PENGARUH KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN PAGI...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
264 -
download
0
Transcript of PENGARUH KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN PAGI...
PENGARUH KEGIATAN TADARUS AL-QUR’AN PAGI
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
SMPN 66 JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan.
Oleh
Alvino Tegar Prasetyo
1113011000076
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1438 H
i
ABSTRAK
Alvino Tegar Prasetyo (1113011000076). Pengaruh Kegiatan Tadarus al-
Qur’an Pagi Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Siswa SMPN 66
Jakarta
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan kegiatan tadarus al-
Qur’an pagi di SMPN 66 Jakarta, dan mengetahui pengaruh kegiatan tadarus al-
Qur’an pagi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Nopember 2017 di SMPN 66
Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Teknik
pengambilan sampel yaitu Proportionate Stratified Random Sampling. Instrumen
penelitian adalah angket dengan pilihan berganda dan tes kompetensi membaca
al-Qur’an. Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product moment.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kegiatan tadarus pagi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
siswa SMPN 66 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung
sebesar 0,251 dan masuk dalam kategori lemah atau rendah. Dengan nilai KD
sebesar 6,3 %. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan namun rendah
atau lemah antara kegiatan tadarus pagi terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
siswa SMPN 66 Jakarta.
Kata kunci: Kegiatan tadarus, kemampuan membaca, membaca al-Qur’an
ii
ABSTRACT
Alvino Tegar Prasetyo (1113011000076). The Influence of Tadarus Al-Qur'an
Morning Activity To The Ability Of Reading Al-Qur'an Students Of SMPN 66
Jakarta
The purpose of this research are: to describe tadarus al-Qur'an activity at
SMPN 66 Jakarta, and to know whether the activity of tadarus al-Qur'an in the
morning have an effect on to reading ability of Qur'an student SMPN 66 Jakarta.
This research conducted on August-November 2017 at SMPN 66 Jakarta. The
research method used is quantitative correlation. Sampling technique is
Proportionate Stratified Random Sampling. The research instrument is a
questionnaire with multiple choice and the reading competence test of Qur'an.
While the correlation technique used is product moment. The results found in this
study that there is a significant influence between the activities of the morning
tadarus to the ability of reading al-Qur'an students SMPN 66 Jakarta. The results
showed that the value of r arithmetic amounted to 0.251 and entered in the
category of weak or low. With the value of determination coefficient of 6.3%. Thus
there is a significant but low or weak influence between the activities of the
morning tadarus to the ability of reading al-Qur'an students SMPN 66 Jakarta.
Keywords: Tadarus activity, reading ability, reading al-Qur'an
iii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحن الرحيم
Pertama-tama, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kita semua, khususnya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dalam rangka
memenuhi tugas akhir studi S1. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis selalu mendapat dorongan
semangat dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sangat besar kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Hj. Marhamah Shaleh, Lc, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
4. Drs. Aminudin Yakub, MA selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
5. Dr. Bahrissalim, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
membimbing penulis sejak awal memulai perkuliahan di kampus tercinta
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu mengarahkan
dan membimbing penulis ke jalan yang benar.
iv
7. Hj. Ade Sukaenah, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah SMPN 66 Jakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
di sekolah tersebut.
8. Seluruh dewan guru SMPN 66 Jakarta yang selalu mengarahkan penulis
ketika pelaksanaan penelitian di sekolah.
9. Bapak Teguh Hady Wiyono dan Ibu Painem Sukini selaku orang tua
penulis yang senantiasa mengingatkan penulis untuk menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
10. Sholihah Asri Wijayani dan Zulfani Tri Setya Budi selaku kedua adik
penulis tercinta yang juga senantiasa mengingatkan penulis jikalau lalai
dalam penulisan skripsi ini.
11. Para punggawa UR Army yang beranggotakan penulis sendiri, Alif Anjas
Permana, SE., Aqwam Assalafy, Muhammad Naufal, S.Sos., dan
Muhammad Nursyukron. Sahabat-sahabat sejak SMA yang senantiasa
memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Kuy
Pangandaran, Long Time No Sea.
12. Keluarga besar Arabikukurasu (Alumni kelas 12 Arab MAN 4 Jakarta
angkatan 2013) yang juga membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
13. Keluarga besar CABHE (Class of PAI Bhe), serta teman-teman PAI
angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016.
14. Sahabat-sahabat rumah penulis wilayah Kampung Utan Ciputat yang
tergabung dalam CJR (Camp Jungle Residence).
15. Khususnya kepada anggota “Moh Kelangan Team” Abdul Mujib, S.Pd.,
Abdul Rahman, Ahmad Ginanjar, dan Muhammad Nashruddin. Semoga
dilancarkan skripsinya.
16. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Al-Insaanu makaan al-Khatha` wa an-Nisyan. Penulis pun menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran yang
v
membangun tentunya sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Dan semoga
skripsi berguna dan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian berikutnya.
Tangerang Selatan, 17 Januari 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................. 8
A. Deskripsi Teori ................................................................................................ 8
1. Kegiatan Tadarus al-Qur’an ...................................................................... 8
a. Pengertian Kegiatan Tadarus .............................................................. 8
b. Jenis-jenis Kegiatan Tadarus ............................................................... 9
c. Hal-hal yang Berkaiatan dengan Kegiatan Tadarus ............................ 12
2. Kemampuan Membaca .............................................................................. 16
a. Pengertian Kemampuan Membaca ...................................................... 16
b. Jenis-jenis Membaca ........................................................................... 18
c. Aspek-aspek Membaca ....................................................................... 19
d. Kemampuan Membaca al-Qur’an ....................................................... 20
e. Keutamaan Membaca al-Qur’an ......................................................... 21
vii
f. Adab membaca al-Qur’an ................................................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26
C. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 27
D. Hipotesis .......................................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 29
A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 29
B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 30
D. Variabel Penelitian .......................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 31
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 34
H. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 34
I. Hipotesis Statistik ............................................................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 41
A. Gambaran Umum SMPN 66 Jakarta ............................................................... 41
B. Kegiatan Tadarus Pagi di SMPN 66 Jakarta ................................................... 44
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................... 45
D. Pembahasan Penelitian .................................................................................... 56
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 59
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 59
B. Implikasi ................................................................................................................. 59
C. Saran ....................................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen ............................................................................................. 32
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Tes Membaca al-Qur’an Siswa .......................................... 33
Tabel 3.3 Tabel Angka Indeks Korelasi Product Moment ................................................. 38
Tabel 4.1 Hasil uji Validitas Instrumen Variabel X (Kegiatan Tadarus) ........................... 45
Tabel 4.2 Hasil uji Reliabilitas ........................................................................................... 46
Tabel 4.3 Hasil uji Normalitas ........................................................................................... 47
Tabel 4.4 Hasil uji Homogenitas ........................................................................................ 48
Tabel 4.5 Hasil uji Linieritas .............................................................................................. 49
Tabel 4.6 Hasil skor angket dan tes ................................................................................... 50
Tabel 4.7 Perhitungan hasil penelitian ............................................................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw
untuk memberikan kabar gembira dan peringatan. Agama Islam mempunyai sendi
utama esensial yang berfungsi memberikan petunjuk ke jalan sebaik-baiknya
untuk mencapai suatu kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak, yaitu
al-Qur’an al-Karim. Sesuai dengan firman Allah surat al-Isra’ ayat 9:
ذا لح ٱلقرآإن ه ر ٱلمؤمنني ٱلذين ي عملون ٱلص وم وي بش كبريا راأن لم أج ت ن ي هدي للت هي أق (٩)اإلسراء:
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”
Sudah 1400 tahun yang lalu kitab suci umat islam al-Qur’an diturunkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril as.
Al-Qur’an diturunkan secara mutawatir atau berangsur-angsur selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Ayat yang pertama turun adalah surat Al-‘Alaq ayat 1-5 dan ayat
yang terakhir turun adalah surat Al-Maidah ayat 3. Surat pertama dalam al-Qur’an
adalah surat Al-Fatihah, dan surat terakhir adalah surat An-Naas.1
Setiap orang mukallaf menurut syara’ wajib mempercayai adanya kitab
yang diturunkan oleh Allah swt, termasuk al-Qur’an.2 Tidak percaya atau ingkar
kepada al-Qur’an, dianggap sesat oleh Allah swt sebagaimana yang tertuang
dalam surat an-Nisa ayat 136:
ي ها ٱلذين وٱلكتب ٱلذي ن زل على رسولهۦ وٱلكتب ٱلذيأ أنزل من ق بل من وأا ءامنوا بٱلل ورسولهۦ آ يألا بعيدا ومن يكفر بٱلل وملأئكتهۦ وكتبهۦ ورسلهۦ وٱلي وم ٱلأخر ف قد ضل (١٣٦)النساء: ضل
1 Sapiudin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet ke-3, hal 27 2 Sayyid Husein Afandiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah, Terj. Abdullah Zakiy al-Kaaf,
(Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal 148
2
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”
Secara mutlak, al-Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan
paling mulia. Segala perintah dan larangan Allah swt tersurat didalamnya.
Membaca, menulis, mengkaji serta memahami makna yang terkandung dalam al-
Qur’an juga dinilai sebagai suatu ibadah.3
Di samping itu, al-Qur’an juga memiliki hikmah-hikmah tersendiri
ketika seseorang membaca atau bahkan mendengarkan ayat al-Qur’an yang
dibacakan. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an mempunyai keagungan dan
kemuliaan tersendiri. Dengan demikian, aktivitas tersebut hendaklah dijadikan
sebuah rutinitas yang diutamakan.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang paling utama, sumber
hukum yang disepakati keberadaannya oleh Ulama. 4 Di dalamnya dijelaskan
segala sesuatu tentang islam dan ajarannya, termasuk amalan-amalan keagamaan
tidak terkecuali aktivitas tadarus yang sering dilaksanakan umat muslim.
Dalam pengertian yang lebih luas, pemaknaan tadarus tidak hanya
sebatas membaca al-Qur’an saja, tetapi juga mempelajari makna ayat,
mendengarkan serta menyimak bacaan ayat al-Qur’an pun dapat dikategorikan
sebagai aktivitas tadarus. Pembiasaan tadarus memiliki banyak manfaat atau
hikmah bagi yang mengamalkannya. Membaca al-Qur’an bukan saja amal ibadah,
namun juga bisa menjadi obat dan penawar rasa gelisah, pikiran kusut, nurani
tidak tenteram, dan sebagainya.
3 Umar Shihab, Kontekstualitas al-Qur’an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Hukum dalam
al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), Cet ke-3, hal 338 4 Umar Shihab, Kontekstualitas al-Qur’an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Hukum dalam
al-Qur’an, hal 337
3
Firman Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw dengan perantara Malaikat Jibril as yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5,5 diawali
dengan kata اقرأ yang artinya bacalah. Hal ini mengindikasikan bahwa Allah swt
memerintahkan kita untuk senantiasa membaca, membaca apapun yang bernilai
positif khususnya membaca al-Qur’an.
Ajaran Islam memberikan penghargaan yang luar biasa terhadap
aktivitas tadarus dan khataman al-Qur’an. Peserta tadarus dan khataman al-Qur’an
merupakan tamu Allah. Forum, majlis, atau halaqahnya akan selalu dikerumuni
para malaikat dalam rangka menurunkan rahmat dan kesentosaan. Maka dari itu
hendaknya dijadikan suatu aktivitas rutin umat islam sebagai bentuk aktualisasi
dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Pemerintah melalui Kementerian Agama membentuk dan mendukung
beberapa program yang dapat meningkatkan kualitas spiritual masyarakat di
seluruh Indonesia, salah satunya adalah program GEMMAR Mengaji (Gerakan
Masyarakat Maghrib Mengaji). Program ini tidak lain untuk membudayakan
membaca al-Qur’an setelah shalat Maghrib di kalangan masyarakat muslim di
seluruh Indonesia. Dengan mengaji selepas shalat Maghrib, pengaruh-pengaruh
negatif dari televisi dan media elektronik lainnya bisa diminimalisir. Program
dimulai dari Juli 2011 hingga saat ini.6
Selain program di atas, ada pula program ODOJ (One Day One Juz).
Sebuah program yang mengajak masyarakat muslim Indonesia khususnya untuk
membaca al-Qur’an dengan target 1 juz sehari. Melalui grup whatsapp yang
beranggotakan 30 orang program ODOJ dilakukan dengan sistem bergantian atau
berpindah juz setiap harinya. Dan apabila ada yang berhalangan, maka akan
digantikan oleh anggota lain.7
5 Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj, dari Mabaahits fi Ulum al-
Qur’an oleh Mudzakir, (Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa, 2011), Cet ke-11, hal 90 6 http://www.muxika.info/2016/03/pembentukan-karakter-gemar-membaca-al.html?m=1
diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 7 http://onedayonejuz.org/page/detail/sejarah diakses pada tanggal 20 Oktober 2017
4
Selain Kementerian Agama, Kementrian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) turut andil dalam meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap
kitab suci dalam kegiatan bertajuk Kegiatan Gerakan Pemuda Membaca Kitab
Suci (GPMKS) yang merupakan rangkaian kegiatan Kirab Pemuda 2017.
