Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Pola Belajar Siswa Kelas XI IA 3 SMA NEGERI 2 DEPOK Tahun...
-
Upload
mahesa-khalifa -
Category
Documents
-
view
44 -
download
9
description
Transcript of Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Pola Belajar Siswa Kelas XI IA 3 SMA NEGERI 2 DEPOK Tahun...
Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Pola Belajar siswa kelas XI IA 3 SMA NEGERI 2 DEPOK
Tahun Ajaran 2012 – 2013
Disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
KD. 9, Semester 2
Mahesa Khalifa G
No. 19
Kelas XI IPA 3
SMA NEGERI 2 DEPOK
Depok, 15 Februari 2013
KATA PENGANTAR
`Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat-
Nya lah saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, yang berjudul “Pengaruh
Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Pola Belajar siswa XI IA 3 SMAN 2 Depok Tahun
Ajaran 2012/2013” untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Saya berterimakasih kepada Ibu Guru Pembibing Bahasa Indonesia atas
segala bimbingannya selama ini, terutama dalam penyusunan karya ilmiah ini. Saya
berterimakasih juga kepada teman-teman kelas XI IA 3 SMAN 2 Depok Tahun
Ajaran 2012/2013 atas partisipasinya dalam pengumpulan data untuk penyusunan
karya ilmiah ini.
Demikianlah karya ini saya buat sebaik-baiknya, mohon maaf jika ada
kekurangan berupa teknis maupun materi. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna
dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................2
Bab l Pendahuluan................................................................................................3A. Latar Belakang........................................................................................3B. Identifikasi Masalah.................................................................................4C.Pembatasan Masalah..............................................................................5 D. Rumusan Masalah..................................................................................5E. Manfaat Penelitian..................................................................................6
Bab ll Kajian Teori.................................................................................................7A. Pengertian Organisasi ............................................................................7B. Fungsi Ekstrakurikuler.............................................................................8C. Pengertian Pola Belajar..........................................................................9D. Kerangka Berpikir...................................................................................13E. Hipotesis.................................................................................................15
Bab III Metodelogi Penelitian.................................................................................16A.Tujuan Penelitian.....................................................................................16B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................16C. Data dan Analisis Data...........................................................................16
Bab IV Kesimpulan dan Saran.............................................................................20A. Kesimpulan........................................................................................................20B. Saran.................................................................................................................21
Daftar Pustaka.......................................................................................................22
Lampiran................................................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini seorang pelajar mengalami perkembangan sistem
pendidikan yang sangat pesat dalam segala bidang. Para pelajar dihadapkan
kepada jadwal kegiatan belajar-mengajar yang lebih padat dibandingkan dengan
beberapa dekade lalu. Pelajar dituntut untuk dapat mengatur sistem belajar dan
penerimaan materi yang baik demi mencapai hasil yang memuaskan.
Di jenjang Sekolah Menengah Atas atau SMA ini tentu para pelajar tidak
hanya dihadapkan pada masalah pembelajaran materi formal saja, namun juga
dihadapkan kepada pembelajaran materi nonformal, dalam hal ini, ekstrakurikuler.
Dan sudah tentu, bagi seorang pelajar untuk memiliki kegiatan lain diluar belajar
formal untuk menambah kompetensinya non materi sekolah sebagai civitas
akademika generasi penerus dan pengganti bagi bangsa.
Dua unsur ini, pembelajaran formal dan nonformal, sering menjadi sorotan
oleh orangtua dari para pelajar dan guru-guru pembimbing disekolah. Bagaimana
seorang siswa mengatur waktunya dalam mengarungi samudera ilmu ini, haruslah
memenuhi goal atau target dari sebuah sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya
bagaimana mereka mengatur pola belajarnya sambil terus aktif di bidang-bidang lain
seperti ekstrakurikuler di sekolah. Keberagaman proses dan strategi seorang murid
dalam pengaturan waktu inilah yang menjadi alasan pengambilan judul dari karya
ilmiah ini.
