PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN … · 2013. 9. 24. · perpustakaan.uns.ac.id...

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Se – Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) SKRIPSI Disusun guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : SATRIA NEGARA DEMOKRAT F0306074 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN … · 2013. 9. 24. · perpustakaan.uns.ac.id...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN

    MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

    (Studi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Se – Jawa Tengah

    dan Daerah Istimewa Yogyakarta)

    SKRIPSI

    Disusun guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

    Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Oleh :

    SATRIA NEGARA DEMOKRAT

    F0306074

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN

    MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

    (Studi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Se-Jawa Tengah dan

    Daerah Istimewa Yogyakarta)

    ABSTRAKSI

    SATRIA NEGARA DEMOKRAT

    F0306074

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian kompensasi terhadap kinerja pegawai dengan motivasi kerja sebagai variabel moderasi. Hipotesis pertama menguji apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja. Hipotesis kedua menguji apakah motivasi kerja merupakan variabel moderasi dalam hubungan antara kompensasi dan kinerja.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan metode survei dan dianalisis dengan regresi linier sederhana.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hasil lain yang dapat disimpulkan adalah bahwa variabel motivasi kerja bukan merupakan variabel moderasi dalam hubungan antara variabel kompensasi dan variabel kinerja. Variabel motivasi kerja merupakan variabel independen (predictor) dalam hubungannya dengan kinerja.

    Kata kunci : Kompensasi, Kinerja, Motivasi Kerja, Variabel Moderasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    THE INFLUENCE OF COMPENSATION TOWARD PERFORMANCE

    WITH WORK MOTIVATION AS MODERATING VARIABLE

    (A Study of State Treasury Service Office in the Region of Central Java and

    Daerah Istimewa Yogyakarta)

    ABSTRACT

    SATRIA NEGARA DEMOKRAT

    F0306074

    The purpose of this research is to examine the influence of compensation to performance with work motivation as moderating variable. The first hypothesis examines whether compensation influences performance. The second hypothesis examines whether work motivation is the moderating variable in the relationship between compensation and performance.

    The populations in this research are officers of State Treasury Service Office in the Region of Central Java and Daerah Istimewa Yogyakarta. This research uses purposive sampling technique to collect samples. Data were collected using a survey method and then analyzed by using simple linier regression.

    The results of hypothesis test shows that compensation has a positive and significant influence to performance. Another result of this research shows that work motivation is not moderating variable in the relationship between compensation and performance. Work motivation is independent variable (predictor) in relation to performance.

    Key words : Compensation, Performance, Work Motivation, Moderating Variable

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Ku persembahkan karya tulis ini untuk:

    Alloh SWT

    Bunda dan Alm. Papa

    Kakak dan Adik-adikku tercinta

    Keluarga besarku

    Sahabat-sahabatku

    Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depanku

    Almamater

    Indonesiaku

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    HALAMAN MOTTO

    “Do Your Best, and God Will Do The Rest ”

    (penulis)

    “Pandai itu bukan berarti tak pernah gagal,

    Pandai itu bisa belajar dari kegagalan untuk

    kemudian berhasil”

    (penulis)

    “Terkadang rasa takut dan khawatir akan kegagalan hanya ada

    dalam pikiran kita saja. Jika kita bisa memimpikannya, kita pasti

    dapat mewujudkannya”

    (penulis)

    “Selalu ada pilihan di hadapan kita, mau kemana dan

    menjadi seperti apa kitalah yang menentukan. Tidak pernah

    ada kata terpaksa. Pilihan itu selalu ada”

    (penulis)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat,

    karunia, segala nikmat, kekuatan, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMPENSASI

    TERHADAP KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI

    VARIABEL MODERATING: Studi pada Kantor Pelayanan

    Perbendaharaan Negara Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

    Yogyakarta,” dengan baik sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat

    untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas

    Maret.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

    dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Ibu Sri Murni, SE., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah

    berkenan meluangkan waktu, tenaga, doa, dukungan, dan pikiran sehingga

    skripsi ini dapat terselesaikan.

    4. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak selaku pembimbing akademik

    yang telah banyak memberikan saran selama menempuh studi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    5. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas

    Sebelas Maret Surakarta.

    6. Bapak Drs. Widodo selaku Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan

    Negara Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

    7. Ibu Rini Djarwati, S.IP., M.M. selaku Kepala Subbagian Umum Kantor

    Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta atas segala bantuannya.

    8. Bapak Drs. Tjiptono selaku Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan

    Negara Magelang yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

    9. Bapak Supit Rakhwono selaku Kepala Subbagian Umum Kantor

    Pelayanan Perbendaharaan Negara Magelang atas seluruh bantuannya di

    dalam pengumpulan data.

    10. Bapak Yuni Wibawa, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor Pelayanan

    Perbendaharaan Negara Klaten yang telah berkenan memberikan ijin

    penelitian.

    11. Bapak Drs. Amat Hasan selaku Kepala Subbagian Umum Kantor

    Pelayanan Perbendaharaan Negara atas bantuannya dalam pengumpulan

    data.

    12. Pegawai pelaksana di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara se-Jawa

    Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atas partisipasinya meluangkan

    waktu dalam penelitian ini sehingga data penelitian dapat terkumpul.

    13. Keluargaku (Bunda Tien, Alm. Papa Bambang D, Kak Cipta, dan Adik-

    adikku tercinta Fajar dan Bagus) dan seluruh keluarga besarku, Mbah

    Putri, Bulik-bulik, Om, serta Keponakanku. Terima kasih atas segala

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    curahan kasih sayang, pengorbanan, dukungan, doa, semangat, dan semua

    hal yang selalu diberikan untuk penulis hingga saat ini.

    14. Sahabat-sahabatku Andi, Tomi , dan Jangkung yang selalu ada saat aku butuh

    kalian, saling menjaga, saling mengisi, saling mengerti dan saling

    membantu. Terima kasih untuk persahabatan sejati yang indah ini.

    15. Teman-teman “Ombur” dan “Badminton” yang telah mengisi hari-

    hariku, membantuku, dan selalu menemaniku disaat penulis membutuhkan

    refreshing untuk sejenak keluar dari rutinitas. Pakdhe Temu, Viky, Ryan,

    Irfan, Mas Simon, Mas Anton, Yoga, Mbonberry, Doni, Pak Tony,

    Toya, dan semuanya ayo namplek meneh.

    16. Teman-teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi. Eko dan Ragil,

    makasih atas semua kerjasamanya. Maaf kalo ada kekurangan saat kita

    bekerja bersama-sama. Tetap semangat buat masa depan kita.

    17. Teman-teman futsal “Accounting 06” yang slalu menjadi teman

    berolahraga. Senang bisa bermain dengan kalian. Tetap berolahraga

    kawan.

    18. Teman-teman Akuntansi UNS’06 khususnya, dan FE UNS’06 pada

    umumnya, yang telah menjadi keluarga baru bagiku. Senang rasanya bisa

    mengenal kalian. Kita bersama-sama belajar arti kebersamaan, perjuangan,

    kekeluargaan, keberagaman, dan cinta. Semoga kita selalu diberi

    kemudahan dan kesuksesan di jalan kita masing-masing. Keep contact yaa.

    19. Buat Pak Man dan Pak Pur yang telah dengan sabar dan ikhlas dalam

    menjaga dan menemani kami terutama di parkiran selama belajar di UNS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    Lebih dari itu, beliau bisa menjadi pengayom bagi kami layaknya seorang

    orang tua kepada anaknya. Nasehat dari beliau selalu berguba bagi kami.

    Matur suwun Pak Man.

    20. Masa laluku, “d.a.p” yang telah mengajarkan banyak hal, terima kasih atas

    banyak pelajaran yang kudapat tuk lebih memaknai kehidupan. Meski kini

    ku tahu mungkin semua rasa yang pernah ada itu palsu bagimu, aku tetap

    bersyukur pernah mengenalmu. Maaf kalau aku punya banyak salah sama

    kamu. Aku memang tak mungkin jadi sempurna. Semoga indah jalan kita

    masing-masing.

    21. Untuk semua rasa suka, duka, canda, tawa, tangis, luka, kecewa, dan

    bahagia, yang telah memberi banyak pelajaran dan warna di hidupku.

    Terima kasih untuk hidup ini. Aku bahagia.

    22. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

    membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang berguna

    dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

    bagi semua pihak.

