PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM...
Transcript of PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM...
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI JAKARTA
ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ANA TRI WAHYUNINGSIH
NIM. 63010150254
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI JAKARTA
ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
ANA TRI WAHYUNINGSIH
NIM. 63010150254
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
If you want to make your dream come true, the first thing you have to do is
wake up.
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan
kamu tidak mengetahui,“
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS: Ar-Ra'd Ayat: 11)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua Orang tuaku tersayang, Bapak Prio Darmo Waluyo dan Ibu
Nursiyah yang telah memberi segala yang aku butuhkan secara
ikhlas dan penuh kesabaran untuk membuat putra-putrinya sukses
dunia akhirat.
2. Adik-adikku tersayang, Dwi Ayu Susi Susanti dan Bagas Pria
Pamungkas yang menjadi motivasiku untuk tetap berjuang.
3. Seluruh keluarga besar Alm. Giman dan Alm. Suramto
4. Teman-temanku tercinta yang senantiasa mendukungku
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham dengan Inflasi sebagai
Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) Periode 2014-2018” ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Perbankan Syariah S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, maka dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis
akan menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
4. Bapak Taufikur Rohman, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama perkuliahan.
5. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
ix
6. Segenap staff pengajar Program Studi Perbankan Syariah atas seluruh ilmu
yang telah diberikan.
7. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan, semangat, dan
motivasi serta kasih saying yang tiada hentinya.
8. Sahabat-sahabatku, Sita Devi Alvionita, Dita Purwanti, Umi
Nashikhatuzzulfah, Anggi Safitri yang selalu menemani memberikan
dukungan, motivasi, dan bantuan kepada penulis.
9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Perbankan Syariah S1.
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu kalian berikan.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
Salatiga, 3 September 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Wahyuningsih, Ana Tri. 2019. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2014-2018.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh kinerja
keuangan yang diproksikan Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Debt
to Equity Ratio (DER) terhadap return saham dengan inflasi sebagai variabel
moderasi.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2014-2018. Total
sampel penelitian ini adalah 14 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode
purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu ROA (X1), CR (X2), DER
(X3), return saham (Y) dan inflasi (Z). Penelitian ini menggunakan metode regresi
linier berganda untuk menguji pengaruh Return on Assets (ROA), Current Ratio
(CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham dan Moderated
Regression Analysis (MRA) untuk menguji apakah inflasi mampu memoderasi
pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA) dan Debt
to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan
Current Ratio (CR) berpengaruh negatif terhadap return. Hasil Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh Return on Assets
(ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham, sedangkan inflasi
memoderasi (memperkuat) pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham.
Kata Kunci: Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), return saham dan inflasi.
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................................... v
MOTTO........................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
ABSTRAK ..................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................9
D. Kontribusi Penelitian .........................................................................................9
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 10
BAB II ......................................................................................................................... 12
TELAAH PUSTAKA .................................................................................................. 12
A. Landasan Teori ................................................................................................ 12
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 22
C. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 32
D. Hipotesis ........................................................................................................... 33
BAB III ........................................................................................................................ 38
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 38
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 38
B. Populasi dan Sampel........................................................................................ 38
D. Definisi Operasional ........................................................................................ 41
E. Alat Analisis ..................................................................................................... 44
BAB IV ........................................................................................................................ 49
xii
ANALISIS DATA ....................................................................................................... 49
A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................................................. 49
B. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 49
C. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 51
D. Analisis Regresi Linier Berganda dan MRA .................................................. 55
E. Pengujian Kelayakan Model ........................................................................... 59
F. Pembahasan ..................................................................................................... 64
BAB V .......................................................................................................................... 72
PENUTUP ................................................................................................................... 72
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 73
C. Saran ................................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 75
LAMPIRAN ................................................................................................................ 80
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 28
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ..................................... 40
Tabel 4.1 Hasil Uji Descriptive Statistik ................................................... 50
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 52
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................... 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Regresi Linier Berganda ................................................... 56
Tabel 4.7 Hasil Moderated Regression Analysis (MRA) ........................... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 60
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F ................................................................. 61
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik T ................................................................. 62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang sangat pesat serta era globalisasi yang
mempengaruhinya, mendorong masyarakat untuk dapat memaksimalkan
utilitasnya untuk mencapai kesejahteraan. Selain itu juga mempengaruhi
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam persaingan dunia usaha dengan
tujuan untuk meningkatkan aktivitas perekonomian. Suatu alternatif pilihan
yang dapat diambil oleh perusahaan untuk memperoleh laba dengan tujuan
untuk menjaga kelangsungan jalannya perusahaan adalah dengan
berinvestasi. Investasi bukan hanya berupa aktiva riil seperti tanah, emas, dan
barang berharga lain, tetapi sekarang masyarakat dapat melakukan investasi
melalui pasar modal.
Menurut Husnan (2009), pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam
bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authoriries, maupun swasta. Pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka panjang seperti saham.
2
www.idx.co.id (2019), Pasar modal syariah adalah seluruh kegiatan di
pasar modal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Pasar
modal syariah Indonesia merupakan bagian dari industri keuangan syariah
yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya direktorat pasar
modal syariah. Pasar modal syariah merupakan bagian dari industri pasar
modal Indonesia. Secara umum, kegiatan pasar modal syariah sejalan dengan
pasar modal pada umumnya. Namun demikian, terdapat beberapa
karakteristik khusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal yang
mengacu pada UU Nomor 8 Tahun 1995 (www.ojk.go.id, 2019).
Saham merupakan surat berharga atau bukti kepemilikan suatu
perusahaan yang diperjualbelikan dalam pasar modal. Tujuan perusahaan
menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana dari kegiatan investasi
yang dilakukan penanam modal, membiayai jalannya operasional perusahaan,
dan memperluas usaha bagi suatu perusahaan. Tujuan utama dari kegiatan
investasi pada pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return).
Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return saham
merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997).
Return saham memiliki dua komponen yaitu current income
(pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan dari selisih harga). Current
income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang
bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, deviden
3
dan sebagainya yang biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga
dapat diuangkan secara cepat. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima
dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrumen
investasi yang diperdagangkan di pasar modal (Hartono, 2007).
Kegiatan investasi menunjukkan keinginan investor menyediakan dana
saat ini untuk memperoleh aliran dana pada masa mendatang. Namun,
investor sering kali dihadapkan pada kenyataan dimana terdapat perbedaan
antara hasil yang diharapkan dengan hasil secara nyata yang terjadi karena
adanya ketidakpastian. Upaya untuk meminimalkan uncertainty dan
memaksimalkan pencapaian return yang diharapkan, maka investor dapat
menganalisis hal tersebut dengan melihat suatu eksistensi perusahaan dalam
hal peningkatan kinerja. Perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi
dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus.
Kestabilan return saham perusahaan dapat berdampak pada meningkatnya
kepercayaan investor dalam melakukan kegiatan investasi terhadap
perusahaan.
Zakky (2011) mengatakan bahwa kehadiran perdagangan saham di
Indonesia yang tercermin dengan banyaknya investor baik asing maupun
dalam negeri yang mulai melakukan kegiatan investasi pada industri
manufaktur (http://kominfo.go.ig, 2018). Sektor industri manufaktur
merupakan industri dengan prospek keuntungan yang cukup bagus sehingga
manufaktur merupakan bisnis yang potensial bagi investor yang mampu
memberikan keuntungan yang tinggi setiap tahunnya. Hal tersebut dapat
4
terjadi karena dalamkegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi,
perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja yang relatif banyak.
Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index dengan alasan saham-saham yang masuk kriteria JII adalah
saham-saham halal, yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi dan
struktur permodalan perusahaan bukan mayoritas dari hutang. Selain halal,
saham-saham yang masuk dalam JII juga merupakan saham-saham yang
paling besar kapitalisasi pasarnya, dan paling likuid. Maka saham-saham JII
ini pada umumnya mempunyai struktur modal yang sehat dan tidak terbebani
bunga hutang berlebihan, dengan kata lain debt to equity rasionya masih
proporsional (www.sahamok.com, 2019). Periode 2014-2018 dipilih sebagai
periode penelitian dengan alasan pada tahun tersebut perusahaan manufaktur
yang terdaftar di JII lebih banyak, sehingga memudahkan peneliti dalam
melakukan pengambilan sampel dan pengolahan data.
Perusahaan harus berusaha memperbaiki dan menjaga kinerja
keuangannya karena berpengaruh terhadap return saham sehingga portofolio
saham yang diinvestasikan dapat meningkat. Analisis rasio keuangan
menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar untuk
menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Kinerja keuangan
perusahaan dapat direfleksikan dalam analisis rasio keuangan antara lain rasio
profitabilitas yang diwakili ROA (Return on Assets), rasio likuiditas yang
diwakili CR (Current Rasio), dan rasio solvabilitas yang diwakili DER (Debt
to Equity Ratio).
5
Prihatin (2009) mengemukakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah
mendapatkan laba, apabila dikaitkan dengan return saham atau tingkat
keuntungan sekuritas berarti investor akan menanamkan modalnya ke
perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil dan mengharapkan keuntungan
dari kegiatan investasi yang dilakukan. Konsep profitabilitas memiliki
hubungan terhadap nilai perusahaan yang ditentukan oleh harga saham yang
diperjualbelikan di pasar modal. Hasil penelitian Haanurat (2013)
menunjukkan bahwa secara parsial ROA berpengaruh signifikan positif
terhadap return saham, hal ini berbeda dengan hasil penelitian Syahputra dan
Herlambang (2015) yang menunjukkan bahwa secara parsial ROA
berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hal tersebut juga sesuai
dengan hasil penelitian dari Rohman (2014) yang menunjukkan bahwa secara
parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Konsep likuiditas mencerminkan ukuran kinerja manajemen ditinjau
dari sejauh mana manajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai
dari utang lancar dan saldo kas perusahaan. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya dan dapat
mengurangi resiko return yang tidak diharapkan. Hasil penelitian Haanurat
(2013) menunjukkan bahwa CR terbukti tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, hasil penelitian dari Purnomo (2013) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian
6
dari Rohman (2014) menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diwakili CR
mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham.