3
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, sorotan dari orangtua para pelajar
dan guru pembimbing adalah hal yang menarik dalam proses pengaturan waktu ini,
membuat saya menjadikannya sebagai latar belakang judul ini.
Proses ini, pelaksanaannya terjadi dalam kehidupan seorang pelajar sehari-
hari. Setiap harinya, seorang pelajar berusaha memberikan yang terbaik untuk
kedua bidang ini. Entah dengan cara pengaturan waktu, ataupun cara lainnya.
Begitulah sehingga proses pelaksanaan judul ini terjadi sesuai dengan strategi para
pelajar tersebut.
Hal-hal teknis seperti durasi kegiatan, jumlah materi kegiatan, perizinan
kegiatan, dan lain-lain menjadi faktor-faktor yang mempengaruh seorang pelajar
dalam mengatur pola belajar diiringi dengan kegiatan ekstrakurikulernya.
Dengan demikian, hal-hal diatas lah latar belakang saya dalam memilih judul
dan melaksanakan penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai usaha menemukan sumber-
sumber pokok permasalahan dengan gejala-gejala yang menjadi indikatornya.
Dengan demikian, masalah-masalah tersebut benar-benar perlu diteliti dan dicaari
alternatif pemecahannya.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diiddentifikasi masalah
penelitian, yaitu :
1. Proses pengaturan waktu oleh para pelajar yang agak kurang tepat
2. Padatnya kegiatan yang sering di protes oleh para orangtua dan guru
pembimbing.
3. Pola belajar yang kurang maksimal dari siswa
4. Pola belajar menentukan hasil belajar dari seorang siswa.
4
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi lingkup permasalahan penelitian
sebagai berikut :
1. Pembatasan Objek
Yang termasuk pada pembatasan objek yaitu siswa-siswi kelas XI IA 3 SMA Negeri
2 Depok tahun ajaran 2012/2013 yang aktif mengikuti ekstrakurikuler yang ada di
SMAN 2 Depok seperti Rohis, Futsal, Pecinta Alam, Paduan Suara, Rohkris,
Paskibra, dan lain-lain.
2. Pembatasan Konsep
Yang menjadi pembatasan konsep dalam penelitian ini adalah konsep manajemen
waktu dan motivasi diri yang terdiri dari motivasi internal dan ekstrenal.
D. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas arah dan mudah dalam menentukan metode yang akan
digunakan maka akan dirumuskan pokok permasalahannya terlebih dahulu.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diungkapkan maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana animo kegiatan dan kegiatan ekstrakuler di kelas XI IA 3
SMAN 2 Depok?
2. Bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler pada
pola belajarnya?
3. Bagaimana cara siswa mengatur pola belajarnya ditengah kegiatan
ekstrakurikuler dan sekolah yang padat?
5
E. Manfaat Penelitian
Saya selaku penyusun berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang telah membaca hasil penelitian ini. Adapun secara spesifik manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Agar siswa SMAN 2 Depok yang mengikuti ekstrakuriuler dapat
mengatur pola belajarnya dengan baik.
2. Agar kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan belajar siswa SMAN 2
Depok bisa berjalan dengan lebih efektif dan efisien sesuai dengan
pengaturan waktu yang telah ada.
3. Agar orangtua dan guru dapat mengetahui kiat dan saran untuk siswa
SMAN 2 Depok yang mengikuti ekstrakurikuler
4. Agar siswa SMAN 2 Depok dapat mengetahui manfaat ekstrakurikuler,
bagi yang belum mengikutinya.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Ekstrakurikuler
Menurut para ahli:
Menurut Ahmadi ( 1984:105) kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan –
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan
dan biasanya berupa klub – klub, misalnya: olahraga, kesenian, ekspresi dan
lain- lain.
Menurut Sarifudin, (1982:33) Ekstrakurikuler adalah suatu program yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan, di mana hal-hal yang tidak
dapat diselesaikan dalam program yang telah ditentukan dalam jam-jam
pelajaran sekolah, dapat diberikan pada jam-jam di luar sekolah
Sahertian (1987:83) menyatakan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di
luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di
sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya.