Sebanyak 3000 pemuda dari berbagai agama mulai dari pelajar hingga perwakilan
organisasi pemuda se-DKI Jakarta mengikuti kegiatan ini yang digelar di GOR
Neggala Cijantung Jakarta Timur pada hari Jum’at 24 Nopember 2017. Walaupun
kegiatan ini tidak dikhususkan kepada pemuda muslim, namun dapat memberikan
pengaruh bagi pemuda-pemuda yang mengikuti kegiatan ini. Tidak hanya dalam
pemahaman terhadap kitab suci masing-masing agama, tetapi juga dalam toleransi
beragama dalam kehidupan mereka.8
Masih banyak lagi program-program pemerintah yang mengajak
masyarakat untuk senantiasa membaca kitab suci al-Qur’an dengan tujuan
menganggungkan kalimat-kalimat suci Allah, yang kelak dapat menjadi syafaat di
yaumil hisab.
Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan yang warganya mayoritas
pemeluk agama islam, SMPN 66 Jakarta selalu mengadakan kegiatan tadarus
rutin pada pagi hari sebelum memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) setiap
hari selasa, kamis, dan jum’at. Bahkan kegiatan tersebut masuk dalam kategori
kegiatan pembiasaan oleh sekolah tersebut. Dalam artian, kegiatan tersebut akan
terlaksana secara berkelanjutan, sehingga kegiatan membaca al-Qur’an tersebut
diharapkan bisa menjadi kebiasaan yang berkelanjutan bagi siswa-siswi yang
mengikutinya.
Karakter dari anak remaja usia SMP yang bersifat labil, karena sedang
memasuki masa puber atau masanya si anak mencari jati diri, membuat guru-guru
di SMPN 66 Jakarta agak memaksakan siswa-siswinya untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Bahkan tidak sesekali dua kali guru-guru memaksanya dengan nada
tinggi agar siswanya segera ikut kegiatan tadarus.
8 http://www.beritasatu.com/megapolitan/465297-ribuan-pemuda-ibukota-antusias-ikuti-
gerakan-membaca-kitab-suci.html diakses pada tanggal 25 Nopember 2017
5
Melihat hal tersebut, akan memberikan kesan bahwa siswa-siswi tidak
ikhlas atau tidak berkemauan sendiri dalam mengikuti kegiatan tadarus ini.
Namun, penulis yakin ada sebagian siswa-siswi yang sejatinya memang ikhlas
dan berkemauan dalam mengikuti kegiatan tadarus ini.
Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu guru SMPN 66 Jakarta,
kegiatan Tadarus ini sudah berlangsung selama 10 tahun yang lalu. Ini
menandakan kegiatan Tadarus di SMPN 66 Jakarta merupakan kegiatan yang
tidak asing bagi guru-guru, karyawan, maupun warga sekitar. Walaupun demikian,
siswa-siswinya masih ada yang butuh pemaksaan agar mau mengikuti kegiatan
tersebut. Padahal jika si murid tahu bahwa tadarus qur’an merupakan kegiatan
bernilai ibadah dengan balasan yang berlimpah, tanpa paksaan pun si murid akan
mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan khusyuk.
Ketika ditelusuri saat kegiatan tadarus al-Qur’an pagi berlangsung,
seluruh civitas akademika SMPN 66 Jakarta terlihat khusyuk mengikutinya. Baik
guru-guru, karyawan Staf TU, termasuk siswa-siswinya walaupun ada beberapa
siswa di baris belakang yang masih terlihat ngobrol bahkan bercanda bersama
teman di sebelahnya.
Kegiatan tadarus tersebut dipimpin oleh seorang guru pria. Guru pria
tersebut yang membaca terlebih dahulu ayat per ayat atau nafas per nafas jika ayat
yang dibacanya panjang, kemudian diikuti oleh peserta tadarus. Guru yang
memimpin tersebut dipilih karena memiliki kelebihan kualitas dalam membaca al-
Qur’an, mengerti ilmu tajwid yang merupakan kunci dalam membaca al-Qur’an,
dan memiliki suara yang indah dan nyaman untuk didengarkan.
Menurut Siti Rohmah selaku guru agama dan penanggung jawab
kegiatan tadarus pagi SMPN 66, kegiatan tadarus ini diharapkan mampu
menambah minat dan kemauan siswa untuk membaca kitab suci al-Qur’an,
terlebih membaca dan mempelajari al-Qur’an merupakan anjuran dari Nabi
Muhammad untuk umat Islam seluruhnya. Selain itu, kegiatan tadarus ini sangat
membantu bagi siswa-siswi yang lulusan SD umum untuk mempelajari bacaan al-
6
Qur’annya dan juga bagi lulusan MI untuk melatih dan mengulang pelajaran
qira’atnya.
Sebagaimana diketahui, mata pelajaran PAI di SD umum sangat
berbeda dengan pelajaran agama di MI yang dipecah kembali ke 4 macam
(Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqh, Sejarah Islam). Di SD umum tidak
diajarkan secara intens pelajaran al-Qur’an seperti di MI. Tajwid dibahas hanya
sekedar kulitnya saja, tidak seperti di MI. Sehingga kegiatan tadarus ini bisa
memberikan nilai tambah bagi siswa-siswi lulusan SD umum.
Dengan berdasarkan pada pemikiran diatas, dan masalah-masalah yang
diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kegiatan Tadarus al-Qur’an Pagi Terhadap Kemampuan Membaca
Al-Qur’an Siswa SMPN 66 Jakarta”
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan pada masalah yang melatar belakangi penulisan
penelitian ini, ditemukan beberapa masalah antara lain:
1. Kegiatan tadarus al-Qur’an di SMPN 66 yang kurang maksimal.
2. Kesadaran dan keseriusan siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan
tadarus al-Qur’an pagi masih kurang.
3. Latar belakang pendidikan siswa-siswi SMPN 66 Jakarta yang
berbeda-beda sehingga terdapat perbedaan pemahaman membaca al-
Qur’an.
4. Pengaruh kegiatan tadarus terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
siswa yang belum diketahui.
C. Batasan Masalah
Masalah yang teridentifikasi akan dibatasi pada penelitian ini agar tidak
meluas ke ranah lain. Masalah yang terpilih yaitu.
1. Kegiatan tadarus al-Qur’an di SMPN 66 yang kurang maksimal.
7
2. Pengaruh kegiatan tadarus terhadap kemampuan membaca al-Qur’an
siswa yang belum diketahui.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kegiatan tadarus al-Qur’an di SMPN 66 Jakarta?
2. Apakah kegiatan tadarus al-Qur’an pagi berpengaruh terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan tadarus al-Qur’an pagi di SMPN
66 Jakarta.
2. Untuk mengetahui apakah kegiatan tadarus pagi berpengaruh terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
dalam upaya meningkatkan kualitas membaca al-Qur’an masyarakat
khususnya anak-anak dengan kegiatan-kegiatan intelektual yang islami.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh pengajar
maupun pengelola instansi pendidikan dalam mengajarkan ilmu baca
al-Qur’an kepada masyarakat terutama anak-anak atau siswa sekolah.
Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman berfikir
ilmiah melalui penyusunan penelitian ini. Dan bagi peneliti lain, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut
yang berhubungan dengan al-Qur’an maupun kegiatan membacanya.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Kegiatan Tadarus al-Qur’an
a. Pengertian Kegiatan Tadarus
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kegiatan memiliki arti
aktivitas, usaha, pekerjaan.1 Sedangkan tadarus adalah pembacaan ayat-
ayat suci al-Qur’an secara bersama-sama, terutama pada bulan
Ramadhan.2 Jadi, kegiatan tadarus adalah aktivitas pembacaan al-
Qur’an secara bersama-sama.
Selain itu, tadarus juga diartikan sebagai kegiatan qiraah
sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-
lafalnya dan mengungkap makna-maknanya.3
Lebih jauh lagi kegiatan tadarus tidak hanya sebatas pembacaan
ayat-ayat al-Qur’an saja, akan tetapi menyimak, mendengarkan, serta
memahami makna ayat al-Qur’an pun juga termasuk kegiatan tadarus.
Kata tadarus merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa
Arab, yang telah berkembang pemakaiannya di Indonesia dan menjadi
bahasa sehari-hari. Dalam kamus Bahasa Arab al-Munjid, tadarus
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), Cet ke-4, hal 450 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV, hal
1373 3 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai al-Qur’an, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005), hal 49
9
berasal dari kata الطالبة الكتابتدارس : yang artinya saling
mempelajari.4
Tadarus adalah wazn tafa’ul dari ad-dars. Maknanya adalah
salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak
lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut,
dan pihak selanjutnya berusaha mengoreksi atau melengkapinya.5
Menurut Muhammad Shodiq, tadarus berasal dari kata “darasa”
yang artinya belajar, maksudnya siswa membaca al-Qur’an terlebih
dahulu baik bersama-sama maupun sendiri, setelah itu bacaan al-Qur’an
tersebut baru dikaji dan dipelajari.6
Arti tadarus bervariasi, ini disebabkan karena memang secara
definitif tidak ditemukan pengertian yang pasti dari tadarus al-Qur’an
itu sendiri. Namun dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa tadarus adalah membaca al-Qur’an secara berulang-ulang (sering
dibaca) untuk memperlancar bacaan secara bersama-sama.
b. Jenis-jenis Kegiatan Tadarus
1) Membaca dan Mempelajari Makna Ayat al-Qur’an
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis dengan melisankan atau hanya di hati.7 Adapun membaca
4 Fr. Ma’luf dan Fr Bernard Tottel, al-Munjid fil-Lughati wal-‘Ilmi, (Lebanon: Darul Masyriq,
2000), hal 211 5 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hal
217 6 Muhammad Shodiq, Wawancara Khusus Guru Tadarus al-Qur’an kelas XII, Cinere Oktober
2008 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet ke-2, hal 83
10
secara definitif berarti mengeja kata-kata dan memahaminya.8
Sedangkan mempelajari maknanya adalah belajar (sesuatu) dengan
sungguh-sungguh, mendalami (sesuatu).9
Membaca dengan penuh kesungguhan akan berdampak
positif terhadap pembangunan maknanya. Begitu juga dalam
membaca al-Qur’an, melafalkan kalam ilahi dengan penuh
kekhusyukan disertai dengan mempelajari maknanya, akan
memudahkan dalam memahami kandungan ayat al-Qur’an.
Setiap muslim dan muslimah berkewajiban untuk mengenal,
memahami dan menghayati al-Qur’an dengan jalan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh. Paham terhadap al-Qur’an adalah kunci
yang dengannya dapat terbuka dengan lebar pintu rahmat Allah,
sebab memahami al-Qur’an berarti memahami kerahmanan-Nya.10
Mengerti al-Qur’an berarti memiliki alat yang dengannya
dapat mengenal, memahami dan sekaligus membedakan jalan hidup
yang lurus. Dengan pemahaman yang benar terhadap al-Qur’an
maka terbukalah pintu-pintu kesempatan yang dapat menghantarkan
kepada rahmat-Nya. Sebaliknya, tidak paham terhadap al-Qur’an
berarti tertutuplah pintu-pintu rahmat Allah dengan rapat.11
Jadi, jika seseorang bisa mengeja tapi tidak dapat memahami,
berarti ia belum menyempurnakan makna membaca. Dan mustahil
orang bisa memahami suatu kata, jika ia tidak dapat mengejanya.12
8 Hanan Attaki, Meditasi al-Qur’an: Sebuah Terapi Pemekaran Jiwa untuk Merasakan
Pesona al-Qur’an melalui Teknologi Sunnah, (Bandung: Attaqie, 2008), hal 8 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, hal 17 10 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama,
(Bandung: Pustaka, 1989), hal 103 11 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
104 12 Hanan Attaki, Meditasi al-Qur’an: Sebuah Terapi Pemekaran Jiwa untuk Merasakan
Pesona al-Qur’an melalui Teknologi Sunnah, hal 9
11
Mempelajari al-Qur’an adalah Ibadah, satu dari rangkaian
kewajiban yang mesti ditunaikan oleh sekalian orang yang beriman
dan dijamin pahala bagi yang memenuhinya serta adzab bagi yang
sengaja meninggalkan dan melalaikannya.
2) Mendengarkan dan Menyimak Bacaan al-Qur’an
Mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan
sungguh-sunggu.13 Sedangkan menyimak adalah mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.14
Dalam bertadarus di samping membaca dan mempelajari
maknanya, juga diutamakan untuk mendengarkan serta menyimak
ayat al-Qur’an. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan kegiatan
tadarus tersebut. Sebab dengan mendengarkan dan menyimak akan
mengetahui bacaan yang salah dan yang benar.
Membaca, mendengarkan, menyimak serta mempelajari
makna ayat al-Qur’an merupakan unsur-unsur tadarus yang tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Semuanya harus saling
beriringan guna menciptakan bacaan yang sempurna.