Setiap perusahaan membutuhkan ketersediaan dana dalam jumlah yang
memadai yang tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai jalannya kegiatan
operasional perusahaan saja, melainkan juga untuk membiayai aktivitas
investasi. Menurut Hery (2015), Debt to Equity Ratio berguna untuk
mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh
kreditur dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Akan
lebih aman bagi kreditur apabila memberikan pinjaman kepada debitur yang
memiliki tingkat DER yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin
besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
Sehingga investor akan melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki
tingkat solvabilitas yang baik. Penelitian Masruri (2012) menunjukkan bahwa
DER berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham, Hasil penelitian
dari Haanurat (2013) juga membuktikan bahwa DER tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian dari Rohman (2014)
menunjukkan bahwa rasio solvabilitas yang diwakili DER mempunyai
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham.
Selain kinerja keuangan perusahaan, penilaian juga dapat dilihat dari
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi return. Dalam penelitian ini faktor
eksternal diwakili oleh inflasi. Inflasi merupakan salah satu variabel makro
yang mempengaruhi return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukan
resiko investasi dan sangat mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan
7
kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada peningkatan
harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi
tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat
pada penurunan penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada perusahaan jika
mengalami penurunan pendapatan dan mengakibatkan perusahaan melakukan
hutang dan kesulitan untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa selain berpengaruh
terhadap return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif
terhadap return saham (Karim, 2015), hal ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suryani et. al (2018). Sementara hasil
penelitian dari Haanurat (2013) dan Sudarsono et. al (2016) menunjukkan
bahwa inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham. Hasil
penelitian dari Zakky (2011) menunjukkan inflasi dalam kategori ringan dapat
memperkuat pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap return saham.
Sedangkan penelitian hasil penelitian dari Purnomo (2013) menunjukkan
bahwa inflasi tidak dapat mempengaruhi ROA, CR, dan DER terhadap return
saham.
Dengan adanya inkonsistensi dalam hasil penelitian sebelumnya penulis
terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham dengan variabel moderasi inflasi yang
8
penulis gunakan sebagai beda penelitian dari penelitian-penelitian
sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil
judul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham dengan
Inflasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2014-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana return on assets (ROA) berpengaruh terhadap return
saham?
2. Bagaimana current ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham?
3. Bagaimana debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap return
saham?
4. Bagaimana inflasi dapat memoderasi pengaruh return on assetss (ROA)
terhadap return saham?
5. Bagaimana inflasi dapat memoderasi pengaruh current ratio (CR)
terhadap return saham?
6. Bagaimana inflasi dapat memoderasi pengaruh debt to equity ratio
(DER) terhadap return saham?
9
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan jawaban atas
rumusan masalah yaitu:
1. Untuk menganalisis pengaruh return on assets (ROA) terhadap return
saham.
2. Untuk menganalisis pengaruh current ratio (CR) terhadap return
saham.
3. Untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap
return saham.
4. Untuk menganalisis pengaruh return on assets (ROA) terhadap return
saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi.
5. Untuk menganalisis pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham
dengan inflasi sebagai variabel moderasi.
6. Untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap
return saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi.
D. Kontribusi Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Memberikan wawasan tentang ekonomi syariah yang berkaitan
dengan faktor-faktor penentu return saham syariah.
b. Sebagai bentuk kegiatan aktif serta mampu menyusun karya ilmiah
secara sistematis.
10
2. Bagi IAIN Salatiga
a. Untuk memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat
khususnya Program Studi Perbankan Syariah.
b. Menambah literatur pengetahuan bagi mahasiswa Program Studi
Perbankan Syariah.
3. Bagi Objek Penelitian
a. Memberikan gambaran tentang faktor-faktor penentu return saham
sebagai bahan evaluasi kinerja perusahaan
b. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan return saham
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi penelitian di
bidang keuangan sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya
mengenai return saham.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TELAAH PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang landasan teori, penelitian
terdahulu, kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian.
11
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang jenis penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, dan alat analisis
data.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang deskripsi obyek
penelitian dan analisis data untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan
dalam penelitian.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian dan saran bagi penelitian berikutnya.
12
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Signalling Theory
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan,
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar
modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi
(Hartono, 2014).
Hartono (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan siynal bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada
waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Menurut Bisara dan Amanah (2015), Signalling theory
menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan pihak di luar perusahaan. Asumsi dari
signaling theory adalah para manajer perusahaan memiliki informasi
yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak
13
luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi
antara pihak-pihak yang berkepentingan. Asimetri informasi jika salah
satu pihak dari suatu transaksi memiliki lebih banyak atau lebih baik
dibandingkan pihak lainnya. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen
tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh
tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka
umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal
terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang
tercermin melalui harga saham (Hartono, 2014).
2. Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai “performing
measurement”, yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen
atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.
Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang
dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas
dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu (Hanafi, 2003).
Menurut Hery (2015), rasio keuangan merupakan suatu
perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keungan yang
berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan
menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau
14
menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi
keuangan suatu perusahaan.
Menurut Harahap (2007), analisis rasio keuangan memiliki
keunggulan sebagai berikut:
a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
b) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c) Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini
juga memiliki keterbatasan, yaitu kesulitan dalam memilih rasio yang
tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya (Harahap,
2007).
Secara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya ada lima jenis
rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan. Kelima jenis rasio keuangan tersebut adalah
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan
rasio penilaian atau rasio ukuran pasar (Hery, 2015). Adapun rasio-rasio
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas
yaitu return on assets (ROA), rasio likuiditas yaitu current rasio (CR)
dan rasio solvabilitas yaitu debt to equity ratio (DER).
15
3. Return on Assets (ROA)
Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih (Hery,
2015). Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana yang
tertanam dalam total aset. Menurut Harahap (2007), rasio ini
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Semakin besar return on assets semakin baik. Hal ini berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi
pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam
dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas
aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap dana yang tertanam dalam total aset.
4. Current Ratio (CR)
Menurut Hery (2015), rasio lancar merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan total aset lancar yang tersedia. Current ratio
menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang
dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar.
Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan
antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Menurut Harahap
16
(2007), rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar rendah atau kecil mengindikasikan bahwa
perusahaan kurang modal untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Karena rasio lancar yang tinggi bisa saja terjadi
karena kurang efektifnya manajemen kas. Menurut Kasmir (2015),
dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar
200% (2: 1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup
baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio
seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka
pendek. Untuk dapat mengatakan apakah suatu perusahaan memiliki
tingkat likuiditas yang baik atau tidak maka diperlukan suatu standar
rasio, seperti standar rasio rata-rata industri dan segmen usaha yang
sejenis (Hery, 2015).
5. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan
17
kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan untuk jaminan (Kasmir, 2015). Menurut Harahap
(2007), rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini
semakin baik.
Menurut Hery (2015), memberikan pinjaman kepada debitur yang
memiliki tingkat debt to equity ratio yang tinggi menimbulkan
konsekuensi bagi kreditur untuk menanggung resiko yang lebih besar
pada saat debitur mengalami kegagalan keuangan. Dengan kata lain,
akan lebih aman bagi kreditur apabila memberikan pinjaman kepada
debitur yang memiliki tingkat debt to equity ratio yang rendah karena
hal ini berarti bahwa akan semakin besar jumlah modal pemilik yang
dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
5. Return Saham
Anggrelita (2018) mengatakan return saham adalah keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil
kebijakan investasi yang dilakukannya. Semakin tinggi return saham
maka semakin baik investasi yang dilakukan karena dapat menghasilkan
keuntungan, sebaliknya semakin rendah return saham atau bahkan
negatif maka semakin buruk hasil investasi yang dilakukan. Saham
menujunjukkan hak pepemilikan pada keuntungan dan aset dari sebuah
perusahaan. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama
18
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi.
Return atau pengembalian dari suau investasi merupakan tujuan
utama seseorang dalam melakukan kegiatan investasi. Return saham
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko
atas investasi yang dilakukan (Tandelin, 2010).
Menurut Hartono (2007), return dapat berupa return realisasi yang
sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan
akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasi merupakan return yang
terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan merupakan pengukur
kinerja perusahaan setelah periode pengamatan.
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Setiap investasi baik
jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
mendapatkan keutungan yang disebut return.
Menurut Zakky (2011), komponen return terdiri dari dua jenis
yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan
dari selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti
pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, deviden, dan sebagainya
yang biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat
diuangkan secara cepat. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima
19
dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu
instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Besarnya
capital gain dapat diketahui dari analisis historis yang dapat diketahui
dari periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat
kembalian yang diinginkan.
6. Inflasi
Menurut Endraswati (2010), inflasi adalah kenaikan harga-harga
produk secara umum. Ada beberapa istilah lain berkaitan dengan inflasi,
seperti deflasi, disinflasi, sustained deflation dan inflasi inersial. Deflasi
adalah penurunan harga-harga produk secara umum. Jadi deflasi
merupakan kebalikan dari inflasi. Disinflasi adalah penurunan laju
inflasi. Jadi hanya laju inflasinya yang turun, tetapi masih terjadi inflasi.
Sustained deflation adalah deflasi yang terjadi selama beberapa tahun.
Inflasi inersial adalah tingkat inflasi yang bertahan pada tingkat yang
sama selama beberapa tahun.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang (Boediono, 2011)
dalam Zakky (2011).
20
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara
umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang
lainnya (www.bi.go.id, 2018)
Indikator inflasi adalah seperti yang dikutip dari (www.bi.go.id,
2018) sebagai berikut:
a) Indeks Harga Konsumen (IHK)
Merupakan indicator umum untuk menggambarkan pergerakan
harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK
dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tingkat inflasi di
Indonesia umumnya diukur dengan IHK.
b) Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga
komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. Harga
perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi
yang terjadi antara penjual/ pedagang besar pertama dengan
pembeli/ pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada
pasar pertama atas suatu komoditas.
21
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya inflasi menurut Endraswati
(2010) antara lain:
a) Inflasi karena dorongan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena terlalu banyak permintaan terhadap
suatu produk, sementara penawaran produk hanya sedikit.
b) Inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cosh Push Inflation)
Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi misalnya biaya
bahan baku atau baiya tenaga kerja atau biaya overhead.
Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan suatu inflasi
(Boediono, 2011) dalam Zakky (2011) yaitu:
1) Inflasi ringan
Inflasi ringan terjadi apabila tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara kurang dari 10% setahun.
2) Inflasi sedang
Jenis inflasi ini terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun antara
10% sampai 30%.
3) Inflasi berat
Inflasi berat terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun diantara
30% sampai 100%.
4) Hiperinflasi
Hiperinflasi disebut juga inflasi yang tidak terkendali, karena
tingkat inflasinya dalam setahun lebih dari 100% dan
menyebabkan harga barang-barang terus berubah dan meningkat
22
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan
nilai uang terus merosot.