    Surakarta, 2010

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

    ABSTRAKSI ................................................................................................ ii

    ABSTRACT .................................................................................................. iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

    HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ............................................................... 12

    C. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

    D. Manfaat Penelitian .................................................................. 13

    E. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    A. Landasan Teori ....................................................................... 15

    1. Kompensasi ...................................................................... 15

    2. Motivasi Kerja.................................................................. 27

    3. Kinerja .............................................................................. 34

    B. Pengembangan Hipotesis ....................................................... 39

    1. Hubungan Kompensasi dan Kinerja ........................... .... 39

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    2. Hubungan antara Kompensasi dan Kinerja yang Di

    Moderasi oleh Motivasi Kerja…………………………. 42

    C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 45

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian .................................................................... 46

    B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................ 46

    C. Instrumen Penelitian ............................................................... 47

    D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 49

    E. Variabel Pengukuran Variabel ............................................... 49

    1. Kompensasi ..................................................................... 49

    2. Kinerja ............................................................................. 50

    3. Motivasi Kerja ................................................................. 51

    F. Metode Analisis Data ............................................................. 53

    1. Statistik Deskriptif ........................................................... 53

    2. Pengujian Kualitas Data .................................................. 53

    a. Uji Validitas ................................................................ 53

    b. Uji Realibilitas ............................................................ 53

    c. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 54

    1) Uji Normalitas...................................................... 54

    2) Uji Multikolinearitas……………………………. 55

    3) Uji Heterosidaksitas……………………………. 55

    4) Uji Autokorelasi………………………………… 56

    3. Pengujian Hipotesis ......................................................... 56

    BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Pengumpulan Data ................................................................. 58

    B. Data Demografi Responden ................................................... 59

    C. Analisis Data .......................................................................... 62

    1. Statistik Deskriptif ........................................................... 62

    2. Pengujian Kualitas Data ................................................... 63

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    a. Uji Validitas................................................................ 63

    b. Uji Realibilitas............................................................ 66

    c. Uji Asumsi Klasik ....................................................... 67

    1) Uji Normalitas...................................................... 67

    2) Uji Multikolinearitas……………………………. 68

    3) Uji Heterosidaksitas……………………………. 69

    4) Uji Autokorelasi………………………………… 70

    3. Pengujian Hipotesis.......................................................... 70

    a. Hipotesis Pertama....................................................... 70

    b. Hipotesis Kedua......................................................... 72

    D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................. 75

    1. Analisis Regresi I ........................................................... 75

    2. Analisis Regresi II .......................................................... 76

    3. Analisis Regresi III ........................................................ 78

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................. 79

    B. Keterbatasan ........................................................................... 79

    C. Saran ....................................................................................... 81

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    4.1. Waktu Penyebaran Kuesioner ............................................................... 59

    4.2. Penyebaran Kuesioner .......................................................................... 59

    4.3. Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 60

    4.4. Usia Responden .................................................................................... 60

    4.5. Tingkat Pendidikan Responden ............................................................ 61

    4.6. Lama Bekerja Responden ..................................................................... 62

    4.7. Statistik Deskriptif ................................................................................ 62

    4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi ............................................. 63

    4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Bagian A .................................. 64

    4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Bagian B .................................. 64

    4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Bagian C .................................. 65

    4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ..................................................... 65

    4.13. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 66

    4.14. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 68

    4.15. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 68

    4.16. Hasil Uji Park ........................................................................................ 69

    4.17. Hasil Uji Durbin-Watson ...................................................................... 70

    4.18. Hasil Model Regresi I ........................................................................... 71

    4.19. Signifikansi Nilai F Model Regresi I .................................................... 71

    4.20. Signifikansi Nilai T Model Regresi I .................................................... 71

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    4.21. Hasil Model Regresi II .......................................................................... 72

    4.22. Signifikansi Nilai F Model Regresi II ................................................... 73

    4.23. Signifikansi Nilai T Model Regresi II .................................................. 73

    4.24. Signifikansi Nilai F Model Regresi III ................................................. 74

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    2.1 Kerangka Teoritis .................................................................................... 45

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN

    MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

    (Studi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Se-Jawa Tengah dan

    Daerah Istimewa Yogyakarta)

    ABSTRAKSI

    SATRIA NEGARA DEMOKRAT

    F0306074

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian kompensasi terhadap kinerja pegawai dengan motivasi kerja sebagai variabel moderasi. Hipotesis pertama menguji apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja. Hipotesis kedua menguji apakah motivasi kerja merupakan variabel moderasi dalam hubungan antara kompensasi dan kinerja.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan metode survei dan dianalisis dengan regresi linier sederhana.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hasil lain yang dapat disimpulkan adalah bahwa variabel motivasi kerja bukan merupakan variabel moderasi dalam hubungan antara variabel kompensasi dan variabel kinerja. Variabel motivasi kerja merupakan variabel independen (predictor) dalam hubungannya dengan kinerja.

    Kata kunci : Kompensasi, Kinerja, Motivasi Kerja, Variabel Moderasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    THE INFLUENCE OF COMPENSATION TOWARD PERFORMANCE

    WITH WORK MOTIVATION AS MODERATING VARIABLE

    (A Study of State Treasury Service Office in the Region of Central Java and

    Daerah Istimewa Yogyakarta)

    ABSTRACT

    SATRIA NEGARA DEMOKRAT

    F0306074

    The purpose of this research is to examine the influence of compensation to performance with work motivation as moderating variable. The first hypothesis examines whether compensation influences performance. The second hypothesis examines whether work motivation is the moderating variable in the relationship between compensation and performance.

    The populations in this research are officers of State Treasury Service Office in the Region of Central Java and Daerah Istimewa Yogyakarta. This research uses purposive sampling technique to collect samples. Data were collected using a survey method and then analyzed by using simple linier regression.

    The results of hypothesis test shows that compensation has a positive and significant influence to performance. Another result of this research shows that work motivation is not moderating variable in the relationship between compensation and performance. Work motivation is independent variable (predictor) in relation to performance.

    Key words : Compensation, Performance, Work Motivation, Moderating Variable

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sebuah organisasi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan,

    yang terdiri atas berbagai individu yang memiliki latar belakang kompetensi

    yang berbeda-beda dan saling bekerja sama satu dengan yang lain. Dalam

    sebuah organisasi, setiap individu didalamnya berusaha untuk mewujudkan

    tujuan bersama dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.

    Demikian pula dengan instansi pemerintah yang merupakan sebuah contoh

    organisasi dimana seluruh anggota didalam organisasi tersebut harus bekerja

    bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi.

    Karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan sumber daya yang

    akan sangat menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan

    perusahaan bukanlah hal yang mudah dilakukan karena diperlukan strategi

    untuk mencapainya. Masalah mendasar yang sering dihadapi perusahaan

    adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia untuk melakukan tugas

    dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    perusahaan. Djarwanto dan Soemarjati (1997), dalam Murni dan Gantyowati,

    (2006) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara penghargaan

    dan prestasi para karyawan. Didalam upaya meningkatkan kinerja karyawan,

    usaha yang dilakukan perusahaan tidak akan terlepas dari berbagai hal,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    diantaranya kompensasi yang diberikan kepada karyawan dan juga motivasi

    yang ada dalam diri karyawan.

    Kinerja karyawan yang baik sangat diperlukan didalam upaya

    pencapaian tujuan organisasi. Menurut Maryoto (2000) dalam Narmodo dan

    Wadji (2008), kinerja karyawan diartikan sebagai hasil kerja selama periode

    tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalkan standar, target

    atau sasaran, serta kriteria yang telah disepakati bersama. Pengukuran kinerja

    perusahaan tidak terlepas dari pencapaian kinerja karyawan perusahaan itu

    sendiri, karena keberhasilan organisasi sangat dipengaruhi oleh efektivitas

    kinerja pegawai (Soeharto, 2002).

    Pencapaian tujuan perusahaan berkaitan erat dengan kinerja seluruh

    karyawan tanpa terkecuali. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus

    mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuannya secara efektif,

    (Wijayanti, 2004 dalam Nirmala 2005). Dengan kinerja pegawai yang baik,

    maka akan semakin mudah bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang

    diharapkan. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya

    adalah kompensasi yang diterima oleh pegawai. Penelitian yang dilakukan

    oleh Lazear (1996), Lee et al (2005), Siagian (2005), serta Damayanti dan

    Wahyudin (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian

    kompensasi dengan kinerja pegawai.

    Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan

    sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Karyawan

    memandang kompensasi sebagai ukuran atas nilai dan hasil karya mereka.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Bila karyawan memandang kompensasi yang mereka terima tidak memadai

    dibandingkan dengan kontribusi yang telah ia berikan kepada perusahaan,

    maka prestasi, motivasi dan kepuasan kerja karyawan tersebut bisa turun

    secara drastis (Rivai: 2005).

