PENGARUH KERAGAMAN PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, ETIKA BISNIS ISLAM DAN...
Transcript of PENGARUH KERAGAMAN PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, ETIKA BISNIS ISLAM DAN...
PENGARUH KERAGAMAN PRODUK, KUALITAS
PELAYANAN, ETIKA BISNIS ISLAM DAN CITRA
PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK
MENGGUNAKAN JASA KEUANGAN SYARIAH
DI BMT BINA USAHA KARANG JATI
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah
Oleh:
RIZQA RAMADHANING TYAS
NIM : 223-12-007
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
ii
PENGARUH KERAGAMAN PRODUK, KUALITAS PELAYANAN,
ETIKA BISNIS ISLAM DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP
KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA KEUANGAN
SYARIAH DI BMT BINA USAHA KARANGJATI
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana ekonomi syari’ah
Oleh :
Rizqa Ramadhaning Tyas
NIM : 223-12-007
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
iii
iv
v
vi
MOTTO
If you look what you have in life, you’ll always have more.
If you look at what you don’t have in life, you’ll never have enough
-Oprah Winfrey-
I am thankfull for all of those who said NO to me.
It’s because of them I’m doing it myself
-Albert Einstein-
When one door closes, another opens, but we often look so long and so regretfully
Upon the closed door that we do not see the one which has opened for us
-Alexander Graham Bell-
A wealth without a religion is a blind
God is never wrong in giving the sustenance
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Almarhumah Ibuku tercinta Ismi Nuryani S.Pd dan ayahku Bambang Budi Haryono
sebagai wujud terima kasih atas kasih sayang dan doa yang selama ini diberikan kepada
saya.
2. Adekku tersayang Ridhan Azka Hani Fanu yang telah memberikan semangatnya.
3. Bapak Nafis Irkhami M.Ag, M.A, selaku pembimbing saya.
4. Dosen jurusan syariah yang telah membimbing saya selama 2 tahun.
5. Teman-teman program studi S-1 Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah
menemaniku selama dua tahun ini.
6. Almamaterku.
viii
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT karena limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, Etika Bisnis Islam dan
Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Nasabah untuk Menggunakan Jasa
Keuangan Syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati”. Penyusunan skripsi ini
adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Perbankan Syariah S-1 Jurusan Syariah dan
Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis
ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga
2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum, Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
STAIN Salatiga
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si, Ketua Program Studi S-1 Perbankan Syariah
4. Bapak Nafis Irkhami, M.Ag, M.A, Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai
harganya kepada penulis selama belajar di Jurusan Syariah STAIN Salatiga.
ix
ix
6. BMT Bina Usaha Karang Jati, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
7. Semua pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna dengan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan pihak-pihak yang bersangkutan.
Salatiga, 24 Januari 2015
Penulis,
Rizqa Ramadhaning Tyas
x
ABSTRAK
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh keragaman produk, kualitas pelayanan, etika bisnis Islam dan citra perusahaan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa keuangan syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati dan variabel manakah yang berpengaruh paling berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa keuangan syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan jumlah populasi 3.852 nasabah yang merupakan jumlah keseluruhan nasabah yang menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati sampai tahun 2014. Sedangkan sampelnya adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda, dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan. Terdapat pengaruh yang signifikan keragaman produk, kualitas pelayanan, etika bisnis Islam dan citra perusahaan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa keuangan syariah. Hal ini terbukti dari hasil uji t dan uji f menghasilkan nilai signifikansi <0,05. Nilai R Square sebesar 0,824 mengindikasi bahwa variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 82,4%. Sedangkan sisanya 17,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Kemudian Kualitas pelayanan merupakan variabel yang memberikan pengaruh dominan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa keuangan syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung (0,396) lebih tinggi dibanding variabel lainnya.. Hal ini mengindikasi bahwa nasabah menginginkan adanya pelayanan yang baik dan memuaskan dari BMT Bina Usaha Karang Jati, karena kualitas pelayanan menciptakan kepuasan nasabah sehingga nasabah akan menggunakan jasa keuangan syariah di BMT Bina Usaha Karang Jati.
Kata Kunci: Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, Etika Bisnis Islam, Citra Perusahaan, Keputusan Nasabah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PENGAJUAN JUDUL ………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………….. v
MOTTO ………………………………………………………………………. vi
PERSEMBAHAN …………………………………………………………..... vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... viii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 7
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 8
1.4 Kegunaan Penelitian ……………………………………………… 8
1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………….. 9
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka …………………………………………………….. 11
2.2 Kerangka Teori ……………………………………………………. 14
xii
2.2.1 Keragaman Produk …………………………………………. 14
2.2.2 Kualitas Pelayanan ………………………………………….. 16
2.2.3 Etika Bisnis Islam …………………………………………… 20
2.2.4 Citra Perusahaan ……………………………………………. 24
2.2.5 Keputusan Nasabah …………………………………………. 27
2.3 Kerangka Penelitian ………………………………………………. 29
2.4 Hipotesis …………………………………………………………... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………….. 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………… 33
3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………………. 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 34
3.5 Skala Pengukuran …………………………………………………. 35
3.6 Definisi Konsep dan Operasional …………………………………. 36
3.7 Instrumen Penelitian ………………………………………………. 38
3.8 Uji Instrumen Penelitian ………………………………………….. 39
3.9 Alat Analisis ………………………………………………………. 42
3.9.1 Uji Asumsi Klasik …………………………………………… 42
3.9.2 Analisis Regresi Berganda …………………………………... 44
3.9.3 Uji T …………………………………………………………. 45
3.9.4 Uji F …………………………………………………………. 46
3.9.5 Koefisien Determinasi …………………………………….... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………………………. 49
xiii
4.2 Hasil Penelitian …………………………………………………… 59
4.2.1 Deskripsi Responden ……………………………………….. 59
4.2.2 Deskripsi Karakteristik Umum Responden ………………… 62
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Data …………………………. 65
4.2.4 Uji Asumsi Klasik ………………………………………….. 67
4.2.5 Model Persamaan Regresi Berganda ……………………….. 71
4.2.6 Pengujian Hipotesis ………………………………………… 74
4.2.7 Uji Goodness of Fit ………………………………………… 79
4.3 Pembahasan ………………………………………………………. 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………… 84
B. Saran ………………………………………………………….. 85
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 86
LAMPIRAN
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………. 60
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur…………………… 61
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan …………….. 61
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Marital …………. 62
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Jasa. 63
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Jarak Rumah ke BMT … 64
Tabel 4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan … 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian …………………….. 65
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………... 66
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ………………………………….. 69
Tabel 4.11 Model Persamaan Regresi (Uji T) ………………………….. 72
Tabel 4.12 Hasil Uji F …………………………..................................... 78
Tabel 4.35 Hasil Uji Goodness of Fit (R2) ……………………………... 79
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahap Proses Pembelian ………………………………... 27
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian ……………………………………. 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Bina Usaha …………………. 51
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas Data dengan Normal P-Plot ……. 68
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ……………… 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank- bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) sejak tahun 1992. Pada awal munculnya perbankan
syariah hingga tahun 1998 dapat dikatakan mengalami perkembangan yang
lambat. Hal ini diakibatkan karena tidak adanya perangkat hukum yang
mendukung sistem operasional bank syariah. Sistem perbankan di Indonesia itu
sendiri diatur dalam UU No. 7 tahun 1992 (diubah dengan UU No. 10 tahun
1998) tentang perbankan bahwa perbankan di Indonesia terdiri dari 2 (dua)
jenis, yaitu Bank umum dan Bank perkreditan rakyat yang masing-masing
dapat melakukan kegiatan usaha konvensional ataupun kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah. sedangkan lembaga keuangan non Bank itu antara
lain berbentuk koperasi, asuransi dan yang lainnya yang melakukan kegiatan
usahanya dalam bentuk konvensional maupun syariah (Ascarya, 2008: 25).
Memberikan pelayanan yang lebih baik dan luas kepada masyarakat
bawah, dibentuklah BPRS. Nama perkreditan sesungguhnya tidak tepat, karena
Bank Islam tidak melayani perkreditan tetapi pembiayaan, sehingga
2
penggunaan nama perlu dipertimbangkan. Istilah perkreditan menjadikan
makna pembiayaan menjadi kabur. Harapan kepada BPRS, menjadi sangat
besar, mengingat cakupan bisnis bank ini lebih kecil. Namun demikian, dalam
realitasnya sistem bisnis BPRS juga terjebak pada pemusatan kekayaan hanya
pada segelintir orang, yakni para pemilik modal. Komitmen untuk membantu
meningkatkan derajat hidup masyarakat bawah mengalami kendala baik dari
sisi hukum maupun teknis. Dari sisi hukum, prosedur peminjaman Bank umum
dan BPRS sama, begitu juga dari sisi teknis. Padahal inilah kendala utama
pengusaha kecil, sehingga harapan besar pada BPRS hanya menjadi idelita
(Ridwan, 2004: 72)
Dari persoalan tersebut, mendorong munculnya keuangan syariah
alternative yaitu sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga
sosial, tetapi juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada
sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada
mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata
dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan “ditakdirkan” untuk
menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga yang
tidak terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi
membangun kebersamaan untuk mencapai kemakmuran bersama. Lembaga
yang tidak terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis yang
istiqomah. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).
3
Perlu dimengerti hingga sekarang ini di tahun 2013 di daerah Kecamatan
Bergas terdapat sepuluh lembaga keuangan dalam bentuk syari’ah, diantaranya
delapan lembaga yang berbentuk BMT (Baitul Maal wal Tamwil), dan dua
BPRS. BMT – BMT tersebut mempunyai tujuan yang sama dengan yaitu
sebagai lembaga untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Produk merupakan keseluruhan konsep objek/proses yang memberikan
sejumlah nilai pada konsumen (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 70).
Keragaman produk (features), dapat berbentuk produk tambahan dari suatu
produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. Keragaman produk
biasanya diukur secara subyektif oleh masing-masing individu (dalam hal ini
konsumen) yang menunjukan adanya perbedaan kualitas suatu produk (jasa).
Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar. Produk
jasa dari suatu perusahaan jasa harus dikemas secara sebaik mungkin,
diharapkan agar bisa menarik konsumen untuk memakai atau mengkonsumsi
jasa tersebut.
Melihat perkembangan lembaga keuangan saat ini, seharusnya pihak
lembaga keuangan tersebut dapat menerapkan strategi agar nasabah termotivasi
untuk menggunakan jasa keuangan syariah yaitu dengan memenuhi kebutuhan
dan keinginan nasabah, maka lembaga keuangan tersebut harus meningkatkan
kualitas pelayanan.
4
Parasuraman (1985) dalam Tho’in (2011) menyebutkan bahwa dimensi
kualitas terdiri dari lima faktor, yaitu: (1) Reliability; yaitu kemampuan untuk
memberikan jasa dengan segera dan memuaskan; (2) Responsiveness; yaitu
kemampuan untuk memberikan jasa dengan tanggap; (3) Assurance; yaitu
kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf,
bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan; (4) Emphaty; yaitu kemudahan
dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan
pelanggan; (5) Tangibles; yaitu fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan
sarana komunikasi. Untuk meningkatkan kualitas layanan diperlukan
pengetahuan strategik dalam bisnis (business strategy). Hal ini diperlukan
untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidang pelayanan (Sudarsono,
2007: 109)
Etika adalah sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang
moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber
terutama dari ajaran agama (Arifin, 2007: 64). Dengan itu, maka etika bisnis
Islam menjunjung tinggi semangat paling percaya, kejujuran, dan keadilan,
sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang sangat
kekeluargaan, dalam contohnya, beberapa kiat dan etika Rasulullah dalam
membangun citra dagangnya adalah sebagai berikut: penampilan, pelayanan,
persuasi, pemuasan (Muhammad, 2002: 102). Maka dari itu, menurut A.