7. Perusahaan Manufaktur
Rijanto (2014) menyatakan perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan
dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang
tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Unilever yang
menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pesta gigi, sabun mandi,
dan sebagainya.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan
yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi. Industri manufaktur merupakan salah satu indeks sektoral.
(www.sahamok.com, 2019).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu. Penelitian Zamzani (2015) mengenai pengaruh return on
assets (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), total assets
turnover (TAT) terhadap return saham memperoleh hasil secara parsial return
on assets (ROA) dan total assets turnover (TAT) berpengaruh signifikan
negatif terhadap return saham. Sedangkan debt to equity ratio (DER) dan
current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
23
Penelitian Nurdin (2017) mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap
return saham memperoleh hasil kinerja keuangan yang diproksikan dengan
return on assets (ROA) dan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Penelitian Anggrelita (2018) mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
return saham memperoleh hasil profitabilitas yang diwakili return on assets
(ROA) tidak berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian Sugiarti, Surachman dan Aisjah (2015) mengenai pengaruh
kinerja keangan perusahaan terhadap retun saham memperoleh hasil current
ratio (CR) memberikan efek negatif yang signifikan terhadap return saham.
Sedangkan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham.
Penelitian Supriantikasari dan Utami (2019) mengenai pengaruh return
on assets, debt to equity ratio, current ratio, earning per share dan nilai tukar
terhadap return saham memperoleh hasil ROA tidak berpengaruh terhadap
return saham, DER tidak berpengaruh terhadap Return Saham, CR tidak
berpengaruh terhadap return saham, EPS tidak berpengaruh terhadap return
saham, nilai tukar berpengaruh negatif terhadap return saham.
Penelitian Sudarsono dan Sudiyatno (2016) mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham memperoleh hasil inflasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap return saham, tingkat suku bunga, nilai tukar dan
24
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham,
ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham dan DER
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
Penelitian Basalama et. al (2017) mengenai pengaruh current ratio,
DER dan ROA terhadap return saham memperoleh hasil CR, DER, dan ROA
secara simultan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial
CR tidak berpengaruh terhadap return saham, DER dan ROA secara parsial
mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Penelitian Farkhan dan Ika (2013) mengenai pengaruh rasio keuangan
terhadap return saham memperoleh hasil secara parsial ROA dan PER
berpengaruh signifikan positif terhadap return saham, sedangkan CR, DER
dan TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara
simultan CR, DER, TAT, ROA, dan PER berpengaruh signifikan terhadap
ruturni saham.
Penelitian Dewi, Sedana dan Artini (2016) mengenai pengaruh tingkat
suku bunga, risiko pasar, debt to equity ratio dan price earning ratio terhadap
return saham memperoleh hasil tingkat suku bunga, risiko pasar dan debt to
equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham,
sedangkan price earning ratio menunjukkan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
Penelitian Suriyani dan Sudiartha (2018) mengenai pengaruh tingkat
suku bunga, inflasi dan nilai tukar terhadap return saham memperoleh hasil
tingkat suku bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return
25
saham, inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return
saham, dan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham.
Penelitian Hartati (2010) mengenai pengaruh return on assets (ROA),
debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price earning ratio
(PER) terhadap return saham memperoleh hasil return on assets dan debt to
equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, earning per
share dan price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Penelitian Sutriani (2014) mengenai pengaruh profitabilitas, leverage,
dan likuiditas terhadap return saham memperoleh hasil return on assets
(ROA) dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham, sedangkan cash ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Penelitian Gunadi dan Kesuma (2015) mengenai pengaruh ROA, DER,
EPS terhadap return saham memperoleh hasil ROA dan EPS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham, DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham.
Penelitian Prakoso (2016) mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi retun saham memperoleh hasil current ratio, debt to equity
ratio dan price to book value tidak berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan return on assets dan price earning ratio berpengaruh terhadap
return saham.
26
Penelitian Septiana dan Wahyuati (2016) mengenai pengaruh rasio
keuangan terhadap retun saham memperoleh hasil debt to equity ratio dan
current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap return saham,
sedangkan retrun on assets, total assets turnover dan price earning ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian Choirurodin (2018) mengenai pengaruh current ratio, return
on equity, debt to equity ratio terhadap return saham memperoleh hasil CR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, ROE berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham, dan DER berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap return saham.
Penelitian Darajat (2018) mengenai pengaruh ROA, EPS, dan DER
terhadap return saham memperoleh hasil ROA dan EPS berpengaruh positif
terhadap return saham, sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap return
saham.
Penelitian Geriadi dan Wiksuana (2017) mengenai pengaruh inflasi
terhadap return saham memperoleh hasil inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham.
Penelitian Akbar Faoriko (2013) mengenai pengaruh inflasi, suku bunga
dan nilai tukar rupiah terhadap return saham memperoleh hasil inflasi, suku
bunga dan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham.
Penelitian Purnomo (2013) mengenai pengaruh kinerja keuangan
terhadap return saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi memperoleh
27
hasil current ratio dan size of the firm berpengaruh signifikan negatif terhadap
return saham, total assets turnover dan debt to equity ratio berpengaruh
signifikan positif terhadap return saham, sedangkan beta dan return on assets
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kemudian hasil
penelitian ini juga menyimpulkan bahwa sensitifitas inflasi hanya dapat
memoderasi pengaruh variabel beta terhadap return saham.
Penelitian Zakky (2011) mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
return saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi memperoleh hasil
profitabilitas yang diproksikan ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham dan inflasi dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh
profitabilitas terhadap return saham.
Penelitian Haanurat (2013) mengenai pengaruh karakteristik perusahaan
dan ekonomi makro terhadap return saham memperoleh hasil ROA dan kurs
valas berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan EPS, DER dan
CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, inflasi berpengaruh
signifikan negatif terhadap return saham.
Penelitian Masruri (2012) mengenai pengaruh PER, ROE, dan DER
terhadap return saham memperoleh hasil PER dan ROE berpengaruh
signifikan prositif terhadap return saham, sedangkan DER berpengaruh
signifikan negatif terhadap return saham.
Penelitian Rohman (2014) mengenai pengaruh kinerja keuangan
terhadap return saham memperoleh hasil CR dan DER berpengaruh positif
28
signifikan terhadap return saham, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Penelitian Karim (2015) mengenai analisis pengaruh faktor internal dan
faktor eksternal terhadap return saham memperoleh hasil EPS dan struktur
modal tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan ROA, suku
bunga dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return saham, inflasi
berpengaruh negatif terhadap return saham.
Penelitian Iman (2018) mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
return saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi memperoleh hasil
ROA, ROE dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap return saham,
Inflasi dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh ROA, ROE dan NPM
terhadap return saham.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Hasil Penelitian
1 Zamzani (2015) return saham return on assets
(ROA),
debt to equity
ratio (DER),
current ratio
(CR), total assets
turnover (TAT)
return on assets (ROA) dan
total assets turnover (TAT)
berpengaruh signifikan
negatif terhadap return
saham, sedangkan debt to
equity ratio (DER) dan
current ratio (CR) tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return saham
2 Nurdin (2017) return saham return on assets
(ROA),
debt to equity
ratio (DER)
return on assets (ROA) dan
debt to equity ratio (DER)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham
29
3 Anggrelita (2018) return saham return on assets
(ROA)
return on assets (ROA)
tidak berpengaruh terhadap
return saham
4 Sugiarti,
Surachman dan
Aisjah (2015)
return saham return on equity
(ROE),
debt to equity
ratio (DER),
current ratio
(CR),
earning per
share (EPS)
current ratio (CR)
memberikan efek negatif
yang signifikan terhadap
return saham. Sedangkan
debt to equity ratio (DER)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham, return on equity
(ROE) tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham dan earning per
share (EPS) tidak
berpengaruh negatif
signifikan terhadap return
saham
5 Supriantikasari dan
Utami (2019)
return saham return on assets,
debt to equity
ratio,
current ratio,
earning per
share,
nilai tukar
ROA tidak berpengaruh
terhadap return saham,
DER tidak berpengaruh
terhadap Return Saham, CR
tidak berpengaruh terhadap
return saham, EPS tidak
berpengaruh terhadap return saham, nilai tukar
berpengaruh terhadap
return saham
6 Sudarsono dan
Sudiyatno (2016)
return saham inflasi,
tingkat suku
bunga,
nilai tukar.
