BEST BOOK Living With Intensity Understanding the Sensitivity Excitability and the
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP CAR …eprints.perbanas.ac.id/919/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf1 the...
Transcript of PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP CAR …eprints.perbanas.ac.id/919/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf1 the...
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP
CAR PADA BANK UMUM SWASTA
NASIONAL GO PUBLIC
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen
Oleh :
EKO SULIANTO
NIM : 2011210611
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2015
ii
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Eko Sulianto
Tempat, TanggalLahir : Surabaya, 19 Juli 1992
N.I.M : 2011210611
Jurusan : Manajemen
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Manajemen Perbankan
Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan Bank Terhadap CAR
Pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public.
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
(Dr.Drs.Emanuel Kristijadi,M.M)
Ketua Program Sarjana Manajemen,
Tanggal :
(Dr.Muazaroh,S.E,M.T)
1
THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, ASSET QUALITY, SENSITIVITY TO
MARKET RISK, EFFICIENCY, PROFITABILITY TOWARD CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR) ON NATIONAL COMMERCIAL BANK TO GO
PUBLIC.
Eko Sulianto
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRACT
The purpose of the research is to determine LDR, IPR, LAR, APB, NPL,
IRR, BOPO, FBIR, ROA, and NIM simultaneously and partially have significant
influence toward Capital Adequacy Ratio. And wether the effect of partially have a
significant influence toward Capital Adequacy Ratio.
This research explains how the independent variables causing the
dependent variable. Independent variables are LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR,
BOPO, FBIR, ROA, and NIM while the independent variable is Capital Adequacy
Ratio.The subject of the research there are PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk, PT Bank
Mayapada Internasional Tbk, PT Bank Permata, Tbk. And the technique used in this
research is multiple linier regression.
The result of this research showed that LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR,
BOPO, FBIR, ROA, and NIM simultaneously have a significant influence toward
Capital Adequacy Ratio. Partially LDR, NPL, BOPO, and NIM have a significant
influence toward Capital Adequacy Ratio, but the other variables LDR, IPR, LAR,
APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA, and NIM which don’t have a significant
influence toward Capital Adequacy Ratio. And the last result, the dominant and
significant variable which influencing composition of core capital is NPL.
Keywords : go public banks, liquidity, asset quality, sensitivity to market risk
efficiency, and profitability.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menurut Kasmir (2012:11) Bank
adalah suatu lembaga keuangan yang
dalam kegiatannya menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut kepada
masyarakat serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya. Kinerja manajemen
suatu bank dalam mengelola
permodalan dapat dilihat melalui rasio
keuangan bank yang salah satu
diantaranya Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian – kerugian yang
disebabkan oleh aktiva yang beresiko.
Go public adalah restrukturisasi modal
yang mempengaruhi pada bank yang
melakukan go public sehingga modal
pada bank akan bertambah. Hal ini
2
mempengaruhi rasio permodalan pada
bank yang baik dan penyaluran dana
pihak ketiga akan bertambah dan akan
menghasilkan keuntungan yang
berpengaruh pada profitabilitas bank.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh LDR, IPR, LAR, APB, NPL,
IRR, BOPO, FBIR, ROA, dan NIM
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
2. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif LDR secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
3. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif IPR secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
4. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif LAR secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
Tabel 1
POSISI CAR BANK UMUM SWASTA NASIOANAL GO PUBLIC 2010-2014
(Dalam Persentase)
5. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh negatif APB secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
6. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh negatif NPL secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
7. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh IRR secara parsial terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada
Bank Umum Swasta Nasional Go
Public.
8. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh negatif BOPO secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
3
9. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif FBIR secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
10. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif ROA secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
11. Mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh positif NIM secara parsial
terhadap Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
12. Mengetahui rasio diantara LDR,
IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO,
FBIR, ROA, dan NIM yang
memberikan konstribusi atau pengaruh
yang paling besar terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank
Umum Swasta Nasional Go Public.
KERANGKA TEORITIS DAN
HIPOTESIS
1. Likuiditas
Menurut Kasmir (2010:286) likuiditas
adalah rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat
ditagih. Semakin besar rasio semakin
likuid. Rasio-rasio yang umum
digunakan untuk mengukur likuiditas
suatu bank adalah sebagai berikut :
a. Loan To Asset Ratio (LAR)
Menurut Lukman Dendawijaya,
(2009:117) rasio LAR berguna untuk
mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total aset yang dimiliki
bank. Besarnya loan to asset ratio
dapat dirumuskan sebagai berikut :
b. Loan To Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri
yang digunakan (Kasmir, 2010:290).
Besarnya LDR dapat dirumuskan
sebagai berikut (Kasmir, 2010:290) :
c. Investing Policy Ratio (IPR) IPR merupakan kemampuan bank
dalam melunasi kewajibannya kepada
para deposannya dengan cara
melikuidasi surat-surat berharganya
yang dimilikinya (Kasmir, 2010:287).
Besarnya investing policy ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut (Kasmir,
2010:287):
Dalam penelitian ini hanya meneliti
LDR dan IPR.