    Bagi organisasi/perusahaan, kompensasi memiliki arti penting

    karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan

    dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Kompensasi juga diberikan

    oleh perusahaan sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan strategi

    perusahaan. Tercapainya keberhasilan strategi dan tujuan perusahaan dapat

    diukur dengan kinerja perusahaan. Penerapan program kompensasi sangatlah

    penting untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh karena kompensasi

    dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja, kepuasan kerja, maupun

    motivasi karyawan.

    Berbagai hasil penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk

    meneliti hubungan antara kompensasi dengan kinerja. Diantaranya yaitu

    penelitian Siagian (2005) yang memberikan kesimpulan bahwa kompensasi

    yang diberikan pada pegawai KPP Metro memiliki hubungan positif dan

    signifikan dengan kinerja pegawai. Hal ini berarti semakin besar kompensasi

    yang diterima, maka semakin tinggi pula kinerja pegawai.

    Lee et al (2005) meneliti tentang pengaruh perubahan kompensasi

    terhadap kinerja karyawan, recruitment karyawan dan keinginan untuk

    mengundurkan diri dari pekerjaan. Hasilnya ditemukan bahwa karyawan yang

    memiliki kinerja yang tinggi dipengaruhi oleh adanya kompensasi. Hasil

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    lainnya ditemukan bahwa semakin karyawan merasa dirugikan akibat

    kompensasi yang tidak adil, semakin besar keinginan karyawan tersebut

    untuk mengundurkan diri dari pekerjaan.

    Penelitian yang dilakukan oleh Damayanthi dan Wahyuddin (2006),

    menyatakan bahwa variabel kompensasi, pendidikan dan senioritas

    berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini juga

    menyimpulkan bahwa variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang paling

    dominan dibanding variabel lainnya, disusul variabel pendidikan dan

    senioritas. Sedangkan penelitian Kwak dan Lee (2009) menemukan hasil

    bahwa kompensasi pelengkap memiliki hubungan signifikan baik positif

    maupun negatif dengan kinerja.

    Kementerian keuangan sebagai salah satu contoh organisasi sektor

    publik seharusnya memberikan kinerja yang baik didalam usaha pelayanan

    kepada masyarakat. Seluruh pegawai di instansi kementerian keuangan telah

    mendapat berbagai kompensasi dengan nilai yang cukup besar dengan

    harapan agar kinerja pegawai pun ikut meningkat seiring dengan

    diberikannya stimulus kompensasi tersebut. Terlebih pada saat ini, instansi

    Kementerian Keuangan telah melaksanakan sistem remunerasi bagi pegawai.

    Sistem remunerasi merupakan salah satu bentuk pemberian kompensasi

    kepada pegawai.

    Adanya sistem remunerasi tersebut tentu saja akan semakin

    menambah jumlah kompensasi yang diterima oleh pegawai. Dengan

    diberlakukannya sistem remunerasi ini diharapkan akan dapat meningkatkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    motivasi serta kinerja para pegawai agar bekerja dengan lebih baik serta

    mengurangi tindak penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai. Namun,

    pemberlakukan sistem remunerasi pada saat ini masih banyak menuai

    kontroversi. Masyarakat belum sepenuhnya percaya bahwa dengan

    banyaknya kompensasi yang diberikan akan dapat meningkatkan kinerja

    pegawai. Terlebih lagi dengan terkuaknya kasus penggelapan pajak yang

    terjadi pada instansi Direktorat Jenderal Pajak (www.detik.com).

    KPPN sebagai instansi yang menjalankan fungsi sebagai pengelola

    perbendaharaan Negara memiliki peranan yang sangat penting karena

    kelancaran pembangunan dan penggunaan anggaran Negara di daerah

    bergantung pada kelancaran kinerja dan operasional di KPPN. Saat ini telah

    dilakukan berbagai usaha reformasi birokrasi di instansi Kementerian

    keuangan. Pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan, upaya reformasi yang

    dilakukan misalnya dalam hal memberikan pelayanan yang sangat baik mulai

    dari penggunaan anggaran, pengelolaannya dan juga pelaporannya. Sebagai

    contoh tindakan nyata adanya reformasi birokrasi di KPPN yaitu dibentuknya

    KPPN percontohan sejak tanggal 30 Juli 2008. Dengan adanya KPPN

    percontohan tersebut diharapkan dapat menjadi pilot project agar menjadi

    percontohan bagi KPPN yang lain untuk semakin meningkatkan kinerjanya.

    Sebagai instansi yang berada dibawah lingkup Kementerian

    Keuangan, seluruh pegawai KPPN juga mendapat kompensasi berupa

    remunerasi dengan harapan dapat menghasilkan peningkatan kinerja pegawai.

    Akan tetapi sebagaimana birokrasi pada umumnya, kualitas layanan di

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    Kementerian Keuangan juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Salah

    satunya adalah pelayanan di KPPN yang sering dikeluhkan oleh para pihak

    yang menjadi mitra KPPN. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik

    adalah berbelit-belit, tidak transparan, adanya pungutan tidak resmi. Kualitas

    layanan KPPN yang buruk ini sudah menjadi stigma bagi KPPN (Majalah

    Treasury, 2007).

    Keadaan tersebut juga diperparah dengan adanya dugaan kasus

    penyimpangan anggaran di berbagai daerah yang ikut melibatkan instansi

    KPPN. Di Kabupaten Bima, dana pajak tahun 2007 bernilai ratusan juta

    rupiah dari sejumlah proyek di Dinas Kesehatan (Dikes) diduga digelapkan

    dan ikut melibatkan oknum pegawai di instansi KPPN

    (www.sumbawanews.com). Contoh lain yaitu hasil kajian yang dilakukan

    oleh KPK terhadap 33 KPPN yang tersebar di Nangroe Aceh Darussalam

    (NAD), Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur sejak 1 Februari 2008

    sampai 16 Mei 2008 menghasilkan kesimpulan bahwa ditemukan potensi

    tindak pidana korupsi, akibat kelemahan sistem di Kantor Pelayanan dan

    Perbendaharaan Negara (KPPN). Kelemahan sistem di KPPN antara lain

    terdapat dalam aspek tatalaksana, kelembagaan dan manajemen sumber daya

    manusia (SDM), yang menyebabkan ancaman tindak pidana korupsi antara

    lain berupa penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan kerugian

    keuangan negara, pemerasan, pemberian suap, dan pemberian gratifikasi

    (www.suarakaryaonline.com).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Sementara itu, di Kabupaten Palopo terdapat indikasi adanya kasus

    korupsi pengadaan alat kesehatan yang ikut melibatkan instansi KPPN karena

    dinilai KPPN terlalu berani melakukan pencairan dana sebesar 100% ke

    rekening rekanan sebelum dikeluarkannya Bank Garansi

    (www.ujungpandangekspres.com). Adanya berbagai masalah tersebut

    mengindikasikan bahwa dengan dilaksanakan sistem kompensasi bagi para

    pegawai di instansi Kementerian Keuangan khususnya KPPN belum

    sepenuhnya efektif untuk meminimalisasi kemungkinan tindakan

    penyimpangan dan memotivasi pegawai untuk semakin meningkatkan

    kinerja.

    Salah satu variabel yang secara konsisten ditemukan berhubungan

    dengan kinerja adalah motivasi kerja. Motivasi adalah suatu proses yang

    menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha

    untuk mencapai suatu tujuan (Robbins, 2003). Motivasi yang ada dalam diri

    karyawan ikut menentukan hasil kinerja karyawan tersebut. Oleh karena itu,

    perusahaan harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan bahkan

    meningkatkan motivasi yang ada dalam diri karyawannya(Soeharto, 2002).

    Hasil berbagai penelitian terdahulu membuktikan adanya hubungan

    antara kompensasi, motivasi kerja dan kinerja pegawai. Diantaranya adalah

    penelitian Muljani (2002) yang meneliti tentang pengaruh pemberian

    kompensasi sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.

    Hasilnya ditemukan bahwa jika program kompensasi dirasakan adil dan

    kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    karyawan yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi karyawan

    agar lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga produktivitas meningkat dan

    perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif. Pada

    akhirnya, perusahaan bukan hanya unggul dalam persaingan, namun juga

    mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan mampu

    meningkatkan profitabilitas dan mengembangkan usahanya.

    Soeharto (2002) meneliti hubungan antara gaya kepemimpinan,

    motivasi, dan kemampuan terhadap kinerja pegawai dengah mengambil

    responden pada instansi sekretariat daerah provinsi Jawa Tengah.

    Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa terdapat hubungan antara gaya

    kepemimpinan dengan kinerja pegawai. Faktor kemampuan pegawai juga

    terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Secara

    keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan, motivasi

    kerja dan kemampuan pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

    Juniastuti (2005) menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi

    efektivitas kinerja pegawai dengan mengambil sampel pada Badan

    Kepegawaian Daerah Kabupaten Kudus. Hasil analisa membuktikan bahwa

    seluruh hipotesis diterima. Variabel penempatan pegawai, motivasi

    berprestasi, dan gaya kepemimpinan terbukti secara signifikan berpengaruh

    terhadap kinerja pegawai.

