PENGARUH KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN...
Transcript of PENGARUH KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN...
PENGARUH KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN LEVERAGE
TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kemal Rizky Habibie
NIM: 1110082000108
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN LEVERAGE
TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kemal Rizky Habibie
NIM: 1110082000108
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Kemal Rizky Habibie
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juli 1992
3. Alamat : Komplek Villa Japos Blok J1/2 Ciledug,
Tangerang
4. Telepon : 081262260010
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDI Darunnajah Jakarta Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 19 Jakarta Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 47 Jakarta Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2017
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Adwin Zamzar
2. Ibu : Sutriana
3. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
viii
THE INFLUENCE OF INDEPENDENT COMMISSIONER, AUDIT
COMMITTEE, PUBLIC ACCOUNTANT QUALITY AND LEVERAGE ON THE
INTEGRITY OF FINANCIAL STATEMENTS
By: Kemal Rizky Habibie
ABSTRACT
This study examined the influence of independent commissioner, audit
committee, public accoutant quality and leverage on the integrity of financial
statements. Sample of this research was retail trade industry which is listed in
Indonesian Stock Exchanges during 2012-2015. This research used purposive
sampling method, the number of retail trade that were became 18 companies with 4
years observation. Hypothesis in these research were tested by multiple regression
model.
The result of this research showed independent commissioner and audit
committee influenced integration of financial information. In the other hand that
public accoutant quality and didn’t influence the integrity of financial statements.
Keywords: independent commissioner, audit committee, public accoutant quality,
leverage, iintegrity of financial statements.
ix
PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS
KAP DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
Oleh: Kemal Rizky Habibie
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komisaris independen, komite
audit, kualitas KAP dan leverage terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini
menggunakan sampel sektor industri retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama 2012-2015. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, jumlah perusahaan yang dijadikan sampel perusahaan ini
adalah 18 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun. Pengolahan data yang
digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan kualitas KAP dan leverage tidak
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Kata kunci: komisaris independen, komite audit, kualitas KAP, leverage, integritas
laporan keuangan
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit dan Leverage
Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Shalawat serta salam senantiasa
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan
yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1 . Kedua orang tuaku tercinta Ibu, Bapak dan adik atas kesabarannya dalam
menyemangati dan mendoakan penulis selama studi hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
2 . Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,
M.Si, CA, QIA., BKP selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr.
Ade Sofyan Mulazid selaku Wakil dekan Bidang Administrasi Umum,
dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddi, MA selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.
3 . Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis untuk
merampungkan skripsi.
4 . Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi serta selaku Pembimbing Skripsi I, yang telah bersedia
xi
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan
serta dorongan dan motivasi kepada penulis dengan sabar, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5 . Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa
perkuliahan.
6 . Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan
lain-lain.
7 . Keluarga besar Akuntansi C 2010, terimakasih atas kenangan, doa dan
semangatnya selama ini.
8 . Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2010, terima kasih atas doa dan semangatnya selama ini.
9 . Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dan budi baik mereka dengan
balasan yang setimpal. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2017
(Kemal Rizky Habibie)
xii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... i
Cover Dalam ................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensip .................................................. iv
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................... v
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .......................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vii
Abstract ........................................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................ ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Daftar Gambar ............................................................................................... xvi
Daftar lampiran ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 12
xiii
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Basis Literatur ...................................................................................... 14
1. Teori Agensi ................................................................................... 14
2. Kualitas Audit ................................................................................ 21
3. Leverage ......................................................................................... 22
4. Integritas Laporan Keuangan ......................................................... 24
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................................... 27
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................ 30
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 34
B. Metode Penelitian Sampel ................................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 36
1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 36
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 37
3. Koefisien Determinasi ................................................................... 39
4. Uji Hipotesis .................................................................................. 40
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................... 41
1. Variabel Independen ...................................................................... 41
a. Komite Audit ........................................................................... 41
b. Kualitas Audit .......................................................................... 42
c. Leverage ................................................................................... 43
2. Variabel Dependen ......................................................................... 44
a. Integritas Laporan Keuangan ................................................... 44
xiv
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian......................................... 46
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 48
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 48
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 50
a. Hasil Uji Normalitas ................................................................ 50
b. Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 53
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 54
d. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 55
3. Koefisien Determinasi ................................................................... 56
4. Uji Hipotesis .................................................................................. 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 64
Daftar Pustaka .................................................................................................. 65
Lampiran .......................................................................................................... 68
xv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Hala
man
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .....................................................
27
3.1
Operasional Variabel Penelitian …………………………………..
45
4.1
Kriteria Sampel ...............................................................................
46
4.2
Daftar Nama Perusahaan ..................................................................
47
4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................
48
4.4
Hasil Uji One Sampel Kolmogrov-Smirnov .....................................
52
4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ...............................................................
53
4.7
Hasil Uji Multikolonieritas ...............................................................
52
4.6
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson..............................................
55
4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................
56
4.8
Hasil Uji Statistik F............................................................................
58
4.9
Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda.........................................
59
xvi
DAFTAR GAMBAR
No
2.1
Keterangan Hala
Kerangka Pemikiran .......................................................................
man
33
4.1
Hasil Uji Normalitas Data...............................................................
51
4.2
Hasil Uji Heteroskedasititas ...........................................................
54
xvii
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1. Data Sampel ........................................................................ 69
2. Hasil Output SPSS .............................................................. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mewujudkan integritas laporan keuangan, di dalam PSAK
tahun 2015 ditetapkan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan
keuangan agar dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Namun pada kenyataannya mewujudkan integritas laporan keuangan itu
adalah hal yang berat. Terbukti banyak sekali terjadi kasus-kasus
manipulasi laporan keuangan.
Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan
dengan tidak adanya integritas, di mana informasi yang disampaikan tidak
benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan.
Kasus manipulasi laporan keuangan yang terbaru adalah Allianz
(2012) dalam Nurjannah dan Pratomo (2014) yang diaudit oleh KAP
Siddharta dan Widjaja: KPMG. SEC menduga sebanyak 295 kontrak
asuransi terkait proyek pemerintah berhasil diperoleh Allianz dengan
menyuap oknum pejabat di beberapa instansi pemerintah hingga $ 650.626
atau sekitar Rp 6.270.000.000, dengan melakukan penyuapan tersebut
perusahaan meraup laba sebesar lebih dari US$ 5.300.000, penyuapan
tersebut dilakukan selama kurun waktu 2001-2008. SEC mengungkapkan
Allianz SE, induk usaha Allianz Utama tidak memiliki kendali yang
efektif atas laporan keuangan anak usahanya pada 2005. Allianz SE tidak
2
memiliki kemampuan untuk mengakses sistem akuntansi Allianz Utama
sehingga tidak dapat medeteksi pergerakan dana ke rekening agen dengan
tujuan khusus. Sehingga saat dilakukan audit di Alliaanz SE tidak
ditemukan kecurangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jama’an (2008) dalam yang
menganalisis mekanisme corporate governance dan kualitas kantor
akuntan publik terhadap integritas informasi laporan keuangan,
menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap
mekanisme corporate governance yang diukur melalui keberadaan komite
audit, keberadaan komisaris independen, dan menemukan pengaruh
signifikan terhadap kualitas akuntan publik yang diukur dengan KAP
bigfour dan KAP non bigfour.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (2015) tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Informasi yang dilaporkan seharusnya disajikan secara benar,
jujur dan mengungkapkan fakta yang sebenarnya. Informasi akuntansi
merupakan informasi keuangan yang digunakan oleh pihak eksternal
perusahaan seperti pemegang saham, investor, kreditur, lembaga
keuangan, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan.
3
Standar Akuntansi Keuangan (2015) menetapkan karakteristik
kualitatif yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif merupakan
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi
pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
Integritas laporan keuangan memiliki kaitan erat dengan salah satu
karakteristik yang disyaratkan oleh IFRS, yaitu faithful representation.
Informasi keuangan berguna dalam pembuatan keputusan jika disajikan
secara tulus dan jujur sehingga mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Kerangka konseptual IFRS menjelaskan informasi yang bersifat faithful
representation harus menyajikan seluruh informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan secara lengkap sehingga tidak menyesatkan para
penggunanya (completeness). Selain itu, informasi yang bersifat faithful
representation juga harus memuat substansi neutrality. Informasi
dikatakan netral apabila bebas dari upaya untuk mengutamakan
kepentingan kelompok tertentu atau memberikan keuntungan kepada pihak
tertentu. Informasi keuangan juga harus terbebas dari kesalahan material
(free from error) yang dapat menyesatkan para pengguna untuk memenuhi
kualitas faithful representation (Kieso et al, 2011: 44-45).
Informasi akuntansi yang tidak reliability menyebabkan jatuhnya
perusahaan-perusahaan raksasa dunia pada awal dekade 2000an akibat dari
skandal kasus-kasus hokum manipulasi akuntansi yang melibatkan
4
perusahaan besar, karena melakukan tindakan earnings management, telah
memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara
luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas
perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett et al., 2006), (Siswanto &
Aldridge, 2005 dalam Efriyanti, 2012).