Maksudnya ialah mewujudkan kegiatan tadarus yang baik
dan benar, serta mampu membentuk pemahaman akan makna yang
tersurat ataupun tersirat dari ayat al-Qur’an itu sendiri.
Yang rajin membaca al-Qur’an, mendengarkan bacaannya,
mentadaburi isinya dan mentafakuri kandungannya dengan penuh
kesungguhan dan niat ikhlas untuk ibadah kehadirat-Nya, maka
Allah akan memelihara imannya, sehingga terjagalah hati dan
13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV,
hal 312 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, hal 1066
12
jiwanya dari kecenderungan-kecenderungan kepada kekafiran di
dalam segala bentuknya.15
Yang tidak mempunyai perhatian terhadap studi al-Qur’an,
enggan membacanya, ogah mendengarkan bacaannya, tidak
berminat mentadaburi isinya dan menolak secara halus untuk
mentafakuri kandungannya, hal yang demikian itu merupakan
pertanda bahwa imannya telah goyah, atau mungkin telah terlepas
dari akarnya, hatinya tertutup rapat dan terkunci dari hidayah
Allah.16
Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba untuk
kehidupan dunia dan akhiratnya, juga lebih dekat kepada
keselamatannya dari pada mentadabburi al-Qur’an,
memperhatikannya, dan memikirkan makna setiap ayatnya.17
c. Hal-hal yang Berkaitan dengan Kegiatan Tadarus
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa adalah sesuatu yang dibaca
berulang-ulang.18 Makna al-Qur’an dari segi bahasa tersebut
didasarkan pada firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 16
sampai 18 sebagai berikut:
عاهحۥ ١٦لا تحار ك بهۦ لسااناكا لت اعجالا بهۦ ناا جا ناهح فاٱتبع ١٧ناهحۥ واق حرآ إن عالاي
فاإذاا ق اراأ
١٨ناهحۥ ق حرآ“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
15 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
104 16 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
105 17 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai al-Qur’an, hal 40 18 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal 1
13
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya
itu.”
Definisi al-Qur’an yang lain secara harfiah berarti “bacaan
sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang paling tepat.19
Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan
kepada Rasulullah saw dalam bahasa Arab, ditulis pada lembaran
mushaf, dibaca dengan lisan, didengar dengan telinga, dan dijaga
dengan hati.20
Al-Qur’an juga didefinisikan sebagai kalam Allah swt yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw melalui
perantara Malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, yang
diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf dan
membacanya adalah ibadah.21
Al-Qur’an merupakan pedoman penting yang menjadi
landasan hidup dan kehidupan umat manusia. Dalam membaca al-
Qur’an diwajibkan sesuai kaidah ilmu tajwid. Karena menguasai
ilmu tajwid merupakan langkah awal untuk dapat membaca al-
Qur’an dengan baik dan benar.
Di samping itu, apabila tidak berdasarkan pada ilmu tajwid
niscaya akan menimbulkan kesalahan, tidak hanya dalam proses
pembacaannya, melainkan juga akan berdampak pada kesalahan
dalam mengartikan ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri.
2) Ilmu Tajwid
19 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1999), hal 3 20 Hanan Attaki, Meditasi al-Qur’an: Sebuah Terapi Pemekaran Jiwa untuk Merasakan
Pesona al-Qur’an melalui Teknologi Sunnah, hal 25 21 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai al-Qur’an, hal 16
14
Tajwid menurut bahasa adalah memperbaiki atau
memperindah. Sedangkan menurut istilah adalah memberikan hak-
haknya huruf yang asli, seperti makhraj-makhrajnya, sifat-sifatnya
yang tetap menjadi dzatnya.22
Adapun pengertian ilmu tajwid itu sendiri adalah ilmu yang
mengajarkan cara bagaimana seharusnya membunyikan atau
membaca huruf-huruf hijaiyyah dengan baik dan sempurna, baik
ketika bersendirian maupun sewaktu bertemu dengan huruf lain.23
Belajar ilmu tajwid merupakan kunci pokok untuk dapat
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Maka dari itu,
menguasai ilmu tajwid merupakan bagian integral dari pemahaman
akan makna dan kandungan ayat suci al-Qur’an.
Di samping itu, mempelajari ilmu tajwid berdasarkan
ketentuan hukum syara’ yaitu fardhu kifayah, sedangkan
mengamalkannya adalah fardhu ain. Maka dari itu, hendaknya setiap
muslim mempelajari dan menguasai ilmu tajwid, supaya dapat
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Maksudnya ialah dapat
membaca al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.24
3) Tarjamah al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tarjamah atau
terjemah memiliki arti menyalin (memindahkan) suatu bahasa ke
bahasa lain.25
22 Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1994), hal 8 23 Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, hal 9 24 Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an, hal 9 25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV,
hal 1452
15
Lafazh tarjamah di dalam kepustakaan bahasa Arab,
menunjukkan salah satu dari empat makna berikut ini:
a) Menyampaikan suatu kalam kepada seseorang yang bekum
mendapatkannya.
b) Menafsirkan suatu kalam menurut bahasanya.
c) Menafsirkan suatu kalam dengan bahasa yang lainnya.
d) Memindahkan suatu kalam dari suatu bahasa kepada bahasa
yang lainnya.26
Menurut Manna al-Qaththan tarjamah terbagi dalam dua
makna:
a) الرتجة احلرفية
b) 27الرتجة التفسريية أو املعنوية
Dimaksudkan dengan لرتجة احلرفيةا atau tarjamah secara
harfiyah ialah memindahkan sejumlah kata (kalimat) dari suatu
bahasa kepada bahasa lain dengan kosa kata dan susunan bahasa
yang sesuai dengan bahasa aslinya.
Adapun لرتجة التفسريية أو املعنويةا atau tarjamah secara tafsiriyah
ialah menerangkan pengertian yang terkandung dalam suatu kalam
dengan bahasa yang lain dan tidak terikat oleh kosa kata dan
susunan bahasa aslinya.28
26 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
305 27 Manna al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, (tt.p.: Mansyurat al-‘Ashri al-Hadits,
1990), Cet ke-3, hal 313 28 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
307
16
Tarjamahan terhadap ayat-ayat al-Qur’an dengan cara
harfiyah tidak boleh dianggap sebagai arti dan maksud yang
sesungguhnya dari al-Qur’an, terlebih untuk dijadikan suatu
ketentuan dalam hukum.29
Adapun hukum tarjamahan secara tafsiriyah (maknawiyah)
bisa menjadi pegangan, sepanjang terjemahannya memenuhi
syarat-syarat dalam penerjemahan. Sebaik-baik kitab tarjamahan
al-Qur’an dalam bahasa asing ialah yang menuliskan ayat-ayat al-
Qur’an secara lengkap, kemudian menerjemahkan lafazh demi
lafazhnya secara harfiyah, lalu menerjmahkan ayat-ayatnya secara
tafsiriyah atau maknawiyah.30
2. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kemampuan Membaca
Kemampuan identik dengan sebuah skill (keterampilan), menurut
kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara etimologi pengertian
keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan
secara terminologi, keterampilan adalah kemampuan yang hanya bisa
didapatkan dari lembaga pendidikan yang relevam dan bukan semata-mata
karena pembawaan. Dalam pengertian lain keterampilan adalah
kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari
beberapa kompetensi yang dimiliki seseorang secara utuh dan
menyeluruh.31
29 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
307 30 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
310 31 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal 69
17
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan atau
kemampuan adalah kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh
seseorang, yang didapatkan melalui proses latihan dari lembaga pendidikan
yang relevan dan bukan semata-mata karena pembawaan.
Membaca adalah salah satu keterampilan yang berkaitan erat
dengan ketrampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa.
Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi terhadap sesamanya.
Membaca adalah pengucapan kata-kata dan perolehan arti dari barang
cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai
ketrampilan yang kompleks. Termasuk di dalam pelajaran, pemikiran,
pertimbangan, perpaduan pemecahan masalah, yang berarti menimbulkan
kejelasan informasi bagi pembaca.32
Bila ditinjau dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacan sandi (arecoding and decoding
process). Membaca adalah suatu penafsiran atau interprestasi terhadap
ujaran yang berbeda dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan
sandi.33
Selain itu, Wiryodijoyo juga menyatakan bahwa membaca adalah
sebuah perkembangan yang belum lama dimajukan dalam sejarah bahasa.
Proses membaca secara keseluruhan sangat kompleks. Proses ini
melibatkan keseluruhan pribadi membaca, seperti ingatan, pengalaman,
otak pengetahuan, kemampuan bahasa, keadaan psikologis dan emosional,
dan sebagai masukan pancaindera melalui mata.34
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa
kemampuan membaca adalah kebisaan atau keprofesionalan seseorang
32 Wiryodijoyo, Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya, (Jakarta: P2LPTK, 1989), hal
1-2 33 Tarigan, Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), cet
ke-3, hal 7 34 Wiryodijoyo, Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya, hal 2
18
dalam melakukan salah satu kegiatan aktif mencari informasi yang didapat
dalam bacaan atau aktivitas membaca.
b. Jenis-jenis Membaca
Kegiatan membaca dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
antara lain:
1) Membaca Nyaring
Adalah kegiatan membaca yang ditandai dengan ujaran secara
lengkap dan menggunakan intonasi baca yang baik agar isi
bacaan tersebut dapat didengar dan dipahami orang lain yang
menyimaknya.
Agar dapat membaca dengan baik dan benar, maka seseorang
dituntut:
a) Harus mampu menafsirkan lambang-lambang tertulis
agar makna dalam tulisan dipahami dengan benar.
b) Harus mampu memahami makna tulisan yang dibaca
c) Harus mampu memandang bacaan atau tulisan secara
luas dan cepat.35
2) Membaca dalam hati
Adalah membaca dengan cara tidak mengeluarkan ujaran tetapi
cukup dalam hati. Disebut juga membaca secara diam atau
membaca yang sebenarnya. Kegiatan membaca dalam hati
dilakukan untuk kepentingan diri sendiri. Pembaca secara sadar
mengamati tulisan dan lambang-lambang yang disertai
konsentrasi serta berusaha untuk memahaminya. Pemahaman
35 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (tt.p.: Gitamedia Press, t.t.), hal 870
19
yang dilakukan berlaku pada apa yang tersurat maupun tersirat
dalam bacaan.36
3) Membaca pemahaman
Adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan pembaca agar
tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam
bacaan. Dalam membaca pemahaman, seseorang harus mampu
menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam hngga
setelah selesai membaca, ia betul-betul memahami makna dan
tujuan bacaan.37
4) Membaca kritis
Adalah suatu kegiatan membaca yang menuntut pembaca
mampu mengerti, memahami, dan kemudian mengemukakan
suatu pernyataan “apa dan bagaimana” pokok pikiran yang
terkandung dalam suatu bacaan. Membaca kritis penuh dengan
penilaian dan kesimpulan.38
5) Membaca ide
Adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan mencari,
mendapatkan, dan memanfaatkan ide-ide yang terkandung
dalam bacaan.39
c. Aspek-aspek Membaca
1) Aspek gerak, yaitu aspek membaca yang mencakup pengenalam
huruf dalam bacaan, pengenalan unsur bahasa, pengenalan
hubungan antara intonasi dan huruf, dan kecepatan dalam hati.40
36 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 870 37 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 870 38 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 870 39 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 870 40 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 870
20
2) Aspek pemahaman, yaitu meliputi kemampuan untuk memahami
bacaan secara sederhana, memahami makna yang tersirat dalam
bacaan dan penyesuaian tanda baca atau intonasi dengan kecepatan
membaca.41
d. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa kemampuan
membaca adalah kebisaan seseorang dalam melakukan kegiatan aktif
mencari informasi yang didapat dalam bacaan atau aktifitas membaca. Jika
ditambahkan kata al-Qur’an maka akan memiliki arti kebisaan seseorang
dalam melakukan kegiatan aktif mencari informasi yang didapat dalam al-
Qur’an atau aktifitas membaca al-Qur’an (tadarus).
Kebisaan disini memiliki maksud paham atau mengerti terhadap
apa-apa yang akan dilakukan ketika hendak membaca al-Qur’an, mengerti
bagaimana membaca al-Qur’an yang benar sesuai kaidah tajwid yang
sudah ditentukan, mengerti maksud dari apa yang dibacanya, mengerti
adab membaca al-Qur’an, dan lain sebagainya.
Bisa atau mampu membaca al-Qur’an tidak sekedar membaca
dengan lagu-lagu murotal yang sering dimainkan di masjid-masjid ketika
hendak memasuki waktu shalat. Bukan sebuah tuntutan seseorang yang
membaca al-Qur’an harus dengan lagu-lagu yang sedemikian rupa. Yang
terpenting adalah sesuai kaidah tajwid, dan adabnya.