    Kadji (2005) meneliti tentang hubungan antara motivasi kerja

    dengan kinerja pelayanan publik di Gorontalo. Berdasarkan hasil analisa

    didapatkan kesimpulan bahwa motivasi kerja (work motivation) aparat sektor

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    publik berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja

    pelayanan publik. Oleh karena itu, motivasi kerja merupakan faktor penentu

    kinerja pelayanan publik.

    Penelitian terkait motivasi kerja sebagai variabel moderasi dalam

    hubungan antara kompensasi dan kinerkja telah banyak dilakukan. Penelitian

    Gardner et al (2004) mendapatkan kesimpulan bahwa tingkat pembayaran

    memiliki pengaruh yang positif pada kinerja organisasi. Gardner et al (2004)

    juga menyimpulkan bahwa organizational based self esteem memoderasi

    hubungan antara tingkat pembayaran dan kinerja. Organizational based self

    esteem merupakan salah satu bentuk dari motivasi.

    Ipkoni (2006) meneliti tentang pengaruh kompensasi dan kondisi

    kerja terhadap kinerja karyawan dengan motivasi sebagai variabel moderasi.

    Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah bahwa motivasi

    memperkuat pengaruh kompensasi dan kondisi kerja terhadap kinerja

    karyawan sebuah organisasi.

    Kuvaas (2006) meneliti hubungan antara kepuasan pada penilaian

    kinerja dan hasil pekerjaan dengan menggunakan motivasi kerja sebagai

    variabel moderating. Hasil penelitian Kuvaas menunjukkan bahwa motivasi

    intrinsik menjadi moderator hubungan antara kepuasan penilaian kinerja dan

    pencapaian kerja. Kuvaas menggolongkan motivasi intrinsik sebagai quasi

    moderator. Quasi moderator adalah variabel yang dapat bertindak sebagai

    variabel independen maupun variabel moderator.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Shieh (2008) meneliti tentang desain kompensasi terhadap kinerja

    organisasional yang dimoderasi oleh motivasi mental. Dalam penelitian

    tersebut desain kompensasi dibagi menjadi empat dimensi, yaitu tingkat

    kompensasi pasar, laba perusahaan, nilai karyawan dan biaya hidup. Kinerja

    organisasional juga dibagi dalam empat dimensi, yaitu gaya kepemimpinan,

    budaya dan lingkungan organisasi, desain kerja, dan kebijakan manajemen

    sumber daya manusia. Motivasi mental terdiri dari tiga dimensi, yaitu

    asuransi dan kesejahteraan, status dan prestasi, penghargaan dan

    pengembangan personal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak

    semua motivasi mental memperkuat hubungan antara desain kompensasi dan

    kinerja organisasional, tetapi ada juga yang memperlemah hubungan

    keduanya.

    Penelitian yang dilakukan oleh Sung dan Choi (2009) menggunakan

    motivasi kerja sebagai variabel moderasi pada hubungan antara lima faktor

    utama personalitas dan kinerja kreatifitas. Secara keseluruhan data yang

    didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik secara

    signifikan memoderasi hubungan antara dua diantara lima faktor personalitas

    dengan kinerja kreatifitas.

    Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian terdahulu

    yang dilakukan oleh Wicaksono, Sriningsih, dan Nirmala (2005) yang

    meneliti tentang pengaruh desain kompensasi-insentif terhadap kinerja

    karyawan dengan menggunakan variabel motivasi sebagai variabel

    intervening. Perbedaan dengan penelitian terdahulu terdapat pada variabel

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    motivasi. Pada penelitian Wicaksono, Sriningsih dan Nirmala, hasilnya

    menunjukkan bahwa variabel motivasi tidak dapat digunakan sebagai variabel

    intervening. Sementara pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa

    variabel motivasi kerja adalah variabel moderasi dalam hubungan antara

    kompensasi dan kinerja. Gardner et al (2004) dan Ipkoni (2006) menemukan

    bahwa motivasi kerja berhasil menjadi pemoderasi. Berbeda dengan hal itu,

    Shieh (2008) menemukan bahwa tidak semua motivasi kerja bisa menjadi

    variabel moderasi dalam hubungan antara kompensasi dan kinerja.

    Berdasarkan atas hasil berbagai penelitian tersebut, maka penelitian mengenai

    pengaruh kompensasi terhadap kinerja dengan motivasi kerja sebagai variabel

    moderasi masih sangat relevan untuk diteliti.

    Perbedaan lain dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

    Wicaksono, Sriningsih, dan Nirmala (2005) yaitu terletak pada sampel

    penelitian. Jika Wicaksono, Sriningsih, dan Nirmala (2005) mengambil

    sampel penelitian pada sektor swasta, maka pada penelitian ini peneliti akan

    mengambil sampel pada instansi pemerintah khususnya yang berada di

    lingkungan Kementerian Keuangan yaitu Kantor Pelayanan Perbendaharaan

    Negara. Latar belakang dipilihnya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

    sebagai sampel penelitian adalah untuk mengetahui apakah dengan sistem

    kompensasi yang ada di instansi Kementerian Keuangan khususnya KPPN

    sudah cukup efektif untuk mengurangi tindakan penyimpangan serta

    memotivasi pegawai untuk semakin meningkatkan kinerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH KOMPENSASI

    TERHADAP KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI

    VARIABEL MODERATING: Studi pada Kantor Pelayanan

    Perbendaharaan Negara Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

    Yogyakarta.”

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

    maka perumusan masalah yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Apakah kompensasi mempengaruhi kinerja pegawai?

    2. Apakah motivasi mempengaruhi hubungan antara kompensasi dengan

    kinerja pegawai?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah:

    1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompensasi terhadap

    kinerja pegawai.

    2. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh motivasi terhadap

    hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijabarkan

    sebagai berikut:

    1. Bagi Praktisi

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para

    pembuat kebijakan dalam membuat kebijakan yang terkait terkait

    kompensasi, motivasi sehingga kinerja pegawai dapat lebih meningkat.

    2. Bagi Akademisi

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai

    kompensasi, motivasi dan kinerja, juga dapat memberikan kontribusi

    terhadap literatur penelitian akuntansi khususnya pada sektor publik.

    3. Bagi Pemerintah

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

    atas pelaksanaan dan penerapan pemberian kompensasi terhadap pegawai,

    khususnya pada instansi pemerintah.

    E. Sistematika Penulisan

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN

    HIPOTESIS

    Bab ini membahas tinjauan pustaka yang dilanjutkan dengan

    penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis dan kerangka

    pemikiran.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisi desain penelitian; populasi; sampel dan teknik

    sampling; variabel dan pengukuran variabel; instrumen

    penelitian; metode pengumpulan data; serta metode analisis

    data.

    BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan

    data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil dari

    analisis data.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data

    yang telah dilakukan, keterbatasan yang melekat pada

    penelitian, dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    A. Tinjauan Pustaka

    1) KOMPENSASI

    Pada saat ini sistem kompensasi telah menjadi perhatian pada setiap

    organisasi karena berkaitan erat dengan manajemen sumber daya manusia yang

    merupakan bagian penting dari organisasi. Kompensasi merupakan salah satu

    strategi perusahaan untuk menciptakan keselarasan kerja antara staf dengan

    pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

    perusahaan (Walker, 1992 dalam Sriningsih, 2005).

    Menurut Rivai (2005: 357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima

    karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan.

    Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manajemen

    sumber daya manusia yang berhubungan dengan semua jenis pemberian

    penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas

    keorganisasian.

    Sedangkan Hasibuan (2006: 118) mengartikan kompensasi sebagai

    semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

    yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada

    karyawan. Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen personalia yang

    sulit dan membingungkan. Tidak hanya karena pemberian kompensasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    merupakan salah satu tugas yang paling kompleks, tetapi juga merupakan salah

    satu aspek yang paling berarti baik bagi karyawan maupun organisasi.

    Bagi organisasi/perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena

    kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan

    meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa

    kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi

    kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan

    yang potensial keluar dari perusahaan.

    Kompensasi tidak hanya dirancang untuk mengikat dan menahan sumber

    daya manusia yang dibutuhkan perusahaan tetapi juga untuk memotivasi

    sumber daya manusia dalam perusahaan, mengikat profitabilitas, kekuatan

    perusahaan untuk bersaing dan bertahan dalam mencapai tujuannya. Bila

    perusahaan tidak memperhatikan kompensasi bagi karyawannya maka akan

    semakin besar kemungkinan bagi perusahaan untuk kehilangan sumber daya

    manusia yang berkualitas tinggi dan berperan dalam pencapaian tujuan

    perusahaan.