Ekstrakurikuler sendiri menurut penyusun adalah kegiatan yang
diselenggarakan atau dilakukan dibawah naungan sekolah, dalam rangka
pengembangan bakat para siswa, baik akademik maupun non akademik
(walaupun biasanya non-akademik) yang dilakukan diluar jam sekolah atau jam
belajar mengajar. Seperti yang dipaparkan Ahmadi (1984:105), ekstrakurikuler
7
biasanya berbentuk klub atau perkumpulan, yang memiliki suatu fungsi atau
kegiatan yang berguna untuk mengembangkan diri siswa.
Ekstrakurikuler pun dapat menunjang fungsi pendidikan, yang belum selesai
di jam sekolah, sehingga dilakukan diluar jam sekolah. Hal ini bisa berupa
penambahan materi akademik maupun non akademik oleh pembina. Dengan
ekstrakurikuler, minat dan bakat siswa dapat tersalurkan.
B. Fungsi Ekstrakurikuler
Fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai wadah pembentuk karakter siswa dalam
lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan
dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan materi kurikulum. Kegiatan ini menjadi salah satu
unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam
tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa
dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya
yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
8
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008: 4), kegiatan
ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di
luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.
C. Pengertian Pola Belajar
Pola, dalam Kamus Bahasa Indonesia Dengan Ejaan Yang Disempurnakan
Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional, karangan S. Wojowasito berarti
model, suri, atau contoh. Sedangkan belajar, menurut kamus yang sama adalah
adalah menuntut ilmu atau kepandaian. Pengertian belajar, menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
1. WINKEL
Belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilakan perubahan – perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap
2. NOEHI NASUTION
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu
tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa
perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal
3. OEMAR H.
Belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan
9
4. WHITERINGTON
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana
dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang
baru nyata dalam perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
Definisi pola disini yang ingin penyusun ambil adalah pola yang berarti sistem
atau cara kerja (Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III). Jadi
jika digabungkan dengan pengertian belajar menurut Winkel, pola belajar dalam
definisi penyusun berarti cara kerja atau sistem seseorang (dalam hal ini pengaturan
waktu dan strategi) dalam melakukan proses pembelajaran yang menghasilkan
perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-
sikap.
Sedangkan jika mengambil definisi pola belajar yang berarti cara
pembelajaran, Gagne menggolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe
di mana yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi
tingkatannya. Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya dilihat dari
kondisi yang diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi yang
bersangkutan. Kedelapan tipe tersebut adalah:
Tipe 1, Signal Learning (belajar isyarat). Tipe ini merupakan tahap yang
paling dasar, sehingga tidak menuntut persyaratan, namun merupakan tingkat yang
harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih tinggi. Signal learning dapat diartikan
sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak
disengaja dan tidak disadari tujuannya). Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi
10
emosional di dalamnya. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe
belajar ini telah diberikannya secara serempak dan berulang kali.
Tipe 2, Stimulus-Respon Learning (belajar rangsangan tanggapan). Bila
tipe di atas dapat digolongkan dalam jenis classical condition, maka tipe belajar 2 ini
termasuk ke dalam instrumental conditioning (Kimble-1961) atau belajar dengan
trial and error. Menurut Gagne, proses belajar bahasa pada anak-anak merupakan
proses yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe
belajar ini ialah faktor inforcement. Waktu antara stimulus (rangsangan) pertama
dan berikutnya sangat penting. Semakin singkat jarak S-R dengan S-R berikutnya,
semakin kuat reinforcement.
Tipe 3, Chaining (mempertautkan), dan tipe 4 Verbal Association. Kedua
tipe belajar ini setaraf, yaitu belajar mengajar yang menghubungkan satuan ikatan S
-R yang satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe
belajar ini antara lain secara internal anak sudah harus menguasai sejumlah satuan
pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu, prinsip kesinambungan,
pengulangan, dan reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining
dan association.
