PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS...

150
PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP DUA MEI-CIPUTAT Disusun Oleh : TIRWAN 1050 15000 659 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2010 M/1430 H

Transcript of PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS...

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP DUA MEI-CIPUTAT

Disusun Oleh :

TIRWAN

1050 15000 659

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

2010 M/1430 H

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

” PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA DI SMP DUA MEI CIPUTAT”.

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Guna memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Pada jenjang Strata Satu (S.1)

Oleh :

TIRWAN

NIM 1050 15000 659

Dibawah bimbingan

Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA

NIP. 19

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Bahwasanya dengan ini menerangkan skripsi yang berjudul ” Pengaruh

Kompetensi Sosial Guru terhadap Motivasi belajar Siswa di SMP Dua Mei

Ciputat”,, yang disusun oleh :

NAMA : Tirwan

NIM : 1050 15000 659

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Telah melalui proses bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah

yangberhak untuk diajukan pada sidang Munaqasah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

Jakarta, Maret 2010

Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

NIP. 19

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS terhadap motivasi

belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat “ diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosyah pada 17 Maret 2010 diahadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam bidang Pendidikan IPS.

Jakarta, 17 Maret 2010

Ketua Panitia (Ka Jur) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Nurochim, MM ............. .......................

NIP. 19590715 198403 1 003

Penguji I

Abdul Rozak, M.S.i ............. ........................

NIP.19690908 199603 1 004

Penguji II

Drs. H. Nurochim, MM .............. .......................

NIP. 19590715 198403 1 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 195710 051987 03 1 003

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ Efektifitas pelaksanaan Strategi Pembelajaran Sosiologi

model Student Team Achievement Division (STAD) dan Team Investigation

(TI) terhadap hasil belajar siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus

dalam ujian Munaqosyah pada 17 Maret 2010 diahadapan dewan penguji. Karena

itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang

Pendidikan IPS.

Jakarta, 17 Maret 2010

Ketua Panitia (Ka Jur) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Nurochim, MM ............. .......................

NIP. 19590715 198403 1 003

Penguji I

Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA ............. ........................

NIP. 1947114 198510 110

Penguji II

Drs. H. Syaripulloh, M. Si .............. .......................

NIP. 150 389 364

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 195710 051987 03 1 003

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA : Tirwan

NIM : 105015000659

JURUSAN : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

ANGKATAN : 2005

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS terhadap

Motivasi Belajar Siswa di SMP Dua Mei Ciputat” adalah benar hasil karya sendiri

dibawah bimbingan dosen:

NAMA : Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA

NIP : 1947114 198510 110

Dosen Jurusan : Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan karya sendiri.

Jakarta, 4 Maret 2010

Yang menyatakan,

Tirwan

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

LEMBAR UJI REFERENSI

NAMA : Tirwan

NIM : 105015000659

Jurusan : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS terhaap Motivasi

belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat.

No

Judul Buku dan Nama Pengarang

Paraf Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Sardiman, AM.

Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Ngalim Purwanto.

Pola Asuh Orang Tua, Moch. Sochub.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 tahun

2003 .

Pendidikan Guru, Oemar Hamalik.

Guru dalam Proses Belajar Mengaja, Muhammad Ali.

Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Muhibbin

Syah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud.

UU RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Menjadi Guru Profesional, Muhamad Uzer Usman.

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Pembelajaran Visioner , Isjoni.

Model Pembelajaran yang memperhatikan keragaman

Individu dalam KBK., Syafruddin Nurdin.

Blog Dunia Psikologi » Blog Archive » Aspek Kompetensi

Sosial.htm

Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, E.Mulyasa.

“Membangun Profesionalisme Guru IPS:Antara Harapan

dan Tantangan, Sapriya.

Psikologi Sutau Pengantar Dalam Perspektif Islam, Abdul

Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab.

Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkunga, Zikri

Neni Iska.

Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri Dan

Organisasi ,Sahlan Asnawi.

Psikologi Pendidika, M. Alisuf Sabri.

Blog. Dede Rosyada.com.

Psikologi Umum dan Perkembangan, Akhyas Azhar.

“ Teori-teori Motivasi, Akhmad Sudrajat.

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

Psikologi Pendidikan, Abd. Rahman Abror.

Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Abdul Mujib.

Teori-Teori Belajar , Ratna Wilis Dahar.

Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, S.

Margono.

Statistik Untuk Penelitian, Sugiyono.

Metode Penelitian Sosial , Ulber silalahi.

Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Suharsimi

Arikunto.

Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Sugiyono.

Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan

Peneliti Pemula, Riduwan.

Pengantar Statistik, Husaini Usman dan Purnomo Setiady

Akbar.

Analisas Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS,.

Purbayu Budi Santosa dan Ashari.

Pengantar Statsistik Pendidikan, Anas Sudijono.

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Pembimbing,

Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,

MA

NIP.19…

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

QUISIONER (Yang Valid)

”Mengenai Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Di SMP Dua Mei-Ciputat”

Petunjuk :

1. Pertanyaan ini bertujuan untuk kepentingan penelitian skripsi

2. Peneliti berharap kejujuran dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

3. Pertanyaan ini tidak ada hubunganya dengan penilaian hasil belajar

4. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai dengan keinginan anda.

Nama : __________________ Hari/Tanggal :_______/__________ 2010

Kelas : VIII (A/B)

Pertanyaan

1. Saya belajar karena keinginan dan kemauan sendiri.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah anda menyukai semua materi-materi yang ada pada pelajaran IPS ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Saya belajar karena akan ada ulangan/test saja

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Saya belajar karena ingin mendapatkan nilai yang baik.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Saya tidak pernah nyontek terhadap teman, karena belum tentu jawaban teman

juga benar.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Saya menyukai model pembelajaran yang disampaikan oleh guru IPS di Kelas

a. Selalu c. Kadang-kadang

1

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

b. Sering d. Tidak pernah

7. Saya belajar karena ingin menambah pengetahuan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Saya menyukai semua jenis pelajaran IPS

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Guru berdiskusi dengan muridnya diwaktu luang/setelah pulang, tentang

pelajaran sekolah.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Guru memberikan kebebasan muridnya memberikan pendapat didalam kelas,

ketika pembelajaran berlangsung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Guru saya memberikan motivasi belajar kepada siswa ketika mengajar di kelas

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, walaupun sulit

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Semua tugas guru akan saya kerjakan dengan sebaik mungkin

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Penyajian materi dengan menggunakan laptop lebih menarik, sehingga saya

lebih mudah memahaminya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Ketika menerangkan, guru membuat peta konsep (rangkuman pelajaran) di

white board yang memudahkan siswa memahami pelajaran

a. Selalu c. Kadang-kadang

2

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

b. Sering d. Tidak pernah

16. Guru bersikap ramah kesemua siswa, baik yang diajar olehnya maupun tidak

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Guru bersikap santun dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Guru IPS bersikap ramah dengan seluruh guru yang ada di Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Guru IPS bergaul dengan baik dengan semua Guru yang ada di Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Guru IPS sering berkomunikasi secara intens dengan staff Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

21. Saya akan mendapat hukuman dari orang tua, jika nilai di Sekolah jelek

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Kualitas tulisan Guru dikelas sangat enak untuk dibaca, sehingga saya

menyukai pelajaran ini

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Pembelajaran IPS akan menambah kemampuan saya dalam hal kehidupan

bermasyarakat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Guru beriskap masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

4

25. Dalam memberikan penjelasan tertentu, guru IPS menggunakan laptop supaya

mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

ABSTRACT

Tirwan. Education Department of Social Sciences Faculty of Science and

Teaching tarbiyah. The influence of Social Competence Social Science

teacher to students' learning motivation in junior high school in May Ciputat

Two. The purpose of this research is to determine whether there is influence of

social competence of teachers to students' learning motivation and how the nature

of these effects. The method used in this study is a quantitative approach to the

instrument used is the method of interviews and questionnaire surveys conducted

by first testing the validity, reliability and normality of the data. Then the data is

processed by using the formula of Pearson Product Moment and interpreted by the

numbers Pearson Product Moment correlation is simple. From the data obtained

was obtained r values of 0.659 with a significance level of 0.00 means that the

correlation has statistical significance level, because the confidence level of more

than 0.01 and calculated values of r> r table. And the t value of 6.54 calculated

with N = 48 and t t table tables obtained for 2, 563, so t count> t table. Therefore,

it can be concluded that there is the influence of social competence of teachers to

students' learning motivation, then the null hypothesis (Ho) is rejected and the

initial hypothesis (Ha) accepted

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

ABSTRAK

Tirwan. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu

tarbiyah dan Keguruan. Pengaruh Kompetensi Sosial guru IPS terhadap

Motivasi belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru terhadap

motivasi belajar siswa dan bagaimanakah sifat pengaruhnya tersebut. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan

instrument yang digunakan adalah metode wawancara dan angket kuisioner

dengan terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas dan normalitas datanya.

Kemudian data diolah dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dan

diinterpretasikan dengan dengan angka korelasi Pearson Product Moment secara

sederhana. Dari data yang diperoleh ternyata didapat nilai r sebesar 0,659 dengan

taraf signifikansi 0,00 berarti korelasi tersebut memiliki taraf signifikansi secara

statistik, karena tingkat kepercayaannya lebih dari 0,01 dan nilai r hitung > r tabel.

Dan nilai t hitung sebesar 6,54 dengan N = 48 dan t tabel diperoleh t tabel sebesar 2,

563, jadi nilai t hitung > t tabel. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa, maka Hipotesa

nol (Ho) ditolak dan Hipotesa awal (Ha) diterima.

This is the html version of the file http://www.depkes.go.id/downloads/bab_6.pdf. Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.

Page 1Renstra Depkes 2005-2009 31

BAB VI PROGRAM-PROGRAM Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran, maka disusunlah program-program Departemen Kesehatan untuk kurun waktu 2005- 2009, yakni sebagai berikut: A. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Tujuan program: memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

meliputi: 1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE): (a) Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan; (b) Mengembangkan pendekatan dan teknologi promosi kesehatan; (c) Mengembangkan model promosi kesehatan melalui pendekatan lokal spesifik. 2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, dan generasi muda: (a) Pemberdayaan/ penggerakan masyarakat dalam upaya kesehatan; (b) Peningkatan kelembagaan upaya kesehatan bersumber masyarakat. 3. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat: (a) Menyusun kerangka dan materi kebijakan promosi kesehatan; (b) Meningkatkan kemampuan tenaga pengelola program promosi kesehatan; (c) Mengembangkan kemitraan dengan lintas program, sektor, LSM, dan swasta; (d) Menyelenggarakan penyebarluasan informasi kesehatan

Page 2

Renstra Depkes 2005-2009 32 melalui berbagai saluran media; (e) Menyusun rencana dan pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; (f) Menyusun dan mengembangkan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan pedoman promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; (g) Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. B. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT Tujuan program: mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan tentang penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (c) Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan dan

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

evaluasi kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (f) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (g) Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (h) Mengembangkan sistem informasi lingkungan sehat; (i) Meningkatkan dan mengembangkan klinik sanitasi; (j) Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan penyediaan air bersih dan sanitasi.

Page 3

Renstra Depkes 2005-2009 33 2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan kebijakan tentang pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (c) Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan terutama dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiap-siagaan dan penanggulangan serta pasca KLB/Bencana maupun kesehatan matra; (d) Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman untuk pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (f) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (g) Melakukan kajian upaya pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (h) Mengembangkan surveilans faktor risiko lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan lingkungan sehat; (i) Mengembangkan upaya pengawasan lingkungan dan kesehatan kerja; (j) Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan. 3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan dan kebijakan tentang pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan, dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (c) Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (f)

Page 4

Renstra Depkes 2005-2009 34 Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (g) Melakukan analisis dampak dan risiko kesehatan terhadap rencana pembangunan serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak pembangunan; (h) Melakukan kajian upaya pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (i) Menanggulangi Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan lingkungan dan keracunan; (j) Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan; (k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan. 4. Pengembangan wilayah sehat: (a) Menyiapkan materi dan menyusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan tentang pengembangan wilayah sehat dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengembangan wilayah sehat; (c) Menyusun perencanaan terpadu kawasan lingkungan spesifik dan menyediakan kebutuhan pengembangan wilayah sehat sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengembangan wilayah sehat; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengembangan wilayah sehat; (f) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pengembangan wilayah sehat; (g) Melakukan kajian upaya pengembangan wilayah sehat; (h) Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengembangan wilayah sehat; (i) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pengembangan wilayah sehat. C. PROGRAM UPAYAKESEHAT AN MASYARAKAT Tujuan program: meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan bidan di desa.

Page 5

Renstra Depkes 2005-2009 35 Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya; (a) Menyusun kerangka kebijakan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya; (b) Menyusun pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis pelayanan kesehatan

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya; (c) Melakukan fasilitasi penyediaan pembiayaan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya; (d) Melakukan penggerakan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi, termasuk penanganan keluhan masyarakat. 2. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya: (a) Menyusun kebijakan peningkatan/pengadaan/perbaikan, standarisasi sarana/prasarana Puskesmas dan jaringannya serta UPT Kesmas; (b) Melakukan fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; (c) Melaksanakan fasilitasi pengadaan sarana dan prasarana kesehatan dalam penanggulangan masalah kesehatan masyarakat akibat bencana, terutama yang berskala nasional; (d) Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana UPT Ditjen Bina Kesmas; (e) Melaksanakan fasilitasi pengadaan sarana dan prasarana UPT Kesmas milik Dinas Kesehatan Provinsi. 3. Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial: (a) Menyusun standarisasi peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial bagi Puskesmas dan jaringannya serta UPT Kesmas termasuk dalam keadaan bencana; (b) Melakukan fasilitasi pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial bagi Puskesmas dan jaringannya serta UPT Kesmas termasuk dalam keadaan bencana. 4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan

Page 6

Renstra Depkes 2005-2009 36 gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar: (a) Menyusun kerangka kebijakan pengembangan upaya kesehatan keluarga (kesehatan ibu, bayi, anak, usia sekolah, remaja, usia subur, dan usila), kesehatan komunitas, kesehatan kerja, penanggulangan masalah kesehatan dan kesehatan jiwa masyarakat; (b) Menyiapkan materi dan menyusun peraturan dan perundangan serta petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis/pedoman upaya kesehatan keluarga, kesehatan komunitas, kesehatan kerja, penanggulangan masalah kesehatan dan kesehatan jiwa masyarakat; (c) Melakukan fasilitasi, pemantauan, dan pembinaan upaya kesehatan keluarga, kesehatan komunitas, kesehatan kerja, penanggulangan masalah kesehatan dan kesehatan jiwa masyarakat; (d) Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di bidang upaya kesehatan keluarga, kesehatan komunitas, kesehatan kerja, penanggulangan masalah

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

kesehatan dan kesehatan jiwa masyarakat. 5. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan: (a) Menyelenggarakan administrasi dan operasional bina kesehatan masyarakat; (b) Menyelenggarakan administrasi dan operasional upaya penanggulangan masalah kesehatan. D. PROGRAM UPAYAKESEHATAN PERORANGAN Tujuan program: meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS: (a) Menyusun kerangka kebijakan dan standar pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III RS; (b) Menyusun dan sosialisai standar, pedoman, dan prosedur pentarifan bagi penduduk miskin di kelas III RS; (c) Bimbingan teknis dan penanganan kasus dalam

Page 7

Renstra Depkes 2005-2009 37 pelaksanaan pelayanan terhadap pasien Gakin di kelas III RS; (d) Sosialisasi, monitoring dan evaluasi pelayanan dan penanganan pasien Gakin, termasuk KLB dan kegawat daruratan medik/bencana di RS; (e) Operasional Yankes Gakin di rawat jalan & rawat inap kelas III RS. 2. Pembangunan Sarana dan Prasarana RS di Daerah tertinggal secara selektif: (a) Menyusun kerangka kebijakan sarana dan prasarana kesehatan RS termasuk SPGDT di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan pemekaran; (b) Menyusun kerangka kebijakan, standar dan pedoman pendirian RS di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan dan pemekaran; (c) Sosialisasi kebijakan, pedoman dan standar pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah terpencil, perbatasan kepulauan dan pemekaran; (d) Melakukan bimbingan teknis dan monev pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah terpencil, perbatasan kepulauan dan pemekaran; (e) Fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana RS Daerah Tertinggal. 3. Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit: (a) Menyusun kebijakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan; (b) Menyusun standar dan pedoman mengenai sarana dan prasarana RS, termasuk SPGDT pra-RS & RS; (c) Pemutakhiran data sarana, prasarana dan alat medik serta non medik di RS, SPGDT pra-RS & RS; (d) Perbaikan sarana dan prasarana RS/UPT Vertikal; (e) Fasilitasi Perbaikan sarana dan prasarana RS Daerah khususnya RS Pendidikan termasuk RS Pendidikan Afiliasi dan RS Pendidikan Satelit, RS Non Pendidikan dalam rangka memenuhi standar kelas RS; (f) Bimbingan teknis mengenai sarana dan prasarana RS dan sarana Gawat Darurat Pra RS dan RS; (h) Monitoring dan evaluasi perbaikan sarana

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

dan prasarana RS. 4. Pengadaan obat dan perbekalan RS: (a) Menyusun kriteria alat peraga/manikin untuk peningkatan keterampilan dokter dan awam umum/khusus; (b) Menyusun pedoman dan standar peralatan di RS termasuk SPGDT Pra RS & RS serta pelayanan dasar; (c) Menyusun Standar Nasional

Page 8

Renstra Depkes 2005-2009 38 Indonesia (SNI) alat kesehatan; (d) Pengadaan peralatan kesehatan dan penunjang untuk RS Vertikal,serta labkes termasuk perangkat lunak dan perangkat keras dan untuk operasional Dit Yanmed dan Gigi Dasar; (e) Fasilitasi pengadaan peralatan RS Daerah; (f) Bimtek pengadaan peralatan di RS. 5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan: (a) Menyusun kebijakan peningkatan pelayanan kesehatan rujukan Upaya Kesehatan Perorangan di RS dan Labkes; (b) Menyusun standar, pedoman dan peta/pola pelayanan kesehatan rujukan; (c) Menyusun Grand Desain Safe Community (SC); (d) Meningkatkan upaya jangkauan kwalitas dan citra pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan; (e) Menyusun sistem rujukan dalam peningkatan jejaring pelayanan medik termasuk jejaring rujukan medik pada kegawatdaruratan; (f) Peningkatan pelayanan, kualitas dan jejaring labkes; (g) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan melalui sosialisasi dan advokasi akreditasi RS dan sarana kesehatan lainnya; (h) Pengembangan dan pemenuhan sumberdaya manusia termasuk pendidikan dokter spesialis berbasis kompetensi; (i) Penapisan teknologi dan pengembangan pelayanan unggulan serta pelayanan kedokteran komplementer dan alternatif; (j) Bimbingan teknis dan pelatihan tenaga kesehatan di sarana kesehatan dan pengembangan sistem pelayanan darah; (k) Bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi pelayanan gawat darurat pra-RS dan RS, Pedoman kerja Brigade Siaga Bencana (BSB) pengembangan model Safe Community, Disaster Victims Identification (DVI), penatalaksanaan DBD, penyakit tropik dan infeksi serta hospital disaster preparedness; (l) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana induk rekam medis dan manajemen informasi kesehatan di RS; (m) Bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi peningkatan pelayanan kesehatan rujukan termasuk pelayanan PONEK; (n) Bimbingan teknis, advokasi, sosialisasi, informasi kesehatan/RS, SPGDT/SC, Humas dan pelaksanaan pelayanan medik dan Gigi Dasar; (o) Pengembangan sistem Informasi RS secara elektronik.

Page 9

Renstra Depkes 2005-2009

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

39 6. Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga: (a) Menyusun kebijakan praktik kedokteran keluarga; (b) Menyusun pedoman pengembangan kedokteran keluarga; (c) Menyusun standar akreditasi kedokteran keluarga; (d) Bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi penerapan kebijakan praktik kedokteran keluarga; (e) Advokasi, sosialisasi, dan uji coba pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga. 7. Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan: (a) Menyusun rencana jangka panjang, jangka menengah, dan rencana kerja tahunan upaya kesehatan perorangan/ pelayanan medik; (b) Menyusun dan sosialisasi kebijakan pemberlakuan perundang-undangan di bidang pelayanan medik dan kegiatan penunjangnya/manajemen; (c) Menyu- sun perencanaan dan perhitungan anggaran UPT Pelayanan medik; (d) Asistensi pelaksanaan anggaran subsidi; (e) Peningkatan kemampuan tenaga di bidang manajemen pelayanan medik; (f) Evaluasi kinerja program dan keuangan upaya kesehatan perorangan/pelayanan medik; (g) Implementasi sistem akuntansi keuangan RS; (h) Penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Ditjen Yan Medik; (i) Menyusun dan sosialisasi berbagai pedoman manajemen upaya kesehatan perorangan/pelayanan medik; (j) Advokasi penyelenggaraan UKP; (k) Penataan organisasi RS dan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik; (l) Perencanaan dan Monev PHLN; (m) Biaya operasional fungsional dan administrasi kantor pusat, serta RS dan UPT Vertikal; (n) Operasional dan dukungan program. 8. Peningkatan Peran Serta Sektor Swasta dalam UKP: (a) Menyusun kebijakan peningkatan peran serta sektor swasta dalam penyelenggaraan RS dan sarana pelayanan medik dasar serta spesialistik; (b) Menyusun kebijakan dan bimbingan teknis serta sosialisasi peran serta swasta pada SPGDT/SC dan kewaspadaan dini serta penanggulangan bencana; (c) Menyusun pedoman kerja sama perumahsakitan; (d) Sosialisasi, monitoring dan evaluasi kebijakan liberalisasi perdagangan bebas bidang kesehatan;

Page 10

Renstra Depkes 2005-2009 40 (e) Sosilisasi pedoman kemitraan Humas di lingkungan Ditjen Bina Yanmed dengan LSM. E. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT Tujuan program: menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan, dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan untuk pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (c) Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (h) Melakukan kajian program pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (i) Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (j) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Page 11

Renstra Depkes 2005-2009 41 2. Peningkatan imunisasi: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan, dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan imunisasi; (c) Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan yang ditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai dengan skala prioritas; (d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/protap program imunisasi; (e) Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi; (f) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melaksanakan program imunisasi; (g) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi; (h) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi; (i) Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi; (j) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan imunisasi; (k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan imunisasi.

