Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp....

download Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking Agent Serabut Buah Bintaro

of 9

Transcript of Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp....

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    1/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    PENGARUH KELEMBAPAN, TEMPERATUR, DAN PH PADA

    PROSES BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN BAKTERI

    BACILLUS SP.BULKING AGENTSERABUT BUAH BINTARO

    Cindhy Ade Hapsari1, Lutfhi Adhytia Putra2, Ratu Rima Novia Rahma3,

    Riandy Surya Irawan4

    Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper Kampus IPB, Dramaga,

    Bogor, 16680Email: [email protected], [email protected],

    [email protected], [email protected]

    4

    Abstrak:Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan dilingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme

    memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, dari senyawayang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses bioremediasi bertujuan untuk

    memecah atau mendegradasi bahan yang beracun menjadi bahan yang kurang atau tidak

    beracun. Mikroorganisme yang berpengaruh dalam proses bioremediasi umumnya seperti bakteri,

    fungi, dan lain sebagainya. Proses bioremediasi yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai

    komponen utamanya, memiliki banyak faktor yang mempengaruhi laju bioremediasi tersebut.

    Mikroorganisme memiliki fase-fase dan laju kehidupan yang dapat dipengaruhi oleh suhu, kadar

    hara, oksigen, serta pH. Untuk mengetahui pengaruh kelembaban atau pH serta suhu dalam

    proses bioremediasi, dilakukan percobaan dengan menggunakan bakteri jenis Bacillus sp. dan

    menggunakan konsentrasi oil and grease sebagai indikator berhasil atau tidaknya proses

    bioremediasi tersebut. Pengecekan konsentrasi TPH dilakukan sebanyak 3 kali setiap minggu

    untuk bulan pertama. Pada saat pengecekan konsentrasi TPH, dilakukan pula pengecekan pH,

    temperatur, dan kelembapan tanah. Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

    kelembapan, temperatur atau suhu, dan pH sangat berpengaruh terhadap proses bioremediasi.Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kehidupan bakteri Bacillus sp. yang digunakan dalam

    percobaan kali ini, yang berarti mempengaruhi konsentrasi oil and grease yang merupakan

    indikator berhasil atau tidaknya proses bioremediasi.

    Kata kunci: Bioremediasi, Kelembapan, Mikroorganisme, pH, Suhu

    PENDAHULUANBioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi

    polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi

    oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur

    kimia polutan tersebut, dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih

    sederhana. Proses bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasibahan yang beracun menjadi bahan yang kurang atau tidak beracun (karbon

    dioksida dan air). Mikroorganisme yang berpengaruh dalam proses bioremediasi

    umumnya seperti bakteri, fungi, dan lain sebagainya. Proses bioremediasi yang

    memanfaatkan mikroorganisme sebagai komponen utamanya, memiliki banyak

    faktor yang mempengaruhi laju bioremediasi tersebut. Mikroorganisme memiliki

    fase-fase dan laju kehidupan yang dapat dipengaruhi oleh suhu, kadar hara,

    oksigen, serta pH. Suhu sangat berpengaruh terhadap sifat fisik, laju metabolisme

    hidrokarbon oleh mikroorganisme, dan komponen kuminitas mikroorganisme.

    Jika suhu tinggi maka viskositas akan meningkat, yang dapat menyebabkan

    bioremediasi menjadi lambat. Pengaruh kadar hara, seperti keterbatasan nitrogen

    akan membatasi laju bioremediasi. Kadar oksigen berpengaruh pada tahap awal

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    2/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    proses bioremediasi, jika kadar oksigen rendah maka proses awal tidak akan

    berjalan sehingga bioremediasi menjadi terhambat. Serta umumnya bakteri hidup

    dalam pH yang normal. Laju kehidupan mikroorganisme dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya juga tergantung dari jenis mikroorganisme tersebut. Untuk

    mengetahui pengaruh kelembaban atau pH serta suhu dalam proses bioremediasi,dilakukan percobaan dengan menggunakan bakteri jenis Bacillus sp. dan

    menggunakan konsentrasi oil and grease sebagai indikator berhasil atau tidaknya

    proses bioremediasi itu terjadi.

    METODE PRAKTIKUMMengecek konsentrasi TPH, untuk bulan pertama dilakukan 3 kali seminggu.