Hanafi dan Hamid Salam, etika bisnis Islam merupakan nilai-nilai etika Islam
dalam aktivitas bisnis yang telah disajikan dari perspektif Al Qur’an dan
5
Hadits, yang bertumpu pada 6 prinsip, terdiri dari kebenaran, kepercayaan,
ketulusan, persaudaraan, pengetahuan, dan keadilan (Arifin, 2007: 74)
Kasali (2009: 110) menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri dunia ini
terus berubah. Maka, tidak ada kata kunci lain selain beradaptasi dengan
perubahan yang ada dalam persaingan dunia usaha yang sekarang semakin
ketat, kepuasan konsumen kini menjadi syarat penting yang harus dimiliki oleh
semua perusahaan agar bisa bersaing di pasar. Tuntutan kebutuhan konsumen
akan mutu dan keragaman produk yang tinggi, harga terjangkau, dan pelayanan
yang baik, menuntut para produsen dan pemasar berlomba memberikan nilai
lebih pada produknya.
Terciptanya pelayanan yang baik, didukung dengan citra yang baik akan
berdampak pada nasabah yang akan memutuskan untuk menggunakan jasa di
BMT Bina Usaha Karang Jati tentunya akan meningkatkan jumlah nasabah
yang menggunakan jasa baik pembiayaan maupun tabungan pada BMT
tersebut. Citra BMT yang baik akan mempengaruhi pikiran nasabah untuk
memilih jasa keuangan syariah. Citra adalah tujuan utama dan sekaligus
merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian
citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan
dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif
maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas (Rueslan, 1998:
62). Sedangkan keputusan adalah hal sesuatu yang diputuskan konsumen untuk
memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa
6
(Sutisna,2003:15). Sebelum terjadinya penggunaan terhadap sebuah jasa,
seringkali seorang nasabah menerima informasi yang berkaitan dengan jasa
dan lembaga yang menyediakan jasa tersebut. Informasi tersebut dapat berupa
kesan nasabah yang telah melakukan penggunaan jasa yang sama terhadap
citranya, atau berita yang disampaikan oleh pihak yang menyediakan jasa
tersebut. Citra juga sangat berpengaruh bagi nasabah untuk memutuskan
menggunakan jasa,
Pada fenomena di lapangan BMT memiliki keragaman produk yang
sederhana dibandingkan dengan Bank Umum Syariah akan tetapi jumlah
nasabah pada lembaga keuangan syariah tersebut semakin tahun semakin
bertambah. Dilihat dari sisi etika binis Islam, kebanyakan BMT masih
menggunakan perhitungan prosentasi dalam menentukan bagi hasil antara
nasabah (mudharib) dan BMT (shahibul maal), yang akan membuat citra BMT
tersebut sistem keuangannya masih disamakan dengan sistem keuangan
konvensional. Akan tetapi BMT-BMT di kabupaten Semarang mempunyai
standar kualitas pelayanan yang baik, seperti contoh melayani tabungan
maupun pembiayaan dengan layanan jemput bola yaitu mengambil uang
setoran dari tabungan maupun pembiayaan dengan mendatangi nasabah di
rumah, tempat kerja dan lain-lain.
BMT Bina Usaha Karang Jati memposisikan diri sebagai penyedia jasa
yang berbasis syariah dan juga begitu pentingnya variabel- variabel yang dapat
mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT, dengan
7
menilai segala sesuatunya dari sudut pandang, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut tentang variabel- variabel yang dapat mempengaruhi
keputusan nasabah dengan mengambil judul: “Pengaruh Keragaman Produk,
Kualitas Pelayanan, Etika Bisnis Islam dan Citra Perusahaan terhadap
Keputusan Nasabah untuk Menggunakan Jasa di BMT Bina Usaha Karang
Jati”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah keragaman produk berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati?
3. Apakah etika bisnis Islam berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati?
4. Apakah citra perusahaan berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati?
5. Variabel manakah yang berpengaruh paling besar terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati?
8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
dapat disusun tujuan penelitian sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh keragaman produk terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
b. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
c. Untuk mengetahui pengaruh etika bisnis Islam terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
d. Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan nasabah
untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
e. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat disusun kegunaan
penelitian sebagai berikut:
a. Bagi Penulis, dapat meningkatkan pengetahuan penulis serta dapat
menerapkan ilmu yang diperoleh yang dapat menambah wawasan ilmiah
b. Bagi BMT, sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam
mengembangkan keragaman produk BMT, meningkatkan pelayanan agar
sesuai dengan etika bisnis islam
9
c. Bagi STAIN Salatiga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi akademik dalam bidang manajemen lembaga keuangan syariah,
khususnya mengenai pengaruh keragaman produk, kualitas pelayanan,
etika bisnis islam dan citra perusahaan terhadap keputusan nasabah
menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
d. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan
penelitian khususnya pada kajian yang sama yang berkenaan dengan
masalah keragaman produk, kualitas pelayanan, etika bisnis islam dan
citra perusahaan.
1.5. Sistematika Penulisan
Agar skripsi memperoleh gambaran secara berurutan, maka penulis
menyajikan sistematika penulisan yaitu uraian singkat mengenai hal – hal yang
akan dilaporkan secara sistematis.
Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang berisi tentang telaah pustaka, kerangka teori,
kerangka penelitian dan hipotesis yang menguraikan tentang keragaman
produk, kualitas pelayanan, dimensi kualitas pelayanan, etika bisnis islam,
prinsip etika bisnis islam, citra perusahaan, keputusan nasabah, proses
pembelian keputusan konsumen, model penelitian dan hipotesis.
10
Bab III Metode Penelitian, yang berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala
pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji
instrumen penelitian dan alat analisis.
Bab IV Analisis, membahas tentang gambaran umum BMT dan analisa
data kualitatif, pengujian instrument penelitian yang terdiri dari uji validitas
dan reliabilitas, uji penyimpangan asumsi klasik, uji statistik yang terdiri dari
analisa koefisien regresi, analisa koefisien determinasi, uji T (parsial), uji F
(simultan) dan pembahasan.
Bab V Penutup merupakan bab terakhir, yang berisi kesimpulan dan saran
terhadap penelitian yang dilakukan.
11
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
Penelitian Erlisa Aulia Gautama (2012) yang berjudul “Pengaruh
Keragaman Produk, Pendapatan dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian
Elektronik Merk Polytron studi kasus pada PT. Atlanta Semarang”. Sampel
dalam penelitian ini adalah 50 responden. Uji hipotesis pada variabel keragaman
produk menggunakan uji- t menunjukkan hasil signifikan dengan angka 3,551
dan sig. 0,0001 <α 0,05. Pada variabel pendapatan hasilnya sebesar 3,838 dan
sig. 0,000 <α 0,05. Sedangkan pada variabel pelayanan juga memperoleh hasil
yang positif yaitu 2,371 dan sig. 0,022 <α 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
keragaman produk, pendapatn dan pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Penelitian lain yang setema juga dilakukan oleh Andi Nugraha (2010).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada Alfamart
Cabang Komplek Rancaekek Kencana. Sampel dalam penelitian ini 100
responden. Dari perhitungan uji hipotesis nilai t hitung= 6,97 lebih besar dari t
12
tabel= 1,678, maka keragaman produk memiliki pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Pada penelitian Rizqa Ramadhaning Tyas (2012) yang berjudul
“Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah untuk
Menabung di BMT Sumber Mulia Tuntang” menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan terhadap keputusan menabung.
Hal ini terbukti dari hasil uji t lebih besar dari nilai t hitung yaitu reliability
(3,838>1,7011), responsiveness (2,121>1,7011), assurance (3,062>1,7011),
emphaty (4,760>1,7011), dan tangibles (3,290>1,7011), sedangkan pada variabel
lokasi juga menunjukkan nilai uji t lebih besar dari t hitung (3,4801>1,7011).
Variabel yang berpengaruh paling dominan yaitu variabel emphaty.
Ahmad Ulinuha (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Pelayanan dan Citra Pegadaian Syariah terhadap Keputusan Nasabah dalam
Menggunakan Jasa Layanan Gadai Pada Pegadaian Syariah Cabang Majapahit
Semarang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan dan citra
pegadaian syariah secara parsial maupun simultan memiliki pengaruh positif dan
signifikan. Uji t dan uji f menghasilkan nilai signifikansi <0,05. Kemudian nilai
R square sebesar 0,338 mengindikasi bahwa variabel independen mampu
mempengaruhi variabel dependen sebesar 38%, sedangkan sisanya sebesar 0,620
atau 62% dijelaskan oleh variabel- variabel di luar penelitian.
Penelitian lain yang setema yaitu Lailatul Hikmah (2011) yang berjudul
“Pengaruh Keragaman Produk dan Etika Bisnis Islam terhadap Minat Nasabah
13
Menggunakan Jasa BMT Robbani Kaliwungu”. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 82 responden. Uji hipotesis menggunakan uji t menunjukkan hasil
signifikan dengan angka 2,117 dengan sig 0,037<0,05. Sedangkan variabel etika
bisnis islam juga menunjukkan hasil yang positif yaitu 5,109 dan sig.
0,000<0,05. Selanjutnya dalam uji F atau uji simultan nilai F hitung sebesar
26,397. Ini menunjukkan bahwa keragaman produk dan etika bisnis islam
berpengaruh signifikan terhadap minat nasabah menggunakan jasa BMT
Robbani Kaliwungu.
Penelitian Hadi (2009) dengan judul Etika Bisnis Islam (Studi tentang
Pemasaran Produk Murabahah dalam Perspektif Etika Bisnis Islam pada Bank
Muamalat Indonesia Cabang Malang) menyimpulkan beberapa etika dalam
pemasaran yang dilakukan adalah memiliki kepribadian spiritual (taqwa),
berperilaku baik dan simpatik (shidiq), menepati janji dan tidak curang, jujur dan
terpercaya, tidak suka berburuk sangka, tidak suka menjelek-jelekan, tidak
melakukan suap (riyswah).
Menurut Rahmatika (2011) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Etika
Bisnis Islami dalam Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi
kasus Waroeng Steak & Shake di Yogyakarta) menyimpulkan bahwa etika bisnis
islami dalam variabel kualitas tehnik dan citra perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan etika bisnis islami
dalam variabel kualitas fungsional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Secara simultan etika bisnis islami dalam kualitas
14
teknik, kualitas fungsional dan citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Saefullah (2012) yang berjudul Pengaruh Persepsi Pengguna Facebook
Commerce (F-Commerce) terhadap Keinginan Bertransaksi Online
menyimpulkan bahwa secara simultan variabel persepsi kualitas pelayanan,
kemudahan, dan kepercayaan berpengaruh secara signifikan. Secara parsial
variabel persepsi kemudahan dan kepercayaan berpengaruh signifikan namun
variabel kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan
bertransaksi online pengguna facebook commerce.