ukuran
perusahaan,
ROA,
DER
inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap return
saham, tingkat suku bunga,
nilai tukar dan ukuran
perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
return saham, ROA
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap return
saham dan DER berpengaruh positif
signifikan terhadap return
saham
7 Basalama, Murni
dan Sumarauw
(2017)
return saham CR,
DER,
ROA
CR tidak berpengaruh
terhadap return saham,
DER dan ROA secara
parsial mempunyai
pengaruh positif terhadap
return saham
8 Farkhan dan Ika
(2013)
return saham CR,
DER,
ROA,
PER, TAT
ROA dan PER berpengaruh
negatif signifikan terhadap
return saham, sedangkan
CR, DER dan TAT tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham
9 Dewi, Sedana dan
Artini (2016)
return saham tingkat suku
bunga,
tingkat suku bunga, risiko
pasar dan debt to equity
30
risiko pasar,
debt to equity
ratio,
price earning
ratio
ratio berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
return saham, sedangkan
price earning ratio
menunjukkan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap return saham
10 Suriyani dan
Sudiartha (2018)
return saham tingkat suku
bunga,
inflasi,
nilai tukar
tingkat suku bunga
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
return saham, inflasi
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap return saham, dan nilai
tukar berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
return saham
11 Hartati (2010) return saham return on assets
(ROA),
debt to equity
ratio (DER),
earning per
share (EPS),
price earning
ratio (PER)
return on assets dan debt to
equity ratio berpengaruh
positif signifikan terhadap
return saham, earning per
share dan price earning
ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham
12 Sutriani (2014) return saham cash ratio, ROA,
DER
return on assets (ROA) dan debt to equity ratio (DER)
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return
saham, sedangkan cash
ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham
13 Gunadi dan
Kesuma (2015)
return saham ROA,
DER,
EPS
ROA dan EPS berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap return saham,
DER berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
return saham
14 Prakoso (2016) return saham CR, DER,
price to book
value
current ratio, debt to equity ratio dan price to book
value tidak berpengaruh
terhadap return saham,
sedangkan return on assets
dan price earning ratio
berpengaruh terhadap
return saham
15 Septiana dan
Wahyuati (2016)
return saham CR,
DER,
ROA,
TAT,
PER
debt to equity ratio dan
current ratio berpengaruh
signifikan terhadap return
saham, sedangkan retrun
on assets, total assets turnover dan price earning
ratio tidak berpengaruh
31
signifikan terhadap return
saham
16 Choirurodin (2018) return saham current ratio,
return on equity,
debt to equity
ratio
CR berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
return saham, ROE
berpengaruh poaitif dan
signifikan terhadap return
saham, dan DER
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
return saham
17 Darajat (2018) return saham ROA,
EPS,
DER
ROA dan EPS berpengaruh
positif terhadap return
saham, sedangkan DER berpengaruh negatif
terhadap return saham
18 Geriadi dan
Wiksuana (2017)
return saham inflasi inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
return saham
19 Purnomo (2013) return saham CR,
TAT,
DER,
size of the firm,
ROA,
beta,
inflasi (variabel
moderasi)
current ratio, total assets
turnover, debt to equity
ratio, size of the firm
berpengaruh signifikan
negatif terhadap return
saham, sedangkan beta dan
return on assets tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham,
kemudian hasil penelitian
ini juga menyimpulkan
bahwa sensitifitas inflasi
hanya dapat memoderasi
pengaruh variabel beta
terhadap return saham
20 Faoriko (2013) return saham inflasi,
suku bunga,
nilai tukar rupiah
inflasi, suku bunga dan
nilai tukar berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap return saham
21 Zakky (2011) return saham ROA,
inflasi (variabel moderasi)
diproksikan ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham dan inflasi dalam
kategori ringan dapat
memoderasi memperkuat)
pengaruh profitabilitas
terhadap return saham
22 Haanurat (2013) return saham ROA,
kurs valas,
EPS,
DER,
CR,
inflasi
ROA dan kurs valas
berpengaruh positif
terhadap return saham,
sedangkan EPS, DER dan
CR tidak berpengaruh
signifikan terhadap return
saham, inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap
return saham
32
23 Masruri (2012) return saham PER,
ROE,
DER
PER dan ROE berpengaruh
signifikan prositif terhadap
return saham, sedangkan
DER berpengaruh
signifikan negatif terhadap
return saham
24 Rohman (2014) return saham CR,
DER,
ROA
CR dan DER berpengaruh
positif signifikan terhadap
return saham, ROA tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return saham
25 Karim (2015) return saham EPS,
sturktur modal,
ROA, suku bunga,
nilai tukar,
inflasi
EPS dan struktur modal
tidak berpengaruh terhadap
return saham, sedangkan ROA, suku bunga dan nilai
tukar berpengaruh positif
terhadap return saham,
inflasi berpengaruh negatif
terhadap return saham
26 Ilman (2018) return saham ROA, ROE,
NPM
inflasi (variabel
moderasi)
ROA, ROE dan NPM
berpengaruh positif
signifikan terhadap return
saham, inflasi dapat
memoderasi (memperkuat)
pengaruh ROA, ROE dan
NPM terhadap return saham.
Sumber: Berbagai penelitian yang diolah, 2019
C. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah
disebutkan diatas, maka kerangka sebagai dasar dalam mengarahkan
pemikiran untuk mengetahui sejauh mana pengaruh return on assets (ROA),
current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER) terhadap return saham dan
akan dimoderasi oleh inflasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
33
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
1. Pengaruh return on assets (ROA) terhadap return saham
Return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya dan digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam
mendayagunakan jumlah asset yang dimiliki. Kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan
akan berdampak pada pemegang saham perusahaan (Supriantika dan
Utami, 2019).
Meningkatnya ROA maka secara otomatis juga meningkatkan
nilai penjualan yang akan mendorong terjadinya peningkatan laba serta
menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik sehingga investor
34
akan tertarik untuk berinvestasi dan pada akhirnya mendorong
peningkatan return saham.
Penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap return saham
dilakukan oleh Zakky (2011) dengan hasil ROA bepengaruh positif
signifikan terhadap return saham, dikuatkan dengan hasil penelitian dari
Basalama et. al (2017), penelitian dari Farkhan dan Ika (2013),
penelitian Hartati (2010), dan penelitian dari Sutriani (2014) dengan
hasil ROA bepengaruh positif signifikan terhadap return saham.
H1 : ROA berpengaruh positif terhadap return saham
2. Pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham
Investor akan menganggap perusahaan bermasalah dalam
mengurus kewajiban jangka pendeknya jika CR rendah sehingga
investor akan memperoleh return saham yang rendah. Namun jika
perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka
pendeknya sehingga apabila CR meningkat maka return saham juga
meningkat. CR yang tinggi menunjukkan perusahaan dalam kondisi
liquid, perusahaan yang liquid lebih menarik minat investor. Jika banyak
investor yang tertarik membeli saham perusahaan tersebut, maka harga
saham dari perusahaan itu akan naik dan return saham juga akan
meningkat.
Penelitian mengenai pengaruh CR terhadap return saham
dilakukan oleh Septiana dan Wahyuati (2016) dengan hasil current ratio
(CR) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Didukung
35
penelitian Purnomo (2013) dan penelitian Rohman (2014) dengan hasil
current ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap return
saham.
H2 : CR berpengaruh positif terhadap return saham
3. Pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return saham
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan
liabilitas perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial
leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena
secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga
berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi
mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena
tingkat liabilitas yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin
besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat DER
yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena
menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga
investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah.
Penelitian mengenai pengaruh Debt to equity ratio (DER)
terhadap return saham dilakukan oleh Nurdin (2017), Sudarsono dan
Sudiyatno (2016), Basalama et. al (2017), Hartati (2010), dan penelitian
Septiana dan Wahyuati (2016) dengan hasil DER berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham.
H3 : DER berpengaruh positif terhadap return saham
36
4. Inflasi memoderasi pengaruh return on assets (ROA) terhadap return
saham
Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang mempengaruhi
return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi
dan hal lain akan mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan
kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada
peningkatan harga barang-barang atau bahan baku akan membuat biaya
produksi menjadi tinggi sehingga akan berpengaruh pada jumlah
permintaan yang berakibat pada penurunan penjualan sehingga dapat
mengurangi pendapatan perusahaan dan berdampak negatif terhadap
tingkat return yang diharapkan.
Penelitian mengenai inflasi memoderasi pengaruh ROA terhadap
return saham telah dilakukan oleh Zakky (2011) dan Ilman (2018)
dengan hasil penelitian bahwa inflasi mampu memperkuat
(memoderasi) pengaruh ROA terhadap return saham.
H4 : Inflasi mampu memoderasi pengaruh ROA terhadap return saham
5. Inflasi memoderasi pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham
Dengan menggunakan analogi kinerja keuangan yang sesuai
dengan hasil penelitian dari Zakky (2011) dan Ilman (2018) bahwa
inflasi mampu memperkuat (memoderasi) pengaruh ROA sebagai salah
satu rasio dari kinerja keuangan terhadap return saham, maka inflasi
juga dapat memoderasi CR sebagai salah satu rasio dari kinerja
keuangan terhadap return saham.
37
Signalling Theory yang digunakan dalam penelitian ini juga
dijadikan dasar bahwa current ratio dapat memberikan informasi dan
sinyal positif kepada investor untuk melakukan investasi. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya dan
dapat mengurangi resiko return yang tidak diharapkan.
H5 : Inflasi mampu memoderasi pengaruh CR terhadap return saham
6. Inflasi memoderasi Inflasi memoderasi pengaruh debt to equity ratio
(DER) terhadap return saham
Dengan menggunakan analogi kinerja keuangan yang sesuai
dengan hasil penelitian dari Zakky (2011) dan Ilman (2018) bahwa
bahwa inflasi mampu memperkuat (memoderasi) pengaruh ROA dan
CR terhadap return saham, maka inflasi juga dapat memoderasi DER
sebagai salah satu rasio dari kinerja keuangan terhadap return saham.
Signalling Theory yang digunakan dalam penelitian ini juga
dijadikan dasar bahwa debt to equity ratio dapat memberikan informasi
dan sinyal positif kepada investor untuk melakukan investasi. Semakin
kecil rasio ini semakin baik, sehingga investor akan tertarik untuk
melakukan investasi apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat debt
to equity ratio yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin
besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan dan
mengurangi resiko kegagalan keuangan.
H6 : Inflasi mampu memoderasi pengaruh DER terhadap return saham
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (Sujarweni, 2015).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data berupa angka yang kemudian data tersebut diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka
tersebut (Martono, 2002).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen (orang, kejadian,
produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.
Populasi bisa disebut sebagai totalitas subjek penelitian (Wijaya, 2013).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini yaitu 30
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2014-2018.
39
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-
ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau
menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.
(Sugiharto, et al., 2003).
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ ditentukan
berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu (Wijaya, 2013).
Metode penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
menggunakan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni,
2015). Adapun kriteria agar bisa menjadi sampel ditentukan sebagai
berikut:
a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) Periode 2014-2018
b. Perusahaan manufaktur yang tidak delisting dalam Jakarta Islamic
Index periode 2014-2018
c. Saham perusahaan tercatat Jakarta Islamic Index (JII) selama 5
tahun berturut-turut (periode 2014-2018)
d. Laporan keuangan tahunan perusahaan sudah dipublikasikan di
website resmi perusahaan yang bersangkutan dan bisa diakses dari
tahun 2014-2018
40
Sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan, maka jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan, dengan periode
pengamatan 5 tahun berturut-turut dari tahun 2014-2018. Berdasarkan
kriteria-kriteria di atas, maka diperoleh sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di JII
No Kode Nama Saham
1. ADRO Adaro Energy Tbk
2. AKRA AKR Corporindo Tbk
3. ASII Astra Internasional Tbk
4. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
5. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7. KLBF Kalbe Farma Tbk
8. LPKR Lippo Karawaci Tbk
9. PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
10. SMGR Semen Indonesia Tbk
11. SMRA Summarecon Agung Tbk
12. UNTR United Tractors Tbk
13. UNVR Unilever Indonesia Tbk
14. WIKA Wijaya Karya Tbk
Sumber: www.idx.co.id dan www.sahamok.com
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
yakni dengan menggunakan dua cara yaitu:
41
a. Metode kepustakaan
Metode dengan cara penggunaan berbagai jurnal, majalah-majalah
ilmiah, maupun literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
b. Metode dokumentasi
Metode dengan cara mengumpulkan data yang menjadi objek
penelitian. Data dikumpulkan dengan mengunduh laporan
keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan melalui Bursa
Efek Indonesi dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id.
2. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain
atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pengumpul data primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan
dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Sugiharto, et al., 2003).
Data sekunder adalah data dari laporan maupun dokumen resmi
dari lembaga yang terkait dengan penelitian (Busro, 2017). Data dalam
penelitian ini diperoleh dari website masing-masing perusahaan yang
menjadi objek penelitian yaitu berupa laporan keuangan tahunan.
D. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
42
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh satu
atau lebih variabel independen (Werang, 2015). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah return saham.
Return saham dapat diartikan sebagai tingkat kembalian
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari
suatu investasi, tentunya pemodal tidak akan mau repot-repot
melakukan investasi, yang pada akhirnya tidak ada hasilnya. Dalam
penelitian ini perhitungan terhadap return hanya menggunakan return
total, di mana return total membandingkan harga saham periode
sekarang dengan harga saham sebelum periode sebelumnya. Return
saham akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Hartono, 2014):
Rit =Pit − Pit_1
Pit_1
Keterangan :
Rit : return realisasian untuk saham I pada waktu ke t
Pit : Harga saham pada periode t.
Pit-1 : Harga saham sebelum periode t
2. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variable yang memengarui atau yang
menjadi sebab terjadinya variable dependen (Werang, 2015). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah:
43
a. Return on Assets (ROA)
Menurut Hery (2015), return on assets merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan asset
perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Untuk menghitung
ROA, digunakan rumus:
ROA =Laba Bersih
Total Asset
b. Current Ratio (CR)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan
(Kasmir, 2015). Pengukuran variabel CR dalam penelitian ini
telah digunakan oleh Endraswati (2015) dengan rumus:
CR =Aktiva Lancar
Hutang Lancar
c. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh
ekuitas (Kasmir, 2015). Pengukuran variabel DER dalam
penelitian ini telah digunakan oleh Endraswati (2015) dengan
rumus:
DER =Total Hutang
Total Modal
44
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Variabel moderasi
yang digunakan dala penelitian ini adalah inflasi.
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara
umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang
lainnya (www.bi.go.id, 2018). Inflasi dapat diukur dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dengan data yang diperoleh melalui situs
www.bi.go.id.
E. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Pengelolaan data dilakukan
menggunakan alat komputer untuk mengaplikasikan program SPSS versi 20.
Data diolah menggunakan microsoft excel sebelum diolah menggunakan
SPSS (Statistical Package Social Science) versi 20 sesuai dengan keinginan
pengguna (user) secara cepat dan tepat.
Analisis data ini dilakukan dengan Uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi
Klasik, Uji Regresi Linier Berganda dan Uji Moderated Regression Analysis
(MRA).
45
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu metode atau cara-cara yang
digunakan untuk meringkas dan mendata dalam bentuk tabel, grafik,
atau ringkasan, numeric dan data (Rusman, 2015).
Menurut Ghozali (2013), statistik deskriptf memberikan gambaran
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean) standar deviasi, varian,
maksimum, minimum. Uji statistik deskriptif digunakan agar data dapat
tersaji dengan ringkas sehingga dapat terlihat ukuran persebaran datanya
normal atau tidak.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013). Data yang baik
adalah data yang memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid jika jumlah sampel
kecil.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan
46
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah Run Test. Run
test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak. H0: residual (res_1) random (acak), HA:
residual (res_1) tidak random (Ghozali, 2013).
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi antar variabel bebas (independent variable).
Dalam suatu model regresi yang baik seharusnya tidak
terdapat korelasi diantara variabel independennya. Untuk
mengatahui ada atau tidaknya korelasi antar varabel independen
dalam model regresi, dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor) (Ghozali, 2013):
1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat
diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada
penelitian tersebut.
2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi
gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
47
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas dalam
penelitian ini menggunakan metode uji glejser, yaitu mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
Heterokedastisitas. Hal tersebut dapat dilihat dari probabilitas
signifikan variabel independen lebih dari atau diatas 0,05 maka
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
Heterokedastisitas.
3. Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang
menentukan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak.
Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderasi sehingga
diperlukan uji moderated regression analysis (MRA). Moderated
48
regression analysis adalah pendekatan analitik yang mempertahankan
integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh
variabel moderator (Ghozali, 2013).
Analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan dua bentuk
Model. Model pertama untuk menguji variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen tanpa memasukkan variabel moderasi.
Sedangkan untuk model yang kedua menguji variabel-variabel
independen terhadap dependen dengan memasukan variabel moderasi
(Ghozali, 2013).
Persamaan model regresi pertama:
Y= α + ΒX1 + ΒX2 + ΒX3 + e
Persamaan model regresi kedua:
Y= α + Β1X1 + Β2Z + Β3X1Z + Β4X2 + Β5Z + Β6X2Z + Β7X3 +
Β8Z + Β9X3Z + e
Keterangan:
Y = Return Saham
α = Konstanta
Β1-Β3 = Koefisien Regresi
X1 = ROA
X2 = CR
X3 = DER
Z = Inflasi
e = Error
49
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Return Saham dengan Infasi sebagai Variabel Moderasi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode
2014-2018.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI)
melalui situs www.idx.co.id dan www.sahamok.com diketahui bahwa
populasi dalam penelitian ini yaitu Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
JII sebanyak 30 perusahaan. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, diperoleh sampel sebanyak 14 perusahaan. Penentuan
sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah
dijelaskan pada Bab III.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang diteliti
menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Dalam penelitian ini
variabel yang digunakan adalah return saham sebagai variabel dependen, dan
variabel independen yang meliputi return on assets (ROA), current ratio (CR)
dan debt to equity ratio (DER), serta inflasi sebagai variabel moderasi. Untuk
mendiskripsikan dan menguji pengaruh antara variabel dependen, variabel
50
independen dan variabel moderasi, berikut ini disajikan deskripsi data yang
telah diperoleh dan diolah menggunakan program SPSS 20:
Tabel 4.1
Hasil Uji Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 70 .01 1.16 .1772 .28988
CR 70 .61 4.30 1.9630 .87838
DER 70 .01 1.59 .4636 .45147
RS 70 -.54 .94 .0585 .28027
INF 70 3.02 8.36 4.2940 2.05775
Valid N (listwise) 70
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Tabel 4.1 menunjukkan gambaran atau deskripsi data dari variabel-
variabel dalam penelitian ini.
1. Return on assets (ROA) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum
sebesar 0,01 oleh perusahaan LPKR pada tahun 2015, sedangkan nilai
maksimum sebesar 1,16 oleh perusahaan PGAS pada tahun 2017. Nilai
rata-rata (mean) dari ROA dalam penelitian ini sebesar 0,1772 dengan
standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,28988.
2. Current ratio (CR) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar
0,61 oleh perusahaan UNVR pada tahun 2016, sedangkan nilai
maksimum sebesar 4,30 oleh perusahaan KLBF pada tahun 2018. Nilai
rata-rata (mean) dari CR dalam penelitian ini sebesar 1,9630 dengan
standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,87838.
51
3. Debt to equity ratio (DER) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum
sebesar 0,01 oleh perusahaan WIKA pada tahun 2016, sedangkan nilai
maksimum sebesar 1,59 oleh perusahaan SMRA pada tahun 2017. Nilai
rata-rata (mean) dari DER dalam penelitian ini sebesar 0,4636 dengan
standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,45147.
4. Return saham (RS) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar
-0,54 oleh perusahaan PGAS pada tahun 2015, sedangkan nilai
maksimum sebesar 0,94 oleh perusahaan SMRA pada tahun 2014. Nilai
rata-rata (mean) dari RS dalam penelitian ini sebesar 0,585 dengan
standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 0,28027.
5. Inflasi (INF) dalam penelitian ini data inflasi diperoleh berdasarkan IHK
pada tahun 2014-2018, jadi setiap perusahaan memiliki nilai inflasi yang
sama pada tahun penelitian. Sehingga nilai minimum inflasi sebesar
3,02 pada tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 8,36 pada tahun
2014. Nilai rata-rata (mean) dari INF dalam penelitian ini sebesar
4,2940 dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 2,05775.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik yaitu Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka
data tersebut memiliki distribusi normal. Berikut merupakan hasil uji
normalitas pada penelitian ini:
52
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai test statistic
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,591 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0,876 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dilihat
dari nilai Aysmp. Sig.(2-tailed) yang lebih besar dari 0,05.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji model regresi linier
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi pada penelitian ini
menggunakan uji Non-parametic Test. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi autokorelasi. Berikut merupakan hasil pengujian
autokorelasi:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .27793741
Most Extreme Differences
Absolute .071
Positive .071
Negative -.041
Kolmogorov-Smirnov Z .591
Asymp. Sig. (2-tailed) .876
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
53
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji autokorelasi dengan menggunakan
uji Non-parametic Test menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,01299
dengan probabilitas 0,810 signifikan pada 0,05 yang berarti tidak terjadi
autokorelasi karena 0,810 > 0,05.
3. Uji Multikoinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat korelasi antara variabel independen. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai variance inflation factor
(VIF) < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Berikut hasil uji
multikolonieritas pada penelitian ini:
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.02232
Cases < Test Value 35
Cases >= Test Value 35
Total Cases 70
Number of Runs 37
Z .241
Asymp. Sig. (2-tailed) .810
a. Median
54
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan
nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terjadi multikolonieritas.
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser pada penelitian ini:
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficien
ts
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Consta
nt) .141 .096
1.475 .145
ROA -.070 .121 -.072 -.575 .567 .952 1.050
CR -.031 .039 -.098 -.788 .433 .974 1.027
DER -.020 .078 -.032 -.258 .798 .937 1.067
a. Dependent Variable: RS
55
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .175 .062 2.813 .006
ABS_RES_R
OA .050 .079 .079 .632 .530
ABS_RES_C
R .006 .026 .028 .230 .819
ABS_RES_D
ER .051 .051 .126 1.002 .320
a. Dependent Variable: ABS_RES_RS
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.5 uji heterokedastisitas dengan menggunakan
uji glejser menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki
probabilitas signifikansi di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model
regresi tidak mengandung atau tidak terdapat heterokedastisitas.