Enron adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di
antaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, komunikasi dan lain-lain.
Enron ini awalnya merupakan rintisan dari Nothern Natural Gas Company
yang didirikan tahun 1931 di Omaha, Nebraska. Runtuhnya Enron
merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di AS. Konglomerasi
raksasa yang bergerak dalam sektor energi itu mulai masuk perlindungan
pailit AS sejak Desember 2001. Hal ini tentu sangat mengejutkan
mengingat Enron adalah perusahaan ketujuh terbesar di Amerika,
perusahaan energi perdagangan terbesar (Tunggal, 2013).
Keruntuhan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang sedang
melemah melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntansi mereka.
Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan
menutup-nutupi utang mereka. Dalam proses pengusutan sebab
kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktik window
dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan pendapatannya
(mark up) sebesar US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah
US$ 1,2 miliar. Auditor independen, Andersen, dituding ikut berperan
dalam menyusun pembukuan kreatif Enron (Tunggal, 2013).
5
Skandal ini semakin kompleks karena hubungan Presiden George W.
Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief Executive Officer Enron
sangatlah dekat. Kenneth Lay adalah kontributor terbesar selama
kampanye kepresidenan dengan menyumbang sebesar US$ 650 ribu.
Enron mengalokasikan dana tersebut karena kompleksitas hukum
perpajakan Amerika, jadi walaupun memiliki pendapatan bersih miliaran
dolar, Enron tidak membayar pajak sama sekali (Tunggal, 2013).
Di Indonesia kasus manipulasi laporan keuangan juga dilakukan oleh
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Kimia Farma
yang terdeteksi adanya manipulasi. Pada audit tanggal 31 Desember 2001,
manajemen kimia farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132
miliar, dan laporan tersebut telah di audit oleh Hans Tuanakotta dan
Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan BAPEPAM
menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur
rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali, karena telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru,
keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih
rendah sebesar Rp 32,6 miliar atau 24,7 % lebih rendah daripada laba awal
yang dilaporkan. Kesalahan penyajian ini timbul karena nilai yang ada
dalam daftar persediaan digelembungkan (Kencana, 2012).
Kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas.
Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, auditor internal, sampai pada
6
auditor eksternal. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham
perusahaan. Munculnya kasus ini dengan baik. Di Indonesia sendiri,
perbincangan mengenai corporate governance masih menimbulkan
pertanyaan apakah tata kelola perusahaan (corporate governance) tidak
diterapkan menjadi isu yang hangat. Terutama sejak terjadi krisis ekonomi
yang melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia, dan menjadi
perhatian akibat terungkapnya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan.
Fenomena yang terjadi dapat membuktikan bahwa kurang
integritasnya laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi pengguna
laporan keuangan. Penyajian laporan tidak melaporkan kondisi perusahaan
yang sebenarnya. Integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan
yang menampilkan kondisi suatu perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada
yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Jadi, apabila seorang auditor
mengaudit laporan keuangan yang tidak berintegritas maka, peluang
seorang auditor untuk dituntut akan semakin besar. Apabila laporan
keuangan itu overstate akan sangat merugikan bagi pengguna laporan
keuangan tersebut (Hardiningsih, 2010).
Keputusan Menteri BUMN Nomor 117/Tahun 2000, dan undang-
undang BUMN Nomor 19/2003, pembentukan komite audit merupakan
suatu keharusan. Komite audit merupakan salah satu komite yang
memiliki peranan penting dalam corporate governance. Komite audit
harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan
7
tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan
memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara
efektif. Salah satu dari beberapa alasan utama kemandirian ini adalah
untuk memelihara integritas serta pandangan objektif dalam laporan serta
penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu
yang mandiri cenderung lebih adil dan tidak memihak serta objektif dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Hardiningsih, 2010).
Selain dari pihak perusahaan, auditor eksternal juga harus turut
bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus-kasus manipulasi
akuntansi seperti ini. Profesi akuntan mempunyai peranan penting dalam
penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investor,
kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP
sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi
berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada
pemakai. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas
dalam menjalankan tugas dengan bertindak jujur dan tegas sehingga
auditor dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan
pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya.
Di samping itu pemakaian jasa kantor akuntan yang berkualitas dapat
mendorongnya dihasilkannya laporan keuangan auditan yang berkualitas.
De Angelo (1981) dalam Veres dkk. (2013) merupakan pencetus pertama
8
yang melakukan penelitian mengenai kualitas kantor akuntan publik yang
diukur dengan menggunakan perwakilan dari kualitas audit berdasar hasil
pekerjaannya. Jumlah patner yang memiliki izin akuntan dalam suatu KAP
dapat menunjukkan semakin independennya KAP tersebut, mengingat
akuntan tersebut dapat dianggap berkualitas karena memenuhi persyaratan
yang ada dalam UU No.5 Tahun 2011. Selain itu KAP besar seperti Big4
biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan independensi auditor
daripada KAP kecil sehingga dapat meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan yang dihasilkan (De Angelo, 1981) Veres dkk. (2013).
Di samping itu mengenai kepercayaan kepercayaan publik terhadap
kualitas audit yang semakin menurun ini didasarkan pada kinerja KAP
yang sekarang juga semakin menurun. Hal ini dibuktikan pada kasus Bank
Century dimana KAP yang setiap tahunnya mengaudit bank tersebut selalu
memberi opini baik padahal bank tersebut telah terbukti melakukan
rekayasa akuntansi seperti banyak terjadi transaksi dan kredit fiktif akan
tetapi hal ini dibiarkan saja oleh KAP yang mengauditnya (Kompas, 2012)
dalam (Veres dkk, 2013).
Kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga tengah mendapat
sorotan dari masyarakat banyak seperti kasus Telkom di Indonesia tentang
tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC dimana SEC tentu memiliki
alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy
Pianto. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi
yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi
9
dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus
dimiliki oleh seorang auditor (Hardiningsih, 2010).
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan
terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna. Penting bagi
pemakai laporan keuangan untuk memandang Kantor Akuntan Publik
(KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan
mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP
kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan jasa yang
berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat,
sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi
(Hardiningsih, 2010).
Standar profesi akuntan publik yang terus bertambah juga membuat
profesi auditor menjadi sangat mudah untuk dituntut bilamana terjadi
pelanggaran dalam penyajian laporan keuangan yang tidak mengandung
unsur integritas. Standar yang baru yaitu Keputusan Menteri Keuangan
No. 423/ KMK. 06/ 2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Standar profesi
akuntan publik yang baru ini hanya memperbolehkan seorang
auditor/akuntan pubik hanya boleh mengaudit klien yang sama maksimal
tiga tahun, dan untuk kantor akuntan publik paling lama lima tahun
(Hardiningsih, 2010).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2015), laporan keuangan
merupakan gambaran keuangan dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu,
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal.
10
Informasi yang memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan,
tidak ada kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
informasi yang jujur dan disajikan secara wajar. Informasi dalam laporan
keuangan dikatakan benar dan jujur apabila sesuai dengan karakteristik
faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
Krisis ekonomi yang terjadi di beberapa negara pun juga menjadi
salah satu faktor praktik-praktik kecurangan skandal akuntansi yang
terjadi. Krisis ekonomi mengakibatkan banyak perusahaan menggunakan
hutang dalam mempertahankan keberlangsungan perusahaannya.
Keberadaan hutang dalam menjalankan perusahaan diukur dengan rasio
keuangan, yaitu leverage. Rasio leverage dipergunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau
modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan
kewajibannya. Perusahaan yang memiliki hutang yang relatif tinggi akan
menerapkan akuntansi konservatif agar laba yang disajikan relatif rendah
(Gayatri dan Suputra, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama banyaknya kasus-kasus kecurangan yang
terjadi di dunia akuntansi dan kedua adalah ingin lebih mengetahui
pengaruh dengan adanya komisaris independen, komite audit, kualitas
audit dan leverage terhadap integritas laporan keuangan. Berdasarkan hal
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
11
Komite Audit, Kualitas Audit dan Leverage Terhadap Integritas
Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Sektor Retail pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2015)”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu Gayatri dan Suputra (2013) Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan penelitian terdahulu adalah mekanisme
corporate governance, ukuran perusahaan, leverage dan integritas
laporan keuangan. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti
menghilangkan variabel ukuran perusahaan dan menambahkan variabel
kualitas audit.
2. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2009 sampai 2012
sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 sampai 2015.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah:
1. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan?
2. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan?
12
3. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan?
4. Apakah komite audit, kualitas audit dan leverage berpengaruh secara
simultan terhadap integritas laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh komite audit terhadap integritas laporan
keuangan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan
keuangan.
3. Untuk menganalisis pengaruh dari leverage terhadap integritas laporan
keuangan.