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

3. Penemuan dan tatalaksana penderita: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang- undangan, dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita; (c) Menyediakan kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman program penemuan dan tatalaksana penderita; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melaksanakan program penemuan dan tatalaksana penderita; (f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita; (g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis penemuan dan tatalaksana penderita; (h) Melakukan kajian upaya penemuan dan tatalaksana penderita; (i) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya penemuan dan tatalaksana penderita; (j)

Page 12

Renstra Depkes 2005-2009 42 Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan penemuan dan tatalaksana penderita. 4. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan, dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (c) Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman program surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (e) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/Wabah, termasuk dampak bencana; (f) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melaksanakan program surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (g) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (h) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

konsultasi teknis peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (i) Melakukan kajian upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah; (j) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah. (k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah. 5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit: (a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya; (b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (c) Menyediakan

Page 13

Renstra Depkes 2005-2009 43 kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan; (d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melaksanakan program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (h) Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (i) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit; (j) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit. F. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Tujuan program: meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak Balita. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Peningkatan pendidikan gizi; (a) Menyiapkan kerangka

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

kebijakan dan menyusun strategi pendidikan gizi masyarakat; (b) Mengembangkan materi KIE gizi; (c) Menyebarluaskan materi pendidikan melalui institusi pendidikan formal, non formal, dan institusi masyarakat; (d) Menyelenggarakan promosi secara berkelanjutan; (e) Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan teknis dan manajemen; (f) Pembinaan dan peningkatan kemampuan petugas dalam program perbaikan gizi.

Page 14

Renstra Depkes 2005-2009 44 2. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya; (a) Pemantauan dan promosi pertumbuhan; (b) Intervensi gizi yang meliputi pemberian makanan tambahan, suplementasi obat program, dan fortifikasi bahan makanan; (c) Tatalaksana kasus kelainan gizi; (d) Pengembangan teknologi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi kurang; (e) Melakukan pendampingan. 3. Penanggulangan gizi lebih; (a) Penyusunan kebijakan penanggulangan gizi lebih; (b) Konseling gizi; (c) Pengembangan teknologi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi lebih. 4. Peningkatan surveilens gizi; (a) Melaksanakan dan mengembangkan PSG, PKG, serta pemantauan status gizi lainnya; (b) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB; (c) Meningkatkan SKPG secara lintas sektor; (d) Pemantauan dan evaluasi program gizi; (e) Mengembangkan jejaring informasi gizi. 5. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi; (a) Fasilitasi upaya pemberdayaan keluarga antara lain melalui kader keluarga, positif deviant (pos gizi), kelas ibu; (b) Menjalin kemitraan dengan lintas sektor, LSM, dunia usaha dan masyarakat; (c) Mengembangkan upaya- upaya pemberdayaan ekonomi kader dan keluarga; (d) Fasilitasi revitalisasi Posyandu; (e) Advokasi program gizi; (f) Mengembangkan pemberdayaan masyarakat di bidang gizi G. PROGRAM SUMBERDAYAKESEHATAN Tujuan program: meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

Page 15

Renstra Depkes 2005-2009 45 Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan; (a)

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Menyusun petunjuk/pedoman penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan; (b) Melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan; (c) Pengembangan dan pemanfaatan tenaga kesehatan; (d) Melaksanakan penyusunan perencanaan program, monitoring dan evaluasi, dan pengembangan sistem informasi PPSDMK; (e) Menyusun kerangka kebijakan pengembangan SDM Kesehatan; (f) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program pendayagunaan tenaga kesehatan. 2. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan; (a) Pengembangan SDM Kesehatan; (b) Pengembangan manajemen pelatihan; (c) Pengembangan metode dan teknologi pelatihan; (d) Pengendalian mutu pelatihan; (e) Pengembangan sumberdaya pelatihan; (f) Penyelenggaraan pelatihan di Bapelkes; (g) Pengembangan manajemen pendidikan tenaga kesehatan; (h) Pengembangan kurikulum dan sistem PBM pendidikan tenaga kesehatan; (i) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan tenaga kesehatan; (j) Pengendalian mutu pendidikan tenaga kesehatan; (k) Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan di institusi penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan; (l) Pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan provinsi; (m) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program pendidikan tenaga kesehatan, serta pelatihan. 3. Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir tenaga kesehatan; (a) Pengendalian mutu dan standarisasi kompetensi tenaga kesehatan; (b) Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sistem karir tenaga kesehatan; (c) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program PPSDM Kesehatan. 4. Penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan: (a) Peningkatan kemadirian organisasi profesi; (b) Pemberdayaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar

Page 16

Renstra Depkes 2005-2009 46 negeri; (c) Memfasilitasi pembentukan dan pembinaan konsil; (d) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan luar negeri. H. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN Tujuan program: menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan; (a) Menyusun kerangka kebijakan peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di sektor

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

publik; (b) Melaksanakan pengadaan buffer stock obat dan perbekalan kesehatan essensial untuk pelayanan kesehatan dasar, obat-obatan jangka panjang yang tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat dan orphan drugs (obat-obatan langka) serta obat dan perbekalan kesehatan untuk keluarga miskin; (c) Memfasilitasi daerah dalam penyediaan obat-obatan, alat-alat medis, peralatan terapi medis dan perbekalan kesehatan; (d) Melaksanakan monitoring ketersediaan obat dan perbekalan di sarana distribusi maupun di sarana pelayanan kesehatan termasuk survei cepat ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiapsiagaan dan penang- gulangan serta pasca KLB/bencana; (e) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program obat dan perbekalan kesehatan. 2. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan; (a) Menyusun kerangka kebijakan peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan; (b) Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di pelayanan kesehatan dasar; (c) Membina dan mengembangkan serta mengoptimalkan industri farmasi nasional berbasis

Page 17

Renstra Depkes 2005-2009 47 keanekaragaman sumberdaya alam dan keunggulan daya saing. 3. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan; (a) Menyusun kerangka kebijakan pembinaan produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan; (b) Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan perbekalan kesehatan, melalui kegiatan advokasi dengan pemerintah daerah, lintas sektor terkait, LSM, perguruan tinggi dan ikatan profesi; (c) Membina, mengembangkan dan penerapan standar mutu obat dan perbekalan kesehatan; (d) Memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat dan perbekalan kesehatan, melalui komunikasi, informasi dan edukasi terhadap risiko penggunaan produk yang tidak memenuhi persyaratan; (e) Membina dan mengembangkan sarana produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan. 4. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin; (a) Menyusun kerangka kebijakan peningkatan keterjangkauan serta pembinaan penggunaan obat rasional dan perbekalan kesehatan; (b) Menerapkan penggunaan obat esensial melalui pengembangan monitoring dan evaluasi daftar obat esensial nasional secara berkala; (c) Merevitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah; (d) Meningkatkan penggunaan obat rasional antara lain mencakup pengembangn dan penerapan pedoman pengobatan yang

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

rasional di berbagai tingkat pelayanan, pemberdayaan komite farmasi dan terapi di RS serta pendidikan dan pelatihan; (e) Pengendalian terhadap promosi/iklan obat dan perbekalan kesehatan serta pengembangan sistem monitoring efek samping; (f) Penyelenggaraan pembinaan, advokasi dan promosi penggunaan obat rasional melalui mengembangkan sumberdaya kesehatan yang tersedia. 5. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit. (a) Menyusun kerangka kebijakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di komunitas dan rumah sakit; (b) Meningkatkan profesionalisme tenaga

Page 18

Renstra Depkes 2005-2009 48 farmasi melalui pelaksanaan Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker; (c) Membina dan meningkatkan kualitas sarana pelayanan kefarmasian. I. PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN Tujuan program: mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan nasional. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan: (a) Melaksanakan pengkajian kebijakan dan pembangunan kesehatan; (b) Merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan; (c) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan pembangunan kesehatan; (d) Mengembangkan metode dan teknik pengkajian dan pembangunan kesehatan; (e) Melakukan pembinaan kajian kebijakan dan pembangunan kesehatan; (f) Mengembangkan sumberdaya kajian pembangunan kesehatan; (g) Mengembangkan jejaring kajian dan data based pembangunan kesehatan; (h) Menyediakan dukungan administrasi dan manajemen kajian pembangunan kesehatan. 2. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan: (a) Menyusun rencana kinerja pembangunan kesehatan; (b) Menyusun standar pembiayaan pembangunan kesehatan; (c) Menyusun indikator kinerja pembangunan kesehatan; (d) Menyusun rencana kerja dan penganggaran departemen; (e) Melakukan koordinasi dalam perencanaan dan penganggaran; (f) Meningkatkan kemampuan tenaga dalam manajemen perencanaan dan penganggaran; (g) Melaksanakan perencanaan kerjasama luar negeri; (h) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

pembangunan kesehatan; (i) Menyelenggarakan pembinaan

Page 19Renstra Depkes 2005-2009 49 hukum kesehatan; (j) Mengembangkan organisasi dan tatalaksana kesehatan; (k) Mengembangkan sistem informasi keuangan; (l) Menyelenggarakan administrasi keuangan dan perlengkapan departemen; (m) Melaksanakan pembinaan dan penatausahaan BUMN/BLU. 3. Pengembangan sistem informasi kesehatan: (a) Melak- sanakan penataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK); (b) Memfasilitasi Pengembangan SIK Daerah; (c) Melaksa- nakan pengelolaan Data/Informasi Kesehatan; (d) Mengem- bangkan Sumber Daya Informasi Kesehatan; (e) Menye- lenggarakan administrasi dan operasional pengembangan sistem informasi kesehatan. 4. Pengembangan sistem kesehatan daerah: (a) Melaksanakan advokasi dan fasilitasi penyusunan Sistem Kesehatan Daerah (SKP dan SKK); (b) Melaksanakan kajian pelaksanaan Sistem Kesehatan Daerah. 5. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan: (a) Menyusun kerangka kebijakan pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK); (b) Melaksanakan advokasi, sosialisasi dan koordinasi kebijakan pembiayaan dan JPK; (c) Melakukan fasilitasi, monitoring dan Evaluasi, dan SIM kegiatan pembiayaan dan JPK; (d) Melaksanakan pengembangan kendali biaya dan kendali mutu JPK; (e) Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan dalam pengembangan pembiayaan, dan JPK; (f) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional pengembangan JPK. J. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Tujuan program: meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan kesehatan.

Page 20

Renstra Depkes 2005-2009 50 Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

1. Penelitian dan pengembangan: (a) Merumuskan kebijakan litbangkes; (b) Meningkatkan manajemen litbangkes; (c) Melaksanakan penelitian kesehatan di bidang sistem dan kebijakan kesehatan, biomedis dan farmasi termasuk tanaman obat bahan alam Indonesia, ekologi dan status kesehatan, gizi dan makanan; (d) Melaksanakan studi strategi antara lain meliputi rapid assessment, survei cepat dan studi kedaruratan; (e) Melaksanakan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan litbangkes daerah antara lain meliputi prioritas dan agenda litbangkes daerah, survei kesehatan daerah dan riset pembinaan kesehatan; (f) Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangkes dalam pembangunan kesehatan. 2. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian: (a) Meningkatkan kapasitas kelembagaan; (b) Mengembangkan laboratorium litbangkes; (c) Meningkatkan jumlah, jenis dan kompetensi tenaga peneliti dan penunjang; (d) Meningkatkan jumlah dan mutu sarana dan prasarana litbangkes dan penunjang; (e) Menyelenggarakan dukungan administrasi dan operasional program litbangkes 3. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan: (a) Meningkatkan promosi litbangkes; (b) Mengembangkan jaringan informasi litbangkes; (c) Meningkatkan diseminasi, dokumentasi dan publikasi hasil litbangkes; (d) Mengembangkan perpustakaan dan museum litbangkes; (e) Mengembangkan wisata ilmiah litbangkes; (f) Mengembangkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). K. PROGRAM PENDIDIKAN KEDINASAN Tujuan program: untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan profesionalisme pegawai dan calon pegawai negeri departemen kesehatan atau lembaga pemerintah non departemen yang berkaitan dengan kesehatan, dalam

Page 21

Renstra Depkes 2005-2009 51 pelaksanaan tugas kedinasan yang di selenggarakan melalui jalur pendidikan formal. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Penguatan keterampilan dan profesionalisme pendidikan dan kependidikan: (a) Peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik dan pendidikan melalui pendidikan dan latihan baik gelar maupun non gelar; (b) Riset pembinaan tenaga kesehatan (Risbinakes). L. PROGRAM PENGELOLAAN SDM APARATUR Tujuan program: meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitas sumberdaya manusia aparatur sesuai dengan

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

kebutuhan dalam melaksanakan tugas kepemerintahan dan pembangunan. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Menata kembali SDM aparatur sesuai dengan kebutuhan akan jumlah dan kompetensi serta perbaikan distribusi pegawai: (a) Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian; (b) Penyusunan rencana kebutuhan, pelaksanaan seleksi, pengangkatan dan penempatan pegawai, serta evaluasinya; (c) Percepatan penyelesaian pemindahan, pemberhentian sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2. Menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan SDM aparatur pada sistem karier dan remunerasi: (a) Pengelolaan Sistem Karier PNS; (b) Operasional dan dukungan administrasi kepegawaian. 3. Meningkatkan kompetensi SDM aparatur dalam melaksanakan tugas dan tanggung Jawabnya: (a) Peningkatan kapasitas SDM kepegawaian; (b) Peningkatan pelayanan kesehatan pegawai Depkes; (c) Peningkatan

Page 22

Renstra Depkes 2005-2009 52 koordinasi pengelola kepegawaian Depkes; (d) Peningkatan kesejahteraan pegawai. 4. Menyiapkan dan menyempurnakan berbagai peraturan dan kebijakan manajemen Kepegawaian: (a) Penyusunan rancangan peraturan pelaksanaan kepegawaian; (b) Penyusunan petunjuk pelaksanaan peraturan kepegawaian. 5. Mengembangkan profesionalisme pegawai melalui penyempurnaan aturan, etika dan mekanisme penegakkan hukuman disiplin: (a) Penyempurnaan peraturan tentang etika; (b) Pelaksanaan penegakkan hukuman disiplin. M. PROGRAM PENYELENGGARAAN PIMPINAN KENEGA- RAAN DAN KEPEMERINTAHAN Tujuan program: membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Menyediakan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan: (a) Pelayanan ketatausahaan Pimpinan; (b) Peningkatan koordinasi dan hubungan kerja sama di dalam dan luar negeri; (c) Penyediaan sarana dan prasarana kerja Pimpinan; (d) Penyediaan dukungan kegiatan pengendalian dan pembinaan teknis Pimpinan. 2. Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor kepemerintahan: (a) Penyediaan gaji dan belanja pegawai; (b) Penyediaan, pemeliharaan dan pengamanan gedung, sarana dan prasarana kantor Departemen; (c) Pengelolaan aset dan inventaris milik negara di lingkungan Setjen; (d) Peningkatan dan peremajaan sarana dan prasarana kantor.

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Page 23

Renstra Depkes 2005-2009 53 3. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja kementerian: (a) Penyusunan rencana strategis dan program kerja; (b) Penyusunan anggaran 4. Meningkatkan fungsi manajemen yang efisien dan efektif: (a) Peningkatan kualitas SDM; (b) Peningkatan administrasi hubungan luar negeri dan rekrutmen petugas kesehatan haji (TKHI); (c) Pengembangan manajemen kearsipan departemen; (d) Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan; (e) Peningkatan koordinasi dan sinergi internal; (f) Peningkatan administrasi umum dan kepegawaian; (g) Peningkatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; (h) Peningkatan pelayanan kehumasan departemen dan komunikasi publik; (i) Peningkatan pelayanan keprotokolan pimpinan; (j) Pengembangan sistem, dan protap pelayanan; (k) Pengembangan dan penerapan instrumen-instrumen manajemen, khususnya manajemen sumberdaya kesehatan (l) Pengembangan organisasi dan kelembagaan kesehatan; (m) Pengembangan tata laksana dan tata hubungan kerja; (n). Dukungan Operasional Program; N. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARAT UR NEGARA Tujuan program: menyempurnakan dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit serta sistem akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan aparatur negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi: 1. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan masyarakat: (a) Peningkatan pengawasan langsung; (b) Peningkatan pengawasan tidak langsung; (c) Pengembangan tenaga pemeriksa yang profesional melalui Capacity building. 2. Menata dan menyempurnakan kebijakan, sistem dan struktur kelembagaan serta prosedur pengawasan yang

Page 24

Renstra Depkes 2005-2009 54 independen, efektif, transparan, dan terakunkan: (a) Penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program pengawasan; (b) Penyelenggaraan/perumusan sistem dan

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

prosedur teknis pengawasan. 3. Meningkatkan tindak lanjut temuan hasil pengawasan: (a) Pemutakhiran data hasil pengawasan; (b) Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan. 4. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif: (a) Koordinasi internal, eksternal dan pengawasan masyarakat; (b) Koordinasi internal dalam tindak lanjut hasil pengawasan. 5. Mengembangkan pengawasan berbasis kinerja: (a) Penyusunan standar/pedoman pengawasan; (b) Penelitian dan pengembangan pengawasan; (c) Bimbingan teknis pengawasan 6. Mengembangkan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan impelementasinya pada seluruh instansi: (a) Perumusan sistem akuntabilitas; (b) Monitoring penerapan sistem akuntabilitas. 7. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi APFP dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan: (a) Pengembangan dan peningkatan sistem informasi hasil pengawasan; (b) Perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan. 8. Melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan: (a) Evaluasi hasil pengawasan; (b) Evaluasi kinerja.

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kenikmatan kepada makhluknya dengan tanpa pilih kasih, dan senantiasa

memberikan kemudahan bagi hamba-hambanya yang selalu berusaha dengan

sekuat tenaga dan tanpa kenal lelah.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda alam, manusia

yang penuh dengan ketawadu’an dan sifat kesahaajaan. Kepada keluarga, sahabat-

sahabatnya dan kepada umatnya yang senantiasa menjalankan sunnahnya.

Selanjutnya penulis menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang

setinggi-tingginya, kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian

ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas Allah dengan balasan yang lebih baik.

Secara khusus, apresiasi dan rasa terima kasih penulis sampaikain kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM., Ketua Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan banyak masukan kepada penulis, baik secara langsung

maupun tidak.

4. Bapak Prof. Dr. Rusmin tumanggor, M.A, Dosen Pembimbing telah

memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Enjang Supyan, S. Pd, Kepala Sekolah SMP Dua Mei Ciputat dan

Bapak Saptono, S. Pd dan Ibu Dra. Sofarida, Guru Mata Pelajaran IPS serta

staff TU SMP Dua Mei Ciputat. Terima kasih atas semua bantuannya selama

ini kepada penulis.

6. Orang tua penulis yaitu Bapak Soleman dan Mih Casriti yang telah meniti

akhlak penulis untuk menata kehidupan dimasa mendatang. Terima kasih atas

semua sokongan moriil dan materiil, semoga Allah selalu memberikan kasih

i

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

sayangnya pada kalian seperti kalian memberikannya kepada penulis dan

terima kasih atas segala kepercayaannya selama ini, hingga penulis sampai

pada jenjang ini.

7. Kakak tercinta Ceu Neni, terima kasih atas segala bantuan, kesabaran dan

pengertiannya selama ini kepada penulis, adikku Neng Ani yang selalu

memberikan dorongan semangat kepada penulis, serta Keponakanku Ella yang

selalu memberikan keceriaan ketika bertemu.

8. Keluarga di Ciputat, Mang Warlan, Bi Yati dan sepupuku Wiwid serta Uwak

Etom, Uwak Nyai, terima kasih atas bantuannya selama ini kepada penulis,

hanya Allah yang bisa membalas kalian semua.

9. Rekan-rakan mahasiswa IPS angkatan 2005, Mas Heri, Babeh Andri, BeQi,

Tri Sutaji (Joly/Ibenk), Abi Fi’i, Muhai, Wawan, dan para ibu-ibu muda yang

luar biasa serta semua kawan-kawan perempuan yang tidak penulis sebut,

namun tidak mengurangi rasa Mahabbah dan hormat pada kalian semua.

Terima kasih atas semua pembelajaran yang kalian berikan.

10. Supporting team di ISO Tarbiyah, Ramdani, Yoni, Lesly, Uni, Adet dan

lainnya, terima kasih atas segala pengalaman yang diberikan kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang telah memberikan bantuan

moril dan materiilnya, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan

yang lebih baik. Amiiin.

Dan akhirnya saya ucapkan Alhamdulillah, skripsi ini selesai juga dan

penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak sekali

kekurangannya. Karenanya, diharapkan para semua pihak dapat memberikan

saran konstruktif demi perbaikan itu. Atas hal tersebut, semoga Allah SWT

membalas dengan balasan yang lebih baik, jazákum ahsan al-jazâ’.

Ciputat, Maret 2010 M

Tirwan

ii

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

iii

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

DAFTAR ISI

Hal

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................... 7

D. Rumusan Masalah .......................................................... 7

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESA

A. Konsep Kompetensi Sosial ........................................... 9

1. Pengertian Kompetensi ........................................... 9

2. Pengertian Sosial ..................................................... 10

3. Pengertian Kompetensi Sosial ................................ 11

4. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial .... 13

a. Pengertian P. IPS ............................................... 13

b. Tujuan Pembelajaran IPS .................................. 14

B. Konsep Motivasi Belajar .............................................. 15

1. Pengertian Motivasi ............................................... 15

2. Macam-Macam Motivasi ....................................... 16

3. Fungsi Motivasi ..................................................... 18

4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar …………... 19

iii

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

C. Teori Motivasi Belajar ............................................... 20

D. Konsep Belajar ........................................................... 24

1. Pengertian Belajar ................................................ 24

2. Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........ 25

3. Teori-Teori Belajar .............................................. 26

4. Motivasi Belajar ............................................. 29

E. Kerangka Berfikir ………………………………….. 30

F. Hipotesis Penelitian ………………………………… 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................... 32

B. Metodologi Penelitian ................................................. 32

C. Populasi Dan Sampel .................................................. 33

1. Populasi ................................................................. 33

2. Sampel .................................................................. 34

D. Variabel Penelitian ..................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 35

1. Instrumen Penelitian ............................................ 36

2. Uji coba instrumen …………………………….. 37

a) Pengujian Validitas ....................................... 37

b) Pengujian Reliabilitas ................................... 37

2. Syarat penganalisisan data ................................ 38

F. Teknik Analisa Data .................................................. 39

iv

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

v

1. Uji Normalitas ..................................................... 39

2. Teknik Pengolahan Data ……………………….. 39

G. Hipotesis Statistik ..................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah ........................................................... 43

1. Sejarah Berdirinya SMP Dua Mei ..................... 43

2. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana

Prasarana ............................................................ 44

B. Deskripsi Data …………………………………….. 49

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan …………….. 58

1. Uji Normalitas data …………………………….. 58

2. Teknik Pengolahan Data ……………………….. 62

D. Keterbatasan Penelitian ……………………………. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................... 68

B. Saran ................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Angket Kuisioner uji coba (40)

Lampiran II Angket Kuisioner valid (25)

Lampiran III Pedoman wawancara

Lampiran IV Berita acara wawancara

Lampiran V Surat pengajuan skripsi

Lampiran VI Surat Kterangan dari Sekolah

viii

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

vi

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Populasi Target Siswa SMP Dua Mei Ciputat

Tabel 3.2 Sampel penelitian di SMP Dua Mei Ciputat

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.