2. Kualitas Aktiva
Menurut Lukman Dendawijaya (2009 :
66-67) merupakan aktiva produktif
atau earning assets adalah semua
aktiva dalam bentuk rupiah dan valas
yang dimiliki bank dengan maksud
untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya. Menurut SEBI
(No.15/40/DKMP/2013), Rasio yang
digunakan untuk mengukur kualitas
aktiva suatu bank adalah sebagai
berikut :
a. Aktiva Produktif Bermasalah
Menurut Veithzal Rivai,dkk
(2013:474) Aktiva Produktif
Bermasalah (APB) adalah rasio yang
mengukur seberapa besar aktiva
produktif bermasalah (dengan kualitas
kurang lancar, diragukan, macet). Jika
semakin baik kualitas aktiva produktif
suatu bank maka semakin kecil kredit
4
bermasalah pada bank tersebut. Aktiva
kredit bermasalah dirumuskan sebagai
berikut :
b. Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL) adalah
perbandingan antara kredit bermasalah
terhadap total kredit (Taswan,
2010:166). Semakin tinggi rasio ini,
semakin rendah kualitas aktiva
produktif yang bersangkutan karena
jumlah kredit yang bermasalah
semakin besar dan juga menyebabkan
pada kredit bermasalah memerlukan
penyediaan PPAP yang cukup besar
sehingga laba juga akan mengalami
penurunan. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut (Taswan, 2010:166):
Dalam penelitian ini hanya meneliti
APB dan NPL.
3. Profitabilitas Bank
menurut Lukman Dendawijaya (2009 :
118) yang dimaksud dengan analisis
rasio rentabilitas atau profitabilitas
adalah alat untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efektifitas bank
dalam memperoleh laba, selain itu juga
dapat dijadikan ukuran kesehatan
keuangan. Menurut Lukman
Dendawijaya (2009 : 118) rasio – rasio
yang digunakan untuk mengukur rasio
rentabilitas antara lain :
a. Return On Asset (ROA)
Menurut Lukman Dendawijaya
(2009:120) return on asset merupakan
perbandingan antara jumlah
keuntungan yang diperoleh bank
selama masa tertentu dengan jumlah
harta yang dimiliki. Rasio ini
digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Besarnya ROA dapat
dirumuskan sebagai berikut :
b. Return On Equity (ROE)
Menurut Lukman Dendawijaya
(2009:121) return on equity adalah
indikator yang sangat penting bagi
pemegang saham dan calon investor
untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran
dividen.Besarnya ROE dapat
dirumuskan sebagai berikut :
c. Net Interest Margin (NIM)
Rasio ini digunakan untuk
perbandingan pendapatan bunga
setelah dikurangi dengan total biaya
bunga (pendapatan bunga bersih)
dengan total biaya bunga. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dalam penelitian ini hanya meneliti
ROA dan NIM.
4. Solvabilitas
Menurut Kasmir (2010:293),
solvabilitas merupakan ukuran
kemampuan bank mencari sumber
dana untuk membiayai kegiatannya.
Menurut lukman dendawijaya
(2009:121), beberapa rasio yang umum
digunakan dalam melakukan analisis
solvabilitas adalah sebagai berikut :
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Lukman Dendawijaya
(2009:121), CAR adalah rasio yang
digunakan untuk memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan
5
pada bank lain) ikut dibiayai oleh dana
yang berasal dari modal sendiri yang
dimiliki oleh bank. Capital Adequacy
Ratio dapat dirumuskan sebagai
berikut :
b. Kecukupan Modal Inti
Rasio kecukupan modal inti adalah
rasio yang digunakan regulator dalam
system perbankan untuk melihat
kesehatan bank. Dapat dirumuskan
sebagai berikut (SEBI nomor
1/24/DPNP/2011):
c. Primary Ratio (PR)
PR merupakan perbandingan dari
equity capital dengan total asset.
Menurut Kasmir, (2010:293)
digunakan untuk mengukur apakah
permodalan yang dimiliki sudah
memadai atau sejauh mana penurunan
yang terjadi dalam total asset masuk
dapat ditutupi oleh capital equity.
Perhitungan PR dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan CAR.
5. Sensitivitas Menurut Herman Darmawi,
(2011:213) Sensitivitas adalah
kemampuan modal bank dalam meng-
cover potensi kerugian.Rasio ini
digunakan untuk mencegah kerugian
bank yang timbul akibat dari
pergerakkan nilai tukar. Rasio yang
digunakan sebagai berikut :
a. Interest Rate Risk (IRR)
Interest Rate Risk (IRR) adalah resiko
yang timbul akibat berubahnya tingkat
bunga yang pada gilirannya akan
menurunkan nilai pasar, surat- surat
berharga dan pada saat yang sama
bank membutuhkan likuiditas
(Veithzal Rivai, 2007 : 725). IRR
dapat dihitung dengan menggunakan
rumus SEBI No.13/13/30/DPNP
tanggal 16 Desember 2011, sebagai
berikut:
b. Posisi Devisa Netto (PDN)
Merupakan selisih bersih antara aktiva
dan pasiva valas setelah
memperhitungkan rekening-rekening
administratif. Berdasarkan SEBI
No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember
2011 PDN dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan IRR.
6. Efisiensi
Rasio efisiensi adalah kemampuan
suatu bank dalam menilai kinerja
manajemen bank terutama yang
mengenai penggunaan faktor-faktor
produksi secara efektif (Kasmir, 2010 :
300-306). Rasio-rasio yang umum
digunakan dalam melakukan analisis
efisiensi bank adalah sebagai berikut :
a. Fee Based Income Ratio (FBIR)
Menurut Kasmir (2010 : 115)
disamping keuntungan utama dari
kegiatan pokok perbankan, yaitu
selisih bunga simpanan dengan bunga
pinjaman (spread based) maka pihak
perbankan juga dapat memperoleh
keuntungan lainnya, yaitu dari
transaksi yang diberikannya dalam jasa
– jasa bank lainnya. Perhitungan FBIR
dapat dirumuskan sebagai berikut:
6
b. Rasio Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Menurut Lukman Dendawijaya
(2009:119-120) BOPO adalah
perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional.