4. Untuk menganalisi pengaruh dari komite audit, kualitas audit dan
leverage secara simultan terhadap integritas laporan keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak diantaranya:
1. Kontribusi teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
literature dalam penelitian selanjutnya dan untuk menambah ilmu
pengetahuan.
13
b. Masyarakat, dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk
mengetahui tentang integritas laporan keuangan serta menambah
pengetahuan akuntansi.
c. Penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan
penelitian selanjutnya tentang topik yang sama.
d. Penulis, sebagai sarana menambah wawasan tentang auditing terutama
mengenai pengaruh komite audit, kualitas audit dan leverage terhadap
integritas laporan keuangan.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi perusahaan untuk lebih mempertahankan jalannya mekanisme
corporate governance dalam operasional perusahaan guna
meningkatkan integritas laporan keuangan.
b. Bagi praktisi akuntan publik terutama auditor sebagai suatu tinjauan
dalam penyajian laporan keuangan yang lebih berintegritas.
c. Bagi investor, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan
sebagai pertimbangan dalam keputusan untuk investasi pada
perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate governance.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Basis Literatur
1. Teori agensi (Agency theory)
Landasan teori yang digunakan untuk memahami peran mekanisme
corporate governance dalam peningkatan kinerja organisasi bisnis
adalah dalam perspektif agency theory. Agen (manajer) mempunyai
kewenangan untuk mengelola perusahaan dan mengambil keputusan
atas nama investor. Masalah keagenan timbul adalah munculnya
konflik kepentingan antara harapan investor (memperoleh return
maksimal) dan harapan para manajer. Manajer yang seharusnya
mengelolan organisasi bisnis dengan baik agar kepentingan investor
(prinsipal) menjadi optimal, ternyata dalam faktanya sering kali lebih
mengedepankan kepentingan dia sendiri yang sering disebut dengan
tindakan moral hazard. (Haryani, Pratiwi dan Syarifuddin, 2011).
Teori agensi menyatakan bahwa terdapat pemisahan antara pemilik
sebagai pemilik dan manajer sebagai agen yang menjalankan
perusahaan. Agen dikontrak untuk melakukan tugas tertentu bagi
pemilik serta mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan
pemilik. Pemilik diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian
keuangan yang diperoleh dari investasi mereka pada perusahaan.
Sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya
dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat
15
dalam hubungan keagenan. Keberadaan perbedaan kepentingan antara
agen dan pemilik inilah yang menyebabkan terjadinya konflik
keagenan (Belkaoui, 2006).
Teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang
terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan
pembagian kerja yang berbeda. Teori keagenan ditekankan untuk
mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan
keagenan, yaitu masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-
keinginan prinsipal dan agen berlawanan dan merupakan suatu hal
yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan verifikasi apakah
agen telah melakukan sesuatu secara tepat (Eisenhardt dalam Susanti,
2011). Pemilik modal sebagai pihak yang memberikan wewenang
kepada manajemen untuk mengelola kekayannya mempunyai
kepentingan meningkatkan kesejahteraan dirinya melalui pembagian
dividen atau kenaikan kinerja perusahaan. Di lain pihak manajemen
sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk mengelola kekayaan
perusahaan mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kepentingan
dirinya melalui peningkatan kompensasi. Kondisi tersebut
menyebabkan manajemen cenderung untuk tidak memberikan
informasi yang berpengaruh negatif terhadap kepentingannya tersebut.
Dengan kata lain akan terjadi ketidakseimbangan informasi diantara
kedua belah pihak atau terdapat asimetri informasi.
16
Menurut (Scott dalam Ujiyantho, 2007), terdapat dua macam
asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang
dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan
dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan
fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan
diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun
pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan
diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan
sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Manajer sebagai agen dan pemegang saham sebagai principal
masing-masing ingin memaksimumkan kemakmurannya. Namun,
manajer lebih menguasai informasi dibanding pemegang saham karena
manajer mengelola perusahaan secara langsung sedangkan pemegang
saham sulit memperoleh informasi secara efektif tentang
operasionalisasi perusahaan sehingga terjadi information asymmetry.
Hal ini memicu manajer sebagai agen untuk melakukan tindakan-
tindakan oportunistik seperti; melakukan inefisiensi, investasi pada
proyek dengan net present value yang negative dan sebagainya.
17
Tindakan manajer demi kepentingannya dan mengabaikan kepentingan
para pemegang saham perusahaan, sehingga menimbulkan terjadinya
agency problem dalam perusahaan (Mursalim, 2011).
Untuk mengurangi agency problem antara manajer dengan
pemegang saham dapat dilakukakan dengan berbagai cara. Pertama,
adanya monitoring oleh investor institusional, seperti dana pensiun,
perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun institusi
independen yang memiliki otoritas menilai kinerja manajemen
perusahaan. Kedua, tidak cukup kepemilikan saham saja, akan tetapi
diperlukan adanya aktivisme institusi untuk menekan manajer agar
tidak melakukan tindakan opportunistic. Ketiga, adanya peningkatan
kepemilikan manajerial atas saham perusahaan sebagai insentif dalam
upaya menekan tindakan oportunistiknya. Keempat, adanya kebijakan
dividen perusahaan. Kelima, adanya kebijakan utang. (Mursalim,
2011).
Menanggapi adanya konflik kepentingan antara pemegang saham
dengan manajer dengan menyatakan bahwa corporate governance
merupakan respon perusahaan terhadap konflik tersebut. Aspek-aspek
corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota
komite audit dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk
mengurangi konflik keagenan.
18
2. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme corporate governance yang digunakan dalam penelitian
ini adalah komisaris independen dan efektifitas komite audit.
1) Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan
bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu
melaksanakan tugas dan fungsi Dewan KomisarisKomite audit diketuai
oleh seorang Komisaris Independen. Komite audit paling kurang terdiri
dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan
pihak luar Emiten atau Perusahaan Publik (Keputusan Ketua Bapepem-
LK No. KEP-643/BL/2012). Oleh karena itu, dalam penelitian ini,
variabel komite audit diukur dengan menghitung berapa jumlah komite
audit dalam sebuah perusahaan setiap tahunnya.
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK, perusahaan publik wajib
memiliki Komite Audit dan pedoman kerja Komite Audit (audit
committee charter). Komite Audit berdasarkan Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Jakarta nomor: Kep- 305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan
Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh
Perusahaan Tercatat diwajibkan untuk memiliki sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan Komisaris
Independen Perusahaan Tercatat yang sekaligus merangkap sebagai
ketua Komite Audit, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak
ekstern yang independen dimana sekurang-kurangnya satu diantaranya
memiliki kemampuan dibidang akuntansi dan / atau keuangan. Jumlah
19
dan latar belakang Komite Audit diatur KNKG (2006) sebagai berikut:
a. Jumlah anggota Komite Audit harus disesuaikan dengan
kompleksitas Perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas
dalam pengambilan keputusan.
b. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, perusahaan
negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan
mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk atau jasanya
digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang
mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, Komite
Audit diketuai oleh Komisaris Independen dan anggotanya dapat
terdiri dari Komisaris dan atau pelaku profesi dari luar perusahaan.
Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan
akuntasi dan atau keuangan.
Selain dari kriteria jumlah dan latar belakang komite audit, anggota
komite audit juga harus dapat memenuhi tugasnya berdasarkan
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor: Kep-305/BEJ/07-
2004 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain
Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat adalah memberikan
pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris
terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada
Dewan Komisaris serta mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan
perhatian Dewan Komisaris, yang antara lain meliputi:
a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
20
dikeluarkan oleh perusahaan seperti Laporan Keuangan, proyeksi
dan informasi keuangan lainnya
b. Menelaah independensi dan objektifitas akuntan publik
c. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua risiko
yang penting telah dipertimbangkan
d. Melakukan penelaahan atas efektifitas pengendalian internal
perusahaan
e. Menelaah tingkat kepatuhan Perusahaan Tercatat terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan
f. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan dalam
keputusan rapat direksi atau penyimpangan dalam pelaksanaan
hasil keputusan rapat direksi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
oleh Komite Audit atau pihak independen yang ditunjuk oleh
Komite Audit atas biaya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.
Baik tidaknya pelaksanaan good corporate governance didalam
perusahaan salah satu diantaranya dipengaruhi oleh mekanisme
disclosure informasi perusahaan yang memadai. Mekanisme
pengugkapan informasi yang baik dipengaruhi oleh bagaimana
keefektifan kinerja dari komite audit di dalam memantau kegiatan
pemrosesan dan pengolahan informasi (keuangan) perusahaan sebagai
21
salah satu fungsinya. Dimana pelaksanaan fungsi komite audit ini
sangat dipengaruhi oleh kebijakan tata kelola perusahaan yang ada
(Utami, 2004). Efektifitas komite audit dapat meningkatkan internal
control perusahaan dan mendorong manajerial untuk memberikan
informasi keuangan dengan lebih baik. Keberadaan komite audit
sangat penting didalam praktik internal control dan penyajian
informasi keuangan Akmyga dan Farahmita (2013).