Penelitian Widya Emil Luthfia (2012) tentang Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada
Coffee Shop Kofisyop Tembalang yang menyimpulkan bahwa secara individual,
variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel kualitas produk
dengan koefisien regresi sebear 0,374, kemudian diikuti variabel harga sebesar
0,331, dan yang tidak memiliki pengaruh positif adalah variabel kualitas
pelayanan yaitu -0,028.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Keragaman Produk
2.2.1.1 Pengertian Produk
Produk merupakan keseluruhan konsep objek/proses yang
memberikan sejumlah nilai pada konsumen (Lupiyoadi, 2006: 70).
15
Menurut Kotler (2003: 428), produk jasa merupakan segala sesuatu
yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
dibeli, digunakan.
Produk adalah apa saja, yang dapat ditawarkan kepada pasar
agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan mereka (Amir, 2005: 8).
Dari pengertian produk di atas dapat disimpulkan bahwa
produk adalah suatu objek/proses yang dapat ditawarkan kepada
konsumen yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka.
2.2.1.2 Keragaman Produk
Keragaman produk (features) dapat berbentuk tambahan dari
suatu produk inti yang menambah nilai suatu produk. Keragaman
produk biasanya diukur secara subyektif oleh masing-masing individu
(dalam hal ini konsumen) yang menunjukan adanya perbedaan
kualitas suatu produk (jasa). Dengan demikian, perkembangan
kualitas suatu produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat
menyesuaikan diri dengan pasar (Lupiyoadi, 2006: 176).
Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga
yang tinggi daripada dengan satu fungsi. Sebagian besar produk dapat
ditawarkan dengan feature yang berbeda-beda yang melengkapi
fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam
16
memperkenalkan fitur baru yang dianggap berharga merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk bersaing (Kotler, 2005: 350).
Perencanaan produk harus memikirkan produk pada tiga
tingkat. Tingkat paling dasar adalah produk inti. Produk inti terdiri
dari jasa untuk memecahkan masalah atau manfaat inti yang dicari
konsumen mereka membeli suatu produk. Jadi, ketika merancang
produk, terlebih dahulu pemasar harus menetapkan manfaat yang
diberikan produk bagi konsumen. Kemudian perencanaan produk
harus menyusun produk aktual selain produk inti. Produk aktual
mungkin mempunyai lima macam karakteristik, yaitu tingkat mutu,
sifat, desain, nama merek, dan kemasan. Akhirnya, perencanaan
produk harus menyusun produk tambahan selain produk inti dan
produk aktual dengan menawarkan tambahan servis dan manfaat bagi
konsumen (Kotler, 1997: 274).
2.2.2 Kualitas Pelayanan
2.2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler (2002: 83) definisi pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan
17
perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Menurut Lovelock dalam Tjiptono (2000: 58) mengemukakan
bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya
sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan
konsumen dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang
melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian konsumen terhadap
kualitas pelayanan merupakan refleksi persepsi evaluatif terhadap
pelayanan yang diterimanya pada waktu tertentu.
Menurut Tho’in (2011) bahwa kualitas pelayanan lebih
menitik-beratkan pada kepuasan pelanggan, dimana kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampainnya untuk mengimbangi
harapan pelanggan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat
kualitas dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki
pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada standar kinerja
karyawan baik internal maupun eksternal.
Secara umum dikatakan bahwa kualitas adalah karakteristik
produk/ jasa, yang ditentukan oleh pemakai dan diperoleh melalui
pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan.
Menurut Swastha (2002:158) agar konsumen dapat memutuskan
18
terhadap suatu produk atau jasa salah satunya dengan meningkatkan
kualitas pelayanan.
2.2.2.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry sebagaimana
dikutip Umar (2000: 8-9), untuk mengevaluasi kualitas jasa
pelanggan umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut:
a. Tangibles
Merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang
diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya
dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa
terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa.
Komponen-komponen dari dimensi tangibles meliputi
penampilan fisik seperti gedung, ruangan front-ofifce, tempat
parkir, kebersihan, kerapian, kenyamanan ruangan, dan
penampilan karyawan.
b. Reliability
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan
untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan
secara tepat waktu. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan
konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai
dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi
19
reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam
menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara
tepat.
c. Responsiveness
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan
perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk
memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Dimensi ini
menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat
untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan
konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari
kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan
pelanggan.
d. Assurance
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku
employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri
konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi
ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap
resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampuan penyedia
jasa. Komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan
yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan
untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang
20
meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen
kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-
lain
e. Emphaty
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan
langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada
konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan
kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan
gabungan dari akses (acces) yaitu kemudahan untuk
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi
merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan
informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari
konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui
dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2.3 Etika Bisnis Islam
2.2.3.1 Pengertian Etika Bisnis Islam
Etika atau etos sebagai cabang filsafat yang mempelajari baik
buruk perilaku manusia biasanya diklasifikasikan ke dalam filsafat
moral (Irkhami, 2014: 10).
Definisi dari etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik,
buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-
21
prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis juga dikatakan sebagai
seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus
mempunyai komitmen dalam melakukan sebuah transaksi,
berperilaku, dan juga berelasi guna mencapai tujuan bisnisnya dengan
selamat (Badroen, 2006: 15).
Islam adalah agama yang hadir di muka bumi ini untuk
menyampaikan ajaran-ajaran etika dan moral kemanusiaan dan
keadilan bagi seluruh umat manusia (Irkhami, 2014: 10). Sedangkan
pengertian bisnis Islami adalah usaha untuk mencukupi kebutuhan
lewat proses penyediaan oleh produsen kepada konsumen dengan
cara-cara serta aturan yang menurut syariat Islam diperbolehkan
(Arifin, 2009: 122).
Menurut Arifin (2009: 123) etika bisnis Islam adalah ajaran
baik buruk, benar salah atau ajaran tentang moral khususnya dalam
perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi bersumber dari ajaran agama
Islam yang menjunjung tinggi sikap saling percaya, kejujuran dan
keadilan.
2.2.3.2 Prinsip Etika Bisnis Islam
Prinsip-prinsip etika bisnis Islam menurut Arifin (2007: 80)
adalah sebagai berikut:
22
a. Prinsip tauhid (kesatuan/unity)
Prinsip ini merupakan prinsip pokok dari segala sesuatu,
karena di dalamnya terkandung perpaduan keseluruhan aspek-
aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik,
sosial dan lain sebagainya menjadi satu (homogeneous whole).
Maka Islam kemudian menawarkan keterpaduan antara agama
sebagai perwujudan dari sikap taat hamba kepada Khalik,
dengan berbagai aspek kehidupan di dunia (ekonomi, politik,
sosial, budaya dan lain sebagainya) yang bertujuan untuk
membentuk satu kesatuan yang utuh.
b. Prinsip keseimbangan (keadilan/equilibrium)
Prinsip yang kedua ini lebih menggambarkan dimensi
kehidupan pribadi yang bersifat horizontal. Prinsip
keseimbangan (Equilibrium) yang berisikan ajaran keadilan
merupakan salah satu prinsip dasar yang harus dipegang oleh
siapapun.
c. Prinsip kehendak bebas (ikhtiyar/free will)
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti
pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan perekonomian. Hal
ini berlaku manakala terjadi persaingan bebas dapat terjadi
secara efektif, hal ini dimungkinkan terjadi manakala tidak ada
23
intervensi bagi pasar dari pihak manapun, tak terkecuali oleh
pemerintah.
d. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility)
Untuk memenuhi segala bentuk kesatuan dan juga keadilan,
maka manusia harus bertanggungjawab atas semua perilaku yang
telah diperbuatnya. Dan dalam dunia bisnis hal semacam itu juga
sangat berlaku. Setelah melaksanakan segala aktifitas bisnis
dengan berbaagi bentuk kebebasan, bukan berarti semuanya
selesai saat tujuan yang dikehendaki tercapai, atau ketika sudah
mendapatkan keuntungan. Semua itu perlu adanya
pertanggungjawaban atas apa yang telah pebisnis lakukan, baik
itu pertanggungjawaban ketika ia bertransaksi, memproduksi
barang, menjual barang, melkukan jual-beli, melakukan
perjanjian dan lain sebagainya.
e. Prinsip kebenaran
Prinsip ini di samping memberi pengertian benar lawan dari
salah, merupakan prinsip yang mengandung dua unsur penting
yaitu kebajikan dan kejujuran. Kebenaran merupakan satu
prinsip yang tidak bertentangan dengan seluruh ajaran Islam.
Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap
dan perilaku yang benar dan jauh dari kesan salah, semisal dalam
proses transaksi barang, proses mengembangkan bisnis, maupun
24
proses untuk mendapatkan keuntungan harus berlandaskan
prinsip kebenaran. Dan tentunya jika hal itu sudah dilaksanakan
dengan sendirinya nilai kehalalannya akan tampak.
f. Prinsip ihsan (benevolence)
Prinsip ini mengajarkan untuk melakukan perbuatan yang
dapat mendatangkan manfaat kepada orang lain, tanpa harus
aturan yang mewajibkan atau memerintahnya untuk melakukan
perbuatan itu. Atau dalam istilah lainnya adalah beribadah
maupun berbuat baik seakan-akan melihat Allah, jika tidak
seperti itu, maka yakinlah bahwa Allah melihat apa yang kita
kerjakan.
2.2.4 Citra Perusahaan
2.2.4.1 Citra Perusahaan
Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai
pribadi perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1995: 32). Citra adalah tujuan utama dan sekaligus
merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia.
Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis
tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti
penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya
datang dari masyarakat luas (Rueslan, 1998: 62).
25
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya
(Jefkins dan Yadin, 2004: 19). Sedangkan hal-hal positif yang
meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya
adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, kualitas
pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga
berkaitan dengan tanggung jawab sosial (Rueslan, 1998: 66). Secara
logika, jika perusahaan sudah mengalami krisis kepercayaan dari
publik atau masyarakat umum maka akan membawa dampak negatif
terhadap citranya, bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada
titik yang paling rendah.
Sebelum terjadinya penggunaan terhadap sebuah jasa,
seringkali seorang nasabah menerima informasi yang berkaitan
dengan jasa dan lembaga yang menyediakan jasa tersebut. Informasi
tersebut dapat berupa kesan nasabah yang telah melakukan
penggunaan jasa yang sama terhadap citranya, atau berita yang
disampaikan oleh pihak yang menyediakan jasa tersebut.
Bagi sebagian orang, informasi tersebut kadangkala tidak
mempengaruhi keputusan penggunaannya, tetapi bagi sebagian yang
lain informasi tersebut menjadi hal yang sangat berharga untuk
dipertimbangkan. Setiap nasabah tentunya mempunyai pandangan
26
tersendiri tentang pengaruh informasi tersebut terhadap penggunaan
jasa.
Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun
negatif diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan
tersebut. Ada empat hal yang digunakan sebagai alat pengukur
pembentukan citra perusahaan (Rueslan,1998: 25), yaitu :
a. Kepercayaan
Merupakan kesan, dan pendapat atau penilaian positif khalayak
terhadap suatu perusahaan.
b. Realitas
Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat hasilnya
diukur, dan dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan
perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.
c. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan
Menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan antara
perusahaan dan publiknya.
d. Kesadaran
Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian
terhadap produk yang dihasilkan.