    Dessler (2008: 390) mengartikan kompensasi sebagai semua bentuk

    pembayaran atau reward kepada karyawan yang berasal dari hasil pekerjaan

    mereka. Tipe-tipe kompensasi yang diberikan yaitu:

    1. Kompensasi finansial, meliputi direct compensation dan indirect

    compensation

    a. Direct compensation meliputi kompensasi insentif dan kompensasi

    non-insentif. Kompensasi insentif merupakan imbalan atau upah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    yang diberikan untuk suatu penyelesaian tugas dengan baik.

    Besarnya kompensasi insentif bergantung pada kinerja yang telah

    dicapai karyawan. Kompensasi non-insentif merupakan kompensasi

    moneter pada suatu tingkat yang disepakati untuk periode waktu

    tertentu dan biasanya dibayarkan pada akhir tiap periode.

    Kompensasi non-insentif dapat berupa gaji atau upah. Besarnya

    kompensasi non-insentif tidak bergantung pada kinerja karyawan.

    b. Indirect compensation yang meliputi berbagai tunjangan (benefit)

    antara lain yaitu:

    · Pembayaran untuk waktu tidak bekerja (payment for time not

    worked) merupakan pembayaran yang tetap diberikan kepada

    karyawan selama periode istirahat, cuti, dan hari libur.

    · Perlindungan terhadap bahaya (hazard protection) meliputi

    asuransi jiwa, asuransi kesehatan, pelayanan pengobatan, dan

    layanan simpan pinjam.

    · Pelayanan karyawan (employee services) yang bersifat fasilitatif

    meliputi program rekreasi, perumahan, makanan, biaya

    pendidikan, pelayanan hukum yang dibayar oleh perusahaan, dan

    program-program bantuan karyawan lainnya.

    2. Kompensasi non-finansial diberikan dalam bentuk selain uang, misalnya

    berupa tugas-tugas yang menarik, tugas yang memiliki tantangan,

    tanggung jawab tugas, peluang, penghargaan, pengakuan, pencapaian

    tujuan serta lingkungan kerja yang menarik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Kepuasan atas kompensasi yang diterima tenaga kerja dipengaruhi oleh

    beberapa faktor antara lain:

    1. Jumlah yang diterima dan jumlah yang diharapkan.

    Sebagian besar teori mengenai kepuasan menekankan bahwa

    kepuasan tenaga kerja ditentukan oleh perbandingan yang dibuatnya

    antara apa yang diterimanya dan berapa yang seharusnya (menurut

    keinginan) diterima oleh tenaga kerja yang bersangkutan.

    2. Perbandingan dengan apa yang diterima oleh tenaga kerja lain.

    Perasaan tidak puas seorang tenaga kerja banyak dipengaruhi

    oleh perbandingan dengan apa yang diterima tenaga kerja lain yang

    posisinya sama dengannya. Apabila perbandingan menyeluruh antara

    keadaan mereka dengan keadaan tenaga kerja lain yang sama seperti

    mereka menunjukan hasil yang baik, tenaga kerja yang bersangkutan

    akan merasa puas.

    3. Pandangan yang keliru atas kompensasi yang diterima tenaga kerja lain.

    Seringkali tenaga kerja salah tanggap mengenai kompensasi yang

    mereka terima. Hal ini disebabkan antara lain karena pada kebanyakan

    perusahaan, kompensasi orang seorang, hasil pengamatan pengupahan,

    imbalan, dan hasil pengukuran kinerja disimpan sebagai bahan rahasia.

    Selain hal tersebut pandangan keliru terjadi apabila tenaga kerja

    melibatkan perasaannya dan apabila membandingkannya dengan

    kompensasi yang diterima oleh tenaga kerja lain.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    4. Besarnya kompensasi intrinsik dan ekstrinsik yang diterimanya

    untuk pekerjaan yang diberikan kepadanya.

    Neckermann (2009) menyatakan bahwa pemberian insentif yang tepat

    merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi

    bagi karyawan untuk mencapai kinerja yang diinginkan perusahaan.

    Pada umumnya jenis-jenis kompensasi yang diberikan kepada pegawai

    selain upah/gaji tetap antara lain :

    1. Insentif

    Yang dimaksud dengan insentif adalah memberikan upah/gaji

    berdasarkan perbedaan prestasi kerja sehingga bisa jadi dua orang yang

    memiliki jabatan sama akan menerima upah yang berbeda, karena

    prestasinya berbeda, meskipun gaji pokok/dasarnya sama. Perbedaan

    tersebut merupakan tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan

    prestasi yang membedakan satu pegawai dengan yang lain.

    a. Sifat dasar Insentif

    Beberapa sifat dasar dalam sistem pengupahan insentif adalah:

    · Sistem pembayaran agar diupayakan cukup sederhana, sehingga

    mudah dimengerti dan dihitung sendiri oleh karyawan yang

    bersangkutan.

    · Upah insentif yang diterima benar-benar dapat menaikkan motivasi

    kerja mereka, sehingga output dan efisensi kerjanya juga

    meningkat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    · Pelaksanaan pengupahan insentif hendaknya cukup cepat, sehingga

    karyawan yang berprestasi lebih cepat pula merasakan nikmatnya

    berprestasi.

    · Penentuan standar kerja atau standar produksi hendaknya secermat

    mungkin dalam arti tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjangkau

    oleh umumnya karyawan, atau tidak terlalu rendah, sehingga tidak

    terlalu mudah dicapai karyawan.

    · Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya

    cukup merangsang pekerja atau karyawan untuk bekerja giat.

    b. Kesulitan Sistem Pengupahan Insentif

    Terdapat delapan kesulitan dalam sistem pengupahan insentif yaitu:

    · Alat ukur dari berbagai prestasi karyawan belum tentu dapat

    berhasil dibuat secara tepat sebagaimana diharapkan, yakni wajar

    dan dapat diterima.

    · Alat ukur dan tujuan perusahaan harus terikat erat.

    · Data tentang prestasi kerja karyawan harus cepat dan teratur

    terkumpul setiap saat.

    · Standar yang ditetapkan haruslah mempunyai kadar/tingkat

    kesulitan yang sama untuk setiap kelompok kerja.

    · Gaji/ upah total dari upah pokok plus bonus yang diterima haruslah

    konsisten diantara berbagai kelompok pekerja yang menerima

    insentif dan antara kelompok yang menerima insentif dengan

    yang tidak menerima insentif.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    · Standar prestasi haruslah disesuaikan secara periodik dengan

    adanya perubahan dalam prosedur kerja.

    · Kemungkinan tantangan dari pihak pegawai harus sudah

    diperhitungkan secara matang.

    · Berbagai reaksi pegawai terhadap sistem pengupahan insentif yang

    diterapkan juga harus diantisipasi kemungkinannya.

    Dengan demikian perusahaan harus cukup cermat dan hati-

    hati sekali dalam menentukan sitem pengupahan insentif.

    2. Kompensasi pelengkap (Fringe Benefit).

    Kompensasi pelengkap merupakan salah satu bentuk pemberian

    kompensasi berupa penyediaan paket benefit dan program-program

    pelayanan karyawan, dengan maksud pokok untuk mempertahankan

    keberadaan karyawan sebagai anggota organisasi dalam jangka panjang.

    Jika upah dan gaji merupakan kompensasi langsung berkaitan dengan

    prestasi kerja, maka kompensasi pelengkap merupakan kompensasi tidak

    langsung berkaitan dengan prestasi kerja.

    Dengan perkataan lain kompensasi pelengkap adalah upaya

    penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan tidak

    secara langsung berkaitan dengan prestasi kerja. Saat ini kompensasi

    pelengkap berkembang pesat terutama karena :

    · Perubahan sikap pegawai.

    · Persaingan yang memaksa perusahaan untuk menyediakan benefit

    yang menarik dan menjaga pegawainya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    · Persyaratan- persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

    · Tuntutan kenaikan biaya hidup.

    Jenis-jenis kompensasi pelengkap meliputi :

    a. Tunjangan antara lain berbentuk pensiun, pesangon, tunjangan

    kesehatan, serta asuransi kecelakaan kerja.

    b. Pelayanan yang meliputi majalah, sarana olah raga, perayaan hari

    raya, serta program sosial lainnya.

    Dengan kata lain, jenis tunjangan dan pelayanan dapat

    dikelompokkan sebagai berikut :

    a. Jaminan rasa aman karyawan (Employee Security).

    b. Gaji dan upah yang dibayar pada saat karyawan tidak bekerja (Pay

    for time not worked).

    c. Bonus dan penghargaan ( Bonuses and Rewards ).

    d. Program Pelayanan ( Services Program ).