Tipe 5, Discrination learning (belajar membedakan). Dalam tipe ini,
peserta didik mengadakan seleksi dan pengujian antara dua perangsang atau
sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang
dianggap paling sesuai. Kondisi utama dalam berlangsungnya proses belajar ini
adalah siswa rnempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta
pengalaman (pola S-R)
11
Tipe 6. Concept Learning (belajar pengertian). Dengan berdasarkan
kesamaan ciri-ciri dari kesimpulan stimulus dan objek-objeknya, ia membentuk suatu
pengertian atau konsep utama yang diperlukan yaitu menguasai kemahiran
diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
Tipe 7, Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum, dan
kaidah). Pada tingkat ini, siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai konsep
dengan rnengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (induktif, deduktif, analisis,
sintesis, asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas) sehingga anak didik dapat
menemukan kesimpulan tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang
sebagai aturan: prinsip, dalil, aturan, hukum, kaidah dan sebagainya.
Tipe 8, Problem Solving (belajar memecahkan masalah). Pada tingkat ini,
siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon
terhadap rangsangan yang menggambarkan atau nembangkitkan situasi
problematik, mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Menurut
John Dewey belajar memecahkan masalah ini berlangsung sebagai berikut: individu
menyadari masalah bila dia dihadapkan pada situasi keraguan dan kekaburan
sehingga merasakan adanya kesulitan.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengambil pengertian pola belajar
berdasarkan waktu dan strategi belajar.
12
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori diatas, dapat dirangkum bahwa ekstrakurikuler,
adalah kegiatan – kegiatan di luar jam pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi
pendidikan dan biasanya berupa klub – klub, misalnya: olahraga, kesenian, ekspresi
dan lain- lain, seperti yang dipaparkan oleh Ahmadi. Teori dari Ahmadi ini sangat
sesuai dengan pelaksanaan ekstrakurikuler di kenyataanya, yaitu sebagai tempat
membina minat dan bakat para siswa, yang memberi fungsi pendidikan pada
kegiatan ini, dan kegiatannya yang dilaksanakan diluar jam belajar formal di sekolah.
Sedangkan, pola belajar, berasal dari kata pola dan belajar. Pola menurut
Pusat Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III adalah cara kerja atau
sistem. Dan belajar, menurut Winkel adalah suatu aktivitas mental / psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilakan
perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-
sikap.
Dapat disimpulkan, pola belajar berarti cara kerja atau sistem seseorang
(dalam hal ini pengaturan waktu dan strategi) dalam melakukan proses
pembelajaran yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap.
Hubungan antara dua unsur ini, terletak pada pelaksanaan di dunia nyata
pada dewasa ini. Seperti yang di paparkan sebelumnya di pendahuluan, siswa, yang
menjadi objek penelitian, dihadapkan terhadap sebuah tantangan untuk mengikuti
salah satu ekstrakurikuler di sekolahnya, sambil tetap menjaga pola belajarnya demi
prestasi yang tinggi.
13
Hubungan fundamental pada dua variabel ini adalah pengaturan waktu.
Kedua kegiatan, belajar dan ekskul memiliki durasi dalam setiap pelaksanaannya.
Belajar dengan proses pemahaman materi secara sedikit demi sedikit nya, dan
ekstrakurikuler dengan lama satu kali kegiatannya.
Pengaruh ekstrakurikuler pada pola belajar, adalah dimana ekstrakurikuler
akan memakan waktu dari sang siswa yang mengikutinya. Misalnya, pada siswa
yang tidak ikut ekstrakurikuler, sepulang sekolah atau saat luang lainnya, ia memiliki
waktu kosong yang lebih banyak daripada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler.
Dengan termakannya waktu ini, siswa dituntut untuk menjaga pola belajar demi
prestasi. Tentu hal ini tidak bisa dianggap enteng mengingat banyaknya materi yang
harus dikuasai oleh para siswa, dalam kasus ini, siswa SMA.