D. Analisis Regresi Linier Berganda dan MRA
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
56
Tabel 4.6
Hasil Regresi Linier Berganda
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Persamaan regresi variabel dependen dan independen dari tabel
4.6 adalah:
Y = 0,141 – 0,070X1 – 0,031X2 – 0,020X3 + ɛ
Persamaan regresi linier berganda dapat diartikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,141 menyatakan bahwa apabila variabel
independen dianggap konstan, maka rata-rata return saham adalah
sebesar 0,141.
b. Return on assets (ROA) memiliki koefisien regresi dengan arah
negatif sebesar -0,070. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
ROA sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar
0,070 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
c. Current ratio (CR) memiliki koefisien regresi dengan arah negatif
sebesar -0,031. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan CR
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) .141 .096
1.475 .145
ROA -.070 .121 -.072 -.575 .567
CR -.031 .039 -.098 -.788 .433
DER -.020 .078 -.032 -.258 .798
a. Dependent Variable: RS
57
sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar 0,031
dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
d. Debt to equity ratio (DER) memiliki koefisien regresi dengan arah
negatif sebesar -0,020. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
DER sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar
0,020 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
2. Moderate Regression Analysis (MRA)
Inflasi merupakan variabel moderasi yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Berikut adalah hasil pengujian variabel moderasi:
Tabel 4.7
Hasil Moderat Regression Analysis
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .333 .208 1.597 .115
ROA -.197 .263 -.204 -.750 .456
CR -.179 .083 -.560 -2.164 .034
DER -.183 .111 -.295 -1.654 .103
INF -.048 .044 -.354 -1.086 .282
ROAxINF .027 .056 .136 .477 .635
CRxINF .036 .018 .748 2.016 .048
DERxINF .040 .021 .445 1.940 .057
a. Dependent Variable: RS
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y= 0,333 – 0,197X1 – 0,048Z + 0,027 X1*Z – 0,179X2 – 0,048Z
+ 0,036 X2*Z – 0,183X3 – 0,048Z + 0,040 X3*Z
58
Hasil persamaan MRA yang telah dilakukan dapat diartikan
sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,333 menyatakan bahwa apabila variabel
independen dan variabel moderasi dianggap konstan, maka rata-
rata return saham adalah sebesar 0,333.
b. Return on assets (ROA) memiliki koefisien regresi dengan arah
negatif sebesar -0,197. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
ROA sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar
0,197 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
c. Current ratio (CR) memiliki koefisien regresi dengan arah negatif
sebesar -0,179. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan CR
sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar 0,179
dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
d. Debt to equity ratio (DER) memiliki koefisien regresi dengan arah
negatif sebesar -0,183. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
DER sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar
0,183 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
e. Inflasi memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -
0,048. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan inflasi sebesar
1% maka akan menurunkan return saham sebesar 0,048 dengan
asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
f. Koefisien variabel interaksi ROA dengan inflasi sebesar 0,027
dengan arah positif. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
59
sebesar 1% interaksi antara ROA dengan inflasi maka akan
menaikan return saham sebesar 0,027 dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap. Setiap penurunan 1% interaksi
antara ROA dengan inflasi, maka return saham akan mengalami
penurunan sebesar 0,027.
g. Koefisien variabel interaksi CR dengan inflasi sebesar 0,036
dengan arah positif. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
sebesar 1% interaksi antara CR dengan inflasi maka akan
menaikan return saham sebesar 0,036 dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap. Setiap penurunan 1% interaksi
antara CR dengan inflasi, maka return saham akan mengalami
penurunan sebesar 0,036.
h. Koefisien variabel interaksi DER dengan inflasi sebesar 0,040
dengan arah positif. Hal tersebut berarti setiap ada peningkatan
sebesar 1% interaksi antara DER dengan inflasi maka akan
menaikan return saham sebesar 0,040 dengan asumsi variabel
independen lainnya bernilai tetap. Setiap penurunan 1% interaksi
antara DER dengan inflasi, maka return saham akan mengalami
penurunan sebesar 0,40.
E. Pengujian Kelayakan Model
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dengan menggunakan nilai Adjusted R
Square dari model regresi yang digunakan untuk mengukur seberapa
60
besar kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam
menerangkan variabel dependen (terikat). Berikut ini merupakan hasil
uji koefisien determinasi dari regresi linier berganda dan MRA:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji koefisien determinasi menunjukkan
bahwa nilai Adjusted R Square yaitu 0,073. Hal tersebut menunjukkan
bahwa 7,3% variasi besarnya return saham dapat dijelaskan oleh variasi
ROA, CR dan DER. Adapun sisanya 92,7% dijelaskan oleh variabel lain
di luar model.
Tabel 4. 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .441a .194 .103 .26539
a. Predictors: (Constant), DERxINF, CRxINF, ROA, DER, CR,
ROAxINF, INF
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .356a .127 .073 .26982
a. Predictors: (Constant), DER, CR, ROA
61
Berdasarkan tabel 4.8 dalam uji MRA dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Hasil menunjukkan
bahwa nilai Adjusted R Square yaitu 0,103. Hal tersebut menunjukkan
bahwa 10,3% variasi besarnya return saham dapat dijelaskan oleh
variasi ROA, CR, DER, Inflasi dan interaksi antara ROA dengan Inflasi,
CR dengan Inflasi dan DER dengan inflasi. Adapun sisanya 89,7%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Dari hasil tersebut juga dapat
dikatakan bahwa terdapat interaksi antara inflasi dengan variabel
independen, hal tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan kenaikan
hasil Adjusted R Square.
2. Uji Statistik (Uji F)
Uji statistik F (uji F) bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen yaitu ROA, CR, DER dengan interaksi inflasi sebagai
variabel moderasi secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen yaitu return saham. Hasil uji sratistik F dilihat dengan nilai
signifikansi < 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji statistik F:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 1.053 7 .150 3.463 .024b
Residual 4.367 62 .070
Total 5.420 69
a. Dependent Variable: RS
b. Predictors: (Constant), DERxINF, CRxINF, ROA, DER, CR, ROAxINF, INF
62
Berdasarkan uji F pada tabel 4.9, signifikansi 0,024 yang lebih
kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ROA, CR,
DER, dan interaksi antara inflasi dengan variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap return saham.
3. Uji Hipotesis (Uji T)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen dan interkasi inflasi dengan variabel independen dalam
model regresi berpengaruh secara individu terhadap variabel dependen,
dalam penelitian ini menggunakan signifikansi sebesar 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .333 .208 1.597 .115
ROA -.197 .263 -.204 -.750 .456
CR -.179 .083 -.560 -2.164 .034
DER -.183 .111 -.295 -1.654 .103
INF -.048 .044 -.354 -1.086 .282
ROAxINF .027 .056 .136 .477 .635
CRxINF .036 .018 .748 2.016 .048
DERxINF .040 .021 .445 1.940 .057
a. Dependent Variable: RS
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa Nilai signifikansi
ROA yaitu 0,456 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan
63
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham dengan arah
hubungan negatif.
CR Nilai signifikansi CR yaitu 0,034 lebih kecil dari 0,05. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa CR berpengaruh terhadap return
saham dengan arah hubungan negatif.
Nilai signifikansi DER yaitu 0,103 lebih besar dari 0,05. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap
return saham dengan arah hubungan negatif.
Nilai signifikansi inflasi yaitu 0,282 lebih besar dari 0,05. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
return saham dengan arah hubungan negatif.
Nilai signifikansi interaksi antara ROA dengan inflasi yaitu 0,635
lebih besar dari 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara ROA dengan inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham
dengan arah hubungan positif.
Nilai signifikansi interaksi antara CR dengan inflasi yaitu 0,048
lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara CR dengan inflasi berpengaruh terhadap return saham dengan
arah hubungan positif.
Nilai signifikansi interaksi antara DER dengan inflasi yaitu 0,057
lebih besar dari 0,05. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara DER dengan inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham
dengan arah hubungan positif.
64
F. Pembahasan
1. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,456 > 0,05 dan
koefisien negatif yang menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak yang berarti ROA tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Kondisi ini mendukung penelitian dari Nurdin (2017)
menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham
dengan alasan bahwa investor belum sepenuhnya memanfaatkan
informasi yang ada pada laporan keuangan dalam melakukan keputusan
investasi. Jika dikaitkan dengan signaling theory yang menekankan
kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan, informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan, dalam penelitian ini terkait dengan
ROA belum memberikan signal bagi investor dalam melakukan
keputusan investasi.
Penelitian oleh Supriantika dan Utami (2019) memperoleh hasil
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham dengan alasan
ROA yang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang informatif
bagi investor dalam mengestimasi return. ROA belum menggambarkan
laba operasional yang sesungguhnya, ini mengindikasikan bahwa para
65
investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai ukuran dalam
menilai kinerja keuangan untuk memprediksi return saham.
Penelitian oleh Septiana dan Wahyuati (2016) memperoleh hasil
bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
dengan alasan pada tahun masa penelitian perusahaan mengalami
ketidakstabilan dan perbandingan laba perusahaan yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan total assetnya. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut belum mampu mengelola assetnya kurang efektif.
Oleh karena itu, ROA tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan
return saham.
Penelitian oleh Anggrelita (2018) memperoleh hasil bahwa ROA
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan alasan
bahwa ROA terhadap return saham tidak mencerminkan suatu
keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba yang akan
meningkatkan return saham.
Penelitian Rohman (2014) memperoleh hasil bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan alasan ROA
kurang memberikan signal pada investor untuk dijadikan dasar
keberhasilan dalam menentukan return saham.
2. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,034 < 0,05 dan
koefisien negatif yang menunjukkan bahwa CR berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas,
66
dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dengan arah negatif yang berarti
CR berpengaruh negatif signifkan terhadap return saham.
Kondisi tersebut sejalan dengan hasil penelitian Sugiarti et. al
(2015) memperoleh hasil bahwa CR berpengaruh negatif signifikan
terhadap return saham dengan alasan bahwa semakin tinggi likuiditas,
yang berarti aktiva lancarnya tidak digunakan secara optimal, sehingga
ada kecenderungan return saham menurun.
Penelitian oleh Septiana dan Wahyuati (2016) menunjukkan
bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap retrun saham dengan alasan
pada perusahaan manufaktur menunjukkan pengaruh yang kuat
terhadap return saham, karena rata-rata perusahaan menunjukkan nilai
CR yang tinggi, prosentase nilai CR mengalami naik dan turun, namun
penurunanya terlalu signifikan.
Penelitian oleh Choirurodin (2018) memperoleh hasil CR
berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham dengan alasan
perusahaan yang memiliki CR yang tinggi belum pasti akan
menghasilkan imbal balik return saham yang tinggi dan pembayaran
utang akan terpenuhi apabila perusahaan sudah jatuh tempo.