    Beberapa keuntungan atau manfaat yang didapat organisasi

    dengan pemberian kompensasi pelengkap kepada karyawannya

    diantaranya adalah:

    a. Peningkatan semangat kerja dan kesetiaan.

    b. Penurunan turnover karyawan dan absensi.

    c. Pengurangan kelelahan.

    d. Pengurangan pengaruh serikat buruh/ pekerja.

    e. Hubungan masyarakat yang lebih baik.

    f. Pemuasan kebutuhan- kebutuhan karyawan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    g. Meminimalkan biaya kerja lembur.

    h. Mengurangi kemungkinan intervensi pemerintah.

    3. Keamanan serta kesehatan karyawan

    Pembinaan kesehatan karyawan atau anggota organisasi merupakan

    suatu bentuk kompensasi nonfinansial yang sangat penting dalam

    organisasi. Keadaan aman dan sehat seorang karyawan/anggota

    organisasi tercermin dalam sikap individual dan aktivitas organisasi

    karyawan yang bersangkutan.

    Semakin baik kondisi keamanan dan kesehatan, semakin positif

    sumbangan mereka bagi organisasi/perusahaan. Pada umumnya,

    perusahaan memperhatikan masalah keamanan dan kesehatan karyawan

    justru untuk memungkinkan terciptanya kondisi kerja yang lebih baik.

    Hal ini penting sekali terutama bagi bagian-bagian organisasi yang

    memiliki resiko kecelakaan tinggi.

    Sistem yang biasa digunakan di dalam menentukan besarnya kompensasi

    yang akan diterima oleh pegawai pun tidak selalu sama antara satu organisasi

    dengan yang lain. Terdapat banyak metode yang bisa digunakan sebagai dasar

    perhitungan kompensasi. Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan di

    dalam menentukan besarnya kompensasi yang diberikan kepada pegawai

    antara lain:

    a. Sistem Prestasi

    Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah

    sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan

    yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada

    sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu.

    Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.

    Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif

    menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi

    karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh

    kompensasi sistem hasil yaitu: per potong, per meter, per kilo, per liter

    dan sebagainya.

    b. Sistem Waktu

    Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti

    jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya

    karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya

    cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan

    berdasarkan prestasi.

    Kelemahan dari sistem waktu adalah :

    · Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang

    produktifitasnya tinggi (diatas rata-rata).

    · Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.

    · Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh-

    sungguh bekerja.

    · Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah:

    · Dapat mencegah hal-hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih,

    diskriminasi, maupun kompetisi yang kurang sehat.

    · Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik.

    · Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.

    c. Sistem kontrak/ borongan

    Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak/borongan

    didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan

    yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang

    sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan

    ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak

    sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya

    penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis

    pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap

    dan/atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan

    tetap.

    Tujuan diberlakukannya manajemen kompensasi yang efektif menurut

    Rivai (2005:359) adalah :

    1. Memperoleh SDM yang Berkualitas

    Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk

    memberikan daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus

    responsif terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja karena para

    pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    2. Mempertahankan Karyawan Yang Ada

    Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak

    kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang

    semakin tinggi.

    3. Menjamin Keadilan

    Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan

    eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa

    pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga

    pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan

    eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat

    dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.

    4. Penghargaan terhadap Perilaku yang Diinginkan

    Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan

    bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,

    rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman,

    tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.

    5. Mengendalikan Biaya

    Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan

    memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang

    beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja

    dibayar dibawah atau diatas standar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    6. Mengikuti Aturan Hukum

    Sistem gaji dan upah yang sehat selalu mempertimbangkan faktor-

    faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan

    kebutuhan karyawan.

    7. Memfasilitasi Pengertian

    Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah

    dipahami oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.

    8. Meningkatkan Efisiensi Administrasi

    Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk

    dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM optimal,

    meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder

    dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

    2) MOTIVASI KERJA

    Motivasi adalah suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah,

    dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan (Robbins,

    2003). Sedangkan Rivai (2005; 455) mengartikan motivasi sebagai serangkaian

    sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang

    spesifik sesuai dengan tujuan inividu. Motivasi merupakan daya pendorong

    yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk

    mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan tenaga dan

    waktunya untuk mengerjakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    jawabnya dan melaksanakan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan dan

    berbagai sasaran organisasi.

    Motivasi berfokus pada apa yang menggerakkan organisasi untuk

    berperilaku pada cara tertentu (Siegel dan Ramanauskas-Marconi, 1989).

    Motivasi merupakan kecenderungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan

    yang mengarah sasaran. Jika perilaku seseorang mengarah pada suatu obyek

    atau sasarannya dengan motivasi yang tinggi maka akan diperoleh pencapaian

    target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat

    dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

    Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras

    sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal tesebut akan meningkatkan

    produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan

    perusahaan (Rivai, 2005:456). Motivasi yang rendah dapat membuat individu

    yang berkualitas menjadi tidak produktif sama sekali dan sebaliknya, motivasi

    yang tinggi dapat membuat individu yang biasa akan mempunyai prestasi yang

    menakjubkan. Karyawan yang memiliki motivasi lebih baik (tinggi) akan

    memperbaiki kesalahan atau merasa khawatir jika kinerja mereka berada di

    bawah tingkat pengharapannya (rendah). Mereka secara sukarela akan

    mencoba memperbaiki kinerja mereka untuk mengurangi kesalahan dan rasa

    khawatir tersebut. Sebaliknya, karyawan yang memiliki motivasi kurang baik

    (rendah) tidak memiliki keinginan memperbaiki kesalahannya sehingga kinerja

    yang mereka peroleh tetap rendah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    Ada beberapa teori yang telah diungkapkan mengenai motivasi. Teori

    motivasi muncul karena kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan kinerja

    karyawannya. Beberapa teori motivasi yang dikenal saat ini antara lain (Rivai,

    2005: 458):

    a. Teori Hierarki Kebutuhan

    Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow (1943) dalam Rivai

    (2005:458). Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science

    Theory Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan

    kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis

    berupa material dan nonmaterial. Hierarki lima kebutuhan yang ada di

    dalam diri semua manusia menurut Maslow adalah:

    · fisiologis mencakup rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan

    perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lainnya.

    · keamanan mencakup keselamatan dan perlindungan terhadap

    kerugian fisik dan emosional.

    · sosial mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik, dan

    persahabatan.

    · penghargaan mencakup faktor rasa hormat internal (harga diri,

    otonomi, dan prestasi) dan faktor hormat eksternal (status,

    pengakuan dan perhatian).

    · perwujudan diri (aktualisasi diri) mencakup dorongan untuk

    pertumbuhan dan pemenuhan diri.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha untuk

    memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum

    mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi

    (perwujudan diri). Dalam teori ini kebutuhan yang telah dipenuhi secara

    substansial akan mereda daya motivasinya (Robbins, 2003:214).

    b. Teori ERG

    Teori ERG dikemukakan oleh Clayton Alderfer (1972) dalam Rivai

    (2005:462). Ada tiga kelompok kebutuhan inti menurut Alderfer sebagai

    berikut:

    · Eksistensi (existence) yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-

    faktor materiil dasar seperti makanan, air, udara, gaji, dan kondisi

    kerja. Kebutuhan eksistensi sama dengan kebutuhan fisiologis dan

    keamanan pada hierarki kebutuhan Maslow.

    · Hubungan (relatedness) yaitu hasrat yang dimiliki untuk

    memelihara hubungan antar pribadi dan hubungan sosial yang

    bermanfaat. Kebutuhan terhadap hubungan sama dengan kebutuhan

    sosial Maslow.

    · Pertumbuhan (growth) yaitu hasrat intrinsik untuk perkembangan

    pribadi, mencakup komponen intrinsik kategori penghargaan

    Maslow dan karakteristik-karakteristik pada aktualisasi diri.