Selain waktu, kondisi tubuh juga menjadi salah 1 kunci seseorang dalam
melakukan kegiatan, dalam hal ini belajar. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler,
akan lebih banyak memakai tenaganya, daripada siswa yang tidak mengikutinya.
Tentu jumlah tenaga yang dapat digunakan untuk belajar menjadi lebih sedikit. Dari
masalah tenaga ini, dapat berujung kepada terganggunya kondisi tubuh, karena
misalnya, kelelahan. Tentu terganggunya kondisi tubuh ini sangat merugikan bagi
siswa yang butuh tubuh fit untuk belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan dari kedua variabel diatas, adalah
ekstrakurikuler memakan waktu dan tenaga, yang akan digunakan oleh siswa untuk
belajar nantinya. Sehingga, perlu manajemen waktu dan strategi belajar yang baik
dari para siswa. Sebagai contoh dampak dari pengaturan ini, jika para siswa dapat
menemukan pola yang baik, maka tidak akan ada protes dari guru dan orangtua
dalam menjalankan ekstrakurikuler.
14
E. Hipotesis
Hipotesis berarti dugaan awal dari peneliti, sebelum diadakan penelitian. Dengan
melihat kerangka berfikir dan dasar teori tentang hubungan kedua variabel dan
pengertian masing-masing variabel diatas, penyusun dapat memberi hipotesis
sebagai berikut:
1. Para siswa XI IA 3 SMAN 2 Depok dapat belajar dengan pola belajar yang
baik, dengan prestasi baik, tanpa mempedulikan pengaruh dari pemakaian
waktu dan tenaga di ekstrakurikuler yang diikuti.
2. Para siswa XI IA 3 SMAN 2 Depok belum dapat belajar dengan pola belajar
yang baik, dengan prestasi baik, dengan pengaruh dari pemakaian waktu dan
tenaga di ekstrakurikuler yang diikuti.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :
Mengetahui pendapat setiap orang tentang masalah yang dipaparkan
dalam penelitian.
Mengetahui bagaimana cara siswa XI IA 3 SMAN 2 Depok TA 2012/2013
mengatur pola belajarnya.
Mengetahui prioritas siswa objek penelitian antara ekstrakurikuler dan
belajar formal.
Sebagai pembanding pendapat setiap orang.
B. Tempat dan Waktu penelitian
Adapun penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at 15 Februari 2013 – Kamis 28 Februari 2013
Tempat : SMAN 2 Depok & Rumah Penyusun
Penelitian dengan metode penyebaran kuesioner dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Senin 25 Februari 2013 – Selasa 26 Februari 2013
Tempat : SMAN 2 Depok
C. Data dan Analisis Data
Data ini diperoleh dari siswa kelas XI IA 3 SMAN 2 Depok Tahun Ajaran
2012/2013 yang mengisi kuesioner tentang “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
terhadap Pola Belajar Siswa Kelas XI IA 3 SMAN 2 Depok Tahun Ajaran
2012/2013”.
Adapun seperti disebutkan diatas, metode penelitian karya ilmiah ini
dilakukan dengan metode jajak pendapat melalui pengisian kuesioner yang sesuai
dengan isi penelitian.