27
2.2.5 Keputusan Nasabah
2.2.5.1 Keputusan
Keputusan adalah hal sesuatu yang diputuskan konsumen
untuk memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa
(Sutisna, 2003: 15). Keputusan juga diartikan untuk memutuskan
suatu kesimpulan.
Menurut Amirullah (2002: 50) pengambilan keputusan dapat
diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan- kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Proses pemilihan dan penilaian itu biasanya diawali dengan
mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan,
menyusun, menganalisis dan memilih berbagai alternatif tersebut dan
mengambil keputusan yang dianggap paling baik.
2.2.5.2 Proses Pembelian Keputusan Konsumen
Gambar 2.1
Model Proses Pembelian Lima Tahap
Sumber : Kotler, 2002: 251
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku setelah
Pembelian
28
Menurut Kotler (2002: 251) proses keputusan pembelian melewati
lima tahap yaitu:
a. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu
masalah kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara
keadaan yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan dipicu
oleh stimuli intern dan ekstern.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha
untuk mencari lebih banyak informasi. Sumber-sumber informasi
konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu :
1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2) Sumber komersial : iklan, pedagang, perantara, pengemasan
3) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan
produk
4) Sumber publik : media massa, organisasi rating konsumen
c. Evaluasi alternative
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli atau
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-
merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
29
d. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh dua faktor, yang
pertama adalah sikap atau pendirian orang lain. Kedua adalah faktor
situasi yang tidak diantisipasi. Konsumen membentuk suatu maksud
pembelian atas faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang
diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang
diharapkan.
e. Perilaku pascapembelian
Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu
tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi
perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas dia akan
menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk
itu lagi.
2.3 Kerangka Penelitian
Pada penelitian ini terdapat lima variabel yang diidentifikasi sebagai
masalah penting, empat variabel independen yaitu: keragaman produk, kualitas
pelayanan, etika bisnis islam dan citra perusahaan serta variabel dependen yaitu
keputusan nasabah.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
30
Untuk melakukan analisis ini diperlukan adanya alat ukur yang merupakan
indikator dari variabel- variabel tersebut di atas. Secara skematis, berikut penulis
sajikan kerangka penelitian sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.2:
2.4 Hipotesis
Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan mengidentifikasi
hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel bersifat hipotesis. Hipotesis
merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu
jawaban sementara atas pertanyaan penelitian (Prasetyo dan Jannah, 2011: 76)
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Citra Perusahaan (X4)
Keputusan Nasabah (Y)
Keragaman Produk (X1)
Kualitas Pelayanan (X2)
Etika Bisnis Islam (X3)
31
H1 : Keragaman produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati.
H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati.
H3 : Etika bisnis Islam berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati.
H4 : Citra perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati.
H5 : Kualitas pelayanan merupakan variabel yang paling berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT
Bina Usaha Karang Jati
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau dari tujuan
penelitian digolongkan sebagai penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif.
Menurut Sugiyono (2006: 11). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel lain. Sedangkan penelitian verifikatif adalah suatu penelitian yang
ditunjukkan untuk menguji teori dan akan mencoba menghasilkan metode ilmiah
baru yakni status hipotesa yang berupa kesimpulan, apakah suatu hipotesa
diterima atau ditolak.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan responden
mengenai variabel-variabel yang diteliti yaitu keragaman produk, kualitas
pelayanan, etika bisnis islam, citra perusahaan dan keputusan nasabah. Penelitian
verifikatif pada dasarnya menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan
melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini penelitian verifikatif
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keragaman produk,
33
kualitas pelayanan, etika bisnis islam dan citra perusahaan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa di BMT Bina Usaha Karang Jati.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Bina Usaha, yang terletak di Karang
Jati. Waktu dilakukan penelitian ini adalah pada tanggal 3 November sampai
dengan 8 November 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan pengukuran atau data pengamatan
yang dilakukan terhadap orang, benda, atau tempat. Dalam penelitian ini
populasinya adalah nasabah yang menggunakan jasa BMT sampai dengan
tahun 2014 yang berjumlah 3.852 nasabah.
3.3.2 Sampel
Sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu, maka dalam
penelitian ini akan digunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel
yang digunakan adalah random sampling. Sedangkan teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan rumusan dari Rao (1996) sebagai
berikut ;
34
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = populasi
moe = margin of error max yaitu tingkat kesalahan maksimal yang
masih dapat ditoleransi
Berdasarkan data yang diperoleh dari BMT Bina Usaha Karang Jati,
jumlah nasabah yang ada sampai tahun 2014 berjumlah 3.852, maka dalam
penentuan sampel dengan margin of error diambil sebesar 0,1 % adalah :
2(moe) N 1N n
2(0,1) 3.852 13.852 n
n = 97.46 dibulatkan menjadi 100 responden
Berdasarkan perhitungan diatas maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 100 responden. Hal ini juga untuk memenuhi
standar ideal minimal jumlah sampel penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
dalam mengumpulkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:
2(moe) N 1N n
35
1. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau serta
melakukan pengamatan langsung dan pencatatan sistematik terhadap
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
2. Interview
Yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab dengan karyawan BMT
untuk memperoleh data mengenai profil BMT, jumlah nasabah serta produk
tabungan, pembiayan dan jasa lainnya.
3. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan
tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai gambaran umum dari
responden, serta sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan
penelitian, guna mendapat data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
4. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder, dengan cara
menggunakan informasi dari literatur, buku-buku ataupun sumber lainnya
yaitu dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti.
3.5 Skala Pengukuran
Penulis menggunakan skala likert sebagai acuan dalam penyusunan
angket yang disebarkan kepada responden. Skala likert digunakan untuk
36
mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan
atau nasalah yang diberikan kepada yang bersangkutan dalam suatu riset tertentu
(Sarwono, 2009: 72).
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan 5 tingkat yang terdiri
dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (S), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS). Kelima penilaian ini diberi bobot sebagai berikut:
a) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1
b) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2
c) Jawaban Netral (N) diberi bobot 3
d) Jawaban Setuju (S) diberi bobot 4
e) Jawaban Setuju Sekali (SS) diberi bobot 5
3.6 Definisi Konsep dan Operasional
Definisi konsep dan operasional dari variabel-variabel yang dianalisis
adalah sebagai berikut:
3.6.1 Keragaman Produk
Keragaman produk (features) dapat berbentuk tambahan dari suatu
produk inti yang menambah nilai suatu produk (Lupiyoadi, 2006: 176).
Variabel keragaman produk akan diukur melalui indikator sebagai berikut:
a. Produk inti
b. Produk Aktual
c. Produk tambahan
37
3.6.2 Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian
yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen
dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang melebihi harapan
konsumen (Tjiptono, 2000: 58). Variabel kualitas pelayanan diukur melalui
indikator sebagai berikut:
a. Tangibles (bukti fisik)
b. Reliability (keandalan)
c. Responsiveness (daya tanggap)
d. Assurance (jaminan)
e. Emphaty (empati)
3.6.3 Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam adalah ajaran baik buruk, benar salah atau ajaran
tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi
bersumber dari ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi sikap saling
percaya, kejujuran dan keadilan (Arifin, 2009: 123). Variabel etika bisnis
Islam diukur melalui indikator sebagai berikut:
a. Tauhid
b. Keseimbangan
c. Kehendak bebas
d. Pertanggungjawaban
e. Kebenaran
38
f. Ihsan
3.6.4 Citra Perusahaan
Citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat
dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan
baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas
(Rueslan, 1998: 62). Variabel citra diukur melalui indikator sebagai berikut:
a. Kepercayaan
b. Realitas
c. Kerjasama saling menguntungkan
d. Kesadaran
3.6.5 Keputusan Nasabah
Keputusan adalah hal sesuatu yang diputuskan konsumen untuk
memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa (Sutisna,
2003: 15). Adapun keputusan nasabah diukur dengan:
a. Pengetahuan
b. Sikap pendirian dan kepercayaan
c. Persepsi
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
39
diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis (checklist), atau
daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Arikunto, 2006:
160).
Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala sikap
(likert), berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala
deskriptif. Angket dalam penelitian ini berisi tentang variabel bebas dan variabel
terikat yaitu keragaman produk, kualitas pelayanan, etika bisnis islam, citra
perusahaan serta keputusan nasabah dengan masing- masing pernyataan diberi
skor sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1, Tidak Setuju
(TS) diberi bobot 2, Netral (N) diberi bobot 3, Setuju (S) diberi bobot 4 dan
Setuju Sekali (SS) diberi bobot 5.
3.8 Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena
data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya
hasil penelitian. Instrumen dalam penelitian ini akan diuji dengan uji validitas
dan reliabilitas.
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauhmana ketepatan dan
40
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. (Saifuddin
Azwar, 2003:5).
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner adalah
berdasarkan Rumus Koefisien Product Moment Pearson, yaitu:
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
Dimana :
rxy : koefisien Korelasi Product Moment
X : nilai dari item ( pertanyaan)
Y : nilai dari total item
N : banyaknya responden atau sampel penelitian (Saifuddin 2003)
Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan komputer program
SPSS (Statistical Package for Social Science). Untuk menentukan valid atau
tidaknya suatu data maka akan dibandingkan nilai r hitung (Corrected Item
Total Correlation) dengan nilai r tabel. Kriteria penilaian uji validitas,
adalah:
a). Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b). Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat
dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
41
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. (Saifuddin Azwar, 2003:4). Hasil
pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah. (Saifuddin Azwar, 2003:4).
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah
dengan menggunakan Rumus Koefisien Cronbach Alpha: (Saifuddin
Azwar, 2003 : 35)
rrkkr
1
Dimana :
= Koefisien Cronbach Alpha
k = Jumlah item valid
r = Rerata korelasi antar item
1 = Konstanta
Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada
penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai
42
Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0.6 dengan asumsi
bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai
Cronbach Alpha ≥ 0.6 (Nunally, 1996 dalam Imam Ghozali, 2001 : 140).
3.9 Alat Analisis
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
3.9.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, dependent variable dan independent variable keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Imam
Ghozali, 2001; 153).
Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normal P-P Plot. Adapun pengambilan keputusan
didasarkan kepada:
a). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b). Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tiak
mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak
43
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3.9.1.2 Uji Multikolineritas
Uji asumsi multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan
atau menguji ada tidaknya hubungan linear antara variabel bebas
(independent) satu dengan variable bebas (independent) lainnya.
Dalam analisis regresi linear berganda, terdapat dua atau lebih variabel
bebas (independent) yang diduga akan mempengaruhi variabel
tergantungnya (dependen). Pendugaan tersebut akan dapat
dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang
linear di antara variabel independent. Pengujian adanya
multikoliniearitas dilihat dari nilai tolerance dan varian variabel factor
(VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF =1/tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah niai tolerance<0,1 atau
sama dengan nilai VIF<10 (Ghozali, 2001; 157).
3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat
44
grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya, adapun dasar
untuk menganalisisnya adalah :
a). Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b). Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9.2 Analisis Regresi Berganda
Regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung
dengan menggunakan variabel bebas (Sarwono, 2012: 91). Untuk
mendapatkan persamaan yang melibatkan hubungan antara tiga variabel
atau lebih menggunakan regresi berganda (multiple regression). Analisa ini
digunakan untuk meramalkan apakah ada tidaknya hubungan sebab akibat
antara variabel-variabel tersebut. Variabel yang menyebabkan terjadinya
perubahan (x): dengan variabel yang terkena pengaruh variabel yang lainnya
(y). untuk mempermudah dan menghemat waktu maka dalam penelitian ini
dibantu dengan program SPSS dalam proses perhitungannya.