    Teori ERG berbeda dengan teori hierarki kebutuhan Maslow

    karena teori ini tidak menggunakan suatu hierarki yang kaku seperti yang

    diandalkan oleh Maslow. Alderfer mengasumsikan bahwa bila suatu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    tingkat kebutuhan yang lebih tinggi terhambat untuk dipenuhi maka

    hasrat individu untuk memenuhi kebutuhan tingkat rendah meningkat

    kembali.

    c. Teori Dua Faktor

    Frederick Herzberg (1959) dalam Rivai (2005: 463) berargumen

    bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaannya merupakan suatu

    hubungan dasar dan bahwa sikapnya terhadap kerja akan sangat

    menentukan kesuksesan atau kegagalan individu tersebut. Herzberg

    mengelompokkan faktor-faktor yang membuat orang-orang merasa puas

    dan tidak puas. Faktor-faktor intrinsik seperti prestasi, pengakuan,

    pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan

    cenderung dikaitkan dengan kepuasan kerja. Ketidakpuasan cenderung

    diakitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik seperti kebijakan perusahaan,

    pengawasan, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Motivasi orang

    pada pekerjaannya dapat ditingkatkan dengan menekankan pada faktor-

    faktor intrinsik.

    d. McClelland’s Theory of Needs

    Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan

    energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena

    didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan

    keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan David

    McClelland berpendapat bahwa jika kebutuhan seseorang sangat kuat

    maka motivasi orang tersebut bertambah untuk menggunakan perilaku

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    yang mengarah ke pemuasan kebutuhannya. Teori ini berfokus pada tiga

    kebutuhan sebagai berikut :

    · Kebutuhan akan prestasi (need for achievement) yaitu dorongan

    untuk mengungguli dan melakukan sesuatu dengan lebih baik atau

    lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya.

    · Kebutuhan akan kekuasaan (need for power) yaitu hasrat untuk

    mempunyai dampak, berpengaruh, dan mengendalikan orang lain.

    Individu-individu dengan need for power yang tinggi lebih

    menyukai ditempatkan dalam situasi kompetitif dan berorientasi

    status, cenderung lebih peduli pada gengsi (prestise) dan

    memperoleh pengaruh terhadap orang lain daripada kinerja yang

    efektif.

    · Kebutuhan berafiliasi yaitu hasrat untuk disukai dan diterima baik

    oleh orang lain. Individu dengan motif afiliasi yang tinggi berjuang

    keras untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif, dan

    sangat menginginkan hubungan yang melibatkan tingkat saling

    pengertian yang tinggi.

    e. Teori Penguatan

    Dalam teori penguatan terdapat arguman bahwa perilaku

    dikondisikan oleh adanya penguatan (faktor eksternal). Para ahli teori ini

    memandang perilaku disebabkan oleh lingkungan. Teori penguatan

    mengabaikan keadaan internal dari individu dan hanya memfokuskan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    pada apa yang terjadi pada seseorang bila ia mengambil suatu tindakan

    (Robbins, 2003).

    f. Teori Keadilan (Equity Theory)

    Stacy Adams (1965) berpendapat bahwa inti dari teori keadilan

    adalah setiap karyawan akan membandingkan usaha (input) dan imbalan

    (output) mereka satu sama lain. Keadilan dikatakan ada jika karyawan

    menganggap bahwa rasio antara input dan output mereka sepadan dengan

    rasio karyawan lainnya.

    g. Teori Penetapan Tujuan

    Edwin Locke berpendapat bahwa maksud-maksud untuk bekerja ke

    arah suatu tujuan merupakan suatu sumber utama motivasi kerja. Tujuan

    adalah obyek suatu tindakan. Tujuan yang spesifik akan menghasilkan

    kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan umum yang mudah dicapai

    (Robbins, 2003).

    h. Teori Harapan (Expectancy Theory)

    Teori harapan dikembangkan oleh Victor Vroom (1964) dalam

    Rivai (2005: 466), dan mengasumsikan bahwa tingkat motivasi untuk

    mengerjakan suatu tugas tergantung pada keyakinan seseorang tentang

    struktur reward (imbalan) untuk tugas tersebut. Teori harapan berfokus

    pada tiga hubungan sebagai berikut:

    · Hubungan usaha-kinerja (Effort-performance relationship), yaitu

    probabilitas yang dipersepsikan oleh individu bahwa sejumlah

    usaha tertentu yang dikeluarkan akan mendorong kinerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    · Hubungan kinerja-imbalan (Performance-reward relationship),

    yaitu tingkat keyakinan individu bahwa kinerja pada suatu tingkat

    tertentu akan mendorong tercapainya suatu keluaran (outcome)

    yang diinginkan.

    · Hubungan imbalan-tujuan pribadi (Reward-personal goals

    relationship), yaitu tingkat keyakinan bahwa imbalan-imbalan

    organisasional akan memenuhi tujuan atau kebutuhan pribadi

    seorang individu dan potensi daya tarik imbalan tersebut untuk

    individu itu.

    Kunci untuk teori harapan adalah pemahaman tujuan-tujuan

    seorang individu dan keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara kinerja

    dan imbalan, dan antara imbalan dan terpenuhinya tujuan individual. Saat

    ini salah satu teori yang dapat diterima secara luas tentang motivasi

    adalah Expectancy Theory yang dikemukakan oleh Victor Vroom.

    Meskipun terdapat banyak kritikan terhadap teori tersebut, tetapi juga

    terdapat banyak pihak yang mendukung teori tersebut (Rivai, 2005: 466).

    3) KINERJA

    Kinerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi organisasi saat

    dikaitkan dengan aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

    Sriningsih (2005) mendefinisikan kinerja sebagai suatu tindakan seseorang

    untuk memenuhi harapan yang berhubungan dengan fungsinya atau gambaran

    reaksi dari pekerjaannya. Maryoto (2000) dalam Narmodo dan Wajdi (2008),

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu

    dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target atau sasaran

    atau kriteria yang telah disepakati bersama. Gibson (1996) dalam Narmodo dan

    Wajdi (2008), menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku.

    Kinerja individu menjadi dasar untuk pengukuran kinerja perusahaan.

    Penilaian kinerja merupakan dasar yang digunakan dalam penentuan

    kompensasi. Penilaian kinerja ini (performance appraisal) pada dasarnya

    merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif

    dan efisien. Pegawai menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan

    prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan

    balikan kepada mereka jika kinerja tidak sesuai standar maka penilai

    memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk

    menyusun rencana peningkatan kinerja.

    Menurut Handoko (2001: 135) penilaian prestasi kerja (performance

    appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau

    menilai prestasi kerja karyawan. Handoko merinci manfaat penilaian prestasi

    kerja sebagai berikut :

    1. Perbaikan prestasi kerja.

    Umpan balik yang diberikan membuat karyawan memperbaiki pekerjaan

    yang mereka lakukan sehingga prestasi kerja meningkat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.

    Hasil penilaian prestasi kerja dapat membantu para pengambil keputusan

    untuk menentukan kenaikan gaji, pemberian bonus dan kompensasi

    dalam bentuk yang lain.

    3. Keputusan-keputusan penempatan.

    4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

    Karyawan yang memiliki prestasi yang buruk mungkin menunjukkan

    kebutuhan latihan. Sedangkan karyawan yang berprestasi baik mungkin

    menunjukkan potensi yang perlu dikembangkan.

    5. Perencanaan dan pengembangan karier.

    Umpan balik prestasi dapat mengarahkan keputusan karier yang akan

    dijalankan nantinya.

    6. Penyimpangan proses staffing.

    Prestasi kerja yang baik atau jelek dapat mencerminkan kekuatan dan

    kelemahan prosedur staffing departemen personalia.

    7. Ketidak-akuratan informasi.

    Prestasi yang jelek mungin mencerminkan kesalahan sistem informasi

    manajemen personalia.

    8. Kesalahan desain pekerjaan.

    9. Kesempatan kerja yang adil.

    Penilaian kinerja secara akurat dapat menjamin keputusan penempatan

    internal diambil tanpa diskriminasi.

    10. Tantangan eksternal.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Setelah organisasi melakukan evaluasi kerja barulah dapat melaksanakan

    penilaian prestasi kerja. Evaluasi kerja menurut Handoko (2001: 120) adalah

    berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai relatif pekerjaan-

    pekerjan. Handoko (2001: 149) menggolongkan metode evaluasi pekerjaan

    menjadi:

    1. Metode non kuantitatif. Metode ini mencakup metode-metode yang lebih

    sederhana dimana tidak menggunakan faktor-faktor pekerjaan secara

    rinci. Metode ini terdiri dari:

    a. Job Ranking merupakan metoda evaluasi pekerjaan yang paling

    sederhana tetapi paling kecil ketepatannya. Kelemahan metode ini

    adalah sangat mungkin elemen penting berbagai pekerjaan

    terabaikan sedangkan item tidak penting justru mendapat bobot

    besar.

    b. Job Grading. Pada metode ini perusahaan menyusun deskripsi-

    deskripsi standar yang akan digunakan untuk menilai pekerjaan-

    pekerjaan yang ada.