Semakin kecil BOPO semakin baik
kondisi bank. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Dalam penelitian ini hanya meneliti
BOPO dan FBIR
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Dalam perancangan penelitian ini akan
menejelaskan jenis penelitian yang
akan dilakukan. Penjelasan tentang
penelitian ini dapat ditinjau dari dua
aspek, yaitu (Syofian Siregar,
2010:107) :
1. Jenis penelitian menurut jenis
datanya.
Dilihat dari jenis data yang
dianalisis, penelitian termasuk
penelitian kuantitatif karena data
yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis.
2. Jenis penelitian dilihat dari tingkat
eksplansi.
Penelitian ini berasal dari
penelitian asosiatif karena
penelitian ini mencari pengaruh
antara satu variabel dengan
variabel lain yaitu simetris kausal
dan interaktif.
Identifikasi Variabel
Berdasarkan landasan teori dan
hipotesis penelitian pada analisis
pengaruh maka variabel yang
digunakan dalam penelitian ini
meliputi variabel bebas dan variabel
tergantung yang mana variabel bebas
terdiri dari :
a. Variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) terdiri dari :
1. LDR (X1)
7
2. IPR (X2)
3. LAR (X3)
4. APB (X4)
5. NPL (X5)
6. IRR (X6)
7. BOPO (X7)
8. FBIR (X8)
9. ROA (X9)
10. NIM (X10)
b. Variabel tergantung yaitu Capital
Adequacy Ratio (CAR).
Definisi Operasional dan
Pengukuran Variabel
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Adalah perbandingan antara
modal inti dan modal pelengkap
terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR) yang
dimiliki bank umum swasta
nasional go public selama
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
b. Loan To Deposit Ratio (LDR)
Adalah rasio perbandingan
antara total kredit yang diberikan
dengan dana pihak ketiga bank
umum swasta nasional go public
selama triwulan I tahun 2010
sampai triwulan IV tahun 2014.
c. Investing Policy Ratio (IPR)
Adalah rasio perbandingan
antara surat-surat berharga yang
dimiliki bank dengan total dana
pihak ketiga bank umum swasta
nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
d. Loan To Asset Ratio (LAR)
Adalah rasio perbandingan
antara total kredit yang diberikan
terhadap total aset yang dimiliki
oleh bank umum swasta nasional
go public mulai triwulan I tahun
2010 sampai triwulan IV tahun
2014.
e. Aktiva Produktif Bermasalah
(APB)
Adalah rasio perbandingan
antara aktiva produktif
bermasalah dengan aktiva
produktif bank umum swasta
nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
f. Non Performing Loan (NPL)
Merupakan rasio perbandingan
antara jumlah kredit bemasalah
dengan total kredit yang
diberikan bank umum swasta
nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
g. Interest Rate Ratio (IRR)
Adalah rasio perbandingan
antara Interest Sensitivity Asset
(IRSA) dengan Interest
Sensitivitas Liabilities (IRSL)
pada bank umum swasta nasional
go public mulai triwulan I tahun
2010 sampai triwulan IV tahun
2014.
h. Beban Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Adalah rasio perbandingan
antara beban operasi dengan total
pendapatan kredit bank umum
swasta nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
i. Fee Based Income (FBIR)
Adalah rasio perbandingan
seberapa besar pendapatan
operasional diluar pendapatan
bunga dibandingkan dengan
pendapatan operasional pada
bank umum swasta nasional go
8
public mulai triwulan I tahun
2010 sampai triwulan IV tahun
2014.
j. Return On Asset (ROA)
Adalah perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total
aktiva bank umum swasta
nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
k. Net Interest Margin (NIM)
Adalah perbandingan antara
pendapatan bunga dikurangi
beban bunga dengan aktiva
produktif bank umum swasta
nasional go public mulai
triwulan I tahun 2010 sampai
triwulan IV tahun 2014.
Populasi, Sampel, dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
Bank-bank Umum Swasta Nasional go
public. Dalam penelitian ini, tidak
semua populasi diteliti, namun hanya
menggunakan anggota populasi yang
terpilih sebagai sampel. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang
didasarkan dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu (Sugiyono, 2013 :
368). Adapun kriteria yang ditetapkan
untuk Populasi Bank-bank Umum
Swasta Nasional go public sebagai
berikut :
1. Bank Umum Swasta Nasional go
public yang memiliki total modal
inti sebesar 1,5 – 3 triliun rupiah
per triwulan empat tahun 2014.
2. Memiliki Trend minus
Berdasarkan kriteria yang ditentukan,
maka didapat bank yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini yaitu PT.
Bank Ekonomi Raharja, PT. Bank
Mayapada Internasional, PT.Bank
Permata.
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisa regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas (independent)
yang terdiri dari LDR, IPR, LAR,
APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA,
dan NIM terhadap variabel terikat
(dependent) yaitu Capital Adequacy
Ratio (CAR). Untuk mempermudah
dalam menganalisis regresi linier
berganda, berikut adalah hasil
pengolahan data yang dapat dilihat
pada tabel 4.12
Tabel 2
HASIL PERHITUNGAN ANALISIS REGRESI
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
9
(Constant) 44.348 6.084
LDR 0.231 0.064
IPR -0.087 0.057
LAR -0.591 0.089
APB 0.911 0.331
NPL -1.067 0.266
IRR 0.041 0.040
BOPO -0.134 0.077
FBIR -0.024 0.018
ROA -1.283 0.662
NIM 0.526 0.219
R = 0,931 F Hitung = 31,850 R Square = 0,867 Sig. = 0,000
Sumber : Lampiran 12, (data diolah)
Berdasarkan tabel 2, maka diperoleh
persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
CAR = 44,348 + 0,231 LDR – 0,087
IPR – 0,591 LAR + 0,911 APB –
1,067 NPL + 0,041 IRR – 0,134
BOPO – 0,024 FBIR – 1,283 ROA +
0,526 NIM + e
Dari persamaan regresi linier
berganda diatas, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. α = 44,348
Konstanta sebesar 44,348 artinya
menunjukkan besarnya nilai
variabel CAR adalah 44,348
persen apabila semua variabel
bebas memiliki nilai 0.
