur yang lemah sebagai hasil pengembangan struktur tiga

dimensi dari sifat rheology emulsi tersebut. Emulsi akan bersifat seperti padatan

pada deformasi kecil, namun dapat mengalir di bawah pemberian tekanan karena

ikatan lemah tersebut terputus (Khor et al., 2014).

02468

101214

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F2 Minggu ke-0

F2 Minggu ke-2Suhu 4oC

F2 Minggu ke-4Suhu 4oC

0

5

10

15

20

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F1 Minggu ke-0

F1 Minggu ke-2Suhu 4oC

F1 Minggu ke-4Suhu 4oC

0

2

4

6

8

10

12

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F3 Minggu ke-0

F3 Minggu ke-2Suhhu 4oC

F3 Minggu ke-4Suhu 4oC

Gambar 4.9 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol pada Suhu 4oC

42

UIN Syarif Hidayatullah

0

5

10

15

20

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F1 Minggu ke-0

F1 Minggu ke-2Suhu 26oC

F1 Minggu ke-4Suhu 26oC

0

5

10

15

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F2 Minggu ke-0

F2 Minggu ke-2Suhu 26oC

F2 Minggu ke-4Suhu 26oC

02468

101214

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F3 Minggu ke-0

F3 Minggu ke-2Suhu 26oC

F3 Minggu ke-4Suhu 26oC

Gambar 4.10 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol pada Suhu 26±2oC

43

UIN Syarif Hidayatullah

4.2.6 Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-Oryzanol

Uji sentrifugasi dilakukan dengan menggunakan sentrifugator. Uji

sentrifugasi dilakukan untuk mengetahui kestabilan emulgel setelah pengocokan

yang sangat kuat karena pengaruh gravitasi. Pada uji ini sampel disentrifugasi

dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit yang setara dengan efek gravitasi

kira-kira satu tahun. Hasil pengujian stabilitas pada emulgel gamma-oryzanol F1,

F2 dan F3 ini menunjukkan tidak adanya pemisahan fase pada semua sampel uji

0

5

10

15

20

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F1 Minggu ke-0

F1 Minggu ke-2Suhu 40oC

F1 Minggu ke-4Suhu 40oC

0

5

10

15

20

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F2 Minggu ke-0

F2 Minggu ke-2Suhu 40oC

F2 Minggu ke-4Suhu 40oC

0

5

10

15

0 100 200

Lu

as

Seb

ar

(cm

2)

Berat Beban (gram)

F3 Minggu ke-0

F3 Minggu ke-2Suhu 40oC

F3 Minggu ke-4Suhu 40oC

Gambar 4.11 Kurva Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol pada Suhu 40oC

44

UIN Syarif Hidayatullah

sehingga emulgel gamma-oryzanol dapat dikatakan stabil secara fisik dan

diperkirakan dapat bertahan minimal selama satu tahun masa simpan.

Tabel 4.9 Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-Oryzanol

Emulgel

Gamma-

Oryzanol

Pemisahan

Minggu

ke-0

Minggu ke-2 Minggu ke-4 Cycling

test 4oC

26±2

oC

40 o

C 4 o

C 26±2

oC

40 o

C

F1 - - - - - - - -

F2 - - - - - - - -

F3 - - - - - - - - Keterangan: (-) tidak terjadi pemisahan fase

45

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penggunaan karbopol 940 sebagai gelling agent dengan variasi konsentrasi

0,5%; 0,75%; 1% dalam emulgel gamma-oryzanol berpengaruh terhadap sifat

fisik emulgel yang meliputi viskositas, ukuran globul rata-rata dan daya sebar.

Peningkatan konsentrasi karbopol 940 menyebabkan terjadinya peningkatan

viskositas emulgel, penurunan daya sebar dan ukuran diameter globul rata-rata

yang meningkat.

Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan bahwa ketiga formula sediaan emulgel

gamma-oryzanol mengalami perubahan nilai parameter uji yang berupa

peningkatan ukuran diameter globul rata-rata, pH, viskositas dan daya sebar.

Namun perubahan tersebut tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada

sifat organoleptis emulgel gamma-oryzanol yang dibuktikan dengan tidak

terjadinya pemisahan fase setelah uji sentrifugasi sehingga emulgel gamma-

oryzanol ini diperkirakan dapat mempertahankan sifat fisiknya selama satu tahun

masa simpan.

Setelah dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Paired Sample T-

Test terhadap perubahan nilai viskositas, pH, ukuran globul dan daya sebar selama

satu bulan penyimpanan dan setelah uji cycling test, emulgel gamma-oryzanol F2

dinilai lebih stabil dibandingkan F1 dan F3.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan emulgel gamma-oryzanol

2. Perlu dilakukan uji penetrasi in vitro untuk mengetahui kemampuan daya

penetrasi emulgel gamma-oryzanol

3. Perlu dilakukan pengujian in vivo untuk mengetahui efektivitas anti-aging

emulgel gamma-oryzanol

4. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut penyebab peningkatan pH emulgel

gamma-oryzanol yang terjadi selama penyimpanan dan setelah uji cycling test

46

UIN Syarif Hidayatullah

DAFTAR PUSTAKA

Ajazuddin, Alexander, A., Khichariya, A., Gupta, S., Patel, R.J.,

Giri,T.K.,Tripathi, D.K. 2013. Recent expansions in an emergent novel

drug delivery technology: emulgel. Journal of Controlled Release 171,

122–132

Al-Malah, K. 2006. Rheological properties of carbomer dispersions. Annual

Transactions of The Nordic Rheology Society, Vol. 14.

Ansel, H., Allen, L., Popovich, N. 2011. Ansel’s pharmaceutical dosage forms

aand drug delivey systems, 9th

edition. Lippincott Williams & Wilkins,

Baltimore

Ansel, H.C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi, Edisi Keempat. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Arab, F., Alemzadeh, I., Maghsoudi, V. 2011. Determintaion of antioxidant

component and activity of rice bran oil extract. Scientica Iranica C 18

(6), 1402-1406

Athiyah. 2015. Formulasi dan evaluasi fisik mikroemulsi yang mengandung

ekstrak umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var

antquorum) sebagai anti-aging. Skripsi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aulton, M.E. 2001. Pharmaceutics: the science of dosage form design. 2nd

Edition. New York: Churchill Livingstone

Aulton, M.E. dan Taylor, K. 2013. Aulton’s pharmaceutics: the designs and

manufacture of medicines. 4th

edition. New York: Churchill Livingstone

Baibhav, J., Gurpreet, S., AC, R., Seema, S. 2012. Development and

characterization of Clarithromycin emulgel for topical delivery.

International Journal of Drug Delivery & Research Vol. 4 Issue 3 ISSN

0975-9344

Bhasha, S.A. et al. 2013. Recent trend in usage of polymers in the formulation of

dermatological gels. Indian Journal of Research in Pharmacy and

Biotechnology Volume 1 (2),pp. 161-168

Bolzinger, M., Briancon, S., Pelletier, J., Chevalier, Y. 2012. Penetration of drugs

through skin, a complex rate-controlling membrane. Current Opinion in

Colloid & Interface Science 17, pp.156-165

Brigitte K. Cosmetic sunscreen composition containing ferulic acid and gamma-

oryzanol. DE Pat 4421038 A1 (pemohon Goldwell Gmbh, DE). 21

Desember 1995 diakses dari

http://www.google.com/patents/DE4421038A1?cl=en

Budiman, Muhammad Haqqi. 2008. Uji stabilitas fisik dan aktivitas antioksidan

sediaan krim. Skripsi: FMIPA Universitas Indonesia

47

UIN Syarif Hidayatullah

Chen dan Bregman. 2005. A rapid procedure for analising rice bran tocopherol,

tocotrienol and γ-oryzanol contents. Journal of Food Composition and

Analysis 18, pp. 139-151

Cicero, A.F.G., dan Derosa, G. 2005. Rice bran and its main component: potential

role in the management of coronary risk factors. Current Topics in

Nutraceutical Research Vol. 3, No. 1, pp. 29-46

Das, B. et al. 2013. Topical gels of Lidocaine HCl using cashew gum and

carbopol 940: preparation and in vitro skin permeation. International

Journal of Biological Macromolecules 62, 514– 517

Denton, P. dan Rostron, C. 2013. Pharmaceutics the science of medicine design.