    Pada saat pengecekan konsentrasi TPH, dilakukan pula pengecekan pH,

    temperatur, dan kelembapan tanah. Mengukur pH dilakukan menggunakan pH

    meter dengan cara mengambil sampel tanah sebanyak 25 gr dan

    mencampurkannya dengan air, lalu memasukkan atau mencelupkan pH meter

    kedalam sampel tanah tersebut dan pH meter akan menunjukkan angka dalambentuk digital. Tunggu selama 1-2 menit sampai angka digital stabil, setelah

    stabil, angka digital tersebutlah yang digunakan sebagai pH yang terukur.

    Mengukur temperatur tanah menggunakan termometer dengan cara memasukkan

    termometer ke dalam wadah yang berisi tanah yang akan diukur temperaturnya,

    kemudian membaca temperatur yang terukur. Mengukur kelembapan tanah

    dengan cara memasukkan alat ukur kelembapan ke dalam sampel tanah dan

    membaca kelembapan yang terukur, lakukan hal yang sama pada delapan titik

    berbeda dalam tanah. Dari data yang diperoleh, dibuat grafik hubungan antara

    laju konsentrasi TPH terhadap temperatur, kelembapan, dan pH. Dimana waktu

    (hari) sebagai sumbu x dan konsentrasi oil and grease sebagai sumbu y satu dan

    sumbu y dua berupa temperatur, kelembapan, dan pH.

    Langkah-langkah praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama,

    tanah percobaan yang akan digunakan sebaiknya disaring terlebih dahulu agar

    ukuran diameter butiran tanah tersebut homogeny (tidak ada kerikil batu).

    Kemudian, tanah yang sudah disaring, dimasukkan ke dalam masing-masing

    wadah plastik dengan ketinggian hingga 10 cm. Wadah plastik tersebut terdiri dari

    4 buah. Setelah itu, oli bekas ditumpahkan sebanyak 15% dari total tanah tiap 2

    reaktor ke dalam 4 wadah plastik, dan diaduk secara merata dengan menggunakan

    sarung tangan. Agar tidak tertukar, masing-masing 4 wadah plastik diberi nama

    sesuai di lembar kertas praktikum. Wadah plastik pertama sebagai reaktor pertama

    (kontrol), wadah plastik kedua sebagai reaktor 2, wadah plastik ketiga sebagaireaktor 3, dan wadah plastik keempat sebagai reaktor 4.

    Kedua, konsentrasi dicek untuk bulan pertama yang dilakukan 3 kali

    seminggu. Selanjutnya, pH dengan pH meter diukur di 5 titik yang berbeda,

    dengan cara mengambil sampel tanah sebanyak 25 gr dan dicampurkan dengan

    air. Kemudian pH meter dimasukkan ke dalam sampel tanah tersebut, dan akan

    menunjukkan angka secara digital. Apabila angkanya masih menunjukkan 0, aduk

    tanah tersebut dengan menggunakan sarung tangan. Setelah itu, tunggu sekitar 2

    menit sampai nilai angka yang stabil keluar. Setelah stabil, catat pH yang terukur.

    Ketiga, temperatur tanah diukur di 5 titik dengan menggunakan termometer

    dengan cara memasukkan termometer ke dalam wadah plastik yang berisi sampel

    tanah. Setelah dimasukkan, tunggu sekitar 2 menit dan baca suhu yang terukur.

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    3/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    Kemudian, kelembapan tanah diukur di 5 titik dengan cara alat ukur kelembapan

    dimasukkan ke dalam sampel tanah. Setelah dimasukkan, baca kelembapan yang

    terukur.