Pembacaan al-Qur’an dengan talhin apabila keluar dari kaidah-
kaidah ilmu tajwid dan dibawakan dengan gaya berlebih-lebihan
hukumnya adalah haram. Pembacaan al-Qur’an dengan lagu yang dibuat-
buat dan dipaksakan sehingga menyalahi kaidah tajwid yang bersifat khafi
41 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 871
21
maka hukumnya makruh. Pada dasarnya membaguskan suara dalam
membaca al-Qur’an adalah sunnah.42
e. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Betapa agungnya Al-Qur’an dan berapa besarnya kasih sayang
Allah Ta’ala kepada kita semua maka diturunkan-Nya kitab mulia yang
menunjukkan manusia ke jalan yang akan menyelamatkannya sekaligus
menganugerahkan keutamaan-keutamaan yang tak terhingga di dalam
menelusuri jalan tersebut. Berikut adalah berbagai macam keutamaan yang
berkenaan dengan membaca Al-Qur’an:
1) Akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
يا عحمار عان : ق ال راسحولح الل الل ح بن الاطاب راض عالايه واسالما صالى الل ح عانهح قاالاا الكتااب أاق وااما واياضاعح به آخارينا )رواه مسلم(إن الل ا ي ارفاعح باذا
Umar bin Khattab ra berkata bahwa Rasullullah SAW
bersabda,“Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat
derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an),
dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang
lain.” (HR. Muslim)
2) Membaca satu huruf akan mendapat sepuluh pahala kebajikan.
يا الل ح عانهح قاالا قاالا راسحولح الل صالى الل ح عالايه عا عان بد الل بن ماسعحود راضرفا من كتاا ب الل ف الاهح به حاساناة وااحلاساناةح بعاشر أامثاالاا لا أاق حولح واسالما مان ق اراأا حا
يم حارف )رواه الرتمذى( امل حارف والاكن أالف رف وام م حا حارف والا “Dari Abdullah ibnu Mas’ud ra berkata, Rasulullah
SAW bersabda, Siapa yang membaca satu huruf al-
Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan
semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan
tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu
huruf,” (HR. Tirmidzi)
42 Maria Ulfah, Seni Baca al-Qur’an dan Keistimewaanya, Jurnal Kordinat, Vol. 8, 2007, hal
74
22
3) Mendapatkan ketenangan dan rahmat dari Allah.
(٢٨مانحوا واتاطمائن ق حلحوبححم بذكرالل االا بذكر الل تاطمائن القحلحوبح )الرعد:االذينا ا “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Jika al-Qur’an di baca, malaikat akan turun memberikan si
pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada
segolongan maikat yang khusus ditugaskan untuk mencari
majelis atau forum zikir dan membaca al-Qur’an.43
4) Bisa menggugah hati pembaca dan mengarahkannya untuk
memikirkan kandungan ayat Al-Qur’an yang sedang dibaca. Di
samping itu, dengan memusatkan pendengaran bacaan Al-
Qur’an, pembaca bisa menolak rasa kantuknya sehingga lebih
bersemangat lagi.44
تحوا لاعالكحم ت حرحاحونا )األعرااف: (٢٠٤واإذاا قحرئا القحرآنح فااستامعحوا لاهح وااانص “Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah
(baik-baik) dan diamlah (memperhatikan) dengan
tenang agar kamu sekalian dirahmati” (QS. Al-A’raf:
204)
5) Memberikan Syafaat.
يا هللاح عانهح قاالا ساعتح راسحولا هللا صالى هللاح عالايه أحمااماةا البااهلي راض عان عابابه )رواه مسلم(واسالما ي ا اصحا عا أل ي اوما القيااماة شافي قحولح اق راءحوا القحرآنا فاإنهح يات
“Dari Abu Umamah al-Bahily ra berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah saw bersabda: Bacalah al-
Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari
43 Abu Nizhan, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: Qultum Media, 2008), hal 6-7 44 Mukhlisoh Zawawie, P-M3 Al-Qur’an Pedoman Membaca, Mendengar, dan Menghafal Al-
Qur’an, (Solo: Tinta Medina, 2011), hal 27
23
kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang
membacanya” (HR. Muslim)
6) Menjadi cahaya penunjuk bagi umat yang dikehendaki Allah.
يانح ن أامرنا ماا كحنتا تادري ماا الكتاابح والا ال ناا إلايكا رحوحا م ي وا كاذالكا أاوحان عباادنا )الش والاكن جاعالنااهح (٥٢ورى:ن حورا نادي به مان ناشااءح م
“dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (al-
Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah al-Qur’an dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al-
Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa
yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
(QS. Asy-Syura: 52) 7) Mencerdaskan Otak.
بت وا راة طاي باة ااصلحهاا ثا لماة طاي باة كاشاجا ف ارعحهاا ف أاملا ت ارا كايفا ضارابا هللاح ماثال كا(٢٤السماآء )ابراهيم:
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon
yang bai, akarnya kuat dan cabangnya (menjulan) ke
langit.” (QS. Ibrahim: 24)
Membaca al-Qur’an juga dapat mencerdaskan otak para
pembacanya. Secara lahiriyah, otak kita berupa cairan sebanyak
70% dari tubuh kita. Berdasarkan teori tentang keajaiban air,
maka air akan dipengaruhi dan merespon terhadap stimulus yang
diberikan, baik internal maupun eksternal. Sedangakan kita tahu,
Al-Qur’an juga dapat memacu aktivitas berfikir otak, karena
banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang mengajak manusia untuk
berfikir dan menggali hikmahnya.45
8) Menyembuhkan Penyakit.
45 Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an, (Bandung:
Ruang Kota, 2012), hal 75-84
24
Allah SWT berkali-kali menegaskan bahwa al-Qur’an berfungsi
sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh
yang membacanya. Allah SWT berfirman:
فاا وان حن از لح منا ٱلقحرءاان را إل خاساا ٱلظلميا يازيدح والا ل لمحؤمنيا واراحاة ء ماا هحوا ش (٨٢)السراء:
“Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi
penawar dan rahat bagi orang-orang yang beriman dan
al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang dzalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra: 82)
9) Memudahkan Masuk Surga.
يا هللاح عانهح وا كاراما هللاح واجهاهح قاالا راسحولح هللا صالى هللاح عالايه واسالما ي راضعان عال
لاهح واحارما حارااماهح أادخالاهح هللاح الانةا واشافعه ف مان ق اراأا القحرآنا فااستاظاهاراه فاحال حالابات لاهح النارح )رواه أحد و الرتمذى(عاشاراة من أاهل ب ايته كحلهحم قاد واجا
“Dari Ali ra Karamallahu wajhah ia berkata, Rasulullah
saw bersabda, barangsiapa membaca al-Qur’an dengan
menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkan-
Nya, dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya,
maka Allah swt akan memasukkannya ke dalam surga
dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada
sepuluh orang keluarga yang kesemuanya telah
diwajibkan masuk neraka. (HR. Ahmad dan at-
Tarmidzi)”
f. Adab Membaca al-Qur’an
Adab yang disyariatkan terhadap al-Qur’an, antara lain sebagai
berikut:
1) Hendaknya mushaf al-Qur’an diletakkan pada tempat-tempat
yang layak, terhormat dan suci. Bila dibawa serta dalam
perjalanan, hendaknya dipegang dengan tangan kanan dan tidak
dibawa serta kecuali ke tempat-tempat suci.
25
2) Hendaknya orang yang membaca al-Qur’an dan yang
membawanya berpakaian dengan pakaian yang sopan dan
bersih dari kotoran-kotoran atau najis.
3) Apabila ayat-ayat al-Qur’an dibacakan, maka hendaknya orang
yang mendengarkannya benar-benar memperhatikan dan tidak
berkata-kata atau ngobrol sehingga merusak kekhusyukan
suasana.
4) Hendaknya melakukan sujud tilawah bila menjumpai ayat-ayat
sajdah, baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
5) Sebaik-baik waktu membaca al-Qur’an ialah di dalam shalat
setelah membaca al-Fatihah. Adapun di luar shalat sebaik-baik
waktu membaca al-Qur’an ialah di tengah malam dan pada
bulan Ramadhan.
6) Hendaknya dicari tempat yang suci dan tenang untuk membaca
al-Qur’an.
7) Bagi yang bermaksud membaca al-Qur’an, hendaknya ia
berwudhu dahulu sebelum membacanya.
8) Hendaknya membaca al-Qur’an dengan posisi badan
menghadap ke arah kiblat, sebab membaca al-Qur’an
merupakan salah satu benuk peribadatan kepada Allah.
9) Hendaknya memelihara sikap yang sopan dan tenang serta
penuh khusyuk selama membaca ayat-ayat al-Qur’an.
10) Hendaknya membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan alunan suara
yang sebaik mungkin, sehingga syahdu kedengarannya.
11) Sebaik-baik tingkatan suara ketika membaca ayat-ayat al-
Qur’an ialah sedikit nyaring (jahr), tidak ditahan dalam hati,
tidak juga dikeluarkan dengan terlalu keras.
12) Sebaik-baik cara membaca ayat-ayat al-Qur’an ialah dengan
tartil.
26
13) Bilamana sedang membaca al-Qur’an, lalu menguap (keluar
angin dari mulut), hendaknya berhenti membaca al-Qur’an
hingga menguapnya selesai, kemudian meneruskan lagi
membacanya.
14) Sebelum membaca ayat-ayat al-Qur’an, hendaknya menetapkan
di dalam hati niat yang ikhlas lillahi.
15) Hendaknya mengawali membaca al-Qur’an dengan membaca
ta’awudz.
16) Hendaknya memlihara bacaan basmalah, bilamana hendak
membaca rangkaian ayat dari setiap awal surat kecuali surat al-
Baraah (QS. at-Taubah), sebab bacaan basmalah merupakan
satu ayat yang termasuk dalam setiap surat kecuali yang satu
itu.46
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada penelitian ini dengan
penelitian lain, penulis menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan atau memiliki
kesamaan. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan menjadi acuan penulis untuk tidak
mengangkat metodologi yang sama, sehingga diharapkan kajian ini tidak terkesan
plagiat dari kajian yang telah ada.
Berdasarkan hasil penelusuran, penulis menemukan adanya hasil penelitian
yang membahas tentang pengaruh dari kegiatan tadarus qur’an, yaitu Peranan Tadarus
Al-Qur’an dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu
Jakarta Selatan oleh Muhamad Mukri, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam
46 Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang Pertama, hal
312-319
27
(PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta (2010). Penelitian tersebut membahas tentang peran kegiatan
tadarus qur’an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan saat
berlangsungnya mata pelajaran al-Qur’an Hadits.
Penelitian lainnya yaitu Pengaruh Aktifitas Tadarus terhadap Ketenangan
Siswa Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas X dan XI Madrasah Aliyah
Nahdhatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010-2011 oleh Roni Mukarom,
mahasiswa jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga (2011). Penelitian tersebut membahas tentang pengaruh
kegiatan tadarus dalam memberikan ketenangan siswa sebelum menghadapi kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelusuran penelitian diatas, penulis menemukan perbedaan
mengenai pembahasan yang dilakukan, dimana penulis meneliti Pengaruh Kegiatan
Tadarus Pagi terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMPN 66 Jakarta.
Perbedaan dengan dua penelitian di atas antara lain:
1. Metode penelitian
2. Variable Y (pada penelitian kedua)
3. Lokasi penelitian
Dengan melihat perbedaan-perbedaan di atas, maka dapat dipastikan penelitian
yang penulis buat tidak akan terjadi kesamaan dengan penelitian-penelitan relevan
yang penulis temukan.
C. Kerangka Berfikir
Tadarus tidak hanya sekedar kegiatan membaca al-Qur’an, tapi juga mengkaji,
mempelajari, menghayati isi kandungan al-Qur’an. Sebagai umat islam yang taat,
sudah seharusnya melakukan hal yang demikian. Karena al-Qur’an adalah pedoman
28
atau pegangan hidup umat islam, selain itu banyak sekali ilmu yang terdapat pada al-
Qur’an.
Kemampuan membaca adalah kebisaan atau keprofesionalan seseorang dalam
melakukan salah satu kegiatan aktif mencari informasi yang kita dapat dalam bacaan
atau aktivitas membaca.
Dengan adanya kegiatan tadarus ini dapat membantu siswa dalam menambah
dan mengasah kemampuan membaca al-Qur’an. Namun, kegiatan tadarus yang tidak
dikelola dengan baik dapat memberikan pengaruh yang tidak sesuai dengan harapan
diadakannya kegiatan tadarus.
Dari beberapa pemikiran diatas, maka kegiatan tadarus dapat membantu siswa
dalam membaca al-Qur’an. Namun tidak akan membantu apabila tidak dikelola dengan
baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan
kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat
berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.47
Melihat hal diatas, maka penulis menarik hipotesis pada penelitian ini:
Ho : Kegiatan tadarus al-Qur’an pagi tidak berpengaruh terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta.
Ha : Kegiatan tadarus al-Qur’an pagi berpengaruh terhadap kemampuan
membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta.