2. Nilai koefisien LDR (β1) = 0,231
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
peningkatan sebesar 0,231 persen
apabila variabel LDR mengalami
peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR
mengalami penurunan sebesar
0,231 persen apabila variabel
LDR mengalami penurunan
sebesar satu persen, dengan
asumsi bahwa besarnya nilai
variabel lain adalah konstan.
3. Nilai koefisien IPR (β2) = - 0,087
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
peningkatan sebesar 0,087 persen
apabila variabel IPR mengalami
penurunan satu persen, sebaliknya
variabel CAR mengalami
penurunan sebesar 0,087 persen
apabila variabel IPR mengalami
peningkatan sebesar satu persen,
dengan asumsi bahwa besarnya
nilai variabel lain adalah konstan.
4. Nilai koefisien LAR (β3) = - 0,591
Menunjukkan bahwa jika variabel
LAR mengalami peningkatan
sebesar satu persen maka akan
mengakibatkan penurunan pada
variabel tergantung CAR sebesar
0,591 persen dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Apabila variabel LAR diturunkan
sebesar satu persen maka akan
terjadi kenaikan pada variabel
tergantung CAR sebesar 0,591
dengan asumsi bahwa nilai dari
variabel bebas lain adalah
konstan.
5. Nilai koefisien APB (β4) = 0,911
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
peningkatan sebesar 0,911 persen
apabila variabel APB mengalami
10
peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR
mengalami penurunan sebesar
0,911 persen apabila variabel
APB mengalami penurunan
sebesar satu persen, dengan
asumsi bahwa besarnya nilai
variabel lain adalah konstan.
6. Nilai koefisien NPL (β5) = - 1,067
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami penurunan
sebesar 1,067 persen apabila
variabel NPL mengalami
peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR
mengalami peningkatan sebesar
1,067 persen apabila variabel NPL
mengalami penurunan sebesar
satu persen, dengan asumsi bahwa
besarnya nilai variabel lain adalah
konstan.
7. Nilai koefisien IRR (β6) = 0,041
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
peningkatan sebesar 0,041 persen
apabila variabel IRR mengalami
peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR
mengalami penurunan sebesar
0,041 persen apabila variabel IRR
mengalami penurunan sebesar
satu persen, dengan asumsi bahwa
besarnya nilai variabel lain adalah
konstan.
8. Nilai koefisien BOPO (β7) = -
0,134
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami penurunan
sebesar 0,134 persen apabila
variabel BOPO mengalami
peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR
mengalami peningkatan sebesar
0,134 persen apabila variabel
BOPO mengalami penurunan
sebesar satu persen, dengan
asumsi bahwa besarnya nilai
variabel lain adalah konstan.
9. Nilai koefisien FBIR (β8) = -
0,024
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
peningkatan sebesar 0,024 persen
apabila variabel FBIR mengalami
penurunan satu persen. sebaliknya
variabel CAR mengalami
penurunan sebesar 0,024 persen
apabila variabel FBIR mengalami
peningkatan sebesar satu persen,
dengan asumsi bahwa besarnya
nilai variabel lain adalah konstan.
10. Nilai koefisien ROA (β9) = -
1,283
Menunjukkan bahwa variabel
CAR akan mengalami
penurunan sebesar 1,283 persen
apabila variabel ROA
mengalami peningkatan satu
persen, sebaliknya variabel CAR
mengalami peningkatan sebesar
1,283 persen apabila variabel
ROA mengalami penurunan
sebesar satu persen, dengan
asumsi bahwa besarnya nilai
variabel lain adalah konstan.
11. Nilai koefisien NIM (β10) =
0,526
Menunjukkan bahwa variabel CAR
akan mengalami peningkatan sebesar
0,526 persen apabila variabel NIM
mengalami peningkatan satu persen,
sebaliknya variabel CAR mengalami
penurunan sebesar 0,526 persen
apabila variabel NIM mengalami
penurunan sebesar satu persen,
11
dengan asumsi bahwa besarnya nilai
variabel lain adalah konstan.
UJI F (Uji Bersama-sama)
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap CAR.
Adapun pengujian hipotesis
koefisien regresi secara bersama-
sama adalah sebagai berikut :
1. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7
= β8 = β9 = β10 = 0
Hal ini menunjukkan bahwa LDR,
IPR, LAR, APB, NPL, IRR,
BOPO, FBIR, ROA, dan NIM
secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan
terhadap CAR pada Bank Umum
Swasta Nasional Go Public.
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7
≠ β8 ≠ β9 ≠ β10 = 0
Hal ini menunjukkan bahwa LDR,
IPR, LAR, APB, NPL, IRR,
BOPO, FBIR, ROA, dan NIM
secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Umum
Swasta Nasional Go Public.