    Terakhir, setelah semua prosedur selesai dan data yang didapatkan lengkap,

    grafik dibuat antara hubungan laju konsentrasi terhadap temperatur, kelembapan,dan pH. Dimana sumbu x sebagai waktu (hari) dan sumbu y satu sebagai

    konsentrasi oil and grease. Sedangkan sumbu y dua sebagai temperatur,

    kelembapan, dan pH.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    HASIL PERCOBAANTabel 1. Konsentrasi Oil and Grease Reaktor Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    Konsentrasi Oil and Grease

    Kontrol 1%

    a1 b % OG a1 b % OG

    0 36.88 37.73 8.5 36 37.59 15.9

    2 38.4 39.348 9.48 36.56 38.872 23.12

    7 38.2 39.22 10.4 36.6 37.72 11.2

    9 37.4572 38.0622 6.05 36.7533 37.611 8.577

    14 37.23443 38.21698 9.8255 36.2051 37.2319 10.268

    21 36.6255 37.568 9.425 36.7954 37.9263 11.309

    28 37.45 38.38 9.3 37.50 38.58 10.815

    30 36.4123 37.381 9.687 36.5362 37.65 11.138

    35 36.41 37.4 9.9 36.62 37.71 10.9

    37 36.7991 37.8207 10.216 37.4535 38.4092 9.55742 38.42 39.28 8.6 36.88 37.91 10.3

    44 37.106 38.008 9.02 37.847 38.9295 10.825

    49 37.84 38.76 9.2 36.56 37.62 10.6

    51 37.8356 38.8516 10.16 35.5573 36.8192 12.619

    Hari

    Ke-

    Konsentrasi Oil and Grease

    2% 3%

    a1 b % OG a1 b % OG

    0 37.10 37.59 4.9 37.42 38.06 6.4

    2 36.9 37.874 9.74 36.62 37.449 8.29

    7 37.35 38.01 6.6 37.63 38.11 4.89 36.253 37.1765 9.235 36.9147 37.8821 9.674

    14 37.4613 38.5363 10.75 37.1804 38.1078 9.274

    21 36.6577 37.4549 7.972 37.1815 38.4776 12.961

    28 36.55 37.77 12.2 36.21 37.5 12.9

    30 36.889 37.7698 8.808 37.8258 38.8418 10.16

    35 36.54 37.81 12.7 37.18 38.34 11.6

    37 37.5014 38.5872 10.858 36.5834 37.7013 11.179

    42 36.21 37.29 10.8 37.46 38.33 8.7

    44 37.595 38.5703 9.753 35.558 36.577 10.19

    49 36.91 38.11 12 36.57 37.69 11.2

    51 36.2075 37.5504 13.429 37.5953 39.0035 14.082

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    4/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    Tabel 2. Kelembapan Reaktor

    Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    Kelembapan

    kontrol 1% 2% 3%

    0 7.32 23.62 26.67 24.742 7.48 18.68 17.38 21.72

    7 10.3 16.2 18.5 19.36

    9 8.47 12.72 13.97 15.15

    14 7.48 13.02 14.18 15.94

    21 7.58 11.02 14 15.5

    28 7.3 11.3 12.8 11.8

    30 7.1 9.9 12.3 16.5

    35 1.2 3.8 9.3 10.7

    37 1.42 8.2 9.1 8.7

    42 0.66 8.6 10.74 10.944 3.46 3.24 5.72 7.78

    49 0 6.74 7.4 7.46

    51 8.28 2.54 8.92 8.14

    Tabel 3. Temperatur Reaktor

    Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    Temperatur (C)

    kontrol 1% 2% 3%

    0 27.96 27.66 27 272 28 28 28.08 28.24

    7 30 30 30 30

    9 29 29 29 29

    14 27 27 27 27

    21 28.5 28.5 28.5 28.5

    28 31 29.5 29.5 30

    30 28.5 28.5 28 28

    35 29 29 28.9 29.5

    37 27.94 27.9 27.94 27.92

    42 27 27 28 2844 28.62 28.48 28.54 28.46

    49 28 28 27.5 28

    51 28.96 29.14 28.5 28.86

    Tabel 4. pH Reaktor Bioremediasi

    Hari

    Ke-

    pH

    kontrol 1% 2% 3%

    0 7.41 10.96 11.38 11.41

    2 8.34 11.31 11.41 11.54

    7 8.83 11.4 11.34 11.379 7.58 11.37 11.48 11.49

    14 8.2 11.37 11.52 11.55

    21 8.01 11.35 11.45 11.46

    28 8.09 11.14 11.32 11.39

    30 8.13 11.09 11.11 11.19

    35 8.2 11.21 11.37 11.33

    37 7.85 11 11.14 11.2

    42 8.17 11.34 11.5 11.45

    44 8.23 11 11.08 11.05

    49 8.37 11.22 11.29 11.31

    51 8.89 11.17 11.21 11.25

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    5/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    Gambar 1. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Temperatur

    pada Reaktor Bioremediasi (Kontrol)