Rumus:
Y= a + B1X1 + B2 X2 + B3X3 + B4X4 + ai
45
Keterangan:
Y = Keputusan Nasabah
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien variabel x1, x2, x3, x4
X1 = Keragaman Produk
X2 = Kualitas Pelayanan
X3 = Etika Bisnis Islam
X4 = Citra Perusahaan
ai = Error
3.9.3 Uji Signifikan Parsial atau Uji T
Pengukuran ttes dimaksudkan untuk mempengaruhi apakah secara
individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel
terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk
mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel
terikat, dengan melihat tingkat signifikansi nilai t pada 5% rumus yang
digunakan (Gujarati, 1997; 182):
1
1h S
t
e
46
Keterangan:
th : t hitung.
i : parameter yang diestimasi
Se : standar error.
Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai
mutlak thit ttabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05
(tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternative (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan
bila nilai thit < ttabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05
(tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) diterima dan
hipotesis alternative (Ha) ditolak,
3.9.4 Uji F
Untuk menguji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan
variabel terikat dengan melihat tingkat signifikansi (F) pada 5% rumus
yang digunakan (Gujarati, 1997; 185):
K-NR-1
1-KR
F2
2
h
47
Keterangan:
R : koefisien korelasi ganda.
Fh : F hitung.
K : jumlah variabel bebas.
N : jumlah sampel yang dipakai.
Pengujian setiap koefisien regresi bersama-sama dikatakan signifikan
bila nilai mutlak Fhit > Ftabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) ditolak
dan hipotesis alternative (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak
signifikan bila nilai Fhit < Ftabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho)
diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
3.9.5 Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam
menerangkan variabel tergantung dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi (R2). Jika hasil perhitungan menunjukkan semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel
bebas terhadap variasi variabel tergantung semakin besar. Berarti model
yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variasi variabel
tergantungnya. Sebaliknya jika R2 menunjukkan semakin kecil (mendekati
48
nol), maka sumbangan dari variabel bebas terhadap variasi nilai variabel
tergantung semakin kecil. Secara umum dikatakan bahwa besarnya
koefisien determinasi berganda (R2) berada antara 0 dan 1 atau 0 R2 .
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Berdirinya BMT Bina Usaha Karang Jati
BMT (Baitul Maal wat Tamwil) Bina Usaha pada proses
pendiriannya dibantu dan difasilitasi oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
Kecil (PINBUK) dimana dalam pendiriannya PINBUK ini bekerja
sama dengan Departemen Tenaga Kerja melalui Program
Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil (P3T). Pada awal-
awal tahun berdirinya BMT Bina Usaha ini, cara memperkenalkan diri
kepada masyarakat yaitu dengan cara mengadakan sosialisasi-
sosialisasi di tempat-tempat umum yang biasa digunakan warga
masyarakat untuk berkumpul, dalam hal ini khususnya di masjid-
masjid. Awal mula BMT Bina Usaha ini memperkenalkan diri dengan
adanya sosialisasi pada bulan Juli 1998 di Masjid Ad-Dakwah, Karang
Jati dan secara resmi mulai beroperasional pada tanggal 1 November
1998 di Jalan PTP Ngobo no. 4 Sruwi Karangjati, kecamatan Bergas.
Pada tanggal 29 Juli 2008 Koperasi BMT Bina Usaha
menempati kantor baru di Ngimbun RT. 03 RW. 03 kelurahan Karang
Jati kecamatan Bergas.
50
4.1.2. Legalitas BMT Bina Usaha
Dasar hukum yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan operasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
a. BMT Bina Usaha berbadan hukum koperasi berdasarkan Akta
Pendirian Koperasi dengan SK Menteri Koperasi PKM No.
066/BH/KDK.11.1/III/1999 tanggal 23 Maret 1999
b. Perubahan Anggaran Dasar dan Badan Hukum nomor
57/BH/PAD/XIV.23/188.4/II/2009 tanggal 11 Februari 2009
c. SISIPK No. 064/SISPK/KDK11.1/V/2011
d. Ijin Gangguan No. 503/124/2011
e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Koperasi No. 11,17,2,64,00263
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi BMT Bina Usaha pada tahun 2013-2017 dapat
digambarkan sebagai berikut :
51
Gambar 4.1
Struktur Organisasi BMT Bina Usaha
Sumber: Laporan RAT BMT Bina Usaha Karang Jati Tahun 2013
Rapat Anggota Tahunan
Pengurus
Ketua:
Drs. Agus Gunawan, M.Pd
Sekretaris:
Muhaimin, S.Ag
Bendahara I:
Siti Hanifah, S.Ag
Bendahara II:
Danar Dono
Pengawas:
Ketua:
Drs. Toni Irianto
Anggota:
1. H. Hartono, S.Pd 2. Drs. Nasocha M. Noor
Manajer
Siti Hanifah, S.Ag
Pembukuan
Irsyam Priyadi, SE
Kepala. Pembiayaan
Juwanto
Teller
Ramadhani N.K.P
Pemasaran
1. Pujiarto 2. Ahmad Turyono,
SE 3. Lia Fajaryani,
SE 4. Farkhan Rozikin
52
Tugas masing-masing bagian yang terdapat pada struktur
organisasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
a. Pengawas
1. Melakukan pengawasan secara tidak langsung
2. Melakukan koordinasi dengan pengurus
b. Pengurus
1. Mengadakan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja BMT
2. Menyelenggarakan rapat
3. Menyelenggarakan rapat pengurus minimal 1 kali setiap bulan
untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha BMT oleh pengelola
4. Menunjuk pengelola BMT yang professional
c. Pengelola
1. Manager
a) Memimpin kegiatan BMT secara menyeluruh
b) Melakukan koordinasi seluruh staf BMT
c) Menyusun rencana kerja bulanan, triwulanan, dan tahunan
yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum
pengawas dan Rapat Anggota Tahunan
d) Menandatangani surat-surat untuk kepentingan intern dan
ekstern
e) Memberi persetujuan setiap transaksi, biaya atau
pemindahbukuan
53
f) Mengangkat dan memperhentikan pegawai
g) Meneliti laporan periodik (bulanan, triwulanan, dan
tahunan)
2. Kepala Pembiayaan
a) Menyusun rencana pembiayaan
b) Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa
pembiayaan
c) Memantau, membina, dan medata jalannya pengangsuran
pembiayaan agar tidak macet
d) Menganalisa proposal pembiayaan nasabah
e) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manajer
f) Melakukan survei untuk mencari calon nasabah baru
g) Melakukan administrasi pembiayaan
h) Melakukan penagihan lapangan
i) Melaksanakan pelayanan pengambilan atau pengantaran
dari debitur
3. Pembukuan (Accounting)
a) Membukukan semua transaksi keuangan
b) Membuat laporan-laporan keuangan secara periodik
c) Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan
dengan bagian keuangan
54
d) Melayani claim, biaya, serta gaji yang telah disetujui
manajer
e) Mengarsip semua berkas, surat-surat dan dokumen-
dokumen lain sehingga tidak hilang.
4. Kasir (Teller)
a) Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar
b) Melayani penerimaan serta penarikan dari dan ke nasabah
c) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manajer
d) Menghitung bagi hasil seluruh nasabah
e) Mengadministrasikan seluruh transaksi yang berhubungan
dengan kas
f) Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan
meminta pemeriksaan dari manajer
5. Pemasaran (Marketing)
a) Melakukan kegiatan-kegiatan kerja dan promosi
b) Mencari sumber-sumber dana dengan melihat kemungkinan
dan peluang dana murah yang dapat dihimpun baik dari
nasabah maupun simpanan dari pihak ketiga
c) Bersama bagian pembiayaan melakukan penagihan ke
setiap nasabah yang diberikan pembiayaan sesuai dengan
tanggal dan waktu yang telah disepakati
55
4.1.4. Operasional BMT Bina Usaha
a. Baitul Maal
Yaitu peran sosial dalam penyaluran dana kepada delapan
golongan. BMT Bina Usaha selain sebagai organisasi bisnis juga
merupakan organisasi sosial. BMT Bina Usaha mendapat dana dari
zakat, infak, dan sodaqoh.
b. Baitul Tamwil
Yaitu mengelola dana umat yang sangat potensial dan sesuai
syariat islam. BMT Bina Usaha sebagai organisasi bisnis adalah
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan terhadap
usaha-usaha produktif dan menguntungkan. Jenis produk yang
dikeluarkan BMT Bina Usaha terdiri dari:
1. Produk Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah
dalam bentuk simpanan biasa atau simpanan berjangka. Produk
simpanan yang terdapat pada BMT Bina Usaha meliputi:
a) Si Rela (Simpanan Sukarela Lancar)
Merupakan simpanan dengan akad wadiah
yadhamanah, yaitu akad titipan uang anggota BMT dengan
tanggungan keamanan dari BMT dan BMT diperkenankan
untuk mengelola uang tersebut untuk keperluan yang
56
bermanfaat. BMT akan memberikan kadar keuntungan
sesuai dengan ketetapan BMT.
b) Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan simpanan dengan akad mudharabah, yaitu
anggota BMT menginvestasikan sejumlah dana kepada
BMT dan BMT akan mengelola dana tersebut dalam bentuk
pembiayaan dan usaha lain yang bermanfaat. Anggota
BMT akan memperoleh bagian keuntugan berdasarkan
nisbah yang telah disepakati.
c) Si Supel (Simpanan Sukarela Pelajar)
Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi pelajar,
dengan akad wadiah yadhamanah, yaitu akad titipan uang
dengan tanggungan keamanan dari BMT dan BMT
diperkenankan untuk mengelola uang tersebut untuk
keperluan yang bermanfaat. BMT akan memberikan
pembagian kadar keuntungan sesuai dengan ketetapan
BMT.
d) Si Suqur (Simpanan Persiapan Ibadah Qurban)
Merupakan simpanan yang direncanakan untuk
pembelian hewan qurban pada hari raya Idul Adha. Si
Suqur menggunakan akad wadiah yadhamanah. BMT akan
memberikan pembagian kadar keuntungan sesuai dengan
ketetapan BMT.
57
e) Si Aman (Simpanan Amanah)
Adalah dana amanah anggota BMT berupa zakat,
infaq, shadaqah dan dana sosial yang disampaikan kepada
BMT dan BMT akan menyalurkan serta mengalokasikan
dana tersebut kepada pihak yang membutuhkan dan berhak
menerima (mustahiq).
2. Produk Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang yang dapat
dipinjamkan kepada peminjam berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan bersama antara pihak BMT dengan nasabah.
Nasabah peminjam (pembiayaan) wajib mengembalikan dan
melunasi pinjaman beserta bagi hasilnya setelah jangka waktu
tertentu yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama.