Oxford University Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope indonesia Edisi III.

Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope indonesia Edisi IV.

Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hal: 1039

Desai, A. dan Mary Lee. 2007. Gibaldi’s drug delivery systems in pharmaceutical

care. Maryland: American Society of Health-System Pharmacists

Dewi, Y.N., Dina Mulyanti dan Indra T.M. 2015. Optimasi formulasi basis

sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi surfaktan. Prodi Farmasi,

Fakultas MIPA Unisba: Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba. ISSN

2460-6472. Hal 287-291

Djajadisastra, J. 2004. Cosmetic stability. Departemen Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok:

Seminar Setengah Hari HIKI

Eccleston, G.M. 2007. Emulsion and microemulsion in encyclopedia of

pharmaceutical technology. 3rd

ed. Informa Health Care. New York.

1548-1559

Felton, L. 2013. Remington essentials of pharmaceutics. London: Pharmaceutical

Press

Gadri, Amila et al. 2012. Formulasi sediaan tabir surya dengan bahan aktif

nanopartikel cangkang telur ayam broiler. Jurnal Matematika & Sains,

Vol. 17 nomor 3. Hal 89-97. Bandung: Sekolah Farmasi, Institut

Teknologi Bandung

Godheekar, S.V., Chaudhari S.P., Ratnaparakhi, M.P. 2012. Development and

characterization of Silver Sulfadiazine emulgel for topical drug

delivery. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences Vol. 4 Issue 4, page 305-316

Graaff, Kent M Van De., R Ward Rhees. 2001. Scchaum’s easy outlines human

anatomy and physiology. New York: McGraw-Hill

48

UIN Syarif Hidayatullah

Hyma, P., Noor Jahan., Raheemunissa, Sreelekha G, Babu K. Emulgel: a review.

International Journal of Pharmaceutical Archive-33 (3) pp. 1-11

Huynh-BA, Kim. 2008. Handbook of stability testing in pharmaceutical

development: regulations, methodologies and best practices. New york:

Springer Science Business Media, LLC, 233 Spring Street. Hal: 346

Im-Emsap, W., Siepmann, J. 2002. Disperse systems. Dalam Banker, G. S.

Rhodes, C. T. Modern pharmaceutics. 4th

edition, Revised and

Expanded. New York: Marcel Dekker, Inc.

Indiyanti. Uji stabilitas fisik dan komponen kimia pada minyak biji jinten hitam

(Nigella sativa L.) dalam bentuk emulsi tipe minyak dalam air

menggunakan GCMS. Skripsi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Islam, M. S., Yoshida, H., Matsuki, N., Ono, K., Nagasaka, R., Ushio, H., Guo,

Y., Hiramatsu, T., Hosoya, H., Murata, T., Hori, M. 2009. Antioxidant,

free radical-scavenging, and NF-kB-Inhibitory activities of phytosteryl

ferulates: Structure-Activity Studies. J Pharmacol Sci 111, page 328-

337

Juliano, C., Cossu, M., Alamani, M.C., Piu, L. 2005. Antioxidant activity of

gamma-oryzanol: mechanism of action and its effect on oxidative

stability of pharmaceutical oils. International Journal of Pharmaceutics

299, page 146–154

Kermany, B.P. 2010. Carbopol hydrogels for topical administration treatment of

wounds. Thesis. Faculty of Health Sciences University of Tromso

Khalil, E.A., Majid, S.A., Suaifan, G.A., Al-Akayleh, F.T., Sallam, A.S. 2015.

Physicochemical characterization of emulgel formulated with sepineoP

600, sepineoSE 68 and cosolvent mixtures. Pharm Dev Technol Early

Online: 1–9

Khullar, R., Kumar, D., Seth, N., Saini, S. 2012. Formulation and evaluation of

Mefenamic Acid emulgel for topical delivery. King Saudi University:

Saudi Pharmaceutical Journal (2012) 20, page 63-67

Khunt, D.M., Mishra, A.D., Shah, D.R. 2012. Formulation design & develpoment

of Piroxicam emulgel. International Journal of PharmaTech Research

Vol.4, No.3, page 1332-1334

Kim, H.W., Kim, J.B., Cho, S., Cho, I.K., Li, Q.X., Jang, H., Lee, S., Lee, Y.,

Hwang, K. 2014. Characterization and quantification of γ-oryzanol in

grains of 16 Koreans rice varieties. International Journal of Food

Sciences and Nutrition, 66(2) page 166-174.

Kuncari, E.S., Iskandariyah, Praptiwi. Evaluasi, uji stabilitas fisik dan sineresis

sediaan gel yang mengandung Minoksidil, Apigenin dan perasan herba

seledri (Apium graveolens L.). Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 42, No. 4,

hlm. 213-222

49

UIN Syarif Hidayatullah

Lakkies, J.M. 2007. Encapsulation and controlled release tecnologies in food

systems. Blackwell publising

Laverius, M.F. 2011. Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent

serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel

photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.): Aplikasi Desain

Faktorial. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Lobo, V., Patil, A., Phatak, A., Chandra, N. 2010. Free radicals, antioxidants and

functional foods: impact on human health. Pharmacognosy rev. 2010

Jul-Des; 4(8): 118-126

Ma, Joseph K.H.dan Hadzija, B.W. 2013. Basic physical pharmacy. Chennai:

William Brottmiller. Hlm. 354-355

Marriott, John F. et al. 2010. Pharmaceutical compounding and dispensing. 2nd

Edition. USA: Pharmaceutical press

Martin, A., Swarbrick, J., Commarata, A. 1993. Farmasi fisik 2, edisi ketiga.

Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hlm.:794-799, 1083 dan 1095

Mengesha, M. 2015. Preparation, characterization and optimization of oromucosal

Clotrimazole emulgel formulation. Thesis: Departement of

Pharmaceutics and Social Pharmacy, School of Pharmacy, Addis Ababa

University

Mishra, M., P. Muthuprasana, K. Surya Prabha, P. Sobhita Rani, I. A. Satish babu,

I. Sarath Chandiran, G. Arunachalam, S. Shalini. 2009. Basics and

potential applications of surfactants- a review. International Journal of

PharmTech Research, Vol. 1, No. 4, page 1354-1365

Mohammed Hanefa, K.P., Mohanta, G.P., Nayar, C. 2013. Emulgel: an advanced

review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 5 (12),

page 254-258

Mohammed, M. I. 2004. Optimization of Chlorphenesin emulgel formulation. The

AAPS Journal 2004; 6 (3) article 26

Muhaimin. 2013. Study of microparticle preparation by the solvent evaporation

method using focused beam reflectance measurement (FBRM)

disertation. University Berlin

Myers, Drew. 2006. Surfactant science and thecnology. 3rd

Edition. New Jersey:

John Wiley & Sons, Inc.

Nasir, S., Fitriyanti, Kamila, H. 2009. Ekstraksi dedak padi menjadi minyak

mentah dedak padi (crude rice bran oil) dengan pelarut n-hexane dan

ethanol. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16

Nurhadi, Galih, 2015. Pengaruh konsentrasi tween 80 terhadap stabilitas fisik obat

kumur minyak atsiri herba kemangi (Ocimum americanum L.). Skripsi:

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

50

UIN Syarif Hidayatullah

Nguyen, H.H., Choi, K., Kim, D.E., Kang, W., Ko, S. 2011. Improvement of

oxidative stability of rice bran oil emulsion by controlling droplet size.

Journal Of Food Processing And Preservation ISSN 1745-4549.

Olatunji, O. 2015. Natural polymers: industry techniques and applications.

Lagos: Springer. Hlm. 275

Pakki, E. et al. 2009. Formulasi dan evaluasi kestabilan fisik krim antioksidan

ekstrak biji kokoa (Theobroma cacao L.). Majalah Farmasi dan

Farmakologi Vol. 13, No 2- Juli 2009(ISSN: 1410-7031). Makassar:

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Panwar, A.S., Upadhyay, N., Bairagi, M., Gujar, S., Darwhekar, N., Jain, D.K.