2. F tabel (df pembilang/k ; df
penyebut/ n-k-1) sehingga F tabel
(60 -10- 1) = 49
F tabel (10,49) = 2,03
3. Kriteria penerimaan atau
penolakan hipotesis yaitu :
a. Jika F hitung > F tabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima
b. Jika F hitung ≤ F tabel maka H0
diterima dan H1 ditolak
4. F hitung = 31,850
Gambar 2
Daerah Penerimaan danPenolakan
H0 Uji F
5. Nilai koefisien korelasi (R)
menunjukkan seberapa erat
hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tergantung (CAR)
besarnya nilai koefisien korelasi
adalah 0,931 artinya seluruh
variabel bebas secara simultan
relatif memilki hubungan yang
kuat dengan variabel tergantung.
6. Nilai koefisien determinasi atau
R Square menunjukkan angka
sebesar 0,867 yang menunjukkan
bahwa perubahan yang terjadi
pada variabel Y sebesar 86,7
persen disebabkan oleh variabel
bebas secara simultan, sedangkan
sisanya sebesar 13,3 persen
disebabkan oleh variabel lain di
luar penelitian.
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengukur
apakah variabel bebas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public.
Pada penelitian ini uji hipotesis
penelitian dilakukan untuk tiga jenis
uji t, yaitu :
1). uji t sisi kiri untuk variabel
penelitian yang pengaruhnya negatif
terhadap CAR yaitu (APB, NPL, dan
BOPO); 2).uji t sisi kanan untuk
variabel penelitian yang pengaruhnya
positif terhadap CAR (LDR, IPR,
LAR, FBIR, ROA, dan NIM); dan
3). Uji t dua sisi untuk variabel
penelitian yang dapat berpengaruh
negatif atau positif terhadap CAR
(IRR).
Daerah
Penolakan H0
2,03 31,850
12
Tabel 3
Uji Pengaruh Parsial
Variabel t Hitung t Tabel Kesimpulan
H0 H1 R r2
LDR 3,585 1,67655 Ditolak Diterima 0,456 20,80
IPR -1,533 1,67655 Diterima Ditolak -0,214 4,60
LAR -6,656 1,67655 Diterima Ditolak -0,689 47,50
APB 2,753 -1,67655 Diterima Ditolak 0,366 13,40
NPL -4,009 -1,67655 Ditolak Diterima -0,497 24,70
IRR 1,014 +/-2,00958 Diterima Ditolak 0,143 2,00
BOPO -1,741 -1,67655 Ditolak Diterima -0,241 5,80
FBIR -1,319 1,67655 Diterima Ditolak -0,185 3,40
ROA -1,939 1,67655 Diterima Ditolak -0,267 7,10
NIM 2,403 1,67655 Ditolak Diterima 0,325 10,60
Sumber : Lampiran 14, (data diolah)
Dengan menggunakan perhitungan
program SPSS, diperoleh
perhitungan uji t
yang terdapat pada tabel 3.
1. Pengaruh LDR terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar
3,585 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar
1,67655 sehingga dapat diketahui
bahwa thitung 3,585 ≥ ttabel 1,67655
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti bahwa LDR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap CAR. Besarnya
koefisien determinasi parsial adalah
0,208 yang berarti secara parsial
variabel LDR memberikan kontribusi
sebesar 20,80 persen terhadap
perubahan CAR.
Gambar 3
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (LDR) 2. Pengaruh IPR terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar -
1,533 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar
1,67655 sehingga dapat diketahui
bahwa thitung -1,533 < ttabel 1,67655
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini berarti bahwa IPR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,046 yang berarti
secara parsial variabel IPR
memberikan kontribusi sebesar 4,60
persen terhadap perubahan CAR.
Gambar 4
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (IPR)
3. Pengaruh LAR terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14),
hasil thitung yang diperoleh sebesar -
6,656 dan ttabel (0.05 : 49) sebesar
1,67655 sehingga dapat dilihat
bahwa thitung -6,656 < ttabel 1,67655
H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti bahwa LAR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial LAR adalah 0,475 yang
berarti secara parsial LAR
memberikan kontribusi 47,50 persen
terhadap CAR.
3,585 1,67655
H0
diterima
H0 ditolak
1,676
55
-1,533
H0
diterima
H0 ditolak
13
Gambar 5
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (LAR)
4. Pengaruh APB terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar
2,753 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar -
1,67655, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung 2,753 > ttabel -1,67655
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini berarti bahwa APB secara parsial
mempunyai pengaruh negatif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,134 yang berarti
secara parsial variabel APB
memberikan kontribusi sebesar 13,40
persen terhadap perubahan CAR.
Gambar 6
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (APB)
5. Pengaruh NPL terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar -
4,009 dan tabel (0,05 : 49) sebesar -
1,67655, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung -4,009 < ttabel -1,67655
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti bahwa NPL secara parsial
mempunyai pengaruh negatif yang
signifikan terhadap CAR. koefisien
determinasi parsial adalah 0,247
yang berarti secara parsial variabel
NPL memberikan kontribusi sebesar
24,70 persen terhadap perubahan
CAR.
Gambar 7
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (NPL)
6. Pengaruh IRR terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar
1,014 dan ttabel (0,025 : 49) sebesar
2,00958, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung 1,014 < ttabel 2,00958
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini berarti bahwa IRR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,020 yang berarti
secara parsial variabel IRR
memberikan kontribusi sebesar 2,00
persen terhadap perubahan CAR.