Jenis-jenis pembiayaan di BMT Bina Usaha adalah sebagai
berikut:
a) Mudharabah (MDA)
Yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (BMT selaku shahibul maal)
menyediakan seluruh modal usaha, sedangkan pihak kedua
(anggota BMT sebagai mudharib) bertindak selaku
pengelola usaha dan keuntungan usaha dibagi antara BMT
58
dengan anggota BMT sesuai kesepakatan yang dituangkan
dalam akad pembiayaan.
b) Musyarakah (MSA)
Yaitu akad kerjasama antara BMT dan anggota BMT
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana (modal usaha) dan keuntungan
usaha dibagi antara BMT dengan anggota BMT sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam akad pembiayaan.
c) Murabahah (MBA)
Yaitu akad jual beli suatu barang antara BMT (penjual)
dengan anggota BMT (pembeli) dengan menegaskan harga
belinya kepada anggota BMT dan anggota BMT
membayarkan dengan harga yang lebih sebagai margin.
d) Ijarah (IJR)
Yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan pemilikan
barang itu sendiri.
e) Qardhul Hasan (QH)
Yaitu suatu akad pinjaman kepada anggota BMT dan
anggota BMT berkewajiban mengembalikan sejumlah
pokok pinjaman tanpa tambahan keuntungan kepada BMT.
59
Berikut ini syarat pengajuan pembiayaan:
1) Bersedia menjadi anggota
2) Amanah dan bertanggung jawab
3) Memiliki kartu identitas
4) Memiliki usaha dan atau pekerjaan tetap
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan
6) Bersedia di survei ke rumah atau tempat usaha
7) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri
(KTP suami-istri dan Kartu Keluarga) yang masih berlaku
8) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami atau istri atau
orang tua (bagi yang belum menikah)
9) Satu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu
permohonan pembiayaan
10) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan
11) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah sampel nasabah BMT
Bina Usaha Karang Jati yang berjumlah 100 responden. Responden
tersebut diminta menjawab daftar pertanyaan yang diajukan. Adapun
karakteristik dari masing-masing responden yang meliputi jenis
60
kelamin, umur, pendidikan dan status marital responden dapat dilihat
pada penjelasan berikut;
4.2.1.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada bagian ini dapat dijelaskan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) Pria 32 32 Wanita 68 68 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nasabah BMT Bina Usaha
sebagian besar berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 68 %. Hal
ini dapat dipahami karena nasabah wanita BMT Bina Usaha sering
menggunakan jasa dan produk BMT tersebut untuk usaha
dagangnya.
4.2.1.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
Pada bagian ini dapat dijelaskan karakteristik responden
berdasarkan umur yang ditunjukkan pada tabel berikut:
61
Tabel 4.2 Umur Responden
Umur Jumlah Persentase (%) < 20 Tahun 6 6 20 – 40 Tahun 84 84 > 40 Tahun 10 10 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nasabah BMT Bina Usaha
sebagian besar berumur antara 20 sampai 40 tahun yaitu sebanyak
84 %. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah yang menggunakan
jasa BMT Bina Usaha masih berusia produktif dan masih memiliki
aktivitas usaha.
4.2.1.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pada bagian ini dapat dijelaskan karakteristik responden
berdasarkan pendidikan yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 1 1 SMP 23 23 SMA 68 68 D3 6 6 S1 2 2 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar latar
belakang pendidikan nasabah BMT Bina Usaha adalah SMA yaitu
sebanyak 68 %. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah BMT
62
Bina Usaha memiliki latar belakang pendidikan yang memadai
dalam menggunakan dan memanfaatkan jasa BMT Bina Usaha.
4.2.1.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Marital
Pada bagian ini dapat dijelaskan karakteristik responden
berdasarkan status marital responden yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.4 Status Marital Responden
Status Marital Jumlah Persentase (%) Menikah 95 95
Tidak Menikah 5 5
Total 100 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah
BMT Bina Usaha menikah yaitu sebanyak 95 %. Hal ini berarti
jasa dan produk BMT Bina Usaha banyak digunakan oleh nasabah
yang sudah berkeluarga dalam mengembangkan usahanya.
4.2.2. Deskripsi Karakteristik Umum Responden
Selain karakteristik responden juga akan dijelaskan karakteristik
umum responden yang meliputi lama menabung di BMT Bina Usaha
Karang Jati, jarak rumah dengan kantor BMT Bina Usaha dan
pengeluaran nasabah setiap bulannya. Adapun karakteristik umum
tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut:
63
4.2.2.1. Deskripsi Mengenai Lama Menabung di BMT Bina Usaha
Karang Jati
Pada bagian ini dapat dijelaskan mengenai lama menabung
nasabah di BMT Bina Usaha Karang Jati yang ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.5 Lama Menabung di BMT Bina Usaha Karang Jati
Lama Menabung Jumlah Persentase (%)
< 6 Bulan 2 2 6 – 12 Bulan 3 3 1 – 3 Tahun 46 46 3 – 5 Tahun 38 38 > 5 Tahun 11 11 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah
BMT Bina Usaha sudah menabung antara 1 sampai 3 tahun yaitu
sebanyak 46 %. Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah
mempunyai keyakinan dan kepercayaan dalam menggunakan jasa
dan produk BMT Bina Usaha Karang Jati.
4.2.2.2. Deskripsi Mengenai Jarak Rumah Nasabah Dengan Kantor
BMT Bina Usaha Karang Jati
Pada bagian ini dapat dijelaskan mengenai jarak rumah
nasabah dengan kantor BMT Bina Usaha Karang Jati yang
ditunjukkan pada tabel berikut:
64
Tabel 4.6 Jarak Rumah Dengan Kantor BMT Bina Usaha Karang Jati
Jarak Jumlah Persentase (%) < 1 Km 19 19 1 – 5 Km 76 76 5 – 10 Km 5 5 > 10 Km 0 0 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah
BMT Bina Usaha Karang Jati bertempat tinggal antara 1 sampai 5
kilometer yaitu sebanyak 76 %. Hal ini mengindikasikan bahwa
jasa dan produk BMT Bina Usaha banyak digunakan oleh nasabah
yang bertempat tinggal dan tempat usahanya berada dekat dengan
kantor BMT Bina Usaha Karang Jati.
4.2.2.3. Deskripsi Mengenai Pengeluaran Nasabah Setiap Bulannya
Pada bagian ini dapat dijelaskan mengenai pengeluaran
nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati setiap bulannya yang
ditunjukkan pada tabel berikut
Tabel 4.7 Pengeluaran Nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati
Setiap Bulannya Pengeluaran Jumlah Persentase (%)
< Rp. 500.000 0 0 Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 3 3 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 58 58 Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 33 33 Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 6 6 > Rp. 4.000.000 0 0 Total 100 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
65
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran
nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati setiap bulannya berkisar
antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000 yaitu sebanyak 58 %.
Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah BMT Bina Usaha Karang
Jati memiliki penghasilan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
4.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen
penelitian dapat dianalisis menggunakan pengujian validitas dan
reliabilitas. Hasil pengujian validitas dari instrumen penelitian yang
digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item/ Kode
Corrected Item Total Correlation
/r hitung
r Tabel Status
Keragaman Produk (X1)
X1.1 0,674 0,199 Valid X1.2 0,827 0,199 Valid X1.3 0,537 0,199 Valid X1.4 0,846 0,199 Valid
Kualitas Pelayanan (X2)
X2.1 0,740 0,199 Valid X2.2 0,589 0,199 Valid X2.3 0,387 0,199 Valid X2.4 0,612 0,199 Valid X2.5 0,606 0,199 Valid
Etika Bisnis Islam (X3)
X3.1 0,421 0,199 Valid X3.2 0,777 0,199 Valid X3.3 0,593 0,199 Valid X3.4 0,512 0,199 Valid X3.5 0,796 0,199 Valid X3.6 0,437 0,199 Valid
66
Citra (X4) X4.1 0,678 0,199 Valid X4.2 0,815 0,199 Valid X4.3 0,542 0,199 Valid X4.4 0,849 0,199 Valid
Keputusan Nasabah (Y)
Y1.1 0,573 0,199 Valid Y1.2 0,453 0,199 Valid Y1.3 0,649 0,199 Valid Y1.4 0,574 0,199 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.8 dijelaskan mengenai validitas item
kuesioner. Dengan bantuan program SPSS diperoleh angka Corrected
Item Total Correlation /r hitung. Dari data pada tabel 4.8 terlihat seluruh
r hitung lebih besar bila dibandingkan r tabel product moment = 0,199
(dengan =5%, df=n-k-1=95) maka semua item pertanyaan instrumen
penelitian yang digunakan dapat dikatakan valid.
Setelah dilakukan pengujian validitas maka selanjutnya juga
dilakukan pengujian reliabilitas. Hasil pengujian reliabilitas dari
instrumen penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
NO. VARIABEL CRONBACH ALPHA
1. Keragaman Produk (X1) 0,864
2. Kualitas Pelayanan (X2) 0,796
3. Etika Bisnis Islam (X3) 0,815
4. Citra Perusahaan (X4) 0,864
5. Keputusan Nasabah (Y) 0,759 Sumber : Data primer yang diolah, 2014
67
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa semua variabel
memiliki Cronbach alpha lebih besar dari 0,60, sehingga instrumen
penelitian ini dapat dikatakan andal (reliabel) dan dapat digunakan
sebagai alat ukur.
4.2.4. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi yaitu model analisis
regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
klasik. Model regresi yang baik adalah model yang dapat memenuhi
asumsi klasik yang disyaratkan (Gujarati, 1995). Adapun pengujian
terhadap asumsi klasik dengan program SPSS 10.0 yang dilakukan
pada penelitian ini meliputi :
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian dilihat dengan
cara memperhatikan penyebaran data (titik) pada Normal P-Plot of
Regression Standardized Residual dari variabel terikat. Persyaratan
dari uji normalitas data adalah jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
68
Gambar 4.2 Uji Normalitas Data dengan Normal P-Plot
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil
bahwa semua data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi
penyimpangan, sehingga data yang dikumpulkan dapat diproses
dengan metode-metode selanjutnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan memperhatikan sebaran data yang menyebar disekitar garis
diagonal pada “Normal P-Plot of Regresion Standardized
Residual” yang sesuai dengan gambar di atas.
69
b. Uji Multikolinieritas
Deteksi adanya multikolinearitas menurut Imam Ghozali
(2001:63) multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang
tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10
atau sama dengan nilai VIF di bawah 10. Setiap analisis harus
menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir.
Nilai toleransi dan VIF, ringkasan hasil output SPSSnya
ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan
Nilai Tolerance dan VIF
Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF
X1
X2
X3
X4
0,613
0,251
0,346
0,543
1,578
1,955
1,892
1,799
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
70
Terlihat untuk keempat variabel bebas (independent), angka
VIF ada di sekitar angka 1 atau tidak ada satu pun variabel bebas
(independent) yang memilik besaran VIF lebih dari 10. Selain itu
nilai Tolerance untuk empat variabel bebas (independent) juga
semuanya mendekati angka 1. Sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi adanya multikolinieritas antar variabel bebas (independent)
dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedatisitas
Uji ini bertujuan menguji model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.
Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang
dihasilkan. Jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal
ini mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila
titik-titik pada grafik scatterplot menyebar di atas dan di bawah
angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadinya
heteroskedastisitas.
71
Gambar 4.3 Hasil Analisis Grafik Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Dari grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu y. Dari pengamatan pada grafik di atas maka disimpulkan
bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.5. Model Persamaan Regresi Berganda
Model persamaan regresi yang baik adalah model yang memenuhi
persyaratan asumsi klasik. Dari hasil analisis sebelumya, telah terbukti
bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah
memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam
penelitian ini sudah dianggap baik.