2011. Emulgel: a review. Asian Journal of Pharmacy and Life Science

Vol, 1 (3), page 333-343.

Patel, M., Naik, M.N. 2004. Gamma-oryzanol from rice bran oil- a review.

Journal of Scientific and Industrial Research Vol. 63, July 2004, page

569-578

Priani, S.E., Humanisya, H., Darusman, F. 2014. Development of sunscreen

emulgel containing cinnamomum burmanii stem bark extract.

International Journal of Science and Research, Volume 3, Issue 12,

page 2338-2341

Pudyastuti, B., Marchaban, Kuswahyuning, R. 2015. Pengaruh konsentrasi

xanthan gum terhadap stabilitas fisik krim virgin coconut oil (VCO).

Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, Vol. 12, No. 1, hlm. 6-14

Putra, M.M., Dewantara, I.G.N.A., Swastini, D.A. 2014. Pengaruh lama

penyimpanan terhadap nilai pH sediaan cold cream kombinasi ekstrak

kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), herba pegagan (Centella

asiatica) dan daun gaharu (Gyrinops versteegii (gilg) Domke). Jurnal

Farmasi Udayana, Vol. 3, No. 1

Rahman, K. 2007. Studies of free radicals, antioxidants and co-factors. Clin Interv

Aging, page 219-236

Rosen, M.J dan Kunjappu, J.T. 2012. Surfactants and interfacial phenomena. 4th

Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Rowe, R.C., Paul, J.S., Marian, E.Q. 2009. Handbook of pharmaceutical excipient

sixth edition. Chicago. London: Pharmaceutical Press

Sakunpak, A., Suksaeree, J., Pathompak, P., Charoonratana, T., Sermkaew, N.

2014. Antioxidant individual γ-oryzanol screening in cold press rice

bran oil of different thai rice variets by HPLC-DPPH method.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol 6,

Isuue 6, page 592-597

Shahin, M., Hady, S.A., Hammad, M., Mortada, N. Novel jojoba oil-based

emulsion gel formulations for Clotrimazole delivery. AAPS

PharmSciTech, Vol. 12, No. 1, page 239-247

51

UIN Syarif Hidayatullah

Sinko, Patrick J. 2011. Farmasi fisika dan ilmu farmasetika Martin. Edisi 5.

Jakarta: EGC. Hal 561-562, 646-647

Swastini, D. A., Yanti, N.L.G.T., Udayana, N.K., Desta, I.G.A.G.P.C, Arisanti,

C.I.S., Wirasuta, I.M.A.G. Uji sifat fisik cold cream kombinasi ekstrak

kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), daun binahong

(Anredera cordifolia), herba pegagan (Centella asiatica) sebagai

antiluka bakar. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Tas, C., Ozkan, Y., Savaser, A., Baykara, T. 2004. In vitro and ex vivo

permeation studies of Chlorpheniramine Maleate gels prepared by

carbomer derivatives. Drug development an dinsustrial pharmacy vol.

30, No. 6, page 637-647

Tranggono, R. I., Lathifah, F. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik.

Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Tsuno.co.jp

Varia, S.A., Faustino, M.M., Thakur, A.B., Clow, C.S., Serajuddin. 1991.

Optimization of cosolvent concentration and exipient composition in a

topical corticosteroid solution. Journal of Pharmaceutical Sciences Vol.

80, No. 9

Varma, Maheshwari, Navya, Rddy, Shivakumar, Gowda. 2014. Calcipotriol

delivery into the skin as emulgel for effective permeation. Saudi

Pharmaceutical Journal

Vikas, S., Saini, S., Baibhav, J., Rana, A.C. 2012. Emulgel: a new platform for

topical drug delivery. International Journal of Pharma and Bio

Sciences.Vol 3/Issue 1/Jan – Mar 2012, page 485-498

Vikas, S., Saini, S., Rana, A. C., Gurpreet, S. 2012. Development and evaluation

of topical emulgel of Lornoxicam using different polymer bases.

International Pharmaceutica Sciencia, Vol 2, Issue 3, page 36-43

Voight, 1994. Buku pelajaran teknologi farmasi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Vorarat, S., Managit, C., Iamthanakul, L., Soparat, W., Kamkaen, N. 2010.

Examination of antioxidant activity and development of rice bran oil

and gamma-oryzanol microemulsion. J Health Rest, 24(2), page 67-72

Wang, Y. 2014. Preparation of nano- and microemulsions using phase inversion

and emulsion titration methods. Thesis: massey University, Auckland,

New Zealand, page 18

Winarsi, H. 2011. Antioksidan alami dan radikal bebas: potensi dan aplikasinya

dalam kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Xu, Z., Hua, N., Godber, J.S. 2001. Antioxidant activity of tocopherols,

tocotrienols, and gamma oryzanol components from rice bran against

cholesterol oxidation accelerated by 2,2’-azobis(2-

52

UIN Syarif Hidayatullah

methylpropionamidine) dihydrochloride. Journal of Agricultural and

Food Chemistry 49 : page 2077-2081

Yapar, E.A., Inal, O., Erdal, M. S. 2013. Design and in vivo evaluation of emulgel

formulations including green tea extract and rose oil. Acta Pharm, 63,

page 531-543

Yen, W.F., Basri M., Ahmad, M., Ismail, M. 2015. Formulation and evaluation of

Galantamine gels as drug reservoir in transdermal patch delivery

system. The Scientific World Journal Vol 2015

Yenti, R., Afrianti R., Qomariah, S. 2014. Formulasi emulgel ekstrak etanol daun

dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) untuk pengobatan nyeri sendi

terhadap tikus putih jantan. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop

“Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014.

53

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 1. Gambar Emulgel Gamma-Oryzanol

Lampiran 2. Hasil Uji Sentrifugasi Emulgel Gamma-Oryzanol

Keterangan: (a) Minggu ke-0, (b) Minggu ke-2 Suhu 4oC, (c) Minggu

ke-2 Suhu 26±2oC, (d) Minggu ke-2 Suhu 40

oC

a b

c d

54

UIN Syarif Hidayatullah

Lanjutan

Keterangan: (a) Minggu ke-4 Suhu 4oC, (b) Minggu ke-4 Suhu 26±2

oC,

(c) Minggu ke-4 Suhu 40oC, (d) Setelah uji cycling test

a b

c d

55

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 3. Data Hasil Uji pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama Penyimpanan

Hasil Uji pH Emulgel Suhu 4oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1

Uji 1 6,324 6,265 7,239

Uji 2 6,257 6,252 7,158

Uji 3 6,311 6,320 7,163

Rata-rata 6,297 6,279 7,187

F2

Uji 1 6,046 6,090 7,002

Uji 2 6,112 6,089 7,008

Uji 3 6,132 6,081 6,948

Rata-rata 6,097 6,087 6,986

F3

Uji 1 6,122 6,068 6,895

Uji 2 6,116 6,049 6,952

Uji 3 6,106 6,140 6,944

Rata-rata 6,115 6,086 6,930

Hasil Uji pH Emulgel Suhu 26±2 oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1 Uji 1 6,324 6,310 7,088

Uji 2 6,257 6,295 7,137

Uji 3 6,311 6,346 7,140

Rata-rata 6,297 6,317 7,122

F2 Uji 1 6,046 6,197 6,930

Uji 2 6,112 6,196 6,884

Uji 3 6,132 6,124 6,926

Rata-rata 6,097 6,172 6,913

F3 Uji 1 6,122 6,153 6,877

Uji 2 6,116 6,160 6,844

Uji 3 6,106 6,180 6,924

Rata-rata 6,115 6,164 6,882

Hasil Uji pH Emulgel Suhu 40oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1 Uji 1 6,324 6,382 6,808

Uji 2 6,257 6,378 6,752

Uji 3 6,311 6,309 6,837

Rata-rata 6,297 6,356 6,799

F2 Uji 1 6,046 6,017 6,800

Uji 2 6,112 6,079 6,892

Uji 3 6,132 6,072 6,897

Rata-rata 6,097 6,056 6,863

F3 Uji 1 6,122 6,052 6,938

Uji 2 6,116 6,071 6,933

Uji 3 6,106 6,089 6,983

Rata-rata 6,115 6,071 6,951

56

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 4. Data Hasil Uji pH Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji Cycling Test