16
Dari total responden yang mengisi kuesioner dibawah sebanyak 31 orang
yang merupakan siswa kelas XI IA 3 SMAN 2 Depok TA 2012/2013, didapat data
sebagai berikut:
Keterangan:
4 : Sangat Setuju 2 : Tidak Setuju
3 : Setuju 1 : Sangat Tidak Setuju
NO Pertanyaan Jawaban4 3 2 1
1 Kegiatan ekstrakurikuler sangat menarik dan bermanfaat
11 19 0 1
2 Kegiatan ekstrakurikuler tak ada hubungannya dengan pola belajar
2 12 16 1
3 Kegiatan ekstrakurikuler melatih diri saya 11 20 0 04 Saya menjadi pengurus ekstrakurikuler 6 17 7 15 Saya dituntut untuk selalu hadir dalam kegiatan
ekskul7 10 12 2
6 Waktu kegiatan ekstrakurikuler cukup lama dalam sekali pertemuan
6 17 7 1
7 Waktu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal kegiatan saya yang lain termasuk belajar
5 20 4 2
8 Orangtua saya mendukung dan mengawasi pola belajar dan kegiatan ekskul saya
8 11 12 0
9 Guru-guru memprotes kegiatan ekskul saya yang padat
2 11 7 11
10 Saya merasa lelah dan tidak konsentrasi belajar setelah kegiatan ekstrakurikuler
7 9 3 12
11 Saya memprioritaskan belajar dibanding ekstrakurikuler
14 12 5 0
12 Jika besok ada ulangan, sedangkan lusa ada penampilan/lomba yang diikuti ekskul saya, saya
akan memprioritaskan belajar daripada ekskul
4 11 13 0
13 Manajemen waktu saya tetap terjaga walau ada kegiatan ekskul
5 20 6 0
14 Pola belajar saya teratur walau ikut ekstrakurikuler 5 17 9 015 Pola belajar saya berubah drastis sejak mengikuti
ekskul2 13 13 3
16 Saya sering pulang malam karena ekskul 10 10 6 517 Pola belajar saya sudah terbukti sukses dalam
prestasi walaupun mengikuti ekstrakurikuler6 17 8 0
17
Pembahasan:
1 dari 31 orang menyatakan sangat tidak setuju kegiatan ekstrakurikuler
sangat menarik dan bermanfaat.
17 dari 31 orang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Kegiatan
ekstrakurikuler tak ada hubungannya dengan pola belajar”.
Semua responden setuju pada pernyataan “Kegiatan ekstrakurikuler melatih
diri saya”.
8 dari 31 orang menyatakan bahwa ia tidak termasuk pengurus
ekstrakurikuler
14 dari 31 orang menyatakan dirinya tidak dituntut untuk selalu hadir dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
8 dari 31 orang menyatakan tidak setjuju pada pernyataan “
“Waktu kegiatan ekstrakurikuler cukup lama dalam sekali pertemuan.”
6 dari 31 orang menyatakan jadwalnya ekskulnya tidak sesuai dengan jadwal
kegiatan lainnya.
12 dari 31 orang tidak setuju terhadap pernyataan “Orangtua saya
mendukung dan mengawasi pola belajar dan kegiatan ekskul saya”.
18 dari 31 orang tidak setuju terhadap pernyataan “Guru-guru memprotes
kegiatan ekskul saya yang padat”.
15 dari 31 orang menyatakan ia tidak lelah dan tetap konsentrasi belajar
walau sehabis kegiatan ekskul.
27 dari 31 orang memprioritaskan belajar daripada ekstrakurikuler
13 dari 31 orang tidak setuju bahwa ia akan memprioritaskan belajar daripada
ekskulnya ketika ada ulangan esok hari, dan ada latihan pentas ekskul.
25 dari 31 orang menyatakan manajemen waktunya tetap terjaga walaupun
mengikuti ekstrakurikuler.
22 dari 31 orang menyatakan bahwa pola belajarnya tetap terjaga walaupun
mengikuti ekstrakurikuler.
15 dari 31 orang menyatakan pola belajarnya berubah drastis setelah ikut
ekstrakurikuler.
18
20 dari 31 orang menyatakan bahwa dirinya sering pulang malam karena
ekstrakurikulernya.
23 dari 31 orang menyatakan pola belajarnya telah sukses walaupun ia
mengikuti ekstrakurikuler.
Setelah melihat data kuesioner diatas, dapat kita lihat bahwa animo kegiatan
ekstra kurikuler di kelas XI IA 3 sangat tinggi, dengan hanya 1 orang (3.2%) yang
tidak setuju bahwa kegiatan ekskul itu menarik dan bermanfaat. Dan 54% dari
mereka berpendapat bahwa kegiatan ekskul tidak ada hubungannya dengan pola
belajar.