72
Tabel 4.11 Model Persamaan Regresi
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program
SPSS, maka didapatkan persamaan akhir sebagai berikut:
Y = 2,891 + 0,155X1 + 0,289X2 + 0,234X3 + 0,360X4
dimana :
Y : Keputusan nasabah
X1 : Keragaman produk
X2 : Kualitas pelayanan
X3 : Etika bisnis islam
X4 : Citra Perusahaan
Persamaan di atas hasilnya yang dapat diterangkan sebagai
berikut:
1. : 2,891
Apabila variabel keragaman produk (X1), kualitas pelayanan (X2),
etika bisnis islam (X3) dan citra perusahaan (X4) tidak
73
mempengaruhi keputusan menjadi nasabah BMT Bina Usaha
Karang Jati ternyata BMT Bina Usaha Karang Jati juga masih
memperoleh nasabah baru. Ini mengindikasikan masih ada variabel
lain selain variabel keragaman produk (X1), kualitas pelayanan
(X2), etika bisnis islam (X3) dan citra perusahaan (X4) yang
memberikan sumbangan terhadap keputusan nasabah BMT Bina
Usaha Karang Jati.
2. X1 : 0,155
Angka tersebut menujukkan koefisien untuk variabel keragaman
produk yang dimiliki BMT Bina Usaha Karang Jati. Koefisien
tersebut mengindikasikan adanya pengaruh positif keragaman
produk terhadap keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati,
yang berarti semakin banyaknya keragaman produk maka
keputusan menjadi nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati akan
meningkat.
3. X2 : 0,289
Angka tersebut menujukkan koefisien untuk variabel kualitas
pelayanan yang diberikan BMT Bina Usaha Karang Jati. Koefisien
tersebut mengindikasikan adanya pengaruh positif kualitas
pelayanan terhadap keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang
Jati, yang berarti semakin baik kualitas pelayanan maka keputusan
menjadi nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati akan meningkat.
74
4. X3 : 0,234
Angka tersebut menujukkan koefisien untuk variabel etika bisnis
islam yang dimiliki BMT Bina Usaha Karang Jati. Koefisien
tersebut mengindikasikan adanya pengaruh positif etika bisnis
islam terhadap keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati,
yang berarti semakin baik etika bisnis islam yang dijalankan maka
keputusan menjadi nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati akan
meningkat.
5. X4 : 0,360
Angka tersebut menujukkan koefisien untuk variabel citra
perusahaan yang dimiliki BMT Bina Usaha Karang Jati. Koefisien
tersebut mengindikasikan adanya pengaruh positif citra perusahaan
terhadap keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati, yang
berarti semakin baik citra perusahaan maka keputusan menjadi
nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati akan meningkat.
4.2.6. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan statistik t
dan statistik F. Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi
secara parsial yaitu masing-masing variabel independent berpengaruh
signifikan ataukah tidak terhadap variabel dependent (Y) pada tingkat
signifikansi =5%. Uji statistik F digunakan untuk menguji
signifikansi secara simultan yaitu secara bersama-sama apakah
75
variabel independent (keragaman produk, kualitas pelayanan, etika
bisnis islam dan citra perusahaan) berpengaruh signifikan ataukah
tidak terhadap variabel dependent (keputusan nasabah BMT Bina
Usaha Karang Jati) pada tingkat signifikansi =5%.
4.2.6.1. Pengujian hipotesis pertama (H1)
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini
adalah keragaman produk memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha
Karang Jati. Berdasarkan tabel 4.11, didapatkan nilai koefisien
variabel keragaman produk (X1) positif dan signifikansi (p)
sebesar 0,003 yang kurang dari 0,05, berarti secara signifikan
variabel keragaman produk mempengaruhi variabel keputusan
nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati atau hipotesis pertama
dalam penelitian ini diterima.
4.2.6.2. Pengujian hipotesis kedua (H2)
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha
Karang Jati. Berdasarkan tabel 4.11, didapatkan nilai koefisien
variabel kualitas pelayanan (X2) positif dan signifikansi (p) sebesar
0,001 yang kurang dari 0,05, berarti secara signifikan variabel
kualitas pelayanan mempengaruhi variabel keputusan nasabah
76
BMT Bina Usaha Karang Jati atau hipotesis kedua dalam
penelitian ini diterima.
4.2.6.3. Pengujian hipotesis ketiga (H3)
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah
etika bisnis islam memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati.
Berdasarkan tabel 4.11, didapatkan nilai koefisien variabel etika
bisnis islam (X3) positif dan signifikansi (p) sebesar 0,001 yang
kurang dari 0,05, berarti secara signifikan variabel etika bisnis
islam mempengaruhi variabel keputusan nasabah BMT Bina
Usaha Karang Jati atau hipotesis ketiga dalam penelitian ini
diterima.
4.2.6.4. Pengujian hipotesis keempat (H4)
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini
adalah citra perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha
Karang Jati. Berdasarkan tabel 4.11, didapatkan nilai koefisien
variabel citra perusahaan (X4) positif dan signifikansi (p) sebesar
0,000 yang kurang dari 0,05, berarti secara signifikan variabel
citra perusahaan mempengaruhi variabel keputusan nasabah BMT
Bina Usaha Karang Jati atau hipotesis keempat dalam penelitian
ini diterima.
77
4.2.6.5. Pengujian hipotesis kelima (H5)
Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah
kualitas pelayanan merupakan variabel yang paling berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa
BMT Bina Usaha Karang Jati. Berdasarkan tabel 4.11, didapatkan
nilai t statistik untuk variabel keragaman produk sebesar 0,123,
untuk variabel kualitas pelayanan sebesar 0,396, untuk variabel
etika bisnis islam sebesar 0,285 dan untuk variabel citra
perusahaan sebesar 0,314. Apabila dilihat dari nilainya maka
kualitas pelayanan merupakan variabel yang paling berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa
BMT Bina Usaha Karang Jati atau hipotesis kelima dalam
penelitian ini diterima.
4.2.6.6. Uji F Statistik
Pengujian F statistik merupakan pengujian secara simultan,
artinya untuk menguji apakah variabel independen (keragaman
produk, kualitas pelayanan, etika bisnis islam dan citra perusahaan)
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (keputusan nasabah
BMT Bina Usaha Karang Jati). Adapun hasil dari pengujian F
statistik dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Secara Simultan
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.12, didapatkan nilai F statistik sebesar
26,133 dengan nilai signifikansi (p) 0,000 lebih kecil dari 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa variabel keragaman produk (X1),
kualitas pelayanan (X2), etika bisnis islam (X3) dan citra
perusahaan (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati.
Hal ini berarti perubahan jumlah nasabah dan penggunaan
jasa BMT Bina Usaha Karang Jati sangat ditentukan oleh
tersedianya keragaman produk yang dimiliki BMT Bina Usaha
Karang Jati dan baik atau tidaknya kualitas pelayanan, etika bisnis
islam dan citra perusahaan yang dimiliki BMT Bina Usaha Karang
Jati.
Apabila produk jasa yang dimiliki BMT Bina Usaha
Karang Jati semakin beragam, kualitas pelayanan yang diberikan
baik, etika bisnis islam dijalankan dengan baik dan citra
perusahaan yang dimiliki semakin baik maka akan berakibat pada
79
meningkatnya keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT
Bina Usaha Karang Jati.
4.2.7. Uji Goodness of Fit (R2)
Koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengetahui
sampai seberapa besar prosentase variasi variabel bebas pada model
dapat diterangkan oleh variabel terikat (Gujarati, 1995). Koefisien
determinasi (R2) dinyatakan dalam prosentase. Adapun hasilnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Goodness of Fit (R2)
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Besarnya koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,824 atau
82,4 persen. Dapat diartikan bahwa 82,4 persen variasi variabel tidak
bebas yaitu variabel keputusan nasabah BMT Bina Usaha Karang Jati
pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu keragaman
produk, kualitas pelayanan, etika bisnis islam dan citra perusahaan.
Sedangkan sisanya (17,6 persen) dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model (selain variabel keragaman produk, kualitas pelayanan, etika
bisnis islam dan citra perusahaan).
80
4.3. Pembahasan
Produk merupakan keseluruhan konsep objek/proses yang
memberikan sejumlah nilai pada konsumen (Lupiyoadi, 2006). Menurut
Kotler (2003), produk jasa merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan.
Pada pengujian hipotesis pertama terbukti bahwa keragaman
produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Hal ini patut dipahami
karena dengan adanya keragaman produk jasa BMT Bina Usaha Karang
Jati maka akan mendorong nasabah untuk semakin menggunakan jasa
BMT Bina Usaha Karang Jati.
Kesimpulan pada pengujian hipotesis pertama ini sesuai dengan
pernyataan (Lupiyoadi, 2006) yang menyatakan bahwa keragaman produk
(features) dapat berbentuk tambahan dari suatu produk inti yang
menambah nilai suatu produk. Keragaman produk biasanya diukur secara
subyektif oleh masing-masing individu (dalam hal ini konsumen) yang
menunjukan adanya perbedaan kualitas suatu produk (jasa). Dengan
demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan pasar.
Menurut Lovelock dalam Tjiptono (2000) mengemukakan
bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya
sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan
81
konsumen dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang
melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian konsumen terhadap kualitas
pelayanan merupakan refleksi persepsi evaluatif terhadap pelayanan yang
diterimanya pada waktu tertentu.
Pada pengujian hipotesis kedua terbukti bahwa kualitas
pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Hal ini patut dipahami
karena dengan semakin baiknya kualitas pelayanan yang diberikan BMT
Bina Usaha Karang Jati maka akan membuat nasabah merasa puas dan
mempunyai keinginan untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang
Jati.
Kesimpulan pada pengujian hipotesis kedua ini sesuai dengan
pernyataan Tho’in (2011) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan
lebih menitik-beratkan pada kepuasan pelanggan, dimana kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat
dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan
perhatian khusus pada standar kinerja karyawan baik internal maupun
eksternal.
Etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar,
dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam arti lain etika bisnis juga dikatakan sebagai seperangkat prinsip dan
norma dimana para pelaku bisnis harus mempunyai komitmen dalam
82
melakukan sebuah transaksi, berperilaku, dan juga berelasi guna mencapai
tujuan bisnisnya dengan selamat (Badroen, 2006).
Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga terbukti bahwa etika
bisnis islam memiliki pengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Hal ini patut dipahami
karena dengan dijalankannya etika bisnis islam yang diterapkan BMT
Bina Usaha Karang Jati maka akan membuat nasabah memiliki keyakinan
dan kepercayaan terhadap etika bisnis yang baik dan dijalankan BMT Bina
Usaha Karang Jati.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arifin (2007) yang
menyatakan bahwa etika bisnis harus dijalankan dengan baik dan menurut
prinsip-prinsip yang dianut. Prinsip-prinsip etika bisnis islam meliputi;
prinsip tauhid (kesatuan/unity), prinsip keseimbangan
(keadilan/equilibrium), prinsip kehendak bebas (ikhtiyar/free will), prinsip
pertanggungjawaban (responsibility), prinsip kebenaran dan prinsip ihsan
(benevolence).
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan hanya citra pada produk dan pelayanannya
(Jefkins dan Yadin, 2004).
Berdasarkan pengujian hipotesis keempat terbukti bahwa citra
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan nasabah untuk
menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Hal ini patut dipahami
karena dengan citra yang baik dari BMT Bina Usaha Karang Jati maka
83
akan mendorong nasabah memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap
produk jasa yang ditawarkan BMT Bina Usaha Karang Jati.