Tabel 3.4 Penetapan skor untuk skala Kompetensi sosial Guru

Tabel 3.5 penetapan skor angket skala Motivasi belajar siswa

Tabel 3.6 Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 4.1 Data Siswa SMP Dua Mei Ciputat

Tabel 4.2 Data Guru SMP Dua Mei Ciputat

Tabel 4.3 Keadaan Karyawan SMP Dua Mei Ciputat

Tabel 4.4 Struktur Organisasi Smp Dua Mei Ciputat

Tabel 4.5 Jawaban butir pertanyaan Uji Coba

Tabel 4.6 Validitas Pertanyaan uji coba

Tabel 4.7 Reliabilitas pertanyaan uji coba

Tabel 4.8 Jawaban angket dari variabel X

Tabel 4. 9 Jawaban angket variabel Y

Tabel 4.10 Validitas variabel X

Tabel 4.11 Reliabilitas variabel X

Tabel 4.12 Validitas variabel Y

Tabel 4.13 Reliabilitas variabel X

Tabel 4.14 Tabel Prosentase perhitungan jawaban angket var. X

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

vii

Tabel 4.15 Tabel Prosentase perhitungan jawaban angket var. Y

Tabel 4.16 Uji Normalitas variabel X dan Y.

Tabel 4.17 Tabel Bantu Korelasi Product Moment

Tabel 4. 18 Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment dengan

menggunakan SPSS.

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, dalam hubungannya dengan manusia lain sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja ataupun tidak disengaja.1

Setiap manusia yang hidup di dunia dan melakukan sosialisasi dan interaksi

pasti melakukan apa yang dinamakan belajar. Baik belajar dalam arti yang sempit

tentang segala hal yang tidak perlu ada pihak yang ditunjuk sebagai pengajarnya,

seperti belajar berjalan, belajar berbicara, dan lain–lain, maupun belajar dalam arti

yang lebih luas lagi, yaitu dalam arti pendidikan itu sendiri.

1 Sardiman, AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,( Jakarta: Rajawali Press,

1990), h.1.

1

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

2

Disamping belajar, sebagai makhluk manusia kita juga perlu menempuh

pendidikan agar derajat kita tidak sama dengan hewan dan binatang -karena

hewan juga melakukan pembelajaran dengan insting mereka-.

”Pendidikan sebagai upaya mamanusiakan manusia pada dasarnya adalah

upaya mengembangkan potensi, maupun sebagai anggota masyarakat yang

memiliki nilai–nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup”.2

Oleh sebab itu, pendidikan bisa dijadikan sebagai pijakan manusia dalam

melakukan sesuatu, baik itu yang berhubungan dengan urusan hidupnya sendiri

maupun yang berhubungan dengan orang lain, agar dalam hidupnya bisa

mencapai kepuasan secara moral dengan mengembangkan potensi yang ada

padanya tersebut.

Ki Hajar Dewantara mengungkapkan sebagaimana yang dikutip Mohammad

Sochub : ” Bahwa keluarga pusatnya pendidikan yang pertama dan terpenting

karena sejak budaya adat kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu

mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap–tiap manusia.” 3

UU RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

Nasional mengemukakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.4

“Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa/pendidik untuk membant

membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan”.5

Dari beberapa pengertian pendidikan diatas, kiranya dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh

pendidik terhadap peserta didik dengan tujuan agar sipeserta didik tersebut

2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 1990), Cet. X. h. 11 3 Moch. Sochub, Pola Asuh Orang Tua, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998 ), Cet. Ke- 1.

h.10 4 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 5 Muhammada Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007),

h. 10

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

3

mempunyai bekal dalam menghadapi kehidupan, baik pengetahuan, aspek sosial

maupun aspek mentalnya.

Dalam dimensi pendidikan, proses belajar mengajar tidak akan terlaksana

apabila salah satu komponen dari kegiatan tersebut tidak ada, dan salah satu

komponen tersebut adalah adanya seorang guru atau tenaga pendidik. Akan tetapi,

keberadaan guru dimasa sekarang ini kebanyakan tidak lebih hanya sebagai

seorang pengajar saja, yang hanya mentransfer pengetahuan kepada murid-

muridnya, mereka terkadang melupakan tugas utama dari seorang guru yaitu

menghaluskan budi pekerti anak didiknya.

Guru adalah sebuah kata keramat yang mempunyai arti yang sangat

diagungkan oleh masyarakat, bahkan ada yang mengartikan guru itu digugu dan di

tiru, yang berarti segala tingkah laku guru diperhatikan selama 24 jam penuh oleh

masyarakat, karena segala tindak tanduk guru biasanya dijadikan teladan bagi

masyarakat sekelilingnya. Oleh karenanya, profesi seorang guru sangatlah mulia

dan sangat terhormat, sehingga tidak sembarang orang dapat memakainya.

Seorang guru hendaknya menyadari bahwa tugas yang diembannya tidaklah

mudah, tetapi tidak juga sulit, karena jika guru tersebut mematuhi persyaratan

yang harus dipenuhi oleh seorang guru, maka tugas guru itu akan mudah untuk

dijalankan.

“ Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang penuh pengabdian pada masyarakat,

dan perlu ditata berdasarkan kode etik tertentu. Kode etik itu mengatur bagaimana

seorang guru harus bertingkah laku sesuai dengan norma-norma pekerjaannya,

baik dalam hubungan dengan anak didiknya maupun dalam hubungan dengan

teman sejawatnya”.6

Oleh sebab itu, tidak sembarang dan semua orang bisa menjadi seorang guru

yang sebenar-benarnya. Seorang guru hendaknya selalu memberikan suri tauladan

bagi masyarakat yang ada disekitarnya, karena pekerjaan guru adalah pekerjaan

24 jam yang tidak mengenal waktu, maka tidaklah salah jika ada sebuah kiasan

bahwa guru itu adalah di gugu dan di tiru, yang menggambarkan bahwa pekerjaan

guru tidaklah mudah dan tidak juga sulit yang artinya kalau seorang guru tersebut

6 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta ; PT. Bumi Aksara, 2006), h. 7

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

4

benar-benar tulus, ikhlas dan kompeten dalam menjalani pekerjaannya maka

secara otomatis pekerjaan tersebut akan mudah untuk dijalankan, dan sebaliknya

jika tidak ada ketulusan, keikhlasan dan kesungguhan maka pekerjaan tersebut

akan dirasakan sangat sulit.

“Dan sebagai konsekuensi logis tersebut, setiap guru harus memiliki

kompetesi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi kemasyarakatan.

Dengan demikian dia memiliki kewenangan mengajar untuk diberikan imbalan

secara wajar sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dengan demikian seorang calon

guru seharusnya telah mampu menempuh program pendidikan guru pada suatu

lembaga pendidikan guru tertentu”.7

Seorang guru hendaknya dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang

sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan lokal dimana proses pendidikan

itu dilaksanakan. Jika guru bersifat statis (merasa cukup dengan yang sudah ada)

maka proses pendidikan itupun akan statis bahkan cenderung untuk mundur. Oleh

karena posisi guru yang demikian itulah maka para ahli, antara lain Muhammad

Ali, menyatakan bahwa “guru adalah komponen pendidikan yang memegang

peranan sentral dalam proses belajar mengajar.”8

“Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru tidak hanya berorientasi pada

kecakapan-kecakapan berdimensi ranah cipta saja, tetapi kecakapan yang

berdimensi ranah rasa dan karsa. Sebab dalam persepektif psikologi pendidikan,

mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan seseorang yang membuat orang

lain belajar, dalam arti mengubah seluruh dimensi perilakunya”.9

Oleh sebab itu, seorang guru hendaknya memenuhi semua criteria yang harus

dimilikinya, misalkan kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,

kompetensi keimanan dan khusunya kompetensi sosial guru, karena kompetensi

social itu sangat diperlukan untuk menarik minat siswa dalam proses belajar

mengajar dan dalam memberikan tauladan bagi muridnya.

7 Oemar Hamalik, Pendidikan …,h. 7 8 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Algesindo,

1996), hlm 4. 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja

Rosda Karya, 1997), h.223.

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

5

Kalau kita perhatikan secara lebih mendalam, kebanyakan siswa sekarang

tidak menghormati gurunya, mungkin karena sudah berubah zamannya ataukan

memang guru tersebut tidak pantas untuk dihormati. Banyak sekali contoh

penghinaan dan tepatnya ketidakpuasan siswa terhadap gurunya,, baik dicurahkan

lewat sms (short massage service) ataupun di jaringan sosial seperti facebook.

Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas

guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri. Guru yang terbuka secara

psikologis ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk

mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman

sejawat dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Guru dituntut untuk bias

berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat sekolah, keluarga maupun

sosialnya.

Jadi seorang guru itu tidaklah harus eksklusif, tetapi tidak juga harus terlalu

dekat dengan siswanya, artinya Guru harus bisa mengkondisikan dirinya dalam

setiap situasi dan kondisi sekitarnya.

Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan kepribadian yang penting bagi guru dalam hubungannya sebagai direktur belajar selain sebagai anutan siswanya. Oleh karena itu, hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang benar-benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar mengajar. Karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam berfikir dan bertindak sesuai kebutuhan para siswanya, bukan hanya kebutuhan guru itu sendiri.10

Akan tetapi dalam kenyataannya, banyak ditemukan guru ataupun tenaga

pendidik yang mempunyai nilai kompetensi sosial yang rendah yang tidak mau

untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya dan terutama dengan murid-

muridnya, sehingga proses pembelajaran dikelas sering tidak kondusif karena

adanya prasangka dari murid-murid tentang kepribadian gurunya yang tidak

sesuai dengan norma-norma yang ada.

Sudah banyak pemberitaan diberbagai media, baik elektronik maupun cetak

yang mengabarkan tentang banyaknya murid sekolah yang mendapat perlakuan

kasar dari oknum-oknum guru yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja

10 Syah, Psikologi... hlm. 229

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

6

pemberitaan tersebut sangat memprihatinkan kalangan pemerhati pendidikan dan

orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Ini seolah menggambarkan

bahwa para pendidik kita tidak memiliki kompetensi yang seharusnya mereka

miliki, terutama kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Disamping itu, kemajuan diberbagai bidang terutama bidang teknik informasi

sudah sedikit banyak mempengaruhi proses belajar siswa, dimana aspek

negatifnya tersebut berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Oleh sebab itu guru

juga diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman yang sudah semakin

modern ini, diantaranya dengan membekali diri dengan pengetahuan tentang ilmu-

ilmu teknologi seperti komputer dan sebagainya.

Karena hanya dengan mengikuti perkembangan zaman itu, selain menjadi

nilai tambah bagi guru sendiri juga agar dapat memacu motivasi siswanya dalam

belajar. Jangan sampai didalam kelas para siswa lebih mengerti teknologi daripada

gurunya itu sendiri, setidak-tidaknya seorang guru dapat mengoperasikan

komputer/laptop walaupun dalam kriteria sangat dasar, sehingga pembelajaran

akan lebih menarik bagi siswa tersebut.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka kami

menemukan beberapa masalah yang teridentifikasi dan diperlukannya sebuah

penyelesaian untuk masalah-masalah tersebut.

Adapun beberapa masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Masih ditemukannya guru yang bersifat kaku dalam berinteraksi terhadap

siswanya.

2. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3. Kurangnya kesadaran siswa dan guru itu sendiri dalam berdisiplin untuk

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4. Berkurangnya tingkat kewibawaan guru dimata masyarakat pada masa

sekarang.

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

7

5. Masih banyaknya guru yang mengabaikan tentang kompetensinya, terutama

kompetensi sosialnya.

6. Kurangnya interaksi antara guru, guru dengan peserta didik, orang tua siswa

dan masyarakat sekitarnya.

C. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membatasi permasalahan pada :

1. Masih banyaknya guru yang mengabaikan nilai kompetensi sosialnya dalam

bergaul dengan lingkungan sekitarnya maupun saat mengajar.

2. Masih rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi

D. PERUMUSAN MASALAH

Beranjak dari permasalahan yang ada, maka peneliti hanya akan meneliti

tentang masalah :

1. Apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa?

E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan acuan bagi pihak-

pihak yang terkait. Adapun Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru,

terutama guru IPS.

2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa di SMP Dua Mei

Ciputat.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru terhadap

motivasi belajar siswa.

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

8

Sedangkan manfaat dari penelitian ini, ditujukan kepada pihak-pihak sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti itu sendiri, yaitu sebagai implementasi dari proses perkuliahan

yang telah dijalankan.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi sosial guru terhadap

motivasi belajar siswa.

3. Pengelola sekolah dalam mengambil suatu kebijakan dimasa mendatang,

agar dapat memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.

4. Para pendidik, agar lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

5. Para siswa dan pihak-pihak yang terkait dengan kependidikan itu sendiri.

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. KONSEP KOMPETENSI SOSIAL

1. Pengertian Kompetensi

“Kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti wenang; cakap; berkuasa

menentukan atau memutuskan sesuatu. Sedangkan kompetensi itu sendiri berarti

kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan suatu hal”.1

“Dalam UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen Bab I, yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.2

Istilah Kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi

mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

1Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka) hal. 453 2 UU RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Surabaya : Pustaka Eureka

Surabaya, 2006), hal. 8

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

10

keterampilan dan kamampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif

dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

“Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan

tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan atau latihan”.3

Menurut Schalock dalam Isjoni mengatakan bahwa kompetensi adalah ”The

ability to do something well or the ability to junction effectivelly in a job or life

roles” (Schalock 1981: Harris, 1995). Sedangkan menurut Parnell (1978 ; 18)

kompetensi adalah ” A demonstrated ability to apply knowledge, understanding,

or skills assumed to contribute to succes at life”4

Jadi kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk

dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, baik secara teori maupun

impelementasi dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam melaksanakan tugas yang

diembannya bisa dilaksanakan secara maksimal dan menghasilkan sesuatu yang

maksimal juga sehingga mencapai kepuasan yang maksimal.

Oleh sebab itu, hendaknya setiap orang yang menjalani kehidupan didunia ini

dapat memaksimalkan potensi yang telah diberikan oleh Tuhan padanya, agar

kompetensi yang ada lebih tergali lagi.

2. Pengertian Sosial

”Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial diartikan sebagai suatu

yang berhubungan dengan masyarakat. Sedangkan kata sosialisasi diartikan

sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan

mengahayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya”.5

Jadi kata sosial erat kaitannya dengan kehidupan yang berhubungan dengan

orang lain yang berada dilingkungan sekitar kita hidup, karena manusia tidak akan

mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

3 Muhamad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1990), h. 4

4 Isjoni, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007). h. 112 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka)

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

11

3. Pengertian Kompetensi Sosial

Dalam PP RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

“kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”.6

Kompetensi sosial adalah aspek prososial orientation (perilaku prososial) yang terdiri dari kedermawanan (generosity), empati (empaty), memahami orang lain (understanding of others), penanganan konflik (conflik handling), dan suka menolong (helpfulness) serta aspek sosial (social intiative) yang terdiri dari aktif untuk melakukan inisiatif dalam situasi sosial dan withdawal behavior (perilaku yang menarik) dalam situasi tertentu.7

Dari beberapa pengertian diatas bisa dismpulkan bahwa kompetensi sosial

adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat menghargai

orang lain, menghormati orang lain, menjadi bagian dari masyarakat dan

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam PP RI No. 74 tentang Guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat. b) Menggunakan tekknologi komunikasi dan informasi secara fungsioal c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 8

Jadi dengan dimilikinya kompetensi sosial, diharapkan guru akan mudah untuk

berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat yang ada dilingkungannya dan

terutama lingkungan sekolah dimana si guru tersebut bertugas.

”Dalam Bab IV pasal 8 UU Guru dan Dosen tahun 2005 dijelaskan : guru

wajib memiliki Kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

6 PP Republik Indonesia, Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan Tahun 2005. 7 http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/definisi-kompetensi-sosial/, Senin 11

Januari 2010 Pukul 13.35. 8 PP Republik Indonesia Nomor 74, Tentang Guru tahun 2008.

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

12

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional”.9

Jadi seorang guru tidak hanya cakap dalam kompetensi pedagogiknya saja,

akan tetapi sebagai makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari makhluk

lainnnya, guru juga dituntut untuk bisa bergaul dan berkomuikasi dengan baik.

Karena sebagai guru yang profesional, akan menjadikan profesinya tersebut tidak

hanya disuatu tempat saja melainkan diberbagai situasi dan kondisi dimana dia

berada.

Dalam Peraturan Mentri No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik Dan Kompetensi Guru, sedikitnya ada 4 kompetensi sosial inti dan 5

Kompetensi Guru Mata Pelajaran, yaitu :

Kompetensi Sosial Inti seorang guru, yaitu ;

1. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

2. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

4. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.10

Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari

kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karenanya, guru dituntut

untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya

dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tatapi juga

pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPS, yaitu ; 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS baik

dalam lingkup lokal, nasional, maupun global. 2. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial. 3. Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan dalam bidang IPS.

9 UU RI Nomor 14......h.32 10 Peraturan Mentri No. 16 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,

tahun 2007.

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

13

4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.11

Disamping memiliki kompetensi sosial secara umum, seorang guru juga

diharapkan memiliki kompetensi sosial pada mata pelajarannya masing-masing,

karena dengan begitu diaharapkan tidak ada kekeliruan antara satu pelajaran

dengan pelajaran lain, mengetahui manfaat pelajarannya, membedakan dengan

konsep-konsep pelajaran yang lainnya.

Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar

dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di

masyarakatnya. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama. b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi. c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi. d) Memiliki pengetahuan tentang estetika. e) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial. f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan. g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.12

Dari tujuh kriteria diatas, diharapkan semua guru mempunyai kapasitas untuk

mewujudkan hal tersebut diatas, karena ketujuh kriteria itu akan sangat

berpengaruh terhadap guru itu sendiri maupun terhadap lingkungan yang ada

disekitar guru tersebut, baik itu keluarga, siswa, maupun guru lainnya.

5. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Nu’man sumantri (2001:44) mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan

sekolah sebagai “ (1) pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-

nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; (2) pendidikan IPS

yang menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial; (3) pendidikan

11 Peraturan Mentri No. 16 tentang Standar …, tahun 2007. 12 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung:Remaja Rosda

Karya, 2007).h. 176

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

14

IPS yang menekankan pada reflective in quiry; (4) pendidikan IPS yang

mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,2,3,diatas”.

Sedangkan menurut Saxe, “pengertian pendidikan IPS adalah delimiting the

social science for pedagogical use (upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk

penggunaan secara pedagogik)”.13

Dari pengertian diatas, bisa dikatakan bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah cabang disiplin ilmu yang mengkaji tentang hubungan manusia

dengan lingkungan yang dikaji dalam suatu tempat yang akademis, baik

lingkungan manusia itu sendiri maupun lingkungan dalam arti yang luas.

b. Tujuan pengajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk “ mengembangkan kemampuan

berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial

budaya”. (Hasan, 1993 : 92).

Sunal and Has menekankan bahwa studi sosial menekankan pada enam hal poko, yaitu :

1) Mengajarkann sejarah dan geografi. 2) Pengertian ilmu sosial. 3) Perubahan fasilitas budaya. 4) Mendukung pembangunan diri. 5) Membangun keterampilan berfikir cepat. 6) Encouraging rational problem solving, disicion making, dan tindakan

sosial.14

Bila tujuan-tujuan tersebut dikaitkan dengan taksonomi Bloom, maka secara

garis besar terdapat tiga sasarann pokok dari pembelajaran IPS, yaitu : (1)

pengembangan aspek pengetahuan (cognitive); (2) pengembangan aspek nilai dan

kepribadian (affective); (3) pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).

13 Sapriya, “Membangun Profesionalisme Guru IPS:Antara Harapan dan Tantangan.”,

Makalah Seminar Nasional. 14 Nurdin, Syafruddin, Model Pembelajaran yang memperhatikan keragaman Individu

dalam KBK,(Jakarta : Ciputat Press, 2005).

Page 60: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

15

B. Konsep Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

”Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang ada dalam diri

seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna

mencapai tujuan tertentu”.15

Motif dipakai untuk menunjukan kedaan dalam diri seseorang yang berasal

dari akibat suatu kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri sendiri,

tatapi saling kait mengait dengan faktor-faktor lain dan motif muncul sebagai

akibat dari adanya suatu kebutuhan.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang

medorong perilaku kearah tujuan. Oleh karena itu, motivasi mempunyai tiga

aspek,yaitu;

(1) Keadaan terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena

kebutuhan, karena keadaan lingkungan atau karena keadaan mental seperti

berfikir dan ingatan (2) Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan (3)

Tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Menurut Mc Donald dalam Zikri Neni Iska mengatakan bahwa “motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.16

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc Donald, mengandung 3 (tiga) unsur penting, yaitu : 1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu

manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afeksi seseorang. Dalam

hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya maerupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan. 17

15 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Sutau Pengantar Dalam

Perspektif Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2004), h.131 16 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta : Kizi

Brother’s, 2006), h. 40 17 Zikri Neni Iska, Psikologi …, 40

Page 61: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

16

Callahan and Clark (1988) dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa “motivasi

adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke

arah suatu tujuan tertentu. Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk

melakukan sesuatu untuk dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan”.18

“Motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan ketika dalam diri kita

muncul keinginan (Initiate) dan menggerakkan, serta mengarahkan tingkah laku.

Semakin tinggi motivasi seseorang, semakin tinggi intensitas perilakunya”.19

Dari beberapa pengertian motivasi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang ada dalam diri manusia dimana

faktor pendorongnya bisa berasal dari dalam (intrinsik) maupun berasal dari luar

diri seseorang itu (Ekstrinsik), sehingga orang tersebut mampu menjalankan

segala aktivitasnya.

Sejumlah konsep motivasi sering digunakan dalam teori motivasional. Helbert

L. Petri (1986) dalam Asnawi mengemukakan beberapa konsep motivasi yaitu :

1. Energi 2. Pewarisan/bawaan (Heredity) 3. Pembelajaran (Learning) 4. Interaksi sosial (Sosial Interaksi) 5. Proses kognitif (Cognitive Process) 6. Aktivitas motivasi (Activity Of Motivation) 7. Homeostatis 8. Hedonisme, dan 9. Motivasi pertumbuhan (Growth Motivation).20

2. Macam-Macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis moitvasi ini dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif itu akan sangat

bervariasi sesuai dengan kehendak si pelakunya.