47 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9, hal 55
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Agustus sampai tanggal 20
Nopember 2017. Bertempat di SMPN 66 Jakarta yang beralamatkan di jalan Masjid
an-Nur kelurahan Grogol Selatan kecamatan Kebayoran Lama kota Jakarta Selatan
propinsi DKI Jakarta.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.2
Di dalam penelitian koefisien korelasi menerangkan sejauh mana dua atau
lebih variabel berkorelasi, sedangkan dalam penelitian generalisasi hipotesis koefisien
korelasi menunjukkan tingkat signifikansi terbukti tidaknya hipotesis.3
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
Cet ke-18, hal 8 2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9, hal 247 3 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hal 248
30
C. Populasi dan Sampel
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang
dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.4 Populasi pada penelitian ini
adalah siswa-siswi SMPN 66 Jakarta yang berjumlah 530 siswa.
Sampel sering juga disebut contoh, yaitu himpunan bagian (subset) dari
suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang
benar tentang populasi.5 Penarikan sampel dari populasi yang berjumlah 500 adalah
sebesar 10%, 15%, atau 20% dari jumlah populasi yang ada. Sampel pada penelitian
ini adalah 6 orang siswa dari masing-masing kelas. Di SMPN 66 Jakarta terdapat 3
angkatan, tiap-tiap angkatan ada 5 kelas. Sehingga jumlah sampel sebanyak 90 orang
siswa. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Proportionate
Stratified Random Sampling atau pengambilan acak berdasarkan lapisan.
D. Variabel Penelitian
Variabel ialah sesuatu yang dinilainya bervariasi, berubah menurut waktu
yang mengetahui perubahan (change) atau berbeda menurut tempat untuk mengetahui
perbedaan (difference). Nilai karakteristik suatu elemen merupakan variabel, diberi
simbol huruf X atau huruf LATIN lainnya.6
Variabel pada penelitian ini antara lain:
1. Kegiatan Tadarus Pagi sebagai variabel independent yang disimbolkan
dengan huruf X (variabel X)
2. Kemampuan baca al-Qur’an sebagai variabel dependent yang
disimbolkan dengan huruf Y (variabel Y)
4 W Gulö, Metodologi Penelitian, (Jakartra: Grasindo, 2010), hal 76 5 W Gulö, Metodologi Penelitian, hal 78 6 Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun
Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal 56
31
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk
keperluaan penilitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan.7 Adapun dalam pengumpulan data tersebut
diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan
benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Teknik yang digunakan pada penelitian ini dalam mengumpulkan data-data
berupa:
1. Angket (kuesioner)
Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang (responden), dan dijawab juga secara tertulis.8 Metode
angket yang penulis lakukan adalah dengan mengajukan beberapa point
pertanyaan ke sejumlah responden penelitian yang terkait dengan materi.
Bentuk angket ini mengandung 20 butir item pertanyaan. Setiap butir
pertanyaan memiliki 4 alternatif jawaban, yaitu untuk jawaban selalu = 4,
sering = 3, kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung
dan pencatatan sistematika terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki di
SMPN 66 Jakarta. Observasi ini dilakukan untuk mencari data valid yang
hendak diteliti di lokasi penelitian dengan mengamati keadaan lingkungan
sekolah.
3. Dokumentasi
7 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hal 174 8 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hal 101
32
Dokumentasi adalah data yang diperoleh dari arsip sekolah mengenai
berdirinya sekolah ini, jumlah guru, siswa, karyawan, struktur organisasi,
dan fasilitas sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu bagi peneliti di dalam mengumpulkan data.9
Dengan instrumen inilah data penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut
diolah dan dianalisis untuk kemudian disimpulkan.
1. Instrumen Kegiatan Tadarus Pagi
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kegiatan tadarus pagi adalah
angket. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menanyakan tentang
respon siswa terhadap kegiatan tadarus pagi SMPN 66 Jakarta. Sebaran
butir instrumen kegiatan tadarus pagi berjumlah 20 pertanyaan, dan opsi
jawaban yang diajukan sebanyak 4 opsi.
2. Instrumen Kemampuan Baca al-Qur’an
Instrumen kemampuan baca al-qur’an yang digunakan pada penelitian ini
adalah hasil tes kompetensi qiraat (membaca) al-qur’an siswa-siswi yang
menjadi sampel secara individu.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Angket
Indikator No. Butir
Soal
Jumlah
Item
1. Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus
pagi. 1 1
2. Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus
pagi. 2 1
9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hal 101
33
3. Aktifitas pembimbing dalam kegiatan
tadarus pagi. 3 1
4. Manfaat kegiatan tadarus pagi. 4 1
5. Waktu kegiatan tadarus pagi. 5 1
6. Sikap siswa mengikuti tadarus pagi. 6 1
7. Minat siswa mengikuti tadarus pagi. 7 1
8. Kemampuan siswa tentang al-Qur’an 8-10 3
9. Pengamalan kaidah bacaan 11 1
10. Motivasi siswa setelah mengikuti kegiatan
tadarus pagi. 12 1
11. Keterkaitan materi tadarus dengan mata
pelajaran PAI 13 1
12. Kapasitas materi tadarus yang diberikan 14 1
13. Metode yang dipakai pembimbing dalam
kegiatan tadarus 15 1
14. Kompetensi pembimbing kegiatan tadarus 16 1
15. Kegiatan tadarus melatih bacaan al-Qur’an 17 1
16. Progres setelah mengikuti kegiatan tadarus 18 1
17. Rutinitas siswa di rumah. 19 1
18. Motivasi orang tua. 20 1
JUMLAH 20
Tabel 3.2
Indikator Penilaian Tes Membaca al-Qur’an Siswa
No. Indikator Penilaian Bobot Nilai
1 Adab selama membaca al-Qur’an 20
34
2 Kelancaran siswa dalam membaca al-Qur’an 20
3 Ketepatan makharijul huruf 20
4 Penguasaan Tajwid 20
5 Artikulasi bacaan 20
JUMLAH 100
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Editing/pemeriksaan
Hal ini dilakukan setelah semua data terkumpul melalui angket atau
kuisioner atau instrumen lainnya. Langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah memeriksa kembali semua kuisioner tersebut satu persatu. Hal
tersebut dilakukan dengan maksud mengoreksi apakah setiap kuisioner
telah terisi sesuai petunjuk.
2. Scoring
Pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket
atau kuisioner, dengan memperhatikan jenis data yang ada sehingga tidak
terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi skor.
3. Tabulasi data.
Perhitungan terhadap skor yang telah ada. Tabulasi ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dalam setiap item yang dikemukakan.10
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
1992), hal 278
35
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dimaksudkan
untuk melihat konsistensi alat ukur. Sehingga menunjukkan objek
sebenarnya yang akan diatur.
Perhitungan validitas dapat menggunakan rumus korelasi product
moment berikut ini:
𝑟𝑥𝑦 =N.∑XY − (∑X). (∑Y)
√[N∑X2 − (∑X)2] . [N∑Y2 − (∑Y)2]
Keterangan:
rxy = Angka Indeks Korelasi
N = Number of Cases
ƩXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ƩX = Jumlah keseluruhan skor X
ƩY = Jumlah keseluruhan skor Y
Hasil uji validitas tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel =
0,207 (pada taraf signifikan 5% dan n=90) dengan keputusan:
Jika r hitung > r tabel maka dinyatakan valid
Jka r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid
b. Uji Relabilitas
Reliabilitas menujukkan sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap
konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
keajegan atau konsistensi alat ukur. Uji reliabilitas dilakukan hanya
pada item instrumen yang valid saja dengan menggunakan rumus alpha
sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) . (1 −
∑𝑆𝑖
𝑆𝑡)
36
Keterangan:
r11 = nilai reliabilitas
ƩSi = jumlah varians skor tiap-tiap item
Si = varians total
k = jumlah item
Reliabilitas kurang dari 0,6 kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima,
dan diatas 0,8 adalah baik.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang beristribusii normal.11 Data yang baik adalah
data yang berdistribusi normal.
Uji normalitas data dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogrov-
Smirnov Test dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5%
atau 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama12. Uji homogenitas yang dilakukan menggunakan
uji homogenitas dengan varians terbesar dibanding varians terkecil.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini
11 Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun
Skripsi, Tesis dan Disertasi, hal 152 12 Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk Menyusun
Skripsi, Tesis dan Disertasi, hal 155
37
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi. Dua variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang linier apabila signifikansi
linierity lebih dari 0,05
3. Uji Koefisien Korelasi. Analisis korelasi menyatakan derajat keeratan
hubungan antar variabel.13 Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X
dengan variabel Y dan juga mengetahui apakah hubungan kedua variabel
tersebut termasuk hubungan yang erat, cukup, lemah, maka penulis
menggunakan rumus “r” Product Moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =N.∑XY − (∑X). (∑Y)
√[N∑X2 − (∑X)2] . [N∑Y2 − (∑Y)2]
Keterangan:
rxy = Angka Indeks Korelasi
N = Number of Cases
ƩXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ƩX = Jumlah keseluruhan skor X
ƩY = Jumlah keseluruhan skor Y
Dan sebelumnya, penulis terlebih dahulu membuat tabel perhitungan
sebanyak 6 kolom sebagai berikut:
Kolom 1 = Subjek Penelitian
Kolom 2 = Skor Variabel X
Kolom 3 = Skor Variabel Y
Kolom 4 = Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X
Kolom 5 = Hasil Pengkuadratan Skor Variabel Y
Kolom 6 = Hasil Perkalian antara skor variabel X dengan variabel Y
13 Cornelius Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2010), hal 129
38
Tabel 3.3
Tabel Angka Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product
Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi akan
tetapi sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap
tidak ada korelasi antara variabel X dan Y
0,21 – 0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
0,41 – 0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup
0,71 – 0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi
0,91 – 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi
Kemudian memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai
moment dengan rumus:
Df = N-nr
Df = Degrees of freedom
N = Number of Casses
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
39
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan koefisien korelasi “r” product
moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi 1%
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan atau tidak.
Adapun untuk mengetahui besarnya kontribusi yang ditimbulkan dari
variabel X terhadap Y digunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
KD = r2x100%
KD = Koefisien Determinasi
r = nilai koefisien product moment
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji korelasi antara variabel X (kegiatan
tadarus) dan Y (kemampuan baca). Apakah terdapat pengaruh atau tidak.
Kriterianya adalah jika r hitung > r tabel maka variabel X memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y atau Ho ditolak dan Hi
diterima, dan jika r hitung < r tabel maka variabel X tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y atau Ho diterima dan Hi
ditolak.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik mempunyai arti hipotesis yang pengujiannya dilakukan
dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Pengujian hipotesis statistik selalu
dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Hi).14 Hipotesis
statistik pada penelitian ini adalah:
14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (UIN
Jakarta, 2015), hal 77
40
Ho : β = 0
Ha : β ≠ 0
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 66 Jakarta
1. Profil SMPN 66 Jakarta
Nama sekolah : SMP Negeri 66 Jakarta
Nomor induk sekolah : 2000040
Nomor statistik sekolah : 2010 1630 5086
Nomor pokok sekolah nasional : 2010 2491
Alamat sekolah : Jl. Masjid an-Nur III
Kelurahan : Grogol Selatan
Kecamatan : Kebayoran Lama
Kota Administratif : Jakarta Selatan
Propinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 12220
No. Telepon/Faks : 021-7262921/021-7262921
Akreditasi sekolah : A
Tahun berdiri : 30 Mei 1965
2. Guru dan Tenaga Kependidikan
Nama-nama Guru yang ada di SMPN 66 Jakarta
1) Hj. Ade Sukaenah, S.Pd, MM : Kepala Sekolah
2) Trie Ariani, S.Pd : Wakil Kepala Sekolah
3) Sumardowo Cyriakus, S.Pd, MM : Guru Madya
4) Emilia Rusdartin, S.Pd : Guru Madya
5) Zulyetni Syawir, A.Md.Pd : Guru Madya
6) H. Arman Achmad, S.Pd : Guru Madya
42
7) Diah Nur Pancawati, S.Pd : Guru Madya
8) Roro Widuri, S.Pd : Guru Madya
9) Drs. Iman Firmansyah : Guru Madya
10) Matalih, S.Pd : Guru Madya
11) Asep Saripudin, S.Pd : Guru Muda
12) Siti Rohmah, S.Ag : Guru Muda
13) Dra. Farianis : Guru Pertama
14) Suwarti, S.Pd : Guru Pertama
15) Yulia, S.Pd : Guru Pertama
16) Kumodjoyo, S.Pd : Guru Pertama
17) Nanik Pujihastuti, S.Pd : Guru Pertama
18) Lukluk Khasanah, S.Pd : Guru Pertama
19) Slamet Riyadi, A.Md.Pd : Guru
20) Nurjanah, S.Pd : Guru
21) Dra. Junimar : Guru Honorer
22) Nina Sukesti, S.Pd : Guru Honorer
23) Fathurrahmah, S.Pd : Guru Honorer
24) Haryati, S.Pd : Guru Honorer
25) Nurdiana, S.Pd.I : Guru Honorer
26) Eko Budi Santoso, S.Pd : Guru Honorer
Nama-nama Tenaga Kependidikan SMPN 66 Jakarta
1) Perdiaman Purba : Ka Subbag TU
2) Supriyati : Staf Tata Usaha
3) Sulisman : Staf Tata Usaha
4) M. Ilham SR, A.Md : Staf Tata Usaha
5) Suwarni : Staf Tata Usaha
6) Nur Azizah : Staf Tata Usaha
7) Margo Budi Santoso : Staf Tata Usaha
43
8) Efriyandi : Staf Tata Usaha
9) Mugiyono : Staf Perpustakaan
10) Effendi : Satpam
11) Subur : Pelaksana
12) Nanang Kunang : Pelaksana
13) Udin Wahyudin : Pelaksana
14) Wiyono : Pelaksana
15) Nur Husin : Satpam
3. Siswa
Jumlah siswa yang ada di SMPN 66 Jakarta sebanyak 530 siswa, yang dibagi
dalam 3 angkatan.