Emulgel Uji Sebelum Cycling

Test

Setelah Cycling

Test

F1

Uji 1 6,240 7,069

Uji 2 6,300 7,024

Uji 3 6,240 7,058

Rata-rata 6,260 7,050

F2

Uji 1 6,354 7,146

Uji 2 6,341 7,150

Uji 3 6,349 7,180

Rata-rata 6,348 7,159

F3

Uji 1 6,291 7,134

Uji 2 6,287 7,126

Uji 3 6,323 7,125

Rata-rata 6,300 7,128

Lampiran 5. Data Hasil Uji Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji

Cycling Test

Emulgel Uji Sebelum Cycling

Test

Setelah Cycling

Test

F1

Uji 1 19200 23400

Uji 2 20100 23000

Uji 3 19500 22300

Rata-rata 19600 22900

F2

Uji 1 23700 27000

Uji 2 24900 26600

Uji 3 24700 26600

Rata-rata 24433 26733

F3

Uji 1 29400 28200

Uji 2 29300 29000

Uji 3 29600 29000

Rata-rata 29433 28733

57

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 6. Data Hasil Uji Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan

Hasil Uji Viskositas Emulgel Suhu 4oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1

Uji 1 18700 18500 21800

Uji 2 19400 21200 21400

Uji 3 19100 21700 21600

Rata-rata 19067 20467 21600

F2

Uji 1 24600 28600 27900

Uji 2 26100 27600 28400

Uji 3 21700 26500 28400

Rata-rata 24133 27567 28233

F3

Uji 1 29200 30800 32600

Uji 2 26800 30500 31500

Uji 3 29700 30200 31100

Rata-rata 28567 30500 31733

Hasil Uji Viskositas Emulgel Suhu 26±2 oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1 Uji 1 18700 19800 23000

Uji 2 19400 19100 18300

Uji 3 19100 19900 24800

Rata-rata 19067 19600 22033

F2 Uji 1 24600 24000 25400

Uji 2 26100 24300 22100

Uji 3 21700 25300 26400

Rata-rata 24133 24533 24633

F3 Uji 1 29200 27100 29500

Uji 2 26800 29000 29600

Uji 3 29700 28200 28900

Rata-rata 28567 28100 29333

Hasil Uji Viskositas Emulgel Suhu 40oC

Emulgel Uji Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4

F1 Uji 1 18700 19700 19900

Uji 2 19400 21500 21100

Uji 3 19100 21000 21500

Rata-rata 19067 20733 20833

F2 Uji 1 24600 23500 24000

Uji 2 26100 24000 23000

Uji 3 21700 23000 24400

Rata-rata 24133 23500 23800

F3 Uji 1 29200 28100 29000

Uji 2 26800 27200 29100

Uji 3 29700 26200 29600

Rata-rata 28567 27167 29233

58

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 7. Data Diameter Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan

Suhu

(oC)

Minggu Berat Beban Diameter Daya Sebar (cm) ± SD

F1 F2 F3

4

0

65 gram 3,18 ± 0,11 2,95 ± 0,00 2,83 ± 0,04

85 gram 3,45 ± 0,07 3,25 ± 0,07 3,05 ± 0,07

105 gram 3,63 ± 0,11 3,45 ± 0,07 3,20 ± 0,00

125 gram 3,80 ± 0,14 3,68 ± 0,04 3,40 ± 0,07

145 gram 3,93 ± 0,11 3,80 ± 0,00 3,55 ± 0,07

2

65 gram 3,23 ± 0,14 3,10 ± 0,13 2,98 ± 0,02

85 gram 3,53 ± 0,19 3,40 ± 0,09 3,21 ± 0,04

105 gram 3,63 ± 0,15 3,63 ± 0,03 3,38 ± 0,06

125 gram 3,83 ± 0,10 3,80 ± 0,07 3,53 ± 0,06

145 gram 4,15 ± 0,10 3,90 ± 0,05 3,68 ± 0,03

4

65 gram 3,80 ± 0,10 3,19 ± 0,01 3,04 ± 0,07

85 gram 4,15 ± 0,00 3,50 ± 0,00 3,26 ± 0,06

105 gram 4,46 ± 0,06 3,80 ± 0,00 3,47 ± 0,08

125 gram 4,67 ± 0,03 3,90 ± 0,00 3,65 ± 0,07

145 gram 4,88 ± 0,10 4,10 ± 0,00 3,78 ± 0,02

26 ± 2

0

65 gram 3,18 ± 0,11 2,95 ± 0,00 2,83 ± 0,04

85 gram 3,45 ± 0,07 3,25 ± 0,07 3,05 ± 0,07

105 gram 3,63 ± 0,11 3,45 ± 0,07 3,20 ± 0,00

125 gram 3,80 ± 0,14 3,68 ± 0,04 3,40 ± 0,07

145 gram 3,93 ± 0,11 3,80 ± 0,00 3,55 ± 0,07

2

65 gram 3,51 ± 0,19 3,15 ± 0,20 3,07 ± 0,06

85 gram 3,87 ± 0,29 3,48 ± 0,28 3,30 ± 0,09

105 gram 4,03 ± 0,20 3,71 ± 0,29 3,52 ± 0,10

125 gram 4,25 ± 0,30 3,85 ± 0,30 3,68 ± 0,11

145 gram 4,47 ± 0,28 4,05 ± 0,25 3,84 ± 0,08

4

65 gram 3,68 ± 0,06 3,34 ± 0,07 3,15 ± 0,09

85 gram 4,04 ± 0,06 3,64 ± 0,07 3,40 ± 0,10

105 gram 4,30 ± 0,04 3,88 ± 0,09 3,66 ± 0,10

125 gram 4,48 ± 0,10 4,03 ± 0,09 3,78 ± 0,10

145 gram 4,63 ± 0,12 4,20 ± 0,10 3,92 ± 0,13

40

0

65 gram 3,18 ± 0,11 2,95 ± 0,00 2,83 ± 0,04

85 gram 3,45 ± 0,07 3,25 ± 0,07 3,05 ± 0,07

105 gram 3,63 ± 0,11 3,45 ± 0,07 3,20 ± 0,00

125 gram 3,80 ± 0,14 3,68 ± 0,04 3,40 ± 0,07

145 gram 3,93 ± 0,11 3,80 ± 0,00 3,55 ± 0,07

2

65 gram 3,17 ± 0,08 3,33 ± 0,10 3,07 ± 0,03

85 gram 3,60 ± 0,28 3,63 ± 0,10 3,32 ± 0,06

105 gram 3,82 ± 0,29 3,86 ± 0,10 3,49 ± 0,06

125 gram 4,05 ± 0,36 3,98 ± 0,06 3,63 ± 0,08

145 gram 4,33 ± 0,49 4,18 ± 0,06 3,76 ± 0,07

4

65 gram 3,68 ± 0,15 3,39 ± 0,17 3,09 ± 0,08

85 gram 4,03 ± 0,14 3,99 ± 0,24 3,37 ± 0,08

105 gram 4,23 ± 0,18 4,12 ± 0,25 3,55 ± 0,09

125 gram 4,43 ± 0,14 4,28 ± 0,19 3,77 ± 0,10

145 gram 4,63 ± 0,20 4,47± 0,26 3,98 ± 0,11

59

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 8. Contoh Perhitungan Luas Daya Sebar

Formula 1 (F1)

Diketahui : Diameter daya sebar formula 1 pada minggu ke-0 setelah diberi

beban 65 gram = 3,18 cm

Jawaban :

Luas daya sebar = ¼ π x d2

= ¼ 3,14 x 3,182

= 7,91 cm2

60

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 9. Data Hasil Uji Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan

Data Uji Daya Sebar pada Suhu Penyimpanan 4oC

Emulgel Berat beban Luas Daya Sebar (cm

2) ± SD

Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4

F1

65 gram 7,91 ± 0,53 8,16 ± 0,71 11,34 ± 0,60

85 gram 9,34 ± 0,38 9,80 ± 1,07 13,52 ± 0,00

105 gram 10,32 ± 0,60 10,65 ± 0,89 15,60 ± 0,44

125 gram 11,34 ± 0,84 11,49 ± 0,61 17,10 ± 0,21

145 gram 12,09 ± 0,65 13,52 ± 0,66 18,72 ± 0,80

F2

65 gram 6,83 ± 0,00 7,54 ± 0,64 8,00 ± 0,07

85 gram 8,29 ± 0,36 9,07 ± 0,46 9,62 ± 0,00

105 gram 9,34 ± 0,38 10,36 ± 0,16 11,34 ± 0,00

125 gram 10,60 ± 0,20 11,34 ± 0,42 11,94 ± 0,00

145 gram 11,34 ± 0,00 11,94 ± 0,31 13,20 ± 0,00

F3

65 gram 6,26 ± 0,16 6,95 ± 0,12 7,26 ± 0,35

85 gram 7,30 ± 0,34 8,07 ± 0,19 8,33 ± 0,32

105 gram 8,04 ± 0,00 8,99 ± 0,31 9,43 ± 0,42

125 gram 9,07 ± 0,38 9,80 ± 0,35 10,46 ± 0,38

145 gram 9,89 ± 0,39 10,65 ± 0,17 11,19 ± 0,15

Data Uji Daya Sebar pada Suhu Penyimpanan 26 ± 2oC

Emulgel Berat beban Luas Daya Sebar (cm

2) ± SD

Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4

F1

65 gram 7,91 ± 0,53 9,66 ± 1,05 10,65 ± 0,34

85 gram 9,34 ± 0,38 11,74 ± 1,79 12,82 ± 0,40

105 gram 10,32 ± 0,60 12,77 ± 1,29 14,51 ± 0,29

125 gram 11,34 ± 0,84 14,18 ± 2,00 15,72 ± 0,70

145 gram 12,09 ± 0,65 15,66 ± 1,94 16,85 ± 0,83

F2

65 gram 6,83 ± 0,00 7,79 ± 0,99 8,77 ± 0,38

85 gram 8,29 ± 0,36 9,52 ± 1,50 10,41 ± 0,41

105 gram 9,34 ± 0,38 10,80 ± 1,68 11,79 ± 0,55

125 gram 10,60 ± 0,20 11,64 ± 1,81 12,77 ± 0,56

145 gram 11,34 ± 0,00 12,88 ± 1,59 13,85 ± 0,66

F3

65 gram 6,26 ± 0,16 7,38 ± 0,28 7,79 ± 0,43

85 gram 7,30 ± 0,34 8,55 ± 0,45 9,07 ± 0,53

105 gram 8,04 ± 0,00 9,71 ± 0,57 10,51 ± 0,58

125 gram 9,07 ± 0,38 10,60 ± 0,62 11,24 ± 0,62

145 gram 9,89 ± 0,39 11,59 ±0,48 12,04 ± 0,78

Data Uji Daya Sebar pada Suhu Penyimpanan 40oC

Emulgel Berat beban Luas Daya Sebar (cm

2) ± SD

Minggu 0 Minggu 2 Minggu 4

F1

65 gram 7,91 ± 0,53 7,87 ± 0,38 10,65 ± 0,89

85 gram 9,34 ± 0,38 10,17 ± 1,59 12,77 ± 0,92

105 gram 10,32 ± 0,60 11,44 ± 1,79 14,07 ± 1,16

125 gram 11,34 ± 0,84 12,88 ± 2,33 15,43 ± 1,01

145 gram 12,09 ± 0,65 14,74 ± 3,46 16,85 ± 1,48

F2

65 gram 6,83 ± 0,00 7,50 ± 0,55 9,03 ± 0,90

85 gram 8,29 ± 0,36 8,90 ± 0,60 11,84 ± 1,46

105 gram 9,34 ± 0,38 9,89 ± 0,62 13,30 ± 1,62

125 gram 10,60 ± 0,20 11,14 ± 0,36 14,40 ± 1,29

145 gram 11,34 ±0,00 12,40 ± 0,38 15,66 ± 1,82

F3

65 gram 6,26 ± 0,16 7,38 ± 0,14 8,72 ± 0,39

85 gram 7,30 ± 0,34 8,64 ± 0,30 10,36 ± 0,41

105 gram 8,04 ± 0,00 9,57 ± 0,34 11,69 ± 0,49

125 gram 9,07 ± 0,38 10,36 ± 0,43 12,46 ± 0,61

145 gram 9,89 ± 0,39 11,09 ± 0,42 13,74 ± 0,68

61

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 10. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 0

Rpm

F1 F2 F3

cPs %

torque cPs

%

torque cPs % torque

2 171000 34,2 213600 42,7 178700 35,2

2,5 142600 35,6 174300 43,5 144100 36,0

3 122300 36,6 151700 45,5 124100 37,2

4 95500 38,2 119700 47,8 96600 38,6

5 79000 39,5 99400 49,7 79000 39,6

6 69400 41,6 85800 51,4 68200 40,6

10 46500 46,5 55800 55,8 45500 45,5

12 40300 48,3 47900 57,5 38900 46,7

20 27100 54,3 31600 63,3 25400 50,9

30 19800 59,4 22900 68,9 18500 55,5

50 13400 67,2 15400 77,1 11900 59,6

60 11700 70,5 13500 81,1 9600 57,6

50 12800 64,2 14800 74,0 10700 53,5

30 19100 57,3 22100 66,3 15800 47,6

20 26300 52,7 30500 61,1 21900 44,0

12 39800 47,8 46400 55,7 33100 39,7

10 45800 45,8 52400 52,4 38500 38,5

6 68800 41,2 79300 47,6 58400 35,0

5 80500 40,2 92400 46,2 68600 34,3

4 96500 38,6 111600 44,6 82400 32,9

3 122000 36,6 142400 42,7 105000 30,5

2,5 143000 35,7 166400 41,6 123500 30,8

2 169800 33,9 201100 40,2 148400 29,6

62

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 11. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 2 Suhu 4oC

Rpm

F1 F2 F3

cPs %

torque cPs

%

torque cPs % torque

2 178700 35,2 228400 45,6 260600 52,6

2,5 144100 36,0 187000 46,7 210700 52,1

3 124100 37,2 159100 47,7 178700 53,6

4 96600 38,6 125500 50,2 131200 52,5

5 79000 39,6 101500 50,7 102700 51,3

6 68200 40,6 91800 55,1 81800 49,3

10 45500 45,5 60800 60,8 53200 50,0

12 38900 46,7 52600 63,1 42200 50,6

20 25400 50,9 36200 72,5 28600 55,7

30 18500 55,5 26400 79,4 19800 66,4

50 11900 59,6 18000 89,8 15000 83,4

60 9600 57,6 15900 90,0 13500 90,0

50 10700 53,5 17200 86,3 17600 79,7

30 15800 47,6 25500 76,5 23500 61,1

20 21900 44,0 35300 70,3 29200 51,3

12 33100 39,7 52600 63,1 40100 48,1

10 38500 38,5 61000 61,0 46700 46,7

6 58400 35,0 92400 55,4 75700 46,5

5 68600 34,3 106600 53,3 96000 48,0

4 82400 32,9 127800 51,1 113600 45,4

3 105000 30,5 162000 48,6 146600 43,9

2,5 123500 30,8 187100 46,7 172200 43,0

2 148400 29,6 228900 45,7 206000 41,2

63

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 12. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 2 Suhu 26±2oC

Rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 177900 35,5 232900 37,2 286400 39,0

2,5 149100 37,2 172600 36,6 182000 41,3

3 128400 38,5 122000 35,0 149600 41,6

4 100500 40,2 81600 33,3 104000 42,4

5 83100 41,5 70000 32,3 84800 43,0

6 71500 42,9 53800 32,6 68900 43,9

10 47300 47,3 34700 33,4 43900 45,5

12 40800 48,9 277800 34,0 37700 45,3

20 27400 54,9 19700 36,3 24900 47,8

30 19900 59,7 13600 43,3 17300 52,1

50 13500 67,5 10000 56,4 12800 64,2

60 11800 70,5 9400 60,6 10500 64,7

50 12800 64,5 10900 54,6 10900 54,7

30 18800 56,5 13200 39,7 13100 39,4

20 26200 52,5 16100 32,2 15900 31,8

12 39700 47,7 20900 25,1 20200 24,2

10 45700 45,7 23200 23,2 22000 22,0

6 69700 41,9 35600 21,4 30300 18,2

5 80800 39,6 38200 19,1 35200 17,6

4 97300 38,9 46100 19,2 42900 17,1

3 123000 37,0 65900 19,7 60000 18,0

2,5 143200 35,8 78000 19,5 77300 19,3

2 170700 34,1 112900 22,5 106600 21,3

64

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 13. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 2 Suhu 40oC

Rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 189500 37,9 241300 48,2 258400 45,2

2,5 155200 38,8 178800 44,7 208800 46,7

3 133000 39,9 131200 39,3 173200 48,6

4 105900 42,3 98400 39,3 124500 50,8

5 88100 44,0 73800 36,9 98500 54,7

6 75700 45,4 62500 37,5 79700 56,9

10 49400 49,4 36600 36,6 51400 62,2

12 43500 52,2 30100 36,1 45200 64,1

20 29100 58,3 19700 39,5 32100 70,4

30 21000 63,1 15100 46,7 23300 77,2

50 14100 71,1 10600 61,4 16500 87,0

60 12000 72,1 7100 69,7 15000 90,0

50 13500 67,3 12000 59,3 17400 82,6

30 19900 59,7 14700 44,2 25700 70,1

20 27200 54,4 17000 35,7 35200 64,3

12 41400 49,6 26200 31,4 53400 56,8

10 48300 48,3 29100 29,1 62200 54,6

6 73600 44,1 39600 23,7 94900 52,4

5 85600 42,8 44100 22,0 109500 51,9

4 103700 41,5 51800 20,7 127100 51,4

3 130800 39,2 72000 21,6 162100 49,7

2,5 150700 37,6 94400 23,6 187100 46,2

2 180900 36,1 254100 29,0 260000 47,8

65

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 14. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 4 Suhu 4oC

Rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 188600 37,7 231400 46,2 284500 56,9

2,5 157700 39,4 188600 47,1 209100 52,2

3 135200 40,5 157500 47,2 152800 45,8

4 106700 42,6 123500 49,4 117600 44,4

5 88900 44,4 104500 52,2 86900 43,3

6 76600 43,9 91000 54,6 71200 42,7

10 51000 51,0 61300 61,3 45000 43,0

12 44000 52,8 52600 63,2 36100 43,3

20 29500 59,0 34500 71,1 25300 50,7

30 21600 64,9 26100 78,9 19800 59,4

50 14700 73,5 18200 88,0 14000 70,3

60 12800 77,2 16000 90,0 10600 75,9

50 13800 69,0 17500 87,0 14100 70,1

30 20000 60,2 25200 75,6 19100 57,5

20 27500 55,0 34400 68,7 22800 45,6

12 40900 49,1 51500 61,8 28700 34,5

10 46800 46,8 59700 59,7 31200 31,2

6 71000 42,6 90300 54,1 50000 30,0

5 82700 41,3 105500 52,7 58900 29,4

4 99900 39,3 127200 50,8 73400 29,3

3 127800 38,3 161200 48,3 100500 30,1

2,5 149600 37,4 187800 46,9 111600 27,9

2 179600 35,9 227200 45,4 138500 27,7

66

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 15. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 4 Suhu 26±2oC

Rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 154200 30,8 179200 35,8 201100 40,2

2,5 129500 32,3 132800 33,2 136100 34,0

3 113400 34,0 103300 31,0 108000 32,4

4 88800 35,5 74100 29,6 80100 32,0

5 74500 37,2 59300 29,6 64300 32,1

6 64800 38,9 48100 28,8 48300 28,9

10 43400 43,4 32300 29,0 29600 29,6

12 37600 45,1 24400 29,2 24400 29,3

20 25300 50,6 17200 34,4 17700 35,5

30 18500 55,6 13100 39,3 14300 42,9

50 12600 63,3 9200 46,2 11200 56,0

60 11100 66,6 8400 50,8 9300 56,2

50 11900 59,7 8700 43,6 10900 53,6

30 17500 52,5 11300 34,1 12900 38,8

20 24100 48,3 13500 27,1 15900 31,8

12 36300 43,5 17700 21,3 19900 23,9

10 41700 41,7 19600 19,6 22500 22,5

6 63500 38,1 26200 15,7 33400 20,0

5 73100 36,5 29200 14,6 37600 18,8

4 87900 35,1 38500 15,4 45700 18,5

3 111300 33,3 47800 14,3 60000 18,0

2,5 127800 31,9 62800 15,7 72400 18,1

2 152800 30,5 78600 15,7 94000 18,8

67

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 16. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu 4 Suhu 40oC

Rpm F1 F2 F3

cPs % torque cPs % torque cPs % torque

2 136800 27,3 199100 39,8 24300 48,6

2,5 116700 29,1 131700 32,9 197400 49,3

3 97200 29,5 98000 29,4 168400 50,5

4 76500 30,4 68800 27,5 132600 52,0

5 62000 30,6 51600 25,8 109800 54,4

6 51100 30,9 41700 25,0 90700 54,9

10 33000 31,2 25000 25,0 58300 56,8

12 26200 31,5 21000 25,2 47300 58,3

20 18200 35,4 16700 31,5 31700 63,5

30 13500 40,5 14000 36,6 23700 70,1

50 10500 52,5 10000 41,9 15900 79,7

60 9000 54,0 7000 42,3 14600 87,9

50 10000 50,2 7300 36,8 14800 74,0

30 12800 37,5 7800 23,5 21600 64,8

20 15300 30,7 8800 17,6 30300 60,6

12 20600 24,7 11500 13,8 46500 55,8

10 23400 23,4 12600 12,6 55400 55,4

6 34800 20,9 18100 10,8 86300 51,8

5 41300 20,6 21100 10,5 102100 51,0

4 48700 19,4 29700 11,9 124500 49,8

3 61300 18,4 44800 13,4 159500 47,8

2,5 74200 18,5 59900 14,9 185500 46,3

2 91000 18,0 90300 18,0 221300 44,2

68

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 17. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol pada

Minggu ke-0

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

69

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 18. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-2 pada Suhu 4oC

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

70

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 19. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-2 pada 26±2oC

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

71

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 20. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-2 pada 40oC

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

72

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 21. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-4 pada 4oC

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

73

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 22. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-4 pada 26±2oC

(a)

(b)

(c)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

74

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 23. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Minggu ke-4 pada 40oC

(a)

(b)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

75

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 24. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Sebelum Cycling Test

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0102030405060708090

100

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

76

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 25. Hasil Distribusi Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol

Setelah Cycling Test

(a)

(b)

(c)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

0

20

40

60

80

100

120

Fre

ku

ensi

Ukuran Globul (µm)

Keterangan : (a) Emulgel F1, (b) Emulgel F2, (c) Emulgel F3

77

Lampiran 26. Data Statistik Nilai pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 4oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M2 6,27900 3 ,036097 ,020841

Pair 2 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M4 7,18667 3 ,045391 ,026206

Pair 3 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M2 6,08667 3 ,004933 ,002848

Pair 4 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M4 6,98600 3 ,033045 ,019079

Pair 5 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M2 6,08567 3 ,048003 ,027715

Pair 6 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M4 6,93033 3 ,030860 ,017817

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 ,497 ,669

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,691 ,514

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 -,751 ,459

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 -,611 ,582

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,837 ,369

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 -,699 ,507

78

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_M0 -

F1_M2 ,018333 ,035907 ,020731 -,070865 ,107532 ,884 2 ,470

Pair 2 F1_M0 -

F1_M4 -,889333 ,033081 ,019099 -,971510 -,807156 -46,564 2 ,000

Pair 3 F2_M0 -

F2_M2 ,010000 ,048816 ,028184 -,111266 ,131266 ,355 2 ,757

Pair 4 F2_M0 -

F2_M4 -,889333 ,070238 ,040552 -1,063813 -,714853 -21,931 2 ,002

Pair 5 F3_M0 -

F3_M2 ,029000 ,054945 ,031723 -,107492 ,165492 ,914 2 ,457

Pair 6 F3_M0 -

F3_M4 -,815667 ,036964 ,021341 -,907490 -,723843 -38,220 2 ,001

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

Lampiran 27. Data Statistik Nilai Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 4oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M2 20466,67 3 1721,434 993,870