3. Kualitas audit
Kualitas audit, dalam penelitian ini mengacu pada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan Publik
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
359/KMK.06/2003 perlu mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan
mengganti Keputusan Menteri Keuangan dengan Peraturan Menteri
Keuangan, NOMOR: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal
1. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini. Sehingga dalam penelitian ini jumlah patner
(sekutu) yang mempunyai izin akuntan dalam badan usaha menjadi ukuran
kualitas kantor akuntan publik yang menjadi sampel penelitian. (Jamaan,
2008)
Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan
pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah
22
satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Teori
reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP
dengan kualitas audit. Penelitian DeAngelo (1981) mengemukakan bahwa
KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal
yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih
kecil.
Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) big four sekarang ini mempunyai
kemampuan melayani pasar internasional. Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia, big four ini berafiliasi dengan KAP Indonesia, yaitu
sebagai berikut:
1. Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja bermitra dengan Ernst
&Young (EY).
2. Osman, Bing, Satrio dan rekan bermitra dengan Deloitte Touche
Tohmatsu (DIT).
3. Siddharta & Widjaja bermitra dengan Kinsfield Peat Marwick
Goerdeller (KPMG).
4. Haryanto, Sahari dan rekan bermitra dengan Prince Waterhouse
Cooper (PWC).
4. Leverage
Menurut Untari (2010) tingkat leverage adalah untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya
kepada pihak lain. Perusahaan dengan tingkat leverage (debt to equity
ratio) yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang semakin besar
23
dibanding dengan total ekuitas sehingga berdampak semakin besar beban
perusahaan terhadap pihak kreditor. Menurut Darwis (2009) teori
keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang
lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena biaya
keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi.
Menurut Febrina dan Suaryana (2011) perusahaan yang beresiko tinggi
berusaha untuk meyakinkan kreditor dengan pengungkapan informasi
yang lebih detail. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan
keraguan terhadap pemenuhan hak-hak para kreditor. Oleh karena itu
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan informasi (termasuk didalamnya pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan) dibandingkan dengan perusahaan
dengan tingkat leverage yang rendah. Namun hal berbeda diungkapkan
oleh Belkaoui dan Karpik (1989) yang menyebutkan bahwa semakin
tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan
melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk
melaporkan laba sekarang lebih tinggi sehingga manajer harus mengurangi
biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
leverage perusahaan menggambarkan sejauh mana perusahaan bergantung
kepada kreditur dalam membiayai kegiatan operasional perusahannya.
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi seharusnya berkewajiban
untuk mengungkapkan informasi yang lebih mendalam untuk
24
menghilangkan keraguan para kreditur. Namun kenyataannya perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi
pengungkapannya untuk menghindari sorotan dari debtholders.
Perusahaan juga ingin menyajikan laba yang lebih tinggi sehingga
perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk
melakukan pengungkapan informasi, terlebih lagi jika pengungkapan
tersebut sifatnya hanya sebatas sukarela.
5. Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen
dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas
perusahaan tersebut selama eriode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI, 2002) dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumberdaya yang dipercayakan kepadanya. Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan keuangan
apabila informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut
memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam Statement of
Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai Qualitative
25
Characteristic OF Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi
kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance)
dan keandalan (reliability) (Kieso dan Weygandt, 1992).
Definisi Integritas informasi laporan keuangan menurut Jamaan
(2008:9) integritas informasi laporan keuangan itu menyangkut keandalan
informasi akuntansi yang dihasilkan yaitu kejujuran dalam penyajian,
dapat dipercaya, dan netralitas. Integritas informasi laporan keuangan yang
mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat
mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi
yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan
investasi, kredit dan keputusan sejenis.
Sedangkan definisi Integritas informasi laporan keuangan menurut
Charlie (2010:1) adalah sebagai berikut:
“Financial integrity can be broadly defined as making sure a financial
report is correct, consistent, complete, accurate and other such
overarching terms”.
Artinya Integritas keuangan dapat didefinisikan secara luas untuk
memastikan laporan keuangan benar, konsisten, lengkap, akurat dan istilah
lainnya secara menyeluruh. Menurut Mulyadi (2004), integritas adalah
prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas
tinggi memandang fakta seperti apa adanya dan mengemukakan fakta
tersebut seperti apa adanya. Selanjutnya ukuran integritas laporan
26
keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan
konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang
biasanya diukur dengan manajemen laba (Susiana dan Herawaty, 2007).
27
B. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya
Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian sebelumnya:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Metodologi Penelitian
No. (Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Fares Jamil Al
Sufy, Haitham
Idrees Mohamad
Almbaideen,
Haitham Mamdouh
Al abbadi (2013)
Corporate Governance and
Its Impact on the Quality of
Accounting Information in
the Industrial Community
Shareholding Companies
Listed in Amman Financial
Market- Jordan
Variabel corporate
governance dan
laporan keuangan
Tempat penelitian,
objek penelitian,
tidak ada variabel
fair value
Mekanisme Corporate
Governance berpengaruh
terhadap integritas laporan
keuangan
2 Susiana, Arleen
Herawaty (2007)
Analisis Pengaruh
Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, dan
Kualitas Audit terhadap
Integritas Laporan
Keuangan
Variabel mekanisme
corporate governance
dan laporan keuangan,
pengujian regresi
berganda
Perbedaan
pemilihan sampel,
perbedaan tahun
peneltiian
Independensi, mekanisme
corporate governance,
kualitas audit berpengaruh
tidak signifikan terhadap
integritas laporan
keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
Metodologi Penelitian
No. (Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
3 Pancawati
Hardiningsih (2010)
Pengaruh Independensi,
Corporate Governance, Dan
Kualitas Audit Terhadap
Integritas Laporan
Keuangan
Variabel mekanisme
Corporate
Governance dan
Integritas Laporan
Keuangan
Perbedaan periode
penelitian 2005-
2008
Independensi, komite
audit, komisaris
independen, ukuran dewan
komisaris, dan
kepemilikan institusional
tidak berpengaruh
terhadap integritas laporan
keuangan. Kepemilikan
manajerial signifikan
berpengaruh terhadap
integritas laporan
keuangan.
4 Tia Astria dan
Didik Ardiyanto
(2011)
Analisis Pengaruh Audit
Tenure Struktur Corporate
Governance dan Ukuran
KAP terhadap Integritas
Laporan Keuangan
Variabel Integritas
laporan keuangan,
komite audit,
komisaris independen
Audit tenur,
kepemilkan
manajerial,
kepemilikan
istitusional
Komisaris independen,
komite audit berpengaruh
signifikan positif terhadap
integritas laporan
keuangan
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti
Metodologi Penelitian
No. (Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
6 Desi Efrianti 2012 Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Komisaris
Independen, Komite Audit
terhadap Integritas Laporan
Keuangan
corporate governance
dan integritas laporan
keuangan
Variabel
kepemilikan
institusional
Kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan
positif terhadap integritas
laporan keuangan
7 Mariska Veres
(2013)
Hubungan Mekanisme Good
Corporate Governance Dan
Kualitas Kantor Akuntan
Publik Terhadap
Konservatisme Akuntansi Di
Industri Perbankan
Indonesia Periode 2009-
2011
Variabel corporate
governance dan
kualitas audit
Periode penelitian
2009-2011
Komisaris Independen
menunjukkan tidak ada
pengaruh yang signifikan
terhadap variabel
dependen
8 Ishaq Alhaji
Samaila (2013)
Corporate Governance and
Financial Reporting Quality
In The Nigerian Oil
Marketing Industry
Variabel Corporate
Governance dan
Variabel kualitas
audit dan leverage
Mekanisme Corporate
Governance berpengaruh
signifikan positif terhadap
integritas laporan
keuangan
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Komite audit dan integritas laporan keuangan
Komite audit di dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya
dalam mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan
sehingga komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan
terhadap tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan
manipulasi terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas
laporan keuangan. Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan keuangan,
akuntansi, dan pengendalian intern dari perusahaan (Susiana dan Herawati,
2007).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oktadella dan Zulaikha
(2011) komite audit memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap
integritas laporan keuangan. Penelitian dari Rozania et. al., (2013),
Efrianti (2012), dan Putra dan Muid (2012) menunjukkan hasil yang sama
bahwa komite audit berpengaruh secara signifikan positif terhadap
integritas laporan keuangan.
Hasil pengujian komite audit yang menunjukkan hasil yang positif
signifikan, merupakan hasil diterapkannya kewajiban setiap perusahaan
publik yang go publik untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang
sehat (Good Corporate Governance), dan keharusan perusahaan publik
mengangkat komisaris independen dan komite audit baru ada tahun 2001
31
(KEP-339/BEJ/07-2001) guna menghasilkan integritas informasi laporan
keuangan yang bermutu. (Efriyanti, 2012)
Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H1: komite audit berpengaruh secara signifikan positif terhadap integritas
laporan keuangan.
2. Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
Penelitian kali ini menilai kualitas audit berdasarkan pengelompokkan
auditor big four dengan non big four.. Teori reputasi memprediksikan
adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit
(Lennox, 2000). Penelitian yang dilakukan Jamaan (2008) menyatakan
bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP memiliki pengaruh yang
signifikan positif terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian
DeAngelo (1981) yang dikutip dari penelitian Lennox (2000)
mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih
untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan
dengan KAP yang lebih kecil.. Hal ini dikarenakan KAP besar memiliki
insentif untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya.
Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H2: kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap integritas
laporan keuangan.
32
3. Pengaruh Leverage terhadap Integritas Laporan Keuangan
Krisis ekonomi mengakibatkan banyak perusahaan menggunakan
hutang dalam mempertahankan keberlangsungan perusahaannya.
Keberadaan hutang dalam menjalankan perusahaan diukur dengan rasio
keuangan, yaitu leverage. Rasio leverage dipergunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau
modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan
kewajibannya. Perusahaan yang memiliki hutang yang relatif tinggi akan
menerapkan akuntansi konservatif agar laba yang disajikan relatif rendah.
(Gayatri dan Suputra, 2013). Hal ini berarti semakin besar leverage maka
semakin tinggi nilai integritas laporan keuangan. Penelitian yang
dilakukan Oktadella (2011) dan Gayatri dan Suputra (2013) mengatakan
bahwa leverage berpengaruh signifikan positif terdahap integritas laporan
keuangan.
Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian dalam penelitian ini sebagai
berikut:
H3 : Leverage berpengaruh signifikan positif pada integritas laporan
keuangan.
33
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Adanya Skandal Akuntansi Tentang Manipulasi Laporan Keuangan
Membuktikan secara empiris pengaruh komite audit, kualitas audit dan leverage
terhadap integritas laporan keuangan
Basis Teori: Teori Agensi
Variabel Independen Variabel Dependen
Integritas
Laporan
Keuangan
(Y)
Kualitas audit
Komite Audit
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Metode Analisis: Regresi Berganda
Kesimpulan dan Saran
Leverage
34
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu komite audit, kualitas audit dan leverage terhadap
variabel dependen, yaitu integritas laporan keuangan. Populasi penelitian
ini adalah perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2015. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017.
B. Metode Penelitian Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
menggunakan pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan
penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Dengan metode tersebut
sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria
pemilihan sampel yang ditentukan. Sampel dipilih atas dasar kriteria
sebagai berikut:
1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
bergerak di bidang retail yang listed di Bursa Efek Indonesia.
2. Memiliki data dewan komite audit sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
35
3. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari
tahun 2012 - 2015.
4. Menggunakan periode laporan keuangan mulai 1 Januari sampai 31
Desember.
5. Listing selama periode penelitian.
Data yang didapat Bursa Efek Indonesia bahwa terdapat populasi
sejumlah 21 perusahaan. Namun, peneliti hanya menggunakan sampel
sejumlah 18 perusahaan selama 4 tahun, sehingga total sampel yang
digunakan sejumlah 172 perusahaan. Beberapa perusahaan lainnya
tereliminasi karena tidak sesuai dengan kriteria yang dimaksudkan di atas.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan
Supomo, 2009). Sedangkan metode pengumpulan data berupa metode
dokumentasi yaitu penggunaan data yang berasal dari sumber-sumber
yang sudah ada. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa annual
36
report dan laporan audit dari perusahaan retail yang terdaftar di BEI
periode 2013-2015 yang diperoleh dari www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisa suatu
permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan
bantuan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi
22.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devisi
(standard deviation), maksimum dan minimum. Mean digunakan
untuk memperkirakan besar rata-rata populasi diperkiranan dalam
sampel.
Standard deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari
sampel. Maksimun digunakan untuk melihat nilai maksimum dari
populasi. Sedangkan minimun digunakan untuk melihat nilai minimum
dari nilai populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi
syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
37
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda maka perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk model yang digunakan dalam
penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini antara lain melakukan, uji multikolonieritas, uji
autokorelasi, uji heteroskidestisitas, uji normalitas.
a. Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013), uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10.
38
b. Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang
homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah
diprediksi, sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola
tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas,
namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2013). Penelitian ini menggunakan Uji
Glejser untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen dengan menggunakan dasar pengambiln keputusan
sebagai berikut:
Jika nilai Sig variabel independen < 0.05 : terjadi
heterokedastisitas
Jika nilai Sig variabel independen < 0.05 : tidak terjadi
heterokedastisitas
39
c. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuahmodel regresi, variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013). Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi normalitas data dilakukan melalui
analisis statistik yang dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut :
a. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 atau 5
persen maka data terdistribusi secara normal
b. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 atau 5
persen maka data tidak terdistribusi normal.
3. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2011) Koefisien determinasi (R2) bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerapkan
variansi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0
(nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk mengetahui besar
atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
40
terkait (Y) dipergunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai
berikut:
KD=R2x 100%
Dimana:
KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan model regresi
berganda. Persamaan regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
independen yang sudah diketahui besarnya. Adapun persamaan regresi
berganda adalah:
ILKit = β0 + β1KAit + β2 KAUit + β3 LEV+ . ε
Dimana :
ILKit : Integritas laporan keuangan diukur dengan MBT
β0 : Konstanta
β1- β3 : Koefisien regresi
KA : Komite audit diukur dengan menggunakan persentase jumlah
anggota komite audit
KAU : Kualitas audit yang diukur dengan Big Four dan Non Big
Four
LEV : Leverage yang diukur dengan perbandingan total kewajiban
dibagi dengan total aset
41
ε : eror
Uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Jika nilai signifikansinya F<0,05 maka Ha diterima
dan jika nilai signifikansinya F > 0,05 maka Ha ditolak.
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan vaiansi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika
signifikansi t >0,05 maka Ha ditolak namun jika signifikansi t
< 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen (Ghozali, 2013:101).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Di bawah ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
42
1. Variabel Independen
Menurut Indriantoro dan Supomo (2009), variabel independen
adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel
lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen dirinci
sebagai berikut:
a. Komite Audit
Tugas dari komite audit untuk membantu komisaris dalam
rangka peningkatan kualitas laporan keuangan dan peningkatan
efektifitas internal dan eksternal audit. Biasanya komite audit
diukur berdasarkan keberadaan komite audit dalam perusahaan.
Namun hal itu tidak dapat dilakukan lagi karena adanya keputusan
BAPEPAM Nomor SE-03/PM/2000 dan SE- 07/PM/2004 yang
menyatakan bahwa suatu perusahaan yang telah go public wajib
memiliki komite audit. Oleh karena itu maka pengukuran komite
audit dalam penelitian ini menjadi jumlah anggota komite audit
(Oktadella dan Zulaikha, 2011)
b. Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap
sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi
di lingkungan bisnis mereka. Kualitas Audit dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan Publik Big four dan
Kantor Akuntan Publik non Big four. Variabel ukuran
menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien diaudit oleh
43
KAP big four diberi nilai 1 tetapi jika perusahaan diaudit KAP non
big four maka diberi nilai 0.
Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP Big four di
Indonesia:
1. Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu (Deloitte).
2. Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst &
Young (EY).
3. Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG).
4. Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse (PwC).
c. Leverage
Menurut Untari (2010) tingkat leverage adalah untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua
kewajibannya kepada pihak lain. Leverage adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap total
aktiva. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai
oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh total aktiva. Perusahaan yang beresiko tinggi
berusaha untuk meyakinkan kreditor dengan pengungkapan
informasi yang lebih detail, sehingga memiliki kewajiban untuk
melakukan pengungkapan informasi dibandingkan dengan
44
perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah (Febrina dan
Suaryana, 2011). Penelitian ini menggunakan rasio Debt to Total
Assets Ratio (Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva) untuk
menghitung seberapa besar tingkat leverage sebagaimana yang
digunakan oleh Febrina dan Suaryana (2011) yaitu:
Leverage =
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 4).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Integritas Laporan Keuangan. Pancawati Hardiningsih (2010)
mendefinisikan Integritas Laporan Keuangan sebagai ukuran sejauh
mana laporan keuangan disajikan dengan jujur tanpa ada yang ditutupi
maupun disembunyikan. Integritas Laporan Keuangan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan indeks konservatisme.
Indeks konservatisme digunakan dengan alasan keidentikan
konservatisme yang menyajikan laporan keuangan yang understate
yang memiliki risiko lebih kecil dibanding laporan keuangan yang
overstate.