Ketidakjelasan kondisi CR menjadi dasar bagi investor tidak
menggunakan informasi CR, sehingga tidak dapat mempengaruhi
investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Penelitian Rohman (2014) memperoleh hasil CR berpengaruh
signifikan terhadap return saham dengan alasan bahwa variabel CR
67
yang tinggi, menunjukkan kas yang besar. Jumlah kas yang tinggi bisa
jadi karena perusahaan tidak memanfaatkan kas dengan sebaik mungkin
untuk mengembangkan usahanya sehingga dapat menyebabkan
perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada penurunan
return saham.
3. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,103 > 0,05 dan
koefisien negatif. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat
disimpulkan bahwa H3 ditolak dengan arah negatif yang berarti DER
tidak berpengaruh terhadap return saham.
Kondisi tersebut mendukung penelitian Nurdin (2017)
menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return saham
dengan alasan bahwa investor belum sepenuhnya memanfaatkan
informasi yang ada pada laporan keuangan dalam melakukan keputusan
investasi. Jika dikaitkan dengan signaling theory yang menekankan
kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan, informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan, dalam penelitian ini terkait dengan
DER belum memberikan signal bagi investor dalam melakukan
keputusan investasi.
Penelitian Sugiarti et. al (2015) memperoleh hasil DER tidak
berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham dengan alasan
semakin tinggi DER berarti resiko perusahaan juga tinggi, semakin
68
rendah DER maka resiko perusahaan juga kecil sehingga dapat menarik
investor untuk melakukan investasi. Investor yang manjatuhkan
pilihannya berdasarkan pada analisis tentu tidak akan membeli saham
perusahaan dengan tingkat resiko yang tinggi.
Penelitian Supriantikasari dan Utami (2019) memperoleh hasil
bahwa DER tidak berpengaruh terhadap return saham dengan alasan
yang menyebabkan DER tidak berpengaruh secara signifikan adalah
bahwa tinggi rendahnya leverage perusahaan bukan semata-mata
disebabkan oleh kinerja manajemen laba tetapi juga dipengaruhi faktor
lain sehingga DER kurang diperhatikan investor dalam mengambil
keputusan investasi.
Penelitian Maya et. al (2015) memperoleh hasil bahwa DER tidak
berpengaruh terhadap return saham dengan alasan bahwa ada penilaian
yang berbeda dari investor terhadap arti pentingnya hutang bagi
perusahaan. Beberapa investor dapat berpikir bahwa DER yang besar
akan menjadi beban bagi perusahaan karena adanya kewajiban dan
perusahaan untuk membayara hutang dan adanya resiko kebangkrutan
yang akan ditanggung oleh investor.
Penelitian Farkhan dan Ika (2013) memperoleh hasil DER tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham dengan alasan sebagian
investor hanya menganggap bahwa perusahaan yang memiliki prospek
keberanian yang baik untuk menggunakan hutang yang tinggi dalam
struktur modalnya, maka proporsi hutang yang semakin tinggi akan
69
menyebabkan fixed payment yang tinggi dan akan menimbulkan risiko
kebangkrutan atau terlikuidasi.
4. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Return Saham dengan
Inflasi sebagai Variabel Moderasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,635 > 0,05 dan
koefisien positif yang menunjukkan bahwa inflasi tidak dapat
memoderasi pengaruh ROA terhadap return saham. Berdasarkan hasil
uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak yang berarti
Inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh ROA terhadap return saham.
Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian Purnomo (2013) yang
memperoleh hasil inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh ROA
terhadap return saham dengan alasan adanya perbedaan variabel
independen serta periode penelitian. ROA adalah variabel yang
berkaitan dengan faktor internal perusahaan, sehingga ROA memiliki
pengaruh terhadap return saham secara langsung dan tanpa variabel
moderasi.
5. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham dengan
Inflasi sebagai Variabel Moderasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,048 < 0,05 dan
koefisien positif yang menunjukkan bahwa inflasi dapat memoderasi
(memperkuat) pengaruh CR terhadap return saham. Berdasarkan hasil
uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa H5 diterima yang berarti
70
Inflasi dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh CR terhadap return
saham.
Kondisi tersebut sejalan dengan signaling theory yang digunakan
dalam penelitian ini. Current ratio dianggap dapat memberikan
informasi dan sinyal positif kepada investor untuk melakukan investasi.
Hal tersebut menunjukkan perusahaan mampu menutupi kewajiban
jangka pendeknya dan dapat mengurangi resiko return yang tidak
diharapkan. Inflasi dapat menguatkan pengaruh current ratio terhadap
return saham dikarenakan inflasi dari tahun 2014-2018 termasuk
kategori ringan. Inflasi ringan terjadi apabila inflasi suatu negara kurang
dari 10%.
6. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa t signifikansi 0,057 > 0,05 dan
koefisien positif. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat
disimpulkan bahwa H6 ditolak yang berarti inflasi tidak dapat
memoderasi pengaruh CR terhadap return saham.
Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian Purnomo (2013) yang
memperoleh hasil inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh DER
terhadap return saham. Apabila dikaitkan dengan sigalling theory yang
digunakan dalam penelitian ini maka debt to equity ratio belum mampu
memberikan sinyal kepada investor untuk melakukan investasi dengan
melihat analisis debt to equity ratio. Perusahaan yang memiliki tingkat
71
DER yang tinggi menimbulkan konsekuensi bagi investor untuk
menanggung resiko yang lebih besar pada saat perusahaan mengalami
kegagalan keuangan.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang
diproksikan oleh return on assets (ROA), current ratio (CR) dan debt to
equity ratio (DER) terhadap return saham dengan inflasi sebagai variabel
moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) Periode 2014-2018. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel return on assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2014-2018
2. Variabel current ratio (CR) berpengaruh negatif signifikan terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) tahun 2014-2018
3. Variabel debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2014-2018
4. Variabel inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh return on assets
(ROA) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2014-2018
73
5. Variabel inflasi memoderasi (memperkuat) pengaruh current ratio (CR)
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2014-2018
6. Variabel inflasi tidak dapat memoderasi pengaruh debt to equity ratio
(DER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2014-2018
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya mengambil sampel selama lima tahun yaitu dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018.
2. Variabel independen yang diteliti hanya terbatas pada return on asset
(ROA), current ratio (CR) dan debt to equity ratio (DER).
3. Nilai return on asset (ROA), dan debt to equity ratio (DER) pada
beberapa perusahaan yang mengalami perubahan secara tidak signifikan
setiap tahunnya menjadi salah satu faktor tidak berpengaruhnya ROA
dan DER terhadap return saham.
4. Objek yang diteliti terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Jakarta Islamic Index.
5. Kurangnya referensi atau penelitian terdahulu yang membahas inflasi
sebagai variabel moderasi terhadap return saham.
74
C. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode waktu lebih
dari 5 tahun agar sampel menjadi lebih banyak sehingga memberikan
hasil penelitian yang lebih memadai.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel penelitian
yang lain karena semakin banyak variasi data dan pembanding sehingga
penelitian yang dilakukan akan lebih akurat.
3. Bagi peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan cakupan
objek yang lebih luas.
4. Bagi peneliti selanjutnya bisa menambah referensi dari berbagai sumber
seperti jurnal internasional maupun e-book dan lain sebagainya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Staff
Jakarta
Anggrelita, Feriska. 2018. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham dengan
Nilai Tukar sebagai Variabel Moderasi pada Saham Perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Skripsi. Universitas Lampung.
Basalama, Ihsan S. dkk. 2017. Pengaruh Current Ratio, DER dan ROA terhadap
Return Saham pada Perusahaan Atomotif dan Komponen Periode 2013-2015.
Jurnal Emba, Vol. 5 No. 2, (http://ejournal.unsrat.ac.id, diakses pada 2
September 2019)
Bisara, Chrismas dan Lailatul Amanah. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu & Riset, (http://studylibid.com, diakses
pada 18 September 2019)
Busro, Muhammad. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Expert.
Choirurodin. 2018. Pengaruh Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Darajat, Zakiah. 2018. Pengaruh ROA, EPS, dan DER terhadap Return Saham
(Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2016). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dewi, Putu AR, Ida Bagus PS & Luh Gede SA. 2016. Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Risiko Pasar, DER dan PER Terhadap Return Saham pada Perusahaan
Property and real estate di BEI. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Iniversitas
Undaya, Vol.5 No.3, (http://media.neliti.com, diakses pada 2 September
2019)
Endraswati, Hikmah. 2010. Pengantar Ekonomi Makro. Salatiga: STAIN Salatiga
Press.
Endraswati, Hikmah dan Any Novianti. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan dan Harga
Saham dengan EPS Sebagai variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di DES. Vol.6 No.1
Farkhan dan Ika. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverage), Vol.9 No.1,
(http://jurnal.unimus.ac.id, diakses pada 2 September 2019)
76
Geriadi, Made Ayu Desy dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2017. Pengaruh Inflasi
terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang
terdaftar Bursa Efek Indonesia (Risiko Sistematis dan Profitabilitas sebagai
Variabel Mediasi). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol.
6 No. 9, (http://ojs.unud.ac.id, diakses pada 2 September 2019)
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Undip.
Gunardi, Gd Gilang dan I Ketut Wijaya Kesuma. 2015. Pengaruh ROA, DER, EPS
terhadap Retrun Saham Perusahaan Food and Beverage BEI. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 4 No. 6, (http://ojs.unud.ac.id, diakses pada 2
September 2019)
Haanurat, A. Ifayani. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi
Makro Terhadap Return Saham Syariah yang Listing di JII. Jurnal
Manajemen dan Bisnis, Vol.3 No.2, (http://media.neliti.com, diakses pada 2
September 2019)
Hanafi, Mamduh H dan A. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Hartati. 2010. Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Ilman, M. Miftah. 2018. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan
Inflasi sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Sektor Makanan
dan Minuman yang terdaftar di BEI Periode 2013-2017). Skripsi. UIN
Malang.
77
Karim, Abdul. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2012. Media Ekonomi dan Manajemen, Vol.30 No.1,
(http://media.neliti.com, diakses pada 2 September 2019)
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Martono.2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Masruri, M. 2012. Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Debt to
Equity Ratio terhadap return saham. Vol. 5 No.1 Sektor Jasa Keuangan di BEI
Periode tahun 2008-2010
Nurdin, Emillia. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vol. 6 No. 1,
(http://www.researchgate.net, diakses pada 2 September 2019)
Prakoso, Rendy. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2014). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prihatin, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR
Terhadap Return Saham. Thesis. Universitas Diponegoro.