Pair 2 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M4 21600,00 3 200,000 115,470

Pair 3 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M2 27566,67 3 1050,397 606,447

Pair 4 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M4 28233,33 3 288,675 166,667

Pair 5 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M2 30500,00 3 300,000 173,205

Pair 6 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M4 31733,33 3 776,745 448,454

79

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M2 20466,67 3 1721,434 993,870

Pair 2 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M4 21600,00 3 200,000 115,470

Pair 3 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M2 27566,67 3 1050,397 606,447

Pair 4 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M4 28233,33 3 288,675 166,667

Pair 5 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M2 30500,00 3 300,000 173,205

Pair 6 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M4 31733,33 3 776,745 448,454

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

F1_M0 -

F1_M2 -1400,000 1442,221 832,666 -4982,674 2182,674 -1,681 2 ,235

Pair

2

F1_M0 -

F1_M4 -2533,333 550,757 317,980 -3901,490 -1165,177 -7,967 2 ,015

Pair

3

F2_M0 -

F2_M2 -3433,333 1721,434 993,870 -7709,611 842,945 -3,455 2 ,075

Pair

4

F2_M0 -

F2_M4 -4100,000 2306,513 1331,666 -9829,695 1629,695 -3,079 2 ,091

Pair

5

F3_M0 -

F3_M2 -1933,333 1625,833 938,675 -5972,127 2105,460 -2,060 2 ,176

Pair 6

F3_M0 - F3_M4

-3166,667 1662,328 959,745 -7296,118 962,784 -3,299 2 ,081

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

80

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 28. Data Statistik Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 4oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M2 12,7767 3 ,66214 ,38229

Pair 2 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M4 19,0000 3 ,58643 ,33858

Pair 3 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M2 11,9433 3 ,30501 ,17610

Pair 4 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M4 13,3167 3 ,20207 ,11667

Pair 5 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M2 10,6533 3 ,16743 ,09667

Pair 6 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M4 11,1900 3 ,15000 ,08660

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 -,467 ,691

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,126 ,920

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 ,009 ,994

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 -1,000 ,000

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 ,287 ,815

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 ,727 ,481

81

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_M0 -

F1_M2 ,76000 1,60150 ,92463 -3,21834 4,73834 ,822 2 ,497

Pair 2 F1_M0 -

F1_M4 -5,46333 1,25129 ,72243 -8,57172 -2,35495 -7,562 2 ,017

Pair 3 F2_M0 -

F2_M2 -,20333 ,45938 ,26523 -1,34451 ,93784 -,767 2 ,523

Pair 4 F2_M0 -

F2_M4 -1,57667 ,54848 ,31667 -2,93917 -,21416 -4,979 2 ,038

Pair 5 F3_M0 -

F3_M2 -1,39667 ,54003 ,31179 -2,73818 -,05516 -4,480 2 ,046

Pair 6 F3_M0 -

F3_M4 -1,93333 ,46608 ,26909 -3,09115 -,77552 -7,185 2 ,019

Keterangan : Signifikansi <0,05, daya sebar berbeda secara signifikan

Lampiran 29. Data Statistik pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 26±2oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M2 6,24700 3 ,096421 ,055669

Pair 2 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M4 7,12167 3 ,029195 ,016856

Pair 3 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M2 6,17233 3 ,041861 ,024168

Pair 4 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M4 6,91333 3 ,025482 ,014712

Pair 5 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M2 6,16433 3 ,014012 ,008090

Pair 6 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M4 6,88167 3 ,040204 ,023212

82

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 -,259 ,833

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 -,610 ,582

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 -,689 ,516

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 -,369 ,759

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,992 ,081

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 -,694 ,511

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_M0 -

F1_M2 ,050333 ,111051 ,064115 -,225533 ,326199 ,785 2 ,515

Pair 2 F1_M0 -

F1_M4 -,824333 ,058141 ,033568 -,968763 -,679904 -24,557 2 ,002

Pair 3 F2_M0 -

F2_M2 -,075667 ,079827 ,046088 -,273968 ,122634 -1,642 2 ,242

Pair 4 F2_M0 -

F2_M4 -,816667 ,059341 ,034260 -,964077 -,669256 -23,837 2 ,002

Pair 5 F3_M0 -

F3_M2 -,049667 ,022053 ,012732 -,104449 ,005116 -3,901 2 ,060

Pair 6 F3_M0 -

F3_M4 -,767000 ,046184 ,026665 -,881728 -,652272 -28,765 2 ,001

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

83

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 30. Data Statistik Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 26±2oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M2 19600,00 3 435,890 251,661

Pair 2 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M4 22033,33 3 3356,089 1937,639

Pair 3 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M2 24533,33 3 680,686 392,994

Pair 4 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M4 24633,33 3 2250,185 1299,145

Pair 5 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M2 28033,33 3 950,438 548,736

Pair 6 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M4 29333,33 3 378,594 218,581

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 -,751 ,459

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 -,639 ,559

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 -,845 ,359

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 -,886 ,306

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,793 ,417

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 -,730 ,479

84

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_M0 -

F1_M2 -533,333 737,111 425,572 -2364,420 1297,753 -1,253 2 ,337

Pair 2 F1_M0 -

F1_M4 -2966,667 3590,729 2073,108 -11886,531 5953,198 -1,431 2 ,289

Pair 3 F2_M0 -

F2_M2 -400,000 2835,489 1637,071 -7443,746 6643,746 -,244 2 ,830

Pair 4 F2_M0 -

F2_M4 -500,000 4357,752 2515,949 -11325,255 10325,255 -,199 2 ,861

Pair 5 F3_M0 -

F3_M2 533,333 2375,570 1371,536 -5367,910 6434,577 ,389 2 ,735

Pair 6 F3_M0 -

F3_M4 -766,667 1844,813 1065,103 -5349,435 3816,102 -,720 2 ,546

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

Lampiran 31. Data Statistik Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 26±2oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M2 15,7000 3 1,93497 1,11715

Pair 2 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M4 16,8600 3 ,83138 ,48000

Pair 3 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M2 12,9100 3 1,58521 ,91522

Pair 4 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M4 13,8533 3 ,65501 ,37817

Pair 5 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M2 11,5900 3 ,48218 ,27839

Pair 6 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M4 12,0533 3 ,77623 ,44816

85

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 ,201 ,871

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,716 ,492

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 -,874 ,323

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 ,864 ,336

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 ,134 ,914

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 ,808 ,401

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

F1_M0 -

F1_M2 -2,16333 2,05430 1,18605 -7,26649 2,93982 -1,824 2 ,210

Pair

2

F1_M0 -

F1_M4 -3,32333 ,82513 ,47639 -5,37306 -1,27361 -6,976 2 ,020

Pair

3

F2_M0 -

F2_M2 -1,17000 1,89549 1,09436 -5,87867 3,53867 -1,069 2 ,397

Pair

4

F2_M0 -

F2_M4 -2,11333 ,39627 ,22879 -3,09773 -1,12893 -9,237 2 ,012

Pair

5

F3_M0 -

F3_M2 -2,33333 ,69082 ,39885 -4,04943 -,61724 -5,850 2 ,028

Pair

6

F3_M0 -

F3_M4 -2,79667 ,46145 ,26642 -3,94296 -1,65037 -10,497 2 ,009

Keterangan : Signifikansi <0,05, daya sebar berbeda secara signifikan

86

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 32. Data Statistik pH Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 40oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M2 6,35633 3 ,041041 ,023695

Pair 2 F1_M0 6,29733 3 ,035529 ,020513

F1_M4 6,79900 3 ,043209 ,024947

Pair 3 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M2 6,05600 3 ,033956 ,019604

Pair 4 F2_M0 6,09667 3 ,045004 ,025983

F2_M4 6,86300 3 ,054617 ,031533

Pair 5 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M2 6,07067 3 ,018502 ,010682