48% siswa XI IA 3 menyatakan bahwa ia tetap dapat konsentrasi belajar dan
tidak lelah, walaupun telah mengikuti kegiatan ekstrakurikulernya. 80.6% siswa
juga menyatakan bahwa jadwal ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal kegiatan
mereka yang lain seperti belajar dan kegiatan lain. Dengan waktu ekskul yang
tidak terlalu lama (menurut 23 dari 31 orang), pelaksanaan ekstrakurikuler ini
cukup lancar dijalankan siswa XI IA 3. Walaupun ada beberapa yang
mengatakan ada guru yang memprotes jadwalnya, pengaturan pola belajar
dirasa sudah lancar, mengingat adanya dukungan dan pengawasan dari masing-
masing orangtua siswa.
Sebagian besar siswa di kelas ini lebih memprioritaskan belajarnya daripada
ekstrakurikulernya, sehingga hasilnya, dapat dilihat, 80.6 % siswa tetap berhasil
menjaga manajemen waktunya. 70% menyatakan dapat tetap menjaga pola
belajarnya. Dengan 23 dari 31 siswa merasa pola belajarnya telah sukses. Meski
begitu, dapat dilihat 48% siswa menyatakan bahwa pola belajarnya berubah
drastis setelah mengikuti ekstrakurikuler.
Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap
pola belajar masing-masing siswa di XI IA 3.
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data diatas, dapat penyusun simpulkan bahwa siswa kelas XI IA 3 SMAN
2 Depok TA 2012/2013 sebagian besar dapat mengatur waktu dan pola belajarnya
dengan baik, dengan dukungan dari orangtua masing-masing.
Hubungan kegiatan ekstrakurikuler dengan pola belajar, pada siswa XI IA 3,
terletak pada durasi kegiatan ekstrakurikuler yang memakan waktu luang mereka.
Serta, tenaga yang terpakai lebih banyak setelah mengikuti ekstrakurikuler,
sehingga ada beberapa siswa yang lelah karenanya.
Animo kegiatan ekstrakurikuler di kelas ini cukup tinggi, mengingat 96.7%
siswa tertarik dengan kegiatan ini dan semua siswa merasa kegiatan ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan diri. Dan lebih dari setengah siswa di kelas ini
adalah pengurus ekstrakurikuler masing-masing.
Masalah para siswa, mungkin hanya pola belajar mereka yang berubah
drastis setelah mengikuti ekstrakurikuler, dilihat dari data diatas. Hanya beberapa
siswa yang bermasalah dengan manajemen waktu dan vitalitas tubuhnya. Sebagian
besar lebih mengutamakan belajar daripada ekstrakurikuler (inilah cara mereka
mengatasi problem pola belajar dan prestasi), dan sebagian besar memiliki
manajemen waktu dan pola belajar yang cukup baik. 74.1 siswa menyatakan bahwa
pola belajarnya telah sukses, walau mereka mengikuti ekstrakurikuler.