    Gambar 2. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Temperatur

    pada Reaktor Bioremediasi (1%)

    Gambar 3. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Temperatur

    pada Reaktor Bioremediasi (2%)

    Gambar 4. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Temperatur

    pada Reaktor Bioremediasi (3%)

    Gambar 5. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Kelembapan

    pada Reaktor Bioremediasi (Kontrol)

    Gambar 6. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Kelembapan

    pada Reaktor Bioremediasi (1%)

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    6/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    Gambar 7. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Kelembapan

    pada Reaktor Bioremediasi (2%)

    Gambar 8. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap Kelembapan

    pada Reaktor Bioremediasi (3%)

    Gambar 9. Hubungan Laju Konsentrasi

    Oil and Grease terhadap pH pada

    Reaktor Bioremediasi (Kontrol)

    Gambar 10. Hubungan Laju

    Konsentrasi Oil and Grease terhadap pH

    pada Reaktor Bioremediasi (1%)

    Gambar 11. Hubungan Laju

    Konsentrasi Oil and Grease terhadap pH

    pada Reaktor Bioremediasi (2%)

    Gambar 12. Hubungan Laju

    Konsentrasi Oil and Grease terhadap pH

    pada Reaktor Bioremediasi (3%)

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    7/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    PEMBAHASANBioremediasi adalah proses penyehatan atau pemulihan secara biologis

    terhadap komponen lingkungan tanah dan air yang telah tercemar oleh kegiatan

    manusia. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat

    pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air) ( Putra, 2008).

    Menurut Irawati (2005) dalam Putra (2008), dalam melakukan bioremediasi

    harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan

    mikroorganisme. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, kadar hara, kadar

    oksigen, dan pH. Suhu sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan komposisi

    minyak bumi, laju metabolisme hidrokarbon oleh mikroorganisme, dan

    komponen kuminitas mikroorganisme. Jika suhu tinggi maka viskositas akan

    meningkat, volatisasi rantai alkana pendek, dan kelarutan dalam air tinggi. Hal

    ini menyebabkan bioremediasi menjadi lambat. Pengaruh kadar hara dalam

    proses bioremediasi adalah keterbatasan unsur Nitrogen (N) dan Fosfor (P)

    akan membatasi laju bioremediasi. Sementara itu kadar oksigen berpengaruhpada tahap awal proses bioremediasi, jika kadar oksigen rendah maka proses

    awal tidak akan berjalan sehingga bioremediasi menjadi terhambat. Pengaruh

    pH adalah umumnya mikroorganisme hidup pada pH mendekati netral.

    Pada praktikum kali ini akan diidentifikasi pengaruh kelembapan, suhu atau

    temperatur, dan pH terhadap proses bioremediasi yang dilakukan. Tanah yang

    dilakukan bioremediasi merupakan tanah sampel yang disimulasikan tercemar

    dengan menambahkan tanah tersebut dengan campuran oli baru dan oli bekas

    sebagai bahan pencemarnya.

    Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel 1,

    tabel 2, tabel 3, tabel 4, dan gambar 1 sampai gambar 12. Tabel 1 menunjukkan

    konsentrasi oil and grease atau konsentrasi minyak bumi pada reaktor

    bioremediasi, dimana baik reaktor kontrol, reaktor dengan jumlah bakteri 1%,

    2% maupun 3%, nilai konsentrasi oil and grease-nya cenderung fluktuatif.

    Pada reaktor kontrol, konsentrasi oil and grease awalnya mengalami kenaikan

    namun kemudian menurun secara perlahan. Demikian pula pada reaktor

    dengan bakteri 1% mengalami hal yang sama, awalnya mengalami kenaikan

    kemudian mengalami penurunan. Pada reaktor dengan bakteri 2% dan 3%

    konsentrasinya naik turun (tidak stabil) dan mengalami kenaikan pada

    akhirnya. Konsentrasi oil and grease sangat dipengaruhi oleh jumlah bakteri

    yang ada dalam tanah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu atau

    temperatur, kelembapan, dan pH.Pada tabel 2. menunjukkan nilai kelembapan dari reaktor bioremediasi.