Pair 6 F3_M0 6,11467 3 ,008083 ,004667

F3_M4 6,95133 3 ,027538 ,015899

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 -,287 ,815

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,865 ,335

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 ,947 ,208

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 ,984 ,113

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,987 ,101

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 -,891 ,300

87

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

F1_M0 -

F1_M2 -,059000 ,061506 ,035511 -,211790 ,093790 -1,661 2 ,239

Pair

2

F1_M0 -

F1_M4 -,501667 ,021779 ,012574 -,555769 -,447564

-

39,896 2 ,001

Pair

3

F2_M0 -

F2_M2 ,040667 ,016862 ,009735 -,001221 ,082555 4,177 2 ,053

Pair

4

F2_M0 -

F2_M4 -,766333 ,013051 ,007535 -,798754 -,733912

-

101,70

2

2 ,000

Pair

5

F3_M0 -

F3_M2 ,044000 ,026514 ,015308 -,021865 ,109865 2,874 2 ,103

Pair

6

F3_M0 -

F3_M4 -,836667 ,034933 ,020169 -,923446 -,749888

-

41,483 2 ,001

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

Lampiran 33. Data Statistik Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 40oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M2 20733,33 3 929,157 536,449

Pair 2 F1_M0 19066,67 3 351,188 202,759

F1_M4 20833,33 3 832,666 480,740

Pair 3 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M2 23500,00 3 500,000 288,675

Pair 4 F2_M0 24133,33 3 2236,813 1291,425

F2_M4 23800,00 3 721,110 416,333

Pair 5 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M2 27166,67 3 950,438 548,736

Pair 6 F3_M0 28566,67 3 1550,269 895,048

F3_M4 29233,33 3 321,455 185,592

88

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 ,986 ,108

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,775 ,435

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 ,984 ,116

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 -,911 ,270

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,191 ,878

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 ,505 ,663

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_M0 -

F1_M2 -1666,667 585,947 338,296 -3122,239 -211,095 -4,927 2 ,039

Pair 2 F1_M0 -

F1_M4 -1766,667 602,771 348,010 -3264,034 -269,300 -5,076 2 ,037

Pair 3 F2_M0 -

F2_M2 633,333 1747,379 1008,850 -3707,397 4974,063 ,628 2 ,594

Pair 4 F2_M0 -

F2_M4 333,333 2909,181 1679,616 -6893,473 7560,139 ,198 2 ,861

Pair 5 F3_M0 -

F3_M2 1400,000 1967,232 1135,782 -3486,874 6286,874 1,233 2 ,343

Pair 6 F3_M0 -

F3_M4 -666,667 1415,392 817,177 -4182,694 2849,361 -,816 2 ,500

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

89

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 34. Data Statistik Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan pada Suhu 40oC

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M2 14,8700 3 3,46160 1,99856

Pair 2 F1_M0 13,5367 3 1,18154 ,68216

F1_M4 16,8733 3 1,48264 ,85600

Pair 3 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M2 13,7400 3 ,38105 ,22000

Pair 4 F2_M0 11,7400 3 ,34641 ,20000

F2_M4 15,6967 3 1,81665 1,04885

Pair 5 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M2 11,0933 3 ,42724 ,24667

Pair 6 F3_M0 9,2567 3 ,56368 ,32544

F3_M4 12,4133 3 ,67449 ,38942

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_M0 & F1_M2 3 ,933 ,234

Pair 2 F1_M0 & F1_M4 3 ,120 ,924

Pair 3 F2_M0 & F2_M2 3 ,500 ,667

Pair 4 F2_M0 & F2_M4 3 ,237 ,848

Pair 5 F3_M0 & F3_M2 3 -,973 ,148

Pair 6 F3_M0 & F3_M4 3 ,171 ,891

90

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

F1_M0 -

F1_M2 -1,33333 2,39644 1,38359 -7,28642 4,61976 -,964 2 ,437

Pair

2

F1_M0 -

F1_M4 -3,33667 1,78197 1,02882 -7,76334 1,09000 -3,243 2 ,083

Pair

3

F2_M0 -

F2_M2 -2,00000 ,36497 ,21071 -2,90663 -1,09337 -9,492 2 ,011

Pair

4

F2_M0 -

F2_M4 -3,95667 1,76698 1,02017 -8,34610 ,43277 -3,878 2 ,061

Pair

5

F3_M0 -

F3_M2 -1,83667 ,98434 ,56831 -4,28191 ,60858 -3,232 2 ,084

Pair

6

F3_M0 -

F3_M4 -3,15667 ,80158 ,46279 -5,14791 -1,16543 -6,821 2 ,021

Keterangan : Signifikansi <0,05, daya sebar berbeda secara signifikan

Lampiran 35. Data Statistik pH Emulgel Gamma-Oryzanol pada Cycling Test

Formula 1

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F1_awal 6,26000 3 ,034641 ,020000

F1_akhir 7,05033 3 ,023459 ,013544

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F1_awal & F1_akhir 3 -,972 ,151

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 F1_awal -

F1_akhir -,790333 ,057709 ,033318 -,933691 -,646976 -23,721 2 ,002

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

91

UIN Syarif Hidayatullah

Formula 2

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 F2_awal 6,34800 3 ,006557 ,003786

f2_akhir 7,15867 3 ,018583 ,010729

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 F2_awal & f2_akhir 3 ,025 ,984

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

F2_awal -

f2_akhir -,810667 ,019553 ,011289 -,859240 -,762093 -71,809 2 ,000

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

Formula 3

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 f3_awal 6,30033 3 ,019732 ,011392

f3_akhir 7,12833 3 ,004933 ,002848

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 f3_awal & f3_akhir 3 -,500 ,667

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

f3_awal -

f3_akhir -,828000 ,022605 ,013051 -,884155 -,771845 -63,443 2 ,000

Keterangan : Signifikansi <0,05, pH berbeda secara signifikan

92

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 36. Data Statistik Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada Cycling

Test

Formula 1

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 visko_awal 19600,00 3 458,258 264,575

visko_akhir 22900,00 3 556,776 321,455

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 visko_awal & visko_akhir 3 -,176 ,887

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

visko_awal -

visko_akhir -3300,000 781,025 450,925 -5240,174 -1359,826 -7,318 2 ,018

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

Formula 2

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 visko_awal 24433,33 3 642,910 371,184

visko_akhir 26733,3333 3 230,94011 133,33333

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 visko_awal & visko_akhir 3 -,988 ,099

93

UIN Syarif Hidayatullah

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

visko_awal -

visko_akhir -2300,00000 871,77979 503,32230 -4465,62105

-

134,37895 -4,570 2 ,045

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

Formula 3

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 visko_awal 29433,33 3 152,753 88,192

visko_akhir 28733,33 3 461,880 266,667

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 visko_awal & visko_akhir 3 ,189 ,879

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair

1

visko_awal -

visko_akhir 700,000 458,258 264,575 -438,375 1838,375 2,646 2 ,118

Keterangan : Signifikansi <0,05, viskositas berbeda secara signifikan

94

Lampiran 37. Data Statistik Ukuran Globul Emulgel Gamma-Oryzanol Selama

Penyimpanan

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

F1_M0 - F1_M2 -,58000 ,24980 ,14422 -1,20054 ,04054 -4,022 2 ,057

Pair

2

F1_M0 - F1_M4 -,93333 ,46264 ,26710 -2,08259 ,21592 -3,494 2 ,073

Pair

3

F2_M0 - F2_M2 -,24000 ,15875 ,09165 -,63434 ,15434 -2,619 2 ,120

Pair

4

F2_M0 - F2_M4 -,73333 ,17786 ,10269 -1,17516 -,29151 -7,142 2 ,019

Pair

5

F3_M0 - F3_M2 -,28667 ,22723 ,13119 -,85114 ,27780 -2,185 2 ,160

Pair

6

F3_M0 - F3_M4 -,55333 ,38136 ,22018 -1,50068 ,39401 -2,513 2 ,129

Keterangan: Signifikansi <0,05, ukuran globul berbeda secara signifikan

95

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 38. Sertifikat Analisis Karbopol 940

96

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 39. Sertifikat Analisis Rice Bran Oil

97

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 40. Sertifikat Analisis Span 80