a. Angkatan kelas 7 dibagi dalam 5 rombel
1) Kelas 7-1 berjumlah 36 siswa, 18 laki-laki dan 18 perempuan
2) Kelas 7-2 berjumlah 36 siswa, 18 laki-laki dan 18 perempuan
3) Kelas 7-3 berjumlah 36 siswa, 19 laki-laki dan 17 perempuan
4) Kelas 7-4 berjumlah 36 siswa, 18 laki-laki dan 18 perempuan
5) Kelas 7-5 berjumlah 36 siswa, 18 laki-laki dan 18 perempuan
b. Angkatan kelas 8 dibagi dalam 5 rombel
1) Kelas 8-1 berjumlah 35 siswa, 9 laki-laki dan 27 perempuan
2) Kelas 8-2 berjumlah 36 siswa, 16 laki-laki dan 20 perempuan
3) Kelas 8-3 berjumlah 36 siswa, 13 laki-laki dan 23 perempuan
4) Kelas 8-4 berjumlah 35 siswa, 16 laki-laki dan 19 perempuan
5) Kelas 8-5 berjumlah 36 siswa, 23 laki-laki dan 13 perempuan
c. Angkatan kelas 9 dibagi dalam 5 rombel.
1) Kelas 9-1 berjumlah 35 siswa, 8 laki-laki dan 27 perempuan
44
2) Kelas 9-2 berjumlah 35 siswa, 21 laki-laki dan 14 perempuan
3) Kelas 9-3 berjumlah 34 siswa, 22 laki-laki dan 12 perempuan
4) Kelas 9-4 berjumlah 34 siswa, 19 laki-laki dan 15 perempuan
5) Kelas 9-5 berjumlah 34 siswa, 16 laki-laki dan 18 perempuan
B. Kegiatan Tadarus Pagi di SMPN 66 Jakarta1
Sebagai salah satu sekolah negeri di Jakarta yang mayoritas muridnya
pemeluk agama islam, kegiatan tadarus sangat diperlukan bagi mereka. Terlebih agar
lisan mereka senantiasa dihiasi dengan bacaan al-Qur’an, hari mereka diawali dengan
membaca al-qur’an, dan harapan agar hari-hari mereka diberkahi dan dirahmati oleh
Allah SWT.
Kegiatan Tadarus di SMPN 66 Jakarta berlangsung setiap hari selasa, kamis,
dan jum’at. Dilaksanakan pagi hari sebelum siswa memulai Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Kegiatan tersebut diikuti oleh semua civitas akademika SMPN 66 Jakarta yang
beragama islam, mulai dari guru-guru, karyawan, hingga siswa-siswi. Kegiatan
tersebut dilaksanakan di lapangan serba guna depan sekolah.
Kegiatan tadarus ini diawali dengan pembacaan asmaul husna yang dipimpin
oleh siswa-siswi perwakilan dari salah satu kelas yang digilir. Setelah itu tadarus qur’an
dimulai. Tadarus dipimpin oleh seorang guru pria di depan, guru tersebut membaca
terlebih dahulu kemudian diikuti oleh semua peserta tadarus. Kurang lebih satu ‘ain
yang dibaca oleh peserta tadarus. Setelah itu, guru perempuan membacakan arti (ع)
atau terjemahnya, dan peserta yang lain mendengarkan. Setelah selesai dibacakan,
pengarahan atau bimbingan dari guru atau kepala sekolah sekitar beberapa menit.
Setelah itu doa bersama sebelum belajar.
Kegiatan tadi berlangsung pada hari selasa dan kamis. Sedangkan hari
jum’at sama dengan diatas hingga pada bagian tadarus inti. Setelah itu dilanjut dengan
1 Berdasarkan hasil penelusuran atau observasi penulis di sekolah tersebut (SMPN 66 Jakarta)
45
tadarus yang dibacakan oleh salah satu siswa (tanpa diikuti oleh peserta lain),
terjemahnya, dan tausiyah agama. Ketiganya dilakukan oleh orang yang berbeda dan
digilir tiap kelas. Kemudian guru menambahkan atau menerangkan (apabila ada yang
kurang jelas) dari tausiyah yang disampaikan oleh siswa tadi. Kemudian kegiatan
diakhiri dengan membaca doa sebelum siswa-siswi memasuki kelas masing-masing.
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian menggunakan aplikasi Statistical
Package for Social Science yang selanjutnya disebut SPSS. Instrumen
yang diuji validitas dan juga reliabilitas pada penelitian ini hanya
Variabel X (kegiatan tadarus) karena menggunakan instrumen non tes
(angket) sedangkan variabel Y (kemampuan membaca al-Qur’an) tidak
perlu karena menggunakan tes praktek membaca al-Qur’an.
Uji validitas terhadap instrumen pada penelitian ini menghasilkan
item valid dan tidak valid dengan kriteria apabila r hitung lebih besar
dari pada r tabel (r tabel pada penelitian ini 0,207 pada taraf signifikan
5% dan n=90) maka item tersebut valid, sebaliknya jika r hitung lebih
kecil dari pada r tabel maka item tersebut idak valid. Berikut daftar item
valid dan tidak valid pada uji instrumen.
Tabel 4.1
Hasil uji Validitas Instrumen Variabel X (Kegiatan Tadarus)
Nomor butir soal r hitung r tabel keterangan
1 0,461 0,207 Valid
2 0,614 0,207 Valid
3 0,487 0,207 Valid
4 0,478 0,207 Valid
5 0,144 0,207 Tidak valid
46
6 0,592 0,207 Valid
7 0,491 0,207 Valid
8 0,282 0,207 Valid
9 0,511 0,207 Valid
10 0,384 0,207 Valid
11 0,384 0,207 Valid
12 0,596 0,207 Valid
13 0,240 0,207 Valid
14 0,484 0,207 Valid
15 0,564 0,207 Valid
16 0,469 0,207 Valid
17 0,521 0,207 Valid
18 0,418 0,207 Valid
19 0,355 0,207 Valid
20 0,376 0,207 Valid
Dengan bedasarkan pada tabel diatas maka hanya 1 butir yang tidak
valid, yakni butir soal 5. Sedangkan 19 butir soal lainnya dinyatakan
valid. Selanjutnya 19 butir soal yang valid ini akan diuji relibilitasnya.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau
konsistensi alat ukur. Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS. Kriteria pada
pengujian ini apabila hasil perhitungannya lebih dari 0,6 maka
dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan tergambarkan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.2
Hasil uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,789 19
47
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai alpha atau hasil perhitungan
uji reliabilitas sebesar 0,789. Dan hasil tersebut lebih dari 0,6. Maka
instrumen kegitan tadarus pada penelitian ini dinyatakan reliabel atau
dapat diterima kepercayaannya.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data
pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini
akan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Hasil uji
normalitas yang menggunakan aplikasi SPSS tersaji dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3
Hasil uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 4,79368844
Most Extreme Differences Absolute ,069
Positive ,069
Negative -,053
Test Statistic ,069
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
48
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
(Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,200. Karena hasil uji normalitas lebih
besar 5% atau 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Dengan
demikian dapat dilanjutkan kepada uji analisis berikutnya.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varian populasi data
apakah antara dua kelompok data memiliki varian sama atau berbeda.
Varian kelompok data dinyatakan tidak homogen apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan dinyatakan homogen apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05.
Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas yang menggunakan
aplikasi SPSS:
Tabel 4.4
Hasil uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,790 16 67 ,051
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah 0,051,
dan nilai tersebut lebih besar dari pada 0,05 (0,051 > 0,05). Maka dapat
disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berifat homogen. Dengan
demikian data dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke uji analisi
berikutnya.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Hasil uji
49
linieritas dapat dilihat pada Deviation from Linearity. Apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka terdapat hubungan yang linier
antara dua variabel, sebaliknya jika signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka tidak terdapat hubungan yang linier antara dua variabel. Hasil
perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kemampuan *
Kegiatan
Tadarus
Between
Groups
(Combined) 713,338 22 32,424 1,478 ,113
Linearity 137,818 1 137,818 6,283 ,015
Deviation
from
Linearity
575,520 21 27,406 1,249 ,242
Within Groups 1469,651 67 21,935
Total 2182,989 89
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa signifikansi pada Deviation from
Linearity sebesar 0,242 dan lebih besar dari pada 0,05 (0,242 > 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara dua variabel pada penelitian
ini memiliki hubungan yang linier. Dikarenakan semua uji prasyarat
analisis terpenuhi, maka dapat dilanjutkan kepada uji analisis data dan
uji hipotesis.
3. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan kuatnya suatu variabel terhadap variabel yang lain. Adapun uji
koefisien korelasi menggunakan product moment pearson adalah sebagai
berikut:
50
Tabel 4.6
Hasil skor angket dan tes
No.
Skor angket kegiatan
tadarus
(Variabel X)
Skor tes kemampuan
membaca al-Qur’an
(Variabel Y)
1 64 74
2 67 77
3 62 73
4 64 75
5 64 71
6 61 74
7 59 72
8 60 75
9 65 70
10 62 70
11 66 76
12 61 80
13 64 77
14 74 90
15 57 84
16 52 69
17 55 75
18 67 75
19 63 72
20 63 74
21 69 71
22 65 81
23 59 75
24 65 90
25 63 81
26 63 73
27 52 77
28 62 76
29 60 72
51
30 68 80
31 65 72
32 65 85
33 59 76
34 60 60
35 64 84
36 66 70
37 61 83
38 59 73
39 58 71
40 63 80
41 56 76
42 60 82
43 64 74
44 56 75
45 57 76
46 56 80
47 55 77
48 62 73
49 50 74
50 53 71
51 62 70
52 67 70
53 67 74
54 59 75
55 57 77
56 66 75
57 60 71
58 56 82
59 56 76
60 56 77
61 61 80
62 65 74
63 54 76
64 59 71
65 61 76
66 41 64
67 64 71
52
68 54 73
69 54 77
70 61 72
71 71 74
72 55 74
73 63 76
74 62 80
75 62 76
76 56 80
77 58 74
78 64 80
79 65 86
80 56 76
81 60 82
82 66 85
83 50 77
84 60 75
85 50 73
86 56 72
87 51 76
88 60 73
89 69 77
90 63 83
Tabel 4.7
Perhitungan Hasil Penelitian
No Resp X Y X² Y² XY
1 64 74 4096 5476 4736
2 67 77 4489 5929 5159
3 62 73 3844 5329 4526
4 64 75 4096 5625 4800
5 64 71 4096 5041 4544
6 61 74 3721 5476 4514
7 59 72 3481 5184 4248
8 60 75 3600 5625 4500
9 65 70 4225 4900 4550
53
10 62 70 3844 4900 4340
11 66 76 4356 5776 5016
12 61 80 3721 6400 4880
13 64 77 4096 5929 4928
14 74 90 5476 8100 6660
15 57 84 3249 7056 4788
16 52 69 2704 4761 3588
17 55 75 3025 5625 4125
18 67 75 4489 5625 5025
19 63 72 3969 5184 4536
20 63 74 3969 5476 4662
21 69 71 4761 5041 4899
22 65 81 4225 6561 5265
23 59 75 3481 5625 4425
24 65 90 4225 8100 5850
25 63 81 3969 6561 5103
26 63 73 3969 5329 4599
27 52 77 2704 5929 4004
28 62 76 3844 5776 4712
29 60 72 3600 5184 4320
30 68 80 4624 6400 5440
31 65 72 4225 5184 4680
32 65 85 4225 7225 5525
33 59 76 3481 5776 4484
34 60 60 3600 3600 3600
35 64 84 4096 7056 5376
36 66 70 4356 4900 4620
37 61 83 3721 6889 5063
38 59 73 3481 5329 4307
39 58 71 3364 5041 4118
40 63 80 3969 6400 5040
41 56 76 3136 5776 4256
42 60 82 3600 6724 4920
43 64 74 4096 5476 4736
44 56 75 3136 5625 4200
45 57 76 3249 5776 4332
46 56 80 3136 6400 4480
47 55 77 3025 5929 4235
54
48 62 73 3844 5329 4526
49 50 74 2500 5476 3700
50 53 71 2809 5041 3763
51 62 70 3844 4900 4340
52 67 70 4489 4900 4690
53 67 74 4489 5476 4958
54 59 75 3481 5625 4425
55 57 77 3249 5929 4389
56 66 75 4356 5625 4950
57 60 71 3600 5041 4260
58 56 82 3136 6724 4592
59 56 76 3136 5776 4256
60 56 77 3136 5929 4312
61 61 80 3721 6400 4880
62 65 74 4225 5476 4810
63 54 76 2916 5776 4104
64 59 71 3481 5041 4189
65 61 76 3721 5776 4636
66 41 64 1681 4096 2624
67 64 71 4096 5041 4544
68 54 73 2916 5329 3942
69 54 77 2916 5929 4158
70 61 72 3721 5184 4392
71 71 74 5041 5476 5254
72 55 74 3025 5476 4070
73 63 76 3969 5776 4788
74 62 80 3844 6400 4960
75 62 76 3844 5776 4712
76 56 80 3136 6400 4480
77 58 74 3364 5476 4292
78 64 80 4096 6400 5120
79 65 86 4225 7396 5590
80 56 76 3136 5776 4256
81 60 82 3600 6724 4920
82 66 85 4356 7225 5610
83 50 77 2500 5929 3850
84 60 75 3600 5625 4500
85 50 73 2500 5329 3650
55
86 56 72 3136 5184 4032
87 51 76 2601 5776 3876
88 60 73 3600 5329 4380
89 69 77 4761 5929 5313
90 63 83 3969 6889 5229
Ʃ 5442 6821 331610 519139 413036
𝑟𝑥𝑦 =N. ∑ XY − (∑ X). (∑ Y)
√[N(∑ X2) − (∑ X)2] . [N(∑ Y2) − (∑ Y)2]
𝑟𝑥𝑦 =90.413036 − (5442). (6821)
√[90(331610) − (5442)^2. [90(519139) − (6821)^2
𝑟𝑥𝑦 =37173240 − 37119882
√(29844900 − 29615364). (46722510 − 46526041)
𝑟𝑥𝑦 =53358
√229536.196469
𝑟𝑥𝑦 =53358
√45096708384
𝑟𝑥𝑦 =53358
212359,8558
𝑟𝑥𝑦 = 0,251
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi didapat korelasi antara
variabel X (kegiatan tadarus) dengan variabel Y (kemapuan membaca)
sebesar 0,251. Jika disesuaikan dengan tabel angka indeks korelasi product
moment maka angka korelasi berada pada rentang 0,21 - 0,40, hal tersebut
menunjukkan kedua variabel terdapat hubungan dengan interpretasi rendah
atau lemah.