Total Liabilities
Total Assets
45
Indeks konservatisme sebagai proksi Integritas Laporan Keuangan
dihitung dengan Model Beaver dan Ryan (200) menggunakan market
to book ratio, yaitu:
Volume Share x Price Shares
MBT =
Equity Book
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Jenis Indikator Skala
Variabel Pengukuran
1 Integritas
Laporan
Keuangan
(Haniati dan
Fitriyany,
2011)
Dependen Harga pasar saham /
Nilai buku saham
Rasio
3 Komite Audit
(Oktadella
dan Zulaikha,
2011)
Independen Jumlah anggota komite
audit
Rasio
4 Kualitas audit
(Herawaty,
2008)
Independen KAP Big 4 atau KAP
Non Big 4
Nominal
5 Leverage
(Febrina dan
Suaryana,
2011)
Independen Leverage (Total
Liabilities / Total
Assets)
Rasio
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan retail
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012-2015.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Berdasarkan kriteria sampel yang digunakan diperoleh sampel penelitian
sebanyak 18 perusahaan dengan total data 72 laporan keuangan perusahaan.
Data diperoleh melalui website www.idx.co.id. Analisis dan pembahasan yang
tersaji dalam bab ini untuk menguji pengaruh, komite audit, kualitas audit &
leverage terhadap integritas laporan keuangan.
Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel.
Tabel 4.1
Kriteria Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan retail yang terdaftar di BEI periode 2012-
2015.
21
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
yang berakhir pada tanggal 31 desember selama periode
2012-2015
(3)
3 Jumlah perusahaan yang digunakan 18
4 Total keseluruhan sampel selama 4 tahun 72
Sumber: data sekunder yang diperoleh
47
Jumlah perusahaan retail yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2012-2015 berjumlah 21 perusahaan, 3 perusahaan
tidak menerbitkan annual report dan laporan keuangan auditan. Sehingga
jumlah perusahaan retail yang dapat dijadikan sampel adalah sebanyak 18
perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah 4 tahun yaitu sebanyak 72 sampel. Berikut ini adalah
nama-nama perusahaan retail yang menjadi sampel penelitian tersebut:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No PERUSAHAAN KODE
1 Ace Hardware Indonesia Tbk. ACES
2 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. AMRT
3 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. CENT
4 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP
5 Electronic City Indonesia Tbk. ECII
6 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA
7 Golden Retailindo Tbk. GOLD
8 Hero Supermarket Tbk. HERO
9 Kokoh Inti Arebama Tbk. KOIN
10 Matahari Department Store Tbk. LPPF
11 Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI
12 Midi Utama Indonesia Tbk. MIDI
13 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA
14 Ramayana Lestari Sentosa Tbk. RALS
15 Supra Boga Lestari Tbk. RANC
16 Rimo Internasional Lestari Tbk. RIMO
17 Sona Topas Torism Industry Tbk. SONA
18 Tiphone Mobile Indonesia Tbk. TELE
Sumber: data sekunder yang diperoleh
Sampel terebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisis penelitian.
48
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (, komite audit, kualitas
audit & leverage) terhadap variabel dependen yaitu integritas laporan
keuangan.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel deskriptif menjelaskan variabel dependen (Y) yaitu integritas
laporan keuangan serta variabel independen (X), yaitu, komite audit,
kualitas audit & leverage. Berikut adalah tabel hasil olahan data mengenai
satistik deksriptif dengan sampel perusahaan sektor retail.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KA 72 1.00 4.00 2.9583 .45772
KAU 72 .00 1.00 .5000 .50351
LEV 72 .07 11.84 .9334 1.95494
ILK 72 .65 281.11 58.7838 75.60993
Valid N (listwise) 72
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 72
data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (4
49
tahun; dari tahun 2012 sampai 2015) dengan jumlah perusahaan sampel
(18 perusahaan).
Tabel 4.3 di atas menunjukkan statistik deskriptif masing-masing
variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap integritas laporan keuangan (ILK)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,65, nilai maksimum sebesar 281,11
dengan rata-rata sebesar 58,7838 dan standar deviasi 75,60993.. Hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap komite audit (KA)
menunjukkan nilai minimum sebesar 1,00 nilai maksimum sebesar 4,00
dengan rata-rata sebesar 2,9583 dan standar deviasi 0,45772. Hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kualitas audit (KAU)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 1,00
dengan rata-rata sebesar 0,500 dan standar deviasi 0,50351. Hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap leverage (LEV)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,07, nilai maksimum sebesar 11,84
dengan rata-rata sebesar 0,9334 dan standar deviasi 1,95494.
Variabel integritas laporan keuangan,, komite audit dan leverage
menggunakan skala pengukuran rasio. Dari variabel di atas tersebut, terdapat
variabel yang memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar
deviasinya, yang menunjukkan bahwa kualitas data dari variable tersebut
cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar
deviasinya. Variabel tersebut diantaranya adalah komite audit. Sedangkan
50
variabel integritas laporan keuangan dan leveragememiliki nilai rata-rata
yang lebih rendah dari standar deviasinya, yang menunjukkan bahwa kualitas
data dari variabel tersebut kurang baik
Sedangkan untuk variabel kualitas audit yang menggunakan skala
pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan
sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam
skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata
tanpa nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2011)
2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
a. Hasil Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat
dilihat berdasarkan gambar p-p plot, jika titik mendekati garis
diagonal maka dinyatakan normal (Ghozali, 2011), berikut ini
adalah hasil uji normalitas secara grafik.
51
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa antara komite
audit, kualitas audit & leverage terhadap integritas laporan keuangan
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal (mengikuti pada wilayah garis linear), hal ini
menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara
normal.
2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik
52
bias sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2011). Adapun hasil
perhitungan uji normalitas secara statistik yang dilihat berdasarkan
uji kolmogorof-smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.89123215
Most Extreme Differences
Absolute .139
Positive .139
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
semua variabel memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05 variabel
penghindaran pajak 1,182 dengan probabilitas signifikansi 0,122
yang berarti probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan Ha ditolak dan data terdistribusi secara normal,
53
sehingga model penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik
normalitas.
b. Hasil Pengujian Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus
terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala ini ditunjukan dengan
korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
harus berada dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0.1 hal ini akan
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KA .550 1.818
KKAP .951 1.051
SQRTLEV .607 1.647
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel di atas menjelaskan bahwa data pengujian
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF antara masing-masing
variabel independen yaitu nilai tolerance variabel komite audit 0,550
lebih besar 0,10 sementara itu nilai VIF 1,818 lebih kecil dari 10,00.
54
Nilai tolerance variabel kualitas audit 0,951 lebih besar 0,10
sementara itu nilai VIF 1,051 lebih kecil dari 10,00. nilai tolerance
variabel leverage 0,607 lebih besar 0,10 sementara itu nilai VIF 1,647
lebih kecil dari 10,00 dengan hasil pengujian multikolinearitas dengan
melihat nilai VIF seperti itu membuktikan tidak terjadinya
multikolinearitas.
c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain berbeda disebut heteroskedastisitas.
Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat
diidentifikasi dari pola scatterplot diagram.
1. Uji Heteroskedastisitas scatterplot diagram
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
55
Sumber: data sekunder yang diolah
Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian dalam
model ini tidak ada korelasi atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk
mengetahui apakah model regresi terdeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka salah satu caranya dengan melakukan uji Durbin-
Witson (DW test). Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Witson (DW test) yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Witson
56
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .484a .234 .188 4.00570 1.995
a. Predictors: (Constant), SQRTLEV, KI, KKAP, KA
b. Dependent Variable: SQRTILK
Sumber: data sekunder yang diolah
Nilai DW akan dibandingkan dengan nilai tabel pada signifikansi 5%,
umlah sampel (N) 72 dan jumlah variabel independen 4 (K=4) = 1,7366.
Tabel 4.8 menunjukkan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-
Watson (DW test) yaitu nilai DW sebesar 1,995 lebih besar dari pada batas
atas (du) 1,7366 dan kurang dari 4 – 1,7366 = 2,2634 (4 – du), sehingga dapat
disimpulkan nilai DW 1,7366 < 1,995 ≤ 2,2634 yang diperoleh dalam model
regresi ini bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negative.
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Penggunaan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted
R2) lebih baik dalam melihat seberapa baik model dibandingkan koefisien
determinasi. Koefisien determinasi disesuaikan merupakan hasil
penyesuaian koefisien determinasi terhadap tingkat kebebasan dari
persamaan prediksi. Berikut ini merupakan hasil uji determinasi:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
57
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .484a .234 .188 4.00570
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan pengujian serentak (Adjusted R2) dapat diketahui
besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2). Dari koefisien determinasi
(Adjusted R2) dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier
berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan empat variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Besarnya nilai pengaruh variabel bebas
ditunjukkan oleh nilai (Adjusted R2) = 0,188 maka besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 18,8%, sedangkan sisanya
(100 – 18,8) sebesar 81,2% dijelaskan variabel lain.