Rijanto, Raden. 2014. Aspek Hukum dalam Ekonomi. Sukabumi: Al Fath Zumar.
Purnomo, Mega Yolanda Putri. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return
Saham dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufatur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2013. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Rohman, Ala Ropikul. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham
Perusahaan. STIE Pancasetia Banjarmasin, (http://media.neliti.com, diakses
pada 18 September 2019)
Rusman, Tedi. 2015. Statistika Penelitian Aplikasinya dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Septiana, Farda Eka dan Aniek Wahyuati. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 5 No. 1, (http://media.neliti.com, diakses pada 2 September
2019)
Sudarsono, Bambang dan Bambang Sudiyatno. 2016. Fakor-faktor yang
Memperngaruhi Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2014. Jurnal Bisnis
78
dan Ekonomi, Vol.23 No.1, (http://www.unisbank.ac.id, diakses pada 2
September 2019)
Sugiarti. dkk. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 2015. Jurnal
Aplikasi Manajemen, Vol. 13 No.2, (http://media.neliti.com, diakses pada 2
September 2019)
Sugiharto, et al. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS
Supriantikasari, Novita dan Endang Sri Utami. 2019. Pengaruh Return on Assets,
Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Nilai Tukar
Terhadap Return Saham. JRAMB, Vol. 5 No. 1, (http://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id, diakses pada 2 September 2019)
Sutriani, Anis. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap
Return Saham dengan Nilai Tukar sebagai Variabel Moderasi pada Saham
LQ-45. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Suriyani, Ni Kadek dan Gede Mertha Sudiartha. 2018. Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Return Saham di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7 No. 6, (http://ojs.unud.ac.id,
diakses pada 2 September 2019)
Tandelin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Werang, Basilius Raden. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Calpulis.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Reori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zakky, Awaluddin. 2011. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham dengan
Inflasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2009. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Zamzamni, K.K dan M.N. Afif. 2015. Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), Current Ratio CR), dan Total Assets Turnover (TAT)
terhadap Return Saham pada Perusahaan yang masuk dalam Kategori Indeks
79
LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akunida, Vol. 1 No. 1,
(http://ojs.unida.ac.id, diakses pada 2 September 2019)
www.adro.com
www.akr.co.id
www.astra.co.id
www.sinarmasland.com
www.indpfoodcbp.com
www.indofood.com
www.kalbe.co.id
www.pgn.co.id
www.lpkr.co.id
www.semenindonesia.com
www.summarecon.com
www.unitedtractors.com
www.unilever.co.id
www.wika.co.id
www.bi.go.id
www.idx.co.id
www.sahamok.com
www.bps.go.id
www.ojk.go.id
80
LAMPIRAN
81
HASIL OUPUT SPSS 20
1. Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 70 .01 1.16 .1772 .28988
CR 70 .61 4.30 1.9630 .87838
DER 70 .01 1.59 .4636 .45147
RS 70 -.54 .94 .0585 .28027
INF 70 3.02 8.36 4.2940 2.05775
Valid N (listwise) 70
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .27793741
Most Extreme Differences
Absolute .071
Positive .071
Negative -.041
Kolmogorov-Smirnov Z .591
Asymp. Sig. (2-tailed) .876
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
82
b. Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.02232
Cases < Test Value 35
Cases >= Test Value 35
Total Cases 70
Number of Runs 37
Z .241
Asymp. Sig. (2-tailed) .810
a. Median
c. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficien
ts
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Const
ant) .141 .096
1.475 .145
ROA -.070 .121 -.072 -.575 .567 .952 1.050
CR -.031 .039 -.098 -.788 .433 .974 1.027
DER -.020 .078 -.032 -.258 .798 .937 1.067
a. Dependent Variable: RS
83
d. Uji Heterokedastisitas
3. Uji Regresi Linier Berganda dan Moderated Regression Analysis
a. Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .175 .062 2.813 .006
ABS_RES_R
OA .050 .079 .079 .632 .530
ABS_RES_C
R .006 .026 .028 .230 .819
ABS_RES_D
ER .051 .051 .126 1.002 .320
a. Dependent Variable: ABS_RES_RS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constan
t) .141 .096
1.475 .145
ROA -.070 .121 -.072 -.575 .567
CR -.031 .039 -.098 -.788 .433
DER -.020 .078 -.032 -.258 .798
b. Dependent Variable: RS
84
b. Moderated Regression Analysis (MRA)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .333 .208 1.597 .115
ROA -.197 .263 -.204 -.750 .456
CR -.179 .083 -.560 -2.164 .034
DER -.183 .111 -.295 -1.654 .103
INF -.048 .044 -.354 -1.086 .282
ROAxINF .027 .056 .136 .477 .635
CRxINF .036 .018 .748 2.016 .048
DERxINF .040 .021 .445 1.940 .057
a. Dependent Variable: RS
4. Uji Kelayakan Model
a. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .356a .127 .073 .26982
a. Predictors: (Constant), DER, CR, ROA
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .441a .194 .103 .26539
85
b. Uji Statistik (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1.053 7 .150 3.463 .024b
Residual 4.367 62 .070
Total 5.420 69
a. Dependent Variable: RS
b. Predictors: (Constant), DERxINF, CRxINF, ROA, DER, CR, ROAxINF,
INF
c. Uji Hipotesis (Uji T)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) .333 .208
1.597 .115
ROA -.197 .263 -.204 -.750 .456
CR -.179 .083 -.560 -2.164 .034
DER -.183 .111 -.295 -1.654 .103
INF -.048 .044 -.354 -1.086 .282
ROAxINF .027 .056 .136 .477 .635
CRxINF .036 .018 .748 2.016 .048
DERxINF .040 .021 .445 1.940 .057
a. Dependent Variable: RS
a. Predictors: (Constant), DERxINF, CRxINF, ROA, DER, CR,
ROAxINF, INF
86
DATA INFLASI PERIODE 2014-2018
Tahun/Bulan Umum Inti
Harga
Yang
Diatur
Pemerintah
Barang
Bergejolak
2018 3.13 3.07 3.36 3.39
Desember 0.62 0.17 1.20 1.55
November 0.27 0.22 0.52 0.23
Oktober 0.28 0.29 0.32 0.17
September -0.18 0.28 0.00 -1.83
Agustus -0.05 0.30 -0.06 -1.24
Juli 0.28 0.41 -0.68 0.90
Juni 0.59 0.24 1.38 0.90
Mei 0.21 0.21 0.27 0.19
April 0.10 0.15 0.24 -0.29
Maret 0.20 0.19 0.20 0.15
Februari 0.17 0.26 0.07 0.10
Januari 0.62 0.31 -0.15 2.58
2017 3.61 2.95 8.70 0.71
Desember 0.71 0.13 0.91 2.46
November 0.20 0.13 0.21 0.38
Oktober 0.01 0.17 -0.01 -0.53
September 0.13 0.35 0.15 -0.67
Agustus -0.07 0.28 -0.48 -0.87
Juli 0.22 0.26 0.07 0.17
Juni 0.69 0.26 2.10 0.65
Mei 0.39 0.16 0.69 0.91
April 0.09 0.13 1.27 -1.26
Maret -0.02 0.10 0.37 -0.77
Februari 0.23 0.37 0.58 -0.36
Januari 0.97 0.56 2.57 0.67
2016 3.02 3.07 0.21 5.92
Desember 0.42 0.23 0.97 0.47
November 0.47 0.15 0.13 1.84
Oktober 0.14 0.10 0.57 -0.26
September 0.22 0.33 0.14 -0.09
Agustus -0.02 0.36 -0.52 -0.80
Juli 0.69 0.34 1.32 1.20
Juni 0.66 0.33 0.72 1.71
87
Mei 0.24 0.23 0.27 0.32
April -0.45 0.15 -1.70 -1.04
Maret 0.19 0.21 -0.35 0.75
Februari -0.09 0.31 -0.76 -0.68
Januari 0.51 0.29 -0.55 2.40
2015 3.35 3.95 0.39 4.84
Desember 0.96 0.23 0.86 3.53
November 0.21 0.16 0.20 0.35
Oktober -0.08 0.23 0.03 -1.22
September -0.05 0.44 -0.40 -1.25
Agustus 0.39 0.52 -0.45 0.95
Juli 0.93 0.34 1.67 2.13
Juni 0.54 0.26 0.26 1.74
Mei 0.50 0.23 0.38 1.52
April 0.36 0.24 1.88 -0.91
Maret 0.17 0.29 0.83 -0.83
Februari -0.36 0.34 -1.24 -1.69
Januari -0.24 0.61 -3.51 0.55
2014 8.36 4.93 17.57 10.88
Desember 2.46 1.02 6.10 3.53
November 1.50 0.40 4.20 2.37
Oktober 0.47 0.27 1.34 0.24
September 0.27 0.29 0.54 -0.22
Agustus 0.47 0.46 0.63 0.33
Juli 0.93 0.52 1.32 2.00
Juni 0.43 0.25 0.45 1.06
Mei 0.16 0.23 0.30 -0.22
April -0.02 0.24 0.28 -1.26
Maret 0.08 0.21 0.31 -0.55
Februari 0.26 0.37 0.01 0.32
Januari 1.07 0.56 1.00 2.89 Sumber: www.bps.go.id
88
89
90
91
BIODATA PENULIS
Ana Tri Wahyuningsih adalah nama penulis skripsi ini.
Penulis dilahirkan di Dusun Krangkeng Sari, Desa
Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Prio Darmo Waluyo dan Ibu Nursiyah. Adik Bernama Dwi Ayu Susi Susanti
dan Bagas Pria Pamungkas.
Penulis lahir pada bulan Januari 1997. Mengawali pendidikan di bangku Taman
Kanak-kanak Grogolan, lulus tahun 2003. Kemudian melanjutkan di bangku
Sekolah Dasar Negeri Grogolan, lulus tahun 2009. Kemudian melanjutkan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Karanggede, lulus tahun 2012. Selanjutnya
menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 02
Andong, lulus tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis diterima di Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
Selama di perguruan tinggi, penulis pernah tergabung dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa Resimen Mahasiswa (MENWA) IAIN Salatiga. Pada tahun 2016
penulis penulis terpilih menjadi staff sekretaris. Kemudian pada tahun 2017
diangkat menjadi Kepala Bidang Teritorial.
Penulis menjalani Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Cacaban Lor,
Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada tahun 2019. Kemudian dilanjutkan
dengan Magang di Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pati.