    Menurut Eweis, et al. (1998) dalam Budiharjo (2007), kelembapan tanah ideal

    bagi pertumbuhan mikroba dalam tanah adalah 12-30%. Sedangkan menurut

    Kurniawan (2010), kandungan air diperkirakan 40-60% dari kapasitas

    maksimum air tanah, dan akan optimal untuk reaksi degradasi pada zona tanah

    yang tidak jenuh. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kelembapan

    pada reaktor kontrol berkisar antara 0-10,3; pada reaktor dengan bakteri 1%

    antara 2,54-23,62; pada reaktor dengan bakteri 2% antara 5,72-26,67; dan pada

    reaktor dengan bakteri 3% antara 7,46- 24,74. Pada percobaan kali ini nilai

    kelembapannya cenderung naik turun. Kelembapan naik karena kadar air

    dalam tanah tinggi. Ketika kadar air dalam tanah tinggi maka kadar oksigen

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    8/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    dalam tanah akan menurun, kadar oksigen yang menurun akan menghambat

    atau memperlambat proses bioremediasi, sehingga kadar oil and grease-nya

    bisa meningkat. Kadar air tanah yang tinggi ini terjadi karena kurangnya

    pengadukan tanah. Sementara itu, kelembapan yang turun, disebabkan kadar

    airnya juga menurun. Kadar air yang menurun menyebabkan kadar oksigendalam tanah mengalami kenaikan, akibatnya bioremediasi bisa berjalan lancar

    yang ditunjukkan dengan menurunnya konsentrasi oil and grease dalam tanah

    tersebut. Namun, tanah yang kering atau kelembapannya kurang akan

    menyebabkan kecepatan degradasi akan berkurang (Kurniawan, 2010).

    Penambahan bulking agentdapat mempengaruhi tingkat kelembapan campuran

    yang relatif stabil (Budiharjo, 2007). Penyebab lain kelembapannya naik turun

    adalah hasil metabolisme dari bakteri yang berupa H2O dan CO2. Semakin

    banyak bakteri, maka akan semakin banyak hasil metabolisme yang berarti

    makin banyak pula air yang terkandung dalam tanah. Oleh karerna itu

    dilakukan pengadukan agar tanah bagian bawah yang mengandung banyak air

    bisa tercampur rata dengan tanah bagian atasnya.Pada tabel 3. menunjukkan temperarur atau suhu dari reaktor bioremediasi.

    Menurut Sim et al. (1990) dalam Sulistyowati (2001) dalam Budiharjo (2007),

    suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri berkisar 31-33C. Dapat dilihat di tabel 3,

    pada reaktor kontrol suhunya antara 27-31C, pada reaktor dengan bakteri 1%

    suhunya antara 27-30C, pada reaktor dengan bakteri 2% suhunya antara 27-

    30C, dan pada reaktor dengan bakteri 3% suhunya juga berkisar 27-30C.

    Dari grafik pada gambar 5 sampai gambar 8, terlihat suhunya tidak terus

    menerus naik atau turun, tetapi cenderung fluktuatif atau naik turun. Turunnya

    suhu disebabkan karena oil sludge dicampur dengan pupuk NPK, bulking

    agent, dan diaduk secara rutin. Kondisi tersebut meningkatkan porositas

    campuran yang menyebabkan cepat hilangnya panas yang terbentuk.

    Sedangkan pembalikan yang terlalu sering akan mempercepat penguapan air

    yang menyebabkan tumpukan menjadi sulit mengisolasi panas (Budiharjo,

    2007). Suhu yang tinggi akan menyebabkan viskositas meningkat, volatilisasi

    rantai alkana pendek, dan kelarutan dalam air menjadi tinggi. Hal ini akan

    menyebabkan bioremediasi menjadi lambat (Putra, 2008), sehingga konsentrasi

    oil and grease-nya meningkat.