Variabel lain yang mempengaruhi integritas laporan keuangan seperti:
kepemilikan institusional menurut Desi (2012), Oktadella (2011),
kepemilikan manajerial menurut Hardiningsih (2010), ukuran perusahaan
menurut Oktadella (2011), Nicolin dan Sabeni (2013) dan ukuran
perusahaan menurut Gayatri dan Suputra (2013)
4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel
independen yang terdiri dari kompensasi eksekutif dan karakter
eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Pengujian
58
dilakukan dengan nilai probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih
kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model diterima. Berikut hasil
uji statistik F pada model penelitian:
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 7.015 3 2.338 3.557 .019b
Residual 44.699 68 .657
Total 51.714 71
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), KAU, LEV, KA
Dari tabel 4.8 diketahui nilai F sebesar 5,114 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001. Tabel tersebut menunjukkan bahwa, komite
audit, kualitas audit dan leverage secara simultan berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan. Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai tingkat signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05.
59
b. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yang terdiri dari kompensasi eksekutif, karakter eksekutif
dan komite audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Berdasarkan data olahan hasil SPSS 21.0 for windows di dapat sebagai
berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .692 .549 1.262 .211
KA 1.558 1.313 .167 1.186 .240
LEV .720 .293 .338 2.456 .017
KAU .310 .201 .183 1.542 .128
a. Dependent Variable: ILK
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh, komite audit, kualitas audit & leverage terhadap
variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan.sebagai berikut:
Y= 692 + 1558 X1 + 720 X2 + 310 X3
60
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terdapat 1 variabel
independen yaitu leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap
integritas laporan keuangan. Sedangkan 2 variabel lain yaitu komite audit dan
kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
a) Pengaruh Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian variabel komite audit (KA) mempunyai nilai
signifikansi 0,240. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti bahwa
komite audit (KA) tidak berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan (ILK).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nurjanah & Pratomo (2013) dan Wulandari & Budiartha (2014) yang
menemukan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan. Tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Efrianti (2012), Yulinda (2014) dan Gayatri & Suputra (2013)
yang menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara komite
audit dan integritas laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan Sulistya (2013) menunjukkan hasil
bahwa keberadaan badan komite audit kurang efektif disebabkan
61
karena jumlah komite audit dalam perusahaan belum bisa
memaksimalkan fungsinya dalam praktik akuntansi. Keberadaan
badan tersebut disinyalir hanya melakukan penelaahan atas informasi
keuangan dan akuntansi yang akan dikeluarkan perusahaan, tetapi
tidak langsung terlibat atas penyelesaian masalah keuangan yang
dihadapi perusahaan.
b) Pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian variabel kualitas audit (KAU) mempunyai
nilai signifikansi 0,128. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 tidak terdukung dan berarti
varibel kualitas audit tidak berpengaruhsignifikan terhadap integritas
laporan keuangan
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Hardiningsih (2010), Susiana dan Herawati (2007) dan Mayangsari
(2003). Tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Oktadella (2011), Nurjannah & Pratomo (2013) dan Irawati dan
Fakhrudin (2013) yang menemukan bahwa kualitas audit berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan
Hal ini menyatakan KAP big four maupun KAP non big four
memiliki standar sama sesuai dalam Standar Professional Akuntan
Publik (SPAP) dalam melaksanakan pekerjaan mereka sehingga tidak
62
terdapat perbedaan yang mencolok. Integritas laporan keuangan tidak
lepas dari kinerja para manajer sebagai agen perusahaan dalam
menghasilkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang
berintegritas tinggi atau rendah tegantung pada kinerja manajer,
walaupun diaudit oleh KAP yang bermitra dengan big four tetapi
pihak manajer menyajikan laporan keuangan yang tidak berintegritas
maka tidak akan menjamin laporan keuangan.
c) Pengaruh Leverage terhadap Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian variabel kualitas leverage (LEV) mempunyai
nilai signifikansi 0,17. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan berarti variabel
leverage berpengaruh secara positif signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Gayatri & Suputra (2013) dan Yulinda (2014) yang menyatakan
bahwa leverage mempengaruhi integritas laporan keuangan.
Rasio leverage dipergunakan untuk mengukur seberapa besar
aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal,
sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan
kewajibannya. Perusahaan yang memiliki hutang yang relatif tinggi
akan menerapkan akuntansi konservatif agar laba yang disajikan relatif
rendah. (Gayatri dan Suputra, 2013)
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuagan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah &
Pratomo (2013) dan Wulandari & Budiartha (2014). Tetapi tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Efrianti (2012), Yulinda
(2014) dan Gayatri & Suputra (2013).
2. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuagan.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2010),
Susiana dan Herawati (2007) dan Mayangsari (2003)). Tetapi tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktadella (2011), Nurjannah
& Pratomo (2013) dan Irawati dan Fakhrudin (2013).
3. Leverage berpengaruh secara positif terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gayatri & Suputra
(2013) dan Yulinda (2014).
4. Komite audit, kualitas audit dan leverage berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
64
B. Saran
Penelitian serupa yang akan dilakukan berikutnya diharapkan dapat
menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa
saran dibawah ini:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang atau
memperluas periode penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil
penelitian dan kesimpulan yang lebih akurat yang menggambarkan
pengaruh kualitas kantor akuntan publik terhadap intergritas laporan
keuangan.
2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi yang berbeda
dengan peneliti sehingga hasil lebih akurat, integritas laporan
keuangan misalnya dengan discretionary accrual atau lainnya.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti sektor industri lain
atau bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, ”Auditing (Petunjuk PraktisPemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik) ”, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Aljifri, Khaled dan Mohamed Moustafa, ”The Impact of Corporate Governance
Mechanisms on the Performance of UAE Firms: An Empirical Analysist”, Journal of
Economic & Administrative Sciences, 2007.
Anonim, Peraturan Nomer IX.1.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit, 2012, Diakses melalui: http://www.bapepam.go.id, Pada tanggal 10
Januari 2015.
Antonius, Alijoyo dan Subarto, Zaini, ” Komisais Independen: Penggerak praktik
GCG di Perusahaan ”, PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.” Auditing and Assurance
Services an integrated Approach ”, 13th edition, Pearson Education Inc, Upper
Saddle River, New Jersey, 2010.
Astria, Tia dan M. Didik Ardiyanto, ”Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur
Corporate Governance dan Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan”.
E-journal Universitas Diponegoro, Semarang. 2011.
Boediono, SB Gideoon, ”Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan menggunakan Analisis Jalur”,
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.
Boynton, William C, Raymond N Johnson, dan Walter L Kell, ”Modern Auditing
”, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2006.
Darmawati, Deni, Khomsiyah dan Rahayu, Rika Gelar, ”Hubungan Corporate
Governance dan Kinerja Perusahaan”.Simposium Nasional Akuntansi VII, 2004.
Efrianti, Desi, ”Pengaruh kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, dan
Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”, Jurnal Ilmiah Ranggagading,
Volume 12 No.2.
Gayatri, Ida Ayu Sri dan Suputra , I Dewa Gede Dharma. “Pengaruh Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Integritas Laporan
Keuangan”. E - Jurnal Universitas Udayana. 5(2). Hlm. 345-360. 2013
Ghozali, Imam, ” Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”,
Salemba Empat, Jakarta, 2013.
Haniati, Sri dan Fitriany, ”Pengaruh Konservatisme Terhadap Asimetri Informasi
dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme”. Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.
Hamid, Abdul, ” Buku Panduan Penulisan Skripsi ”, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hardinigsih, Pancawati, ”Pengaruh Independensi, Corporate Governance,
Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Kajian Akuntansi Vol.2
No.1, 2010. Ikatan Akuntan Indonesia ”, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Indrasari Anita, Yulandhari, Willy Sri, dan Triyanto, Dedik Nur, “Pengaruh
Komisaris Independen, Komite Audit dan Financial Distress terhadap Integritas
Laporan Keuangan”, Jurnal Akuntansi/Volume XX, No. 01, Januari 2016:117-133,
Bandung 2016.
Jama’an, ”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas kantor
Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan”, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008.
Jensen, M.C; dan W.H. Meckling, ”Theory of the Firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure”, Journal of Financial Economics, Volume 3,
No. 4, 1976.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt and Terry D. Warfield. Intermediate
Accounting. United States of America: John Wiley & Sons, 2011.
N. P. Yani Wulandari dan I K etut Budiartha. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Komite Audit, Komisaris Independen, dan Dewan Direksi terhadap Integritas
Laporan Keuangan”. E-jurnal Universitas Udayana. 7(3). Hlm. 574-586, 2014.
Nicolin, Ocktavia dan Arifin Sabeni, ”Pengaruh Struktur Corporate Governance,
Audit Tenure, dan Spesialisasi Industri Auditor terhadap Integritas Laporan
Keuangan”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 2, No.3. 2013.
Nurjannah, Lita., dan Pratomo, Dudi. Pengaruh Komite Audit, Komisaris
Independen dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012).