Gambar 8
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (IRR)
7. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar -
1,741 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar -
1,67655 sehingga dapat diketahui
bahwa thitung -1,741 < ttabel -1,67655
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti bahwa BOPO secara
parsial mempunyai pengaruh negatif
yang signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,058 yang berarti
secara parsial variabel BOPO
memberikan kontribusi sebesar 5,80
persen terhadap perubahan CAR.
-1,67655
H0 diterima
H0 ditolak
-4,009
1,6765
5
-6,656
H0
diterima
H0 ditolak
-1,67655
H0 diterima
H0 ditolak
2,753
1,014
H0 diterima
H0 ditolak H0 ditolak
2,00958
-2,00958
14
Gambar 9
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (BOPO)
8. Pengaruh FBIR terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar -
1,319 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar
1,67655, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung -1,319 < ttabel 1,67655
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini berarti bahwa FBIR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,034 yang berarti
secara parsial variabel FBIR
memberikan kontribusi sebesar 3,40
persen terhadap perubahan CAR.
Gambar
10
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (FBIR)
9. Pengaruh ROA terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar -
1,939 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar
1,67655, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung -1,939 < ttabel 1,67655
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal
ini berarti bahwa ROA secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap CAR.
Besarnya koefisien determinasi
parsial adalah 0,071 yang berarti
secara parsial variabel ROA
memberikan kontribusi sebesar 7,10
persen terhadap perubahan CAR.
Gambar 11
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (ROA)
10. Pengaruh NIM terhadap CAR
Berdasarkan uji tabel t (tabel 4.14)
hasil yang diperoleh thitung sebesar
2,403 dan ttabel (0,05 : 49) sebesar
1,67655, sehingga dapat diketahui
bahwa thitung 2,403 > ttabel 1,67655
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti bahwa NIM secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap CAR. Besarnya
koefisien determinasi parsial adalah
0,106 yang berarti secara parsial
variabel NIM memberikan kontribusi
sebesar 10,60 persen terhadap
perubahan CAR.
Gambar 12
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0
Uji t (NIM)
Tabel 4
PERBANDINGAN HASIL REGRESI DENGAN TEORI
Variabel Teori Hasil Analisa Kesimpulan
LDR Positif Positif Sesuai
-1,67655
H0 diterima
H0 ditolak
-1,741
1,6765
5
-1,319
H0 diterima
H0 ditolak
2,403 1,67655
H0 diterima
H0 ditolak
1,67655 -1,939
H0 diterima
H0 ditolak
15
IPR Positif Negatif Tidak sesuai
LAR Positif Negatif Tidak sesuai
APB Negatif Positif Tidak sesuai
NPL Negatif Negatif Sesuai
IRR Positif/Negatif Positif Sesuai
BOPO Negatif Negatif Sesuai
FBIR Positif Negatif Tidak sesuai
ROA Positif Negatif Tidak sesuai
NIM Positif Positif Sesuai
Sumber : Lampiran 15, (Data diolah)
a. Hubungan LDR dengan CAR
Berdasarkan teori, LDR memiliki
pengaruh positif terhadap CAR.
Menurut hasil analisis regresi yang
telah dilakukan dapat diketahui LDR
memiliki koefisien regresi positif.
Dengan demikian hasil penelitian ini
sesuai dengan teori. Kesesuaian hasil
penelitian dengan teori dikarenakan
hasil penelitian menunjukkan bahwa
LDR mengalami penurunan, yang
berarti presentase kenaikan kredit
yang diberikan oleh bank lebih kecil
daripada kenaikan dana pihak ketiga.
b. Pengaruh IPR dengan CAR
Berdasarkan teori, IPR memiliki
pengaruh positif terhadap CAR.
Menurut hasil analisis regresi yang
telah dilakukan dapat diketahui IPR
memiliki koefisien regresi negatif.
Dengan demikian hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian hasil penelitian
dengan teori dikarenakan secara teori
apabila IPR meningkat, yang berarti
peningkatan surat-surat berharga
yang dimiliki lebih besar daripada
dana pihak ketiga.
c. Pengaruh LAR dengan CAR
Menurut teori, pengaruh LAR
terhadap CAR adalah positif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa LAR
memiliki koefisien regresi negatif.
Sehingga hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian
penelitian ini disebabkan karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa
LAR meningkat, berarti terjadi
peningkatan jumlah kredit yang
disalurkan lebih besar dibandingkan
peningkatan aset yang dimiliki. Hal
ini berarti portofolio kredit pada aset
bank mengalami peningkatan.
d. Pengaruh APB dengan CAR
Menurut teori, pengaruh APB
terhadap CAR adalah negatif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa APB
memiliki koefisien regresi
positif.Sehingga hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian penelitian ini
disebabkan karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa APB
mengalami penurunan, berarti terjadi
peningkatan Aktiva Produktif
Bermasalah lebih kecil dibandingkan
peningkatan Aktiva Produktif.
d. Pengaruh NPL dengan CAR
Menurut teori, pengaruh NPL
terhadap CAR adalah negatif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa NPL
memiliki koefisien regresi negatif.
Sehingga hasil penelitian ini sesuai
16
dengan teori. Kesesuaian penelitian
ini disebabkan karena hasil
penelitian menunjukkan bahwa NPL
meningkat, berarti terjadi
peningkatan kredit bermasalah lebih
besar dibandingkan peningkatan total
kredit.
e. Pengaruh IRR dengan CAR
Menurut teori, pengaruh IRR
terhadap CAR adalah positif atau
negatif. sedangkan berdasarkan hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa
IRR memiliki koefisien regresi
positif. Sehingga hasil penelitian ini
sesuai dengan teori. Kesesuaian
penelitian ini disebabkan karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa
IRR mengalami penurunan, berarti
terjadi kenaikan IRSA lebih kecil
dibandingkan kenaikan IRSL.