Adapun untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X
terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
KD = r2 x 100%
56
KD = 0,2512 x 100%
KD = 0,063001 x 100%
KD = 6,3%
Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa presentase
kontribusi variabel kegiatan tadarus terhadap variabel kemampuan
membaca al-Qur’an siswa sebesar 6,3% atau variasi variabel independent
yang digunakan dalam model (kegiatan tadarus) mampu menjelaskan
sebesar 6,3% variasi variabel dependent (kemampuan membaca al-Qur’an
siswa). Sedangkan sisanya sebesar 93,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penellitian ini.
4. Uji Hipotesis
Melalui nilai r tabel product moment, diinterpretasikan pada taraf
signifikansi 5 % sebesar 0,207. Kriteria pengujian yaitu:
Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika r hitung < r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dengan membandingkan besarnya rxy atau r hitung dengan r tabel maka
dapat diinterpretasikan bahwa r hitung > r tabel (0,251 > 0,207) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
tadarus al-Qur’an memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta.
D. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan pada pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya,
diperoleh hasil Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian kegiatan tadarus al-
Qur’an memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca al-
Qur’an siswa dalam taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Nilai korelasi yang diperoleh pada uji koefisien korelasi sebesar 0,251 yang
jika kita interpretasikan pada tabel angka indeks korelasi maka diketahui bahwa kedua
57
variabel pada penelitian ini terdapat hubungan namun berada pada level rendah atau
lemah.
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh pada pengujian penelitian ini
sebesar 0,063 atau 6,3%. Artinya sumbangan atau kontribusi yang diberikan variabel
independent (kegiatan tadarus) kepada variabel dependent (kemampuan baca al-
Qur’an) sebesar 6,3%, sedangkan sisanya sebesar 93,7% diberikan atau dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak disebutkan atau dibahas pada penelitian ini.
Bila melihat hasil uji hipotesis dan disesuaikan dengan yang terjadi di
lapangan, maka akan mendapat kesesuaian. Kegiatan tadarus yang dipimpin oleh
seorang guru laki-laki yang memiliki kemampuan lebih dalam membaca al-Qur’an
dapat membantu siswa dalam mempelajari cara membaca al-Qur’an yang baik dan
benar. Terlebih bagi siswa lulusan SD umum yang minim mata pelajaran agama Islam.
Namun, karena jumlah siswa yang banyak dan cara siswa dalam menangkap
apa yang telah diarahkan oleh guru pembimbing itu berbeda-beda mengakibatkan
perbedaan siswa dalam menguasai apa yang diajarkan guru pembimbing. Ada siswa
yang mampu membaca al-Qur’an sesuai dengan apa yang diarahkan, ada pula yang
tidak mampu. Itulah sebabnya angka koefisien determinasi hanya sebesar 6,3%.
Perkara perbedaan siswa dalam menangkap apa yang telah diarahkan guru
pembimbing dalam kegiatan tadarus berkaitan dengan masalah yang penulis utarakan
pada subbab latar belakang masalah. Siswa masih banyak yang belum sadar diri dalam
mengikuti kegiatan tadarus ini, dan ketika kegiatan berlangsung masih ada siswa yang
mengobrol atau bercanda dengan teman sebelahnya. Hal itulah yang menyebabkan
beberapa siswa tidak fokus dengan apa yang disampaikan oleh guru pembimbing di
depan. Sesuai dengan hasil perhitungan korelasi yang berada pada angka 0,25 yang
menunjukkan pengaruhnya ada dan signifikan namun masih dalam level rendah atau
lemah.
58
E. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menyadari terdapat berbagai batasan-batasan
yang membuat penelitian ini kurang sempurna. Batasan-batasan tersebut antara lain:
1. Kurangnya referensi yang membahas tentang tadarus sehingga hanya
beberapa yang dapat penulis muat dalam penelitian ini.
2. Responden yang terpilih belum keseluruhan, hanya mewakilkan saja,
walaupun secara teori metodologi penilitian sudah sah namun belum bisa
menggambarkan secara keseluruhan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan tadarus di SMPN 66 Jakarta berlangsung tiap hari selasa, kamis,
dan jum’at. Kegiatan tersebut dilaksanakan pagi hari dan berlokasi di
lapangan serbaguna depan sekolah. Kegiatan tadarus diawali dengan
pembacaan asmaul husna bersama-sama yang dipimpin oleh beberapa
siswa perwakilan kelas yang digilir setiap waktunya. Dilanjut kegiatan
tadarus inti yang dibimbing oleh seorang guru laki-laki kemudian diikuti
oleh peserta tadarus. Setelah itu guru perempuan membaca terjemahannya
dan peserta lainnya mendengarkan. Jika di hari jum’at, kegiatan tadarus
ditambah dengan penampilan satu kelas bergilir 3 siswa terdiri pembaca
kalam Ilahi, sari tilawah, dan pemberi tausiyah yang berlangsung setelah
kegiatan tadarus inti selesai.
2. Dari hasil uji hipotesis diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya
kegiatan tadarus al-Qur’an berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-
Qur’an siswa SMPN 66 Jakarta dengan nilai r hitung koefisien korelasi
sebesar 0,251 yang jika diinterpretasikan dalam angka tabel product
moment kedua variabel berpengaruh namun pada level rendah atau lemah.
Dan kontribusi yang diberikan kegiatan tadarus terhadap kemampuan
membaca al-Qur’an adalah sebesar 6,3%, sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimuat pada penelitian ini.
B. Implikasi
Secara keseluruhan, kegiatan tadarus yang dilakukan di SMPN 66 Jakarta
memberikan nilai yang baik secara nilai religius karena membantu siswa-siswi dalam
melatih dan menambah pengetahuan mereka dalam membaca al-Qur’an dan
60
mempelajari arti atau isi kandungan yang dibacanya. Khususnya bagi siswa-siswi
lulusan SD umum, dan seluruh siswa-siswi pada umumnya.
Namun ketika melihat pelaksaaannya, siswa-siswi masih ada yang tidak
serius dalam mengikuti kegiatan ini. Seharusnya mereka itu memahami nilai plus dari
diadakannya kegitan tadarus ini. Guru-guru lain pun turut andil dalam mengawasi
siswa-siswinya agar serius dalam mengikuti kegiatan tadarus ini. Sehingga kegiatan
tadarus akan kondusif dan memberikan nilai lebih tidak hanya sekedar 6,3% dalam
menambah dan melatih kemampuan membaca al-Qur’an siswa.
C. Saran
Saran dari penulis antara lain:
1. Siswa
Kepada siswa-siswi peserta tadarus seluruhnya untuk lebih khusyuk lagi
dalam mengikuti kegiatan ini karena selain menambah ilmu membaca
al-Qur’an kegiatan ini juga bisa mendatangkan rahmat dan keberkahan
dari Allah SWT untuk siswa-siswi peserta tadarus.
2. Guru
Untuk dewan guru SMPN 66 Jakarta lebih andil lagi dalam mengawasi
anak didiknya ketika kegiatan tadarus. Agar mereka bisa merasakan
manfaat dari pelaksanaan kegiatan tadarus ini.
3. Sekolah
Waktu pelaksanaan kegiatan tadarus ini ditambah lagi, mengingat
kegitan ini sangart berguna bagi siswa-siswi dan seluruh civitas
akademika SMPN 66 Jakarta. Materi yang diberikan ditambah. Dan
diadakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan tadarus ini, dan
berhubungan dengan pengaplikasian output dari kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-9,
2007.
--------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
1992.
Attaki, Hanan. Meditasi al-Qur’an: Sebuah Terapi Pemekaran Jiwa untuk
Merasakan Pesona al-Qur’an melalui Teknologi Sunnah. Bandung:
Attaqie, 2008.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III.
Jakarta: Balai Pustaka, Cet. ke-2, 2002.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-4, 2012.
Faridl, Miftah., dan Syihabudin, Agus. Al-Qur’an Sumber Hukum Islam yang
Pertama. Bandung: Pustaka, 1989.
Gulö, W. Metodologi Penelitian. Jakartra: Grasindo, 2010.
http://www.onedayonejuz.org/page/detail/sejarah
http://www.beritasatu.com/megapolitan/465297-ribuan-pemuda-ibukota-antusias-
ikuti-gerakan-membaca-kitab-suci.html
http://www.muxika.info/2016/03/pembentukan-karakter-gemar-membaca-
al.html?m=1
Ma’luf, Fr., dan Tottel, Fr Bernard. al-Munjid fil-Lughati wal-‘Ilmi. Lebanon: Darul
Masyriq, 2000.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Munir, Ahmad., dan Sudarsono. Ilmu Tajwid dan Seni Baca al-Qur’an. Jakarta:
Rineka Cipta, 1994.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Nizhan, Abu. Buku Pintar Al-Qur’an. Jakarta: Qultum Media, 2008.
Qardhawi, Yusuf. Berinteraksi dengan al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press,
1999.
al-Qaththan, Manna. Mabahits fi Ulumil Qur’an. tt.p.: Mansyurat al-‘Ashri al-
Hadits, Cet. ke-3, 1990.
Shihab, Quraish. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan, 1999.
Shodiq, Muhammad. Wawancara Khusus Guru Tadarus al-Qur’an kelas XII.
Cinere Oktober 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
Cet. ke-18, 2013.
Supranto., dan Limakrisna, Nandan. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah untuk
Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Syarbini, Amirulloh., dan Jamhari, Sumantri. Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an.
Bandung: Ruang Kota, 2012.
Syarifuddin, Ahmad. Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai al-Qur’an.
Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Tarigan. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa,
Cet. ke-3, 1985.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
UIN Jakarta. 2015.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. tt.p.: Gitamedia Press, t.t.
Trihendradi, Cornelius. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Andi Offset, 2010.
Ulfah, Maria. Seni Baca al-Qur’an dan Keistimewaanya. Jurnal Kordinat. Vol. 8,
2007.
Wiryodijoyo. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: P2LPTK,
1989.