Woodworth dan Marquish menggolongkan motivasi menjadi tiga macam, yaitu:

18 Mulyasa, Standar Kompetensi... hlm.58. 19 Sahlan Asnawi, Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri Dan Organisasi,

(Jakarta : Studia Press, 2007),, cet. III, h. 21 20 Asnawi, Teori Motivasi ......... h. 22

Page 62: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

17

a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat/tidur dan sebagainya.

b. Motivasi darurat, yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar dan sebagainya. Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena perangsang dari luar.

c. Motivasi obyektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.21

Karena motivasi bertujuan dengan tujuan yang hendak dicapai, maka Sardiman memberikan 3 (tiga) fungsi dari motivasi dalam belajar, yaitu: a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus. Tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.22

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi

yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain

bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi,

maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Alisuf Sabri membedakan motivasi menjadi 2 macam, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang yang erat hubungannya dengan belajar. Misal ingin menguasai konsep, memperoleh pengetahuan, memperoleh kemampuan dan sebagainya.

21 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi...hlm.138 22 Sardiman, AM, ..............., Hal.85

Page 63: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

18

Motivasi ektrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, misal belajar karena takut kepada guru, karena ingin lulus, karena ingin memperoleh nilai tinggi, dll.23

Jadi, alangkah lebih baiknya jika motivasi belajar siswa itu muncul dari dalam

dirinya sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh motif-motif ekstrinsik yang hanya

akan membiasakan siswa tersebut belajar hanya karena ingin sesuatu hal yang

sama sekali tidak ada hubungannya dengan nilai pendidikan.

Sebaliknya, jika seorang siswa yang belajar dengan dilandasi oleh motif

instrinsik yang muncul dari dalam dirinya sendiri, maka bisa dipastikan siswa

tersebut akan menikmati segala proses pembelajaran yang ia hadapi di Sekolah

maupun ditempat lainnya dengan penuh kesabaran dan konsentrasi yang

maksimal, sehingga hasilnya pun bisa dipastikan akan sangat maksimal.

3. Fungsi Motivasi

Dalam kegiatan belajar, keberlangsungan dan keberhasilannya bukan hanya

ditentukan oleh faktor-faktor intelektual saja, tetapi juga faktor-faktor non-

intelektual, termasuk salah satunya motivasi.

Menurut Cecco dalam Abd.Rahman Abror, ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar-mengajar, yaitu : a) Fungsi membangkitkan (arousal function), fungsi ini menyangkut

tanggung jawab terus menerus untuk mengatur tingkat yang membangkitkan guna menghindarkan siswa dari tidur dan juga luapan emosional.

b) Fungsi harapan (expectansy function), fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan dan kegagalan siswa dalam mencapai tujuan instruktusional.

c) Fungsi insentif (incentive function), fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan tujuan agar siswa lebih memacu lag belajarnya dalam mencapai tujuan instruktusional.

d) Fungsi disiplin (disciplinary function), fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah kepada siswanya.24

23 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85 24 Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,

1983), h.

Page 64: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

19

Dari uraian tersebut, bisa dilihat bahwa fungsi motivasi sangatlah penting

untuk menjalani pembelajaran bagi siswa, karena dengan adanya motivasi

diharapkan para siswa bisa terus memacu dirinya untuk lebih baik secara

keilmuan maupun akhlak.

4. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut Dede Rosyada, ada beberapa teknik untuk meningkatkan motivasi

siswa agar bersemangat dalam belajar, diantaranya:

a. Memberikan penghargaan dengan menggunakan kata-kata, seperti ucapan bagus sekali, hebat, dan menakjubkan. Penghargaan yang dilakukan dengan kata-kata (verbal) ini mengandung makna yang positif karena akan menimbulkan interaksi dan pengalaman pribadi bagi diri siswa itu sendiri

b. Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar lebih giat. Dengan mengetahui hasil yang diperoleh dalam belajar maka siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

c. Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan atau tiba-tiba.

d. Mengadakan permainan dan menggunakan simulasi. Mengemas pembelajaran dengan menciptakan suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat melibatkan afektif dan psikomotorik siswa. Proses pembelajaran yang menarik akan memudahkan siswa memahami dan mengingat apa yang disampaikan.

e. Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa. Maksudnya adalah guru memberikan tugas dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dimana siswa dalam melakukan tugasnya tidak bekerjasama dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa akan dapat membandingkan hasil pekerjaan yang dilakukannya dengan hasil siswa lainnya.

f. Memberikan contoh yang positif, artinya dalam memberikan pekerjaan kepada siswa guru tidak dibenarkan meninggalkan ruangan untuk melaksanakan pekerjaannya lainnya.

g. Penampilan guru; penampilan guru yang menarik, bersih, rapi, sopan dan tidak berlebih-lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Termasuk juga kepribadian guru, guru yang masuk kelas dengan wajah tersenyum dan menyapa siswa dengan ramah akan mebuat siswa merasa nyaman dan senang mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.25

25http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=cBJ&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&q=motivasi+dede+rosyada&btnG=Telusuri&meta=&aq=f&oq=. , 11 Januari 2010, Pukul 14.30.

Page 65: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

20

Ketujuh teknik diatas sejatinya digunakan oleh guru dalam melaksanakan

pembelajaran, karena dengan cara-cara tersebut diharapkan motivasi belajar siswa

akan tumbuh. Akan tetapi, ketujuh teknik tersebut daam pelaksanaannya tidaklah

mudah, karena guru dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

C. Teori-Teori Motivasi

”Para ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa ragam motivasi itu berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan yang tersusun secara hierarkis, tersusun dari bawah

ke atas, dimana perubahan kebutuhan tahap yang paling rendah menjadi prasyarat

bagi tercapainya kebutuhan yang lebih tinggi”.26

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167)

1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.27

Jadi menurut Maslow, seseorang akan mencapai tahap tertinggi dalam

hidupnya jika kebutuhan primer, sekunder, dan tersiernya telah terpenuhi, akan

tetapi tidak sampai disitu saja kebutuhan manusia menurut Maslow. Manusia

26 Akhyas Azhar, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Mizan Publika, 2004),

h. 71 27 Akhmad Sudrajat, “ Teori-teori Motivasi”, www. Let’s Talk About Education.com.25

Agustus 2009.

Page 66: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

21

dikatakan sudah mencapai puncak kebutuhannya jika manusia tersebut sduah bisa

mengaktualisasikan dirinya sendiri, artinya setiap perilaku manusia tersebut tidak

hanya bertujuan untuk mendapatkan sesuatu, tetapi lebih kepada untuk mencapai

kepuasan dalam dirinya.

Begitupun dalam hal belajar, seorang siswa akan dikatakan mempunyai

motivasi yang tinggi, bila dalam hal pembelajaran, dia tidak hanya menunggu

umpan dari gurunya saja, tetapi siswa tersebut mencari sendiri bahan yang sesuai

dengan pelajaran yang akan dihadapinya.

2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.28

Jadi menurut McClelland, seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi

akan lebih termotivasi dalam mengerjakan sesuatu jika pekerjaan tersebut

mempunyai kesulitan dan orang tersebut mampu memecahkan masalahnya

dengan usaha sendiri serta selalu meminta dan menerima masukan dan kritikan

dari orang lain.

3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)

Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan) Teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa

a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;

28 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009.

Page 67: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

22

b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;

c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.29

Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.

Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri

pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan

perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.

4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.30

Jadi menurut teori Herzberg, motivasi tumbuh dari dalam diri seseorang itu

sendiri maupun faktor dari luar, misalnya keluarga, teman dekat dan sebagainya.

5. Teori Keadilan

Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk

menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi

dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai

persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, “dua kemungkinan

dapat terjadi, yaitu :

a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau

b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya”.31

29 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009. 30 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009. 31Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009.

Page 68: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

23

6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)

”Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat

macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;

(b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan

(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan”.32

Jadi, dalam upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam

pembelajaran, siswa harus benar memperhatikan tujuan pembelajaran, menyusun

upaya-upaya agar semua strategi yang disusun dapat menunjang semua rencana

yang telah disusun.

7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.33

Jadi seorang pelajar/siswa akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat

memperoleh hasil yang baik, karena dia tahu bahwa dengan belajar tekun dia akan

memperoleh nilai yang baik tersebut.

8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

“Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk

modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang

harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya”

yang manusiawi pula”.34

Jadi menurut teori ini, motivasi belajar seseorang akan tinggi dan bertambah

jikalau hasil belajarnya diharai sesuai dengn kerja kerasny selama ini.

32 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009. 33 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009. 34 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009.

Page 69: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

24

9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.35

D. Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar

Wittig dalam bukunya Psycology Of Learning, seperti yang dikutip oleh

Muhibbin Syah menyatakan bahwa belajar ialah perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme

sebagai hasil pengalaman.

”Belajar adalah sebuah tahapan perubahan seluruh tigkah laku individu yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan ligkungan yang

melibatkan proses kognitif”.36

Semenatara itu, Ernest R. Hilgard seperti dikutip oleh Sumadi Suryabrata

dalam A. Rahman Abror mengatakan bahwa ”belajar adalah proses perbuatan

yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang

keadaannya beerbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya”.37

Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan “belajar

adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,

atau suatu pengertian.”38

35 Akhmad Sudrajat, “ Teori-.., .25 Agustus 2009. 36 Syah, Psikologi..., Hal. 92 37 Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1983),

h. 66 38 Witherington, Psychology Pendidikan, (Jakarta : Yayasan Penerbitan Franklin, 1978)

Page 70: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

25

Dari definisi-defnisi yang dikemukakan diatas, dapat dikemukakan adanya

beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu

bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan penglaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seprti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Perubahan itu harus bersifat menetap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.39

Dalam arti luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke

perkembanagan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit belajar dimaksudkan

sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian

kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Jadi belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada diri si

pembelajar yang sifatnya relatif menetap dalam jangka waktu yang lama.

2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum, faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu :

1) Faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi 2 aspek, yaitu : a. Aspek fisiologis Keadaan umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ–organ tubuh dan sendi-sendinya dalam mengikuti pelajaran.

Walaupun tidak terlalu signifikan dalam hal pembelajaran, akan tetapi keadaan fisik seseorang menentukan kapasitas dalam menerima pelajaran. Siswa yang fit secara fisik tentunya akan lebih siap untuk menerima pelajaran, sedangkan siswa yang kurang fit tentunya dia akan memikirkan bagaimana supaya fisiknya dulu merasa nyaman untuk menerima segala pelajaran sebelum dia memikirkan pelajaran itu sendiri.

39 Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung ; Remaja Rosda Karya, 1990) , h. 84-85.

Page 71: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

26

b. Aspek psikologis Faktor–faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensi adalah intelegensi siswa atau tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa dan minat serta motivasi siswa.

2) Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, dibagi kedalam 2 bagian, yaitu : a. Lingkungan non sosial Faktor–faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga siswa tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktor–faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. b. Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman–teman sekolah, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman- teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar dapat difahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efktifitas dan efisisensi proses pembelajaran materi–materi tertentu. Strategi dalam hal ini bearti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.40

Dalam hal pembelajaran, tidaklah cukup hanya kemauan dari siswa untuk

belajar, akan tetapi faktor yang ada diluar yang biasanya lebih menentukan

keberhasilan siswa. Dikarenakan faktor psikologis siswa yang masih labil, apalagi

pada siswa-siswa pada jenjang pendidikan yang masih rendah.

3. Teori-Teori Belajar

Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli, dan biasanya

berisi tentang konsep dan prinsip. Berikut ini akan diuraikan beberapa mcam teori

belajar, diantaranya :

1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya.

2) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.

3) Teori belajar sosial.41

40 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ... h.90. 41 Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung ; Remaja Rosda Karya, 1990), hal. 92

Page 72: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

27

1) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Belajar menurut teori ini ialah dengan mengasah/melatih daya-daya itu agar berfungsi secara tajam. Cara belajar dengan teori ini ialah: untuk mengasah/melatih daya berpikir dilakukan dengan cara siswa disuruh mengerjakan soal-soal hitungan/ilmu pasti sebanyak-banyaknya setiap hari, sedangkan untuk melatih daya ingatan dilakukan dengan cara siswa disuruh menghafal angka-angka, kata-kata yang sedikitpun tidak mengandung arti.42

Dengan demikian tujuan belajar menurut teori ini bukan untuk menguasai

materi pengetahuan yang diajarkan tetapi untuk membentuk kemampuan daya

jiwa agar dapat berfungsi secara tajam, atau disebut dengan tujuan formil.

2) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Menurut teori ilmu jiwa Assosiaasi, belajar itu diartikan dengan memperkuat

hubungan stimulus degan respon, atau teori ini digambarkan dengan rumus : R – S

= Bond.

Dalam aliran ini dikenal dua macam teori yaitu Teori Connectionisme dan Teori Conditioning. Teori conditioning dibagi kedalam tiga macam, yakni : teori classical conditioning dari Pavlov, teori operant conditioning dari Skinner dan teori conditioning dari Guthrie. a. Teori Connectionisme (Thorndike) Menurut teori ini, belajar adalah penguatan hubungan stimulus (S) dengan respon (R). Untuk memperkuat hubungan stimulus dengan respon, Thorndike mengemukakan beberapa hukum atau ketentuan, yaitu ;

1) Law Effect 2) Law of Exercise atau Law of Use And Disuse 3) Law of Multiple Response 4) Law of Assimilation, and 5) Law of Readiness.43

b. Teori Conditioning

Ada beberapa teori macam teori conditioning yang akan diuraikan yaitu:

Teori Conditioning Pavlov Dan Watson

Menurut teori ini, “belajar adalah merupakan proses terjadinya reflek-reflek

atau reaksi-reaksi bersyarat yang terjadi melalui stimulus pengganti yang

dibiasakan menyertai stimulus yang sebenarnya”.44

42 Purwanto, Psikologi …, hal. 92 43 Purwanto, Psikologi …, hal. 93

Page 73: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

28

Jadi menurut teori ini, seseorang belajar apabila dia mendapat stimulus yang

ditujukan kepadanya, baik stimulus yang sebenarnya maupun stimulus pengganti.

Teori Condidtioning Skinner

Skinner menyatakan bahwa “conditioning yang memperkuat hubungan

stimulus respon yang menjadi pembentuk tingkah laku itu adalah sesuatu yang

“operant” atau “reinnforcement” yaitu stimulus yang dapat memberikan

penguatan, seperti hadiah dan hukuman”.45

Jadi menurut Skinner, seseorang akan tertarik dan termotivasi untuk belajar

apabila dalam pembelajaran tersebut dia berhasil, maka akan diberikan hadiah dan

apabila gagal, maka dia mendapat hukuman.

Teori Conditioning Oleh Guthrie

“Guthrie mengemukakan bahwa tingkah laku manusia itu secara keseluruhan

dapat dipandang sebagai deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit

tingkah laku ini merupakan respon dari perangsang/stimulus sebelumnya, dan

kemudian unit tersebut menjadi pula stimulus yang kemudian menimbulkan

respon bagi unit tingkah laku yang terus menerus”.46

Jadi menurut Guthrie, seseorang belajar itu harus melalui proses yang biasanya

dilakukan, artinya bahwa proses-proses tersebut tidak boleh hilang salah satunya

apalagi sebagian bahkan seluruhnya, karena pembelajaran tidak akan berhasil dan

sebaliknya jika kebiasaan dari proses belajar itu dilakukan, maka proses

pembelajaran akan tercapai.

3 )Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

“Belajar menurut psikologi Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut;

a. Dalam belajar faktor pemahaman/pengertian (inisght) merupakan faktor

yang penting.

44 Purwanto, Psikologi … hal. 94 45 Purwanto, Psikologi … hal. 95 46 Purwanto, Psikologi …, hal. 96

Page 74: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

29

b. Pribadi memegang peranan yang paling sentral”.47

Jadi, menurut psikologi Gestalt belajar tidak hanya reaksi manusia belaka

terhadap respon yang ada, akan tetapi juga manusia memiliki tindakan dalam

belajar tersebut sesuai dengan motif yang berada dalam dirinya tersebut.

4 )Teori Belajar Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Dalam pandangan belajar

sosial “ manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga

tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan. Tetapi, fungsi psikologi

diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan-

determinan lingkungan”.48

Sangatlah mustahil seseorang belajar, jika dia tidak bergaul dengan

lingkungan sekitarnya. Jadi Bandura menafikan dengan adanya kemajuan dizaman

sekarang, karena dizaman sekarang hanya dengan duduk di depan internet orang

juga bisa belajar apapun. Bahkan dizaman yang serba iptek ini, orang diharuskan

melek terhadap teknologi untuk dapat menguasai dunia.

E. Motivasi Belajar

Motivasi dn belajar merupakan paduan dari dua kata, yaitu kata motivasi dan

kata belajar. Motivasi sendiri berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang

untuk melakukan suatu tujuan, dan dorongan tersebut bisa berasal dari dalam

dirinya maupun dri luar.

Dan kata “belajar sering diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.49

Hakikat dari “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung”.50

47 Purwanto, Psikologi ... hal. 100 48 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1996), hal. 27 49 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ... h.92.

Page 75: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

30

Jadi motivasi belajar yaitu dorongan yang tumbuh dari pembelajar untuk

melakukan perubahan pada dirinya, sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

F. Kerangka Berfikir

Pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian tersebut, sebuah pendidikan tidak hanya berorientasi pada

kecakapan ranah intelektual saja, akan tetapi seluruh ranah yang ada pada diri

manusia itu sendiri, baik ranah rasa, karsa dan karya.

Akan tetapi tujuan tersebut tidak akan tercapai, jika pihak-pihak yang terlibat

didalamnya tidak membekali diri dengan kemampuan dan kompetensi untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Begitupun dengan seorang guru, seorang guru

hendaknya memiliki semua kompetensi yang disyaratkan oleh pemerintah, baik

kompetensi kepribadian, pedagogis, profesional dan sosial. Dalam hal ini, penulis

mencoba mencermati tentang kompetensi sosial guru yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa, dan seberapa besar pengaruh kompetensi yang ada dalam

mempengaruhi motivasi belajar itu.

Dari masalah dan teori yang telah dikemukakan diatas, akhirnya penulis bisa

mengambil sebuah kesimpulan, bahwa Kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru

disekolah sangatlah penting bagi motivasi belajar siswa di sekolah. Walaupun

mungkin tidak hanya kompetensi sosial guru saja yang mempemgaruhi, akan

tetapi banyak faktor.

50 Hamah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta : PT Bumi Aksara,

2008), cet. 3 h. 23.

Page 76: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

31

G. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka rumusan

hipotesis dimana uji yang dipakai adalah uji test dengan hukum korelasi Produk

Moment, maka hipotesanya dapat dirumuskan sebagaii berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel (X) Kompetensi Sosial Guru IPS

dengan (Y) terhadap Motivasi belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat.

Ha : Terdapat pengaruh variabel (X) Kompetensi Sosial Guru IPS terhadap

variabel (Y) Motivasi belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat.

Page 77: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, saya mengambil tempat penelitian di SMP Dua Mei yang

beralamat di Jl. H. Abdul Gani, No.135, Kelurahan Cempaka Putih-Ciputat

Selatan, Kabupaten Tangerang Selatan.

B. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif

dengan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

”Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai

apa yang ingin kita ketahui”.1

1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, ( Rineka Cipta,

2007), Cet. VI, h.105-106.

32

Page 78: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

33

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.2

Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa–siswa SMP DUA MEI

Ciputat angkatan 2009/2010 yang berjumlah sekitar 235 orang.

Tabel 3.1

Populasi Target Siswa SMP Dua Mei Ciputat

Jumlah siswa No Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

VII. 1

VII. 2

VIII. 1

VIII. 2

IX. 1

IX. 2

14

14

24

22

23

22

22

23

15

17

18

20

36

37

39

39

41

42

Jumlah 235

Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Dua Mei

Ciputat yang terdaftar pada tahun 2008/2009.

2. Sampel

Sedangkan ”sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan cara random atas dasar himpunan (Cluster Random Sampling) bisa

dengan cara merandom kelas yang ada, undian dan bisa juga dengan tabel

bilangan random”. 3

2 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, ( Bandung : CV. Alfabetha, 2002 ), Cet. IV, h.55 3 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta : Rajawali Press, 2001)

Cet.5, hlm.66.

Page 79: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

34

Dan sampel dalam penelitian ini, peneliti mengambil secara acak dari populasi

terjangkau yaitu siswa kelas VIII, dalam hal ini yang dirandom adalah

himpunannya ; suatu himpunan yang terpilih sebagai sampel, keseluruhan

warganya menjadi sampel penelitian. Sampel

Tabel 3.2

Sampel penelitian di SMP Dua Mei Ciputat

Jumlah siswa No Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

VIII. 1

VIII.2

24

22

15

17

39

39

Jumlah 78

D. Variabel Penelitian

Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap

jenis penelitian, baik yang brsifat kuaitatif maupun kuantitatif.

Sutrisno hadi mendefinisikan ”variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya

jenis kelamin memunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan, karena ada

berat 40 Kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel

adalah objek penelitian yang bervariasi”.4

Sugiyono mendefinisikan ”variabel sebagai segala sesuatu yan berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.5

Dalam penelitian disini, peneliti menggunakan 2 variabel yaitu :

1. Variabel Independent (X) adalah Kompetensi sosial Guru IPS, peneliti

menggunakan instrumen kuisioner/angket.

2. Variabel Dependent (Y) adalah Motivasi Belajar Siswa, seperti halnya

variabel X, variabel Y pun peneliti menggunakan instrumen

kuisioner/angket.

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :Rineka Cipta, 2006) cet. VI. h.116

5 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV. Alfabetha, 2008) Cet. V, h. 38

Page 80: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

35

E. Teknik Pengumpulan Data

“Metode/teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris. Paradigm

penelitian, tingkat data atau bentuk data yang akan diperoleh dan subjek penelitian

(Populasi dan Sampel) menentukan pilihan atas metode pengumpulan data”.6

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen sebagai berikut :

• Wawancara.

• Penyebaran angket/Kuisioner.

6 Silalahi, Metode …. hal. 268.

Page 81: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

36

Setelah data-data tersebut kita peroleh, maka kemudian data yang diperoleh

melalui angket di uji validitas, reliabilitas dan normalitas datanya dengan

mengunakan program SPSS 13.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner dengan cara

menyebarkan angket kepada responden.