Selama periode penelitian diperoleh
hasil bahwa suku bunga perbankan
mengalami peningkatan.
f. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Menurut teori, pengaruh BOPO
terhadap CAR adalah negatif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa BOPO
memiliki koefisien regresi negatif.
Sehingga hasil penelitian ini sesuai
dengan teori. Kesesuaian penelitian
ini disebabkan karena hasil
penelitian menunjukkan bahwa
BOPO meningkat, berarti terjadi
peningkatan Biaya Operasional lebih
besar dibandingkan peningkatan
Pendapatan Operasional. Sehingga
laba bank menurun, modal menurun,
dan CAR pun menurun.
g. Pengaruh FBIR dengan CAR
Menurut teori, pengaruh FBIR
terhadap CAR adalah positif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa FBIR
memiliki koefisien regresi negatif.
Sehingga hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian
penelitian ini disebabkan karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa
FBIR meningkat, berarti terjadi
peningkatan pendapatan operasional
selain bunga lebih besar
dibandingkan peningkatan
pendapatan operasional. Akibatnya
laba bank meningkat, modal
meningkat, dan CAR pun meningkat.
h. Pengaruh ROA dengan CAR
Menurut teori, pengaruh ROA
terhadap CAR adalah positif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa ROA
memiliki koefisien regresi negatif.
Sehingga hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian
penelitian ini disebabkan karena
hasil penelitian menunjukkan bahwa
ROA meningkat, berarti terjadi
peningkatan laba sebelum pajak dan
CAR pun meningkat.
i. Pengaruh NIM dengan CAR
Menurut teori, pengaruh NIM
terhadap CAR adalah positif
sedangkan berdasarkan hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa NIM
memiliki koefisien regresi positif.
Sehingga hasil penelitian ini sesuai
dengan teori. Kesesuaian penelitian
ini disebabkan karena hasil
penelitian menunjukkan bahwa NIM
mengalami penurunan, berarti terjadi
kenaikan pendapatan bunga lebih
kecil dibandingkan kenaikan biaya
bunga, sehingga laba bank menurun,
modal menurun, dan CAR pun
menurun.
17
KESIMPULAN,
KETERBATASAN PENELITIAN,
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis deskriptif dan
pengujian hipotesis yang telah
dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio LDR, IPR, LAR, APB,
NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA,
dan NIM secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap CAR pada
Bank Umum Swasta Nasional
Go Public. Besarnya pengaruh
variabel LDR, IPR, LAR, APB,
NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA,
dan NIM secara bersama-sama
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 86,7 persen,
sedangkan sisanya sebesar 13,3
persen dipengaruhi oleh variabel
lain. Dengan demikian, hipotesis
pertama yang menyatakan
bahwa LDR, IPR, LAR, APB,
NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA,
dan NIM secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap CAR pada
Bank Umum Swasta Nasional
Go Public diterima atau terbukti.
2. Variabel LDR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh LDR
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 20,80 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa
LDR secara parsial mempunyai
pengaruh positif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public diterima atau terbukti.
3. Variabel IPR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh IPR terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public sebesar 4,60
persen. Dengan demikian,
hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa IPR secara
parsial mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public ditolak atau
tidak terbukti.
4. Variabel LAR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh LAR
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 47,50 persen.
Dengan demikian, hipotesis
keempat yang menyatakan
bahwa LAR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
18
Nasional Go Public ditolak atau
tidak terbukti.
5. Variabel APB secara parsial
mempunyai pengaruh negatif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh APB
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 13,40 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kelima yang menyatakan bahwa
APB secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public ditolak atau tidak
terbukti.
6. Variabel NPL secara parsial
mempunyai pengaruh negatif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh NPL
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 24,70 persen.
Dengan demikian, hipotesis
keenam yang menyatakan bahwa
NPL secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public diterima atau terbukti.
7. Variabel IRR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh IRR
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 2,0 persen.
Dengan demikian, hipotesis
ketujuh yang menyatakan bahwa
IRR secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public diterima atau terbukti.
8. Variabel BOPO secara parsial
mempunyai pengaruh negatif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh BOPO
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 5,80 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kedelapan yang menyatakan
bahwa BOPO secara parsial
mempunyai pengaruh negatif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public diterima
atau terbukti.
9. Variabel FBIR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh FBIR
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
19
Public sebesar 3,40 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kesembilan yang menyatakan
bahwa FBIR secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public ditolak atau
tidak terbukti.
10. Variabel ROA secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh ROA
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 7,10 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kesepuluh yang menyatakan
bahwa ROA secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public ditolak atau
tidak terbukti.
11. Variabel NIM secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public periode
tahun 2010 triwulan I sampai
dengan tahun 2014 triwulan IV.
Besarnya pengaruh NIM
terhadap CAR pada Bank
Umum Swasta Nasional Go
Public sebesar 10,60 persen.
Dengan demikian, hipotesis
kesebelas yang menyatakan
bahwa NIM secara parsial
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Public diterima
atau terbukti.