Zawawie, Mukhlisoh. P-M3 Al-Qur’an Pedoman Membaca, Mendengar, dan
Menghafal Al-Qur’an. Solo: Tinta Medina, 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET
Indikator No. Butir
Soal
Jumlah
Item
1. Pendapat siswa tentang kegiatan tadarus
pagi. 1 1
2. Perasaan siswa mengikuti kegiatan tadarus
pagi. 2 1
3. Aktifitas pembimbing dalam kegiatan
tadarus pagi. 3 1
4. Manfaat kegiatan tadarus pagi. 4 1
5. Waktu kegiatan tadarus pagi. 5 1
6. Sikap siswa mengikuti tadarus pagi. 6 1
7. Minat siswa mengikuti tadarus pagi. 7 1
8. Kemampuan siswa tentang al-Qur’an 8-10 3
9. Pengamalan kaidah bacaan 11 1
10. Motivasi siswa setelah mengikuti kegiatan
tadarus pagi. 12 1
11. Keterkaitan materi tadarus dengan mata
pelajaran PAI 13 1
12. Kapasitas materi tadarus yang diberikan 14 1
13. Metode yang dipakai pembimbing dalam
kegiatan tadarus 15 1
14. Kompetensi pembimbing kegiatan tadarus 16 1
15. Kegiatan tadarus melatih bacaan al-Qur’an 17 1
16. Progres setelah mengikuti kegiatan tadarus 18 1
17. Rutinitas siswa di rumah. 19 1
18. Motivasi orang tua. 20 1
JUMLAH 20
Indikator Penilaian Tes Membaca al-Qur’an Siswa
No. Indikator Penilaian Bobot Nilai
1 Adab selama membaca al-Qur’an 20
2 Kelancaran siswa dalam membaca al-Qur’an 20
3 Ketepatan makharijul huruf 20
4 Penguasaan Tajwid 20
5 Artikulasi bacaan 20
JUMLAH 100
KUISIONER KEGIATAN TADARUS PAGI SMPN 66 JAKARTA
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pandangan kamu!
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
2. Apa yang kamu rasakan ketika mengikuti kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat senang
b. Senang
c. Cukup senang
d. Tidak senang
3. Bagaimana peran pembimbing (yang memimpin di depan) ketika kegiatan tadarus
berlangsung?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Tidak membantu
4. Apakah kegiatan tadarus pagi bermanfaat?
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Cukup bermanfaat
d. Tidak bermanfaat
5. Bagaimana dengan waktu yang disediakan untuk kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat cukup
b. Cukup
c. Kurang
d. Tidak cukup
6. Bagaimana sikap kamu dalam mengikuti kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat khidmat
b. Khidmat
c. Cukup khidmat
d. Tidak khidmat
7. Seberapa besar minat kamu dalam mengikuti kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat berminat
b. Cukup berminat
c. Kurang berminat
d. Tidak berminat
8. Bagaimana kemampuan kamu dalam membaca al-Qur’an?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang
9. Apakah kamu memahami ilmu baca al-Qur’an yang digunakan oleh pembimbing pada
kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat paham
b. Paham
c. Cukup paham
d. Tidak paham
10. Apakah kamu juga memahami isi kandungan al-Qur’an yang dibaca saat kegiatan tadarus
pagi?
a. Sangat paham
b. Paham
c. Cukup paham
d. Tidak paham
11. Apakah kamu sering mengamalkan kaidah bacaan yang diajarkan pembimbing tadarus?
a. Selalu mengamalkan
b. Sering mengamalkan
c. Kadang-kadang mengamalkan
d. Tidak pernah mengamalkan
12. Apakah motivasi belajar kamu meningkat setelah mengikuti kegiatan tadarus pagi,
khususnya pada mata pelajaran PAI?
a. Sangat meningkat
b. Meningkat
c. Cukup meningkat
d. Kurang meningkat
13. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus masih berkaitan dengan mata
pelajaran PAI?
a. Sangat berkaitan
b. Cukup berkaitan
c. Kurang berkaitan
d. Tidak berkaitan
14. Apakah materi yang diberikan pada kegiatan tadarus pagi dirasakan memadai?
a. Sangat memadai
b. Cukup memadai
c. Kurang memadai
d. Tidak memadai
15. Bagaimana dengan metode yang dipakai pembimbing dalam kegiatan tadarus pagi?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
16. Bagaimana kompetensi/kemampuan pembimbing dalam memimpin kegiatan tadarus
pagi?
a. Sangat berkompeten
b. Berkompeten
c. Cukup berkompeten
d. Kurang berkompeten
17. Apakah kegiatan tadarus pagi membantu kamu dalam melatih bacaan al-Qur’an?
a. Sangat membantu
b. Cukup membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
18. Bagaimana dengan kemampuan baca al-Qur’an kamu setelah mengikuti kegiatan tadarus
pagi?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Tidak baik
19. Apakah kamu sering membaca al-Qur’an di rumah?
a. Selalu membaca
b. Sering membaca
c. Kadang-kadang membaca
d. Tidak pernah membaca
20. Apakah orang tua kamu memotivasi kamu untuk membaca al-Qur’an?
a. Selalu memotivasi
b. Sering memotivasi
c. Kurang memotivasi
d. Tidak memotivasi
Tabel hasil penyebaran angket Kegiatan Tadarus
RESP S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 Jumlah
R1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 4 4 64
R2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 67
R3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 62
R4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 64
R5 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 64
R6 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 61
R7 4 3 4 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 4 3 3 2 4 59
R8 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 60
R9 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 65
R10 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 62
R11 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 66
R12 4 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 61
R13 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 4 4 64
R14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
R15 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 1 2 2 3 3 3 4 4 4 57
R16 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 52
R17 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 55
R18 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 67
R19 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 63
R20 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 63
R21 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 69
R22 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 65
R23 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 2 3 59
R24 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 65
R25 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 63
R26 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 63
R27 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 52
R28 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 62
R29 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 60
R30 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 68
R31 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 65
R32 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 65
R33 4 4 2 4 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 59
R34 4 4 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 60
R35 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 64
R36 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 66
R37 4 3 4 4 2 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 61
R38 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 2 4 4 2 2 4 59
R39 4 3 3 4 2 4 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 58
R40 4 4 4 4 4 4 1 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 63
R41 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 56
R42 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 60
R43 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 64
R44 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 56
R45 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 57
R46 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 56
R47 4 3 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 55
R48 2 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 62
R49 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 50
R50 4 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 53
R51 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 62
R52 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 67
R53 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 67
R54 4 4 4 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 59
R55 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 57
R56 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 66
R57 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 60
R58 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 56
R59 3 3 2 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 56
R60 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 56
R61 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 61
R62 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 65
R63 4 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2 2 3 54
R64 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 59
R65 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 61
R66 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2 3 41
R67 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 64
R68 4 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 4 54
R69 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
R70 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 61
R71 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 71
R72 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 2 2 4 55
R73 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 63
R74 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 62
R75 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 62
R76 4 4 3 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 56
R77 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 58
R78 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 64
R79 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 65
R80 4 3 4 4 2 3 2 2 2 2 2 4 4 3 3 4 2 2 4 56
R81 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 60
R82 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 66
R83 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 3 2 4 50
R84 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 60
R85 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 3 4 2 2 3 50
R86 4 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 56
R87 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 51
R88 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 60
R89 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 69
R90 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 63
HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
NO RESP INDIKATOR PENILAIAN
TOTAL 1 2 3 4 5
1 RESP1 15 14 14 14 17 74
2 RESP2 17 14 15 15 16 77
3 RESP3 16 13 14 14 16 73
4 RESP4 17 13 14 14 17 75
5 RESP5 15 12 14 14 16 71
6 RESP6 15 14 14 14 17 74
7 RESP7 16 12 13 13 18 72
8 RESP8 16 13 14 14 18 75
9 RESP9 17 12 13 13 15 70
10 RESP10 15 14 13 13 15 70
11 RESP11 17 14 15 14 16 76
12 RESP12 17 15 15 16 17 80
13 RESP13 17 14 15 14 17 77
14 RESP14 19 17 17 18 19 90
15 RESP15 18 15 16 17 18 84
16 RESP16 17 12 13 13 14 69
17 RESP17 17 14 14 14 16 75
18 RESP18 15 15 14 14 17 75
19 RESP19 18 13 12 13 16 72
20 RESP20 15 15 14 14 16 74
21 RESP21 16 12 13 14 16 71
22 RESP22 18 15 15 16 17 81
23 RESP23 15 15 15 15 15 75
24 RESP24 20 18 17 17 18 90
25 RESP25 17 16 15 16 17 81
26 RESP26 16 13 14 14 16 73
27 RESP27 17 14 15 15 16 77
28 RESP28 15 16 15 15 15 76
29 RESP29 16 14 13 13 16 72
30 RESP30 18 15 15 15 17 80
31 RESP31 15 14 13 13 17 72
32 RESP32 17 16 16 18 18 85
33 RESP33 16 14 14 16 16 76
34 RESP34 15 12 10 11 12 60
35 RESP35 17 16 16 17 18 84
36 RESP36 15 14 13 13 15 70
37 RESP37 17 15 16 17 18 83
38 RESP38 15 14 14 14 16 73
39 RESP39 16 14 13 13 15 71
40 RESP40 16 15 16 15 18 80
41 RESP41 16 15 14 15 16 76
42 RESP42 17 15 16 17 17 82
43 RESP43 16 14 13 15 16 74
44 RESP44 17 14 14 15 15 75
45 RESP45 18 14 14 15 15 76
46 RESP46 17 15 15 15 18 80
47 RESP47 16 15 15 15 16 77
48 RESP48 15 15 14 14 15 73
49 RESP49 15 14 14 15 16 74
50 RESP50 15 14 14 13 15 71
51 RESP51 16 13 13 13 15 70
52 RESP52 15 14 12 13 16 70
53 RESP53 15 14 14 15 16 74
54 RESP54 15 15 15 15 15 75
55 RESP55 16 15 15 15 16 77
56 RESP56 16 14 15 15 15 75
57 RESP57 15 14 14 14 14 71
58 RESP58 17 15 16 17 17 82
59 RESP59 17 14 15 15 15 76
60 RESP60 16 15 15 15 16 77
61 RESP61 17 15 15 15 18 80
62 RESP62 16 14 14 14 16 74
63 RESP63 15 15 14 16 16 76
64 RESP64 15 14 14 13 15 71
65 RESP65 17 14 16 14 15 76
66 RESP66 15 12 12 11 14 64
67 RESP67 17 14 13 13 14 71
68 RESP68 15 14 14 15 15 73
69 RESP69 16 15 15 15 16 77
70 RESP70 15 14 15 14 14 72
71 RESP71 15 14 15 15 15 74
72 RESP72 16 14 14 14 16 74
73 RESP73 17 14 15 15 15 76
74 RESP74 18 14 15 15 18 80
75 RESP75 16 15 16 14 15 76
76 RESP76 17 15 15 15 18 80
77 RESP77 16 14 14 15 15 74
78 RESP78 18 15 15 15 17 80
79 RESP79 18 17 17 16 18 86
80 RESP80 17 14 16 14 15 76
81 RESP81 19 15 15 15 18 82
82 RESP82 20 16 15 15 19 85
83 RESP83 17 15 15 15 15 77
84 RESP84 16 14 15 15 15 75
85 RESP85 15 14 15 15 14 73
86 RESP86 16 14 14 14 14 72
87 RESP87 16 15 16 14 15 76
88 RESP88 15 14 14 15 15 73
89 RESP89 17 14 16 15 15 77
90 RESP90 19 15 15 16 18 83
HASIL AKHIR PERHITUNGAN
No.
Skor angket kegiatan
tadarus
(Variabel X)
Skor tes kemampuan
membaca al-Qur’an
(Variabel Y)
1 64 74
2 67 77
3 62 73
4 64 75
5 64 71
6 61 74
7 59 72
8 60 75
9 65 70
10 62 70
11 66 76
12 61 80
13 64 77
14 74 90
15 57 84
16 52 69
17 55 75
18 67 75
19 63 72
20 63 74
21 69 71
22 65 81
23 59 75
24 65 90
25 63 81
26 63 73
27 52 77
28 62 76
29 60 72
30 68 80
31 65 72
32 65 85
33 59 76
34 60 60
35 64 84
36 66 70
37 61 83
38 59 73
39 58 71
40 63 80
41 56 76
42 60 82
43 64 74
44 56 75
45 57 76
46 56 80
47 55 77
48 62 73
49 50 74
50 53 71
51 62 70
52 67 70
53 67 74
54 59 75
55 57 77
56 66 75
57 60 71
58 56 82
59 56 76
60 56 77
61 61 80
62 65 74
63 54 76
64 59 71
65 61 76
66 41 64
67 64 71
68 54 73
69 54 77
70 61 72
71 71 74
72 55 74
73 63 76
74 62 80
75 62 76
76 56 80
77 58 74
78 64 80
79 65 86
80 56 76
81 60 82
82 66 85
83 50 77
84 60 75
85 50 73
86 56 72
87 51 76
88 60 73
89 69 77
90 63 83