    2. Metode kuantitatif. Dengan metode ini faktor-faktor pekerjaan dipilih

    dan diukur serta program analisis pekerjaan perusahaan harus

    menghasilkan spesifikasi pekerjaan yang menguraikan persyaratan-

    persyaratan untuk setiap faktor tersebut. Metode ini terdiri dari:

    a. Metode perbandingan faktor merupakan suatu aplikasi sistem

    penilaian prestasi orang ke orang pada evaluasi pekerjaan.

    b. Metode sistem poin.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    Pada organisasi sektor publik saat ini khususnya di lingkungan

    Kementerian Keuangan, Evaluasi dan Penilaian kinerja diatur dalam Peraturan

    Menteri Keuangan no 190/PMK.01/2008. Pada pasal 11 dijelaskan bahwa

    evaluasi pekerjaan dilakukan atas dasar penilaian tiga komponen meliputi:

    1. Pelaksanaan pekerjaan

    Penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan

    indikator pencapaian atau realisasi atas rencana kinerja yang telah

    ditetapkan oleh atasan pada awal periode evaluasi. Dari perbandingan

    atas rencana kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya dengan hasil

    pelaksanaan pekerjaan yang dicapai, maka dapat dilihat apakah efektif

    atau tidak kinerja pegawai organisasi tersebut.

    2. Disiplin kehadiran

    Terdiri dari dua indikator kedisiplinan yaitu ketidakhadiran baik

    dengan maupun tanpa keterangan yang sah, dan kepatuhan selama jam

    kerja yang dinilai dari keberadaan di tempat tugas.

    3. Sikap dan perilaku terhadap pekerjaan

    Penilaian terhadap komponen sikap dan perilaku terhadap

    pekerjaan dinilai dengan menggunakan empat indikator sikap dan

    perilaku terhadap pekerjaan, yang meliputi tanggung jawab terhadap

    pekerjaan, kerjasama dalam melaksanakan tugas, prakarsa atau inisiatif

    dalam bekerja, dan integritas.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

    1. Hubungan Kompensasi dan Kinerja

    Dengan dijalankannya sistem pemberian kompensasi yang adil dan

    baik, maka diharapkan akan dapat mendorong karyawan organisasi untuk

    meningkatkan kinerjanya. Apabila sistem evaluasi kinerja pada suatu

    organisasi dapat menggambarkan usaha dan pekerjaan yang dilakukan oleh

    karyawannya dengan baik, maka akan terlihat perbedaan hasil kerja antara

    karyawan satu dengan yang lain. Dengan demikian karyawan akan berusaha

    untuk meningkatkan kinerjanya karena semakin bagus kinerjanya maka

    karyawan tersebut akan memperoleh imbalan kompensasi yang lebih baik

    dibandingkan dengan karyawan lain.

    Lazear (1996) meneliti dampak dari perubahan sistem kompensasi

    pada perusahaan Autoglass. Sistem pemberian kompensasi dirubah dari

    sistem pembayaran berdasarkan jam kerja menjadi sistem pembayaran

    kompensasi berdasarkan satuan unit yang dihasilkan. Perubahan sistem

    tersebut diharapkan dapat menarik semangat dan usaha karyawan agar

    bekerja dengan lebih giat sehingga produktivitas meningkat. Hasilnya

    adalah produktivitas dan kinerja karyawan meningkat drastis hingga 20

    sampai 60 persen dari tingkat produktivitas sebelumnya.

    Gachter dan Falk (2000) meneliti tentang empat solusi yang

    digunakan untuk mengatasi inefisiensi dalam perusahaan yang muncul

    akibat dari kontrak yang tidak lengkap. Empat solusi tersebut yaitu timbal

    balik, repeated game effects, pengakuan sosial, serta kontrak insentif.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Hasilnya adalah untuk game effect dan pengakuan sosial kepada karyawan

    tidak mengatasi inefisiensi yang ada. Sedangkan dengan adanya timbal balik

    dan kontrak kompensasi kepada karyawan dapat mengurangi inefisiensi

    yang terjadi, dengan kata lain karyawan menjadi lebih produktif.

    Lee et al (2005) meneliti tentang pengaruh perubahan kompensasi

    terhadap kinerja karyawan, recruitment karyawan dan keinginan untuk

    mengundurkan diri dari pekerjaan. Hasilnya ditemukan bahwa karyawan

    yang memiliki kinerja yang tinggi dipengaruhi oleh adanya kompensasi.

    Hasil lainnya ditemukan bahwa semakin karyawan merasa dirugikan akibat

    kompensasi yang tidak adil, semakin besar keinginan karyawan tersebut

    untuk mengundurkan diri dari pekerjaan.

    Siagian (2005) dalam thesisnya yang mengambil sampel di sebuah

    Kantor Pelayanan Pajak (KPP) menyimpulkan bahwa kompensasi yang

    diberikan mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan kinerja

    pegawai. Hal ini berarti semakin besar kompensasi yang diterima, maka

    semakin tinggi pula kinerja pegawai.

    Penelitian yang dilakukan oleh Guo, Hou dan Yang (2006) bertujuan

    untuk menyelidiki kinerja relatif perusahaan dengan skema kompensasi

    berbasis ekuitas dengan menggunakan pendekatan regresi panel di Taiwan.

    Penelitian ini menemukan bahwa di Taiwan menunjukkan terdapat asosiasi

    positif antara jumlah bonus saham dan kinerja operasi perusahaan. Hal ini

    juga menegaskan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang tinggi cenderung

    mengadopsi saham bonus.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Damayanthi dan Wahyuddin

    (2006), menyatakan bahwa variabel kompensasi, pendidikan dan senioritas

    berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Penelitian ini

    juga menyimpulkan bahwa variabel kompensasi mempunyai pengaruh yang

    paling dominan dibanding variabel lainnya, disusul variabel pendidikan dan

    senioritas.

    Walker et al (2008), dalam penelitiannya yang menggunakan sampel

    perusahaan Fortune, mengemukakan hipotesis bahwa dewan direksi

    memasukkan penilaian seseorang dalam rangka mengevaluasi kinerja CEO.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima dan

    penilaian seseorang sangat penting dalam mengevaluasi dan memberikan

    imbalan atas kinerja CEO.

    Farmer (2008) meneliti hubungan antara kompensasi yang diterima

    oleh CEO perusahaan di Amerika Serikat dan Inggris dengan kinerja

    perusahaan. Hasilnya adalah kompensasi secara positif dan signifikan

    berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

    Hasil penelitian Kwak dan Lee (2009) menemukan bukti bahwa

    kompensasi pelengkap memiliki hubungan signifikan baik positif maupun

    negatif dengan kinerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah:

    H1 : Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja

    2. Hubungan antara Kompensasi dan Kinerja yang Dimoderasi oleh

    Motivasi Kerja

    Kinerja karyawan maupun organisasi secara keseluruhan dipengaruhi

    oleh berbagai faktor. Disamping adanya sistem kompensasi yang diterapkan

    pada organisasi, diduga masih ada faktor lain yang ikut mempengaruhi

    kinerja pegawai. Salah satunya adalah faktor motivasi kerja yang terdapat

    dalam diri pegawai.

    Penelitian mengenai hubungan antara motivasi dengan kinerja telah

    dilakukan oleh beberpa peneliti antara lain adalah penelitian yang dilakukan

    oleh Gerhart dan Milkovich (1992) dalam Gardner et al (2004), yang

    menyatakan bahwa salah satu faktor yang determinan mempengaruhi sikap,

    motivasi, dan perilaku karyawan adalah motivasi. Hasil penelitian Gerhart

    dan Milkovich (1992) tersebut menemukan bukti yang kuat bahwa insentif

    individual, merit pay, gainsharing, dan bonus, dapat berkontribusi atas

    peningkatan kinerja karyawan pada lingkungan perusahaan yang sehat.

    Herpen dan Praag (2003) meneliti tentang hubungan sistem

    pengukuran kinerja dan sistem pemberian kompensasi terhadap kinerja.

    Hasilnya adalah persepsi terhadap sistem kompensasi mempengaruhi

    motivasi agen di dalam bekerja. Sistem kompensasi yang adil dan dapat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    diterima oleh karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Oleh

    karena itu sistem kompensasi penting untuk diperhatikan guna

    meningkatkan motivasi dan kinerja individual karyawan.

    Chien dan Uen (2003) meneliti tentang pengaruh struktur kompensasi

    terhadap kinerja individual karyawan dengan dipengaruhi oleh employee’s

    perceived equity sebagai variabel moderasi. Chien dan Uen mengambil

    sampel staf bagian Penelitian dan Pengembangan pada organisasi teknologi

    tinggi di Taiwan. Hasilnya ditemukan bahwa struktur kompensasi secara

    positif berpengaruh terhadap employee’s perceived equity; dan employee’s

    perceived equity berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Selain itu kinerja

    individual juga dipengaruhi oleh struktur kompensasi dengan dimoderasi

    oleh employee’s perceived equity.

    Pujana (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja

    terhadap kinerja karyawan dengan motivasi karyawan sebagai variabel

    pemoderasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa motivasi memp