Digital Library Universitas Telkom : http://openlibrary.telkomuniversity.ac.id, 2014.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, ”Metodologi Penelitia Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Oktadella, Dewanti dan Zulaikha, ”Analisis Corporate Governance terhadap
Integritas Laporan Keuangan”.E-Journal Universitas Diponegoro Semarang, 2010.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang “Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik”, Jakarta, 2014.
Putra, Daniel Salfauz Tawakal dan Dul Muid. ”Pengaruh Independensi,
Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit, dan Manajemen Laba terhadap
Integritas Laporan Keuangan”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol 1, No 2,
Semarang, 2012.
Rozania, Ratna Anggraini ZR, Marsellisa Nindito, ”Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance, Pergantian Auditor, Spesialisasi Industri Auditor terhadap
Integritas Laporan Keuangan ”, Simposium Nasional Akuntansi XIV, Manado, 2013.
Susiana dan Arleen Herawaty, ” Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan ”,
Simposium Nasional X, Makasar, 2007.
Veres, Mariska, Darmadji, Stevanus Hadi dan Sutanto Aurelia Carina.
“Hubungan Mekanisme Good Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan
Publik terhadap Konservatisme Akuntansi di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1
Watts, R.L,”Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications”
Journal of Accounting and Economics”, 2003.
Wuchun Chi, Chiawen Liu dan Taychang Wang “What Affects Accounting
Conservatism: A Corporate Governance Perspective”. Journal Department of
Accounting, National Taiwan University. Taiwan. 2007.
68
LAMPIRAN - LAMPIRAN
69
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL
70
Daftar Nama Perusahaan Retail yang Terdaftar Tahun 2011-2015
No PERUSAHAAN KODE
1 Ace Hardware Indonesia Tbk. ACES
2 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. AMRT
3 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. CENT
4 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP
5 Electronic City Indonesia Tbk. ECII
6 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA
7 Golden Retailindo Tbk. GOLD
8 Global Teleshop Tbk. GLOB
9 Hero Supermarket Tbk. HERO
10 Kokoh Inti Arebama Tbk. KOIN
11 Matahari Department Store Tbk. LPPF
12 Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI
13 Midi Utama Indonesia Tbk. MIDI
14 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA
15 Ramayana Lestari Sentosa Tbk. RALS
16 Supra Boga Lestari Tbk. RANC
17 Rimo Internasional Lestari Tbk. RIMO
18 Skybee Tbk. SKYB
19 Sona Topas Torism Industry Tbk. SONA
71
20 Tiphone Mobile Indonesia Tbk. TELE
21 Trikomsel Oke Tbk. TRIO
72
Daftar Nama Perusahaan Retail yang Memenuhi Kriteria
No PERUSAHAAN KODE
1 Ace Hardware Indonesia Tbk. ACES
2 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. AMRT
3 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. CENT
4 Catur Sentosa Adiprana Tbk. CSAP
5 Electronic City Indonesia Tbk. ECII
6 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA
7 Golden Retailindo Tbk. GOLD
8 Hero Supermarket Tbk. HERO
9 Kokoh Inti Arebama Tbk. KOIN
10 Matahari Department Store Tbk. LPPF
11 Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI
12 Midi Utama Indonesia Tbk. MIDI
13 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA
14 Ramayana Lestari Sentosa Tbk. RALS
15 Supra Boga Lestari Tbk. RANC
16 Rimo Internasional Lestari Tbk. RIMO
17 Sona Topas Torism Industry Tbk. SONA
18 Tiphone Mobile Indonesia Tbk. TELE
73
Daftar Perusahaan Retail yang Tidak Memenuhi Kriteria
No PERUSAHAAN KODE
1 Global Teleshop Tbk. GLOB
2 Skybee Tbk. SKYB
3 Trikomsel Oke Tbk. TRIO
74
Data Tahun 2012
Tahun Entity Komite
Audit
Kualitas
Audit
Total Leverage MBT
2012 ACES 3 0 0.15593 1.05995
2012 AMRT 3 0 0.22728 0.89533
2012 CENT 3 0 0.19855 0.72603
2012 CSAP 3 0 0.19547 0.65238
2012 ECII 3 1 0.58694 12.1792
2012 ERAA 3 1 0.76499 1.44983
2012 GOLD 3 1 0.78513 1.28434
2012 HERO 3 1 0.68082 0.85614
2012 KOIN 3 1 0.22966 69.5444
2012 LPPF 3 1 0.12066 101.425
2012 MAPI 3 1 0.25735 107.832
2012 MIDI 3 1 0.1666 96.46
2012 MPPA 3 1 0.74195 44.6577
2012 RALS 3 1 0.76934 40.3842
2012 RANC 3 1 0.75252 35.3537
2012 RIMO 3 1 0.7577 33.9188
2012 SONA 3 0 0.16679 7.91776
2012 TELE 3 0 0.16679 7.91776
75
Data Tahun 2013
Tahun Entity Komite
Audit
Kualitas
Audit
Total Leverage MBT
2013 ACES 4 0 0.11283 7.50687
2013 AMRT 4 0 0.07424 7.59233
2013 CENT 3 1 0.33657 281.115
2013 CSAP 3 1 0.44951 263.316
2013 ECII 3 1 0.50758 240.561
2013 ERAA 3 1 0.58907 226.18
2013 GOLD 3 0 0.18897 40.2219
2013 HERO 3 0 0.19582 36.7806
2013 KOIN 2 0 0.15092 35.3414
2013 LPPF 3 0 0.17916 37.4223
2013 MAPI 3 1 0.68584 4.96794
2013 MIDI 3 1 0.3097 1.95294
2013 MPPA 3 1 0.34257 1.91776
2013 RALS 3 1 0.35167 2.00582
2013 RANC 3 0 0.84811 191.674
2013 RIMO 3 0 0.73891 111.643
2013 SONA 3 0 0.78242 85.7862
2013 TELE 3 0 0.82023 79.1957
76
Data Tahun 2014
Tahun Entity Komite
Audit
Kualitas
Audit
Total Leverage MBT
2014 ACES 4 1 1.65928 16.3747
2014 AMRT 4 1 1.26605 12.865
2014 CENT 3 1 0.9479 217.802
2014 CSAP 3 1 0.71559 34.9671
2014 ECII 3 1 0.63732 191.009
2014 ERAA 3 1 0.68906 170.931
2014 GOLD 3 1 0.69959 159.038
2014 HERO 3 1 0.68629 139.5
2014 KOIN 3 1 0.74328 7.49536
2014 LPPF 3 1 0.76252 8.74827
2014 MAPI 3 1 0.75538 10.1188
2014 MIDI 3 1 0.77241 10.3846
2014 MPPA 3 0 0.53244 31.3727
2014 RALS 3 0 0.49921 26.8456
2014 RANC 3 0 0.51115 21.3379
2014 RIMO 3 0 0.55902 18.2749
2014 SONA 3 1 0.25323 5.83191
2014 TELE 3 1 0.26524 5.51416
77
Data Tahun 2015
Tahun Entity Komite
Audit
Kualitas
Audit
Total Leverage MBT
2015 ACES 3 1 0.26242 5.31783
2015 AMRT 3 1 0.27128 5.32125
2015 CENT 3 0 0.36973 43.5417
2015 CSAP 3 0 0.44231 39.3962
2015 ECII 3 0 0.47988 38.4832
2015 ERAA 3 0 0.46236 40.3738
2015 GOLD 1 0 8.24998 278.05
2015 HERO 2 0 11.8442 4.07527
2015 KOIN 1 0 9.55258 171.578
2015 LPPF 3 0 3.41298 19.2105
2015 MAPI 3 0 0.43296 39.2916
2015 MIDI 3 0 0.41858 37.6659
2015 MPPA 3 0 0.39723 31.4604
2015 RALS 3 0 0.37566 29.1848
2015 RANC 3 0 0.18465 48.4499
2015 RIMO 3 0 0.59868 39.4639
2015 SONA 2 0 0.50191 28.1775
2015 TELE 3 0 0.60506 25.2925
78
LAMPIRAN 2
HASIL OUTPUT SPSS
79
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KA 72 1.00 4.00 2.9583 .45772
KAU 72 .00 1.00 .5000 .50351
LEV 72 .07 11.84 .9334 1.95494
ILK 72 .65 281.11 58.7838 75.60993
Valid N (listwise) 72
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: data sekunder yang diolah
80
Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.89123215
Most Extreme Differences
Absolute .139
Positive .139
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.182
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KA .550 1.818
KAU .951 1.051
SQRTLEV .607 1.647
Sumber: data sekunder yang diolah
81
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Witson Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .484a .234 .188 4.00570 1.995
82
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .484a .234 .188 4.00570
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 7.015 3 2.338 3.557 .019b
Residual 44.699 68 .657
Total 51.714 71
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), KAU, LEV, KA
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .692 .549 1.262 .211
KA 1.558 1.313 .167 1.186 .240
LEV .720 .293 .338 2.456 .017
KAU .310 .201 .183 1.542 .128
a. Dependent Variable: ILK