12. Diantara kesepuluh variabel
bebas, yaitu LDR, IPR, LAR,
APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR,
ROA, dan NIM yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap
CAR pada Bank Umum Swasta
Naional Go Public triwulan I
tahun 2010 sampai dengan
triwulan IV tahun 2014 adalah
variabel bebas NPL, karena
mempunyai nilai koefisien
determinasi parsial tertinggi dan
memiliki pengaruh yang
signifikan, yaitu sebesar 24,70
persen bila dibandingkan dengan
nilai koefisien determinasi
parsial pada variabel bebas
lainnya.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki banyak
keterbatasan, adapun keterbatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Periode penelitian yang
digunakan hanya selama 5 tahun
yaitu mulai triwulan I tahun 2010
sampai dengan triwulan IV tahun
2014.
2. Jumlah variabel yang diteliti
juga terbatas, hanya meliputi
pengukuran untuk Likuiditas
(LDR, IPR, LAR), Kualitas
Aktiva (APB, NPL), Sensitivitas
(IRR), Efisiensi terhadap pasar
(BOPO, FBIR), Profitabilitas
(ROA, NIM).
3. Subyek penelitian ini hanya
terbatas pada tiga Bank Umum
20
Swasta Nasional Go Public yang
masuk dan terpilih menjadi
sampel bank penelitian.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,
maka dapat diberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dengan hasil penelitian :
1. Bagi pihak bank yang diteliti
a. Kebijakan yang terkait dengan
variabel CAR, untuk PT. Bank
Ekonomi Raharja, Tbk, PT.
Bank Mayapada Internasional,
PT. Bank Permata menunjukkan
bahwa rata-rata tren CAR
mengalami penurunan sebesar -
0,2492 persen. Maka ketiga
bank tersebut diharuskan untuk
meningkatkan kinerja
manajemennya untuk dapat
mengelola permodalannya
dengan baik.
b. Kebijakan yang terkait dengan
NPL, untuk PT. Bank Mayapada
Internasional dan PT. Bank
Ekonomi Raharja, Tbk,
menunjukkan bahwa rata-rata
tren NPL mengalami
peningkatan diharapkan agar
dapat memperbaiki kualitas
kreditnya dengan melakukan
penurunan NPL. Perbaikan
kualitas kredit dapat
menurunkan risiko kredit yang
meningkat.
c. Kebijakan yang terkait dengan
LDR, untuk PT. Bank Mayapada
Internasional dan PT. Bank
Ekonomi Raharja, Tbk,
menunjukkan bahwa rata-rata
tren LDR mengalami penurunan
agar dapat meningkatkan
penyaluran kreditnya dengan
melakukan peningkatan LDR.
d. Kebijakan yang terkait dengan
BOPO, untuk semua bank
sampel penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata tren BOPO
mengalami peningkatan agar
dapat meningkatkan efisiensi
operasionalnya dengan
melakukan penurunan rasio
BOPO.
e. Kebijakan yang terkait dengan
NIM, untuk PT. Bank Mayapada
Internasional dan PT. Bank
Permata menunjukkan bahwa
rata-rata tren NIM mengalami
penurunan agar dapat
meningkatkan efisiensi sumber
dana pihak ketiga dan
penyaluran kreditnya dengan
melakukan peningkatan
pendapatan bunga bersih.
Daftar Pustaka
Bank Indonesia, Laporan Keuangan
dan Publikasi Bank.
(http:/www.bi.go.id)
Dhini Churotul Aiyun, 2012.
“Pengaruh LDR, NPL, APB,
IRR, BOPO, ROA, ROE, dan
NIM Terhadap Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada
Bank Pembangunan
Daerah”. Skripsi Sarjana
Tidak Diterbitkan, STIE
Perbanas Surabaya.
Andi Muklas Saputro. 2012.
“Pengaruh Likuiditas,
Kualitas Aktiva, Sensitivitas
Terhadap Pasar, Efisiensi,
dan Profitabilitas Terhadap
CAR pada Bank
Pembangunan Daerah di
Jawa”. Skripsi Sarjana Tidak
21
Diterbitkan. STIE Perbanas
Surabaya.
Peraturan Bank Indonesia. No.
14/18/PBI/2012. “Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum”.
Lukman Dendawijaya. 2009.
Manajemen Perbankan.
Jakarta : Penerbit Ghalia
Indonesia.
Kasmir. 2010. Manajemen
Perbankan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Veithzal Rivai, Andria Permata.
2007. Bank and Financial
Institution Management,
(Conventional and Sharia
System). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
SEBI No. 15/40/DKMP. Tanggal 24
September 2013. Tentang
Pedoman Perhitungan Rasio
Perbankan.
Totok Budisantoso, Sigit Triandaru.
2011. Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Edisi
Dua. Jakarta : Salemba
Empat.
Taswan. 2010. Manajemen
Perbankan Konsep, Teknik,
dan Aplikasi.
Yogyakarta:UPP STIM
YKPN.
Sunariyah. 2010. Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal.
Jakarta : UPP STIM YKPN.
SEBI No. 13/13/30/DPNP. Tanggal
16 Desember 2011. Tentang
Laporan Keuangan
Triwulanan dan Bulanan
Bank Umum Serta Laporan
Tertentu Yang Disampaikan
Kepada Bank Indonesia.
Tjiptono Darmadji, Hendy M.
Fakhruddin. 2012. Pasar
Modal Di Indonesia. Jakarta
: Salemba Empat.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Herman Darmawi. 2011. Manajemen
Perbankan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Syofian Siregar. 2010. Metode
Penelitian Kuantitatif
Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS. Jakarta :
Kencana Persada Media
Group.
Surat Edaran Bank Indonesia. No
13/24/DPNP Tanggal 25
oktober 2011. Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum.
Veithzal Rivai, Sofyan Basir,
Sarwono Sudarto. 2013.
Commercial Bank
Management (Manajemen
Perbankan:Dari Teori ke
Praktek). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.