    Pada tabel 4 menunjukkan pH dari reaktor bioremediasi. Menurut

    KEPMENLH No. 128/2003 tentang Tatacara dan Persyaratan Teknis

    Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak

    Bumi Secara Biologis, standar nilai pH-nya adalah sekitar 6-7. Pada reaktorkontrol nilai pH-nya antara 7,41-8,89; pada reaktor dengan bakteri 1 % antara

    10,96-11,4; pada reaktor dengan bakteri 2 % antara 11,08-11,52; dan pada

    reaktor dengan bakteri 3% antara 11,05-11.55. Menurut Ton (1991) dalam

    Setiyo (2011), kenaikan pH terjadi karena ada demineralisasi bahan organik

    terutama unsur mikro Mg2+

    , K+, dan Ca

    2+dari kompos . Kation-kation ini akan

    berikatan dengan asam-asam yang terbentuk selama proses dekomposisi dan

    menyebabkan pH naik. Pada pH di atas 7 sifat massa yang didekomposisi

    cenderung basa, sehingga kelebihan ion OH-

    akan mengakibatkan kehilangan

    ammonium dalam bentuk NH-

    dan hidrosilasi beberapa unsur biologis seperti

    Cu dan Mn membentuk campuran karbonat yang sulit. Pada pH di bawah 7,

    sifat massa yang didekomposisi cenderung asam, sehingga kelebihan ion H+

  • 7/31/2019 Pengaruh Kelembapan, Temperatur, Dan Ph Pada Proses Bioremediasi Menggunakan Bakteri Bacillus Sp. Bulking

    9/9

    Jurnal Polusi Tanah dan Air Tanah ( 2012 )

    Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

    dapat menyebabkan penguraian dan pelepasan ion Ca2+

    dan Mg2+

    dari

    mikroorganisme, ion-ion metal dari mineral dan bahan organik (Sudyastuti,

    2007 dalam Setiyo, 2011). pH yang terlalu asam atau terlalu basa bisa

    menyebabkan bakteri mati, karena bakteri tumbuh dalam kondisi pH

    mendekati netral.Hubungan penurunan oil and grease terhadap nilai kelembapan, temperatur

    dan pH dapat dilihat dalam grafik di gambar 1 sampai gambar 12. Semakin

    tinggi kelembapan dan konsentrasi oil and grease-nya, akan tidak mengalami

    penurunan, karena pada kelembapan tinggi pertumbuhan bakteri akan

    terhambat sehingga minyak yang terdegradasi akan berkurang, begitupun

    sebaliknya. Semakin tinggi temperatur atau suhu maka viskositas akan

    meningkat, volatilisasi rantai alkana pendek dan kelarutan dalam air tinggi. Hal

    ini menyebabkan bioremediasi menjadi lambat atau dengan kata lain

    konsentrasi oil and grease-nya tidak mengalami penurunan. Semakin tinggi

    perbedaan pH dari pH netral maka akan semakin sedikit konsentrasi oil and

    grease yang terdegradasi, karena pada pH yang terlalu asam atau terlalu basabakteri tidak dapat hidup sehingga bakteri yang melakukan proses degradasi

    jumlahnya tidak banyak.

    KESIMPULANDari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelembapan,

    temperatur atau suhu, dan pH sangat berpengaruh terhadap proses bioremediasi.

    Kelembapan, temperatur, dan pH mempengaruhi kehidupan bakteri Bacillus sp.

    yang digunakan dalam percobaan kali ini, yang berarti mempengaruhi konsentrasi

    oil and grease yang merupakan indikator berhasil atau tidaknya proses

    bioremediasi.

    Daftar PustakaBudiharjo, Muchamad Arief. 2007. Studi Pengaruh Bulking Agents pada Proses

    Bioremediasi Lumpur Minyak. Semarang : Universitas Diponegoro.

    KEPMENLH No. 128/2003 tentang Tatacara dan Persyaratan Teknis

    Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak

    Bumi Secara Biologis

    Kurniawan, Allen. 2010. Prinsip Dasar Proses Bioremediasi. Bogor : Institut

    Pertanian Bogor.

    Putra, Ridwan Satria. 2008. Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Minyak Bumi

    oleh Bacillus sp. dan Klebsiella sp. Bogor : Institut Pertanian Bogor.Setiyo, Y. 2011. Optimalisasi Proses Bioremediasi Secara In Situ pada Lahan

    Tercemar Pestisida Kelompok Mankozeb. Denpasar : Universitas

    Udayana.