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Jumlah

Berkomunikasi secara Lisan

13, 14, 2

Berkomunikasi secara Tulisan

21, 33 2 Berkomunikasi dengan Efektif

Berkomunikasi secara Isyarat

15, 34,37 3

Menggunakan Teknologi Secara

fungsional

Dapat menggunakan media pembelajaran secara baik (Misal : Laptop).

19, 20, 40 3

Bergaul dengan sesama pendidik

27,28 2

Bergaul dengan peserta didik

22, 23, 25, 39 4

Bergaul dengan Tenaga Kependidikan

26, 29 2

Kompetensi Sosial Guru IPS

(X)

Bergaul secara efektif

Bergaul dengan Orang Tua/Wali dan Lingkungan

24, 32 2

Ingin menambah pengetahuan

1, 8, 10, 38 4

Ingin Memperoleh kemampuan

6, 17, 3, 35,36 5 Motivasi Instrinsik

Ingin menguasai Konsep

9, 11, 16, 18 4

Reward (Hadiah) 7, 31 2 Punishment (Hukuman)

2, 30, 2

Motivasi Belajar (Y)

Motivasi Ekstrinsik Ingin mendapat penghargaan

4, 5, 12, 3

Page 82: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

37

2. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang dugunakan dalam pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS

terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dua Mei Ciputat, terlebih dahulu

dilakukan uji coba angket kepada 29 orang responden diluar sampel. Pelaksanaan

uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana instrumen

penelitian yang akan digunakan layak dipakai dan pantas digunakan sebagai alat

ukur yang cocok untuk mendapatkan data sebagaimana diharapkan. Instrumenn

penelitian dinyatakan layak pakai apabila hasil uji coba dapat memenuhi kriteria

validitas dan reliabilitas setelah dianalisis.

a) Pengujian Validitas

“Validitas suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan

suatu alat ukur”.7 Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang diukur. Pengujian validitas pada instrumen ini digunakan uji validitas pada

setiap butir soal secara manual dengan menggunakan rumus r Product Moment,

yaitu sebagai berikut:

Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS 13.

7 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula,(Bandung: Alfabeta, 2005), cet.II. h. 97

Page 83: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

38

b) Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah mengukur keajegan dari suatu butir soal penelitian yang

dilakukan beberapa kali kepada objek penelitian. Secara manual, peneliti

menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu :

Keterangan :

= reliabilitas instrument.

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

= jumlah varians butir.

= varians total. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS 13.

2. Syarat Penganalisisan Data

Prasyarat analisa data digunakan sebagai acuan penulis dalam mengkorelasikan

data-data yang didiapat oleh penulis dilapangan dan sebagai alasan kenapa penulis

menggunakan analisa korelasi Pearson Produk Momen (PPM).

Husaini Usman mengungkapkan beberapa asumsi atau persyaratan yang

setidaknya harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi PPM adalah :

a. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal. b. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear. c. Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilih secara acak

(random). d. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang

sama pula.

Page 84: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

39

e. Variabel yang dihubungkan mempunyai interval rasio.8

F. Teknik Analisa Data

1. Uji Normalitas

“Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan uji normalitas karena pada analisa statistiik parametrik, asumsi yang

harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut berdistribusi secara normal.

Maksud data berdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti

bentuk distribusi normal, yaitu data memusat pada nilai rata-rata dan median”. 9

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap

berikutnya adalah pengolahan data. Untuk mengolah data, penulis menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing, yaitu memeriksa kelngkapan dan pengisian angket yang berhasil

dikumpulkan.

b. Skoring, yaitu memberikan skor/nilai pada setiap jawaban angket. Untuk

mengetahui pengaruh Kompetensi sosial Guru IPS terhadap motivasi

belajar siswa SMP Dua Mei Ciputat, penulis mendapatkan data dengan

menggunkan angket berbentuk skala dengan berisi 40 butir pertanyaan dan

pernyataan dengan 4 alternatif jawaban. Selanjutnya pertanyaan dan

pernyataan pada angket tersebut diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penetapan skor untuk skala Kompetensi sosial Guru

Pilihan Jawaban S SR K TP

Positif 4 3 2 1 Pernyataan dan

Pertanyaan. Negatif 1 2 3 4

8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta : PT. Bumi Aksara), Cet. II, h. 200.

9 Purbayu Budi Santosa dan Ashari, Analisas Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS, (Yogyakarta : ANDI, 2005), h. 231.

Page 85: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

40

Keterangan :

S = Selalu K = Kadang-kadang

SR = Sering TP = Tidak Pernah

Tabel 3.5

Penetapan skor untuk skala Motivasi Belajar Siswa

Pilihan Jawaban S SR K TP

Positif 4 3 2 1 Pernyataan dan

Pertanyaan. Negatif 1 2 3 4

Keterangan :

S = Selalu K = Kadang-kadang

SR = Sering TP = Tidak Pernah

G. Hipotesis Statistik

“Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stastistik

koefisien korelasi bivariat yaitu ststistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel”.10

Dan untuk memperoleh frekuensi relatifnya (angka persenan), digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Number of Case ( Jumlah frekuensi/banyaknya individu). P = Angka persentase. 11 Selanjutnya dilakukan pengujian Hipotesis untuk mengetahui kedudukan suatu

hipotesis, apakah hipotesis diterima atau ditolak. Pada pengujian tahap pertama

adalah mencari nilai koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

10 Arikunto, Prosedur ....... h.271 11 Anas Sudijono, Pengantar Statsistik Pendidikan, ( Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada,

2005), Cet.XV, h. 43.

Page 86: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

41

Setelah memperoleh nilai “r”, kemudian untuk mengetahui apakah hipotesis

diterima atau ditolak, maka dilakukan hipotesis dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Adapun hipotesis statistik yang dirumuskan adalah sebagai berikut : Ho :

Ha : , dimana

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara Variabel X dan

Variabel Y.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif antara variabel X dan variabel Y. Kriteria pengujian : Ho diterima, jika T hitung < T table

Ha ditolak, jika T hitung > T table

Interpretasi kasar atau sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan

dengan angka indeks korelasi “r” product Moment, seperti dibawah ini:

Table 3.6

Korelasi Pearson Product Moment

Besar “r” Product Moment Interpretasi

0,00-0,20

0,20-0,40

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat pengaruh yang sangat

lemah/sangat rendah.

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat pengaruh yang lemah/ rendah.

Page 87: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

42

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat pengaruh yang sedang/cukup..

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat pengaruh yang kuat/tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat pengaruh yang sangat

kuat/sangat tinggi.

Dan untuk mengetahui Pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka

digunakan rumus Koefisien Determinasi, dengan rumus sebagai berikut :

Atau

KD = r ² × 100 %

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi Pearson

100 % = angka tetap

Page 88: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah 1. Sejarah Berdirinya SMP Dua Mei

Sekolah menengah peretama (SMP) Dua Mei beralamat di Jalan H. Abdul

Gani No. 135 Desa Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Atimur Kabupaten

Tangerang Selatan Provinsi Banten berdiri tahun 1986 dengan Nomor Statistik

Sekolah /NSS 204020417107 dan Nomor Data Sekolah 2002040034 dengan Sk

Pendirian No. 841/102.e/1986. dalam membantu pemerintah menyediakan sarana

dan prasarana dalam bidang pendidikan formal yang bertujuan untuk

mencerdaskan bangsa. SMP Dua Mei didirikan setelah Taman Kanak-Kanak Dua

Mei berdiri lebih awal dan SD Dua Mei berdiri.

SMP Dua Mei bedriri tahun 1986 yang pada saat itu masih memiliki jenjang

kelas 1 SMP yang berjumlah 146 siswa degan jjumlah 4 kelas. Selanjutnya, pada

tahun 1989 SMP Dua Mei memiliki 3 jenjang kelas 1, 2, dan 3 dengan jumlah

siswa 311 orang.

Sejak berdiri sampai dengan tahun 2007 SMP Dua Mei telah menamatkan

sebanyak 1888 orang siswa yang sebagian besar melanjutkan ke tingkat SMA dan

SMK baik negeri maupun swasta.

43

Page 89: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

44

Didorong oleh komitmen terhadap kualitas tamatan yang dihasilkan dan sesuai

dengan anjuran Direktorat Pendidikan Menengah Umum, kurikulum yang

digunakan adalah kurikulum 2004 dan KTSP.

Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat

dan keluarga. Berarti penyelengaraan pendidikan tidak hanya dilaksanakan oleh

satu pihak, melainkan scara simultan dilaksanakan oleh tiga unsur tadi, masing-

masing berperan sesuai dengan fungsinya.

SMP Dua Mei yang merupakan mitra pemerintah atau patner dalam

menyelengarakan sistem pendidikan membantu program pemerintah dalam upaya

mencrdaskan kehidupan bangsa.

Prioritas pebangunan pendidikan diarahkan untuk perluasan pemerataan

kesempatan belajar yang saat ini salah satu realitasnya adalah pelaksanaan Wajib

Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun.

SMP Dua Mei Ciputat merupakan lembaga pendidikan yang berada dibwah

naumhan Yayasan Pendidikan Dua Mei, dengan status akreditasi Disamakan No.

2002040034 dengan nilai A.1

2. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu bagian yang integral dalam keseluruhan proses

belajar mengajar. Guru atau pendidik merupakan salah satu komponen pendidikan

yang harus ada dalam proses kegiatan belajar mengajar, denga tersedianaya para

guru atau penidik maka proses beajar mengajar dapat dilaksanakan.

Di SMP Dua Mei Ciputat, jumlah keseluruhan tenaga pedidik tahun ajaran

2008/2009 adalah 17 orang yang terdiri dari 8 orang guru laki-laki dan 9 orang

guru perempuan, yang sebagian besar merupakan lulusan sarjana (S-1). Untuk

lebih jelasnya tentang keadaan pendidik atau guru di SMP Dua Mei Ciputat dapat

dilihat pada tabel berikut ;2

1 Bagian Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat 2 Bagian Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Page 90: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

45

Tabel 4.1

Data Guru

SMP Dua Mei Ciputat

MULAI

NO

NAMA GURU

L/P

IJAZAH

Dari Disini

Tugas

Mengajar

B. Studi

JABATAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Enjang Supyan,

S.Pd

L IKIP JKT, B.

Indonesia 1994

1992 1992 B. Indonesia Kep.

Sekolah

2 Saptono, S.Pd L IKIP JKT,

Geografi, 1996

1995 1998 Geografi,

Sejarah

Wakasek

Kurikulum

3 Siti Aisyah,

S.Pd

P IKIP JKT, B.

Indonesia, 2003

1986 1986 B. Indonesia Wakasek

Kesiswaan

4 Susi Herawati P IKIP JKT, Seni

Musik, 1986

1986 1986 KTK/Tata

Busana

Guru

5 FN Isme

Tambunan

P IKIP JKT, B.

Inggris, 1986

1986 1990 B. Inggris Wl. Kelas

91

6 Drs. Mukhirin L IAIN JKT, PAI

1990

1990 1990 PAI Guru

7 Drs. Djumaroh

Ibnu

L IAIN SMG, PAI

1994

1990 1994 PAI Guru

8 M. Gunawan L UBL, Komputer

1997

1997 1997 Komputer Guru

9 Dra Sofaridah P IKIP Kediri,

Sejarah 1991

1991 2001 Sejarah Guru

10 Elly

Rahmawati,

S.Pd

P IKIP

Muhammadiyah

JKT, B. Indonesia

1997 1997 Jasa

Pembukuan

Wl. Kelas

8.1

11 Dwi Yuli

Prihani, S.Pd

P D3 IKIP JKT, B.

Inggris

1999 1999 B Inggris Wl. Kelas

7.1

12 Suwarsih P IMKI, Komputer

1997

1998 1998 Komputer Wl. Kelas

8.2

13 Monang S, S.Si L USU, Kimia 1998 1998 IPA Terpadu Guru

14 Galih PS, S.Pd L S1, Matematika 2006 2006 Matematika Wl. Kelas

Page 91: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

46

9.2

15 Drs. Undang

Ahmad

L Penjaskes Guru

16 Ermalina, S.Pd P UIN JKT,

Matematika 2007

2008 2008 Matematika Wl. Kelas

7.2

17 Febri Widianti P UIN JKT, Fisika,.... 2008 2008 IPA Terpadu Guru

Sumber : Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

b. Keadaan Karyawan

Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oelh peran

serta karyawan. Kelancaran pendidikan di Sekolah tidak terlepas dari administrasi

yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegaawai pada unit

pelaksanaan teknis SMP Dua Mei Ciputat adalah seluruh karyawan sekolah

diantaranya staf tata usaha, staf kebersihan dan satpam.3

Selanjutnya, untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini ;

Tabel 4.2

Keadaan Karyawan SMP Dua Mei Ciputat Tahun Ajaran 2008/2009

MULAI

NO

Nama Karyawan

dan Petugas

Keamanan

L/P

IJAZAH Dari Di

Sini

TUGAS

JABATAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Esti Wijayanti P SMA 2002 2002 Keuangan Tata Usaha

2 Ahmad

Mustarsyidin

L SMA 2008 2008 Administrasi Tata Usaha

3 Darsito L SD 1989 1989 Keamanan Satpam

4 Suyitno L SD 1992 Keamanan Satpam

5 Joko Priyanto L SMA 1990 1998 Keamanan Satpam

6 Sukarna L SMA 2002 Keamanan Satpam

7 Ihad L SMA Kebersihan P. Kebersihan

8 Ili L SD Kebersihan P. Kebersihan

Sumber : Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

3 Bagian Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Page 92: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

47

c. Keadaan Siswa

Data yang didapatkan oleh peneliti mengenai data jumlah siswa SMP Dua Mei

yaitu jumlah data siswa pada tahun ajaran 2005/2006, dimana tercatat sebanyak

433 siswa terdiri dari kelas VII sebanyak 149 siswa yang terdiri dari 82 siswa

laki-laki dan 67 siswa perempuan, kelas VIII berjumah 148 siswa dimana 81

siswa laki-laki dan 67 siswa siswa perempuan, dan kelas IX berjumlah 136 siswa

yang terdiri dari 63 siswa laki-laki dan 73 siswa perempuan. Sedangkan pada

tahun ajaran 2006/2007 jumlah siswa sebanyak 386 siswa terdiri dari kelas VII

sebanyak 135 siswa yang terdiri dari 63 siswa laki-laki dan 72 siswa perempuan,

kelas VIII berjumah 126 siswa dimana 60 siswa laki-laki dan 62 siswa siswa

perempuan, dan kelas IX berjumlah 125 siswa yang terdiri dari 60 siswa laki-laki

dan 63 siswa perempuan. Selanjutnya data terakhir siswa SMP Dua Mei Ciputat

pada tahun ajaran 2007/2008 tercatat sebanyak 300 siswa terdiri dari kelas VII

sebanyak 86 siswa yang terdiri dari 48 siswa laki-laki dan 38siswa perempuan,

kelas VIII berjumah 86 siswa dimana 54 siswa laki-laki dan 32 siswa siswa

perempuan, dan kelas IX berjumlah 128 siswa yang terdiri dari 69 siswa laki-laki

dan 59 siswa perempuan.4

Dan untuk lebih jelasnya, data tentang keadaan siswa-siswi SMP Dua Mei

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Data Siswa SMP Dua Mei Ciputat

Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

NO

TAHUN

AJARAN L P L P L P

JUMLAH

1 2006/2007 82 67 81 67 63 73 433

2 2007/2008 63 72 60 66 60 65 386

3 2008/2009 48 38 54 32 69 59 300

4 2009/2010 28 45 46 32 45 38 234

4 Bagian Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Page 93: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

48

Jumlah 221 222 241 197 237 235 1353 Sumber : Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data jumlah siswa SMP Dua Mei Ciputat

dari tahun 2005 s/d 2008 semakin berkurang keyataan ini terjadi karena

pembayaran awal masuk SMP Dua Mei Ciputat masih gratis, sehingga banyak

masyarakat yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah ini. Namun, seiring

berjalannya waktu, dikarenakan dibebani uang pembayaan masuk sekolah, maka

berkurang juga minat orang tua siswa untuk memasukkan anak mereka ke sekolah

ini. Apalagi ditambah dengan biaya bulanan yang setiap tahun terus bertambah.

d. Keadaan sarana dan prasarana

Dalam upaya meningkakan mutu dan kualitas pendidikan, maka sekolah perlu

menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap, sehingga mampu

menunang dan menigkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut. Sebab, dengan

adanya penyediaan saana dan prasarana dalam pendidikan, maka akan tersedia

fasilitas-fasilias pendidikan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan

akan dapat memberi pengaruh yang baik pada peningkatan muu serta kualitas

pendidikan pada sekolah tersebut.5

Kondisi SMP Dua Mei Ciputat secara umum dapat dikatakan cukup baik,

karena semua bangunan dan ruangan yang tersedia dapat berfungsi sebagaimana

mestinya. Namun terdapat beberapa sarana dan prasarana yang ukuran luas

tanahnya masih kurang memenuhi syarat, misalnya ruang Kepala Sekolah dan

ruang guru yang masih satu ruang dan hanya disekat oleh papan tripleks.

Selain itu, ruang Tata Usaha dan Administrasi SMP Dua Mei Ciputat masih

digabung dengan ruang administrasi SMA dan SMK nya. Hal ini menyebabkan

pelayanan yang dilakukanpun dirasa kurang maksimal oleh para orang tua siswa

3. Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat

(Lampiran Tabel 4.4)

5Bagian Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Page 94: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

49

B. Deskripsi Data

Dari data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan, maka jawaban hasil

kuisioner/angket percobaan sebanyak 30 butir pertanyaan yang disebarkan kepada

20 responden uji coba dapat dilihat pada tabel 4.5 di lampiran.

Kemudian data tersebut kita uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu

(Lampiran Tabel 4.6 Uji Validitas). Dari tabel 4.6 tersebut bisa dilihat bahwa

dari 29 butir pertanyaan, hanya 11 butir pertanyaan yang valid yaitu nomor butir

pertanyaan 2,3,4,5,8,9,12,14,21,23 dan 30, sisanya sebanyak 18 pertanyaan belum

valid, sehingga perlu dirubah dengan pertanyaan baru yang lebih fokus terhadap

apa yang akan diteliti yaitu tentang Kompetensi sosial guru IPS dan Motivasi

belajar siswa.

Tabel 4.7 Reliabilitas pertanyaan Uji Coba

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .687 .771 30

Dan dari reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa butir pertanyaan tersebut

sudah reliabel atau ajeg, karena nilai reliabilitasnya sebesar 0,687 dan lebih besar

dari batas kereliabelan yaitu sebesar 0, 60.

Kemudian data yang sudah di ketahui validitas dan reliabilitasnya, kita

sebarkan kepada responden yang kita tuju. Akan tetapi, sebelum angket disebar,

angket tersebut sudah kita sempurnakan butir pertanyaannya menjadi 40 butir

pertanyaan. (lihat lampiran Quisioner).

Untuk memudahkan dalam mengidentifikasinya, maka antara jawaban variabel

X dan variabel Y, penulis pisahkan antara kedua variabel tersebut.

1. Kompetensi Sosial Guru IPS (Variabel X)

Untuk jawaban angket variabel X dapat dilihat pada table 4. 8, kemudian kita

lakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap butir pertanyaan tersebut. Untuk

Page 95: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

50

validitas, hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.10 dan untuk reliabilitasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabell 4.11

Reliabilitas Validitas X

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .651 .668 21

Dari tabel 4.10 tersebut terlihat bahwa setelah divaliditas dan direliabilitaskan,

maka dari 20 butir pertanyaan variabel X, terdapat 13 butir pertanyaan yang valid

dan 7 petatnyaan yang tidak valid, sedangkan nilai reliabilitasnya yaitu sebesar

0.651 dan lebih besar dari 0.6 yang berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada

variabel X tersebut reliabel.

Dengan cara built in, maka pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid kita

abaikan, dan yang kita gunakan adalah butir pertanyaan valid untuk digunakan

kembali dalam perhitungan korelasi.

Setelah jawaban dari kuisioner tersebut diperoleh, maka selanjutnya data yang

valid dianalisis dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang sejenis kedalam

tabulasi, kemudian data jawaban tersebut dipresentasikan terhadap jumlah

jawaban sesuai dengan masing-masing variabel dan item.Dari tabel tersebut

diperoleh prosentase tiap butir pertanyaan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

, dan hasilnya dari 12 butir pertanyaan tersebut dapat

dilihat dalam tabel 4.14.

Page 96: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

51

Deskripsi persentase jawaban kuisioner Variabel X.

13. Guru berdiskusi dengan muridnya diwaktu luang/setelah pulang, tentang

pelajaran sekolah.

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 14 orang atau 29 %,

yang menjawab sering 28 orang atau 58 %, menjawab kadang-kadang 6 orang

atau 13 % dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Data tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa sebanyak 58 % siswa menyatakan gurunya sering

berdiskusi diwaktu luang dengan muridnya

14. Guru memberikan kebebasan muridnya memberikan pendapat didalam kelas,

ketika pembelajaran berlangsung

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 15 orang atau 31 %, menjawab kadang-

kadang 15 orang atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang

atau 33 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa guru sebanyak 33 %

persen tidak memberikan kebebasan berpendapat muridnya didalam kelas.

15. Guru saya memberikan motivasi belajar kepada siswa ketika mengajar di

kelas

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-kadang

12 orang atau 25 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang atau 54

%. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut siswa kebanyakan 54 %,

guru tidak memberikan motivasi belajar kepada siswanya.

20. Penyajian materi dengan menggunakan laptop lebih menarik, sehingga saya

lebih mudah memahaminya

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 1

orang atau 2 %, yang menjawab sering 22 orang atau 46 %, menjawab kadang-

kadang 9 orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang

Page 97: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

52

atau 33 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebnayak 46 % siswa

sering menyukai penyajian materi dengan menggunakan laptop.

21. Ketika menerangkan, guru membuat peta konsep (mind mapping) di white

board yang memudahkan siswa memahami pelajaran

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-

kadang 10 orang atau 21 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang

atau 54 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 54 % siswa

menyatakan guru tidak pernah membuat peta konsep dalam memberikan

pelajarannya.

22. Guru bersikap ramah kesemua siswa, baik yang diajar olehnya maupun tidak

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 13 orang atau 27 %, menjawab kadang-kadang 9

orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang atau 54 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu 54 %

mempersepsikan guru kurang ramah terhadap siswa yang tidak belajar padanya.

26. Guru bersikap santun dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 12

orang atau 25 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 30 orang atau 63 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut para siswa guru tidak

bersikap ramah terhadap karyawan yang ada di Sekolah.