20
B. Saran
Untuk mengatasi kendala seperti kurangnya waktu belajar, para siswa dapat
menambah waktu belajarnya dengan cara memperhatikan guru dengan lebih baik,
dalam tiap pelajaran. Atau, memanfaatkan beberapa jeda pelajaran untuk
menambah materi, walaupun sedikit akan tetap bermanfaat bagi dirinya. Siswa juga
dapat membuat jadwal tertulis untuk menentukan kegiatan apa saja yang akan dia
lakukan, sehingga efisiensi waktu dapat tercapai. Untuk kendala kurangnya stamina
dan konsentrasi, siswa dapat mengkonsumsi multivitamin untuk menjaga stamina
agar tidak kelelahan dan tetap berkonsentrasi. Menjaga pola hidup sehat juga
dilakukan untuk menyelesaikan masalah stamina ini. Selain itu, tetap menjaga
koordinasi dengan guru dan orangtua menjadi salah satu faktor dalam suksesnya
pola belajar.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pola-pola-belajar-siswa-oleh-
gagne.html
http://la-banara.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-defenisi-belajar.html
http://has5n.wordpress.com/2011/01/05/proposal-skripsi-bab-1-2-3/
http://www. kbbi .web.id/
http://eprints.uny.ac.id/7710/3/bab%202%20-07501241011.pdf
Wojowasito, S. 2006. Kamus Bahasa Indonesia Dengan Ejaan Yang
Disempurnakan Menurut Pedoman Lembaga Bahasa Nasional. CV
Pengarang
Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Pusat Bahasa
Tugas Laporan Penelitian “Pengaruh Ekstrakurikuler terhadap Prestasi
Belajar Siswa XI SBI SMA Negeri 3 Surakarta”. 2010. SMAN 3 Surakarta
Bahri Djamarah, Syaiful & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar Edisi
Revisi. Rineka Cipta
Ali Hasan, Humaid. “PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN KEBUGARAN
JASMANI BERUPA LATIHAN FISIK UNTUK MENINGKATKAN V02 PADA
PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA DI MAN TlOGO
BLITAR”, PROPOSAL SKRIPSI. 2010. Universitas Negeri Malang
22
LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Data Pribadi
Nama : Mahesa Khalifa Gunawan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Perum Mekar Perdana R11 Depok 16417
Riwayat Pendidikan
Latar belakang Pendidikan
Formal
2002-2008: SDIT Al – Marjan, Bekasi
2008-2011: SMP Negeri 3, Depok
2011-Sekarang : SMA Negeri 2, Depok
Non Formal
2011-2012: Kursus Bahasa Inggris di BBC, Depok Timur
23
Lampiran Gambar
Lampiran gambar saat pengambilan data
24
Lampiran Kuesioner
Kuesioner Penelitian
Saya Mahesa Khalifa Gunawan, siswa kelas XI IA 3 SMAN 2 Depok, dalam rangka menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membuat karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Pola Belajar siswa XI IA 3 SMAN 2 Depok Tahun ajaran 2012/2013”, memohon agar teman-teman berkenan untuk mengisi kuesioner berikut ini:
A. Tulis angka keterangan sesuai pendapat anda pada kolom yang anda setujui
Ket: Sangat Setuju : 4Setuju : 3Tidak Setuju : 2Sangat tidak setuju : 1
NO Pertanyaan Jawaban1 Kegiatan ekstrakurikuler sangat menarik dan bermanfaat2 Kegiatan ekstrakurikuler tak ada hubungannya dengan pola
belajar3 Kegiatan ekstrakurikuler melatih diri saya4 Saya menjadi pengurus ekstrakurikuler5 Saya dituntut untuk selalu hadir dalam kegiatan ekskul6 Waktu kegiatan ekstrakurikuler cukup lama dalam sekali
pertemuan7 Waktu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan jadwal
kegiatan saya yang lain termasuk belajar8 Orangtua saya mendukung dan mengawasi pola belajar dan
kegiatan ekskul saya9 Guru-guru memprotes kegiatan ekskul saya yang padat
10 Saya merasa lelah dan tidak konsentrasi belajar setelah kegiatan ekstrakurikuler
11 Saya memprioritaskan belajar dibanding ekstrakurikuler 12 Jika besok ada ulangan, sedangkan lusa ada
penampilan/lomba yang diikuti ekskul saya, saya akan memprioritaskan belajar daripada ulangan
13 Manajemen waktu saya tetap terjaga walau ada kegiatan ekskul
14 Pola belajar saya teratur walau ikut ekstrakurikuler15 Pola belajar saya berubah drastis sejak mengikuti ekskul16 Saya sering pulang malam karena ekskul17 Pola belajar saya sudah terbukti sukses dalam prestasi
walaupun mengikuti ekstrakurikuler
25
Lampiran Jadwal Penelitian
Jadwal Pembuatan Karya Ilmiah dengan Judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Terhadap Pola Belajar Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Depok Tahun Ajaran
2012/2013”, seperti di bawah ini:
26