Kesimpulan pada pengujian hipotesis keempat ini sesuai dengan
pernyataan Rueslan (1998) yang menyatakan bahwa hal-hal positif yang
meningkatkan citra perusahaan lebih dikenal dan diterima publiknya
adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, kualitas
pelayanannya, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan
dengan tanggung jawab sosial. Secara logika, jika perusahaan sudah
mengalami krisis kepercayaan dari publik atau masyarakat umum maka
akan membawa dampak negatif terhadap citranya, bahkan akan terjadi
penurunan citra sampai pada titik yang paling rendah.
Pada pengujian hipotesis kelima terlihat bahwa kualitas
pelayanan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati. Hal ini
mengindikasikan bahwa nasabah menginginkan adanya pelayanan yang
baik dan memuaskan dari BMT Bina Usaha Karang Jati, karena hal ini
akan menciptakan kepuasan nasabah dan akan loyal terhadap BMT Bina
Usaha Karang Jati.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tjiptono (2000) yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik
buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka
memuaskan konsumen dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa
yang melebihi harapan konsumen.
84
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Keragaman produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati, hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikan 0,003 yang lebih kecil dari 0,05.
2. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati, hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikan 0,001 yang lebih kecil dari 0,05.
3. Etika bisnis islam memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati, hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikan 0,001 yang lebih kecil dari 0,05.
4. Citra perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina Usaha Karang Jati, hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
5. Kualitas pelayanan merupakan variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa BMT Bina
Usaha Karang Jati, hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,396
85
yang lebih tinggi daripada nilai koefisen variabel keragaman produk, etika
bisnis islam dan citra perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat
diajukan beberapa saran sebagai berikut ;
1. Untuk meningkatkan keputusan nasabah dalam menggunakan jasa BMT
Bina Usaha Karang Jati dapat dilakukan dengan meningkatkan dan
menambah keragaman produk yang ditawarkan, mengingat keragaman
produk merupakan indokator keputusan nasabah yang memberikan
sumbangan atau pengaruh terkecil dalam penelitian ini.
2. BMT Bina Usaha Karang Jati dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah agar dapat memuaskan
dan memenuhi harapan nasabah melalui penyediaan fasilitas pelayanan
yang lebih baik.
3. BMT Bina Usaha Karang Jati tetap menerapkan etika bisnis islam dalam
operasionalnya agar nasabah merasa yakin halal untuk menggunakan jasa
BMT Bina Usaha Karang Jati dalam mengembangkan usahanya.
4. BMT Bina Usaha Karang Jati dapat meningkatkan citra perusahaan
melalui kegiatan sosial dan pemberian sumbangan kepada masyarakat
yang berada di sekitar BMT Bina Usaha Karang Jati serta partisipasi
dalam pembangunan wilayah Karang Jati.
86
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufik M. 2005. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Graha Ilmu
Arifin, Johan. 2007. Fiqih Perlindungan Konsumen. Semarang: Rasail Semarang
Arifin, Johan. 2009. Etika Bisnis Islami. Semarang: Walisongo Press
Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada Badroen, Faisal et al. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencana
Gautama, Erlisa Aulia. 2011. Pengaruh Keragaman Produk, Pendapatan dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Elektronik Merk Polytron (Studi Kasus pada PT. Atlanta Semarang). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati. 1997. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill International
Hadi, Samsul. 2007. Etika Bisnis Islam (Studi tentang Pemasaran Produk Murabahah dalam Perspektif Etika Bisnis Islam Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang). Skripsi pada Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.
Hikmah, Lailatul. 2011. Pengaruh Keragaman Produk dan Etika Bisnis Islam terhadap Minat Nasabah Menggunakan Jasa BMT Robbani Kaliwungu. Skripsi pada Program S1 Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Irkhami, Nafis. 2014. Islamic Work Ethics Membangun Etos Kerja Islami. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 2004. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
87
Kasali, Renald. 2009. Marketing In Crisis, Marketing Theraphy, Menyerang Pasar dan Mengambil Manfaat dari Krisis Ekonomi. Jakarta: Gramedia
Kesuma, Sari. “Olah Data dan Analisa Statistik SPSS dan AMOS”.
http://spssamos.blogspot.com/2012_04_01_archive.html (akses 10 Juli 2012)
Kotler, Philip dan Gery Amstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philip. 2002 . Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prenhallinho
___________. 2003. Manajemen Pemasaran, edisi kesebelas. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia
___________. 2005. Manajemen Pemasaran, jilid 1. Jakarta: Indeks
Luthfia, Widya Emil. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Coffee Shop Kofisyop Tembalang. Skripsi pada Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Muhammad. 2002. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Nugraha, Andi. 2010. Pengaruh Keragaman Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Alfamart Cabang Rancaekek Bandung. Skripsi pada Program S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Minftahul. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada
Rahmatika, Dyah Wikan. 2012. Pengaruh Etika Bisnis Islami dalam Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Waroeng Steak & Shake di Yogyakarta). Tesis pada Program S2 Fakultas Minat Ekonomi Islam Universitas Gadjah Mada.
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat
Rao, Purba. 1996. Measuring Consumers Perceptions Throught Factor Analysis. Journal The Asian Manager, February-March, hal 28-32, Vol 1, No.4
Saefullah. 2012. Pengaruh Persepsi Pengguna Facebook Commerce (F- Commerce) terhadap Keinginan Bertransaksi Online. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
88
Saifuddin, Azwar. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press
Rueslan, Rosady. 1998. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.
Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik itu Mudah, Panduan Lengkap Mengajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi
_______. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: PT. Gramedia
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta
Suharyanto dan Purwanto SK. 2004. Statistik, untuk Ekonomi dan Keungan Modern. Jakarta: Salemba Empat
Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern, Edisi ketiga. Yogyakarta: Liberty Tho’in, Muhammad. 2011. Pengaruh Faktor-faktor Kualitas Jasa terhadap
Kepuasan Nasabah di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tekun Karanggede Boyolali. Muqtasid Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Vol. 2, Juli 73-89.
Tjiptono, Fandy. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andy
Tyas, Rizqa Ramadhaning. 2012. Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan nasabah untuk Menabung di BMT Sumber Mulia Tuntang. Muqtasid Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Vol. 2, Desember 277-297
Ulinuha, Ahmad. 2010. Pengaruh Pelayanan dan Citra Pegadaian Syariah terhadap Keputusan Nasabah dalam Menggunakan Jasa Layanan Gadai Pada Pegadaian Syariah Cabang Majapahit Semarang. Skripsi pada Program S1 Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
89
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
90
LAMPIRAN
DAFTAR KUESIONER
I. Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
Jenis kelamin :
Status pernikahan :
Usia :
II. Karakteristik Umum
1. Sudah berapa lama Anda menabung di BMT Bina Usaha?
a. Kurang dari 6 bulan
b. 6 – 12 bulan
c. > 1 – 3 tahun
d. > 3- 5 tahun
e. Lebih dari 5 tahun
2. Berapa jauh dari rumah Anda menuju lokasi BMT Bina Usaha?
a. Kurang dari 1 KM
b. Antara 1 – 5 KM
c. > Antara 5 – 10 KM
d. > Lebih dari 10 KM
3. Berapa jumlah pengeluaran Anda per bulan?
a. Kurang dari Rp 500.000,-
b. Rp 510.000,- s/d Rp 1.000.000,-
c. Rp 1.100.000,- s/d Rp 2.000.000,-
d. Rp 2.100.000,- s/d Rp 3.000.000,-
e. Rp 3.100.000,- s/d Rp 4.000.000,-
f. Diatas Rp 4.000.000,-
III. Tanggapan Nasabah
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda (√) pada pilihan penilaian Anda, khusus pada isian penilaian
Anda, skala penilaian adalah sebagai berikut :
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
2 : Tidak Setuju (TS)
3 : Netral (N)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat Setuju (SS)
NO. PERNYATAAN
JAWABAN
ALTERNATIF
5 4 3 2 1
Keragaman Produk
1. Banyak pilihan produk tabungan dan pembiayaan di BMT Bina
Usaha dengan berbagai keunggulan yang berbeda-beda.
2.
Saya dapat memilih produk sesuai dengan keinginan
saya,misalnya: produk SI RELA yang dapat diambil
kapan saja.
3. Produk-produk yang ada di BMT Bina Usaha dapat dijangkau
oleh kalangan masyarakat bawah sampai kalangan atas
4. Produk tabungan dan pembiayaan di BMT Bina Usaha memiliki
manfaat yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Kualitas Pelayanan
5. Proses pelayanan karyawan BMT Bina Usaha sesuai dengan
prosedur
6. Karyawan BMT Bina Usaha menanggapi permasalahan nasabah
dengan baik
7. Nasabah merasa aman dan nyaman saat bertransaksi di BMT Bina
Usaha
8. Karyawan BMT Bina Usaha selalu membantu memberikan
alternatif solusi atas keluhan yang dialami nasabah.
9. Formulir dan slip yang dibutuhkan nasabah untuk melakukan
transaksi selalu tersedia dan mudah diperoleh di BMT Bina Usaha
Etika Bisnis Islami
10.
BMT Bina Usaha mengedepankan etika dan ajaran Islam dengan
baik sehingga terhindar dari praktek-praktek bisnis yang
kotor/haram
11. Karyawan BMT Bina Usaha memberikan pelayanan kepada
nasabah dengan adil dan tidak membeda-bedakan nasabah
12.
BMT Bina Usaha melakukan kegiatan-kegiatan sosial misalnya,
dengan pembagian dana/ zakat tersendiri untuk masyarakat yang
membutuhkan.
13. Karyawan BMT Bina Usaha melakukan tugasnya masing-masing
dengan penuh tanggung jawab.
14. Karyawan BMT Bina Usaha melayani nasabah dengan jujur dan
dapat dipercaya.
15. Karyawan BMT Bina Usaha selalu bersikap sopan dan ramah
terhadap nasabah.
Citra Perusahaan
16. Pihak BMT Bina Usaha memberikan informasi tentang prosedur
secara terbuka dan jujur sehingga dapat dipercaya
17.
Karyawan BMT Bina Usaha melakukan tugasnya yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga nasabah dapat merasakan
pelayanannya
18. Proses transaksi di BMT Bina Usaha dilakukan secara
komunikatif
19. Proses prosedur pengambilan produk-produk BMT Bina Usaha
telah dipahami oleh nasabah dengan baik
Keputusan Nasabah
20. Keanekaragaman produk BMT Bina Usaha menjadi daya tarik
bagi saya untuk menjadi nasabah
21. Sikap adil, jujur dan kesopanan karyawan BMT Bina Usaha
menjadi daya tarik saya menjadi nasabah
22. Saya tertarik dengan BMT ini karena
Produk-produk tabungan dan pembiayaan di BMT Bina Usaha
telah sesuai dengan syariat Islam
23. Saya tidak berniat untuk menjadi nasabah BMT lain mengingat
keragaman produk dan pelayanan prima di BMT Bina Usaha
Ungaran, ..........................
Rizqa Ramadhaning Tyas
DESKRIPSI RESPONDEN
KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
REGRESI
VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Keragaman Produk
2. Kualitas Pelayanan
3. Etika Bisnis Islam
4. Citra
5. Keputusan Nasabah