27. Guru IPS bersikap ramah dengan seluruh guru yang ada di Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 8

orang atau 17 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 34 orang atau 71 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut kebanyakan siswa yaitu 70

Page 98: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

53

%, guru IPS tidak bersikap ramah terhadap seluruh guru yang ada di lingkungan

sekolah.

28. Guru IPS bergaul dengan baik dengan semua Guru yang ada di Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 3 orang atau 6 %, menjawab kadang-

kadang 9 orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 34 orang

atau 71 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut mayoritas siswa,

guru tidak bergaul dengan baik dan yang menjawab guru selalu baik hanya 2

orang atau 4 %.

29. Guru IPS sering berkomunikasi secara intens dengan staff Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 3 orang atau 6 %, menjawab kadang-kadang 15

orang atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 30 orang atau 63 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa (63%) menjawab

guru IPS tidak berkomunikasi dengan baik dengan staff sekolah.

33. Kualitas tulisan Guru dikelas sangat enak untuk dibaca, sehingga saya

menyukai pelajaran ini

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 3

orang atau 6 %, yang menjawab sering 21 orang atau 44 %, menjawab kadang-

kadang 14 orang atau 29 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 10 orang

atau 21 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa

menyatakanbahwa tulisan guru enak untuk dibaca sehingga menarik siswa untuk

menikmati elajaran tersebut.

39. Guru beriskap masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 4

orang atau 8 %, yang menjawab sering 4 orang atau 8 %, menjawab kadang-

Page 99: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

54

kadang 23 orang atau 48 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 17 orang

atau 35 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut mayoritas siswa

(48 %), guru terkadang masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran.

40. Dalam memberikan penjelasan tertentu, guru IPS menggunakan laptop

supaya mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 1

orang atau 2 %, yang menjawab sering 22 orang atau 46 %, menjawab kadang-

kadang 11 orang atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 14 orang

atau 29 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa guru IPS menurut

kebanyakan siswa (46 %) sering menggunakan laptop untuk memberikan

penjelasan agar lebih menarik minat siswa.

2. Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y)

Untuk jawaban angket variabel Y dapat dilihat pada table 4. 9, kemudian kita

lakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap butir pertanyaan tersebut , dan dari

20 butir pertanyaan yang diajukan kepada responden, hanya 12 butir pertanyaan

yang valid Untuk validitas, hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.12 dan untuk

reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Reliabilitas variabel Y

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .625 .555 21

Dari table diatas, siperoleh nilai reliabilitasnya sebesar 0.625 yang berarti

bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel Y juga reliabel, karena lebih besar dari

0.60.

Page 100: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

55

Dari tabel tersebut diperoleh prosentase tiap butir pertanyaan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

, dan hasilnya dari 12 butir pertanyaan tersebut dapat dilihat

dalam tabel 4.15.

Deskripsi persentase jawaban kuisioner Variabel Y.

1. Saya belajar karena keinginan dan kemauan sendiri.

Dari pertanyaan no. 1 diatas, yang menjwab selalu sebanyak 1 orang atau 2.1

%, yang menjawab sering 17 orang atau 35 %, menjawab kadang-kadang 11

orang atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 19 orang atau 40 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa belajar karena dipengaruhi oleh

faktor-faktor intrinsik daripada faktor intrinsik yang ada pada dirinya, seperti

keinginan untuk belajar sendiri tanpa harus disuruh oleh orang tua atau gurunya.

3. Apakah anda menyukai semua materi-materi yang ada pada pelajaran IPS ?

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %,

yang menjawab sering 23 orang atau 48 %, menjawab kadang-kadang 11 orang

atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 13 orang atau 27 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar siswa menyukai

materi yang ada pada pelajaran IPS.

4. Saya belajar karena akan ada ulangan/test saja

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 7 orang atau 15 %,

yang menjawab sering 4 orang atau 8 %, menjawab kadang-kadang 21 orang atau

44 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang atau 33 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa belajar kadang-kadang kalau ada

ulangan, bisa jadi siswa melihat tingkat kesulitan dari materi yang akan diujikan.

5. Saya belajar karena ingin mendapatkan nilai yang baik.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 35

orang atau 73 %, yang menjawab sering 7 orang atau 15 %, menjawab kadang-

Page 101: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

56

kadang 5 orang atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 orang atau

2 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 73 % siswa belajar

karena ingin mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.

6. Saya tidak pernah nyontek terhadap teman, karena belum tentu jawaban

teman juga benar.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 3

orang atau 6 %, yang menjawab sering 29 orang atau 60 %, menjawab kadang-

kadang 5 orang atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 11 orang

atau 23 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa sebanyak 60 % tidak

mencontek terhadap temannya karena jawaban temannya juga belum tentu benar.

8. Saya menyukai model pembelajaran yang disampaikan oleh guru IPS di Kelas

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 4 %,

yang menjawab sering 11 orang atau 28 %, menjawab kadang-kadang 15 orang

atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 20 orang atau 42 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kebanyakan siswa yaitu 42 % tidak

menyukai model pembelajaran IPS yang selama ini diterapkan oleh Guru IPS.

10. Saya belajar karena ingin menambah pengetahuan

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %, yang

menjawab sering 7 orang atau 15 %, menjawab kadang-kadang 8 orang atau 17 %

dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 32 orang atau 67 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa 67 % motif siswa belajar bukan karena ingin

menambah pengetahuan, tetapi motif-motif ekstrinsik yang ada pada dirinya.

11. Saya menyukai semua jenis pelajaran IPS

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 16 orang atau 33 %,

yang menjawab sering 9 orang atau 19 %, menjawab kadang-kadang 22 orang

atau 46 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 orang atau 2 %. Data

Page 102: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

57

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 49 % kadang-kadang saja siswa

menyukai pelajaran IPS.

16. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, walaupun sulit

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 0 orang atau 0 %, yang

menjawab sering 11 orang atau 23 %, menjawab kadang-kadang 4 orang atau 8 %

dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 33 orang atau 69 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu 69 % tidak mengerjakan

tugas guru yang dianggap sulit.

18. Semua tugas guru akan saya kerjakan dengan sebaik mungkin

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 4 orang atau 8 %, yang

menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-kadang 10 orang atau 21

% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 24 orang atau 50 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu sebanyak 50 % tidak

mengerjakan tugas guru.

30. Saya akan mendapat hukuman dari orang tua, jika nilai di Sekolah jelek

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 8 orang atau 17 %,

yang menjawab sering 20 orang atau 42 %, menjawab kadang-kadang 5 orang

atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 15 orang atau 31 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa kebanyakan siswa sering mendapat

hukuman jika mendapat nilai yang kurang baik di sekolah.

35. Pembelajaran IPS akan menambah kemampuan saya dalam hal kehidupan

bermasyarakat

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %, yang

menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 16 orang atau 33

% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 25 orang atau 52 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa siswa berpendapat, pembelajaran IPS tidak

menambah kemampuannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 103: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

58

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Normalitas

Sebelum mengkorelasikan antara Variabel X dan variable Y, maka terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal, maka kita hitung dengan menggunakan SPSS 13, danhasilnya dapat

diliihat pada table dan grafik-grafik dibawah ini :

Tabel 4.16

Uji Normalitas variabel X dan Y.

X Y JUMLAH Valid 48 48 48N Missing 0 0 0

Mean 40.21 33.88 74.08Median 40.00 34.50 74.00Mode 40(a) 35 81Std. Deviation 5.210 4.394 8.754Variance 27.147 19.303 76.631Skewness -.087 .210 .099Std. Error of Skewness .343 .343 .343Kurtosis -.875 -.716 -.991Std. Error of Kurtosis .674 .674 .674Sum 1930 1626 3556

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari hasil uji normalitas data antara variabel Kompetensi sosial Guru (X)

dengan variabel motivasi belajar siswa (Y), dapat diketahui bahwa mean (rata-

rata)-nya sebesar 40.21 untuk variabel X dan 33.88 untuk variabel Y, sedangkan

mediannya sebesar 40.00 untuk variabel X dan 34.50 untuk variabel Y.

Page 104: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

59

Grafik 4.1

Uji normalitas data X

5045403530

X

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean = 40.21Std. Dev. = 5.21N = 48

X

Dari grafik uji normalitas diatas, dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat

pada variabel Kompetensi social (X) adalah berdistribusi normal, karena skewness

(kemencengan) dan kurtosis (keruncingan)-nya memusat pada nilai rata-rata

(mean) dan median, yaitu meannya 40.21 dan mediannya 40.00.

Page 105: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

60

Grafik 4.2

Uji normalitas data Y

4540353025

Y

12

10

8

6

4

2

0

Fre

qu

ency

Mean = 33.88Std. Dev. = 4.394N = 48

Y

Dari grafik uji normalitas diatas, dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat

pada variabel Motivasi belajar siswa (Y) adalah berdistribusi normal, karena

skewness (kemencengan) dan kurtosis (keruncingan)-nya memusat pada nilai rata-

rata (mean) dan median, yaitu mean 33.88 dan mediannya 34.5.

Page 106: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

61

Grafik 4.3

Uji normalitas variabel X dan Y

9080706050

JUMLAH

7

6

5

4

3

2

1

0

Freq

uenc

y

Mean = 74.08Std. Dev. = 8.754N = 48

JUMLAH

Dari tabel uji normalitas diatas, dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat

pada variabel Kompetensi sosial guru (X) dan Motivasi belajar siswa (Y) adalah

berdistribusi normal, karena skewness (kemencengan) dan kurtosis (keruncingan)-

nya memusat pada nilai rata-rata (mean) dan median, yaitu pada Mean 74.08 dan

median 74.0.

Page 107: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

62

2. Teknik Pengolahan/Interpretasi Data

Setelah dilakukan Uji normalitas variabel X dan variabel Y, diperoleh

kesimpulan bahwa dua variabel tersebut berdistribusi normal, karena karena

skewness (kemencengan) dan kurtosis (keruncingan)-nya memusat pada nilai rata-

rata (mean) dan median. Dan selanjutnya kita korelasikan dengan rumus Pearson

Product Moment berikut ini :

Tabel 4.17

Tabel Bantu Korelasi Product Moment

No Kompetensi Sosial (X)

Motivasi Belajar

(Y) Jumlah X² Y² (X-Y) (X-Y)²

1 41 33 74 1681 1089 8 64 2 44 37 81 1936 1369 7 49 3 47 42 89 2209 1764 5 25 4 43 42 85 1849 1764 1 1 5 38 26 64 1444 676 12 144 6 40 35 75 1600 1225 5 25 7 46 38 84 2116 1444 8 64 8 47 42 89 2209 1764 5 25 9 40 34 74 1600 1156 6 36 10 30 28 58 900 784 2 4 11 38 32 70 1444 1024 6 36 12 48 35 83 2304 1225 13 169 13 43 35 78 1849 1225 8 64 14 31 35 66 961 1225 -4 16 15 34 28 62 1156 784 6 36 16 42 36 78 1764 1296 6 36 17 46 35 81 2116 1225 11 121 18 40 36 76 1600 1296 4 16 19 35 29 64 1225 841 6 36 20 36 29 65 1296 841 7 49 21 47 32 79 2209 1024 15 225 22 37 30 67 1369 900 7 49 23 37 28 65 1369 784 9 81 24 31 28 59 961 784 3 9 25 37 35 72 1369 1225 2 4 26 48 33 81 2304 1089 15 225

Page 108: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

63

27 36 30 66 1296 900 6 36 28 49 39 88 2401 1521 10 100 29 35 28 63 1225 784 7 49 30 35 28 63 1225 784 7 49 31 36 28 64 1296 784 8 64 32 31 35 66 961 1225 -4 16 33 39 31 70 1521 961 8 64 34 38 37 75 1444 1369 1 1 35 40 38 78 1600 1444 2 4 36 39 35 74 1521 1225 4 16 37 37 34 71 1369 1156 3 9 38 39 30 69 1521 900 9 81 39 47 42 89 2209 1764 5 25 40 44 37 81 1936 1369 7 49 41 48 38 86 2304 1444 10 100 42 43 38 81 1849 1444 5 25 43 42 35 77 1764 1225 7 49 44 43 33 76 1849 1089 10 100 45 40 33 73 1600 1089 7 49 46 33 32 65 1089 1024 1 1 47 47 42 89 2209 1764 5 25 48 43 30 73 1849 900 13 169 ∑ 1930 1626 3556 78878 55988 304 2690

Setelah data-data diatas diperoleh, maka kita masukkan kedalam rumus

korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :

Keterangan :

N = 48

= 55988 = 78878

= 2690 = 1930 = 1626

Page 109: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

64

Tabel 4.18

Perhitungan Korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan SPSS

Variabel X Variabel Y Variabel X Pearson Correlation 1 ,659(**) Significance(2-tailed) . ,000 N 48 48Variabel Y Pearson Correlation ,659(**) 1 Significance(2-tailed) ,000 . N 48 48** Corelation at 00.1 (2 tailed)

Dari perhitungan korelasi antara X dan Y dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment dan perhitungan SPSS, didapat nilai r hitung sebesar 0,659. Dan

jika dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5 % yaitu 0,284 dan pada

Page 110: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

65

taraf signifikansi 1 % sebesar 0,368, berarti korelasi tersebut memiliki taraf

signifikansi yang tinggi secara statistik, karena nilai r hitung > r tabel.

Setelah memperoleh nilai r, untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau

ditolak, maka dilakukan hipotesis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai t hitung sebesar 6,54 dengan N = 48 dan

kalau kita bandingkan dengan t tabel diperoleh t tabel sebesar 2,021 dengan taraf

siginifikansi 0.5, jadi nilai t hitung > t tabel. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa, maka

Hipotesa nol (Ho) ditolak dan Hipotesa awal (Ha) diterima.

Dan dari hasil diatas, untuk mengetahui pengaruh variabel Kompetensi sosial

Guru (X) terhadap variabel Motivasi belajar siswa (Y), maka digunakan rumus

Koefisien Determinasi (KD), yaitu :

Page 111: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

66

KD = r ² × 100 %

KD = r ² × 100 %

= 0,659² × 100 %

= 0, 434 × 100 %

= 43, 4 % Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa variabel

Kompetensi Sosial Guru (X) mempengaruhi variabel Motivasi belajar siswa (Y)

yaitu sebesar 43, 4 %, maka pengaruhnya berada pada taraf yang sedang atau

cukup dan selebihnya dipengaruhi oleh aspek lain, bisa jadi ada pada guru itu

sendiri seperti kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian atau kompetensi

profesionalnya atau dari pihak siswanya.

3. Keterbatasan Penelitian

Kajian dan interpertasi hasil penelitian antara Kompetensi sosial Guru IPS

dengan Motivasi belajar siswa

Namun demikian, diakui dan disadari oleh peneliti bahwa dalam penelitianini

masih banyak kekurangan dan keterbatasan dari hasil penelitian ini.

a. Banyak hal diluar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau, seperti

waktu, tenaga, biaya dan fikiran, sehingga memungkinkan penelitian ini

tidak maksimal.

b. Kuisioner yang dikembangkan dan diterapkan untuk menjaring tentang

pengaruh Kompetensi sosial guru IPS terhadap motivsai belajar siswa

belum mengungkapkan keseluruhan dari aspek yang seharusnya diteliti,

meskipun sudah dilakukan uji coba instrumen penelitian.

c. Responden dalam memberikan jawaban angket penelitian terkesan bersifat

kurang antusias, sehingga hasil penelitian ini dinilai kurang representative

dalam mewakili semua siswa yang ada.

Page 112: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

67

d. Dalam hal pengambilan sampel dirasa kurang oleh peneliti, karena sangat

terbatas dari segi waktu dan populasi, sehingga ditakutkan sampel yang

diambil kurang mewakili dari populasi.

Page 113: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan dan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab-bab

sebelumnya, penulis dapat mengemukakan beberapa keimpulan, yaitu :

1. Korelasi antara X dan Y dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

dan perhitungan SPSS, didapat nilai r sebesar 0,659 dengan taraf signifikansi 5 %

sebesar 0,284 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0,368 berarti korelasi

tersebut memiliki taraf signifikansi yang tinggi, karena nilai r hitung > r tabel.

2. Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,654 sedangkan nilai > t

tabel sebesar 2,02 pada taraf signifikansi 0.05 dengan N=48. Oleh sebab itu, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi

belajar siswa, maka Hipotesa nol (Ho) ditolak dan Hipotesa awal (Ha) diterima.

3. Variabel Kompetensi Sosial Guru (X) mempengaruhi variabel Motivasi belajar

siswa (Y) yaitu sebesar 43, 4 %, dan kalau kita sinkronkan dengan tabel korelasi

68

Page 114: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

69

Pearson Product Moment, maka pengaruhnya berada pada taraf yang sedang atau

cukup dan selebihnya dipengaruhi oleh aspek lain, bisa jadi ada pada guru itu

sendiri seperti kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian atau kompetensi

profesionalnya atau dari pihak siswanya.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dengan seksama dan meperoleh hasil

penelitian, maka penulis mempnyai beberapa saran bagi pihak-pihak terkait :

1. Pihak sekolah hendaknya memfasilitasi dalam peningkatkan kompetensi guru,

terutama kompetensi sosialnya dengan salah satu caranya adalah mengadakan

banyak acara yang lebih melibatkan guru didalamnya untuk lebih banyak

berinteraksi dengan guru lainnya, dengan tenaga kependidikan, masyarakat

disekitar sekolah, orang tua siswa ataupun dengan siswa-siswinya agar

hubungan antar guru dengan pihak lain lebih erat.

2. Guru seharusnya lebih banyak meluangkan waktu diluar jam pelajaran

sekolah untuk berhubungan dengan masayarakat di lingkungan sekolah dan

sosial, terutama hubungan dengan siswanya dalam memotivasi semangat

belajarnya, agar semangat siswa dapat lebih dipacu lagi dan supaya lebih peka

dalam menyikapi setiap masalah yang dilakukan oleh siswanya, sehingga guru

mengetahui faktor lain dari siswa itu sendiri. Selain kompetensi sosialnya,

kompetensi guru yang lainnya pun sangat penting untuk lebih ditingkatkan

agar lebih memacu siswa dalam peningkatan prestasinya.

3. Siswa hendaknya lebih meningkatkan motivasi dalam belajarnya, sebab

motivasi tidak muncul hanya dari faktor luar saja (eksternal), akan tetapi

dalam hal belajar motivasi yang lebih penting adalah motivasi yang timbul

dari dalam diri (internal) siswa itu sendiri.

Page 115: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1983.

Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Algesindo, 1996.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, cet. VI, 2006. Asnawi, Sahlan, Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri Dan

Organisasi, Jakarta : Studia Press, cet. III,2007.

Azhar, Akhyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : Mizan Publika, 2004.

Budi Santosa, Purbayu dan Ashari, Analisas Statistic dengan Microsoft Excel dan SPSS, Yogyakarta : ANDI, 2005.

Dahar, Ratna Wilis, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga, 1996.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001. Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta : Rajawali Press,

Cet.5,2001. Hamalik, Oemar Pendidikan Guru, Jakarta ; PT. Bumi Aksara, 2006.

Isjoni, Pembelajaran Visioner, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Jakarta

: Kizi Brother’s, 2006. Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, Rineka Cipta,

Cet. VI, 2007. Mujib, Abdul, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2002.

Mulyasa, E, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2007.

Nurdin, Syafruddin, Model Pembelajaran yang memperhatikan keragaman

Individu dalam KBK, Jakarta : Ciputat Press, 2005.

Page 116: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung : Remaja Rosda Karya, Cet. X, 1990.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,

Bandung: Alfabeta, cet.II, 2005.

Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Sapriya, “Membangun Profesionalisme Guru IPS:Antara Harapan dan Tantangan.”, Makalah Seminar Nasional.

Sardiman, AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 1990.

Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Sutau Pengantar

Dalam Perspektif Islam, Jakarta : Prenada Media, 2004.

Silalahi, Ulber , Metode Penelitian Sosial, Bandung : Unpar Press, 2006.

Sochub, Moch., Pola Asuh Orang Tua, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet. Ke- 1,1998.

Sudijono, Anas, Pengantar Statsistik Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, Cet.X, 2005.

Sudrajat, Akhmad, Teori-teori Motivasi, www. Let’s Talk About Education.com. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : CV.

Alfabetha, Cet. V, 2008.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabetha, Cet. IV,2002.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1997.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 tahun 2003. Uno, Hamah B, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta : PT Bumi Aksara,

cet. 3, 2008. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, Jakarta : PT.

Bumi Aksara, Cet. II, 2007. Usman, Muhamad Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosda

Karya, 1990.

Page 117: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

UU RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Surabaya : Pustaka Eureka Surabaya, 2006.

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/definisi-kompetensi-sosial/. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=cBJ&rls=org.mozilla

%3Aid%3Aofficial&q=motivasi+dede+rosyada&btnG=Telusuri&meta=&aq=f&oq=.

Page 118: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

BERITA ACARA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

SMP Dua Mei CIPUTAT

Nama : Enjang Supyan, S. Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal Wawancara : Jum’at / 19 Februari 2010

1. Bagaimana sejarah/latar belakang berdirinya Sekolah ini?

Jawab :

“ Sekolah ini adalah bagian dari Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM), pada awalnya

yayasan mendirikan TK pada tahun 1983-1984, sebagai respon dari permintaan

masyarakat dan Program Wajar 9 tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah pada

waktu itu. Setelah hampir 3 tahun, sekitar tahun 1986-1987, Yayasan mendirikan SMP

Dua Mei kemudian disusul dengan pendirian SD tahun 1987-1988 dan selanjutnya

jenjang SMA dan SMK.”

2. Apa visi dan misi dari sekolah yang Bapak pimpin ini?

Jawab :

“ Adapun Visi dari Sekolah ini adalah : “Mewujudkan lulusan yang bermutu, berakhlak

dan berbudi pekerti luhur”, sedangkan Misinya ada beberapa poin, yaitu :

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan pendidikan yang berdasarkan akhlak mulia.

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan tenaga pendidik dan Kependidikan yang

berbudi pekerti luhur, jujur, professional, terampil, tangguh dan kompeten dibidangnya.

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan standar proses pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif dan menyenangkan.

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan yang lengkap, Up to

date dan canggih.

• Bernutu dalam mewujudkan peningkatan Standar Kelulusan dan prestasi non akademik.

• Bernutu dalam peningkatan kelembagaan serta manajemen.

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan standar pembiayaan.

1

Page 119: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

• Bernutu dalam mewujudkan pengembangan Standar Penilaian Pendidikan.

3. Apa langkah konkrit pihak sekolah untuk merealisasikan visi dan misi tersebut?

Jawab :

“Kami dari pihak Sekolah dan jajaran guru berupaya semaksimal mungkin untuk

menerapkan standar minimal S1 bagi tenaga pendidik, mengikuti setifikasi Guru,

mengikuti berbagai peatihan, workshop dan lain-lain, supaya kualitas guru dan tenaga

kependidikan meningkat.

4. Bagaimana motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa, menurut Bapak?

Jawab :

”Kalau saya lihat, motivasi belajar siswa disini cukup tinggi, ini bisa diindikasikan dari

hasil Try Out untuk rayon Ciputat ini cukup lumayan, Alhamdulillah kita masuk kedalam

10 besar. Selain itu, untuk motivasi diluar Akademik.”

5. Apa saja usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak Sekolah untuk terus memacu motivasi

belajar siswa?

Jawab :

”Mungkin secara formal, kami belum melaksanakannya hal tersebut, misalnya dengan

mendatangkan Traineer dari luar. Tapi kami berusaha untuk mencapai kearah tersebut,

selama ini usaha yang kami lakukan masih terbatas hanya dengan mendatangkan

alumni-alumni dari sekolah ini yang sudah berhasil di Masyarakat, untuk sharing

dengan adik-adik kelas mereka.”

6. Bagaimana kompetensi yang dimiliki guru IPS disini, terutama kompetensi sosialnya?

Jawab :

” Secara keseluruhan kompetensi sosial yang dimiliki oleh Guru IPS disini sudah cukup

baik, misalnya mereka sudah mulai menggunakan ICT (misal laptop) dalam proses

pembelajaran, memberikan kontribusi yang cukup besar dalam setiap kegiatan yang

dilakukan oleh Sekolah baik yang sifatnya akademik maupun Non –Akademik.

2

Page 120: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

3

7. Apakah guru IPS suka melibatkan diri dalam kegiatan yang dilakukan sekolah atau karena

ada instruksi saja?

Jawab :

” Alhamdulilah selama ini Guru-Guru disini, dan khususnya Guru IPS sering melibatkan diri

dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Sekolah maupun oleh Yayasan. Kalau ada

instruksi atau tidaknya, saya rasa karena disisni guru jumlahnya sangat terbatas, secara

otomatis mereka akan melibatkan diri.”

8. Apakah guru IPS disini suka berkomunikasi dengan semua masyarakat yang ada

dilingkungan luar Sekolah, terutama Orang Tua Siswa?

Jawab :

” Kalau secara formal, komunikasi yang terjalin anatara Guru dengan Orang tua,

biasanya terjadi diawal Tahun pelajarn baru,, pada saat akan diadakan Ujian dan pada

saat pembagian raport, tetapi untuk komunikasi yang besifat kontinu, mungkin untuk

kejadian-kejadian yang sifatnya insidential, seperti Siswa ada masalah di sekolah, atau

mungkin siswa terkena musibah.”

9. Bagaimana hubungan komunikasi antara guru yang satu dengan guru yang lainnya ?

Jawab :

” Sangat baik ya, karena antara guru yang satu dengan guru yang lainnya terjalin

komunikasi yang intens, misalnya dalam setiap rapat mereka akansaling bertukar pikiran

demi kemajuan sekolah ini. Selain itu juga, walaupun masyarakat lingkungan sekolah ini

plural, baik suku maupuun agamanya, tetapi sifat toleransinya sangat tiinggi sekali.”

Ciputat, 19 Februari 2010

Interviewer Interview Tirwan Enjang Supyan, S. Pd NIP.

Page 121: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

ix

Daftar Grafik

Grafik 4.1 Uji normalitas data X

Grafik 4.2 Uji normalitas data Y

Grafik 4.3 Uji normalitas variabel X dan Y

Page 122: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

QUISIONER UJI COBA

”Mengenai Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Di SMP Dua Mei-Ciputat”

Petunjuk :

1. Pertanyaan ini bertujuan untuk kepentingan penelitian skripsi

2. Peneliti berharap kejujuran dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

3. Pertanyaan ini tidak ada hubunganya dengan penilaian hasil belajar

4. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai dengan keinginan anda.

Nama : __________________ Hari/Tanggal :_______/__________ 2010

Kelas : VIII (A/B)

Pertanyaan

1. Saya belajar karena keinginan dan kemauan sendiri.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Saya belajar karena disuruh oleh orang tua.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Apakah anda menyukai materi-materi yang ada pada pelajaran IPS ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Saya belajar karena akan ada ulangan/test saja

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Saya belajar karena ingin mendapatkan nilai yang baik.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Saya tidak pernah nyontek terhadap teman, karena belum tentu jawaban

teman juga benar.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

1

Page 123: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

7. Saya akan mendapatkan hadiah jika nilai di Sekolah saya bagus.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Saya menyukai model pembelajaran yang disampaikan oleh guru IPS di

Kelas

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Saya biasa saja/tidak malu jika mendapatkan nilai ulangan/ujian yang buruk,

karena pelajaran ini kurang penting

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Saya belajar karena ingin menambah pengetahuan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Saya menyukai semua jenis pelajaran IPS

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Guru saya memberikan pujian jika ada diantara kami yang mendapat nilai

bagus.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Guru berdiskusi dengan muridnya diwaktu luang/setelah pulang, tentang

pelajaran sekolah.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Guru memberikan kebebasan muridnya memberikan pendapat didalam

kelas, ketika pembelajaran berlangsung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Guru saya memberikan motivasi belajar kepada siswa ketika mengajar

di kelas

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2

Page 124: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

16. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, walaupun sulit

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Saya tidak mengerjakan tugas IPS, apabila pelajaran itu tidak saya sukai

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Semua tugas guru akan saya kerjakan dengan sebaik mungkin

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Guru IPS tidak menggunakan media dalam menyampaikan materi yang

diajarkan, padahal materi tersebut perlumenggunakan media

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Penyajian materi dengan menggunakan laptop lebih menarik, sehingga

saya lebih mudah memahaminya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

21. Ketika menerangkan, guru membuat peta konsep (rangkuman pelajaran)

di white board yang memudahkan siswa memahami pelajaran

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Guru bersikap ramah kesemua siswa, baik yang diajar olehnya maupun

tidak

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Guru tidak memberikan perlakuan yang berbeda kepada seluruh siswa

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Apabila ada masalah dengan siswa, guru mengkomunikasikannya dengan

orang tua sebelum memberikan keputusan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3

Page 125: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

25. Guru berbincang (ngobrol/berdiskusi) dengan siswa tentang keluhan diluar

pelajaran sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

26. Guru bersikap santun dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

27. Guru IPS bersikap ramah dengan seluruh guru yang ada di Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

28. Guru IPS bergaul dengan baik dengan semua Guru yang ada di Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

29. Guru IPS sering berkomunikasi secara intens dengan staff Sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

30. Saya akan mendapat hukuman dari orang tua, jika nilai di Sekolah jelek

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

31. Guru IPS memberikan hadiah jika ada muridnya yang mendapat nilai bagus

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

32. Guru berkomunikasi dengan orang tua setiap ada kegiatan diluar

kelas/sekolah

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

33. Kualitas tulisan Guru dikelas sangat enak untuk dibaca, sehingga saya

menyukai pelajaran ini

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

34. Jika guru tidak setuju atau sedang marah, maka dia hanya memberikan isyarat

a. Selalu c. Kadang-kadang

4

Page 126: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

5

b. Sering d. Tidak pernah

35. Pembelajaran IPS akan menambah kemampuan saya dalam hal

kehidupan bermasyarakat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

36. Pembelajran IPS, tidak ada efeknya terhadap kehidupan bermasyarakat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

37. Guru IPS tidak memberikan isyarat apapun, jika siswa bercanda ketika

pembelajaran berlangsung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

38. Saya tidak pernah belajar, walaupun besok akan ada ulangan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

39. Guru beriskap masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

40. Dalam memberikan penjelasan tertentu, guru IPS menggunakan laptop

supaya mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 127: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

49

Tabel 4.4

STRUKTUR ORGANISASI SMP DUA MEI CIPUTAT 2009/2010

YPDM

OSIS KEPALA SEKOLAH

TATA USAHA

WAKA KESISWAAN WAKA KURIKULUM

KELAS VII.1 KELAS VII. 2

KELAS VIII. 1 KELAS VIII. 2

KELAS IX. 1 KELAS IX. 2

SISWA SMP Dua Mei

Page 128: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

49

Sumber : Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat

Page 129: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Tabel 4.15

Tabel Persentase Perhitungan Jawaban Angket Var. Y

No Butir Pertanyaan 1 3 4 5 6 8 10 11 16 18 30 35

Jumlah Vld F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P P F

S 1 2 1 2 7 15 35 73 3 6 2 4,2 1 2,1 16 33 0 0 4 8,4 8 17 1 2,1 79 164,8

SR 17 35 23 48 4 8 7 15 29 60 11 23 7 15 9 19 11 23 10 21 20 42 6 13 154 320,8

K 11 23 11 23 21 44 5 10 5 10 15 31 8 17 22 46 4 8,3 10 21 5 10 16 33 133 277

TP 19 40 13 27 16 33 1 2,1 11 23 20 42 32 67 1 2,1 33 69 24 50 15 31 25 52 210 437,7

48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 576 1200

Keterangan :

F = Frekuensi. S = Selalu K = Kadang-kadang

P = Persentase. SR = Sering TP = Tidak Pernah

Page 130: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Deskripsi persentase jawaban kuisioner Variabel Y.

1. Saya belajar karena keinginan dan kemauan sendiri.

Dari pertanyaan no. 1 diatas, yang menjwab selalu sebanyak 1 orang atau 2.1

%, yang menjawab sering 17 orang atau 35 %, menjawab kadang-kadang 11

orang atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 19 orang atau 40 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa belajar karena dipengaruhi oleh

faktor-faktor intrinsik daripada faktor intrinsik yang ada pada dirinya, seperti

keinginan untuk belajar sendiri tanpa harus disuruh oleh orang tua atau gurunya.

3. Apakah anda menyukai semua materi-materi yang ada pada pelajaran

IPS ?

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %,

yang menjawab sering 23 orang atau 48 %, menjawab kadang-kadang 11 orang

atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 13 orang atau 27 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar siswa menyukai

materi yang ada pada pelajaran IPS.

4. Saya belajar karena akan ada ulangan/test saja

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 7 orang atau 15 %,

yang menjawab sering 4 orang atau 8 %, menjawab kadang-kadang 21 orang atau

44 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang atau 33 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa belajar kadang-kadang kalau ada

ulangan, bisa jadi siswa melihat tingkat kesulitan dari materi yang akan diujikan.

5. Saya belajar karena ingin mendapatkan nilai yang baik.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 35

orang atau 73 %, yang menjawab sering 7 orang atau 15 %, menjawab kadang-

kadang 5 orang atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 orang atau

2 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 73 % siswa belajar

karena ingin mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.

Page 131: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

6. Saya tidak pernah nyontek terhadap teman, karena belum tentu jawaban

teman juga benar.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 3

orang atau 6 %, yang menjawab sering 29 orang atau 60 %, menjawab kadang-

kadang 5 orang atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 11 orang

atau 23 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa sebanyak 60 %

tidak mencontek terhadap temannya karena jawaban temannya juga belum tentu

benar.

8. Saya menyukai model pembelajaran yang disampaikan oleh guru IPS di

Kelas

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 2 orang atau 4 %,

yang menjawab sering 11 orang atau 28 %, menjawab kadang-kadang 15 orang

atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 20 orang atau 42 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kebanyakan siswa yaitu 42 % tidak

menyukai model pembelajaran IPS yang selama ini diterapkan oleh Guru IPS.

10. Saya belajar karena ingin menambah pengetahuan

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %, yang

menjawab sering 7 orang atau 15 %, menjawab kadang-kadang 8 orang atau 17 %

dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 32 orang atau 67 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa 67 % motif siswa belajar bukan karena ingin

menambah pengetahuan, tetapi motif-motif ekstrinsik yang ada pada dirinya.

11. Saya menyukai semua jenis pelajaran IPS

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 16 orang atau 33 %,

yang menjawab sering 9 orang atau 19 %, menjawab kadang-kadang 22 orang

atau 46 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 1 orang atau 2 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 49 % kadang-kadang saja siswa

menyukai pelajaran IPS.

Page 132: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

16. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, walaupun sulit

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 0 orang atau 0 %, yang

menjawab sering 11 orang atau 23 %, menjawab kadang-kadang 4 orang atau 8 %

dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 33 orang atau 69 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu 69 % tidak mengerjakan

tugas guru yang dianggap sulit.

18. Semua tugas guru akan saya kerjakan dengan sebaik mungkin

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 4 orang atau 8 %, yang

menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-kadang 10 orang atau 21

% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 24 orang atau 50 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu sebanyak 50 % tidak

mengerjakan tugas guru.

30. Saya akan mendapat hukuman dari orang tua, jika nilai di Sekolah jelek

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 8 orang atau 17 %,

yang menjawab sering 20 orang atau 42 %, menjawab kadang-kadang 5 orang

atau 10 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 15 orang atau 31 %. Data

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa siswa kebanyakan siswa sering mendapat

hukuman jika mendapat nilai yang kurang baik di sekolah.

35. Pembelajaran IPS akan menambah kemampuan saya dalam hal

kehidupan bermasyarakat

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 1 orang atau 2 %, yang

menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 16 orang atau 33

% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 25 orang atau 52 %. Data tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa siswa berpendapat, pembelajaran IPS tidak

menambah kemampuannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 133: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Tabel 4. 14

Tabel Prosentase perhitungan jawaban angket var. X

NO BUTIR PERTANYAAN

13 14 15 20 21 22 26 27 28 29 33 39 40 Jumlah

Vld

F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P F P

S 14 29 2 4,2 0 0 1 2,1 2 4,2 0 0 0 0 0 0 2 4,2 0 0 3 6,3 4 8,3 1 2,1 29 61

SR 28 58 15 31 10 21 22 46 10 21 13 27 6 13 6 13 3 6,3 3 6,3 21 44 4 8,3 22 46 163 340

K 6 13 15 31 12 25 9 19 10 21 9 19 12 25 8 17 9 19 15 31 14 29 23 48 11 23 153 319

TP 0 0 16 33 26 54 16 33 26 54 26 54 30 63 34 71 34 71 30 63 10 21 17 35 14 29 279 581

48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 48 100 624 1301

Keterangan :

F = Frekuensi. S = Selalu K = Kadang-kadang

P = Persentase. SR = Sering TP = Tidak Pernah

Page 134: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

1. Guru berdiskusi dengan muridnya diwaktu luang/setelah pulang, tentang

pelajaran sekolah.

Dari pertanyaan diatas, yang menjawab selalu sebanyak 14 orang atau 29 %,

yang menjawab sering 28 orang atau 58 %, menjawab kadang-kadang 6 orang

atau 13 % dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Data tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa sebanyak 58 % siswa menyatakan gurunya sering

berdiskusi diwaktu luang dengan muridnya

2. Guru memberikan kebebasan muridnya memberikan pendapat didalam

kelas, ketika pembelajaran berlangsung

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 15 orang atau 31 %, menjawab kadang-

kadang 15 orang atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang

atau 33 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa guru sebanyak 33 %

persen tidak memberikan kebebasan berpendapat muridnya didalam kelas.

3. Guru saya memberikan motivasi belajar kepada siswa ketika mengajar

di kelas

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-kadang

12 orang atau 25 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang atau 54

%. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut siswa kebanyakan 54 %,

guru tidak memberikan motivasi belajar kepada siswanya.

4. Penyajian materi dengan menggunakan laptop lebih menarik, sehingga

saya lebih mudah memahaminya

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 1

orang atau 2 %, yang menjawab sering 22 orang atau 46 %, menjawab kadang-

kadang 9 orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16 orang

atau 33 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebnayak 46 % siswa

sering menyukai penyajian materi dengan menggunakan laptop.

Page 135: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

5. Ketika menerangkan, guru membuat peta konsep (mind mapping) di

white board yang memudahkan siswa memahami pelajaran

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 10 orang atau 21 %, menjawab kadang-

kadang 10 orang atau 21 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang

atau 54 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 54 % siswa

menyatakan guru tidak pernah membuat peta konsep dalam memberikan

pelajarannya.

6. Guru bersikap ramah kesemua siswa, baik yang diajar olehnya maupun

tidak

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 13 orang atau 27 %, menjawab kadang-kadang 9

orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 26 orang atau 54 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa yaitu 54 %

mempersepsikan guru kurang ramah terhadap siswa yang tidak belajar padanya.

7. Guru bersikap santun dengan seluruh pegawai yang ada di sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 12

orang atau 25 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 30 orang atau 63 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut para siswa guru tidak

bersikap ramah terhadap karyawan yang ada di Sekolah.

8. Guru IPS bersikap ramah dengan seluruh guru yang ada di Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 6 orang atau 13 %, menjawab kadang-kadang 8

orang atau 17 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 34 orang atau 71 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut kebanyakan siswa yaitu 70

Page 136: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

%, guru IPS tidak bersikap ramah terhadap seluruh guru yang ada di lingkungan

sekolah.

9. Guru IPS bergaul dengan baik dengan semua Guru yang ada di Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 2

orang atau 4 %, yang menjawab sering 3 orang atau 6 %, menjawab kadang-

kadang 9 orang atau 19 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 34 orang

atau 71 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut mayoritas siswa,

guru tidak bergaul dengan baik dan yang menjawab guru selalu baik hanya 2

orang atau 4 %.

10. Guru IPS sering berkomunikasi secara intens dengan staff Sekolah

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu tidak ada

atau 0 %, yang menjawab sering 3 orang atau 6 %, menjawab kadang-kadang 15

orang atau 31 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 30 orang atau 63 %.

Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa (63%) menjawab

guru IPS tidak berkomunikasi dengan baik dengan staff sekolah.

11. Kualitas tulisan Guru dikelas sangat enak untuk dibaca, sehingga saya

menyukai pelajaran ini

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 3

orang atau 6 %, yang menjawab sering 21 orang atau 44 %, menjawab kadang-

kadang 14 orang atau 29 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 10 orang

atau 21 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas siswa

menyatakanbahwa tulisan guru enak untuk dibaca sehingga menarik siswa untuk

menikmati elajaran tersebut.

12. Guru beriskap masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 4

orang atau 8 %, yang menjawab sering 4 orang atau 8 %, menjawab kadang-

Page 137: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

kadang 23 orang atau 48 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 17 orang

atau 35 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa menurut mayoritas siswa

(48 %), guru terkadang masa bodoh terhadap siswa yang tidak memperhatikan

pelajaran.

13. Dalam memberikan penjelasan tertentu, guru IPS menggunakan laptop

supaya mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.

Dari pertanyaan diatas, dapat dilihat bahwa yang menjawab selalu sebanyak 1

orang atau 2 %, yang menjawab sering 22 orang atau 46 %, menjawab kadang-

kadang 11 orang atau 23 % dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 14 orang

atau 29 %. Data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa guru IPS menurut

kebanyakan siswa (46 %) sering menggunakan laptop untuk memberikan

penjelasan agar lebihmenarik minat siswa.

Page 138: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Tabel 4. 5

Jawaban butir pertanyaan Uji Coba

No butir pertanyaan Rpd 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 ∑

1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 73

2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 74

3 4 4 2 4 1 2 4 2 2 1 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 1 4 1 3 4 85

4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 1 4 2 4 2 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 1 2 2 4 4 90

5 4 3 4 3 1 2 4 4 4 1 4 3 2 2 3 2 4 4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 4 82

6 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 4 77

7 3 3 2 2 1 2 3 2 4 1 3 2 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 4 1 3 4 77

8 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 1 4 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 4 1 3 4 86

9 3 4 2 3 1 2 3 2 3 2 4 2 4 1 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 85

10 2 3 2 3 1 2 2 2 4 1 3 2 1 1 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 4 4 1 2 3 70

Page 139: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

11 2 4 4 3 4 2 4 4 4 1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 85

12 2 3 2 4 1 3 3 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 1 4 2 3 4 87

13 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 90

14 4 3 4 1 1 2 4 2 4 2 4 2 2 1 4 2 4 4 3 4 2 2 4 2 3 4 1 1 4 80

15 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 72

16 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 66

17 3 3 2 1 1 2 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 1 4 4 2 4 2 1 2 1 3 4 81

18 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 80

19 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 69

20 4 3 3 3 1 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 85

Keterangan :

F = Frekuensi. S = Selalu K = Kadang-kadang

P = Persentase. SR = Sering TP = Tidak Pernah

Page 140: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Tabel 4.6 Validitas pertanyaan uji coba

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 QPearson Correlation 1 -.139 -.391 -.011 -.497(*) -.152 -.209 -.285 .065 .226 .543(*) -.017 .089 -.060

Sig. (2-tailed) .558 .088 .964 .026 .523 .376 .223 .785 .337 .013 .942 .709 .801

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.139 1 .427 .387 .069 -.426 .192 .442 .172 -.123 -.192 .803(**) -.107 .265 -

Sig. (2-tailed) .558 .060 .092 .772 .061 .416 .051 .468 .607 .416 .000 .654 .259

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.391 .427 1 .196 .473(*) .104 .288 .504(*) .196 -.372 -.329 .588(**) .183 .340 -

Sig. (2-tailed) .088 .060 .407 .035 .662 .218 .023 .407 .106 .157 .006 .440 .143

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.011 .387 .196 1 .075 .066 .288 .518(*) .609(**) .104 -.280 .500(*) .583(**) .072 -

Sig. (2-tailed) .964 .092 .407 .752 .781 .218 .019 .004 .663 .233 .025 .007 .762

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation

-.497(*) .069 .473(*) .075 1 .112 .474(*) .129 .377 -.322 -.202 .060 .141 .104 -

Sig. (2-tailed) .026 .772 .035 .752 .638 .035 .587 .101 .166 .392 .801 .554 .661

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.152 -.426 .104 .066 .112 1 -.250 .038 .000 .031 -.059 -.159 .520(*) -.092

Sig. (2-tailed) .523 .061 .662 .781 .638 .287 .874 1.000 .895 .804 .503 .019 .700

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.209 .192 .288 .288 .474(*) -.250 1 .255 .550(*) -.485(*) .000 .105 -.147 .303

Sig. (2-tailed) .376 .416 .218 .218 .035 .287 .279 .012 .030 1.000 .660 .537 .195

Page 141: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.285 .442 .504(*) .518(*) .129 .038 .255 1 .429 -.220 -.319 .571(**) .466(*) .412

Sig. (2-tailed) .223 .051 .023 .019 .587 .874 .279 .059 .350 .170 .008 .038 .071

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .065 .172 .196 .609(**) .377 .000 .550(*) .429 1 .104 .140 .375 .583(**) .217

Sig. (2-tailed) .785 .468 .407 .004 .101 1.000 .012 .059 .663 .557 .103 .007 .359

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .226 -.123 -.372 .104 -.322 .031 -

.485(*) -.220 .104 1 .265 .000 .277 -.343 -

Sig. (2-tailed) .337 .607 .106 .663 .166 .895 .030 .350 .663 .258 1.000 .238 .139

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .543(*) -.192 -.329 -.280 -.202 -.059 .000 -.319 .140 .265 1 -.112 -.209 .194

Sig. (2-tailed) .013 .416 .157 .233 .392 .804 1.000 .170 .557 .258 .639 .378 .413

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.017 .803(**) .588(**) .500(*) .060 -.159 .105 .571(**) .375 .000 -.112 1 .280 .462(*)

Sig. (2-tailed) .942 .000 .006 .025 .801 .503 .660 .008 .103 1.000 .639 .232 .040 1

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .089 -.107 .183 .583(**) .141 .520(*) -.147 .466(*) .583(**) .277 -.209 .280 1 .054

Sig. (2-tailed) .709 .654 .440 .007 .554 .019 .537 .038 .007 .238 .378 .232 .822

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.060 .265 .340 .072 .104 -.092 .303 .412 .217 -.343 .194 .462(*) .054 1

Sig. (2-tailed) .801 .259 .143 .762 .661 .700 .195 .071 .359 .139 .413 .040 .822

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .111 -.115 -.224 -.161 -.215 .038 .045 .122 .286 -.034 .399 .000 .067 .330

Sig. (2-tailed) .640 .630 .342 .498 .362 .874 .851 .607 .222 .887 .081 1.000 .780 .155

Page 142: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.236 .125 .187 .102 .328 .072 .257 .311 .017 -.113 -.228 -.136 .000 -.157 -

Sig. (2-tailed) .316 .600 .430 .669 .158 .762 .274 .182 .943 .635 .333 .567 1.000 .508

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .213 .056 .266 -.339 .074 .065 .181 .141 -.031 -

.599(**) .206 .246 -.115 .569(**)

Sig. (2-tailed) .366 .813 .258 .144 .756 .784 .446 .554 .898 .005 .383 .295 .630 .009

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.209 .524(*) .384 .489(*) -.020 -.364 .376 .419 .408 .039 -.073 .587(**) .030 .188 -

Sig. (2-tailed) .376 .018 .095 .029 .934 .115 .102 .066 .074 .871 .760 .006 .899 .427

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .121 .535(*) .000 .117 -.084 -.272 .049 .200 .233 .277 .104 .280 -.043 -.269 -

Sig. (2-tailed) .610 .015 1.000 .625 .724 .246 .838 .398 .323 .238 .662 .232 .856 .251

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .110 .097 .146 -.318 .160 -.141 -.300 -.212 -.318 .226 -.059 .000 -.148 -.367 -.54

Sig. (2-tailed) .643 .683 .540 .172 .501 .554 .199 .370 .172 .337 .804 1.000 .533 .111

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.020 .542(*) .507(*) .127 .102 -.269 .318 .386 .197 .027 .189 .563(**) -.052 .520(*) -

Sig. (2-tailed) .935 .014 .022 .595 .669 .252 .171 .093 .405 .911 .426 .010 .826 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .279 .069 .029 -.131 -.248 -.218 -.212 -.203 -.037 .293 .418 .224 -.035 .561(*)

Sig. (2-tailed) .234 .774 .902 .583 .292 .355 .371 .391 .876 .210 .067 .342 .884 .010

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.359 .385 .329 .210 .742(**) -.178 .352 .160 .349 -.133 .063 .335 .000 .387 -

Sig. (2-tailed) .120 .094 .157 .375 .000 .453 .128 .501 .131 .577 .794 .148 1.000 .092

Page 143: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.135 .295 .292 .220 .061 -.161 .305 .203 .135 .104 .076 .473(*) -.095 .351 -

Sig. (2-tailed) .571 .207 .212 .352 .798 .497 .192 .391 .570 .662 .752 .035 .692 .129

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.123 -.093 .027 .304 .550(*) .197 .305 .203 .304 -.377 -.076 -.068 .284 .273

Sig. (2-tailed) .605 .697 .912 .192 .012 .405 .192 .391 .192 .101 .752 .777 .226 .244

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.087 .000 .000 -.133 -.240 .070 -.417 -.341 -.531(*) .346 -.356 -.159 -.124 -.460(*) .64Sig. (2-tailed) .714 1.000 1.000 .577 .308 .768 .067 .141 .016 .135 .123 .503 .603 .041

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.059 .381 .265 -.208 .141 -.427 -.060 -.200 -.273 .240 .000 .156 -.412 -.270 -.54

Sig. (2-tailed) .806 .097 .259 .380 .554 .060 .802 .397 .245 .307 1.000 .512 .071 .250

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .155 -.289 -.123 .157 .284 .250 .231 .105 .419 -.236 .117 -.105 .342 .182

Sig. (2-tailed) .515 .217 .604 .508 .224 .287 .328 .660 .066 .316 .623 .660 .140 .444

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.209 -.043 .255 -.093 .504(*) .148 .448(*) .027 .371 -.485(*) .000 .000 .087 .429

Sig. (2-tailed) .376 .858 .278 .697 .023 .534 .048 .912 .107 .030 1.000 1.000 .717 .059

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation .000 .494(*) .564(**) .292 .054 -.334 .169 .462(*) .292 .085 .000 .539(*) .084 .207 -

Sig. (2-tailed) 1.000 .027 .010 .212 .821 .151 .475 .040 .212 .721 1.000 .014 .726 .380

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20Pearson Correlation -.129 .607(**) .650(**) .445(*) .471(*) -.072 .419 .559(*) .606(**) .015 .096 .746(**) .314 .530(*) -

Sig. (2-tailed) .587 .005 .002 .050 .036 .762 .066 .010 .005 .949 .687 .000 .177 .016

Page 144: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20on is significant at the 0.05 level (2-tailed). tion is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 145: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Tabel 4.12

Validitas Variabel Y

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q16 Q17 Q18 Q30 Q31 Q35 Q36 Q38 JUMLAH Pearson Correlation 1 .101 .364(*) .411(**) -

.511(**) .200 .517(**) .663(**) .000 .615(**) -.446(**) .193 .434(**) -.090 .270 -.042 .308(*) .117 -.247 -.151 .659(**)

Sig. (2-tailed) .496 .011 .004 .000 .173 .000 .000 1.000 .000 .001 .189 .002 .541 .063 .779 .033 .426 .091 .304 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .101 1 -.164 .125 -.350(*) -

.541(**) -.082 -.017 .376(**) .203 .104 -.249 -.001 .471(**) -.077 -.266 -.472(**) -.100 .408(**) .360(*) .130

Sig. (2-tailed) .496 .267 .395 .015 .000 .579 .911 .009 .165 .482 .088 .994 .001 .605 .068 .001 .497 .004 .012 .379

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .364(*) -.164 1 .154 -.281 .208 .526(**) .563(**) -.188 .342(*) -

.722(**) .050 .240 -.024 .059 .189 .467(**) .038 -.443(**)

-.377(**) .355(*)

Sig. (2-tailed) .011 .267 .295 .053 .156 .000 .000 .202 .017 .000 .735 .100 .874 .693 .198 .001 .797 .002 .008 .013

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .411(**) .125 .154 1 -.252 .206 .048 .121 .160 .357(*) -.242 .055 .420(**) .291(*) .293(*) .116 .202 .180 -.263 -.088 .573(**)

Sig. (2-tailed) .004 .395 .295 .084 .161 .748 .412 .277 .013 .098 .710 .003 .045 .043 .431 .169 .221 .071 .552 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation

-.511(**) -.350(*) -.281 -.252 1 .000 -.341(*) -.340(*) -.193 -

.726(**) .467(**) .029 -.267 -.160 -.284 .044 -.152 -.038 .198 .093 -.370(**)

Sig. (2-tailed) .000 .015 .053 .084 1.000 .018 .018 .189 .000 .001 .845 .067 .277 .050 .768 .303 .796 .178 .529 .010

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .200 -

.541(**) .208 .206 .000 1 .000 .217 -.240 .014 -.347(*) .169 .054 -.287(*) .383(**) .281 .450(**) .308(*) -.224 -.314(*) .286(*)

Sig. (2-tailed) .173 .000 .156 .161 1.000 1.000 .139 .100 .925 .016 .251 .714 .048 .007 .053 .001 .033 .125 .030 .049

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .517(**) -.082 .526(**) .048 -.341(*) .000 1 .449(**) -.186 .186 -

.399(**) .488(**) .267 .021 .034 .302(*) .231 -.203 -.441(**)

-.451(**) .375(**)

Sig. (2-tailed) .000 .579 .000 .748 .018 1.000 .001 .207 .207 .005 .000 .067 .890 .819 .037 .114 .165 .002 .001 .009

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .663(**) -.017 .563(**) .121 -.340(*) .217 .449(**) 1 -.003 .473(**) -

.577(**) .031 .241 -.103 .284 .004 .197 .187 -.215 -.250 .510(**)

Page 146: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Sig. (2-tailed) .000 .911 .000 .412 .018 .139 .001 .986 .001 .000 .836 .099 .485 .050 .979 .180 .204 .141 .086 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .000 .376(**) -.188 .160 -.193 -.240 -.186 -.003 1 .148 .139 -.232 .027 .420(**) .339(*) -.231 -

.465(**) .103 .198 .223 .203

Sig. (2-tailed) 1.000 .009 .202 .277 .189 .100 .207 .986 .314 .346 .113 .854 .003 .019 .114 .001 .486 .178 .127 .167

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .615(**) .203 .342(*) .357(*) -

.726(**) .014 .186 .473(**) .148 1 -.522(**) -.115 .378(**) .026 .255 -.022 .269 .127 -.224 -.006 .482(**)

Sig. (2-tailed) .000 .165 .017 .013 .000 .925 .207 .001 .314 .000 .438 .008 .861 .080 .883 .064 .391 .126 .970 .001

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation

-.446(**) .104 -

.722(**) -.242 .467(**) -.347(*) -.399(**)

-.577(**) .139 -

.522(**) 1 .000 -.368(*) .025 -.290(*) -.217 -.407(**) -.170 .274 .318(*) -.425(**)

Sig. (2-tailed) .001 .482 .000 .098 .001 .016 .005 .000 .346 .000 1.000 .010 .866 .045 .139 .004 .248 .059 .028 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .193 -.249 .050 .055 .029 .169 .488(**) .031 -.232 -.115 .000 1 .249 -.022 .120 .577(**) .365(*) -.050 -

.411(**) -

.391(**) .359(*)

Sig. (2-tailed) .189 .088 .735 .710 .845 .251 .000 .836 .113 .438 1.000 .088 .883 .418 .000 .011 .738 .004 .006 .012

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .434(**) -.001 .240 .420(**) -.267 .054 .267 .241 .027 .378(**) -.368(*) .249 1 .132 .300(*) .127 .163 .326(*) -.166 -.023 .612(**)

Sig. (2-tailed) .002 .994 .100 .003 .067 .714 .067 .099 .854 .008 .010 .088 .370 .038 .390 .269 .024 .258 .879 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation -.090 .471(**) -.024 .291(*) -.160 -.287(*) .021 -.103 .420(**) .026 .025 -.022 .132 1 .173 -.033 -

.461(**) -.021 .214 .143 .271

Sig. (2-tailed) .541 .001 .874 .045 .277 .048 .890 .485 .003 .861 .866 .883 .370 .239 .824 .001 .885 .144 .332 .062

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .270 -.077 .059 .293(*) -.284 .383(**) .034 .284 .339(*) .255 -.290(*) .120 .300(*) .173 1 .162 .128 .473(**) -.111 .046 .623(**)

Sig. (2-tailed) .063 .605 .693 .043 .050 .007 .819 .050 .019 .080 .045 .418 .038 .239 .272 .386 .001 .452 .755 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation -.042 -.266 .189 .116 .044 .281 .302(*) .004 -.231 -.022 -.217 .577(**) .127 -.033 .162 1 .285(*) .182 -.191 -.257 .395(**)

Sig. (2-tailed) .779 .068 .198 .431 .768 .053 .037 .979 .114 .883 .139 .000 .390 .824 .272 .049 .216 .193 .077 .005

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48

Page 147: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Pearson Correlation .308(*) -

.472(**) .467(**) .202 -.152 .450(**) .231 .197 -.465(**) .269 -

.407(**) .365(*) .163 -.461(**) .128 .285(*) 1 .171 -

.651(**) -.310(*) .260

Sig. (2-tailed) .033 .001 .001 .169 .303 .001 .114 .180 .001 .064 .004 .011 .269 .001 .386 .049 .244 .000 .032 .075

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .117 -.100 .038 .180 -.038 .308(*) -.203 .187 .103 .127 -.170 -.050 .326(*) -.021 .473(**) .182 .171 1 .015 .137 .469(**)

Sig. (2-tailed) .426 .497 .797 .221 .796 .033 .165 .204 .486 .391 .248 .738 .024 .885 .001 .216 .244 .917 .353 .001

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation -.247 .408(**) -

.443(**) -.263 .198 -.224 -.441(**) -.215 .198 -.224 .274 -

.411(**) -.166 .214 -.111 -.191 -.651(**) .015 1 .522(**) -.141

Sig. (2-tailed) .091 .004 .002 .071 .178 .125 .002 .141 .178 .126 .059 .004 .258 .144 .452 .193 .000 .917 .000 .338

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation -.151 .360(*) -

.377(**) -.088 .093 -.314(*) -.451(**) -.250 .223 -.006 .318(*) -

.391(**) -.023 .143 .046 -.257 -.310(*) .137 .522(**) 1 .036

Sig. (2-tailed) .304 .012 .008 .552 .529 .030 .001 .086 .127 .970 .028 .006 .879 .332 .755 .077 .032 .353 .000 .809

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Pearson Correlation .659(**) .130 .355(*) .573(**) -

.370(**) .286(*) .375(**) .510(**) .203 .482(**) -.425(**) .359(*) .612(**) .271 .623(**) .395(**) .260 .469(**) -.141 .036 1

Sig. (2-tailed) .000 .379 .013 .000 .010 .049 .009 .000 .167 .001 .003 .012 .000 .062 .000 .005 .075 .001 .338 .809

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 148: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Table 4.10

Validitas Variabel X

Q13 Q14 Q15 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q32 Q33 Q34 Q37 Q39 Q40 JUMLAH Q13 Pearson

Correlation 1 -.056 .153 -.094 .206 .217 .278 -.208 -.030 .202 .142 -.063 .148 .137 .077 .197 -.089 -.106 .109 .238 .323(*)

Sig. (2-tailed) .707 .298 .523 .161 .139 .055 .156 .841 .169 .337 .668 .314 .353 .601 .180 .547 .472 .463 .103 .025

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q14 Pearson

Correlation -.056 1 .348(*) -.344(*) .390(**) .119 .345(*) .138 -.063 -.214 .147 .388(**) .197 .216 -.159 .157 .148 .122 -.231 .349(*) .455(**)

Sig. (2-tailed) .707 .015 .017 .006 .420 .016 .351 .668 .144 .317 .006 .180 .140 .279 .287 .316 .410 .114 .015 .001

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q15 Pearson

Correlation .153 .348(*) 1 -.184 .274 .056 .293(*) -.007 -.177 .043 .221 .285(*) .397(**) .385(**) -.204 .049 -.043 -

.207 -.140 .244 .373(**)

Sig. (2-tailed) .298 .015 .210 .060 .703 .043 .960 .230 .774 .131 .050 .005 .007 .163 .738 .769 .157 .344 .094 .009

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q19 Pearson

Correlation -.094 -.344(*) -.184 1 -.280 -.335(*) -.094 -.013 .291(*) -.296(*) -.031 -.210 -.168 -.073 .102 .084 -

.339(*) .197 .524(**) -.232 -.059

Sig. (2-tailed) .523 .017 .210 .054 .020 .524 .933 .044 .041 .833 .152 .253 .624 .489 .571 .018 .180 .000 .113 .691

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q20 Pearson

Correlation .206 .390(**) .274 -.280 1 .294(*) .215 .186 -.432(**) -.018 .128 .312(*) .158 .167 -

.141 .314(*) .166 .101 -.056 .263 .498(**)

Sig. (2-tailed) .161 .006 .060 .054 .043 .142 .206 .002 .901 .386 .031 .284 .256 .338 .030 .259 .495 .704 .071 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q21 Pearson

Correlation .217 .119 .056 -.335(*) .294(*) 1 .177 -.038 -.042 .326(*) .000 -.064 -.021 .231 -.175 .263 .214 -

.043 .123 .393(**) .425(**)

Sig. (2-tailed) .139 .420 .703 .020 .043 .229 .796 .776 .024 1.000 .665 .885 .114 .235 .071 .144 .771 .406 .006 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q22 Pearson

Correlation .278 .345(*) .293(*) -.094 .215 .177 1 -.151 .288(*) .172 .463(**) .394(**) .452(**) .266 .187 .127 -.080 .096 .268 .101 .704(**)

Page 149: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Sig. (2-tailed) .055 .016 .043 .524 .142 .229 .306 .047 .243 .001 .006 .001 .068 .202 .389 .590 .515 .065 .494 .000

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q23 Pearson

Correlation -.208 .138 -.007 -.013 .186 -.038 -.151 1 -.403(**)

-.300(*) .175 -.008 -.090 -.203 -

.120 -.148 .077 .129 .169 .066 .105

Sig. (2-tailed) .156 .351 .960 .933 .206 .796 .306 .004 .038 .234 .955 .544 .166 .418 .316 .604 .381 .251 .654 .478

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q24 Pearson

Correlation -.030 -.063 -.177 .291(*) -.432(**) -.042 .288(*) -

.403(**) 1 .030 -.142 -.098 -.027 .149 .199 .190 .010 .046 .186 -.089 .137

Sig. (2-tailed) .841 .668 .230 .044 .002 .776 .047 .004 .842 .336 .508 .858 .314 .175 .196 .945 .756 .206 .549 .353

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q25 Pearson

Correlation .202 -.214 .043 -.296(*) -.018 .326(*) .172 -.300(*) .030 1 .217 .099 .206 .065 .065 -.143 .168 -.192 .033 .074 .224

Sig. (2-tailed) .169 .144 .774 .041 .901 .024 .243 .038 .842 .139 .502 .161 .661 .661 .332 .254 .192 .825 .619 .125

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q26 Pearson

Correlation .142 .147 .221 -.031 .128 .000 .463(**) .175 -.142 .217 1 .336(*) .542(**) -.073 -.047 -.252 -.206 .113 .321(*) -.133 .420(**)

Sig. (2-tailed) .337 .317 .131 .833 .386 1.000 .001 .234 .336 .139 .020 .000 .624 .750 .084 .159 .446 .026 .369 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q27 Pearson

Correlation -.063 .388(**) .285(*) -.210 .312(*) -.064 .394(**) -.008 -.098 .099 .336(*) 1 .649(**) .256 .235 .099 -.153 -.066 .003 .028 .477(**)

Sig. (2-tailed) .668 .006 .050 .152 .031 .665 .006 .955 .508 .502 .020 .000 .079 .107 .505 .298 .655 .985 .851 .001

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q28 Pearson

Correlation .148 .197 .397(**) -.168 .158 -.021 .452(**) -.090 -.027 .206 .542(**) .649(**) 1 .122 .083 .077 -.169 -.265 .188 -.130 .449(**)

Sig. (2-tailed) .314 .180 .005 .253 .284 .885 .001 .544 .858 .161 .000 .000 .409 .575 .602 .252 .069 .202 .378 .001

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q29 Pearson

Correlation .137 .216 .385(**) -.073 .167 .231 .266 -.203 .149 .065 -.073 .256 .122 1 .034 -.056 -.013 -.049 .007 .409(**) .401(**)

Sig. (2-tailed) .353 .140 .007 .624 .256 .114 .068 .166 .314 .661 .624 .079 .409 .817 .705 .931 .741 .960 .004 .005

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q32 Pearson

Correlation .077 -.159 -.204 .102 -.141 -.175 .187 -.120 .199 .065 -.047 .235 .083 .034 1 .098 -.062 -.273 -.041 -.095 .107

Page 150: PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4378/1/92257... · PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU IPS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

Sig. (2-tailed) .601 .279 .163 .489 .338 .235 .202 .418 .175 .661 .750 .107 .575 .817 .508 .674 .061 .782 .521 .468

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q33 Pearson

Correlation .197 .157 .049 .084 .314(*) .263 .127 -.148 .190 -.143 -.252 .099 .077 -.056 .098 1 .011 -.042 .103 .092 .347(*)

Sig. (2-tailed) .180 .287 .738 .571 .030 .071 .389 .316 .196 .332 .084 .505 .602 .705 .508 .941 .779 .487 .532 .016

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q34 Pearson

Correlation -.089 .148 -.043 -.339(*) .166 .214 -.080 .077 .010 .168 -.206 -.153 -.169 -.013 -.062 .011 1 .126 -.190 .162 .171

Sig. (2-tailed) .547 .316 .769 .018 .259 .144 .590 .604 .945 .254 .159 .298 .252 .931 .674 .941 .393 .195 .270 .244

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q37 Pearson

Correlation -.106 .122 -.207 .197 .101 -.043 .096 .129 .046 -.192 .113 -.066 -.265 -.049 -.273 -.042 .126 1 .110 -.104 .160

Sig. (2-tailed) .472 .410 .157 .180 .495 .771 .515 .381 .756 .192 .446 .655 .069 .741 .061 .779 .393 .456 .480 .278

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q39 Pearson

Correlation .109 -.231 -.140 .524(**) -.056 .123 .268 .169 .186 .033 .321(*) .003 .188 .007 -.041 .103 -.190 .110 1 .136 .417(**)

Sig. (2-tailed) .463 .114 .344 .000 .704 .406 .065 .251 .206 .825 .026 .985 .202 .960 .782 .487 .195 .456 .358 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 Q40 Pearson

Correlation .238 .349(*) .244 -.232 .263 .393(**) .101 .066 -.089 .074 -.133 .028 -.130 .409(**) -.095 .092 .162 -

.104 .136 1 .423(**)

Sig. (2-tailed) .103 .015 .094 .113 .071 .006 .494 .654 .549 .619 .369 .851 .378 .004 .521 .532 .270 .480 .358 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 JUMLAH Pearson

Correlation .323(*) .455(**) .373(**) -.059 .498(**) .425(**) .704(**) .105 .137 .224 .420(**) .477(**) .449(**) .401(**) .107 .347(*) .171 .160 .417(**) .423(**) 1

Sig. (2-tailed) .025 .001 .009 .691 .000 .003 .000 .478 .353 .125 .003 .001 .001 .005 .468 .016 .244 .278 .003 .003

N 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48